ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: Dita Dwi Lestari NIM: 109082000133 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Dita Dwi Lestari
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Oktober 1990 3. Alamat
: Gg. Moch Ali I Dalam No. 27 RT 008/003 Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat 10540
II.
III.
4. Telepon
: 08989330629
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SDN 03 Mangunreja
1997-2002
2. SDN 01 Tanah Tinggi
2002-2003
3. SMP Negeri 77 Jakarta
2003-2006
4. SMA Negeri 77 Jakarta
2006-2009
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009-2016
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Wakil Ketua PMR SMA Negeri 77 Jakarta periode 2007-2008
IV.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009. 2. Think Acct 2009, “To Be Happy In Community Of Accounting”, 2009 3. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010. 4. Seminar oleh Dirjen Pajak: Potret Perpajakan Indonesia Menuju Sistem Perpajakan yang Transparan, 2011.
vi
5. Seminar Umum: Bongkar Skandal Century Menuju Indonesia Tanpa Korupsi 2012.
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Ending Sukarna
2. Tempat Tanggal Lahir
: Tasikmalaya, 02 Mei 1960
3. Ibu
: Suhaeti
4. Tempat Tanggal Lahir
: Kuningan, 20 Januari 1965
5. Alamat
: Gg. Moch Ali I Dalam No. 27 RT 008/003 Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat 10540
6. Telepon
: (021) 42884460
7. Anak ke
: 2 dari 2 bersaudara
vii
ABSTRACT THE ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE MANUFACTURE COMPANY IN INDONESIA TO CHANGE THE AUDIT FIRM The purpose of this research is to examine the effect of change in management, size of audit firm, growth rate of the company, and audit fee on the change the audit firm. This research the sample of manufacture companies which listed on the Indonesia Stock Exchange during 2009-2014 period. Sampling determining is done by using purposive sampling method. This research has 145 samples from 29 companies with 5 years observation This research used logistic regression to test the hyphotesis. The result of this research show change in management, size of audit firm, growth rate of the company, and audit fee no significantly influence to change of audit firm. Keyword: change of audit firm, change in management, growth rate of the company, and audit fee.
viii
ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit terhadap pergantian KAP. Penelitia ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini memiliki 145 sampel dari 29 perusahaan dengan pengamatan 5 tahun. Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Kata kunci: Pergantian KAP, pergantian pertumbuhan perusahaan dan fee audit.
ix
manajemen,
ukuran
KAP,
tingkat
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
DI
INDONESIA
MELAKUKAN
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”, dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan teladan, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan, doa, motivasi dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakakku Tedy Suharyadi yang telah memberikan dukungan, nasihat dan motivasi untuk kesuksesan penulis. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Faakultas Ekonomi dan Bisnis Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Fitri Damayanti, SE.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian dan kesabaran, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
x
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 8. Teman-teman seperjuangan dalam proses pembuatan skripsi, Okky, Alpin, Ayu yang sama-sama berjuang untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas dorongan semangatnya. 9. Teman-teman seangkatan Neni, Desi, Uny, Tya dan Januar yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan ide dan masukannya kepada penulis. 10. Keluarga Threewinsinergi, khususnya kepada Kak Dewi, Kak Dwi, Kak Faisal, Kak Fatma, Kak Dyna, Kak Winda, Kak Risna dan Wika yang telah memberikan bantuan, saran dan masukannya kepada penulis. Terimakasih atas doa dan dukungannya. 11. Teman-teman Akun D Angkatan 2009 akuntansi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas semua persahabatan, doa, dan motivasinya. 12. Kepada segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang ikut membantu kelancaran pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan, maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, Juni 2016
Dita Dwi Lestari
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................ ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ......................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................... iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... v Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi Abstract ............................................................................................................... viii Abstrak .................................................................................................................. ix Kata Pengantar ..................................................................................................... x Daftar Isi .............................................................................................................. xii Daftar Tabel......................................................................................................... xv Daftar Gambar…………………………………………………………………xvi Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 12 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 12 1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 12 2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 15 A. Landasan Teori ......................................................................................... 15
xii
1. Pengertian Audit.................................................................................. 15 2. Pergantian Kantor Akuntan Publik…………………………………. 16 3. Pergantian Manajemen ....................................................................... 18 4. Ukuran KAP…………………………………………………….……20 5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan ...................................................... 22 6. Fee Audit ............................................................................................. 23 B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............................. 26 1. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP ........... 26 2. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP ........................... 27 3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pergantian KAP ……………………………………………………………….……….30 4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Pergantian KAP ................................. 31 C. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 33 D. Kerangka Berpikir .................................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 39 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 39 B. Metode Penelitian ..................................................................................... 39 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 40 D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 41 1. Statistik Deskriptif ............................................................................ 41 2. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 42 E. Operasional Variabel ................................................................................ 46 1. Variabel Dependen ............................................................................. 46 xiii
2. Variabel Independen .......................................................................... 46 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 51 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 51 1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 51 2. Deskripsi Sampel Penelitian…………………………….……………53 B. Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 53 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 54 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 55 a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)…55 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)……….57 c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi...…………………………....57 d. Hasil Uji Multikolonieritas……………………………………....58 e. Hasil Matriks Klasifikasi………………………………………...58 f. Hasil Uji Regresi Logistik……………………………………..…60 BAB V PENUTUP……………………………………………………………....65 A. Kesimpulan……………………………………………………………....65 B. Implikasi …………………………………………………………...…....66 C. Saran…………………………………………………………………..….67 DAFTAR PUSTAKA...……………………………………………………...….69 LAMPIRAN…………………………………………………………………..…73
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Kasus………………………………………………………….…. 4
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu……………………………………... 34
3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya………………… 49
4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria………………………. 52
4.2
Statistik Deskriptif……………………………………………… 54
4.3
Menilai Keseluruhan Model……………………………………. 56
4.4
Koefisien Determinasi………………………………………….. 57
4.5
Menguji Kelayakan Model Regresi……………………………. 58
4.6
Hasil Uji Multikolinieritas…………………………………....... 58
4.7
Matriks Klasifikasi……………………………………………... 59
4.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik…………………………... 60
4.9
Ringkasan Hasil Penelitian.……………………………………. 64
xv
DAFTAR GAMBAR
No. 2.1
Keterangan
Halaman
Skema Kerangka Penelitian…………………………………… 38
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1 Data Sampel……………………………………………. 73 2 Hasil Output SPSS …………………………………….. 88
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik semakin berkembang karena kebutuhan perusahaan publik yang membutuhkan jasa akuntan publik untuk menilai laporan keuangannya. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan perusahaan publik untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar.
Laporan
keuangan
merupakan
suatu
media
utama
untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar entitas. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban dan penyampaian informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, eksternal maupun internal (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Wijaya, 2013). Disinilah pentingnya sistem pelaporan akuntansi dan auditing dalam
proses
pemenuhan
kontrak
sosial
perusahaan
dengan
pihak
stakeholders (Wijaya, 2013). Keandalan laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak stakeholder karena berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Kinerja dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya dan oleh karena itu, manajemen perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Namun, laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan bisa berpotensi adanya unsur kepentingan pribadi, sementara pihak di luar entitas membutuhkan informasi laporan keuangan yang dapat diandalkan. Auditor 1
sebagai
pihak
yang
menyediakan
fungsi
audit
diharapkan
mampu
menjembatani kepentingan dari pihak manajemen maupun pihak stakeholder. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan, auditor harus memiliki objektivitas dalam menyatakan kewajaran laporan keuangan tersebut. Objektivitas dipengaruhi oleh independensi yang merupakan keadaan yang bebas dari pengaruh perusahaan klien. Melalui standar audit, seorang auditor diwajibkan bersikap independen, dalam arti tidak mudah dipengaruhi, karena pekerjaannya bertujuan untuk kepentingan mayarakat umum. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar umum mengatur persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk melakukan audit, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya, dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (Mulyadi, 2002 dalam Rapina, et al, 2010). Selain standar audit, akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Prinsip-prinsip ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas,
2
objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis (Simamora, 2002 dalam Rapina et al, 2010). Berkenaan dengan profesionalismenya tersebut sebagai seorang auditor, pada satu sisi muncul berbagai keraguan mengenai independensi tersebut yaitu, apakah hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien kemungkinan menciptakan suatu ancaman terhadap hubungan yang terjalin diantara mereka sehingga dapat mempengaruhi objektivitas dan independensi KAP. Menurut Divianto (2011) independensi auditor adalah kunci utama dari profesi audit, termasuk untuk menilai kewajaran laporan keuangan. Menurut Badjuri (2011) independensi mencakup dua aspek yaitu independensi dalam fakta (in fact) dan independensi dalam penampilan (in appearance). Independensi in fact merupakan kemampuan auditor untuk bersikap bebas, jujur,
dan
objektif
dalam
melakukan
penugasan
audit.
Sedangkan
independensi in appearance adalah independensi yang dipandang dari pihakpihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan kliennya. Ada beberapa kasus yang terjadi karena lunturnya independensi auditor. Auditor mungkin saja tidak menemukan bahkan mengabaikan kesalahan saji material, baik itu merupakan suatu kecurangan maupun kekeliruan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan audit (audit failure), di mana auditor tidak dapat menemukan kesalahan salah saji material dalam laporan keuangan yang di auditnya, sehingga berdampak pada terjadinya kesalahan dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan. Karena kelalaian tersebut, auditor mungkin saja 3
dapat dituntut secara hukum, terlebih jika kesalahan tersebut murni milik auditor. Berikut merupakan kasus-kasus perusahaan yang memiliki hubungan dengan auditornya yang disajikan dalam tabel 1.1 ini: Tabel 1.1 Kasus No. 1.
Nama Perusahaan Enron Corporation
Kasus Laporan keuangan Enron Corporation sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh Kantor Akuntan Arthur Anderson, salah satu KAP dalam jajaran Big Four, namun pada tanggal 2 Desember 2001 dinyatakan pailit. Kepailitan tersebut salah satunya karena KAP Arthur Andersen memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultasi
bisnis
(Santoso,
2002
dalam
Trisnaningsih 2007). 2.
PT Kereta Api
Terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT
Indonesia (PT KAI)
KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh KAP S.
Persero
Manan. Menurut komisaris PT KAI, seharusnya perusahaan BUMN tersebut mengalami kerugian sebesar
Rp
63
miliar,
namun
dilaporkan
memperoleh keuntungan (Sagara dan Jalil, 2013). Sumber: dari berbagai referensi
4
Tabel 1.1 (Lanjutan) No. 3.
Nama Perusahaan
Kasus
PT Great River
Auditor investigasi dari BAPEPAM menemukan
Internasional, Tbk.
indikasi
penggelembungan
account
penjualan,
piutang dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk tahun 2003 yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Sebelumnya PT Great River Internasional, Tbk. Diaudit oleh KAP Justinus Aditya Sidharta dan menyatakan KAP Justinus Aditya Sidharta menjadi tersangka karena telah salah dalam mengaudit perusahaan PT Great River Internasional, Tbk (Hutabarat, 2012). 4.
PT Kimia Farma, Tbk.
Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 miliar, dan laporan tersebut diaudit oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Sumber: dari berbagai referensi
5
Tabel 1.1 (Lanjutan) No. 4.
Nama Perusahaan PT Kimia Farma, Tbk.
Kasus Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan (Sagara dan Jalil, 2013)
Sumber: dari berbagai referensi Pembatasan tenure (masa perikatan audit) merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga menggangu independensi auditor. Salah satu anjuran adalah ketentuan pergantian KAP secara wajib (mandatory) yang dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan pergantian auditor dan KAP secara wajib diharapkan akan meningkatkan independensi baik secara penampilan maupun secara fakta (Giri, 2010). Pembatasan tenure auditor merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga mengganggu independensinya (Giri, 2010). Menurut Wijayanti (2011) kritik terhadap independensi tersebut tidak bisa dilepaskan pula dari fakta perbandingan jumlah Kantor Akuntan Publik dengan jumlah perusahaan yang diaudit. Jumlah kantor akuntan selalu lebih kecil daripada jumlah perusahaan yang meminta jasa audit. Kantor akuntan sendiri memiliki perbedaan kualitas antara kantor akuntan yang satu dengan kantor akuntan yang lain sehingga perusahaan akan cenderung memilih kantor akuntan yang mempunyai kualitas auditor yang baik. Selain itu, ada kecenderungan pula bahwa perusahaan hanya akan memilih kantor akuntan 6
yang sepakat dengan pilihan metode akuntansi tertentu. Kesimpulannya, hubungan antara klien dengan auditor memang secara alami akan terjadi dan sangat besar kemungkinan akan terjalin dalam jangka waktu yang panjang. Di lain pihak sebenarnya auditor tidak keberatan untuk melayani klien dalam waktu yang lama, namun karena adanya kecenderungan yang akan membuat hubungan yang “merasa nyaman” antara auditor dengan klien dapat mengancam independensi auditor dalam melakukan tugas auditnya, maka perlu adanya
pembatasan dalam masa perikatan audit. Dalam hal ini, perusahaan diberikan pilihan, apakah akan tetap menggunakan KAP yang lama atau melakukan pergantian KAP (auditor switching). Pergantian KAP ini dapat dibedakan menjadi pergantian secara wajib (mandatory) dan pergantian secara sukarela (voluntary). Pergantian terjadi secara mandatory (wajib), seperti yang terjadi di Indonesia, hal itu terjadi karena adanya peraturan yang mewajibkan. Pergantian wajib dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Pergantian wajib dlakukan sesuai dengan KMK359/KMK.06/2003 tentang Jasa Akuntan Publik (merupakan perubahan atas KMK-423/KMK.06/2002 yang berlaku sejak tanggal 30 September 2002), yang isinya antara lain menyebutkan akuntan publik yang menandatangani laporan audit hanya boleh menangani perusahaan yang sama paling lama 3 (tiga) tahun. Sedangkan KAP dibatasi paling lama 5 (lima) tahun. Peraturan ini berlaku sejak tanggal 21 Agustus 2003. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan PMK-17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik 7
yang berlaku sejak tanggal 5 Februari 2008. Perubahannya ada 2 yaitu, pemberian jasa audit umum oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun berturut-turut dan oleh akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut pada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1), serta KAP dan akuntan publik boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3). Mulai tahun 2008, menurut PMK-17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, perusahaan diwajibkan melakukan pergantian KAP setelah enam tahun menerima penugasan jasa audit dari suatu KAP. Sedangkan pergantian sukarela dilakukan apabila klien mengganti auditornya, ketika tidak ada peraturan yang mewajibkannya untuk melakukan pergantian auditor (Susan dan Trisnawati, 2011). Jika pergantian auditor terjadi secara voluntary (sukarela), maka faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien (misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit, kualitas audit, dan sebagainya). Fenomena mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian auditor atau KAP dengan hasil penelitian yang berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor yang berasal dari auditor. Bukti empiris menunjukkan, bahwa perusahaan yang melakukan penggantian 8
KAP secara sukarela disebabkan karena KAP yang terdahulu bertindak konservatif dan tidak sejalan dengan kepentingan manajemen perusahaan, sehingga perusahaan melakukan penggantian KAP secara sukarela. Pergantian KAP disebabkan karena perusahaan ingin mencari KAP yang dapat memenuhi kepentingannya. Menurut Sinarwati (2010), jika terjadi pergantian KAP oleh perusahaan di luar ketentuan peraturan yang telah ditetapkan maka akan menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan dari investor sehingga penting untuk diketahui faktor penyebabnya. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Susan dan Trisnawati (2011) yang menguji 5 faktor (pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP dan presentase perubahan ROA) yang dianggap berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode tahun 2004-2009 dan hasilnya variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP yang berpengaruh secara signifikan terhadap pergantan KAP, sedangkan opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan dan presentase perubahan ROA tidak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2011) menguji ukuran KAP dan opini auditor terhadap pergantian KAP. Penelitian ini memberikan bukti bahwa opini audit berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Penelitian yang dilakukan oleh Aprillia (2013) menguji variabel pergantian manajemen, kepemilikan publik (yang diproksikan dengan persentase saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat), kesulitan 9
keuangan perusahaan dan ukuran KAP. Hasilnya hanya variabel ukuran KAP saja yang berpengaruh terhadap pergantain KAP, sedangkan variabel pergantian
manajemen,
kepemilikan
publik
dan
kesulitan
keuangan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Kawijaya
dan
Juniarti
(2002)
menggunakan variabel opini wajar dengan pengecualian, merger, pergantian manajemen dan ekspansi. Hasilnya tidak ada yang signifikan dari variabel yang diuji. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Wilsya (2009) menyatakan bahwa tipe KAP dan pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan total asset) berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan pergantian KAP. Sedangkan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan perubahan sales, perubahan MVE dan perubahan income) dan masalah keuangan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pergantian auditor di Indonesia. Penelitian Pratini dan Astika (2013) yang menguji variabel opini auditor, ukuran KAP, pergantian manajemen dan kesulitan keuangan perusahaan. Dengan hasil penelitian pergantian manajemen dan kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pergantian auditor di perusahaan manufaktur, sedangkan opini auditor dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor di perusahaan manufaktur. Penelitian yang dilakukan Suyono, et al., (2011) menyatakan kondisi keuangan klien, tingkat persaingan di antara perusahaan audit dan masa 10
perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP, sedangkan fee audit dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, pergantian KAP yang terjadi di Indonesia diindikasikan oleh adanya perusahaan-perusahaan tersebut melakukan pergantian KAP secara wajib, bukan karena adanya suatu aturan yang mengaharuskan untuk melakukan pergantian KAP, melainkan karena adanya maksud
dan
kepentingan
perusahaan-perusahaan
tersebut
melakukan
pergantian KAP. Semakin tidak independen seorang auditor, maka kualitas audit akan semakin rendah. Kedua, beberapa peneliti telah menguji faktorfaktor yang mempengaruhi pergantian KAP dan memiliki hasil empiris yang berbeda-beda. Penelitian ini mengacu dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susan dan Trisnawati (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian sebelumnya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian KAP, dimana variabel independennya yaitu pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP dan presentase perubahan ROA. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengambil 2 variabel yang signifikan saja yaitu pergantian manajemen dan ukuran KAP dan menambahkan 2 variabel yaitu tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit. 2. Objek dalam penelitian ini adalah sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014, sedangkan 11
penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 2004-2009. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di Indonesia Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia? 2. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia? 3. Apakah tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia? 4. Apakah fee audit berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang: 12
a. Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian kantor akuntan
publik pada sektor manufaktur di Indonesia. b. Pengaruh ukuran KAP terhadap pergantian kantor akuntan publik pada
sektor manufaktur di Indonesia. c. Pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap pergantian kantor
akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia. d. Pengaruh fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik pada
sektor manufaktur di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Secara Praktis 1. Bagi Profesi Akuntan Publik Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang praktik pergantian KAP yang dilakukan perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Menjadi bahan informasi bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang
dapat
mempengaruhi
perusahaan
dalam
melakukan
pergantian KAP. b. Secara Teoritis Adapun manfaat penelitian secara teoritis yang diharapkan adalah:
13
1. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai pergantian KAP. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan pergantian KAP.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Audit Pengertian audit menurut Boynton et. al., (2001) adalah proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens dan Loebbecke, 2006 dalam Yohanes, 2012). Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan audit sebagai proses sistematis dengan serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan terorganisir yang memiliki perencanaan audit dan perumusan strategi audit. Agar tujuan audit tercapai, perencanaan dan perumusan strategi membutuhkan banyak pengambilan keputusan pada saat prosedur pemilihan bukti audit dilakukan. Pengumpulan bukti 15
mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor dan kantor pelayanan pajak. 2. Pergantian Kantor Akuntan Publik Pergantian kantor akuntan publik adalah perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pergantian KAP tersebut muncul karena adanya kewajiban rotasi audit. Pergantian KAP tersebut dapat bersifat mandatory (wajib) ataupun voluntary (sukarela) (Widowati dan Mukodim, 2012). Aturan mengenai perpindahan KAP secara wajib telah ditetapkan oleh banyak negara. Hal tersebut dipelopori oleh regulator pemerintahan Amerika yang membuat The Sarbanas Oxley Act (SOX) yang memuat aturan mengenai wajibnya perusahaan melakukan pergantian KAP. Perpindahan KAP dapat pula terjadi karena voluntary (sukarela). Perpindahan KAP secara sukarela ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari klien maupun dari pihak auditor atau KAP. Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian
16
utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya jika pergantian secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Pelu dan Kuswanto, 2012). Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan. Peraturan-peraturan pada kewajiban rotasi auditor merupakan peraturan yang mengatur tentang pembatasan audit yaitu audit tenure dan auditor switching sekarang ini di Indonesia. Peraturan mengenai hal tersebut terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 4 ayat 1) Pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu, dan ayat 2) Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah yang berkenaan dengan hal tersebut, yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008 pasal 3 dapat disimpulkan bahwa tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang lain. Peraturan ini merupakan perbaharuan dari Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu bahwa pemberian jasa audit umum atas 17
laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tahun berturut-turut. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” dikeluarkan atas perbaharuan dari Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 pasal 4. Apabila suatu KAP diminta untuk mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan, hal pertama yang harus dipahami KAP adalah memahami lingkungan bisnis perusahaan klien serta risiko audit klien. Pemahaman dua faktor tersebut harus dilakukan oleh KAP yang baru dimana jika tidak dilakukan maka konsekuensinya adalah meningkatnya kegagalan audit. 3. Pergantian Manajemen Istilah manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya operasi transaksi klien. Dalam konteks auditing, manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai penyelia (supervisor). Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian manajemen disebabkan karena pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri atau keputusan rapat umum pemegang saham, sehingga pemegang saham harus melakukan pergantian manajemen yang baru yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO). Dengan adanya CEO yang baru mengakibatkan perubahan pada kebijakan di dalam perusahaan seperti 18
dalam bidang akuntansi,keuangan dan pemilihan sebuah KAP (Pratini dan Astika, 2013). Pergantian manajemen dapat menyebabkan adanya pergantian KAP oleh pihak manajemen yang baru. Hal ini disebabkan karena adanya pergantian manajemen dalam perusahaan tentunya akan diikuti dengan adanya perubahan kebijakan. Pihak manajemen yang baru akan membuat kebijakan yang sesuai dengan keinginan dan tujuan mereka (Pelu dan Kuswanto, 2012). Menurut kajian pustaka, manajemen perusahaan ingin mempengaruhi pilihan keputusan auditor dan memiliki motivasi mengganti auditor untuk mengejar kepentingan diri mereka sendiri. Dengan perubahan dalam pengelola perusahaan dan Direktur, manajer baru dapat memilih untuk beralih auditor karena mereka memiliki hubungan kerja yang lebih disukai dengan auditor tertentu (Williams, 1988 dalam Chadegani, et al 2011) atau mereka mencari auditor yang lebih akomodatif dengan pilihan mereka dan penerapan kebijakan Akuntansi (Schwartz & Menon, 1985 dalam Chadegani, et al, 2011). Wibowo (2012) dalam Dwiyanti dan Sabeni (2014) menyatakan bahwa masuknya orang baru, CEO atau manajer, dapat dipakai sebagai tanda bahwa cara lama perlu berubah. Dengan adanya pergantian pada manajemen, dapat terjadi perubahan akibat penerbitan kebijakan-kebijakan, salah satunya pergantian KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen akan memerlukan auditor yang lebih 19
berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya (Joher et al., 2000 dalam Susan dan Trisnawati, 2011). 4. Ukuran KAP Salah satu peran Kantor Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan adalah untuk memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan perusahaan. Pemberian opini oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan meliputi kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum. Opini yang dikeluarkan oleh auditor akan menambah keyakinan pihak yang berkepentingan atas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Kualitas audit yang dilaksanakan oleh akuntan publik dapat dinilai dari ukuran KAP yang melaksanakan proses audit. KAP besar atau KAP Big Four dipandang akan melaksanakan proses audit dengan lebih berkualitas jika dibandingkan dengan KAP kecil atau KAP Non-Big Four (Ginting dan Fransisca, 2014). Ukuran KAP juga mempengaruhi kualitas audit yang berdampak pada terjadinya pergantian auditor. Ukuran dari KAP digolongkan dalam Big Four dan Non Big Four. KAP Big Four dianggap lebih mampu meningkatkan indepedensi dibandingkan KAP yang kecil dan KAP Non Big Four diaggap memiliki tingkat independensi lebih rendah daripada KAP Big Four. Klien cenderung berpindah KAP ke Big Four untuk mencari audit yang lebih baik (Pratini dan Astika, 2013). 20
Ukuran KAP bisa dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan KAP tersebut, misalnya number of client dan sales revenue dari KAP tersebut (Beatty 1989 dalam Divianto, 2011). Namun banyak pula peneliti yang menggunakan dikotomi brand name KAP yang sudah dikenal luas sebagai pembedaan ukuran KAP, sedangkan istilah ukuran KAP sering diganti dengan klasifikasi KAP (Divianto, 2011). Reputasi KAP Big Four signal kredibilitas dan menciptakan nilai lebih bagi perusahaan di mata pemegang saham dan kredibilitas auditor mungkin mengambil alih pentingnya penemuan kecurangan perusahaan (Weiner, 2012). Beberapa penelitian yang menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit ternyata berhasil membuktikan secara empiris bahwa terdapat perbedaan kualitas antara KAP berukuran besar (Big four accounting firms) dengan KAP berukuran kecil (non big four accounting firms). Hal ini mengindikasikan bahwa KAP Big Four lebih profesional dibandingkan dengan KAP Non Big Four. Adapun KAP dan auditor yang termasuk dalam kelompok The Big Four yaitu: a) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan. b) Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono; Sarwoko & Sandjaja.
21
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja. d) PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan. KAP non big four adalah semua KAP selain big four. 5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan adalah sebuah skala untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Ginting dan Suryana, 2014). Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan. Pertumbuhan
perusahaan
merupakan
hal
yang
penting
bagi
perusahaan. Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal yang perlu dipertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan terhadap investasinya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tidak mengalami stagnancy. (Wijaya, 2013). Pada umumnya, ukuran yang menjadi sinyal bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan atau company growth adalah ukuran finansial seperti adanya peningkatan jumlah aset, jumlah pendapatan, dan jumlah karyawan (Gunady dan Mangoting, 2013). Menurut Ratnawati (2007) dalam Gunady dan Mangoting (2013), pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh 22
tergantung pada bagaimana dukungan aset terhadap peningkatan penjualan dengan cara mengurangkan penjualan bersih sekarang dengan penjualan bersih tahun sebelumnya dibagi dengan total aset. Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah. Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman (1968) dalam Dewi (2011) mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya. Ketika sebuah perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik, sangat dimungkinkan perusahaan memilih Kantor Akuntan Publik yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya demi menaikkan reputasi perusahaan di mata pihak eksternal. Perusahaan akan mengganti Kantor Akuntan Publik jika perusahaan menganggap Kantor Akuntan Publik yang lama tidak dapat memenuhi tuntutan yang ada. 6. Fee Audit Fee audit adalah imbalan berupa sejumlah uang tertentu yang diperoleh akuntan ataupun KAP dari kliennya atas jasa audit yang diberikan dengan dasar pembebanan, waktu dan biaya yang digunakan 23
akuntan dalam menjalankan keahliannya. Fee audit merupakan hal yang tak kalah pentingnya dalam penerimaan penugasan. Selain itu bagaimana proses penentuan fee audit juga penting bagi auditor yang bekerja di KAP, terutama dalam menangani klien. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya. Auditor tidak diperkenankan untuk mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee audit yang dapat berdampak merusak citra profesi auditor. Ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan fee audit (Halim 2008 dalam Amilin dan Desfiandi 2009), antara lain: (1) per diem basis, (2) flat atau kontrak basis dan (3) maksimum fee basis. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Per diem basis Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor. Pertama kali audit fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu audit yang dihabiskan oleh tim. Tarif fee audit per jam untuk tiap tingkatan staf tertentu dapat berbeda-beda. b. Flat atau kontrak basis Pada cara ini audit fee dihitung sekaligus secara borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan terselelesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian. 24
c. Maksimum fee basis Cara ini menggunakan gabungan dari kedua cara di atas. Pertama kali tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar auditor tidak mengulur-ngulur waktu sehingga menambah jam atau waktu kerja. Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai sesuai dengan tugas audit yang dijalankannya. Oleh karena itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama terlebih dahulu oleh klien dan auditor tersebut. Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam pergantian KAP. Eichenseher dan Shields (1983) dalam Chadegani et.al (2011) menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan dengan hal-hal yang dapat memicu terjadinya kenaikan fee audit. Ketika fee audit melampaui batas tolerasni yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP,
25
sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee audit yang mereka tawarkan.
B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP Pergantian manajemen terjadi apabila perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Selain itu pergantian manajemen juga disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengontrak atau mengganti manajemen baru yaitu direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer). Berubahnya struktur manajemen merupakan hal yang biasa terjadi, terutama untuk perusahaan-perusahaan go public. Perubahan manajemen ini seperti perubahan dewan direksi, financial controller dan direktur manajemen, serta perubahan pada struktur komite audit (Ismail et al., 2008 dalam Wijaya 2013). Dengan adanya perubahan dalam struktur jajaran dewan direksi, baik direktur maupun komisaris tidak menutup kemungkinan perusahaan akan melakukan pergantian KAP karena setiap manajemen memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Oleh sebab itu, perusahaan akan cenderung untuk mencari KAP yang sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemennya.
26
Schwartz dan Menon (1985) dalam Chadegani et.al. (2011) serta Pratini dan Astika (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAP nya karena manajemen akan mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa jika terjadi pergantian CEO di dalam perusahaan, maka pihak CEO akan memilih KAP yang sesuai dengan kebijakannya. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Aprilia (2013), Susan dan Trisnawati (2011), Wijayani dan Juniarti (2011) serta
Sinarwati
(2010)
berhasil
membuktikan
bahwa
pergantian
manajemen berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Chadegani et.al. (2011) serta Suparlan dan Andayani (2010) tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara pergantian manajemen dengan pergantian KAP. Berdasarkan hasil berbeda tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP. 2. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP Manajemen dan perusahaan akan mencari KAP yang bereputasi tinggi karena investor dan para pihak yang menggunakan laporan keuangan lebih percaya pada hasil audit yang dikeluarkan oleh KAP yang mempunyai reputasi. Hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya para investor dan para pemakai laporan keuangan menjadikan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan. Adanya faktor expertise 27
itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar (Mardiyah, 2002 dalam Divianto, 2011). Selain itu adanya persepsi bahwa semakin mahal biaya jasa sebuah kantor akuntan publik maka akan semakin baik dan profesional pula pelayanannya, yang kemudian hal tersebut akan menentukan kesuksesan perusahaan klien. KAP yang besar (Big Four) biasanya sudah memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis, dan cara mereka mempertahankan reputasinya adalah dengan cara mempertahankan independensi, sehingga image mereka di mata para pemakai laporan keuangan tetap terjaga baik. KAP yang lebih besar juga sering dipandang lebih dapat mempertahankan independensi dibandingkan KAP kecil, karena KAP besar menyediakan layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap klien tertentu sehingga jika perusaan sudah menggunakan KAP besar maka kecenderungan
untuk
melakukan
penggantian
KAP
kecil
kemungkinannya. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2013) serta Damayanti dan Sudarma (2007) menemukan bukti bahwa ukuran KAP berpengaruh signifiikan terhadap pergantian KAP. Adanya faktor expertise KAP akan menentukan perubahan audit sehingga perusahaan akan lebih memilih KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata pelaku pasar. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Susan dan Trisnawati (2011), yang menguji variabel ukuran KAP sebagai 28
faktor yang mepengaruhi pergantian KAP. Dan hasilnya ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP pada
perusahaan-
perusahaan di Indonesia. Perusahaan akan lebih memilih KAP yang kredibilitasnya tinggi
karena dianggap lebih
profesional
dalam
penugasannya. Penelitian Prastiwi dan Wilsya (2009) yang mengukur ukuran KAP dengan mengidentifikasikannya dengan variabel tipe KAP. Variabel tipe KAP didefinisikan sebagai besar kecilnya KAP yang mengaudit perusahaan. KAP besar adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four, sedangkan KAP kecil adalah KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Wilsya (2009) perusahaan yang bekerja sama dengan Big Four menurunkan kemungkinan perpindahan auditor dibandingkan perusahaan yang bekerja sama dengan Non Big Four. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al., (2011), Wijayani dan Juniarti (2011) serta Juhantari dan Ramini (2013). Ukuran KAP dapat menentukan kualitas jasa yang diberikan. KAP besar atau dalam penelitian ini disebut KAP Big Four cenderung lebih banyak pengalaman audit dibandingkan KAP kecil atau KAP Non Big Four. KAP Big Four cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dan menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan KAP Non Big Four. Sehingga untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan untuk menarik minat investor, 29
perusahaaan akan menggunakan jasa audit dari KAP besar. Hal inilah yang menjadi dasar perusahaan yang sudah menggunakan KAP Big Four tidak berpindah ke KAP Non Big Four. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Pratini dan Astika (2013) tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap pergantian KAP. Berdasarkan peryataan beragam di atas, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Ha2: Ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian KAP. 3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pergantian KAP Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kualitas baik industrinya maupun kualitas baik kegiatan ekonominya secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992). Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan. Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah. Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman (1968) dalam Dewi (2011) mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah 30
kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya. Apabila manajemen tidak segera melakukan tindakan untuk memperbaikinya, kemungkinan perusahaan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan klien yang memiliki rasio pertumbuhan pemjualan yang negatif cenderung untuk melakukan pergantian KAP. Berdasarkan argumen diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan melakukan pergantian KAP bagi klien yang pertumbuhannya besar lebih rendah dibandingkan dengan klien yang pertumbuhannya kecil. Berdasarkan dari argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha3: Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. 4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Pergantian KAP Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam pergantian KAP. Menurut Eichenseher dan Shields (1983) dalam Chadegani et.al (2011) menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan dengan hal-hal yang dapat memicu terjadinya kenaikan fee audit. Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan 31
perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP, sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee audit yang mereka tawarkan. Auditor menetapkan fee audit yang sesuai dan wajar dengan mempertimbangkan
tugas
yang
akan
dikerjakan,
apakah
dalam
pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tinggi, tingkat kesulitan, serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses auditnya. Dorongan untuk berpindah KAP dapat disebabkan oleh fee audit yang relatif tinggi yang ditawarkan oleh suatu KAP pada perusahaan sehingga tidak ada kesepakatan antara perusahaan dengan KAP tentang besarnya fee audit dan dapat mendorong perusahaan untuk berpindah kepada KAP yang lain (Schwartz dan Menon, 1985 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al., (2011) menemukan bahwa fee audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP di Malaysia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Ginting dan Fransisca (2014) membuktikan bahwa fee audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Berdasarakan penelitian-penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha4: Fee audit berpengaruh terhadap pergantian KAP.
32
C. Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1
33
Tabel 2.1
No 1
2
Peneliti (tahun) Kawijaya dan Juniarti (2002)
Damayanti dan Sudarma (2007)
Judul Penelitian Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik
Sumber: diolah dari berbagai referensi
Metodologi penelitian Persamaan Perbedaan Variabel pergantian Variabel qualified audit manajemen, auditor opinion, merger, ekspansi. switch Instrumen pengumpulan data yang digunakan kuesioner, responden yang menjadi subjek penelitian adalah perusahaan yang ada di Jawa Timur, terutama yang berdomisili di Surabaya dan Sidoarjo, sedangkan peneliti menggunakan objek penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel pergantian manajemen, ukuran KAP, fee audit.
Variabel peneliti terdahulu menggunakan presentasi perubahan ROA, kesulitan keuangan, dan opini audit. Objek penelitian pada perusahaan go public di BEJ.
Hasil Penelitian Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa qualified opinion, merger, management changes, dan ekspansi merupakan faktor yang signifikan dalam memprediksi perpindahan KAP (auditor switch) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian.
Variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia berpindah KAP.
34
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (tahun) Chadegani et, al (2011)
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan The Determinant Factor Variabel pergantian Variabel peneliti terdahulu of Auditor Switch Among manajemen, ukuran KAP, menggunakan variabel opini Companies Listed on audit fee audit Qualified, financial Tehran Stock Exchange distress, ukuran perusahaan klien.
4
Susan dan Trisnawati (2011)
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch
5
Suyono, et al,. (2013)
Determinant Factors Variabel ukuran KAP Affecting the Auditor Switching: An Indonesian Case
No 3
Judul Penelitian
Variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP
Hasil Penelitian Hanya ukuran KAP secara signifikan berhubungan dengan auditor switch di TSE.
Variabel pertumbuhan perusahaan dan fee audit
Pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switch.
Variabel peneliti terdahulu menggunakan variabel tingkat persaingan diantara perusahaan audit, dan masa perikatan audit, menggunakan metode survey dengan menyebarkan kuesioner.
Kondisi keuangan klien, tingkat persaingan diantara perusahaan audit dan masa perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Sumber: diolah dari berbagai referensi 35
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
Peneliti (tahun)
Judul Penelitian
6
Putra (2014)
Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit pada Pergantian Auditor
7
Ginting dan Fransisca (2014)
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Malaysia
Metodologi penelitian Persamaan Perbedaan Variabel pertumbuhan Peneliti terdahulu perusahaan, teknik menggunakan variabel analisis data financial distress, menggunakan regresi perubahan rentabilitas logistik dan opini audit. Sedangkan peneliti menggunakan variabel pergantian manajemen, ukuran KAP, dan fee audit. Variabel ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan klien, fee audit, sampel perusahaan maufaktur
Peneliti terdahulu menggunakan variabel ukuran perusahaan klien, opini audit.
Hasil Penelitian Financial distress, Perubahan rentabilitas, Tingkat pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh pada pergantian auditor dan Opini audit berpengaruh signifikan pada pergantian auditor.
Secara parsial, hanya fee audit yang berpengaruh terhadap pergantian KAP untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia untuk periode 2008 sampai 2012. Sedangkan ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, fee audit dan opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP
Sumber: diolah dari berbagai referensi 36
D. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Faktor-faktor tersebut yaitu pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan fee audit yang dianggap dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian KAP. Penelitian ini menguji pengaruh pergantian manajemen (X1), ukuran KAP (X2), tingkat pertumbuhan perusahaan (X3), serta fee audit (X4) terhadap pergantian KAP (Y). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang mengangkat tentang pengaruh yang terjadi pada pergantian KAP dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut:
37
Gambar 2.2 Skema Kerangka Penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di Indonesia Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik” Adanya tingkat kedekatan antara auditor dengan klien yang menyebabkan skandal keuangan Basis Teori: Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang pembatasan praktik jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pergantian Manajemen (X1) Ukuran KAP (X2) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (X3)
kkPppp Pergantian KAP (Y)
Fee Audit (X4)
Metode Analis: Regresi Logistik Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua varabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen yaitu pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit terhadap variabel dependen yaitu pergantian kantor akuntan publik dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2009-2014.
B. Metode Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling) dan teknik berdasarkan pertimbangan (judgment sampling), yaitu merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo 2002). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2014. Sektor manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur lebih banyak terdaftar di BEI dan perusahaan manufaktur umunya sudah menggambarkan keseluruhan 39
dari sektor perusahaan lainnya. Penelitian ini mengambil objek pada faktorfaktor yang mempengaruhi perusahaan manufaktur berpindah KAP yang terdaftar di BEI. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode proposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2014. 2. Terdaftar sebelum 1 Januari 2009. 3. Perusahaan tidak keluar (delisting) selama periode penelitian dari tahun 2009-2014. 4. Perusahaan menerbitkan informasi keuangan lengkap berupa informasi nama CEO, nama KAP dan total penjualan bersih serta laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2009-2014. 5. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan. 6. Perusahaan yang mengganti KAP selama periode 2009-2014.
C. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2009-2014, yaitu dengan penelusuran secara manual dan komputer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan pengumpulan data sekunder dan observasi di Bursa Efek Indonesia dari situs resmi BEI www.idx.co.id.
40
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Pengujian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan pergantian KAP dan tidak melakukan pergantian KAP). Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Jadi logistic regression umumnya dipakai jika asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi (Ghozali, 2011). 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), maksimum minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar ratarata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang 41
berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2011). 2. Pengujian Hipotesis Menurut Ghozali (2011) pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistic (logistic regression), yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non-metrik (nominal). Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah: a. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. b. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung. Analisis yang digunakan dalam penggunaan logistic regression sebagai pengujian terhadap hipotesis, yaitu: a. Model Fit Test Menurut Ghozali (2011) langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0: Model yang dihipotesiskan dengan data HA: Model yang dihipotisiskan tidak fit dengan data
42
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi – 2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. b. Koefisien Determinasi (Negalkerke R Square) Menurut Imam Ghozali (2011) Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan niai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Negelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil
berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
43
c. Menilai Kelayakan Model Regresi Menurut Ghozali (2011) kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan perbedaan antara model data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit Model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. d. Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol.
44
e. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. f. Estimasi Parameter dan Interpretasinya Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diujikan menunjukkan bentuk hubungan antara variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara probabilitas (sig) dengan tingkat signifikan (α). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut: CHANGES = βo + β1CEO + β2KAP + β3GROWTH + β4FEE + ε Keterangan: CHANGES = pergantian KAP βo
= konstanta
β1-β4
= koefisien regresi
CEO
= pergantian manajemen
KAP
= ukuran KAP
GROWTH
= tingkat pertumbuhan perusahaan
FEE
= fee audit
ε
= residual error
45
E. Operasional Variabel Pada bagian ini akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pergantian KAP. Variabel pergantian KAP menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien mengganti auditornya, maka diberikan nilai 1, sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka diberikan nilai 0 (Susan dan Trisnawati, 2011). 2. Variabel Independen Variabel Independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel independen dalam pemelitian ini adalah pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit. Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut sebagai berikut: a) Pergantian Manajemen Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan direksi berhenti karena kemauan sendiri. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya (Joher et 46
al., 2000 dalam Susan dan Trisnawati, 2011). Pengukuran variabel ini sebelumnya telah dilakukan oleh Susan dan Trisnawati (2011). Variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika terdapat pergantian direksi dalam perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan, maka diberikan nilai 0. b) Ukuran KAP Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan The Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four. Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big Four maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big Four, maka diberikan nilai 0 (Susan dan Trisnawati, 2011). Adapun kategori KAP Big Four di Indonesia, yaitu: 1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan. 2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Sidharta-Sidharta & Widjaja. 3. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko, & Sanjadja. 4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta & Mustofa, Osman Ramli Satrio & Rekan (Divianto, 2011). 47
c) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan difokuskan pada rasio pertumbuhan penjualan karena pertumbuhan penjualan perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam operasinya (Ginting dan Fransisca, 2014). Pertumbuhan penjualan menandakan perusahaan memiliki kemampuan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan klien yang mempunyai tingkat rasio pertumbuhan penjualan
positif
menandakan
bahwa
perusahaan
tersebut
dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Sehingga ketika bisnis terus bertumbuh, akan berdampak pada peningkatan kebutuhan terhadap perusahaan audit independen untuk mengurangi biaya agensi dan peningkatan kebutuhan terhadap jasa non-audit dalam perluasan perusahaannya. Hal ini berarti jika penjualan perusahaan terus tumbuh, akibatnya perusahaan klien dapat mempertahankan auditor meskipun membutuhkan audit fee yang tinggi dan berarti perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan lebih rendah melakukan pergantian KAP. Variabel pertumbuhan perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio pertumbuhan perusahaan klien yaitu penjualan bersih sekarang dikurangi dengan penjualan bersih tahun lalu, kemudian dibagi penjualan bersih tahun lalu (Ginting dan Fransisca, 2014). d) Fee Audit Fee audit merupakan besarnya biaya yang dibayar oleh perusahaan kepada auditor atas jasa mengaudit laporan keuangannya. Variabel fee 48
audit menggunakan variabel dummy. Jika klien melakukan change class atau perpindahan kelas Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika klien tidak melakukan perpindahan kelas (change class) Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 0 (Ginting dan Fransisca, 2014). Variabel dan skala pegukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan secara ringkas dalam tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya
No. 1
Variabel
Indikator
Pergantian KAP Variabel dummy, diberikan (Susan dan
nilai 1 jika perusahaan
Trisnawati,
melakukan pergantian KAP,
2011)
nilai 0 jika tidak melakukan
Skala Pengukuran Nominal
pergantian KAP 2
Pergantian
Variabel dummy, diberikan
Manajemen
nilai 1 jika perusahaan
(Susan dan
mengganti direktur utama
Trisnawati,
(CEO), dan 0 perusahaan
2011)
tidak mengganti direktur
Nominal
utama (CEO)
Sumber: hasil data olahan
49
No.
Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
3
Ukuran KAP
Variabel
dummy,
jika
(Susan dan
perusahaan diaudit oleh KAP
Trisnawati,
Big Four maka diberikan nilai
2011)
1, jika perusahaan diaudit
Nominal
oleh KAP Non Big Four maka diberikan nilai 0. 4
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
∆S = Net Salest – Net Salest-1
Rasio
Net Salest-1
(Ginting dan Fransisca, 2014) 5
Fee Audit (Ginting dan Fransisca, 2014)
Variabel dummy, jika klien
Nominal
Melakukan perpindahan kelas (change class) KAP dari big four ke non big four maupun dari non big four ke big four maka diberikan nilai 1, jika klien tidak melakukan perpindahan kelas (change class) KAP maka diberikan nilai 0.
Sumber: hasil data olahan
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2009-2014. Perusahaan - perusahaan tersebut telah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2009 dan selama periode tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Industri manufaktur dipilih karena merupakan industri yang memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak terdaftar di BEI dibandingkan jenis industri lain. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit terhadap pergantian KAP dalam industri manufaktur. Alasan peneliti menggunakan data dari laporan keuangan dan laporan tahunan mulai dari tahun 2009-2014 adalah karena pada rentang waktu 2009-2014 merupakan data perusahaan yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan industri manufaktur yang berkaitan dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang jasa akuntan publik. Peraturan terbaru menyebutkan bahwa pemberian jasa 51
audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Namun, dalam analisa statistik peneliti hanya menggunakan data lima tahun (2010-2014) karena ada beberapa variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1), yaitu variabel tingkat pertumbuhan perusahaan, fee audit dan pergantian KAP, sehingga untuk tahun 2009 tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena beberapa data yang dibutuhkan dari tahun 2009 tidak dipakai. Data tahun 2009 hanya untuk melengkapi data tahun 2010. Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria No.
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Jumlah
1.
Jumlah perusahaan yang listing di BEI tahun 2009-2014
139
2.
Terdaftar sebelum 1 Januari 2009
121
3.
Perusahaan delisting selama 2009-2014
1
4.
Data lengkap perusahaan tidak ditemukan oleh peneliti
45
5.
Perusahaan menggunakan US Dollar sebagai mata uang
8
pelaporan 6.
Jumlah perusahaan yang tidak mengganti KAP
38
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel
29
Tahun pengamatan
5
Jumlah sampel total selama periode penelitian
145
Jumlah perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Sumber: data diolah Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014 berjumlah 139 perusahaan. 52
Dari 139 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 121 perusahaan yang terdaftar sebelum 1 Januari 2009. Dari 121 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 1 perusahaan yang delisting, 45 perusahaan yang data laporan keuangan lengkap tidak ditemukan oleh peneliti, 8 perusahaan yang menggunakan Dollar sebagai mata uang pelaporan, dan 38 perusahaan yang tidak mengganti KAP selama periode penelitian. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah sebanyak 29 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 145 pengamatan. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih bagi perusahaan industri manufaktur yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti nama KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, nilai penjualan bersih, dan fee audit.
B. Analisis dan Pembahasan Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan fee audit) terhadap variabel dependen yaitu pergantian KAP.
53
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif, diperoleh data yang merupakan hasil perkalian dari jumlah sampel perusahaan yang berjumlah 29 perusahaan dengan jumlah periode tahun penelitian yang berjumlah 5 tahun, sehingga menghasilkan data penelitian sebesar 145 data penelitian. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
CHANGES CEO KAP GROWTH FEE Valid N (listwise)
Minimum
145 145 145 145
0 0 0 .7341233000 145 0 145
Maximum Mean 1 .33 1 .17 1 .22 2.94301030 .146099208 00 347 1 .01
Std. Deviation .472 .379 .416 .369275472 7480 .083
Sumber: hasil output SPSS Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian KAP (CHANGES) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,33 dan standar deviasi 0,472. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,17 dan standar deviasi 0,379. Hasil analisis dengan 54
menggunakan
statistik
deskriptif
terhadap
ukuran
KAP
(KAP)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,22 dan standar deviasi 0,416. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan (GROWTH) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,734, nilai maksimum sebesar 2.943 dengan rata-rata sebesar 0,146 dan standar deviasi 0,369. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap fee audit (FEE) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,01 dan standar deviasi 0,083. 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan pergantian KAP dan tidak melakukan pergantian KAP), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011): a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh informasi bahwa pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 184,124. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 177,395. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau 55
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil uji keseluruhan model dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.3 Menilai Keseluruhan Model Iteration Historya,b,c,d Coefficients -2 Log Iteration likelihood Constant CEO Step 1 177,813 -,697 ,054 1 2 177,481 -,735 ,065 3 177,426 -,736 ,065 4 177,406 -,736 ,065 5 177,399 -,736 ,065 6 177,397 -,736 ,065 7 177,396 -,736 ,065 8 177,395 -,736 ,065 9 177,395 -,736 ,065 10 177,395 -,736 ,065 11 177,395 -,736 ,065 12 177,395 -,736 ,065 13 177,395 -,736 ,065 14 177,395 -,736 ,065 15 177,395 -,736 ,065 16 177,395 -,736 ,065 17 177,395 -,736 ,065 18 177,395 -,736 ,065 19 177,395 -,736 ,065 20 177,395 -,736 ,065 Initial -2 Log Likelihood:184,124 Sumber: hasil output SPSS
KAP -,493 -,610 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616 -,616
GROWTH ,676 ,768 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772 ,772
FEE 3,159 4,446 5,495 6,511 7,516 8,518 9,519 10,519 11,519 12,519 13,519 14,519 15,519 16,519 17,519 18,519 19,519 20,519 21,519 22,519
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R 56
Square adalah sebesar 0,063 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 6,3%, sedangkan sisanya sebesar 93,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian (Mahantara, 2013), seperti ukuran perusahaan klien, opini going concern, financial distress, dan lain-lain. Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji koefisien determinasi (Nagelkerke R Square): Tabel 4.4 Koefisien Determinasi Model Summary Step 1
-2 Log likelihood 177.395a
Cox & Snell R Square ,045
Nagelkerke R Square ,063
Sumber: hasil output SPSS c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chisquare sebesar 8,318 dengan signifikansi (p) sebesar 0,403. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Hasil uji kelayakan model regresi disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:
57
Tabel 4.5 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 8,318
Df
Sig. 8
,403
Sumber: hasil output SPSS d. Hasil Uji Multikolonieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil tabel 4.7 menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak ada gejala multikolonieritas yang serius antar variabel bebas (Damayanti dan Sudarma, 2007). Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Correlation Matrix Constant Step Constant 1,000 1 CEO -,243 KAP -,342 GROWTH -,306 FEE ,000 Sumber: Hasil output SPSS
CEO -,243 1,000 -,136 -,239 ,000
KAP GROWTH -,342 -,306 -,136 -,239 1,000 ,045 ,045 1,000 ,000 ,000
FEE ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
e. Hasil Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan sektor manufaktur. Matriks klasifkasi disajikan pada tabel 4.8 berikut. 58
Tabel 4.7 Matriks Klasifikasi Classification Tablea Predicted CHANGES Observed Step CHANGES 0 1 1 Overall Percentage Sumber: Hasil output SPSS
0
1 97 45
Percentage Correct 0 100,0 3 6,3 69,0
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 6,3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 3 perusahaan (6,3%) yang diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total 48 perusahaan yang
melakukan
pergantian
KAP.
Kekuatan
prediksi
model
perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar 100%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 97 perusahaan (100%) yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dari total 97 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan prediksi dari model regresi sebesar 69%.
59
f. Hasil Uji Regresi Logistik Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation Step CEO 1a KAP GROWTH FEE Constant
B ,065
S.E. ,496
Wald ,017
-,616
,480
,772 22,519
1
Sig. Keterangan ,896 Tidak Signifikan
1,647
1
,199 Tidak Signifikan
,545
2,003
1
,157 Tidak Signifikan
40192,969
,000
-,736
,222 10,964
df
1 1,000 Tidak Signifikan 1
,001
-
Sumber: Hasil output SPSS Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model berikut ini: CHANGES = -0,736 + 0,065CEO – 0,616KAP + 0,772GROWTH +22,519FEE Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) di atas, maka terdapat beberapa bagian interpretasi hasil yang disajikan. 1. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,065 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,896. Karena tingkat signifikansi lebih dari α = 0,05, maka hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Penelitian ini membuktikan bahwa pergantian 60
manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Aprillia (2013), Weny (2014), Suparlan dan Andayani (2010), Chadegani et al., (2011) namun tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Sabeni (2014), Sinarwati (2010), Pratini dan Astika (2013). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak (Damayanti dan Sudarma, 2007). Selain itu, manajemen yang baru tidak perlu untuk mengganti KAP yang lama dengan cara menunjuk KAP yang baru jika KAP yang lama memiliki kredibilitas dan kinerja yang baik dan memuaskan manajemen yang baru. 2. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Pergantian KAP Variabel ukuran KAP meunjukkan koefisien negatif sebesar 0,616 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,199. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung 61
penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniaty (2014) dan Kristian (2015). KAP Big Four dinilai memiliki reputasi baik di dunia internasional karena mereka memiliki jaringan yang tersebar luas di dunia serta memiliki auditor yang kompeten dan berpengalaman yang banyak. Oleh karena itu, investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang memiliki reputasi. Namun, bukan berarti KAP Non Big Four tidak bagus. Jika perusahaan sudah merasa puas dengan kinerja dari KAP yang lama, meskipun tidak tergolong KAP besar, maka perusahaan memilih untuk tetap menggunakan jasa KAP tersebut karena dalam hal berganti KAP tentu ada biaya langsung dan tidak langsung yang harus dipertimbangkan dengan baik. Biaya langsung seperti kontrak baru yang biasanya lebih mahal dibandingkan melanjutkan kontrak yang lama. Adapun biaya tidak langsung meliputi waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk masa penyesuaian antara klien dengan auditor baru dan pihak pihak yang terlibat di dalamnya (Kristian, 2015). 3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan terhadap Pergantian KAP Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan klien menunjukkan koefiesien regresi positif sebesar 0,772 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,157. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan 62
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Putra (2014) dan Mahantara (2013). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya fenomena tingkat pertumbuhan perusahaan tidak menyebabkan perusahaan untuk melakukan pergantian KAP. Tidak ada jaminan bahwa perusahaan yang mengalami peningkatan pada penjualan bersihnya juga akan mengalami peningkatan pada laba bersihnya. Sehingga perusahaan akan mempertimbangkan untuk tetap menggunakan KAP lama dibandingkan melakukan pergantian KAP. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason (2001), Suarjana dan Widhiyani (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuahan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. 4. Pengaruh Fee Audit terhadap Pergantian KAP Variabel fee audit menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 22,519 dengan tingkat signifikansi sebesar 1,000. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Ginting dan Fransisca (2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suyono et al., (2013), Dwiyanti dan Sabeni (2012). 63
Pembayaran fee audit yang mahal pada kondisi tertentu tidak membebani perusahaan manufaktur, sehingga tidak terbukti fee audit mempengaruhi pergantian KAP. Kondisi ini dikarenakan manajemen sebagai agent mempunyai fungsi decision making dan otoritas, maka apabila manajemen menganggap KAP yang dipilih sudah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dan dapat sejalan dengan pandangan manajemen tersebut (salah satu contoh: kualitas yang tinggi), penawaran fee yang cukup tinggi bukan merupakan suatu masalah (Dwiyanti dan Sabeni 2012). Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen (Pergantian KAP)
Pergantian Manajemen
Tidak Berpengaruh
Ukuran KAP
Tidak Berpengaruh
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Tidak Berpengaruh
Fee Audit
Tidak Berpengaruh
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa pergantian manajemen secara statistik tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 6 tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Aprillia (2013), Weny (2014), Suparlan dan Andayani (2010), Chadegani et al., (2011) namun tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Sabeni (2014), Susan dan Trisnawati (2011), Sinarwati (2010), Pratini dan Astika (2013). 2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 6 tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kurniaty (2014) dan Kristian (2015). 3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama enam tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2014), Mahantara (2013), Ginting dan Fransisca (2014). 65
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 6 tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Ginting dan Fransisca (2014) serta Astuti dan Ramantha (2013).
B. Implikasi Hasil dari penelitian mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan fee audit terhadap pergantian KAP ini diharapkan dapat memberikan imlikasi sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan untuk melakukan pergantian KAP atau tidak, mengingat laporan auditor independen atas kewajaran laporan keuangan perusahaan ikut menentukan kelangsungan hidup perusahaan. 2. Bagi auditor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi untuk meningkatkan profesionalisme dalam memberikan jasa audit kepada kliennya, mengingat bahwa profesionalisme KAP menjadi bahan pertimbangan
perusahaan
dalam
keputusannya
untuk
melakukan
pergantian KAP.
66
3. Bagi akademisi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian yang berkaitan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian kantor akuntan publik, sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Saran Penelitian mengenai pergantian KAP selanjutnya diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih baik dan berkualitas, dengan mempertimbangkan saran berikut ini: 1. Penelitian
selanjutnya
mungkin
dapat
mempertimbangkan
untuk
menngunakan sektor industri lain sebagai populasi penelitian. 2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa variabel independen lain, seperti ukuran perusahaan, financial distress, peluang untuk memanipulasi income, opini audit going cocern, dan lain-lain. 3. Pengukuran terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan pada penelitian selanjutnya
dapat
menggunakan
alternative
proksi
lain,
seperti
menggunakan perubahan total aset, perubahan MVE, dan perubahan income.
67
4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang tahun pengamatan di atas 6 tahun melebihi peraturan tentang pergantian KAP yang berlaku.
68
DAFTAR PUSTAKA Amilin, Desfiandi. “Pengaruh Fee Audit, Kesadaran Etis dan Locus of Control terhadap Perilaku Auditor Eksternal”. JMK Vol. 7 No. 4, September2009. Aprillia, Ekka. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching”. Accounting Analysis Journal, 2013. Chadegani, Arezoo A., Zakiah M.M dan Azam Jari. “The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”. International Research Journal of Finance and Economics. 2011. Christian, Yohannes. “Peran Profesionalisme Auditor dalam Mengukur Tingkat Materialitas pada Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, NO. 3, Mei 2012. Damayanti, S. dan M. Sudarma. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. 2007. Dewi, Sofia Prima. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Going Concern”. Jurnal Akuntansi, Volume 11, Nomor 2, November 2011. Divianto. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch”. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi, Vol. 1 No. 2, Mei 2011. Dwiyanti dan Arifin Sabeni. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching secara Voluntary”. Diponegoro Journal of Accounting Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”. Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Ginting dan Erlina Fransisca. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Malaysia”. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 2, Nomor 01, 2014. Ginting dan Suryana. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 4, Nomor 02, 2014. Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”, Jurnal Seminar Akuntansi Nasional 13, Purwokerto, 2010. 69
Gunady dan Mangoting. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012 Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Tax & Accounting Review, Vol. 3, NO.2, 2013. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Kawijaya, Nelly dan Juniarti. “Faktor-Faktor Yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, 2002. Kristian, Michelle. “Pengaruh Kepemilikan Publik, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Pergantian Auditor”. Jurnal Ekonomi/Volume XX,No. 02, Juli 2015: 273-286. Kurniaty, Vina. “Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial Distress, Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Real Estate dan Properti di Bursa Efek Indonesia”. JOM FEKON VOL.1 NO.2 Oktober 2004. Mahantara. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana.2013 Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 jo 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003. Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008. Prapitorini, Mirna Dyah dan Indira Juniarti. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opini Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 8 - No. 1, Juni 2011; Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. “Faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 1, No. 1, pp. 62-75. 2009. Pratini dan I.B Putra Astika. “Fenomena Pergantian Auditor di Bursa Efek Indonesia”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2 (2013): 470-482. 70
Putra, I Wayan Deva Widia. “Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit pada Pergantian Auditor”. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014): 308-323. Rapina, Lili Marlen Saragi dan Verani Carolina. “Pengaruh Independensi Eksternal Auditor terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.2 Tahun ke-1 Mei-Agustus 2010. Sagara dan Jalil. “Auditing Dilengkapi dengan Kasus dan Pembahasan Kasus”. UIN Jakarta Press. 2013 Sinarwati, N. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. 2010. Suparlan, dan W. Andayani. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. 2010. Susan dan Estralita Trisnawati. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 13, No. 2, 2012. Suyono, Feng Yi dan Riswan. “Determinant Factors Affecting The Auditor Switching: An Indonesian Case”. Global Review of Accounting and Finance Vol. 4. No. 2. September 2013. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik Wahyuningsih, Nur dan I Ketut Suryanawa. “Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching”. Jurnal Akuntansi FE Udayana. 2011. Weiner, Jackie. “Auditor Size VS Audit Quality: An Analysis of Auditor Switches”. Thesis. 2012. Weston dan Copeland. “Manajemen Keuangan”. Binarupa Aksara, Jakarta. 1995 Widowati dan Mukodim. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia”. 2013.
71
Wijaya, R.M Aloysius Pangky. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Oleh Klien”. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013. Wijayani, Evi Dwi dan Indira Januarti. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”. Simposium Nasional Akuntansi 14, Aceh. 2011.
72
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. PT Alakasa Industrindo Tbk. PT Pelangi Indah Canindo Tbk. PT Budi Acid Jaya Tbk. PT Ekadharma Internasional Tbk. PT Eterindo Wahanatama Tbk. PT Sorini Agro Asia Corp. Tbk. PT Alam Karya Unggul Tbk. PT Berlina Tbk. PT Yanaprima Hastapersada Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. PT Selamat Sempurna Tbk. PT Apac Citra Centertex Tbk. PT Ricky Putra Globalindo Tbk. PT Nusantara Inti Corpora Tbk. PT Kabelindo Murni Tbk. PT Akasha Wira Internasional Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Siantar Top PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. PT Bentoel Internasional Investama Tbk. PT Indofarma (Persero) Tbk. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. PT Unilever Indonesia Tbk.
Kode SMGR IKAI KIAS ALKA PICO BUDI EKAD ETWA SOBI AKKU BRNA YPAS SIPD KBRI PRAS SMSM MYTX RICY UNIT KBLM ADES MLBI STTP ULTJ RMBA INAF KAEF SQBI UNVR
73
Tabel Lampiran 2
No.
Kode Perusahaan
2010 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP 0 EY
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP -0,003034581 0 0
1 SMGR 1 Griselda, Wisnu & Arum
0,012756684
0
1
0 JAS & Rekan
0,617741286
0
0
0 Grant Thornton
0,111044376
0
0
-0,034344548
0
0
1 Mulyamin Sensi Suryanto
0,192044697
0
1
0 Morison Internasional
0,239051428
0
0
0 RSM AAJ
0,059350045
0
0
0 EY
0,274191412
0
0
1 PKF
0,151008578
0
1
0 Grant Thornton
0,058058782
0
0
0 Morison Internasional
0,249157219
0
0
2 IKAI 3 KIAS 4 ALKA 0 Doli, Bambang. Sudarmadji & Dadang 5 PICO 6 BUDI 7 EKAD 8 ETWA 9 SOBI 10 AKKU 11 BRNA 12 YPAS 74
Tabel Lampiran 2 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2010 Pergantian Manajemen 1 BDO
Tingkat Pertumbuhan 0,123344261
1 Hananta Budianto&Rekan
-0,299793549
0
1
0,781624051
0
1
0,13613293
0
0
0 Mulyamin Sensi Suryanto
0,158637105
0
0
0 Joachim Sulistyo & Rekan
0,142469014
0
0
-0,091248435
0
1
0 Doli, Bambang. Sudarmadji & Dadang
0,800739569
0
0
1 Johan Malonda Mustika & Rekan
0,627129234
0
1
0 KPMG
0,107593809
0
0
0 RSM AAJ
0,216065675
0
0
0 KBS
0,165114853
0
0
1 PWC
0,227314834
0
1
Ukuran KAP
Fee Pergantian Audit KAP 0 1
13 SIPD 14 KBRI 1 BMY 15 PRAS 0 Morison Internasional 16 SMSM 17 MYTX 18 RICY 1 Moh Sofwan&rekan 19 UNIT 20 KBLM 21 ADES 22 MLBI 23 STTP 24 ULTJ 25 RMBA 75
Tabel Lampiran 2 (Lanjutan) Kode Perusahaan
No.
2010 Pergantian Manajemen
Tingkat Pertumbuhan -0,068563055
Ukuran KAP 0 Husni, Mucharam, Rasidi
Fee Pergantian Audit KAP 0 0
26 INAF 1 Grant Thornton
0,115544831
0
1
1 PWC
-0,272682401
0
1
0 PWC
0,079102161
0
0
Tingkat Pertumbuhan
Fee Audit
Pergantian KAP
0,141841766
0
0
-0,077593835
0
1
27 KAEF 28 SQBI 29 UNVR
Tabel Lampiran 3 2011
Kode
No.
Perusahaan
Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
SMGR
0 EY
IKAI
0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan
KIAS
1 JAS & Rekan
0,117210729
0
0
ALKA
0 Johannes Patricia Juara & Rekan
0,033078839
0
1
1 2 3 4 76
Tabel Lampiran 3 (Lanjutan) 2011 No.
Kode Perusahaan
Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
Tingkat Pertumbuhan
Fee Audit
Pergantian KAP
PICO
0 ARH&J
0,059551099
0
1
BUDI
0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
0,192044697
0
0
EKAD
0 Rodl & Partner
0,291745385
0
1
ETWA
0 Grant Thornton
0,115157848
0
1
SOBI
0 EY
-0,616828262
0
0
AKKU
1 PKF
-0,129150774
0
0
BRNA
0 Kreston Internasional
0,195322188
0
1
YPAS
Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl & 0 Partner
0,070871164
0
1
SIPD
0 BDO
0,106144152
0
0
5 6 7 8 9 10 11
12 13 77
Tabel Lampiran 3 (Lanjutan) 2011 No.
Kode Perusahaan
Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
Tingkat Pertumbuhan
Fee Audit
Pergantian KAP
-0,667792707
0
0
KBRI
0 Hananta Budianto&Rekan
PRAS
0 PKF
0,150579092
0
1
SMSM
Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl & 0 Partner
0,157578358
0
1
MYTX
0 Mulyamin Sensi Suryanto
0,135195658
0
0
RICY
0 Joachim Sulistyo & Rekan
0,062159051
0
0
UNIT
0 ARH&J
-0,089340358
0
1
KBLM
1 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
0,593666852
0
0
ADES
0 Johan Malonda Mustika & Rekan
0,368739371
0
0
MLBI
0 KPMG
0,038312691
0
0
14 15
16 17 18 19 20 21 22 78
Tabel La,piran 3 (Lanjutan) 2011 No.
Kode Perusahaan
Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
Tingkat Pertumbuhan
Fee Audit
Pergantian KAP
STTP
0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan
0,347582887
0
1
ULTJ
0 KBS
0,118044519
0
0
RMBA
1 PWC
0,130899893
0
0
INAF
1 Husni, Mucharam, Rasidi
0,148436033
0
0
KAEF
0 Kreston Internasional
0,093389786
0
1
SQBI
0 PWC
0,119781332
0
0
PWC
0,191921439
0
0
23 24 25 26 27 28 UNVR 29
79
Tabel Lampiran 4
No.
Kode Perusahaan
2012 Pergantian Manajemen
SMGR
0 EY
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP 0,196562346 0 0
IKAI
0 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
-0,046292408
0
1
KIAS
0 JAS & Rekan
0,199350016
0
0
ALKA
0 Johannes Patricia Juara & Rekan
-0,041393065
0
0
PICO
0 Griselda, Wisnu & Arum
-0,045018014
0
1
BUDI
0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
-0,083313232
0
0
EKAD
0 Rodl & Partner
0,172250266
0
0
ETWA
0 Grant Thornton
0,108374122
0
0
SOBI
1 KPMG
0,190361551
0
1
AKKU
0 Budiman, Wawan, Pamudji&Rekan
-0,375941629
0
1
BRNA
0 Kreston Internasional
0,232066782
0
0
YPAS
0 Teramiharja,Pradhono&Chandra/Rod Partner
0,109299974
0
0
Ukuran KAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 80
Tabel Lampiran 4 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2012 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
SIPD
0 BDO
KBRI
0 Hananta Budianto&Rekan
PRAS
0 PKF
SMSM
0 Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl
MYTX
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP 0,080746616 0 0
13 0,761608359
0
0
-0,061197921
0
0
0,044103112
0
0
0 Mulyamin Sensi Suryanto
-0,2237957
0
0
RICY
0 Joachim Sulistyo & Rekan
0,216708604
0
0
UNIT
0 Imam Syefei & Rekan
-0,142989949
0
1
KBLM
0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan
0,179756011
0
1
ADES
0 Johan Malonda Mustika & Rekan
0,591929434
0
0
MLBI
0 PWC
-0,156968931
0
1
STTP
0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan
0,249154655
0
0
ULTJ
0 Bambang Budi Tresno
0,336507343
0
1
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 81
Tabel Lampiran 4 (Lanjutan) 2012 No.
Kode Perusahaan
Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
Tingkat Pertumbuhan
Fee Audit
Pergantian KAP
RMBA
1 PWC
-0,021863076
0
0
INAF
0 Kreston Internasional
-0,039400096
0
1
KAEF
1 Kreston Internasional
0,072698236
0
0
SQBI
0 PWC
0,133758285
0
0
UNVR
0 PWC
0,163364199
0
0
25 26 27 28 29
Tabel Lampiran 5
No.
Kode Perusahaan
2013 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
SMGR
0 Deloitte
IKAI
0 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP 0,250175063 0 1
1 0,051287296
0
0
2 82
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2013 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
KIAS
1 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
ALKA
0 Johannes Patricia Juara & Rekan
PICO
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP 0,167401523 0 1
3 0,31394089
0
0
0 Griselda, Wisnu & Arum
0,153694708
0
0
BUDI
0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
0,127903182
0
0
EKAD
0 Rodl & Partner
0,087346679
0
0
ETWA
0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan
0,203380185
0
1
SOBI
0 KPMG
0,041047879
0
0
AKKU
1 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
2,943010211
0
1
BRNA
0 Kreston Internasional
0,148166676
0
0
YPAS
0 Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl
0,062487554
0
0
SIPD
0 BDO
-0,114870008
0
0
KBRI
0 Hananta Budianto&Rekan
-0,734123275
0
0
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 83
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2013 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
PRAS
0 KBAA
SMSM
0 EY
MYTX
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP 0,019181663 0 1
15 0,04569401
1
1
0 Mulyamin Sensi Suryanto
0,250972662
0
0
RICY
0 Joachim Sulistyo & Rekan
0,312294566
0
0
UNIT
0 Imam Syefei & Rekan
0,151699335
0
0
KBLM
0 Doli, Bambang, Sudarmadji, Dadang & Ali
0,012341107
0
1
ADES
1 Johan Malonda Mustika & Rekan
0,05430956
0
0
MLBI
1 KPMG
1,273149566
0
1
STTP
0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan
0,320314407
0
0
ULTJ
0 BDO
0,231464185
0
1
RMBA
0 PWC
0,246051019
0
0
INAF
1 Kreston Internasional
0,319881872
0
0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 84
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2013 Pergantian Manajemen
Tingkat Fee Pergantian Pertumbuhan Audit KAP 0,164379554 0 0
Ukuran KAP
KAEF
0 Kreston Internasional
SQBI
0 PWC
0,100380118
0
0
UNVR
0 PWC
0,126511945
0
0
27 28 29 Tabel Lampiran 6
No.
Kode Perusahaan
2014 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
SMGR
1 Deloitte
IKAI
0 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang
KIAS
0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
ALKA
0 Johannes Patricia Juara & Rekan
PICO
0 Griselda, Wisnu & Arum
Tingkat Pertumbuhan 0,101455856
Fee Pergantian Audit KAP 0 0
1 0,240153523
0
0
-0,013030587
0
0
0,11889963
0
0
0,014440015
0
0
2 3 4 5 85
Tabel Lampiran 6 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2014 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
BUDI
0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
EKAD
0 Rodl & Partner
ETWA
0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan
SOBI
0 KPMG
AKKU
0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
BRNA
1 Kreston Internasional
YPAS
Tingkat Pertumbuhan -0,110840054
Fee Pergantian Audit KAP 0 0
6 0,257733255
0
0
-0,170786101
0
0
0,175691458
0
0
-0,325627658
0
0
0,309928497
0
0
0 Budiman, Wawan, Pramudji&Rekan
-0,041312749
0
1
SIPD
0 BDO
-0,349922562
0
0
KBRI
1 BDO
1,92528226
0
1
PRAS
0 KBAA
0,409551868
0
0
SMSM
0 EY
0,105366371
0
0
MYTX
0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan
0,120378761
0
1
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 86
Tabel Lampiran 6 (Lanjutan)
No.
Kode Perusahaan
2014 Pergantian Manajemen
Ukuran KAP
RICY
0 Joachim Poltak Lian Michell&Rekan
UNIT
1 ARH&J
KBLM
0 Doli, Bambang, Sudarmadji, Dadang & Ali
ADES
0 BDO
MLBI
0 KPMG
STTP
Tingkat Pertumbuhan 0,204492506
Fee Pergantian Audit KAP 0 1
18 0,005514285
0
1
-0,109654285
0
0
0,151753946
0
1
-0,161002182
0
0
1 Hadori Sugiarto Adi&Rekan
0,280558602
0
0
ULTJ
0 BDO
0,131944395
0
0
RMBA
0 PWC
0,148085222
0
0
INAF
1 Kreston Internasional
0,032851174
0
0
KAEF
0 Kreston Internasional
0,039776322
0
0
SQBI
0 PWC
0,166649086
0
0
UNVR
1 KPMG
0,122055009
0
1
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 87
LAMPIRAN SPSS GET DATA /TYPE=XLSX /FILE='D:\SKRIPSI BARU\RTF\4 variebel\Data sample.xlsx' /SHEET=name 'INPUT 4 Var' /CELLRANGE=full /READNAMES=on /ASSUMEDSTRWIDTH=32767. EXECUTE. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. LOGISTIC REGRESSION VARIABLES CHANGES /METHOD=ENTER CEO KAP GROWTH FEE /CLASSPLOT /PRINT=GOODFIT CORR ITER(1) /CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).
Logistic Regression
Notes Output Created
28-May-2016 13:42:47
Comments Input
Active Dataset
DataSet1
88
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
145
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing
Syntax
LOGISTIC REGRESSION VARIABLES CHANGES /METHOD=ENTER CEO KAP GROWTH FEE /CLASSPLOT /PRINT=GOODFIT CORR ITER(1) /CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).
Resources
Processor Time
00 00:00:00.031
Elapsed Time
00 00:00:00.031
[DataSet1]
89
Case Processing Summary Unweighted Casesa Selected Cases
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 145
100.0
0
.0
145
100.0
0
.0
145
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
0
0
1
1
90
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
184.148
-.676
2
184.124
-.703
3
184.124
-.704
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 184.124 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
91
Classification Tablea,b Predicted CHANGES Observed Step 0
CHANGES
0
Percentage 1
Correct
0
97
0
100.0
1
48
0
.0
Overall Percentage
66.9
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
-.704
S.E. .176
Wald
df
15.892
Sig. 1
.000
Exp(B) .495
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df
Sig.
CEO
.114
1
.735
KAP
1.218
1
.270
92
GROWTH
2.715
1
.099
FEE
2.035
1
.154
6.495
4
.165
Overall Statistics
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d Coefficients Iteration Step 1
-2 Log likelihood
Constant
CEO
KAP
GROWTH
FEE
1
177.813
-.697
.054
-.493
.676
3.159
2
177.481
-.735
.065
-.610
.768
4.446
3
177.426
-.736
.065
-.616
.772
5.495
4
177.406
-.736
.065
-.616
.772
6.511
5
177.399
-.736
.065
-.616
.772
7.516
6
177.397
-.736
.065
-.616
.772
8.518
7
177.396
-.736
.065
-.616
.772
9.519
8
177.395
-.736
.065
-.616
.772
10.519
9
177.395
-.736
.065
-.616
.772
11.519
93
10
177.395
-.736
.065
-.616
.772
12.519
11
177.395
-.736
.065
-.616
.772
13.519
12
177.395
-.736
.065
-.616
.772
14.519
13
177.395
-.736
.065
-.616
.772
15.519
14
177.395
-.736
.065
-.616
.772
16.519
15
177.395
-.736
.065
-.616
.772
17.519
16
177.395
-.736
.065
-.616
.772
18.519
17
177.395
-.736
.065
-.616
.772
19.519
18
177.395
-.736
.065
-.616
.772
20.519
19
177.395
-.736
.065
-.616
.772
21.519
20
177.395
-.736
.065
-.616
.772
22.519
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 184.124 d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
94
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
6.728
4
.151
Block
6.728
4
.151
Model
6.728
4
.151
Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood 177.395a
1
.045
.063
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 8.318
df
Sig. 8
.403
95
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test CHANGES = 0 Observed Step 1
Expected
CHANGES = 1 Observed
Expected
Total
1
13
11.943
2
3.057
15
2
13
11.536
2
3.464
15
3
8
10.691
7
4.309
15
4
7
10.217
8
4.783
15
5
10
9.962
5
5.038
15
6
11
9.821
4
5.179
15
7
9
9.723
6
5.277
15
8
11
9.557
4
5.443
15
9
10
9.226
5
5.774
15
10
5
4.324
5
5.676
10
96
Classification Tablea Predicted CHANGES Observed Step 1
CHANGES
0
Percentage 1
Correct
0
97
0
100.0
1
45
3
6.3
Overall Percentage
69.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
CEO
.065
.496
.017
1
.896
1.067
KAP
-.616
.480
1.647
1
.199
.540
.772
.545
2.003
1
.157
2.163
22.519
40192.969
.000
1
1.000
6.026E9
-.736
.222
10.964
1
.001
.479
GROWTH FEE Constant
a. Variable(s) entered on step 1: CEO, KAP, GROWTH, FEE.
97
Correlation Matrix Constant Step 1
CEO
KAP
GROWTH
FEE
Constant
1.000
-.243
-.342
-.306
.000
CEO
-.243
1.000
-.136
-.239
.000
KAP
-.342
-.136
1.000
.045
.000
GROWTH
-.306
-.239
.045
1.000
.000
.000
.000
.000
.000
1.000
FEE
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 32 + + I I I I F I R
I 24 +
98
+ E I Q I U I E + N I C I Y I
I
1
I
1
I
1
16 +
01
I
011
I
1 1010
I
0
1 1000
8 +
001
1 0000
I
000
1010000 1
I
0001
0010000100
+ I 1
I I 0 10 00000 00000000000000 100 00 1 1 1I Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+--------Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - 0 1 - 1 Each Symbol Represents 2 Cases.
99
100