FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK WILAYAH DKI JAKARTA Feliciane Trifonia Gunawan, Gatot Imam Nugroho Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya 27, Kebon Jeruk Jakarta 11530, 02153696969,
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, telah mempengaruhi kinerja auditor. Subyek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI.Jakarta. Sampel di pilih dengan menggunakan metode convinience sampling. Kriteria sampel adalah auditor yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta dengan jenjang pendidikan minimal S1 jurusan Akuntansi dengan pengalaman bekerja minimal satu tahun.Penelitian mendapatkan data penelitian berdasarkan kuisioner yang disebarkan secara langsung kepada para auditor.Peneliti telah menyebarkan kuisioner sejumlah 120 kuisioner ke KAP di wilayah DKI Jakarta, tetapi hanya 87kuisioner yang kembali dan terdapat 13 kuisioner yang tidak memeuhi kriteria sehingga peneliti menggunakan 74 kuisioner yang digunakan sebagai sampel untuk penelitian ini. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel struktur audit, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor, sedangkan variabel konflik peran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Kata Kunci: Struktur audit, Konflik peran, Ketidakjelasan Peran, Pemahaman Good Governance
PENDAHULUAN Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan. Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Auditor harus bertanggung jawab pada pemakai laporan keuangan dan laporan audit atas keputusan yang mereka buat sehingga dalam hal ini kecermatan dan keandalan auditor dalam melakukan audit tergantung pada pengetahuan auditor mengenai seberapa besar pengaruh informasi yang didapat terhadap pemakai laporan keuangan. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat berpengaruh pada hasil penilaian akuntan publik tersebut.Opini yang diberikan auditor “wajar tanpa pengecualian” mengandung makna bahwa informasi yang diaudit dapat dipercaya dan relevan.Karena itu, dalam menjalankan pemeriksaan, auditor wajib mendeteksi kesalahan dan kecurangan yang kemungkinan material. Pesatnya persaingan dikalangan auditor dan berkembangnya profesi tersebut menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga diyakini mampu menjadi auditor yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk audit yang berkualitas tinggi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menyatakan bahwa audit yang dilakukan seorang auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Penelitian terdahulu, Ramadhan (2011) dalam Elizabeth Hannah menganalisis pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Mereka menyatakan adanya suatu korelasi antara struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance dan kinerja auditor. Peneliti sebelumnya menggunakan data kuisioner tahun 2011 sedangkan peneliti menggunakan data kuisioner tahun 2014.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, data diperoleh menggunakan instrument, melalui pengumpulan data berupa kuisioner yang akan dibagikan kepada responden untuk diisi ,sehingga didapatkan informasi dari auditor yang bekerja di KAP yang berada di DKI Jakarta. Terdapat dua karakteristik yang seharusnya berada dalam instrumen yang digunakan antara lain adalah valid, yaitu dimana instrument ini dapat mengukur yang seharusnya bisa untuk diukur, serta reliable dimana instrument tersebut konsisten dengan apa yang diukur dan konsisten dalam memberikan penilaian. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metoda survey yaitu dengan membagikan kuisioner secara langsung kepada responden KAP yang terdapat di Jakarta. Kuisioner adalah satu set pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan biasanya terdiri dari beberapa alternatif jawaban (Sekaran dan Bougie 2010). Dimana kuisioner tersebut akan dititipkan kepada bagian HRD atau kepada perwakilan dari masingmasing KAP yang kemudian diberikan kepada responden. Kuisioner yang diberikan akan menjaga kerahasiaan responden, sehingga dalam memberikan identitasnya responden hanya diminta mengisi beberapa identitas yang berhubungan dengan kriteria pengambilan sampel. Peneliti juga akan memberikan batas waktu toleransi untuk pengisian selama beberapa minggu. penelitian ini adalah data Primer.Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui suatu survey, yaitu suatu cara penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta atau gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Survey dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang langsung diberikan kepada auditorauditor yang bekerja di KAP.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan sample dengan teknik convenience sampling. Dimana sebagian pengambilan sample, peneliti memilih sample yang tersedia dan yang mudah untuk diperoleh sebagai dasar pertimbangan pengambilan sample.
HASIL DAN BAHASAN Deskripsi Data Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan peneliti kepada para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Penyebaran kuesioner penelitian dimulai sejak pertengahan April 2014 dan berakhir pada Mei 2014. Tabel 1 Hasil Pengumpulan Kuesioner Keterangan Kuisioner yang disebarkan Kuisioner yang dikirimkan langsung Kuisioner yang kembali Kuisioner yang tidak diisi Kuisioner yang tidak memenuhi syarat Kuisioner yang memenuhi criteria Kuisioner yang dapat diolah
Jumlah 120 120 87 5 8 74 74
Persentase (%) 100% 100% 73% 4% 7% 62% 62%
Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu struktur audit (SA), konflik peran (KP), ketidakjelasan peran (KTP), pemahaman good governance (PGG) dan kinerja auditor (KA). Tabel 2 Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
KA SA KP KTP
25.77 19.99 21.26 11.22
5.504 3.292 5.712 2.849
74 74 74 74
PGG
27.34
3.035
74
Statistik Deskriptif Responden Bagian pertama yang terdapat dalam kuesioner pada penelitian ini adalah karakteristik responden. Terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan langsung dengan karakterisitik responden Karakteristik responden secara rinci akan disajikan pada Tabel berikut. Tabel 3 Tabel Karakteristik Responden Keterangan Jenis Kelamin
Pendidikan Bidang Pendidikan Lama kerja di KAP Jenis KAP
Jumlah 43 31 60 14 0 74 57 17 20 54
Pria Wanita S1 S2 S3 Auditing 1-4 tahun > 4 tahun Big Four non Big Four
Persentase (%) 58.11% 42% 81.08 % 18.92% 0.00% 100.00% 77.03% 22.97% 27.03% 77.03%
Statistik Deskriptif Variabel Dalam pengisian kuesioner ini, responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap pendapat mereka mengenai kinerja auditor, struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, serta pemahaman good governance dengan menggunakan skala Likert 5 point. Tabel 4 Tabel Statistik Deskriptif Variabel KA N
Valid
Missing Mean Std. Deviation Minimum Maximum
SA
KP
KTP
PGG
74
74
74
74
74
0 25.77 5.504 14 35
0 19.99 3.292 10 25
0 21.26 5.712 8 35
0 11.22 2.849 6 18
0 27.34 3.035 23 32
Kesimpulannya adalah bahwa secara garis besar jawaban responden tidak terlalu memiliki rentang atau keragaman yang terlalu mencolok dari rata-rata.Untuk variabel pemahaman good governance (PGG) menjadi variabel yang memiliki tingkat penyimpangan yang paling tinggi dari rata-rata. Uji Kualitas Data Data yang digunakan dalam penelitian harus berkualitas baik agar dalam mengambil keputusan dan kesimpulan penelitian tidak terjadi kesalahan dan bias. Prosedur uji validitas dan reliabilitas secara rinci adalah sebagai berikut: Uji Validitas Tujuan dari uji validitas adalah menentukan sah atau tidaknya kuisioner penelitian. Berikut ini hasil pengujian validitas atas setiap variabel dalam penelitian ini.
Tabel 5 Uji Validitas Kinerja Auditor (Correlations) KA1 KA1 Pearson Correlation
KA2 1
Sig. (2-tailed) N
74
KA2 Pearson Correlation
.571
Sig. (2-tailed)
KA3
.571
**
.527
KA3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KA4 Pearson Correlation
.000
.000
.003
74
74
74
74
74
74
1
**
**
**
**
.587**
74
**
**
.640
.640
.491
.679
.677
.000
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
1
**
**
**
.408**
.000
.000
.605
.000
.581
.000
.452
.000
74
74
74
74
74
74
.491**
.605**
1
.620**
.351**
.272*
.000
.000
.000
.000
.002
.019
74
74
74
74
74
74
74
**
**
**
**
1
**
.341**
.000
.003
.693
Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N
N
.581
.620
.672
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
**
**
**
**
**
1
.529**
.677
.452
.351
.672
.000
.000
.000
.002
.000
74
74
74
74
74
74
74
**
**
**
*
**
**
1
.342
Sig. (2-tailed)
.679
.000 .613
KA7 Pearson Correlation
.342**
74
N
KA6 Pearson Correlation
.613
.555**
Sig. (2-tailed) KA5 Pearson Correlation
.693
KA7 **
.000
**
.000
KA6 **
.000
74 .527
.555
KA5 **
.000
.000
N
KA4 **
.587
.408
.272
.341
.000 .529
.003
.000
.000
.019
.003
.000
74
74
74
74
74
74
74
Tabel 6 Uji Validitas Struktur Audit (Correlations) SA1 SA1
SA2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N SA2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
SA3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
SA4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
SA5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
74 .553
SA3
.553
**
.554
SA5
.453
**
.491**
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
1
**
**
.431**
.000
.000
.000
74
74
74
1
**
.466**
.000
.000
**
.000 74
74
**
**
.554
SA4 **
.458
.458
.405
.655
.000
.000
74
74
74
74
74
**
**
**
1
.463**
.453
.405
.655
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
**
**
**
**
1
.491
.431
.466
.000 .463
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
Tabel 7 Uji Validitas Konflik Peran Correlations) KP1 KP1
KP2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
74
74
74
.523**
.488**
.484**
.000
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
1
**
**
**
.604**
Pearson Correlation
74
*
**
.587
.011
.000
74
74
74
*
**
**
.424
.470
.470
.000
.000
74
74
74
74
1
**
**
.344**
.000
.001
.003
74
74
74
1
**
.358**
.000
74
74
74
74
**
**
**
**
.589
.500
.000
.000 .523
.589
.000
.018
.466
.466
.376
.464
.004
.000
.000
.000
.000
.002
74
74
74
74
74
74
74
**
**
**
**
**
1
.612**
.000
N KP7
74
.458
Sig. (2-tailed)
.001
74
N KP6
.000
.424**
.329
Sig. (2-tailed)
.004
74
N KP5
.018
.367**
.458
.587**
.274
Sig. (2-tailed)
.011
.329
KP7 **
1
N KP4
.274
KP6 **
74
.293
Sig. (2-tailed)
.293
KP5 *
74 .011
Pearson Correlation
KP4 *
.293*
N KP3
.293
.011
N KP2
KP3 *
.488
.000
.500
.376
.000
.464
.001
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
.367**
.484**
.604**
.344**
.358**
.612**
1
.001
.000
.000
.003
.002
.000
74
74
74
74
74
74
Sig. (2-tailed) N
74
Tabel 8 Uji Validitas Ketidakjelasan Peran (Correlations) KTP1 KTP1
KTP2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N KTP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KTP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KTP4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KTP5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KTP6
Pearson Correlation
KTP3
.733
**
.000
KTP4
.626
**
.000
KTP5
.827
**
.000
KTP6 **
.693**
.000
.000
.691
74
74
74
74
74
74
.733**
1
.771**
.593**
.689**
.647**
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
1
**
**
.541**
.000
.000
.000
74
74
74
1
**
.615**
.000 74
74
**
**
.626
.771
.000
.000
74
74
74
**
**
**
.827
.593
.484
.484
.678
.639
.000
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
74
**
**
**
**
1
.732**
.691
.689
.678
.639
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
74
**
**
**
**
**
1
.693
.647
.541
.615
.000 .732
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
N
74
Tabel 9 Uji Validitas Pemahaman Good Governance (Correlations) PGG1 PGG1
Pearson Correlation
PGG2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PGG3
PGG4
PGG5
PGG6
PGG7
PGG8
.791**
.495**
.370**
.582**
.434**
.388**
.409**
.000
.000
.001
.000
.000
.001
.000
74
74
74
74
74
74
74
74
.791**
1
.491**
.465**
.706**
.365**
.432**
.358**
.000
.000
.000
.001
.000
.002
1
Sig. (2-tailed) N
PGG2
.000 74
74
74
74
74
74
74
74
.495**
.491**
1
.561**
.515**
.351**
.429**
.478**
.000
.000
.000
.000
.002
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
74
.370**
.465**
.561**
1
.593**
.293*
.315**
.311**
.001
.000
.000
.000
.011
.006
.007
74
74
74
74
74
74
74
74
.582**
.706**
.515**
.593**
1
.463**
.528**
.610**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
74
.434**
.365**
.351**
.293*
.463**
1
.785**
.850**
.000
.001
.002
.011
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
74
.388**
.432**
.429**
.315**
.528**
.785**
1
.788**
.001
.000
.000
.006
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
74
.409**
.358**
.478**
.311**
.610**
.850**
.788**
1
.000
.002
.000
.007
.000
.000
.000
74
74
74
74
74
74
74
.000
74
Berdasarkan nilai Sig yang terdapat pada tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance dan kinerja auditor mempunyai nilai Sig dibawah 0,05 yang memiliki arti bahwa setiap butir pertanyaan dari masing-masing pertanyaan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.(Ghozali 2011). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil dari Cronbach’s Alpha Coefficient. Seperti yang ditunjukkan di dalam tabel tersebut bahwa semua variabel dinyatakan reliable dan dapat digunakan dalam penelitian (Ghozali 2011).
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Dependen Variabel
Cronbach Alpha
Keterangan
Kinerja Auditor
0,890
Reliable
Struktur Audit
0,828
Reliable
Konflik Peran
0,849
Reliable
Ketidakjelasan Peran
0,922
Reliable
Pemahaman Good Governance
0,890
Reliable
Uji Asumsi Klasik Suatu model regresi disebut sebagai model yang baik apabila memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari beberapa macam pengujian: (1) Normalitas residual, (2) Multikolinearitas, (3) Autokorelasi, (4) Heteroskedastisitas. Uji Normalitas Residual Pengujian normalitas residual dapat dilakukan dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp.Sig. yang disajikan padaTabel 10 berikut ini. Pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.738 dan nilai Asymp. Sig. sebesar 0.647. Hal ini menunjukkan bahwa kedua nilai tersebut memiliki nilai diatas tingkat signifikan yaitu sebesar 5% atau 0.05, sehingga dinyatakan bahwa distribusi data residual normal. Dengan demikian, berdasarkan dari hasil uji normalitas residual yang dilakukan baik dengan analisis grafik maupun uji Kolmogorov-Smirnov, kedua metode tersebut menunjukkan hasil pengujian yang sama lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa distribusi data residual pada penelitian ini adalah normal. Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
74 .0000000 4.21739024 .086 .074 -.086 .738 .647
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. 1. Jika nilai T > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas 2. Jika nilai T < 0,1 dan VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas. Berikut ini hasil pengujian multikolinearitas atas variabel penelitian Table 12 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance (Constant)
VIF
SA
.889
1.125
KP
.860
1.162
KTP
.669
1.495
PGG
.821
1.218
Dari tabel Uji multikolinearitas diatas menunjukan hasil bahwa untuk setiap variabel independen memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan demikian pula dengan nilai VIF, dimana keempat variabel independen tersebut memiliki nilai lebih kecil dari 10. Dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi Multikolinearitas. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Pada pengujian autokorelasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian autokorelasi disajikan pada Tabel 13 berikut ini. Tabel 13 Hasil Uji Autokorelasi
Model
Durbin-Watson
1
1.901
Nilai Durbin-Watson pada Tabel 12 sebesar 1.891 berada diantara dU dan 4 - dU, yaitu 1.7383< 1.901< 2.2617. Jadi, dapat disimpulkan dari hasil ini bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Dasar analisis : 1. Pada grafik scatterplot jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitassehingga model layak digunakan
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan scatterplot tersebut, terlihat bahwa titik-titik yang menyebar secara acak, baik di bagian atas angka nol atau di bagian bawah angka nol dari sumbu vertikal atau sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Untuk memperoleh
keakuratan dari hasil pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji Glejser melalui regresi nilai absolut residual dengan variabel independennya. Tabel 14 Hasil Uji Heteroskedastisitasdengan Uji Glejser (Coefficientsa)
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.359
4.925
SA
.017
.101
KP
-.036
KTP PGG
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. .073
.942
.022
.172
.864
.059
-.078
-.605
.547
.111
.134
.120
.828
.410
.076
.114
.088
.668
.506
Pada tabel di atas, terlihat dapat bahwa nilai Sig. pada masing-masing variabel bernilai lebih dari 0.05. Dengan demikian, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini. Model regresi yang baik adalah apabila terjadi homokedastisitas. Uji Hipotesis 2
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini terdapat beberapa uji diantaranya, uji R & uji adjusted R , uji signifikansi simultan (Uji F) dan uji signifikan parameter individual (Uji t) yang terdapat dibawah ini: 2
Uji R dan Uji Adjusted R Menurut Ghozali (2011) uji koefisien korelasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Korelasi yang dihasilkan bisa berbentuk korelasi positif dan juga korelasi, dasar analisis pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai R > 0,5 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat. 2. Jika nilai R < 0,5 maka hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah lemah 2
Tabel 15 Hasil Tabel Uji R dan Uji Adjusted R
yaitu 1
R
R Square .642a
.413
Adjusted R Square .379
Std. Error of the Estimate 4.338
Dari tabel di atas menunjukan nilai R sebesar 0.642. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antar variabel independen (struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance) dan variabel dependen (kinerja auditor) adalah mempunyai hubungan kuat karena memiliki nilai korelasi 0.642. Variabel-variabel independen dalam penelitian ini mempengaruhi variabel dependen sebesar 0.413. Dengan kata lain, struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahamn good governance mempengaruhi kinerja auditor sebesar 0.413 atau 41.3%, sedangkan sisanya sebesar 0.587 atau 58.7% dipengaruhi oleh faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini. Untuk nilai Adjusted R2 atau koefisien determinasi sebesar 0,379. Ini menunjukan bahwa variasi dari variabel denpenden (kinerja auditor) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance) adalah sebsesar 37.9%. Sedangkan sisanya sebesar 62.1% dijelaskan oleh faktor-faktor yang tidak bisa dijelaskan dalam model regresi ini.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahamaan good governance mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja auditor, dan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat.Uji F ini. Tabel 16 Hasil Uji F (ANOVAb) Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
F
912.689
4
228.172
Residual
1298.406
69
18.817
Total
2211.095
73
Sig.
12.126
.000a
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji F) pada Tabel 16, dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung sebesar 12.126 dan nilai Sig. sebesar 0.000.Hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel yang bernilai 2.737.Selain itu, nilai Sig. memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan sebesar 0.05.Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Ha diterima.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara individual pengaruh-pengaruhstruktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor.Berikut disajikan hasil dari uji signifikan parameter individual (uji t) yang dapat dilihat pada table 4.17 coefficients berikut ini. Tabel 17 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 43.136
7.987
SA
.704
.164
KP
-.112
KTP PGG
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
5.400
.000
.421
4.305
.000
.096
-.116
-1.169
.246
-.829
.218
-.429
-3.806
.000
-.723
.185
-.399
-3.914
.000
Dari hasil tabel di atas berdasarkan hasil uji signifikan parameter individual uji t ini dapat dilihat unstandardized coefficient pada kolom B, adapun model regresi yang dapat dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: KA = 43.136 + 0.704 SA – 0.112 KP – 0.829 KTP – 0.723 PGG + ℮ Uji t dalam penilitian ini dilakukan dengan membangdingkan antara nilai t hitung yang terdapat dalam tabel 4.15 dengan t tabel yang diperoleh dalam hasil pengolahan data yaitu sebesar 1.993.Selain itu, uji t ini dilakukan pula dengan melihat nilai Sig yang terdapat pada Tabel 15, kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Apabila nilai Sig. lebih besar dari 0.05, maka Ha akan ditolak. Demikian pula apabila nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka Ha akan ditolak, sebaliknya apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka Ha akan diterima dan Ho akan ditolak. Variabel struktur audit memiliki nilai t hitung sebesar 4.305 dimana hal ini bernilai lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1.993dan variabel struktur audit juga memilikitingkat signifikansi sebesar 0.000 yang jauh dibawah level signifikansi 0,05 maka Ha1 diterima. Variabel konflik peran memiliki nilai t hitung sebesar 1.169 dimana hal ini bernilai lebih kecil daripada nilai t tabel sebesar 1.993 dan variabel konflik peran memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.246 yang berarti diatas level signifikansi 0.05 maka Ha2 ditolak.
Variabel ketidakjelasan peran memiliki nilai t hitung sebesar 3.806 dimana hal ini bernilai lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1.993dan variabel ketidakjelasan peran memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000 dibawah level signifikansi 0.05 maka Ha3 diterima. Variabel pemahaman good governance memiliki nilai t hitung sebesar 3.914 dimana hal ini bernilai lebih besar daripada nilai t tabel sebesar 1.993dan variabel pemahaman good governance memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang berarti dibawah level signifikansi 0,05 maka Ha4 diterima.
Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor Variabel struktur audit dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh antara variabel struktur audit terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.
Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor Variabel konflik peran dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel konflik peranterhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.
Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor Variabel ketidakjelasan peran dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh antara variabel ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.
Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor Variabel pemahaman good governancedapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel pemahaman good governance terhadap kinerja auditordi Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance,terhadap kinerja auditor. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan observasi terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta dengan metoda pengumpulan data berupa kuisioner.Dalam penelitian ini sampel yang digunakan terdiri dari5 KAP dari KAP big four dan KAP non big four, dengan jumlah keseluruhan kuisioner yang tersebar sebanyak 120 kuisioner, kuisioner yang kembali 87 kuisioner serta kuisioner yang memenuhi syarat kelayakan untuk dapat diuji sebanyak 74 kuisioner. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut diolah dengan menggunakan SPSS 16,0 untuk di uji validitas dan reliabilitasnya, kemudian agar data yang di gunakan sebagai penelitian telah berdistribusi normal maka dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Teknik analisis penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan uji f dan uji t. Hal tersebut merupakan statistik parametrik sehingga sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas dan uji asumsi klasik terlebih dahulu, dimana kedua pengujian tersebut telah memenuhi syarat sehingga model regresi dalam penelitian ini dinyatakan baik (fit). Dengan demikian, berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, dapat diketahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta.
Saran Penelitian memberikan beberapa rekomendasi yang mungkin bisa dipertimbangkan dan digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya sebaiknya menyebarkan kuisioner tidak pada masa peak season, sehingga data yang di dapat bias lebih banyak. 2. Terdapat faktor internal dari para auditor seperti diskusi verbal, kemampuan intelektual dan kemampuan emosional yang bias di jadikan variable tambahan dalam meneliti kinerja auditor. 3. Dengan keterbatasan dalam penelitian ini sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metoda wawancara dalam mendapatkan data yang valid dan menggambarkan kondisi sesungguhnya.
4. Variabel independen yang di gunakan tidak terbatas hanya pada faktor internal saja seperti konflik peran, ketidakjelasan peran, kelebihan peran, dan gaya kepemimpinan, tetapi juga melibatkan faktor-faktor eksternal lainnya seperti ketidakpastian lingkungan dan tingginya tingkat persaingan. 5. Responden dalam penelitian berikutnya melibatkan lebih dari lima Kantor Akuntan Publik, sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih dapat menggambarkan pandangan auditor secara keseluruhan. 6. Penelitian bias juga untuk dilakukan pada auditor internal yang bekerja pada perusahaan atau auditor pemerintahan jadi tidak hanya terbatas pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik saja.
REFERENSI Agustina, lidya. 2009. Pengaruh konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran terhadap kepuasan kerja dan kinerja auditor. (penelitian pada kantor akuntan publik yang bermitra dengan kantor akuntan publik big four di wilayah DKI Jakarta). Jurnal akuntansi vol.1 no. 1 mei 2009: 40-69 Asih, Rike Dewi. 2006. Pengaruh interaksi locus of control auditor dan struktur audit terhadap kinerja auditor. (studi pada KAP di kota Surabaya dan malang). Jurnal ilmiah bidang manajemen & akuntansi vol 3.No. 2. September 2006; ISSN 1693-7864 Amilin & R. Dewi (2008).Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi Indonesia, 12(1): 13-24. Arens dan Loebbecke. 2010. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Boynton,W.C. dan G. Kell. (2006). Modern Auditing: Assurance Service, and the integity of Financial Reporting , (Edisi 8), John Willey & Sons,Inc. Bamber, E. Michael, Doug Snowball, dan Richard M. Tubbs. 1989. Audit Structure and It’s Relation to Role Conflict and Role Ambiguity: An Empirical Investigation, The Accounting Review, April, Vol LXIV, No. 2. Chariri, Gartiria HutamiAnis. 2011. Pengaruh Konflik Perandan Ambiguitas Peranterhadap Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang). Fanani, Rheny Afriana Hanif dan Bambang Subroto. 2008. Pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor. Jurnal akuntansi dan keuangan volume 5 – nomor 2, desember 2008 Fisher, Richard T. (2001). Role Stress, The Type A Behavior Pattern, and External Auditor Job Satisfaction and Performance. Journal of Behavior Research In Accounting13:143-171. Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, XII. Semarang. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik, (31 Maret 2011). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ramadhan, Syahril. 2011. Analisa pengaruh struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pada KAP di Jakarta Sekaran, Uma, dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business, Fifth Edition. Wiley. Sarjono, H. & W. Julianita (2011). SPSS vs Lisrel, Sebuah Pengatar, Aplikasi Untuk Reset jilid 1 (edisi 1). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi auditor dan komitmen organisasi sebagai mediasi pengaruh pemahaman good governance, gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Simposium nasional akuntansi x, unhas makassar 26-28 juli 2007. Yuskar, Selly Devisia. 2011. Pengaruh independensi auditor, komitmen organisasi, pemahaman good governance, integritas auditor, budaya organisasi, dan etos kerja terhadap kinerja auditor. (studi empiris pada kantor akuntan publik big four yang berafiliasi di indonesi tahun 2011). Simposium nasional akuntansi xiv aceh 2011.Universitas syiah kuala banda aceh.www.sna14aceh.com
RIWAYAT PENULIS Nama Tempat/tgl lahir Pendidikan Pekerjaan
: Feliciane Trifonia Gunawan : 21 februari 1992 : S1 di (Universitas Bina Nusantara) dalam bidang ekonomi pada tahun : Finance & Accounting Staff ( PT.PACIFIC OIL & GAS )
2014