PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DKI JAKARTA Gabritha Floretta Sarah Henriette Wullur, Komar Darya Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9, Jakarta Barat 11480, +6281218179977,
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui apakah kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan etika profesi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja auditor. Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Objek dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sample. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Berganda. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial, sedangkan Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan. Hasil yang dicapai adalah secara bersama-sama kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan secara terpisah kecerdasan emosional dan etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor, sedangkan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Simpulan berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan etika profesi memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor berdasarkan kompleksitas dan tantangan dalam pekerjaan. (GFSHW) Kata Kunci: kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, etika profesi, kinerja auditor
ABSTRACT The purpose ofthe research, was to determine whether emotional intelligence, spiritual intelligence, and professional ethics and partial simultaneous influence on the performance of the auditor. This research method is quantitative. Object of this research is the auditor who worked in the public accounting firm in DKI Jakarta. The sampling technique used was Purposive Sample. The analytical tool used in this research is multiple regression. T-test is used to determine the effect of partial, whereas the F-testis used to determine the effect simultaneously. The results achieved are simultaneously emotional intelligence, spiritual intelligence and professional ethics have a significant effect on the performance of the auditor. Partially while emotional intelligence and professional ethics affect the performance of auditors, while the spiritual intelligence does not affect the performance of the auditor. Conclusions based on this research shows that emotional intelligence, spiritual intelligence, and ethics of the profession have an impact on the performance of auditors based on the complexity and challenges of the job. (GFSHW) Key Words: emotional intelligence, spiritual intelligence, professional ethics, performance of auditor
PENDAHULUAN Profesi akuntan publik bertanggung jawab atas kepercayaan dari masyarakat berupa tanggung jawab moral dan tanggung jawab profesional. Tanggung jawab moral berupa kompetensi yang dimiliki auditor, sedangkan tanggung jawab profesional berupa tanggung jawab akuntan terhadap asosiasi profesi berdasarkan standar profesi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Zaman semakin berkembang, dunia usaha, pemerintahan, dan masyarakat luas pun juga semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan tersebut maka, semakin banyak pula akuntan dibutuhkan dalam dunia usaha, pemerintahan, dan masyarakat luas. Dari kebutuhan akan akuntan tersebut membuat banyak orang tertarik menjadi seorang akuntan khususnya akuntan sebagai auditor akuntan publik dengan berbagai alasan. Salah satu contohnya yaitu, lapangan perkerjaan bagi seorang akuntan tersebar luas. Meski demikian, tidak semua orang menaruh penuh kepercayaan kepada seorang akuntan publik. Krisis kepercayaan tersebut dipicu dari banyaknya konflik diberbagai bidang yang melibatkan seorang akuntan. Sebagai contoh kasus yang memicu adanya krisis kepercayaan terhadap seorang akuntan yang terjadi di Indonesia yaitu, kegagalan audit atas laporan keuangan PT. Telkom yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) “Eddy Pianto & Rekan”, dimana laporan auditan PT. Telkom ini tidak diakui oleh SEC (Securities and Exchange Commission) yang adalah pemegang otoritas terbesar pasar modal di Amerika Serikat. Peristiwa ini mengharuskan dilakukannya audit ulang terhadap laporan keuangan PT. Telkom oleh KAP yang lain. SEC menyatakan bahwa kasus ini terjadi mengindikasikan masih kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh auditor, sementara kompetensi merupakan karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Contoh kasus lain dari luar Indonesia yang sempat menjadi pemicu berdirinya Sarbanes Oxley yaitu kasus jatuhnya Enron Corporation yang melilbatkan multinasional Arthur Andersen & Partners yang merupakan anggota dari The Big Five atau KAP dengan salah satu jaringan dan omset pendapatan terbesar di seluruh dunia, dimana Arthur Andersen melakukan manipulasi laporan keuangan dari Enron Corporation. Skandal keuangan ini tidak saja berakibat pada menurunnya kinerja perekonomian Amerika Serikat (yang ditandai dengan menurunnya harga saham di Wall Street dan indeks harga saham Dow Jones), tetapi kemudian juga merembet ke negara-negara lainnya (Suharto, 2002 dalam Piliang, 2012). Bahkan kemudian peristiwa ini memicu kalangan pemerintahan dan legislatif di Amerika Serikat untuk meninjau kembali perangkat hukum yang mengatur perusahaan (korporat) dan praktik akuntan publik dengan antara lain mengeluarkan “Sarbanes-Oxley Act of 2002” dalam Piliang, (2012) dan juga “Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002” untuk pengaturan praktik akuntan publik (Purba, 2002 dalam Piliang, 2012). Dari kasus-kasus tersebut dapat dilihat bahwa betapa terpuruknya etika profesi seorang auditor yang membuat para pengguna jasa audit tidak menaruh penuh kepercayaannya pada auditor. Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa etika profesi sangatlah penting bagi seorang auditor. Etika profesi tak lepas dari bagaimana sesorang dapat memahami konsep dan teori dari suatu hal yang dikerjakannya, namun juga bagaimana seseorang dapat mengelola emosi dan spiritualnya dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain etika profesi, kasus-kasus tersebut menunjukkan masih kurangnya auditor dalam mengelola emosi dan spiritualnya dalam melakukan tugas pekerjaannya. Setiap individu memiliki kecerdasan, beberapa diantaranya yaitu, kecerdasan intelektual (intellectual quotient/IQ), kecerdasan emosi (emotional quotient/EQ), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient/SQ). Kecerdasan intelektual dulunya diyakini dapat menentukan kesuksesan seseorang, semakin tinggi IQ seseorang maka akan semakin sukseslah orang tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, IQ bukanlah satu-satunya hal yang dapat menentukan kesuksesan. Menurut Goleman (2006) dalam Wiratmoko (2012:35), IQ hanya menyumbang 20 persen kesuksesan dan 80 persen berasal dari kekuatan-keuatan lain termasuk EQ. McCormack dalam Martin (2003:59) mengatakan bahwa, “Kecerdasan akademik (IQ) hanya membawa kita melewati pintu gerbang perusahaan, tetapi EQ-lah yang membawa kita kejenjang posisi yang lebih tinggi.” Kini seorang pemberi kerja tidak hanya membutuhkan orang yang cerdas, namun membutuhkan seorang pekerja yang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa. Kecerdasan emosional memberi kemampuan bagi seseorang untuk mengendalikan atau mengaktualisasikan kecerdasan intelektualnya dan kelebihan-kelebihannya yang lain. Kecerdasan emosional juga memberikan kemampuan seseorang dalam berkerja sama karena memberikan pengertian sendiri tentang orang lain. Hal ini sangat penting bagi seorang auditor, karena auditor akan menghadapi berbagai macam lingkungan dalam pekerjaannya. Mengingat ruang lingkup pekerjaan
seorang auditor yang sangat beresiko, maka tidak hanya kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional saja yang dibutuhkan seorang auditor. Kecerdasan spiritual (spiritual quotient/SQ) juga dibutuhkan. Kecerdasan spiritual memungkinkan manusia untuk berpikir kreatif, berwawasan jauh, membuat atau bahkan mengubah aturan, yang membuat orang tersebut dapat bekerja lebih baik. SQ mampu untuk membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik dan memilki makna yang mendalam. Untuk itu, SQ merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Secara singkat kecerdasan spiritual mampu mengintegrasikan dua kemampuan lain yang sebelumnya telah disebutkan yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa di zaman sekarang ini seorang auditor dipengaruhi oleh beberapa kecerdasan dan juga keterampilannya dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya sebagai auditor. Seorang auditor tidak hanya membutuhkan pelatihan ataupun penguasaan teori atas pekerjaan audit, namun auditor juga harus memiliki EQ dan SQ untuk menjadi auditor yang profesional. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta.“ Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai pengaruh kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, dan etika profesi terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian ini berfokus pada auditor yang bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta. Responden yang menjadi sasaran penyebaran kuesioner dengan kriteria, sebagai berikut: 1. Seorang auditor yang sudah menempuh minimal pendidikan S1 jurusan Akuntansi. 2. Seorang auditor yang sudah memiliki pengalaman bekerja di KAP selama minimal 1 tahun. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menguji dan mengetahui apakah kecerdasan emosional (EQ) berpengaruh terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta? 2. Menguji dan mengetahui apakah kecerdasan spiritual (SQ) berpengaruh terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta? 3. Menguji dan mengetahui apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta? 4. Menguji dan mengetahui apakah kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), dan etika profesi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta?
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian terdapat tiga kelompok jenis data, yaitu: data subyek, data fisik, dan data dokumenter (Indrianoro 2002,p.145). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek, yaitu jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti. Data primer dalam penelitian tersebut dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada masing-masing responden. Sumber data berasal dari jawaban para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik DKI Jakarta. Penentuan Jumlah Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan (Sarjono dan Julianita,2011). Menurut Sekaran (2006:125) pemilihan teknik penentuan sampel harus tepat agar hasil penelitian dapat dipercaya itu dapat mewakili karakteristik populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Non Probability Sampling Probability Sampling yaitu jenis Purposive Sample sebagai pendekatan. Purposive Sample
atau sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu, Arikunto (2013:183). Metode Penentuan Sampel Dilihat dari cara pengumpulannya, peneliti menggunakan data primer yang menurut Siregar (2013:16) adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrument kuesioner yang disebarkan kepada auditor. Dimana penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi responden di beberapa KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penyebaran kuesioner dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh auditor yang bekerja di KAP. Tahap kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor untuk dilakukan pengolahan data. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 19 for Windows untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Metode Analisis Data Data dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan proses analisis statistik yang didukung oleh alat bantu komputer, yaitu program Statistical Package for Social Science (SPSS) 19 for Windows. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Multikolinearitas 3. Uji Hipotesis (Regresi Linier Berganda) a. Uji Statistik t b. Uji Statistik F
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 4 hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, maka diperoleh hasil dengan Uji Statistik t dan Uji Statistik F, sebagai berikut : Secara Simultan Tabel 4.22 Hasil Uji Secara Simultan pada Analisis Regresi ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1279.838 362.041 1641.879
df 3 29 32
Mean Square 426.613 12.484
F 34.172
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), ETIKA PROFESI, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 19.0 Hipotesis 1 Berdasarkan analisis uji F diatas, hasilnya menunjukkan variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja auditor. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi uji F yang nilainya sebesar 0,000 dan nilai signifikansi ini jauh lebih kecil dari Alpha 5%
(0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel- varibel bebas kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja auditor. Secara Parsial Tabel 4.23 Hasil Uji Secara Parsial pada Analisis Regresi Coefficientsa
Model 1
(Constant) Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual ETIKA PROFESI
Unstandardized Coefficients B Std. Error -4.236 6.962 .326 .156 .510 .272 .520 .241
Standardized Coefficients Beta .357 .299 .301
t -.608 2.086 1.874 2.164
Sig. .548 .046 .071 .039
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 19.0 Hipotesis 2 Dalam penelitian ini, hipotesis kedua menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel kecerdasan emosional sebesar 2,086 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,046. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai sign ini lebih kecil (0,046 < 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kecerdasan emosional memiliki nilai koefisien sebesar 0,326. Yang artinya secara statistik setiap kecerdasan emosional mengalami kenaikan maka akan menaikkan kinerja auditor sebesar 0,326. Hipotesis 3 Dalam penelitian ini, hipotesis ketiga menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel kecerdasan spiritual sebesar 1,874 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,071. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai sign ini lebih besar (0,71 > 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hipotesis 4 Dalam penelitian ini, hipotesis keempat menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung etika profesi sebesar 2,164 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,039. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai sign ini lebih kecil (0,039 < 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Pada tabel di atas dapat dilihat nilai koefisiennya sebesar 0,520, yang artinya secara statistik adalah setiap etika profesi mengalami kenaikan maka dapat menaikkan kinerja auditor sebesar 0,520.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,046.
2. 3. 4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,071. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,039. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Dengan nilai signifikansi uji f sebesar 0,000.
Saran Penelitian ini memang dapat dikatakan jauh dari kata sempurna sehingga masih memerlukan perbaikan-perbaikan. Dari penelitian ini, penulis memberikan saran apabila akan membuat penelitian lanjutan dengan tema yang sama, antara lain: a. Bagi peneliti selanjutnya: 1. Membuat penelitian yang lebih mendalam mengenai apa saja yang mempengaruhi kinerja auditor; 2. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan tambahan metode wawancara, sehingga hasil dari penelitian yang didapatkan lebih akurat dan dapat mempertimbangkan hal-hal lain di luar dari isi kuesioner; 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya penyebaran kuesioner dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang; 4. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampelnya dan memperluas wilayah pengumpulan data, sehingga dapat mewakili lebih banyak dari populasi penelitian, karena ternyata banyak responden yang kurang memadai dan kurang memberikan respon yang positif terhadap penelitian ini. b. Bagi individu/auditor: 1. Sudah diketahui terdapat pengaruh dari EQ dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja, auditor perlu meningkatkan EQ dan Etika Profesi. c. Bagi KAP: 1. Memberikan pelatihan yang berhubungan dengan EQ dan Etika Profesi; 2. Proses rekruitmen yaitu dengan menerima auditor yang memiliki EQ dan Etika Profesi yang baik; 3. Adanya pengawasan dan sanksi yang lebih tegas terhadap auditor yang melanggar Etika Profesi.
REFERENSI Abdolmohammadi, Mohammad .J. 2012. Chief Audit Executives’ Assessment of Internal Auditors’ Performance Attributes by Professional Rank and Cultural Cluster. Behavioral Research Accounting. America. Agustian, Ary Ginanjar. 2001. ESQ: Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Arya. ______. 2003. ESQ Power. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Albrecht, Karl. 2007. Practical Intelligence. San Francisco: Jossey-Bass. Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2004. Pengantar Psikologi Inteligensi. Cetakan Keempat. Jakarta: PT RinekaCipta. Bertens, K. 2013. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cherniss, C. 2000. Emotional Intelligence : Why It is and Why it Matters. Paper Presented at The Annual Meeting of Society for Industrial and Organizational. The Consortium Research for EI in Organization. New Orleans.
Choirah, Anis. Maret (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik: Studi Empiris pada Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Kota Padang dan Pekanbaru. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Cooper, Robert K. dan Ayman Sawaf. 2000. Executive EQ : Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dharma, Rendy S. 2007. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional dan Tingkat Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan CV Bangun Arta Wilayah Gresik. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Dharmawan, Nyoman Ari Surya. ______. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual pada Profesionalisme Kerja Auditor. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Edisi Kesatu. Bandung: Alfabeta. Fabiola, R. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Gardner, Howard. 2013. Kecerdasan Majemuk. Terjemahan. Jakarta: Daras Books. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ------. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Goleman, D. 2006. Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosi, Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Ahli Bahasa: T. Hermaya. Cetakan Keenam Belas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ------. 2003. Working With Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Alih Bahasa : Alex Tri K.W. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ------. 2005. Working With Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Alih Bahasa : Alex Tri K.W. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gunawan, Hendra. (2011). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Klebihan Peran, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor di KAP Wilayah DKI Jakarta. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Hadi, Sutrisno. 1997. Statistik 1. Jakarta: Andi Offset. Humaini, Doddy Faisal. 2005. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Intelektual, Tingkat Kecerdasan Emosional, dan Tingkat Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan PT Cell Indonesia. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Indonesia Legal Center Publishing. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelititan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPPE, Yogyakarta. Jusuf, Amir Abadi. 2003. Auditing: Arens & Loebbecke. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ludigdo, Unti, M. Ridwan Trikollah dan Iwan Triyuwono. 2006. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi IX. Universitas Andalas, Padang. Maretha. 2012. Presepsi Auditor Mengenai Pengaruh Keahlian, Kecermatan, Profesional, dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Tingkat Kinerja Auditor. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Martin, Anthony Dio. 2003. EQM (Emotional Quality Management): Refleksi, Revisi, dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: HR Excellency. Mangkunegoro, Anwar Prabu, 1993. Psikologi Perusahaan. Bandung : Trigenda Karya. Mulyadi. 2002. Auditing jilid 1 (edisi 6). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mustika, Rizki Damir. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Universitas Bina Nusantara). Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Notoprasetio, Christina Gunaeka. (2012). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Auditor terhadap Kinerja Auditor pada KAP di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi _ (4): 77-79. Piliang, Novita Sari Putri. (2012). Etika Profesional sebagai Prinsip-Prinsip Moral Akuntan Publik. ______, diakses 5 Desember 2012 dari http://www.navitasariputripiliang.wordpress.com Rahman, Puspa Rahayu Utami. 2011. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Penyesuaian Sosial. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Ramly, Mohammmad. 2004. Pengaruh Intelligence Quotient, Emotional Intelligency, Spiritual Intelligency terhadap Kinerja Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo. Tesis. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Robbins, Stephen P. 2002. Organization Behavior: Concepts, Controvertions, Applications. Nineth Edition. New Jersey: A Simon & Schuster Company. Sarjono, Haryadi dan Winda Juarnita. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Arikasi Untuk Riset. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Terjemahan. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sulistami, Ratna .D dan Erlinda Manaf Mahdi. 2006. Universal Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sumikan. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Prestasi PAI Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Dlanggu Mojokerto. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang. Sumiyarsih, dkk. (2012). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang. Jurnal Psikologi Undip_ (1): 21. Surya R, dan Hananto S T. 2004. Pengaruh Emotional Quotient Auditor terhadap kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik. Persepektif, Vol. 9, No. 1, Juni 2004: hal 33 – 40. Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. 2012. Penelitian Kuantitatif (Secuah Pengantar). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Tobing, Carien Dwinda Sari L. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emotional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Tirri, Kirsi, Petri Nokelainen dan Martin Ubani. 2005. Conceptual Definition and Empirical Validation of The Spiritual Sensivity Scale. Paper Presented at The Annual Meeting of The American Educational Research Association. Montreal. Trisnaningsih, S. (2007). Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Trisnanigsih, Sri. 2004. Perbedaan Kinerja Auditor dilihat dari Segi Gender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, (7) : 108 -123. Utami, Intiyas, M. Syafruddin, & R. S. Handayani. (2006). Pengaruh Tekanan Etis Terhadap Konflik Organisasional-Profesional dan Workoutcomes (Studi Empiris Pada Akuntan Publik seIndonesia. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Wiratmoko, Ario. (2012). Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Robotika terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Zohar, D. dan I. Marshall. 2001. SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam
Berpikir
Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Hidup. Jakarta: Mizan.
RIWAYAT PENULIS Gabritha Floretta Sarah Henriette Wullur lahir di Palu pada 5 Oktober 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi peminatan Auditing pada tahun 2014.