IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGA PADA BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG Disusun oleh: Maryanto Widyaiswara Utama Balai Diklat Kemimpinan Magelang www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang Abstrak Kementerian Keuangan telah mencanangkan nilai-nilai yaitu integritas, profesionalime, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan yang harus dipedomani oleh setiap pejabat / pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk merespon kehadiran-nilai-nilai tersebut Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan telah mengadakan sosialisasi nilainilai tersebut kepada para pejabat / pegawai. Sosialisasi tersebut juga dilaksanakan di Balai Diklat Kepemimpinan dengan maksud untuk membangun karakter para pejabat / pegawai dalam rangka memberikan pelayanan kepada para peserta Diklatpim. Nilai-nilai tersebut telah diimplementasikan pada Balai Diklat Kepemimpinan dengan hasil positif, ditandai dengan meningkatnya pelayanan kepada peserta Diklatpim, dan meningkatnya suasana kerja yang lebih kondusif, walaupun masih terdapat kekurangan yang perlu diperhatikan. Kata kunci: implementasi, nilai-nilai, integritas, profesionalime, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan.
Balai Diklat Kepemimpinan Magelang (BDK) merupakan salah satu unit eselon III di bawah Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM), BPPK. Tugas utama BDK adalah menyelanggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat III dan Dklatpim Tingkat IV. Diklatpim (dulu disebut Sekolah Pimpinan Administrasi), dimulai pada awal tahun 1980-an diselenggarakan oleh Sekretariat BPPK (dulu namanya BPLK). Diklat tersebut mendapatkan dukungan dan komitmen yang besar dari Menteri Keuangan, Bapak Radius Prawiro. Beliau pernah membuka sendiri Sepala (sekarang disebut Diklatpim Tingkat IV) di Grahasawala Lapangan Banteng. Komitmen tersebut juga diwujudkan dengan membuat struktur organissi baru yaitu Pusdiklat Pegawai (sekarang Pusdiklat PSDM). Pada tahun 1986 Sepala diselenggarakan oleh Pusdiklat Pegawai (sekarang PPSDM) yang berkedudukan di Magelang, yang dikenal dengan kampus Radius Prawiro. Kampus tersebut dibangun atas gagasan Bapak Radius Prawiro, dipergunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin (jenderal) Kementerian Keuangan. Beliau bercita cita agar jenderal-jendral Kementerian Keuangan berasal dari lulusan Pusdiklat Pegawai Magelang, seperti halnya jenderal dilingkungan ABRI. Beliau mempunyai komitmen yang kuat untuk menyiapkan pemimpin Kementerian Keuangan yang kompeten. Komitmen tersebut juga diwujudkan dengan mengusahakan lokasi Pusdiklat di tengah kota, dan diperoleh lokasi yang semula adalah kantor Kabupaten Magelang yang telah dipindahkan ke sekitar candi Borobudur. Komitmen tersebut juga diwujudkan dengan menyediakan anggaran yang memadai untuk merenovasi dan membangun gedung baru. Gedung yang direnovasi dan dibanguan tersebut merupakan gedung yang elit pada waktu itu, terdiri dari ruang kantor, ruang kelas, ruang diskusi, 1
perpustakaan, asrama dan ruang makan peserta, serta sarana olah raga. Setelah pembangunan selesai, beliau meresmikan penggunaan gedung tersebut sebagai pusat pendidikan kepemimpinan. Disamping menyelenggarakan Sepala Pusdiklat Pegawai juga menyelenggarakan diklat karir lainnya seperti diklat Pra jabatan, Diklat Ujian Dinas dan Diklat Penyesuaian Ijazah. Dengan berkembangnya waktu dan pergantian kepemimpinan baik di tingkat Kementerian Keuangan maupun tingkat eselon I dan II BPLK, sedikit demi sedikit penyelengggaraan diklat (keculi Diklat Kepemimpinan) dilaksanakan di Jakarta, dan pada akhirnya Pusdiklat Pegawai tidak lagi berkedudukan di Magelang tetapi di Jakarta. Sedangkan pengelolaan diklat kepemimpinan tetap di Magelang diserahkan kepada Bidang Penyelenggaraan Pusdiklat Pegawai. Dengan Perubahan struktur organisasi BPPK, sekarang Diklat Kepemimpinan dikelola oleh Balai Diklat Kepemimpinan dibawah Pusdiklat PSDM. Cita-cita mulia pendiri kampus Radius Prawiro tersebut harus didukung dan dikembangkan serta dikomunikasikan kepada seluruh jajaran baik di lingkungan BPPK maupun Kementerian Keuangan agar kebijakan-kebijakan terkait dengan penyelenggaraan diklat berpihak pada peningkatan kualitas diklatpim sehingga dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin sejati (the real leaders). Untuk itu perlu komitmen yang kuat dan berkelanjutan dari para pemimpin beserta staf dan para penggantinya agar dapat terwujud cita-cita mulia terebut. Memang, tidak mudah untuk membangun komitmen oleh karena komitmen tidak datang dengan tiba-tiba tetapi kehadirannya memerlukan proses dan perjuangan yang panjang. Jajaran BDK telah mempunyai komitmen yang tinggi terhadap cita-cita mulia tersebut sehingga selalu mengawal kualitas lulusan diklatpim agar dapat menghasilkan the real leaders, salah satunya adalah dengan mengembangkan metode pembelajaran dengan metode sharing & discussion, dan mengembangkan materi diklatpim yang terfokus pada berkembangnya situasi riil di unit-unit eselon I Kementerian Keuangan. Itulah yang membedakan antara Diklatpim Kementerian Keuangan dengan Diklatpim lainnya. Upaya tersebut telah mendapatkan apresiasi dari para peserta oleh karena terjadi knowlwdge sharing dan value sharing. Dengan diklatpim mereka mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang tugastugas unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dan segala permasalahannya dan memahami bagaimana cara berfikir rekan-rekan sekelas dari unit eselon I yang berbeda. Disamping itu, mengikuti diklatpim juga bermanfaat untuk menghadapi assessment dan open bidding jabatan, oleh karena materi diklatpim mampu meningkatkan kompetensi peserta dalam presentasi, diskusi, menulis, memetakan masalah dengan diagram, menganalisis dan mencari solusi masalah seperti halnya materi pada assessment dan open bidding jabatan. Diklatpim juga bermanfaat untuk sosialisasi kebijakan-kebijakan baru unit-unit eselon I, dan juga membangun jejaring kerja (networking) bagi para peserta. Perlu kita sadari bahwa banyak jabatan-jabatan penting, sampai eselon I, diduduki oleh para lulusan kampus Radius Prawiro. Oleh karena pentingnya Diklatpim dalam mendongkrak karier para pejabat dan juga dalam menyediakan the real leaders di Kementerian Keuangan, maka diperlukan pejabat / pegawai pengelola Diklatpim yang mempunyai karakter yang 2
terpuji. Salah satu cara dalam membangun karakter tersebut adalah dengan menanamkan nilai-nilai organisasi, yaitu nilai-nilai yang menjadi dasar perilaku pegawai/pejabat Kementerian Keuangan. Terdapat 5 nilai Kementerian Keuangan seperti tampak pada plakat yang terpampang di halaman Kampus Radius Prawiro Magelang, meliputi: 1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Sinergi 4. Pelayanan 5. Kesempurnaan Nilai-nilai tersebut harus dipahami, dihayati, dan diinternalisasi pada diri setiap pegawai/pejabat agar setiap tindakan dan kegiatan bertumpu pada nilainilai tersebut. Tentunya dalam tataran implementasi terdapat tingkatan tindakan sesuai dengan hirarki jabatan atau tugas tanggung jawab yang diemban. Artinya, pejabat tinggi yang tugasnya bersifat konseptual seperti dalam menetapkan kebijakan, maupun mereka yang tugasnya bersifat operasional, dalam berperilaku harus bertumpu pada nilai-nilai yang sama yaitu nilai-nilai Kementerian Keuangan. Implementasi nilai-nilai Kementerian Keuangan pada Balai Diklat Kepemimpinan / BDK Magelang Dalam mewujudkan cita-cita mulia dari pendiri kampus Radius Prawiro tersebut, BDK Magelang senantiasa telah meningkatkan kualitas diklatpim dengan program dan kegiatan yang bertumpu pada nilai-nilai Kementerian Keuangan. Namun oleh karena keberadaan nilai-nilai Kementerian Keuangan masih relatif baru, maka implementasi pada BDK Magelang sedang dalam proses pengembangan. Uraian selanjutnya dibatasi pada implementasi nilai nilai dan perilaku utama pada BDK Magelang. 1. Integritas Integritas dapat diartikan sebagai dorongan hati nurani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tekat yang mulia. Dalam nilai Kementerian Keuangan, integritas diuraikan menjadi berfikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsipprinsip moral. Perilaku utama integritas dalam nilai kementerian Keuangan adalah: a. Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya Sikap jujur, tulus dan dapat dipercaya merupakan sikap yang harus terus dikembangkan. Pada BDK Magelang dalam menyelenggarakan diklatpim telah: Memberikan informasi berdasarkan fakta BDK memberikan informasi yang dibutuhkan baik terkait dengan diklat maupun informasi untuk mendukung keberadaan peserta diklat di Magelang. Informasi tersebut disampaikan pada waktu pengarahan program, dengan 3
menjelaskan hak dan kuwajiban peserta, seperti hak memperoleh layanan laundry, konsumsi, anggaran untuk observasi lapangan, dan fasilitas lainnya. Disamping itu juga disampaikan keterbatasan-keterbatasan seperti keterbatasan ruang diskusi, serta asrama yang belum dilengkapi dengan air panas. Sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan peserta meliputi disiplin dalam kehadiran di kelas, menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu, memenuhi kriteria kelulusan dan juga harus ikut menciptakan suasana diklat yang kondusif. Perbuatan sesuai dengan apa yang dikatakan. Orang-orang yang mempunyai integritas melaksanakan apa yang mereka katakan. Mereka takut untuk merasionalisasi dan membelokkan suara hatinya. BDK Magelang telah melaksanakan hal tersebut sesuai dengan informasi yang tertuang dalam pedoman penyelenggaraan diklat dan pengarahan. Misalnya dalam memberikan ranking kelulusan peserta, BDK selalu berpedoman pada ketentuan dan hasil penghitungan seluruh komponen terkait, dengan demikian tidak terjadi usaha merasionalisasi dalam penghitungan nilai akhir peserta untuk berpihak pada peserta tertentu. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Dalam implementasi dapat dilihat dalam menangani peserta yang perilaku dan kemampuannya minimal. BDK selalu memonitor peserta dalam mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga berakhirnya diklat agar nilai setiap peserta tetap pada posisi passing grade. Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menciptakan suasana yang kondusif agar pegawai/pejabat dengan sukarela memberitahukan tentang perilaku dan partisipasi setiap peserta dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, peserta yang kurang dalam perilaku, misalnya kurang disiplin seperti terlambat, tidak memakai seragam diminta untuk meningkatkan disiplinnya, sedangkan dari sisi kemampuan akademis yang kurang, misalnya nilai ujian internal dibawah nilai minimal yang ditetapkan, diberikan kesempatan belajar dan mengikuti mentoring untuk mengulang ujian. Perlu diperhatikan bahwa terkadang terdapat pegawai yang tidak dapat menyelesaikan tugas bukan karena tidak bertanggung jawab tetapi lebih disebabkan oleh kurangnya kompetensi, misalnya terkait dengan IT, seperti internet, virus komputer, LCD, sound system untuk keperluan pembelajaran di ruang kelas. b. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal yang tercela. Menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal yang tercela merupakan perbuatan yang mulia yang harus dipedomani bagi setiap anggota organisasi. Pada BDK telah: Melaksanakan dan mematuhi sumpah jabatan Dalam bekerja, semua unsur BDK Magelang bertumpu pada sumpah jabatan, utamanya adalah bahwa pejabat/pegawai BDK Magelang tidak meneriman pemberian dari peserta yang patut diduga dapat mempengaruhi independensi dalam memberikan penilaian peserta. Mentaati agama Melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan merupakan bagian penting dalam bekerja. Orang-orang yang taat pada agama akan membantu mengatasi kesulitan orang lain. Pada BDK, semua pegawai/pejabat telah melaksanakan perintah agama, dan menjauhi larangnnya, seperti peduli kepada peserta terutama pada waktu peserta memerlukan pertolongan misalnya sedang 4
sakit. Dalam bidang akademis para pembimbing penulisan kertas kerja siap membantu peserta setiap saat pada jam kerja untuk konsultasi penulisan kertas kerja. Mematuhi kode etik Kode etik merupakan pedoman bertindak bagi para profesional. Begitu pula pegawai/pejabat BDK Magelang senantiasa mentaati kode etik bagi pegawai BPPK. Pegawai/pejabat BDK Magelang telah mentaati kode etik terkait dengan penyelenggaraan diklat, misalnya menjaga kerahasiaan soal ujian, dan bank soal dengan baik. Bahkan para widyaiswara enggan melampirkan soal ujian internal berbentuk kasus secara lengakap walaupun hal tersebut merupakan keharusan sebagai lampiran dalam pengajuan DUPAK. Disamping itu pegawai/pejabat BDK berperilaku saling menghormati dengan ditunjukkan adanya masing-masing pejabat/pegawai dalam bekerja berpedoman pada SOP masing-masing dan tidak terjadi intervensi terhadap kewenangan orang lain walaupun tetap bekerjasama. Pegawai/pejabat BDK juga tidak mengenal narkoba baik sebagai pengguna maupun pengedar dan juga menghindarkan perbuatan tercela lainnya.
2. Profesionalisme Kata profesionalisme dapat melekat pada lingkup organisasi dan juga pada individu pegawai/pejabat. Profesionalisme dalam lingkup organisasi mencakup ketersediaan sumber daya organisasi baik jumlah maupun klasifikasi yang memadai, dan pengelolaan sumber daya yang efisien untuk mencapai tujuan. Dengan demikian profesionalisme organisasi telah mencakup profesionalisme individu. Namun oleh karena bahasan ini tentang profesionalisme sebagai salah satu nilai Kementerian Keuangan, maka yang dimaksud dengan profesionalisme pada tulisan ini adalah profesionalisme individu. Profesionalisme dalam nilai Kementerian Keuangan dinyatakan dengan bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi. Perilaku utama yang diharapkan dari nilai profesionalisme adalah: a. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas Penerapan kehlian dan pengetahuan yang luas pada BDK Magelang adalah: Menggunakan keahlian dan kemampuan dalam melaksanakan tugas. Pegawai/pejabat pada BDK Magelang secara menyeluruh telah memiliki keahlian yang memadai, walaupun untuk melaksanakan kegiatan tertentu masih perlu ditingkatkan. Keahlian tersebut ditunjukkan oleh para instruktur outbound diklatpim dalam memberikan instruksi untuk setiap permainan, dan bahkan mereka mampu memberikan semangat kepada peserta. Memberikan instruksi merupakan keahlian tersendiri oleh karena dalam memberikan instruksi diperlukan pemahaman tentang bagaimana permainan tersebut dilaksanakan, dan juga harus mempunyai kemampuan berbicara dan keberanian untuk menghadapi peserta dimana mereka adalah pejabat eselon IV atau eselon III. Sedangkan dari sisi penguasaan pengetahuan yang harus ditingkatkan terkait dengan penyelenggaraan outbound adalah kemampuan merefleksi setiap permainan, oleh karena dalam merefleksi diperlukan pengalaman yang panjang dan pengetahuan yang luas tentang ilmu manajemen, kepemimpinan, komunikasi, dan psikologi, 5
agar mampu merespon pertanyaan-pertanyaan peserta berdasarkan konsep yang benar. Keahlian lainnya yang masih harus dikembangkan dalam penyelenggaraan diklatpim adalah penguasaan IT, dengan harapan proses bisnis tertentu yang saat ini masih dikerjakan dengan cara manual dapat digantikan dengan IT agar memudahkan peserta, misalnya e-regristration, penyerahan kertas kerja peserta dalam bentuk software, administrasi data peserta, dan juga terjaminnya penggunaan internet dan intranet. Bekerja dengan efisien dan berkualitas Seseorang profesional harus mampu bekerja dengan efisien dengan tetap mempertahankan kualitas, dalam arti mampu menggunakan sumber daya organisasi seperti dana, sarana, tenaga kerja, waktu dengan efisien untuk menghasilkan produk / yang berkualitas sesuai standar yang telah ditetapkan. Dalam penerapannya pada BDK Magelang, beberapa hal telah mencapai efisiensi yang tinggi terutama dalam bekerja tim, seperti penyelenggaraan outbound yang dikelola sendiri oleh BDK Magelang dengan biaya yang jauh lebih efisien dari pada jika diselenggarakan oleh vendor, walaupun tetap mempertahankan kualitas yang berkelas, yang ditandai dengan hasil evaluasi peserta yang selalu menyatakan “memuaskan”. Begitu pula penyelenggaraan observasi lapangan bagi peserta diklatpim. Dari aspek lain BDK perlu mendorong para pegawai/pejabat dan peserta diklat untuk meningkatkan efisiensi terutama dalam mematikan lampu, AC, LCD pada ruangan yang tidak terpakai. b. Bekerja dengan hati Salah satu ciri seseorang yang profesional adalah bekerja dengan hati. Dalam bekerja terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu SOP dan hati nurani atau perasaan. Salah satu ciri seorang profesional adalah mampu mempertemukan dua simpul yang berlawanan tersebut. Dalam penerapannya pada BDK Magelang, bekerja dengan hati dapat dirinci menjadi bekerja dengan empati, dan loyal terhadap profesi. Bekerja dengan empati Dalam penyelanggaraan Diklatpim pada BDK Magelang telah dikembangkan empati terhadap peserta diklat. Para pegawai/pejabat telah berusaha memahami perasaan peserta terutama pada waktu-waktu kritis seperti pada waktu peserta baru tiba, pada waktu proses penyusunan kertas kerja, dan ujian. Perhatian tersebut ditunjukkan dengan adanya sesi penjelasan akademis yang dilakukan setelah pembukaan diklat, dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentang penyelenggaraan diklat secara menyeluruh agar peserta memperoleh kepastian terkait seluruh kegiatan diklat dari awal sampai akhir program. Untuk membantu peserta dalam penulisan kertas kerja, BDK telah menyediakan panduan, dan bimbingan sehingga meringankan peserta terutama bagi mereka yang tidak terbiasa menulis. Dan dalam menghadapi ujian telah dijadwalkan sesi penjelasan kasus yang materinya terkait dengan pelaksanaan ujian. Usaha ini mengurangi beban peserta sehingga dapat memotivasi dan menjaga stabilitas stamina peserta. Bekerja dengan loyalitas profesi Loyalitas profesi dapat diartikan menjaga nama baik profesi. Dalam penerapannya pada BDK, pegawai/pejabat telah menjaga loyalitas dengan baik. Mereka mempromosikan BDK Magelang, dan memberikan argumentasi yang 6
logis manakala terdapat seseorang atau pihak tertentu yang mendiskreditkan nama baik, apalagi tidak didukung dengan data yang akurat dan hanya berdasarkan dugaan dan persepsi belaka.
3. Sinergi Nilai sinergi merupakan nilai Kementerian Keuangan yang ke tiga. Sinergi diwujudkan dengan koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak yang berkepentingan .untuk memperolah hasil yang lebih besar, berkualitas dan cepat. Sinergi dalam nilai Kementerian Keuangan dinyatakan dengan membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan. Perilaku utama yang diharapkan dari nilai sinergi adalah: a. Memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati Memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati diimplementasikan pada BDK dengan: Berfikir positif Berfikir positif akan berdampak pada prilaku saling percaya dan saling menghormati. Para pegawai/pejabat BDK telah berfikir positif dalam menghadapai peserta, menghormati peserta sebagai orang-orang jujur, tanggung jawab, dan terpilih untuk mengikuti diklatpim. Misalnya dalam hal memberikan izin kepada peserta karena keluarganya sakit keras, atas dasar kepercayaan sehingga tidak diperlukan bukti dan hanya diperlukan surat permohonan izin yang formulirnya telah disiapkan. Dan juga, berfikir positif terkait dengan tugastugas peserta terutama kurang memadainya kualitas kertas kerja, disadari bahwa kemampuan peserta dalam menulis berbeda-beda. Untuk itu BDK menyediakan waktu untuk bimbingan dan perbaikan. Perilaku positif juga telah diterapkan BDK terhadap pemangku kepentingan, seperti unit-unit eselon I, dan unit-unit kerja di lingkungan BPPK. Namun demikian berfikir positif antar pegawai/pejabat BDK masih perlu ditingkatkan untuk menciptakan suasana saling percaya dan saling menghormati, dan mempromosikan bahwa setiap unit kerja adalah bagian penting dari BDK Magelang. Usaha ini penting untuk menciptakan kebersamaan dan menghindarkan eklusifitas kelompok pegawai/ pejabat tertentu. Menerima kritikan dan saran Para pegawai/pejabat BDK dengan senang hati menerima kritik dan saran baik dari pegawai/pejabat BDK sendiri maupun dari peserta diklat. Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mendorong setiap individu dalam menyampaikan kritik dan saran adalah bahwa BDK telah menyediakan kotak saran yang ditempatkan pada tempat yang strategis, disamping ruang kelas sehingga mudah dijangkau oleh peserta. Kritik dan saran juga disediakan bagi peserta untuk menilai dan memberikan saran tertulis kepada pengajar pada setiap selesainya pelajaran. Sesi kritik dan saran juga dibuka pada waktu evaluasi akhir tatap muka menjelang berakhirnya diklat, disamping evaluasi tertulis terkait dengan penyelenggaraan diklat. Ini pertanda bahwa pegwai/pejabat BDK telah mampu melihat permasalahan dari perspektif yang berbeda / orang lain, sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana. Untuk lebih mendorong setiap individu dalam menyampaikan kritik dan saran, BDK perlu 7
menetapkan mekanisme penyampaian kritik dan saran yang jelas dan terstruktur serta mengkomunikannya kepada setiap individu dengan baik. b. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik Solusi yang baik hanya dapat diperoleh manakala didukung dengan data dan informasi terkini, lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan koordinasi antar unit kerja. Menemukan solusi Salah satu cara menemukan solusi terbaik adalah dengan membahas permasalahan secara bersama-sama (two heads are better than one). Ini telah dilakukan di BDK Magelang pada kerjasama tim, seperti tim outbound dan tim observasi lapangan BDK merupakan tim yang solid dan sinergis. Tim outbound terdiri dari koordinator, instruktur, asisten instruktur dan tenaga kesehatan. Sebelum keberangkatan ke lokasi, tim telah berkoordinasi untuk membagi tugas, menentukan permainan (games) yang dipilih, dan peralatan yang dipergunakan. Koordinasi juga dilakukan di lokasi setiap hari menjelang dimulainya kegiatan untuk membicarakan proses permainan, dari persiapan peralatan, cara memberikan instruksi, dan cara merefleksi. Tim sering menghadapi permasalahan di lapangan, seperti terdapat peserta yang tiba-tiba sakit, peserta yang tidak dapat mengikuti permainan tertentu karena alasan tertentu, listrik mati, hujan lebat dsb. Untuk mengatasi masalah tersebut tim telah berkoordinasi untuk menemukan solusi terbaik. Sedangkan tim pada observasi lapangan terdiri dari koordinator, pembimbing dan asisten pembimbing telah bekerjasama dengan baik. Dalam mengatasi permasalahan di lapangan, tim juga berkoordinasi, misalnya dalam mengatasi permasalahan minimnya perolehan data / informasi, dan kurangnya waktu penyusunan kertas kerja. Disisi lain BDK masih perlu mengoptimalkan untuk menemukan solusi terbaik atas hasil evaluasi penyelenggaraan diklat, dengan cara pertemuan terjadwal, sehingga solusi dapat dilaksanakan dan memenuhi berbagai keinginan. Melaksanakan solusi Solusi yang baik akan bermanfaat jika solusi tersebut dilaksanakan. Dalam melaksanakan solusi masing-masing unit di BDK telah menghormati tugas dan fungsi unit lain. Namun hal ini tidak cukup, oleh karena untuk melaksanakan solusi terlebih dahulu perlu disusun action plan agar diketahui rincian kegiatan, sumber daya yang diperlukan, kapan harus selesai, dan siapa yang bertanggung jawab. Pada BDK belum semua solusi dapat dilaksanakan dan juga belum disusun action plan secara rinci sehingga belum sepenuhnya mencapai sinergi. 4. Pelayanan Nilai dan perilaku utama pelayanan Kementerian Keuangan diuraikan menjadi, memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman. Nilai utama yang diterapkan pada BDK Magelang adalah: a. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan Memahami kebutuhan stakeholders Pada BDK Magelang, pelayanan yang terpenting adalah kepada peserta. Untuk memahami kebutuhan peserta, BDK Magelang telah melaksanakan berbagai evaluasi seperti evaluasi pengajar, evaluasi penyelenggaraan diklat tertulis, dan evaluasi penyelenggaraan diklat tatap muka. Evaluasi pengajar yaitu 8
penilaian peserta terhadap kompetensi dan perilaku pengajar, dilakukan pada berakhirnya setiap mata pelajaran. Evaluasi tertulis yaitu penilaian peserta secara tertulis terhadap penyelanggaraan diklat secara menyeluruh dilaksanakan pada menjelang berakhirnya program diklat. Evaluasi tatap muka yaitu penilaian peserta secara tatap muka terhadap penyelenggaraan diklat secara menyeluruh dilaksanakan pada menjelang berakhirnya program diklat. Oleh karena pentingnya evaluasi dalam menjaring kritik dan saran, hendaknya frekuensi evaluasi penyelenggaraan diklat ditingkatkan, sehingga saran-saran sederhana dapat segera ditindaklanjuti agar dapat dirasakan manfaatnya. Untuk memahami kebutuhan peserta, juga dilakukan pendekatan personal antara BDK dengan peserta agar dapat memahami kepentingan peserta yang sebenarnya, mengingat hasil evaluasi formal dan tertulis terkadang tidak sepenuhnya menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Selanjutnya untuk dapat melayani kebutuhan peserta, perlu ditingkatkan pengendalian pada setiap kegiatan pelayanan. Pengendalian akan dapat dilakukan dengan baik manakala terdapat standar pengukuran yang jelas, dapat berupa cek lis kegiatan yang harus dilakukan, atau SOP. Melayani dengan perilaku asertif Perilaku asertif merupakan perilaku yang ramah, sopan, menghargai dan peduli terhadap orang lain. BDK Magelang telah menerapkan perilaku ini dengan baik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pegawai/pejabat telah memperlakukan peserta dengan baik dan memberikan pertolongan saat diperlukan. Perilaku asertif ini menjadi sangat penting manakala terdapat peserta yang motivasinya turun, stress, dan sakit. Untuk menjaga agar para pegawai/pejabat tetap berperilaku asertif dapat dilakukan dengan memperhatikan saran dan masukan dari peserta, dan membahasnya dalam suatu pertemuan untuk mencari solusi yang standar. Memberikan informasi yang tepat kepada peserta Informasi yang tepat memudahkan peserta dalam menyusun kegiatan individu. Terdapat dua informasi penting yang dibutuhkan peserta, yaitu jadwal pelajaran dan informasi umum untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari peserta selama di Magelang. Jadwal pelajaran memuat kegiatan akademis, mata pelajaran, pengajar, jumlah sesi, sesi tugas mandiri, hari libur dan tanggal penutupan. Pengaturan jadwal pada BDK sudah baik dalam arti bahwa semua pelajaran/kegiatan dan jumlah sesi telah terpenuhi. Selanjutnya, untuk meningkatkan mutu akadmis, terutama dalam penyusunan jadwal pelajaran, diperlukan keteliatian dalam menyusun sekuen setiap pelajaran/kegiatan agar pelajaran sebelumnya dapat menunjang pelajaran/kegiatan berikutnya. Sekuen dapat terjaga dengan baik manakala jadwal pelajaran yang telah ditetapkan dapat dipertahankan untuk tidak berubah. Disamping jadwal pelajaran, BDK juga menyediakan informasi umum seperti transportasi dan tiket, lokasi rekreasi / kuliner pada hari libur, foto copy, penjual pulsa, dokter dan rumah sakit, dan toko mini menyediakan kebutuhan sehari-hari disediakan koperasi. BDK telah menyediakan informasi tersebut dengan baik pada sesi penjelasan. Untuk meningkatkan pelayanan, informasi-informasi tersebut hendaknya dimuat (upload) pada web sehingga dapat diketahui peserta sebelum keberangkatan ke Magelang. 9
b. Bersikap proaktif dan cepat tanggap Proaktif dan cepat tanggap merupakan salah satu ciri pelayanan yang baik. Untuk menjadi proaktif BDK Magelang telah: Memberikan pelayanan langsung kepada peserta Pelayanan langsung pada BDK dengan ditunjuknya petugas piket untuk setiap kelas yang bertugas melayani langsung kebutuhan peserta, pengajar, dan kebutuhan untuk menunjang pembelajaran. Petugs piket berada di ruang yang telah disediakan, dekat dengan ruang kelas. Oleh karena pentingnya petugas piket, hendaknya petugas piket dibekali dengan daftar sarana yang diperlukan. Petugas piket harus selalu siap di ruang piket, untuk itu hendaknya petugas piket dibebaskan dari pekerjaan rutinnya, dan juga perlu dilakukan monitoring yang lebih inten. Layanan langsung di BDK Magelang juga dilakukan oleh satpam. Pada pos satpam telah disediakan kartu izin keluar (kika) untuk setiap peserta yang akan keluar asrama untuk keperluan tertentu. Memonitor ketersediaan fasilitas peserta Fasilitas peserta pada BDK Magelang meliputi asrama, ruang kelas ruang diskusi dan perlengkapannya, sarana olah raga, laundry, dan konsumsi. Pada BDK Magelang penyediaan fasilitas tersebut telah memadai walaupun terkadang terdapat permasalahan yang tidak berarti. Untuk menjamin kontinyuitas ketersediaan fasilitas tersebut, hendaknya BDK meningkatkan frekuensi monitoring dan segera menindaklanjuti hasil monitoring tersebut. 5. Kesempurnaan Nilai kesempurnaan, diuraikan menjadi, senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik. Nilai dan perilaku utama yang diterapkan pada BDK Magelang. a. Melakukan perbaikan terus menerus Untuk melaksanakan perbaikan terus menerus diperlukan orang-orang pembelajar, yaitu mereka yang secara kontinyu meningkatkan wawasan dan kompetensinya dengan cara belajar. Mereka adalah orang-orang yang pintar, lentur terhadap perubahan dan mampu berinovasi. Mempelajari hasil kegiaan evaluasi/monitoring, observasi, survey dan penelitian. BDK telah membahas bersama hasil evaluasi walaupun belum semua kritik dan saran dapat ditindak lanjuti. Khusus untuk kegiatan survey dan penelitian masih perlu ditingkatkan agar dapat dijadikan referensi untuk perbaikan secara terus menerus. Membaca literature dan menghadiri forum ilmiah BDK Magelang telah mengirimkan beberapa pegawai/pejabat untuk mengikuti diklat atau seminar walaupun frekuensinya masih terbatas. Kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mendorong para pegawai / pejabat BDK Magelang untuk selalu belajar adalah dapat dilakukan dengan mengadakan forum sharing antar pegawai/pejabat BDK secara rutin tentang ilmu baru, peraturan baru, pengalaman baru, ide baru baik terkait dengan penyelenggaraan diklat maupun untuk menambah wawasan. Disamping itu perlu dipikirkan agar BDK dapat menjadi organisasi pembelajar (organizational learning), artiya menjadi organisasi yang memfasilitasi, mendorong pegawai/pejabat untuk selalu belajar, 10
dengan menyediakan litertur yang lengkap di perpustakaan. Juga mengutamakan orang-orang pebelajar dalam rekruitmen dan promosi jabatan. b. Mengembangkan inovasi baru dan kreativitas Orang-orang pembelajar agar didorong dan difasilitasi untuk berbuat, menciptakan cara kerja dan produk-produk baru. Dalam diklat mereka dapat berinovasi dalam mengembangkan materi pembelajaran, sarana pembelajaran, metode pembelajaran dan bahkan menciptakan diklat baru jika didukung dengan suasana kerja yang kondusif untuk bersinergi. Inovasi yang telah dilakukan oleh BDK Magelang: Materi pembelajaran Materi pembelajaran yang selalu diperbaiki dan sesuai dengan kondisi masa kini merupakan daya tarik dalam mengikuti diklat. Materi pembelajaran Diklatpim BDK Magelang telah dirancang secara nasional dan ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara. Namun BDK Magelang tetap berinovasi dengan cara menyesuaikan materi tersebut dengan kondisi yang berkembang di unit-unit eselon I Kementerian Keuangan, sehingga materi diklatpim di BDK Magelang menjadi spesifik dan bernuansa Kementerian Keuangan, walaupun tetap bertumpu Pada modul-modul LAN. BDK Magelang juga telah menambahkan materi soft skills sebagai Materi Praktek Laboratorum (MPL) pada diklatpim. MPL tersebut dirancang oleh para widyaiswara. Sarana pembelajaran Inovasi sarana pembelajaran merupakan suatu keharusan, dan disesuaikan dengan teknologi baru. Pada prinsipnya sarana pembelajaran pada BDK Magelang telah memenuhi standar minimum. Untuk meningkatkan kualitas sarana pembelajaran agar BDK mengembangkan inovasi sarana pembelajaran dengan berorientasi pada pemanfaatan teknologi baru. Metode pembelajaran Metode pembelajaran yang selalu berkembang akan memotivasi peserta. Semula metode pembelajaran pada diklatpim BDK Magelang lebih banyak menggunakan metode klasikal. Berdasarkan hasil observasi, metode klasikal tersebut tidak mampu mendorong peserta untuk berpartisipasi, bahkan menjadikan peserta pasif. Akhir-akhir ini metode pembelajaran telah dikembangkan dengan metode sharing & discussion. Metode ini merupakan metode interaktif sehingga memacu peserta untuk berpartisipasi dalam diskusi. Metode ini masih terus dikembangkan dengan cara mengakomodasi kritik dan saran dari peserta. Membuat diklat baru Inovasi diklat baru dimaksudkan untuk merespon perubahan, seperti perubahan peraturan, kebijakan, teknologi, proses bisnis, dan perubahan paradigma masyarakat yang dilayani. BDK Magelang telah menghasilkan diklat baru yaitu diklat Public Speaking For Professional Leaders, hasil rancangan para widyaiswara. Diklat ini sangat menarik minat ditandai dengan antusiasme peserta untuk mengikuti diklat ini, walaupun penyelenggaraannya dilaksanakan oleh BDK lain. Diklat ini masih terus disempurnakan dengan memperhatikan perkembangan kebutuhan peserta. Diklat baru lainnya adalah diklat Interpersonal Skills. Diklat ini digarap oleh para widyaiswara dan para pejabat struktural.
11
Akhirnya kami berharap agar pejabat/pegawai BDK Magelang secara terus menerus bekerja dengan karakter yang terpuji yang bertumpu pada nilai-nilai Kementerian Keuangan, agar dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin sejati. Daftar Pustaka Robbins, Stephen P., Organizational Behavior 9 Edition, Prentice Hall International Inc., New Jersey, 2001 Lufthan, Tred, Organizational Behavior, McGraw-Hill Companies, Inc., New York, 2002. Kementerian Keuangan, Value http://www.depkeu.go.id/Ind/others/NilaiKemenkeu/VALUES_KEMENKEU.pdf , diunduh 25 Januari 2013
Penyusun, Maryanto Widyaiswara Utama Balai Diklat Kepemimpinan, BPPK, Kementerian Keuangan Magelang
12