IDENTIFIKASI DAN PRODUKSI BUNGA POT KALANCHOE (Kalanchoe blossfeldiana) DI PT. SAUNG MIRWAN MEGAMENDUNG, BOGOR
YOLANDA GEOLNYTHA A24052367
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
IDENTIFIKASI DAN PRODUKSI BUNGA POT KALANCHOE (Kalanchoe blossfeldiana) DI PT. SAUNG MIRWAN MEGAMENDUNG, BOGOR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
YOLANDA GEOLNYTHA A24052367
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
YOLANDA GEOLNYTHA. Identifikasi dan Produksi Bunga Pot Kalanchoe (Kalanchoe blossfeldiana) di PT. Saung Mirwan Megamendung, Bogor. (Dibimbing oleh TATIEK KARTIKA SUHARSI).
Tanaman kalanchoe merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman hias maupun tanaman obat. Tanaman kalanchoe mempunyai daya tarik tersendiri baik dari keanekaragaman bunga maupun bentuk daunnya. Kurangnya informasi mengenai cara memproduksi tanaman ini membuat perkembangan tanaman di masyarakat berkurang. Hal ini menarik minat penulis untuk melaksanakan magang di PT. Saung Mirwan di Megamendung, Bogor. PT. Saung Mirwan merupakan perusahaan yang mengembangkan tanaman kalanchoe salah satunya melalui produksi bunga pot kalanchoe pada beberapa varietas kalanchoe dengan ciri-ciri morfologi bervariasi. Tujuan dari magang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja pada aspek teknis dan aspek manajerial secara praktis di PT. Saung Mirwan dalam hal pembuatan bunga kalanchoe dalam pot, dan untuk mengidentifikasi keragaman varietas kalanchoe, serta mengamati umur panen. Selama magang, penulis melakukan berbagai kegiatan baik identifikasi, aspek teknis, maupun manajerial. Aspek teknis kegiatan magang yang dilakukan berupa kegiatan produksi bunga pot kalanchoe, yang meliputi: pencampuran media tanam, sterilisasi media tanam, pengisian media tanam, persiapan bahan tanam, penanaman masa long day dan short day, pemeliharaan, repotting, panen dan pasca panen. Aspek manajerial dilakukan dengan melakukan wawancara mengenai pemasaran yang dilakukan. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan hasil kegiatan wawancara dan diskusi dengan manajer dan karyawan, serta hasil pengamatan langsung di lapang berupa data yang berkenaan dengan aspek teknis dalam kegiatan produksi bunga pot kalanchoe, sedangkan data sekunder didapat dari arsip dan studi literatur perusahaan berupa kondisi perusahaan, tanah, bangunan tanam, dan tenaga kerja. Selain itu, juga dilakukan kegiatan identifikasi keragaman pada 21 varietas secara visual melalui morfologi terhadap bentuk batang, bunga, dan mahkota, serta warna bunga, bentuk daun, warna daun, ujung daun, tepi daun, dan pangkal daun. Dan juga dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari kalanchoe yang dilakukan mulai dari tahapan persemaian hingga bunga pot kalanchoe layak dipanen. Kebun produksi secara geografis terletak antara 54-106°BT dan 4-6°LS, dengan curah hujan bulanan sekitar 32-594 mm dan curah hujan tahunan 2945 mm. Suhu harian rata-rata dalam kondisi sedang, yaitu 26-27°C. Topografi kebun tidak rata dengan jenis tanah Latosol (coklat kemerahan) dan terletak di kaki gunung Pangrango dengan ketinggian 670 m dpl. Bunga pot kalanchoe merupakan pembudidayaan stek pucuk kalanchoe dalam wadah pot mulai dari persemaian stek pucuk hingga menghasilkan bunga atau siap dipanen. Kegiatan pada produksi bunga pot kalanchoe terdiri atas: pencampuran media tanam antara peat dan arang sekam pada perbandingan 3:1,
sterilisasi media tanam dengan uap air pada suhu 80-100°C untuk menghasilkan media tanam pada suhu 60°C, pengisian media tanam dalam pot berdiameter 12 cm dengan ketinggian 15 cm, persiapan bahan tanam berupa stek pucuk, penanaman masa long day dan short day, pemeliharaan yang terdiri dari penyiraman dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, repotting untuk meningkatkan kualitas bunga pot kalanchoe, panen dan pasca panen. Kegiatan yang dilakukan pada masa long day, yaitu: persemaian dengan penanaman 1-2 stek pucuk per pot dan pembuangan pucuk terminal (topping) dengan menyisakan 3-4 pasang daun. Kegiatan pada masa short day, yaitu: aplikasi alar 64 SP (daminozide) dan penyungkupan dengan plastik UV hitam. Kegiatan penyiraman selain memberikan hara ke dalam tanamana juga dilakukan pengontrolan terhadap Electrical Conductivity (EC) dan derajat keasaman (pH) larutan yang telah diberikan ke tanaman. Hasil identifikasi tanaman kalanchoe menunjukkan tanaman sekulen dengan batang berbentuk persegi empat agak sedikit bulat, beruas, dan berwarna hijau dengan daun tebal dan mengandung air. Kalanchoe mempunyai bunga majemuk berbentuk malai dengan mahkota bunga berbentuk corong (infundibuliformis) dan berwarna polos. Identifikasi keragamanan juga didasarkan pada warna bunga (putih, kuning, kuning-oranye, oranye, oranye terang, oranye tua, ungu, pink-oranye, pink, pink terang, pink tua, pink keunguan terang, pink keunguan tua, ungu tua, merah terang, dan merah tua), bentuk daun (bulat, lonjong, agak bulat, dan lonjong seperti persegi panjang), ujung daun (tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), dan rompang (truncatus)), pangkal daun (bergelombang dan tidak bergelombang (rata)), dan tepi daun (beringgit besar, beringgit kecil, dan bergerigi kasar). Berdasarkan umur panennya dibagi menjadi empat, yaitu: golongan 1 (K015, K010, K017, K002, K014, K013, K012), golongan 2 (K009, KLN, K006, K001, K004, K019), golongan 3 (K011, K016, K005, K008, K034), dan golongan 4 (K023, K007, K018). Setiap varietas mempunyai keragaman tersendiri dan pada varietas yang dibandingkan menunjukkan walau keduanya dianggap mempunyai penampilan yang hampir sama tetapi tetap mempunyai perbedaan kuantitatif baik tinggi maupun kerimbunannya. Kegiatan produksi bunga pot kalanchoe masih harus terus diperbaiki untuk meningkat kualitas dan kuantitas hasil produksi bunga pot kalanchoe yang lebih baik terutama masalah penyiangan gulma, penjarangan daun, pemberian naungan yang baik dalam produksi bunga pot kalanchoe, pertimbangan dalam menggunakan sistem ebb and flow mengenai masalah penyebaran penyakit, pengaplikasian pestisida yang tepat, perhatian terhadap EC dan pH larutan nutrisi, dan perhatian intensif terhadap mother plant sebagai sumber perbanyakan. Hasil perkiraan usahatani yang telah disusun menunjukkan bahwa pengusahaan tanaman kalanchoe menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Keuntungan yang diperoleh untuk luas lahan 250 m2 adalah Rp. 9,219,047.30 dengan NPV bernilai positif, R/C rasionya sebesar 1.26 (>1), dan B/C rasio sebesar 0.26.
Judul
: IDENTIFIKASI DAN PRODUKSI BUNGA POT KALANCHOE (Kalanchoe blossfeldiana) DI PT. SAUNG MIRWAN MEGAMENDUNG, BOGOR
Nama Mahasiswa
: Yolanda Geolnytha
NIM
: A24052367
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Tatiek Kartika Suharsi, MS. NIP : 195503241982032001
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr. NIP . 196111011987031003
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Propinsi Riau Daratan pada tanggal 27 Februari 1986. Penulis merupakan anak keempat dari Bapak Gunawan Yusuf dan Ibu Jarmia. Pada tahun 1999 penulis lulus dari SD Santa Maria Afatimah Pekanbaru, Riau. Tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SMP Santa Maria Afatimah Pekanbaru, Riau. Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Santa Maria Afatimah dan diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SPMB. Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dengan Sistem Mayor Minor. Penulis cukup aktif di berbagai aktivitas organisasi selama mengikuti kegiatan akademik. Pada tahun 1999 hingga 2005, penulis menjadi Seksi Rohani dan siswi berprestasi di SMP dan SMA santa Maria Afatimah Pekanbaru. Tahun 2006 hingga 2009 penulis bergabung dalam kelompok asisten agama Katholik TPB IPB. Tahun 2007 penulis menjabat sebagai Sekretasis Pendamping. Penulis juga aktif terutama di berbagai kegiatan kepanitian rohani seperti Santa Claus Day TPB (2005), Panitia Retret TPB (2006-2009), Panitia Pelatihan Pendamping (2006-2009), Panitia Reuni Alumni Kemaki (2008), dan Panitia Natal Cifa (2008). Selama bulan Februari – Juni 2009, penulis melaksanakan magang di PT. Saung Mirwan. Megamendung, Bogor sebagai salah satu syarat penulisan skripsi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Bapa di Sorga atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan berkat kekuatan dan damai sejahtera sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi dan Produksi Bunga Pot Kalanchoe (Kalanchoe blossfeldiana) di PT. Saung Mirwan Megamendung, Bogor”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu selama pelaksanaan tugas akhir ini, dan secara khusus kepada: • Seluruh keluarga terutama Ibunda dan Bibi tercinta atas dukungan moral dan spiritual serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. • Dr. Tatiek Kartika Suharsi, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan pengarahan selama penulisan skripsi ini. • Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama menjalani perkuliahan. • Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian yang telah memberikan pelajaran berharga selama penulis melaksanakan studi di Institut Pertanian Bogor. • Manajemen PT.Saung Mirwan atas kesempatan magang yang telah diberikan khusunya Pak Dudi. Mbak Nina dan para pekerja lapang yang telah memberikan informasi, perhatian, nasihat, saran, dan dorongan semangat bagi penulis selama berada di lokasi magang. • Tommy Marcellino Louise Wu, Keshia, Willy Susanto, Ninyoman
Ratna Dewanti, dan rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura 42
terutama kepada Silverius Simatupang dan Ayu Nina Sari, saya ucapakan terimakasih atas persahabatan, semangat kekeluargaan, dan dukungan yang telah diberikan dalam proses hidupku selama di Bogor. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan magang. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan manfaat yang berharga bagi para pembaca dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mengaruniakan damai sejahteranya bagi kita semua.
Bogor, 31 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ..................................................................................................... i DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 Tujuan Magang ..................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... Kalanchoe (Kalanchoe blossfeldiana) ................................................... Botani Kalanchoe ......................................................................... Syarat Tumbuh Kalanchoe ........................................................... Perbanyakan Kalanchoe ............................................................... Identifikasi Tanaman ............................................................................. Pembuatan Bunga Dalam Pot ................................................................
3 3 3 4 4 5 6
METODE MAGANG ....................................................................................... Waktu dan Tempat ................................................................................ Metode Pelaksanaan. .............................................................................. Pengamatan dan Pengumpulan Data ..................................................... Analisis Data dan Informasi ..................................................................
10 10 10 12 13
KEADAAN UMUM ......................................................................................... Letak Geografis ..................................................................................... Luas Areal dan Tata Guna Lahan .......................................................... Tanaman dan Produksi Bunga Pot Kalanchoe ...................................... Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .............................................
15 15 15 16 16
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ..................................................... Identifikasi Varietas Bunga Pot Kalanchoe .......................................... Aspek Teknis Produksi Bunga Pot Kalanchoe ...................................... Pencampuran Media Tanam ........................................................ Sterilisasi Media Tanam .............................................................. Pengisian Media Tanam ............................................................... Persiapan Bahan Tanam ............................................................... Masa Long day ............................................................................. 1. Persemaian ................................................................... 2. Pembuangan Pucuk Terminal (Topping) ..................... Masa Short Day ........................................................................... Pemeliharaan ................................................................................ 1. Penyiraman ...................................................................
19 19 29 29 30 31 31 32 32 33 34 36 36
2. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ................ Repotting ...................................................................................... Panen dan Pasca Panen ................................................................ Aspek Manajerial .................................................................................. Manajemen Produksi ................................................................... Manajemen Pemasaran ................................................................ Analisis Usahatani .................................................................................
40 46 47 50 50 51 58
PEMBAHASAN ............................................................................................... Identifikasi Varietas Bunga Pot Kalanchoe .......................................... Aspek Teknis Produksi Bunga Pot Kalanchoe ...................................... Aspek Pemasaran .................................................................................. Analisis Usahatani .................................................................................
60 60 61 66 67
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 69 Kesimpulan ............................................................................................ 69 Saran ...................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72 LAMPIRAN ...................................................................................................... 74
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe ............................................... 22 2. Persentase Keberhasilan Stek Pucuk yang Tumbuh pada Bunga Pot Kalanchoe ................................................................................................. 35 3. Pengecekan Ec dan pH pada Lokasi Produksi Bunga Pot Kalanchoe ..... 39 4. Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B pada Produksi Bunga Pot Kalanchoe ................................................................................................. 40 5. Pengaplikasian Pestisida pada Produksi Bunga Pot Kalanchoe ............... 43 6. Tinggi Maksimal Tanaman Kalanchoe per Varietas ................................ 48 7. Hasil Perbandingan Pertumbuhan Dua Varietas pada Tiap Warna Bunga yang Sama ................................................................................................ 48 8. Daftar Pelanggan Tetap Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan pada Tahun 2008 .............................................................................................. 57 9. Analisis Usahatani Bunga Pot Kalanchoe Seluas 250 m2 dalam Jangka Waktu Empat Bulan ................................................................................ 58
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Karakter Bentuk Daun Kalanchoe ....................................................... 11 2. Karakter Ujung Daun Kalanchoe ........................................................ 11 3. Karakter Pangkal Daun Kalanchoe ..................................................... 11 4. Karakter Tepi Daun Kalanchoe ........................................................... 12 5. Bentuk Bunga Kalanchoe .................................................................... 20 a. Bentuk Malai pada Bunga ......................................................... 20 b. Bentuk Corong pada Mahkota .................................................. 20 6. Alat Pengadukan Media Tanam untuk Bunga Pot Kalanchoe ............ 29 7. Tempat Pembuatan Arang Sekam untuk Produksi Bunga Pot ............ 30 8. Alat Sterilisasi Media Tanam .............................................................. 30 9. Pengisian Media Tanam Persiapan Persemaian ................................. 31 10. Perkembangan Tinggi Batang Primer Tanaman Kalanchoe pada Umumnya (cm) ................................................................................... 33 11. Kegiatan Pembuangan Tunas Pucuk Terminal (Topping) .................. 33 12. Hasil Penyungkupan Bunga Pot Kalanchoe dengan Plastik UV Hitam Selama Perlakuan Short Day .................................................... 34 13. Aplikasi Alar pada Tanaman Bunga Pot Kalanchoe dengan Menggunakan Hand Spayer ................................................................ 36 14. Sistem Penyiraman Bunga Pot Kalanchoe .......................................... 36 a. Penyiraman Secara Manual ....................................................... 36 b. Perendaman Sistem Ebb and Flow ............................................ 36 15. Lokasi Penampungan Air pada Sistem Ebb and Flow ........................ 37 a. Daerah Tangki Penampungan Sementara ................................. 37 b. Daerah Tangki Pusat ................................................................ 37 16. Skema Jaringan saluran Air pada Sistem Ebb and Flow .................... 38 17. Alat Pengukuran EC dan pH Larutan Nutrisi Bunga Pot ................... 38 18. Keadaan Pengendalian Hama dan Penyakit di Lahan Bunga Pot Kalanchoe ............................................................................................ 41 a. Penggunaan Insect Trap sebagai Perangkap Hama .................. 41
b. Pengendalian Kimiawi Melalui Pengaplikasian Pestisida ........ 41 19. Penyakit-Penyakit yang Menyerang Tanaman Kalanchoe .................. a. Bercak Daun (Cercospora kalanchoes) .................................... b. Busuk Akar ............................................................................... c. Busuk Batang ........................................................................... d. Busuk Daun .............................................................................. e. Embun Tepung (Powder Mildew) ............................................
42 42 42 42 42 42
20. Masalah Lain yang Dalam Produksi Bunga Pot Kalanchoe ............... a. Virus ......................................................................................... b. Kelainan Pucuk ........................................................................ c. Toksisitas Pestisida ................................................................... d. Defisiensi Unsur Hara Nitrogen ............................................... e. Gejala Kemerahan pada Pinggir Daun .....................................
42 42 42 42 42 42
21. Daun Kalanchoe yang Terserang Ulat ................................................ 44 22. Kegiatan Repotting pada Tanaman Bunga Pot Kalanchoe .................. 47 23. Pengepakan Bunga Pot Kalanchoe Dalam Kardus ............................. 49 24. Penyiraman dalam Demplot Terhadap Bunga Pot Kalanchoe yang Telah Dipanen ..................................................................................... 50 25. Penjualan Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan per Bulan pada Tahun 2008 .......................................................................................... 56 26. Penjualan Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan per Varietas pada Tahun 2008 ................................................................................. 56
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Volume Prestasi Kerja Karyawan Lapang dan Penulis di Lokasi Produksi Bunga Pot Kalanchoe di PT. Saung Mirwan .......................... 75 2. Data Suhu Harian (°C), Kelembaban/RH (%), dan Cuaca Bulan April 2009 di Green House Produksi Bunga Pot di PT. Saung Mirwan ................................................................................................... 76 3. Lay Out Bangunan PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor ............................................................................ 77 4. Sketsa Tanah PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor ...................................................................................................... 78 5. Lay Out Green House PT. Saung Mirwan ............................................. 79 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan ................................................. 80 7. Data HOK Kalanchoe di Lokasi Produksi Bunga Pot Kalanchoe di PT. Saung Mirwan ................................................................................. 84 8. Data Karyawan PT. Saung Mirwan pada Tahun 2009 ........................... 85 9. Skema Jaringan Air Sistem Ebb and Flow ............................................. 86 10. Daftar Pestisida yang Digunakan Dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kalanchoe ................................................................ 87
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tanaman hias merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat karena memiliki nilai artistik atau keindahan, baik pada bunga, daun, maupun pada keseluruhan bagian tanaman. Tanaman hias umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar. Beberapa jenis tanaman hias memiliki fungsi ganda, yaitu selain sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman obat. Bagi masyarakat yang telah maju, konsumsi hortikultura merupakan suatu kebutuhan primer. Indonesia merupakan salah satu negara yang mulai berkembang dalam bidang tanaman hortikultura terutama awal Pelita V yang berkaitan dengan program pemerintah dalam menyambut tahun kunjungan wisata pada tahun 1991. Menurut Bina Produksi Hortikultura (2004), produksi florikultura dunia diperkirakan bernilai US $ 20 miliar. Tiga negara utama, yaitu Jepang, Belanda, dan USA menghasilkan tanaman hias sekitar 50% dari total nilai produksi dunia. Tanaman kalanchoe merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan baik sebagai tanaman hias maupun sebagai penghasil produk sekunder untuk obat tradisional. Sebagai tanaman obat, tanaman kalanchoe digunakan sebagai antipiretik, diuretik, ekspektoran, dan antibakteri. Karena banyaknya kegunaan dari tanaman kalanchoe, maka kalanchoe sebenarnya dapat menjadi tanaman yang mempunyai prospek cerah dalam perkembangannya di Indonesia. Tanaman kalanchoe merupakan tanaman yang belum dikenal luas di Indonesia dan perkembangannya sebagai tanaman hias masih lambat. Namun potensi kalanchoe untuk bisa berkembang dengan baik di Indonesia karena iklim yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kalanchoe. Selain itu, keanekaragaman bunga dan bentuk daun jenis tanaman kalanchoe mempunyai daya tarik tersendiri. Lambatnya perkembangan tanaman kalanchoe
2
juga disebabkan karena kurangnya informasi mengenai cara memproduksi tanaman kalanchoe sehingga membuat masyarakat menjadi kurang tertarik terhadap tanaman ini. Sedangkan di Eropa tanaman kalanchoe merupakan tanaman yang cukup popular dalam perkembangannya. PT. Saung Mirwan merupakan perusahaan yang mengembangkan tanaman kalanchoe salah satunya melalui produksi bunga pot kalanchoe pada beberapa varietas kalanchoe dengan ciri-ciri morfologi bervariasi. Untuk mendapatkan data ciri-ciri morfologi tanaman kalanchoe di PT. Saung Mirwan dilakukan identifikasi pada setiap varietas berdasarkan ciri-ciri bagian tanaman seperti bentuk batang, bunga, dan mahkota, serta warna bunga, bentuk daun, warna daun, ujung daun, tepi daun, dan pangkal daun. Berdasarkan beberapa ciri-ciri morfologi varietas kalanchoe di PT. Saung Mirwan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Pengembangan tanaman kalanchoe di perusahaan PT. Saung Mirwan dilakukan dengan menerapkan teknologi modern seperti penambahan intensitas cahaya dan sistem penyiraman dengan penggunaan sistem ebb and flow. Sedangkan perkembangannya sebagai tanaman hias pot kalanchoe lebih difokuskan ke pemasaran lokal. PT. Saung Mirwan didirikan pada tahun 1983 terletak
di
Desa
Sukamanah
Kampung
Pasar
Muncang
Kecamatan
(Megamendung), Bogor, Indonesia dengan ketinggian 670 m dpl.
Tujuan Magang Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja pada aspek teknis dan aspek manajerial secara praktis di PT. Saung Mirwan dalam hal pembuatan bunga kalanchoe dalam pot, dan untuk mengidentifikasi keragaman varietas kalanchoe, serta mengamati umur panen.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Kalanchoe (Kalanchoe blossfeldiana) Botani Kalanchoe Tanaman kalanchoe merupakan tanaman sekulen dari famili Crassulaceae dan mempunyai banyak jenis, baik liar ataupun yang sudah dibudidayakan. Tanaman kalanchoe mempunyai karakteristik berbeda-beda terutama dari penampilan warna bunga. Dalam bahasa Indonesia, tanaman kalanchoe lebih dikenal dengan nama Cocor bebek. Taksonomi kalanchoe (Kebon Kembang, 2006): Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio
: Magnoliphyta
Kelas
: Magniliopsida
Sub kelas
: Rosidae
Ordo
: Rosales
Familia
: Crassulaceae
Genus
: Kalanchoe
Spesies
: Kalanchoe blossfeldiana
Tanaman kalanchoe banyak digunakan untuk berbagai keperluan, seperti tanaman hias, obat tradisional, dan pemanfaatannya dari produk sekunder yang dikandung oleh tanaman ini. Sebagai tanaman hias, tanaman ini mempunyai nilai estetika dari penampilan warna bunga, susunan bunga, dan daunnya yang besar dengan pinggirnya yang unik. Warna bunga yang beragam tergantung pada varietas tanaman kalanchoe. Sebagai tanaman obat, tanaman kalanchoe dapat digunakan sebagai antipiretik, diuretik, ekspektoran, dan antibakteri. Hal ini dikarenakan tanaman kalanchoe mengandung bahan kimia seperti glukosida, lendir, magnesium malat, damar, asam lemon, asam apel, vitamin C, quercetin-3-diarabinoside, kaempferol-3-glukoside, tanin dan bryophyllin (Kebon Kembang, 2006). Pada
4
beberapa penelitian, ekstak daun kalanchoe pada varietas tertentu seperti Kalanchoe daigremontiana dapat digunakan sebagai pestisida alami terhadap Plutella xylostella karena mengandung daya racun fraksi etil asetat.
Syarat Tumbuh Kalanchoe Kalanchoe merupakan jenis tanaman sekulen yang mampu hidup di daerah kering, berasal dari Madagaskar yang tersebar di daerah tropis. Kalanchoe di Indonesia disebut dengan Cocor bebek sedangkan di Inggris Tom tumb atau Christmas calanchoe. Dalam penyebarannya tanaman Cocor bebek ini banyak terdapat di daerah beriklim tropik seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia, dan Hawaii. Tanaman kalanchoe tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai pada ketinggian 1,000 m dpl. Tanaman ini termasuk tanaman terna tahunan yang pertumbuhannya bisa mencapai 30-100 cm dan biasa ditemukan tumbuh liar ditempat yang berbatu atau dibawah pagar hidup. Kalanchoe blossfeldiana memerlukan standar temperatur malam sebesar 15.6°C. Tanaman kalanchoe dapat tumbuh baik dengan suhu malam sekitar 21°C dan suhu siang antara 27-29°C atau 6-8°C lebih tinggi daripada suhu malamnya. Untuk pertumbuhan akar yang ideal diperlukan suhu 21°C (Love, 1980). Menurut Wolverton (1997) temperatur yang optimum untuk pertumbuhan kalanchoe adalah sekitar 16-26°C dan membutuhkan cahaya penuh dengan media penanaman tanah atau dengan sistem hidrokultur (soil less media). Sedangkan menurut Encyclopedia of Plant Care, temperatur yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kalanchoe adalah 60-75°F (15.5-23.9°C) dengan tingkat kelembaban 30-60%.
Perbanyakan Kalanchoe Pada awalnya kalanchoe diperbanyak dengan biji, tetapi hal ini tidak praktis karena membutuhkan waktu yang lama (Danielson, 1991). Cara lain tanaman kalanchoe dapat diperbanyak secara vegetatif terutama melalui stek. Menurut Poerwadarminta (1976) stek merupakan sepenggal batang yang ditanam.
5
Penyetekan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: stek daun, stek batang, atau anakan, dan stek pucuk. Penyetekan merupakan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar bagian-bagain tersebut membentuk akar. Menurut bagian tanaman yang dipergunakan, stek dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu stek akar, stek batang, stek daun, stek pucuk, dan bentuk-bentuk khusus seperti umbi batang dan rhizoma. Stek pucuk merupakan teknik penanaman menggunakan tunas daun atas atau daun muda (di puncak pohon atau di ranting pohon) sebagai bahan perbanyakannya. Pembiakan vegetatif dengan stek pucuk memiliki keuntungan-keuntungan, yaitu: 1. Cara kerja sederhana. 2. Stek yang diambil dari tanaman induk yang unggul dapat diproduksi dalam jumlah yang besar atau banyak 3. Sesuai dengan induknya dan biaya relatif murah.
Identifikasi Tanaman Identifikasi merupakan kegiatan dalam mengungkapkan atau menetapkan identitas (jati diri) suatu tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2005). Menurut Bridwell (2003) suatu tumbuhan dapat diidentifikasi dengan banyak cara. Kegiatan identifikasi dapat dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dedaunan dan juga untuk mengenali suatu tanaman dapat dengan mengenali bunga, buah, ranting, kuncup, ataupun kebiasaan pertumbuhannya. Kegiatan identifikasi yang dilakukan dapat bertujuan sebagai langkah awal membuat data base untuk lebih mengenal keragaman yang ada juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan produksi dalam mensubstitusikan suatu jenis varietas di mana bila satu varietas terdapat hambatan untuk diproduksi atau diperbanyak. Kegiatan identifikasi salah satunya dapat dilakukan dengan mengamati penampakan yang ada secara visual seperti penampakan bunga terutama susunan bunga, bentuk bunga, warna bunga, bentuk mahkota bunga, dan
6
penampakan daun terutama warna daun, bentuk daun, ujung daun, tepi daun, dan pangkal daun. Bagian-bagian tanaman kalanchoe secara garis besar terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga. Kalanchoe blossfeldiana merupakan tanaman perdu yang dapat berbunga sepanjang tahun dan merupakan bagian tanaman dikotil yang mempunyai akar tunggal. Batang tanaman kalanchoe berbentuk persegi empat agak sedikit bulat, berbatang lunak (sukulen), beruas, dan berwarna hijau. Daun kalanchoe termasuk berbatang basah karena mengandung air dan tebal. Menurut Tjitrosoepomo (2007) daging daun yang tebal dan berair termasuk dalam kategori berdaging (carnosus). Helaian anak daun berwarna hijau, berbentuk bundar telur menjorong atau lonjong, dengan pinggir bergerigi dan lekukan-lekukan yang dapat bertunas. Bunga dapat muncul pada tanaman yang mencapai ketinggian 1-1.5 kaki. Bunga tanaman kalanchoe merupakan bunga majemuk yang berbentuk malai dan menggantung. Mahkota bunganya bentuk corong dan berwarna polos. Buah berbentuk kotak, berwarna ungu bernoda putih dan bijinya berwarna putih (Kebon Kembang, 2006).
Pembuatan Bunga Dalam Pot Secara umum, produksi bunga pot secara umum ada beberapa tahapan seperti di PT. Pesona Daun Mas Astri Ciawi, yaitu mulai dari: pembibitan, penanaman bahan stek, penanaman stek yang telah berakar ke dalam pot, pemeliharaan, pemanenan dan pengemasan. Kelima kegiatan ini saling berkaitan dan tiap tahapannya terdapat berberapa kegiatan lainnya yang saling mendukung (Jayanti, 2001). Pembibitan dalam pembuatan bunga pot kalanchoe diawali dari pengambilan atau pemotongan bahan stek dari tanaman induk. Penanaman bahan stek dapat dilakukan dalam tray. Perbanyakan tanaman kalanchoe dilakukan dengan menggunakan perbanyakan vegetatif melalui stek pucuk. Masa penanaman bahan stek bertujuan untuk menumbuhkan akar. Untuk menumbuhkan akar digunakan zat pengatur tumbuh (ZPT).
7
Setelah stek berakar, stek tersebut dipindahkan secara individual ke dalam pot yang lebih dikenal dengan istilah transplanting. Penanaman tanaman dalam pot akan mempersempit ruang gerak akar dan memperkecil volume media yang dapat ditembus oleh akar. Pembatasan ruang tumbuh akar ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Apabila dibandingkan antara tanaman hias yang akan ditanam di lahan dengan yang ditanam di pot, maka pembatasan ruang tumbuh akar ini dapat menguntungkan karena dengan sosok tanaman yang lebih pendek akan memudahkan kegiatan pemeliharaan dan dapat menghasilkan tanaman dengan tinggi yang diharapkan. Media penanaman untuk tanaman sukulen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses pembentukan akar. Pemilihan media harus memperhatikan empat karakteristik media yakni: 1. Kandungan kimia media tanam Kandungan kimia yang harus diperhatikan adalah kadar garam anorganik, tingkat ionisasi, dan tingkat keasaman pada media. Kandungan kimia yang ekstrim akan menyebabkan gangguan selama proses pembentukan akar stek, antara lain proses penyerapan air oleh stek dari media. Media yang baik tentunya adalah memiliki kandungan kimia yang minimal, seperti kadar garam yang rendah. Konsentrasi ion dalam media berpengaruh pada kemampuan media dalam menyerap air. Nilai pH media kurang dari 7 berarti kandungan unsur mikro dalam media berlebih sehingga bersifat toksik. Nilai pH lebih besar dari 7 berarti kandungan unsur mikro sangat kecil. Sebagian besar, unsurunsur hara yang mendukung pertumbuhan tanaman tersedia secara optimal pada kisaran pH 5.5-7. Meskipun demikian, ada beberapa tanaman yang dapat tumbuh baik di luar kisaran pH tersebut (Redaksi PS, 2007). Sedangkan menurut Hanafiah (2005) pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7.0, karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur makro tertekan. Pada pH di bawah 6.5 dapat terjadi defisiensi P, Ca, dan Mg serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn, dan Fe,
8
sedangkan pada pH di atas 7.5 dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca, dan Mg, juga keracunan B dan Mo. Kondisi pH media tanam yang terlalu tinggi (basa) dapat diantisipasi dengan penambahan cuka putih. Sementara pH media tanam yang terlalu rendah dapat diantisipasi dengan penambahan hidrosida potassium (KOH), kapur dolomit (MgCO3CaCO3), atau hidrosida sodium (NaOH) (Redaksi PS, 2007). 2. Sifat fisik media Sifat fisik lebih dilihat pada kemampuan media mengikat air dan porositas media. Porositas media dicirikan dari tingginya unsur udara atau aerasi dalam media. Media stek yang ideal adalah media yang memiliki aerasi yang cukup dan mampu mengikat air. 3. Kandungan mikroba dalam media Media tumbuh yang baik adalah media yang higienis atau populasi mikrobanya rendah. Mikroorganisme yang terkandung pada media dapat berupa bakteri, spora atau hifa, dan jamur. Untuk meminimalkan kandungan mikroorganisme di dalam media, dapat dilakukan perlakuan penjemuran atau pengukusan. Untuk penyimpanan jangka panjang, media dikeringkan dengan alat pengering (dryer) dan disimpan dalam wadah kantong plastik atau wadah lainnya yang tertutup sehingga terhindar dari kemungkinan kontaminasi mikroorganisme yang dapat merugikan. Kalanchoe merupakan tanaman yang mempunyai sistem perakaran serabut sehingga memerlukan media yang berdrainase dan beraerasi baik agar tumbuh optimal. Menurut Love (1980) media yang biasa digunakan adalah campuran antara 1/3 gambut, 1/3 perlite, dan 1/3 tanah. Sedangkan menurut Herlina (1988) media yang baik untuk tanaman kalanchoe adalah campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1. Secara umum, ada beberapa pemeliharaan yang dilakukan dalam pengelolaan bunga pot seperti yang dilakukan di PT. Bina Usaha Flora yang terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu pemupukan, penyiraman, pembuangan tunas terminal atau bakal bunga yang pertumbuhan lebih cepat (pinching), perompesan (trimming) melalui pembuangan daun rusak yang terserang hama dan ataupun
9
penyakit yang bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan memperindah estetika tanaman bunga pot, penjarangan (spacing), penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit (Ratnasari, 2000). Dalam Encyclopedia of Plant Care, hama yang menyerang tanaman kalanchoe adalah mealybugs (kutu kebul) yang dapat diatasi dengan pemberian pengolesan kapas yang telah diolesin alkohol atau pestisida alami. Selain hama tersebut, Western Flower Thrips, dan Cyclamen Mites merupakan hama penting yang menyerang tanaman kalanchoe. Thrips merupakan hama dapat yang menjadi vektor virus dan dapat menyebabkan Necrotic Spot Virus pada daun. Sedangkan Cyclamen Mites merupakan hama yang menyerang pada musim dingin. Hama ini dapat menyebabkan pertumbuhan menjadi kerdil dan terhambat dan dapat menyebabkan warna kuncup bunga tidak sempurna. Tanaman kalanchoe merupakan tanaman sekulen, sehingga tanaman ini rentan terhadap busuk daun, busuk batang, busuk akar, dan penyakit embun tepung (Powder mildew). Karena itu, kelembaban di daerah pertumbuhan dan perkembangan tanaman harus dijaga terutama melalui teknik khusus dalam memberikan air. Pemanenan dan pengemasan merupakan tahapan akhir dari pengelolaan bunga pot yang telah dilakukan. Panen merupakan kegiatan sebelum ke tahap pemasaran. Pentingnya pemilihan kriteria panen terhadap tanaman yang akan dijual nantinya. Khusus bunga pot kalanchoe bagian yang dinikmati sebagian besar adalah bunganya sehingga pemanenan dilakukan dengan memperhitungkan tingkat kemekaran bunga. Tingkat kemekaran bunga tersebut mempengaruhi fase life bunga dalam memberikan jangka waktu kenikmatan kepuasan estetika bunga. Tingkat kemekaran bunga yang layak dipanen adalah bunga yang belum mekar secara keseluruhan. Jika dilihat dari sifat kalanchoe yang mudah rusak, maka perlunya teknik pengemasan baik yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan kualitas bunga maupun bentuk tanaman yang akan dikirimkan. Hal-hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi teknis pemasaran yang dilakukan dalam memberikan kepuasan dan pelayanan bagi konsumen terhadap produk yang dipasarkan.
10
METODE MAGANG
Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2009 sampai tanggal 20 Juni 2009 bertempat di PT. Saung Mirwan dengan lokasi yang berada di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor dengan ketinggian 670 m dpl.
Metode Pelaksanaan Metode
pelaksanaan
yang
dilakukan
selama
kegiatan
magang
berlangsung, yaitu: 1. Kegiatan awal dilakukan dengan mencari informasi tentang pengelolaan usaha di PT. Saung Mirwan. Pengelolaan usaha yang dicari meliputi kondisi umum perusahaan. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan pekerja dan penanggung jawab PT. Saung Mirwan. Informasi kondisi umum perusahaan meliputi letak geografis, keadaan iklim dan tanah, struktur organisasi dan ketenagakerjaan, dan keadaan tanaman dan produksi bunga pot kalanchoe serta mencari informasi mengenai keragaman varietas bunga pot kalanchoe yang ada di lahan. 2. Kegiatan utama yang dilakukan adalah mengikuti seluruh kegiatan budidaya bunga pot kalanchoe di lapang selama ±4 bulan pada beberapa bagian, yaitu: produksi bunga pot kalanchoe, bagian nutrisi, bagian pengendalian hama dan penyakit, dan bagian panen dan pasca panen. Mahasiswa magang bekerja sebagai karyawan harian lepas yang membantu pekerjaan di lapang dan mencari informasi mengenai semua kegiatan yang dilaksanakan di lapang dengan waktu kerja 7 jam per hari pada hari Senin hingga Jumat dan Sabtu selama 5 jam. Kegiatan yang dikuti pada bagian produksi bunga pot kalanchoe, adalah: pencucian media pot, pengisian media pot, persemaian, penoppingan, dan pemeliharaan bunga pot kalanchoe tersebut. Kegiatan yang telah
11
dilaksanakan dicatat dalam jurnal harian. Dalam Lampiran 1 dapat dilihat Hari Orang Kerja (HOK) dalam setiap pekerjaan antara karyawan lapang dengan penulis. 3. Kegiatan identifikasi keragaman pada 21 varietas secara visual melalui morfologi terhadap bentuk batang, bunga, dan mahkota, serta warna bunga, bentuk daun, warna daun, ujung daun, tepi daun, dan pangkal daun. Pengamatan terhadap bentuk daun, ujung daun, pangkal daun, dan tepi daun dilakukan dengan mencocokkan berdasarkan Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.
Bulat
Lonjong
Agak Bulat
Lonjong Seperti Persegi Panjang
Gambar 1. Karakter Bentuk Daun Kalanchoe
Tumpul (Obtusus)
Membulat (Rotundatus)
Rompang (Truncatus)
Sumber : Tjitrosoepomo (2007)
Gambar 2. Karakter Ujung Daun Kalanchoe
Bergelombang
Tidak Bergelombang/Rata
Gambar 3. Karakter Pangkal Daun Kalanchoe
12
Beringgit Besar
Beringgit Kecil
Bergerigi Kasar
Sumber : Tjitrosoepomo (2007)
Gambar 4. Karakter Tepi Daun Kalanchoe
4. Kegiatan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari kalanchoe yang dilakukan mulai dari tahapan persemaian hingga bunga pot kalanchoe layak dipanen termasuk umur panen. Umur panen ini menentukan kapan paling cepat tanaman tersebut sudah dapat dipanen dengan melihat kriteria layak panen dari perusahaan, yaitu 45% tingkat kemekaran bunga atau minimal terdapat minimal satu bunga yang telah mekar dalam satu tangkai bunga.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu: 1. Pengamatan langsung dari lahan dan melalui wawancara dan diskusi kepada penanggung jawab bagian yang bersangkutan terhadap data yang diambil. Data panen dan pemasaran didapat dari perusahaan bagian Teknik Informatika (IT). 2. Pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga pot kalanchoe, yaitu: hari pemunculan akar, dan tinggi batang primer yang dimulai dari satu hari setelah penanaman, jumlah daun keseluruhan, tinggi cabang sekunder, dan jumlah cabang produktif setelah topping yang
13
dilakukan mulai tiga minggu setelah penanaman, persentase tumbuh stek pucuk tiap varietas, serta pengamatan umur panen. 3. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pada bunga pot kalanchoe dilakukan seminggu sekali saat tanaman masih berada pada tahap persemaian hingga setelah penopingan kemudian setelah topping pengamatan dilakukan dua minggu sekali. Kegiatan ini dilakukan hingga tanaman bunga pot kalanchoe telah dipanen atau sekitar ±3½-4 bulan setelah penanaman. Pengamatan dilakukan dengan mengambil tanaman contoh sebanyak 5 tanaman tiap varietas atau sekitar 30% dari jumlah populasi pot yang ditanam. Tujuan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bunga pot kalanchoe adalah untuk mendapatkan informasi berguna tentang pertumbuhan dan perkembangan bunga pot kalanchoe yang ada di PT. Saung Mirwan dan untuk mengetahui perbedaan secara kuantitatif terhadap varietas yang mempunyai penampilan visual di lapang yang hampir sama terutama warna bunga dan informasi dari lapang.
Analisis Data dan Informasi Data panen dan pemasaran bunga pot kalanchoe yang diperoleh dari perusahaan dikelompokkan dan diolah dengan menggunakan penjumlahan. Data dikelompokkan berdasarkan bulan, varietas, dan pelanggan yang terjual pada tahun 2008. Sedangkan data pengamatan pertumbuhan dan perkembangan bunga pot kalanchoe diolah dengan menggunakan rataan dan uji-t dengan taraf kesalahan 1% dan 5% terhadap varietas yang dikelompokan atau dibandingkan berdasarkan penampilan visual di lapang yang hampir sama terutama warna bunga. Pembandingan terhadap dua varietas ini nantinya juga berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengurus di lahan yang menganggap bahwa varietas pembanding tersebut dapat saling menggantikan. Analisis usahatani merupakan perkiraan pengeluaran dan pendapatan dari suatu usaha pertanian. Analisis usahatani yang disusun untuk usaha bunga pot kalanchoe dalam kurun waktu empat bulan. Analisis usahatani ini disusun secara
14
sederhana. Analisis data meliputi analisis nilai netto (NPV), R/C rasio, dan B/C rasio. Analisis ini bertujuan untuk melihat tingkat kelayakan suatu usaha. NPV (Net Present Value) digunakan untuk menggambarkan nilai penerimaan saat ini dikurangi biaya sekarang yang digunakan untuk memperoleh besarnya nilai penerimaan tersebut. Jika NPV mempunyai nilai lebih besar dari nol atau bernilai positif maka usaha tersebut dinilai layak atau menguntungkan. Nilai R/C rasio menunjukkan penerimaan yang diperoleh perusahaan untuk setiap modal yang dikeluarkan. Jika R/C rasio lebih besar dari satu maka usaha tersebut dinilai menguntungkan. B/C rasio merupakan angka yang menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh per satuan biaya yang dikeluarkan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1. Luas lahan yang digunakan adalah 250 m2 (2 buah rumah plastik berukuran 5 m x 25 m). 2. Biaya usahatani merupakan biaya bahan utama, biaya packaging, biaya tenaga kerja, dan biaya over head. Biaya utama merupakan biaya yang digunakan untuk membeli barang-barang mutlak yang diperlukan untuk mendukung berlangsungnya proses produksi. Biaya packaging merupakan biaya yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pengemasan atau pengepakan suatu produk. Biaya tenaga kerja yang dimaksud adalah biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. Biaya over head adalah biaya yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan dan biaya umum lainnya. 3. Sewa lahan dan biaya bangunan (kantor, gudang, green house) tidak diperhitungkan. 4. Hasil panen dan penjualan yang dilakukan merupakan 80% dari penanaman yang dilakukan atau total produksi bunga pot kalanchoe. 5. Tingkat suku bunga tidak diperhitungkan karena modal tidak meminjam kredit dari bank. 6. Harga yang dipakai dalam analisis ini berdasarkan harga barang pada tahun 2009.
15
KEADAAN UMUM
Letak Geografis Perusahaan PT. Saung Mirwan secara geografis terletak antara 54-106°BT dan 4-6°LS. Lokasi perkebunan PT. Saung Mirwan memiliki curah hujan bulanan sekitar 32-594 mm, sedangkan curah hujan tahunan adalah 2945 mm. Suhu harian rata-rata dalam kondisi sedang, yaitu 26-27°C sedangkan suhu udara harian dalam green house pada bulan April 2009 maksimal 32°C dan minimum 21°C. Kelembaban relatif (RH) udara di dalam green house di PT. Saung Mirwan pada bulan April 2009 maksimal 92% dan minimal 66%. Data suhu harian, RH, dan cuaca pada bulan April 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2. Topografi pada PT. Saung Mirwan tidak rata dengan jenis tanah Latosol (coklat kemerahan). Lokasi kebun terletak di kaki gunung Pangrango dengan ketinggian 670 m dpl.
Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT. Saung Mirwan didirikan pada tahun 1983 yang berpusat di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang Kecamatan, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luasan 10.5 ha. Berdasarkan pada data arsip perusahaan yang diperoleh lahan tersebut digunakan sebagai: bangunan green house, lahan terbuka, bangunan kantor, gudang, koperasi, dan asrama. Bangunan green house mempunyai luasan sebesar 3 ha, terdiri atas tanaman shisito, kyuuri, Baby kyuuri, krisan pot, mawar pot, gloxynia, kalanchoe, armenia, gardenia, cabe hias, cemara, dan beringin cina. Untuk areal lahan terbuka dengan luas 2 ha dibudidayakan tanaman okra, Baby kailan, buncis TW, edamame, dan Euchaliptus silver dolar. Sedangkan lain-lain seluas 5.5 ha, terdiri atas bangunan kantor, gudang, sarana olah raga, tempat, ibadah, gudang pengemasan, bengkel, koperasi, dan asrama. Lay out bangunan dan sketsa tanah Sukamanah dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Green house merupakan bangunan terpenting yang digunakan untuk mendukung sarana produksi baik produksi tanaman induk, bunga pot, hingga
16
pemasaran atau bagian packging dalam PT. Saung Mirwan. Selain itu, green house berguna untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit serta menjaga agar suhu dan kelembaban tetap ideal. PT. Saung Mirwan menggunakan green house berbentuk joglo berjumlah 38 dengan rata-rata berukuran 12.8 m x 54 dengan tinggi antara 4-5 m. Posisi green house melintang dari arah utara ke selatan, hal ini bertujuan agar sebagian besar tanaman mendapatkan sinar matahari dengan ventilasi di bagian atasnya sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Lay out green house dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tanaman dan Produksi Bunga Pot Kalanchoe Kalanchoe merupakan salah satu tanaman hias pot yang dikembangkan pada tahun 1994. Produksi tanaman kalanchoe merupakan hasil bentuk kerjasama Saung Mirwan dengan PT. Fides Belanda yang diintroduksi dalam bentuk stek. Pembudidayaan kalanchoe di PT. Saung Mirwan dilakukan dengan menggunakan perbanyakan vegetatif berupa stek pucuk. Pengembangan
tanaman
kalanchoe
dilakukan
dua
cara,
yaitu
pengembangan sebagai tanaman induk dan bunga pot. Tanaman induk kalanchoe atau Mother Plant (MP) merupakan tanaman utama yang dijadikan sebagai bahan dasar dalam kegiatan perbanyakan termasuk bahan dasar pengembangan bunga pot kalanchoe. Bagian MP ini juga bertanggung jawab dalam memenuhi permintaan ekspor berupa stek pucuk ke luar negeri terutama ke Belanda dan Jepang. Sedangkan produksi bunga pot kalanchoe merupakan kegiatan membudidayakan stek pucuk kalanchoe dalam wadah pot. Jenis kalanchoe yang dikembangkan di PT. Saung Mirwan adalah sebanyak 26 varietas.
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT. Saung Mirwan merupakan milik perorangan dengan pemilik dan pimpinan perusahaan Bapak Tatang Hadinata. Perusahaan ini adalah perusahaan komersial yang bergerak di bidang pertanian dan mengkhususkan diri pada tanaman hortikultura. Pimpinan perusahaan (Presdir) dan Wakil Presdir dibantu
17
oleh bagian Research and Development (R&D), Teknik Informatika (IT), dan Quality Assurance (QA). Selain itu, pimpinan perusahaan membawahi tiga bagian, yaitu bidang produksi, bidang komersil, dan bidang umum. Ketiga bagian bidang tersebut dipimpin oleh Direktur dan Wakil Direktur dan dibantu oleh Manajer dan Kepala Bagian. Tiap bagian akan dibantu oleh Manajer dan Kepala Bagian. Sedangkan Kepala Bagian akan dibantu oleh Kepala Seksi. Struktur organisasi yang berlaku di PT. Saung Mirwan dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada awal berdirinya, pemimpin perusahaan merupakan sumber gagasan kegiatan di lahan yang meliputi jenis tanaman yang akan ditanam, jadwal penanaman serta kegiatan penelitian dan pengembangan perusahaan. Gagasan pemimpin kemudian didiskusikan dengan para staf karyawan dan sebaliknya para karyawan yang menemukan masalah di lapang dapat langsung berhubungan dengan pimpinan perusahaan. Pimpinan sewaktu-waktu turun ke lapang untuk mengawasi karyawan dan melihat perkembangan tanaman. Kepala Seksi ataupun Kepala Bagian merupakan satu kesatuan yang menunjang kemajuan perusahaan dan berada di bawah Kepala Bagian dan Manajer. Karyawan harian bekerja sesuai dengan bagian yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu memelihara tanaman sesuai dengan lokasinya, mengendalikan hama penyakit tanaman, panen, serta pembongkaran tanaman. Pada kegiatan tersebut, data HOK pada lahan produksi bunga pot kalanchoe dapat dilihat pada Lampiran 7. Kegiatan-kegiatan tersebut diawasi dan dibantu oleh Kepala Sub Seksi sesuai dengan lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala Sub Seksi akan bertanggung jawab terhadap Kepala Seksi dimana Kepala Seksi melakukan wewenangnya atas perintah dari Kepala Bagian. Dalam hal ini, Kepala Bagian bertanggung jawab atas semua proses produksi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan kepada Manajer. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT. Saung Mirwan dapat dilihat pada Lampiran 8. Sistem perekrutan tenaga kerja, yaitu menggunakan jenjang pendidikan, untuk karyawan harian minimal Sekolah Dasar (SD) dengan umur minimal 18 tahun, untuk karyawan bulanan minimal SD sampai Sekolah Menengah Umum (SMU), dan untuk minimal SMU atau dapat dari SD minimal telah bekerja selama 5 tahun sebagai Kepala Subseksi, D3 sebagai Kepala Seksi, dan S1 sebagai
18
Kepala Bagian sampai Manajer. Perekrutan karyawan bulanan menggunakan sistem jenjang karir dengan masa percobaan selama tiga bulan. Setelah selesai mengikuti masa percobaan selama tiga bulan akan diangkat menjadi karyawan bulanan. Kenaikan jabatan dilakukan setelah bekerja dua tahun terus menerus yang otomatis diikuti dengan perubahan di dalam upah, tunjangan, dan wewenang. Sistem pembagian gaji yang berlaku di perusahaan ada dua, yaitu gaji bulanan untuk karyawan bulanan sampai direktur dan gaji mingguan untuk karyawan harian dan borongan. Gaji karyawan tergantung dari prestasi kerja, lama pengabdian, dan jenis kelamin. Untuk para staf di samping memperolah uang pokok bulanan juga memperoleh uang kerajinan, uang kehadiran tepat waktu, uang makan, tunjangan asrama, tunjangan kesehatan, tunjangan pengobatan, kacamata, tunjangan persalinan, tunjangan hari raya, serta tunjangan jabatan. Semua kegiatan produksi di PT. Saung Mirwan pada awalnya dimulai pada pukul 07.00-15.00 WIB kemudian sejak tanggal 1 Mei 2009 mengalami perubahan menjadi pukul 07.30-16.00 dengan waktu istirahat pada pukul 12.0013.00, tetapi untuk hari Jumat diperpanjang dari pukul 11.00-13.00 dan hari Sabtu pekerjaan di lahan dilakukan setengah hari dimulai dari pukul 07.30-12.00 WIB. Pada hari Minggu diberlakukan kerja lembur secara bergantian untuk melakukan kegiatan penyiraman. Kegiatan keamanan oleh satpam ditangani 10 orang yang dibagi atas tiga sesi, yaitu pagi dari pukul 07.00-14.00, 14.00-21.00, dan 21.00-07.00 yang dibantu bagian ronda malam. Kegiatan keamanan ini dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal masing-masing petugas. Untuk menumbuhkan kedisplinan dalam lingkungan kerja, setiap karyawan diberlakukan peraturan, yaitu setiap karyawan harus hadir tepat waktu dengan melakukan absensi dari perusahaan dan di lapang setiap masuk dan keluar. Apabila ada karyawan yang tidak hadir tanpa izin ataupun terlambat, maka dikenakan pemotongan gaji, atau dapat dikenakan surat peringatan jika melanggar peraturan-peraturan lain yang telah diberlakukan hingga pemecatan.
19
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Identifikasi Varietas Bunga Pot Kalanchoe Produksi Kalanchoe di PT. Saung Mirwan dibedakan atas dua yaitu produksi tanaman induk kalanchoe dan produksi bunga pot kalanchoe. Tanaman induk atau Mother plant (MP) merupakan tanaman utama yang dijadikan sebagai bahan dasar dalam kegiatan perbanyakan dan kegiatan dalam menghasilkan sumber bahan dasar produksi pot tanaman kalanchoe, sehingga perawatan tanaman induk yang intensif sangat penting agar nantinya menghasilkan kualitas stek pucuk yang baik. Asal MP kalanchoe merupakan hasil perbanyakan sendiri dengan cara perbanyakan stek pucuk. MP kalanchoe diganti setiap ±25 minggu (5-6 bulan) sekali. Selain itu, MP kalanchoe bertujuan untuk menghasilkan stek pucuk yang ditujukan untuk ekspor baik ke Jepang maupun ke Belanda. Jenis kalanchoe yang ditanam pada lahan tanaman induk ada 26 varietas, tetapi hanya 21 varietas yang digunakan dalam memproduksi bunga pot kalanchoe. Kegiatan identifikasi bertujuan sebagai langkah awal membuat data base untuk lebih mengenal keragaman yang ada juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan produksi dalam mensubstitusikan suatu jenis varietas. Bila salah satu varietas terdapat hambatan untuk diproduksi atau diperbanyak dan disubstitusikan oleh varietas lain. Hasil pengamatan bentuk susunan bunga dan bentuk mahkota dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil identifikasi morfologi lainnya berupa warna bunga, penampakan daun seperti warna daun, bentuk daun, ujung daun, tepi daun, dan pangkal daun dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil identifikasi dilakukan secara visual ini dapat dillihat pada Tabel 1 yang berisikan nomor, varietas, kode, warna bunga, penampakan bunga, bentuk daun, penampakan daun, warna daun, ujung tepi, dan pangkal daun, penampakan tanaman, serta golongan. Pada pengamatan golongan dalam tabel didasarkan dari pengamatan kelayakan tingkat umur panen. Warna bunga yang dihasilkan terdiri atas: putih (K023 dan K011), kuning (K015), kuning-oranye (K009), oranye (K010), oranye terang (KLN dan K006), oranye tua (K001), ungu (K017 dan
20
K002), pink-oranye (K007), pink (K014), pink terang (K016), pink tua (K004), pink keunguan terang (K018), pink keunguan tua (K013), ungu tua (K012), merah terang (K005 dan K019), dan merah tua (K008 dan K034).
a
b
Gambar 5. Bentuk Bunga Kalanchoe: (a) Bentuk Malai pada Bunga; (b) Bentuk Corong pada Mahkota
Bentuk daun yang dihasilkan terdiri atas: bulat (K014, K013, K012, K019, dan K008), lonjong (K023, K011, K009, K010, KLN, K006, K007, K018, dan K034), agak bulat (K015, K001, K002, K004, K005), dan lonjong seperti persegi panjang (K017 dan K016). Warna daun berdasarkan pada tingkatan warna hijau daun yang dihasilkan yang dapat dilihat dalam keterangan di bawah Tabel 1. Ujung daun kalanchoe terdiri dari tiga macam, yaitu: tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), dan rompang (truncatus). Ujung daun berbentuk tumpul (obtusus) terdapat pada 17 varietas yang ada, yaitu pada kode varietas K023, K011, K009, K010, KLN, K006, K001, K017, K002, K014, K004, K018, K013, K005, K019, K008, dan K034. Bentuk ujung daun membulat (rotundus) terdapat pada tiga varietas yaitu pada kode varietas K015, K016, K012. Sedangkan bentuk daun rompang (truncatus) hanya dimiliki oleh satu varetas, yaitu pada kode varietas K007. Pada pengamatan pinggir daun kalanchoe dibedakan atas tiga macam, yaitu: beringgit besar, beringgit kecil, dan bergerigi kasar. Bergerigi kasar ini dibedakan atas ukuran besar dan kecil. Beringgit besar dimiliki oleh tiga varietas dengan kode K017, K007, dan K005. Beringgit kecil dimiliki oleh 12 varietas
21
dengan kode K015, K006, K002, K014, K016, K004, K018, K013, K012, K019, K008, dan K034. Bergerigi kasar dengan ukuran besar dimiliki oleh tiga varietas dengan kode K009, K010, dan K001. Bergerigi kasar dengan ukuran kecil dimiliki oleh dua varietas K023 dan K011. Untuk KLN, pinggir daun yang berbentuk sedikit bergerigi kasar. Berdasarkan identifikasi, pangkal daunnya hanya dibedakan atas bergelombang dan tidak bergelombang (rata). Pangkal daun bergelombang dimiliki oleh 14 varietas dengan kode K023, K015, K010, K001, K017, K002, K007, K014, K004, K013, K005, K019, K008, dan K034. Sedangkan bentuk pangkal daun yang tidak bergelombang (rata) dimiliki oleh tujuh varietas dengan kode K011, K009, KLN, K006, K016, K018, dan K012.
22
Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe No.
Varietas
Kode
Warna Bunga
Penampakan Bunga
Bentuk Daun
Penampakan Daun
Warna Daun
Ujung, Tepi, dan pangkal Daun Tumpul, bergerigi kasar dan kecil sampai daerah dekat pangkal.
1.
Sig
K023
Putih
Lonjong
1
2.
Kattaros
K011
Putih
Lonjong
2
Tumpul, bergerigi kasar kecil. Daerah dekat pangkal rata.
3
3.
Runa
K015
Kuning
Agak bulat
4
Membulat, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal.
1
Penampakan Tanaman
Golongan
4
22
23
Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe 4.
Rigge
K009
Kuningoranye
Lonjong
3
Tumpul, bergerigi kasar dan besar. Daerah dekat pangkal rata.
2
5.
Parcival
K010
Oranye
Lonjong
3
Tumpul, bergerigi besar sampai daerah dekat pangkal.
1
6.
Lanin
KLN
Oranye terang
Lonjong
3
Tumpul, sedikit bergerigi kasar. Daerah dekat pangkal rata.
2
23
24
Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe 7.
Anatole
K006
Oranye terang
Lonjong
1
Tumpul, beringgit kecil. Daerah dekat pangkal rata.
2
8.
Patty
K001
Oranye tua
Agak bulat
3
Tumpul, bergerigi kasar dan besar sampai daerah dekat pangkal.
2
9.
Kuni
K017
Ungu
Lonjong seperti persegi panjang
1
Tumpul, beringgit besar sampai daerah dekat pangkal.
1
24
25
Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe 10.
Odal
K002
Ungu
Agak bulat
2
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal
1
11.
Nanth
K007
Pinkoranye
Lonjong
1
Rompang, beringgit besar sampai daerah dekat pangkal.
4
12.
Avalon
K014
Pink
Bulat
2
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal.
1
25
26
Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe 13.
Waldan
K016
Pink terang
Lonjong seperti persegi panjang
1
Membulat, beringgit kecil. Daerah dekat pangkal rata.
3
14.
Attalantos
K004
Pink tua
Agak bulat
3
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal bergelombang
2
15.
Pandora
K018
Pink keunguan terang
Lonjong
2
Tumpul, beringgit kecil. Daerah dekat pangkal rata.
4
26
27
Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe 16.
Tuche
K013
Pink keunguan tua
Bulat
2
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal.
1
17.
Pippijn
K012
Ungu tua
Bulat
2
Membulat, beringgit kecil. Daerah dekat pangkal rata.
1
18.
Frodo
K005
Merah terang
Agak bulat
2
Tumpul, beringgit besar sampai daerah dekat pangkal.
3
27
28
Lanjutan Tabel 1. Identifikasi Varietas Tanaman Kalanchoe 19.
Iloide
K019
Merah terang
Bulat
3
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal.
2
20.
Irmin
K008
Merah tua
Bulat
1
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal.
3
21.
204304033
K034
Merah tua
Lonjong
3
Tumpul, beringgit kecil sampai daerah dekat pangkal
3
28
Keterangan: Tabel warna
1
2
3
4
5
29
Aspek Teknis Produksi Bunga Pot Kalanchoe Bunga pot kalanchoe merupakan pembudidayaan stek pucuk kalanchoe dalam wadah pot mulai dari persemaian stek pucuk hingga menghasilkan bunga atau siap dipanen. Kegiatan pada produksi bunga pot kalanchoe terdiri atas: pencampuran media tanam, sterilisasi media tanam, pengisian media tanam, persiapan bahan tanam, penanaman masa long day dan short day, pemeliharaan, repotting, panen dan pasca panen. Pada masa long day, kegiatan yang dilakukan terdiri dari dua macam, yaitu: persemaian dan pembuangan pucuk terminal (topping). Masa short day kegiatan terdiri dari dua macam juga, yaitu: aplikasi alar dan penyungkupan.
Pencampuran Media Tanam Media tanaman untuk bunga pot kalanchoe terdiri atas dua jenis, yaitu peat dan arang sekam dengan perbandingan 3:1. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan pengaduk media. Pencampuran media tanam dapat dilihat pada Gambar 6. Peat yang digunakan berasal dari Banjar dan Ciamis sedangkan arang sekam diperoleh dari daerah sekitar Bogor.
Gambar 6. Alat Pengadukan Media Tanam untuk Bunga Pot Kalanchoe
Pembuatan arang sekam di PT. Saung Mirwan dilakukan selama ± 16 jam (pukul 16.00-08.00) dan dikerjakan oleh dua orang. Sekali pembakaran dapat menghasilkan 30 karung arang sekam dari 60 karung sekam mentah. Pada umumnya perbandingan arang sekam mentah dengan arang sekam kering adalah 2:1. Pembakaran arang sekam dilakukan dengan membakar sekam mentah dan menggunakan solar sedikit demi sedikit dan dibantu dengan alat tungku pembakaran berukuran 2 m dan berdiameter 17 cm. Penggunaan solar bertujuan untuk
30
menghidupkan nyala api yang diberikan sebanyak ± 2 l. Pembakaran dilakukan di bawah bangunan beratap agar terhindar dari hujan dan panas matahari. Tempat pembuatan arang sekam dapat dilihat pada Gambar 7. Selama proses pembakaran, sekam diaduk untuk meratakan proses pembakaran. Sebelum sekam menjadi hangus berwarna hitam, sekam disiram dengan air bersih untuk membentuk arang. Arang sekam digunakan setelah sekam dalam kondisi dingin atau sekitar 1-2 hari kemudian.
Gambar 7. Tempat Pembuatan Arang Sekam untuk Produsi Bunga Pot
Sterilisasi Media Tanam Sterilisasi bertujuan untuk membunuh patogen dalam media. Alat sterilisasi media pada Gambar 8 dilakukan dengan pemanasan air terlebih dahulu sebanyak 1000 l setiap satu kali kegiatan sterilisasi untuk menghasilkan uap air. Sebelum media tanam disterilisasi, perlu dilakukan pengadukan merata antara peat dan arang sekam. Proses yang dilakukan setelah pengadukan adalah penyungkupan dengan menggunakan plastik hitam kemudian dimasukkan selang keluaran uap air panas selama 5-7 jam pada suhu penguapan 80°C-100°C sehingga menghasilkan suhu media sekitar 60°C. Setiap sekali pensterilan menghasilkan 50-70 karung arang sekam dengan ukuran 25 kg. Hasil sterilisasi baru dapat digunakan setelah dua hari kemudian.
Gambar 8. Alat Sterilisasi Media Tanam
31
Pengisian Media Tanam Wadah pot yang digunakan dalam budidaya bunga pot kalanchoe adalah pot berdiameter 12 cm dengan ketinggian 15 cm. Pot yang digunakan dari pot bekas terlebih dahulu harus disterilisasikan melalui pencucian menggunakan deterjen kemudian dikeringkan dengan penjemuran biasa di bawah matahari. Penggunaan komposisi peat dan arang sekam dalam karung 25 kg dapat mengisi 40 pot. Hasil pengisian media pot kalanchoe dapat dilihat pada Gambar 9. Setelah pot diisi, media tersebut disiram dengan air biasa dan terkadang diberi fungisida sistemik yang mempunyai bahan aktif propamokarb hydrochlor dengan konsentrasi 0.5-1 ml/l yang bertujuan untuk mencegah penyebaran busuk akar atau rebah batang (Pythium sp.). Media pot tersebut diletakkan ke meja berukuran 6 m x 80 cm dengan ketinggian meja dari dasar lantai adalah 30 cm dimana setiap meja berisi 46 x 6 pot. Sehingga total pot dalam setiap meja adalah 276 pot. Setiap green house memiliki 2 atap dimana dalam 1 atap terdapat 5 baris bedeng dengan tiap bedeng terdiri dari 4 meja sehingga total pot dalam 1 atap adalah 5520 pot.
Gambar 9. Pengisian Media Tanam Persiapan Persemaian
Persiapan Bahan Tanam Bahan tanam yang digunakan adalah berupa stek pucuk yang berasal dari pemanenan di lahan MP kalanchoe. Ada 21 varietas yang ditanam pada sebagai bunga pot kalanchoe dari 26 varietas yang ada. Stek pucuk kalanchoe yang digunakan mempunyai daun sekitar 4-5 pasang daun. Pemilihan bahan tanam ini bekerjasama dengan lahan MP kalanchoe.
32
Masa Long Day Selama 6 minggu setelah penanaman, kalanchoe tersebut berada dalam masa long day untuk merangsang pertumbuhan vegetatif melalui penambahan penyinaran dengan lampu kuning 100 W sekitar ±5 jam (pukul 21.30-02.30 WIB). Pengecekan intensitas cahaya di lahan dilakukan secara rutin dengan menggunakan lux meter. Setiap pengukuran intensitas cahaya dicatat ke dalam buku laporan dan dilaporkan sehingga jika terjadi penurunan intensitas cahaya dapat segera ditangani melalui penambahan lampu. Pengecekan dilakukan dengan pengambilan contoh secara diagonal dari titik tengah antara empat lampu. Lampu dipasang dengan ketinggian 2.5 m dari tajuk, jarak lampu dalam satu baris adalah 2 m sedangkan jarak lampu antar baris selebar 2 m. Penambahan lampu pada lahan kalanchoe dapat memberikan intensitas cahaya sekitar 42-70 lux. Penyinaran yang diberikan berasal dari PLN dan tenaga diesel. Penggunaan diesel menghasilkan 1500 rpm dengan memanfaatkan solar sebanyak 100 l per hari. Pada masa long day, kegiatan yang berlangsung ada dua, yaitu persemaian dan pembuangan pucuk terminal (topping) dengan masa masing-masing tiga minggu.
1. Persemaian Persemaian merupakan tempat menumbuhkan perakaran stek kalanchoe. Sebelum penanam, stek tersebut diberi perangsang akar berupa rootone. Pemberian rootone bertujuan untuk mempercepat perakaran. Perakaran mulai kelihatan sejak stek berumur dua minggu dan akar dianggap cukup kuat ketika stek sudah berumur tiga minggu. Penanaman dilakukan secara manual dengan menancapkan batang bawah ke dalam media, dimana tiap pot ditanami satu stek kecuali untuk varietas dengan kode K012, K017, dan K023 ditanami dua stek per pot. Setelah itu, pemberian label per varietas yang disemai. Pelabelan berisikan kode varietas, nomor minggu tanam, total jumlah varietas tersebut yang ditanam. Nomor minggu tanam menunjukkan jumlah angka per minggu dalam satu tahun yang diawali dari minggu 1-52. Kegiatan pengamatan terhadap tinggi batang primer dilakukan sejak tanaman bunga pot kalanchoe mulai berumur 1 HST hingga bunga tersebut dianggap layak
33
panen atau sekitar 13 MST yang dapat dilihat pada Gambar 10. Perkembangan tinggi batang primer tersebut merupakan hasil dari rata-rata semua varietas yang ada dalam per minggu tiap pengamatan.
Gambar 10. Perkembangan Tinggi Batang Primer Tanaman Kalanchoe pada Umumnya (cm)
2.
Pembuangan Pucuk Terminal (Topping)
Pembuangan pucuk terminal (topping) bertujuan untuk merangsang percabangan atau pertumbuhan tunas lateral dan untuk membentuk batang primer yang lebih kokoh nantinya. Topping dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 minggu secara manual dengan mematahkan pucuk tanaman dengan jari tangan dan hasil kegiatan topping dapat dilihat pada Gambar 11. Pengambilan pucuk terminal dilakukan dengan menyisakan 4 pasang daun dari bawah, kecuali pada varietas K023 topping dilakukan dengan menyisakan 3 pasang daun karena tanaman ini dianggap memiliki pertumbuhan tinggi yang lebih cepat.
Gambar 11. Kegiatan Pembuangan Tunas Pucuk Terminal (Topping)
34
Masa Short Day Setelah minggu keenam atau tiga minggu setelah pembuangan pucuk terminal, bunga pot Kalanchoe dipindahkan ke daerah masa short day yang bertujuan untuk merangsang masa generatif atau pembungaan. Bunga pot kalanchoe diletakkan pada meja berukuran 4 m x 1.2 m dengan susunan pot kalanchoe 17x6 pot. Dalam satu bangunan green house terdapat dua atap, tiap atap terdiri dari tiga bedeng meja dan tiap bedeng meja terdapat 10.5 meja sehingga kapasitas menampung pot kalanchoe tiap bedeng adalah 1068 pot kalanchoe. Kegiatan pemindahan ke lokasi short day dilakukan pada hari Selasa. Pada masa ini dilakukan selama 9-10 minggu atau sampai pemanenan. Selama masa short day, bunga pot kalanchoe disungkup dengan menggunakan plastik UV berwarna hitam yang dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Hasil Penyungkupan Bunga Pot Kalanchoe dengan Plastik UV Hitam Selama Perlakuan Short Day
Sebelum dilakukannya pemindahan bunga pot kalanchoe ke lokasi short day, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap persentase keberhasilan hidup stek yang tumbuh pada bunga pot kalanchoe yang dapat dilihat pada Tabel 2. Setelah bunga pot kalanchoe memasuki masa short day tanaman bunga pot kalanchoe diberikan aplikasi Retardan. Retardan yang digunakan adalah Alar 64 SP dengan kandungan bahan aktif daminozide yang mampu menghambat pertumbuhan tinggi tanaman. Penyemprotan alar dilakukan pada ujung tanaman dengan menggunakan power sprayer ataupun hand spayer.
35
Tabel 2. Persentase Keberhasilan Stek Pucuk yang Tumbuh pada Bunga Pot Kalanchoe Kode varietas Jumlah Tanam Hidup Daya tumbuh (%) K023 30 28 93.33 K011 31 30 96.77 K015 15 15 100.00 K009 30 29 96.67 K010 16 16 100.00 KLN 16 16 100.00 K006 16 16 100.00 K001 17 17 100.00 K017 21 21 100.00 K002 21 21 100.00 K007 11 11 100.00 K014 12 10 83.33 K016 12 12 100.00 K004 14 13 92.86 K018 12 12 100.00 K013 13 11 84.62 K012 21 21 100.00 K005 21 21 100.00 K019 21 21 100.00 K008 22 22 100.00 K034 16 15 93.75 Rata-Rata Persentase Daya Tumbuh Kalanchoe 97.42 Penggunaan alar pada tanaman kalanchoe diberikan dengan konsentrasi 2 g/l . Penggunaan alar yang dilarutkan dalam 1 l air dapat digunakan untuk 80 pot sehingga volume larutan alar yang diperoleh tiap pot adalah 12.5 cc dengan dosis per pot terkandung 25 mg alar jika menggunakan hand spayer yang dapat dilihat pada Gambar 13. Pemberian alar di lahan dilakukan maksimal dua kali, yaitu tiga hari setelah memasuki masa short day yaitu pada hari Jumat dan 2 minggu kemudian setelah pengaplikasian pertama. Pengaplikasian kedua hanya akan diberikan jika pertumbuhan vegetatif setelah pengaplikasian pertama masih berlanjut tinggi.
36
Gambar 13. Aplikasi Alar pada Tanaman Bunga Pot Kalanchoe dengan Menggunakan Hand Spayer
Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan terhadap produksi bunga pot kalanchoe terdiri dari penyiraman dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
1. Penyiraman Penyiraman diberikan mulai dua hari setelah penanaman sejak masa persemaian dan seterusnya akan diberikan 2-3 kali dalam seminggu bersamaan dengan pemberian nutrisi. Penyiraman dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan melalui sistem ebb and flow. Penyiraman manual menggunakan selang seperti Gambar 14 (a) diberikan pada saat stek kalanchoe berada dalam masa long day. Sedangkan penyiraman melalui ebb and flow diberikan pada saat bunga pot kalanchoe memasuki masa short day yang dapat dilhat pada Gambar 14 (b).
aa
b
Gambar 14. Sistem Penyiraman Bunga Pot Kalanchoe: (a) Penyiraman Secara Manual; (b) Perendaman Sistem Ebb and Flow
37
Sistem ebb and flow merupakan salah satu kegiatan pemberian kebutuhan air kepada tanaman melalui perendaman. Tahapan sistem ebb and flow terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengisian air dalam tangki pusat, pemberian nutrisi A dan B, perendaman air dalam meja, dan pembuangan (sisa larutan) ke tangki penampungan. Tahapan ini nantinya akan menjadi suatu siklus pergerakan air dan nutrisi yang dapat dilihat pada Lampiran 9. Kelemahan sistem ini adalah mudah terjadi penularan busuk batang dan busuk akar, sedangkan keuntungannya adalah penggunaan nutrisi menjadi hemat dan mempercepat proses penyiraman. Pengisian air ke dalam meja dilakukan selama ± 10 menit dengan ketinggian ± 5 cm. Pengisian tiap bedeng lokasi membutuhkan 2000 l larutan dari tangki pusat. Air mengalir ke dalam meja melalui saluran pemasukan berupa pipa 1 inci yang terletak memanjang di atas meja. Perendaman dilakukan selama 15 menit kemudian air perendaman diturunkan dengan menutup saluran pemasukan (inlet) dan membuka saluran pembuangan (outlet), menuju ke tangki penampungan melalui penyaringan sementara selama 10 menit. Saluran pembuangan berupa lubang yang terdapat di dasar meja dengan ukuran pipa 2 inci. Sisa larutan masuk ke tangki penampungan kemudian dialirkan ke tangki pusat melalui diskfilter yang dibantu dengan pompa selama 30 menit. Daerah tangki penampungan sementara dan daerah tangki pusat dapat dilihat pada Gambar 15. Jika dilakukan perendaman kembali, maka pompa pusat dihidupkan, sehingga larutan akan keluar yang terlebih dahulu melewati saringan sederhana menggunakan pasir (sandfilter) dan kemudian melewati diskfilter sebelum larutan tersebut keluar menuju meja. Siklus sistem ebb and flow secara sederhana dapat dilihat dari Gambar 16.
a
b
Gambar 15. Lokasi Penampungan Air pada Sistem Ebb and Flow: (a) Daerah Tangki Penampungan Sementara; (b) Daerah Tangki Pusat
38
Sumber Air
Pompa
Larutan Stok A dan B
Tangki Pusat
Pompa
Pompa
Diskfilter
Sandfilter
Diskfilter
Tangki Penampungan
Meja
Gambar 16. Skema Jaringan Saluran Aliran pada Sistem Ebb and Flow
Untuk melihat perkembangan dan mengontrol Electrical Conductivity (EC) dan derajat keasaman (pH) larutan yang telah diberikan ke tanaman, setiap minggu sekali dilakukan pengukuran rutin yang ditulis ke dalam buku laporan kemudian dilaporkan kepada pihak berwenang di tiap lokasi sebagai bahan pertanggungjawaban. Pada Gambar 17 dapat dilihat pengukuran EC dan pH. Hasil pengukuran EC dan pH dari week 8-15 dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 17. Alat Pengukuran EC dan pH Larutan Nutrisi Bunga Pot
Cara pengecekan EC dan pH yaitu dengan mengambil contoh nutrisi yang masih berada dalam tangki pusat (keluaran) sehingga pengecekan hanya diambil satu data dan nutrisi yang telah diaplikasikan (masukan) pada tiap bedeng (air perendaman) masingmasing satu wadah sesuai dengan jummlah bedeng yang direndam. EC meter dicelupkan terlebih dahulu ke dalam air murni kemudian dilap dan dicelupkan ke dalam sampel nutrisi yang telah diambil, begitu pula cara pengukuran pH dengan menggunakan pH meter.
39
Tabel 3. Pengecekan Ec dan pH pada Lokasi Produksi Bunga Pot Kalanchoe Week Ec
Keluaran pH
8 1.80
7.90
1.70
7.92
1.81
7.55
1.80
7.57
1.81
7.56
1.77
7.78
1.90
7.61
1.73
7.74
9
10
11 12
13
14
15
Rata-rata
Masuk Ec 2.22 2.16 2.17 1.87 1.97 1.15 1.90 1.88 1.95 1.88 1.88 1.91 1.91 1.85 1.88 1.89 1.90 1.87 1.85 1.60 1.73 1.76 1.90 1.88 1.89 1.90 1.89 1.73 1.75 1.70 1.72 1.75 1.73 1.85
pH 7.40 7.55 7.75 7.50 7.71 7.74 7.81 7.67 7.57 7.67 7.67 7.57 7.51 7.71 7.80 7.75 7.65 7.70 7.71 7.53 7.64 7.93 7.55 7.44 7.56 7.60 7.46 7.76 7.54 7.57 7.65 7.67 7.65 7.64
Nutrisi merupakan hal terpenting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar dicapai hasil yang memuaskan dan memenuhi standar komersil tanaman tersebut. Nutrisi yang diberikan berupa stok A dan stok B dengan
40
jenis pupuk dan takaran tertentu yang dapat dilihat pada Tabel 4. Masing-masing jenis pupuk ditimbang dengan menggunakan timbangan manual. Pembuatannya masingmasing stok A dan B dilakukan dengan melarutkan pupuk ke dalam air dengan total masing-masing stok 90 l larutan nutrisi pekat dan diaduk secara manual dengan menggunakan sebatang kayu.
Tabel 4. Komposisi Nutrisi Stok A dan Stok B pada Produksi Bunga Pot Kalanchoe No. Jenis Stok Jenis Pupuk Jumlah 1. Ca (NO3)2 16.7 kg KNO3 8 kg NH4NO3 2.25 l STOK A HNO3 600 cc Fe EDTA 13 % 692 g Fe EDTA 12 % 749.6 g 2. KNO3 7.6 kg KH2PO4 3.7 kg MgSO4 6.6 kg Mg(NO3)2 510 cc STOK B MnSO4 90 g ZnSO4 25 g Borax 50 g 3g CuSO4 NaMo 3g Keterangan : komposisi stok A dan B masing-masing pada 90 l larutan nutrisi pekat Sumber : Bagian Produksi Bunga Pot Kalanchoe
2. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas hasil terutama bagi tanaman hias pot. Sehingga pentingnya penanganan dan pengendalian yang tepat untuk mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian hama dan penyakit pada lahan produksi bunga pot kalanchoe dilakukan berdasarkan hasil pengecekan rutin dilakukan setiap hari kecuali hari Sabtu dan Minggu. Pengecekan terhadap hama dilihat dari gejala di lapang dan insect trap. Sedangkan penyakit diketahui dari penampakan fisik tanaman tersebut. Insect trap merupakan plastik berwarna kuning yang dijadikan sebagai perangkap hama terutama kutu dan thrips. Insect trap terbuat dari taplak meja dan diolesi dengan minyak oli yang telah dicampur dengan lem tikus (bahan aktif:
41
polybothine H-190) dengan perbandingan 1:1. Ukuran insect trap 15 cm x 11 cm dan digantung 20 cm dari permukaan atas tanaman. Insect trap tersebut dapat dilihat pada Gambar 18 (b).
b
a
Gambar 18. Keadaan Pengendalian Hama dan Penyakit di Lahan Bunga Pot Kalanchoe : (a) Penggunaan Insect Trap Sebagai Perangkap Hama; (b) Pengendalian Kimiawi Melalui Pengaplikasian Pestisida
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan di lapang pada perusahaan PT. Saung Mirwan adalah secara manual dan kimiawi. Pengendalian di lahan MP kalanchoe secara manual dilakukan melalui pencabut tanaman rusak akibat hama dan penyakit yang bertujuan untuk mengendalikan penyebaran hama dan penyakit tersebut. Selain itu, pemotongan bagian pucuk yang terserang ulat sehingga diharapkan pucuk yang tumbuh berikutnya mempunyai kualitas yang lebih baik lagi. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan pengaplikasian pestisida dengan menggunakan power spayer atau hand spayer. Pengaplikasian pestisida pada lahan produksi bunga pot kalanchoe dilakukan dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis atau Senin dan Jumat dengan syarat suhu kurang dari 29°C. Kegiatan pengaplikasian dapat dilihat pada Tabel 5. Pengaplikasian pestisida yang biasa dilakukan dengan menggabungkan dua macam pestisida, yaitu insektisida dan fungisida.
Selain
itu,
pengaplikasian
pestisida
terkadang
dilakukan
dengan
pencampuran bahan kimia tambahan lainnya seperti bahan perekat dan perata atau menggunakan detergent. Daftar pestisida yang biasa digunakan selama berada di lahan produksi bunga pot kalanchoe dapat dilihat pada Lampiran 10. Hama yang menjadi ancaman dalam produksi kalanchoe pada umumnya adalah kutu putih, ulat daun, dan thrips. Penyakit yang sering menyerang adalah embun tepung (powder mildew), busuk daun, busuk batang, busuk akar, bercak daun, yang dapat
42
dilihat pada Gambar 19 serta masalah lainnya adalah serangan virus, kelainan pucuk, toksisitas pestisida, dan kekurangan atau defisiensi unsur hara terutama nitrogen (N) yang dapat dilihat pada Gambar 20.
b. b
a
c
d
Gambar 19.
e
Penyakit-Penyakit yang Menyerang Tanaman Kalanchoe : (a) Bercak Daun (Cercospora kalanchoes); (b) Busuk Akar; (c) Busuk Batang; (d) Busuk Daun; (e) Embun Tepung (Powder Mildew)
a
c
b
d
e
Gambar 20. Masalah Lain Dalam Produksi Bunga Pot Kalanchoe: (a) Virus; (b) Kelainan Pucuk; (c) Toksisitas Pestisida; (d) Defisiensi Unsur Hara Nitrogen; (e) Gejala Kemerahan pada Pinggir Daun
43
Tabel 5. Pengaplikasian Pestisida pada Produksi Bunga Pot Kalanchoe Hari
Tanggal
Senin
4 Mei 2009
Kamis
7 Mei 2009
Senin
11 Mei 2009
Kamis
14 Mei 2009
Senin
18 Mei 2009
Jumat
22 Mei 2009
Senin
25 Mei 2009
Kamis
28 Mei 2009
Senin
1 Juni 2009
Jumat
5 Juni 2009 Keterangan
Jenis Pestisida Confidor Rinso Lanate Rinso Confidor Rinso Tshubame Confidor Rinso Confidor Rinso Bamex Confidor Rinso Confidor Rinso Bamex Rinso
Konsentrasi Volume Pestisida Semprot/100 pot 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.6250 ml 0.5 ml/l 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.6250 ml 0.5 ml/l 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.75 ml/l 0.9375 ml 0.3 g/l 0.2 ml/l 0.2500 ml 0.3 g/l
: Penggunaan volume semprot pada rinso adalah 3.75 mg/pot Penggunaan 1 liter digunakan untuk 80 pot
Kutu putih merupakan kutu yang menyerang bagian pucuk daun yang menyebabkan pucuk menjadi berkerut dan menguning hingga ketidaksempurnaan bentuk pucuk. Selain itu, gejala serangan pada permukaan daun adalah terdapatnya bintik-bintik kuning hingga hitam. Ukuran kutu tersebut sangat kecil dan sulit dilihat dengan mata telanjang sehingga dapat dilihat dari adanya gejala bintik-bintik kecil akibat hisapan kutu. Pengendalian yang dilakukan adalah secara kimiawi dengan menggunakan bahan kimia dari bahan aktif imidacloprid. Ulat merupakan hama yang menyerang dengan cara menggigit dan mengunyah. Ulat tersebut menyerang bagian daun terutama daun muda dan bagian batang muda disekitar pucuk. Pada Gambar 21 dapat dilihat gejala yang dihasilkan adalah terdapatnya bekas gigitan atau robekan pada daun dan batang. Pengendalian yang dilakukan adalah pembuangan bagian yang terserang dan kimiawi dengan penggunaan bahan kimia dari bahan aktif amamektin benzoate dan imidacloprid.
44
Gambar 21. Daun Kalanchoe yang Terserang Ulat Thrips merupakan hama polifag yang menyerang pucuk daun dan kuncup bunga yang menetap di bagian bawah daun. Thrips merupakan hama yang menyerang dengan cara menusuk dan mengisap cairan tanaman sehingga sel tanaman menjadi rusak dan mati. Thrips juga dapat bertindak sebagai vektor Tomato Spotted Wilt Virus (TSWV). Populasi dan serangan thrips biasanya tinggi pada musim kemarau dan menurun pada musim hujan. Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh thrips ditandai dengan adanya bercakbercak putih atau keperak-perakan atau kekuningan-kuningan seperti perunggu terutama pada permukaan bawah daun. Gejala bercak keperak-perakan awalnya tampak dekat tulang daun hingga seluruh permukaan daun menjadi putih. Daun kemudian menjadi coklat, mengeriting atau keriput, dan akhirnya kering. Pada intensitas yang serangan yang tinggi, tepi daun mengerut, menggulung ke bawah dan timbul benjolan seperti tumor sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan bila daun tersebut dibuka akan terdapat imago yang berkelompok. Tanaman yang merana tidak akan menghasilkan bunga yang prima. Pengendalian terhadap hama thrips adalah secara kimiawi dengan menggunakan bahan aktif imidacloprid. Embun tepung atau powdery mildew merupakan air born yang dapat tersebar melalui udara. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium sp. pada tempat yang lembab di sekitar tanaman kalanchoe dan berkembang pada daerah permukaan atas daun kering. Cendawan ini membentuk lapisan putih bertepung. Lama kelamaan penyakit ini dapat menyebabkan ketidaksempurnaan bentuk daun. Pengendalian dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan bahan kimia dari bahan aktif mankozeb dan carbandazim, chlorotalonil, dan benomil.
45
Busuk daun dan busuk batang merupakan penyakit yang disebabkan oleh Pythium sp. Gejala serangan yang ditimbulkan adalah membusuknya daun dan batang. Pada daun, penyakit tersebut diawali dari daerah tepi daun dekat tangkai daun hingga menyebabkan daun menjadi kekuningan, lunak, dan tipis. Sedangkan busuk batang diawali dari daerah dekat akar atau diatas permukaan tanah dan menyebabkan batang menjadi berwarna kuning kemudian coklat hingga kehitaman serta menyebabkan batang menjadi rebah karena bagian yang terserang menjadi lunak dan kebasahaan. Penyakit busuk batang dapat juga diawali dari batang atas yang telah terpotong. Kedua penyakit ini timbul karena kelembaban yang tinggi akibat pengendapan air berlebihan disekitar tanaman dan dapat juga disebabkan dari kerusakan saat panen ataupun saat pemangkasan yang tidak tepat. Pengendalian yang dilakukan adalah melalui sanitasi atau pembuangan secara manual (tangan) dari lahan dan pencegahan dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan bahan kimia dari bahan aktif propamokarb hydrochlor dan chlorotalonil. Penyakit busuk akar ditandai dengan memendeknya pertumbuhan dan perkembangan akar dan daun menjadi lebih pucat atau hijau muda. Jika dipegang tanaman menjadi rapuh dan mudah tumbang. Pengendalian dilakukan dengan sanitasi melalui pembuangan secara manual (tangan) dari lahan dan pencegahan dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan bahan kimia dari bahan aktif propamokarb hydrochlor dan carbofuran. Pengaplikasian pestisida juga mulai dilakukan sebelum penanaman. Bercak daun merupakan penyakit yang disebabkan oleh Cercospora kalanchoes. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak bulat berwarna coklat muda, dengan tepi gelap pada daun. Pengendalian dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan bahan aktif benomil, mankozeb dan carbandazim, dan chlorotalonil. Virus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan perubahan bentuk pada tanaman kalanchoe. Tanaman yang terkena virus dapat menyebabkan kekerdilan pada pertumbuhan tanaman. Biasanya virus tersebut menyerang daun pada daerah dekat pucuk. Gejala daun yang terserang virus adalah tepi daun mengerut, perubahan bentuk daun, jika daun diraba terdapat benjolan atau permukaan daun menjadi tidak rata, dan jika daun diterawang dekat sinar matahari terdapat bercak-bercak. Pengendalian yang
46
dilakukan terhadap bagian yang terserang adalah pembuangan tanaman yang terserang virus, atau jika hanya bagian pucuk yang terserang virus, dilakukan pemangkasan terhadap bagian yang terserang. Pengendalian dilakukan dengan pencegahan (preventive), yaitu dengan pensterilan pisau dalam alkohol 70% terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan panen dan pemangkasan. Kelainan pucuk ditandai dengan perubahan bentuk pada pucuk atau ketidaksempurnaan bentuk pucuk. Penyebab kelainan pucuk ini adalah terkenanya air hujan, dan pemangkasan serta pemanenan yang tidak tepat sehingga merusak pertumbuhan pucuk baru. Toksisitas terjadi karena aplikasi dosis pestisida yang berlebihan sehingga daun menjadi terbakar seperti kering dan berwarna coklat. Efek dari toksisitas baru dapat kelihatan beberapa hari setelah aplikasi pestisida. Pengendalian yang dilakukan adalah penggunaan pestisida dengan konsentrasi yang rendah. Penyakit kekurangan unsur hara dilihat dari perubahan warna daun terutama pucuk yang lebih muda. Pada Gambar 19 (d) terlihat bahwa tanaman sebelah kanan lebih pucat dibandingkan dengan tanaman sebelah kirinya. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan penambahan unsur hara terutama unsur N. Selain itu, adanya permasalahan yang timbul pada pinggir daun kalanchoe yaitu perubahan warna kemerah-merahan akibat dari terkenanya cahaya matahari yang berlebihan secara langsung dan sering.
Repotting Repotting merupakan salah satu kegiatan memperbaiki kualitas bunga dalam suatu pot dengan cara menyatukan dua tanaman kalanchoe yang mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dan kurang lebat sehingga diharapkan dalam satu pot dihasilkan tanaman kalanchoe yang tumbuh lebat dan subur. Ciri-ciri tanaman kalanchoe yang akan di-repotting, yaitu bunga atau cabang produktif kurang dari 4 kelompok dan jika dilihat dari atas pot, kelebatan bunga dan daun belum menutupi pot. Kegiatan repotting dapat dilihat pada Gambar 22.
47
Gambar 22. Kegiatan Repotting pada Tanaman Bunga Pot Kalanchoe
Panen dan Pasca Panen Panen dilakukan jika bunga pot tersebut sudah dianggap layak untuk dipasarkan. Pemanenan bunga pot kalanchoe dilakukan jika bunga tersebut sudah berumur 15-16 minggu atau berumur sekitar ± 4 bulan atau minimal dalam satu tangkai terdapat satu bunga yang telah mekar. Sebelum bunga pot kalanchoe yang diamati mulai dipanen, dilakukan pengamatan terhadap tinggi maksimal tanaman bunga pot kalanchoe per varietas yang ada. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan pengamatan Tabel 7 didasarkan pada kemiripan penampilan terutama warna bunga dan penampilan fisik lainnya, yaitu: varietas dengan kode K017 dengan K002 (ungu), K023 dengan K011 (putih), KLN dengan K006 (oranye), dan K008 dengan K034 (merah tua). Pembandingan ini diperoleh dari pengurus di lahan yang menganggap bahwa varietas pembanding tersebut dapat saling menggantikan. Pada beberapa varietas pembanding ini, terdapat beberapa perbedaan perlakukan yang diberikan seperti penanaman stek per pot. Penanaman stek per pot dipengaruhi dari kerimbunan kelompok bunga yang dihasilkan. Kelompok bunga ini dilihat dari jumlah cabang produktif. Khusus untuk K023, terdapat perbedaan perlakuan dalam pembuangan pucuk terminal (topping) dengan menyisakan tiga pasang daun sedangkan K011 menyisakan empat pasang daun. Hal ini dikarenakan pertumbuhan K023 dianggap lebih tinggi daripada K011. Bunga pot yang telah dipanen dari lahan produksi dipindahkan ke green house percontohan atau yang sering disebut dengan demplot. Hal ini dilakukan agar konsumen yang datang langsung dapat dengan mudah melihat dan memilih bunga yang diinginkan karena lokasi demplot berada di depan green house produksi. Kegiatan pemanenan bunga pot dari lahan produksi dilakukan setiap hari Selasa dengan menggunakan box
48
panen berukuran 60 cm x 40 cm x 22 cm yang mampu diisi dengan kapasitas 12 pot bunga dalam posisi vertikal dan diangkut dengan menggunakan truk panen.
Tabel 6. Tinggi Maksimal Tanaman Kalanchoe per Varietas Kode Varietas K011 K034 K018 K014 K017 K004 K005 K013 K023 K001 K012 K008 K010 K016 K015 K002 K007 K019 K006 K009 KLN
Tinggi Tanaman (cm) 8.37 9.36 11.36 11.61 11.74 11.84 12.47 12.48 12.52 12.66 12.85 12.98 13.07 13.49 14.20 14.46 14.51 15.86 16.51 16.91 17.53
Tabel 7. Hasil Perbandingan Pertumbuhan Dua Varietas pada Tiap Warna Bunga yang Sama Variabel Pengamatan Warna Kode Tinggi Tinggi Cabang Jumlah Jumlah Bunga Varietas Batang Sekunder (cm) Daun Cabang Primer (cm) Keseluruhan Produktif K023 4.98** 7.54 70.00 3.40 Putih K011 2.99 5.38 86.40 5.40** K017 4.13 7.61 49.60 4.60 Ungu K002 4.11 10.35** 77.40** 6.00** KLN 5.01 12.52 58.40 5.60 Oren K006 6.07 10.44 81.40* 4.80 K008 4.58** 8.40 122.80** 5.40 Merah Tua K034 3.05 6.31 69.00 5.40 Keterangan:
** *
: sangat berbeda nyata (t-0.01) dengan hasil lebih tinggi : berbeda nyata (t-0.05) dengan hasil lebih tinggi
49
Pemindahan hasil bunga pot kalanchoe yang telah dipanen diletakkan pada bedengan meja berkawat berukuran 28.5 m x 0. 8 m yang memuat kapasitas maksimal 798 pot dengan tiap baris memuat 4 pot pada sisi lebar bedeng. Dalam green house percontohan terdapat 10 baris bedengan meja dimana 2 bedeng diantaranya berada di samping pojok dengan ukuran 28.5 m x 0.4 m. Kegiatan pemanenan bunga pot yang diletakkan dalam lokasi dempot bukan hanya tanaman kalanchoe tetapi juga bunga pot krisan. Pengepakan bunga pot dikerjakan oleh bagian pengurus demplot. Kegiatan panen dapat langsung dilakukan dari lahan produksi jika tingkat kemekaran bunga pot yang diminta tidak ada di lokasi demplot dan jika jumlah permintaan bunga pot yang diminta melebihi hasil panen dalam demplot. Bunga pot kalanchoe yang telah dipesan oleh pelanggan dikemas dalam plastik berukuran 28 cm x 45 cm dengan bagian atas terbuka yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya kondensasi. Setelah dikemas dalam plastik kemudian bunga pot tersebut dimasukkan ke dalam kardus berukuran 120 cm x 50 cm x 50 cm dengan pengisian maksimal 25 pot yang disusun vertikal seperti pada Gambar 23.
Gambar 23. Pengepakan Bunga Pot Kalanchoe Dalam Kardus Kualitas tanaman bunga pot kalanchoe yang layak dipanen dan dijual memiliki syarat sebagai berikut: bunga atau tanaman simetris, warna cerah, penampilan menarik, kelompok bunga dalam satu tanaman lebih dari 4, jika dilihat dari atas dasar pot tertutup oleh kerimbunan tanaman, bunga tahan lama minimal 2 minggu, dan bebas hama dan penyakit. Untuk menjaga kesegaran dan kualitas bunga, perlu dilakukan pemeliharaan berupa penyiraman dengan air biasa yang dapat dilihat pada Gambar 24 dan pengaplikasian pestisida yang sama dengan pengaplikasian pestisida di lahan produksi bunga pot kalanchoe.
50
Kegiatan panen dan pasca panen bunga pot merupakan kegiatan bagian packaging yang beranggotakan dua orang pekerja termasuk perawatan dan pemeliharaan yang baik terhadap hasil panen bunga pot sehingga kualitas bunga pot kalanchoe tetap dapat terjaga dua minggu hingga satu bulan setelah pemanenan.
Gambar 24. Penyiraman dalam Demplot Terhadap Bunga Pot Kalanchoe yang Telah Dipanen
Aspek Manajerial
Manajemen produksi Manajemen produksi dalam PT. Saung Mirwan merupakan hal sangat penting dalam mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan atau proses produksi agar tercapai tujuan yang efektif dan efisien. Manajemen produksi berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berkaitan dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengarahan. Perencanaan program tanam bunga pot kalanchoe sangat penting dalam menghasilkan produksi bunga pot kalanchoe yang sesuai dengan target penjualan dari sales. Perencanaan dan penyusunan program tanam dibuat setahun sekali dengan kategori per minggu dan per varietas yang sifatnya fleksibel dimana rencana program tersebut dapat dilakukan revisi-revisi atau perbaikan jika terjadi perubahan pada situasi pasar. Pengorganisasian dilakukan dengan mengkoordinasikan hasil rencana panen dari bagian divisi bunga atau sales kepada bagian produksi MP terhadap ketersediaan bibit yang ada di lapang dan luas lahan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi serta kesiapan penanggung jawab lahan terhadap produksi bunga pot dalam memenuhi kebutuhan panen sales tersebut.
51
Pengawasan dilakukan dengan melihat, mengontrol, dan memberi pengarahan terhadap situasi di lapang. Pentingnya kegiatan pengawasan bertujuan sebagai tindakan dasar untuk evaluasi ke depannya supaya lebih baik dari sebelumnya. Beberapa tahapan pembuatan program tanam adalah sebagai berikut: 1. Rapat kesepakatan diadakan antara manajer, bagian divisi bunga (sales), dan bagian produksi untuk merumuskan rencana panen yang dilihat dari jumlah permintaan pelanggan tetap dan prediksi permintaan dari pelanggan tidak tetap nantinya. Rencana panen yang direncanakan kemudian dikalkulasikan dengan ketersediaan bibit di MP dan ketersediaan lahan. Event-event (Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, 17 Agustus) dan ‘bulan ramai’ dijadikan sebagai dasar acuan dalam penyusunan program rencana panen yang dilihat dari tahun-tahun sebelumnya. Bulan ramai merupakan bulan-bulan khusus yang permintaan terhadap bunga pot meningkat. Total permintaan berdasarkan hasil kontrak dari pelanggan tetap akan dilakukan penambahan panen 3-5% tiap varietas untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan tidak tetap. 2. Setelah mendapatkan rencana panen dari sales, kemudian dibuat rencana penanaman per minggu baik pada lahan MP maupun lahan produksi bunga pot kalanchoe. 3. Program tanam yang diberikan kepada bagian produksi merupakan hasil permintaan sales yang telah disetujui oleh pihak manajer. Di setiap produksi dari sales, bagian produksi bunga pot akan memproduksi jumlah yang lebih besar untuk mengatasi persentase kematian ataupun kegagalan yang akan terjadi. Melihat hal tersebut, maka untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam pemenuhan target diperlukan kejelian dari pihak penyusun program tanam sehingga produk yang ditanam nantinya dapat memenuhi rencana panen (permintaan sales) dalam memenuhi permintaan pasar.
Manajemen Pemasaran Bagian divisi bunga atau sales merupakan bagian dari percabangan kantor yang bertugas dalam menentukan perencanaan jumlah produksi panen yang harus dikerjakan oleh bagian produksi, mencari peluang pasar, melakukan promosi terhadap produk yang
52
telah dikeluarkan, melakukan pengadaan, menentukan harga jual, menangani pengemasan dengan membawahi bagian packaging, dan mengatur distribusi untuk menyalurkan barang dan jasa hingga ke tangan konsumen. Kegiatan tersebut dilakukan PT. Saung Mirwan sebagai salah satu perusahaan agrobisnis. Selain itu, kegiatan sales juga meliputi kegiatan pasca panen yang dilakukan agar produk, dalam hal ini bunga pot kalanchoe pot, tetap terjaga kesegarannya dan tetap memenuhi standar jual ke pelanggan. Pada awalnya penjualan tanaman ini dilakukan dengan sistem trial, yaitu memperlihatkan contoh bunga yang akan diproduksi dengan berbagai varietas dan kualitas. Apabila konsumen tertarik dan puas dengan contoh yang ditawarkan, maka akan diadakan kerjasama. Perusahaan memiliki dua jenis pelanggan yaitu pelanggan tetap dan pelanggan tidak tetap atau kolektif (pengunjung atau tamu). Syarat untuk menjadi pelanggan tetap adalah melalui hubungan kontrak yang bertujuan untuk menjamin kontinuitas, baik kontinuitas pengiriman maupun permintaan. Jaminan kontinuitas tersebut berhubungan dengan program tanam yang akan dibuat. Pelanggan tetap nantinya akan mendapatkan kode pelanggan dari sales. Pemesanan bunga pot kalanchoe dapat datang sewaktu-waktu dan apabila pesanan terjadi dalam jumlah besar maka pemesanan harus dilakukan tiga bulan sebelumnya untuk dimasukkan ke dalam rencana program tanam. Tetapi jika permintaan tersebut masih dapat terpenuhi maka bagian pemasaran akan langsung mengirim barang pesanan yang diminta oleh konsumen. Sistem pemasaran bunga pot yang diterapkan di PT. Saung Mirwan adalah sistem grosir, tetapi tidak menutup kemungkinan pembeli datang dan membeli langsung. Penjualan ini disebut dengan penjualan retail atau penjualan langsung dengan menggunakan harga pasar. Pemasaran bunga pot dengan sistem grosir dilakukan dengan dua cara, yaitu sistem penjualan putus (cash) dan sistem abudemen. Sistem penjualan putus merupakan sistem penjualan bunga yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan lagi. Pada penjualan dengan sistem jual putus ini konsumen harus menandatangani surat kontrak dan membayar uang muka sesuai kesepakatan. Sistem yang kedua adalah sistem abudemen, yaitu pembeli memesan bunga selama 1 atau 3 bulan, tetapi tidak
53
menggunakan surat kontrak dan uang muka tetapi PT. Saung Mirwan tidak berkewajiban memenuhi pesanan pembeli bila barang tidak ada, jadi sistem penjualan ini lebih bebas. Prosedur pemesanan yang ditetapkan perusahaan dimulai dari konsumen memberikan pemesanan atau permintaan melalui sales, baik melalui telepon, fax, maupun email, kemudian sales akan mengecek persedian stok bunga di bagian packaging lalu mengonfirmasikan kembali stok bunga tersebut ke konsumen. Jika konsumen sepakat, maka perusahaan akan membuat faktur penjualan yang dibuat rangkap empat, yaitu: warna putih digunakan sebagai tanda tagihan untuk konsumen yang membayar secara cash, merah muda untuk konsumen yang membayar secara kredit, kuning untuk bagian keuangan (accounting), dan biru masuk ke bagian IT sebagai arsip (pendataan). Surat jalan dan nota tersebut dibawa oleh bagian distribusi pada saat pengiriman bunga yang sebelumnya sudah ditandatangani oleh bagian sales. Bila belum ditandatangani sales, maka surat jalan tersebut tidak berlaku. Pengiriman bunga dilakukan dengan menggunakan mobil box. Setelah bunga sampai ke tangan konsumen, faktur yang terdiri dari surat jalan dan nota ditandatangai oleh konsumen. Bila ada bunga yang rusak selama pengangkutan ataupun tidak sesuai dengan pesanan, maka konsumen berhak untuk mengembalikan barang tersebut. Selanjutnya tugas bagian distribusi melaporkan hasil pengembalian ke bagian divisi bunga (sales) dan melapor ke bagian keuangan. Minimal pengiriman barang ke luar daerah adalah 100 pot atau sekitar lima dus dengan biaya pengiriman ditanggung oleh pemesan. Untuk pengiriman pesan, ada dua cara, yaitu: pesanan khusus melalui jalur berbeda dan pesanan jalur sama dimana pengiriman dilakukan bersamaan dengan pengiriman konsumen lain dalam satu kali pengiriman. Saluran pemasaran merupakan salah satu bagian peting dalam kegiatan pemasaran yang harus diperhatikan. Saluran pemasaran adalah bagian dalam proses perpindahan barang dari produsen atau perusahaan yang menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen dimana perpindahan barang ini sebelum ke konsumen dapat melalui perantara seperti distributor. Adanya saluran pemasaran bertujuan untuk mempermudah penjangkauan produk oleh konsumen.
54
Saluran pemasaran dalam pemasaran bunga pot ada tiga, yaitu: 1. PT. Saung Mirwan
konsumen
2. PT. Saung Mirwan
Florist
3. PT. Saung Mirwan
Distributor
konsumen Florist
konsumen
Sistem pembayaran yang berlaku pada perusahaan dapat melalui cash ataupun kredit. Melalui cash dapat dilakukan dengan mentransfer sejumlah uang sebelum pengiriman ke rekening bank. Sedangkan sistem pembayaran melalui kredit dapat dilakukan oleh pelanggan dimana penunggakan tersebut telah terlebih dahulu disepakati antara sales dengan pelanggan. Hal ini berdasarkan kepercayaan sales terhadap pelanggan tersebut. Pada sistem pemasaran bunga pot yang berlaku di PT. Saung Mirwan, terdapat beberapa kendala dalam pemasaran, yaitu: 1. Keterbatasan stok atau kelebihan produk Keterbatasan stok terjadi pada saat adanya permintaan mendadak dalam jumlah besar sedangkan hasil panen tidak dapat memenuhi permintaan. Sebaliknya, kelebihan produk terjadi pada saat permintaan sedikit sedangkan hasil panen melimpah. Untuk mencegah hal tersebut maka pihak sales memperkiraan jumlah bunga yang akan diproduksi atau ditanam dalam rencana tanam pada periode sebelumnya. 2. Adanya keterlambatan pembayaran Terkadang pelanggan terlambat dalam pelunasan tagihan padahal perusahaan telah memberikan tenggang waktu dalam pelunasannya. Keterlambatan pembayaran yang telah jatuh tempo akan dikenakan sanksi berupa teguran hingga penghentian pengiriman. 3. Persaingan yang semakin ketat Adanya persaingan baik dalam perkembangan komoditas lainnya bahkan komoditas yang sama pada perusahaan yang berbeda dapat mengurangi peluang pasar yang ada sehingga PT. Saung Mirwan harus mampu membaca peluang dan memperluas pangsa pasar yang ada melalui promosi dan pendekatan ke konsumen lainnya serta terus meningkatkan kualitas produk.
55
4. Keterlambatan dalam proses distribusi Keterlambatan distribusi dapat terjadi karena adanya kemacetan, kecelakaan lalu lintas, banjir, dan sebagainya. Dengan adanya beberapa kendala tersebut, pihak manajemen pemasaran mempunyai beberapa strategi untuk meraih konsumen sebanyak-banyaknya dan mencari pelanggan. Strategi yang dilakukan ada empat, yaitu: strategi produk, strategi distribusi, strategi promosi, dan strategi harga. Strategi produk meliputi pemilihan varietas yang menarik, mempertahankan dan meningkatkan kualitas bunga yang dihasilkan, dan dilakukannya special order. Special order merupakan penawaran bunga pot dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya yang dilakukan dengan menanam lebih banyak bunga pot kalanchoe untuk menghadapi bulan-bulan yang berkaitan dengan event-event besar (Tahun Baru, Imlek, Valentine, Idul Fitri, Idul Adha, Ulang Tahun Partai) dan ‘bulan ramai’ tertentu yang diperoleh dari data tahun lalu. Data prediksi ‘bulan ramai’ tahun 2009 diperoleh dengan menggunakan data tahun sebelumnya, salah satunya tahun 2008 yang dapat dilihat pada Gambar 25. Selain itu, strategi produk juga dilakukannya penanaman lebih banyak pada beberapa varietas yang dijadikan unggulan seperti pada Gambar 26 yang diperoleh berdasarkan data tahun 2008. Strategi
distribusi
merupakan
kegiatan
penting
dalam
pemasaran,
pengangkutan, dan pengiriman produk. Sarana distribusi yang digunakan adalah mobil box. Strategi promosi merupakan kegiatan utama yang dilakukan bagian sales dalam memperkenalkan produk-produk yang telah dihasilkan perusahaan untuk menarik calon pelanggan dan memperluas pangsa pasar. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui surat kabar, internet, brosur, dan leaflet. PT. Saung Mirwan juga bekerjasama dengan ASWINDO untuk membantu kegiatan promosi tersebut. Strategi harga dilakukan dengan memberikan diskon berupa penambahan produk bagi pembeli dalam jumlah tertentu sesuai kebijakan sales. Selain itu, sales juga memberikan special price kepada pelanggan tetap dengan memberikan harga lebih murah dari harga pasar. Penentuan harga bunga pot kalanchoe berbeda untuk pelanggan tetap dan pelanggan tidak tetap atau kolektif (pengunjung dan tamu). Untuk pelanggan
56
tetap yang telah melakukan hubungan kontrak diberikan harga sebesar Rp 10,500/pot sedangkan harga untuk pelanggan tidak tetap atau kolektif adalah sebesar Rp 15,000/pot. Tingkat harga bunga pot kalanchoe yang ditetapkan oleh perusahaan didasarkan atas biaya produksi yang telah dikeluarkan dan tingkat kentungan yang diperoleh serta berdasarkan informasi pasar tentang harga jual produk tersebut dengan melihat harga jual perusahaan lain yang sejenis. Daftar pelanggan tetap bunga pot kalanchoe dapat dilihat pada Tabel 8.
Gambar 25. Penjualan Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan per Bulan pada Tahun 2008
Gambar 26. Penjualan Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan per Varietas pada Tahun 2008
57
Tabel 8. Daftar Pelanggan Tetap Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan pada Tahun 2008 Pelanggan Persentase Pengiriman Pengiriman Kode Perusahaan BNY NANYO COM. IND. 5 0.03 BMF MARGA FLORA 8 0.05 BFK FARMERS KLP GDG 9 0.05 BPK PUSPA KUMALA 21 0.12 BCM CAREFOUR MT HAR 25 0.15 BSW ASWIL 25 0.15 BKI SUKIR 30 0.18 BTH THE`IN FLORIST 31 0.18 BMD MADE SUGATE 45 0.26 BFS FRESIA 109 0.64 BFP FARMER SERPONG 205 1.2 BCR CAREFOUR LB BLS 365 2.14 BKW KALISTA WARNA 464 2.72 BSG2 SUGIONO 623 3.65 BDN2 IBU DIAN 640 3.75 BAB PT AGROBUMI P 816 4.78 BCT CIPUTRI KEBUN 959 5.61 BME METEOR GARDEN 1316 7.7 BKL1 KOLEKTIF UMUM 1373 8.04 BNY NANYO COM. IND. 5 0.03 BFE FENITA 1800 10.54 BHM SALSABILLAH 2380 13.93 BTF MITRA FLORA N 5835 34.15 Total 17084 100.00
58
Analisis Usahatani Tabel 9. Analisis Usahatani Bunga Pot Kalanchoe Seluas 250 m2 dalam Jangka Waktu Empat Bulan No.
Barang
Uraian
Satuan A. 1. 2.
3. 4.
5. 6. 7.
Bahan Utama Stek Kalanchoe Media tanam a. Arang sekam b. Peat moss Pupuk cair Pestisida a. Insektisida • Confidor • Proclaim b. Fungisida • Daconil • Previcure c. Bahan lainnya • Rinso • Perekat Alar Rootone Pot 12 cm
Harga (Rp)
Unit
Satuan
Unit
Stek
5250
400
2100000
karung karung liter
33 99 5250
4000 11000 2900
132000 1089000 15225000
ml g
788 788
616 3400
485408 2679200
g ml
788 788
120 210
94560 165480
0.24 394 26.25 500 5250
14600 470 900 67 1300
3504 185180 23625 33500 6825000
kg ml g g buah
Jumlah Bahan Utama B. 1. 2.
Packaging Plastik (28x45) Karton / Kardus
lembar
5250 200
170 13500
1. 2.
Tenaga Kerja Supervisor Tenaga kerja lapang
bulan bulan
4 4
1500000 1000000
1.
Over head Peralatan a. barang tidak habis pakai • Gunting stek • Knapsack spayer • Timbangan • Bak penampung air (120 l)
buah buah buah buah
1 1 1 2
20000 300000 50000 100000
2100000.00 1221000.00
6.299 3.662
3613332.00
10.838
23625.00 33500.00 6825000.00
0.071 0.100 20.470
13816457.00
41.440
3592500.00
10.775
10000000.00
28.669
1670000.00
4.788
6000000 4000000
Jumlah Biaya Upah Tenaga Kerja D.
Persentase (%)
892500 2700000
Jumlah Packging C.
Total (Rp)
20000 300000 50000 200000
59
Tabel 9. Analisis Usahatani Bunga Pot Kalanchoe Seluas 250 m2 dalam Jangka Waktu Empat Bulan No.
Uraian
Barang Satuan
Harga (Rp)
Unit
Satuan
Unit
500000 300000
500000 600000
Total (Rp)
Persentase (%)
•
2.
Bak penampung air (500 l) buah • Plastik UV hitam buah b. barang habis dipakai • Masker buah Biaya umum Listrik lampu 100 • watt untuk fase minggu long day Transportasi • bulan
Jumlah Over head Jumlah Sub Total A, B, C, D Faktor Koreksi (10%) Jumlah Total A, B, C, D
1 2 1
1000
1000.00
0.003
2630000.00
7.540
4301000.00
12.331
31709957.00
90.909
3170995.70
9.09
34880952.70
100.00
1000
6
105000
630000
4
500000
2000000
60
PEMBAHASAN
Identifikasi Varietas Bunga Pot Kalanchoe Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan, kalanchoe merupakan tanaman sekulen yang mempunyai batang berbentuk persegi empat agak sedikit bulat, beruas, dan berwarna hijau dengan daun tebal dan mengandung air. Tjitrosoepomo (2007) menyatakan bahwa daging daun yang tebal dan berair termasuk dalam kategori berdaging (carnosus). Bunga tanaman kalanchoe merupakan bunga majemuk yang berbentuk malai dimana ibu tangkai dan cabang-cabangnya mengadakan percabangan. Mahkota bunganya bentuk corong (infundibuliformis) dan berwarna polos. Hasil pengidentifikasian keragamanan varietas kalanchoe berdasarkan Tabel 1 dibedakan menjadi beberapa variabel pengamatan secara visual, yaitu warna bunga, bentuk daun, ujung daun, pangkal daun, dan tepi atau pinggir daun. Berdasarkan bentuk daun yang telah diamati, kalanchoe mempunyai empat jenis bentuk daun yang beragam, yaitu bulat, lonjong, agak bulat, dan lonjong seperti persegi panjang. Berdasarkan pangkal daunnya hanya dibedakan atas dua, yaitu: bergelombang dan tidak bergelombang (rata). Sedangkan berdasarkan hasil yang diperoleh, tanaman kalanchoe mempunyai tiga jenis bentuk ujung daun, yaitu tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), dan rompang (truncatus). Ujung daun tumpul (obtusus) merupakan tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul. Sedangkan ujung daun membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur. Ujung daun berbentuk rompang (truncatus) merupakan ujung daun yang tampak sebagai garis yang rata (Tjitrosoepomo, 2007). Pada pengamatan pinggir daun kalanchoe dibedakan atas tiga macam, yaitu: beringgit besar, beringgit kecil, dan bergerigi kasar. Tepi daun dikategorikan beringgit jika sinusnya tajam dan angulusnya tumpul sedangkan tepi daun dikategorikan bergerigi jika sinus dan angulusnya lancip (Tjitrosoepomo, 2007).
61
Pengamatan
perkembangan
generatif
atau
berbunga
bertujuan
untuk
menentukan kriteria umur layak panen yang dapat dilihat pada Tabel 2 pada kolom golongan. Perbedaan umur layak panen ini dipengaruhi dari respon tanaman terhadap penyungkupan yang dilakukan pada masa short day. Dari pengamatan masa generatifnya, tiap varietas dapat digolongkan menjadi empat golongan menurut umur panennya, yaitu: 1. Golongan 1 merupakan golongan yang dapat dipanen setelah berumur 13 MST, yaitu: K015, K010, K017, K002, K014, K013, dan K012. 2. Golongan 2 merupakan golongan yang dapat dipanen setelah berumur 14 MST, yaitu: K009, KLN, K006, K001, K004, K019. 3. Golongan 3 merupakan golongan yang dapat dipanen setelah berumur 15 MST, yaitu: K011, K016, K005, K008, dan K034. 4. Golongan 4 merupakan golongan yang dapat dipanen setelah berumur 16 MST, yaitu K023, K007, dan K018.
Aspek Teknis Produksi Bunga Pot Kalanchoe Media bunga pot kalanchoe terdiri dari campuran peat (gambut) dan arang sekam. Media tanam merupakan wadah atau tempat berpijak tanaman jika tanaman dapat melekatkan akarnya dengan baik. Namun, untuk pertumbuhan akar tanaman yang sempurna, media tanam harus didukung oleh drainase dan aerasi yang memadai (Redaksi PS, 2007). Menurut Ratnasari (2007) media tanam yang umum digunakan untuk menanam tanaman hias dalam pot adalah media tanam yang harus cukup mengandung unsur hara, tidak terlalu padat, beraerasi baik, bersifat porous, mampu menahan pertumbuhan akar, serta tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Peat merupakan tanah humus yang diambil dari dasar rawa dan memiliki kapasitas memegang air dan hara yang tinggi, berwarna hitam dan berbentuk gumpalangumpalan tanah yang tercampur dengan sisa tanaman yang telah lapuk sebagai hasil dari proses humusifikasi. Semua tipe peat ringan, memiliki kelembaban tinggi dan kapasitas memegang hara tinggi. Sedangkan arang sekam adalah hasil sekam pembakaran yang tidak sempurna yang berwarna hitam. Arang sekam berguna untuk
62
menambah unsur Si, menggemburkan tanah, meningkatkan kemampuan memegang air dan sirkulasi hara, memperbaiki kemasaman tanah, meningkatkan suhu tanah, dan menghilangkan serta mencegah pengaruh penyakit khususnya yang disebabkan oleh bakteri dan gulma. Menurut Hanafiah (2005) kandungan Si bertujuan untuk memperkuat dan mengurangi kerebahan tanaman karena Si terkait dengan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Selain itu, arang sekam mampu meningkatkan hasil pertanaman dengan kualitas hasil yang baik, ekonomis dalam penggunaan air, harganya yang murah, mudah didapat, tidak perlu alat sterilisasi khusus karena dibuat melalui pembakaran biasa dan ringan jika dipindahkan. Berdasarkan data suhu harian bulan April 2009 maksimal 32°C menunjukkan bahwa suhu yang diterima pada tanaman kalanchoe lebih besar dari suhu optimum yaitu 27-29°C (Love, 1980) ataupun 16-26°C (Wolverton, 1997) dan kelembaban relatif di dalam green house 66-92% yang lebih besar dari kelembaban optimum yaitu 30-60% dalam Encyclopedia of Plant Care, menyebabkan perlunya kegiatan untuk menangani masalah ini seperti pemberian pendinginan, dapat berupa pengipasan untuk menurunkan suhu dan kelembaban. Selain itu, penaungan yang mulai kurang baik dalam green house terhadap pemaparan sinar matahari secara langsung menyebabkan timbulnya gejala kemerahan pada pinggir daun kalanchoe. Hal ini memperlihatkan bahwa pentingnya perlindungan tanaman bunga pot kalanchoe dari pemaparan sinar matahari secara langsung seperti pemberian paranet atau perbaikan langit-langit rumah green house yang telah rusak. Pada pengamatan perkembangan tinggi batang primer tanaman kalanchoe secara umum pada Gambar 10 terlihat bahwa pertumbuhan tinggi batang primer pada minggu ketiga terjadi penurunan yang disebabkan karena adanya pembuangan pucuk terminal (topping), kemudian mulai berkembang cepat pada minggu keempat dan kelima dibandingkan sebelum dilakukannya topping pada minggu kesatu dan kedua, dan melambat pada minggu ketujuh dan kesembilan. Hasil topping pada batang primer berhenti rata-rata pada umur pada 9 MST kecuali pada kode varietas K013, K012, K004, K008, K019, dan K007 yang mengalami perhentian pada umur 7 MST. Adanya penghambatan tinggi tanaman ini disebabkan disebabkan aplikasi alar (Retardan). Pengaplikasian alar pada minggu 9 ini hanya dilakukan sekali.
63
Pengaruh morfologi pada tanaman gardenia berdasarkan penelitian Magdalena (2002) menyatakan bahwa pemberian daminozide menyebabkan perubahan bentuk daun menjadi lebih tebal dan tulang daun membesar sehingga terlihat keriting dan pemberian daminozide tidak nyata terhadap parameter munculnya kuncup bunga. Pemunculan bunga lebih dipengaruhi dari perlakuan penyungkupan yang dilakukan di lapang, yaitu pada masa short day. Pengaruh yang jelas dari pengapliasian alar adalah pertumbuhan batang primer menjadi terhambat dan daun menjadi lebih tebal dan rimbun. Berdasarkan hasil penelitian Magdalena (2002) menyatakan bahwa secara visual penampakan tanaman yang diberi Retardan akan lebih bagus dan menarik bila daunnya lebih sedikit atau berkurang, karena kesan daun yang menumpuk berkurang. Karena itu, tanaman yang telah diberi Retardan perlu dilakukannya kegiatan pengurangan jumlah daun yang tumbuh terlalu rimbun. Pada Tabel 6 varietas dengan kode KLN mempunyai tinggi yang lebih besar dibandingkan varietas lainnya, yaitu sebesar 17.53 cm. Kemudian diikuti K009 sebesar 16.91 cm dan K006 sebesar 16.51 cm. Sedangkan K011 merupakan varietas yang mempunya tinggi paling rendah, yaitu sebesar 8.37 cm, kemudian diikuti oleh K034 sebesar 9.36 cm dan K018 sebesar 11.36 cm. Persentase tumbuh tanaman kalanchoe pada minggu tanam 9 secara keseluruhan pada Tabel 2 adalah 97.42%. Kemampuan daya tumbuh terbesar dari keseluruhan tanaman kalanchoe yang ada adalah 100%, yaitu varietas dengan kode K015, K008, K012, K019, K001, K006, K010, K002, K017, K005, KLN, K007, K018, dan K016. Sedangkan kemampuan tumbuh terendah terdapat pada varietas dengan kode K014 sebesar 83.33%, kemudian K013 sebesar 84.62%. Kemampuan tumbuh yang kurang dari 100% di lapang sebagian besar disebabkan serangan penyakit terutama penyakit busuk akar dan penyakit busuk batang. Masa persemaian merupakan masa yang paling rawan terhadap penyakit baik busuk akar maupun busuk batang. Pupuk atau nutrisi merupakan sumber kehidupan bagi tanaman, tetapi jika jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Pentingnya pengukuran pH dan EC bertujuan untuk mengontrol kandungan nutrisi yang telah diterima oleh tanaman. Menurut Hanafiah (2005) nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan
64
hara dalam tanah tersebut. Menurut Lingga (1993) tingkat kebasaan perlu diperhatikan untuk menjaga keseimbangan jumlah unsur hidrogen yang dibutuhkan tanaman. Jika nilai pH rendah menunjukkan asam sehingga H+ di luar akar akan lebih banyak sehingga anion yang berada di dalam tanah akan tertarik ke luar sehingga menyebabkan tanaman mati jika terjadi dalam jangka panjang begitu pula sebaliknya. EC merupakan ukuran kepekatan pupuk, ukuran dari jumlah garam yang terlarut dalam nutrisi. Satuan EC adalah mS/cm atau mmho/cm. Jika tanaman mencapai batas optimum nilai EC, maka tanaman tidak dapat menyerap air untuk pertumbuhan maksimumnya. EC terkait dengan kemampuan tanaman dalam menyerap unusr-unsur hara. Semakin tinggi nilai EC maka semakin tinggi tekanan osmotiknya dan menyebabkan tanaman tidak dapat menyerap unsur hara secara maksimal. Menurut perusahaan, kadar asam atau pH larutan perlu dijaga agar tetap stabil yaitu sekitar 6.5-7.5 atau kurang dari 8 sedangkan EC larutan tetap dijaga sekitar 1.51.8 atau jangan sampai mencapai lebih dari 2. Tetapi berdasarkan Tabel 3 diketahui rata-rata EC yang diperoleh adalah sebesar 1.85 mS/cm dan pH yang dihasilkan sekitar 7.64. Hal ini melebihi dari standar tetapi tidak terlalu besar dan masih dibawah batas toleran ketetapan perusahaan. Berdasarkan penelitian Murniati (2006) tanaman bunga pot Chrysanthemum morifolium pada nilai EC 1.5 mS/cm memberikan pertumbuhan paling optimal dalam lebar daun, panjang daun, dan diameter batang, sehingga pentingnya pengontrolan EC yang akan diberikan ke tanaman. Dari sini dapat terlihat bahwa pentingnya pengontrolan terhadap EC yang diberikan ke tanaman. Apabila hasil EC menunjukkan angka lebih besar dari ketentuan perusahaan yaitu 2 seperti pada minggu 8 maka larutan pekat nutrisi diberikan dalam jumlah yang lebih rendah dari biasanya sehingga campuran nutrisi yang diberikan lebih encer atau dengan penambahan pelarut (air) dan sebaliknya seandainya jika nilai EC lebih rendah, maka nutrisi pekat yang diberikan lebih besar dari biasanya. Sedangkan apabila EC terlalu tinggi akan terjadi plasmolisis dimana air sel akan keluar sehingga sel kekurangan cairan dan sitoplasma terlepas dari dinding sel dan akhirnya rusak. Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan. Penggunaan konsentrasi pestisida pada Tabel 5 disesuaikan dengan ketentuan label pestisida tersebut yang dapat dilihat pada Lampiran 10. Pada penggunaan pestisida
65
Tsubame diberikan dengan konsentrasi 0.5 ml/l sedangkan menurut ketentuan penggunaan di label digunakan 0.125-0.25 ml/l sehingga perlunya pertimbangan ulang dan percobaan terhadap pengaplikasian pestisida dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada ketentuan di label. Pada waktu dilaksanakannya kegiatan magang, produksi bunga pot Kalanchoe lebih banyak memasuki musim panas, dimana serangan ulat, kutu, dan thrips merupakan hama yang paling banyak menyerang proses produksi bunga pot Kalanchoe. Hasil pengamatan pada Tabel 7 dilakukan dengan membandingkan dua varietas, yaitu varietas dengan kode: K023 dengan K011 (bunga berwarna putih), K017 dengan K002 (bunga berwarna ungu), KLN dengan K006 (bunga berwarna oranye), dan K008 dengan K034 (bunga berwarna merah tua). Pada varietas dengan warna putih, yaitu K023 dengan K011 perbedaan kuantitatif sangat nyata pada tinggi batang primer dan cabang produktif. Karena K023 (4.98 cm) mempunyai tinggi batang primer yang lebih besar dibandingkan K011 (2.99 cm), maka perlakukan topping diberikan berbeda, dimana hasil topping K011 menyisakan 4 pasang daun sedangkan K023 menyisakan 3 pasang daun. Selain itu, terdapatnya perbedaan sangat nyata terhadap pertumbuhan cabang produktif yang dihasilkan dimana K023 (3.40) lebih rendah dibandingkan dengan K011 (5.40). Untuk menanggulangi perbedaan ini dan untuk memenuhi kriteria layak jual, maka K023 ditanam 2 stek dalam 1 pot sedangkan K011 ditanam 1 stek dalam 1 pot. K017 dengan K002 secara visual warna bunga yang dihasilkan hampir sama tetapi mempunyai perbedaan kuantitatif pada cabang produktif, tinggi cabang sekunder, dan jumlah daun keseluruhan yang dihasilkan. Dalam tahap persemaian budidaya pada kedua varietas ini diberikan secara berbeda, dimana K017 dalam satu pot ditanam dua stek sedangkan K002 dalam satu pot ditanam satu stek. Hal ini dikarenakan jumlah cabang produktif atau cabang tanaman yang menghasilkan kelompok bunga dan jumlah daun pada K017 lebih rendah dan sedikit yaitu 4.60 cabang dan 49.60 daun dibandingkan K002 sebesar 6.00 cabang dan 77.10 daun. Pada tinggi cabang sekunder, K017 (7.61 cm) lebih rendah dibandingkan dengan K002 (10.35 cm). Pada varietas dengan warna oranye yaitu KLN dengan K006, secara keseluruhan jumlah daun KLN (58.40) lebih rendah daripada K006 (81.40). Hal ini menunjukkan
66
bahwa K006 merupakan varietas yang lebih rimbun dari KLN. Begitu pula pada varietas dengan bunga merah tua yaitu pada kode varietas K008 dengan K034 memperlihatkan adanya perbedaan kuantitatif primer dan jumlah daun keseluruhan K008 lebih tinggi daripada K034. Pada keadaan di lapang, K034 merupakan varietas yang mempunyai penampilan lebih pendek dibandingkan K008 walaupun mempunyai warna bunga yang sama. Jadi berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa walaupun tiap kedua varietas kalanchoe yang telah dibandingkan tersebut mempunyai penampilan warna bunga dan fisik yang dianggap hampir sama, tetapi kedua varietas yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan kuantitatif dengan minimal terdapat satu perbedaan nyata atau sangat nyata terhadap variabel yang diamati baik ketinggian dan ataupun kerimbunan.
Aspek Pemasaran Berdasarkan hasil data pada Gambar 25 yang diperoleh dari perusahaan, total penjualan bunga pot kalanchoe pada tahun 2008 adalah sebesar 17,014 pot dimana bulan Agustus merupakan bulan dengan tingkat penjualan terbesar yaitu sebesar 11.84% atau hasil penjualan sebesar 2,022 pot kalanchoe. Kemudian diikuti bulan Juni 11.65% dengan penjualan sebesar 1,989 pot kalanchoe dan bulan Januari sebesar 11.55% atau hasil penjualan sebesar 1,972 pot kalanchoe. Bulan-bulan tersebut dapat dianggap sebagai bulan ramai dimana permintaan lebih banyak dari biasanya. Sedangkan bulan sepi terjadi pada bulan September sebesar 1.85% atau 316 pot, kemudian diikuti pada bulan Oktober 3.92% atau 669 pot kalanchoe dan bulan Mei sebesar 4.97% atau 848 pot kalanchoe. Pada data penjualan varietas yang tertera pada Gambar 26 varietas dengan kode K009 merupakan varietas yang banyak diminati oleh pelanggan yaitu sebesar 1,850 pot kemudian diikuti K007 sebesar 1,261 pot dan K011 sebesar 1,182 pot. Sedangkan varietas yang tingkat penjualannya cukup rendah terdapat pada kode K024 sebanyak 10 pot, K034 sebanyak 15 pot, dan K026 sebanyak 16 pot.
67
Pemasaran dilakukan hingga ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Jika dilihat dari data pendistribusian kegiatan pemasaran tahun 2008 pada Tabel 8, pengiriman bunga pot kalanchoe lebih banyak ditujukan pada pelanggan tetap Mitra Flora (5,835 pot) kemudian diikuti oleh Salsabillah yang berada di Cipanas (2,380 pot) dan Fenita di Bandung (1,800 pot). Pengiriman bunga pot kalanchoe biasanya dilakukan bersamaan dengan pengiriman bunga pot lainnya seperti kastuba, krisan, mawar, dan kalandiva. Kolektif umum merupakan pelanggan tidak tetap yang melakukan pembelian secara mendadak. Pembelian yang dilakukan oleh kolektif umum menempati urutan kempat terbesar, yaitu sebesar 1,373 pot sehingga pentingnya perkiraan yang tepat dalam merencanakan tingkat panen berikutnya agar terpenuhinya kebutuhan konsumen di luar kontrak atau di luar kesepakatan terlebih dahulu karena pelanggan awal merupakan asset nantinya sebagai pelanggan tetap. Pada tingkat penjualan dan tingkat panen tahun 2008, jumlah produk bunga pot kalanchoe yang terjual adalah sebanyak 17,074 pot dari 17,332 pot yang dipanen atau sebesar 98.51% dari panen yang dilakukan dan sisanya sebesar 1.49% dibuang ke lokasi penggilingan sampah tanaman untuk dijadikan sebagai bahan pupuk kompos. Pembuangan ini bertujuan untuk mempertahankan harga produk di pasaran.
Analisis Usahatani Analisis usahatani merupakan perkiraan pengeluaran dan pendapatan dari suatu usaha pertanian. Jika kalanchoe dijual seharga Rp. 15,000.00/pot, maka besarnya penerimaan yang diperoleh jika hasil panen dan penjualan 80% dari penanaman yang dilakukan atau total produksi bunga pot kalanchoe adalah: 5,250 pot x 80% x Rp. 15,000/pot = Rp. 44,100,000.00, sedangkan NPV, R/C rasio, B/C rasio dihitung dengan dihitung dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut: NPV
= Penerimaan – Biaya Usahatani = Rp. 44,100,000.00 – Rp. 34,880,952.70 = Rp. 9,219,047.30
R/C rasio
= Penerimaan : Biaya Usahatani
68
= Rp. 44,100,000.00 - Rp. 34,880,952.70 = 1.26 (>1) B/C rasio
= (Penerimaan – Biaya Usahatani) : Biaya Usahatani = (Rp. 44,100,000.00 – Rp. 34,880,952.70) : Rp. 34,880,952.70 = 0.26
Hasil perhitungan analisis usahatani diatas dapat disimpulkan bahwa pengusahaan tanaman kalanchoe menguntungkan dan layak diusahakan. Keuntungan yang diperoleh untuk luas lahan 250 m2 adalah Rp. 9,219,047.30. NPV menunjukkan nilai positif. Nilai R/C rasio yang dihasilkan adalah sebesar 1.26 menunjukkan lebih besar dari satu maka usaha tersebut dinilai menguntungkan. B/C rasio menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh sebesar 0.26 per satuan biaya yang dikeluarkan, maksudnya keuntungan dari setiap Rp. 1,000.00 yang ditanam adalah 0.26 x Rp. 1,000.00 yaitu Rp. 260.00.
69
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang dilaksanakan memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan pengalaman kerja terutama cara pembuatan bunga pot kalanchoe mulai dari pencampuran media tanam, sterilisasi media tanam, pengisian media tanam, persiapan bahan tanam, penanaman masa long day (persemaian dan pembuangan pucuk terminal atau topping) dan short day (aplikasi alar dan penyungkupan), pemeliharaan, repotting, hingga panen dan pasca panen. Hasil identifikasi pada tanaman kalanchoe menunjukkan bahwa tanaman kalanchoe merupakan tanaman sekulen dengan batang berbentuk persegi empat agak sedikit bulat, beruas, dan berwarna hijau dengan daun tebal dan mengandung air. Bunga tanaman kalanchoe merupakan bunga majemuk yang berbentuk malai. Mahkota bunganya bentuk corong (infundibuliformis) dan berwarna polos. Identifikasian keragamanan juga didasarkan pada warna bunga, bentuk daun (bulat, lonjong, agak bulat, dan lonjong seperti persegi panjang), ujung daun (tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), dan rompang (truncatus)), pangkal daun (bergelombang dan tidak bergelombang (rata)), dan tepi daun (beringgit besar, beringgit kecil, dan bergerigi kasar). Warna bunga kalanchoe yang dihasilkan terdiri atas: putih (K023 dan K011), kuning (K015), kuning-oranye (K009), oranye (K010), oranye terang (KLN dan K006), oranye tua (K001), ungu (K017 dan K002), pink-oranye (K007), pink (K014), pink terang (K016), pink tua (K004), pink keunguan terang (K018), pink keunguan tua (K013), ungu tua (K012), merah terang (K005 dan K019), dan merah tua (K008 dan K034). Bentuk daun kalanchoe yang dihasilkan terdiri atas: bulat (K014, K013, K012, K019, dan K008), lonjong (K023, K011, K009, K010, KLN, K006, K007, K018, dan K034), agak bulat (K015, K001, K002, K004, dan K005), dan lonjong seperti persegi panjang (K017 dan K016). Sedangkan pada ujung daun berbentuk tumpul (obtusus) terdapat pada 17 varietas yang ada, yaitu pada kode varietas K023, K011, K009, K010, KLN, K006, K001, K017, K002, K014, K004, K018, K013, K005, K019, K008, dan
70
K034. Bentuk ujung daun membulat (rotundus) terdapat pada tiga varietas yaitu pada kode varietas K015, K016, K012. Sedangkan bentuk daun rompang (truncatus) hanya dimiliki oleh satu varetas, yaitu pada kode varietas K007. Pangkal daun bergelombang dimiliki oleh 14 varietas dengan kode K023, K015, K010, K001, K017, K002, K007, K014, K004, K013, K005, K019, K008, dan K034. Sedangkan bentuk pangkal daun yang tidak bergelombang (rata) dimiliki tujuh varietas, yaitu: K011, K009, KLN, K006, K016, K018, dan K012. Tepi daun kalanchoe bergerigi kasar ini dibedakan atas ukuran besar dan kecil. Beringgit besar dimiliki oleh tiga varietas dengan kode K017, K007, dan K005. Beringgit kecil dimiliki oleh 12 varietas dengan kode K015, K006, K002, K014, K016, K004, K018, K013, K012, K019, K008, dan K034. Bergerigi kasar dengan ukuran besar dimiliki oleh tiga varietas dengan kode K009, K010, dan K001. Bergerigi kasar dengan ukuran kecil dimiliki oleh dua varietas K023 dan K011. Untuk KLN, pinggir daun yang berbentuk sedikit bergerigi kasar. Berdasarkan pengamatan generatif varietas kalanchoe digolongkan menjadi empat menurut umur panennya berdasarkan syarat minimal dalam satu tangkai terdapat satu bunga yang telah mekar, yaitu golongan 1 (K015, K010, K017, K002, K014, K013, dan K012), golongan 2 (K009, KLN, K006, K001, K004, dan K019), golongan 3 (K011, K016, K005, K008, dan K034), dan golongan 4 (K023, K007, dan K018). Persentase tumbuh pada minggu tanam 9 adalah 97.42% dan sisanya mati yang disebabkan serangan penyakit busuk akar dan busuk batang. Tetapi serangan hama merupakan serangan utama pada masa kegiatan magang berlangsung karena dapat menurunkan kualitas dari produksi bunga pot kalanchoe terutama ulat, kutu, dan thrips sehingga dilakukan penanggulangan dengan pestisida. Jadi berdasarkan data yang telah diolah menunjukkan bahwa walaupun tiap kedua varietas yang telah dibandingkan tersebut mempunyai penampilan warna bunga dan fisik yang dianggap hampir sama dan digunakan sebagai substitusi, tetapi kedua varietas yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan secara kuantitatif atau minimal terdapat satu
perbedaan nyata atau sangat nyata terhadap variabel yang
diamati baik ketinggian dan ataupun kerimbunan.
71
Total penjualan bunga pot kalanchoe tahun 2008 adalah 17,014 pot dengan persentase penjualan 98.51%. Bulan ramai terjadi pada bulan Agustus, Juni, dan Januari. Sedangkan bulan sepi terjadi pada bulan September, Oktober, dan Mei. Dengan penjualan K009 yang lebih banyak diminati, kemudian diikuti K007, dan K011. K024, K034, dan K026 merupakan varietas yang mempunyai tingkat penjualan yang rendah. Pengiriman bunga pot kalanchoe terbanyak ditujukan pada Mitra Flora, Salsabillah, dan Fenita. Sedangkan kolektif umum atau pelanggan tidak tetap menempati urutan keempat terbesar sehingga pentingnya perkiraan yang tepat dalam merencanakan tingkat panen. Ketepatan ini ditentukan dari perencaaan program tanam dan kerjasama antar sales dengan manajer produksi. Hasil perkiraan usahatani yang telah disusun disimpulkan bahwa pengusahaan tanaman kalanchoe menguntungkan dan layak diusahakan. Keuntungan yang diperoleh untuk luas lahan 250 m2 adalah Rp. 9,219,047.30 dengan NPV bernilai positif, R/C rasionya sebesar 1.26 (>1), dan B/C rasio sebesar 0.26.
Saran 1. Perlunya penyiangan gulma, penjarangan daun, dan pemberian naungan yang baik, serta pentingnya penanganan suhu dan kelembaban lingkungan (dalam green house) dalam memproduksi bunga pot kalanchoe. 2. Perlu ditinjau ulang lagi dalam pemberian nutrisi pada lahan produksi bunga pot melalui sistem ebb and flow mengenai masalah penyebaran penyakit melalui perendaman yang dilakukan, serta perlunya perhatian dalam pengaplikasian pestisida yang tepat. 3. Perlunya perhatian terhadap EC dan pH larutan nutrisi yang telah diberikan kepada tanaman di lapang. 4. Perlunya perhatian intensif terhadap mother plant kalanchoe karena tanaman ini merupakan bahan dasar dalam kegiatan perbanyakan sehingga kualitas suatu produk bunga pot kalanchoe ditentukan oleh kualitas asal stek yang diambil.
72
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Perbanyakan tanaman. http://www.o-fish.com. [15 Maret 2008]. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. 481 hal. Bina Produksi Hortikultura. 2004. Profil Tanaman Hias. Deptan. Jakarta. 149 hal. Boyd, H. W., O. C. Walker, dan J. C. Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Edisi. II / Jilid I. Erlangga. Jakarta. 324 hal. Bridwell, F. M. 2003. Landscape Plants: Their Identifation, Culture, dan Use. 2nd editon. Columbia. Delmar, a division of Thomson Learning, Inc. Page 585. Brown, Deb, Kate J., Elsa K., Mary H. M., Carole O., John P., Bob P., Ashton R., Ray R., Curtis S., Lynn S., Ellen S., Jon T., Anne M. V. Z., Douglas F. W., B. R. Lerner. Encyclopedia of Plant Care (Miracle Go). Meredith. Des Moines: Iowa. Page 192-193. Clevely, Andi, Daphne L., Anne S., dan Sarah W. 2008. Houseplants (The Green Thumb Guide to Easy Indoor Gardening). The Reader’s Digest Association, Inc. Pleasantville: New York. Page 90. Danielson, R. 1991. Ball Redbook. In Vic ball (ed). Geo J Ball publ, West Chicago USA. p 614-621. FloraCulture. 2002. Ceara, Brazil: Europe’s newest flower source. Juni 2002. Hal. 2225. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 358 hal. Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 506 hal. Hartman, H. T. and D. E. Kester. 1983. Plant Propagation Principle and Practices. Fourth edition. Prentice-Hall of India Private Limited. New Delhi. 662 p. Herlina, D. 1988. Cocor bebek masa kini. Florikultur Indonesia. Jakarta. 32 hal. Jayanti, R. 2001. Pengelolaan Tanaman Hias Mandevilla (Mandevilla spp.) Dalam Pot di PT. Pesona Daun Mas Asri Ciawi, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 57 hal.
73
Kebon Kembang. 2006. Kalanchoe. http//www.kebonkembang.com. [15 Maret 2008]. Lingga, P. 1993. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 8-10. Love, J. W. 1980. In Roy A. Larson (ed). Introduction to Floriculture. Academic Press Inc. London. page 413-430. Magdalena, R.I. 2002. Pengaruh Zat Penghambat Tumbuh Paclobutrazol dan Daminozide Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Gardenia jasminoides Ellis. Skripsi. Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 46 hal. Murniati, A. I. 2006. Pertumbuhan Krisan Pot (Chrysanthemum morifolium Ramat var Sheena Yellow) Pada Berbagai Nilai EC (Electrical Conductivity). Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 21 hal. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PN Balai Pustaka. Jakarta. Hal 935. Ratnasari. 2000. Pengelolaan Lima Jenis Tanaman Pot di PT. Bina Usaha Flora (BUF), Cipanas-Cianjur. Skripsi. Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 76 hal. Ratnasari, J. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Penebar Swadaya. Jakarta. 224 hal. Redaksi PS. 2007. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. 92 hal. Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Umum: Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 216 hal. Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 268 hal. Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermathophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 477 hal. Wolverton. 1997. How to Grow Fresh Air. Penguin Putnam Inc. New York. Page 138. Wudianto, R. 1993. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 172 hal.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Volume dan Prestasi Kerja karyawan Lapang dan Penulis di Lokasi Produksi Bunga Pot Kalanchoe di PT. Saung Mirwan
No.
Jenis Kegiatan
Satuan
1 2 3 4
Isi media Penanaman Topping Alar Pemindahan ke demplot Pencangkulan Penyiangan
pot pot pot pot
5 6 7
pot m m
Karyawan Volume Prestasi dalam dalam HOK per jam 825 150 825 150 825 150 825 150 412.5 8236.8 6177.6
75 499.2 561.6
Keterangan: HOK per orang dalam sehari dihitung 5.5 jam
Penulis Volume Prestasi dalam dalam HOK per jam 550 100 550 100 550 100 550 100 275 137.5 550
50 25 100
Lampiran 2. Data Suhu Harian (°C), Kelembaban/RH (%), dan Cuaca Bulan April 2009 di Green House Produksi Bunga Pot di PT. Saung Mirwan Jam dan
Tanggal
factor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
8 : 00 Suhu
25
27
24
27
‐
25
21
21
‐
‐
26
‐
23
23
28
23
25
25
‐
24
24
25
28
28
27
‐
27
29
28
25
‐
RH
92
92
91
92
‐
02
91
91
‐
‐
92
‐
91
91
92
91
92
92
‐
91
75
92
77
70
84
‐
84
71
70
92
‐
Cuaca
C
C
C
C
‐
C
M
M
‐
‐
C
‐
C
C
C
C
C
C
‐
C
C
C
C
C
C
‐
C
C
C
C
‐
10 : 00 Suhu
27
27
27
30
‐
28
21
25
‐
‐
29
‐
26
27
31
29
28
27
‐
28
29
30
30
29
29
‐
30
32
30
29
‐
RH
84
84
84
84
‐
84
82
84
‐
‐
84
‐
84
84
86
85
85
85
‐
85
85
85
85
78
85
‐
85
66
78
78
‐
Cuaca
P
P
M
P
‐
M
M
M
‐
‐
P
‐
P
M
P
P
P
P
‐
P
P
P
P
P
P
‐
P
P
P
P
‐
13 : 00 Suhu
30
31
30
‐
‐
26
29
27
RH
77
77
77
‐
‐
76
78
84
Cuaca
P
P
P
‐
‐
M
M
M
‐
‐
31
‐
27
30
32
28
31
31
‐
32
30
27
30
30
32
‐
27
26
27
31
‐
‐
‐
77
‐
77
84
73
77
70
70
‐
73
92
88
70
71
73
‐
77
84
84
72
‐
‐
‐
P
‐
P
P
P
P
P
P
P
P
M
P
P
P
‐
M
M
M
P
‐
15 : 00 Suhu
31
31
30
‐
‐
20
27
26
‐
‐
‐
‐
29
27
27
27
30
‐
‐
30
28
29
28
29
‐
‐
30
29
29
29
‐
RH
78
70
70
‐
‐
91
84
84
‐
‐
‐
‐
71
84
70
70
77
‐
‐
72
92
71
77
84
‐
‐
85
84
84
84
‐
Cuaca
P
P
M
‐
‐
H
M
M
‐
‐
‐
‐
P
M
M
M
P
‐
‐
P
M
P
M
P
‐
‐
P
P
P
P
‐
Sumber : Bagian Penyiraman Lahan Produksi Bunga Pot PT. Saung Mirwan (Sukamanah) Keterangan :
C M H P
: Cerah : Mendung : Hujan : Panas
76
77
Lampiran 3. Lay Out Bangunan PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
78
Lampiran 4. Sketsa Tanah PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
79
Lampiran 5. Lay Out Green House PT. Saung Mirwan
Wuwungan 20/40 + reg 3/4 Reg 3/4 0.30
Kuda‐kuda 20/40
0.75
Gording L.30/30 + reg 3/4 0.85
Kawat Nyamuk Hijau 4.00
L.30/30
Tiang 40/40
Plastik UV 12% 0.25 0.70
6.40 PENAMPANG MELINTANG
GREEN HOUSE SAUNG MIRWAN ( LUAS = 40.00 X 6.40 = 256.00M2 )
Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan
PT. SAUNG MIRWAN
QA
IT
BIDANG PRODUKSI
R&D
BIDANG KOMERSIL
BIDANG UMUM
KEBUN GADOG
DIV. PENJUALAN SAYUR
DIV. G A
KEBUN LEMAH NEUNDEUT
DIV. PENJUALAN BUNGA
DIV. HR
KEBUN CIPANAS
DIV. PENGADAAN
DIV. KEU/AK
KEBUN GARUT
DIV. PENGEMASAN
DIV. TEKNIK
DIV. KEMITRAAN
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
80
Lanjutan Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan BIDANG PRODUKSI
ADMIN
TENAGA AHKLI HPT
KABAG PROD POT MUM, BCF, SEED LST, PROPAG, PACK
KASIE PROPAG, PACGK, UMUM
KASUBSIE PROPAG
KASUBSIE PACKG EXPORT
KABAG PROD MP EXPORT,LOKAL, HPT
KASIE POT MUM, BCF, SEED LST
KASUBSIE BCF/SEED LST
KASUBSIE UMUM
KASUBSIE BPF
KASIE HPT
KASIE MP EXPORT , LOKAL
KASUBSIE MP LOKAL
KASUBSIE MP EXPORT LOKASI "S"
KASUBSIE HPT
KASUBSIE MP EXPORT LOKASI "C"
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
81
Lanjutan Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan
BIDANG KOMERSIAL
DIV. PENJUALAN SAYUR
DIV. PENJUALAN BUNGA
DIV. PENGADAAN
DIV. PENGEMASAN
DIV. KEMITRAAN
BAG EKSPOR
BAG PENJUALAN
BAG PEMBELIAN
BAG PENERIMAAN SAYUR
BAG MITRA TANI
BAG SALES KOORDINATOR
BAG PACKAGING
ADMINISTRASI
BAG FRESH VEGETABEL
BAG MITRA BELI
BAG FRESH CUT VEGETABLE
BAG SORTASI & PENERIMAAN
BAG REPORTING
SALES ADMIN DISTRIBUSI
BAG UMUM
SORTASI
PACKING
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
82
Lanjutan Lampiran 6. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan
BIDANG UMUM
DIV. G A
DIV. HR
BAG UMUM
DIV. KEU/AK
BAG PERSONALIA
BAG TEKNIK
ADMINISTRASI
KAS & BANK
MEKANIK
HARWATSAR
KELUHAN KRY
AR
LISTRIK/ SDL
GUDANG
PENDINGIN
BAG PENGEMBANGAN
SELEKSI & REKRUITMENT
BAG R T K
SECRETARIAT/ SERVICEIN
KEND. DINAS
TRAINING
BAG AKUNTING
TOOLS/ GUDANG
GENERAL AKT
COST AKT
83
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
BAG KEUANGAN
PENGAMANAN/ HUMAS/ LEGAL
LOGISTIK
DIV. TEKNIK
84
Lampiran 7. Data HOK Kalanchoe di Lokasi Produksi Bunga Pot Kalanchoe PT. Saung Mirwan
No. 1 2 3 4 5
Uraian Kegiatan Isi media Penanaman Topping Alar Pemindahan ke demplot Total
Jumlah Waktu Jumlah Unit (Jam) HOK Total 300 2 1 2 300 2 1 2 300 2 1 2 300 1 1 2 300
2
2
4 12
Kapasitas per Jam HOK (pot) 150 150 150 150 75
Kapasitas per Hari (pot) Frekuensi 825 1 825 1 825 1 825 1 412.5
1
Lampiran 8. Data Karyawan PT. Saung Mirwan pada Tahun 2009
Divisi Produksi sayur kebun luar Bunga Sales Pengadaan Pengemasan Kemitraan MFI Lemah Neundeut SM Cipanas SM Garut Distribusi Keuangan/ ACC IT Umum SM Lembang Total
Manajer 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 6
Kabag Kasi 0 4 2 1 3 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 14
0 1 1 1 0 1 0 1 0 2 0 4 1 5 1 18
Jumlah Karyawan Kasubsi Bulanan Harian Tetap Belum tetap 0 0 5 0 7 18 30 30 0 0 0 0 2 0 0 0 5 7 15 1 0 0 0 0 2 3 4 3 3 12 19 0 3 3 0 46 2 3 12 0 2 23 0 0 7 0 0 0 1 1 0 0 8 25 9 4 1 2 0 20 43 97 94 104
Borongan
Grand Total
0 98 0 0 31 0 5 12 0 0 0 0 0 2 0 148
5 189 4 4 63 1 12 47 53 20 25 13 3 54 26 524
Sumber : Bagian IT Perusahaan PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
85
86
Lampiran 9. Skema Jaringan Air Sistem Ebb and Flow
Sumber : Bagian Penyiraman Lahan Produksi Bunga Pot PT. Saung Mirwan (Sukamanah)
Lampiran 10. Daftar Pestisida yang Digunakan Dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kalanchoe No.
Nama Dagang
1. 2. 3.
Bamex 18 EC Benlox 50 WP Confidor 200 SL
Kandungan Bahan Aktif Abakmektin 18 g/l Benomil 50% Imidacloprid 200 g/l
4.
Daconil 75 WP
Chlorotalonil 75%
5. 6.
Masalgin 50 WP Penshibao
7.
Previcur 722 SL
8.
Proclaim 5 SG
9.
Tsubame 18 EC
Benomil 50.4 % 50 % Mankozeb + Carbandazim Propamokarb hydrochlor 722 g/l Amamektin benzoate 5% Abamektin 18 g/l
Jenis Pestisida Insektisida Fungisida Insektisida
Cara Kerja
Konsentrasi 0.5 ml/l 0.5-1 g/l 0.5-1 ml/l
Pengendalian Terhadap
Fungisida
Racun kontak Sistemik Sistemik; Racun kontak dan lambung Kontak
0.5-1 g/l
Fungisida Fungisida
Sistemik Sistemik
1-2 g/l 80-100 g/l
Fungisida
Sistemik
1-2 ml/l
Hama terutama ulat Bercak daun Kutu daun (Aphis sp.) dan Thrips Busuk daun, bercak daun, dan powder mildew Bercak daun Bercak daun dan powder mildew Rebah batang (Pythium sp.)
Insektisida
Racun Perut
0.5-1 g/l
Hama terutama ulat
Insektisida
Racun kontak dan 0.125-0.25 ml/l Hama terutama ulat lambung Tambahan bahan kimia lainnya yang digunakan bersamaan dengan pengaplikasian pestisida: No. Nama Dagang Bahan Aktif Fungsi Konsentrasi Keterangan 10. Agristick 400 L 0.5 ml/l larutan Sebagai bahan tambahan saat aplikasi Alkilani poliglikol eter Perekat dan Perata 400 ml/l pestisida pestisida. 11. Rosasol Mengganti dan menambah 1-3 g/l air Mengandung NPK (Water soluble hara yang kurang fertilizers) yang diaplikasikan saat pagi atau sore hari ketika stomata membuka sempurna. 12. Detergent Menghaluskan butiran 0.3 g/l Sebagai bahan tambahan saat aplikasi spayer pestisida.
87