IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tahun 2015 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies dan Nematoda Systa Kuning (NSK). Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK telah terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi. Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian antara lain : Tindakan Karantina Hewan berupa pemeriksaan Hewan : Domestik Masuk, Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan
komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain
antar area dalam tahun anggaran 2015 adalah sebanyak 3.740 kali berupa Hewan dengan volume 12.219.888 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Volume 4.423.903 Kg dengan frekuensi 2.844 kali, 2.573 lembar dengan frekuensi 793 kali dan 4.133.450 butir dengan frekuensi 1.372 kali, berupa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 72.200 Kg dengan frekuensi 238 kali dan Benda lain sebanyak 5.492.7030 kg dengan frekuensi 85 kali, 141 kemasan dengan frekuensi 16 kali, 2.604 collie dengan frekuensi sebanyak 116 kali. Domestik Keluar :Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa
Hama Penyakit hewan karantina (HPHK) yang
dikeluarkan dari Pulau Lombok sebanyak 1.419 kali berupa Hewan dengan volume 3.226.733 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 38.435 kg dengan frekuensi 1.233 kali, 3.400 lbr dengan frekuensi 9 kali, sedangkan
Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)
sebanyak 692 kg dengan frekuensi 35 dan Benda lain sebanyak 3.769.700 kg dengan frekuensi 767 kali, dan 4 Colli dengan frekuensi 4 kali .Impor :Nihil. Ekspor ; Nihil. Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya Domestik Masuk, volume 7.686.537 kg, 800 M3 dan 53.811 batang hasil tanaman Hidup dan 29.410
kg benih tanaman,
dan 78.434
batang bibit tanaman dengan frekuensi
sebanyak 1.612 kali. Domestik Keluar : volume 79.926.361 Kg, dan 109.050 batang hasil tanaman , 81.755
Kg benih tanaman, serta 180.890 batang bibit tanaman dan
benda lain sebanyak 26 kg dengan frekuensi sebanyak 7.291 kali. Impor Nihil. Ekspor ; dilakukan sebanyak 74 kali dengan volume sebanyak 369.650 Kg 1
Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, petugas karantina melakukan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK, OPTK yang dilalulintaskan baik masuk maupun keluar dari Pulau Lombok (antar area maupun ekspor/impor) di tempat pemasukan/pengeluaran (Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Lembar, Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan, namun dalam hal-hal tertentu tindakan karantina pengeluaran (Pelabuhan Laut)
dapat dilaksanakan diluar
tempat pemasukan/
yaitu di dalam instalasi maupun diluar instalasi
karantina karena : 1. Tidak tersedianya tempat, waktu
dan fasilitas memadai untuk pelaksanaan
tindakan karantina di tempat pemasukan/pengeluaran. 2. Kondisi alat angkut (Truck) yang membawa media pembawa telah tertutup rapat dengan
terpal.
mengakibatkan
Bila
dilaksanakan
terjadinya
stagnasi
tindakan lalulintas
karantina alat
di
angkut
pelabuhan dan
akan
berdampak
terganggunya arus penyeberangan. 3. Untuk komoditas tertentu seperti daging, DOC dan Tumbuhan/Hasil Tumbuhan memerlukan pemeriksaan cepat dengan kondisi lingkungan sesuai. Pemeriksaan karantina ditempat pemasukan/pengeluaran yang mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut akan berdampak terjadinya kerusakan komoditas tersebut. Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada pengguna jasa memberikan jaminan bahwa komoditas yang diperiksa sehat dan layak dikonsumsi dengan pemberian Sertifikat Kesehatan Hewan, Phytosanitary Certificate, Sertifikat Sanitasi dan Sertifikat Pelepasan.
Bila kondisi seperti ini tercapai, tentu komoditas yang ada
mampu bersaing di pasaran Domestik maupun Internasional yang pada akhirnya pencapaian peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pelaku usaha agribisnis dapat terwujud.
2
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Laporan Tahunan ini merupakan laporan yang rutin dibuat setiap tahun oleh Unit Pelaksana
Teknis
Balai
Karantina
Pertanian
Kelas
I
Mataram
sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan dan non teknis (administrasi) selama setahun. Kegiatanperkarantinaanmeliputi pemeriksaan, pengasingan,pengamatan,
perlakuan,
penahanan,
penolakan,
pemusnahan
danpembebasan. Pemberian sertifikasi merupakan salah satu bentukfinal dari kegiatan perkarantinaansedangkan
kegiatan
non
teknis(administrasi)
sebagai
kegiatan
penunjang meliputi pengelolaankeuangan, kepegawaian, IT, kehumasan, pengadaan barang /jasa, perlengkapan dan rumah tangga. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian merupakan hasil integrasi 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yaitu Balai Karantina Hewan Kelas II Lembar dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Lembar. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
RI
Nomor
:
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 03 April 2008 dengan melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan di Pulau Lombok dengan mengkoordinir Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Lembar, Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Labuhan Lombok, Labuan Haji, Tanjung Luar, serta Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mataram. Memahami Pulau Lombok memiliki garis pantai yang panjang, luas serta merupakan
transportasi lintasBali,
Sumbawa,
Flores-NTT
maka
Karantina
Pertanianmemegang peran sangat strategis sebagai benteng terdepan Karantina Pertanian dalam melindungi pulau Lombok dari resiko masuknya
HPHK/OPTK dari Luar Negeri ke Indonesia, mencegah tersebarnya
HPHK/OPTK dari satu area ke area lain di Indonesia serta mencegah keluarnya HPHK/OPTK dari Indonesia ke Luar Negeri. Dalam pembangunan bidang pertanian di Pulau Lombok, peran institusi yang menanganiaspek-aspek lalulintas pertanian dan kesehatan hewan menjadi sangat penting. Karantina Pertaniansebagai salah satu institusi yang menjalankan mata rantai aspek-aspek tersebut bertugas untuk mencegah masuk-keluar dan tersebarnya Hama 3
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga pulau Lombok dari ancaman HPHK dan OPTK tersebut. Hal ini penting dilaksanakan karena : a. Mendukung Program PIJAR yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB b. Pulau Lombok merupakan salah satu sumber ternak potong dan bibit untuk memenuhi kebutuhan daerah lainnya di Indonesia. c.
Pulau Lombok masih dinyatakan bebas dari beberapa penyakit hewan yang membahayakan seperti : Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku, Brucellosis dan Septicemia Epizootica dan beberapa penyakit tumbuhan seperti penyakit Nematoda Sista Kuning pada kentang. Dengan keberadaan Pulau Lombok diantara Pulau Bali dan Pulau Flores yang terjangkit penyakit Rabies dan Septicemia Epizootica maka Pulau Lombok berpotensi tertular/ masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang membahayakan.
d. Kemajuan di bidang perhubungan dan pariwisata mengakibatkan kebutuhan terhadap Hewan,Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewandan produk pertanian lainnya menjadi meningkat seiring
pemenuhan kebutuhan hotel dan
restoran yang ada. e. Kejadian penyakit Rabies di Pulau Bali mulai Oktober 2008dan di Pulau Flores mulai tahun 1997 serta penyakit Anthraks di Kabupaten Bima (NTB)memerlukan perhatian dan kewaspadaan tersendiri karena Pulau Lombok merupakan jalur transportasi darat yang vital menghubungkan pulau-pulau tersebut.
2.
Maksud Dan Tujuan Laporan Tahunan ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran terhadap
pelaksanaan kegiatan perkarantinaan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dari Januari sampai dengan Desember 2015baik yang menyangkut teknis maupun non teknis,
permasalahan-permasalahan
yang
muncul
dalam
pelaksanaannya,
perkembangan dari kegiatan yang telah dilakukan serta solusi/saran yang ditawarkan sehingga dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
4
BAB II STRUKTUR ORGANISASI, VISI, MISI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2.1 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian mempunyai wilayah operasional di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan wilayah kerja sebagai berikut : a) Pelabuhan Laut/Penyebrangan Lembar. b) Pelabuhan Laut Labuhan Lombok/Kayangan. c) Labuhan Haji d) Tanjung Luar e) Bandara Internasional Lombok dan f) Kantor Pos Besar Mataram. g) Pelabuhan Pemenang Adapun bagan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.22/Permentan/OT.140/4/2008 dapat dilihat pada lampiran 1.
2.2. Visi dan Misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan perkarantinaan , mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
2.2.1 Visi “ Terwujudnya Karantina Pertanian yang tangguh, dan terpercaya” Tangguh : Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai benteng terdepan harus mampu melindungi wilayah ini dari ancaman HPHK dan OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain dalam negeri, pelaksanaan karantina harus jelas, tegas dan konsisten, sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Prefesional : Memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi pada tugas pokok dan fungsi, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram didukung oleh sumberdaya manusia yang
5
kreatif dan tanggap terhadap tuntutan publik, efisien dan efektif serta ilmiah dalam pelaksanaan kegiatan. Terpercaya : Jujur dan bertanggungjawab, transparan dan konsisten dalam pelaksanaan tugas,
2.2.2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram mengemban misi : 1.
Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya hayati hewan dan tumbuhan.
2.
Mendukung keberhasilan program agribisisnis dan ketahanan pangan nasional
3.
Mengembankan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional dalam rangka
meningkatkan
daya
saing
melalui
standar
sertifikasi
karantina
internasional. 4.
Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran agribisnis
5.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik melului sumberDaya manusia yang profesional.
6.
Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan.
6
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi 2.3.1.Tugas Pokok Tugas pokok :Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. 2.3.2. Fungsi ; 1.
Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
2.
Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)
3.
Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
4.
Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
5.
Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
6.
Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan
7.
Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
8.
Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan.
9.
Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati.
7
BAB III CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN.
3.1. Pemeriksaan dan Pembebasan 3.1.1 Impor Dalam tahun anggaran 2015, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain yang di import, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap import. 3.1.2 Ekspor Dalam tahun anggaran 2015, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain yang di eksport, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap eksport. 3.1.3 Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan
komoditi Hewan,
BAH, HBAH, dan Benda lain antar area dalam tahun anggaran 2015 adalah sebanyak 3.740 kali berupa Hewan dengan volume 12.219.888 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Volume 4.423.903 Kg dengan frekuensi 2.844 kali, 2.573 lembar dengan frekuensi 793 kali dan 4.133.450 butir dengan frekuensi 1.372 kali, berupa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 72.200 Kg dengan frekuensi 238 kali dan Benda lain sebanyak 5.492.7030 kg dengan frekuensi 85 kali, 141 kemasan dengan frekuensi 16 kali, 2.604 collie dengan frekuensi sebanyak 116 kali. Jenis media pembawa HPHK yang dimasukkan ke pulau Lombok antara lain : Hewan terdiri dari Sapi potong, ayam ras afkir, ayam bangkok,
DOC, DOD, Kerbau potong, anjing, Kuda Potong, Kuda
Kesayangan, Kambing, tikus putih dan Kelinci, Bahan Asal Hewan (BAH) terdiri dari Daging ayam beku, Daging Kambing beku, daging sapi, daging kerbau, daging sapi beku, jeroan kerbau, jeroan sapi, Kulit sapi, kulit kerbau, kulit sapi, madu dan susu , telur konsumsi, tulang kerbau, tulang sapi dan sarang burung walet, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) terdiri dari Butter, daging ayam olahan, daging sapi olahan, dan es cream, Benda Lain terdiri dari pakan ternak, semen, Vaksin, prebiotik dan ulat Hongkong. Sedangkan daerah asal dari media pembawa HPHK tersebut berasal dari, Sulawesi, sumbawa, Bima , Dompu, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta. Berikut data Domestik masuk tahun 2014 dan 2015 8
No 1
2
3
4
Keterangan
2014
Hewan
2015
Satuan
17.258.998
12.219.888
Ekor
190.752
4.423.903
Kg
0
2.573
lbr
3.037.083
4.133.450
butir
22.983
72.200
Kg
4.829.610
5.492.703
Kg
0
0
tabung
2.166
2.604
Collie
Bahan asal hewan
HBAH
Benda Lain
Grafik Domestik Masuk Tahun 2014 dan 2015 Tahun 2014
Tahun 2015
17.258.998 12.219.888
4.423.903 190.752 Ekor Hewan
Kg
5.492.703 4.829.610
4.133.450 3.037.083
72.200 22.983
- 2.573 lbr
butir
Kg
Bahan asal hewan HBAH Domestik Masuk
Kg
- -
2.166
tabung
Collie
2.604
Benda Lain
9
3.1.4 Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa Hama Penyakit hewan karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok sebanyak 1.419 kali berupa Hewan dengan volume 3.226.733 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 38.435 kg dengan frekuensi 1.233 kali, 3.400 lbr dengan frekuensi 9 kali, sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 692 kg dengan frekuensi 35 dan Benda lain sebanyak 3.769.700 kg dengan frekuensi 767 kali, dan 4 Colli dengan frekuensi 4 kali. Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, berupa hewan terdiri dari anjing, ayam, ayam aduan,ayam petelur, ayam bangkok, ayam potong, bebek, Kambing PE, Kambing bibit,kucing, kuda poni, burung, DOC, sapi bibit, sapi potong dan babi. Bahan Asal Hewan terdiri dari kulit kambing, sarang burung, madu, telur tetas dan telur serangga. Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah Sumbawa, Jawa Timur, Bima, riau, Kupang, Ujung Pandang, Balik Papan, Pontianak, samarinda, Papua, sorong, Jogyakarta, Jakarta, Barito kuala, Gorontalo, dan Manokwari. Data Domestik Keluar tahun 2014 dan tahun 2015 : No 1
2
3
4
Keterangan Hewan
Bahan asal hewan
HBAH
Benda Lain
2014 2015
Satuan ekor
1.297.635
3.226.733
Kg
24.540
38.435
lbr
3.650
3.400
butir
0
1.640.640
collie
0
0
kg
178
692
kg
2.201.351
3.769.700
tabung
1
0
collie
0
4
10
Grafik Domestik keluar 2014 dan 2015 3.226.733 1.297.635
1.640.640
3.769.700
2.201.351
38.435 24.540 3.650
Tahun 2013
692 178
3.400
4 1 ekor
Kg
Hewan
lbr
butir
Bahan asal hewan
collie
kg HBAH
kg
tabung
Tahun 2014
collie
Benda Lain
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap pemasukan dan pengeluaran media pembawa antar area disajikan dalam lampiran 2
3.2 Perlakuan Dalam tahun anggaran 2015, terdapat tindakan perlakuan terhadap komoditas yang di lalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan 11.547.976 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 3.581.728 Kg dan 2.537 lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 1.351.733 kg, Benda Lain sebanyak 158 kg, Kegiatan domestik keluar : Hewan 3.877.584 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 416.834 kg dan 3.400 lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 3.337.000 kg, Benda Lain sebanyak 0 kg
11
3.3. Pengasingan dan Pengamatan Dalam tahun anggaran 2015, telah dilakukan pengasingan dan pengamatan : Domestik Masuk nihil, terhadap Domestik keluar sebanyak terhadap 200 ekor Hewan dengan frekuensi sebanyak 1 kali
3.4 Penahanan Dalam tahun anggaran 2015 terjadi 166 kali tindakan karantina penahanan, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebanyak 252 kali. Penahanan dilakukan terhadap : Daging, madu, Ayam , Burung, dan tulang Sapi.
3.5 Penolakan Tindakan penolakan dilakukan 12 kali berupa burung.
3.6 Pemusnahan Pada tahun 2015 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 73 kali, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terlampir di lampiran 3
3.7 Intersepsi HPHK Pemeriksaan laboratorium dalam rangka memantau hama penyakit hewan karantina dilakukan terhadap komoditi karantina yang dilalulintaskan masuk maupun keluar tidak dijumpai penyakit karantina yang membahayakan. Pada pemeriksaan mikroskopis terhadap Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda lain yang masuk telah dilakukan beberapa pengujian antara lain untuk contoh/sampel yang berupa serum darah telah dilakukan uji serologi AI, terhadap komoditi telur dilakukan uji mutu, untuk bahan asal hewan yang berupa daging telah dilakukan uji organoleptik, PH daging, pemeriksaan awal kebusukan daging, Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit Surra, Bacillus antraxis dan Trypanosoma Sp pada komoditas hewan ternak ( bibit, potong) yang akan dikeluarkan dari Lombok hasilnya negatif, terhadap sapi dan kerbau bibit yang akan dikeluarkan, dilakukan pemeriksaan Brucellosis dengan uji RBPT cukup satu kali oleh Dinas Peternakan Propinsi NTB 12
sesuai Surat dari Dinas Peternakan Propinsi NTB No.524.3/5708/Keswan tanggal 3 Oktober 2008 mengingat pulau Lombok sejak tahun 2002 telah dideklarasikan bebas Brucellosis oleh Menteri Pertanian RI. Intersepsi terhadap komoditas karantina berupa hewan yang dilalulintaskan masuk antar area dilaksanakan intersepsi terhadap DOC berasal dari Bali dan dari Jawa. Terhadap Bahan asal hewan dilakukan intersepsi masing masing untuk telur ayam yang berasal dari Bali
dan
Jawa, daging ayam
berasal dari Jawa dan Bali , daging sapi dari jawa , daging kambing berasal dari Jawa dan untuk Hasil bahan asal hewan dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain daging ayam olahan ,daging sapi olahan. Intersepsi dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang akan dikeluarkan dari pulau
Lombok ke
daerah
lain terdiri dari sapi bibit
tujuan papua,
kalsel,kalbar,kaltim,Jambi dan Gorontalo, sapi potong tujuan Bogor, Kalimantan barat, Kalsel, dan Kambing tujuan pulau Jawa . data intersepsi terlampi di lampiran 4
3.8 Penggunaan Formulir Formulir dokumen karantina hewan yang digunakan selama tahun 2015
di
lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram untuk sertifikasi komoditas yang masuk/keluar pulau Lombok , terdiri dari formulir utama (KH – 9 s/d KH – 12) formulir yang dikirim Badan Karantina Pertanian Jakarta sesuai dengan kebutuhan. Dokumen penunjang (KH-1 s/d KH-8c) yang pengadaannya dilakukan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
Pencatatan dan pelaporan penggunaan formulir telah
dilakukan dengan baik. Hanya pemakaian form segel Karantina Pertanian (KP – 1) belum dipakai dalam pelaksaan tindak karantina. Dan untuk perincian penggunaan formulir (KH) karantina hewan dapat dilihat pada lampiran 5. 3.9 Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina. 3.9.1 Sasaran Sasaran dari pemantauan ini adalah untuk memperoleh informasi status dan situasi HPHK di Pulau Lombok, memetakan status dan situasi HPHK dan tersusunnya peta status dan situasi HPHK di Pulau Lombok..
3.9.2 Hasil Pemetaan
13
Hasil pengumpulan informasi yang dilakukan kepada seluruh Dinas Myang membidangi kesehatan hewan di Pulau Lombok, BBV denpasar, Universitas Udayana dan Universitas Mataram , dapat disimpulkan bahwa : Hama Penyakit Hewan Karantina yang terdapat dipulau lombok Tahun 2015 adalah Scabies/Demodecosis, New Castle Desease (ND), Contagious Ecthyma (ORF), Surra, Malignant Catarrhal fever (MCF) dan Canine Parvovirus 3.10
Laboratorium Karantina Hewan Dalam Tahun Anggaran 2015 Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak 3.609 sampel dengan frekuensi intersepsi sebanyak 270 kali. Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun 2015 Bulan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des 10 20 23 21 29 9 24 Frekwensi 58 21 27 14 14
Grafik Pengujian Laboratorium Karantina Hewan
Frekwensi
100
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept.
Okt.
Nop.
Des
58 20 10
10
23
21
29
24 9
21
27
14
14
1
3.10.1 Kegiatan Pengambilan dan Pengiriman Sampel HPHK-PSAH Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold storage, gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas darah, sampel pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku, sampel daging kambing, sampel 14
telur, sampel serum ayam. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji HA-HI AI, uji residu antibiotika, isolasi dan identifikasi E.coli, colliform, Salmonella sp., isolasi dan identifikasi cendawan dan kapang dan uji cepat (rapid test) AI.
3.10.2 Pembuatan dan pengelolaan Koleksi HPHK-PSAH Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas darah dari hewan yang terindikasi menderita sakit (Trypanosoma sp., Babesia sp., Theleria sp.), koleksi foto cendawan/kapang dari hasil monitoring komoditi pakan hewan (Aspergillus sp., Aspergillus flavus, Aspergillus niger), koleksi preparat eksternal (Pthyarus pubis, Linognatus sp., Cytodectes sp.), koleksi parasit internal (Ascaris sp., Taenia sp., Entamoeba sp.). Sedangkan
pengelolaan
koleksi
terdiri
dari
perawatan
koleksi
berupa
penggantian wadah, penggantian cairan alkohol, pelabelan, penataan dan pendataan ulang koleksi.
15
BAB IV CAPAIAN KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN
4.1 Pemeriksaan dan Pembebasan 4.1.1 Impor Dalam tahun anggaran 2015 Import Nihil 4.1.2. Ekspor Kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap ekspor tanaman/bahan tanaman di dalam wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam tahun anggaran 2015 dilakukan sebanyak 74 kali dengan volume sebanyak 369.650 Kg ,dan 0 Batang meningkat dibandingkan dengan ekspor pada tahun 2014 sebanyak 20 kali dengan volume sebanyak 19.081 Kg Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan karantina Tumbuan Ekspor Tahun 2015
No. Komuditas
Negara Tujuan
Pelabuhan Pengeluaran
Jumlah
Sat.
Frek.
1
2
3
4
5
6
7
1
BUAH MELON
HONGKONG
2
BUAH MANGGIS
MATARAM
SINGAPORE THAILAND
MATARAM
HONGKONG 3 4 5
DAUN ASHITABA MALAYSIA BUAH SALAK SINGAPORE BUBUK KELADI TIKUS MALAYSIA
MATARAM MATARAM
4.950 KILOGRAM
6
7.700 KILOGRAM
11
340.800 KILOGRAM
51
160.000 KILOGRAM
2
180 KILOGRAM
2
10 KILOGRAM
1
10 KILOGRAM
1
MATARAM
J U M L A H………..
369.650
KILOGRAM
74
Komoditi yang diekspor tersebut adalah buah melon dengan negara tujuan Hongkong, Singapura, buah manggis negara tujuan Thailand Hongkong, Buah Salak Negara tujuan Singapore, Daun Ashitaba negara tujuan Malaysia dan Bubuk Keladi Tikus dengan 16
tujuan Malaysia. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sampai dengan tahun 2015 tidak terjadi keluhan ataupun permasalahan di negara tujuan berkaitan dengan Phytosanitary Certificate yang diterbitkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
4.1.3. Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan
tanaman/hasil
tanaman antar area dalam tahun anggaran 2014 adalah sebanyak 1.462 kali dengan volume 7.683.537
kg
dan 53.811 batang hasil tanaman, 2.884.7871 kg benih
tanaman dan 78.343 batang bibit tanaman. Jika dibandingkan dengan data tahun 2014, terjadi peningkatan domestik masuk. Berikut data Domas tahun 2014 dan tahun 2015 : Data Domestik Masuk Karantina Tumbuhan tahun 2014 dan 2015 : No
1
2
Keterangan
2014
2015
6.412.090
7.683.537 kg
10.192
53.811 Btg
178.051
2.884.7871 Kg
32.653
78.343 Btg
Hasil Tanaman
Benih dan Bibit Tanaman
17
Grafik Perkembangan Domestik Masuk tahun 2014 dan 2014 sebagai Berikut :
6.412.090
2.884.787
Tahun 2014 Tahun 2015
53.811 178.051 10.192 Kg
Btg
Hasil Tanaman
78.343 32.653
Kg
Btg
Benih dan Bibit Tanaman
Jenis media pembawa organisme pengganggu tumbuhan yang dimasukkan ke pulau Lombok antara lain, buah-buahan seperti : strawbery, jeruk, dukuh, pir, anggur, buah rambutan, kemudian tepung terigu, tepung tapioka, buah anggur, bawang putih, buah apel, buah salak, sayuran segar, , tomat, wortel, kentang, kedelai, bawang merah, sayran kubis, beras, kacang hijau, bibit durian, bibit kakao, kayu sengon, bunga mawar, brocolli, benih kacang panjang, benih padi, buah jeruk, jahe, bibit kelengkeng dan wijen,bunga potong segar,kelapa tempurung,pandan,paprika,petai,kemiri,ubi jalar dan lain-lain. Sedangkan daerah asal dari media pembawa organisme pengganggu tumbuhan tersebut
diantaranya
adalah,
Jawa
Barat,
Jawa
Timur,
Bali,
Makasar,
Palembang,sumbawa,bima,dompu,Jakarta,sumba, dan Medan.
18
4.1.4. Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa organisme penggaggu tumbuhan karantina yang dikeluarkan dari Pulau Lombok sebanyak 3.617 kali dengan volume 79.926.361Kg dan 109.050 batang hasil tanaman, 81.755 Kg benih tanaman, serta 180.890 batang bibit tanaman. Berikut Data domestik keluar tahun 2014 dan tahun 2015 :
No
1
2
Keterangan
2014
2015
50.781.915 Kg
79.926.361Kg
110.062 Btg
109.050 Btg
45.361 Kg
81.755 Kg
243.212 Btg
180.890 Btg
Hasil Tanaman
Benih dan Bibit Tanaman
Grafik omestik Keluar Tahun 2014 dan 2014 : 79.926.361 50.781.915 109.050 110.062
Kg
Btg Hasil Tanaman
45.361
243.212
180.890
81.755
Kg
Btg
Benih dan Bibit Tanaman
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, bawang merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah melon, sayuran segar, adenium, bibit gaharu, bibit tanaman hias, bibit kelapa, kacang tanah, bibit mangga, mangga, sayuran kangkung, tembakau kering, bibit kelengkeng, cabe dan lain Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah, Sumba, Flores, Kupang (Nusa Tenggara Timur), Jawa Timur, Bali, Jakarta, Batam, Jawa Barat, Klaten, Balikpapan, Pangkal Pinang, Palembang dan Tangerang 19
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap pemasukan media pembawa antar area di lampiran 6 . 4.2. Perlakuan Dalam tahun anggaran tahun 2015, tidak terdapat kegiatan perlakuan terhadap komoditas yang di lalulintaskan baik impor, ekspor, maupun antar area.
4.3 Pengasingan dan Pengamatan Dalam tahun anggaran 2015, tidak ada komoditi yang dilakukan pengasingan dan pengamatan.
4.4 Penahanan Dalam tahun anggaran 2015 terjadi 36 kali tindakan karantina penahanan. Penahanan dilakukan terhadap bibit tanaman hias dan getah pinus, benih dari Slovakia, Korea Selatan dan malaysia karena tidak dilengkapi dengan surat ijin Pemasukan dari Menteri Pertanian dan surat kesehatan tanaman (Phytosanitary certifacate).
4.5 Penolakan Tidak terdapat Tindakan karantina penolakan terhadap Media Pembawa OPT/OPTK selama tahun 2015.
20
4.6 Pemusnahan Pada tahun 2015 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 99 kali karena tidak memenuhi persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi maupun teknis. Data penahanan , penolakan dan
pemusnahan
terlampir di lampiran 7
4.7 Intersepsi OPT / OPTK Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan media pembawa yg dilalulintaskan selama tahun 2014 ditemukan 24 (dua puluh empat) jenis organisme pengganggu tumbuhan. Intersepsi OPT umumnya dari kelompok cendawan. Cendawan yang ditemukan antara lain : Aspergillus flavus; Aspergillus fumigatus; Aspergillus herbariorum; Aspergillus niger; Cercospora sojae ; Cercospora kikuchii; Cladosporium cladosporoides; Doratomyces sp.; Fusarium oxysporum; Fusarium solani; Helicotylenchus sp.; Humicolo fuscoatra; Hyalodendron sp.; Monilia sp.; Penicillium expasum; Penicillium funiculosum; Penicillium notatum; Penicillium sp.; Phaecilomyces farinosus; Phomopsis sojae; Rhizopus oligosporus; Rhizopus oryzae; Rhizopus stolonifer; Tilletia foetida. Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan hasil pemantauan dan monitoring dapat dilihat pada table daftar hasil pemantauan dan monitoring.
Data hasil pelaksanaan kegiatan intersepsi organisme pengganggu tumbuhan dan organisme pengganggu tumbuhan karantina disajikan dalam lampiran 8
21
4.8 Penggunaan Formulir Pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram ditandai dengan dilakukannya sertifikasi atas tanaman/hasil tanaman yang akan dilalulintaskan baik ke maupun dari dalam wilayah Pulau Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat. Data sertifikasi tanaman/hasil tanaman di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram pada lampiran 9.
4.9 Pemantauan Daerah Sebar OPT /OPTK. 4.9.1 Sasaran Pemantauan Berdasarkan kebijakan Badan Karantina Pertanian pelaksanaan Pemantauan OPT/OPTK Tahun Anggaran 2015, sasaran pemantauan secara umum mengacu kepada Peraturan Menteri
Pertanian No. 93/Permentan/OT.140/ 12/2011
tentang Jenis-jenis OPTK. Secara khusus yang menjadi sasaran pemantauan adalah tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan terbawa melalui produk pertanian impor maupun antar area melalui benih/ non benih impor. Sasaran pemantauan OPTK tahun 2015 secara umum adalah OPTK kategori
A1
maupun
A2
seperti
tercantum
dalam
Permentan
Nomor
93/PERMENTAN/ OT.140/12/2011 sedangkan secara khusus berdasarkan: 1. OPTK pada padi, jagung dan kedelai yang merupakan arahan untuk mendukung swasembada pangan serta komoditi impor strategis di Pulau Lombok. 2. OPT dan OPTK pada komoditi ekspor Pulau Lombok. 3. Hasil pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yaitu OPTK A1 dan A2 yang ditemukan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 yang perlu diverivikasi ulang dalam rangka penetapan daerah sebar. 4. Surat Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati No. 366/KT.210/L.3/9/2013 tentang Temuan OPTK Papayae Ring Spot Virus (PRsV) yang termasuk OPTK A1 yang telah ditemukan di Provinsi Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara menghimbau untuk dilakukan pemantauan lebih lanjut. 5. Lampiran Surat Kepala Badan Karantina Pertanian No.596/KT.110/L/01/2014 tentang pelaksanaan Pemantauan OPTK Tahun Anggaran 2014, menyatakan bahwa UPT Karantina Pertanian agar melakukan verifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/atau A2 yang pernah ditemukan di wilayah pemantauan masing22
masing, sekaligus memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan oleh UPT atau instansi lain. 6. Rekapitulasi hasil temuan OPTK tahun 2014 berdasarkan seminar nasional pemantauan di Medan tanggal 26 september 2014.
23
Pemantauan OPTK dilakukan diseluruh wilayah Pulau Lombok, yaitu : Kabupaten Lombok :
Kecamatan.
Sembalun,
Suela,
Timur
Masbagik, Selong, Sakra,
Terara,
Sikur,
Wanasaba, Aikmel,
Labuhan Haji. Kabupaten Lombok :
Kecamatan. Batukliang, Batukliang Utara, Kopang,
Tengah
Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat.
Kabupaten Lombok :
Kecamatan. Narmada, Gerung, Kediri, Lembar,
Barat
Labuapi, Senggigi, Batu Layar, Gunung Sari, Sekotong.
Kabupaten Lombok :
Kecamatan. Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung,
Utara
Pemenang
Kota Mataram
:
Kecamatan. Ampenan, Sekarbela , Cakranegara, Selaparang, Mataram
4.9.2
Hasil Pemantauan
Berdasarkan hasil pemantauan OPTK di seluruh wilayah Pulau Lombok (4 Kabupaten dan 1 Kota) yang dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium Karantina Tumbuhan dan hasil uji konfirmasi atau uji rujukan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, didapat temuan OPTK sasaran
sesuai
keputusan
Menteri
Pertanian
No.93/Permentan/OT.140/12/2011 sebanyak 15 OPTK yaitu 4 OPTK Kategori A1 dan 10 OPTK Kategori A2 serta 1 usulan OPTK A1 dan 1 usulan OPTK A2 (berdasarkan target arahan dari Badan Karantina Pertanian/ Tabel 4) dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 14. Daftar OPTK Hasil Temuan Pemantauan OPTK Tahun 2015 Kelompok Temuan Jenis OPTK
Serangga
1. Bactrocera occipitalis
OPTK A2
2.Bactrocera musae
OPTK A2
3.Paraeucosmetus pallicornis
OPTK A2
4.Paracoccus marginatus
OPTK A2
5. Alaerodicus dugesii
Laporan Tahunan 2015
Usulan OPTK A2
Page 24
Tungau
Cendawan
1. Raoiella indica
OPTK A1
2. Eutetranychus orientalis
OPTK A1
3. Brevipalpus californicus
OPTK A1
4. Panonychus citri
OPTK A2
5. Calacarus carinatus
OPTK A2
1. Phakopsora vitis
OPTK A2
2. Uromycladium terpperianum
OPTK A2
3. Pseudoperonospora cubensis
OPTK A2
4. Helminthosporium solani
OPTK A2
5. Penicillium expansum Bakteri
5
1. Pantoea stewartii
Usulan OPTK A1 OPTK A1
Berikut ini adalah Lokasi Daerah Sebar ditemukannya Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) berdasarkan hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di wilayah Pulau Lombok ditemukan 16 jenis OPTK yaitu : 1. Bactrocera occipitalis Tanaman Inang : belimbing, jambu biji, jeruk mandarin, mangga, dan sawo. Daerah Temuan di Pulau Lombok: Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan. Kayangan Desa Sesait, Desa Santong, Desa Temposodo, Desa Selengen; Kecamatan. Bayan Desa Mumbul Sari, Desa AkarAkar, Desa Anyar; Kecamatan. Pemenang Desa Pusuk, Desa Bentek, Desa Sumur Mual; Kecamatan. Tanjung Desa Sigar Penjalin; Kecamatan. Gangga Desa Gangga. Kabupaten Lombok Timur Kecamatan. Pringgabaya Desa Seruni Mumbul, Desa Pohgading; Kecamatan. Aik Mel Desa Kembang Kerang; Kecamatan. Wanasaba Desa Otak Rangrang; Kecamatan. Suela Desa Lemor, Desa Sapit; Kecamatan. Sembalun Desa Pusuk, Desa Sembalun Bumbung. Kabupaten Lombok Barat: Kecamatan. Kuripan Desa Kuripan Utara, Desa Jagaraga; Kecamatan. Gunung Sari Desa Dasan Geria, Desa Taman Sari; Kecamatan. Batu Layar Desa Batu Layar; Kecamatan.
Laporan Tahunan 2015
Page 25
Labuapi Desa Kuranji; Kecamatan. Lembar Desa Bakong Dasan, Desa Dasan Tereng; Kecamatan. Gerung Desa Balekedit, Kecamatan. Kediri Desa Kuripan Barat; Kabupaten Lombok Tengah: Kecamatan. Pujut Desa Teruwai, Desa BIL/Tanaq Awu; Kecamatan. Praya Desa Batu Nyala; Kecamatan. Pringgarata Desa Pemepek, Desa Jurang Sate;
Kecamatan.
Batukliang
DesaMantang,
Desa
Subhanala;
Kecamatan. Kopang Desa Waja Geseng. Kota Mataram: Kecamatan. Ampenan Desa Pejarakan, Desa Tinggar, Desa Dayan Peken; Desa Kekalik; Kecamatan. Sekarbela Desa Loang Baloq. 2. Bactrocera musae Tanaman Inang : Musa spp. (pisang) ,Carica papaya
(pepaya),
Psidium guajava (jambu biji). Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Kayangan Desa Pakmayon, Desa Sesait, Desa Santong; Kecamatan Bayan Desa Anyar; Kecamatan Pemenang Desa Bentek, Desa Sumur Mual; Kecamatan Tanjung Desa Sigar Penjalin; Kecamatan Gangga Desa Genggelang, Desa Gangga. Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Pringgabaya Desa Pringga, Desa Pohgading; Kecamatan Aik Mel Desa Kembang Kerang; Kecamatan Wanasaba Desa Otak Rangrang; Kecamatan Suela Desa Lemor, Desa Sapit; Kecamatan Sembalun Desa Pusuk, Desa Sembalun Bumbung. Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Narmada Desa Narmada, Desa Selat; Kecamatan Lingsar Desa Karang Bayan; Kecamatan Gunungsari Desa Dasan Geria, Desa Taman Sari; Kecamatan Labuapi Desa Kuranji. Kota Mataram Kecamatan Sekarbela Desa Batu Ringgit, Kecamatan Ampenan Desa Kekalik; Kecamatan Cakranegara Desa Selagalas.
3. Paraecosmetus pallicornis Tanaman Inang : Oryza sativa (padi) Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Utara Kecamatan Kayangan, Desa Sesait; Kecamatan Pemenang Desa
Laporan Tahunan 2015
Page 26
Bentek. Kabupaten Lombok Timur Kecamatan Pringgabaya Desa Kerumut, Desa Poh gading; Kecamatan Aik Mel Desa Kembang Kerang; Kecamatan Wanasaba Desa Otak Rangrang,. Kabupaten Lombok Barat Kecamatan Gunung Sari Desa Mambalan, Ds kekeri Buwuh; Kecamatan Lingsar Desa Sigerongan, Kecamatan Gerung Desa Taman Ayu. 4. Paracoccus marginatus Tanaman Inang : Carica papaya (papaya). Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Utara yaitu di Desa Pemenang Kecamatan bentek, Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa Kuripan Kecamatan Kuripan Utara. P. marginatus hasil pemantauan ini diperoleh pada daun dan buah pepaya. 5. Raoiella indica Tanaman Inang :Cocos nucifera (kelapa) Daerah temuan di Pulau Lombok :Raoiella indica ditemukan di Kabupaten Lombok Utara Kecamatan Kayangan Desa Sesait, Desa Selengen; Kecamatan Bayan Desa Sukadana; Kecamatan Pemenang Desa Bentek, Desa Sumur Mual; Kecamatan Tanjung Desa Ladinglading. Kabupaten Lombok Timur Kecamatan Sambelia Desa Labuhan Pandan. Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Pujut Desa Awang. Raoiella indica hasil pemantauan ini diperoleh dari bagian bawah permukaan daun kelapa yang terserang, terutama pada tanaman muda. 6. Eutetranychus orientalis Klein Tanaman Inang: Pepaya Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan.Sembalun, Desa Sajang. 7. Brevipalpus californicus Tanaman Inang : Jeruk Daerah Temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Lembar, Desa Bakong Dasan dan Desa Jembatan Kembar.
Laporan Tahunan 2015
Page 27
8. Panonychus citri McGregor; (Prostigmata: Tetranychidae) Tanaman Inang : : (P) : Citrus deliciosa ,Citrus limon (lemon), Citrus x paradisi (jeruk bali, pommelo), Citrus reticulata (jeruk keprok, mandarin), Citrus sinensis (jeruk manis, navel orange), belimbing. Daerah temuan di Pulau Lombok : Panonychus citri ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu di Kecamatan Sembalun Desa Sembalun Bumbung dan Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa Lembar Kecamatan Jembatan Kembar. 9. Calacarus carinatus (Green) ( Prostigmata: Eriophyidae) Tanaman Inang : (P) : Camellia japonica, Capsicum spp., Viburnum spp., Camellia sinensis (teh, tea), Carica papayae (Pepaya). Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Lembar, Desa Jembatan Kembar. 10. Phakopsora vitis Tanaman Inang: Vitis vinifera (anggur). Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Timur yaitu di Desa Labuhan Pandan Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Tengah yaitu di Desa Aik Darek Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari, Desa Tanak Tepong Peresak Kecamatan Narmada, Kota Mataram yaitu di Kelurahan Ampenan Utara Kecamatan Ampenan. 11. Uromycladium tepperianum (Sacc.) McAlpine Tanaman Inang: Sengon Daerah temuan di Pulau Lombok : Uromycladium tepperianum di Pulau Lombok ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu di Desa Tanak Bengan Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa Tanak Tepong Peresak Kecamatan Narmada, Desa Bakong Liwat Kecamatan Lembar. 12. Pseudoperonospora cubensis Tanaman Inang: Cucumis sativus (mentimun, cucumber),Cucumis melo (melun, melon),Citrullus lanatus semangka, watermelon) dan cucurbitaceae lainnya
Laporan Tahunan 2015
Page 28
Daerah Temuan : Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Praya Timur Desa ganti dan Kabupaten Lombok Barat Kecamatan Gerung Desa Bakong dan Kecamatan Kediri Desa Ombe. 13. Helminthosporium solani Tanaman Inang: (P): Solanum tuberosum (kentang, potato) Daerah Temuan di Pulau Lombok : di Kota Mataram yaitu di Kelurahan
Abian
Tubuh
Kecamatan
Cakranegara,
dimana
ekosistemnya adalah pasar. 14. Penicillium expansum Tanaman Inang : Apel, pir (hasil temuan pemantauan) Daerah Temuan di Pulau Lombok : Penicillium expansum telah ditemukan di Kota Mataram yaitu di Kelurahan Abian Tubuh Kecamatan Cakranegara, Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya dimana ekosistemnya adalah pasar. 15. Pantoea stewartii subsp. Stewartii Tanaman Inang : Zea mays (Jagung) Daerah Temuan di Pulau Lombok : Pantoea stewartii telah ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu di Desa Pringgabaya Kecamatan Pringgabaya, Desa Poh Gading Kecamatan Pringabaya, Kabupaten Lombok Tengah yaitu di Desa Kopang Kecamatan Kopang dan Desa Bebuak Kecamatan Kopang. 16. Alaerodicus dugesii Tanaman Inang : Persea americana (alpokat) , Sechium edule (Labu siam). Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Timur Kecamatan Aikmel Desa Lenek.
4.10 Laboratorium Pemeriksaan media pembawa yang memerlukan pengujian laboratorium selama bulan Januari s.d Desember tahun 2015 adalah sebanyak 386 kali pengujian. Pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian dengan target
Laporan Tahunan 2015
Page 29
nematoda, cendawan, bakteri, virus dan serangga. Jumlah pengujian tiap bulan bervariasi. Metode uji yang digunakan disesuaikan dengan target OPTK Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan tahun 2014 dan Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober november Desember
Frekuensi 2014 3 5 6 2 3 2 2 3 6 2 16 2
2015 4 4 7 15 27 20 44 94 39 94 12 26
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Laporan Tahunan 2015
Page 30
Grafik Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan tahun 2014 dan Tahun 2015
94
128 44
64
27
32
8 3
4
5
4
39
26
20
15
16
4
94
16
6 7
12
6 3
2
2
3
2
2
2
2 1
Tahun 2014
Tahun 2015
Interpretasi Data dan Grafik: Frekwensi pengujian tahun 2015 bervariasi setiap bulannya berkisar dari 4 (empat) sampai dengan 94 (enam belas) setiap bulan. Kegiatan pengujian tertinggi pada bulan Agustus dan Oktober 2015.
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Golongan Target Pengujian Tahun 2015 Golongan Target Uji
Frekwensi
Persentase
Nematoda
16
4.15%
Serangga Cendawan Bakteri Virus Tungau
193 110 15 36 16
50% 28.50% 3.89% 9.33% 4.15%
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Laporan Tahunan 2015
Page 31
Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Target Pengujian Tahun 2015
193
110
16
Nematoda
36
15
Serangga
Cendawan
Bakteri
16
Virus
Tungau
Interpretasi Data dan Grafik: Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 2015 persentase tertinggi adalah pengujian Serangga sebesar 50,00% sedangkan terendah Tungau dan Nematoda masing – masing sebesar 4,15%. Hal ini dikarenakan pemasukan komoditas yang paling dominan adalah kedelai dimana target OPTKnya adalah cendawan. 4.10.1. Monitoring dan Pengambilan Sampel Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring berupa pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana merupakan target ruang lingkup pengujian akreditasi laboratorium tumbuhan sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008. Hasil kegiatan monitoring/pengambilan sampel telah dirangkum dalam hasil pengujian laboratorium
Laporan Tahunan 2015
Page 32
4.10.2. Koleksi OPT/OPTK Kegiatan koleksi yang dilakukan yaitu melaksanakan pembuatan dan pengelolaan koleksi OPT/OPTK, berupa herbarium (kering, basah), koleksi kultur dan serangga. Kegiatan koleksi ini berdasarkan hasil intersepsi teknik operasional karantina, pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di Pulau Lombok serta monotoring/pengambilan sampel tahun 2015. Data koleksi terlampir
Laporan Tahunan 2015
Page 33
BAB V PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Dengan
semakin
meningkatnya
perkembangan
kehidupan
masyarakat, tentu mempunyai konsekwensi logis terhadap perkembangan dan peningkatan
arus lalulintas alat angkut udara, laut maupun darat. Kondisi
seperti itu tidak dipungkiri membuat terjadinya peningkatan arus bongkar muat barang dan manusia. Bila fungsi pengawasan tidak mendapat penanganan yang serius oleh petugas karantina di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan Pemerintah, maka akan memiliki potensi besar beresiko masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) / OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) serta terjadinya perdagangan satwa-satwa dilindungi. Kekayaan alam dan kelestarian sumber daya alam yang tidak terjaga dan terawasi dengan baik dapat beresiko menimbulkan kerugian ekonomi yang besar
dan berpengaruh terhadap kondisi sosial
masyarakat secara luas dan nyata. Operasional pengawasan sebagai implementasi pelaksanaan fungsi perkarantinaan
dilaksanakan berdasarkan
pada peraturan perkarantinaan
antara lain Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan; Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan peraturan-peraturan lain yang relevan. Sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram diberikan mandat dan tanggungjawab strategis
sebagai instansi pelaksana fungsi pengawasan perkarantinaan
lalulintas komoditas pertanian dipintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan Pemerintah di Pulau Lombok. Serangkaian tugas pokok tersebut dilakukan oleh petugas karantina didalam upaya memberikan perlindungan pada sumber daya alam hayati/hewani melalui tindakan mencegah masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan
Laporan Tahunan 2015
Page 34
Karantina) serta OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari Luar Negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia; antar area/antar pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia serta mencegah keluarnya HPHK (Hama dan
Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar Negeri. Kegiatan pengawasan terkait pencegahan masuk dan tersebarnya MPHPHK serta MPOTK dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan Pemerintah. Tetapi resiko pelanggaran lalulintas bongkar muat barang serta manusia yang berdampak masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK bisa saja terjadi dengan alat angkut perairan melalui tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan disepanjang pantai Pulau Lombok. Pengawasan pada tempat yang belum ditetapkan perlu mendapat perhatian dari semua pihak termasuk instansi teknis terkait. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam mengemban tanggungjawab fungsi pengawasan, berupaya melakukan pengawasan di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan melalui kegiatan Patroli secara reguler dengan tujuan untuk memberi keyakinan bahwa tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan tidak dipergunakan sebagai tempat bongkar muat media pembawa yang beresiko mengancam kelestarian sumberdaya alam hayati/hewani di Pulau Lombok melalui masuk dan tersebarnya penyakit hewan/tumbuhan karantina. Pelaksanaan koordinasi dengan
Instansi
terkait
dan
Pemerintah
Daerah
terus
diupayakan
meningkatkan fungsi pengawasan agar program pemerintah khususnya program Pemerintah Daerah dibidang peternakan dan pertanian dapat berjalan dengan optimal. Selain fungsi pengawasan untuk pelaksanaan perkarantinaan, fungsi pengawasan juga mempunyai peran luas dan melekat pada semua aspek kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melaksanakan berbagai kegiatan yang berdaya guna dengan penerapan SMM (Sistem Managemen Mutu) Pelayanan 9001 : 2008, SMM Laboratorium 17025
Laporan Tahunan 2015
Page 35
: 2008, Standar Pelayanan Publik (SPP) serta penerapan SPIP (Sistem Pengendalian Internal Pemerintah) sebagai alat kontrol dan evaluasi. Dalam meningkatkan peran pengawasan dan penindakan ada 3 (tiga) kegiatan pokok yang diupayakan dilakukan seperti : 1. Pre-emptif. a. Sosialisasi Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan mendorong peran serta masyarakat akan pentingnya pelaksanaan perkarantinaan dalam rangka
mencegah
masuk
dan
tersebarnya
hama
dan
penyakit
hewan/tumbuhan karantina ke Pulau Lombok terutama penyakit Rabies dan Nematoda Sista Kuning pada kentang. Penyakit Rabies, salah satu penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, menyerang susunan syaraf pusat dan dapat bersifat zoonosis. Anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya sangat berpotensi sebagai hewan pembawa rabies (HPR) kepada manusia lewat gigitan atau jilatan pada kulit terluka. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang sangat ditakuti para wisatawan setelah penyakit malaria karena dapat menyebabkan kematian pada manusia yang tertular. Menyebabkan tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu dengan kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program pemberantasannya. Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda parasit tanaman dan penyakit pada tanaman kentang, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Penyakit NSK ini dapat menyebabkan produksi kentang petani turun hingga 70% dan sangat sulit dikendalikan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program eradikasinya. Nusa Tenggara Barat sampai saat masih bebas dari penyakit Rabies dan NSK untuk itu terus diupayakan dapat dipertahankan melalui kegiatan sosialisasi Karantina Pertanian dengan melibatkan Instansi terkait, masyarakat pendidikan, masyarakat umum dan media masa dalam bentuk kegiatan pameran, pembuatan banner, pemasangan baligho serta penyebarluasan brosur, leaflet dan sticker. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk meyakinkan
Laporan Tahunan 2015
Page 36
bahwa masyarakat
memahami pelaksanaan perkarantinaan dan perlunya
dilakukan upaya pencegahan penyakit hewan/tumbuhan karantina. Sosialisasi
telah dilakukan diberbagai tempat seperti di wilayah kerja
Labuhan Lombok yang merupakan tempat pemasukan/pengeluaran yang berbatasan dengan P. Sumbawa, di Wilayah Kerja Pelabuhan Penyeberangan Lembar yang merupakan tempat pemasukan/pengeluaran yang berbatasan dengan P. Bali dan di Kabupaten Lombok Utara yang merupakan tempat/pelabuhan transit kapal wisata dari Bali dengan tujuan Gili Terawangan. Pelaksanaan sosialisasi juga dilakukan di BNP2TKI untuk memberikan pemahaman tentang perkarantinaan kepada para TKI yang akan bekerja di luar negeri.
Terkait kewaspadaan Rabies, telah dipasang baligho di
pelabuhan Kayangan, Lombok Timur dan dipelabuhan Lembar, Lombok Barat yang pada prinsipnya mengajak peran masyarakat dalam mengantisipasi masuknya Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya ke Pulau Lombok. b. Pameran Kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan penting yang bertujuan
untuk menyebarluaskan informasi dan telah dilaksanakan dalam
rangka memperingati Pekan Daerah Nusa Tenggara Barat di Asrama Haji, Hari Krida Pertanian ke 41 di BPTP Narmada dan Hari Pangan Sedunia ke 34 di Kabupaten Sumbawa.
2. Kegiatan Preventif. Kegiatan
ini
dilakukan
dalam
upaya
meminimalisir
terjadinya
pelanggaran tindakan perkarantinaan. Peluang dan kesempatan masyarakat untuk melakukan tindakan pelanggaran perkarantinaan
diupayakan ditekan
seminimal mungkin melalui pengawasan Tim Terpadu (Karantina dan KP3), serta kegiatan patroli secara reguler yang intensitasnya perlu ditingkatkan di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran ditetapkan maupun yang belum ditetapkan. Kegiatan ini tidak dapat terlepas dari pelaksanaan koordinasi dengan berbagai instansi terkait di pelabuhan/bandara dan Pemerintah Daerah.
Laporan Tahunan 2015
Page 37
3.
Kegiatan Refresif. Komitmen pelaksanaan penegakan hukum oleh aparatur karantina
dilakukan dengan meningkatkan kwalitas SDM melalui pelatihan PPNS sebagai jaminan dalam penegakan hukum serta melaksanakan rapat koordinasi dengan Korwas PPNS sebagai langkah pelaksanaan bimbingan teknis. Kegiatan penegakan hukum terkait tindakan pelanggaran di bidang Karantina Pertanian diupayakan secara terus menerus dilakukan sehingga adanya
kesadaran
pengguna
jasa
untuk
patuh
terhadap
peraturan
perkarantinaan.
TINDAKAN PELANGGARAN DAN ANALISA DATA A. Tindakan Pelanggaran FREKWENSI LALULINTAS, PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN MEDIA PEMBAWA ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA (MPOPTK) NO
TAHUN
LALIN (kali)
PENAHANAN (kali)
%
PENOLAKAN (kali)
%
PEMUSNAHAN (kali)
%
1
2013
4.321
36
0,9
58
1,4
89
2,1
2
2014
5.405
92
1,7
50
0,1
88
1,7
3
2015
8.960
100
1,1
-
-
95
1,0
FREKWENSI LALULINTAS, PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT HEWAN KARANTINA (MPHPHK) NO
TAHUN
LALIN (kali)
PENAHANAN (kali)
%
PENOLAKAN (kali)
%
PEMUSNAHAN (kali)
%
1
2013
8.700
97
1,2
18
0,2
86
1
2
2014
9.436
166
1,8
9
0,1
31
0,4
3
2015
12.347
252
2,0
12
0,1
73
0,6
Laporan Tahunan 2015
Page 38
B. FREKWENSI LALULINTAS MPOPTK DAN MPHPHK
LALU LINTAS MEDIA PEMBAWA Tahun 2014
Tahun 2015
12347 9436
8960 5405
(kali)
(kali)
MPOPTK
MPHPHK
C. FREKWENSI TINDAKAN PEMUSNAHAN MPOPTK
PENAHANAN,
PENOLAKAN
DAN
PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PENAHANAN MPOPTK Tahun 2014 92
Tahun 2015
100
88
95
50
0 PENAHANAN
Laporan Tahunan 2015
PENOLAKAN
PEMUSNAHAN
Page 39
D. FREKWENSI TINDAKAN PEMUSNAHAN MPHPHK
PENAHANAN,
PENOLAKAN
DAN
PENAHANAN, PENOLAKAN, DAN PEMUSNAHAN MPHPHK Tahun 2014
Tahun 2015
252 166
9 PENAHANAN
12
PENOLAKAN
31
73
PEMUSNAHAN
Analisa Data : Dari data kegiatan karantina tumbuhan menunjukkan bahwa pada tahun 2015 terjadi peningkatan frekwensi kegiatan lalulintas MPOPTK 39,68 % dibanding tahun 2014. Untuk kegiatan penahanan MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan 0,6% dibandingkan tahun 2014,
kegiatan penolakan
MPOPTK pada tahun 2015 Nihil, terjadi penurunan 0,1% dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan pemusnahan MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan 0,7% dibandingkan tahun 2014. Frekwensi kegiatan penahanan dan pemusnahan MPOPTK cenderung tinggi terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Frekwensi penahanan MPOPTK pada tahun 2015 terjadi disebabkan pemasukan benih, bibit, buah, sayur segar, hortikultura dari luar negeri (Malaysia) yang dibawa oleh para TKI tanpa dilengkapi dokumen persyaratan karantina yang dipersyaratkan. Sosialisasi telah dilakukan di BNP2TKI dan penyebarluasan informasi pada berbagai kesempatan, namun karena banyaknya TKI yang datang dan pergi
Laporan Tahunan 2015
Page 40
dari Nusa Tenggara Barat maka lalulintas MPOPTK dari luar negeri terus terjadi dengan alasan sebagai oleh-oleh untuk keluarga. Sedangkan dari data kegiatan karantina hewan, menunjukkan bahwa frekwensi kegiatan lalulintas MPHPHK pada tahun 2015 terjadi peningkatan 23,58% dibanding tahun 2014. Untuk kegiatan penahanan MPHPHK pada tahun 2015 menunjukkan terjadinya peningkatan 0,2 % dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan penolakan MPHPHK pada tahun 2015 menunjukkan angka yang stagnan pada 0,1% dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan pemusnahan MPHPHK pada tahun 2015 menunjukkan peningkatan 0,2% dibandingkan tahun 2014. Kegiatan
penahanan
MPHPHK
pada
tahun
2015
mengalami
peningkatan 0,2% dibandingkan tahun 2014. Kegiatan penahanan MPHPHK cenderung tinggi terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Hal ini disebabkan karena banyaknya TKI bekerja di Luar Negeri (Malaysia) yang mempunyai tingkat pemahaman tentang perkarantinaan jauh dari harapan kita sehingga perlu terus diupayakan memberikan pemahaman mengenai perkarantinaan. Mereka cenderung membawa komoditas hewan seperti burung dari Luar Negeri tanpa disertai dokumen persyaratan karantina.
Laporan Tahunan 2015
Page 41
BAB VI CAPAIAN PENGELOLAAN KETATAUSAHAAN
3.1
PENGELOLAAN KEUANGAN
3.1.1. Keuangan Dalam tahun anggaran 2015 anggaran belanja yang dialokasikan untuk penyelenggaraan Karantina Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebesar Rp. 15.357.596.000,- Terdiri dari : Belanja Pegawai .............................................. Rp. 5.319.149.000,Belanja Pegawai ............................................... Rp. 6.614.422.000,Belanja Modal ................................................. Rp. 3.424.025.000,-
Dari dana tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 14.984.505.993,- atau mencapai 97,57 %. Yang terdiri dari : Belanja Pegawai ............................................. Rp. 5.295.426.628,Belanja Barang ............................................... Rp. 6.293.390.365,Belanja modal ................................................ Rp. 3.395.689.000,Berikut Rincian Anggaran dan realisasi Belanja TA 2015 Uraian Jenis Belanja
Anggaran
Realisasi
%
Belanja Pegawai
5.319.149.000
5.295.426.628
99,55
Belanja Barang
6.614.422.000
. 6.293.390.365
95,15
Belanja Modal
3.424.025.000
3.395.689.000
99,17
15.357.596.000
14.984.505.993
97.57
Total Belanja Kotor Pengembalian Belanja Belanja Netto
14.984.505.993
Dari Anggaran tahun 2015 tersebut masih tersisa sebesar Rp. 373.090.007,(tiga ratus tujuh puluh tiga juta Sembilan puluh ribu tujuh rupiah). Yang terdiri dari : Belanja Pegawai ............................................. Rp.
23.722.372,-
Belanja barang ................................................ Rp. 321.031.635,Laporan Tahunan 2015
Page 42
Belanja Modal ................................................. Rp. 28.336.000,-
Capaian persentase realisasi anggaran tahun 2015 meningkat sebesar 1.06 % dari realisasi anggaran tahun 2014. Berikut data Perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran 2014. Uraian Jenis Belanja
Realisasi TA 2014
Realisasi TA 2015
Belanja Pegawai
3.927.736.888
5.295.426.628
Belanja Barang
4.565.882.537
. 6.293.390.365
Belanja Modal
2.731.802.680
3.395.689.000
10.250.544.196
14.984.505.993
96,51 %
97.57 %
Jumlah Persentase Capaian Realisasi
Anggaran
Grafik realisasi anggaran per Jenis Belanja tahun 2015 dan 2014 5000000 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0
Realisasi TA 2013 Realisasi TA 2012
Belanja Pegawai
Belanja Pegawai
Belanja Modal
Laporan Keuangan tahun 2015 Lampiran 12.
3.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 2015 adalah penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar Rp. 402.826.080,(empat ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan puluh rupiah)
Laporan Tahunan 2015
Page 43
dari target realisasi sebesar Rp. 311.000.000,- atau mencapai 129 % dari target capaian.
Rp. 396.921.602 (Tiga ratus Sembilan puluh enam juta
Sembilan ratus dua puluh satu ribu enam ratus dua rupiah) dari target sebesar Rp. 306.000.000,- (Tiga ratus enam juta rupiah) atau mencapai 130 %. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2014 sebesar Rp. 396.921.602 (Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus dua puluh satu ribu enam ratus dua rupiah)
maka PNBP pada tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 101 %, hal ini terjadi karena terjadi peningkatan frekuensi lalulintas komoditas pertanian. Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama tahun 2014 dan tahun 2015 secara rinci dapat dilihat pada lampiran 13
DATA REALISASI PNBP TAHUN 2014- 2015 No Bulan
2014
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
36.250.552 24.771.395 22.599.791 22.463.617 31.804.949 38.593852 23.888.892 31.088.152 45.729.090 40.120.378 35.396.512 44.214.422 396.921.602
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember JUMLAH
Laporan Tahunan 2015
2015 40,612,365 18,862,567 32,549,474 32,427,662 26,272,069 28,718,065 27,026,015 32,761,350 49,188,092 31,662,586 41,306,711 41,439,124 402,826,080
Page 44
Grafik PNBP 2014-2015
PNBP 2014-2015 Tahun 2014
3.2
Tahun 2015
Perlengkapan
3.2.1. Sarana Dan Prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram meliputi : 3.2.1 Sarana Tidak Bergerak 1. Tanah. a. Tanah di Lembar seluas 10.010 M2 dipergunakan untuk Kantor, Laboratorium, Gedung Serba Guna, Gudang, Musolla,
Kandang,
Incenerator dan Pos Jaga Keamanan. Sertifikat tanah berstatus Hak Milik dengan nomor 7573306 tanggal 29 Oktober 1982, tanah seluas 407 M2 dan 1.000 M2 belum ada bangunan dan sudah bersertifikat . b. Tanah di Mataram seluas 530 M2 dipergunakan untuk Kantor Induk Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sudah bersertifikat, tanah seluas 500 M2 di Selaparang sertifikat berstatus Hak Milik dengan No. : AT.916693 tanggal 17 September 2004 dipergunakan untuk Kantor Wilker Bandara Selaparang dan tanah rumah dinas seluas 452 M2.
Laporan Tahunan 2015
Page 45
c. Tanah di Lombok Timur seluas 2.934 M2 dipergunakan untuk bangunan Pos Jaga telah berstatus hak milik dengan sertifikat No. A.1511835 tanggal 4 Mei 1985 3.2. Bangunan Kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram 1 unit, 3 unit di Wilker Labuhan Lombok, Lombok Timur, 4 unit di Wilker Pelabuhan Lembar berikut Laboratorium, Gedung kantor Balai (baru), Kandang, Incenerator, Gudang, Pos Jaga dan Screen House, 1 unit di eks Bandara Selaparang, 1 unit Rumah Dinas,2 unit gedung baru di Wilker Bandara Internasional Lombok dan 2 unit Rumah Jaga plus MCK serta 1 unit gedung laboratorium dan tempat parker
3.1.2 Sarana Bergerak. Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram ditunjang dengan 7 (tujuh) unit kendaraan roda empat dan 30 (tiga puluh) unit kendaraan roda dua serta sarana dan prasarana bergerak lainnya. Untuk lebih jelasnya daftar inventaris barang-barang milik kekayaan Negara tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat pada Lampiran 21
3.2.
Sumberdaya Manusia
3.2.1. Keadaan Pegawai Keadaan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 seluruhnya berjumlah 122( seratus dua puluh dua ) orang yang terdiri dari 5 orang pejabat struktural, 69 orang pejabat fungsional khusus, 20 orang tenaga fungsional umum dan dibantu 29 orang tenaga harian lepas. Sedangkan ditinjau dari ruang gaji / golongan saat ini terdiri dari 2 orang golongan IV/b,
3 orang golongan IV/a; 6 orang golongan III/d; 10 orang
golongan III/c; 17 orang golongan III/b; 9 orang golongan III/a; 20 orang golongan II/d; 11 orang golongan II/c; 0 orang golongan II/b dan 14 orang
Laporan Tahunan 2015
Page 46
golongan II/a; dan 1 orang golongan I/c. Data pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat pada
lampiran 15
3.2.2. Mutasi Alih Tugas Dalam tahun anggaran 2015, Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mutasi alih tugas sebanyak 1 (satu) orang terdiri dari : Mutasi keluar 1 (satu) orang ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Data mutasi di lampiran 16
3.2.3. Pendidikan dan Pelatihan Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tiap tahunnya selalu diikutkan dalam pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian atau instansi lain. Untuk tahun 2015 kegiatan pelatihan yang diadakan secara internal adalah pelaksanaan inhouse training untuk tenaga laboratorium, kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta dari laboratorium karantina hewan dan laboratorium karantina tumbuhan.
3.2.4. Kenaikan Pangkat Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapat kenaikan pangkat tahun 2015 sebanyak 10 orang terdiri dari kenaikan pangkat fungsional 2 orang dan kenaikan pangkat struktural
8 orang untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 17
3.2.5. Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapatkan kenaikan gaji berkala tahun 2015 sebanyak 33 orang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18
Laporan Tahunan 2015
Page 47
3.2.6. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan perkarantinaan dan Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram, telah dilakukan beberapa upaya berikut ini : a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 Kondisi dan dinamika lingkungan yang cenderung terus meningkat dengan sangat cepat dan pesat di bidang ilmu pengetahuan teknologi transportasi dan komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekuensi lalu lintas manusia, barang, jasa, hewan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu negara maupun antar negara yang kemudian pada gilirannya dapat menyebabkan ancaman terhadap resiko masuk dan menyebarnya hama penyakit yang melampaui batas negara. Oleh karena itu penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan dari luar negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia, perlu meningkatkan perannya sejalan dengan perkembangan tersebut diatas dan prospek karantina kedepan yang semakin strategis. Kondisi faktual ini secara sistematis perlu ditindaklanjuti dengan menetapkan kebijakan yang programnya antara lain adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia karantina, peningkatan sarana dan prasarana, serta penyelenggaraan pelayanan karantina dengan sistem manajemen mutu yang berstandar internasional mengacu pada ISO 9001. Penyelenggaraan pelayanan Karantina dengan sistem manajemen mutu sudah merupakan tuntutan global yang perlu diterapkan sebagai wujud clean governance dan good governance service. Upaya penyelenggaraan karantina melalui clean governance dan good governance service
Laporan Tahunan 2015
Page 48
dilaksanakan dimulai penyiapan sarana prasarana baik hardware maupun software yang memadai dan diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia yang kompeten memiliki integritas dan profesional yang handal menjadi fokus dalam kebijakan dan penerapannya. Implementasi dari SMM ISO 9001:2008 tersebut diatas diselaraskan dengan
peraturan perundangan Karantina Hewan dan Tumbuhan agar
sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah mendapatkan sertifikat akreditasi SMM ISO 9001:2008. b. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 Sesuai Undang-Undang No. 16 tahun 1992, pelaksanaan tindakan karantina
hewan
dan
tumbuhan
adalah
tindakan
sebagai
upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan dan organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Perundangan yang berlaku. Tindakan Karantina dilakukan dengan melaksanakan 8 (delapan) butir kegiatan meliputi Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram (BKP Kelas I Mataram) merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian. Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
22/Permentan/OT.14/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, tugas pokok BKP Kelas I Mataram adalah melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati. Untuk memenuhi hal tersebut, BKP Kelas I Mataram dituntut untuk mempunyai laboratorium pengujian yang dapat diandalkan.
Laporan Tahunan 2015
Page 49
Salah satu hal penting dalam meningkatkan mutu pengujian laboratorium adalah mengatur segala kegiatan yang berlaku dalam suatu laboratorium baik dalam aspek sistem mutu, administrasi maupun aspek teknis laboratorium. Dalam hal ini dirasa perlu untuk ditetapkan suatu sistem manajemen laboratorium yang berisikan persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia ISO/IEC 17025:2008 sesuai dengan lingkup pengujian.
c.
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pelaksanaan SPI lingkup BalaiKarantina Pertanian Kelas I Mataram
dimaksudkan untuk peningkatan kinerja yang efektif, efisien, ekonomis dan tertib; pengelolaan keuangan Balai Karantina Pertanian yang transparan, dan akuntabel; mendorong ketaatan peraturan perundangan dan pengamanan aset negara. Dalam pelaksanaan SPI, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah membentuk Tim Satlak SPI dan tim tersebut telah merancang dan melaksanakan program yang direncanakan selama tahun 2015. Adapun program yang telah dilaksanakan oleh tim Satlak PI Balai Karantina Pertanian Kelas I Matarama antara lain :
Jawaban dan Tindak Lanjut LHP tahun 2014
Pelaksanaan kegiatan audit internal
Perumusan sistem pengendalian intern kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Kegiatan SPI selama tahun 2015, cukup efektif dalam melakukan pemantauan
kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
masing-masing
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan, yaitu dengan adanya kegiatan audit internal, dapat lebih awal terdeteksi kekurangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya dilaksanakan dengan kondisi riel pelaksanaan kegiatan. Sehingga dengan adanya hasil audit SPI dapat segera diperbaiki dalam waktu yang relatif lebih cepat oleh penanggungjawab dan pelaksana kegiatan.
Laporan Tahunan 2015
Page 50
d. Pembinaan Mental Pegawai Dalam aspek manajemen sumber daya manusia, kualitas SDM dapat terjadi peningkatan yang signifikan ketika tersentuh dalam beberapa hal, diantaranya sebagai berikut : aspek ruhiyah (moral, etika, kedekatan dengan Tuhannya), aspek jasadiyah (fisik, kesehatan fisik), Aspek sosial ( Lingkungan kerja yang kondusif), dan aspek ekonomi (kesejahteraan pegawai terpenuhi). Menyadari hal tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram melakukan kegiatan pembinaan mental dengan berbagai bentuk kegiatan sebagai berikut : 1.
Pembinaan Rohani Kegiatan pembinaan rohani ini dilaksanakan dalam bentuk kajian keagamaan dengan mengundang narasumber dari tokoh agama dengan memanfaatkan momentum hari besar agama, pemberian nasehat oleh pimpinan disetiap apel pagi, jum`at pagi dan upacara bendera disetiap bulannya, serta renungan-renungan lain yang disampaikan oleh pegawai yang diminta oleh kepala Balai untuk menyampaikannya. Hal ini dilakukan agar stamina mental, komitmen kebaikan, dan kekuatan moral pegawai tetap terjaga, sehingga secara kualitas, SDM BKP Kelas I Mataram tetap terjaga dan Prima.
2.
Pembinaan Fisik Kegiatan pembinaan fisik di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram secara rutin dilakukan dalam bentuk olahraga bersama setiap hari jumat pagi, olahraga bersama ini dapat berupa senam pagi, jalan santai, serta diselingi juga dengan olahraga lain seperti bulutangkis, voly ball, sepak takraw.
Kegiatan ini
juga dilaksanakan dalam bentuk lomba antar
wilker yang memanfaatkan momentum Bulan Bakti Karantina Pertanian, hal ini dilakukan selain untuk menjaga kesehatan fisik juga untuk menjaga kekompakan dan persaudaraan diantara sesama pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. 3.
Pembinaan Kerjasama team (Team Work) dan kedisiplinan Kegiatan pembinaan kerjasama team dan kedisiplinan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan outbond training dengan menghadirkan trainer profesional, pada tahun 2015, Balai Karantina Pertanian Kelas I
Laporan Tahunan 2015
Page 51
Mataram telah melaksanakan 3 ( tiga) kali kegiatan Pembinaan Mental Pegawai antara lain kegiatan outbond dilaksanakan 2 ( kali ) yaitu : dilaksanakan pada Agustus dan Oktober yanng menghadirkan team Outbond dari BKSDA yang bertugas pada wilayah taman Suranadi setempat. Kegiatan Outbond tersebut dilaksanakan di Lesehan Taufik II Suranadi Kabupaten Lombok Barat – Nusa Tenggara Barat. sedangkan pada bulan Desember 2015 kegiatan pembinaan mental pegawai melalui kerjasama team yang menghadirkan Narasumber dari BKD Prov NTB ( Drs. Samsul Bukhari,M.Kes.Psi ) yang dilaksanakan di Hotel Lombok Raya – Kota Mataram NTB. kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pegawai kecuali petugas piket, dan kegiatan tersebut menitik beratkan pada
kerjasama
team,
bertanggungjawab
terhadap
tugas
yang
dibebankan dan kejujuran dalam melaksanakannya ( kegiatan tersebut dibuatkan dalam bentuk laporan ). 4.
Pembinaan Disiplin Pegawai Pembinaan disiplin pegawai di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram, dilakukan secara terus menerus baik melalui arahan-arahan pimpinan dan juga melalui sarana-sarana seperti : -
Penggunaan Finger Print/absensi manual
-
Pencatatan buku keluar-masuk pada saat jam kerja
-
Kegiatan apel pagi setiap senin dan upacara bendera setiap tanggal 17 setiap bulan serta kegiatan Senam pagi bersama yang dilaksanakan setiap hari jumat.
Laporan Tahunan 2015
Page 52
3.3.
Salah
Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT)
satu
wujud
penyelenggaraan
negara
yang terbuka adalah
di
implemetasikannya “keterbukaan informasi publik” melalui penggunaan hak publik untuk memperoleh informasi yang berdasar dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak atas informasi menjadi sangat penting dalam upaya menjadikan proses keterbukaan penyelenggara Negara untuk terbuka kepada publik sehingga apa yang dilakukan oleh penyelenggara atas kerja-kerja penyelenggaraan Negara dapat diterima dan dipertanggungjawabkan kepada publik. Mulai 1 Mei 2010, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik akan efektif diberlakukan. Undang-Undang ini berlaku setelah pemerintah diberikan kesempatan untuk mempersiapkan segala piranti pelaksanaan selama dua tahun ini. Organisasi pemerintah yang berbasis kepada Teknologi Informasi menjadi hal yang sangat penting dalam abad ke dua puluh satu di era milenium ketiga ini. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
Laporan Tahunan 2015
Page 53
data,
termasuk
memproses,
mendapatkan,
menyusun,
menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Kekuatan suatu organisasi pemerintahan akan sangat tergantung kepada informasi atau pengetahuan yang dimilikinya, informasi akan menjadi perekat unsur-unsur yang ada dalam suatu organisasi. Sejalan
dengan
itu,
peran
dan
fungsi
pemerintah
dalam
kerangka
mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak diperlukan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mendesaign aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website. Dengan adanya aplikasi ESKI, informasi, komunikasi, dan transaksi antara pegawai dapat dilakukan via internet. Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus hadir secara langsung. Fungsi ini disebut sebagai fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C (Government to Citizen). Fungsi lainnya adalah G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). Pada perkembangannya fungsi website diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa bersifat dinamis, sehingga fungsi dan peran website menjadi dua arah dan timbul efek timbal balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, yang mana berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan Teknologi
Informasi
meningkatkan
dalam
efesiensi,
penyelenggaraan
proses
efekstifitas,
pemerintahan
.
pemerintahan transparansi
Dengan
yang serta
terwujudnya
diyakini
akan
akuntabilitas
aplikasi
aplikasi
Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website yang bersifat dinamis, diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal. Seiring dengan itu dengan adanya kemanfaatan aplikasi aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi
Laporan Tahunan 2015
Page 54
Internal berbasis website tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Kementerian Pertanian khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai lembaga pemerintah juga memanfaatkan teknologi informasi berbasis website sebagai sarana menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ada di keluarkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik
maka perlu adanya
pembuatan aplikasi Sistem Implementasi Manajemen berbasis website Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
APLIKASI ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS WEBSITE
1. E-LABORATORIUM (E-LAB) http://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/elab.php
Layanan e-Lab diperuntukkan bagi laboratorium rujukan yang ditunjuk untuk melakukan pengujian PSAT oleh Badan Karantina Pertanian, hasil dari pemeriksaan lab tersebut wajib dilaporkan secara online kepada Unit Pelaksana Teknis yang memberi rekomendasi 2. E-Cert Tumbuhan (Electronic System For Plant Quarantine) https://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/1/index.php
System ini memberikan kemudahan2 bagi pengguna baik internal Badan Karantina Pertanian maupun Pengguna Jasa Karantina dimanapun berada.
Laporan Tahunan 2015
Page 55
3. E-QVET (Electronic System For Animal Quarantine) https://eqvet.karantina.pertanian.go.id/home/
Monitoring data opersional karantina hewan
4. PPK ONLINE KARANTINA TUMBUHAN https://ppkonline.karantina.pertanian.go.id/
PPK Online Aplikasi ini memudahkan para pengguna jasa untuk mendaftarkan komoditi karantina Hewan dan tumbuhan yang akan dilalulintaskan untuk disertifikasi serta dapat berkomunikasi langsung dengan petugas karantina secara langsung melalui internet. Aplikasi PPK Online dan petunjuknya dapat di unduh pada website Badan Karantina Pertanian.
5. PRIOR NOTICE (PSAT) https://notice.karantina.pertanian.go.id/
Layanan Prior Notice diperuntukkan bagi pengguna jasa karantina yang akan melaksanakan pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan, Prior Notice wajib diisi oleh produsen di negara asal komoditas.
Laporan Tahunan 2015
Page 56
6. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) lpse.ntbprov.go.id/eproc/
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan unit kerja penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa yang di dirikan oleh Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah untuk
memfasilitasi
pengadaan
ULP/Pejabat
barang/jasa
ULP/Pejabat
Pengadaan
pemerintah
Pengadaan
pada
secara
dalam
melaksanakan
elektronik.
Terhadap
Kementerian/Lembaga/Perguruan
Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah yang tidak membentuk LPSE,dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna dari LPSE terdekat
7. SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK) sapk.bkn.go.id
Prosedur Penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat, Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan Perpindahan
Antar
Instansi
Berbasis
Sistem
Aplikasi
Pelayanan
Kepegawaian secara On-Line (SAPK-OnLine)
8. ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL (ESKI) eski.bkpmataram.org
Laporan Tahunan 2015
Page 57
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor atau organisasi. Sistem komunikasi internal adalah segenap kegiatan komunikasi yang secara khusus diarahkan pengerjaannya kepada pegawai dalam lingkungan organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. Beberapa Elektronik Sistem Komunikasi Internal Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram diantaranya Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK), Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI), Laporan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP), Informasi Keluar Masuk
Komoditas Pertanian (IPORT), Elektronik Short Message
Services (ESMS), Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK).
a. Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK) Laporan Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website.
b. Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI) Laporan catatan kinerja harian, bulanan dan tahunan secara elektronik pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website
c. Laporan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website.
Laporan Tahunan 2015
Page 58
d. Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT) Laporan Informasi arus komoditas domestik masuk dan domestik keluar barang di setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website.
e. Elektronik Short Message Services (ESMS) Laporan layanan pesan singkat terhadap tarif jasa karantina pertanian dan sebagai salah satu layanan pengaduan serta informasi kepegawaaian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website.
f. Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK) Laporan pengelolaan mata anggaran keuangan lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website.
9. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat http://bkpmataram.org/main/indeks-kepuasan-masyarakat/
Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan informasi unit pelayanan instansi pemerintah secara rutin. Untuk itu Pemerintah berupaya menyajikan indeks kepuasan masyarakat secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan di instansi pemerintah kepada masyarakat. Indeks tersebut diperoleh berdasarkan pendapat
Laporan Tahunan 2015
Page 59
masyarakat, yang dikumpulkan melalui survei kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik. Survei ini menanyakan pendapat masyarakat, mengenai pelayanan instansi pemerintah dirancang
atas
penyelenggaraan
sesederhana
mungkin,
pelayanan. untuk
pertanyaan
tidak
sengaja
mengambil
waktu
Bapak/Ibu/Saudara yang sangat berharga. Pendapat Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan survei ini sebagai dasar penyusunan indeks kepuasan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat. Jawaban hanya dipergunakan untuk kepentingan survei. 10. E-Sipmen https://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/sipmen/
System Penerbitan Surat Ijin Pemasukan (SIPMEN) online yang terintegrasi di lingkup Kementerian Pertanian.
11. E-FC https://efc.karantina.pertanian.go.id/
Fumigasi Sertifikat 12. E-Legislasi http://karantina.pertanian.go.id/hukum/index.php
Laporan Tahunan 2015
Page 60
13. SABMN Online http://sislap.karantina.pertanian.go.id/bmn/
Sistem monitoring aset barantan
14. Radio Barantan
Laporan Tahunan 2015
Page 61
Laporan Tahunan 2015
Page 62
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Kesimpulan Dari rangkaian kegiatanyang dilaksanakan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram selama tahun 2015, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Data Operasional Karantina Hewan : -
Domestik Masuk, Frekuensi
sebanyak 3.740 kali berupa Hewan
dengan volume 12.219.888 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Volume 4.423.903 Kg dengan frekuensi 2.844 kali, 2.573 lembar dengan frekuensi 793 kali dan 4.133.450 butir dengan frekuensi 1.372 kali, berupa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 72.200 Kg dengan frekuensi 238 kali dan Benda lain sebanyak 5.492.7030
kg dengan
frekuensi 85 kali, 141 kemasan dengan frekuensi 16 kali, 2.604 collie dengan frekuensi sebanyak 116 kali -
Domestik Keluar : sebanyak 1.419 kali berupa Hewan dengan volume 3.226.733 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 38.435 kg dengan frekuensi 1.233 kali, 3.400 lbr dengan frekuensi 9 kali, sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 692 kg dengan frekuensi 35 dan Benda lain sebanyak 3.769.700 kg dengan frekuensi 767 kali, dan 4 Colli dengan frekuensi 4 kali
-
Impor : Nihil.
-
Ekspor ; Nihil
2.
Data Operasional Karantina Tumbuhan : -
Domestik Masuk, , volume 7.686.537 kg, 800 M3 dan 53.811 batang hasil tanaman Hidup
dan 29.410
kg benih tanaman,
dan 78.434
batang bibit tanaman dengan frekuensi sebanyak 1.612 kali. -
Domestik Keluar : volume 79.926.361 Kg, dan 109.050 batang hasil tanaman ,
81.755
Laporan Tahunan 2015
Kg benih tanaman, serta 180.890 batang
bibit
Page 63
tanaman dan benda lain sebanyak 26 kg dengan frekuensi sebanyak 7.291 kali. -
Impor Nihil.
-
Ekspor ; dilakukan sebanyak 74 kali dengan volume sebanyak 369.650 Kg
`3. Terjadinya peningkatan disiplin PNS dan peningkatan tata kelola perkantoran dengan diterapkannya SMM ISO 9001 : 2008., serta sertifikasi Laboratorium SMM 17025 4.
Nusa Tenggara Barat khususnya pulau Lombok Masih bebas Rabies
5.
Pelaksanaan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
karantina
hewan,
karantina
tumbuhan
dan
keamanan hayati hewani/nabati dapat berjalan secara optimal. 6.
Meningkatnya kerjasama antara struktural, fungsional, PPNS maupun dengan
instansi
terkait
untuk
mendukung
peningkatan
kinerja
pelaksanaan operasional perkarantinaan di lapangan. 7.
Terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap peraturan karantina selama tahun 2015, disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Ketidaktahuan pemilik tentang peraturan karantina. b. Adanya unsur kesengajaan. c. Modus menggunakan alat transportasi berupa perahu nelayan dan berlabuh di tempat nelayan. d. Modus oleh-oleh dari TKI yang datang dari Malaysia
7.2.
Saran-Saran Adapun saran-saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan pada
kegiatan dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Untuk mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina dan optimalisasi pengawasan terhadap komoditi karantina hewan perlu adanya penambahan dan peningkatan sumber daya manusia. 2. Perlunya
komitmen
seluruh
pegawai
dalam
penerapan
peraturan
perkarantinaan.
Laporan Tahunan 2015
Page 64
3. Tertibnya sistem pengarsipan dokumen pelaksanaan tindakan karantina serta sistem/alur pelaporan ke Unit Pelaksana Teknis. 4. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara. 5.
Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang peraturan karantina kepada masyarakat dan stakeholder.
6.
Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
7.
Meningkatkan dan memperketat pengawasan MPHPHK/MPOTK melalui pengawasan terpadu dan patroli.
8.
Meningkatkan
kuantitas
dan
kualitas
SDM
mengenai
peraturan
perkarantinaan dan penegakan hukum.
Laporan Tahunan 2015
Page 65