INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA ANGKATAN 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SRI SUMIYATI NIM : 12107048
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 2 Telp. (0298) 32370 Fax. (0298) 323433, 323433 Salatiga 50712 http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Sri Sumiyati
NIM
: 12107048
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
INTENSITAS
PENGGUNAAN
INTERNET
SEBAGAI SUMBE BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP
PRESTASI
MAHASISWA
PAI
STAIN
AKADEMIK SALATIGA
ANGKATAN 2007 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 21 Januari 2010 Pembimbing
Drs. Djoko sutopo NIP. 19560603 198703 1 002
ii
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 2 Telp. (0298) 32370 Fax. (0298) 323433, 323433 Salatiga 50712 http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudari : Sri Sumiyati dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107048 yang berjudul: Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga, pada hari Sabtu, tanggal 13 Maret 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga,
13 Maret 2010 26 Rabiul Awal 1431H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd.
Yedi Efriadi, M.Ag.
NIP. 19670112 199203 1 005
NIP. 19720721 200112 1 002
Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo NIP. 19560603 198703 1 002
iii
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 2 Telp. (0298) 32370 Fax. (0298) 323433, 323433 Salatiga 50712 http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sri Sumiyati
NIM
: 12107048
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 21 Januari 2010 Yang menyatakan,
Sri Sumiyati NIM:12107048
iv
Halaman Motto
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” Hidup adalah “pilihan” yang artinya sebuah aktifitas yang dihadapkan pada prilaku memilih
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Ayahanda (Hadi Suparman) dan ibunda (Giyanti) yang telah membesarkan dan membimbing terimakasih atas Do’anya, dan saya hanya bisa ucapkan :
Adinda (Novi, Siti dan Ahmad) yang telah meberikan motivasi, serta curahan kasih sayangnya. Seseorang yang setia menunggu ku, buat Mas Husni Mubarrok terima kasih atas kasih sayangnya serta motivasinya. Semua teman PAI Transfer angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan semangat serta motivasi, saya ucapkan terimakasih.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalau saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayahnya pada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halanagan apapun. Sholawat serta salam semoga selalau terlimpahkan kepada suri tauladan kita, uswah kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman kekafiran menuju zaman yang penuh kedamaian yaitu diinul islam. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah. Adapun judul skripsi ini adalah “Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Pengaruhnya Terhadap Prestasi Mahasiswa” studi kasus pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materiil. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Fatchurrohman, M.Pd selaku ketua progdi PAI STAIN Salatiga yang telah merestui penulisan skripsi ini.
vi
3. Drs. Djoko Sutopo selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak serta Ibu Dosen beserta bagian Akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan pada saya. 5. Semua teman-teman PAI transfer angkatan 2007 6. Perpustakaan STAIN Salatiga beserta karyawan-karyawan yang telah membantu saya meminjamkan buku. 7. Teman-teman KKN di kecamatan Sawangan. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai perbaikan dalam penulisan mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya demikemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin.
Salatiga, 21 Januari 2010
Sri Sumiyati
vii
ABSTRAK
Sumiyati, Sri. 2010. Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa PAI STAIN Salatiga Angkatan 2007. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Djoko Sutopo. Kata kunci: Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar. Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh factor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan bagaimana intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar, bagaimana prestasi akademik mahasiswa, bagaimana dampak penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, karena metode ini dianggap tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk menggambarkan kondisi factual penyelenggaraan pendidikan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Sedangkan pengumpulan data di lakukan dengan angket, observasi, dan kajian kepustakaan. Sempel sebanyak 22 responden dari 219 mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007. Analisis datanya menggunakan dua pendekatan yaitu analisis personal dan analisis korelasi. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulakan sebagai berikut,Bahwa intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Kategori tinggi sebesar 31.81% kategori sedang sebesar 40.90%dan kategori rendah sebesar 27.27%. Bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori B, C dan D. Kategori B terdapat 27.27%, kategori C terdapat 50% dan kategori D terdapat 22.72%. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga adalah kategori C. Berdasarkan analisis lanjut untuk mencari jawaban dari hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi belajar. Penulis mendapatkan kesimpulan bahwa hipotesis tersebut dapat diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan perhitungan korelasi product moment yaitu hasil rxy adalah 0.615.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………….............. …..
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………
ii
PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………..
iii
PERNTATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………….
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………
v
KATA PENAGNTAR…………………………………………………..
vi
ABSTRAK………………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI………………………………………………….…………
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………….
xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………
xi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………..
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..
5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………
5
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………
6
E. Kegunaan Penelitian……………………………..…………
6
F. Definisi Operasional………………………………………..
7
G. Metode Penelitian………………………………………….
15
1. Lokasi dan Waktu penelitian…………………………… 2. Populasi dan Sampel…………………………………….
ix
15 16
3. Metode Pengumpulan Data………………………………
18
4. Teknik Analisis Data…………………………………….
19
H. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………… 21
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Internet sebagai Sumber Belajar………………………………
23
1. Pengertian Internet……………………………………….
23
2. Internet dalam Kegiatan Belajar ………………………..
25
3. Pengertian Sumber Belajar………... ……………………
29
B. Teori-teori Belajar……………………………………………
32
1. Pengertian Belajar……………………………………….
32
2. Prinsip-prinsip Belajar……………………………………
38
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar………………
40
C. Prestasi Belajar (Akademik) ………………………………..
46
1. Pengertian Prestasi Belajar (Akadem……………………
46
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar (Akademik)…………………………………………..
50
3. Fungsi Prestasi Belajar (Akademik)…………………….
51
D. Hubungan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi akademik mahasiswa……………………….
x
52
BAB III : HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga ……………………………………………................
55
1. Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga ………………………………………………….
55
2. Letak Geografis…………………….……………………
62
3. Organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga ……………………………………………...……………
63
4. Jumlah Mahasiswa……………………………………….
64
5. Jurusan dan Program Studi………………………………
65
6. Sarana dan Prasarana……………………………………..
66
7. Fasilitas Internet………………………………………….
67
B. Penyajian Data……..…………………………………………
70
1. Daftar Nama Responden…………………………………
70
2. Data Hasil Angket tentang Intensitas penggunaan Internet sebagai sumber belajar……………………………………………. 3. Data tentang Prestasi Akademik…………………………
71 72
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan…………………………………………
73
B. Analisis uji Hipotesis……………………… ……..………….
81
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………
86
B. Saran-saran……………………………………………………
87
xi
DAFTAR TABEL Tabel I
Jumlah Populasi dan Sampel ……………………………………..
Tabel II
Daftar Nama Responden………………………………………….. 70
17
Tabel III Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Mahasiswa PAI STAIN Salatiga……………………………………………
71
Tabel IV Daftar Skor Tentang Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar……………………………………………….................... Tabel V
Klasifikasi Nilai Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar………………………………………………………….....
Tabel VI
73
75
Perbandingan Frekuensi Nominasi Nilai Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar…………………………………
77
Tabel VII Klasifikasi Nilai Prestasi Belajar Mahasiswa Pai Stain Salatiga...
78
Tabel VIII Perbandingan Frekuensi Nominasi Nilai Prestasi……..................
80
Tabel IX Tabel Kerja Product Moment Pengaruh Penggunaan Internet Sebagai
Tabel X
Sumber Belajar Dan Prestasi Mahasiswa Pai Stain Salatiga……..
81
Nilai Product Moment……………………………………………
83
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
mempunyai
peranan
sangat
penting
dalam
keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek kehidupan manusia. Untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi. Banyak hal yang dapat menjadi faktor terjadinya tujuan pendidikan, termasuk dalam proses pendidikan. Proses pendidikan terarah pada peningkatan
penguasaan
pengetahuan,
kemampuan,
keterampilan,
pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 25). Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Oleh kerena itu, dibutuhkan suatu keaktifan pada diri individu khususnya mahasiswa yang dicetak sebagai agen perubahan dan pembaharuan. Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik.
1
2
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keaktifan mahasiswa dalam menggunakan sumber belajar. Proses belajar mengajar dapat terjadi di mana saja, di masyarakat, di sekolah, atau di organisasi. Proses belajar memang secara khusus dibahas melalui teknologi instruksional (pembelajaran). Sebagai unit terkacil dalam dunia pendidikan, proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang mendukung atau yang menghambat. Teknologi pendidikan tidak hanya diterapkan untuk belajar formal di sekolah, tetapi dapat diterapkan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar di masyarakat, atau bidang pendidikan luar sekolah. Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapaiannya. Pembaharuan teori belajar melalui pergeseran-pergeseran yang terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan dua hal yang
sejalan dan saling memperkuat. Teknologi
komputer telah menawarkan peluang-peluang baru dalam proses belajar dan mengajar, baik di ruang kelas, belajar jarak jauh, maupun belajar mandiri. Komputer dapat secara efektif digunakan untuk mengembangkan higher-order thingking skiils yang terdiri dari kemampuan mendefinisikan masalah, menilai suatu informasi, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang relevan (Tam M., 2000 : 2). Perangkat teknologi lainnya yang diharapkan dapat digunakan dalam upaya mengembangkan
3
lingkungan belajar yang lebih produktif adalah vidio discs, multimedia, email, dan internet. Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam komputer tersebut. Sementara itu, internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, peranti lunak. Seluruhnya
dapat
di
download
sehingga
memungkinkan
pula
dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat, membuka peluang yang lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan informasi, sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya sendiri. Pemanfaatan internet di dunia ini berkembang sangat cepat karena beberapa hal, antara lain: menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari; tersedianya fasilitas jaringan (internet infrastructure) dan koneksi internet (internet connection); tersedianya peranti lunak pembelajaran (management course tools);
keterampilan
jumlah
orang
yang
mengoperasikan
atau
menggunakan internet dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan internet tersebut (Soekarwati, 2002 : 2). Menurut Schenck, belajar akan terjadi lebih optimal bila dilakukan aligment antara teknologi yang digunakan dan pemprosesan informasi di otak (Schenck, www.ciconline.org). Oleh karena itu, untuk menjamin terjadinya pemanfaatan media pembelajaran yang optima,
4
perancang pembelajaran bantuan teknologi haruslah secara cermat memperhitungkan lebih dahulu bagaimana proses belajar terjadi pada setiap individu. Pembelajaran berbantu komputer diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan beragam opsi yang mampu menstimulasi untuk menggunakan potensi kognitifnya secara oktimal. Pemanfaatan teknologi atau media pembelajaran yang tidak tepat, hampir pasti tidak akan menghasilkan sebuah lingkungan belajar yang produktif, yang menjamin terjadinya batter learning. Judul tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji karena dari beberapa mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga menggunakan fasilitas Internet untuk mengakses berbagai Informasi. Dan sebagai bahan untuk mencari referensi untuk pembuatan makalah maupun penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA ANGKATAN 2007”.
5
B. Rumusan Masalah Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami masalah yang berkaitan dengan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, sebagai berikut: 1. Bagaimana intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007? 2. Bagaimana prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007? 3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007?
C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini diarahkan pada usaha-usaha untuk mengetahui: 1. Intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salaitga angkatan 2007, 2. Prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007, 3. Adanya hubungan yang positif antara penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.
6
D. Hipotesis Penelitian Sebagai arahan dalam penelitiaan ini, perlu adanya hipotesis agar data yang dikumpulkan relevan. Secara definitif, Sutrisno Hadi memberikan batasan sebagai berikut: “hipotesa adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkanya” (Sutrisno Hadi, 1983 : 63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa. Artinya “semakin tinggi intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar, maka semakin tinggi pula prestasi yang dicapai”.
E. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Memberi gambaran nyata tentang intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007. 2. Memberi gambaran nyata tentang prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.
7
3. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan teknologi informasi sehingga dapat memperbaiki kemampuan dalam mengajar. 4. Bagi para mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong mahasiswa menjadi lebih kritis dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
F. Definisi Operasional 1. Internet Sebagai Sumber Belajar Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam komputer tersebut. Sementara itu internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, dan peranti lunak seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat telah membuka peluang yang lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan dan
informasi
sehingga
memungkinkannya
membangun
pengetahuannya sendiri. Menurut Schenck belajar akan terjadi lebih optimal bila dilakukan aligment antara teknologi yang digunakan dan pemprosesan informasi di otak (Schenck, www.ciconline.org). Oleh karena itu, untuk menjamin terjadinya pemanfaatan media pembelajaran yang
8
optima, perancang pembelajaran bantuan teknologi haruslah secara cermat memperhitungkan lebih dahulu bagaimana proses belajar terjadi pada setiap individu. Pembelajaran berbantu komputer diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan beragam opsi yang mampu menstimulasi untuk menggunakan potensi kognitifnya secara oktimal. Pemanfaatan teknologi atau media pembelajaran yang tidak tepat hampir pasti tidak akan menghasilkan sebuah lingkungan belajar yang produktif yang menjamin terjadinya batter learning. Dengan demikian, penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat dipandang sebagai respons mahasiswa yang menekankan pada kemandirian mahasiswa dalam proses belajar. Indikator intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagai variabel X adalah:frekuensi penggunaan, lama penggunaan, materi yang dikaji (akademik / non akademik). Untuk dapat memaksimalkan dalam penggunaan internet sebagai sumber belajar, maka diperlukan peran serta guru (dosen) yang aktif dalam motivasi dan menumbuhkan semangat belajar mahasiswa, karena dengan adanya motivasi yang baik dari diri mahasiswa dapat dijadikan pendorong terhadap aktivitas belajar dan kemampun daya serap mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik mereka.
9
2. Teori Belajar Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Karena tanpa belajar manusia tidak mendapat pengetahuan yang dibutuhkannya. Dalam proses belajar mengajar guru segagai pendidik harus
senantiasa
memungkinkan
menggunakan
siswanya
pendekatan
menggunakan
mengajar
strategi
belajar
yang yang
berorientasi pada pemahaman terhadap isi materi pelajaran yang dipelajari. Proses belajar mengajar ini tidak lain tujuannya adalah agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang dicita-citakan. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psychology
:
The
Teaching-Learning
Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi
atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can affect the organisms behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Witting dalam bukunya, Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent change in an organisms behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar
10
ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman (Muhibbin Syah, 2004 : 90). Banyak sekali teori belajar, secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar
psikologi yaitu:
teori disiplin
mental,
teori
behaviorisme, teori cognitive-gestalt-field. a) Teori Disiplin Mental Menurut psikologi daya atau faculty psychology, individu memiliki sejumlah daya-da, yaitu: daya mengenal, mengingat, menganggap, mengkhayal, berfikir, merasakan, berbuat. Dayadaya itu dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk ulangan-ulangan. Teori lain disiplin mental adalah herbartisme. Seorang psikologi jerman menyebut teori herbart sebagai teori Vostellungen.
Vostellungen
tanggapan-tanggapan
yang
dapat
diterjemahkan
tersimpan
dalam
sebagai kesadaran
“vorstellungen may be translate to mean presentation, mental states, or ideas. According to herbartian pschologist, mental states constitute a nonspatial, mental reality that is experienced fisthand and stored in the subconscious mind”. Menurut Jean Jacques Rousseau anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan
potensi-potensi
tersebut.
Belajar
adalah
11
mengusahakan
tanggapan
sebanyak-banyaknya
dan
sejelas-
jelasnya pada kesadaran individu. b) Teori Behaviorisme Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari satu hubungan antara perangsang jawaban atau stimulus respons. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon sebanyakbanyaknya. Program pengajaran dari sekinner adalah programmed instruction, dengan menggunakan media buku atau mesin pengajaran. c) Teori Cognitive-Gestalt-Field Belajar Gestalt menekankan pemahaman atau instight. Dalam belajar siswa harus memahami makna hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Belajar adalah mencari dan mendapatkan pragnanz, menemukan keteraturan, keharmonisan dari sesuatu.
2. Prestasi Akademik Mahasiswa Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi
tentunya
mempunyai
peranan
sangat
penting
untuk
mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan
12
proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Prestasi adalah merupakan hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan (W.J.S Purwadarmito, 2006 :193). Belajar adalah suatu proses dari diri seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2001 : 28). Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penggunaan sumber belajar. Adapun prestasi akademik mahasiswa dapat dipilih dengan skala sebagai berikut: a. Skala 85-100 dengan angka 4.0 nilai A b. Skala 70-84 dengan angka 3.0-3.9 nilai B c. Skala 63-69 dengan angka 2.3-2.9 nilai C d. Skala 45-62 dengan angka 1.0-2.2 nilai D e. Skala 0-44 dengan angka 0.0 nilai E (STAIN Salatiga Press, 2007/2008 : 70-71).
13
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam: 1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa, yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar materi-materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2004 : 132). Oleh karenanya prestasi mempunyai hubungan dan memiliki keterkaitan terhadap beberapa aspek dan faktor di atas. Maka penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagai salah satu faktor pendekatan
belajar
diharapkan
dapat
menunjang
keberhasilan
pendidikan sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Dalam hal ini, yang penulis maksud dengan prestasi akademik adalah nilai yang dicapai oleh siswa (mahasiswa) dalam belajar yang ditandai dengan adanya kemampuan yang berupa pengetahuan, pemahaman, analisas, sintesis, evaluasi, dan aplikasi (Sardiman, 2007 : 23). Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa dari prestasi mahasiswa sebagai variabel Y adalah:nilai HSS mahasiswa (IP Komulatif).
14
Dengan demikian dapat dipahami bahwa baik atau tidaknya prestasi mahasiswa sangat dipengaruhi oleh penerapan dari metode yang dipergunakan oleh dosen di kampus serta penggunaan sumber belajar mahasiswa. Selain itu penggunaan metode atau sumber belajar yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Sehingga menimbulkan minat atau motivasi belajar yang baik dari diri mahasiswa, kemudian dengan adanya motivasi yang baik maka akan melahirkan aktivitas yang baik dan aktivitas belajar yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
KORELASI
Intensitas Penggunaan
Prestasi Akademik
Internet Sebagai Sumber
Mahasiswa
Belajar
I P Komolatif
1. Frekuensi penggunaan
semester yang sudah
2. Lama penggunaan 3. Materi yang dikaji a. Akademik b. Non Akademik
ditempuh (nilai yang diambil dari HSS)
RESPONDEN
Keterangan:
15
: Korelasi/ saling berhubungan : Pengambilan data penelitian Dari bagan diatas dapat dipahami bahwa ada hubungan antara variabel intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar (variabel X) dengan variabel prestasi akademik mahasiswa (variabel Y). Dimana variabel X dapat mempengaruhi variabel Y, dan sebaliknya variabel Y dipengaruhi oleh variabel X. Intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar siswa akan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa PAI.
Untuk mengetahui adanya
hubungan dan adanya pengaruh antara variabel X dan variabel Y, maka dilakukan penelitian terhadap responden. Dalam hal ini yang menjadi responden adalah mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.
G. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun tempat atau lokasi yang akan penulis teliti adalah di STAIN Salatiga. Lokasi ini sengaja dipilih dengan alasan bahwa lokasi ini ditemukan adanya permasalahan yaitu berupa penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007, serta penulis berkeyakinan di lokasi ini cukup tersedia berbagai data dan sumber data yang
16
diperlukan untuk keperluan penelitian ini. Penelitian ini diagendakan akan memakan waktu 2 (dua) bulan yang yerbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses pengumpulan laporan. 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian dan sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari padanya (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007 : 250). Adapun yang menjadi populasi dalam dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007 yang berjumlah 219 mahasiswa, sedangkan dalam penelitian jumlah sampel penulis berpedoman pada pendapat suharsimi arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat di ambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidaktidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari (waktu, tenaga, dana), sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002 : 112).
17
TABEL I JUMLAH POPULASI DAN SAMPEL TERHADAP MAHASISWA PAI ANGKATAN 2007 Kls
Populasi Laki-
Perempuan
Sampel Jumlah % Laki- Perempuan Jumlah
laki
laki
A
16
19
35
10
2
2
4
B
16
18
34
10
2
2
4
C
10
24
34
10
1
2
3
D
12
22
34
10
1
2
3
E
21
13
34
10
2
1
3
TA
8
15
23
10
1
1
2
TB
10
15
25
10
1
2
3
93
126
219
10
12
22
Berdaraskan data di atas, maka penulis menetapkan sebagai subjek penelitian yaitu 10% dari 219 mahasiswa dengan hitungan 10/100 x 219 = 21,9 mahasiswa dibulatkan menjadi 22 mahasiswa. Jadi, jumlah sampel seluruhnya sebanyak 22 mahasiswa. Dilihat dari penentuan 22 orang
18
tersebut dilakukan dengan prinsip random
yaitu mencampur subjek-
subjek di dalam populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data a. Angket Angket atau questionnaire adalah daftar pernyataan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Responden ditentukan berdasarkan sampel (S. Nasution, 1996 : 128). Angket pada umumya meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap. Metode ini digunakan untuk mengolah data tentang intensitas menggunakan internet sebagai sumber belajar. b. Dokumentasi Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis (Suharsimi Arikunto, 2002 : 158). Metode ini digunakan untuk menyelidiki hal-hal yang ditunjukkan kepada penguraian dan penjelasan apa yang telah didapat mahasiswa selama mengikuti perkuliahan (prestasi akademik) diambil dari HSS. c. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yang dimaksudkan untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian yang dilaksanakan, dengan cara mencari konsep-konsep yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
19
Untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian, maka digunakan rujukan seperti buku-buku, serta bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
4. Analisis Data Untuk menganalisis data, penulis mengunakan analisis deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, dengan teknik prosentase untuk mengetahui gejala yang muncul. a. Analisis Awal Pada tahap ini digunakan perhitungan awal dari data yang dipisahkan melalui prosentase dan analisis tiap-tiap item. Rumus: P=
F × 100% N
Keterangan : P = Prosentase. F = Frekuensi. N =Jumlah total sampel.
b. Analisis Lanjutan Dalam penentuan subjek penelitian, peneliti membagi menjadi dua yaitu: pertama, efektivitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dan kedua, prestasi akademik.
20
Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa, maka penulis menggunakan analisis product moment (suharsimi Arokunto, Edisi Revisi VI. 275 : 2007). Rumus: N. ∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy =
√{(N.∑X² – (∑X)²)(N.∑Y² – (∑Y)²)} Keterangan :
rxy = Koefesien korelasi antara x dan y. X
= Variabel Intensitas penggunaan Internet sebagai Sumber
Belajar Y
= Variabel prestasi Akademik
N
= Jumlah responden.
X² = Hasil kuadrat variabel x. Y² = Hasil kuadrat variabel y. XY = Produk x-y. ∑
= Jumlah
21
H. Sistematika Penulisan sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum akan dibahas dalam skripsi ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Dari pendahuluan ini terdiri dari delapan sub pokok bahasan, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II. Kajian pustaka Dalam kajian pustaka mengkaji tentang internet sebagai sumber belajar, teori belajar, prestasi belajar mahasiswa dan hubungan antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber balajar dengan prestasi akademik mahasiswa.
Bab III. Hasil Penelitian Pada bab ini penulis melaporkan hasil penelitian yang meliputi lokasi, gambaran umum, jurusan dan program, subjek penelitian atau mahasiswa, serta fasilitas internet di kampus STAIN Salatiga serta penyajian data meliputi daftar responden, hasil jawaban angket dan klasifikasi nilai prestasi belajar mahasiswa.
22
Bab IV. Analisis Data Pada bab ini penulis melakukan analisis terhadap data dengan menggunakan analisis pendahuluan bertujuan untuk mengetahui nilai intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar. selanjutnya analisis uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Bab V. Penutup Sebagai akhir dari penelitian, maka dalam bab ini mencantumkan kesimpulan, saran dan penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Internet Sebagai Sumber Belajar 1. Pengertian Internet Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam komputer tersebut. Sementara itu internet menyediakan sumber belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, dan peranti lunak seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula dilakukannya proses
belajar
jarak
jauh.
Kemajuan
teknologi
informasi
dan
telekomunikasi yang demikian pesat telah membuka peluang yang lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan dan informasi sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya sendiri. Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with each other. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962. Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa
rangkaian
(www.wikipedia.com).
Jaringan
internet
juga
didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan
23
24
komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global (www.jurnal-kopertis) . Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi (usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), serta berbagai layanan lainnya (www.andhika.com) . Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti e-Commerce, eBanking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
25
2. Internet dalam Kegiatan Belajar Fred S Keller, teknolog pendidikan era tahun 1960-an mengkritik penerapan metode-metode pembelajaran konvensional yang kurang menarik perharian peserta didik. Menurut dia, peserta didik harus diberi akses yang lebih luas dalam menentukan apa yang ingin mereka pelajari sesuai minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Dikatakannya pula bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di kelas. Siswa harus diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar (www.kompas.com) . Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk Digital Library. Sudah banyak pengalaman tentang kemanfaatan internet dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat juga dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak tugas akhir dan thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya (www.jurnal-kopertis 4.org). Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia
26
dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus mengadukaduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date. Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya. Agar dapat dipergunakan untuk mengakses internet, diperlukan juga perangkat lunak sesuai dengan keperluan . Tapi kedua itu mempunyai kerugian tersendiri, kalau telepon selular, kerugiannya
adalah:
menghabiskan pulsa , dan membuat baterai lemah. Dan kalau di laptop atau komputer, kerugiannya : membayar tagihannya mahal, karena terlalu lama memakai layanan internet.
27
Menurut penulis internet mempunyai banyak manfaat, yaitu : a. Menambah ilmu pengetahuan yang luas b. Melatih untuk belajar teknologi c. Untuk mendapatkan teman dari seluruh pelosok dunia d. Bisa mengetahui kejadian aneh yang terjadi di seluruh dunia e. Bisa melihat video dan gambar kejadihan aneh yang terjadi di pelosok dunia. Adapun kelemahan penggunaan internet, di antaranya : a. Terdapat gambar atau video porno b. Instalnya lama, jadi kita membayarnya mahal c. Kalau kita ketagihan internet, prestasi kita akan menurun d. Banyak layanan yang menipu Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar
sendiri
secara
cepat,
sehingga
akan
meningkatkan
dan
memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian (www.pendidikan.net). Ada beberapa manfaat internet bagi pendidikan di Indonesia, yaitu: akses ke perpustakaan, akses ke pakar, perkuliahan online, layanan informasi
akademik,
menyediakan
fasilitas
mesin
pencari
data,
menyediakan fasilitas diskusi, dan fasilitas kerjasama (www.jurnalkopertis4.org).
28
Oleh karena itu, Soekartawi menyatakan bahwa internet pada dasarnya
memberikan
manfaat
antara
lain
Soekowati
(http://www.wordpress.com).
1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. 2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. 3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. 4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. 5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. 6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.
29
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: a) Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas. b) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa. c) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. d) Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa. e) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. f) Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembe lajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.
3. Pengertian Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa
30
interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Menurut Association for Educational Communications and Technology sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan,
untuk
kepentingan
belajar
mengajar
dengan
tujuan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu : a. Sumber
pembelajaran
yang
sengaja
direncanakan
(learning
resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan b. Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah media massa. Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian "dapat" di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah sebenarnya penerima pesan informasi melalui
31
media massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting ialah "The communicator is a social organization capable or reproducing the message and sending it simultaneously to large number of people who are spartially separated”. Adapun bentuk media massa, secara garis besar, ada dua jenis, yaitu : media cetak (surat kabar dan majalah, termasuk bukubuku) dan media elektronik (televisi dan radio, termasuk internet) (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html) Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti e-Commerce, eBanking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk
sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat
sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugastugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tugas akhir. Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam pembelajaran hendaknya memberi dorongan serta menciptakan kondisi
32
agar mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru melalui pemanfaatan teknologi internet.
B. Teori Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa guru, buku, sesama teman, televisi, radio, audio visual, dan lingkungan. Proses belajar akan baik apabila ada tiga faktor utama yaitu guru, siswa dan bahan pelajaran. Belajar adalah suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kebiasaan, sikap yang semuanya diperoleh dapat disimpan dan dilaksanakan (Afifudin, 1986 : 109). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kebiasaan dan sikap yang semuanya diperoleh disimpan dan dilaksanakan. Adapun definisi belajar menurut para tokoh diantaranya yaitu:(Cholijah Hasan, 1994 : 85-86). a. Menurut Gagne (1977), berpendapat bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tersebut”.
33
b. Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya “ Teories of learning (1975)” mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kelelahan, pengaruh obat, kematangan, dan keadaan seseorang. c. Morgan, dalam bukunya “ Intruction Psychology ” mengemukakan belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadiannya yang relatif menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. d. Witherington, dalam buku “Educational Psychology” mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. Dari uraian definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah: 1) Proses tingkah laku mengarah kepada yang lebih baik dari pada sebelumnya. 2) Belajar ini terjadi melalui proses latihan dan pengalaman. 3) Tingkah laku mengalami perubahan dalam aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.
34
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Az-Zumar ayat 9:
(#θä9'ρé& ã©.x‹tGtƒ $yϑ¯ΡÎ) 3 tβθßϑn=ôètƒ Ÿω t⎦⎪Ï%©!$#uρ tβθçΗs>ôètƒ t⎦⎪Ï%©!$# “ÈθtGó¡o„ ö≅yδ ö≅è% ∩®∪ É=≈t7ø9F{$# Katakanlah:apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Az-zumar ayat 9) ( Al-Qur’an dan terjemah, 1999 : 747). Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang permanen kearah yang lebih baik sebagai akibat latihan serta interaksi yang di alaminya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11
3 öΝÍκŦàΡr'Î/ $tΒ (#ρçÉitóム4©®Lym BΘöθs)Î/ $tΒ çÉitóムŸω ©!$# ÌχÎ) Artinya: “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri merekas sendiri”(Ar-Ra’d : 11). Banyak sekali teori belajar, secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu: teori disiplin mental, teori behaviorisme, teori cognitive-gestalt-field (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004 : 167-171). a) Teori Disiplin Mental Menurut psikologi daya atau faculty psychology, individu memiliki sejumlah daya-daya, antara lain: daya mengenal, mengingat,
35
menganggap, mengkhayal, berfikir, merasakan, berbuat. Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk ulangan-ulangan. Teori lain disiplin mental adalah herbartisme. Seorang psikolog Jerman menyebut teori Herbart sebagai teori Vostellungen. Vostellungen dapat diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran “vorstellungen may be translate to mean presentation, mental states, or ideas. According to herbartian psychologist, mental states constitute a nonspatial, mental reality that is experienced firsthand and stored in the subconscious mind”. Menurut Jean Jacques Rousseau anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensipotensi tersebut. Belajar adalah mengusahakan tanggapan sebanyakbanyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu. b) Teori Behaviorisme Teori ini disebut behavior karena sangat menekankan prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori ini bersifat molekular karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari satu hubungan antara perangsang jawaban atau stimulus respons. Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon sebanyakbanyaknya. Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu prilaku
atau respons terhadap sesuatu. Skinner
mengembangkan program pengajaran dengan berpegang kepada teori di
36
atas. Program pengajaran dari Skinner adalah programmed instruction, dengan
menggunakan
media
buku
atau
mesin
pengajaran.
Pengembangan lebih lanjut dari pengajaran berprogram dari Skinner ini adalah Computer Assisted Instruction (CAI) atau pengajaran dengan menggunakan computer. c) Teori Cognitive-Gestalt-Field Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus-respons. Prilaku juga penting sebagai indikator, tetapi lebih penting adalah berfikir. Dalam kaitannya berfikir ini, bahwa pada manusia terbentuk struktur mental atau organisasi mental. Pengetahuan terbentuk melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru tersebut diinterpretasikan oleh struktur yang ada tersebut. Menurut Gestalt belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada-kepada bagianbagian. Belajar Gestalt menekankan pemahaman atau instight. Dalam belajar siswa harus memahami makna hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Belajar adalah mencari dan mendapatkan pragnanz, menemukan keteraturan, keharmonisan dari sesuatu. Untuk menentukan pragnanz diperlukan adanya pemahaman atau insight. Ada enam ciri dari belajar pemahaman ini menurut Ernets Hilgard, yaitu: pemahaman dipengaruhi oleh pengetahuan dasar, pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman
belajar yang lalu,
pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi, pemahaman didahului
37
oleh usaha coba-coba, belajar dengan pemahaman dapat diulangi, suatu pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain. Belajar merupakan proses psikologis yang terjadi dalam diri seseorang yang sukar untuk diketahui, maka timbul berbagai teori tentang belajar. Terdapat beberapa teori tentang belajar, diantaranya: (a). Teori belajar berdasarkan Faculy Psychologi (ilmu jiwa), (Oemar Hamalik, 1990 : 21). Menurut ilmu jiwa, manusia memiliki daya, seperti daya berfikir, mengingat, perasa, mengenal, keinginan, fantasi dan sebagainya. Daya-daya dapat berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan bahan dan disertai dengan cara-cara tertentu. Jika melihat dari teori ilmu jiwa daya, maka belajar dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu agar berkembang sehingga kita dapat berfikir, mengingat, dan sebagainya dengan cara menghafal dan memecahkan soal-soal. (b). Teori Association Psychologi (teori asosiasi), (Oemar Hamalik, 1990 : 23). Yang dimaksud teori asosiasi ini adalah bahwa keseluruhan merupakan jumlah dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Asosiasi biasanya terbentuk berkat adanya hubungan antara perangsang-perangsang dan reaksi-reaksi yang disebut hubungan stimulus response. Sehingga belajar dapat diartikan membentuk
38
hubungan-hubungan stimulus response dan melatih hubunganhubungan itu agar bertalian erat. (c). Teori Gestalt (Keseluruhan), (Ngalim Purwanto, 1988 : 105). Teori ini sering juga disebut field theory, belajar menurut Gestalt bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi antara stimulus response yang makin lama makin kuat karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Menurut Gestalt belajar terjadi jika ada pengertian (insight). Insight muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tiba-tiba muncul kejelasan. Sehingga akan terlihat bahwa terdapat hubungan antara unsur satu dengan unsur yang lain. Kemudian dipahami sangkut pautnya sehingga dimengerti maknanya. 2. Prinsip-Prinsip Belajar Guru dalam melaksanakan tugas mengajar harus memahami dalam hal melaksanakan prinsip-prinsip mengajar, begitu juga dengan siswa juga harus melaksanakan prinsip-prinsip belajar, karena tanpa prinsip manusia akan tidak berhasil. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah: a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya. b. Belajar memerlukan bimbingan dari guru, yaitu guru pelajaran itu sendiri. c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari dan dikuasai.
39
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya. f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. g. Belajar dapat dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan dalam bidang praktik sehari-hari (Abu Ahmadi, 1991 : 16). Sedangkan Slameto mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut: a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif meningkatkan
minat
dan
bimbingan
untuk
mencapai
tujuan
instruksional. b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi tertentu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. d. Belajar itu proses countinue, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. e. Belajar merupakan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. f. Belajar perlu adanya interaksi dengan lingkungan.
40
g. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Lebih lanjut Slameto mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 1991 : 54-72). a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: 1) Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; 2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, serta kesiapan. b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: 1) Faktor keluarga, meliputi; cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; 2) Faktor sekolah, meliputi; metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, serta tugas rumah; dan
41
3) Faktor masyarakat, meliputi; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.
Muh User Usman dan Lilies Setiyawati (1993 : 54) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya: a. Faktor Jasmaniah (fisiologi) yang termasuk faktor ini adalah: seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna. Sehingga menyebabkan kelainan pada tingkah laku. b. Faktor Psikologis, beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar diantaranya, adalah : 1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensi yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki. 2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seprti kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penguasaan diri. Menurut Sumadi menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya (Sardiman Suryabrata, 1990 : 253). 1. Ada sifat igin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. 3. Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
42
4. Adanya keiginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi. 5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam belajar. 6. Adanya hukuman atau ganjaran dari akhir belajar.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tumbuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan- kecakapan baru (Sardiman Suryabrata, 1990 : 10). Sedangkan menurut Slameto, faktor eksternal belajar yang merupakan faktor dari luar dapat dikelompokkan menjadi : (a) Faktor yang berasal dari keluarga, meliputi: Cara mendidik keluarga, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. (b) Faktor yang berasal dari sekolah, yang perlu diperhatikan dalam lingkungan sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mahasiswa antara lain: Metode pengajaran, kurikulum, disiplin kampus, keadaan gedung , interaksi dosen dengan mahasiswa, alat pelajaran. (c) Faktor yang berasal dari masyarakat; selain keluarga dan sekolah, masyarakat
juga
mempunyai
peranan
penting
dalam
43
mempengaruhi
belajar.
Pengaruh
tersebut
terjadi
karena
mahasiswa berada dalam sebuah lingkungan masyarakat. Hal-hal yang mempengaruhi belajar mahasiswa antara lain: Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1991 : 62-74). Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada hakikatnya tidak jauh berbeda, baik itu dibagi menjadi dua bagian maupun tiga bagian. Abu Ahmadi dan Widodo serta Slameto hanya menekankan pada segi yang berkaitan dengan diri mahasiswa, semantara Muhibbin Syah lebih menekankan pada aspek interaksi belajar mengajar. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa (mahasiswa) meliputi: 1) Faktor Internal a. Aspek Fisiologis / Biologis: Kematangan, Kesehatan. Aspek fisiologi / biologis merupakan aspek yang bersifat bawaan yaitu berasal dalam diri anak. Kematangan seseorang akan sangat membantu dalam kelancaran proses belajar, begitu juga dengan kesehatan, karena kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta. b. Aspek Psikologis; Intelegensi / kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi.
44
(1) Intelegensi
/
Kecerdasan;
Perkembangan
kecerdasan
ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya. Menurut Slameto tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Oleh karena itu, intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar, karena otaklah yang menjalankan proses-proses kagnitif sedangkan kecerdasan mendasari proses-proses kognitif. (2) Bakat; bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang
sebagai
kecakapan
pembawaan.
Ungkapan ini sesuai dengan pendapat (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,1998 : 78) bakat adalah potensi / kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya dan tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Jadi, bakat dapat menentukan tinggi rendahnya prestasi individu. (3) Minat; secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 2004 : 136). Menurut Sardiman, minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
45
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan
dengan
keinginan-keinginannya
sendiri
(Sardiman Suryabrata, 2007 : 76). Seorang siswa yang mempunyai minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan terlihat
dari
pemusatan
perhatian
yang
intensif
memungkinkan siswa giat belajar, sehingga akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. (4) Motivasi; motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan (Wasty Soemanto, 1998 : 212). Oleh sebab itu, motivasi dalam belajar merupakan faktor yang sangat penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa melakukan belajar. Menurut Muhibbin, motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu; motivasi intrinsik dan motivasi ekstinsik. 2) Faktor Eksternal a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial; lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, teman sekelas dan lingkungan sosial siswa yaitu keluarga, masyarakat, tetangga juga teman-teman sepermainannya. b. Lingkungan Non Sosial
46
Faktor yang termasuk dalam lingkungan ini adalah gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar a. Pendekatan Tinggi Pendekatan belajar siswa dengan pendekatan tinggi yaitu speculative dan achieving b. Pendekatan Sedang Pendekatan siswa dengan pendekatan sedang yaitu analytical dan deep. c. Pendekatan Rendah Pendekatan belajar siswa dengan pendekatan rendah yaitu reproductive dan surface. Menurut Ngalim Purwanto bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdapat dua macam yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri disebut faktor individu dan faktor yang ada di luar individu disebut faktor social (Wasty Soemanto, 1998 : 106).
C. Prestasi Belajar (Akademik) Mahasiswa 1. Pengertian Prestasi Belajar
47
Setiap individu pasti memiliki cita-cita dari setiap proses kehidupan, karena cita-cita memberikan arah kemana akan melangkah. Begitu juga dengan kegiatan belajar mengajar harus jelas kemana akan dibawa dan di laksanakan, yaitu bahwa proses dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan menghasilkan produk manusia yang berkualitas dan berprestasi. Untuk mengukur tinggi rendahnya keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, dapat dilihat dari kemampuan dan ketrampilan siswa serta perubahan tingkah laku setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik. Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Prestasi adalah merupakan hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Belajar adalah suatu proses dari diri seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
48
lingkungan (Oemar Hamalik, 2001 : 28). Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penggunaan sumber belajar. Menurut Zainal Arifin, prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, separti yang dikemukakan oleh Crinbach, bergantunglah
kepada
ahli
dan
versinya
masing-masing
namun
diantaranya adalah sebagai berikut: a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar b. Untuk keperluan diagnosa c. Untuk kepentingan bimbingan dan penyuluhan d. Untuk keperluan seleksi e. Untuk keperluan penempatan/kejuruan f. Untuk menentukan isi kurikulum g. Untuk menentukan kebijakan sekolah (Zainal Arifin, 1988 : 4). Berdasarkan uraian di atas bahwa seseorang yang berprestasi dan berilmu tentu mempunyai keutamaan tersendiri disbanding dengan orang yang tidak berprestasi. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11:
49
ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡xs? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ª!$# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$# Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ª!$# Ëx|¡øtƒ (#θßs|¡øù$$sù $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& t⎦⎪Ï%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ∩⊇⊇∪ ×Î7yz tβθè=yϑ÷ès? Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S Al-Mujadalah: 11).
Menurut Zuser Usman, belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya. Sedangkan kata prestasi yang langsung disambungkan dengan kata belajar, menurut Morgan adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari pengalaman dan latihan (Ngalim Purwanto, 2002 : 84). Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh
karena
adanya aktivitas belajar yang dilakukan, karena pada prinsipnya setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak
50
dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran. Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka, dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Belajar merupakan tingkah laku untuk mencapai tujuan dan tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang (Bustalim, 2004 : 3). Adapun prestasi akademik mahasiswa dapat dipilih dengan skala sebagai berikut: a. Skala 85-100 dengan angka 4.0 nilai A b. Skala 70-84 dengan angka 3.0-3.9 nilai B c. Skala 63-69 dengan angka 2.3-2.9 nilai C d. Skala 45-62 dengan angka 1.0-2.2 nilai D e. Skala 0-44 dengan angka 0.0 nilai E (STAIN Salatiga Press, 2007/2008 : 70-71).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Muhibbin Syah (2004 : 132), mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi (hasil) belajar, yaitu: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
51
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materimateri pelajaran. Menurut (Abu Ahmadi dan Widodo, 1998 : 130-131), terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor internal, meliputi faktor jasmani (fisiologis), faktor psikologis dan faktor kematangan fisik maupun psikis. 2. Faktor eksternal, meliputi faktor sosial, faktor budaya dan faktor lingkungan. 3. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar dalam kehidupan manusia dapat memberikan kepuasan tertentu. Untuk prestasi belajar memiliki banyak fungsi, antara lain: a. Prestasi
belajar
sebagai
indikator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
52
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern, karena prestasi belajar dapat dijadikan indikator produktivitas pendidikan secara ekstern, karena tinggi rendahnya prestasi sebagai indikator kesuksesan anak didik di masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa (Zainal Arifin, 1988 : 4)
D. Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Dalam proses belajar mengajar, ada salah satu keinginan yang pada umumnya diharapkan oleh guru (dosen) dan peserta didik, yaitu memperoleh hasil yang baik. Untuk mendapat keinginan tersebut, maka guru (dosen) dan peserta didik akan melakukan berbagai usaha (kegiatan) sehingga tujuan dapat tercapai. Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tuga akhir. Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam pembelajaran hendaknya memberi dorongan serta menciptakan kondisi agar mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru melalui pemanfaatan teknologi internet. Selain sumber belajar berupa perpustakaan
53
yang tersedia di kampus, sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain : peningkatan kompetensi dosen, peningkatan muatan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar, peningkatan bekal keterampilan mahasiswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Ketersediaan bahan ajar dan sarana belajar merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Namun demikian sering kali bahan ajar yang ada di perpustakaan tidak mampu memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa, sehingga perlu memanfaatkan sumber belajar yang lain. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa secara mandiri adalah jaringan internet. Untuk itu, bekal ketrampilan mahasiswa khususnya dalam memanfaatkan teknologi internet sangat diperlukan. Untuk mewujudkan agar mahasiswa mendapat prestasi yang optimal, maka perlu adanya sumber belajar yang mendukung kepada adanya keinginan
54
dan dorongan untuk belajar, sehingga mahasiswa tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua jenis, yaitu yang bersumber dari diri manusia (faktor internal), dan faktor yang bersumber dari luar manusia (faktor eksternal). Untuk itu salah satu faktor eksternal yang harus diperhatikan adalah pemanfaatan sumber belajar yang tepat bagi mahasiswa untuk memudahkan dalam memahami pelajaran. Pemanfaatan sumber belajar berupa internet dapat membangkitkan para mahasiswa untuk belajar mandiri dengan lebih baik.
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga a. Pendiri Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikan Fakultas Pendidikan Islam (FIP) Salatiga. Lembaga
ini
menempati
gedung
milik
Yayasan
“Pesantren
Luhur”yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga, lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlotul Ulama Jawa Tengah. Dalam rentang waktu kurang dari setahun, lembaga ini diubah yang semula FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat digenerasisksn bersama dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya. Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga
55
56
diususlkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah dilakukan peninjauan oleh tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan didasarkan pada Surat Mentri Agama c.q. Direkturat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 31 November 1969. Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Wlisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan surat keputusan Mentri Agama Nomor 30 tahun 1970 tanggal 16 April 1970. Meskipun telah bersetatus negeri dan menjadi cabang IAIN Walisongo sebagai Fakultas Tarbiyah, namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri lainya. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain : 1) Sarana dan Prasarana yang belum memadai, utamanya belum tersedianya gedung milik sendiri. 2) Tenaga profesional edukatif maupun administrasi yang masih kurang 3) Animo mahasiswa yang masih sedikit. Keadaan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga dapat dikatakan kurang layak untuk dikatakan perguruan tinggi, terutama
57
dilihat dari sarana dan prasarana yang dimilikinya. Oleh karena itu pernah berkembang isu untuk menutup lembaga ini. Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut, maka para pengelola fakultas mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan tersebut. Jalan satu-satunya yang mesti
ditempuh
adalah
membeli
areal
tanah
kampus
sebab
mengharapkan wakaf dari masyarakat dan meminta pada pemerintah daerah tidak memungkinkan. Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah Salatiga (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Beliau menawarkan tanah tanah pekaranganya seluas 0,75 ha, lengkap dengan bangunanya yang letaknya sangat strategis untuk penyelengaraan pendidikan. Berkat
perhatian
mentri
Agama
(H.
Alamsyah
Ratu
Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, maka beliau berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FTWS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut (pada waktu itu Dekan dijabat oleh Drs. Achmadi). Berdasarkan Surat Dirjen Bimbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828. tanggal 10 Agustus 1982 maka dibelilah tanah sebagaimana ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat. (tahun anggaran 1980/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa pembelian
58
tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak terutama Bapak Muhammad Nasir (selaku ketua Dewan Islamiyah Indonesi) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga. Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya di jalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasional. Bahkan baru tersebut dirasakan manpu membangkitkan kembali optimal dan antusiasme seluruh civitas akademiknya. Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah. Antara lain gedung kuliah, perpustakaan, dan kantor. Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m² dengan cara tukar gulingyang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Secara administratif masjid tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi tanggung jawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Seiring dengan bertambahnya fasilitas akademik, bertambah pula tenaga edukatif dan mahasiswanya. Jika pada masa dekade pertama Fakultas Tarbiyah Salatiga mempunyai 7 (tujuh) orang dosen tetap, pada decade kedua memiliki 30 (tigapuluh) orang. Fenomena
59
yang hamper sama terjadi pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat 940 orang. Jika disbanding dengan jumlah mahasiswa tahun 1983, maka peningkatan sudah mencapai 30%. Disimak dari sisi akademisi, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidika Strata Satu (S1) dengan system SKS.sebelumnya Perguran Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukanya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN dimana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya. Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal perkembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersjarah terjadi mengiringi perjalanan waktu ini. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status IAIN/Fakultas
merupakan
justifikasi
yuridis
yang
sangat
mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumberdaya tenaga kependidikanya.
60
Diatas tanah tukar guling dengan PEMDA didirikan gedung kuliah, laboraturium bahasa, ruang micro teaching dan sarana komputer. Pada tahun 1991 dibangun pula sebuah gedung auditorium yang amat bermakna bagi proses pendidikan. Perkembangan selanjutnya dibangun sarana kegiatan mahasiswa seperti Posko MENWA, Seketariat RECANA, Seketariat TEATER dan Kantor Koprasi Mahasiswa yang menyatu dengan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan pada tahun 1995. Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan histories yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peranan Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOMI) yang dibentuk pada tahun 1992 diakonotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Mahasiswa (YAKAOMI) dipimpin oleh Bapak Junadi, B.A. Adapun peningkatan sumberdaya insani tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi. Pada awal tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister, dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai bidang keilmuan baik di dalam maupun di luar negeri. Diantara tenaga administrasi ada 2 orang yang sedang menyelesaikan studi program S.1.
61
Dengan menyimak pada proses perkembangan tersebut, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak semakin mapan secara akademik untuk memberdayakan mahasiswa yang berjumlah 1.337 orang saat itu. Sedangkan pada tahun akademik 2007/2008 mahasiswa STAIN sudah mencapai 2.513.
b. Alih Status Menjadi STAIN Berdasarkan Keputusan Presiden Republic Indonesia Nomor 11Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi dibawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/professional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institute maupun universitas negeri lainnya. Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekertariat. Pada tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 15.500 meter persegi yang terletak tidak jauh dari kampus
62
sekarang. Kemudian tahun 2001, sTAIN Salatiga telah membangun gedung sekertariat berlantai tiga dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun diatas tanah bekas KUA seluas 871 meter persegi. Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga tahun 2008, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 101 orang. Dari jumlah tersebut 3 orang bergelar Profesor, 6 orang bergelar Doktor, 72 orang bergelar Magister, 20 orang bergelar sarjana yang sedang menempuh dan diupayakan studi lanjut. 10 Magister sedang menyelesaikan studi S3. diantara tenaga administrasi 1 orang bergelar Magister, 24 orang bergelar sarjana, 4 orang Ahli Madya, 5 orang Ahli Muda, sebagian kecil lagi berpendidikan SMA.
2. Letak Geografis Secara geografis STAIN Salatiga menempati letak yang strategis untuk pelaksanaan KBM yaitu terletak di Jalan Tentara Pelajar N0. 1 Kota Salatiga , batas geografis sebagai berikut : a. Sebelah Utara dibatasi oleh Jalan Raya (Jalan Stadiun) b. Sebelah Selatan dibatasi oleh Jalan Raya (Jalan Yentara Pelajar) c. Sebelah Timur dibatasi oleh Kantor Polisi (Polres Salatiga) d. Sebeleh Barat dibatasi oleh Lembaga Pendidikan (SMK Kristen Salatiga)
63
3. Organisasi STAIN Upaya penyampaian tujuan yang optimal dalam pelaksanaan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Dalam pengertian yang luas, organisasi merupakan suatu badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi STAIN Salatiga adalah sebagai berikut : a. Unsur Pimpinan terdiri dari Ketua. Sesuai dengan data observasi yang juga diperkuat oleh data organisasi STAIN. b. Unsur Senat Sekolah Tinggi. Dalam unsur ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu terdiri dari beberapa pimpinan STAIN, unsure jurusan, unsure guru besar dan dosen, sebagaimana termuat dalam simfoni (sosialisasi dan informasi menejemen STAIN Salatiga) Volume I, 1 juli 2006. c. Unsur Pelaksanaan Akademik, jurusan dan progdi, pusat penelitian dan pengabdian pada masyarakat, unit pengembangan bahasa, unit pengembangan sumber belajar, unit penjaminan mutu akademik, pusat ilmiah dan penerbitan, pusat system informasi menejement (PSIM), pusat pengembangan praktikum (PPP) dan kelompok dosen. Keseluruhan unit-unit yang terdapat pada unsure tersebut memiliki tujuan untuk melancarkan segala kepentingan terkait dengan peran aktivitas akademik lembaga, juga sebagai peran
64
lembaga dalam unit pelayanan mahasiswa serta wahan pengabdian masyarakat. d. Unsur Pelaksanaan Administratif Unsur dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan bidang pelaksana dan spesifikasi pekerjaan, antara lain bagian administrasi, sub bagian akademik dan kemahasiswaan, sub bagian kepegawaian dan keuangan, sub bagian umum. e. Unsur
penunjang:
Unit
Pelaksanaan
Teknis
Perpustakaan,
Komputer dan Laboratorium. f. Unsur Badan Non-Struktural: Pusat Studi, Yayasan Kerjasama Alumni, Orang Tua, DAN Mahasiswa (YAKAOMI), Senat Mahasiswa (SEMA), Dewan Mahasiswa (DEMA), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
4. Jumlah mahasiswa STAIN Salatiga merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di kota Salatiga. Lembaga ini memberikan jaminan mutu proses maupun output pendidikannya, agar memiliki integitas spiritual, intelektual, dan profesional. Pada tahun akademik 2007/2008 jumlah mahasiswa STAIN mencapai 2.513 orang. Dari 2.513 mahasiswa terdiri mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Jurusan Syari’ah. .
65
5. Jurusan dan Program Studi Jurusan dan program studi yang dikembangkan oleh STAIN Salatiga pada tahun akademik 2007/2008 meliputi: a. Jurusan Tarbiyah Jurusan tarbiyah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan professional. Tujuannya adalah untuk membentuk Sarjana Pendidikan Islam, yang memiliki keahlian dalam pendidikan dan pengajaran Islam dengan keahlian khusus dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab, bahasa Inggris dan Guru Madrasah Ibtidaiyah serta berkewenangan menjadi guru atau mengajar dalam bidang studinya. Adapun gelar sarjana yang diterimanya untuk alumni Strata satu adalah S.Pd,I. Jurusan tarbiyah memiliki empat program studi yaitu: 1. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) 2. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 3. Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) 4. Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). b. Jurusan Syari’ah Jurusan
syari’ah
berfungsi
untuk
menyelenggarakan
pendidikan akademik dan profisional, yang bertujuan untuk membentuk Sarjana Hukum Islam, yang memiliki keahlian dalam bidang hokum Islam maupun hokum positif dengan keahlian khusus
66
dalam bidang Ahwal al-Syakhshiyyah (peradilan agama). gelar kesarjanaan yang diperoleh adalah S.HI. Program D.III dengan konsentrasi Keuangan dan Perbankan Islam
menyelenggarakan
pendidikan
professional
bertujuan
membentuk ahli madya yang memiliki keahlian dalam bidaang managemen dan akuntansi keuangan baik di lembaga keuangan maupun perbankan. Gelar sarjana yang di peroleh adalah A.Md. Jurusan Syari’ah memiliki dua program studi, yaitu: 1. Program S-I, program Studi Ahwal Al-Syahshiyyah (Peradilan Agama). 2. Program D.III, Program Studi Perbankan Syari’ah (PS).
6. Sarana Prasarana Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sarana dan fasilitas yang dimiliki dan dipergunakan dalam rangka pelaksanaaan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di kampus, sarana dan prasarana merupakan factor yang sangat menunjang dan merupakan syarat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Tanpa sarana yang memadai proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik apabila tidak dilengkapi dengan sarana serta prasarana yang baik pula. Semakin lengkap dan bermutunya sarana serta prasarana suatu lembaga pendidikan semakin lancar pula proses belajar mengajar di lembaga pendidkan.
67
Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh STAIN Salatiga antara lain : Sarana Gedung Gedung
perkuliahan,
Gedung
perpustakaan,
Gedung
serba
guna
(auditorium), Gedung laburaturium, Tempat ibadah, Gedung perkantoran, Ruang gudan, Dapur dan lain-lain. Fasilitas lain seperti : mobil dinas, mebelair, warnet dan lain-lain.
7. Fasilitas Internet Dewasa ini, internet telah banyak dimanfaatkan di bidang pendidikan. Melalui internet, kalangan universitas dan pusat riset mahasiswa di pusat pemerintah saling berkoneksi sebagai jaringan komputer nasional. Mahasiswa, dosen, dan karyawan menggunakan internet untuk berkomunikasi melalui surat
elektronik (e-mail). Pada
hakekatnya internet bukan sekedar kumpulan kabel dan komputer. Internet adalah komunitas global dari orang-orang yang berbasis informasi. Jaringan internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global. Akses internet oleh para pengguna semakin disenangi. Dari beberapa kemudahan fasilitas yang ditawarkannya, internet ini sangat memungkinkan untuk mengadakan dan mengikuti kuliah jarak jauh (long
68
learn distance) kursus-kursus, pelatiahan jarak jauh, diskusi dengan para ahli, dan aktivitas lain yang mendukung (Finanto, dkk., 1993). Kehadiran internet telah mengubah paradigma bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan. Sebelum internet berkembang, pengetahuan pada umumnya didapat melalui koran, majalah, radio, buku, dan juga di bangku
sekolah.
Dengan
hadirnya
media
internet,
keterbatasan-
keterbatasan media lainnya diharapkan mampu diatasi oleh internet. Seiring
dengan
perubahan
paradigma
pembelajaran,
maka
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tuga akhir. Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam pembelajaran hendaknya memberi dorongan serta menciptakan kondisi agar mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru melalui pemanfaatan teknologi internet. Fasilitas internet yang ada di kampus STAIN Salatiga sangatlah minim sekali, akan tetapi dengan adanya layanan hotspot di kampus STAIN Salatiga membantu mahasiswa untuk menggunakan internet sebagai sumber belajar. Mayoritas mahasiswa STAIN Salatiga telah
69
menggunakan internet sebagai sumber belajar sehingga intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa STAIN Salatiga sangat tinggi. Sehingga memudahkan mahasiswa untuk menyelesaikan tugas kuliah maupun tugas akhir. Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat meningkatkan pengetahuan, berbagi sumber diantara rekan sejawat, bekerjasama
dengan
pengajar
di
luar
negeri,
kesempatan
mempublikasikan informasi secara langsung, mengatur komunikasi secara teratur, dan berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid/mahasiswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka, dan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Belajar merupakan tingkah laku untuk mencapai tujuan dan tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang. Untuk prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga baik sekali. Untuk mewujudkan agar mahasiswa mendapat prestasi yang optimal, maka perlu adanya sumber belajar yang mendukung kepada adanya keinginan dan dorongan untuk belajar, sehingga mahasiswa tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua jenis, yaitu yang bersumber dari diri manusia (faktor internal), dan faktor yang bersumber dari luar manusia
70
(faktor eksternal). Untuk itu salah satu faktor eksternal yang harus diperhatikan adalah pemanfaatan sumber belajar yang tepat bagi mahasiswa untuk memudahkan dalam memahami pelajaran. Pemanfaatan sumber belajar berupa internet dapat membangkitkan para mahasiswa untuk belajar mandiri dengan lebih baik. Hasil penelitian yang penulis peroleh yaitu menunjukkan adanya pengaruh intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga. Oleh karena itu, semakin tinggi intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar maka semakin tinggi prestasi akademik mahasiswa.
B. Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden TABEL II DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Nama Responden
12
MS
1
IM
13
AT
2
MF
14
KR
FU
15
YM
4
AW
16
TA
5
DN
17
MZ
6
NH
18
IN
7
ZL
19
FH
8
SN
20
SU
9
AJ
21
OF
10
WD
22
YR
11
AK
71
2. Hasil Jawaban Angket TEBEL III INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA No Resp
Alternatif Jawaban Item
Bobot Nilai Jawaban Tiap Item
Jumlah
1
A 4
B 10
C 1
A 12
B 20
C 1
33
2
4
10
1
12
20
1
33
3
4
11
-
12
22
-
34
4
4
8
3
12
16
3
31
5
5
6
4
15
12
4
31
6
2
10
3
6
20
3
29
7
4
7
4
12
14
4
30
8
4
7
4
12
14
4
30
9
4
11
-
12
22
-
34
10
5
6
4
15
12
4
31
11
3
8
4
9
16
4
29
12
5
7
3
15
14
3
32
13
5
6
4
15
12
4
31
14
2
10
3
6
20
3
29
15
5
7
3
15
14
3
32
16
4
10
1
12
20
1
33
17
2
10
3
6
20
3
29
18
5
6
4
15
12
4
31
19
4
10
1
12
20
1
33
20
5
6
4
15
12
4
31
21
5
7
3
15
14
3
32
22
4
11
-
12
22
-
34
72
TABEL IV KLASIFIKASI NILAI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA NO
RESPONDEN
NILAI
NOMINASI
1
IM
3.25
B
2
MF
2.60
C
3
FU
3.31
B
4
AW
1.80
D
5
DN
1.90
D
6
NH
2.25
C
7
ZL
1.90
D
8
SN
2.60
C
9
AJ
2.90
C
10
WD
3.20
B
11
AK
2.25
C
12
MS
2.45
C
13
AT
3.10
B
14
KR
2.25
C
15
YM
2.45
C
16
TA
2.80
C
17
MZ
1.90
D
18
IN
1.70
D
19
FH
2.90
C
20
SU
3.01
B
21
OF
2.40
C
22
YR
3.14
B
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis melakukan analisis terhadap data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan, sebagaimana yang telah termuat pada Bab I. untuk memudahkan dalam menganalisis, maka diikuti tahap-tahap yang lazim, sehingga penelitian berjalan dengan benar sesuai dengan jenis data yang diteliti. Pada bab ini terdapat dua langkah analisis yaitu analisis pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui variasi nilai variabel X dan variabel Y. pada tahap ini rumus yang digunakan adalah rumus persentase, adapun analisis lanjut yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi, rumus yang digunakan adalah product moment. A. Analisis pendahuluan 1. Analisis ini untuk mengetahui variasi nilai intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar. Langkah-langkahnya yaitu: a. Memberi skor jawaban angket pada masing-masing respon dengan ketentuan: 1) Memberi nilai 3 untuk jawaban A 2) Memberi nilai 2 untuk jawaban B 3) Memberi nilai 1 intuk jawaban C
73
74
Berdasarkan ketentuan di atas dihasilkan nilai sebagai berikut: TABEL IV DAFTAR SKOR TENTANG INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR No
Alternative Jawaban
Bobot Nilai Jawaban
Resp
Item
Tiap Item
Jumlah
A
B
C
A
B
C
1
4
10
1
12
20
1
33
2
4
10
1
12
20
1
33
3
4
11
-
12
22
-
34
4
4
8
3
12
16
3
31
5
5
6
4
15
12
4
31
6
2
10
3
6
20
3
29
7
4
7
4
12
14
4
30
8
4
7
4
12
14
4
30
9
4
11
-
12
22
-
34
10
5
6
4
15
12
4
31
11
3
8
4
9
16
4
29
12
5
7
3
15
14
3
32
13
5
6
4
15
12
4
31
14
2
10
3
6
20
3
29
15
5
7
3
15
14
3
32
16
4
10
1
12
20
I
33
17
2
10
3
6
20
3
29
18
5
6
4
15
12
4
31
19
4
10
1
12
20
1
33
20
5
6
4
15
12
4
31
21
5
7
3
15
14
3
32
22
4
11
-
12
22
-
34
75
b) Menentukan lebar interval nilai, caranya: 1) Menentukan nilai riil tertinggi, yaitu = 34 2) Menentukan nilai riil terendah, yaitu = 29 3) Menentukan jumlah interval (tinggi, rendah, sedang), k = 3 4) Memasukkan dalam rumus penentuan interval (i)
I= = =
R (nilai tertinggi - nilai terendah) + 1 k (34 – 29) + 1 3 2
Jadi lebar interval kelasnya adalah 2
c) Mengklasifikasikan nilai responden dengan berpedoman lebar interval dalam tiga tingkatan kategori, yaitu: 1) Nilai 33-34 masuk dalam kategori (A) maknanya tinggi. 2) Nilai 31-32 masuk dalam kategori (B) maknanya sedang. 3) Nilai 29-30 ,masuk dalam kategori (C) maknanya rendah.
76
Hasil dapat dilihat secara rinci dalam table berikut: TABEL V KLASIFIKASI NILAI INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR No
Nama Responden
Jumlah
Nominasi
1
IM
33
A
2
MF
33
A
3
FU
34
A
4
AW
31
B
5
DN
31
B
6
NH
29
C
7
ZL
30
C
8
SN
30
C
9
AJ
34
A
10
WD
31
B
11
AK
29
C
12
MS
32
B
13
AT
31
B
14
KR
29
C
15
YM
32
B
16
TA
33
A
17
MZ
29
C
18
IN
31
B
19
FH
33
A
20
SU
31
B
21
OF
32
B
22
YR
34
A
77
d) Mencari banyaknya individu dalam tiga tingkatan kategori, yaitu: 1) Tingkatan kategori A sejumlah 7 responden. 2) Tingkatan sedang B sejumlah 9 responden. 3) Tingkatan rendah C sejumlah 6 responden. Kemudian, mencari persentase pada tiap tingkatan dengan menguraikan rumus sebagai berikut: P=
F × 100% N
Keterangan : P = Prosentase. F = Frekuensi. N =Jumlah Total Sampel. Setelah dilakukan perhitungan, maka intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Ketentuan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar pada kategori tinggi sebanyak 7 responden = 7 / 22 X 100% = 31.81 % b. Ketentuan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar pada kategori sedang sebanyak 9 responden = 9 / 22 X 100% = 40.90% c. Ketentuan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar pada kategori rendah sebanyak 6 responden = 6 / 22 X 100% = 27.27%
78
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan table sebagai berikut: TABEL VI PERBANDINGAN FREKUENSI NOMINASI NILAI INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PERSENTASE
1
Tinggi
33-34
7
31.81 %
2
Sedang
31-32
9
40.90 %
3
Rendah
29-30
6
27.27 %
22
99.98 %
Jumlah
Sesuai dengan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar yang berada pada taraf tinggi sebesar 31.81%, taraf sedang sebesar 40.90%, dan taraf rendah sebesar 27.27% dari 22 responden. 2. Mengklasifikasikan nilai responden dengan pedoman pada skala sebagai berikut: a.
Skala 85-100 dengan angka 4.0 nilai A
b.
Skala 70-84 dengan angka 3.0-3.9 nilai B
c.
Skala 63-69 dengan angka 2.3-2.9 nilai C
d.
Skala 45-62 dengan angka 1.0-2.2 nilai D
e.
Skala 0-44 dengan angka 0.0 nilai E.
79
TABEL VII KLASIFIKASI NILAI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA NO
RESPONDEN
NILAI
NOMINASI
1
IM
3.25
B
2
MF
2.60
C
3
FU
3.31
B
4
AW
1.80
D
5
DN
1.90
D
6
NH
2.25
C
7
ZL
1.90
D
8
SN
2.60
C
9
AJ
2.90
C
10
WD
3.20
B
11
AK
2.25
C
12
MS
2.45
C
13
AT
3.10
B
14
KR
2.25
C
15
YM
2.45
C
16
TA
2.80
C
17
MZ
1.90
D
18
IN
1.70
D
19
FH
2.90
C
20
SU
3.01
B
21
OF
2.40
C
22
YR
3.14
B
80
Kemudian mencari banyaknya individu dalam kategori: 1) Kategori B sejumlah 6 responden 2) Kategori C sejumlah 11 responden 3) Kategori D sejumlah 5 responden Selain itu, mencari presentase pada tiap kategori dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=
F × 100% N
Keterangan : P = Prosentase. F = Frekuensi. N =Jumlah Total Sampel. Setelah dilakukan perhitungan, maka kategori prestasi belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Prestasi belajar pada kategori B sebanyak 6 responden 6/22 X 100% = 27.27% b. Prestasi belajar pada kategori C sebanyak 11 responden 11/22 X 100% = 50% c. Prestasi belajar pada kategori D sebanyak 5 responden 5/22 X 100% = 22.72%
81
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut: TABEL VIII PERBANDINGAN FREKUENSI NOMINASI NILAI PRESTASI NO
KATEGORI
SKALA
FREKUENSI
PERSENTASE
1
B
3.0-3.9
6
27.27 %
2
C
2.0-2.9
11
50 %
3
D
1.0-1.9
5
22.72 %
22
99.99%
Jumlah
Sesuai dengan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestari belajar mahasiswa PAI angkatan 2007 yang berada pada kategori B sebesar 27.27%, kategori C sebesar 50% dan kategori D sebesar 22.72%. B. Analisis lanjut / analisis uji hipotesis Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga. Maka penulis menggunakan teknik korelasi product moment untuk menganalisisnya. Langkah-langkahnya yaitu: 1. Membuat tabel persiapan atau tabel kerja Rumus: rxy =
N. ∑XY – (∑X) (∑Y) √{(N.∑X² – (∑X)²)(N.∑Y² – (∑Y)²)}
82
Keterangan : rxy = Koefesien korelasi antara x dan y. X
= Variabel intensitas penggunaan internet sebagai sunber belajar.
Y
= Variabel prestasi akademik mahasiswa.
N
= Jumlah responden.
X² = Hasil kuadrat variabel x. Y² = Hasil kuadrat variabel y. XY = Produk x-y, atau perkalian antara x dan y. ∑
= Jumlah.
TABEL IX TABEL KERJA PRODUCT MOMENT PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN PRESTASI MAHASISWA PAI STAIN SALATIGA No
X
Y
X2
Y2
XY
1
33
3.25
1089
10,5625
107,25
2
33
2.60
1089
6,76
85,8
3
34
3.31
1156
10,9561
112,54
4
31
1.80
961
3,24
55,8
5
31
1.90
961
3,61
58,9
6
29
2.25
841
5,0625
65,25
7
30
1.90
900
3,61
57
8
30
2.60
900
6,76
78
9
34
2.90
1156
8,41
98,6
10
31
3.20
961
10,24
99,2
11
29
2.25
841
5,0625
65,25
83
12
32
2.45
1024
6,0025
78,4
13
31
3.10
961
9,61
96,1
14
29
2.25
841
5,0625
65,25
15
32
2.45
1024
6,025
78,4
16
33
2.80
1089
7,84
92,4
17
29
1.90
481
3,61
55,1
18
31
1.70
961
2,89
52,7
19
33
2.90
1089
8,41
95,7
20
31
3.01
961
9,0601
93,31
21
32
2.40
1024
5,76
76,8
22
34
3.14
1156
9,8596
106,76
Jadi pada tabel diatas dapat diketahui bahwa : ΣX
=692
Σ Y²
ΣY
=56,06
Σ XY =1774,51
Σ X²
=21826
N
= 148,40
= 22
Maka hasil hitung dari data tersebut adalah sebagai berikut : rxy =
N. ∑XY – (∑X) (∑Y) √{(N.∑X² – (∑X)²)(N.∑Y² – (∑Y)²)}
=
22 . 1774,51 – (692) (56,06) √{(22 . 21826 – (692)2)(22 . 148,40 – (56,06)2)}
=
39039,22– 38793,53 √ {(480172 – 478864)(3264,87 – 3142,72)}
84
=
245, 69 √ {(1308)(122,15)}
=
245, 69 √ 159772,2
=
245,69 399,72 =
0,615
Dari perhitungan data dengan menggunakan teknik product moment di atas rxy berada di atas diketahui bahwa r observasi sebesar 0,615 dimana rxy berada di atas tabel signifikansi 1% sebesar 0.537 dan taraf signifikansi 5% sebasar 0.423. untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut: TABEL X NILAI PRODUCT MOMENT UNTUK N=22
N 22
TARAF SIGNIFIKANSI 5%
1%
0.423
0.537
Sebelum hasil di atas di simpulkan, maka perlu untuk mengetahui kriteria penyajian hipotesis tersebut :
85
•
Apabila rxy < r tabel, maka Ho diterima atau tidak ditolak.
•
Apabila rxy > r tabel, maka Ho ditolak atau diterima.
Keterangan: Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y Dengan demikian, ternyata rxy > r tabel yaitu 0.615 >0.423 dan 0.537 maka hipotesis nihil Ho ditolak, berarti hipotesis yang penulis ajukan Ha dapat diterima kebenarannya. Artinya, dalam hal ini menunjukkan adanya pengaruh intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga. Namun, dalam penelitian ini terjadi korelasi karena terlalu sedikit sampel yang di ambil dan secara kebetulan responden yang di ambil banyak yang IP(nilai akademiknya) rendah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, dapat disimpulakan sebagai berikut: 1. Bahwa intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Kategori tinggi sebesar 31.81% kategori sedang sebesar 40.90%dan kategori rendah sebesar 27.27%. 2. Bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga ada tiga kategori yaitu kategori B, C dan D. Kategori B terdapat 27.27%, kategori C terdapat 50% dan kategori D terdapat 22.72%. Dari data tersebut dapat digambarkan bahwa prestasi belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga adalah kategori C. 3. Berdasarkan analisis lanjut untuk mencari jawaban dari hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi belajar. Dengan demikian, ternyata rxy > r tabel yaitu 0.615 >0.423 dan 0.537 maka hipotesis nihil Ho ditolak, berarti hipotesis yang penulis ajukan Ha dapat diterima kebenarannya. Artinya, dalam hal ini menunjukkan adanya pengaruh intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga. Akan tetapi dalam penelitian ini terjadinya korelasi karena terlalu sedikit sampel yang di ambil dan
86
87
secara kebetulan responden yang di ambil banyak yang IP(nilai akademiknya) rendah. 4. Untuk mewujudkan agar mahasiswa mendapat prestasi yang optimal, maka perlu adanya sumber belajar yang mendukung kepada adanya keinginan dan dorongan untuk belajar, sehingga mahasiswa tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, demi perbaikan dan kesempurnaan untuk memajukan serta meningkatkan pemanfaan sumber belajar maka: 1. Bagi lembaga STAIN Salatiga, sebaiknya menambah fasilitas yaitu komputer yang digunakan untuk internet dan menambahkan waktu penggunaan internet. 2. Bagi dosen, sebaiknya memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk meningkatkan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar agar mempunyai pengetahuan yang luas. 3. Bagi
mahasiswa,
sebaiknya
memiliki
keterampilan
dalam
menggunakan internet sebagai sumber belajar serta memiliki motivasi tersendiri untuk meningkatkan penggunaan internet sebagai sumber belajar.
88
C. Kata Penutup Dengan mengharap ridho Allah SWT, penulis panjatkan puji syukur Alhamdulillahirobbil Alamin karena berkat Rahmat serta Pertolongan-Nya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini dapat terwujud juga karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan harapan semoga amal kebaikanya diterima dan dibalas di sisi Allah SWT dengan balasan yang lebih baik, Amin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun demi kebaikan penulis. Penulis juga berharap agar skripsi ini memberi manfaat bagi para pembaca dan tentunya bagi pihak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa selalu bersama dan meridhoi setiap amal dan niat baik kita, serta senantiasa melindungi dan memberi petunjuk setiap langkah-langkah kita, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Afifudin, et, al, Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, Sekitar Manusia dalam Situasi Proses Belajar Mengajar, Harapan Massa, Solo, 1981. Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo, Cipta, Jakarta, 1991.
Psikologi Belajar, Rineka
Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, Rineka Cipta, Jakarta, 1991. Andhika, (2005), Apa itu Internet ? (www.andhika.com), diambil 25 April 2009. Anonim, (2005), diambil 24 April 2009.
Kamus
Istilah
Internet.(www.wikipedia.com),
Anonim, (2005). Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia. www.jurnal-kopertis4.org, diambil 24 April 2009. Arifin, Zainal, Evaluasi Instruksiona, (prinsip, Teknik, prosedur), CV Remadja Karya, 1988. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2007. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga Tahun Akademik 2007 / 2008. Bustalim, Analisis Prestasi Belajar Remedial, Bandung, 2004. Departemen AgamaRI, Al-Qur”An dan Terjemah, Kitab Al Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang, 1999. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid 1 fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983. Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2001. Hamalik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Bandung, 1990.
Tarsito,
Hasan, Chalijah, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas, Surabaya, 1994. Mangkoesapoetro, Arif A., (2004), Pemanfaatan Media Massa Sebagai SumberPembelajaran IPS Di Tingkat Persekolahan, (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html), diambil 27 April 2009. Marsell Ruben Payong, (2005), (www.kompas.com), Diambil 24 April 2009.
Good
Bye
Teacher,
Nasution, S., Metode Research(Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta, 1996. Purwadarmito, W.J.S., Kamus Umum ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2006.
Bahasa Indonesia cetakan
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1987. Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaliasi Pengajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bndung, 2002. Rechdalle, Philip, (2005), (www.pendidikan.net), Diambil 24 April 2009.
Internet
dan
Pendidikan,
Sardiman, Interaksi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Schenck, J., Building Memory Bank, http//www.ciconline.org, diambil 27 April 2009. Slameto, Westy, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991. Soekarwati, Prospek Pembelajaran Melalui Internet, Makalah disampaikan pada Seminar e-learning yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002 PT Rajawali Press, Jakarta, 2002, (http://www.wordpress.com, 16/05/2009) Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1998. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, 1990.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Syaodih, Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007. Tam. M., Constructivism, instructional Design, and Tecnilogy: Implication for Transforming Distance Learning, Educational Technology, volume 3, Number 2,2000. Usman, Muh User, Lilies Setiyawati, Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993.