1
APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT
Rafika Leingo, Wawan Pembengo, Fauzan Zakaria ABSTRAK Rafika Leingo. 613408063. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat di bawah bimbingan Wawan Pembengo, sebagai Pembimbing I dan Fauzan Zakaria, sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, dan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bulota Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo selama empat bulan, mulai bulan Maret hingga bulan Juni 2013. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan, P0 (control tanpa ZPT atonik), P1 (0,5 ml ZPT atonik perliter air), P2 (1 ml ZPT atonik perliter air), P3 (1,5 ml ZPT atonik perliter air), P4 (5 ml ZPT atonik perliter air), masing-masing perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 20 polybag percobaan. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan ZPT berpengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun, jumlah buah dan hasil produksi tanaman tomat. Namun, tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Perlakuan terbaik berdasarkan tinggi tanaman adalah pada perlakuan P1 yaitu 1ml ZPT per liter air dengan umur 6 MST, berdasarkan jumlah daun adalah pada perlakuan P2 yaitu 1,5 ml ZPT per liter air dengan umur 1,5 MST, berdasarkan jumlah buah adalah pada perlakuan P4 yaitu 5 ml ZPT per liter air, sedangkan berdasarkan jumlah produksi terbanyak pada perlakuan P4 yaitu 5 ml ZPT per liter air. Kata Kunci:
Zat Perangsang Tumbuh, Tanaman Tomat PENDAHULUAN
Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan tanaman sayuran penting dengan luas area penanaman setiap tahun di Indonesia mencapai 53.492 hektar, dengan produksi mencapai 629.744 ton (BPS, 2006). Tomat merupakan komoditas hortikultura yang penting karena banyak kandungan karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan dan minuman serta bahan kosmetik dan obat-obatan. Buah tomat sangat bermanfaat untuk tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh.
2
Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik dan pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan zat pengatur tumbuh yang membantu pertumbuhan tomat belum optimal serta pola tanam yang belum tepat. Salah satu teknik budidaya yang perlu dilakukan adalah pemberian hormon yang dapat membantu pertumbuhan tanaman itu sendiri, seperti zat perangsang tumbuh. Tanaman tomat termasuk jenis tanaman perdu semusim, batang tanaman tomat bentuknya bulat dan membengkak pada buku-buku. Umumnya, daun tomat tumbuh didekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau dan berbulu. Bunga tanaman tomat bewarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10 bunga perdompolan atau tergantung dari varietasnya. Bentuk buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, dan bulat. Biji tomat berbentuk pipih, berbulu, dan berwarna putih, putih kekuningan atau cokelat muda. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari (Wiryanta, 2004). Temperatur ideal antara 24 °C – 28°C. Tomat menginginkan cahaya matahari yang banyak, suhu malam yang agak sejuk, siang yang panas dan drainase yang baik (Lubis, 2004). Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup, kalau kekurangan sinar matahari akan menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi (Mujiburrahmad, 2011).
Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrient), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Peranan zpt dalam tanaman adalah untuk mengatur proses fisiologis seperti pemanjangan dan pembelahan sel, dan juga mengatur pertumbuhan akar, batang, daun dan buah. Zat perangsang tumbuh atau hormon tumbuh adalah senyawa organik yang dalam konsentrasi rendah (< 1 mm) mampu mendorong, menghambat, atau secara kualitatif merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Moore, 2005). Salah satu usaha petani untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
3
Sementara itu, kita ketahui bersama bahwa zat pengatur tumbuh (ZPT) itu bermacam-macam, salah satunya yaitu ZPT Atonik. Atonik merupakan zat tumbuh buatan yang mengandung bahan aktif isomer nitrofenol yang fungsinya dapat merangsang pertumbuhan, mengatasi kerontokan bunga meskipun digunakan (Djumiayah dan Aliudin, 1986). Adapun pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah mempercepat aliran protoplasma dan pertumbuhan perakaran, merangsang pembungaan, pertunasan, memecahkan dormansi, mencegah gugur bunga dan buah, merangsang perkembangan serbuk sari, memperpanjang tabung serbuk sari, mendorong fertilisasi dan pembuahan serta memperbaiki kualitas buah (Asahi Chemical, 1979). METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bulota Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo selama empat bulan, mulai bulan Maret hingga bulan Juni 2013. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari meteran, kamera digital untuk dokumentasi, parang, wadah penampung, wadah penyemaian, alat tulis menulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari benih tanaman tomat varietas hibrida victoria, polybag, ZPT jenis atonik, pupuk majemuk phonska. Metode Penelitian Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) di mana perlakuannya adalah konsentrasi ZPT yang terdiri dari 5 taraf perlakuan, yaitu P0 = Kontrol (tanpa zpt), P1 = 0,5 ml perliter air, P2 = 1 ml perliter air, P3 = 1,5 ml perliter air, P4 = 5 ml perliter air. Perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan 20 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas dua polybag tanaman. Polybag yang dipakai dalam penelitian ini yaitu berukuran 2 kg, sedangkan pupuk dasar yang digunakan yaitu terdiri dari pupuk urea, TSP dan KCL. Pemberian pupuk dasar perpolybag yaitu sebanyak 1,5 kg, waktu pemberian pupuk dasar urea
4
yaitu pada saat penanaman dan empat minggu setelah tanam masing-masing dilakukan sebanyak dua kali, sedangkan TSP dan KCL diberikan pada saat tanam yaitu sebanyak satu kali. Parameter yang Diamati Parameter yang diamati: (1) Jumlah daun: diamati pada 7, 14, 21, 28 HST (hari setelah tanam), (2) Tinggi tanaman: diamati pada 7, 14, 21, 28 HST (hari setelah tanam), (3) Umur Berbunga (hari): diamati setelah tanaman mengeluarkan bunga, (4) Jumlah buah saat panen, dan (5) Produksi hasil panen tomat (kg) Prosedur Penelitian Penyiapan Media Tanam, , pertama yang dilakukan adalah membersihkan tanah yang akan dijadikan media tanam di polybag. Setelah itu polybag ditanami benih tomat, tiap polybag diisi satu benih tomat. Polybag yang akan disediakan dalam penelitian yaitu sebanyak 40 buah. Penyemaian benih tanaman tomat. Benih tomat yang digunakan dalam penelitian adalah varietas hibrida victoria. Penyemaian dilakukan di wadah penyemaian yang telah disiapkan. Penanaman tanaman tomat di polybag 2 kg. Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu media tanam (tanah) disiapkan. Pemeliharaan tanaman tomat, meliputi penyulaman yang bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore hari sesuai dengan kondisi tanah dan curah hujan serta pembumbunan yang bertujuan menggemburkan tanah agar menutupi perakaran, sehingga tanaman tomat tidak mudah rebah saat tanaman mulai tinggi. Pengendalian hama dan penyakit, diberikan insectisida curacron dan supracide dengan konsentrasi 2 cc/l air diberikan satu kali seminggu setelah tanam, kemudian dua minggu sekali dan dihentikan dua minggu sebelum panen. Pengendalian fungisida menggunakan antracol, dithane M 45. Pemberian Perlakuan ZPT, dilakukan pada 21 hari setelah tanam. Pemberian ZPT dilakukan sekali dengan cara disemprotkan pada seluruh tanaman tomat dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
5
Panen dilakukan pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. Panen dapat dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan selang 2-3 hari sekali. Ciri-ciri tanaman tomat yang siap panen yaitu kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua telah mengering, dan batang tanaman menguning atau mengering. WPemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Analisis Data Data hasil penelitiaan ini dianalisis dengan menggunakan Analisis of Variance (ANOVA). Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji F. Jika F hitung berbeda nyata maka dilakukan Uji Lanjut BNT.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Pengamatan tinggi tanaman tomat dilakukan pada umur 1 sampai dengan 7 MST (Minggu Setelah Tanam). Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman tomat dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam dan Uji BNT 5% Tinggi Tanaman ZPT (ml) 0 0,50 1,00 1,50 5,00 BNT
Tinggi tanaman (cm) 1 MST 2 MST 6,90
tn
6,85
tn tn
9,58
tn
9,50
tn tn
3 MST 4 MST 12,95
tn
13,90
tn
20,38
tn
23,25
tn
tn
5 MST
6 MST
7 MST
31,55
tn
45,25 a
63,63 a
37,65
tn
50,58 ab
72,63 ab
tn
tn
6,78 9,50 13,88 24,88 tn tn tn 7,13 10,20 14,48 28,83 tn
41,70 45,23 tn
54,00 abc 62,50 bc
80,75 bc 88,88 cd
6,88 tn 11,18 tn 16,68 tn 30,28 tn -
52,75 tn -
70,25 c 10,91
96,88 d 9,42
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil analisis ragam diperoleh bahwa Penggunaan ZPT memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Suatu tanaman akan tumbuh dengan suburnya apabila segala elemen yang dibutuhkan selalu cukup tersedia
6
seperti hormon tumbuh yang berfungsi sebagai perangsang dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sutatar dan Sanjaya, 1996). Efektivitas zat pengatur tumbuh menurun pada intensitas cahaya rendah, oleh karena itu pemakaian zat pengatur tumbuh haruslah disertai dengan pengaturan lingkungan pertanaman yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Perbedaan tinggi yang signifikan pada perlakuan disebabkan karena perbedaan jumlah konsentrasi hormon tumbuh yang terkandung dalam ZPT yang digunakan pada masingmasing perlakuan. Jumlah Daun Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% jumlah daun tanaman tomat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam dan uji BNT 5% Jumlah Daun ZPT (ml) 0 0,50 1,00 1,50 5,00 BNT
1 MST 2,50 tn 2,50 tn 3,00 tn 3,50 tn 3,00 tn -
2 MST 8,75 tn 8,75 tn 8,75 tn 9,00 tn 10,00tn -
Jumlah Daun (helai) 3 MST 4 MST 5 MST 14,75 tn 25,75 tn 58,50 tn 16,00 tn 32,75 tn 74,00 tn 15,50 tn 33,50 tn 82,00 tn 18,00 tn 37,75 tn 88,25 tn 19,00 tn 43,00 tn 104,50 tn -
6 MST 88,75 a 99,25 ab 111,00 ab 128,25 bc 143,25 c 31,30
7 MST 150,75 a 166,00 ab 184,25 bc 208,25 cd 234,00 d 33,12
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan hasil analisis ragam jumlah daun tanaman tomat, dapat diketahui bahwa Penggunaan ZPT memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Jumlah daun merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman dan dapat digunakan sebagai data penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi (Sitompul dan Guritno, 1995). Penggunaan ZPT atonik dapat mempengaruhi jumlah daun tanaman tomat. Atonik merupakan zat pemacu pertumbuhan sintetik yang berfungsi merangsang pertumbuhan akar, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup dan meningkatkan kualitas hasil tanaman (Surachmat, K. 1984). Atonik ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan daun pada tanaman tomat. Sehingga semakin banyak kosentrasi zat atonik pada ZPT yang digunakan maka
7
dapat mempengaruhi pertumbuhan daun tanaman tomat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada perlakuan P4 dengan konsentrasi ZPT yang digunakan yaitu 5ml/liter air, jumlah daun tanaman tomat lebih banyak dibanding dengan jumlah daun pada perlakuan P3 (1,5 ml/liter air), P2 (1 ml/liter air) dan P1 (0,5 ml/liter air). Tetapi menurut Huik (2004) pemberian konsentrasi yang tinggi atau di atas normal, auksin dapat bersifat sebagai inhibitor karena enzim tidak bisa menangkap konsentrasi tersebut sehingga cenderung untuk menghambat pertumbuhan. Sehingga pemakaian suatu zat perangsang akar harus tepat konsentrasinya. Umur Berbunga Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% Waktu rata-rata umur berbunga tanaman tomat tomat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% Umur Berbunga ZPT (ml)
Umur Berbunga (hari)
0 0,50 1,00 1,50 5,00 BNT
30,50 tn 30,50 tn 30,25 tn 30,00 tn 29,75 tn -
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil analisis ragam jumlah daun tanaman tomat, dapat diketahui bahwa perlakuan dengan menggunakan ZPT pada tanaman tomat, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga tanaman tomat. Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) dapat menghasilkan bunga dan buah dengan jumlah yang signifikan (Arancon et al., 2006). Walaupun ZPT dapat merangsang pertumbuhan bunga tetapi tidak dapat mempegaruhi cepat lambatnya dalam mengeluarkan bunga. Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa umur berbunga tanaman tomat pada setiap perlakuan (penggunaan konsentrasi ZPT yang berbeda) diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ZPT atonik pada tanaman tomat tidak berpengaruh terhadap percepatan umur berbunga.
8
Jumlah Buah Perhitungan jumlah buah tanaman tomat dilakukan mulai dari jumlah buah saat panen pertama sampai dengan jumlah buah pada panen kelima dengan selang waktu 3 hari. Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% jumlah buah rata-rata tanaman tomat dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% Jumlah Buah ZPT (ml) 0 0,50 1,00 1,50 5,00 BNT
Jumlah Buah Per Tanaman (buah) 100,00 a 121,25 b 130,00 b 151,75 c 176,50 d 9,16
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan hasil analisis ragam tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan ZPT memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) dapat menghasilkan bunga dan buah dengan jumlah yang signifikan (Arancon et al., 2006). Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan konsentrasi ZPT memberikan hasil yang berbeda. Semakin banyak jumlah konsentrasi ZPT yang diberikan pada tanaman tomat, jumlah buah juga semakin banyak. Perbedaan jumlah buah pada setiap perlakuan dipengaruhi oleh kadar atonik pada masing-masing perlakuan. Atonik merupakan zat pemacu pertumbuhan sintetik yang berfungsi merangsang pertumbuhan akar, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup dan meningkatkan kualitas hasil tanaman (Surachmat, K. 1984). Semakin baik penyerapan unsur-unsur hara meningkatkan hasil tanaman.
Produksi Produksi hasil panen tomat dihitung dengan menjumlahkan keseluruhan berat tomat masing-masing perlakuan yaitu hasil dari panen pertama sampai
9
dengan panen kelima. Pelaksanaan panen ini dilakukan secara serempak dengan selang waktu panen adalah 3 hari. Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% hasil produksi tanaman tomat dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi sidik ragam dan uji BNT 5% Produksi Tomat ZPT (ml)
Produksi (kg/tanaman)
0 0,50 1,00 1,50 5,00 BNT
2,33 a 2,83 b 3,03 b 3,53 c 4,10 d 0,22
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama dan kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil analisis ragam diperoleh bahwa penggunaan ZPT memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil produksi rata-rata tanaman tomat. Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) mempunyai selain mempunyai peranan dalam memacu pertumbuhan dan memperbaiki mutu, juga dapat meningkatkan hasil tanaman (Winten, 2009). Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) dapat menghasilkan bunga dan buah dengan jumlah yang signifikan (Arancon et al., 2006). Semakin banyak jumlah buah tanaman tomat, maka semakin banyak pula produksi yang dihasilkan tanaman tomat. Semakin banyak jumlah konsentrasi ZPT yang diberikan pada tanaman tomat, jumlah produksi tanaman tomat juga semakin tinggi. Perbedaan hasil produksi pada setiap perlakuan dipengaruhi oleh kadar atonik pada masing-masing perlakuan. Atonik merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan produksi tanaman (Winten, 2009). PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi, jumlah daun, jumlah buah, dan hasil produksi rata-rata tanaman tomat. Namun, penggunaan ZPT tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga tanaman tomat. Perlakuan terbaik berdasarkan tinggi tanaman adalah
10
pada perlakuan P1 yaitu 1ml ZPT per liter air dengan umur 6 MST, berdasarkan jumlah daun adalah pada perlakuan P2 yaitu 1,5 ml ZPT per liter air dengan umur 1,5 MST, berdasarkan jumlah buah adalah pada perlakuan P4 yaitu 5 ml ZPT per liter air, sedangkan berdasarkan jumlah produksi terbanyak pada perlakuan P4 yaitu 5 ml ZPT per liter air. Saran Perlu adanya penelitian tentang penggunaan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) pada tanaman tomat dengan varietas atau jenis bibit yang berbeda atau juga pada jenis tanaman selain tomat. DAFTAR PUSTAKA Arancon, N.Q., Clive, A. Edward, L. Stephen dan R. Bryne. 2006. Effects of Humic Acids from Vermicompost on Planth Growth. Soil Ecology Laboratory. Ohio State University. USA. Mujiburrahmad. 2011. Analisis Produktifitas Usaha Tani Tomat Berbasis Agroklimat (Kasus Dataran Medium dan dataran Tinggi). Jurnal Sains Riset. Vol. 1. No. 2. Hal : 1 – 10. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta. Surachmat, K. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. CV.Yasagama. Sutatar, T. dan L.Sanjaya,1996. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Anggrek Dendrobium hibrid. Prosiding Seminar Nasional Tanaman Hias: Balai Penelitian Tanaman Hias. Wijayani, Ari., Wahyu Widodo. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 12. No. 1. Hal : 77 – 83. Winten, KT. Indra. 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya dalam Budidaya Tanaman. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 6 No. 1. Fakultas Pertanian Universitas Tabanan. Bali