IBPA laporan tahunan 2011 annual report
1
2
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
MENUJU PASAR OBLIGASI YANG DALAM DAN LIKUID TOWARD DEEP & LIQUID BOND MARKET
Kinerja pasar obligasi domestik sepanjang tahun 2011 mencatatkan pencapaian yang sangat menggembirakan di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar global. Peningkatan kinerja obligasi tersebut ditopang oleh kinerja perekonomian Indonesia yang relatif kuat serta stabil. Buktinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2011 mencapai level 6,5%yoy di tengah trend perlambatan ekonomi global. Selain itu, tingkat inflasi tahun 2011 berhasil dijaga pada level 3,79%yoy atau lebih rendah dari pencapaian di tahun 2010 lalu 6,96%yoy. Sementara suku bunga acuan BI Rate terus melandai dan berada di level 6,0%. Yield SUN benchmark bertenor 10 tahun pun turun -22,64%yoy atau setara dengan -177,2bps ke level 6,0542% di akhir tahun 2011.
During 2011, the performance of domestic bond market had noted a very encouraging achievement amid the rise of uncertainties in the global market. The improvement in bond performance was supported by the relatively strong and stable performance of the Indonesian economy. As a proof, during 2011 the economic growth in Indonesia had reached level 6.5%yoy amid the trend of global economic slowdown. In addition, the inflation rate in 2011 had been maintained at level 3.79%yoy or lower than the rate in 2010 which was at level 6.0%. The yields of SUN benchmark with 10-year tenors had also dropped by -22.64%yoy or equal with -177.2bps to level 6.0542% at the end of 2011.
Pencapaian kondisi dan indikator makroekonomi yang baik itulah yang akhirnya membawa Indonesia merebut kembali peringkat layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat Fitch Rating di akhir tahun 2011 setelah selama lebih dari 14 tahun Indonesia kehilangan level tersebut. Fitch rating menaikkan sovereign rating Indonesia sebanyak satu notch dari level BB+ ke level BBB-. Peningkatan level tersebut jelas memiliki dampak yang massif dan signifikan bagi masuknya aliran dana asing ke pasar domestik. Investor global kembali melirik Indonesia sebagai tempat penempatan dana di tengah kondisi perekonomian Amerika Serikat yang melemah dan krisis utang di Eropa yang semakin memburuk. Akibatnya, kondisi likuiditas pasar menjadi berlimpah.
This achievement, which came in a form of good macro-economic conditions and indicators, had finally brought Indonesia to regain the investment grade from Fitch Rating agency at the end of 2011, after more than 14 years of losing the same level. Fitch Rating had upgraded Indonesia’s sovereign rating by one notch from BB+ level to BBB level. The increasing level clearly had a massive and significant impact to the flow of foreign funds entering the domestic market. Global investors had taken a second look at Indonesia to place their funds amid the weak US economic condition and the worsening debt crisis in Europe. As a result the condition of market liquidity had been abundant.
Tingginya likuiditas tersebut dijawab oleh pemerintah maupun swasta dengan melakukan penerbitan / emisi obligasi baru. Sepanjang tahun 2011, total penerbitan baru obligasi pemerintah dan swasta mencapai Rp256,94triliun atau naik +23,89% dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp207,40triliun. Jumlah tersebut mencakup net issuance obligasi pemerintah yang mencapai Rp211,2triliun naik +26,01% dari tahun sebelumnya sedangkan emisi obligasi korporasi mencapai Rp45,80triliun naik +14,90%. Jumlah seri obligasi yang diterbitkan pun mengalami kenaikan. Total seri penerbitan baru obligasi pemerintah maupun korporasi mengalami kenaikan +70,4% dari 27 seri di tahun 2010 menjadi 46 seri. Menariknya, tingginya permintaan dan likuiditas pasar telah mendorong setiap penerbitan obligasi korporasi baru selalu oversubscribed.
The high liquidity was responded by both the government and private sectors by issuing new bonds. During 2011, total new issuance of both government and corporate bonds had reached Rp256.94tn or increased by +23.89% from the previous year Rp207.40tn. This amount had included the government bond net issuance of Rp211tn, or a +26.01% upsurge from the previous year, while the corporate bond issuance had gained Rp4580tn or increased by +14.90%. The amount of bond series being issued had also increased. Total number of new issuance from both government and corporate bonds had increased by +70.4% from 27 series in 2010 to 46 series this year. Interestingly, the high demand and market liquidity had encouraged all new corporate bond issuances to be oversubscribed.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
3
4
Likuiditas yang melimpah nyatanya tidak hanya berimbas pada maraknya penerbitan obligasi baru di pasar primer, aktivitas perdagangan di pasar sekunder pun ikut mengalami kenaikan. Total volume perdagangan obligasi pemerintah selama tahun 2011 mengalami kenaikan +53,9% dari Rp1.230triliun menjadi Rp1.894triliun sementara frekuensi perdagangannya mengalami kenaikan +51,3% dari 48.187 transaksi menjadi 72.908 transaksi. Dari sisi harian, volume perdagangan harian obligasi pemerintah selama tahun 2011 mencapai Rp7,7triliun/hari atau naik +55,8% dari Rp4,9triliun/hari di tahun 2010 lalu. Trend yang sama pun terjadi pada aktivitas perdagangan obligasi korporasi, total volume perdagangannya selama tahun 2011 mengalami kenaikan +40,5% dari Rp90,3triliun menjadi Rp126,8triliun sementara frekuensi perdagangannya naik +18,8% dari 15.050 transaksi menjadi 17.887 transaksi. Secara harian, volume perdagangan obligasi korporasi di tahun 2011 tercatat sebesar Rp513milliar/hari naik +41,9% dari Rp362milliar/hari tahun 2010 lalu. Investor yang masuk ke pasar obligasi domestik adalah investor yang berorientasi jangka panjang ini terlihat dari volume perdagangan obligasi yang lebih didominasi oleh perdagangan tenor panjang dengan persentase sebesar 69,4% dari total volume perdagangan sepanjang tahun 2011.
The abundant liquidity was in fact not only affected the proliferation of new bond issuance at the primary market, but also increased the trading activities at secondary market. Total trading volume of government bonds throughout 2011 had increased by +53.9% from Rp1.230tn to Rp1.894tn, while the trading frequency went up by +51.3% fro 48,187 transactions to 72,908 transactions. On daily basis, the daily trading volume of government bonds during 2011 had reached Rp7.7tn/day or a +55.8% increase from Rp4.9tn/day in 2010. A similar trend was observed on the corporate bond trading activities, in which the total trading volume during 2011 increased by +40.5% from Rp90.3tn to Rp126.8tn, while its trading frequency rose from +18.8% from 15,050 transactions to 17,887 transactions. On daily basis, the corporate bond trading volume in 2011 was noted to reach Rp513bn/day or a +41.9% increase from Rp362bn/day last 2010. Investors entering the domestic bond market were long-term oriented, as observed from the total bond trading volume which was dominated by the trading at long tenors with a 69.4% share from the total trading volume throughout 2011.
Selain semakin likuid, kinerja pasar obligasi domestik pun semakin dalam. Kedalaman pasar diperlukan sebagai upaya untuk menarik ekses likuiditas di perekonomian dan memperkecil risiko gangguan terhadap stabilitas sistem keuangan yang berasal dari gejolak nilai tukar maupun fluktuasi di pasar. Kedalaman pasar dapat dilihat dari dua hal. Pertama adalah diversifikasi basis investor. Sepanjang tahun 2011, pemerintah berupaya untuk mendorong meningkatnya kepemilikan ritel dengan meluncurkan produk obligasi ritel konvensional (ORI) maupun syariah (sukuk ritel). Porsi kepemilikan ritel di pasar SBN pun meningkat dari 6,8% menjadi 7,3% di tahun 2011. Kedua adalah diversifikasi produk. Pemerintah kembali menerbitkan seri-seri fixed rate berjangka waktu panjang untuk menyerap likuiditas pasar serta memperkenalkan surat perbendaharaan negara-syariah (SPN-S) untuk menambah variasi instrumen pasar khususnya di pasar surat utang syariah.
In addition to being more liquid, the performance of domestic bond market was also observed to deepen. Market profound was needed in order to attract the excess economic liquidity and minimize risk of disruption to the financial system stability stemming from the exchange rate volatility and fluctuations in the market. Market depth could be observed from two things. Firstly, the diversified investor base. Throughout 2011, the government had attempted to increase the number of retail ownerships by launching conventional (ORI) retail bond product and sharia (retail sukuk). The share of retail ownerships increased from 6.8% to 7.3% in 2011. Secondly was product diversification. The government continued to issue long-term fixed rate series in order to absorb market liquidity, as well as introduce the Islamic Treasury Bills (SPN-S) as an addition to the market instruments especially at the sharia bond market.
Perkembangan pasar surat utang yang cukup pesat sepanjang tahun 2011 pun turut berdampak nyata bagi perkembangan PHEI. Jumlah seri yang divaluasi oleh PHEI pun mengalami kenaikan seiring dengan semakin bertambahnya seri-seri obligasi. Valuasi seri surat berharga negara selama tahun 2011 mengalami kenaikan +9,9% dengan total yang divaluasi sebanyak 89 seri sementara valuasi obligasi korporasi mengalami kenaikan +23,5% dari 234 seri menjadi
The relatively rapid development in the bond market throughout 2011 had provided a real impact to the development of IBPA. Number of series valuated by the organization had also risen along with the increasing number of bond series. Valuation of government bond series during 2011 increased by +9.9% with a total of 89 series being valuated, while valuation of corporate bonds rose by +23.5% from 234 series to 289 series. In terms of coverage, by end of 2011 the coverage of government
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
289 seri. Dari sisi cakupan (coverage), di akhir tahun 2011 cakupan valuasi surat utang pemerintah telah mencapai 100% dari seluruh seri obligasi yang beredar naik dari coverage 79% pada tahun 2010 lalu sedangkan cakupan valuasi obligasi korporasi telah mencapai 97% dari 91% pada tahun 2010.
bond valuation had reached 100% of all the bond series in the market, a rise from 79% coverage last 2010, while the coverage of corporate bond valuation had increased and reached 97% from 91% in 2010.
Selain bertambahnya cakupan valuasi, PHEI juga melakukan penambahan indeks obligasi yang lebih komprehensif. Di tahun 2011, PHEI meluncurkan index-index baru yakni Composite Bond Index, Corporate Bond Index, Conventional Bond Index dan Sukuk Index yang masing-masing terdiri dari Index Clean Price, Gross Price, Total Return, Effective Yield, dan Gross Redemption Yield. Dengan semakin banyaknya index yang tersedia diharapkan pelaku pasar dapat menjadikan index PHEI sebagai benchmark pergerakan instrumen investasi.
Aside from the increasing valuation coverage, IBPA had also added more comprehensive bond indices. In 2011,IBPA had launched new indices, namely the Composite Bond Index, Corporate Bond Index, Conventional Bond Index and Sukuk Index, in which each consisted of Clean Price, Gross Price, Total Return, Effective Yield, and Gross Redemption Yield Indices. With additional indices available, it was expected that market participants could treat the PHEI index as a benchmark for the movement of investment instruments.
Tidak hanya memperkenalkan index baru, PHEI juga melakukan penyempurnaan kalkulasi index yang sudah ada dengan harapan penyempurnaan tersebut akan membuat index memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. PHEI juga mengembangkan metodologi untuk instrumen baru seperti Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) yang baru diperkenalkan di tahun 2011. Pengembangan metodologi tersebut bertujuan agar pelaku pasar dapat mengetahui harga pasar wajar dari instrumen tersebut. Pengembanganpengembangan metodologi valuasi senantiasa dilakukan sebagai upaya PHEI untuk meningkatkan dan mendorong likuiditas dan kedalaman dari pasar surat utang di Indonesia.
Not only introducing new index, IBPA had also performed improvements to the existing index calculations with expectation that the improvements could provide the index with high level of accuracy. IBPA had also developed methods for new instruments such as the Government Islamic Treasury Bills (SPN-S) which was just introduced in 2011. The development of these methods was aimed to inform the market participants regarding the fair market price of those instruments The development of valuation methodologies were always performed as an attempt of IBPA to promote a deeper and more liquid in Indonesia Bond Market.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
5
Daftar Isi
Table of Content
26
10 Sekilas PHEI IBPA at a Glance
6
02
Menuju Pasar Obligasi yang Dalam dan Likuid
08
Ikhtisar Statistik
10
Sekilas PHEI
15
Visi, Misi & Nilai Inti
16
Kilas Peristiwa 2011
18
Ikhtisar Keuangan
20
Laporan Dewan Komisaris
22
Laporan Direksi
Analisa & Pembahasan Manajemen Management Analysis and Discussion
Towards Deep and Liquid Bond Market
Statistical Highlights
PHEI at a Glance
Vision, Mission & Core Values
26
Event Higlights 2011
Vision, Mision & Core Values
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Analysis and Discussion
Boards of Commissioner’s Report
Boards of Director’s Report
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
29
Tinjauan Keuangan
41
Tinjauan Bisnis
Financial Review
Business Review
58
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
58
Tata Kelola Perusahaan
80
Data Perusahaan
82
Kegiatan dan Bidang Usaha
84
Struktur Organisasi
80
Data Perusahaan Corporate Information
Corporate Governance
Corporate Information
95
Corporate Activities and Business
Laporan Tahunan 2011
Organization Structure
Annual Report 2011
86
Profil Dewan Komisaris
87
Profil Direksi
88
Profil Kepala Divisi, Kepala Departemen & Sekretaris Perusahaan
Board of Commissioner’s Profiles
Board of Director’s Profiles
97
Division Heads, Departement Heads & Corporate Secretary Profiles
90
Pemegang Saham PHEI
91
Lembaga & Profesi Penunjang
Pernyataan Tanggung Jawab Direksi PT Penilai Harga Efek Indonesia Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Board of Directors’ Responsibility Statement on Financial Statements for the Years Ended 31 December, 2011 and 2010
Corporate Shareholders
Institutions & Supporting Professionals
99
Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 Independent Auditors’ Report and Financial Statements for the Years Ended 31 December, 2011 and 2010
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
7
Ikhtisar Statistik Statistical Highlights Indeks Obligasi PHEI
2011 Tertinggi
Terendah
- Total Return Index
145,75
- Clean Price Index
121,25
- Gross Price Index
Higest
Lowest
2010
Awal Tahun Akhir Tahun Perubahan Perubahan (%) Open
Close
Change
111,30
119,82
145,75
25,94
100,47
108,91
121,25
12,34
123,72
102,22
111,31
123,62
- Effective Yield Index
9,58
6,50
8,02
- Gross Redemption Yield Index
9,95
6,68
8,39
- Total Return Index
173,68
131,79
- Clean Price Index
130,22
106,95
- Gross Price Index
132,96
- Effective Yield Index - Gross Redemption Yield Index
Change (%)
Awal Tahun Akhir Tahun Perubahan Perubahan (%) Open
Close
Change
Change (%)
21,65
100,00
119,79
19,79
11,33
100,00
108,91
8,91
8,91
12,32
11,07
100,00
111,29
-1,58
-16,47
6,59
-1,43
-17,82
9,60
8,02
-1,58
-16,47
6,71
-1,68
19,98
10,01
8,39
-1,62
-16,19
142,70
173,68
30,97
21,71
118,85
142,67
23,82
20,04
116,62
130,22
13,60
11,66
106,71
116,62
9,91
9,29
108,94
119,39
132,96
13,57
11,37
109,40
119,36
9,95
9,10
9,29
6,15
7,73
6,20
-1,52
-19,73
9,43
7,73
-1,71
-18,12
9,80
6,51
8,24
6,51
-1,74
-21,05
9,96
8,24
-1,71
-17,21
- Total Return Index
135,17
112,87
117,96
135,12
17,15
14,54
100,00
117,96
17,96
17,96
- Clean Price Index
109,60
100,56
105,78
109,28
3,50
3,31
100,00
105,78
5,78
5,78
- Gross Price Index
111,27
101,68
107,15
110,55
3,39
3,17
100,00
107,20
7,20
7,20
- Effective Yield Index
11,03
8,68
9,54
8,70
-0,85
-8,86
11,45
9,54
-1,91
-16,64
- Gross Redemption Yield Index
11,08
8,74
9,58
8,75
-0,83
-8,67
11,52
9,58
-1,94
-16,80
- Total Return Index
133,51
110,23
115,42
113,39
17,96
15,56
100,00
115,40
15,40
15,40
- Clean Price Index
111,08
99,48
104,80
110,93
6,12
5,84
100,00
104,80
4,80
4,80
- Gross Price Index
113,07
101,21
106,71
112,97
6,26
5,87
100,00
106,68
6,68
6,68
- Effective Yield Index
9,07
6,23
7,58
6,31
-1,26
-16,68
9,39
7,58
-1,81
-19,27
- Gross Redemption Yield Index
9,60
6,73
8,08
6,76
-1,32
16,31
9,56
8,08
-1,48
-15,46 20,03
IBPA - Indonesia Composite Bond Index (ICBX) 19,79
IBPA - Indonesia Government Bond Index (GBIX)
IBPA - Indonesia Corporate Bond Index (CBIX)
IBPA - Indonesia Sukuk Index (SBIX)
IBPA - Indonesia Conventional Bond Index (SBIX)
13,00
- Total Return Index
146,50
111,34
120,05
146,50
26,44
22,03
100,00
120,03
20,03
- Clean Price Index
121,87
100,51
109,13
121,87
12,74
11,68
100,00
109,13
9,13
9,13
- Gross Price Index
124,39
102,26
111,56
124,27
12,71
11,39
100,00
111,54
11,54
11,54
- Effective Yield Index
9,62
6,51
8,04
6,60
-1,44
-17,88
9,61
8,04
-1,56
-16,27
- Gross Redemption Yield Index
9,96
6,68
8,40
6,71
-1,69
-20,11
10,02
8,40
-1,62
-16,17
Efek Bersifat Utang yang dinilai Oleh PHEI
2011 Nilai (Rp 000) Value (IDR 000)
2010 Jumlah Seri Series
Nilai (Rp 000)
Jumlah Seri
Value (IDR 000)
Series
Surat Utang Negara (SUN) Government Bond
Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
29.900.000.000
14
29.795.000.000
10
654.717.542.000
60
585.702.764.000
61
Wholesale (IFR)
16.736.700.000
9
12.126.700.000
8
Sukuk Ritel
20.931.560.000
3
13.590.150.000
2
Treasury Notes
Obligasi Negara (ON) Treasury Bond
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Government Sukuk Wholesale
Retail Sukuk
SPN Syariah
Syariah Treasury Notes
Total Surat Berharga Negara Government Bond Total
1.320.000.000
3
-
0
732.605.802.000
89
641.214.614.000
81
116.520.100.000
226
88.747.100.000
177
Obligasi Korporasi - Peringkat Layak Investasi Corporate Bonds - Investment Grades
Fixed Rate Fixed Rate
Variable Rate Variable Rate
Subdebt Fixed Subdebt Fixed
Subdebt Step -Up
581.256.453
5
541.754.510
6
16.461.000.000
14
119.300.000.000
8
4.275.000.000
7
4.275.000.000
7
Zero Coupon
500.000.000
1
500.000.000
1
Convertible
150.000.000
1
150.000.000
1
5.037.000.000
26
5.382.000.000
28
839.000.000
5
639.000.000
3
1.495.235.333
4
100.00
3
145.858.591.786
289
113.188.505.280
234
Subdebt Step -Up Zero Coupon Convertible
Sukuk Korporasi Corporate Sukuk
Ijarah Ijarah
Mudharabah Mudharabah
KIK-EBA
Mortage Backed Securities
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Asset Backed Securities
Total Obligasi Korporasi & Sukuk Corporate Bond & Sukuk Total
8
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
IBPA-ICBX Indonesia Composite Bond Total Return Index 31 Des 2011 145,7543
1 Jan 2011 119,8183
Hi : 145.7543 (31 Des. 2011) and Lo : 111.2965 (21 Jan 2011) Total Return 2011 : 21,65%
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
The movement of of Composite Bond Clean Price Index 2011 IBPA-ICBX Indonesia Composite Bond Clean Price Index 1 Jan 2011 108,9105
Jul
FR0055
FR0056
1 Jan 2011 8,0173
Des
-1,43poin (-17,82%)
The Movement of Yield Index SUN Benchmark Series 2011 FR0053
YTM (%) 11
125
FR0054
FR0055
FR0056
10
120
9
115
8
110 105
7
100
6
95
5
90 85 Jan
Nov
31 Des 2011 6,5888
The Movement of Fair Market Price SUN Benchmark Series 2011 FR0054
Oct
IBPA-ICBX Indonesia Composite Bond Effective Yield Index
+12,34poin (+11,33%)
FR0053
Sep
The movement of Composite Bond Effective Yield Index 2011
31 Des 2011 121,2504
Price (%) 130
Aug
Mar
FR0053
May
Jul
FR0054
Sep
4 Jan
Nov
FR0055
FR0056
Mar
FR0053
May
Jul
FR0054
Sep
Nov
FR0055
FR0056
Open
104,995
105,000
103,999
99,250
Open
7,553
8,962
6,520
Close
116,320
126,130
108,409
117,000
Close
5,980
7,021
5,329
6,555
High
116,424
126,130
108,442
117,000
High
9,686
10,498
8,357
10,108
Low
90,670
91,659
95,678
86,500
Low
5,968
7,021
5,329
6,555
Percentage of SUN Valuated by PHEI
8,460
Percentage of Corporate Bonds Valuated by PHEI 97%
100% 80%
91%
79% 83%
2009
2010
2011
2009
2010
2011
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
9
Sekilas PHEI IBPA at a Glance
Sekilas PHEI PHEI at a Glance Pencapaian kami menggambarkan upaya kami untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan tumbuh the achievement describe our efforts to achieve better performance and growth
10
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
11
Sekilas PHEI IBPA at a Glance
12
Badan Usaha PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) dikenal juga dengan nama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) berkantor di Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1, Lantai 4, Suite 405, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta 12190, Indonesia.
Corporate Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) is located in Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1, 4th Floor, Suite 405, Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Indonesia.
PHEI berpartisipasi signifikan dalam pengembangan instrumen pendapatan tetap dan Sukuk di Pasar Modal Indonesia. PHEI berupaya memacu inovasi dengan cara menggali potensi pasar dan pelaku dalam rangka pembentukan Pasar Modal Indonesia yang semakin kuat.
IBPA has a significant role in developing fixed income market of Indonesia. IBPA triggers the innovation by revealing the potential of people and market in order to strengthen the Capital Market of Indonesia.
PHEI memiliki keyakinan bahwa ketersediaan harga pasar wajar adalah satu kunci penting yang memungkinkan terlaksananya pembangunan berkelanjutan di pasar surat utang Indonesia. Melalui penerbitan informasi harga pasar wajar, PHEI telah memungkinkan pencapaian tujuan revitalisasi serta peningkatan likuiditas di pasar sekunder. Peran PHEI juga telah membuka peluang pertumbuhan signifikan di pasar perdana, mendorong inovasi dan secara konsisten melakukan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan di setiap lembaga yang memiliki efek pendapatan tetap dan Sukuk dalam struktur portofolio mereka.
IBPA truly convinced that the availability of fair market prices is one of the prerequisites towards a sustainable development of fixed income market in Indonesia. Through the issuance of fair market prices, IBPA has opened the road towards market revitalization as well as increasing liquidity in the secondary market. The presence of IBPA has also opened up significant growth opportunities in the primary market, encouraged innovation and also consistently improved the quality of financial management in every institution that has fixed income and Sukuk instruments in their portfolios structures.
Riwayat Singkat PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) atau juga lebih dikenal dengan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penilaian harga pasar wajar atas obligasi dan Sukuk. PHEI didirikan pada tanggal 28 Desember 2007 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan nomor AHU-17734.AH.01.01 Tahun 2008, tanggal 9 April 2008.
A Brief History IBPA is a pricing agency which provides market with fair market prices of bonds and Sukuk. IBPA was established on 28 December 2007 and earned the license from Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia through the decree AHU-17734. AH.01.01 2008, April 9, 2008.
PHEI mendapatkan izin beroperasi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada tanggal 10 Agustus 2009 melalui Surat Keputusan Bapepam-LK Nomor KEP-266/BL/2009. Dengan adanya surat izin usaha tersebut, PHEI menjadi Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) pertama dan satusatunya di Indonesia.
IBPA earned its formal license to operate the business from BapepamLK on August 10, 2009 through a decree of Bapepam-LK KEP-266/ BL/2009. With this license, IBPA became the first bond pricing agency and the only one in the Capital Market of Indonesia.
Pembentukan PHEI merupakan rangkaian panjang kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah dan pihak-pihak berwenang dalam pembentukan kebijakan keuangan di Indonesia. Sebagai solusi atas kebutuhan akan pasar surat utang yang wajar, teratur, efisien, serta berdaya saing global, pada tanggal 5 Juli 2006, Pemerintah dan Bank Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara BUMN yang berisi Paket Kebijakan Sektor Keuangan. Dalam rangka penyempurnaan struktur sektor keuangan yang lebih kuat, seimbang, dan stabil, SKB 5 Juli 2006 tersebut mengamanahkan pembentukan suatu lembaga independen yang berfungsi untuk melakukan valuasi terhadap surat utang. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan pembentukan lembaga independen yang melakukan valuasi terhadap surat utang, selanjutnya Presiden RI mengeluarkan Inpres No. 6 Tahun 2007 yang menginstruksikan diadakannya suatu wacana dengan sasaran kelembagaan pasar
The formation of IBPA was a long series of policies issued by government and authorities regarding legal institutional establishment. Following up the need for a reasonable, orderly, efficient, and globally competitive market, on July 5, 2006 the Government and Central Bank had issued a joint decree among Governor of Bank Indonesia, Coordinating Minister for the Economy, Finance Minister, and Minister of State Enterprises which contained the Financial Sector Policy Package. In order to refine the structure of financial sector into the stronger, balanced, and stable one, the decree had mandated establishment of an independent agency which has role to do valuation towards all domestic debt securities. Following up the initiative, The President of the Republic of Indonesia also had issued a Presidential Instruction Number 6 of 2007 which instructed the holding of a discourse with the goal to institutionalize Capital Market of Indonesia. One of the initiatives related to capital markets is increasing liquidity and stability of debt securities market through developing and refining the price discovery mechanism.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
modal. Salah satu inisiatif terkait dengan pasar modal tersebut adalah peningkatan likuiditas dan stabilitas pasar obligasi (surat berharga) melalui pengembangan mekanisme pembentukan harga (price discovery mechanism). Selanjutnya di dalam inisiatif tersebut, Presiden menginstruksikan penyusunan peraturan tentang persyaratan, kriteria, dan tata cara pendirian lembaga yang melakukan valuasi surat utang. Bentuk nyata dari kebijakan-kebijakan di atas yakni dikeluarkannya Peraturan Bapepam-LK No V.C.3 tentang Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) yang dikeluarkan pada tanggal 19 September 2007. Peraturan tersebut mengatur persyaratan pendirian dan kewajiban LPHE sebagai pihak yang melakukan penilaian harga efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya untuk menetapkan harga pasar wajar secara objektif, independen, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Furthermore in the initiative, President also instructed the drafting of regulations that related to the requirements, criteria, and procedures for the establishment of institutions which has a role to conduct debt securities valuation. The issuance of Bapepam-LK Number V.C.3 which issued on 19 September 2007 was the realization of above initiatives. This regulation has determined requirements for establishment policies and liabilities of IBPA as an agency which has role to conduct valuation of debt securities, Sukuk, and other securities in order to provide market with fair market prices in a way that objective, independent, credible and accountable.
Manfaat PHEI Terhadap Industri Pasar Modal Indonesia PHEI memainkan peran strategis sebagai sebuah Lembaga Penilaian Harga Efek di Indonesia. Peran tersebut membuat PHEI turut aktif dalam membangun pasar bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya untuk mencapai kondisi yang lebih baik. 1. Revitalisasi Pasar Sekunder Kendala yang dihadapi oleh pelaku pasar untuk mentransaksikan Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya adalah tidak tersedianya informasi harga yang independen, obyektif, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini menyebabkan pemegang portofolio Efek bersifat utang, sukuk, dan surat berharga lainnya untuk lebih memilih strategi investasi yang konservatif seperti hold to maturity. Konsekuensi dari penerapan strategi hold to maturity ini mengakibatkan minimnya likuiditas di pasar sekunder. Keberadaan PHEI sebagai lembaga yang setiap harinya menerbitkan informasi harga pasar wajar efek dari seluruh instrumen bersifat utang, sukuk, atau surat berharga lainnya yang diperdagangkan, diharapkan akan semakin mendorong munculnya strategi investasi alternatif selain hold to maturity, yang pada gilirannya akan meningkatkan likuiditas di pasar sekunder.
Benefits Provided by IBPA to Indonesian Capital Market Industry IBPA plays a strategic role as a Bond Pricing Agency in Indonesia. This role has required IBPA to actively participate in establishing the market of debt securities, Sukuk and other securities to a better condition. 1. Revitalization of Secondary Market Constrain faced by market participants in doing transactions of debt securities, Sukuk and other securities is lack of independent, objective, credible and responsible pricing information. This has encouraged the portfolio holders of debt securities, Sukuk and other securities to prefer a more conservative investment strategies such as a hold to maturity. The strategy to apply hold to maturity has caused consequences in a form of minimum liquidity in the secondary market. The existence of IBPA as an agency releasing daily information of fair market price of debt securities, Sukuk,or other traded securities, is expected to encourage more investment strategy alternatives aside from the hold to maturity, which in turns will improve the liquidity in the secondary market.
2. Revitalisasi Pasar Perdana Harga pasar wajar yang diterbitkan PHEI yang dikombinasikan dengan informasi lain relevan lainnya, dapat dijadikan sebagai acuan atau benchmark bagi para penerbit untuk menentukan tingkat kupon atau yield yang paling optimum bagi penerbitan Efek bersifat utang maupun Sukuknya. Dengan adanya acuan akan tingkat harga pasar wajar, akan memaksimalkan biaya pinjaman, sehingga akan semakin mendorong penerbitan Efek bersifat utang dan Sukuk di pasar perdana sebagai salah satu alternatif utama pendanaan.
2. Revitalization of Primary Market The fair market price published by IBPA, combined with other relevant information, could be a benchmark for issuers to determine most optimum coupon level or yields in debt securities or Sukuk. With regards to the benchmark of fair market price, the borrowing cost would be maximum, thus will stimulate bond and Sukuk issuance at primary market as one of the main alternatives to funding.
3. Pemacu inovasi produk surat utang dan Sukuk Sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek, PHEI senantiasa menyempurnakan metodologi penilaian
3. Driving factors for bonds and Sukuk product innovations, As a Bond Pricing Agency, IBPA constantly refines the
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
13
Sekilas PHEI IBPA at a Glance
14
yang dipakai untuk memastikan agar harga pasar wajar yang dihasilkan semakin berkualitas. Penyempurnaan metodologi penilaian tersebut membuat PHEI siap untuk melakukan penilaian atas setiap jenis Efek bersifat utang dan turunannya. Dengan tersedianya metodologi penilaian dan penetapan harga pasar wajar untuk setiap jenis surat utang tersebut diharapkan akan mendorong penerbitan variasi instrumen surat utang oleh pelaku pasar sesuai dengan kebutuhan serta kondisi pasar.
methodologies of valuation used to ensure that more qualified fair market prices are provided. Improvement of the methodologies has led IBPA to be ready to conduct assessment for all types of debt securities and their derivatives. With the availability of fair market price valuation and quotation methodologies for all types of securities, it was expected that issuances of various bond instruments by market participants will improve, in accordance to the market needs and conditions.
4. Penyempurnaan kualitas kelembagaan Ketersediaan harga pasar wajar untuk Efek bersifat bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya memberi peluang bagi bank maupun lembaga keuangan lain untuk memenuhi standar yang berlaku secara internasional. Penggunaan harga pasar wajar yang objektif merupakan hal yang dipersyaratkan dalam berbagai rekomendasi yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga internasional. Harga pasar wajar PHEI tersebut akan membantu peningkatan kualitas kelembagaan bagi lembaga-lembaga tersebut.
4. The refinementof quality of institutions The availability of fair market price for debt securities, Sukuk,and other securities opens an opportunity for banks and other financial institutions to keep with the international accepted standards. The use of objective fair market price is required in numerous recommendations issued by international institutions. The IBPA fair market price will assist these institutions in refining the quality of the institutions.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Visi, Misi & Nilai Inti Vision, Mission & Core Values
Visi Vision
Menjadi lembaga penilaian harga efek yang menilai dan menetapkan harga pasar wajar atas efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya, serta menyediakan informasi pasar surat utang, secara objektif, independen, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. To become a bond pricing agency that conducts valuation and determines fair market prices of bonds, Sukuk and other types of debt securities, as well as provides debt market information in a way that objective, independent, credible, and accountable.
Misi Mission Nilai Inti Core Values
Menciptakan Pasar Modal Indonesia yang transparan dan efisien. To create a transparent and efficient Capital Market of Indonesia.
Objektif, Independen, Kredibel, Transparan. Objective, Independent, Credible, Transparent.
IBPA IBPAlaporan laporantahunan tahunan2011 2011annual annualreport report
15
Kilas Peristiwa Event Highlights 2011
Sosialisasi SBSN “Sukuk Negara Goes to Campus” di kampus IPB Bogor.
Penyelenggaraan kelas reguler SoBFI “Introduction to Bonds Instruments and Market” angkatan ke III sampai dengan angkatan ke XV.
11 Januari
Organizing the III up to XV regular class of SoBFI ‘Introduction Bonds Instruments and Market’.
Socializing SBSN “ Sukuk Negara Goes to Campus” in IPB Bogor.
29 April
Kunjungan ke kantor Redaksi Investor Daily.
Penyelenggaraan In-House Training, SoBFI “Introduction to Fixed Income Instruments and Market” di BEI, Jakarta.
Courtesy visit to editor office of Investor Daily.
Conducting In-House Training, SoBFI “Introduction to Fixed Income Instruments and Market” in BEI, Jakarta.
16 Maret 10 Mei
Penerbitan Indeks Obligasi: IBPA Composite Bond Index, IBPA Corporate Bond Index dan IBPA Sukuk Index.
19 Mei
Kunjungan Delegasi Asian Development Bank (ADB) ke PHEI. Courtesy visit of Asian Development Bank (ADB) Delegation to IBPA.
Publishing Bond Index: Composite Bond Index, Corporate Bond Index, Sukuk Index.
22 Maret
RUPS Tahunan PT Penilai Harga Efek Indonesia. IBPA Annual Shareholders General Meeting.
Kunjungan ke kantor Redaksi Indonesia Finance Today. Courtesy visit to editorial office of Indonesia Finance Today.
24 Juni
28 Maret
Hari Ulang tahun PHEI ke - 3. IBPA 3rd Anniversary.
Penyelenggaraan In-House Training, SoBFI “Introduction to fixed Income Instruments and Market” di BEI, Jakarta.
29 Maret
Organizing In-House Training, SoBFI “Introduction to fixed Income Instruments and Market” in BEI, Jakarta.
01 Juli
Kunjungan Delegasi Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM) ke PHEI.
Penerbitan Harga Pasar Wajar (HPW) Instrumen Sukuk Mudharabah.
Courtesy visit of Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM) Delegation to IBPA.
Publishing Fair Market Value : Sukuk Mudharabah Instrument.
20 Juli 01 April
07-08 April
16
Penyelengaraan In-House Training, SoBFI “Introduction to Bonds Instruments and Market” di kantor Pusat PT Bank Sul-Sel, Makasar, Sulawesi Selatan.
Penyelenggaraan In-House Training, SoBFI “Introduction to Bonds Instruments and Market” di kantor Pusat Bank NTT di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Organizing In-House Training, SoBFI “Introduction to Bonds Instruments and Market” in PT Bank Sulsel Head Office, Makasar, South Sulawesi’.
Conducting In-House Training, SoBFI “Introduction to Bonds Instruments and Market” in Head Office of Bank NTT, Kupang.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
10-11 Agustus
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) “Kerjasama Pertukaran Informasi dan Penggunaan Data Pasar Modal dan Pasar Uang” antara PHEI dan Bank Indonesia.
Kunjungan Delegasi China Central Depository Clearing (CCDC) ke PHEI. Courtesy visit China Central Depository Clearing (CCDC) Delegation to IBPA.
23 Agustus Kerjasama pendistribusian data & informasi valuasi harga pasar wajar 12 Agustus IBPA antara PHEI dan Thomson Reuters.
27 Oktober
Cooperation in distributing of IBPA data information fair market price valuation between IBPA and Thomson Reuters
Kunjungan kerja ke Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Partisipasi sebagai pembicara dalam The 5th Asean +3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting di Bali. Participation as speaker in The 5th Asean+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting in Bali.
MOU Signing “Cooperation in the Exchange of Information and the use of Data for Capital Market and Money Market” between Bank Indonesia and IBPA.
Courtesy visit to Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM) in Kuala Lumpur, Malaysia.
03-05 November
12-13 September
Kunjungan Delegasi Ministry of Finance Vietnam ke PHEI.
Partisipasi dalam kegiatan premarketing OR1008 di SalatigaJateng, Mataram-NTB dan Palu-Sulteng. 14,16 dan 23 September
Participation in the event of premarketing ORI008 in Salatiga-Jateng, Mataram-NTB and Palu-Sulteng.
Courtesy visit Ministry of Finance Vietnam delegation to IBPA.
17 November
Kerjasama PHEI dan BEI dalam Penerbitan Indonesia Bond Market Directory 2011.
Penyelenggaraan In-House Training, SoBFI “Introduction to Fixed Income Instruments and Market” di BEI, jakarta.
26 September
Cooperation between IBPA and IDX in publishing Indonesia Bond Market Directory 2011.
Organizing In-House Training, SoBFI “Introduction to Fixed Incomes Instruments and Market” in BEI, Jakarta.
Penyelenggaraan In-House Training, SoBFI “Introduction to Fixed Income Instruments and Market” di KPEI, jakarta.
04 Oktober
Organizing In-House Training, SoBFI “Introduction to Fixed Incomes Instruments and Market” in KPEI, Jakarta.
Partisipasi dalam Investor Summit & Capital Market Expo 2011 di Jakarta.
Penerbitan valuasi Harga Pasar Wajar (HPW) instrument obligasi konversi (convertible bond).
Participation in Investor Summit & Capital Market Expo 2011 Jakarta.
Providing fair market prices of convertible bonds.
30 November
05-06 Oktober
07-09 Oktober
22 November
Penyelenggaraan Team Building PHEI di Jogjakarta.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PHEI.
Organizing Team Building IBPA in Jogjakarta.
IBPA Extraordinary Shareholders General Meeting.
09 Desember
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
17
Ikhtisar Keuangan Finance Highlights
Neraca
Balance Sheet
Audited 2008
2009
2010
2011
Aset
Assets
Aset Lancar Current Assets
Kas dan Setara Kas
12.312.010.690
21.260.781.265
15.830.800.449
11.094.858.881
-
5.000.000
126.000.000
326.250.000
61.089.316
17.830.138
46.791.097
32.478.932
339.800.000
363.200.000
421.429.586
216.469.683
12.712.900.006
21.646.811.403
16.425.021.132
11.670.057.496
1.195.864.887
1.541.252.870
1.784.727.685
1.507.552.840
810.000.000
486.000.000
162.000.000
-
30.000.000
30.000.000
30.000.000
30.000.000
2.035.864.887
2.057.252.870
1.976.727.685
1.537.552.840
14.748.764.893
23.704.064.273
18.401.748.817
13.207.610.336
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
934.571.507
174.254.485
109.215.981
77.526.725
Utang Pajak
457.881.903
60.174.169
63.361.572
144.374.495
5.000.000
-
53.000.000
204.507.340
1.397.453.410
234.428.654
225.577.553
426.408.560
-
-
-
-
1.397.453.410
234.428.654
225.577.553
426.408.560
Modal Saham
15.000.000.000
30.000.000,000
30.000.000.000
30.000.000.000
Akumulasi Rugi
(1.648.688.517)
(6.530.364.381)
(11.823.828.736)
(17.218.798.224)
13.351.311.483
23.469.635.619
18.176.171.264
12.781.201.776
14.748.764.893
23.704.064.273
18.401.748.817
13.207.610.336
Cash and Cash Equivalents
Piutang Usaha
Accounts Receivables
Piutang Lain-lain Other Receivables
Uang Muka dan Biaya Dibayar Di Muka Advances and Prepaid Expenses
Jumlah Aset Lancar
Total Current Assets
Aset Tidak Lancar Non Current Assets
Aset Tetap Fixed Assets
Biaya Bayar Dimuka Jangka Panjang Long Term Prepaid Expenses
Uang Jaminan
Refundable Deposits
Jumlah Aset Tidak Lancar
Total Non Current Assets
Jumlah Aset Total Assets
Liabilitas & Ekuitas
Liability & Shareholder’s Equity
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
Accrued Expenses Taxes Payable
Pendapatan Diterima Dimuka Unearned Revenues
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Total Current Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang Non Current Liabilities
Jumlah Liabilitas
Total Liabilities
Ekuitas
Share Holder’s Equity Share Capital
Accumulated Losses
Jumlah Ekuitas
Total Shareholders’ Equity
Jumlah Liabilitas & Ekuitas Total Liability & Shareholder’s Equity
18
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Audited
Laporan Laba Rugi Komprehensif Income Statement
2008
2009
2010
2011
Pendapatan Usaha Operating Expenses
Pendapatan Usaha
-
Pendapatan Edukasi
-
Operating Revenues Education Revenues
Jumlah Pendapatan Usaha
Total Operating Revenues
215.000.000
1.023.000.000
3.193.260.022
92.600.000
490.522.800
215.000.000
1.115.600.000
3.683.782.822
-
-
Beban Usaha
Operating Expenses
Gaji, Honor dan Tunjangan
1.434.146.740
4.128.319.745
5.040.569.741
6.796.097.691
Umum dan Administrasi
571.584.917
1.424.512.364
1.488.069.492
1.755.062.998
Pengembangan Usaha dan Pasar Modal
246.836.681
194.477.004
388.433.718
571.713.745
24.565.900
312.512.376
515.176.624
651.277.505
2.277.134.238
6.059.821.489
7.432.249.575
9.774.151.939
(2.277.134.238)
(5.844.821.489)
(6.316.649.575)
(6.090.369.117)
Penghasilan Bunga
664.260.783
1.171.823.413
1.044.134.539
739.546.861
Lain-lain - Bersih
(35.815.062)
(208.677.788)
(20.949.319)
(44.147.232)
628.445.721
963.145.625
1.023.185.220
695.399.629
(1.648.688.517)
(4.881.675.864)
(5.293.464.355)
(5.394.969.488)
-
-
-
-
(1.648.688.517)
(4.881.675.864)
(5.293.464.355)
(5.394.969.488)
15.000
30.000
30.000
30.000
(109.913)
(162.723)
(176.449)
(179.832)
2011
2010
2009
2008
Salaries, Honorarium and Allowances General and Administrative
Operating and Capital Market Development
Penyusutan Depreciation
Jumlah Beban Usaha
Total Operating Expenses
Laba (Rugi) Usaha Operating Loss
Penghasilan (Beban) Lain-Lain Other Income (Expenses) Interest Income
Miscellaneous - Net
Jumlah Penghasilan Lain-lain Other Income - Net
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Operating Loss
Manfaat (Beban) Beban Pajak Penghasilan Income Tax Benefit (Expenses)
Laba (Rugi) Bersih Income Statement
Jumlah Total Saham (Lembar) The Total Number of Shares
Laba (Rugi) Bersih per Saham Income Statement per Share
Indikator Kinerja Keuangan Financial Performance Indicator
Margin Usaha
Operating Margin Pendapatan Usaha (Rp) Operating Income
Rugi Bersih (Rp) Net Loss
Rasio Margin Usaha Income Margin Ratio
3.683.782.822
1.115.600.000
215,000.000
-
(5.394.969.488)
(5.293.464.355)
(4.881,675.864)
(1.648.688.517)
-146%
-474%
-2271%
-
3.683.782.822
1.115.600.000
215.000.000
-
230,21%
418,9%
-
-
3.683.782.822
1.115.600.000
215.000.000
-
13.207.610.336
18.401.748.817
23.704.064.273
14.748.764.893
27,89%
6,06%
0,91%
-
3.683.782.822
1.115.600.000
215.000.000
-
9.774.151.939
7.432.249.575
6.059.821.489
2.277.134.238
2,65
6,66
28,19
-
3.683.782.822
1.115.600.000
215.000.000
-
Penjualan
Sales Pendapatan Usaha (Rp) Operating Revenue
Pertumbuhan Penjualan Sales Growth
Perputaran Aset
Assets Turnover Pendapatan Usaha (Rp) Operating Revenues
Total Aset (Rp) Total Assets
Rasio Perputaran Aset Assets Turnover Ratio
Beban Usaha terhadap Pendapatan Usaha Operating Expenses to Sales Revenue Pendapatan Usaha (Rp) Sales Revenue
Beban Usaha (Rp) Operating Expenses
Rasio Beban Usaha terhadap Pendapatan Usaha Operating Expenses to Sales Ratio
Tingkat Produktivitas Karyawan Employees Productivity Ratio Pendapatan Usaha (Rp) Operating Income
Jumlah Karyawan
Number of Headcount
Produktivitas per Karyawan (Rp) Productivity per Employee
25
20
12
15
147.351.313
55.780.000
17.916.667
-
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
19
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioner’s Report
Tarmiden Sitorus Komisaris Utama
President Commissioner
“Di usianya yang masih tergolong muda, PHEI telah mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) sesuai dengan yang diamanatkan dengan baik.” “In its relatively young age, the IBPA had managed to perform its role and function as a Bond Pricing Agency (BPA) properly in accordance with the mandate.”
20
Para Pemegang Saham yang Terhormat, Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami bersyukur mampu melewati tahun 2011 dengan pencapaian yang cukup baik. Di usianya yang masih tergolong muda dan baru, PHEI telah mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) sesuai dengan yang diamanatkan dengan baik.
Dear Shareholders, With the grace of God Almighty, we are grateful to be able to get through the year 2011 with fairly good achievements. In its relatively young age, the IBPA had managed to perform its role and function as a Bond Pricing Agency (BPA) properly in accordance with the mandate.
Semakin maraknya pasar surat utang Indonesia di tahun 2011 merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan arti penting PHEI sebagai LPHE pertama dan masih satu-satunya di Indonesia. Selain itu, penerapan berbagai standard internasional baik terkait dengan manajemen risiko, standar laporan keuangan, hingga standar akuntansi juga akan semakin meningkatkan kebutuhan akan produk dan layanan PHEI di masa mendatang.
The increasing activities at the Indonesian bond market in 2011 was one of the main factors to boost the importance of IBPA as the first and only BPA in Indonesia. In addition, the implementation of numerous international standards related with risk management, standards of financial report, up to accounting standards will increase the need of IBPA products and services in the future.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Tarmiden Sitorus Komisaris Utama
President Commissioner
Risbadi Purbowo Komisaris
Commissioner
Rangkaian kebutuhan di atas jelas menunjukan bahwa PHEI akan semakin memainkan peranan yang penting di pasar surat utang Indonesia pada khususnya dan pasar modal Indonesia pada umumnya.
The series of needs above showed that the important role or IBPA would increase in the Indonesian bond market in particular, and Indonesian capital market in general.
Kinerja 2011 Selain didukung oleh faktor ekonomi secara makro yang cukup menjanjikan di tahun 2011, peningkatan kinerja PHEI tidak lepas dari dukungan dan kerjasama yang baik antara Pemegang Saham, Manajemen, serta karyawan PHEI.
2011 Performance Aside from the support provided by the macroeconomic factor which was quite promising in 2011, the improved performance of IBPA was inseparable from the good cooperation between shareholders, management and the employees of IBPA.
Peningkatan kinerja PHEI terlihat dari peningkatan pendapatan yang mencatat kenaikan 230,2 %, atau naik dari Rp1,12 miliar ditahun 2010 menjadi Rp3,68 miliar di tahun 2011. Sementara jumlah pelanggan juga meningkat sebanyak 23 pelanggan baru pada tahun 2011, sehingga total pengguna jasa produk dan layanan PHEI mencapai 49 pelanggan, naik sebesar 88,5 %.
Improvement in the performance of IBPA could be observed from the increased revenue which noted a rise of 230.2% or increased from Rp1.12 billion in 2010 to Rp3.68 billion in 2011. Meanwhile, the number of subscribers also rose by 23 new ones in 2011, making the total IBPA products and services users to reach 49 subscribers, an increase by 88.5%..
Peningkatan ini tak lepas terjadi karena kebijakan-kebijakan strategis yang ditempuh Manajemen PHEI dalam tata pengelolaan perusahaan. Fokus Manajemen pada pengembangan layanan jasa dan produk yang diberikan oleh PHEI juga penjadi faktor utama peningkatan kinerja dan jumlah pengguna layanan PHEI pada tahun 2011.
This rise was inseparable from the strategic policies taken by the Management of IBPA in its corporate governance. The focus of Management was in the development of products and services provided by IBPA, as well as on the improvement of performance and increasing number of IBPA service users in 2011.
Penutup Pada kesempatan ini kami menyampaikan apresiasi sebesarbesarnya kepada Direksi dan seluruh Karyawan atas dedikasi dan kontribusinya terhadap seluruh pencapaian yang diperoleh di tahun 2011. Penghargaan juga kami berikan kepada Pemegang Saham yang terus memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan PHEI demi mewujudkan pasar modal yang transparan.
Closing In this opportunity, we would like to express our greatest appreciations to the Board of Directors and every Employees for their dedications and contributions to all achievements acquired in 2011. Our appreciations also goes to the Shareholders who continuously provided full support to the development of IBPA in order to create a transparent capital market.
Untuk dan atas nama Dewan Komisaris.
For and on behalf of the Board of Commissioners.
Tarmiden Sitorus Komisaris Utama
President Commissioner
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
21
Laporan Direksi
Board of Director’s Report
Ignatius Girendroheru Direktur Utama President Director
“Setelah melalui proses sosialisasi atas kelembagaan, peran, dan fungsi yang tak henti-hentinya selama 3 tahun sejak berdirinya di tahun 2007, tahun 2011 menjadi tonggak penting diakuinya PHEI sebagai salah satu infrastruktur penting di Pasar Modal Indonesia.” “After going through an intensive socialization process of institutional, role, and functions for a consecutive 3 years since its inception in 2007, the year 2011 had became an important milestone of the recognition of IBPA as one of the substantial infrastructures of Indonesian Capital Market.”
Pemegang Saham yang Terhormat, Tahun 2011 mencatat peningkatan signifikan transaksi pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) dan SBSN di Indonesia yakni mencapai Rp 4.141,66 triliun. Angka tersebut setara dengan kenaikan sebesar 51,91% dibanding tahun 2010. Transaksi pasar sekunder obligasi korporasi juga mencatat peningkatan hingga mencapai total volume Rp126,31 triliun dengan frekuensi 18.022 transaksi atau naik sebesar 40% dibanding tahun 2010.
22
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Dear Shareholders, The year 2011 had noted a significant increase on the transactions happening in the Government Securities (SBN) and Government Sharia Securities (SBSN) secondary market in Indonesia which had reached Rp4,141.66 trillion. This figure was equivalent to a 51.91% rise compared with 2010. The corporate bond transaction at the secondary market also noted an increase to reach the total volume ofRp126.31 trillion with a frequency of 18,022 transactions, or rose by 40% compared with 2010.
Akan tetapi, walau sudah mencatat peningkatan yang sangat luar biasa, pasar surat utang Indonesia masih jauh dari kondisi ideal. Saat ini bid-ask spread masih konsisten cukup lebar, ratarata setahun untuk SBN masih berkisar antara 75bps hingga 100bps, sementara untuk obligasi korporasi bahkan masih 100bps – 200bps. Fakta lain menunjukan bahwa harga obligasi Indonesia masih sangat terpengaruh dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di regional maupun global, meski sebenarnya tidak ada pergeseran fundamental ekonomi domestik.
However, despite having noted a remarkable increase, the Indonesian bond market was still far from ideal condition. Currently the bid-ask spread was still consistently quite wide, with the yearly average of SBN to range between 75bps to 100bps, while for the corporate bonds it ranged between 100bps-200bps. Another fact had shown that the bond price in Indonesia was still strongly influenced by regional and global events, although no fundamental shift in the domestic economy was observed.
Maraknya transaksi obligasi terutama transaksi sekunder di Indonesia menjadi tantangan utama bagi PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek resmi satu-satunya di Indonesia yang melakukan penilaian terhadap efek bersifat utang, sukuk dan surat berharga lainnya. Dengan kompetensi dan pengembangan produk maupun sumber data manusia yang dimilikinya, PHEI mampu mendukung secara penuh transaksi-transaksi yang terjadi di pasar sekunder dengan ragam layanan informasi harga pasar wajar, riset, serta layanan pendukung lainnya untuk meningkatkan likuiditas pasar obligasi di Indonesia.
The rise of bond transactions particularly the secondary transactions in Indonesia had became a main challenge to IBPA as the only official Bond Pricing Agency in Indonesia performing assessment on debt securities, Sukuk and other securities. With its competencies and the development of its products and human data sources, IBPA was able to fully support the transactions occurred at the secondary market with a variety of fair market price information services, research, and other supporting services to increase liquidity in the Indonesian bond market.
Tahun 2011 merupakan babak baru bagi PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE). Setelah melalui proses sosialisasi atas kelembagaan, peran, dan fungsi yang tak henti-hentinya selama 3 tahun sejak berdirinya di tahun 2007, tahun 2011 menjadi tonggak penting diakuinya PHEI sebagai salah satu infrastruktur penting di Pasar Modal Indonesia.
The year 2011 was a new chapter for the Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA) in conducting its role and functions as a Bond Pricing Agency (BPA). After going through a socialization process of institutional, role, and functions for a consecutive 3 years since its inception in 2007, the year 2011 had became an important milestone of the recognition of IBPA as one of the substantial infrastructures of Indonesian Capital Market.
Pengembangan Pasar Secara Ekstensif Dalam memberikan layanan jasanya, PHEI pada tahun 2011 fokus untuk melakukan ekstensifikasi atau perluasan segmen pengguna layanan PHEI. Kegiatan ekstensifikasi dilakukan baik kepada segmen pasar yang ada dan segmen pasar baru berupa kegiatan sosialisasi, edukasi, dan promosi ke segmen pasar baru maupun segmen pasar lama. Secara nyata kegiatan diatas mampu membawa 23 pengguna baru layanan jasa PHEI baik dari segmen lama seperti dana pensiun, asuransi dan perusahaan efek maupun segmen pasar baru seperti Manajer Investasi, perbankan, serta instansi-instansi lainnya sepanjang tahun 2011.
Extensive Market Development In providing its services, in 2011 IBPA had focused to perform extensification or expansion of the segments of IBPA service users. The extensification activities were done both to the existing market segment and to the new market segment in forms of socialization, education and promotion to te new market segment and the old market segment. In real terms, the activities stated above could bring 23 new users of IBPA services, both from the old segment such as pension funds, insurances and securities companies, and the new segments such as Investment Manager, banking, and other institutions during 2011.
Ekstensifikasi juga terus dilakukan melalui kerjasama strategis yang dilakukan dengan pihak-pihak yang memegang peranan penting dalam industri keuangan dan informasi keuangan yang ada di Indonesia maupun di dunia.
Extensification continued to be performed through strategic cooperation with important parties in the financial and financial information industries in Indonesia and the world.
Terhitung pada tahun 2011 PHEI telah melakukan kerjasama strategis dengan Bank Indonesia selaku regulator perbankan di Indonesia, untuk penggunaan data harga pasar wajar PHEI untuk kepentingan pelaksanaan fungsi bank sentral dari Bank Indonesia.
Commencing in 2011, the IBPA had conducted a strategic cooperation with Bank Indonesia as the banking regulator in Indonesia on the use of IBPA fair market price for the implementation of central bank roles of Bank Indonesia.
PHEI juga menjalin kerjasama dengan Thomson Reuters sebagai penyedia jasa informasi yang layanannya tersebar secara global, yang memungkinkan data harga pasar wajar instrumen surat utang Indonesia dapat dijangkau oleh pelaku pasar global.
The IBPA also built a cooperation with Thomson Reuters as an information service provider which services dispersed globally, enabling the fair market price of Indonesia’s bond instruments to be reached by participants of global market.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
23
Laporan Direksi
Board of Director’s Report
24
Sebagai bagian dari upaya ekstensifikasi pasar bagi produk dan layanan PHEI, juga telah diinisiasi rencana pembentukan BPA regional Asia Tenggara bersama ThaiBMA dan BPAMalaysia.
As part of the efforts to extensified the market for IBPA products and services, a plan to establish regional BPA Southeast Asia with Thai BMA and BPA Malaysia had also been initiated.
Pengembangan Produk Secara Selektif Mulai tahun 2011, pengguna jasa PHEI dapat memanfaatkan layanan jasa PHEI berupa informasi Harga Pasar Wajar (HPW) Obligasi Korporasi yang mencakup non-plain vanilla, noninvestment grade, Sukuk non-Ijarah, EBA non KPR, MTN dan global bond. Selain itu, pengguna jasa dapat mengakses indeks Obligasi dan Sukuk, indeks turunan untuk SBN, SBSN, obligasi retail, pengembangan dan penerapan komposit indeks Obligasi Korporasi, dan indeks turunan untuk Obligasi Korporasi. Layanan diatas diberikan untuk melengkapi layanan HPW yang telah ada, yaitu HPW Obligasi Korporasi, Sukuk, Surat Utang Negara berjenis Variable Rate (SUN-VR), EBA-KPR, upper-lower/bid-ask.
Selective Product Development Starting in 2011, the users of IBPA services could take advantage of IBPA services in forms of Fair Market Price (FMP) information of Corporate Bonds, which included non-plain vanilla, non-investment grade, Sukuk non-Ijarah, non-mortgage ABS, MTN and global bonds. In addition, service users could access indices of Bonds and Sukuk, the derivative index of SBN, SBSN, retail bonds, development and implementation of Corporate Bonds composite index, and derivative index of Corporate Bonds. The services stated above were provided to complement the existing FMP services, namely the FMP Corporate Bonds, Sukuk, Government Bonds in Variable Rate (SUNVR) type, mortgage-ABS, upper-lower/bid-ask.
Dalam melengkapi layanannya di tahun 2011, PHEI juga terus melakukan pengembangan Value Added Service (VAS) untuk dimanfaatkan oleh pengguna layanan PHEI. Portfolio & Risk Management System (PORTS) mulai disosialisikan fungsi dan penggunaannya kepada pengguna layanan jasa PHEI melalui sistem free trial kepada beberapa pengguna layanan jasa yang sudah ada.
Completing its service in 2011, IBPA continued to conduct the development of Value Added Service (VAS) for use by IBPA service users. The functions and usage of Portfolio & Risk Management System (PORTS) had started to be socialized to IBPA service users through a free trial system provided to several existing service users.
Edukasi merupakan salah satu fokus pengembangan layanan PHEI di tahun 2011. PHEI menetapkan bahwa penyelenggaraan program IBPA School of Bonds & Fixed Income (SoBFI) menjadi produk dan layanan baru PHEI di tahun 2011. Tahun 2011 jumlah peserta SoBFI reguler mencapai 130 peserta dari jumlah penyelenggaraan sebanyak 13 kali. Sementara untuk penyelenggaraan SoBFI in-house training mencapai 148 peserta dari 6 in-house training.
Education was one of the focuses of IBPA service development in 2011. The IBPA had determined that the execution of IBPA School of Bonds & Fixed Income (SoBFI) program to be a new IBPA product and service in 2011. In 2011, the number of participants of regular SoBFI had reached 130 participants from a total of 13 events being organized. Meanwhile the SoBFI in-house training reached 148 participants from 6 (six) in-house training events.
Penyelarasan dan Harmonisasi Proses Internal Bisnis Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan, PHEI senantiasa melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan PHEI melalui kegiatan edukasi dan pelatihan bagi SDMnya. SDM dituntut untuk melakukan pengembangan diri yang mampu menunjang tugas dan fungsinya dalam perusahaan. Tahun 2011 PHEI melakukan optimalisasi jumlah SDM dengan melakukan penambahan sebanyak 5 karyawan.
Alignment and Harmonization of Internal Business Processes In order to improve the service quality, IBPA constantly performs development of its Human Resources (HR) in the IBPA environment by conducting educational and training activities to its Human Resources. The Human Resources were required to apply self development that can support their tasks and functions within the company. In 2011, IBPA performed optimization to the number of HR by recruiting 5 employees.
Penerapan prinsip Good Corporate Governance dalam PHEI mulai dilakukan pada tahun 2011 dengan dilakukannya implementasi sistem manajemen kinerja (balanced scorecard) dan Project Management Program.
The implementation of Good Corporate Governance within IBPA started in 2011 with the application of balanced scorecard and Project Management Program.
Guna mendukung kegiatan pengembangan dan operasional PHEI yang terus meningkat, PHEI terus memastikan peningkatan kapasitas dan ketersedian infrastruktur teknologi informasi yang tinggi, aman dan efisien. Pada tahun 2011, fokus pada pengembangan dan penyempurnaan otomasi kegiatan pricing, penyimpanan dan pengolahan data, sistem Disaster Recovery, dan otomasi perkantoran.
To support the increasing development and operational activities of IBPA, the company consistently ensured and improved capacity and availability of high, safe and efficient information and technology infrastructure. In 2011, the focus were on the development and refinement of automatic pricing activities, storage and data processing system, Disaster Recovery system, and office automation.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Hasan Fawzi
Ignatius Girendroheru
Direktur Director
Direktur Utama
President Director
Penutup Tahun 2011 bagi PHEI merupakan tahun perkembangan yang cukup membanggakan ditinjau dari semua aspek. Pencapaian PHEI pada tahun 2011 tentu tidak lepas dari peran dan dukungan pemegang saham. Oleh karena itu kami menyampaikan penghargaan yang setulusnya kepada pemegang saham yang tak hentinya memberikan dukungan kepada PHEI.
Closing For IBPA, the year 2011 was the year of relatively encouraging development shown by all aspects. The achievements of IBPA in 2011 were inseparable from the role and support of Shareholders. Therefore, we would like to express our sincere appreciation to the Shareholders who constantly provided support to IBPA.
Selain itu, atas nama Direksi, kami juga menyampaikan penghargaan yang setingi-tingginya atas dedikasi dan kinerja seluruh jajaran karyawan PHEI dalam mencapai seluruh target PHEI untuk mendukung industri pasar modal di Indonesia.
In addition, on behalf of the Board of Directors, we would like to express our high appreciation to the dedications and performance of all IBPA employees in achieving all targets set by IBPA in order to support the capital market industry in Indonesia.
Kami percaya bahwa dengan dukungan dan semangat yang terus menerus diberikan semua pihak dapat mendorong optimalisasi fungsi dan peran PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek yang obyektif, independen, kredibel dan transparan.
We believe that the continuous support and enthusiasm provided by all parties will encourage the optimum functions and role of IBPA as an objective, independent, credible and transparent Bond Pricing Agency.
Untuk dan atas nama Direksi.
For and on behalf of the Board of Directors.
Ignatius Girendroheru Direktur Utama
President Director
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
25
Analisa & Pembahasan Manajemen Management’s Analysis & Discussion
Tinjauan Keuangan dan Bisnis Financial and Business Review Sepanjang tahun 2011, PHEI telah melakukan ragam terobosan inovatif dan telah menghasilkan kinerja keuangan serta bisnis yang semakin bertumbuh During year 2011, IBPA has made various innovative breakthrough and resulted in a growing finance and business performance
26
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
27
Analisa & Pembahasan Manajemen Management’s Analysis & Discussion
28
Seiring dengan meningkatnya aktivitas pasar perdana dan pasar sekunder surat utang selama tahun 2011, PHEI telah berhasil membukukan Pendapatan Usaha Bersih sebesar Rp3,68 miliar, meningkat 230,21% dari tahun sebelumnya. Semakin besarnya kebutuhan pelaku pasar akan informasi referensi harga pasar surat utang yang transparan dan wajar, mendorong peningkatan jumlah pengguna jasa informasi harga pasar wajar (HPW) yang diterbitkan PHEI menjadi 47 institusi, meningkat 88% dari tahun sebelumnya. Selain itu penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pendidikan obligasi turut mendorong peningkatan Pendapatan Usaha Bersih pada tahun 2011.
Along with the increasing activities in the primary and secondary bond market in 2011, IBPA had managed to record a Net Operating Revenue of Rp3.68bn, an increase by 230.21% compared with the previous year. The growing of market participants to obtain reference on fair and transparent bond market price had encouraged an increasing number of users who were benefited by the fair market price (HPW) information services released by IBPA to a total of 47 institutions, 88% increase from last year. In addition, the execution of bond training and education had promoted an improvement on the 2011 Net Operating Revenue.
Hingga Desember 2011, PHEI telah melakukan valuasi terhadap instrumen SBN (Surat Berharga Negara) dan instrumen surat utang swasta dalam denominasi rupiah. Untuk SBN, PHEI telah melakukan valuasi atas 84 seri dengan total nilai Rp 687,36 triliun. Sedangkan untuk surat utang korporasi, PHEI telah melakukan valuasi atas 215 seri obligasi korporasi, 33 seri sukuk korporasi, 3 (tiga) seri KIK-EBA dengan total nilai sebesar Rp125,83 triliun.
Until December 2011, IBPA had conducted valuations of Rupiah denominated SBN instruments (Government Securities) and corporate bond instruments. For SBN, IBPA had conducted valuations over 84 series with a total value of Rp687.36tn. Meanwhile, for the corporate bonds, the IBPA had conducted valuations over 215 corporate bond series, 33 series of corporate sukuk, 3 (three) series of KIK-EBA, with a total value of Rp125.83tn.
Didorong oleh terbitnya beberapa ketentuan di tahun 2011 yang mewajibkan penggunaan HPW yang diterbitkan oleh LPHE (Lembaga Penilaian Harga Efek), PHEI telah menambah cakupan instrumen surat utang yang divaluasi menjadi 100% untuk Surat Berharga Negara dan 97% untuk obligasi korporasi.
Encouraged by the release of several provisions in 2011 which regulates the requirement of using fair market price (HPW) issued by LPHE (Lembaga Penilaian Harga Efek or the Bond Pricing Agency), IBPA had extended the scope of valuated bonds to 100% for Government Securities and 97% for corporate bonds.
Kinerja Keuangan Sepanjang tahun 2011, PHEI telah melakukan ragam terobosan inovatif dan telah menghasilkan kinerja keuangan dan bisnis
Financial Performance Throughout the year 2011, IBPA had performed a variety of innovative breakthrough and generated a growing financial and
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Tinjauan Keuangan Financial Review
yang semakin bertumbuh. Hal tersebut dapat dinilai dari beberapa aspek yang telah memberikan kontribusi positif seperti pertumbuhan pendapat usaha, efisiensi aktivitas operasional, optimalisasi alokasi dana, pengelolaan beban yang semakin efektif serta produktivitas karyawan yang meningkat signifikan.
business performance. This could be assessed from several aspects which were considered as positive contributions such as the growing operating revenues, efficient operational activities, optimizing the allocation of funds, more effective expense management, and significant increase of employee productivity.
Ringkasan Laporan Laba Rugi (Rp)
2011
Income Statement (Rp)
Pendapatan Usaha - Bersih
3.683.782.822
Operating Revenues
Beban Usaha
Operating Expenses
Rugi Usaha
Operating Loss
7.432.249.575
31,51 -3,58
695.399.629
1.023.185.220
-32,03
(5.394.969.488)
(5.293.464.355)
1,92
-
-
-
(5.394.969.488)
(5.293.464.355)
1,92
Income Tax
Net Loss
Laporan Laba Rugi Pada tahun 2011, PHEI membukukan Rugi Bersih sebesar Rp5,39 miliar, meningkat tipis sebesar Rp101,51 juta atau 1,92% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun PHEI masih membukukan rugi bersih, di sisi pendapatan PHEI telah berhasil membukukan Pendapatan Usaha Bersih sebesar Rp3,68 miliar yang lebih tinggi sebesar Rp2,57 miliar atau 230,21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rugi Usaha PHEI juga mengalami penurunan dari Rp6,32 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp6,09 miliar pada tahun 2011, turun sebesar Rp226,28 juta atau 3,58%.
230,21
(6.316.649.575)
Pajak Penghasilan
Rugi Bersih
1.115.600.000
9.774.151.939
Other Income
Loss Before Tax
Growth (Rp)
(6.090.369.117)
Penghasilan lain Rugi Sebelum Pajak
Pertumbuhan (%)
2010
Income Statement In 2011, IBPA had recorded Net Loss of Rp5.39bn, slightly increased by Rp101.51 million or 1.92% compared with the previous year. Although IBPA still noted a net loss, in terms of income the organization had managed to record a Net Operating Revenues of Rp3.68bn, Rp2.57 million or 230.21% higher than last year. The Operating Loss of IBPA also noted a decline from Rp6.32bn in 2010 to Rp6.09bn in 2011, decreasing by Rp226.28 or 3.58%.
Grafik Laporan Laba Rugi (Rp) Graphs of Income Statement (Rp)
9.774
7.432 6.060
5.395
5.294
4.882
3.684
1.116
215
2009 Pendapatan Usaha - Bersih Business Income - Net
2010
2011
Beban Usaha
Operating Expenses
Rugi Bersih Net Loss
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
29
Tinjauan Keuangan Financial Review
Pendapatan Usaha Pada tahun 2011, PHEI berhasil membukukan Pendapatan Usaha sebesar Rp3,68 miliar meningkat sebesar Rp2,57 miliar atau tumbuh sebesar 230,21% dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan signifikan dari Pendapatan Usaha disebabkan oleh peningkatan signifikan dari pendapatan bisnis Data Harga Pasar sebesar Rp2,15 miliar atau tumbuh 136,97% dari tahun sebelumnya, pendapatan Informasi dan Riset Obligasi sebesar Rp1,05 miliar atau tumbuh 791,49% dari tahun sebelumnya dan pendapatan Edukasi sebesar Rp490,52 juta atau tumbuh 429,72% dari tahun sebelumnya.
Rincian Pendapatan Usaha (Rp) Operating Revenues (Rp)
2011
2010
Pertumbuhan (%) Growth (%)
Data Harga Pasar
2.145.760.022
905.500.000
136,97
Data Informasi dan Riset Obligasi
1.047.500.000
117.500.000
791,49
490.522.800
92.600.000
429,72
3.683.782.822
1.115.600.000
230,21
Market Pricing Data
Information Data and Bond Research
Edukasi
Education
Jumlah Pendapatan Usaha - Bersih Total Operating Revenues - Net
30
Operating Revenues In 2011,IBPA had managed to record Operating Revenues of Rp3.68n, an increase by Rp2.57bn or 230.21% growth compared with that in 2010. The significant growth of Operating Revenue was due to a significant increase in the Market Price Data Revenues by Rp2,15bn or growth by 136.97% from last year, Bond Information and Research Revenues by Rp1.05bn or 791.49% growth from last year,and Education Revenues by Rp490.52bn or 429.72% growth from last year.
Pendapatan Data Harga Pasar Pendapatan usaha yang diperoleh dari bisnis Data Harga Pasar berasal dari pendapatan penjualan paket informasi harga pasar wajar efek bersifat utang dan sukuk melalui sistim informasi berbayar yaitu BIPS (Bond Information & Pricing Services). Selama tahun 2011, terdapat peningkatan pengguna sistim BIPS sebanyak 23 pelanggan baru, sehingga total jumlah pengguna sistim BIPS pada akhir 2011 menjadi 49 pelanggan atau tumbuh 104,17% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan dari penjualan data harga pasar memberikan kontribusi terbesar sejumlah 58,20% dari seluruh Pendapatan Usaha selama tahun 2011.
Market Price Data Revenues Operating revenues obtained by the Market Price Data business were derived from the sales income of stock fair price information package in forms of bonds and sukuk using the paid information system called the Bond Information & Pricing Services (BIPS). During the year 2011, the BIPS system users increased by 23 (twenty three) new users, resulting with the total BIPS system users to reach 49 (forty nine) users at the end of 2011, or note a growth by 104.17% compared with last year. The revenue derived from the sales of market price data had provided the biggest contribution of 58.20% from overall Operating Revenues throughout 2011.
Pendapatan Data Informasi dan Riset Obligasi Pendapatan Data Informasi dan Riset Obligasi merupakan pendapatan atas penjualan paket informasi efek bersifat utang dan sukuk berupa: harga pasar wajar historis, ringkasan dan diskripsi detil setiap efek, indeks obligasi dan laporan riset berkala. Seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan BIPS selama tahun 2011, maka permintaan akan paket data informasi dan riset obligasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Kontribusi atas peningkatan pendapatan Data Informasi dan Riset Obligasi pada tahun 2011 juga berasal dari kegiatan VAS (value added service) yaitu penyusunan Indonesia Bond Market Directory (IBMD) 2011, dimana merupakan proyek kerjasama antara PHEI dengan Bursa Efek Indonesia. Pendapatan dari penjualan data informasi dan riset obligasi memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Usaha tahun 2011 sebesar 28,40% dari seluruh Pendapatan Usaha.
Bond Information Data and Research Revenues Bond Information Data and Research Revenues were the income arose from the sales of information package of stocks in the forms of bonds and sukuk, which consisted of: history of fair market price, summary and detail description on each stock, bond index, and periodic research reports. Along with the rising number of BIPS users during 2011, demands on the bond information data and research packaged had also significantly increased. Contribution over the enhanced revenues of Bond Information Data and Research in 2011 also derived the VAS (value added service) activities which was the preparation of Indonesian Bond Market Directory (IBMD) 2011, a joint project between IBPA and the Indonesian Stock Exchange. Sales revenue of bond information data and research had contributed to the 2011 Operating Revenues by 28.40% of overall Operating Revenues.
Pendapatan Edukasi Pendapatan Jasa Edukasi merupakan pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan kelas pendidikan tentang obligasi dalam program yang telah dikembangkan oleh PHEI
Educational Service Educational Service was the income obtained from organizing classes on an education program about bonds which had been developed by IBPA since 2010, namely the SoBFI (School of Bond
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
sejak tahun 2010, yaitu SoBFI (School of Bond and Fixed Income). Pada tahun 2011, PHEI telah menyelenggarakan sebanyak 19 kelas SoBFI, dengan perincian: 13 kelas reguler dan 6 (enam) kelas In-House. Pendapatan dari penyelenggaraan kelas SoBFI terhadap Pendapatan Usaha memberikan kontribusi sebesar 13,30% dari seluruh Pendapatan Usaha.
and Fixed Income). In 2011, IBPA had conducted 19 SoBFI classes consisted of: 13 regular classes and 6 (six) In-House classes. Revenues derived from conducting SoBFI classes had contributed 13.30% of overall Operating Revenues.
Komposisi dan Persentase terhadap Jumlah Pendapatan Usaha The Composition and Percentage of Total Business Income
28,40%
58,20%
81,20%
2011
2010 13,30%
Data Harga Pasar Market Price Data
10,50% 8,30%
Data Informasi dan Riset Obligasi Research and Information of Bonds Data
Jasa Edukasi
Educational Service
Beban Usaha Komponen Beban Usaha meliputi Beban Gaji, Honor dan Tunjangan, Beban Umum dan Administrasi, Beban Pengembangan Usaha dan Pasar Modal dan Beban Penyusutan. Pada tahun 2011 Beban Usaha tercatat sebesar Rp9,77 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp2,34 miliar atau 31,51% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp7,43 miliar.
Operating Expenses The components of Operating Expenses include the Salary, Honorarium, and Allowance Expenses, General and Administration Expenses, Business Development and Capital Market Expenses and Depreciation Expenses. In 2011, the Operating Expense was noted to be Rp9.77bn, increased by Rp2.34bn of 31.51% compared with that in 2010 of Rp7.43bn.
Secara nominal, komponen Beban Usaha yang mengalami peningkatan terbesar di tahun 2011 dibandingkan tahun 2010 adalah Beban Gaji, Honor dan Tunjangan. Komponen ini meningkat sebesar Rp1,76 miliar atau 34,83%. Secara persentase, komponen Beban Usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah Beban Pengembangan Usaha dan Pasar modal, yang meningkat sebesar 47,18%.
In terms of nominal, the highest increase of Operating Expense components in 2011 compared to 2010 was the Salary,Honorarium and Allowance Expenses. This component rose by Rp1.76bn or 34.83%. Based on percentage, the highest increase in the Operating Expenses components occurred on the Business Development and Capital Market Expenses, which rose by 47.18%.
Rincian Beban Usaha (Rp) Operating Expensive (Rp)
2011
2010
Perubahan (%) Change (%)
Gaji, Honor dan Tunjangan
6.796.097.691
5.040.569.741
34,83
Umum dan Administrasi
Salaries, Honorarium and Allowances
1.755.062.998
1.488.069.492
17,94
Pengembangan Usaha dan Pasar Modal
571.713.745
388.433.718
47,18
Penyusutan
651.277.505
515.176.624
26,42
9.774.151.939
7.432.249.575
31,51
General and Administrative
Operating and Capital Market Development Depreciation
Jumlah Beban Usaha Total Operating Expenses
Beban Gaji, Honor dan Tunjangan Beban Gaji, Honor dan Tunjangan terdiri atas biaya gaji dan tunjangan karyawan dan Direksi, honor Dewan Komisaris, serta insentif. Pada tahun 2011, Beban Beban Gaji, Honor dan Tunjangan adalah sebesar Rp6,80 miliar, atau naik sebesar Rp1,76 miliar atau 34,83% dari Rp5,04 miliar pada tahun 2010. Kenaikan ini terutama berasal dari realisasi penyesuaian gaji karyawan, Direksi dan honor Dewan Komisaris yang mengacu
Salary, Honorarium, and Allowance Expenses Salary, Honorarium, and Allowance Expenses consisted of salary and allowance cost for employees and Directors, honorarium for the Board of Commissioners, and incentives. In 2011, the Salary, Honorarium, and Allowance Expenses was Rp6.80bn, or rose by Rp1.76bn or 34.83% from Rp5.04bn in 2010. This increase was mainly derived from the realization of salary adjustment of employees, Directors and honorarium of Board of Commissioners
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
31
Tinjauan Keuangan Financial Review
32
pada RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan) 2011 yang telah disetujui oleh Pemegang Saham dalam RUPS Luar Biasa tahun 2010. Penyesuaian gaji dilakukan untuk menciptakan iklim kerja yang komparatif dan kompetitif di level internal dan eksternal perusahaan. Selain itu kenaikan beban ini berasal dari pemberian insentif kepada karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris oleh Pemegang Saham sebagai bentuk apresiasi kinerja, serta realisasi penambahan karyawan baru sebanyak 5 (lima) orang. Jumlah karyawan PHEI pada tahun 2011 adalah sebanyak 20 orang dan tahun 2011 sebanyak 25 orang.
which referred to the Annual Work Plan Budget (RKAT) 2011 approved by Shareholders in the 2010 Extraordinary General Meeting (RUPS). Salary adjustment was performed to create a comparative and competitive working environment in company’s internal and external level. In addition, the rise of these expenses resulted from incentives provided to employees, Directors and Board of Commissioners by Shareholders as a form of performance appreciation, as well as addition of 5 (five) new employees. The number of employees in PHEI in 2011 was 20 people, and in 2011 increased to 25 people.
Beban Umum dan Administrasi Pada tahun 2011, Beban Umum dan Administrasi tercatat sebesar Rp1,76 miliar atau meningkat 17,94% dari Rp1,49 miliar di tahun 2010. Beban Umum dan Administrasi merupakan biaya untuk kegiatan operasional rutin PHEI antara lain biaya Sewa Ruangan, Telekomunikasi, Transportasi, Pemeliharaan dan Perbaikan, Jasa Ahli Profesional, Listrik, Konsumsi, Alat Tulis Kantor, Kegiatan Karyawan, Pendidikan dan Pelatihan. Komponen terbesar dari beban ini adalah Beban Sewa ruang kerja dan DRC (Disaster Recovery Center) yang memberikan kontribusi sebesar 35,04% dari jumlah Beban Umum dan Administrasi.
General and Administration Expenses In 2011, the General and Administration Expenses was noted to be Rp1.76bn or increased by 17.94% from Rp1.49bn in 2010. General and Administration Expenses were the funds used for routine IBPA operational activities such as the Room Rental cost, Telecommuni cations,Transportations, Maintenance and Repairs, Professional Services, Electricity, Food and Beverages, Stationary, Employee’s Activities, Training and Education. The biggest component form this expense was the Rental Expense of working space and DRC (Disaster Recovery Center) which contributed to 35.03% from the General and Administration Expenses.
Beban Pengembangan Usaha dan Pasar Modal Beban Pengembangan Usaha dan Pasar Modal terdiri atas biaya promosi dan sosialisasi, biaya kegiatan pasar modal seperti partisipasi dalam kegiatan pameran dan beban perjalanan dinas dalam dan luar negeri. Pada tahun 2011 Beban Pengembangan Usaha dan Pasar Modal tercatat sebesar Rp571,71 juta, naik sebesar Rp183,28 juta atau 47,18% dari tahun 2010 sebesar Rp388,43 juta. Peningkatan tersebut terjadi karena PHEI melakukan berbagai upaya kegiatan pemasaran promosi produk dan jasa layanan informasi dan edukasi, serta kegiatan sosialisasi tentang kelembagaan PHEI sebagai lembaga penilaian harga efek di dalam pasar modal domestik.
Business Development and Capital Market Expenses Business Development and Capital Market Expenses consisted of costs of promotions and socializations, capital market activities such as participations in exhibitions, and domestic and international business travel. In 2011, the Business Development and Capital Market Expenses had recorded Rp571.71 million, increased by Rp183.28 million or 47.18% from that in 2010, which was Rp388.43 million. This increase was due to the various marketing and promotional activities performed by IBPA to promote its informational and educational products and services, as well as socialization on IBPA as a bond pricing agency in the domestic capital market.
Beban Penyusutan Beban penyusutan pada tahun 2011 tercatat sebesar Rp651,28 juta, naik sebesar Rp136,10 juta atau 26,42% dari tahun 2010 sebesar Rp515,18 juta, hal ini disebabkan adanya kapitalisasi aset tetap terkait dengan proses bisnis PHEI.
Depreciation Expenses Depreciation Expenses in 2011 was noted to be Rp651.28 million, increased by Rp136.10 million or 26.42% from the expense in 2010, which was Rp515.18 million, due to capitalization of fixed assets related with business process in IBPA.
Penghasilan Lain-lain Penghasilan Lain-lain – Bersih pada tahun 2011 sebesar Rp695,40juta atau turun sebesar Rp327,79 juta atau 32,04% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp1,02 miliar. Komponen Penghasilan Lain-lain – Bersih terbesar adalah penghasilan dari bunga deposito berjangka. Selama tahun 2011, PHEI menerapkan kebijakan terkait dengan penempatan dana kas perusahaan yaitu hanya pada bank-bank milik pemerintah (BUMN).
Other Revenues Other Revenues – Net in 2011 was noted to be Rp695.40 million or decreased by Rp327.79 million or 32.4% compared to Rp1.02 million in 2010. The biggest component of the Other Revenues-Net was the revenue derived from deposits interests. During 2011, IBPA had implemented policy related with the placement of company’s cash funds only at the state-owned banks (State-Owned Enterprises).
Rugi Usaha Pada tahun 2011, PHEI mencatatkan Rugi Usaha sebesar Rp6,09 miliar, turun sebesar Rp226,28 juta atau 3,58% dari tahun 2010. Penurunan Rugi Usaha didukung oleh kenaikan Pendapatan Usaha tahun 2011 sebesar 230,21% dibandingkan dengan tahun 2010.
Operating Loss In 2011, IBPA had noted Operating Loss of Rp6.09bn, a decrease by Rp226.98 million or 3.58% from 2010. The decline in Operating Loss was driven by the rise in 2011 Operating Revenues by 230.21% compared with that in 2010.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Rugi Bersih Peningkatan Beban Usaha sebesar 31,51% dan penurunan Penghasilan Lain-lain – Bersih sebesar 32,04% pada tahun 2011 menyebabkan PHEI mengalami Rugi Bersih sebesar Rp5,39 miliar atau naik 1,92% dibandingkan dengan Rugi Bersih sebesar Rp5,29 miliar di tahun 2010.
Net Loss The increase of Operating Expenses by 31.1% and decrease in Other Revenues – Net by 32.04% in 2011 had led a Net Loss by Rp5.39bn or a 1.92% increase compared with Rp5.29bn Net Loss in 2010.
Neraca Pada tahun 2011, Neraca PHEI mencatatkan jumlah Aset sebesar Rp13,21 miliar, Liabilitas sebesar Rp426,41 juta dan Ekuitas sebesar Rp12,78 miliar. Komposisi terbesar dari Aset PHEI adalah dalam bentuk Kas dan Setara Kas yaitu sebesar Rp11,09 miliar atau 84,00% dari jumlah Aset. Aset PHEI mengalami penurunan sebesar Rp5,19 miliar atau 28,23% pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Kontribusi terbesar dari penurunan Aset PHEI di tahun 2011 berasal dari penurunan nilai Aset Lancar sebesar Rp4,75 miliar atau sebesar 28,95% dari periode tahun sebelumnya. Sampai dengan tahun 2011, PHEI mengalami akumulasi rugi sebesar Rp17,22 miliar sehingga jumlah ekuitas pada tahun 2011 berkurang 29,68% dari periode tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp12,78 miliar.
Balance Sheet In 2011, the IBPA Balance Sheet noted amount of Assets of Rp13.21bn, Liability of Rp426.31bn, and Equity of Rp12.78bn. The largest composition in the IBPA Assets was in the form of Cash and Cash Equivalents amounting Rp11.09bn or 84.00% from the total Assets. The IBPA Assets had decreased from 2010 by Rp5.19bn or 28.23% in 2011. The biggest contribution for the decline in 2011 PHEI Assets came from the decrease in Current Assets value by Rp4.75bn or equal to 28.95% last year. Up to the year 2011, IBPA had accumulated a total loss of Rp17.22bn, making its amount of equity in 2011 dropped by 29.68% from the year before to Rp12.78bn.
Neraca (Rp)
Balance Sheet (Rp)
2011
Perubahan (%)
2010
Change (%)
Aset
Assets
Aset Lancar Current Assets
Kas dan Setara Kas
Cash and Cash Equivalents
Piutang Usaha
Accounts Receivables
Piutang Lain-lain
Other Receivables
Uang Muka dan Biaya Dibayar Di Muka
Advances and Prepaid Expenses
Jumlah Aset Lancar
Total Current Assets
11.094.858.881
15.830.800.449
-29,92
326.250.000
126.000.000
158,93
32.478.932
46.791.097
-30,59
216.469.683
421.429.586
-48,63
11.670.057.496
16.425.021.132
-28,95
1.507.552.840
1.784.727.685
-15,53
-
162.000.000
-100,00
30.000.000
30.000.000
0,00
1.537.552.840
1.976.727.685
-22,22
13.207.610.336
18.401.748.817
-28,23
Aset Tidak Lancar
Non Current Assets
Aset Tetap Fixed Assets
Biaya Bayar Dimuka Jangka Panjang
Long Term Prepaid Expenses
Uang Jaminan
Refundable Deposits
Jumlah Aset Tidak Lancar
Total Non Current Assets
Jumlah Aset Total Assets
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liability & Shareholder’s Equity
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
77.526.725
109.215.981
-29,02
Utang Pajak
Taxes Payable
144.374.495
63.361.572
127,86
Pendapatan Diterima Di Muka
Unearned Revenues
204.507.340
53.000.000
285,86
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
426.408.560
225.577.553
89,03
-
-
-
426.408.560
225.577.553
89,03%
0,00
Accrued Expenses
Total Current Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang
Non Current Liabilities
Jumlah Liabilitas Total Liabilities
EKUITAS
Share Holder’s Equity
Modal Saham
30.000.000.000
30.000.000.000
Akumulasi Rugi
Accumulated Losses
(17.218.798.224)
(11.823.828.736)
45,63
Jumlah Ekuitas
Total Shareholders’ Equity
12.781.201.776
18.176.171.264
-29,68
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
13.207.610.336
18.401.748.817
-28,23
Share Capital
Total Liability & Shareholder’s Equity
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
33
Tinjauan Keuangan Financial Review
34
Aset Pada tahun 2011, PHEI mengalami penurunan total Aset sebesar 28,23% atau senilai Rp5,19 miliar. Penurunan ini disebabkan posisi kas yang berkurang signifikan pada tahun 2011 yang sebagian besar digunakan untuk keperluan SDM dan pengembangan usaha.
Assets In 2011, IBPA experienced a decline in total Assets by 28.23% or equivalent to Rp5.19bn. This decline was due to a significant reduce in 2011 cash position which was mostly used for human resources and business development.
Aset Lancar Tahun 2011, PHEI mengalami penurunan nilai Aset Lancar sebesar 28,95% atau senilai Rp4,75 miliar. PHEI masih menggunakan kas internal untuk menalangi pos pengeluaran modal terkait pengadaan dan pengembangan usaha.
Current Assets In 2011, the value of Current Assets at IBPA decreased by 28.95% or equivalent to Rp4.75bn. IBPA still used the internal cash to cover capital expenditure related to procurement and business development.
Kas dan Setara Kas Kas dan Setara kas sebesar Rp11,09 miliar mengalami penurunan sebesar Rp4,74 miliar atau 29,92% akibat adanya belanja modal dan pembayaran beban operasional.
Cash and Cash Equivalents Cash and Cash Equivalents amounting Rp11.09bn, a decrease by Rp4.74bn or 29.92% due to capital expenditures and payment of operating expenses.
Piutang Usaha Piutang Usaha pada tahun 2011 sebesar Rp326,25 juta mengalami kenaikan sebesar Rp200,25 juta atau 158,93% kenaikan ini disebabkan semakin meningkatnya pertambahan pengguna pemakai jasa dan jasa edukasi.
Accounts Receivable The Account Receivable in 2011 was Rp326.25 million, an increase by Rp200.25 million or 158.93%. This rise was because of the increasing number of service users including education services.
Aset Tidak Lancar Pada tahun 2011, PHEI mengalami penurunan Aset Tidak Lancar sebesar 22,22 % atau senilai Rp439,17 juta. Penurunan ini disebabkan biaya dibayar di muka yang berkurang di tahun 2011. Biaya dibayar di muka merupakan tunjangan kendaraan Direksi, yang diberikan sesuai dengan keputusan Notulen Rapat Pemegang Saham pada tangal 9 Juni 2008.
Non-current Assets In 2011, the Non-current Assets of IBPA decreased by 22.22% or equivalent to Rp439.17million. The decrease was due to a declining pre-paid expenses in 2011. Pre-paid expenses consisted of vehicle allowances of Directors, distributed in accordance with the decisions contained in the MoM of Shareholders Meeting on June 9, 2008.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Liabilitas dan Ekuitas (Rp) Liability & Shareholder’s Equity (Rp)
2011
2010
Perubahan (%) Change (%)
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
77.526.725
109.215.981
-29,02
Utang Pajak
144.374.495
63.361.572
127,86
Pendapatan Diterima Dimuka
204.507.340
53.000.000
285,86
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
426.408.560
225.577.553
89,03
Accrued Expenses Taxes Payable
Unearned Revenues
Total Current Liabiliities
Kewajiban Lancar Pada tahun 2011, Liabilitas Jangka Pendek PHEI mengalami peningkatan sebesar 89,03% atau sebesar Rp200,83 juta. Pada akhir tahun 2011, ada akun utang pajak dan pendapatan diterima di muka yang menyebabkan Liabilitas Jangka Pendek meningkat cukup signifikan.
Current Liabilities In 2011, the Short-Term Liabilities of IBPA rose by 89.03% or equivalent to Rp200.83 million. At the end 2011, an account of taxes payable and unearned income had encouraged a significant rise of the Short-Term Liabilities.
Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Diterima Dimuka pada tahun 2011 sebesar Rp204,51 juta mengalami kenaikan sebesar Rp151,51 juta atau 285,86% dibandingkan pada tahun 2010 sebesar Rp53,00 juta, kenaikan ini disebabkan Pembayaran Dimuka oleh pengguna jasa.
Unearned Income Unearned Income in 2011 amounting Rp204.51 million, an increase by Rp151.51 million or 285.86% compared with the same in 2010 of Rp53.00million. The rise occurred due to payment made in advance by service users.
Kewajiban Tidak Lancar Dari tahun 2009 hingga 2011, PHEI tidak memiliki kewajiban tidak lancar dalam bentuk obligasi dan obligasi konversi.
Non-current Liabilities From 2009 to 2011, IBPA does not have non-current liabilities in the form of bonds and convertible bonds.
Ekuitas Sisi Ekuitas PHEI mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2011 sebesar 29,68% dibanding tahun 2010 atau
Equity In terms of equity, IBPA experienced significant decreased along 2011 by 29.68% compared with 2010, or equivalent to Rp5.39bn.
Ekuitas (Rp) Equity (Rp)
Modal Saham Share Capital
Akumulasi Rugi
Accumulated Losses
Jumlah Ekuitas Total Equity
Perubahan (%)
2011
2010
30.000.000.000
30.000.000.000
0,00
(17.218.798.224)
(11.823.828.736)
45,63
12.781.201.776
18.176.171.264
-29,68
Change (%)
senilai Rp5,39 miliar Penurunan figur ekuitas disebabkan oleh akumulasi rugi yang meningkat signifikan di tahun 2011 menjadi Rp17,22 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp11,82 miliar dalam kondisi tidak ada penambahan modal saham sepanjang tahun 2010 dan 2011.
Decline in the equity figure was because of significant increase in the accumulated losses in 2011 of Rp17.22bn compared with Rp11.82bn the year before, in the absence of share capital increase throughout 2010 and 2011.
Laporan Arus Kas Kas dan Setara Kas pada akhir tahun 2011 sebesar Rp11,09 miliar mengalami penurunan Rp4,74 miliar atau 29,92% dari tahun 2010 sebesar Rp15,83 miliar, penurunan ini disebabkan adanya pembayaran beban beban operasional dan pembelian aset untuk kegiatan operasional PHEI.
Cash Flow Statements Rp11.09bn of Cash and Cash Equivalents in 2011 was a decrease by Rp4.74bn or 29.92% from Rp15.83bn, due to payment of operational expenses and purchase of assets for the operations of IBPA.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
35
Tinjauan Keuangan Financial Review
Arus Kas Bersih Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi meningkat Rp2,79 miliar atau 136% dari tahun 2008 sebesar Rp2,06 miliar.
Arus Kas (Rp) Cashflow (Rp)
Arus kas dari aktivitas operasi Cashflow from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cashflow from operating activities
Net Cash Flows Net cash derived from the operational activities increased to Rp2.79bn or 136% from Rp2.06bn in 2008.
2010
-4.361.000.000
-4.671.000.000
7,11
-374.000.000
-759.000.000
102,94
Arus kas dari aktivitas pendapatan
Change (Rp)
0
0
n/a
Penurunan bersih kas dan setara kas
-4.735.000.000
-5.430.000.000
14,68
Kas dan setara kas awal tahun
11.095.999.998
21.261.000.000
34,30
Kas dan setara kas akhir tahun
11.095.999.998
15.831.000.000
42,67
Cashflow from operating activities Change in cash and equivalent
Cash and equivalent in beginning year
Cash and equivalent at end of year
Belanja Modal Dalam rangka meningkatkan layanannya, maka pengeluaran modal terkait Aset Tetap diutamakan untuk meningkatkan performa sistim operasional BIPS maupun back office. Untuk peningkatan sistim operasional telah dilakukan alokasi pada sistim Disaster Recovery Centre (DRC) dan pengembangan sistim automation office.
Capital Expenditure In order to improve its services, capital expenditures related with the Fixed Assets were preferred to improve the performance of both BIPS operating system and the back office, To improve the operational system, allocations had been provided for the Disaster Recovery Centre (DRC) and development of office automation system.
Dampak Kebijakan Manajemen Kebijakan manajemen dalam inisiatif pengembangan usaha telah menghasilkan nilai tambah yang sangat berarti bagi kemajuan bisnis dan kinerja keuangan PHEI. Manajemen menggunakan perangkat yang terukur dalam upaya mengendalikan jalannya usaha dan sumber daya manusia. Hal ini merupakan bagian inisiatif manajemen risiko perusahaan yang secara bertahap mulai terlihat dalam optimalisasi pengembangan usaha, pertumbuhan revenue serta efisiensi kegiatan bisnis.
Impacts of Management Policies Management policy in the business development initiatives had resulted in an added value which was very significant to the business improvement and financial performance of IBPA. The management had used measurable instruments in an effort to control the course of business and human resources. These were a part of the initiative of the company’s risk management which had gradually began to show in the optimalization of business development, revenue growth, and efficiency of business activities.
Demikian beberapa penilaian dan pengukuran yang dilakukan oleh manajemen terhadap kondisi usaha dan keuangan yang ada sepanjang tahun 2011.
All of these were the results of assessments and measurements performed by the management towards the business and financial conditions throughout 2011.
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan meningkat signifikan di akhir tahun 2011 sebesar 230,21%. Secara nominal penjualan yang diperoleh melebih 3(tiga) kali lipat dari penjualan tahun sebelumnya. Pencapaian ini didukung oleh peningkatan yang signifikan untuk setiap segmen bisnis yang dimiliki oleh PHEI, dalam hal ini bisnis informasi harga pasar, riset dan edukasi.
Sales Growth Sales growth had improved significantly by 230.21% at the end 2011. The sales this year had obtained nominal more than 3 (three) times of the sales achievement last year. This achievement was supported by significant improvement at all business segments within IBPA, namely the business of market price information, research, and education.
Pendapatan Usaha Operating Income
2011
2010
Pertumbuhan (%) Growth (Rp)
Pendapatan Informasi Harga Pasar
2.146.000.000
906.000.000
136,87
Pendapatan Informasi Riset Obligasi
1.047.000.000
117.000.000
794,87
491.000.000
93.000.000
427,96
3.684.000.000
1.116.000.000
230,21
Market Priq Information Revenues
Bonds Research Information Revenues
Pendapatan Edukasi Education Revenues
Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Income
36
Perubahan (%)
2011
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Ukuran Profitabilitas PHEI mengalami kerugian di tahun 2011, dengan pertumbuhan kerugian yang semakin mengecil dibanding tahun 2010. Pertumbuhan penjualan yang progresif sepanjang tahun 2011 telah memungkinkan profitabilitas menjadi semakin terjangkau untuk masuk ke area figur positif di dalam waktu dekat di masa depan.
Profitabilitas (Rp) Cashflow (Rp)
Size Profitability IBPA had suffered losses in 2011 in lesser amount compared with those in 2010. Progressive sales growth during 2011 had allowed the profitability more access to enter the area of positive figures in a near future.
2011
Pertumbuhan (%)
2010
Growth (Rp)
Jumlah Pendapatan Usaha
3.683.782.822
1.115.600.000
230,21
Jumlah Beban Usaha
9.774.151.939
7.432.249.575
31,51
(6.090.369.117)
(6.316.649.575)
-3,58
Total Operating Revenues Total Operating Expenses
Rugi Usaha
Operating Loss
Ukuran Produktivitas Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mengandalkan sumber daya manusia. PHEI menilai bahwa pengembangan dan penambahan sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat kontribusi terhadap revenue secara signifikan. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya peningkatan kontribusi pendapatan per karyawan yang signifan sebesar 164.17% di tahun 2011 apabila dibandingkan dengan tahun 2010.
Produktivitas per Karyawan (Rp) Employees Productivity Ratio (Rp) Jumlah Pendapatan Usaha Total Operating Revenues
Jumlah Karyawan
Number of Headcount
Kontribusi Revenue per Karyawan Revenues Contribution per Headcount
Kinerja Aktivititas Perusahaan Rasio dihitung untuk menilai efisiensi PHEI dalam mengelola dan memanfaatkan asetnya. Rasio ini biasanya menunjukkan frekuensi penjualan terhadap aset-asetnya. Dari figur tahun 2011, ada peningkatan signifikan dalam kinerja pengelolaan aset oleh PHEI, yang dihitung dari rasio turnover aset. Rasio berkembang hampir 5 (lima) kali lipat di tahun 2011 dibanding tahun 2010.
Kinerja Aset (Rp)
Assets Performance (Rp) Pendapatan Usaha
Size of Productivity A service company is a company that relies on its human resources. IBPA considered that development and recruitment of qualified human resources would significantly contribute to the revenue of the organization. This could be observed from the substantial increase in revenue contribution per employee of 164.17% in 2011compared with the amount in 2010.
2011
Pertumbuhan (%)
2010
Growth (Rp)
3.683.782.822
1.115.600.000
230,21
25
20
25,00
147.351.313
55.780.000
164,17
Company Activity Performance Ratio was calculated to assess the efficiency in management and utilization of IBPA assets. This ratio usually showed sales frequency of the assets. From the 2011 figure, a significant increase was observed in the IBPA performance in asset management, which was calculated from the asset turnover ratio. The ratio had improved almost 5 (five) times in 2011 compared to 2010.
2011
2010
3.683.782.822
1.023.000.000
Jumlah Aset Awal
18.401.748.817
23.704.064.273
Jumlah Aset Akhir
13.207.610.336
18.401.748.817
Jumlah Rata-rata Aset
15.804.679.577
21.052.906.545
Rasio Perputaran Aset
23,31%
4,86%
Operating Income Assets Assets
Total Average Assets
Assets Turnover Ratio
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap setiap komponen aset telah membuahkan dampak yang bersifat multiplier.
This had indicated that the policy pursued by management towards all asset components had resulted in multiplier impacts.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
37
Tinjauan Keuangan Financial Review
Ukuran Beban Terhadap Pendapatan Operasional Rasio BOPO dan Berry adalah dua jenis rasio yang berbeda namun memberikan penjelasan yang mirip terhadap kondisi bisnis yang ada.
Rasio Beban Terhadap Pengeluaran Operational Ratio Against Expenses
2011
2010
Pendapatan Usaha (Rp)
3.683.782.822
1.115.600.000
Beban Usaha (Rp)
9.774.151.939
7.432.249.575
BOPO Ratio
265,33%
666,21%
Berry Ratio
0,38
0,15
Operating Revenues (Rp) Operating Expenses (Rp)
Rasio BOPO yang menurun secara signifikan sepanjang tahun 2011 (265,33%) dibanding 2010 (666,21%) menunjukkan bahwa PHEI semakin efisien di dalam memperlakukan setiap komponen aset yang ada. Di sisi yang berbeda, rasio Berry menunjukkan bahwa PHEI semakin produktif dalam menghasilkan revenue dari setiap aset yang dimiliki, dari figur Rp0,15 penjualan dari setiap Rupiah beban dibelanjakan sepanjang tahun 2010, menjadi Rp0,38 per Rupiah beban di tahun 2011.
The significant decline of the BOPO during 2011 (265.33%) compared to 2010 (666.21%) had indicated that PHEI was getting more efficient in handling all available asset components. On the other side, the Berry ratio had implied that IBPA was getting more productive in generating revenues from all of its assets, from Rp0.15 sales of every Rupiah expensed during 2010 to Rp0.38 per Rupiah in 2011.
Tingkat Penjualan Terhadap Ekuitas Modal PHEI mengalami pengurangan di sepanjang tahun 2011 dengan adanya alokasi yang dilakukan untuk kepentingan pengembangan bisnis.
Sales Ratio Against Equity IBPA capital had reduced during 2011 with the allocation made for business development matters.
Pemakaian modal yang dilakukan untuk pengembangan bisnis telah membuahkan hasil yang cukup signifikan di sepanjang tahun 2011, terbukti dari meningkatnya rasio penjualan
The use of capital for business development had produced substantial results along 2011, as seen from the improved sales ratio against equity.
Rasio Penjualan Terhadap Ekuitas Sales Ratio Against Equity Pendapatan Usaha (Rp) Operating Revenous (Rp)
Ekuitas (Rp) Equity (Rp)
Rasio Penjualan terhadap Ekuitas Sales Ratio Against Equity
38
Operational Revenues Against Expenses BOPO and Berry ratios were two different types of ratio which provided similar explanations to the current business conditions.
2011
2010
3.683.782.822
1.115.600.000
12.781.201.776
18.176.171.264
28,82%
6,14%
terhadap ekuitas. Tahun 2010, untuk setiap seratus rupiah modal yang dimiliki PHEI berhasil melakukan penjualan sebesar Rp6,14, sementara di tahun 2011 figur meningkat menjadi Rp28,82.
In 2010, for every hundred Rupiah of capital owned, IBPA had managed to sell for Rp6.14, while in 2011 the figure increased to Rp28.82.
Tingkat Kolektibilitas Piutang Usaha PHEI merupakan perusahaan jasa yang memberlakukan piutang usaha bagi setiap pelanggan yang telah menggunakan jasa PHEI.
Collectability Ratio of Accounts Receivable IBPA is a service company which imposes accounts receivable for every customers who had used its services.
Di tahun 2010, piutang yang muncul secara rata-rata baru dapat tertagih setelah 41 hari lebih, sementara pada tahun 2011, piutang yang ada dapat tertagih dalam tempo kurang dari 33 hari. Hal ini berarti PHEI telah mampu menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan perbaikan dalam proses penagihan.
In 2010, the accounts receivables could only be collected on the average of 41 days or more, while in 2011, the accounts receivables were collectible in less than 33 days. This had shown that IBPA had been able to establish good relationships with customers, as well as improvements in the billing process.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Ukuran Kolektibilitas
2011
2010
Piutang Usaha (Rp)
326.250.000
126.000.000
10.092.556
3.056.438
32,33
41,22
Accounts Receivable (Rp)
Rata-rata Penjualan per Hari (Rp) Average Sales per Day (Rp)
DSO Ratio (in day)
Tingkat Pertumbuhan Revenue Terhadap Peningkatan Beban Secara nominal, pertumbuhan penjualan sepanjang tahun 2011 dibanding tahun 2010 masih lebih besar daripada pertumbuhan penjualan penjualan di tahun 2010 dibanding tahun 2009, atau secara ekonomis, marjinal revenue 2011 masih lebih besar daripada marjinal revenue 2010.
Revenue Growth Rate Against The Increasing on Expenses
Di tahun 2011, pertumbuhan tersebut telah membuahkan rasio inkremental revenue terhadap beban meningkat signifikan dari 0,66 menjadi 1,10. Sepanjang tahun 2010, untuk setiap Rupiah pertumbuhan beban, PHEI berhasil membuahkan pertumbuhan revenue sebesar Rp0,66. Sementara pada tahun 2011, untuk setiap Rupiah pertumbuhan beban, PHEI berhasil membuahkan pertumbuhan revenue sebesar Rp1,10.
In 2011,the growth had led the ratio of incremental revenue against expense to increase significantly from 0,66 to 1.10. Throughout 2010, for every Rupiah of expense growth, IBPA had managed to obtain growth revenue by Rp0.66. While in 2011, for every Rupiah of expense growth, IBPA had managed to obtain growth revenue of Rp1.10.
Kebijakan Struktur Permodalan Sepanjang tahun 2011, PHEI masih mengandalkan aset dan modal di dalam melakukan kegiatan operasionalnya. PHEI tidak menyentuh aspek liabilitas (penggunaan utang usaha) di sepanjang tahun 2010 dalam upaya memperoleh sumber pendanaan di sisi internal.
Capital Structure Policy Throughout 2011, IBPA had relied on its assets and capital in conducting its operational activities. IBPA did not touch any liability aspect (the use of accounts payable) during 2010 in an attempt to obtain funding sources in its internal side.
Rasio Pertumbuhan Majinal Ratio
In terms of nominal, the sales growth during 2011 compared to 2010 was higher than the sales growth of 2010 compared to 2009, or economically, the marginal revenue in 2011 higher than the that of 2010.
2011
2010
Perubahan Pendapatan Usaha
2.568.182.822
900.600.000
Perubahan Beban Usaha
2.341.902.364
1.372.428.086
1,10
0,66
Change of Operating Revenues Change of Operating Expenses
Incremental Revenue to Expense Ratio
Struktur Permodalan Pemegang saham PHEI adalah Self Regulatory Organization (SRO), yang terdiri atas Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Capital Structure Shareholders of IBPA were Self Regulatory OrganizatIon (SRO), consisted of the Indonesian Stock Exchange (Bursa Efek IndonesiaBEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), and Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Masing-masing pemegang saham (Self Regulatory Organzation atau SRO) memiliki porsi yang sama yaitu 33,33%, atau setara dengan Rp10,00 miliar.
Each of this shareholder (Self Regulatory Organization or SRO) entitled to a same portion of 33.33% or equivalent to Rp10.00bn.
Kebijakan Manajemen Manajemen menetapkan bahwa PHEI tidak melakukan pembiayaan dari sisi kewajiban dalam bentuk hutang jangka panjang. Sepanjang 2011, manajemen PHEI tetap pada kebijakan pembiayaan dari sisi ekuitas. Adanya kebijakan untuk tidak membayarkan dividen menyebabkan biaya modal PHEI menjadi lebih rendah daripada biaya hutang.
Management Policy The management had determined that IBPA does not finance its obligations in a form of long-term debt. Throughout 2011, the management of IBPA had remained to its funding policy based on equity. The policy of not paying the dividends had turned the cost capital of IBPA lower than its cost of debts.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
39
Tinjauan Keuangan Financial Review
Tingkat Likuiditas Dengan menggunakan current ratio sebagai pengukuran, rasio likuiditas PHEI mengalami penurunan signifikan di tahun 2011
Daftar Pemegang Saham (SRO) List of Shareholders
40
Liquidity Ratio By using the current ratio as a measurement, the liquidity ratio of IBPA had significantly fell in 2011 compared with in 2010.
Porsi Saham Portion of Shares
PT Bursa Efek Indonesia
33,33%
PT Kliring Penjamin Efek Indonesia
33,33%
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
33,33%
dibanding 2010. Tahun 2010, current ratio PHEI adalah sebesar 7281,32%, sementara tahun 2011 menjadi 2736,83%. Hal ini disebabkan adanya penurunan signifikan di akun kas dan setara kas untuk bagian aset lancar, dan dalam periode yang sama terjadi kenaikan signifikan pada utang pajak dan pendapatan diterima dimuka untuk bagian kewajiban lancar.
In 2010, the current ratio of IBPA was 7281.32%, while in 2011 it was 2736.83%. This was due to a significant decrease in the cash and cash equivalent accounts of the current assets, and at the same time, a significant rise to the tax payable and unearned income for current liabilities occurred.
Ikatan Material Dalam Investasi Barang Modal Sepanjang tahun 2011, PHEI tidak mencatat adanya ikatanikatan yang material dalam pengeluaran modal atau investasi barang modal. Selain itu, tidak ada catatan juga mengenai kebijakan pinjaman apapun dari pihak eksternal yang membuat PHEI terikat secara material.
Material Bonds in Capital Goods Investment Throughout 2011, IBPA did not recorded any material bonds in its capital expenses or investment of capital goods. In addition, there were also no records in any policy of loans from external parties which bind PHEI materially.
Informasi Keuangan Yang Dilaporkan dan Bersifat Luar Biasa Sepanjang tahun 2011, PHEI tidak mencatat adanya informasi keuangan yang dilaporkan dan bersifat luar biasa dan/atau jarang terjadi (extraordinary and/or non-recurring events).
Reported Financial Information and Extraordinary Events Throughout 2011,IBPA did not recorded any reported financial information and extraordinary and/or non-recurring events.
Informasi Material Setelah Tanggal Laporan Akuntan Sepanjang tahun 2011, PHEI tidak mencatatkan adanya informasi material yang dilaporkan setelah tanggal laporan akuntan.
Significant Information After Date of Accountant’s Report Throughout 2011, IBPA did not recorded any material information reported after the date of accountant report.
Kebijakan Dividen Perusahaan PHEI memulai usaha efektif per tahun 2008, dan sejak itu para pemegang saham telah menetapkan bahwa PHEI tidak diwajibkan untuk membagikan keuntungan dalam bentuk dividen. Pertimbangan lainnya adalah, saat ini PHEI masih dalam tahap pengembangan dan diharapkan setelah adanya keuntungan atau profit yang signifikan di tahun-tahun mendatang, kebijakan dividen ini akan ditinjau kembali dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
Dividend Policy IBPA started its effective business in 2008, and since then the shareholders had determined that IBPA had no obligation to distribute its profit in the form of dividend. Another consideration was that currently IBPA is under development, and it was expected that after obtaining significant profit in the future years, this policy regarding dividends would be reviewed in the next S General Meeting of Shareholders.
Realisasi Dana Hasil Penawaran Umum PHEI tidak melakukan penawaran umum ke pasar modal sepanjang tahun 2011. Oleh karena itu, tidak ada catatan mengenai alokasi dan realisasi dana hasil penawaran umum. Secara umum, ada beberapa kegiatan bisnis yang telah dilakukan oleh PHEI dan menghasilkan revenue yang signifikan sepanjang tahun 2011. Efektivitas kebijakan manajemen dalam melakukan pemilihan terhadap segmen usaha merupakan faktor yang kritis dalam pengambilan keputusan yang telah tertuang rapi di dalam definisi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2011.
Fund Allocation Gained from Public Offering IBPA did not make any public offering to the capital market throughout 2011. Therefore, there were no records on the allocation and realization of funds as a result of public offering. In general, there were several business activities accomplished by IBPA which resulted with significant revenue throughout 2011. Effectiveness of the management policy in selecting business segment was a critical factor in the decision making process, which was neatly enclosed in the definition of Annual Work Plan and Budget (Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan-RKAT) 2011.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Tinjauan Bisnis Business Overview
Segmen Usaha Sebagai lembaga penilaian harga efek, terdapat beberapa segman usaha yang mendukung kegiatan valuasi, yaitu: 1. Penilaian Harga Efek Hasil kegiatan valuasi yang dilakukan PHEI adalah informasi harga pasar wajar (HPW) ragam efek bersifat utang, Sukuk dan surat berharga lainnya. Sepanjang tahun 2011, IBPA telah menerbitkan HPW harian untuk efek surat utang negara (SUN), surat berharga syariah negara (SBSN), obligasi dan Sukuk korporasi serta kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA). 2. Jasa Informasi Ada banyak informasi lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat investor untuk melengkapi informasi harga pasar wajar, perihal rincian informasi lengkap mengenai surat berharga per serinya. Surat berharga merupakan salah satu bentuk produk investasi yang memiliki spesifikasi teknis dan administratif. Informasi pelengkap ini akan sangat membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi mereka. 3. Jasa Riset Perkembangan surat berharga di Indonesia sangat dinamis. Sebagai konsekuensi logis, banyak data dan informasi yang tersedia di pasar, menyebabkan sulit sekali investor untuk melakukan analisa sebelum pengambilan keputusan investasi. Untuk itu IBPA menjawab kebutuhan masyarat investor dengan menerbitkan ragam bentuk riset yang terkait dengan instrumen dan pasar obligasi serta Sukuk dalam frekuensi harian, mingguan, bulanan. Laporan riset mencakup informasi rinci mengenai situasi dan kondisi pasar obligasi, Sukuk serta efek bersifat surat utang di Indonesia.
Business Segment As a bond pricing agency, there were several business segments which supported the valuation activities, namely: 1. Bond Pricing Results of valuation activities performed by IBPA were information on fair market price (FMP), various debt securities, Sukuk and other securities. Throughout 2011, IBPA had issued daily FMP for government bonds (SUN), government sharia securities (SBSN), corporate bonds and Sukuk, as well as assetbacked securities collective investment contract (ABS-CIC). 2. Information Services There were a lot other information required by investors to complement the information on fair market price, including detail and complete information on each series of securities. The bond was one of the forms of investment product which had both technical and administrative specifications. This complimentary information would be very helpful for the investors in making their investment decisions. 3. Research Services The development of securities in Indonesia is very dynamic. As a logical consequences, there were numerous data and information available in the market, causing difficulties for investors to perform analysis prior to making investment decisions. IBPA is ready to answer the requirements of investor communities by publishing various forms of research related with the bonds and sukuk market and instruments, in frequency of daily, weekly, and monthly. The research reports include detailed information on situations and conditions in the bond and sukuk market, as well as other debt securities market in Indonesia.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
41
Tinjauan Bisnis Business Overview
42
4. Jasa Edukasi Berinvestasi di obligasi merupakan hal yang relatif baru bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Para pelaku ekonomi dan investor domestik selama ini lebih mengalokasikan dananya ke produk keuangan seperti SBI, deposito dan sebagian lagi ke instrumen saham. Dalam tingkat retail individual, masih relatif lebih sedikit yang menyimpan di instrumen obligasi dan ragam efek bersifat utang lainya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai benefit dan risiko yang terkandung dalam efek surat berharga. Melalui kegiatan sosialiasi dan edukasi oleh PHEI kepada lingkungan stakeholder, maka diharapkan kesadaran berinvestasi di surat berharga akan semakin luas. Melalui edukasi yang baik dan berkualitas, wawasan investasi masyarakat investor domestik akan menjadi semakin luas.
4. Educational Services Investing in bonds was a relatively new thing to majority of Indonesians. Economic actors and domestic investors had so far allocated their funds more to the financial products, such as Bank Indonesia certificate (SBI), deposits, and some other stock instruments. In the level of individual retail, there were relatively few people who invested in bond and debt securities instruments. This was due to lack of knowledge and understanding about the risk and benefit in securities. Through public socializations and educational activities conducted by IBPA to its shareholders, it is expected that awareness in securities investments would be broaden. By providing good and quality education, IBPA hopes to expand the insights of domestic investor communities.
Karakter bisnis inti dan pelengkap IBPA telah menuntut manajemen PHEI menjadi sangat fokus pada ranah padat-modal (capital-intended). Hal ini sangat jelas jika melihat perhatian manajemen yang besar pada aspek sumber daya manusia dan sumber daya teknologi informasi.
The core and complimentary business of IBPA had demanded the management to focus on capital-intended areas. This had clearly indicated by a high management interest in human resources and information and technology resources aspects.
Rencana strategis telah diformulasi oleh manajemen PHEI di dalam definisi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2011 berbentuk rencana terapan (action plan) yang terjangkau. Oleh karena itu, sumber daya manusia menjadi elemen yang sangat penting dalam aktivitas valuasi dan riset, terutama jika dikaitkan dengan pernyataan misi PHEI, yaitu menciptakan industri keuangan dan pasar modal Indonesia yang lebih dalam dan likuid.
A strategic plan had been formulated by the management of IBPA in the 2011 Annual Work Plan and Budget (AABP), in a form of affordable action plans. Therefore, human resources was considered a very important element in the valuation and research activities, especially associated with the IBPA mission statement, which was to establish a deep and liquid financial industry and capital market in Indonesia.
Penilaian Harga Efek Sepanjang tahun 2011 ini PHEI mencapai milestone baru dalam valuasi harga pasar wajar surat utang Indonesia khususnya surat utang korporasi, dengan telah berhasil memvaluasi keseluruhan surat utang korporasi dengan peringkat investment grade untuk berbagai tipe surat utang (obligasi) yang ada sekarang. Instrument baru yang divaluasi tersebut yaitu:
Bond Pricing Throughout 2011, IBPA had achieved new milestones in valuating the bond fair market prices in Indonesia, particularly the corporate bonds, by succeeding the valuation of overall corporate bonds through applying investment grade rating for various types of existing bonds. The new instruments being valuated were:
Floating Rate Corporate Bond Salah satu model tingkat suku bunga adalah floating rate bond, yaitu obligasi dengan bunga mengambang ini berdasarkan tingkat suku bunga variabel yang tingkat penyesuaian bunganya dilakukan secara berkala. Obligasi tersebut diperhitungkan berdasarkan suatu nilai reference rate tertentu ditambah dengan nilai premi (reference rate + premi). Keuntungan dari model ini adalah tingkat kupon yang relatif berubah dan fleksibel sesuai dengan kondisi suku bunga dipasar (short term interest rate : SBI 3 Bulan, BI Rate dan lain-lain).
Floating Rate Corporate Bond One of the models of interest rate is the floating rate bond, which is the bond with floating rate based on the variable interest rate that are adjusted regularly. This bond is calculated based on certain reference rates, combined with premi. The benefit of using this model is that the level of coupon relatively changed and is flexible depends on the market conditions of the interest rates (short term interest rate: 3-months SBI, BI Rate, etc).
Sukuk Mudharabah Sukuk Mudharabah adalah Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi
Sukuk Mudharabah Sukuk Mudharabah is a Sukuk issued under a mudharabah agreement or contract, in which one party provides capital (rabal-maal/shahibul maal), and another provides labor or experts (mudharib). The profit resulted from the cooperation will be divided based on agreed proportions (nisbah). Meanwhile, loss incurred will
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).
be borne entirely by the capital provider, as long as there were no element of moral hazard (negative intentions from the mudharib) observed on the loss.
Jenis imbal hasil untuk sukuk mudharabah bersifat floating (mengambang/tidak tetap) yaitu nilai imbal hasilnya berbeda setiap periodenya berdasarkan keuntungan dan pendapatan yang dibagi hasilkan oleh suatu emiten.
Type of yields for sukuk mudharabah is floating (non-permanent), in which the values of yields are different for each period based on profits and revenues distributed by the issuer.
Convertible Bond Corporate Bond Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bond, adalah suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari Perusahaan penerbit obligasi dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Obligasi ini merupakan jenis sekuritas hibrida yaitu suatu sekuritas yang terdiri dari dua unsur yaitu utang dan ekuitas. Umumnya obligasi konversi ini memiliki tingkat suku bunga kupon yang rendah dimana pemegang obligasi diangap telah menerima kompensasi berupa suatu kesempatan untuk menukarkan atau mengkonversikan obligasinya dengan saham biasa dengan harga yang lebih rendah dari harga underlying sahamnya dipasaran.
Convertible Bond Corporate Bond Convertible bond is a type of bond which can be converted into shares of the bond issuer company, and normally occurred on the exchange ratio specified prior to the bond issuance. This bond is a type of hybrid securities, which consisted of two elements, namely debt and equity. In general the convertible bond has a low interest rate coupon in which the bond holders are considered to receive compensation in a form of an opportunity to exchange or convert their bonds with regular share in a lower price compared to the underlying price of the stock in the market.
Selain melakukan valuasi terhadap instrumen-instrumen baru seperti yang tersebut diatas, sepanjang tahun 2011 kemarin PHEI juga telah merilis tools maupun produk turunan dari hasil pricing sebagai value added service PHEI dalam pengembangan pasar surat utang, instrument yang dikembangkan tersebut yaitu:
In addition to conduct valuation for new instruments as stated above, during the year 2011 IBPA had also released tools and products derived from the pricing result as part of its value added services for the development of the bond market, the instruments developed namely:
Portfolio and Risk Management System (PORTS) Portfolio and Risk Management System atau disingkat dengan PORTS merupakan suatu application tools yang mempunyai fungsi utama untuk memantau, membangun, menganalisa serta membantu pengelolaan atas portofolio instrumen obligasi. PORTS dilengkapi dengan beberapa fitur atau fungsi tambahan untuk memberikan informasi yang sangat komprehensif terkait data obligasi yang ada di Indonesia ketika user/investor ingin memilih atau memasukkan suatu seri obligasi kedalam portofolionya. Fitur – fitur pada PORTS dibagi ke dalam 4 fitur utama yaitu Bond Historical Performance, Portfolio Building, Portfolio Analysis dan Portfolio Simulation. Fitur PORTS ini terintegrasi kedalam sistim BIPS serta didukung oleh database PHEI yang komprehensif dan up to date.
Portfolio and Risk Management System (PORTS) Portfolio and Risk Management System or in short PORTS is an application tool works mainly to monitor, establish, analyze and support the management of bond instrument portfolio. PORTS is equipped with several features of additional functions to provide very comprehensive information related with the bond data available in Indonesia, which is needed by the users/investors when choosing or entering a bond series in its portfolio. Features on PORTS consist of 4 main features, namely the Bond Historical Performance, Portfolio Building, Portfolio Analysis and Portfolio Simulation. The PORTS features are integrated into the BIPS system, as well as supported by IBPA comprehensive and up-to-date database..
Composite, Corporate, Conventional and Sukuk Index Setelah merilis Indeks Obligasi Pemerintah (GBIX) di tahun 2010, di tahun 2011 PHEI kembali melengkapi keluarga indeks obligasinya dengan merilis empat (4) type indeks baru yaitu: IBPA – Indonesia Composite Bond Index (ICBX), IBPA – Corporate Bond Indonesia Index (CBIX), IBPA – Conventional Bond Indonesia Index (VBIX), dan IBPA – Sukuk Indonesia Index (SIX). Selain kelima indeks tersebut, PHEI juga mengeluarkan lima jenis indeks untuk masing-masing type indeks tersebut yaitu, Total Return Index, Clean Price Index, Gross Price Index, Effective Yield, dan
Composite, Corporate, Conventional and Sukuk Index Following the release of Government Bond Index (GBIX) in 2010, in 2011 IBPA continued to complement its bond index family by releasing four (4) types of new index, namely the IBPA – Indonesia Composite Bond Index (ICBX), IBPA – Corporate Bond Indonesia Index (CBIX), IBPA – Conventional Bond Indonesia Index (VBIX), and IBPA – Sukuk Indonesia Index (SIX). In addition to this five indices, IBPA had also published five index sub-types for each of the index type, which were the Total Return Index, Clean Price Index, Gross Price Index, Effective Yield, and Gross Redemption Yield. This had
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
43
Tinjauan Bisnis Business Overview
44
Gross Redemption Yield. Sehingga keseluruhan indeks yang telah dihitung oleh PHEI sampai dengan saat ini total berjumlah 25 jenis indeks.
made the overall index calculated by IBPA to currently reach 25 index types.
Perhitungan Indeks Obligasi PHEI dilakukan dengan menggunakan Basis Data informasi obligasi PHEI yang lengkap, dan ditunjang dengan pengalaman PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) dalam melakukan valuasi dan pricing secara harian untuk semua obligasi yang diperdagangkan di pasar surat utang Indonesia. PHEI memiliki posisi yang unik dan unggul sebagai penyedia Indeks Obligasi yang paling handal, independen, dan komprehensif. Indeks Obligasi PHEI didesain dan dikelola oleh analis PHEI untuk memastikan metodologi dan perhitungannya selalu memenuhi aturan dan standar Indeks Obligasi internasional.
The IBPA bond index calculation had used the IBPA comprehensive bond information data base, and endorsed by its experience as a Stock Pricing Agency (Lembaga Penilaian Harga Efek-LPHE) in performing daily valuation and pricing on all transacted bonds in Indonesian bond market. IBPA has a unique and superior position as a reliable, independent, and comprehensive Bond Index provider. The IBPA Bond Index are designed and managed by IBPA analysts to ensure that the methods and calculations always comply with rules and standards of International Bond Index.
ABS Calculator Setelah merilis Bond Calculator, PHEI juga merilis ABS Calculator. Adapun perbedaannya adalah arus kas EBA berbeda dengan arus kas obligasi pada umumnya. Dimana terdapat prepayment pada setiap periode pembayaran kupon. Prepayment pada kalkulator EBA akan diupdate sesuai dengan data laporan prepayment dari bank kustodian setiap periode pembayaran kupon sehingga harga yang dihasilkan lebih presisi. Pada kalkulator EBA juga terdapat field nilai estimated TTM yang diperoleh dari data historis prepayment, sehingga pelaku pasar dapat mengetahui perkiraan waktu jatuh tempo untuk masing-masing seri EBA tersebut. Selain itu, terdapat juga fitur Remain Outstanding yang menginfokan sisa outstanding yang up to date.
ABS Calculator After releasing the Bond Calculator, IBPA had also released the ABS Calculator. The difference between the two is that the ABS cash flow is different with the bond cash flow in general, in which it has a pre-payment at all its coupon payment periods. Pre-payment at the ABS calculator will be updated according to the pre-payment report data from the custodian bank at every periods of coupon payment, resulting with more precised results. A field for estimated TTM obtained from pre-payment historical data can also be found in ABS calculator, generating more understanding for the market participants regarding estimated maturity of each ABS series. In addition, a Remain Outstanding feature is also available to inform about the updated outstanding remains.
Kalkulator EBA ini berguna untuk menghitung harga/yield ketika pelaku pasar tidak mengetahui data-data lengkap (prepayment, sisa outstanding, CPR) dari suatu EBA. Sampai dengan hari ini tercatat 4 seri EBA di Bursa Efek Indonesia, yang diterbitkan oleh Bank Tabungan Negara serta SMF sebagai pendukung kredit, dengan total outstanding Rp1,50 miliar dan bertipe Fixed Rate.
The ABS calculator is useful for price/yield calculations when the market participant is unaware of the complete data (pre-payment, outstanding remain, CPR) from an ABS. Until today, 4 ABS series were noted at the Indonesia Stock Exchange, issued by Bank Tabungan Negara with SMF as credit support, with a total outstanding of Rp1,50bn in Fixed Rate type.
Rentang Harga Pasar Wajar Rentang Harga Pasar Wajar (HPW) adalah rentang harga dimana harga suatu seri dianggap wajar untuk ditransaksikan pada satu hari tertentu. Spread dari Rentang HPW ini nilainya akan fleksibel tergantung pada volatilitas pergerakan harga pada satu hari tertentu. Dalam keadaan pasar yang volatilitasnya sedang tinggi maka Rentang HPW ini juga akan melebar, begitu juga sebaliknya untuk keadaan pasar yang volatilitasnya rendah maka Rentang HPW akan cenderung menyempit.
Fair Market Price Range Fair Market Price Range (FMP) is a price range within which price of a series is considered fair to be transacted in a given day. The value of spreads from the FMP Range would be flexible, depends on the price movement volatility in a given day. In a condition of high market volatility, the FMP Range would widen, and vice versa for the market condition with low volatility, the FMP Range would tend to narrow.
Penilaian dan penetapan Rentang HPW merupakan tahapan proses penilaian dan penetapan Rentang HPW dari instrumen surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah dan Perusahaan Indonesia dalam mata uang rupiah (IDR Government/corporate bonds). Penilaian dan penetapan Rentang HPW ini dilakukan dengan menggunakan metodologi dan teknik penilaian berdasarkan data pasar relevan dan formulasi model penilaian.
Assesment and quotation of the FMP Range is a stage of assessment and quotation process of the FMP Range and bond instruments issued by Indonesian government and corporate in Rupiah exchange (IDR Government/corporate bonds). Assessment and quotation on of this FMP Range is conducted using assessment methodology and technique based on relevant market data and formulation of valuation model.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Basis utama penilaian dilakukan dengan menggunakan pendekatan “mark-to-market”, dimana data transaksi, terdiri dari kuotasi beli/jual (bid-ask) dan harga transaksi (traded price), yang terjadi di pasar untuk seri obligasi tertentu, atau seri obligasi lain yang dipandang setara dengan seri obligasi tersebut, menjadi acuan dan sumber data utama dalam proses penilaian dan penetapan Rentang HPW. PHEI melakukan pengamatan terhadap seluruh data transaksi dan pelaporan transaksi obligasi di pasar perdana dan sekunder. Data dimaksud meliputi data data Pusat Laporan Transaksi Efek (PLTE), data kuotasi Primary Dealers, data kuotasi Manajer Investasi (MI) yang dilaporkan melalui sistem Bapepam-LK, dan data resmi lainnya dari kontributor dan vendor data.
The main basic assessment is done by using “mark-to-market” approach, in which the data, consists of bid-ask and traded price, of transactions happening in the market for a particular bond series or other bonds considered equivalent with the bond, becomes a reference and main data source in the assessment and quotation process of the FMP Range. IBPA performed observations at overall transactions data and reports of bond transactions in the primary and secondary market. The data used includes data from Center for Securities Transaction Reports (CSTR), Primary Dealers quotation data, Investment Manager (IM) quotation data reported through Bapepam-LK system, and other official data from data contributors and vendors.
Cakupan Penilaian Valuasi obligasi domestik dilakukan terhadap obligasi korporasi dan obligasi pemerintah.
Assessment Coverage Domestic bond valuation is conducted towards corporate bonds and government bonds.
Obligasi Korporasi Pada tahun 2011, ada sejumlah 297 seri obligasi korporasi yang telah masuk daftar valuasi PHEI. Seluruh seri obligasi korporasi yang telah divaluasi PHEI tersebut tersebut bernilai lebih dari Rp148 triliun.
Corporate Bonds In 2011, there were noted 297 (two hundred ninety seven) corporate bond series included in the IBPA valuation data. All of the corporate bond series valuated by IBPA worth more than Rp148tn.
Jenis Instrumen Type of Instrument
Jumlah Seri
Nilai Outstanding
Status Valuasi
2
$80,000.00
x
2
$80,000.00
Series
Outstanding Value
Valuation Status
USD Denominated Fixed Rate USD
TOTAL Rupiah Denominated 1. Investment Grade
226
Rp
116.520.100.000.000
√
2. KIK EBA
4
Rp
1.495.235.332.703
√
3. Floating Rate
5
Rp
581.256.453.000
√
4. Zero Coupon Rate
1
Rp
500.000.000.000
√
1. Sukuk Ijazah Fixed Rate
26
Rp
5.037.000.000.000
√
2. Sukuk Mudharabah Floating Rate
4
Rp
525.000.000.000
√
3. Sukuk Mudharabah Step-Up
1
Rp
314.000.000.000
√
1. Fixed Rate
14
Rp
16.461.000.000.000
√
2. Step-Up
7
Rp
4.275.000.000.000
√
1. Fixed rate
3
Rp
675.000.000.000
x
2. Floating Rate
5
Rp
1.782.228.590.866
x
5. Convertible Bond
1
Rp
150.000.000.000
√
297
Rp
148.315.820.376.569
1. Fixed Rate
2. Sukuk
3. Sub Ordinasi
4. Non - Investment Grade
TOTAL
Obligasi Pemerintah Untuk jenis obligasi pemerintah, PHEI telah melakukan valuasi untuk seluruh seri yang diterbitkan dalam denominasi Rupiah., sejumlah 89 seri dengan nilai outstanding sebesar Rp723,6 triliun lebih dalam kategori yang dapat diperdagangkan.
Government Bonds For the government bond type, IBPA had conducted valuation at all series issued with Rupiah denomination, which in total amounted to 89 (eighty nine) series with outstanding of more than Rp723.6tn in all categories that can be traded.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
45
Tinjauan Bisnis Business Overview
Sementara untuk yang berdenominasi mata uang asing, ada sejumlah 16 seri senilai Rp191 triliun lebih yang belum divaluasi dengan kategori tradable. Untuk kategori yang non-tradable, obligasi pemerintah yang belum divaluasi ada sejumlah 12 seri dengan nilai Rp268 triliun lebih.
Jenis Instrumen Type of Instrument
Meanwhile, for those with foreign currency denomination, there were in total 16 series worth more than Rp191tn which had not been valuated in a tradable category. In non-tradable category, there were 12 series of government bonds which had not been valuated and worth more than Rp268tn.
Jumlah Seri
Nilai Outstanding
Series
Outstanding Value
Status Valuasi Valuation Status
A. Rupiah Denominated 1. Government Bonds 1. Fixed Coupon
39
Rp
474.525.756.000.000
√
2. Zero Coupon
2
Rp
2.512.000.000.000
√
3. Obligasi Negara Ritel
5
Rp
42.616.370.000.000
√
4. Variable Coupon
14
Rp
135.063.416.000.000
√
1. SPN - Conventional
14
Rp
29.900.000 .000.000
√
2. SPN - Syariah
3
Rp
1.320.000.000.000
√
9
Rp
16.736.700.000.000
√
3
Rp
20.931.560.000.000
√
89
Rp
723.605.802.000.000
Tradable
2. Treasury Notes
3. Government Sharia Securities 1. Ijazah Fixed Ritel 2. Sukuk Ritel
TOTAL B. Non Rupiah Denominated 1. US Dolar Denominaed 1. Fixed Coupon
12
Rp
165.869.000.000.000
x
2. Islamic Securities
2
Rp
14.635.500.000.000
x
14
Rp
180.504.500.000.000
2
Rp
11.079.850.000.000
2
Rp
11.079.850.000.000
1. Government Debt Securities
4
Rp
244.636.437.000.000
x
2. Government Islamic Securities
8
Rp
23.783.000.000.000
x
12
Rp
268.419.437.000.000
TOTAL 2. Japan Yen Denominated 1. Fixed Coupon
Non- Tradable
TOTAL
46
x
A. Rupiah Denominated
TOTAL
Jasa Informasi Tahun 2011 ditandai dengan meningkatnya pengguna jasa informasi PHEI secara signifikan. Jumlah pengguna jasa tumbuh 88,00% dari 26 menjadi 49 pengguna dengan peningkatan yang ditunjukkan di tiap-tiap kelompok bidang usaha.
Information Services The year 2011 was marked with a significant increase in the number of users of IBPA information services. The number of service users grew by 88% from 26 to 49 users with increases shown at each business group.
Ada banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh PHEI terkait pengembangan dan pemasaran bisnis informasi, yaitu: • Sosialisasi ke Bapepam LK terkait penggunaan Harga Pasar Wajar • Sosialisasi ke DJPU terkait penggunaan Harga Pasar Wajar • MoU dengan Bank Indonesia terkait pertukaran data antara IBPA dan Bank Indonesia • Kunjungan ke potensial client secara rutin • Berpartisipasi dalam acara investor summit setiap tahun • Bekerja sama dengan beberapa Media cetak untuk
Activities performed by IBPA related with marketing and development of information business were plenty, namely: • Socialization to Bapepam LK related with the use of Fair Market Price • Socialization to DJPU related with the use of Fair Market Price • MoU with Bank Indonesia related with data exchange between IBPA and Bank Indonesia • Regular visit to potential clients • Participation in the annual ivestor summit events • Working together with several printed media to display some
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
• • • • • •
• •
menampilkan sebagian informasi mengenai harga pasar wajar Bekerjasama dengan provider data Thomson Reuters Menjadi salah satu contributor yang meyediakan artikel di kompas.com Mengadakan edukasi secara rutin kepada pelaku pasar dan akademisi Menjadi salahsatu pembicara didalam acara-acara yang diadakan oleh dana pensiun Bekerjasama dengan ADPI terkait penggunaan harga pasar wajar PHEI Bekerjasama dengan ADPI terkait credit poin yang diperoleh jika mengikuti training Bond School yang diadakan oleh PHEI Mengadakan workshop kepada dana pensiun terkait penggunaan harga pasar wajar IBPA Bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam pembuatan IBMD (Indonesia Bond Market Directory)
information about fair market price • •
Joint cooperation with Thomas Reuters data provider Become one of the article contributor in kompas.com
•
Held regular educational activities for market participants and practitioners Became one of the speakers in the events held by pension funds Joint cooperation with ADPI related with the use of IBPA fair market price Joint cooperation with ADPI related with credit points obtained from joining the Bond School training held by IBPA
• • •
• •
Conducted workshop to pension funds related with the use of IBPA fair market price Work together with the Indonesia Stock Exchange in the making of IBMD (Indonesia Bond Market Directory)
Perkembangan Bisnis Untuk bisnis jasa informasi, perbankan dan dana pensiun merupakan segmen terbesar yang menggunakan jasa Perusahaan.
Business Development For the information services business, banks and pension funds were the major segments who use the company services.
Hal tersebut meningkat setiap bulannya secara signifikan sepanjang tahun 2011. Perkembangan yang ada di sepanjang bulan di tahun 2011 terlihat signifikan bila dibanding figur tahun 2010.
This had been significantly increasing each month during 2011. The month-to-month growth in 2011 seemed to be significant compared with the figure in 2010.
Perkembangan ini tidak terlepas dari penetrasi pasar yang secara terus-menerus diterapkan PHEI selaras dengan jumlah produk jasa PHEI yang semakin beragam. Strategi pemasaran yang jitu dari PHEI dibarengi dengan edukasi pada calon pengguna tentang pemahaman akan pentingnya fungsi dan peranan PHEI di pasar obligasi dalam negeri.
This development was inseparable from continuous market penetration applied by IBPA in line with the increasing number of IBPA products and services. Accurate marketing strategy of IBPA is combined with the education given to potential users about the importance of IBPA’s functions and role in the domestic bond market.
Jasa Riset Tahun 2011 menandai langkah Departemen Riset dan Pengembangan (RDP) untuk terus mengembangkan kompetensi dan kreativitas risetnya. Hal ini sejalan dengan keinginan Departemen RDP untuk dapat menyediakan layanan riset yang tidak hanya bermutu, namun juga menarik dan dapat diandalkan oleh pembacanya. Dalam rangka menunjang produk dan jasa utama PHEI yaitu penilaian dan penetapan harga pasar wajar, manajemen telah fokus pada pengembangan produk dan jasa riset. Hingga Desember 2011, produk dan jasa riset yang telah diluncurkan PHEI meliputi :
Research Services The year 2011 marks the steps of the Research and Development Department (R&D) to continue developing their research competency and creativity. This was in line with their aim to provide not only quality, but also interesting and reliable research services to readers. In order to support the main product and service of IBPA, namely the assessment and quotation of fair market price, the management had focused on the establishment of research products and services. Up to December 2011, the research products and services released by IBPA consisted of :
Laporan Riset Berkala Di tahun 2011, Departemen RDP membuat terobosan dengan menerbitkan produk riset baru yaitu Monthly Pricing Notes dan Auction Notes. Produk riset terbaru tersebut melengkapi rangkaian produk riset yang sudah dimiliki RDP sebelumnya berupa Daily Pricing Notes, Mid Day Pricing Notes, Weekly Pricing Notes, dan Monthly Market Review. Diharapkan dengan semakin lengkapnya produk riset yang disediakan IBPA dapat mendukung keputusan investasi nasabahnya, terutama di aset surat utang.
Periodic Research Reports In 2011, the R&D Department made a breakthrough by publishing new research products, which were the Monthly Pricing Notes and Auction Notes. These new research products had complemented the series of research products released by R&D before, namely the Daily Pricing Notes, Mid-Day Pricing Notes, Weekly Pricing Notes, and Monthly Market Review. It was expected that with more comprehensive research products available, IBPA would be able to support its customers’ investment decisions, particularly related
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
47
Tinjauan Bisnis Business Overview
Departemen RDP juga terlibat secara mendalam pada pembuatan Indonesia Bond Market Directory 2011 yang merupakan buku yang memuat informasi akan pasar obligasi Indonesia secara komprehensif. IBMD merupakan joint-corporation pertama antara Bursa Efek Indonesia dan IBPA. Keterlibatan PHEI sekaligus menunjukkan besarnya kepercayaan pihak luar terhadap basis data riset dan kemampuan analisis Departemen RDP.
with the bond assets. The R&D Department also deeply involved in the production of Indonesia Bond Market Directory 2011, which was a book containing comprehensive information on Indonesian bond market. The IBMD was the first joint-cooperation between IBPA and the Indonesia Stock Exchange. The involvement of IBPA had also indicated an immense trust given by outside parties to the research database and the analyzing skills within the R&D Department.
Ragam Indeks Obligasi Tahun 2011 ini ditandai dengan bullish-nya pasar obligasi rupiah dalam negeri. Keseluruhan indeks total return yang diterbitkan oleh PHEI menunjukkan imbal hasil yang positif sepanjang tahun
Variety of Bond Index The year 2011 was marked by a bullish in the domestic Rupiah bond market.
2010
Bidang Usaha Business Segment
Manajer Investasi
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
0
1
1
1
1
1
2
2
3
3
3
3
Bank
0
1
1
1
1
1
1
1
1
2
4
5
Perusahaan Sekuritas
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
Asuransi
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
Dana Pensiun
2
2
2
2
2
5
5
8
9
9
9
9
Lainnya
1
1
1
1
1
3
5
5
5
5
6
6
Jumlah
5
7
7
7
8
14
18
20
22
23
26
26
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
3
3
3
4
4
4
4
4
5
6
7
8
Total
Bidang Usaha Business Segment
Manajer Investasi
2011
Bank
7
7
9
9
9
9
10
10
12
12
12
13
Perusahaan Sekuritas
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
Asuransi
2
2
3
4
4
4
4
4
4
5
5
6
Dana Pensiun
9
8
8
8
9
9
10
9
9
10
10
10
Lainnya
7
7
7
8
8
8
9
9
9
10
10
10
Jumlah
29
28
31
34
35
35
39
38
41
45
46
49
Total
Profil Pengguna Layanan PHEI 2010 IBPA’s Client 2010
Manajer Investasi: 11,50% Lainnya: 23,10%
Profil Pengguna Layanan PHEI 2011 IBPA’s Client 2011
Lainnya: 20,40%
Manajer Investasi: 16,30%
Bank: 19,20%
Dana Pensiun: 34,60%
48
Perusahaan Sekuritas: 3,80% Asuransi: 7,70%
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Dana Pensiun: 20,40%
Asuransi: 12,20%
Bank: 26,50%
Perusahaan Sekuritas: 4,10%
2011 kemarin. Secara keseluruhan, IBPA – Indonesia Composite Bond Index (ICBX) mencatatkan total return ytd sebesar 21,67% atau meningkat 9,79% dibandingkan tahun 2010 yang mencatatkan total return ytd sebesar 19,79%.
Overall total return index issued by IBPA had shown positive yields last 2011. Overall, IBPA-Indonesia Composite Bond Index (ICBX) had noted ytd total return of 21.67% or increased by 9.79% compared to 2010 which noted a ytd total return of 19.79%. .
IBPA Conventional Bond Indonesia Index (CBIX) mencatatkan return tertinggi sepanjang tahun kemarin, dengan total return ytd mencapai 22,05%. Diikuti oleh IBPA- Government Bond Indonesia Index (GBIX) yang mencatat total return ytd sebesar 21,74% dan IBPA- Sukuk Indonesia Index (SIX) dengan total return ytd sebesar 15,59%. Total return ytd terkecil dicatatkan oleh IBPACorporate Bond Indonesia Index (CBIX) yang hanya mencatatkan total return ytd sebesar 14,54%. Namun nilai ini masih lebih besar dibandingkan dengan return yang dicatatkan oleh IHSG dan Time Deposite 1 Month yang masing-masing hanya membukukan return sebesar 3,20% dan 6,70%.
The IBPA Conventional Bond Indonesia Index (CBIX) recorded the highest return throughout last year, with a ytd total return of 22.5%, followed by the IBPA- Government Bond Indonesia Index (GBIX) with a ytd total return of 15.59%. The lowest ytd total return was noted by the IBPA Corporate Bond Indonesia Index (CBIX) which only noted a ytd total return of 14.54%. However, this amount was still higher compared with the return recorded by IHSG and Time Deposit 1 Month with each only noted returns of 3.20% and 6.70%.
Value Added Service (VAS) Dalam inisiatif ini, bentuk VAS yang telah dilaksanakan meliputi : a. Kerjasama dengan Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam penyusunan buku Indonesia Bond Market Directory 2011. Departemen RDP terlibat secara mendalam pada pembuatan Indonesia Bond Market Directory 2011 yang merupakan buku yang memuat informasi akan pasar obligasi Indonesia secara komprehensif. IBMD merupakan joint-corporation pertama antara Bursa Efek Indonesia dan IBPA. Keterlibatan IBPA sekaligus menunjukkan besarnya kepercayaan pihak luar terhadap basis data riset dan kemampuan analisis Departemen RDP. b. Uji coba modul manajemen portofolio obligasi – PORTS kepada beberapa Institusi. c. Kajian pegembangan Early Warning System – EWS, yaitu laporan riset berisi analisa fundamental dan risiko default emiten penerbit obligasi / sukuk korporasi.
Value Added Service (VAS) In this initiative, the forms of VAS which had been performed were : a. Joint cooperation with the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the production of 2011 Indonesia Bond Market Directory Book. The R&D Department had been fully involved in the production of the 2011 Indonesia Bond Market Directory which was a book containing comprehensive information about the Indonesian bond market. The IBMD was the first joint cooperation between the Indonesia Stock Exchange and IBPA. The involvement of IBPA had also shown the immense trust granted by outside parties to the research database and analyzing skills within the R&D Department. b. Try-outs of bond portfolio module management – PORTS to several institutions. c. Studies on the development of Early Warning System – EWS, which was a research report containing fundamental analysis and default risks of corporate bond/sukuk issuers.
Jasa Edukasi Seiring dengan adanya peningkatan animo masyarakat terhadap investasi di surat berharga, kebutuhan akan pengetahuan mengenai pasar modal secara umum dan surat berharga secara khusus juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Educational Services Along with the increasing public interest in the securities investments, needs on general knowledge regarding the capital market and securities in particular had also significantly arisen.
Edukasi pasar modal dan surat berharga menjadi suatu hal yang dicari dan dibutuhkan oleh kalangan pelaku pasar, baik dari sisi investor, emiten maupun regulator. Sepanjang tahun 2011 ada dua jenis proposisi edukasi yang disediakan oleh PHEI, yaitu Regular Training dan In-house Training.
Education on capital market and securities had became a demand and were needed by the market participants, including investors, issuers and regulators. Throughout 2011, there were two educational propositions provided by IBPA, which were the Regular Training and In-house Training.
Demikian aktivitas penyelenggaraan program SoBFI yang dilakukan sepanjang tahun 2011:
Herewith the SoBFI program activities conducted during the year 2011:
Penyelenggaraan regular training dilakukan di beberapa tempat yang disediakan oleh PHEI sebagai pihak penyelenggara. Beberapa lokasi yang pernah digunakan adalah Financial Club yang berlokasi di Gedung Niaga Sudirman, Marquee Serviced Offices yang berlokasi di Gedung Mayapada Sudirman, dan ruang kelas BAPMI yang berlokasi di Gedung Bursa Efek Indonesia.
Regular trainings were held in several places provided by IBPA as organizer. Some of the places used for training were the Financial Club located at Niaga Building Sudirman, Marquee Serviced Offices at Mayapada Building Sudirman, and BAPMI classrooms located at the Indonesia Stock Exchange Building.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
49
Tinjauan Bisnis Business Overview
Untuk in-house training, PHEI telah menyelenggarakan serangkaian training kepada lingkungan SRO dan Bank BPD.
50
Meanwhile for the in-house training, IBPA had held a series of training programs for the SRO environment and BPD banks.
Ragam Indeks
Composite
Government
Corporate
Conventional
Sukuk
Total Return Index
IBPA-ICBX-TR
IBPA-GBIX-TR
IBPA-CBIX-TR
IBPA-VBIX-TR
IBPA-SIX-TR
Clean Price Index
IBPA-ICBX-CP
IBPA-GBIX-CP
IBPA-CBIX-CP
IBPA-VBIX-CP
IBPA-SIX-CP
Gross Price Index
IBPA-ICBX-GP
IBPA-GBIX-GP
IBPA-CBIX-GP
IBPA-VBIX-GP
IBPA-SIX-GP
Effective Yield Index
IBPA-ICBX-EY
IBPA-GBIX-EY
IBPA-CBIX-EY
IBPA-VBIX-EY
IBPA-SIX-EY
Gross Yield Index
IBPA-ICBX-GRY
IBPA-GBIX-GRY
IBPA-CBIX-GRY
IBPA-VBIX-GRY
IBPA-SIX-GRY
Mengenai hasil kegiatan sosialisasi dalam program School of Bonds and Fixed Income (SoBFI): • Kelas Reguler telah dilakukan sebanyak 13 kelas dengan total perserta sebanyak 130 orang • In-House Training telah dilakukan di dua(2) institusi yaitu BPD SulSel dan BPD NTT dengan jumlah peserta 44 orang
Results of the socialization activities as part of the School of Bonds and Fixed Income (SoBFI) programs were: • 13 (thirteen) regular classes with a total of 130 (one hundred thirty) participants • In-House Training conducted at 2 (two) institutions, namely BPD Sulsel and BPD NTT, with a total of 44 (forty four) participants
Program Orientasi di lingkungan SRO(BEI dan KPEI) dilakukan sebanyak 4 (empat) kelas dengan total peserta 146 orang.
The Orientation Programs held in the SRO environment (including IDX and KPEI) were conducted in 4 (four) classes with a total of 146 (one hundred forty six) participants.
Fokus Kegiatan Pemasaran Sepanjang tahun 2011, tim pemasaran PHEI mendefinisikan beberapa industri dan sektor sebagai target calon pelanggan dan pengguna produk dan layanan yang ditawarkan, seperti dana pensiun, perbankan, money-broker, mutual fund, dan sekuritas.
Focus of Marketing Activities During the year 2011, the marketing team of IBPA had defined several industries and sectors as target of potential customers and users of offered products and services, such as pension funds, banking, money-broker, mutual funds, and securities institutions.
Produk dan layanan yang ditawarkan PHEI kepada prospek dirangkum dalam suatu proposisi nilai yang mencakup penyediaan informasi berupa: • Kurva tingkat pengembalian seri Fixed Rate (FR) • Kurva tingkat pengembalian seri Variable Rate (VR) • Tingkat pengembalian FR berdasarkan tenor • Tingkat pengembalian VR berdasarkan tenor • Informasi seri-seri obligasi benchmark • Harga dan tingkat pengembalian obligasi pemerintah per serinya
The products and services offered by IBPA to prospect customers were summarized in a value proposition which includes information of:
Menyediakan informasi harga dan tingkat pengembalian obligasi korporasi/Sukuk dalam bentuk: • Kurva tingkat imbal hasil obligasi korporasi berdasarkan rating • Tingkat imbal hasil berdasarkan jangka waktu • Credit Spread Matrix • Kurva tingkat imbal hasil obligasi korporasi per serinya
IBPA also provides information on prices and return rates of corporate bonds/Sukuk in forms of: • Yield curve of corporate bonds based on ratings • Yield based on time period • Credit Spread Matrix • Yield curve of corporate bonds per series
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
• • • • • •
Return of Fixed Rate (FR) series curve Return of Variable Rate (VR) series curve Return of FR by tenors Return of VR by tenors Information on bond benchmark series Prices and return rates of government bonds per series
Daftar Penyelenggaraan Regular Training List of Regular Training
Jadwal Regular Training 2011
Jumlah Peserta
Regular Training Schedules
Number of Participants
10 - 11 Januari
10
24 - 25 Januari
15
21 - 22 Februari
18
14 - 15 Maret
13
04 - 05 April
11
25 - 26 April
7
23 - 24 Mei
10
13 - 14 Juni
5
25 - 26 Juli
7
19 - 20 September
10
26 - 27 Oktober
6
21 - 22 November
6
19 - 20 Desember Total Jumlah Peserta
12 130
Total Number of Participants
Selain itu, produk dan layanan yang ditawarkan juga mencakup: • Ragam indeks obligasi pemerintah • Berita terkini mengenai surat berharga • Paket informasi dan riset surat berharga
In addition, the products and services offered also includes: • Various government bond indices • Latest news on securities • Securities information and research packages
Kebijakan Penetapan Skema Harga Produk Sepanjang tahun 2011, PHEI menawarkan 2 (dua) jenis harga produk dan layanan kepada para calon pelanggan.
Policy of Product Pricing Scheme In 2011, IBPA offered 2 (two) types of service package to public, which were:
Daftar Penyelenggaraan Inhouse Training List of In-House Training
Jadwal In-House training 2011
Penyelenggara Organizer
Number of Participants
29 Maret
BEI - Bapepam-LK
10
In-House Training Schedules
Jumlah Peserta
20 Mei
BEI - Bapepam-LK
15
26 September
BEI - Bapepam-LK
18
04 Oktober
KPEI
13
07 - 08 April
BPD Sul-Sel
11
BPD NTT
7
10 - 11 Agustus Total Jumlah Peserta
148
Total Number of Participants
Paket 1 - Paket Valuasi HPW • Layanan Akses informasi marked-to-market (MtM) Pricing dan Yields • Harga berlangganan Rp5.000.000 per bulan
Package 1 – FMP Valuation Package • Pricing and Yields mark-to-market (MtM) information access services • Monthly subscription fee of Rp5,000,000
Paket 2 - Paket Informasi • Semua informasi yang tersedia di penawaran Paket 1 • Informasi rinci tentang surat utang dan Sukuk • Harga berlangganan Rp 7,500,000 per bulan
Package 2 – Information Package • All information provided in Package 1 • Detail information on bonds and Sukuk • Monthly subscription fee of Rp7,500,000
Tim pemasaran dan penjualan menawarkan kepada para calon pengguna dengan skema harga seperti di atas. Sepanjang tahun 2011, tidak ada kebijakan perubahan harga untuk kedua paket produk dan layanan tersebut. Oleh karena itu, belum ada kajian mengenai dampak perubahan harga terhadap tingkat penjualan produk dan layanan PHEI ke depannya.
The sales and marketing team offered potential users with price scheme as above. Throughout 2011, no change in the pricing policy were observed on both product and service packages. Therefore, there were no analysis available yet on the impact of price changes to the future sales level of IBPA product and services.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
51
Tinjauan Bisnis Business Overview
52
Prospek Usaha Masa Depan Peta pengembangan produk PHEI memiliki prospek dan potensi yang besar di masa depan. Berikut adalah jenis produk riset masa depan yang akan digarap oleh PHEI:
Future Business Prospects The business development mapping of IBPA had detected immense prospects and potentials in the future. Listed below are the future research products that would be established by IBPA:
Analisa Emiten Analisa emiten berisi data-data fundamental mengenai emiten terutama adalah data-data laporan keuangan, baik dalam bentuk short form maupun long form, yang dimutakhirkan dalam periode kuartalan. Selain data keuangan, analisa emiten juga menyediakan ragam rasio keuangan secara akurat dan dapat diperbandingkan antar emiten dan industri, sehingga para pengguna dapat membuat keputusan investasi yang tepat.
Analysis of Issuers Analysis of issuers consists of fundamental data regarding the issuers, particularly data of their financial reports, both in short form and long form, which will be updated in a quarter period. In addition to the financial data, the analysis of issuers will also provide various accurate and comparable financial ratios between issuers and the industries, leading users to improve investment decisions.
Analisa Kinerja Analisa kinerja adalah produk PHEI yang menyediakan hasil valuasi untuk seri-seri efek tertentu. Dalam layanan ini, pengguna dapat mengamati pergerakan yield dan harga secara historical dan mengetahui kejadian-kejadian yang spesifik pada tanggaltanggal tertentu. Selain itu, hasil angka-angka statistik juga tersaji sehingga dapat mendukung proses analisa pengguna. Display yang muncul pada layanan ini disajikan dalam berbagai bentuk grafik dan perangkat yang dapat dikustomisasi oleh pengguna. Apapun dasar yang digunakan untuk memvaluasi, produk IBPA yang satu ini akan sangat membantu dan memperkuat hasil analisa.
Performance Analysis Performance analysis is a product of IBPA which provides valuation results of certain securities series. With this service, users could observe yield and price movements historically, and also learn about specific events happening on certain dates. In addition, the results of statistical figures will be available to support users’ analytical processes. Displays in the service will be in forms of graphics and instruments which can be customized by users. Regardless of the basic used to valuate, this particular product of IBPA will be an enormous support to strengthen the results of analysis.
Sistem Peringatan Dini Sistem Peringatan Dini (Early Warning System, disingkat EWS) adalah alat bantu analisa untuk memprediksi bangkrutnya perusahaan, sehingga tindakan antisipatif dapat diambil sebelum perusahaan tersebut bangkrut.
Early Warning System Early Warning System (EWS) is an analysis tool works in predicting the collapse of a company, allowing anticipation acts to be taken before the company stated a bankruptcy.
Inovasi Produk dan Layanan Sepanjang tahun 2011, PHEI telah berhasil mengembangkan serta menerbitkan ragam produk dan layanan yang mencakup:
Products and Services Innovations Throughout 2011, IBPA had succeeded in developing and releasing variety of products and services, including:
1. Informasi HPW dan tingkat imbal-hasil surat berharga pemerintah: • HPW tengah hari dan penutupan • HPW historis ragam seri obligasi pemerintah • Tabel/kurva tingkat imbal-hasil obligasi seri fixed rate (FR) dan variable rate (VR) • Informasi obligasi seri FR dan VR berdasarkan tenor • Informasi seri-seri obligasi pemerintah yang menjadi acuan (benchmark) • Informasi HPW dan tingkat imbal-hasil surat berharga pemerintah berdasarkan seri masing-masing untuk zero coupon (ZC), obligasi negara ritel (ORI) termasuk Sukuk.
1.
•
Information on FMP and government bond yields based on each series for zero coupon (ZC), retail state bonds (ORI) including Sukuk.
2. • • • •
2. • • • •
Information on FMP and yield rates of corporate bonds and other securities FMP closing price version Historical FMP on corporate bond series Table/curve of yields based on ratings Yield rates based on tenors
Informasi HPW dan tingkat imbal-hasil obligasi korporasi dan efek lainnya HPW versi penutupan hari (closing price) HPW historis seri-seri obligasi korporasi Tabel/kurva tingkat imbal-hasil berdasarkan peringkatnya Tingkat imbal-hasil berdasarkan tenornya
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Information on FMP and yield rates of government bonds:
• Mid-day and closing FMP • Historical FMP on various series of government bonds • Table/curve on bond yields at fixed rate (FR) and variable rate (VR) • Information on FR and VR of bond series based on tenors • Information on benchmark government bond series
• Credit spread matrix (risk premium) untuk surat berharga korporasi • Informasi HPW dan tingkat imbal-hasil berdasarkan serinya • Informasi HPW dan tingkat imbal-hasil per seri efek beragun aset (EBA)
•
Credit spread matrix (risk premium) for corporate bonds
• •
Information on FMP and yields based on series Information on FMP and yields per series of asset-backed securities (ABS)
3. •
Ragam Indeks Obligasi Indeks obligasi yang telah diterbitkan oleh IBPA terdiri atas 5 (lima) bagian besar, yaitu: Indonesia Composite Bond Index (ICBX) Indeks ini mengukur kinerja gabungan obligasi Pemerintah dan Korporasi yang telah memenuhi kriteria penyusunan indeks.
3. Variety of Bond Index Bond indices released by IBPA consisted of 5 (five) major parts, namely: • Indonesia Composite Bond Index (ICBX) This index measures the combined performance of government and corporate bonds which had met the criteria of indexing.
•
Indonesia Government Bond Index (IGBX) Indeks ini mengukur kinerja gabungan obligasi Pemerintah Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang telah memenuhi kriteria penyusunan indeks.
•
Indonesia Composite Bond Index (ICBX). This index measures the combined performance of Government Securities (SBN) and Government Sharia Securities (SBSN) which had met the criteria of indexing.
•
Indonesia Corporate Bond Index (CBIX) Indeks ini mengukur kinerja gabungan obligasi korporasi konvensional dan non-konvensional yang telah memenuhi kriteria penyusunan indeks.
•
Indonesia Corporate Bond Index (CBIX) This index measures the combined performance of conventional and non-conventional corporate bonds which had met the criteria of indexing.
•
Conventional Indonesia Bond Index (VBIX) Indeks ini mengukur kinerja gabungan obligasi konvensional (non-syariah) yang terdiri atas obligasi pemerintah (SBN) dan obligasi korporasi yang telah memenuhi kriteria penyusunan indeks.
•
Conventional Indonesia Bond Index (VBIX) This index measures the combined performance of conventional bonds (non-sharia, consists of government bonds (SBN) and corporate bonds, which had met the criteria of indexing.
•
Indonesia Sukuk Bond Index (SBIX) Indeks ini mengukur kinerja gabungan obligasi syariah (Sukuk) yang terdiri atas obligasi pemerintah (SBSN) dan obligasi korporasi yang telah memenuhi kriteria penyusunan indeks.
•
Indonesia Sukuk Bond Index (SBIX) This index measures the combined performance of sharia bonds (Sukuk), consists of government bonds (SBSN) and corporate bonds, which had met the criteria of indexing.
Masing-masing indeks di atas terdiri atas 5 (lima) sub-index yaitu: IBPA Total Return Index Indeks ini merefleksikan pergerakan harga pasar obligasi yang didasarkan pada semua parameter terukur di dalam sebuah obligasi. Indeks ini telah memperhitungkan bunga yang masih harus dibayar, harga perolehan bersih dalam periode dimana kupon dimasukkan dalam keuntungan bersih atau kerugian bersih.
Each of the index above consists of 5 (five) sub-index, namely: IBPA Total Return Index This index reflects the bond market movements based on all measurable parameters in a bond. This index has calculated accrued interest, the net acquisition cost for period when the coupon is included in the net profit or net loss.
IBPA Clean Price Index Indeks ini merefleksikan pergerakan harga bersih obligasi yang dimasukkan ke dalam pengukuran indeks. Indeks ini dihitung berdasarkan pergerakan harga obligasi bersih dalam periode pengukuran yang relevan.
IBPA Clean Price Index This index reflects the bond clean price movements which are included in the index measurement. This index is measured based on the movements of bond clean prices, in the relevant period of measurement.
IBPA Gross Price Index Indeks ini merefleksikan pergerakan harga kotor obligasi yang telah dimasukkan ke dalam pengukuran indeks. Indeks ini dihitung berdasarkan pergerakan harga bersih
IBPA Gross Price Index This index reflects bond gross price movements which are already included in the index measurement. This index is measured based on the movements of bond clean prices added
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
53
Tinjauan Bisnis Business Overview
54
obligasi yang ditambahkan juga bunga yang masih harus dibayar untuk periode pengukuran yang relevan.
with accrued interest in the relevant period of measurement.
IBPA Effective Yield Until Redemption Index Indeks ini merefleksikan pergerakan yield yang telah memperhitungkan total perolehan bunga berjalan (accrued interest) untuk periode pengukuran yang relevan.
IBPA Effective Yield Until Redemption Index This index reflects yield movements which had taken into account the total accrued interest for the relevant period of measurement.
IBPA Gross Yield Until Redemption Index Indeks ini merefleksikan pergerakan yield yang telah memperhitungkan total perolehan bunga berjalan (accrued interest) plus nilai durasi obligasi untuk periode pengukuran yang relevan.
IBPA Gross Yield Until Redemption Index This index reflects yield movements which had taken into account the total accrued interest plus bond value duration for the relevant period of measurement.
4.
Informasi HPW dan tingkat imbal-hasil surat berharga historis dan terkini Melalui situs www.ibpa.co.id, subscribers secara mudah dapat mengakses dan mengunduh informasi HPW dan tingkat imbal-hasil historis/terkini seri-seri obligasi yang masuk dalam valuasi PHEI.
4.
Historical and updated information on bond FMP and yields Via the website www.ibpa.co.id, subscribers can conveniently access and download historical/updated information on FMP and yields of bond series which are valuated by IBPA.
5.
Berita mengenai surat berharga Sepanjang tahun 2011, perkembangan pasar obligasi dan fixed income domestik sangat dinamis, terutama dengan adanya isu default surat berharga negeri Yunani. Situs PHEI mengandung ragam berita yang secara spesifik mengenai surat berharga, yang ditampilkan setelah melalui news filtering dalam rangka menjaga efektivitas penyampaian serta konten berita.
5.
News about securities Throughout 2011, development of domestic bond market and fixed income were very dynamic, especially with the issue of default on Greece’s bonds. The IBPA websites contains variety of news specifically on securities, displayed after a news filtering in order to maintain effectivity of news contents and delivery.
6.
Informasi Sukuk Informasi yang disediakan oleh PHEI juga mengandung rincian Sukuk Negara dan Sukuk Korporasi, baik HPW maupun informasi lainnya terkait instrumen yang bersangkutan.
6.
Sukuk Information Information provided by IBPA also contains details on Government Sukuk and Corporate Sukuk, including on their FMP and other information related with the respective instruments.
7.
Riset/Kajian Berkala Surat Berharga Produk dan layanan PHEI juga menyediakan informasi pasar berupa hasil riset dan valuasi untuk term harian, mingguan, bulanan, serta tahunan.
7.
Research and Valuation IBPA products and services also provide market information in forms of daily, weekly, monthly, and yearly research and valuation results.
8.
Modul Sistem Informasi Produk dan layanan PHEI juga mencakup sistem informasi modular yang menyediakan suatu paket informasi valuasi, riset dan beragam indeks, bernama Bonds Information and Pricing Services, disingkat BIPS. Sistim ini telah ada sejak tahun 2010. Sistim ini menyediakan akses bagi para pengguna produk dan layanan seperti hasil valuasi, riset, dan ragam layanan lainnya melalui situs www.ibpa.co.id.
8.
Information System Module IBPA products and services also include information system module which provides a package of information on valuation, research and variety of indices, called the Bonds Information and Pricing Services (BIPS). This system existed since 2010. This system provides access for all users of products and services, such as valuation results, research, and various other services via the website www.ibpa.co.id.
9.
School of Bonds and Fixed Income Dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang surat berharga, kesadaran (awareness) masyarakat terhadap investasi di surat berharga perlu ditingkatkan. Peningkatan kesadaran berinvestasi hanya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan dapat
9.
School of Bonds and Fixed Income In order to improve understanding on securities, public awareness on securities investments need to be enhance. Improvement on investment awareness could only be done through lines of training and education. Training and education could add the public level of understanding of
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
menambah tingkat pemahaman masyarakat terhadap surat berharga melalui penyampaian informasi dan pengetahuan yang cukup dan layak kepada mereka. PHEI telah menyadari akan kebutuhan ini sejak tahun 2010, dan masih terus berlanjut hingga saat ini dan dalam perencanaan tahuntahun berikut. Kegiatan ini dinilai sebagai salah satu bentuk sosialisasi yang dapat berpotensi mengembangkan mengembangkan pasar dan menambah kesadaran publik akan peran PHEI di dalam lingkungan industri keuangan dan pasar modal Indonesia. Program ini disebut dengan SoBFI, singkatan dari School of Bonds and Fixed Income. Pernyataan inti dari program SoBFI adalah Education reveals the potential of people and market. Target peserta adalah para profesional dan mahasiswa yang memiliki keinginan untuk memahami efek surat utang secara umum. Program SoBFI untuk tingkat intermediate dan advance telah dirancang untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pasar saat ini dan di masa depan. PHEI menawarkan program SoBFI dengan nilai investasi yang sangat terjangkau bagi masyarakat investor dan umum.
securities by delivering sufficient and proper information to them. IBPA had realized these needs since 2010, and remains to understand the needs until now, as well as applies it in the future years’ planning. The training and education activities are considered as a form of socialization which is potential to develop the market and increase public awareness on the role of IBPA in the Indonesian financial industry and capital market. Key statement from the SoBFI program is that Education reveals the potential of people and market. Target of participants are professionals and college students who had developed a desire to understand the impact of bonds in general. The intermediate and advance programs in SoBFI were designed to meet the current and future market demands. IBPA offers the SoBFI program as a very affordable investment for investor communities and public..
Pengembangan Kapasitas Operasional Sepanjang tahun 2011, PHEI telah melakukan pengembangan kapasitas operasional untuk mendukung tuntutan bisnis yang ada.
Operational Capacity Building Throughout 2011, IBPA had practiced the development of operational capacity to support the ongoing business demands.
Investasi Teknologi Informasi Penyempurnaan dan peningkatan kapasitas perangkat Operasional di lingkungan infrastruktur teknologi informasi disesuaikan dengan tema yang dirumuskan dalam RKAT 2011, yaitu: • Meningkatkan kapasitas dan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi. • Mengoptimalkan dan meningkatkan kinerja keamanan jaringan sistem TI. • Mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas sistem otomasi perkantoran.
Information Technology Investments Completion and improvement of operational instruments capacity in the information and technology infrastructure environment were performed according to the theme formulated at the 2011 Annual Work Plan and Budget, which were: • To improve capacity and availability of information and technology infrastructures. • To optimize and improve security performance in the IT system network. • To optimize and improve the quality of office automation system.
Sepanjang tahun 2011, ada beberapa hal yang mengalami kemajuan dalam investasi teknologi informasi PHEI, yaitu:
During the year 2011, IBPA had reached several improvements in the information and technology investment, namely:
Restrukturisasi Jaringan Adanya kebutuhan Penyebaran Informasi (Information Dissemination) ke Lingkungan SRO (KPEI dan KSEI) serta adanya tuntutan terhadap dedicated connection mendorong PHEI untuk melakukan restrukturisasi jaringan. Inisiatif ini dilakukan dengan tujuan pemisahan perangkat jaringan dan pengamanan PHEI – SRO dari perangkat jaringan DMZ-WAN. Selain itu, melalui restrukturisasi jaringan, Impelementasinya dengan melakukan pemisahan perangkat network & security PHEI - SRO dari area private network melalui central firewall PHEI (menambah Router dan Switch, khusus yang diletakan di BEI).
Network Restructuring The arising needs on Information Dissemination to SRO environment (KPEI and KSEI), as well as demands on a dedicated connection had encouraged IBPA to conduct network restructuring. This initiative was carried out with aim to separate the network and security devices of IBPA-SRO from the DMZ-WAN network devices. Moreover, by performing network restructuring, IBPA also implemented separation of IBPA-SRO network and security devices from the private network area via the IBPA central firewall (by adding Router and Switch specifically placed at IDX).
Lisensi Perangkat Lunak Pengadaan kebutuhan terhadap perangkat lunak pendukung TI, maupun aplikasi perangkat lunak oleh pengguna. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan perangkat lunak
Software Licensing IBPA conducted procurement on IT support software as well as software applications needed by users. This was done with purpose to provide licensed software and utilization of respective software,
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
55
Tinjauan Bisnis Business Overview
56
yang berlisensi dan utilisasi perangkat lunak yang bersangkutan sehingga fiturnya dapat digunakan secara maksimal dan dilanjutkan dengan instalasi perangkat lunak yang sudah berlisensi tersebut untuk pengguna atau perangkat yang membutuhkan.
so that the features could be used to a maximum, and followed by installation of these licensed software for required users or devices.
Kajian Kapasitas Infrastruktur Sebagai upaya untuk menghindari terjadinya gangguan dalam harmonisasi sistim PHEI dalam proses pengembangannya, telah disusun kajian Perencanaan Kapasitas di lingkungan infrastruktur TI. Melalui kajian ini, akan dihasilkan sebuah capacity plan document yang sangat penting dikarenakan kajian ini tidak hanya berkaitan dengan sistim informasi dan komunikasi tetapi mencakup aspek organisasi secara keseluruhan. Selanjutnya, kajian ini dapat terus dikembangkan dan disempurnakan untuk menjadi acuan/pedoman dalam pengembangan sistim informasi atau komunikasi.
Infrastructure Capacity Analysis In an attempt to avoid disruptions in the harmonization of IBPA system development process, the company had prepared a capacity planning analysis in its IT infrastructure environment. Through this analysis, a very important capacity plan document would be produced, because the analysis has not only been related with the information and communication systems, but also with overall aspects of the organization. Furthermore, this analysis can be developed and refined to be a reference or guidance in the establishment of information and communication systems.
Perangkat Keras Pertambahnya jumlah SDM yang ada dan terkait dengan kurangnya jumlah PC yang dapat digunakan, khususnya untuk keperluan pengguna, oleh karena itu, Departemen Operasional Teknologi Informasi berinisiatif melakukan pengadaan PC sesuai dengan spesifikasi yang memadai.
Hardware Increasing number of human resources is associated with lack of usable PC, especially for users, therefore the Information and Technology Operational Department had initiated a PC procurement in accordance with the appropriate specifications.
Investasi Non Teknologi Informasi Investasi non teknologi informasi (Non-IT) dilakukan dalam 2 (dua) bidang, yaitu:
Non-Information and Technology Investment Non-Information and Technology Investment (Non-IT) was performed in 2 (two) fields, which were:
Sumber Daya Manusia Pengembangan kapasitas dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan SDM. Sejalan dengan tuntutan perkembangan bisnis yang ada, jumlah karyawan handal yang dibutuhkan juga bertambah. Pada tahun 2011, PHEI telah menambah sejumlah 5 (lima) orang karyawan yang membuat total karyawan di tahun 2011 menjadi 25 orang.
Human Resources Capacity development was conducted through human resources training and education programs. In line with the demands in the business development, the number of reliable employees needed had also increased. In 2011 IBPA had recruited 5 (five) new employees, making the total number of employees in 2011 to become 25 (twenty five) people.
Umum dan Administrasi PHEI melakukan outsourcing terhadap jasa tertentu untuk membantu aktivitas bisnis yang ada. Jasa ahli profesional seperti jasa konsultan eksternal, dibayar oleh PHEI untuk melakukan aktivitas tertentu terkait kegiatan usaha seperti konsultasi hukum, audit dan vendor sistem informasi. Beban untuk pos ini disesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada saat itu. Koneksi internet, telepon serta pengiriman melalui pos merupakan bagian beban umum yang nilainya tumbuh signifikan di tahun 2011. Manajemen menilai hal ini sebagai suatu kewajaran, konsekuensi logis terhadap pertumbuhan kegiatan usaha dalam memenuhi tuntutan perannya selaku lembaga penilaian harga efek. Hal sejalan terlihat juga pada figur beban transportasi, listrik, alat tulis kantor, biaya rapat, pemeriksaan kesehatan, pemeliharaan dan perbaikan serta beban untuk kegiatan karyawan.
General Affairs and Administration IBPA had conducted outsourcing in certain services as a support to its current business activities. Professional service experts such as external consultant services were paid by IBPA to perform certain activities related with business operations, for example law consultants, audit, and vendors of information systems. The cost for this post had been adjusted with the current needs at that time. Internet connection, telephone and mail delivery were parts of the general expenses which grew significantly in 2011. Management assessed this as a reasonable, logical consequence to the growing business activities in meeting the demands of its role as a bond pricing agency. The same has also been observed in the expenses figure of transportation, electricity, office stationary, conference fees, health checks, repair and maintenance, and expenses for employees’ activities.
Kemitraan Strategis Sepanjang tahun 2011, ada beberapa kerjasama yang telah
Strategic Partnerships Throughout 2011, several cooperation had been successfully
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
berhasil dijajaki dan dibentuk dalam kerangka kemitraan strategis yang berbasis mutual benefit.
explored and formed in a framework of strategic partnerships based on mutual benefit.
Mitra Pemerintah Dalam rangka membangun kerjasama pertukaran data dan informasi, PHEI telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama Pertukaran Informasi dan Penggunaan Data dengan Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia. MoU yang ditandatangani ini berisi kesepakatan kedua pihak untuk saling bertukar informasi yang dimiliki oleh masing-masing pihak dan menggunakannya untuk pelaksaan tugas dan peran masingmasing pihak.
Government Partner In order to establish a cooperation in data and information exchange, IBPA had signed a Memorandum of Understanding on the Cooperation of Information and the Use of Data with the Directorate of Monetary Management of Bank Indonesia. The signed MoU contained agreement between both parties to exchange information and use them to support the duties and roles of each parties.
Mitra Swasta PHEI dan Thomson Reuters, perusahaan terkemuka di dunia dalam industri penyedia informasi pasar bagi kalangan usaha dan profesional, menjalin kesepakatan perihal kerjasama distribusi konten informasi yang dapat diakses oleh para pelanggan dan industri fixed Income di Indonesia, dalam rangka peningkatan kualitas pengambilan keputusan investasi.
Private Partner IBPA and Thomson Reuters, the world’s leading company in the industry of market information provider for business communities and professionals, had joined an cooperative agreement in the distribution of information content that could be access by subscribers and fixed income industries in Indonesia, in order to improve the quality of investment decision making.
Para pengguna Premium Desktop Thomson Reuters, Thomson Reuters Eikon dan Thomson Reuters 3000 Xtra dapat mengakses konten layanan informasi PHEI secara lengkap, termasuk valuasi harga intra-day dan penutupan untuk instrumen obligasi negara dan korporasi, dalam hal ini informasi kurva imbal hasil dan ragam indeks obligasi di Indonesia. Data-data harga pasar wajar juga tersedia melalui DataScope yang tepat sekali kegunaannya dalam penerapan prinsip Mark to Market dan dalam ranah manajemen risiko perusahaan.
Users of Premium Desktop Thomson Reuters, Thomson Reuters Eikon and Thomson Reuters 3000 Xtra can access the contents of IBPA information services comprehensively, including intra-day and closing price valuation for government and corporate bond instruments, in this case information on yield curves and various bond index in Indonesia. Data of market fair price are also available through the Data Scope which is very appropriate to be used in applying Mark to Market principal and in the realm of corporate risk management.
Kerjasama Kawasan Dalam rangka pengembangan kelembagaan (institutional building) di kawasan Asia, PHEI hadir dan turut berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan berskala regional yang diadakan di Malaysia. Kegiatan ini dihadiri oleh (3) tiga lembaga Bond Pricing yaitu Thai BMA, BPAM dan PHEI. Di dalam kegiatan ini dibahas rencana kerjasama regional pengembangan kelembagaan Bond Pricing di kawasan Asia Tenggara.
Regional Cooperation In order to establish institutional building in the Asian region, IBPA attended and actively participated in a regional activity held in Malaysia. This event was attended by 3 (three) Bond Pricing agencies, namely the Thai BMA, BPAM and IBPA. In this event, they discussed regional cooperation plan to establish a Bond Pricing institution in the Southeast Asia region.
Kerjasama Media Dalam rangka mendorong transparansi, PHEI secara intensif telah melakukan strategi penyebaran data dan informasi pasar surat berharga melalui media cetak. Hingga Desember 2011, ada sebanyak 7 media yang telah menyajikan data dan informasi PHEI, meliputi informasi yield curve SBN, yield SBN by tenor, harga SBN seri benchmark dan ritel. Media cetak tersebut adalah: Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kontan, Indonesia Finance Today, Sindo, Koran Jakarta, Suara Pembaruan.
Media Cooperation In order to encourage transparency, IBPA had intensively implemented strategy of data and information distribution on bonds via printed media. Until December 2011, 7 (seven) media had delivered IBPA data and information, including information on SBN yield curves, SBN yields by tenor, SBN benchmark series and retail prices. The participating printed media were: Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kontan, Indonesia Finance Today, Sindo, Koran Jakarta, and Suara Pembaruan.
Di samping media cetak, ada sebanyak 5 (lima) media online yang juga kerap menyebarkan berita mengenai pasar Surat Berharga dan informasi dari PHEI, yaitu Koran Tempo, Waspada, Harian Antara, AnalisaDaily dan Infobisnisnews.
In addition to printed media, there were 5 (five) online media which had actively distribute the news from securities market and information from IBPA, namely Koran Tempo, Waspada, Harian Antara, AnalisaDaily and Infobisnisnews.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
57
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Fokus Kepada Penguatan Tata Kelola Perusahaan PHEI berkomitmen untuk menerapkan tata kelola perusahaan (GCG) sebagai upaya untuk menciptakan keberhasilan usaha dalam mengemban peran dan fungsi PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) yang berizin usaha resmi dan satu-satunya di Pasar Modal Indonesia, guna memberikan manfaat dan keuntungan yang optimal bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) secara etis, legal, dan berkelanjutan. IBPA had committed to pursue good corporate governance (GCG) as an attempt to create a business success. This is inseparable from its role and function as the only Bond Pricing Agency (BPA) in the Indonesian Capital Market which operates under official business license. Practically, the GCG has given optimal assistances and advantages to the stakeholders ethically, legally, and sustainably.
58
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
59
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
60
Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan PHEI menyadari bahwa penguatan dan penerapan GCG merupakan cara terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan PHEI. Dalam menjalankan GCG, PHEI berpedoman pada Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance dan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta praktik dan etika bisnis terbaik.
Purposes of Good Corporate Governance Implementation IBPA had realized that improvement and implementation of GCG were the best way to achieve the aims of IBPA. In applying GCG, IBPA had conveyed to the General Codes of Good Corporate Governance in Indonesia published by the National Committee of Governance Policy, and had comply to the valid rules and regulations, as well as the best business practices and ethics.
Setelah memperoleh izin usaha resmi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE), pada tanggal 10 Agustus 2009, PHEI membuka lembaran sejarah baru dengan memulai kegiatan operasional secara penuh dan menjadi LPHE pertama dan satu-satunya di Pasar Modal Indonesia. Diperolehnya izin usaha dan kewenangan sebagai LPHE ini membawa perubahan mendasar kepada PHEI, dengan tekad untuk menjalankan fungsi dan peran sebagai LPHE dengan sebaik-baiknya guna mencapai misi PHEI untuk mewujudkan kondisi pasar surat utang di Indonesia yang transparan dan efisien. Guna mencapai tujuan tersebut, PHEI senantiasa melengkapi berbagai pranata organisasi dan membangun mekanisme pengelolaan bisnis yang andal. Hal ini dapat diwujudkan melalui penerapan praktikpraktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG) pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi PHEI secara konsisten.
After receiving the official business license from the Indonesia Capital Market and Financial Institutions Supervisory Board of (BAPEPAM-LK) as a Bond Pricing Agency (BPA) on August 10, 2009, IBPA had begun a new page in history by starting fully operational activities and became the first BPA in the Indonesian Capital Market. The obtained business license and authorization as a BPA had brought a fundamental transformation to IBPA, providing it with a strong determination to conduct its role and function as a BPA with best possible efforts in order to achieve IBPA’s mission to establish a transparent and efficient bond market condition in Indonesia. In order to accomplish this mission, IBPA has continuously complemented its organizational institutions and developed a reliable business management mechanism. This could be attained by implementing excellent good corporate governance (GCG) practices at all IBPA organizational levels and ranks consistently.
Penerapan GCG di PHEI mempunyai tujuan utama untuk: 1. Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja Organisasi Perusahaan yaitu antara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Meningkatkan pertanggungjawaban pengelolaan Perusahaan kepada Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan para stakeholders. 3. Menciptakan kejelasan pada hubungan kerja antara perusahaan dengan para stakeholders. 4. Mendorong dan mendukung pengembangan usaha, pengelolaan sumber daya Perusahaan dan pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga meningkatkan nilai PHEI. 5. Mengarahkan pencapaian visi dan misi PHEI. 6. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia. 7. Menjadi dasar implementasi dan pengembangan Budaya PHEI. 8. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan .
The GCG implementation in IBPA mainly aims to: 1. Direct and control the working relationships within the Company Organizations, namely between the General Meeting of Shareholders (GMS), the Board of Commissioners and Directors. 2. Increase the accountability of the Company towards its Shareholders by continuously taking into account the interest of shareholders. 3. Create clear professional relationships between company ad stakeholders. 4. Encourage and support the Company’s business development, resources and risks management effectively in order to improve the values of IBPA. 5. Direct the achievement of IBPA vision and mission. 6. Enhance the professionalism of human resources. 7. Become the foundation of implementation and development of the IBPA’s culture. 8. Improve occupational health, safety and environment protection.
Implementasi GCG diharapkan akan mencegah praktik-praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta meningkatkan fungsi pengawasan dalam pengelolaan Perusahaan.
The implementation of GCG is expected to prevent the practices of Corruption, Collusion and Nepotism as well as enhance the supervising function in the company management .
Tinjauan Umum: Pedoman Tata Kelola Perusahaan PHEI Sebagai salah satu lembaga penunjang di pasar modal Indonesia, prinsip Tata kelola Perusahaan merupakan pedoman utama PHEI dalam memberikan pelayanan kepada pelaku pasar modal khususnya dan publik pada umumnya. Sebagai perwujudan nyata dari kepatuhan terhadap pedoman tata kelola Perusahaan, PHEI menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
General Overview: Principles of Good Corporate Governance of IBPA As one of the supporting institutions in the Indonesian capital market, the Good Corporate Governance is the main guideline used by IBPA in providing services to the capital market participants in particular and public in general. As a concrete manifestation of adherence to the guidelines of good corporate governance, IBPA
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Governance (GCG), yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Kelima prinsip tersebut menjelaskan penerapan GCG scara keseluruhan dalam interaksi antara Perusahaan dengan pemegang saham, pemerintah, otoritas pasar modal, karyawan, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
has applied the Good Corporate Governance (GCG) principles, namely transparency, accountability, responsibility, independency, as well as fairness and equal treatment. These five principles explain the overall implementation of GCG in the interaction between the Company and shareholders, government, capital market authority, employees, public and other stakeholders
Keberhasilan penerapan GCG di PHEI secara berkelanjutan didukung oleh berfungsinya perangkat atau organ GCG Perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi. Organ-organ ini merupakan perangkat utama GCG, di mana dalam pelaksanaannya didukung oleh organ dan perangkat lainnya seperti pedoman Tata Kelola Perusahaan (code of corporate governance). Pedoman ini merupakan himpunan pokok-pokok pengelolaan Perusahaan yang kemudian akan dijabarkan lebih lanjut dalam piagam, kebijakan dan Standard Operating Procedures (SOP) yang akan menjadi acuan impelementasi GCG PHEI.
The success of GCG implementation in IBPA is sustainably supported by the functioning of Company CGC instruments or organs, among others the General Meeting of Shareholders (GMS), Board of Commissioners Meeting and Directors Meeting. These organs are the main instruments of GCG, which exertions are reinforced by other organs and tools, such as the codes of corporate governance. These guidelines are a set of key points on the company management, which will be further elaborated in charters, policies and Standard Operating Procedures (SOP), to be a reference of the GCG implementation in IBPA.
Tujuan pedoman tata kelola (Corporate Governance) di PHEI, adalah; 1. Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam pengelolaan perusahaan. 2. Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan Perusahaan sehari-hari dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dengan memperhatikan Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku lainnya. 3. Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan PHEI dalam melaksanakan kegiatan/tugas sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
The purposes of the code of Corporate Governance in IBPA are;
Prinsip-Prinsip Dasar Tata Kelola Perusahaan Tata kelola adalah mekanisme dimana suatu perusahaan diarahkan dan dikendalikan oleh pihak-pihak yang terlibat. Tata kelola mempromosikan aspek kewajaran dalam perusahaan, transparansi serta akuntabilitas. Tata kelola Perusahaan adalah suatu cara perusahaan diatur dan dikelola dalam upaya memastikan bahwa semua stakeholder menerima bagiannya secara adil dari sebuah perusahaan. Tata kelola bermakna tentang sejauh mana suatu perusahaan melakukan prinsipprinsip yang sesuai dengan pedoman yang ada serta praktik terbaik.
Basic Principles of Good Corporate Governance Corporate governance is a mechanism by which the company is directed and controlled by involving parties. The corporate governance promotes aspects of fairness, transparency, and accountability within a company. It is a way for the company to be directed and managed in order to ensure that all stakeholders received their rights fairly from the company. The corporate governance means an extent to which a company complies to principles in accordance to existing guidelines and best practices.
Secara umum, prinsip-prinsip dasar tata kelola perusahaan yang baik tercakup dalam 5 (lima) aspek utama, yaitu Transparansi (transparency), Akuntabilitas (accountability), Tanggung Jawab (responsibility), Independensi (independency), dan Kewajaran (fairness), atau disingkat TARIF.
In general, the basic principles of good corporate governance include 5 (five) main aspects, namely transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness, or for short TARIF.
Transparansi Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan termasuk pelaksanaan pengambilan keputusan PHEI, mengungkapkan informasi mengenai perusahaan secara akurat, jelas, tepat waktu dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh seluruh
Transparency Transparency is the openness in delivering material and relevant information, including the implementation of decision making within IBPA, revealing information about the company in accurate, clear, timely and comparable manners, as well as accessible for all shareholders. The principles of providing information takes into
1. As a guideline for the Board of Commissioners in conducting supervision and advocating to Directors in managing the company. 2. As a guideline for the Directors in running day-to-day company operation based on the high moral value and other with respects to the statutes, business ethics, legislations, and other applicable regulations. 3. As a guideline for the management and employees of IBPA in performing daily activities/task in accordance with the CGC principles.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
61
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
62
pemangku kepentingan. Prinsip pemberian informasi tetap memperhatikan ketentuan rahasia perusahaan, rahasia jabatan dan perlindungan terhadap hak-hak pribadi.
account the provisions of company and occupational secrecy, and protection to personal rights.
Akuntabilitas Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, tugas dan tanggung jawab organ perusahaan sehingga PHEI dapat berjalan dengan efektif. PHEI menetapkan tanggung jawab yang jelas dari setiap organ perusahaan sesuai dengan visi, misi, sasaran dan strategi PHEI serta menetapkan kompetensi kepada organ tersebut sesuai tanggung jawab masing-masing. PHEI juga menerapkan check and balance system dan memiliki ukuran kinerja yang disepakati serta sesuai dengan corporate values. PHEI juga memiliki reward and punishment system untuk mendorong kinerja setiap organ. PHEI meyakini bahwa seluruh bagian dan tanggung jawab untuk menjalankan tugas sesuai dengan peran dan sesuai dengan prinsip GCG yang telah ditentukan.
Accountability Accountability is clarity of functions, tasks and responsibilities of the organs within the company, making the operations of IBPA running effectively. IBPA has determined clear responsibilities of each company organ in accordance with vision, mission, target and strategy of IBPA, as well as defined the competency of each organ consistent with their respective responsibilities. IBPA has also applied check and balance system and agreed performance measurement compliant with the corporate values. IBPA also implements reward and punishment system to enhance the performance of each organ. IBPA believes that all responsibilities to operate each function are in accordance with the roles and are compliant with the determined CGC principles.
Tanggung Jawab Pertanggungjawaban (responsibility), kesesuaian pengelolaan perusahaan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. PHEI menjamin kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. Sebagai good corporate citizen, PHEI melaksanakan fungsi tanggung jawab sosial dengan didukung perencanaan dan evaluasi yang memadai.
Responsibility Responsibility, compatibility between the company management and the existing regulations and legislations and the principles of good corporate management. IBPA ensures compliance to the applicable rules. As a good corporate citizen, IBPA carries out the function of social responsibility supported by adequate planning and evaluations.
Independensi Independensi (independency), yaitu pengelolaan perususahaan secara profesional tanpa pengaruh/tekanan, intervensi dan
Independency Independency implies to professional company management without any influences/pressures, interventions and conflicts of
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
benturan kepentingan (conflict of interest) dalam pengambilan keputusan penting perusahaan. PHEI menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh pemangku kepentingan manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari benturan kepentingan. Setiap keputusan yang diambil oleh manajemen telah melalui pertimbangan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan. PHEI juga memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
interest in the significant company decision making. IBPA avoids any unfair dominance by any shareholders, and is not affected by unilateral interest, as well as free from conflicts of interest. Any decision taken by the management had been through objective and pressure-free considerations. IBPA also considers the interest of stakeholders based on equal treatment and fairness
Kewajaran Kewajaran dan kersetaraan (fairness), yaitu kewajaran dan kesetaraan hak dan kewajiban pemegang saham dan stakeholders, PHEI memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan serta menyampaikan pendapat serta akses terhadap informasi. Penerapan prinsip kewajaran di PHEI selalu memperhatikan hak-hak dan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham.
Fairness Fairness and equal treatments applies on all rights and obligations of shareholders and stakeholders, as IBPA provides opportunities to all shareholders to give input and express opinions, as well as equal access to information. Implementation of fairness principles at IBPA means a consistent consideration to the equal rights and treatments to all shareholders.
Sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan ini, PHEI menilai bahwa sangat perlu membina hubungan baik yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dengan para pihak yang merupakan pemangku kepentingan (stakeholders) dari PHEI, seperti:
In accordance with the good corporate governance of the company, IBPA assess that good mutually beneficial and sustainable relationships with stakeholders of IBPA are necessary, such as:
•
•
Governments, consists of external parties involved in the issuance of regulations, legislations and certain licenses;
•
Creditors, who are external parties providing financial to IBPA, more or less give influences to and impact the policies of IBPA;
•
Pemerintah, yaitu pihak eksternal yang terlibat dalam penerbitan regulasi, undang-undang, dan pemberian izinizin tertentu; Kreditor, yaitu pihak eksternal yang memberikan pembiayaan kepada PHEI, sedikit banyak mempunyai pengaruh & mempengaruhi kebijakan PHEI;
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
63
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance •
• •
•
64
Pemegang Saham, yaitu pihak yang memiliki kepentingan terhadap PHEI dalam hal kepemilikan dan arah k e b i j a k a n bisnis PHEI; Direksi yaitu pihak internal yang memegang otoritas formal dan legal dalam kebijakan PHEI; Manager, yaitu pihak internal yang menempati posisi terkait pengetahuan dan pengambilan keputusan sehari-hari yang dilakukan; Karyawan, yaitu pihak internal yang melakukan kegiatan bisnis PHEI yang juga merupakan bagian dari kebijakan PHEI.
•
Shareholders, who are parties sharing interest towards IBPA in terms of ownerships and directions of IBPA business policies;
•
Directors; includes the internal parties which own formal and legal authorities to the policies of IBPA; Managers, consists of internal parties whose positions are related with knowledge and daily decisions making;
•
•
Employees, includes internal parties who conduct IBPA business activities which are also parts of IBPA policies.
Keseluruhan pihak ini merupakan yang berperan penting dalam menjamin eksistensi PHEI dalam konteks bisnis maupun dalam regulasi.
All of these parties play instrumental roles in ensuring the IBPA existence in the context of business and regulation.
Praktek Tata Kelola Perusahaan Praktek tata kelola perusahaan yang baik adalah salah satu faktor strategis upaya peningkatan nilai pemegang saham dan setiap pemangku kepentingan serta memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan, baik dalam bisnis maupun dalam aspek non-bisnis. PHEI meyakini bahwa upaya peningkatan nilai serta pertumbuhan berkelanjutan ini hanya dapat dicapai melalui penerapan tata kelola perusahaan yang solid dan baik.
Practices of Good Corporate Governance Excellent practices of corporate governance are parts of strategic efforts in increasing the values of shareholders and stakeholders, as well as maintaining a sustainable growth in both business and non-business aspects. IBPA believes that the attempt to improve the values and sustainable growth can only be achieved through implementation on solid and good corporate governance.
Secara umum ada 5 (lima) prinsip dasar yang menjadi acuan manajemen dan karyawan PHEI, yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran Namun secara praktis, penerapan prinsip-prinsip ini dapat dilakukan melalui ragam perangkat tata kelola yang mencakup Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris (Dekom) dan Direksi, dan dibantu oleh ragam komite serta perangkat fungsional terkait lainnya.
In general there are 5 (five) basic principles which become the guidelines for the management and employees of IBPA, namely transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness. However practically, the implementation of these principles can also be done via the various instruments of corporate governance, including the General Meeting of Shareholders (GMS), Board of Commissioners (BoC) and Directors, supported by various committees and other functional instruments.
Manajemen PHEI memberi perhatian khusus pada aspek tatakelola yang menyentuh hal-hal: 1. Perlindungan hak-hak para pemegang saham. 2. Perlakuan yang setara bagi seluruh pemegang saham. 3. Peranan stakeholder yang terkait dengan PHEI. 4. Pengungkapan dan transparansi. 5. Tanggung jawab Dewan Direksi.
The management of IBPA had specifically taken into account the aspects of good corporate governance related with: 1. Protection of the rights of shareholders. 2. Equal treatment to all shareholders. 3. The role of stakeholders associated with IBPA . 4. Disclosure and transparency. 5. Responsibilities of Board of Directors.
PHEI meyakini bahwa praktek tata kelola perusahaan yang baik akan selalu memberikan ragam keuntungan yang lebih bagi para pihak yang terlibat di dalamnya. Keuntungan dalam hal ini tidak semata dalam wujud pendapatan (revenue), namun juga menyentuh hal-hal seperti: • Perbaikan dalam aspek komunikasi intern dan ekstern; • Peningkatan aspek kepercayaan dari kalangan investor; • Reputasi yang semakin baik di mata para kreditor; • Kepercayaan pelanggan yang semakin besar dan luas; • Efisiensi aktivitas bisnis PHEI yang semakin terukur; • Peningkatan kinerja PHEI dalam term profit dan kepatuhan; • Pencegahan penyalahgunaan wewenang dan hak pihak- pihak yang terlibat.
IBPA believes that the practices of good corporate governance will always provide range of benefits to the parties involved. The benefits are not only in the forms of revenues, but also include:
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
• • • • • • •
Improved internal and external communication aspects; Improvement in aspects of trust from investors; Improved reputation in the eyes of creditors; Higher and wider trust from customers; Measurable efficiency of IBPA business activities; Improved performance in terms of profit and compliance; Prevention to manipulation of authority and rights of the parties involved.
Seluruh hal ini terwujud dalam dimensi praktis kegiatan bisnis PHEI yang menyentuh: • Para pihak yang menikmati manfaat penerapan tata kelola perusahaan, mulai dari stockholders hingga ke stakeholders; • Peningkatan unsur penerapan kedisiplinan di lingkungan internal PHEI, mulai dari aspek kepatuhan hinga kenyamanan lingkungan kerja; • Intensitas serta ekstensitas penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan operasional PHEI sehari-hari; • Pengelolaan ragam informasi dan riset yang merupakan kompetensi inti bisnis PHEI; • Fleksibilitas implementasi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan, mengingat PHEI tergolong dalam kategori growth-company yang mengalami evolusi menuju format praktek bisnis yang paling tepat di dalam industri keuangan dan pasar modal di Indonesia.
All of these are manifested in the practical dimension of IBPA business activities, which includes: • The parties who enjoy the benefit of the good corporate governance implementation, from shareholders to stakeholders; • Improved application in the element of disciplinary in the internal environment of IBPA, starting from compliance aspects to the comfort of working place; • Intensity and extensivity of the use of information and technology in the daily operational activities of IBPA; • Management of various information and research which are the core business competency of IBPA; • Flexibility of the implementation of good corporate governance principles, considering IBPA was categorized as a growthcompany evolving into forms of the most appropriate business practices in the Indonesian financial industry and capital market.
Melalui praktek tata kelola perusahaan yang baik, PHEI mengharapkan keuntungan yang diperoleh secara ekonomis, yaitu peningkatan penjualan, perolehan tambahan modal, peningkatan keuntungan dan peningkatkan nilai pasar dari PHEI.
Through the practice of good corporate governance, IBPA expects to obtain benefit economically, including improved sales, additional capital gains, increased revenues, and improved market value of IBPA.
Struktur Tata Kelola Perusahaan Sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas, Organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Organ Perusahaan tersebut memainkan peran kunci dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Organ Perusahaan menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perusahaan dan ketentuan lainnya atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan perusahaan.
Structures of Good Corporate Governance Pursuant to the Act No. 40 Year 2007 regarding Limited Company, the Company Organs consists of General Meeting of Shareholders (GMS), Board of Commissioners and Directors. The Company Organs play the key roles in the successful implementation of GCG. The Company Organs perform its function in accordance with the prescribed laws, Company’s Articles of Association, and other regulations based on the principles that all organs are independently running their tasks, functions and responsibilities for the benefit of the company.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ perusahaan yang memiliki kekuasaan dan kewenangan tertinggi, yang tidak didelegasikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS merupakan sarana bagi para pemegang saham untuk mengeluarkan keputusan-keputusan yang menetukan jalannya perusahaan. RUPS memiliki kewenangan penuh antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi, memeriksa kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, melakukan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dan menyetujui laporan tahunan dan laporan keuangan PHEI. PHEI menjamin untuk memberikan segala keterangan yang berkaitan dengan perusahaan kepada RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan perusahaan dan peraturan perundangundangan. Selain Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan setiap tahun, jika diperlukan PHEI dapat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
General Meeting of Shareholders (GMS) General Meeting of Shareholders (GMS) is a company organ which has the power and supreme authority, not delegated to the Board of Commissioners and Directors. The GMS is a means for shareholders to issue decisions that determine the company operations. The GMS has full authority, among others to appoint and dismiss the Board of Commissioners and Directors, examine the performance of the Board of Commissioners and Directors, alter the Company’s Article of Associations and approve the IBPA annual reports and financial reports. IBPA ensures to provide all information related with the company to the GMS, provided that it is not contrary to the company interest and the statutory regulations. In addition with the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS), whenever necessary the IBPA will hold the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGSM). .
Keputusan yang diambil dalam RUPS didasarkan pada kepentingan perusahaan, RUPS atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi, wewenang
Decisions taken in the GMS were based on the company interest; GMS or shareholders cannot intervene with the tasks, functions, and authority of the Board of Commissioners and Directors, without
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
65
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
66
Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
prejudice to the authority of GMS to run its right in accordance to the Article of Associations and statutory regulations.
Selama tahun 2011, PHEI telah menyelenggarakan RUPS sebanyak 2 (dua) kali yaitu RUPS Tahunan (RUPST) pada bulan Juni 2011 dan RUPS Luar Biasa (RUPSLB) pada bulan Desember 2011.
During the year 2011, IBPA had held 2 (two) GMS, which were the Annual GMS (AGMS) in June 2011, and the Extraordinary GMS (EGMS) in December 2011.
RUPST Juni 2011 dihadiri oleh 3 pemegang saham PHEI, atau 100% pemegang saham yang memiliki hak suara. RUPST memutuskan antara lain: 1. Terkait dengan penyampaian laporan tahunan PHEI untuk tahun buku 2010, memutuskan sebagai berikut: a. Menyetujui Laporan Tahunan PHEI untuk tahun buku 2010. b. Menyetujui Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010. c. Mengesahkan Laporan Keuangan (perhitungan tahunan) PHEI untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto dengan pendapat “wajar tanpa pengecualian”. d. Memberikan pembebasan dan pelunasan sepenuhnya (acquit et decharge) kepada seluruh anggota Direksi PHEI atas semua tindakan kepengurusan dan pelaksanaan kewenangan oleh Direksi serta kepada Dewan Komisaris PHEI atas tindakan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan PHEI selama periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan PHEI tahun 2010. 2. Menyetujui pemberian apresiasi bagi karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris PT PHEI yang tercatat sampai dengan RUPS Tahunan tanggal 24-06-2011 (duapuluh empat Juni dua ribu sebelas) sebesar 5 (lima) kali gaji pokok. 3. Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto sebagai akuntan publik yang akan melakukan audit atas Laporan Keuangan PHEI untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember 2011 (dua ribu sebelas), dengan biaya sebesar Rp55.000.000 (lima puluh lima juta Rupiah). 4. Menyetujui kenaikan gaji Direktur Utama PT. PHEI menjadi sebesar Rp60.000.000 (enam puluh juta Rupiah) yang berlaku efektif mulai bulan Juli 2011 dan kenaikan gaji Direktur dan Dewan Komisaris sesuai prosentase yang berlaku terhadap kenaikan gaji Direktur Utama.
The AGMS in June 2011 as attended by 3 IBPA shareholders, or 100% of the shareholders with voting rights. The AGMS had decided among others: 1. Related with the delivery of IBPA Annual Report for fiscal year of 2010: a. Approved the IBPA Annual Report for fiscal year 2011. b. Approved the Supervisory Reports of the Board of Commissioners for fiscal year 2010. c. Certify the IBPA Financial Report (annual account), end of period December 31, 2010, which was audited by the Aryanti, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant, with “unqualified” opinion”.
RUPSLB Desember 2011 dihadiri oleh 3 pemegang saham PHEI, atau 100 % pemegang saham yang memiliki hak suara. RUPSLB memutuskan: Menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PHEI untuk tahun buku 2012 sebagaimana yang telah disampaikan oleh Direksi dalam Rapat.
The EGMS in December 2011 was attended by 3 (three) IBPA shareholders or 100% of shareholders with voting rights. The EGMS decided to: Approve the IBPA Annual Work Plan and Budget for fiscal year 2012 as presented by the Directors in Meeting.
Dewan Komisaris Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar, Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang dipilih dan bertanggung jawab kepada RUPS. Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan
Board of Commissioners Based on the provision of Articles of Associations, the Board of Commissioners is a company organ appointed and responsible to the GMS. The Board of Commissioners is a company organ in
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
d. Provide full release and discharge (acquit et decharge) to all IBPA Board of Directors for all actions related with the management and implementation of authority by Directors, as well as to the IBPA Board of Commissioners for all supervisory acts towards the policy of Directors in operating IBPA for the period of January 1 to December 31, 2010, as long as the acts were reflected in the 2010 IBPA Financial Report. 2. Approved the provision of appreciations to employees, Directors and Board of Commissioners of PT IBPA which-up to the Annual GMS held on 24-06-2011 (June twenty fourth, two thousand and eleven)- were noted to be 5 (five) times of basic salary. 3. Approved the appointment of Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant (PA) as the public accountant conducting audit on the IBPA Financial Report for fiscal year ended December 31, 2011, with fee of Rp55,000,000.
4. Approved the salary raise of President Director of PT. IBPA to Rp60,000,000 (sixty million Rupiah),effective from July 2011, and the salary raise of Directors and Board of Commissioners according to the applied percentage of salary raise of President Director..
yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial untuk melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberikan arahan dan nasihat kepada Direksi PHEI dalam pengelolaan perusahaan.
charge and collegially responsible to conduct supervision in general or specific in accordance with the Article of Associations, as well as provide directions and advices to the IBPA Directors on the company management
Tugas Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertugas untuk memastikan bahwa pengelolaan perusahaan sejalan dengan visi dan misi PHEI yang telah digariskan, serta kebijakan dan panduan tata kelola PHEI yang berlaku, sehingga dapat terjaga kesinambungan usaha dan penciptaan nilai bagi segenap pemangku kepentingan.
Duties of Board of Commissioners The Board of Commissioners is responsible to ensure that the management of the company is in line with the outlined IBPA vision and mission, as well as the applicable policies and code of good corporate governance of IBPA, in order to maintain business continuity and value creation to all stakeholders.
Dewan Komisaris tidak turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama adalah sebagai primus inter pares, mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Dalam penerapan GCG, Dewan Komisaris memastikan aspek kepatuhan dijalankan oleh pihak manajemen dalam kegiatan usaha PHEI.
The Board of Commissioners do not participate in the operational decision making. Each of the Board of Directors, including the Chief Commissioner, has equal position. The duty of Chief Commissioner is to be a primus inter pares, coordinate the activities of the Board of Commissioners. The Board of Commissioners are appointed and dismissed by GMS. In the implementation of GCG, the Board of Commissioners ensures that aspects of compliance are performed by the management in the business activities of IBPA.
Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris Direksi dan Dewan Komisaris saling menghormati tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar. Dewan Komisaris memperoleh akses atas informasi perusahaan secara tepat waktu dan lengkap. Setiap hubungan yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, namun tidak mempunyai kekuatan hukum sebelum diputuskan melalui mekanisme yang sah sesuai dengan peraturan perundangan dan anggaran dasar perusahaan.
Relationship between Directors and Board of Commissioners The Directors and Board of Commissioners respect each other’s duties, responsibilities and authority according to the law and the Articles of Associations. The Board of Commissioners has obtained access to company information timely and comprehensively. All informal relationships can be developed by each member of the Board of Commissioners and Directors; however they do not have the force of law before it was decided through the legal mechanism in accordance with the statutory law and the Articles of Associations.
Independensi Dewan Komisaris Antar anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi tidak ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping.
Independency of the Board of Commissioners Here should be no biological family ties among the Board of Commissioners and between the Board of Commissioners and Board of Directors, until the third degree, according to the horizontal and vertical lines.
Komposisi Dewan Komisaris Dewan Komisaris PHEI beranggotakan 2 (dua) orang, yaitu 1 (satu) Komisaris Utama dan 1 (satu) Komisaris. Adapun komposisinya adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : Tarmiden Sitorus Komisaris : Risbadi Purbowo
Composition of the Board of Commissioners The member of IBPA Board of Commissioners consists of 2 (two) people, 1 (one) President Commissioner and 1 (one) Commissioner. The composition is as below: President Commissioner : Tarmiden Sitorus Commissioner : Risbadi Purbowo
Remunerasi Dewan Komisaris Penetapan remunerasi dan fasilitas lain-lain bagi Dewan Komisaris mengacu pada keputusan pemegang saham dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 10 ayat (4) Anggaran Dasar PHEI dan pasal 87 ayat (1) UUPT, RUPS Tahunan pada bulan Juni 2010 telah memutuskan nilai honorarium bagi anggota Dewan Komisaris masa bakti 2010-2013. Besaran honorarium bagi Komisaris Utama adalah sebesar 30% dari gaji pokok bersih yang diterima oleh Direktur Utama dan bagi Komisaris adalah sebesar 90% dari honorarium yang diterima oleh Komisaris Utama.
Remuneration of the Board of Directors Determination of remuneration and other facilities for the Board of Commissioners referred to the decision of shareholders which resulted from the General Meeting of Shareholders (GMS). In accordance with the provision of Article 10, Paragraph (4) the IBPA Articles of Associations, and Article 87, Paragraph (1) UUPT, the Annual GMS in June 2010 had decided on the honorarium of the Board of Commissioners in term of office 2010-2013. The amount of honorarium for the President Commissioner is 30% from the basic salary of President Director, and that for the Commissioner is 90% of the honorarium received by President Commissioner.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
67
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Rapat Dewan Komisaris Kegiatan pengawasan terhadap jalannya perusahaan dilakukan oleh Dewan Komisaris melalui pertemuan berkala yaitu Rapat Dewan Komisaris, yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. Dalam hal terdapat kondisi atau hal-hal yang bersifat khusus, maka Dewan Komisaris dapat sewaktu-waktu melakukan rapat Dewan Komisaris. Rapat ini dilaksanakan untuk membahas kinerja terkini PHEI. Rapat dihadiri oleh Direksi, sekretaris Dewan Komisaris, dan Sekretaris Perusahaan. Dalam rapat ini, Dewan Komisaris membahas kondisi keuangan PHEI, aktivitasaktivitas yang dijalankan, hubungan dengan pihak ketiga, serta penerapan GCG secara tepat dan konsisten. Frekuensi pengadaan Rapat Dewan Komisaris sekurang-kurangnya adalah 1 (satu) kali sebulan. Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat Dewan Komisaris sebanyak 12 (dua belas) kali.
Board of Commissioners Meeting The supervisory activities towards the company operations are performed by the Board of Commissioners through periodic meetings, namely the Board of Commissioners Meeting, which is held at least once a month. In the case of any specific conditions or things, the Board of Commissioners can call the Board of Commissioners Meeting at any time. This meeting is held to discuss the updated performance of IBPA. The meeting is attended by Directors, secretary of the Board of Commissioners and Corporate Secretary. In this meeting the Board of Commissioners discuss the financial condition of IBPA, the activities conducted, relationships with third party, and the accurate and consistent implementation of GCG. The frequency of this Board of Commissioners Meeting is at least once a month. During the year 2011, the Board of Commissioners had held 12 Board of Commissioners Meeting.
Kehadiran Dewan Komisaris Dalam Penyelenggaraan Rapat Berikut informasi mengenai kehadiran masing-masing komisaris dalam setiap rapat yang tidak dilakukan sepanjang tahun 2011.
The Presence of Board of Directories in Meetings Herewith the information on the attendance of each of commissioners in every meeting not conducted in 2011.
Rapat Dekom 2011
Board of Commissioners Meeting
Nama
Jabatan Title
Name
1 2
Kehadiran Attendance
Tarmiden Sitorus
Komisaris Utama
12 Kali
Risbadi Purbowo
Komisaris
12 Kali
President Commissioner Commissioner
12 times 12 times
RUPST - Juni 2011
Shareholders General Meeting - June 2011
Nama
Jabatan Title
Name
1 2
Kehadiran Attendance
Tarmiden Sitorus
Komisaris Utama
Hadir
Risbadi Purbowo
Komisaris
Hadir
President Commissioner Commissioner
Presence Presence
RUPLB - Desember 2011
Extraordinary Shareholders General Meeting
Nama
Jabatan Title
Name
1 2
68
Kehadiran Attendance
Tarmiden Sitorus
Komisaris Utama
12 Kali
Risbadi Purbowo
Komisaris
12 Kali
President Commissioner Commissioner
Presence 12 times
Dalam beberapa isu yang muncul dan berkenaan dengan fungsi dan peran PHEI, Dewan Komisaris menilai jajaran Direksi telah menyelesaikan tantangan dan ragam permasalahan yang ada. Setelah menilai pencapaian dan kinerja tahun 2011, Dewan Komisaris memiliki keyakinan bahwa PHEI dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana yang diamanatkan oleh pemegang saham, serta dapat memenuhi tuntutan kepercayaan para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
In a few issues arisen and related with the role and function of IBPA, the Board of Commissioners had assessed the Board of Directors in accomplishing the challenge and variety of problems occurred. Following the assessment of achievements and performances in 2011, the Board of Commissioners believe that IBPA can perform its roles and functions as mandated by shareholders, while meeting the demands of trust among the shareholders and stakeholders.
Direksi Direksi adalah organ perusahaan yang memiliki wewenang eksekutif. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan PHEI sehari-hari dalam rangka mencapai visi, misi, dan sasaran yang telah digariskan dalam Anggaran
Directors The Directors are company organs with executive authority. They are responsible for the IBPA activities and daily implementations as well as management in order to achieve company’s vision, missions, and target outlined in the Company’s Article of Associations and
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Dasar Perusahaan dan ketentuan mengenai PHEI yang berlaku, serta menjalankan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
provision of rules on IBPA, as well as conducts the decision made during the General Meeting of Shareholders.
Persyaratan, Keanggotaan, dan Masa Jabatan Anggota Direksi, baik secara kolektif maupun individu, memiliki keahlian dan kualifikasi profesional yang memadai untuk dapat memenuhi tuntutan peran dan tanggung jawabnya masingmasing. Setiap Direktur bertanggung jawab secara aktif untuk mengembangkan diri serta mengikuti perkembangan industri pasar modal dan bidang yang terkait, dengan mengasah pengetahuan dan keterampilan melalui seminar dan kegiatankegiatan berskala nasional dan internasional. Untuk menjamin independensi, Direksi tidak diperbolehkan memiliki pertalian saudara antara masing-masing Direktur, atau dengan setiap Komisaris, baik karena hubungan darah atau perkawinan. Hal ini ditunjang oleh kualifikasi profesional yang memastikan kemandirian setiap Direktur PHEI.
Requirements, Memberships and Terms of Office The Board of Directors, both individually and collectively, have owned sufficient professional skills and qualifications to meet the demands of each role and responsibilities. All Directors are responsible to actively improved themselves, as well as to keep updated on capital markets industry and other related fields, by increasing their knowledge and skills through seminars and activities on national and international scale. To ensure independency, Directors are forbidden to have family relationships with other Directors, or other Commissioners, either biologically nor through marriages. This is supported by professional qualifications to ensure independency of all IBPA Directors.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, masa jabatan Direksi PHEI adalah 4 (empat) tahun. Setelah masa tugas tersebut selesai maka dilakukan pemilihan kembali oleh pemegang saham melalui RUPS Tahunan.
According to the Company’s Articles of Associations, the term of office of an IBPA Director is 4 (four) years. Following the end of the term, a new election will be performed by shareholders through the Annual GMS.
Komposisi Direksi Direksi PHEI beranggotakan 2 (dua) orang, yaitu 1 (satu) Direktur Utama dan 1 (satu) Direktur. Adapun komposisinya adalah sebagai berikut: Direktur Utama : Ignatius Girendroheru Direktur : Hasan Fawzi
Composition of Directors The IBPA Directors consists of 2 (two) people, namely 1 (one) Executive Director and 1(one) Director. The compositions are as below: Executive Director : Ignatius Girendroheru Director : Hasan Fawzi
Independensi Direksi Komposisi Direksi telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuan Direksi untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis.
Directors’ Independency The composition of Directors had been determined accordingly to enable effective, accurate and quick decision making, as well as ability to act independently, meaning no interest to disrupt the Directors to carry out duties independently and critically.
Direksi menjalankan tugas secara independen tanpa campur tangan pihak-pihak lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan. Antar anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, bauk menurut garis lurus maupun garis ke samping.
The Directors perform their task independently without interference from other conflicting parties which are contrary to the statutory legislation and the Company’s Articles of Associations. Among the Board of Directors, or between Board of Directors and Board of Commissioners, there are no biological family relationships until third degree, both based on straight and side lines.
Fungsi dan Tugas Direksi Direksi merupakan organ perusahaan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PHEI untuk kepentingan PHEI sesuai dengan maksud dan tujuan PHEI serta mewakili PHEI baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
Functions and Duties of Directors Directors are company organs with authorization and full responsibility to the arrangement within IBPA, for the benefit of IBPA in accordance with the aims and objectives of IBPA, as well as represent IBPA both in and outside the courts according to the provision of Articles of Associations. The Directors are appointed and dismissed by the GMS.
Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masing-masing Direktur dapat bertindak dan mengambil
Directors perform collegial duties and responsibilities. Each Director can act and make decisions in line with the distributions of duties
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
69
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing Direktur tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan masingmasing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares, mengkoordinasikan kegiatan Direksi.
and authorities. However, performances of duties by each Director are considered shared responsibility. The positions of Board of Directors, including the Executive Director, are equal. The Executive Director performs as primus inter pares, coordinate the activities of Directors.
Ruang Lingkup Penugasan Anggota Direksi memiliki keahlian dan kualifikasi profesional yang memadai untuk memenuhi tuntutan peran dan tanggung jawab masing-masing. Setiap Direktur bertanggung jawab secara aktif untuk mengembangkan kapasitas diri serta mengikuti perkembangan industri keuangan dan Pasar Modal Indonesia.
Scope of Assignment The Board of Directors has adequate professional expertise and qualifications to meet the demands of each role and responsibility. Each Director is actively responsible to establish self-capacity and keep updated on Indonesian financial industry and Capital Market.
Aspek independensi dalam GCG diterapkan oleh PHEI dengan memberlakukan larangan kepemilikan pertalian saudara antara masing-masing Direktur, atau dengan setiap Komisaris, baik karena hubungan darah maupun pernikahan.
The aspect of independency in GCG applied by IBPA by imposing a prohibition on family relationships between the Directors, or with any Commissioners, whether biologically or through marriages.
Direksi diangkat dan diberhentikan melalui persetujuan dan keputusan dalam penyelenggaraan RUPS, yang selanjutnya dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM untuk kemudian dicatatkan dalam daftar wajib perusahaan atas pergantian Direksi, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Bapepam-LK.
The Directors were appointed and dismissed by agreement and decisions of GMS, which was then reported to the Minister of Law and Human Rights, to be further listed in the company registration under change of Directors, and reported to the Bapepam-LK.
Masa bakti Direksi yang mengelola PHEI saat ini, sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan akan berakhir pada tahun 2012. Untuk selanjutnya, penetapan anggota Direksi akan mengikuti keputusan dalam RUPS mendatang serta mengacu pada ketentuan Bapepam-LK. Dalam proses pemilihan para anggota Direksi yang baru, para calon dapat diusulkan oleh anggota RUPS yang memiliki kewenangan untuk mengusulkan.
The term of office for the Directors managing IBPA is currently in accordance with the Company’s Articles of Associations and will end in 2012. Furthermore, the determination of Board of Directors will follow the decision made in future GMS, as well as refer to the provisions of Bapepam-LK. In the selection process of new Board of Directors, the candidates can be nominated by members of GMS with the authority to propose.
Peran Direktur Utama Direktur Utama mempunyai fungsi mengkoordinasikan seluruh kegiatan PHEI, yang dalam pelaksanaannya dibantu dan bekerjasama dengan Direktur lainnya. Selain menjalankan fungsi sebagaimana pada ayat tersebut diatas. Direktur Utama juga mempunyai fungsi menetapkan, mengelola, dan mengendalikan pengawasan terhadap pengelolaan PHEI.
The Role of Executive Director The Executive Director functions to coordinate every activity within IBPA, who in operations was assisted by and cooperating with the other Directors. In addition to performing the said function, the Executive Director also determines, manages and supervises the management of IBPA.
Dalam struktur organisasi PHEI, Direktur Utama bertanggung jawab dalam hal: • Hukum dan Kepatuhan PHEI memiliki perhatian khusus terhadap aspek hukum termasuk pemeriksaan internal. PHEI telah menetapkan satu bagian khusus yang melakukan peran ini. • Administrasi (Keuangan, SDM, dan Umum) Perihal komunikasi di tingkat internal, PHEI memiliki bagian yang mengelola internal affair yaitu divisi Administrasi. Dalam struktur organisasi PHEI, Divisi Administrasi menggelola fungsi keuangan, sumber daya manusia, dan umum.
In the IBPA structure of organization, the Executive Director is responsible in terms of: • Legal and Compliance The IBPA has specific consideration to legal aspects including internal audit. IBPA had appointed a department to conduct this role. • Administration (Finance, Human Resources, and General Affairs) Regarding internal communications, IBPA has a specific division managing the internal affair, which is the Administration division. In the IBPA structure of organization, the Administration Division manages functions of finance, human resources and general affairs. • Corporate Secretary The Corporate Secretary unit in IBPA coordinates external relationship with investors, media network, legal institutions,
•
70
Sekretaris Perusahaan PHEI memiliki unit Sekretaris Perusahaan yang melakukan peran pembinaan hubungan eksternal dengan pihak
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
investor, jaringan media, lembaga hukum, auditor, dan asosiasi serta lembaga lainnya. Sekretaris Perusahaan juga melakukan peran sosialisasi peran serta fungsi PHEI dalam industri keuangan dan pasar modal Indonesia. Hubungan eksternal dalam area kemitraan strategis menjadi salah satu kegiatan Sekretaris Perusahaan yang mendukung perkembangan aspek bisnis PHEI.
auditor, and other associations. The Corporate Secretary also socializes IBPA roles and functions in the Indonesian finance industry and capital market. The external relations in a strategic partnership area have become one of the activities of Corporate Secretary which supports the business development aspects of IBPA.
Peran Direktur Direktur PHEI berperan sebagai Direktur Operasional, mempunyai fungsi mengkoordinasikan kegiatan operasional PHEI. Dalam struktur organisasi PHEI, Direktur bertanggung jawab dalam hal: • Operasional Aktivitas operasional yang terdiri atas unit Penilai Harga Efek, unit Riset dan Pengembangan, dan unit Pemasaran dan Layanan Pengguna. • Teknologi Informasi Fungsi Teknologi Informasi terdiri atas unit Operasional Teknologi Informasi dan unit Pengembangan Manajemen Informasi.
Role of Directors The Directors of IBPA function as Operational Directors, which coordinate the operational activities of IBPA. In the IBPA structure of organization, Directors are responsible in terms of: • Operational Operational activities consist of Bond Pricing unit, Research and Development unit, and Marketing and Customer Relationship unit. • Information and Technology The Information and Technology function consists of Information and Technology Operations unit and Information Management Development unit.
Remunerasi Direksi Direksi menerima honorarium dan remunerasi yang definitif dan pemberiannya telah diatur jelas dalam Anggaran Dasar Perusahaan dengan nilai yang sesuai dengan ketetapan RUPS.
Directors’ Remuneration The Directors receive definitive honorarium and remunerations which distributions had been arranged in the Company’s Articles of Associations with corresponding amount with the provisions of GMS.
Rapat Direksi Ada 3 (tiga) jenis rapat yang dihadiri oleh Direksi: • Rapat Koordinasi Rapat ini dilakukan sekali 2 (dua) minggu. Rapat ditujukan untuk membahas progress ragam rencana dan program di masing-masing Direktorat (Utama/Operasional) yang telah terdefinisi dalam Rencana Kerja dan Anggaran 2010. • Rapat Dewan Komisaris Rapat ini dilakukan sebulan sekali. Rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris ini ditujukan untuk mengevaluasi kinerja Direksi dalam mengelola PHEI dan aktivitas bisnis valuasi, termasuk penerapan prinsip-prinsip tata kelola. • Rapat Umum Pemegang Saham RUPST diadakan sekali setahun dan pada umumnya diadakan selambat-lambatnya pada bulan Juni. RUPS Luar Biasa diadakan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT).
Directors Meeting There are 3 (three) types of meeting attended by Directors: • Coordination Meeting This meeting was conducted once every 2 (two) weeks. This meeting aims to discuss progress of various plans and programs at each Directorate (General/Operational) which had been defined in the 2010 Work Plan and Budget. • Board of Commissioners Meeting This meeting is conducted once a month. The meeting, which is hosted by Board of Directors, aims to evaluate the performance of Directors in managing IBPA and its valuation business activities, including implementation of good corporate governance principles. • General Meeting of Shareholders The Annual GMS is done once a year, usually conducted the latest in June. Extraordinary GMS is held to obtain agreement from Shareholders related with the Annual Work Plan and Budget (AWPB).
Secara umum, hal-hal yang dibahas pada Rapat Direksi adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian informasi oleh setiap Direktur berkenaan dengan hal-hal penting yang menyangkut operasional di masing-masing Direktorat. 2. Koordinasi antar Direktur tentang kegiatan operasional yang melibatkan lintas Direktorat. Melalui rapat ini, keseluruhan action plan dalam bentuk program-program, baik yang baru maupun kelanjutan dari tahun sebelumnya dibahas secara koordinatif dan terpantau.
In general, the issues discussed in the Directors Meeting are as follows: 1. Update of information from each Director regarding with important issue related with the operations of each Directorate. 2. Coordination between Directors on operational activities which involved cross Directorate coordination. Through this meeting, overall action plans in forms of programs, whether new ones or continuation of previous years, are discussed with coordination and monitoring.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
71
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
3. Pengambilan keputusan untuk hal-hal yang berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) dan kebijakan PHEI perlu diputuskan oleh Direksi.
3. Decision making on matters based on Standard Operating Procedures (SOP) and policies of IBPA needs to be decided by Directors.
Pengembangan Kapasitas Direksi Dalam rangka peningkatan kompetensi dan memastikan bahwa Direksi PHEI senantiasa mengikuti perkembangan pasar modal terkini, sepanjang tahun 2011 anggota Direksi secara aktif mengikuti dan/atau menjadi narasumber atau pembicara dalam
Capacity Development of Directors In order to enhance competition and ensure that the IBPA Directors always keep updated on the recent development in the capital market, during 2011 the Board of Directors had been actively participating and/or became source of information or speaker
Rapat Direksi Mingguan
Board of Directors Meeting Weekly
Nama
Jabatan Title
Name
1 2
Kehadiran Attendance
Ignatius Girendroheru
Direktur Utama
100%
Hasan Fawzi
Direktur
100%
President Director Director
Rapat Direktorat Dwimingguan Directorate Meeting Biweekly
Nama
Jabatan Title
Name
1
Ignatius Girendroheru
Direktur Utama
2
Hasan Fawzi
Direktur
President Director Director
Kehadiran Attendance
100% 100%
RUPS - Juni 2011
General Meeting of Shareholders - June 2011
Nama
Jabatan Title
Name
1
Ignatius Girendroheru
Direktur Utama
2
Hasan Fawzi
Direktur
President Director
Kehadiran Attendance
Hadir
Presence
Hadir
Director
Presence
RUPS LB - Desember 2011
Extraordinary Shareholders General Meeting
Nama
Jabatan Title
Name
72
1
Ignatius Girendroheru
Direktur Utama
2
Hasan Fawzi
Direktur
President Director Director
Kehadiran Attendance
Hadir
Presence
Hadir
Presence
berbagai kesempatan pelatihan, seminar, dan lokakarya yang relevan dalam industri keuangan dan Pasar Modal Indonesia serta bidang terkait. Direksi PHEI telah menjadi narasumber dalam berbagai kesempatan pelatihan, seminar, dan lokakarya yang membahas perihal valuasi dan penerapan HPW efek, outlook, dan perkembangan kondisi pasar surat utang Indonesia, pengembangan pasar KIK-EBA, pengembangan pasar Sukuk dan lain-lain.
in various trainings, seminars, and workshops relevant with the Indonesian financial industry and capital market, as well other related matters. The IBPA Directors had been appointed as informants at various training, seminar and workshop opportunities, discussing valuation and implementation of bond fair market price, outlook and the development of Indonesia’s bond market, the ABSCIC market development, Sukuk market developments et cetera.
Pada bulan Sepember 2011, PHEI telah memberangkatkan Direksi ke Bali untuk mengikuti 5th Asean+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting yang dihadiri oleh berbagai ragam partisipan dari lingkungan pasar modal domestik maupun internasional. Dalam pertemuan ini, ragam inisiatif dan program dalam rangka pengembangan strategis pasar modal Asia ditetapkan dan disepakati bersama.
In September 2011, IBPA had sent the Directors to Bali to join the 5th Asean+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting, attended by numerous participants from domestic and international capital market environment. In this meeting, various initiatives and programs to develop the strategies of Asian capital market was established and agreed.
Pada bulan November 2011, PHEI kembali memberangkatkan Dewan Komisaris dan Direksi ke negara Malaysia. Tujuan kunjungan manajemen PHEI ke Malaysia adalah dalam rangka menjajaki kerjama yang lebih solid antara lembaga bond pricing
In November 2011, IBPA had again appointed Board of Commissioners and Directors to visit Malaysia to establish more solid cooperation among the bond pricing agencies in the ASEAN region. In this visit, the IBPA management had also gained broader
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
di kawasan ASEAN. Dalam kunjungan ini, manajemen PHEI juga telah memperoleh wawasan yang lebih luas serta pengetahuan yang lebih lengkap mengenai best practices lembaga penilaian harga efek di negara lain, yang merupakan suatu bentuk studi banding yang positif dan bermakna bagi perbaikan bisnis PHEI ke depannya.
knowledge and more comprehensive understanding about the best practices of bond pricing agencies in other countries, which is a form of positive and meaningful comparative study for the future of IBPA business improvement.
Komite PHEI GCG adalah suatu praktek manajemen PHEI yang sangat mempertimbangkan keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan seluruh pemangku kepentingan. Melalui penerapan prinsip-prinsip GCG, pengelolaan sumber daya perusahaan menjadi lebih efisien, efektif, ekonomis, dan produktif serta berorientasi pada tujuan PHEI tanpa menghiraukan agenda para pemangku kepentingan.
IBPA Committees GCG is a management practice of IBPA which strongly considered a balance in meeting the interest of all stakeholders. By implementing the GCG principles, the management of company resources becomes more efficient, effective, economical and productive, as well as goaloriented regardless of the stakeholders’ agenda.
Oleh karena itu, Dewan Komisaris perlu melakukan aktivitas pengawasan berkelanjutan agar PHEI dapat mencapai tujuannya sementara manajemen PHEI juga menerapkan prinsip-prinsip GCG secara tegas dan konsisten. Dalam rangka mendukung aktivitas pengawasan tersebut, secara umum Dewan Komisaris dibantu oleh 4 (empat) jenis komite, yaitu Komite Audit (KAU), Komite Nominasi & Remunerasi (KNR), Komite Manajemen Risiko (KMR), Komite GCG (KCG).
Therefore, the Board of Commissioners need to perform sustainable surveillance in order to reach the objectives of IBPA, while the IBPA management needs also to implement GCG principles firmly and consistently. In order to support the super visioning activities, in general the Board of Commissioners are supported by 4 (four) types of committees, namely the Audit Committee (Komite Audit/ KA), Nomination and Remuneration Committee (Komite Nominasi & Remunerasi/KNR), Risk Management Committee (Komite Manajemen Risiko/KMR),and GCG Committee (Komite GCG/KCG).
PHEI telah merencanakan untuk pengadaan komite tersebut, namun dengan keterbatasan sumber daya manusia dan alokasi waktu kerja yang ada saat ini, maka Dewan Komisaris dan Direksi telah sepakat dan memutuskan bahwa kegiatan pengawasan tersebut untuk sementara dilakukan dalam bentuk penyelenggaraan rapat regular minimal 1 kali sebulan, yang khusus dilakukan untuk mengevaluasi kinerja berjalan Direksi dalam melakukan pengelolaan PHEI dari bulan ke bulan.
IBPA had planned to form these committees, however with the current limitations in human resources and working time allocations, the Board of Commissioners and Directors had agreed and decided that these activities of supervision would be temporary done in a form of regular meeting with a minimum of once a month, specifically conducted to evaluate ongoing performance of Directors in running the IBPA management from month to month.
Akuntan Publik Akuntan Publik PHEI yang ditunjuk dan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2011 adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto. KAP ini telah melakukan audit atas buku PHEI selama 4 (empat) tahun. Besarnya biaya audit untuk tahun buku 2011 adalah sebesar Rp55.000.000,- (lima puluh lima juta Rupiah).
Public Accountant The Public Accountant appointed and designated by the 2011 General Meeting of Shareholders is the Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant (PA). This PA had conducted the audit of IBPA fiscal or 4 (four) years. The cost for audit in this fiscal year was Rp55,000,000,- (fifty five million Rupiah).
Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan (SekPer) merupakan peran strategis yang dibentuk oleh PHEI untuk kepentingan interaksi dengan para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Tugas utama SekPer adalah untuk menjaga citra PHEI, memastikan efektifitas komunikasi antara PHEI dengan para pemangku kepentingan, dan menjadi kustodian dokumen PHEI. SekPer bertanggung jawab atas tersedianya rencana kerja PHEI yang terdokumentasi, terlaksananya sistem kesekretariatan PHEI yang terstruktur, dan terlaksananya komunikasi yang efektif antar Direksi dan komunikasi antara Direksi dengan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka meningkatkan citra PHEI.
Corporate Secretary Corporate Secretary is a strategic role formed by IBPA to interact with the shareholders and other stakeholders. The main function of a Corporate Secretary is to maintain the image of IBPA, ensure effective communications between IBPA and the stakeholders, and to act as custodian to all IBPA documents. The Corporate Secretary is responsible to the availability of documented IBPA work plan, the implementation of structured system of IBPA secretarial, and application of effective communications among Directors, and communications between the Directors and other stakeholders in order to enhance the image of IBPA.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
73
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
74
SekPer berperan dalam menjamin aspek kepatuhan terhadap penerapan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selain itu, SekPer juga berperan dalam menyediakan informasi publik yang dapat diakses oleh para pemangku kepentingan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dalam menjalankan tugasnya, SekPer memiliki akses langsung kepada Direksi dan bersinergi dengan divisi dan unit lain untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya.
Corporate Secretary plays an important role in ensuring compliance aspects at all provisions of Articles of Associations and applicable statutes and regulations. In addition, the Corporate Secretary also functions to provide public information accessible to all stakeholders in compliance with the good governance principles. In performing its duties, the Corporate Secretary holds direct access to Directors and synergized with other unit and division to obtain necessary information related with its duties.
Bagi para Pemegang Saham, manajemen PHEI bertanggung jawab memberikan perlakuan yang sama. Disamping itu, manajemen selalu berupaya menjaga ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang terkait Anggaran Dasar, peraturan pemerintah, maupun peraturan pasar modal yang berlaku. Manajemen PHEI juga memberikan perhatian khusus perihal jalur komunikasi yang bersifat timbal balik antara PHEI dengan pihak eksternal ataupun masyarakat, yang dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan. Peran ini dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan melalui publikasi di media massa, maupun pertemuan langsung dengan para analis dan wartawan (media gathering).
IBPA is responsible to provide equal treatment to all Shareholders. Moreover, the management always tries to maintain its compliance to the applicable rules related with the Articles of Associations, government regulations, or valid rules of capital market. The IBPA management also gives specific consideration to the mutual communication network between IBPA and external parties, as well as public, which was performed by the Corporate Secretary. This role was done via mass publications and media gathering with analysts and journalists
Berikut adalah beberapa informasi yang dilansir oleh unit Sekper kepada publik: • Laporan keuangan tahunan; • Paparan Publik; • Press Release (pemberitaan kerja); • Pertemuan dengan para analis, investor dan media pasar modal; • Rapat Umum Pemegang Saham.
Herewith the information released by the Corporate Secretary unit to public: • Annual financial report; • Public Exposures; • Press Release; • Gathering with analysts, investors and capital market media;
Melalui penyebaran informasi tersebut, manajemen memberikan informasi bahwa PHEI telah menerapkan aspek pengungkapan dan keterbukaan informasi yang definitif dalam praktek tata kelola perusahaan yang baik. Untuk melakukan penyebaran informasi tersebut, PHEI menggunakan beberapa jalur komunikasi dengan pemangku kepentingan dan publik melalui: laporan berkala, media massa, situs resmi PHEI (www.ibpa.co.id), dan bentuk komunikasi lainnya.
Through distribution of information, management had disseminate information that IBPA had applied definitive aspects of information disclosure and transparency in the good corporate governance practices. To conduct distribution of information, IBPA used several communication network in reaching the stakeholders and public, such as via periodic reports, mass media, IBPA official website (www. ibpa.co.id), and other forms of communications.
Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi mengenai PHEI bisa diakses oleh publik di situs www. ibpa.co.id. Situs PHEI ini merupakan wadah proposisi nilai bisnis PHEI kepada para pelaku pasar, investor, dan pengguna layanan jasa. Oleh karena itu, PHEI memusatkan perhatian yang besar kepada pengelolaan situs ini.
Disclosure and Transparency Information about IBPA can be accessed by public at the website www.ibpa.co.id. The IBPA website holds the IBPA business value propositions to market participants, investors and service users. Therefore, IBPA had provided extra efforts for the management of this website.
Selain melalui situs publik, PHEI juga telah mengembangkan sistem informasi yang dapat diakses oleh pelaku pasar yang membutuhkan data dan informasi yang lebih komprehensif. Sistim informasi tersebut adalah BIPS – Bond Information & Pricing Services. BIPS merupakan layanan sistem informasi berbayar yang memuat tidak hanya informasi harga pasar wajar Efek, tetapi juga memuat informasi lain seperti data harga historis, data perdagangan di pasar sekunder, indeks obligasi, laporan
In addition to the public website, IBPA had also established an information system accessible by market participants in need of more comprehensive data and information. The information system is called the BIPS – Bond Information & Pricing Services. BIPS is a paid service of information system which contained not only the bond fair market price, but also other information such as data of historical prices, trading data at the secondary market, bond indices, periodic research reports, and other instruments
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
•
General Meeting of Shareholders.
riset berkala, dan alat bantu lainnya (alat bantu perdagangan, alat bantu pengelolaan porto folio, advanced bond calculator).
(trading instruments, portfolio management tools, advanced bond calculator).
Pengawasan Internal Satuan Pengawasan Internal merupakan organ pendukung pelaksanaan GCG yang berfungsi untuk membantu manajemen dalam berbagai kebutuhan seperti penelaahan prosedur operasi dari berbagai unit, menjalankan audit (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, pelaporan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijakan pimpinan PHEI, efisiensi, unit usaha, atau efektifitas sistim pengawasan internal. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional PHEI melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan menigkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses GCG.
Internal Audit (IA) The Internal Audit Unit is a supporting organ to the implementation of GCG, which function is to assist the management in several needs, such as review of operating procedures of various units, conduct independent and objective assurances and consultations, reporting of issues related with compliance level towards policies of IBPA leaders, efficiency of business unit or effective internal surveillance system. The objective is to increase the values and improve the operations of IBPA through systematic approach, by evaluating and increasing the effectiveness of risk management, internal control, and GCG processes.
Dalam menjalankan proses pengendalian internal tersebut, SPI menerapkan metodologi pemeriksaan berbasis risiko yang muncul pada proses bisnis PHEI (risk based), peningkatan nilai strategis dan operational PHEI (value based), dan berbasis kepatuhan atas peraturan internal PHEI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (compliance based).
In conducting the internal control processes, the IA implements riskbased inspection methodology as part of IBPA business process (risk based), increase the strategic and operational values of IBPA (value based), and compliance against the IBPA internal regulations and valid legislations (compliance-based).
Aspek Manajemen Mutu Penerapan manajemen mutu dilakukan dalam bentuk penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Pada tahun 2011, inisiatif yang diupayakan berupa pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu seperti penerapan Balanced Score Card (BSC) dan Total Quality Management (TQM).
Quality Management The implementation of quality management was conducted in forms of implementation of good corporate governance principles. In 2011, the initiatives sought were in forms of development and execution of quality management system, such as the application of Balance Score Card (BSC) and Total Quality Management (TQM).
Berikut inisiatif lainnya yang diadakan dalam rangka penerapan manajemen mutu selama 2011: • Pengadaan dan penyempurnaan Prosedur Operasi Standar (POS) di area internal PHEI yang mencakup operasional, valuasi, riset, sampai pengelolaan dokumen. • Prosedur khusus untuk rencana kontinuitas usaha dalam menghadapai situasi kritis atau bencana yang tidak terduga.
Other initiatives conducted in order to implement quality management during 2011 were: • Establishment and procurement of Standard Operating Procedures (SOP) in the internal area of IBPA, which includes operations, valuations, research, up to document management. • Specific procedures to plan the business continuity when facing crisis or unforeseen disasters.
Manajemen Risiko Salah satu bentuk penerapan prinsip-prinsip GCG adalah pelaksanaan manajemen risiko. Manajemen risiko bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan melakukan mitigasi risiko.
Risk Management One of the forms of GCG principles implementation is the conduct of risk management, Risk management aims to identify measure and perform risk mitigation.
Dalam ranah bisnis, sesuai dengan Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bapepam KEP-134/BL/2006 Nomor X.K.6, dimana PHEI wajib menjelaskan risiko yang dihadapi dalam menjalankan bisnis dan pengelolaannya. Terkait hal tersebut, beberapa risiko yang dihadapi oleh PHEI yaitu:
In the business area, pursuant to the Clause under the Regulation of Bapepam KEP-134/BL/2006 Number X.K.6, in which IBPA obliges to explain risks faced during business operations and management. Some of the risks faced by IBPA are:
1. Risiko Kondisi Perekonomian Makro Kondisi ekonomi makro yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global serta indikator-indikator ekonomi nasional seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar dan sebagainya, diantisipasi PHEI dengan pemantauan rutin serta penentuan langkah-langkah yang diperlukan.
1. Risk of Macro-economic Condition Macro-economic condition is affected by global economic condition as well as national economic indicators such as inflation, interest rate, exchange rate, and so forth, which are anticipated by IBPA through regular monitoring and determination of necessary steps.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
75
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
76
2. Risiko Persaingan Usaha Meningkatnya persaingan usaha dapat timbul dari keluarnya produk kompetitor yang baru ataupun diangkatnya distributor baru atas produk yang ada, diantisipasi dengan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen, membuat progam-program pemasaran yang efektif dan efisien, pengendalian biaya yang ketat serta penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
2. Risk of Business Competition Increasing business competition can arise from the release of competitors’ new products or appointment of new distributor of existing products, anticipated by providing better service to consumers, establishing effective and efficient marketing programs, and strict cost control, and implementation of good corporate governance principles.
3. Risiko Pemutusan Kontrak Kerjasama Risiko pemutusan kontrak kerjasama dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor eksternal seperti keputusan dari manajemen maupun pengguna layanan jasa. Hal itu diantisipasi dengan terus memperluas jumlah sebaran konsumen dan penambahan pengguna jasa baru, menaikkan tingkat pelayanan kepada konsumen dan meningkatkan hubungan yang baik dengan para pemasok dengan prinsip yang saling menguntungkan.
3. Risk of Termination of Cooperation Contract Risk of termination of cooperation contract can occur as a result of a few external factors, such as the decision of management as well as service users. This is anticipated with continuous expansion of consumer distributions and addition of new service users, increased service level to consumers, and improvement of good relationships with suppliers under the principle of mutual benefit.
4. Risiko Pelunasan Hutang Risiko ini timbul jika pengguna layanan jasa kesulitan dalam membayar tagihan piutang ke PHEI. Untuk mengatasinya dilakukan pemantauan dan tindak lanjut untuk piutang jatuh tempo serta membina hubungan baik dengan para pengguna layanan jasa.
4. Risk of Debt Repayment This risk arises when the service users find difficulties in paying their bills receivable to IBPA. To counter this risk, IBPA conducts monitoring and follow-up for the maturity of receivables, as well as establishes good relationships with service users.
5. Risiko Ketersediaan Informasi Risiko ini terjadi khususnya untuk ketersediaan informasi yang terkait dengan kesalahan informasi dan laporan yang diterbitkan. Selain itu risiko ini juga timbul jika kontrol yang ada tidak dapat menghindari terjadinya kesalahan yang nonreguler. PHEI mengatasi hal ini dengan menerapkan proses verifikasi dan validasi yang baik sebelum dilakukan publikasi informasi oleh PHEI.
5. Risk of Information Availability This risk arises especially for the availability of information related with the error in information and reports released. Moreover, the risks can also show up if the existing control system is unable to avoid non-regular mistakes. IBPA overcomes this issue by applying thorough verification and validation process prior to information being published by IBPA.
6. Risiko Kebakaran dan Bencana Alam Untuk menghindari risiko kebakaran dan terjadinya bencana alam, PHEI telah melengkapi bangunan kantor dengan alat pemadam kebakaran, mengadakan pengawasan ketat atas pelaksanaan kegiatan di lingkungan PHEI secara baik dan aman.
6. Risk of Fire and Natural Catastrophe To evade from risk of fire and natural disasters, IBPA had equipped the office building with fire extinguisher, and apply strict supervision to the conduct of activities within the environment of IBPA nicely and safely.
Selain risiko di atas, PHEI juga menghadapi ragam risiko eksternal seperti:
In addition to the risks stated above, IBPA also faces various of external risks, such as.
1.
1.
Risiko Regulasi Keberlangsungan bisnis PHEI bergantung pada pemenuhan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Bapepam-LK No. V.C.3 tentang LPHE (Lembaga Penilai Harga Efek). Perbedaan antara kebijakan manajemen dengan ketentuan di atas merupakan salah satu risiko yang dihadapi PHEI. Untuk mengelola risiko ini, PHEI membentuk divisi yaitu Hukum dan Kepatuhan. Salah satu fungsi utama divisi ini adalah memantau dan memastikanPHEI selalu dapat memenuhi seluruh persyaratan dan kewajiban selaku LPHE sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Risk of Regulation IBPA business continuity depends on the fulfillment of the provisions written in the Bapepam-LK Regulation No. V.C.3 about the BPA (Bond Pricing Agency). The difference between management policies with the said regulation is one of the risks faced by IBPA. To manage this risk, IBPA formed a Legal and Compliance division, which main function was to observe and ensure that IBPA is always able to accomplish all requirements and obligations as a BPA in accordance with the valid rules and regulations. Currently, IBPA has 1 (one) staff working under the Legal and Compliance division.
Saat ini, PHEI memiliki 1 (satu) staf personil yang berada di bawah divisi Hukum dan Kepatuhan. 2.
Risiko Kompetisi Selama tahun 2011, PHEI adalah satu-satunya LPHE di Pasar Modal Indonesia. Walau demikian, masih ada kemungkinan munculnya LPHE lainnya yang dapat menjadi ancaman bagi PHEI, yang disebut sebagai risiko kompetisi. Untuk mengelola risiko ini, PHEI menetapkan strategi dan program kerja jangka pendek serta jangka panjang yang berorientasi kepada kualitas produk dan jasa layanan. Oleh karena itu, di dalam peta pengembangan produk, PHEI telah merencanakan valuasi ragam produk dan layanan untuk mengatasi risiko munculnya para pemain baru.
2.
Risk of Competition Throughout 2011, IBPA was the one and only BPA operating in the Indonesian Capital Market. However, there is a possibility of other BPAs entering the market, which will be considered a threat to IBPA, called a risk of competition. To manage this risk, IBPA had determined a strategy in short-term and longterm programs which oriented to the quality of products and services. Therefore, in the product development mapping, IBPA had planned valuation of products and services variety to deal with the risk of emergence of new players.
3.
Risiko Operasional Dalam rangka mitigasi risiko, PHEI telah membangun sistem otomasi yang terintegrasi dalam rangka memperkecil terjadinya potensi kesalahan yang disebabkan human error. Oleh karena itu, faktor capacity building dalam aspek SDM menjadi vital di dalam internal PHEI.
3.
Risk of Operations In order to mitigate risks, IBPA had built an integrated automatic system to minimize the potential errors caused by human. Therefore, the capacity building factor in the aspect of human resources has become vital in the internal system of IBPA.
4.
Risiko Teknologi Informasi Aktivitas bisnis yang dilakukan PHEI sangat tergantung pada sistem informasi yang didukung oleh Teknologi Informasi (TI) yang handal. Potensi risiko bisa muncul jika sistem TI yang digunakan menghambat aktivitas operasional PHEI. Untuk mitigasi risiko ini, PHEI telah membangun Disaster Recovery Center (DRC), yaitu suatu sistem yang ditujukan untuk penanganan kondisi gangguan atau bencana, yang dilengkapi dengan jaringan infrastruktur dengan high-availabity, serta sistem pemeliharaan perangkat keras dan lunak yang berkesinambungan.
4.
Risk of Information and Technology The business activities performed by IBPA strongly depend on the information system, supported by reliable Information and Technology (IT). Potential risk could arise when the used IT system inhibited the operational activities of IBPA. To mitigate this risk, IBPA had built a Disaster Recovery Center (DRC), which is a system intended to treat the condition affected by disruptions or disasters, equipped with high-availability infrastructure network, as well as continuous system maintenance of hardware and software.
Wujud Tanggung Jawab Sosial PHEI adalah anak perusahaan dari Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang merupakan lembaga Self Regulatory Organization (SRO) dalam lingkungan Pasar Modal Indonesia. Dalam cakupan khusus dan umum, PHEI telah melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal, khususnya tentang instrumen dan pasar surat utang.
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility IBPA is a subsidiary of Indonesia Stock Exchange, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, and Kustodian Sentral Efek Indonesia, which are SelfRegulatory Organizations (SRO) in the Indonesian Capital Market. In both specific and general scopes, IBPA had performed socializations and educations on capital market, particularly on the bond market and instruments.
Inisiatif ini berlanjut dengan diefektifkannya program edukasi School of Bond and Fixed Income (SoBFI) sejak akhir tahun 2010 dengan moto “Education reveals the potential of people and market.” Melalui program edukasi ini, diharapkan PHEI akan dapat melakukan edukasi secara berkualitas kepada para pelaku di indutri pasar modal, khususnya di pasar surat utang Indonesia.
This initiative continued with the effectiveness of School of Bond and Fixed Income (SoBFI) educational program since the end of 2010, with a motto: “Education reveals the potential of people and market.” Through this educational program, it is expected that IBPA will be able to provide quality education to all participants of capital market industry, especially in the Indonesian bond market.
PHEI juga telah berinisiatif untuk turut membantu para akademisi, dosen, dan mahasiswa yang sedang menyusun penelitian dan tugas akhir yang membutuhkan data terkait bonds dan fixed income. Hal ini semua terkait dengan inisiatif community development yang merupakan bentuk tanggung jawab sosial PHEI.
IBPA had also initiated assistance to the academics, lecturers and students currently conducting researches and preparing final thesis which need supporting data related to bonds and fixed income. These are all related with the community development initiative as a form of social responsibility of IBPA.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
77
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
78
Penerapan Kode Etik Kode etik merupakan acuan pelaksanaan tugas serta proses pengambilan keputusan internal PHEI. Tujuan pengadaan kode etik ini adalah mengembangkan karakter kuat dan baik sesuai dengan standar tinggi yang berlaku bagi pihak Direksi dan seluruh karyawan. Kebijakan yang diterapkan melalui kode etik PHEI diterapkan selaras dengan isi, semangat, dan jiwa dari ketentuan hukum dan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia.
Implementation of Code of Conduct Code of conduct is a reference to the execution of duties and internal decision making process within IBPA. The objective of this code of conduct is to develop strong and positive character in accordance with the high standard applied by Directors and all employees. Policies applied through the IBPA code of conduct are implemented in harmony with the content, energy and spirit of the applicable law and legislations in Indonesia.
Kode etik PHEI dibagi atas 3 (tiga) hubungan etika yaitu: 1. hubungan antara Direksi dan karyawan dengan PHEI, 2. hubungan antara Direksi dan karyawan dengan pihak lain, 3. hubungan antara Direksi dan karyawan dengan lingkungan kerja.
The IBPA codes of conduct are divided into 3 (three) ethic relationships, namely: 1. Relationships between Directors and employees with IBPA, 2. Relationships between Directors and employees with other parties, 3. Relationships between Directors and employees with the working environment.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Halaman ini sengaja di kosongkan This page is intentionally left blank
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
79
Data Perusahaan Corporate Information
Data Perusahaan Corporate Information
Pencapaian kami menggambarkan upaya kami untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan tumbuh lebih kuat Our achievement describe our efforts to achieve better performance and grow stronger
80
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
81
Kegiatan dan Bidang Usaha Corporate Activities and Business
82
Bidang Usaha Bidang usaha PHEI meliputi valuasi atau penilaian harian terhadap instrumen efek bersifat utang dan Sukuk. Valuasi ini dituangkan dalam sistem informasi PHEI yang bernama Bond Information and Pricing Services (BIPS). Produk-produk valuasi PHEI yang dapat diakses dalam BIPS antara lain:
Business Field The business of IBPA comprises debt valuation and provides daily fair market prices of debt securities and instruments of Sukuk. This valuation service which provided in a modular based system known as Bond Information and Pricing Services (BIPS). These are other products and services of IBPA which can be accessed through BIPS:
Surat Berharga Negara (SUN) a. Kurva Imbal Hasil Kupon Tetap (FR) dan Kupon Variabel (VR) Informasi kurva imbal hasil (yield curve) Surat Berharga Negara (SBN) seri FR dan seri VR dalam bentuk grafik dan tabel.
Government Bonds (SBN) a. Bond Yield Curves of Fixed Rate (FR) and Variable Rate (VR) Bond Series Provides information about yield curves of government securities, graphs/tables of both FR and VR series.
b. Imbal Hasil Berdasarkan jangka waktu Kupon Tetap (FR) dan Kupon Variabel (VR) Informasi imbal hasil pasar wajar untuk setiap tenor SBN seri FR (1 s/d 30 tahun) dan seri VR (1 s/d 12 tahun) disajikan dalam bentuk tabel perbandingan.
b. Fixed Rate (FR) and Variable Rate (VR) Bond Yields by Length of Tenure Provides information about fair market prices for each length of tenure for government bonds of many FR series (1 up to 30 years) and many VR series(1 up to 12 years). Those information provided in comparative table format.
c. Harga and Imbal Hasil – Surat Berharga Negara seri Benchmark Informasi harga dan imbal hasil wajar untuk SBN jenis kupon tetap yang dijadikan benchmark oleh Pemerintah.
c. Prices and Yields - Benchmark Series of Government Bonds Provides information about bond prices and yields for fixedcoupon government bonds which are considered as benchmark.
d. Harga dan Imbal Hasil per Seri Informasi harga dan imbal hasil pasar wajar terkini untuk setiap seri SBN dan SBSN, meliputi seri SPN, Zero Coupon (ZC), FR, VR, ORI, IFR, SRI. Informasi ini disajikan dalam bentuk grafik dan table perbandingan informasi HPW hari ini, kemarin, 1 (satu) minggu, dan 1 (satu) bulan sebelumnya.
d. Prices and Yields per Series Provides information about fair market prices and current yields for each series of government bonds and sharia-based government bonds, including Treasure Notes, Zero Coupon, FR, VR, ORI, IFR and SRI. These information are presented in comparative graphs and tables format, comparing today’s fair market prices, 1 (one) week before, 1 (one) month before.
Obligasi dan Sukuk Korporasi a. Kurva Imbal Hasil Berdasarkan Rating Informasi kurva imbal hasil obligasi korporasi berdasarkan rating, dari AAA s/d BBB- dalam bentuk tabel dan grafik.
Corporate Bonds and Sukuk a. Yield Curve by Rating The yield curve of corporate bonds based on rating, from AAA to BBB- in the form of tables and graphs.
b. Imbal Hasil Berdasarkan Jangka Waktu Informasi imbal hasil pasar wajar untuk setiap tenor untuk masing-masing rating disajikan dalam bentuk tabel perbandingan.
b. Yield by Length of Tenure Fair market prices information for each length of tenure by rating presented in form of comparative charts.
c. Matriks Selisih Kredit Informasi nilai selisih kredit wajar setiap tenor untuk masingmasing rating terhadap imbal hasil acuan SBN.
c. Credit Spread Matrix Credit spread matrix for each length of tenure by rating for government bond benchmark yield.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
d. Harga dan Imbal Hasil per Seri Informasi harga pasar wajar terkini untuk setiap seri obligasi korporasi plain vanilla dengan kategori peringkat investasi, subdebt, Efek Beragun Aset (EBA), Zero Coupon, Sukuk Ijarah, dan Sukuk Mudharabah.
d. Prices and Yields per Series Latest fair market prices are provided by series for plain vanilla corporate bonds with investment grade, subdebt, Zero Coupon, Asset-Based Securities, Sukuk Ijarah, and other corporate bonds.
Data & Informasi Pasar Dalam mendukung keputusan investasi para pengguna jasa PHEI, BIPS menyediakan data pendukung yang berkaitan dengan instrumen-instrumen efek bersifat utang dan Sukuk. Informasi yang tersedia antara lain: a. Transaksi dan Kuotasi Menampilkan data kuotasi dan pelaporan transaksi paling mutakhir yang ada di pasar obligasi dan Sukuk Indonesia.
Information Services In order to help investors making their decision, BIPS provides supporting data which related to the debt securities and Sukuk. These below are information that available in BIPS:
b. Ragam Surat Utang Menampilkan data lengkap obligasi dan Sukuk yang ada di Indonesia, dilengkapi dengan ringkasan prospektus yang komprehensif.
b. List of Bonds Provide complete data of bonds and Sukuk of Indonesia, also contained with prospectus summary and details.
c. Indeks Surat Berharga Memberikan gambaran mengenai perkembangan investasi di pasar obligasi Indonesia ditinjau dari total return, Price and Yield, dan dapat digunakan untuk benchmarking kinerja pengelolaan portofolio obligasi.
c. Bond Indices Provides information regarding current investment update of Indonesia bonds market from many points of view such as total return, prices and yields, and can also be utilized for benchmarking bond portfolio management.
d. Informasi Harga dan Imbal Hasil Historis Menampilkan data HPW IBPA secara historis dan disajikan secara konsisten.
d. Historical Prices and Yields Provides historical IBPA fair market prices and consistently updated.
e. Kalkulator Obligasi Menampilkan simulasi penghitungan imbal hasil atau harga obligasi dan Sukuk, termasuk di dalamnya penghitungan imbal hasil saat ini, konveksita, durasi, durasi modifikasi, sensitifitas harga, dan bunga berjalan dari obligasi dan Sukuk.
e. Bond Calculator Provides simulation when dealing with yields or pricing of bonds and Sukuk, including calculation of current yields, convexity, duration, modified duration, price sensitivity, and accrued interest.
Layanan Riset Menampilkan penjelasan objektif terhadap kondisi pasar dan pengaruhnya terhadap harga pasar wajar dan merupakan input berharga bagi keputusan investasi. BIPS menyediakan layanan riset ini dalam bentuk: a. Berita Valuasi Tengah Hari b. Berita Valuasi Harian c. Berita Valuasi Mingguan d. Berita Valuasi Bulanan e. Ulasan Pasar Bulanan
Research Services Provides objective information regarding market update and its impact to the fair market prices which are considerably valuable for the investor’s decision making. BIPS’ value proposition comprises:
a. Transaction and Quotation Provides quotations and latest transaction reports of debt securities which traded in Indonesia fixed income market.
a. Mid Day Pricing Notes b. Daily Pricing Notes c. Weekly Pricing Notes d. Monthly Pricing Notes e. Monthly Market Review
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
83
Struktur Organisasi Organization Structure
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Share Holders
Komisaris Utama President Commissioner
Tarmiden Sitorus
Komisaris Commissioner
Risbadi Purbowo
Direktur Utama President Director
Ignatius Girendroheru
Direktur
Sekretaris Perusahaan
Director
Corporate Secretary
Hasan Fawzi
Divisi Teknologi Informasi
Information Technology Division
Divisi Operasional
Tumpal Sihombing
Divisi Hukum dan Kepatuhan
Operation Division
Legal and Compliance Division
Departemen Pengembangan & Operasional IT
Departemen Penilaian Harga Efek
Departemen Hukum
Department of Information Technology and Development
Department of Pricing
Wahyu Trenggono
Administration Division
R. Nugroho Binarto
Department of Legal
Departemen Keuangan dan Akuntansi Department of Finance and Accounting
Rino Yuliandi
Departemen Manajemen Informasi
Departemen Riset dan Pengembangan
Departemen Pengawasan Internal
Departemen Sumber Daya Manusia dan Umum
Department of Information management
Department of Research & Development
Department of Internal Monitoring
Department of Human Resources and General
Arief T.Rahman
Lisa Yulianingrum
Departemen Pemasaran dan Layanan Department of Marketing and Customer Services
84
Divisi Administrasi
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Struktur Organisasi
Halaman ini sengaja di kosongkan This page is intentionally left blank
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
85
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioner’s Profiles Tarmiden Sitorus Komisaris Utama
President Commissioner Komisaris Utama PHEI sejak 24 Juni 2010. Memulai karir di Bank Indonesia sejak 1979 dan memegang jabatan Direktur di berbagai direktorat, dan terakhir sebagai Staf Ahli Dewan Gubernur sebelum pensiun tahun 2008. Pada tahun 1999, ditugaskan sebagai Koordinator Penerbitan dan Pengembangan Pasar Obligasi Rekapitalisasi. Menjabat sebagai Komisaris PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) sejak Februari 2008. Pernah bertugas sebagai Asisten Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF), Washington, D.C., Amerika Serikat (1993-1996). Memperoleh gelar Doktor (1989) dan Master (1986) di bidang Ekonomi Moneter dan Keuangan Internasional dari University of Illinois, Urbana Champaign, Amerika Serikat, serta gelar Sarjana Teknik Industri dari Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara tahun 1975. President Commissioner of IBPA since 24 June, 2010 until now. Began his career in Bank Indonesia since 1979 and held directorships in various and last as Expert Staff Board of Governors. Served as Commissioner of PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) since February 2008 until now. Served as Assistant Executive Director at the International Monetary Fund (IMF), Washington, D.C., USA (1993-1996). Obtained his Doctorate (1989) and Master (1986) degree in Monetary Economics and International Finance from the University of Illinois, Urbana Champaign, USA. Earned a Bachelor of Industrial Engineering from the University of North Sumatera, Medan, North Sumatera in 1975.
Risbadi Purbowo Komisaris
Commissioner Komisaris PHEI sejak 24 Juni 2010. Memulai karir di PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) dari tahun 1983-1992. Menjadi Direktur Utama PT Merincorp Securities tahun 1992-1999, kemudian menjadi Direktur Utama PT Exim Securities tahun 1999-2000. Menjadi Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas pada tahun 2000-2003, sebagai Direktur PT Mandiri Sekuritas pada tahun 2003-2005, dan kemudian menjadi Head of Custody PT Bank Mandiri tahun 2005-2007. Selanjutnya pada tahun 2007- Juni 2010 menjabat sebagai Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1981. Commissioner of IBPA since 24 june 2010 until now. Began his career in PT Bank Export Import Indonesia (Persero) from 1983-1992. Became Director of PT Merincorp Securities, 1992-1999, and then became Director of PT Exim Securities in 1999-2000. Became President Director of PT Mandiri Securities in 2000-2003, as Direcor of PT Mandiri Securities in 2003-2005 and later became Head of Custody of PT Bank Mandiri in 2005-2007I. From 2007 to June 2010 served as Director of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Received Bachelor of Economics from the University of Diponegoro, Semarang in 1981.
86
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Profil Direksi
Board of Director’s Profiles Ignatius Girendroheru Direktur Utama President Director
Direktur Utama PHEI sejak 1 Juli 2008. Memulai karir sebagai staf finance di PT. Asamera Oil Indonesia (1996). Bergabung dengan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai Listing Manager (1996-1999), kemudian sebagai Fixed Income Trading Manager (1999-2000) dan Head of Fixed Income Trading (2000- 2006). Selanjutnya bergabung dengan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang kemudian menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), diawali sebagai Peneliti Senior (2006) kemudian menjabat sebagai Head of Listing Real Sector Division (2007 – Juni 2008). Memperoleh gelar Master of Business Administration dari University of North Texas, Amerika Serikat pada tahun 1995 dan Bachelor of Science di bidang Geofisika dari University of Texas at Austin, Amerika Serikat pada tahun 1992. President Director of IBPA since 1 July 2008. Began his career as staff of finance in PT. Asamera Oil Indonesia (1996). Joined PT Bursa Efek Surabaya (BES) as Listing Manager (1996-1999), then as a Fixed Income Trading Manager (1999-2000) and Head of Fixed Income Trading Division (2000-2006). Joined PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), which then became PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), starting as a Senior Researcher (2006) then served as Head of Listing Division of the Real Sector (2007-June 2008). Earned Master degree in Business Administration from the University of North Texas, USA in 1995 and Bachelor of Science in Geophysics from the University of Texas at Austin, USA in 1992.
Hasan Fawzi Direktur Director
Direktur PHEI sejak 1 Juli 2008. Memulai karir di PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI) dengan posisi terakhir sebagai Kepala Departemen Pengembangan Sistem (1993 – 1997). Selanjutnya bergabung dengan PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dengan posisi terakhir sebagai Kepala Divisi Teknologi Informasi (1997 – 2008). Memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Universitas I.A.E de Grenoble Universite, Pierre Mendes, France dan Magister Manajemen (MM) dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (FEUI) pada tahun 2008. Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), program studi Teknik Informatika pada tahun 1993. Director of IBPA since 1 July 2008. Began his career in PT. Kustodian Depositori Efek indonesia Indonesia (KDEI) with the last position as Head of System Development Department (1993-1997). Joined PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) with the last position as Head of Information Technology Division (1997-2008). Earned a Master of Business Administration (MBA) from the University of I.A.E de Grenoble, Universite Pierre Mendes France and Master of Management (MM) in Economics, University of Indonesia (FEUI) in 2008. Earned Bachelor degree in Information and Technology, from the Institut Teknologi Bandung (ITB) in 1993.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
87
Kepala Divisi, Kepala Departemen & Sekretaris Perusahaan
Division Heads, Department Heads & Corporate Secretary Profiles Wahyu Trenggono Kepala Divisi Operasional Head of Operation Division
R. Nugroho Binarto Kepala Divisi Administrasi Head of Administration Division
Rino Yuliandi Kepala Departemen Pengembangan & Operasional TI
Head of Information Technology and Development Department
88
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Kepala Divisi, Kepala Departemen & Sekretaris Perusahaan Arief T Rahman Kepala Departemen Manajemen Informasi Head of Information Management Department
Lisa Yulianingrum Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Head of Research adn Development Department
Tumpal Sihombing Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
89
Pemegang Saham Perusahaan Corporate Shareholders
Komposisi Pemegang Saham 31 Desember 2011 Shareholders Composition as 31 December 2011
PT Penilai Harga Efek Indonesia Pemegang Saham
Unit Saham
Persentase
Nilai
PT Bursa Efek Indonesia
10.000
33.33%
Rp.10.000.000.000,-
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
10.000
33.33%
Rp.10.000.000.000,-
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
10.000
33.33%
Rp.10.000.000.000,-
Shareholders
Shares Unit
Percentage
Dewan Komisaris dan Direksi Pemegang Saham The Board of Commissioners and Directors of Shareholders
PT Penilai Harga Efek Indonesia PT Bursa Efek Indonesia Shareholders
Komisaris Utama
I Nyoman Tjager
Komisaris
Suwantara Gotama
President Commissioner Commissioner
Felix Oentoeng Soebagjo Johnny Darmawan Chaeruddin Berlian Direktur Utama
Ito warsito
Direktur
Wan Wei Yiong
President Director Director
Adikin Basirun Eddy Sugito Friderica W. Dewi Uriep Budhi Prasetyo Supandi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Shareholders
Komisaris Utama
Erry Firmansyah
Komisaris
Heri Sunaryadi
President Commissioner Commissioner
Elwin Karyadi Direktur Utama
Ananta Wiyogo
Direktur
Sulistyo Budi
President Director Director
Margeret Mutiara Tang PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Shareholders
Komisaris Utama
Harry Wiguna
Komisaris
Rahmat Waluyanto
President Commissioner Commissioner
Inarno Djajadi Direktur Utama
Hoesen
Direktur
Bambang Widodo
President Director Director
90
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Value
Lembaga & Profesi Penunjang
Institutions & Supporting Professionals
LEMBAGA & PROFESI PENUNJANG
SUPPORTING ENTITIES
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Public Accountant (PA)
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
Alamat Plaza ABDA Lantai 10-11, Jl. Jend. Sudirman Kav.59 Jakarta, 12190
Address Plaza ABDA 10th-11th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.59 Jakarta, 12190
Berpegang teguh pada prinsip Tata Kelola Perusahaan, maka PHEI melakukan kegiatan audit terhadap laporan keuangan selama tahun 2011. Auditor independen yang bertugas mengaudit laporan keuangan PHEI untuk periode 2011 adalah Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto.
Pursuant to the Good Corporate Governance principles, IBPA had conducted audit to the financial report during 2011. Independent Auditor who was responsible to audit the IBPA financial report for period 2011 was the Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant.
Proses pemilihan auditor tersebut telah melalui proses yang transparan dan diputuskan dalam RUPS. PHEI telah menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto selama 4 (empat) kali sejak tahun 2008.
The process of selecting auditor was through a transparent process and was determined in the General Meeting of Shareholders. IBPA had used the service from Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto for 4 (four) years since 2008.
PHEI bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto untuk keperluan audit keuangan. KAP ini tidak diperuntukkan dalam proses emisi karena PHEI belum menerbitkan efek sepanjang tahun 2011.
IBPA had formed a cooperation with the Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant for all issues of financial audit. This AP was not to be used in the issuance process because IBPA had not issue any securities during 2011.
Biaya audit untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp55 juta.
The fee of 2011 audit was Rp55 million.
Kantor Notaris & PPAT
Notary and PPAT Office
Muhamat Hatta, SH
Muhamat Hatta, SH
Alamat Jl. Cideng Timur No.60 Jakarta Pusat
Address Jl. Cideng Timur No.60 Jakarta Pusat
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
91
92
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
93
Halaman ini sengaja di kosongkan This page is intentionally left blank
94
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Pernyataan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas Laporan Tahunan 2011 PT Penilai Harga Efek Indonesia Responsibility Statement of the Board of Commissioners and Directors Regarding the 2011 Annual Report PT IndonesiaBond Pricing Agency
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
95
Pernyataan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas Laporan Tahunan 2011 PT Penilai Harga Efek Indonesia Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Statement Regarding The Responsibility For The Annual Report 2011 PT Indonesia Bond Pricing Agency
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang PHEI Terbatas, dengan ini menyatakan bahwa semua isi yang terdapat dalam Laporan Tahunan ini berikut Laporan Keuangan dan informasi lain yang terkait, merupakan tanggung jawab Manajemen PT Penilai Harga Efek Indonesia dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya masing-masing dibawah ini. In compliance with the Law No. 40 year 2007 on Limited Company and Regulation, herewith stated that this Annual Report and the accompanying Financial Statements and related information, are the responsibility of the Management of PT Indonesia Bond Pricing Agency and have been approved by members of Board of Commissioners and the Board of Directors whose signature appear below.
Dewan Komisaris Board of Commissioner’s
Tarmiden Sitorus
Risbadi Purbowo
Komisaris Utama
Komisaris
President Commissioner
Commissioner
Direksi Board of Director’s
Ignatius Girendroheru
Hasan Fawzi
Direktur Utama
Direktur
President Director
96
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Director
Pernyataan Tanggung Jawab Direksi PT Penilai Harga Efek Indonesia Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Board of Directors’ Responsibility Statement on Financial Statements for the Years Ended 31 December, 2011 and 2010
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
97
Pernyataan Direksi PT Penilai Harga Efek Indonesia Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Yang Berakhir Pada Tanggal 31Desember 2011 dan 2010 Director’s Statement of PT Indonesia Bond Pricing Agency Relating to The Responsibility on The Financial Statements For The Years Ended December 31, 2011 and 2010
Yang bertanda tangan dibawah ini: 1. Nama : Ignatius Girendroheru Alamat Kantor : Gedung Bursa Efek Indonesia Tower l lt. 4 Suites 405, Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53, Jakarta 12190 Alamat Rumah : Jl. Sekolah Duta 1/7 RT 001/014, Pondok Pinang, Kby Lama, Jakarta Selatan Jabatan : Direktur Utama 2. Nama Alamat Kantor Alamat Rumah Jabatan
: Hasan Fawzi : Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1 lt.4 Suite 405, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta, 12190 : Kota Wisata Amsterdam 1.5/56 RT 05/25, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor : Direktur Operasional
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Bertanggung jawab penuh atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan PT Penilai Harga Efek Indonesia. 2. Laporan Keuangan PT Penilai Harga Efek Indonesia telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi umum yang berlaku di Indonesia. 3. Semua informasi yang terkandung dalam Laporan Keuangan PT Penilai Harga Efek Indonesia dimuat secara lengkap dan benar. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. The Undersigned: 1. Name Office address Home address Title
: Ignatius Girendroheru : Indonesia Stock Exchange Building Tower 4th Floor. 4 Suites 405, Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53, Jakarta 12190 : Jl. Sekolah Duta 1/7 RT 001/014, Pondok Pinang, Kby Lama, Jakarta Selatan : President Director
2. Name Office address Home address Title
: Hasan Fawzi : Indonesia Stock Exchange Building Tower 4th Floor. 4 Suites 405, Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53, Jakarta 12190 : Kota Wisata Amsterdam 1.5/56 RT 05/25, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor : Director of Operation
Herewith state that : 1. Responsible for the preparation and presentation of the financial statements of PT Penilai Harga Efek Indonesia, 2. The financial statements of PT Penilai Harga Efek Indonesia have been prepared and presented in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia. 3. All information contained in the financial statements of PT Penilai Harga Efek Indonesia is complete and correct. The statement is made truthfully. Jakarta, Mei 2012
Direktur Utama
Direktur
President Director
Director
Ignatius Girendroheru Hasan Fawzi
98
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 Independent Auditors’ Report and Financial Statements for the Years Ended 31 December, 2011 and 2010
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
99
Halaman ini sengaja di kosongkan This page is intentionally left blank
100
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA Referensi Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6 Bapepam-LK No. X.K.6 Cross Reference
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
A-1 A-1
1.
Page
Explanation
Criteria
I.
Hal
Penjelasan
Kriteria Umum General
Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris.
v
In good and correct Indonesian, it is recommended to present the report also in English.
2.
v
Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas. Printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read.
3.
Mencantumkan identitas Perseroan dengan jelas. Should state clearly the identity of the Company.
Nama Perseroan dan periode laporan tahunan ditampilkan di: Name of Company and year of the annual report is placed on:
v
1. Sampul muka, samping, dan belakang. The front cover, side, and back. 2. Setiap halaman. Each page.
4.
v
Laporan Tahunan ditampilkan di website Perseroan. The Annual Report is presented in the Company’s website.
II. 1.
Ikhtisar Data Keuangan Penting Summary of Vital Financial
Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Informasi memuat antara lain: The information includes:
Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
Informasi memuat antara lain: The information includes:
18
1. Penjualan/pendapatan usaha. Sales/income from business. 2. Laba (rugi) kotor. Operating profit (loss). Financial information in comparative form over a period of 5 (five) financial years or since the 3. Laba (rugi) usaha. Business profit (loss). 4. Laba (rugi) bersih. Net profit (loss). commencement of business if the company has been running its business activities for less 5. Laba (rugi) bersih persaham. Net profit (loss) per share. than 5 (five) years.
2.
1. 2. Financial information in comparative form over a period of 5 (five) financial years or since the 3. 4. commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 (five) years.
3.
Informasi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun.
18
Jumlah investasi. Total investment. Jumlah aktiva. Total assets. Jumlah kewajiban. Total liabilities. Jumlah ekuitas. Total equity.
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri.
18
Information includes 5 (five) financial ratios which are common and relevant to the industry.
The Annual Report must contain information of the share price in the form of tables and graphs. The price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares.
4.
Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib di sesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus.
Perseroan belum tercatat di dalam bursa efek. Company has not been listed in stock exchange.
-
The Annual Report must contain information of the share price in the form of tables and graphs. The price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares.
5.
Company does not issue bond and convertible bond.
-
Laporan Dewan Komisaris
Memuat hal-hal sebagai berikut: Contains the following items:
20
Board of Commissioners report
1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan Perseroan.
Laporan Tahunan wajib memuat informasi jumlah obligasi atau obligasi konvertibel yang diterbitkan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
Perseroan tidak menerbitkan obligasi dan obligasi konversi.
The Annual Report must contain information regarding the number of bonds or convertible bonds issued in the last 2 (two) financial years.
III. 1.
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Directors Report
Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the Company.
2. Pandangan atas prospek usaha Perseroan yang disusun oleh Direksi.
View on the prospects of the Company’s business as established by the Board of Directors.
3. Komite-komite yang berada dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Committees under the Board of Commissioners.
4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada).
Changes in the composition of the Board of Commissioners (if any).
2.
Laporan Direksi
Memuat hal-hal sebagai berikut: Contains the following items:
Board of Directors report
1. Kinerja Perseroan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi Perseroan. The Company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the Company.
2. Kinerja Perseroan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi Perseroan. The Company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the Company.
A-2
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
21
Profil Perseroan
IV.
Company Profile
1.
Nama dan Alamat Perseroan Name and Address of the Company
Meliputi informasi tentang nama dan alamat, kode pos, nomor telepon, dan/ atau nomor faksimili, email, situs.
12
Includes information on name and address, zip code, telephone, and/or facsimile, email, website.
2.
Riwayat singkat Perseroan Brief History of The Company
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama Perseroan (jika ada).
12
Includes among others: date/year of establishment, name and change in the Company ‘s name (if any).
3. 4. 5.
Bidang Usaha
Meliputi jenis produk dan atau jasa.
Core Business
Includes the types of products and or services.
Struktur Organisasi
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan.
Organizational Structure
In the form of a chart, giving the names and titles.
Visi dan Misi Perseroan
Mencakup hal-hal sebagai berikut: Includes the following: 1. Penjelasan tentang visi Perseroan.
Company’s Vision and Mission
82 84 15
Explanation on the Company’s vision.
2. Penjelasan tentang misi Perseroan. Explanation on the Company’s mission.
6.
Identitas dan Riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Identity and Brief Curriculum Vitae of the members of The Board of Commissioners
7.
Identitas dan Riwayat Hidup singkat anggota Direksi Identity and brief Curriculum Vitae of the members of The Board of Directors
8.
Jumlah karyawan (komparatif 2 (dua) tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya. (Misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan). Number of employees (comparative in 2 (two) years) and description of competence building. (For example: education and training of employees).
Informasi memuat antara lain: The information should contain: 1. Nama. Name. 2. Jabatan. Title. 3. Umur. Age. 4. Pendidikan. Education. 5. Pengalaman kerja. Working experience
86
Informasi memuat antara lain: The information should contain: 1. Nama. Name. 2. Jabatan. Title. 3. Umur. Age. 4. Pendidikan. Education. 5. Pengalaman kerja. Working experience
87
Informasi memuat antara lain: The information should contain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi.
-
The number of employees for each level of the organization.
2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan. The number of employees for each level of education.
3. Pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan.
Training of employees that has been and will be conducted.
4. Adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan. Availability of equal opportunity to all employees.
5. Biaya yang telah dikeluarkan. Expenses.
9.
Komposisi pemegang saham Composition of shareholders
Mencakup antara lain: Should include: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham.
90
Names of shareholders having 5% or more shares.
2. Komisaris dan Direktur yang memiliki saham. Commissioners and Directors who own shares.
3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%. Public shareholders having respective share ownership of less than 5%.
10.
Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan asosiasi List of subsidiaries and/or associated companies
Informasi memuat antara lain: The information contains, among others: 1. Nama anak perusahaan/perusahaan asosiasi.
91
Name of subsidiaries/associated companies.
2. Presentase kepemilikan saham. Percentage of share ownership.
3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi. Information on the field of business of the subsidiary or associated company.
4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi). Explanation regarding the operational status of the subsidiary or associated company (already operating or not yet operating).
11.
Kronologi pencatatan saham Chronology of shares listing
Mencakup antara lain: Includes among others: 1. Kronologi pencatatan saham.
-
Chronology of shares listing.
2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham. Types of corporate action that caused changes in the number of shares.
3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end of the financial year.
4. Nama bursa dimana saham Perseroan dicatatkan.
Name of stock exchange where the Company shares are listed.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
A-3
12.
Kronologi pencatatan Efek lainnya Chronology of other Securities listing
Mencakup antara lain: Includes among others: 1. Kronologi pencatatan Efek lainnya.
-
Chronology of other Securities listing.
2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah Efek lainnya. Types of corporate action that caused changes in the number of Securities.
3. Perubahan jumlah Efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku.
Changes in the number of Securities from the initial listing up to the end of the financial year.
4. Nama bursa dimana Efek lainnya Perseroan dicatatkan.
Name of stock exchange where the Company’s other Securities are listed.
5. Peringkat Efek.
Rating of the Securities.
13.
Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal Name and address of institution and or profession supporting the capital market
Informasi memuat antara lain: The information contains, among others: 1. Nama dan alamat BAE.
91
Name and address of BAE.
2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik.
Name and address of the Public Accountant Firm.
3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat Efek. Name and address of the Securities rating company.
14.
Akuntan independen Perseroan Company independent accountant
Informasi memuat antara lain: The information should contain: 1. Jumlah periode akuntan telah mengaudit Laporan Keuangan Tahunan Perseroan.
91
Number of periods that the accountant audited the Company’s Yearly Financial Statements.
2. Jumlah periode audit Kantor Akuntan Publik telah mengaudit Laporan Keuangan Tahunan Perseroan. Number of periods that the Public Accountant Firm audited the Company’s Yearly Financial Statements.
3. Besarnya fee audit.
The amount of audit fee.
4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit Laporan Keuangan. Other services provided by the accountant beside Financial Report audit.
15.
-
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima Perseroan baik yang berskala nasional maupun internasional (jika ada). Reward and certification received by the Company, both on a national scale and international scale (if any).
16.
-
Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada). Name and address of subsidiary and or branch office or representative office (if any).
V. 1.
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perseroan Management’s Analysis and Discussion on Company Performance
Tinjauan operasi per segmen bisnis. Operational review per business segment.
Memuat uraian mengenai: Contains description of: 1. Produksi/kegiatan usaha. Production/line of business. 2. Penjualan/pendapatan usaha. Sales/income from business. 3. Profitabilitas. Profitability. 4. Perubahan kapasitas produksi untuk masing-masing segmen usaha.
29
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:
34
Changes in production capacity in each business segment.
2.
Uraian atas kinerja keuangan Perseroan. Description of Company’s financial performance.
An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of wordings and tables), among others concerning:
1. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva. Current assets, non-current assets, and amount of assets.
2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban. Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities.
3. Penjualan/pendapatan usaha. Sales/operating income.
4. Beban usaha.
Operating expenses.
5. Laba/rugi bersih. Net profit/loss.
3.
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan. Discussion and Analysis on The Capacity to pay debts and the Company’s Collectable Accounts Receivable.
4.
Bahasan tentang struktur modal, kebijakan manajemen atas struktur modal, dan tingkat likuiditas Perseroan. Discussion on capital structure, capital structure policies, and liquidity.
A-4
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Penjelasan tentang: Explanation on: 1. Kemampuan membayar hutang. Company’s solvency. 2. Tingkat kolektibilitas piutang. Account Receivable Collectibility.
38
Penjelasan atas: Explanation on: 1. Struktur modal. Capital structure. 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal. Capital structure policies. 3. Tingkat likuiditas. Liquidity.
39
5.
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal. Discussion on material ties for the investment of capital goods.
Penjelasan tentang: Explanation on: 1. Tujuan dari ikatan tersebut.
40
The purpose of commitments.
2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut. Source of funds expected to fulfill those commitments.
3. Mata uang yang menjadi denominasi. Currency of denomination.
4. Langkah-langkah yang direncanakan Perseroan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait. Steps taken by the Company to mitigate the related currency risk.
6.
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
40
Is this disclosed or not.
Discussion and analysis of financial information that was reported concerning extraordinary and rare events.
7.
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha Perseroan.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
39
Is this disclosed or not.
Information regarding substantial components of earnings and other costs, in order to calculate the Company’s income.
8.
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
39
Is this disclosed or not.
If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then an explanation should be included concerning the extent that such changes can be linked to, among others, the amount of goods or services sold, and or the existence of new products or services.
9.
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan Ada atau tidak ada pengungkapan. bersih Perseroan serta laba operasi Perseroan selama 2 (dua) tahun atau sejak Is this disclosed or not. Perseroan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun.
39
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
40
Discussion on the impact of price change to the Company’s sales and net income and the operational profit of the Company for the past 2 (two) years or since the Company commenced its business, if the Company has been operating for less than 2 (two) years.
10.
Material Information and facts subsequent to the accountant’s report date.
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang. Description of important events after the date of the accountant’s report including their impact on performance and business risks in the future.
11.
Uraian tentang prospek usaha Perseroan. Description of the Company’s business prospects.
Uraian mengenai prospek Perseroan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum, dan pasar internasional, serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya.
40
Information on the Company prospects in connection with industry, economy in general, and the global market, which can be accompanied with supporting quantitative data if there is a reliable data source.
12.
Uraian tentang aspek pemasaran. Information on marketing aspects.
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa Perseroan, antara lain meliputi pangsa pasar.
40
Information regarding the marketing of the Company’s products and services, among others concerning the market share.
13.
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas Ada atau tidak ada pengungkapan. per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 Is this disclosed or not. (two) tahun buku terakhir.
40
Statement regarding the dividend policy and the date and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past 2 (two) years.
14.
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum. Realization of the use of IPO proceeds.
Memuat uraian mengenai: Contains information on:
40
1. Tujuan dilakukannya transaksi. The purpose of transactions. 2. Nilai transaksi atau jumlah yang di restrukturisasi. Transaction value or number of transaction.
3. Sumber dana. Source of fund. Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud agar diungkapkan. Notes: if there is no transaction which needs to be disclosed.
15.
Informasi material, mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi hutang (modal).
Ada atau tidak ada pengungkapan.
51
Is this disclosed or not.
Material information, among others concerning investment, expansion, divestment, acquisition, debt/capital restructuring
16.
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.
Ada atau tidak ada pengungkapan. Is this disclosed or not.
-
Material information containing conflict of interest, and affiliated transactions.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
A-5
17.
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh Ada atau tidak ada pengungkapan. signifikan terhadap Perseroan. Is this disclosed or not.
-
Description on changes in laws and regulations having significant
18.
VI. 1.
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi.
Ada atau tidak ada pengungkapan.
Description of changes in the accounting policy.
Is this disclosed or not.
-
Uraian Dewan Komisaris.
Uraian memuat antara lain: The information should contain:
66
Information on the Board of Commissioners.
1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors.
2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi.
Disclosing the procedure for determining, and the amount of remuneration for the members of the Board of Directors.
3. Frekuensi pertemuan. Frequency of meetings.
4. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan. Attendance of the Board of Directors in the meetings.
5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi. Training programs for building the competence of the Board of Directors.
2.
Uraian Direksi. Information on the Board of Directors.
Uraian memuat antara lain: The information should include:
68
An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the form of wordings and tables), among others concerning:
1. Aktiva lancar, aktiva tidak lancar, dan jumlah aktiva. C urrent assets, non-current assets, and amount of assets.
2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban. Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities.
3. Penjualan/pendapatan usaha. Sales/operating income.
4. Beban usaha.
Operating expenses.
5. Laba/rugi bersih. Net profit/loss.
3.
Komite-komite.
Mencakup antara lain: Includes among others:
Committees..
1. Komite Audit. Audit Committee.
73
Company’s solvency.
2. Komite Remunerasi dan Nominasi. Account Receivable Collectibility.
3. Komite Asuransi dan Risiko Usaha. Insurance and Business Risk Committee.
4. Komite GCG.
Good Corporate Governance Committee.
5. Independensi anggota Komite Audit.
Independence of the members of the Audit Committee.
4.
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja Perseroan.. Description of policy on the stipulation for the remuneration of the Board of Directors in regards with the Company’s performance..
Mencakup antara lain: Includes among others:
71
1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP.
Procedure for determination of the remuneration included in the Standard Operating Procedure.
2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi. Indicators to measure the Board of Directors’ performance.
5.
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan.
Mencakup antara lain: Includes among others:
Description of tasks and function of the Corporate Secretary.
1. Nama dan riwayat jabatan singkat Sekretaris Perusahaan.
73
Name and brief history of the Corporate Secretary.
2. Uraian pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan.
Description of the tasks performed by the Corporate Secretary.
6.
Uraian tentang Unit Audit Internal.
Mencakup antara lain: Includes among others:
Description of the Internal Audit Unit.
1. Nama dan riwayat jabatan singkat ketua Unit Audit Internal.
75
Name and brief history of the Head of the Internal Audit Unit.
2. Struktur Unit Audit Internal.
Structure of the Internal Audit Unit.
3. Piagam Unit Audit Internal. Internal Audit Charter.
7.
Uraian mengenai manajemen risiko Perseroan.
Mencakup antara lain: Includes among others:
Description of the Company’s risk management.
1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi Perseroan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah). Explanation of the risks faced by the Company (for example: risks caused by fluctuation of the exchange rate or interest rate, competition in business, supply of raw materials, provisions set by other countries or international regulations, and government policies).
2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut. Efforts to mitigate those risks.
A-6
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
75
8.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial Perseroan.
77
Mencakup informasi tentang aktivitas tanggung jawab sosial Perseroan. Information includes corporate social responsibility activities.
Description of the activities and expenses incurred in related to corporate social responsibility.
9.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik, Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat.
-
Ada atau tidak ada pengungkapan. Is this disclosed or not.
Important cases faced by the Issuer or Public Company, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners.
10.
Akses informasi dan data Perseroan. Access to Company’s information and data.
74
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data Perseroan kepada publik, misalnya melalui situs, media massa, mailing list, buletin, dsb. Description on the availability of access to corporate information and data to the public, for example through website, mass media, mailing list, bulletin, etc.
11.
Etika Perseroan. Company Ethics.
78
Memuat uraian antara lain: Contains information on: 1. Keberadaan Code of Conduct.
The existence of the Code of Conduct.
2. Isi Code of Conduct.
Content of the Code of Conduct.
3. Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya.
Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to uphold the Code.
4. Pernyataan mengenai budaya Perseroan yang dimiliki Perseroan. Statement concerning the corporate culture.
VII. 1.
VIII. 1.
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Direksi
Board of Directors’ Responsibility Statement Letter
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
Statement by the Board of Directors Concerning the Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement.
Compliance with Bapepam Regulation No.VIII.G.11 on Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement.
Informasi KeuanganFinancial Information Opini akuntan atas laporan keuangan.
Hal. kedua Laporan Keuangan
Accountant’s opinion on the financial statement.
2.
96
Deskripsi auditor independen di opini.
Deskripsi memuat tentang: The description contains:
Description of the independent auditor in the opinion.
1. Nama dan tanda tangan. Name and signature.
Hal. ketiga Laporan Keuangan
2. Tanggal Laporan Audit. Date of the audit report. 3. No. ijin KAP (jika ada). KAP license number (if any).
3.
Laporan keuangan yang lengkap. Comprehensive financial statement.
Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: Contains all elements of the financial statement:
1. Neraca. Balance sheet. 2. Laporan laba rugi. Profit loss statement. 3. Laporan perubahan ekuitas. Equity statement. 4. Laporan arus kas. Cash flow report. 5. Catatan atas laporan keuangan. Notes to the financial statement.
4.
Perbandingan tingkat profitabilitas. Comparison of profitability..
Hal. 1 Laporan Keuangan
-
Uraian mengenai perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Description of the gain/loss from operations of current year compare to that of previous year.
5.
Penyajian laporan arus kas.
Memenuhi ketentuan sebagai berikut: Meets the following provisions:
Presentation of cash flow report.
1. Penggunaan metode langsung (direct method). Uses a direct method.
Hal. 4 Laporan Keuangan
2. Pengelompokan dalam 3 (tiga) kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Grouped into 3 (three) categories of activity: operating, investing, and financing activities.
3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas. Disclosing activities that do not influence the cash flow.
4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi. Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities.
5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as dividend in financing activities.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
A-7
6.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Meliputi sekurang-kurangnya: Includes at least:
Transaction with affiliated parties.
1. Konsep dasar penyajian Laporan Keuangan.
9
Basic concept in presenting a Financial Statement.
2. Pengakuan pendapatan dan beban. Recognition of income and expenses.
3. Penilaian investasi.
Investment valuation.
4. Penilaian dan metode penyusutan aset tetap. Valuation and method of depreciating fixed assets.
5. Dasar perhitungan laba per saham.
The basis for calculating profit per share.
7.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaction with affiliated parties.
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: Issues that should be disclosed are:
21
1. Rincian jenis transaksi, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan jumlah piutang dan atau hutang yang terkait.
Details on the type of transaction, name of the affiliated party, and total accounts receivable and or related debts.
2. Dirinci jumlah masing-masing pos aset, kewajiban, penjualan, dan pembelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa beserta persentasenya terhadap total aset, kewajiban, penjualan dan pembelian (beban). Details on the individual assets, liabilities, sales, and purchase (expense) to the affiliated parties and percentage against the total assets, liabilities, sales, and purchases (expense).
3. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha utama dan jumlah hutang/piutang sehubungan dengan transaksi tersebut. Explanation of transactions that are not related to the core business and the amount of account payable/receivable related with the said transaction.
4. Sifat hubungan, jenis, dan unsur transaksi hubungan istimewa.
Nature of the affiliat ion, type, and element of transaction with affiliated parties.
5. Kebijakan harga dan syarat transaksi serta pernyataan apakah penerapan kebijakaan harga dan syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga.
Pricing policy and terms of transaction and statement on whether the application of said pricing policy and terms are the same as the pricing policy and terms for transaction with the third party.
8.
Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan. Disclosure related to tax issues.
Hal-hal yang harus diungkapkan selain jenis dan jumlah hutang pajak. Information that should be disclosed other than type and sum of tax payable.
18
1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku. Reconciliation between tax payable (income) and the result of multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing the basis for calculating the tax rate.
2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini. Fiscal reconciliation and calculation of current tax.
3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan SPT.
Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation is in accordance with the Tax Return.
4. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca.
Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of report, and amount of expenses (income) of deferred tax recognized in the income statement if the said amount is not shown in the asset or liability of deferred tax recognized in the balance sheet.
5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak. Disclosure of whether or not there is a tax dispute.
9.
Aset dan kewajiban dalam mata uang asing.
Hal-hal yang harus diungkapkan: Information that should be disclosed:
Assets and liabilities in foreign currency.
1. Rincian aset dan kewajiban dalam mata uang asing serta ekuivalennya dalam rupiah.
9
Details of the assets and liabilities in foreign currency and the equivalent in rupiah.
2. Posisi neto dari aset dan kewajiban dalam mata uang asing. Net position of assets and liabilities in foreign currency.
3. Rincian kontrak valuta berjangka dan equivalen dalam rupiah.
Details of futures contract in foreign currency and equivalent in rupiah.
4. Kebijakan manajemen risiko mata uang asing. Risk management policy in foreign currency.
5. Apabila lindung nilai tidak dilakukan, alasan untuk tidak melakukannya. If hedging policy is not conducted, what is the reason?
10.
Perkembangan terakhir standar akuntansi keuangan dan peraturan lainnya. Update of the financial accounting standard and other regulations.
Hal-hal yang harus diungkapkan: Information that should be disclosed: 1. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas Perseroan.
Explanation on the implemented financial accounting standard and new regulations which affect the Company’s activities.
2. Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut. Impact of the financial accounting standard and the new regulations.
A-8
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
Hal. 18 Laporan Keuangan
11.
Komitmen dan kontinjensi. Commitment and contingency.
Hal-hal yang harus diungkapkan: Information that should be disclosed: 1. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa, keagenan dan distribusi, bantuan manajemen, teknis, royalti dan lisensi memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait, periode berlakunya perikatan, dasar penentuan kompensasi dan denda, jumlah beban atau pendapatan pada periode pelaporan, dan pembatasanpembatasan lainnya.
Hal. 17 Laporan Keuangan
For the commitments in the form of a lease agreement, agency and distribution, managerial assistance, technicality, royalty and license, a description on the related parties, period of validity, basis for determining compensation and fine, amount of charge or income in the reporting period, and other restrictions.
2. Untuk perikatan berupa kontrak/perjanjian yang memerlukan penggunaan dana di masa yang akan datang, seperti: pembangunan pabrik, perjanjian pembelian, ikatan untuk investasi, dsb. memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, periode berlakunya perikatan, nilai keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah direalisasi. For commitments in the form of a contract/agreement which requires the use of funds in the future, such as: factory construction, purchase agreement, investment, etc., a description on the related parties in the agreement, the period of validity, total value, currency, and portion already realized.
3. Untuk pemberian jaminan/garansi memuat uraian tentang pihak-pihak yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga untuk pihak yang dijamin, latar belakang dikeluarkannya jaminan, periode berlakunya jaminan, nilai jaminan.
For providing warranty/guarantee, a description on the parties to be covered and the party receiving the guarantee, and separating the affiliated parties and third party for the party being covered, the reason for issuing guarantee, period of validity of the guarantee, and value (amount) of the guarantee.
4. Perkara/sengketa hukum dengan mengungkapkan pihak-pihak yang terkait, jumlah yang diperkarakan, serta latar belakang, isi dan status perkara, dan pendapat hukum (legal opinion). Lawsuits/disputes, disclosing the related parties, the amount being disputed, the background, content and status of the case, and a legal opinion.
5. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat Perseroan seperti: masalah lingkungan hidup, diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan dampaknya terhadap Perseroan.
For government regulations that restrict the Company, for example in environmental issues, a brief description of the regulation and its impact on the Company.
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
A-9
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
d1/March 14, 2012
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA Financial Statements For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA Daftar Isi
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
Halaman/ Page
Laporan Auditor Independen
Table of Contents
Independent Auditors’ Report
Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
Financial Statements For the Years Ended December 31, 2011 and 2010
Laporan Posisi Keuangan
1
Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif
2
Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas
3
Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas
4
Statements of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan
5
Notes to Financial Statements
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
ASET
Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 sebesar masing-masing Rp 1.503.532.405, Rp 852.254.900, dan Rp 337.078.276) Biaya Dibayar di Muka Jangka Panjang Uang Jaminan Jumlah Aset Tidak Lancar
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Catatan/ Notes
2011 Rp
2010 Rp
3.c, 3.d, 4 5 6 3.e, 7
11,094,858,881 326,250,000 32,478,932 216,469,683 11,670,057,496
15,830,800,449 126,000,000 46,791,097 421,429,586 16,425,021,132
Current Assets Cash and Cash Equivalents Accounts Receivables Other Receivables Advances and Prepaid Expenses Total Current Assets
1,507,552,840 -30,000,000 1,537,552,840
1,784,727,685 162,000,000 30,000,000 1,976,727,685
Non Current Assets Fixed Assets (Net of accumulated depreciation as of December 31, 2011, 2010, and 2009 amounting to Rp 1,503,532,405, Rp 852,254,900 and Rp 337,078,276, respectively) Long Term Prepaid Expenses Refundable Deposits Total Non Current Assets
13,207,610,336
18,401,748,817
TOTAL ASSETS
3.f, 8 3.e, 7
JUMLAH ASET
ASSETS
LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Biaya yang Masih Harus Dibayar Utang Pajak Pendapatan Diterima di Muka Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITIES AND SHAREHOLDERS' EQUITY 10 3.g, 9.b 3.i, 11
109,215,981 63,361,572 53,000,000 225,577,553
Current Liabilities Accrued Expenses Taxes Payable Unearned Revenues Total Current Liabilities
--
--
Non Current Liabilities
426,408,560
225,577,553
TOTAL LIABILITIES
30,000,000,000 30,000,000,000 (17,218,798,224) (11,823,828,736) 12,781,201,776 18,176,171,264
SHAREHOLDERS' EQUITY Share Capital Authorized Capital - 60,000 shares with par value of Rp 1,000,000 (full amount) each; Issued and Fully Paid In 2011 and 2010 30,000 respectively Accumulated Losses Total Shareholders' Equity
77,526,725 144,374,495 204,507,340 426,408,560
Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal Saham Modal Dasar - 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (nilai penuh) per saham; Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing 30.000 saham Akumulasi Rugi Jumlah Ekuitas
12
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
13,207,610,336
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d1/March 14, 2012
18,401,748,817
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS' EQUITY
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
1
paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan/ Notes PENDAPATAN USAHA Pendapatan Usaha Pendapatan Edukasi Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN USAHA Gaji, Honor dan Tunjangan Umum dan Administrasi Pengembangan Usaha dan Pasar Modal Penyusutan Jumlah Beban Usaha
RUGI PERIODE BERJALAN
3.i, 14 3.i, 15
6,796,097,691 1,755,062,998
5,040,569,741 1,488,069,492
3.i 3.f, 8
571,713,745 651,277,505 9,774,151,939
388,433,718 515,176,624 7,432,249,575
OPERATING EXPENSES Salaries, Honorarium and Allowances General and Administrative Operating and Capital Market Development Depreciation Total Operating Expenses
(6,090,369,117)
(6,316,649,575)
OPERATING LOSS
739,546,861 (44,147,232) 695,399,629
1,044,134,539 (20,949,319) 1,023,185,220
OTHER INCOME (EXPENSES) Interest Income Miscellaneous - Net Other Income - Net
(5,394,969,488)
(5,293,464,355)
LOSS BEFORE TAX
----
----
INCOME TAX BENEFIT (EXPENSES) Current Tax Deferred Tax Total Income Tax Expenses
(5,394,969,488)
(5,293,464,355)
LOSS FOR THE PERIOD
--
--
OTHER COMPREHENSIVE INCOME FOR THE PERIOD
(5,293,464,355)
TOTAL COMPREHENSIVE LOSS FOR THE PERIOD
16
3.g, 9.c
(5,394,969,488)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d1/March 14, 2012
OPERATING REVENUES Operating Revenues Education Revenues Total Operating Revenues
1,023,000,000 92,600,000 1,115,600,000
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN PERIODE BERJALAN JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN
2010 Rp
3,193,260,022 490,522,800 3,683,782,822
RUGI SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan Jumlah Beban Pajak Penghasilan
2011 Rp
3.i, 13 3.i, 13
RUGI USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan Bunga Lain-lain - Bersih Jumlah Penghasilan Lain-lain
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
2
paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan/ Notes
Modal Disetor/ Paid Up Capital
Saldo Laba (Akumulasi Rugi)/ Retained Earnings (Accumulated Losses) Rp
Jumlah Ekuitas/ Total Shareholders' Equity
30,000,000,000
(6,530,364,381)
23,469,635,619
Balance as of December 31, 2009
--
(5,293,464,355)
(5,293,464,355)
Comprehensive Loss
12
30,000,000,000
(11,823,828,736)
18,176,171,264
Balance as of December 31, 2010
--
(5,394,969,488)
(5,394,969,488)
Comprehensive Loss
12
30,000,000,000
(17,218,798,224)
12,781,201,776
Balance as of December 31, 2011
Rp Saldo per 31 Desember 2009
12
Rugi Komprehensif Periode Berjalan Saldo per 31 Desember 2010 Rugi Komprehensif Periode Berjalan Saldo per 31 Desember 2011
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d1/March 14, 2012
Rp
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
3
paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Jasa Pricing Penerimaan dari Penghasilan Bunga Pembayaran ke Pihak-pihak Berelasi Pembayaran untuk Beban Usaha dan Aktivitas Operasi Lainnya Pembayaran Gaji, Honor dan Tunjangan Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan Aset Tetap Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
2011 Rp
2010 Rp
3,635,040,162 734,853,026 (523,237,716)
902,000,000 1,015,173,580 (536,639,460)
(1,512,415,612)
(1,014,481,159)
(6,696,078,768)
(5,037,382,338)
(4,361,838,908)
(4,671,329,377)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipts from Pricing Fees Receipts from Interest Income Payment to Related Parties Payments for Operating Expenses and Other Operating Activities Payments for Salaries, Honorarium and Allowances Net Cash Flows Used in Operating Activities
(374,102,660)
(758,651,439)
(374,102,660)
(758,651,439)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Purchase of Fixed Assets Net Cash Flows Used in Investing Activities
--
--
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(4,735,941,568)
(5,429,980,816)
DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
15,830,800,449
21,260,781,265
CASH AND CASH EQUIVALENTS AS OF DECEMBER 31, 2010 AND 2009
KAS DAN SETARA KAS PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
11,094,858,881
15,830,800,449
CASH AND CASH EQUIVALENTS AS OF DECEMBER 31, 2011 AND 2010
5,000,000 75,800,449 15,750,000,000 15,830,800,449
Cash and Cash Equivalents at End of The Year consist of: Cash on Hand Cash in Banks Time Deposits Total
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun terdiri dari: Kas Bank Deposito Berjangka Jumlah
3.c, 3.d, 4 5,000,000 89,858,881 11,000,000,000 11,094,858,881
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d1/March 14, 2012
The accompanying notes form an integral part of these financial statements
4
paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
1. Umum
1.
General
1.a. Pendirian PT Penilai Harga Efek Indonesia (“Perusahaan”) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris Indrasari K. Gunadharma, S.H., M.Kn., No.15 tanggal 28 Desember 2007 dan telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-17734.AH.01.01.TH.2008 tanggal 9 April 2008.
1.a. Establishment PT Penilai Harga Efek Indonesia (“the Company”) was established in Jakarta based on notarial deed of Indrasari K. Gunadharma, S.H., M.Kn., No. 15, dated December 28, 2007 and approved by Ministry of Law and Human Rights of The Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-17734.AH.01.01.TH.2008 dated April 9, 2008.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan beberapa kali, perubahan terakhir adalah sehubungan dengan pengalihan saham yang telah dituangkan dalam Akta Notaris Muhamat Hatta, S.H., No. 15 tanggal 28 Desember 2009. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 20 Januari 2010 melalui surat No. AHU-AHA.01.10-01516.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently related to transfer of shares based on Notarial Deed of Muhamat Hatta, S.H., No. 15 dated December 28, 2009. The amendment has been approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia on January 20, 2010 through letter No. AHU-AHA.01.10-01516.
Perusahaan memperoleh ijin operasional sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK) melalui Surat Keputusannya No. KEP266/BL/2009 tanggal 10 Agustus 2009.
The Company obtained its operational license as Bond Pricing Agency from the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM LK) based on his Decision Letter No. KEP-266/BL/2009 dated August 10, 2009.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan didirikan adalah untuk menunjang kebijaksanaan Pemerintah dalam pengembangan pasar modal nasional dengan menyediakan jasa pengolahan dan penyediaan data efek, penilaian harga efek, serta kegiatan atau jasa terkait.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the Company was established to support the Indonesian Government's policies in developing national capital market by providing and tabulating data of shares, valuating price of shares, and other related services.
1.b. Komisaris, Direksi, dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
1.b. Commisssioners, Directors, and Employees The Company’s Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2011 and 2010 were as follows:
Dewan Komisaris: Presiden Komisaris Komisaris Dewan Direksi: Direktur Utama Direktur
Tarmiden Sitorus Risbadi Purbowo
Ignatius Girindro S.N. Hasan Fawzi
Board of Commissioners: President Commissioner Commissioner Board of Directors: President Director Director
Perusahaan beralamat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara 1 Lantai 4, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190.
The Company is located at the Indonesia Stock Exchange Building, 1st Tower 4th Floor, and JI. Jend. Sudirman Kav.52-53, Jakarta 12190.
Per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan mempekerjakan masing-masing 25 dan 20 karyawan.
As of December 31, 2011 and 2010, the Company employed 25 and 20 employees, respectively.
d1/March 14, 2012
5
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (PSAK Revisi dan ISAK)
2. Adoption of Statement of Financial Accounting Standards and Interpretation to Statement of Financial Accounting Standards (SFAS and IFAS)
2.a Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
2.a Standards Effective in the Current Year
Pada tahun berjalan, terdapat beberapa PSAK Revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
In the current year, there are following revised SFASs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2011:
• PSAK 1 (Revisi 2009) ”Penyajian Laporan Keuangan”
• SFAS 1 (Revised 2009) ”Presentation of Financial Statements” • SFAS 2 (Revised 2009) ”Statement of Cash Flows • SFAS 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosure”
• PSAK 2 (Revisi 2009) ”Laporan Arus Kas” • PSAK 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi” • PSAK 8 (Revisi 2010) ”Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” • PSAK 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan” • PSAK 25 (Revisi 2009) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” • PSAK 48 (Revisi 2009) ”Penurunan Nilai Aset” • PSAK 57 (Revisi 2009) ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”
• SFAS 8 (Revised 2010) “Events after the Reporting Period” • SFAS 23 (Revised 2010) “Revenue” • SFAS 25 (Revised 2009) ”Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” • SFAS 48 (Revised 2009) ”Impairment of Assets” • SFAS 57 (Revised 2009) ”Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”
Dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan dan yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan adalah: • PSAK No. 1 (Revisi 2009) ”Penyajian Laporan Keuangan” PSAK 1 (Revisi 2009) dampak signifikan perubahan dari standar akuntansi tersebut terhadap Perusahaan adalah laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan penambahan laporan posisi keuangan yang menunjukkan saldo awal (dalam hal dimana terjadi reklasifikasi atau penyajian kembali). Sedangkan sebelumnya, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
The followings are the changes which has significant impacted by the above new standards to the Company’s financial statements: • SFAS No. 1 (Revised 2009) ”Presentation of Financial Statements” The SFAS 1 (Revised 2009) the significant impact on changes of this accounting standard to Company is the financial statements comprise of statement of financial position, statement of comprehensive income, statement of changes in equity, statement of cash flow, notes to financial statements and additional statement of financial position showing beginning balance (in case of reclassification or restatement). While, previously, the financial statements comprise of balance sheets, statement of income, statement of changes in equity, statement of cash flow and notes to financial statements.
2.b. Pernyataan yang Telah Dikeluarkan tapi Belum Berlaku Efektif Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan terhadap Perusahaan tetapi belum efektif di tahun 2011 adalah sebagai berikut:
d1/March 14, 2012
2.b. Standards Issued which Are Not Yet Effective Accounting Standards issued by the Indonesian Accounting Standards Board (DSAK) of the Indonesian Institute of Accountants which are relevant to the Company and Subsidiary and not yet effective in 2011 are summarized below:
6
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 • PSAK 10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. Menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan. • PSAK 24 (Revisi 2010) ”Imbalan Kerja” Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja. •
•
•
•
•
Effective on or after January 1, 2012 •
SFAS 10 (Revised 2010) “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”. Prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
•
SFAS 24 (Revised 2010) ”Employee Benefits”. Establish the accounting and disclosures for employee benefits. SFAS No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”. Prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadiankejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. PSAK 50 (Revisi 2010) ”Instrumen Keuangan: Penyajian”. Menetapkan prinsip penyajian instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. PSAK 60 ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
•
ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan-Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Sahamnya”. Mengatur bagaimana sebuah entitas harus membukukan konsekuensi pajak kini dan tangguhan dari perubahan status pajak entitas atau pemegang sahamnya.
•
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
d1/March 14, 2012
•
SFAS 50 (Revised 2010) ”Financial Instrument: Presentation”. Establish the principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
•
SFAS 60 ”Financial Instrument: Disclosures”. Requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
•
IFAS No. 15, “SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”. Provides guidance on how to assess the limit on the amount of surplus in a defined scheme that can be recognized as an asset under PSAK No. 24 (Revised 2010), ”Employee Benefits”. IFAS No. 20, “Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”. Prescribes how an entity should account for the current and deferred tax consequences of a change in tax status of entities or its shareholders.
The Company is presently evaluating and have not determined the effects of these revised and new Standards and Interpretations of on their financial statements.
7
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
2.c. Pencabutan Standar Akuntansi Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: Pencabutan atas standar akuntansi dan interpretasinya berikut ini yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan: • PSAK No. 6 “Akuntansi dan Pelaporan untuk Entitas Tahap Pengembangan” • PSAK No. 21 “Akuntansi Ekuitas (PSAK No. 6)” • PSAK No. 40 “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi (pencabutan melalui PSAK No. 15 Revisi 2009)” • ISAK No. 1 ” Penentuan Harga Pasar Dividen (PSAK No. 6)” • ISAK No. 2 “Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham (PSAK No. 6)” • ISAK No. 3 “Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan”
2.c. Withdrawal of Accounting Standards Effective on or after January 1, 2011:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: • PSAK No. 11: “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)” • PSAK No. 27: “Akuntansi Koperasi” • PSAK No. 29: “Akuntansi Minyak dan Gas Bumi” • PSAK No. 44: “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate” • PSAK No. 52: “Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010) • ISAK No. 4: “Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)
Effective on or after January 1, 2012:
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan standar tersebut .
The management has consider that there are no impact on the withdrawal of those financial accounting standards.
d1/March 14, 2012
The withdrawal of the following accounting standards and interpretations, which are mandatory for the financial year beginning 1 January 2011, but are not relevant or did not have material impact for the Company: • SFAS No. 6 “Accounting and Reporting for Development-Stage Entities” • SFAS No. 21 “Accounting for Equity (SFAS No.6)” • SFAS No. 40 “Accounting for Changes in Equity of the Subsidiary or Associate (withdrawn through SFAS No. 15 Revised 2009) • IFAS No. 1 ” Determination of Market Value of Share Dividends (SFAS No. 6)” • IFAS No. 2 “Presentation of Capital and Receivables from Share Subscribers (SFAS No. 6) • IFAS No. 3 “Accounting for Donation or Endowment”
• • • • • •
8
SFAS No. 11: “Translation of Financial Statements in Foreign Currencies (withdrawn through SFAS No. 10 Revised 2010)” SFAS No. 27: “Accounting for Cooperatives” SFAS No. 29: “Accounting for Oil and Gas” SFAS No. 44: “Accounting for Real Estate Development Activities” SFAS No. 52: “Reporting Currencies (withdrawn through SFAS No.10 Revised 2010) IFAS No. 4: “Allowable Alternative Treatment of Foreign Exchange Differences (withdrawn through SFAS No. 10 Revised 2010)
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
3. Summary of Significant Accounting Policies
3.a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 telah disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) di Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
3.a. Statement of Compliance The Company’s financial statements for the years ended December 31, 2011 and 2010, have been prepared in accordance with Indonesian Statements of Financial Accounting Standards (“SFAS”), which comprise the Statements and Interpretations issued by the Indonesian Institute of Accountants. As disclosed further in the relevant succeeding Notes, several amended and published accounting standards were adopted effective January 1, 2011.
3.b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntasi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
3.b. Basis Preparation of Financial Statements The financial statements have been prepared in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia, i.e. the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) established by the Indonesian Institute of Accountants, which comprise the Statements and Interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants. As disclosed further in the relevant succeeding Notes, several amended and published accounting standards were adopted effective January 1, 2011.
Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akrual kecuali untuk laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
The financial statements are prepared using accrual method, except for statements of cash flows. The statements of cash flows are prepared using direct method by classifying cash flows into operating, investing, and financing activities.
3.c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba atau rugi periode berjalan.
3.c. Foreign Currency Transactions and Balances The Company maintains its accounting records in Rupiah currency. Transactions in currencies other than Rupiah are recorded at the prevailing rate of exchange in effect on the date of transaction. Exchange gains and losses arising from translations of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the current period statements of income.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
At the balance statement of financial position, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated at the approximate prevailing Bank Indonesia middle rate at that date.
Kurs yang digunakan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:
Exchange rates used as of December 31, 2011 and 2010:
USD
d1/March 14, 2012
December 31, 2011
December 31, 2010
December, 31 2009
9,068
8,991
9,400
9
USD
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
3.d. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank, dan deposito berjangka yang jangka waktunya kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.
3.d. Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents consist of cash on hand and cash in banks and short term deposits with maturity less than or equal to 3 (three) months since their placement and not pledged as collateral.
3.e. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
3.e. Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
3.f. Aset Tetap Aset tetap, setelah pengakuan awal, dipertanggungjawabkan dengan menggunakan model biaya dan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Hak atas tanah tidak disusutkan dan disajikan sebesar biaya perolehan. Dengan penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) ”Aset Tetap” yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008.
3.f. Fixed Assets Property and equipment, after initial recognition, are measured based on cost method and stated at cost less accumulated depreciation and provision for impairment. Land rights are not depreciated and are stated at cost. Under the implementation of SFAS 16 (Revised 2007) “Property Plant and Equipment” which will commence effectively since January 1, 2008.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis Depreciation is calculated using the straight-line method lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa based on the estimated useful lives of the assets as manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai follows: berikut: Tahun/Years Peralatan Kantor Perabot Kantor Renovasi Teknologi Informasi
4 4 4 4
Office Equipments Furnitures and Fixtures Renovation Information Technology
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya perbaikan. Sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi.
The cost of repairs and maintenances is charged to expense as incurred. Significant renewals and improvements are capitalized.
Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatan dan keuntungan atau kerugian yang diperoleh dicatat dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Where assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in current year’s statements of income.
Nilai yang dapat diperoleh kembali atas aset diestimasi apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang memberikan indikasi bahwa nilai perolehan mungkin tidak sepenuhnya dapat diperoleh kembali. Apabila terjadi penurunan nilai aset, maka kerugian atas penurunan nilai aset diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.
The recoverable amount of an asset is estimated whenever events or changes in circumstances indicate that its carrying amount may not be recoverable. Impairments in asset values are recognized as a loss in the current year’s statements of income.
Aset dalam penyelesaian (ADP) merupakan akumulasi biaya material dan biaya lainnya yang terkait dengan aset dalam penyelesaian tersebut. Pada saat aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap untuk digunakan, maka aset dalam penyelesaian dialihkan ke akun aset tetap yang sesuai.
Construction in progress (CIP) represents the accumulated cost of materials and other costs related to the asset under construction. When the asset is completed and ready for its intended use, these costs are transferred to the relevant fixed assets account.
d1/March 14, 2012
10
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
3.g. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
3.g. Income Tax Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the statement of financial position.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an Tax Assessment Letter is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal has been determined.
3.h. Provisi Imbalan Kerja Karyawan Dewan Standar Akuntansi Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 mengenai imbalan kerja. PSAK 24 (Revisi 2004) menjelaskan petunjuk untuk berbagai macam manfaat karyawan diantaranya adalah: manfaat jangka pendek, manfaat jangka panjang lainnya dan penghentian kontrak. Standar ini mensyaratkan bahwa manfaat dihitung dengan menggunakan asumsi aktuarial tertentu dan projected unit credit method.
3.h. Employee Benefits Provision The Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants (DSAK -IAI) has issued the revision of Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 24 concerning Accounting for Employee Benefits. The SFAS 24 (Revised 2004) provides guidance for various types of employee benefit amongst others, consist of: short-term employee benefits, other long-term employee benefits and pemutusan kontrak. This standard requires that the benefit is calculated using certain actuarial assumptions and projected unit credit method.
Penghentian manfaat kepada karyawan secara umum diakui pada saat pembayaran. Perusahaan telah menghitung provisi untuk estimasi provisi imbalan kerja yang merupakan hasil dari jasa masa lalu karyawan sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 13/2003.
Termination benefits to the employees are generally recognized when they are paid. The Company has made provision for the estimated employee benefits provision as a result of past service rendered by its employees up to the statement of financial position date based on Labor Law of the Republic of Indonesia No. 13/2003.
Manajemen telah mempertimbangkan bahwa perhitungan atas estimasi provisi imbalan karyawan dengan menggunakan projected unit credit seperti yang telah disyaratkan oleh PSAK 24 (Revisi 2004) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap provisi imbalan kerja karyawan per 31 Desember 2011 sehingga manajemen memutuskan untuk tidak membukukan provisi imbalan kerja tersebut pada tanggal laporan posisi keuangan.
The Management has considered that the calculation of estimated provision on employee benefit using the projected unit credit as required by the SFAS 24 (Revised 2004) has not significant effect compared to the existing employee benefits provision as of December 31, 2011, therefore, the Management decided to not record such employee benefits liability at the statement of financial position date.
3.i. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan usaha diperoleh dari imbalan jasa pengolahan dan penyediaan, serta penilaian data efek. Pendapatan diakui pada saat penyediaan data telah efektif dimanfaatkan oleh pelanggan sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
3.i. Revenue and Expense Recognitions The Company’s revenues are derived from the services given such as managing and providing bonds information and also bonds valuation. Revenues are recognized when benefits of data provided are effectively used by the customer based on contractual agreement.
d1/March 14, 2012
11
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Beban diakui pada saat terjadinya (secara akrual).
Expenses are recognized when incurred (accrual basis).
3.j. Aset dan Liabilitas Keuangan Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang berlaku prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai berikut:
3.j. Financial Assets and Liabilities In implementation of the SFAS 50 (Revised 2006) "Financial Instruments: Presentation and Disclosures" and SFAS 55 (Revised 2006) "Financial Instruments: Recognition and Measurement" which are applied prospectively for the financial statements cover a period beginning on or after January 1, 2010, the Company have classified the financial instruments as follows:
Aset Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual.
Financial Asset The Company classifies its financial assets into the following four categories (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) heldto-maturity investments, and (iv) available for sale financial assets.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
This classification depends on the purpose of acquisition of financial assets. Management determines the classification of financial assets at its initial recognition. (i) Financial assets at fair value through profit and loss. Financial assets at fair value through profit and loss are financial assets that are designated for trading. Financial assets classified as trading if acquired primarily for the purpose of sale or repurchased in the near future and there is evidence of short-term profit taking. Derivatives classified as assets trading unless designated and effective as hedging instruments.
Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasi sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
There are no financial assets classified as financial assets at fair value through profit and loss.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam "keuntungan/kerugian selisih kurs”.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognized in "Gains / losses on foreign exchange."
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
(ii) Loans and Receivables. Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed payment or have been determined and does not have quoted price in active market. At the time of initial recognition, loans and receivables are recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at cost which amortized using the effective interest rate method.
Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, dan uang jaminan.
Loans and receivables include cash and cash equivalents, accounts receivable, other receivables and refundable deposit.
d1/March 14, 2012
12
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
(iii) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: a) Investasi pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
(iii) Held to maturity investments. Investments in held to maturity are non-derivative financial assets with fixed payments or have been determined and have defined maturities, and management has the positive intention and ability to have financial assets to maturity, unless:
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasi sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.
At the time of initial recognition, financial assets held to maturity are recognized in at its fair value plus transaction costs and subsequently measured at cost which amortized using the effective interest rate. There are no financial assets classified as financial assets held to maturity.
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual. Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(iv) Available for sale financial assets. Investments available for sale are non-derivative financial assets assigned to held for a specified period which will be sold to fulfill the liquidity or changes in interest rates, foreign exchange or not classified as loans or receivables, investments are classified as held to maturity or financial assets measured at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba dan rugi yang sebelumnya diakui di saldo laba diakui pada laporan laba rugi. Namun pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual dan diakui pada laporan laba rugi.
At the time of initial recognition, financial assets available for sale are recognized at its fair value plus transaction costs and subsequently measured at fair value where the gain or loss is recognized in the statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange income/ loss until the recognition of the financial assets were being stopped. If financial assets available for sale are impaired, the accumulated gains and losses previously recognized in retained earnings are charged to statement of income. However, interest income which is calculated using the effective interest rate method, the profit or loss arising from the changes in exchange rates of monetary assets are classified as group available for sale and are recognized in the statement of income.
Tidak ada aset keuangan yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
There are no financial assets classified as financial assets available for sale.
d1/March 14, 2012
a)
b) c)
13
Investment at initial recognition, designated as financial assets measured at fair value through profit and loss; The investment specified by the entity classified as available for sale; and Investments that have the definition of loans and receivables.
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Liabilitas Keuangan Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial Liabilities The Company classifies its financial liabilities in categories (i) financial liabilities measured at fair value through profit and loss and (ii) financial liabilities measured using amortized cost.
(i)
(i)
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Financial liabilities measured at fair value through profit and loss. The fair values of financial liabilities measured at fair value through profit loss are financial liabilities that are designated for trade. Financial liabilities classified as trading if acquired primarily for purpose of sale or repurchase in the near future and there is evidence of short-term profit taking. Derivatives are classified as trading liabilities unless specified and effective as hedging instruments.
Tidak ada liabilitas keuangan yang diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
There are no financial liabilities classified as financial liabilities measured at fair value through profit and loss.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif yang dikelola dalam hubungannya dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan diakui dalam "keuntungan/kerugian selisih kurs”.
Gains and losses arising from changes in fair value of derivatives that managed in conjunction with the financial liabilities set forth are recognized in the "profits / losses on foreign exchange."
(ii) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
(ii) Financial liabilities are measured using amortized cost. Financial liabilities which are not classified as financial liabilities measured at fair value through profit and loss are categorized and measured using amortized cost.
Tidak ada Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
There are no financial liabilities measured using amortized cost.
Estimasi nilai wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Nilai pasar yang digunakan.
Estimated fair value The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on the prevailing market value at statement of financial position date.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu.
The fair value of financial instruments not traded in the market determined using certain valuation techniques.
3.k. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena terdapatnya risiko melekat dalam suatu estimasi, hasil sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah estimasi tersebut.
3.k. Use of Estimates The preparation of the financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires the management to make estimations and assumptions that affect amounts of assets and liabilities that are reported in financial statements. Due to inherent risk on estimates, realization could be difference from these estimates.
d1/March 14, 2012
14
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
3.l. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan sebelumnya. Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: a) Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama dengan Perusahaan ; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan ; (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan ; b) Suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan ; c) Suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai Venture ; d) Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen Perusahaan atau Induk ; e) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d) ; f) Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e) ; atau g) Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan.
3.l Transaction with Related Parties Effectively on January 1, 2011, the Company applied SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosure”. The revised PSAK requires disclosure of related party relationship, transactions and outstanding balances, including commitments, in the financial statements. There is no significant impact of the adoption of the revised PSAK on the previous financial statements. A party is considered to be related party to the Company if: a) Directly or indirectly through one or more intermediaries, the party (i) controls, or is controlled by, or is under common control with the Company; (ii) has an interest in the Company that gives significant influence over the Company or (iii) has joint control over the Company; b) The party is associated of the Company; c) The party is a joint venture in which the Company is a venturer; d) The party is a member of the key management personnel of the Company or its parent; e) The party is a close member of the family of any individual referred to (a) or (d); f) The party is an entity that is controlled, jointly controlled or significant influenced by or for which significant voting power in such entity resides with, directly or indirectly, any individual referred to (d) or (e); or g) The party is a post employment benefit plan for the benefit or employees of the Company, or any entity that is related party of the Company.
4. Kas dan Setara Kas
4. 2011 Rp
Kas
Cash and Cash Equivalents
2010 Rp
5,000,000
5,000,000
Cash on Hand
89,858,881
75,800,449
Cash in Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Deposito Berjangka PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jumlah Kas dan Setara Kas
11,000,000,000 11,094,858,881
15,750,000,000 15,830,800,449
Time Deposits PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Total Cash and Cash Equivalents
Tingkat Bunga Deposito Berjangka Per Tahun Jangka Waktu
6.5%-7.25% 1 bulan/month
6.5%-7% 1 bulan/month
Interest Rate per Annum on Time Deposits Maturity Period
Bank PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
5. Piutang Usaha
5. Accounts Receivable
Piutang Usaha per 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 merupakan piutang atas Jasa Pricing ke pihak ketiga dengan saldo masing-masing sebesar Rp 326.250.000, Rp 126.000.000, dan Rp 5.000.000. d1/March 14, 2012
Accounts Receivable as of December 31, 2011, 2010, and 2009 represents Pricing Fees from third parties amounting to Rp 326,250,000, Rp 126,000,000, and Rp 5,000,000, respectively. 15
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
6. Piutang Lain-Lain
6. Other Receivables 2011 Rp
2010 Rp
Bunga yang Masih Akan Diterima Piutang Pegawai Lain-lain
31,484,932 994,000 --
26,791,097 -20,000,000
Accrued Interest Income Employees Others
Jumlah
32,478,932
46,791,097
Total
7. Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka
7.
2011 Rp Jangka Pendek Tunjangan Kendaraan Direksi Bagian Jatuh Tempo dalam Satu Tahun Sewa Gedung Lain-lain
Advances and Prepaid Expenses
2010 Rp Short-Term Car Allowances for Directors
162,000,000 23,966,250 30,503,433
324,000,000 91,929,586 5,500,000
216,469,683
421,429,586
--
162,000,000
--
162,000,000
216,469,683
583,429,586
Jangka Panjang Tunjangan Kendaraan Direksi
Jumlah
Tunjangan kendaraan direksi diberikan sesuai dengan keputusan Notulen Rapat Pemegang Saham pada tanggal 9 Juni 2008. Masing-masing direksi menerima tunjangan kendaraan sebesar Rp 648.000.000. Tunjangan kendaraan direksi tersebut diamortisasi selama 4 (empat) tahun sesuai dengan masa jabatan direksi Perusahaan.
Current Portion Building Rent Others Long-Term Car Allowances for Directors
Total
Car allowances for directors are given as in line with Shareholders Meeting Memo on June 9, 2008. Each director receives such allowance amounting to Rp 648,000,000. Car allowance for directors are amortized for 4 (four) years as in line with the working period of director in the Company.
8. Aset Tetap
8. 1 Januari/ January 1 Rp
Biaya Perolehan: Perabot Kantor Peralatan Kantor Renovasi Teknologi Informasi Aset Dalam Penyelesaian Teknologi Informasi Jumlah Akumulasi Penyusutan: Perabot Kantor Peralatan Kantor Renovasi Teknologi Informasi Jumlah Nilai Buku
d1/March 14, 2012
Penambahan/ Additional Rp
Fixed Assets
2011 Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ Disposals Reclassification December 31 Rp Rp Rp
130,699,449 93,053,950 497,410,237 1,731,818,949
3,000,000 8,020,000 79,000,000 89,082,660
-----
---325,000,000
133,699,449 101,073,950 576,410,237 2,145,901,609
184,000,000 2,636,982,585
195,000,000 374,102,660
---
(325,000,000) --
54,000,000 3,011,085,245
Acquisition Cost: Office Furniture Office Equipment Renovation Information Technology Construction In Progress Information Technology Total
53,654,423 47,262,331 272,348,789 478,989,357 852,254,900 1,784,727,685
33,112,360 25,091,414 135,873,394 457,200,337 651,277,505
------
------
86,766,783 72,353,745 408,222,183 936,189,694 1,503,532,405 1,507,552,840
Acumulated Depreciation: Office Furniture Office Equipment Renovation Information Technology Total Book Value
16
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
1 Januari/ January 1 Rp
Penambahan/ Additional Rp
2010 Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ Disposals Reclassification December 31 Rp Rp Rp
Biaya Perolehan: Perabot Kantor Peralatan Kantor Renovasi Teknologi Informasi Aset Dalam Penyelesaian Teknologi Informasi Jumlah
90,645,950 88,319,000 478,853,037 985,248,425
40,053,500 4,735,000 18,557,200 511,305,739
-----
---235,264,734
130,699,450 93,054,000 497,410,237 1,731,818,898
235,264,734 1,878,331,146
184,000,000 758,651,439
---
(235,264,734) --
184,000,000 2,636,982,585
Acquisition Cost: Office Furniture Office Equipment Renovation Information Technology Construction In Progress Information Technology Total
Akumulasi Penyusutan: Perabot Kantor Peralatan Kantor Renovasi Teknologi Informasi Jumlah Nilai Buku
26,282,323 24,667,061 150,702,489 135,426,403 337,078,276 1,541,252,870
27,372,100 22,595,270 121,646,300 343,562,954 515,176,624
------
------
53,654,423 47,262,331 272,348,789 478,989,357 852,254,900 1,784,727,685
Acumulated Depreciation: Office Furniture Office Equipment Renovation Information Technology Total Book Value
1 Januari/ January 1 Rp
Penambahan/ Additional Rp
2009 Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ Disposals Reclassification December 31 Rp Rp Rp
Biaya Perolehan: Perabot Kantor Peralatan Kantor Renovasi Teknologi Informasi Aset Dalam Penyelesaian Teknologi Informasi Aset Dalam Penyelesaian Jumlah
61,908,350 59,566,400 478,853,037 --
28,737,600 20,827,100 -373,070,925
-----
-7,925,500 -612,177,500
90,645,950 88,319,000 478,853,037 985,248,425
552,706,000 67,397,000 1,220,430,787
235,264,734 -657,900,359
----
(552,706,000) (67,397,000) --
235,264,734 -1,878,331,146
Acquisition Cost: Office Furniture Office Equipment Renovation Information Technology Construction In Progress Information Technology Construction In Progress Total
Akumulasi Penyusutan: Perabot Kantor Peralatan Kantor Renovasi Teknologi Informasi Jumlah Nilai Buku
5,963,020 3,104,440 15,498,440 -24,565,900 1,195,864,887
20,319,303 21,562,621 135,204,049 135,426,403 312,512,376
------
------
26,282,323 24,667,061 150,702,489 135,426,403 337,078,276 1,541,252,870
Acumulated Depreciation: Office Furniture Office Equipment Renovation Information Technology Total Book Value
Aset Dalam Penyelesaian per 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 merupakan pengadaan teknologi informasi sehubungan dengan pengembangan untuk sistem manajemen portofolio yang pada saat ini sedang dalam proses finalisasi.
As of December 31, 2011, 2010, and 2009 construction in progress represents procurement for information technology in relation to the development of management portfolio system which is in finalized process.
Penyusutan yang dibebankan ke usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 adalah masing-masing sebesar Rp 651.277.505, Rp 515.176.624, dan Rp 312.512.376.
Depreciation charged to operations for year period ended December 31, 2011, 2010, and 2009 amounted to Rp 651,277,505, Rp 515,176,624, and Rp 312,512,376, respectively.
d1/March 14, 2012
17
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
9. Perpajakan
9.
a. Utang Pajak
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
a. Taxes Payable 2011 Rp
2010 Rp
87,265,860 641,300 56,467,335 144,374,495
34,073,247 4,620,000 24,668,325 63,361,572
2011 Rp
2010 Rp
b. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan
----
Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak penghasilan dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:
----
Rugi Fiskal Rugi Fiskal Tahun Sebelumnya Akumulasi Rugi Fiskal
2010 Rp
(5,394,969,488)
(5,293,464,355)
1,588,574,709 162,662,994
1,153,684,447 32,691,708
147,806,609 1,814,554 (739,546,861) 36,877,451 1,198,189,456
110,488,818 (2,544,512) (1,041,242,010) (2,892,529) 250,185,922
(4,196,780,032)
(5,043,278,433)
Fiscal Loss
(12,542,878,017) (16,739,658,049)
(7,499,599,584) (12,542,878,017)
Fiscal Loss from Previous Year Fiscal Loss Accumulated
Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal masa depan tidak akan cukup tersedia untuk kompensasi rugi fiskal, sehingga seluruh rugi fiskal tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan.
Jumlah
d1/March 14, 2012
Loss Before Income Tax Permanent Differences Salaries, Honorarium, and Allowances General and Administration Operating and Capital Market Development Depreciation Interest Income Others
The management believe that future taxable income will not be available to compensate the cumulative tax losses; hence the remaining tax loss is not recognized as deferred tax asset.
Akumulasi Rugi Fiskal 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009 31 Desember 2008
Income Tax Benefits (Expenses) Current Tax Deferred Tax Total
Reconciliation between loss before income tax and taxable loss is as follows:
2011 Rp
Perbedaan Tetap Gaji, Honor, dan Tunjangan Umum dan Administrasi Pengembangan Usaha dan Pasar Modal Penyusutan Penghasilan Bunga Lain-lain
Income Tax Article 21 Income Tax Article 23 Value Added Tax Total
b. Income Tax Benefits (Expenses)
Manfaat (Beban) Pajak Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah
Rugi Sebelum Pajak Penghasilan
Taxation
Accumulated Fiscal Loss (4,196,780,032) (5,043,278,433) (5,484,372,875) (2,015,226,709)
December 31, 2011 December 31, 2010 December 31, 2009 December 31, 2008
(16,739,658,049)
Total
18
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
10. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Pemasok Karyawan Konsultan Lain-lain (Kurang dari Rp 10 juta) Jumlah
10. Accrued Expenses 2011 Rp
2010 Rp
53,999,990 23,526,735 --77,526,725
83,901,903 25,314,078 --109,215,981
Biaya yang masih harus dibayar ke Pemasok terdiri dari biaya keperluan kantor.
Accrued expenses to vendor represents office expenses.
11. Pendapatan Diterima di Muka
11. Unearned Revenues
Saldo pendapatan diterima di muka atas pendapatan usaha per 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 masing-masing sebesar Rp 204.507.340, Rp 53.000.000, dan nihil.
Represents unearned from operating revenues as of December 31, 2011, 2010, and 2009 amounting to Rp 204,507,340, Rp 53,000,000, and nill, respectively.
12. Modal Saham
12. Shares Capital
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Jumlah Lembar Saham/ Number of Shares
PT Bursa Efek Indonesia PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Jumlah
Vendors Employees Consultant Others (Less than Rp 10 million) Total
The composition of the Company’s shareholders’ as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:
2011 dan/and 2010 Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %
10,000 10,000 10,000 30,000
33.33% 33.33% 33.33% 100%
Jumlah/ Total
Rp 10,000,000,000 10,000,000,000 10,000,000,000 30,000,000,000
PT Bursa Efek Indonesia PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Total
Berdasarkan keputusan sirkular pemegang saham yang diambil di luar Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 28 Juli 2009 yang telah dituangkan dalam Akta Notaris, Muhamat Hatta, S.H., No.21 tanggal 27 Agustus 2009, disetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor perusahaan dari semula Rp 15.000.000.000 menjadi Rp 30.000.000.000 dan menyetujui PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia sebagai pemegang saham untuk mengambil secara keseluruhan bagian saham yang ditawarkan Perusahaan yakni sebanyak 15.000 saham.
Based on the circular decision from shareholders, which was determined outside the General Meeting of Shareholders of the Company on July 28, 2009 and has been set forth in Notarial Deed of Muhamat Hatta, S.H., No. 27 dated August 27, 2009, it was agreed to increase the issued and fully paid capital from Rp 15,000,000,000 to Rp 30,000,000,000 and agreed that PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia will take all shares, which have been offered by the Company totaling to 15,000 shares.
Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat pada tanggal 11 Desember 2009 yang telah dituangkan dalam Akta Notaris Muhamat Hatta, S.H., No. 15 tanggal 28 Desember 2009, disetujui pengalihan saham sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) lembar saham milik PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia kepada PT Bursa Efek Indonesia dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia masing-masing
Based on decision from Shareholders, which was determined Outside the General Meeting of Shareholders of the Company on December 11, 2009 and have been set forth in Notarial Deed of Muhamat Hatta, S.H., No. 15 dated December 28, 2009, it was agreed to transfer 10,000 (ten thousand) shares of PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia to PT Bursa Efek Indonesia and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia of each
d1/March 14, 2012
19
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
sebanyak 5.000 (lima ribu) lembar saham, sehingga komposisi susunan pemegang saham menjadi, sebagai berikut:
amounting to 5,000 (five thousand) shares, therefore the new composition of the Company’s shareholders were as follows:
1. PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000.000.000. 2. PT Bursa Efek Indonesia sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000.000.000. 3. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000.000.000.
1. PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia amounted to 10,000 (ten thousand) shares or equivalent to Rp 10,000,000,000. 2. PT Bursa Efek Indonesia amounted to 10,000 (ten thousand) shares or equivalent to Rp 10,000,000,000. 3. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia amounted to 10,000 (ten thousand) shares or equivalent to Rp 10,000,000,000.
13. Pendapatan
13. Revenues 2011 Rp
2010 Rp
Data Harga Pasar Data Informasi dan Riset Obligasi
2,145,760,022 1,047,500,000
905,500,000 117,500,000
Market Pricing Data Information Data and Bond Research
Sub Jumlah
3,193,260,022
1,023,000,000
Sub Total
Pendapatan Edukasi Jumlah
490,522,800 3,683,782,822
92,600,000 1,115,600,000
Education Revenues Total
14. Beban Gaji, Honor dan Tunjangan
14. 2011 Rp
Gaji dan Honor Tunjangan Jumlah
2010 Rp
2,955,317,495 3,840,780,196 6,796,097,691
2,252,844,337 2,787,725,404 5,040,569,741
15. Beban Umum dan Administrasi
15. 2011 Rp
Sewa Ruangan dan Lainnya Telekomunikasi dan Pos Transportasi Pemeliharaan dan Perbaikan Jasa Ahli Profesional Kegiatan Karyawan Listrik Konsumsi Alat Tulis Kantor Pendidikan dan Pelatihan Asuransi Kesehatan Biaya Rapat Pemeriksaan Kesehatan Lain-lain (kurang dari Rp 10 juta) Jumlah Beban Umum dan Administrasi
d1/March 14, 2012
Salaries, Honorarium, and Allowances
Salaries and Honorarium Allowances Total
General and Administrative Expenses
2010 Rp
615,917,932 281,245,159 141,175,331 138,374,102 121,818,938 95,468,651 82,766,866 81,420,040 74,269,232 59,036,300 31,683,047 20,650,000 -11,237,400 1,755,062,998
554,106,628 Office Space Rental and Others 198,167,112 Telecommunication and Postage 93,765,007 Transportation 76,740,401 Repairs and Maintenance 120,250,000 Professional Fees 68,034,647 Employee Gathering 78,427,529 Electricity 54,735,687 Meals 58,222,768 Office Supplies 114,554,955 Training and Education -Health Insurance 24,493,625 Meeting Expenses 32,589,500 Medical Check Up 13,981,633 Others (less than Rp 10 million) 1,488,069,492 Total General and Administrative Expenses
20
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
16. Penghasilan Bunga
16. 2011 Rp
Deposito Berjangka Jasa Giro Jumlah Penghasilan Bunga
2010 Rp
735,896,343 3,650,518 739,546,861
1,041,242,010 2,892,529 1,044,134,539
17. Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
In the normal course of business, the Company entered into certain transactions with its shareholders conducted by normal terms and conditions. These transactions include payments made by the Company to the related parties or vice versa. Below are detail of transaction from those related parties in 2011 and 2010, as follows:
Beban Usaha
PT Bursa Efek Indonesia
a. Operating Expense 2011 Rp
2010 Rp
523,237,716
608,193,970
Transaksi dengan PT Bursa Efek Indonesia merupakan transaksi atas sewa gedung kantor.
PT Bursa Efek Indonesia
The transaction with PT Bursa Efek Indonesia represents transaction related to building rent.
b. Pendapatan Usaha
PT Bursa Efek Indonesia PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Time Deposits Current Account Total Interest Income
17. Transactions with Related Parties
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pemegang saham Perusahaan yang dilakukan dengan syarat-syarat dan kondisi normal, termasuk pembayaran oleh Perusahaan atas beban-beban pihak hubungan istimewa atau sebaliknya. Berikut adalah rincian transaksi dari masing-masing pihak tersebut pada tahun 2011 dan 2010, sebagai berikut: a.
Interest Income
b. Operating Revenues 2011 Rp
2010 Rp
397,500,000 300,000,000 300,000,000
-300,000,000 --
Transaksi dengan PT Bursa Efek Indonesia merupakan transaksi atas kerja sama penerbitan buku Indonesia Bond Market Directory 2011. Transaksi dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia merupakan transaksi atas jasa penyediaan data harga pasar wajar obligasi.
PT Bursa Efek Indonesia PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
The transaction with PT Bursa Efek Indonesia represents revenues from publishing Indonesia Bond Market Directory 2011. The transaction with PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia represents revenues from data providing of bond fair market price.
b. Sifat dan Hubungan dengan Pihak-pihak Berelasi
b. Nature of Relationship with Related Party
Pihak-pihak yang Berelasi/Related Party
Sifat Hubungan/Relationship Pemegang Saham/Shareholder
PT Bursa Efek Indonesia
Sewa Gedung Pendapatan Jasa Riset
Pemegang Saham/Shareholder
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Pendapatan Jasa Informasi
Pemegang Saham/Shareholder
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Pendapatan Jasa Informasi
d1/March 14, 2012
21
Transaksi/Transaction
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
18. Imbalan Kerja Karyawan
18. Employees Benefits Liability
Program Tabungan Karyawan Perusahaan menyelenggarakan program tabungan karyawan untuk semua karyawan tetap yang berumur tidak lebih dari 55 tahun. Program ini dimulai sejak Januari 2010. Perusahaan memberikan kontribusi iuran sebesar 10% dan karyawan menanggung sebesar 5% dari jumlah gaji pokok per bulan. Jumlah karyawan yang berhak atas program ini per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing 7 dan 5 karyawan. Per 31 Desember 2011 dan 2010, saldo tabungan karyawan ditempatkan di deposito berjangka di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk atas nama Perusahaan qq Karyawan masing-masing sebesar Rp 194.560.819 dan Rp 70.144.137, sedangkan tabungan karyawan untuk periode 31 December 2011 dan 2010 yang merupakan kontribusi Perusahaan dicatat pada akun gaji dan tunjangan sebesar Rp 73.846.050 dan Rp 65.042.440. Perusahaan berencana untuk memindahkan pengelolaan saldo tabungan karyawan tersebut ke pihak lain yaitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) jika kelengkapan persyaratan sudah terpenuhi.
Employees Savings Plan The Company established an employee savings plan covering all its permanent employees who are not more than 55 years old. This program started from January, 2010. The contributions are based on employees’ gross salaries whereby the Company contributes 10% and employees contribute 5% to the savings plan. As of December 31, 2011 and 2010, 7 and 5 employees were entitled to this program. As of December 31, 2011 and 2010, the balance of employee savings which placed into time deposit at PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk on behalf of the Company qq Karyawan is amounting to Rp 194,560,819 and Rp 70,144,137, the Company's portion for the contributions for period ended December 31, 2011 and 2010 are recorded as salaries and allowances amounting to Rp 73,846,050 and Rp 65,042,440. The company plans to transfer management of the employee savings account balance to another party such as Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) if the requirements have been fulfilled. Employee Benefits Provision The Management has considered that the calculation of estimated liability on employee benefit using the “projected unit credit” (PUC) as required by the SFAS 24 (Revised 2004) has not significant effect compared to the existing employee benefits liability as of December 31, 2011 and 2010, therefore, the Management decided to not record such employee benefits liability at the statement of financial position date.
Provisi Imbalan Kerja Karyawan Manajemen telah mempertimbangkan bahwa perhitungan atas estimasi liabilitas imbalan karyawan dengan menggunakan “projected unit credit” (PUC) seperti yang telah disyaratkan oleh PSAK 24 (Revisi 2004) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap provisi imbalan kerja karyawan per 31 Desember 2011 dan 2010 sehingga manajemen memutuskan untuk tidak membukukan provisi imbalan kerja tersebut pada tanggal laporan posisi keuangan. 19. Instrumen Keuangan: Informasi atas Risiko Keuangan
19. Financial Instrument: Information on Financial Risk
Dalam menjalankan kegiatan operasi, investasi dan pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko keuangan sebagai berikut: risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko yang ada sebagai berikut: • Risiko kredit: kemungkinan bahwa debitur tidak akan membayar semua atau sebagian pinjaman atau tidak akan membayar secara tepat waktu dan karena itu akan menyebabkan kerugian terhadap Perusahaan. • Risiko likuiditas: Perusahaan mendefinisikan risiko ini sebagai risiko tidak memiliki sumber dana, atau tidak mampu memperoleh, sumber dana saat dibutuhkan dan karena itu mengalami kesulitan dalam memenuhi liabilitas yang terkait dengan liabilitas keuangan. • Risiko pasar: risiko bahwa nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi dalam hal nilai wajar atau arus kas masa depan sebagai hasil dari fluktuasi harga pasar. Pada saat ini, Perusahaan hanya menghadapi risiko tingkat bunga sebagai bagian dari risiko pasar.
d1/March 14, 2012
In performing its operating, investing and financing activities, the Company is exposed to the following financial risks: credit risk, liquidity risk and market risk and define those risks as follows: • Credit risk: the possibility that a debtor will not repay all or a portion of a loan or will not repay in a timely manner and therefore will cause a loss to the Company.
22
•
Liquidity risk: the Company defines this risk as the risk that it may not have, or may not be able to raise, cash funds when needed and therefore encounter difficulty in meeting obligations associated with financial liabilities.
•
Market risk: the risk that the value of a financial instrument will fluctuate in terms of fair value or future cash flows as a result of a fluctuation in market prices. At present, the Company is only exposed to interest rate risk as part of market risks.
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Dalam rangka mengelola risiko-risiko yang ada secara efektif, dewan direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan Perusahaan. Pedoman ini menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang dan tindakan yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Perusahaan.
In order to effectively manage those risks, the Board of Directors has approved some strategies for the management of financial risks, which are in line with the Company’s objectives. These guidelines set up the short and long term objectives and action to be taken in order to manage the financial risks that the Company faces.
Risiko Kredit Perusahaan mengelola risiko kredit yang mungkin timbul dengan melakukan penagihan atas biaya berlangganan secara di muka setiap bulan. Hal ini sesuai dengan perjanjian yang dilakukan antara Perusahaan dan pelanggan institusi, kepatuhan dipantau secara rutin oleh bagian pemasaran dan pelayanan. Konsentrasi risiko kredit yang signifikan hanya terbatas pada pelanggan perusahaan dan institusi.
Credit Risk The Company manages credit risk that may arise by charging of subscription fees in advance each month. This is in accordance with agreements made between the Company and institutional customers, compliance is monitored routinely by the marketing and service department. Significant concentrations of credit risk is limited to company and institution customers.
31 Desember/December 31, 2011 Konsentrasi Risiko Kredit/ Concentration of Credit Risk Perusahaan dan Eksposure Lain-lain/ Institusi/ Maksimum/ Company and Institution Piutang Usaha Piutang Lain-lain Uang Jaminan
Others
326,250,000 32,478,932 30,000,000
----
326,250,000 32,478,932 30,000,000
388,728,932
--
388,728,932
Risiko Tingkat Bunga Perusahaan menghadapi risiko tingkat bunga terutama pada akun aset keuangan. Aset keuangan terdiri dari tingkat bunga mengambang, tingkat bunga tetap, dan tanpa bunga. Saat ini Perusahaan tidak memiliki kredit dan piutang jatuh tempo jangka panjang. Berikut adalah tabel analisa aset dan liabilitas menurut jenis suku bunga:
Accounts Receivable Other Receivables Refundable Deposits
Interest Rate Risk The Company’s exposure to interest rate risk mainly concerns financial assets. Financial assets are consisted of floating rate, fixed rate, and non interest bearing. At presents the Company does not hold any loans and receivables that are long-term in nature. The following table analyses the breakdown of Assets and liabilities by type of interest rate:
31 Desember/December 31, 2011 Suku Bunga Tetap/ Fixed Interest Rate Lancar/ Tidak Lancar/ Current Non Current
Suku Bunga Mengambang/ Floating Interest Rate Lancar/ Tidak Lancar/ Current Non Current ASET Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Uang Jaminan JUMLAH ASET KEUANGAN
Maximum Exposure
Tidak Dikenakan Bunga/ Non Interest Bearing
Jumlah/ Total ASSETS Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Other Receivables Refundable Deposits TOTAL FINANCIAL ASSETS
89,858,881 ---89,858,881
------
11,000,000,000 -32,478,932 -11,032,478,932
------
5,000,000 326,250,000 -30,000,000 361,250,000
11,094,858,881 326,250,000 32,478,932 30,000,000 11,483,587,813
LIABILITAS
--
--
--
--
--
--
LIABILITY
JUMLAH LIABILITAS KEUANGAN
--
--
--
--
--
--
TOTAL FINANCIAL LIABILITY
31 Desember/December 31, 2010 Suku Bunga Tetap/ Tidak Dikenakan Bunga/ Fixed Interest Rate
Suku Bunga Mengambang/ Floating Interest Rate Lancar/ Current ASET Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lain-lain Uang Jaminan JUMLAH ASET KEUANGAN
d1/March 14, 2012
75,800,449 ---75,800,449
Tidak Lancar/ Non Current
Lancar/ Current ------
Tidak Lancar/ Non Current
15,750,000,000 -26,791,097 -15,776,791,097
23
Jumlah/ Total
Non Interest Bearing ------
5,000,000 126,000,000 20,000,000 30,000,000 181,000,000
15,830,800,449 126,000,000 46,791,097 30,000,000 16,033,591,546
ASSETS Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Other Receivables Refundable Deposits TOTAL FINANCIAL ASSETS
Paraf
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
PT PENILAI HARGA EFEK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Nilai Wajar Aset dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana aset dapat ditukar, atau liabilitas dapat diselesaikan dengan dasar transaksi armslength.
Financial Assets and Laibilities Fair Value Fair value is an amount on which the asset can be exchanged, or liability can be settled on the basis of arms-length transaction.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan nilai buku dan nilai wajar atas aset moneter yang tidak disajikan sebesar nilai wajar dalam laporan posisi keuangan Perusahaan:
Below is table described the book value and fair value of each monetary assets that are not presented in the Company’s statement of financial position with their fair value:
31 Desember/December 31, 2011 Book Value
Rp Uang Jaminan Jumlah
31 Desember/December 31, 2010
Nilai Wajar/ Fair Value Rp
Nilai Buku/
30,000,000 30,000,000
Nilai Wajar/ Fair Value Rp
Nilai Buku/ Book Value
Rp
29,245,109 29,245,109
30,000,000 30,000,000
27,660,928 27,660,928
Refundable Deposits Total
Nilai wajar atas uang jaminan dihitung dengan menggunakan discounted cash flows dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan sesuai dengan jangka waktu jatuh tempo.
Fair value from refundable deposits are measured using discounted cash flows based on Bank Indonesia Certificate (SBI) charged to each deposits appropriate with their due date.
Manajemen mempertimbangkan bahwa nilai wajar tersebut tidak material untuk direvaluasi pada tanggal neraca.
Management considered this amount is not material to revalue at balance sheets date.
20. Reklasifikasi
20. Reclassification
Akun dalam laporan posisi keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 yang telah direklasifikasi sesuai dengan penyajian laporan posisi keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2011, sebagai berikut:
Account on statement of financial position as of December 31, 2010 has been reclassified in accordance to presentation of statement of financial position as of December 31, 2011, as follows:
31 Desember/December 31, 2010 Sebelum Reklasifikasi/ Setelah Reklasifikasi/ Before Reclassification After Reclassification Hutang Lain-lain Pendapatan Diterima di Muka
53,000,000 --
-53,000,000
53,000,000
53,000,000
Other Payables Unearned Revenue
21. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
21. Responsibility of the Financial Statements
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 9 Maret 2012.
The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that were completed on March 9, 2012.
d1/March 14, 2012
24
Paraf
.id o c a.
bp i . ww
w
102
n una Tah eport n ora al R Lap Annu
IBPA laporan tahunan 2011 annual report
1 201