Pendidikan Karakter Mandiri …. (Eki Dwi Larasati) 381
PENDIDIKAN KARAKTER MANDIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR INDEPENDENT CHARACTER EDUCATON THROUGH SCOUT EXTRACURICULLAR ACTIVITIES AT ELEMENTARY SCHOOL Oleh: Eki Dwi Larasati, PGSD, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDIT Al-Muhajirin beserta faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas III, IV and V, pembina pramuka dan siswa kelas III, IV, dan V sebagai anggota pramuka. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik dan crosscheck. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai karakter kemandirian yang ditanamkan adalah sikap disiplin, tidak berganantung pada orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif dan mampu mengambil keputusan, dan bertanggung jawab (2) Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dalam mewujudkan pendidikan karakter mandiri pada siswa SDIT AlMuhajirin dilakukan melalui (a) kegiatan latihan rutin pramuka, (b) kegiatan berkemah, (c) Lomba Tingkat, dan (d) jambore. Strategi yang digunakan adalah strategi pemanduan (cheerleading), strategi pujian dan hadiah (praiseand-reward), strategi definisikan dan latihkan (define-and-drill) dan strategi penegakan disiplin (forced formality). Dalam hal ini sudah sampai pada tahap moral doing tetapi belum tercapai secara maksimal karena tidak semua siswa mempraktikkan nilai karakter mandiri itu di dalam perilakunya sehari-hari. (3) Faktor yang mendukung yaitu adanya keingian dan kesadaran dari diri siswa, serta adanya support dari wali kelas, guru dan orang tua . (4) Faktor penghambatnya yaitu diri siswa sendiri yang terbiasa dengan kebiasaan buruk serta pengaruh buruk dari kondisi perlakuan orang tua dan lingkungan sekitar seperti teman sebaya dan lain-lain. Kata kunci: ekstrakurikuler, pramuka, pendidikan karakter, mandiri, siswa Abstract This research aims to describe the independent character education through scout extracurricular activities at Islamic Integrated Elementary School Al-Muhajirin along the supporting and inhibiting factors. This research is a qualitative descriptive study. The subjects were head master, classroom teacher of grade III, IV, and V scoutmaster and students of grade III, IV, and V as members of the scout. Collecting data used interviews, observation and documentation. Data were analyzed with data reduction, data display, and conclusion. Mechanical examination of the validity of data using a triangulation of sources and techniques. The results showed that: (1) Independence character values that was embedded were discipline character, not depend to the others, courage, confidence, solution-based and capable of taking decisions, and responsible (2) Extracurricular activities Scouts in realizing the independent character education to students of SDIT Al-Muhajirin done through (a) activity exercise routine scout, (b) activities of camping, (c) The level of competition, and (d) jamboree. The strategy used is the strategy of scouting (cheerleading), praise and reward strategy, define strategies and exercises (define-and-drill) and discipline enforcement strategy (forced formality). In this case has reached the stage of moral doing but have not yet achieved its full potential since not all students practice the self-sustaining character values in everyday behavior. (3) Factors that support namely their desireand awareness of self-esteem, as well as their support of classroom teacher, teachers and parents. (4) the inhibiting factor is the students themselves who are accustomed to bad habits and bad influence on the conditions of treatment of parents and the surrounding environment such as peers and others. Keywords: extracurricular, scout, character education, independent, student
PENDAHULUAN Pendidikan karakter merupakan program
moral, dan perilaku moral. Ketiga hal ini diperlukan untuk mengarahkan suatu kehidupan
kementrian Pendidikan Nasional yang sedang
moral.
Dengan
begitu
gencar dijalankan . Menurut Thomas Lickona
karakter
(2012:81) karakter memiliki tiga bagian yang
karakter yang benar, dan kemudian melakukan
berhubungan yaitu pengetahuan moral, perasaan
karakter yang benar.
yang benar,
anak sangat
dapat menilai peduli
dengan
382 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017
Dalam beberapa
pendidikan
nilai-nilai
dikembangkan
karakter
karakter
di
antaranya
terdapat
yang
harus
adalah
nilai
kepada
pembentukan
kemandirian
siswa.
Pramuka di sekolah ini sering mengukir prestasi yang
memuaskan
setiap
tahunnya.
Hal
ini
religius, jujur, bertanggung jawab, bergaya
tentunya mendukung dalam penanaman nilai
hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri,
karakter
berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif
Bahwa pramuka dapat membantu membentuk
dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu,
karakter mandiri pada siswa.
sadar diri, patuh pada aturan sosial, respek, santun,
demokratis,
pluralis,
cerdas,
berani
ekologis,
suka
mengambil
nasionalis,
menolong,
risiko
tangguh, berorientsi
dan
mandiri
seperti
yang
dikehendaki.
Bahkan menurut hasil wawancara dengan tiga pembina pramuka dan wali kelas III, IV dan V di
SDIT
Al-Muhajirin pramuka
kegiatan
menyatakan
dapat
dan
bahwa berhasil
tindakan. Dari semua nilai karakter yang telah
menanamkan nilai-nilai karakter mandiri secara
disebutkan, salah satu nilainya adalah nilai
bertahap. Melalui berbagai macam kegiatan yang
karakter mandiri. Mandiri didefinisikan sebagai
sudah direncanakan misalnya seperti kegiatan
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
latihan rutin yang dilaksanakan setiap minggunya
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
selama kurang lebih 2 jam tepatnya pada hari
tugas
Sabtu
(Kemendiknas,
2010).
Kemandirian
pukul
07.00-09.00
berkemah
salah satunya dapat dilihat dari perilakunya.
pangkalan gudep setiap tahunnya, Lomba Tingkat
Dengan begitu orang yang memiliki usia lebih
pada berbagai jenjang tingkatan dan Jambore.
dewasa belum tentu memiliki kemandirian.
Pramuka di sekolah ini juga sering mengukir
Akan tetapi pendidikan karakter dikatakan
prestasi yang memuaskan setiap tahunnya baik di
berhasil
karakter
tingkat Kwartir Ranting (Kecamatan) maupun
tersebut semuanya telah dimiliki oleh para
Kwartir Cabang (Kabupaten), bahkan sempat
siswanya.
mewakili Kwarcab dalam Lomba Tingkat III
kesemua
nilai-nilai
rutin
kegiatan
seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi
jika
yang
WIB,
diselenggarakan
pada
Salah satu upaya untuk menanamkan
pada tingkat Kwartir Daerah (Provinsi) dalam hal
nilai karakter mandiri selain mengintegrasikan
ini tingkat Kedu, Hal ini tentunya mendukung
melalui kegiatan belajar mengajar adalah melalui
keberhasilan pendidikan karakter mandiri karena
kegiatan
satu
pelaksanaan kegiatan pramuka yang dilaksanakan
ekstrakurikuler tersebut adalah pramuka yang
menuntut siswa untuk bersikap mandiri telah
digalakkan di berbagai jenjang sekolah sebab
memiliki pencapaian yang baik atau mencapai
tujuan kegiatan kepramukaan sejalan dengan
tujuan yang dikehendaki.
ekstrakurikuler.
Salah
tujuan pendidikan karakter .
Di harapkan dengan rutinnya mengikuti
Adapun upaya yang telah dilakukan oleh
sekolah
mengoptimalkan
tersebut
adalah
dengan
kegiatan-kegiatan
diluar
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka siswa dapat lebih mandiri dari sebelumnya. Serta diharapkan apabila
semakin
berprestasi
dalam
bidang
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti halnya
kepramukaan, nilai karakter mandiri semakin
merutinkan latihan Pramuka yang mengarah
melekat pada diri siswanya.
Pendidikan Karakter Mandiri …. (Eki Dwi Larasati) 383
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
kabupaten Magelang.
melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter
Mandiri
Ekstakurikuler Muhajirin”.
Melalui
Pramuka
Dari
hal
di itu
Kegiatan SDIT
maka
Al-
rumusan
masalahnya adalah (1) Bagaimana Pendidikan Karakter
Mandiri
Ekstrakurikuler
Melalui
Pramuka
di
Kegiatan SDIT
Al-
Muhajirin? (2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan pramuka? Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas III, IV dan V, pembina pramuka dan siswa kelas III, IV, V yang ada di SDIT Al-Muhajirin sebagai anggota pramuka. Teknik Pengumpulan Data Teknik digunakan
pengumpulan
adalah
data
observasi,
yang
wawancara
semistruktur, dan studi dokumentasi berupa foto secara langsung maupun dari dokumen sekolah.
pendidikan karakter mandiri melalui kegiatan ekstrakurikuler
pramuka
di
SDIT
Al-
Muhajirin serta faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.
satu
alternatif
untuk
menganalisis
Untuk terkumpul,
Manfaat penelitian ini yaitu (1) Sebagai salah
Teknik Analisis Data
peneliti
data
yang
menggunakan
analisis
deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh lalu
mewujudkan
dianalisis melalui reduksi data, display data, dan
Pendidikan Karakter Mandiri melalui kegiatan
penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan
ekstrakurikuler Kepramukaan. (2) Mengasah
data digunakan triangulasi sumber dan teknik
kemampuan dalam mengkaji dan menganalisis
serta crosscheck.
permasalahan yang ada secara lebih dalam. (3) bahan kajian dan
Sebagai
masukan bagi
pembina pramuka sebagai implementer dalam mengoptimalkan
pelaksanaan
kegiatan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pendidikan Karakter
Mandiri
Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka. Adapun beberapa kegiatan pramuka yang
ekstrakurikuler Pramuka.
berperan
dalam
METODE PENELITIAN
karakter
mandiri
Jenis Penelitian
Muhajirin diantaranya adalah kegiatan a)
Jenis penelitian ini
menggunakan
latihan
rutin,
b)
mewujudkan pada
pendidikan
siswa SDIT
kegiatan
Al-
berkemah,
c)
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
kegiatan lomba tingkat dan
deskriptif.
d) kegiatan jambore. Berikut akan dibahas nilai karakter yang ditanamkan, strategi dan
Waktu dan Tempat Penelitian
tahapan pendidikan karakter mandiri dalam
Waktu penelitian berlangsung pada bulan Juli - September 2016. Penelitian ini dilaksanakan
di
SDIT
Al-Muhajirin
yang
terletak di Jenawi, Krogowanan, Sawangan
kegiatan-
keiatan
pramuka
secara
lebih
terperinci. a. Nilai
Karakter
Ditanamkan
Mandiri
Melalui
Yang Kegiatan
384 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017
Ekstrakurikuler Pramuka
dengan permasalahan ataupun tugas yang
1) Kegiatan latihan rutin
diberikan,
selalu
membangung
Nilai-nilai mandiri pada kegiatan
kepercayaan dirinya sendiri bahwa dirinya
latihan rutin tersebut sesuai dengan ciri-
sanggup dan mampu menjalakan tugas,
ciri
dan mengenal kemampuan dirinya sendiri.
individu
pendapat
yang
mandiri
Antonius
menurut
(2002:145)
dan
Dari
beberapa
nilai
memenuhi dua indikator mandiri menurut
tersebut
steinberg
dalam karakter mandiri menurut Paul
(dalam
yusuf,
2001)
telah
karakter mandiri
diantaranya adalah memiliki kemampuan
Suparno
untuk
(2007:40).
mengambil
keputusan
tanpa
campur tangan orang lain (changes in
percaya
diri
keputusan (self
dalam
mandiri
mengambil
reliance in decision
rutin
pramuka
anggota
menerapkan
berperan dalam mewujudkan pendidikan
yang
yang
juga
dijadikan
sebagai tolok ukur sejauh mana siswa
sangat
karakter mandiri dikarenakan intensitas
aspek
Megawangi
berkemah
kegiatan
sebagai
Latihan
Ratna
kegiatan
merupakan
making).
waktu
dalam
tiga
Selain menanamkan nilai karakter
decision making abilities) dan memiliki rasa
memenuhi
pramuka
telah
kemandirian
dalam
kesehariannya. 3)
Lomba Tingkat
cukup lama dan rutin
Adapun
nilai-nilai
karakter
dilaksanakan setiap minggunya sehingga
mandiri yang ditanamkan pada kegiatan
kegiatan latihan rutin dapat dijadikan
Lomba
sebagai
memiliki cita-cita agar menjadi regu
kegiatan
yang
dapat
dilihat
tingkat
diantaranya
adalah
progressnya dari setiap pertemuan. Dalam
terbaik,
kegiatan
apapun untuk menunjukkan yang terbaik,
ini
pembina
materi-materi
menyampaikan
kepramukaan
yang
memanfaatkan
percaya
diri
sendiri,
kesempatan
berusaha
keras
diintegrasikan dengan menanamkan nilai
untuk
karakter mandiri.
menggunakan kesiapan pengetahuan dan
2) Kegiatan berkemah
keterampilan kepramukaan yang telah
.
Dalam
pelaksanaannya
di
meraih
dipelajari.
sukses
Nilai-nilai
tersebut
dengan
sesuai
Gudep pangkalan SDIT Al-Muhajirin
dengan pendapatnya Tabrani (2003:67-
kegiatan berkemah
69) tentang cirri-ciri anak yang memiliki
halnya
dilakukan
seperti
Persami (Perkemahan Sabtu
Minggu), Perkajum (Perkemahan Kamis Jum’at) dan Kost Country. nilai-nilai
mandiri yang
ditanamkan
diantaranya
4) Jambore
Adapun
Adapun
berkemah
kepribadian mandiri.
karakter pada
adalah
nilai-nilai
karakter
mandiri yang ditanamkan pada kegiatan
saat
jambore
ini diantaranya
adalah rasa
berani
percaya
diri,
mengerjakan
mengambil keputusan saat dihadapkan
mampu
Pendidikan Karakter Mandiri …. (Eki Dwi Larasati) 385
pekerjaan secara individu, menguasai
anggota
keahlian dan keterampilan, bertanggung
pramuka agar terbiasa hidup
jawab, disiplin memiliki cita-cita dan
dan
selalu
permainan
memanfaatkan
kesempatan
pramuka,
rapi,
mendidik
anggota bersih
memberikan permainanyang
menarik
dan
dapat
sebagai peluang-peluang baik yang bisa
membentuk
dimanfaatkan.
pramuka, memberikan pilihan kepada
Nilai-nilai
karakter
kemandirian
mandiri tersebut sesua dengan cirri-ciri
anggota
minat
yang
individu
dikehendakinya, membiasakan
anggota
mandiri
menurut
Antonius
(2002:145) dan Tabrani (2003:67-69).
sesuai
anggota
pramuka berperilaku sesuai dengan tata krama yang ada, memotivasi para anggota
b. Strategi
yang
untuk
dan memberikan pujian ataupun reward
Karakter
sebagai apresiasi kepada anggota yang
Digunakan
Menanamkan
Pendidikan
Mandiri Melalui Kegiatan Estrakurikuler
berhak
Pramuka
yang digunakan tersebut sesuai dengan
1) Latihan Rutin
pendapat Herman Holsten (1984:38).
Pembina menggunakan strategi yang mampu mengembangkan
kemandirian
menerimanya.
Strategi-strategi
3) Lomba Tingkat
Dalam hal ini adalah strategi yang
dalam kegiatan latihan rutin diantaranya
digunakan
adalah memberikan pemahaman positif
pendidikan karakter mandiri khususnya
kepada
dengan
pada saat lomba Tingkat diantaranya
memberikan kepercayaan dan tanggung
adalah kedisiplinan, pemanduan, pujian
jawab,
dan hadiah, serta memberikan permainan
anggota
pramuka
memberikan permainan yang
beragam,
membiasakan
untuk
menanamkan
anggota
yang dapat
dengan
anak. Strategi yang digunakan tersebut
memotivasi
sesuai dengan tiga dari lima strategi
anggota pramuka agar tidak malas-
menurut pendapat Whitley, 2007 (dalam
malasan, memberikan pujian terhadap
samani 2013) dan sesuai dengan salah
hasil yang dicapai anggota pramuka
satu strategi menurut pendapat Herman
serta mengadakan program parenting
Holsten (1984:38).
pramuka
berperilaku
aturan
kepramukaan,
dengan
selalu
sesuai
berkoordinasi
orang tua. Strategi yang tersebut
sesuai
dengan
dengan
4) Jambore
Tentunya jurnal teknis yang dibuat
pendapat
dilengkapi dengan strategi yang matang agar anggota mampu mencapai indikator yang
2) Kegiatan Berkemah
yang
kemandirian
digunakan
Hermann Holsten (1984:38).
Strategi
membentuk
digunakan
dikehendaki
tanpa
mengalami
pada
kesulitan yang berarti. Adapun strategi
kegiatan berkemah diantaranya adalah
yang digunakan pada saat jambore,
memberikan pemahaman positif pada
diantaranya adalah strategi pemanduan
386 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017
(cheerleading), strategi definisikan dan
bersikap mandiri secara alamiah tanpa harus
latihkan (define and drill) serta strategi
diingatkan oleh pembina. Hal ini sesuai dengan
penegakan disiplin (forced- formality).
pendapat Lickona (2013,74-87) dan Abdul
Strategi tersebut sesuia dengan tiga dari
Majid (2013:112) bahwasanya para anggota
lima strategi menurut Whitley, 2007
sudah mencapai pada tahapan Moral Doing
(dalam samani 2013).
ataupun Learning to do. 3) Lomba Tingkat
c. Tahap
Pembentukan
Karakter
Mandiri
Pendidikan
Anggota pramuka SDIT Al-Muhajirin
Kegiatan
yang mengikuti lomba tingkat telah memasuki
Melalui
tahap pembentukan karakter mandiri Moral
Ekstrakurikuler Pramuka
dimana
1) Latihan Rutin
Selama latihan rutin diselenggarakan pada
setiap
sehinga
minggunya
dapat
kemandirian
dilihat
para
telah
menduduki
puncak
keberhasilan. Tidak hanya disekolah saja akan tetapi
sikap kemandirian telah di
dihari
sabtu
progres
nilai
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika
semakin
menurut Lickona (2013,74-87) dan Abdul
anggota
menunjukkan peningkatan ke arah yang
Majid
lebih baik.
tahapan Moral Doing ataupun Learning to do.
Kini sebagian besar anggota pramuka
(2013:112)
tahapan
ini
adalah
4) Jambore.
sudah mencapai pada tahap Moral Doing
Tahapan pembentukan karakter mandiri
dimana para anggota sudah mempraktikkan
anggota pramuka yang terpilih mengikuti
nilai-nilai karakter kemandirian meskipun
jambore sudah pada tahap moral doing
dalam kehidupan sehari- harinya belum
dimana
mempraktikkan secara maksimal. Hal ini
keberhasilan.
sesuai dengan pendapat Lickona (2013,74-
pramuka terpilih telah mempraktikkannya
87) dan Abdul Majid (2013:112) tentang
nilai mandiri di dalam kehidupan sehari-
tahapan
hari dimanapun dia berada, dengan siapa dia
pendidikan
karakter
menuju
mencapai
kegiatan yang tahap
Terbukti
dengan
puncak anggota
ataupun panutan dan dapat mempengaruhi
2) Kegiatan Berkemah
kemandirian
mencapai
berinteraksi sehingga mampu menjadi contoh
terbentuknya akhlak mulia.
Dalam
sudah
berkemah ditanamkan
nilai sudah
maksimal yaitu telah
mencapai pada tahapan moral doing. Para
teman- temannya kearah yang positif yaitu agar
sama-
sama
berperilaku
mandiri.
Tahapan ini sesuai dengan pendapat Lickona (2013,74-87) dan Abdul Majid (2013:112).
anggota pramuka menunjukkan sikap yang lebih
mandiri
jika
dibandingkan
ketika
mengikuti kegiatan rutin. Selama kegiatan berkemah para anggota pramuka sudah mampu mempraktikkan atau
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah
di
paparkan,
dapat
ditarik
Pendidikan Karakter Mandiri …. (Eki Dwi Larasati) 387
siswa sendiri yang terbiasa dengan kebiasaan
kesimpulan sebagai berikut. 1. Nilai
karakter
kemandirian
yang
yang buruk serta pengaruh buruk dari kondisi
ditanamkan untuk mewujudkan pendidikan
perlakuan orang tua dan lingkungan sekitar
karakter mandiri diantaranya adalah sikap
seperti teman sebaya dan lain-lain.
disiplin, tidak menggantungkan orang lain, keberanian, kepercayaan diri, solutif atau mampu
mengambil
keputusan,
dan
bertanggung jawab.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka disajikan saran-saran
2. Kegiatan pramuka yang berperan dalam
mewujudkan pendidikan karakter mandiri
sebagai berikut. 1. Bagi siswa
pada siswa yaitu a) Kegiatan latihan Rutin,
Siswa sebaiknya mengaplikasikan segala
b) Kegiatan berkemah, c) Lomba Tingkat
sesuatu yang telah diajarkan dari kegiatan
dan d) Jambore.
pramuka
di
kehidupan
sehari-hari
3. Pembina pramuka di SDIT Al-Muhajirin
dilingkungan rumahnya, selain itu sebaiknya
dalam menanamkan nilai karakter mandiri
siswa memperhatikan dan menjalankan tugas
menggunakan
pemanduan
yang diberikan oleh pembina semaksimal
(cheerleading), strategi pujian dan hadiah
mungkin karena di dalam kegiatan pramuka
(praise-and-reward), strategi definisikan dan
terdapat nilai-nilai karakter yang ditanamkan
latihkan
strategi
(define-and-drill)
dan
strategi
penegakan disiplin (forced-formality). Peran kegiatan
ekstrakurikuler
pramuka
dalam
mewujudkan pendidikan karakter mandiri
dan yang paling penting adalah nilai karakter mandirinya. 2. Bagi Pembina
Pembina
perlu
inovatif
dalam
sudah sampai pada tahap moral doing
menyampaikan materi ajar pramuka
akan tetapi belum maksimal karena masih
harus selalu update ilmu tentang kepramukaan
terdapat
belum
dengan mengikuti Kursus Mahir Dasar dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Kursus Mahir Lanjutan agar materi dan nilai-
dan
sebuah
nilai karakter tersampaikan serta tepat sasaran
kebiasaan, sehingga masih perlu dorongan
dan di aplikasikan sesuai tujuan gerakan
dari pihak lain.
kepramukaan. Selain itu pembina harus selalu
4. Faktor
beberapa
siswa
menjadikannya
pendukung
yang
sebagai
pendidikan
karakter
serta
berkoordinasi dan mencari feedback sebanyak
mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam
mungkin
Terpadu Al-Muhajirin diantaranya adalah
karakter mandiri anak dari kepala sekolah,
adanya keingian dan kesadaran dari
wali kelas dan wali murid.
diri
siswa, serta adanya support dari wali kelas, guru dan orang tua. 5. Faktor
penghambat
progress
peningkatan
nilai-nilai
3. Bagi Wali Kelas
Wali kelas perlu memotivasi siswa agar pendidikan
karakter
belajar
dengan
giat
dan
bersikap
lebih
mandiri pada siswa Sekolah Dasar Islam
mandiri. Wali kelas perlu melakukan persiapan
Terpadu Al-Muhajirin diantaranya adalah diri
sebelum kegiatan
belajar mengajar, hal itu
388 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017
perlu dilakukan agar guru dapat melakukan
sehingga
pembelajaran
mendalam
secara
terencana
dan
adanya
perlu dan
penelitian
melakukan
kajian
yang lebih
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
mendalam terhadap peran kegiatan pramuka
sehingga nilai- nilai karakter khususnya nilai
dalam mewujudkan nilai karakter.
karakter mandiri dapat ditanamkan secara maksimal pada diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA
4. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah meskipun bukan menjadi pelaksana utama kegiatan pramuka akan tetapi harus selalu ikut serta dan mengetahui segala sesuatu tentang pramuka di gudep sekolah
yang
berkoordinasi
dinaunginya dengan
serta
pembina.
Agus Wibowo. (2012). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Abdul
selalu Kepala
sekolah juga harus memberikan kebijakankebijakan yang mendukung terwujudnya penanaman nilai karakter mandiri melalui
Barnawi dan M. Arifin. (20013). Strategi & Kebijakan Pembelajaran Karakter. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. H.E
kegiatan pramuka. 5. Wali Murid/ Orang tua siswa Wali
murid
lebih
perkembangan
memperhatikan
siswa
agar
dapat
mengetahui sejauh mana tingkat kedewasaan anak
tersebut.
Wali
murid
sebaiknya
memberikan perhatian pada perkembangan siswa
sewajarnya,
protective
jangan
dan
terlalu
memanjakan
over secara
berlebihan, menciptakan suasana lingkungan rumah yang kondusif dan edukatif untuk perkembangan psikologis anak, dimana usia anak
Sekolah
Dasar
sangat
tergantung
dengan lingkungan membentuknya. Selain itu
memberikan
pengawasan
juga perlu dilakukan. 6. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dikaji untuk dimanfaatkan
penelitian
selanjutnya.
dilakukan
ini
masih
dalam
melakukan
Penelitian sangat
Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Lickona,Thomas. (2013). Character matters (Persoalan Karakter). Jakarta : Bumi Aksara. Lukman Santosa. (2014). Panduan Terlengkap Pramuka. Yogyakarta : Buku Biru. Sri
Narwanti. (2011). Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta : Familia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta.
terhadap
kegiatan siswa dilingkungan tempat tinggal
dapat
Majid dan Dian Adayani. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
yang
sederhana
Zainal
Aqib. (2011). Pendidikan Karakter, Membangun Perilaku Anak Bangsa. Bandung : Irama Widya.