ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Asri Indah Purwanti NIM: 105082002746
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009M/1430H
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Asri Indah Purwanti NIM: 105082002746
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891
Amilin, SE, Ak., M.Si NIP. 150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009M/1430H
ii
Hari ini Senin Tanggal 1 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Asri Indah Purwanti NIM: 105082002746 dengan judul Skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN
OBYEKTIVITAS AUDITOR
PADA
KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Rahmawati, SE, M.M Ketua
Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
iii
Hari ini Kamis Tanggal 25 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Asri Indah Purwanti NIM: 105082002746 dengan judul Skripsi
“ANALISIS
INTEGRITAS DAN
FAKTOR-FAKTOR
YANG
OBYEKTIVITAS AUDITOR
MEMPENGARUHI PADA
KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Juni 2009 Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ketua
Amilin, SE, Ak., M.Si Sekretaris
Rini, SE, Ak., M.Si Penguji Ahli
iv
HALAMAN MOTTO
Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman: 24-30)
“Ya Allah. Sesungguhnya aku ini adalah hamba, anak dari hamba-Mu lakilaki, anak dari hamba-Mu perempuan. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu: mengikuti keputusan takdir-Mu dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu, nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diri-Mu, atau Engkau sebutkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hamba-Mu (Nabi), atau Engkau sembunyikan di alam keghaiban-Mu: hendaknya Engkau menjadikan al-Qur’an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku” (HR. Ahmad I/391)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al Insyirah: 5-6)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Ya Alloh aku memuji-Mu dengan pujian yang tulus untuk membalas nikmat-Mu dan memenuhi tambahan nikmat-Mu. Ya Alloh, aku memohon agar Engkau menjadikan Ikhlas sebagai pendamping aqidahku, jujur sebagai hiasan ucapan dan langkahku, syukur sebagai pakaian penutupku dan rasa takut kepada-Mu sebagai ketenangan dan keimananku. Ya Alloh, aku memohon kepada-Mu keutamaan yang selalu berdampingan dengan Taufik, ilmu yang bersih dari kebodohan, ucapan yang selalu benar dan perangai yang selalu disirami dengan mata air kebenaran”
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia" (Al Ikhlas: 1-4)
Karya ini ku persembahkan untuk kedu orang tua tercinta Kebaikan kalian tak kan tergantikan Ku ingin membahagiakan kalian. . . . Adik-adikku tersayang, semangat dan dukungan yang selalu tercurah untuk Teteh. . . .
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi • Nama
: Asri Indah Purwanti
• Tempat / tanggal Lahir
: Kuningan, 14 Oktober 1987
• Jenis Kelamin
: Perempuan
• Agama
: Islam
• Alamat
: Rusun Kemayoran, Boing IA/519 Jakarta Pusat
• Telephone
: 081314903090
• Email
:
[email protected]
II. Pendidikan •
1999-2002
: SLTPN 3 Kuningan
•
2002-2005
: SMAN 2 Kuningan
•
2005-2009
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Akuntansi (Auditing)
III. Latar Belakang Keluarga •
Ayah
: Ebo Bahuri
•
Ibu
: Dedeh Kurniasih
•
Alamat
: Rusun Kemayoran, Boing IA/519 Jakarta Pusat
vii
THE ANALYSIS OF FACTORS WHICH EFFECT INTEGRITY AND OBYEKTIVITY OF AUDITOR FOR PUBLIC ACCOUNTANT COMPANY IN JAKARTA By: Asri Indah Purwanti ABSTRACT
This research aimed to identify and to test that effect integrity and objectivity of auditor for public accountant company in Jakarta. That research has been done in Jakarta with auditor respondent working for public accountant company. Retrieval of sample has been by using convenience sampling. Number of questionnaires propagated was 128 copies but only 93 copy question returned and may be used. The data of analysis for hypothesis tester was done with multiple regressions. The result of research indicates that quality of auditors have significantly effect to integrity and objectivity of auditor is 0,000 < 0,05, but the other variable such as size of client, enchantment of finance and relationship of effort, loyalty of regulations, non audit service, audit fee and size of public accountant company don’t have significantly toward integrity and objectivity of auditors. Furthermore based on Adjusted R Square can be shown influence of independent variable toward integrity and objectivity can be explained is 16, 2%.
Keywords: Integrity and objectivity of auditors, quality of auditors, size of client, enchantment of finance and relationship of effort, loyalty of regulations, non audit service, audit fee and size of public accountant company.
viii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRITAS DAN OBYEKTIVITAS AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA Oleh: Asri Indah Purwanti ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji fakor-faktor yang mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor pada KAP di Jakarta. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Penentuan sample dilakukan dengan menggunakan convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 128 tetapi hanya 93 yang kembali dan dapat digunakan. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kualitas auditor berepngaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas sebesar 0,000 < 0,05, tetapi variabel yang lain seperti ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Selanjutnya berdasarkan Adjusted R Square dapat diketahui bahwa pengaruh variable independent terhadap integritas dan obyektivitas sebesar 16,2%.
Kata kunci: Integritas dan obyektivitas, kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik.
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohim Alhamdulillahirobbil’alamiin, Segala Puji bagi Alloh Azza Wa Jalla yang telah memberikan nikmat yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tetap tercurah atas Rasululloh Muhammad Shalallohu'alihi Wassalam beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang istiqomah sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselasaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allohuta’ala, tiada Illah selain Engkau. Sungguh diri ini hanyalah hamba yang dho’if tanpa kekuatan dan kasih sayang yang telah Alloh berikan kepada hamba sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ya Rabb, aku sangat bersyukur telah dikarunai kedua orangtua yang sangat menyayangiku, sabar dan senantiasa memberikan dukungan moril dan materil, serta do’a yang tak pernah habis,, Uhubbukumfillah (Mamah…Bapak…), adik-adik yang ku sayang (Rita, Rima, Angga, Della dan Nurul), syukron atas dukungan untuk Teteh… 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan FEIS, sekaligus dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan tambahan ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Amilin SE. Ak., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Bapak Afif Sulfa SE. Ak., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 6. Ibu Yessi Fitri SE. Ak., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. 7. Ibu Rini SE. Ak., M.Si selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingannya.
x
8. Bapak Indoyama, Ibu Rahmawati, Bapak Hepi, Bapak Cebba terima kasih atas bimbingannya. 9. Seluruh dosen serta staff karyawan Fakultas Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Sahabat seperjuanganku yang kusayang, Ka2 Rika,,, Kenangan yang telah kita lewati kan banyak hikmah yang bisa diambil… yakinlah Alloh selalu bersamamu, Dia akan memberikan yang terbaik & rencanaNya yang indah.. n syukron ‘ala kulli hal,, keep in touch ya… ^_^ 11. Sahabat-sahabatku yang kusayang: Zakiyah (Keep Spirit ya,,, n always be U’r self… U are what U think…), Tiur (Selalu ceria dan semangat…keep contact), Erna (semoga cepat kelar y skripsinya,, Hmm.. kapan ya menyusulmu ^_^??), Oti (Selalu semangat ya… Alloh mempermudah). Putri (knows U, so advantageous.. Keep contact ya Bu..) Dzilah (Ada hikmah yang bisa diambil), Ichie-Via-Puput
(Perjuangan
belum
berakhir….
Ayo
semangat!!!),
Sahabatku… semoga Alloh menjaga ukhuwah ini,,, keep Contact ya…. 12. Teman2 di kelas Audit: Shusu (Semangat ya belajar kompre), Zizah, Lili, Kiki, anwar, andrey, reza, adit, iyan, Ovhi, Baha, Ai, Rika, Iin, Reny, Meli, Achi, Uti, isma … semuanya,, met berjuang!!! 13. Teman-teman di Akt. D: ida, sari, uwi, siwi, rochmah, mas mul, irfan, ridho, samsul …. for all my FreN in Akt. D “Keep Spirit ya…”. 14. SahabatQ dari Kuningan: Titi, Frida, Rani, Ima… Semoga Alloh menjaga ukhuwah kita. 15. Mba Lia, Mba Poppy, Mba Zizah, Teh Echi, adikku lisma, sukma, fitri,,, Uhibbukumfillah… Abu Abdirrahman Alatsary, Khadafi… Bersyukur Alloh telah mempertemukanku dengan kalian… Barokallohufiikum…. 16. Rekan seperjuangan yang lain: Yenti, Defi, Lisda, Ratih, Farah, Depe, Mira, Aini, Arif-arif, Ajeng dan yang lainnya,, kebersamaan yang singkat namun begitu berkesan… 17. Kakak2 ku di FEIS: Ka Fitroh, Ka Icha, Ka Finda, Ka Widiya dan kakakku yang lainnya…. 18. Rekan-rekan akuntansi angkatan 2005 semuanya, Met berjuang ya….
xi
19. Kang Haris dan rekan2 yang telah membantu mengisi kuesioner penelitian. 20. Sahabat “seperjuangan”: Gita & Mia (Allah yubarik fiik, Uhibukum Fillah….). 21. Para responden penelitian atas kesediaanya memberikan waktu dan tenaga untuk mengisi kuesioner penelitian ini. 22. Dan semua pihak yang turut membantu Asri Indah P, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermfaat bagi semua pihak khususnya bagi dunia akuntansi dan auditing.
Jakarta, 25 Juni 2009
Asri Indah Purwanti
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i Lembar Pengesahan Skripsi......................................................................... ii Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ....................................................... iii Lembar Pengesahan Uji Skripsi................................................................... iv Lembar Halaman Motto............................................................................... v Halaman Persembahan................................................................................. vi Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vii Abstract......................................................................................................... viii Abstrak.......................................................................................................... ix Kata Pengantar ............................................................................................. x Daftar Isi ....................................................................................................... xiii Daftar Tabel .................................................................................................. xvii Daftar Gambar .............................................................................................xviii Daftar Lampiran........................................................................................... xix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................ 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian .............................................................. 9 2. Manfaat Penelitian ............................................................ 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Akuntan Publik
xiii
1. Pengertian Akuntan Publik................................................ 12 2. Profesi Akuntan Publik ..................................................... 13 B. Integritas dan Obyektivitas 1. Pengertian Integritas dan Obyektivitas .............................. 14 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas dan Obyektivitas ............................................................... 21 a. Kualitas Auditor.......................................................... 22 b. Ukuran Klien .............................................................. 23 c. Ikatan Kepentingan Keuangan Dan Hubungan Usaha Dengan Klien.............................................................. 23 d. Ketaatan terhadap Ketentuan....................................... 24 e. Jasa Non Audit............................................................ 25 f. Audit Fee ................................................................... 25 g. Ukuran Kantor Akuntan Publik ................................... 28 h. Lamanya Hubungan Audit .......................................... 29 i.
Jangka Waktu Audit.................................................... 29
C. Keterkaitan Antar Variabel...................................................... 29 D. Kerangka Pemikiran................................................................ 36 E. Pengembangan Hipotesis ........................................................ 37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 39 B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 39 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 40
xiv
D. Metode Analisis 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas................................................................ 41 b. Uji Reliabilitas............................................................ 42 2. Uji Asumsi Klasik Berganda a. Uji Multikolinieritas.................................................... 42 b. Uji Heteroskedastisitas................................................ 43 c. Uji Normalitas ............................................................ 43 3. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi........................................... 45 b. Uji Statistik t............................................................... 45 c. Uji Statistik F.............................................................. 45 E. Operisonalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen ........................................................... 46 2. Variabel Independen ......................................................... 46 BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 55 2. Karakteristik Responden ................................................... 57 B. Analisis Data 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data ....................................................... 60 b. Uji Reliabilitas Data.................................................... 63
xv
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas.................................................... 64 b. Uji Heteroskedastisitas................................................ 65 c. Uji Normalitas ............................................................ 66 3. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi........................................... 68 b. Uji Statistiik t.............................................................. 69 c. Uji Statistik F.............................................................. 75 C. Pembahasan ............................................................................ 76 BAB V
PENUTUP A. ..........................................................................................Kesi mpulan.................................................................................... 81 B............................................................................................Impl ikasi ........................................................................................ 83 C............................................................................................Kete rbatasan .................................................................................. 84 D. ..........................................................................................Sara n ............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85 LAMPIRAN .................................................................................................. 88
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal
3.1
Definisi Operasional Variabel
52
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
55
4.2
Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner Karakteristik
56
4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
57
4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
58
4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
58
4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman
59
4.7
Hasil Uji Validitas Data1
60
4.8
Hasil Uji Validitas Data2
62
4.9
Hasil Uji Reliabilitas Data
63
4.10
Hasil Uji Multikolinieritas
65
4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
69
4.12
Hasil Uji Statsitik t
69
4.13
Hasil Uji Statistik F
75
xvii
DAFTAR GAMBAR
Keterangan
Hal
2.1
Model Penelitian
36
4.1
Grafik Scatterplot
65
4.2
Grafik P-Plot
66
4.3
Grafik Histogram
67
Nomor
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Hal
1
Kuesioner Penelitian
89
2
Daftar Jawaban Responden
90
3
Surat Izin Penelitian
91
4
Hasil Uji Validitas Data
92
5
Hasil Uji Reliabilitas Data
93
6
Hasil Uji Asumsi Klasik
94
7
Hasil Uji Regresi Berganda
95
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Para investor biasanya memerlukan informasi laporan keuangan atas perusahaan yang mereka miliki sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Untuk memperoleh suatu informasi keuangan yang akurat, diperlukan laporan keuangan yang wajar, dapat dipercaya, tidak menyesatkan dan obyektif. Bagi sebuah perusahaan, laporan keuangan merupakan suatu elemen penting untuk kelangsungan hidupnya. Laporan keuangan berguna sebagai media untuk mengungkapkan informasi mengenai kondisi perusahaan sekaligus menjadi dasar penilaian posisi keuangan suatu perusahaan. Ada banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, diantaranya adalah pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga keuangan, investor, pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya. Dikarenakan banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut, maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan haruslah wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan bagi pemakainya, sehingga kebutuhan dari masing-masing pihak yang berkepentingan dapat dipenuhi. Umumnya pihakpihak yang berkepentingan tersebut mendasarkan keputusannya berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan perusahaan.
xx
Hasil audit oleh akuntan publik sangat dibutuhkan oleh banyak pihak untuk pengambilan keputusan, apalagi mengingat semakin besarnya risiko setiap keputusan yang diambil dalam keadaan perekonomian yang terpuruk saperti saat ini. Artinya dalam melakukan audit ini, profesi akuntan publik tidak hanya bertindak atas kepentingan dari klien yang menyewa jasanya tetapi juga pihak lain sebagai user dari laporan keuangan, sehingga perlu adanya suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik yang independen, untuk menjamin kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan itu merupakan hasil yang tidak memihak. Menurut Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:115) Kebutuhan akan seorang auditor independen disebabkan oleh beberapa hal, yaitu (a) konflik kepentingan, (b) konsekuensi, (c) kompleksitas dan (d) keterbatasan. Akuntan publik mendapat kepercayaan dari berbagai pihak, baik dari perusahaan yang diauditnya atau klien yang membayar fee, maupun dari pihak ketiga yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Walaupun akuntan publik dibayar oleh klien, ia harus tetap memiliki kebebasan yang cukup untuk melakukan audit yang andal guna memenuhi kepentingan pihak ketiga. Hal
ini
mengakibatkan
uniknya
profesi
akuntan
publik
haruslah
memperhatikan independensinya guna mempertahankan kepercayaan yang diterima dari klien dan pihak ketiga (Novianty dan Indra Wijaya Kusuma, 2001:2).
xxi
Kepercayaan
masyarakat
terhadap
profesi
akuntan
publik
berhubungan langsung dengan mutu pemeriksaan dan salah satu elemen penting kendali mutu adalah independensi. Elder, Beasly dan Arens (2008:85) mendefinisikan independensi sebagai suatu pemeriksaan yang tidak bias dalam melakukan uji-uji pemeriksaan, penilaian hasil-hasil dan dalam mengeluarkan laporan pemeriksaan, dimana sikap tidak memihak ini dapat dibentuk dalam dua sudut pandang, yaitu: 1. Independensi dalam sikap mental (independence in fact) 2. Independensi dalam penampilan (independence in appearance) Independensi akuntan merupakan persoalan sentral dalam pemenuhan kriteria obyektivitas dan keterbukaan. Independensi menyangkut kemampuan untuk bertindak obyektif dan dengan penuh integritas. Dengan demikian, independensi adalah state of mind yang tidak bisa diatur (Boynton dan Raymond, 2006:113). Penilaian terhadap independensi terbatas evaluasi terhadap appearance, terhadap cara dan hasil kerja yang dilakukan oleh akuntan. Untuk tujuan praktis, seorang akuntan publik harus bebas dari hubungan yang memiliki potensi untuk menimbulkan bias. Anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap obyektivitas dan integritas dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Independensi akan terwujud apabila auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya atau dengan kata lain, independensi menyangkut kemampuan untuk bertindak obyektif dan penuh integritas.
xxii
Integritas dan Obyektivitas merupakan akar dari independensi. Menurut Boynton dan Raymond (2006:30) independensi, integritas, dan obyektivitas berarti anggota kantor akuntan publik tidak mempunyai kepentingan pribadi terhadap klien yang diaudit dalam melakukan jasa atestasi tanpa mengalihkan pertimbangan kepada pihak lain dan jalan yang bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terwujudnya obyektivitas dan integritas akuntan publik yang berasal dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) akuntan publik (Wurangian, 2005:392). Menurut Supriyono
(1987)
dan
Arif
(2001)
dalam
Wurangian
(2005:393)
mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang ada dalam diri (internal) akuntan publik antara lain: (a) pengetahuan berupa pendidikan, pengalaman dan penguasaan bidang ilmu, (b) kecakapan profesional berupa kemampuan untuk melaksanakan audit secara efisien, (c) tanggung jawab akuntan publik yang berkaitan dengan penegakkan nilai etika, mutu pekerjaan, keandalan informasi serta kerahasiaan. Faktor-faktor yang ada diluar diri (eksternal) akuntan publik antara lain: (a) kepentingan dalam memberikan jasa non audit, (b) tingkat persaingan antar kantor akuntan publik, (c) lamanya hubungan dengan pihak yang diaudit, (d) besarnya audit fee dan (e) jangka waktu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:12) menunjukkan bahwa faktor yang sangat berpengaruh secara signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik adalah ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien. Sedangkan
xxiii
faktor-faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik adalah pemberian jasa selain jasa audit, lamanya penugasan audit, ukuran kantor akuntan publik, persaingan kantor akuntan publik dan audit fee. Akuntan publik di dalam pemeriksaan terhadap laporan keuangan dituntut untuk menjalankan tugasnya secara obyektif dan penuh integritas, maka dalam penelitian kali ini akan diteliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi obyektivitas dan integritas dari auditor pada kantor akuntan publik. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan masalah diatas. Wurangian (2005:393) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi integritas dan obyektivitas dengan tujuh variabel independen diantaranya adalah kualitas auditor, kemampuan keuangan auditor, hubungan auditor dengan klien, ukuran klien, jangka waktu audit, lamanya hubungan audit dan ketaatan terhadap ketentuan. Penelitian ini bertempat di daerah Surabaya. Penelitian yang dilakukan oleh Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:116) meneliti tentang persepsi masyarakat perbankan terhadap integritas, obyektivitas dan independensi akuntan publik. Adapun faktorfaktornya adalah tingkat persaingan antar Kantor Akuntan Publik (KAP), ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), pemberian jasa konsultasi manajemen, masa audit pada klien yang sama dan besarnya audit fee. Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Jannie (2005:64) mengungkapkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi independensi dengan lima variabel antara lain
xxiv
faktor ekonomi, hubungan sosial, jasa non audit, audit fee dan hubungan personal. Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:4) dalam penelitiannya mencakup enam variabel antara lain ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, jasa lainnya selain jasa audit, lamanya hubungan audit atau penugasan audit, ukuran kantor akuntan publik, persaingan antar kantor akuntan publik dan audit fee. Selain itu, Mayangsari (2003:8) melakukan penelitian mengenai keahlian audit dan independensi terhadap pendapat audit. Penelitian-penelitian yang serupa sering kita temui, tetapi sebagian besar hanya mengupas independensi auditor, sedangkan dalam penelitian kali ini penulis akan mengupas mengenai integritas dan obyektivitas auditor yang merupakan akar dari independensi, sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang integritas dan obyektivitas auditor. Penelitian ini merupakan penelitian gabungan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini mengambil beberapa variabel yang ada dari penelitian sebelumnya dan menggabungkannya menjadi satu sehingga dalam penelitian ini terdapat sembilan variabel independen dan satu variabel dependen, responden yang dituju adalah auditor yang berkedudukan di daerah Jakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Integritas dan Obyektivitas Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta”.
xxv
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wurangian (2005). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Variabel Ada penambahan variabel independen yakni jasa non audit dan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) yang diambil dari penelitian Hendarjatno dan Budi Rajardja (2003) dan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001), karena variabel tersebut dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor. 2. Periode Penelitian Periode penelitian sebelumnya adalah pada tahun 2005, sedangkan periode penelitian ini pada tahun 2009. 3. Tempat Penelitian Penelitian sebelumnya dilakukan di Surabaya, sedangkan penelitian ini dilakukan di Jakarta.
B. Perumusan Masalah Setelah melihat latar belakang di atas, bahwa obyektivitas dan integritas
akuntan
publik
merupakan
tonggak
dalam
mewujudkan
independensi akuntan publik, serta adanya beberapa faktor internal dan eksternal auditor yang dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas akuntan publik maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
xxvi
1. Apakah kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 2. Apakah ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 3. Apakah ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 4. Apakah ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 5. Apakah jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 6. Apakah audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 7. Apakah ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 8. Apakah lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 9. Apakah jangka waktu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor? 10. Apakah kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan
xxvii
jangka waktu audit mempunyai pengaruh secara simultan terhadap integritas dan obyektivitas auditor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 2. Untuk menguji ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 3. Untuk menguji ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 4. Untuk menguji ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 5. Untuk menguji jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 6. Untuk menguji audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 7. Untuk menguji ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
xxviii
8. Untuk menguji lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 9. Untuk menguji jangka waktu audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 10. Untuk menguji kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit mempunyai pengaruh secara simultan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) KAP sebagai pihak yang independen agar menghindari hal-hal yang menyebabkan berkurangnya integritas dan obyektivitas anggota KAP. b. Bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Sebagai bahan pertimbangan bagi para akuntan publik untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor, sehingga dapat meningkatkan kualitas dari akuntan publik itu sendiri.
xxix
c. Bagi Pengguna Jasa KAP Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan dan wawasan para pengguna jasa KAP mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas akuntan publik. d. Bagi Penelitian Selanjutnya Sebagai bentuk implementasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di lingkungan perkuliahan yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan dalam keadaan yang sesungguhnya.
xxx
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Profesi Akuntan Publik 1. Pengertian Akuntan Publik Akuntan publik adalah mereka yang bekerja dibawah atap kantor akuntan
publik
terdaftar
dengan
kegiatan
utamanya
melakukan
pemeriksaan terhadap daftar keuangan yang disajikan oleh manajemen dengan maksud untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran daftar keuangan itu (Harahap, 1991:40). Adapun Ikatan Akuntan Indonesia (2004:20000.2) mendefinisikan akuntan publik yaitu akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. Menurut Harahap (2008:168) fungsi akuntan publik adalah memeriksa laporan keuangan dengan maksud untuk menyatakan pendapat atas kewajaran posisi keuangan perusahaan dan hasil usahanya. Dari beberapa definisi di atas mengenai akuntan publik, maka dapat disimpulkan bahwa akuntan publik adalah sebagai orang yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dan praktik akuntan publik atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh perusahaan untuk menilai kewajaran laporan yang telah dibuat.
xxxi
2. Profesi Akuntan Publik Menurut Harahap (1991:23) semua profesi yang mendapat pengakuan dari masyarakat memiliki beberapa karaktersitik umum, karakteristik-karakteristik yang paling penting dari profesi-profesi yang dapat juga dijadikan sebagai karakteristik profesi akuntan publik adalah sebagai berikut: a. Memilki bidang ilmu yang ditekuninya yang merupakan pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya, b. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu, c. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat atau pemerintah, d. Keahliannya dibutuhkan masyarakat, dan e. Bekerja bukan untuk motivasi komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat (social credibility). Karakteristik diatas haruslah dimiliki oleh seorang akuntan publik, sehingga akuntan publik berhak disebut sebagai suatu profesi. Menurut Cosseral (2005:67) seorang profesi yang terpelajar membedakan dirinya dari profesi yang tidak terpelajar dalam nilai, norma atas kelompok profesi yang terbentuk. Selanjutnya, Cosseral (2005:67) mengidentifikasi tugas dari profesi yang didalamnya harus memelihara: a. Kompetensi di lapangan atas keahlian dan pengetahuan, b. Integritas terhadap klien yang dihadapi,
xxxii
c. Obyektif dalam penawaran jasa, d. Menjaga kerahasiaan klien, dan e. Disiplin terhadap anggota yang tidak diberhentikan tugasnya menurut harapan publik. Mulyadi (2002:19) mendefinisikan akuntan publik yaitu akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya dan juga menjual jasanya sebagai konsultan pajak, konsultasi dibidang manajemen, penyusunan sistem akuntansi serta penyusunan laporan keuangan. Dari pemaparan mengenai definisi profesi akuntan publik, sehingga profesi akuntan publik dapat didefinisikan sebagai akuntan publik yang berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang memiliki keahlian bidang ilmu yang ditekuninya, memiliki kode etik sebagai pedoman dalam menjual jasanya, dan keahliannya itu dibutuhkan masyarakat.
B. Integritas dan Obyektivitas 1. Pengertian Integritas dan Obyektivitas Integritas dan obyektivitas sangat penting dalam kehidupan profesional seorang akuntan yang berpraktik sebagai auditor, disamping integritas dan obyektivitas sangat dibutuhkan pula independensi (Mulyadi & Kanaka Puradiredja, 1998:48). Adapun definisi integritas berarti tidak
xxxiii
memihak dalam semua jasa. Definisi integritas dan obyektivitas menurut Elder, Beasley dan Arens (2008:93) adalah: “Integrity and Objectivity in the performance of any professional service, a member shall maintain objectivity and integrity, shall be free of conflicts of interest, and shall not knowingly miss present fact or subordinate his or her judgment to others” (AICPA Rules of Conduct – 102, Elder, Beasley & Arens, 2008:93). Dalam kinerja pemberian jasa profesional anggotanya harus menjaga obyektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingan dan mengabaikan fakta-fakta yang tidak benar maupun tidak memaksakan pendapat pribadinya kepada pihak lain. Berdasarkan Pernyataan Etika Profesi Nomor: 1 dari Integritas, Obyektivitas dan Independensi (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998:346) bahwa untuk anggota yang bekerja sebagai auditor, disamping integritas dan obyektivitas sangat dibutuhkan independensi. Integritas adalah unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional, yang merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat, sehingga mengharuskan auditor untuk bersikap jujur dan terus terang dalam batasan kerahasiaan. Obyektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak memihak, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Setiap akuntan harus memelihara integritas dan
xxxiv
obyektivitas dalam tugas profesionalnya dan harus independen dari semua kepentingan yang tidak layak. Wurangian (2005:395) mendefinisikan integritas yaitu sebagai suatu elemen karakter yang mendasari pengakuan profesional. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa sehingga laporan yang disajikan itu dapat menjelaskan suatu kebenaran akan fakta, karena dengan cara itulah maka masyarakat dapat mengakui profesionalisme seorang akuntan. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Louwers et al (2007:36) menjelaskan bahwa terdapat tiga standar umum yang berhubungan dengan integritas personal dan auditor yang memenuhi kualifikasi professional yakni kompetensi, independensi dan due professional care. Adapun Boynton dan Raymond (2006:108) mendefinisikan integritas adalah: “Integrity is a personal characteristic that is indispensable in a CPA” Dengan kata lain, integritas merupakan karakteristik personal yang sangat diperlukan bagi akuntan publik. Integritas dapat diukur dengan jujur dan adil. Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998:48) integritas adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke dalam kenyataan. Obyektivitas adalah unsur karakter yang menunjukkan
xxxv
kemampuan seseorang untuk menyatakan kenyataan sebagaimana adanya, terlepas dari kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998:48). Obyektivitas berarti kejujuran dalam diri profesional dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Independensi berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Dari definisi independensi dan obyektivitas ini dapat diambil kesimpulan bahwa independensi lebih banyak ditentukan oleh faktor dari luar diri auditor, sedangkan obyektivitas lebih banyak bersumber dalam diri auditor sendiri. Auditor yang independen adalah auditor yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam audit. Auditor yang obyektif adalah yang secara jujur mempertimbangkan fakta seperti apa adanya, dan memberikan pendapat berdasarkan fakta seperti apa adanya tersebut. Auditor yang integritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah diyakini kebenarannya tersebut kedalam kenyataan (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998:48). Setiap anggota profesi harus melaksanakan semua tanggung jawab profesi dengan rasa integritas yang tinggi untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, setiap anggota profesi harus jujur dan berpendirian teguh (Halim, 2001:18). Obyektivitas didefinisikan oleh Halim (2001:18) adalah suatu bentuk pikiran seseorang.
xxxvi
Seseorang dikatakan obyektif apabila ia selalu mengungkapkan fakta secara apa adanya. Disamping obyektif, setiap auditor juga harus independen. Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung kepada pihak lain. Auditor independen tidak boleh dikendalikan ataupun dipengaruhi klien meskipun ia dibayar oleh klien. Integritas merupakan kualitas
yang menjadikan timbulnya
kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusannya (Hendarjatno dan Budi Rahardja, 2003:117). Integritas mengharuskan auditor dalam berbagai hal, jujur dan berterus
terang
dalam
batasan
kerahasiaan
obyek
pemeriksaan.
Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:118) menyatakan bahwa hal-hal berikut ini berhubungan dengan sikap-sikap yang menjadi elemen integritas menurut pandangan umum, bahwa seorang akuntan publik: a. Harus memegang teguh prinsip, b. Berperilaku terhormat yaitu dengan menghindarkan diri dari segala kecurangan dan praktek-praktek yang melanggar peraturan dan kode etik yang berlaku, c. Jujur, d. Memiliki keberanian untuk melakukan pengungkapan dan mengambil tindakan yang diperlukan, e. Melakukan tindakan berdasarkan pada keyakinan akan keilmuannya yang tidak ceroboh, dan
xxxvii
f. Tidak bertindak dengan menuruti hawa nafsunya atau membenarkan filosofi tanpa memperhatikan prinsip dan peraturan yang berlaku. Menurut Standar Kode Etik Akuntan Manajemen dari The National Association of Accountants (Harahap, 1991:82), akuntan manajemen mempunyai tanggung jawab integritas untuk: a. Menjauhi konflik kepentingan baik yang nyata maupun yang potensial dan menasehati seluruh pihak yang memiliki konflik potensial agar tidak terjadi konflik nyata, b. Menjauhkan diri dari pengawasan dalam bentuk kegiatan apapun yang akan menimbulkan praduga negatif terhadap kemampuannya untuk menjalankan tugasnya secara etis, c. Menolak segala bentuk pemberian, fasilitas, keramahtamahan yang akan mempengaruhi tindakannya, d. Menjauhkan diri dari usaha yang aktif atau pasif untuk menggagalkan usaha mencapai tujuan sesuai dengan etis dari organisasinya, e. Mengakui dan menyampaikan keterbatasan profesional atau kendala lainnya yang dapat menjauhkan dirinya dari pertimbangan yang baik dan kegiatan yang berhasil, f. Menyampaikan informasi yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan dan juga pendapat atau pertimbangan profesional, dan g. Menjauhkan diri dari penugasan untuk mendukung suatu kegiatan yang akan mendiskreditkan profesi.
xxxviii
Selain itu, Harahap (1991:82) mengungkapkan bahwa akuntan manajemen juga harus memiliki sikap obyektivitas, yakni: a. Menyampaikan informasi yang layak dan obyektif, dan b. Mengungkapkan informasi lengkap dan relevan yang diperkirakan akan mempengaruhi pemahaman seseorang atas segala sesuatu laporan, komentar dan saran-saran yang disajikan. IAI mengatur dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (Wurangian, 2005:396) bahwa dalam menghadapi situasi dan praktek yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan obyektivitas, pertimbangan yang cukup harus diberikan terhadap faktorfaktor berikut yaitu: a. Bila akuntan publik dihadapkan pada situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya, maka tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya, maka tekanan ini mengganggu obyektivitasnya, b. Kewajaran (reasonableness) harus digunakan dalam menentukan standar untuk mengindentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusak obyektivitas seseorang, c. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari, d. Akuntan publik memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orangorang yang terlibat dalam pemberian jasa profesional mematuhi prinsip obyektivitas, dan
xxxix
e. Akuntan publik tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau memberikan entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan profesional mereka atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Dari berbagai karakteristik mengenai integritas dan obyektivitas tersebut, maka sangat penting bagi seorang akuntan publik untuk menghindari halhal yang dapat mengurangi intgeritas dan obyektivitasnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas dan Obyektivitas Persepsi terhadap obyektivitas, integritas, dan independensi auditor menurut Beattie, Brandt dan Fearnley (1999) dalam Wurangian (2005:396-397)
menyatakan
bahwa
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi independensi auditor antara lain: (a) ketergantungan ekonomis auditor terhadap auditee, (b) tingkat persaingan yang tinggi dalam pasar audit eksternal, (c) ketentuan Non Audit Sevice (NAS), (d) fleksibilitas standar akuntansi, (e) besar kecilnya kantor akuntan publik (KAP), (f) peranan sebagai komite audit yang berperan sebagai direktur non eksekutif, pengaruh
dari
(g) kepentingan keuangan pada perusahaan klien, (h) direktur
perusahaan
yang
dalam
kenyataannya
mengendalikan auditor yang ditunjuknya serta imbalannya, (i) ukuran klien, (j) beban perusahaan apabila terjadi penggantian auditor, (k) ketentuan pemerintah atau regulator, serta kebutuhan penggantian auditor,
xl
(l) risiko yang terjadi bagi kualitas audit yang jelek dan (m) peraturan tentang penugasan adanya fee auditor. Dalam penelitian ini, membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor yakni kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan tehadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit: a. Kualitas Auditor Menurut Wurangian (2005:400) kualitas auditor merupakan kemampuan
profesional
individu
auditor
dalam
melakukan
pekerjaanya. Disamping itu menurut Wurangian (2005:400) kualitas auditor ini diukur melalui indikator pendidikan formal atau informal, pelatihan, pengalaman, dan penguasaan ilmu diluar akuntansi (pajak, komputer, impor ekspor dan lainnya). Kualitas auditor berarti auditor yang mempunyai keahlian yang kompeten untuk melakukan audit. Pengertian keahlian menurut Bedard (1986) dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Beberapa peneliti selanjutnya dalam Murtanto dan Gudono (1999:39) telah memasukkan unsur kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman (experience) kedalam penelitian mereka (Bonner dan
xli
Lewis, 1990; Libby dan Luft, 1993; Libby dan Tan, 1994; Libby, 1995).
b. Ukuran Klien Menurut Wurangian (2005:411) ukuran klien meliputi nama besar klien dan klien dengan rata-rata aset dengan nilai yang cukup besar. Apabila akuntan publik melakukan audit terhadap klien yang mempunyai nama yang cukup besar yang dapat dikategorikan perusahaan yang sudah go public, ada kemungkinan auditor dapat lebih integritas dan obyektivitas. c. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan Klien Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi obyektivitas dan bisa mengakibatkan bahwa obyektif tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan seorang akuntan publik jelas berkepentingan dengan laporan audit yang akan dikeluarkan. Ikatan hubungan usaha juga dapat diperoleh melalui kepemilikan saham pada perusahaan klien, kepemilikan tersebut baik secara langsung atau tidak langsung mungkin diperoleh melalui warisan, perkawinan dengan pemegang saham atau pengambilalihan (Resi, 2009). Dalam hal seperti itu, penugasan pemeriksaan
xlii
berhubungan tidak boleh diterima, atau dilanjutkan kecuali jika hubungan keuangan tersebut diputuskan. Menurut Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:4) ada beberapa jenis ikatan keuangan dan hubungan usaha tersebut diantaranya selama periode perjanjian kerja atau saat menyatakan opininya, akuntan publik atau kantornya memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material di dalam perusahaan yang menjadi kliennya, memiliki utang atau piutang yang diauditnya, dan sebagainya. d. Ketaatan terhadap Ketentuan Adanya keharusan penggantian klien yang diaudit oleh partner tertentu dalam 3 tahun, dan 5 tahun untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM KAP), pernyataan independensi bagi asisten, supervisor, manajer, partner yang mengaudit klien (Wurangian, 2005:402). Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-20/PM/2002 menyatakan pembatasan penugasan audit: 1) Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik paling lama adalah lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan paling lama untuk tiga tahun berturut-turut,
xliii
2) Kantor akuntan publik dan akuntan dapat menerima penugasan audit kembali untuk klien tersebut setelah tiga tahun buku atau berturut-turut tidak mengaudit klien tersebut, dan 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas tidak berlaku bagi laporan keuangan interim yang diaudit untuk kantor akuntan publik secara umum. e. Jasa Non Audit Semakin besarnya peranan akuntansi pada dunia bisnis, maka dalam prakteknya kantor akuntan publik tidak hanya memberikan jasa audit dalam pelayanan mereka terhadap masyarakat. Jasa-jasa lain yang disediakan misalnya jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan (Messier, 2006). Pemberian jasa lain ini memungkinkan hilangnya integritas dan obyektivitas akuntan publik karena akuntan publik cenderung memihak kepada kliennya. Ketika
auditor
mempertimbangkan
peraturan
yang
berhubungan pada jasa non audit dan independensi, maka memerlukan pemahaman mengenai pengaplikasian peraturan yang berbeda untuk perusahaan auditor yang publik dengan perusahaan auditor yang privat (Elder, Beasly dan Arens, 2006:120). Disamping itu, menurut Cosseral (2005:19) bahwa pendapatan jasa konsultasi manajemen merupakan proporsi yang signifikan dari total pendapatan atas banyak akuntansi.
f. Audit Fee
xliv
Audit fee adalah imbalan yang diterima dari suatu kantor akuntan publik dari klien tertentu. Audit fee mungkin merupakan sebagian kecil dari total pandapatan kantor akuntan publik tersebut, karena meskipun pendapatan atau imbalan atas jasa audit bukan satusatunya sumber pendapatan dari sebuah kantor akuntan, namun imbalan dari klien tertentu dapat menjadi bagian yang besar bahkan terbesar dari total pendapatannya. Sebaliknya, imbalan dari klien tertentu mungkin saja tidak signifikan dan merupakan bagian kecil dari total pendapatan kantor akuntan. Menurut Novianty dan Indra Wijaya (2001:5) audit fee yang jumlahnya besar kemungkinan akan mengakibatkan berkurangnya independensi akuntan publik. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu: (1) kantor akuntan yang melakukan audit merasa tergantung pada klien sehingga cenderung segan untuk menentang kehendak klien, (2) jika tidak memberikan opini yang sesuai dengan keinginan klien, kantor akuntan merasa khawatir akan kehilangan kliennya mengingat pendapatan yang akan diterima realtif besar. Menurut Pernyataan Etika Profesi Nomor: 1 dalam Mulyadi dan Kanak Puradiredja (1998:349) Auditor harus memperhatikan imbalan jasa professional diantaranya adalah: a. Imbalan jasa profesional tidak boleh tergantung pada hasil atau temuan audit,
xlv
b. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan imbalan yang jauh lebih rendah, c. Jika klien belum membayar imbalan jasa seorang akuntan publik sejak beberapa tahun lalu (lebih dari 1 tahun), maka dapat dianggap bahwa akuntan publik tersebut memberikan pinjaman kepada kliennya, dan hal tersebut dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitasnya, d. Jika akuntan publik bertindak sebagai financial consultant dari suatu perusahaan yang akan go public, maka akuntan publik tidak boleh menentukan imbalan jasa profesionalnya berdasarkan persentase tertentu dari hasil emisi saham, dan e. Seorang akuntan publik tidak boleh memberikan jasa profesionalnya tanpa
menerima
imbalan,
kecuali
untuk
yayasan
(non-
profitorganization). Halim (2001:89) membagi beberapa cara dalam penetapan fee audit, yaitu: 1) Per Diem Basis Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor pertama kali per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu atau jam yang dihabiskan oleh tim. 2) Flat atau Kontrak Basis
xlvi
Pada cara ini fee audit dihitung sekaligus secara borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan, yang penting pekerjaan terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian. 3) Maksimum Fee Basis Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu, tetapi dengan batasan maksimum. Selain itu, Halim (2001:89) mengungkapkan beberapa faktor penentu besarnya fee audit, yaitu: 1) Karakteristik keuangan, seperti tingkat penghasilan, laba, aktiva, modal dan lain-lain, 2) Lingkungan, seperti persaingan, pasar tenaga profesional dan lainnya, 3) Karakteristik operasi, seperti jenis industri, jumlah lokasi perusahaan, jumlah lini produk dan sebagainya, dan 4) Kegiatan eksternal auditor, seperti pengalaman, tingkat koordinasi dengan internal auditor. g. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Elder, Beasly dan Arens (2008:27) mengakategorikan ukuran KAP menjadi empat sebagimana diadopsi oleh Jusuf (1997: 11), yaitu: 1) Kantor akuntan publik internasional “Big Four”, 2) Kantor akuntan publik nasional, 3) Kantor akuntan publik lokal dan regional, dan
xlvii
4) Kantor akuntan publik lokal kecil. Menurut
Hendarjatno
dan
Budi
Rahardja
(2003:121)
menyatakan bahwa KAP besar adalah KAP yang melaksanakan audit pada perusahaan-perusahaan go public, sedangkan KAP kecil adalah KAP yang tidak melaksanakan audit pada perusahaan go public.
h. Lamanya Hubungan Audit Menurut Supriyono (1988:52) lamanya penugasan audit seorang partner kantor akuntan publik pada klien tertentu digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) lima tahun atau kurang dan 2) lebih dari lima tahun. Penugasan audit lebih dari lima tahun dianggap dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas secara negatif karena jangka waktu tersebut dianggap terlalu lama i. Jangka Waktu audit Jangka waktu audit meliputi jangka waktu pemeriksaan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien (kapan suatu laporan keuangan auditan diumumkan atau harus diserahkan kepada instansi tertentu yang berwenang sehingga mempengaruhi auditor untuk dapat membuat prosedur audit yang cepat dan tepat tanpa risiko dikemudian hari) (Wurangian, 2005:411).
C. Keterkaitan Antar Variabel
xlviii
1. Kualitas Auditor dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Penelitian Wurangian (2005:405) mengemukakan bahwa kualitas auditor sangat mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor. Kualitas auditor yang ditunjukkan dengan tingkat pendidikan auditor, penguasaan pengetahuan penunjang di luar akuntansi dan PPL terbukti berkontribusi dalam membentuk auditor yang memiliki integritas dan obyektivitas auditor (Wurangian, 2005:405). Auditor yang mempunyai kualitas yang tinggi, yang ditandai dengan tingginya keahlian dan banyaknya pengalaman dianggap bahwa auditor tersebut mempunyai integritas dan obyektivitas yang tinggi pula. Ha1 :
Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektvitas auditor.
2. Ukuran Klien dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Berdasarkan penelitian Wurangian (2005:406) secara parsial ukuran klien tidak mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor. Semakin besar ukuran klien yang diaudit, maka dianggap bahwa auditor akan semakin integritas dan obyektif, karena perusahaan yang go public cenderung lebih memperhatikan kinerja perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang non go public. Ha2 :
Ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
xlix
3. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan Klien dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Wurangian
(2005:405)
menunjukkan bahwa hubungan auditor dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:8) mengindikasikan bahwa ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien sangat mempengaruhi independensi akuntan publik. Dengan adanya ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien dapat mengurangi integritas dan obyektivitas auditor. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (1988) dalam Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003:116) bahwa ikatan keuangan mempengaruhi rusaknya independensi sebesar 78%. Akuntan publik dapat kehilangan integritas dan obyektivitasnya apabila mereka mempunyai kepentingan keuangan dan hubungan dengan klien yang diauditnya. Beberapa jenis ikatan tersebut diantaranya selama periode perjanjian kerja atau saat menyatakan opininya. Ha3 :
Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
l
4. Ketaatan terhadap Ketentuan dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Ketaatan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor meskipun rata-rata responden memiliki tingkat ketaatan yang cukup besar (Wurangian, 2005:407). Akuntan publik yang memiliki tingkat ketaatan yang tinggi terhadap ketentuan, maka semakin tinggi pula integritas dan obyektivitasnya. Ha4 :
Ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
5. Jasa Non Audit dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2002:5) menyatakan bahwa terdapat dua pendapat berkenaan dengan objektivitas akuntan publik dalam jasa non atestasi. Pendapat pertama menyatakan obyektivitas dapat dipertahankan jika jasa non atestasi dilakukan oleh divisi terpisah dari divisi audit. Pendapat lain menyatakan obyektivitas akan hilang karena akuntan publik akan bertindak untuk kepentingan pihak yang mmemberikan penugasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:9) menunjukkan bahwa jasa non audit tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik.
li
Ha5 :
Jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
6. Audit Fee dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Berdasarkan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:10) besarnya audit fee tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi akuntan publik. Namun, penelitian yang dilakukan Wurangian (2005:405) adanya contingent fee dan bonus memiliki pengaruh yang signifikan. Integritas dan obyektivitas seorang akuntan publik akan diragukan apabila ia menerima audit fee selain yang dicantumkan dalam kontrak. Penelitian tentang audit fee juga telah dilakukan oleh Iskak (1999:25) dimana faktor-faktor yang mempengaruhi audit fee adalah ukuran besarnya perusahaan auditee, jumlah waktu audit, dan ukuran besarnya kantor akuntan publik. Ha6 :
Audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor
7. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:10) ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap independensi akuntan
lii
publik. Ukuran kantor akuntan publik diindikasikan dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor, yakni apabila ukurannya semakin besar maka akan semakin integritas dan obyektif, karena tidak bergantung hanya pada suatu klien tertentu saja. Ha7 :
Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
8. Lamanya Hubungan Audit dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Menurut penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001:9) menunjukkan bahwa lamanya hubungan audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap independensi akuntan publik. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Supriyono (1988) bahwa lamanya penugasan audit berpengaruh terhadap independensi akuntan publik sebesar 34% (Hendarjatno dan Budi rahadrja, 2003:117). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wurangian (2005:406) mengidentifikasikan bahwa
lamanya
hubungan audit berpengaruh
signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yakni dengan nilai signifikansi 0,026. Semakin lama seorang auditor berinteraksi dengan klien akan menyebabkan auditor merasa sudah mengenali karakter usaha klien yang meliputi operasional dan akuntansinya.
liii
Ha8:
Lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
9. Jangka Waktu Audit dengan Integritas dan Obyektivitas Auditor Menurut Wurangian (2005:406) jangka waktu audit berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Variabel ini diindikasikan oleh lamanya jangka waktu penyelesaian dan pihak penentu waktu penyelesaian. Auditor dalam melaksanakan audit memerluakn waktu yang cukup sesuai dengan prosedur audit yang dilaksanakan, ukuran sampel, item yang dipilih dan waktu pelaksanaan untuk mendapat bukti audit yang memadai. Karenanya auditor harus membuat perencanaan audit termasuk jangka waktu pelaksanaan. Apabila jangka waktu pelaksanaan tersebut tidak sesuai dengan perhitungan dan mengakibatkan berubahnya prosedur audit dan jumlah bukti yang dikumpulkan maka hal ini akan memungkinkan akan berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor yang bersangkutan. Ha9:
Jangka waktu audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
liv
D. Kerangka Pemikiran Model hubungan antar variabel untuk penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Penelitian
Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
Kualitas Auditor
Ukuran Klien
Ikatan Kepentingan Keuangan Dan Hubungan Usaha
Ketaatan Terhadap Ketentuan
Integritas Dan Obyektivitas Auditor
Jasa Non Audit
Audit Fee
Ukuran KAP
Lamanya Hubungan Audit
Jangka Waktu Audit
lv
E. Pengembangan Hipotesis Penelitian
ini
menggunakan
hipotesis
alternatif
(alternative
hypothesis). Dengan demikian hipotesis penelitian ini yaitu: Ha1 :
Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektvitas auditor.
Ha2 :
Ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha3 :
Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha4 :
Ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha5 :
Jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha6 :
Audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor
Ha7 :
Ukuran KAP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha8:
Lamanya hubungan audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
Ha9:
Jangka waktu audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
lvi
Ha10 : Kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit mempunyai pengaruh secara simultan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
lvii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kausalitas yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebabakibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:27), yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu: kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, dan ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit terhadap variabel dependen yaitu integritas dan obyektivitas auditor. Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini adalah auditor yang terdiri dari: Partner, Manager, Supervisor, Senior dan Junior Auditor yang bekerja di KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Pemilihan wilayah tersebut didasari oleh: 1. Wilayah tersebut terdapat banyak kantor akuntan publik (KAP), dan 2. Wilayah tersebut mudah terjangkau.
B. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode convenient sampling. Convenient sampling adalah istilah umum yang
lviii
mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenient sampling berarti unit sampel yang ditarik dengan mudah dihubungi, tidak menyusahkan, bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30).
C. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa tipe penelitian, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research): 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca, dan menelaah berbagai literatur, artikel, teori, buku, jurnal, majalah, maupun surat kabar yang berhubungan dengan materi dan mendukung pembahasan masalah. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:147). Tujuan penelitian kepustakaan adalah untuk memperoleh dan meningkatkan pengetahuan teoritis penulis yang akan digunakan dalam pembahasan skripsi. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini menggunakan metode survey, yang merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
Metode survey ini dilakukan dengan kuisioner, yaitu
melakukan penyebaran kuisioner yang didistribusikan dengan cara menyampaikan pertanyaan–pertanyaan kepada para auditor yang meliputi:
lix
Partner, Manager, Supervisor, Senior, dan Junior Auditor yang bekerja di KAP. Pengiriman kuisioner dilakukan secara langsung, melalui pos, ataupun email. Peneliti juga akan menghubungi responden melalui telepon untuk memproses lebih lanjut.
D. Metode Analisis Langkah-langkah yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi integritas dan obyektivitas auditor adalah dengan uji kualitas data, uji asumsi klasik regresi berganda, dan uji hipotesis: 1. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas: a. Uji Validitas Data Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2005:45). Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid, apabila butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
lx
signifikansi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Santoso, 2002).
b. Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan
benar-benar
bebas
dari
kesalahan
sehingga
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakn reliable (andal) bila memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967)
dalam
Ghozali (2005:42).
2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas: a. Uji Multikolinieritas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Santoso, 2002:203). Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai VIF di sekitar angka 1, angka tolerance mendekati 1, dan koefisien korelasi lemah, yaitu dibawah 0,5 (Santoso, 2002:206).
lxi
b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas (Santoso, 2002: 208). Kriteria pengujiannya yaitu jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Santoso, 2002: 210).
c. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2002: 212). Kriteria pengujiannya yaitu jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal serta data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, uji koefisien determinasi, uji statistik t dan uji statistik F. Persamaan regresi bertujuan untuk memprediksi besar variabel terikat
lxii
dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002:163). Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = b 0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b 6X6 + b 7X7 + b8X8 + b9X9 +e
Dimana:
Y
= Integritas dan Obyektivitas
b0
= Interception point
b1-b 10
= Koefisien regresi
X1
= Kualitas Auditor
X2
= Ukuran Klien
X3
= Ikatan Kepentingan Keuangan & Hub. Usaha
X4
= Ketaatan terhadap Ketentuan
X5
= Jasa Non Audit
X6
= Audit Fee
X7
= Ukuran KAP
X8
= Lamanya Hubungan Audit
X9
= Jangka Waktu Audit
e
= Error
lxiii
a. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen atau seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83).
b. Uji t Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai sigifikansinya kurang dari 0,05, maka menerima Ha, dan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka menolak Ha.
c. Uji F Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai sigifikansinya kurang dari 0,05, maka menerima Ha, dan jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka menolak Ha.
lxiv
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independent: 1. Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah integritas dan obyektivitas. Integritas adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke dalam kenyataan. Obyektivitas adalah unsur karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk menyatakan kenyataan sebagaimana adanya, terlepas dari kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Wurangian (2005) dan Harahap (1991). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari sembilan item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
2. Variabel Independen Variabel-variabel tersebut adalah: a. Kualitas Auditor Kualitas auditor merupakan kemampuan profesional auditor dalam melakukan pekerjaannya. Kualitas auditor dapat dilihat dari segi pendidikan formal maupun informal, pelatihan, seminar, pengalaman
lxv
dan penguasaan ilmu diluar akuntansi. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Wurangian (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari enam item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. b. Ukuran Klien Ukuran klien adalah besarnya klien yang diukur dengan perusahaan yang sudah go public dengan perusahaan yang tidak go public. Variabel
ini
diukur
dengan
mengadopsi
instrumen
yang
dikembangkan oleh Wurangian (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat tidak setuju, 2) Tidak Setuju, 3). Netral, 4) Setuju, 5) Sangat Setuju. c. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha adalah kepentingan keuangan secara langsung maupun tidak langsung yang material di dalam perusahaan yang menjadi kliennya, baik itu utang-piutang, investasi dan sebagainya. Jika auditor memiliki ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha maka kecenderungan integritas dan obyektivitasnya terganggu. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari tiga item
lxvi
dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2) Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. d. Ketaatan terhadap Ketentuan Setiap akuntan publik mempunyai ketentuan-ketentuan yang berlaku guna berjalan dengan baik. Jika auditor menaati setiap ketentuan yang berlaku maka integritas dan obyektivitas akan terjamin dan begitu pula sebaliknya, yakni adanya keharusan penggantian klien yang diaudit oleh partner tertentu dalam 3 tahun, dan 5 tahun untuk Kantor Akuntan Publik (KAP). Variabel ini diukur dengan menggunakan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 20/PM/2002, diadopsdi oleh Wurangian (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. e. Jasa Non Audit Aktivitas Kantor Akuntan Publik (KAP) selain memberikan jasa audit juga memberikan jasa-jasa lain, jasa lain ini memungkinkan terganggunya integritas dan obyektivitas akuntan publik, karena akuntan publik cenderung memihak kepada kepentingan kliennya yang terdiri dari jasa akuntansi dan pembukuan, jasa konsultasi perpajakan dan jasa konsultasi manajemen. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001).
lxvii
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari tujuh item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. f. Audit Fee Audit fee yang jumlahnya besar kemungkinan akan mengakibatkan berkurangnya integritas dan obyektivitas akuntan publik. Dengan besarnya fee yang diterima KAP besar, cenderung takut kehilangan klien, begitu pula sebaliknya apabila fee yang diterima KAP kecil, biasanya KAP merasa tidak tegantung terhadap klien tertentu. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen Pernyataan Etika Profesi Nomor: 1 dalam Mulyadi dan Kanak Puradirdja (1998). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari enam item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. g. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar lebih independen dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil, karena KAP besar tidak begitu tergantung pada salah satu klien saja, sehingga hilangnya satu klien tidak mempengaruhi pendapatannya. Ukuran KAP diukur dengan KAP yang mengaudit perusahaan go public dan perusahaan non go public. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen
lxviii
Hendarjatno dan Budi Rahardja (2003). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. h. Lamanya Hubungan Audit Lamanya penugasan audit digolongkan menjadi dua, yaitu (1) lima tahun atau kurang, dan (2) lebih dari lima tahun. Penugasan lebih dari lima tahun dianggap dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitas akuntan publik karena jangka waktu tersebut dianggap terlalu lama. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen Supriyono (1988). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju. i. Jangka Waktu Audit Jangka waktu audit merupakan jangka waktu pemeriksaan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien yakni kapan suatu laporan auditan diumumkan atau diserahkan kepada instansi tertentu yang berwenang sehingga mempengaruhi auditor untuk dapat membuat prosedur audit yang cepat dan tepat tanpa risiko dikemudian hari. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Wurangian (2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang
lxix
terdiri dari dua item dengan lima poin skala likert yang berkaitan dengan lima pilihan yaitu: 1). Sangat Tidak Setuju, 2). Tidak Setuju, 3). Netral, 4). Setuju, 5). Sangat Setuju.
lxx
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No. Variabel
Indikator
Pengukuran
1.
a. Laporan audit harus berdasarkan fakta,
Skala Ordinal
Integritas dan Obyektivitas (Sumber:
Wurangian,
2005;
Harahap, 1991)
b. Hasil
temuan
yang
signifikan
harus
diungkapkan kepada pihak manajemen, c. Auditor harus bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, d. Menjauhi konflik kepentingan, e. Harus memegang teguh prinsip, f. Menolak segala bentuk pemberian, fasilitas, keramahtamahan, g. Melakukan
tindakan
berdasarkan
pada
keyakinan akan keilmuannya yang tidak ceroboh, h. Menyampaikan informasi yang layak dan obyektif, dan i. Auditor harus mengungkapkan informasi yang lengkap dan relevan. 2.
Kualitas Auditor (Sumber:
a. Pendidikan formal,
Wurangian, 2005)
b. Pendidikan informal,
Skala Ordinal
c. Seminar bagi auditor, d. Pelatihan, e. Pengalaman, dan f. Penguasaan ilmu selain akuntansi. 3.
Ukuran Klien
a. Perusahaan yang sudah go public,dan
(Sumber: Wurangian, 2005)
b. Perusahaan yang tidak go public.
Bersambung ke halaman selanjutnya
lxxi
Skala Ordinal
Sambungan tabel 3.1
No. Variabel
Indikator
4.
a. Kepentingan keuangan langsung maupun Skala Ordinal
Ikatan Kepentingan Keuangan
Pengukuran
tidak langsung yang material,
Dan Hubungan Usaha
b. Investasi, dan
(Sumber: Novianty dan Indra
c. Utang-piutang.
Wijaya Kusuma, 2001)
5.
Ketaatan Dengan
Adanya keharusan penggantian klien yang Skala Ordinal
Ketentuan
diaudit oleh partner tertentu dalam 3 tahun, dan
(Sumber: Keputusan Ketua
5 tahun untuk Kantor Akuntan Publik (KAP)
Bapepam Nomor Kep20/PM/2002)
6.
Jasa Non Audit
a. Jasa perpajakan,
(Sumber: Novianty dan Indra
b. Jasa konsultasi manajemen,
Wijaya Kusuma, 2001)
c. Jasa akuntansi dan pembukuan, dan
Skala Ordinal
d. Apabila Kantor Akuntan Publik (KAP) melakukan audit atas suatu perusahaan klien hendak go public, dan menjadi konsultan keuangan (financial consultant) sekaligus auditor
bagi
klien
tersebut
dapat
mempengaruhi integritas dan obyektivitas.
7.
Ukuran KAP (Sumber: Hendarjatno dan Budi Rahrdja, 2003)
a. KAP besar adalah KAP yang melaksanakan Skala Ordinal audit pada perusahaan go public, dan. b. KAP kecil adalah KAP yang mekasanakan audit pada perusahaan go public.
Bersambung ke halaman selanjutnya
lxxii
Sambungan tabel 3.1
No. Variabel 8.
Audit Fee (Sumber: Pernyataan Etika Profesi Nomor:1 dalam
Indikator
Pengukuran
a. Imbalan jasa profesional tidak boleh
Skala Ordinal
tergantung pada hasil atau temuan audit, b. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien
Mulyadi dan Kanaka
yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik
Puradiredja (1998)
lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan imbalan yang jauh lebih rendah, c. Jika klien belum membayar imbalan jasa seorang akuntan publik sejak beberapa tahun lalu (lebih dari 1 tahun), maka dapat dianggap bahwa akuntan publik tersebut memberikan pinjaman kepada kliennya, d. Jika akuntan publik bertindak sebagai financial consultant dari suatu perusahaan yang akan go public, maka akuntan publik tidak boleh menentukan imbalan jasa profesionalnya dari persentase tertentu dari hasil emisi saham,
e. Akuntan publik tidak boleh menerima komisi dari penjualan produk langganan atau jasa/barang yang dijual oleh kliennya pada saat dia melakukan pekerjaan audit, dan f. Seorang akuntan publik tidak boleh memberikan jasa profesionalnya tanpa menerima imbalan, kecuali untuk yayasan (non-profitorganization).
9.
10.
Lamanya Hubungan Audit
a. Lima tahun atau kurang, dan
(Sumber: Supriyono, 1988)
b. Lebih dari lima tahun.
Jangka Waktu Audit
Periode penugasan untuk mengaudit atau
(Sumber: Wurangian, 2005)
mereview dan menyiapkan laporan keuangan klien kepada BAPEPAM.
Sumber: Data diolah dari
Berbagai referensi
lxxiii
Skala Ordinal
Skala Ordinal
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta. Auditor yang dilibatkan meliputi Partner, Manajer, Supervisor, Auditor Senior dan Auditor Junior. Pengiriman kuesioner dilakukan pada awal bulan Maret sampai dengan pertengahan bulan April 2009. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden dan juga melalui bantuan beberapa orang perantara (contanct person). Penyebaran dilakukan ke 21 KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta dengan peta distrbusi sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama KAP Joachim Sulistyo & Rekan Tedy Chandra, BAP Handoko & Suparmun Armanda & Enita Sukrisno Agoes, MM & Rekan Jamaludin Iskak, BAP Drs. Irwanto Ahmad Toha, BAP A. Krisnawan & Rekan Junarto Tjahjadi, BAP Bersambung ke halam an selanjutnya
lxxiv
Kuesioner
Kuesioner
Dikirim 5 5 10 10 5 10 5 3 5 5
Dikembalikan 4 5 10 10 5 9 5 3 5 5
Sambungan tabel 4.1
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
DRS. Eddy Kaslim Usman & Rekan Abdullah Rasyid Hizbullah & Jerry Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan DRS. Anwar, BAP Jimmy Budhi & Rekan Chatim, Atjeng, Jusuf & Rekan Thomas, Lesmana, Henky & Rekan Rasin, Ichwan & Rekan Haryono, Junianto & Saptoamal Ferdinand Jumlah Sumber: Data Primer
5 5 5 5 10 10 5 5 5 5 5 128
4 5 5 5 4 9 5 0 0 0 0 98
Adapun gambaran mengenai total pengiriman dan pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Total Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner Keterangan
Jumlah
Persentase
Kuesioner yang dikirim
128
100%
Kuesioner yang kembali
98
77%
Kuesioner yang tidak dapat digunakan
5
4%
Kuesioner dapat digunakan
93
73%
Sumber: Data Diolah
Jumlah kuesioner yang dikirimkan sebanyak 128 kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 98 buah, dengan tingkat pengembalian 77%. Sewaktu pemasukan data, sebanyak 5 buah (4%) kuesioner dari responden yang tidak dapat digunakan dalam penelitian ini, karena adanya data yang tidak diisi secara lengkap. Sehingga jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 93 kuesioner dengan tingkat pengembalian responden 73%.
lxxv
2. Karakteristik Responden Karaktristik responden digunakan untuk memberikan gambaran atau informasi mengenai data identitas responden. Responden dalam penelitian ini adalah akuntan publik (auditor eksternal) yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta. Berikut ini menjelaskan identitas responden ditinjau dari kategori jenis kelamin, posisi terakhir, pendidikan terakhir dan pengalam kerja. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Valid
Pria Wanita Total
Frequency 61 32 93
Percent 65.6 34.4 100.0
Valid Percent 65.6 34.4 100.0
Cumulative Percent 65.6 100.0
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini adalah pria sebanyak 61 orang (65,6%) dan wanita sebanyak 32 orang (34,4%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah pria. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan posisi dari akuntan publik, dapat dilihat dari tabel 4.4.
lxxvi
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Posisi
Valid
Partner Manager Supervisor Auditor Senior Auditor Junior Total
Frequency 1 6 4 27 55 93
Percent 1.1 6.5 4.3 29.0 59.1 100.0
Valid Percent 1.1 6.5 4.3 29.0 59.1 100.0
Cumulative Percent 1.1 7.5 11.8 40.9 100.0
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja dalam posisi sebagai partner yaitu 1 orang (1,1%), yang bekerja sebagai manajer sebanyak 6 orang (6,5%), yang bekerja sebagai supervisor sebayak 4 orang (4,3%), yang bekerja sebagai auditor senior sebanyak 27 orang (29%) dan yang bekerja sebagai auditor junior sebanyak 55 orang (59,1%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi kerja responden sebagian besar adalah auditor junior. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dari akuntan publik, dapat dilihat dari tabel 4.5. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Valid
D3 S1 S2 Total
Frequency 9 75 9 93
Percent 9.7 80.6 9.7 100.0
Sumber: Data Diolah
lxxvii
Valid Percent 9.7 80.6 9.7 100.0
Cumulative Percent 9.7 90.3 100.0
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan D3 sebanyak 9 orang (9,7%), yang berpendidikan S1 sebanyak 75 orang (80, 6%) dan yang berpendidikan S2 sebanyak 9 orang (9,7%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berpendidikan S1. d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Untuk
mengetahui
karakteristik
responden
berdasarkan
lamanya pengalaman kerja, dapat dilihat dari tabee 4.6. Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Pengalaman
Valid
<1th 1-3th >3th Total
Frequency 37 30 26 93
Percent 39.8 32.3 28.0 100.0
Valid Percent 39.8 32.3 28.0 100.0
Cumulative Percent 39.8 72.0 100.0
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.6 menjelaskan bahwa responden yang bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak 37 orang (39,8%), yang bekerja antara 1-3 tahun sebanyak 30 orang (32,3%) dan yang bekerja lebih dari 3 tahun sebanyak 26 orang (28%). Jadi dapat disimpulkan bahwa responden sebagian besar bekerja kurang dari 1 tahun.
lxxviii
B. Analisis Data 1. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Data Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.7
akan menunjukkan hasil uji
validitas. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data 1 No.
Pertanyaan
Sig.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
IO1 IO2 IO3 IO4 IO5 IO6 IO7 IO8 IO9 KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 IKKHU1 IKKHU2 IKKHU3 KDK1 KDK2 UK1 UK2 AF1 AF2
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Bersambung Ke halaman selanjutnya
lxxix
Pearson Correlation 0,527** 0,530** 0,585** 0,508** 0,577** 0.490** 0,481** 0,570** 0,633** 0,476** 0,594** 0,663** 0,700** 0,616** 0,638** 0,741** 0,856** 0,871** 0,945** 0,955** 0,926** 0,910** 0, 601** 0, 650**
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sambungan
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Tabel 4.7
AF3 AF4 AF5 AF6 JNA1 JNA2 JNA3 JNA4 JNA5 JNA6 JNA7 UKAP1 UKAP2 JWA1 JWA2 LHA1 LHA2
0,000 0,000 0,000 0,217 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0, 513** 0, 648** 0, 643** 0.129 0,741** 0,663** 0,762** 0,578** 0,580** 0,590** 0,493** 0,901** 0,887** 0,831** 0,792** 0,742** 0,714**
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Diolah
Hasil uji validitas menunjukkan pernyataan-pernyataan dari tiap-tiap variabel yang valid dan tidak valid. Seperti terlihat semua pernyataan dapat dikatakan valid karena memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 yaitu 0,000. Terkecuali pernyataan dari variabel audit fee yaitu AF6 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan di atas 0,05 yakni 0,217, sehingga harus dikeluarkan dan tidak disertakan dalam pengujian data selanjutnya. Pengujian dilakukan kembali dilakukan kembali berdasarkan pernyataan AF6 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pernyataan yang sudah dikeluarkan yaitu AF6 dapat dilihat pada tabel 4.8.
lxxx
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Data 2 No.
Pertanyaan
1 IO1 2 IO2 3 IO3 4 IO4 5 IO5 6 IO6 7 IO7 8 IO8 9 IO9 10 KA1 11 KA2 12 KA3 13 KA4 14 KA5 15 KA6 16 IKKHU1 17 IKKHU2 18 IKKHU3 19 KDK1 20 KDK2 21 UK1 22 UK2 23 AF1 24 AF2 25 AF3 26 AF4 27 AF5 28 JNA1 29 JNA2 30 JNA3 31 JNA4 32 JNA5 33 JNA6 34 JNA7 35 UKAP1 36 UKAP2 37 JWA1 38 JWA2 39 LHA1 40 LHA2 Sumber: Data Diolah
Sig. 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
lxxxi
Pearson Correlation 0,527** 0,530** 0,585** 0,508** 0,577** 0.490** 0,481** 0,570** 0,633** 0,476** 0,594** 0,663** 0,700** 0,616** 0,638** 0,741** 0,856** 0,871** 0,945** 0,955** 0,926** 0,910** 0,712** 0,733** 0,580** 0,631** 0,550** 0,741** 0,663** 0,762** 0,578** 0,580** 0,590** 0,493** 0,901** 0,887** 0,831** 0,792** 0,742** 0,714**
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b. Uji Reliabilitas Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah untuk mengetahui suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan butir-butir pertanyaan di dalam kuesioner. Suatu instrumen dapat dikatakn reliable (andal) bila memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967)
dalam Imam
Ghozali (2005:42). Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas No.
Variabel
1 Integritas dan Obyektivitas 2 Kualitas Auditor 3 Ikatan Kep. Keuangan dan Hub. Usaha 4 Ketaatan Dengan Ketentuan 5 Ukuran Klien 6 Audit Fee 7 Jasa Non Audit 8 Ukuran KAP 9 Lamanya Hubungan Audit 10 Jangka Waktu Audit Sumber: Data Diolah
Cronbach Alpha 0,618 0,642 0,769 0,890 0,812 0,643 0,751 0,749 0,114 0,482
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Tidak Reliabel Tidak Reliabel
Tabel di atas menunjukkan hasil uji yang reliabel karena nilai alpha masing-masing pernyataan yang meliputi integritas dan obyektivitas, kualitas auditor, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ketaatan terhadap ketentuan, ukuran klien, ukuran KAP, jasa non audit dan audit fee. Terkecuali untuk variabel lamanya hubungan audit dan variabel jangka waktu audit dinyatakan tidak reliabel karena nilai alpha kurang dari 0,6 yaitu 0,114 dan 0,482. Hal ini berarti pernyataan yang digunakan dalam variabel lamanya hubungan audit dan variabel jangka waktu audit tidak dapat digunakan
lxxxii
kembali
untuk
ketidakkonsistenan
penelitian atas
selanjutnya,
pernyataan
karena
yang
menunjukkan
diajukan,
sehingga
pernyataan hanya berlaku untuk periode ini saja. Dalam pengujian selanjutnya, variabel lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit tidak diikutsertakan karena tidak layak untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel. Adanya variabel yang tidak reliabel tersebut yang mungkin disebabkan oleh keadaan responden yang tidak secara sungguh-sungguh dalam pengisian kuesioner, waktu penelitian yang relatif singkat dan adanya perbedaan tempat dan tahun penelitian. Sehingga variabel yang dapat diuji pada uji selanjutnya adalah adalah kualitas auditor, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ketaatan terhadap ketentuan, ukuran klien, ukuran KAP, jasa non audit dan audit fee.
2. Uji Asumsi Klasik Uji
asumsi
klasik
meliputi
uji
multikolinieritas,
uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS for Windows version 13.00 diperoleh hasil sebagai berikut: a. Uji Multikolinieritas Tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai toleransi mendekati angka 1. Hasil perhitungan nilai variance inflantion factor (VIF) juga menunjukkan bahwa semua variabel
lxxxiii
memiliki VIF di sekitar angka 1. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.
Tabel 4.10 Hasil Uji Multiklinieritas a Coefficients
Model (Constant) 1 KA IKKHU KDK UK AF JNA UKAP
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 24.815 3.461 .575 .138 .453 .085 .140 .062 -.241 .186 -.145 -.204 .198 -.116 .003 .127 .003 .009 .097 .011 .016 .257 .008
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .000 .769 1.301 .545 .880 1.136 .199 .730 1.370 .307 .713 1.403 .980 .734 1.363 .923 .719 1.391 .951 .595 1.681
t 7.171 4.158 .608 -1.296 -1.028 .025 .097 .062
a. Dependent Variable: IO
Sumber: Data Diolah
b. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Scatterplot
Dependent Variable: IO
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
lxxxiv
2
3
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, serta tidak membentuk pola tertentu. Dengan
demikian,
dapat
dikatakan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga layak digunakan untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi integritas dan obyektivitas.
c. Uji Normalitas Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 4.2 dan Gambar 4.3. Gambar 4.2 Grafik P-Plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: IO 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
lxxxv
0.8
1.0
Selain dengan grafik P-Plot, uji normalitas dibuktikan pula dengan grafik histogram yang dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Grafik Histogram
Histogram
Dependent Variable: IO
20
Frequency
15
10
5
Mean = -1.66E-15 Std. Dev. = 0.961 N = 93
0 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Residual
Berdasarkan tampilan grafik histogram dan grafik normal PPlot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram merupakan pola distribusi yang tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Sedangkan grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
lxxxvi
3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis ini menggunakan SPSS versi 13.00 dengan batas toleransi kesalahan yang dapat ditolerir adalah sebesar 5%. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Adapun uji yang dilakukan yaitu uji koefisien determinasi, uji statistik dan uji stastistik F. a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Uji Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat persentase variabel independen dan variabel dependen serta melihat seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik) menjelaskan variabel dependen (integritas dan obyektivitas auditor). Hasil yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square dalam uji koefisien determinasi karena penelitian ini menggunakan lebih dari 2 variabel dependen. Tabel 4.11 menjelaskan bahwa hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai R sebesar 0,475, hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel independent terhadap variabel dependen adalah cukup kuat yaitu 0,475 dan angka adjusted R square sebesar 16,2%, menandakan
lxxxvii
bahwa variabel integritas dan obyektivitas dijelaskan oleh variabel kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha, ukuran KAP, jasa non audit, ketaatan terhadap ketentuan, dan audit fee, sedangkan sisanya sebesar (100%-16,2%) = 83.8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini seperti persaingan antar kantor akuntan publik (KAP), hubungan personal dan hubungan sosial. Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R R Square .475a .226
Adjusted R Square .162
Std. Error of the Estimate 3.338
a. Predictors: (Constant), UKAP, KA, IKKHU, UK, AF, KDK, JNA b. Dependent Variable: IO Sumber: Data Diolah
b. Uji Statistik t Hasil perhitungan uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Uji Statsitik t Coefficientsa
Model 1 (Constant) KA IKKHU KDK UK AF JNA UKAP
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 24.815 3.461 .575 .138 .453 .085 .140 .062 -.241 .186 -.145 -.204 .198 -.116 .003 .127 .003 .009 .097 .011 .016 .257 .008
a. Dependent Variable: IO
Sumber: Data Diolah
lxxxviii
t 7.171 4.158 .608 -1.296 -1.028 .025 .097 .062
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .000 .769 1.301 .545 .880 1.136 .199 .730 1.370 .307 .713 1.403 .980 .734 1.363 .923 .719 1.391 .951 .595 1.681
Hasil pengujian antara variabel independen (kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik) terhadap variabel dependen (integritas dan obyektivitas auditor) secara individu, dimana: Kriteria pengujian: alpha= 0,05 Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima 1. Menguji hipotesis yang pertama, yaitu: Ha1: Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor Hasil pengujian untuk variabel kualitas auditor mempunyai angka signifikansi 0,000 sehingga lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian menerima Ha1. Hal ini berarti bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 2. Menguji hipotesis yang kedua, yaitu: Ha2: ukuran klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Hasil pengujian untuk variabel ukuran klien mempunyai angka signifikansi 0,307, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha2. Hal ini berarti ukuran klien tidak
lxxxix
berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 3. Menguji hipotesis yang ketiga, yaitu: Ha3: ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Hasil pengujian untuk variabel ikatan kepentingan dan hubungan usaha mempunyai angka signifikansi 0,545, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha3. Hal ini berarti ikatan kepentingan dan hubungan usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 4. Menguji hipotesis yang keempat, yaitu: Ha4: ketaatan terhadap ketentuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Hasil pengujian untuk variabel ketaatan dengan ketentuan mempunyai angka signifikansi 0,199, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha4. Hal ini berarti ketaatan dengan ketentuan tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. 5. Menguji Hipotesis yang kelima, yaitu: Ha5: jasa non audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
xc
Hasil pengujian untuk variabel jasa non audit mempunyai angka signifikansi 0,923, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha5. Hal ini berarti jasa non audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 6. Menguji hipotesis yang keenam, yaitu: Ha6: audit fee mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Hasil pengujian untuk variabel audit fee mempunyai angka signifikansi 0,980, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha6. Hal ini berarti audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 7. Menguji hipotesis yang ketujuh, yaitu: Ha7: ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Hasil pengujian untuk variabel ukuran kantor akuntan publik mempunyai angka signifikansi 0,951, sehingga nilai tersebut jauh diatas 0,05, dengan demikian menolak Ha7. Hal ini berarti ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Untuk hipotesis kedelapan dan hipotesis kesembilan tidak dapat diuji, karena data variabel tersebut tidak reliabel, disamping
xci
itu rumusan masalah tidak dapat dipecahkan dan tujuan penelitian tidak tercapai. Berdasarkan pada tebel 4.12 maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 24,815 + 0,575X1 - 0,204X2 + 0,085X3 - 0,241X4 + 0,009X5 + 0,003X6 + 0,016X7 + e Dimana: Y
= Integritas dan Obyektivitas
X1
= Kualitas Auditor
X2
= Ukuran Klien
X3
= Ikatan Kepentingan Keuangan & Hub. Usaha
X4
= Ketaatan dengan Ketentuan
X5
= Jasa Non Audit
X6
= Audit Fee
X7
= Ukuran KAP
e
= Error
Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa nilai konstanta sebesar 24,815 menujukkan bahwa jika variabel independen tidak ada, maka integritas dan obyektivitas auditor bernilai 24,815. Koefisien regersi untuk variabel kualitas auditor sebesar 0,575, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat kualitas auditor maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor sebesar 0,575.
xcii
Koefisien regresi untuk variabel ukuran klien sebesar -0,204, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat ukuran klien, maka akan terjadi penurunan integritas dan obyektivitas auditor sebesar -0,204. Koefisien regresi untuk variabel ikatan kepentingan dan hubungan usaha sebesar 0,085, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu tingkat ikatan kepentingan keungan dan hubungan usaha dengan klien, maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor sebesar 0,085. Koefisien regresi untuk variabel ketaatan terhadap ketentuan sebesar - 0,241, menujukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat ketaatan terhadap ketentuan, maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor sebesar - 0,241. Koefisien regeresi untuk variabel jasa non audit sebesar 0,009, manunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat jasa non audit, maka dapat meningkatkan integritas adan obyektivitas auditor sebesar 0,009. Koefisien regresi untuk variable audit fee sebesar 0,003, meunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu satuan tingkat audit fee, maka dapat meningkatkan integritas dan obyektivitas auditor sebesar 0,003. Koefisien regresi untuk variabel ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) sebesar -0,016, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan satu
xciii
satuan tingkat ukuran KAP, maka akan terjadi penurunan integritas dan obyektivitas auditor sebesar 0,016.
c. Uji Statistik F Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan atau simultan variabel independen apakah ada atau tidaknya pengaruh linear dalam hipotesis terhadap variabel dependen. Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 276.564 947.006 1223.570
df 7 85 92
Mean Square 39.509 11.141
F 3.546
Sig. .002a
a. Predictors: (Constant), UKAP, KA, IKKHU, UK, AF, KDK, JNA b. Dependent Variable: IO
Sumber: Data Diolah
Dalam tabel Anova di atas diperoleh hasil nilai F hitung sebesar 3,546 dengan tingkat signifikan 0,002, karena nilai probabilitas (0,002) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi faktor yang mempengaruhi integritas dan obyektivitas, atau dapat dikatakan bahwa variabel kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, dan ukuran kantor akuntan publik secara bersamasama berpengaruh terhadap intergitas dan obyektivitas, dengan demikian dapat disimpulkan Ha10 diterima.
xciv
C. Pembahasan Secara rinci mengenai hasil pengujian sebagai berikut: a. Pengaruh kualitas auditor terhadap integritas dan obyektivitas auditor Kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan bagi auditor memang dibutuhkan untuk menciptakan integritas dan obyektivitas. Semakin tinggi kualitas dari auditor, maka semakin tinggi pula integritas dan obyektivitas auditor tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Menurut Wurangian (2005) auditor yang mempunyai pendidikan formal dan non formal, mengikuti seminar dan pelatihan, serta pengalaman terbukti berkontribusi dalam membentuk auditor yang memiliki integritas dan obyektivitas.
b. Pengaruh ukuran klien terhadap integritas dan obyektivitas auditor Ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Auditor dalam mengaudit klien yang tidak begitu membedakan antara perusahaan yang sudah go public maupun yang belum go public, karena hal itu tidak menjamin kinerja masing-masing
xcv
perusahaan. Sehingga dapat dismpulkan bahwa ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
c. Pengaruh ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha Ikatan kepentingan kepentingan dan hubungan usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Adanya kepentingan dan hubungan usaha antara auditor dengan klien, baik berupa utang-piutang, maupun investasi, maka tidak berpengaruh secara nyata terhadap sikap integritas dan obyektivitas auditor dalam mengaudit. Walaupun auditor mempunyai hubungan usaha dengan klien, hal ini tidak akan berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas. Hasil ini tidak konsisten degan penelitian Wurangian (2005) dan Novianty (2001), yang menyatakan bahwa ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
d. Pengaruh ketaatan terhadap ketentuan terhadap integritas dan obyektivitas auditor Ketaatan terhadap ketentuan tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Hal ini diakibatkan oleh adanya pengawasan
xcvi
yang dilakukan oleh organisasi profesi seperti IAI dan instansi terkait kurang berjalan efektif. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa ketaatan terhadap ketentuan tidak berpengaruh siginfikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Walaupun terdapat peraturan yang mengatur organisasi profesi auditor, namun karena pengawasannya kurang efektif sehingga mengakibatkan masih terdapat auditor yang belum melaksanakan peraturan secara penuh.
e. Pengaruh jasa non audit terhadap integritas dan obyektivitas auditor Jasa non audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Pemberian jasa non audit berupa jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan tidak mempengaruhi intgeritas dan obyektivitas auditor. Hal ini dikarenakan, jasa yang diberikan selain jasa audit bukan merupakan jasa yang diutamakan oleh auditor terhadap klien, auditor tetap mengutamakan jasa audit sebagai pelayanan terhadap klien. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Retty Novianty (2001) yang menyatakan bahwa jasa non audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Jasa audit yang diberikan auditor adalah jasa yang diutamakan dan merupakan pendapatan utama bagi kantor akuntan publik, sehingga walaupun memberikan jasa non audit, tapi jasa tersebut tidaklah begitu berpengaruh terhadap pendapatan auditor.
xcvii
f. Pengaruh audit fee terhadap integritas dan obyektivitas auditor Audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas. Besarnya audit fee yang diterima auditor tidak dipengaruhi oleh besarnya temuan audit, sehingga auditor akan bersikap obyektif terhadap temuan-temuan tersebut, dan akan mengungkapkan secara jujur berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Novianty (2001) namun tidak konsisten dengan Wurangian (2005). Hasil penelitian Novianty (2001) menyatakan bahwa audit fee tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, apabila besarnya audit fee meningkat atau berkurang, maka hal itu tidak akan mempengaruhi apa-apa. Namun penelitian Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa apabila ada hadiah, bonus dan contingent fee dapat mempengaruhi sikap auditor dalam melaksanakan tugas auditnya, sehingga besarnya audit fee akan berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
g. Pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap integritas dan obyektivitas Ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan tehadap integritas dan obyektivitas. Besarnya KAP yang ditandai bahwa KAP besar sudah mengaudit perusahan yang sudah go public dan KAP kecil adalah yang mengaudit perusahaan yang belum go public. Hal ini tidak menjamin bahwa KAP akan lebih obyektif terhadap klien yang
xcviii
sudah go public, begitu pula sebaliknya. Hasil ini konsisten dengan penelitian Novianty (2001) yang menyatakan bahwa KAP yang melakukan audit atas perusahaan yang go puilic bukan berarti lebih memiliki integritas dan obyektivitas yang tinggi dari pada KAP yang melakukan audit atas perusahaan yang tidak go public.
h. Pengaruh kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik terhadap integritas dan obyektivitas Hasil uji F menunjukkan bahwa kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik secara bersama-sama berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor.
xcix
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) sesuai dengan Direktori KAP yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2008. Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan dapat disusun suatu kesimpulan mengenai hasil uji hipotesis: 1. Kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,000 < 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005) yang menyatakan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. 2. Ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,307 > 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005) 3. Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor yaitu
c
0,545 > 0,05. Hasil ini tidak konsisten degan penelitian Wurangian (2005) dan Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001). 4. Ketaatan terhadap ketentuan tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,199 > 0,05. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Wurangian (2005). 5. Jasa non audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,923 > 0,05. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001). 6. Audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,980 > 0,05. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001) namun tidak konsisten dengan Wurangian (2005). 7. Ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,951 > 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian Novianty dan Indra Wijaya Kusuma (2001). 8. Variabel lamanya hubungan audit tidak dapat disimpulkan. 9. Variabel jangka waktu audit tidak dapat disimpulkan. 10. Kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan secara simultan terhadap integritas dan obyektivitas auditor, yaitu 0,002 > 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wurangian (2005).
ci
B. IMPLIKASI Berdasarkan kesimpulan di atas menyebutkan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap integritas dan obyektivitas auditor. Auditor yang mempunyai pendidikan formal dan non formal, mengikuti seminar dan pelatihan, serta pengalaman terbukti berkontribusi dalam membentuk auditor yang memiliki integritas dan obyektivitas, sehingga Kantor Akuntan Publik (KAP) harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari para anggotanya dengan cara peningkatan kualitas berdasarkan tingkat pendidikan formal dan non formal, mengadakan seminar dan pelatihan bagi para anggota (auditor), sehingga dari semuanya itu dapat membentuk auditor yang memiliki integritas dan obyektivitas yang tinggi. Selain itu, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan terhadap ketentuan, jasa non audit, audit fee dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh secara signifikan, namun bukan berarti variabel tersebut harus diabaikan oleh auditor. Adapun faktor eksternal yang menyebabkan variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor adalah berbagai hal diluar penelitian ini, seperti budaya organisasi, gaya kepemimpinan, keadaan lingkungan diluar auditor itu bekerja dan sebagainya.
cii
C. KETERBATASAN Keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Responden dalam penelitian ini mencakup area yang kurang luas yaitu dilakukan hanya di wilayah Jakarta, sehingga kemampuan generalisasinya tidak terlalu besar. 2. Tidak semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Terdapat data yang tidak reliabel, sehingga indikator dari variabel tersebut hanya berlaku untuk penelitian ini saja dan tidak dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya 3. Waktu penyebaran dan pengumpulan kuesioner terlalu singkat yaitu 1 bulan, karena pada bulan tersebut adalah waktu yang sibuk bagi auditor.
D. SARAN Adapun saran atas penelitian ini adalah: 1. Memperluas sampel penelitian, tidak hanya di wilayah Jakarta saja. 2. Menambah variabel yang mempunyai kemungkinan dapat berpengaruh terhadap integritas dan obyektivitas auditor, seperti persaingan antar kantor akuntan publik (KAP). Memperluas variabel yang diteliti dengan menambahkan indikator dari variabel lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit, sehingga datanya bisa reliabel. 3. Melakukan penyebaran dan pengumpulan kuesioner pada saat dan bulan yang memang auditor tidak sibuk.
ciii
DAFTAR PUSTAKA Boynton, William C., Raymond N Johnson, “Modern Auditing: Assurance Services and the Integrated of Financial Reporting”, Eight Edition, John Wiley & Sons, Inc, USA, 2006.
Cosseral, Graham W, “Modern Auditing”, Second Edition, John Wiley & Sons, Inc, USA, 2005.
Elder, Randal J., Marka S.Beasly dan Alvin A.Arens, “Auditing and Assurance Service, an Integrated Approach”, Twelfth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2008.
Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Halim, Abdul, “Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1 Edisi Kedua (Revisi), UPPAMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Hendarjatno dan Budi Rahardja, “Persepsi Masyarakat Perbankan di Surabaya terhadap Integritas, Obyektivitas dan Independensi Akuntan Publik”, Majalah Ekonomi (Th XIII No. 2A Agustus) Universitas Airlangga, Surabaya, 2003.
Harahap, Sofyan Syafri, “Auditing Kontemporer”, Erlangga, Jakarta, 1991.
---------------------------, “Analisis Kritis atas RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.
Laporan
Keuangan”,
PT.
Ikatan Akuntan Indonesia, “Standar Profesional Akuntan Publik”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Ikhsan, Arfan, “Pengantar Praktis Akuntansi”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
civ
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis”, Edisi Pertama Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Iskak, Jamaludin, “Pengaruh Besarya Perusahaan, dan Lamanya Waktu Audit serta Besarnya, Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Fee”, Publikasi FE Untar (Vol. 2 Th.II), Jakarta, 1999.
Jannie, Arum, “Persepsi Masyarakat Terhadap Independensi dalam Akuntan Publik di Indonesia”, Jurnal Maksi (Vol.5/Januari) Universitas Semarang, Semarang, 2005.
Jusuf, Amir Abadi, “Auditing: Pendekatan Terpadu”, Salemba Empat, Jakarta, 1997.
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-20/PM/2002, “Tentang Independensi,” Jakarta, 2002.
Lavin, D, “Perception of The Independence of The Auditor”, The Accounting Review, January 1976.
Lowers, Timothy J., Robert J Ramsay., David H Sinason, “Auditing and Assurance Service”, Second Edition, McGraw-Hill, New York, 2007.
Mayangsari, Sekar, “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (Vol. 4 No. 2 Nopember), 2003.
Messier, William F, “Auditing and Assurance Services, a Systematic Approach”, Fourth Edition, McGraw-Hill, New York, 2006.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, “Auditing”, Edisi Kelima Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 1998.
Mulyadi, “Auditing”, Edisi Keenam Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
cv
Murtanto dan Gudono, “Identifikasi Karekteristik-karakteristik Keahlian Audit: Profesi Akuntan Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (Vol.2 No 1 Januari), 1999.
Novianty, Retty dan Indra Wijaya Kusuma, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (Vol. 5 No. 1 Juni) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2001.
Prabowo, Muhammad Agung, “Tesis : Obyektivitas Auditor Baru dalam Jasa Non Atestasi”, Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, 2002.
Resi, “Skripsi tentang Audit: Hubungan Independen Auditor dengan Audit Fee”, artikel ini diakses pada tanggal 29 Juni 2009, http://resiandriani.com/2009/06/10/skripsi-tentang-audit-hubunganindependen-auditor-dengan-audit-fee/
Santoso, Singgih, “Buku latihan SPSS: Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Supriyono, RA, “Pemeriksaan Akuntan (Auditing): Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik”, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1988.
Tunggal, Amin Widjaja, “Dasar-dasar Audit Operasional”, Harvarindo, Jakarta, 2008.
Wurangian, Hanny, “Integritas dan Obyektivitas Auditor pada KAP serta Faktorfaktor yang Mempengaruhinya”, Majalah Ekonomi (Th XV, NO 3A Desember) Universitas Airlangga, Surabaya, 2005.
cvi