PENERAPAN METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS DAN PASSING PERMAINAN BOLA VOLI SISWA KELAS VIII.5 SMP NEGERI 1 TAPA Hermanto Ridwan Tamrin, Hariadi Said, Suriyadi Datau1 ABSTRAK Tujuan untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing permainan bola voli melalui pembelajaran simulasi. Hipotesis tindakan kelas ini adalah “ dengan penerapan metode/strategi pembelajaran simulasi dapat meningkatkan hasil belajar servis dan passing permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tapa “ dan indikator kinerja, jika 80% dari 21 orang siswa yang ada dikelas VIII.5 mencapai nilai (75-84 kategori baik) maka penelitian selesai. Tindakan pembelajaran sebanyak dua siklus memperlihatkan hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui pembelajaran simulasi pada setiap siklus yang kian meningkat. Terlihat dari observasi awal, banyak siswa yang belum mampu melakukan servis dan passing, dengan indikator capaian hasil belajar 19,04%. Pada siklus 1 sudah beberapa siswa yang telah memperlihatkan peningkatan hasil belajar dan memperoleh nilai tuntas dengan indikator capaian hasil belajar 57,13%, karena hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja yang telah di tetapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus 2 telah meningkat lagi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 tentang kegiatan pembelajaran menunjukan kondisi yang optimal dalam pelaksanaannya. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar servis dan passing di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dalam materi permainan bola voli hingga terpenuhi indikator kinerja yang telah di tetapkan dengan indikator capaian hasil belajar 85,71%. Dengan demikian, tindakan siklus dihentikan atau di akhiri pada siklus ini, dalam artian tidak lagi di lanjutkan ke siklus berikutnya. Metode/Strategi pembelajaran simulasi dapat di terapkan dalam pembelajaran di sekolah dan menjadi salah satu pilihan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Hasil Belajar Servis dan Passing Permainan Bola Voli Melalui Pembelajaran Simulasi.
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Permainan bola voli adalah salah satu permainan yang digemari oleh siswa saat ini,karena permainan ini dapat dilakukan oleh siswa laki-laki maupun perempuan. Permainan bola voli juga merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani yang tercantum dalam kurikulum, baik itu untuk tingkat SD, SMP, maupun SMA. Permainan bola voli merupakan permainan yang dimainkan secara beregu. Tiap-tiap regu terdiri dari 6 pemain. Pada permainan bola voli harus diimbangi dengan kemampuan teknik dasar yang baik dan benar. Pada materi pembelajaran bola voli di awali dengan teknik dasar yang mencakup servis, passing, smesh, dan blok. Bola Voli adalah olahraga tim yang dimainkan oleh dua tim. Masing-masing tim terdiri dari 6 pemain aktif dan tiap tim dipisahkan oleh net. Setiap tim mencoba untuk membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan yang diselenggarakan di bawah aturan. SMP Negeri 1 Tapa banyak terdapat siswa-siswi yang menyukai olahraga bola voli namun dalam proses pembelajarannya masih banyak hambatan yang ditemukan, hal ini dilihat dari proses belajar yang kurang memuaskan saat melakukan permainan bola voli, masih banyak siswa-siswi yang belum mampu melakukan servis dan passing dalam permainan bola voli dengan baik, hal ini dikarenakan siswa belum mampu menguasai keterampilan dasar servis dan passing dengan baik dan benar. Kenyataan dilapangan tidak sesuai yang diharapkan. Pada siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa saat dilakukan tes pada servis dan passing permainan bola voli ternyata hasil yang diperoleh ada beberapa siswa yang nilainya kurang dari standar ketuntasan minimal (SKM) yang telah ditentukan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki hasil yang diperoleh, seorang guru harus memberikan satu bentuk metode atau strategi pembelajaran yang dianggap bisa memperbaiki hasil belajar siswa dengan sebelumnya. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Metode simulasi dapat menumbuhkan cara berpikir kritis, mengurangi hal-hal yang bersifat verbalistik dan abstrak, menumbuhkan daya cipta dan dapat dijadikan bekal siswa apabila menghadapi situasi sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun dunia kerja. Dalam simulasi, siswa dapat mempelajari lebih dalam tentang bagaimana 1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
siswa itu merasa dan berbuat sesuatu. Beberapa pernyataan tersebut menunjukkan, bahwa metode simulasi merupakan contoh metode yang dapat memacu motivasi belajar siswa di kelas. Dari uraian masalah yang telah dikemukakan diatas maka peneliti ingin membuktikannya melalui metode ilmiah lewat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengangkat judul “ Penerapan Metode Pembelajaran Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Servis Dan Passing Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa “. Metode Simulasi Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu. Menurut (Betts, 2009:103) Learning simulation is defined as:A set of educational and training techniques and strategies that engage individuals in real‐life scenarios through roleplays, sociodramas, psychodramas, gaming, and reflection to develop and reinforce knowledge and skills learned in the classroom and workplace relating to problem‐solving, decision‐making, leadership, collaboration, and communication.( Simulasi didefinisikan sebagai: Satu set teknik pendidikan dan pelatihan dan strategi yang melibatkan individu dalam kehidupan nyata skenario melalui roleplays, sociodramas, psychodramas, game, dan refleksi untuk mengembangkan dan memperkuat pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari di kelas dan tempat kerja yang berkaitan dengan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kolaborasi komunikasi kepemimpinan) Menurut Uno B. Hamzah dan Mohamad Nurdin (2011:101 Simulasi adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang untuk bertindak atau mencoba suatu kondisi atau yang sebenarnya akan terjadi atau dilakukan. Menurut Julie Cassidy (2009:59) simulations „are tools that give you ersatz (as opposed to real) experience.‟ Thus while educational simulations „place students in true to life roles‟ and 1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
the „simulated activities are “real world”, modifications occur for learning purposes.( simulasi adalah alat yang memberikan ersatz (sebagai pembelajaran yang bertentangan dengan pengalaman) yang nyata. " sedangkan
simulasi pendidikan tempat siswa menjadi peran
hidup,selain itu kegiatan simulasi adalah "dunia nyata", modifikasi terjadi untuk tujuan belajar. Hamzah ( 2011 : 28) Simulasi atau Simulator adalah suatu alat yang mempresentasikan realitas, dimana kerumitan aktivitasnya dapat di kendalikan. Beberapa kelebihan dari simulasi , diantaranya ialah: 1)
Siswa dapat memelajari sesuatu yang dalam situasi nyata tidak dapat dilakukan karena kerumitannya atau karena faktor lain seperti resiko kecelakaan, bahaya, dan lain-lain.
2)
memungkinkan siswa belajar dari umpan balik yang datang dari dirinya sendiri. Kristen Betts (2009:103) Simulation is a technique, not a technology, to replace or
amplify real experiences with guided experiences, often immersive in nature, that evoke or replicate substantial aspects of the real world in a fully interactive fashion”( Simulasi adalah teknik,
bukan
teknologi,
untuk
mengganti atau memperkuat pengalaman nyata dengan pengalaman dipandu, seringkali mendalam di alam, yang membangkitkan atau meniru aspek-aspek penting dari dunia nyata dengan cara yang sepenuhnya interaktif ") Bentuk-Bentuk Simulasi Secara rinci, bentuk-bentuk simulasi , diantaranya : a)
Peer teaching Peer teaching dapat dikategorikan sebagai simulasi mengingat peer teaching adalah
latihan mengajar yang dilakukan seorang mahasiswa dimana dia bertindak seolah-olah sebagai guru dan teman sekelasnya seolah-olah sebagai murid suatu sekolah tertentu. Peer teaching ini banyak dipraktekan siswa atau mahasiswa di sekolah calon guru, untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya, sebelum mengajar siswa yang sebenarnya pada saat praktek. b)
Sosiodrama Sosiodrama adalah salah satu bentuk simulasi, yakni suatu drama yang bertujuan untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar anggota sosial. Masalah-masalah sosial yang cocok untuk sosiodrama misalnya, masalah konflik
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
antara anggota keluarga, konflik antara buru dengan majikan, konflik antara masyarakat dengan pimpinannya, dan sejenisnya. c)
Tipe Game Simulasi Tipe Game yakni bermain peranan dimana para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan memenuhi peraturan yang ditetapkan.
Peranan Guru Dalam Simulasi Peranan guru dalam simulasi sangat penting mengingat tugas guru adalah membangkitkan kesadaran anak tentang konsep dan prinsip yang disimulasikan. Di samping itu, guru dalam pelaksanaan simulasi mempunyai fungsi manajerial. Joyce dan Weil, mengidentifikasi empat peranan guru dalam model pembelajaran melalui simulasi, yakni : explaining, refereeing, coaching, dan discussing. a.
Explaining Siswa mampu melakukan peran-peran dalam simulasi, apabila memiliki pemahaman
yang cukup mengenai peran. Demikian pula jalan cerita harus dipahami betul oleh pelaku atau pemegang peran. Pemahaman pelaku terhadap peran yang dimainkan maupun jalannya cerita tidak terlepas dari pentingnya peranan guru. Sebelum simulasi dimulai, guru perlu memberikan gambaran tentang jalannya cerita. Selain itu, gambaran tokoh-tokoh cerita beserta karakterisasinya. Gambaran yang disampaikan guru tersebut dimaksudkan untuk memancing daya imajinasi anak, khususnya bagi pemegang peran agar mampu menghayati peran masingmasing. b.
Refereeing Simulasi digunakan untuk menyediakan pengalaman belajar yang baik. Guru perlu
mengontrol partisipasi siswa dalam bersimulasi agar simulasi mampu memberikan pengalaman belajar yang baik tersebut. Sebelum simulasi dilaksanakan, guru perlu menugaskan siswa memilih tim pemegang peran yang sesuai dengan kemampuan anak untuk memegang peranperan tersebut. Guru perlu menghindari tugas yang sulit bagi anak dalam pemeranan. c.
Coaching Guru bertindak sebagai pelatih saat diperlukan, memberikan nasehat agar anak mampu
bersimulasi secara betul. Sebagai pelatih, guru akan mendukung dan menasehati tetapi tidak menggurui. 1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
d.
Discussing Selama simulasi berlangsung, guru bertindak sebagai pemberi penjelasan, wasit, dan
pelatih. Sesudah simulasi berakhir, guru perlu membuka diskusi berkaitan dengan signifikansi simulasi dengan kenyataan yang sebenarnya di masyarakat atau di lapangan. Guru perlu menanyakan kepada siswa utamanya pemain tentang kesulitan dan pemahaman anak dalam bersimulasi, hubungan simulasi dengan mata pelajaran yang sedang diikuti. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif yang baru dan di peroleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana atau kondisi pembelajaran. Pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan atau strategi kognitif tersebut adalah baru, bukan yang telah dimiliki siswa sebelum memasuki kondisi atau situasi pembelajaran yang dimaksud. Menurut Piccoli, Ahmad dan Ives (2011:144) learning outcomes as the changes in a learner‟s knowledge, skills and attitude after receiving instruction (hasil belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan pembelajar, keterampilan dan sikap setelah menerima instruksi). Menurut Jones (2011:144) the learning outcomes are affected by factors such as the learning style, curriculum design and how instruction is provided (hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor diperiksa sebagai gaya belajar, desain kurikulum dan bagaimana instruksi diberikan.) Menurut Andy Gibbs (2012:73) “Learning outcomes are statements of what a student is expected to know, understand and/or be able to demonstrate after completion of a process of learning”(Hasil belajar adalah pernyataan tentang apa yang siswa di harapkan tahu, mengerti dan / atau mampu menunjukkan setelah penyelesaian proses pembelajaran) METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa dikelas VIII. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa untuk mata pelajaran Penjaskes. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIII 5 tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang, terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Januari 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena 1
PTK
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. PTK ini dilaksanakan melalui beberapa siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar permainan bola voli menggunakan metode pembelajaran Simulasi. Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 1 Tapa, dengan jumlah siswa 21 orang, dengan komposisi laki-laki 11 siswa dan perempuan 10 siswa. HASIL Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya dengan alokasi waktu 2 jam mata pelajaran. Ketika proses dan akhir tindakan pembelajaran, dilakukan observasi dan evaluasi. Berikut hasil penelitian siklus 1. a. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan strategi simulasi permainan bola voli, maka peneliti menggunakan lembar observasi pembelajaran yang akan di isi oleh pengamat (guru mitra). Berdasarkan hasil yang di peroleh pada pelaksanaan siklus 1 dari 33 aspek yang diamati dapat di jelaskan sebagai berikut. Terdapat 28 indikator pengamatan atau 85% yang pelaksanaannya sudah tergolong “ya atau baik”, dan masih terdapat 5 indikator atau 15% yang pelaksanaannya tergolong “tidak atau belum maksimal”. b. Hasil Observasi Hasil Belajar Servis dan Passing Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus 1 mengenai hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui pembelajaran simulasi di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa berupa hasil tes dapat diuraikan sebagai berikut. A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 2 orang (9,52%), pada klasifikasi “baik” 13 orang (61,90%) ,pada klasifikasi “cukup” 5 orang (23,80%) dan 1 orang (4,76%) lainnya termasuk pada klasifikasi “kurang”. B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 5 orang (23,80%), pada klasifikasi “baik” 9 orang (42,85%), pada klasifikasi “cukup” 7 orang (33,33%) dan pada klasifikasi “kurang” tidak ada. 1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 1 orang (4,76%), pada klasifikasi “baik” 12 orang (57,14%), pada klasifikasi “cukup” 8 orang (38,09%) dan pada klasifikasi “kurang” tidak ada. D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 8 orang (38,09%), pada klasifikasi “baik” 8 orang (38,09%), pada klasifikasi “cukup” 4 orang (19,04%) dan 1 orang (4,76%) lainnya termasuk pada klasifikasi “kurang”. Siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” terdapat 8 orang siswa atau 38,10%, kemudian pada klasifikasi “baik” terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan pada klasifikasi “cukup” terdapat 6 orang siswa atau 28,57% dan 3 orang atau 14,29% tergolong “kurang”. Dan rata-rata kelas 77,14%. Selengkapnya dapat di lihat pada sajian tabel berikut. Tabel : Klasifikasi Akhir Hasil Belajar Servis dan Passing Siklus 1 Klasifikasi Nilai Sangat Baik 85-100 Baik 75-84 Cukup 65-74 Kurang 0-64 JUMLAH RATA-RATA KELAS Capaian Indikato Kinerja
Siklus 1 Siswa 8 4 6 3 21
% 38,10 % 19,05 % 28,57 % 14,29 % 100 % 77,14 % 57,15%
1. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti setelah melakukan tindakan pada subyek penelitian yaitu siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dengan materi yang diajarkan yaitu keterampilan dasar servis dan passing pada permainan bola voli. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus 1 tentang kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar servis dan passing, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran masih belum optimal, karena masih terdapat beberapa indikator yang termasuk pada kategori “tidak atau belum maksimal” dan penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai target yang di harapkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja 80% yang merupakan capaian indikator pada penelitian tindakan kelas (PTK), karena siswa yang diberi tindakan masih beberapa orang yang hanya mendapatkan nilai 78, maka penelitian ini dilanjutkan pada tahap
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
siklus II. Oleh karena itu perlu di perbaiki dan di tingkatkan pada siklus berikutnya, yakni siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 tetap dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan setelah siklus 1 selesai dan belum mencapai target, dan di laksanakanlah siklus 2 dengan alokasi waktu 2 jam mata pelajaran. Ketika proses dan akhir tindakan pembelajaran, dilakukan observasi dan evaluasi. Berikut hasil penelitian siklus 2. a.
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Pelaksanaan siklus 2 ini mengalami perubahan. Keseluruhan indikator kegiatan
pembelajaran kemudian diamati terlaksana dengan baik, atau dengan kata lain, 100% kegiatan pembelajaran berlangsung optimal. b.
Hasil Observasi Hasil Belajar Servis dan Passing Hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli pada siswa kelas VIII.5 SMP
Negeri 1 Tapa pada siklus 2 ini memperlihatkan peningkatan yang sangat bagus hingga mencapai kriteria keberhasilan sebagaimana yang di rumuskan pada indikator kinerja. Adapun hasil evaluasi pembelajaran siklus 2 dapat diuraikan sebagai berikut. A. Kategori indikator penilaian 1 (hasil belajar servis atas dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 2 orang (9,52%), pada klasifikasi “baik” 14 orang (66,66%) ,pada klasifikasi “cukup” 5 orang (23,80%) dan yang termasuk pada klasifikasi “kurang” tidak ada. B. Kategori indikator penilaian 2 (hasil belajar servis bawah dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 5 orang (23,80%), pada klasifikasi “baik” 14 orang (66,66%), pada klasifikasi “cukup” 2 orang (9,52%) dan pada klasifikasi “kurang” tidak ada. C. Kategori indikator penilaian 3 (hasil belajar passing atas dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 1 orang (4,76%), pada klasifikasi “baik” 19 orang (90,47%), pada klasifikasi “cukup” 1 orang (4,76%) dan pada klasifikasi “kurang” tidak ada. D. Kategori indikator penilaian 4 (hasil belajar passing bawah dengan skor penilaian 5) siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” 12 orang (57,14%), pada klasifikasi “baik” 9 orang (42,85%), pada klasifikasi “cukup” dan “kurang” tidak ada.
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Siswa yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” terdapat 11 orang siswa atau 52,38%, kemudian pada klasifikasi “baik” terdapat 7 orang atau 33,33%, sedangkan pada klasifikasi “cukup” terdapat 3 orang siswa atau 14,29% dan yang tergolong pada klasifikasi “kurang” tidak ada. Dan rata-rata kelas 82,61%. Selengkapnya dapat di lihat pada sajian tabel berikut. Tabel : Klasifikasi Akhir Hasil Belajar Servis dan Passing siklus 2 Klasifikasi Nilai Sangat Baik 85-100 Baik 75-84 Cukup 65-74 Kurang 0-64 JUMLAH RATA-RATA KELAS Capaian Indikator Kinerja
Siklus 2 Siswa 11 7 3 0 21
% 52,38 % 33,33 % 14,29 % 0% 100 % 82,61 % 85,71%
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar servis dan passing di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dari tahap observasi terlihat bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) ini belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% hal ini dapat dibuktikan dengan hasil yang diperoleh pada tahap observasi awal, yang termasuk pada klasifikasi “sangat baik” tidak terdapat seorang siswa, kemudian pada klasifikasi “baik” terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan pada klasifikasi “cukup” terdapat 1 orang siswa atau 4,76% dan 16 orang atau 76,19% tergolong “kurang”. Dan rata-rata kelas 55,00 %. Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang dilaksanakan belum mencapai indikator yang diharapkan oleh karenanya diberikan tindakan pada siklus 1, tindakan yang diberikan berupa teknik dasar dalam servis (atas dan bawah) di mulai dari “posisi kaki, posisi badan, ayunan tangan, perkenaan tangan saat memukul bola, dan gerakan lanjutan”, selanjutnya untuk passing (atas dan bawah) dimulai dari “posisi kaki, posisi badan, posisi tangan, perkenaan tangan pada bola, dan gerakan lanjutan”, siklus 1 diberikan tiga kali pertemuan (tindakan) dalam seminggu, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa. Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dari 33 aspek yang diamati terdapat 28 indikator pengamatan atau 85% yang pelaksanaannya sudah tergolong “ya atau baik”, dan masih terdapat 5 indikator pengamatan atau 15% yang pelaksanaannya tergolong 1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
“tidak atau belum maksimal”. Tingkat kemampuan siswa dalam hasil belajar dasar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa pada siklus 1 dan setelah dianalisis mengalami peningkatan dan diperoleh klasifikasi sebagai berikut. Pada klasifikasi “sangat baik” terdapat 8 orang siswa atau 38,10%, kemudian pada klasifikasi “baik” terdapat 4 orang atau 19,05%, sedangkan pada klasifikasi “cukup” terdapat 6 orang siswa atau 28,57% dan 3 orang atau 14,29% tergolong “kurang”. Dan rata-rata kelas 77,14%. Berdasarkan hasil pengamatan serta data yang diperoleh dari siklus 1 diatas,penelitian ini mengalami peningkatan hasil belajar, namun belum mencapai target yang di harapkan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja 80% yang merupakan capaian indikator pada penelitian tindakan kelas(PTK), maka penelitian ini dilanjutkan pada tahap siklus 2. Proses pembelajaran terjadi perubahan keseluruhan indikator kegiatan pembelajaran kemudian diamati terlaksana dengan baik, atau dengan kata lain, 100% kegiatan pembelajaran berlangsung dengan optimal. Siklus 2 diberikan lagi tindakan sebanyak tiga kali, untuk meningkatkan hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa sampai pada capaian indikator yang di tentukan, dan berdasarkan hasil yang dipeoleh dari data siklus 2, kemampuan siswa dalam hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui metode pembelajaran simulasi di SMP Negeri 1 Tapa telah mengalami peningkatan. Kriteria keberhasilan sebagaimana yang di rumuskan pada indikator kinerja. Hasil tersebut menunjukan bahwa pada klasifikasi “sangat baik” terdapat 11 orang siswa atau 52,38%, kemudian pada klasifikasi “baik” terdapat 7 orang atau 33,33%, sedangkan pada klasifikasi “cukup” terdapat 3 orang siswa atau 14,29% dan yang tergolong pada klasifikasi “kurang” tidak ada. Dan rata-rata kelas 82,61%. Tabel Gambaran Peningkatan Kemampuan Keterampilan Hasil Belajar Servis dan Passing Permainan Bola Voli Melalui Metode Pembelajaran Simulasi di SMP Negeri 1 Tapa Sesuai Klasifikasi Nilai
Klasifikasi Nilai Sangat Baik 85-100 1
Pemberian Tindakan Observasi Awal Siklus 1 Siklus 2 Siswa % Siswa % Siswa % 0 0,00% 8 38,09% 11 52,38%
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Baik 75-84 Cukup 65-74 Kurang 0-64 JUMLAH Rata-Rata Kelas Hasil Capaian Indikator Kinerja
4 1 16 21
19,05% 4,76% 76,19% 100% 55,00% 19,05%
4 6 3 21
19,05% 28,57% 14,29% 100% 77,14% 57,15%
7 3 0 21
33,33% 14,29% 0,00% 100% 82,61% 85,71%
KESIMPULAN Adapun yang menjadi simpulan dari penelitian tindakan kelas ini, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil belajar servis dan passing permainan bola voli siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa meningkat dengan penerapan metode pembelajaran simulasi. 2. Tindakan pembelajaran sebanyak dua siklus memperlihatkan hasil belajar servis dan passing pada permainan bola voli melalui pembelajaran simulasi pada setiap siklus yang kian meningkat. Terlihat dari observasi awal, banyak siswa yang belum mampu melakukan servis dan passing, dengan indikator capaian hasil belajar 19,05%. Pada siklus 1 sudah beberapa siswa yang telah memperlihatkan peningkatan hasil belajar dan memperoleh nilai tuntas dengan indikator capaian hasil belajar 57,15%, karena hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja yang telah di tetapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus 2. Pada siklus 2 telah meningkat lagi Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus 2 tentang kegiatan pembelajaran menunjukan kondisi yang optimal dalam pelaksanaannya. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar servis dan passing di kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Tapa dalam materi permainan bola voli hingga terpenuhi indikator kinerja yang telah di tetapkan dengan indikator capaian hasil belajar 85,71%. Dengan demikian, tindakan siklus dihentikan atau di akhiri pada siklus ini, dalam artian tidak lagi di lanjutkan ke siklus berikutnya. 3. Hasil capaian belajar siswa diatas jika di hubungkan dengan indikator kinerja maka dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja (80%) terpenuhi setelah pelaksanaan siklus 2 dimana hasil pada siklus ini terkait dengan hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) telah dicapai sebanyak 18 orang atau 85,71%. SARAN
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Hasil penelitian ini mempunyai peningkatan terhadap kemampuan siswa dalam melakukan keterampilan dasar servis dan passing pada materi permainan bola voli, dalam penelitian ini maka peneliti dapat memberikan beberapa saran diantaranya : 1. Metode pembelajaran simulasi dapat di terapkan dalam pembelajaran di sekolah dan menjadi salah satu pilihan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Dengan metode pembelajaran simulasi siswa diharapkan dapat lebih memahami konsep pembelajaran dengan baik dan menjadi salah satu metode pembelajaran yang dapat di aplikasikan ke pembelajaran selanjutnya. 3. Hasil penelitian penerapan metode pembelajaran simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada permainan bola voli khususnya servis dan passing di harapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi.Surabaya:
Pustaka
Pelajar. Yusuf Hidayat (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk Kelas X. Jakarta: pusat pembukuan Kementrian
SMA/MA/SMK
Pendidikan Nasional.
Ngatiyono dan Dyan Putri Riswanty (2010). Mari Sehat
Bergembira 4
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Budi Aryanto dan Margono (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Faridha Isnaini & Suranto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Atmaja Budi Sarjana & Bambang Trijono Joko Sunarto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Budi Sutrisno & Muhammad Bazin Kha (2010). Pendidikan Jasmani,
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
Olahraga, dan Kesehatan 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Mohammad Ali Mashar & Dwinarhayu (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP Kelas IX. Jakarta : pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Sujarwadi & Dwi Sarjiyanto (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : pusat pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Uno B. Hamzah, Mohamad Nurdin (2011). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif
Menarik). Jakarta: Bumi Aksara
Andi Gibbs, Declan Kennedy, & Anthony Vickers (2012). Journal of the European Higher Education Area, Bergeles
Nikos
and
Nikolaidou
Maria
Elissavet
(2011).International
Journal
of
Performance Analysis in Sport. Rofa
Nurochma
(2012).
Jurnal
Pendidikan
Biologi.
Surakarta.
Agung Prastowo Tri Nugroho (2013). Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. Julie Cassidy (2009).Journal of the Australasian Tax Teachers Association.
Australia.
Kristen Betts (2009).Asia‐Pacific Journal of Cooperative Education. New
Zealand.
Yu-Je Lee, Chia-Hui Chao & Ching-Yaw Chen (2011). Global Journal of
Engineering
Education.Taiwan
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL
1
Herman Ridwan Tamrin mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan: Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo ; Suriyadi Datau, S.Pd,M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan