Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik
PENGARUH KUALITAS AUDIT, AUDIT FEE, DAN PROFIL KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR Anang Didik Waluyo
[email protected]
Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of audit quality, audit fee, and Public Accountant Office (KAP) profile to the independency of auditor. The result of the analysis which has been done shows that: (1) the audit quality has significant influence to the independency of auditor; it indicates that the independency of auditor can be achieved if the auditor has good audit quality. When the audit quality level which is owned by the auditor is getting better, the independency of auditor is getting better as well, (2) audit fee has significant influence to the independency of auditor, it means that when the audit fee level which is owned by the auditor increase, the independency of auditor increase as well, (3) the Public Accountant Office (KAP) profile has significant influence to the independency of auditor, it shows that when the Public Accountant Office (KAP) profile is getting larger, the independency level which is owned by the auditors is getting larger as well. Keywords: corporate governance, institutional ownership, managerial ownership, audit committee, firm value. ABSTRAK Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas audit, audit fee, dan profil Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap independensi auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor, hal ini mengindikasikan bahwa independensi auditor dapat dicapai apabila auditor memiliki kualitas audit yang baik. Semakin baik tingkat kualitas audit yang dimiliki oleh seorang auditor maka independensi auditor yang dihasilkan juga akan semakin baik; (2) audit fee berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor, hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat audit fee yang dimiliki oleh seorang auditor maka independensi auditor yang dihasilkan juga akan semakin meningkat; (3) profil Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor, hal ini menunjukan bahwa semakin besar profil Kantor Akuntan Publik (KAP) maka semakin besar tingkat independensi yang dimiliki oleh auditor. Kata kunci: kualitas audit, audit fee, profil kantor akuntan publik (KAP), independensi auditor
PENDAHULUAN Perkembangan profesi akuntan publik atau auditor tidak terlepas dari perkembangan perekonomian suatu Negara. Semakin maju perekonomian suatu Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu kebutuhan informasi bisnis yang berupa laporan keuangan semakin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan bisnis. Agar laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pengguna tersebut di atas maka harus ada jaminan bahwa laporan keuangan tersebut tidak menyesatkan dalam pengambilan keputusan. Hal ini tidak terlepas dari adanya konflik kepentingan antara pembuat laporan keuangan dengan pemakai laporan keuangan. Pembuat laporan keuangan cenderung akan membuat laporan keuangan sebaik mungkin dan bahkan bila perlu dapat memberikan keuntungan pribadi dengan melakukan penggelapan data keuangan atau melakukan kecurangan, sedangkan pengguna laporan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 2
keuangan akan menilai kinerja keuangan perusahaan berdasarkan data yang ada dengan tingkat informasi kebenaran yang minimum. Untuk mencegah hal tersebut dibutuhkan suatu profesi yang dapat menjamin bahwa laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dan laporan keuangan yang bebas dari kecurangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Profesi yang dapat menjamin kualitas laporan keuangan yang lebih dikenal dengan jasa assurance adalah akuntan publik. Dengan kata lain, jasa assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambilan keputusan (Mulyadi, 2009:5). Salah satu tugas akuntan publik atau auditor adalah melakukan pemeriksaan atau mengaudit terhadap laporan keuangan klien berdasarkan penugasan atau perikatan antara klien dengan akuntan publik. Dalam penugasan audit sering terjadi benturan-benturan yang dapat mempengaruhi independensi akuntan publik dimana klien sebagai pemberi kerja berusaha untuk mengkondisikan agar laporan keuangan yang dibuat mempunyai opini yang baik, sedangkan disisi lain akuntan publik harus dapat menjalankan tugasnya secara professional yaitu auditor harus dapat mempertahankan sikap independen dan obyektif. Terjadinya kasus–kasus kegagalan auditor berskala besar seperti kasus Enron di Amerika Serikat, Kimia Farma di Indonesia, kasus pada kantor akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasikan melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional Tbk. Kasus tersebut muncul ketika terdapat temuan auditor investigasi dari BAPEPAM-LK (badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan) yang menemukan ada indikasi penggelembungan account penjualan, piutang, dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River, sehingga mengakibatkan perusahaan tekstil tersebut kesulitan dan gagal dalam membayar hutang. Oleh karena itu, Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan keuangan konsolidasian PT Great River tahun 2003 (Elfarini dalam Tjun et al., 2012:34). Hal ini telah menimbulkan sikap skeptis masyarakat menyangkut ketidakmampuan profesi akuntansi publik dalam menjaga independensi. Sorotan tajam diarahkan pada perilaku auditor ketika berhadapan dengan klien yang dipersepsikan gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor independen. Independensi akuntan publik sama pentingnya dengan keahlian dalam praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap akuntan publik. Akuntan publik harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang diauditnya. Di samping akuntan publik harus benar-benar independen, ia juga harus menimbulkan persepsi di kalangan masyarakat bahwa ia benarbenar independen. Institut Akuntan Publik Indonesia (2011) Standar umum kedua SPAP, mengharuskan auditor bersikap independen artinya tidak mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang auditor miliki, auditor akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Arens et al. (2011:74) mendefinisikan independensi dalam auditing berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 3
Dengan demikian independensi akuntan publik sangat diperlukan karena publik sebagai penilai laporan keuangan melaksanakan audit bukan hanya untuk kepentingan klien yang membayar fee tetapi juga untuk pihak ketiga atau masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan klien yang diaudit atau diperiksa seperti: pemegang saham, kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Oleh karena itu, independensi auditor dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun auditor tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang telah diberikan. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini menguji variabel -variabel yang mempengaruhi independensi auditor atau dalam hal ini disebut variabel independen diantaranya kualitas audit, audit fee, dan profil Kantor Akuntan Publik. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya dengan mengabungkan beberapa variabel dan menguji kembali dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Surabaya. Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: (1) Apakah kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor? (2) Apakah audit fee berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor? (3) Apakah profil Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor?. Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) Untuk menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. (2) Untuk menganalisis pengaruh audit fee terhadap independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. (3) Untuk menganalisis pengaruh profil Kantor Akuntan Publik terhadap independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. TINJAUAN TEORETIS Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan terjadi kontrak antara satu pihak yaitu pemilik (principal), dengan pihak lain yaitu manajer (agent). Dalam kontrak tersebut manajer terikat untuk memberikan jasa bagi pemilik. Pada intinya menjelaskan hubungan kontraktual antara pemilik dan manajer. Hubungan kontraktual ini terjadi ketika ada pemisahan fungsi pengelolaan dan kepemilikan perusahaan, yaitu pemilik mendelegasikan sebagian otoritas pengambilan keputusan kepada manajer. Dalam hal ini pemilik ingin mengetahui segala informasi termasuk aktivitas terkait dengan investasi yang dilakukan dengan meminta laporan pertanggungjawaban pada manajer. Berdasarkan laporan tersebut, pemilik dapat menilai kinerja manajer (Nirmala, 2013:29). Disamping itu, adanya pemisahan fungsi pengelolaan dan kepemilikan perusahaan, meskipun terdapat kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal), dapat memicu munculnya asimetri informasi (information asymmetry), yaitu manajer memiliki informasi lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibanding pemilik. Asimetri informasi yang terjadi karena manajer tidak bersedia memberikan informasi yang dimilikinya kepada pemilik. Oleh karena itu, asimetri informasi dapat merugikan pemilik. Sebab, pemilik tidak mampu mengetahui keadaan perusahaan secara utuh dan pemilik menjadi kurang percaya pada manajer atas laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh manajer berupa laporan keuangan (Messier et al., 2014:9). Kemungkinan manajer tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik, sehingga dapat memicu terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest). Jadi, untuk dapat mengurangi konflik kepentingan, pihak manajer harus mempertanggung jawabkan atas kepercayaan yang diberikan oleh pemilik berupa laporan keuangan auditan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 4
Jadi, teori keagenan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga dalam memahami konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agent. Principal selaku investor bekerjasama dan menandatangani kontrak kerja dengan agen selaku manajer perusahaan untuk menginvestasikan keuangan mereka. Dengan demikian, adanya auditor yang independen diharapkan tidak terjadi kecurangan dalam membuat laporan keuangan oleh manajemen. Serta dapat mengevaluasi kinerja manajer sehingga informasi yang dihasilkan relevan dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi. Independensi Akuntan Publik Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak tergantung pada pihak lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Sedangkan independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Dimana independensi merupakan salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Oleh sebab itu, banyaknya pengguna laporan keuangan yang bersedia mengandalkan laporan audit eksternal terhadap kewajaran atas laporan keuangan (Arens et al., 2011:74). Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Arens et al. (2011:71) ada lima prinsip yang harus diterapkan auditor. Pertama, integritas adalah para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan prefesional mereka. Kedua, objektivitas adalah para auditor harus tidak kompromi dalam memberikan pertimbangan prefesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. Ketiga, kompetensi prefesional dan kecermatan adalah auditor harus menjaga pengetahuan dan keterampilan prefesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi dan tekun dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka ketika memberikan jasa prefesional. Keempat, kerahasiaan adalah para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama tugas profesional maupun hubungan dengan klien. Para auditor tidak boleh menggunakan informasi yang bersifat rahasia dari hubungan profesional mereka, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak lain tanpa seizin klien mereka. Kecuali jika ada kewajiban hukum yang mengharuskan mereka mengungkapkan informasi tersebut. Kelima, perilaku profesional adalah para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian. Mereka tidak boleh membesar-besarkan kualifikasi atau pun kemampuan mereka dan tidak boleh membuat perbandingan yang melecehkan atau tidak berdasar terhadap pesaing. Aspek-aspek dalam Independensi Independensi mencakup dua aspek. Pertama, Independensi dalam kenyataan, berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak di dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Kedua, Independensi dalam penampilan, berarti adanya kesan dalam masyarakat bahwa auditor bertindak independen sehingga auditor harus menghindari keadaan-keadaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 5
atau faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya (Novianty dan Kusuma, 2001:2). Kualitas Audit Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan penggunaan jasa pihak luar dalam memeriksa laporan keuangan serta memberikan pendapat bahwa laporan yang disajikan telah sesuai atau benar. Bagi pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham dapat mengambil keputusan melalui laporan yang telah diaudit tersebut. Sehingga auditor sebagai pihak ketiga mempunyai peran penting dalam proses audit dan pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, kualitas audit adalah hal yang harus dipertahankan oleh seorang auditor dalam proses pengauditan. Selanjutnya menurut De Angelo (dalam Indah, 2010) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya. Sedangkan menurut Rosnidah (2010) kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Kualitas audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Dari pengertian kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Audit Fee Menurut Mulyadi (2009:63-64) audit fee merupakan fee yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan. Supriyono (dalam Novitasari, 2004:26) masyarakat memandang bahwa pemberian audit fee yang jumlahnya besar dapat menyebabkan berkurangnya independensi auditor, hal ini dikarenakan Pertama, kantor akuntan yang mendapat fee besar merasa tergantung pada klien sehingga cenderung segan untuk menentang kehendak klien. Kedua, jika tidak memberikan opini sesuai keinginan klien, kantor akuntan khawatir akan kehilangan kliennya mengingat pendapatan yang akan diterimanya relatif besar. Ketiga, KAP cenderung memberikan counterpart fee yang besar kepada salah satu atau bebrapa pejabat kunci klien yang diaudit, meskipun tindakan ini dilarang oleh Kode Etik. Akan tetapi, audit fee yang besar mungkin juga dapat mendorong KAP lebih independen karena dengan audit fee yang besar dapat tersedia dana untuk penelitian dan penerapan prosedur audit yang lebih luas dan seksama, dan kemungkinan audit fee yang diterima dari klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan kantor akuntan atau hanya merupakan sebagian kecil dari total pendapatan kantor akuntan tersebut.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 6
Profil Kantor Akuntan Publik Penggolongan ukuran besar kecilnya kantor akuntan publik, dikatakan besar jika kantor akuntan publik tersebut berafiliasi atau mempunyai cabang dan klienya perusahaanperusahaan besar mempunyai tenaga profesional diatas 25 orang. Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika tidak berafiliasi, tidak mempunyai kantor cabang dan klienya perusahaan kecil dan jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens et al, 2011). Kantor akuntan publik yang besar lebih independen dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang lebih kecil, alasanya bahwa kantor akuntan publik yang besar hilangnya satu klien tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatnya, sedangkan kantor akuntan publik yang kecil hilangnya satu klien adalah sangat berarti karena klienya sedikit. Untuk menentukan ukuran kantor akuntan publik dapat digunakan berbagai variabel sebagai ukuran pengganti. AICPA menggolongkan kantor akuntan menjadi dua, yaitu : Kantor akuntan besar, yaitu kantor akuntan yang yang telah melakukan audit perusahaan go public dan Kantor akuntan kecil, yaitu kantor akuntan yang belum melakukan audit pada perusahaan go publik (Supriyono, 1988:6). PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengaruh Kualitas Audit terhadap Independensi Auditor Penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2011) menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan dan menunjukan hubungan positif terhadap independensi auditor, sehingga laporan audit yang dihasilkan berkualitas tinggi maka tingkat independensi yang dimiliki auditor semakin tinggi. H1 : Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap Independensi Auditor. Pengaruh Audit Fee terhadap Independensi Auditor Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah (2013) menyatakan bahwa audit fee berpengaruh positif terhadap independensi akuntan publik karena fee yang besar dapat membuat kantor akuntan menjadi segan untuk menentang kehendak klien sedangkan fee yang kecil dapat menyebabkan waktu dan biaya untuk melaksanakan prosedur audit terbatas. Pernyataan tersebut di dukung dengan hasil penelitian oleh Simatupang (2014) menyatakan bahwa audit fee berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. H2 : Audit Fee berpengaruh positif terhadap Independensi Auditor. Pengaruh Profil Kantor Akuntan Publik terhadap Independensi Auditor Penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2012) menyatkan bahwa besarnya Profil Kantor Akuntan Publik dapat mempengaruhi independensi auditor karena profil Kantor Akuntan Publik dapat membuat kantor akuntan publik dapat legitimasi yang dapat dipercaya yang menunjukan sikap obyektifitas dan sikap independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan yang independen. Hal tersebut di dukung oleh penelitian Simatupang (2014) menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara profil Kantor Akuntan Publik terhadap independensi audit. H3 : Profil Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif terhadap Independensi Auditor. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh staf auditor baik itu (partner, manajer, senior dan junior auditor) pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2013 di wilayah Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. teknik purposive sampling yaitu pemilihan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 7
berdasarkan tujuan atau target dalam memilih sampel secara tidak acak (pertimbangan kriteria) dan relatif dapat dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Responden tidak dibatasi oleh jabatan auditor pada KAP meliputi partner, senior dan junior auditor, sehingga semua auditor yang bekerja di KAP dapat diikutsertakan sebagai responden dengan minimal 1 tahun kerja, (2) Responden dalam penelitian ini adalah auditor pada KAP di kota Surabaya. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Kualitas Audit Kualitas audit adalah sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Kualitas audit diukur dengan menggunakan sepuluh item pertanyaan yang menggambarkan kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas laporan hasil pemeriksaan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas audit ini diadopsi dari penelitian Sukriah (2009). Responden diminta menjawab tentang bagaimana persepsi mereka, memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Masing-masing item pertanyaan tersebut kemudian diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti kualitas audit paling rendah dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti kualitas audit paling tinggi.
b. Audit Fee Audit fee yang dilakukan oleh suatu kantor akuntan publik tergantung pada risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut. Audit fee diukur dengan menggunakan empat item pertanyaan yang menggambarkan kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian dan risiko penugasan yang mempengaruhi independensi auditor. Instrumen yang digunakan untuk mengukur audit fee ini diadopsi dari penelitian Simatupang (2014). Responden diminta menjawab tentang bagaimana persepsi mereka, memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Masing-masing item pertanyaan tersebut kemudian diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti audit fee paling rendah dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti audit fee paling tinggi. c. Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) Kantor Akuntan Publik digolongkan ke dalam: 1. Kantor Akuntan Publik besar, yang telah mengaudit badan usaha go publik dan 2. Kantor Akuntan Publik kecil, yang belum pernah melaksanakan audit pada badan usaha go publik. Instrumen yang digunakan untuk mengukur profil KAP ini diadopsi dari penelitian Simatupang (2014). Responden diminta menjawab tentang bagaimana persepsi mereka, memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Masing-masing item pertanyaan tersebut kemudian diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti profil KAP paling rendah dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti Profil kantor akuntan publik paling tinggi. VARIABEL DEPENDEN
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 8
Independensi Auditor Independensi dalam audit adalah berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Independensi auditor diukur dengan menggunakan sembilan item pertanyaan yang menggambarkan penyusunan program, pelaksanaan pekerjaan, pelaporan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur independensi auditor ini diadopsi dari penelitian Bawono dan Singgih (2010). Responden diminta menjawab tentang bagaimana persepsi mereka, memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Masingmasing item pertanyaan tersebut kemudian diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti independensi auditor paling rendah dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti independensi auditor paling tinggi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah suatu pendekatan atau metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam rangka memecahkan masalah maupun pengujian hipotesis. Teknik analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah: Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh suatu kuesioner. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan melihat signifikansi koefisien korelasi antara masing-masing indikator atau item pertanyaan terhadap total skor variabel. Nilai probabilitas dikatakan signifikan jika p<0,01 atau p<0,05 (Ghozali, 2006:64). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban responden terhadap pernyataan dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel atau konstruk dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha masing-masing variabel > 0,60 (Ghozali, 2006:42). Analisis Regresi Linier Berganda Hipotesis penelitian akan diuji dengan analisis persamaan regresi linear berganda, yaitu : IA = a + b1KA+ b2AF+ b3PK+ e Keterangan: IA b a KA AF PK e
= Independensi Auditor = Koefisien regresi dari variable independen = Konstanta = Kualitas Audit = Audit Fee = Profil Kantor Akuntan Publik = erorr term
Persamaan regresi linear berganda diatas digunakan untuk menguji pengaruh hubungan antara Kualitas Audit (KA), Audit Fee (AF), dan Profil Kantor Akuntan Publik (PK) terhadap Independensi Auditor (IA). Dari variabel di atas terdapat teknik analisis data
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 9
yang dapat digunakan peneliti untuk mengetahui masing-masing variabel yang mempunyai pengaruh terhadap independensi auditor, yaitu dengan menggunakan analisis linear berganda. Sebab variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu variabel. UJI ASUMSI KLASIK Uji Multikolinieritas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (independent) (Ghozali, 2006:91). Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu computer dengan program SPSS. Uji Autokorelasi Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:105). Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2006:113), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan: 1) Analisis grafik Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau histogram dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji statistik Dengan menggunakan uji statistic non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan uji 1-sample. Didapatkan angka signifikansi jauh diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik. Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit) Pengujian kesesuaian model ini dilakukan guna untuk mengetahui penetapan model penelitian pengaruh kualitas audit, audit fee, dan profil KAP terhadap independensi auditor. Hasil dari pengujian kesesuaian model ini terdapat pada outputt SPSS yang dapat dilihat pada tabel ANOVA yang menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melakukan perbandingan antara p-value pada kolom signifikansi dengan level of significant. Koefisien Determinasi (adjusted R2)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 10
Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran untuk menguji seberapa jauh model regresi yang mempunyai kemampuan dalam menjelaskan variabel terikat (variabel dependen) dengan memiliki nilai koefisien determinasi (R2) antara nol dan satu. Semakin besar nilai angka R2 (koefisien determinasi) atau mendekati angka satu, maka variabel bebas (independen) mampu menjelaskan bahwa terdapat pengaruh atau hubungan untuk mendeteksi koefisien variabel dependen dan semakin kecil nilai angka R2 (koefisien determinasi), maka variabel ini tidak mampu menjelaskan hubungan variabel dependen karena keterbatasan dari model regresi itu sendiri. Pengujian Hipotesis (Uji t) Uji hipotesis t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh antara satu variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Penelitian ini untuk menguji pengaruh kualitas audit, audit fee, dan profil KAP terhadap independensi auditor. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dikantor-kantor akuntan publik yang berada di kota Surabaya. Data penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner penelitian kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang meliputi junior auditor, senior auditor, manager auditor, dan partner. Proses pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada awal bulan September sampai dengan akhir bulan Januari atau selama lima bulan. Kuesioner disebar secara langsung ke Kantor Akuntan Publik (KAP). Demografi Responden Demografi responden terdiri dari jenis kelamin, Masa kerja, Jabatan dan Pendidikan terakhir. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel dan gambaran mengenai demografi responden yang berpatisipasi dalam penelitian ini : 1. Karakteristik Responden Menurut Jenis kelamin Adapun distribusi frekuensi jenis kelamin dari 55 responden dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent
Valid
Laki-Laki Perempuan Total
42 13 55
76,4 23,6 100,0
76,4 23,6 100,0
Cumulative Percent 76,4 100,0
Sumber : Hasil Pengisian Kuisioner
Berdasarkan tabel 1 demografis responden Jenis Kelamin diatas, bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki dengan tingkat persentase 76,4% atau sebanyak 42 responden. Sedangkan responden perempuan hanya sebesar 23,6% atau sebanyak 13 responden. Hasil ini menunjukkan bahwa proporsi auditor laki-laki lebih banyak dari pada perempuan yang menjadi responden. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 11
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja merupakan gambaran demografik masa kerja dari 55 responden yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Surabaya yang dijadikan responden. Adapun distribusi frekuensi masa kerja dari 55 responden dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja Frequency
Percent
Valid Percent
67,3 27,3 5,5 100,0
67,3 27,3 5,5 100,0
Cumulative Percent
1-2 Tahun 37 3-5 Tahun 15 Valid > 5 Tahun 3 Total 55 Sumber : Hasil Pengisian Kuisioner
67,3 94,5 100,0
Berdasarkan tabel 2 demografis responden massa kerja diatas, masa kerja sebagai seorang auditor bagi responden dalam penelitian ini belum terlalu lama yaitu berada pada kisaran 1-2 tahun dengan tingkat persentase 67,3% atau 37 responden yang mendominasi. Sisanya untuk masa kerja sebagai auditor dengan kisaran 3-5 tahun sebesar 27,3% atau sebanyak 15 responden,sedangkan masa kerja untuk > 5 tahun sebanyak 5,5% atau sebanyak 3 responden. Artinya semakin besar masa kerja seorang auditor dalam menanggani pemeriksaan, disertai keahlian yang semakin bertambah (dari kursus atau jenjang pendidikan yang tinggi) serta independensi yang tinggi dapat menghasilkan opini audit yang lebih obyektif dan lebih tepat. 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Karakteristik responden berdasarkan jabatan merupakan gambaran demografik jabatan dari 55 responden yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Surabaya yang dijadikan responden. Adapun distribusi frekuensi masa kerja dari 55 responden dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Jabatan Frequency
Percent
Valid Percent
63,6 30,9 5,5 100,0
63,6 30,9 5,5 100,0
Cumulative Percent
Junior Auditor 35 Senior Auditor 17 Valid Manager Auditor 3 Total 55 Sumber : Hasil Pengisian Kuisioner
63,6 94,5 100,0
Berdasarkan tabel 3 demografis responden jabatan diatas, yang paling banyak diduduki oleh responden dalam penelitian ini adalah junior auditor yaitu sebanyak 63,6% atau 35 responden. Sisanya sebesar 30,9% atau 17 responden menduduki jabatan senior auditor, sedangkan 5,5% atau 3 responden menduduki jabatan manager auditor. Artinya semakin tinggi jabatan dalan susunan suatu KAP, maka pengalaman,keahlian dan independensi auditor tersebut lebih baik sehingga dapat menghasilkan opini audit yang lebih berkualitas dan obyektif. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan merupakan gambaran demografik masa kerja dari 55 responden yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 12
di Kota Surabaya yang dijadikan responden. Adapun distribusi frekuensi masa kerja dari 55 responden dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
S1
42
76,4
76,4
76,4
S2
13
23,6
23,6
100,0
Total 55 100,0 Sumber : Hasil Pengisian Kuisioner (Lampiran 3)
100,0
Berdasarkan tabel 4 demografi jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) masih mendominasi para responden yaitu sebanyak 76,4% atau 42 responden. Sementara jenjang pendidikan S-2 ditempuh oleh responden sebesar 23,6% atau sebanyak 13 responden. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh seorang auditor maka keahlian akan semakin bertambah, disertai pengalaman, dan independensinya juga sehingga dapat diyakini menghasilkan opini audit yang lebih tepat. Analisis Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Korelasi antara masing-masing indikator/item pertanyaan untuk variabel kualitas audit, audit fee, profil Kantor Akuntan Publik dan Independensi auditor signifikan di level 0,01. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator/item pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah valid. Uji Reliabilitas Variabel kualitas audit, audit fee, profil KAP dan Independensi auditor menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha > 0,60 untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini sehingga dikatan reliable. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi berganda adalah 1,661 di mana terletak di antara -2 sampai 2 maka tidak terjadi autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa dari semua persamaan regresi bentuk ploting, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Dan hasil Kolmogorov-sminrnov menunjukan > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal. Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit) Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit) digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Kualitas Audit (KA), Audit Fee (AF), dan Profil KAP (PK) secara bersamasama (simultan) terhadap Independensi Auditor (IA) oleh para auditor di Kantor Akuntan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 13
Publik di Kota Surabaya. Adapun hasil analisa Uji Kesesuaian Model dengan software SPSS 20 sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Kesesuaian Model ANOVAa Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
6,898 10,812 17,711
3 51 54
2,299 ,212
10,846
,000b
Regression Residual Total
a. Dependent Variable: IA b. Predictors: (Constant): PK, AF, KA Sumber : Hasil Perhitungan output SPSS
Dari hasil output perhitungan program SPSS versi 20 diperoleh nilai Fhitung = sebesar 10,846 jauh diatas Ftabel (df = 3;51) sebesar 2,79 dengan tingkat signifikan sebesar0,000 < (α) 0,05 , sehingga secara simultan pengaruh variabel bebas yang terdiri atas: Kualitas Audit (KA), Audit Fee (AF), dan Profil KAP (PK) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor (IA). Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi digunakan untuk megetahui presentase kontribusi variabel bebas yang terdiri dari Kualitas Audit (KA), Audit Fee (AF), dan Profil KAP (PK) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Independensi Auditor (IA). Tabel 6 Nilai Koefisien Determinasi Model Summary Model
1
R
,624a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,354
,46044
,390
a. Predictors: (Constant): KA, AF, PK b. Dependent Variabel: IA Sumber : Hasil Perhitungan output SPSS
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,354 atau 35,4% yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri dari Kualitas Audit (KA), Audit Fee (AF), dan Profil KAP (PK) berpengaruh terhadap Independensi Auditor (IA) pada Kantor Akuntan Publik di Kota Surabaya. Sedangkan sisanya (100% - 35.4% = 64,6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi tersebut.
Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t) Uji Hipotesis (Uji t) dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 14
Hasil pengujian Hipotesis (Uji t) dari amsing-masing variabel Kualitas Audit (KA), Audit Fee (AF), dan Profil KAP (PK) melalui program SPSS 20 dapat diketahui melalui tabel 7 dibawah ini : Tabel 7 Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t) Keterangan Variabel t Sig. signifikan Kualitas Audit (KA) 3,880 ,000 signifikan Audit Fee (AF) 2,204 ,032 signifikan Profil KAP (PK) -3,373 ,001 Sumber : Hasil Perhitungan output SPSS
Dari tabel 17 menunjukkan bahwa variabel Kaulitas Audit (KA) mempunyai thitung sebesar 3,880 dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 , hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Audit berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor (IA) pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Variabel Audit Fee (AF) mempunyai thitung sebesar 2,204 dengan tingkat signifikan 0,032 < 0,05 , hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Audit Fee berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor (IA) pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Variabel Profil KAP (PK) mempunyai thitung sebesar -3,373 dengan tingkat signifikan 0,001 < 0,05 , hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Profil KAP berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor (IA) pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) kualitas audit menunjukan hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas audit yang dimiliki oleh seorang auditor maka independensi auditor yang dihasilkan juga akan semakin meningkat; (2) audit fee menunjukan hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat audit fee yang dimiliki oleh seorang auditor maka independensi auditor yang dihasilkan juga akan semakin meningkat; (3) Profil Kantor Akuntan Publik menunjukan hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, audit fee, dan Profil Kantor Akuntan Publik terhadap independensi auditor, peneliti memberikan saran dan implikasi atas hasil penelitian sebagai berikut : (1) Dalam penelitian selanjutnya perlu ditambahkan lagi variabel yang dapat mempengaruhi independensi auditor misalnya variabel lama hubungan audit, persaingan antar Kantor Akuntan Publik, dan pemberian jasa selain jasa audit; (2) Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya, karena faktor independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak mendapat tekanan dari klien, tidak memiliki perasaan sungkan sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas; (3) Hasil penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di Surabaya. Jumlah sampel untuk penelitian
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 15
selanjutnya dapat ditambahkan, seperti Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. 2013. Pengaruh Audit Fee, Jasa Selain Audit Dan Lamanya Hubungan Audit Terhadap Independensi Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di DKI Jakarta. Skripsi. Universitas Mercu Buana. Jakarta. Arens, A.A., S.B. Mark, R.J. Elder, dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance, Pendekatan Terpadu. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi 3. BP Undip. Semarang. Indah, S.N. 2010. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2011. Salemba Empat. Jakarta. Irawati, S.T.N. 2011. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Makasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin. Makasar. Messier, W.F., S.M. Glover, dan D.F. Prawitt. 2011. Auditing and Assurance Service: a systematic approach. Eight Edition. Salemba Empat. Jakarta. Terjemahan Denies Prianthinah dan Linda Kusumaning Wedari. 2014. Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Sistematis. Edisi Delepan. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2009. Auditing. Salemba Empat. Jakarta. Nirmala, P.A. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Novianty, R. dan I.W. Kusuma. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia 5(1): 1-13. Novitasari, F. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. Prakoso, R.S. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor. Skripsi. Universitas Dipenegoro. Semarang. Rosnidah, I.R., dan Kamarudin. 2010. Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Cirebon). Jurnal Akuntansi. Simatupang, T.M. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya). Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Singgih, E. M. dan I. R. Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Proffesional Care, dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Sukriah, I.A., dan B.A. Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas, Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang. Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Salemba Empat. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015)
Pengaruh Kualitas Audit... - Waluyo, Anang Didik 16
Tjun, L. T., E. I. Marpaung, dan S. Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Bandung. ●●●