Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
PERANAN KEGIATAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN NILAI-NILAI KARAKTER BAGI MAHASISWA KIMIA UNESA DENGAN MODEL TERINTEGRASI Mitarlis Jurusan Kimia FMIPA Unesa
ABSTRAK - Telah dilakukan penelitian awal tentang perwujudan nilai-nilai karakter dengan model terintegrasi dalam mata kuliah di Jurusan Kimia FMIPA Unesa. Mata kuliah yang diteliti adalah Kimia Dasar I dengan tujuan untuk mengetahui peranan kegiatan praktikum Pemisahan Campuran dalam rangka pencapaian nilai-nilai karakter. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan metode angket yang dilakukan dengan identifikasi nilai-niali karakter, dan respon mahasiswa tentang pencapaian nilai-nilai karakter. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data disimpulkan bahwa: Kegiatan Praktikum Pemisahan Campuran dapat memberikan peranan dalam pencapaian nilai-nilai karakter dengan model terintegrasi dalam mata kuliah Kimia Dasar I di Jurusan Kimia FMIPA Unesa. Nilai-nilai karakter yang dapat dicapai dengan kegiatan praktikum Pemisahan campuran antara lain; (1) religius, (2) jujur, (3) teliti, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif/inovatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) berfikir logis, (11) kritis, (12) bersahabat/komunikatif, (13) gemar membaca, (14) bergaya hidup sehat, dan (15) tanggung jawab. Kata kunci: nilai karakter, kegiatan praktikum, Kimia Dasar ABSTRACT- Initial research has been done on the realization of the values of character with
the integrated model in a subject in the Department of Chemistry, Faculty of Mathemathics and Sciences, State University of Surabaya. Subject studied were Basic Chemistry I with the aim to determine the role of separation of mixture experiment activities in order to achieve values of character. The methods used are observation, interview and questionnaire. It is done by identifying character values, and the responses of students on achievement of the character values. Based on the results of research and data analysis concluded that: Practical Activities of mixture separation can provide a role in the achievement of the character values with the integrated model in the Basic Chemistry I subject. Character values that can be achieved by separation of a mixture of practical activities include: (1) religious, (2) honest, (3) conscientious, (4) discipline, (5) labor, (6) creative / innovative, (7 ) independent, (8) democratic, (9) curiosity, (10) logical thinking, (11) critical thinking, (12) friendly / communicative, (13) likes to read, (14) healthy lifestyle, and (15) responsibility. Key words: character value, practical activities, Basic Chemistry
B - 63
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
PENDAHULUAN Perkuliahan Kimia Dasar di Jurusan Kimia FMIPA Unesa dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang disusun dengan acuan kurikulum nasional dan telah beberapa kali mengalami pemutakhiran. Berdasarkan buku Peodman tahun ajaran 2011/2012, mahasiswa pemprogram mata kuliah Kimia Dasar I pada semester I. Deskripsi mata kuliah tersebut adalah: Kajian tentang konsep-konsep dasar: metode ilmiah, sifat-sifat materi, stoikhiometri, struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan kimia, energetika, kinetika kimia, serta kegiatan laboratorium yang sesuai. Tuntutan kecenderungan global akhir-akhir ini terjadi seiring dengan berbagai perubahan dalam masyarakat. Perkembangan sains dan teknologi yang sangat cepat yang menuntut peningkatan mutu pendidikan untuk penyiapan sumber daya manusia yang mampu berkompetisi dalam masyarakat global. Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter Indonesia sangat memerlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang besar pula dan harus bermutu untuk mendukung program pembangunan. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas peran pendidikan di Indonesia sangat penting, sama pentingnya dengan Sistem Pendidikan Di Indonesia. http://beritaartikelterbaru.blogspot.com/20 11/05/pendidikan-karakter-danpengertian.html Pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dan titik kulminasi proses pendidikan dalam jenjang pendidikan formal jelas memiliki peran dan tanggung jawab dalam memantapkan pembinaan karakter bangsa yang telah dibangun dan dikembangkan sejak pendidikan dasar. Begitu gerakan pendidikan karakter mulai dicanangkan sejak tahun 2009, maka semangat mengimplementasikan gagasan itu mulai menggulir pada semua jenjang pendidikan, tak terkecuali di Peguruan Tinggi. Pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai nilai-nilai yang diwujudkan dalam perilaku nyata seharihari yang bersumber dari norma agama, etika, adat istiadat, budaya, maupun undang-undang atau peraturan. Pembangunan karakter sebenarnya sudah lama menjadi kebijakan dan diintervensikan dalam pendidikan. Kita mengenal pendidikan agama, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral pancasila, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan kepribadian, pembiasaan, atau kegiatan intra maupun ekstrakurikuler yang membangun karakter, seperti pramuka atau pencinta alam. Di lingkungan masyarakat maupun keluarga sebenarnya upaya menumbuhkan karakter yang baik telah banyak dilakukan, seperti sopan santun, jujur, atau bertanggung jawab. Namun demikian, upaya-upaya itu belum secara luas tampak dalam kehidupan sehari-hari, dan belum menjadi karakter yang menyatu dengan pribadi keseharian. Keprihatinan lemahnya karakter generasi bangsa dan kecenderungan kebutuhan manusia yang berkarakter dalam menghadapi persaingan global, mendorong pemerintah menggelorakan gerakan baru yang berlabel pendidikan karakter. Pendidikan karakter memang tidak dipaksakan sebagai mata kuliah atau pelajaran baru yang harus diajarkan kepada siswa (mahasiswa), tetapi diintegrasikan secara sistematis pada semua aspek aktivitas pendidikan seperti kegiatan belajar mengajar, budaya sekolah maupun ekstrakurikuler. Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan nilai-nilai karakter menjadi 18 butir; namun ada kekhawatiran implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran masih menemui kendala. Hal itu masih diperparah oleh pihak-pihak tertentu yang memandang pengintegrasian nilai karakter dalam pembelajaran sebatas formalitas tanpa makna. Meskipun silabus dan RPP yang disusunnya rapi mencantumkan nilai-nilai karakter sebagai muatannya,
B - 64
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
namun dalam praktiknya pembelajaran tidak berbeda dengan yang selama ini berlangsung. Nilai-nilai tersebut diharapkan menjadi kunci penuntun pembelajaran berkarakter dalam rangka pendidikan karakter. Identifikasi nilainilai karakter dalam 18 butir dimaksudkan dapat mempermudah para guru menyelenggarakan pembelajaran berkarakter. (Subagya, 2011). Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. Dalam konteks mpdel terintegrasi setiap guru / dosen dapat memilih materi pendidikan karakter yang sesuai dengan tema atau pokok bahasan bidang studi. Melalui model terintegrasi ini maka setiap guru adalah pengajar pendidikan karakter tanpa kecuali. Sebagai awal untuk mengimplementasikan atau mengintegrasikan pendidikan karakter di perguruan tinggi, maka akan dilakukan penelitian awal di bidang IPA khususnya Kimia, untuk mengetahui peranan mata kuliah tersebut dalam rangka mewujudkan nilai-nilai karakter. Dari 18 butir karakter yang dikembangkan oleh Diknas, tentunya tidak semua dapat terintegrasikan, oleh karena itu perlu diawali dengan mengidentifikasi peranan kegiatan pembelajaran pada mata kuliah tersebut dalam mewujudkan nilai-nilai karakter. Mengacu pada Pengertian makna pendidikan karakter atau konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural, yang dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development), maka perlu dilakukan identifikasi pemunculan nilai-nilai karakter yang dapat dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Mata kuliah Kimia Dasar I sebagai cabang IPA beserta kegiatan
praktikumnya, sangat berpeluang untuk mewujudkan nilai-nilai karakter. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun di laboratorium selama ini sebenarnya telah tersisip nilai-nilai karakter yang kadang kala kita tidak menyadarinya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi peranan kegiatan atau pengalaman belajar dalam perkuliahan untuk mengeksistensikan integrasi pendidikan karakter pada mata kuliah yang diprogram oleh mahasiswa, khususnya dalam penelitian ini adalah Mata Kuliah Kimia Dasar I. Dalam penelitian ini akan dijawab permasalahan bagaimana peranan kegiatan praktikum Kimia Dasar I dalam rangka mewujudkan nilai-nilai karakter bagi mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Unesa. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter Bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, kreatif dan inovatif. Secara programatik pendidikan karakter bangsa di sekolah adalah usaha bersama semua guru dan kepala sekolah melalui semua mata pelajaran dan budaya sekolah dalam membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada peserta didik. Pembinaan dan pengembangan pendidikan karakter bangsa terjadi melalui proses aktif peserta didik di bawah bimbingan guru dalam kegiatan belajar. Secara teknis pendidikan karakter bangsa diartikan sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya, karakter bangsa dan nilai-nilai luhur akhlak mulia yang dilakukan oleh peserta didik secara
B - 65
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
aktif di bawah bimbingan dan contoh perilaku guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah, serta diwujudkan dalam interaksi sosial di lingkungan keluarga dan masyarakat (Suherman, 2011). Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan nilai-nilai karakter menjadi 18 butir; ialah (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial dan (18) tanggung jawab. (Puskur 2010). 2. Makna Pendidikan Karakter Pengertian Makna Pendidikan Karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan seharihari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Pengertian makna pendidikan karakter atau konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. http://www.yudinet.com/pendidikan/pe ngertian-makna-pendidikan-karakter/ 3. Mata Kuliah Kimia Dasar I Seperti deskirpsi mata kuliah Kimia Dasar I yaitu kajian tentang konsep-konsep dasar: metode ilmiah, sifat-sifat materi, stoikhiometri, struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan kimia, energetika, kinetika kimia, serta kegiatan laboratorium yang sesuai. Mata kuliah Kimia Dasar di jurusan Kimia Unesa mempunyai rumusan standar kompetensi: Memahami dan membuktikan konsepkonsep dasar: metode ilmiah, sifat-sifat materi, stoikhiometri, struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan kimia, energetika, dan kinetika kimia. Standar kompetensi dijabarkan dalam beberapa kompetensi dasar yaitu: 1) Mengetahui bahwa kimia merupakan hasil kegiatan ilmiah yang mempelajari tentang materi dengan sifat universal, 2) Memahami hal-hal yang mendasari stoikhiometeri, yaitu: hukum dasar kimia, atom dan molekul, konsep mol dan tetapan Avogadro, rumus senyawa, reaksi kimia serta kemolaran dan ekivalensi, 3) Memahami perkembangan penemuan dan partikel dasar atom menurut Rutherford, Bohr, mekanika gelombang dan konfigurasi electron, 4) Memahami perkembangan, kegunaan, dan dasar penyusunan
B - 66
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
sistem periodik serta hubungannya dengan konfigurasi electron unsur dan sifat keperiodikan, 5) Menggunakan beberapa teori ikatan kimia dalam menentukan struktur molekul, 6) Memahami istilah-istilah, hukum termodinamika, serta penentuan terjadinya reaksi secara termodinamika, dan 7) Memahami konsep-konsep yang mendasari kinetika suatu reaksi kimia, yaitu laju, orde dan mekanisme reaksi. Sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), perkuliahan dilaksanakan dengan pembelajaran di kelas, penugasan, presentasi, dan praktikum di laboratorium. Materi praktikum yang dilakukan di laboratorium disesuaikan dengan kurikulum yang yang ada pada mata kuliah Kimia Dasar I. Judul-judul parktikum yang dilaksanakan antara lain: Pemisahan Campuran, Distilasi, Masa zat-zat pada reaksi Kimia, reaksi-reaksi kimia, ikatan kimia, dan laju reaksi. Dalam setiap kegiatan praktikum tersebut terdapat perosedur atau langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pencepaian nilai-nilai karakter. METODE Penelitian ini bersifat eksplorasi, selama pelaksanaan perkuliahan Kimia Dasar I berlangsung, yang terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari persiapan perkuliahan dengan persiapan perangkat pembelajaran (sebagaian telah ditempuh tersedia Silabus/GBRP, dan SAP). Pelaksanaan perkuliahan mulai dari pendahuluan beserta kegiatan praktikumya, sampai dengan ujian yang terdiri dari USS dan US. Selanjutnya dilakukan identifikasi nilai-nilai karakter dalam mata kuliah Kimia Dasar I dan kegiatan praktikumya, Selanjutnya dilakukan eksplorasi penilaian diri mahasiswa tentang pencapaian nilai-nilai
karakter. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan metode angket. Sebagai subyek penelitian kali ini adalah mahasiswa yang memprogram mata kuliah kimia Dasar I yang kebetulan adalah mahasiswa kelas Internasional Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2011. Dalam makalah ini dibatasi pada pemahaman tentang peranan kegiatan praktikum Kimia Dasar I dalam mewujudkan tercapainya nilainilai karakter bagi mahasiswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi nilai-nilai karakter pada mata kuliah Kimia Dasar I. Tahap inti dalam penelitian ini adalah identifikasi nilai-nilai karakter yang dapat dicapai dalam pembelajaran Kimia Dasar I, baik dalam pembelajaran di kelas, maupun kegiatan praktikum di laboratorium. Hasil identifikasi disajikan pada tabel 1. Berdasarkan hasil indentifikasi tersebut ada 15 nilai karakter yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Kimia Dasar I. Jika dibandingkan dengan nilai-nilai karakter yang dirumuskan oleh Diknas ada 18 karakter, maka karakter yang tidak teridentifikasi dalam Pembelajaran Kimia Dasar I adalah: Toleransi, cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai prestasi, dan cinta damai, karakter peduli terhadap lingkungan tidak dimunculkan karean termasuk dalam bergaya hidup sehat. Meskupun sebenarnya dapat dibedakan menjadi nilai karakter tersendiri. Nilai-nilai karakter yang tidak teridentifikasi di sini dapat dicapai atau diintegrasikan dalam mata kuliah yang lain seperti PKn, dan Pancasila. Di samping nilai karakter yang tidak teridentifikasi dari yang dirumuskan oleh Diknas, muncul nilai karakter lain yang teridentifikasi dalam pembelajaran mata kuliah Kimia Dasar I yaitu berfikir logis, dan kritis.
B - 67
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
Tabel 1. Hasil Identifikasi nilai-nilai karakter pada mata kuliah Kimia Dasar I. No. 1.
Nilai Karakter Religius
2.
Jujur
3.
Teliti
4.
Disiplin
5.
Bertanggung jawab
6.
Pekerja keras
7.
Kreatif/inovatif
8.
Mandiri
9.
demokratis
10.
Rasa ingin tahu
11.
Berfikir logis
12.
Kritis
13.
Bersahabat/ komunkatif
14.
Gemar membaca
Keterangan Karakter religious dapat dicapai pada pembelajaran kimia Dasar I, contohnya pada materi pendahuluan, yang menjelaskan bahwa manusia hidup selalu berhubungan dengan kimia, setiap saat bernapas menghirup oksigen rumus kimianya O2, dan atas kehendak Allah akan bereaksi dalam tubuh untuk melangsungkan metabolisme, laju rekasi ada yang cepat adal yang lambat Allah menciptakan materi atau zat kimia dengan berbagai sifat ditinjau dari laju reaksinya, dan seterusnya. Karakter jujur dapat dicapai pada saat melakukan pencatatan data praktikum di laboratorium, mengerjakan soal, dan dalam mengerjakan tugas-tugas yang lain Karakter teliti dapat dicapai dalam pembelajaran Kimia Dasar I, misalnya dalam menyelesaikan soal-soal stokhiometri/hitungan kimia, pengisian electron, dan pada saat melakukan eksperimen di laboratorium Karakter disiplin dapat dicapai dalam pembelajaran Kimia Dasar I di setiap kesempatan, misalnya tepat waktu dalam masuk kelas, mengumpulkan tugas-tugas, mematuhi tata tertib laboratorium, dan lain-lain. Karakter tanggungjawab dapat dicapai dalam pembelajaran Kimia Dasar I, pada saat mahasiswa harus menyelesaikan tugas-tugas baik individu maupun kelompok, tanggungjawab atas keselamatan bersama pada saat bekerja di laboratorium, dan lain-lain. Karakter kerja keras dapat dicapai dengan pengalaman belajar di mata kuliah Kimia Dasar I dalam mematuhi aturan, menyelesaikan tugas-tugas kelas maupun praktikum. Kreatif inovatif dapat dicapai pada saat diberikan kebesan dalam mengerjakan tugas makalah, laporan praktikum, dan tugas-tugas presentasi. Dalam mengerjakan tugas-tugas individu atau menyelesaikan soal soal ujian mahasiwa tidak tegantung pada orang lain. Karakter demokratis dicapai pada saat mahasiswa melakukan pembagian kelompok kerja, pemilihan topik, cara berfikir dalam kelompok, dan lain-lain. Karakter ingin tahu dapat dicapai dalam pembelajaran di kelas dengan melakukan Tanya jawab baik kepada dosen atau sesame mahasiswa untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, maupun pada saat kegiatan praktikum. Karakter berfikir logis dicapai dalam pembelajaran kimia Dasar I pada saat mahasiswa melakukan analisis data percobaan, pada saat mengerjakan soal-soal latihan dengan tingkat kognitif yang tinggi. Karakter kritis dicapai pada saat pembelajaran di kelas dengan mengajukan pertanyaan konsep yang sedang dipelajari dengan fenomena yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Karakter bersahabat/ komunkatif dicapai pada saat bekerja dalam kelompok, mengemukakan jawaban, pada saat tes lisan pre test dan post-test laboratorium, dan lain-lain. Karakter gemar membaca dapat ditingkatkan melalui B - 68
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 No.
15.
Nilai Karakter
Bergaya sehat
hidup
Keterangan pembelajaran Kimia Dasar I pada saat mahasiswa meyusun laporan praktikum, memperkaya informasi dalam tugas-tugas makalah. Karakter bergaya hidup sehat dapat dicapai pada pembelajaran kimia dasar I dan kegiatan praktikumnya , pada materi pemisahan campuran, reaksi kimia, dan laju reaksi.
Ditinjau dari Grand design yang menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan, dalam pengertian makna pendidikan karakter atau konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural , hasil identifikasi nilai-nilai karakter pada pembelajaran Kimia Dasar I telah mewakili dalam kelompok Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). http://www.yudinet.com/pendidikan/pengertia n-makna-pendidikan-karakter/ Dari hasil identifikasi nilai-nilai karakter pada Tabel 1. Selanjutnya dilakukan penggalian data respon mahasiwa tentang peranan pembelajaran kimia dasar I dalam mewujudkan tercaipainya nilai-nilai pendidikan karakter bangsa. Dalam hal ini dibatasi pada kegiatan praktikum Pemisahan Campuran. Hasil data respon mahasiswa terhadap peranan kegiatan praktikum pemisahan campuran dalam mewujudkan nilai-nilai karakter, sebelum dan sesudah dilakukan pengenalan/penjelasan nilai-nilai karakter. Data angket mahasiswa seperti pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2. Respon mahasiswa yang menyatakan dengan pembelajaran kimia dasar I khususnya pada praktikum pemisahan campuran dapat meningkatkan karakter religius sangat kecil yaitu 8,3% atau hanya 2 orang dari 24 B - 69
responden, sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 20,8% atau sebanyak 5 mahasiswa, sedangkan sisanya tidak menjawab ”ya” maupun ”tidak”. Demikian pula untuk karakter gemar membaca, diperoleh jawaban ya yang sangat kecil yaitu 4,2% atau hanya 1 orang dari 24 responden, lainnya menjawab ”tidak”. Untuk karakter-karakter yang lain juga demikian, jika diamati sepertinya mahasiswa sendiri kurang memahami internalisasi nilai-nilai karakter yang terintegrasikan dalam pembelajaran Kimia Dasar I kali ini. Senada dengan pendapat bahwa: Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. http://www.yudinet.com/pendidikan/pengerti an-makna-pendidikan-karakter/. Peningkatan pemahaman nilai karakter yang dapat dicapai dalam kegiatan praktikum pemisahan campuran mengalami peningkatan, khususnya karakter religius, setelah dijelaskan peranan kegaiatan praktikum pemisahan campuran yang membutuhkan proses, tenaga, waktu dan tentunya biaya, akan disadari oleh mahasiswa bahwa kita patut bersyukur dengan tersedianya bahan-bahan yang dibutuhkan oleh manusia dalam keadaan bersih dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan demikian akan meningkatkan nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
Tabel 2. Data pencapaian nilai karakter dalam kegiatan praktikum Pemisahan Campuran pada Mata Kuliah Kimia Dasar I Jawaban (%) Sebelum pengenalan ya tidak
Setelah pengenalan ya tidak
No.
Pernyataan
1.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang religius dalam pembelajaran kali ini
8,3
20,8
83,3
16,7
2.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang jujur dalam pembelajaran kali ini
16,7
83,3
50,0
50,0
3.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang teliti dalam pembelajaran kali ini
33,3
66,7
62,5
37,5
4.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang disiplin dalam pembelajaran kali ini
12,5
87,5
54,2
45,8
5.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab dalam pembelajaran kali ini
12,5
87,5
41,7
38,3
6.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pekerja keras dalam pembelajaran kali ini
29,2
70,8
58,3
41,7
20,8
79,2
62,5
37,5
25,0
25,0
37,5
62,5
20,8
79,2
37,5
62,5
33,3
66,7
70,8
29,2
16,7
83,3
45,8
54,2
12,5
87,5
33,3
66,7
25,0
75,0
54,2
45,8
4,2
95,8
37,5
62,5
33,3
66,7
62,5
37,5
7. 8. 9. 10.
11. 12. 13.
14.
15.
Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang kreatif/inovatif dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang mandiri dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang demokratis dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang mempunyai rasa ingin tahu dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang dapat berfikir logis dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang kritis dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang bersahabat/ komunikatif dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang gemar membaca dalam pembelajaran kali ini Saya telah berhasil meningkatkan karakter untuk menjadi pribadi yang bergaya hidup sehat dalam pembelajaran kali ini
B - 70
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
Untuk nilai-nilai karakter yang lain rata-rata mengalami peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan pengenalan nilai karakter dan peranan kegiatan praktikum pemisahan campuran dalam pencapaian karakter tersebut. Namun untuk karakter gemar membaca, mendapatkan respon jawaban “ya” paling kecil, baik sebelum dilakukan pengenalan maupun setelah dikenalkan nilai karakter gemar membaca pada kegiatan praktikum Pemisahan Campuran. Pencapaian nilai karakter gemar membaca dalam kegiatan praktikum akan dicapai pada saat penyusunan laporan, eksplorasi fenomena atau proses pemisahan campuran, tentunya membutuhkan informasi yang bisa didapat dari membaca. Kecilnya kesadaran gemar membaca ini, sesuai dengan data minat baca masyarakat Indonesia terendah di ASEAN. Dari 39 negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-38. http://delitua.heck.in/bacalahwahai-mahasiswa.xhtml Untuk itu peranan mata kuliah sebagai dalam mewujudkan nilai-nilai karakter sangat diperlukan, dan dapat ditempuh dengan model terintgrasi di setiap kegiatan pembelajarannya. Faktor lain yang menghambat kegiatan anak-anak untuk mau membaca adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kegiatan Praktikum Pemisahan Campuran dapat memberikan peranan dalam pencapaian nilai-nilai karakter B - 71
dengan model terintegrasi dalam mata kuliah Kimia Dasar I di Jurusan Kimia FMIPA Unesa. 2. Nilai-nilai karakter yang dapat dicapai dengan kegiatan praktikum Pemisahan campuran antara lain; (1) religius, (2) jujur, (3) teliti, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif/inovatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) berfikir logis, (11) kritis, (12) bersahabat/komunikatif, (13) gemar membaca, (14) bergaya hidup sehat, dan (15) tanggung jawab. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, masih diperlukan pengenalan nilai-nilai karakter yang dapat terintegrasikan dalam mata pelajaran/mata kuliah tertentu, sebelum dilakukan pencapaian/ peningkatan nilai-nilai karakter tersebut. 2. Bila memungkinkan dilakukan pengembangan atau penyesuaian nilai karakter yang dapat dimunculkan pada mata pelajaran/mata kuliah tertentu dengan model terintegrasi. DAFTAR PUSTAKA Baderi, Athaillah, 2005. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui suatu kelembagaan Nasional . Wacana ke arah pembentukan sebuah Lembaga Nasional pembudayaan masyarakat membaca. Orasi ilmiah dan Pengukuhan Pustakawan Utama diakses tanggal 2 Pebruari 2012 dari http://www.google.co.id/search?q=buda ya membacapelajar Indonesia&ie
Budimansyah Dasim, Ruyadi Yadi, Rusmana Nandang, 2010. Model Pendidikan Karakter di Peguruan Tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia. diakses tanggal 21 januari 2012 dari http://pendikar.dikti.go.id/gdp/wpcontent/uploads/pendidikan-Karakter.pdf
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
Delitua, 2011. Bacalah, Wahai Mahasiswa! Diakses tanggal 10 Pebruari 2012 dari http://delitua.heck.in/bacalah-wahaimahasiswa.xhtml Diponegoro Z., Miranda, Salim. Evita E.Singgih, Soemiarno Slamet, dan Respati Adih, 2010. Model Pendidikan Karakter di Universitas Indonesia diakses tanggal 2 Januari 2012 dari http://pendikar.dikti.go.id/gdp/wpcontent/uploads/LayOut-Final.pdf http://www.yudinet.com/pendidikan/penge rtian-makna-pendidikan-karakter/ diakses tanggal 7 Januari 2012 Husen Achmad, Japar Muhammad, Kardiman Yuyus, 2010. Model Pendidikan Karakter Bangsa. Sebuah Pendekatan Monolitik di Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta diakses tanggal 21 Januari 2012 dari http://www.scribd.com/doc/73318384/1/A -Pengertian-Pendidikan-Karakter Puskur, 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
B - 72
Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010 diakses tanggal 10 Desember 2011 dari http://www.scribd.com/doc/3761306 4/Bahan-Jar-Lit-Bang-Puskur-18-19Mei-2010 Suherman, Dedi. 2010. Pendidikan Karakter Bangsa. diakses tanggal 2 Januari 2012 dari http://history55education.wordpress. com/2011/10/19/pendidikankarakter-bangsa/ Subagya, Ki Sugeng, 2011. Memaknai Pembelajaran Berkarakter. Artikel dimuat Harian PIKIRAN RAKYAT Bandung, Senin, 10 Oktober 2011 Halaman 26. diakses tanggal 2 Jnuari 2012 dari http://susub.blogspot.com/2011/10/p embelajaran-berkarakter.html Tim Kimia Dasar, 2011. Petunjuk Praktikum imia Dasar. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Tim Penyusun, 2011. Buku Pedoman Universitas Negeri Surabaya Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2011/2012. Surabaya; Unesa University Press.