FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA
SKRIPSI
HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERNAL DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. INDOSAT DISUSUN OLEH: NAMA NIM
: YUNI KARTIKA WARDHANI : 4420412-023
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Starata 1 Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat Universitas Mercu Buana JAKARTA 2006
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRAK
Yuni Kartika Wardhani 4420412-023 Hubungan Komunikasi Internal Dengan Produktivitas Kerja karyawan PT.Indosat Skripsi Universitas Mercu Buana Fakultas Komunikasi Jurusan Public Relations. Komunikasi internal bertujuan untuk memberikan pengaruh atau citra positif terhadap motivasi dan produktivitas kerja karyawan dalam membina hubungan kerja sehingga tercipta suasana lingkungan kerja yang baik. Dan akhirnya dapat meningkatkan pencapaian produktivitas perusahaan baik dilihat secara kuantitas maupun kualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan komunikasi internal di PT.Indosat dan untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan komunikasi internal terhadap produktivitas kerja. Kerangka pemikiran menggunakan teori yang tersusun sistematis. Dari penjelasan komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi internal serta pengertian produktivitas kerja. Tipe penelitian adalah ekspalanatif menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data melalui kuesioner kepada 50 responden yang samplenya diambil dari karyawan PT. Indosat yang berlokasi di gedung Tifa lantai 8. Analisa data masing-masing sub variabel menujukan bahwa, hubungan komunikasi internal dengan produktivitas kerja karyawan di PT. Indosat, terdapat hubungan positif antara pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan ii
PT. Indosat dengan probilitas lebih kecil dari 0.05, maka Ho diterima dan H1 ditolak atau korelasi signifikan atau dengan kata lain dapat meningkatakan produktivitas kerja karyawan.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi pada Universitas Mercu Buana, Jakarta. Penulis meyadari bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Komunikasi Internal Dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Indosat” ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit bantuan yang telah penulis peroleh dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada
Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu
memberikan dorongan semangat dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, serta kepada : 1. Ibu Dra. Ispawati Asri, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis sehingga terselesaikan skripsi ini. 2. Ibu Irmulan Sati T. S.H., M.Si, selaku ketua jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana 3. Ibu Ida Anggraeni. S.Sos. M.Si, atas masukan dan advice-nya yang menyenangkan. iv
4. Ibu Dhita Irawati, Divisi Internal Humas Communication yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian di PT. Indosat Tbk. 5. Buat mba Nian, Intan
the supporter of collega Kiki, Tisa, Andi, Eka,
Sisca, Caumi serta semua sahabat dan keluarga besar PT. Indosat sebagian dari hariku bersama kalian love you all 6. Teman-teman Menteng Mania, Perjuangan kita akhirnya membuahkan hasil.jangan kapok tukar-tukaran buku ya,…Ganis, Desi, Lala, Dona, Nita 7. Mas Aji yang sabar dan setia menemani aku dalam menyelesaikan skripsi ‘you are the best on supoort and help me for this study’ For patien and sacrifield of me. 8. Buat Mama Enda makasih bantuan Laptopnya yang sangat membatu sekali. 9. Special thanks to Mas Ody Mulya yang udah sabar memberikan bantuan. Dan mendorong agar skripsi ini cepat selesai……thank you so much
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca maupun penulis khususnya meskipun masih terdapat kekurangan didalamnya.
Jakarta, November 2006 Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ................................... LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI .................................... LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI .................................... ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL ....................................................................................
I II III IV VI VIII X
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 1.4 Signifikansi Penelitian ……………………………………
1 6 7 7
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi ……………………………………………… . 2.2 Komunikasi Internal …………........................................ 2.3 Produktivitas ............. ........................................................ 2.4 Hipotesa ...................................................... .......................
8 9 24 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Dan Sifat Penelitian ........................................................ 3.2 Metode Penelitian ................................................................... 3.3 Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 3.4 Populasi Dan Sampel ............................................................. 3.5 Definisi Konsep Dan Operasionalisasi Variabel...................... 3.6 Operasionalisasi Variabel........................................................... 3.7 Analisa Data ...........................................................................
33 33 34 35 36 38 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ......................................................................... 4.1.1 Profile Dan Sejarah PT. Indosat Tbk................................. 4.1.1 Visi Dan Misi Perusahan ……………………………. 4.1.2 Filosofi Indosat …………………………………… 4.1.3 Produk dan Layanan Indosat ……………………... 4.1.2 Hasil Penelitian ……………………………………………… 4.1.3 Analisa Korelasi ………………………………………… . . 4.1.4 Analisa Koefisien Determinasi ( R Square ) ……………….
48 48 50 51 52 56 76 79
vi
4.1.5 Uji Anova ………………………………………………….. 4.1.6 Analisa Persamaan Regresi ………………………………...
80 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 82 5.2 Saran ………………………………………………………………. 83
vii
DAFTAR TABEL
No.Tabel 2,2 3,1 3,3 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4,22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34 4.35 4.36 4.37
Jenis Tabel Data Responden Operasionalisasi Variabel Sistem Pengukuran Kuesioner Kuisioner Pertanyaan 1 Kuisioner Pertanyaan 2 Kuisioner Pertanyaan 3 Kuisioner Pertanyaan 4 Kuisioner Pertanyaan 5 Kuisioner Pertanyaan 6 Kuisioner Pertanyaan 7 Kuisioner Pertanyaan 8 Kuisioner Pertanyaan 9 Kuisioner Pertanyaan 10 Kuisioner Pertanyaan 11 Kuisioner Pertanyaan 12 Kuisioner Pertanyaan 13 Kuisioner Pertanyaan 14 Rata-rata Nilai Responden Mengenai kegiatan Komunikasi Internal Kuisioner Pertanyaan 16 Kuisioner Pertanyaan 17 Kuisioner Pertanyaan 18 Kuisioner Pertanyaan 19 Kuisioner Pertanyaan 20 Kuisioner Pertanyaan 21 Kuisioner Pertanyaan 22 Kuisioner Pertanyaan 23 Kuisioner Pertanyaan 24 Kuisioner Pertanyaan 25 Kuisioner Pertanyaan 26 Kuisioner Pertanyaan 27 Kuisioner Pertanyaan 28 Kuisioner Pertanyaan 29 Kuisioner Pertanyaan 30 Kuisioner Pertanyaan 31 Rata-rata Nilai Responden Mengenai Motivasi karyawan Rata-rata Nilai Responden Mengenai Produktivitas Kerja Analisa Korelasi Analisa koefisien Determinasi Uji Anova Analisa Persamaan Regresi
viii
Halaman 36 38 56 57 57 57 58 58 59 60 60 61 62 62 63 63 64 65 66 66 67 67 68 68 69 70 70 71 71 72 72 73 73 74 74 75 76 79 80 80
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Masalah Kian ketatnya persaingan dunia bisnis dewasa ini menuntut ketersediaan
sumberdaya manusia bermutu tinggi dalam perusahaan. Bersama dengan sistem manajemen dan teknologi yang digunakan, sumberdaya manusia merupakan faktor penentu tingkat produktivitas organisasi. Masalahnya adalah – berbeda dengan sistem manajemen dan teknologi yang bersifat pasti – manusia sangat dinamis sehingga tingkat produktivitasnya senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Menjaga produktivitas karyawan agar tetap stabil pada standar tertentu yang telah ditetapkan, merupakan tantangan terbesar bagi setiap perusahaan. Hal ini disebabkan adanya banyak faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas manusia dalam organisasi. Salah satu di antaranya adalah komunikasi internal. Komunikasi internal merupakan proses penyampaian pesan antar karyawan internal dengan cara lisan maupun tulisan, agar pesan tersebut dapat diterima dengan jelas dan tegas oleh penerima pesan sehingga tidak mengalami kesalahan dalam pelaksanaannya. Selain menjadi tanggungjawab karyawan, peran penyampaian pesan internal juga diemban oleh Bagian atau Departemen Humas. Dewasa ini Humas menduduki perang penting dalam kegiatan komunikasi perusahaan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam berkomunikasi tergantung pada misi Humasnya. Diterima atau tidaknya suatu perusahaan oleh
1
2
masyarakat, dapat atau tidaknya bantuan
atau dukungan
dan kepercayaan
masyarakat, baik atau buruknya citra (image) terhadap suatu perusahaan; tergantung pada kinerja Humasnya. Disisi lain, penciptaan hubungan yang baik didalam lingkungan kerja, yaitu hubungan antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya, hubungan antar karyawan, hubungan antar bagian; juga tergantung pada kinerja Humas. Berangkat dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama kegiatan Humas pada publik dalam suatu perusahaan adalah untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya. Kegiatan termaksud diwujudkan dalam berbagai format komunikasi; baik komunikasi vertikal (atasbawah dan bawah-atas), horisontal maupun diagonal. Menurut Scoot M.Cultip dan Allen H. Center dalam bukunya Effective Public Relations yang dikutip H.R. Danan Djaja, kegiatan Humas internal mencakup : a. Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah maupun yang sedang berjalan. b. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun kebijaksanaan baru.1 Lebih lanjut dikatakan, bahwa pengertian kebijaksanaan dalam membicarakan fungsi Humas secara internal dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk : a. Masalah kepemimpinan ( leadership).
1
H.R. Danan Djaja, 1985 Peranan humas dalam perusahaan, Alumni, Bandung. Hal 12.
3
b. Cara melaksanakan kepemimpinan. c. Hubungan dengan publik karyawan, apakah dalam bentuk seperti : 1. Upah yang cukup. 2. Perlakuan yang adil. 3. Ketenangan bekerja. 4. Perasaan diakui. 5. Penghargaan atas prestasi kerja. 6. Jaminan sosial baik untuk karyawan dan keluarganya. d. Mengadakan Public relations Counseling dalam bentuk direktif atau non direktif Public Relations Counseling, khususnya dilakukan kepada publik karyawan dalam rangka menumbuhkan motivasi mereka. e. Mengadakan hubungan dengan pemegang saham dalam bentuk seperti : 1. Memberikan laporan mengenai status modal dalam perusahaan melalui laporan neraca aktiva dan pasiva perusahaan. 2. Mengirimkan majalah organisasi. 3. Mengadakan pertemuan secara berkala.2 Selain hal-hal diatas, diperlukan juga motivasi untuk meningkatkan produktivitas kerja agar para karyawan lebih bertanggungjawab atas pekerjaan yang telah diberikan pada perusahaan. Dari uraian termaksud tampak jelas bahwa Humas tidak hanya bertugas sebagai channel informations (saluran informasi) dari perusahaan kepada publiknya namun juga sebaliknya. Adapun informasi
2
Ibid. Hal 12
yang datang
dari publiknya
4
merupakan opini publik sebagai feedback (umpan balik) atas informasi yang disalurkan oleh perusahaan tersebut.3 Di lingkungan Indosat, kegiatan Humas internal juga menjadi perhatian utama dalam kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini terutama disebabkan oleh ciri khas bisnisnya yang bertumpu pada layanan jasa. Sebagai perusahaan operator selluler terbesar di Indonesia, kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan jasa yang baik menjadi ujung tombak perolehan citra positif dari publik. Di sisi lain, kemampuan tersebut dapat dibangun apabila karyawan tahu persis apa yang menjadi program perusahaan dan bagaimana cara mencapainya. Pada titik inilah Humas menduduki peran penting karena menjadi jembatan informasi utama antar stakeholder dalam perusahaan; pemegang saham, manajemen puncak, karyawan dan keluarganya. Dengan demikian menurut asumsi penulis, jika komunikasi internal dapat terbangun dan terjalin baik, praktis akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan Indosat. Pada tataran konseptual, produktivitas kerja merupakan perbandingan antara produktivitas pelaksanaan tugas dalam mencapai tujuan dengan efisiensi penggunaan sumber daya manusia dalam pencapaian target kerja. Secara operasional, produktivitas kerja diukur dari dua sisi, yaitu sisi output (keluaran) dan sisi input (masukan). Produktivitas, dengan demikian adalah produk atau output yang dihasilkan dalam kesatuan waktu dan input. Perbandingan antara produk dengan waktu atau antara output dengan input inilah yang menjadi ukuran produktivitas seseorang. 3
Suhandang. 1973, Humas berfungsi sebagai A Source of informations ( Sumber Informasi ) bagi Publik Internal dan Eksternal.
5 2
Untuk mengantisipasi dampak negatif persaingan dalam industri sellular di Indonesia, salah satu langkah PT. Indosat adalah berupaya keras meningkatkan kinerja organisasi, tidak hanya dari segi teknologi melainkan juga dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran dan pelayanan jasa pelanggan termasuk kemampuan karyawan dalam menyesuaikan dan mematuhi prosedur – prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Seluruh langkah di atas ditempuh untuk menjamin bahwa produktivitas karyawan senantiasa berada pada tingkat yang ditetapkan oleh perusahaan dan Humas menjadi ujung tombak dalam mengkomunikasikannya. Perhatian Indosat yang besar terhadap masalah komunikasi internal berangkat dari keyakinan, bahwa komunikasi yang efektif merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai target sesuai dengan apa yang diharapkan. Kegiatan komunikasi internal tersebut seyogyanya mampu meningkatkan motivasi karyawan dalam berkerja, yang pada akhirnya diasumsikan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Namun menurut pengamatan penulis kendati berbagai upaya internal sudah dilakukan, namun produktivitas karyawan tetap menurun, ini bisa di lihat dari absensi ( kedispilnaan kerja karyawan ) dan target kerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada banyaknya tugas-tugas dari atasan tidak selesai tepat waktu atau program kerja yang tidak berjalan maksimal. Berangkat dari fakta tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang bentuk komunikasi internal di PT. Indosat dalam kaitannya dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan.
6
I.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan suatu
permasalahan yang berkaitan dengan topik penulisan, yaitu : “Bagaimana hubungan antara pelaksanaan komunikasi internal PT. Indosat dengan peningkatan produktivitas kerja dan motivasi karyawan di perusahaan.” ?
I.3.
Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui kegiatan komunikasi internal di PT. Indosat. 2. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan komunikasi internal dengan motivasi dan produktivitas kerja.
I.4.
Signifikansi Penelitian : Dari segi akademis 1.
Sebagai
bahan
masukan
dan
penerapan
dalam
rangka
pengembangan ilmu di bidang Public Relations yang menyangkut aspek komunikasi internal dan produktivitas kerja.
Dari segi praktis 2.
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahan PT. Indosat dalam menerapkan komunikasi internal antar karyawan dan menyusun aktivitas kerja antar karyawan dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
BAB II KERANGKA KONSEP
2.1
Komunikasi Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah
upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.4 Ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public option) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Pengertian komunikasi dalam praktek public relations pada dasarnya, menurut pengertian atau terminologi yang paling sederhana adalah komunikasi yangberlangsung dua arah dan ada timbal balik antara komunikator dengan komunikan dengan menggunakan lambang-lambang yang sama (komunikasi paradigmatis).5 Dalam terminologi yang sangat sederhana, pengertian komunikasi dalam public relations adalah komunikasi yang berlangsung dua arah dan ada timbal balik antara komunikator dengan komunikan dengan lambang-lambang yang sama
4
Carl I. Hovland,Onong Uchjana.1989. Pengantar Ilmu Komunikasi. Mandar Maju. Bandung. Hal 10 5 Ruslan, Rosady, 1999 Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, edisi kedua. Jakarta: Ghalia Indoensia hal 19.
7
8
(komunikasi paradigmatis). Merujuk Harold D. Laswell, komunikasi tersebut memiliki komponen-komponen berikut : a. Who says – komunikator. b. What- message. c. In which channel-media. d. To whom- komunikan. e. With what effect-sasaran, impact. Selanjutnya H.R.Danan Djaja, menyatakan ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses penyampaian pernyataan antar manusia dengan mengunakan lambang berarti (The Meaning Symbol). Lambang tersebut dapat berbentuk lisan, tulisan dan bahasa isyarat. Ditinjau dari fungsinya, komunikasi adalah kegiatan penyampaian dan penyebaran pesan untuk memperoleh dampak yang diinginkan message/pesan yang sesuai dengan pola pengertian, nilai, dan sikap yang ada pada diri komunikan.6 Untuk lebih jelasnya, komponen-komponen komunikasi dua arah dalam proses komunikasi public Relations diuraikan sebagai “who says what in which channel to whom with effect”, yaitu : 1. Komunikator Orang yang meyampaikan pesan. 2. Pesan Suatu pernyataan yang mendukung oleh lambang-lambang tertentu, seperti tulisan , bahasa lisan, dan gambar.
6
H.R Danan Djaja.1985 Pengantar Ilmu Komunikasi.Mandar Maju.Bandung .hal 12
9 3. Media Suatu pernyataan atau alat (tools) yang dapat mendukung dan menunjang dalam penyampaian pesan. 4. Komunikan Orang yang dijadikan objek sasaran dan sebagai penerima pesan.
5. Efek Dampak atau akibat pesan yang diperkirakan akan terjadi dan menimbulkan efek atau pengaruh tertentu baik itu berupa opini, persepsi dan citra dari komunikan.7
2.2
Komunikasi Organisasi Sebelum menjelaskan tentang komunikasi internal penulis kemukakan
dulu definisi komunikasi organisasi yang dikemukakan Lois A. Allen mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memastikan bahwa seluruh karyawannya mengetahui dan memahami (a).
informasi mengenai
rencana perusahaan ke depan, (b). kebijakan dan perubahan kebijakan perusahaan dan (c) status kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai cara; baik interaksi antar pimpinan dengan bawahan, pertemuan rutin maupun sarana-sarana lainnya8.
7 8
Onong Uchjana.1989.Pengantar Ilmu Komunikasi. Mandar Maju. Bandung Hal 10 Allen, Louis A. 1958. Management & Organization. Singapore, McGraw Hill. Hal. 327 – 329.
10
Apa yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam suatu organisasi terdapat dua bentuk komunikasi antar manusia, yakni komunikasi antar manusia selaku pribadi (informal) dan komunikasi antar manusia selaku pelaku-pelaku manajemen dalam organisasi (formal). Menariknya, ke dua bentuk komunikasi tersebut merupakan basis untuk mengadakan kerja sama, interaksi dan menebarkan pengaruh dalam organisasi; semisal dalam hal : a. Pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang di terima dengan akurat serta jelas sumber-sumbernya. b. Penyampaian informasi yang diperlukan untuk pengambil keputusan, misalnya untuk meminta persetujuan atasan dalam pelaksanaannya. c. Proses kepengawasan. Jika informasi yang diterima tidak akurat, maka fungsi pengawasan tidak dapat dilaksanakan secara tepat dan realistis. d. Penetapan sasaran dan tujuan. Yaitu perlunya kesatuan pendapat atau konsensus bersama, baik secara individual maupun untuk pencapaian sasaran dan tujuan utama perusahaan. Menurut M.T. Myers & G.E. Myers, fungsi komunikasi sebagai pembentuk pola pada suatu tingkat organisasi dapat dianalisis dengan elemen analisa sebagai berikut : a. Produksi dan pengaturan. 1. Menentukan rencana sasaran dan tujuan 2. Merumuskan bidang-bidang masalah 3. Mengoordinasi tugas-tugas secara fungsional
11 4. Instruksi, petunjuk, dan perintah untuk melaksanakan fungsi serta tugastugas yang harus dilaksanakan oleh bawahan. 5. Mengembangkan sistem prosedur instruksi, pelaksanaan tugas atau fungsi,dan kebijaksanaan umum perusahaan. 6. Memimpin dan mempengaruhi serta untuk memotivasi bawahan 7. Menentukan standar hasil prestasi dan kerja karyawan
b. Sosialisasi dan pemiliharaan 1. Berkaitan dengan yang mempengaruhi harga diri, kebangsaan, rasa memiliki dan tanggung jawab dari pihak bawahan 2. Human Relations antar pribadi dan manajemen organisasi. 3. Memotivasi untuk meyatukan keinginan dan tujuan antara individ-individu dengan sasaran dan tujuan pokok perusahaan.9 Dari elemen-elemen di atas tampak jelas, bahwa mengandalkan komunikasi formal antara atasan – bawahan dan antar karyawan saja sebagai sarana komunikasi untuk menjamin pencapaian tujuan organisasi, tidaklah cukup. Dibutuhkan satu unit khusus yang menanganinya, yang mana sangat dikenal dengan sebutan Hubungan Masyarakat (Humas) atau Public Relation. Ditinjau dari sasarannya, Kustadi Suhandang membagi fokus kegiatan PR menjadi 2 yakni publik internal perusahaan yang digarap melalui aktivitas Internal
9
Rosady Ruslan,.Manajemen Public Relations dan media komunikasi,Rajawali Pers,Hal 106-107
12 Public Relations dan publik eksternal yang dijangkau dengan aktivitas Eksternal Public Relation. Dalam penelitian ini terfokus pada PR internal.10
2.3
Komunikasi Internal Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai
”Interchange of ideas among the administrators and its particular structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and managemnt).” (Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).11 Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan itu sendiri yang menjadi target Internal Public Relations, terutama suasana di antara para karyawannya yang mempunyai hubungna langsung dengan perkembangan badan atau perusahaannya. Kegiatan Public Relations ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau atasan terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.
10
Ibid, Hal 73-82 Calr I. Hovland, Onong Uchjana. 1989. Pengantar Ilmu Komunikasi. Mandar Maju. Bandung. Hal. 152 11
13 Inti tugas PR adalah sinkronisasi antara informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab, saling mengerti, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi perusahaan dengan publik. Sedangkan fungsi dari PR itu ada tiga yaitu : 1. Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s interest). 2. Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication) 3. Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (and stress good morals and manners).12 Secara umum sulit untuk merumuskan definisi Public Relation (PR) yang baku, karena setiap pakar PR memiliki konsepnya sendiri. Dari sekian banyaknya definisi tersebut,
ada satu definisi PR yang sederhana dan sangat jelas dari
Howard Bonham, Vice Chairman American National Red Cross. Ia menyatakan bahwa PR adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi.13 Dari definisi di atas tampak jelas, bahwa tugas utama PR adalah menciptakan pemahaman dan meningkatkan kepercayaan publik kepada organisasi. Menurut Griswold sebagaimana dikutip Oemi Abdurrachman, tujuan internal Public Relations adalah untuk mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan dalam berkerja.14 Hal ini dapat diciptakan apabila pimpinan
12
Opcid. Efendy 137-138 Kustadi Suhandang, 2004. Public Relations Perusahaan, Penerbit Nuansa. Hal. 44 – 45. 14 Griswold dalam bukunya Oemi Abdurrachaman .1995 Penerbit PT.Citra Aditya Bakti.Bandung. Hal 34 13
14 memperhatikan kepentingan-kepentingan para pegawai baik ditinjau dari segi ekonomi, sosial maupun psikologis. Kesejahteraan seperti kesehatan dan tempat berkerja para karyawan dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas dalam perusahaan itu. Di dalam perusahaan karyawan memiliki hubungan yang mempengaruhi cara mereka dalam berkerja. Hubungan tersebut terdiri atas dua jenis hubungan yaitu : a.
Hubungan secara vertikal Hubungan secara vertikal meliputi hubungan atas-bawah dan bawah –
atas yang dilakukan oleh manajer puncak dengan karyawan. Hubungan ke bawah, antara manajer puncak meliputi pemberian instruksi, pengarahan dan penjelasan kegiatan perusahaan yang dilakukan melalui tatap muka dan berkelompok. Contoh hubungan tersebut adalah rapat koordinasi yang dilakukan manajer. Hubungan ke atas yaitu antara karyawan dan manajer puncak dilakukan melalui pemberian saran-saran yang bermanfaat untuk pembuatan kebijakan yang mungkin dapat disampaikan melalui meeting internal perusahaan. b.
Hubungan secara Horizonal Hubungan yang dilakukan antar karyawan berperan dalam meningkatkan
dan menguatkan kedudukan perusahaan sebagai tempat bagi karyawan untuk mengantungkan harapan dan berkarya. Hubungan secara horizontal juga membangun semangat kompetetif antar karyawan secara sehat serta meningkatkan persaudaraan antar karyawan.
15 “Appearance” dan “bearing” seorang anggota dapat memberikan kesan yang positif atau negatif pada publik dan kesan ini akan membawa pengaruh pula pada nama instansi dimana ia berkerja. Dengan demikian ,maka tanpa disadari sesuatu badan atau instansi memainkan peranan penting dalm pembentukan opini publik. Oleh karena itu sesuai dengan “Code of Condact” dan “Code of Ethics” Public Relations “mental atitude” dari para anggota harus diperhatikan dan dibina. Internal Public Relations yang baik adalah yang memperlakukan tiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan tingkat, pendidikan, dan lain-lain. Tapi bertindak adil, tidak memihak sesuatu golongan, jujur dan bijaksana sebab tiap anggota mulai dari pemimpin sampai dengan pesuruh merupakan bagian dari keseluruhan perusahaan itu. Menurut H.R. Danan Djaja bentuk-bentuk Humas internal adalah sebagai berikut : a. Hubungan dengan publik karyawan b. Hubungan manusiawi antara manager dengan publik karyawan c. Hubungan dengan publik buruh d. Hubungan dengan publik pemegang saham15 Dari keempat bentuk humas internal diatas, penulis hanya menfokuskan pada employee Relations. Definisi Employee Relations menurut Cultip dan Center yaitu merupakan sekelompok orang berkerja ( Karyawan atau pegawai ) didalam suatu organisasi
15
Ibid. Hal 12
atau
lembaga
atau
perusahaan.
yang
jelas
baik
secara
16
fungsional,organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.. Employee Relations daalm suatu organisasi merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber
daya
manusia
demi
pencampaian
tujuan
dari
suatu
organisasi.Keberhasilan pelaksanaan program kerja Public Relations dalam membina bagian employee relations tersebut,akan menghasilkan kualitas teknis produk barang yang lebih baik atau dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan meningkatkan citra yang baik terhadap perusahaan. Maksud dan tujuan kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang dilaksanakan oleh public relations melalui program kerja Employee Relations,antar lain sebagi berikut : a. Sabagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan b. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen perusahaan dengan para karyawannya. c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalm sebuah organisasi atau perusahaan. d. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan).
17 Adapun bentuk-bentuk dari kegiatan employee relations dalam suatau organisasi adalah sebagi berikut : 1. Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja dan ketrampilan ( skill ) karyawan,dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan lain sebagainnya. 2. Program Motivasi kerja berprestasi. Program tersebut sikenal dengan istilan Achievement Motivation Training (ATM), dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi ( etos ) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi. 3. Program Penghargaan Program penghargaan yang dimaksudkan adalah upaya pihak perusahaan ( pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan. Dalam hal ini,penghargaan yang diberikan akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki ( Sense of belonging ) yang tinggi terhadap perusahaan. 4. Program acara khusus ( Special Event ) Merupakan program khusus yang sengaja dirancang diluar bidang pekerjaan sehari –hari misalnya dalam rangka ulang tahun perusahaan, diadakan kegiatan keagamaan, olahraga, lomba dan piknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua karyawan. Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan
18 untuk menumbuhkan rasa keakraban diantara sesama karyawan dan pimpinan perusahaan. 5. Program Media Komunikasi Internal Membentuk media komunikasi internal melalui buletin, news release ( majalah dinding ) dan majalah perusahaan atau PR yang berisikan pesan,informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan perusahaan dan pimpinan.16 Salah satu usaha Internal Public Relations yang dapat menunjukan perhatian
terhadap
kemajuan
atau
kepentingan
mengadakan upgrading atau memberi kesempatan
karyawan,
diantaranya
pada karyawan untuk
mengikuti pendidikan lainya yang secara psikologis dapat menaikan martabat karyawan. PR atau Humas sebagai corong informasi dari para karyawan kepada pihak perusahaan atau sebaliknya dan mampu sebagai moderator dari perusahaan (pimpinan) terhadap para karyawannya serta dapat mempertemukan atau menyampaikan tujuan dan keinginan dari pihak karyawan kepada perusahaan atau sebaliknya. Usaha – usaha untuk dapat lebih mempererat hubungan antara para karyawan, agar mereka dapat lebih mengenal satu sama lainnya, maka salah satunya dengan mengadakan kegiatan seperti : olah-raga, workshop, darmawisata, employee gathering, tatapmuka direksi dan kegiatan lainnya dengan fasilitasfasilitas yang disediakan oleh perusahaan.17
16
Rosady Ruslan, SH,MM. Manajemen Public Relations dan Madia komunikasi.Rajawali Pers.Hal.268-274 17 H.R. Danan Djaja,1985 Peranan Humas dalam Perusahaan,Alumni, Bandung. Hal.14
19 Salah satu usaha untuk mengatasi kesulitan hubungan dari bawah ke atas (upward communication) dan memberikan kesempatan pada para karyawan untuk menyatakan pendapatnya dengan bebas, sebagai seorang partisipan dalam usaha untuk memajukan instansi penggunaan “Suggestion box” akan bermanfaat . Dengan demikian, maka seorang PRO harus mengetahui dan memahami tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan atau kebutuhan para karyawan sebagai individu dan sebagai anggota kelompok,dan kepentingan perusahaan atau instansi itu. Sebagaimana dijelaskan bahwa karyawan (pekerja) didalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup penting. Dalam dunia Public relations, dikenal hubungan masyarakat internal (Employee Relations), yaitu publik yang terdiri dari pekerja (karyawan) menjadi bagian utama dari unit usaha, perusahaan atau instansi itu sendiri. Dengan demikian dapat juga diartikan bahwa hubungan kepegawaian (Employee Relations) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses “produksi, dan upah” yang terkait dengan lingkungan kerja. Hubungan tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antar karyawan dengan karyawan lainnya, atau hubungan antar karyawan dan manajemen perusahaan yang efektif. Oleh karena itu, kegiatan Humas internal berperan dalam menjalin komunikasi yang baik anatara perusahaan dengan publik internalnya : manajer puncak, karyawan pemegang saham dan keluarga karyawan. Karyawan sebagai salah satu publik internal merupakan unjung ombak dalam pelaksanaan layanan
20 pada pelanggan dan konsumen. Karyawan merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis yang di bina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari di belakang bangku kerja, dibelakang mesin atau dibelakang meja tulis.Akan tetapi antara karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, disebabkan beda
dalam lingkungan hidupnya, pengalamannya,
pendidikan. Tetapi di antara mereka semua terdapat hal-hal yang sama yaitu : a.
Upah yang cukup Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita – cita semua karyawan. Untuk mencapai itu para karyawan menggiatkan diri dalam pekerjaanya dengan rajin atau menambah pengetahuaanya dengan mengambil kursus di waktu sore. Tetapi itu secara induvidual.
b.
Perlakuan yang adil Adalah hasrat semua karyawan untuk selalu diperlakukan secara adil di kalangan karyawan, tidak saja dalam hubungannya dengan upah, tetapi juga dengan soal yang lain. Tetapi perasaan tersebut hanyalah perasaan pribadi saja. Yang sering disebabkan informasi yang kurang jelas mengenai soal kepegawaian.
c.
Ketenangan bekerja Semua karyawan menginginkan berkerja dengan tenang, bukan saja dalam hubungannya dengan pekerjaan, tetapi juga dalam hubungan dengan keluarga yang ditinggalknya di rumah. Dan para karyawan akan tetap giat berkerja , jika mengetahui bahwa bagi mereka terdapat : - Jaminan, jika mereka dengan keluarganya terjadi musibah
21 - Jaminan keamanan berkerja - Jaminan di hari tua. d.
Perasaan diakui Pada setiap kayawan terdapat perasaan ingin diakui ( sense of belonging )
sebagai karyawan
yang berharga
dan anggota kelompok
kerjanya yang
terhormat. Hal ini bersangkutan dengan kegiatan-kegiatan di luar tugas pekerjaan, seperti olah raga, kesenian dan sebagainya. Sehubungan dengan itu PRO perlu mengadakan komunikasi dengan mereka yang merasa dianak-tirikan disebabkan tidak terpilih dalam suatu kegiatan . PRO harus mengusahakan agar mereka tidak merasa tidak diakui sebagai karyawan yang berharga. e.
Penghargaan atas hasil kerja Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai. Untuk itulah
mereka diberi upah. Meskipun demikian, akan selalu terpilihara adanya hubungan yang harmoni, bila diadakan cara-cara tertentu sebagai tanda terima kasih bahwa hasil karya mereka dihargai. Ini bisa dalam bentuk uang, barang, atau piagam. f.
Penyalur perasaan Dalam rangka melaksanakan employee relations PRO perlu banyak melihat
dan mendengarkan para karyawannya. Kegiatan ini bisa menimbulkan banyak insiatif mendirikan mushola, menyelenggarakan kantin, membentuk perkumpulan kesenian, mengadakan pertandingan olaharaga. Hanya dengan komunikasi antar personal dengan para karyawan, PRO dapat menyelami pula dapat dibina hubungnan yang harmonis.18
18
Onong Uchjana, Human relations dan pulic Reations, Mandar Maju, Hal 144-147
22
Berdasarkan hal-hal yang diatas penulis berasumsi bahwa karyawan mempunyai kesamaan dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berkerja dengan adanya kesesuain upah, perlakuan yang adil, ketenangan dalam berkerja, perasaan diakui dan penyaluran perasaan. Hal-hal demikian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2.4
Produktivitas Untuk dapat mengerti arti sesungguhnya akan produktifitas kerja perlu
kita cermati terlebih dahulu tentang pengertian produktifitas dan pengertian kerja itu sendiri. Secara umum, produktifitas mengandung pengertian perbandingan, antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan untuk mencapai hasil tersebut. Dengan kata lain, produktifitas adalah perbandingan antara keluaran dan masukan. Menurut Hidayat (dalam Martinah,1990) produktifitas mengandung dua pengertian, yaitu : a.
Sikap mental manusia untuk membuat hari esok lebih baik dari sekarang dan membuat hari ini lebih baik dari kemarin. Jadi dalam pengertian tersebut produktifitas merupakan sikap mental dan bagaimana cara seseorang di dalam memandang hari esok.
b.
Produktifitas adalah rasio antara keluaran dan masukan yang terpakai. Berdasarkan dua pengertian akan produktifitas
di atas maka dapat
disimpulkan bahwa produktifitas merupakan suatu perbandingan antara hasil yang diperoleh dari aktifitas tersebut dengan besarnya sumber daya yang
23 dikeluarkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kemudian kerja dapat diartikan sebagai suatu aktifitas baik yang merupakan suatu rutinitas maupun yang bukan yang dilakukan oleh manusia untuk
atau guna
mencapai tujuan tertentu. 19 Selanjutnya Martinah juga mengatakan bahwa, bekerja adalah sesuatu aktifitas yang dapat diterima oleh masyarakat serta dapat memuaskan kebutuhan nyata bagi individu yang melakukannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerja adalah sesuatu sarana yang beraktifitas yang bertujuan untuk mempertahankan hidup. Dengan melihat pengertian produktifitas dan pengertian kerja seperti di atas, dapatlah dipahami apa yang dimaksud dengan produktivitas kerja.20 Selain itu beliau juga mengatakan bahwa anasir-anasir yang membentuk produktivitas adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kehematan dalam mengunakan sumber-sumber produksi, sedangkan efektivitas adalah hasil kegiatan yang menggunakan sumber-sumber sebanyak mungkin dan mutu yang baik. Gabungan efisiensi dan efektivitas membentuk pengertian produktivitas kerja sebagai berikut : Efektivitas pelaksanaan tugas mencapai tujuan Produktivitas kerja = --------------------------------------------------------Efisiensi pengunaan sumber-sumber masukan ke proses 19
Martinah, S.M. 1990.Studi Tolak ukur Kualitas fisik dan produktivitas.Hubungan Antara Tingkat Terpenuhinya Kebutuhan Fisik Minimal dan Produktivitas kerja di Propinsi Jawa Tengah dan Sumatra Utara: laporan penelitian, Fakultas Psikologi Universitas gadjah Mada Yogyakarta.Yogyakarta:Fakultas Psikologi. 20 Ibid.Hal 34
24
Atau juga : Efektivitas menghasilkan keluaran Produktivitas kerja = -------------------------------------------------------------Efektivitas penggunaan sumber masukan Sumber : : laporan penelitian, Fakultas Psikologi Universitas gadjah Mada Yogyakarta. Berdasarkan uraian mengenai produktivitas kerja seperti diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam produktivitas kerja terkandung pengertian efisiensi dan efektivitas sejak dari proses awal hingga tercapainya hasil produksi. Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar individu. Beberapa faktor yang dipandang besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja adalah : a.
Faktor Kepribadian
b.
Faktor disiplin kerja
c.
Faktor jenis kelamin
d.
Faktor motivasi kerja21
a. Faktor kepribadian Kepribadian sering juga diikutsertakan dalam prediksi potensi seseorang dalam berkerja. Teori ini mencoba menerangkan hubungan antara kepribadian sesorang dengan pekerjaan. Teori tersebut mengatakan bahwa kepribadian dan lingkungan sosial pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku kerja 21
Ibid Hal 36
25 sesorang.Teori tersebut menerangkan bahwa sesorang cenderung mencari dan mempertahankan pekerjaan sesuai dengan kepribadiannya. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian seseorang cenderung akan ditinggalkan atau dihindari. Kepribadian itu sendiri diartikan sebagai keadaan manusia perseorangan, keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak seseorang. Kepribadian dalam arti yang lebih luas khusus adalah suasana jiwa atau mental sesorang yang dipancarkan mengenai dirinya dan hal tersebut menentukan kesan terhadap orang lain yang meliputi cara berbuat, berperilaku, berbicara,berpakaian, tertawa, menanggapi sesuatu hal. b. Faktor disiplin kerja Pengertian disiplin secara umum sebagai ketaatan formal atas peraturan. Disiplin kerja menunjukan sikap mental seseorang atau sekelompok orang yang dapat menimbulkan atau mempertahankan hasrat untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan . Disiplin kerja berkaitan dengan peraturan atau tata cara kerja. Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, rendahnya disiplin kerja seseorang akan membuat rendahnya produktivitas kerja orang tersebut. Produktivitas akan merendah apabila tidak ada perbaikan terhadap pekerjaan, terlalu banyak ngobrol, dan banyak pekerjaan yang hilang selama waktu keja. Kedisiplinan dalam suatu perusahaan akan memungkinkan tercapainya produktivitas yang tinggi. c. Faktor jenis kelamin Jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja,bahwa dalam pekerjaan tertentu tenaga kerja dari jenis kelamin yang satu lebih unggul
26 dari tenaga kerja dengan jenis kelamin yang lain. mengatakan pada umumnya wanita lebih unggul dibandingkan pria dalam menghargai keindahan, pemakaian bahasa dan ingatan. d. Faktor motivasi kerja Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja . Motivasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan dapat dipahami dari berbagai teori motivasi kerja, antara lain need hierarchy theory, drive reinforcement theory, expectancy theory dan goal theory. Dengan memahami motivasi kerja maka dapatlah diketahui hunbunganya dengan produktivitas kerja. Dalam diri manusia ada sejumlah kebutuhan yang membentuk motivasi dan kebutuhan-kebutuhan itu merupakan motivator-motivator kunci. Secara garis besar ada lima kelompok kebutuhan dan kelima kebutuhan itu berbentuk hierarkhy. Adapun kelima kebutuhan itu adalah : 1.
Physiological needs yaitu kebutuhan dasar organisme misalnya makan, minum, tidur, seks.
2.
Safety needs yaitu kebutuhan akan lingkungan yang aman, stabil atau bebas dari ancaman bagi eksistensi dirinya dan lingkungannya.
3.
Love needs yaitu kebutuhan untuk berhubungan dan mendapatkan kasih sayangdari orang lain dan kebutuhan anak diterima sebagai anggota kelompok.
27
4.
Esteem needs yaitu kebutuhan harga diri, pengakuan, dan kepercayaan diri sendiri.
5. self actualization needs yaitu pencapaian kemampuan diri secara maksimal. Drive reinforcement theory dalam kaitannya dengan motivasi kerja berdasarkan pada prinsip hedonisme yang mengatakan manusia ingin memperoleh kesenangan semaksimal mungkin dan menghindari ketidaksenagan Perilaku mnusia mencerminkan suatu pilihan yang disadari. Daya tarik untuk suatu alternative perilaku tergantung pada harapan dan bobot kekuatan dari suatu outcome yang dihubungkan dengan alternatif itu sendiri seorang karyawan pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh prilakunya. Perilaku sesorang itu diatur oleh tujuan dan kemaunnya. Tujuan merupakan perantara dari efek-efek yang berlaku dari kareteristik tugas, isentif, umpan balik bagi pekerja. Berdasarkan hal tersebut, tingkat kesulitan tujuan dan tingkat keyakinan sesorang untuk mencapai tujuan tersebut secara bersama-sama menentukan tingkat usaha yang dilakukan. Tujuan yang lebih sulit akan menghasilkan
usaha
yang
lebih
tinggi
daripada
tujuan
yang
lebih
rendah,sepanjang tujuan tersebut dapat diterima dan berada dalam jangkauan kemampuan karyawan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor kepribadian, disiplin kerja, jenis kelamin dan motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Seseorang cenderung mencari pekerjaan sesuai dengan kepribadiannya. Kemudian, rendahnya disiplin kerja akan membuat rendahnya
28
produktivitas kerja seseorang. Untuk pekerjaan tertentu, jenis kelamin berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Dari keempat faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut, penulis menetapkan motivasi sebagai variabel berpengaruh terhadap produktivitas kerja dalam penelitian ini. Karena motivasi adalah variabel / intervensi dan merupakan salah satu kegiatan yang berpengaruh dalam pelasanaan program kerja humas. Apabila motivasi karyawan tinggi secara tidak langsung hal tersebut dapat berpangaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Karyawan yang termotivasi akan menghasilkan produk atau jasa yang bermutu tinggi mereka lebih cenderung produktif daripada karyawan yang tidak termotivasi dan apatis. Motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan-dorongan yang timbul pada atau didalam seorang individu yang mengerakan dan mengarahkan perilaku22. Menurut Maslow dalam model hirarki kebutuhan ada 5 tingkatan kebutuhan manusia yaitu: 1.
Fisiologis : makanan, minuman,tempat tingal dan sembuh dari rasa sakit.
2. Keamanan dan keselematan : kebutuhan untuk kemerdekaan dari ancaman, yaitu
keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
3. Rasa memiliki, rasa sosial dan kasih sayang : kebutuhan atas persahabatan, kelompok, interaksi dan kasih sayang. 4. Penghargaan (esteem) : kebutuhan atas harga diri (self-esteem) dan penghargaan dari pihak lain.
22
James L. Gibson,John.M. Ivancevich, James H. Donnely,JR Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Edisi kedelapan.Hal 185
29
5. Aktualisasi diri : kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui memaksimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi.23 Motivasi setiap individu berbeda-beda. Dalam organisai prestasi kerja karyawan dapat dipacu dengan mengetahui motivasi masing-masing karyawan. Untuk itu adalah hal yang penting bagi manager ntuk memperhatikan motivasi karyawanya dalam upaya meningkatakan produktivitas.
2.5
Hipotesa Terdapat hubungan antara kegiatan komunikasi Internal dengan
produktivitas kerja perusahaan Hipotesis Teoritis, yakni : a. Terdapat hubungan yang positif antara Komunikasi Internal dengan Motivasi Kerja Karyawan PT. Indosat. b. Terdapat hubungan yang positif antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Indosat. Jika digambarkan hipotesis dapat dilihat berikut ini : Rumus : Hipotesa Teoritis
X–V–Y X1 -------- Komunikasi Internal X2 -------- Motivasi (variabel antara ) Y1--------- Motivasi (variabel antara) Y2---------- Produktivitas Kerja
23
ibid. Hal 189-190
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.I.
Tipe dan Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan eksplanatif mengunakan pendekatan
kuantitatif yaitu lebih berdasarkan
pada data yang dapat dihitung untuk
menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat eksplanatif, dikarenakan penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh di antara dua variable atau lebih. Sifat eksplanatif yaitu menjelaskan hubungan diantara variable, dan menguji hipotesis24 Alasan penulis menggunakan tipe penelitian ini adalah karena menurut Penulis tipe penelitian ini tepat untuk mengetahui hubungan antara variablevariabel yang penulis teliti dan sesuai dengan tujuan penelitian penulis yang ingin mengetahui hubungan antara variable-variabel penelitian.
3.2.
Metode Penelitian Metode pada penelitian ini menggunakan metode survey. Dengan cara
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode survey adalah suatu studi terhadap populasi dengan melihat dan menyikapi sample (contoh) yang dipilih dan populasi tertentu untuk mempelajari individu, distribusi, dan interaksi dari variabel24
Jalaluddin Rahmat, 1993 Metode Penelitian Komunikasi, Rosdarya Karya. Bandung. Hal 22
30
31
variabel yang diteliti. Metode survey juga menggunakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun daerah. Metode ini bertujuan untuk mengambil sample dari suatu populasi melalui alat pengukur wawancara dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Alasan penggunaan survei dalam penelitian ini karena Penulis ingin mengetahui jawaban responden terhadap kuesioner yang telah dibuat mengenai Hubungan Komunikasi Internal dengan Motivasi Kerja Karyawan dan Hubungan antara Motivasi dengan Produktivitas Kerja Karyawan..
3.3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan dua cara yaitu : 1. Data Primer Penelitian
dilakukan guna mendapatkan data primer dan informasi
secara nyata mengenai masalah yang berhubungan penyusunan skripsi ini. Riset lapangan merupakan penelitian
yang dilakuakan berdasarkan kenyataan di
lapangan. Hal ini dilakukan dengan
cara kuisioner (questionare) yaitu teknik
pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa dan diajukan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung denagn masalah yang akan diteliti, dan diisi responden sendiri.
32 2. Data Sekunder Tujuan dari riset kepustakaan ini untuk memperoleh data sekunder. Pengumpulan data yang diperoleh dari kajian-kajian sumber bacaan melalui bukubuku literatur, referensi bacaan dan data-data yang berasal dari PT.Indosat yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.4.
Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah total manusia yang dijadikan responden atau
yang cukup relevan dengan suatu penelitian.25 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di PT. Indosat yang berlokasi di gedung Tifa Lt.8 yang berjumlah kurang lebih 50 karyawan. Sampel adalah “ kelompok yang terseleksi dari populasi besar dan sampel hendaknya mewakili populasinya26”. Sampel dalam suatu penelitian dipergunakan
untuk
mempermudah
dalam
memperoleh
data-data
yang
dibutuhkan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dengan kata lain menggunakan total sampling yaitu seluruh karyawan PT. Indosat yang berlokasi di gedung Tifa Lt.8 yang berjumlah 50 karyawan. Total sampling adalah tehnik penentuan sampel yang mengambil semua anggota populasi sebagai sampel penelitian dimana semua populasi menjadi sampel yang diteliti.
25
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, 1955 Metode Penelitian Survey LP3S. Jakarta. Hal 3 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Andi Yogyakarta, 2004, Hal 131.
26
33 Maka dengan demikian seluruh perwakilan yang berjumlah 50 orang tersebut adalah merupakan subjek penelitian. Perincian data sampling sebagai berikut :
NO
UNIT KERJA
JUMLAH KARYAWAN
1
Human Resourcs Departement
5 Orang
2
Direct Sales
10 Orang
3
Blooking Management
10 Orang
4
General Affair
10 Orang
5
Channel Management
10 Orang
6
Humas
5 Orang Jumlah
3.5. 1.
50 Orang
Definsi Konsep dan operasionalisasi Variabel. Komunikasi Internal Pelaksanaan program employee relations (hubungan masyarakat
internal) yang tepat dalam suatu organisasi merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia dan lain sebagainya demi pencapaian tujuan organisasi. Kemudian, pada akhirnya tersebut bermuara kepada peningkatan produktivitas perusahaan baik dilihat secara kuantitas maupun kualitas. Kegiatan yang menjadi dimensi pada penelitian ini antara lain adalah employee gathring, workshop, tatap muka Direksi
34 dengan karyawan. Dimensi ini diambil untuk memudahkan penelitian untuk menarik indikator dari variabel kegiatan komunikasi internal.
2. Motivasi Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada seorang individu yang dapat menggerakan dan mengarahkan perilaku serta dapat memicu prestasi pada lingkunganya. Sehingga dapat memotivasi karyawan secara positif dan menghasilkan suatu karya yang terbaik pada bidangnya.
3.
Produktivitas
Produktivitas merupakan hasil hasil kerja keras dari pihak pekerjanya, tetapi berkaitan dengan hasil motivasi dan prestasi para pekerja yang bersedia untuk berkerja dengan penuh semangat, berdisiplin tinggi srta mampu mencapai standar kerja yang maksimal. Kegiatan yang menjadi dimensi pada penelitian ini adalah efisiensi dan efektivitas. Variabel ini memiliki indikator penggunaan keuangan ( budget) kantor secara tepat, rencana kerja tepat sesuai jadwal (shedule), cost and benefit mengukur efektivitas dari program yang dijalankan dengan anggaran yang dikeluarkan.
35 3.6
Operasionalisasi Variabel Untuk memudahkan pengukuran variabel, berikut ini disajikan
operasionalisasi variabel dalam bentuk bagan. Variable
Definisi
Dimensi
Indikator
Alat Ukur
• Kegiatan yang dilakukan oleh pihak humas untuk meningkatkan tali silahturahmi antara sesama karyawan
Komunikasi Internal
Merupakan sarana teknis atau suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya manusia dan lain Employee sebagainya demi Gathering pencapaian tujuan organisasi.yang akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas Perusahaan baik secara kuantitas dan kualitas..
• Pelaksanaan employee gathering bermanfaat bagi karyawan dalam berkomunikasi. •SS Sangat Setuju =5 •S Setuju =4 •N Netral =3 • KS Kurang Setuju • Suasana =2 • kebersamaan TS silaturahmi mampu Tidak Setuju =1 menjembatani hubungan yang baik dengan internal karyawan di perusahaan • Kegiatan yang dilakukan humas dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan karyawan
• Bentuk silaturahmi dapat membentuk image yang positif terhadap lingkungan bekerja pada suatu perusahaan
36
• Setiap kegiatan employee gathering yang dilakukan humas dapat dipahami maksud dan tujuannya • Perusahaan berkewajiban untuk menentukan progress rencana program bersama (workshop) • Workshop adalah salah satu kegiatan yang potensial untuk mencapai hasil sharing kerja yang baik.
Workshop
• Informasi kegiatan/program tersebut adalah informasi yang sebenar-benarnya terealisasikan di lapangan dan didukung oleh data-data yang akurat • Mendapatkan informasi detail perusahaan dapat memberikan nilai positif dalam meningkatkan program-program yang baik.
• SS Sangat Setuju =5 •S Setuju =4 •N Netral =3 • KS Kurang Setuju =2 • TS Tidak Setuju 1=
• Event tatap muka direksi dan karyawan dapat menjembatani hubungan antara atasan dengan bawahan.
• SS Sangat Setuju =5 •S Setuju =4 •N Netral =3 • KS Kurang Setuju • • Kegiatan dari =2 PRO perusahaan TS Tidak Setuju =1 dapat mempengaruhi hubungan yang baik dengan karyawan.
Tatap muka direksi dengan • Dengan adanya karyawan hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan. • Hubungan atasan dan karyawan yang baik dapat mempengaruhi suasana kerja yang harmonis .
•
Variable
Definisi
Dimensi
Indikator
Alat Ukur
Fisiologis
Keamanan dan keselamatan
Motivasi
Sebagai dorongandorongan yang timbul pada atau didalam seorang individu yang mengerakan dan mengarahkan perilaku
-Rasa Sosial dan kasih sayang
-Penghargaan
-Aktualisasi
• Terpenuhinya kebutuhan pokok Karyawan untuk • memenuhi kebutuhan antara lain.: makan, minum, tidur, seks.dll • Kebutuhan akan terpenuhinya lingkungan yang aman,stabil,bebas dari ancaman. • Terpenuhinya kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lain.,mendapatkan kasih sayang, dan dapat diterima sebagai anggota dalam kelompok. • Terpenuhinya kebutuhan harga diri yaitu pengakuan dari orang lain serta kepercayaan diri sendiri. • Terpenuhinya pencapaian kemampuan, keahlian diri sendiri secara maksimal.
• SS Sangat Setuju =5 •S Setuju =4 •N Netral =3 • KS Kurang Setuju =2 • TS Tidak Setuju =1
Variabel
Definisi
Dimensi
Merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dari aktivitas dengan Produktivitas • Efisiensi besarnya sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang diharapkan
Indikator • Kegiatan yang dilakukan PT Indosat selama ini sudah efisien.
Alat Ukur • SS Sangat Setuju =5 • S Setuju =4 •N • Produktivitas kerja merupakan Netral =3 tujuan untuk • KS mencapai target Kurang Setuju =2 • kerja. TS Tidak Setuju =1 • Dalam menciptakan iklim lingkungan kerja yang baik dapat menghasilkan pencapaikan produktivitas kerja yang efisien. • Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dari aktifitas dari besarnya sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. • Penggunaan fasilitas kantor secara efektif dapat meningkatkan efisiensi yang sangat besar pada suatu perusahaan
• Semua kegiatan yang dilakukan PT Indosat selama ini sudah efektif. • Efektivitas sudah menjadi iklim dalam lingkungan kerja. • Efektivitas dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. •Efektivitas
• Efektivitas dapat dicapai dengan menyelesaikan tugas sesuai jadwal. • Efektivitas yang sudah tercapai berdasarkan anggaran yang dikeluarkan selama ini. • Efektivitas dapat dicapai dengan mematuhi kebijakan perusahaan.
• SS Sangat Setuju =5 • S Setuju =4 •N Netral =3 • KS Kurang Setuju =2 • TS Tidak Setuju =1
41 3.7
Analisa Data Dalam menilai suatu jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner yang
telah dijawab oleh setiap responden, maka digunakan metode Skala Likert. Metode ini digunakan untuk mengatur setiap jawaban dari responden melalui pemberian bobot nilai pada setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan atau diberikan. Adapun bobot nilai yang diberikan adalah seperti berikut ini : (a)
Responden yang menjawab a diberi bobot nilai 5
(b)
Responden yang menjawab b diberi bobot nilai 4
(c)
Responden yang menjawab c diberi bobot nilai 3
(d)
Responden yang menjawab d diberi bobot nilai 2
(e)
Responden yang menjawab e diberi bobot nilai 1 Seluruh pertanyaan yang dijawab oleh responden dan pada setiap
kuisioner dihitung sesuai dengan bobotnya dan dijumlahkan seluruhnya agar dapat diketahui nilai setiap responden serta akan dijadikan variabel-variabel yang akan dinilai. Dalam skala Likert, kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar puas dan tidak puas saja, melainkan dibuat dengan lebih banyak kemungkinan jawaban seperti terlihat pada penjelasan berikut ini :
42
Tabel 3.1 Sistem Pengukuran Kuesioner
Jawaban
Kode
Bobot
Sangat Setuju
SS
5
Setuju
S
4
Kurang Setuju
KS
3
Tidak Setuju
TS
2
Sangat Tidak Setuju
STS
1
Cara mengerjakannya adalah : 1. Mengumpulkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (1,2,3,4,5). 2. Membuat skor total untuk setiap orang dengan menjumlah skor untuk semua jawaban. 3. Menilai kekompakan antar pertanyaan. Caranya adalah membandingkan jawaban responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda , tetapi memberikan jawaban yang sama untuk semua pertanyaan tertentu.
43
4. Pertanyaan yang kompak akan dijumlahkan untuk membentuk variabel baru dengan menggunakan teknik summated rating. Dalam penelitian ini, yang akan menjadi objek penelitiannya terdiri dari variabel, yaitu : 1.
Variabel Bebas ( Independent Variabel) Variabel bebas ( variabel x) dalam penelitian ini adalah komunikasi internal.
2.
Variabel tidak bebas (dependent Variabel ) Variabel tidak bebas ( variabel y) dalam penelitian ini produktivitas Pengolahan data pada skripsi ini menggunakan skala likert. Skala likert disebut juga summated scale, merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka.
a.
Koefisien Korelasi Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel komunikasi
internal dengan variabel produktivitas, digunakanlah analisa korelasi dengan menggunakan program komputer dengan metode statistik yaitu dengan Statistical Program For Social Science (SPSS). Koefisien korelasi berguna untuk melihat ada tidaknya hubungan antara Variabel bebas (variabel X) dan Variabel tidak bebas (variabel Y), dimana variabel X adalah komunikasi internal sebagai variabel yang mempengaruhi, dan variabel Y adalah produktivitas
sebagai variabel yang dipengaruhi. Dengan
menggunakan rumus ini kita dapat melihat kuat atau lemahnya hubungan antara komunikasi internal ( variabel X) dan produktivitas ( variabel Y). Maka rumus
44
yang digunakan untuk menghitung Koefisien Korelasi ( rxy) adalah sebagai berikut27
rxy =
n.( ∑XY ) – (∑X). (∑Y) √ [ n . ∑ (X² ) – ( ∑ X )² I ] • [ n . ∑ (Y² ) – (∑Y)² I ]
Keterangan : rxy
=
Koefisien Korelasi linear
n
=
Jumlah sampel
Nilai Koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai + 1, yang criteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut : Jika r > 0, artinya telah terjadi hubungan linear positif, yaitu semakin besar nilai variabel X (independent), semakin besar pula nilai variabel Y ( dependen ) atau sebaliknya, semakin kecil nilai variabel X ( independent ), semakin kecil pula nilai variabel Y (dependen).
Jika r < 0, artinya telah terjadi hubungan linear negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X (independent), semakin besar pula nilai variabel Y (dependen) atau sebaliknya, 27
Husein Umar.2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Hal 169
45
semakin kecil nilai variabel X (independent), semakin kecil pula nilai variabel Y (dependen).
Jika r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independent) dengan variabel Y (dependen). Jika r = + 1 atau r = -1 artinya telah terjadi hubungan linear sempurna, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka 0 maka hubungan semakin melemah.
Untuk penafsiran
yang lebih pasti dalam menilai r, Guilford
menggunakan
kriteria penilaian sebagai berikut28 :
Kurang dari
0,20
hubungan rendah sekali ; lemah sekali
0,20 -
0,40
hubungan rendah tetapi pasti
0,40 -
0,70
hubungan yang cukup berarti
0,70 -
0,90
hubungan yang tinggi ; kuat
Lebih dari
0,90
hubungan sangat tinggi ; kuat sekali, dapat diandalkan.
Realibilitas dan validitas
28
Jalaludin Rahmat, 2002. Metode Penelitan Komunikasi. PT. Rosdakarya. Bandung. Hal 29
46
Hipotesa di artikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis ini harus dibuktikan melelui data yang terkumpul. Pengujian hipotesis akan mengunakan distribusi ’t’ dengan keyakinan (1-a) sebesar 95% dan derajat kebebasan sebesar n-2. Untuk menguji hipotesis nol (Ho) kriterianya adalah : Ho
: ditolak jika t penelitian > t tabel
Ha
: ditolak
jika t penelitaina < t tabel
Untuk mendapatkan ’t’ dihitung dengan rumus sebagai berikut : to =
r y √ n-2 √ (1-rxy2)
c).AnalisaKoefisienPenentu Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa besat persentase konstribusi variabel kegiatan media relations sebagai variabel bebas (X) terhadap citra sebagai variabel terikat (Y). Rumusnya dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebagai berikut :
KD = (rxy2) X 100%
d). Analisa Regresi Untuk menganalisa pengaruh kegiatan media relations terhadap publisitas positif PT Indosat Tbk, penulis mengunakan analisa regresi linier sederhana
47
dengan mengunakan program komputer SPSS. Fungsi persamaan regresi adalah sebagai berikut : Yr = a + bx
Yr
= Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan
a
= Nilai Y bila X = 0 (konstan)
b
= Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabkle dependen yang didasarkan pada variable independent. Bila b (+) maka terjadi kenaikan, dan bila b(-) maka terjadi penurunan.
X
= Subyek pada variable independent yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk mengetahui nilai a dan nilai b, dicari dengan rumus :
a = n ∑X2. Y - ∑X. ∑Y n∑X2 – (∑X)2
b = n ∑X-Y - ∑X . ∑Y n∑X2 – (∑X)2
Keterangan : X = Nilai variable bebas Y = Nilai variable terikat
N = Jumlah sampel
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Profile dan sejarah PT. Indosat Tbk PT Indosat Tbk (Indosat) didirikan sebagai perusahaan Penanaman
Modal Asing (PMA) di bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia pada tahun 1967. Pada tahun 1980, Pemerintah Indonesia mengambil alih seluruh saham Indosat, sehingga sejak itu Indosat beroperasi sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perseroan menjadi perusahaan publik pada tahun 1994, dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, serta mencatatkan American Depository Receipts di New York Stock Exchange. Memasuki abad ke-21 dan sejalan dengan tren di dunia, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi industri telekomunikasi nasional dengan membuka peluang terhadap persaingan pasar yang lebih bebas dan secara bertahap mencabut hak eksklusivitas yang dimiliki oleh Indosat dan Telkom. Indosat segera menangkap peluang ini dengan mengembangkan bisnis selular dan, pada 2001, mendirikan perusahan operator seluler, yaitu PT Indosat Multi Media Mobile (IM3), yang diikuti dengan akuisisi penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) di tahun 2002, menjadikan Indosat sebagai penyelenggara selular terbesar kedua di Indonesia.
48
49 Pada akhir tahun 2002, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi saham Indosat yang dimilikinya sebesar 41,94% kepada ST Telemedia Pte. Ltd. melalui perusahaan holding Indonesia Communications Limited (ICL). Pada
tanggal
20
November
2003,
melalui
penandatanganan
penggabungan usaha antara Satelindo, IM3, dan Bimagraha ke dalam Indosat, Perseroan menjadi Full Network Service Provider (FNSP) yang fokus pada bisnis selular. Hal ini diikuti oleh pelaksanaan program transformasi menyeluruh yang dimulai pada 2004, meliputi bidang sumber daya manusia, teknologi, serta budaya dan nilai-nilai perusahaan. Upaya ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan, seiring dengan keberhasilan Perseroan mencatat pendapatan yang melampaui Rp10 triliun dan peningkatan marjin pada tahun ke-10 sebagai perusahaan publik.
Corporate Identity
Identitas korporat baru Indosat terdiri dari kombinasi teks ‘indosat’ dengan simbol ‘techno flower’ yang mencerminkan teknologi yang tinggi, bersahabat, serta dinamis dan modern.
50
Teks ‘indosat’ didesain secara khusus menggunakan huruf kecil yang melambangkan sikap Indosat yang bersahabat dan mudah bekerjasama. Warna biru tua Indosat melambangkan kekuatan korporasi yang kokoh dan kestabilan perusahaan. Simbol ‘techno flower’ tercipta dari gabungan tiga elips yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis Indosat saat ini, yaitu di Indonesia, dalam bidang teknologi dan pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerja sama yang kokoh di antara ketiga elemen tersebut. Tiga elips pembentuk techno flower masing-masing mencerminkan komunikasi (kuning), teknologi (biru), dan masyarakat Indonesia (merah). Rangkaian elips ini membentuk permata di tengah mencerminkan layanan terbaik dan berkualitas yang senantiasa diberikan oleh Indosat kepada masyarakat Indonesia. Transformasi identitas Indosat merupakan refleksi visi Indosat.
4.1.1.1
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Menjadi penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus selular/nirkabel yang terkemuka di Indonesia.
Misi
Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi yang inovatif dan berkualitas untuk memberikan manfaat terbaik bagi pelanggan.
Meningkatkan shareholder value secara terus menerus.
51
Mewujudkan kualitas kehidupan stakeholder yang lebih baik.
4.1.1.2
Filosofi Indosat
The Future is here Indosat kini menampilkan semangat baru yang lebih bersahabat, dinamis, dan berorientasi kepada pelanggan. Selama 37 tahun Indosat berkembang bersama
Indonesia
dalam
memberikan
pelayanan
telekomunikasi
yang
menyeluruh dengan produk-produk utamanya, seperti Mentari, Matrix, IM3, SLI 001, SLI 008, dan StarOne. Menunjang perkembangan dan kemajuan teknologi telekomunikasi, Indosat kini menampilkan semangat baru yang lebih bersahabat, dinamis, dan berorientasi kepada pelanggan. Layanan Personal, Jaminan Kehandalan, Memberi Lebih dari yang Diharapkan, dan Keunggulan Teknologi merupakan bukti kesungguhan Indosat dalam menghadirkan masa depan yang lebih cerah. Sebagai penyedia jasa telekomunikasi terdepan di Indonesia, Indosat percaya masa depan yang terbaik ada di sini.
Corporate Value Pada tanggal 30 November 2004, Indosat meluncurkan identitas baru perusahaan. Pada peristiwa tersebut juga diperkenalkan proses internalisasi atau pembudayaan butir-butir budaya baru yaitu budaya INSAN GEMILANG.
52
Budaya INSAN GEMILANG terdiri dari 5 butir utama, yaitu integritas, kerjasama, keunggulan, kemitraan, dan fokus pada pelanggan.
Butir-butir budaya baru dalam INSAN GEMILANG sangat relevan untuk diwujudkan dalam kinerja nyata. Kelima butir itu diambil dari butir terbaik yang telah hidup dan diyakini, dihayati kembali dalam cara kerja karyawan Indosat pasca merger dan transformasi. Hasil nyata diadakannya program penyelarasan budaya adalah telah diartikulasinya nilai INSAN GEMILANG menjadi tatanan perilaku yang dapat diwujudkan dalam keseharian sebagai bagian dari perusahaan Indosat, sedangkan program pembentukan identitas baru korporat Indosat telah melahirkan sebuah identitas baru dengan simbol dan filosofi yang menggambarkan Indosat kini dan masa depan.
4.1.1.3
1.
Produk dan layanan Indosat
Integritas (Integrity) Itikad untuk melakukan pekerjaan dengan menjunjung tinggi etika kerja
bagi kepentingan perusahaan, pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat serta bertindak berdasarkan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Dilambangkan dengan “Mercusuar” yang berarti : -
teguh pendirian
53
-
jujur dan mengutamakan kebenaran
-
dedikasi tanpa pamrih
-
menjadi panutan dan memberikan bimbingan bagi pihak lain
2.
Kerjasama (Team Work) Proses kerjasama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan,
saling membantu dan menghargai serta berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi dan dukungan bagi kepentingan perusahaan. Dilambangkan dengan “Roda Gigi”, yang berarti : -
partisipasi aktif
-
berusaha dan bekerja sama
-
menjadi tumpuan yang kompeten
-
memiliki tujuan yang selaras dengan rekan kerja
3.
Keunggulan (Excellence)
Niat dan usaha melebihi standar yang diharapkan dengan cara terus menerus mengembangkan kemampuan. Dilambangkan dengan “Berlian”, yang berarti -
kesempurnaan kualitas yang diperoleh mealui proses yang tidak mudah
-
quality mindset
-
keindahan berasal dari standar yang tinggi.
54
4.
Kemitraan (Partnership )
Membangun dan atau membina hubungan dengan pihak-pihak yang terkait atas dasar saling membutuhkan dan saling percaya untuk kepentingan bersama. Dilambangkan dengan “Biola”, yang berarti: -
satu kesatuan yang tidak terpisahkan
-
saling membutuhkan
-
saling percaya
-
saling memberikan manfaat
-
win-win solution
5.
Fokus pada Pelanggan (Customer Focused) Mengutamakan pelanggan baik internal maupun eksternal dengan jalan
memahami
dan
memenuhi
kebutuhannya
melebihi
yang
diharapkan.
Dilambangkan dengan “Tangan Dan Gambar Orang Atau Pelanggan”, yang berarti: -
kesediaan memberikan bantuan
-
mengerti dan memenuhi kebutuhan pihak lain
-
mengerti karakter individu
Services
Cellular Services -
Matrix (pasca bayar)
55
-
Matrix Blackberry (pasca bayar)
-
Mentari (pra bayar)
-
IM-3 (pra bayar)
MIDI (Multimedia Interactive Data Interchange) Services -
Global Corporate Services (Private & Frame Leased Circuit)
-
Satellite Services
-
Internet & IP Services
Fixed Services -
StarOne (pasca bayar & pra bayar)
-
SLI 001
-
SLI 008
-
VoIP Global Save
-
Flat Call 016
-
Indosat Phone STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN HUMAS PT.INDOSAT Tbk
Public Relation Division Head : Adita Irawati
Community Social Responsibility (CSR)
Corporate Events
Media Relations
Manager : Djarot Handoko
Manager : Erna Tresnawati
Manager : -
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
56
4.1.2
Hasil Penelitian Berikut ini adalah analisa faktor-faktor yang membentuk dimensi
komunikasi internal dan dimensi produktifitas. Hasil perhitungan ditampilkan dalam format tabel dan langsung dianalisa pada setiap tabel dimana masingmasing mewakili satu pertanyaan kuesioner.
Tabel 4.1 Kegiatan yang dilakukan pihak humas untuk meningkatkan silaturahmi antar karyawan . Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 10 36 2 2 50
Nilai 50 144 6 4 204
Persentase (%) 20 72 4 4 100
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab netral dan tidak setuju masing-masing berjumlah 2 orang (8%). Responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 10 orang (20%) dan 36 responden (72%) menjawab setuju bahwa kegiatan silaturahmi antar karyawan yang dilakukan pihak humas dapat menciptakan produktivitas.
57
Tabel 4.2 Pelaksanaan employee gathering bermanfaat bagi karywan dalam berkomunikasi Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi
Nilai
Persentase
16 30 3 1 50
80 120 9 2 211
32 60 6 2 100
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 30 responden (60%) yang menjawab setuju, 16 responden (32%) menjawab sangat setuju dan hanya 1 responden (2%) yang menjawab tidak setuju terhadap pernyataan bahwa pelaksanaan employee gathering dapat meningkatkan produktifitas karyawan. Artinya, lebih dari separuh responden menyatakan persetujuannya terhadap manfaat yang didapat dari kegiatan employee gathering.
Tabel 4.3 Kegiatan yang dilakukan humas dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan motivasi karyawan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 12 33 4 1 50
Nilai 60 132 12 2 206
Persentase 24 66 6 2 100
58
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab tidak setuju adalah 1 orang (2%), netral 4 orang (6%). Jumlah responden yang menjawab sangat setuju adalah 12 orang (24%) dan jawaban terbanyak yang diberikan oleh responden adalah setuju dengan jumlah 33 orang (66%). Artinya, hampir semua responden (33 + 12 = 45 dari 50 orang) berpendapat bahwa kegiatan yang dilakukan humas dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan produktifitas karyawan.
Tabel 4.4 Suasana kebersamaan silaturahmi mampu menjembatani hubungan yang baik dengan internal karyawan di perusahaan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 15 33 1 1 50
Nilai 75 132 3 2 212
Persentase 30 66 2 2 100
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jawaban tidak setuju dan netral diberikan oleh masing-masing satu responden (2%), 33 responden (66%) menyatakan setuju dan 15 responden (30%) menjawab sangat setuju bahwa suasana kebersamaan silaturahmi mampu menjembatani hubungan yang baik dengan internal karyawan di perusahaan. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan public relation internal. Tabel 4.5
59
Bentuk silaturahmi dapat membentuk image yang positif terhadap lingkungan bekerja pada suatu perusahaan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 9 34 7 50
Nilai 45 136 21 202
Persentase 18 68 14 100
Dari tabel 4.5 tersebut terlihat bahwa mayoritas responden yaitu 34 responden atau 68% menjawab setuju, 9 responden (18%) menyatakan sangat setuju dan 7 responden atau 14% menyatakan sikap netral terhadap pernyataan bahwa bentuk silaturahmi dapat membentuk image yang positif terhadap lingkungan bekerja pada suatu perusahaan. Hal ini berarti bentuk silaturahmi yang diselenggrakan oleh pihak PR sudah cukup efektif dalam pembentukan citra positif perusahaan tempat dimana pegwai bekerja.
Tabel 4.6 Setiap kegiatan employee gathering yang dilakukan humas dapat dipahami maksud dan tujuannya Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 7 32 8 3 50
Nilai 35 128 24 6 193
Persentase 14 64 16 6 100
Dari tabel 4.6 dapat dilihat terdapat 3 responden (6%) yang menjawab tidak setuju, 7 responden (14%) menjawab sangat setuju, 32 responden (64%) menyatakan bahwa maksud dan tujuaan setiap kegiatan employee gathering yang
60
dilakukan humas dapat dipahami oleh responden. Sedangkan sisanya 8 responden (16%) memilih sikap netral. Berdasarkan amalisa tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua responden memiliki pemahaman yang sama atas maksud dan tujuan kegiatan employee gathering yang dilakukan humas perusahaan.
Tabel 4.7 Perusahaan berkewajiban untuk menentukan progress rencana program bersama (workshop) Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 26 21 1 2 50
Nilai 130 84 3 4 221
Persentase 52 42 2 4 100
Dari tabel 4.7 dapat dilihat terdapat 26 responden menjawab sangat setuju, 21 responden (42%) menjawab setuju dan selbihnya yaitu satu responden menjwab netral dan 2 responden menjawab tidak setuju. Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir semua responden (52% + 42 % = 94%) beranggapan bahwa penentuan progress rencana program bersama (workshop) wajib ditentukan oleh pihak perusahaan. Dari bobot nilai yaitu 221 dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan ini tergolong dalam kategori baik.
61
Tabel 4.8 Workshop adalah salah satu kegiatan yang potensial untuk mencapai hasil sharing kerja yang baik Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 21 26 1 2 50
Nilai 105 104 3 4 216
Persentase 42 52 2 4 100
Dari tabel 4.8 diatas dapat terlihat bahwa 26 responden (52%) menjawab setuju, 21 responden (42%) menjawab sangat setuju sedangkan sisanya 2 (4%) responden menjawab tidak setuju dan 1 responden memilih netral. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hampir semua responden beranggapan bahwa workshop adalah salah satu kegiatan yang potensial untuk mencapai hasil sharing kerja yang baik. Tabel 4.9 Apakah informasi kegiatan/program tersebut adalah informasi yang sebenarbenarnya terealisasikan di lapangan dan didukung oleh data-data yang akurat Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 15 31 1 3 50
Nilai 75 124 3 6 208
Persentase 30 62 2 6 100
Dari tabel 4.9 terlihat bahwa mayoritas responden (62%) menjawab setuju, 30% (15 responden) menjawab sangat setuju sedangkan hanya sebagian kecil, yakni 3 responden (6%) menjwab tidak setuju dan satu responden menjawab
62
netral. Dapat dikatakan hampir semua responden beranggapan bahwa informasi kegiatan/program workshop benar-benar terealisasikan di lapangan.
Tabel 4.10 Mendapatkan informasi detail perusahaan dapat memberikan nilai positif dalam meningkatkan program-program yang baik Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 17 27 3 3 50
Nilai 85 108 9 6 208
Persentase 34 54 6 6 100
Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa terdapat 27 responden (54%) memberikan jawaban setuju, 17 responden (34%) menjawab sangat setuju, sisanya masing-masing 3 (6%) responden menjawab netral dan tidak setuju. Hal ini dapat berarti bahwa mayoritas responden beranggapan informasi detail mengenai perushaan yang didapatkann oleh para pegawainya dapat memberikan nilai positif dalam meningkatkan pprogram-program yang baik.
Tabel 4.11 Event tatap muka direksi dan karyawan dapat menjembatani hubungan antara atasan dengan bawahan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 16 26 6 2 50
Nilai 80 104 18 4 206
Persentase 32 52 12 4 100
63
Tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa 2 responden menjawab tidak setuju, 16 responden (32%) menyatakan sangat setuju, 26 responden (52%) menyatakan setuju terhdap pernyataan yakni event tatap muka direksi dan karyawan dapat menjembatani hubungan antara atasan dengan bawahan. Sisanya yaitu 6 responden (12%) menyatakan sikap netral. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebanyakan responden menilai positif terhdap event tatap muka direksi dan karyawan. Tabel 4.12 Kegiatan dari PRO perusahaan dapat mempengaruhi hubungan yang baik dengan karyawan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 4 24 20 2 50
Nilai 20 96 60 4 180
Persentase 8 48 40 4 100
Dari tabel 4.12 dapat terlihat bahwa hampir separuh responden (40%) memberikan jawaban netral, 2 responden (4%) menyatakan tidak setuju, dan 4 responden (8%) memberikan jawaban sangat setuju, serta 24 responden (48%) meberikan jawaban setuju atas pernyataan bahwa kegiatan dari PRO perusahaan dapat mempengaruhi hubungan yang baik dengan karyawan. Dari data ini dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan PRO hanyalah merupakan sebagian kecil faktor yang dapat mempengaruhi hubungan yang baik dengan karyawan.
64
Tabel 4.13 Dengan adanya hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 13 29 7 1 50
Nilai 65 116 21 2 204
Persentase 26 58 14 2 100
Tabel 4.13 menunjukkan 29 responden (58%) menyatakan setuju, 13 responden (26%) memberikan jawaban sangat setuju bahwa adanya hubungan yang antara atasan dengan bawahan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu 7 responden (14%) memilih netral dan 1 responden (2%) menjawab tidak setuju. Dari bobot nilai (204) dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap pernyataan ini adalah baik. Tabel 4.14 Hubungan atasan dan karyawan yang baik dapat mempengaruhi suasana kerja yang harmonis Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 16 30 3 1 50
Nilai 80 120 9 2 211
Persentase 32 60 6 2 100
Dari tabel 4.14 diatas dapat terlihat bahwa mayoritas responden memberikan penialian yang positif terhadap hubungan atasan dan karyawan yang baik. Hal ini ditunjukkan dari jumlah responden
yang memberikan jawaban
65 sangat setuju yaitu 16 orang (32%), menjawab setuju terdapat 30 orang (60%), sedangkan sisanya 3 responden dan 1 responden menjawab netral dan tidak setuju.
Tabel 4.15 Rata-rata Nilai Responden Mengenai Kegiatan Komunikasi Internal
No Tabel 4.1
Nilai Jawaban Kegiatan yang dilakukan pihak humas untuk meningkatkan 204 silaturahmi antar karyawn dapat menciptakan produktivitas yang baik
Ratarata nilai 4.08
4.2
Pelaksanaan employee gathering bermanfaat bagi karywan 211 sehingga dapat meningkatkan produktivitas kayawan
4.22
4.3
Kegiatan yang dilakukan humas dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan produktivitas karyawan Suasana kebersamaan silaturahmi mampu menjembatani hubungan yang baik dengan internal karyawan di perusahaan Bentuk silaturahmi dapat membentuk image yang positif terhadap lingkungan bekerja pada suatu perusahaan Setiap kegiatan employee gathering yang dilakukan humas dapat dipahami maksud dan tujuannya Perusahaan berkewajiban untuk menentukan progress rencana program bersama (workshop) Workshop adalah salah satu kegiatan yang potensial untuk mencapai hasil sharing kerja yang baik Apakah informasi kegiatan/program tersebut adalah informasi yang sebenar-benarnya terealisasikan di lapangan dan didukung oleh data-data yang akurat Mendapatkan informasi detail perusahaan dapat memberikan nilai positif dalam meningkatkan program-program yang baik
206
4.12
212
4.24
202
4.04
193
3.86
221
4.42
216
4.32
208
4.16
208
4.16
Event tatap muka direksi dan karyawan dapat menjembatani 206 hubungan antara atasan dengan bawahan
4.12
4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11
Pernyataan
66
4.12 4.13 4.14 Total Ratarata
Kegiatan dari PRO perusahaan dapat mempengaruhi hubungan 180 yang baik dengan karyawan Dengan adanya hubungan yang baik antara atasan dengan 204 bawahan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan Hubungan atasan dan karyawan yang baik dapat 211 mempengaruhi suasana kerja yang harmonis 2882 57.64
3.6 4.08 4.22
Tabel 4.16 Salah satu motivasi anda bekerja untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 19 28 2 1 50
Nilai 95 112 6 2 215
Persentase 38 56 4 2 100
Tabel 4.16 diatas menunjukkan sebanyak 19 responden (38%) menjawab sangat setuju, 28 responden (56%) menjawab setuju atas pernyataan bahwa salah satu motivasi bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Sedangkan sisanya yakni 2 responden dan 1 responden menjawab netral dan tidak setuju. Hal ini berarti pemenuhan kebutuhan seperti pangan, sandang merupakan motivasi umum responden dalam bekerja.
Tabel 4.17 Faktor keselamatan dan keamanan sangat berpengaruh pada kenyamanan dalam bekerja
67
Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 33 15 2 50
Nilai 165 60 6 231
Persentase 66 30 4 100
Tabel 4.17 menunjukkan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju maupun sangat tidak setuju atas pernyataan yang diberikan. Dengan demikian, hampir semua responden memberikan tanggapan persetujuan bahwa faktor keselamatan dan keamanan sangat berpengaruh pada kenyamanan dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dari jumlah responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 33 orang (66%) dan yang menjawab setuju 15 orang (30%), sisanya yakni 2 responden menjawab netral.
Tabel 4.18 Interaksi antar sesama karyawan dapat memotivasi dalam bekerja Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 14 28 7 1 50
Nilai 70 112 21 2 205
Persentase 28 56 14 2 100
Dari tabel 4.18 dapat terlihat bahwa sejumlah 14 responden (28%) menjawab sangat setuju, 28 responden (56%) menjwab setuju, sedangkan sisanya 7 responden atau 14% dan 1 responden menjawaab netral dan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa interaksi antar sesama karyawan dapat memotivasi
68
dalam bkerja. Hal ini mempunyai arti bahwa kegairahan bekerja sebagian besar karyawan ditimbulkan oleh efek/kualitas interaksi antar karywan. Tabel 4.19 Karir anda selama ini mempengaruhi produktivitas kerja Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 7 29 11 3 50
Nilai 35 116 33 6 190
Persentase 14 58 22 6 100
Dari tabel 4.19 dapat terlihat bahwa lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa karir mereka mempengaruhi produktivitas di tempat kerja. Hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah responden yang menjawab setuju, 29 responden (58%) dan yang menjawab sangat setuju, 7 responden (14%). Sedangkan jawaban netral diberikan oleh 11 responden (22%) dan tidak setuju 3 responden (6%). Tabel 4.20 Prestasi kerja yang telah anda raih mendorong produktivitas kerja anda Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 12 26 11 1 50
Nilai 60 104 33 2 199
Persentase 24 52 22 2 100
Tabel 4.20 diats menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden (26 responden) menyetujui bahwa prestasi kerja yang telah diraih mendorong produktifitas kerja, seedangkan sisanya 22% (11 responden) menjawab netral dan
69 2% ( 1 responden) menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi kerja merupakan salah satu faktor umum yang mendorong produktifitas kerja. Tabel 4.21 Kegiatan yang dilakukan PT Indosat selama ini sudah efisien Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju
Frekuensi 19
Nilai 76
Persentase 38
Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 11 31 7 1 50 25 6 50
Nilai 55 124 21 2 202 75 18 169
Persentase 22 62 14 2 100 50 12 100
Dari Tabel 4.21 terlihat bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat setuju maupun sangat tidak setuju. Jawaban yang diberikan mayoritas responden (50%) yaitu netral, sedangkan yang menjawab setuju berjumlah 19 responden (38%) dan yang menjawab tidak setuju 6 responden (12%).
Tabel 4.22 Produktivitas kerja merupakan tujuan untuk mencapai target kerja Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 7 36 5 2 50
Nilai 35 144 15 4 198
Persentase 14 72 10 4 100
70
Tabel 4.22 menunjukkan lebih dari 50% responden menjawab setuju, 22% menjawab sangat setuju dan sisanya 7 responden menjawab netral dan 1 responden menjawab tidak setuju.
Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 7 36 5 2 50
Nilai 35 144 15 4 198
Persentase 14 72 10 4 100
Tabel 4.23 Dalam mencipatkan iklim lingkungan kerja yang baik dapat menghasilkan pencapain produktivitas kerja yang efisien
Dari Tabel 4. 23 dapat terlihat bahwa jawaban setuju mendapatkan lebih dari 50% (36 responden), sangat setuju dijawab oleh 7 responden (14%). Dapat dikatakan hampir semua responden beranggapan bahwa iklim lingkungan kerja yang baik dapat menghasilkan pencapain produktivitas kerja yang efisien. Sedangkan yang menjawab netral terdapat 5 responden (10%) dan tidak setuju dijawab oleh 2 responden.
71
Tabel 4.24 Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dari aktifitas dari besarnya sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang diharapkan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 8 34 8 50
Nilai 40 136 24 200
Persentase 16 68 16 100
Dari tabel 4.24 diatas dapat terlihat jumlah responden yang menjawab setuju 34 orang, dengan persentase 68%. Sedngakan pada jawaban sangat setuju dan netral diberikan oleh masing-masing 8 orang.
Tabel 4.25 Penggunaan fasilitas kantor secara efektif dapat meningkatkan efisiensi yang sangat besar pada suatu perussahaan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 9 33 7 1 50
Nilai 45 132 21 2 200
Persentase 18 66 14 2 100
Dari tabel 4.25 terlihat bahwa jumlah responden yang sangat setuju ( 9 orang) lebih sedikit dari jumlah orang yang menjawab setuju (33 orang), sedangkan jumlah responden yang memnjawab netral dan tidak setuju adlah 7 orang dan 1 orang. Dengan kata lain, peningkatan efisiensi bagi sebagian besar responden dapat dicapai dengan cara menggunakan fasilitas kantor secara efektif.
Tabel 4.26
72
Semua kegiatan yang dialkukan PT Indosat selama ini sudah efektif Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 1 20 25 4 50
Nilai 5 80 75 8 168
Persentase 2 40 50 8 100
Dari tabel 4.26 ditas terlihat jumlah responden yang menjawab setuju adalah 20 orang (40%), responden yang menyatakan sikap netral sebanyak 25 orang atau separuh dari sampel, sedangkan yang menjawab sangat setuju berjumlah 1 orang dan 4 orang menjawb tidak setuju.
Tabel 4.27 Efektifitas sudah menjadi iklim dalam lingkungan kerja Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 2 34 12 2 50
Nilai 10 136 36 4 186
Persentase 4 68 24 4 100
Dari tabel 4.27 diatas terlihat mayoritas responden (68%) sudah beranggapan bahwa efektifitas sudah menjadi iklim dalam lingkungan kerja mereka, 12 responden menjawab netral, dan 2 responden memberi jawaban tidak setuju.
Tabel 4.28
73
Efektifitas mempengaruhi produktivitas kerja karyawan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 6 34 9 1 50
Nilai 30 136 27 2 195
Persentase 12 68 18 2 100
Tabel 4.28 diatas memperlihatkan sejumlah 40 responden (34 + 6) beranggapan bahwa efektifitas mempengaruhi produktivitas kerja karywan, sedngkan 9 responden menjawab netral dan yang menjawab tidak setuju hanya 1 orang.
Tabel 4.29 Efektivitas dapat dicapai dengan menyelesaikan tugas sesuai jadwal Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 6 36 6 2 50
Nilai 30 144 18 4 196
Persentase 12 72 12 4 100
Dari tabel 4.29 dapat terlihat sebanyak 36 responden (72%) menjawab setuju dan 6 responden (12%) menjwab sangat setuju bahwa efektivitas dapat diapai dengan meyelesaikan tugas sesuai jadwal.
Tabel 4.30
74
Efektivitas yang sudah tercapai berdasarkan anggaran yang dikeluarkan selama ini Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 4 33 12 1 50
Nilai 20 132 36 2 190
Persentase 8 66 24 2 100
Dari tabel 4.30 terlihat 12 responden menjawab netral (24%), 33 reponden (66%) menjawb setuju, sedangkan sisanya menjawab tidak setuju 1 orang dan sangat setuju dijawb oleh 4 responden (8%).
Tabel 4.31 Efektifitas dapat dicapai dengan mematuhi kebijakan perusahaan Tanggapan Responden Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak setuju Total
Frekuensi 41 8 1 50
Nilai 164 24 2 190
Persentase 82 16 2 100
Dari tabel 4.31 dapat terlihat bahwa jawaban setuju diberikan oleh 41 responden (82%), jawaban netral oleh 8 responden atau 16% dan jawaban tidak setuju oleh 1 responden. Dapat dikatakan bahwa hampir semua responden beranggapan bahwa salah satu faktor penting untuk mencapai efektifitas adalah dengan mematui kebijakan perusahaan.
Tabel 4.32 Rata-rata nilai responden mengenai motivasi karywan
Nilai Jawaban Salah satu motivasi anda bekerja untuk memenuhi 215 kebutuhan primer dan sekunder
Rata-rata nilai 4.3
4.17
Faktor keselamatan dan keamanan sangat berpengaruh 231 pada kenyamanan dalam bekerja
4.62
4.18
Interaksi antar sesama karyawan dapat memotivasi dalam 205 bekerja
4.1
4.19
Karir anda selama ini mempengaruhi produktivitas kerja
3.8
4.20
Prestasi kerja yang telah produktivitas kerja anda
No Tabel 4.16
Pernyataan
anda
raih
190
mendorong 199
Total Rata-rata
3.98
1040 20.80
Tabel 4. 33 Rata – rata nilai responden mengenai produktifitas kerja
No Tabel
Pernyataan
Nilai Jawaban Kegiatan yang dilakukan PT Indosat selama ini sudah 169 efisien
Rata-rata nilai 3.38
4.22
Produktivitas kerja merupakan tujuan untuk mencapai 169 target kerja
3.38
4.23
Dalam mencipatkan iklim lingkungan kerja yang baik 198 dapat menghasilkan pencapain produktivitas kerja yang efisien
3.96
4.24
Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang 200 diperoleh dari aktifitas dari besarnya sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang diharapkan
4
4.25
Penggunaan fasilitas kantor secara efektif dapat 200 meningkatkan efisiensi yang sangat besar pada suatu perussahaan
4
4.26
Semua kegiatan yang dialkukan PT Indosat selama ini 168 sudah efektif
3.36
4.27
Efektifitas sudah menjadi iklim dalam lingkungan kerja
3.72
4.21
186
4.28
Efektifitas mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
4.29
Efektivitas dapat dicapai dengan menyelesaikan tugas 196 sesuai jadwal
3.92
4.30
Efektivitas yang sudah tercapai berdasarkan anggaran 190 yang dikeluarkan selama ini
3.8
4.31
Efektifitas dapat dicapai dengan mematuhi kebijakan 190 perusahaan
3.8
Total Rata-rata
195
3.9
2088 41.76
4.1.3 Analisa Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer statistical package for social science (SPSS) for window versi 12.0, didapatkan hasil dibawah ini:
Tabel 4.34 Korelasi Komunikasi Internal dan Produktifitas Correlations Komunikasi
produktifitas
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Komunikasi produktifitas 1 .642** . .000 50 50 .642** 1 .000 . 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari tabel di atas terlihat bahwa koefisien korelasi sebesar 0,642 yang berarti besarnya hubungan komunikasi internal dan produktifitas kerja karyawan
77
yang dihitung dengan korelasi adalah sedang saja atau cukup berarti. Untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan, maka dilakukan statistik r tabel atau probabilitas berikut ini. a. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statisitik tabel Jika rt < ro, Ho ditolak dan Ha diterima Jika rt > ro, Ho diterima dan Ha ditolak •
ro (statistik r hitung) Dari tabel output diatas terlihat r hitung adalah 0,642.
•
rt (statistik tabel) df (derjat kebebasan) = jumlah data – 2 atau 50 – 2 = 48. Uji dilakukan dua sisi. Tingkat kepercayaan = 95% atau α = 5%.
Didapat rt = 0.279 < ro (0,642) sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi internal dengan produktifitas kerja karyawan.
b. Uji signifikansi dengan menggunakan probabilitas Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Dari tabel diats dapat dilihat nilai probabilitas adalah 0,000 yang jauh lebih kecil daripada 0,005 maka dengan demikian Ho ditolak, Ha diterima.
78
Dapat disimpulkan dari data-data diatas bahwa terdapat hubungan linear positif yang signifikan, yaitu semakin besar nilai variabel komunikasi internal maka semakin besar pula nilai variabel produktifitas kerja karyawan.
Dengan cara manual koefisien korelasi dapat diperoleh dengan cara berikut: ro
= ____50 × 121103– (2882) (2088)_____________ √[50 × 167766 – (2882)²] [50 × 88026 – (2088)²]
r
=
6055150-6017616___________ √ [82376] [41556]
r
=
37534__ 58508.26
r
=
0.6415 Tabel 4.35
Korelasi Komunikasi Internal dengan Motivasi Bekerja Correlations Komunikasi
motivasi
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Komunikasi motivasi 1 .545** . .000 50 50 .545** 1 .000 . 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa komunikasi internal berkorelasi dengan motivasi sebesar 0,545. Angka R sebesar 0,545 menunjukkan hubungan (korelasi) yang kuat antara kegiatan media relations dengan publisitas positif.
79
Tabel 4.36 Korelasi Motivasi Kerja dengan Produktifitas Correlations motivasi
motivasi produktifitas 1 .582** . .000 50 50 .582** 1 .000 . 50 50
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
produktifitas
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari tabel diatas terlihat bahwa korelasi antara motivasi dan produktifitas adalah sebesar 0,582.
4.1.4
Analisa Koefisien Determinasi (R Square) Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase
kontribusi variabel
komunikasi
internal sebagai
variabel
(X)
terhadap
produktifitas kerja sebagai variabel (Y). Dalam hal ini koefisien determinasi (R square) akan ditunjukkan dengan bantuan program komputer SPSS seperti dibawah ini:
Tabel 4.37 Model Summary Model 1
R R Square .642a .412
Adjusted R Square .399
a. Predictors: (Constant), Komunikasi
Std. Error of the Estimate 3.19204
80
Dari tabel 4.33 diatas terlihat bahwa nilai R square adalh 0,412 sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi internal memberikan sumbangan sebanyak 41,2% terhadap produktifitas kerja karyawan PT. Indosat, sedangkan sisanya (100% 41,2% = 58.8%) disebabkan oleh variabel lain.
4.1.5
Uji Anova Tabel 4.38 ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 342.042 489.078 831.120
df 1 48 49
Mean Square 342.042 10.189
F 33.569
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Komunikasi b. Dependent Variable: produktif
Dari output Anova atau F test tersebut dapat dijelaskan bahwa F hitung adalah 33,569 dengan tingkat signifikan 0,000. karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan komunikasi internal mempunyai kontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja.
4.1.6
Analisa Persamaan Regresi Tabel 4.39
81
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Komunikasi
Unstandardized Coefficients B Std. Error 15.497 4.555 .456 .079
Standardized Coefficients Beta .642
t 3.402 5.794
Sig. .001 .000
a. Dependent Variable: produktif
Dari data diatas dapat dijelaskan: Data tersebut menggambarkan persamaan regresi Y = 15,497 + 0,456 X Dimana Y = Produktivitas kerja X = Komunikasi Intenal Konstanta sebesar 15,497 menyatakan jika tidak ada kegitan komunikasi internal maka nilai produktifitas kerja adalah sebesar 15,497. Koefisien regresi sebesar 0,456 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai dalam kegitan komunikasi internal akan meningkatkan produktivitas kerja sebesar 0,456. Untuk menguji signifikansi konstanta dan koefisien regresi
maka
digunakan pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas, dimana: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak Dengan tingkat signifikansi 0,000, atau probabilitas jauh dibawah 0,05 maka dapat dikatakan komunikasi internal benar-benar memiliki pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja.
82 4.1.7
Pembahasan Dari hasil perhitungan tabel dan analisa masing-masing pertanyaan
kuisioner diatas, maka dapat dideskripsikan bahwa kegiatan media relations yang diaksanakan PT. Artajasa Pembayaran Elektronis secara berkesinambungan dan terencana terbukti berpengaruh pada publisitas yang positif. Kegiatan media relations yang beragam seperti press gathering, media visit, dan press confrence jika di schedule dengan cara yang profesional dapat menarik perhatian pihak media secara personal untuk datang pada acar akegiatan. Dimana pada akhirnya setelah terjalin personal approach yang profesional dapat terciptakan simbiosis mutualisme. Bagi pihak media misalnya dapat menjual ruang iklannya pada perusahaan yang sering bekerjasama dengan media tersebut, begitupun sebaliknya pihak perusahaan dapat mengundang dengan mudah jika ada event untuk peliputan media. Pada perusahaan-perusahaan besar yang sudah go public misalnya, ditempatkan satu divisi tersendiri dan biasanya ekslusif untuk bidang yang menangani kegiatan media relations. Kegiatan-kegiatan itu tidak terbatas pada kegiatan yang dilakukan oleh PT. Artajasa Pembayaran elektronis, banyak perluasan kegiatan media relation yang dikembangkan sedemikian rupa oleh divisi-divisi tersebut demi menciptakan dinamisasi sebuah kegiatan yang menjembatani relationship antara pihak media dalam hal ini wartawan dengan pihak perusahaan dalam hal ini public relations officer. Banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk mengukur berhasil tidaknya sebuah kegiatan dilaksanakan, antara lain jumlah peserta yang hadir berbanding
83
dengan jumlah undangan yang hadir. Ada pula result pemberitaan pasca kegiatan dengan spare time dua atau tida hari setelah tanggal pelaksanaan. Kemudian waktu dan tempat pelaksanaan jgua merupakan item yang penting untuk menentukan keberhasilan sebuah kegiatan, karena dengan perencanaan yang matang untuk waktu dan tempat kegiatan dapat diminimalkan kemungkinankemungkinan tidak hadirnya peserta. Keberhasilan kegiatan inilah yang pada akhirnya mempengaruhi sebuah pemberitaan apakah pemebritaan itu dari yang biasa-biasa saja menjadi yang positif tetapi tidak superlatif untuk mencegah kesan obral.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan
judul yang dipilih oleh penulis yaitu : Hubungan
Komunikasi Internal dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT.Indosat, akhirnya penulis memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai “ Bagaimana hubungan
antara
pelaksanaan
komunikasi
internal
PT.Indosat
dengan
peningkatkan produktivitas kerja karyawan di perusahaan. Untuk mengetahui hubungan berbagai variabel tersebut maka penulis memutuskan untuk menggunakan metode eksplanatif, karena penulis ingin mencoba untuk meneliti pengaruh diantara dua variable atau lebih dan menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel tersebut melalui pengujian hipotesis. Upaya yang telah dilakukan untuk mendukung kegiatan Humas internal PT. Indosat adalah sebagai berikut : a. Dengan mengkomunikasikan perkembangan yang terjadi dalam perusahaan melalui buletin interen, yang isinya dapat berguna bagi seluruh karyawan PT.Indosat. b. Memacu harmonisasi hubungan antar karyawan dengan mengadakan kegiatan internal secara berkala; semisal family gathering, temu karyawan dengan direksi, acara ulang tahun perusahaan dan workshop karyawan. c. Meningkatkan kompetensi karyawan PT.Indosat melalui training-training spesialisasi, yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja maksimal bagi perusahaan.
84
85
d. Berkoordinasi dengan bagian sumberdaya manusia agar memberikan penghargaan terhadap karyawan yang dinilai mempunyai prestasi yang baik. Tujuannya untuk memotivasi karyawan lain sehingga terdorong meraih berprestasi yang sama. Contohnya: pemberian beasiswa sekolah keluar negeri bagi karyawan berprestasi. e. Melakukan koordinasi kerja terhadap atasan dan bawahan
sesuai dengan
Standard Operating Procedures (SOP) yang telah ditetapkan.
Saran - saran Setelah
memperhatikan
kesimpulan-kesimpulan
yang
telah
dikemukakan diatas, maka penulis berusaha memberikan saran-saran yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk masukan pada perusahaan PT.Indosat antara lain : 1. Adanya informasi yang berkesinambugan dari pihak management kepada karyawan terhadap seputar program corporate internal baik bersifat corporate dan fungsional. 2. Optimalisasi media komunikasi internal yang sudah ada sepert : intranet, email, majalah indosat dengan cara diversifikasi tampilan dan informasi. 3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pendukung seperti : Family gathering, tatap muka direksi harus tetap berjalan guna untuk meningkatkan tali silahtuhrahmi, serta keakraban kepada seluruh karyawan dan pimpinan management perusahaan, sehingga dapat memotivasi para karyawan supaya dapat meningkatkan produktivitas kinerjanya di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrrachman, Oemi, Dasar-Dasar Public Relations, Penerbit PT. Citra aditya Bakti, Bandung Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta, 1996. Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Kontemporer, Yogyakarta, Andi 2004 Cultip, S.M., Center, A.H. & Broom, G. M., Effective Public Relations, edisi ketujuh, New Jersey : Prentise hall Internasional Inc, 1977 Djaja, H.R.D, Peranan Humas Dalam Perusahaan, Bandung, Penerbit alumni, 1985 Effendi, Onong Uchjana, Pengantar ilmu Komunikasi, Mandar Maju, Bandung, 1989 Gibson, James L, Ivancevich, john M, Donnely, JR James H. Organisasi: Perilaku struktur, Proses. Binarupa Aksara, edisi kedelapan, Jakarta 1996 Ruslan, Rosady Manajemen Public Relations dan Media komunikasi. Rajawali Perusahaan Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, dilengkapi contoh analisis stasistik. Remaja Rosdakarya, Bandung 2004 Suhandang, K., Public Relations Perusahaan, PT. karya Nusantara, 1973 Singarimbun Masri, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey LP3S. Jakarta 1995 Sumber Lain – lain : Martinah, S.M., Studi Tolak Ukur Kualitas Fisik dan Produktivitas. Hubungan antara Tingkat Terpenuhinya Kebutuhan Fisik Minimal dan Produktivitas Kerja di Propinsi Jawa Tengah dan Sumatera Utara : Laporan Penelitian, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Psikologi. 1990
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA Nama
: Yuni Kartika Wardhani
Tempat Tanggal Lahir
: Pontianak, 24 Juni 1980
Agama
: Islam
Status
: Single
TB/BB
: 160 cm / 50 kg
Alamat
: Jl. Setiabudi Tengah No. 21
Telepon
: 0855-1000090 / 93687700
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 2005 – Present
: Universitas
Mercu
Buana
Fakultas
Komunikasi
Jurusan Public Realtions 1998 – 2001
: Universitas Gajah Mada Yogyakarta Diploma.
1995 – 1998
: SMU Negeri I Pontianak
PENDIDIKAN FORMAL 1997
: LIA
2003
: Sosialisasi Global
2005
: Tehnik Presentasi
2005
: Training Selling Skill
PENGALAMAN KERJA 2003
: IM3 PT INDOSAT Multimedia Mobile
2005 - present
: PT INDOSAT Tbk
LAMPIRAN
KUESIONER
Rekan-rekan yang terhormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana
Jakarta yang sdang membuat penelitian
sebagai syarat kelulusan kesarjanaan. Penelitian ini , yaitu mengenai Hubungan Antara Komunikasi Internal dan Produktifitas Kerja Karyawan PT. Indosat, sangat membutuhkan data-data dari Anda yang akan terungkap melalui pernyataanpernyataan dalam kuesioner ini. Oleh karena itu peneliti sangat berharap agar semua pertanyaan dalam kuesioner ini diisi dengan benar dan jujur. Identitas pribadi dan jawaban anda akan saya jamin kerahasiaannya. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas waktu, kesediaan dan partisipasi anda.
DATA RESPONDEN 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Pendidikan Terakhir
ANGKET PENELITIAN No. Responden
:
Usia
: ……………………………………………………………..
Jenis kelamin
: ……………………………………………………………..
Pendidikan Terakhir : ……………………………………………………………..
ANGKET Petunjuk Pengisian : Berilah tanda
No
X
pada pernyataan yang sesuai menurut Anda
Pertanyaan
Tentang kegiatan komunikasi internal Dimensi Employee gathering 1 Kegiatan yang dilakukan pihak humas dapat meningkatkan silahturahmi antar karyawan . 2 Pelaksanaan employee gathering bermanfaat bagi karyawan berkomunikasi 3 Kegiatan yang dilakukan humas dapat memberikan dampak yang baik bagi peningkatan motivasi karyawan 4 Suasana kebersamaan silaturahmi mampu menjembatani hubungan yang baik dengan internal karyawan di perusahaan 5 Bentuk silaturahmi dapat membentuk image yang positif terhadap lingkungan bekerja pada suatu perusahaan 6 Setiap kegiatan employee gathering yang dilakukan humas dapat dipahami maksud dan tujuannya Dimensi Workshop 7 Perusahaan berkewajiban untuk menentukan progress rencana program bersama (workshop)
Pilihan Sikap STS
TS
N
S
SS
8
Workshop adalah salah satu kegiatan yang potensial untuk mencapai hasil sharing kerja yang baik 9 Informasi kegiatan/program tersebut adalah informasi yang sebenar-benarnya terealisasikan di lapangan dan didukung oleh data-data yang akurat 10 Mendapatkan informasi detail perusahaan dapat memberikan nilai positif dalam meningkatkan program-program yang baik Dimensi tatap muka direksi dengan karyawan 11 Event tatap muka direksi dan karyawan dapat menjembatani hubungan antara atasan dengan bawahan 12 Kegiatan dari PRO perusahaan dapat mempengaruhi hubungan yang baik dengan karyawan 13 Dengan adanya hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan 14 Hubungan atasan dan karyawan yang baik dapat mempengaruhi suasana kerja yang harmonis Tentang produktivitas kerja karyawan Dimensi Motivasi 15 Salah satu motivasi anda berkerja untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder 16 Faktor keselamatan dan keamanan sangat berpengaruh pada kenyamanan dalam berkerja 17 Interaksi antar sesama karyawan dapat memotivasi dalam bekerja 18 Karir anda selama ini mempengaruhi produktivitas kerja 19 Prestasi kerja yang telah anda raih mendorong produtivitas kerja anda Dimensi Efisiensi 20 Kegiatan yang dilakukan PT Indosat selama ini sudah efisien 21 produktivitas kerja merupakan tujuan untuk mencapai target kerja 22 Dalam menciptakan iklim lingkungan kerja yang baik dapat menghasilkan pencapaikan produktivitas kerja yang efisien 23 Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dari aktifitas dari besarnya sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang diharapkan 24 Penggunaan fasilitas kantor secara efektif dapat meningkatkan efisiensi yang sangat besar pada suatu perusahaan
Dimensi Efektifitas 25 Semua kegiatan yang dilakukan PT Indosat selama ini sudah efektif 26 Efektivitas sudah menjadi iklim dalam lingkungan kerja 27 Efektivitas dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan 28 Efektivitas dapat dicapai dengan menyelesaikan tugas sesuai jadwal 29 Efektivitas yang sudah tercapai berdasarkan anggaran yang dikeluarkan selama ini 30 Efektivitas dapat dicapai dengan mematuhi kebijakan perusahaan
Reability X dan Y Reliability Variabel X ******* Method 1 (space saver) will be used for this analysis *******
REALIABILITY ANALYSIS – SCALE(ALPHA)
Reliability Coefficients N of Cases = 34.0 Alpha =
N of Items = 20
.8726
Reliability Variabel Y ******* Method 1 (space saver) will be used for this analysis *******
REALIABILITY ANALYSIS – SCALE(ALPHA)
Reliability Coefficients N of Cases = 34.0 Alpha =
.5798
N of Items = 5