Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA - Jakarta
Di ajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (Strata 1) Fakultas Ilmu Komunikasi
Leni Agustiana 44206110020 Public Relation
Universitas Mercu Buana 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI
Judul Skripsi
: Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA - Jakarta
Nama
: Leni Agustiana
NIM
: 44206110020
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Mengetahui, Jakarta, 23 Agustus 2008 Pembimbing Skripsi
Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Leni Agustiana
NIM
: 44206110020
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA – Jakarta Mengetahui, Jakarta, 23 Agustus 2008
1. Ketua Sidang Nama
: Drs. Farid Hamid, M.Si
(
)
(
)
: Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si (
)
2. Penguji Ahli Nama
: Heri Budianto, S.Sos, M.Si
3. Pembimbing Nama
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI I
Nama
: Leni Agustiana
NIM
: 44206110020
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA – Jakarta
Jakarta, 25 Agustus 2008 Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing
( Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si ) Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi Humas
( Dra. Diah Wardhani, M.Si)
( Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si ) iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATION
ABSTRAKSI LENI AGUSTIANA (44206110020) Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola perilaku Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA, Jakarta Bibliografi Buku Halaman & Lampiran Kata Kunci
: 1982 – 2007 : 117 halaman & 6 lampiran : Efek, Intranet, dan Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi bermedia komputer memperlancar penanggulan hambatan karena batasan ruang dan waktu. Dengan teknologi bermedia komputer, karyawan dapat berhubungan dengan siapapun dan dimanapun dalam organisasinya dan dapat mendistribusikan serta mendapatkan informasi yang di butuhkannya. Demikian pula halnya dengan PT. Asuransi CIGNA yang juga telah menerapkan komunikasi bermedia komputer sebagai salah satu sarana perusahaan dalam berkomunikasi baik dengan publik Internal ataupun dengan publik eksternal dari perusahaan. Akan tetapi, dari semua sisi positif yang bisa di peroleh dari komunikasi bermedia komputer ini, pasti tidak terlepas dari sisi negatif yang bisa saja ditimbulkan dari penggunaan komunikasi bermedia komputer ini, dalam hal ini adalah Intranet, hal ini lah yang menjadi tujuan dari penelitian ini, dimana Peneliti ingin mengetahui sejauhmana efek yang ditimbulkan dari penggunaan Intranet di PT. Asuransi CIGNA terhadap pola komunikasi antar karyawannya, dalam hal efek ini di lihat dari efek kognitif, Afektif dan Konatif. Adapun kerangka pemikiran yang digunakan adalah pengertian komunikasi beserta proses dan tingkatannya, komunikasi organisasi, komunikasi antarpribadi, public relations beserta kegiatannya, media Intranet serta teori ketergantungan atau Dependency Teory oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFleur Metode penelitian yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah metode survei, kemudian teknik pengumpulan data adalah dengan pursosive sampling, alat yang digunakan untuk mengumpulkan jawaban adalah dengan kuesioner dan wawancara tidak mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63% sampel yang di jadikan koresponden menjawab bahwa pada dasarnya penggunaan media internal (Intranet) tidak banyak berpengaruh terhadap pola komunikasi di antara mereka baik sebelum atau sesudah adanya media Intranet ini, mereka tetap menjalankan pola berkomunikasi secara tatap muka, memang frekwensi nya saja yang berkurang, hal ini di sebabkan oleh penggunaan media Intranet ini secara maksimal, akan tetapi penggunaan media tersebut tidak ber efek kepada perubahan pola komunikasi mereka secara keseluruhan.
iv
KATA PENGATAR
Assalamua’laikum Wr. Wb. Sebelumnya Peneliti panjatkan puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah Ya ALLAH SWT, atas semua nikmat sehat dan juga rejeki nya kepada Peneliti, sehingga akhirnya skripsi ini bisa selesai di rampungkan walaupun masih terdapat beberapa kekurangan, Peneliti menyadari dengan sangat bahwa kekurangan adalah milik dari manusia sedangkan kesempurnaan dan kelebihan adalah milik ALLAH SWT.
Dengan semakin berkembangnya cara berkomunikasi sekarang ini, tanpa terkecuali pada sebuah perusahaan, banyak media atau saluran yang dapat dipergunakan untuk menunjang lancarnya pendistribusian sebuah komunikasi dari komunikan kepada komunikator atau sebaliknya. Dan salah satu media komunikasi yang bisa di manfaatkan dalam hal ini khususnya didalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah media berbasis komputer seperti Intranet.
Perkembangan Intranet di sebuah perusahaan semakin lama semakin baik dan berkembang dan semakin dibutuhkan keberadaannya. Akan tetapi sudah bisa dipastikan selain hasil positif yang diberikan oleh Intranet sudah pasti ada akibat negatif yang ditimbulkan dari penggunaanya secara maksimal, salah satu contohnya adalah bisa berkurangnya frekwensi komunikasi antarpribadi di sesama karyawan di karenakan mereka sudah bisa memenuhi semua kebutuhan mereka (dalam hal ini adalah kebutuhan informasi) cukup hanya dengan mengakses ke dalam Intranet.
v
Atas dasar tersebutlah yang menjadi latar belakang dari judul penelitian Peneliti kali ini, yaitu ” Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola Perilaku Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA – Jakarta “. Pada Penelitian kali ini, Peneliti ingin mengetahui apakah penggunaan media berbasis komputer ini yaitu Intranet apakah mempunyai efek terhadap pola perilaku komunikasi antarpribadi sesama karyawan atau malah bisa jadi tidak mempunyai efek sama sekali terhadap pola komunikasi antarpribadi di antara karyawan tersebut. Pada kesempatan kali ini, perkenankan Peneliti untuk mengucapkan beribu – ribu terima kasih kepada : 1. Ibu Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si, selaku pembimbing skripsi, sekaligus sebagai ketua jurusan dari HUMAS di Universitas Mercu Buana, terima kasih Ibu atas kesabarannya membimbing Leni selama ini sehingga Leni bisa menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya. 2. Bapak Drs. Farid Hamid, M.Si selaku Ketua Sidang, terima kasih untuk semua bimbingan dan saran Bapak kepada Leni selama proses penyelesaian penelitian ini. 3. Bapak Heri Budianto, S.Sos, M.Si selaku Penguji Ahli dalam sidang skirpsi Leni, terima kasih atas kesediaan bapak untuk meluangkan waktunya untuk menjadi penguji ahli sidang skripsi Leni. 4. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 5. Mama ku sayang, yang baik hati tapi cerewet sekali , I Love You Mom, terima kasih banyak ya Mama untuk semua dukungan yang sudah Mama berikan kepada Leni, tidak ada yang dapat membalas kebaikan Mama, hanya doa Leni semoga Mama selalu di berikan kesehatan oleh ALLAH
vi
SWT, Amien. I did it Mom, with by my self, with a great result, only for you as my promise. 6. Almarhum Ayah dan Adik kesayangan ku Sandi, Alhamdulillah Ayah, Sandi, akhirnya Leni bisa menyelesaikan skripsi ini tepat waktu, terima kasih Ayah, Sandi, walaupun jasad Ayah dan Sandi sudah tidak menemani Leni lagi di dunia ini, Leni tahu bahwa kalian pasti juga pasti bisa ikut merasakan kebahagiaan yang Leni rasakan di sana. Doa Leni selalu akan Leni berikan kepada Ayah dan Sandi, istirahat yang tenang ya Ayah dan Sandi di sana. 7. Lina dan Alvi, adik perempuan dan laki – laki ku satu – satunya, terima kasih ya de’ atas semua dukungan ade’ kepada Kakak, untuk adik ipar ku yang paling baik, thank’s ya Bro for your support and your advise, I will never forget your kindness, dan juga kepada kedua keponakan ku yang manis dan ganteng, Lia dan Tyo, yang sudah memberikan semangat tak terucap dengan kata, I Love You Lia and Tyo, you are my world guys. 8. My lovely Angga, terima kasih banyak ya dear untuk semua bantuan serta dukungannya dan juga terima kasih karena telah mendampingi Leni selama ini dengan penuh kesabaran, finally, i did it honey. 9. Om Rudi dan Busu Munah untuk semua dukungannya, semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan om dan busu dan senantiasa diberikan nikmat kesehatan, amin. 10. Ibu Nefo Luhur Drajati, selaku Director Human Resources (HRD) di PT. Asuransi CIGNA Jakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan peneltian kepada Leni. Terima kasih ya Bu atas ijin nya, mohon maaf apabila Leni telah banyak merepotkan.
vii
11. Mba Lia, Manager Markom dan Mba Yeni, HR Staff dari PT. Asuransi CIGNA, terima kasih banyak ya Mba atas dukungan serta kesediaan Mba – Mba yang cantik dalam membantu Leni untuk mendapatkan semua informasi yang Leni butuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini. 12. Bos Rendy Pansa, Manager Executive Wholesale Dept. PT. Asuransi CIGNA yang selalu baik memberikan ijin cuti mendadak untuk Leni waktu masih dalam proses bimbingan skripsi, terima kasih ya Bos, dan untuk Ibu Suri ku yang cantik, Tamin alias Mba Mimin, wanita paling cantik di kantor sekaligus Senior Secretary PT. Asuransi CIGNA yang selalu mendukung, ngebelain dan memberikan nasihat serta saran yang OK banget, terima kasih banyak ya Tamin untuk semuanya, I Love You. 13. Staff Pengajar dan juga Staff Administrasi dari Universitas Mercu Buana, Special for bapak Firsan Nova dan Mba Etha. Mohon maaf apabila selama Leni kuliah selalu membuat repot. 14. Teman - teman angkatan 9 kelas Menteng Universitas Mercu Buana, Guys, we did it, i’m gonna miss you all, walaupun udah pisah, millist kita harus tetap aktif, ocre. 15. Dan juga kepada semua teman – teman di PT. Asuransi CIGNA, yang telah bersedia untuk menjadi koresponden dari kuesioner penelitian ini, hanya
ucapan terima kasih yang bisa Leni sampaikan untuk semua
dukungan dari rekan – rekan. 16. dan Juga Leni ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang tidak bisa Leni sebutkan satu per satu, atas semua dukungan yang tidak ternilai harganya kepada Leni dalam hal pembuatan penelitian ini.
viii
Sebagai penutup dari kata pengantar ini, Peneliti mengharapkan semoga penelitian ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang membaca peneltian ini, terutama bagi mahasiswa dan juga mahasiswi di lingkungan Universitas Mercu Buana untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya sebuah media komunikasi untuk menunjang lancarnya distribusi informasi terlepas dari manfaat positif dan akibat negatif yang di timbulkannya.
Sekali lagi Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan penelitian ini terdapat kesalahan yang tidak sengaja di buat oleh Peneliti yang secara tidak langsung
tidak
berkenan
di
pandangan
para
pembaca
penelitian
ini.
Kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT dan kekurangan merupakan milik Peneliti.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Jakarta, 23 Agustus 2008
PENELITI
ix
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKIRPSI ...........................................
i
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ...........................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ...................................
iii
ABSTRAKSI ..............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .................................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR GRAFIK .....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xviii
BAB I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah .....................................................
1
1.2. Perumusan masalah ..........................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................
6
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................
6
1.4.1. Manfaat Akademis .................................................
6
1.4.2. Manfaat Praktis ......................................................
7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi 2.1.1. Definisi komunikasi ....................................................
8
2.1.2. Proses dan tingkatan komunikasi ..............................
12
2.1.3. Komunikasi organisasi ...............................................
15
2.1.4. Komunikasi antarpribadi ............................................
17
2.2. Hubungan Masyarakat (HUMAS) 2.2.1. Definisi Humas ...........................................................
22
2.2.2. Peran dan Fungsi Humas ..........................................
24
2.2.3. Kegiatan dan Aktivitas Humas Dalam Organisasi .....
28
x
Halaman
2.3. Intranet .................................................................................
30
2.4. Karyawan .............................................................................
35
2.5. Teori Defendensi (Defedency Teory) ...................................
36
BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ......................................................................
41
3.2. Metode Penelitian .................................................................
42
3.3. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................
42
3.4. Populasi ................................................................................
43
3.5. Sampel ..................................................................................
44
3.6. Definisi konsep dan operasionalisasi konsep .......................
46
3.6.1. Definisi konsep ..........................................................
47
3.6.2. Operasionalisasi konsep ...........................................
48
3.7. Pengukuran data ..................................................................
49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian …………………………………………………
51
4.1.1. Gambaran umum PT. Asuransi CIGNA ………………
51
4.1.2. Struktur organisasi PT. Asuransi CIGNA …………….
54
4.1.3. Posisi PR (Markom) di PT. Asuransi CIGNA ..............
57
4.2. Hasil Penelitian ......................................................................
60
4.2.1. Identitas responden .....................................................
60
4.2.2. Data kuesioner ............................................................
64
A. Berdasarkan Komponen Kognitif ...........................
64
B. Berdasarkan Komponen Afektif .............................
73
C. Berdasarkan Komponen Konatif .............................
82
4.3. Pembahasan .........................................................................
93
4.3.1. Efek Penggunaan Intranet dari Komponen Kognitif .....
94
4.3.2. Efek Penggunaan Intranet dari Komponen Afektif .....
101
4.3.3. Efek Penggunaan Intranet dari Komponen Konatif .....
106
xi
Halaman
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 115 5.2. Saran ...................................................................................... 117 5.2.1. Saran Akademis ........................................................ 117 5.2.2. Saran Praktis ............................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA SUMBER LAINNYA LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses Komunikasi ...................................................................
12
Gambar 2. Tataran Komunikasi ..................................................................
19
Gambar 3. Four Step Public Relations Process …………………………….
29
Gambar 4. Teori Defendensi Mengenai Efek Komunikasi Massa …………
38
Gambar 5. Struktur Organisasi PT. Asuransi CIGNA .................................
56
Gambar 6. Posisi PR (Markom) di Struktur Organisasi PT. Asuransi CIGNA ............................
57
xiii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 4.1.
Jenis Kelamin ………….……………………………………
60
Tabel 4.2.
Usia ………………………………………………………….
61
Tabel 4.3.
Tingkat Pendidikan ……………………………………………
62
Tabel 4.4.
Masa Kerja ……………………………………………………
63
Tabel 4.5.
Pertanyaan 1 ………………………………………………
65
Tabel 4.6.
Pertanyaan 2 …………………………………………………
66
Tabel 4.7.
Pertanyaan 3 …………………………………………………
67
Tabel 4.8.
Pertanyaan 4 …………………………………………………
68
Tabel 4.9.
Pertanyaan 5 …………………………………………………
69
Tabel 4.10.
Pertanyaan 6 …………………………………………………
70
Tabel 4.11.
Pertanyaan 7 …………………………………………………
71
Tabel 4.12.
Pertanyaan 8 …………………………………………………
72
Tabel 4.13.
Pertanyaan 9 …………………………………………………
74
Tabel 4.14.
Pertanyaan 10 …………………………………………………
75
Tabel 4.15.
Pertanyaan 11 …………………………………………………
76
Tabel 4.16.
Pertanyaan 12 …………………………………………………
77
Tabel 4.17.
Pertanyaan 13 …………………………………………………
78
Tabel 4.18.
Pertanyaan 14 …………………………………………………
79
Tabel 4.19.
Pertanyaan 15 …………………………………………………
80
Tabel 4.20.
Pertanyaan 16 …………………………………………………
82
Tabel 4.21.
Pertanyaan 17 …………………………………………………
84
xiv
Tabel 4.22.
Pertanyaan 18 …………………………………………………..
Tabel 4.23.
Pertanyaan 19 …………………………………………………
Tabel 4.24.
Pertanyaan 20……………………………………………………
87
Tabel 4.25.
Pertanyaan 21 ……………………………………………………
88
Tabel 4.26.
Pertanyaan 22 …………………………………………………….
89
Tabel 4.27.
Pertanyaan 23 …………………………………………………….
90
Tabel 4.28.
Pertanyaan 24 …………………………………………………….
91
Tabel 4.29.
Pertanyaan 25 …………………………………………………….
92
xv
85 86
DAFTAR GRAFIK Halaman
Grafik 4.1.
Jenis Kelamin ………….……………………………………
60
Grafik 4.2.
Usia ………………………………………………………….
61
Grafik 4.3.
Tingkat Pendidikan ……………………………………………
62
Grafik 4.4.
Masa Kerja ……………………………………………………
63
Grafik 4.5.
Pertanyaan 1 ………………………………………………
65
Grafik 4.6.
Pertanyaan 2 …………………………………………………
66
Grafik 4.7.
Pertanyaan 3 …………………………………………………
67
Grafik 4.8.
Pertanyaan 4 …………………………………………………
68
Grafik 4.9.
Pertanyaan 5 …………………………………………………
69
Grafik 4.10.
Pertanyaan 6 …………………………………………………
70
Grafik 4.11.
Pertanyaan 7 …………………………………………………
71
Grafik 4.12.
Pertanyaan 8 …………………………………………………
72
Grafik 4.13.
Pertanyaan 9 …………………………………………………
74
Grafik 4.14.
Pertanyaan 10 …………………………………………………
75
Grafik 4.15.
Pertanyaan 11 …………………………………………………
76
Grafik 4.16.
Pertanyaan 12 …………………………………………………
77
Grafik 4.17.
Pertanyaan 13 …………………………………………………
78
Grafik 4.18.
Pertanyaan 14 …………………………………………………
79
Grafik 4.19.
Pertanyaan 15 …………………………………………………
80
Grafik 4.20.
Pertanyaan 16 …………………………………………………
82
Grafik 4.21.
Pertanyaan 17 …………………………………………………
84
xvi
Grafik 4.22.
Pertanyaan 18 …………………………………………………..
Grafik 4.23.
Pertanyaan 19 …………………………………………………
Grafik 4.24.
Pertanyaan 20……………………………………………………
87
Grafik 4.25.
Pertanyaan 21 ……………………………………………………
88
Grafik 4.26.
Pertanyaan 22 …………………………………………………….
89
Grafik 4.27.
Pertanyaan 23 …………………………………………………….
90
Grafik 4.28.
Pertanyaan 24 …………………………………………………….
91
Grafik 4.29.
Pertanyaan 25 …………………………………………………….
92
xvii
85 86
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Lampiran 2. Data Koresponden dan Jawaban Kuesioner Lampiran 3. Hasil Pengkodean Jawaban Untuk Input di SPSS 16 Lampiran 4. Hasil Output Jawaban Kuesioner dari SPSS 16 Lampiran 5. Contoh Intranet Lampiran 6. Lampiran Lainnya
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial. Inilah cirinya, sejalan dengan suatu kemampuan untuk berkomunikasi secara antarpersona diantara kelompok kelompok sosial, yang telah menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Sudah tentu, kapasitas untuk berkomunikasi inilah yang menimbulkan kohesi sosial dan dari sinilah berkembangnya suatu peradaban.1
Dasarnya komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Komunikasi dalam arti sama dengan menggunakan kata - kata lain juga dapat diungkapkan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikan kepada komunikator melalui media tertentu.
Suatu teori organisasi ekstensif, komunikasi menduduki posisi sentral dan sangat penting, semua karena struktur, keluasan (extensiveness), dan lingkup organisasi hampir seluruhnya ditentukan oleh cara kita berkomunikasi atau
teknik - teknik di dalam berkomunikasi. Pada kenyataannya,
1
H. Frazier Moore, Hubungan Masyarakat : Prinsip, Kasus dan Masalah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1987), edisi satu, hal. 78
1
2
komunikasi yang efektif bisa di katakan adalah komunikasi yang tujuan intinya memacu penerapan teknologi informasi dalam organisasi.2 Pentingnya komunikasi pada perusahaan adalah untuk menghadapi tantangan kompetisi global, sebuah organisasi atau perusahaan dihadapkan pada sebuah kondisi dimana perusahaan harus memikirkan ulang mengenai cara mereka dalam menjalankan bisnis dan mengevaluasi kembali cara perusahaan tersebut dalam mengkomunikasikan pengaruh apa yang terjadi kepada karyawannya. Sebuah komunikasi yang efektif memerankan suatu peranan penting dalam perkembangan perusahaan untuk menjadi suatu perusahaan yang fleksibel dan kompetitif. Semakin
berkembangnya
cara
kita
berkomunikasi,
maka
perkembangan ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi. Dalam hal. ini perkembangan teknologi informasi (IT) berubah secara cepat, tidak hanya dalam pendataan komputer akan tetapi juga dalam konteks komunikasi secara luas. 3 Keberadaan dari komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi organisasi, komunikasi bermedia komputer ini memperlancar penanggulangan hambatan - hambatan karena batasan ruang serta waktu, jadi, lokasi pegawai secara fisik sudah tidak relevan lagi.
2
Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005) , cetakan keempat, hal. 230 3 Philip Henslow, The Art and Sience of Public Relations (Runing a Public Relations Department), (New Delhi : Rest Publishing House, 2000), hal. 27
3
Perusahaan yang terlambat menyesuaikan diri dengan tuntutan pengaruh zaman akan kalah bersaing, hal ini akan menghasilkan kinerja yang rendah terhadap perusahaan. Salah satu bukti keberhasilan kinerja perusahaan dapat di lihat dari bagaimana arus informasi yang ada pada level Top Management dapat dengan cepat di informasikan kepada karyawannya.
Teknologi baru bermedia komputer ini, para pegawai dapat berhubungan dengan siapa pun, dan dimanapun dalam organisasinya. Sudah bukan masalah lagi apakah mereka satu gedung dengan kantor mereka, atau mereka dipisahkan oleh jarak geografis. Karena pesan - pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hierarki tradisional dan hambatan - hambatan departemennya dengan mudah, maka batas - batas dalam organisasi bisa hilang. Karena hubungan yang melekat dengan proses komunikasi organisasi, komunikasi bermedia komputer dapat menentukan norma - norma, pola, dan keputusan organisasi, penggunaan Intranet misalnya dalam sebuah perusahaan. Sebagai pioneer di bisnis Affinity & Bansurance Marketing4 dan sebagai pemenang Golden Trophy dari Majalah Infobank ditahun 20075 yang lalu, PT. Asuransi CIGNA juga merasa membutuhkan untuk mempunyai suatu system atau media komunikasi internal berbasis teknologi komputer, yang diharapkan pada akhirnya media internal baru tersebut bisa memberikan kemudahan dan juga bisa sebagai pendistribusi informasi yang cepat kepada seluruh karyawannya.
4 5
Company Profile PT. Asuransi CIGNA, (Jakarta : 2007) Majalah Infobank, (Jakarta : 2007), Edisi November
4
Berangkat
dari
hal
inilah
akhirnya
pihak
manajemen
dari
PT. Asuransi CIGNA memutuskan untuk membuat sebuah sistem komunikasi Intranet sebagai media komunikasi internal yang baru, dan inilah yang menjadi alasan dari Peneliti memilih PT. Asuransi CIGNA sebagai tempat untuk dijadikan penelitian. Intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan dalam batasan suatu organisasi.6 Dengan Intranet sebuah perusahaan dapat mengatasi masalah utama yang biasanya dihadapi oleh suatu institusi besar yaitu menyebarkan informasi antara sesama karyawan dengan cara yang cepat. Didalam Intranet seluruh informasi mengenai perusahaan tersedia, mulai dari mengirim dan menerima e - mail internal, company profile, figur, buku produk, dan lain sebagainya. Karyawan dapat memilih atau mempergunakan informasi - informasi yang sesuai dengan kebutuhan guna menunjang kegiatan operasional di divisi masing - masing. Pada tingkat yang paling sederhana, mungkin Intranet akan sangat dirasakan manfaat jika e mail internal perusahaan / institusi dapat diaktifkan. E - mail yang dilengkapi dengan kemampuan mailing list sangat membantu untuk melakukan koordinasi antar bagian secara fleksibel dan mengurangi rapat - rapat yang sering kali melelahkan. Intranet di PT. Asuransi CIGNA mempunyai peran yang cukup tinggi didalam hal. penyebaran informasi ataupun mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dalam kesehariannya, Intranet di PT. Asuransi CIGNA di kelola oleh 2 departemen, yaitu departemen Marketing Communication dan departemen System. 6
Michael R. Wijela, Internet dan Intranet, (Jakarta : Dinastindo, 2001), hal. 12
5
Di sini tugas dari PR di Markom adalah menyediakan berbagai macam informasi yang terkini yang ada kaitannya dengan perusahaan, dan tugas dari departemen system adalah mengimplementasikannya kedalam lay out penyajian di komputer. Intranet di PT. Asuransi CIGNA tidak hanya dapat digunakan untuk mengirimkan atau menerima berita, tapi juga Intranet di PT. Asuransi CIGNA juga dipergunakan sebagai media informasi karyawan, media untuk mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi baik itu di PT. Asuransi CIGNA pusat ataupun di cabang PT. Asuransi CIGNA di seluruh Indonesia. Intranet di PT. Asuransi CIGNA juga membantu pihak PR dalam hal. ini adalah departemen Marketing Communication untuk mempermudah menjalankan
tugasnya
sebagai
mediator
perusahaan
terhadap
karyawannya
antara
ataupun
pihak dalam
manajemen hal
untuk
mensosialisasikan kebijakan atau pun produk baru. Peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh yang di timbulkan dari penggunaan Internal Website (Intranet) di PT. Asuransi CIGNA untuk di jadikan bahan Penelitian, karena Peneliti ingin mengetahui apakah dari penggunaan media Intranet ini berpengaruh terhadap pola komunikasi antarpribadi karyawan di PT. Asuransi CIGNA. Didalam penelitian ini, Peneliti hanya membatasi kepada pola komunikasi hanya di antara sesama karyawan atau staff saja, dan tidak terhadap para manajer serta pimpinan. Berdasarkan hasil pemaparan diatas, Peneliti mengambil topik Penelitian mengenai “ Efek Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola
Komunikasi
CIGNA – Jakarta ”.
Antarpribadi
Karyawan
PT. Asuransi
6
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut : Sejauh mana efek yang di timbulkan dari penggunaan Internal website (Intranet)
terhadap
pola
komunikasi
antarpribadi
karyawan di
PT. Asuransi CIGNA ?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari mengadakan Penelitian ini adalah untuk mengetahui : Ada atau tidak adanya efek dari penggunaan media Internal website (Intranet)
terhadap
pola
komunikasi
antarpribadi
karyawan
di
PT. Asuransi CIGNA
1.4.
Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis Di harapkan penelitian ini bisa menunjukkan bahwa media internal di sebuah perusahaan contohnya saja seperti Intranet bisa di manfaatkan secara maksimal, tidak hanya sekedar untuk mengirim e-mail internal, juga bisa di manfaatkan sebagai sumber informasi produk, informasi terkini mengenai perusahaan, kebijakan – kebijakan perusahaan, dan bahkan keberadaan dari media ini bisa membantu tugas keseharian dari Public Relations yang bertindak sebagai mediator antara pihak manajemen dengan pihak karyawan.
7
1.4.2. Manfaat Praktis Adapun untuk manfaat praktis nya adalah di harapkan bahwa penelitian ini bisa menjadi saran dan masukan kepada PT. Asuransi CIGNA dalam hal memperbaiki pola komunikasi antarpribadi di antara para karyawan atas pemanfaatan sebuah media baru berbasis teknologi komputer sebagai media atau sarana komunikasi internal.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi
2.1.1. Definisi Komunikasi Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Apabila dilihat dari segi bahasa, kata komunikasi merupakan sebuah kata yang di serap dari kata dalam bahsa Inggris yaitu communication. Kata ini di rujuk dari sebuah kata latin yaitu communisi, yang berarti sama, communico, communication atau istilah communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah communis merupakan suatu istilah yang paling di sebut sebagai asal – usul dari kata komunikasi. Kata communis ini merupakan akar dari kata – kata latin lainnya yang mirip. Pengertian ini pada hakekatnya mengartikan bahwa “suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama”. 7 Banyak definisi komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan ahli - ahli komunikasi tersebut dalam mendekati fenomena komunikasi. Paradigma ilmiah yang penelaahannya berorientasi pada efek komunikasi tampak dominan, mengansumsikan komunikasi sebagai suatu proses linear atau proses sebab akibat yang
7
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q - Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi. (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007), hal. 2
8
9
mencerminkan pengiriman pesan yang biasa di sebut sebagai komunikator untuk mengubah pengetahuan, sikap dan pola dari si penerima pesan. 8 Frazier
Moore
mendefinisikan
komunikasi
adalah
proses
penyampaian pengertian antar individu. Semua masyarakat manusia dilandasi
kapasitas
manusia
untuk
menyampaikan
maksud,
hasrat,
perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lainnya. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dari situasi pola dimana suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan mempengaruhi pola si penerima. 9 Definisi komunikasi menurut Rosady Ruslan bahwa komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan yang disebut komunikan dengan tujuan mencapai saling pengertian diantara kedua belah pihak.10 Sedangkan menurut Effendi Onong Uchjana komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau pola.11
8
Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cetakan ke empat, hal. 64 9 H. Frazier Moore, Hubungan Masyarakat : Prinsip, Kasus dan Masalah, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1987), edisi satu, hal. 78 10 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hal. 77 11 Effendi Onong Uchjana, Human Relations dan Public Relations Dalam Manajemen, (Jakarta : CV. Mandar Maju, 1993), hal. 60
10
Hovland dalam buku Wiryanto mendefinisikan arti dari komunikasi sebagai berikut : “The process by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usualy verbal symbols) to modify, the behavior of other individu“. Terjemahannya adalah : Bahwa “Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lainnya”. 12
Pada dasarnya definisi dari Komunikasi sebagi kata sangat abstrak dan sulit untuk di definisikan karena komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar
telah
membuat
berbagai
macam
dan
banyak
upaya
untuk
mendefinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna, utama untuk melihat pada berbagai ide yang di bawa di dalam istilah tersebut. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaan - kegunaannya, dalam hal. apa definisi itu kita perlukan. 13
Berdasarkan definisi - definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
14
a. Komunikasi adalah suatu proses komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
12
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikais. (Jakarta : PT. Grasindo, 2006), hal. 6 Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Ciawi : Ghal. ia Indonesia, 2004), cetakan ke 1, hal. 7 14 http://meiliemma.wordpress.com 13
11
b. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak - pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama - sama ikut terlibat dan sama - sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. d. Komunikasi bersifat simbolis komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang - lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata - kata, kalimat, angka - angka atau tanda - tanda lainnya. e. Komunikasi
bersifat
transaksional
komunikasi
pada
dasarnya
menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional. f.
Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, Internet, faximili, dan lain - lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.
12
2.1.2. Proses dan Tingkatan Komunikasi Di dalam sebuah komunikasi pasti akan membutuhkan sebuah proses, yang mana proses itu biasanya kita sebut dengan proses komunikasi, tanpa adanya sebuah proses komunikasi yang baik, maka sebuah komunikasi tidak akan mungkin terjadi. Proses komunikasi adalah proses pengoperan dan penerimaan dari lambang - lambang yang mengandung arti. Syarat utama agar proses komunikasi terjadi adalah bahwa lambang - lambang yang diberi arti yang sama oleh pemakai lambang (komunikator) dan penerima lambang (komunikan). Kesamaan pemberian arti inilah yang nantinya berguna untuk menghindari kesalah pahaman di dalam sebuah komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi harus mencakup beberapa unsur yang merupakan persyaratan terjadinya suatu proses komunikasi, agar proses komunikasi yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan lancar dan efektif, dapat disebutkan bahwa unsur komunikasi yang paling dasar tersebut adalah komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Secara sederhana komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1.
15
Proses Komunikasi
Umpan Balik
Efek Pesan Komunikator
Komunikan Media
15
Loina Perangin - angin, Hubungan Masyarakat, Membina hubungan baik dengan publik, (Jakarta : Lalolo, 1996), hal. 31
13
Penjelasannya adalah sebagai berikut : a. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol - simbol yang bisa di mengerti kedua pihak. b. Pesan (Message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e - mail, atau media lainnya. c. Komunikan (Receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak. d. Komunikan (Receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Pada dasarnya di dalam sebuah proses komunikasi mempunyai 2 (dua) bentuk komunikasi atau cara komunikasi yaitu : Yang pertama adalah Komunikasi
langsung,
adalah
komunikasi
yang
berlangsung
tanpa
menggunakan suatu alat / media yang khusus dalam menyampaikan pesan. Komunikasi dalam hal. ini, dapat berbentuk kata - kata, gerakan - gerakan bagian tubuh yang mempunyai suatu arti khusus dan penggunaan isyarat dengan menggunakan bagian tubuh, misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita, dan yang ke dua adalah Komunikasi Tidak Langsung yang biasanya menggunakan alat / media dan mekanisme
14
yang mempunyai tujuan untuk melipat gandakan jumlah penerima - penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis dan waktu misalnya menggunakan flyer, buku, pamplet dan Internet.
Secara umum kegiatan / proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 5 (enam) tingkatan yaitu sebagai berikut :
16
Pertama
adalah Komunikasi intra - pribadi (intrapersonal communication). Yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Contoh : Berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dan lain sebagainya. Yang ke dua adalah Komunikasi antar - pribadi. Yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya Contoh : Percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon dan lain sebagainya. Yang ke tiga adalah Komunikasi dalam kelompok. Yakni kegiatan berkomunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu Komunikasi antar - kelompok / asosiasi. Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa
orang,
tetapi
masing
-
masing
membawa
peran
dan
kedudukannya sebagai wakil dari kelompoknya masing – masing. Yang ke empat adalah Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip – prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Yang ke lima adalah Komunikasi
dengan
masyarakat secara luas. Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan 16
http://meiliemma.wordpress.com
15
kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara : Komunikasi Massa yaitu komunikasi melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, dan lain sebagainya dan langsung tanpa melalui media massa misalnya ceramah, atau pidato di lapangan terbuka.
2.1.3. Komunikasi Organisasi
Persepsi mengenai komunikasi organisasi perlu diketahui sebagai dasar untuk memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk - bentuk komunikasi formal dan informal.
Pembahasan teori ini menyangkut struktur dan fungsi organisasi, yaitu mengenai hubungan antar manusia yang ada di dalamnya, juga pola komunikasi dan proses pengorganisasiannya, dan tidak ketinggalan budaya yang berlaku di dalam setiap perusahaan atau di setiap organisasi.
Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari pertukaran pesan dalam seluruh organisasi, komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip - prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit - unit komunikasi yang merupakan bagian
16
dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit - unit komunikasi dalam hubungan yang hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi di dalam suatu lingkungan.
Dedy Mulyana mendefinisikan bahwa komunikasi organisasi adalah pola pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana caranya dari mereka yang terlibat dalam proses tersebut itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi.
17
Meskipun bermacam - macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal. yang dapat disimpulkan : a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik di dalam lingkungan internal maupun didalam lingkungan eksternal. b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan juga jenis media yang ada di dalam sebuarh organisasi. c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilannya.
Dalam hal ini, komunikasi yang efektif dengan para karyawan, pelanggan, pemegang saham, masyarakat di sekitar perusahaan dan publik lainnya adalah esensial bagi hubungan masyarakat yang baik. Hubungan dengan masyarakat hanya dibina dengan berkomunikasi dengan mereka. Bisa di pastikan apabila komunikasinya kurang atau cara berkomunikasi atau cara
17
menyampaikan
komunikasi
nya
salah,
maka
tidak
menutup
Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cetakan ke empat, hal. 33
17
kemungkinan bahwa kesalahpahaman dan pertentangan mungkin akan terjadi.
2.1.4. Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat di artikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang - orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada pengaruh dan tindakan yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antar Pribadi menyebutkan bahwa komunikasi antarpribadi (interpersonal) adalah sebuah komunikasi yang terjalin di antara orang - orang secara tatap muka, yang memungkinkan bisa menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi di sini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang saja. Liliweri menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, adalah arus pesan dua arah, konteks komunikasi adalah tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi, kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi, kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban serta efek yang terjadi antara lain pengaruh sikap. 18 Menurut Dani Vardiansyah, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dapat terjadi dalam konteks satu komunikator dengan satu komunikan
18
Liliweri, A, Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1991), hal. 13
18
(komunikasi diadik : dua orang) atau antara satu komunikator dengan dua komunikan (komunikasi triadik : tiga orang), dan komunikasi ini dapat berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media. 19 Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau pola komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan maka ia akan merasa bahwa komunikasinya telah berhasil. Dalam sebuah organisasi, komunikasi mengalir dari orang ke orang secara langsung atau dalam suasana kelompok. Arus semacam itu disebut dengan komunikasi antarpribadi dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai dengan percakapan sepintas lalu. Pola antarpribadi tidak akan ada tanpa
komunikasi
antarpribadi
dan
komunikasi
antarpribadilah
yang
menghubungkan orang - orang sehingga terjadi sebuah interaksi di antara mereka. Astrid Susanto mengemukakan mengenai ciri - ciri komunikasi antarpribadi di antaranya adalah :
20
Jumlah orang yang terlibat sangat
sedikit (2 – 3 orang), tingkat kedekatan fisik pada waktu berkomunikasi intim sampai pribadi, pesan komunikasi nya adalah informal, penyesuaian pesan bersifat khusus, tujuan dan maksud komunikasi tidak berstruktur namun sosial
Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku dari komunikannya, memanfaatkan pesan verbal dan
19
Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi Pendekatan taksonomi Konseptual, (Ciawi : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 30 20 Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, (Bandung : Bina Cipta, 1997), hal. 24
19
non verbal, serta segera merubah atau menyesuaikan pesannya apabila di dapat umpan balik yang negatif.21 Ada 6 (enam) karateristik dari sebuah komunikasi antarpribadi, yaitu : Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self), komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, komunikasi antarpribadi mencakup aspek -
aspek
isi pesan dan
hubungan
pribadi, komunikasi
antarpribadi
mensyaratkan adanya kedekatan fisik di antara pihak - pihak yang berkomunikasi, komunikasi antarpribadi melibatkan pihak - pihak yang saling tergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi, komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Untuk lebih jelas mengetahui kedudukan dari komunikasi antarpribadi di dalam kehidupan sehari - hari, berikut gambar nya :
Komunikasi Massa Komunikasi Organisasi Komunikasi Publik Komunikasi Kelompok
Komunikasi Antarpribadi Komunikasi Intrapribadi
Gambar 2. Tataran Komunikasi
21
22
Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual, (Ciawi : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 30 - 31 22 Ibid, hal. 29
20
Dari uraian serta rangkuman ciri dari komunikasi antarpribadi, peneliti mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai sebuah interaksi tatap muka secara verbal dan non - verbal pada tataran psikologis antara individu yang satu dengan individu yang lain, yang memiliki norma relasional berdasarkan kesepakatan individu - individu tersebut, dimana arus pesan terjadi dari dua arah secara aktif serta saling mempengaruhi dan mengubah satu sama lain. Dalam hal. ini yaitu pembahasan Peneliti mengenai pengaruh penggunaan
dari
keberadaan
Intranet
terhadap
adakah
efek
yang
ditimbulkan terhadap pola komunikasi antarpribadi karyawan, maka dari proses mempengaruhi tersebut akan muncul komponen – komponen penentuan sikap dari masing – masing individu yang di dasari dari latar belakang individu itu masing – masing, pengalaman, nilai yang di anut dan dari berita yang berkembang. Adapun komponen – komponen sikap individu ( KAK ) didalam menentukan sebuah pendirian adalah :
23
a. Komponen Kognitif (pengertian atau nalar) Komponen kognitif ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian dan pengertian
dari
seseorang
berdasarkan
rasio
atau
kemampuan
penalarannya. Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan sebagai komponen afektif dengan kondisi pola sebagai komponen konatif seperti itulah yang menjadi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap.
23
D.W. Rajecki, Attitude, Themes and Advances, (Massachusetts : Sinaur Associates 1982), hal. 34
21
b. Komponen Afektif (perasaan atau emosi) Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci, dan kebanggan hingga muak atau bosan terhadap sesuatu, sebagai akibat
setelah
merasakannya
atau
simbol
setelah
melihat
dan
mendengarkannya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan evaluasi berdasarkan perasaan seseorang secara emotif
(aspek
emosional) untuk menghasilkan penilaian yaitu baik atau buruk. Komponen ini menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek, dan objek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan
c. Komponen Konatif (tingkah laku) Komponen ini menampilkan tingkah laku atau pola seseorang misalnya bereaksi memukul, menghancurkan, menerima, menolak, mengambil, membeli dan lain sebagainya. Jadi merupakan komponen untuk menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau berpola atas suatu rekasi yang sedang di hadapainya. Komponen ini dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana pola atau kecendrungan yang berpola yang ada didalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
Dari ke tiga penjelasan mengenai penentuan sikap tersebut, maka Peneliti ingin mengetahui, yaitu apakah ada efek yang ditimbulkan akibat dari penggunaan media Intranet sebagai media komunikasi internal baru di dalam lingkungan perusahaan mereka didalam pemuasan kebutuhan mereka
22
masing –masing akan sebuah informasi terhadap pola
komunikasi
antarpribadi karyawan PT. Asuransi CIGNA
Dari hasil penelitian ini, Peniliti pada akhirnya ingin melihat seberapa besar efek perubahan pola komunikasi di antara sesama karyawan di PT. Asuransi CIGNA atau bahkan sama sekali tidak ada efek perubahan yang di timbulkan atas penggunaan Intranet ini.
2.2.
Hubungan Masyarakat (HUMAS)
2.2.1. Definisi Humas Pada dasarnya, Humas merupakan suatu bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non komersial, mulai dari yayasan,
kepemerintahan
bahkan
sampai
kepada
pesantren
pun
memerlukan Humas. Sudah di akui dan sudah tidak diragukan lagi bahwa keberadaan Humas di dalam sebuah organisasi profit ataupun di organisasi non profit bisa menambah keuntungan bagi pihak manajemen ataupun pihak pengelola organisasi didalam hal. penyampaian informasi – informasi atau pun kebijakan – kebijakan baru yang akan di terapkan di kemudian hari di organisasi tersebut. Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1920. Perkembangan Humas di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan yang
23
terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal
dari
pemikiran
tersebut
maka
kegiatan
kehumasan
mulai
dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi.24 Humas, yang merupakan terjemahan bebas dari istilah public relations atau PR, kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian, itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Onong Uchjana Effendy mendefinisikan hubungan masyarakat adalah fungsi dari manajemen dari sikap budi yang berencana serta dan juga berkesinambungan, yang dengan itu organisasi – organisasi dan atau lembaga – lembaga yang bersifat umum ataupun pribadi berupaya untuk membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka, untuk mengorelasasikan dan apabila bisa
sedapat
mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efektif yang telah di tetapkan sebelumnya.25
24 25
Onong Uchjana Effendi, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Jakarta : 1991), Hal. 12 Ibid, hal. 20 - 21
24
Sedangkan menurut Rosady Ruslan Humas adalah perantara antara pimpinan organisasi dengan publicnya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal.26 Menurut J. C. Saeidel sebagaimana yang dikutip oleh Oemi Abdurrachman dalam bukunya Dasar – Dasar PR, pengertian Humas adalah sebagai berikut :
“ PR is the continuing proses by which management endeavors to obtain goodwill and understanding, of its customers, its employee and the public at large, in wardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression “
Terjemahannya adalah : Humas adalah suatu proses yang kontinyu dari usaha – usaha manajemen untuk memperoleh goodwil dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan – perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan – pernyataan. 27
Lain halnya dengan Rhenald Kasali, menurutnya Humas atau PR adalah seni untuk membuat perusahaan anda di sukai dan di hormati oleh para karyawan, konsumen dan para penyalurnya. 28
2.2.2. Peran dan Fungsi Humas
Peran Humas atau peran PR di bagi menjadi 4 kategori dalam suatu organisasi yaitu sebagai berikut : 29
26
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 16 27 Oemi Abdurrachman, Dasar – dasar Public Relation, (Bandung :Citra Aditya Bakti, 1990), Hal. 24 - 25 28 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relation, (Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2000) , cetakan ke tiga, hal. 6 29 Rosady Ruslan, op.cit, hal. 22 - 23
25
a.
Communication Tehnician Beberapa praktisi memasuki dunia Humas ini sebagai teknis. Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. Humas diarahkan untuk berperan menulis, menulis newsletter, menulis inhouse journal, menulis newsrelease, menulis features, dan lain sebagainya. Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penelitian tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai
b.
" The Last To Know. "
Expert Presciber Praktisi Humas sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si "komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya. Tampaknya bangga karena Humas semacam ini dianugerahi kepercayaan tinggi tetapi karena tidak adanya keterlibatan top manajemen dalam peran Humas maka Humas seolah terisolir dari perusahaan. Ia sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Di pihak manajemen mereka juga menjadi sangat tergantung kepada Humas Mereka menjadi minim komitmen kepada tugas - tugas Humas, padahal. seperti diketahui seharusnya tugas Humas harusnya dilakukan oleh semua orang yang ada dalam sebuah perusahaan, dalam hal. difusi peran dan fungsi Humas sehingga mereka paham
26
spirit perlunya Humas bagi perusahaan menjadi rendah dan tidak akan tersosialisasi bahkan terburuk akan hilang kepercayaan top manajemen akan fungsi Humas bagi sebuah organisasi. Hal ini akan terjadi apabila top manajemen banyak merasa dikecewakan oleh Humas yang dianggap mereka sebagai pakar c.
Communication Facilitator Humas sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way communication dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada atau yang terjadi. Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat kedua belah pihak. Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai kontak antara organisasi dan publiknya. Sebagai wasit dari interaksi, memantapkan agenda
yang
akan
didiskusikan
antara
dua
belah
pihak,
menyimpulkan pandangan, bereaksi terhadap kasus, membantu partisipan mendiagnosa masalah, membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka menjadi boundary spanner antara perusahaan dan publiknya. Mereka bekerja di bawah asumsi bahwa two way communication mampu meningkatkan kualitas pengambilan keputusan organisasi dan publik dalam hal prosedur, kebijakan, serta tindakan lain yang berhubungan dengan minat kedua belah pihak
27
d.
Problem Solving Facilitator Peranan praktisi Humas dalam hal proses pemecahan persoalan Humas ini, merupakan bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil
tindakan
eksekusi
(keputusan)
dalam
mengatasi
persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
Sedangkan untuk fungsi Humas secara umum ada empat, yaitu : Pertama menunjang aktivitas utama manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan baik secara bersama - sama, maksudnya adalah bahwa Humas didalam keseharian tugasnya sudah pasti akan mengutamakan kepentingan utama manajemen tapi juga tidak menutup mata akan kekeliruan yang ada, ke dua adalah mampu membina hubungan yang harmonis antara lembaga yang diwakilinya dan dengan publicnya tanpa terkecuali, dan tidak memihak kepada pihak yang diwakilinya tersebut, ketiga adalah memiliki kemampuan dan mengidentifikasi tentang persesi, opini dan tanggapan public yang positif terhadap perusahaan atau sebaliknya,dan yang ke empat adalah melayani komunikasi dua arah timbal balik, mengatur arus informasi, publikasi dan pesan - pesan perusahaan yang positif kepada khalayak publik sasaran demi tercapainya citra yang positif bagi kedua belah pihak. Di samping itu dalam menjalankan fungsi Humas diperlukan empat tuntutan berdasarkan kemampuan dari pejabat Humas atau pejabat PRO yang bersangkutan, yaitu :
30
Pertama adalah memiliki kemampuan
mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di
30
ibid hal. 118 - 119
28
lapangan, perencanaan kerja, berkomunikasi dan hingga mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya, kedua adalah kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya, ketiga adalah kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, melalui kekuatan public relations (power of the PR) dalam merekayasa pandangan atau opini publik (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi atau instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling menguntungkan, dan yang ke empat adalah kemampuan Humas dalam menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal.
2.2.3. Kegiatan dan Aktivitas Humas dalam Organisasi Sebelum membahas mengenai kegiatan serta aktivitas Humas di dalam organisasi, alangkah lebih baiknya aapabila kita memahami terlebih dahulu bahwa kedudukan Humas atau PR didalam sebuah organisasi yaitu adalah dalam posisi sebagai penilai sikap masyarakat agar tercipta keserasian dengan sikap dan kebijaksanaan organisasi.
Dalam hal. penempatan PR ada beberapa klasifikasi penempatan dan pemanfaatan PR pada sebuah organisasi : a. Beberapa organisasi menempatkan Humas pada hirarki tinggi di perusahaan, memiliki garis pelaporan langsung kepada pimpinan atau kepala administrator. Beberapa menempatkan fungsi Humas pada posisi yang lebih rendah, memiliki hubungan pelaporan dengan bagian
29
pemasaran, personalia, legal atau pengambil keputusan lain di tingkat yang lebih tinggi. b. Beberapa organisasi menempatkan Humas pada unit tersendiri sementara itu ada beberapa organisasi yang menempatkan Humas pada beberapa unit dalam departemen di organisasi
Dikaitkan dengan definisi Humas yang sekaligus merupakan acuan fungsi ke humasan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa aktivitas Humas atau aktivitas PR dimulai dari pembenahan oranisasi internal PR / Humas (PR begins at home), hingga kegiatan bersifat membangun citra perusahaan (image corporate building), dan citra cermin (mirror image), serta citra serbaneka lainnya. 31
Untuk lebih memperjelas aktivitas kegiatan Humas didalam sebuah institusi atau organisasi bisa dilihat di dalam lampiran gambar berikut ini :
4. Evaluating The Program
Assessment : How did we do ?
1. Defining PR Problem
Situation Analysis : What’s happening now ?
_________________________________________________ Implementation : How and when do we do and say it ? 3. Taking Action & Comm.
Strategy What should we do and say, and why ? 2. Planning & Programming
Gambar 3. Four Step Public Relations Process
31 32
Ibid, hal. 116 Ibid, hal. 151
32
30
2.3.
Intranet
Tanpa di sadari bahwa manusia telah demikian terperangkap kepada kepada kebutuhan teknologi informasi (IT) berupa kotak - kotak elektronik, mulai dari televisi, radio, telepon seluler (ponsel), serta aneka perangkat komputasi berupa Peronal Computer (PC) dan laptop, hingga komputer saku Personal Digital Assistance (PDA). Inovasi terus berkembang setiap hari yang menghasilkan intregrasi antara yang satu dengan yang lainnya. Dan dengan adanya perkembangan di dunia teknologi informasi tentu saja memperluas sarana untuk melakukan komunikasi, dalam hal ini seorang PR yang handal harus tanggap untuk bisa memanfaatkan media – media terbaru sebagai instrument aplikasi tugasnya. Dan salah satu contoh dari media baru yang bisa dipergunakan oleh PR sebagai media baru untuk berkomunikasi di dalam sebuah perusahaan atau organisasi adalah Intranet. Perkembangan teknologi komunikasi melahirkan tiga teknologi baru, yaitu Internet, Intranet dan Ekstranet. Intranet adalah kumpulan komputer pribadi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam bentuk jaringan yang tercipta melalui saluran telekomunikasi seperti telepon. Komputer pribadi dapat berada di berbagai tempat yang terpisah, baik didalam wilayah nasional maupun internasional. 33 Intranet adalah konsep LAN yang mengadopsi teknologi Internet, diperkenalkan
pada
akhir
tahun
1992.
Intranet
adalah
LAN
yang
menggunakan standar komunikasi dan segala fasilitas Internet, diibaratkan berInternet dalam lingkungan lokal. Intranet umumnya juga terkoneksi ke
33
Michael R. Wijela, Internet dan Intranet, (Jakarta : Dinastindo, 2001), hal. 2
31
Internet sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan data dengan jaringan Intranet lainnya (Internetworking) melalui backbone Internet. Micahel R. Wijela dalam bukunya pengantar Local area Network, seperti di terjemahkan oleh Sugiharo Soenarto “ Intranet adalah jaringan (informasi internal perusahaan yang menggunaka arsitektur protokol dan aplikasi yang sama seperti Internet. 34 Pengertian lain Intranet menurut Adi Kurniadi disimpulkan bahwa Intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan didalam batasan suatu organisasi. 35 Menurut Suzanne, Intranet adalah jaringan dalam sebuah perusahaan yang dapat digunakan untuk mengelola informasi termasuk membuat isi, mengarahkan dan menyetujui, menerbitkan, memakai dan mengarsip informasi. 36 Intranet adalah tipe jaringan Internet yang informasi dan aksesnya terbatas pada satu organisasi. Intranet menggunakan teknologi yang sama dengan Internet dan world wide web, tetapi informasi disediakan dan hanya dapat diakses dari jaringan komputer perusahaan. Data perusahaan yang peka yang berada dalam Intranet dilindungi dari penyusup gelap dari Internet dengan menggunakan perangkat lunak keamanan yang disebut firewall, tipe gerbang khusus yang mengendalikan akses ke jaringan lokal perusahaan. 37 Terdapat beberapa faktor mengapa Intranet berkembang dengan pesat, yaitu di antaranya adalah keinginan untuk berbagi pengetahuan global, kebutuhan yang lebih besar untuk mengakses informasi perusahaan,
34
Ibid, hal. 158 Adi Kurniadi, Intranet, (Jakarta : Elexmedia Komputindo, 1998), hal. 5 36 Suzanne Vancieve & Mike Brittor, Memahami Intranet (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 1999) hal. 54 37 http://onno.vlsm.org 35
32
kemudahan dan keluwesan pengguna web, memungkinkan karyawan unutk berkomunikasi dan bekerja sama, semua komputer perusahaan dapat dihubungkan padanya bahkan bila komputer itu mempunyai sistem operasi internal yang berbeda, bisa
menghemat waktu dan uang perusahaan
dengan meningkatkan komunikasi dan kerja sama karyawan, mengurangi jumlah perjalanan kayawan, menghilangkan rapat yang tidak perlu, dan juga informasi lebih mudah di akses. Selain faktor - faktor diatas ada beberapa alasan mengapa banyak perusahaan yang menggunakan Intranet, yaitu untuk
: Menerbitkan
dokumen perusahan, mengumumkan lowongan pekerjaan, menyediakan materi presentasi, menyimpan catatan dan informasi perusahaan serta menawarkan program atau perangkat lunak. Dengan Intranet maka sebuah perusahaan yang besar dapat mengatasi masalah utama yang biasanya dialami oleh mereka, yaitu menyebarkan informasi antar sesama karyawan dengan cara yang cepat, mudah dan efektif. Intranet memiliki sarana dan juga kemampuan untuk melakukan semua hal. ini dengan murah, felksibel sertat tidak terikat oleh program atau perangkat tertentu serta mudah dan menarik dalam penggunaannya. 38 Beberapa keunggulan dari Intranet adalah : Kemudahan dan keluwesan pengguna web, memungkinkan karyawan untuk berkomunikasi dan bekerja sama, semua komputer perusahaan dapat dihubungkan padanya bahkan bila komputer itu mempunyai sistem operasi internal yang berbeda,
dapat
menghemat
waktu
dan
uang
meningkatkan komunikasi dan kerja sama karyawan.
38
Adi Kurniadi, op.cit, hal. 7
perusahaan
dengan
33
Intranet di dalam suatu organisasi banyak digunakan untuk :
a.
39
Human resource personal services.
Pada Model organisasi ini Intranet dapat digunakan untuk menyajikan informasi , seperti : Pertama, manual pekerja, misal tata - tertib, petunjuk kerja, informasi liburan, asuransi, prosedur pembelian dan pengeluaran barang, kedua bulletin board perusahaan, missal pengumuman kebijaksanaan pekerjaan, jadwal kerja, pelatihan, menu kafetaria, jadwal kegiatan ekstra, ketiga record pekerja, misal waktu kerja dan kehadiran, data kepegawaian, seperti alamat rumah hingga prestasi kerja, ke empat newsletter ( berita - berita) penting untuk pekerja, dan kelima informasi informasi yang berkaitan dengan human resource department, misal informasi yang digunakan untuk menyewa
property.
Memecat,
memindahkan,
mempromosikan,
melatih karyawan dan lain sebagainya
b.
Materiel dan Logistic Service
Organisasi kerja seperti itu dapat berupa took, cleaning service dan lain lain. Informasi yuang dapat diletakkan di Intranet misalnya : Image yang dapat di - click, yang menerangkan gambaran suatu fasilitas pada suatu kantor, listing peralatan atau service yang disediakan, image map yang dapat menerangkan buku telepon suatu perusahaan, suatu form yang dapat diisi dan digunakan untuk mencari informasi mengenai order, catalog, dan lain sebagainya dengan memanfaatkan CGI akan dapat disusun apliaksi Intranet yang 39
http://wilis.himatif.or.id
34
mendukung kerja organisasi dalam bidang ini. Misal, untuk ordering ataupun yang lain.
c. Information pada system
Pada model organisasi ini Intranet dapat digunakan untuk menyediakan Informasi mengenai computer – computer para staff, informasi yang dibutuhkan para user, berkaitan dengan pengetahuan umum, manual operasi program untuk suatu pekerjaan , dapat dikumpulkan pada suatu database sehingga dapat berupa suatu perpustakaan elektronis, semua data atau dokumen yang berbentuk file word processing, spreadsheet, graphics dll, dapat dihunakan bersama – sama dengan memanfaatkan aplikasi berbasis web dengan pusat data di web server.
Secara otomatis pula dengan Intranet kendala - kendala yang menjadi bagian dari proses komunikasi antara para pegawai bisa dihilangkan, menghubungi kelompok manajer atau seorang teman menjadi lebih mudah, ”perburuan telepon” jarang terjadi atau tidak relevan lagi, menemui manajer di kantor atau setelah rapat untuk meminta atau memberikan informasi tidak diperlukan lagi, tinggalkan saja pesan elektronik setiap saat, bisa pagi, siang, sore ataupun malam hari, dengan teknologi baru bermedia komputer ini, maka
seluruh
pegawai
akan
mendapatkan
informasi
mengenai
permasalahan dan perkembangan di lingkungan perusahaan. 40 Demikian pula halnya dengan keberadaan Intranet di PT. Asuransi CIGNA yang berperan sebagai media komunikasi internal bagi karyawannya. Intranet
40
di
PT.
Asuransi
CIGNA
berperan
cukup
penting
untuk
R. Wayne pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja perusahaan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 229
35
menginformasikan
dan
mendistribusikan
informasi
baik
dari
pihak
manajemen kepada karyawan atau sebaliknya. Intranet di PT. Asuransi CIGNA memang sudah bisa di katakan sebagai media atau alat untuk berkomunikasi antar karyawan, karena dengan Intranet di manapun karyawan itu berada selama karyawan tersebut komputer nya di dukung dan tersambung ke dalam system Intranet CIGNA, maka karyawan tersebut bisa menggunakan failitas Intranet tersebut.
2.4. Karyawan Karyawan adalah aset penting yang pendapatnya perlu di dengarkan dan kekhawatirannya perlu diperhatikan. Keberadaan karyawan di sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting untuk menunjang dan menggapai tujuan perusahaan yang telah di tetapkan sebelumnya. Karyawan adalah orang - orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Ia adalah karyawan yang di bawah komando supervisor atau atau kepala seksi atau kepala subseksi. Umumnya mereka hanyalah tamatan sekolah menengah atau di bawahnya, namun ada juga yang sempat mengenyam pendidikan di universitas.
41
Karyawan adalah
orang yang mampu melayani serta mampu mengetahui kebutuhan dari pelanggan, karena mereka lah yang mempunyai interaksi yang paling banyak dengan para pelanggan perusahaan. Pengertian lain dari karyawan adalah meliputi semua orang yang bekerja atau menunjang suatu organisasi yakni mulai dari puncak pimpinan (pihak manajemen) sampai kepada pelaksana operasional, mereka bisa 41
Onong Uchjana Effendy, Dimensi - Dimensi Komunikasi, (Bandung : Alumni, 1993), hal. 54
36
terpusat di suatu gedung atau pula terpencar di beberapa daerah atau tempat dengan variasi jabatan disertai dengan variasi pendapatan, status, sosial, etnis dan unsur lainnya.
42
Maka berangkat dari pemahaman inilah maka diperlukan kerjasama yang baik di antara pihak karyawan dengan pihak manajemen perusahaan. Di antara kedua pihak ini harus terjalin kerjasama yang baik dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah di tetapkan sebelumnya dalam usaha mencapai keuntungan bersama di kedua belah pihak. Karyawan dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari karyawan di PT. Asuransi CIGNA yang untuk pemilihan sebagai sampel penelitian menggunakan teknik secara acak, maksudnya adalah tidak melihat kepada status ataupun strata pendidikannya.
2.5. Teori Defendensi (Depedency theory) Studi komunikasi dewasa ini telah banyak melahirkan berbagai macam teori yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Ada banyak teori tentang komunikasi. Berdasarkan kurun waktu dan pemahaman atas makna komunikasi, teori komunikasi semakin hari berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya. Model atau teori komunikasi bisa di katakan sebagai gambaran umum secara sederhana mengenai suatu alur atau kegiatan komunikasi. Model komunikasi biasanya di buat untuk memudahkan para pembacanya untuk lebih mudah memahami suatu alur informasi dan juga alur komunikasi . 42
Josep A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, professional Books, (Jakarta, 1997), Hal. 94
37
Studi mengenai hasil - hasil atau akibat komunikasi media sudah banyak dilakukan di mana - mana, terutama di lingkungan pendidikan tinggi komunikasi dan sosial, juga pendidikan, perpustakaan dan informasi, psikologis dan hukum. Terdapat dua sisi efek dari media, yakni efeknya terhadap budaya masyarakat secara keseluruhan, dan efeknya kepada anggota masyarakat secara individual. Di sini Peneliti memfokuskan kepada sebuah teori yang diakibatkan oleh penggunaan media secara individual, artinya efek yang di timbulkan oleh media massa pada perorangan namun dilihat dari konteksnya secara keseluruhan. 43
Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat.
44
Dalam hal. penelitian mengenai aspek pengaruh pola komunikasi antarpribadi yang disebabkan oleh sebuah penggunaan media komunikasi, maka Peneliti mengambil kesimpulan dari beberapa teori komunikasi yang ada bahwa Teori Defendensi mengenai efek komunikasi massa lah yang menurut Peneliti adalah teori yang tepat untuk di jadikan landasan teori penguat atas dasar pola komunikasi antarpribadi yang berbasiskan penggunaan media, dalam hal. ini media komunikasi nya adalah Intranet.
43 44
http://bdg.centrin.net.id http://kuliahkomunikasi.com
38
Depedency theory asalnya di usulkan oleh Sandra Ball - Rokeach dan Melvin DeFleur pada tahun 1976,
mereka mengusulkan pola hubungan
terpadu antara audiens, media dan sistem sosial secara luas. Teori ketergantungan terhadap media seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Gambar 4 Teori Defendensi Mengenai Efek Komunikasi Massa (Sandra Ball – Rokeah & Melvin L. DeFleur)
45
Sistem Sosial
Sistem Media
( Tingkat stabilitas Struktural yang bervariasi )
( Jumlah dan sentralisasi fungsi informasi yang bervariasi )
AUDIENCES ( Tingkat ketergantungan pada informasi media yang bervariasi)
EFEK ( Kognitif, Afektif dan Behavioral)
Teori ini lebih menfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecendrungan terjadinya efek media massa. Teori ini pada dasarnya adalah merupakan suatu pendekatan struktural sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern dimana media dapat dianggap sebagai informasi yang
45
S. Djuarsa Sendjaja & Turnomo Rahardjo, Teori Komunikasi, (Jakarta : 1992), hal. 200
39
memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, pengaruh dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok atau individu didalam aktivitas sosial. Pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagi sumber informasi bagi pengetahuan tentang, dan orientasi kepada, apa yang terjadi didalam masyarakatnya. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa
khalayak
tidak memiliki
ketergantungan yang sama terhadap semua media. Yang sebenarnya melandasi ketergantungan khalayak terhadap media massa adalah :
Pertama khalayak akan menjadi lebih tergantung
terhadap media yang telah memenuhi berbagai kebutuhan khalayak bersangkutan dibanding pada media yang menyediakan hanya beberapa kebutuhan saja dan sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media,
sehingga
bukan
sumber
media
massa
yang
menciptakan
ketergantungan, melainkan kondisi sosial. Peneliti dalam hal ini ingin melihat berdasarkan Teori Dependensi yang lebih lanjut ditujukan pada jenis - jenis pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan media Intranet sebagai media komunikasi internal antar karyawan terhadap pola komunikasi antarpribadi mereka, yaitu :
40
a. Efek Kognitif, yaitu dalam hal menambah pengetahuan dan wawasan, pemahaman mengenai isi dan gaya bahasa, informasi dan berita lebih cepat dan beragam serta kemudahan mendapat informasi b. Efek Afektif, yaitu dalam hal tertarik untuk menggunakan, penginterprestasian
diri,
terpuaskan
akan
pemenuhan
kebutuhan informasi dan pengaruh cara pandang atas arti sebuah informasi c. Efek Konatif, yaitu dalam hal sebagai pengganti kehadiran individu, sosialisasi diri individu, individu yang Individualis, serta komunikasi tatap muka antarpribadi
Titik sentral dari teori atau pendekatan ini adalah adanya audiens yang bergantung kepada informasi media untuk menemukan kebutuhan kebutuhan dan mencapai tujuan - tujuannya. Dan pemenuhan kebutuhan akan informasi di sini sangat beragam di sesuai kan dengan apa yang di butuhkan oleh masing – masing individu yang mengakses ke dalam media Intranet ini. Sehubungan dengan penelitian ini, dengan mengacu kepada Teori Dependensi ini maka hasil akhirnya nanti di harapkan secara bersama – sama
kita bisa melihat apakah dengan menggunakan sebuah media
komunikasi internal dalam hal ini adalah Intranet sebagai sarana atau alat berkomunikasi bisa merubah pola komunikasi antarpribadi karyawan khususnya di PT. Asuransi CIGNA atau malah tidak berpengaruh sama sekali terhadap pola komunikasi antarpribadi di mereka.
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe Penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi situasi atau variabel tersebut.
46
Pada umumnya penelitian deskriptif menggunakan survey
sebagai metode pengumpulan data. Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
dan
penelitian
kuantitatif
lebih
menekankan
kepada
pengembangan hipotesa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang diakibatkan oleh penggunaan Intranet sebagai media komunikasi internal bagi karyawan di PT. Asuransi CIGNA mempengaruhi pola komunikasi antarpribadi karyawan. Sampai sejauh mana media Intranet ini mampu merubah pola komunikasi antarpribadi karyawan, apakah cendrung ke posisi lebih positif ataukah malah negatif.
46
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, (Jakarta : PPM, 2004), cetakan kedua, hal. 92
41
42
3.2.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
adapaun alat yang digunakan untuk mengumpulkan data di dalam penelitian ini adalah kuesioner yang menggunakan simple random sampling (sampling acak sederhana) dimana setiap anggota populasi mendapatkan peluang yang sama untuk terpilih ke dalam sampel. Menurut Kartini Kartono, angket adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak mengangkat kepentingan umum (orang banyak) dilakukan enggan jalan mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir - formulir yang di ajukan secara tertulis berupa sejumlah subject untuk mendapatkan jawaban dan tanggapan seperlunya, Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner di desain dengan tipe tertutup (close - ended question) 47
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan untuk Penelitian ini menggunakan 2 cara, yaitu data primer dan sekunder, dapat di jelaskan dengan rinci : a. Data Primer Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian. Data primer diperoleh melalui survei dengan menyebarkan angket (kuesioner) dan juga melalui wawancara kepada nara sumber yang memang mempunyai kapasitas untuk menjadi nara sumber di dalam pelengkapan pengisian data skripsi ini. Kuesioner di bagikan
47
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : Rosdakarya, 1999), hal. 73
43
kepada seluruh karyawan dari PT. Asuransi CIGNA yang diambil berdasarkan acak. b. Data Sekunder Data dan sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang di butuhkan. Data sekunder di dapatkan dengan studi kepustakaan atupun sumber – sumber yang lain seperti dari Internet yang bisa di percaya keakuratan datanya yang dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya yang digunakan untuk mencapai teori - teori dalam bidang public relation yang relevan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan dari penelitian ini.
3.4.
Populasi
Pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
kesimpulannya.48 manusia,
benda,
menentukan
oleh
Peneliti
untuk
dipelajari,
kemudian
ditarik
Populasi merupakan obyek penelitian yang terdiri dari hewan,
frekwensi
tumbuhan,
atau
kelompok
penyebaran
suatu
tertentu gejala
atau lain
yang dalam
masyarakat. 49
48
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 133 49 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1983), hal. 141
44
Karena pegertian populasi yang demikian banyak, maka populasi menjadi amat beragam. Kalau populasi di lihat dari penentuan sumber data, maka populasi dapat dibedakan menjadi :
50
a. Populasi Terbatas Yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas – batasnya secara kuantitatif. b. Populasi Tak Terhingga Yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat di tentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Sedangkan populasi dari penelitian ini adalah termasuk pada jenis populasi terbatas, yaitu hanya terbatas pada sebuah lokasi penelitian dan juga hanya terbatas pada level staff karyawan saja, dalam hal. ini adalah seluruh karyawan dari PT. Asuransi CIGNA yang berjumlah 1.088 orang yang berlokasi di Menara Kadin Indonesia di JL. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav. 2 – 3 Jakarta 12920, dalam hal. ini terpilih sejumlah 92 orang yang di pilih secara acak (dari jumlah karyawan 1.088 orang) dari semua departemen bagian yang ada.
3.5.
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih yang mewakili
kareteristik pupulasi. Elemen - elemen anggota sampel merupakan anggota
50
Ibid
45
populasi darimana sampel itu diambil. Sampel menurut Sugiyono adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi.
51
Beberapa faktor yang menjadi alasan Peneliti melakukan penelitian sampel adalah sebagai berikut : Pertama, jumlah elemen populasi relatif banyak dan tidak mungkin mengumpulkan seluruh elemen - elemen populasi, karena akan memerlukan tenaga, energi, waktu dan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Kedua, kualitas data yang dihasilkan peneliti memalui sampel lebih baik atau tepat jika dibandingkan dengan melakuan sensus, karena proses pengumpulan lebih mudah, cepat, analisis data sample relatif lebih sedikit dan teliti. Dan ketiga proses penelitian dengan menggunakan data sampel relatif lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan sensus, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga peneliti. Kalau N = banyaknya elemen populasi, n = banyaknya elemen sampel, maka n
52
Dalam menentukan besarnya sampel, Peneliti menggunakan rumus Yamane dalam mengetahui besarnya sample yang diperlukan dalam Penelitian ini, yaitu : n
=
N N (d) 2 + 1
51 52
=
1.088 1.088 (0.1)2 + 1
=
1.088 11.88
=
91.58
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hal. 93 J. Supranto, Teknik Sampling Unutk Survei dan Eksperimen, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), hal. 9
46
Dengan demikian maka dari jumlah populasi 1.088 di peroleh ukuran sampel sebesar 91.58 atau 92 sampel penelitian. Keterangan : n
=
Jumlah sampel yang di cari
N
=
Jumlah populasi
d
=
Nilai presisi (ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau a = 0,1)
Teknik sampling yang di gunakan di dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu penelitian ini lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampale penelitian. 53 Di sini Peneliti tidak melihat terhadap perbedaan jenis kelamin, perbedaan jenjang pendidikan dan juga tidak melihat dari berapa lama karyawan tersebut bekerja di PT. Asuransi CIGNA. Karena tujuan dari penyebaran kuesioner ini lebih di fokuskan kepada hasil akhir yang di dapat dan bukan karena pengelompokkan atas sebuah nara sumber. Peneliti di dalam menyebarkan kuesioner akan disebarkan dengan 2 (dua) cara, yaitu yang pertama dengan mendatangi langsung kepada nara sumber dan yang kedua menyebarkan kuesioner tersebut melalui fasilitas e – mail.
3.6.
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep Definisi konsep dan operasional konsep sangat diperlukan untuk
memberi batasan pembahasan dan keajian dalam penelitian. Di samping itu
53
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ; Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu - ilmu sosial lainnya, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2005), edisi pertama, cetakan ke dua, hal. 115
47
dapat memudahkan Peneliti dalam menyusun kuesioner dan pertanyaan dalam wawancara yang di lakukan. Definisi konsep dan operasional konsep dapat pula dikatakan sebagai penuntun bagi Peneliti agar tetap fokus terhadap penelitiannya, dan di harapkan hasil akhir memberikan kemudahan kepada para pembaca.
3.6.1. Definisi Konsep Efek komponen kognitif yang ditimbulkan dari penggunaan media Internal Website (Intranet) terhadap pola komunikasi antarpribadi adalah mengenai apakah setelah orang bertambah wawasan serta pengetahuannya setelah menggunakan media Intranet sebagai sumber informasi dan sebagai salah satu alat berkomunikasi di dalam sebuah organisasi akan mempunyai efek komponen kognitif terhadap pola komunikasi antarpribadi mereka Efek komponen afektif yang ditimbulkan dari penggunaan media Internal Website (Intranet) terhadap pola komunikasi antarpribadi adalah mengenai apakah orang yang menggunakan Intranet
bisa terpuaskan
secara emosional dalam arti telah terpuaskan kebutuhan informasi yang mereka butuhkan dan setelah terpuaskan, apakah hal tersebut akan merubah pola komunikasi antarpribadi di antara mereka atau tidak. Sedangkan efek komponen konatif adalah apakah orang yang menggunakan Intranet di sebuah organisasi akan berubah secara tingkah laku dan perillaku kesehariannya, pengaruh ini lebih kelihatan di banding dengan pengaruh komponen kognitif dan afektif karena kedua komponen sebelumnya lebih cendrung ke sifat dan kompenen konatif ini lebih cendrung ke tindakan.
48
3.6.2.
Operasionalisasi Konsep
Variabel
Efek
Dimensi
• Efek Intranet
Indikator
• Menambah
Skor
1 = Sangat Setuju
Penggunaan
Terhadap Komponen
pengetahuan dan
2 = Setuju
Media Intranet
Kognitif pada pola
wawasan
3 = Tidak Setuju
terhadap pola
komunikasi
komunikasi
antarpribadi
Antarpribadi
• Pemahaman mengenai isi dan gaya bahasa • Informasi dan berita lebih cepat dan beragam • Kemudahan mendapat informasi
• Efek Intranet Terhadap Komponen Afektif pada pola komunikasi antarpribadi
• Tertarik untuk menggunakan • Penginterprestasian
1 = Sangat Setuju 2 = Setuju 3 = Tidak Setuju
Diri • Terpuaskan akan pemenuhan kebutuhan informasi • Pengaruh cara pandang atas arti sebuah informasi
• Efek Intranet Terhadap Komponen Konatif pada pola
• Pengganti individu
1 = Sangat Setuju
• Sosialisasi diri
2 = Setuju
individu
komunikasi
• Individu yang
antarpribadi
Individualis • Komunikasi tatap muka antarpribadi
3 = Tidak Setuju
49
3.7.
Pengukuran Data Dalam Penelitian ini, Peneliti menggunakan skala Likert untuk
mengukur sikap atau persepsi responden berdasarkan jawaban - jawaban berupa skors atau bobot tertentu yang dilakukan dari angka yang lebih besar dimana bobot atau skor tertinggi menunjukkan sikap paling positif.
Formula Likert yang dikutip oleh Supranto menjelaskan bahwa : Format
tipe
bisa
mengembangkan
Likert
prosedur
suatu kontinum bipolar “.
bisa
dipergunakan
penskalaan
dimana
skala
“
yaitu
dengan
bisa
mewakili
54
Pada ujung sebelah kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu jawaban yang negatif, sedangkan ujung kanan (dengan angka besar) menggambarkan yang positif.
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
1
2
3
Dalam pengolahan data, Peneliti menggunakan indeks skor skala Likert dengan ketentuan :
54
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
3
2
1
J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2001), cetakan ke 2, hal. 86
50
Adapun dalam penghitungan jumlah skor dapat di lihat : •
Skor tertinggi (untuk jawaban tidak setuju) : 3 x 92 (jumlah sample) = 276
•
Skor terendah (untuk jawaban sangat setuju) : 1 x 92 (jumlah sampel) = 92
Untuk
penghitungan
dari
jawaban
koresponden,
Peneliti
menggunakan sistem perhitungan SPSS 16, data yang terkumpul terlebih dahulu dibuat di dalam list tabel jawaban, kemudian di berikan kode nomor atau angka (karena SPSS hanya bisa membaca angka), setelah itu baru di input ke dalam sistem perhitungan SPSS untuk mendapatkan hasil jawaban dalam bentuk tabel dan grafik. Sedangkan Singkatan dari SPSS adalah Statistical Product ans Solution Service. Arti dari SPSS itu sendiri adalah suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat, menjadikan berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Keuntungan utama menggunakan SPSS adalah akurasi hasil penghitungan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penghitungan manual yang juga rentan terhadap kesalahan.
51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Objek Penelitian 4.1.1.
Gambaran Umum PT. Asuransi CIGNA
Pada awalnya, CIGNA International merupakan sebuah perusahaan asuransi yang berdiri atas hasil penggabungan dua perusahaan asuransi tertua dan terbesar di Amerika Serikat, adapun kedua perusahaan yang bergabung tersebut adalah Insurance Company of North America (INA) dan Connecticut General Life Insurance Company (CG).
Insurance Company of North America (INA) sudah berdiri sejak tahun 1792 oleh sejumlah pengusaha di Philadelphia, sedangkan Connecticut general (CG) dibentuk pada tahun 1865 di Hartford. Saat ini CIGNA International sudah mempunyai cabang hampir di seluruh dunia, dan jumlah karyawan dari CIGNA International saat ini mencapai kurang lebih 24.000 (dua puluh empat ribu) karyawan.
Pada tahun 1993, CIGNA International memutuskan untuk menggunakan simbol pohon kehidupan ” Tree Of Life ” sebagai simbol atau Logo dari seluruh CIGNA sedunia.
51
52
Simbol yang berupa pohon dengan akar yang sangat kuat dan jumlah 17 buah dan daun mempunyai makna bahwa : Akar dalam logo CIGNA ini melambangkan kekokohan perusahaan karena
telah berdiri selama lebih
dari 200 tahun. Kemudian daun di logo CIGNA berarti CIGNA ingin melindungi konsumennya dan memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Dan buah yang ada di dalam logo CIGNA ini berarti perusahaan ingin menjadi perusahaan yang profitable bagi seluruh pihak (baik bagi perusahaan sendiri dan juga bagi konsumen serta bagi karyawannya). CIGNA International berkembang pesat dan sekarang sudah mempunyai kantor perwakilan tetap di 28 negara di seluruh dunia dan hampir di 170 negara untuk bisnis gabungan dengan perusahaan lokal. Dalam gambar berikut bisa di lihat beberapa negara di dunia yang merupakan kantor perwakilan dari CIGNA International.
53
Sedangkan sejarah CIGNA di Indonesia dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu ketika INA mencatat pertanggungan pengiriman barang senilai USD 4000 dari Philadelphia, Amerika Serikat, ke Batavia pada bulan Januari 1793. Kemudian pada tahun 1801. INA mengasuransikan kapal Providence berikut muatannya dalam perjalanan dari Liverpool, Inggris, ke Batavia. Sekitar 200 tahun setelah itu, CIGNA mengasuransikan Satelit Palapa B - 2 yang diluncurkan pesawat ulang - alik Challenger pada tahun 1984. di Indonesia sendiri, cikal - bakal CIGNA telah hadir sejak tahun 1920 - an, yaitu American Foreign Insurance Association (AFIA) yang di bentuk oleh INA dan sejumlah perusahaan asuransi Amerika lainnya, dan kemudian membuka kantor cabang pada tahun 1928.
Hubungan CIGNA Internasional dengan Indonesia semakin kuat ketika PT. Asuransi Niaga CIGNA Life didirikan pada tahun 1994 bersama Bank Niaga, dengan fokus pada saluran distribusi lewat agen. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi PT. Asuransi CIGNA pada 28 mei 2001 namun masih menjalankan bisnis keagenan. Mereka merubah strategi pemasaran pada tahun 2002 dengan melepaskan keagenannya dan fokus pada Affinity Marketing saja.
Saat ini PT. Asuransi CIGNA yang mempunyai karyawan berjumlah 1.088 dengan berkantor pusat di Menara Kadin Indonesia Jl. HR. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 2 – 3 Jakarta 12950, telah mempunyai beberapa cabang kantor di seluruh Indonesia, seperti di Medan, Bandung, Surabaya dan Semarang.
55
55
Berdasarkan Wawancara dengan Ibu Yeni, HRD PT. Asuransi CIGNA, Jakarta, 2008
54
Berkat usaha yang keras dan tidak pantang menyerah, PT. Asuransi CIGNA saat ini telah bekerja sama dengan 22 bisnis partner di seluruh Indonesia dari berbagai jenis bisnis, mulai dari bank, sekolah, pembiayaan, telekomunikasi, jasa layanan antar dan lain sebagainya.
Dan seiring dengan pesatnya perkembangan CIGNA di Indonesia, selain menyediakan perlindungan nasabah, CIGNA juga berkomitmen meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan menyelenggarakan berbagai program layanan masyarakat seperti olah raga, pendidikan, lingkungan hidup dan kegiatan sosial lainnya. Itu terbukti dari jumlah pemegang polis CIGNA dari tahun ke tahun semakin meningkat, tercatat pada akhir tahun 2007, pemilik polis CIGNA seluruh Indonesia berjumlah 1 (satu) juta orang. 56
Seperti halnya dengan semua perusahaan di dunia, PT. Asuransi CIGNA juag mempunyai misi untuk mencapai tujuan bersama yang telah di tetapkan bersama sebelumnya, misi tersebut adalah : “ To help the people we serve improve their health, wellbeing and security “ 57 yang artinya bahwa CIGNA akan senantiasa siap membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan, kesejahtraan dan keamanan.
Adapun beberapa prestasi dari PT. Asuransi CIGNA yang patut di banggakan dari tahun ke tahun dapat di lihat di daftar lampiran lainnya.
56 57
Brosur Produk Investa Prolink , Jakarta, 2008 Company Profile PT. Asuransi CIGNA, Jakarta, 2007
55
4.1.2. Struktur Organisasi PT. Asuransi CIGNA
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis
Demikian halnya dengan PT. Asuransi CIGNA, mereka juga memiliki struktur organisasi yang didalam nya terdapat garis – garis pembagian tugas yang jelas dalam upaya mewujudkan tujuan bersama yang telah di tetapkan sebelumnya. Garis pembagian tugas ini bertujuan agar setiap departemen yang ada didalamnya bisa menjalankan fungsinya masing – masing dan tidak salaing bertabrakan dengan fungsi dari departemen yang lainnya. Struktur organisasi PT. Asuransi CIGNA adalah struktur organisasi garis dimana tiap - tiap atasan mempunyai sejumlah bawahan dan masing masing
bawahan
bertanggung
jawab
pada
seorang
atasan.
Maka
perusahaan terlebih dahulu menetapkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain terhadap karyawan yang tergabung di dalam organisasi tersebut.
56
Gambar 5. Struktur Organisasi PT. Asuransi CIGNA
58
58
Berdasarkan E-Mail kepada seluruh karyawan, dari Ibu Nefo Luhur Dradjati, Human Resources Director PT. Asuransi CIGNA, Tanggal 27 Juli 2007
57
4.1.3.
Posisi PR (Markom) di PT. Asuransi CIGNA
Untuk posisi PR dalam hal ini adalah posisi Markom di PT. Asuransi CIGNA adalah berada di bawah naungan Direktur Strategi Marketing, dalam kesehariannya PR (Markom CIGNA) melaporkan kegiatannya baik internal ataupun eksternal perusahaan kepada Direktur Strategi Marketing. Posisi dari PR CIGNA bisa di lihat di gambar berikut ini :
Gambar 6. Posisi PR (Markom) di struktur organisasi
Director Strategic Marketing
Manager CVM
Manager Markom
Marketing Komunikasi atau Markom di PT. Asurnasi CIGNA lebih cendrung mengarah kepada Corporate & Brand Identity Guardian yang dalam kesehariannya adalah bertugas untuk supporting semua kegiatan dari PT. Asuransi CIGNA secara Internal ataupun External perusahaan. Di dalam hal ini Markom Dept. Bertindak sebagai Concept Communication sekaligus sebagai Support Communication. 59
59
Berdasarkan Wawancara dengan Ibu Lia, Manager Markom PT. Asuransi CIGNA, Jakarta, 2008
58
Berbagai acara serta kegiatan telah di lakukan oleh Markom dari PT. Asuransi CIGNA, kegiatan tersebut mencakup kegiatan Internal dan juga External.
KEGIATAN MARKOM PT. ASURANSI CIGNA - JAKARTA
Kegiatan Internal Markom CIGNA : Melaksanakan kegiatan rutin tahunan PT. Asuransi CIGNA, seperti : CIGNA Award, Buka Puasa Bersama, Natal Bersama, Sales Gathering, Sales Conference, dan lain sebagainya
Melaksanakan semua kegiatan internal perusahaan ” by project ” , seperti : CIGNA Go Green, ISO Campaign dan lain sebagainya. Membantu semua kegiatan dari marketing PT. Asuransi CIGNA, seperti launching product, pencanangan target per tahun dan lain sebagainya.
Website PT. Asuransi CIGNA (http://www.asuransicigna.com) Membantu manajemen dalam hal pendistribusian kebijakan ataupun semua informasi baik itu mengenai produk baru ataupun informasi mengenai perusahaan kepada karyawan. Membantu manajemen untuk memberikan pandangan untuk menangani sebuah kasus Membuat souvenir untuk business partner perusahaan
dan juga untuk internal
59
KEGIATAN MARKOM PT. ASURANSI CIGNA - JAKARTA
Kegiatan Eksternal Markom CIGNA : Kegiatan External dari Markom CIGNA terbagi menjadi 2 bagian, yaitu untuk Corporate dan untuk product. Kegiatan Corporate Markom meliputi : Company Profile, Website Internal (Intranet, Community Program (Health, Education, Environment), Outside Communication, Sponsorship Contoh kegiatan : Melaksanakan acara rutin tahunan PT. Asuransi CIGNA untuk masyarakat luas, contoh : Kejuaran Tenis CIGNA Open yang selalu di adakan setahun sekali (tahun 2008 ini sudah yang ke 10 kali)
Melaksanakan kegiatan ” by project ” dari manajemen,
contoh : kegiatan
amal bhakti di masyarakat kolong jembatan TJ. Priok dalam hal pemeriksaan kesehatan dan penyediaan obat-obatan gratis.
Membantu manajemen mengadakan Konfrensi Pers, Seminar, Workshop, launching product dan lain – lain
Membantu pihak manajemen untuk menjaga hubungan baik dengan semua business partner yang telah ada ataupun yang sedang dalam penjajakan untuk mengadakan kerja sama.
60
4.2
Hasil Penelitian Penelitian ini di lakukan untuk melihat apakah ada pengaruh yang
timbulkan dari penggunaan Internal Website (Intranet) terhadap pola komunikasi antarpribadi khususnya di lingkungan antara karyawan di PT. Asuransi CIGNA melalui penyebaran kuesioner yang di lakukan oleh Peneliti pada tanggal 23 sampai 25 Juli 2008 terhadap 92 responden dari keseluruhan karyawan
PT. Asuransi CIGNA yang berjumlah 1.088
koresponden.
4.2.1. Indentitas Responden Berdasarkan karateristik responden, sampel yang berhasil di teliti memiliki karateristik jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja seperti yang tertuang pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1. Jenis Kelamin Jenis Kelamin
n = 92
Frekuensi
Persentase
Laki - Laki
46
50
Perempuan
46
50
Total
92
100
Grafik 4.1 50
50
50 49 48
46
46
47 46 45 44 Laki - Laki
Sumber : Pertanyaan Data Koresponden
Perem puan
61
Berdasarkan tabel 4.1 yaitu mengenai jenis kelamin di ketahui bahwa jumlah responden di antara laki – laki dan perempuan adalah berimbang, yaitu masing – masing 46 koresponden atau sebesar 50% dari masing – masing jenis kelamin.
Tabel 4.2. Usia
n = 92
Tingkat Usia
Frekuensi
Persentase
25 - 30 Tahun
39
42
31 - 35 Tahun
22
24
36 - 40 Tahun
18
20
> 40 Tahun
13
14
Total
92
100
Grafik 4.2
50
39
42
40 30
22
24
18 20 13 14
20 10 0
25 - 30 Tahun 31 - 35 Tahun 36 - 40 Tahun > 40 Tahun
Sumber : Pertanyaan Data Koresponden
Berdasarkan tabel 4.2 yaitu mengenai tabel usia, maka bisa di ketahui jumlah terbanyak responden ada pada kelompok usia 25 – 30 tahun sebanyak 39 koresponden atau sebesar 42% dan jumlah responden yang paling sedikit
62
ada di kelompok usia lebih dari 40 tahun, yaitu sebanyak 13 koresponden atau 14%. Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan
n = 92
Frekuensi
Persentase
SMA
0
0
D3
10
11
S1
77
84
S2
5
5
Total
92
100
Grafik 4.3 77 84
100 80 60 40 10 20
0
11
5
0
5
0 SMA
D3
S1
S2
Sumber : Pertanyaan Data Koresponden
Dari
tabel 4.3 mengenai tingkat pendidikan, bisa di lihat bahwa jumlah
terbesar responden yaitu 77 koresponden atau sebesar 84% adalah berpendidikan S1, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit atau mungkin bisa di katakan tidak ada adalah jenjang pendidikan SMA yaitu 0 koresponden atau 0% dari seluruh jumlah responden yang ada.
63
Tabel 4.4. Masa Kerja (Lama Bekerja) Lama Kerja
n = 92
Frekuensi
Persentase
< 1 Tahun
15
17
1 - 3 Tahun
26
28
3 - 5 Tahun
27
29
> 5 Tahun
24
26
Total
92
100
Grafik 4.4 26
30
28
27
29 24 26
25 20
15
17
15 10 5 0 < 1 Tahun
1 - 3 Tahun
3 - 5 Tahun
> 5 Tahun
Sumber : Pertanyaan Data Koresponden
Berdasarkan tabel 4.4 yaitu untuk masa kerja (lama bekerja) terlihat hampir berimbang dengan perbedaan selisih persen yang cukup tipis antara usia kerja 1 – 3 tahun dengan 3 – 5 tahun. Namun jumlah responden terbanyak dengan adalah untuk kategori masa kerja yaitu adalah antara 3 – 5 tahun dengan 27 koresponden atau 29%, sedangkan yang paling terkecil adalah 15 koresponden atau sekitar 17% untuk masa kerja di bawah atau kurang dari 1 tahun.
64
4.2.2. Data Kuesioner
Untuk melihat analisis penilaian terhadap pengaruh penggunaan media Internal Website (Intranet)
terhadap pola komunikasi antarpribadi
khususnya karyawan di PT. Asuransi CIGNA – Jakarta, maka Peneliti menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner.
Responden di minta untuk memberikan penilain terhadap masing – masing pertanyaan dari tingkat pengaruh berdasarkan atas penggunaan yang di dasari atas pengalaman masing – masing responden
A.
Berdasarkan Komponen Kognitif (Pemahaman) Yaitu mengenai pemahaman responden terhadap isi serta informasi
yang di sampaikan di dalam media Intranet ini terhadap pola komunikasi antarpribadi mereka. Di dalam komponen ini, bisa di lihat bahwa apakah koresponden paham betul informasi apa saja yang di sampaikan oleh Intranet serta apakah dari pemahaman akan informasi yang di dapatkan berpengaruh kepada pola perilaku komunikasi antarpribadi mereka dalam hal berkomunikasi secara tatap muka. Untuk selanjutnya, hasil jawaban dari 92 koresponden atas 8 pertanyaan yang di ajukan oleh Peneliti mengenai kompenen Kognitif ini, bisa di lihat di dalam daftar tabel dan grafik di bawah ini.
65
Tabel 4.5. Anda setuju bahwa anda akan meniadakan pencarian informasi dengan langsung datang kepada sumber berita karena anda bisa menambah mendapatkan informasi yang anda butuhkan melalui Intranet PERTANYAAN 01 Frequency
Percent
17
18.5
18.5
18.5
61
66.3
66.3
84.8
14
15.2
15.2
100.0
Total
92
100.0
Valid Percent Cumulative Percent
100.0
Grafik 4.5
Sumber : Pertanyaan 1
Berdasarkan tabel 4.5. (pertanyaan 1) mengenai untuk meniadakan pencarian informasi dengan langsung datang kepada sumber berita karena anda bisa menambah mendapatkan informasi yang anda butuhkan melalui Intranet, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 61 koresponden atau 66.3%. Sementara data terkecil yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 14 koresponden atau 15.2%.
66
Tabel 4.6. Anda setuju bahwa anda akan mengurangi frekwensi melakukan komunikasi tatap muka dengan karyawan lain untuk menambah wawasan anda mengenai perkembangan perusahaan karena anda bisa menambah wawasan tersebut cukup melalui Intranet PERTANYAAN 02
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
26
28.3
28.3
28.3
2
60
65.2
65.2
93.5
3
6
6.5
6.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.6.
Sumber : Pertanyaan 2
Berdasarkan tabel 4.6. (pertanyaan 2) mengenai mengurangi frekwensi melakukan komunikasi tatap muka dengan karyawan lain untuk menambah wawasan mengenai perkembangan perusahaan karena cukup melalui Intranet, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 60 koresponden atau 65.2%. Sementara data terkecil yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 6 koresponden atau 6.5%.
67
Tabel 4.7. Anda setuju bahwa isi berita didalam Intranet sudah cukup jelas sehingga anda tidak perlu mengkonfirmasi kepada sumber berita PERTANYAAN 03
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
8
8.7
8.7
8.7
2
29
31.5
31.5
40.2
3
55
59.8
59.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.7.
Sumber : Pertanyaan 3
Berdasarkan tabel 4.7. (pertanyaan 3) mengenai isi berita didalam Intranet sudah cukup jelas sehingga tidak perlu mengkonfirmasi kepada sumber berita, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 55 koresponden atau 59.8%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 8 koresponden atau 8.7%.
68
Tabel 4.8. Anda setuju apabila dikatakan bahwa gaya bahasa yang disampaikan oleh Intranet sudah sama dengan gaya bahasa berkomunikasi anda secara tatap muka. PERTANYAAN 04 Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
3
3.3
3.3
3.3
2
31
33.7
33.7
37.0
3
58
63.0
63.0
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.8.
Sumber : Pertanyaan 4
Berdasarkan tabel 4.8. (pertanyaan 4) mengenai bahwa gaya bahasa yang disampaikan oleh Intranet apakah sudah sama dengan gaya bahasa berkomunikasi anda secara tatap muka, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak
58
koresponden atau 63%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 3 koresponden atau 3.3%.
69
Tabel 4.9. Anda setuju bahwa informasi di Intranet lebih beragam daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita secara bertatap muka. PERTANYAAN 05
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
13
14.1
14.1
14.1
2
40
43.5
43.5
57.6
3
39
42.4
42.4
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.9.
Sumber : Pertanyaan 5
Berdasarkan tabel 4.9. (pertanyaan 5) mengenai bahwa informasi di Intranet lebih beragam daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita secara bertatap muka, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 40 koresponden atau 43.5%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 13 koresponden atau sebesar 14.1%.
70
Tabel 4.10. Anda setuju anda lebih cepat mendapatkan informasi dari Intranet daripada anda mendatangi langsung ke setiap sumber informasi yang anda butuhkan. PERTANYAAN 06
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
23
25.0
25.0
25.0
2
52
56.5
56.5
81.5
3
17
18.5
18.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.10.
Sumber : Pertanyaan 6
Berdasarkan tabel 4.10. (pertanyaan 6) mengenai lebih cepat mendapatkan informasi dari Intranet daripada anda mendatangi langsung ke setiap sumber informasi yang anda butuhkan, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 52 koresponden atau 56.5%. Sementara data terkecil yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 17 koresponden atau 18.5%.
71
Tabel 4.11. Anda setuju untuk tidak berinteraksi dengan karyawan lain atas sebuah informasi
yang
anda
butuhkan
karena
anda
bisa
dengan
mudah
mendapatkan informasi dengan Intranet. PERTANYAAN 07
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
38
41.3
41.3
41.3
2
51
55.4
55.4
96.7
3
3
3.3
3.3
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.11.
Sumber : Pertanyaan 7
Berdasarkan tabel 4.11. (pertanyaan 7) mengenai setuju untuk tidak berinteraksi dengan karyawan lain atas sebuah informasi yang anda butuhkan karena anda bisa dengan mudah mendapatkan informasi dengan Intranet, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 51 koresponden atau 55.4%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 3 koresponden atau 3.3%.
72
Tabel 4.12. Anda setuju bahwa anda tidak akan melakukan komunikasi antarpribadi dengan rekan anda untuk mendapatkan atau mendistribusikan informasi karena semuanya bisa di lakukan di Intranet. PERTANYAAN 08
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
38
41.3
41.3
41.3
2
52
56.5
56.5
97.8
3
2
2.2
2.2
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.12.
Sumber : Pertanyaan 8
Berdasarkan tabel 4.12. (pertanyaan 8) mengenai bahwa koresponden tidak akan melakukan komunikasi antarpribadi dengan rekan anda untuk mendapatkan atau mendistribusikan informasi karena semuanya bisa di lakukan di Intranet, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 52 koresponden. Sementara data terkecil yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 2 koresponden atau 2.2%.
73
B.
Berdasarkan Komponen Afektif (Pemenuhan Kebutuhan) Yaitu mengenai pemenuhan kebutuhan responden terhadap kepuasan
pemenuhan kebutuhan akan informasi secara emosional terhadap pola komunikasi antarpribadi mereka. Pada komponen Afektif ini akan dilihat apakah ke 92 responden yang di jadikan sampel oleh Peneliti dari 1.088 karyawan di PT. Asuransi CIGNA telah cukup terpenuhi kebutuhan informasinya dan merasa puas atas informasi
tersebut,
dan
dari
kepuasan
pemenuhan
kebutuhan
dan
pendistribusian informasi tersebut apakah akan merubah pola komunikasi antarpribadi di antara mereka yang biasa mereka lakukan sehari – hari ataukah memang malah tidak ada perubahan sama sekali yang terjadi terhadap pola komunikasi antarpribadi mereka akan kepuasan pemenuhan kebutuhan
informasi
setelah
menggunakan
Intranet
sebagai
media
komunikasi internal mereka. Untuk selanjutnya, bisa di lihat secara bersama – sama hasil jawaban yang bisa di kumpulkan oleh Peneliti dari ke 92 koresponden atas 8 pertanyaan yang di ajukan oleh Peneliti mengenai kompenen Afektif ini di dalam daftar tabel dan grafik di bawah ini.
74
Tabel 4.13 Anda setuju apabila di katakan bahwa ketertarikan anda menggunakan Intranet sama dengan ketertarikan anda untuk berinteraksi dengan rekan kerja anda yang lain. PERTANYAAN 09
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
13
14.1
14.1
14.1
2
47
51.1
51.1
65.2
3
32
34.8
34.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.13.
Sumber : Pertanyaan 9
Berdasarkan tabel 4.13. (pertanyaan 9) mengenai ketertarikan menggunakan Intranet sama dengan ketertarikan untuk berinteraksi dengan rekan kerja yang lain. maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 47 koresponden. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 13 koresponden atau 14.1%.
75
Tabel 4.14. Anda tertarik untuk menggunakan Intranet karena Intranet mempermudah semua kendala yang mungkin akan anda dapatkan apabila anda berkomunikasi secara tatap muka PERTANYAAN 10
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
15
16.3
16.3
16.3
2
49
53.3
53.3
69.6
3
28
30.4
30.4
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.14.
Sumber : Pertanyaan 10
Berdasarkan tabel 4.14. (pertanyaan 10) mengenai ketertarikan untuk menggunakan Intranet karena Intranet mempermudah semua kendala yang mungkin akan di dapatkan apabila berkomunikasi secara tatap muka, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 49 koresponden atau 53.3%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 15 koresponden atau 16.3%.
76
Tabel 4.15. Anda setuju bahwa Intranet bisa menghubungkan anda secara pribadi lebih dekat dengan rekan sekerja anda dalam segala hal. PERTANYAAN 11
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
11
12.0
12.0
12.0
2
29
31.5
31.5
43.5
3
52
56.5
56.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.15.
Sumber : Pertanyaan 11
Berdasarkan tabel 4.15. (pertanyaan 11) mengenai bahwa Intranet bisa menghubungkan koresponden secara pribadi lebih dekat dengan rekan sekerja korespoden dalam segala hal, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak
adalah yang menjawab tidak
setuju yaitu sebanyak
52
koresponden atau 56.5%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 11 koresponden atau 12%.
77
Tabel 4.16. Anda setuju bahwa Intranet sebagai sumber informasi, bisa menambah wawasan anda dalam berinteraksi dengan rekan kerja anda
PERTANYAAN 12
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
25
27.2
27.2
27.2
2
61
66.3
66.3
93.5
3
6
6.5
6.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.16.
Sumber : Pertanyaan 12
Berdasarkan tabel 4.16. (pertanyaan 12) mengenai bahwa Intranet sebagai sumber informasi, bisa menambah wawasan anda dalam berinteraksi dengan rekan kerja anda, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 61 koresponden. Sementara data terkecil yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 6 koresponden atau 6.5%.
78
Tabel 4.17. Anda setuju bahwa anda tidak perlu berinteraksi dengan rekan kerja anda untuk sebuah data atau informasi karena dengan Intranet semuanya sudah ada dan lengkap. PERTANYAAN 13
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
6
6.5
6.5
6.5
2
9
9.8
9.8
16.3
3
77
83.7
83.7
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.17.
Sumber : Pertanyaan 13
Berdasarkan tabel 4.17. (pertanyaan 13) mengenai bahwa tidak perlu berinteraksi dengan rekan kerja anda untuk sebuah data atau informasi karena dengan Intranet semuanya sudah ada dan lengkap, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 77 koresponden atau 83.7%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 6 koresponden atau 6.5%.
79
Tabel 4.18. Anda setuju bahwa Intranet sudah memuaskan kebutuhan anda akan informasi seperti anda terpuaskan oleh sebuah interaksi komunikasi dengan rekan kerja anda. PERTANYAAN 14
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
5
5.4
5.4
5.4
2
19
20.7
20.7
26.1
3
68
73.9
73.9
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.18.
Sumber : Pertanyaan 14
Berdasarkan tabel 4.18. (pertanyaan 14) mengenai bahwa Intranet sudah memuaskan kebutuhan akan informasi seperti terpuaskan oleh sebuah interaksi komunikasi dalam mencari informasi dengan rekan kerja anda maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 68 koresponden atau 73.9%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 5 koresponden atau 5.4%.
80
Tabel 4.19. Anda setuju bahwa cara pandang anda didalam mengartikan sebuah informasi dari Intranet akan berbeda dengan arti dari sebuah informasi yang anda dapatkan langsung dari sumber berita. PERTANYAAN 15
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
14
15.2
15.2
15.2
2
56
60.9
60.9
76.1
3
22
23.9
23.9
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.19.
Sumber : Pertanyaan 15
Berdasarkan tabel 4.19. (pertanyaan 15) mengenai cara pandang didalam mengartikan sebuah informasi dari Intranet akan berbeda dengan arti dari sebuah informasi yang di dapatkan langsung dari sumber berita, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 56 koresponden atau 60.9%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 14 koresponden atau 15.2%.
81
Tabel 4.20. Anda setuju bahwa Intranet bisa memberikan semua informasi yang anda butuhkan lebih cepat daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita langsung. PERTANYAAN 16
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
14
15.2
15.2
15.2
2
51
55.4
55.4
70.7
3
27
29.3
29.3
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.20.
Sumber : Pertanyaan 16
Berdasarkan tabel 4.20. (pertanyaan 16) mengenai bahwa Intranet bisa memberikan semua informasi yang di butuhkan lebih cepat daripada informasi yang di dapatkan dari sumber berita langsung, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 51 koresponden atau 55.4%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 14 koresponden atau 15.2%.
82
C.
Berdasarkan Komponen Konatif (tingkah laku) Yaitu mengenai apakah ada perubahan yang mencolok yang terjadi di
dalam tingkah laku dan pola komunikasi di antara mereka sehari – hari dalam hal mendapatkan atau mendistribusikan informasi setelah menggunakan media Intranet ini. Pada komponen ini akan di lihat apakah keberadaan Intranet sebagai media komunikasi internal di khususnya PT. Asuransi CIGNA, bisa merubah ataukah tidak perilaku dari si koresponden dalam hal ini adalah antar karyawan khususnya di lingkungan PT. Asuransi CIGNA, misalkan saja koresponden jadi malas untuk berinteraksi dengan karyawan lain untuk mendapatkan atau mendistribusikan informasi karena karyawan tersebut bisa melakukannya dengan menggunakan fasilitas Intranet yang telah di sediakan oleh kantornya sebagai media atau alat untuk berkomunikasi. Untuk selanjutnya, hasil jawaban dari 92 koresponden atas 9 pertanyaan yang di ajukan oleh Peneliti mengenai kompenen Konatif ini, bisa di lihat di dalam daftar tabel dan grafik di bawah ini.
83
Tabel 4.21. Apakah anda setuju melalui Intranet kita bisa menggantikan kehadiran anda didalam sebuah rapat atau pertemuan. PERTANYAAN 17
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
5
5.4
5.4
5.4
2
18
19.6
19.6
25.0
3
69
75.0
75.0
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.21.
Sumber : Pertanyaan 17
Berdasarkan tabel 4.21. (pertanyaan 17) mengenai Apakah melalui Intranet bisa menggantikan kehadiran seseorang didalam sebuah rapat atau pertemuan, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 69 koresponden. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 5 koresponden.
84
Tabel 4.22. Anda setuju untuk meniadakan Intranet dengan alasan bahwa Intranet bisa memperburuk pola komunikasi anda secara tatap muka dengan rekan kerja anda yang lainnya. PERTANYAAN 18
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
8
8.7
8.7
8.7
2
6
6.5
6.5
15.2
3
78
84.8
84.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.22.
Sumber : Pertanyaan 18
Berdasarkan tabel 4.22. (pertanyaan 18) mengenai untuk meniadakan Intranet dengan alasan bahwa Intranet bisa memperburuk pola komunikasi secara tatap muka di antara sesama rekan kerja, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 78 koresponden atau 84.8%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 8 koresponden atau 8.7%.
85
Tabel 4.23. Apakah anda setuju semenjak adanya Intranet di perusahaan anda, anda jarang berinteraksi dengan rekan sekerja anda karena semuanya bisa diselesaikan dengan Intranet. PERTANYAAN 19
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
5
5.4
5.4
6.5
3
86
93.5
93.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.23.
Sumber : Pertanyaan 19
Berdasarkan tabel 4.23. (pertanyaan 19) mengenai bahwa semenjak adanya Intranet di perusahaan, maka karyawan jadi jarang berinteraksi dengan rekan sekerja yang lain karena semuanya bisa diselesaikan dengan Intranet, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 86 koresponden atau 93.5%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 1 koresponden atau 1.1%.
86
Tabel 4.24. Apakah anda setuju bahwa keberadaan Intranet berakibat buruk terhadap sosialisasi dan pengembangan diri anda di perusahaan. PERTANYAAN 20
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
2
2.2
2.2
2.2
2
10
10.9
10.9
13.0
3
80
87.0
87.0
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.24.
Sumber : Pertanyaan 20
Berdasarkan tabel 4.24. (pertanyaan 20) mengenai apakah keberadaan Intranet berakibat buruk terhadap sosialisasi dan pengembangan diri karyawan di perusahaan, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 80 koresponden atau 87%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 2 koresponden atau 2.2%.
87
Tabel 4.25. Anda setuju bahwa Intranet bisa menjadikan diri anda menjadi individu yang individualis. PERTANYAAN 21
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
17
18.5
18.5
19.6
3
74
80.4
80.4
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.25.
Sumber : Pertanyaan 21
Berdasarkan tabel 4.25. (pertanyaan 21) mengenai setuju bahwa Intranet bisa menjadikan diri karyawan menjadi individu yang individualis., maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 74 koresponden atau 80.4%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 1 koresponden atau 1.1%.
88
Tabel 4.26. Anda setuju bahwa Intranet bisa merubah anda menjadi individu yang lebih percaya kepada informasi di komputer daripada informasi dari rekan kerja. PERTANYAAN 22
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
13
14.1
14.1
15.2
3
78
84.8
84.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.26.
Sumber : Pertanyaan 22
Berdasarkan tabel 4.26. (pertanyaan 22) mengenai Intranet bisa merubah seseorang menjadi individu yang lebih percaya kepada informasi di komputer daripada informasi dari rekan kerjanya, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak
adalah yang menjawab tidak
setuju yaitu sebanyak
78
koresponden atau 84.8%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 1 koresponden atau 1.1%.
89
Tabel 4.27. Intranet menghambat pola berkomunikasi anda secara tatap muka dengan rekan kerja anda. PERTANYAAN 23
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
18
19.6
19.6
20.7
3
73
79.3
79.3
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.27.
Sumber : Pertanyaan 23
Berdasarkan tabel 4.27. (pertanyaan 23) mengenai Intranet menghambat pola berkomunikasi karyawan secara tatap muka dengan rekan kerjanya, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 73 koresponden atau 79.3%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 1 koresponden atau 1.1%.
90
Tabel 4.28. Komunikasi dengan menggunakan Intranet bisa berlangsung secara 2 arah secara timbal balik dan interaktif. PERTANYAAN 24
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
11
12.0
12.0
12.0
2
50
54.3
54.3
66.3
3
31
33.7
33.7
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.28.
Sumber : Pertanyaan 24
Berdasarkan tabel 4.28. (pertanyaan 24) mengenai Komunikasi dengan menggunakan Intranet bisa berlangsung secara 2 arah secara timbal balik dan interaktif, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab setuju yaitu sebanyak 50 koresponden. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 11 koresponden atau 12%.
91
Tabel 4.29. Apakah anda setuju bahwa komunikasi dengan Intranet di antara sesama karyawan bisa menciptakan suasana yang lebih akrab di banding dengan komunikasi tatap muka. PERTANYAAN 25
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
9
9.8
9.8
9.8
2
18
19.6
19.6
29.3
3
65
70.7
70.7
100.0
Total
92
100.0
100.0
Grafik 4.29.
Sumber : Pertanyaan 25
Berdasarkan tabel 4.29. (pertanyaan 25) mengenai komunikasi dengan Intranet di antara sesama karyawan bisa menciptakan suasana yang lebih akrab di banding dengan komunikasi tatap muka, maka di peroleh data bahwa yang terbanyak adalah yang menjawab tidak setuju yaitu sebanyak 65 koresponden atau 71%. Sementara data terkecil yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 9 koresponden atau 10%.
92
4.3.
Pembahasan Analisis
data
adalah
proses
mengatur
urutan
data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Akirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data, Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan. Demikian pula dengan penelitian ini, Peneliti akan mencoba untuk menganalisis dari setiap pertanyaan dan jawaban yang dapat Peneliti kumpulkan dari ke 92 koresponden yang di jadikan sampel oleh Peneliti dari jumlah keseluruhan karyawan khususnya di PT. Asuransi CIGNA yang berjumlah 1.088 orang. Intranet
merupakan
salah
satu
teknologi
komunikasi
yang
berkembang seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Konsep Intranet adalah memakai metode komunikasi Internet di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Definisi yang paling sederhana dari Intranet adalah teknologi Internet yang berbasis pada Lokal Area Network (LAN), demikian pula halnya dengan PT. Asuransi CIGNA yang telah menggunakan media ini sebagai alat atau media untuk berkomunikasi secara internal, keberadaaan Intranet sudah mengakibatkan ketergantungan individu yang ada di dalam perusahaan tersebut terhadap media tersebut baik untuk mendapatkan atau pun mendistribusikan informasi yang di butuhkan oleh individu tersebut.
93
Yang di jelaskan di sini adalah jumlah atau frekuensi jawaban dari yang terbesar dan jawab yang terkecil saja, sedangkan untuk yang di posisi midle tidak akan di jelaskan oleh Peneliti.
4.3.1. Efek Penggunaan Intranet dari Komponen Kognitif (Pemahaman Informasi) Koresponden terhadap pola komunikasi antarpribadi
Dari pertanyaan pertama yaitu mengenai : Anda setuju bahwa anda akan meniadakan pencarian informasi dengan langsung datang kepada sumber berita karena anda bisa menambah mendapatkan informasi yang anda butuhkan melalui Intranet. Bisa kita lihat sebanyak 61 koresponden atau sekitar 66.3% menjawab setuju bahwa cukup dengan mengakses ke dalam Intranet maka semua informasi yang di butuhkan bisa di dapatkan tanpa harus bersusah payah mendatangi langsung kepada sumber berita karena bisa saja si nara sumber informasi ataupun pesan dipisahkan oleh tempat, di sini dalam proses pencarian informasi ini bahwa pola komunikasi antarpribadi mereka sekarang setelah menggunakan Intranet berubah dari pola komunikasi mereka yang terdahulu sebelum menggunakan Intranet, dan otomatis komunikasi yang mereka jalankan dahulu dalam konteks komunikasi tatap muka akan berkurang volumenya menjadi komunikasi yang menggunakan media atau alat bantu. Sedangkan
sebanyak
14
koresponden
atau
sekitar
15.2%
menyatakan tidak setuju, mereka beranggapan bahwa pencarian akan informasi masih harus dilakukan secara tatap muka untuk lebih meyakikan
94
keabsahan dari informasi tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan berkomunikasi tatap muka semua bisa di dapatkan tanpa terkecuali untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Dari pertanyaan ke dua yaitu mengenai : Anda setuju bahwa anda akan mengurangi frekwensi melakukan komunikasi tatap muka dengan karyawan lain untuk menambah wawasan anda mengenai perkembangan perusahaan karena anda bisa menambah wawasan tersebut cukup melalui Intranet. Bisa di lihat bahwa dari banyaknya koresponden yang menjawab setuju yaitu 60 koresponden atau sekitar 65.2% menunjukkan bahwa memang terjadi pengurangan jumlah atau frekwensi komunikasi antarpribadi secara tatapmuka di antara mereka untuk mendapatkan penambahan informasi serta wawasan mengenai keadaan perusahaan. Mereka beranggapan bahwa cukup dengan mengakses ke dalam Intranet, maka apa yang ingin mereka cari mengenai kondisi dan keadaaan terakhir dari perusahaan bisa mereka dapatkan. Hanya 6 koresponden atau 6.5% yang menjawab tidak setuju untuk mengurangi frekwensi berkomunikasi secara tatap muka untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi dan keadaan terakhir dari perusahaan. Dari komunitas kecil ini berpendapat bahwa di sebuah perusahaan masih sangat di perlukan cara berkomunikasi bertatap muka secara aktif menghindari seseorang menjadi individualis.
untuk
95
Dari pertanyaan ke tiga yaitu mengenai : Anda setuju bahwa isi berita didalam Intranet sudah cukup jelas sehingga anda tidak perlu mengkonfirmasi kepada sumber berita Dari jawaban koresponden bisa terlihat bahwa 59.8% koresponden atau sekitar 55 koresponden menyatakan setuju bahwa isi informasi atau berita yang terkandung di dalam Intranet sudah cukup jelas dan sudah cukup memenuhi kebutuhan informasi mereka, dan mereka beranggapan bahwa mereka tidak perlu mengkonfirmasi ulang kepada si sumber berita untuk lebih meyakinkan mengenai keabsahan dan juga kejelasan dari informasi yang ingin mereka dapatkan. Jelas terlihat bahwa pola komunikasi tatap muka mereka untuk pertanyaan mengenai kejelasan informasi yang ada di Intranet adalah berkurang, alasan mereka adalah bahwa untuk mengkonfirmasi isi informasi atau berita, tidak memerlukan tindakan komunikasi tatap muka, cukup di Intranet saja. Sedangkan 8 koresponden menyatakan tidak setuju, mereka menilai isi informasi atau berita yang ada di Intranet walaupun sudah cukup jelas, masih perlu di adakan konfirmasi ulang kepada sumber berita untuk mengetahui keakuratan yang pasti dari berita atau informasi tersebut, bagi ke 8 koresponden ini, pola berkomunikasi secara tatap muka untuk mencari keabsahan akan suatu informasi mutlak harus di laksanakan. Dari pertanyaan ke empat yaitu mengenai : Anda setuju apabila dikatakan bahwa gaya bahasa yang disampaikan oleh Intranet sudah sama dengan gaya bahasa berkomunikasi anda secara tatap muka.
96
Untuk
menyampaikan
sebuah
informasi
ataupun
pesan
pasti
membutuhkan sebuah teknik atau gaya bahasa penelitian atau penyampaian, demikian pula halnya dengan Intranet, di dalam penyampaian pesan atau informasi di Intranet sudah pasti mempunyai gaya bahasa sendiri. 58 koresponden dari 92 koresponden atau sekitar 63% menjawab tidak setuju atas gaya bahasa yang ada di dalam Intranet adalah sama dengan gaya bahasa yang di lakukan oleh mereka sehari – hari dalam hal berkomunikasi antarpribadi secara tatap muka. Mereka menilai bahwa gaya bahasa yang ada di dalam Intranet harus jauh lebih formal di bandingkan dengan gaya bahasa berkomunikasi mereka sehari – hari. Untuk pendapat ini pola komunikasi mereka tidak berubah, karena mereka masih menganggap bahwa pola komunikasi mereka dengan gaya bahasa un formal masih mempunyai point tertinggi. Sedangkan untuk 3 koresponden atau 3.3.% dari keseluruhan koresponden yang ada yang menjawab sangat setuju akan gaya bahasa di Intranet adalah sama dengan gaya bahasa berkomunikasi mereka sehari – hari, alasannya adalah memang dalam keseharian baik itu berkomunikasi secara langsung ataupun lewat media harus bergaya bahasa yang sama yaitu formal. Dari pertanyaan ke lima yaitu mengenai : Anda setuju bahwa informasi di Intranet lebih beragam daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita secara bertatap muka Untuk jawaban dari koresponden atas jawaban pertanyaan nomor 5 ini bisa di lihat bahwa 40 koresponden atau sekitar 43.5% menjawab setuju bahwa memang informasi yang ada di dalam Intranet lebih beragam di
97
banding dengan informasi yang didapatkan secara berkomunikasi tatap muka, semua ini di karenakan bahwa di dalam Intranet semua informasi memang telah di sediakan terlebih dahulu untuk semua bidang dan mencakup semua berita, sedangkan informasi yang didapat secara bertatap muka, maka hanya informasi yang ditanyakan saja yang akan di dapat oleh si koresponden, selebihnya tidak. Sedangkan
sebanyak
13
koresponden
atau
14.1%
dari
total
keseluruhan koresponden menjawab sangat setuju kepada keragaman informasi atau pesan yang ada di Intranet lebih beragam di banding dengan keragaman informasi yang di dapat secara bertatap muka. Terlihat di sini akan terjadi perubahan pola komunikasi di antara si pencari informasi dengan si pemberi informasi, jumlah komunikasi tatap muka mereka akan berkurang secara otomatis karena dengan penggunaan media Intranet ini. Dari pertanyaan ke enam yaitu mengenai : Anda setuju anda lebih cepat mendapatkan informasi dari Intranet daripada anda mendatangi langsung ke setiap sumber informasi yang anda butuhkan Dari banyaknya koresponden yang menjawab setuju yaitu sebanyak 52 koresponden atau 56.5% koresponden akan kecepatan mendapatkan informasi melalui Intranet daripada melalu komunikasi antarpribadi secara tatap muka, terlihat jelas bahwa pola komunikasi mereka telah bergeser menjadi komunikasi yang berpola kepada pemanfaatan sebuah media sebagai alat bantu dalam menyampaikan atau mendapatkan informasi.
98
Hanya 17 koresponden dari total 92 koresponden yang ada atau sekitar 18.5% yang menjadi sampel penelitian ini menjawab tidak setuju akan kecepatan mendapatkan informasi di Intranet lebih cepat di bandingkan dengan datang langsung kepada sumber berita, alasan mereka tidak setuju adalah penggunaan media apalagi dalam hal ini adalah media yang berbasis komputer bisa saja terhalang oleh system error atau situational condition contohnya saja seperti listrik padam, di karenakan listrik padam maka komputer tidak bisa menyala, dan karena tidak bisa menyala maka tidak bisa mengakses ke dalam Intranet, dan karena tidak bisa mengakses ke dalam Intranet maka informasi yang ingin di cari akan tertunda. Dari pertanyaan ke tujuh yaitu mengenai : Anda setuju untuk tidak berinteraksi dengan karyawan lain atas sebuah informasi yang anda butuhkan karena anda bisa dengan mudah mendapatkan informasi dengan Intranet Sebanyak 51 koresponden dari 92 koresponden atau 55.4% yang menjadi sampel penelitian ini menjawab setuju bahwa mereka tidak diharuskan untuk berinteraksi dengan karyawan lainnya untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, karena mereka bisa mendapatkannya melalu Intranet. Di sini pola komunikasi mereka sudah mulai berubah, mengapa di katakan demikian, karena otomatis ketika mereka tidak berinteraksi secara langsung maka komunikasi antarpribadi mereka secara tatap muka juga akan hilang. Sedangkan hanya sedikit yang menjawab tidak setuju untuk tidak berinteraksi di antara sesama karyawan untuk mendapatkan informasi, yaitu hanya sebanyak 3 koresponden atau sekitar 3.3%, ke 3 koresponden ini
99
merasa bahwa interaksi atau berkomunikasi secara tatap muka di antara mereka untuk mendapatkan informasi mutlak di lakukan. Dari pertanyaan ke delapan yaitu mengenai : Anda setuju bahwa anda tidak akan melakukan komunikasi antarpribadi dengan rekan anda untuk mendapatkan atau mendistribusikan informasi karena semuanya bisa di lakukan di Intranet Untuk pertanyaan ke delapan ini
sebanyak 52 koresponden atau
56.5% dari 100% koresponden menjawab setuju untuk tidak melakukan komunikasi antarpribadi hanya untuk mendapatkan atau menyebarkan informasi, mereka beranggapan akan membuang waktu percuma dan tidak efisien, pola komunikasi antarpribadi mereka sudah bisa di pastikan sangat berubah, karena mereka tidak percaya lagi akan ke efisienan dari komunikasi yang dilakukan secara tatap muka hanya untuk sebuah informasi yang seharusnya bisa di lakukan oleh Intranet. Hanya 2 koresponden atau 2.2% yang menjawab tidak setuju akan jawaban dari ke 52 koresponden ini, ke 2 koresponden ini beranggapan bahwa komunikasi antarpribadi secara tatap muka masih jauh lebih penting walaupun di nilai tidak efisien dalam mendapatkan atau menyebarkan informasi. Mereka mempunyai penilain tesendiri bahwa untuk mendapatkan atau menyebarkan informasi alat yang paling tepat untuk di gunakan adalah berkomunikasi secara tatap muka dan bukan mengandalkan sebuah media informasi seperti Intranet ini.
100
4.3.2. Pengaruh
Penggunaan
Intranet
dari Komponen
Afektif
(Kepuasan Pemenuhan Kebutuhan) Koresponden
Dari pertanyaan ke sembilan yaitu mengenai :
Anda
setuju
apabila
di
katakan
bahwa
ketertarikan
anda
menggunakan Intranet sama dengan ketertarikan anda untuk berinteraksi dengan rekan kerja anda yang lain.
Dari ke 47 jawaban koresponden atau sekitar 51.1% atas ketertarikan menggunakan Intranet sama dengan ketertarikan untuk berinteraksi secara tatap muka, hal ini menunjukkan
bahwa keberadaan Intranet dengan
keberadaan interaksi antarpribadi secara tatap muka mereka hampir seimbang, pola komunikasi mereka tidak jauh berbeda dari sebelum mereka menggunakan Intranet sebagai alat bantu mereka untuk berkomunikasi di dalam perusahaan di antara sesama karyawan. Sedangkan untuk ke 13 koresponden atau 14.1% yang menjawab sangat setuju menunjukkan bahwa memang mereka sangat mendukung bahwa
keberadaan
Intranet
sebagai
media
berkomunikasi
baru
di
perusahaan mereka tidak mempengaruhi sama sekali pola berinteraksi mereka dalam berkomunikasi secara tatap muka, dan mereka merasa sangat puas dalam pemenuhan ketertarikan mereka menggunakan media Intranet dan juga berinteraksi secara langsung (tatap muka).
101
Dari pertanyaan ke sepuluh yaitu mengenai :
Anda
tertarik
untuk
menggunakan
Intranet
karena
Intranet
mempermudah semua kendala yang mungkin akan anda dapatkan apabila anda berkomunikasi secara tatap muka
Dalam hal kepuasan untuk pemenuhan kebutuhan informasi tanpa kendala, maka sebanyak 49 koresponden atau 53.3% koresponden menjawab setuju untuk menggunakan Intranet dalam hal mendapatkan dan menyebarkan informasi daripada menggunakan pola berkomunikasi secara tatap muka yang mungkin saja di dalam pelaksanaannya nanti akan menemui kendala, contohnya saja seperti tempat. Sedangkan yang sangat setuju untuk kepuasan pemenuhan kebutuhan informasi melalui Intranet tanpa kendala yaitu 15 koresponden atau 16.3% saja, mereka sangat yakin bahwa Intranet bisa mengatasi semua kendala untuk memberikan atau mendapatkan informasi, karena Intranet adalah media yang sudah canggih dan berbasis komputer. Terlihat bahwa pola komunikasi antarpribadi secara tatap muka di sini sedikit berubah dari sebelum penggunaan Intranet. Di sini penggunaan Intranet sebagai media untuk berkomunikasi yang bebas kendala ternyata lebih unggul di bandingkan dengan komunikasi secara tatap muka.
102
Dari pertanyaan ke sebelas yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa Intranet bisa menghubungkan anda secara pribadi lebih dekat dengan rekan sekerja anda dalam segala hal.
Dalam hal untuk lebih mendekatkan diri di antara karyawan secara lebih pribadi dan lebih akrab, memang yang paling pas untuk dilakukan menurut Peneliti adalah dengan berinteraksi secara langsung dengan rekan yang lainnya. Hal
ini
diamini
oleh
sebanyak
52
koresponden
atau
56.5%
koresponden, mereka beranggapan bahwa Intranet tidak bisa menggantikan posisi komunikasi atau berinteraksi secara tatap muka untuk lebih mendekatkan diri mereka satu sama lain. Berkomunikasi atau berinteraksi secara tatap muka akan lebih nyata hasilnya dan bisa di lihat langsung, sedangkan di dalam Intranet tidak bisa terlihat langsung hasilnya. Hanya 11 koresponden atau 12% yang menjawab sangat setuju bahwa mereka jadi lebih akrab secara pribadi mereka di Intranet, mereka beralasan bahwa dengan Intranet mereka lebih bisa mengekspresikan diri mereka daripada berhadapan langsung dengan rekan kerja mereka yang lainnya.
Dari pertanyaan ke dua belas yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa Intranet sebagai sumber informasi, bisa menambah wawasan anda dalam berinteraksi dengan rekan kerja anda
Sebanyak 61 koresponden atau 66.3% menyatakan setuju bahwa dalam menambah wawasan sebagai modal dasar untuk berinteraksi dengan
103
rekan kerja yang lain Intranet lah yang paling cocok untuk di gunakan sebagai sumber informasi, alasannya adalah dengan Intranet, informasi lebih cepat, lebih lengkap dan lebih detail di banding dengan informasi yang mereka dapatkan secara lisan dari sumber berita, di sini terlihat bahwa lebih dari separuh koresponden merubah pola komunikasi antarpribadi mereka ke dalam pola komunikasi berbasis media. Dari ke 92 koresponden, hanya 6 koresponden atau sekitar 6.5% yang tidak setuju atas penggunaan Intranet dalam hal kepuasan secara emosional pemenuhan penambahan wawasan, alasan yang di kemukakan oleh mereka bahwa informasi yang ada di dalam Intranet adalah buatan manusia dan tidak ada dengan sendirinya, jadi apabila masih ada kesempatan langsung mendatangi kepada sumber tersebut, kenapa tidak di lakukan.
Dari pertanyaan ke tiga belas yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa anda tidak perlu berinteraksi dengan rekan kerja anda untuk sebuah data atau informasi karena dengan Intranet semuanya sudah ada dan lengkap.
Dalam hal pemenuhan akan kepuasan secara emosional untuk berinteraksi antar sesama karyawan untuk sebuah informasi, maka sebanyak 77 koresponden atau sekitar 83.7% setuju untuk lebih menggunakan pola berkomunikasi secara tatap muka, alasannya adalah penggunaan sebuah media walau secanggih apa pun itu tetap tidak akan bisa menggantikan kepuasan mereka untuk sebuah informasi yang di butuhkan walaupun
104
ternyata nanti di lapangannya mereka hanya mendapatkan informasi yang terbatas. 9 koresponden yang menjawab setuju atau sekitar 9.8% mempunyai
alasan
tersendiri
dalam
hal
kepuasan
mereka
juga untuk
mendapatkan informasi melalui media. Mereka beranggapan bahwa dengan Intranet semua kebutuhan informasi mereka bisa di dapati secara lengkap, tanpa kendala, dan sangat efisien, mereka beranggapan bahwa mereka sudah cukup puas dengan informasi dari Intranet dan tidak perlu lagi berinteraksi secara langsung dengan karyawan lainnya.
Dari pertanyaan ke empat belas yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa Intranet sudah memuaskan kebutuhan anda akan informasi seperti anda terpuaskan oleh sebuah interaksi komunikasi dengan rekan kerja anda
68 koresponden dari 92 koresponden yaitu sekitar 73.9% yang di jadikan sampel dalam penelitian kali ini menjawab tidak setuju apabila di katakan bahwa mereka sudah puas akan pemenuhan kebutuhan informasi mereka hanya dengan menggunakan media Intranet ini walaupun media yang satu ini sudah sangat canggih dan berbasis komputer. Mereka beranggapan bahwa sebuah interaksi komunikasi untuk mendapatkan sebuah informasi lebih baik di lakukan secara tatap muka, dengan demikian spirit dari kepuasan pemenuhan kebutuhan akan informasi bisa lebih mengena. Sedangkan 5 koresponden atau 5.4% yang menjawab sangat setuju juga mempunyai alasan mereka sendiri atas kepuasan pemenuhan
105
kebutuhan informasi melalui media berbasis komputer ini, mereka puas apabila informasi yang mereka butuhkan mereka dapatkan dari sumber terpercaya yang mereka yakini, yaitu komputer.
Dari pertanyaan ke lima belas yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa cara pandang anda didalam mengartikan sebuah informasi dari Intranet akan berbeda dengan arti dari sebuah informasi yang anda dapatkan langsung dari sumber berita
Cara pandang atas sebuah informasi juga bisa di artikan sebagai salah satu hal yang mendasari kepuasan individu secara emosional. Hampir separuh dari koresponden yang ada menjawab setuju yaitu sebanyak 56 koresponden atau sekitar 60.9% menjawab bahwa memang akan ada perbedaan arti sebuah informasi dari yang di dapatkan dari Intranet dengan arti informasi yang langsung di dapatkan dari sumber berita. Hal ini ternyata juga sangat di amini oleh 14 koresponden lainnya atau sekitar 15.2% yang menyatakan sangat setuju bahwa di dalam mengartikan sebuah arti akan sebuah informasi akan berbeda di antara informasi yang di dapatkan melalui Intranet dengan informasi yang didapatkan dari hasil berkomunikasi secara tatap muka. Secara otomatis karena perbedaan inilah yang nantinya akan mempengaruhi kepuasan masing – masing individu yang pada ujungnya nanti akan merubah pola komunikasi mereka dari sebelum penggunaan sebuah media dan setelah penggunaa sebuah media untuk mendapatkan dan mengartikan sebuah informasi dalam hal pencapaian kepuasan pemenuhan kebutuhan informasi secara emosional.
106
Dari pertanyaan ke enam belas yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa Intranet bisa memberikan semua informasi yang anda butuhkan lebih cepat daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita langsung.
Untuk pemenuhan kepuasan emosional masing – masing koresponden akan kecepatan mendapatkan sebuah Informasi, maka 51 koresponden atau 55.4% menjawab setuju dan 14 koresponden atau sekitar 15.2% menjawab sangat setuju. Dalam hal ini hampir lebih dari separuh koresponden mengamini bahwa dengan Intranet informasi akan lebih cepat di dapatkan daripada yang akan kita dapatkan dengan bertanya secara langsung kepada sumber berita. Pola komunikasi antarpribadi secara tatap muka di sini sudah berubah dan berganti dengan pola komunikasi antarpribadi melalui media. Hal ini bisa di karenakan keterbatasan waktu yang di miliki oleh beberapa koresponden untuk mendapatkan sebuah informasi yang di butuhkan. Alasan lainnya untuk menyatakan setuju dan sangat setuju untuk pertanyaan kali ini adalah informasi yang tersedia di Intranet lebih lengkap, dan di lihat dari sisi kepuasan mereka akan pemenuhan sebuah kebutuhan informasi, sudah cukup terpenuhi oleh Intranet ini.
107
4.3.3. Pengaruh
Penggunaan
Intranet
dari Komponen Konatif
(Perubahan Perilaku atau Tingkah Laku) Koresponden
Dari pertanyaan ke tujuh belas yaitu mengenai :
Apakah anda setuju melalui Intranet kita bisa menggantikan kehadiran anda didalam sebuah rapat atau pertemuan
Untuk pengaruh penggunaan Intranet terhadap perilaku koresponden dalam hal ini sebagai pengganti akan kehadiran koresponden dalam sebuah pertemuan atau rapat, sebanyak 69 koresponden atau lebih dari separuh koresponden yaitu 75% menjawab tidak setuju untuk menggantikan posisi kehadiran mereka, alasannya adalah walaupun dengan penggunaan fasilitas Intranet kita bisa menjelaskan alasan ketidak hadiran serta memberikan data yang diperlukan untuk rapat tersebut, mereka tetap beranggapan bahwa di dalam sebuah rapat atau pertemuan kehadiran tidak bisa di gantikan dengan apa pun. Sedangkan untuk 5 koresponden yaitu 5.4% yang sangat setuju bahwa kehadiran didalam sebuah pertemuan bisa digantikan dengan penjelasan melalui Intranet juga mempunyai alasan tersendiri, mereka beranggapan bahwa akan lebih efisien apabila tidak bisa hadir untuk menyampaikan ketidakhadiran nya dan menyediakan data yang di butuhkan melalui Intranet, waktu dan tenaga tidak akan terbuang dengan percuma.
108
Dari pertanyaan ke delapan belas yaitu mengenai :
Anda setuju untuk meniadakan Intranet dengan alasan bahwa Intranet bisa memperburuk pola komunikasi anda secara tatap muka dengan rekan kerja anda yang lainnya.
Dari 92 koresponden, 78 di antaranya atau sekitar 84.8 % menjawab tidak setuju untuk mentiadakan fasilitas Intranet dengan alasan bahwa keberadaannya bisa merperburuk pola komunikasi secara tatap muka antar karyawan,
mereka
beranggapan
bahwa
yang
menjadi
faktor
yang
memperburuk adalah bukan dari medianya akan tetapi dari masing – masing individu yang terlibat di dalamnya. Ke 78 koresponden tersebut tidak mengubah tingkah laku mereka baik itu sebelum dan sesudah adanya Intranet, mereka tetap sama yaitu melakukan komunikasi secara tatap muka dengan rutin. Sedangkan untuk ke 6 koresponden atau sekitar 6.5% yang setuju untuk meniadakan Intranet mempunyai alasan bahwa memang semenjak adanya Intranet mereka merasa bahwa aktivitas mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara tatap muka antar sesama karyawan jadi jarang mereka lakukan, karena semua yang mereka butuhkan (dalam hal ini adalah kebutuhan akan pemenuhan informasi) bisa di dapati dengan mudah di Intranet.
Dari pertanyaan ke sembilan belas yaitu mengenai :
Apakah anda setuju semenjak adanya Intranet di perusahaan anda, anda jarang berinteraksi dengan rekan sekerja anda karena semuanya bisa diselesaikan dengan Intranet.
109
Sebanyak 86 koresponden atau sekitar 93.5% yaitu hampir 100% koresponden menjawab tidak setuju atas pertanyaan yang ke 19 ini yaitu mengenai semenjak adanya Intranet, baik itu berinteraksi dan menyelesaikan masalah bisa di selesaikan dengan mudah melalui fasilitas tersebut, ketidak setujuan mereka berlandaskan bahwa tidak semuanya permasalahan bisa di selesaikan hanya dengan berinteraksi melalui media berbasis komputer ini, ada beberapa masalah yang memang penyelesainnya harus melakukan interaksi secara tatap muka dan antarpribadi secara langsung. Bisa terlihat bahwa pola komunikasi yang terjadi disini bisa di katakan tidak berubah di karenakan 87% koresponden tetap menjalankan pola berkomunikasi antarpribadi secara tatap muka baik itu sekedar hanya untuk berinteraksi dengan karyawan lainnya ataupun dalam hal penyelesaian sebuah permasalahan. Hanya 1 koresponden atau 1.1% yang menyatakan sangat setuju bahwa intreraksi dengan rekan kerja secara tatap muka tidak perlu di lakukan karena semua sudah bisa di selesaikan dengan media Intranet ini.
Dari pertanyaan ke dua puluh yaitu mengenai :
Apakah anda setuju bahwa keberadaan Intranet berakibat buruk terhadap sosialisasi dan pengembangan diri anda di perusahaan
Alasan dari ke 80 koresponden atau sekitar 87% menjawab pertanyaan ke 20 ini dengan tidak setuju adalah bahwa penggunaan sebuah media dalam menunjang komunikasi sehari – hari tidak akan membuat sebuah sosialisasi dan pengembangan diri individu di perusahaan akan terhambat yang nantinya di takutkan akan merubah tingkah laku serta perilaku si
110
individu tersebut, keberadaan sebuah media seperti Intranet ini justru mempermudah dan memperlancar alur komunikasi serta arus informasi di sebuah organisasi atau perusahaan. Tidak akan ada perubahan tingkah laku yang di akibatkan oleh penggunaan Intranet, yang ada hanyalah hasil akhir dari proses komunikasi yang di usahakan semaksimal dan seoptimal mungkin. Hanya 2 koresponden atau 2.2 % yang menjawab sangat setuju, alasan mereka adalah dengan adanya Intranet maka mereka akan jarang bersosialisasi kepada karyawan lain terhadap kepada pihak HRD yang sebenarnya di perlukan dalam sebuah jenjang pengembangan diri dan kariri di perusahaan tersebut.
Dari pertanyaan ke dua puluh satu yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa Intranet bisa menjadikan diri anda menjadi individu yang individualis.
Sebanyak 74 koresponden atau 80.4% menjawab tidak setuju bahwa semenjak adanya Intranet maka mereka berubah sikap dan tingkah lakunya menjadi individu yang individualis, mereka tidak merasakan adanya perubahan yang signifikan dari sebelum dan sesudah adanya pemakaian Intranet sebagai media komunikasi internal mereka yang baru, pola komunikasi secara bertatap muka masih tetap di laksanakan sampai sekarang, karena mereka berpendapat bahwa tidak selamanya semua hal bisa di selesaikan melalui Intranet. Sedangkan koresponden
atau
jawaban
yang
sekitar
1.1%
paling
terkecil
menyatakan
yaitu
sangat
sebanyak setuju
1
bahwa
111
keberadaaan Intranet semakin membuat mereka menjadi individu yang individualis, karena mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi mereka yang terbatas hanya kepada informasi – informasi yang mereka inginkan saja.
Dari pertanyaan ke dua puluh dua yaitu mengenai :
Anda setuju bahwa Intranet bisa merubah anda menjadi individu yang lebih percaya kepada informasi di komputer daripada informasi dari rekan kerja anda
Dari jawaban terbesar yaitu sebanyak 78 koresponden atau 84.8% menjawab tidak setuju atas pertanyaan bahwa mereka lebih percaya Informasi yang ada di Intranet daripada Informasi yang di berikan oleh rekan kerja, menunjukkan bahwa sampai saat ini bahwa kepercayaan akan sebuah Informasi melalui interaksi komunikasi secara tatap muka masih di pegang teguh, mereka percaya secanggih apapun media tersebut, semuanya adalah buatan dari manusia, apakah mungkin kita tidak mempercayai manusia yang telah berhasil menciptakan media secanggih Intranet ini. Sedangkan untuk jawaban 1 koresponden atau 1.1% menyatakan sangat setuju bahwa informasi di Intranet jauh lebih meyakinkan dari pada informasi yang didapatkan secara tradisional, yaitu secara tatap muka. Dan pada akhirnya, si koresponden ini akan merubah tingkah lakunya menjadi individu dan tidak memerlukan bantuan dari pihak lain.
112
Dari pertanyaan ke dua puluh tiga yaitu mengenai :
Intranet menghambat pola berkomunikasi anda secara tatap muka dengan rekan kerja anda.
Bisa terlihat alasan ke 73 koresponden atau sekitar 79.3% menjawab tidak setuju bahwa Intranet menghambat pola berkomunikasi secara tatap muka adalah dasarnya Intranet ini adalah hanya sebuah alat yang dipergunakan untuk mempermudah para karyawan yang dibatasi oleh tempat untuk berkomunikasi secara langsung, akan tetapi tidak di tujukan untuk menghambat pola komunikasi mereka secara tatap muka, keberadaan Intranet tidak akan merubah pola komunikasi mereka yang sudah ada selama ini, jadi ke 73 koresponden ini merasa bahwa keberadaan Intranet tidak
menghambat
pola
berkomunikasi
mereka,
malah
menambah
mempermudah hambatan yang ada. Sedangkan 1 koresponden atau hanya 1.1% yang sangat setuju mempunyai alasan bahwa memang Intranet dengan segala kelebihan dan manfaat yang di milikinya akan membuat orang jadi malas untuk berinteraksi dan jadi malas untuk berkomunikasi secara langsung yang nantinya di rasakan oleh si koresponden ini bisa menghambat pola komunikasi yang sebelumnya ada sebelum Intranet ini di pergunakan sebagai media untuk berkomunikasi secara internal.
Dari pertanyaan ke dua puluh empat yaitu mengenai :
Komunikasi dengan menggunakan Intranet bisa berlangsung secara 2 arah secara timbal balik dan interaktif
113
Sebanyak 50 koresponden dari 92 koresponden atau 54.3% menjawab setuju dan 11 koresponden atau 12% menjawab sangat setuju, itu berarti bahwa memang komunikasi yang terjadi dengan menggunakan Intranet sebagai media bisa berlangsung secara aktif dan juga timbal balik seperti halnya apabila kita melakukan komunikasi secara tatap muka, hasil akhir dari sebuah komunikasi bisa diketahui secara langsung. Jadi kesamaan di antara komunikasi melalui media Intranet dengan komunikasi secara tatap muka adalah hasil yang di inginkan bisa langsung di dapat dan komunikasi sama – sama berjalan secara aktif, interaktif dan timbal balik.
Dari pertanyaan ke dua puluh lima yaitu mengenai :
Apakah anda setuju bahwa komunikasi dengan Intranet di antara sesama karyawan bisa menciptakan suasana yang lebih akrab di banding dengan komunikasi tatap muka
Dari 65 koresponden yang menjawab tidak setuju atau sekitar 70.7% yang artinya sudah melebihi dari 50% koresponden yang di jadikan sampel, memang bisa di ambil garis lurusnya bahwa untuk menciptakan sebuah suasana yang akrab di antara sesama karyawan dalam hal ini tidak bisa di lakukan dengan menggunakan media Intranet, hal ini harus di lakukan secara tatap muka. Mereka berpendapat bahwa untuk menciptakan suasana yang akrab di antara mereka, mereka harus tetap melaksanakan komunikasi antarpribadi mereka secara tatap muka dan tanpa menggunakan alat bantu apa pun, mengapa demikian, karena dengan bertatap muka secara langsung sikap dan tingkah laku lawan bicara bisa langsung terlihat oleh kita.
114
Sedangkan untuk 9 koresponden atau sekitar 9.8% yang sangat setuju bahwa suasana akrab bisa buat di dalam sebuah interaksi komunikasi melalui Intranet mempunyai alasan bahwa Intranet bukanlah penghalang bagi mereka untuk mengakrabkan diri dengan cara mungkin seperti tidak mempergunakan kata – kata formal baik untuk menyampaikan informasi ataupun untuk mendapatkan informasi.
115
BAB V. KESIMPULAN dan SARAN
5.1.
Kesimpulan
Setelah Peneliti menyelesaikan penelitiannya di PT. Asuransi CIGNA mengenai pengaruh yang bisa saja di akibatkan oleh penggunaan sebuah media komunikasi internal dalam hal ini adalah Intranet terhadap apakah ada pengaruh yang di akibatkan oleh penggunaan media tersebut terhadap pola komunikasi antarpribadi di antara sesama karyawannya, bisa di tarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.
Dari beberapa jawaban koresponden atas beberapa pertanyaan mengenai penambahan informasi serta pengetahuan yang didapat dari penggunaan media Intranet sebagai media internal berkomunikasi sebagai alat bantu dan apakah hal tersebut mempengaruhi pola komunikasi antarpribadi di antara mereka, sebanyak lima puluh persen menjawab
setuju,
yang
menjelaskan
bahwa
memang
terjadi
perubahan yang cukup terlihat dari pola komunikasi mereka, mereka jadi
lebih
senang
untuk
menggunakan media
Intranet
untuk
mendapatkan tambahan informasi atau pengetahuan di bandingkan dengan harus berkomunikasi antarpribadi secara tatap muka, berbagai macam alasan yang di kemukan, alasan mereka pada intinya adalah bahwa dengan menggunakan sebuah media atau alat bantu maka kendala yang bisa saja di hadapi oleh mereka, contohnya saja kendala
115
116
mengenai jauhnya tempat di antara mereka bisa teratasi dengan cepat dan baik. 2.
Sedangkan untuk kepuasan emosional dari koresponden yang di jadikan sampel oleh Peneliti dan melihat apakah ada perubahan terhadap pola komunikasi antarpribadi di antara mereka, bisa di tarik kesimpulan bahwa lebih dari separuh koresponden menjawab tidak setuju bahwa mereka sudah terpuaskan kebutuhan emosional mereka didalam mendapatkan atau mendistribusikan informasi hanya melalui media Intranet. Mereka menganggap bahwa kepuasan emosioanl mereka akan pemenuhan kebutuhan informasi mereka hanya bisa mereka dapatkan melalui komunikasi antarpribadi secara tatap muka. Mengapa demikian, dari inti beberapa alasan yang di kemukakan oleh mereka, bahwa dengan bertatap muka maka mereka bisa langsung melihat kepada si nara sumber, untuk melihat seberapa besar dukungan atau support yang mereka berikan kepada kita sebagai si pencari informasi, dan hal ini sudah pasti tidak bisa terlihat apabila mereka menggunakan media Intranet.
3.
Keberadaan
Intranet
sebagai
alat
berkomunikasi
internal
di
PT. Asuransi CIGNA ternyata tidak merubah tingkah laku baik dari si komunikator ataupun si komunikan terhadap pola komunikasi antarpribadi mereka secara bertatap muka, mereka beranggapan bahwa walaupun keberadaan Intranet sudah tidak dapat di pungkiri lagi memang membantu mereka dalam semua bidang, akan tetapi mereka tidak akan menghilangkan pola komunikasi antarpribadi secara
tatap
muka,
karena
hanya
dengan
pola
komunikasi
antarpribadi secara tatap muka maka keakraban dan juga kerjasama
117
yang baik bisa di jalin di antara sesama karyawan ataupun antara karyawan dengan pihak manajemen.
Demikian beberapa kesimpulan yang berhasil Peneliti dapat simpulkan dari hasil penelitian Peneliti terhadap pengguanan sebuah media komunikasi internal di dalam sebuah perusahaan beserta dengan pengaruh yang mungkin saja bisa ditimbulkan karena penggunaannya.
5.2.
Saran
Adapun untuk beberapa saran yang ingin di sampaikan oleh Peneliti setelah melakukan penelitian ini adalah :
5.2.1.
Saran Akademis
Peneliti mengharapkan bahwa untuk penelitian selanjutnya yang tertarik
untuk
penelitiannya,
meneliti lainnya
media dapat
Intranet
sebagai
menggunakan
bahan
pendekatan
penelitian yang berbeda agar secara bersama – sama nantinya bisa terlihat perbandingan dari secara keseluruhan media Intranet tersebut, mulai dari artinya, fungsi dan kegunaan serta manfaatnya,
bagaimana
mengatasi
kendala
yang
terjadi
didalamnya, serta sampai kepada pengaruh yang di akibatkan dari penggunaan media tersebut.
5.2.2.
Saran Praktis
1.
Adapun saran Peneliti kepada PT. Asuransi CIGNA mengenai keberadaan Intranet sebagai media komunikasi
118
internal di dalam perusahaan, adalah pihak yang terkait untuk penyediaan informasi lebih informatif dan lebih up to date datanya dan juga layout dari penyajian Intranet ini tidak terlalu kaku atau tidak monoton dari segi warna dan teknik penyajiannya. 2.
Kemudian untuk Intranet induk di PT. Asuransi CIGNA juga belum mempunyai nama, padahal untuk Intranet di bagian Customer Service sudah mempunyai nama yaitu CIGNA Medi. Mungkin penelitian ini bisa menjadi masukan bagi PT. Asuransi CIGNA untuk memberikan nama kepada Intranet nya.
3.
Saran lainnya dari Peneliti kepada PT. Asuransi CIGNA adalah walaupun sudah mempunyai media komunikasi internal untuk membantu alur komunikasi di dalam perusahaan,
pihak
manajemen
melupakan
bahwa
keakraban
komunikasi
secara
tatap
di bisa
muka
di
harapkan terjalin antara
tidak
dengan pribadi
karyawannya adalah jauh lebih baik di bandingkan dengan menjalin keakraban melalui sebuah media, yang pada akhirnya keakraban ini bisa membantu pihak – pihak di dalamnya untuk bisa bekerja sama dengan lebih baik lagi untuk mencapai tujuan bersama perusahaan yang telah di tetapkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
A Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi, Bandung , Citra Aditya Bakti, 1991 Abdurrachman Oemi , Dasar – dasar Public Relation, Bandung , Citra Aditya Bakti, 1990 Ardianto Elvinaro dan Bambang Q - Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung , Simbiosa Rekatama Media, 2007 Bungin M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif ; Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu - ilmu sosial lainnya, Jakarta, Kencana Prenada Group, 2005, edisi pertama, cetakan ke dua Devito
Josep A.,
Komunikasi
Antar
Manusia,
Professional
Books,
Jakarta, 1997 Effendy Onong
Uchjana
,
Dimensi - Dimensi Komunikasi, Bandung ,
Alumni, 1993 _______________________,
Hubungan
Masyarakat
Suatu
Studi
Komunikologis, Jakarta , 1991 Henslow Philip, The Art and Sience of Public Relations Runing a Public Relations Department, New Delhi , Rest Publishing House, 2000 Kasali Rhenald, Manajemen Public Relation, Jakarta , PT. Pustaka Utama, Grafiti, 2000, cetakan ke tiga Kountur Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta , PPM, 2004, cetakan kedua Kurniadi Adi, Intranet, Jakarta , Elexmedia Komputindo, 1998 Moore H. Frazier, Hubungan Masyarakat , Prinsip, Kasus dan Masalah, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 1987, edisi satu
Mulyana Deddy, Komunikasi Organisasi , Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya,
2005 , cetakan
keempat Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta , Gajah Mada University Press, 1983, Pace R. Wayne dan Meningkatkan
Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Kinerja
perusahaan,
Bandung,
PT.
Remaja
Rosdakarya, 2001 Perangin - angin Loina, Hubungan Masyarakat, Membina hubungan baik dengan publik, Jakarta , Lalolo, 1996 Rajecki
D.W., Attitude, Themes and Advances,
Massachusetts , Sinaur
Associates 1982 Rakhmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 1989, cetakan pertama Ruslan Rosady , Manajemen Humas dan Komunikasi, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 1998 ______________, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta , PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Sendjaja S. Djuarsa & Turnomo Rahardjo, Teori Komunikasi, Jakarta , 1992, Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Jakarta , Bumi Aksara, 2004 Supranto J.,
Teknik Sampling Unutk Survei dan Eksperimen,
Jakarta ,
Rineka Cipta, 1992 Susanto Astrid , Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, Bandung , Bina Cipta, 1997 Uchjana Effendi Onong,
Human Relations dan Public Relations Dalam
Manajemen, Jakarta , CV. Mandar Maju, 1993
Vardiansyah Dani, Pengantar Ilmu Komunikasi, Ciawi , Ghalia Indonesia, 2004, cetakan ke 1 _______________, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual, Ciawi , Ghalia Indonesia, 2004 Wijela Michael R., Internet dan Intranet, Jakarta , Dinastindo, 2001 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikais. Jakarta , PT. Grasindo, 2006
SUMBER LAINNYA
Brosur Produk Investa Prolink PT. Asuransi CIGNA Company Profile PT. Asuransi CIGNA E-Mail dari Ibu Nefo Luhur Drajati, Direktur HRD PT. Asuransi CIGNA http://bdg.centrin.net.id http://kuliahkomunikasi.com http://meiliemma.wordpress.com http://onno.vlsm.org http://wilis.himatif.or.id Majalah Infobank, Jakarta , 2007, Edisi November Wawancara dengan Ibu Lia, Manager Markom PT. Asuransi CIGNA Wawancara dengan Ibu Yeni, HRD PT. Asuransi CIGNA
Lampiran 1
Questioner Data No. Koresponden …………..
Untuk Penelitian Skripsi Dengan Judul : Pengaruh Penggunaan Internal Website (Intranet) Terhadap Pola Komunikasi Antarpribadi Karyawan di PT. Asuransi CIGNA - Jakarta
Bagian I Petunjuk : isi dan berilah tanda (x) pada jawaban yang sesuai
a. Jenis Kelamin
Laki - Laki
Perempuan
b. Usia
25 - 30 tahun
31 - 35 tahun
36 - 40 tahun c. Tingkat Pendidikan
SMA
Diploma / D3
S1 d. Masa Kerja
> 40 tahun
S2
< dari 1 tahun 3 - 5 tahun
1 - 3 tahun > 5 tahun
Bagian II. Petunjuk :
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan jawaban pada kolom yang tersedia dengan tanda (X)
Tingkat Ekspetasi
:
SS S TS
adalah adalah adalah
SANGAT SETUJU SETUJU TIDAK SETUJU
K No.
ognitif Komponen Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
SS
S
TS
Pertanyaan
1
Anda setuju bahwa anda akan meniadakan pencarian informasi dengan langsung datang kepada sumber berita karena anda bisa menambah mendapatkan informasi yang anda butuhkan melalui Intranet
2
Anda setuju bahwa anda akan mengurangi frekwensi melakukan komunikasi tatap muka dengan karyawan lain untuk menambah wawasan anda mengenai perkembangan perusahaan karena anda bisa menambah wawasan tersebut cukup melalui Intranet
3
Anda setuju bahwa isi berita didalam Intranet sudah cukup jelas sehingga anda tidak perlu mengkonfirmasi kepada sumber berita
4
Anda setuju apabila dikatakan bahwa gaya bahasa yang disampaikan oleh Intranet sudah sama dengan gaya bahasa berkomunikasi anda secara tatap muka
5
Anda setuju bahwa informasi di Intranet lebih beragam daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita secara bertatap muka
6
Anda setuju anda lebih cepat mendapatkan informasi dari Intranet daripada anda mendatangi langsung ke setiap sumber informasi yang anda butuhkan
7
Anda setuju untuk tidak berinteraksi dengan karyawan lain atas sebuah informasi yang anda butuhkan karena anda bisa dengan mudah mendapatkan informasi dengan Intranet
8
Anda setuju bahwa anda tidak akan melakukan komunikasi antarpribadi dengan rekan anda untuk mendapatkan atau mendistribusikan informasi karena semuanya bisa di lakukan di Intranet
A No.
9
fektif Komponen
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
SS
S
TS
Pertanyaan
Anda setuju apabila di katakan bahwa ketertarikan anda menggunakan Intranet sama dengan ketertarikan anda untuk berinteraksi dengan rekan kerja anda yang lain
10
Anda tertarik untuk menggunakan Intranet karena Intranet mempermudah semua kendala yang mungkin akan anda dapatkan apabila anda berkomunikasi secara tatap muka
11
Anda setuju bahwa Intranet bisa menghubungkan anda secara pribadi lebih dekat dengan rekan sekerja anda dalam segala hal
12
Anda setuju bahwa Intranet sebagai sumber informasi, bisa menambah wawasan anda dalam berinteraksi dengan rekan kerja anda
13
Anda setuju bahwa anda tidak perlu berinteraksi dengan rekan kerja anda untuk sebuah data atau informasi karena dengan Intranet semuanya sudah ada dan lengkap
14
Anda setuju bahwa Intranet sudah memuaskan kebutuhan anda akan informasi seperti anda terpuaskan oleh sebuah interaksi komunikasi dengan rekan kerja anda
15
Anda setuju bahwa cara pandang anda didalam mengartikan sebuah informasi dari Intranet akan berbeda dengan arti dari sebuah informasi yang anda dapatkan langsung dari sumber berita
16
Anda setuju bahwa Intranet bisa memberikan semua informasi yang anda butuhkan lebih cepat daripada informasi yang anda dapatkan dari sumber berita langsung
K No.
onatif Komponen
Pertanyaan
17
Apakah anda setuju melalui Intranet kita bisa menggantikan kehadiran anda didalam sebuah rapat atau pertemuan
18
Anda setuju untuk meniadakan Intranet dengan alasan bahwa Intranet bisa memperburuk pola komunikasi anda secara tatap muka dengan rekan kerja anda yang lainnya
19
Apakah anda setuju semenjak adanya Intranet di perusahaan anda, anda jarang berinteraksi dengan rekan sekerja anda karena semuanya bisa diselesaikan dengan Intranet
20
Apakah anda setuju bahwa keberadaan Intranet berakibat buruk terhadap sosialisasi dan pengembangan diri anda di perusahaan
21
Anda setuju bahwa Intranet bisa menjadikan diri anda menjadi individu yang individualis
22
Anda setuju bahwa Intranet bisa merubah anda menjadi individu yang lebih percaya kepada informasi di komputer daripada informasi dari rekan kerja anda
23
Intranet menghambat pola berkomunikasi anda secara tatap muka dengan rekan kerja anda
24
Komunikasi dengan menggunakan Intranet bisa berlangsung secara 2 arah secara timbal balik dan interaktif
25
Apakah anda setuju bahwa komunikasi dengan Intranet di antara sesama karyawan bisa menciptakan suasana yang lebih akrab di banding dengan komunikasi tatap muka
- TERIMA KASIH -
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
SS
S
TS
Lampiran 2
Jawaban Kuesioner Pertanyaan
Nomor Koresponden
1 SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 TS
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 TS
SS
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
92
1
1
1
1
1
1
1
1
Lampiran 2
Jawaban Kuesioner Pertanyaan
Nomor Koresponden
9 SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TS
SS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13
12 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 TS
SS
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 TS
SS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TS
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
92
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Lampiran 2
Jawaban Kuesioner Pertanyaan
Nomor Koresponden
18 SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 TS
SS
S 1 1 1 1 1
20 TS
SS
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 TS
SS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SS
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24
23 TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TS
SS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 TS
SS
S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TS
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
92
1
1
1
1
1
1
1
1
Lampiran 4
Frequency Table in SPSS 16
VAR00001
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
17
18.5
18.5
18.5
2
61
66.3
66.3
84.8
3
14
15.2
15.2
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00002
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
26
28.3
28.3
28.3
2
60
65.2
65.2
93.5
3
6
6.5
6.5
100.0
92
100.0
100.0
Total
VAR00003
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
8
8.7
8.7
8.7
2
29
31.5
31.5
40.2
3
55
59.8
59.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00004
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
3
3.3
3.3
3.3
2
31
33.7
33.7
37.0
3
58
63.0
63.0
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00005
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
13
14.1
14.1
14.1
2
40
43.5
43.5
57.6
3
39
42.4
42.4
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00006
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
23
25.0
25.0
25.0
2
52
56.5
56.5
81.5
3
17
18.5
18.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00007
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
38
41.3
41.3
41.3
2
51
55.4
55.4
96.7
3
3
3.3
3.3
100.0
92
100.0
100.0
Total
VAR00008
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
38
41.3
41.3
41.3
2
52
56.5
56.5
97.8
3
2
2.2
2.2
100.0
92
100.0
100.0
Total
VAR00009
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
13
14.1
14.1
14.1
2
47
51.1
51.1
65.2
3
32
34.8
34.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00010
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
15
16.3
16.3
16.3
2
49
53.3
53.3
69.6
3
28
30.4
30.4
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00011
Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
11
12.0
12.0
12.0
2
29
31.5
31.5
43.5
3
52
56.5
56.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00012
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
25
27.2
27.2
27.2
2
61
66.3
66.3
93.5
3
6
6.5
6.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00013
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
6
6.5
6.5
6.5
2
9
9.8
9.8
16.3
3
77
83.7
83.7
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00014
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
5
5.4
5.4
5.4
2
19
20.7
20.7
26.1
3
68
73.9
73.9
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00015
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
14
15.2
15.2
15.2
2
56
60.9
60.9
76.1
3
22
23.9
23.9
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00016
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
14
15.2
15.2
15.2
2
51
55.4
55.4
70.7
3
27
29.3
29.3
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00017
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
5
5.4
5.4
5.4
2
18
19.6
19.6
25.0
3
69
75.0
75.0
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00018
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
8
8.7
8.7
8.7
2
6
6.5
6.5
15.2
3
78
84.8
84.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00019
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
5
5.4
5.4
6.5
3
86
93.5
93.5
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00020
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
2
2.2
2.2
2.2
2
10
10.9
10.9
13.0
3
80
87.0
87.0
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00021
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
17
18.5
18.5
19.6
3
74
80.4
80.4
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00022
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
13
14.1
14.1
15.2
3
78
84.8
84.8
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00023
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
1
1.1
1.1
1.1
2
18
19.6
19.6
20.7
3
73
79.3
79.3
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00024
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
11
12.0
12.0
12.0
2
50
54.3
54.3
66.3
3
31
33.7
33.7
100.0
Total
92
100.0
100.0
VAR00025
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
1
9
9.8
9.8
9.8
2
18
19.6
19.6
29.3
3
65
70.7
70.7
100.0
Total
92
100.0
100.0