HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA DOMESTIK BERAS DAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA UTARA
MUHAMMAD AZHAR, TAVI SUPRIANA, DIANA CHALIL Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan impor beras dengan harga domestik beras, dan hubungan impor beras ke Sumatera Utara dengan produksi beras di Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan range waktu tahun 2007 sampai 2011 yang dianalisis dengan metode analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan : ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan harga beras domestik, dan ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan produksi beras dengan lag 2 musim tanam. Kata Kunci : impor beras, produksi beras dan harga beras domestik
THE RELATIONSHIP BETWEEN RICE IMPORT, THE PRICE OF DOMESTIC RICE AND RICE PRODUCTION IN SUMATERA UTARA Muhammad Azhar, Tavi Supriana, Diana Chalil Agribusiness Study Program, Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This study was conducted to analyze the relationship between rice import and the price of domestic rice and importing rice to Sumatera Utara and rice production in Sumatera Utara. The data used in this study was the secondary data ranging from 2007 to 2011 which were then analyzed through correlation analysis method. The result of this study showed that there was a significant relationship between rice import and the price of domestic rice, and there was also a siginificant relationship between rice import and rice production with 2 (two) planting season lags. Keywords: Rice Import, Rice Production, Price of Domestic Rice
PENDAHULUAN
Impor merupakan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain. Dimana Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat pada suatu negara. Besarnya kecilnya impor terutama dipengaruhi oleh tingkat produksi dan pendapatan nasional dan laju perkembangannya. Jika pendapatan nasional dan produksi mengalami kemajuan, maka impor pasti akan naik pula, baik barangbarang konsumsi maupun barang-barang produksi dan bahan-bahan baku (Gilarso, 1992). Tabel 1 . Perkembangan Volume Impor Beras Di Sumatera Utara Perkembangan Volume Impor Beras Sumatera Utara (Ton) Bulan / Tahun
2007 2008 Januari 0 7162 Februari 0 4500 Maret 6627 6967 April 18738 0 Mei 29511 0 Juni 0 0 Juli 0 0 Agustus 0 0 September 13869 0 Oktober 21318 0 November 5866 0 Desember 0 0 Total 95929 18628 Sumber : BULOG Sumatera Utara,
Impor Beras 2009 2010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24020 0 28901 0 52921
2011 35448 11861 14480 79782 15574 0 0 0 8290 6048 5808 11525 188817
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat perkembangan impor beras di Sumatera Utara. Pada periode bulan Januari 2007 β Desember 2011 impor beras cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 Badan Urusan Logistik Sumatera Utara hampir setiap bulan melakukan impor beras, Impor beras tertinggi terjadi pada
bulan April 2011 yaitu sebesar 79.782,20 ton. Besarnya Impor beras yang dilakukan BULOG Sumatera Utara disebabkan karena menurunnya persediaan beras pada bulan sebelumnya yaitu dari 399.712.7 Ton menjadi 302.252,3 Ton dan rendahnya harga beras internasional dibandingakan harga beras yang berlaku dipasar domestik yaitu sebesar 500,57 U$/ Ton atau sekitar 4.766.928 Rp/Ton sedangkan harga beras yang berlaku dipasar domestik pada bulan April 2011 mencapai 7.320.000 Rp/Ton. Tabel 2. Produksi Beras Sumatera Utara tahun 2002 - 2011 MeiSeptemberJanuari- April agustus
Desember
total
% kenaikan
produksi
produksi
produksi
produksi
produksi
(ton)
(ton)
(ton)
2002
1.415.349
802.678
935.278
3.153.305
2003
1.567.275
974.561
861.239
3.403.075
7,92
2004
1.579.289
901.236
938.257
3.418.782
0,46
2005
1.476.381
1.000.200 970.813
3.447.394
0,84
2006
1.191.157
852.632
963.847
3.007.636
-12,76
2007
1.379.758
906.929
990.837
3.277.524
8,97
2008
1.375.864
928.263
1.036.667
3.340.794
1,93
2009
1.426.876
1.035.569 1.065.453
3.527.898
5,60
2010
1.477.755
1.008.785 1.095.762
3.582.302
1,54
2011
1.640.325
1.125.786 1.089.150
3.855.261
7,62
Tahun
Sumber : BPS, diolah Dari tabel 2 dapat dilihat perkembangan produksi beras di Sumatera Utara. Pada tahun 2006 produksi beras mengalami penurunan yang sangat drastis yakni hingga mencapai 12,76%. Hal ini disebabkan karena menurunnya luas areal penanaman padi dan produktifitas padi. Rata-rata produksi padi dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 2,21%
setiap
tahunnya. Akan tetapi peningkatan produksi beras tidak sebesar peningkatan jumlah penduduk setiap tahunya, sehingga produksi beras yang meningkat masih tidak mencukupi untuk kebutuhan penduduk. Menurut Rusmarilin (2005) Ketidakseimbangan antara kebutuhan beras dengan ketersediaan beras dan dengan tidak
diimbangi
peningkatan
produksi
beras
mengakibatkan
terjadinya
peningkatan dan ketergantungan terhadap impor beras. Provinsi Sumatera Utara melalui perum BULOG telah memasok 62.275 ton beras impor asal vietnam selama Januari 2011 untuk memperkuat stok beras. Ketergantungan Indonesia akan kegiatan impor tenyata tidak dapat dihentikan. Walaupun ketersedian beras untuk tahun 2010 yakni 2.523.415 ton hingga Desember masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yaitu 1.807.509 ton, dimana masih ada surplus sekitar 715.907 ton (Anomimousa,2011). Perkembangan harga beras di Sumatera Utara sejak Januari 2007 hingga Desember 2011 secara umum mengalami fluktuatif, pada bulan Februari 2011 harga beras domestik mencapai harga Rp 8714/Kg dan merupakan harga beras teringgi untuk jenis beras IR-64. Dimana Harga Beras Impor Pada bulan tersebut jauh lebih murah yaitu hanya mencapai kisaran harga Rp 4748/Kg, sehingga kegiatan impor beras dianggap oleh perum Bulog lebih menguntungkan. Hasil penelitian Azziz (2006) mengemukakan bahwa impor beras secara nyata mempengaruhi harga beras dalam negeri dan berpengaruh negatif; dimana ketika impor beras meningkat maka harga beras dalam negeri akan menurun. Impor beras juga secara signifikan dipengaruhi oleh produksi beras dengan taraf nyata 15%. Dan menunjukkan hubungan yang negatif.
Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana hubungan impor beras dengan harga beras domestik dan produksi beras di Sumatera Utara ?
METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan peneliti dari Departemen Pertanian yaitu data harga beras di Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik yaitu IHK dan data produksi beras di Sumatera Utara, Badan Urusan Logistik (BULOG) yaitu Data Impor Beras dan melalui media elektronik (internet) yaitu data harga beras internasional. Data yang digunakan adalah data bulanan dengan range waktu Januari 2007 β Desember 2011. Dimana data harga yang digunakan dikonversikan kedalam nilai rill dengan menggunakan IHK. Dalam penelitian ini hubungan impor beras dengan harga beras domestik dan hubungan impor beras dengan produksi beras di Sumatera Utara dianalisis dengan analisis korelasi berikut :
ππ₯π¦π =
β π₯π¦1 ββ π₯π2 ββπ¦π2
i =1,2 Dimana : X
= Impor Beras ( Ton )
Y1
= Harga Beras Domestik ( Rp / Ton ) dan
Y2
= Produksi Beras ( Ton )
rXY1
= Korelasi Impor Beras dengan Harga Beras Domestik
rXY2
= Korelasi Impor Beras Dengan Produksi Beras
rXt-1Y2 = korelasi impor beras dengan produksi beras dengan lag 1 musim tanam rXt-2Y2 = korelasi impor beras dengan produksi beras dengan lag 2 musim tanam
Kriteria nilai hubungan korelasi menurut Guilford disajikan pada tabel 3 berikut : Tabel 3. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guildford Nilai koefisien korelasi Keterangan < 0,2
Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
Antara 0,2 β 0,4
Hubungan kedua variabel lemah
Antara 0,4 β 0,7
Hubungan kedua variabel sedang
Antara 0,7 β 0,9
Hubungan kedua variabel kuat
Antara 0,9 - 1
Hubungan kedua variabel sangat kuat
Analisis hubungan impor beras dengan harga beras domestik dan produksi beras di Sumatera Utara dianalisis pada waktu yang sama dan dengan lag waktu. Dimana tujuan analisis dengan menggunakan lag waktu adalah untuk mengakomodir kemungkinan bahwa dampak impor terhadap harga beras domestik terjadi setelah impor dilakukan ( tidak dalam waktu yang bersamaan) begitu juga dengan produksi beras di Sumatera Utara. Kemudian diuji dengan uji t, dengan rumus sebagai berikut :
πβ2 π‘ = ππ β 1 β ππ 2
Keterangan : rs = koefisien korelasi spearman dan n = jumlah sampel Dengan hipotesis nol terdapat hubungan yang nyata antaravariabel yang dianalisis. (Supriana, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Impor Beras dengan Harga Beras Domestik Hasil pengujian impor beras dengan harga beras domestik diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,339 dengan tingkat signifikansi 0,008, yang menunjukkan ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan harga beras domestik pada waktu yang sama dan korelasi kedua variabel lemah. Kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah Sumatera Utara melalui Perum BULOG dilakukan untuk menjaga stok beras yang ada di depot Bulog, dimana jumlah stok yang harus tersedia setiap bulan untuk provinsi Sumatera Utara sebanyak 124.000 Ton setiap bulannya, sehingga diharapkan dengan jumlah stok yang cukup, supply beras akan stabil sehingga harga beras domestik Sumatera Utara juga stabil. Pemerintah melakukan impor beras karena harga beras domestik Sumatera Utara yang terlalu tinggi, dan impor dianggap lebih menguntungkan karena harga beras internasional jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras yang berlaku dipasar domestik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan harga beras domestik diterima. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
10,500,000 9,000,000 7,500,000 6,000,000 4,500,000 3,000,000 1,500,000
Harga Beras Domestik (Rp/Ton)
Nov-11
Jun-11
Jan-11
Aug-10
Mar-10
Oct-09
May-09
Dec-08
Jul-08
Feb-08
Sep-07
Apr-07
Harga Beras Dunia (Rp/Ton)
Sumber : Data harga beras domestik : Dinas Pertanian Sumatera Utara, dan Data harga beras internasional : www.indexmundi.com, diolah Gambar 1. Perkembangan Harga beras Domestik dan Harga Beras Internasional Jenis beras impor asal thailand merupakan jenis beras thailand red yang memiliki kualitas yang sama dengan jenis beras lokal yaitu IR-64. Harga Untuk jenis beras IR-64 kualitas bagus berkisar Rp7.600- 7.700/Kg. Sedangkan untuk IR-64 kualitas sedang Rp7.000 - 7.200/kg dimana harga beras impor thailand hanya berkisar 6.000-6.500/Kg. Sehingga dengan Tingkat pendapatan penduduk Sumatera Utara perkapita/tahun mencapai 16,403 juta/tahun atau masih berada dibawah rata-rata pendapatan perkapita/tahun indonesia yaitu 21 juta/tahun. Dengan kualitas beras yang sama dengan harga yang jauh lebih murah maka permintaan beras impor di sumatera sangat tinggi. Berikut ini dapat dilihat grafik perkembangan impor beras, harga beras domestik dan produksi beras Sumatera Utara. 100000 80000 60000 40000 20000 0
impor beras 2007 impor beras 2008
desember
november
oktober
september
agustus
juli
juni
mei
april
maret
februari
januari
impor beras 2009 impor beras 2010 impor beras 2011
Sumber : Badan Urusan Logistik Sumatera Utara 2011 Gambar 2. Perkembangan Impor Beras Sumatera Utara, 2007 β 2011
Perkembangan impor beras di Sumatera Utara pada periode bulan Januari 2007 β Desember 2011 cenderung mengalami fluktuasi. Impor beras tertinggi terjadi pada bulan April 2011 yaitu sebesar 79.782,20 ton. Besarnya Impor beras yang dilakukan BULOG Sumatera Utara disebabkan karena menurunnya persediaan beras pada bulan sebelumnya yaitu dari 39.971,27 ton menjadi 30.252,32 ton dan rendahnya harga beras internasional dibandingakan harga beras yang berlaku dipasar domestik yaitu sebesar 500,57 U$/ Ton atau sekitar 4.766.928 Rp/ton sedangkan harga beras yang berlaku dipasar domestik pada bulan April 2011 mencapai 7.320.000 Rp/Ton 9000000 8000000 harga beras 2007
7000000
harga beras 2008
6000000
harga beras 2009
5000000
harga beras 2010 4000000
harga beras 2011
Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, diolah Gambar 3. Grafik Harga Rata-Rata Beras Medium Di Sumatera Utara tahun 2007 β 2011 Perkembangan harga beras di Sumatera Utara sejak Januari 2007 hingga Desember 2011 secara umum mengalami fluktuatif . Akan tetapi harga rata-rata setiap tahunya selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 harga beras rata-rata sebesar Rp5.236.083,3/Ton, tahun 2008 yaitu sebesar Rp5.764.583,3/Ton atau mengalami
kenaikan
sekitar
10,09%,
tahun
2009
yaitu
sebesar
Rp
5.988.083,3/Ton atau mengalami kenaikan sekitar 3,87%, tahun 2010 yaitu sebesar Rp 6.481.000,0/Ton atau mengalami kenaikan sebesar 8,23% dan tahun
2011 harga rata-rata beras yaitu sebesar 7.834.583,3 atau mengalami kenaikan sekitar 20,88%.
Ton 4,000,000 3,800,000 3,600,000 3,400,000 3,200,000 3,000,000
total produksi
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2011 Gambar 4. Perkembangan produksi padi di sumatera utara , 2002-2011 Perkembangan produksi padi di Sumatera Utara pada periode tahun 2002β 2011 cenderung mengalami peningkatan walaupun sempat mengalami penurunan jumlah produksi pada tahun 2006 . Hal ini disebabkan menurunnya luas areal panen padi pada periode tersebut dan tak kunjung meningkatnya produktifitas padi. Namun demikian produksi padi untuk tahun βtahun berikutnya mulai membaik dan sedikit demi sedikit mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan luas areal dan produktifitaasnya Hubungan Impor Beras dengan Produksi Beras Hasil pengujian impor beras dengan produksi beras Sumatera Utara yang dilakukan dengan analisis korelasi maka diperoleh bahwa ada hubungan yang nyata dan berbanding terbalik antara produksi beras dengan impor beras dengan lag waktu 2 musim tanam dan korelasi kedua variabel sedang. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,04 < 0,05 ,Dan Koefisien korelasi sebesar 0,556. Adanya hubungan tingkat prdoduksi beras denga impor beras. Hal ini
disebabkan karena jumlah produksi beras dikhawatirkan tidak mencukupi kebutuhan penduduk sumatera utara untuk waktu yang panjang dimana jumlah produksi beras selama 2 musim tanam mencapai 2.218.027 ton, dimana permintaan untuk kebutuhan rutin Sumatera Utara sebanyak 124.000 Ton/Bulan atau sebesar 992.000 Ton selama 2 musim tanam. Sehingga Impor Beras Dilakukan oleh Perum BULOG Sumatera Utara untuk memperkuat stok karena selain untuk mengamankan kebutuhan Sumatera Utara juga untuk kepentingan perberasan nasional, Stok beras harus dijaga karena untuk keperluan menekan inflasi, dimana gejolak harga beras menjadi salah satu pemicu naik dan turunnya besaran inflasi di Sumut. Hipotesis yang menyatakan impor beras berkorelasi negatif dan nyata terhadap produksi beras diterima. Secara umum negara-negara produsen beras sekaligus merupakan konsumen beras yang cukup signifikan, demikian halnya juga dengan indonesia. Dalam kondisi demikian, umumnya jumlah ekspor dari beras suatu negara merupakan kelebihan dari jumlah produksinya terhadap konsumsinya. Sebalinya jumlah impor merupakan kelebihan jumlah konsumsinya terhadap produksinya. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1.
Ada hubungan yang nyata antara impor beras dengan harga beras di Sumatera Utara dengan tingkat siginifikansi sebesar 0,008 (< 0,05) dan korelasi kedua variabel lemah dengan koefisien korelasi 0,339.
2.
Ada hubungan yang nyata dan berbanding terbalik antara impor beras dengan produksi beras di Sumatera Utara dengan lag 2 musim tanam dengan signifikansi sebesar 0,04 (<0,05) dan koefisien kedua variabel sedang dengan koefisien korelasi β0,556.
Saran 1.
Kepada Pemerintah Sumatera Utara diharapkan agar memperhatikan dan memberikan motivasi yang lebih besar kepada petani padi, misalnya dengan membuka areal sawah yang baru dan memberikan fasilitas yang cukup .
2.
Bulog Sumatera Utara harus lebih meningkatkan kinerjanya dan harus mempertimbangkan secara matang apakah kegiatan impor beras ke sumatera utara harus dilakukan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA Anonimousa. 2011. http//www. Krisis Pangan Sumatera Utara, Dikutip dari: http//www.Badan Ketahanan Pangan Sumut.com Azziz A.A. 2006. Analisis Impor Beras Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Beras Dalam Negeri. IPB. Bogor. Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi, Bagian Makro. Kanisius . Yogyakarta. Rusmarilin, H dan Armin P. 2005. Diversifikasi Pangan Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan. Medan. Supriana T, 2009. Pengantar ekonometrika. USU, Medan.