Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM Esti Margiyanti Utami Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstrak TQM sebagai pendekatan terpadu untuk manajemen merupakan filosofi manajemen holistik dari serangkaian teknik yang tertanam dengan nilai-nilai budaya dan asumsi yang sesuai dengan budaya Jepang dimana TQM berasal. Implementasi TQM mensyaratkan perubahan asumsi bersama, kerangka acuan, dan pemahaman bahwa sebagian besar organisasi telah dikembangkan melalui interaksi dengan lingkungan mereka. Agar sukses dalam suatu budaya tertentu, TQM harus mengambil beberapa nilai budaya tuan rumah. Kata Kunci: TQM, manajemen holistik
hankam,
PENDAHULUAN Dalam era globalisasi dan
liberalisasi
perdagangan,
dan
aspek
lainnya.
Berbagai tren baru dalam lingkungan manufaktur membawa
terjadi berbagai perubahan dalam
dampak
terhadap
hampir semua aspek, misalnya
Kelangsungan hidup perusahaan
dalam aspek ekonomi, politik,
sangat
sosial budaya, teknologi, hukum,
kemampuan
tergantung untuk
kualitas.
pada memberi
1 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
respons
terhadap
perubahan-
perubahan tersebut secara efektif. Total management
quality
berbeda
sekali
tradisional.
dengan
Untuk
cara
melakukan
suatu
suatu perubahan sering kali tidak
konsep manajemen modern yang
mudah, apalagi bila menyangkut
berusaha untuk merespons secara
perubahan
tepat terhadap setiap perubahan
fundamental dan menyeluruh.
yang ada, baik yang didorong oleh
Total
kekuatan
merupakan
menjalankan bisnis dengan TQM
eksternal
maupun
yang
pendekatan
tujuan perusahaan untuk melayani
menempatkan
kebutuhan
strategi
dengan
manajemen mutu
usaha,
memasok barang dan jasa yang
melibatkan
memiliki
organisasi dalam
kualitas
setinggi
Quality
Management (TQM) adalah suatu
internal. TQM lebih berfokus pada
pelanggan
seluruh
sebagai cara
anggota upaya
peningkatan
paradigma
berkesinambungan
menurut
yang
dengan
mungkin. Kehadiran TQM sebagai baru
bersifat
mutu
berorientasi
secara dan
komitmen jangka panjang dan
sepenuhnya
perubahan total atas paradigma
kepuasan pelanggan. Total Quality
manajemen tradisional. Perlunya
Management (TQM) merupakan
perubahan total dikarenakan cara
paradigma
baru
pada
dalam 2
Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
menjalankan
bisnis,
yang
tingkatan organisasi dalam rangka
berupaya untuk memaksimumkan
untuk mencapai kualitas yang
daya
terbaik
saing organisasi
melalui
perbaikan
secara
pada
organisasi
seluruh
aspek
melalui
proses
Lebih
jelasnya
berkesinambungan atas kualitas
manajemen.
produk, jasa, manusia, proses dan
mengenai pengertian dan konsep
lingkungan
organisasi.
TQM
TQM menurut pendapat para ahli
merupakan
pendekatan
yang
Indrajid & Djokopranoto, (2005),
seharusnya dilakukan organisasi
Manajemen Mutu Terpadu (Total
masa kini untuk memperbaiki
Quality
Management)
kualitas
system
manajemen
produknya,
menekan
adalah mengenai
biaya produksi dan meningkatkan
pengendalian mutu yang berfokus
produktivitasnya.
pada
sebagai
pelanggan
internal dan eksternal, yaitu semua
MANAGEMENT (TQM) TQM merupakan suatu
dilaksanakan
Pelanggan
diartikan
TOTAL QUALITY
konsep
pelanggan.
perbaikan
yang
secara
terus-
menerus, yang melibatkan seluruh
pihak dalam rantai pasokan yang menerima
barang
sebelumnya
dari
dalam
pihak rangkai
pasokan.
elemen dan karyawan pada setiap 3 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
Gasperz, manjemen
kualitas
management)
atau
(2005),
diterapkan sebagai strategi bisnis
(quality
di”top-floor” dan sebagai strategi
manajemen
fungsional
pada
”shop-floor”.
kualitas terpadu (Total Quality
Pendekatan
Management
organisasi untuk mengintegrasikan
=
TQM)
ini
membantu
didefinisikan sebagi suatu cara
aktivitas
meningkatkan performansi secara
kepemimpinan,
orang-orang,
terus-menerus
fokus
perencanaan,
(continues
bisnis
pelanggan,
dalam
performance improvement) pada
jaminan proses berkwalitas, dan
setiap level operasi atau proses,
informasi dan analisa. Aktivitas ini
dalam setiap area fungsional dari
ketika dihubungkan bersama-sama
suatu
akan
organisasi,
dengan
memimpin
untuk
bisa
menggunakan semua sumber daya
mendukung terwujudnya kinerja
manusia dan modal yang tersedia.
kelas dunia bisa mendukung di
Samson dan Terziovski, (2000),
dalam
mendefinisikan
konsep
hubungan, pengoperasian kinerja
sebagai
filosofi
suatu
TQM yang
teknik
untuk
membentuk
bahasa yang dapat dipahami dan
pelanggan,
dan kinerja bisnis.
meliputi konsep, metoda, alat-alat dan
kepuasan
Dean, et al., dalam (Choi
dan
berpendapat
Eboch, bahwa
1998:59) untuk 4
Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
membentuk banyak
daya
saing
perusahaan
baru,
TQM antara lain adalah kualitas
telah
yang ditentukan oleh pelanggan,
mengadopsi secara praktis Total
kepemimpinan,
manajer,
Quality
Management
(TQM).
perencanaan strategik, tanggung
TQM
digambarkan
sebagai
jawab karyawan, perbaikan secara
gabungan, hubungan antar lini
berkesinambungan,
system pada penerapan kualitas,
kerjasama,
yang berhubungan erat dengan
pelatihan. Oakland (1993) dan
kinerja organisasi dan kepuasan
Creech (1994) menjelaskan fitur
pelanggan.
kunci dari TQM dapat diringkas Berdasarkan
dan
konsep
TQM
definisi yang
usaha
pengendalian,
dan
sebagai: 1. kepuasan pelanggan;
dikemukakan oleh para ahli di
2. perbaikan terus-menerus;
atas, maka secara umum TQM
3. kepemimpinan
(komitmen
menghadirkan seperangkat prinsip
total dari manajemen puncak
manajemen yang berfokus pada
terhadap
perbaikan kualitas sebagai tenaga
TQM);
penggerak pada semua sektor
prinsip-prinsip
4. penekanan pada
fungsi dan pada semua tingkatan
(pemecahan
organisasi. Prinsip-prinsip dalam
memerlukan
kerja
tim
masalah
5 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
komunikasi
dan
kerjasama
lintas-batas); dan 5. pemberdayaan
budaya yang bersifat memaksa tersebut
(sikap
dan
membekali
anggota-
dengan
pedoman
anggotanya
harapan tentang cara kerja
mengenai perilaku yang layak dan
harus berubah sejalan dengan
menetapkan dunia makna dan nilai
filosofi TQM).
logis
yang
dapat
dipinjam
anggota-anggotanya yang paling
BUDAYA DAN
bersahaja untuk memperoleh rasa
PENGARUHNYA Budaya adalah suatu
bermartabat dan pertalian dengan
perangkat rumit nilai-nilai yang
hidup mereka. Dengan demikian,
dipolarisasikan oleh suatu citra
budayalah
yang mengandung pandangan atas
suatu
keistimewaannya sendiri. "Citra
untuk mengorganisasikan aktivitas
yang memaksa" itu mengambil
seseorang dan memungkinkannya
bentuk-bentuk
dalam
meramalkan perilaku orang lain.
seperti
Nilai-nilai
berbagai
berbeda budaya
yang
kerangka
menyediakan yang
budaya
koheren
merupakan
di
nilai-nilai yang disepakati dan
Amerika, "keselarasan individu
tertanam dalam suatu masyarakat,
dengan alam" di Jepang dan
lingkup
"kepatuhan kolektif" di Cina. Citra
masyarakat, yang mengakar pada
"individualisme
kasar"
organisasi,
lingkungan
6 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
suatu
kepercayaan
yang berbeda, budaya mereka
(believe), simbol-simbol, dengan
akan berbeda. Namun, diantara
karakteristik tertentu yang dapat
budaya yang berbeda di seluruh
dibedakan
dunia, ada isu-isu yang memenuhi
sebagai
kebiasaan,
satu acuan
dan
lainnya
perilaku
dan
syarat
sebagai
masalah
dasar
tanggapan atas apa yang akan
umum (Inkeles dan Levinson,
terjadi atau sedang terjadi.
1969).
Hofstede (1984, 1991)
diketahui
Masalah-masalah
ini
sebagai:
hubungan
kewenangan;
konsepsi
mendefinisikan budaya sebagai
dengan
pemrograman
diri, khususnya hubungan antara
kolektif
pikiran
yang membedakan satu kelompok
individu dan masyarakat,
dari lainnya, sedangkan Kempner
konsep individu maskulinitas dan
(1987)
mendefinisikan
sebagai
feminitas; cara menangani konflik,
jumlah
total
keyakinan,
termasuk pengendalian agresi dan
dari
pengetahuan, sikap, pikiran dan
ekspresi perasaan.
adat istiadat dimana orang-orang terkena
selama
sosial mereka.
pengkondisian
dan
Budaya berbeda
dalam
nasional cara
anggota
Kedua definisi
memandang dunia (Stewart dan
mengakui kenyataan bahwa ketika
Bennett, 1991), bagaimana mereka
orang tumbuh dalam lingkungan
menghadapi ketidakpastian, sejauh 7
Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
mana individu diintegrasikan ke
2. penghindaran ketidakpastian;
dalam kelompok, sejauh mana
3. maskulinitas / feminitas;
kekuatan
anggota
4. kolektivisme / individualisme;
menerima
dan
kekuasaan
dibagi
(Hofstede,
organisasi
mengharapkan secara
1991),
rata
bagaimana
dan 5. long-termism/short-termism. Dimensi
adalah
suatu
aspek
informasi diproses, konsep waktu
budaya yang dapat diukur relatif
(Hall dan Hall, 1990), bagaimana
terhadap budaya lain. Dengan
individu membangun hubungan
mempelajari data survei tentang
dengan orang lain, model aktivitas
nilai-nilai orang di lebih dari 50
manusia, apa hubungan manusia
negara di seluruh dunia, Hofstede
dengan alam adalah, dan karakter
(1984, 1991) menyatakan bahwa
bawaan
ciri orang-orang dari negara yang
sifat
manusia
(Trompenaars, 1994). Dalam kebudayaan
berbeda berdasarkan pada dimensi meneliti
nasional,
Hofstede
tersebut di atas. Demikian
pula,
(1984,
1991)
menyimpulkan
Trompennars
dimensi
(1994)
bahwa
dimensi
yang
orientasi-nilai
maju
untuk
adalah:
sesuai
memeriksa budaya:
1. kekuatan jarak; 8 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
1. universalism-particularism (aturan hubungan);
beberapa
2. collectivism-individualism (kelompok-individu); 3. neutral-emotional
dan kekuasaan didasarkan pada jenis
karakteristik
individu, misalnya, umur, jenis kelamin, pendidikan atau profesi.
(ekspresi
perasaan);
Dalam masyarakat ascriptive , status
4. diffuse-spesific
(tingkat
keterlibatan), dan
tidak
pembenaran, dan hanya berarti kekuasaan.
5. achievement-ascription
memerlukan
Selain
itu,
masyarakat
(metode penyesuaian status).
dalam tersebut
mengasosiasikan
dan
Orientasi ascription-achievement,
kekuasaan
misalnya, ditujukan untuk
mereka atribut kewajiban untuk
cara-
dengan
status posisi
dan
cara dimana suatu budaya tertentu
keberadaan
seseorang
dalam
memberikan
dalam
masyarakat
(Hofstede,
1984).
masyarakat. Menurut Trompenaars
Masyarakat
(1994) achivement status mengacu
achivement, seperti swedia dan
pada
amerika, di sisi lain, tempat yang
status
“doing”
sedangkan
berorientasi
ascription status mengacu pada
tinggi
ditekankan
“being”. Ascription, sebagai lawan
keterampilan
dan
pada
pengetahuan,
achievement, memberikan status 9 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
dan kewenangan diberikan atas
waktu,
dasar ini.
(Schneider, 1992). Individu dalam Trompenaars
(1994)
ruang
dan
perubahan
masyarakat merasa tidak dibatasi
lebih lanjut menjelaskan bahwa
oleh
fatalisme dilihat dalam oposisi
mampu perbaikan diri. Dalam
untuk
masyarakat yang cenderung lebih
determinisme.
masing-masing
Mereka
menggambarkan
faktor
fatalistik
lingkungan
daripada
yang
dan
lain,
hubungan individu dengan alam
seperti negara-negara Arab, orang
dan persepsi akan kehendak bebas
berbagi kurangnya kontrol pribadi
dalam
atas peristiwa. Mereka percaya
konteks
dunia
keduanya
ada
di
masyarakat
dan dalam
individu.
Namun,
dan semua
kekuasaan
yang
lebih
dari
semua
peristiwa-peristiwa berada diatas
beberapa
kekuatan yang lebih besar seperti
budaya, seperti Amerika Serikat,
Allah
yang
sebagai
pemerintah, dan bahwa individu
mendukung
adalah tunduk kepada, atau selaras
diklasifikasikan
deterministik,
dan
pandangan bahwa manusia adalah
dengan
tuan di atas lingkungannya dan
alam. Dengan demikian, tanggung
mereka nilai memanfaatkan dan
jawab untuk peristiwa-peristiwa
mengeksploitasi
isu-isu
seperti 10
Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
terletak tidak di individu tetapi di
karena itu, TQM tertanam dengan
sifat atau nasib.
mengatur
sendiri
kepercayaan,
norma, nilai dan asumsi budaya. Budaya dalam organisasi telah IMPLEMENTASI TQM digambarkan sebagai pola asumsi TQM
sebagai bersama (Schein, 1991) secara
pendekatan
terpadu
untuk
manajemen
merupakan
filosofi
manajemen
holistik
dari
sosial
diperoleh
pengetahuan
dan
yang
berbagi
diwujudkan
dalam bingkai acuan organisasi serangkaian teknik yang tertanam (Martin, 1992) atau sebagai umum dengan nilai-nilai budaya dan dan
pemahaman
yang
jelas
asumsi yang sesuai dengan budaya (Meyerson, 1991). Jepang dimana TQM
berasal. Implementasi
Filosofi
manajemen
TQM
TQM mensyaratkan perubahan asumsi
mengarahkan
semua
kebijakan bersama, kerangka acuan, dan
strategis dan operasional di mana pemahaman bahwa sebagian besar perusahaan
terlibat
(Deming, organisasi
telah
dikembangkan
melalui
interaksi
1986). Filosofi ini berlaku dalam dengan
suatu kerangka organisasi seperti lingkungan mereka. Perubahan ini “prepackaged
culture”.
Oleh akan berdampak pada keyakinan 11
Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
dasar
dan
karyawan
nilai-nilai pahami
yang tentang
Implementasi TQM mensyaratkan perubahan
asumsi
bersama,
pekerjaan. Daya penerimaan TQM
kerangka acuan, dan pemahaman
dipengaruhi oleh budaya nasional
bahwa sebagian besar organisasi
dan
telah
budaya
industri.
Namun,
dikembangkan dengan
melalui
kebudayaan
nasional
yang
interaksi
lingkungan
membentuk
nilai-nilai
yang
mereka. Ketika TQM diterapkan
mendalam dan asumsi tampaknya
di
lebih sensitif daripada budaya
budayanya
industri tertentu (Laurent, 1992).
adanya perbedaan konteks budaya
TQM telah diterapkan dengan
akan
sukses dalam budaya dan sejarah
penerimaan atau penolakan. Hal
yang beragam dan dari aplikasi ini
ini
menunjukkan bahwa dari waktu ke
keberhasilan atau kegagalan TQM.
waktu, TQM mengambil beberapa
Agar sukses dalam suatu budaya
nilai-nilai budaya negara tuan
tertentu, TQM harus mengambil
rumah,
beberapa nilai budaya tuan rumah.
daripada
mengubah mereka.
SIMPULAN
berusaha
tempat-tempat tidak
yang
dasar
sama
maka
menyebabkan
dapat
terjadinya
menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA Hofstede, G. (1984), Culture's Consequences: International 12
Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
Differences in Work-Related Values, Sage, London. Hofstede, G. (1991), Cultures and Organizations: Software of the Mind, McGraw-Hill, London. http://id.shvoong.com/writingandspeaking/presenting/2106202 -konsep-total-qualitymanagementtqm/#ixzz1Zug5gONN http://id.shvoong.com/writin g-andspeaking/presenting/2106202 -konsep-total-qualitymanagementtqm/#ixzz1ZugXAuc8 Ngowi, A.B., Impact of culture on the application of TQM in the construction industry in Botswana, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 17 No. 4/5, 2000, pp. 442-452 Trompenaars, A. (1994), Riding the Waves of Culture: Understanding Diversity in Global Business, Irwin, Burr Ridge, IL.
13 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM
14 Esti Margiyanti Utami: Dampak Budaya Dalam Implementasi TQM