Kembali ANALISIS TRANSFORMASI KOORDINAT LOKAL KE KOORDINAT NASIONAL TM-3O PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi kasus : Proyek Ajudikasi Swadaya Tanah Eks.HPK di Prop.Lampung) Fauzan Murdapa Abstrak Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.254/KPS-III)/2.000 tentang penunjukan kawasan hutan dan perairan di wilayah Propinsi Lampung. Maka, Badan Pertanahan Nasional (BPN) melaksanakan program Ajudikasi dengan tujuan untuk pensertipikatan tanah tersebut. Permasalahannya adalah sampai saat ini persebaran Titik Dasar Teknik baik Orde 0, Orde 1, Orde 2, Orde 3 maupun Orde 4 belum tersebar merata di seluruh Propinsi Lampung dan masih terkonsentrasi di daerah perkotaan. Akibatnya sangat menyulitkan dalam proses penyatuan system peta pendaftaran dalam proyeksi TM-3o. Maka dalam pelaksanaan pengukurannya dilakukan dengan system koordinat local, sehingga system penomorannya tidak mengacu kepada peraturan yang berlaku. Hal ini diperbolehkan menurut pasal 3 PMNA No.2. Tahun 1996, namun harus sesegera mungkin dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan dilakukan transformasi koordinat lokal ke dalam sistem proyeksi TM-3o Pelaksanaan penelitian mengambil data Peta Pendaftaran Tanah Desa Sinar Jati dan Desa Trimulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran (dulu Kabupaten Lampung Selatan). Jumlah titik sekutu pada masing-masing desa adalah 8 titik dengan pertimbangan persebaran titiknya harus merata. Untuk penentuan posisi titik-titik sekutu digunakan pesawat Global Positioning System (GPS) tipe navigasi dengan ketelitian 3.5 m. Sedangkan penggambarannya dengan menggunakan perangkat lunak AutoCadMap 2.000. Dari hasil penelitian ini bisa diterangkan bahwa setelah dilakukan penyatuan peta dan pemberian nomor sesuai dengan sistem koordinat TM 3o, maka terjadi perubahan nomor peta pendaftaran lama menjadi nomor pendaftaran yang baru. Dengan demikian harus diikuti dengan perubahan nomor peta pendaftaran pada sertipikat yang sudah dimasyarakat. Apabila ini dilakukan, maka merupakan pekerjaan yang sangat berat dengan waktu yang lama dan biaya yang sangat mahal. Belum lagi kerugian sosial yang ditimbulkan, yaitu keraguan masyarakat terhadap kredibilitas institusi BPN. Kata kunci: Titik Dasar Teknik, Peta Pendaftaran, TM 3o. PENDAHULUAN Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi di Pulau Sumatera dengan perkembangan pembangunan yang cukup pesat. Seiring dengan perkembangan ini mengakibatkan kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal, perkantoran, tempat usaha dan sebagainya juga semakin tinggi. Akibatnya sebagian penduduk melakukan perambahan di daerah yang merupakan kawasan hutan. Daerah tersebut, semakin lama semakin ramai dan berkembang dengan pesat, sehingga banyak fasilitas-fasilitas yang dibangun, seperti sekolahan, puskesmas, perkantoran desa dan kecamatan, fasilitas listrik, pasar dan sebagainya. Pada tahun 2000 Menteri Kehutanan dan Perkebunan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No.254/KPS-III)/2.000 tentang penunjukan kawasan hutan dan perairan di wilayah Propinsi Lampung. Isi dari surat keputusan ini adalah penunjukan sebagian areal hutan dialih fungsikan menjadi hak milik atau penggunaan lain.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-159 Menindaklanjuti SK ini, maka Badan Pertanahan Nasional (BPN) melaksanaan pengukuran dengan tujuan untuk pensertipikatan tanah secara masal. Sehingga, selain untuk ketertiban dibidang pertanahan seperti yang diamanatkan undang-undang juga dimaksudkan sebagai alat bukti yang sah, yang pada akhirnya akan timbul ketentraman bagi para pemilik sehingga akan lebih tenang dalam berusaha. Namun mengingat dana pemerintah terbatas (tidak ada), maka pelaksanaan pembiayaan harus ditanggung masyarakat sendiri melalui proyek Ajudikasi Swadaya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang pengukuran dan pemetaan untuk penyelenggaraan pendaftaran tanah (PMNA/Kepala BPN No.2 Tahun 1996) yaitu pasal 2 dan pasal 3 disebutkan bahwa Jaring Kerangka Geodesi Nasional (JKGN) Orde 0 dan Orde 1 harus dirapatkan menjadi titik dasar teknik Orde 2, Orde 3 dan Orde 4. Titik dasar teknik tersebut berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat pengukuran untuk pemetaan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah serta untuk keperluan rekonstruki batas. Titik dasar teknik Orde 2 dilaksanakan dengan kerapatan +/- 10 kilometer dengan mengikatkan ke titik dasar teknik Orde 0 dan Orde 1. Selanjutnya Titik Dasar Teknik Orde 2 dirapatkan lagi menjadi Titik Dasar Orde 3 dengan kerapatan titik 1 – 2 km. Tititk Dasar Orde 3 akan dirapatkan lagi menjadi Titik Dasar Orde 4 dengan kerapatan 150 meter. Permasalahannya adalah sampai dengan saat ini persebaran Titik Dasar Teknik baik Orde 0, Orde 1, Orde 2, Orde 3 maupun Orde 4 belum merata diseluruh Propinsi Lampung, masih terkonsentrasi di daerah perkotaan. Sementara itu untuk daerah-daerah yang jauh dari kota, sangat jarang ditemukan titik dasar teknik khususnya orde 3 maupun orde 4. Padahal titik dasar teknik inilah yang digunakan sebagai referensi (acuan) dalam pengukuran. Pada umumnya daerah yang terkena proyek ajudikasi terletak di daerah-daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Sebagai akibat dari belum meratanya persebaran titik dasar teknik ini dan daerah yang terkena proyek berlokasi di daerah-daerah, maka sangat menyulitkan dalam proses penyatuan system peta pendaftaran dalam proyeksi TM-3o. Untuk memenuhi target waktu proyek selama lima tahun, maka dalam pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan system koordinat local, sehingga system penomorannya tidak mengacu kepada peraturan yang berlaku. Meskipun hal ini diperbolehkan menurut pasal 3 PMNA No.2. Tahun 1996, namun harus sesegera mungkin dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan dilakukan transformasi koordinat ke dalam sistem proyeksi TM-3o, sehingga akan menjadi satu sistem dengan peta pendaftaran di seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka untuk menyatukan seluruh peta pendaftaran ini akan timbul berbagai persoalan, antara lain akan bergesernya nomor peta pendaftaran. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini mengambil data peta pendaftaran Desa Sinar Jati dan Desa Trimulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran (dulu Kabupaten Lampung Selatan). Peralatan penentu posisi yang digunakan yaitu Global Positioning System (GPS) tipe navigasi dengan ketelitian 3.5 m. Sedangkan perangkat lunak menggunakan AutoCadMap 2.000. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Koordinat Titik Sekutu Pada tahap ini dilakukan penentuan titik-titik sekutu. Dalam penentuan koordinat titik sekutu harus dengan pertimbangan bahwa titik-titik tersebut tersebar merata dengan jumlah yang cukup. Pada pelaksanaannya, masing-masing desa diukur titik sekutunya berjumlah 8 titik.. 2. Pengukuran Posisi Geodetis Titik Sekutu.. Pengukuran posisi geodetis titik-titik sekutu dengan menggunakan alat penentu posisi yaitu Global Positioning System (GPS). Titik sekutu yang diukur berjumlah 8 titik pada masingmasing desa. Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-160 3. Transformasi Koordinat Geodetis Ke Koordinat TM 3 o. Setelah pengukuran posisi geodetis diukur, dilanjutkan dengan perhitungan (transformasi) koordinat tersebut ke dalam TM 3 o. Pada tahap ini harus dipastikan bahwa proses dan hasil perhitungan sudah benar. 4. Editing Peta Pendaftaran Peta Pendaftaran Tanah dalam bentuk digital baik Desa Sinarjati maupun Desa Trimulyo didapatkan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun demikian peta ini masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu harus dilakukan editing terlebih dahulu. 5. Trasnformasi Koordinat Lokal Ke Koordinat TM 3o. Peta Pendaftaran Tanah yang didapatkan dari BPN tersebut menggunakan system koordinat local. Oleh karena itu, setelah selesai dilakukan editing dilanjutkan dengan transformasi koordinat tersebut ke dalam system koordinat TM 3o. 6. Penggabungan Peta-Peta Pendaftaran Tanah. Setelah peta pendaftaran tersebut ditransformasikan ke dalam koordinat TM 3o., maka dilakukan penggabungan peta antara Peta Sinarjati dengan Peta Srimulyo. 7. Penomoran Lembar Peta Pendaftaran. Setelah kedua peta tersebut digabung, dilanjutkan dengan pembagian dan penomoran lembar peta pendaftaran pada skala 1 : 10.000, 1 : 2.500 dan 1: 1.000. 8. Analisis Terhadap Hasil Penggabungan. Setelah peta-peta pendaftaran digabung menjadi satu system, diberi nomor lembar peta, maka dilakukan analisis terhadap hasil penggabungan dan penomoran.. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persebaran Titik Sekutu Untuk mendapatkan hasil yang baik (teliti), maka titik sekutu diusakan tersebar mengelilingi batas peta. Persebaran titik sekutu pada Peta Pendaftaran Desa Sinarjati dan Trimulyo diperlihatkna pada gambar 1.
U
D3 6
P47
H1 8
A55 P64
J25
A1 P1 P88
R35 R21
A71
A2 6
A81
P108
Gambar 1. Persebaran titik sekutu Desa Sinarjati dan Desa Trimulyo
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
N40
C-161 2. Hasil Perhitungan Transformasi Koordinat. Hasil hitungan transformasi koordinat terhadap 16 buah titik sekutu Desa Sinarjati dan Trimulyo dari sistem koordinat geodetik ke koordinat TM-3° adalah sebagai berikut: Transformasi koordinat geodetik ke koordinat TM-3°. Jumlah titik sekutu Desa Sinarjati dan Desa Trimulyo adalah masing-masing 8 titik. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Tabel .1 Hasil transformasi koordinat Geodetik ke koordinat TM-3° Desa Sinarjati KOORDINAT GEODETIC ( Pengukuran ) TITIK φ λ ° ‘ " ° ‘ " P47 5 10 41 105 4 54 P64 5 11 8 105 4 44 P88 5 11 56 105 4 30 P108 5 12 17 105 4 59 P11 5 11 41 105 5 17 R21 5 11 4 105 6 4 A1 5 11 25 105 5 35 R35 5 11 27 105 6 2
KOORDINAT TM-3° (Hitungan) X Y meter 42798,27006 927476,0943 42492,18871 926646,1069 42064,39752 925170,8274 42958,83864 924527,8573 43510,63402 925634,7945 44958,84975 925208,0068 44063,81469 926127,4627 44895,36340 926067,8761
Tabel 2. Hasil hitungan transformasi koordinat geodetik ke koordinat TM-3° untuk Desa Trimulyo KOORDINAT GEODETIC Hasil Pengukuran Lapangan φ λ
TITIK N40 J25 H18 D36 A55 A26 A71 A81
° 5 5 5 5 5 5 5 5
‘ 11 10 10 10 10 10 10 11
" 13 47 29 13 32 56 54 8
° 105 105 105 105 105 105 105 105
7 7 6 6 5 5 5 5
" 48 24 48 24 23 56 18 25
KOORDINAT TM-3° Hasil Perhitungan X Y meter 48158,47017 47417,70803 46307,94196 45567,81611 43690,67667 44708,49890 43538,20923 43754,72057
meter 926505,0121 927301,9792 927852,423 928342,2359 927754,5158 927019,6173 927078,4517 926648,9264
Penentuan Koordinat Titik Sekutu Untuk dapat melakukan transformasi peta harus terdapat titik yang mempunyai koordinat dalam dua sistem (titik sekutu). Titik sekutu pada Desa Sinarjati dan Desa Trimulyo terdiri dari dua sistem koordinat yaitu sistem koordinat lokal (x,y) dan sistem koordinat TM-3° (X,Y). Tabel 3. Data koordinat titik sekutu Desa Sinarjati No. 1 2
TITIK P47 P64
Hasil Perhitungan Poligon Dalam Koordinat Lokal x (meter) y (meter) 18723,1838 21343,6867 18423,3684 20524,2579
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
KOORDINAT TM-3° X (meter) 42798,27006 42492,18871
Y (meter) 927476,0943 926646,1069
C-162 3 4 5 6 7
P88 P108 P11 R21 A1
18011,5043 18896,1102 19429,0687 20900,4636 20000
19039,4965 18412,5614 19498,1039 19120,8492 20000
8
R35
20746,7378
19785,0544
42064,39752 42958,83864 43510,63402 44958,84975 44063,81469
925170,8274 924527,8573 925634,7945 925208,0068 926127,4627
44895,3634
926067,8761
Tabel 4. Data koordinat titik sekutu Desa Trimulyo No. 1 2 3 4 5 6 7 8
TITIK N40 J25 H18 D36 A55 A26 A71 A81
Hasil Perhitungan Poligon Dalam Koordinat Lokal x (meter) y (meter) 24176 20467 23336 21228 22198 21763 21411 22236 19601 21612 20611 20900 19449 20964 19665 20535
KOORDINAT TM-3° X (meter) 48158,47017 47417,70803 46307,94196 45567,81611 43690,67667 44708,4989 43538,20923 43754,72057
Y (meter) 926505,0121 927301,9792 927852,423 928342,2359 927754,5158 927019,6173 927078,4517 926648,9264
3. Hasil Penggambaran Peta Pendaftaran Tanah Peta pendaftaran tanah dalam sistem koordinat lokal Peta Pendaftaran Tanah Desa Sinarjati dan Desa Trimulyo pada koordinat lokal diperlihatkan pada Gambar 2 seperti di bawah ini :
Gambar 2. Peta Pendaftaran dengan koordinat lokal Desa Sinar Jati dan Desa Trimulyo Peta pendaftaran tanah dalam sistem koordinat TM-3° Setelah diketahui koordinat titik sekutu peta pendaftaran tanah dalam sistem koordinat lokal (x,y) dan dalam sistem koordinat TM-3°(X,Y), maka dilakukan transformasi koordinat peta dari sistem koordinat lokal (x,y) ke sistem koordinat TM-3° (X,Y). Dari hasil tarnsformasi ini, maka dilakukan penggambaran.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-163
Gambar 3.Peta pendaftaran tanah Desa Sinarjati pada sistem koordinat TM-3° Gambar.3 merupakan peta hasil penggabungan Peta Pendaftaran Desa Sinar Jati dan Desa Trimulyo, yang telah melalui proses transformasi koordinat dari sistem koordinat lokal (x,y) ke sistem koordinat TM-3° (X,Y). Penomoran Peta pendaftaran tanah dalam sistem koordinat TM-3° Penomoran Peta Pendaftaran dibedakan dalam tiga skala, yaitu Peta Pendaftaran skala 1 : 10.000, skala 1 : 2.500 dan skala 1 : 1.000. Pada pembagian Peta Pendaftaran Desa Sinarjati dan Trimulyo dalam skala 1 : 10.000 terbagi menjadi empat (4) lembar peta dengan nomor seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Penomoran peta pendaftaran tanah Desa Sinarjati dan Trimulyo pada sistem koordinat TM-3°dengan skala 1 : 10.000 Dari empat lembar peta ini pada skala 1 : 10.000 akan dibagi lagi pada masing-masing skala 1 : 2.500. Hasil yang didapatkan adalah Peta Pendaftaran dalam skala 1: 2.500 dengan jumlah 11 lembar peta.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-164
Gambar 5. Pembagian Peta pendaftaran tanah skala 1 : 10.000 menjadi 1 : 2.500
Gambar 6. Peta pendaftaran tanah skala 1 : 2.500 No.48.2-02.151-15 Desa Sinarjati dan Trimulyo Dari satu lembar peta pendaftaran skala 1 : 2.500 dibagi menjadi sembilan lembar peta pada skala 1:1.000.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-165
Gambar 7. Pembagian lembar Peta pendaftaran tanah skala 1 : 2.500 menjadi 1 : 1.000
Gambar 8. Pembagian Peta pendaftaran tanah skala 1 : 10.000 menjadi 1 : 2.500 dan terakhir menjadi 1 : 1.000 Dari empat lembar peta pada skala 1 : 10.000 dibagi menjadi 11 lembar peta pada skala 1 : 2.500. Dari 11 lembar peta tersebut dibagi lagi menjadi 61 lembar peta pada skala 1 : 1.000.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-166
Gambar 9. Peta pendaftaran tanah skala 1 : 1.000 No.48.2-02.151-15 -5 Dari gambar 4, gambar 5, gambar 6, gambar 7, gambar 8 dan gambar 9 bisa diterangkan bahwa telah dilakukan penyatuan peta dan pemberian nomor sesuai dengan sistem koordinat TM 3o. Dari penomoran ini telah merubah nomor peta pendaftaran lama menjadi nomor pendaftaran yang baru. Dengan demikian seharusnya diikuti dengan perubahan keterangan nomor peta pendaftaran pada sertipikat yang sudah dimasyarakat. Apabila ini dilakukan, maka merupakan pekerjaan yang sangat berat dengan waktu yang lama dan biaya yang sangat mahal. Belum lagi kerugian sosial yang ditimbulkan, yaitu keraguan masyarakat terhadap kredibilitas institusi BPN. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari penelitian ini bisa diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
Untuk melakukan pengukuran titik sekutu kedua peta pendaftaran dalam satu sistem koordinat bisa dilakukan dengan menggunakan pesawat GPS Navigasi. Hasil penelitian ini bisa dikembangkan untuk menyatukan peta-peta pendaftaran hasil dari ajudikasi yang lain. Akibat dari penyatuan ini telah merubah nomor peta pendaftaran dari sistem koordinat lokal menjadi sistem koordinat TM 3o.
Saran • • •
Untuk menghasilkan ketelitian pengukuran titik sekutu yang lebih baik harus menggunakan pesawat GPS tipe geodetik. Untuk memudahkan dalam penentuan titik sekutu dan pengukurannya dalam sistem koordinat geodetic maka dianjurkan untuk selalu memasang Titik Dasar Teknik (TDT) pada setiap pekerjaan pembuatatan peta pendaftaran. Dilakukan penarikan sertipikat yang sudah beredar di masyarakat untuk direvisi keterangan nomor peta pendaftarannya.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-167 DAFTAR PUSTAKA Indradi, 1997, Kartografi, Badan Pertanahan Nasional STPN, Yogyakarta. Murdapa, Fauzan., 2005, Evaluasi Kritis Terhadap Pelaksanaan Proyek Ajudikasi Swadaya Tanah Eks.Hutan Produksi Konversi di Propinsi Lampung, Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Lampung. Murdapa, Fauzan., 2005, Konsep Peta Tunggal Untuk Mengatasi Masalah Pertanahan Pasca Bencana Gempa dan Tsunami, Prosiding Seminar Nasional On Aset ’05, Universitas Lampung. Prihandito, Aryono , 1999, Proyeksi Tranverse Mercator 3o (TM 3o), Jurusan teknik Geodesi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Purworaharjo, Umaryono, dkk, 1997, Penggunaan Proyesi TM-3o Dalam Pengukuran dan Pemetaan Kadastal, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Teknologi Bandung. Bandung. Riyanto, Agus , 2002, Pengukuran dan Pendaftaran Tanah Secara Ajudikasi Swadaya Tanah Eks HPK di Desa Puji Rahayu, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, Laporan Kerja Praktek, Universitas Lampung. ________, 2004, Sertifikasi Seluruh Tanah Tuntas 2019, Harian Republika 14 Pebruari 2004. …………, 1996, Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Negara tahun 1996.
Nomor 2
…………, 1996, Surat Keputusan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) No: HK.02.04/II/KA/1996 tanggal 12-2-1996. …………, 2.000, Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.254/KPS-III)/2.000. …………, 2001, Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2001.
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
C-168 LAMPIRAN Berikut ini diberikan gambar alur penelitian yang dilakukan : Mulai
Persiapan
Pengumpulan peta pendaftaran pada koordinat lokal dan penentuan titik sekutu
Dihasilkan peta pendaftaran tanah dan Titik sekutu Desa Sinarjati
Dihasilkan peta pendaftaran tanah dan Titik Sekutu Desa Trimulyo
Pengukuran Titik Sekutu Menggunakan GPS Navigasi (φ,λ)
Pengukuran Titik Sekutu Menggunakan GPS Navigasi (φ,λ)
Dihasilkan data koordinat geodetik (φ,λ)
Dihasilkan data koordinat geodetik (φ,λ)
Ditransformasi Koordinat Geodetic ke ke koordinat TM3º (X,Y)
tidak
DitransformasibKoordinat Geodetic ke koordinat TM-3º (X,Y)
Check Hasil Hitungan
Check Hasil Hitungan
memenuhi
memenuhi
Editing Peta Sinarjati
Editing Peta Trimulyo
Mentransformasi peta dari koordinat lokal ke koordinat TM-3 º
Mentransformasi peta dari koordinat lokal ke koordinat TM-3 º
A
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009
tidak
C-169
A
Penggabungan Peta
Penomoran Peta Pendaftaran Skala 1 : 10.0000
Penyajian Hasil
Penomoran Peta Pendaftaran Skala 1 : 2.500
Penyajian Hasil
Penomoran Peta Pendaftaran Skala 1 : 1.000
Penyajian Hasil
Analisis Hasil Penomoran Peta Pendaftaran
Selesai
Gambar. Tata Alur Penelitian
Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Unila, 2009