I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan jumlah kunjungan wisatawan asing ke berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode Januari sampai dengan Agustus 2010, jumlah wisatawan asing mencapai 4.625.550 orang, atau naik 12,12 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2009 yaitu 4.125.684 orang. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki berbagai objek wisata adalah Kota Bogor. Wilayah Kota Bogor memiliki luas sekitar 118,5 km². Beberapa objek wisata di Kota Bogor, menjadikan kota ini sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahun mengalami peningkatan. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 2.249.484 wisatawan dan wisatawan asing mencapai 144.144 wisatawan. Selanjutnya di tahun 2009, jumlah kunjungan wisatawan domestik naik menjadi 2.729.672 wisatawan dan wisatawan asing mencapai 146.888. Tabel 1 menyajikan data perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor, tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor No
Jenis Usaha
Jenis Wisatawan
Jumlah per Tahun
2008 2009 Domestik 1.163.110 1.524.004 1 Objek Wisata Asing 41.377 42.812 Jumlah 1.204.487 1.566.856 Domestik 1.086.374 1.205.628 2 Akomodasi Asing 104.076 104.076 Jumlah 1.309.704 1.309.704 Domestik 2.249.484 2.729.672 JUMLAH Asing 144.144 146.888 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor (2011)
2010 1.630.715 43.836 1.674.578 1.190.793 102.055 1.292.848 2.821.508 145.918
2
Tempat wisata yang dapat dikunjungi di Kota Bogor yaitu Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Museum Zoologi, Prasasti Batu Tulis, Danau Situgede, dan Museum PETA. Selain itu, pusat-pusat perdagangan makanan, jajanan, buah-buahan dan factory outlet, memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi wisatawan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Kota Bogor, tahun 2010 sektor pariwisata seperti perdagangan, hotel, dan restoran, memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (RDRB) Kota Bogor. Pajak restoran menyumbang kontribusi terbesar terhadap pendapatan asli daerah Kota Bogor. Pendapatan pajak restoran pada tahun 2008 mencapai 11,5 milyar rupiah, dan naik menjadi 11,8 milyar pada tahun 2009. Tabel 2 menyajikan pendapatan kota Bogor dari sektor pariwisata, tahun 2008 sampai dengan 2010. Tabel 2. Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata No
Jenis Perkembangan per Tahun Pendapatan 2008 2009 2010 1 Pajak Restoran 11.506.156.630 11.811.168.165 19.393.960.174 2 Pajak Hotel 3.367.744.464 3.992.664.377 6.403.876.082 3 Pajak Hiburan 2.473.094.511 4.159.466.201 6.964.692.407 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2011)
Wisata belanja dan kuliner, dinilai mampu memberikan keunggulan bagi pariwisata Kota Bogor. Dukungan pada pihak swasta yang mengusahakan wisata belanja dan kuliner terlihat dengan tumbuh pesatnya restoran, rumah makan, dan cafe. Menurut Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun 2010 jumlah restoran dan rumah makan yang terdaftar mencapai 225 unit, terdiri dari 88 restoran dan 137 rumah makan. Faktor kedekatan dengan ibukota Jakarta dan kemudahan mencapai Kota Bogor merupakan alasan yang cukup kuat untuk menjadikan wisata belanja dan kuliner andalan kota Bogor. Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup di masyarakat dan keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan jadi semakin beragam. Berkembangnya beragam jenis restoran di Kota Bogor, merupakan reaksi atas beragamnya selera konsumen. Wisata kuliner yang ditawarkan di
3
Kota Bogor cukup beragam mulai dari masakan Padang, masakan khas Sunda, masakan Timur Tengah, sampai jajanan pasar. Salah satu restoran di Kota Bogor yang mencoba untuk berkembang yaitu Dapur Geulis. Dapur Geulis merupakan restoran yang menawarkan cita rasa makanan khas Sunda, Chinese Food, seafood dan European Food. Dapur Geulis memposisikan diri sebagai rumah makan yang memiliki ”rasa mewah, harga murah”. Lokasi Dapur Geulis sangat strategis karena berada di pusat Kota Bogor, dan memiliki interior desain yang relatif menarik bergaya sunda modern, sehingga memberikan nilai tambah tersendiri. Jumlah restoran di Kota Bogor yang terus meningkat, menyebabkan tingkat persaingan semakin ketat, maka dari itu dibutuhkan pemasaran yang tepat bagi setiap restoran untuk meningkatkan penjualan demi menciptakan posisi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu fungsi pemasaran yang dapat digunakan adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Berbagai promosi dapat ditempuh oleh para pelaku bisnis di bidang restoran untuk dapat memenangkan persaingan. Melalui kegiatan promosi, restoran dapat diperkenalkan dan ditawarkan kepada masyarakat luas, baik melalui media maupun langsung kepada konsumen. Promosi ini dilakukan dengan tujuan menarik perhatian masyarakat, yang pada akhirnya masyarakat memiliki keinginan untuk mencoba dan datang kembali sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung di tempat restoran tersebut. Melalui sarana promosi yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan pelanggan, sehingga Dapur Geulis dapat terus berkembang. 1.2. Perumusan Masalah Berkembangnya Kota Bogor sebagai salah satu kawasan wisata kuliner, mengindikasikan bahwa tingkat persaingan restoran semakin tinggi. Restoran harus mampu bersaing dengan restoran lainnya. Tingkat intensitas persaingan dalam bisnis restoran perlu diketahui untuk menyusun perencanaan promosi yang tepat. Promosi merupakan suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran
4
yang berusaha untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan mengingatkan pelanggan agar bersedia membeli dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan restoran. Melalui kegiatan promosi diharapkan dapat mempengaruhi konsumen agar dapat berkunjung ke restoran. Permasalahan yang diteliti yaitu pemilihan bauran promosi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi restoran Dapur Geulis. Permasalahan ini dijabarkan dalam rumusan-rumusan sebagai berikut : 1.
Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Dapur Geulis?
2.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bauran promosi Dapur Geulis?
3.
Alternatif Bauran promosi apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai keadaan Dapur Geulis?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1.
Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dapur Geulis.
2.
Menentukan faktor yang berpengaruh dalam penyusunan bauran promosi Dapur Geulis.
3.
Menyusun alternatif bauran promosi sebagai masukan yang diharapkan memberikan manfaat bagi Dapur Geulis.
1.4. Manfaat penelitian Kegunaan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Dapur Geulis, penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dan pertimbangan bagi perencanaan promosi yang akan dilakukan. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang akan menjadi masukan dalam upaya meningkatkan volume kunjungan konsumen melalui kegiatan promosi.
2.
Bagi peneliti, tambahan pengetahuan yang sangat berharga untuk disinkronkan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah.
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini berfokus hanya pada analisis bauran promosi yang dilakukan di Restoran Dapur Geulis dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan bauran promosi Dapur Geulis dan merumuskan alternatif bauran promosi restoran berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Oleh karena itu, hasil akhir yang dapat direkomendasikan kepada pihak restoran dari penelitian ini adalah sebatas prioritas alternatif bauran promosi berdasarkan pengolahan AHP dan tidak disertai dengan analisis mengenai perbandingan antara biaya dan manfaat.