Siaga Bencana di Sekolah Dokumentasi Kegiatan PRB di Sekolah
1.
Latar Belakang
Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah telah menjadi agenda nasional di Indonesia yang perlu diimplementasikan. Dalam kegitan kali ini lebih difokuskan pada ancaman banjir. Bagaimana bila kejadian ancaman banjir yang kerap melanda Jakarta di setiap musim penghujan terjadi saat kegiatan belajar dan mengajar sedang berlangsung? Sementara siswa dan guru belum memiliki bekal kesiapsiagaan dalam merespon kejadian tersebut? Berangkat dari pertanyaan tersebut maka peningkatkan kapasitas siswa sekolah dan guru dalam menghadapi ancaman banjir yang melanda saat aktifitas belajar-mengajar perlu dicanangkan. Upaya ini merupakan salah satu bentuk kongkret pengurangan risiko bencana berbasis sekolah. Pelaksanaan kegiatan Siaga Bencana di Sekolah - DRR at School meliputi sekolah dasar yang terkena dampak di tiga wilayah rawan banjir, meliputi Kelurahan Kampung Melayu, Kel. Cipinang Besar Utara dan Kel. Penjaringan, Jakarta. Berbagai aktivitas yang sifatnya ilmu pengetahuan yang mendukung aksi PRB di sekolah harus dilakukan sedini mungkin, khususnya dalam situasi gawat darurat juga akan disampaikan sebagai pembekalan pengetahuan kepada siswa dan guru. Pencapain ideal terhadap aksi PRB Sekolah perlu ditindaklanjuti hingga menghasilkan draft Rencana Kontijensi (RENKON) banjir sekolah, kemudian draft tersebut diformalisasikan menjadi dokumen kontinjensi Banjir untuk PRB di sekolah dasar tiga wilayah rawan banjir tersebut. Selanjutnya rencana kontinjensi yang telah disusun disimulasikan di sekolah-sekolah di tiga wilayah rawan banjir sebagai upaya aktivasi dari formalisasi rencana kontinjensi tersebut. Harapannya melalui kegiatan ini warga sekolah dasar yang terlibat dapat meningkatkan kapasitas mereka melalui pemahaman terhadap konsep ancaman dan bencana, kerentanan dan kapasitas, menganalisis risiko sehingga mampu bereaksi dengan aman, tepat dan tanggap dalam pengurangan risiko bencana di sekolah masing-masing. Ada perbedaan konteks risiko banjir yang di hadapi oleh tiap sekolahan di ketiga wilayah tersebut. Kelurahan kampung melayau misalnya, di wilayah ini sekolahan tidak terendam air ketika banjir, namun sekolah di jadikan tempat pengungsian dan sebagian besar murid tinggal dikawasan pemukiman yang terendam banjir, sehingga tetap saja tidak dapat melanjutkan KBM. Di Kel. CBU sendiri terdapat 4 sekolah yang memang terendam banjir secara langsung karena memang terletak di kawasan bantaran sungai, seperti SD. Nurul Yaqin dan SD.YPBK. kedua sekolah ini merupakan SD paling rawan di wilayah CBU, baik secara geografis yang terletak di bantaran sungai maupun kondisi bangunan dan lingkungan sekitar yang padat bangunan, sehingga menimbulkan kerentanan tersendiri ketika banjir melanda saat KBM. Selain kedua SD tersebut terdapat dua SD negeri (SDN 010 dan SDN 011) yang juga terkena banjir, namun kerentanan tidak setinggi SD Nurul Yaqin dan SD. YPBK. Risiko yang di hadapi kedua sekolah negeri tersebut adalah menjadi tempat pengungsian warga ketika banjir, hal ini sangat
merugikan pihak sekolah. Karena paska pengungsian pihak sekolah yang harus menanggung biaya kebersihan sekolah setelah di pakai mengungsi. Pada dasarnya mencanangkan DRR at School harus melibatkan pihak-pihak terkait. Pihak terkait dalam konteks ini dapat di bagi menjadi dua, yakni internal sekolah dan eksternal sekolah. Pihak internal sekolah adalah Kepala Sekolah, Guru, Pegawai/staff sekolah, Komite sekolah, ekstra kurikuler sekolah dan pengurus yayasan. Pihak eksternal sekolah terdiri dari Dinas Pendidikan Wilayah, Kelurahan/STPB, RW, RT, LSM atau ormas, dan tokoh masyarakat setempat. Pihak internal merupakan aktor/pelaku utama dalam DRR at School sementara pihak luar sebagai pendukung. Dalam hal ini peran dinas sangat penting karena dapat mempengaruhi di tataran kebijakan untuk pengarusutamaan PRB di sekolah. Rangkain kegiatan DRR at school ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Murid dan Guru dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Konsep Ancaman dan bencana, Kerentanan, Kapasitas dan risiko dalam PRB Sekolah ; 2) Murid dan Guru dapat meningkatkan pengetahuan merespon keadaan gawat darurat dengan aman, tepat dan tanggap (PPGD dan SAR) ; 3) Guru dan Murid dapat merumuskan draft rencana kontinjensi di sekolah yang paling rentan dan berisiko dari ketiga wilayah kelurahan, yaitu : Kel. Kampung Melayu, Kel. Cipinang Besar Utara dan Kel. Penjaringan ; 4) Sekolah memiliki rencana kontijensi dan sedapat mungkin mengaktivasinya melalui simulasi LOKASI KERJA Lokasi kerja dari kegiatan ini berada di tiga wilayah administratif, yaitu : 1. Kelurahan Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur A. SD NEGERI 01 PAGI , dengan ancaman : Banjir Genangan B. SD NEGERI 02 SIANG, ancaman : Banjir Genangan 2. Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur A. B. C. D.
SD. NEGERI 011 Pagi, ancaman : Banjir genangan SD. NEGERI 010 Pagi, ancaman : Banjir genangan SD. NURUL YAQIN (swasta), ancaman : Banjir genangan SD. YPBK (swasta), ancaman : Banjir genangan
3. Kelurahan Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara A. SD NEGERI Penjaringan 01 Pagi, ancaman : Banjir ROB / Pasang laut B. SD NEGERI Penjaringan O2 Siang, ancaman : Banjir ROB / Pasang laut
2. PENCAPAIAN DAN KEBERHASILAN
2.1.
Kegiatan DRR SCHOOL CAMPING
Tempat dan Waktu Tempat : BUPERTA, Cibubur Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu / 1 -2 Agustus 2009 Disaster Risk Reduction (DRR) School Camping diadakan selama dua hari di Bumi Kemah Cibubur. Acara ini diikuti oleh 72 siswa SD, 31 laki-laki dan 40 perempuan; 8 guru SD, 1 guru SMA, dan 5 orang siswa SMA 111 Penjaringan yang berperan sebagai relawan dalam acara ini. SD yang mengikuti DRR Camp adalah SD.01 & SD.02 Kampung Melayu ; SD. Nuryaqin, SD. YPBK, SD.010 & SD.011 Cipinang Besar Utara (SBU) ; SD.01 pagi & SD.02 Petang Penjaringan. Dalam acara ini, sekolah-sekolah dikelompokan menjadi tiga, setiap kelompok sekolah terdiri dari tiga atau empat guru. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mentransfer pengetahuan Pengurangan Risiko Bencana kepada para siswa. Metode yang digunakan adalah dengan bemain peran, dengan menggunakan miniatur banjir serta dengan simulasi. Material-material yang digunakan selama acara adalah: 1. Miniatur Siklus Air buatan (dari kayu dan daur ulang koran) yang menyerupai gunung, sungai dan kota, untuk pengenalan konsep Ancaman dan Bencana 2. Miniatur Sekolah buatan (dari kayu) yang menyerupai ruang-ruang kelas di sekolah, untuk pengenalan konsep kerentanan dan kapasitas 3. Material Analisis Risiko di Sekolah 4. Kotak Perlengkapan P3K/First Aid 5. Materi dan Perlengkapan SAR/Search and Rescue Seluruh sesi disesuaikan dengan konteks bahaya banjir yang sudah dikenal oleh para siswa. Setelah seluruh kegiatan dilaksanakan, setiap sekolah diberikan waktu untuk menyusun rencana dan peta evakuasi. Pada umumnya seluruh kegiatan berjalan dengan baik, tetapi ada beberapa sesi yang dimulainya terlambat sehingga mengakibatkan mundurnya beberapa jadwal. Akibatnya, sesi terakhir pembuatan rencana kontinjensi menjadi sangat minim, sehingga dijadwalkan untuk dilakukan di pertemuan berikutnya. Para fasilitator acara ini, yang terdiri dari seluruh Tim DRR ACF 2009 para apprentice ACF, dan relawan-relawan dari SMA 111 pada mulanya merasa kesulitan dengan bahasa yang digunakan, tetapi adaptasi dilakukan dengan cepat, dan para fasilitator kembali menemukan ritme dan rima yang tepat untuk berkomunikasi dengan baik dengan para peserta. Keberhasilan dari kegiatan ini adalah: 1. Siswa dan guru yang diwawancara di akhir kegiatan mampu menyebutkan dan menggambarkan dengan baik pengetahuan mengenai
Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, Analisis Risiko Banjir, serta Bencana di sekolah masing-masing 2. Siswa dan guru dapat merespon dengan baik dan dengan cara yang aman, saat simulasi Kegiatan DRR Camping ini adalah yang pertama bagi Tim DRR ACF. Selama pembuatan konsep kegiatan ini, tim berusaha keras untuk menyelami kebutuhan sekolah, terutama siswa dan guru agar dapat memberikan pemahaman Pengurangan Risiko Bencana secara sederhana dan mudah dimengerti, dan pada akhirnya mudah untuk diterapkan. Akhirnya Tim memutuskan untuk membuat tiga model berbeda: dengan Miniatur Siklus Air (gunung, daratan, sungai, dan laut), Miniatur Sekolah, dan Bermain Peran. Model-model ini bertujuan untuk memberikan visual dan alat fisik/peraga fenomena alam dan bencana, agar pemahaman ancaman, bencana, kerentanan, kapasitas, dan risiko dapat diselami dengan mudah. Hasil evaluasi yang dilakukan setiap akhir sesi membuktikan bahwa para peserta puas dan mengerti materi yang diberikan, mereka juga mengatakan bahwa mereka merasa senang dengan metode “permainan” yang diberikan. Model-model ini kemudian dapat dijadikan alat belajar PRB untuk sekolah.
Jumlah Partisipan
Kelurahan Kampung Melayu
Cipinang Besar Utara
PENJARINGAN
Sekolah
Murid
SDN 01 PAGI
9
1
SDN 02 SIANG
9
1
SDN 011 PAGI
9
1
SDN 010 PAGI
9
1
SD. NURUL YAQIM
9
1
SD. YPBK
9
1
SDN 01 PAGI
9
1
SDN 02 SIANG
9
1
TOTAL
8
72
Jumlah Total Partisipan : 80 Orang Jumlah Fasilitator a. b. c. d.
Guru
Staf ACF PMI BASARNAS Volunteer
: = 11 Orang = 6 Orang = 3 Orang = 5 Orang
Secara keseluruhan orang yang terlibat = 105 Orang
8
LAMPIRAN 1. KONSEP MATERI KEGIATAN DRR AT SCHOOL No
Materi Tujuan Metode Pembelajaran PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS SEKOLAH
Media
Waktu
Fasilitato r
1
Membedakan Ancaman dan Bencana
2
Mengenal kerentanan
3
A
Murid dan guru dapat membedakan antara ancaman dan bencana serta dapat mengenali karakter ancaman di wilayah masing-amsing, sehingga muncul kesadaran kritis untuk bertindak secara tepat terhadap ancaman yang dihadapi Murid dan guru mampu mengenali dan mengidentifikasi kelompok rentan di sekolah masing-masing
Permainan, simulasi model dan cerita
LCD Projector, Maket banjir, Flipchart, Metaplan, spidol, miniatur mainan
45 Menit
ACF
Permainan, simulasi model dan cerita
45 Menit
ACF
Mengenal Kapasitas
Murid dan guru mampu mengenali dan mengidentifikasi kapasitas yang dimiliki disekolah
Permainan, simulasi model dan cerita
45 Menit
ACF
3
Menganalisa Risiko Banjir
Murid dan guru mampu menganalisis risiko yang terdapat disekolah saat terjadi banjir
Permainan, simulasi model dan cerita
45 Menit
ACF
4
Pemetaan Jalur Evakuasi Sekolah
Murid dan guru mengenali lingkungan sekolahnya dan mampu membuat jalur rencana evakuasi sekolah
Permainan, simulasi model dan cerita
LCD Projector, Maket banjir, Flipchart, Metaplan, spidol, miniatur mainan LCD Projector, Maket banjir, Flipchart, Metaplan, spidol, miniatur mainan LCD Projector, Maket banjir, Flipchart, Metaplan, spidol, miniatur mainan Metaplan, kertas Origami, Selotip, Spidol warna, miniatur mainan
45 Menit
ACF DAN BASARN AS
B
PELATIHAN SAR
1
Pengantar analisa Situasi dan Kondisi darurat banjir
Permainan, simulasi model dan cerita
alat peraga SAR & Safety
50 menit
BASARN AS
2
Upaya Penyelamatan Diri dan Rekan saat banjir
Permainan, simulasi model dan cerita
alat peraga SAR & Safety
110 menit
BASARN AS
3
Pengenalan alat pertolongan banjir
Murid dan guru memahami situasi dan kondisi darurat serta mampu mengidentifikasi apakah diri masingmasing sudah dalam keadaan aman atau belum Murid dan guru mampu melakukan tindakan tanggap untuk menyelamatkan diri dan teman sekitarnya saat kondisi bahaya dan darurat Murid dan guru mampu mengidentifkasi dan menggunakan alat-alat yang tersedia dilingkungn sekitar sekolah untuk menyelamatkan diri jika terjadi kondisi dan situasi darurat
Permainan, simulasi model dan cerita
alat peraga SAR & Safety
110 menit
BASARN AS
C
FIRST AID
1
Pertolongan Pertama dan Penilain kondisi gawat darurat banjir Penilain pertolongan pertama penderita gawat darurat saat banjir Penanganan penderita gawat darurat saat banjir
Siswa dan guru memahami konsep pertolongan pertama dan tujuan dari pertolongan pertama
Permainan, simulasi model dan cerita Permainan, simulasi model dan cerita Permainan, simulasi model dan cerita
Alat peraga PPGD
45 Menit
PMI
Alat peraga PPGD
45 Menit
PMI
Alat peraga PPGD
45 Menit
PMI
Imobilisasi / Evakuasi saat banjir
Siswa dan guru mampu bersamasama melakukan evakuasi terhadap penderita gawat darurat saat banjir
Permainan, simulasi model dan cerita
Alat peraga PPGD
45 Menit
PMI
2
3
4
siswa dan guru mampu melakukan penilaian dini mengenai pertolongan pertama saat darurat banjir Siswa dan guru memahami dan mampu melakukan penanganan pertama terhadap kasus-kasus yang mungkin ditemui saat banjir terjadi
D
PENGENLAAN RENCANA KONTINJENSI BANJIR BERBASIS SEKOLAH
1
Pengantar Konsep Rencana Kontinjensi Banjir di Sekolah
Guru memahami konsep rencana kontinjensi dalam konteks ancaman di wilayah sekolah masing-masing
Ceramah dan diskusi
LCD Projector
30 menit
ACF
LAMPIRAN 2. LESSON MODULES MODUL 1 PENGANTAR KONSEP PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS SEKOLAH RINGKASAN Modul ini terdiri dari 3 tipe/model pembelajaran. Model yang digunakan adalah maket miniatur alam, miniatur sekolah dan ”Role Play”. Ketiga model pembelajaran tersebut digunakan untuk menyampaikan konsep mengenai Ancaman (bahaya), Bencana, Kerentanan (Kelemahan), Kemampuan (Kelebihan), dan Risiko kepada anak-anak sekolah dasar, dalam hal ini lebih di khususkan pada konteks ancaman banjir. Pelaksanaan dapat dilakukan secara pararel bersamaan ataupun bertahap sesuai sesi (hal ini tergantung dari jumlah siswa yang berpartisipasi). Model 1. Maket Miniatur Alam Model 2. Maket Miniatur Sekolah Model 3. Role Play DRR MODEL 1. MAKET MINIATUR ALAM Tujuan: Pada akhir sesi partisipan dapat membedakan antara ancaman (bahaya) dan bencana, selain itu para siswa diharapkan juga dapat mengenali risikorisiko yang mungkin dialami berdasarkan karakter ancaman yang ada di wilayah masing-masing. Waktu: 45 menit
Dasar pemikiran : Melalui miniatur alam pada siswa dapat dipandu untuk menyaksikan proses-proses terjadinya banjir secara nyata. Gambaran nyata itu akan merangsang daya kritis pemahaman siswa terhadap proses-proses penyebab terjadinya banjir dengan segala risiko yang ada. Metode: Cerita, Curah Pendapat dan Simulasi Miniatur sambil bermain Alat & Bahan : 1. Miniatur Alam yang menggambarkan siklus pengairan (Hidrologi) 2. Aksesoris mainan (orang-orangan, rumah-rumahan, binatang, pohon, mobilmobilan, dsbg) 3. Air 4. Gayung atau Selang Air
Pengaturan : Siswa duduk melingkari maket miniatur Uraian proses secara rinci: 1. Fasilitator memulai dengan curah pendapat dengan meminta peserta mengidentifikasikan apa saja yang terdapat dalam miniatur alam tersebut. Setelah muncul hasil identifikasi dari siswa (akan muncul gunung, sungai, daratan, laut, pantai, dll), kemudian fasilitator memberikan pemahaman visual bagian yang tinggi dan rendah berdasarkan miniatur tersebut. Fasilitator melakukannya sambil bercerita mengenai siklus hidrologi – ’’bagaimana laut menguap menjadi awan, kemudian awan ditiup angin ke arah gunung, karena suhu lebih dingin awan kemudian menjadi hujan di daerah pegunungan, hujanpun turun dan menjadi mata air kemudian menjadi sungai-sungai, air mengalir pada sungai dari pegunungan menuju ke daratan dan berujung di muara sebelum ke laut ’’ (Pada saat ini fasilitator menuangkan air pada ujung sungai sehingga terlihat air mengalir pada miniatur sungai). 2. Setelah siswa melihat proses siklus hidrologi yang ada, kemudian siswa mulai diajak berdiskusi mengenai bahaya dan bencana. Tahapan yang dilakukan adalah fasilitator menyiram dengan jumlah air yang lebih banyak sehingga air meluap dari badan sungai. Dalam miniatur belum ada pemukiman dan penduduk. Tanyakan kepada siswa apakah Banjir yang ada merupakan bencana? 3. Hasil jawaban siswa didiskusikan, fasilitator mendiskusikan secara dua arah bahwa banjir adalah ancaman (bahaya) yang terjadi. Hal demikian tidak akan menjadi bencana apabila banjir tersebut tidak merusak atau merugikan pemukiman dan penduduk. 4. Fasilitator meminta pada siswa memilih mainan yang tersedia (orang-orangan, rumah-rumahan, mobil-mobilan, dsbg) dan meletakkannya di atas miniatur. Fasilitator dapat memancing siswa dengan menanyakan ’’Dimanakah biasanya adik-adik melihat rumah?’’, ’’ Apakah ada rumah-rumah dibangun di pinggir sungai?’’ pertanyaan yang dilontarkan bertujuan agar para siswa meletakkan aksesoris mainan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi sesuai dengan kenyataan yang mereka ketahui 5. Setelah para siswa meletakan semua aksesoris, fasilitator memulai dengan bercerita bahwa sekarang telah masuk musim penghujan, hujanpun turun (sambil menyiramkan air ke miniatur sungai). Air mengalir di badan sungai dan tidak terjadi banjir. ’’Tanyakan pendapat mereka kenapa tidak terjadi banjir?’’ kemudian tanyakan pula ’’apa menurut adik-adik yang menyebabkan terjadinya banjir?’’ biasanya jawaban muncul adalah sampah, bangunan dipinggir sungai, dsgb. Kalau jawaban tidak muncul fasilitator dapat memberikan gambaran membuang sampah di sungai sebagai contoh. 6. Fasilitator meminta siswa untuk meletakkan potongan kertas, gabus, kayu, dsbg sebagai sampah di badan miniatur sungai. 7. Kemudian fasilitator menyiramkan lagi air di atas badan sungai. Karena jalan air terhambat maka air akan meluap dan terjadi banjir. Diskusikan kepada siswa ’’kenapa terjadi banjir?’’, ’’apa saja dan siapa saja yang terkena dampak banjir?’’, ’’kondisi apa yang menyebabkan terkena dampak banjir?’’.
8. Fasilitator meminta siswa untuk memindahkan mainan kelokasi yang lebih aman menurut mereka. Pada saat ini fasilitator berdiskusi dua arah bagaimana supaya mainan tidak terendam air atau hanyut oleh banjir. 9. Fasilitator mengulangi menyiramkan air sehingga banjir terjadi, lihat bagaimana apakah masih ada mainan yang terendam air. 10. Diskusikan semua rangkaian yang mengarah pada kesimpulan apa itu ancaman (bahaya), Bencana, Kerentanan (kelemahan), Kemampuan (kelebihan) dan risiko MODEL 2. MAKET MINIATUR SEKOLAH Tujuan: Pada akhir sesi partisipan dapat mengidentifikasi kerentanan (kelemahan) dan Kemampuan (kelebihan) yang dimiliki sekolah serta Unsur berisiko yang mungkin terjadi/terdapat di sekolah masing-masing siswa. Waktu: 45 menit Dasar pemikiran : Melalui miniatur sekolah siswa dapat melihat secara tiga dimensi kondisi ruang sekolah yang paling berisiko. Melalui pemahaman dan pengenalan ruang tersebut siswa dapat mengidentifikasi dimana saja kemungkinan risiko terbesar terjadi. Selain itu siswa juga dapat mengbayangkan kemana harus mengamankan diri apabila terjadi banjir disaat aktifitas belajar mengajar terjadi. Metode: Cerita, Curah Pendapat dan Simulasi Miniatur sambil bermain Alat & Bahan : 1. Miniatur Sekolah yang menggambarkan kondisi sekolah 2. Aksesoris mainan (meja, kursi, orang-orangan, tangga, dsbg) 3. Air 4. Gayung atau Selang Air Pengaturan : Siswa duduk melingkari maket miniatur sekolah Uraian proses secara rinci: 1. Fasilitator memulai dengan curah pendapat dengan meminta peserta mengidentifikasikan apa saja yang biasa terdapat di lingkungan sekolah. Kemudian membandingkan dengan maket yang ada agar siswa paham bahwa maket miniatur tersebut adalah maket sekolah 2. Fasilitator mendiskusikan/mendengarkan pendapat siswa dengan melontarkan pertanyaan ’’apakah sekolah adik-adik pernah banjir?’’ apabila ada jawaban belum pernah maka coba meminta siswa untuk membayangkan bagaimana apabila banjir terjadi dan menggenangi sekolah. 3. Kemudian fasilitator menyiramkan air ke dalam maket sehingga terjadi banjir. Saat yang bersamaan fasilitator mencoba memberikan gambaran diskusi mengenai
’’apa saja benda-benda yang rusak akibat air’’, ’’apakah ada kemungkinan siswa terjebak air di kelas?’’,’’bagaimana kalau arus air kuat? ’’apakah ada tempat aman untuk berlindung?’’. Diskusi ini mengarah pada konsep kerentanan (kelemahan) dan Kemampuan (kelebihan) yang dimiliki siswa atau sekolah serta risiko yang dihadapi di sekolah saat banjir terjadi 4. Setelah itu fasilitator meminta siswa untuk mengidentifikasi apa saja kerentanan (kelemahan) dan Kemampuan (Kelebihan) yang dimiliki serta risiko yang dihadapi di sekolah masing-masing apabila terjadi banjir. Model 3. ROLE PLAY DRR Tujuan: Siswa mampu mengkategorikan secara cepat dan tepat kata-kata acak dalam kelompok bahaya, kelemahan, dan kekuatan, lalu mampu bercerita berdasarkan kata-kata yang didapat. Waktu: 30 menit
Dasar pemikiran : Melalui maket miniatur alam dan sekolah siswa mendapatkan pemahaman mengenai bahaya yang ada di sekitar lingkungan sekolah, mampu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan yang ada baik dalam diri sendiri maupun dalam sekolah. Dengan mengajak siswa bermain cepat tepat akan semakin mengasah kemampuan anak dalam mengkategorisasikan kata-kata petunjuk kedalam kelompok yang tepat. Metode: Instruksi permainan, memberikan contoh permainan, bercerita topik bencana dari kata-kata yang didapat. Alat & Bahan : 1. Metaplan 2. Sarung (3 / sesuai dengan banyaknya kelompok) 3. Tali rafia Pengaturan : Siswa dibagi dalam 3 kelompok, misalnya kelompok Apel, Jeruk, dan Pisang. Uraian proses secara rinci: 1. Fasilitator memulai dengan mengumpulkan siswa dalam satu lingkaran kecil dan memperkenalkan diri terlebih dahulu, lalu membagi peserta dalam tiga kelompok berbeda. 2. Fasilitator memancing kemampuang identifikasi siswa akan adanya bahaya, kelemahan, dan kekuatan yang terdapat di lingkungan sekolah dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti, ”Apa sajakah bahaya yang terdapat di sekitar sekolah adik-adik?”, lalu anak-anak menjawab
3.
4.
5.
6.
berdasarkan pemahaman mereka seperti, ” Sungai, karena dapat menyebabkan banjir!” , begitu juga untuk kategori kelemahan dan kekuatan, terlebih dahulu fasilitator memberikan umpan-umpan pertanyaan sehingga anak-anak bersemangat menyebutkan berbagai kelemahan dan kekuatan di sekitar sekolah ataupun lingkungan rumah yang dapat mereka identifikasi. Setelah fasilitator merasa anak-anak telah cukup paham mengenai kategorisasi bahaya, kelemahan, dan kekuatan, lalu fasilitator menjelaskan sistematika permainan. anak-anak berbaris sesuai kelompoknya masing-masing di belakang garis start. Sekitar 5 meter dari garis start terdapat tumpukan metaplan yang terdiri dari katakata berikut : Sekolah, kesadaran, siap siaga, tangga, telepon, obat-obatan, ramalan cuaca, pohon, sepeda, polisi, guru, panik, sampah, halaman kotor, takut, kabel listrik, air, api, angin kencang, bantaran kali, sungai, penyakit. Anak-anak akan mengambil satu kartu dari tumpukan kartu tersebut lalu berlari sejauh 5 meter lagi untuk menaruh kartu tersebut pada kategori yang tepat, misalnya kartu bertuliskan ”GURU” masuk dalam kategori kekuatan, begitu seterusnya. Syaratnya anak-anak harus berlari berdua-dua dalam satu sarung, hal ini dimaksudkan sebagai unsur rintangan dalam permainan ini. Permainan ini membutuhkan waktu selama 15 menit. Sebelum memulai permainan, fasilitator akan memastikan kembali bahwa semua peserta memahami dan mengerti apa yang harus dilakukan dengan memberikan kesempatan bertanya kepada temanteman yang masih bingung. Setelah permainan selesai, fasilitator akan mengumpulkan kembali peserta dalam lingkaran lalu bersama-sama mengkoreksi hasil kerja masing-masing kelompok, apakah kata-kata yang didapat masing-masing kelompok telah dengan tepat ditempatkan pada kategorinya. Lalu, bersama-sama pula memberikan penilaian atas hasil kerja kelompok. Fasilitator kemudian meminta masing-masing kelompok menyusun sebuah cerita dari kata-kata yang didapat. Fasilitator memberikan waktu 5 menit untuk menyusun cerita singkat, lalu perwakilan masing-masing kelompok diminta untuk bercerita di depan teman-teman lainnya.
LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI PROSES KEGIATAN Hasil Monitor Kegiatan A. Briefing siswa dan guru Peserta berkumpul di lapangan membentuk lingkaran besar. Siswa-siswi saling berkenalan, anak sekolah satu dengan sekolah yang lain. Acara ini juga diisi dengan permainan adu cepat membentuk grup kecil tiga sampai lima orang, kemudian mereka saling berkenalan. Kemudian anak-anak bernyanyi sambil berputar dan bertepuk tangan. Anak laki-laki dan anak perempuan lebih sulit berbaur dan canggung ketika diminta saling berkenalan, namun mereka cukup bersemangat mengikuti kegiatan ini. Sekiranya kegiatan ini mudah dipahami dan secara garis besar anak-anak cukup paham dengan instruksi B. Pembekalan PRB melalui maket banjir alam Peserta berkumpul di lapangan mengamati maket banjir alam yang belum diberi rumah-rumahan, gedung, atau miniatur orang. Peserta mendapatkan pelajaran mengenai GEJALA ALAM, disimulasikan dengan menuangkan air ke maket, melalui gunung melewati sungai sampai ke laut. Kemudian peserta diajak ikut serta meletakkan miniatur rumah, gedung, dan orang pada maket. Peserta juga diminta untuk meletakkan sampah-sampah di aliran sungai. Air dituangkan kembali hingga membanjiri sekitar sungai. Peserta dapat menyimpulkan kerentanan yang timbul akibat membangun rumah di dekat sungai serta akibat yang ditimbulkan dari membuang sampah ke sungai, memahami BAHAYA dan BENCANA. Peserta kemudian diminta untuk menuliskan gejala alam dan bencana serta kerugian yang muncul karenanya. Peserta terlihat aktif dan antusias dan semangat mengikuti kegiatan ini, namun masih ada beberapa anak yang kurang mengerti karena tidak fokus terhadap fasilitator; fasilitator sebaiknya lebih mendekati peserta yang kurang aktif. Sesi ini cukup menarik bagi peserta karena maket dan peralatan yang digunakan, peserta terlihat semangat bermain maket. Namun ada peserta yang kemudian lebih banyak main-main dengan miniatur, dan beberapa peserta tidak bisa berhenti berbicara sendiri serta sibuk memainkan pulpennya; untuk pelatihan kedepan sebaikya tidak menggunakan pulpen yang dapat dicetrek agar tidak mengganggu konsentrasi. Ada kelompok yang mendapatkan permainan tari Afrika, ada yang tidak, sehingga tidak merata. C. Pembekalan PRB melalui maket banjir sekolah Peserta berkumpul di lapangan di sekitar maket banjir sekolah dan memperhatikan penjelasan dari fasilitator. Maket banjir sekolah merupakan miniatur sekolah dengan beberapa ruang kelas dan lapangan sekolah. Air dituangkan ke dalam maket untuk memberikan simulasi banjir yang terjadi di sekolah. Respon peserta cukup baik, ada pertanyaan yang muncul seputar banjir yang terjadi selama berhari-hari. Fasilitator menjawab bahwa SAR akan segera memberi pertolongan dengan mengevakuasi siswa dan guru. Materi yang diberikan seputar KERAWANAN, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN. Peserta cukup mengerti konteks dan inti dari sesi ini, namun banyak yang terlihat bosan dan tidak fokus. Notetaker mencatat bahwa sebagian peserta pasif dan kurang minat karena fasilitator kurang berinteraksi dan dalam memberikan penjelasan bahasa yang dipakai kurang bisa dimengerti oleh peserta. D. Pembekalan PRB melalui games DRR Peserta diajak bermain adu kecepatan dengan mengumpulkan sekumpulan kartu berisi kata-kata yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana. Mula-mula
peserta diperkenalkan dengan konsep BAHAYA, KELEMAHAN, dan KEKUATAN melalui cerita yang disampaikan oleh fasilitator. Kemudian peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang bertanding untuk mengkategorikan kartu-kartu yang berkaitan dengan bahaya, kelemahan, dan kekuatan. Tiap kelompok harus menggunakan sarung untuk mengambil kartu-kartu tersebut. Dalam satu sarung dua anak terlibat bermain, mereka juga harus tangkas dalam mengkategorikan kata. Beberapa kata-kata yang digunakan adalah siaga, kesadaran, pengetahuan, air, polisi, sampah, dan lain sebagainya. Kemudian tiap kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah kalimat dengan kata-kata yang sudah mereka kategorikan. Peserta juga diajak bermain kucing tikus dan beberapa permainan yang melibatkan psikomotorik untuk meningkatkan semangat mereka. Pada sesi ini, peserta terlibat aktif dan sangat terhibur dengan cara belajar sambil bermain. Mereka cukup mengerti instruksi, fasilitator menyampaikan materi dengan baik dan mudah dipahami, serta bahasa yang dipakai cukup sederhana. Sebaiknya untuk pembekalan yang melibatkan aktivitas fisik, diperhatikan keamanan bermain dan disediakan air minum. E. Materi first aid Fasilitator dari Palang Merah Indonesia membagi kelompok peserta menjadi tiga, dan menjalankan sesi dengan materi yang sama secara paralel dengan tiga kelompok. Materi first aid terdiri dari dua bagian: 1. Pembekalan first aid Fasilitator memberikan materi mengenai pembalutan luka dan pembidaian bagi korban banjir. Materi ini disampaikan langsung dengan memberikan contoh praktik. Mula-mula peserta diperkenalkan dengan konsep pertolongan pertama, sampai pada evakuasi, penanganan korban luka di pelipis, pembalutan luka bakar, pembalutan di telapak tangan, pemakaian bidai, serta pembuatan tandu dari bambu dan sarung. 2. Simulasi first aid Response calculation No Kegiatan
Fasilitator
Notetaker
A
Briefing siswa dan guru Pembekalan PRB melalui maket banjir alam
Naning
Ervin
Pembekalan PRB melalui maket banjir sekolah
Anwar, Martius, & Ervin
B
C
Fredy
Response Partisipan
Cukup semangat, cukup paham Agus V Sangat semangat, cukup paham Esa & Ikbal Sangat semangat, cukup paham, banyak yang mengeluh letih, banyak yang diskusi sendiri, anak-anak konsentrasinya kurang karena main cetekan pulpen Wulan & Sangat semangat, rasa ingin Ira tahu tinggi, Agus Cukup semangat, sangat paham, namun banyak yang tidak mendengarkan, fasilitator kurang efektif memberikan instruksi Wulan & Cukup semangat, namun Ira kurang memperhatikan,
D
Pembekalan PRB melalui games DRR
Ben, Putri, & Agus
E1
Pembekalan first aid
PMI
E2
Simulasi first aid
PMI
peserta bosan, kurang fokus, cukup paham, memahami sekali, tetapi masih ada peserta yang tidak memperhatikan Esa & Ikbal Kurang semangat, kurang bisa berinteraksi dengan peserta SD, kata-kata sulit diserap peserta SD Esa & Ikbal Sangat semangat, peserta berebut mendapatkan katakata, cukup paham, peserta ada yang kurang memahami instruksi, anak-anak haus sehabis lari-lari Agus Sangat semangat, sangat paham, ada anak yang lelah, ada yang curang Wulan & Sangat semangat, peserta Ira senang dan fokus, sangat paham, peserta sangat memahami instruktur, respon sangat bagus, harus diperhatikan keamanan dalam game Agus & Sangat semangat, sangat Wulan senang dengan materi, sangat paham, memperhatikan, merasa terhibur, namun terlalu lama sehingga ada yang bosan Ikbal & Ira Sangat semangat, materi menarik, sangat paham, penjelasan baik dan mudah dipahami, peserta antusias mempraktikkan, guru-guru sibuk sendiri Esa Sangat semangat, sangat antusias, sangat paham, bisa mempraktikkan dengan benar, ada yang tidak kebagian mitela Ikbal & Ira Sangat semangat, antusias, sangat paham, peserta teliti namun tidak tertib Wulan & Sangat semangat, sangat Agus paham, mudah mengeri, namun peserta terburu-buru dalam mempraktikkan sehingga korban kurang diperhatikan kenyamanannya Esa Sangat semangat, cukup paham, mengerti instruksi namun tidak dijalankan semuanya
F1
Sosialisasi SAR
F2
Permainan baris berbisik
F3
Permainan penyelamatan reach and throw
F4
Permainan mencari barang penyelamatan
F5
Permainan mengenal kontur topografi
F6
Simulasi SAR
SAR
Putri
Patty, Agus, Wulan, Yophy & Esa Wulan, Agus, Esa, Ikbal, Ira, & Patty
G1 Rencana Kontinjensi Sekolah
Fredy
G2 Membuat peta sekolah
Agus
Umpan balik siswa dan guru
Sangat semangat, foto-foto membuat menarik, sangat paham, peserta mengerti bencana yang diakibatkan oleh air Kurang semangat, tidak mendengarkan dengan baik, kurang focus, tidak serius, cukup paham
Cukup semangat, terutama saat membuat rantai manusia, semakin lama semakin jenuh, sangat paham dengan instruksi, ada peserta yang pasif, mampu mempraktikkan yang sudah dijelaskan dengan bantuan guru Patty, Kurang semangat, peserta Wulan, sudah agak lelah, cukup Agus, Esa, paham dan sangat paham, Yohpy, memahami apa yang diinstruksikan, fasilitator kurang interaksi, bahasa yang dipakai harus lebih sederhana Wulan, Sangat semangat, aktif, sangat Agus, & paham, instruktur mudah Esa dimengerti, saran agar lebih diperhatikan keamanan peserta Agus & Sangat semangat, peserta Wulan senang melakukan simulasi, sangat paham, fasilitator sangat bagus memberikan materi, saran agar lebih terorganisir Putri, Interaktif, walaupun lelah tetapi Patty, & masih banyak respon dari guru Ervin dan siswa SMA 111 Wulan, Cukup semangat, masih ada Agus, yang kurang memperhatikan Ikbal, Ira, & dan tidak ikut membantu Mahesa membuat peta sekolah karena lelah dan sempitnya waktu, cukup paham, memahami sebagian saja, sudah mulai jenuh dengan kegiatan, saran agar lebih terorganisir dan berikan motivasi agar mereka aktif
1. pembagian kelompok dan pembukaan Frequency 52 12 64
Valid senang Datar Total
Percent Valid Percent 81.3 81.3 18.8 18.8 100.0 100.0
Cumulative Percent 81.3 100.0
pembagian kelompok dan pembukaan
senang datar
18.75%
81.25%
2. pengurangan risiko bencana
Valid
Frequency 61 3 64
senang datar Total
Cumulative Percent Valid Percent Percent 95.3 95.3 95.3 4.7 4.7 100.0 100.0 100.0
pengurangan risiko bencana
senang datar
4.69%
95.31%
3. makan siang
Valid
Frequency 60 4 64
senang datar Total
Percent Valid Percent 93.8 93.8 6.3 6.3 100.0 100.0
Cumulative Percent 93.8 100.0
makan siang
senang datar
6.25%
93.75%
4. P3K dengan PMI
Valid
senang datar Total
Frequency 55 9 64
Percent Valid Percent 85.9 85.9 14.1 14.1 100.0 100.0
Cumulative Percent 85.9 100.0
P3K dengan PMI
senang datar
14.06%
85.94%
5. membuat peta dan jalur evakuasi
Valid
senang
Frequency 58
Percent Valid Percent 90.6 90.6
Cumulative Percent 90.6
datar Total
6 64
9.4 100.0
9.4 100.0
100.0
membuat peta dan jalur evakuasi
senang datar
9.38%
90.62%
6. tidur malam
Valid
senang datar sedih Total
Frequency 43 18 3 64
Percent Valid Percent 67.2 67.2 28.1 28.1 4.7 4.7 100.0 100.0
Cumulative Percent 67.2 95.3 100.0
tidur malam
senang datar sedih 4.69%
28.12%
67.19%
HARI KEDUA 1. olahraga pagi Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
senang datar sedih Total
59 4 1 64
92.2 6.3 1.6 100.0
92.2 6.3 1.6 100.0
92.2 98.4 100.0
olahraga pagi
senang datar sedih 6.25%
1.56%
92.19%
2. belajar SAR
Valid
senang datar Total
Frequency 59 5 64
Percent Valid Percent 92.2 92.2 7.8 7.8 100.0 100.0
Cumulative Percent 92.2 100.0
belajar SAR
senang datar
7.81%
92.19%
3. makan siang hari kedua
Valid
senang datar Total
Frequency 59 5 64
Percent Valid Percent 92.2 92.2 7.8 7.8 100.0 100.0
Cumulative Percent 92.2 100.0
makan siang hari kedua
senang datar
7.81%
92.19%
4. pembuatan rencana siaga sekolah
Valid
Frequency 57 7 64
senang datar Total
Percent Valid Percent 89.1 89.1 10.9 10.9 100.0 100.0
Cumulative Percent 89.1 100.0
pembuatan rencana siaga sekolah
senang datar
10.94%
89.06%
Kesimpulan : Hari Pertama 1
Pembagian kelompok dan pembukaan
2 3 4
☺ 12 (18.75%)
0
Pengurangan risiko bencana Makan siang
52 (81.25%) 61 (95.3%) 60 (93.8%)
3 (4.7%) 4 (6.3%)
0 0
P3K dengan PMI
55 (85.9%)
9 (14.1%)
0
5 6
Membuat peta dan jalur evakuasi Tidur malam
Hari Kedua
58 (90.6%) 43 (67.2%)
6 (9.4%) 18 (28.1%)
0 3 (4.7%)
☺
1
Olah raga pagi
59 (92.2%)
4 (6.3%)
1 (1.6%)
2 3 4
Belajar SAR Makan siang Pembuatan rencana siaga sekolah
59 (92.2%) 59 (92.2%) 57 (89.1%)
5 (7.8%) 5 (7.8%) 7 (10.9%)
0 0 0
Dari 10 sesi yang dianalisis semuanya menunjukkan presentase lebih dari 50% responden berupa siswa dan guru menilai bahwa kegiatan DRR School Camp menyenangkan. Presentase responden terbanyak yang menyatakan senang adalah pada sesi pengurangan risiko bencana (95.3%). Besarnya presentase responden yang senang dapat disebabkan karena metode bermain sambil belajar disertai dengan alat bantu yang mendukung menjadi sangat efektif dalam mengenalkan kepada anak tentang konsep PRB. Masih terdapat beberapa responden yang menyatakan bahwa materi kegiatan DRR School camp biasa-biasa saja. Nilai biasa-biasa saja cenderung besar untuk kegiatan tidur malam, bahkan sebanyak 5% menyatakan tidak menikmati sama sekali waktu tidur malam. Hal ini disebabkan karena waktu untuk tidur malam tidak dimaksimalkan dengan baik oleh beberapa peserta kemping, sehingga anak ataupun guru yang benar-benar ingin istirahat menjadi terganggu. Sebagai kesimpulan, materi kegiatan DRR School Camp pada tanggal 1-2 Agustus telah sangat baik, namun kedepannya untuk kegiatan yang sama perlu memperhatikan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan : 1. konsep materi harus lebih matang lagi sehingga alur acara, koordinasi dengan fasilitator luar, serta koordinasi internal team berjalan dengan baik 2. padatnya jadwal pemberian materi terlalu berat bagi anak-anak. Alur acara begitu padat dari kedatangan sampai dengan pulang 3. kontinjensi mulai berlangsung dengan baik, follow up seperti simulasi sebaiknya harus cepat dilakukan sehingga pembelajaran pada saat DRR School Camp langsung diimplementasikan Catatan untuk notetaking: 1. Lebih baik menuliskan juga nama fasilitator 2. Lebih baik menuliskan juga waktu dan lamanya sesi
DRR SCHOOL KONTINJENSI Rencana kontinjensi ini hanya dilaksanakan di dalam satu kelurahan saja, yaitu Cipinang Besar Utara. Keterbatasan waktu serta sumberdaya manusia menjadi faktor utama kenapa hanya melakukan rencana kontinjensi di saru wilayah saja. Dasar pemilihan wilayah dikarenakan memang sekolah-sekolah yang berada di wilayah cipinang besar utara memang mengalami kebanjiran langsung, potensi risiko ini melekat di sekolah-sekolah yang di pilih untuk menyusun sebuah rencana kontinjensi banjir sekolah. Maka pada akhirnya hanya empat sekolah yang di libatkan sebagai model untuk pembuatan kontinjensi sekolah, yaitu SDN. 011 pagi, SDN 010 pagi, SD. Nurul Yaqin dan SD. YPBK, Namun karena waktu yang berbenturan dengan kepentingan proses akreditasi sekolah, maka SD. YPBK tidak dapat mengikuti proses hingga selesai. Pembuatan rencana kontinjensi sekolah ini dilaksanakan secara berkala, terdiri dari 4 kali pertemuan, tiap pertemuan dilaksanakan pada hari sabtu, karena hari sabtu merupakan hari khusus sekolah-sekolah dasar melakukan kegiatan ekstra kurikuler. Disampig itu kesediaan waktu guru-guru juga ada. Tempat pertemuan dilakukan di SDN 011 pagi, Cipinang Besar Utara, pertemuan 1 pada tanggal 24 Oktober 2009, pertemuan ke-2 pada 31 oktober 2009, pertemuan ke-3 pada 7 November 2009, pertemuan ke-4 pada 21 November 2009. Pada pertemuan ke-1 merupakan pertemuan orientasi mengenai konsep rencana kontinjensi berbasis sekolah, selain itu juga membangun kesepakatan dan komitmen bersama pihak sekolah-sekolah untuk terlibat dan bersedia melakukan rangkaian kegiatan proses penyusunan rencana kontinjensi, namun pada pertemuan pertama tidak dihasilkan keputusan sebab kepala sekolah sebagai pemegang keputusan tidak dapat hadir, sementara guru-guru belum bisa memutuskan, baru kemudian setelah ada proses perbincangan dengan kepala sekolah SDN 011pagi, CBU, selaku koordinator sekolah untuk wilayah CBU, memutuskan bahwa kegiatan rencana kontinjensi ini penting untuk dilakukan barulah kegiatan RENKON banjir sekolah dapat terlaksana dengan lancar, karena sudah ada keputusan dari para kepala sekolah. Pertemuan ke-2 membahas pengkajian tingkat risiko yang di alami oleh pihak sekolah. Melalui dokumen ini kemudian menjadi dasar acuan untuk menyusun SOP tiap-tiap sekolah dalam menghadapi banjir. Pada pertemuan ini SD. YPBK masih dapat hadie. Kemudian pada pertemuan ke-3 melanjutkan pembahasan yakni membuta SOP dan menginventarisasi sumber daya sekolah dalam menghadapi banjir, selain itu juga di lakukan penyusunan rencana aksi sekolah yang terbagi-bagi dalam beberapa sektor, yakni : sektor komunikasi dan informasi, sektor Logistik, Sektor tanggap darurat dan sektor kesehatan. Berlanjut pada pertemuan ke-4 merupakan final dari penyusunan draff rencana kontinjensi sekolha, para guru-guru di latih kembali mengenai pengetahuan pertolongan pertama pada gawat darurat dan prinsip-prinsip dasar rescue ketika banjir melanda. Dari semua rangkaian tersebut, finalnya dalah simulasi banjir, simulasi ini merupakan aktivasi dari sebuah rencana kontinjensi. Pelaksanaannya hanya dilakukan di SD. Nurul Yakin, karena merupakan sekolah yang paling rentan, dan sekali lagi waktu yang terbatas merupakan faktor utama simulasi tidak dilakukan di sekolah yang lain, namun para guru diundang untuk menghadiri proses simulasi di SD. Nurul Yakin agar dapat belajar bersama dan mampu menerapkan di sekolah masing-masing. Dukungan sumberdaya peralatan dalam rencana kontinjensi juga di berikan ACF kepada sekolah-sekolah yang mengikuti rangkaian proses dari awal hingga selesai. Peralatan ya ng diberikan merupakan peralatan yang di butuhkan ketika
menghadapi banjir di sekolah. Hal ini merupakan upaya memenuhi kesenjangan sumberdaya yang dimiliki sekolah dalam menghadapi banjir. Jumlah Partisipan
Kelurahan Pertemuan 1, 24 Oktober 2009
Pertemuan 2, 31 Oktober 2009
Pertemuan ke-3, 7 November 2009
Pertemuan Ke-4, 21 November 2009
Sekolah
Female
Male
SD.010
2
3
SD. 011
2
0
SD. Nurul Yakin
4
1
SD.010
6
2
SD. 011
11
3
SD. Nurul Yakin
3
1
SD. YPBK
4
2
SD.010
3
2
SD. 011
11
2
SD. Nurul Yakin
3
1
SD. YPBK
0
0
SD.010
0
2
SD. 011
12
1
SD. Nurul Yakin
2
1
Satgas STPB
1
2
Pengurus RW
-
2
Basarnas
3
Hasil Dokumen Rencana Kontinjensi Sekolah 1. SD. Negeri 010 CBU ANALISIS RISIKO 1.1. PENGKAJIAN KARAKTER ANCAMAN JENIS ANCAMAN : BANJIR Asal
Hujan lebat, air kiriman dari hulu, sampah menyebabkan sungai mampet
Tenaga Tanda Peringatan Sela waktu Kecepatan Hadir Frekuensi
Arus air, sampah dan genangan air Bel sekolah, info dari kelurahan, SMS ketinggian air di pintu air, info dari media elektronik dan cetak
Perioda
Selama musim penghujan
Durasi
1 – 4 minggu
Intensitas
Tinggi air 3 meter, menenggelamkan sekolah
Posisi
+/- 30 meter dari sungai (perlu di check kembali)
5 – 15 menit (perlu dicheck setelah tanda peringatan darimana/siapa) ….?
1.2. PENILAIAN TINGKAT RISIKO BANJIR BENTUK RISIKO PADA SEKOLAH
KERENTANAN / KELEMAHAN PENYEBAB BERISIKO
KAPASITAS/ KEMAMPUAN YANG ADA
KAPASITAS/KEMAMPUAN YANG BELUM ADA
TINGKA T RISIKO
Dokumen penting, alat elektronik, piala, alat peraga, buku-buku basah dan rusak Siswa, guru dan warga sekolah
Terletak di lantai bawah/dasar , sementara lantai dasar terendam banjir
Memindahkan ketempat rak-rak yang lebih tinggi
Memindahkan ke lanatai atas pada saat mendekati musim banjir datang
Sedan g
Tidak mampu berenang
Ada guru Olah raga, ada tali, ban bekas, ember besar
Pelampung, alat atau transportasi evakuasi
Tinggi
1.3. PROSEDUR TETAP SEKOLAH (PROTAP) / STANDAR OPERASIONAL (SOP)
NO
WARGA SEKOLAH
KEGIATAN NORMAL Intensitas Hujan rendah/tidak ada, musim kemarau, air sungai stabil
SEBELUM WASPADA Kondisi mulai masuk musim penghujan, banjir kiriman mulai terjadi, bagian hulu mulai hujan
1
Kepala Sekolah
Mengisnstruksi kan penjaga sekolah untuk mengevakuasik an dokumen penting milik sekolah
Menginstruksi kan membereskan berkas-berkas penting di tempat yang lebih tinggi / aman
2
Guru kelas
Menginventarisi r dokumen dan barang yang rentan terhadap air
3
Guru olahraga
Memberikan materi pembelajaran p3k
Bekerja sama dengan semua warga sekolah untuk membantu mmenempatk an dokumendokumen penting ke tempat yang aman Mengajarkan materi renang dan penyelamatan diri untuk siswa dan warga sekolah
4
Pegawai TU
5
Penjaga Sekolah
Menindak lanjuti kegiatan inventaris barang maupun dokumen penting sekolah ke dalam dokumen induk sekolah berupa data komputer Menjaga kebersihan gudang serta memeriksa
Membantu penjaga sekolah untuk membereskan serta meletakkan dokumen penting ke tempat yang lebih aman Memeriksa dan menyiapkan keadaan
SAAT
SESUDAH
Menginstruksikan penjaga sekolah untuk membunyikan tanda peringatan bencana banjir milik sekolah dan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat untuk menentukan tempat evakuasi Menenangkan situasi kelas untuk evakuasi siswa ke tempat yang benar
Menginstruksik an semua warga sekolah untuk membersihkan lingkungan sekolah sehabis banjir
Mensosialisasi kan sistem peringatan dini bencana banjir serta mensosialisasi kan perlengkapan yang akan digunakan saat bencana tiba Membantu guru olah raga mensosialisasi kan sistem peringatan dini
Mempersiapkan peralataan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk mengevakuasi siswa
Membantu membersihkan lingkungan sekolah dan mendata murid yang terkena penyakit pasca banjir
Membantu guru olehraga
Membantu guru kelas untuk mendata siswa yang terkena banjir dan penyakit pasca banjir
Membantu guru olah raga mensosialisasi kan sistem
Mengatur dan menempatkan rambu-rambu jalur keluar evakuasi
Membersihkan lingkungan sekolah
AWAS Puncak Musim Hujan, Intensitas hujan tinggi, muka air sungai tidak stabil, hujan setiap hari di Hulu) Menginstruksi kan kepada seluruh warga sekolah sekolah untuk mempersiapka n diri pada tugas masingmasing
Memeriksa keamanan dokumendokumen penting dari ancaman kebocoran tempat pelindung
Mendata siswa yang terkena banjir serta mendata perlengkapan siswa yang rumahnya terkena banjir
keberadaan perlengkapan peralatan yang dimiliki sekolah
6
Murid / siswa
Semua murid melakukan kerja bakti serta piket harian
7
Warga Sekitar
Melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan
perlengkapan yang dibutuhkan saat akan terjadi banjir seperti pembuatan rambu-rambu saat proses evakuasi terjadi Mengikuti arahan dan pelatihan yang diberikan guru olahraga tentang materi p3k dan penyeelamata n diri Membersihkan lingkungan sekitar sekolah dari sampah khususnya saluran air di sekolah
peringatan dini
siswa ke tempat evakuasi yang ditentukan oleh kepala sekolah beserta tokoh masyarakat
Mengikuti kegiatan sosialisasi sistem peringatan dini di lapangan sekolah
Mengikuti proses evakuasi ke tempat yang telah ditentukan
Membantu membersihkan lingkungan sekolah
Membantu pemberian materi sosialisasi siaga banjir kepada siswa
Membantu guru dan kepala sekolah dalam proses evakuasi
Membantu warga sekolah membersihkan lingkungan sekolah
1.4. RENCANA AKSI SEKOLAH 1.4.1.
SEKTOR KOMUNIKASI DAN INFORMASI
NO
KEGIATAN
LATAR BELAKANG Hilangnya dokumen saat terjadinya hujan yang airnya menetesi almari dari atap kelas atau ruangan kerja TU dan kepala sekolah
1.
Inventarisasi dokumen beserta peralatan dan perlengkapan yang rawan terhadap air
2.
Memindahkan dokumen, peralatan serta perlengkapan ke tempat yang tidak terkena tetesan ataupun aman dari genangan air
Hilangnya dokumen saat terjadinya hujan yang airnya menetesi almari dari atap kelas atau ruangan kerja TU dan kepala sekolah
3.
Menginventaris ulang dokumen, peralatan serta perlengkapan yang
Hilangnya dokumen, peralatan serta perlengkapan saat
TUJUAN Melakukan pengamanan terhadap dokumen penting milik sekolah ataupun milik siswa dari tetesan air hujan dan genangan air Melakukan pengamanan terhadap dokumen penting milik sekolah ataupun milik siswa dari tetesan air hujan dan genangan air Melakukan pengamanan terhadap dokumen
CARA MELAKSANAKAN Setiap guru dan tenaga TU melakukan pendataan dokumen, peralatan serta perlengkapan milik sekolah dan milik siswa
WAKTU Status normal
Mengeluarkan serta mengangkat dokumen, peralatan serta perlengkapan ke tempat yang sudah disiapkan di tempat yang aman dari tetesan air hujan ataupun genangan air
Status normal
Setiap guru dan tenaga TU melakukan pendataan ulang dokumen, peralatan
Status normal
sudah berada pada tempat yang aman
proses pemindahan ke tempat yang aman
4.
Pembuatan ramburambu jalur evakuasi siswa dan warga sekolah
Tidak tertibnya siswa saat keluar masuk dari kelas ke tempat yang lebih aman
5.
Merumuskan sandi sosialisasi tanda peringatan bencana banjir
Tidak adanya tanda peringatan yang diberikan dari satu komando
6.
Sosialisasi tanda peringatan banjir
Tidak adanya tanda peringatan yang diberikan dari satu komando
7
Simulasi proses evakuasi bencana banjir teruntuk siswa serta warga sekolah
Paniknya siswa serta warga sekolah pada saat bencana banjir tiba
8
Mempersiapkan peralataan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk mengevakuasi siswa Pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi siswa serta warga sekolah Memberikan penjelasan rambu jalur evakuasi
Tidak adanya kesiapan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat bencana banjir terjadi
penting milik sekolah ataupun milik siswa dari tetesan air hujan dan genangan air Menertibkan arus keluar masuknya siswa serta warga sekolah saat proses evakuasi Membelajari siswa serta warga sekolah terhadap sistem peringatan dini bencana banjir Untuk membiasakan pengetahuan tanda serta rambu peringatan dini bencana banjir Memberikan pengetahuan tentang penyelamatan diri saat bencana banjir Menyiagakan peralatan dan perlengkapan untuk menghadapi bencana banjir
Tidak terdapatnya rambu-rambu jalur evakuasi
Belum adanya penjelasan ramburambu jalur evakuasi
9
10
serta perlengkapan milik sekolah dan milik siswa yang sudah berada pada tempat yang aman
Membeli perlengkapan serta peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan ramburambu jalur evakuasi
Status normal
Melakukan pengajaran kepada siswa dan guru tentang tanda peringatan
Status normal
Melakukan sosialisasi tanda peringatan banjir
Status waspada
Menentukan waktu untuk menyerentakkan kegiatan simulasi yang akan dilakukan oleh seluruh siswa serta warga sekolah Meletakkan peralatan dan perlengkapan di lokasi yang sesuai
Status waspada
Untuk memberi petunjuk arah jalur evakuasi
Pemasangan menggunakan paku
Status waspada
Untuk mengetahui fungsi dari rambu serta jalur evakuasi yang ditentukan
Masuk ke setiap kelas
Status saat
Status waspada
Nama Sekolah : SDN Cipinang Besar Utara 10 Pagi UNIT : KOMUNIKASI DAN INFORMASI NO
KEBUTUHAN
SATU AN
JUMLAH YANG DIBUTUHK
PERSEDI AAN
KEKURAN GAN
FUNGSI
AN 1
Tanda-tanda evakuasi
Buah
10
-
10
Memberikan petunjuk kepada warga sekolah akan jalur Mengetahui tinggi air saaat bencana banjir terjadi Untuk komunikasi saat evakuasi
2
Meteran tinggi air
Buah
I
-
I
3
Walkie talkie
Buah
5
-
5
4
Penggeras suara
Buah
1
1
-
Memberitahukan kepada siswa
5
Batre
Buah
10
2
8
Persediaan batre
PROYEKSI KEBUTUHAN
1.4.2. N O
SEKTOR LOGISTIK
KEGIATAN Penyediaan rak buku gantung
1
Rak buku gantung
LATAR BELAKANG Banyaknya buku yang terendam Buah
2
TUJUAN Agar buku banyak yang tidak terendam -
Nama Sekolah : SDN CIPINANG BESAR UTARA 10 PAGI 2 Plastik kedap Pak 5 air UNIT : SEKTOR LOGISTIK NO
KEBUTUHAN
SATUAN
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN
PERSEDIAAN
CARA MELAKSANAKAN Pembuatan/pembelia n rak buku 2
5 KEKURANGAN
WAKTU Sebelum
Meletakkan buku di tempat yang lebih tinggi Membungkus buku FUNGSI
3
Cat waterproof pelindung
Kaleng
6
-
6
Melapisi kursi, lemari dan meja
PROYEKSI KEBUTUHAN
1.4.3. N O
SEKTOR KESEHATAN LATAR BELAKANG
KEGIATAN
1.
Menyiapkan kotak P3K
2.
Menyediakan makanan
Banyak siswa yang membutuhkan obat-obatan Banyak siswa yang kelaparan
TUJUAN Untuk pertolongan pertama Untuk memberikan pertolongan
CARA MELAKSANAKA N Menyediakan kotak P3K
Menyetok makanan instant
WAKTU Sebelum
Sebelum
PROYEKSI KEBUTUHAN Nama Sekolah : SDN CIPINANG BESAR UTARA 10 PAGI UNIT : SEKTOR KESEHATAN NO
KEBUTUHAN
SATUAN
PERSEDIAAN
KEKURANGAN
Dus
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN 6
1
Perban
2
-
6
Membalut luka
Betadin
Botol
2
1
2
Mengobati luka
3
Oralit
Dus
20
-
20
4
Minyak angin
Botol
12
1
12
5
Salep kulit
Dus
1
-
1
6.
Antibiotik
Strip
2
-
2
Mengobati siswa yang terkena diare Menghangatkan siswa yang kedinginan Mengobati jamur kulit siswa Obat pencegah infeksi
1.4.4. N O
2.
FUNGSI
SEKTOR GAWAT DARURAT (EMERGENCY RESPONSE)
KEGIATAN Penyediaan ban bekas Pelatihan renang
PROYEKSI KEBUTUHAN
LATAR BELAKANG Tidak adanya perahu Banyaknya guru dan siswa yang tidak bisa berenang
TUJUAN Sebagai alat penyelamatan Penyelamatan diri
CARA MELAKSANAKAN Menyediakan ban bekas Dilatih waktu-waktu tertentu
WAKTU Sebelum Sebelum
Nama Sekolah : SDN CIPINANG BESAR UTARA 10 PAGI UNIT : EMERGENCY KITS NO
KEBUTUHAN
SATUAN
1
Ban
Buah
2
Tali
3 4 5 6. 7
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN 10
PERSEDIAAN
KEKURANGAN
FUNGSI
-
10
Untuk penyelamatan
Rol
3
-
3
Pelampung
Buah
10
-
10
Emergency bell Perahu karet
Buah
1
-
1
Buah
5
-
5
Buah
5
-
5
Buah
2
-
2
Untuk penyelamatan Untuk penyelamatan Untuk pemberitahuan Untuk penyelamatan Untuk penyinaran Untuk pompa
Senter kedap air Pompa angin
1.4.5. N O
SEKTOR KEBERSIHAN / BERSIH-BERSIH LATAR BELAKANG
KEGIATAN Kerja bakti pasca banjir
2.
Piket
3.
Memeriksa kesehatan siswa
TUJUAN
Mengunungnya sampah dan lumpur Membersihkan sampah Banyaknya siswa yang terkena penyakit pasca banjir
Kebersihan
Kebersihan
CARA MELAKSANAKA N Bergotong royong Bergotong royong Pribadi
Kesehatan
WAKTU Setelah
Sebelum dan setelah Setelah
PROYEKSI KEBUTUHAN
Nama Sekolah : SDN CIPINANG BESAR UTARA 10 PAGI UNIT : SEKTOR KEBERSIHAN NO
KEBUTUHAN
SATUAN
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN Masingmasing 10 buah setiap jenis
PERSEDIAAN
KEKURANGAN
1
Buah
2
Peralatan kebersihan(sapu, pel, pengki, sapu lidi, sekop, ember, sikat, kemoceng) Sepatu boot
1 setiap jenis
9 setiap jenis
Pasang
20
-
20
3
Selang air
Rol
3
1
2
4
Gerobak dorong
Buah
3
-
3
FUNGSI
Membersihkan lingkungan pasca banjir
Melindungi kaki saat membersihkan sekolah Untuk penyemprot lumpur Pengangkut sampah dan
lumpur 5
Karbol
Botol
15
2
13
Penwangi dan pembasmi kuman
2. SD. Negeri 011 CBU 2.1. PENGKAJIAN KARAKTER ANCAMAN JENIS ANCAMAN : BANJIR Hujan deras, sampah, saluran air mampet, air kiriman dari hulu, manusia Asal membuang sampah disungai Tenaga Air dan sampah Sirine, air menggenangi jalanan, Hujan terus-menerus, pengumuman Tanda (informasi) Peringatan Sela waktu 10 – 30 menit Kecepatan 1 km/jam Hadir Frekuensi 5 kali/bulan Tiap tahun selama musim Perioda penghujan Durasi 2 jam – 7 hari Intensitas
Tinggi air mencapai 0,5 – 2 meter
Posisi
Bantaran kali, pemukiman padat, dataran rendah
2.2. PENILAIAN TINGKAT RISIKO BANJIR BENTUK RISIKO PADA SEKOLAH Murid tidak sekolah Penduduk sekitar Dokumen sekolah (raport, ijasah, buku – buku) Peralatan sekolah rusak Pompa air rusak, banyaknya lumpur Listrik padam
KERENTANAN / KELEMAHAN PENYEBAB BERISIKO
KAPASITAS/ KEMAMPUAN YANG ADA
KAPASITAS/KEMAMPUAN YANG BELUM ADA
Sekolah terednam air, sarana pendukung proses belajar basah dan rusak, sekolah di pakaid mengungsi Kurangnya tenaga, terlalu banyak dokumen di bawah, kurang sarana penyimpanan
Gedung berlantai 3
Pelampung Tidak ada jalan alternatif Perahu karet Tambang Obat – obatan, selimut Etalase khususnya untuk raport, dan ijasah
Terletak di bantaran kali, dataran rendah, kurang resapan air, kali di jadikan tempat sampah Berada di lantai dasar tidak ada air untuk MCK
Gedung berlantai 3
Bangku – bangku murid, meja – meja murid, dan lemari
Tinggi
Jet pam
Pompa air manual, alat – alat kebersihan kurang
Tinggi
Di padam dari pusat
2300 watt
Gent set
Tinggi
Etalase / lemari kaca
TINGK AT RISIK O Tinggi
Tinggi
Rak buku tinggi
2.3. PROSEDUR TETAP SEKOLAH (PROTAP) / STANDAR OPERASIONAL (SOP) N O
WARGA SEKOLA H
KEGIATAN SEBELUM
SAAT
SESUDAH
H
NORMAL Intensitas Hujan rendah/tidak ada, musim kemarau, air sungai stabil
WASPADA Kondisi mulai masuk musim penghujan, banjir kiriman mulai terjadi, bagian hulu mulai hujan
AWAS Puncak Musim Hujan, Intensitas hujan tinggi, muka air sungai tidak stabil, hujan setiap hari di Hulu) Mengontrol intruksi pelaksanaan
1
Kepala Sekolah
Menginformasika n kepada guru, dan staf mengenai bencana banjir
Mengintruksikan mengamankan dokumen penting sekolah
2
Guru dan staf karyawan
Menginformasika n kepada siswa mengenai bencana banjir Mensimulasikan kepada murid tentang pesiapan menghadapi banjir
Mengamankan buku – buku, dokumen, dan alat – alat sekolah
Mempersiapkan alat – alat (tambang, pelampung, ban bekas, gallon, drum / dirigen, bambu) Koordinasi dengan penjaga pintu air dan menghubungi nomor telepon yang dapat membantu
3
Siswa
Menerima informasi mengenai bahaya banjir
Mempersiapkan sikap mental dan fisik untuk menghadapi banjir
4
RW
Menginformasika n ke sekolah mengenai banjir
Mengamankan perlengkapan sekolah Mempersiapkan keadaan sikap mental dan fisik Koordinasi RW ke sekolah sebaliknya mengenai perkembangan situasi dan kondisi
2.4.
Mengarahkan evakuasi, menenangkan, siswa, membunyikan sirine Koordinasi / menghubungi nomor telepon yang dapat membantu, misalnya Tim Sar, Satgas, PMI Menerima dan menyalurkan bantuan yang datang (makanan, minuman, obat – obatan, selimut, dll) Mengamankan diri di batu oleh guru
Membunyikan sirine Membantu evakuasi Memberikan bantuan / menyalurkan makanan, minuman, obat – obatan, selimut, tikar, dll
Mengintruksikan warga sekolah untuk membenahi dan membersihkan sekolah Membersihkan ruangan bersama muriddan warga yang mengungsi Menerima dan menyalurkan bantuan (obat – obatan, makanan, minuman, selimut) Mendatangkan para medis untuk memeriksa kondisi para siswa
Siswa memeriksakan diri ke Tim Medis Pemulihan mental agar siswa tidak TRAUMA Mengintruksikan untuk membersihkan lingkungan Meminta bantuan untuk memberikan pengobatan GRATIS kepada semua warga tanpa kecuali Menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir
RENCANA AKSI SEKOLAH 2.4.1.
N O 1.
Memastikan alat berfungsi dengan baik (sirine, ban, ember / drem)
Mengawasi dan mengkoordinasikan keadaan agar terkendali
SEKTOR KOMUNIKASI DAN INFORMASI
KEGIATAN Memasang petunjuk jalur evakuasi
LATAR BELAKANG Banyaknya parit jalan tidak rata Gang jalan sempit
TUJUAN Memudahkan arah evakuasi, agar tidak terjebak / terperosok ke parit / ke tempat yang
CARA MELAKSANAKAN Memasang pada tempat yang rawan
WAKTU Sebelum banjir datang
2.
Membuat tanda ketinggian air, meteran tinggi air
3.
Membuat dan menempelkan poster SOP banjir sekolah
4.
Menginformasikan dengan menggunakan pengeras suara (Mega Phone) mengenai banjir
2.4.2. N O 1.
Membuat lemari gantung
2.
Membuat tempat untuk menyimpan dokumen
3.
Melakukan pengecatan pada kursi dan meja
4.
Mempersiapkan tempat untuk menyimpan alat peraga
5.
Mempersiapkan bahan makanan dan minuman
N O 1.
Memberikan informasi agar masyarakat / warga sekolah memahami cara menghadapi banjir Untuk mengetahui informasi dengan cepat
Menandai batas ketinggian air pada tembok di pinggir jalan
Sebelum banjir
Memasang poster SOP banjir di sekolah / madding, di tembok luar sekolah
Sebelum banjir
Menggunakan pengeras suara di halaman sekolah
Saat terjadi banjir
LATAR BELAKANG Belum ada tempat yang lebih aman untuk menyimpan buku Ketika banjir banyak dokumen yang rusak dan basah Kursi dan meja banyak yang pudar warna catnya / pelitur Belum tersedia tempat menyimpan alat peraga Sulit mendapatkan makanan dan minuman saat terjadi banjir
CARA MELAKSANAKAN Menyimpan buku di rak / lemari gantung
TUJUAN Agar buku tidak rusak dan terendam
WAKTU Sebelum terjadi banjir
Supaya dokumen lebih aman
Menyimpan dokumen di tempat yang lebih aman
Sebelum terjadi banjir
Untuk memperbaiki / agar warna peliturnya tidak pudar Untuk mengamankan alat peraga agar tidak rusak dan terendam Supaya pada waktu terjadi banjir tidak kekurangan makanan dan minuman
Mengecat / pelitur bangku dan meja setelah banjir
Sesudah terjadi banjir
Menyimpan alat peraga di tempat yang lebih aman
Sebelum terjadi banjir
Dengan menstok bahan makanan dan minuman
Sebelum terjadi banjir
SEKTOR KESEHATAN
KEGIATAN Menyediakan P3K
2.4.4.
Perlu adanya informasi langsung
lebih dalam Untuk mengetahui ketinggian air di saat air datang
SEKTOR LOGISTIK
KEGIATAN
2.4.3.
Ketika air datang tdak ada tanda khusus untuk melihat tingginya air Kurangnya informasi tentang caranya menghadapi banjir
LATAR BELAKANG Rawan penyakit kecelakaan
TUJUAN P3K Mencegah dan mengobati luka / penyakit
CARA MELAKSANAKA N Memberikan pengobatan yang tepat pada korban saat banjir
SEKTOR TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSE)
WAKTU Setiap saat bila diperlukan
N O 1.
2.
KEGIATAN Menyiapkan bak besar untuk mengevakuasi
Menyiapkan tas plastik untuk menyimpan peralatan banjir 2.4.5.
N O 1.
2.
LATAR BELAKANG Belum ada alat evakuasi yang modal, sehingga bak besar dapat dijadikan alternatif alat evakuasi Belum adanya tas emergency yang kedap air
CARA MELAKSANAKAN Menggunakan bak besar untuk mengevakuasi
TUJUAN Untuk mengevakuasi saat terjadi banjir
Agar peralatan banjir tidak rusak
Menyimpan peralatan banjir dalam tas plastik
WAKTU Saat banjir
Sebelum banjir
SEKTOR KEBERSIHAN / BERSIH-BERSIH
KEGIATAN Menyiapkan sarana dan prasarana kebersihan Membersihkan sarana dan prasarana pasca banjir
LATAR BELAKANG Menghindari berbagai macam penyakit Banyaknya lumpur dan sampah
TUJUAN Supaya bersih, sehat, dan nyaman Menghindari penyakit pasca banjir (diare, gatal, gangguan pernafasan) dll
CARA MELAKSANAKA N Secara gotong royong
Sebelum terjadi banjir
Terorganisir, gotong royong
Sesudah banjir
WAKTU
3. SD. Nurul Yakin 3.1. PENGKAJIAN KARAKTER ANCAMAN JENIS ANCAMAN : BANJIR Hujan terus menerus Asal Air kiriman Tenaga Arus air dan sampah sampah Bel sekolah Tanda Peringatan dari mesjid melalui pengeras suara Peringatan Sela waktu 1 – 2 jam setelah peringatan Kecepatan 20 km/jam Hadir Frekuensi Setiap Musim hujan datang 1 tahun sekali dengan ketinggian air mencapai +/- 50 cm Perioda 5 tahun sekali dengan ketinggian air mencapai +/- 2 meter 1 tahun = 3 jam Durasi 5 tahun = 7 – 30 hari Banjir tahunan mampu merendam bangku, meja dan buku Intensitas Banjir 2 meter menenggelamkan sekolah beserta isinya 300 m sebelah utara dan timur sungai, dengan arah evakuasi ke arah Posisi barat 3.2. PENILAIAN TINGKAT RISIKO BANJIR BENTUK RISIKO PADA SEKOLAH
KERENTANAN / KELEMAHAN PENYEBAB BERISIKO
KAPASITAS/ KEMAMPUAN YANG ADA
KAPASITAS/KEMAMPUAN YANG BELUM ADA
TINGK AT RISIKO
Buku Pelajaran basah dan rusak Buku Raport
Alat peraga Siswa
Ada diatas meja (tidak ada rak penyimpanan)
Rak gantung
Jumlah rak gantung kurang, tidak sesuai dengan jumlah buku yang ada
Tinggi
Lemari Kurang tinggi apabila banjir besa melanda Belum ada tempat khusus untuk menyimpannya Sekolah berada di dataran rendah
Lemari Rak Gantung
Letak tinggi lemari kurang tinggi Rak/brangkas dokumen kedap air Lemari penyimpangan kedap
Tinggi
Guru
Guru tidak bisa berenang
Tembok
Kotor, cat mengelupas
Papan Tulis
Kotor dan mengelupas
Tanaman
Rusak, hanyut, dan mati
Meja / kursi
Rusak dan rapuh
Lemari
Kotor, rusak, dan mengelupas Rusak dan hanyut
Alat – alat kebersihan Lantai
Kotor, rusak
Lemari Peninggian lantai kantor, kelas dan halaman Dapat menghindar, siap siaga Cat ulang Memperbaiki semampunya Meletakkan di tempat tinggi Diplistur / cat ulang
Memperbaiki Meletakkan di tempat aman dan memperbaiki Alat kebersihan
Tinggi
Pelampung Tas darurat
sedang
Belum ada pelampung
Sedang
Jumlah cat yang tidak mencukupi Tidak ada cadangan
Sedang
Tidak ada tempat aman
Sedang
Tidak ada cadangan cat dan diplistur
Sedang
Tidak ada cadangan, alat – alat untuk memperbaiki Terbuat dari bahan mudah rusak
Tinggi
Membeli alat – alat baru alat kebersihan
Tinggi
Sedang
Tinggi
3.3. PROSEDUR TETAP SEKOLAH (PROTAP) / STANDAR OPERASIONAL (SOP)
KEGIATAN
N O
1
2
WARGA SEKOLAH
Kepala Sekolah
Guru Kelas dan Guru Olah Raga
NORMAL Intensitas Hujan rendah/tidak ada, musim kemarau, air sungai stabil
• Koordinasi dengan warga sekolah tentang kesiap siagaan banjir • Mensosialisasi kan tentang ancaman banjir dan cara penyelamatann ya kepada wara sekolah • Mengikuti sosialisasi tentang ancaman banjir dan cara penyelamatann ya
SEBELUM WASPADA Kondisi mulai masuk musim penghujan, banjir kiriman mulai terjadi, bagian hulu mulai hujan • Mendata seluruh siswa • Mengemas dan memindahka n arsp sekolah serta administrasi sekolah • Mendata jumlah siswa masing – masing kelas • Mengmas administrasi kelas
AWAS Puncak Musim Hujan, Intensitas hujan tinggi, muka air sungai tidak stabil, hujan setiap hari di Hulu) • Memberikan instruksi kepada warga sekolah bahwa air sudah mulai tinggi / naik • Berkoordinas i dengan penjaga pintu air • Memberikan instruksi kepada siswa tentang ketinggian air
SAAT
SESUDAH
• Memberikan instruksi kepada guru untuk mengevakua si siswa ke tempat yang lebih aman • Berkoordinas i dengan penjaga pintu air • Mengevakuas i siswa ke tempat yang lebih aman
• Memberikan instruksi kepada guru untuk mengecak keadaan sekolah dan siswa • Berkoordinasi dengan LSM, PMI, dan Puskesmas • Berkoordinasi dengan kantor seksi pendidikan • Mendata jumlah siswa • Mendata inventaris kelas • Mengajak para siswa untuk membersihkan kelas
3
4
5
Penjaga Sekolah
Murid / siswa
Warga Sekitar
• Mengikuti sosialisasi tentang ancaman banjir dan cara penyelamatann ya
• Membantu mengemas administrasi kelas dan sekolah
• Membantu menginformas ikan tentang ketinggian air
• Membantu evakuasi siswa serta membunyikan alarm
•
• Mengikuti sosialisasi tentang ancaman banjir dan cara penyelamatann ya • Mengikuti KBM • Mengikuti simulasi kesiap siagaan banjir
• Mengikuti KBM • Meningkatkan kemampuan kesiap siagaan • Menunggu instruksi dari guru
• Bersiap – siap mengemas dan melaksanaka n instruksi guru • Mengikuti jalur evakuasi yang sudah di tentukan oleh guru
• Mematuhi instruksi guru dan terkumpul di tempat yang aman dan telah ditentukan
• Mengikuti sosialisasi tentang ancaman banjir dan cara penyelamatann ya
• Membantu warga sekolah untuk menginformas ikan keadaan keinggian air
• Berkoordinasi dengan penjaga pintu air dan menginformas ikannya ke sekolah
• Membantu siswa dalam jalur evakuasi ke tempat yang lebih aman
• Mengecek perlengkapan belajar • Mengecek kondisi fisik masing masing • Murid – murid di kembalikan pulang ke rumah masing – masing • Membantu membersihkan kelas • Membantu warga sekolah dalam membersihkan lingkungan sekolah, serta menambah alat – alat kebersihan yang diperlukan
Membantu membersihkan sekolah
3.4. RENCANA AKSI SEKOLAH 3.4.1. N O 1.
2.
3.
4.
SEKTOR KOMUNIKASI DAN INFORMASI LATAR KEGIATAN TUJUAN BELAKANG Sosialisasi Pengalaman banjir Untuk bencana banjir 1 tahunan dan 5 mewaspadai tahunan bencana banjir Memberikan Kurangnya Untuk informasi ancaman pengetahuan mengurangi banjir warga sekolah dampa banjir tentang ancaman banjir Pembuatan SOP Kurangnya Memudahkan perencanaan pelaksanaan menghadapi siap siaga bahaya banjir banjir Mengevakuasi Banyak siswa Agar siswa siswa yang kebanjiran selamat dari bencana banjir
CARA MELAKSANAKAN Melakukan TOT pada warga sekolah
Bulan Juli
Melakukan diskusi ancaman banjir
Bulan Agustus
Melakukan diskusi
Bulan Agustus
Melaksanakan evakuasi dengan menggunakan mega phone
Pada status saat “banjir masih rendah”
WAKTU
3.4.2. N O 1.
SEKTOR LOGISTIK LATAR KEGIATAN BELAKANG Memindahkan Banyak yang barang inventaris terendam pada sekolah saat banjir
Mengurangi kerusakan barang inventaris sekolah
CARA MELAKSANAKAN Memindahkan barang inventaris ke rak gantung
2.
Menyimpan
Agar dokumen
Memindahkan ke
Banyak dokumen
TUJUAN
WAKTU Sebelum banjir pada status waspada Sebelum
3.
dokumen
yang rusak pada saat banjir
tidak rusak
brangkas dokumen
Menyimpan alat peraga pada tempat kedap air
Alat peraga rusak
Agar alat peraga tidak rusak
Memindahkan ke tempat kedap air
3.4.3. N O
SEKTOR KESEHATAN
KEGIATAN
1.
Mengecek kondisi fisik siswa
2.
Mengobati siswa yang terluka
3.4.4. N O 1.
2.
NO
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Banyak siswa yang mengalami kelelahan fisik Banyak siswa yang terluka pada saat evakuasi
Untuk memulihkan fisik siswa Untuk mengobati luka ringan siswa
CARA MELAKSANAKA N Memberikan pelayanan kesehatan Memberikan pelayanan P3K
WAKTU Sesudah banjir
Sesudah banjir di tempat evakuasi
SEKTOR GAWAT DARURAT (EMERGENCY RESPONSE)
KEGIATAN Melakukan simulasi evakuasi siswa terhadap becana banjir Melakukan evakuasi seluruh siswa dan guru
3.4.5.
banjir pada status waspada Sebelum banjir pada status waspada
LATAR BELAKANG Banyak siswa yang tidak mengetahui jalur evakuasi banjir Guru dan siswa banyak yang belum mampu melakukan evakuasi saat banjir
TUJUAN Agar siswa dapat mengetahui jalur evakuasi banjir Guru dan siswa selamat dari bencana banjir
CARA MELAKSANAKAN Melakukan simulasi evakuasi dengan peralatan yang cukup memadai Mengikuti instruksi evakuasi yang di bombing oleh salah satu guru
WAKTU Sebelum banjir dalam status “Normal” Pada saat banjir masih rendah
SEKTOR KEBERSIHAN / BERSIH-BERSIH
KEGIATAN
1.
Membersihkan perlenkapan kelas
2.
Membersihkan halaman sekolah, kelas, kantor, dan WC
LATAR BELAKANG Banyak yang kotor dan rusak setelah banjir surut Halaman, kelas, kantor, serta WC kotor dan berlumpur
TUJUAN Agar sekolah dan perlengkapannya bersih Agar halaman, kantor serta kelas dan WC dapat bersih dan dapat digunakan kembali
CARA MELAKSANAKA N Kerja bakti membersihkan perlengkapan kelas Melakukan kerja bakti dilakukan oleh warga sekolah
WAKTU Sesudah banjir
Sesudah banjir
LIST KEBUTUHAN SUMBERDAYA N°
ITEM
Quantity
Unit
1
First Aid Kits (Including Sparlak Set)
12
Set
2
First Aid Kits Bag
12
Set
3
Sign Board Draw :"arrow"
12
unit
4
Sign Board Writte : " JALUR EVAKUASI"
12
unit
5
Water Level Stick Measurement
4
Area
6
Evacuation Route Poster
20
Lembar
7
Handy Talkie (HT) UHF, dual Band
7
Unit
8
Megaphone
3
Unit
9
Batere Cadangan HT & Megaphone
4
Box
10
Pelampung / Life Jacket + Peluit
12
set
11
Floating Rope 50 m
3
roll
12
Webbing 4,5 m
12
roll
13
Carabiner Oval Screw Gate
6
unit
14
Ring Bouyancy
6
set
15
Senter Kedap Air + Bola Lampu Cadangan
12
set
16
Batere Cadangan untuk senter
12
box
17
Emergency Blanket (Aluminium Foil)
15
set
18
Rain Coat
12
set
19
Tongkat 2,2 meter
12
set
20
Tali Pramuka 20 meter
12
roll
21
Ban karet bekas ukuran mobil
6
set
22
Ban Karet Ukuran Vespa
6
set
23
Pompa angin (memompa ban karet)
4
set
24
Tarpauline 6 x 8 m
15
sheet
25
Sapu Lidi
15
set
26
Sekop
12
set
27
Cangkul
9
set
28
Sekop Cakar
9
set
29
Serodotan Air
16
set
30
Selang untuk pompa air 20 m
3
roll
31
Ember 30 Liter
12
set
32
Brush tangan
15
buah
33
Brush Tongkat
15
buah
34
gerobak dorong
3
buah
35
Pel Tongkat
9
Tongkat
36 37
Tong Sampah sepatu boot plastik
6 16
Tong Set
38 39 40
sarung tangan kerja Masker + filter Pembuatan Rak Buku Gantung
30 30 2
pasang buah School
41
Cat waterproof pelindung perabot 5 Liter
9
Unit
42
Cat waterproof pelindung dinding 5 Liter
9
Unit
FLOOD SIMULATION Kegiatan simulasi banjir ini merupakan aktivasi dari rencana kontinjensi yang telah dibuat oleh sekolah. Prosesnnya dimulai dari membuat skenario kemudian mensimulasikannya. Dalam proses pembuatan skenario selain pihak internal sekolah, pihak-pihak eksternal terkait juga diajak berembuk bersama untuk menyamakan persepsi. Diantaranya yang di ajak dalam menyusun skenario bersama adalah Kelurahan, STPB, SATGAS, PIHAK RT, PIHAK RW dan pihak sekolah lain. Pihak sekolah lain di undang sebagai pengamat dan memberikan masukan serta dapat belajar dari kegiatan ini. Sekenario simulasi banjir di buat berdasarkan pengalaman dan sejarah banjir yang pernah melanda. Pertimbangan yang diambil adalah kondisi terburuk apabila terjadi banjir, sehingga warga sekolah siap menghadapi ketika benar-benar terjadi banjir. Hanya SD. Nurul Yakin saja yang dilakukan simulasi banjir, sekolah ini dipilih karena merupakan sekolah yang paling rentan diantara ketiga sekolah lainya. Metode pembuatan skenario ialah dengan duduk dan berembuk bersama, yang memegang peranan kunci adalah pihak sekolah, terutama guru-guru, karena guru-guru merupakan fokal point ketika terjadi banjir saat KBM berlangsung. Pihak luar dalam hal penyusunan skenario ini lebih bersifat memberikan masukan, baik masalah teknis maupun nonteknis. Kegiatan simulasi ini dikikuti oleh : Siswa Kelas I & II III & IV IV, V & VI
Female 21 12 19 Total 52 orang
Male 10 9 23 42 orang
Total 31 21 42 95 orang
Guru : 5 orang Basarnas : 3 orang Satgas : 8 orang Kali Arus : 3 orang Pengurus RT : 2 orang Total Peserta keseluruhan adalah : 116 orang Proses simulasi ini berjalan lancar dan sukses, meskipun terdapat beberapa evaluasi. Total waktu simulasi 13 menit dari 30 menit batas waktu maksimal. Artinya proses evakuasi ini layak dilakukan sebagai upaya penyelamatan terhadap banjir. Peran guru sudah mandiri dan independen dalam melaksanakan tugasnya ketika proses simulasi evakuasi, kemudian pihak luar juga aktif terlibat dan merasakan bahwa apabila terjadi banjir adalah mandat mereka untuk ikut berkontriubsi sesuai dengan mandat masing-masing. Tidak terdapat kecelakaan atau hal-hal yang tidak diharapkan terkait pelaksanaan simulasi, seperti yang sering terjadi pada anak-anak murid ketika proses simulasi di lakukan. Setelah kegiatan simulasi dilakukan murid-murid berkumpul dalam ruangan kelas. Didalam kelas yang terbagi menjadi tiga dilakukan evaluasi proses evakuasi. Penjelasan prosedr penyelamatan dan cara-cara berjalan misalnya dijelaskan dalam ruangan guna menyegarkan kembali ingatan murid-murid dalam melakukan simulasi. Setelah itu dilakukan evaluasi antara pihak guru dan pihak luar yang ikut terlibat. Hasil dari evaluasi tersebut merupakan masukan kepada pihak sekolah dan semua pihak
untuk saling berkoordinasi dalam menghadapi banjir. Kegiatan simulasi ini juga menambah jejaring informasi dan koordinasi di tataran kel. Cipinang besar utara, bahwa STPB dan pihak sekolahan tidak dapat terpisahkan untuk urusan banjir. Dengan kata lain kegiatan kontinjensi sekolah ini mampu mengajak berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam aksi pengurangan risiko bencana di sekolah di wilayah masing-masing. Pendapat warga tentang kegiatan ini juga positif, warga merasa kegiatan simulasi ini penting dilakukan sejak dini, terutama untuk anak-anak. Rundown Simulasi Banjir SD. Nurul Yakin Pembuatan run down simulasi banjir ini berdasarkan pengalaman/sejarah banjir yang pernah terjadi. demikian deskripsi kejadian : - Saat musim penghujan intensitas banjir mulai kerap terjadi - Ketika banjir terjadi, arus yang mengalir di jalanan sangat kuat, untuk ukuran murid SD bisa hanyut, tinggi maksimal air yang pernaha terjadi 1,2 meter. - Perubahan tinggi air dari semata kaki ( 10 cm) mencapai 1,2 meter adalah 30 menit. - Ketika air sudah setinggi mata kaki, dan ada info dari petugas pintu air cipinang hulu/Satgas STPB, maka evakuasi harus segera di lakukan - Rencana 1 adalah evakuasi ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Prumpung, lokasi ini merupakan posko pengungsian dan bantuan ketika banjir 2007 - Rencana 2 apabila waktu tidak memungkinkan untuk evakuasi ke TPU Prumpung, maka murid dievakusi ke Mesjid Sebelah banguan SD, ini dapa berlangsung cepat, namun ada konsekwensi terjebak banjir, dibutuhkan stock makanan dalam hal ini
Tahapan Simulasi Banjir SD. Nurul Yakin, CBU : SEBELUM • Kepala Sekolah / wakil kepala sekolah menerima informasi dari Satgas melalui HT (bag. Penginderaaan Dini) bahwa akan terjadi banjir di wilayah cipinang, memberikan intruksi untuk segera mengevakuasi siswa dari sekolah ketempat aman • Kepala sekolah membunyikan bel (1 kali panjang 45 detik) sebagai tanda untuk bersiapsiap evakuasi • Guru yang sedang melaksanakan KBM (Sudah mengetahui dan menyepakati makna bel panjang adalah untuk evakuasi) menginformasikan ke siswa untuk bersiap2 melaksanakan evakuasi dengan menjelaskan
SAAT • Guru memberikan intruksi agar siswa keluar dari kelas melalui jalur evakuasi, guru menginformasikan kepada siswa agar mengikuti siswa yang berada di depannya (dengan satu tangan memegang pundak, satu tangan bebas) • Masing-masing guru kelas bertanggung jawab terhadap seluruh siswa yang berada dalam kelasnya • Siswa yang ditunjuk guru untuk membantu tugas guru mengambil
•
•
•
•
•
SESUDAH Guru dibantu beberapa siswa yang lebih tua mendirikan shelter darurat untuk berlindung dari hujan Guru memeriksa kondisi siswa dan kelengkapan jumlah siswa Guru melakukan P3K kepada siswa-siswa yangmembutuhkan, jika terdapat siswa yang cedera Guru berkoordinasi dengan Satgas STPB/warga /rw/rt untuk membantu mengkoordinir kepulangan siswa Guru baru pulang
langkah-langkah sebagai berikut : 1. Siswa segera memasukkan perlengkapan belajar ke dalam tas 2. Semua siswa mengikat kencang tali sepatu 3. Tas di bawa dengan cara digendong di depan badan 4. Mengintruksikan kepada beberapa siswa yang pernah dilatih SAR dan PPGD untuk membantu tugas guru dalam proses evakuasi 5. Anak-anak kelompok rentan di prioritaskan untuk di bantu oleh kakak-kakak kelas yang lebih besar. 6. Memberikan petunjuk jalur evakuasi • Guru-guru menyiapkan alatalat dan perlengkapan evakuasi yang tersedia/berada di dalam kelas CTH : 1. Kotak P3K 2. Penggaris Kayu 3. Bola 4. Live Jacket 5. Pelampung (bahan apung) 6. Terpal 6 x 8 m
•
•
•
•
posisi berada di antara 2 guru Sembari proses keluar kelas berlangsung, guru kelas mengecek kalau tidak ada siswa yang tertinggal Siswa mengikuti guru, guru bertugas menuntun siswa-siswa melintasi tempat yang aman menuju titik kumpul (TPU Prumpung) Guru dan murid berjalan di tengahtengah jalan, untuk menghindari masuk kedalam saluran air Dalam proses perjalanan menuju titik kumpul aman, guru sesekali mengecek kondisi barisan siswa (apakah ada yang cedera, kecapean, panik, dll)
setelah semua murid benar-benar terjamin keselamatannya
• Guru/petugas sekolah memutuskan aliran listrik
Evaluasi Simulasi Dari kegiatan simulasi ini ada beberapa evaluasi yang bermanfaat sebagai masukan dalam penyempurnaan Simulasi kedepannya, berikut evaluasinya: -
-
Tiap pagi ketika absen siswa, guru-guru dapat memberikan penyuluhan tentang kesiapsiagaan banjir, hal ini dapat dilakukan setiap hari sebelum mata pelajaran dimulai Pemahaman tentang langkah-langkah simulasi evakuasi perlu diintegrasikan dalam mata pelajaran, misalnya dalam pelajaran Penjas, siswa dapat di ajak bermain cara berjalan saat evakuasi, cara berbaris dan berkelompok, praktek P3K, Membaca aba-aba
-
-
-
-
Guru-guru masih perlu pelatihan penyegaran dalam konteks PRB dan tanggap darurat, seperti cara menggunakan peralatan, cara berkomunikasi lewat Radio Amatir (HT) Koordinasi dan Komunikasi antar pihak terkait lebih di intensifkan, terutama menjelang masuknya musim hujan Dalam simulasi, ketika telah tiba di posko pengungsian sebaiknya dilakukan pshicoterapi untuk siswa-siswa Tiap guru kelas memiliki form isian siswa (dapat terintegrasi dengan absensi) untuk mengecek apakah siswa sudah dijemput orangtua/wali, siapa yang menjemput. Hal ini bertujuan untuk mencegah kasus “Traficking Anak” Pihak Sekolah mulai membuka diri dan jaringan terhadap pihak luar yang konsen dalam bidang PRB sekolah, seperti dapat bergabung dengan CDE dalam aksi peredaman risiko bencana di sekolah Latihan ketenangan dan kelancaran proses evakuasi perlu ditingkatkan dengan cara, semakin sering dilakukan latihan evakuasi
Dinamika Kerja Kegiatan ini sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru diakhir program. Sehingga hasil yang ingin dicapai tidak maksimal dan menyentuh secara merata di sekolah dasar dimana wilayah program berjalan. Padatnya kegiatan diakhir program juga menyebabkan kekurangan sumberdaya internal ACF dalam melaksanakan kegiatan ini, namun hal tersebut dapat diatasi dengan koordinasi dan pembagian peran yang intensif, baik di internal ACF maupun dengan aktor luar yang dapat ikut terlibat. Secara keseluruhan DRR at School (School Camping dan School Continjency) berjalan sesuai rencana dan jadwal, meski di awal untuk penyusunan rencana kontinjensi sempat mundur 1 bulan dikarenakan adanya kepentingan pihak sekolah dalam proses akreditasi oleh Suku dinas pendidikan Jakarta Timur. Mengenai SD. YPBK, sangat disayangkan sekolah tersebut tidak dapat terlibat aktif dalam penyusunan rencana kontnjensi banjir di sekolah. Dilihat dari segi kerentanan sekolah ini merupakan sekolah paling rentan, terletak di bantaran sungai dengan jarak +/- 50 m dari pinggir kali, berada di kawasan padat pemukiman dan hampir tiap musim penghujan sekolah ini tergenang banjir. Keterbatasan waktu juga menyebabkan hasil dari kegiatan rencana kontijensi sekolah dan DRR camp belum sampai proses diseminasi kepada pihak pemerintahan atau dinas pendidikan dalam upaya advokasi PRB di sekolah. Keberlanjutan hasil kerja • • • •
Sekolah memiliki standar operasional dalam penanggulangan banjir, dokumen ini bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan Model simulasi sekolah telah dilaksanakan, dari model ini dapat dikembangkan dan dilakukan secara rutin oleh pihak sekolah Kegiatan pengurangan risiko bencana dapat diintegrasikan dalam KBM, seperti pada ssat mata pelajaran penjas dapat disisipkan materi-materi prosedur tetap simulasi Dokumen Rencana Kontinjensi dapat dibawa oleh pihak sekolah untuk di advokasikan kepada dinas pendidikan yang membawahi wilayah tersebut, advokasi ini bertujuan agar dinas terkait membuat kebijakan pengurangan risiko bencana serta mendukung program sekolah dalam aksi mengurangi risiko bencana banjir
• •
•
•
Stock emergency yang di berikan ACF dapat digunakan sebagai sebuah kapasitas yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana Keterhubungan pihak sekolah dengan satgas STPB merupakan hal penting, hal ini dapat mempermudah dan memperlancar akses informasi mengenai status pintu air cipinang hulu melalui HT. Tiap sekolah telah diberikan HT dan telah di hubungkan dengan pihak InformasiSatgas STPB Pihak luar sekolah yang terkait dalam penanggulangan banjir dapat belajar kepada pihak sekolah bahwa sebenarnya pihak kelurahan dan STPB pun seyogiyanya memiliki sebuah rencana kontinjensi dalam menghadapi banjir di wilayah cipinang besar utara Pengetahuan PRB yang diberikan di sekolah merupakan investasi jangka panjang. Investasi tersebut merupakan penanaman pengetahuan dan budaya mengurangi risiko banjir sejak dini kepada murid-murid sekolah dasar. Muridmurid tersebut merupakan bibit-bibit agen perubahan di mana mereka tinggal nantinya, setidaknya pengetahuan tersebut dapat melekat dan berkontribusi dalam pergeseran paradigma bahwa mengurangi risiko banjir dapat dilakukan sejak dini
Lessons learned -
-
-
-
Kerjasama team ACF sudah baik dalam mensukseskan kegiatan ini, pembagian peran sangat penting dilakukan dalam kondisi keterbatasan waktu dan sumberdaya. Disamping itu selama prosesnya terjadi transfer pengetahuan baik internal team kecil ACF maupun dengan mitra-mitra yang ikut terlibat selama aksi DRR at School Koordinasi, Komunikasi dan Pelibatan berbagai pihak yang relevan merupakan hal utama dalam mensukseskan aksi PRB sekolah. Selama kegiatan ini telah melibatkan beberapa pihak terkait diluar pihak sekolah yang sangat penting kontribusinya, seperti Satlinmas, STPB, Kali Arus, BASARNAS, PMI, LIPI, BMKG, dan Petugas Pintu Air. Masing-masing pihak tersebut telah mampu bekerja sebaik-baiknya dan memberikan kontribusi yang relevan dalam konteks kesiapsiagaan sekolah terhadap banjir. Disamping itu dengan membuat jejaring terhadap institusi atau lembaga tersebut diatas juga dapat membuka paradigma pihak-pihak tersebut bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana dapat di mulai sejak dini melalui sekolah, karena aset kebudayaan masa depan adalah anak-anak yang terdidik dengan baik dan bermoral. Kegiatan DRR at School mencapai puncaknya apabila dapat berhasil di advokasikan hingga menghasilkan sebuah kebijakan kongkrit. Sasaran utama advokasi ini adalah dinas pendidikan, dimana didorongkan bahwa membangun kesiapsiagaan sejak dini dapat di tanamkan melalui sekolah-sekolah, untuk itu dibutuhkan program-progaam PRB sekolah yang berkelanjutan. Keberlanjutan tersebut membutuhkan sebuah kebijakan dinas pendidikan dala mendukung aksi PRB tersebut, salah satunya kebijakan penganggaran dan sistem pendidikan yang terintegrasi terhadap perspektif pengurangan risiko bencana. Sedikit disayangkan program berakhir namun proses audiensi dengan dinas pendidikan belum dapat dilakukan oleh acf dan sekolah. Selain upaya tataran kebijakan di sistem pemerintahan, advokasi yang substansial adalah bahwa sekolah dan seluruh elemennya dapat melakukan aksi-aksi pengurangan risiko bencana di wilayah masing-masing dengan sumberdaya yang ada,apabila kondisi ini tercapai, artinya internalisasi aksi PRB sekolah telah tumbuh menjadi bibit-bibit paradigma baru yang harapannya kedepan tumbuh menjadi Budaya siaga yang mengakar.
Dokumen ini disusun oleh: Fredy C. Ahmadi Dengan kontribusi dari: Agus Mustofa Anwar Hadipriyanto Ben Soegoro Ervin Ayu Martius Marzuki Nina Rossiana Nurely Yudha Sinaningrum Patricia Dwi Wulandari Putri Sortaria Yophy S. Kawedar