EVALUASI TINGKAT EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS JASA GADAI SYARIAH (RAHN) (STUDI KASUS PADA PEGADAIAN SYARIAH KRAMAT RAYA) Dwi Hapsari Widyarini, Mohamad Heykal, S.E., M.Si ABSTRAK Dalam penelitian ini penulis memfokuskan perhatian pada penerapan sistem pengendalian internal atas jasa gadai syariah (Rahn) pada Pegadaian Syariah Kramat Raya. Melihat kondisi kejahatan pada beberapa tahun ini yang sudah sangat sering terjadi pada jasa pegadaian, mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem pengendalian internal yang diterapkannya. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengembangkan pemikiran tentang gadai khsusnya gadai yang bersyariatkan hukum Islam, dan juga bagaimana keefektifan dari pengelolaan sistem pengendalian internal pada setiap aktivitas operasionalnya. Penulis menggunakan metode kualitatif berupa observasi, wawancara kepada pemimpin Pegadaian Syariah Kramat Raya, dan juga pengamatan terhadap penerapan 5 komponen COSO. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penerapan sistem pengendalian internalnya. Untuk itu, disarankan agar perusahaan lebih meningkatkan pengendalian internal dalam hal pengawasan barang gadai (Marhun) milik para nasabah dan tetap mempertahankan kepercayaan nasabah kepada jasa Pegadaian Syariah sebagai solusi keuangan yang tepat.
Kata kunci : Pegadaian Syariah, Gadai Syariah (Rahn), Pengendalian Internal
ABSTRACT In this research the authors focus on the application of the internal control system on fiduciary services (Rahn) at Pegadaian Syariah Kramat Raya. Seeing the condition of the crime in recent years that have been very common in the fiduciary services, encourage researchers to learn more about the implementation of the internal control system. The objective of this research is to develop ideas about the fiduciary especially Islamic law sharia, and also how the effectiveness of management's internal control system at every operational activity. Authors using qualitative methods such as observation, interview with leader of Pegadaian Syariah Kramat Raya, and observation on the implementation 5 components COSO. From the results obtained show that there are still shortage in the implementation of internal control systems. Therefore, it is suggested that further enhance the company's internal control in terms of supervision pawning goods (Marhun) belongs to the customer and maintain customer confidence in the fiduciary services sharia as the right financial solution. Keywords : Pegadaian Syariah, Fiduciary Services (Rahn), Internal Control
PENDAHULUAN Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun semakin meningkat. Kebutuhan pendanaan tersebut sebagian besar dapat dipenuhi melalui kegiatan pinjam meminjam. Kegiatan pinjam meminjam ini dilakukan oleh perseorangan atau badan hukum dengan suatu lembaga, baik lembaga informal maupun formal. Indonesia yang sebagian masyarakatnya masih berada di garis kemiskinan akan melakukan kegiatan pinjam meminjam kepada lembaga keuangan formal yang dapat memberikan pinjaman kepada masyarakat. Salah satu lembaga keuangan formal yang akan dibahas kali ini adalah PT.Pegadaian (Persero). Melihat perkembangan ekonomi Islam maka Pegadaian Syariah pun mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan gadai syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa untuk memperoleh pinjaman (marhun bih) maka si peminjam (rahin) harus memberikan harta/barang yang dijadikan jaminan (marhun) kepada penerima gadai/pihak gadai (murtahin), namun apabila diakhir perjanjian gadai ini rahin telah memenuhi semua kewajibannya, maka barang yang dijaminkan akan kembali kepada rahin. Meskipun tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sistem hukum Islam yang digunakan dalam operasional Pegadaian Syariah memiliki banyak kelebihan dan keunggulan dibandingkan sistem hukum yang tidak berbasis syariah namun hal ini tidak menutup kemungkinan akan timbulnya resiko pada Pegadaian Syariah seperti : Pertama, kejahatan oleh sekawanan perampok bersenjata api yang dialami oleh Pegadaian cabang Cipete Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, yang berhasil mengambil 20 kantong berisi perhiasan emas yang terdapat didalam brankas yang ditaksir bernilai ratusan juta rupiah (5/11/2012). Kedua, resiko tak terbayarnya utang nasabah (wanprestasi), resiko ini terjadi apabila nasabah kesulitan dalam melunasi kembali barang yang telah dijaminkan karena beberapa alasan. Ketiga, resiko penurunan nilai asset yang ditahan atau rusak, walaupun telah ditaksir nilai barang yang digadaikan kemungkinan adanya penurunan nilai barang dari awal penaksiran akan terjadi. Hal itu disebabkan oleh berbagai masalah ekonomi, misalnya menurunya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dari kasus perampokan yang pernah terjadi di daerah lain tentu membuat masyarakat harus lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan layanan jasa Pegadaian agar barang berharganya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kualitatif, menggunakan data primer dimana data yang dihasilkan adalah data deskriptif berupa tulisan mengenai hasil analisis atas penerapan sistem pengendalian internal terhadap gadai syariah yang dilaksanakan Pegadaian Syariah dengan menggunakan berbagai sumber evaluasi berupa buku ataupun sample hasil penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis selama penyusunan skripsi ini adalah metode langsung, yaitu: Metode Survei (Survey Method) seperti Wawancara, Metode Observasi (Observation Method), Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method).
HASIL DAN BAHASAN a. Definisi Rahn Pengertian rahn menurut Sudarsono (2012:172) yang merupakan perjanjian utang piutang antara dua atau beberapa pihak mengenai persoalan benda dan menahan sesuatu barang sebagai jaminan utang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai jaminan atau ia bisa mengambil sebagian manfaat barangnya itu.
b. Definisi Pengendalian Internal Pengendalian internal (Internal Control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personal lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam katagori seperti : keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Boynton et al (dalam Rajoe, P.A., Gania,G., Budi, I.S, 2003:373) c. Komponen Pengendalian Internal Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas, laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal (components of internal control) yang saling berhubungan, yaitu : •
Lingkungan pengendalian (control environment) menetapkan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur.
•
Penilaian resiko (risk assessment) merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola.
•
Aktivitas pengendalian (control activities) merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.
•
Informasi dan komunikasi (information and communication) merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.
•
Pemantauan (monitoring) merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Boynton et al (dalam Rajoe, P.A., Gania,G., Budi, I.S, 2003:374)
1) Metode Survey (Survey Method) Wawancara (Interview) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Lenny selaku Pejabat PT.Pegadaian (Persero) pada tanggal 11 Juni 2013 selama ± 2 jam, dapat disimpukan bahwa : 1.
Pegadaian Syariah adalah suatu lembaga keuangan non-bank bersyariat islam yang memberikan pinjaman kepada para nasabah dalam pengelolaan produk Rahn. Syarat yang harus dipenuhi untuk calon nasabah tergolong mudah, dan jasa yang ditawarkan pun juga banyak. Pegadaian Syariah memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan Bank Syariah yang sama-sama mengeluarkan produk Rahn, hal ini bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi calon nasabah dalam memilih lembaga keuangan non-bank yang tepat.Perusahaan mengeluarkan produk Rahn sejak tahun 2003 dan bermula di daerah Dewi Sartika, hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Rahn sampai saat ini sudah mencapai 10 tahun.
2. Perusahaan mengambil keuntungan dari biaya ijarah, margin, dan juga ta’wid. 3. Perusaahaan menggunakan kamera CCTV yang sangat kecil (kamera mikro) yang tidak terlihat oleh mata dan diletakkan di sudut-sudut ruangan penting dengan tujuan untuk merekam segala aktifitas
operasionalnya. Selain itu, di sudut halaman depan kantor terdapat lampu alarm sebagai tanda peringatan atau bahaya. 4. Untuk meminimalisir tidak kejahatan yang dilakukan oleh pihak eksternal (perampok), perusahaan menjalin kerjasama dengan aparat kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak mengalami perampokan seperti yang dialami oleh kantor Pegadaian di daerah lain. Selain itu perusahaan juga dijaga oleh 2 orang security yang berjaga di siang hari, dan 2 orang di malam hari. 5. Untuk memperkecil resiko pihak internal perusahaan melakukan tindakan kecurangan, maka sistem pengamanan pada kunci tempat penyimpanan marhun (kontak brankas dan kluis) hanya dilakukan oleh Manajer Cabang dan disimpan ditempat yang sangat aman. Kemudian duplikat dari kunci-kunci tersebut diperiksa oleh Direksi untuk selanjutnya disimpan di Kanwil atau Safe Deposit Box. Kluis dan brankas yang berupa kombinasi nomor hanya diketahui oleh Manajer Cabang, Direksi, dan Pejabatlain yang memiliki wewenang atas kerahasiaan kombinasi nomor tersebut. 6. Standar keamanan pada Pegadaian Syariah Kramat Raya sudah efektif. 7. Pemeriksaan atas sistem audit internal dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) yang sudah terjamin independensi-nya, yang memberikan penilaian bahwa sistem audit internal perusahaansudah efektif dan tertuang pada program “Zero Fraud”. 8. Segala prosedur audit telah diatur oleh Peraturan Direksi. 9. Pelaksanaan audit internal dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu. 10. Informasi mengenai kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal disajikan kepada seluruh StakeHolders. 2) Metode Observasi (Observation Method) Tahap awal dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti diwajibkan untuk menggadai barang apa saja untuk memperoleh surat gadai sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian. Dalam hal ini, peneliti mencoba merangkap sebagai nasabah, dan memilih emas sebagai barang yang akan digadaikan
Daftar Biaya-Biaya Administrasi Per-Pinjaman Gol.
Plafon Marhun Bih (MB)
A B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1
50.000 – 500.000 550.000 – 1.000.000 1.050.000 – 2.500.000 2.550.000 – 5.000.000 5.100.000 – 10.000.000 10.100.000 – 15.000.000 15.100.000 – 20.000.000 20.100.000 ke atas
Sumber : PT.Pegadaian (Persero)
Biaya Administrasi 2.000 8.000 15.000 25.000 40.000 60.000 80.000 100.000
Keterangan : Gol A Gol B1-C3 Gol D1
: Tarif Ijarah : 0,45% x Taksiran : Tarif Ijarah : 0,71% x Taksiran : Tarif Ijarah : 0,62% x Taksiran
Perhitungan Gadai Emas a) Perhitungan pada saat awal gadai Contoh Soal 1 : Pada tanggal 7 Juni 2013 peneliti menggadaikan sebuah gelang emas kuning dan cincin mata dengan nilai keduanya sama-sama 16 karat, berat kotor 14,36 gram dan berat bersih 13,6 gram. Penaksir menaksir kedua emas tersebut dengan total sebesar Rp.3.962.133,00. Namun peneliti hanya mengambil uang tunai sebesar Rp.1.000.000,00. Hitunglah pembiayaan yang dapat dibiayakan serta jumlah uang tunai yang diterima nasabah! Diket : - Harga taksiran gelang emas dan cincin mata (16karat, berat kotor 14,36gram, dan berat bersih 13,6 gram) = Rp.3.962.133,00* - Pembiayaan yang dapat dibiayakan sebesar 92% x Rp.3.962.133,00 = Rp.3.650.000,00 - Biaya administrasi Rp.25.000,00 - Namun penulis hanya meminta uang tunai sebesar Rp.1.000.000,00 - Biaya admin 0,71 % x Rp.1.000,000,00 = Rp.7.100. Pembulatan menjadi Rp.8.000,00. Jadi : Pembiayaan Rp.1.000,000,00 Biaya admin Rp. 8.000,00 Jml yang diterima Rp. 992.000,00 Dari hasil perhitungan sederhana diatas, maka peneliti memperoleh uang tunai sebesar Rp.992.000,00.
b) Perhitungan pada saat akhir gadai Biaya sewa (ijarah) dikenakan pada saat barang tersebut akan ditebus. Besarnya biaya sewa (ijarah) ditentukan berdasarkan jangka waktu gadai barang. Jangka waktu gadai barang minimal 10 hari dan maksimal 4 bulan. Dalam kasus ini, nasabah memilih jangka waktu yang 10 hari. Contoh Soal 2 : Pada tanggal 16 Juni 2013 peneliti menebus emas yang sudah tergadai selama 10 hari. Penaksir menyebutkan bahwa biaya sewa (ijarah) selama 10 hari tersebut dibebankan sebesar Rp.8.200,00. Hitunglah jumlah yang harus dibayar nasabah pada saat penebusan! Diket : - Biaya sewa 10 hari (07/06/2013 s/d 16/06/2013) Rp.8.200,00* - Pembiayaan di awal Rp.1.000.000,00
Jadi : Biaya sewa Pembiayaan Total yang harus dibayar
Rp. 8.200,00 Rp.1.000.000,00 + Rp.1.008.200,00
Dari hasil perhitungan sederhana diatas, maka peneliti harus membayar tebusan dengan total sebesar Rp.1.008.200,00. Ket : *Harga taksiran emas dan biaya sewa, ditentukan berdasarkan besaran gram emas, sehingga tidak bisa dipastikan nominalnya karena nilai emas yang selalu berubah-ubah tiap saat.
Penerapan COSO dalam operasional Pegadaian Syariah Dalam penilitian ini, peneliti mengidentifikasikan lima komponen COSO yang terkait dengan pengendalian internal (Components of Internal Control) yang diterapkan pada Pegadaian Syariah Kramat Raya.
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment) Dalam penelitian ini, peniliti menilai bahwa hubungan antara entitas yang tertinggi sampai dengan entitas yang terendah telah membentuk rasa kepedulian terhadap keamanan dan keharmonisan perusahaan. Hal itu dibuktikan dengan bagaimana mereka saling bekerjasama dan menanamkan sikap kedisiplinan akan pentingnya menjaga aset nasabah yang telah dipercayakan. Terdapat beberapa faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas, diantaranya : •
Integritas dan nilai etika Peneliti menilai bahwa seluruh pengurus Pegadaian Syariah Kramat Raya memiliki integritas yang tinggi dalam menjaga nama baik perusahaan, dengan selalu menjunjung nilai-nilai etika yang diharapkan mampu menjadi panutan bagi mereka untuk selalu berlaku jujur, disiplin, dan tidak melawan hukum yang dapat merusak nama baik dan citra perusahaan.
•
Komitmen terhadap kompetensi Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Pegadaian Syariah Kramat Raya merekrut pegawai baru yang memiliki keahlian dibidang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan diharapkan pegawai baru dapat lebih berkompeten dalam menjalankan tugasnya.
•
Dewan direksi dan komite audit Dalam melaksanakan tugasnya dewan direksi dan komite audit memiliki keterlibatan dalam meluruskan suatu kekeliruan yang terjadi pada perusahaannya. Hal itu berguna untuk meningkatkan keefektivitasan perusahaan yang belum tercapai dengan maksimal, sehingga tujuan perusahaan dapat terpenuhi.
•
Filosofi dan gaya manajemen Perusahaan memiliki gaya operasi manajemen yaitu selalu bersikap hati-hati dan cenderung tidak bertindak agresif dalam membuat suatu keputusan untuk memperkecil resiko bisnis yang dihadapi. Hal itu dimaksudkan agar perusahaan tidak mengalami penurunan prestasi yang sudah dicapai selama bertahun-tahun.
•
Struktur organisasi Pegadaian Syariah memiliki struktur organisasi yang jelas berdasarkan tugas dan penempatan fungsinya masing-masing. Mengenai bagan dan penjabaran tugasnya telah dijelaskan oleh peneliti di bab 3.
•
Penetapan wewenang dan tanggung jawab Perusahaan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa saja wewenang dan tanggung jawab itu dibebankan. Tujuannya agar semua entitas perusahaan saling bekerjasama dan memberikan kontribusinya dalam memajukan perusahaan.
•
Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia Pengendalian internal perusahaan tentunya diimplementasikan oleh sekumpulan orangorang yang tergabung didalamnya. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan kebijakan perekrutan dalam penyeleksian seorang pegawai baru. Penyeleksian ini dimaksudkan
agar para pegawai baru memiliki integritas dan skill yang tinggi, dan ahli dalam bidangnya.
2. Penilaian resiko (risk assessment) Peneliti menilai bahwa Pegadaian Syariah Kramat Raya dalam menjalankan kegiatan operasionalnya masih memiliki resiko yang sering terjadi, seperti : resiko tak terbayarnya utang nasabah, penurunan nilai barang dari awal penaksiran, serta kasus kejahatan. Oleh karena itu, Pegadaian Syariah menjalin kerjasama dengan perusahaan penjaminan untuk mengasuransikan barang gadai (Marhun) milik nasabah, dan melakukan pelelangan apabila terdapat nasabah yang tidak bisa melunasi utangnya. Penilaian resiko juga harus mencakup beberapa pertimbangan khusus atas resiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti : •
Perubahan dalam lingkungan operasi Pegadaian Syariah akan melakukan pembaharuan dalam kegiatan operasionalnya apabila ditemukan tindakan-tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal ataupun pihak eksternal yang bisa merugikan perusahaan. Perubahan ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan keefektifan perusahaan dengan memperkecil resiko yang mungkin saja dapat terjadi.
•
Personel baru Selama melakukan penelitian, peneliti menilai bahwa personel pengamanan yang ada di Pegadaian Syariah Kramat Raya masih tergolong kurang, yaitu 2 orang security yang berjaga disiang hari dan 2 orang security yang berjaga dimalam hari. Mengingat bahwa kantor Pegadaian Syariah Kramat Raya tergolong besar, maka seharusnya perusahaan bisa menambah personel keamanan dengan menggunakan jasa TNI seperti yang sudah dilakukan oleh kantor pegadaian di daerah Karang Tengah.
•
Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi Perusahaan menggunakan software asli untuk menginput dan mengoutput data nasabah.Selain itu, perusahaan memiliki web yang sudah lengkap dan termodifikasi untuk memudahkan para pembaca yang ingin mencari informasi yang lengkap terkait dengan perusahaan.
•
Pertumbuhan yang cepat Dari awal berdirinya hingga saat ini, Pegadaian Syariah mengalami pertumbuhan yang tergolong cepat.Di usianya yang sudah 10 tahun menjadikan perusahaan sebagai lembaga keuangan nonbank yang terpercaya yang dapat membantu masyarakat golongan ke bawah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kantor Pegadaian Syariah yang sudah tersebar diseluruh Indonesia.
•
Teknologi baru Pegadaian Syariah Kramat Raya sudah menggunakan teknologi baru, yaitu penggunaan kamera CCTV mikro yang berfungsi untuk memantau seluruh aktivitas yang terjadi didalamnya tanpa diketahui oleh orang. Tetapi, dalam hal penggunaan kotak brankas masih menggunakan sistem yang lama yaitu hanya mengandalkan kunci-kunci. Begitu juga dengan penggunaan Panic Button, hanya berfungsi sebagai peringatan tanda bahaya saja.
•
Lini, produk, atau aktivitas baru Perusahaan tidak hanya mengeluarkan produk jasa gadai (Rahn) saja, tetapi juga menyediakan jasa Arrum yang bergerak dalam bidang pembiayaan usaha mikro kecil, Amanah yang bergerak dalam bidang pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor bagi karyawan, dan yang terakhir yaitu Western Union yang bergerak dalam bidang pengiriman uang secara kilat.
• • •
Restrukturisasi perusahaan Perusahaan sudah berdiri sejak zaman pemerintahan Belanda dan Inggris, struktur organisasinya punakan berubah apabila ada pergantian kepemimpinan. Operasi diluar negri Pegadaian Syariah sampai saat ini hanya beroperasi di dalam negri saja, kantor cabang nya juga sudah memiliki jaringan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Pernyataan akuntansi Perusahaan mencatat segala transaksi yang akandimasukkan ke dalam laporan keuangan yang nantinya akan disajikan kepada direksi.
3. Aktivitas pengendalian (Control Activites) Dalam hal ini perusahaan menjalankan sistem pengendalian internal yang telah diatur oleh peraturan direksi, kemudian selanjutnya akan diinformasikan mengenai kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal tersebut kepada seluruh StakeHolders bahwa semua kegiatan operasionalnya telah berjalan lancar sesuai dengan prosedur. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara, seperti : •
Pemisahan tugas Seluruh pengurus perusahaan melakukan tugas sesuai dengan garis fungsinya, tidak melakukan suatu kecurangan yang kemudian melimpahkan kepada individu yang lain.
•
Pengendalian pemrosesan informasi Seluruh transaksi akan diproses dengan menggunakan database komputer untuk menginput datanya.
•
Pengendalian fisik Perusahaan menggunakan brankas/kluis sebagai alat keamanan dalam menjaga barang gadai (Marhun) milik nasabah. Brankas tersebut memiliki ketahanan fisik berupa tidak mudah rusak apabila terjadi kebakaran pada perusahaan. Brankas tersebut mampu bertahan selama + 8 jam dalam situasi tersebut. Meskipun brankas/kluis ini memiliki ketahanan fisik yang baik, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan seharusnya juga menggunakan brankas/kluis yang dilengkapi dengan teknologi yang sudah semakin maju,
•
Review kinerja Setelah melakukan aktivitasnya, maka pimpinan perusahaan akan melakukan analisis mengenai apa saja kelebihan dan kekurangan yang dimiliki perusahaan. Apabila terdapat kekurangan yang dianggap mampu menghambat perusahaan, maka akan dicari jalan keluarnya.
4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) Dalam hal ini, segala aktivitas pengendalian internal dalam Pegadaian Syariah Kramat Raya dikomunikasikan oleh pihak SPI yang sudah terjamin ke-independenan-nya bahwa seluruh insan perusahaan sudah melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan budaya “INTAN” sebagai pedomannya.
5. Pemantauan (Monitoring) Dalam hal ini peneliti mengamati bahwa segala aktivitas operasional pada Pegadaian Syariah Kramat Raya direkam dengan menggunakan kamera CCTV mikro dengan tujuan untuk memonitoring efektivitas kinerja karyawan dan untuk menghindari kemungkinan adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan maupun dari pihak eksternal.
•
Karakteristik organisasi dan kepemilikan Perusahaan memiliki karakteristik utama seperti tidak memungut bunga (Riba) dalam pembebanan biayanya. Biaya yang dikenakan hanya sekali yaitu pada saat awal perjanjian gadai, dan tidak terus berakumulasi. Menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
•
Sifat dari usaha Perusahaan memiliki sifat utama dalam menjalankan usahanya yaitu tolong menolong tanpa mencari imbalan, sehingga keuntungan perusahaannya berasal dari margin, ta’wid, dan juga ijarah
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi atas sistem pengendalian internal atas jasa gadai syariah (Rahn) pada Pegadaian Syariah Kramat Raya, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat keunggulan dan juga kelemahan dalam penerapan sistem pengendalian internal atas jasa gadai syariah (Rahn). Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Keunggulaan a. Pelayanan yang diberikan oleh pihak Pegadaian Syariah Kramat Raya dalam hal penaksiran barang gadai, perawatan barang gadai, pengingatan mengenai batas jatuh tempo, dan biaya-biaya yang dibebankan sudah cukup memuaskan para nasabah yang telah menggunakan jasanya. b. Penerapan budaya “INTAN” telah diaplikasikan dengan baik dan efektif dalam setiap kegiatannya. c. Pegadaian Syariah Kramat Raya telah menggunakan CCTV mikro. Berbeda dengan Bank Syariah yang juga menyediakan jasa Rahn yang pernah dikunjungi peneliti, masih menggunakan kamera dengan ukuran besar. Dalam hal ini, Pegadaian Syariah Kramat Raya lebih unggul bila dibandingkan dengan Bank Syariah. d. Pegadaian Syariah Kramat Raya sudah mengaplikasikan kelima komponen COSO sebagai pedoman prosedur kerja yang baik. 2. Kelemahan a. Kurangnya petugas/karyawan yang mengawasi jalannya proses gadai, sehingga resiko kecurangan yang mungkin dilakukan oleh pihak internal perusahaan bisa saja terjadi. b. Kantor Pegadaian Syariah Kramat Raya hanya memiliki 2 orang petugas keamanan. Padahal jika peneliti mengevaluasi kembali, ada kantor pegadaian di daerah Karang Tengah yang sudah menggunakan jasa TNI sebagai tambahan keamanannya. Hal ini disebabkan karena, mahalnya biaya sewa jasa pengamanan sehingga kantor Pegadaian Syariah Kramat Raya belum mau melakukan hal tersebut. c. Panic Button (alarm) yang dipasang di perusahaan tersebut, hanya berfungsi sebagai tanda peringatan bahaya saja. Padahal apabila ditelaah kembali, sudah ada alat Panic Button yang bisa langsung menghubungkan sinyal ke Mapolres Jakarta Timur dan pihak kepolisian akan menghubungi kantor polisi yang paling dekat dengan TKP. Pihak pegadaian beranggapan bahwa menggunakan Panic Button adalah usaha yang sia-sia, dikarenakan pihak kepolisian Indonesia tidak cepat tanggap menangani kasus kejahatan yang marak terjadi di Indonesia.
d. Kotak brankas masih menggunakan sistem yang lama yaitu hanya mengandalkan kunci-kunci biasa saja, tidak mengikuti perkembangan teknologi yang sudah semakin maju. Padahal dengan adanya tindakan kriminal yang sudah sangat sering terjadi pada pegadaian-pegadaian di daerah lain, harusnya membuat Pegadaian Syariah Kramat Raya untuk lebih berwaspada akan terjadinya hal buruk yang serupa. e. Sistem Pengendalian Internal pada Pegadaian Syariah Kramat Raya belum cukup efektif untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena, masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam hal pengawasan, salah satunya seperti tidak dilakukannya penggembokkan kembali kotak brankas pada saat ada barang gadai (Marhun) yang masuk ataupun yang keluar. Sehingga dapat memudahkan pihak eksternal ataupun pihak internal untuk melakukan tindakan kecurangan.
SARAN Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang tentunya dapat menjadi masukan positif yang membangun bagi perusahaan, ataupun peneliti selanjutnya, antara lain : 1. Sebaiknya perusahaan segera merekrut karyawan baru untuk mengisi kekosongan posisi yang bertugas untuk memantau proses gadai. 2. Dengan adanya kejadian buruk yang tidak hanya sekali atau dua kali dialami pegadaian di daerah lain, seharusnya menjadi pendorong yang kuat agar perusahaan lebih meningkatkan keamanan baik dari segi penambahan petugas security, ataupun kotak brankas. Agar para nasabah tetap memproritaskan jasa pegadaian sebagai solusi keuangan yang tepat dan tidak beralih ke pelayanan jasa yang lain. 3. Sebagai penyedia jasa yang memiliki total asset milik nasabah mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah, penggunaan Panic Button yang langsung menghubungkan ke Mapolres Jakarta Timur merupakan hal yang perlu diadakan, karena Panic Button hanya membutuhkan waktu sedikitnya kurang dari 10 menit untuk pihak kepolisian tiba dilokasi TKP. 4. Sebaiknya karyawan perusahaan mulai membiasakan diri dari hal-hal yang kecil seperti untuk selalu menggembok kembali kotak brankas/ kluis setiap saat. Karena kesalahan kecil bisa mengakibatkan efek yang besar apabila tidak ada kesadaran akan hal penting seperti ini. Pengawasan dan keamanan tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab dari petugas keamanan saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh insan Pegadaian Syariah Kramat Raya sepenuhnya. 5. Peneliti menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang belum dibahas pada skripsi ini dikarenakan keterbatasan peneliti. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya yang membahas hal yang sama, disarankan untuk lebih mengembangkan mengenai sistem pengendalian internal atas jasa gadai syariah (Rahn) yang ada pada Pegadaian Syariah.
REFERENSI Agoes Sukrisno. (2008). Auditing edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Arens, Elder, dan Beasley. Alih bahasa oleh Wibowo. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Arens, A. Loebbecke. Alih bahasa oleh Jusuf,A.A. (2003). Auditing Pendekatan Terpadu buku satu. Jakarta: Salemba Empat.
Boynton, Johnson,Kell. Alih bahasa oleh Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi. (2003). Modern Auditing edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga. Firdaus.M, Sofniyah.G, Aziz Hakim.M, Mukhtar A. (2005). Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah. Jakarta: Penebit Renaisan. Harahap S.Sofyan, Wiroso, Yusuf.M. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Penerbit LPFE Usakti. Kaunang F.Alfred. (2012). Pedoman Audit Internal. Jakarta: Penerbit Buana Ilmu Populer. Indriantoro Nur, Supomo Bambang. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis edisi pertama, Yogyakarta: Penerbit BPFE-Yogyakarta. Rama, Jones. Alih bahasa oleh Wibowo. (2008). Sistem Informasi dan Akuntansi edisi satu. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Sawyer, Dittenhofer, Scheiner.(2009). Sawyer’s Internal Auditing edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Sudarsono Heri. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Tugiman Hiro. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Warren, Reeve, Fess. Alih bahasa oleh Farahmita, Ame Nugrahani, Hendrawan. (2006). Pengantar Akuntansi 2. Jakarta: Salemba Empat. Yusuf.M, Wiroso.(2011). Bisnis Syariah edisi 2. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. http://www.pegadaian.co.id . Diakses tanggal 5 Juni 2013
RIWAYAT HIDUP Dwi Hapsari Widyarini lahir di Kota Jakarta pada tanggal 10 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada tahun 2013.