G. DEMPO, SUMATERA SELATAN
KETERANGAN UMUM Nama Lain
: -
Nama Kawah
: I, II, III, IV, V, VI, VII
Lokasi a. Geografi
: 04o 02’ Lintang Selatan, dan 103o 08’ Bujur Timur
b. Administrasi
: Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
Ketinggian
: 3.04 m dpl, G. portal 3137 m dpl.
Kota Terdekat
: Pagaralam
Tipe Gunungapi
: Strato
Pos Pengamatan Gunungapi
: Desa Dempo Makmur, Kec. Pagar Alam, Kab. Lahat, Sumatra Selatan Posisi : 04o 01’ 28,45” LS dan 103o 11’ 16,40” pada ketinggian 1061 m dpl.
PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Daerah terdekat untuk mencapai puncak G. Dempo yang masih bisa dilalui kendaraan adalah daerah perkebunan teh Dempo, terletak di lereng Timur pada ketinggian lk.1665m dpl. Untuk mencapai puncak kawah dari perkampungan terakhir diperlukan waktu 5 - 7 jam. Sedangkan kota terdekat dari perkebunan teh Dempo adalah kota Pagaralam, jaraknya lebih kurang10 km, waktu tempuh antara perkebunan teh Dempo dan kota Pagaralam sekitar ½ jam. Kota Pagaralam bisa dicapai lewat jalan darat dari Kota Palembang - Muara Enim - Lahat ï- Pagar Alam.
Wisata Potensi wisata yang terdapat di sekitar G. Dempo terdiri dari wisata alam dan wisata Cagar budaya. Terdapat empat wisata alam yang menarik untuk dikunjungi, yaitu: Kawah Puncak G. Dempo, Kawasan Perkebunan teh Dempo, Air Terjun Singga Kudai dan Air Terjun Lawang Agung. Sedangkan wisata cagar budaya yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jambi, Sumatra Selatan dan Bengkulu terdiri dari situs Arca manusia Dandolmen, komplek Megalitik Tanjung Aro, dan Komplek Megalitik Tinggi Hari.
SEJARAH LETUSAN Letusan G.Dempo yang tercatat dalam sejarah menurut Neumann Van Padang (1951) dan Stehn (1934 dan 1940)
1818
1839
1853 1879 1880 1881 1884 1895 1900 1905
1908 1921
1922 1926
1934
Tidak ada keterangan tanggal terjadinya. Mengakibatkan sebagian hutan rusak, puncaknya menjadi gundul dan kering, pohon-pohon kayu sebagian terbakar dan roboh. Tidak ada keterangan tanggal terjadinya. Dari kawah tampak nyala sinar api. Kegiatan ini disertai suara gemuruh. Cabang kayu besar di bagian puncak patah-patah dan terbakar. Letusan terjadi pada 1 Januari Keterangan lebih lanjut tidak diketahui. Pada 18 Mei di daerah Pasumah terdengar suara letusan selama lk 10 detik. Kemudian seketika terlihat sebuah tiang asap berwarna hitam. Kejadian terjadi dalam bulan Mei. Pada 16 Pebruari telah terjadi getaran tanah yang ringan, terdengar suara gemuruh. Dalam Desember tampak tiang asap membumbung dari kawah. Dentuman seperti suara tembakan meriam terdengar dalam Juni dari arah G. Dempo. Dalam bulan Juli berulang-ulang awan asap membumbung dari kawah. Pada 2 Juli mengepul sebuah tiang asap, sedikit hujan abu jatuh di sekitarnya. Pada 30 September terjadi dua kali letusan abu dan lumpur, dentuman terdengar satu kali. Pada 4 Juni terdengar dentuman seperti tembakan meriam dari arah G.dempo, kemudian membumbung tiang asap tinggi. Kegiatan ini terjadi lagi pada 26 dan 27 Oktober. Tidak ada keterangan waktu terjadi letusan. Tiap 20 menit terjadi bualan air danau kawah, semburan air berbentuk kerucut mencapai ketinggian lk 12 m. Pada 16 dan 17 Pebruari terjadi letusan air abu dan lumpur. Air sungai Betung tidak lama sesudahnya menjadi sepet. Dalam April, Japing mengunjungi kawah Dempo. Permukaan air danau naik berangsur-angsur seluruhnya ke atas. Kemudian timbul sebuah gumpalan uap tinggi menembus air. Setelah itu permukaan air danau turun kembali sampai permukaan asalnya. Menurut Stehn (1934, p.23), hal ini sama dengan kegiatan gunungapi bawah laut G.Krakatau dalam 1927-1930. Karena tembakan langsung dari tiang uap, sejumlah air naik tinggi. Pada 19 dan 20 Mei letusan kecil terjadi lk 1 menit lamanya. Awan uap besar membual. Pada 22 April G. Dempo, memperlihatkan kegiatannya. Pada 23 April terdengar suara gaduh (suara air jatuh). Dalam letusan ini mungkin sebagaian air danau kawah terlemparkan. Pada 24 April Pasirah Bumiagung mengunjungi kawah G.Dempo, dilihatnya bahwa dari dalam kawah membual uap dan tiap lima menit terdengar suara gaduh air mendidih, banyak batu dilemparkan. Pada 24 Januari siang hari di Perkebunan teh G. Dempo terjadi hujan abu, menyebabkan daun teh. Tampak seperti kena tetesan air kapur kemudian mengering. Pada 20 dan 21 Pebruari terjadi lagi hujan abu. Hujan abu yang terjadi dimalam hari 24-25 April menyebabkan kerusakan pada daun teh
1936 1939
1940
1958 1974 2006
2006
2009
Pada malam hari 26-27 Nopember terjadi hujan abu berlumpur di kebun teh sebelah barat laut. Hujan belerang selama lebih dari ½ jam dan didahului suara gemuruh 3 kali. Letusan abu terjadi malam hari 18-19 Juli. Abu jatuh disebelah utara perkebunan teh G.Dempo. Tebal lapisan abu ½ - 2 mm, daun teh bertotol-totol karenanya. Di siang harinya nampak beberapa kali awan asap keluar dari kawah. Pada 21 Juli di perkebunan terjadi hujan lumpur tipis.Pada 25 Juli letusannya agak kuat yaitu dari pukul 08.25 sampai pukul 08.40, sebuah gumpalan hitam terlihat kemudian jatuh, hujan lumpur mencapai kebun teh. Pada 27 Juli Krol mengunjungi kawahnya, dilihatnya bekas lemparan air danau kawah lewat pinggir sebelah baratdaya, barat dan utara. Lumpur berwarna putih melintas batu lava hitam di lereng luar kawah. Jadi air danau dilemparkan dan masuk ke dalam jurang A. Bayau Kegiatan terakhir tahun ini terjadi pada 19 Desember lk pukul 10, menimbulkan hujan abu tipis di perkebunan teh G.Dempo sebelah utara. Pada 30 Januari pukul 09.30 terdengar suara terus menerus dari G.Dempo dan kelihatan cahaya kilat diatasnya. Pukul 10.15 turun hujan abu. Banjir Lumpur terjadi didalam jalur antara A. Lintangkanan dan Lintangkiri. Marga Babatan, Muaradanau, dan Muarapinang yang dilalui A Bayau sampai beberapa ratus meter kiri-kanannya ditutupi Lumpur mengandung belerang, juga batu dan pohon kayu yang dihanyutkan dari atas. Dibeberapa tempat, Lumpur yang tebalnya 50 cm, menimbun sawah, ladang dan kebun kopi. 7 Pebruari petang hari terdengar gemuruh dua kali. 8 Pebruari pukul 07.30 tampak lagi gumpalan asap membumbung. Dimalam harinya turun hujan abu, juga terjadi gempa terasa. 12 Pebruari sering terjadi gumpalan asap, tekanannya lemah. 4 Pebruari Stehn, melakukan pemeriksaan puncak. Makin tinggi mendaki, lapisan abu makin tebal, juga tumbuhan yang rusak makin banyak, cabang pohon kayu banyak yang patah. Kulit kayu dari jenis iccinium terkelupas. Kayu yang terbakar sampai jadi arang tidak terdapat. Lapisan lumpur pada umumnya tebalnya 15-25 cm. Di dalam kubang lapisan Lumpur lebih tebal lagi. Pad pukul 09.50 di danau kawah terjadi letusan lumpur, mencapai ketinggian lk 60 m. Setelah itu keluar awan uap tebal yang perlahan-lahan membumbung tinggi. Letusan tersebut terjadi berulang-ulang dari pukul 09.50 sampai pukul 12.28. Sebelum terlihat letusan, terlebih dahulu terdengar suara gaduh. Gelombang letusan terjadi di danau dan memukul tepinya, lamanya beberapa ,menit, kemudian permukaan danau tenang kembali. Batu yang terlempar tidak terlihat. Beberapa hari berikutnya di sekitar Dempo sering tampak awan letusan lagi. Jatuhnya abu atau Lumpur tampak sebagi tabir kelabu. Kegiatan berakhir pada 21 Pebruari. Hujan belerang dari Kawah G.Dempo, Harian Gala 1974, p.2 (Bandung). September 2006, peningkatan kegiatan sejak 17-21 September 2006, ditandai dengan munculnya tremor terus menerus dengan amplitudo mencapai 17 mm. Asap putih tipis-tebal 50-100 m. Jumlah gempa vulkanik tercatat mencapai 20 kejadian per hari. 25 September 2006 terjadi letusan freatik. Pada 26 September 2006 status kegiatan dinaikkan ke level 2 (waspada). Hasil pemantauan dari Pos PGA ke puncak G. Dempo yang dilakukan sejak terjadinya letusan freatik tersebut sampai hingga tanggal 25 Januari 2007 tidak menunjukan kegiatan asap hembusan/letusan yang berasal dari Kawah MarapiDempo. Kegiatan G. Dempo saat itu cenderung menurun. Berdasarkan data kegempaan, visual, dan analisis data tersebut; maka terhitung tanggal 27 Januari 2007 pukul 18:00 WIB, status kegiatan G. Dempo diturunkan dari "Waspada" (Level II) menjadi "Aktif Normal" (Level I) Asap putih tipis-tebal 50-100 m. Jumlah gempa vulkanik tercatat mencapai 20 kejadian per hari. 27 Desember 2008 terekam 1 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA) dan 2 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ) 28 Desember 2008 terekam 1 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA) dan 1 kali kejadian Gempa Hembusan (HB) 29 Desember 2008 terekam 5 kali kejadian Gempa Hembusan (HB), 1 kali kejadian Gempa Tektonik Lokal (TL), 2 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ). 30 Desember 2008 terekam 1 kali kejadian Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 1 kali kejadian Gempa Hembusan (HB), 1 kali kejadian Gempa Low Frekuensi (LF),1 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ). 31 Desember 2008 terekam 1 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA) dan 1 kali kejadian Gempa Hembusan (HB), 2 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ). Tanggal 1 Januari 2009, pukul 10:51 WIB terekam 1 kali gempa letusan. Secara visual saat Gunung tertutup kabut terjadi hujan abu yang mengandung bau belerang agak pekat dengan sebaran mencapai wilayah perkebunan teh dan wilayah perkantoran Walikota Pagar Alam yang berjarak ± 10 Km dari Kawah Marapi-Dempo
Karakter Letusan Karakter letusan G. Dempo adalah Letusan freatik dari danau kawah yang diiringi dengan banjir lumpur/lahar letusan, dan hujan
Letusan G. Dempo 25 September 2006
GEOLOGI Gunung Dempo merupakan gunungapi tertinggi di Sumatera Selatan yang terletak di antara pegunungan bukit barisan dan Gumai. Puncak tertinggi disebut G. Merapi dengan ketinggian 3173 m dpl ataun 2900 m di atas dataran tinggi Pasumah. Puncak lainnya adalah G. Serpeh (2863 m), G. Gentengtoi and G. Kumbang (2862 m) yang merupakan sisa kegiatan vulkanik masa lalu. Pada phase pertama erupsi pusat letusan berada pada arah barat - timur, namun pada phase kedua pusat letusan berada pada arah timurtenggara - baratbaratlaut. Terdapat 7 kawah di puncak G. Dempo yang dinamai dari yang tertua hingga termuda seperti yang tertera pada tebel dibawah ini:
Nama Kawah
Ukuran bibir kawah Diameter (m)
Tinggi (m)
I
± 3000
3046 - 2661
II
± 1150
3049 - 2900
III
± 600
3056 - 3000
IV
± 750
3159 - 2804
V
800 x 600
2937 - 2864
VI
450
2916 - 1850
VII
140 x 100
2920 - 2854
Danau Kawah
400
2804
Morfologi G. Dempo umumnya terbentuk oleh lava yang tertutupi oleh endapan piroklastik. Terdapat beberapa puncak yang membentuk kesejajaran dari barat ke timur yaitu G. Serpeh, G.Gentingloa, G.Kumbang, Bukit Terban, G.Merapi dan G. Dempo sendiri yang merupakan bukti terjadinya perubahan pusat letusan. Batuan tertua dari G. Dempo merupakan batuan endapan tertier yang diasumsikan sebagai batuan basement, yang terdiri dari batuan Tuff dan Pasir. Endapan vulkanik tersier dari G. Dempo berupa lava, aliran piroklastik, dan jatuhan piroklastik yang terendapkan pada lingkungan air . Hal ini dibuktikan dengan adanya endapan lignite dan kayu. Bagian dari batuan ini terintrusi oleh batuan phorphric diorite – phorphyric dacite di sebelah baratlaut. Intrusi ini muncul berbentuk kerucut dengan diameter 300 – 500 m.. Puncak Mandiangin muncul disebelah barat G. Dempo dan merupakan puncak yang lebih tua dibanding G. Dempo. Hal ini dibuktikan dengan adanya produk
G. Dempo yang
menutupi tubuhnya. Endapan fluviovolcanic ditemukan pada bagian timur yang terdiri dari aliran produk lastik, lahar, tuff dan endapan sungai. Gunung Dempo sendiri menghasilkan produk vulkanik seperti lahar, lava andesite - basaltic, jatuhan piroklastk dan aliran piroklastik.. Endapan yang paling muda adalah alluvium. Struktur geologi yang berkembang adalah sesar geser (dekstral dan sinistral), sesar normal, rekahan pada area puncak, dan kelurusan topografi. Aktivitas G. Dempo saat ini adalah pada kawah paling muda yaitu kawah Merapi. Semua aktivitas erupsi yang terekam terjadi pada kawah ini.
GEOFISIKA Monitoring dengan menggunakan pesawat seismograf PS-2, merekam gempagempa vulkanik dalam (VA), Vulkanik dangkal (VB), ektonik local (TL) dan Tektonik Jauh (TJ).
DEFORMASI Pengukuran GPS di titik-titik Jarai, Rimau, Puncak dan Pos PGA dilakukan pada Oktober 2008. Hasil pengukuran GPS Oktober 2008 (koordinat geodetic). No 1 2 3 4
Titik Ukur Pos PGA Puncak Jarai Rimau
Tipe Koordinat Koordinat LS 4º 01’ 27,75275” S 4º 00’ 55,38442” S 3º 58’ 41,82788” S 4º 01’ 28,13539” S
Koordinat BT 103º 11’ 16,29083” E 103º 07’ 40,67851” E 103º 08’ 42,83399” E 103º 09’ 15,85414” E
Elevasi (m) 1073,4773 3181,6649 1387,796 1865,1048
GEOKIMIA Kimia Batuan Analisa kimia pada empat contoh batuan vulkanik yaitu lava andesit, didapat parameter SiO2 dan K2O sebagai berikut : Analisa kimia lava andesit Contoh
Persentase, % SiO2 K2O 51,27 6,31 46,42 2,40 51,40 9,08 46,40 4,63
TBR.01 TBR.02 ZAR.01 ZAR.02
Hasil tersebut diatas kalau dimasukan dalam Model Variantion Diagram of SiO2 versus K2O and Clasification of Volcanic Rock (Irvine,1971), jenis batuan vulkanik complek G. Dempo termasuk dalam Suite Shonsonite Klas Absarokte.
Kimia Air Dalam analisa air, contoh yang diambil adalah air sungai dan mataair panas. Contoh air yang diambil adalah 11 buah, dan juga dilakukan pengukuran langsung untuk derajat keasaman, bau dan rasa. Derajat keasaman air danau kawah dan sungai di sekitar G. Dempo, 1994 No
No.Conto
Lokasi
pH
Bau
1
RW.W.01
Danau Kawah
0,8
Belerang
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TB.W.01 TB.W.02 ZA.W.01 ZA.W.02 ZA.W.03 ZA.W.X ZA.W.XX ZA.W.04 ZA.W.05 TB.W.X ZA.W.06 TB.W.XX TB.W.03 TB.W.04
A.Putri Daratan A. Selangis A.Buah A. Litap A. Bayau A. Luang A. Bakar A. Kandis A Durian A. Betung A. Gaung Besar A. Jadan A. Manna A. Kerinjing
4 4 4 6 4 5 4 4 4 5 6 5 5 5
16
TB.W.05
APTS
8
Belerang Belerang Belerang Belerang Belerang Belerang Kuat
Rasa
Warna
Tawar Tawar Kelat Kelat Kelat Kelat Tawar Kelat Kelat Tawar Tawar Tawar Tawar Tawar
Jernih Jernih Jernih Jernih Agak Keruh Agak Keruh Jernih Keruh Jernih Agak Keruh Jernih Jernih Jernih Jernih
Keterangan Data . R.Whandoyo, 1992 Dianalisa Dianalisa Dianalisa Dianalisa Dianalisa Tidak Dianalisa Tidak Dianalisa Dianalisa Dianalisa Tidak Dianalisa Dianalisa Tidak Dianalisa Dianalisa Dianalisa
Pahit-Asam
Keruh-Putih
Kelat
Jernih
Dianalisa
Air pemandian putri dan sungai banyu Berdasarkan hasil analisa kimia air, tidak ada hubungan antara air Danau Kawah dengan Mataair Pemandian Putri, Sungai Bayau dan sungai-sungai lainnya. Angka pH pada sungai-sungai yang ada, pH-nya dibawah 6,5 kondisi ini terlalu asam dan tidak baik untuk air minum. Mataair Pemandian Putri yang dipakai untuk air minum oleh para pendaki ternyata kekurangan unsur Ca2+ dan Mg2+ kondisi ini kalau
terpaksa masih bisa tapi jangan secara menerus. Sungai Bayau konsentari SO4-nya melebihi ambang batas, ini mungkin pengaruh rempah-rempah dari Kawah Merapi (abu gunungapi).
MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Dalam usaha Mitigasi Bencana Gunungapi dilakukan pemantauan visual dan kegempaan (seismik) secara menerus dari Pos Pengamatan G. Dempo di Desa Dempo Makmur, Kec. Pagar Alam, Kab. Lahat, Sumatra Selatan. Visual Aktifitas G. Dempo secara visual yang dapat dipantau berupa kegiatan hembusan asap solfatara/fumarole, tekanan, tinggi dan warna asap yang keluar dari kawah puncak. Seismik Pemantauan aktifitas kegempaan di G.Dempo diamati secara terus menerus dengan menggunakan seismograf satu komponen bersistem pancar (RTS) model PS-2. Alat penangkap gempa (Seismometer, L4C) dipasang secara permanen di puncak G. Dempo pada posisi 04o 00’ 55’,03” LS, 103o 07’ 40,28” BT pada ketinggian 3195 m dpl, sedangkan alat perekam gempa (Rekorder) dipasang di Pos Pengamatan Gunung Dempo.
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Dempo
DAFTAR PUSTAKA Kadarsetia Dkk, 1989, Laporan Pemetaan Geologi G.Dempo, Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, Direktorat Vulkanologi. Gede Sunatika, Estu Kirswati dkk, 1999, Pengamatan dan Pemasangan Peralatan Kegempaan G.Demp, Sepetember 1999, Direktorat Vulkanologi. K.
Kusumadinata, 1979, Data Dasar Vulkanologi, Bandung, hal. 87 -98.
Gunungapi
Indonesia,
Direktorat
Mulayadi dkk, 1999, Laporan Inventarisasi Potensi Wisata G.Dempo, Sumatra Selatan. Diraktorat Vulkanologi Sumarna Hamidi, 1990, G. Dempo, Direktorat Vulkanologi Wikarta Diputra. S, Sumpena. A, 1990, Pemetaan Daerah Bahaya G.Dempo, Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatra Selatan, Diraktorat Vulkanologi. Zamril, Thomas B Martono, 1994, Pemantauan Aktivitas Gunungapi Dempo dan Aspek Geokimia Daerah Kecamatan Pagaralam, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.