98
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Oemi. Dasar-dasar Public Relations ( PT. Citra Aditya Bakti,2001) Basya,Muslim, Perhumas dalam warna : Menyusun Strategi, Membangun Korporasi dan : Menjaga Reputasi, BPP Perhumas Bidang Komunikasi, Jakarta, 2004, Broom, Cultip,Center, Effective Public Relations (Prentice Hall- New Jersey 2000). Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, PT. Raja Grafindo, Jakarta,2003. Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2003. Cangara, Hafied, Komunikasi Politik (konsep, teori, dan strategi), PT. Rajawali Pers, Jakarta 2009, Cutlip, Scoot M, , Center Allen H., Broom Glen M., “ Effective Public Relations” ( Kencana Prenada Media Group, 2007 ), Jakarta, Effendi, Onong Uchyana, Ilmu komunikasi teori dan praktek PT. Remaja Rosdakarya bandung,1990 Effendy, Onong Uchjana, ilmu komunikasi, teori dan praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Effendy,Onong Uchjana Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikologis, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Fajar, Marhaeni, , “ Ilmu Komunikasi teori & praktek “, Graha Ilmu, Jakarta, 2009 Gregory, Anne, perencanaan dan manajemen kampanye PR, erlangga 2004, Ibrahim Idy Subandy “ Kecerdasan Komunikasi seni berkomunikasi kepada public “ ( Simbiosa Rekatama Media ), Bandung Jefkins, Frank, Public Relations, Erlangga, Jakarta 2004 Kasali, Rhenaldi, Manajemen Public Relations ( Konsep dan Aplikasinya di Indonesia ) Malo, Manase, et.al. Buku Materi Pokok Metode Penelitian Sosial, Universitas Terbuka, Penerbit Karunika, Jakarta, 1986.
99
Moleong, Lexy, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Moore, Frazier, HUMAS (membangun citra dengan komunikasi), PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Mulyana, Deddy, “ Ilmu Komunikasi ( suatu pengantar ) “, Rosdakarya, Bandung Mulyana, Deddy, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. N Burhan, perencanaan strategic, cetakan ketiga, PT Remaja rosdakarya Nawawi, Hadari dan Martini Nini, Penelitian Terapan, Gajah Mada University, Yogyakarta, 1999. Rakhmat, Jallaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997 Rumanti, Maria Assumpta, “Dasar-dasar Public Relations (teori dan praktik)”, PT.Grasindo, Jakarta 2005 Ruslan, Rosady, “Praktik dan solusi Public Relations”, ( Ghalia Indonesia,1999 ), Jakarta Ruslan, Rosady, kampanye Public Relations, grafindo 2005
Ruslan, Rosady, manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsep dan Aplikasi PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2007 Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004 Setiawan, Bambang, Materi Pokok Metode Penelitian Komunikasi I, Universitas Terbuka, Penerbit Kurnia, Jakarta 1995 Soelaeman, M.munandar , Ilmu social dasar teori & Konsep Ilmu Sosial, edisi revisi Soemirat, Soleh & Ardianto Elvirano, Dasar-dasar Public Relations, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung,2002, Suprapto,Tommy, “Pengantar Teori Komunikasi” ( Media Pressindo)
100
Tika,M.pabundu, budaya organisasi & Peningkatan kinerja perusahaan, Wilcox,Dennis L.. Public Relations, Strategic and Tactics, 7 Edition, Pearson Education, Inc, 2003, Sumber Lain 1. Wawancara 2. Kutipan koran
104
Draft Wawancara
Ketua Tim Nasional Program Konversi Mitan Kepada LPG ( Hermansyah Y Nasroen )
A. Research- Listening (penelitian dan mendengarkan) 1. Apa yang melatarbelakangi dibuatnya program konversi tersebut ? 2. Tahap2 program apa saja yang anda siapkan sebelum melakukan program konversi ? 3. Dalam satu kegiatan program sosialisasi konversi mitan menjadi elpiji berapa orang yang dibutuhkan dan mereka mempunyai tugas2 apa saja dalam kegiatan program tersebut ? 4. Apa yang dimaksud program Above-The-Line dan Bellow-The-Line yang dijalankan oleh pihak PT Pertamina Persero ? 5. Hal apa saja yg dipertimbangkan sebelum terbentuknya atau berjalannya program sosialisasi konversi tersebut ? Beberapa pertimbangan untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi oleh PT Pertamina Persero ? 6. Bentuk2 penelitian seperti apa yang dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang baik untuk dalam menjalankan suatu program apa kah kualitatif atau kuantitatif untuk memperoleh sesuai hasil yang diinginkan ? B. Planning Decision (perencanaan dan pengambilan keputusan) 2.
Dalam program sosialisasi konversi mitan menjadi elpiji sebetulnya tujuan apa yg
hendak dicapai ?
3. Kira2 butuh jangka waktu berapa lama agar program ini berjalannya dengan efektif sesuai rencana khususnya untuk daerah jabodetabek ?
105
4. Dalam program ini ruang lingkup masyarakat seperti apa yang hendak dituju ? 5. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi saat dilapangan ? C. Communication-Action ( mengkordinasikan dan pelaksanaan) 1. Kegiatan program konversi ini sebelum berlangsung biasanya pendekatan2 bagaimana yg dilakukan oleh pertamina agar khalayak tertarik dengan program ini ? 2. Media apa saja yg digunakan sebagai faktor pendukung dalam penyampaian pesan ini agar tercapi kepada khalyaknya 3. Apakah menurut bapak menggunakan workshop cukup efektif dalam pelaksaan kegiatan konversi ? 4. Kordinasi atau kerjasama dengan pihak siapa saja pertamina untuk mengetahui program itu sudah berjalan dengan efektif ? 5. Menurut anda untuk menyampaikan informasi mengenai program konversi ini untuk menjangkau masyarakat yg sulit dijangkau sebaiknya media apa yg digunakan sebutkan alasannya ? 6. Kendala2 apa saja yg paling berarti yg anda temukan dilapangan dan bagaiman pertamina mengatasinya ? D. Evaluation (evaluasi) 1. Dari periode januari 2008 hingga akhir thn 2008 apakah menurut pertamina sudah cukup sukses program tersebut kalo iya bentuk nyata apa yg menyebutkan kesuksesan tersebut ? 2. Apakah tanggapan dari masyarakat mengenai program yg dijalankan oleh pertamina tersebut ? 3. Bagaimana tanggapan bapak dengan terjadi kasus-kasus tabung gas yang meledak ? 4. Menurut bapak kasus-kasus peledakan yang terjadi selama ini disebabkan oleh apa ? 5. Selama program berjalan, menurut anda hal apa yg dirasa masih kurang dalam melakukan program tersebut
106
Draft Wawancara
Manager Eksternal Communication ( Ugan Gandar ) A. Research- Listening (penelitian dan mendengarkan) 1. Apa yang melatarbelakangi dibuatnya program konversi tersebut ? 2. Dalam program konversi ini PT Pertamina Persero peran sebagai apa saja ? 3. Dalam program konversi pihak2 siapa saja yang terlibat atau terkait untuk menjalankan program2 yang telah dibuat ? 4. Dalam satu kegiatan program sosialisasi konversi mitan menjadi elpiji berapa orang yang dibutuhkan dan mereka mempunyai tugas2 apa saja dalam kegiatan program tersebut ? 5. Seberapa pentingnya menurut anda dilakukannya suatu penelitian sebelum berjalannya suatu program dan hal apa yang ingin didapatkan dari penelitian itu sendiri ? 6. Kegiatan apa yang dilakukan oleh pihak PT Pertamina Persero sebelum melaksanakan program konversi tersebut ? B. Planning Decision (perencanaan dan pengambilan keputusan) 1. Target apa yang hendak diraih oleh PT Pertamina Persero dari program konversi tersebut? 2. Dalam menentukan program konversi apakah pertamina sudah mengetahui atau siap menerima baik buruknya dari program tersebut ? 3. Kira2 berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mempersiapkan hingga berjalannya program konversi mitan menjadi elpiji untuk satu daerah ? 4. Cara2 apa saja yg efektif dalam penyampaian informasi atau pesan program konversi ? 5. Indikasi- indikasi apa saja yang terlihat dalam keberhasilan suatu program ?
107
C.
Communication-Action ( mengkordinasikan dan pelaksanaan) 1. Bagaimana cara dari pihak PT Pertamina Persero melakukan komunikasi sebelum menjalakan program konversi tersebut ? 2. Komunikasi yg bagaimana yg diterapkan oleh pihak pertamina dalam kegiatan program ini ? 3. Bagaimana cara PT Pertamina Persero menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk menyampaikan pesannya ? 4. Apakah efek yang dirasakan oleh para pengguna dari program konversi tersebut ? 5. Bagaimana menurut anda mengenai kendala2 yg sering terjadi seperti gas meledak dlm berjalannya program tersebut dan upaya apa yg dilakukan oleh pihak pertamina ?
D. Evaluation (evaluasi) 1. Apakah tanggapan bapak dengan kasus-kasus gas meledak dan akhirnya masyarakat menuduh penyebab utamanya program konversi tersebut ? 2. Biasanya butuh jangka wkt brp lama program itu bisa dikatakan sukses jelaskan? Draft Wawancara Nama
: Hermasyah Y Nasroen
Jabatan
: Ketua Tim Nasional Program Konversi Mitan Kepada LPG
Tgl/Hari
: 26 Januari 2011 Rabu
A. Research- Listening (penelitian dan mendengarkan) Jawab : “Program Nasional Konversi Minyak Tanah ke LPG merupakan program pemerintah dalam rangka menjamin penyediaan dan pengadaan bahan bakar dalam negeri. Progam ini juga secara khusus dimaksudkan untuk mampu mengurangi subsidi BBM guna
108
meringankan keuangan Negara. Sebelum Program Konversi Minyak Tanah ke LPG dimulai, besaran subsidi BBM (premium, kerosene/minyak tanah, solar) mencapai Rp. 60 triliun, dan kurang lebih setengahnya adalah untuk subsidi minyak tanah.” Jawab : “Program Konversi Minyak tanah ke LPG dilakukan dengan memberikan Paket Perdana Konversi berupa tabung LPG 3 Kg beserta isi perdana, kompor satu tungku, selang+regulator+klem kepada masyarakat yang sesuai dengan kriteria. Tahapannya adalah sebagai berikut:”
Jawab : “Sejak tahun 2008, sosialisasi adalah tanggung jawab dari Kementrian ESDM. Pertamina juga menjalankan kegiatan sosialisasi sebagai bentuk tanggung jawab moral karena produk LPG yang digunakan dalam program konversi ini adalah produksi Pertamina. Dalam menjalankan kegiatan sosialisasi ini, Pertamina lebih menekankan pada aspek product knowledge.“
109
Jawab : “Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh Pertamina mulai dilaksanakan sejak saat pendistribusian paket perdana konversi ke masyarakat yang berhak. Sosialisasi tersebut dilakukan oleh konsultan distribusi paket perdana. Selanjutnya, sosialisasi dan edukasi tersebut diperkuat lagi dengan beberapa kegiatan lainnya, antara lain kegiatan Above-the-line dan Below-the-line. Untuk kegiatan ATL, materi sosialisasi ditayangkan melalui media TV nasional, radio lokal dan surat kabar lokal. Sedangkan kegiatan BTL melalui event-event yang secara langsung mengajak masyarakat untuk merasakan menggunakan LPG dalam kegiatan lomba masak, dan kegiatan lainnya.” Jawab : “Sebelum melakukan proses sosialisasi Pertamina harus mempertimbangkan hal-hal seperti ini : Wilayah distribusi paket perdana konversi. Waktu pelaksanaan distribusi paket perdana konversi. Jumlah KK dan Kecamatan daerah yang didistribusikan paket perdana konversi. Menentukan target audience. Menentukan waktu pelaksanaan dan biaya kegiatan sosialisasi.” Jawab : “Metode penelitian yang dipakai oleh Pertamina ialah duaduanya, kuantitatif untuk melihat ukuran besarannya terutama dalam
perencanaan
jumlah
paket
perdana
yang
akan
didistribusikan dan kualitatif untuk mengetahui persepsi serta sebagai referensi strategis sosialisasi lanjutan. Hal ini akan menentukan bagaimana program ini akan terus berjalan atau tidak.” B. Planning Decision (perencanaan dan pengambilan keputusan) Jawab : “Tujuan yang hendak dicapai adalah agar masyarakat memahami mengenai produk paket perdana konversi, terutama LPG serta mengetahui cara penggunaan yang aman dan benar sehingga masyarakat dapat dengan yakin untuk menggunakan LPG dan
110
meninggalkan penggunaan minyak tanah. Selain itu, dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi ini, program konversi mitan ke LPG bisa mendapatkan dukungan positif secara nasional.” Jawab : “Program konversi mitan ke LPG di Jabodetabek dimulai pada bulan Mei 2007 dan selesai dilaksanakan pada bulan Agustus 2008. Selesainya program konversi mitan ke LPG ditandai dengan tidak disalurkannya lagi minyak tanah bersubsidi di daerah tersebut.”
Jawab : “Kriteria masyarakat penerima paket perdana konversi sesuai Perpres 104 tahun 2007 adalah: a. Rumah tangga adalah konsumen yang mempunyai legalitas penduduk, menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup rumah tangga dan tidak mempunyai kompor gas untuk dialihkan menggunakan LPG tabung 3 Kg termasuk tabung, kompor gas beserta peralatan lainnya. b. Usaha mikro adalah konsumen dengan usaha produktif milik perorangan
yang
mempunyai
legalitas
penduduk,
menggunakan minyak tanah untuk memasak dalam lingkup usaha mikro dan tidak mempunyai kompor gas untuk dialihkan menggunakan LPG tabung 3 Kg termasuk tabung, kompor gas beserta peralatan lainnya.” Jawab : “Sedikitnya antusias masyarakat terhadap kegiatan sosialisasi untuk merubah kebiasaan seseorang itu sangatlah sulit. Penduduk Indonesia itu kan banyak sekali dan dari beraneka ragam latar belakang budaya dan pendidikannya. Maka dari itu, sangatlah sulit untuk merubahnya tersebut sedangkan target yang ingin kita raih adalah para pengguna minyak, sedangkan yang menggunakan minyak datang dari kalangan menengah kebawah. Mereka sudah lama sekali menggunakan minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan
mereka
sehari-hari.
Betapa
untungnya
mereka
111
menggunakan elpiji karena elpiji itu sangatlah aman, dalam penggunaannya masih banyak sekali fakta yang kita temukan dilapangan seperti tabung yang kita berikan secara gratis kepada masyarakat tersebut oleh mereka dijual kembali, dan sebetulnya ada beberapa tabung gas yang kita bagikan itu gratis tetapi kita temukan ada beberapa oknum berbuat curang dengan menjual tabung gas bersubsidi, yang semestinya dibagikan gratis tapi mereka manfaatkan untuk meraih keuntungan semata.”
C. Communication-Action ( mengkordinasikan dan pelaksanaan) Jawab : “Pada kegiatan BTL melalui event, terdapat beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menarik masyarakat untuk hadir, antara lain lomba masak berhadiah, hiburan, pembagian goodybag (berupa sembako atau yang lainnya).” Jawab : “Pada kegiatan ATL, kami menggunakan media TV nasional, surat kabar lokal dan radio lokal sesuai dengan target audience yang ingin dicapai (SES CDE).” Jawab : “Atas dasarnya komunikasi tatap muka jauh lebih efektif, kenapa? Karena, feedback yang di dapat perusahaan akan Nampak secara langsung dengan antusias dan partisipasi masyarakat yang hadir. Oleh, karena itu perusahaan membuat sebuah program pendukung sosialisasi dengan workshop. Workshop ini di kemas sedemikian mungkin untuk menarik perhatian ibu-ibu khususnya para pengguna minyak tanah. Untuk membuat acara tersebut tidak membosankan, tim sepakat untuk mengadakan demo masak yang dihadiri oleh beberapa artis ibu kota. Sehinnga pesan yang perusahaan sampaikan akan tepat pada tujuannya. Hal seperti ini, ternyata tidak bisa dilakukan secara singkat sehingga harus berkesinambungan.” Jawab : “Kami juga bekerja sama dengan beberapa konsultan untuk melakukan survey mengenai pemahaman masyarakat dalam hal
112
penggunaan LPG. Khusus untuk kegiatan BTL, kami melakukan survey evaluasi pada saat kegiatan berlangsung. Sehingga program ini dapat berjalan sesuai rencana“ Jawab :“Untuk daerah yang sulit dijangkau, kami dapat mengirimkan tim untuk melakukan sosialisasi secara langsung ke daerah tersebut atau dengan mengadakan event sosialiasi di daerah tersebut. Selain itu, penggunaan radio dan surat kabar lokal juga diharapkan dapat menjangkau daerah-daerah tersebut.” Jawab : “Kendala yang paling banyak terjadi adalah mengenai penolakan program konversi di suatu daerah. Untuk mengantisipasinya kami bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk lebih memberikan informasi yang lebih jelas mengenai program konversi terutama manfaat yang didapat. Banyak hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang diterima masyarakat.” D. Evaluation (evaluasi) Jawab : ” Secara akumulasi, paket perdana telah didistribusikan sebanyak 46,37 juta paket dan nett penghematan subsidi yang diperoleh Pemerintah sampai saat ini adalah sebesar Rp. 22,30 triliun. Kini program konversi elpiji mo-norehkan sejarah yang cukup gemilang. Bila pada tahun pertama yang banyak dihujat publik hanya mampu mendistribusikan tabung dan kompor kepada 3,98 juta
Kepala
Keluarga
(KK),
pada
tahun
2008
mampu
meningkatkan distribusinya 4 kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 15,08 juta KK dan 2009"sebesar 23,77 juta KK hingga total mencapai 40 juta KK. Sampai dengan tahun 2010 jumlah KK yang akan dikonversi sebanyak 52,9 juta. “ Jawab : “Hasil survey tahun 2009: Dukungan masyarakat terhadap program konversi : 94% Tingkat ketersukaan masyarakat terhadap program konversi: 92,5%
113
Tingkat kepercayaan masyarakat bahwa program konversi memberi kemudahan: 93,1% Tingkat kepercayaan masyarakat bahwa program konversi menghemat pengeluaran: 95,2% Tingkat kepercayaan masyarakat bahwa program konversi memberi keamanan: 66,6%. Hal ini terbilang berhasil sosialisasi yang kita jalankan, karena awalnya masyarakat begitu apatis sekarang lebih terbuka dan menerima kebijakan konversi minyak tanah ke gas LPG.” Jawab : ” Menurut data riset kami selama ini dari kurun waktu 3Tahun (2007-2010) terjadinya peledakan gas elpiji itu disebabkan kelalainya masyarakat itu sendiri dan adanya indikasi kecurangan pada tingkat agen dengan adanya praktek penyutikan tabung gas hal tersebutlah yang dapat mengurangi kualitas tabung itu sendiri. Dan angka yang kami dapat dilapangan dalam kasus meledaknya tabung elpiji ini sangat lah minim dibanding dahulu saat masyarakat menggunakan minyak tanah lebih banyak memakan korban. Jawab : ” Kalau dilihat dan diteliti, sesungguhnya peledakan yang terjadi di lapangan tidaklah sepenuhnya kesalahan produksi tabung beserta perangkatnya. Kenapa? Karena, kurang kepeduliannya masyarakat
akan
keamanan
pengguna
gas
elpiji
cukup
memprihatinkan. Program ini tidak terbilang mudah karena masyarakat masih sering menggunakan metode pemakaian minyak tanah ke gas elpiji ” Jawab : “Dukungan dari seluruh pihak, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan dan lain-lain. Konversi di Jabodetabek telah selesai pada bulan Agustus 2009. Minyak tanah yang terdistribusi saat ini adalah minyak tanah Non Subsidi.”
114
Draft Wawancara
Nama
: Dr Ugan Gandar
Jabatan
: Manager Eksternal Communication
Tgl/Hari
: 02 Februari 2011 Rabu
1. Research- Listening (penelitian dan mendengarkan) Jawab : “Selain itu, karena mendapatkan subsidi terbesar sehingga harganya menjadi sangat murah, minyak tanah bersubsidi disinyalir sangat mudah untuk disalahgunakan, antara lain diselundupkan, dijual untuk industri, atau dicampur (dioplos) dengan bahan bakar lain. Penggunaan LPG juga dapat meningkatkan penggunaan energi karena nilai kalor LPG lebih tinggi dibandingkan minyak tanah dan hasil pembakarannya lebih bersih dan lebih ramah lingkungan.” Jawab : “ Posisi Pertamina dalam program ini ialah hanya sebagai eksekutor pelaksana dari kebijakan pemerintah. Karena, pertamina merupakan perusahaan minyak milik negara. Pertamina tidak mempunyai hak penuh atas menentukan kebijakan yang dibuat pemerintah. Maka tahap program konversi minyak tanah sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama dan matang. Ini menyangkut kebutuhan rumah tangga banyak orang.” Jawab : “Pemerintah Pusat cq Kementrian ESDM, Kementerian terkait (Perindustrian, Perdagangan,dll), Pemerintah Daerah, Pertamina , Konsultan dari Kementrian ESDM (pekerjaan pendataan, verifikasi, dan lain-lain), Konsultan Pertamina (pekerjaan pendataan dan pendistribusian paket perdana konversi), Hiswana Migas (seluruh jalur distribusi minyak tanah dan LPG Pertamina)
115
Jawab : “Selain itu, Pertamina juga melayani permintaan-permintaan sosialisasi, baik dari masyarakat maupun instansi/organisasi lainnya. Kegiatan ini dilakukan oleh Sales Representative LPG yang berada di seluruh Indonesia Fungsinya untuk meratakan program sosialisasi di beberapa daerah yang belum terdata oleh Pertamina. Pertamina memberikan peluang kepada siapa saja yang ingin daerah atau organisasi diberikan pemahaman atas konversi minyak tanah ke LPG.“ Jawab : “Penelitian penting dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk diputuskannya suatu program akan dijalankan atau tidak. Untuk program konversi mitan ke LPG ini, sebelumnya juga dilakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan Uji Pasar. Uji pasar tersebut dilakukan pada tahun 2006, di Kelurahan Cempaka Baru-Kecamatan Kemayoran-Jakarta Pusat bekerja sama dengan konsultan independen.“
2. Planning Decision (perencanaan dan pengambilan keputusan) Jawab : ” Secara nasional, jika program pengalihan (konversi) minyak tanah ke LPG berhasil, maka pemerintah akan dapat menghemat subsidi BBM, dan dapat memenuhi adanya jaminan kecukupan energi bagi pembangunan yang berkelanjutan di masa mendatang. “ Jawab : “Program Konversi Minyak Tanah ke LPG adalah program pemerintah. Pertamina sebagai badan usaha ditunjuk oleh Pemerintah untuk melaksanakan program ini. Akibat yang ditimbulkan
dari
program
ini
adalah
tanggung
jawab
pemerintah.” Jawab : “Konversi diawali dengan perencanaan yaitu dengan melakukan penghitungan estimasi baik terhadap target kk maupun material dan infrastruktur. Selanjutnya dilakukan penunjukan konsultan distribusi melalui proses tender. Konsultan yang ditunjuk diberi
116
waktu 40 hari kerja untuk dapat menyelesaikan distribusi paket perdana mulai dari perijinan, pendataan dan sosialisasi serta distribusi termasuk administrasinya di satu cluster wilayah. Pada saat distribusi paket perdana sudah mencapai 90%, maka minyak tanah bersubsidi mulai dikurangi sebesar 50% dari alokasi awal dan selanjutnya berturut-turut akan dikurangi 10% setiap minggu hingga kondisi dry. Pada kondisi ideal seluruh pelaksanaan proses tersebut, tidak termasuk pengadaan material dan infrastruktur, membutuhkan waktu lebih kurang 2,5-3 bulan.” Jawab : “Cara yang akan dilakukan ialah : Door-to-door. Tatap muka langsung melalui suatu event, Penyampaian informasi melalui ILM menggunakan media tradisional seperti TV, radio dan surat kabar.“ Jawab : “Program konversi minyak tanah ke elpiji yang dilakukan sejak tahun 2007 dan akan berakhir tahun 2010, setidaknya membawa 3 konsekuensi. Pertama, permintaan elpiji akan meningkat dari tahun ke tahun. Kedua, perlu segera diatasi adanya disparitas harga elpiji bersubsidi kemasan 3 kilogram (Kg) dan nonsubsidi kemasan 12 Kg karena menimbulkan dampak sosial tidak kecil. Ketiga, perlu melakukan penganekaragaman jenis-jenis energi. “ 3. Communication-Action ( mengkordinasikan dan pelaksanaan) Jawab : “ ohh jelas sulit sekali. Taktik awal yang kita lakukan ialah pendekatan secara personal terhadap target khalayak, apabila sudah dapat dukungan dari lingkungan baru kita melakukan pendekatan secara global. Jadi, awalnya kita mendekati tokoh masyarakat, camat, lurah, rw, rt, dll.” Jawab : “Pesan yang disampaikan menitikberatkan pada product knowledge dan cara penggunaan yang aman dan benar (safety usage).” Jawab : “Kami harus mencakup beberapa khalayak yang sulit dijangkau. Oleh karena itu Iklan Layanan Masyarakat dapat terbilang efektif
117
untuk menyampaikan pesan serta kita mengemas iklan tersebut dengan semenarik mungkin agar masyarakat ada rasa keingin tahuan terhadap yang dibuat oleh PT.Pertamina tersebut . “ Jawab : “Kami menganggap bahwa program konversi mitan ke LPG ini adalah program yang baik dan menguntungkan semua pihak. Bagi pemerintah, dengan program konversi ini dapat menghemat anggaran Negara mencapai Rp 20 triliun setiap tahunnya. Bagi masyarakat penerima paket perdana konversi dapat menghemat pengeluaran rumah tangga minimum Rp 27.000,setiap bulannya. Selain itu, kualitas hidup juga menjadi lebih baik, memasak lebih cepat, lebih bersih dan lebih praktis. Bagi dunia bisnis, banyaknya muncul investor baru terutama dalam bisnis LPG dan perlengkapannya, antara lain pakbrik tabung, pabrik kompor, pabrik selang-regulator, stasiun pengisian LPG, dan lainlain. Bagi lingkungan, kualitas lingkungan menjadi lebih baik karena menggunakan energi yang tepat peruntukannya sehingga secara keseluruhan kualitas hidup masyarakat juga menjadi lebih baik.” Jawab : “Upaya yang dilakukan antara lain, peningkatan frekuensi sosialisasi dan juga melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan internal baik itu terhadap kualitas material dan juga perbaikan pada jalur distribusi. Dan lebih menekankan kepada pengguna mengikuti pemakaian yang sudah di atur sehingga kecelakaan akibat kelalaian pengguna akan terkendali.” 4. Evaluation (evaluasi) Jawab : ”Banyaknya kejadian yang berkembang di masyarakat seperti adanya peledakan, murni bukan kesalahan perusahaan. Namun, orang awam hanya mengetahui bahwa itu diproduksi PT. Pertamina maka peledakan yang terjadipun diakibatkan kesalahan masyarakat. Hal ini benar-benar tidak masuk akal, karena setelah kami membentuk tim riset untuk menyelidiki di lapangan bahwa
118
kejadian peledakan tersebut disebabkan oleh kelalaian masyarakat yang berupa kejahatan seperti, penyuntikan atau pengoplosan serta pemasangan selang yang belum tepat. Begitu banyak hal kongkrit yang perusahaan dapatkan dari kesalahan tersebut.” Jawab : “Karena tujuan programnya adalah mengkonversi minyak tanah ke LPG, maka titik keberhasilannya adalah pada saat sudah ditarik 100% minyak tanah di suatu wilayah dan digantikan dengan LPG. Umumnya untuk mengkonversi 1 kota/kabupaten bisa mencapai sekitar 4 bulan.”
119
KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG 3 KG LATAR BELAKANG Mengapa perlu dilaksanakan Program Konversi Minyak Tanah ke LPG ? • Perlunya penghematan subsidi yang diberikan kepada minyak tanah, terutama karena harga Minyak Dunia selalu meningkat. • Dampak lainnya: - Mengurangi polusi udara pada ruang memasak - Menghemat waktu memasak dan perawatan alat memasak - Mengurangi kerepotan menyiapkan penggunaan kompor minyak tanah - Mengurangi kerepotan membersihkan kompor dan peralatan memasak. - Mengurangi kerawanan penyalahgunaan minyak tanah
Dasar Pelaksanaan: 1. Surat Menteri ESDM, No.3249/ 26/ MEM/ 2006, tanggal 31 Agustus 2006 Perihal : Hasil rapat Koordinasi Terbatas yang dipimpin oleh Wakil Presiden mengenai diversifikasi Mitan ke Elpiji (Pertamina di tunjuk untuk melaksanakan Konversi Minyak tanah ke LPG bagi Konsumen rumah tangga). 2. Surat Wakil Presiden RI No.20/ WP/ 9/2006 tanggal 1 September 2006 Perihal : Konversi Pemakaian Mitan ke Elpiji 3. Peluncuran pelaksanaan konversi Mitan ke LPG 3 kg oleh Wapres tanggal 08 Mei 2007 Jam 14.00 Wib di Kampung Makasar, Jakarta Timur. Apakah Tabung gas Elpiji mudah meledak? Jawab: TIDAK BENAR ! Tabung gas Elpiji memenuhi standard Safety SNI 19-1452-2001 Tabung Gas Elpiji yang diproduksi sesuai standard dilengkapi: Katup pengaman (safety valve) yang akan membuka sendiri pada tekanan 8 kg/cm2
120
Design tekanan maksimum tabung 110 kg/cm2 sedangkan tekanan gas Elpiji dalam tabung berkisar 5-6 kg/cm2 Setiap kali tabung gas Elpiji akan diisi ulang di FP Filling Plant Pertamina, SPPBE/SPPEK tabung tersebut diperiksa akan kelayakan edarnya. Setiap tabung gas Elpiji mempunyai masa edar 5 tahun sejak diproduksi dan kemudian setelah 5 tahun akan di uji ulang secara menyeluruh. Apabila kondisi tabung masih laik edar maka tabung tersebut akan diedarkan dan diisi gas Elpiji hingga 5 tahun mendatang. Akan tetapi jika sebelum 5 tahun menunjukkan tanda-tanda tidak layak edar (tabung berkarat penyok, bocor), tabung tersebut akan ditarik dan dilakukan pengujian ulang.
Bagaimana jika terjadi kebocoran? Jawab: 1. Akan tercium bau khas gas Elpiji yang menyengat 2. Lepaskan regulator & bawa gas Elpiji keluar ruangan & letakkan di tempat terbuka 3. Jangan menyalakan listrik 4. Jangan menghidupkan api 5. Bawa tabung gas Elpiji ke Pangkalan atau Agen Gas Elpiji
Bagaimana cara pemakaian Elpiji yang aman? Jawab:
• Kompor dan tabung gas ditempat yang datar dan di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik • Tabung Elpiji diletakkan sejauh mungkin dari kompornya tau sumber api lainnya • Pasang Regulator pada katup tabung Elpiji(posisi knob regulator mengarah kebawah). Pastikan regulator tidak dapat terlepas dari katup tabung Elpiji • Periksa kemungkinan kebocoran gas dari tabung, kompor, selang
121
maupun regulatornya. Apabila terjadi kebocoran akan tercium bau khas Elpiji • Kompor Elpiji siap dan aman untuk digunakan Konversi Minyak Tanah ke LPG Berhasil Hemat Rp 10,7 Triliun Subsidi BBM Suksesnya program konversi LPG 3 kg dan terus dilakukannya penambahan fasilitas distribusi dan penimbunan LPG yang dilakukan Pertamina membuahkan apresiasi berupa penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Madya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (28/9). Penghargaan diterima oleh Tim Implementasi Program Nasional Konversi Minyak Tanah ke LPG karena keberhasilan dilakukannya program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram yang telah dilakukan dari tahun 2007 hingga saat ini. Penghargaan atas kesuksesan tersebut, diberikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Purnomo Yusgiantoro kepada PT Pertamina (Persero) yang telah mendistribusikan hampir 40 juta paket perdana konversi bagi kalangan rumah tangga dan usaha mikro. Sampai minggu kedua Oktober, besarnya akumulasi distribusi telah mencapai 39.885.177 tabung. Untuk tahun 2009, tercatat hingga pertengahan Oktober 2009, Pertamina telah mendistribusikan paket kompor dan tabung sebanyak 20.138.021 Kepala Keluarga (KK) dan usaha mikro atau mencapai 85 persen dari target 23.772.582 paket pada akhir tahun ini. Program konversi elpiji yang sukses digulirkan di Indonesia ini merupakan yang terbesar di dunia, karena konversi ini dilakukan dengan target 52 juta rumah tangga dalam waktu tiga tahun pada 2010 mendatang, bahkan program ini telah dipuji oleh World LP Gas Association sebagai model konversi dari pengguuna non-LPg ke LPG yang dapat dijadikan contoh negara-negara lain. Pertamina juga mendapatkan penghargaan yang diwakili juga diterima oleh kepada Hanung Budya atas keberhasilan membangun infrastruktur LPG khususnya Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) sebanyak 103 buah. Selain itu, Pertamina juga membangun SPBE terbesar yang didukung 120 mesin pengisian Elpiji dan mempunyai kapasitas pengisian sebanyak 1.000 metrik ton per hari.
122
Konversi Minyak Tanah ke LPG
Sepanjang periode 2007-2009 program konversi ini dilakukan, telah berhasil menghemat subsidi negara sebesar Rp 19,98 triliun. Biaya yang dikeluarkan untuk paket konversi adalah sekitar Rp. 9,3 Triliun, sehingga total penghematan yang sudah dapat dilakukan negara adalah sekitar Rp. 10,7 Triliun. Sejak dimulainya program konversi tahun 2007, konsumsi elpiji terus meningkat. Untuk tahun 2009 ini, Pertamina memprediksikan total penggunaan elpiji akan menembus angka 3 juta metrik ton. Angka tersebut terdiri dari 1,7 juta Mton untuk LPG PSO (bersubsidi) dan 1,3 juta Ton LPG Non Subsidi. Meningkatnya konsumsi terhadap bahan bakar gas elpiji harus diikuti dengan upaya perbaikan kinerja maupun insfrastruktur pendukung distribusi. Untuk itu, Pertamina mengupayakan percepatan pengembangan infrastruktur pendukungnya. Diantaranya pembangunan beberapa LPG Storage Terminal baik yang dilakukan oleh Pertamina maupun pihak ketiga sebagai mitra investasi. Penarikan minyak tanah telah mencapai 97 persen yakni sebesar 4.045.928 Kilo Liter dari target APBN-P 2009 sebesar 4,1 juta Kilo Liter. Untuk realisasi refill (isi ulang tabung) dan perdana elpiji telah mencapai 1.301.070 Metrik Ton (MT) atau 77 persen dari target tahun 2009 ini 1.753.552 MT. Target 52 juta penerima paket perdana diharapkan dapat dituntanskan pada pertengahan tahun 2010 mendatang.
Progress Konversi Minyak Tanah ke LPG di DKI Jakarta Program Pemerintah untuk mengkonversikan minyak tanah ke LPG 3 Kilo terus berjalan. Khusus untuk DKI Jakarta, distribusi paket perdana konversi untuk Rumah Tangga di DKI Jakarta telah selesai dilaksanakan pada minggu keempat April 2008. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan paket perdana konversi adalah 1.916.009 KK. Untuk usaha mikro (UKM) di DKI Jakarta, sampai dengan tanggal 29 April 2008 telah didistribusikan paket perdana konversi sebanyak 147.532 UKM. Distribusi untuk usaha mikro sampai saat ini masih terus dilaksanakan. Secara Nasional, paket perdana konversi telah didistribusikan sebanyak 6,6 juta paket kepada Rumah Tangga danUsaha Mikro (UKM).
123
Sejak Agustus 2007, untuk DKI Jakarta telah melakukan penarikan alokasi Minyak Tanah secara bertahap dengan tetap melihat kondisi di lapangan. Alokasi minyak tanah saat ini tinggal tersisa 165 KL/hari atau kira-kira 5% dari kebutuhan awal DKI sebelum adanya program komversi minyak tanah ke LPG 3 Kilo. Bagi masyarakat yang masih memerlukan minyak tanah, Pertamina tetap menyediakan minyak tanah dalam kemasan 5 liter yang dapat diperoleh di SPBU-SPBU di Jakarta dan segera menyusul melalui jalur distribusi lainnya. Untuk masyarakat DKI Jakarta, baik Rumah Tangga maupun Usaha Kecil/Menengah, sesuai dengan kriteria penerima paket perdana konversi tapi belum menerima paket perdana konversi dapat mengajukan permintaan paket perdana konversi secara tertulis melalui RT/RW/Lurah atau Muspida setempat disertai dengan alamat serta jumlah KK/UKM yang memerlukan. Pengajuan ini dapat disampaikan kepada:
Pertamina Tidak Berencana Naikkan Harga Elpiji 12 Kg Pertamina menegaskan bahwa tidak ada rencana menaikkan harga elpiji 12 Kg, hal ini terkait dengan isu dan pemberitaan yang berkembang dimasyarakat. Kepastian tidak naiknya harga ini diharapkan bisa membangun situasi dan kondusif di masyarakat khususnya para pengguna elpiji 12 kg.
Sedangkan untuk harga elpiji 50 kg, terhitung mulai 10 April 2008, Pertamina memberikan insentif berupa potongan harga (diskon) sebesar 15% kepada para pengusaha pengguna elpiji 50 kg. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) No. Kpts53/F00000/2008-S3 tentang Diskon Harga Jual Elpiji Kemasan Tabung 50 Kg tanggal 8 April 2008 maka harga jual Elpiji kemasan tabung 50 Kg adalah sebesar Rp. 6.804/kg, sedangkan khusus untuk Agen di Batam dan sekitarnya harga jual Elpiji kemasan tabung 50 kg menjadi Rp. 7.112/kg. Pemberian insentif berupa diskon ini dimaksudkan untuk mendorong agar para konsumen elpiji 50 kg yang
124
terdiri dari para pengusaha, tidak mengambil hak masyarakat; dengan beralih kembali dari elpiji 12 kg ke 50kg.
Pertamina akan berusaha menjaga stock elpiji 12 kg guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Stok nasional elpiji saat ini AMAN & CUKUP untuk 6 hari kedepan. Ketersediaan stok akan terus ditingkatkan dengan masuknya elpiji produksi kilang Pertamina maupun hasil dari KPS lainnya. Oleh karena itu, masyarakat pengguna elpiji 12 kg tidak perlu khawatir dan tidak melakukan pembelian yang lebih dari kebutuhan normalnya.
Jamin ketersediaan LPG 12 kg dan 3 kg untuk masyarakat PERTAMINA JUAL LPG 12 KG dan 3 KG DI SPBU Sebagai upaya memberikan kepastian suplai kepada masyarakat pengguna LPG 12 kg, Pertamina sejak akhir minggu lalu sudah mensuplai LPG 12 kg secara langsung ke 43 SPBU di wilayah Jabodetabek. Upaya ini dilakukan guna menambah jalur distribusi sehingga masyarakat dapat secara langsung mendapatkan refill LPG 12 kg di sejumlah outlet SPBU Pertamina. 43 SPBU yang menyediakan refill LPG 12 kg tersebut adalah: 1. SPBU Pamulang 2. SPBU KP. Utan 3. SPBU KP. Utan -B 4. SPBU Sunter 5. SPBU Simatupang Non Giga 6. SPBU Bintaro Kodam 7. SPBU Lebak Bulus 8. SPBU KP. Rambutan 9. SPBU Pangkalan Jati 10. SPBU Cipinang 11. SPBU Suka Maju
125
12. SPBU Pulo Gebang 13. SPBU Penggilingan 14. SPBU Cilandak 15. SPBU 34-12403 Lebak Bulus 16. SPBU 34-16409 Meruyung 17. SPBU Pekayon Bekasi 18. SPBU Cirendeu 19. SPBU 34 - 13305 Otista 20. SPBU Martadinata 21. SPBU Bhakti Yudha 34 / Depok 22. SPBU 34.12804 Sahardjo 23. SPBU 34-12705 Cawang 24. SPBU 34-16311 Parung - Bogor 25. SPBU 34-13402 Jl. Pahlawan Revolusi 26. SPBU 31-11402 Jl. Kiai Tapa 27. SPBU 34-17130 Jl. Raya Pondok Ungu Permai No 2 Bekasi 28. SPBU 34-17133 Jl. Raya Nusantara No. 5 Perumnas III Bekasi 29. SPBU 34-17137 Jl. Pangeran Jayakarta No. 5 Bekasi Barat 30. SPBU 34-11706 Jl. Daan Mogot Km. 14,5 - lCengkareng 31. SPBU 34-12702 Tendean - Mampang -Jakarta Selatan 32. SPBU 31-10701 Kemayoran - Jakarta Pusat 33. SPBU 34-17102 Rawapanjang - Bekasi 34. SPBU 34-17103 Jl. Tarum Timur - Bekasi Barat 35. SPBU 34-16302 Jl.Raya Gunung Sindur 36. SPBU 34-16507 Jl. Raya Parung Ciputat 37. SPBU 34-16509 Jl. Sawangan Depok 38. SPBU 34-16304 Jl.Salabenda - Bogor 39. SPBU 34-16106 Jl. Raya Dadali - Bogor 40. SPBU 34-16311 Jl. Raya Jabon Mekar - Bogor 41. SPBU 34-15809 Jl. Raya PLT Curup 49-KM 3,5 Tangerang 42. SPBU 34-15117 Jl. Raden Patah - Cileduk
126
43. SPBU 34-16107 Jl. Raya Sukasari - Bogor
LPG 12 kg merupakan bisnis Pertamina yang hingga kini masih merugi karena harganya masih di bawah harga keekonomian. Selain itu saat ini, Pertamina sedang melaksanakan program pemerintah dalam hal konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg, dengan demikian Pertamina akan lebih fokus untuk penyediaan elpiji 3 kg.
Untuk LPG 3 kg Pertamina menjual secara langsung di SPBU: 1. SPBU 34-17527 Jl. Kalimalang - Suka Damai - Cibitung 2. SPBU 34-17118 Jl. Jend. Sudirman - Bekasi 3. SPBU 34-17131 Jl. Pramuka - Rawanumbu - Bekasi 4. SPBU 34-17538 Jl. Raya Legenda - Tambun Selatan 5. SPBU 34-17507 Jl. Fatahilah - Cikarang 6. SPBU 34-17535 Jl. Mahfud - Tambun 7. SPBU 34-17305 Jl. Raya Cibarusa - Bekasi 8. SPBU 34-17103 Jl. Kyai Hood Ali - Bekasi PERTAMINA TINGKATKAN PASOKAN LPG PT Pertamina (Persero) hari ini mengumumkan penambahan jumlah elpiji yang dipasok untuk wilayah Sumatra dan Jawa sebanyak 49.000 Metrik Ton (MT). Penambahan stok elpiji ini dimaksudkan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan akan elpiji 3kg di wilayah ini.
127
Status pasokan per Selasa, 16 Desember 2008 Pelabuhan Tanjung Priok
Jumlah (Metrik Ton/MT)
Wilayah distribusi
6.000 (16 Des)
Jabodetabek
1.800 (17 Des)
Jabodetabek
1.800 (18 Des)
Jabodetabek
Tanjung Uban (Batam) 20.000 10.000
Sumatra Jawa Barat (ditranportasikan ke Eretan)
Eretan, Jawa Barat
9.400
Akan ditransportasikan ke Indramayu
Saat ini tanker Navigator Aries tengah membongkar muatan sebanyak 6.000 MT di Pelabuhan Tanjung Priok dan kemudian disusul oleh kapal Gas Sikousis dan Asian Gas, masing-masing dengan muatan sebesar 1.800 MT. Jumlah total sebanyak 9.600 MT akan mencukupi kebutuhan di seluruh wilayah Jabodetabek.
"Upaya ini akan kami intensifkan hingga ketersediaan pasokan elpiji kembali normal," tegas Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Faisal.Pada hari ini juga, kapal Maharashi dan Maharashi 2 tengah membongkar muatan elpiji sebanyak 30.000 MT. Dari jumlah tersebut, 10.000 MT akan ditransportasikan ke Eretan untuk memasok elpiji
Optimalisasi Filling Plant Untuk satu minggu ke depan, Pertamina akan mengoperasikan tiga filling plant di Tanjung Priok, Balongan dan Eretan dengan kapasitas penuh. Kapasitas penuh Tanjung Priok adalah 2.500 MT, dan berkapasitas untuk pengisian setara
128
dengan 60.000 tabung per hari. Kapasitas penuh Balongan adalah 1.300 MT, dan bisa mengisi 30.000 tabung per hari malah Eretan adalah 2.000 MT dan berkapasitas untuk pengisian setara dengan 150.000 tabung per hari.
"Saat ini antrian truk pengangkut elpiji dari agen sudah normal kembali, yakni berkisar 70 truk per hari," jelas Wahyudin Akbar, VP Gas Domestik, PT Pertamina (Persero). P ertamina juga akan mengoperasikan tiga buah SPBE baru, masing-masing berlokasi di Cileungsi dengan 24 filling machine berkapasitas 60 ton/hari dan Bekasi Timur berkapasitas 90 ton per hari dengan 48 buah filling machine. Pertamina Giatkan Program Edukasi Konversi Mitan ke Elpiji 3 Kg PT Pertamina (Persero) terus menggiatkan program edukasi kepada masyrakat dalam rangka konversi dari minyak tanah ke LPG 3 kg untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat dan kegunaan pemakaian gas. Pada hari ini (10/9), Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari H. Soemarno bersama Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, langsung turun ke lapangan melakukan edukasi kepada masyarakat di wilayah Kemayoran Jakarta Pusat sebagai bagian dari program konversi minyak tanah ke gas. Ari Sumarno menyampaikan bahwa Pertamina akan terus menggiatkan pelaksanaan edukasi kepada masyarakat luas. "Pertamina menyadari bahwa program konversi ini mengubah pola masyarakat dalam memanfaatkan bahan bakar. Karenanya, Pertamina akan meningkatkan langkah-langkah edukasi untuk mengubah kebiasaan masyarakat," Ari menjelaskan.
Ari mengakui selama ini masih terdapat keluhan-keluhan dari masyarakat sebagai pengguna gas 3 kg. "Keluhan ini kami respon dengan berbagai cara, mulai dari memperbaiki kualitas tabung dan kompor, memastikan masyarakat mudah mendapatkan isi ulang gas, serta menurunkan tenaga lapangan untuk melakukan pencacahan dan memberikan bantuan teknis tentang cara menggunakan kompor
129
gas yang benar kepada masyarakat," jelas Dirut Pertamina tersebut. Langkah edukasi ini akan melibatkan masyarakat lebih luas seperti mengajak berbagai pihak seperti masyarakat kampus, lembaga konsumen, asosiasi pengusaha kecil dan menengah serta pihak-pihak lain yang berkecimpung di bidang gas. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Pertamina menghimbau agar media massa ikut membantu program edukasi masyarakat agar program konversi ini berjalan lancar. "Pertamina mengucapkan terima kasih atas peran media massa selama ini. Kami mengharapkan agar peran tersebut untuk tetap dilanjutkan, untuk membantu masyarakat memahami manfaat penggunaan gas".
Sampai hari ini, Pertamina telah membagi 719.305 paket kompor dan tabung gas 3 kg kepada 643.463 KK dan 75.842 usaha mikro di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Tangerang, dan Depok.
Acara sosialisasi diikuti oleh 600 warga Kecamatan Kemayoran yang terdiri dari 8 Kelurahan, dimeriahkan oleh penampilan Lenong Betawi, Demo Masak oleh Rudy Choirudin dan hiburan musik dangdut. Untuk memberikan pengalaman memasak menggunakan kompor LPG, diadakan pula lomba memasak antar kelurahan. Dukung Pemerintah Percepat Konversi Energi: Pertamina Mengadakan Sosialisasi Konversi Elpiji 3 Kg Untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat suksesnya program konversi energi, Pertamina melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai elpiji 3 kilogram kepada masyarakat yang telah menggunakan kompor gas dan elpiji 3 kilogram. Sosialisasi dilakukan di Kantor Kecamatan Johar Baru, Jalan Johar Baru Utara No.1 Jakarta Pusat, Senin (20/8). Sosialisasi dilakukan dengan cara memberi penjelasan secara langsung kepada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut masyarakat juga dapat bertanya secara langsung hal-hal teknis
130
penggunaan kompor elpiji. Dengan adanya edukasi terus menerus mengenai pemakaian kompor gas dan tabung elpiji 3 kilogram, diharapkan masyarakat lebih yakin untuk terus menggunakan kompor gas dan tabung elpiji 3 kilogram dan tidak kembali beralih ke kompor minyak tanah.
Tabung dan kompor yang
dibagikan bergaransi selama satu tahun. Jika masyarakat menemukan masalah dengan kompor dan tabungnya, mereka dapat menukarkannya di pangkalan. Hingga saat ini, kompor gas dan tabung elpiji 3 kilogram yang telah dibagikan sebanyak untuk rumah tangga 560.165 Kepala Keluarga (KK) sedangkan untuk usaha kecil mikro (UKM) sebanyak 53.327.
Pada tahap I, di Jakarta Pusat konversi telah dilakukan di Kemayoran, Cempaka Putih, Johar Baru, Senen, Sawah Besar, Menteng, Gambir dan Tanah Abang. Di Jakarta Timur, konversi telah dilakukan di Kecamatan Kampung Makassar dan Kecamatan Kramat Jati. Sedangkan di Jakarta Utara konversi dilakukan di Kecamatan Pademangan, Penjaringan, dan Tanjung Priuk. Di Depok konversi dilakukan di Kecamatan Sukma Jaya dan Pancoranmas. Di wilayah Tangerang konversi dilakukan di Kecamatan Karawaci, Tangerang Kota, Neglasari, Batu Ceper, dan Benda.
Tahap II saat ini sedang memasuki proses pencacahan. Wilayah yang menjadi target di tahap II adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Bandung dan Cimahi.Target yang ingin dicapai hingga Desember 2007 di wilayah Jabodetabek sebanyak 2,7 juta kepala keluarga. Target secara nasionalnya hingga akhir tahun sebanyak 6 juta kepala keluarga.
131
Persiapan Konversi Mitan ke Elpiji 3 kg; PENGADAAN KOMPOR 1 TUNGKU DIPASOK 11 PERUSAHAAN Dalam rangka pengurangan subsidi BBM yang telah ditetapkan pemerintah melalui pelaksanaan program pengalihan penggunaan minyak tanah menjadi elpiji 3 kg, maka Pertamina telah menetapkan 11 perusahaan yang mengikuti tender pengadaan kompor 1 tungku, untuk menyuplai kebutuhan sebanyak 4.576.650 buah kompor.
11 perusahaan penyedia kompor 1 tungku tersebut adalah sebagai berikut: 1. PT. Aditec Cakrawiyasa (1.000.000 kompor) 2. PT. Citra Surya Abadi Prima (650.000 kompor) 3. PT. Wijaya Karya (425.000 kompor) 4. PT. Sumacom Matra (525.000 kompor) 5. PT. Kayra Bahana Unigram (585.000 kompor) 6. PT. Supra Teratai Metal (400.000 kompor) 7. PT. Denpoo Mandiri Indonesia (400.000 kompor) 8. PT. Covina (126.650 kompor) 9. PT. Winn Appliance (315.000 kompor) 10. PT. Energi Multitec Indonesia (100.000 kompor) 11. PT. Cakrindo Mas (50.000 kompor)
Sesuai hasil tender yang telah dilakukan maka Pertamina dapat menekan harga kompor gas tersebut menjadi Rp. 48.500 per unit (belum termasuk PPN 10%). Program pengalihan minyak tanah ke elpiji 3 kg ini sendiri menurut rencana akan dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2008 oleh pejabat pemerintah terkait di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
132
Konversi Minyak Tanah ke LPG; PERTAMINA PERLUAS UJI COBA PADA 25.000 KK PT Pertamina (Persero) melakukan perluasan uji pasar konversi bahan bakar Minyak Tanah ke Elpiji di Jakarta dan Tangerang dengan target pemakai 25.000 Kepala Keluarga (KK). Perluasan uji pasar ini bertujuan untuk mempelajari aspek atau kendala-kendala yang mungkin timbul dalam pendistribusian LPG jumlah besar. Penggunaan Elpiji ukuran 3 kg sebagai pengganti Minyak Tanah ini merupakan Program yang telah ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap mulai awal 2008. Pertamina mentargetkan mendistribusikan Elpiji 3 kg hingga 567.767 Ton pada 2008 yang mengkonversi sekitar + 988.000 KL Minyak Tanah.
Perluasan uji pasar ini didasarkan atas keberhasilan pelaksanaan uji pasar sebelumnya pada Agustus 2008 di Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, yang melibatkan 500 KK. Respon yang diperoleh dari uji pasar awal sangat positif karena 99% responden menyatakan tetap akan menggunakan Elpiji 3 kg dan tidak akan menggunakan Minyak Tanah lagi. Sebagian besar konsumen atau 87.8% responden menyatakan bahwa Elpiji dapat digunakan lebih hemat dibandingkan Minyak Tanah karena pengisian ulang untuk 1 tabung Elpiji 3 kg baru dilakukan setelah pemakaian di atas 7 hari. Hal ini jauh lebih baik dari asumsi semula bahwa pengisian ulang untuk 1 tabung Elpiji 3 kg yang setara dengan 5.22 liter Minyak Tanah adalah 5 hari, dengan perkiraan penggunaan Minyak Tanah 1 liter/hari. Konsumen juga menyatakan bahwa Elpiji lebih hemat karena 97.4% responden menyatakan menggunakan Elpiji 3 kg dapat menghemat + Rp 3.000 per minggu dibandingkan Minyak Tanah (konsumsi rata-rata 1 tabung Elpiji 3 kg antara 7 hingga 10 hari). Dari sisi pemakaian kompor, 94% responden juga menyatakan bahwa kompor Elpiji mudah digunakan.
Pelaksanaan perluasan uji pasar ini mulai dilaksanakan 8 Desember 2006 di Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat dan
133
Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Karawaci, Tangerang. Dipilihnya kedua daerah ini kerena pertimbangan tingginya rasio penggunaan Minyak Tanah di daerah tersebut. Uji pasar ini akan mendata setiap konsumen rumah tangga pengguna Minyak Tanah dan membagikan paket kompor gas dan tabung isi Elpiji 3 kg sampai ke rumah masing-masing. Para peserta program perluasan uji pasar diberikan penjelasan melalui leaflet berisi petunjuk penggunaan kompor gas Elpiji serta handling/penanganan tabung Elpiji 3 kg. Konsumen baru ini juga akan diajarkan cara penggunaan kompor gas dan handling tabung Elpiji 3 kg. Pelaksanaan perluasan uji pasar ini akan dikontrol dan dipantau melalui penggunaan kartu kendali, yang akan dibagikan kepada setiap KK.
Setiap peserta program perluasan uji pasar akan memperoleh 1 buah kompor gas 1 pit, accessories selang, klem dan regulator, 1 buah tabung Elpiji 3 kg dan isi gas perdana Elpiji 3 kg. Semua perangkat ini diberikan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Pelaksanaan perluasan uji pasar ini melibatkan 10 Agen Elpiji 3 kg dan 11 Pangkalannya, dengan perincian 6 Agen Elpiji 3 kg dan 6 Pangkalannya akan mendistribusikan Elpiji 3 kg di Kecamatan Kemayoran untuk 18.715 KK, dan 4 Agen Elpiji 3 kg dan 5 Pangkalannya akan mendistribusikan Elpiji 3 kg di Kecamatan Karawaci, Tangerang untuk 6.285 KK. Agen dan Pangkalan yang berpartisipasi dalam program ini, alokasi Minyak Tanah nya akan ditarik setara dengan jumlah energi Elpiji yang disalurkan. Ukuran kesetaraan yang telah ditetapkan adalah 1 kg LPG = 1,74 liter Minyak Tanah. Secara total program perluasan uji pasar 25.000 KK ini, akan mengkonversi pemakaian Minyak Tanah sebesar 434 KL per bulan atau setara dengan 250 ton Elpiji. Jumlah ini masing-masing 187 ton untuk Kecamatan Kemayoran dan 63 ton Elpiji untuk Kecamatan Karawaci.
134
Pengadaan Material LPG 3 kg Penuhi Persyaratan SNI Pada setiap pengadaan material LPG 3 Kg yang dilakukan Pertamina melalui pabrikan yang direkomendasikan oleh Deperindag serta yang memenuhi persyaratan SNI (Standar Nasional Indonesia), sehingga diyakini material tersebut sudah memenuhi standar safety.Ketika material tersebut tiba di lokasi penerimaan (sebelum didistribusikan oleh konsultan pendistribusi ke masyarakat pengguna), petugas Pertamina akan melakukan pemeriksaan Quality Control sesuai dengan syarat SNI.
Dari hasil penggalian informasi dan peninjauan lapangan petugas Pertamina, serta juga penyelidikan pihak Polri diperoleh fakta bahwa hampir diseluruh kejadian kebakaran disebabkan adanya kelalaian atau ketidaktahuan penggunaan material LPG 3 Kg dimana telah terjadi akumulasi LPG didalam ruangan tertutup akibat adanya kebocoran yang tidak disadari oleh pengguna ditambah dengan adanya sumber panas (api) sehingga menyebabkan terjadinya ledakan dan kebakaran. Dalam hal ini hampir diseluruh kejadian tidak ditemukan adanya tabung yang meledak (pecah).
Sejak dimulainya konversi sampai dengan saat ini Pertamina telah secara rutin melakukan kegiatan sosialisasi yang meliputi aspek pengenalan material konversi, tata cara penggunaannya, termasuk peningkatan awareness akan aspek safety dalam penggunaan LPG. Proses sosialisasi ini telah dilakukan secara paralel juga oleh konsultan distribusi pada saat penerimaan paket perdana serta juga Pemerintah (dalam hal ini Dirjen Migas).
Untuk mencegah terjadinya lagi kecelakaan yang berhubungan dengan penggunaan LPG, Pertamina berkomitmen untuk lebih meningkatkan sosialisai cara penggunaan LPG yang benar, disamping juga tetap memperhatikan aspekaspek HSE (Healthy and Safety Environment) serta quality control.
135
Pertamina juga meminta kepada media agar tidak memberitakan penyebab yang belum akurat dalam memberitakan kejadian kecelakaan penggunaan LPG. Di samping itu, Pertamina berharap agar media tidak hanya cukup dengan memberitakan kejadian kecelakaan, namun lebih jauh dari itu, Pertamina meminta media agar juga membantu edukasi kepada pengguna elpiji, sesuai dengan salah satu fungsi media yaitu sebagai sarana edukasi bagi masyarakat. Konversi Minyak Tanah ke LPG Berhasil Hemat Rp 10,7 Triliun Subsidi BBM Suksesnya program konversi LPG 3 kg dan terus dilakukannya penambahan fasilitas distribusi dan penimbunan LPG yang dilakukan Pertamina membuahkan apresiasi berupa penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral Madya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (28/9).
Penghargaan diterima oleh Tim Implementasi Program Nasional Konversi Minyak Tanah ke LPG karena keberhasilan dilakukannya program konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram yang telah dilakukan dari tahun 2007 hingga saat ini. Penghargaan atas kesuksesan tersebut, diberikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Purnomo Yusgiantoro kepada PT Pertamina (Persero) yang telah mendistribusikan hampir 40 juta paket perdana konversi bagi kalangan rumah tangga dan usaha mikro. Sampai minggu kedua Oktober, besarnya akumulasi distribusi telah mencapai 39.885.177 tabung. Untuk tahun 2009, tercatat hingga pertengahan Oktober 2009, Pertamina telah mendistribusikan paket kompor dan tabung sebanyak 20.138.021 Kepala Keluarga (KK) dan usaha mikro atau mencapai 85 persen dari target 23.772.582 paket pada akhir tahun ini. Program konversi elpiji yang sukses digulirkan di Indonesia ini merupakan yang terbesar di dunia, karena konversi ini dilakukan dengan target 52 juta rumah tangga dalam waktu tiga tahun pada 2010 mendatang, bahkan program ini telah dipuji oleh World LP Gas Association sebagai model
136
konversi dari pengguuna non-LPg ke LPG yang dapat dijadikan contoh negaranegara lain.
Pertamina juga mendapatkan penghargaan yang diwakili juga diterima oleh kepada Hanung Budya atas keberhasilan membangun infrastruktur LPG khususnya Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) sebanyak 103 buah. Selain itu, Pertamina juga membangun SPBE terbesar yang didukung 120 mesin pengisian Elpiji dan mempunyai kapasitas pengisian sebanyak 1.000 metrik ton per hari. Konversi Minyak Tanah ke LPG Sepanjang periode 2007-2009 program konversi ini dilakukan, telah berhasil menghemat subsidi negara sebesar Rp 19,98 triliun. Biaya yang dikeluarkan untuk paket konversi adalah sekitar Rp. 9,3 Triliun, sehingga total penghematan yang sudah dapat dilakukan negara adalah sekitar Rp. 10,7 Triliun.
Sejak dimulainya program konversi tahun 2007, konsumsi elpiji terus meningkat. Untuk tahun 2009 ini, Pertamina memprediksikan total penggunaan elpiji akan menembus angka 3 juta metrik ton. Angka tersebut terdiri dari 1,7 juta Mton untuk LPG PSO (bersubsidi) dan 1,3 juta Ton LPG Non Subsidi. Meningkatnya konsumsi terhadap bahan bakar gas elpiji harus diikuti dengan upaya perbaikan kinerja maupun insfrastruktur pendukung distribusi. Untuk itu, Pertamina mengupayakan percepatan pengembangan infrastruktur pendukungnya. Diantaranya pembangunan beberapa LPG Storage Terminal baik yang dilakukan oleh Pertamina maupun pihak ketiga sebagai mitra investasi.
Penarikan minyak tanah telah mencapai 97 persen yakni sebesar 4.045.928 Kilo Liter dari target APBN-P 2009 sebesar 4,1 juta Kilo Liter. Untuk realisasi refill (isi ulang tabung) dan perdana elpiji telah mencapai 1.301.070 Metrik Ton (MT) atau 77 persen dari target tahun 2009 ini 1.753.552 MT. Target 52 juta penerima paket perdana diharapkan dapat dituntanskan pada pertengahan tahun 2010 mendatang.