GRAP’AI TEOLOGI: Kumpulan Tulisan-Tulisan Teologi
OLEH NOEL GHOTA PRIMA BAYU SURBAKTI
Nida Dwi Karya Publishing 2014
Grap’ai Teologi
GRAP’AI TEOLOGI Oleh: Noel Ghota Prima Bayu Surbakti Copyright © 2014 by Noel Ghota Prima Bayu Surbakti
Penerbit Nida Dwi Karya Publishing
Desain Sampul: Noel Ghota Prima Bayu Surbakti
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Grap’ai Teologi
Kata Pengantar Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas penyertaan-Nya penulis dapat menulis dan menerbitkan buku “Grap’ai” Teologi ini. Adapun arti judul buku ini (Grap’ai) terambil dari bahasa Yunani yang artinya tulisantulisan. Sesuai dengan judulnya, buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan yang penulis tulis selama menempuh studi di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Cipanas. Tidak ada tema khusus yang mencoba untuk membingkai tulisan-tulisan di dalam buku ini, karena maksud dari penulis adalah untuk menyajikan tulisan dari setiap mata kuliah yang umum dalam bidang teologi. Tulisan-tulisan dalam buku ini mewakili hampir setiap mata kuliah dalam bidang teologi, dimana tentu saja penulis tidak dapat menyajikan semua tulisan yang mewakili seluruh mata kuliah dalam bidang teologi. Dalam buku ini, penulis akan menyajikan tulisan-tulisan dalam bidang biblika, sejarah gereja, dogmatika, etika, praktika, dan beberapa contoh khotbah serta PA. Kiranya tulisan-tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umum dan mahasiswa teologi khsusnya. Juga kiranya buku ini dapat dijadikan referensi bagi para mahasiswa teologi untuk membantu dalam penulisan karya ilmiah. Selamat membaca buku ini. Tuhan Yesus memberkati.
Cipanas, November 2014 Noel Ghota Prima Bayu Surbakti Penulis
3
Grap’ai Teologi
Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................... 3 Daftar Isi .............................................................................. 4 1 Studi Eksegese Daniel 12: 1-13 Akhir Zaman ....................................................................... 6 2 Sudi Eksegese Wahyu 16: 1-21 Ketujuh Malapetaka ........................................................... 15 3 Teologi Perjanjian Lama Tradisi Sion (!AY=ci) ................................................................. 27 4 Etika Perjanjian Lama Saksi dalam Perkara (Kitab Pentateukh) ......................... 37 5 Sejarah Singkat Martin Luther dan Pendangannya Terhadap Perjamuan Kudus ............................................. 51 6 Sejarah Gereja di India ................................................... 66 7 Dogmatika Sakramen Perjamuan Kudus ............................................. 78 8 Pernikahan Beda Agama ................................................. 86 9 Sumbangsih Gereja dalam Mitigasi Pemanasan Global .............................................................. 99
4
Grap’ai Teologi 10 “Korupsi di Indonesia” dalam Perspektif Sosiologi Agama ................................................ 109 11 Kepemimpinan Pastoral Kerendahan Hati ................................................................ 119 12 Khotbah Ekspositori: Mengaku Dosa untuk Menerima Pengampunan (Mazmur 51:9-15) ............................................................... 128 13 Khotbah Topikal: Kesombongan ................................. 136 14 Khotbah Tekstual .......................................................... 144 15 PA: Maju Tak Gentar! (Filipi 1:27-30) ..................................................................... 150
5
Grap’ai Teologi
1 Studi Eksegese Daniel 12:1-13 Akhir Zaman PENDAHULUAN Di dalam Alkitab Ibrani, kitab Daniel termasuk ke dalam Ketubim; menurut terjemahan Yunani (Septuaginta) dan terjemahan Indonesia, kitab ini termasuk kitab Nabi-nabi.1 Kitab Daniel merupakan kitab yang bersifat Apokaliptik. Istilah Apokaliptik berasal dari sebuah kata Yunani yang berarti menyingkapkan atau membukakan yang biasa menunjuk kepada suatu yang sebelumnya tersembunyi, tetapi sekarang tersingkaplah sudah. Sebenarnya istilah ini merupakan ungkapan yang menunjuk kepada suatu jenis sastra yang berhubungan dengan Kitab Wahyu. Kemudian istilah ini dikenakan kepada semua tulisan yang sejenis baik yang terdapat dalam Alkitab seperti Kitab Daniel dan Wahyu, maupun yang terdapat dalam kitab-kitab nonkanonik seperti, Kitab 1, 2 Henokh, dan lain-lainnya.2 Sebagaimana yang dapat dilihat dalam Kitab Daniel yang berisi 12, dimana 6 pasal pertama berisi cerita tentang tawanan orang Yahudi, Daniel, dan tiga sahabatnya dalam istana Nebukadnezar dan pergantiannya di Babel, Midian dan Persia, dan 6 pasal terakhir berisi
1
J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 165 2 Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2 (Bandung: BMI, 2009), 149
6
Grap’ai Teologi penglihatan-penglihatan yang datang kepada Daniel dan ditafsirkan kepadanya melalui malaikat.3 LATAR BELAKANG SEJARAH Pertumbuhan kebudayaan Yunani yang luar biasa dimulai pada zaman Alexander Agung (336-323 SM). Alexander Agung berusaha mempersatukan peradaban Barat dan Timur di bawah kebudayaan Yunani (helenisme). Helenisasi yang dilakukan pemerintah Yunani mengakibatkan antara lain, sinkretisme (percampuran paham agama). Sinkretisme yang dimaksud merupakan percampuran faham agama Babel, Persia, dan Yunani. Setelah Alexander Agung meninggal, perjuangan ini dilanjutkan oleh penggantinya. Percampuran agama dibiarkan terus berlangsung sehingga yudaisme dan helenisme dapat hidup berdampingan. Tetapi sebagian orang Yahudi melihat itu sebagai ancaman bagi kehidupan mereka sehingga muncul kelompok-kelompok Yahudi yang berjuang melawan helenisme dan mempertahankan keyakinan mereka kepada Tuhan (kelompok Hasidim). Mereka juga hidup dalam penantian akan datangnya zaman keemasan yang dijanjikan para nabi. Semua itu menempatkan orang Yahudi di bawah tekanan berat. Kelaliman pemerintah Yunani dan penderitaan bangsa Israel mencapai puncaknya ketika Antiokhus Epifanes IV dari dinasti Seleuka memerintah pada tahun 175-163 SM. Antiokhus secara paksa memerintah agar bangsa Yahudi (Israel) meninggalkan kebudayaan dan keyakinannya dan beralih kepada helenisme. Mereka yang melawan pemerintah dibunuh. Puncak penghinaan Antiokhus terjadi ketika ia menajiskan Bait Allah dan merampas semua
3
N. W. Porteous, The Old Testament Library: Daniel (London: SCM Press LTD, 1965), 13
7
Grap’ai Teologi barang berharga di dalamnya. Di samping itu Aniokhus menempatkan altar dewa Zeus di atas altar Bait Allah, lalu mereka mempersembahkan daging babi di atas altar itu. Keadaan seperti ini mengingatkan orang akan situasi zaman pembuangan di Babel pada abad ke-6 SM yang terulang lagi pada abad ke-2 SM. Sekarang kembali timbul pengharapan akan pembebasan oleh tindakan Allah sendiri. Kitab Daniel merupakan jawaban dan peryataan Allah terhadap umat. 4 WAKTU PENULISAN DAN TUJUAN Cerita-cerita tentang Daniel serta sahabat-sahabatnya dalam pasal 1-6 diriwayatkan sebagai yang terjadi pada abad ke6 SM, ketika orang-orang Israel dibuang ke Babel, dan penglihatan dalam pasal 7-12 dianggap sebagai yang dilihat pada masa yang sama. Tetapi menurut ahli-ahli tafsir, kebanyakan kitab Daniel bukan disusun pada masa itu, tetapi abad ke-2 SM, dan secara lebih tepat antara tahun 167 dan 164 SM5 pada masa puncaknya perjuangan kelompok militan Makabeus menentang kebijaksanaan Antiokhus. Tidak mengherankan jika Daniel 11 menceritakan sejarah penguasa Seleuka sampai dengan zaman Antiokhus IV. Kitab Daniel terutama ditujukan kepada kelompok orang Yahudi yang setia kepada Tuhannya. Kitab Daniel bertujuan membangkitkan semangat orang-orang percaya dan juga orang-orang yang bimbang pada masa pemerintahan Antiokhus yang lalim itu. Menurut Kitab Daniel, hikmat yang dianugerahkan Allah jauh lebih unggul daripada hikmat dunia (helenisme). Mereka yang menerima hikmat Allah akan memperoleh kemenangan dalam
4
Barnabas Ludji, 152-154 S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, Kitab Daniel (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994), 50 5
8
Grap’ai Teologi kerajaan Allah yang kekal. Kerajaan dunia yang lalim akan berakir dan digantikan oleh kerajaan Allah.6 TAFSIRAN Banyak para ahli7 mengusulkan bahwa teks Pasal 12:1-4 merupakan lanjutan atau masih satu kesatuan dengan teks sebelumnya yaitu dimulai dari pasal 11:2, sedangkan pasal 12:513 merupakan epilog dari kitab Daniel. Joyce G. Baldwin lebih jelas mengatakan bahwa ayat 1-4 ini membahas tentang “kematian dan kebangkitan”. 8 Ayat 1-4 Ayat 1. Ayat ini dimulai dengan kata Pada waktu itu, dimana ungkapan ini menunjukkan bahwa Daniel 12:1-4 merupakan lanjutan dari pasal 11. Mikael yang disebutkan juga dalam pasal 10:13, 21 adalah pemimpin dan pelindung surgawi bagi umat Israel. Di sini peranannya digambarkan lebih lanjut.9 Tanggung jawabnya adalah untuk melindungi penderitaan umat Allah. Namun ia juga tidak mencegah mereka dari penderitaan, tetapi ia mengirim mereka ketengah-tengah penderitaan itu.10 Maksudnya adalah meskipun seluruh bangsa Israel seharusnya terluput pada waktu kesesakan yang besar itu, tetapi orangorang di antara mereka yang tidak setia akan dibinasakan bersama-sama dengan bangsa asing. 11 Hanya orang Israel yang teguh dalam imanlah yang akan bertahan meskipun dalam ancaman hukuman dan kematian, akan dikirim sehingga mereka
6
Barnabas Ludji, 154 Seperti Porteous, Alexander A. Di Lella, Joyce G. Baldwin, Robert M. Paterson 8 Joyce G. Baldwin, Daniel An Introduction and Commentary (Leicester: InterVarsity Press, 1978), 203 9 S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, 197 10 Joyce G. Baldwin, 203 11 S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, 197 7
9
Grap’ai Teologi dapat menikmati upah dari keteguhan dan kesetiaan mereka di dalam Kerajaan Allah.12 Dan di dalam ayat ini juga ada dibahas tentang Kitab yaitu “kitab peringatan” yang ditulis “bagi orangorang yang takut akan Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati-Nya” (band Mal 3:16). Kitab ini berbeda dengan kitab yang di dalamnya ditulis perbuatan manusia yang salah, yang disebut dalam Daniel 10:7.13 Ayat 2. Dalam pertarungan antara orang beriman dan tidak beriman akan mengalami kematian. Di ayat 2 digunakan kata “tidur” yang merupakan metafora dari kematian dimana tidur merupakan keadaan sementara dimana kita secara normal bangun, sehingga pembaca disiapkan untuk mempelajari kebangkitan. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah. Kata “banyak” muncul untuk menyatakan adanya batasan dari kebangkitan, dan pemahaman ini di ambil dari bentuk periode Makkabe14 dimana pada saat itu, orang-orang yang sudah meninggal sebagai yang turun ke Syeol (dunia orang mati di bawah tanah).15 Namun Porteous berpendapat bahwa bisa saja ada pemikiran tentang batasan kebangkitan atau kebangkitan secara umum di sini, itu tergantung bagaimana kita menerjemahkan kata banyak di ayat 2 ini. Kelihatannya itu bukanlah permasalahan utama di sini yaitu terkait dengan kehidupan setelah kematian, selama niscaya kedatangan Kerajaan Allah yang terlihat di sini. Namun penekanan dari penyiksaan dipercayai untuk membuka penyempurnaan terakhir, melihat bahwa Tuhan pasti akan
12
Alexander A. Di Lella, Anchor Bible: The Book of Daniel (New York: Doubleday & Company, Inc, 1978), 306-307 13 S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, 197 14 Joyce G. Baldwin, 204 15 S. M. Siahaan dan Robert M. Paterson, 197
10