45
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN BERPINDAH KANTOR AKUNTAN PUBLIK Amries Rusli Tanjung Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Agiva Tisia. S Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Abstract This study aim to analyze the factors though to affect change public accounting firm. Its population are companies listed on the stock exchanges Indonesia (BEI) in 2006-2008. With purposive sampling technique, obtained by 15 companies that serve as samples The variables testedin this study consists of management turnover, opinions accountant, the percentage change in ROA, and the size of the KAP, Logistic regression were used in this study using SPSS version 17.0. Based on the results of studies suggest that 1) the management change does not affect the Vendor change public accounting firm. 2) does not affect the company’s accountant opinion changed public accounting firms, 3) the percentage change in ROA does not affect the company’s public accounting firms switch, and 4) firm size does not affect the company’s move to public accounting PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan publik sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak baik di dalam perusahaan maupun di luar p e r u s a h a a n . P i h a k- p i h a k ya n g berkepentingan pada laporan keuangan perusahaan disebut pemakai laporan keuangan yang terdiri dari pimpinan perusahaan, manajemen perusahaan, pemegang saham (investor) maupun calon investor. Pimpinan dan manajemen p e r u s a h a a n i n g i n m e nya m p a i ka n informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Selain itu, pihak luar perusahaan menginginkan agar dapat memperoleh informasi yang dapat dipercaya. Di dalam perusahaan, laporan keuangan memegang peran yang sangat penting. Pihak manajemen berkepentingan
untuk menyajikan laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka.Laporan ini berpotensi dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak ekstern selaku pemakai laporan keuangan sangat berkepentingan untuk mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Di sinilah peran akuntan publik sebagai pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal ( yaitu pemegang saham, terutama publik sebagai salah satu partisipan aktif dalam pasar modal) dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola keuangan perusahaan. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, auditor harus mampu menghasilkan opini audit yang berkualitas bagi masyarakat luas. Profesi akuntan publik merupakan
46
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
profesi kepercayaan masyarakat. Adanya dua kepentingan yang berlawanan antara pihak dalam dan luar perusahaan menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Purwadiredja, 1998: 3). Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik, pada umumnya sangat d i p e n g a r u h i o l e h p e r ke m b a n g a n perusahaan. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak pula jasa akuntan publik yang diperlukan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) saling bersaing untuk mendapatkan klien (perusahaan publik) dengan cara berusaha untuk memberikan jasa audit sebaik mungkin. Perusahaan selain dapat meminta jasa audit kepada KAP untuk audit yang pertama, dapat juga meminta jasa audit untuk kondisi pergantian audit (Boynton dan Kell, 2002). Di Indonesia, kebutuhan jasa audit yang meningkat berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah kantor akuntan publik (KAP) yang beroperasi. Fakta yang dapat dilihat yaitu adanya perbandingan jumlah kantor akuntan publik dengan jumlah perusahaan yang diaudit. Jumlah kantor akuntan selalu lebih kecil daripada jumlah perusahaan yang meminta jasa audit. Kantor akuntan publik memiliki perbedaan kualitas antar mereka sehingga
perusahaan akan cenderung memilih kantor akuntan publik yang baik. Selain itu, ada kecenderungan pula bahwa perusahaan hanya akan memilih kantor akuntan yang sepakat dengan pilihan metode akuntansi tertentu. Simpulannya, hubungan antara klien dengan auditor memang secara alami akan terjadi dan sangat besar kemungkinan akan terjalin dalam jangka panjang. Sebaliknya, kemungkinan yang terjadi perusahaan akan berpindah dari satu KAP ke KAP yang lain. Lubis (2000) menyatakan bahwa bertambahnya KAP yang beroperasi menciptakan suatu pilihan/alternatif bagi perusahaan untuk memilih KAP. Oleh karena laporan keuangan dipergunakan oleh masyarakat luar maka harus ada jaminan bahwa laporan keuangan tersebut digunakan secara wajar dan dapat dipercaya sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut. Keputusan untuk beralih auditor oleh perusahaan klien adalah karena masalah princple agent dalam hal pemisahan kepentingan dan kontrol suatu perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Mengacu pada teori agensi, auditor diharapkan menjadi mediator yang “menjamin” p e n g u n g k a p a n g u n a m e n g u ra n g i keasimetrisan informasi. Studi semacam ini sudah lama diperkenalkan oleh Williams (1988) yang membangun the stewardship hypothesis. Hipotesis tersebut m e n g a t a k a n b a hwa s e c a ra l o g i s perusahaan akan mencari auditor yang akan memuaskan kepentingan investor sehingga saham perusahaannya senantiasa direspon positif di mata investor. Akan tetapi, di samping itu perlu diwaspadai bahwa manajer cenderung m e m i l i h a u d i t o r ya n g m e m b e r i keleluasaan padanya guna memilih prosedur akuntansi yang menguntungkan
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
bagi manajer sendiri. Sejauh ini, beberapa penelitian berpandangan bahwa auditor berskala besar akan lebih mampu mengurangi asimetri informasi dibanding auditor yang kurang berkualitas. Tradisi ini kemudian menjadi fenomena tersendiri bagi perusahaan untuk mencari auditor berskala besar atau bahkan mengganti auditornya. Beberapa perusahaan yang kemudian mengganti auditor dicurigai melakukan kegiatan opinion shopping (Chow dan Rice, 1982) atau untuk tujuan menekan underpricing. Dalam perkembangannya, muncul banyak permasalahan yang mendorong perusahaan untuk mengganti auditor. Beberapa literatur akuntansi menuliskan faktor-faktor yang mendorong perusahaan untuk mengganti auditornya, yaitu: adanya perubahan manajemen (Burton dan Roberts, 1967 dalam Schwartz dan Menon, 1985), adanya keinginan perusahaan supaya laporan keuangannya dapat lebih dipercaya (Carpenter dan Strawser, 1971 dalam Schwartz dan Menon, 1985), audit fee dan hubungan kerja yang baik (didefinisikan sebagai respon KAP terhadap kebutuhan klien) sebagai dua faktor yang paling mempengaruhi seleksi auditor (Eichenser dan Shield, 1983 dalam Schwartz dan Menon, 1985), ketidakpuasan atas pendapat auditor (Chow dan Rice, 1982 dalam Schwartz dan Menon, 1985), perubahan metoda akuntansi yang digunakan manajemen (DeAngelo, 1982 dalam Schwartz dan Menon, 1985). Pergantian manajemen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan berpindah kantor akuntan publik menurut penelitian Burton dan Roberts (1967), Mardiyah (2002), dan Kadir (1994). Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi,
47
keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Untuk menghindari manipulasi pelaporan keuangan oleh manajer, kebutuhan auditor muncul. Namun, pergantian manajemen dalam penelitian Kawijaya dan Juniarti (2002) tentang perpindahan auditor pada perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo yang pernah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik menyimpulkan bahwa tidak terbukti pergantian manajemen menyebabkan perpindahan KAP. Hal ini disebabkan pergantian manajemen merupakan perubahan yang terletak di dalam dan dikendalikan oleh organisasi (Nikols, 2000) dalam Kawijaya dan Juniarti (2002) yang meliputi perubahan dalam hal teknologi, visi misi perusahaan, restrukturisasi tenaga kerja, kerjasama dengan perusahaan lain, atau mengadakan program baru (Carpenter, 1999). Seperti halnya perusahaan, auditor juga menginginkan agar dapat mengekspresikan opini akuntan yaitu Unqualified Opinion atas laporan keuangan (Willingham and Charmichael 1997). Beberapa penelitian sebelumnya yang berhasil membuktikan bahwa qualified opinion merupakan salah satu determinan yang memicu perpindahan auditor yang dilakukan oleh klien berhasil dibuktikan oleh (Chow dan Rice, 1982), Craswell (1988), dan Dye (1991). Meskipun memang tidak terbukti bahwa perusahaan yang menerima qualified opinion akan menerima opini yang lebih baik setelah mereka berpindah auditor (Chow dan Rice, 1982), Houghton et al. 1996) dan Lenox (2000). Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Pragasam dan Stephen, dalam penelitiannya terhadap sejumlah perusahaan di Australia yang mengindikasikan bahwa perusahaan-
48
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
perusahaan yang melakukan pergantian auditor setelah menerima qualified opinion akan cenderung menerima unqualified opinion pada penugasan berikutnya. Pergantian auditor juga berkaitan dengan persentase perubahan Return on Asset (ROA). Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu proksi atas reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002). Pernyataan demikian didukung dari hasil penelitian Kartika (2002) yang menyimpulkan bahwa Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap keinginan perusahaan berpindah KAP. Namun penelitian Mardiyah (2002) dan Shulamite dan Made (2008) mengungkapkan bahwa persentase perubahan ROA tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk berpindah KAP. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang berbeda, sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menegaskan hubungan persentase perubahan Return on Asset (ROA) terhadap pergantian KAP. Pada umumnya, perusahaan yang berkembang menjadi besar lebih memilih untuk mengganti auditornya dengan auditor yang punya nama. Dengan kata l a i n , u ku ra n K A P m e m p e n ga r u h i perusahaan berpindah KAP (Kartika, 2006). Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama disebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapatkan keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar (Joher, et, al , 2000). Untuk mengetahui faktor-faktor apa s a j a ya n g s e r i n g m e m p e n g a r u h i perusahaan untuk melakukan pergantian atau berpindah auditor maka penulis
melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Shulamite dan Made (2008). Sehubungan dengan hal itu pula maka penelitian ini mengambil judul “A n a l i s i s F a k t o r - f a k t o r y a n g Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Penelitian ini mengambil populasi seluruh perusahaan yang listing di BEI dari tahun 2006-2008. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pergantian manajemen mempengaruhi perusahaan di Indonesia berpindah KAP? 2. Apakah opini akuntan mempengaruhi perusahaan di Indonesia berpindah KAP? 3. Apakah persentase perubahan ROA mempengaruhi perusahaan di Indonesia berpindah KAP? 4. Apakah ukuran KAP mempengaruhi perusahaan di Indonesia berpindah KAP? C. Tujuan Penelitian 1. U n t u k m e n g e t a h u i p e n g a r u h pergantian manajemen terhadap perusahaan di Indonesia untuk berpindah KAP. 2. Untuk mengetahui pengaruh opini akuntan terhadap perusahaan di Indonesia untuk berpindah KAP. 3. U n t u k m e n g e t a h u i p e n g a r u h persentase perubahan ROA terhadap perusahaan di Indonesia untuk berpindah KAP. 4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran KAP terhadap perusahaan di Indonesia untuk berpindah KAP. TELAAH PUSTAKA A. Teori Keagenan
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) memandang hubungan antara manajer dan pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Dalam hubungan keagenan, terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (prinsipal) dengan pihak lain, yaitu agen. Dalam kontrak, agen terikat untuk memberikan jasa bagi pemilik. Berdasarkan pendelegasian wewenang pemilik kepada agen, manajemen diberi hak untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Karena kepentingan kedua pihak tersebut tidak selalu sejalan, maka sering terjadi benturan kepentingan antara prinsipal dengan agen sebagai pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola perusahaan. Dalam konteks keagenan tersebut, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi memonitor perilaku manajer sebagai agen dan memastikan bahwa agen bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Penggunaan auditor eksternal yang independen merupakan mekanisme yang didorong oleh pasar, dengan tujuan untuk mengurangi agency cost. Pemegang saham mengharapkan auditor untuk dapat menekan kemungkinan terjadinya moral hazard yang dilakukan manajemen, sehingga agency cost yang ditanggung pemegang saham akan berkurang. Namun dari sudut pandang manajer, sejalan dengan morald hazard hypothesis dan kondisi informasi asimetri, manajer cenderung memilih auditor yang memberi keleluasaan untuk memilih prosedur akuntansi yang disukainya, namun sekaligus juga bersedia memberi opini audit yang menguntungkan. B. Teori Tentang Pilihan Auditor (Auditor Choice) Dalam hal penunjukan Akuntan Publik
49
(Selection of Independent auditors), pada umumnya auditor dipilih atau ditunjuk oleh : 1. Direksi 2. Usul Direksi yang disahkan Dewan Komisaris 3. Rapat Umum Pemegang Saham 4. Usul Badan Pembina Pasar Modal dan Uang 5. Usul Pemberi Kredit (Lembaga Keuangan Bank) atau, 6. Ketentuan lain menurut undangundang atau peraturan lainnya. Manajemen memerlukan auditor yang kompeten sesuai dengan PABU. Jika auditor memiliki kredibilitas (auditor sukses), maka auditor dapat mendeteksi adanya penyajian kesalahan yang material. Mereka mempunyai kemampuan tidak hanya dalam menangani masalah klien yang telah ada, tetapi juga memberikan nasehat kepada agen agar dapat mencegah beberapa masalah yang akan terjadi ke depan. Implikasi selanjutnya jika auditor yang dipilih berkualitas, maka shareholder akan puas dengan kinerja manajemen (Tunggal, 1994). Konsisten dengan teori keagenan, manajemen puas jika keinginan shareholder terpenuhi dengan cara menyeleksi kualitas auditor (Churchill dan Werbaneth, 1979). C. Teori Tentang Auditor Changes Pergantian auditor secara wajib atau dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009). Ketika klien mengganti auditornya dan tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang akan terjadi
50
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
adalah salah satu dari dua hal yaitu auditor m e n g u n d u r ka n d i r i a t a u a u d i to r diberhentikan oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan ke mana klien tersebut akan berpindah. Terkadang suatu klien menghendaki untuk mengganti akuntan publiknya dengan akuntan publik yang lain karena adanya ketidakcocokan antara kedua belah pihak baik mengenai prinsip akuntansi maupun prosedur pemeriksaan (Munawir, 1984). Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan yang membatasi tenure, seperti yang terjadi di Indonesia, maka perhatian utama beralih kepada auditor pengganti, tidak lagi kepada klien. Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan. Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki auditor. Ketidaksimetrisan informasi ini logis karena klien pasti memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktik akuntansi mereka. Sementara itu, auditor bisa jadi tidak memiliki informasi yang lengkap tentang kliennya. Jika kemudian auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini bisa terjadi karena auditor telah memiliki informasi yang cukup tentang klien baru itu atau auditor melakukannya untuk alasan lain, misalnya alasan finansial. Kadir (1994) mengemukakan dua pendekatan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP, yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Serupa dengan Kadir (1994), Mardiyah (2002) juga menyatakan dua faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor klien (Client-related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan kualitas audit. D. Kerangka Teori dan Hipotesis Penelitian 1. Pergantian Manajemen Perusahaan Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Munawir, 1984). Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya (Joher Et am, 2000). Menurut Bedingfield dan Loed (1974) dalam Mardiyah (2002), auditor changes disebabkan adanya perubahan antara kontrak principle-agent. Adanya kontrak baru antara agent dan principle sehingga klien harus menggaji manajemen baru. Manajemen yang baru mungkin juga mengganti auditornya dengan auditor yang baru. Selain itu, seiring dengan perubahan manajemen, perubahan KAP mungkin saja terjadi. Hal ini disebabkan terjadinya p e r u b a h a n d a l a m ke b i j a ka n d a n keputusan yang diambil oleh manajemen yang baru, sehingga menyebabkan perusahaan melakukan auditor changes
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
(Mardiyah, 2002). Sedangkan Kadir (1994) dalam Shulamite dan Made (2008) dari hasil penelitiannya, menunjukkan management changes berpengaruh terhadap perubahan auditor. Hal ini disebabkan karena manajemen yang baru mempunyai wewenang dalam pemilihan auditor yang baru. Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: H1 : Ada pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor changes 2. Opini Akuntan Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya. Jenis opini diluar itu biasanya kurang diinginkan oleh manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan (Harahap, SS, 2008). Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak sesuai dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin akan memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Tandirerung, 2006) dalam Shulamite dan Made (2008). Pernyataan di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kadir (1994) yang menunjukkan hasil bahwa opini akuntan berpengaruh signifikan terhadap perubahan auditor. Jika perusahaan tidak mendapatkan unqualified opinion, hal ini akan menyebabkan perusahaan kehilangan kepercayaan kepada auditor yang telah melakukan auditnya, yang mereka anggap mampu membantu perusahaan untuk bertahan dimata publik. Sehingga untuk penugasan selanjutnya, perusahaan cenderung akan mengganti auditornya. Sedangkan menurut Carcello dan Neal (2003) manajemen akan memberhentikan auditornya sebagai suatu bentuk hukuman akan opini yang tidak diharapkan
51
perusahan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih mudah diatur. Penelitian Chow dan Rice (1982) juga mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima Qualified opinion atas laporan keuangannya. Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut : H2 : Ada pengaruh opini auditor terhadap auditor changes 3. Persentase Perubahan ROA (Return On Asset) Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu proksi atas reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan (Kartika, 2006). ROA merupakan indikator keuangan untuk melihat prospek bisnis dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya. Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: H3: Ada pengaruh persentase perubahan ROA terhadap auditor changes 4. Ukuran KAP Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar lebih memilih untuk mengganti auditornya dengan auditor yang punya nama. Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama disebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar (Joher et, al, 2000).
52
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
Menurut Dupuch dan Simunic (1982) dalam Kawijaya dan Juniarti (2002), perpindahan ke KAP yang lebih prestisius menghasilkan reaksi pasar yang positif, sementara perpindahan ke KAP yang kurang prestisius memberikan reaksi pasar yang negatif. Menurut Halim (1997), perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan itu. Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar (Mardiyah, 2002). Adanya faktor expertise itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar. Eichenseher dan Shields dalam Kartika (2006) mengemukakan fenomena bahwa persepsi expensive/mahalnya kantor akuntan akan menentukan kesuksesan klien. Kantor Akuntan Publik yang lebih besar (The Big Four) biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan tingkat independensi yang memadai daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya mempunyai departemen yang memberikan jasa bukan audit sehingga dapat mengurangi akibat negatif terhadap independensi akuntan publik (Supriyono. R.A, 1988). Selain itu, KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang yang tinggi dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu, akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk menjaga image mereka. Terlebih lagi, KAP yang l e b i h b e s a r j u ga d i a n g ga p l e b i h independen daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil dalam menahan tekanan manajemen pada saat terjadi perselisihan ketika mereka biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu
untuk menyerahkan sebagian dari klien mereka yang lebih sulit (Chow dan Rice, 1982) dalam Kawijaya dan Juniarti (2002). Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: H4 : Ada pengaruh Ukuran KAP terhadap auditor changes METODE PENELITIAN A. Populasi dan Pemilihan Sampel Dalam sebuah penelitian yang baik, objek penelitian haruslah jelas dan tidak terlalu luas, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik, untuk itu penentuan populasi, sampel dan teknik penyampelan merupakan kriteria teknis yang harus dipenuhi. Menurut Indriantoro (2002), populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Di dalam penelitian ini, data yang menjadi populasi adalah perusahaan go public yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2008 yang menerbitkan annual report secara lengkap, kecuali perusahaan perbankan, keuangan, dan asuransi sesuai dengan klasifikasi menurut Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Selanjutnya pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobabilitas atau secara tidak acak, artinya elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. B. Kriteria Pemilihan Sampel Pemilihan sampel yang akan diteliti dipilih secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak yang disesuaikan dengan tujuan tertentu atau berdasarkan pada ciri-ciri kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang listing di BEI sampai
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
dengan tahun 2008 2. Perusahaan yang mengeluarkan annual report sampai tahun 2008 3. Perusahaan yang tidak memiliki saldo laba dan ekuitas negatif 4. B u k a n p e r u s a h a a n p e r b a n k a n , keuangan, dan asuransi sesuai dengan klasifikasi menurut Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 5. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan dan laporan auditan selama tahun pengamatan untuk periode yang berakhir 31 Desember Sebelum dilakukan penelitian perlu diambil sampel data yang berasal dari populasi yaitu perusahaan yang listing di BEI tahun 2006-2008. Berdasarkan
53
kriteria di atas maka dipilih sampel yang akan diteliti. Adapun jumlah sampel yang akan diteliti seperti pada tabel 1 dan 2. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter yang berupa literatur pendukung dan penelitian terdahulu, jurnal kegiatan dan laporan keuangan. Menurut Indiantoro (2002), data dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadiaan. Sumber data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. Data sekunder menurut Indiantoro (2002) merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara,
Tabel 1: Proses Penentuan Sampel Keterangan Perusahaan yang melakukan perubahan Akuntan Publik dan listing di BEI tahun 2006-2008 Perusahaan yang termasuk perbankan, keuangan dan asuransi Sampel yang dikeluarkan karena datanya tidak lengkap Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian Tahun pengamatan Jumlah sampel total selama periode penelitian
71 Jumlah (17) Perusahaan (39) 15 3 45
Tabel 2: Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Kode
Nama Perusahaan
Jenis Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Astra Agro Lestari Tbk. Abdi Bangsa Tbk AKR CORPORINDO Indo Kordsa Tbk. Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk. Kabelindo Murni Tbk. Lautan Luas Tbk Mayora Indah Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk SUCACO Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Voksel Electric Tbk
Agriculture, Foresty and Fishing Others Chemical and Allied Products Automotive and Allied Products Chemical and Allied Products Metal and Allied Products Cables Chemical and Allied Products Food and Beverages Mining and mining Services Cables Cement Chemical and Allied Products Consumer Goods Cabels
AALI ABBA AKRA BRAM CLPI CTBN KBLM LTLS MYOR PTBA SCCO SMGR SOBI UNVR VOKS
Sumber: PIPM Tahun 2008
54
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
diperoleh dan di catat dari pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian adalah data yang berupa laporan keuangan auditan perusahaan publik yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008 dan perusahaan tersebut melakukan pergantian auditor yang diperoleh dari Factbook 2006-2008 yang tersedia di Jl. Jenderal Sudirman No. 73 Pekanbaru, dan dari situs resmi BEI di www. idx. co.id D. Va r i a b e l Pe n e l i t i a n , D e f i n i s i Operasional, dan Pengukuran 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro, 2002). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Auditor Changes. Auditor Changes merupakan keinginan perusahaan untuk berpindah dari satu auditor ke auditor yang lain. Va r i a b e l i n i d i u k u r d e n g a n menggunakan variabel dummy, dimana angka “1” diberikan jika perusahaan melakukan pergantian auditor dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya dan “0” jika perusahaan tidak melakukan pergantian auditor dari tahun sebelumnya ke tahun berikutnya. 2. Variabel Independen Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Pergantian manajemen perusahaan (ceo) Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi
kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya (Joher et al., 2000). Pengukuran terhadap pergantian manajemen perusahaan menggunakan variabel dummy. Untuk perusahaan yang melakukan pergantian direksi diberi nilai 1 dan bagi perusahaan yang tidak melakukan pergantian direksi diberi nilai 0. b. Opini akuntan (opini) Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya. Jenis opini diluar itu biasanya kurang diinginkan oleh manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan (Willingham dan Charmichael, 1997) dalam Kawijaya dan Juniarti (2002). Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak sesuai dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin akan memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Tandirerung, 2006) dalam Shulamite dan Made (2008). Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap opini akuntan menggunakan variabel dummy. Untuk opini audit unqualified diberi nilai 1 dan opini audit lainnya diberi nilai 0. c. Persentase perubahan ROA Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu proksi atas reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan (Kartika, 2006). ROA merupakan indikator keuangan untuk melihat prospek bisnis dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya. Persentase perubahan ROA dihitung
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
dengan membagi selisih antara ROA tahun tertentu dan tahun sebelumnya dengan ROA tahun sebelumnya itu kemudian mengalikannya dengan 100%. d. Ukuran KAP Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar lebih memilih untuk mengganti auditornya dengan auditor yang punya nama. Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama disebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya
55
dimiliki oleh KAP yang tergolong besar (Joher et, al, 2000). Ukuran KAP pada penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Auditor yang termasuk dalam KAP skala besar (The Big four) diberi nilai 1 dan auditor yang termasuk dalam KAP skala kecil (Non The Big Four) diberi nilai 0. Adapun nama-nama KAP yang berafiliasi dengan KAP Internasional atau The Big Four adalah Earnst & Young , Price Waterhouse Coopers, KPMG dan Deloitte Thouche Tohmatsu. E. Metode Analisis Data 1. Model Analisis Regresi Logistik Metode analisis untuk menguji
Tabel 3 : Identifikasi Variabel Keterangan
Jenis
Penjelasan
X1 pergantian manajemen (CEO)
Independen
Pergantian direksi perusahaan, terutama disebabkan oleh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri.
X2 opini akuntan (OPINI)
Independen
pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran perjanjian laporan keuangan perusahaan yang diauditnya.
X3 Persentase perubahan ROA (ROA)
Independen
Dihitung dengan membagi selisih antara ROA tahun tertentu dan tahun sebelumnya dengan ROA tahun sebelumnya itu kemudian mengalikannya dengan 100%.
X4 ukuran KAP (KAP Size)
Independen
besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.
Y
Independen
Perpindahan kantor akuntan publik oleh perusahaan.
Auditor changes
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan analisis regresi logit (logistic regression) atau dikenal dengan binary logistic. Binary Logistic merupakan metode statistik non linier regression yang bertujuan untuk memprediksi besar variabel tergantung yang berupa sebuah variabel binary dengan menggunakan data variabel bebas (Santoso 2000).
Alasan pemilihan metode ini karena data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat nonmetrik serta variabel dependen merupakan variabel dummy yang bersifat dichotomous. Yang dimaksud nonmetrik adalah bahwa distribusi populasinya tidak harus merupakan distribusi normal (Johnson and Bhattacharyya 1996). Persamaan umum
56
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
analisis regresi logistik dinyatakan sebagai berikut :
untuk menentukan keseluruhan model, apakah model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hipotesis yang digunakan
Y=a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4...+ bnxn Keterangan : Y : Auditor changes a : konstanta b1-b4 : koefisien regresi x1 : Pergantian manajemen (CEO) x2 : Opini akuntan (OPINI) x3 : Persentase perubahan ROA (ROA) x4 : ukuran KAP (KAP size) Estimasi parameter manggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah : 1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5 % maka hipotesis alternatif didukung 2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5%, maka hipotesis alternatif tidak didukung Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu diperlukan analisis data dan pengujian kelayakan terhadap model regresi logistik yang digunakan sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap seluruh variabel penelitian berupa nilai ratarata (mean) dan deviasi standard, baik untuk masing-masing tahun maupun selama periode pengamatan (Gozhali, 2006). 2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Overall Model Fit adalah pengukuran
untuk melihat model fit ialah sebagai berikut : a) H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data b) Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini supaya model fit dengan data maka H0 harus diterima atau Ha harus ditolak. Beberapa tes statistik digunakan untuk menilai Overall Model Fit yaitu nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit test, Log Likelihood, Nagelkerke R Square, correlation matrix, dan Classification Table. a. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit test Kelayakan model regresi yang digunakan diuji dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit test yang diukur dengan nilai Chi-square. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit test > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak dan berarti model regresi yang digunakan mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model regresi yang digunakan dapat diterima dalam analisis selanjutnya karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2006). b. Nagelkerke R Square Nagelkerke R Square digunakan untuk
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
menilai variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti R2 multiple regression (Ghozali, 2006). R Square tidak boleh digunakan pada regresi logistik karena tidak dimungkinkan untuk mengamati nilai 0 atau 1 (Variabel dummy) pada variabel terikat. c. Uji Likelihood Uji Likelihood digunakan untuk menilai probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input (Ghozali, 2006). Uji Likelihood ditentukan dengan membandingkan nilai -2Log likelihood awal dengan -2Log likelihood pada langkah berikutnya. Adanya penurunan pada nilai Log Likelihood menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan semakin baik. d. Correlation Matrix dan Classification Table Langkah selanjutnya untuk menilai ove ra l l m o d el f i t a d a l a h d e n ga n menentukan Correlation matrix dan Classification table. Correlation Matrix digunakan untuk menguji multikolineritas antara variabel independen, sedangkan Classification table digunakan untuk melihat kekuatan prediksi dari model regresi yang digunakan dalam memprediksi variabel dependen. e. Pengujian Hipotesis : Estimasi Parameter dan Interpretasinya Estimasi parameter merupakan hasil perkiraan yang didapat dari rumus yang digunakan dalam penelitian ini. Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi logistik (ß). Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan hubungan antara variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi atau α (alfa)
57
(Setyarno dkk, 2006) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 20062008 dari berbagai sektor sesuai pengelompokkan BEI atau sebanyak 71 perusahaan yang dijadikan populasi dalam penelitian ini. 2. Sampel Dari 71 perusahaan yang menjadi populasi, hanya 15 perusahaan saja yang memenuhi kriteria sebagai sampel dari penelitian atau sekitar 21,13% dari populasi. Sampel penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi sampel yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. 3. Data Data yang diolah lebih lanjut berupa data yang dipublikasikan dalam annual report perusahaan pada periode 20062008 yang diakses melalui www. idx.co.id yang terdiri dari laporan auditor independen berupa nama KAP dan opini audit, serta laporan keuangan berupa susunan dewan direksi, total assets dan net incomes. B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Jenis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu 1. Data nominal (CEO, OPINI, dan KAP SIZE); dan 2. Data rasio (ROA). Berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan menggunakan metode pooled data diperoleh sebanyak 45 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (3 tahun; dari tahun 2006 sampai 2008) dengan jumlah perusahaan sampel
58
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
sebanyak 15 perusahaan. dummy yang membagi variabel menjadi Statistik deskriptif pada penelitian ini dikotomi, yaitu nilai “0” untuk perusahaan digunakan untuk memberikan gambaran yang tidak melakukan pergantian mengenai kondisi data yang digunakan manajemen dan nilai “1” untuk perusahaan untuk setiap variabel. Untuk memberikan yang melakukan pergantian manajemen. gambaran mengenai variabel-variabel c. Opini akuntan (opini) penelitian digunakan tabel statistik Variabel opini akuntan (OPINI) pada tabel deskriptif yang menunjukkan nilai IV. 1 menunjukkan nilai minimum sebesar minimum, maksimum, rata-rata, dan 0 dan nilai maksimum sebesar 1. standar deviasi dari masing-masing Selanjutnya, nilai rata-rata (mean) variabel variabel yang akan diuji, dapat dilihat adalah sebesar 0,71 dan standar deviasi pada tabel IV.1 berikut : adalah sebesar 0,458. Variabel tersebut a. Pe r g a n t i a n a u d i to r ( a u d i t o r menggunakan variabel dummy yang changes) membagi variabel menjadi dikotomi, yaitu Variabel pergantian auditor (Auditor nilai “0” untuk perusahaan yang mendapat changes) pada tabel IV. 1 menunjukkan Tabel 4. Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Standar Deviation
CEO 45 0 1 0.27 0.447
OPINI 45 0 1 0.71 0.458
ROA 45 -15 1 -0.600 2.479
SIZE 45 0 1 0.56 0.503
CHANGES 45 0 1 0.44 0.503
Sumber: Hasil Pengolahan Data
nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Selanjutnya, nilai rata-rata (mean) variabel adalah sebesar 00,44 dan standar deviasi adalah sebesar 0,503. Variabel tersebut menggunakan variabel dummy yang membagi variabel menjadi dikotomi, yaitu nilai “0” untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor dan nilai “1” untuk perusahaan yang melakukan pergantian auditor. b. Pergantian manajemen (ceo) Variabel pergantian manajemen (CEO) pada tabel IV. 1 menunjukkan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Selanjutnya, nilai rata-rata (mean) variabel adalah sebesar 0,24 dan standar deviasi adalah sebesar 0,447. Variabel tersebut menggunakan variabel
pernyataan pendapat selain opini unqualified dan nilai “1” untuk perusahaan yang mendapat pernyataan pendapat unqualified. d. Persentase perubahan ROA (ROA) Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel persentase perubahan ROA (ROA) pada tabel IV. 1 dari hasil pengolahan data, menunjukkan nilai minimum sebesar -15 dan nilai maksimum sebesar 1. Selanjutnya, nilai rata-rata (mean) variabel adalah sebesar -0,60 dan standar deviasi adalah sebesar 2,479. e. Ukuran KAP (SIZE) Ukuran KAP yang dilihat dari skala auditor atau besar KAP dikelompokkan menjadi dua, yaitu KAP yang berafiliasi dengan KAP internasional atau yang lebih
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
dikenal dengan The Big Four dan KAP lainnya atau Non The Big Four. Variabel ukuran KAP (Size) pada tabel IV. 1 menunjukkan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Selanjutnya, nilai rata-rata (mean) variabel adalah sebesar 0,56 dan standar deviasi adalah sebesar 0,503. Variabel tersebut menggunakan variabel dummy yang membagi variabel menjadi dikotomi, yaitu nilai “0” untuk perusahaan yang
menggunakan KAP Non The Big Four selain opini unqualified dan nilai “1” untuk perusahaan yang menggunakan KAP The Big Four. 2. Distribusi Frekuensi Perusahaan Sampel Dari sebanyak 45 data observasi diperoleh sebanyak 25 perusahaan atau 55,56% dari total sampel penelitian yang tidak melakukan pergantian auditor dan 20 perusahaan atau 44,44% dari total
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Auditor Changes CHANGES Tidak berpindah Auditor Berpindah Auditor Total
Frequency
Percent
25 20 45
55.6 44.4 100.0
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pergantian Manajemen CEO Pergantian Management Tidak Berganti Management Total 45
Frequency
Percent
38 7 100.0
84.4 15.6
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Opini Akuntan OPINI Non Unqualified Unqualified Total 45
Frequency
Percent
13 32 100.0
28.9 71.1
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Ukuran KAP SIZE Non Big Four Big Four Total 45
59
Frequency
Percent
20 25 100.0
44.4 55.6
60
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
sampel penelitian yang melakukan pergantian auditor. Selanjutnya, diperoleh sebanyak 33 perusahaan atau 73,33 % dari total sampel penelitian yang tidak melakukan pergantian direksi dan 12 perusahaan atau 26,67 dari total sampel penelitian yang melakukan pergantian direksi. Kemudian unqualified opinion diperoleh sebanyak 32 perusahaan atau 71,11 % dari total sampel penelitian dan opini selain unqualified diperoleh sebanyak 13 perusahaan atau 28,89% dari total sampel penelitian. Sedangkan, sebanyak 20 perusahaan atau 44,44% dari total sampel penelitian menggunakan jasa KAP Non The big Four dan 25 perusahaan atau 55,56% dari total sampel penelitian menggunakan jasa KAP The Big Four. 3. Analisis Regresi Logistik Regresi logistik (logistic regression) atau binary logistic berguna untuk mengukur hubungan fungsi antara satu variabel dependen yang berjenis kualitatif dikotomi dengan variabel-variabel independen. Variabel independen bisa berupa kualitatif maupun kuantitatif, dapat berupa ordinal maupun interval. Model parameter diduga menggunakan kaedah “maksimum likelihood method”. Regresi logistik merupakan model yang tepat yang digunakan untuk menganalisis data dependen kualitatif atau klasifikasi (Gozhali, 2006). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 17 didapati hasil sebagai berikut : a. Overall model fit Overall Model Fit adalah pengukuran untuk menentukan keseluruhan model, apakah model yang dihipotesiskan fit dengan data yang dapat dilihat dari nilai hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test, Log Likelihood, Nagelkerke R Square, Correlation Matrix, dan Classification
Table. 1) Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test Analisis pertama yang dilakukan dalam menguji overall model fit adalah dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow;s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi Square. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit ≤ 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasinya. Sebaliknya jika nilai yang diperoleh ≥ 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model yang digunakan mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model regresi yang digunakan dapat diterima dalam analisis selanjutnya karena sesuai dengan data observasinya. Tabel IV.7 pada lampiran menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow. Hasil perhitungan Chi square pada Hosmer and Lemeshow Test menunjukkan nilai 2,950 dengan probabilitas signifikansi 0,815 yang nilainya jauh diatas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan mampu memprediksi nilai observasinya dan H0 tidak dapat ditolak. 2) Nagelkerke R Square Nagelkerke R Square digunakan untuk menilai variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Negelkerke R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Dari hasil perhitungan yang tampak pada
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
tabel IV. 8 di atas didapati nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,40 , artinya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 4% sementara 96% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian. 3) Uji Likelihood Uji Likelihood digunakan untuk menilai bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh SPSS didapati dua nilai -2Log Likelihood atau -2LL yaitu satu model yang hanya memasukkan konstanta (block number = 0) sebesar 61,827 dan model dengan memasukkan konstanta dan variabel CEO, OPINI, ROA, dan SIZE (block number = 1) yaitu sebesar 60,446. Dari kedua hasil tersebut terdapat penurunan nilai -2LL yang mengindikasikan bahwa model regresi yang digunakan lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 4) Correlation Matrix Correlation Matrix digunakan untuk menguji multikolinearitas antara variabel independen karena regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel independennya. Tabel IV.10 menunjukkan korelasi antara variabel independen dalam penelitian ini. Nilai matrik korelasi tersebut menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas yang serius antara variabel independen, seperti yang terlihat dari nilai korelasi yang masih jauh dibawah 0,8. 5) Classification Table Classification Table digunakan untuk melihat kekuatan prediksi dari model regresi yang digunakan dalam memprediksi variabel dependen. Dalam penelitian ini, classification table akan
61
menunjukkan kekuatan prediksi dari regresi logistik untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Tabel klasifikasi di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 20%. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan model regresi yang diajukan terdapat 4 perusahaan (20%) yang diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total 20 perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar 84% yang berarti bahwa dengan menggunakan model regresi terdapat 21 perusahaan (84%) yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dari total 25 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. a. Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat koefisien regresi logistik dari masing-masing variabel dan dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05 atau 5%. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logistik, seperti yang tampak pada Tabel IV.12, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Auditor Changes = -0,238 - 0,155CEO + 0,344OPINI + 0,172ROA - 0,238KAP SIZE C. 1 pembahasan hasil pengujian hipotesis 1) Pergantian manajemen (CEO) Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap variabel pergantian manajemen (CEO) menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,155 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,854 lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar
62
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
dari 0,05 dengan demikian berarti hasil perhitungan tersebut tidak berhasil mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Ha1: Ada pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor changes, artinya dalam penelitian ini tidak ada pengaruh pergantian manajemen (CEO) terhadap auditor changes. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Chow dan Rice (1982), Kawijaya dan Juniarti (2002), dan Shulamite dan Made (2008) yang menemukan bukti empiris bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa sebuah KAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya fenomena yang mayoritas dikuasai dan dijalankan bersama oleh orang-orang dalam satu keluarga. 2) Opini Akuntan (OPINI) Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap variabel opini akuntan (OPINI) menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,344 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,625 lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 dengan demikian berarti hasil perhitungan tersebut tidak berhasil mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Ha2 : Ada pengaruh opini akuntan terhadap auditor changes, artinya dalam penelitian ini tidak ada pengaruh opini akuntan (OPINI) terhadap auditor changes. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Haskins dan Williams (1990), Mardiyah (2002), dan Shulamite dan Made (2008). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Chow dan Rice (1982), dan Kadir (1994). Hasil pengujian gagal menemukan adanya
pengaruh signifikan diduga disebabkan pada umumnya perusahaan sampel telah mendapatkan opini unqualified. 3) Perubahan ROA (ROA) Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap variabel ROA (ROA) menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,172 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,409 lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 dengan demikian berarti hasil perhitungan tersebut tidak berhasil mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Ha3 : Ada pengaruh perubahan ROA terhadap auditor changes, artinya dalam penelitian ini tidak ada pengaruh perubahan ROA (ROA) terhadap auditor changes. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Shulamite dan Made (2008). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Mardiyah (2002) dan Kartika (2006). Menurut hasil penelitian Afriansyah dan Siregar (2007), klien-klien dengan total aset kecil cenderung berpindah ke KAP yang bukan tergolong Big Four, sedangkan emiten dengan total aset besar tetap memilih KAP The Big Four sebagai a u d i to r nya , ya n g m e n c e r m i n ka n kesesuaian ukuran antara KAP dengan kliennya. Sebagian besar sampel penelitian terdiri dari klien dengan total aser kecil dan sebagian besar dari mereka sudah menggunakan KAP non The Big Four sehingga tidak ada kecenderungan untuk melakukan auditor changes. 4) Ukuran KAP (SIZE) Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap variabel ukuran KAP (SIZE) menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,232 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,715 lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 dengan demikian berarti hasil
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
perhitungan tersebut tidak berhasil mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Ha4 : Ada pengaruh ukuran KAP terhadap auditor changes, artinya dalam penelitian ini tidak ada pengaruh ukuran KAP (SIZE) terhadap auditor changes. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Mardiyah (2002), Kartika (2006), dan Shulamite dan Made (2008). Hasil pengujian gagal menemukan adanya pengaruh signifikan diduga disebabkan perusahaan yang menjadi sampel penelitian cenderung memilih KAP non The Big Four dibanding memilih KAP The Big Four kemungkinan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan kecil
63
dapat mempertahankan independensi dibandingkan kantor akuntan The big Four karena biasanya kantor akuntan The Big Four memikul biaya overhead kantor yang relatif besar jumlahnya sehingga dia berusaha untuk mempertahankan kliennya sebanyak-banyaknya agar dapat menutup overhead kantor tersebut, keadaan ini mungkin juga mempunyai p e n ga r u h ya n g n e ga t i f te r h a d a p independensi (Supriyono, 1988). Sebagian besar sampel penelitian terdiri dari klien yang sebagian besar dari mereka sudah menggunakan KAP non The Big Four sehingga tidak ada kecenderungan untuk melakukan auditor changes.
DAFTAR PUSTAKA Boynton, W.C., Johnson, R.N., dan Kell, W.G. 2002. Modern Auditing (terjemahan edisi ketujuh). Jakarta: Erlangga. Burton J. dan W. Robert. 1967. A study of Auditor Changes. Journal of Accountancy. pp 31-36. Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. Audit Committee Characteristics and Auditor Dismissals Following “New” Going-Concern Reports. The Accounting Review. Vol. 78, No. 1: January 2003, 95-117. Chow, Chee W. dan Steven J. Rice. 1982. Qualified Audit Opinion and Auditor Changes. The Accounting Review. pp. 326-335: April Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Halim, A. 1997. Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Yogyakarta: Unit Penerbit & Percetakan (UPP) AMP YKPN. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis atau Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: PT BPFE. Ismail, S, et. Al. 2008. Why Malaysian Second Board Companies Switch Auditors: Evidence of Bursa Malaysia. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 13. Jensen, M. dan Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Oktober. Joher, H.S.M.,Ali. M, dan Annuar, M. N, The Auditor Switch Decision of Malaysian Listed Firms: An Analysis of Its Determinants & Wealth Effect, http://bear.cba.ufl/ hackenbrack/PAPER 24.pdf.
64
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
Johnson, Richard A dan Gouri K. Bhattacharyya. 1996. Statistics Principles and Methods, 3th. USA: John Wiley and Sons, Inc. Kadir, M.N. 1994. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Kartika, R.D. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Klien Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Changes), Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Kawijaya ,N. dan Juniarti. 2002. Faktor-faktor yang mendorong perpindahan auditor (Auditor Switch) pada perusahaan-perusahaan di Surabaya, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Kosasih, Ruchayat. 1981. Auditing Prinsip dan Prosedur. Jakarta: PT. Hanindita Offset. Lennox, C. Stephen. 2000. Do Companies Succesfully Engage in Opinion Shopping?. Journal of Accounting and Economics. Vol 29, pp 321-337. Lubis, F. 2000. Hubungan Dua Arah (Simultaneous) Antara Pendapat Audit Dengan Pergantian Akuntan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No. 2, 171-181. Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Perubahan Kontrak, Keefektifan Auditor, Reputasi Klien, Biaya Audit, Faktor Klien dan Faktor Auditor Terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan Dengan Model Kontinjensi RPA, Seminar Nasional Akuntansi V, Semarang. Mulyadi dan Kanaka Purwadireja.1998. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Munawir, S. 1984. Auditing. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Nagy, A.L. 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality, and Client Bargaining Power. Accounting Horizons. Vol. 19 No. 2, June 2005, 51-68. Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Setyarno, Eko Budi, dkk. 2006. Pengaruh kualitas Audit, Kondisi keuangan Perusahaan, Opini Audit tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit going concern, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Schwartz, K.B. dan K. Menon. 1985. Auditor Switches by Failing Firm. The Accounting Review. Vol. LX, No. 2, pp. 248-261. Supriyono, R. A. 1988. Pemeriksaan Akuntan (Auditing). Yogyakarta: BPFE. Shulamite, D, dan Made. S. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah kantor akuntan public. Malang: Universitas Brawijaya Malang. Tunggal, Amin Widjaja. 1994. Auditing, Suatu pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Willingham, John J. dan Carmichael. 1997. Perspectives in Auditing. New York: McGrawHil. http://rachmatfebrianto.com/2009/10/13/rachmat-febrianto-blog/
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... (Amries Rusli Tanjung & Agiva Tisia. S)
LAMPIRAN Tabel IV. 5. Distribusi Frekuensi Perubahan Return On Assets
Valid
-15 -6 -3 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 Total
Frequency
Percent
Valid Percent
1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 45
2.2 2.2 4.4 6.7 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 15.6 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 100.0
2.2 2.2 4.4 6.7 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 15.6 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 2.2 4.4 2.2 2.2 2.2 100.0
Cumulative Percent
2.2 4.4 8.9 15.6 17.8 22.2 24.4 26.7 28.9 31.1 33.3 35.6 37.8 40.0 42.2 44.4 60.0 62.2 66.7 68.9 71.1 73.3 75.6 80.0 82.2 84.4 86.7 88.9 93.3 95.6 97.8 100.0
Tabel IV. 7. Hosmer and Lemeshow’s Test Step
Chi-square
Df
1
2.950
Sig. 6 .815
65
66
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 15 No. 1 Juni 2009
Tabel IV. 8. Nagelkerke R Square Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1
60.446a
.030
.040
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
Tabel IV.9. Perbandingan Nilai -2Log Likelihood -2LL awal (Block Number = 0) -2LL akhir (Block Number= 1) Penurunan -2LL
61,827 60,446 1,381
Tabel IV.10. Correlation matrix Correlation Matrix Constant
CEO
OPINI
ROA
SIZE
1.000 -.109 -.651 .167 -.412
-.109 1.000 -.130 .002 .011
-.651 -.130 1.000 .026 -.199
.167 .002 .026 1.000 -.164
-.412 .011 -.199 -.164 1.000
Step 1 Constant CEO OPINI ROA SIZE
Tabel IV.11.Classification Tablea,b Predicted CHANGE
Observed
TDK BERPINDAH AUDITOR TDK BERPINDAH AUDITOR BERPINDAH AUDITOR Overall Percentage
BERPINDAH AUDITOR
Percentage Correct
Step 1 CHANGE
21
4
84.0
16
4
20.0 55.6
a. The cut value is ,500
Tabel IV.12. Hasil Perhitungan Regresi Logistik Variables in the Equation Step 1a CEO OPINI ROA SIZE Constant
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-.155 .344 .172 -.232 -.238
.842 .703 .209 .634 .648
.034 .239 .681 .133 .135
1 1 1 1 1
.854 .625 .409 .715 .713
.856 1.410 1.188 .793 .788
a. Variable(s) entered on step 1: CEO, OPINI, ROA, SIZE.