HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DALAM BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI 1 BANSARI KECAMATAN BULU KABUPETEN TEMANGGUNG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
FAUZAN NIM : 11408288
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 323433-323706 Kode Pos 57021 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 Eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan skripsi mahasiswa : Nama
: FAUZAN
NIM
: 11408288
Program studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Hubungan
antara
perhatian
orangtua
terhadap
kedisiplinan anak dalam belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri 1 Bansari tahun 2010 Untuk diujikan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga,
Juli 2008
Pembimbing
Drs.H. Alfred L, M.Si NIP.
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudara Fauzan dengan nomer induk Mahasiswa 11408288 yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DALAM BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI 1 BANSARI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010”, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i) Salatiga, 25 September 2010/ 16 Syawal 1431 H Panitia Sidang Sekretaris
Ketua
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 1958082719831002
Dr. Ahmad Hariyadi, M.Pd. NIP. 1957011121992311005
Penguji I
Penguji II
Drs. H.A. Mahzumi, M.Ag. NIP. 195005151981031005
Roudin, M.Ag NIP. 19730526199031005
Dosen Pembimbing
Drs. H. Alfred L, M.Si NIP. 196228101991031003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: FAUZAN
NIM
: 11408288
Jurusan
: PAI
Fakultas
: Tarbiyah
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian dengan judul : “ Hubungan antara perhatian orangtua terhadap kedisiplinan anak dalam belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri 1 Bansari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Tahun 2010,” merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila terdapat pernyataan palsu, penulis siap dituntut sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Peneliti
FAUZAN NIM. 11408283
ABSTRAK Fauzan, jurusan PAI fakultas Tarbiyah ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Salatiga 2010, judul skripsi “Hubungan Antara Perhatian Orangtua Terhadap Kedisiplinan Anak Dalam Belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 1 Bansari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2009 / 2010”. Adapun penerapan perhatian orangtua terhadap anak yang dilaksanakan penelitian pada SD Negeri 1 Bansari dilaksanakan berdasar pada penelitian lapangan yang didasarkan pada penelitian kuantitatif yang mengabil sampel 45 anak. Adapun hasilnya sebagai berikut pada bab I : pertama dikemukakan permasalahan bagaimana perhatian orangtua siswa kedua bagaimana kedisiplinan belajar siswa, bagaimana hubungan antara perhatian orangtua dengan kedisiplinan belajar anak. Berdasarkan data tentang nilai yang disebutkan pada tabel, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan perhatian terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri 1Bansari tahun pelajaran 2009 / 2010 digunakan teknik korelasi product moment. Untuk taraf signifikasi 5% : ro = 0,008 < r1 = 0,294 sedang pada taraf signifikansi 1% : ro = 0,008
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW yang telah membawa sinar kehidupan dan cakrawala ilmmu pengetahuan bagi umat manusia. Penulisan karya ilmiyah ini disusun sebagai
persyaratan untuk
menyelesaikan studi SI di STAIN Salatiga. Di samping itu penulis berharap karya tulis ini dapat menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di SD khususnya dan dunia pendidikan Islam pada umumnya. Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral maupun spiritual. Maka tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Ketua STAIN Salatiga Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. 2. Dosen Pembimbing Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si. 3. Kepala SD Neger 1 Bansari Ibu Samiyati, S Pd 4. Ayah dan ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan merestui dalam keberhasilan skripsi ini. 5. Istriku tercinta yang telah memberikan dorongan materiil dan spirituil dalam proses studi. 6. Rekan Guru di SD Negeri 1 Bansari. 7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan mendorong sehingga penulisan skripsi ini selesai
Tiada yang dapat penulis berikan atas semua bantuan yang telah diberikan kecuali untaian do’a yang tulus “Jazakumullah ahsanal jaza.” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiyah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Salatiga,
2010 Penulis
FAUZAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Definisi Operasional ...................................................................... 3 C. Perumusan Masalah ....................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 E. Hipotesis ....................................................................................... 6 F. Metode Penelitian .......................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan .................................................................. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perhatian Orangtu .......................................................................... 12 1. Pengertian Orangtua ................................................................. 12 2. Keluarga ................................................................................... 13 3. Perhatian .................................................................................. 13 B. Kedisiplin .................................................................................... 14 1. Pengertian Kedisiplinan ............................................................ 14 2. Proses Terbentuknya Kedisiplinan ........................................... 15 3. Beberapa faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan ................... 17 4. Kedisiplinan Sebagai Salah Satu Aspak Tujuan Pendidikan ..... 21 C. Belajar.......................................................................................... 23 1. Pengertian Belajar .................................................................... 23 2. Pengertian minat Belajar .......................................................... 27 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................... 28 4. Batas Minimal Prestasi Belajar ................................................. 33 5. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................... 34 6. Indikator Prestasi Belajar ........................................................... 35 D. Hubungan Perhatian Orangtua Dengan Kedisiplinan siswa dalam belajar di Sekolah ................................................................................... 35 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri 1 Bansari .......................................... 43 1. Sejarah berdiri SD Negeri 1 Bansari ......................................... 43 2. Keadaan SD Negeri 1 Bansari .................................................. 43 3. Suasana KBM di SD Negeri 1 Bansari...................................... 44 4. Keadaan guru, penjaga dan siswa ............................................ 44 viii B. Data siswa .................................................................................... 49
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ................................................................... 54 B. Analisis Lanjut ............................................................................. 56 C. Analisis Uji Hipotesis ................................................................... 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 61 B. Saran-saran .................................................................................. 61 C. Kata Penutup .................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
1
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu hakekatnya adalah keadaan untuk membangun akhlak dan tingkah laku yang berlangsung seumur hidup yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Suatu lembaga pendidikan pasti mengharap tercapainya tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada suatu subyek didik setelah mengalami proses pendidikan yang baik. Pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya.1 Keluarga merupakan bentuk masyarakat kecil yang mendasar dalam pendidikan anak, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal hakekatnya merupakan lembaga yang mendapat kepercayaan dari orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab yang terbatas sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga pendidikan. Anak sebagai dambaan orang tua merupakan amanah Allah yang harus dipertanggung jawabkan. Anak sebagai hak untuk mendapatkan pendidikan dari orang tuanya untuk mengembangkan kemampuan
1).Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta, Aditya Media, 1992 hlm 59
1
2
dasar/fitrahnya yang akan berguna bagi kelangsungan hidupnya. Disamping orang tua memiliki kekuasaan pendidikan, memiliki pula kekuasaan kekeluargaan mereka juga harus memelihara keselamatan kehidupan keluarganya. Keluarga merupakan latar belakang social utama bagi anak, secara kodrati memang bertugas untuk mendidik mereka, maka harus dapat mengisi jiwa anak menciptakan suasana keluarga yang harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga untuk mendidik anak yang shaleh dan shalehah. Orang tua harus dapat memperhatikan dan dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani. Kunci utamadalam mengarahkan pendidikan anak terletak dalam suasana lingkungan yang harmonis. Orang tua merupakan teladan bagi anak-anak dan mereka belajar tentang kehidupan. Banyak kejadian yang kita temui tentang merosotnya moral anakanak dimana mereka lebih suka menonton televisi, film maupun bermainmain daripada belajar. Bahkan mereka disuruh belajar mereka mampu membantah itu dikarenakan kurangnya kedisiplinan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua adalah yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Orang tua adalah yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Selain itu dorongan dan bimbingan orang tua sangat penting dalam mewujudkan kedisiplinan anak dalam belajar.
3
Dari masalah tersebut dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua dalam kedisiplinan anak. Maka penulis berkeinginan untuk memiliki permasalahan
ke dalam “
HUBUNGAN ANATARA PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DALAM BELAJAR PAI” (Studi Kasus SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tahun 2009-2010). II. Definisi Operasional Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul diatas maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan, antara lain : 1. Hubungan Hubungan adalah berasal dari kata dasar “hubung: dan akhiran “an”. Hubungan adalah berangkaian / bersambung (yang satu dengan yang lain)2 2. Perhatian Orang tua Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatan kepada barang sesuatu yang baik yang ada di dalam maupun di luar diri kita. 3
2).WJSAhmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta, Aditya Media, 1992 hlm 59, hlm 36
4
Orang tua adalah “ ayah
ibu kandung : orang yang dianggap
(cerdik, pandai, ahli, dsb) orang yang dihormati (disegani di kampung)4 tetapi yang dimaksud disini orang tua adalah ibu, bapak dari anak atau wali murid dari anak yang bersangkutan”. Adapun perhatian orang tua merupakan kasih saying yang diberikan orang tua kepada anak, agar orang tua dan anak saling interaksi (hubunagn timbale balik) dalam kehidupan keluarga sehingga tercipta keharmonisan dalam keluarga 3. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata “Disiplin” yang artinya tata tertib, yang dimaksud dari kata kedisiplinan di dalam anak disini adalah kepatuhan dan keteraturan anak dalam belajar yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan yang mencakup waktu belajar, materi belajar dan menyelesaikan tugas guru.
5
Adapun dalam
penulisan ini dimaksukan oleh penulis adalah kedisiplinan dalam belajar pendidikan agama Islam siswa SD Negeri 1 Bansari 4. Belajar Belajar adalah suatu aktifitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan –
4).Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, hlm 706 5).Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka , 1987 hlm 755
5
perubahan dalam pengetahuan. Pemahaman, keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan ini bersifat secara relatif, konstan dan membekas. Kemudian yang menjadi indikator dari masing – masing variable ini adalah : a. Variabel perhatian orang tua 1. Orang tua melengkapi peralatan belajar pada anak. 2. Orang tua memberi kesempatan bagi anak belajar di rumah atau diluar rumah. 3. Orang tua memberi bimbingan pada saat anak belajar. 4. Orang tua membuat jadwal saat belajar dan saat bermain. 5. Orang tua memberi bantuan pada anak dalam menghadapi permasalahan belajar. b. Variabel kedisiplinan anak dalam belajar 1. Senang belajar. 2. Tidak pernah bolos. 3. Memperhatikan materi pelajaran. 4. Catatan pelajaran lengkap. 5. Tekun mengulang pelajaran. 6. Menggunakan waktu sebaik – baiknya. III. Perumusan masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang hendak diteliti adalah :
6
1. Bagaimana perhatian orang tua terhadap kedisiplinan anak di SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 – 2010 2. Bagaimana kedisiplinan anak dalam belajar PAI di SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu tahun pelajaran 2009 – 2010 3.
Adakah hubungan antara perhatian otang tua terhadap kedisiplinan anak dalam belajar PAI di SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu tahun pelajaran 2009 – 2010
IV. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap kedisiplinan anak pada siswa SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu tahun pelajaran 2009 – 2010 2. Untuk mengetahui kedisiplinan anak dalam belajar PAI SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu tahun pelajaran 2009 – 2010. 3. Untuk
mengetahui
hubungan
perhatian
orang
tua
terhadap
kedisiplinan anak dalam belajar PAI SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu tahun pelajaran 2009 – 2010. V. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan, sehubungan denagn itu penulis merumuskan Hipotesis sebagai berikut :
7
“ Perhatian orang tua mempunyai hubungan yang positif terhadap kedisiplinan anak dalam belajar” artinya semakin tinggi perhatian orang tua semakin tinggi pula kedisilpinan anak dalam belajar. VI. Metode Penelitian Metode menurut Koentjaraningrat adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan
dan
menguji
kebenaran
suatu
pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan metode – metode ilmiah. 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan menurut Sytrina Hadi, Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan – kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2009 – 2010 yang berjumlah 140 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi, Suharsini Arikunta member patokan jika populasinya kurang dari 100 penelitian ini dijadikan penelitian populasi, tetapi jika lebih dari 100 maka diambil sebanyak 50% dari total populasi. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel kelas II, III, IV atau ± sejumlah 75 siswa.
8
3. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
adalah
cara
dan
alat
untuk
mengumpulkan data. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, yaitu : a. Metode Angket Menurut Suharsini Asrikunta metode angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang ia ketahui, metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang “Perhatian Orang tua dan Kedisiplinan Anak dalam Belajar pendidikan agama Islam”. b. Metode Observasi Metode Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Observasi disebut pula pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Untuk menggali data tentang perhatian orang tua dan kedisiplinan anak dalam belajar. c. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu cara penggumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, catatan, buku, surat kabar, prasasti, agenda dan sebagainya. Ini digunakan untuk mengambil data tentang kedisiplinan anak dalam belajar. Dengan cara membagikan angket.
9
4. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul, penulis menganalisa data dengan rumus sebagai berikut; a. Untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap kedisiplinan anak dalam belajar dengan rumus prosentase:
Keterangan : P: Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah sampel
b. Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua terhadap kedisiplinan anak dalam belajar menggunakan rumus Prodact Moment sebagai berikut :
Keterangan :
10
rxy : Koefisien korelasi x dan y xy : Produk dari x dan y x
: variable I
y
: variable II
n
: jumlah siswa yang diteliti / sampel
VII.
Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Yang terdiri dari : latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalahan,
tujuan penulisan skripsi,
hipotesis,
metode
penelitian dan sistematika penyesunan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Memuat tentang hubungan perhatian orang tua dan kedisiplinan anak dalam belajar di rumah yang menjelaskan pengertian dasar perhatian orang tua, pengertian dan aspek kedisilpinan anak dalam belajar. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
11
Merupakan hasil penelitian lapangan yang meliputi tinjauan umum tentang SDN 1 Bansari Kecamatan Bulu kabupaten Temanggung yang berisi : tinjauan historis, letak geografis, keadaan siswa, keadaan guru, keadaaan karyawan dan sarana prasarana serta data hasil angket. BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini memuat analisis data pertama, data kedua dan data ketiga. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir berisi tentang kesimpulan dan saran – saran
12
BAB II PERHATIAN ORANGTUA DAN KEDISIPLINAN ANAK DALAM BELAJAR A. Perhatian orangtua 1. Orang tua Nasution mengemukakan” orangtua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatau keluarga atau rumahtangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu-bapak”.1 Sedangkan WJS Poerwodarminto “orangtua adalah ibu bapak” 2
Berdasarkan pengertian tersebut dalam Islam, terbentuknya keluarga dimulai dari pernikahan terlebih dahulu sebagaimana disebutkan dalam al-qur’an surat An nisa’ ayat 1 yaitu :
Artinya : “ Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu dari satu diri, lalu dari padanya jodohnya, kemudian Dia kembang-biakkan menjadi laki-laki dan perempuan” 3
1).Thamrin Nasution, Peranan orangtua dalam meningkatkan Prestasi Belajar anak, Jakarta,Gunung Mulia,1989, hlm.1 2).Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, hlm 706 3). Sunaryo, SH, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. AsySyifa, 1992, hlm 89.
12
13
2. Keluarga Di Negera kita suatu perkawinan haruslah tercatat bagi yang beragama Islam dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA ) sedangkan untuk non muslim dilaksanakan pada Kantor Catatan Sipil sesuai dengan Undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 Bab I pasal 2 “ (1). Perkawianan adalah sah, apabila dilakukan menurut hokum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu (2). Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” 4
Sebagai tindak lanjut dari suatu perkawinan/pernikahan bila Allah
kehendaki lahirnya seorang anak. Sehingga terbentuklah keluarga yang terdiri ibu,bapak, dan anak. 3. Perhatian W.J.S. Poerwodarminto menyapaikan sebagai berikut” perhatian adalah : Mengamati dengan sungguh-sungguh” 6
4).UU Perkawinan , No. 1 Tahun 1974, Semarang, aneka ilmu, 1988, hlm. 2 5).Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, hlm 3521
14
Dalam penulisan ini dimaksudkan adalah bagaimana para orangtua didalam memperhatikan kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam khususnya orangtua yang menyekolahkan putra putrinya di SD Negeri 1 Bansari Kecamatan Bulu. B. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan Untuk memperoleh kejelasan pengertian tentang kedisiplinan siswa di sekolah. Beberapa definisi tentang kedisiplinan yang dikemukakan oleh : W.J.S. Poerwodarminto sebagai berikut : “ Disiplin adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib”. Sedangkan kata “disiplin” yang berkembang dimasyarakat adalah sebagai berikut : “Pengertian disiplin yang dimaksud disini adalah, adanya pengertian mengenai batas – batas dari segala bentuk perbuatan, mana yang boleh dan mana yang tidak.” Dari rumusan kedisiplinan diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan pengertian kedisiplinan sebagai berikut : Kedisiplinan adalah suatu sikap yang tumbuh pada diri seseorang yang dimanifestasikan dalam bentuk perilaku, kepatuhan, ketelitian, ketetapan dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab terutama di sekolah sebagai hasil pengamatan dan pembinaan lingkungan, karena semua itu disamping untuk melatih siswa
15
menjadi siswa yang berdisiplin, juga untuk melatih anak biasa bermawas diri dan kebiasaan untuk berpatuh pada peraturan yang telah ada. Pendidikan agama Islam dan disiplin yang baik, keduanya sangat berhubungan erat dengan tindakan pendidikan pada siswa. Adapun mereka yang menduduki sebagai kepala sekolah dan guru hendaknya memberikan contoh tentang penguasaan dan disiplin diri baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. 2. Proses terbentuknya kedisiplinan dan peranan keluarga dalam membentuk kedisiplinan anak. Keluarga merupakan medan yang awal bagi setiap anak mendapat pendidikan dan tauladan. Banyak hal - hal yang didapati sebelum dan sesudah mereka bertahun – tahun masuk sekolah, melalui bahasa ibu, kebiasaan – kebiasaan dan contoh – contoh yang mereka terima, semua itu mengakibatkan terbentuknya perilaku anak dalam perilakunya. Kemudian setelah anak mendapati ilmu pengetahuan / cognitif mereka lambat laun dengan sadar melengkapi tingkah lakunya menuju kea rah tingkah laku yang baik / sempurna berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapatinya, sebab biasanya perubahan efektif / terbentuknya sikap perilaku anak selalu mengikuti perkembangan pengetahuan atau akibat adanya informasi – informasi baru yang mereka terima. Dari kebiasaan – kebiasaan dan contoh – contoh yang diterima anak, ataupun dengan datangnya informasi – informasi baru, ilmu pengetahuan/ cognitive yang didapat anak, akan
16
membentuk sikap disiplin anak secara berangsur – angsur yang selanjutnya adanya kebiasaan perilaku yang dilakukan anak secara terus menerus, hal ini oleh Prof. Dr. Ahmad Amin menyebutkan sebagai berikut : “Bahwa suatu perbuatan bila diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan disebut adat kebiasaan.”6 Jadi jelas bahwa proses terbentuknya kedisiplinan adalah dimulai dari lingkungan dengan informasi baru, ilmu pengetahuan yang didapat / cognitive, yang selanjutnya kebiasaan – kebiasaan perilaku yang telah didukung dengan ilmu pengetahuan itu dilakukan secara terus menerus, sehingga menjadi kebiasaan hidup dan perilaku yang utuh, jadi tingkah laku manusia merupakan hasil terakhir atau out put dari interaksi proses – proses sosialisasi dan psychologis individu yang sangat komplek. Karena terbentuknya kedisiplinan melalui proses yang cukup panjang secara berangsur – angsur dan hal itu sejak dini dimulai dari lingkungan keluarga, maka keluarga mempunyai peranan yang sangat penting untuk terbentuknya kedisiplinan bagi anak. Berhubungan dengan itu Prof. Dr. Sutar Imam, Barnadib mengatakan : “Bahwa Seorang anak didik diciptakan sebagai makhluk yang berkembang sejak ia dilahirkan dengan membawa kemampuan-kemampuan yang diperoleh dari orangtuanya.” 7)
4).Ahmad Amin, Ethika, Jakarta, Bulan Bintang, 1975,hlm.33 5).Sutari Imam Barnadib,Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta, 1984, hlm. 82
17
Oleh karena itu hal yang pertama diperhatikan dalam keluarga adalah hubungan antara Ayah dan Ibu, karena semua sikap orang tua akan menjadi suri tauladan bagi anaknya.
Begitulah
pentingnya
peranan
keluarga dalam membentuk kedisiplinan anak, sampai – sampai walau anak sudah sekolah, pembentukan watak dan pribadinya tetap pada orang tuanya. Selanjutnya hadist Nabi yang berbunyi : ر و ا ه ا جمد
كل مى لى د يى لد على الفطر ة فا بى ا ه يهى د ا نو ا و ينسر ا نو أ و يمجسا نو
Artinya : Anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka terserah orang tuanya yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani maupun menjadi majusi (Ahmad)”. 8 Dari beberapa uraian di atas ternyata keluarga mempunyai peranan yang sangat penting unyuk membentuk perilaku kedisiplinan anak. 3. Beberapa factor yang mempengaruhi kedisiplinan. Dalam membentuk kedisiplinan pada anak ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan yaitu :
8).Mustafa, Hadits-hadits pilihan, Surabaya, Al Ikhlas,1987, hlm. 165
18
1. Faktor psychologis 2. Faktor perseorangan / individu itu sendiri 3. Faktor social 4. Faktor lingkungan. Untuk lebih jelasnya, empat factor di atas akan penulis uraikan dalam kajian yang sederhana, sebagai berikut : 1.
Faktor psychologis Kesehatan siswa baik fisik maupun psikis mempengaruhi sikap, perilakunya yang nakal dan sikap lain yang negative, kesehatan yang terjamin membuat individu gairah dan berpikir positif serta mudah diarahkan. Gangguan – gangguan pada kelenjar dapat menyebabkan paa kelenjar dapat menyebabkan sikap pemarah, gelisah, lemah, tidak gairah dan cenderung menantang.
2.
Faktor perseorangan / individu itu sendiri. Tidak jarang sikap individu / anak didik tidak sesuai dengan standart, aturan yang berlaku, norma norma yang ada, keadaan yang demikian
itu
karena
sifat
individu
akan
memperjuangkan
pendapatnya. Sehingga mereka bersikap egois, selalu mementingkan diri sendiri, senang mengintimitasi terhadap hal – hal yang kurang baik, sikap dan sifat itu semua kalau dibiarkan akan mengganggu ketertiban ataupun ketenangan.
19
3.
Faktor sosial Di dalam kehidupan berkelompok akan timbul pengaruh social di dalam sikap seseorang,walaupun usaha itu kadang – kadang mengalami atau menimbulkan kesukaran. Namun individu tetap berusaha mengikuti pengaruh – pengaruh social yang ada, yang antara lain ingin terpandang senang diterima di dalam kelompok, ingin bebas bertindak, ingin bebas bertindak, ingin menang sendiri dan sebagainya.
4. Faktor lingkungan a. Lingkungan keluarga. Factor ini menyangkut tentang pendidikan akhlak, karena keluarga merupakan tumpuan bagi kehidupan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pertama dari anak, dan dari keluarga pulalah anak mula – mula akan menerima pendidikan. Oleh karena itu keluarga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Maka dengan keadaan keluarga yang baik akan memberikan pendidikan akhlak yang baik pula terhadap perkembangan anak, demikian pula sebaliknya. b. Lingkungan sekolah Faktor ini menyangkut bagaimana guru hubungannya dengan murid, suka membantu, menghargai, tidak pilih kasih atau
20
sebaliknya. Bagaimana peraturan yang berlaku untuk orang – orang tertentu atau untuk semua siswa, suasana hubungan guru dengan guru itu sendiri, bisa dijadikan figure atau tidak. Karena semua itu menyangkut masalah pembentukan watak bagi anak atau kepribadian bagi anak. Sekolah yang sangat terbatas waktunya dan jumlah anak – anak cukup banyak serta berasal dari berbagai keluarga, maka mengakibatka sekolah tidak mungkin memberikan perhatian yang intensifpada setiap anak dengan cara perseorangan. Maka dari itu sekola juga berperan
dalam memelihara keyakinan yang telah
dimiliki siswa dengan cara mengadakan peringatan tentang keagamaan, karena anak itu nantinya menjadi harapan suatu bangsa. Tetapi semua fasilitas yang ada hubungannya dengan sekolah, baik suasana itu sendiri ataupun hal – hal yang lain akan berpengaruh pada kedisiplinan siswa. c. Lingkungan masyarakat Masyarakat merupakan kumpulan manusia atau terdiri dari beberapa individu yang menetap dalam suatu daerah yng bermacam – macam coraknya, baik status sosial, watak dari individu, yang semua itu akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Karena setiap hari anak mendapat informasi dan macam – macam keadaan yang semua itu sangat cepat mempengaruhi perilakunya. Oleh karena itu sangat harus anak dibiasakan berbuat
21
yang baik, dan kebiasaan itu supaya tertanam dalam kalbunya. Anak sebaiknya (harus) dilarang mengerjakan hal – hal yang jelek, bahkan sesuatu yang dilarang oleh agama. Berdasarkan uraian di atas, nyata jelas, bahwa lingkungan yang baik sangat mendukung terciptanya perilaku dan kedisiplinan anak, dan begitu pula lingkungan yang jelek akan cepat menjadikan anak menjadi jelek, berperilaku yang jelek pula. 4. Kedisiplinan sebagai salah satu aspek tujuan pendidikan. Pendidikan
memang
tidak
menciptakan
kunci
esok,
tetapi
menyiapkan anak untuk berperan serta lebih aktif dan efektif dalam usaha untuk mendapatkan jalan hidup yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan sebagai tempat penggarapan anak secara utuh yang menyangkut cognitif, afektif dan psikomotor, ilmu dan perilaku demi masa depannya, pendidikan menolong anak supaya bisa mencapai pribadi dan corak dari yang optimal. Tujuan pendidikan secara umum telah disebutkan , sebagai berikut :
“Pendidikan
Nasional
berdasarkan
Pancasila,
bertujuan
untuk
meningkatkankualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan trampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal
22
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan social. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian manusia – manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. C. Belajar Minat merupakan modal yang sangat penting dalam belajar, karena dengan minat seorang siswa akan terdorong selalu ingin tahu terhadap sesuatu. Setelah ia tahu, maka akan bertambahlah pengalaman yang pada akhirnya minat untuk belajar semakin kuat. Ada beberapa ahli yang banyak meneliti mengenai minat memberi pengertian minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat untuk hal tersebut atau hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Tanpa minat untuk belajarpun orang tidak akan mau. Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai
23
dengan kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Kegiatan tes minat bakat bertujuan untuk mengetahui potensi dan bakat yang dimiliki siswa sehingga arahan pengembangan dirinya lebih jelas dan terencana. Muatan kurikulum atau materi yang diajarkan pada pelajaran Pendidikn agama Islam aspek Tarikh berisikan tentang sejarah, atau cerita. Sehingga dengan muatan materi yang berisi tentang cerita atau berkaitan dengan sejarah tersebut pengajar dituntut untuk dapat mengunakan metode yang tepat dalam mengantarkan pembelajaran pada siswa. 1. Pengertian belajar. Belajar merupakan hal yang sangat penting, karena dengan belajar kemampuan sesorang dapat ditingkatkan. Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu, untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman Individu sendiri dalam
interaksi dalam
lingkungan. 9
9).Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cpta, 2010, hlm. 2
24
Perubahan tingkah laku menurut Slameto mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yakni : a. Perubahan dalam belajar terjadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan Positif d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah f. Perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku. Chaplin yang dikutip oleh Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Psychologi membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan yang pertama berbunyi: "Acquisition of any relatively permanent change in behavior as result of practice and experience.” Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan yang kedua adalah : "Procces of acquiring responses as a result of special practice”. Belajar adalah proses memperoleh responrespon sebagai akibat adanya latihan khusus.10 Pendapat tersebut diperkuat juga dengan pendapat Wingkel yang memberikan pengertian belajar sebagai berikut : Suatu aktifitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaktsi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
25
ketrampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.10 Proses belajar sangat kompleks sekali, menurut Abu Ahmadi belajar dapat dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau azas-azas belajar. Ada tujuh prinsip yang dapat dijadikan pedoman dan tehnik belajar yang baik yaitu : a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapan. b. Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran. c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. d. Belajar memerlukan pemahaman latihan dan ulangan agar apa yang dipelajari dapat dikuasainya. e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana saling mempengaruhii secara dinamis antara murid dan lingkunganya. f. Belajar dianggap berhasil apabila telah saggup menetrapkan kedalam bidang praktek sehari-hari.
10). Muhibbin Syah, 1999, Psikologi Belajar, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, Hlm.60
26
Disamping belajar memerlukan tehnik maupun prinsip-prinsip, belajar juga dapat melalui fase-fase belajar. Ahmad Muzakir mengutip Gagne yang menyebutkan tentang fase belajar. Ada delapan fase belajar yaitu : a. Fase motivasi Fase motivasi ini adalah merupakan cadangan suatu kesadaran akan tujuan belajar yang akan dicapai. b. Fase Konsentrasi Yakni suatu fase dimana siswa melakukan kegiatan memiliki unsurunsur yang relevan dan dianggap penting pad saat itu. c. Fase Mengolah Yakni fase dimana bahan yang telah dipilih untuk dipelajari tersebut diolah untuk kemudian dimasukkan dalam ingatan. d. Fase dimasukkan dalam ingatan Yakni hasil dari olahan fase ketiga tersebut, yang terbaik menurut dimasukkan dan disimpan dalam ingatan (untuk jangka waktu yang lama ) e. Fase menggali dan ingatan Yakni suatu fase dimana ia melakukan penggalian terhadap bahan yang telah disimpan didalam ingatan untuk suatu keperluan tertentu.
27
f. Fase generalisasi Kalau kemungkinan seorang masih dapat melakukan lagi suatu proses transfer dari hasil belajar ketugas belajar lain yang sejenis g. Fase memberi prestasi Yakni suatu fase untuk menyatakan / membuktikan bahwa tujuan belajar telah dicapai. h. Fase Umpan balik Fase untuk mengetahui tentang tepat / tidaknya prestasi, jika tujuan belajar tercapai, maka tepat dalam feedbacknya yang berarti perlu penyempurnaan dalam proses belajarnya. 2. Pengertian Minat Belajar Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu. Minat merupakan modal yang sangat penting dalam belajar, karena dengan minat seorang siswa akan terdorong selalu ingin tahu terhadap sesuatu. Setelah ia tahu, maka akan bertambahlah pengalaman yang pada akhirnya minat untuk belajar semakin kuat.
28
Menurut
Whiterington menyatakan minat
adalah kesadaran
seseorang bahwa suatu obyek sesorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.
11
Berdasarkan pengertan diatas bahwa minat sebagai kemampuan untuk membari stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Secara global, menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat di bedakan menjadi tiga macam : a. Faktor Internal Yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa (fisiologis dan Psikologis) -
Aspek fisiologis mengambarkan kondisi umum jasmani dan pancaindera serta fungsi syaraf sentral.
-
Aspek psikologis meliputi : Inteligensi,sikap, bakat,minat dan motivasi.
11) Whitherington,Psikologi Pendidikan,Jakarta, Rineka Cipta, 1991, hlm.104
29
b. Faktor ekternal Yakni kondisi lingungan disekitar siswa. Faktor ini terdiri dari dua macam yaitu : 1) Faktor Lingkungan sosial Misalnya : lingkungan sekolah, masyarakat, teman sepermainan, dan keluarga. 2) Faktor sosial dan non sosial Misalnya : gedung, rumah tinggal, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. c. Faktor pendekatan belajar Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materimateri pembelajaran. Strategi maupun metode belajar sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar. Penentuan sratategi atau metode yang tepat dalam proses belajar mengajar akan membawa hasil yang baik begitu sebaliknya jika strategi atau metode tidak tepat maka akan kurang berhasil. 1. Pengertian Prestasi Belajar Untuk memberikan pernyataan tentang keberhasilan / prestasi belajar siswa. Setiap guru mempunyai pandangan masing-masing.
30
Sementara itu menurut Syaiful Djamarah mengemukakan bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) dapat dicapai.
12
Tujuan Intruksional ini akan menjawab pertanyaan apa yang harus dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Pencapaian Tujuan Insruksional ini akan menunjang Pencapaian tujuan Kurikuler suatu Mata Pelajaran. Karena itulah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila memenuhi tujuan Instruksional Khusus dari bahan tersebut. 2. Penilaian Prestasi / Keberhasilan a. Pengukuran Prestasi / Keberhasilan Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran selalu mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan. Untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan tersebut guru harus mengadakan pengukuran yaitu dengan evaluasi (penilaian).
12). Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta, Rineka Cipta, 2006,hlm.161
31
Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa dengan evaluasi guru sebagai pelaksana pengajaran dapat mengetahui sejauhmana peserta didik dapat menyerap materi yang telah diujikan. A. Tabrani menjelaskan, evaluasi merupakan komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan
dari
keseluruhan
proses.
Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa akan tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan.13 Untuk mengevaluasi hasil belajar ada bermacam-macam alat yang dipakai. Menurut Suharsimi Arikunto ada dua macam alat yang dipakai untuk mengukur atau mengevaluasi yaitu : Evaluasi berupa Tes dan bukan Tes (non tes ).14 1) Alat Evaluasi berupa Tes Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan,
pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat, yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
13) Tabrani Rusyan,Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Remaja Rosda Karya, 1992, hlm. 216 14).Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, hlm.23
32
Tes ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa maka dibedakan atas adanya tiga macam tes yaitu : a) Tes dioagnostik b) Tes Formatif c) Tes Sumatif 2) Adapun tes yang digunakan adalah : a). Tes Subjektif b). Tes Objektif b. Ukuran Prestasi Setelah diadakan evaluasi dengan mengunakan alat penilaian (evaluasi) yakni tes tulis sebagai cara untuk mengetahui prestasi Proses Pembelajaran. Maka akan didapat hasil tersebut yang akan dijadikan sebagai ukuran keberhasilan. Hasil tes tersebut akan menjadi ketentuan apakah proses belajar mengajar dapat berhasil atau tidak. Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa Nana Sujana ada dua macam atau dan PAP. 20 a. PAN (Penilaian Acuan Normatif)
system yaitu
menurut
dengan PAN
33
Cara menetukan nilai siswa dengan norma keberhasilan kelompok sebagai ukuran. Artinya hasil tes tersebut lebih banyak ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai kedudukan siswa dalam kelas atau kelompoknya. Apakah termasuk siswa yang tergolong pandai, sedang, atau kurang, setelah hasilnya dibandingkan temanteman sekolahnya. b. PAP (Penilaian Acuan Patokan) Pada PAP penilaian lebih ditujukkan kepada program atau penguasaan bahan pelajaran bukan kepada kedudukan siswa dalam kelas. Oleh sebab itu PAP berusaha mengukur tingkat pencapaian tujuan oleh para siswa 5.
Batas Minimal Prestasi Belajar Setelah mengetahui indikator prestasi perlu pula mengetahui bagaimana menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas. Keberhasilan dalam arti luas meliputi rasa, cipta, dan karsa siswa. Misalnya seorang siswa yang mempunyai nilai tinggi dalam bidang agama Islam belum tentu rajin beribadah shalat, sebaliknya siswa yang hanya mendapat nilai cukup dalam bidang studi agama Islam justru menunjukkan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
34
6.
Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi juga dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor, yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Prestasi di sekolah merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Prestasi merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan hasil pelajaran merupakan perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Belajar dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang dikuasai oleh seorang individu berupa pengetahuan, keterampilan atau sikap siswa. Hasil belajar siswa ini diperoleh baik melalui bimbingan belajar di dalam maupun di luar sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Kemudian hasil belajar siswa yang diperoleh melalui belajar mengajar ini diberitahukan kepada siswa melalui raport.
35
7.
Indikator Prestasi Belajar Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap bagian adri psikologi sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Pengungkapan perubahan tingkah laku. Hasil ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang berupa intangible (tak dapat diraba), oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta maupun yang berdimensi karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu). Dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur.
D. Pendidikan Agama Islam Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perkembangan jasmani dan rohani yang meliputi perasaan justru sebagai penggerak jasmani seseorang, untuk itu manusia memerlukan etika atau akhlaq sebagai pembatas agar kemauan emosi atau perasaan yang lain tidak berjalan tanpa atau semuanya sendiri. Dalam kehidupan manusia emosi / perasaan memegang peraban yang sangat besar, bahkan kadang – kadang perasaan itu lebih berpengaruh dari fikiran, terutama pada remaja. Sebabnya remaja lebih dikuasai oleh perasaan adalah karena mereka sedang mengalami perubahan cepat dalam segala segi
36
kehidupannya, terutama perubahan jasmani, seperyi kita sebutkan di atas, setiap perubahan memerlukan usaha penyesuaian diri, semakin besar yang terjadi, semakin banyak usaha penyesuaian diri diharapkan, sedangkan dalam umur remaja pertama (13 - 16) pertumbuhan kecerdasan sedang berjalan pula, yang berarti kemampuan untuk berfikir logis dan obyektif masih terbatas. Emosi dapat berupa kehendak negative atau positif dan keduanya mempunyai kekuatan untuk menentukan langkah – langkah seseorang termasuk remaja, maka supaya kehendak itu mendapatkan penyaluran diperlukan rangsangan materi pengetahuan berupa akhlaq untuk mendidik mereka. Demikian pula dengan minat yang terjadi pada remaja yang pada situasi di sekolah sebagai tempat mendapatkan pengetahuan pendidikan akhlaq yang berbentuk kedisiplinan sebagai salah satu cabangnya. Karena di sekolah guru-lah sebagai pusat perhatian anak maka minat anak agar berkembang dengan baik diperlakukan perilaku atau sikap merancang yang baik pula. Kedudukan akhlaq dalm perkembangan minat bahwa hendaklah pendidikan akhlaq itu diberikan sesuai dengan minat dalam arti pendidikan akhlaq dapat diupayakan mampu beroperasi sebagai sesuatu motorik dalam tubuh siswa yang diarahkan dalam sikap disiplin baik di sekolah atau di rumah dan dimasyarakat. Dan untuk menanamkan kedisiplinan ini dengan pembentukan kebiasaan yang tidak hanya berupa ceramah dan pemberian sangsi, tetapi dari seluruh personal yang berfungsi sebagai pendidik memberikab contoh
37
ketauladanan agar supaya dengan praktis siswa mengerti bagaimana sikap disiplin itu diamalkan dalam kehidupan sehari - hari. Dalam memberikan kedisiplinan itulah sebagai penyaluran minat anak atau remaja dengan saling memberikan pengertian baik sesuai dengan fungsi dan peranannya masing – masing. Dan hal ini memerlukan adanya keterbukaan orang tua yang meskipun sebagai kepala rumah tangga atau guru sekalipun mau menerima rasa kekurangan jika memang remaja tahu akan kesalahan fihak yang lebih tua. Akan tetapi yang umum dari fihak orang tualah yang lebih tajam terhadap penanaman kedisiplinan pada remaja. Misalnya hukuman karena remaja tidak menepati janji maka hal ini akan berakibat baik untuk langkah perbuatan selanjutnya. Bahwa pemberian hukuman dapat ditiadakan untuk seterusnya dalam menanamkan kedisiplinan anak termasuk juga jenis hukuman
dapat
ditiadakan untuk seterusnya dalam menanamkan kedisiplinan anak termasuk juga jenis hukuman, bukan berupa fisik saja. Bahkan orang tua dapat membesarkan anak – anak yang bertanggung jawab, memikirkan disiplin dari dan koperatif, tanpa menakut – nakuti. Dengan demikian remaja perlu diberi rasa kepercayaan untuk mampu melakukan perilaku yang diinginkan khususnya menyangkut kedisiplinan dalam menjalankan sesuatu. Remaja butuh harga diri sebagai pengakuan bahwa dirinya di mata orang tua / masyarakat atau sekolah sama untuk mendapatkan pelayanan
38
hidup. Dalam hal ini kedisiplinan harus disertai dengan sikap kesadaran supaya sesuatu yang diamalkan tidak sia – sia dan bukan verbalis. Jadi minat seseorang itu kaitannya dengan akhlaq kedisiplinan berawal dari ketergantungan bagaimana tindakan pendidik dalam menyalurkan minat anak denagn dasar edukatif (bersifat mendidik) untuk bersikap disiplin dalam berbuat dan dengan kesadaran dirinya tahu melaksanakan tanggung jawabnya sebagai siswa yang harus selalu mengamalkan ajaran akhlaq di segala tempat. Apabila cara mendayagunakan minat itu tepat dengan keadaan jasmani atau psikologis remaja sudah barang tentu perlakuan yang diberikan akan dengan aman dan ditangggapi secara logis di mata remaja. Dan kalau kedisiplinan itu cara menyalurkannya juga tepat akan mudah pula remaja mengikutinya untuk sesuatu perbuatan yang wajib dilakukan atasnya. Dan perlakuan kedisiplinan itu jikalau disadari dengan sendirinya remaja dengan kemauan sendiri akan mengamalkan sikap ini terus baik dirumah di sekolah atau di dalam pergaulan. Dari tujuan pendidikan secara umum yang diambil dari GBHN di atas dapat dimasukkan dalam daerah tujuan pendidikan (Taxanomi of educational objective). B.S.Bloam dkk mengklasifikasikan dalam kelompok – kelompok dari tujuan pendidikan. Dalam hal ini ada 3 (tiga) kelompok (domain / area). 1.
Cognitive domain (domain / area)
2.
Affective domain ( area pemahaman)
3.
Psycomotor domain (area ketrampilan).
39
Dari ketiga golongan tersebut, kemudian dapat dirinci lagi dari masing – masing kelompok bisa menjadi beberapa bagian, yaitu : 1 Cognitive domain. Yang dimaksud cognitive domain ialah : kemampuan – kemampuan yang diharapkan setelah proses belajar mengajar yang meliputi : a. Pengetahuan : Kemampuan mengingat atau menghafal (misalnya hafal istilah, mengetahui fakta yang telah dipelajari, ini merupakan tingkat rendah dari hasil belajar. b. Pengertian
: Kemampuan
makna
dengan
mentetjemahkan,
menginterprestasikan bahan. c.
Pengetrapan : Kemampuan menggunakan hal – hal yang sudah dipelajari.
d. Analisa
: Kemampuan merinci hal – hal yang dipelajari ke dalam elemennya sehingga stukturnya dimengerti.
e. Sintesa
: Kemampuan mengumpulkan bagian – bagian yang sudah dipelajari untuk membentuk satu kesatuan yang bulat dan baru
f. Evaluasi
: Kemampuan mempertimbangkan nilai dari suatu materi untuk tujuan tersebut.
40
Keenam kemampuan tersebut di atas bersifat hirarchis, keberurutan artinya untuk mencapai tingkat ke C harus memiliki kemampuan – kemampuan sebelumnya. 2. Afective domain. Secara
hirarchis
/
berurutan
affective
domain
meliputi
kemampuan – kemampuan sebagai berikut : a. Menerima : Kemampuan melihat, memperhatikan gejala atau stimulasi yang diajarkan. b. Menjawab (menanggapi): Partisipasi aktif, tidak sekedar melihat tetapi bereaksi misalnya : ada perhatian, minat untuk mencari dan menyenangi. c. Menilai (menghargai) : Kemampuan menilai terhadap obyek gejala atau tingkah laku. d. Membentuk (mengoranisir) : Memadukan nilai – nilai yang berbeda itu bertentangan dan membentuk nilai yang konsisten. e. Karakteristik (pemribadian) : Memiliki system nilai yang berwibawa, mengontrol tingkah lakumya, sehingga membentuk pribadi yang mantap. ( Characterication by evalue of volume camplax)
41
3. Pcycomotor domain. Juga secara hirarkhis pcycomotor domain meliputi kemampuan – kemampuan sebagai berikut : a. Persepsi : adanya perubahan setelah melihat, mendengar dan merasakan. b. Kesiapan : adanya langkah lanjut setelah adanya persepsi, misalnya satelah mendengar keterangan guru, murid berusaha menangkap hal – hal dianggap penting. c. Respansi terpimpin : dengan persepsi dan kesiapan di atas mengembangkan kemampuan dalam beraktifitas, misalnya mencatat atau membuat resume. Pendidikan dan pengajaran di sekolah dalam praktek khususnya, ketiga kelompok itu saling berkaitan dan berhubungan. Dari uraian di atas yang mengyangkut aspek cognitive, affective dan psychomotor. Jadi dengan pendidikan diharapkan anak cepat dan dapat memilih pengetahuan dan intelektual yang kemudian dengan cognitive itu anak diharapkan dapat bersikap dan berperilaku, berdisiplin yang baik (afektif) dan selanjutnya anak dituntut untuk bisa trampil dan kreatif dengan adanya pengetahuan dan sikap tersebut. Nampak jelas disini, kedisiplinan merupakan salah satu aspek tujuan pendidikan, karena kedisiplinan hubungannya dengan sikap, afektif seseorang sesudah belajar.
42
Dan terbentuknya sikap disiplin adanya dukungan ilmu pengetahuan (cognitive) seseorang yang akhirnya timbul pribadi, perilaku yang diharapkan dengan kesadarannya sendiri dan bimbingan dari orang dewasa.
43
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan Umum SD Negeri 1 Bansari Kecamatan Bulu 1. Sejarah berdiri SD Negeri Bansari Berawal dari adanya inisiatif masyarakat Desa Bansari dan sekitarnya untuk mendirikan lembaga pendidikan yaitu sekolah tingkat dasar. Sebagai tokoh masyarakat pendiri adalah Kepala Desa Bansari yang didukung oleh masyrakat sekitarnya, maka berdirilah
SD Negeri I
Bansari Kec. Bulu Kabupaten Temanggung, pada tanggal 1 Juni 1951. Dengan adanya hasil rapat tokoh masyarakat, SD didirikan diatas tanah milik Desa dan dari tanah tersebut dibangunlah 6 ruang dengan biaya dari swadaya masyarakat dan bantuan dari pemerintah Kabupaten Temanggung. Maka berdirilah SD Negeri 1 Bansari yang diresmikan oleh dinas pendidikan setempat 2. Keadaan SD Negeri Bansari SD Negeri I Bansari terletak dilereng Gunung Sumbing merupakan merupakan dataran tertinggi di wilayah Kecamatan Bulu, yaitu Dusun Gedampan Desa Bansari. Keadaan sekoalh sekarang sudah cukup baik, jika dilihat dari fasilitas disetiap kelas, fasilitas sekolah dan kedisiplinan yang cukup tinggi. Jumlah siswa SD Negeri 1 Bansari kelas I sampai dengan kelas VI adalah 138 anak. Menegnai kebersihan dan 43
44
kerajinan siswa sudah cukup baik, walaupun masih ada satu sampai dua anak yang belum terbiasa alah 138 anak. Mengenai kebersihan menempati lokasi di pinggiran Kota Bulu, tep mandi di pagi hari, tapi dalam hal ini keserasian untuk seragam sekolah sudah cukup baik dan rapi 3. Suasana KBM di SD Bansari Pada umumnya sussana dan lokasi kegiatan belajar mengajar (KBM) Di SD Negeri 1 Bansari cukup tertip dan sesuai dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Hubungan murid dengan guru telah terjalin Akrab penuh dengan suasana kekeluargaan, hal ini juga berlaku antara sekolah dengan lingkungannya. Selama dalam proses belajar mengajar kedisiplinan guru dan siswa sudah baik 4. Keadaan guru, penjaga dan siswa a. Keadaan guru Pada bab ini penulis kemukakan personalia guru SDNegeri I Bansari tahun pelajaran 2009 / 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
45
Tabel 1 Keadaan Guru dan Penjaga SD Negeri I Bansari Tahun Pelajaran 2009 / 2010
No
Nama / NIP
Jabatan
Pendidikan Terakhir
1
2
3
4
1
Samiyati, S Pd
Kepala Sekolah
S1
Guru Kelas I
DII
Guru Kelas II
D II
Guru Kelas III
D II
Guru Kelas IV
S1
Guru Kelas V
DII
Guru Kelas VI
D II
Guru PAI
D II
NIP. 19680321199301002 2
Istiadah, A Ma Pd Nip. 197206182009032001
3
Purwi Apriliyani, A Ma Pd Nip. 198504072009032011
4
Ariyati, A Ma Pd Nip. 196208151983042010
5
Nok Yuliyati, S Pd Nip. 197107082006042025
6
Setyo Nusanti, A Ma Pd Nip. 196911082005012005
7
Mashud, A Ma Pd Nip.195810031979111005
8
Fazan, A Ma Nip. 195805051984051003
9
Mujiyah, A Ma Pd
D II
46
10
Anik Handayani, A Ma
Guru Bhs Inggris
D II
11
Kirludi
Penjaga
SMP
b. Keadaan siswa Menurut data yang penulis peroleh dari bagian administrasi siswa bahwa siswa SD Negeri I Bansari tahun pelajaran 2009 / 2010 sejumlah 138 siswa, untuk mengetahui data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel No. 2 Keadaan Siswa SD Negeri I Bansari Tahun Pelajaran 2009 / 2010 No
Kelas
L
P
Jumlah
1
I
17
10
27
2
II
17
11
28
3
III
14
12
26
4
IV
15
11
26
5
V
12
6
18
6
VI
9
4
13
Jml
84
54
138
47
5. Struktur Organisasi Struktur organisasi dan personalia pada SDNegeri I Bansari dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel No. 3 Struktur Organisasi SD Negeri 1 Bansari Tahun Pelajaran 2009 / 2010 Kepala Sekolah SAMIYATI, S.Pd
SDrs. Mansur Rosyidi
Wakil Kepala Sekolah MURSUHUD, A.Ma.Pd Komite sekolah
Perpustakaan ANIK HANDAYANI, A.Ma.Pd
BENDAHARA ARIYATI, A.Ma.Pd
Sapras MUJIYAH, S.Pd
Wali Kelas I. Istiadah, A.Ma.Pd II. Purwi Apriliani, A.Ma.Pd III. Ariyati, A.Ma.Pd IV. Nokyuliati, S.Pd V. Setyo Nusanti, A.Ma.Pd VI. Mursuhud, A.Ma.Pd
48
5. Sarana dan prasarana Proses belajar mengajar akan berhasil jika didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Terpenuhinya sarana dan prasarana akan menciptakan iklim yang menyenangkan siswa dalam belajar. Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri 1 Bansari tercantum dalam tabel berikut : Tabel No. 4 Sarana dan Prasarana SDNegeri 1 Bansari Tahun 2009 / 2010 No
Nama Barang
Jumlah
1
Gedung milik sendiri
2
2
Ruang kelas
6
3
Ruang kantor
1
4
Ruang perpustakaan
1
5
Ruang UKS
1
6
WC Guru
1
7
WC Ka Sekolah
1
8
WC Murid
6
9
Masjid
1
10
Koperasi “Bina Siswa”
1
49
11
Komputer
1
15
Mesin ketik
1
B. Data Siswa yang mengisi angket SD Negeri 1 Bansari Tahun Pelajaran 2009 / 2010 1. Nilai Perhatian orang tua Tabel No. 5 Perhatian Orang tua siswa Siswa SD Negeri 1 Bansari Tahun 2009 / 2010 No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
A
A
A
A
A
B
B
A
B
C
2.
A
A
B
A
B
A
B
B
A
C
3.
A
A
A
C
A
A
A
B
B
C
4.
A
B
A
B
A
A
A
A
C
C
5.
A
A
B
A
A
B
A
A
B
C
6.
A
A
A
B
A
B
A
A
B
C
7.
A
A
A
A
A
A
B
A
A
B
8.
A
A
A
A
B
A
A
A
B
C
9.
A
A
A
A
B
A
A
C
B
C
10.
A
B
A
A
A
C
A
B
A
C
50
11.
A
A
A
B
A
A
B
B
A
C
12.
A
A
B
A
A
A
A
B
A
C
13.
A
A
A
A
B
A
A
B
A
C
14.
A
A
B
A
A
A
B
A
B
C
15.
A
B
A
A
A
A
A
B
B
C
16.
A
A
B
B
B
A
B
A
A
C
17.
A
B
A
B
B
A
A
B
A
C
18.
A
A
B
A
A
A
B
B
B
C
19.
A
A
A
B
A
A
B
B
A
C
20.
A
A
A
B
A
A
B
A
A
C
21.
A
A
B
A
B
A
A
A
A
C
22.
A
A
A
B
A
A
A
B
B
C
23.
A
B
A
A
B
A
B
A
A
C
24.
A
A
A
B
B
A
A
B
A
C
25.
A
B
A
A
A
A
B
B
A
C
26.
A
A
A
A
A
A
B
B
A
C
27.
A
B
A
A
B
A
A
A
A
C
28.
A
A
A
B
A
A
B
B
A
C
29.
A
B
A
A
A
A
B
B
A
C
30.
A
A
A
A
B
A
B
B
A
C
31.
A
B
A
A
B
A
B
A
A
C
32.
A
A
A
B
B
A
B
B
A
C
51
33.
A
A
B
B
B
A
A
B
A
C
34.
A
A
A
A
B
A
B
B
A
C
35.
A
A
B
A
A
B
A
A
A
C
36.
A
A
A
B
B
A
A
A
A
C
37.
A
A
A
B
A
A
B
B
A
C
38.
A
A
B
B
A
B
A
B
A
C
39.
A
B
A
B
A
B
A
B
A
C
40.
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
41.
A
A
A
A
A
A
B
B
A
C
42.
A
A
A
B
A
A
B
B
A
C
43.
A
B
A
A
A
A
B
B
A
C
44.
A
A
A
B
B
A
A
B
A
C
45.
A
A
B
A
B
A
B
B
A
C
Kriteria penilaian Jawaban A = nilai 2 Jawaban B = nilai 1 Jawaban C = nilai 0
52
2. Nilai Kedisiplinan Balajar Siswa Tabel No. 6 Kedisiplinan dalan Belajar Siswa SD Negeri 1 Bansari Tahun 2009 / 2010 No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
A
A
B
A
B
A
A
A
B
C
2.
A
B
A
A
A
A
A
B
B
C
3.
A
A
B
A
A
A
B
A
B
C
4.
A
A
B
A
B
C
A
A
A
C
5.
A
A
A
A
B
B
A
B
A
C
6.
A
A
B
A
B
A
A
A
B
C
7.
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
8.
A
A
A
A
A
A
B
A
B
C
9.
A
A
A
A
B
B
C
A
A
C
10.
A
A
B
A
B
A
B
A
A
C
11.
A
A
A
A
B
A
A
A
B
C
12.
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
13.
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
14.
A
A
A
A
A
B
A
A
B
C
15.
A
A
A
A
A
A
B
A
B
C
16.
A
A
B
A
B
A
B
A
A
C
53
17.
A
B
A
A
B
A
A
A
B
C
18.
A
A
B
A
B
A
A
B
A
C
19.
A
A
A
A
B
A
A
A
B
C
20.
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
21.
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
22.
A
A
B
A
A
A
B
A
A
C
23.
A
A
A
A
A
B
B
A
A
C
24.
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
25.
A
A
A
A
B
B
A
A
A
C
26.
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
27.
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
28.
A
A
A
A
B
A
A
A
B
C
29.
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
30.
A
A
B
A
A
A
A
A
B
C
31.
A
B
A
A
A
B
A
A
A
C
32.
A
B
A
A
B
A
A
A
C
C
33.
A
A
A
A
A
B
B
A
C
C
34.
A
A
A
A
A
B
B
A
B
C
35.
A
B
A
A
B
B
A
A
A
C
36.
A
A
A
B
A
A
B
B
B
C
37.
A
B
A
A
B
A
A
A
B
C
38.
A
A
A
A
B
A
A
B
B
C
54
39.
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
40.
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
41.
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
42.
A
A
A
A
B
A
A
A
B
C
43.
A
A
A
A
A
B
A
B
A
C
44.
A
A
A
A
A
A
B
A
B
C
45.
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
Dari data nilai tersebut di atas penulis kemudian memasukkan pada interval penilaian sebagaimana berikut : 0 – 5,0
kategori kurang
5,1 – 8,0
kategori cukup
8,1 – 10
kategori baik
55
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini dikemukakan pembahasan dari permasalahan yang telah dikemukakan dalam Bab I yaitu : pertama bagaimana Perhatian orangtua siswa SD Negeri 1 Bansari tahun pelajaran 2009 / 2010, kedua bagaimana Kedisiplinan belajara siswa tahun pelajaran 2009 / 2010, ketiga bagaimana hubungan antara perhatian orangtua tarhadap kedisilinan belajar siswa pada tahun pelajaran 2009 / 2010. A. Analisis Pendahuluan 1. Nilai Perhatian orangtua siswa SD Negeri 1 Bansari tahun pelajaran 2009 / 2010. Tabel No. 7 Nilai Perhatian orangtua Siswa SD Negeri 1 Bansari No
Nama
Nilai
1
Watini
15
2
Nistaudin
15
3
Otaviani
14
4
Riki Adinana
14
5
Gunawan
15
56
6
Podo Kuwat
15
7
Ilham Setyo Putro
18
8
Murifah
16
9
Sri Roso
14
10
The Boling
14
11
Agus Nur Safi’i
15
12
Alfi Faturayhan
16
13
Dani Nugroho
16
14
Fajar Dwi Komandan
15
15
Muhammad Nasrin
15
16
Nusriyani
14
17
Parwanto Slamet
14
18
Rosi Irfantoro
14
19
Rida Irfani
15
20
Regi Ardiyoga
16
21
Rozi Rizki Hidayah
16
22
Setiyowati
15
23
Selvita
15
24
Siska Susiyanti
15
25
Siti Umamah
15
26
Slamet Rohimin
16
27
Sofia
16
28
Lia Zahrotun
15
29
Siti Ruqoyah
15
57
30
Sami Rahayu
15
31
Tri Aprilianingsih
15
32
Fina Rahayu
14
33
Anaim
14
34
Nanafi Rifki
15
35
Puji Riyadi
16
36
Arifin Suker
16
37
Riogalih Wijoya
15
38
Sebi Endi Yulianto
14
39
Soratno
14
40
Aan Warsiti
16
41
Adi Prasetiyo
16
42
Agung Fajri
15
43
Ana Dwi Solihah
15
44
Angga Saputro
15
45
Danik Evinda
16
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel X yang akan dibicarakan kemudian 2. Nilai kedisiplinan belajar siswa SD Negeri 1 Bansari Tabel No. 8 Nilai kedisiplinan belajar Siswa SD Negeri Bansari
58
No
Nama
Nilai
1
Watini
15
2
Nistaudin
15
3
Otaviani
15
4
Riki Adinana
14
5
Gunawan
15
6
Podo Kuwat
15
7
Ilham Setyo Putro
18
8
Murifah
16
9
Sri Roso
14
10
The Boling
15
11
Agus Nur Safi’i
16
12
Alfi Faturayhan
18
13
Dani Nugroho
16
14
Fajar Dwi Komandan
16
15
Muhammad Nasrin
16
16
Nusriyani
15
17
Parwanto Slamet
15
18
Rosi Irfantoro
15
19
Rida Irfani
16
20
Regi Ardiyoga
18
21
Rozi Rizki Hidayah
18
59
22
Setiyowati
16
23
Selvita
16
24
Siska Susiyanti
16
25
Siti Umamah
16
26
Slamet Rohimin
18
27
Sofia
18
28
Lia Zahrotun
16
29
Siti Ruqoyah
18
30
Sami Rahayu
16
31
Tri Aprilianingsih
16
32
Fina Rahayu
14
33
Anaim
14
34
Nanafi Rifki
15
35
Puji Riyadi
15
36
Arifin Suker
16
37
Riogalih Wijoya
15
38
Sebi Endi Yulianto
15
39
Soratno
16
40
Aan Warsiti
18
41
Adi Prasetiyo
18
42
Agung Fajri
16
43
Ana Dwi Solihah
16
44
Angga Saputro
16
45
Danik Evinda
18
60
Dari tabel di atas kemudian dimasukkan pada variabel Y yang akan dibicarakan kemudian. Adapun dalam menganalisis data tentang perhatian orangtua terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri 1 Bansari, penulis menggunakan analisis kuantitatif. Berdasarkan data tentang nilai yang disebarkan seperti tersebut di atas, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara perhatian terhadap kedisiplinan siswa SD Negeri 1 Bansari tahun pelajaran 2009/2010, digunakan teknik data korelasi product moment dalam rumus sebagai berikut :
NXY (X )(Y )
rxy =
{NX (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 } 2
Keterangan : rxy
:
korelasi antara X dan Y
XY
:
perkalian variabel X dan Y
X
:
variabel nilai perhatian orangtua
Y
:
variabel nilai kedisiplinan belajar siswa
61
B. Analisis Lanjut Penulis
dalam
mencari
korelasi
koefisien
product
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : Tabel No. 9 Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y No
X
Y
X2
Y2
XY
1
15
15
225
225
225
2
15
15
225
225
225
3
14
15
196
225
210
4
14
14
196
196
196
5
15
15
225
225
225
6
15
15
225
225
225
7
18
18
324
324
324
8
16
16
256
256
256
9
14
14
196
196
196
10
14
15
196
225
210
11
15
16
225
256
240
12
16
18
256
324
290
13
16
16
256
256
256
14
15
16
225
256
240
15
15
16
225
256
240
16
14
15
196
225
210
moment
62
17
14
15
196
225
210
18
14
15
196
225
210
19
15
16
225
256
240
20
16
18
256
324
290
21
16
18
256
324
290
22
15
16
225
256
240
23
15
16
225
256
240
24
15
16
225
256
240
25
15
16
225
256
240
26
16
18
256
324
290
27
16
18
256
324
290
28
15
16
225
256
240
29
15
18
225
324
274
30
15
16
225
256
240
31
15
16
225
256
240
32
14
14
196
196
196
33
14
14
196
196
196
34
15
15
225
225
225
35
16
15
256
225
240
36
16
16
256
256
256
37
15
15
225
225
256
38
14
15
196
225
210
39
14
16
196
256
240
40
16
18
256
324
290
63
41
16
18
256
324
290
42
15
16
225
256
240
43
15
16
225
256
240
44
15
16
225
256
240
45
16
18
256
324
290
679
719
106.27
116.58
107.66
Dari tabel di atas diperoleh : N
= 45
∑X2
= 106.27
∑X
= 679
∑Y2
= 116.58
∑Y
= 719
∑XY
= 107.66
Berdasarkan data di atas rxy dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
64
C. Analisis Uji Hipotesis Dari hasil perhitungan rxy = 0,007, selanjutnya rxy (r
observasi)
tersebut
dikonsultasikan dengan tabel product moment dengan N = 45 dalam taraf signifikasi 5% = 0,294. Dengan N = 45 taraf signifikansi 1% = 0,380. Setelah diteliti ternyata r product moment yang diperoleh (r
observasi)
menunjukkan angka 0,008 dengan demikian r emplisit lebih besar dari pada tabel korelasi product moment. Untuk taraf signifikansi 5% : ro = 0,008 < r1 = 0,294, sedang pada tarag signifikansi 1% : ro = 0,008< r1 = 0,380. Berdasarkan hal tersebut di atas maka pembelajaran dengan perhatian orangtua tidak berpengaruh positif terhadap kedisiplinan siswa, atau tidak ada hubungan yang signifikan. Dengan demikian maka hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : “Terdapat pengaruh yang positif dalam perhatian orangtua terhadap kedisiplinan belajar siswa, semakin aktif atau giatnya perhatian orangtua siswa, maka semakin meningkat pula kedisiplinan belajar siswa siswa SD Negeri 1 Bansari “ditolak.” Sedangkan hipotesis nol (Ho) yang berbunyi : “Tidak terdapat pengaruh yang positif perhatian orangtua terhadap kedisiplinan belajar siswa, siswa SD Negeri 1 Bansari.” “diterima.”
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian terlebih dahulu Bab I hingga Bab IV penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai perhatian orangtua siswa SD Negeri 1 Bansari tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 8,49
tergolong baik.
2. Nilai kedisiplinan belajar pada siswa SD Negeri 1 Bansari tahun 2009 / 2010 dengan rata-rata = 8.99 tergolong bak. 3. Tidak ada korelasi antara Perhatian orangtua terhadap kedisiplinan belajar pada siswa SD Negeri 1 Bansari tahun 2009 / 2010, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, dengan bukti pada taraf signifikansi 5% : r 0 = 0,008 < r1 = 0,294 dan pada taraf signifikansi 1% : ro = 0,008 > r1 = 0,380. B. Saran-Saran 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi guru bidang studi Pendidikan Agama Islam bahwa perhatian orangtua ternyata mempunyai pengaruh positif terhadap kedisiplinan belajar siswa.
65
66
2. Perlu dipertimbangkan untuk penggunaan metode perhatian orangtua untuk meningkatkan kedisiplanan belajar siswa, disamping motivasi lain yang dapat mendorong prestasi belajar siswa. C. Kata Penutup Alhamdulillahi rabbil alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa skripsi ini telah dapat penulis selesaikan dengan tiada aral melintang yang berarti. Walaupun penulis telah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu sekiranya terdapat kekeliruan dalam melangkah, salah ambil sewaktu memilih dan salah pasang sewaktu menyusun, itu semua hanyalah akibat dari kelemahan penulis. Untuk itu kepada semua pihak penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Dan hanya Allah penulis mohon hidayah. Semoga kesemuanya ini membawa manfaat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah. Amien.
67
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta, Aditya Media, 1992 Ahmad Amin, Ethika, Jakarta, Bulan Bintang, 1975 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1998 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999 Mustafa, Hadits-hadits pilihan, Surabaya, Al Ikhlas,1987 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1995 Sunaryo, SH, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. Asy- Syifa, 1992 Sutari Imam Barnadib,Pengantar Yogyakarta, 1984
Ilmu Pendidikan Sistematis,
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cpta, 2010 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta, Rineka Cipta, 2006 Tabrani Rusyan,Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Remaja Rosda Karya, 1992 Thamrin Nasution, Peranan orangtua dalam meningkatka Prestasi Belajar anak, Jakarta,Gunung Mulia,1989 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka , 1987 UU Perkawinan , No. 1 Tahun 1974, Semarang, aneka ilmu, 1988 Whitherington,Psikologi Pendidikan,Jakarta, Rineka Cipta, 1991