ARTIKEL Judul MONUMEN TUGU PERJUANGAN WIRA WIJAYA SAKTI DI DESA GALUNGAN, SAWAN, BULELENG (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG, FUNGSI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA)
Oleh I Ketut Agus Adijaya 1014021026
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
MONUMEN TUGU PERJUANGAN WIRA WIJAYA SAKTI DI DESA GALUNGAN, SAWAN, BULELENG (DITINJAU DARI LATAR BELAKANG, FUNGSI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA)
Oleh : I Ketut Agus Adijaya, (Nim 1014021026 ) (e-mail:
[email protected]) Dr. I Ketut Margi, M.Si*) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang pendirian Monumen Tugu Perjuangan Wijaya Sakti di Desa Galungan, Sawan,Buleleng; (2) fungsi serta nilai-nilai sejarah yang terkandung pada Monumen Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti Desa Galungan; (3) potensi dari Monumen Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik validasi data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti yaitu peristiwa pertempuran antara pasukan pejuang lokal (Nyoman Ratep dan Ketut Neca) yang ikut tergabung dalam pasukan dari I Gusti Ngurah Rai melawan pasukan Belanda pada tanggal 12 Juni 1946 dalam rangka mempertahankan kemerdekaan NKRI. (2) Fungsi dari Monumen Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti yaitu (a) fungsi edukatiif; (b) inspiratif; (c) rekreatif; dan Nilai-nilai yang terkadung di dalamnya yaitu : (a) pendidikan; (b) patriotisme; (c) persatuan dan kesatuan; (d) keindahan. (3) Potensi Monumen Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti sebagai sumber belajar sejarah dapat dilihat pada aspek sejarah dan nilainilai yang terkadung pada monumen. Potensi ini dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran sejarah di SMA kelas XII semester ganjil pada silabus dan RPP kurikulum 2013.
Kata Kunci: monumen, fungsi dan nilai-nilai sejarah, sumber belajar sejarah.
2
ABSTRACT
This research aims to identify (1) the grounds of the installation of Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti Monument in Galungan Village, Sawan District, of Buleleng Regency; (2) the historical functions and values of the monument; (3) the potential of the monument as a learning source of history subject in senior high school. In the research, the data were collected using qualitative method through the steps (1) location determining technique, (2) informant determining technique, (3) data collection techniques (observation, interview, document investigation), (4) data validation technique (data triangulation, triangulation methods) and (5) data analysis technique. The results of the research indicated (1) a historical event as the background of the installation of Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti Monument, which was a battle between the local militia forces (Nyoman Ratep dan Ketut Neca), which was a detachment of the armed forces led by I Gusti Ngurah Rai, against the Dutch military, on the day of 12 June 1946, a struggel to defend Indonesian newly-achieved sovereignty. (2) The functions of Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti Monument includes (a) educative; (b) inspirative; (c) recreative; dan the values embedded in the monument comprises of: (a) educative value; (b) patriotism; (c) coalescence and unity; (d) beauty; (3) The potential of the Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti monument as as a learning source of history subject in senior high school are available from the historical aspects and the values embedded into the monument. This potential could contribute to the history subject teaching and learning in senior high school, expecially class XII, odd semester on their syllabus and lesson plan for Curriculum 2013.
keywords: monument, functions and historical values, history subject learning sourc *) Dosen Pembimbing Artikel
3
kolonialisme Belanda di Bali, kemudian
PENDAHULUAN Diawal kemerdekaan, Indonesia
mengadakan perjalanan ke Yogyakarta
tetap memperjuangkan dan berusaha
untuk mengadakan konsultasi dengan
mempertahankan
dari
Markas Tertinggi mengenai pembinaan
bangsa asing yang ingin menegakkan
Resimen Sunda Kecil dan cara-cara
kembali kekuasaannya di Indonesia.
menghadapi Belanda. Perkembangan
Dalam
situasi politik di pusat pemerintahan
kemerdekaan
rangka
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia, seluruh daerah
Republik
Indonesia
kurang
berjuang mempertahankan wilayahnya
menguntungkannya sebagai akibat dari
dari Belanda yang dikenal bernama
perundingan
NICA
Linggarjati
yang
Indies
Civil
menyatakan bahwa daerah kekuasaan de
Perjuangan
yang
fakto Republik Indonesia yang diakui
dilakukan bangsa Indonesia diawal
hanya terdiri dari Jawa, Madura, dan
kemerdekaan
melalui
Sumatera. Hal itu berarti bahwa Bali
bentuk
tidak diakui sebagai bagian Republik
(Netherlands
Administration).
perundingan
tidak
hanya
melainkan
Indonesia (Sudharmono, 1975: 124).
perlawanan secara fisik yang sering dikenal dengan revolusi fisik (Saputera,
Melihat situasi yang semakin
2007: 202).
sulit dan pengawasan Belanda yang mempertahankan
semakin ketat serta dukungan rakyat
kemerdekaan pada masa revolusi fisik
yang semakin lemah akibat kekejaman
(1945-1950), Indonesia berada dalam
Belanda
kondisi “darurat perang” di beberapa
semangat
daerah, salah satunya adalah di Bali.
mengadakan perjalanan panjang dari
Perjuangan ini bermula dari usaha
Barat ke Timur. Perjalanan ini dikenal
Belanda untuk mendirikan satu negara
dengan
boneka di wilayah Indonesia bagian
perjalanan. Adapun tujuan dari long
timur dengan mendaratkan kurang lebih
march ini adalah untuk menyadarkan
2000 pasukan Belanda di Bali pada
dan membangkitkan kembali semangat
tanggal 2 dan 3 Maret 1946 disertai
perjuangan rakyat di setiap daerah, serta
tokoh-tokoh Bali yang pro Belanda.
yang
Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai
mengalihkan
yang
kawasan
Selama
sangat
menentang
adanya
4
maka
untuk
menambah
rakyat
nama
diputuskan
long
terpenting
march
adalah
perhatian
Timur
(Pidada,
atau
untuk
musuh
ke
1985:80).
Selama diadakan long march, I Gusti
bahwa monumen ini adalah monumen
Ngurah Rai bersama pasukannya yang
perjuangan saja tanpa mengetahui arti
bernama pasukan Ciung Wanara sering
dari simbol atau relief yang tergambar
dihadang
dari monumen tersebut.
oleh
pasukan
Belanda.
Sehingga sering terjadi pertempuran
Apabila
antara pasukan Ciung Wanara dengan pasukan
Belanda
(NICA)
yang
mengakibatkan tidak sedikit menelan
mengenang
pahlawan,
jasa-jasa
pemerintah
menentang
kolonialisme
Belanda.
2013 kelas XII. Pada kompetensi intinya
memiliki banyak peninggalan yang bisa kita lihat terkait aksi para pejuang saat
yang
Tugu
berdiri
dituntut
untuk
bisa
memahami,
menerapkan,
dan
menganalisis
pengetahuan
faktual
pada
Perjuangan Wira Wijaya Sakti. Monumen
siswa
untuk memecahkan masalah, sedangkan
menentang kolonialisme Belanda. Salah Monumen
Wira
mata pelajaran sejarah pada kurikulum
dari kabupaten yang ada di Bali ini
adalah
Perjuangan
kompetensi inti dan kompetensi dasar
Buleleng yang merupakan salah satu
satunya
Tugu
pelajaran sejarah. Ini dapat dilihat dari
monumen perjuangan sebagai tonggak daerah
Monumen
sejarah,
pada kurikulum 2013 khususnya untuk
mendirikan
perjuangan
pembelajaran
sejarah sangat sesuai untuk diterapkan
para
peringatan
konteks
dengan
Wijaya Sakti sebagai sumber belajar
korban jiwa dari kedua belah pihak. Untuk
dikaitkan
di
kompetensi
dasarnya
dituntut
menganalisis
bangsa
Indonesia
mempertahankan
siswa
perjuangan dalam
upaya
kemerdekaan
dari
kawasan Desa Galungan ini, dapat
ancaman Jepang, Sekutu, dan Belanda.
dijadikan salah satu sumber belajar
Saat ini kegiatan pembelajaran sejarah
sejarah dan sekaligus memiliki peran
lebih banyak dilakukan di dalam kelas
vital sebagai media pewarisan nilai-nilai
dan sumber-sumber yang dipakai untuk
kebangsaan bagi generasi muda. Di
belajar
mana saat ini makna dan nilai-nilai
mengandalkan LKS dan beberapa buku
yang ada dibalik bangunan monumen
sumber yang tidak semua dimiliki oleh
tersebut tidak banyak dipahami oleh
setiap
masyarakat khususnya para pemuda.
pembelajaran,
Kaum
dalam menjelaskan atau memaparkan
pemuda
hanya
mengetahui
5
masih
siswa. guru
terbatas,
hanya
Dalam
proses
lebih
dominan
sebuah
materi
sehingga
kurangnya
media
pembelajaran,
(2)
fungsi
keaktifan siswa untuk berpikir kritis
inspiratif
dalam mengikuti pembelajaran. Dalam
dijadikan inspirasi menyangkut sikap-
hal ini, monumen dapat dijadikan
sikap tokoh yang diabadikan pada
sebagai
monumen
sumber
belajar
untuk
yakni
monumen
untuk
dapat
menciptakan
menambah pemahaman dan pengetahun
kehidupan yang lebih baik, (3) fungsi
siswa, yang dapat dilakukan baik
rekreatif yakni pemanfaatan monumen
dengan kunjungan maupun aktivitas
sebagai hiburan bagi masyarakat. Selain
yang berkaitan dengan karya tulis
memiliki fungsi, monument tersebut
maupun
juga mengandung nilai sejarah yang
tugas
lainnya.
Apabila
dikaitkan dengan kedua kompetensi
amat
tersebut Monumen Tugu Perjuangan
terkandung antara lain nilai pendidikan,
Wira Wijaya Sakti sangat sesuai untuk
nilai pendidikan, nilai patriotisme, nilai
dijadikan sumber pembelajaran sejarah
persatuan
khususnya pada jenjang pendidikan
keindahan.
SMA.
dan
sejarah
kesatuan
Metode
mengetahui latar belakang serta proses
dan
yang
nilai
kualitatif diantaranya terdapat (1) teknik
Perjuangan Wira Wijaya Sakti serta
penentuan lokasi penelitian. Lokasi
potensi dari Monumen Tugu Perjuangan
yang dituju yaitu Monumen Tugu
Wira Wijaya Sakti sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini
mengabdikan
bertujuan
jiwa
beberapa
para
fungsi
dapat
dijadikan
(2)
teknik
penentuan
Neca,
Made
Gelgel,
Gede
Wenten, I Gede Surya, Ni Made Tian Wihantini, I Gede Darna, dan Ketut
di
Tawan. (3) teknik pengumpulan data
antaranya (1) fungsi edukatif yakni monumen
Galungan;
Ketut
pahlawan dari masa ke masa. Monumen memiliki
Wijaya Sakti di Desa
memperoleh data yaitu Nyoman Ratep,
untuk
pejuang
Perjuangan
informan. Informan yang dituju untuk
menyangkut latar belakang pendirian yang
yang
metode penelitian kualitatif. Metode
yang terkandung pada Monumen Tugu
monumen
penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah
pembangunan, fungsi dan nilai-nilai
(observasi,
sebagai
wawancara,
kajian
dokumen), (4) teknik validasi data
6
Nilai
METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk
juga
besar.
(triangulasi data, triangulasi metode),
Sunda
Kecil
dan (5) teknik analisis data.
ditetapkan menjadi ibu kota provinsi (Tirtayasa,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
2000:
mempertahankan Latar Belakang Pendirian Monumen
Singaraja
Untuk
25). proklamasi
dan
Pemerintah Sunda Kecil maka dibentuk
Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti.
pasukan pertahanan, di mana I Gusti
Latar belakang pendirian sebuah
Ngurah Rai diangkat sebagai komando
monumen tentu didasari oleh beberapa
kepala
alasan dan tujuan tertentu. Pendirian
Rakyat) Sunda Kecil. Setelah mendapat
monumen juga tidak terlepas dari faktor-
pengakuan dari markas besar TKR di
faktor yang mempengaruhi, sehingga
Jogjakarta,
dibangun monumen pada suatu daerah.
menghimpun dan melakukan ikhtiar
meliputi faktor
untuk mempersatukan pasukan di Bali.
Faktor-faktor tersebut
TKR
I
(Tentara
Gusti
Keamanan
Ngurah
Rai
historis, faktor politik, faktor budaya,
Dengan
maupun faktok pendidikan. Pendirian
membentuk suatu organisasi pertahanan
Monumen
Wira
dengan nama MBO (Markas Besar
Wijaya Sakti di Desa Galungan tidak
Oemum) yang berkedudukan di Desa
terlepas
Munduk Malang, Tabanan (Ardana,
Tugu
dari
Perjuangan
faktor
melatarbelakanginya. Monumen
Tugu
historis Di
yang lokasi
Perjuangan
pertempuran
pejuang
dengan
mempertahankan
antara
Belanda
Wira
Melihat
kekejaman
yang
Belanda
maka
untuk
mengadakan perjalanan panjang dari Barat ke Timur (Pidada, 1985 : 80). Hal
Ketut Puja dari Jakarta pada tanggal 23
ini juga ditinjau dari sudut pandang
Agustus 1945. Beliau duduk sebagai
gerilya, jika pertempuran hanya di satu
Wakil dari Sunda Kecil dalam persiapan
tempat dalam lingkungan itu-itu saja
pusat
akan membawa akibat buruk baik bagi
gubernur
pasukan maupun bagi rakyat yang hidup
7
Bali
menambah semangat rakyat diputuskan
yang secara resmi dibawa oleh Mr.
menjadi
situasi
rakyat yang semakin lemah akibat
berita proklamasi 17 Agustus 1945,
mengangkatnya
dapat
yang semakin ketat serta dukungan
dalam
Indonesia. Peristiwa itu diawali dari
Pemerintah
Bali
semakin sulit dan pengawasan Belanda
para
kemerdekaan
kemerdekaan.
di
2013: 43).
Wijaya Sakti inilah pernah terjadi peristiwa
demikian
disekitar
tempat
menghadapi jumlah
tersebut.
musuh,
besar,
NICA
terkenal
Apalagi
yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai
dalam
dengan pasukan NICA. Pertempuran ini
dengan
membawa
kemenangan
dipihak
garangnya. Tiap kali kena gempuran
pejuang. Kemenangan ini tidak telepas
pemuda gerilya, NICA tidak segan-
peran serta beberapa warga desa sebagai
segan main bakar desa dan menyiksa
mata-mata
rakyat. Tiap desa yang berdekatan
memberikan
dengan
lokasi
mempermudah
dibakar
Belanda
disiksa,
yang
pertempuran, dan
mesti
penduduknya
dicurigai
dalam
penyerangan
mencari
informasi dalam oleh
dan
sehingga melakukan
para
pejuang
digiring
(wawancara dengan Ketut Neca tanggal
kemudian secara keji dibunuh tanpa
21 Pebruari 2014). Selesai melakukan
ampun. Sehingga tanggal 1 Juni 1946
penyerangan, pasukan I Gusti Ngurah
diputuskan
Rai kembali ke daerah Nangka yaitu
mengadakan
perjalanan
panjang oleh Induk Pasukan MBO di
daerah
desa
bawah pimpinan Letkol Gusti Ngurah
rencana
perjalanan
Rai dari Bengkel Anyar menuju arah
malam harinya pasukan Gabungan,
Timur (Pendit, 1954:182).
MBO, DPRI, ALRI, TRI berangkat
Lemukih
menyusun
berikutnya
dan
meninggalkan wilayah Buleleng Timur
Dalam perjalanan menuju ke daerah Timur Pasukan MBO berkali-
menuju
kali mengalami pertempuran atau baku
(wawancara dengan Nyoman Ratep
tembak dengan tentara NICA. Pada
pada tanggal 21 Pebruari 2014).
tanggal 12 Mei 1946 dan 10 Juni 1946 terjadi
pertempuran
yang
ke
Blandingan,
Bangli
Guna mengenang dan menandai
dikenal
kebesaran
perjuangan
dalam
dengan penghadangan di Km 16/17
mempertahankan kemerdekaan bangsa
Banjar Pangkung Bangka Desa Gitgit
Indonesia, maka dibangunlah sebuah
(Tirtayasa, 2000 : 83-85). Setelah
monumen di desa Galungan. Monumen
melakukan
tersebut bernama “Monumen Tugu
penghadangan,
pasukan
MBO yang dipimpin oleh I Gusti
Perjuangan
Ngurah Rai melanjutkan perjalanan ke
Adapun
timur dengan melewati Desa Galungan.
tersebut yaitu, Wira artinya perwira
Pada tanggal 12 Juni 1946 terjadi
(pejuang) yang berani, Wijaya artinya
pertempuran hebat antara pasukan MBO
kemenangan, selalu menang dan Sakti
8
arti
Wira dari
Wijaya nama
Sakti”. monumen
artinya
tak
terkalahkan.
Pendirian
tersebut
sebagai
media
untuk
monumen ini dilaksanakan sekitar akhir
mewariskan nilai luhur para pejuang
tahun 60-an dan kemudian disahkan
yang
oleh
Hartawan
tersebut. Nilai-nilai tersebut yaitu nilai
Mataram (wawancara dengan I Gede
pendidikan, keindahan, patriotisme dan
Darna pada tanggal 2 Maret 2014).
nilai persatuan dan kesatuan yang dapat
Bupati
Buleleng
diabadikan
diwariskan
Fungsi Serta Nilai-nilai Sejarah yang
diteladani Keberadaan
kepada
Nilai-nilai
Terkandung Pada Monumen Monumen
Tugu
pada
monumen
generasi
tersebut serta
muda.
hendaknya
dijadikan
sebagai
pedoman hidup untuk melangkah ke
Perjuangan Wira Wijaya Sakti secara
depan.
umum sangat penting bagi masyarakat khususnya
generasi
muda.
Potensi
Sebab
dari
Monumen
Tugu
monumen tersebut mempunyai fungsi
Perjuangan Wira Wijaya Sakti yang
serta
bisa dimanfaatkan sebagai Sumber
nilai-nilai
luhur
yang
harus
Belajar Sejarah di SMA
diwariskan kepada generasi berikutnya. Monumen tersebut memiliki fungsi
Sumber belajar adalah segala
edukatif yakni pengingat peristiwa yang
sesuatu
pernah terjadi di Desa Galungan terkait
kemudahan-kemudahan kepada peserta
perjuangan
didik
para
mempertahankan Memiliki
fungsi
pejuang
dalam
kemerdekaan.
dalam
dapat
memberikan
memperoleh
sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman,
yakni
dan keterampilan dalam proses belajar-
memberikan inspirasi bagi masyarakat
mengajar (Rahadi 2008: 48). Dalam
agar dapat meneladani sikap dimiliki
pembelajaran sejarah, ada banyak jenis
para pejuang, serta fungsi rekreatif
sumber belajar yang dapat dijadikan
yakni memberikan tempat hiburan yang
sumber
sifatnya mendidik bagi masyarakat.
mendapatkan
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
penjelasan dari guru maupun buku teks,
monumen
seseorang dapat memperoleh informasi
tersebut
inspiratif
yang
juga
hendaknya
belajar
sejarah informasi.
untuk Selain
diwariskan kepada generasi muda, salah
dengan
satunya
Sekolah-
monumen, perpustakaan, arsip nasional,
sekolah terdekat yang ada di Kecamatan
arsip daerah sebagai tempat untuk
Sawan dapat menjadikan monumen
mendapatkan pemahaman yang lebih
melalui
sekolah.
9
memanfaatkan
museum,
mendalam. Salah satu jenis sumber
pada mata pelajaran sejarah dengan
belajar yang dapat dijadikan sebagai
Kompetensi Dasar (KD) “Menganalisis
sumber
adalah
perjuangan bangsa Indonesia dalam
monumen. Salah satu monumen yang
upaya mempertahankan kemerdekaan
bisa dipakai yakni Monumen Tugu
dari ancaman Jepang, Sekutu dan
Perjuangan
Sakti
Belanda”, Standar Kompetensi (SK)
(wawancara dengan Made Gelgel (40
“Perjuangan dan perlawanan bangsa
tahun) tanggal 11 Januari 2014).
Indonesia
belajar
sejarah
Wira
Monumen
Wijaya
Tugu
terhadap
Belanda
dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan”.
Perjuangan
Wira Wijaya Sakti memiliki potensi
Nilai-nilai
dalam
untuk
monumen juga dapat disisipkan pada
dijadikan sebagai sumber belajar sejarah
RPP kelas XII semester ganjil, karena
di sekolah-sekolah terdekat. Potensi
dalam Rencana Pelaksaan Pembelajaran
yang dimaksud adalah aspek historis
(RPP) dibagian tujuan pembelajaran
serta nilai-nilai yang terkandung pada
disisipkan karakter-karakter yang harus
monumen.
Dari
dibangun setiap materi pembelajaran
Monumen
Tugu
dunia
pendidikan
aspek
historis,
yang
terkadung
pada
Wira
yang akan diajarkan oleh guru. Nilai-
Wijaya Sakti merupakan simbol atau
nilai yang bisa disisipkan pada RPP dari
penanda pernah terjadinya peristiwa
Monumen
bersejarah pada masa mempertahankan
Wijaya Sakti misalnya nilai ptriotisme,
kemerdekaan
nilai persatuan dan kesatuan.
Perjuangan
Indonesia.
Di
lokasi
Tugu
monumen ini pasukan pejuang yang
SIMPULAN
dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai yang
Secara
Perjuangan
garis
besar
Wira
Latar
sedang melakukan long march ke timur
belakang pendirian Monumen Tugu
terjadi kontak senjata dengan pasukan
Perjuangan Wira Wijaya Sakti di Desa
Belanda. Pertempuran itu terjadi pada
Galungan
tanggal
akhir
peristiwa yang tidak lepas dari tempat
berhasil
yang dijadikannya basis dari perjuangan
mengalahkan pasukan Belanda. Jika
yang dilakukan oleh para pejuang pada
dikaitkan dengan silabus, peristiwa
masa
bersejarah tersebut dapat dikaitkan pada
Indonesia.
silabus SMA kelas XII semester ganjil
mempertahankan
12
Juni
1946,
pertempuran
para
pejuang
di
10
adalah
sebagai
perjuangan Dalam
suatu
kemerdekaan rangka kemerdekaan
Indonesia, seluruh daerah termasuk di
yaitu Desa Galungan, Desa Sekumpul,
Bali
mempertahankan
dan Desa Lemukih. Pendirian monumen
wilayahnya dari ancaman pendudukan
ini dilaksanakan sekitar akhir tahun 60-
pasukan NICA. Melihat situasi di Bali
an dan kemudian disahkan oleh Bupati
semakin sulit dan pengawasan Belanda
Buleleng Hartawan Mataram.
berjuang
yang semakin ketat serta dukungan
Monumen
rakyat yang semakin lemah akibat kekejaman
Belanda
maka
Tugu
Perjuangan
Wira Wijaya Sakti juga memiliki
untuk
beberapa fungsi seperti fungsi edukatif,
menambah semangat rakyat diputuskan
inspiratif dan rekreatif, adapun nilai-
mengadakan perjalanan panjang dari
nilai yang terkandung pada monumen
Barat ke Timur. Perjalanan tersebut
ini seperti nilai pendidikan, keindahan,
dikenal dengan “long march” . Pada
patriotisme dan nilai persatuan dan
tanggal 12 Juni 1946 pasukan yang
kesatuan yang dapat diwariskan kepada
dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai tiba
generasi muda.
di Desa Galungan. Di desa inilah terjadi Dalam
pertempuran hebat antara pasukan MBO
melihat
yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai dengan
pasukan
NICA.
Monumen
Dalam
sumber
dipimpin oleh I Gusti Ngura Rai
Guna
mengenang
tambahan
pengetahuan
untuk siswa
metode karya wisata. Metode ini masih jarang
digunakan,
sehingga
untuk
mencapai tujuan belajar maksimal maka
dibangunlah sebuah monumen yang
perlu rencana yang matang agar proses
berlokasi di desa Galungan. Monumen Monumen
belajar
Metode yang dapat digunakan adalah
sekarang dan yang akan datang, maka
nama
Wira
benda bersejarah dilingkungan sekitar.
kemerdekaan
semangat patriotisme generasi muda
diberi
Perjuangan
dari
dengan melihat langsung peninggalan
Indonesia, serta untuk membangkitkan
ini
sejarah
didalam memahami pelajaran sejarah
dan
menandai kebesaran perjuangan dalam mempertahankan
Tugu
memperkaya
berhasil memperoleh kemenangan di ini.
aspek
pendidikan,
Wijaya Sakti dapat dijadikan sebagai
pertempuran tersebut pasukan yang
desa
dari
dunia
pembelajaran dapat berjalan efektif dan
Tugu
sesuai
Perjuangan Wira Wijaya Sakti yang
dengan
direncanakan.
dirintis dan dibangun oleh tiga desa
apa
yang
sudah
Bila dikaitkan dengan
silabus, aspek sejarah dari Monumen
11
Tugu Perjuangan Wira Wijaya Sakti
Pidada, Ida Bagus Astika. 1985. Sistem
dapat dilihat pada silabus SMA pada
Komunikasi dalam Revolusi Fisik
semester ganjil yaitu pada Kompetensi
di
Dasar “Mengidentifikasi dalam usaha-
Sastra
usaha memperjuangkan kemerdekaan
Denpasar.
Indonesia”, pada materi “Perjuangan dan
perlawanan
terhadap
bangsa
Belanda
Rahadi,
Indonesia
dalam
Bali
1945-1950). Universitas
Aristo.
Udayana.
2008.
Pembelajaran
rangka
Fakultas
Belajar,
dan
Sumber
Belajar. Jakarta: Refika Utama
mempertahankan kemerdekaan”. Saputera, I Gusti Bagus. 2007. Merdeka KATA PERSEMBAHAN
Melalui Diplomasi (Perjuangan
Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis
Ida Anak Usia Gde Agung).
mengucapkan
Denpasar:
banyak
terimakasih
kepada bapak Dr.I Ketut Margi, M.Si
Sudharmono. 1975. 30 Tahun Indonesia
Sedana Arta selaku pembimbing II telah
banyak
Usaha
Pekerja
selaku pembimbing I dan bapak I Ketut
yang
Yayasan
Merdeka (1945-1949). Jakarta:
memberikan
PT Citra Lamtoro Gung Persada.
bimbingan, motivasi, arahan dan saran `sehingga penulis bisa
Tirtayasa, Gusti Bagus Meraku, dkk.
menyusun
2000.
artikel ini dengan tepat waktu.
Sejarah
Perjuangan
Kemerdekaan Rakyat Buleleng. Bandung: Ganeca Exact.
DAFTAR PUSTAKA Ardana, I Gede. 2013. Monumen Tanah
Wawancara
dengan
Made
Gelgel,
Aron sebagai Sumber Belajar
tanggal 11 Januari 2014.
Sejarah Bagi Generasi Muda di
Wawancara dengan Ketut Neca dan
Desa Bhuana Giri, Bebandem,
Nyoman
Karangasem. Skripsi. Universitas
Ratep,
tanggal
21
Pebruari 2014
Pendidikan Ganesha : Singaraja. Wawancara dengan I Gede Darna, Pendit, Nyoman S. 1954. Bali Berjuang.
tanggal
Jakarta: Gunung Agung.
12
2
Maret
2014.