PELANGGARAN LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA YANG DILAKUKAN OLEH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, (STUDI KASUS PADA WILAYAH POLRES KABUPATEN TABANAN, DI KOTA TABANAN) Oleh : Putu Wily Oki Pratiwi Dr.I Gusti Ketut Arya Sunu, M.Pd Drs. I Ketut Sudiatmaka,M.Si Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : (1) Menjelaskan bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tabanan. (2) Menjelaskan dan memahami faktor-faktor penyebab siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tabanan melakukan pelanggaran lalu lintas. (3) Menjelaskan dan memahami upaya yang dilakukan oleh aparat kepolisian untuk menanggulangi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tabanan. (4) menjelaskan alternatif dari pemecahan masalah tersebut. Penelitian ini secara metodelogis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah Polres Kota Tananan mengenai Pelanggaran Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Roda Dua Yang Dilakukan Oleh Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, pencatatan dokumen, dan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk pelanggaran lalu lintas diantaranya 1) menggunakan jalan dengan cara yang dapat membahayakan ketertiban atau keamanan lalu lintas. 2) Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan administrasi, 3) Membiarkan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang lain yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Upaya yang dilakukan oleh pihak Sat Lantas Polres Kota Tabanan dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dianggap belum maksimal upaya yang dilakukan yakni preventif dan refresif. Alternatif dari pihak kepolisian disini yaiktu untuk menanggulangi atau mengurangi siswa/sisiwi SMP yang membawa sepeda motor
kesekolah dengan cara masyarakat, kepolisian, guru serta orang tua siswa/siswi bersatu untuk sama-sama bekerja sama memberantas siswa/siswi yang membawa kendaraan sepeda motor kesekolah. Kata-Kata Kunci: Pelanggaran, Siswa SMP, Lalu Lintas
jalan krisna dan warkudara menjadi
1. Pendahuluan Masalah modern masalah
transpotasi
kini
telah
yang
di
dunia
merupakan
amat
esensial.
Kebutuhan sarana transportasi bagi masyarakat modern telah menjadi kebutuhan primer, baik di kota-kota besar maupun di pedesaan. Dunia justru pesatnya
semakin
sempit
kemajuan
di
karena bidang
transportasi baik transportasi laut, udara, maupun transportasi di darat. Ketidaksiapan tersebut antara lain nampak misalnya pada kesadaran hukum warga masyarakat dalam menggunakan
sarana
transportasi
darat di jalan-jalan darat. Salah satu faktor yang menunjukkan rendahnya kesadaran hukum masyarakat dalam berlalu lintas adalah dari segi proses penyelesaian pelanggaran lalu lintas.
sarang siswa/siswi SMP Negeri 2 Tabanan dan SMP negeri 3 Tabanan untuk memarkir sepeda motornya. Hal
tersebut
sudah
menjadi
pemandangan yang biasa yang terjadi setiap jam
sekolah oleh
warga
diseputar wilayah tersebut. Banyak warga
diseputar
mengeluhkan
jalan
tersebut
fenomena
tersebut,
karena parkir liar para siswa/siswi tersebut mengganggu jalannya lalu lintas di seputar jalanan tersebut, belum lagi saat jam pulang sekolah. Banyak
siswa/siswi
yang
menongkrong-nongkrong,
negebut-
ngebutan motor
dan
secara
membawa
sepeda
ugal-ugalan
tanpa
menggunakan helm. Hal tersebut diresahkan warga karena, daerah tersebut
merupakan
pemerintahan
atau
daerah
kantor-kantor
Sebagai contoh nyata, di sekitar
penting di wilayah Kota Tabanan,
wilayah areal kantor Bupati Tabanan,
jadi banyak kendaraan yang yang
kantor Camat Tabanan, areal pinggir
terganggu saat melewati wilayah
sekolah SMP Negeri 2 Tabanan,
tersebut.
SMP Negeri 3 Tabanan dan seputar
terjadi diwilayah tersebut, karena
Kemacetan
pun
sering
parkir sembarang yang dilakukan
untuk menyusun datan yang telah
oleh
diperoleh dalam beberapa tahapan-
siswa/siswi
banyaknya
SMP
tersebut,
siswa/siswi
yang
tahapan.
Dengan
nongkrong dipinggir jalan sembari
pengolahannya
memarekan motornya.
menghubungkan
ini
cara adalah
data
yang
ada
dengan pembahasan untuk diketahui
2. Metode Penelitian Penelitian
demikian
apakah data yang diperoleh sudah mengguanakan
rancangan
deskriptif
kualitataif.
Penelitian
deskriptif
kualitatif
adapat
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
yang
muncul
dalam
penelitian
maka
peneliti
akan
diartikan sebagai suatu penelitian
melakukan penggalian data yang
dengan prosedur yang menghasilkan
lebih intensif / lebih mendetail dan
data deskriptif, yang bersumber dari
lebih mendalami lagi atau lebih
tulisan atau ungkapan tingkah laku
mengarah pada sasaran yang dituju.
yang dapat diobservasi dari manusia (Ashshofa,
1988:16).
Dalam
penelitian ini, subyek penelitiannya adalah
Polres
Kota
Tananan
mengenai Pelanggaran Lalu Lintas Kendaraan
Bermotor
Roda
Dua
Yang Dilakukan Oleh Siswa Sekolah Menengah Pertama. Mengacu pada data yang diperlukan dalam mengkaji masalah penelitian ini maka peneliti dalam
pencarian
data
yang
diperlukan menggunakan beberapa
Cara-cara
yang
ditempuh
diantaranya adalah Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan membuat catatancatatan
mengenai
data
yang
didapatkan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah dibuat dan direncanakan, yakin melalui, obsevasi, kepustakaan, wawancara, pencatatan dokumen, dan kuesioner. Kemudian tahap kedua yang
metode / teknik pengumpulan data,
dilakukan
yakni
wawancara,
diperoleh dan terkumpul maka tahap
pencatatan dokumen, dan kuesioner.
berikutnya adalah membuat deskripsi
Dalam mengolah data yang telah
tentang semua data tersebut agar
didapatkan
menemui
masalah yang akan diteliti semakin
berbagai langkah yang sistematis
terlihat jelas dan dengan jelasnya
:
observasi,
tentu
akan
adalah
setelah
data
permasalahan melakukan
peneliti rekonstruksi
dapat atau
1. Menggunakan jalan dengan yang
dapat
perbaikan seperti halnya pembuatan
membahayakan
ketertiban
konsep, mencari hubungan sebab
atau keamanan lalu lintas.
akibat yang ada dan melakukan interprestasi data terhadap seluruh data yang telah diperoleh.
cara
2. Mengemudikan
kendaraan
bermotor yang tidak dapat memperlihatkan Surat Izin
Tahap ketiga adalah dengan
Mengemudi (SIM), STNK,
mereduksidata dengan permasalahan
Surat Tanda Uji Kendaraan
yang ingin diketahui jawabnnya,
(STUJ) yang sah atau tanda
dalam artian mencari jawaban dari
bukti
apa
yang menjadi permasalahan
peraturan yang berlaku atau
dalam penelitian ini sehingga dapat
dapat memperlihatkan tetapi
dibuat suatu kesimpulan dari hasil
masa
penelitian sendiri dan kesimpulan
kadaluarsa.
tesebut nantinya menjadi hasil akhir dari penelitian ini. 3. Hasil
sesuai
berlakunya
3. Membiarkan
sudah
atau
memperkenankan kendaraan
Penelitian
dan
bermotor dikemudikan oleh orang
Pembahasan 3.1 Menjelaskan
lainnya
bentuk-bentuk
pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh siswa Sekolah
lain
memiliki
yang Surat
tidak Izin
Mengemudi (SIM). 4. Tidak memenuhi ketentuan
Menengah Pertama (SMP) di
peraturan
Kota Tabanan
undangan lalu lintas jalan
Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas antara lain: (Wawancara dengan KAU Binop/KBO I Gst Ngurah Bagus Astawa, S.H., tanggal 4 Februari 2014)
tentang penerangan,
perundang-
penomoran, peralatan,
perlengkapan kendaraan. 5. Membiarkan
kendaraan
bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda
nomor kendaraan yang sah, sesuai dengan Surat Tanda Nomor
Kendaraan
48
membawa
siswa
20
kendaraan
siswa sepeda
yang motor kesekolah dan tidak meiliki
bersangkutan. 6. Pelanggaran
terhadap
SIM. Begitu juga di SMP Negeri
perintah yang diberikan oleh
3 Tabanan kelas 8G dari 42 siswa,
petugas pengatur lalu lintas
23 siswa membawa kendaraan
jalan, tanda
rambu-rambu yang
atau
ada
di
Berdasarkan hasil kuisioner yang kepad
dilakukan
oleh
siswa/siswi
penulis
SMP
di
Tabanan, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan pelanggaran lintas
kendaraan
dengan
membawa
sepeda
motor
kesekolah yang dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang di peroleh dari 2 (dua) Sekolah Negeri di Kota Tabanan yaitu 43 siswa yang melakukan membawa
pelanggaran kendaraan
sepeda
motor
kesekolah
dan
belum memiliki SIM. Dan yang
permukaan jalan.
lalu
murid
sepeda
motor ke sekolah. Di SMP Negeri 2 tabanan yaitu kelas 8C dengan
dilakukan oleh siswa baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun yang berjenis kelamin perempuan. Dari
ke
dua
sekolah
negeri
tersebut hanya beberapa siswa saja yang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) namun cara mendapatkan SIM tersebut dengan memanipulasi usia siswa yang bersangkutan. Kurangnya disiplin atau ketaatan pada tahap awal menimbulkan pelanggaranpelanggaran terhadap ketentuan lalu lintas. Untuk mengetahui jumlah pelanggaran lalu di Kota Tabanan,
penulis
telah
menguraikannya
dalam
bentuk
pelanggaran
lalu
lintas
yang
tabel. Bahwa pelanggaran lalu
dilakukan oleh anak dilihat dari
lintas yang dilakukan oleh Siswa
tingkat pendidikan yang terjadi di
Sekolah Menengah Pertma dari
Kota Tabanan dari tahun 2011
tahun 2009 sampai tahun 2011,
sampai dengan tahun 2013 yaitu
tercatat
1822.
sebanyak
1.032
pelanggaran. Pada tahun 2011 sebanyak 138 pelanggaran atau sekitar 13.87%, pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebanyak 295
pelanggaran
atau
sekitar
27.25%, sedangkan pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan yaitu sebanyak 599 pelanggaran
3.2 Faktor-faktor penyebab siswa Sekolah Menengah Pertama Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa faktor-faktor
terjadinya
siswa/siswi
melakukan
pelanggaran membawa
sekitar
pelanggaran
58.88%. lalu
lintas
Jadi yang
dilakukan oleh Siswa Sekolah
lintas
kendaraan
sepeda
motor kesekolah yang dilakukan oleh
atau
lalu
faktor
siswa/siswi internal
disebabkan dan
faktor
external, dimana faktor internal antara
lain:
faktor
ketidak
disiplinan, faktor kealpaan/lupa, Menengah Pertama (SMP) di Kota Tabanan dari cakupan 3 (tiga) tahun tersebut dapat dilihat
faktor
ketidak
pahaman/ketidaktahuan, faktor
kelalaian.
dan
Sedangkan
faktor externalnya diantaranya mengalami peningkatan. Sesuai dengan data yang
faktor sarana dan prasarana jalan, faktor orang tua, faktor pergaulan bebas.
telah diperoleh dari Kepolisian Faktor internal terdiri dari (1) Sat Lantas Kota Tabanan, tindak
faktor ketidaksiplinan ini terjadi
karena
pengaruh
dimana
siswa
mengetahui
dari
luar,
yang
sudah
peraturan
dari
ugal-ugalan dan parkir liar dari siswa/siswi
SMP
membawa
yang
kendaraan
sepeda
sekolah dan polres terkait siswa
motor
roda
SMP tidak boleh membawa
Faktor
kelalaian
kendaraan
salah satu faktor yang sering
sepeda
motor
kesekolah.
(4)
merupakan
kesekolah, namum karena faktor
mengakibatkan
ketidak disiplinan dan pengaruh
kecelakaan lalu lintas. Sangatlah
dari luar, banyak siswa yang
jelas bahwa faktor kelalaian
masih melanggar tanpa takut
siswa di jalan merupakan salah
sanksi-sanksi yang akan mereka
satu faktor pelanggaran lalu
dapat
faktor
lintas. Terutama di seputaran
kealpaan/lupa yakni kebanyakan
wilayah SMP Negeri 2 dan 3
pengendara melupakan hal-hal
Tabanan
penting dalam berlalu lintas
jantung
kota
seperti lupa membawa SIM dan
letaknya
diapit
STNK bagi seseorang yang
pemerintahan
sudah dapat memiliki SIM. (3)
yang sering terjadi kecelakaan
factor
akibat
nantinya.
(2)
ketidak
terjadinya
yang
letaknya Tabanan oleh
kota
di dan
kantor
Tabanan,
siswa/siswi
yang
pahaman/ketidaktahuan artinya
mengendarai
banyaknya
yang
denga ugal-ugalan dan parkir
dilakukan oleh siswa yang tidak
liar dari siswa/siswi tersebut
mengetahui marka rambu lalu
yang mengakibatkan kemacetat
lintas. Siswa/siswi ini biasanya
lalu lintas.
belum
pelanggaran
memiliki
mengendarai
SIM
sepeda
dan motor
dengan cara ugal-ugalan dimana banyak
masyarakat
yang
mengeluh akan kejadian ini terutama para staf pemerintahan kota Tabanan, dimana beliau merasa terganggu karena prilaku
sepeda
motor
Faktor eksternal terdiri dari (1)
Faktor
orangtua
artinya
sebagian besar beralas mereka memilih membawa kendaraan sepeda
motor
kesekolah
diakibatkan karena kedua orang tua mereka yang bekerja pagi dan arah jalur tempat orang tua
mereka bekerja berlawanan arah
merasa
atau tidak searah dengan sekolah
temannya.
puta/putri mereka. Maka dari itu orang tua mereka mengijinkan putra/putrinya dengan catatan hati-hati di perjalanan dan tidak ugal-ugalan saat mengendarai sepeda motor. (2) Faktor sarana dan prasarana misalnya saja kondisi
jalan
yang
kurang
gengsi
dari
teman-
3.3 Upaya yang dilakukan oleh aparat
kepolisian
menanggulangi
untuk
pelanggaran
lalu lintas yang dilakukan oleh siswa
Sekolah
Pertama
Menengah
(SMP)
di
Kota
Tabanan.
baik/berlubang, marka rambu
Upaya yang dilakukan oleh
maupun alat pemberi isyarat lalu
pihak Sat Lantas Polres Kota
lintas yang kurang baik atau
Tabanan dalam menanggulangi
rusak,
pelanggaran lalu lintas yang
sehingga
kendaraan
pengendara
bermotor
banyak
dilakukan oleh siswa Sekolah
yang melakukan pelanggaran
Menengah
lalu lintas akibat sarana dan
dianggap
prasarana yang tidak memadai.
karena
Selain itu faktor yang banyak
terakhir Sat Lantas Polres Kota
menyebabkan
siswa/siswi
Tabanan selama tahun 2011
membawa klendaraan sepeda
sampai tahun 2013 angka kasus
motor dimana kurangnya sarana
pelanggarannya cukup tinggi.
angkutan
di wilayah
Dalam
(3)
pokok kepolisian untuk selalu
rumah
umum mereka.
Faktor
belum dalam
memelihara
disini
ketertiban,
mempengaruhi
(SMP) maksimal,
hasil
melaksanakan
pergaulan yang sangat bebas sangat
Pertama
operasi
tugas
keamanan, kelancaran
lalu
banyak siswa/ssiwi melanggar
lintas, dan menegakkan hukum,
lalu lintas khusunya membawa
serta memberikan perlindungan,
kendaraan
pengayoman,
kesekolah. membawa
sepeda Dimana sepeda
motor iya motor
keekolah karena bujuk rayu dan
dan
pelayanan
kepada masyarakat. Dalam pelanggaran
penyelesaian lalu
lintas
khususnya banyak siswa/siswi
siswa/siswi
mereka
untuk
smp yang membawa sepeda
membawa
sepeda
motor
motor kesekolah yang dilakukan
kesekolah,
oleh siswa Sekolah Menengah
pihak dewan guru juga tegas
Pertama Negeri (SMP) di Kota
memberikan
Tabanan
siswa/siswinya
lasimnya
ditempuh
selanjutnya
sanksi agar
kepada tidak
dengan prosedur administratif
membawa
yang
dengan
kesekolah, lalu di masyarakat
surat-surat
yang tidak mendukung dengan
isian (formulir) yang terdiri dari
menyewakan halam atau rumah
beberapa rangkap dan masing-
mereka sebagai tempat penitipan
masing
motor. Jika semua komponen ini
dilakukan
mempergunakan
warna
mempunyai
fungsi.
motor
telah bersatu maka polisi selaku
3.4 Kendala dan Alternatif Dalam Memecahkan Masalah
akan bertindak lebih tegas dan
tegas
jika
menemukan
menanggulangi
siswa/siswi yang menggunakan
atau mengurangi siswa/sisiwi
seram sekolah SMP membawa
SMP yang membawa sepeda
sepeda
motor kesekolah dengan cara
dengan KAU Binop/KBO I Gst
masyarakat,
Ngurah Bagus Astawa, S.H.
serta
untuk
aparat penengak hukum juga
memberikan sanksi yang lebih
Dari pihak kepolisian disini yaiktu
sepeda
dari
orang
bersatu
kepolisian, tua
untuk
bekerja
sama
guru
siswa/siswi
tabanan
sama-sama
hambatan
motor.
4
(wawancara
februari yang
yang
2014). dilalu
memberantas
contohnya salah satunya adalah
membawa
sifat para siswa yang sudah
motor
dilarang besoknya bisa seidikit
kesekolah. Karena hanya dengan
berubah namun setelah tidak
jalan
siswa/siswi
yang
kendaraan
sepeda
itu
dapat
mengurai
diadakan teguran melakukan hal
siswa/siswi
yang
membawa
atau kesalah yang sama kembali.
motor kesekolah. Mulai dari
Hal ini terus menerus dilakukan
orang tua yang melang tegas
siwa/siswi yang memang dari
segi
umur
katagori
mereka
peralihan
dari
masuk
sebanyak 138 pelanggaran atau
segi
sekitar 13.87%, pada tahun 2012
anak-anak ke segi umur remaja.
mengalami
Jadi
dipungkiri
sebanyak 295 pelanggaran atau
kenakalan-kenakalan seperti ini
sekitar 27.25%, sedangkan pada
rentan terjadi. Semakin dilarang
tahun 2013 juga mengalami
setelah itu akan mulai berubah
peningkatan yaitu sebanyak 599
namun jika dilihat ada celah
pelanggaran
untuk melanggar sedikit siswa
58.88%. Jadi pelanggaran lalu
itu pasti akan melakukan hal
lintas yang dilakukan oleh Siswa
yang sama atau pelanggaran
Sekolah
yang sama. Maka dari Itulah
(SMP) di Kota Tabanan dari
para dewan guru setiap hari
cakupan 3 (tiga) tahun tersebut
senen
dapat
tidak
bisa
tidak
henti
memberi
peningkatan
atau
sekitar
Menengah
dilihat
Pertama
mengalami
pengarahan dan razia keliling
peningkatan. Berdasarkan data
agar
untuk
yang diperoleh , dapat diketahui
motor
bahwa
siswa/siswi
membawa
jera
sepeda
jumlah
pelaku
kesekolah. (wawancara dengan
pelanggaran
wakasek kesiswaan SMP N 2
membawa
Tabanan Ni Ketut Ariwati, S.Pd,
motor roda dua kesekolah di
M.Pd)
2(dua
)
lalu
lintas
kendaraan
Sekolah
sepeda
Menengah
Pertama Negeri di Kota Tanan
4. Penutup
berdasarkan jenis pelanggaran
Sesuai
dengan
pokok
(pasal) sebanyak 45 siswa. Pada
permasalahan diatas, maka dapat
Pasal 281 (tidak memiliki Surat
ditarik
Izin Mengemudi (SIM) terdapat
kesimpulan
bahwa
pelanggaran lalu lintas yang
30
dilakukan oleh Siswa Sekolah
pelanggaran,
Menengah Pertma dari tahun
(rambu lalu lintas) terdapat 14
2009
2011,
siswa
1.032
pelanggaran, Pasal 288(1) (tidak
pelanggaran. Pada tahun 2011
membawa Surat Tanda Nomor
tercatat
sampai
tahun
sebanyak
siswa
yang
yang
melakukan
Pasal
287(1)
melakukan
Kendaraan Bermotor) terdapat 3
pelanggaran lalu lintas yang
siswa
dilakukan oleh siswa Sekolah
yang
melakukan
pelanggaran, sedangkan pada
Menengah
Pasal 291(1) (tidak mengenakan
dianggap
helm
karena
standar
nasional
Pertama belum
dalam
(SMP) maksimal,
hasil
operasi
Indonesia) terdapat 12 siswa
terakhir Sat Lantas Polres Kota
yang melakukan pelanggaran.
Tabanan selama tahun 2011
Faktor
sampai tahun 2013 angka kasus
internal
dan
faktor
external, adalah dua faktor yang menyebabkan membawa motor
siswa/siswi
kendaraan
sepeda
kesekolah.
Dimana
pelanggarannya cukup tinggi. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang RI No. 2 Tahun
faktor internal antara lain: faktor
2002 tentang Kepolisian Negara
ketidak
Republik Indonesia.
disiplinan,
kealpaan/lupa,
faktor
faktor
ketidak
pahaman/ketidaktahuan, faktor
kelalaian.
dan
Sedangkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
faktor externalnya diantaranya faktor sarana dan prasarana
A Zainal Abidin Farid. 1995. Hukum
jalan, faktor orang tua, faktor
Pidana I. Jakarta: Sinar Grafika.
pergaulan bebas.
Fadli Sandi. 2012. Tinjauan
Faktor Internal diantaranya a)
Kriminologis Terhadap
faktor ketidaksiplinan, b) faktor
Pelanggaran Lalu Lintas
kealpaan/lupa, c) faktor ketidak
Mengendrai Kendaraan
pahaman/ketidaktahuan
beermotor Tanpa dilengkapi
dan
faktor kelalaian Faktor external
Surat Izin Mengemudi Dikota
diantaranya
Makassar.
faktor
orangtua,
faktor sarana dan prasarana dan
Arikunto, Suharsimi. 1989,
faktor pergaulan bebas. Upaya
Manajemen Penelitian. Jakarta:
yang dilakukan oleh pihak Sat
Departemen
Lantas Polres Kota Tabanan
Kebudayaan. Direktorat jenderal
dalam
Pendidikan Tinggi.
menanggulangi
Pendidikan dan
Ashshofa, Burhan. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nasution, Andi Hakim. 1992.
Soekanto. 1981. Pokok-pokok Hukum Adat . Alumni Bnadung Kartono, K. 1986. Psikhologi Anak. Bandung: Penerbit Alumni
Panduan Berfikir dan Meneliti Secara Ilmiah Bagi Remaja. Jakarta: PT. Grasindo. Netra. 1974. Metodologi Penelitian.
Papalia, Olds & Fielman.2004. Human development. New York: Mc Graw HillInc.
Singaraja: Biro Penelitian IKIP Unud Sucipta, I Made. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan (Bahan Ajar
Soekanto, 1982. Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat. Jakarta: C.V. Rajawali
Kelas X Semester I). Singaraja: Tim Fascom Grafi. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Tutik, Titik t 2008, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta Kencan Medeia Group
Bandung : CV. Alfabeta. Soekanto, Soerjono. 1998. Pokokpokok Sosiologi Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
TO, Ihroni. 1984. Antropologi Hukum. Jakarta: Yayasan Obor Jakarta