PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DKI JAKARTA Erin Maulidiani1 Armanto Witjaksono2 1,2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected] [email protected]
ABSTRACT Public Accounting Firm (KAP) as a provider of financial statement audit services become indispensable. Therefore, auditors and public accounting firm must always pay attention to the quality of its audit result. The purpose of this study is to determine the effect of the application of quality control system and the competence of auditors on audit quality in a public accounting firm in Jakarta. This is a quantitative research and convenience sampling technique used for sampling technique, and 49 respondents from 11 KAP (Public Accounting Firm). in Jakarta used for this study as sample . The data used in this study is primary data and collected by the survey to the auditors who work in public accounting firm in Jakarta. The analysis method used in this study is multiple regression analysis (multiple regression). The results of this study showed that the implementation of quality control systems affect the quality of the audit with a significance value (p-value) of 0.047 <0.05. While the auditor competence variables affect the quality of the audit with a significance value (P-value) of 0.017 <0.05. In addition application of quality control system and auditor competency simultaneously have an effect on audit quality with significance value of F-test 0.000. Key Words: quality control system, competence of auditors, audit quality.
ABSTRAK Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai penyedia jasa audit atas laporan keuangan menjadi sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, auditor dan Kantor Akuntan Publik harus selalu memperhatikan kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit yang terdapat pada kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan teknik pengambilan sample menggunakan convenience sampling berukuran 49 orang responden pada 11 KAP di DKI Jakarta. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan survey kepada para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda (multiple regression). Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi (pvalue) sebesar 0,047 < 0,05 . Sedangkan variabel kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi (P-value) sebesar 0,017 < 0,05 . Berdasarkan olah
data kedua variabel menunjukkan bahwa secara simultan penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0,000.
Kata Kunci: Sistem Pengendalian Mutu, Kompetensi Auditor, Kualitas Audit.
PENDAHULUAN Latar Belakang Peran akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam menyampaikan informasi atas pelaporan keuangan menjadikan jasa profesi akuntan publik sangat dibutuhkan. Hampir semua kegiatan bisnis membutuhkan jasa akuntan publik, baik karena kebutuhan pihak manajemen suatu entitas dan juga untuk kebutuhan pertanggung jawaban accountability kepada banyak pihak yang memerlukan. Akuntan publik diharapakan dapat memberikan informasi atas pelaporan keuangan yang transparan dan berkualitas. De angelo dalam Yenny (2012) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan, dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi). Dalam pernyataan Standar Umum Pertama SPKN (BPK RI, 2007) disebutkan ”Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan.”Sehubungan dengan pernyataan tersebut, semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilakukan oleh para auditor yang secara kolektif memiliki kompetensi yakni pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut guna menghasilkan hasil audit dan opini yang berkualitas. Namun setelah terjadinya banyak skandal yang melibatkan auditor eksternal, seperti pada skandal audit yang dilakukan Enron, Anderson, Xerox, WorldCom, dan lain-lain. Telah mengikis kepercayaan publik terhadap kredibilitas laporan keuangan yang telah di audit oleh auditor dan terhadap profesi auditor itu sendiri. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesi Kantor Akuntan Publik, pemerintah membuat ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik pasal 18 ayat (2) huruf d, mengatur tentang Sistem Pengendalian Mutu (SPM) bagi Kantor Akuntan Publik (KAP). Pasal 18 ayat (2) huruf d, mengharuskan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memiliki dan melampirkan Rancangan Sistem Pengendalian Mutu (RSPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sekurang-kurangnya mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu. Perumusan kebijakan dan prosedur pengendalian tersebut mencakup: Independensi, Penugasan Personel, Konsultasi, Supervisi, Pemekerjaan, Pengembangan Profesional, Promosi, Penerimaan dan Keberlanjutan Klien dan Inspeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kualitas audit yang dilihat dari 2 sisi yakni dari sisi individu yang melakukan penugasan audit tersebut yaitu auditor dimana yang dilihat adalah kompetensi dari auditor tersebut dan dari sisi organisasi yaitu kantor akuntan publik apakah kantor akuntan publik dalam melakukan penugasan audit telah menerapkan sistem pengendalian mutu mengikuti prosedur sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Moize (1986) dalam Najib menyatakan bahwa “pengukuran kualitas proses audit terpusat pada kinerja yang dilakukan auditor dan kepatuhan pada standar yang telah digariskan”. Untuk itu perlunya auditor yang kompeten untuk dapat melakukan audit kinerja dengan baik dan kepatuhan pada standar yang digariskan agar audit dilaksanakan sesuai
prosedur sehingga dapat menghasilkan audit yang berkualitas dan dipercaya, baik oleh pengguna jasa maupun masyarakat yang berkepentingan. Rumusan Masalah Berikut masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini : 1. Apakah penerapan sistem pengendalian mutu pada KAP berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk membuktikan secara empiris apakah terdapat pengaruh antara penerapan sistem pengendalian mutu terhadap kualitas audit. 2. Untuk membuktikan secara empiris apakah terdapat pengaruh antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit. 3. Untuk membuktikan secara empiris apakah terdapat pengaruh antara penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor kualitas audit.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuatitatif. Objek penelitian adalah auditor yang bekerja di 11 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dengan cara menyebarkan kuesioner kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonrandom samping/nonprobability sampling yakni convenience sampling, teknik ini dipilih karena penulis tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah auditor yang bekerja pada setiap kap sehingga teknik yang di pilih adalah nonprobability sampling, dimana peneliti memilih sampel yang tersedia saja atau yang mudah diperoleh sebagai dasar pertimbangan pengambilan sampel. Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan menggunakan program SPSS 19. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Berikut adalah pernyataan yang berkaitan dengan indikator pengendalian mutu 1. Independensi a. Dalam melaksanaan tugas audit auditor wajib mempertahankan independensi atas fakta (memiliki kejujuran dan melihat secara objektif dan tidak memihak ). b. Dalam melaksanaan tugas audit auditor wajib mempertahankan independensi atas penampilan (menghindari faktor-faktor yang membuat masyarakat meragukan independensi atau persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik). c. Dalam melaksanakan tugas audit, auditor harus terbebas dari kepentingan keuangan atau hubungan usaha dengan klien yang diaudit. 2. Penugasan Personel a. KAP memberikan penugasan kepada personel yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis yang memadai . b. KAP mengikutsertakan personel dalam pendidikan profesi berkelanjutan dan pengembangan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
c. Personel wajib memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan yang memadai. Konsultasi a. KAP memiliki kebijakan, prosedur, dan fasilitas konsultasi bagi para auditor yang menghadapi suatu masalah. Supervisi a. Selama pemeriksaan KAP wajib melakukan supervisi terhadap semua jenjang organisasi. Pemekerjaan a. KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur pemekerjaan pemeriksa sesuai dengan standar yang berlaku. b. Pemeriksa yang diangkat wajib memiliki kriteria yang sesuai dan dapat melaksanakan tugasnya secara kompeten (memiliki integritas, kompetensi dan motivasi). Pengembangan Profesional a. KAP memberikan fasilitas pengembangan profesional dengan memberikan pelatihan kepada para auditor. b. KAP memberikan persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan bagi personel pada setiap tingkat. Promosi a. Dalam melakukan prosedur promosi, KAP menetapkan kualifikasi yang harus dipenuhi dalam berbagai tingkat tanggung jawab. b. Dalam melakukan prosedur promosi, KAP melakukan evaluasi kinerja personel dan secara periodik memberitahu personel mengenai kemajuan mereka. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien a. KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur penerimaan dan keberlanjutan klien sesuai standar profesional akuntan publik. b. Dalam melakukan penerimaan dan keberlanjutan klien, KAP mempertimbangkan prinsip kehati-hatian (prudence) dan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya. Inspeksi a. KAP melakukan inspeksi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur pengendalian mutu telah ditetapkan secara efektif.
Berikut adalah pernyataan yang berkaitan dengan kompetensi auditor 1. Mutu personal a. Auditor harus mampu bekerja sama dalam tim. b. Auditor harus memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikiran luas dan mampu menangani ketidak pastian. c. Auditor dituntut untuk mampu memenuhi kualifikasi personel (indeks prestasi, sertifikat profesi, dan lain-lain). d. Auditor mampu menganalisis dengan cepat dalam mengaudit suatu perusahaan. 2. Pengetahuan Umum a. Untuk melakukan audit yang baik auditor membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat Pendidikan Strata (D3, S1, S2, S3), pelatihan, dan ujian profesional. b. Auditor selalu berkomitmen untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan. c. Auditor terus berupaya mengikuti profesi perkembangan akuntansi. (Termasuk diantaranya pernyataan tentang akuntansi, auditing dan peraturan lainnya)
d. Auditor harus memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). 3. Keahlian khusus a. Auditor harus memahami ilmu statistik serta mempunyai keahlian menggunakan komputer. b. Auditor mampu membuat laporan audit dan mempresentasikan dengan baik. c. Keahlian khusus di dapat dari banyaknya pengalaman yang dimiliki auditor. d. Auditor yang memiliki sertifikat dari kursus dalam bidang akuntansi dan perpajakan akan menghasilkan hasil audit yang baik. e. Auditor hendaknya memiliki keahlian khusus untuk mendukung audit yang dilakukan. Berikut adalah pernyataan yang berkaitan dengan variabel kualitas audit 1. Auditor harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam mengaudit suatu perusahaan. 2. Auditor harus mempunyai keahlian secara efektif tentang perusahaan yang diaudit. 3. Auditor mau menerima pendapat atau saran sesuai dengan kebutuhan klien. 4. Auditor kompeten secara teknik dalam mengaplikasikan standar dan kode etik pemeriksaan. 5. Auditor bersifat independen (tidak memihak) dengan klien. 6. Auditor selalu melatih diri dan bertindak due audit care (bertanggung jawab) dalam pelaksanaan audit. 7. Auditor mempunyai komitmen yang kuat akan kulitas audit yang dihasilkan. 8. Auditor bertindak secara tepat dalam pelaksanaan audit dilapangan atau sesuai dengan program audit yang telah ditetapkan. 9. Auditor secara efektif selalu berhubungan dengan internal audit sebelum dan selama pelaksanaan audit. 10. Auditor memiliki standar etik yang tinggi dan sangat menguasai pengetahuan tentang akuntansi dan auditing. 11. Auditor selalu menjaga sikap skeptis selama pelaksanaan audit. 12. Laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara obyektif, serta rekomendasi yang konstruktif. 13. Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas, ringkas, serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat secara maksimal. 14. Laporan harus mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat/pihak obyek audit tentang hasil audit. 15. Laporan mengungkapkan hal-hal yang merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya audit.
HASIL DAN BAHASAN Hasil Test Hipotesis Dengan demikian, secara garis besar penguraian pengujian untuk masing-masing hipotesis adalah : 1. Test hipotesis pengaruh penerapan sistem pengendalian mutu terhadap kualitas audit Hipotesis 1 Dalam penelitian ini, hipotesis pertama menyatakan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel penerapan sistem pengendalian mutu sebesar 2,042 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,047. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai signifikan ini lebih kecil (0,047 < 0,05). Hal
ini mengindikasikan adanya penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit.
2. Test hipotesis pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Hipotesis 2 Dalam penelitian ini, hipotesis kedua menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel kompetensi auditor sebesar 2,486 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,017. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai signifikan ini jauh lebih kecil (0,017 < 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil Uji Secara Parsial Pada Analisis Regresi Coefficients a
Model 1
(Constant) Pengendalian Mutu Kompetensi Auditor
Unstandardized Coefficients B Std. Error 17.179 6.680 .257 .126 .475 .191
Standardized Coefficients Beta
t 2.572 2.042 2.486
.340 .414
Sig. .013 .047 .017
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
3. Test hipotesis pengaruh penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Hasil Uji Secara Simultan Pada Analisis Regresi ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 855.480 833.582 1689.061
df 2 46 48
Mean Square 427.740 18.121
F 23.604
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Pengendalian Mutu b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Hipotesis 3 Berdasarkan analisis uji F diatas, hasilnya menunjukkan variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi uji F yang nilainya sebesar 0,000 dan nilai signifikansi ini jauh lebih kecil dari Alpha 5% (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel- varibel penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
Analisa Hasil Pembahasan Pada hipotesis pertama menyatakan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian dari Andreas (2010)
yang menyatakan menyebutkan terdapat hubungan antara Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik dengan Efektifitas Perencanaan Audit. Hal ini bearti bahwa jika sistem pengendalian mutu diterapkan dengan baik, maka perencanaan audit akan lebih efektif. Perencanaan audit berpengaruh terhadap kinerja auditor karena dengan perencanaan yang baik mempengaruhi kelancaran proses audit, sehingga hal itu pun berpengaruh terhadap kualitas audit. Pada hipotesis kedua menyatakan bahwa kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian dari Yenny (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan untuk hipotesis ketiga secara bersama-sama penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian dari Rikawati (2012) dan Yenny (2012), maka dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,047. Dari hasil analisa tersebut juga diketahui variabel dari sistem pengendalian mutu yang dianggap paling penting adalah independensi yang dapat dilihat dari nilai mean tertinggi pada statistik deskriptif adalah 4,5918. Sedangkan yang memiliki nilai mean terendah adalah pada indikator pengembangan profesional, dengan jawaban atas pertanyaan KAP memberikan persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan bagi personel pada setiap tingkat dengan nilai mean sebesar 4,0612. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,017. Dari hasil analisa tersebut juga diketahui variabel kompetensi auditor yang memiliki nilai mean tertinggi adalah pertanyaan dari indikator mutu personal bahwa auditor harus mampu bekerja sama dalam tim dengan nilai mean 4,6735 dan yang terendah terdapat pertanyaan dari indikator keahlian khusus bahwa auditor yang memiliki sertifikat dari kursus dalam
bidang akuntansi dan perpajakan akan menghasilkan hasil audit yang baik dengan nilai mean 3,6122. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0,000.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta. Penulis mencoba memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik a. Kantor Akuntan Publik harus dapat mempertahankan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor agar kualitas audit dapat terjaga dengan baik. b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kantor akuntan publik untuk lebih meningkatkan pengembangan profesional
dengan memberikan
pendidikan profesional berkelanjutan bagi personel pada setiap tingkat. c. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi auditor untuk lebih meningkatkan keahlian khusus dengan mengikuti kursus atau pelatihan dalam bidang akuntansi dan perpajakan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, diharapkan ada penelitian lanjutan yang serupa di masa yang akan datang untuk memperbaiki keterbatasan-keterbatasan tersebut. untuk itu penulis
memberikan
saran untuk peneliti selanjutnya yaitu: a. Pada peneliti yang akan datang, konsisten memperluas penelitian agar menambah tipikal responden terutama level supervisor keatas. b. Hendaknya dapat mempertimbangkan untuk menambah variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini misalnya peer review, kode etik dan standar auditing.
REFERENSI
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, kedua belas, disandur oleh Herman Wibowo, Jakarta: Penerbit Erlangga. Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari, Lilik Purwanti. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Unhas Makassar. Badan Pemeriksa Keuangan, Peraturan BPK RI No.1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Behn, B. K., J.V. Carcello, D. R. Hermanson, and R. H. Hermanson. 1997. “The Determinants of Audit Client Satisfaction Among Clients of Big 6 Firms”. Accounting Horizons (March): 7- 24. Carcello, J. V., R. H. Hermanson. dan N.T. McGrath. 1992. “Audit Quality Attributes: The Perceptions of Audit Partners, Prepares, and Financial Statement Users”. Auditing : A Journal of Practice andTheory 11, (Spring): 1-15 Chatterjee, S. and B. Price. 1977. Regression analysis by example. J. Wiley & Sons, New York, N.Y. 331 De Angelo, LE. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure Regulation. Juornal of Accounting and Economics 3 August p. 113-127. Djamil, Nasrullah. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Sektor Publik dan Beberapa Karakteristik Untuk Meningkatkannya. Jurnal Akuntansi. Ghozali, Imam, 2009.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro. Hayes. R., Dassen. R., Schilder. A., and Wallage. P. 2005: Principles of Auditing, Second Edition), Edinburgh: Pearson Education. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Indah, Siti Nur Mawar. 2010. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Semarang)”. Universitas Diponegoro, Semarang.
Lili, Andreas. 2010. “Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Efektifitas Perencanaan Audit”. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Mansouri, A., Pirayesh, R., Salehi, M. (2009). Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging Economy. International Journal of Bussines and Management. Vol, 4. No, 2. Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi 6. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Myers, R. H. (1990). Classical and modern regression application. 2nd edition. Duxbury press. CA. Najib, Ayu Dewi Riharna, dkk. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi SulSel). Jurnal skripsi. https://www.academia.edu/4495359/jurnal_skripsi, diakses pada 5 Juni 2014. Nugraha. (2012). Pengaruh Kompetensi, Tekanan Waktu, Pengalaman Kerja, Etika dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Lampiran kuesioner, diakses pada 10
Maret
2014
dari
http://eprints.uny.ac.id/8961/5/LAMPIRAN%20-
08412144023.pdf Rai I.G.A. (2008). Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Rikawati. 2012. “Pengaruh Peer Review dan Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP Terhadap Kinerja Auditor”. Universitas Pasundan, Bandung Steel, Robert G.D. and James H. Torrie. (1999). Prinsip dan Prosedur Statistika : Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Undang - Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang “Akuntan Publik”. Yarnest. 2004.Panduan Aplikasi Statistik. Malang : Penerbit Dioma Yenny. 2012. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit yang Dihasilkan Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four". Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
RIWAYAT PENULIS Erin Maulidiani lahir di Jakarta 24 September 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam Bidang Akuntansi Peminatan Auditing pada Tahun 2014. Armanto Witjaksono lahir di kota Bandung pada tahun 1969. Penulis menamatkan pendidikan S1 Akuntansi pada Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1993. Gelar Magister Manajemen dengan konsentrasi Keuangan diperoleh dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1996. Memperoleh sertifikasi sebagai Qualified Internal Auditor (QIA) dari Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPYA) tahun 2007, sertifikasi Manajemen Resiko level III dari Badan Sertifikasi, dan Chartered Accountan (CA) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tahun 2013. Saat ini bekerja sebagai Internal Auditor pada sebuah Kantor Cabang Bank Asing di Jakarta, Anggota Independen Komite Audit pada PT. Pupuk Kujang (Persero), serta aktif berbagi pengetahuan sebagai dosen di Universitas Bina Nusantara, Jakarta dan Universitas Padjadjaran, Bandung. Aktif pula sebagai pembicara / nara sumber pada berbagai seminar, pelatihan berkaitan dengan akuntansi, auditing, pajak dan perbankan.