IMPLEMENTASI FUNGSI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) TERHADAP PEMBANGUNAN DESA PELEM, KECAMATAN KARANGREJO, KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2010-2014 Nur Indra Kurniawan Abstrak emerintah membuat peraturan mengenai pembentukan lembaga kemasyarakatan yang salah satunya yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sebagai penyalur pembangunan untuk percepatan pembangunan pedesaan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan implementasi fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) terhadap pembangunan Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan tahun 2010-2014.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan selama enam bulan, yaitu pada Februari sampai dengan Juli 2015.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Sumber data yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder.Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi.Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan di Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur misalnya pengadaan jalan di Desa Pelem yang sudah diaspal semua, pembuatan saluran air, penyediaan MCK umum, pembuatan kios, pembuatan talut, dan perenovasian Kantor Kepala Desa. Implementasi fungsi LPM terhadap pembangunan Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan ada yang sudah berjalan dengan baik dan ada yang belum.Fungsi tersebut meliputi sebagai lembaga penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat desa, pengoordinasian perencanaan pembangunan, pengoordinasi perencanaan lembaga kemasyarakatan, perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif, dan penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan untuk pembangunan di desa.
P
Kata Kunci: Lembaga PemberdayaanMasyarakat, Pembangunan, Pedesaan
Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 397
tidak hanya pada sektor pertanian,
PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan hanya
berkecimpung
di
daerah
distribusi barang dan jasa tetapi juga lebih kepada spektrum kegiatan yang
perkotaan sedangkan secara umum,
menyentuh
Indonesia masih didominasi oleh
macam kebutuhan segenap anggota
pedesaan. Pembangunan desa masih
masyarakat sehingga lebih mandiri,
memiliki
permasalahan,
percaya diri, tidak bergantung dan
seperti adanya desa terpencil atau
terlepas dari belenggu struktural
terisolasi
yang membuat hidup sengsara.
berbagai
dari
pusat-pusat
pembangunan (center of excellent),
pemenuhan
berbagai
Sebelum dibentuk berbagai
masih minimnya prasarana sosial
institusi
ekonomi, dan penyebaran jumlah
kemasyarakatan
tenaga kerja produktif yang tidak
misalnya LKMD, PKK, kelompok
seimbang,
termasuk
tani dan lembaga kemasyarakatan
produktivitas,
tingkat
tingkat pendapatan
lokal
lainnya,
di
atau oleh
lembaga pemerintah,
desa
telah
ada
masyarakat dan tingkat pendidikan
seperangkat lembaga-lembaga yang
yang relatif masih rendah. Semua itu
muncul dan timbul dari inisiatif
pada akhirnya berkontribusi pada
masyarakat
kemiskinan penduduk. Fakta tersebut
memenuhi kebutuhan hidup yang
menyebabkan pemerintah semakin
harus dipenuhinya seperti lembaga
intensif menggencarkan program dan
tahlil. Umumnya lembaga-lembaga
proyek
lokal
pembangunan
pelaksanaan desa.Program
atau
dalam
ini
setempat
masih
bersifat
pembangunan
tradisional
proyek
kekurangan-kekurangan
yang
dengan
sangat berbagai
yang
ada
diarahkan dalam pembangunan desa
dari
justru tidak dapat berjalan optimal
modern. Padahal pemerintah sangat
karena
memerlukan lembaga yang sangat
kebanyakan
direncanakan
jauh dari desa. Pemberdayaan
ahli
segi
untuk
organisasi/kelembagaan
untuk
masyarakat
pembangunan
desa sangat perlu diperhatikan oleh
pembangunan
pemerintah.
berpijak
Perkembangan
pembangunan masyarakat pedesaan
menjadi untuk
pada
pemerintahpun
saluran percepatan
pedesaan.Dengan realita
ini,
mengeluarkan
398
kebijakan
mengenai
perlunya
pemberdayaan, belum banyak yang
lembaga
mampu berkembang menjadi bentuk
dalam
organisasi yang berbasis komunitas
rangka pelaksanaan pembangunan di
yang mengakar dalam kehidupan
pedesaan. Hal ini dilakukan dengan
masyarakat
pertimbangan
permasalahan
pembentukan kemasyarakatan
modern
bahwa
lembaga
dan
masih
yang
banyak
muncul
dari
kemasyarakatan modern yang dibuat
lembaga ini. Lembaga dengan label
pemerintah
dirancang
baru tersebut belum menampakkan
kegiatan
dirinya sebagai manifestasi lembaga
pembangunan
daripada
sukarela yang tumbuh dari, oleh, dan
menggunakan
lembaga
untuk
secara
memang
khusus
untuk
masyarakat
yang
kemasyarakatan yang sudah ada dan
mempresentasikan
umumnya bercorak kultural, agamis
kepentingan masyarakat. Hal itu
dan
Pemerintah
karena lembaga ini masih lebih
mengenai
menonjol sebagai organisasi formal
tradisional.
membuat
peraturan
pembentukan
lembaga
dan
belum
kebutuhan dan
menunjukkan
pola
kemasyarakatan yang salah satunya
aktivitas bersama yang melembaga.
yaitu
Program-program yang seharusnya
Lembaga
Masyarakat pengganti
Pemberdayaan
(LPM) Lembaga
Masyarakat
sebagai Ketahanan
desa/kelurahan
sebelumnya.
berasal
dari
aspirasi
tetapi banyak program yang masih merespondari
program
luar
(Soetomo, 2011).
Perubahan membawa
nama
ini
konsekuensi
perubahan
orientasi
kerjanya.
Perubahan
semestinya
Menurut Suprihatini, (2007:
pada
29-30)
cara
Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
tersebut
sebagai berikut. 1) Penanaman dan
dan
menyangkut
unsur
kesatuan
hubungan
kelurahan;
dengan
negara
dan
fungsi
pemupukan
kemandirian dalam pembangunan,
rasa
2)
perencanaan
melaksanakan
Pengoordinasian
kegiatannya.
Walaupun sudah menggunakan label
lembaga
Lembaga
persatuan
masyarakat
pendekatan yang digunakan dalam
399
masyarakat
desa
dan atau
Pengoordinasian
pembangunan;
3)
perencanaan
kemasyarakatan;
4)
Perencanaan kegiatan pembangunan
LPM
secara partisipatif; 5) Penggalian dan
membantu pemerintah desa dalam
pemanfaatan
daya
pembangunan atau bahkan menjadi
kelembagaan untuk pembangunan di
simbol pemberdayaan dan demokrasi
desa dan atau kelurahan.
saja tanpa adanya pelaksanaan.
sumber
diharapkan
dan
dapat
Dengan demikian, harapan terbentuknya
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sangat
besar
pemerintah
sebagai
desa
perencanaan
mitra
di
dan
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo,
dalam
Kabupaten
Magetan.Waktu
pelaksanaan
diperlukan
dalam
yang
penelitian
ini
pembangunan desa dan untuk lebih
selama 6 bulan dari Februari sampai
meningkatkan partisipasi masyarakat
dengan Juli 2015. Penelitian ini
dalam
menggunakan pendekatan deskriptif
melakukan
pembangunan
desa. Subejo dan Narimo, (dalam Totok dan Poerwoko, 2012: 31) proses
pemberdayaan
kualitatif. Sumber data penelitian ini
masyarakat
dari sumber primer dan sumber
merupakan upaya yang disengaja
sekunder. Data primer didapat dari
untuk memfasilitasi masyarakat lokal
wawancara
dalam merencanakan, memutuskan
sekunder
dan mengelola sumberdaya lokal
kepustakaan atau dokumen yang
yang
collective
dimiliki
action dan networking sehingga pada
tersebut.
akhirnya
memiliki
dengan teknik pengumpulan data
kemampuan dan kemandirian secara
menggunakan observasi, wawancara,
ekonomi, ekologi, dan sosial.
dan dokumentasi.
dimiliki
melalui
mereka
Oleh
karena
menjadi
persoalan
itu,
yang adalah
dan
observasi.
didapat
dari
lembaga Data
Untuk
ini
Data bahan
pendidikan dikumpulkan
mendapatkan
data
yang valid dan kredibel dalam
pelaksanaan dan implementasi fungsi
penelitian
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
keabsahan data. Pada penelitian ini
(LPM)
digunakan teknik trianggulasi.
Desa
Karangrejo
Pelem
Kabupaten
Kecamatan
diperlukan
teknik
Magetan.
400
Teknik analisis data terdiri
sebelumya
belum
pernah
ada.
atas tiga komponen yaitu reduksi
Temuan dapat berupa deskripsi atau
data, penyajian data, dan penarikan
gambaran
simpulan dan verifikasi. Reduksi
sebelumnya masih belum jelas atau
data
gelap
merupakan
proses
seleksi,
suatu
objek
sehingga jelas,
yang
setelah
diteliti
dapat
berupa
merangkum, pemfokusan pada hal-
menjadi
hal yang penting, dicari tema dan
hubungan kausal atau interaktif,
polanya dan membuang hal-hal yang
hipotesis atau teori.
tidak perlu. Proses ini berlangsung terus
sepanjang
penelitian.Laporan
pelaksanaan yang
disusun
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan
Pembangunan
berdasarkan data yang diperoleh,
Desa
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal
Karangrejo, Kabupaten Magetan
yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang
penting.
Penyajian
data
Pelem,
di
Menurut
Kecamatan
Drs.
Wahyu
Kartono selaku Ketua Lembaga
merupakan suatu rakitan organisasi
Pemberdayaan
Masyarakat
informasi,
(LPM),
pelaksanaan
tersusun
dalam
pola
hubungan sehingga akan semakin
pembangunan di
mudah dipahami.Teknik penyajian
sudah cukup baik. Hal inidapat
data dalam penelitian kualitatif dapat
dilihat dari infrastruktur misalnya
dilakukan dalam berbagai bentuk
pengadaan jalan di Desa Pelem
seperti tabel, grafik dan sejenisnya.
yang
Penarikan kesimpulan dan verifikasi
pembuatan
yaitu, menarik kesimpulan awal yang
penyediaan
dikemukakan dan masih bersifat
pembuatan kios, pembuatan talut,
sementara dan akan berubah apabila
dan perenovasian Kantor Kepala
telah ditemukan lagi bukti-bukti yang
Desa.
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data
sudah
Desa Pelem
diaspal
semua,
saluran
air,
MCK
umum,
Hal tersebut juga dapat dilihat berdasarkan
hasil
berikutnya.Kesimpulan
dalam
yang
penelitian
adalah
masyarakat terhadap mekanisme
merupakan
401
kualitatif temuan
baru
yang
menunjukkan
wawancara
pembangunan
dan
kepuasan
hasil-hasil
pembangunan
yang
tercapai.Semua
telah
pembangunan
satu kalidilakukan penyemiran. Hal
tersebut
harus
dijadikan
tersebut sudah direalisasi dan
perhatian oleh pemerintah desa
hasilnya sudah dapat dinikmati
dan
dan
pembangunan
dimanfaatkan
oleh
harus
diatasi
agar
dapat
merata
masyarakat Desa Pelem untuk
sehingga tidak ada kecemburuan
memajukan perekonomian warga
antarwarga.Yang lebih
dan
adalah semua dapat merasakan
kemajuan
Desa
Pelem
tentunya. Semua anggaran untuk
kepuasan
pelaksanaan
pembangunan
pembangunan
didapat dari dana APBDes.
atas
penting
hasil-hasil
sesuai
dengan
kebutuhannya masing-masing.
Walaupun
pelaksanaan
pembangunan di
Desa Pelem
B. Implementasi Fungsi
Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
sudah cukup baik, masih ada
terhadap
kecemburuan antarwarga karena
Pelem, Kecamatan Karangrejo,
pembanguan belum dilaksanakan
Kabupaten Magetan tahun 2010-
secara merata. Seperti jalan di RT
2014.
14 yang belum pernah diperbaiki
Pembangunan
Lembaga
Desa
Pemberdayaan
sedangkan jalan di RT 15 dan 16
Masyarakat (LPM) memliki lima
jalannya sudah diperbaiki. Dari
fungsi.
sini terjadi kecemburuan antara
sebagai lembaga penanaman dan
RT yang satu dengan RT yang
pemupukan rasa persatuan
lain. Hal tersebut disebabkan oleh
kesatuan
frekuensi
pengoordinasian
kendaraan
yang
Fungsi
tersebut
masyarakat
yaitu
dan desa,
perencanaan
melaluijalan pada masing-masing
pembangunan,
pengoordinasi
RT itu berbeda. Misalnya di RT
perencanaan
15 dan 16 banyak kendaraan
kemasyarakatan,
seperti truk dan lain-lain yang
kegiatan
melintas sedangkan di RT 14
partisipatif, dan penggalian dan
hanya dilalui kendaraan bermotor.
pemanfaatan
Ada lagi jalan di di RT 5 yang
kelembagaan untuk pembangunan
sering rusak dan sudah lebih dari
di desa.
lembaga perencanaan
pembangunan
sumber
secara
daya
402
Fungsi
sebagai
Lembaga
Fungsi
sebagai
Lembaga
Penanaman dan Pemupukan Rasa
Pengoordinasian
Persatuan
Kesatuan
Pembangunan, LPM mengadakan
dalam
musyawarah antara kepala desa,
dan
Masyarakat
Desa,
Perencanaan
penanaman dan pemupukan rasa
BPD,
persatuan
masyarakat, dan masyarakat desa
dan
kesatuan
perangkat
desa,
masyarakat desa, LPM diharapkan
dalam
melakukan langkah nyata melalui
pembangunan
desa.
pelaksanaan
menjadi
keputusan,
program
yang
direncanakan
dengan
menyesuaikan
kebutuhan
rangka
tokoh
merencanakan
satu
Setelah
merupakan satu peraturan desa yang
harus
masyarakat agar masyarakat dapat
dilaksanakan.Pembangunan
menikmati program yang sudah
secara
dilaksanakan
oleh
oleh
itu
fisik
desa,dilaksanakan
LPM
sedangkan
LPM.Penanaman dan pemupukan
pembangunan
rasa
kemasyarakatan,dilaksanakan
persatuan
dan
kesatuan
sosial
atau
secara tidak langsung melalui
bersama-sama
musyawarah
yang
lembaga desa yang berkaitan,
melibatkan tokoh masyarakat dan
pemerintahan desa, BPD, dan
masyarakat, LPM secara tidak
tokoh-tokoh masyarakat. Kendala
langsung
yang
atau
rapat
menanamkan
rasa
dihadapi
persatuan dan kesatuan melalui
pembangunan
kegiatan-kegiatan
pendanaan
yang
dilaksanakan.LPM pemupuk
rasa
kesatuan,
LPM
berperan
sebagai
persatuan
dan
harus
lebih
aktif
dalam
antara
LPM,
LPM yaitu
karena
dalam masalah
dana
yang
dibutuhkan untuk pembangunan belum diberikan. Fungsi
sebagai
Pengoordinasian
Lembaga
Perencanaan
pemerintahan desa dan membuat
Lembaga Kemasyarakatan, LPM
program-program
sebagai
dibutuhkan sesuai
dengan
masyarakat.
403
oleh
yang masyarakat aspirasi
dari
perencanaan
pengoordinasi lembaga
kemasyarakatan harus bersinergi dengan pemerintah desa (kepala
desa beserta perangkat desa) dan
pemerintah
lembaga kemasyarakatan (BPD
masyarakat dan masyarakat. Pada
dan LPM itu sendiri).BPD sebagai
forum tersebut, LPM menampung
pengawas
LPM
semua aspirasi masyarakat yang
pelaksanaan
disampaikan dalam musyawarah.
pemberdayaan dan pembangunan
LPM beserta kepala desa, BPD,
desa. Pada pelaksanaan, LPM
tokoh masyarakat dan masyarakat
belum melaksanakan dengan baik
membuat
karena belum ada program atau
pembangunan.Kendala
usaha
mengoordinasi
dihadapi yaitu ada beberapa orang
lembaga kemasyarakatan. Oleh
yang tidak merespon program
karena itu, LPM harus lebih giat
yang dibuat LPM karena ingin
dalam
mengutamakan
kepentingan
pribadinya
kepentingan
sedangkan
membantu
untuk
pengoordinasian
perencanaan kemasyarakatan
lembaga dan
harus
desa,
tokoh
rencana
bukan
umum.Oleh
karena
yang
itu,
LPM
membuat program-program sesuai
harus mampu memilih program
dengan
yang diutamakan dan yang tidak
fungsi
tersebut
agar
pelaksanaan pembangunan di desa
karena
lebih baik dan lancar dengan
dengan
adanya kerjasama dari LPM dan
khususnya
lembaga kemasyarakatan lain.
Pelem.
Sebagai
lembaga
hal
tersebut
berkaitan
kepentingan
bersama
masyarakat
Desa
Fungsi sebagai Lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi
Penggalian
merencanakan
Sumber Daya Kelembagaan untuk
kegiatan
dan
pembangunan secara partisipatif,
Pembangunan
LPM
harus turun secara langsung dalam
harus
melibatkan
di
Pemanfaatan
Desa,
masyarakat secara langsung dalam
masyarakat
perencanaan pembangunan karena
potensi sumber daya alam atau
aspirasi dari masyarakat sangat
sumber daya manusia yang dapat
dibutuhkan untuk merencanakan
dimanfaatkan untuk pelaksanaan
pembangunan. LPM mengadakan
pembangunan
musyawarah
orang yang potensial tetapi kurang
dengan
BPD,
untuk
LPM
desa.
menggali
Banyak
404
dapat
air, penyediaan MCK umum,
memberdayakan.Masyarakat
pembuatan kios, pembuatan talut,
sebetulnya mampu tetapi tidak
dan perenovasian Kantor Kepala
mau terlibat dalam pembangunan
Desa.
desa seperti menjadi ketua RT/
2. Implementasi Fungsi
Lembaga
RW. Sebetulnya masyarakat Desa
Pemberdayaan
Pelem mudah untuk digerakkan
terhadap
tetapi menunggu perintah dari
Pelem, Kecamatan Karangrejo,
pemimpin
Kabupaten Magetan ada yang
dan
masyarakatnya.
tokoh-tokoh
pembangunan
Desa
belum
sudah berjalan dengan baik dan
melaksanakan fungsi penggalian
ada yang belum. Fungsi tersebut
dan pemanfaatan sumber daya
meliputi
kelembagaan untuk pembangunan
penanaman dan pemupukan rasa
dengan baik. Hal tersebut karena
persatuan
kurangnya program nyata dari
masyarakat desa, pengoordinasian
LPM mengenai fungsinya sebagai
perencanaan
penggalian
pengoordinasi
dan
LPM
Masyarakat
pemanfaatan
sebagai
lembaga
dan
kesatuan
pembangunan, perencanaan
sumber daya kelembagaan untuk
lembaga
pembangunnan desa. Jadi, LPM
perencanaan
harus lebih giat dalam menggali
pembangunan secara partisipatif,
potensi yang ada di Desa Pelem
dan penggalian dan pemanfaatan
sehingga
sumber daya kelembagaan untuk
dapat
pengembangan
dimaksimalkan kegiatan
pembangunan.
kemasyarakatan, kegiatan
pembangunan di desa. a.
I mplementasi sebagai lembaga penanaman
SIMPULAN 1. Pelaksanaan
pemupukan
di
rasa persatuan dan kesatuan
Desa Pelem sudah cukup baik.
masyarakat desa sudah berjalan
Hal
dengan
ini
pembangunan
dan
dapat
dilihat
dari
baik.
tersebut
infrastruktur misalnya pengadaan
dilihat
jalan di Desa Pelem yang sudah
masyarakat dalam musyawarah
diaspal semua, pembuatan saluran
desa dengan LPM, pemerintah
405
dari
Hal
keterlibatan
desa, tokoh masyarakat dalam
dalam
perencanaan pembangunan.
pembangunan karena aspirasi
b.
I
perencanaaan
masyarakat sangat dibutuhkan
mplementasi sebagai lembaga
untuk
pengoordinasian
pembangunan.
perencanaan
pembangunan sudah berjalan dengan baik.
rencana
e.
I
Hal tersebut
mplementasi sebagai lembaga
dengan
penggalian dan pemanfaatan
dengan
sumber
ditunjukkan mengadakan
pembuatan
rapat
daya
kelembagaan
pemerintah desa, BPD, tokoh
untuk pembangunan di desa
masyarakat
belum berjalan dengan baik.
desa
dan
masyarakat
untuk
merencanakan
pembangunan
sebelum
pelaksanaan pembangunan. c.
Hal
ini
karena
usaha-usaha
LPM
dalam
menggali potensi sumber daya I
alam
atau
mplementasi sebagai lembaga
manusia
pengoordinasian
dimanfaatkan
lembaga
kurangnya
perencanaan
kemasyarakatan
belum berjalan dengan baik.
pelaksanaan
sumber yang
daya dapat untuk
pembangunan
desa.
Hal ini karena LPM belum bersinergi
dengan
lembaga
kemasyarakatan desadan belum adanya program yang sesuai dengan fungsi tersebut. d.
I mplementasi sebagai lembaga perencanaan
kegiatan
pembangunan partisipatif dengan
secara sudah
baik.
Hal
berjalan tersebut
ditunjukkan dengan melibatkan masyarakat
secara
langsung
406
DAFTAR PUSTAKA J. Subagyo. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. S. Djam’an dan A. Komariah. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. S. Nasution. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat Mungkinkah Muncul Antitesisnya?. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD). Bandung: Alfabeta. _______. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
407