n
Pilihlah! Lokasi trase jalan di tempat yang stabil
n
Lokasi jalan minimal 100 m dari tepi sungai
100 m
Jalan
n
n
Sungai
Hindari! Tempat-tempat (zona-zona) kardinal negatif, contoh: tempat keramat
Hindari! Tempat-tempat rawan longsor
Pedoman RIL Indonesia
Kawasan cagar budaya
Jalan
ý 17
Lokasi jalan
n
n
Jalan kontur/lereng Punggung bukit
Arah penyaradan
Arah penyaradan Arah pengangkutan
n
Lembah
Sungai
Jalan punggung
Penyaradan naik lereng
n
Arah pengangkutan
Lembah
Sungai
Ù
Ù
Jalan lembah Penyaradan turun lereng
Ù
Ù
Turunan Jalan lembah
Turunan
Jalan lembah
Anak Lembah
18
Sungai
Sungai
Pedoman RIL Indonesia
Tabel konversi untuk pengukuran kemiringan lapangan Dera- Per jat sen (o) (%)
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,09 0,10 0,12 0,14 0,15 0,17 0,20 0,22 0,24 0,27 0,29 0,32 0,35 0,37 0,40 0,44 0,47 0,50 0,54 0,57 0,61 0,65 0,68 0,72 0,76 0,81 0,85 0,89 0,94 0,98 1,03 1,07 1,12 1,17
0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,08 0,09 0,11 0,13 0,15 0,17 0,19 0,22 0,24 0,27 0,30 0,33 0,36 0,40 0,43 0,47 0,51 0,54 0,59 0,63 0,67 0,71 0,76 0,81 0,85 0,90 0,95 1,01 1,06 1,11 1,17 1,23 1,28 1,34 1,40 1,46
1,7 3,5 5,2 7,0 8,7 10,5 12,3 14,1 15,8 17,6 19,4 21,3 23,1 24,9 26,8 28,7 30,6 32,5 34,4 36,4 38,4 40,4 42,4 44,5 46,6 48,8 51,0 53,2 55,4 57,7 60,1 62,5 64,9 67,5 70,0 72,7 75,4 78,1 81,0 83,9 86,9 90,0 93,3 96,6 100,0
J a r a k (m) 6
7
0,00 0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,07 0,09 0,11 0,13 0,15 0,18 0,20 0,23 0,26 0,29 0,33 0,36 0,40 0,44 0,48 0,52 0,56 0,61 0,65 0,70 0,75 0,80 0,86 0,91 0,97 1,03 1,09 1,15 1,21 1,27 1,34 1,40 1,47 0,54 1,61 1,68 1,76
0,00 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,07 0,09 0,11 0,13 0,15 0,18 0,21 0,24 0,27 0,31 0,34 0,38 0,42 0,46 0,51 0,56 0,61 0,66 0,71 0,76 0,82 0,88 0,94 1,00 1,06 1,13 1,20 1,27 1,34 1,41 1,48 1,56 1,64 1,72 1,80 1,88 1,96 2,05
Pedoman RIL Indonesia
8 0,00 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,15 0,17 0,21 0,24 0,27 0,31 0,35 0,39 0,44 0,48 0,53 0,58 0,64 0,69 0,75 0,81 0,87 0,94 1,00 1,07 1,14 1,22 1,29 1,37 1,45 1,53 1,61 1,70 1,78 1,87 1,96 2,05 2,15 2,25 2,34
9
10
20
30
40
0,00 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05 0,07 0,09 0,11 0,14 0,17 0,20 0,23 0,27 0,31 0,35 0,39 0,44 0,49 0,54 0,60 0,66 0,72 0,78 0,84 0,91 0,98 1,05 1,13 1,21 1,29 1,37 1,45 1,54 1,63 1,72 1,81 1,91 2,01 2,11 2,21 2,31 2,42 2,53 2,64
0,00 0,01 0,01 0,02 0,04 0,05 0,07 0,10 0,12 0,15 0,18 0,22 0,26 0,30 0,34 0,39 0,44 0,49 0,54 0,60 0,66 0,73 0,79 0,86 0,94 1,01 1,09 1,17 1,25 1,34 1,43 1,52 1,61 1,71 1,81 1,91 2,01 2,12 2,23 2,34 2,45 2,57 2,69 2,81 2,93
0,00 0,01 0,03 0,05 0,08 0,11 0,15 0,19 0,25 0,30 0,37 0,44 0,51 0,59 0,68 0,77 0,87 0,98 1,09 1,21 1,33 1,46 1,59 1,73 1,87 2,02 2,18 2,34 2,51 2,68 2,86 3,04 3,23 3,42 3,62 3,82 4,03 4,24 4,46 4,68 4,91 5,14 5,37 5,61 5,86
0,00 0,02 0,04 0,07 0,11 0,16 0,22 0,29 0,37 0,46 0,55 0,66 0,77 0,89 1,02 1,16 1,31 1,47 1,63 1,81 1,99 2,18 2,38 2,59 2,81 3,04 3,27 3,51 3,76 4,02 4,28 4,56 4,84 5,13 5,43 5,73 6,04 6,36 6,69 7,02 7,36 7,71 8,06 8,42 8,79
0,01 0,02 0,05 0,10 0,15 0,22 0,30 0,39 0,49 0,61 0,73 0,87 1,03 1,19 1,36 1,55 1,75 1,96 2,18 2,41 2,66 2,91 3,18 3,46 3,75 4,05 4,36 4,68 5,02 5,36 5,71 6,08 6,45 6,84 7,23 7,64 8,05 8,48 8,91 9,36 9.81 10,27 10,75 11,23 11,72
50 0,01 0,03 0,07 0,12 0,19 0,27 0,37 0,49 0,62 0,76 0,92 1,09 1,28 1,49 1,70 1,94 2,18 2,45 2,72 3,02 3,32 3,64 3,97 4,32 4,68 5,06 5,45 5,85 6,27 6,70 7,14 7,60 8,07 8,55 9,04 9,55 10,07 10,60 11,14 11,70 12,26 12.84 13,43 14,03 14,64
100 0,02 0,06 0,14 0,24 0,38 0,55 0,75 0,97 1,23 1,52 1,84 2,19 2,56 2,97 3,41 3,87 4,37 4,89 5,45 6,03 6,64 7,28 7,95 8,65 9,37 10,12 10,90 11,71 12,54 13,40 14,28 15,20 16,13 17,10 18,08 19,10 20,14 21,20 22,29 23,40 24,53 25,69 26,86 28,07 29,29
19
Penandaan jalan
n
Kategori
Penandaan di Lapangan
Jalan utama
Trase jalan ditandai cat merah 1 strip vertikal setinggi mungkin pada kedua belah arah trase jalan
Jalan cabang dan jalan ranting
Trase jalan ditandai cat merah 1 strip vertikal setinggi mungkin pada kedua belah arah trase jalan
TPN
Ditandai dengan huruf L dan nomor TPN sesuai rencana pemanenan, pada pohon di lokasi TPN (warna merah)
Jembatan
Ditandai dengan huruf B (warna merah)
Gorong-gorong
Ditandai dengan huruf C (warna merah)
n
Penandaan trase jalan di lapangan
Trase jalan ditentukan dengan clinometer dan ditandai dengan pancang di lapangan
20
Pedoman RIL Indonesia
n
Garis perataan jalan dan gali-timbun
Gali
Dpl (m)
Timbun
No Profil
Jarak (km)
n
Penggambaran trase jalan
Trase jalan
Zero line
Pedoman RIL Indonesia
21
n
Contoh jaringan jalan hutan : Batas blok hutan : Jalan hutan yang sudah ada : Jalan hutan yang direncanakan
22
U Skala 1:10.000
Pedoman RIL Indonesia
Pembuatan Rencana Pemanenan Perencanaan lokasi TPN
6 Perencanaan jaringan jalan sarad
6 Perencanaan arah rebah pohon dan arah penyaradan
Pedoman RIL Indonesia
23
n
Perencanaan lokasi TPN
1. Pilih di lokasi yang luas dan cukup datar dengan kemiringan maksimum 6o 2. Usahakan di atas punggung bukit/pematang 3. Lokasi TPN tidak boleh terletak di dalam areal kawasan lindung dan zona penyangga 4. Lokasi TPN tidak berdekatan dengan sungai
24
Pedoman RIL Indonesia
n
Perencanaan jaringan jalan sarad
1. Jalan sarad didesain selurus mungkin mengikuti kontur 2. Jalan sarad harus menghindari daerah curam, jurang, daerah lembab/paya dan tanah yang labil 3. Jalan sarad harus menghindari sungai/kali/alur. Jika terpaksa harus dibuatkan jembatan penyeberangan sementara 4. Jalan sarad didesain untuk dipergunakan seintensif mungkin 5. Kemiringan jalan sarad maksimum 45% 6. Jalan sarad tidak boleh masuk areal kawasan lindung dan daerah penyangganya 7. Jarak sarad diminimalkan 8. Lebar jalan sarad maksimum 4 meter
Pedoman RIL Indonesia
25
n
Perencanaan arah rebah pohon dan arah penyaradan
6
: Kemungkinan arah rebah : Arah rebah pohon terbaik
Jalur winching
Ja sa la n ra d
Pohon inti
26
TPN
ung
gkutan
lind
Jalan an
l Area
Pedoman RIL Indonesia
Contoh Peta Rencana Pemanenan
Pedoman RIL Indonesia
27
Operasi Sebelum Pemanenan
Specifikasi jalan
6 Pembuatan jalan
6
Jembatan penyeberangan
28
Pedoman RIL Indonesia
Spesifikasi jalan
n
Penampang melintang jalan kontur Saluran pencegat Bahu jalan
Maks. 100% l
l
l
1,2 m
l
0,9 m
1m
Saluran/ parit
Lebar badan jalan l
l
Maks. 100%
l
Lebar konstuksi
l
1m
Permukaan asli
1m
n
l
l
Lebar areal milik jalan
l
l
1. Kemiringan jalan sampai dengan 20% untuk seksi jalan yang pendek (maksiimum 500 m) dapat diterima bila mengurangi kerusakan/ gangguan tanah 2. Tiap dua seksi jalan yang mempunyai kemiringan maksimum absolut harus dipisahkan dengan jalan yang datar atau berkemiringan ringan sepanjang 100 meter
Pedoman RIL Indonesia
l
29
n
Spesifikasi kemiringan jalan
Kelas Jalan
Kemiringan Kemiringan Maksimum Maksimum yang Diijinkan yang Disukai (%) (%)
Seksi Panjang Jalan Maksimum pada Kemiringan Maksimum (m)
Jalan utama
10
8
1000
Jalan cabang
15
10
750
Jalan ranting
18
12
600
n
Spesifikasi lebar jalan Lebar Jalan Maksimum Permukaan Diperkeras (m)
Permukaan Tanah Liat Dipadatkan (m)
Jalan utama (2 arah)
10,0
15,0
Jalan utama (1 arah)
6,3
11,0
Jalan cabang
6,0
7,3
Jalan ranting
5,0
6,0
30
Pedoman RIL Indonesia
n
Spesifikasi tikungan jalan
Jari-jari (m)
Pelebaran Tikungan (m)
25
1,65
75
0,55
30
1,20
100
0,40
40
0,95
150
0,35
50
0,80
200
0,20
60
0,70
Jari-jari (m)
Pelebaran Tikungan (m)
n
Pelebaran tikungan jalan diperlukan agar trailer dapat jalan agak menepi
n
Lebar pelebaran tikungan berdasarkan kendaraan dengan panjang seluruhnya 14 m
n
Tambahan lebar pelebaran diperlukan untuk tiap jalur jalan, misalnya jalan dua arah, tikungannya memerlukan lebar pelebaran tikungan 2 kali nilai yang terdapat dalam tabel di atas
Pedoman RIL Indonesia
31
n
Jari-jari belokan Desain Kecepatan
Jari-jari minimum (memerlukan rambu-rambu)
80 km/jam
30 km/jam
50 km/jam
25 m
30 m
55 m
Jari-jari minimum yang disukai
35 m
75 m
140 m
Jarak pandang minimum yang diperlukan
30 m
64 m
120 m
Jarak temu pandang
50 m
100 m
220 m
n
n
Jari-jari minimum belokan berhubungan dengan jarak pandang dan kecepatan kendaraan yang melewati jalan tersebut Jarak saluran drainase Jarak Saluran Maksimal (m)
n n
Kemiringan Jalan (%)
Tanah Labil
Tanah Stabil
0-15
40
60
16-20
20
40
21-25
10
20
Semua saluran drainase jalan untuk meminimalkan produksi sedimen Saluran drainase harus dibuat sebagai berikut : v v v
32
Pada perubahan kemiringan Pada jarak 50 m dari penyeberangan sungai/kali Saluran tambahan agar memenuhi kebutuhan jarak maksimum
Pedoman RIL Indonesia
n
Drainase pada punggung jalan
Jalan n
Drainase pada jalan kontur
Jalan
DILARANG ! menutup saluran air dengan penimbunan batang-batang kayu dan tanah Jalan
ý
Pedoman RIL Indonesia
è
12345678901 l 12345678901 12345678901 12345678901 12345678901 12345678901 12345678901 1,5d 12345678901 12345678901 12345678901 l 12345678901 12345678901 d 12345678901 l l 12345678901 12345678901 12345678901
Drainase yang baik
Jalan
þ
33
n
Saluran ke luar Drainase atas
Jalan
m 50
Jalan
n
34
Saluran drainase ke luar harus dibelokan ke semak/belukar di sekelilingnya, minimal 50 m sebelum bermuara di sungai
Pedoman RIL Indonesia
n
Perangkap lumpur di saluran air
Perangkap lumpur Jembatan Sungai Jalan
n
Perangkap sedimen di sekitar muara saluran melintang
Jalan Cabang dan rabting pohon
Jalan
Batang kayu
Pedoman RIL Indonesia
Jalan
Batubatuan
35
Usaha meminimalkan erosi pada tebing jalan
þ n
.!
Penanaman vegetasi pada tebing
þ n
LAKUKAN
þ
Perangkap lumpur pada saluran samping jalan
þ
36
Pedoman RIL Indonesia
n
Pembuatan jalan
Waktu pembuatan
6
Pembukaan & pembebasan
6
Perataan & pembentukan
6 Perataan permukaan
6 Pemadatan
6 Pekerjaan akhir
Pedoman RIL Indonesia
37
Waktu pembuatan Pembuatan jalan dilaksanakan satu tahun sebelum pemanenan kayu dan tidak boleh dilakukan pada musim hujan n
Waktu pembuatan jalan
ý
þ
38
Pedoman RIL Indonesia
Pembukaan dan pembebasan Menghilangkan pohon-pohon, tunggak-tunggak dan akar serta penghalang-penghalang lainnya dari areal konstruksi jalan. n
Pembukaan
Garis merah tanda jalur n
Pembebasan
Lebar clearing Lebar pekerjaan tanah Lebar badan jalan
Pedoman RIL Indonesia
39
Perataan dan pembentukan Perataan & pembentukan merupakan kegiatan-kegiatan membangun jalan/pembentukan dan perataan badan jalan setelah opening dan clearing. n
Perataan dan pembentukan
Perataan permukaan Perataan permukaan merupakan kegiatan memberikan lapisan pengerasan pada badan jalan permanen. Umumnya menggunakan batuan, kerikil, pasir atau material lainnya yang diangkut dengan dump truk dari quari di sekitar lokasi jalan dan sebarkan di atas badan jalan dengan motorgrader. n
40
Penataan permukaan
Pedoman RIL Indonesia
Pemadatan Pemadatan merupakan kegiatan memadatkan dan menstabilkan badan jalan. Compacting dilakukan dengan roller vibrator/compactor. n
Pemadatan
Pekerjaan akhir Kegiatan tahap akhir pembuatan jalan yang meliputi penghalusan permukaan jalan, bahu jalan, jembatan, saluran air, gorong-gorong, dan lainnya. Penghalusan permukaan badan jalan, bahu jalan dan lainnya umumnya dilakukan dengan motor grader. n
Pekerjaan akhir
Pedoman RIL Indonesia
41
n
Penyeberangan sungai
n
Jembatan dengan konstruksi baja
n Jembatan dengan konstruksi kayu & baja
n Jembatan dengan konstruksi kayu
42
Pedoman RIL Indonesia
n
Jembatan kayu
Jenis kayu yang cocok untuk konstruksi jembatan Di air tawar
Di air asin atau payau
Di atas air
Balau (Dipterocarpus mundus V.SI.)
Belian (Eusideroxylon zwageri T.et.B)
Balau (Diptercocarpus mundus V.SI.)
Bangkirai (Shorea laevis Ridl.)
Resak (Vatica spp.)
Bangkirai (Shorea laevis Ridl.)
Belian (Eusideroxylon zwageri T.et.B)
Keranji (Dalium spp.)
Belian (Eusideroxylon zwageri T.et.B)
Chengal (Hopea spp.)
-
Chengal (Hopea spp.)
Giam (Vatica flavovirens V.SI)
-
Giam (Vatica flavovirens V.SI)
-
Keranji (Dialium spp.)
-
-
Kempas (Koompassia malaccensis Maing)
-
-
Merbau (Intsia bijuga (Colebr.))
Keranji (Dialium spp.)
Pedoman RIL Indonesia
43
n
Jembatan sementara
Gorong-gorong dari kayu membuat air mengalir bebas
l Perspectif min 600 mm l l l
l
l
l
Permukaan jalan Geotekstile untuk menahan timbunan jika diperlukan Timbunan yang dipadatkan Garis dasar sumpalan Potongan datar
l
Penampang melintang
n
Jembatan permanen l
l
l
Penampang melintang atau kerikil Gelagar melintang
l
Gelagar memanjang l l
Timbunan Pengikat
l Penampang melintang
Penopang bawah l
l
l
Pinggiran pelindung gelagar Gelagar memanjang Pengikat
l l
44
Penampang melintang atau kerikil
Penopang bawah
Pedoman RIL Indonesia
n
Gorong-gorong Tembok sayap Kemiringan melintang permukaan jalan 4-6% Timbunan min. 600 mm, maks. 1500 mm
l
6
l
l l
Pedoman RIL Indonesia
l l
Kemiringan gorong-gorong 1-3 % Pondasi kerikil Tembok penahan
45
Persiapan Lapangan Sebelum Pemanenan
Penandaan areal non produksi kayu
6 Penandaan lokasi TPN dan jalan sarad
6 Pemotongan liana
6 Penandaan arah rebah pohon
46
Pedoman RIL Indonesia