GREEN BUILDING Tondy O. Lubis, LEED AP Core Founder – Green Building Council of Indonesia Director, Colliers FM (Facility Management Services) – PT Colliers International Indonesia
Abstract Green Building is one of the active ways to fight the climate change. Green Building Councils around the world are putting their efforts in developing green building rating systems to allow all stakeholders in the building industry to promote and to develop green building which will address their local context including the Green Building Council of Indonesia with its Greenship. To apply Greenship in Indonesia is a way to support the development of it. Green building is not a new concept. Traditional Architecture is a good reference in implementing green building concept. Key Words: green building, rating system, Greenship
Abstrak Green Building adalah salah satu cara untuk menghambat laju perubahan iklim. Green Building Council di seluruh dunia berusaha membuat green building rating system yang dapat dipakai seluruh pihak untuk mempromosikan dan membangun green building yang dapat mencermati kondisi lokalnya. Green Building Council of Indonesia juga melakukan hal yang sama dengan Greenship. Menggunakan Greenship di Indonesia adalah hal yang bijak untuk membantu pengembangan Greenship itu sendiri. Green building bukanlah hal yang baru. Arsitektur tradisional adalah referensi yang baik dalam mengimplementasikan konsep green building. Kata Kunci: green building, bangunan hijau, sistem rating, Greenship
1.
Pendahuluan
Bangunan berpeluang besar untuk dimanfaatkan sebagai sarana menghambat laju perubahan iklim. Untuk itu diperlukan bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi, hemat sumber daya alam, didesain, dibangun dan dioperasikan dengan ramah lingkungan. Green Building adalah upaya untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Tulisan ini mencoba secara singkat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Green Building.
2.
Perubahan Iklim
Bukti-bukti terjadinya perubahan iklim mudah kita dapatkan: glasierglasier yang sangat signifikan berkurang, menyusutnya es di puncak-puncak gunung tertinggi, dan lain-lain.
1
Figur 1. Glasier Muir & Riggs di Alaska
Figur 2. Kilimanjaro 1993
Figur 3. Kilimanjaro 2000
Al Gore dengan film ‘An Inconvenient Truth’ telah berhasil menarik perhatian pemerintah, insitusi dan perusahaan-perusahaan besar di dunia untuk mengambil peran untuk menghambat laju perubahan iklim. Hasilnya, sekarang hampir semua perusahaan-perusahaan besar yang termasuk dalam Fortune 500 memasukkan upaya ini ke dalam progam mereka, yang kemudian dipublikasikan dalam Annual Report mereka. Survei yang dilakukan oleh Colliers International di Australia yang dipublikasikan dalam judul ‘Lifeblood’ menyimpulan hal-hal menarik sebagai
2
persyaratan untuk perusahaan-perusahaan tersebut dalam memilih bangunan untuk kantor mereka: 1. Open working environment (kantor dengan konsep ‘open plan’) untuk mendukung terbentuknya teamwork, efisiennya proses pekerjaan, dan tercapainya keseimbangan hidup dan kerja (work/life balance). 2. Ruang untuk komunitas 3. Sarana-sarana untuk gaya hidup (contoh: gym) dan aksesibilitas untuk transportasi (bike to work, car pooling) 4. Kualitas lingkungan dalam ruang, termasuk: kualitas udara, kenyamanan termal, akses untuk pencayahaan alami, pandangan ke luar 5. Berwawasan lingkungan: energi, air, limbah, dan tersedianya laporan mengenai hal ini 6. Keamanan, khususnya berkaitan dengan akses 7. Kepatuhan terhadap safety, peraturan bangunan, ‘duty of care’ - contohnya kualitas udara dalam ruang 8. Sistem informasi dan komunikasi yang aman dan handal Selain secara lugas mensyaratkan bahwa bangunan yang akan mereka butuhkan adalah bangunan yang memperhatikan aspek lingkungan (dalam poin 4 dan 5), apabila kita amati persyaratan-persyaratan di atas, dengan mudah kita temui pokok-pokok yang juga disokong oleh green building.
3.
Green Building Rating System
Green Building Rating System adalah sistem penilaian (rating) yang dilakukan oleh sebuah lembaga independen untuk menentukan apakah sebuah building dapat disebut green building atau tidak. Lembaga independen ini umumnya berbentuk sebuah Konsil/Dewan (Council) yang umumnya bernama Green Building Council. Green Building Rating System adalah sistem yang disusun dan dibuat secara konsensus oleh anggota konsil, umumnya terdiri dari semua stakeholder yang berhubungan dengan kegiatan yang berhubungan dengan bangunan: pengembang, arsitek, konsultan mekanikal, konsultan struktur, konsultan elektrikal, property/facility manager, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kontraktor, penyedia bahan bangunan, dll. Green Building Rating System yang pertama di dunia adalah BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method) dari Inggris yang diterbitkan tahun 1990. Namun, yang paling populer di seluruh dunia adalah LEED® (Leadership in Energy and Environmental Design) yang diterbitkan oleh USGBC (U.S. Green Building Council) tahun 1998. Salah satu faktor yang membuat LEED® menjadi begitu terkenal luas di dunia adalah bahwa begitu diterimanya LEED® oleh perusahaan-perusahaan Fortune 500 yang umumnya berkantor pusat di Amerika Serikat. Namun Green Building Rating System yang dirumuskan di satu negara belum tentu dapat diaplikasikan di negara lain. Di antaranya kendalanya adalah: 1. Perangkat hukum yang berbeda di negara satu dengan lainnya, bukan hanya pada adanya peraturan tertentu atau tidak, tapi juga pada isi peraturannya
3
2.
3. 4. 5.
Kondisi alami yang berbeda di tiap negara. LEED® sendiri telah mulai mengaplikasikan regionalisasi yang mencoba menjawab tantangan aplikasi di seluruh negara bagian di Amerika Serikat, yang diterjemahkan dalam bentuk komponen regionalisasi yang berbeda di setiap kode pos di seluruh Amerika Serikat. Kondisi sosial budaya dan agama yang berbeda Tingkat pemahaman yang berbeda mengenai green building disamping tingkat kesadaran lingkungan yang berbeda Ada tidaknya dan kalau ada, tingkat maturitas Green Building Council di negara tersebut
Karena hal-hal yang disebut di atas maka World Green Building Council, organisasi yang menjadi induk Green Building Council di seluruh dunia sangat menganjurkan disusunnya Green Building Rating System di setiap negara oleh Green Building Council di negara tersebut. Hingga akhir tahun 2008, Colliers International mencatat ada 25 Green Building Rating System di seluruh dunia. Jumlah ini terus bertambah dengan semakin banyaknya Green Building Council terbentuk di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Pada tanggal 24 Agustus 2007, Colliers International mengadakan diskusi panel ‘Pemanasan Global – Apa Yang Dapat Dilakukan Dunia Properti?’ di Jakarta bekerjasama dengan IAI Jakarta, REI, IAFBI (Ikatan Ahli Fisika Bangunan), dan AMPRI (Asosiasi Manajemen Properti Indonesia). Pada acara ini muncul kesimpulan bahwa perlu dibentuk Green Building Council di Indonesia. Proses ini dimulai pada bulan Desember 2007, berlangsung terus dan pada bulan Februari 2009 ditandatanganilah akte pendirian Green Building Council of Indonesia oleh 50 profesional nama-namanya sudah dikenal luas dalam industri yang berhubungan dengan bangunan di Indonesia. Pada tanggal 9 September 2009, dua puluh satu perusahaan-perusahaan bergabung ke dalam GBCI sebagai Corporate Founding Member termasuk Pertamina, Toto, PLN, BSD, Ciputra Grup, Agung Podomoro, Agung Sedayu, Intiland, dll. Sejak awal tahun 2008, GBCI telah mulai menyusun Green Building Guidelines (Panduan Bangunan Hijau) yang adalah kerangka menuju tersusunnya Green Building Rating System secara lengkap. Greenship® adalah istilah yang dipilih sebagai nama untuk Green Building Guidelines dan/atau Green Building Rating System Indonesia.
4.
LEED®
LEED® terdiri dari berbagai macam:
4
Figur 4. Berbagai macam LEED® dan hubungannya dengan LEED® EB Operations & Maintenance
LEED® bersifat voluntary, tidak mandatory seperti halnya peraturan pemerintah. Projek yang berminat mengikuti LEED® diharuskan untuk mendaftar (registrasi) di www.gbci.org dan kemudian kalau sudah siap, mengikuti proses sertifikasi yang dilakukan secara on-line juga di website yang sama. Saat ini LEED® online yang berlaku adalah LEED® v3. Sertifikasi LEED® dapat dilakukan sekaligus setelah masa konstruksi, atau juga dapat dilakukan dalam dua tahap: setelah proses desain dan setelah masa konstruksi. Namun pemberian sertifikat hanya dilakukan setelah semua proses berakhir, artinya hanya setelah tahap konstruksi selesai. Walaupun begitu, untuk LEED® Core & Shell, dimungkinkan untuk diperoleh suatu ‘pra-sertifikasi’ atas desain, dengan catatan pengembang memberi jaminan bahwa konstruksi akan persis dilakukan sesuai desain yang telah di-‘pra-sertifikasi’ tersebut. Namun prasertifikasi ini tidak menggantikan proses sertifikasi yang sesungguhnya yang tetap harus dilaksanakan setelah bangunan selesai. LEED® dapat digunakan dalam proses desain untuk memperkaya desain, karenanya sekalipun sebuah projek tidak diregistrasi ataupun tidak disertifikasi menurut LEED®, memanfaatkan LEED® sebagai referensi akan bermanfaat untuk membawa desain projek ke level yang lebih tinggi dalam hal aplikasi konsep green building. Poin-poin dalam LEED® dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok: - prerequisite - credit Prerequisite adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh suatu projek untuk dapat disertifikasi, tidak bisa ditawar. Prerequisite tidak memberi poin. Credit adalah hal-hal yang memberi poin dalam sertifikasi. Kalau tidak dipenuhi pun tidak apaapa, asalkan secara keseluruhan projek mencapai nilai minimum untuk disertifikasi.
5
Untuk LEED® BD+C (Building Design and Construction) yang sebelum 2009 dikenal sebagai LEED®-NC (New Construction), poin yang dapat dicapai adalah sebagai berikut: Level Certified Silver Gold Platinum
Possible Points 40-49 50-59 60-79 80-100
Tabel 1. Tingkat sertifikasi dalam LEED® BD+C 2009
Di dalam LEED®, selalu ada credit mengenai keterlibatan seorang/lebih LEED AP dalam proses sertifikasi. LEED AP (Acredited Professional) adalah akreditasi yang diberikan kepada mereka yang telah menyelesaikan ujian LEED GA (Green Associate) dan LEED AP (Accredited Professional). Ujian ini diselenggarakan oleh GBCI (Green Building Certification Institute) lembaga yang dibentuk oleh USGBC khusus untuk menangani sertifikasi dan akreditasi. Ujian LEED AP sudah bisa dilakukan di Indonesia (Jakarta) dengan mendaftar di www.gbci.org. Ujian diselenggarakan oleh Prometric, perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang penyelenggaraan ujian-ujian yang terkomputerisasi.
5.
Greenship® Guidelines version 1.0 Greenship® yang sudah diterbitkan saat ini oleh GBCI adalah berbentuk Guideline version 1.0. Dalam waktu dekat, GBCI berencana untuk mengembangkannya menjadi Green Building Rating System secara lengkap. Greenship® mencakup lima kategori: 1. Tapak Bijak Lestari 2. Air Cermat Cukup 3. Energi Tepat Hemat & Atmosfir 4. Sumber Daya Alam & Bahan 5. Kesehatan & Kenyamanan Ruangan Greenship® dalam bentuknya yang tersedia saat ini (Guideline) dapat juga digunakan sebagai referensi dalam mendesain projek. Dengan demikian diharapkan desain yang dibuat tidak terlalu jauh dari Greenship® dalam bentuk rating system yang akan digunakan oleh GBCI untuk proses sertifikasi. GBCI merencanakan untuk tidak membuat perubahan yang terlalu berbeda dalam rating system yang akan diterbitkan, karena hal ini akan melemahkan tujuan GBCI dalam menerbitkan Greenship® sebagai Guideline ini. GBCI berusaha mengangkat konteks lokal dalam menyusun Greenship®, di antaranya: - bagaimana memanfaatkan kembali air wudhu – secara teknis air wudhu masih sangat bersih setelah digunakan - bagaimana kondisi iklim tropis yang panas dan lembab diperhatikan dalam hal Kesehatan & Kenyamanan Ruangan
6
-
bagaimana kondisi iklim tropis yang panas dan lembab mempengaruhi kebutuhan energi untuk HVAC
WGBC memang mendorong tersusunnya Green Building Rating System di setiap negara untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan lokal. Dibandingkan menggunakan rating system lain di Indonesia, menggunakan Greenship® akan memberikan manfaat: - setiap kali Greenship® digunakan, akan semakin kaya masukan untuk GBCI untuk menyempurnakan Greenship® - setiap terpecahkannya kendala aplikasi Greenship® akan menghasilkan masukan yang bermanfaat bagi Greenship® untuk menjawab kebhinekaan kondisi Indonesia - setiap aspek yang ditemukan pada projek yang belum dipersyaratkan di dalam Greenship® memberikan masukan bagi GBCI untuk mengevaluasi apakah aspek tersebut baik untuk ditambahkan ke dalam Greenship® versi berikut Greenship®, seperti halnya green building rating system di dunia akan ditingkatkan terus oleh GBCI dalam hal isi maupun standar yang dipersyaratkan untuk dipenuhi oleh projek. Secara umum ini yang akan dituju oleh GBCI yaitu untuk mengarahkan pasar untuk mencapai tingkat yang makin lama semakin tinggi.
6.
Arsitektur Tradisional Adalah Green Building
Kalau kita amati, hampir seluruh aspek yang umumnya digariskan dalam green building rating system terpenuhi oleh Arsitektur Tradisional, mengapa tidak? - arsitektur tradisional umumnya bijak dalam menggunakan lahan: orientasi bangunan, penggunaan tapak yang kecil, rumah panggung (sehingga sedikit sekali menginterupsi tapak, dll.) - arsitektur tradisional menggunakan bahan bangunan yang tersedia di sekitarnya, tidak ada bahan impor yang transportasinya membutuhkan energi fosil. - arsitektur tradisional tidak menggunakan listrik, kalaupun ada, umumnya dalam nilai yang relatif kecil - arsitektur tradisional hemat air (tidak menggunakan bath tub, water closet, dll.) - arsitektur tradisional memanfaatkan ventilasi alami - arsitektur tradisional tidak menggunakan bahan bangunan yang mengganggu kualitas udara dalam ruang (karpet, formaldehyde, cat berVOC tinggi, dll.) - proses konstruksi arsitektur tradisional ramah lingkungan (tidak menggali pondasi yang mengakibatkan aliran lumpur dll.) Namun perlu disamakan persepsi bahwa yang dimaksud dengan arsitektur tradisional di sini tidak termasuk bangunan-bangunan keraton, dan bangunanbangunan ‘tradisional’ di Taman Mini Indonesia Indah.
7
Istilah green building saat ini dikomersialisasikan oleh produsen bahan bangunan yang menjual produknya sebagai alternatif untuk mendekati green building dari aspek teknologi. Seringkali iklan-iklan yang dibuat seolah-olah mendefinisikan green building sebagai projek-projek yang menggunakan produk-produk tersebut. Pada hakikatnya green building bukanlah ditentukan oleh pemilihan bahan saja, namun merupakan integrasi dari seluruh aspek yang secara hampir seragam, digariskan oleh seluruh green building rating system di seluruh dunia: - pengelolaan tapak - hemat air - hemat energi - bahan bangunan - kualitas udara dalam ruangan Kabar baiknya adalah bahwa kelima aspek tersebut diatas ada di dalam arsitektur tradisional. Kearifan lokal yang sudah beratus bahkan beribu tahun berkembang, dipakai dan teruji dalam kondisi sebenarnya, bukan dalam laboratorium. Namun arif juga berarti tepat dalam menggunakan elemen-elemen Arsitektur Tradisional pada konteks yang tepat. Apakah atap rumbia bisa digunakan untuk bangunan perkantoran 30 lantai? Dari arah yang berlawanan, bisa juga pertanyaannya menjadi, mengapa menggunakan glass wall untuk perkantoran dan karenanya terpaksa menggunakan Low E Glass untuk mengurangi solar gain sementara shading masih bisa dipakai seperti desain Paul Rudolph untuk Menara Intiland?
Figur . Shading yang efektif pada Menara Intiland (Paul Rudolph)
8
Acuan www.colliers.co.id/globalwarming www.colliers.com.au/site/page.cfm?u=181 www.gbci.org www.gbcindonesia.org/page.php?id=2 www.usgbc.org/ShowFile.aspx?DocumentID=5546
9
Lampiran - Greenship® Guidelines version 1.0 Checklist FORM RESUME EVALUASI DIRI KONSEP BANGUNAN HIJAU
EVALUASI DIRI
KATEGORI
SUDAH
BELUM
a)
b)
Tapak Bijak Lestari Air Cermat Cukup Energi Tepat Hemat & Atmosfir Sumber Daya Alam Kesehatan & Kenyamanan Ruangan Jumlah
45 = c)
Jumlah Maximum Rating Jumlah Pencapaian Nilai
= a)
= a/c%
Nilai minimum:
Catatan: Istimewa
18
40%
Baik
27
60%
Cukup
36
80%
1
FORM EVALUASI DIRI KONSEP BANGUNAN HIJAU KATEGORI : TAPAK BIJAK LESTARI Project : Alamat : KODE
RATING
TUJUAN
EVALUASI DIRI SUDAH BELUM
Mengontrol erosi untuk mereduksi dampak pada kualitas air dan TBL Pengendalian erosi & sedimentasi dimasa konstruksi udara dalam masa konstruksi Prasyarat - 1 TBL - 1
TBL - 2
TBL - 3
Umur Bangunan
Membedakan bangunan yang sesuai untuk mendaftar sebagai New Construction (NC) dengan Existing Builing (EB)
Mengkaitkan pembangunan proyek (CB) dengan infrastruktur existing, memproteksi RTH (greenfields ), habitat dan sumberdaya alam lainnya. Mendorong pengelola bangunan untuk mengelola lahan dan Perencanaan Lahan Hijau Dan Pengelolaan Building building exterior yang menghasilkan efek lingkungan rendah, Exterior melestarikan ekologi serta sekaligus mendukung kinerja bangunan. Pengaturan Kepadatan Bangunan
TBL - 4
Akses Transportasi Umum
Mengurangi efek polusi dari penggunaan automotive.
TBL - 5
Penyediaan Rak Sepeda & Ruang Ganti
Mengurangi efek polusi dari penggunaan automotive.
TBL - 6
Alternatif Bahan Bakar Beremisi Rendah
Mengurangi efek polusi dari bahan bakar automotive.
TBL - 7
Pengelolaan parkir
Mengurangi polusi dari pemakaian kendaraan dengan penumpang tunggal.
TBL - 8
Mengurangi heat islands (thermal gradient differences between Pengurangan Pulau Panas (Heat Island Reduction ) : developed and undeveloped areas ) untuk meminimalkan Non-Atap. dampaknya pada iklim mikro yang mempengaruhi kehidupan manusia dan binatang (human and wildlife habitat ).
TBL - 9
Mengurangi heat islands (thermal gradient differences between Pengurangan Pulau Panas (Heat Island Reduction ) : developed and undeveloped areas ) untuk meminimalkan Atap. dampaknya pada iklim mikro yang mempengaruhi kehidupan manusia dan binatang (human and wildlife habitat ).
TBL - 10
Pengurangan Polusi Pencahayaan
Menghilangkan terobosan cahaya dari bangunan dan tapak, mengembangkan keterbukaan ke langit malam dan mengurangi akibat lanjut terhadap wilayah gelap yang alami.
JUMLAH POINTS
2
FORM EVALUASI DIRI KONSEP BANGUNAN HIJAU KATEGORI : AIR CERMAT CUKUP Project : Alamat : KODE
RATING
TUJUAN
ACC Pembuatan sumur resapan yang sesuai dengan fungsi bangunan Prasyarat - 1
Menjaga agar air tanah, baik akibat berkurangnya daerah resapan air hujan dirtutupi bangunan, maupun akibat penggunaan air tanah oleh bangunan itu.
ACC Penyediaan bak penampung limbah berbahaya Prasyarat - 2
Menjaga agar air tanah tidak tercemar oleh bahan-bahan berbahaya.
ACC - 3.
Pembatasan penutup jalan lingkungan dan lahan parkir yang kedap air diganti dengan bahan yang dapat menyerap air hujan Penggunaan rumput Vetiver atau jenis vegetasi lain sebagai pengganti dinding penahan tanah Pencegahan masuknya air kotor ke jaringan drainase
ACC - 4.
Pembuatan sistem pencegahan erosi pada jaringan drainase
ACC - 5.
Penyediaan kolam dan/atau bak penampung air hujan
Menjaga tergenangnya lahan akibat air hujan
ACC - 6.
Pemanfatan air bekas mandi untuk penggelontoran WC
Memanfaatan seoptimal mungkin air bekas mandi (grey water)
ACC - 7.
Pengurangan air bersih untuk keperluan lansekap
Memanfaatan seoptimal mungkin air bekas Mandi (grey water)
ACC - 8.
Pemasangan sistem pemantauan untuk mencegah penggunaan air secara berlebihan dan mendeteksi tingkat nitrogen, phosphor, potasium, kalsium, zat besi, dan sodium.
Menjaga air tanah dari pencemaran zat-zat kimia yang sering dijumpai pada air limbah
ACC - 9.
Penggunaan fikstur plambing yang hemat air
ACC - 10.
Pengurangan tekanan air bersih.
ACC - 11.
Pembuatan jaringan dan sistem daur ulang air 'wudhu'
ACC - 12.
Pembuatan jaringan dan sistem daur ulang air cuci (grey water)
ACC - 13.
Pembuatan jaringan dan sistem daur ulang air kotor (black water)
ACC - 14.
Penyediaan sumur injeksi air bersih
ACC - 1. ACC - 2.
EVALUASI DIRI SUDAH BELUM
Memaksimalkan air hujan diserap kembali oleh lapisan tanah Mengurangi semaksimalkan mungkin bahan-bahan non-alamiah bagi perkuatan lereng tanah. Mencegah limpasan air kotor masuk ke dalam jaringan drainase Menjaga agar material di sisi jaringan drainase masuk ke dalam jaringan drainase
Mengurangi penggunaan air bersih untuk keperluan keseharian melalui penggunaan fikstur yang hemat air. Mengurangi penggunaan air bersih untuk keperluan keseharian melalui pengurangan tekanan air Menyedia sistem daur air bersih untuk keperluan keseharian dari air bekas 'wudhu' Menyedia sistem daur air bersih untuk keperluan keseharian dari air bekas cuci (grey water) Menyedia sistem daur air untuk keperluan irigasi dan lansekap dari daur ulang air kotor (black water) Mengembalikan keseimbangan air tanah
JUMLAH POINTS
3
FORM EVALUASI DIRI KONSEP BANGUNAN HIJAU KATEGORI : ENERGI TEPAT HEMAT & ATMOSFIR Project : Alamat : KODE
RATING
EVALUASI DIRI SUDAH BELUM
TUJUAN
ETH Pemantauan Penggunaan Energi di dalam Prasyarat - 1 bangunan
Mempunyai dokumentasi penggunaan energi per sistim dan total bangunan secara akurat untuk mendukung program hemat energi.
ETH Optimalisasi Pemakaian Energi Prasyarat - 2
Untuk mencapai tingkat pemakaian energi yang effisien dibandingkan dengan bangunan serupa sehingga mengurangi pemakaian energi yang berlebihan yang berdampak terhadap lingkungan dengan mengatur dan mengelola kegiatan hemat energi yang terprogram dan tertib dari waktu ke waktu, serta memantau hasil pelaksanaannya.
ETH Perlindungan Lapisan Ozon Prasyarat - 3
Mengurangi pelepasan bahan perusak ozon ke atmosphere yang menyebabkan penipisan lapisan ozon serta dampak perubahan iklim. Untuk mencapai tingkat minimum penggunaan energi dari bangunan dan sistimnya yang dinyatakan dalam Indeks Intensitas Energi (IIE).
ETH-1
Performa Minimum Hemat Energi
ETH-2
Melaksanakan commissioning pada sistim peralatan bangunan Implementasi Commissioning Sistim Di Bangunan secara periodik untuk memperbaiki kinerja peralatan dan mengembalikan kinerja/efisiensi keadaan semula.
ETH-3
Pengelolaan Operasi Sistim di Bangunan
Melaksanakan pengoperasian sistim di bangunan penggunaan energi menjadi seefisien mungkin.
ETH-4
Pelaksanaan Pemeliharaan Sistim Di Bangunan
Melaksanakan pemeliharaan sistim di bangunan untuk mempertahankan penggunaan energi yang efisien sesuai dengan rekomendasi pabrik dan general practices.
ETH-5
Pelaksanaan Retrofit Sistim Di Bangunan
Melaksanakan pekerjaan retrofit pada sistim peralatan bangunan untuk menaikkan kinerja sistim di bangunan
ETH-6
Energi Baru dan Terbarukan
Mempekenalkan dan menggunakan energi baru dan terbarukan (renewable energy ) untuk menggantikan sumber energi fosil.
ETH-7
Pelatihan
Melaksanakan pelatihan untuk pengoperasian dan pemeliharaan benar dan tertib untuk meningkatkan pemahaman dan pengertian dalam usaha mengurangi dampak lingkungan
ETH-8
Laporan Pengurangan Emisi
Mendokumentasikan laporan pengurangan emisi gas berbahaya yang mengurangi dampak perubahan iklim.
agar
JUMLAH POINTS
4
FORM EVALUASI DIRI KONSEP BANGUNAN HIJAU KATEGORI : SUMBER DAYA ALAM Project : Alamat : KODE
RATING
TUJUAN
SDA Pengelolaan Reduksi Sumber & Limbah : Pengumpulan & Penampungan Prasyarat - 1 Limbah
Memfasilitasi pengurangan limbah bangunan yang dihasilkan oleh pengguna bangunan yang dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dibakar.
SDA Reduksi Sumber Bahan Beracun : Mengurangi Pemakaian Bola Lampu Prasyarat - 2 Mercury
Memastikan dan menjaga pengurangan sumber racun merkuri yang ada di dalam gedung dari pemakaian bola lampu.
EVALUASI DIRI SUDAH BELUM
1. Mengurangi limbah pada saat (pembangunan), pembongkaran dan revovasi suatu bangunan. SDA-1
Sistem Pengelolaan Limbah Dalam Masa Konstruksi-Konstruksi
2. Mengurangi pemakaian sumber daya alam. 3. Mengarahkan kembali sumber daya / bahan bangunan yang tidak terpakai kembali ke produsen.
SDA-2
Penggunaan/Pemilihan Bahan Bangunan dengan Dampak Lingkungan Minimal
Mengurangi dampak lingkungan penggunaan/pemilihan material bangunan selama masa pelaksanaan, perawatan dan revonasi bangunan
SDA-3
Optimasi Penggunaan Produk Berkualitas
Mengurangi dampak penggunaan material yang dapat meracuni / mengkontaminasi udara dalam ruang selama masa pembangunan, pemakaian gedung maupun masa revonasi.
SDA-4
Produk & Bahan Pembersih Ramah Lingkungan
Meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari bahanbahan pembersih, tisu / kertas toilet dan plastic sampah.
SDA-5
Fasilitas Daur-ulang Limbah Penghuni Bangunan
Memfasilitasi pengurangan limbah dan racun yang dihasilkan oleh pengguna bangunan dan operasional bangunan yang dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dibakar
SDA-6
Penggunaan kayu dari penebangan legal
Mengurangi dampak perusakan hutan dengan menggunakan kayu hasil penebangan dari hutan lindung yang dinyatakan dengan sertifikat.
JUMLAH POINTS
5
FORM EVALUASI DIRI KONSEP BANGUNAN HIJAU KATEGORI : KESEHATAN & KENYAMANAN RUANGAN Project : Alamat : KODE
RATING
TUJUAN
KKR Outdoor Air Introduction and Exhaust Systems Prasyarat - 1
Untuk membuat standard minimum volume udara segar (luar) yang dimasukkan ke dalam gedung.
KKR ETS Control (Gedung Bebas Asap Rokok) Prasyarat - 2
Membuat bangunan menjadi bebas asap rokok
KKR-1
Management Program (Program Pengeloloaan Baku Mutu Udara Dalam Ruang).
Untuk menjaga baku mutu udara di dalam ruangan dengan menerapkan pengujian kualitas udara secara berkala.
KKR-2
Particulates in Air Distribution (Pengurangan Partikulat Dalam Udara yang Didistribusikan)
Mengurangi paparan pada penghuni gedung terhadap kontaminan/partikulat berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan utilitas bangunan.
KKR-3
Menjaga kualitas udara selama masa konstruksi, revonasi, dan Management for Facility Alterations and Additions (Pengelolaan Kualitas pekerjaan-pekerjaan lain yang berpotensi memperburuk kualitas Udara Dalam Masa Konstruksi) udara seperti: pengecatan, pekerjaan sipil, dll, baik terhadap pekerja maupun penghuni gedung.
KKR-4
Occupant Survey (Survei Penghuni)
Melakukan pengkajian kenyamanan penghuni yang mencakup kenyamanan termal, akustik, baku mutu udara dalam ruangan, tingkat pencahayaan, kebersihan gedung, dan lain-lain.
KKR-5
Occupant Comfort - Controlled lighting (Kenyamanan Penghuni Pengoperasian Sistem Tata Cahaya
Menyediakan sarana penghuni gedung untuk mengontrol sendiri sistem tata cahaya yang dibutuhkannya.
KKR-6
Occupant Comfort - Thermal Comfort Monitoring (Kenyamanan Penghuni - Pengoperasian Sistem Tata Udara)
Menyediakan sarana penghuni gedung untuk mengontrol sendiri sistem tata udara yang dibutuhkannya.
KKR-7
Occupant Comfort - Daylight and Views (Kenyamanan Penghuni Pencahayaan Alami dan Pandangan Ke Luar)
Menyediakan Pencahayaan alami dan keleluasaan pandangan ke luar gedung bagi penghuni.
EVALUASI DIRI SUDAH BELUM
JUMLAH POINTS
6