FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2013 JUDUL KARYA :
Green Building dan Safety Proyek Jembatan Kembar Samarinda Kategori : Bangunan Prasarana Transportasi (Jembatan)
NAMA / INSTITUSI
: PT. PP – PERDANA, KSO
BIDANG KEGIATAN
: Construction and Investment
ALAMAT & TELEPON
: Plaza PP – Wisma Subiyanto, Jl. TB . Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Telp. (021) 8403909 / 8403883 Fax. (021) 8403914
PIMPINAN
: Ir. Bambang Triwibowo
FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI 2013 I. DATA PROYEK YANG DIAJUKAN a.
Judul/Nama Proyek
: Pembangunan Jembatan Kembar Samarinda (Mahakam IV) MYC
b.
Lokasi Proyek
: Kota Samarinda, Kalimantan Timur
c.
Kategori Penghargaan : A. Kategori proyek dengan nilai diatas Rp. 75 Milyar 1. Pelaksanaan Bangunan Gedung Lebih dari 8 Lantai 2. Pelaksanaan Bangunan Gedung Kurang dari 8 Lantai 3. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Transportasi 4. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Sumber Daya Air 5. Pelaksanaan Bangunan Prasarana Industri
B. Kategori proyek dengan nilai diatas Rp. 10-75 Milyar 1. Pelaksanaan Bangunan Gedung 2. Pelaksanaan Bangunan Sipil 3. Pelaksanaan Bangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih dan Air Limbah
II.
DATA PERUSAHAAN
a. Nama Perusahaan
: PT. PP (Persero), Tbk
b. Alamat
: Plaza PP – Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo – Jakarta 13760 Tel.(021) 8403909 / 8403883 Fax.(021) 8403914
c. Tanggal pendirian
: 26 Agustus 1953
d. Jenis Usaha
: Construction & Investment
Jakarta, 10 Oktober 2013 Corporate Secretary PT. PP (Persero) Tbk
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 I.
DATA PERUSAHAAN 1. Nama Perusahaan 2. Alamat
: PT. PP (Persero) Tbk. : JL. Letjen TB. Simatupang No.57, Pasar Rebo, Jakarta 13760 Telp : (021) 8403883, 8403909 Fax : (021) 8403914 Website: www.pt-pp.com , Email:
[email protected],
[email protected]
3. 4. 5.
Tanggal didirikan Jenis Usaha Daftar Direksi
No
: 26 Agustus 1953 : Construction & Investment Direktur
Nama Lengkap & Gelar
1.
Direktur Utama
Ir. Bambang Triwibowo
2.
Direktur Teknik dan Pengembangan Bisnis
Ir. Harry Nugroho, MM
3.
Direktur Keuangan
Ir. Tumiyana, MBA.
4.
Direktur Operasi
Ir. Ketut Darmawan
5.
Direktur Pemasaran
Ir. I Wayan Karioka
6.
Jumlah Kepala Proyek & Tim Project Management : 104 Manager Proyek & 165 Tim Project Management.
7.
Anggota Asosiasi :
No Nama Asosiasi 1
GBCI (Green Building Council Indonesia)
2.
AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia)
3.
KADIN (Kamar Dagang dan Industri)
4.
AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik & Mekanikal Indonesia)
5.
ASPEKNAS (Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional)
6.
AKAINDO (Asosiasi Kontraktor Air Indonesia)
7.
GAPEKSINDO (Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia)
8.
APNATEL (Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi)
9.
GAPENRI (Gabungan Perusahaan Nasional Rancangbangun Indonesia)
8.
Lampiran data pendukung :
a.
Fotokopi SIUJK yang masih berlaku
b.
Fotokopi Sertifikat Badan Usaha
c.
Fotokopi Sertifikat ISO 9001 : 2008
d.
Fotokopi Sertifikat OHSAS 18001 : 2007
e.
Fotokopi ISO 14001 : 2004
1
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 I.
DATA UTAMA PROYEK a. Nama Proyek
: Pembangunan Jembatan Kembar Samarinda (Mahakam IV) MYC
b. Lokasi
: Kota Samarinda, Kalimantan Timur
c. Kontrak
: 602/774/KPA/PEMB.JBT-K/XI/2012; tanggal : 08 Nopember 2012
NK+PPN d. Adendum I NK+PPN
: 05/PPPK/PEMB.JBT-K/IV/2013; tanggal : 02 April 2013 : Rp 171.680.269.000,00
e. Masa Pelaksanaan
: 418 hari kalender (08 Nopember 2012 s/d 30 Desember 2013)
f.
: 180 hari kalender (31 Desember 2013 s/d 28 Juni 2014)
Masa Pemeliharaan
g. Pemilik Proyek
: Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
h. Jenis Kontrak
: Tunggal
i. II.
: Rp 171.680.269.000,00
Gambar, denah, tampak, dan potongan dalam ukuran A3 terlampir.
DATA KEUNIKAN BANGUNAN DAN SPESIFIKASI A. Gambaran Umum dan Data Teknis Kota Samarinda yang telah dikenal lama sebagai kawasan pertambangan batubara, saat ini mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Hal ini ikut mendongkrak rata-rata pertumbuhan ekonomi masyarakatnya, yakni 7,42% dalam 4 Tahun (Sumber: Tabel 3.2, PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Samarinda Tanpa Migas Tahun 2009-2012, BPS Kota Samarinda) sehingga pilihan-pilihan moda transportasi yang lebih fleksibel dituntut untuk memberikan pelayanan yang setara dengan pertumbuhan ekonominya. Transportasi darat dan penghubung berupa jembatan Mahakam I (satu) antara Kota Samarinda dengan Samarinda Seberang saat ini masih menjadi favorit masyarakat sekitar disamping pilihan transportasi umum sungai yang kian meredup. Berdasarkan pemikiran tersebut, pemerintah daerah melaui Dinas PU Provinsi Kalimantan Timur membangun Jembatan Kembar Samarinda (Mahakam IV). Jembatan ini merupakan bagian dari Master Plan percepatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Untuk menambah kesan unik dan artistik, konstruksi jembatan dipilih menggunakan struktur Pelengkung Rangka Baja dengan bentang utama sepanjang 220 meter untuk meminimalisir terjadinya benturan ponton batubara ketika melintas dibawah kaki jembatan dengan struktur penyangganya. Proyek pembangunan Jembatan Kembar Samarinda berlokasi di Kelurahan Sungai Kunjang Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Jembatan ini dibangun menyeberangi sungai mahakam yang digunakan juga sebagai jalur transportasi umum dan barang (batubara, kayu, alat berat, dll). Karena jarak antara permukaan sungai dan permukaan jembatan lama yang cukup dekat maka diperlukan jembatan yang memiliki tinggi pier cukup tinggi untuk dilintasi ponton batubara maupun kayu logging dengan aman. Jembatan Kembar Samarinda memiliki total panjang 400 meter dengan bentang utama 220 meter dan bentang kanan-kiri 90 meter masing-masingnya. Tipe struktur baik pada approach span maupun main span 2
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 dipilih Pelengkung Rangka Baja dengan rangka baja berada di bawah lantai kendaraan pada approach span lalu menurun pada elevasi ±0.00 pada ujung footing, kemudian meninggi pada tengah bentang dan pada puncaknya memiliki ketinggian 57.354 meter terhitung dari ujung footing pier. Lokasi proyek yang berada di daerah padat lalu lintas sungai berupa ketinting, speedboat, tugboat dan ponton menjadi salah satu kendala yang turut diperhitungkan dalam kegiatan proyek. Hal ini dapat bersiko menghambat pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen terhadap jadwal setiap kegiatan pergerakan ponton pemancangan maupun ponton service dan koordinasi antar tim proyek serta dengan pihak terkait di lingkungan sekitar proyek agar material yang akan didatangkan dapat tiba di lokasi proyek sesuai dengan jadwal kebutuhan dan pelaksanaan pekerjaan dapat berlangsung lancar dan aman. Pada main span dan approach span memiliki 4 struktur utama yaitu bangunan bawah berupa steel pipe pile diameter 1000 mm dan pilar beton sebagai dudukan rangka jembatan, dan bangunan atas berupa pelengkung rangka baja. Green Building sebagai target dalam pembangunan Jembatan Kembar Samarinda, ada banyak hal yang harus mendapat perhatian khusus. Aspek pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus selaras dengan aspek perencanaan yang telah disusun dari awal sehingga aspek-aspek penilaian untuk mencapai target tersebut dapat terpenuhi.
Gambar 1. Visualisasi 3D Rencana Direksi Keet Proyek
Gambar 2. Realisasi Direksi Keet Proyek
B. Penggunaan Tiang Pancang Steel Pipe Pile Diameter 1000 mm Proyek Jembatan Kembar Samarinda menggunakan tiang pancang SPP ØOD 1000 mm. Mutu yang digunakan adalah type Grade 3 dengan spesifikasi sebagai berikut : 3
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 -
Spesifikasi
: ASTM A-252 Gr.3
-
Panjang
: 12 meter (dengan Bevel di ujung)
-
Diameter
: OD 1000 milimeter
-
Tebal
: 16 milimeter
-
Berat
: 388.25 kg/m’
-
Tensile Strenght
: 470-630 N/mm2
-
Yield Strenght
: 355 N/mm2
Pekerjaan pemancangan Steel Pipe Pile diameter 1000 mm dikerjakan oleh subkontraktor PT. Sanggar Adhisarana Tehnik.
Gambar 3. Tiang pancang SPP diameter luar 1000 mm III.
ASPEK PERANCANAAN PELAKSANAAN PROYEK A. Perencanaan Struktur Organisasi Pemilihan bentuk struktur organisasi direncanakan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai target pencapaian biaya, mutu, dan waktu. Mempertimbangkan pekerjaan pada proyek ini tidak terlalu padat, maka dipilih struktur organisasi yang tidak memerlukan banyak personil dan lebih efisien. Seorang QSHE Officer diposisikan untuk mengawasi seluruh kegiatan proyek agar memenuhi target Kualitas, Keselamatan, dan Lingkungan. Serta seorang QC Officer diposisikan untuk mengontrol pencapaian mutu pelaksanaan kegiatan dan bahan material (agregat, pasir, beton dan pelengkung rangka baja).
4
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Bagan 1. Struktur Organisasi Proyek B. Perencanaan Metode Pelaksanaan . Tingkat kesulitan utama pada proyek ini adalah lokasi pekerjan yang berada di tengah arus lalulintas pelayaran kapal tugboat dan ponton bermuatan penuh batubar, kayu ataupun agregat dengan frekuensi melintas 2 kapal per menitnya. Serta arus sungai yang deras sehingga potensi kecelakaan kerja lebih tinggi dibanding dengan di darat. Koordinasi dengan para pihak pengguna alur selalu dilakukan oleh kontraktor agar kegiatan proyek berjalan dengan lancar dan aman. Ada 3 pekerjaan utama yang memerlukan perhatian khusus yaitu : pekerjaan pemancangan tiang pancang SPP ØOD 1000 mm, pembesian dan pengecoran pilecap serta pilar sebagai dudukan rangka jembatan. Perencanaan konstruksi Jembatan Kembar Samarinda telah diperhitungkan aspek risiko yang akan terjadi. Pihak kontraktor dalam hal ini tim proyek telah melakukan Management Resiko, untuk mengetahui dari awal tentang resiko yang akan terjadi dan cara-cara penanggulangannya. Berikut ini adalah tabel Risk Management Proyek Jembatan Kembar Samarinda :
5
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Tabel 1. Risk Management pada bidang lingkungan
Tabel 2. Risk Management pada pelaksanaan konstruksi 1) Pemancangan Tiang Pancang Steel Pipe Pile OD 1000 mm Pemancangan tiang pancang pipa baja diameter 1000 mm dilakukan oleh subkontraktor PT. Sanggar Adhisarana Tehnik dengan Hammer Pancang Kobelco 60 yang cocok untuk pemancangan diameter 1000 mm. Pemancangan terhadap tiang pancang baja sebesar ini harus menggunakan crane khusus dengan panjang leader minimal 28 meter.
Gambar 4. Metode pemancangan di sungai/laut
6
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pemancangan di sungai adalah : 1. Pemilihan jenis Hammer harus tepat sesuai dengan berat tiang pancang, kondisi tanah dan kapasitas alat pancang. 2. Kestabilan ponton pada saat pemancangan harus terjaga, untuk itu diperlukan jangkar/tambatan yang cocok dengan karakteristik tanah atau vegetasi setempat untuk posisi border tambatan ponton. 3. Posisi leader harus segaris dan searah dengan tiang pancang. 4. Jika terjadi perubahan arah pada tiang pancang maka leader dan alat harus menyesuaikan kondisi dengan arah pergerakan tiang. 5. Pengarah tiang untuk segmen pertama sangat diperlukan sebagai pengarah titik pancang, namun setelah disambung untuk segmen berikutnya, pengarah tiang ini harus dilepas agar pemancangan dapat menyesuaikan dengan kondisi tanah di kedalaman tertentu. 6. Penentuan titik pemancangan dilakukan dengan total station dan atau theodolit, agar lebih tepatnya dilakukan di 2 (dua ) titik pengamatan secara tegak lurus di depan dan samping sumbu tiang pancang. 7. Penggunaan total station dan theodolit setelah penetrasi tidak untuk melakukan koreksi terhadap kelurusan tiang pancang tetapi hanya digunakan untuk melakukan koreksi terhadap sumbu leader dan alat sesuai arah pergerakan penetrasi tiang pancang. 8. Cushion Wood harus dipasang saat pemancangan, bahan yang digunakan adalah multiplek dengan tebal minimal 10 cm dan harus diganti setiap kali pemacangan dilakukan atau jika sudah terjadi kerusakan. 9. Kondisi alat harus dalam kondisi baik dan fit. 10. Pengamanan safety sekitar posisi pemancangan dengan penempatan rambu-rambu safety dan baricade tape pada sling tambatan. 11. Dilakukan penutupan jalur sungai sebagian jika memang diperlukan, tentunya dengan koordinasi pihak yang terkait terlebih dahulu. Penentuan penghentian tiang pancang telah ditentukan bersama dengan konsultan dan direksi pada Final Set 2-3 mm / 10 pukulan. Hal tersebut harus didukung dengan pengambilan data kalendering.
2) Metode Pemasangan Lantai Kerja Pile Cap Metode Kupingan dan Balok H-Beam dipilih sebagai metode penyangga utama (main support) lantai kerja berdasarkan Quality Target Proyek dimana penggunaan material diharapkan dapat diminimalisir. HBeam yang terpakai dapat dilepas ketika Beton sudah mencapai umur targetnya dan Pier sudah cukup kuat untuk menopang dirinya sendiri sehingga H-Beam dapat dipakai kembali untuk support lantai kerja di Pier lainnya. Sebelum pengelasan kupingan dilakukan, surveyor memberikan titik levelling untuk posisi bottom Pier.
7
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 5. Metode kupingan dari potongan H-Beam untuk penyangga utama
3) Metode Pembesian Isian Tiang Pancang Pembesian Isian Tiang Pancang dilakukan di atas ponton service untuk mempersingkat waktu delivery besi ke posisi pier 10 dan 9. Ketika besi isian tiang pancang sudah terpabrikasi seluruhnya maka ponton ditarik ke posisi pier yang akan diisi besi spiral. Pengisian besi spiral menggunakan crane service sehingga proses pengangkatan dan pemasangan besi lebih singkat, mudah dan presisi untuk dilakukan pengelasan sambungan tulangan spiral.
Gambar 6. Pabrikasi besi spiral di atas ponton service
Gambar 7. Metode erection besi isian tiang pancang
8
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
G a m b a r Gambar 8. Besi spiral selesai di pasang
4) Metode Pemasangan Bekisting Bekisting yang digunakan berbahan phenol film dengan support besi hollow, pipa galvanized, besi kanal dan aplikasi plasticone untuk membantu support tekanan beton dari sisi dalam Pile Cap. Tujuan digunakannya plasticone adalah untuk membantu mempertahankan hasil kerapian permukaan beton ketika bekisting dibongkar.
Gambar 9. Bekistng Pile Cap dengan Plasticone
5) Metode Pengecoran Darat Pengecoran Isian Pipa Pancang dilakukan setelah besi spiral telah terisi sesuai dengan kedalaman yang telah disepakati sebelumnya berupa shop drawing, dimana beton di supply dari sisi darat. Ponton digunakan sebagai media jembatan pipa dari Concrete Pump untuk menjangkau posisi Pile Cap P10 dan P9. Supply beton dengan metode ini memiliki kelebihan dibandingkan supply beton dari truk mixer yang naik ke atas ponton dari dermaga milik Batching Plant, antara lain kualitas beton lebih terkontrol, waktu delivery beton lebih cepat, kontrol terhadap workability beton lebih baik. Pemilihan Supplier Beton juga penting untuk memilih jarak Batching Plant yang relatif dekat dengan proyek.
9
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 10. Pengecoran isian pipa pancang 6) Metode Pemasangan Pelengkung Rangka Jembatan Pada saat erection rangka jembatan pihak proyek bersama Dinas PU berkoordinasi dengan Administrasi Pelabuhan (Adpel), Pihak Navigasi, dan pengguna alur untuk memindahkan alur pelayaran sementara waktu, karena alur yang saat ini digunakan akan diposisikan crane barge untuk melakukan pemasangan rangka jembatan. Rencana schedule pemasangan memerlukan waktu 6 bulan untuk total 3 bentang.
10
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Bagan 2. Flowchart tahapan pemasangan segmen rangka baja
Urutan Pelaksanaan Erection Rangka Baja Jembatan adalah sebagai berikut : 1. Pemasangan rangka baja jembatan dilaksanakan dengan menggunakan metode perancah gantung. 2. Komponen rangka pelengkung adalah single beam dan tidak mempunyai bracing pada bottom chord. 3. Setelah fabrikasi, komponen rangka belum pernah dilakukan montage sehingga pelaksanaan masih mengacu pada gambar rencana. 4. Komponen Hanger berupa Steel Rod dengan socket tanpa adanya space untuk penyesuaian panjang hanger tersebut.
11
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 11. Pembagian zona kerja untuk urutan erection rangka baja 5. Menara Phylon a. Menara yang direncanakan adalah menara untuk pemasangan rangka pelengkung 90 meter. b. Gaya yang bekerja pada sambungan tiang hanyalah gaya axial dan tidak ada gaya tarik pada kolom tersebut.
Gambar 12. Gaya eksentrisitas yang bekerja pada menara phylon
c. Jika ada sambungan pada tiang menara yang tidak merata dapat diperkuat dengan pengelasan setempat pada sisi luar flens, sehingga dengan adanya pengelasan tersebut beban pada baut menjadi jauh lebih berkurang. d. Kondisi angkur Back Stay bagian atas strand diusahakan tidak boleh menyentuh ujung plat baja pada menara.
12
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Arah Samarinda
Arah Samarinda Seberang
Gambar 13. Pemasangan strand back stay dan stressing 70% di sisi samarinda seberang dan P12 (Hulu & Hilir)
Gambar 14. Dudukan (angkur head) back stay
Gambar 15. Temporary phylon 13
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 16. Pembuatan dudukan angkur head (back stayed) 6. Erection Batang Vertikal di P9 dan P10 pasang ikatan sabuk batang tegak dan lingset. 14
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 7. Erection segmen ke 1 s/d ke 2 Samarinda. 8. Pasang strand pada front stay, cek elevasi, stressing front stay 1 sampai sesuai dengan elevasi rencana ± 5 cm, stressing back stay. 9. Erection segmen ke 1 s/d 2 arah Seberang. 10. Pasang strand pada front stay 1, cek elevasi, stressing front stay 1 sampai sesuai dengan rencana ± 5 cm, stressing back stay. 11. Erection segmen ke 3 s/d ke 4 arah Samarinda. 12. Pasang strand pada front stay 2, stressing front stay 2 (Hulu+Hilir) sampai sesuai dengan elevasi rencana ± 5 cm, stressing back stay. 13. Erection di segmen selanjutnya urutannya sama dengan segmen 1, 2 dan 3. 14. Cek sisa jarak yang ada, cross check dengan sisa jarak gambar rencana. 15. Jika sisa jarak lebih besar dari gambar rencana, maka strand pada front stay akan di longgarkan sesuai yang diinginkan. 16. Setelah pemasangan rangka pelengkung approach span 90 m sisi Samarinda selesai dilanjutkan pemasangan rangka pelengkung approach span 90 m sisi Samarinda Seberang berturut-turut antara pilar P8-P9 dan pilar P10-P11.
Gambar 17. Proses erection pelengkung main span
Gambar 18. Proses pemasangan tie beam dan hanger 15
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 7) Project Quality Plan Proyek Jembatan Kembar Samarinda telah menetapkan planning dalam rangka untuk penghasilkan kualitas produk yang terbaik seperti tercantum dalam Quality Policy perusahaan :
Gambar 19. Kebijakan Quality perusahaan
Menindaklanjuti Kebijakan Quality perusahaan tim proyek menyusun rencana dan implementasi Quality Control dalam hal ini akan diawasi pelaksanaannya oleh seorang QSHEO. Inspeksi dan test plant terhadap alat bantu seperti alat survey dilakukan secara periodik. Selain alat, inspeksi & test plant dilakukan untuk setiap pendatangan material apakah sesuai dengan spesifikasi antara lain penerimaan beton readymix, dan penerimaan besi tulangan.
16
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Bagan 3. Flowchart Inspeksi/check list penerimaan material beton
Bagan 4. Flowchart inspeksi/check list pekerjaan pilar & kolom 8) Project SHE Plan Tim proyek merencanakan SHE Plan dan SHE target dengan mengacu pada kebijakan perusahaan mengenai Safety, Health & Enviromental yang tertuang dalam Company Policy. 17
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 20. SHE Plan pada Kebijakan Perusahaan Seperti halnya proyek-proyek PT. PP lainnya, proyek Jembatan Kembar Samarinda mencanangkan target “zero accident” pada pelaksanaan proyek. Penerapan aspek K3 pada proyek ini mengikuti kaidah Plan-Do-Check-Action. 1. Perencanaan (Plan) a. Membuat IBPR & IPPAL b. Membuat Objectif Target Program (OTP) c. Membuat target pencapaian dan kualitas SHE d. Membentuk struktur organisasi SHE e. Membuat schedule pelaksanaan kegiatan SHE f.
Membuat Rencana Anggaran Biaya SHE (RAB)
g. Membuat rencana penempatan fasilitas SHE h. Membuat rencana kebutuhan APD pekerja dan APK i.
Membuat trafic Management
j.
Merencanakan kebutuhan training SHE
k. Merencanakan pemeriksaan kesehatan pekerja (Jamsostek) l.
Mencari Alamat dan Nomor Telephone Penting
2. Pelaksanaan (Do) a. Mengevaluasi IBPR & IPPAL 18
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 b.
Melaksanakan kegiatan SHE
c.
Mengatur pembebanan biaya pelaksanaan SHE
d.
Menempatkan fasilitas SHE sesuai rencana
e.
Melaksanakan training SHE (Tanggap darurat, Evakuasi, APD, APK, P3K dll)
f.
Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pekerja
g.
Menetapkan Standard Prosedur Operasi
h.
Membuat record dari hasil pelaksanaan SHE
3. Pemeriksaan (Check) a. Inspeksi pelaksanaan SHE b. Audit kinerja dan pelaksanaan SHE 4. Tindakan (Action) a. Evaluasi hasil pelaksanaan SHE b. Review dan Perbaikan
IV.
INOVASI PELAKSANAAN Pada pelaksanaan proyek Jembatan Kembar Samarinda ini dilakukan berbagai inovasi diantaranya : 1. Direksi Keet Dari Material Daur Ulang Dengan mengusung program “Go Green, make your first step in the right direction”, Direksi Keet PT. PP – PERDANA, KSO terdiri dari ruangan-ruangan yang beberapa diantaranya terbuat dari kontainer bekas dengan landasan H-Beam untuk menghindari banjir karena efek air pasang sungai mahakam dan ruangan lainnya terbuat dari rangka baja ringan yang seluruhnya berbahan dasar ramah lingkungan. Ini merupakan Direksi Keet percontohan untuk kawasan Kota Samarinda sehingga cukup banyak kunjungan akademisi tidak hanya banyak berbagi ilmu di bidang struktural namun juga di bidang keselamatan bekerja dan wawasan lingkungan hidup.
Gambar 21. Direksi keet PT. PP-PERDANA, KSO
19
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 22. Rambu-rambu safety berbahan waste material potongan besi tulangan
Gambar 23. Tempat helm berbahan waste material potongan besi tulangan
2. H-Beam Sebagai Penyangga Utama Lantai Kerja Pier Ide penggunaan material H-Beam pada proyek ini datang dari survey resiko serta penentuan metode pemasangan lantai di pier jembatan. Sesuai data yang didapat, daftar pasang surut tidak bisa lagi menjadi patokan pasti kapan air pasang dan surut tiba. Bahkan ketinggian air pasang pada saat puncaknya dapat mencapai bottom pier jembatan. Sehingga penggunaan material kayu sebagai support lantai kerja tidak bisa dipergunakan karena tidak bisa bertahan lama. Di sisi lain, penggunaan material non kayu selaras dengan target pencapaian “Go Green” yang ingin dicapai tim proyek.
20
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013
Gambar 24. Pemasangan H-Beam untuk lantai kerja pier jembatan Phenol film juga dipilih sebagai pengganti plywood untuk mendapatkan kualitas permukaan beton yang rata dan tidak berpori setelah pengecoran dan pembukaan bekisting.
Gambar 25. Phenol film untuk bekisting lantai pier jembatan
3. Penggunaan Teknologi Sederhana & Tepat Guna Lokasi pekerjaan yang berada di tengah sungai mengharuskan tim proyek memikirkan cara yang efektif dan efisien untuk mentransfer material dan alat ringan dari stockyard menuju lokasi pekerjaan. Rencana 21
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 semula akan digunakan alat berupa ponton 180 feet dengan mobile crane 15 ton sebagai alat transfer dan alat angkat. Penggunaan alat tersebut dirasa tidak akan begitu efisien jika hanya digunakan untuk pergerakan pekerja untuk pengelasan kupingan penyangga lantai kerja dan langsir material skala kecil. Tim proyek mencari alternatif lain dengan bahan dan peralatan sederhana yang dapat menggantikan fungsi dari alat tersebut. Maka tim proyek membuat beberapa ponton drum dari drum-drum bekas dan menjadikannya alat transfer material. Keuntungan penggunaan ponton drum adalah biaya lebih murah, pemanfaatan material sisa, ponton drum hanya memerlukan tempat kecil saat bersandar di pinggir dermaga dan di lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu transportasi kapal.
Gambar 26. Ponton portable dari drum plastik bekas
4. Penggunaan Media Cloud Storage Sebagai Penyimpanan Data Tim proyek seringkali mengadakan kunjungan dan inspeksi kualitas ke tempat fabrikasi Rangka Baja Jembatan, sehingga untuk tetap bisa lancar melakukan komunikasi dan transfer data digunakan fasilitas cloud storage yang banyak disediakan gratis maupun berbayar. Karena seperti yang diketahui kapasitas pengiriman dan penyimpanan data lewat fasilitas e-mail terbatas. Sehingga transfer data foto hasil inspeksi atau laporan pengujian kualitas rangka baja yang berkapasitas besarpun dapat dilakukan dalam beberapa menit.
Gambar 27. Halaman depan dropbox 22
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 V.
REALISASI PELAKSANAAN Desain awal struktur atas dan struktur bawah didesain oleh PT. PERENTJANA DJAJA. Pada pelaksanaannya, PT. PERENTJANA DJAJA melakukan review desain untuk struktur bawah jembatan. Review dilakukan dengan pertimbangan bahwa desain awal memiliki kelemahan sebagai berikut : -
Jumlah pelengkung rangka baja perlu dioptimasi mengingat padatnya arus lalu-lintas ponton di sungai mahakam
-
Perlu adanya penambahan fender di sekeliling pilar utama sebagai pengaman tehadap potensi benturan langsung ponton yang melintas dengan pilar utama jembatan
Review desain terhadap bangunan atas berimbas pada bobot rangka jembatan yang mengalami kenaikan. Untuk menyesuaikan dengan desain bangunan atas. Proses review desain ini bersamaan dengan pelaksanaan sehingga berdampak pada waktu dan metode pelaksanaan pekerjaan.
23
KINERJA PROYEK KONSTRUKSI INDONESIA 2013 DOKUMENTASI PROYEK a. Foto bagian bangunan yang sudah selesai (dari berbagai sudut) ukuran 5R b. Foto bangunan dalam proses (tahap pelaksanaan) ukuran 5R (Terlampir)
Jakarta, 10 Oktober 2013 Corporate Secretary PT. PP (Persero) Tbk
Ir. Taufik Hidayat, M.Tech
24