Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 1
EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH SIAGA BENCANA SEBAGAI STRATEGI BPBD DIY DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI KOTA YOGYAKARTA THE EFFECTIVENESS OF THE DISASTER PREPAREDNESS SCHOOL PROGRAM AS BPBD DIY STRATEGY FOR DISASTER RISK REDUCTION IN YOGYAKARTA CITY Oleh: Arditha Sinar Perwira, FIS UNY
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program Sekolah Siaga Bencana (SSB) serta faktor penghambat program SSB sebagai salah satu strategi pengurangan risiko bencana di Kota Yogyakarta yang diimplementasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY. Desain penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian adalah Staf Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Supervisor Data Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) BPBD Kota Yogyakarta, Staf Yayasan Pengembangan dan Peningkatan Sumberaya Ummat (YP2SU), Kepala Sekolah, Guru, Siswa SD N Bangunrejo 1 dan 2. Istrumen Penelitian adalah peneliti sendiri dengan alat bantu pedoman wawancara dan observasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Pengujian keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi sumber. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program SSB di Kota Yogyakarta belum efektif dilihat dari 4 indikator 1. Ketepatan sasaran, 2. Sosialisasi program, 3. Tujuan program, 4. Pemantauan program, yang didukung oleh temuan data dalam penelitian ini, bahwa: tidak siapnya siswa SD sebagai sasaran program untuk menyebarluaskan informasi, kurang mendalamnya materi sosialisasi program SSB kepada para guru, belum terwujudnya aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam mewujudkan pengurangan risiko bencana, tidak lengkapnya dokumen kesiapsiagaan di sekolah, dan sistem pemantuan program yang kurang efektif. Faktor penghambat yang muncul bagi BPBD antara lain keterbatasan waktu dalam proses sosialisasi, tingkat pemahaman guru dan siswa tentang materi pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana, serta kurangnya fasilitas pendukung dalam menciptakan kondisi aman bencana di SD N Bangunrejo 1 dan 2. Kata Kunci: Efektivitas, BPBD, Sekolah Siaga Bencana Abstract This research aims to examine the effectiveness of the Disaster Preparedness School program (SSB) and the factors inhibiting the SSB program. SSB program is one of disaster risk reduction strategies implemented by the Local Agency for Disaster Management of Yogyakarta Special Region (BPBD DIY). To meet the objective of the study, qualitative descriptive research was used as research design. The data were collected using interview, observation, and documentation. Interviews were conducted with the staff Prevention and Preparedness in BPBD DIY; Section Head of Prevention and Preparedness Section in BPBD of Yogyakarta City; Data Supervisor of Operation Control Center (PUSDALOPS) in BPBD of Yogyakarta City; Staff of human resource development and enhancement foundation (YP2SU); and principals, teachers, students of elementary school Bangunrejo 1 and 2. The research instrument is the researchers himself assisted by interview and observation sheet guidance. Data obtained were analysed using Interactive Analysis Technique from Miles and Huberman. To test the validity of the data source, this research used resource triangulation techniques. The results suggest that the implementation of the Disaster Preparedness School program in city of Yogyakarta has not been effective, as reflected in some indicators: 1. target precision; 2. program socialization; 3. goal accuracy; and 4. program monitoring, which is supported by
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 2 several findings of this research, including unprepared elementary students as the target of the program to disseminate the disaster mitigation information to the society; less profound program socialization materials to the teachers; lack of student’s affective and psychomotor aspect in implementing disaster risk reduction; incomplete preparedness documents in schools; and ineffective program monitoring. Several factors that that inhibit the effectiveness of the programs are time limitations in the socialization process, the level of understanding of teachers and students about the disaster risk reduction and disaster management material, and the lack of supporting facilities for creating secure conditions in the elementary school Bangunrejo 1 and 2. Password: Effectiveness, BPBD, Disaster Preparedness School PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang secara
pegunungan,
maka Pemerintah Daerah diwajibkan membuat
perbukitan, dan dataran rendah memungkinkan
suatu regulasi terkait penanggulangan bencana.
terjadinya berbagai jenis ancaman dan memiliki
Sehubungan dengan ketentuan tesebut selanjutnya
potensi bencana yang tinggi. Kondisi alam ini
Pemerintah Daerah Provinsi DIY mengeluarkan
menyebabkan timbulnya potensi bencana alam
Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2010 tentang
terutama yang terkait dengan kegiatan manusia
Penanggulangan Bencana. Untuk mendukung dan
dan kedaruratan kompleks. Menurut Data dan
melaksanakan perda tersebut, Pemerintah Daerah
Informasi Bencana Indonesia (DIBI) sejarah
DIY juga mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor
bencana alam yang pernah terjadi di Daerah
10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Istimewa Yogyakarta terdapat 7 potensi bencana
BPBD DIY.
yang
geografis
terdiri
teridentifikasi
dari
Untuk penanggulangan bencana di daerah
meliputi;
gempa
bumi,
Menyadari
dampak
yang
masyarakat
untuk
tsunami, tanah longsor, banjir, erupsi gunung,
memerlukan
kekeringan, angina ribut.
menghadapi bencana melalui kegiatan pendidikan
Mengingat
kompleksnya
permasalahan
kesiapsiagaan
bencana
masyarakat perlu ditumbuhkan kesadaran dan
bencana di Indonesia, diperlukan penataan dan
pembudayaan
perencanaan
yang
bencana. Untuk kepentingan tersebut diperlukan
matang, agar bencana dapat ditangani dengan
sekolah yang berbasis siaga kebencanaan yang
terarah dan terpadu. Maka Pemerintah Indonesia
dapat
mengeluarkan Undang-Undang nomor 24 tahun
memberikan tular-informasi, pengetahuan, dan
2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-
keterampilan
undang mengatur tentang perlunya lembaga untuk
penanggulangan bencana.
menanggulangi bencana yaitu Badan Nasional
lembaga yang diberi otoritas terhadap pengelolaan
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan
bencana di daerah membuat program Sekolah
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Siaga Bencana (SSB) yang berlandaskan hukum
penanggulangan
bencana
menjadi
tentang
sarana
kepada
pengurangan
yang
efektif
masyarakat
risiko
dalam
tentang
BPBD DIY sebagai
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 3 pada Peraturan Kepala BNPB nomor 4 tahun 2012
pelaksanaan
tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah
keberhasilan suatu program dilakukan sebagai
Aman Bencana.
upaya untuk mencapai tujuan kebijakan organisasi.
Program SSB bertujuan untuk membangun
Maka
suatu
untuk
program.
mengukur
pada
program
sekolah
membangun
menghadapi
menggunakan indikator Budiani (2007:53) yaitu:
bencana oleh warga sekolah. Pelaksanaan SSB
1) ketepatan sasaran program, 2) sosialisasi
pada tahun 2013 merujuk pada pembuatan
program, 3) tujuan program, 4) pemantauan
kurikulum berbasis kebencanaan, serta pelatihan
program
dalam
bencana
efektivitas
budaya siaga dan aman di sekolah, serta untuk ketahanan
siaga
Pengukuran
penelitian
ini
pada sekolah-sekolah yang memiliki potensi
Penelitian relevan dengan penelitian ini
kebencanaan seperti gempa bumi dan letusan
yakni skripsi yang ditulis oleh Ari Wibowo,
gunung berapi yang terdapat di Kabupaten Bantul
mahasiwa Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas
dan Sleman. Untuk Kota Yogyakarta dimulai pada
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, dengan
tahun 2014 dengan menunjuk SDN Bangunrejo 1
judul Implementasi Sekolah Siaga Bencana (SSB)
dan 2 serta SD N Baluarti pada tahun 2015. SDN
pada SMK Nasional Brebah dan skripsi yang
Bangunrejo 1 dan 2 ditunjuk karena kedua sekolah
ditulis oleh Rizcah Amelia, mahasiwa Ilmu
ini berdekatan maka digabung menjadi satu SSB.
Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Penunjukan SD N Bangunrejo 1 dan 2 menjadi
Universitas Hasanuddin Makasar, dengan judul
lokasi pelaksanaan SSB karena sekolah tersebut
Efektivitas Pelaksanaan Program Penanganan
memiliki kerentaan bencana tanah longsor yang
Anak Jalanan di Dinas Sosial Kota Makasar.
disebabkan berada dibantaran tebing Sungai
Tingginya Kota
potensi
bencana
Yogyakarta
dan
di
DIY
Winongo yang memiliki kedalaman belasan meter
khususnya
minimnya
dan terus mengalami abrasi. Sedangkan untuk SD
informasi tentang penelitian tentang SSB maka
N Baluarti memiliki potensi bencana berupa angin
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
ribut yang sering terjadi di Kotagede.
efektivitas program sekolah siaga bencana sebagai
Friedrick dalam Budi Winarno (2008:17)
strategi BPBD DIY dalam pengurangan risiko
mengemukakan bahwa kebijakan publik adalah
bencana di Kota Yogyakarta dan faktor yang
serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,
menghambat
kelompok
Yogyakarta.
atau
pemerintah
dalam
suatu
pelaksanaan
lingkungan tertentu dengan ancaman dan peluang
METODE PENELITIAN
yang ada.
Jenis Penelitian
Efektivitas berkaitan dengan suatu ukuran terhadap tingkat pencapaian target atau output
SSB
di
Kota
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif.
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 4 Waktu dan Tempat
tentang
Pedoman
Dalam penelitian ini dilaksanakan di BPBD DIY
Sekolah/Madrasah Aman Bencana, laporan
serta SD N Bangunrejo 1 dan 2 pada 15 april
pembentukan dan pengembangan Sekolah
sampai dengan 5 september.
Siaga
Instrumen Penelitian
pembentukan dan pengembangan Sekolah
Bencana
tahun
Penerapan
2014,
laporan
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak
Siaga Bencana tahun 2015, Petunjuk Teknis
sebagai instrument utama. Sedangkan instrument
Penerapan Sekolah/Madrasah Aman Bencana
tambahan terdiri dari alat bantu berupa pedoman
(SMAB)
wawancara, pedoman observasi, dan dokumen
program Sekolah Siaga Bencana di SDN
lainya.
Bangunrejo 1 dan 2.
Informan Penelitian
oleh
BNPB,
Modul
sosialisasi
Teknik Pengumpulan Data
Informan pada penelitian ini adalah: Staf
1. Wawancara
Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY,
Penelitian ini menggunakan wawancara semi
Kepala Seksi BPBD Kota Yogyakarta, Supervisor
terstruktur,
Data Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS)
dengan menggunakan pedoman wawancara.
BPBD Yogyakarta, Kepala Sekolah, Guru, serta
Namun, pertanyaan dalam wawancara dapat
Siswa di SD N Bangunrejo 1 dan 2.
berkembang sesuai dengan alur kondisi yang
Sumber Dan Jenis Data
ada.
1. Data Primer
dimana
wawancara
dilakukan
2. Observasi
Data primer pada penelitian ini adalah data
Observasi
yang diperoleh langsung dari wawancara
pengamatan terhadap sarana dan prasarana
terhadap informan dan ditambah observasi.
penunjang SSB, kondisi sekolah, sosialisasi
2. Data Sekunder
dalam
penelitian
berupa;
dan pelatihan SSB di SDN Bangunrejo 1 dan
Data sekunder dalam penelitian ini adalah Data
2.
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
3. Dokumentasi
antara lain : Undang-undang nomor 24 tahun
Dokumentasi
dalam
2007
dimaksudkan
sebagai
tentang
ini
Penanggulangan
Bencana,
penelitian upaya
ini untuk
Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2010 tentang
memperkuat data yang peneliti peroleh dari
Penanggulangan Bencana, Peraturan xDaerah
informan
nomor 10 tahun 2010 tentang Organisasi dan
penelitian ini berupa:
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
berupa pengumuman, intruksi, aturan suatu
Daerah, Peraturan Kepala Badan Nasional
lembaga, kerangka kerja program dan laporan
Penanggulangan Bencana nomor 4 tahun 2012
program.
di
lapangan.
Dalam
Dokumen
dalam
Dokumen internal
penelitian
ini
yaitu:
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 5 Peraturan-peraturan terkait SSB, kerangka
strategi BPBD DIY dalam pengurangan risiko
kerja
bencana di Kota Yogyakarta.
SSB,
laporan
pembentukan
dan
pengembangan SSB tahun 2014 dan 2015. Dokumen
eksternal
berupa
a. Ketepatan sasaran
bahan-bahan
Sasaran program SSB adalah sekolah-sekolah
informasi yang dikeluarkan suatu lembaga,
yang berada di daerah rawan bencana dan
seperti majalah, buletin, berita yang disiarkan
seluruh warga sekolahnya. Penentuan sekolah
ke media masa, dalam penelitian ini yaitu:
sasaran program karena sekolah sebagai pihak
berita terkait SSB di Kota Yogyakarta, daftar
yang harus dilindungi keamanannya dan waga
tingkat
sekolah
kebencanaan
DIY
dan
Kota
Yogyakarta, daftar siswa SD N Bangunrejo 2 foto-foto terkait SSB Bangunrejo 1 dan 2.
perlu
ditingkatkan
pengetahuan
kebencanaannya. b. Sosialisasi program Sosialisasi program yang dimaksudkan ialah
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data yang
suatu kegiatan yang dilakukan pemerintah
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dengan tujuan untuk memberikan informasi
triangulasi.
tentang Sekolah Siaga Bencana terkait upaya
dengan
jalan:
membandingkan
informasi atau data yang diperoleh dari sumber
pengurangan
satu dengan sumber lain dengan metode yang
masyarakat umum dan khususnya pihak SD N
sama.
Bangunrejo 1 dan 2 Yogyakarta. Kegiatan
Teknik Analisis Data
tersebut dilaksanakan melalui proses atau
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
risiko
tahapan-tahapan
bencana
kepada
meliputi:
sosialisasi,
data seperti yang dikemukakan oleh Miles dan
bimbingan teknis, pelatihan evakuasi, gladi
Huberman dan dikutip Muhammad Idrus (2009:
lapang.
148) yang disebut sebagai model interaktif. Model
c. Tujuan program
interaktif ini terdiri dari empat hal utama yaitu: (1)
Program SSB mempunyai tujuan utama yakni
pengumpulan data (2) reduksi data; (3) penyajian
menciptakan budaya siaga dan aman bencana
data; dan (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.
serta
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
menghadapi bencana oleh warga sekolah.
Budiani (2007:53) mengemukakan bahwa
membangun
ketahanan
dalam
d. Pemantauanan program
efektivitas suatu program dapat diukur dari 4
Dalam rangka untuk lebih meningkatkan
indinkator yaitu ketepatan sasaran program,
akuntabilitas pelaksanaan sebuah program,
sosialisasi
dan
maka dibutuhkan sebuah sistem pemantauan
pemantauan program. Berikut adalah garis besar
program (monitoring). Dalam hal ini BPBD
efektivitas program sekolah siaga bencana sebagai
DIY
program,
tujuan
program
dan
pihak
sekolah
melakukan
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 6 pengawasan terhadap implementasi program
Belum adanya tanggul untuk tebing Sungai
SSB di SD N Bangunrejo 1 dan 2 meliputi
Winongo yang berada di belakang SDN
undangan kepada pihak sekolah terkait adanya
Bangunrejo
seminar dan workshop tentang SSB serta
meminimalisir adanya bencana tanah longsor
dilakukan musyawarah Kelompok Kerja Guru
yang disebabkan abrasi tanah oleh aliran
(KKG) dari pihak sekolah untuk mengevaluasi
Sungai Winongo.
2
yang
ketercapaian kurikulum berbasis pengurangan
KESIMPULAN DAN SARAN
risiko bencana.
Kesimpulan
Adapun
faktor
penghambat
bertujuan
untuk
dalam
Program Sekolah Siaga Bencana (SSB)
pelaksanaan SSB Bangunrejo 1 dan 2 dalam
yang diimplementasikan oleh BPBD DIY di Kota
pengurangan risiko di Kota Yogyakarta sebagai
Yogyakarta dari tahun 2013 sampai 2015 di SD N
berikut:
Bangunrejo 1 dan 2 belum berjalan secara efektif.
a. Keterbatasan waktu dalam sosialisasi
Hal ini diimbangi dengan indikator yang dipakai
Dalam pelaksanaan sosialisasi SSB terdapat
oleh peneliti yaitu ketepatan sasaran, sosialisasi
keterbatasan waktu yang disebabkan harus
program, tujuan program, pemantauan program
menyesuaikan dengan jadwal kegiatan di
yang disesuaikan dengan berbagai aktor yakni
sekolah agar tidak mengganggu kegiatan
BPBD DIY selaku fasilitator program SSB, BPBD
belajar mengajar.
Kota Yogyakarta dan Yayasan Pengembangan dan
b. Kurangnya
pemahaman
siswa
Peningkatan Sumberdaya Ummat (YP2SU) selaku
tentang materi pengurangan risiko bencana dan
partner kerja BPBD DIY, Warga sekolah sebagai
penanggulangan bencana
sasaran utama program SSB di Kota Yogyakarta,
Hasil dari sosialisasi yang berupa pelatihan,
berikut uraian indikator tersebut.
seminar
a. Dari
ataupun
menunjukan
guru
gladi
tingkat
dan
lapang
ternyata
sasaran,
untuk
penetapan
yang
sekolah yang memiliki risiko rawan bencana
berbeda-beda terhadap materi sosialisasi. Hal
sudah tepat, tetapi penetapan warga sekolah
tersebut berdampak pada para guru dalam
belum efektif. Karena warga sekolah untuk
penyampaian materi dalam KBM. Banyak
tingkat pendidikan SD dalam pelaksanaannya
diantara
saat
banyak hambatan, antara lain bahwa siswa SD
perbedaan
setelah mengikuti program SSB tidak mampu
siswa
diadakan
yang
pelatihan
pemahaman
ketepatan
kebingungan karena
pemahaman yang diperoleh dari gurunya. c. Kurangnya
fasilitas
pendukung
dalam
menciptakan kondisi aman bencana di SD N Bangunrejo 1 dan 2
mengembangkan dan menularkan informasi kebencanaan tersebut kepada pihak yang lebih luas (masyarakat).
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 7 b. Dari segi sosialisasi program SSB kurang
d. Pemantauan program belum berjalan kurang
efektif dikarenakan secara kualitas materi
efektif
sosialisasi belum memberikan pemahaman bagi
pemerintah sejauh ini hanya dengan cara
guru SD N Bangunrejo 1 dan 2. Hal tersebut
mengundang pihak SD N melalui acara seminar
diakui
yang
dan workshop. Sedangkan pemantauan dari
harus
pihak sekolah dengan menyelenggarakan KKG
oleh
mengatakan
informan bahwa
penelitian
mereka
masih
menambah pengetahuan tersebut melalui buku-
dikarenakan
pemantauan
dari
setiap tengah semester.
buku dan internet.
Terdapat
beberapa
faktor
penghambat
c. Ketercapaian tujuan belum berjalan sesuai yang
dalam SSB di SD N Bangunrejo 1 dan 2 sebagai
direncanakan hal tersebut dilihat dari aspek-
strategi BPBD DIY melakukan pengurangan risiko
aspek tujuan dari program SSB sebagai berikut.
bencana di Kota Yogyakarta yaitu: keterbatasan
a) Pengetahuan, sikap dan tindakan. siswa
waktu sosialisasi, kurangnya pemahaman guru dan
sudah paham terkait bencana dan cara
siswa terkait pengurangan risiko bencana dan
menanggulanginya.
untuk
penanggulangan bencana, serta kurangnya fasilitas
menyebarluaskan informasi serta terlibat
pendukung dalam menciptakan kondisi aman
langsung dimasyarakat belum dilakukan.
bencana di SD N Bangunrejo 1 dan 2.
Namun
b) Kebijakan Sekolah. Adanya kurikulum yang
Saran
disusun oleh BPBD DIY yang bekerjasama
Berdasar data dan hasil penelitian yang
dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
telah
untuk disisipkan kedalam matapelajaran.
memberikan saran-saran sebagai berikut:
c) Perencanaan kesiapsiagaan belum maksimal dibuktikan
dengan
terdapat
skenario
dilakukan,
peneliti
mencoba
untuk
1. Untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD)
DIY,
sebaiknya
evakuasi, dan prosedur tetap sedangkan
pelaksanaan pembinaan dan pelatihan
untuk rencana kontigensi belum ada.
dilakukan
d) Dari segi mobilisasi sumber dapat dikatan cukup baik dengan adanya penganggaran dana
disekolah
melakukan
melalui
mobilisasi
ABPBS sumber
adanya
secara
kontinu
pemahaman
sehingga
tentang
materi
secara mendalam untuk warga sekolah.
untuk
2. Perlunya mengadakan evaluasi program
melalui
yang ketat terkait pengurangan risiko
seminar dan workshop terkait SSB serta
bencana
disekolah
adanya kolaborasi sekolah dengan PMI dan
pelaksanaan maupun setelah program
BPBD Kota Yogyakarta dalam Pelatihan dan
selesai. Sehingga dapat mengetahui
Pemahaman Gawat Darurat (PPGD) di
kendala-kendala
yang
dihadapi
Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta.
dilapangan
nantinya
menjadi
yang
baik
pada
saat
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 8 sarana
perbaikan
program
untuk
mencapai tujuan program sesuai yang
Devung, G. Simon. (1998). Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Depdikbud.
dicanangkan. 3. SD N Bangunrejo 1 dan 2 diharapkan lebih mandiri baik dari segi sumberdaya manusia
maupun
prasarana
dari
dalam
sarana
dan
meningkatkan
kesiapsiagaan seluruh warga sekolah dalam menghadapi bencana. 4. Untuk
para
eksekutor
kebijakan
program Sekolah Siaga Bencana (SSB) seperti
BPBD
DIY,
BPBD
Kota
Yogyakarta, dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta agar mampu mendorong Pemerintah
Daerah
untuk
segera
membangun tanggul Sungai Winongo yang berada SD N Bangunrejo 2 sebagai upaya
menciptakan
kondisi
aman
bencana akan tanah longsor. DAFTAR PUSTAKA Agung
Kurniawan, (2005). Pelayanan Publik. Pembaharuan
Inu Kencana Syafie. (2006). Sistem Administrasi Publik Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Transformasi Yogyakarta:
Budi Winarno. (2008). Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita. Cambel, JP. (1989). Riset dalam Efektivitas Organisasi, terjemahan Salut Simamora. Jakarta: Erlangga. Deddy Mulyana. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Dunn, William N. (2003). Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
I Nyoman Sumaryadi. (2005). Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Citra Utama. Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad Idrus. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT Erlangga. Ni Wayan Budiani. (2007). Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar. Jurnal Ekonomi dan Sosial INPUT. Vol.2 Riant Nugroho. (2003). KEBIJAKAN PUBLIK Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi, Jakarta: Elex Media Komputindo. Pressman, Jeffrey. L. dan Wildavsky, Aaron. (1984). Implementation. Loss Angeless: University of California Press. Soewarno Handayaningrat. (1990). Pengantar Studi Ilmu Administrasi danManagemen. Jakarta: PT Dharma Karsa Utama. Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Efektivitas Program Sekolah…. (Arditha Sinar Perwira dan Yanuardi M.S.i.) 9 Yulius,
Yosandi. (2009). Manajemen Penanggulangan Bencana. Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam Semesta
Sumber dari internet Bapedda, Jogjaprov (2013). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013. Diakses dari http://www.bapedda.jogjaprov.go.id pada 4 Agustus 2016. BPBD, Jogjaprov. (2016). Pengurangan Risiko Bencana. Diakses dari http://bpbd.jogjaprov.go.id/web/kontent/40 /ssb_dan_desa_tangguh. Pada tanggal 2 februari 2016. BNPB.
(2015). Profil Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Diakes dari http://www.bnpb.go.id/profil. Pada tanggal 6 Desember 2015.
DIBI,
BNPB. (2015). Data Kebencaan di Indonesia. Diakses dari http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana. Pada tanggal 6 desember 2015.
Peraturan-peraturan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah Madrasah Aman Bencana.