TESIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013
TESIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA NIM 1091662005
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA NIM 1091662005
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS TELAH DISETUJUI TANGGAL 2 AGUSTUS 2013
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, Msi., Ak.
Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak
NIP. 19570911 198610 1 001
NIP. 19650323 199103 1 004
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak. NIP 19641224 199103 1 002
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.s (K) NIP 19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 16 Agustus 2013
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana No.: 0050/H14.4/HK/2011 Tanggal 10 Januari 2011
Ketua: Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, MSi., Ak.
Anggota: 1. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak 2. Dr. I Gst Ayu Made Asri Dwija P, SE, Msi. 3. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, Msi., Ak. 4. Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak.
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: A.A. Gede Widya Mahantara
NIM
: 1091662005
Program Studi : Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana Judul Tesis : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 16 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
A.A.Gede Widya Mahantara
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Idâ Sang Hyang Widhi Waçâ, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: ”Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia .” Tesis ini merupakan hasil penelitian sebagai persyaratan akhir studi jenjang Strata-2, di bidang Akuntansi, Program Studi Magister Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar. Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE., M.Si.,Ak, sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si.,Ak sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan penuh kesabaran membimbing, memberi nasihat, dan semangat kepada penulis selama mengikuti seluruh rangkaian penulisan proposal sampai dengan tahap penyelesaian tesis. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE.,M.Si,Ak., Bapak Dr. Dewa Gede Wirama,SE., MSBA.,Ak., dan Ibu Dr. I G. A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si, sebagai tim penilai yang telah berkenan memberi masukan konstruktif guna penyempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister di Universitas Udayana. Terima kasih pula kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa di Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen pengajar atas bimbingan, motivasi, dan arahannya selama penulis menjalankan proses perkuliahan.
vi
Terima kasih pula kepada segenap rekan-rekan MAKSI angkatan VII atas dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyediaan data guna penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Bapak A.A. Gde Adnyana Wijaya dan Ibu I Gusti Ayu Tantri atas doa restu dan dukungannya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini. Terima kasih juga kepada kakakku A.A.Ayu Putri Widyantari, atas dukungan moral maupun material selama penulis mengikuti pendidikan hingga penyelesaian tesis ini dan untuk pacar saya Ni Luh Anik Winda Sari atas dukungan dan doanya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tesis ini. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak jika ada kekurangan yang pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat.
Denpasar, Juli 2013
Penulis
vii
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan secara voluntary atau diluar ketentuan KMK 423/KMK.06/2008 sering menimbulkan pertanyaan di kalangan para praktisi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Beberapa penelitian telah mencoba untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang terkait dengan hal ini, tetapi hasil dari penelitian tersebut tidaklah konsisten. Penelitian ini mencoba kembali untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Faktorfaktor yang diuji adalah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan, opini going concern, ukuran perusahaan dan penurunan persentase ROA. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi penelitian. Berdasarkan hasil purposive sampling diperoleh 118 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen berpengaruh secara positif terhadap pergantian KAP. Variabel ukuran perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan, dan opini going concern berpengaruh secara negatif terhadap pergantian KAP. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan dan penurunan persentase ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Kata kunci: pergantian KAP, pergantian manajemen, ukuran perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan .
viii
ABSTRACT THE AFFECTING FACTORS OF AUDITOR SWITCHING ON COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE Auditor switching that is conducted voluntary or outside the provision of KMK 423/KMK.06/2008 oftens raises questions among practitioners about the factor that causes it. A number of research has been conducted concerning factors that influence to auditor switching. Yet, its result keeps showing inconsistency. This study objective is to reinvestigate factors that influence going concern audit opinion. The factors used on this research are management change, firm growth, auditor reputation, financial distress, going concern opinion, company’s size, and decrease of ROA ratio. This research using population of companies listed on Indonesian Stock Exchange. Based on purposive sampling, there are 118 companies which fulfilled the sample requirements. Hypotesis testing on this research was done by the logistic regression analysis. The hypotesis testing showed that management change have positive relationship to auditor switching. Variables of company size, auditor reputation, financial distress, and going concern opinion have negative relationship to going concern audit opinion. Variables of firm growth and decrease of ROA ratio have no relationship to going concern audit opinion. Keywords: auditor switching, management change, firm growth, auditor reputation, financial distress.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................................... i PERSYARATAN GELAR ................................................................................... ii UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. iii ABSTRAK .......................................................................................................... v ABSTRACT.......................................................................................................... vi DAFTAR ISI.........................................................................................................vii DAFTAR TABEL............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 9 1.4 Kegunaan Penelitian......................................................................11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ..............................................................................12 2.1.1 Teori keagenan (Agency theory)........................................12 2.1.2 Teori harapan .....................................................................14 2.1.3 Auditor switching...............................................................15 2.1.4 Opini audit .........................................................................17 2.1.5 Reputasi auditor .................................................................20 2.1.6 Kesulitan keuangan............................................................22 2.1.7 Pergantian manajemen.......................................................23 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya....................................24
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Rerangka Berpikir .........................................................................30 3.2 Konsep Penelitian..........................................................................37 3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................39 3.3.1 Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP ...................................................................................39 3.3.2 Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP.........40 3.3.3 Pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP...40 3.3.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap pergantian KAP .................................................................41 3.3.5 Pengaruh opini going concern terhadap pergantian KAP ...................................................................................42 3.3.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP ...................................................................................42
x
3.3.7 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP ...43 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................45 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................48 4.3 Data Penelitian...............................................................................48 4.3.1 Jenis data ...........................................................................48 4.3.2 Sumber data.......................................................................49 4.3.3 Metoda penentuan sampel.................................................49 4.4 Variabel Penelitian ........................................................................51 4.4.1 Identifikasi variabel...........................................................51 4.4.2 Definisi operasional variabel ............................................51 4.4.2.1 Pergantian manajemen.........................................51 4.4.2.2 Reputasi auditor...................................................52 4.4.2.3 Kesulitan keuangan .............................................52 4.4.2.4 Pertumbuhan perusahaan.....................................54 4.4.2.5 Opini going concern ............................................54 4.4.2.6 Penurunan persentase ROA .................................55 4.4.2.7 Ukuran perusahaan ..............................................56 4.4.2.8 Pergantian KAP ...................................................56 4.5 Analisis Data .................................................................................56 BAB V
HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Sampel Penelitian..........................................................61 5.2 Statistik Deskriptif.........................................................................62 5.3 Analisis Regresi Logistik ..............................................................65 5.2.1 Menilai kelayakan model regresi.......................................66 5.2.2 Menilai keseluruhan model (overall model fit) .................66 5.2.3 Koefisien determinasi (Nagelkerke R square)...................67 5.2.4 Tabel klasifikasi.................................................................67 5.2.5 Uji multikolinearitas..........................................................68 5.2.6 Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis.............................................................................69
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP ........73 6.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap pergantian KAP ..................74 6.3 Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap pergantian KAP.............75 6.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap pergantian KAP.....76 6.5 Pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP ..........77 6.6 Pengaruh Penurunan Persentase ROA terhadap pergantian KAP ...............................................................................................79 6.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pergantian KAP ..............80 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan........................................................................................82
xi
7.2 Saran ............................................................................................ 84 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87 LAMPIRAN........................................................................................................ 92
xii
DAFTAR TABEL No.
Judul
Halaman
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel .....................................................................50 Tabel 5.1 Deskripsi Sampel Penelitian.................................................................61 Tabel 5.2 Statistik Deskriptif................................................................................63 Tabel 5.3 Tabel Klasifikasi...................................................................................67 Tabel 5.4 Matriks Korelasi ...................................................................................68 Tabel 5.5 Variables in The Equation....................................................................69
xiii
DAFTAR GAMBAR No.
Judul
Halaman
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir ............................................................................37 Gambar 3.2 Konsep Penelitian..............................................................................38 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN No.
Judul
Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel.............................................................92 Lampiran 2 Statistik Deskriptif.........................................................................95 Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Logistik .....................................................96 Lampiran 4 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 101
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi
yang
dapat
diandalkan
sangat
dibutuhkan
dalam
setiap
pengambilan keputusan ekonomi. Dalam dunia bisnis, suatu informasi akan lebih dipercaya apabila informasi tersebut dibuat atau dikuatkan oleh pihak yang independen. Sehubungan dengan tuntutan yang semakin meningkat akan informasi independen yang bisa dipercaya, dalam masyarakat dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang dilakukan oleh para profesional. Salah satu jenis jasa penjaminan yang biasa diberikan adalah jasa audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP) sebagai pihak yang independen. Laporan keuangan suatu entitas merupakan bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik perusahaan (principal), dan akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Pihak prinsipal sebagai pemilik perusahaan telah menyerahkan tanggung jawab pengelolaan perusahaannya kepada pihak manajemen. Hal ini menyebabkan informasi yang dimiliki prinsipal tentang operasional perusahaan menjadi terbatas, dan akan menimbulkan keraguan pada prinsipal tentang kebenaran laporan keuangan yang dihasilkan pihak manajemen, oleh karena itu pihak prinsipal akan membutuhkan jasa pihak ketiga untuk menilai kewajaran laporan keuangan tersebut, yaitu auditor independen. Auditor akan mencoba untuk menengahi keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal dengan cara melakukan audit 1
2
terhadap laporan keuangan perusahaan dan melaporkannya kepada para stakeholder. Profesi akuntan publik, khususnya auditor sebagai pihak ketiga yang dipercaya oleh stakeholder dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan akan selalu dituntut independensinya. Independensi merupakan kunci utama bagi profesi akuntan publik. Independensi merupakan sikap mental yang dimiliki oleh auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit (Halim, 2008). Beragamnya jasa yang dapat diberikan oleh KAP terhadap suatu perusahaan dapat menimbulkan keraguan terhadap independensi profesi akuntan publik. Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) berpendapat bahwa independensi akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat memengaruhi sikap mental dan opini mereka. Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi ketergantungan yang tinggi, sehingga dapat menciptakan hubungan kesetiaan yang kuat dan pada akhirnya memengaruhi sikap mental serta opini mereka (Sumarwoto, (2006) dalam Wijayani dan Januarti (2011)). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perikatan yang cukup lama antara klien dan KAP adalah dengan cara melakukan pembatasan jangka waktu perikatan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor. Pembatasan yang dilakukan dengan cara melakukan pergantian auditor diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor, sehingga kualitas audit dan laporan keuangan juga ikut meningkat (Blouin et al. 2005). Di Indonesia, pembatasan jangka waktu audit telah cukup lama diatur oleh pemerintah dengan
3
dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan diubah dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut mengatur bahwa sebuah KAP dapat mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 5 tahun berturut-turut, dan bagi seorang akuntan publik dapat mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 3 tahun berturut-turut. Peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan ini diubah kembali dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, yaitu perikatan sebuah KAP dengan klien yang sama diperbolehkan selama 6 tahun berturut-turut. Adanya peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan KAP dengan kliennya belum menjamin suatu perusahaan tidak mengganti KAP-nya sebelum batas waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut. Pergantian KAP yang disebabkan karena adanya peraturan disebut bersifat mandatory, dan pergantian KAP karena adanya keinginan perusahaan disebut bersifat voluntary. Secara voluntary, perusahaan dapat melakukan pergantian KAP sebelum jangka waktu yang ditentukan oleh peraturan pemerintah karena tidak ada aturan yang menerangkan bahwa perusahaan tidak boleh mengganti KAP yang mengaudit laporan keuangannya sebelum 6 tahun. Pergantian KAP secara voluntary dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam perusahaan (klien) maupun faktor dari KAP yang melakukan audit. Penelitian ini mencoba untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian KAP secara voluntary pada suatu perusahaan. Faktor yang diteliti adalah pergantian manajemen dalam
4
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan penurunan persentase ROA. Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan sering kali diikuti dengan bergantinya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pergantian ini umumnya berlaku pula dalam hal pemilihan KAP. Manajemen yang baru memiliki harapan bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerja sama dan dapat memberikan opini yang sesuai dengan harapan manajemen. Selain itu, adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakan oleh manajemen yang baru, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan (Sinarwati, 2009). Perusahaan akan cenderung untuk mencari KAP yang mampu untuk melaksanakan audit yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi perusahaan tersebut (Nagy, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011), Hubaib dan Cooke (2005), Ismail (2008) menemukan adanya hubungan antara pergantian manajemen yang dilakukan oleh perusahaan dengan pergantian KAP yang akan melaksanakan audit. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) dan Suparlan dan Andayani (2010) yang tidak menemukan adanya hubungan antara pergantian manajemen dan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Reputasi dari KAP yang mengaudit suatu perusahaan memiliki pengaruh yang penting terhadap tingkat kepercayaan investor akan laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen. Perpindahan KAP yang dilakukan dari KAP Big 4 ke KAP Non Big 4 umumnya akan membawa dampak pada penurunan
5
kualitas audit yang tentunya menurunkan kepercayaan dari investor dan lebih berisiko dibandingkan jika tetap menggunakan jasa KAP Big 4 (Chang et al, 2010, dan Rakow et al, 2010). Investor akan lebih cenderung menggunakan laporan keuangan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007). Hal ini dikarenakan perusahaan audit yang besar memiliki kualitas audit yang lebih tinggi dan reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005; Francis dan Yu, 2009) dan juga karena terdapat hubungan yang positif antara kualitas audit dan kualitas laba perusahaan (Balsam et al, 2003). Hal ini kemudian menimbulkan kecenderungan dari sebuah perusahaan untuk tidak mengganti KAP yang bereputasi dan memiliki kualitas hasil audit lebih baik. Faktor reputasi auditor diteliti oleh Wijayani dan Januarti (2011), Damayanti dan Sudarma (2007) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) yang menemukan hasil bahwa variabel reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP. Finansial distress atau kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan oleh Sinarwati (2009). Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan akan mendorong perusahaan untuk mengganti KAP dengan harapan mendapatkan KAP yang menawarkan fee audit yang lebih murah. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011) serta Damayanti dan Sudarma (2007) yang menemukan bahwa variabel kesulitan
6
keuangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP dalam suatu perusahaan. Pada perusahaan yang mengalami pertumbuhan, terdapat suatu harapan untuk memilih KAP yang mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit yang akan diperlukan dalam rangka peningkatan pertumbuhan perusahaan di masa depan. KAP yang mampu untuk menyediakan layanan seperti yang diharapkan tentunya KAP yang sudah lama berikatan dengan perusahaan karena memahami seluk beluk perusahaan dan potensi yang dapat dikembangkan dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan yang berkembang diharapkan akan lebih cenderung untuk mempertahankan KAP mereka dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason (2001), Mardiyah (2002) serta Prastiwi dan Wilsya (2008) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nabila (2011) menemukan hasil bahwa tingkat pertumbuhan klien tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dalam hal ini klien audit akan lebih menyukai apabila laporan keuangan perusahaannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Kawijaya dan Juniarti, 2002). Tandirerung (2006) menyatakan bahwa jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (qualified opinion) atau tidak sesuai dengan harapan perusahaan, perusahaan akan cenderung untuk berpindah pada KAP yang mungkin akan memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Opini going concern merupakan salah satu jenis opini wajar tanpa
7
pengecualian dengan bahasa penjelas yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan Neal (2003) menyatakan bahwa pengaudit sering kali percaya bahwa mereka akan lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini barangkali terjadi karena manajemen percaya bahwa ketika auditor yang sedang menjabat diganti, perusahaan akan menemukan seorang auditor yang lebih lunak (Craswell, 1998 dalam Sinarwati, 2009). Aguilar dan Barbadillo (2003) dan Liu dan Liu (2008) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti auditornya menurunkan kemungkinan mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan daripada perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan mendapatkan auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut (Wijayani dan Januarti, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) menemukan bahwa terdapat pengaruh penurunan rasio ROA dalam suatu perusahaan terhadap pergantian KAP.
8
Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks. Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari, 2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari KAP big 4 ke KAP non big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan (biaya monitoring) (Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason, et al. (2001) menemukan bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Perbedaan dari hasil penelitian di atas memberikan motivasi bagi peneliti untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan di Indonesia untuk melakukan pergantian KAP. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan persentase penurunan ROA memengaruhi keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan pergantian KAP.
9
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Bagaimana pengaruh pergantian manajemen pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh reputasi auditor pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 3. Bagaimana pengaruh kesulitan keuangan pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan klien pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 5. Bagaimana pengaruh opini going concern pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 6. Bagaimana pengaruh penurunan persentase ROA pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 7. Bagaiamana pengaruh ukuran perusahaan pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Untuk mengetahui pengaruh pergantian manajemen pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
10
3. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan keuangan pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan. 4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan klien pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan. 5. Untuk mengetahui pengaruh opini going concern pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan. 6. Untuk mengetahui pengaruh penurunan persentase ROA pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan. 7. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan pada pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut ini. (1) Kegunaan teoretis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
tambahan
pengetahuan dan referensi penelitian pasar modal mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada pergantian KAP perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengonfirmasi hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi sebuah perusahaan melakukan pergantian KAP yang masih belum konsisten.
11
(2) Kegunaan praktis Bagi para pembuat regulasi, dapat dijadikan sebagai tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP yang erat kaitannya dengan UU PT dan UU Pasar Modal.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (Agency theory) Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. McColgan (2001) menyatakan bahwa teori keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu pihak (principal) mempekerjakan pihak lain (agent) untuk melakukan pekerjaan atas nama principal. Kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut akan berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka, terdapat kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Prinsipal akan mencoba untuk memotivasi pihak agen untuk bekerja seperti yang diharapkan oleh prinsipal, dimana untuk memotivasi, maka pihak prinsipal akan merancang sebuah kontrak. Kontrak yang efisien merupakan kontrak yang memenuhi dua asumsi, yaitu sebagai berikut ini. (1) Agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun prinsipal memiliki kualitas dan kuantitas informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dari pihak-pihak yang terlibat. 12
13
(2) Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya. Namun, pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan prinsipal sebagai pemilik perusahaan sehingga menimbulkan terjadinya asimetri informasi. Eisenhardt (1989) menyatakan ada tiga asumsi sifat manusia terkait teori keagenan, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer akan cenderung untuk bertindak oportunis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi, dimana hal ini akan memicu terjadinya konflik keagenan sehingga diperlukan peran pihak ketiga yang independen yaitu auditor untuk mengevaluasi pertanggungjawaban keuangan manajemen dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Auditor sebagai pihak yang independen dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan. Prinsipal mengharapkan auditor memberikan peringatan awal mengenai kondisi keuangan perusahaan. Data-data
14
perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2004). 2.1.2 Teori Harapan Motivasi dapat diartikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu (Robins dan Coulter, 2004). Teori motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu teori-teori yang lahirnya lebih awal atau sering disebut sebagai teori dini tentang motivasi dan teori kontemporer tentang motivasi yaitu deretan teori motivasi yang lebih baru. Salah satu teori kontemporer yang mampu untuk menjelaskan motivasi secara lebih mendalam adalah teori harapan. Teori ini dikemukakan oleh Vroom (1967) dalam Ardana dkk (2008) yang menggambarkan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut. Teori ini berdalih bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman seseorang terhadap hubungan antara usaha dengan kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan terhadap hasil (outcomes) yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja. Teori ini melandaskan diri pada suatu logika bahwa: “orang akan melakukan apa yang mampu dilakukan apabila ia mau untuk melakukan” (Ardana dkk, 2008). Teori ini memfokuskan pada tiga hubungan, yaitu sebagai berikut.
15
1) Hubungan upaya-kinerja, bahwa individu berpersepsi upaya yang dilakukan akan mendorong kinerja. 2) Hubungan kinerja-ganjaran, berprestasi pada suatu tingkat tertentu akan mendorong tercapainya suatu output yang diinginkan. 3) Hubungan ganjaran-tujuan pribadi, sejauh mana ganjaran memenuhi tujuan pribadi individu dan potensi daya tarik dari ganjaran itu kepadanya. 2.1.3 Auditor Switching Auditor switching merupakan perpindahan KAP yang dapat dilakukan oleh perusahaan klien. Perpindahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya merjer antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik yang dahulu, dan merjer antara kantor akuntan publik (Halim, 2008). Sinarwati (2010) menjelaskan bahwa pergantian auditor bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pergantian yang bersifat peraturan (mandatory) dan yang bersifat sukarela (voluntary). Klien yang mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan mungkin menghadapi dua masalah yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang pergantian kantor akuntan publik dan partner audit bagi perusahaan di Indonesia. Undang-undang tersebut pertama kali diberlakukan di tahun 2002 dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4
16
dalam peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (Lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama, karena pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang menjelaskan mengenai jangka waktu pengauditan yang sama dengan peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang mengatur mengenai jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5 Februari
2008,
dengan
dikeluarkannya
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup berbeda dengan peraturan tahun 2003 sebelumnya, dimana perbedaan tersebut terlihat pada jangka waktu perikatan audit yang dilakukan oleh sebuah KAP yang semakin bertambah. Pasal 3 dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan ini berbeda dengan Peraturan di tahun 2002 dan 2003 yang menyatakan bahwa KAP diperbolehkan mengaudit paling lama untuk 5 (lima) laporan keuangan sebuah perusahaan.
17
2.1.4 Opini audit Audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan suatu perusahaan memiliki suatu tujuan. SA Seksi 110 paragraf 01 menerangkan mengenai tujuan audit tersebut, dimana tujuannya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001). Pemberian opini audit oleh auditor dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi antara pihak manajemen dengan stakeholder perusahaan karena memungkinkan pihak di luar perusahaan untuk memverifikasi validitas laporan keuangan. Menurut Halim (2008:75), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut ini. (1)
Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
18
tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. (2)
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut: (a)
pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain,
(b)
adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI,
(c)
laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material,
(d)
auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), dan
(e)
auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi.
(3)
Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila:
19
(a)
tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan,
(b)
auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak
memengaruhi
laporan
keuangan
secara
keseluruhan.
Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. (4)
Pendapat tidak wajar (adverse opinion) Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.
(5)
Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila: (a)
ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, dan
(b)
auditor tidak independen terhadap klien.
20
2.1.5 Reputasi Auditor Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Rudyawan dan Badera, 2009). Reputasi KAP merupakan salah satu proksi kualitas audit. Kualitas audit didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan adanya pelanggaran dalam sistem akuntansi suatu perusahaan (Mohamed, 2010). Kualitas audit suatu KAP umumnya dikaitkan dengan ukuran KAP tersebut. KAP dapat dikategorikan menjadi KAP besar maupun KAP kecil. Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan kliennya perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional diatas 25 orang. Sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika tidak
berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai kantor cabang dan
kliennya perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens, 2003). Kantor Akuntan Publik yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005; Francis dan Yu, 2009). Blokdijk et al. (2006) menyatakan bahwa KAP Big 4 menggunakan lebih banyak waktu dalam perencanaan audit dan dalam melakukan penilaian internal control dan relatif sedikit waktu untuk melakukan dan menyelesaikan pengujian secara detail dibandingkan dengan KAP non Big 4. Nabila (2011) menyimpulkan bahwa KAP Big Four memiliki tingkat independensi yang lebih tinggi dibandingkan KAP Non Big Four karena kehilangan sebuah klien tidak
21
akan memengaruhi pendapatan KAP tersebut, yang tentunya memiliki klien lebih banyak dibandingkan KAP Non Big Four. Di Indonesia terdapat beberapa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four. Pada tahun 2006-2008, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 adalah sebagai berikut: (1)
KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
(2)
KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,
(3)
KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
(4)
KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers. Pada tahun 2009, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 yaitu:
(1)
KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
(2)
KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,
(3)
KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
(4)
KAP
Tanudireja
Wibisana
&
Rekan
berafiliasi
dengan
PricewaterhouseCoopers. Pada tahun 2011, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 yaitu: (1)
KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
(2)
KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,
22
(3)
KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG, dan
(4)
KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.
2.1.6 Kesulitan Keuangan Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum terjadinya kebangkrutan (Arsani, 2011). Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003). Ada beberapa definisi kesulitan keuangan, sesuai tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy, dan legal bankruptcy (Brigham dan Gapenski, 1997).
(1) Economic failure Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi. (2) Business failure Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.
23
(3) Technical insolvency Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan mampu tetap bertahan. Di sisi lain, jika technical insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama menuju bencana keuangan (financial disaster). (4) Insolvency in bankruptcy Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankruptcy jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada technical insolvency karena, umumnya, ini adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum. (5) Legal bankruptcy Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara resmi dengan undang-undang (Brigham dan Gapenski, 1997). 2.1.7 Pergantian Manajemen Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan dapat disebabkan karena hasil keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru
24
yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO) (Wijayani dan Januarti, 2011). Penelitian ini menggunakan proksi pergantian direktur utama atau CEO sebagai indikasi terjadinya pergantian manajemen. Pergantian manajemen yang diproksikan dengan pergantian CEO yang baru mungkin menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Sudarma, 2008), sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pergantian manajemen dalam suatu perusahaan maka kemungkinan suatu perusahaan klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan kebijakan akuntansi perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan pergantian manajemen. 2.2 Pembahasan hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian empiris mengenai auditor switching sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain Damayanti dan Sudarma (2008), Sinarwati (2009), Wijayani dan Januarti (2011), Hubaib dan Cooke (2005), Naser et al. (2006), dan Wisnu (2011) namun hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih tidak konsisten. Damayanti dan Sudarma (2008) melakukan penelitian dengan menguji 6 variabel independen yaitu pergantian manajemen, opini audit, fee audit, kesulitan keuangan, ukuran KAP, dan ukuran perubahan ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan empat variabel lainnya,
25
yaitu pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan dan ukuran perubahan ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP. Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008) adalah sama-sama meneliti variabel pergantian manajemen, kesulitan keuangan, persentase perubahan ROA dan ukuran KAP. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini tidak menggunakan variabel opini audit dan fee audit, tetapi penelitian ini menambahkan variabel pertumbuhan perusahaan, opini going concern dan reputasi auditor. Penelitian ini juga mengganti proksi yang digunakan untuk mengukur variabel kesulitan keuangan, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) sedangkan pada penelitian ini, variabel tersebut diukur dengan menggunakan nilai Altman Z Score. Sinarwati (2009) melakukan penelitian dengan menguji pengaruh 4 variabel independen terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Variabel yang digunakan adalah opini going concern, pergantian manajemen, reputasi auditor, dan kesulitan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel opini going concern dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
26
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) adalah penelitian ini sama-sama menggunakan variabel pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan dan opini going concern. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menambahkan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan klien dan persentase penurunan ROA. Perbedaan lainnya adalah pada periode penelitian dan penelitian ini juga mengubah proksi dari variabel kesulitan keuangan. Wijayani dan Januarti (2011) melakukan pengujian dengan menggunakan variabel pergantian manajemen, opini audit, financial distress, perubahan persentase ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel opini audit, financial distress, persentase penurunan ROA, dan ukuran klien tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011) adalah penelitian ini menggunakan variabel pergantian manajemen, kesulitan keuangan, ukuran perusahaan, reputasi auditor dan persentase perubahan ROA. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menambahkan variabel pertumbuhan klien, dan opini going concern, selain itu penelitian ini mengganti proksi untuk pengukuran financial distress, dimana variabel kesulitan
27
keuangan diukur dengan menggunakan Altman Z-score sedangkan pada penelitian tersebut menggunakan nilai DER. Penelitian yang dilakukan oleh Hubaib dan Cooke (2005) melakukan pengujian terhadap variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menggunakan variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan, tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hubaib dan Cooke (2005) dimana dalam penelitian ini menambahkan 5 variabel baru yaitu reputasi auditor, pertumbuhan perusahaan, opini going concern, ukuran perusahaan, dan penurunan persentase ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Naser et al. (2006) dilakukan dengan menguji variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, perubahan pada asset, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan operasional, dan nilai pasar ekuitas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, perubahan pada aset perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan variabel tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan
28
operasional, dan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran KAP, dan tingkat pertumbuhan klien, tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian tersebut, dimana penelitian ini tidak menggunakan variabel ukuran perusahaan, perubahan pada aset, perubahan pendapatan operasional, dan nilai pasar ekuitas. Penelitian ini mengganti variabel-variabel tersebut dengan variabel opini going concern, pergantian manajemen dan perubahan persentase ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2011) menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan opini audit terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan, dan ukuran KAP. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah pada penelitian ini menambahkan variabel pergantian manajemen, persentase perubahan ROA, dan opini going concern dan mengganti proksi dari
29
variabel kesulitan keuangan dengan menggunakan nilai Altman Z-Score. Ringkasan mengenai
penelitian
empiris
dapat
dilihat
pada
lampiran
4.
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1
Rerangka Berpikir Informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya sangat dibutuhkan dalam hampir
setiap pengambilan keputusan ekonomi. Suatu informasi dapat dipercaya apabila adanya penjaminan dari pihak yang independen akan kewajaran informasi tersebut. Salah satu pihak independen yang dapat memberikan jaminan atas suatu informasi khususnya informasi keuangan adalah auditor. Jasa penjaminan yang dapat diberikan oleh pihak auditor adalah jasa audit atas laporan keuangan. Audit atas laporan keuangan merupakan suatu jaminan yang dapat diberikan oleh pihak auditor kepada pihak prinsipal dalam hal ini pemilik perusahaan. Penjaminan ini diberikan karena pihak prinsipal telah menyerahkan tanggung jawab pengelolaan perusahaannya kepada pihak manajemen yang menyebabkan pihak prinsipal memiliki pengetahuan yang terbatas akan kebenaran laporan keuangan perusahaan. Auditor akan mencoba untuk menengahi keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal dengan cara melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan melaporkannya kepada para stakeholder. Profesi akuntan publik, khususnya auditor sebagai pihak ketiga yang dipercaya oleh stakeholder dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan akan selalu dituntut independesinya. Independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukan selama proses 30
31
penyelesaian pekerjaan. Beragam jasa yang dapat diberikan oleh KAP terhadap suatu perusahaan juga menimbulkan keraguan terhadap independensi profesi akuntan publik. Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) menyatakan bahwa independensi akan menghilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat memengaruhi sikap mental dan opini mereka. Perikatan antara klien dan auditor yang cukup lama dapat mengakibatkan terjadinya ketergantungan yang tinggi dan akan berdampak pada independensi auditor yang kemudian berpengaruh pada opini yang diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perikatan yang cukup lama antara klien dan KAP adalah dengan cara melakukan pembatasan jangka waktu perikatan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor. Di Indonesia, pembatasan jangka waktu audit telah diatur cukup lama oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan diubah dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut mengatur bahwa sebuah KAP dapat mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 5 tahun berturut-turut, dan bagi seorang akuntan publik dapat mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 3 tahun berturut-turut. Peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan ini diubah kembali dengan dikeluarkannya
Peraturan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
32
17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, yaitu perikatan sebuah KAP dengan klien yang sama diperbolehkan selama 6 tahun berturut-turut. Pergantian KAP dalam suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh peraturan tersebut. Suatu perusahaan dapat mengganti auditornya sebelum jangka waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan. Pergantian KAP yang disebabkan karena adanya peraturan disebut bersifat mandatory, dan pergantian KAP karena memang keinginan perusahaan disebut bersifat voluntary. Secara voluntary, perusahaan dapat melakukan pergantian KAP sebelum jangka waktu yang ditentukan oleh peraturan pemerintah karena tidak ada aturan yang menerangkan bahwa perusahaan tidak boleh mengganti KAP yang mengaudit laporan keuangannya sebelum jangka waktu 6 tahun. Pergantian KAP secara voluntary dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam perusahaan (klien) maupun faktor dari KAP yang melakukan audit. Penelitian ini mencoba untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian KAP secara voluntary pada suatu perusahaan. Faktor yang diteliti adalah pergantian manajemen dalam perusahaan, reputasi auditor, financial distress, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern, dan penurunan persentase ROA. Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan sering kali diikuti dengan bergantinya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Begitu pula dalam hal pemilihan KAP. Harapan dari manajemen yang baru bahwa KAP yang baru lebih dapat diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang
33
akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan (Sinarwati, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009), Wijayani dan Januarti (2011) menemukan adanya hubungan antara pergantian manajemen yang dilakukan oleh perusahaan dengan pergantian KAP yang akan melaksanakan audit. Reputasi dari KAP yang mengaudit suatu perusahaan memiliki pengaruh yang penting terhadap tingkat kepercayaan investor akan laporan keuangan yang dihasilkan oleh pihak manajemen. Investor akan lebih cenderung untuk menggunakan laporan keuangan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi (Prapitorini dan Januarti, 2007). Hal ini menimbulkan kecenderungan sebuah perusahaan untuk tidak mengganti KAP yang bereputasi dan memiliki kualitas audit lebih baik.
Faktor
reputasi auditor diteliti oleh Wijayani dan Januarti (2011) dan Damayanti (2007) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Financial distress atau kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan oleh Sinarwati (2009). Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan akan mendorong perusahaan untuk mengganti KAP dengan harapan mendapatkan KAP yang menawarkan fee audit yang lebih murah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasser et al. (2006) yang menemukan bahwa variabel financial distress memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP dalam suatu perusahaan.
34
Pada perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, maka permintaan akan KAP yang tidak hanya mampu untuk melakukan penugasan audit tapi juga mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit akan diperlukan untuk perluasan peningkatan perusahaan. Oleh karena itu, bisnis yang berkembang diharapkan akan lebih cenderung untuk mempertahankan KAP mereka dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) dan Prastiwi dan Wilsya (2008) menemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan perusahaan dengan pergantian KAP yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Perusahaan dalam hal ini klien audit akan lebih menyukai apabila laporan keuangan perusahaannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Kawijaya dan Juniarti, 2002). Chow dan Rice (1982) dalam Wijayani dan Januarti (2011) memperoleh bukti empiris yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Opini going concern merupakan salah satu jenis qualified opinion yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan Neal (2003) menyatakan bahwa pengaudit sering kali percaya bahwa mereka akan lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern. Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA
35
berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan mendapatkan auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut (Wijayani dan Januarti, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) menemukan bahwa terdapat pengaruh penurunan rasio ROA dalam suatu perusahaan terhadap pergantian KAP. Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks. Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari, 2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari KAP Big 4 ke KAP non Big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan (biaya monitoring) (Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al.
36
(2001) menemukan bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan teknik analisis regresi logistik. Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Adapun rerangka berpikir dalam penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 3.1 berikut.
37
Kajian Empiris 1. Damayanti dan Sudarma (2008) 2. Sinarwati (2010) 3. Wijayani dan Januarti (2011) 4. Hubabib dan Cooke (2005) 5. Nasser et al. (2006) 6. Wisnu (2011)
Teori Keagenan & Teori Harapan
Hipotesis
Pengujian
Hasil dan Kesimpulan
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir 3.2
Konsep Penelitian Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian
disusun konsep yang menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian ini. Konsep penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian
38
empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep tersebut dapat disajikan dalam Gambar 3.2 berikut.
Kajian Teoritis Teori Keagenan & Teori Harapan
Pergantian Manajemen
H1
Reputasi Auditor
H2
Kesulitan Keuangan
H3
Pertumbuhan Perusahaan
H4
Opini Going Concern
H5
Penurunan Persentase ROA
H6
Ukuran Perusahaan
H7
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
Pergantian KAP
39
3.3. Hipotesis Penelitian 3.3.1 Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP Pergantian manajemen dapat terjadi pada suatu perusahaan. Pergantian ini dapat terjadi berdasarkan atas hasil keputusan rapat umum pemegang saham maupun terjadi karena keinginan individu dari pihak CEO perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Pergantian manajemen umumnya akan diikuti dengan perubahan kebijakan yang terjadi dalam suatu perusahaan, dimana perubahan tersebut juga menyangkut dalam hal pemilihan KAP. Harapan manajemen yang baru bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, dan juga disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005), sehingga dengan adanya pergantian manajemen maka kemungkinan akan terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sepaham dengan kebijakan dari manajemen yang baru akan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H1: Pergantian manajemen berpengaruh positif pada pergantian KAP
40
3.3.2 Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Hilda (2009) menyatakan bahwa KAP besar dalam hal ini KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four akan mempunyai kemampuan melakukan penugasan audit yang lebih tinggi dibandingkan KAP kecil atau non Big Four, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik. Perusahaan tentunya akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata pengguna laporan keuangan khususnya pemegang saham. Kualitas audit yang lebih tinggi tentunya akan dibarengi dengan usaha dari KAP tersebut untuk mempertahankan independensi yang dimiliki. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka suatu perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP besar akan memiliki kemungkinan yang kecil untuk berganti KAP (Wijayani dan Januarti, 2011). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H2: Reputasi auditor berpengaruh negatif pada pergantian KAP 3.3.3 Pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP Kesulitan keuangan yang dialami oleh sebuah perusahaan akan menjadi pendorong yang kuat bagi perusahaan tersebut untuk berganti KAP. Penelitian yang dilakukan oleh Schwartz dan Soo (1995) dalam Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke
41
(2005) menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan mendapatkan KAP yang menawarkan fee audit yang lebih rendah dibandingkan dengan KAP sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H3: Kesulitan keuangan berpengaruh positif pada pergantian KAP 3.3.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan klien terhadap pergantian KAP Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, maka permintaan terhadap KAP yang mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit diperlukan untuk perluasan peningkatan perusahaan. Hal ini menyebabkan, perusahaan yang bertumbuh diharapkan untuk lebih cenderung mempertahankan KAP mereka daripada rekan-rekan mereka yang mengalami pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) meneliti 16.976 perusahaan COMPUSTAT di US selama periode 20 tahun dan menemukan bahwa audit tenure secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien. Literatur menunjukkan bahwa lamanya perikatan sebuah perusahaan dan KAP dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien, dihipotesiskan lamanya perikatan pada klien dengan pertumbuhan tinggi di Indonesia lebih panjang daripada klien dengan pertumbuhan rendah (Martina, 2010). Hal ini menyebabkan klien dengan pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk tidak berganti KAP.
42
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP. 3.3.5 Pengaruh opini going concern terhadap pergantian KAP Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Opini audit ini merupakan bagian dari opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang menjelaskan mengenai keraguan auditor akan kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Jones (1996), Melumad dan Ziv (1997) dalam Sinarwati (2010) menyatakan bahwa jika suatu perusahaan mendapat opini going concern maka akan mendapatkan suatu respon harga saham negatif sehingga besar kemungkinan akan dilakukan pergantian auditor oleh manajemen jika auditor mengeluarkan opini audit going concern. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H5: Opini going concern berpengaruh positif pada pergantian KAP. 3.3.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP ROA merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya
43
(Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan mendapatkan auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut (Wijayani dan Januarti, 2011). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H6: Penurunan persentase ROA berpengaruh positif pada pergantian KAP. 3.3.7 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks. Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari, 2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari KAP big 4 ke KAP non big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan (Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) menemukan
44
bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H7: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP
BAB IV METODA PENELITIAN 4.1
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menerangkan rencana dari struktur riset yang mengarahkan
proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif. Bab sebelumnya telah menjelaskan mengenai latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Peneliti setelah menjelaskan hal tersebut, maka tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan data penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang diperoleh, masalah, dan hipotesis penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu: variabel independen yaitu pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern, persentase penurunan ROA dan variabel dependen yaitu pergantian KAP. Pengujian mengenai pengaruh pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern dan persentase penurunan ROA pada pergantian KAP dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil pengujian regresi logistik kemudian dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan juga disusun sesuai dengan 45
46
masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan. Tahapan-tahapan tersebut dapat disajikan dalam bentuk rancangan penelitian seperti pada Gambar 4.1 berikut.
47
LATAR BELAKANG TUJUAN PENELITIAN
MASALAH PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN Kuantitatif Data
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian
Data Sekunder ICMD & BEI Purposive Sampling Independen
Rancangan Penelitian
HIPOTESIS PENELITIAN
Variabel Penelitian
1. Pergantian Manajemen 2. Reputasi auditor 3. Kesulitan Keuangan 4. Pertumbuha n Perusahaan 5. Opini GC 6. Penurunan ROA 7. Ukuran Perusahaan Dependen Pergantian KAP
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan Penelitian
Regresi Logistik
Saran dan Implikasi
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
48
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data
laporan keuangan auditan dengan mengakses dan mengunduh situs resmi Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2011. Perusahaan tersebut dipilih dari daftar perusahaan yang terbuka (go public) dan ada dalam ICMD. Alasan sampel penelitian ini diambil dari ICMD adalah (1) daftar perusahaan telah dikelompokkan dalam beberapa industri dan subsub kelompok industri, dan (2) perusahaan yang bersifat terbuka akan berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan reputasinya melalui berbagai informasi (Badera, 2008). 4.3
Data Penelitian
4.3.1
Jenis data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1)
Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007:13). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.
49
(2)
Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar (Sugiyono, 2007:13). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah laporan auditor independen dan laporan tahunan perusahaan.
4.3.2
Sumber data
Penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007:129). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan ICMD. 4.3.3
Metoda penentuan sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2011. Sampel adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metoda purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kriteria yang dipertimbangkan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut selama perioda pengamatan yaitu 2008-2011. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah untuk perioda yang berakhir pada 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2008-2011.
50
3. Perusahaan melakukan pergantian KAP selama tahun amatan. 4. Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory selama tahun amatan. 5. Perusahaan memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti. Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaan
No
Kriteria
1
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama perioda 2008-2011.
394
Perusahaan yang tidak terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama perioda 2008-2011.
(33)
2 3
4 5 6
Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangannya dalam Rupiah, berakhir pada 31 Desember dan diaudit oleh auditor independen. Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP selama tahun amatan.
(151)
Perusahaan yang melakukan pergantian KAP secara mandatory selama tahun amatan.
(29)
Perusahaan tidak memiliki data yang lengkap
Jumlah Sampel Akhir Tahun Pengamatan Jumlah Pengamatan Sumber: BEI, Hasil Pengolahan Data
4.4
Variabel Penelitian
4.4.1
Identifikasi variabel
(15)
(48) 118 4 472
Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
51
(1)
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP.
(2)
Variabel bebas atau independen adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2007:33). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, penurunan persentase ROA, dan opini going concern.
4.4.2
Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran kriteria (Ikhsan, 2008:62). Definisi operasional harus memiliki acuan empiris untuk mengukur variabel dengan cara mendapatkan informasi yang dapat dimengerti. 4.4.2.1 Pergantian Manajemen Pergantian manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pergantian presiden direktur dari suatu perusahaan (Damayanti, 2007). Variabel pergantian manajemen dalam penelitian ini adalah variabel dummy, dimana nilai 1 diberikan apabila terjadi pergantian manajemen dan nilai 0 diberikan apabila tidak terjadi pergantian manajemen dari tahun sebelumnya.
52
4.4.2.2 Reputasi auditor Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Sinarwati, 2009). Reputasi auditor dalam penelitian ini diproksikan dengan apakah KAP tersebut berafiliasi dengan KAP The Big Four atau tidak. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy, dimana KAP yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors diberi kode 1, dan jika tidak diberi kode 0. 4.4.2.3 Kesulitan Keuangan Kesulitan keuangan telah didefinisikan oleh banyak peneliti. Peneliti tersebut antara lain Ross dan Westerfield (1996 : 808) yang mendefinisikan financial distress sebagai suatu di mana cash flow operasi perusahaan tidak mampu menutupi atau mencukupi kewajiban saat ini, financial distress dapat membawa suatu perusahaan mengalami kegagalan (corporate failure) pada kontraknya yang akhirnya dapat dilakukan restrukturisasi financial antara perusahaan, kreditur-kreditur dan investorinvestor. Penelitian ini memproksikan kesulitan keuangan dengan cara menggunakan pengukuran yang dilakukan oleh Altman dengan Altman Z score. Perhitungan Altman Z score dapat dirumuskan sebagai berikut: Z Score = 0,717 WC/TA + 0,847 RE/TA + 3,107 EBIT/TA + 0,420 MVE/BVD + 0,998 S/TA
53
Keterangan 1.
WC/TA : Working Capital to Total Assets : perbandingan antara modal kerja (bersih) dan total aset.
2.
RE/TA : Retained Earning to Total Assets : perbandingan antara saldo laba dan total aset.
3.
EBIT/TA : Earning Before Interest and Tax to Total Assets : perbandingan antara laba sebelum biaya bunga dan pajak dengan total aset.
4.
MVE/BVD: Market Value Equity to Book Value of Debt : perbandingan antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku utang.
5.
S/TA : Sales to Total Assets : perbandingan antara penjualan dan total aset. Dari model Altman Z-Score tersebut, maka kondisi perusahaan di bagi menjadi
tiga kategori, yaitu : 1.
Apabila nilai Z-Score di atas 2,90 (Z-Score > 2,90) diklasifikasikan sebagai perusahaan yang sehat dan diberikan nilai 1.
2.
Apabila nilai Z-Score antara 1,80 sampai 2,90 (1,80 < Z-Score < 2,90) diklasifikasikan sebagai perusahaan berada dalam daerah kelabu (grey area) dan diberikan nilai 2.
3.
Apabila nilai Z-Score di bawah 1,80 (Z-Score < 1,80) diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut dan diberikan nilai 3.
54
4.4.2.4 Pertumbuhan Perusahaan Variabel pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee. Penggunaan rasio ini dikarenakan rasio ini dapat mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992 dalam Setyarno et al, 2006). Rasio ini diukur dengan cara mengurangi antara penjualan di tahun t dengan penjualan di tahun t-1 dan kemudian hasil tersebut dibagi dengan penjualan pada tahun t-1. Adapun cara menghitungnya sebagai berikut: ΔS =
S t S t 1 …………….………………..……………….(3.1) S t 1
Keterangan: ΔS = pertumbuhan dalam penjualan periode t dari periode t-1 St = penjualan bersih pada periode t St-1 = penjualan bersih pada periode t-1 4.4.2.5 Opini Going concern Variabel opini going concern dalam penelitian ini adalah variabel dummy, jika perusahaan mendapatkan opini going concern maka diberi kode 1 dan jika tidak diberi kode 0. Perusahaan dikategorikan mendapatkan opini going concern jika dalam laporan auditor independen terdapat pernyataan auditor atas kelangsungan hidup entitas, baik yang tertera dalam paragraf ke empat laporan auditor independen maupun dalam penjelasan atas laporan keuangan auditan (Sinarwati, 2009).
55
Penerimaan opini going concern atas laporan keuangan periode sebelumnya akan di bandingkan dengan pergantian KAP pada periode berikutnya. 4.4.2.6 Penurunan Persentase ROA Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menilai seberapa tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki. Nilai rasio diukur berdasarkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak perusahaan dibagi dengan total aset yang dimiliki pada akhir tahun. Rumus perhitungan ROA adalah: ROA
EAT TA
Keterangan: ROA = Return On Asset EAT = Laba setelah pajak TA = Total Aset Penurunan persentase ROA dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan cara yang dilakukan oleh Sudarma dan Damayanti (2007), yaitu dengan rumus:
ROA
ROAt ROAt 1 x100% ROAt 1
Keterangan: ΔROA = perubahan dalam ROA periode t dari periode t-1 ROAt = ROA pada periode t ROAt-1= ROA pada periode t-1
56
4.4.2.7 Ukuran Perusahaan Ukuran sebuah perusahaan dapat dilihat dengan cara menghitung besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya. (Wijayani dan Januarti, 2011). Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan ln atas total aset perusahaan (Nasser et al, 2006). 4.4.2.8 Pergantian KAP Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP. Variabel pergantian KAP diukur menggunakan variabel dummy. Nilai 1 diberikan apabila terjadi pergantian KAP dibandingkan tahun sebelumnya, dan nilai 0 bila tidak terjadi pergantian KAP dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 4.5
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel terikatnya yaitu pergantian KAP merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat, 2007:334) dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non-metrik. Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225), dan mengabaikan heteroskedastisitas
57
(Gujarati, 2003:597). Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 15.0 for Windows. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam persamaan berikut.
Ln
P ( PKAP ) 1 PM 2 RA 3 KK 4UP 5 PP 6 GC 7 ROA 1 P ( PKAP ) Keterangan: α
=
konstanta
PKAP =
Pergantian KAP
PM
=
Pergantian Manajemen
RA
=
Reputasi Auditor
KK
=
Kesulitan Keuangan
UP
=
Ukuran Perusahaan
PP
=
Pertumbuhan Perusahaan
GC
=
Opini Going concern
ROA =
Persentase Perubahan ROA
βi
=
koefisien regresi, dimana i=1,2,3,..dst
ε
=
error
58
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut. (1)
Menilai kelayakan model regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol ditolak yang menjelaskan adanya perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol tidak dapat ditolak dan model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2006:233).
(2)
Menilai keseluruhan model (overall model fit) Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara 2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel
59
bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1, hal ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 233). (3)
Koefisien determinasi (Nagelkerke R square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R square. Nilai Nagelkerke R square menunjukkan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian (Ghozali, 2006:233).
(4)
Tabel klasifikasi Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan dalan persen.
(5)
Uji multikolinearitas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam regresi logistik menggunakan matriks korelasi antarvariabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antarvariabel bebas. Apabila nilai koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil dari 0,8 berarti tidak terdapat gejala
60
multikolinearitas yang serius antar variabel bebas tersebut (Kuncoro, 2004:240). (6)
Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output Variable in the Equation. Output Variable in the Equation menunjukkan nilai koefisien regresi dan tingkat signifikansinya. Koefisien regresi dari tiap variabelvariabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antarvariabel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji satu sisi yang dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Apabila sig < α maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh signifikan pada variabel terikat.
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan, diperoleh sebanyak 118 perusahaan sebagai sampel penelitian untuk periode 4 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dengan total amatan mencapai 472 amatan. Deskripsi dari sampel penelitian disajikan dalam tabel 5.1. Tabel 5.1 Deskripsi Sampel Penelitian Variabel PKAP PM RA KK
GC PP UP ROA
Dummy Kode 0 Kode 1 Kode 0 Kode 1 Kode 0 Kode 1 Kode 1 Kode 2 Kode 3 Kode 0 Kode 1 Nilai Minimum -3,94 Nilai Minimum 20,94 Nilai Minimum -29,66
Jumlah 278 194 375 97 401 71 314 33 125 386 86 Nilai Maksimum 9,46 Nilai Maksimum 32,75 Nilai Maksimum 26,34
Total amatan 472 472 472 472 472 472 472 472
Sumber: Hasil pengolahan data Kode 1 adalah simbol dari amatan yang melakukan pergantian KAP, melakukan pergantian manajemen (PM), menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4 (RA), mendapatkan opini audit going concern (GC). Kode 0 61
62
adalah simbol dari amatan yang tidak melakukan pergantian KAP, tidak melakukan pergantian manajemen (PM), tidak menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4 (RA), dan tidak mendapatkan opini audit going concern (GC). Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 472 amatan, 194 amatan melakukan pergantian KAP (PKAP) dan 278 tidak. Pengamatan yang dilakukan terhadap variabel pergantian manajemen (PM) menunjukkan bahwa terhadap 97 amatan yang melakukan pergantian manajemen, sedangkan 375 amatan tidak melakukan pergantian manajemen. Variabel reputasi auditor (RA) menunjukkan bahwa dari 472 amatan, sebesar 71 amatan menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4 sedangkan sisanya sebesar 401 tidak menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4, untuk variabel kesulitan keuangan (KK), menunjukkan hasil bahwa dari 472 amatan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, 314 amatan berada pada zona aman, sebanyak 33 amatan berada pada zona abu-abu dan sebanyak 125 amatan berada pada zona distress. Variabel opini going concern menunjukkan hasil bahwa dari 472 amatan, sebanyak 86 amatan mendapatkan opini audit going concern (GC), sedangkan sisanya sebesar 386 tidak mendapatkan opini audit going concern. 5.2 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif disajikan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang dimasukkan dalam konsep penelitian. Tabel 5.2 menunjukkan statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
63
Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Variabel PKAP PM RA KK PP GC ROA UP
N 472 472 472 472 472 472 472 472
Minimum 0.00 0.00 0.00 1.00 -3.94 0.00 -29.66 20.94
Maximum 1.00 1.00 1.00 3.00 9.46 1.00 26.34 32.75
Mean 0.4110 0.2203 0.1801 1.6843 0.2303 0.2225 -0.0880 27.4201
Standar Deviasi 0.49254 0.41491 0.38467 0.90524 0.96965 0.41634 4.23484 1.94501
Sumber: Lampiran 2 Statistik deskriptif pada tabel 5.2 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi masing-masing variabel. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa: 1.
Variabel pergantian kantor akuntan publik (PKAP) memiliki nilai terendah 0,00, nilai tertinggi 1,00, mean 0,411 dan standar deviasi 0,49254. Nilai mean pergantian kantor akuntan publik
(PKAP) sebesar 0,411 yang lebih kecil
daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. 2.
Variabel pergantian manajemen menunjukkan nilai terendah 0,00, nilai tertinggi 1,00, mean 0,2203 dan standar deviasi 0,41491. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan yang melakukan pergantian manajemen (PM) sebesar 0,2203 yang lebih kecil daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian manajemen.
64
3.
Variabel reputasi auditor menunjukkan nilai terendah 0,00, nilai tertinggi 1,00, mean 0,1801 dan standar deviasi 0,38467. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan yang menggunakan KAP yang bereputasi (berafiliasi dengan The Big Four) sebesar 0,1801 yang lebih kecil daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four.
4.
Variabel kesulitan keuangan (KK) yang diproksikan dengan The Altman Z score menunjukkan nilai minimum 1,00; nilai maksimum 3,00; mean 1,6843 dan standar deviasi 0,90524. Nilai rata-rata kesulitan keuangan yang kurang daripada 2,00 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel tergolong perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Dari 472 amatan, 314 amatan berada pada zona aman, 33 amatan berada pada zona abu-abu dan 125 perusahaan berada pada zona distress.
5.
Variabel pertumbuhan perusahaan (PP) yang diukur dengan pertumbuhan penjualan menunjukkan nilai minimum -3,94; nilai maksimum 9,46; mean 0,2303 dan standar deviasi 0,96965. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan sebesar 0,2303 yang lebih besar dibandingkan 0, menunjukkan bahwa perusahaan
yang
mengalami
pertumbuhan
lebih
banyak
dibandingkan
perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan, hal ini terlihat dari 472 sampel pengamatan, 326 perusahaan mengalami pertumbuhan dan 146 perusahaan tidak mengalami pertumbuhan.
65
6.
Variabel opini going concern (GC) menunjukkan nilai terendah 0,00; nilai tertinggi 1,00, mean 0,2225 dan standar deviasi 0,41634. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan mendapatkan opini going concern 0,2225 yang lebih kecil dari 0,50 dengan demikian nilai yang lebih sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak menerima opini going concern.
7.
Variabel penurunan persentase ROA menunjukkan nilai terendah -29.66; nilai tertinggi 26,34, mean -0,0880 dan standar deviasi 4,234. Dari 472 amatan yang ada, 264 amatan memiliki nilai ROA yang positif dan sisanya sebanyak 208 amatan memiliki nilai ROA yang negatif.
8.
Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum 20,94, nilai tertinggi 32,75, mean 27,42 dan standar deviasi 1,945. Nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar 27,42 lebih cenderung pada nilai maksimum, hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak perusahaan sampel yang ukuran perusahaan tergolong skala besar.
5.3 Hasil Uji Regresi Logistik Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian KAP dan tidak melakukan pergantian KAP). Ghozali (2006) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006) dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).
66
5.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Hasil pengujian menunjukkan nilai chisquare sebesar 4,087 dengan signifikansi sebesar 0,849 yang nilainya lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu untuk memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Hasil Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test disajikan pada lampiran 3. 5.3.2 Menilai Keseluruhan Model (overall model fit) Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0), dimana model hanya memasukkan konstanta, dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number=1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Nilai -2LL awal adalah sebesar 639,304 dan setelah dimasukkan ketujuh variabel independen, maka nilai -2LL akhirnya mengalami penurunan menjadi sebesar 585,096. Penurunan nilai -2LL ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil penilaian keseluruhan model disajikan pada lampiran 3.
67
5.3.3 Koefisien determinasi (Nagelkerke R Square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R square. Berdasarkan hasil pengujian yang ditujukkan pada Lampiran 3, nilai Nagelkerke R square adalah sebesar 0,146 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 14,6 persen, sedangkan sisanya sebesar 85,4 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. 5.3.4 Tabel Klasifikasi Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi probabilitas pergantian KAP oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan dalam persen. Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel 5.3. Tabel 5.3 Tabel Klasifikasi Observed Step 1
PKAP
.00 1.00 Overall Percentage
Predicted PKAP 0.00 1.00 208 70 105 89
Percentage Correct 74.8 45.9 62.9
Sumber: Lampiran 3 Tampilan dalam Tabel tersebut menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 45,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi tersebut, terdapat sebanyak 89 perusahaan (45,9%) yang diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total 194 perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi
68
dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak melakukan pergantian KAP adalah 74,8 persen. Dengan model regresi tersebut, terdapat sebanyak 208 perusahaan (74,8%) yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dari total 278 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. 5.3.5 Uji Multikolinearitas Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak menunjukkan adanya gejala korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam regresi logistik menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antarvariabel bebas. Hasil pengujian ditampilkan dalam Tabel 5.4. Tabel 5.4 Matriks Korelasi Step 1 Constant PM RA KK UP PP GC ROA
Constant 1.000 -0.045 0.122 -0.083 -0.990 0.085 -0.181 0.045
PM -0.045 1.000 -0.006 -0.121 0.025 0.029 -0.055 0.037
RA 0.122 -0.006 1.000 -0.046 -0.144 0.070 0.021 -0.058
KK -0.083 -0.121 -0.041 1.000 -0.028 -0.070 -0.185 -0.033
UP -0.990 0.025 -0.144 -0.028 1.000 -0.099 0.173 -0.038
PP 0.085 0.029 0.070 -0.070 -0.099 1.000 0.052 -0.134
GC -0.181 -0.055 0.021 -0.185 0.173 0.052 1.000 -0.003
ROA 0.045 0.037 -0.058 -0.033 -0.038 -0.134 -0.003 1.000
Sumber: Lampiran 3 Menurut Ghozali (2006), jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi diatas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinaritas. Hasil pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan tidak terdapat indikasi multikolinearitas antar variabel independen.
69
5.3.6 Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi paramater dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai berikut ini. ln
p ( PKAP ) 3 .830 0 .610 PM 1 .026 RA 0 .280 KK 0 .130UP 0 .142 PP 1 p ( PKAP )
0.894GC 0.19 ROA Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikansinya dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Variables in The Equation Step 1a
PM RA KK UP PP GC ROA Constant
B .610 -1.026 -.280 -.130 .142 -.894 0.19 3.830
S.E. .239 .304 .118 .055 .106 .266 .024 1.511
Wald 6.515 11.407 5.652 5.609 1.773 11.297 .585 6.422
Df 1 1 1 1 1 1 1 1
Sig .011 .001 .017 .018 .183 .001 .444 .011
Exp(B) 1.840 .358 .756 .878 1.152 .409 1.019 46.071
Sumber: Lampiran 3 Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan () = 5%. Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut. (1) Pengujian hipotesis pertama (H1) Hipotesis pertama menyatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel pergantian
70
manajemen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,610 dengan tingkat signifikansi 0,011 yang lebih rendah dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H1 diterima. (2) Pengujian hipotesis kedua (H2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel reputasi auditor yang diproksikan dengan apakah memiliki perikatan dengan KAP Big Four memiliki koefisien regresi negatif sebesar -1,026 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu perusahaan memiliki perikatan dengan KAP Big Four, maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan tersebut untuk mengganti KAP. (3) Pengujian hipotesis ketiga (H3) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel kesulitan keuangan yang diproksikan dengan Altman Z-Score memiliki koefisien regresi negatif sebesar 0,280 dengan tingkat signifikansi 0,017 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kesulitan keuangan
71
berpengaruh terhadap pergantian KAP namun dengan arah yang berbeda dengan yang dihipotesiskan atau dengan kata lain H3 ditolak. (4) Pengujian hipotesis kelima (H4) Hipotesis kelima menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan bersih perusahaan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,142 dengan tingkat signifikansi 0,183 yang lebih besar dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H4 ditolak. (5) Pengujian hipotesis keenam (H5) Hipotesis keenam menyatakan bahwa opini going concern berpengaruh positif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel opini going concern yang diproksikan dengan variabel dummy memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0,894 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP namun arahnya berbeda dengan yang dihipotesiskan atau dengan kata lain H5 ditolak. (6) Pengujian hipotesis ketujuh (H6) Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa penurunan persentase ROA berpengaruh positif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel penurunan
72
persentase ROA yang diukur dari rasio ROA memiliki koefisien regresi positif sebesar 0.19 dengan tingkat signifikansi 0,444 yang lebih besar dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H6 ditolak. (7) Pengujian hipotesis keempat (H7) Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural (ln) total aset memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0,130 dengan tingkat signifikansi 0,018 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H7 diterima. Hal ini berarti bahwa semakin besar sebuah perusahaan yang diukur dengan total aset yang dimiliki maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan tersebut melakukan pergantian KAP.
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan umumnya akan diikuti dengan perubahan kebijakan, dimana perubahan tersebut juga menyangkut dalam hal pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,610 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 yang lebih rendah dibandingkan (5%). Hal ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen yang terjadi dalam suatu perusahaan akan memperbesar kemungkinan terjadinya pergantian KAP pada suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori harapan yang dicetuskan oleh Vroom dalam Ardana dkk (2008) yang menyatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut. Output tersebut digambarkan oleh adanya harapan dari manajemen yang baru bahwa mereka akan mendapatkan KAP yang selaras dengan kebijakan akuntansi perusahaan dan mampu memberikan pendapat yang sesuai dengan harapan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002), Hudaib dan Cooke (2005), Sinarwati (2010), serta Wijayani dan 73
74
Januarti (2011) yang menemukan fakta bahwa variabel pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap pergantian KAP dalam suatu perusahaan. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Damayanti dan Sudarma (2008), Suparlan dan Handayani (2010) serta Suryandari (2011) yang membuktikan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. 6.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Pergantian KAP Hasil penelitian terhadap variabel reputasi auditor menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar -1,026 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang lebih rendah dibandingkan (5%). Penelitian ini menunjukkan bahwa sebuah perusahaan yang sudah memiliki perikatan audit dengan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan pergantian KAP, sedangkan perusahaan yang memiliki perikatan dengan KAP yang tidak berafilisi dengan The Big Four memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan pergantian KAP dengan KAP yang memiliki perikatan dengan The Big Four. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002), Naser et al. (2006), Damayanti dan Sudarma (2008) serta Wijayani dan Januarti (2011) yang menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP. Suatu perusahaan yang sudah memiliki perikatan dengan KAP Big Four cenderung untuk tidak melakukan pergantian KAP
75
(Rachmawati, 2011), hal ini disebabkan Kantor Akuntan Publik yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005; Francis dan Yu, 2009) sehingga reputasi perusahaan pun akan ikut meningkat. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001), Sinarwati (2010) dan Suryandari (2011) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP dalam sebuah perusahaan. 6.3 Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian KAP Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi memiliki arah yang berbeda dengan yang dihipotesiskan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar -0,280 dan nilai signifikansi sebesar 0,017 yang lebih kecil dari (5%). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan lebih memilih untuk tetap menggunakan KAP yang lama dibandingkan dengan mengganti dengan KAP yang baru. Alasan untuk tidak melakukan pergantian KAP adalah karena pihak perusahaan tidak menginginkan kesulitan keuangan yang terjadi pada perusahan tersebut diketahui oleh banyak orang. Apabila perusahaan tersebut mengganti KAP, maka akan lebih banyak orang yang mengetahui situasi kesulitan keuangan yang terjadi dan tentunya akan menurunkan reputasi perusahaan tersebut dimata para stakeholder dan pemegang saham. Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan tentunya akan terkait pula dengan fee audit yang diberikan kepada pihak KAP. Pihak perusahaan tentunya akan lebih memilih
76
KAP yang memberikan penawaran fee audit yang lebih rendah. Fee audit yang rendah tersebut umumnya diberikan oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four, sehingga sebuah perusahaan yang mengalami masalah keuangan dan sudah berikatan dengan KAP non Big four cenderung untuk tidak melakukan pergantian KAP. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa 401 amatan menggunakan KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four dan hanya 71 amatan yang menggunakan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Suryandari (2011) yang menemukan bukti bahwa kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011) serta Damayanti dan Sudarma (2008) yang menemukan hasil bahwa kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. 6.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap pergantian KAP Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini ditunjukkan oleh hasil koefisien regresi sebesar 0,142 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,183 yang lebih besar dibandingkan (5%). Hal ini menunjukkan bahwa walaupun suatu perusahaan mengalami pertumbuhan dalam penjualannya, hal ini tidak serta merta mendorong perusahaan mengambil keputusan untuk mempertahankan atau mengganti KAP yang mengaudit. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan, maka kegiatan bisnis yang dilakukan dalam perusahaan pun akan semakin kompleks,
77
semakin kompleksnya kegiatan bisnis tersebut mengakibatkan pengambilan suatu keputusan dalam perusahaan tidak hanya diambil dari satu pertimbangan. Perusahaan yang mengambil keputusan untuk mempertahankan ataupun mengganti KAP tidak hanya didasarkan pada pertimbangan perusahaan sedang mengalami pertumbuhan, namun juga faktor-faktor lain dalam perusahaan. Perusahaan yang sedang bertumbuh tentunya akan menarik perhatian dari publik sehingga setiap keputusan yang diambil akan mendapatkan atensi yang lebih dari publik, selain itu perusahaan yang mengalami pertumbuhan juga ingin memiliki reputasi yang baik dimata para stakeholder dan pemegang sahamnya sehingga keputusan untuk mempertahankan ataupun mengganti KAP yang mengaudit tersebut haruslah disertai dengan berbagai pertimbangan dan tidak hanya dilihat dari pertumbuhan penjualan demi menjaga reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Martina (2010), Nasser et al. (2006) dan Prastiwi dan Wilsya (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. 6.5 Pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan untuk memastikan perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Penelitian ini menunjukkan bahwa opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP.
78
Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,894 dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 yang lebih kecil daripada 0,05, walaupun nilai signifikansi ini lebih kecil dibandingkan (5%) namun hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opini going concern ini memiliki arah yang berbeda dari yang dihipotesiskan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung temuan Carcello dan Neal (2003) yang menyatakan bahwa pengaudit lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini going concern. Opini going concern merupakan opini wajar tanpa pengecualian yang dikeluarkan karena terdapat kondisi dan/atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan atas kondisi itu terdapat kesangsian auditor, akan tetapi telah terdapat rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut dan menurut penilaian auditor, rencana tersebut dapat efektif dijalankan serta terdapat cukup pengungkapan, sehingga opini going concern bukanlah opini yang buruk. Perusahaan yang menerima opini going concern tidak serta merta melakukan pergantian KAP karena terdapat harapan dari pihak perusahaan bahwa dengan adanya rencana-rencana dan usaha dari pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang menimbulkan kesangsian dari pihak auditor, maka auditor tersebut tidak akan memberikan kembali opini going concern di tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2012) yang menemukan hasil bahwa opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi hal ini bertentangan dengan hasil
79
penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) yang menemukan hasil bahwa opini going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. 6.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penurunan rasio Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,444 yang lebih besar dari (5%). ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Peningkatan dari persentase ROA menunjukkan terjadinya peningkatan efektivitas dari manajemen untuk menghasilkan laba dari aset yang dimiliki, akan tetapi ketika terjadi penurunan dari persentase ROA, hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan efektivitas dari manajemen perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan persentase ROA, perusahaan tidak serta merta melakukan penggantian KAP. Hal ini terjadi karena manajemen lebih mementingkan untuk mempertahankan reputasi perusahaan dimata para stakeholder dengan cara mempertahankan untuk menggunakan jasa KAP yang lama. Reputasi dari sebuah perusahaan akan dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan perusahaan untuk mengganti KAP ketika terjadi penurunan kinerja keuangan dalam perusahaan tersebut. Sampel perusahaan yang diteliti dari penelitian sebagian besar merupakan perusahaan yang besar. Perusahaan yang besar juga akan cenderung untuk mempertahankan KAP yang mengauditnya karena perusahaan yang besar umumnya memiliki analis keuangan
80
yang akan mencurigai kegiatan dari perusahaan untuk mengganti KAP sebelum jangka waktu perikatannya berakhir (Carcello dan Neal, 2003). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008), serta Wijayani dan Januarti (2011) yang menemukan hasil bahwa variabel penurunan ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP, akan tetapi hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) dan Kartika (2006) yang menemukan bahwa variabel penurunan persentase ROA berpengaruh terhadap pergantian KAP. 6.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP Hasil penelitian terhadap variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar -0,130 dengan tingkat signifikansi 0,018 yang lebih kecil dari (5%). Semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka akan semakin kompleks kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, maka dalam hal ini perusahaan membutuhkan KAP yang berpengalaman untuk mengaudit perusahaan tersebut. KAP yang berpengalaman tersebut adalah KAP yang telah memiliki perikatan yang lama dengan klien karena telah mengetahui operasional perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kecenderungannya adalah sebuah perusahaan yang besar akan memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan pergantian KAP. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan Neal (2003), perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk
81
mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai pergantian auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001), Naser et al. (2006), Suparlan dan Handayani (2010) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Akan tetapi, penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2011) dan Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Penelitian ini menggunakan tujuh variabel yaitu pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, pertumbuhan perusahaan, opini going concern, persentase penurunan ROA dan ukuran perusahaan, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pergantian KAP yang terjadi pada perusahaan. Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan, yaitu: 1.
Variabel pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP. Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan umumnya akan diikuti dengan adanya perubahan kebijakan, salah satunya terkait kebijakan pemilihan KAP. Manajemen yang baru akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya sehingga diharapkan dapat memberikan opini yang sesuai dengan keinginan manajemen.
2.
Variabel reputasi auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP. Sebuah perusahaan yang sudah berikatan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four memiliki kecenderungan
untuk tetap mempertahankan KAP tersebut
karena dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi untuk tetap menjaga reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis. 3.
Variabel kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi arah dari hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dihipotesiskan. Perusahaan 82
83
yang mengalami kesulitan keuangan tidak serta mengganti KAP yang mengaudit perusahaan tersebut dengan harapan bahwa kesulitan keuangan yang terjadi dalam perusahaan tersebut tidak diketahui oleh lebih banyak orang, apabila perusahaan melakukan pergantian KAP maka akan lebih banyak orang yang mengetahui kesulitan keuangan yang terjadi dan tentunya berpengaruh terhadap reputasi perusahaan di lingkungan bisnis. 4.
Variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini terjadi karena perusahaan yang bertumbuh tentunya memiliki kegiatan operasional yang semakin kompleks, dan akan menarik perhatian dari publik sehingga setiap keputusan yang diambil haruslah didasarkan pada beberapa pertimbangan karena setiap keputusan tersebut akan mendapatkan atensi yang lebih dari publik. Keputusan untuk melakukan pergantian atau mempertahankan KAP tentunya tidak hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan, tetapi juga pada pertimbangan lain karena hal ini berpengaruh pada reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis.
5.
Variabel opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi arah dari hasil penelitian tidak sesuai dengan yang dihipotesiskan. Opini going concern bukanlah suatu opini yang buruk bagi sebuah perusahaan, hal ini dikarenakan didalam opini going concern tersebut terdapat rencana dari perusahaan
untuk memperbaiki kondisi keuangan dari perusahaan tersebut
kedepannya. Hasil penelitian menunjukkan ketika perusahaan
mendapatkan
84
opini going concern, perusahaan tidak serta merta mengganti auditornya dengan harapan bahwa dengan adanya rencana dan usaha dari pihak perusahaan untuk melakukan perbaikan terhadap kondisi keuangan, maka KAP tersebut tidak akan memberikan opini going concern kembali di periode berikutnya. 6.
Variabel penurunan persentase ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini terjadi karena manajemen perusahaan lebih mementingkan reputasi perusahaan dimata para stakeholdernya dengan cara tetap mempertahankan KAP. Reputasi sebuah perusahaan akan dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan perusahaan untuk mengganti KAP ketika terjadi penurunan kinerja keuangan keuangan.
7.
Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Semakin besar
ukuran
perusahaan
maka
memiliki
kecenderungan
untuk
tetap
mempertahankan KAP yang mengauditnya karena perusahaan yang besar memiliki analis keuangan yang akan meneliti pergantian dari KAP sebelum jangka waktu yang telah ditentukan. 7.2 Saran-saran Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang apabila diperbaiki akan mampu memberikan gambaran yang leih jelas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan pergantian KAP pada suatu perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian ini ada dua yaitu (1) kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen yang hanya sebesar 14,6% dan (2) variabel pertumbuhan perusahaan yang
85
diproksikan dengan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP yang mungkin disebabkan ketidaktepatan dari proksi yang digunakan. Pertama, keterbatasan mengenai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen diatasi dengan menambah jumlah variabel yang mungkin berpengaruh terhadap pergantian KAP pada penelitian selanjutnya. Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh adalah fee audit, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan opini audit tahun sebelumnya. Kedua, keterbatasan mengenai tidak berpengaruhnya variabel pertumbuhan perusahaan diatasi dengan mengganti proksi pertumbuhan penjualan dengan pertumbuhan laba operasi dari perusahaan. Saran yang dapat diberikan oleh penulis bagi pihak perusahaan dan pihak auditor berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan adalah: (1) Bagi Perusahaan Perusahaan dalam hal ini para pengambil keputusan (stakeholders) dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan atas kebijakan pergantian KAP yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pihak stakeholders dapat melihat motivasi dari manajemen untuk melakukan kebijakan mempertahankan ataupun melakukan pergantian KAP, apakah kebijakan tersebut dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan KAP yang selaras dengan kebijakan manajemen yang baru apabila terjadi pergantian manajemen ataukah kebijakan tersebut dilakukan atas dasar desakan kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan. Pentingnya memahami kebijakan yang diambil
86
oleh manajemen tersebut akan berakibat pada kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan tersebut. (2) Bagi Auditor Hasil penelitian ini khususnya terkait dengan variabel opini going concern dapat dijadikan acuan bagi pihak auditor untuk tidak ragu dalam memberikan opini going concern terhadap sebuah perusahaan. Pada umumnya, pihak auditor memiliki keraguan untuk memberikan opini going concern pada suatu perusahaan, karena terdapat suatu pernyataan yang disampaikan oleh Carcelo dan Neal (2003) yang menyatakan bahwa pengaudit akan lebih sering diganti ketika memberikan opini audit going concern, tapi hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan tidak serta merta mengganti KAP yang mengaudit setelah mendapatkan opini going concern, namun perusahaan lebih cenderung untuk mempertahankan KAP yang mengauditnya tersebut. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat tetap menjaga independensi dan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor.
87
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2000. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Aguilar dan Barbadillo. 2003. Do Spanish Firms Change Auditors to Avoid a Qualified Audit Report? International Journal of Auditing. Vol 7. Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance. September: 589-609. Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogayakarta: Graha Ilmu. Arens dan Loebecke. 2003. Auditing: Pendekatan Terpadu (Terjemahan Amir Abadi Jusuf). Jakarta: Salemba Empat. Arsani. 2011. Analisis Ketepatan Model Prediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Badera, I Dewa Nyoman. 2008. Pengaruh Kesesuaian Hubungan Corporate Governance dengan Budaya Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan (Disertasi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Balsam, Krishnan dan Yang. 2003. Auditor Industry Specialization and Earnings Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 22 No. 2 Behn, Bruce K., Steven E. Kaplan, and Kip R. Krumwiede. 2001. Further Evidence on the Auditor’s Going-Concern Report: The Influence of Management Plans. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 20, No.1: 13-18.
Blokdijk, Drieenhuizen, Simunic dan Stein. 2006. An Analysis of CrossSectional Differences in Big and Non Big Public Accounting Firms Audit Programs. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol 25 No 1. Blouin, Jennifer, Barbara Grein, and Brian Rountree. 2005. The Ultimate Form of Mandatory Auditor Rotation: The Case of Former Arthur Andersen Clients. SSRN.
88
Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. Audit Committee Characteristis and auditor Dismissals Following New Going concern Reports. The Accounting Review. Vol. 78. No. 1. Chang, Hsihui, C.S. Agnes Cheng and Kenneth J. Reichelt. 2010. Market Reaction to Auditor Switching from Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms. Auditing: A Journal of Practice &Theory, Vol. 29, No. 2. Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. “Qualified Audit Opinions and Auditor Switching”. The Accounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335. Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, hal. 1-13. Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo: 15-16 September. Francis dan Yu. 2009. Big 4 Office Size and Audit Quality. The Accounting Review. Vol 84 No 5 Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics. 4th Ed. New York: McGraw-Hill, Inc. Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Hudaib, M. dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of Managing Director Changes and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching. Journal of Business Finance & Accounting. Vol. 32. Iksan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Graha Ilmu. Ismail, Shahnaz. 2008. Why Malaysian Second Board Companies Switch Auditors?:evidence of Bursa Malaysia. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887. Issue 13. Diperoleh dari http://www.google.co.id
89
Jensen, M. dan Meckling, W., 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3. Joher, H.S.M., M. Ali dan M.N Annuar. 2000. The Auditor Switch Decision of Malaysian Listed Firms: An Analysis of Its Determinants & Wealth Effect, diperoleh dari http:/bear.cba.ulf/hackenbrack/paper 24.pdf Kawijaya, N. dan Juniarti, 2002, Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, November 2002:93-105. Komalasari, Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy Going concern terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No. 2: 1-15. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Kuantitatif. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Li, Song dan Wong. 2005. Audit Firm Size Effects in Chinas Emerging Audit Market. China Financial Research. Wei, Liu dan Liu Xing. 2008. Auditor switching, earnings manipulation and auditor independence: Evidence from A-share listed companies in China. Front. Bus. Res. China 2008, 2(2): 283–302. Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive Model Algorithm). Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, hal. 425-445. Martina, Putri Wijayanti. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: FaktorFaktor yang Memengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Semarang: Universitas Diponogoro. McColgan, Patrick. 2001. Agency Theory and Corporate Governance: a Review of the Literature from a UK Perspective. Menteri Keuangan, 2003, Keputusan Menteri 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.
Keuangan
Nomor
90
Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta. Mohamed, Diana Mostafa. 2010. The Impact of the Auditor Rotationon the Audit Quality: A Field Study From Egypt. www.ssrn.co.id Nabila, 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Universitas Diponogoro. Nagy, A.L., 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality and Client Bargaining Power, Accounting Horizons, Vol. 19 No. 2, June, 5168. Nasser, Wahid, Nazri, dan Hudaib. 2006. Auditor-Client Relationship: The Case of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia. Managerial Auditing Journal, Vol. 21. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going concern. Naskah Lengkap Simposium Nasional Akuntansi ke-X Makasar. Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi. Rakow, K.C., Kenneth J. Reichelt and Samuel L. Tiras. 2010. Audit Switching Risk and Lending Decisions. Commercial Lending Review. Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Available at: http://www.google.co.id. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going concern. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 23-26 Agustus. Sinarwati, Ni Kadek. 2009. Pengaruh Opini Going concern, Pergantian Manajemen, Reputasi Auditor, dan Kesulitan Keuangan Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-20.
91
Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton. 2001. An Investigation of Auditor and Client Tenure. Mid-American Journal of Business, Vol. 16. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung:Alfabeta. Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika Pengantar. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-15 Oktober. Suryandari, Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Tandirerung, Yunus Tulak. 2012. Independensi Auditor (KAP) dari Aspek Sistem Pembayaran Fee Audit. Jurnal Eksis Vol. 8 No.1. Utomo, Bondan Dwi. 2009. Pengaruh Client Contracting Environment, Reputasi Klien dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit-Suatu Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark. Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, hal. 1-34. Widiawan, Wisnu. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2008). Semarang: Universitas Diponogoro. Widyantari, Putri. 2010. Opini Audit Going concern dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana Wijayani, Evi dan Januarti. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.
92
Lampiran 1 Daftar perusahaan sampel No Kode Nama Perusahaan 1 ABBA PT. Abdi Bangsa 2 ADES PT. Akasha Wira International 3 ADHI PT. Adhi Karya 4 AGRO PT. Bank Agroniaga 5 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec 6 AKSI PT. Asia Kapitalindo Securities 7 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry 8 APIC PT. Pan Pacific International 9 APLI PT. Asiaplast Industries 10 ARGO PT. Argo Pantes 11 ASBI PT. Asuransi Bintang 12 BACA PT. Bank Capital Indonesia 13 BAEK PT. Bank Ekonomi Raharja 14 BASS PT. Bahtera Adimina Samudra 15 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan 16 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure 17 BKDP PT. Bukit Darmo Property 18 BKSL PT. Sentul City 19 BKSW PT. Bank Kesawan 20 BNGA PT. Bank CIMB Niaga 21 BNII PT. Bank Internasional Indonesia 22 BRAM PT. Indo Kordsa 23 BRNA PT. Berlina 24 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul 25 BTON PT. Betonjaya Manunggal 26 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional 27 BVIC PT. Bank Victoria International 28 CENT PT. Centrin Online 29 CFIN PT. Clipan Finance 30 CITA PT. Cita Mineral Investindo 31 CLPI PT. Colorpak Indonesia 32 CMNP PT. Citra Marga Nusaphala Persada 33 CMPP PT. Centris Multipersada Pratama 34 COWL PT. Cowell Development 35 DKFT PT. Central Omega Resources 36 DNET PT. Dyviacom Intrabumi 37 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara 38 ELTY PT. Bakrieland Development
93
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Kode FISH FORU FREN GMCW GMTD GZCO HADE IATA IDKM INAF INDS INPC INPP INTA INTD JKSW JPRS JSMR KAEF KARK KARW KIAS KIJA KKGI KOIN KPIG LAMI LCGP LMPI LPGI MAYA META MFIN MICE MTFN NIPS OCAP PBRX PGAS PGLI
Nama Perusahaan PT. FKS Multi Agro PT. Fortune Indonesia PT. Mobile-8 Telecom PT. Grahamas Citrawisata PT. Gowa Makassar Tourism Development PT. Gozco Plantations PT. HD Capital PT. Indonesia Air Transport PT. Indosiar Karya Media PT. Indofarma PT. Indospring PT. Bank Artha Graha Internasional PT. Indonesia Paradise Property PT. Intraco Penta PT. Inter Delta PT. Jakarta Kyoei Steel Works PT. Jaya Pari Steel PT. Jasa Marga PT. Kimia Farma PT. Dayaindo Resources International PT. Karwell Indonesia PT. Keramika Indonesia Assosiasi PT. Kawasan Industri Jababeka PT. Resource Alam Indonesia PT. Kokoh Inti Arebama PT. Global Land Development PT. Lamicitra Nusantara PT. Laguna Cipta Griya PT. Langgeng Makmur Industri PT. Lippo General Insurance PT. Bank Mayapada Internasional PT. Nusantara Infrastructure PT. Mandala Multifinance PT. Multi Indocitra PT. Capitalinc Investment PT. Nipress PT. JJ NAB Capital PT. Pan Brothers PT. Perusahaan Gas Negara PT. Pembangunan Graha Lestari Indah
94
No 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118
Kode PICO PKPK PNIN PNLF PNSE POLY PRAS PSAB PTBA PTSN PUDP RBMS RICY RODA SAIP SCCO SCPI SDPC SDRA SHID SIMM SMDM SMMT SMSM SPMA SQBI STTP TINS TIRA TMAS TMPI TOTL TRIL TRUS TSPC UNIT VRNA WIKA YPAS ZBRA
Nama Perusahaan PT. Pelangi Indah Canindo PT. Perdana Karya Perkasa PT. Panin Insurance PT. Panin Life PT. Pudjiadi and Sons PT. Asia Pacific Fibers PT. Prima Alloy Steel Universal PT. Pelita Sejahtera Abadi PT. Bukit Asam PT. Sat Nusapersada PT. Pudjiadi Prestige PT. Ristia Bintang Mahkotasejati PT. Ricky Putra Globalindo PT. Royal Oak Development Asia PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas PT. Supreme Cable Manufacturing PT. Schering-Plough Indonesia PT. Millennium Pharmacon International PT. Bank Himpunan Saudara 1906 PT. Hotel Sahid Jaya International PT. Surya Intrindo Makmur PT. Suryamas Dutamakmur PT. Eatertainment International PT. Selamat Sempurna PT. Suparma PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia PT. Siantar Top PT. Timah (Persero) PT. Tira Austenite PT. Pelayaran Tempuran Emas PT. AGIS PT. Total Bangun Persada PT. Triwira Insanlestari PT. Trust Finance Indonesia PT. Tempo Scan Pasific PT. Nusantara Inti Corpora PT. Verena Oto Finance PT. Wijaya Karya PT. Yanaprima Hastapersada PT. Zebra Nusantara
95
Lampiran 2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N PKAP PM RA KK PP GC ROA UP Valid N (listwise)
472 472 472
Minimum .00 .00 .00
Maximum 1.00 1.00 1.00
Mean .4110 .2203 .1801
Std. Deviation .49254 .41491 .38467
472 472 472 472
1.00 -3.94 .00 -29.66
3.00 9.46 1.00 26.34
1.6843 .2303 .2225 -.0880
.90524 .96965 .41634 4.23484
472 472
20.94
32.75
27.4201
1.94501
96
Lampiran 3 Hasil analisis regresi logistik
Logistic Regression
Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
472 0
Percent 100.0 .0
472 0 472
100.0 .0 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value .00 1.00
Internal Value 0 1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration Step 1 0 2 3
-2 Log likelihood 639.304 639.302 639.302
Coefficients Constant -.356 -.360 -.360
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 639.302 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
97
Classification Tablea,b Predicted PKAP Step 0
Observed PKAP
.00 278
.00 1.00
1.00 0
194
Percentage Correct 100.0
0
.0 58.9
Overall Percentage a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B -.360
S.E. .094
Wald 14.789
df 1
Sig. .000
1
Sig. .021
19.069 12.197 7.828
1 1 1
.000 .000 .005
2.426 13.208 .249
1 1 1
.119 .000 .618
49.519
7
.000
Variables not in the Equation Step 0
Variables
Overall Statistics
PM RA KK UP PP GC ROA
Score 5.357
df
Exp(B) .698
98
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration Step 1 1 2 3 4
-2 Log likelihood 586.942 585.108
Constant 3.126 3.777
PM .537 .605
RA -.790 -1.004
585.096 585.096
3.830 3.830
.610 .610
-1.026 -1.026
Coefficients KK UP -.224 -.107 -.276 -.128 -.280 -.280
-.130 -.130
PP .125 .141
GC -.749 -.885
ROA .016 .018
.142 .142
-.894 -.894
.019 .019
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 639.302 d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1
Step Block Model
Chi-square 54.206
df
54.206 54.206
7
Sig. .000
7 7
.000 .000
Model Summary
Step 1
-2 Log Cox & Snell likelihood R Square 585.096a .108
Nagelkerke R Square .146
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 4.087
df 8
Sig. .849
99
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Step 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PKAP = .00 Observed Expected 43 41.267
PKAP = 1.00 Observed Expected 4 5.733
Total 47
38 31 27
37.208 33.435 30.271
9 16 20
9.792 13.565 16.729
47 47 47
27 28 22
27.523 25.161 23.736
20 19 25
19.477 21.839 23.264
47 47 47
21 22 19
22.240 20.543 16.616
26 25 30
24.760 26.457 32.384
47 47 49
Classification Tablea Predicted PKAP Step 1
Observed PKAP
.00 208 105
.00 1.00
1.00 70 89
Overall Percentage
Percentage Correct 74.8 45.9 62.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B
1
Exp(B) 1.840
11.407 5.652 5.609
1 1 1
.001 .017 .018
.358 .756 .878
.198 .600 .788
.650 .952 .978
1.773 11.297 .585
1 1 1
.183 .001 .444
1.152 .409 1.019
.935 .243 .971
1.419 .689 1.068
3.830 1.511 6.422 1 a. Variable(s) entered on step 1: PM, RA, KK, UP, PP, GC, ROA.
.011
46.071
PM RA KK UP PP GC ROA Constant
.610
Wald 6.515
-1.026 -.280 -.130
.304 .118 .055
.142 -.894 .019
.106 .266 .024
df
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1.152 2.938
Sig. .011
Step a 1
S.E. .239
100
Correlation Matrix Step 1
Constant PM RA KK UP PP GC ROA
Constant 1.000 -.045
PM -.045 1.000
RA .122 -.006
KK -.083 -.121
UP -.990 .025
PP .085 .029
GC -.181 -.055
ROA .045 .037
.122 -.083
-.006 -.121
1.000 -.046
-.046 1.000
-.144 -.028
.070 -.070
.021 -.185
-.058 -.033
-.990 .085
.025 .029
-.144 .070
-.028 -.070
1.000 -.099
-.099 1.000
.173 .052
-.038 -.134
-.181 .045
-.055 .037
.021 -.058
-.185 -.033
.173 -.038
.052 -.134
1.000 -.003
-.003 1.000
101
Lampiran 4 Penelitian sebelumnya
No
Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Dependen: Pergantian KAP Independen: Opini audit going concern, pergantian manajemen, reputasi auditor, dan kesulitan keuangan.
1
Ni Kadek Sinarwati (2009)
Mengapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?
2.
Shulamite Damayanti dan Sudarma (2008)
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik
Variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP Variabel opini going concern dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Dependen:Pergantian Variabel Fee Audit KAP dan ukuran KAP Independen: berpengaruh secara pergantian signifikan terhadap manajemen, opini pergantian KAP. akuntan, fee audit, Variabel opini kesulitan keuangan, akuntan, ukuran KAP, dan pergantian perubahan persentase manajemen, ROA kesulitan keuangan, dan ukuran perubahan ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP.
102
No
Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Dependen: Pergantian KAP Independen: pergantian manajemen, opini audit, financial distress, perubahan persentase ROA, ukuran KAP, ukuran klien
3.
Evi Dwi Wijayani dan Indira Januarti (2011)
Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching
4.
M. Hubabib dan T.E. Cooke (2005)
5.
Nasser (2006)
The Impact of Managing Director Changes and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching Auditor-client relationship:the case of audit tenure and auditor switching in Malaysia
Variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh secara signfikan terhadap pergantian KAP. Variabel opini audit, financial distress, perubahan persentase ROA, dan ukuran klien tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Dependen: Variabel pergantian Pergantian KAP manajemen dan Independen: kesulitan keuangan Pergantian berpengaruh secara Manajememen dan signifikan terhadap kesulitan keuangan pergantian KAP.
Dependen: Pergantian KAP Independen: ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, perubahan pada aset, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan operasional, dan nilai pasar ekuitas.
Variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, perubahan pada asset perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP.
103
No
Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Faktor-Faktor yang memeengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik
Dependen: Pergantian KAP Independen: variabel ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan opini audit
Variabel ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP
6.
Wisnu (2011)