IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh DEWI MUFIDAH
1
NIM 11108109
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
2
3
4
5
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al-Qalam: 4)
P ER S E M B A H A N
7
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahhanda tercinta Muhsinun (Almarhum) dan ibunda (Murtafiah) atas perjuangannya dengan cucuran keringat, banting tulang, kalimah doa dan kasih sayangnya yang selalu membimbing, mendoakan dan memberikan segalanya baik moral maupun spitual bagi kelancaran studyku, semoga Allah senantiasa meridoinya. 2. Kakak ku tersayang (Agus indriyatno, Aini nur faizah, Wahab Habibi) adikku tercinta (Imania najmuna) yang selalu memberikan dorongan, dukungan dan pengertian kepada penulis. 3. Kepada ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si. selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini. 4. Kepada seluruh sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Kawankawan seperjuangan angkatan 2008 khususnya kelas PAI D yang telah memberikan motivasi dan semangat belajar. 5. Pangeran hatiku yang selalu memberiku semangat, inspirasi beserta doa-doanya. 6. Tak lupa mbah kakung mashuri (Almarhum) mbah putri (sopiah) yang selalu menyayangi dan mendoakan dalam setiap langkahku.
Kebersamaan kita dihari kemarin akan sangat berarti bagi kehidupan kita di hari kemudian.
8
9
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah menunjukkan kepada kita agama yang hak dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini. Penulisan skripsi ini dapat terwujud sedemikian rupa karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua progdi studi Pendidikan Agama Islam dan pembimbing yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan ketika penyusunan skripsi ini. 3. Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan serta bantuan kepada penulis. 4. Keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun batin. 5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan skripsi ini. Hanya rasa syukur yang dapat penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah-Nya dalam penyusunan skripsi ini. Dengan demikian, akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan tentunya dalam penulisan atau penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
10
penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Amin.
11
ABSTRAK
Mufidah, Dewi. 2012. Implementasi Nilai-Nilai Budaya Bangsa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Budaya, Bangsa, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
12
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah persoalan budaya dan karakter bangsa yang kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa yang semakin memudar. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sisdiknas, merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap sekolah dengan mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Penelitian ini bertujuan antara lain: (1) Untuk mengetahui konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa. (2) Untuk mengetahui implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012.
Pengkajian penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap informan dari pihak Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orangorang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara: a. Mendiskripsikan data dari informan b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis c. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian Hasil penelitian ini adalah (1) Konsep Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada (dalam buku panduan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa, badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum) dan dimasukkan ke dalam revisi dokumen KTSP Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. Semua pihak Sekolah mendukung adanya pendidikan budaya dan karakter bangsa. Langkah perencanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah ini adalah dengan adanya penyusunan silabus dan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. (2) Implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dengan mengembangkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa terintegrasi dalam kegiatan pembiasaan siswa. Dalam mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa 13
terdapat kesulitan yang dialami guru dan peserta didik maka pihak sekolah memberikan peraturan kedisiplinan berupa sanksi mendidik yang harus ditaati peserta didik.
14
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO………………………………………………………….....i HALAMAN SAMPUL……………..……………………………………………..i PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………..........................................ii PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………………….iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................................iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………..v KATA PENGANTAR…………………………………………………………...vii ABSTRAK..............................................................................................................ix DAFTAR ISI ..........................................................................................................xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xv DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xvi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN
15
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….1 B. Fokus Penelitian …………………………………………………….7 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………...7 D. Kegunaan Penelitian ………………………………………………..7 E. Penegasan Istilah …………………………………………………....8 F. Metode Penelitian…………………………………………………...10 G. Sistematika Penulisan……………………………………………….18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1.
Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ........................ 21
2.
Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya ........................................... 24
3.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ............................... 26
4.
Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ............................... 26
5.
Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa................. 28
6.
Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa .................................................................................. 31
7.
Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa............................................ 36
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 1.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) .......................................................................................... 46
2.
Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas 49
16
3.
Fungsi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas .............. 50
4.
Indikator Keberhasilan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas ................................................................................... 51
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1.
Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa ............................................................................................. 53
2.
Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa .......... 54
3.
Gambaran Informan............................................................................. 57
B. Temuan Penelitian 1. Konsep Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .................................. 58 2. Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012 ..................... 62 BAB IV PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ........................................ 67 B. Implementasi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa
dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ..................................... 74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 78 B. Saran
...................................................................................................... 79
C. Penutup ...................................................................................................... 81
17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82 LAMPIRAN–LAMPIRAN ................................................................................. 85
DAFTAR TABEL
1. Tabel I Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas Pengembangan dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ................................................................... 37 2. Tabel II Daftar Nama Informan ................................................................................... 58 3. Tabel III Daftar Jenis Kegiatan Pengembangan Diri SMA Islam Sudirman Ambarawa. .................................................................................................................. 72
18
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa………………………………………………………………………...33 2. Gambar 2. Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Setiap Mata Pelajaran………………………………………..34
19
20
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2. Daftar Riwayat Hidup 3. Lembar Konsultasi Skripsi 4. Pedoman Wawancara 5. Transkip Wawancara 6. Proposal Skripsi 7. Proposal Penelitian 8. Surat Keterangan Penelitian 9. Dokumentasi Foto Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa 10. Laporan SKK
21
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan yang tertuang dalam berbagai tulisan di berbagai media cetak dan elektronik. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undangundang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Salah satu alternatif yang banyak dikemukakan untuk mengatasi masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif
yang
bersifat
preventif,
pendidikan
diharapkan
dapat
mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa yang semakin lama semakin memudar. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya
22
dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Dalam
penyelenggaraan
sebuah
sistem
pendidikan
maka
diperlukan sebuah lembaga tertentu untuk memprioritaskan terlaksananya sistem pendidikan. Lembaga pendidikan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan tidak lepas dari kurikulum. Kurikulum merupakan suatu perencanaan yang dijadikan pegangan bagi setiap lembaga pendidikan dan menjadi landasan utama untuk melaksanakan proses pembelajaran. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum saat ini memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya. Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai sebuah kurikulum dimana setiap kurikulum di setiap lembaga pendidikan mempunyai tujuan dan perumusan perencanaan kurikulum tersendiri. Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media massa, seminar, dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji kebutuhan itu secara imperatif adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-
23
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No.20, 2005:108). Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap sekolah dengan mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Materi belajar ranah pengetahuan (kognitif) dapat dijadikan pokok bahasan sedangkan materi nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak dapat dijadikan pokok bahasan karena mengandung resiko akan menjadi materi yang bersifat kognitif. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi pendidikan budaya dan karakter bangsa sikap menyukai, ingin memiliki, dan mau menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar bagi tindakan dalam perilaku kehidupan peserta didik sehari-hari merupakan persyaratan awal yang mutlak untuk keberhasilan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah antara lain: nilai kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab. Dalam proses pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dikembangkan menggunakan pendekatan proses
24
belajar peserta didik secara aktif dan berpusat pada anak; dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat melalui proses belajar dalam setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup
pengamalan,
pemahaman,
dan
penanaman
nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki
manusia
yang
aktualisasinya
mencerminkan
harkat
dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
25
Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengembangkan sistem penilaian yang tidak hanya menilai hasil belajar dari aspek pengetahuan (kognitif) saja tetapi juga meliputi aspek psikomotorik dan afektif siswa. Satuan pendidikan melalui rekomendasi kurikulum dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga mengembangkan kurikulum pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dimaksudkan untuk mewujudkan peserta didik sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-Undang. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab bukanlah pekerjaan yang mudah bagi guru dan satuan pendidikan karena berdasarkan kenyataan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, guru dan satuan pendidikan justru menyimpang dari tujuan tersebut. Adopsi sistem pendidikan dari luar yang kurang menyentuh budaya lokal sering kali mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan sistem pendidikan yang ada sering menjadi sasaran kritik dan kecaman karena seluruh daya guna sistem pendidikan tersebut diragukan. Generasi muda yaitu peserta didik banyak yang memberontak terhadap metode-metode dan sistem pendidikan yang ada. Bahaya yang dapat timbul dari keadaan tersebut bukan hanya bentrokan-bentrokan, konflik, dan malapetaka, melainkan justru bahaya yang lebih fundamental yaitu lenyapnya sifat-
26
sifat perikemanusiaan. Sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi hancur. Pola pikir yang semula terstruktur rapi menjadi kacau dan tidak menentu (Budiningsih, 2004: 4).
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dianggap sebagai akibat akhir dari lemahnya kontribusi Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan integritas etik pada peserta didik sejak dini. Ada yang lebih penting lagi. Ternyata, lemahnya partisipasi guru dalam mempraktekkan substansi agama berpengaruh buruk pada peserta didik. Dalam kelemahan metodologis yaitu minimnya sarana-sarana pelatihan dan pengembangan serta rendahnya partisipasi orang tua siswa dan masyarakat pada umumnya dalam
proses
transformasi
nilai-nilai
afektif
tersebut.
Dalam
mengimplementasikan nilai-nilai budaya bangsa, hendaknya sekolah tidak terjebak lagi oleh dominasi kognitif seperti pada kurikulum lama. Itulah dampak sebuah sistem pendidikan nasional yang dijalankan hanya mengutamakan keunggulan akademik atau intelektual semata, sementara pengembangan kecerdasan spiritual sebagai esensi utama pendidikan terlupakan dalam realitas proses belajar mengajar.
Berdasarkan pada pernyataan tersebut penting kiranya untuk diungkap mengenai implementasi nilai-nilai budaya bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012, sehingga hasil penelitian
27
ini diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kalangan pendidikan terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan suatu fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa? 2. Bagaimana implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arahan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1. Untuk mengetahui konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa. 2. Untuk mengetahui implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. D. Kegunaan Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memiliki 2 kegunaan, yaitu: 1. Manfaat Teoritis, sebagai bahan referensi bagi dunia pendidikan mengenai implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa. 2. Manfaat Praktis, dengan penelitian ini akan memberikan informasi mengenai implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa
28
kepada sekolah, guru, siswa, orang tua siswa serta masyarakat sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk berupaya mengoptimalkan hasil belajar kedalam berbagai sikap hidup. E. Penegasan Istilah Dari judul penelitian ”Implementasi Nilai-Nilai Budaya Bangsa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012” penulis ingin memberikan batasan-batasan sebagai pedoman untuk penulisan skripsi selanjutnya. Selain itu penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir oleh pembaca. Beberapa istilah yang dijelaskan antara lain: 1. Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak,
baik
berupa
perubahan
pengetahuan,
keterampilan maupun nilai dan sikap (Mulyasa, 2003: 93). Implementasi dalam hal ini adalah penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 2. Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Ahmadi & Uhbiyati, 2001: 70). Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat. 29
Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010: 3). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010: 3). Bangsa adalah rakyat atau orang-orang yang berada di dalam suatu masyarakat hukum yang terorganisir (Poespowardojo & M.Parera, 1994: 115). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha sadar untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri siswa melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. 3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2005: 57). Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan dengan melalui ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia dapat memahami,
30
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam telah dinyakini secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai
suatu
pandangan
hidupnya
demi
keselamatan
dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Daradjat, 1991: 82). Jadi dapat disimpulkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai bimbingan dan usaha terhadap siswa dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. F. Motode Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (J.Moloeng, 2002: 3). Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis testing, sehingga teori yang dihasilkan bukan teori subtantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar. Dalam penelitian kualitatif ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersifat diskriptif tentang fenomena yang berada di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012.
31
2.
Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan datadata di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian namun berfungsi sebagai instrumen pendukung, oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.
3.
Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa yang berada di Jalan Jendral Sudirman No. 2.a Ambarawa Kab. Semarang. Adapun alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena di lokasi ini sudah mulai mengembangkan kurikulum pendidikan budaya dan karakter bangsa. Selain alasan tersebut, di sekolah ini juga terdapat mata pelajaran agama Islam secara umum yaitu Pendidikan Agama Islam.
4.
Sumber Data Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:
32
a. Data primer Yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang
diperoleh
dari
lapangan
dengan
mengamati
atau
mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari Kepala Sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum, Wakasek Bidang Kesiswaan, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan Siswa. b. Data sekunder Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari notula rapat, perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah. Data ini dapat diperoleh berupa Perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Daftar Hadir dan Daftar Nilai Siswa, Program kerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) Pendidikan Agama Islam dan notula Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
33
memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan. 5. Prosedur Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah suatu alat pengumpulan data atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula (Margono, 2000: 165). Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang implementasi nilai-nilai budaya bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. b. Observasi Bungin (2007:115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu observasi partisipasi. Adapun pada teknik ini penulis gunakan untuk mencari data
tentang
implementasi
nilai-nilai
budaya
bangsa
dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah daftar yang berisikan patokan-patokan atau panduan dalam menelusuri sebuah dokumentasi (Hasan, 2004:16). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dan gambaran
34
umum tentang sejarah berdirinya sekolahan, letak geografis, struktur organisasi sekolahan, keadaan guru, siswa, karyawan, sarana dan fasilitas sekolah. 6. Analisis Data Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian yang kemudian dilakukan analisis dengan cara: d. Mendiskripsikan data dari informan Analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu diusahakan agar satuansatuan
itu
dapat
diidentifikasi
dengan
mendiskripsikan
atau
menggambarkan keadaan dari obyek penelitian. Data tersebut diperoleh dari informan ketika melakukan penelitian. e. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis
35
Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. f. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali dalam menjawab tujuan penelitian. 7. Pengecekan Keabsahan Data Ada
empat
kriteria
yang
digunakan
yaitu:
kepercayaan
(credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), kepastian (confirmability) (J. Moleong, 2008: 324). Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga macam antara lain sebagai berikut: a. Kepercayaan (credibility) Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya, ada beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain: pengecekan anggota,
36
perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi. b. Ketergantungan (dependability) Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipandibility oleh auditor independent oleh dosen pembimbing. c. Kepastian (confirmability) Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit. 8. Tahap-tahap Penelitian Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Tahap sebelum ke lapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi
37
lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. c. Tahap Analisis Data Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan guru dan siswa Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa. Langkah selanjutnya adalah melakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti kemudian melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti. d. Tahap Penulisan Laporan Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing
untuk
mendapatkan
38
perbaikan
saran-saran
demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulisan skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi. G. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah: Bab I : Pendahuluan Meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II : Kajian Pustaka Meliputi: A. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, yang meliputi: 1. Pengertian pendidikan budaya dan karakter bangsa 2. Landasan pedagogis pendidikan budaya dan karakter bangsa 3. Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa 4. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa 5. Nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa 6. Prinsip dan pendekatan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa 7. Indikator keberhasilan sekolah dan kelas dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
39
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 1. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 2. Dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas 4.
Indikator keberhasilan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas
Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian A. Paparan Data: 1.
Gambaran umum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa
2.
Kurikulum
Sekolah
Menengah
Atas
Islam
Sudirman
Ambarawa 3.
Gambaran informan
B. Temuan penelitian: 1.
Konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa.
2.
Implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012.
Bab IV : Pembahasan yang berisi tentang: A. Konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa.
40
B. Implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. Bab V : Penutup meliputi: A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup
41
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikemukakan pengertian istilah pendidikan, budaya, karakter, dan bangsa. Pengertian yang dikemukakan di sini dikemukakan secara teknis dan digunakan dalam mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain yang istilah-istilah itu menjadi pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasan sepenuhnya membahas dan berargumentasi mengenai istilah-istilah tersebut secara akademik (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:9). Menurut Ahmadi dan Uhbiyati (2001:70) menyatakan sebagai berikut. pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dalam hal ini pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi
42
manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:3). M. Furqon Hidayatullah mengutip pendapatnya Rutland (2009:1) yang mengemukakan bahwa karakter berasal dari akar kata bahasa latin yang berarti”dipahat”. Secara harfiah, karakter artinya adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama, atau reputasinya (Ma’mur, 2011:27). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:9). Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, bangsa menurut hukum adalah rakyat atau orang-orang yang berada di dalam suatu masyarakat hukum yang terorganisir. Kelompok orang-orang satu bangsa ini pada umumnya menempati bagian atau wilayah tertentu, berbicara dalam bahasa yang sama (meskipun dalam bahasa-bahasa daerah), memiliki sejarah, kebiasaan, dan kebudayaan yang sama, serta terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat (Poespowardojo dan M.Parera, 1994:115).
43
Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan siswa dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha sadar untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri siswa melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Berdasarkan pengertian pendidikan, budaya, karakter, dan bangsa yang telah dikemukakan di atas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilainilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan
44
karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah. Oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah melalui semua mata pelajaran dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya sekolah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010: 4). 2. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya karena peserta didik hidup tidak terpisahkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya.
Selain menjadi
orang asing
yang lebih
mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena
45
dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan. Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi warga negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, dan cara menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan nilai ciri keIndonesiaannya (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010: 5). Kemerosotan moral akhlak, etika dan menurunnya prestasi bangsa memberi sinyalemen kuat bahwa bangsa ini sedang mengalami dilema, jika tidak dicarikan solusi perbaikan akan menghadapi persoalan yang semakin komplek. Pendidikan budaya dan karakter adalah salah satu tawaran solusi untuk meminimalisir dangkalnya pemahaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (http://www.scribd.com/doc.htm : Pendidikan Karakter Bangsa Dan Transdisiplinaritas). Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai
yang
terumuskan
dalam
46
tujuan
pendidikan
nasional
(http://mamansherman.wordpress.com.htm : Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). 4. Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: a. Pengembangan : Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik. Hal ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa b. Perbaikan
:
Memperkuat
kiprah
pendidikan
nasional
untuk
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat c. Penyaring : Untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:7). Melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 5. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Tujuan pendidikan ialah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat berfungsi secara individual dan berfungsi
sebagai
anggota
masyarakat
47
melalui
penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran yang bersifat aktif, ilmiah, dan memasyarakat serta berdasarkan kehidupan nyata yang dapat mengembangkan jiwa, pengetahuan, rasa tanggung jawab, keterampilan, kemauan, dan kehalusan budi pekerti (M Sukardjo dan Komarudin: 2009,14). Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa antara lain: a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:7). Pendidikan budaya dan karakter bangsa menjadi sangat penting karena posisinya strategis dalam memompa semangat peserta didik dalam melestarikan dan memperjuangkan nilai-nilai yang diharapkan.
48
6.
Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Tanggung jawab moral siswa tidak hanya kepada guru agama saja tetapi guru mata pelajaran lain juga turut bertanggung jawab. Dengan cara menyisipkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa ini dapat dimasukkan dalam silabus. (http://hamimnova.wordpress.com.htm : Nilai-Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa pbkb dalam kbm). Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini: a. Agama : Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. b. Pancasila : Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara. c. Budaya : Nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
49
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. d. Tujuan Pendidikan Nasional : Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (http://abdurrazzaaq.com.htm : Fungsi Tujuan dan Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai dan deskripsi nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini:
1) Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2) Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3) Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
50
4) Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6) Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki. 7) Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8) Demokratis : Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9) Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10) Semangat kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11) Cinta tanah air : Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 12) Menghargai prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
51
13) Bersahabat/komunikatif : Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14) Cinta damai : Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15) Gemar membaca : Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16) Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17) Peduli sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18) Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:9).
7. Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat
52
Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP)
yang
sudah
ada
(http://mgmpmatika.wordpress.com.htm
:
Pendidikan Karakter Prinsip dan Pendekatan Pengembangan). Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat (http://berbagireferensi.blogspot.com.htm : Prinsip dan Pendekatan Pengembangan). Dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Berkelanjutan Mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun. b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah
53
Mensyaratkan
bahwa
proses
pengembangan
nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Gambar berikut ini memperlihatkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu:
MATA PELAJARAN
PENGEMBANGAN DIRI
NILAI
BUDAYA SEKOLAH
Gambar 1. Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa Pengembangan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan sebagai berikut ini:
54
MP 1 MP 2 MP 3 MP 4
NIL AI
MP 5 M P6 M P .n
Gambar 2. Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui setiap mata pelajaran c. Nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan Mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa, artinya nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan keterampilan. Materi pelajaran biasanya digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai
budaya
dan
karakter
bangsa.
Guru
tidak
harus
mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat
55
digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu. d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses
pendidikan
dilakukan
dalam
suasana
belajar
yang
menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif. Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka guru menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif tetapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan
56
nilai. Dalam menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010:14). Prinsip ini menjadi pegangan kepala sekolah dalam melakukan monitoring kinerja staf-stafnya, perkembangan, dan dinamikanya. Sehingga setiap problem dapat cepat dideteksi dan dicarikan solusinya secara praktis (Ma’mur, 2011:57). 7. Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Indikator yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter dibagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Indikator untuk sekolah dan kelas Indikator untuk sekolah dan kelas merupakan penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). b. Indikator untuk mata pelajaran. Indikator untuk mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu
57
(http://asefts63.wordpress.com.htm : Integrasi Pendidikan Karakter Ke dalam Materi dan Proses Pembelajaran/#more-1849). Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban yang diberikan peserta didik terhadap tugas dan pertanyaan guru,
serta tulisan peserta didik
dalam laporan dan
pekerjaan rumah. Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk memberikan pertimbangan tentang perilaku untuk nilai tertentu telah menjadi perilaku yang dimiliki peserta didik. Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain seperti berikut ini. Tabel I Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Sebagaimana Tercantum dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Tahun 2010
58
INDIKATOR SEKOLAH Merayakan harihari besar keagamaan. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang Menyediakan didasarkan pada fasilitas tempat upaya menjadikan temuan barang dirinya sebagai hilang. orang yang selalu Tranparansi dapat dipercaya laporan keuangan dalam perkataan, dan penilaian tindakan, dan sekolah secara pekerjaan. berkala. Menyediakan kantin kejujuran. Menyediakan kotak saran dan pengaduan. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. Sikap dan Menghargai dan tindakan yang memberikan menghargai perlakuan yang perbedaan agama, sama terhadap suku, etnis, seluruh warga pendapat, sikap, sekolah tanpa dan tindakan membedakan suku, orang lain yang agama, ras, berbeda dari golongan, status dirinya sosial, status ekonomi, dan
3. Toleransi
59
INDIKATOR KELAS Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala. Larangan menyontek.
Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
NILAI
4. Disiplin
5.Kerja keras
INDIKATOR SEKOLAH kemampuan khas. Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Tindakan yang Memiliki catatan menunjukkan kehadiran. perilaku tertib dan Memberikan patuh pada penghargaan berbagai kepada warga ketentuan dan sekolah yang peraturan. disiplin. Memiliki tata tertib sekolah. Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah. Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK). Perilaku yang Menciptakan menunjukkan suasana kompetisi upaya sungguhyang sehat. sungguh dalam Menciptakan mengatasi suasana sekolah berbagai yang menantang hambatan belajar, dan memacu untuk tugas dan bekerja keras. menyelesaikan Memiliki pajangan tugas dengan tentang slogan atau sebaik-baiknya. motto tentang DESKRIPSI
60
INDIKATOR KELAS ekonomi. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Bekerja dalam kelompok yang berbeda. Membiasakan hadir tepat waktu. Membiasakan mematuhi aturan. Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK). Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK). Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. Menciptakan
INDIKATOR SEKOLAH kerja.
INDIKATOR KELAS suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
Menciptakan situasi belajar yang dapat menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. Pemilihan
NILAI
DESKRIPSI
6. Kreatif
7. Mandiri
8.Demokratis
Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan.
61
NILAI
DESKRIPSI
9.Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsa an
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
INDIKATOR SEKOLAH Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka.
Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah. Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Melakukan upacara rutin sekolah. Melakukan upacara hari-hari besar nasional. Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional. Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah. Mengikuti lomba
62
INDIKATOR KELAS kepengurusan kelas secara terbuka. Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. Mengimpleme ntasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif. Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Eksplorasi lingkungan secara terprogram. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik). Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosialekonomi. Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
INDIKATOR SEKOLAH pada hari besar nasional. Menggunakan produk buatan dalam negeri. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
NILAI
DESKRIPSI
11.Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12.Mengharg ai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah. Memajang tandatanda penghargaan prestasi.
13.Bersahaba t/komunika tif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
63
INDIKATOR KELAS Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia. Menggunakan produk buatan dalam negeri. Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi. Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. Pembelajaran yang dialogis. Guru mendengarkan keluhan-
INDIKATOR SEKOLAH Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
NILAI
DESKRIPSI
14.Cinta damai
Sikap, perkataan, Menciptakan dan tindakan yang suasana sekolah menyebabkan dan bekerja yang orang lain merasa nyaman, tenteram, senang dan aman dan harmonis. atas kehadiran Membiasakan dirinya perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang. Kebiasaan Program wajib menyediakan baca. waktu untuk Frekuensi membaca kunjungan berbagai bacaan perpustakaan. yang memberikan Menyediakan kebajikan bagi fasilitas dan dirinya. suasana menyenangkan untuk membaca.
15.Gemar membaca
16. Peduli lingkung an
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian
64
INDIKATOR KELAS keluhan peserta didik. Dalam berkomunikasi , guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik. Menciptakan suasana kelas yang damai. Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Pembelajaran yang tidak bias gender. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Saling tukar bacaan. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi. Memelihara lingkungan kelas. Tersedia
NILAI
DESKRIPSI kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
INDIKATOR SEKOLAH lingkungan sekolah. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. Menyediakan kamar mandi dan air bersih. Pembiasaan hemat energi. Membuat biopori di area sekolah. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik. Penanganan limbah hasil praktik (SMK). Menyediakan peralatan kebersihan. Membuat tandon penyimpanan air. Memprogramkan cinta bersih lingkungan. Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. Melakukan aksi sosial. Menyediakan
65
INDIKATOR KELAS tempat pembuangan sampah di dalam kelas. Pembiasaan hemat energi. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK).
Berempati kepada sesama teman kelas. Melakukan aksi sosial. Membangun
INDIKATOR SEKOLAH yang fasilitas untuk membutuhkan. menyumbang. 18. Tanggung Sikap dan Membuat laporan jawab perilaku setiap kegiatan seseorang untuk yang dilakukan melaksanakan dalam bentuk lisan tugas dan maupun tertulis. kewajibannya, Melakukan tugas yang seharusnya tanpa disuruh. dia lakukan, Menunjukkan terhadap diri prakarsa untuk sendiri, mengatasi masalah masyarakat, dalam lingkup lingkungan (alam, terdekat. sosial dan Menghindarkan budaya), negara kecurangan dalam dan Tuhan Yang pelaksanaan tugas. Maha Esa. NILAI
DESKRIPSI
INDIKATOR KELAS kerukunan warga kelas. Pelaksanaan tugas piket secara teratur. Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. Mengajukan usul pemecahan masalah.
Penilaian pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika
melihat
adanya
perilaku
yang
berkenaan
dengan
nilai
yang
dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut ini:
66
a.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tandatanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
b.
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
c.
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
d.
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Al-Qur’an dan Hadits Dalam kaitannya mengenai Al-Qur’an dan hadits meliputi: 1) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi 2) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah 3) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang demokrasi
67
4) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang kompetisi dalam kebaikan 5) Memahami
ayat-ayat
Al-Qur’an
tentang
perintah
menyantuni kaum dhuafa 6) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup 7) Memahami
ayat-ayat
Al-Qur’an
tentang
anjuran
bertoleransi 8) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang etos kerja 9) Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) b. Aqidah Dalam kaitannya mengenai aqidah meliputi: 1) Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifatNya dalam Asmaul Husna 2) Meningkatkan keimanan kepada Malaikat 3) Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah 4) Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah 5) Meningkatkan keimanan kepada hari akhir 6) Meningkatkan keimanan kepada qadha’ dan qadhar c. Akhlak Dalam kaitannya mengenai akhlak meliputi: 1) Membiasakan perilaku terpuji
68
2) Menghindari perilaku tercela d. Fiqih Dalam kaitannya mengenai fiqih meliputi: 1) Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah 2) Memahami hukum Islam tentang zakat, haji dan wakaf 3) Memahami hukum Islam tentang mu’amalah 4) Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah 5) Memahami khutbah, tabligh dan dakwah 6) Memahami hukum Islam tentang hukum keluarga 7) Memahami hukum Islam tentang waris e. Tarikh dan Kebudayaan Islam Dalam kaitannya mengenai tarikh dan kebudayaan Islam meliputi: 1) Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Makkah 2) Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Madinah 3) Memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan (1250 – 1800) 4) Memahami perkembangan Islam pada masa modern (1800sekarang)
69
5) Memahami perkembangan Islam di Indonesia 6) Memahami perkembangan Islam di dunia Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya (http://www.slideshare.net/dasepbux/01 : Agama Islam SMA). Perwujudan
tersebut
hanya
dimungkinkan
dengan
adanya
penguasaan ilmu untuk menyandang gelar sebagai hamba Allah di muka bumi, yang tugasnya memakmurkan bumi dan tujuan hidupnya hanyalah untuk beribadah kepada Allah. 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas Sebagaimana cabang-cabang pengetahuan Islam yang lain seperti hukum, ekonomi, politik, filsafat, dan sains-sains lainnya. Segala persoalan dalam ilmu pendidikan juga dikembalikan pada sumbernya yang autentik dapat dijadikan hujjah dalam merumuskan konsep baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Sumber autentik itu tidak lain ialah AlQur’an dan sunnah Nabi (Achmadi, 1987:20). Dasar ajaran Pendidikan Agama Islam bermuara pada Al-Qur’an dan sunnah Nabi berdasarkan firman Allah ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
70
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (Departemen Agama RI,1989:59). Tujuan
Pendidikan
Agama
Islam
di
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah Aliyah yaitu untuk menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. (http://www.slideshare.net/dasepbux/01 : Agama Islam SMA). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang menghambakan kepada khaliknya yang dijiwai nilai-nilai ajaran agama. 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta
71
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007:1). Menurut Djamaludin dan Abdullah Aly mengatakan bahwa pendidikan agama Islam memiliki empat macam fungsi sebagai berikut: a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan perananperanan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban d. Mendidik anak agar beramal saleh didunia ini untuk memperoleh hasilnya di akhirat kelak (Syafaat dkk, 2008:173). Jadi fungsi pendidikan agama Islam adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam yang membawa misi kesejahteraan manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin di dunia dan akhirat. 4. Indikator Keberhasilan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Beberapa indikator keberhasilan pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas adalah sebagai berikut: a. Siswa taat beribadah, berdzikir, berdoa, dan mampu menjadi imam
72
b. Siswa mampu membaca Al-Qur'an dan memahami serta menghayati isi kandungan Al-Qur'an c. Siswa memiliki kepribadian muslim (berakhlak mulia) d. Siswa memahami, menghayati dan mengambil manfaat dan sejarah Islam e. Siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip pergaulan (muamalah) dan prinsip-prinsip syariah Islam dengan baik dalam kehidupann Beberapa indikator keberhasilan di atas disederhanakan dalam beberapa tema sentral pendidikan agama Islam pada sekolah umum yang harus dicapai secara minimal pada setiap jenjang sekolah. Tema sentral tersebut adalah sebagai berikut: a. Siswa mampu beribadah dengan baik dan tertib b. Siswa mampu membaca Al-Qur'an c. Siswa membiasakan berakhlak baik (http://gurutrenggalek.blogspot.com.htm : Peranan Guru Agama Islam dalam Pendidikan).
73
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data 1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Secara administratif Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa terletak di Kab. Semarang, Jawa Tengah. Sekolah ini diresmikan dan mulai berfungsi sebagai tempat proses belajar mengajar pada tanggal 1 Desember 1977. Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa terletak di dekat pusat Kota Ambarawa tepatnya di Jalan Jendral Sudirman No. 2.A Ambarawa. Letak tersebut cukup strategis secara geografis karena berdekatan dengan sarana dan prasarana umum yang dapat menunjang proses belajar mengajar, seperti jalan protokol (Jalan Jendral Sudirman), sarana internet, dan pelayanan umum lainnya. Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun visi dan misi Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa adalah:
74
a. Visi Sekolah: Terwujudnya pribadi islami yang berjiwa Pancasila, cerdas, mandiri dan berwawasan global b. Misi Sekolah: 1) Mewujudkan siswa yang islami yang berjiwa Pancasila dan mampu berpikir kritis dan kreatif 2) Membekali siswa dengan ketrampilan, kewirausahaan dan kultur ilmiah 3) Membina siswa agar memanfaatkan potensi diri baik ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya maupun iman dan taqwa dalam persaingan internasional Visi dan misi Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang yang mulia ini dijadikan sebagai sumber motivasi bagi warga sekolah dalam menunaikan tugas dan kewajibannya. 2. Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Berdasarkan SK Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional nomor: 697/C4/MN/2007, Tanggal: 18 Juli 2007, Tentang: Penetapan Sekolah Penyelenggara Program Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMA BI), maka mulai tahun pelajaran 2007/2008 Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa ditunjuk sebagai penyelenggara program Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMA BI).
75
Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlunya untuk menyempurnakan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa mulai mengembangkan kurikulum pendidikan budaya dan karakter bangsa. Kurikulum pendidikan budaya dan karakter bangsa dikemas demikian cermat, dengan harapan siswasiswi dapat menikmati proses belajar dan siswa dapat belajar dengan kebahagiaan, sehingga tanpa terasa mereka telah tampil menjadi anak yang luar biasa serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Melalui penyempurnaan pelaksanaan KTSP ini, sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Dalam dokumen KTSP dipaparkan tentang kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa yang secara keseluruhan mencakup: a. Struktur dan muatan kurikulum b. Beban belajar peserta didik c. Kalender pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum
Sekolah
Menengah
Atas
Islam
Sudirman
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
76
Ambarawa
1) Pelaksanaan kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal tersebut peserta didik akan mendapatkan pelayanan pendidikan yang dikehendaki dan bermutu serta memperoleh kesempatan sebesar-besarnya untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dibawah pembinaan dan arahan pengampu mata pelajaran atau seorang pembina. 2) Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dilaksanakan dengan menegakkan lima pilar belajar yaitu: a) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Belajar untuk memahami dan menghayati c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang efektif, kreatif, aktif, dan menyenangkan 3) Pelaksanaan kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dilaksanakan dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk memperoleh pelayanan yang maksimal. Pelayanan yang dimaksud berupa perbaikan (remidial) dan pengayaan dengan memperhatikan potensi peserta didik baik secara akademik, moral, emosional, budaya dan sosial.
77
4) Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dilaksanakan dengan prinsip ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa tut wuri handayani (di depan memberikan contoh dan teladan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di belakang memberikan daya dan kekuatan). 5) Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa disusun berdasarkan pada SI, SKL dan dilaksanakan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. 3. Gambaran Informan Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai budaya bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa, dapat didasarkan pada hasil wawancara terhadap Kepala Sekolah, Wakasek bidang kurikulum, Wakasek bidang kesiswaan, Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan Siswa. Setidaknya, hasil wawancara itu dapat menjadi bentuk perwakilan informasi tentang implementasi nilai-nilai budaya bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Islam Sudirman Ambarawa secara umum.
78
TABEL I DAFTAR NAMA INFORMAN No
Kode Informan Jenis Kelamin
Status
1. 2.
Ro Ii
L P
Kepala Sekolah Wakasek Bidang Kurikulum
3.
Si
P
Wakasek Bidang Kesiswaan
4.
Hn
L
5.
Em
L
Guru Mata Pelajaran PAI Kelas X Guru Mata Pelajaran PAI kelas XI dan XII
6.
Ar
P
Siswa Kelas X
7.
Lh
L
Siswa Kelas XI
8.
As
P
Siswa Kelas XII
B. Temuan Penelitian 1. Konsep Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Temuan data penelitian di lapangan menunjukkan bahwa semua pihak Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa mendukung adanya pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan budaya dan karakter bangsa itu dilakukan melalui perencanaan yang baik dan matang. Perencanaan tersebut dimulai dengan disusunnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Seperti yang dikatakan Ro, pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa terlebih dahulu dimulai dengan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan
79
tujuan mata pelajaran. Selanjutnya mengembangkan silabus dan menyusun RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pengakuan Ro diatas dikuatkan oleh Ii, yang juga merasakan perlunya perencanaan pembelajaran dengan adanya penyusunan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Menurut penuturannya. ”saya selaku pihak sekolah mengharapkan setiap guru mata pelajaran harus sudah mempersiapkan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar”. Dalam RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa, peneliti memberikan pertanyaan kepada As, untuk mengetahui tentang RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa maka bagaimana tanggapan saudara tentang adanya RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa, “Untuk mengetahui tentang adanya RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa tanggapan saya baik, tidak hanya pada materi umum tetapi juga pada materi khusus termasuk aspek amaliyahnya yaitu dengan adanya pembiasaan-pembiasaan yang harus dilakukan peserta didik di sekolah”, tutur As ketika menjelaskan tanggapannya mengenai adanya RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Untuk lebih memperjelas tentang RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa maka peneliti melontarkan pertanyaan, tentang keuntungan apakah yang didapat dari RPP berkarakter
80
pendidikan budaya dan karakter bangsa. Si menjawab, “muatan-muatan yang menjadi titik fokus dapat diterapkan dan dirasakan serta dipraktekkan dimana saja”. Tegas Si ketika memberikan keterangan mengenai keuntungan dari RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Guna lebih mengetahui mendalam tentang RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa maka peneliti memberikan pertanyaan untuk informan pada saat wawancara berlangsung, tentang bagaimana pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa, “pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah dengan adanya pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan peserta didik di dalam kelas”, jelas Hn dalam menjawab pertanyaan dari peneliti pada pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Selanjutnya, Ar menambahkan penjelasan mengenai pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa, “pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dilakukan peserta didik salah satu contoh pembiasannya adalah di dalam kelas peserta didik berdo’a disertai dengan membaca asmaul husna sebelum pelajaran dimulai dan membaca do’a setelah pelajaran berakhir”. Pada sisi lain, Lh juga menambahkan bahwa “pelaksanaan RPP berkarakter
pendidikan
budaya
81
dan
karakter
bangsa
melalui
pembiasaan yang dilakukan peserta didik tidak hanya pada hari-hari biasa melainkan pembiasaan juga dilakukan pada saat bulan ramadhan tiba yaitu adanya kegiatan tadarus pagi pada masingmasing kelas”. Untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa maka peneliti melontarkan pertanyaan kepada Em tentang langkah-langkah apa yang diambil
oleh
pihak
sekolah
mengenai
pembuatan
perangkat
pembelajaran yang berupa RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Em menjawab, “Pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan setelah guru mengikuti kegiatan IHT KTSP dan dalam mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa tahap selanjutnya adalah implementasi dalam kegiatan pembelajaran oleh semua mata pelajaran dan dengan program sekolah yang lainnya”. Jelas Em ketika memberikan keterangan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh pihak sekolah mengenai pembuatan perangkat pembelajaran yang berupa RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa.
82
2. Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/ 2012 Temuan implementasi
data
penelitian
pendidikan
dilapangan
budaya
dan
menunjukkan
karakter
bangsa
bahwa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dapat dilihat dari perangkat pembelajaran guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berupa RPP sebagaimana tercantum pada lampiran 1 dan kegiatan pembelajaran dikelas. Dalam implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, peneliti memulai pertanyaan kepada Ro, Untuk memperdalam pengetahuan mengenai implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka apakah di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa sudah mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, “mayoritas sudah diimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa”, tutur Ro ketika menjelaskan implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa.
83
Untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka peneliti memberikan pertanyaan untuk informan pada saat wawancara berlangsung, tentang bagaimana pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa, “pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam
Sudirman
Ambarawa
yaitu
guru
sudah
melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dapat dilihat pada pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan peserta didik”, jelas Hn dalam menjawab pertanyaan dari peneliti terkait dengan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa. Kemudian Ii menambahkan bahwa pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa, menurutnya ”pelaksanaannya sesuai dengan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa yang berisi nilai-nilai yang ingin diharapkan”. Pengakuan Ii diatas dikuatkan oleh Si, yang juga merasakan pentingnya nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa, menurut penuturannya, ”nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
84
diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari.” Guna lebih memperjelas gambaran mengenai implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka peneliti melontarkan pertanyaan kepada Em selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, tentang apakah ada kesulitan dalam mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa, “ada kesulitan, bagi peserta didik yang belum mampu menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan
budaya
dan
karakter
bangsa
maupun
untuk
menunjukkannya dalam perilaku dan disini seorang guru juga harus menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya”. Tegas Em ketika memberikan
keterangan
mengenai
kesulitan
dalam
mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih memperjelas gambaran implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka peneliti juga melontarkan pertanyaan kepada siswa, apakah saudara mengalami kesulitan dalam menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan
budaya
dan
karakter
bangsa
maupun
untuk
menunjukkannya dalam perilaku. Ar menjawab,”ada kesulitan karena terkadang saya bersikap acuh dan leleh luweh pada saat proses
85
pembelajaran berlangsung”. Tegas Ar ketika memberikan keterangan mengenai kesulitan dalam menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku. Selanjutnya pertanyaan peneliti berkaitan dengan solusi yang dipilih untuk mengatasi kesulitan dalam mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa, “solusi yang dipilih yaitu sekolah memberikan suatu peraturan kedisiplinan yang wajib ditaati oleh seluruh peserta didik yang ada kaitannya dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ”, tutur Em ketika memberikan keterangan mengenai solusi yang dipilih untuk mengatasi kesulitan dalam mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam. Kemudian, Lh menambahkan bahwa dalam realitas kehidupan di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarwa sering kali ditemui berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Lh juga menceritakan mengenai solusi yang digunakan dalam mencegah pelanggaran yang biasa terjadi pada peserta didik, menurutnya ”apabila terdapat peserta didik yang melanggar peraturan kedisplinan sekolah maka harus ada sanksi yang mendidik supaya peserta didik jera dan tidak akan mengulangi pelanggaran tersebut.”
86
Lebih lanjut As menuturkan, “biasanya sekolah memberikan hukuman kepada siswa berupa foto peserta didik yang melanggar kedisiplinan sekolah seperti tidak mengikuti sholat dhuhur berjamaah”.
87
BAB IV PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada (dalam buku panduan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa, badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum) dan dimasukkan ke dalam revisi dokumen KTSP Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. Semua pihak Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa mendukung adanya pendidikan budaya dan karakter bangsa. Salah satu langkah perencanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa adalah dengan adanya penyusunan silabus dan untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas, maka langkah berikutnya adalah penyusunan RPP pada setiap materi ajar sebagai wujud realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah di tentukan pada tahap penentuan pengalaman belajar siswa. Dalam RPP ini harus tercantum nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa sehingga RPP ini biasa disebut sebagai RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Seperti yang dikatakan Ro, Pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa terlebih dahulu dimulai dengan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan
88
tujuan mata pelajaran. Selanjutnya mengembangkan silabus dan menyusun RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dalam RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa berisi muatan-muatan yang menjadi titik fokus dapat diterapkan dan dirasakan serta dipraktekkan melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan peserta didik. Pembiasaan-pembiasaan tersebut merupakan pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa yang tidak hanya dilakukan pada hari-hari biasa melainkan pada saat bulan ramadhan. Lh menjelaskan, “pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui pembiasaan yang dilakukan peserta didik tidak hanya pada hari-hari biasa melainkan pembiasaan juga dilakukan pada saat bulan ramadhan tiba yaitu adanya kegiatan tadarus pagi pada masing-masing kelas”. Jelas Lh mengenai pelaksanaan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dalam pembuatan perangkat pembelajaran sebelumnya seluruh guru mata pelajaran diberikan pelatihan yang disebut In House Training (IHT) KTSP untuk mengenalkan prinsip dan cara pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam kurikulum. Kegiatan IHT KTSP dilaksanakan pada tanggal 6-8 Agustus 2011. Tahap selanjutnya adalah implementasi dalam kegiatan pembelajaran oleh semua mata pelajaran dan dengan program sekolah yang lainnya.
89
Program sekolah yang mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa disusun secara bersama-sama oleh bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang humas, Bimbingan Konseling (BK) dan guru mata pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa program sekolah yang merupakan wujud implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Islam Sudirman Ambarawa antara lain: a. Program Pembiasaan 1) Senyum, Salam, Sapa, Santun (4 S), menjadi pembiasaan setiap hari di lingkungan sekolah dimulai dari pagi hari ketika siswa memasuki pintu gerbang sekolah. Sebelum masuk kelas dibudayakan untuk mengucapkan salam dan bersalaman dengan bapak ibu guru yang piket secara bergiliran menyambut kedatangan siswa di depan pintu gerbang. Pembiasaan 4 S yang menjadi program bidang kesiswaan ini bertujuan untuk menumbuhkan pendidikan budaya dan karakter siswa yang bersahabat dan disiplin pada warga sekolah. 2) Sholat dhuhur berjamaah Merupakan program pembiasaan yang dilakukan setiap hari setelah istirahat kedua, yakni pukul 12.00-12.15 WIB. Program ini ditujukan untuk menumbuhkan budaya dan karakter disiplin dan religius pada siswa.
90
3) Berdoa dan membaca asmaul husna Dilakukan setiap pagi sebelum memulai pelajaran dan siang hari setelah selesai pelajaran. Bertujuan untuk menumbuhkan nilai religius pada siswa. 4) Upacara bendera Dilakukan setiap hari senin pagi secara rutin dan setiap memperingati hari besar nasional. Pembiasaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter disiplin dan cinta tanah air pada warga sekolah. b. Program Pengembangan Diri 1) Kegiatan pelayanan konseling Kegiatan pelayanan konseling adalah kegiatan yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa terutama ditujukan untuk pengembangan kreatifitas dan bimbingan karier. Disamping itu kegiatan ini ditujukan untuk pelayanan peserta didik kelas XII dalam menghadapi program studi lanjut, terutama dalam pemilihan program jurusan dan pemilihan perguruan tinggi. 2) Kegiatan pengembangan pribadi dan kreatifitas peserta didik Program ini dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup kegiatan:
91
a) Keagamaan (BTA dan tilawatil qur’an, seni rebana) Kegiatan pengembangan dibidang keagamaan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. b) Keolahragaan (basket, bola voli, sepak bola) Kegiatan pengembangan dibidang olah raga dimaksudkan untuk menjaga kesehatan jasmani, budaya bersikap sportif, disiplin, kerjasama dalam tim dan hidup sehat. c) Kepemimpinan (pramuka, PMR) Kegiatan pengembangan dibidang kepeminpinan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. Kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang selalu berjiwa patriot, berjiwa sosial, mengenal hak asasi manusia, kemajemukan, kesetaraan gender dan tanggung jawab kelestarian lingkungan. d) Seni (pranata acara dan budaya jawa, paduan suara) Kegiatan pengembangan dibidang seni dimaksudkan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan potensi peserta didik dibidang kesenian, mengembangkan daya apresiasi dan kratifitas seni sehingga peserta didik dapat menciptakan keharmonisan dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
92
e) Kelompok ilmiah remaja dan kelompok majalah kreasi Kegiatan pengembangan dibidang ini dimaksudkan untuk melatih peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, ekspresi, kepekaan lingkungan untuk dituangkan dalam bentuk karya ilmiah dan laporan jurnalistik. Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih jenis ekstrakurikuler yang ada di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa. Segala aktifitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah. Jenis kegiatan ekstrakurikuler tersebut selanjutnya dapat dirangkum dalam tabel berikut.
TABEL III DAFTAR JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA Sebagaimana tercantum dalam dokumen KTSP SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun 2011/2012
No
Jenis Kegiatan
Keterangan
1.
Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an
Wajib Kelas X
2.
Pramuka
Wajib Kelas X
93
3
4.
Pranata acara dan Budaya Jawa Mading
dan
pilihan kelas X, XI, XII
Dokumentasi
Publikasi
Kegiatan Sekolah
Pilihan Kelas X dan XI
5.
Bola Basket
Pilihan Kelas X dan XI
6.
Bola Voli
Pilihan Kelas X dan XI
7.
Bulu Tangkis
Pilihan Kelas X dan XI
8.
Teknik Komputer Jaringan
Pilihan Kelas X
9.
10.
11.
Palang
Merah
Remaja
dan
Patroli
Keamanan Siswa KIR Sains dan Sosial
Pilihan Kelas X dan XI
Pilihan Kelas X , XI dan XII
Ikhwanul Muslimin dan Seni baca AlQur'an
Pilihan Kelas X dan XI
12.
Olimpiade Sains Nasional (OSN)
Pilihan Kelas X dan XI
13.
Kesamaptaan /Jasmil
Pilihan Kelas XII
14.
Paduan Suara
Pilihan Kelas X dan XI
15.
Paskibra
Pilihan Kelas X dan XI
16.
Marching Band
Pilihan Kelas X dan XI
Implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa diharapkan dapat menyempurnakan hasil belajar siswa yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan saja tetapi juga pada penerapan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
94
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. B. Implementasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012 Pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa menggerakkan perubahan ke arah perbaikan di segala aspek kehidupan. Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tampil sebagai pionir pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam membangun anak didik yang bermoral dan berakhlak sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa sudah mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Implementasi tersebut dapat dilihat dari perangkat pembelajaran guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (silabus pengembangan dan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa) dan kegiatan pembelajaran di kelas. Hn mengakui, “bahwasanya pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah
Atas
Islam
Sudirman
Ambarawa
yaitu
guru
sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP berkarakter pendidikan
95
budaya dan karakter bangsa yang dapat dilihat pada pembiasaanpembiasaan yang dilakukan peserta didik”. Selanjutnya penuturan Si, ”nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari.” Tampak bahwa informan Hn dan Si menjelaskan tentang pelaksanaan
pendidikan
budaya
dan
karakter
bangsa
dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
nilai
religius,
cinta
damai,
mandiri,
komunikatif,
bertanggung jawab, demokratis, dan kreatif terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas yang sesuai dengan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa sedangkan penerapan nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis dan cinta tanah air terintegrasi dalam kegiatan pembiasaan siswa. Hal tersebut tercantum pada lampiran 9. Dalam mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa seorang guru mengalami kesulitan karena pada saat pembelajaran didalam kelas terdapat peserta
96
didik yang belum mampu menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku. Hal ini dikarenakan kurangnya sikap antusias dan keaktifan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Usaha yang dilakukan guru dalam memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku, sekolah memberikan suatu peraturan kedisiplinan yang wajib ditaati oleh selurah siswa Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa yang ada kaitannya dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apabila terdapat siswa yang melanggar peraturan sekolah akan mendapatkan sanksi seperti dalam hal internalisasi nilai religius setiap dhuhur seluruh siswa diwajibkan untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di masjid. Apabila guru menemukan siswa yang tidak menaati peraturan tersebut maka akan dikenai sanksi berupa foto anak yang tidak sholat berjamaah akan di tempelkan di mading sekolah dengan tujuan agar anak malu dan jera untuk tidak mengulangi hal yang melanggar peraturan sekolah. Hasil implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dapat dilihat dari hasil evaluasi guru melalui penilaian tertulis maupun pengamatan. Berdasarkan penilaian pencapaian pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam mata
97
pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa secara umum sudah masuk kategori MB (Mulai Berkembang). Hal tersebut dibuktikan dengan sudah terlihatnya berbagai tanda perilaku peserta didik yang mulai konsisten dalam pencapaian masing-masing indikatornya. Di sekolah ini peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang mulai konsisten diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas sesuai dengan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Peserta didik sudah menerapkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu nilai religius, cinta damai, mandiri, komunikatif, bertanggung jawab, demokratis, dan kreatif yang sesuai dengan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa. Praktek dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada kegiatan pembiasaan peserta didik seperti sholat dhuhur berjamaah, berdoa dan membaca asmaul husna, upacara bendera dan lain sebagainya.
98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian implementasi
nilai-nilai
budaya
bangsa
dalam
pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian tersebut, yaitu: 1.
Konsep Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada (dalam buku panduan pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa, badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum) dan dimasukkan ke dalam revisi dokumen KTSP Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012. Semua pihak Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa mendukung adanya pendidikan budaya dan karakter bangsa. Salah satu langkah perencanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa adalah dengan adanya penyusunan silabus dan untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas, maka langkah berikutnya adalah penyusunan RPP berkarakter pendidikan budaya dan karakter bangsa.
99
2.
Implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa dengan mengembangkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa terintegrasi dalam kegiatan pembiasaan siswa. Dalam mengimplementasikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa terdapat kesulitan yang dialami guru dan peserta didik maka pihak sekolah memberikan peraturan kedisiplinan berupa sanksi mendidik yang harus ditaati peserta didik.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya kearah yang lebih baik kepada: 1. Sekolah Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini perlu di implementasikan juga pada mata pelajaran lain karena telah terbukti dengan adanya pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam
pembelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
mampu
menggerakkan perubahan ke arah perbaikan di segala aspek
100
kehidupan yang dapat membangun anak didik yang bermoral dan berakhlak sesuai dengan yang diharapkan. 2. Guru Pendidikan Agama Islam Hendaknya guru harus lebih berperan aktif dalam memberikan pembimbingan terhadap siswa yang belum dapat mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa serta diharapkan untuk lebih berinovasi dalam penyajian dan penyampaian materi agar peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga suasana pembelajaran lebih menyenangkan serta implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat benarbenar tercapai. 3. Peserta Didik Hendaknya
seluruh
peserta
didik
harus
mampu
menginternalisasi nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
maupun
untuk
menunjukkannya
dalam
perilaku.
Pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai dalam pernyataan kualitatif harus lebih ditingkatkan yaitu membudaya (peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
101
C. Penutup Alhamdulillahirobbil’alamin,
tiada
kata
yang
pantas
dituturkan karena rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia telah membuka jalan pikiran penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Nilai-Nilai Budaya Bangsa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012” ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya akan dinantikan di akhir kelak. Penulisan karya ilmiah atau skripsi ini tidak luput dari keterbatasan pengetahuan dan kekhilafan penulis, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhir
kata,
semoga
skripsi
ini
bermanfaat
bagi
pengembangan keilmuan baik bagi penulis khususnya maupun para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan, bantuan dan dorongan dari semua pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah SWT.
102
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam. Salatiga: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Ahmadi, Abu & Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta. Kementerian Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian
Pendidikan
Nasional. Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Semarang: Toha Putra. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara. J.Moloeng, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ----------------------. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ma’mur, Jamal Asmani. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. M Sukardjo & Komarudin, Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
103
Mulyasa, Enco. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementasi. Bandung: Rosdakarya. Poespowardojo, Soerjanto & Frans M.Parera. 1994. Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Syafaat, Aat, Sohari Sahrani, & Muslih. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: CEMERLANG. http://www.scribd.com/doc.htm
:
Pendidikan
Karakter
Bangsa
Dan
Transdisiplinaritas http://mamansherman.wordpress.com.htm : Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. http://hamimnova.wordpress.com.htm : Nilai-Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa pbkb dalam kbm. http://abdurrazzaaq.com.htm : Fungsi Tujuan dan Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. http://mgmpmatika.wordpress.com.htm : Pendidikan Karakter Prinsip dan Pendekatan Pengembangan. http://berbagireferensi.blogspot.com.htm
:
Prinsip
dan
Pendekatan
Pengembangan. http://asefts63.wordpress.com.htm : Integrasi Pendidikan Karakter Ke dalam Materi dan Proses Pembelajaran/#more-1849. http://www.slideshare.net/dasepbux/01 : Agama Islam SMA. http://gurutrenggalek.blogspot.com.htm : Peranan Guru Agama Islam dalam Pendidikan.
104