KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN, TINGKAT KEMATANGAN GURU, TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN GIANYAR
ARTIKEL
Oleh: GUSTI PUTU GUNAWAN NIP : 0929031024
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012
ABSTRAK Gunawan, Gusti Putu, Kontribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Pelaksanaan Supervisi Pengajaran dan Tingkat Kematangan Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri Di Kabupaten Gianyar. Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2012. Tesis ini telah dikoreksi oleh Pembimbing I : Prof. I Made Yudana, M.Pd dan Pembimbing II Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd Kata Kunci:
Gaya Kepemimpinan, Pelaksanaan Supervisi Pengajaran, Tingkat Kematangan, Kinerja Guru
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru Pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar, (2) kontribusi pelaksanaan supervisi pengajaran terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar, (3) kontribusi kematangan guru terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar, (4) kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan supervisi pengajaran guru dan tingkat kematangan guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini termasuk penelitian ex-post facto yang berbentuk korelasional dengan sampel mencakup guru-guru di kabupaten Gianyar, yang berjumlah 156 orang. Penelitian ini adalah survei. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner untuk variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan supervisi pengajaran guru, tingkat kematangan guru dan kinerja guru. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan menggunakan model skala Likert. Data dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana, regresi ganda, dan analisis korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi yang signifikan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar dengan kontribusi sebesar 93,3%, sumbangan efektif (SE) sebesar 44,8%, dan determinasi parsial sebesar 15,05%. (2) Terdapat kontribusi yang signifikan dari pelaksanaan supervisi pengajaran guru terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar dengan kontribusi sebesar 20,1%, sumbangan efektif (SE) sebesar 93,7%, dan determinasi parsial sebesar 14,28%. (3) Terdapat kontribusi yang signifikan dari tingkat kematangan guru terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar terhadap kontribusi sebesar 41,2%, sumbangan efektif (SE) sebesar 5,3%, dan determinasi parsial sebesar 7,8%.(4) Terdapat kontribusi yang signifikan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan supervisi pengajaran guru dan tingkat kematangan guru terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar dengan kontribusi sebesar 94,9%. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan supervisi pengajaran, tingkat kematangan guru terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di kabupaten Gianyar. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang terbentuk memberikan kontribusi yang paling besar. Hal ini berarti bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan prediktor yang paling dominan dalam meningkatkan kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten Gianyar.
2
ABSTRACT Gunawan, Gusti Putu, Contribution of Principal Leadership Style, Teaching Supervision Implementation And Teacher’s Maturity Level Toward The Teachers Performance In Public High School In Gianyar regency. Thesis. Singaraja: Postgraduate Program of Ganesha University, Singaraja, 2012. This thesis has been corrected by the Advisor I: Prof. I Made Yudana, M. Pd and Advisor II: Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M Pd. Keywords: Leadership Style, Implementation Of Teaching Supervision, Maturity Level, Teacher’s Performance Aim of this study is to know and to analyze: (1) contribution of the principal's leadership style to the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency, (2) contribution of teaching supervision implementation to the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency, (3) contribution of teacher maturity level to the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency, (4) contribution in simultaneous between principle leadership style, teaching supervision implementation and teachers' level of maturity with the teacher performance in the senior high school of Gianyar. These studies is ex-post facto research in the form of correlational, as sample were teachers in Gianyar regency, number of sample were 156 respondents. The study was a survey. Data was collected by using questionnaire for variable of the principal leadership style, implementation of teaching supervision, teacher’s level of maturity and teacher performance. Arrangement of questionnaires was carried out by using Likert scale models. Data were analyzed by using simple regression, multiple regression and partial correlation analysis. The result shows that (1) there is a significant contribution of the principle leadership style to the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency with contribution of 93.3%, effective contribution (SE) of 44.8%, and partial determination of 15, 05%. (2) There is a significant contribution of implementation of teaching supervision to the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency, contribution of 20.1%, effective contribution (SE) of 93.7%, and partial determination of 14.28%. (3) There is a significant contribution of teacher’s level of maturity to the teacher;s performance in the public senior high school in Gianyar regency, contribution of 41.2%, effective contribution (SE) of 5.3%, and partial determination of 7.8%. (4 ) There is a significant contribution of principal's leadership style, implementation of teaching supervision, teachers' level of maturity to the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency, with a contribution of 94.9%. Based on these findings can be concluded that there is a significant contribution of principle leadership style, implementation of teaching supervision, teacher’s level of maturity toward the teacher’s performance in the public senior high school in the Gianyar regency. Principle leadership style brought in highest contribution. This means that the principal's leadership style is the most dominant predictor in improving the teacher’s performance in the public senior high school in Gianyar regency.
3
daya
PENDAHULUAN
manusianya
Dewasa ini masalah utama
keterampilan.
sedang
manajemen,
yang
dihadapi
mengemuka bangsa
berupa
Kemampuan dan
kemampuan
Indonesia
penguasaan teknologi. Oleh karena itu
adalah upaya mencapai salah satu
kemampuan sumber daya manusia
tujuan pendidikan yakni membentuk
perlu mendapatkan penggarapan lebih
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
sungguh-sungguh
berkualitas
arah
menyesuaikan diri dengan perubahan
pendidikan.
dan bahkan mampu mengendalikan
Apabila masalah ini dikaji secara
perubahan. Salah satu cara untuk
mendalam, maka keterlibatan semua
meningkatkan kualitas sumber daya
pihak baik itu pemerintah, masyakarat
manusia adalah melalui pendidikan,
maupun
karena
kebijakan
oleh
yang
yakni
sesuai di
dengan
bidang
sekolah
sendiri
sebagai
agar
mampu
pembangunan
bidang
pelaksana pendidikan formal sangat
pendidikan dan peningkatan kualitas
berperan penting dalam menentukan
sumber daya manusia mempunyai
mutu pendidikan. Keberhasilan dan
korelasi timbal balik yang saling
kegagalan mutu pendidikan sangat
mempengaruhi.
tergantung
mengatakan bahwa bidang pendidikan
kepada
konsistensi,
Muhajir
komitmen, dan kerjasama diantara
memiliki
ketiganya. Oleh karena itu ketiganya
strategis bagi keberhasilan upaya
disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan.
peningkatan kualitas sumber daya
Dalam
menghadapi
antar
bangsa
yang
sangat
manusia atau sebaliknya.
persaingan global dan meningkatnya persaingan
peranan
(1992)
Rendahnya
pada
merupakan
suatu
kinerja
guru
tantangan
yang
millenium ketiga ini mengharuskan
mendasar bagi dunia pendidikan di
setiap
kualitas
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
sumber daya manusia yang siap
hasil tes kompetensi guru SMP secara
bersaing, hal ini penting karena
nasional menunjukkan bahwa 40%
pertumbuhan ekonomi tidak hanya
gura-guru memiliki kompetensi yang
tergantung dari sumber daya alam saja
tidak sesuai dengn yang diharapkan.
tetapi tergantung juga dengan sumber
Data
Negara
memiliki
1
Badan
Standar
Nasional
Pendidikan (BSNP) bahwa 40% guru
oleh beberapa faktor, diantaranya:
yang tidak layak mengajar, dan hanya
kontribusi guru 34%, sarana dan
60% yang layak mengajar dari 1,8 juta
prasarana
guru ditingkat sekolah dasar sampai
(manajemen) 22%, dan waktu belajar
sekolah
18%. Dalam penelitian ini sangat jelas
lanjutan
tingkat
atas.
26%,
Sementara dari hasil tes kompetensi
bahwa
guru di Bali berada di atas tata-rata
mempengaruhi
Standar Nasional yakni 48% (Bali
Kinerja
Post, dalam Tirta Ariantini, 2006).
memberikan dampak terhadap mutu
Melihat kesenjangan antara keinginan
dan
kenyataan
kinerja
pengelolaan
guru
pendidikan
guru mutu
pendidikan.
yang
yang
sangat
rendah akan
rendah
pula.
hasil
Menurut Sumantra Yasa (2004) ciri-
pendidikan saat ini, memunculkan
ciri kinerja guru yang rendah adalah:
tudingan miring yang menyudutkan
disiplin kehadiran yang kurang baik
keberadaan guru, yakni rendahnya
kesekolah maupun ke kelas, sering
mutu pendidikan disebabkan oleh
terlambat mengajar ke kelas, sering
faktor
guru.
meninggalkan
mendahului
waktu
tidak
berakhirnya
pelajaran,
tidak
rendahnya
Walaupun
kinerja
pendapat
ini
sepenuhnya benar, cukup beralasan
menguasai bahan ajar, kurang peka
karena faktor guru paling banyak
dan tidak peduli dengan perubahan
bersentuhan
dan
dengan
murid.
Ada
pembaharuan
dalam
dunia
beberapa faktor yang mempengaruhi
pendidikan, bersikap acuh dan tidak
rendahnya mutu pendidikan selain
suka
guru,
sekolah,
membuat perangkat mengajar, jarang
sarana dan prasarana pendidikan, serta
memeriksa hasil ulangan siswa, lebih
waktu belajar. Walaupun guru hanya
banyak memberikan catatan, tidak
merupakan
mampu
seperti:
pemimpin
salah
satu
penyebab,
membimbing
siswa,
memikirkan
jarang
perbaikan-
kontribusinya paling besar. Hal ini
perbaikan, tidak punya keinginan
dibuktikan oleh hasil studi Heyneman
untuk
dan Loxlei (dalam Wija, 1998) yang
menjalankan tugas hanya sampai pada
mengemukakan
prestasi
batas minimal, puas hanya dengan
belajar siswa di Indonesia ditentukan
melakukan tugas-tugas rutin dari hari
bahwa
2
meningkatkan
kemampuan,
ke hari dan sebagainya.
profesional dalam dua lingkaran besar
Sehubungan kemampuan bahwa
mengajar
guru
tugasnya
telah
dengan
mampu:
dengan
(1)
yaitu
sekolah
dan
masyarakat.
disebutkan
Pendapat ini memberi arti bahwa guru
melaksanakan
yang profesional adalah guru yang
baik,
bilamana
merumuskan
mampu menunjukkan kinerja yang
tujuan
baik
dalam
tugasnya
dan dapat
dengan
masyarakat
instruksional, (2) memahami karakter
berinteraksi
peserta didik, (3) menyiapkan materi
sekolah dan peserta didik, sesama
secara baik sesuai dengan kurikulum,
guru serta anggota masyarakat pada
(4) memilih metode yang tepat, (5)
umumnya.
memanfaatkan media dan sumber
Di sisi lain kinerja guru
belajar, (6) melakukan penilaian hasil
dipengaruhi
belajar dan menganalisis umpan balik
kepemimpinan. Vroom dan Yetton,
hasil evaluasi untuk meningkatkan
kemudian Fiedler (dalam Robins,
mutu
1996)
pendidikan
melalui
proses
belajar mengajar (Usman, 2002). Triyanto
faktor
mengatakan
faktor
kepemimpinn mempengaruhi kinerja bawahannya.
Makin
mengemukakan
kepemimpinan
seseorang,
persepsi
guru
makin tinggi pula kinerja bawahannya
dibebani dengan tiga tugas utama,
atau sebaliknya. Ini berarti kepala
yaitu:
sekolah sebagai pimpinan dalam suatu
Mulyasa, secara
(1992
oleh
2003) fungsional
mendidik,
mengajar,
dalam
dan
maka
melatih peserta didik. Maka untuk
organisasi
menyeimbangkan tugas-tugas tersebut
akan
salah
bawahannya. Pemimpin dalam suatu
satu
caranya
adalah
pola
efektif
kepemimpinannya
mempengaruhi
kinerja
menegakkan disiplin kerja, baik jam
organisasi
akan
membawa
kerja maupun perbuatan tingkah laku.
kebijakkan
dari
suatu
Senada dengan pendapat tersebut,
lembaga tergantung dari kemampuan
Amidjaya (1982) menyatakan bahwa
dan keterampilan dari orang-orang
kualitas guru yang dibutuhkan dalam
yang ada dalam organisasi tersebut
era pembangunan adalah mereka yang
(Harris,
mampu dan siap berperan secara
(dalam
3
1979).
organisasi
Penelitian
Jamaluddin,
arah
Lynch 2003)
menunjukkan bahwa kepemimpinan
mengatakan
kepala
rendah.
sekolah merupakan salah satu faktor
Sebagian besar kepala sekolah masih
yang dapat mendorong sekolah untuk
menangani masalah administrasi saja,
dapat mewujudkan visi, misi, dan
memonitor
atau
tujuan pendidikan di sekolah melalui
membuat laporan keatasan, dan belum
program-program yang dilaksanakan
menunjukkan
sebagai
secara terencana dan terharap. Willes
pemimpin yang profesional. Seorang
(1980) mengatakan, kepemimpinan
pimpinan dalam memberikan fasilitas
merupakan suatu sumbangan yang
untuk menunjang kemampuan guru
cukup berarti terhadap penetapan dan
dan meningkatkan partisipasi pegawai
pencapaian tujuan organisasi/lembaga
didalam suatu organisasi merupakan
melalui individu-individu yang ada di
sasaran
manajemen
personalia.
dalam
organisasi.
Dengan
menerapkan
Manajemen
Weber
(dalam
sekolah
masih
kehadiran
guru,
peranan
kepemimpinan
kepala
Demikian Thota,
juga 2001)
Personalia diharapkan akan terwujud
berpendapat bahwa setiap personil
pegawai yang mempunyai semangat
orang-orang
kerja yang tinggi, tanggap, tangguh
berusaha mencapai tujuan bersama,
dan terampil. Paparan diatas didukung
maka dalam proses tersebut sudah
oleh pendapat Wahjusurnidjo (2001)
terdapat kepemimpinan.
yang menyatakan bahwa keberhasilan suatu
sekolah
pada
dipengaruhi
Sehubungan
hakekatnya
meningkatkan
dengan
kontribusi
pelaksanaan
kepala
pengajaran
oleh
mengatakan
Danim kepala
(2003)
upaya
kinerja
terletak pada efisiensi dan efektivitas sekolah.
untuk
Guru, supervisi
Kepala
Sekolah
sekolah
sebagai supervaisor dapat diperlukan
merupakan faktor kunci utama dalam
agar dalam kaitannya untuk mencapai
penyelenggaraan
tujuan
pendidikan
menjadi
Guru
profesional
disekolah. Kepala sekolah adalah
dalam bidangnya. Disamping berbagai
yang paling bertanggungjawab untuk
usaha yang telah dilakukan oleh
memotivasi guru-guru, memecahkan
pemerintah,
masalah yang ada dalam pencapaian
memperbanyak diri secara mandiri
tujuan. Kemudian Mulyasa (2003)
dengan
4
dirasa
belajar.
Guru
Guru-guru
perlu
juga
mengharapkan
bantuan
lewat
kepada
mereka.
Kemampuan
perpanjangan daya kebijakan dari
berkaitan dengan pengetahuan atau
atasnya
ketrampilan
dalam
wujud
supervisi
yang
diperoleh
dari
pengajaran. Dalam hubungan Pidarta
pendidikan latihan atau pengalaman.
(1999) menyebutkan bahwa supervisi
Sedangkan kemauan berkaitan dengan
pengajaran itu adalah satu-satunya,
motivasi dan keyakinan.
usaha pembinaan Guru-guru yang
Kalau dihubungkan dengan
tetap ajeg, dalam arti dilakukan secara
pembelajaran
kontinyu dan relatif mengenai semua
kepemimpinan tiga dimensi yang
guru.
supervisi
didasarkan pada tiga factor yaitu : (1)
pengajaran itu penting artinya dalam
Prilaku tugas (fast berhavior) (2)
usaha meningkatkan kinerja guru
Prilaku
kemudian
behavior)
Itulah
sebabnya
diuraikan
pula
bahwa
dari
korelasi dan
model
(relation (3)
ship
Kematangan
supervisi dilaksanakan dan diarahkan
(matrurity). Maka tingkat kematangan
kepada hal-hal yang bersifat teknis.
guru
Operasional dalam pendidikan, yaitu
dominan. Oleh karena itu tekanan
guna terlaksananya peningkatan atau
terpenting dari teori ini adalah pada
proses belajar mengajar yang efektif
prilaku pemimpin dalam hubungan
efisien dan relevan. Nilai supervisi
dengan guru. Menurut teori ini gaya
terletak
kepemimpinan
akan
pengajaran yang dicerminkan pada
disesuaikan
dengan
pengajaran siswa.
kemampuan guru. Makin matang
pada
perbaikan
prosedur
merupakan
factor
paling
efektif
jika
tingkat
Selain faktor kepemimpinan
guru, pemimpin harus mengurangi
Kepala Sekolah, gaya kepemimpinan
prilaku tugas dan prilaku hubungan.
pelaksanaan supervisi pengajaran ada
Selanjutnya pada saat guru mencapai
juga faktor lain yang mempengaruhi
kematangan penuh dan sudah dapat
kinerja Guru yaitu tingkat kematangan
mandiri,
guru.
mendelegasikan wewenang kepada
Kematangan
Guru
adalah
kemampuan dan kemauan guru dalam mempertanggung
pimpinan
sudah
dapat
guru.
jawabkan
Berdasarkan uraian fenomena
pelaksanaan tugas yang diberikan
diatas dengan mengidentifikasi faktor-
5
faktor yang mempengaruhi kinerja
Sedangkan secara khusus penelitian
guru, ada sisi menarik untuk dikaji
ini bertujuan untuk mengetahui:
dan
dicermati
sejalan
dengan
1) Kontribusi
antara
gaya
kominten pemerintah secara normatif
kepemimpinan kepala sekolah
untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan
melalui peningkatan kinerja guru,
pada SMA Negeri di Gianyar.
kinerja
guru
serta tuntutan para stake holder
2) Kontribusi antara pelaksanaan
terhadap kinerja guru yang semakin
supervisi pengajaran dengan
tinggi. Dari fenomena di lapangan
kinerja
tidak bisa dipungkiri masih banyak
pada SMA Negeri di Gianyar.
terjadi kesenjangan antara harapan
3) Kontribusi
guru
antara
tingkat
guru
dengan
dan kenyataan. Untuk membuktikan
kematangan
secara ilmiah yang di dukung oleh
kinerja guru pada SMA Negeri
data emperis tentang kesenjangan
di Gianyar.
antara harapan dan kenyataan dalam
4)
Kontribusi
antara
gaya
hal kinerja guru, maka dipandang
kepemimpinan kepala sekolah,
perlu
penelitian
pelaksanaan
Kepemimpinan
pengajaran,
dan
tingkat
Pelaksanaan
kematangan
guru
secara
mengadakan
"Kontribusi Kepala
Gaya Sekolah,
supervisi
Supervisi Pengajaran, Dan Tingkat
bersama-sama dengan kinerja
Kematangan Guru Dengan Kinerja
guru pada SMA Negeri di
Guru Pada Sma Negeri Di Kabupaten
Gianyar.
Gianyar" Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
Metode Analisis Data
dan
Penelitian ini menggunakan
mendeskripsikan kinerja guru pada
rancangan
SMA
yang
dikumpulkan dengan menggunakan
didasarkan atas gaya kepemimpinan
kuisioner dengan model skala Likert.
kepala sekolah, pelaksanaan supervisi
Data di analisis dengan regresi ganda,
pengajaran dan tingkat kematangan
korelasi sederhana, korelasi ganda,
guru.
dan sumbangan efektif.
Negeri
di
Gianyar
6
ex-post
facto.
Data
Informasi yang dicari dalam
kepala sekolah dan produktifitas guru
penelitian ini adalah: (1) motivasi
di SMA Negeri di Kabupaten Gianyar.
guru, kreativitas guru, kepemimpinan
Untuk itu maka dicaari harga rerata
kepala sekolah dan produktifitas guru
(M), standar deviasi (SD), modus
SMA Negeri di Kabupaten Gianyar.
(Mo), dan median (Me) setiap variable
Gambaran umum tersebut berupa skor
yang diteliti. Untuk mendapatkan
rata-rata
skor
harga-harga tersebut diperlukan tabell
terendah, skor tertinggi, modus dan
distribusi frekuensi dan histogram
median; (2) model regresi antara tiga
untuk setiap variable penelitian. Tabel
variabel bebas dan variable terikat
tersebut dibuat dengan cara dmembuat
baik sendiri-sendiri maupun bersama-
kelas interval dengan aturan Sturges
sama,
(Sugiyono, 2010:27).
simpangan
(3)
koefisien
masing-masing digunakan
baku,
regresi
model
untuk
dari
regresi, atau
motivasi kerja guru, kreativitas guru,
menaksir besarnya variansi nilai Y
kepemimpinan kepala sekolah dan
(variabel terikat),
(4)
produktifitas guru di SMA Negeri
masing-masing
Kabupaten Gianyar, rata-rata skor
sumbangan variabel
efektif
bebas
meramal
Untuk melihat kecenderungan
terhadap
variabel
ideal daei semua subyek penelitian
terikat.
dibandingkan
Populasi subjek dalam penelitian
kenyataan.
dengan Dari
rerata
rata-rata tersebut
ini adalah seluruh guru SMA Negeri
dikelompokkan
di Kabupaten Gianyar yang berjumlah
menjadi lima katagori dengan norma
195 orang. Populasi subjek dalam
kerangka teoritik kurva normal ideal,
penelitian ini adalah seluruh guru
seperti berikut:
SMA Negeri di Kabupaten Gianyar
1)
sampel sebanyak 130 orang.
2)
Data yang telah diperoleh dari dideskripsikan
+
1.5
SDi
sangat baik/sangat tinggi
yang berjumlah 195 orang. Jumlah
penelitian
Mi
kecenderungan
Mi + 1,5 SDi baik/tinggi
menurut
3)
msing-masing variable, yaitu motivasi
Mi + 0,5 SDi sedang
kerja, kreativitas guru, kepemimpinan
4)
7
Mi – 0,5 SDi
kurang/rendah 5)
Mi
–
adanya kontribusi yang signifikan 1,5
SDi
antara gaya kepemimpinan kepala
sangat kurang.sangat rendah
sekolah dengan kinerja guru pada
Keterangan : Mi
= ½
SMA
(skor maksimum + skor
Negeri
Gianyar,
di
Kabupaten
dengan
koefisien
minimum)
kontribusi sebesar 0,966. Hal ini
SD = 1/6 (skor maksimum – skor
berarti
minimum)
kepemimpinan
(Dantes, 1983:25)
maka semakin baik kinerja guru.
Uji
prasyarat
analisis
semakin
baik
kepala
2) Kecenderungan
gaya sekolah
pelaksanaan
diperlukan guna mengetahui apakah
supervisi pengajaran pada SMA
analisis data untuk pengujian hipotesis
Negeri di Kabupaten Gianyar
dapat dilanjutkan. Beberapa teknik
berada
analisis data menuntut uji prasyarat
152,53.
analisis. Antara lain uji normalitas dan
pelaksanaan supervisi pengajaran
homogenitas data, analisis regresi,
pada SMA Negeri di Kabupaten
selain mempersyaratkan uji normalitas
Gianyar berada pada kategori baik.
juga, mempersyaratkan uji linearitas,
Hasil
uji heterokedasitas, uji autokorelasi
menunjukan
dan
signifikan
antara
analisis data menggunakan regresi
supervisi
pengajaran
linear berganda.
kinerja guru. Adapun kofisien
uji
multikolinearitas.
Teknik
pada
rata-rata
sebesar
Kecenderungan
analisis
kontribusi
kontribusi
yang
pelaksanaan dengan
kontribusinya sebesar 0,640. Hal ini menunjukan semakin baik
Hasil Penelitian 1) Kecenderungan kepemimpinan SMA
Negeri
Gianyar
kepala di
gaya
pelaksanaan supervisi pengajaran
sekolah
maka semakin baik pula kinerja
Kabupaten
guru.
berada pada rata-rata
Determinan
supervisi
pelaksanaan
pengajaran
dengan
155,22 sehingga termasuk dalam
kinerja guru pada SMA Negeri di
kategori
Kabupaten Gianyar sebesar 93,7
kontribusi
baik.
Hasil
menunjukan
analisis bahwa
%.
8
3) Kecenderungan
tingkat
Implikasi Penelitian
kematangan guru berada pada
1) Mengefektifkan gaya
rata-rata sebesar 142,32, hasil ini menunjukan kematangan
bahwa guru
pada
kepemimpinan kepala sekolah
tingkat
Secara
SMA
kepemimpinan
empiris
gaya
kepala
sekolah
Negeri di Kabupaten Gianyar
berkontribusi secara signifikan dengan
berada dalam kategori cukup baik.
kinerja guru. Kecenderungan gaya
Hasil
kontribusi
kepemimpinan
kontribusi
adalah gaya direktif. Kepemimpinan
analisis
menunjukan
adanya
yang
diterapkan
dilaksanakan
yang signifikan antara tingkat
direktif
jika
bawahan
kematangan guru dengan kinerja
(guru) dalam tingkat
guru, dengan koefisien kontribusi
rendah, dan memerlukan petunjuk
sebesar 0,642. Dengan demikian
serta pengawasan yang jelas.
kematangan
makin baik tingkat kematangan
Dan beberapa paparan tentang
guru maka makin baik pula kinerja
gaya kepemimpinan kepala sekolah,
guru.
ada beberapa hal pokok yang perlu
4) Hasil penelitian ini menunjukan
peneliti sampaikan untuk mencapai
kontribusi yang signifikan antara
kepemimpinan yang optimal dalam
gaya
lingkup sekolah antara lain:
kepemimpinan
sekolah,
pelaksanaan
pengajaran,
kepala supervisi
dan
1.
Mampu memberdayakan guru-
tingkat
guru untuk melaksanakan proses
kematangan guru secara bersama-
pembelajaran dengan baik, lancar
sama
dan produktif.
dengan
kinerja
guru.
Sumbangan efektif untuk masingmasing
variabel
adalah;
kepemimpinan efektifnya
2.
gaya
menyesuaikan
kepemimpinan
sumbangan sebesar
Dapat
gaya dengan
kematangan bawahan, seorang
44,8%,
kepala
sekolah
pelaksanaan supervisi pengajaran
mengenal
secara
44,7%, tingkat kematangan guru
karakteristik
sebesar 5,38%.
dalam
mendalam
guru,
sehingga
menerapkan
kepemimpinan
9
hendaknya
gaya
disesuaikan
dengan karakteristik guru. 3.
Memberikan
kebebasan,
Berdasarkan hasil penelitian
kemandirian serta keleluasaan
ini menunjukan bahwa pelaksanaan
yang substransial bagi para guru
supervisi
dalam berinovasi dan berkreasi
terhadap hasil kinerja guru. Dalam
dalam
upaya
merancang
kegiatan
pembelajaran
4.
supervisi pengajaran.
untuk
pengajaran
meningkatkan
berpengaruh
pelaksanaan
supervisi pengajaran perlu dilakukan
meningkatkan mutu pendidikan.
beberapa
Meningkatkan
(1) berusaha untuk menolong guru-
dalam
kemampuan
berkomunikasi
baik
guru
upaya
agar
antara
dengan
lain:
kesadarannya
personal maupun intrapersonal
sendiri dapat berkembang dan tumbuh
melalui pelatihan pengembangan
menjadi guru yang lebih cakap dan
cara berkomunikasi yang efektif,
lebih di dalam menjalankan tugas, (2)
karena pada dasarnya pemimpin
membantu guru-guru melihat dengan
erat
jelas tujuan pendidikan, (3) membantu
kaitannya
dengan
kemampuan komunikasi. Hal
penting
guru-guru di dalam
lainnya
yang
membimbing
pengalaman mengajar, (4) membantu
berkaitan dengan kepemimpinan
guru-guru
kepala
sumber-sumber pengalaman belajar,
sekolah
kemampuan dalam
adalah
kepala
sekolah
mengembangkan
(5)
guru.
Prinsip-prinsip
dan
praktik
kepemimpinan
dalam
membantu
menggunakan
guru-guru
dalam
memahami kebutuhan belajar siswa,
praktik-
(6)
membantu
menggunakan
guru-guru alat
dan
dalam metode
hendaknya
dikaitkan
dengan
pengajaran modern, (7) membantu
peranan
kepala
sekolah
guru-guru dalam menilai kemajuan
memelihara hubungan dengan
murid-murid dan hasil pekerjaan guru
guru, pegawai, siswa dan orang-
itu sendiri, (8) membantu guru-guru
orang di luar komuniti tempat
memberi reaksi mental atau moral
sekolah berada.
kerja
guru-guru
dalam
rangka
pertumbuhan pribadi jabatan mereka, 2)
Meningkatkan
pelaksanaan
(9) membantu guru-guru di sekolah
10
sehingga mereka merasa gembira
rendah disingkat (Ml), (2) kematangan
dengan tugas yang diembannya, (10)
(K)
membantu
disingkat (M2),
mudah
guru-guru
mengadakan
agar
lebih
tingkat
menengah
rendah (3)
penyesuaian
kematangan (K) tingkat menengah
terhadap masyarakat dan cara-cara
tinggi disingkat (M3), kematangan (K)
menggunakan sumber masyarakat dan
tingkat tinggi disingkat (M4). Masing-
seterusnya, dan (11) membantu guru-
masing
guru agar waktu dan tenaga guru
dipaku di atas memiliki kemampuan
dicurahkan
dan kemauan yang berbeda dalam
sepenuhnya
dalam
tingkat
kematangan
pembinaan sekolah.
melaksanakan tugas.
3) Peningkatan tingkat kematangan
Saran
guru
yang
Berdasarkan hasil penelitian
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
krmatangan terhadap
guru kinerja
ini
ini
tingkat
bahwa
terdapat
kontribusi yang signifikan antara gaya
berpengaruh guru.
menunjukan
kepemimpinan
Tingkat
kepala
sekolah,
pelaksana supervisi pengajaran dan
kematangan guru harus diwujudkan
tingkat
sebagai usaha meningkatkan kinerja
kinerja guru pada SMA Negeri di
guru.
dengan
Kabupaten Gianyar, artinya variabel-
kematangan
variabel di atas dapat memprediksi
bukanlah soal yang sederhana, tentang
kinerja guru. Berdasarkan temuan
matang atau tidak matang tetapi
tersebut dapat disarankan beberapa hal
berhubungan dengan derajat. Jadi
antara lain :
untuk
1)
Dalam
kematangan
hubungan guru,
menentukan
gaya
kematangan
guru
dengan
Hasil temuan menunjukan bahwa
kepemimpinan mana yang cocok pada
gaya
derajat kematangan tertentu, dibuat
sekolah pada SMA Negeri di
batas-batas
Kabupaten
kematangan
dengan
kepemimpinan
kepala
Gianyar
membagi kontinum kematangan atas
dikategorikan baik. Kategori ini
empat tingkat kematangan (K) sebagai
masih
berikut: (1) kematangan (K) tingkat
perhatian
11
perlu untuk
mendapat berusaha
secara
terus
menerus
meningkatkan
gaya
kepemimpinan dengan
melaksanakan
yang
kondisi
pengajaran
sesuai
sekolah
supervisi secara kontinyu,
meningkatkan
dan
guru
motivasi
melalui
kerja
pemberian
bawahan sehingga upaya untuk
penghargaan yang sesuai bagi
mencapai hasil yang lebih baik
guru yang mempunyai tigkat
dapat
kemampuan
terwujud.
Gaya
ini
dan
kemauaan
sebenarnya memandang bawahan
dalam tugas keprofesionalannya,
itu tidak mampu dan tidak mau
(2) memiliki komitmen yang
sehingga
tinggi sebagai kepala sekolah
segala
rugas
oleh
kepala
dikendalikan sekolah.
Gaya
seperti
dalam
upaya
meningkatkan
ini
kinerja guru, (3) selalu percaya
tentunya tidak sesuai dengan
diri dalam bertingkah laku serta
kondisi pendidikan saat ini yang
selalu siap menerima kritik dan
mana berupaya mengoptimalkan
saran
peran serta guru dan warga
bersemangat dan penuh jiwa
sekolah lainnya untuk berkreasi
pengabdian serta tidak merasa
dan berinovasi. Oleh sebab itu
puas
gaya kepemimpinan
diperoleh, (5) kepala
kepala
dari
atas
siapapun,
apa
sekolah semestinya difokuskan
hendaknya
pada gaya kepemimpinan yang
profesionalisme
memberikan
menyangkut
kesempatan
yang
(4)
sudah sekolah
meningkatkan baik masalah
kepada guru untuk berpartisipasi
administrasi, personal maupun
mencari hasil yang lebih baik.
edukatif.
Berkaitan dengan hal itu ada
administrasi kepala sekolah harus
beberapa
peneliti
menyiapkan segala dokumen dan
sarankan sebagai berikut: (1)
surat menyurat serta beberapa
kepala sekolah berusaha secara
laporan
maksimal meningkatkan kinerja
termasuk
guru
keterbukaan masalah anggaran
hal
yang
melalui
komunikasi
peningkatan
dengan
guru,
sekolah,
12
Dalam
kegitan
bidang
sekolah didalamnya
(6)
dalam
bidang
edukatif kepala sekolah mempunyai
guru akan melaksanakan tugas
kemampuan yang
secara
profesional
yang
lebih dibandingkan dengan para
membawa hasil kualitas kinerja
guru dibandingan serta senantiasa
akan
menggali
sekolah semestinya melakukan
informasi-informasi
memuaskan.
Kepala
yang diperlukan dalam bidang
budaya kompetitif yang
pendidikan,
Selalu
memperhatikan
menerapkan gaya kepemimpinan,
psikologis
guru
kepala
harus
memperhatikan kebutuhan guru.
kondisi
Pemberian penghargaan adalah
diharapkan
salah satu bagian dari perhatian
bersifat fleksibel dan terbuka.
kepala sekolah terhadap prestasi
Keterbukaan kepala sekolah akan
guru. Bagi guru perlu disadari
menjadi inspirasi positif bagi
bahwa
guru, tentunya kepala sekolah
merupakan swadharma. Pahala
melibatkan
yang baik hanya diperoleh dari
(7)
dalam
sekolah
memperhatikan bawahan,
2)
harus
serta
guru
dalam
bekerja
baik.
dan
dengan
baik
pengambilan keputusan.
karma yang baik pula. Bekerja
Hasil
pelaksanaan
tidak semata-mata mencari uang,
supervisi pengajaran menunjukan
insentif yang besar bukanlah
bahwa
salah satunya kepuasan, tetapi
temuan
ada
kontribusi
signifikan
antara
supervisi
pengajaran
yang
pelaksanaan
sebagai
dengan
kepuasan yang tiada tara.
penelitian ini maka disarankan kepala
sebagai
supervisor
pemimpin sekolah supervisi
melihat
keberhasilan anak didik adalah
kinerja guru. Mengacu pada hasil
kepada
guru
3)
Hasil temuan tingkat kematangan
sekolah
guru menunjukan bahwa ada
dan
kontribusi yang sigfnifikan antara
satuan pendidikan di
tingkat kematangan guru dan
agar
melaksanakan
pengajaran
kinerja guru. Dari hasil temuan
secara
itu yang perlu peneliti sarankan
bekesinambungan atau terjadwal
adalah:
dengan baik, yang menyebabkan
1.
13
Untuk
menentukan
gaya
kepemimpinan dan wibawa
menerapkan
kepemimpinan mana yang
kepemimpinan
cocok
di
terapkan
pada
yaitu
derajat
kematangan
guru
tindakan
agar
kepala
sekolah
mengklasifikasi
guru
kekontinim empat kematangan, pembagiannya
pola situsional,
dapat
mengambil (gaya
kepemimpinan)
dan
menggunakan
wibawa
tingkat
kepemimpinan yang dimiliki
yaitu
dan seteliti mungkin. Ini
sebagai
berarti
guru
yang
berikut: (1) kematangan (K)
berkematangan
tingkat rendah disingkat Ml,
meraerlukan perilaku yang
(2) kematangan (K) tingkat
diatur dan diarahkan, dan
menengah rendah disingkat
guru
(M2), (3) kematangan (K)
tinggi
memerlukan
tingkat
pendelegasian
tugas
menengah
tinggi
rendah
yang berkematangan
yang
disingkat (M3), kematangan
telah dibebankan kepadanya.
(K) tingkat tinggi disingkat
Semenatar guru-guru yang
(M4).
berkematangan
2. Kepala
sekolah
menilai
dalam
kematangan
diantara guru
yang
kematangan
guru
disebut di atas harus pula
supaya menggunakan
alat
disesuaikan dengan wibawa
yang
disebut
"Evaluasi
kepemimpinan.
kematangan guru disingkat
4)
Hasil
temuan
lainya
adalah
Ek-Guru". Dengan memakai
adanya
Ek guru ini kepala sekolah
signifikan
diperkirakan
dapat
kepemimpinan kepala sekolah
melakukan penilaian terhadap
pelaksana supervisi pengajaran di
kematangan
tingkat kematangan guru secara
guru
setepat
kontribusi
yang
antara
gaya
mungkin.
bersama-sama
Berdasarkan pengetahuan ini
guru
kepala
Kabupaten Gianyar. Dari hasil
sekolah
dapat
14
pada
dengan SMA
kinerja
Negeri
di
temuan
peneliti
ini
ternyata Baedhour, 1998. Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja, Kinerja Sekolah Menengah Umum Sejabotabek, Tesis, Jakarta. Universitas Indonesia
masih ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru yang tidak peneliti kemukakan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, peneliti
memberikan
BPNN dan Bank Dunia, 1999. School Based Mangement. Jakarta: BPN dan Bank Dunia
saran
kepada peneliti yang lain untuk meneliti faktor-faktor yang lainya
Cassio,
yang belum diungkap dalam penelitian
ini,
yang
secara
konseptual berpengaruh terhadap kinerja penelitian
guru,
baik
melalui
kuantitatif
maupun
1991. Teknik Penarikan Sampling Terjemahan Rusdiyansyah. Sampling Technigue 1997. Cetakan: Jakarta, Universitas Indonesia
Candiasa, 2004. Analisis Butir Disertai Dengan Item Bigsteps Dan Spss Unit Penerbitan Singaraja. IKIPNegeri Singaraja.
kualitatif.
DAFTAR RUJUKAN Danim, 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar Kepemimpinan Transforsional Dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran. Jakarta IT: Bumi Aksara
Amstrong, 1988. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Arikuntoro Suharsini, 1986. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara Aroef,
Dantes,
M, 1984. Motivasi dan Produktivitas Makalah. Tidak diterbitkan. Jakarta : Depnaker
1986. Analisis Item. Singaraja: FKIP UNUD
Depdiknas, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Arya Putra, 2006. Kontribusi Prilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Kerja, Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru SMKN 3 Singaraja. Tesis Pasca Sarjana, IKIP Negeri Singaraja
Depdiknas, 1993. Himpunan Keputusan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Di Bidang Pengelolaan Keuangan, Jakarta: Sekjen Biro Keuangan.
15
Depdiknas, 2000. Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta
Organisasi. Terjemahan Agus Darma. Prentice Hall Inc.
Dharma, 1984. Gaya Kepemimpinan Efektif Bagi Para Manajer. Bandung: Sinar Baru
Mulyasa.
_________, 2000. Manajemen Supervisi Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada Gaffar,
1989. Pendidikan Metodelogi. LPTK
_________, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Perencanaan Teori dan Jakarta: P2
Namawi, 1990. Administrasi Personil Untuk peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta: Yayasan Mas Agung
Hadiyanto, 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Rineika Cipta, Yakarta
Pidarta
Sergiovanni Thomas. J. Et.Al 1987. Educational Governmance and Administration. New Jersey Prentice Hall Inc.
_______, 2001. Statistik Yogyakarta, Andi B. UNO, dkk. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta, Dilema Press. Manajemen
Seriniti Ketut, 2005. Kontribusi Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Tesis Pasca Sarjana. IKIP Negeri Singaraja.
Kanafi, 1997. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta Hersey
Made, 1998. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara
Sahertian, 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta
Hadi Sutrisno, 1986. Metodelogi Research 2, Yayasan Penerbit Fakultas Yogyakarta: Psikologi UGM
Hamzah.
E, 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta. PT. Remaja Rosdakarya
dan Blanchard, 1982. Management Of Organitational Behavior, New Jersey. Prentese Hall Inc.
Sumantara Yasa Made, 2004. Ekspektasi Guru Terhadap Kemampuan Kepemimpinan Dan Sikap Kerja Kepala Sekolah Dalam Hubungan Dengan Kinerja Guru SMA
________, 2000. Manajemen Prilaku
16
Negeri Di Kabupaten Jembrana. Tesis Singaraja Program Pasca Sarjana.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Media Duta
Thoha, 2001. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta, Rajawali.
Wahjosumidjo, 1985. Kepemimpinan Dan Motivasi. Choka Indonesia.
________, 1999. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafmdo Persada.
___________,2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah. PT. Radja Grafindo Persada
Tirta Ariantini, 2006. Korelasi Antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi Guru, dan Supervisi Pengawasan Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Denpasar Selatan. Tesis Pasca Sarjana DCIP Negeri Singaraja.
Yudana Made, 2006. Sosok Guru Abad XXI Makalah Seminar In House Training SMK 2 Singaraja. Yukl Gary, A. Phd. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Prenhalinko: Jakarta.
17