Editor: Bahrul Yaman, S. Sos., M. Si Penyunting: Amelia Fauziyah, dkk.
TIM PENYUSUN
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. ©MAHATMA2016_Kelompok KKN053 ISBN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis Layout Design Cover Kontributor
: 978-602-6628-35-0 : Bahrul Yaman, S.Sos., M.Si : Eva Nugraha, M.Ag : Amelia Fauziyah, Anisa Lesmana, Anhar Ajiwibowo, Gessy Evelyn Miranda, Cahyo Eko Pambudi : Amelia Fauziyah : Wahyudin Arief : Khafidah Muhib, Much. Saifuddin Zuhri, Nita Silpiani, Tsaibatul Aslamiyah, Wahyudin Arief, Desta Puji Ardianto Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)- LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN MAHATMA
LEMBAR PENGESAHAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor : 053 di Desa Barengkok yang berjudul Mengukir Harapan di Bumi Barengkok telah diperiksa dan disahkan pada tanggal, 22 Februari 2017
Dosen Pembimbing
Koord. Program KKN-PpMM
Bahrul Yaman, S.Sos, M.Si NIP. 196208 181986 1 002
Eva Nugraha, M.Ag NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui, Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME NIP. 19770530 2007011 008
iii
“Ketika Kita Meminta, Dia Mengabulkan. Ketika Kita Bersyukur, Dia Menambahkan. Ketika Kita Meminta dan Bersyukur, Dia Mengaruniakan Keajaiban” -Nita Silpiani
iv |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Tuhan semesta Alam. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi kita, Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam. Serta tak lupa kepada para keluarga, sahabat, dan para umat yang mengikutinya hingga akhir zaman. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, tim penulis akhirnya bisa melaksanakan semua program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari tanggal 25 Juli-25 Agustus 2016 di Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Dalam penyusunan buku ini, kami sangat bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan segala kemudahan dari setiap kendala yang kami temukan. Kami menyadari, bahwa dalam pelaksanaan dan penulisan laporan KKN ini tidak akan terselenggara dengan baik, tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak, baik bantuan secara moril maupun secara materil. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kebijakan kepada kami para mahasiswa untuk dapat mengabdi di ranah masyarakat. Selain itu juga kami berterima kasih, karena bantuan dana yang telah diberikan untuk kami menjalankan program selama satu bulan KKN. 2. Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat–LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memimpin program KKN ini dengan penuh kesabaran. 3. Eva Nugraha, MA selaku Koordinator Program KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan penyunting buku laporan hasil KKN, yang telah bersabar untuk membimbing kami dari awal hingga akhir KKN. 4.Bahrul Yaman, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing KKN Mahatma, yang telah membimbing kami dari awal hingga akhir KKN. Juga terima kasih karena telah memberikan sejumlah bantuan kepada kami, baik secara materiil juga secara moriil. Serta terima
v
kasih karena telah memberikan penyertaan dana Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh dosen di lokasi KKN kami. 5. Hermawan Setiawan selaku Kepala Desa Barengkok yang telah bersedia menerima kelompok KKN Mahatma dan mendukung semua kegiatan yang diselenggarakan. 6. Muhamad Toha selaku Sekretaris Desa Barengkok yang telah membantu dalam penyelenggaraan semua kegiatan KKN Mahatma, serta membantu di dalam pelengkapan data yang diperlukan. 7. Alumni STIA-LAN (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi- Lembaga Administrasi Negara) angkatan 49-52 yang telah memberikan sumbangan berupa sejumlah alat shalat, pakaian, tas dan alat tulis. 8. Dompet Dhu’afa yang telah memberikan bantuan dana. 9. Orangtua dan keluarga dari seluruh anggota KKN Mahatma yang telah ikut memberikan donasinya. 10. Seluruh warga Desa Barengkok yang telah berkontribusi pada setiap kegiatan yang kami laksanakan. 11. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan program dan penyusunan laporan KKN ini. Buku laporan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi khususnya bagi segenap warga Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga-Bogor, dan bagi para pembaca pada umumnya yang memiliki jiwa sosial yang tinggi serta berkeinginan untuk mengabdikan diri di masyarakat. Buku laporan ini masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Ciputat,
Maret 2017
Tim Penyusun
vi |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xi TABEL IDENTITAS KELOMPOK .............................................................. xiii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................ xv PROLOG ............................................................................................................ xvii BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1 A. Dasar Pemikiran ...................................................................................... 1 B. Kondisi Umum Desa Barengkok ........................................................ 2 C. Permasalahan........................................................................................... 3 D. Profil Kelompok KKN – PpMM 053 ................................................ 5 E. Fokus atau Prioritas ............................................................................... 8 F. Sasaran dan Target ............................................................................... 10 G. Jadwal Pelaksanaan Program ........................................................... 12 H. Pendanaan dan Sumbangan ...............................................................13 I. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14 BAB II Metode Pelaksanaan Program ............................................................ 17 A. Metode Intervensi Sosial ..................................................................... 17 B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ............................18 BAB III Kondisi Desa Barengkok Kecamatan Jasinga .............................. 21 A. Sejarah Singkat Desa Barengkok ..................................................... 21 B. Letak Geografis ..................................................................................... 28 C. Struktur Penduduk.............................................................................. 32 D. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 34 BAB IV Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan ...........................45 vii
A. Kerangka Pemecahan Masalah......................................................... 45 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ......... 55 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat 83 D. Faktor-Faktor Pencapaian Hasil ..................................................... 88 BAB V Penutup ....................................................................................................91 A. Kesimpulan .............................................................................................91 B. Rekomendasi ......................................................................................... 93 EPILOG ................................................................................................................. 95 A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN-PpMM 2017 ............ 95 B. Penggalan Kisah Inspiratif Anggota KKN ........................................ 95 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................197 BIOGRAFI SINGKAT .................................................................................... 199 LAMPIRAN .......................................................................................................205
viii |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 : Fokus atau Prioritas Program ..................................................... 9 Tabel 1.2 : Sasaran dan Target Kegiatan ..................................................... 10 Tabel 1.3 : Jadwal Kegiatan PraKKN ........................................................... 12 Tabel 1.4 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN ........................................ 12 Tabel 1.5 : Laporan dan Evaluasi Program ..................................................13 Tabel 1.6 : Pendanaan ........................................................................................13 Tabel 1.7 : Sumbangan ......................................................................................13 Tabel 3.1 : Penggunaan Lahan ....................................................................... 30 Tabel 3.2: Penjelasan Simbol Peta ............................................................... 30 Tabel 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................ 32 Tabel 3.4: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............ 33 Tabel 3.5: Sarana Tempat Usaha ..................................................................40 Tabel 4.1 : Matriks SWOT 01. Bidang Pendidikan ..................................45 Tabel 4.2 : Matriks SWOT 02. Bidang Keagamaan ................................ 47 Tabel 4.3 : Matriks SWOT 03. Bidang Sosial dan Lingungan ............. 50 Tabel 4.4 : Matriks SWOT 04. Bidang Ekonomi .................................... 53 Tabel 4.5 : Mahatma Mengajar ..................................................................... 55 Tabel 4.6 : Mahatma Bimbingan Belajar .................................................... 57 Tabel 4.7 : Pelatihan Ms. Office ....................................................................... 60 Tabel 4.8 : Mahatma Mengaji ....................................................................... 62 Tabel 4.9 : Cek Kesehatan.............................................................................. 65 Tabel 4.10 : Senam sehat ................................................................................. 68 Tabel 4.11 : Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial .................. 70 Tabel 4.12 : Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial ............................... 73 Tabel 4.13 : Penggalangan Donasi HUT RI ke-71 .................................... 76 Tabel 4.14 : Penyelenggaraan HUT RI ke-71 ............................................ 78 Tabel 4.15 : Seminar Kewirausahaan ...........................................................81 ix
Tabel 4.16 : Perbaikan Fasilitas Masjid dan Mushalla ............................. 83 Tabel 4.17 : Pembangunan Gapura Desa .................................................... 86
x |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 : Logo Kabupaten Bogor ......................................................... 22 Gambar 3.2 : Peta Kecamatan Jasinga ........................................................ 28 Gambar 3.3 : Peta Desa Barengkok sasaran KKN ................................... 30 Gambar 3.4 : Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ................... 32 Gambar 3.5 : Masjid Nurul Huda Kampung Leuwicatang................... 34 Gambar 3.6 : Mushalla Nurul Iman Kampung Barengkok ..................... 34 Gambar 3.7 : Majelis Leuwicatang .............................................................. 35 Gambar 3.8 : Balai Desa .................................................................................. 35 Gambar 3.9 : Kantor Desa Barengkok ........................................................ 36 Gambar 3.10 : SD Negeri Puspasari ............................................................... 36 Gambar 3.11 : PAUD Anggrek ........................................................................ 37 Gambar 3.12 : Pesantren ................................................................................... 37 Gambar 3.13 : Puskesmas Citatah ................................................................. 38 Gambar 3.14 : Posyandu Mawar .................................................................... 38 Gambar 3.15 : Bidan Heni................................................................................. 39 Gambar 3.16 : Lapangan Sepak Bola Bojong Kancas ................................40 Gambar 3.17 : Lapangan Badminton Leuwicatang ................................... 41 Gambar 3.18 : Jalan Desa Barenkok ............................................................... 41 Gambar 3.19 : Jembatan Desa Barengkok ....................................................42 Gambar 3.20: Pemancingan Leuwicatang ...................................................42 Gambar 3.21 : Sungai Desa Barengkok ......................................................... 43 Gambar 3.22 : Situ Cijantungeun Girang .................................................... 43 Gambar 3.23 : Hutan Lindung Citatah ........................................................ 44 Gambar 3.24 : Poskamdes Barengkok .......................................................... 44 Gambar 4.1 : Mahatma Mengajar di SDN Barengkok 03 ...................... 56 Gambar 4.2 : Kondisi Belajar di SDN Barengkok 03............................... 57 Gambar 4.3 : Suasana saat Bimingan Belajar ............................................ 59 xi
Gambar 4.4 : Suasana Bermain Setelah Bimbingan Belajar .................. 59 Gambar 4.5 : Suasana Pelatihan Ms. Office.................................................. 62 Gambar 4.6 : Mahasiswa Mahatma Mengajarkan Ms. Office ................. 62 Gambar 4.7 : Suasana Pertemuan Pertama Mahatma Mengaji ........... 64 Gambar 4.8 : Suasana Mengaji Yasin Bersama ......................................... 65 Gambar 4.9 : Pengukuran Kadar Gula Darah dan Asam Urat ............. 67 Gambar 4.10 : Pengecekan Tensi Darah ....................................................... 67 Gambar 4.11 : Senam Sehat dipimpin oleh Anggota Mahatma ............. 69 Gambar 4.12 : Senam Sehat Bersama Warga Leuwicatang .................... 70 Gambar 4.13 : Dosen Pembimbing Memberi Materi Penyuluhan ........ 72 Gambar 4.14 : Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial............... 73 Gambar 4.15 : Foto Bersama Anak Yatim dan Tokoh Agama ................ 75 Gambar 4.16 : Simbolis Pemberian Sumbangan Alat Shalat ................... 75 Gambar 4.17 : Bazar Pakaian Murah............................................................. 77 Gambar 4.18 : Warga Barengkok sedang Memilih Pakaian ................... 77 Gambar 4.19 : Lomba Makan Kerupuk di Kampung Lewicatang ........ 80 Gambar 4.20 : Lomba Membawa Kelereng di SDN Barengkok 03....... 80 Gambar 4.21 : Antusiasme Warga dalam Pelatihan Kewirausahaan .. 82 Gambar 4.22 : Suasana Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan .................. 83 Gambar 4.23 : Before Perbaikan Fasilitas Mushalla Al-Ikhlas................... 84 Gambar 4.24 : After Perbaikan Fasilitas Mushalla Al-Ikhlas .................... 85 Gambar 4.25 : Before Perbaikan Fasilitas Masjid Nurul Huda ............... 85 Gambar 4.26 : After Perbaikan Fasilitas Masjid Nurul Huda ................. 85 Gambar 4.27 : Para Warga sedang Mengaduk Semen ............................. 87 Gambar 4.28 : Mendirikan Gapura Desa Barengkok ............................... 87
xii |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode Desa Kelompok Dana
01/Bogor/Jasinga/053 Barengkok Mahatma Rp 18.631.000,-
Jumlah 11 Orang Mahasiswa Jumlah 13 Kegiatan Kegiatan Jumlah 2 Kegiatan: Pembuatan Gapura Desa Pembangunan dan Perbaikan Fasilitas Masjid Fisik
xiii
1.3.21. 053
“Lautan yang Tenang Tidak Akan Menghasilkan Pelaut yang Tangguh” -Wahyudin Arief
xiv |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
RINGKASAN EKSEKUTIF Buku Mengukir Harapan di Bumi Barengkok ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Barengkok selama 32 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat di dalam kelompok ini, yang berasal dari delapan (8) fakultas yang berbeda. Kami beri nama kelompok ini Mahatma dengan nomor kelompok 053. Kami dibimbing oleh Bapak Bahrul Yaman, S. Sos., M. Si, beliau adalah dosen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak kurang dari 13 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 1 RW, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sebesar Rp18.631.000,-(delapan belas juta enam ratus tiga puluh satu ribu rupiah). Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp11.000.000,- (sebelas juta rupiah), dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp5.000.000,- (lima juta rupiah), sumbangan sponsor Rp200.000,- (dua ratus ri6bu rupiah), serta dana dari sumbangan beberapa orang tua mahasiswa sebesar Rp2.431.000,- (dua juta empat ratus tiga puluh satu ribu rupiah). Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih, yaitu: 1. Bertambahnya motivasi peserta didik di SD, SMP untuk melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi (kuliah). 2. Adanya perubahan pola pikir dan pola tindak masyarakat dalam menyikapi suatu permasalahan, terutama masalah ekonomi, yaitu mereka mulai mengubah kebiasaan lamanya di dalam pengolahan tape singkong sesuai dengan inovasi yang diajarkan oleh kami. 3. Masyarakat terutama para remaja semakin termotivasi untuk menjalankan ajaran agamanya secara baik dan benar, karena adanya bimbingan agama dan sarana shalat berupa mukena dan tempat wudhu yang bersih dan suci yang telah kami berikan. 4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mentaati berbagai aturan hukum dan menghindari berbagai perbuatan tindak pidana, terutama perbuatan penyalahgunaan narkotika. 5. Bertambahnya pembangunan fisik atau rehab bangunan, antara lain: Pembangunan Gapura Desa dan Perbaikan Fasilitas Masjid xv
6.
Meningkatnya persepsi dan pemahaman masyarakat yang baik dan benar terhadap visi, misi dan tujuan diadakannya program kegiatan KKN oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap citra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga banyak tokoh masyarakat yang berminat memasukan anaknya untuk berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain: 1. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami dalam menyusun program kegiatan sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, dari berbagai dimensi sosiologis dan budaya. 2. Minimnya kemampuan ekonomi kelompok kami dan minimnya donatur yang kami peroleh, berdampak pada dana yang kami himpun masih kurang sepadan dengan dana yang kami butuhkan untuk membiayai program kegiatan KKN yang sudah kami buat. 3. Sebagian mata pencaharian masyarakat Desa Barengkok, terutama pemuda dan remajanya adalah di wilayah perkotaan. Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Santunan Anak Yatim dan/ atau Piatu dirasa masih kurang menyeluruh. Hal ini bisa jadi menimbulkan kecemburuan sosial di beberapa pihak. 2. Kegiatan Pembelajaran Ms. Office bagi para guru SDN Barengkok 03 masih dirasa kurang, karena pembelajaran hanya dilakukan satu kali selama KKN. 3. Kegiatan Perbaikan Fasilitas Masjid dan Mushalla dirasa masih kurang maksimal, karena dana yang dimiliki sangat minim. 4. Kegiatan Mahatma Mengajar di SDN Barengkok 03 dirasa masih kurang maksimal, karena kurangnya ketersediaan sarana mengajar, seperti buku paket, LKS, dan bahan ajar lainnya. Maka dari itu, kami selaku kelompok KKN Mahatma berharap kepada kelompok KKN selanjutnya, khususnya yang berlokasi di Desa Barengkok, untuk dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan tersebut.
xvi |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
PROLOG A.
Gambaran Umum Lokasi KKN
Saya diamanahi menjadi dosen pembimbing kelompok 053, yaitu kelompok Mahatma (Mahasiswa Pemerhati Masyarakat). Saya cukup salut dengan pemilihan nama serta pemaknaannya. Mahasiswa memang identik dengan sosok yang harus selalu update dengan kabar dan lingkungan yang ada. Mahasiswa harus peka dengan keadaan yang ada, terutama kepekaan dalam bermasyarakat. Kelompok Mahatma ini mendapatkan ketentuan untuk melaksanakan KKN di Desa Barengkok. Kebetulan desa ini dulu pernah saya kunjungi juga di saat KKN beberapa tahun silam. Masyarakatnya tidak pernah berubah, mereka tetap ramah dan selalu ingin membantu satu sama lain. Maka dari itu, saya sudah tidak terlalu asing lagi mendengar nama desa tersebut. Keadaan desa tersebut memang masih cukup jauh dari jangkauan pengaruh teknologi,. Meskipun pastinya ada beberapa kalangan remaja yang sudah mendapatkan pengaruh dari teknologi tersebut, tidak seperti saat dulu. Hal ini juga lah yang memberi saya inisiatif untuk mengusulkan Kegiatan Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial kepada mahasiswa bimbingan saya. Maka dari itu, tekad saya sangat bulat agar mahasiswa bimbingan saya menyewa dua rumah. Laki-laki dan perempuan harus dipisah. Bukan berarti saya tidak percaya terhadap mereka, tapi saya hanya ingin menjaga apa yang seharusnya dijaga. Bukannya lebih baik mencegah daripada mengobati? Desa Barengkok memang merupakan sebuah desa yang polos namun kuat. Para warga yang selalu bekerja dan tidak pernah mengenal lelah. Sifat gotong royong yang masih cukup kental. Semua suasana di sana sangat berbeda dengan apa yang ada di perkotaan. B.
Berbagi Kisah dan Pengalaman Sebenarnya saya tidak memiliki kisah ataupun pengalaman yang banyak. Secara tidak langsung saya selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa kelompok 053, disaat mereka mulai putus asa. Tapi di sini lah letak tantangannya. Kita harus bisa belajar dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.
xvii
Setiap kelompok mempunyai ciri khas dan ceritanya masing-masing. Namun, saya hanya ingin mengingatkan bahwa tak jarang mahasiswa yang menyesal di saat akhir menjelang usai KKN. Mereka merasa belum bisa memberikan apapun terhadap lokasi KKN mereka. Itulah, mengapa saya selalu bilang, manfaatkanlah waktumu dengan sebaik-baiknya. Karena tak setiap kesempatan datang untuk kedua kalinya. C.
Gambaran Umum Program
Tema KKN kelompok 53 Mahatma adalah Mewujudkan Desa Barengkok yang Cerdas, Kreatif, dan Inovatif untuk Mencapai Masyarakat yang Sejahtera. Pemilihan tema ini didasari pada harapan kami bahwa melalui kegiatan KKN dapat menumbuh kembangkan pola pikir dan pola tindak masyarakat yang produktif dan inovatif sehingga terwujud tatanan masyarakat Desa Barengkok yang sejahtera lahir dan bathin dengan tetap dilandasi oleh nilai-nilai religius serta nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan tema tersebut, maka fokus dan prioritas program adalah menumbuh kembangkan pola pikir dan pola tindak masyarakat yang produktif dan inovatif. Program ini diimplementasikan mengadakan pelatihan kewirausahaan yaitu pengelolaan tape singkong menjadi tape singkong bakar keju dan program pendidikan serta kegiatan lainnya yang sesuai dengan tema KKN Mahatma yang dilaksanakan baik secara individu maupun program secara tim. Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dilandasi oleh suatu pemikiran, bahwa keberadaan suatu perguruan tinggi harus memiliki berbagai program yang bisa dirasakan manfaatnya tidak saja dirasakan oleh masyarakat sekitar tapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat di wilayah lain dengan cakupan nasional dan internasional. Dengan demikian kegiatan KKN yang diadakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pada hakikatnya merupakan : a. Salah satu media untuk melakukan Ketuk Tular keilmuan nilai-nilai keilmuan dari perguruan tinggi kepada masyarakat, sehingga masyarakat terbiasa untuk bertindak dan berpikir berdasarkan kaedah-kaedah keilmuan dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
xviii |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
b.
Salah satu media bagi Mahasiswa dalam mencari pengalaman dan memahami hidup bermasyarakat, sehingga mereka mampu menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan masyarakat di era globalisasi. c. Salah satu media bagi para dosen dalam melakukan berbagai penelitian yang berbasis masyarakat desa, sehingga melahirkan berbagai konsep pemikiran yang sangat bermanfaat baik bagi diri pribadi maupun bagi masyarakat. Konsep pemikiran tersebut sangat dibutuhkan pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan program pembangunan, utamanya program pembangunan masyarakat di pedesaan. Atas dasar pemikiran tersebut, KKN yang diadakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mampu memberikan sumbangsih nyata kepada masyarakat. Melaui program penyuluhan, program pembimbingan dan program pemberdayaan diharapkan dapat mewujudkan masyarakat desa yang kreatif dan inovatif serta produktif sehingga tidak lagi bergantung pada faktor nasib saja. Program kegiatan KKN ini dirancang dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan dilaksanakan selama satu bulan.
Bogor, 15 September 2016 Pembimbing
Bahrul Yaman, S.Sos, M.Si NIP. 1962081819861002
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | ix
“Tidak Akan Ada Hal yang Besar, tanpa Hal yang Kecil. Jangan Pernah Menyepelekan Suatu Hal Apapun.” -Tsaibatul Aslamiyah
xx |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
BAB I PENDAHULUAN A.
Dasar Pemikiran Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari keterbukaan informasi yang luas, dimulai dari gadget yang kita gunakan terbukti mampu memberikan informasi skala internasional. Hal ini tentunya bisa menimbulkan efek negatif jika tidak disikapi dengan bijak. Keadaan ini pun selaras dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Secara tidak kita sadari, di dunia ini telah terjadi persaingan di setiap antar manusianya. Begitupun dengan bangsa Indonesia sendiri. Kita semua berharap untuk dapat menyeimbangkan diri di tengah arus globalisasi ini. Tapi, realita tak selalu sama dengan ekspektasi yang dibuat. Tak sedikit masyarakat di penjuru Indonesia ini yang masih jauh tertinggal akan peradaban kemajuan teknologi ini. Masih banyak kendala di dalam pemerataan informasi dan teknologi yang ada. Salah satunya adalah di lokasi KKN kami, yaitu Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogir-Jawa Barat. Desa ini tentunya memiliki masyarakat yang sangat ramah dan sopan. Suasana di desa ini membuat iri para penduduk kota, dari mulai kehangatan sikap warganya, pemandangannya yang asri, hingga kedamaian yang tak lagi ada di perkotaan. Namun, hal ini tak bisa menjadikan desa ini aman akan arus globalisasi yang ada. Desa ini terlampau jauh tertinggal dari peradaban kemajuan teknologi. Misalnya pendidikan di desa ini yang masih jauh di bawah rata-rata. Para murid tidak mendapatkan pelajaran sesuai kurikulum yang ada, juga mereka tidak mendapatkan buku pegangan siswa. Hal ini menyebabkan pendidikan mereka jauh tertinggal dari yang seharusnya. Pelajaran yang biasanya diberikan di tingkat TK, namun di desa ini pelajaran tersebut baru diberikan pada kelas 1-2 SD. Sehingga tak sedikit siswa kelas 1-2 yang masih belum bisa membaca, bahkan ada siswa kelas 6 SD yang masih terbata-bata dalam membaca. Serta banyak lagi hal, yang membuat kami merasa mempunyai tanggung jawab kepada desa ini. Maka dari itu kami merasa Desa Barengkok ini layak untuk menjadi lokasi KKN kami. Hal ini pula yang menjadi alasan bagi kami untuk memberikan judul buku laporan hasil 1
KKN-PpMM ini, dengan judul Mengukir Harapan di Bumi Barengkok. Kami melihat banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Barengkok, serta potensi alam dari desa itu sendiri. Maka kami ingin memaksimalkan potensi yang ada, sehingga menjadikan hal tersebut bekal untuk mereka mengarungi derasnya arus globalisasi yang ada. Meskipun terdengar terlalu mustahil, setidaknya harapan itu tetap tumbuh dan mengakar hingga membuahkan hasil suatu saat nanti. B.
Kondisi Umum Desa Barengkok Lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) MAHATMA 2016 ini adalah Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Luas wilayah Desa Barengkok yaitu sebesar 959.000 Ha. Desa Barengkok memiliki batas-batas wilayah diantaranya : 1. Sebelah Utara : Desa Tapos, Kecamatan Tenjo 2. Sebelah Selatan : Hargapura, Kecamatan Gigudeg 3. Sebelah Timur : Desa Ciomas, Kecamatan Tenjo 4. Sebelah Barat : Desa Bagoang, Kecamatan Jasinga. Jumlah penduduk desa mencapai 8.893 jiwa berdasarkan data 2013. Terdiri dari 4.750 orang laki-laki dan perempuan 4.143 orang. Desa Barengkok merupakan desa terluas yang ada di kecamatan Jasinga. Desa Barengkok memiliki empat (4) dusun yang terdiri dari Dusun Citatah, Barengkok, Leuwicatang, dan Barenang. Selain itu juga desa ini terdiri dari delapan (8) RW dan (tiga puluh) 30 RT. Mata pencaharian yang ada di Desa Barengkok sangat beragam mulai dari Petani, Guru mengaji dan Guru formal, karyawan honorer, PNS, Pengrajin, Peternak, Pekerja Pabrik, ibu rumah tangga. Penjahit. Tetapi sebagian besar merupakan Pedagang, yang menjual hasil dagangannya di dalam ataupun di luar Desa Barengkok. Taraf kehidupan yang ada pada Desa Barengkok tergolong menengah kebawah. Dari sektor pendidikan Desa Barengkok memiliki 3 PAUD/TK , 4 SD Negeri, 4 SMP Negeri. Desa Barengkok merupakan desa yang sangat kuat pengaruh keagamaannya hal ini terbukti terdapat 17 Pesantren, 11 Masjid,
2 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
dan 17 Mushalla yang ada di Desa Barengkok.1 C.
Permasalahan Berdasarkan data kondisi umum tempat KKN di atas dan hasil survei kami di Desa Barengkok, kami merumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1.
Pendidikan Saat ini, sudah banyak anak-anak dan remaja yang mulai sadar akan pentingnya pendidikan dan bersekolah. Namun, kurang memadainya fasilitas sekolah yang tersedia belum dapat mencukupi kebutuhan warga akan pendidikan. Desa Barengkok memiliki 4 SD Negeri, 4 SMP dan 1 SMA. Desa tersebut merupakan desa yang cukup menanamkan nilai religiusitas, hal ini terbukti dengan adanya pesantren yang berjumlah sebanyak 17 buah. Taraf pendidikan di Desa Barengkok masih terbilang cukup memprihatinkan. Seluruh sekolah belum mempunyai fasilitas komputer dan perpustakaan. Selain itu juga, pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan kurikulum yang ada. Sebagian besar warga Desa Barengkok bekerja sebagai pedagang dan tani. Permasalahan yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah minimnya peran pemuda di desa ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena tidak sedikitnya pemuda-pemudi yang terpaksa putus sekolah. Mereka mempunyai tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Maka dari itu, banyak pemuda-pemudi yang tidak menetap di desa, tetapi pergi merantau ke tempat dimana mereka bekerja. Karena keadaan inilah, para pemuda-pemudi sang penerus generasi bangsa tidak bisa mengenyam pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan. 2.
Keagamaan Kondisi sarana dan prasarana rumah ibadah (masjid atau mushalla) yang ada di desa ini sudah cukup baik, namun ada beberapa permasalahan seperti kurangnya ketersediaan air bersih, tidak tersedianya kamar mandi, tidak ada fasilitas mukena dan sarung serta mushaf al-Qur’an. Hal ini menimbulkan inisiatif dari peserta KKN Mahatma 2016 untuk sedikit demi 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 3
sedikit memperbaiki permasalahan-permasalahan tersebut. 3.
Kesehatan Kondisi infrastruktur pendukung kesehatan masyarakat Desa Barengkok kurang terpenuhi, terutama dalam pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit. Di desa ini hanya terdapat dua poliklinik atau balai pengobatan dalam satu desa, dengan satu orang perawat dan dua orang bidan. Pada kegiatan pengecekan kesehatan juga kurang mendapatkan perhatian dari warga desa itu sendiri. 4.
Sosial dan Lingkungan Selanjutnya adalah permasalahan mengenai antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang bersifat keilmuan atau penyuluhan sedikit rendah. Hal ini juga disebabkan oleh kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan dari mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Barengkok, yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Karenanyalah mereka harus meninggalkan desa di pagi hari dan kembali di sore hari. Selain itu juga dilihat dari aspek sosial pada elemen remaja/pemuda-pemudi di Desa Barengkok, yang dirasa perlu mendapatkan perhatian khusus mengenai penyuluhan sosial. Hal ini demi menjaga serta mengantisipasi agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kepemudaan di Desa Barengkok tercatat cukup banyak, namun bisa dikatakan bahwa pemuda desa yang aktif dalam kepemudaan sangatlah minim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena tidak sedikitnya pemuda-pemudi yang terpaksa putus sekolah. Mereka mempunyai tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Maka dari itu, banyak pemuda-pemudi yang tidak menetap di desa ini, tetapi pergi merantau ke tempat dimana mereka bekerja. Karena keadaan ini lah, mereka para pemuda-pemudi sang penerus generasi bangsa tidak bisa mengenyam pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan Pada umumnya, masyarakat di Desa Barengkok memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat, akan tetapi antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang bersifat keilmuan atau penyuluhan sedikit rendah. Hal ini juga disebabkan oleh kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan dari mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Barengkok, yang bekerja sebagai petani dan pedagang. Karenanyalah mereka harus meninggalkan desa di pagi hari dan kembali di sore hari. Selain itu juga dilihat dari aspek 4 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
sosial pada elemen remaja/ pemuda-pemudi di Desa Barengkok, yang dirasa perlu mendapatkan perhatian khusus mengenai penyuluhan sosial. Hal ini demi menjaga serta mengantisipasi agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dari sisi lingkungan, suasana Desa Barengkok ini menurut kami cukup asri karena banyak pepohonan, dan masih kental dengan suasana pedesaan. Namun kurang bersih.karena tidak ada selokan. Biasanya didekat rumah ada galian tanah seperti kolam, disitu air menggenang. Sepertinya air pembuangan. Warnanya hijau dan terlihat begitu menjijikan. Kandang kambing juga dibuat di dekat rumah warga, membuat bau tidak sedap dan berisik oleh suara kambing. Dan inilah khas kampung yang saya rasakan. Sampah juga belum diatur dengan baik. Biasanya warga menyisihkan sebagian tanah disamping rumahnya untuk ditumpuk sampah, yang nantinya akan dibakar jika sudah sangat menumpuk. 5.
Ekonomi Rata–rata perekonomian masyarakat Desa Barengkok merupakan ekonomi kelas menengah ke bawah. Mata pencaharian utama masyarakat desa ini adalah bertani dan berdagang tape. Untuk mencari nafkah, biasanya pemuda Desa Barengkok bekerja sebagai buruh pabrik di kota– kota. D. Profil Kelompok KKN-PpMM Logo Mahatma yang terdiri dari sekumpulan orang dengan warna yang berbeda-beda menandakan bahwa kelompok Mahatma ini berisikan mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda-beda, sifat dan karakter yang beragam, serta kebiasaan dan kebudayaan yang unik tetapi tetap bersatu dan bersinergi dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilihat dari ujung gambar orang-orang yang muncul dari satu titik. Adapun warna merah melambangkan keberanian yang dimiliki anggota KKN dalam menjalankan program kerja yang bersifat membangun desa. Warna orange melambangkan persahabatan, dimana kami sangat menjaga jalinan hubungan yang hangat Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 5
dengan sesama anggota. Warna kuning melambangkan keceriaan dan loyalitas yang ada pada anggota KKN Mahatma. Warna hijau berarti keseimbangan, keseimbangan antara program KKN yang terdiri dari beberapa aspek yaitu pelayanan, pemberdayaan, perbaikan dan pengarahan. Dan warna biru mempunyai arti dinamis dan tenang, dinamis dalam setiap perubahan dan tetap tenang dalam menghadapi perubahan tersebut. Penamaan kelompok Mahatma mengandung makna Mahasiswa Pemerhati Masyarakat. Nama ini memiliki arti filosofis bahwa kelompok 53 memiliki kepedulian dan sikap empati terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Desa Barengkok sebagai dampak dari persaingan masyarakat global. Bentuk kepedulian dan sikap empati tersebut kami wujudkan dengan aksi nyata berupa pembimbingan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat Desa Barengkok agar mereka memiliki sikap dan pola pikir yang kreatif sehingga mampu bekerja secara produktif dan inovatif. Anggota kelompok Mahatma berjumlah sebelas orang, yang terdiri dari satu orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dua orang mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, satu orang mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, satu orang mahasiswa Fakultas Ushulludin, dua orang mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, dua orang mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, satu orang mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta satu orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Berikut adalah rincian kompetensi anggota KKN Mahatma: Anhar Aji Wibowo Anhar aji wibowo yang biasa disapa Bowo adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum. Dia memiliki kemampuan di bidang akademik, yaitu mengajar mata pelajaran Matematika dan IPA tingkat sekolah dasar. Selain itu juga dia memiliki kompetensi dalam bidang olahraga, yaitu badminton. Anisa Lesmana Anisa lesmana atau biasa disapa Ael, adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum. Dia memiliki kemampuan di bidang akademik, yaitu megajar mata pelajaran Matematika dan IPA tingkat sekolah dasar. Selain itu juga dia mengajar mengaji dan 6 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
bimbel untuk pelajaran Bahasa Inggris. Adapun kemampuan non akademik yang dimiliki Ael adalah membuat seni prakarya. Tsaibatul Islamiyah Tsaibatul islamiyah biasa dipanggil Mia, adalah mahasiswi Fakultas Dirasat Islamiyah Jurusan Dirasat. Dia memiliki kemampuan di bidang akademik, yaitu mengajar dasar-dasar Bahasa Arab. Adapun kemampuan non akademik yang dimiliki Mia adalah memainkan hadrah dan senam. Amelia Fauziah Amelia Fauziyah biasa dipanggil Amel, adalah mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Sistem Informasi. Dia memiliki kemampuan akademik dalam pengenalan komputer dan pengoperasian ms. office, mengajar mata pelajaran Matematika serta Bahasa Inggris tingkat sekolah dasar. Selain itu, dia juga memiliki pengetahuan ilmu tajwid yang cukup luas. Kompetensi non akademik yang dimilikinya adalah paskibra. Desta Ardian Desta Ardian biasa dipangil Desta, adalah mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi. Dia memiliki kompetensi akademik pada bidang pengantar organisasi komputer, manajemen proyek teknologi informasi, pancasila dan kewarganegaraan. Selain itu dia juga menguasai beberapa keahlian di bidang non akademik, seperti merancang sebuah aplikasi, koding bahasa PHP C+, editing photoshop, dan menggambar. Gessy Evelyn Miranda Gessy Evelyn Miranda biasa dipanggil Gessy, merupakan mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Gessy memiliki kemampuan akademik dalam manajemen pengelolaan zakat dan wakaf. Selain itu, dia memiliki kemampuan dalam mengajar Matematika, IPA, PPKN juga IPS tingkat SD dan SMP. Kompetensi non akademik yang dimilikinya adalah memasak, bermain badminton, serta pengoperasian ms. office. Nita Silpiani Nita Silpiani biasa dipanggil Acil, merupakan mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komuniasi. Acil memiliki kemampuan akademik dalam mengajarkan angle dalam Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 7
pengambilan gambar, memproduksi karya jurnalistik seperti berita, talkshow dan film dokumenter, serta memahami teknik-teknik komputer dan editing. Kompetensi non akademik yang dimilikinya adalah berenang dan kegiatan outdoor, seperti wall climbing. Cahyo Eko Pambudi Cahyo Eko Pambudi biasa dipanggi Cahyo, adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Dia memiliki kemampuan akademik pada bidang ilmu sosial, khususnya ilmu tentang pendidikan PKN (civic education). Selain itu dia juga mempunyai keahlian di bidang olahraga, khususnya badminton. Much. Syaifuddin Zuhri Much. Syaifuddin Zuhri biasa dipanggil Zuhri, adalah mahasiswa Fakultas Ushuludin Jurusan Tafsir Hadis. Dia memiliki kompetensi di bidang akademik, seperti dalam hal mengaji dan hal-hal yang berkaitan dengan hadis. Selain itu, dia juga memiliki keahlian di bidang olahraga yaitu sepak bola. Khafidah Muhib Khafidah Muhib biasa dipanggil Fidot, adalah seorang mahasiswi Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora. Dia memiliki keahlian dalam mengaji dengan pengetahuan tajwid yang luas, Bahasa Arab dan menerjemahkan teks Bahasa Arab-Indonesia. Tidak hanya itu, dia juga berkompetensi di bidang sastra dan seni, seperti teater. Wahyudin Arief Wahyudin Arief biasa dipanggil Wahyudin, adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Dia memiliki kompetensi di bidang mengajar tingkat sekolah dasar, mengajar mengaji, serta mempraktekan metode yang dapat meningkatkan keantusiasan siswa dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan dalam bidang olahraga, yaitu volley dan sepak bola. E.
Fokus atau Prioritas Program Berdasarkan kondisi Desa Barengkok Kecamatan Jasinga, khususnya Kampung Leuwicatang, kami telah membuat program-program sebagai
8 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
bentuk pelayanan, penyuluhan, pengajaran serta pemberdayaan pada masyarakat di antaranya adalah: Tabel 1.1 : Fokus atau Prioritas Program Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan Bidang Pendidikan Desa Cerdas dan Kreatif Mahatma Mengajar Mahatma Bimbingan Belajar Pelatihan Ms. Office Bidang Keagamaan Barengkok Bertakwa Mahatma Mengaji Perbaikan Fasilitas Masjid dan Mushalla Sosial dan Lingkungan Desa Sehat Kegiatan Pelayanan Cek Kesehatan Kegiatan Pelayanan Senam sehat Barengkok Waspada Kegiatan Pelayanan Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial Barengkok Berbagi Kegiatan Pelayanan Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial Kegiatan Pelayanan Penggalangan Donasi HUT RI ke-71 Barengkok Ceria dan Sejahtera Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan HUT RI ke-71 Kegiatan Pelayanan Pembangunan Gapura Desa Ekonomi Desa Inovasi Ekonomi Pelatihan Kewirausahaan
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 9
F.
Sasaran dan Target Sasaran dan target disetiap kegiatan KKN yang kami lakukan di Kampung Leuwicatang, Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga-Bogor adalah : Tabel 1.2 : Sasaran dan Target kegiatan No Kegiatan Sasaran Target 1 Mahatma Guru SDN 7 orang guru SDN Mengajar Barengkok 03 Barengkok 03 terbantu dalam kegiatan belajarmengajar siswa/i 2 Mahatma Bimbel Anak-anak 50 orang anak Kampung Kampung Leuwicatang Desa Leuwicatang Barengkok Desa Barengkok mendapatkan materi tingkat SD tambahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Pendidikan Agama Islam 3 Pelatihan Ms. Office Guru-guru SDN 8 guru SDN Barengkok Barengkok 03 03 mendapatkan pelatihan pengoperasian Ms. Office 4 Mahatma Mengaji Anak-anak 30 anak Kampung Kampung Leuwicatang Desa Leuwicatang Barengkok Desa Barengkok mendapatkan materi tambahan Ilmu Tajwid, Makharijul Huruf, serta BTQ (Baca Tulis Quran) 5 Perbaikan Masjid dan Fasilitas 1 Masjid Nurul Fasilitas Masjid Mushalla Huda dan 1 Mushalla Aldan Mushalla Kampung Ikhlas diperbaiki Leuwicatang 6 Cek Kesehatan Warga 75 orang warga Kampung Kampung Leuwicatang 10 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Leuwicatang Desa Barengkok (Ibu-ibu dan bapak-bapak) Warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok
7
Senam sehat
8
Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial
Warga Kampung Leuwicatang (khususnya para remaja)
9
Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial
Anak yatim dan/ atau piatu di Desa Barengkok dan masjid/mushalla di Desa Barengkok
10
Penggalangan Donasi HUT RI ke-71
Warga Kampung Leuwicatang
11
Perayaan HUT RI dan Perlombaan 17an
Warga Kampung Leuwicatang
Desa Barengkok (Ibuibu dan bapak-bapak) mendapatkan pelayanan cek kesehatan 40 orang warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok mendapatkan pelatihan senam sehat 50 orang warga Kampung Leuwicatang (khususnya para remaja) mendapatkan informasi mengenai pentingnya menghindari narkotika dan obat terlarang lainnya, serta pentingnya pendidikan sosial 25 orang anak yatim dan/ atau piatu di Desa Barengkok mendapatkan uang pembinaan dan perlengkapan sekolah, serta 6 masjid/mushalla mendapatkan perlengkapan shalat 170 Warga Kampung Leuwicatang mendapatkan bantuan dana untuk acara perayaan HUT RI ke-71 200 warga Kampung Leuwicatang terbantu dalam penyelenggaraan
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 11
perlombaan HUT RI ke71 Masyarakat Desa Barengkok terbantu dalam membangun gapura di perbatasan Desa Barengkok dan Desa Bagoang 30 orang ibu-ibu Kampung Leuwicatang mendapatkan pelatihan inovasi pengolahan tape singkong dan mendapatkan informasi tentang HPP dan BEP dari produk tersebut
12
Pembuatan Gapura Desa
Masyarakat Desa Barengkok
13
Pelatihan Kewirausahaan
Ibu-ibu Kampung Leuwicatang
G.
Jadwal Pelaksanaan Program a. Pra-KKN PpMM 2016 (-Juli 2016) Tabel 1.3 : Jadwal Kegiatan Pra-KKN No Uraian Kegiatan Waktu 1 Pembentukan Kelompok 8 April 2016 2 Pembekalan 13 April 2016 3 Survei Selasa, 31 Mei 2016 4 Pembuatan Proposal Mei 2016–Juni 2016 5 Pelepasan Senin, 25 Juli 2016
b. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli–25 Agustus 2016) Tabel 1.4 : Jadwal Pelaksanaan Kegiatan KKN No Uraian Kegiatan Waktu 1 Pembukaan di Lokasi KKN 26 Juli 2016 2 Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 25 Juni 2015-26 Juli 2016 3 Implementasi Program 27 Juli 2016-25 Agustus 2016 4 Penutupan 25 Agustus 2016 12 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
5
Kunjungan Dosen Pembimbing
26 Juli 2016 16 Agustus 2016 25 Agustus 2016
c. Laporan dan Evaluasi Program (September–Desember 2016)
No 1 2 3 4
H.
Tabel 1.5 : Laporan dan Evaluasi Program Uraian Kegiatan Waktu Penyusunan Buku Laporan Hasil 1 September–15 KKN-PpMM Oktober 2016 Penyelesaian dan Pengunggahan Film 1 Sept–15 Oktober Dokumente 2016 Pengesahan dan Penerbitan Buku 22 Februari 2017 Laporan Pengirim Buku Laporan Hasil KKN- April 2017 PpMM
Pendanaan dan Sumbangan a. Pendanaan Tabel 1.6 : Pendanaan No Uraian Asal Dana Jumlah 1 Kontribusi mahasiswa anggota Rp 11.000.000,kelompok @1.000.000 2 Dana Penyertaan Program Rp 5.000.000,Pengabdian Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2016) b. No 1 2 3
Sumbangan Tabel 1.7 : Sumbangan Uraian Asal Sumbangan Dompet Dhuafa Sumbangan Anggota Keluarga KKN Alumni STIA-LAN angkatan 49–52
Bentuk/Jumlah Rp 200.000,Rp 2.431.000, Mukena 60 Pcs Peralatan sekolah sebanyak 25 pcs
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 13
berupa tas, buku tulis, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dan buku gambar I.
Sistematika Penyusunan Dalam penyusunan buku ini, tim penyusun akan menyusun pembahasan menjadi tujuh bagian dari sistematika penulisan sebagai berikut: Bagian pertama adalah Prolog yang berisi tentang penjelasan umum KKN, kelompok KKN yang melaksanakan pengabdian di Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, tema yang diusung, serta sistematika penyusunan laporan. Bagian kedua adalah Bab I yang berisi gambaran umum pelaksanaan kegiatan KKN pendahuluan. Isi dari bab ini adalah dasar pemikiran kelompok kami dalam melaksanakan kegiatan KKN, menjelaskan kondisi umum lokasi KKN, yaitu Desa Barengkok Kecamatan Jasinga, permaslahan dari masyarakat di wilayah Desa Barengkok, profil dari kelompok KKN Mahatma beserta kompetensi akademik maupun non akademik yang dimiliki oleh anggota kelompok KKN, fokus dan prioritas program yang telah dilaksanakan, sasaran dan target dari pelaksanakan KKN Mahatma, waktu pelaksanaan kegiatan, pendanaan dan sumbangan dalam pelaksanaan kegiatan, dan sistematika penulisan dari buku laporan ini. Bagian ketiga adalah Bab II yang berisi penjelasan mengenai metode pelaksanaan program yang digunakan oleh kelompok Mahatma pada saat melakukan pengabdian yang mencakup metode intervensi sosial dan pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat. Bagian keempat adalah Bab III yang berisi penjelasan rinci mengenai kondisi wilayah di Desa Barengkok, baik dari sisi sejarah, letak geografis, struktur penduduk, dan sarana prasarana yang terdapat di Desa Barengkok. Bagian kelima adalah Bab IV yang berisi penjelasan inti dari hasil pelayanan dan pemberdayaan kelompok KKN Mahatma yang diawali dengan kerangka pemecahan masalah yang berupa SWOT dari Desa Barengkok, kemudian deskripsi bentuk dan hasil pelayanan pada masyarakat, bentuk dan hasil kegiatan pemberdayaan pada masyarakat.
14 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Dan yang terakhi adalah penjelasan sejumlah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program KKN Mahatma. Bagian keenam adalah penutup yang berisi kesimpulan serta rekomendasi KKN Mahatma dari apa yang telah kami alami dan laksanakan di Desa Barengkok. Sehingga nantinya dapat menjadi acuan atau pedoman, baik bagi pemerintah, lembaga PPpM, dan mahasiswa KKN lainnya yang akan melaksanakan KKN pada tahun-tahun berikutnya. Bagian ketujuh adalah epilog yang berisi penjelasan sejumlah kesan yang diterima kelompok dari masyarakat Desa Barengkok terhadap keberadaan kelompok KKN Mahatma dan juga pesan dan kesan inspiratif dari setiap anggota kelompok atas makna dan manfaat KKN bagi mereka.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 15
“ Seribu Orang Tua Hanya Dapat Bermimpi. Satu Orang Pemuda Dapat MEngubah Dunia” -Anonim
16 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A.
Metode Intervensi Sosial Dalam pelaksanaan KKN ini, kelompok kami menggunakan metode intervensi sosial pada level komunitas. Karena metode inilah yang paling cocok dengan kondisi masyarakat yang ada. Adapun pengertian dari metode intervensi, adalah: “Intervensi sosial adalah upaya perubahan terencana terhadap individu, kelompok, maupun komunitas. Dikatakan 'perubahan terencana' agar upaya bantuan yang diberikan dapat dievaluasi dan diukur keberhasilannya. Intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki keberfungsian sosial dari kelompok sasaran perubahan, dalam hal ini mencakup individu, keluarga, maupun kelompok. Keberfungsian sosial menunjuk pada kondisi di mana seseorang dapat berperan sebagaimana seharusnya sesuai dengan harapan lingkungan dan peran yang dimilikinya.2” “Intervensi pada level komunitas dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial tidak dapat dilepaskan dari berbagai istilah yang berbeda di beberapa negara, antara lain istilah community work atau community practice (terminologi untuk praktik pengorganisasian dan pengembangan masyarakat yang banyak digunakan di Inggris dan Australia) atau community organization ataupun community intervention (menurut terminologi yang banyak digunakan di Amerika Serikat). Di Indonesia, terminologi yang banyak digunakan pada dasawarsa 1970-1990-an adalah Pengorganisasion dan Pengembangan Masyarakat.”3 Sedangkan tujuan utama dari intervensi sosial, adalah memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran perubahan. Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi kesejahteraan akan semakin mudah dicapai.4 Kondisi kesejahteraan dapat terwujud apabila jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar. Melalui intervensi 2 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan,(Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h. 141-150. 3 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial; Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan, (Depok: Rajawali pres, 2013), h. 163 4 Jusman Iskandar, Beberapa Keahlian Penting dalam Pekerjaan Sosial (Bandung: STKS, 1994), hlm. 89.
17
sosial, hambatan dan rintangan sosial yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil kelompok sasaran perubahan tersebut. KKN Mahatma menggunakan metode pendekatan terhadap warga dan petinggi-petinggi Desa Barengkok sebagai metode intervensi sosial untuk mengatasi masalah kesejahteraan sosial di Desa Barengkok. Melalui pendekatan inilah bisa diketahui kemampuan dan kebutuhan masyarakat desa. Langkah awal yang dilakukan, yaitu dengan meminta data tentang kondisi ekonomi, pendidikan, serta sosial dari masyarakat desa. Dari data tersebut kemudian dapat diketahui kemampuan yang dimiliki dan dapat dikembangkan juga apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat., yang kemudian direalisasikan dengan membuat program kerja yang mencakup dari hal-hal yang dibutuhkan, bisa seperti mengajar di sekolah, pengadaan cek kesehatan gratis dan perbaikan serta melengkapi sarana dan prasarana masjid dan mushalla di desa. Beberapa kegiatan-kegiatan lain yang bernilai edukasi, keagamaan dan kebangsaan bagi anak-anak serta masyarakat di desa. Dari pelaksanaan program-program itulah pendekatan terhadap masyarakat desa dilakukan dan diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan kemampuan yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat desa. B.
Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Dalam memahami dan mencari permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya masyarakat di Desa Barengkok, maka dalam hal ini tim penyusun menggunakan pendekatan problem solving. Problem soving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat dan cermat.5 Problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan keterampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami
5
Omar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Alumni, 1994), h. 151.
18 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
suatu proses belajar problem soving yang diajarkan oleh suatu pengetahuan dan pengalaman tertentu. Berikut ini adalah tahapan-tahapan problem solving : 1. Mengidentifikasi masalah secara tepat. Pada tahap ini, tim penulis mencoba mengetahui masalahmasalah yang terjadi di Desa Barengkok. Contohnya, seperti masalah di bidang pendidikan. 2. Menentukan sumber dari akar penyebab dari masalah tersebut. Setelah tim penulis mengidentifikasi masalah-masalah tersebut, kami mencoba mengidentifikasi penyebab dari permasalahanpermasalahannya. Pada masalah di bidang pendidikan, tim penulis menemukan penyebab dari masalah tersebut, yaitu adalah kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan di Desa Barengkok, seperti kurangnya tenaga pengajar dan kurangnya buku paket pelajaran. 3. Solusi masalah efektif dan efisien. Pada akhirnya, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, kami mengadakan program kegiatan bimbingan belajar (bimbel) untuk dapat menambah jam belajar siswa-siswi di Desa Barengkok.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 19
“Tak Setiap Kebahagiaan didatangkan Bersama Besarnya Kekayaan.. Terkadang Kebahagiaan didatangkan Bersama Indahnya Kesederhanaan” -Anisa Lesmana
20 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
BAB III KONDISI DESA BARENGKOK KECAMATAN JASINGA A.
Sejarah Singkat Lokasi Desa Barengkok
Dari sisi sejarah, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat kerajaan tertua di Indonesia. Catatan Dinasti Sung di Cina dan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, memperlihatkan bahwa setidaknya pada paruh awal abad ke 5 M di wilayah ini telah ada sebuah bentuk pemerintahan. Sejarah lama Dinasti Sung mencatat tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina. Sejarawan Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya Dari Holotan ke Jayakarta menyimpulkan Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun, dan kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Prasasti Ciaruteun merupakan bukti sejarah perpindahan kekuasaan dari kerajaan Aruteun ke kerajaan Tarumanagara dibawah Raja Purnawarman, sekitar paruh akhir sabad ke-5. Nama Bogor menurut berbagai pendapat bahwa kata Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat lain berasal dari kata “Bahai” yang berarti Sapi, yang kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor. Sedangkan pendapat ketiga menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Asal mula adanya masyarakat Kabupaten Bogor, cikal bakalnya adalah dari penggabungan sembilan Kelompok Pemukiman oleh Gubernur Jendral Baron Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi kesatuan masyarakat yang berkembang menjadi besar di waktu kemudian. Kesatuan masyarakat itulah yang menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.6 Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat (dalam hal ini Menteri Dalam Negeri) menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri dan pindah dari Pusat Pemerintahan Kotamadya Bogor. Atas dasar tersebut, pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian dibeberapa wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan calon ibu kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya 6 “Sejarah Kabupaten Bogor, sejarah-kabupaten-bogor, diakses pada 2 September 2016 pukul 14.15 WIB dari : www.bogorkab.go.id,.
21
adalah wilayah Kecamatan Ciawi (Rancamaya), Leuwiliang, Parung dan Kecamatan Cibinong (Desa Tengah). Atas petunjuk pemerintah Pusat agar pemerintah daerah Tingkat II Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa Tengah Kecamatan Cibinong.7 Penetapan calon ibu kota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusatdan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibu kota pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu dimulailah rencana persiapan pembangunan pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bogor pada saat itu Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong.
Lambang serta arti dari lambang Kabupaten Bogor
Gambar 3. 1: Logo Kabupaten Bogor
7 “Kabupaten Bogor” diakses pada 2 September 2016 pukul 14.17 WIB dari : www.wikipedia.org/wiki/kabupaten_bogor
22 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Bagian Inti
Kujang, jenis senjata tradisional masyarakat Sunda yang identik dengan keberanian dan keagungan Sunda di masa lampau. Kujang melambangkan keperwiraan yang berarti gambaran masyarakat Bogor yang memiliki sifat tak gentar dalam menegakkan kebenaran. Pakujajar, merupakan lambang keteguhan yang selalu menjadi gema tradisi bagi kerajaan Pajajaran yang pernah berpusat di Bogor. Pakujajar ini melambangkan keteguhan dalam mempertahankan tradisi dengan segala kepribadiannya dan nilai-nilai positif sebagai wujud nyata melestarikan budaya bangsa. Harupat, yang berarti sagar/ruyung, sebagai gagang (perah) kujang merupakan perlambang keterikatan Kabupaten Bogor dengan sejarah asal-usul nama Bogor yang berarti Kawung. Harupat juga bermakna sesuatu yang kuat, kokoh, simbol kekokohan masyarakat Bogor dalam mempertahankan jati diri. Bagian Tengah Puncak Gunung (Meru), pada bagian tengah menunjukkan Gunung Salak dan Gunung Pangrango yang secara geografis keduanya merupakan patok batas wilayah Kabupaten Bogor di sebelah selatan. Puncak Gunung melambangkan tujuan atau cita-cita yang tinggi. Dua puncak gunung yang berbeda tingginya menggambarkan anak tangga menuju tujuan atau cita-cita. liran Sungai, dua aliran sungai yang mengapit anda (telur) melambangkan Sungai Ciliwung dan Cisadane mengapit Bogor. Aliran sungai mempunyai makna filosofis yang melambangkan kesuburan. Sungai Ciliwung dan Cisadane memiliki arti yang strategis bagi pembangunan pertanian di Kabupaten Bogor. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 23
Anda (telur), yang di dalamnya terdapat Kujang, harupat, pakujajar dan warna putih melambangkan awal atau inti kehidupan yang ditandai oleh kesucian. Segitiga Samasisi, membingkai gunung dan sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat, bermakna keutamaan. Melambangkan bahwa kesuburan dan kekayaan alam harus diolah dan dimanfaatkan dengan landasan nilai-nilai keutamaan agar memperoleh kemaslahatan. Bagian Lingkaran Lingkaran, melambangkan kesempurnaan. Artinya perjuangan hidup haruslah ditujukan kearah kesempurnaan lahir dan bathin tanpa cacat seperti lingkaran penuh yang merupakan proyeksi sebuah pola bumi tempat hidup manusia.
Perisai Tiga sudut dalam perisai melambangkan tiga komponen yang menentukan kesejahteraan umat di suatu kawasan/Negara yang disebut dengan “Trinangtung di Bumi” yaitu masyarakat, ulama, cendikiawan dan pemerintahan (Umaro). Tiga garis sisi membentuk perisai, melambangkan tiga hal yaitu iman, ilmu dan amal yang merupakan benteng kehidupan umat. Perisai yang bertuliskan motto juang “TEGAR BERIMAN” pada bagian bawahnya melambangkan tameng dan benteng yang mampu menjamin keamanan, ketentraman dan kenyamanan hidup lahir dan bathin berupa keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
24 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Makna Warna
1.
2. 3. 4.
Hitam dan putih, keduanya melambangkan perjuangan hidup; Putih melambangkan kesucian, kebenaran dan kebersihan sedangkan hitam melambangkan kebathilan atau kesuraman. Kuning, merupakan warna emas, melambangkan kejayaan dan kebesaran. Hijau, digunakan sebagai warna dasar mengandung makna kesuburan. Bagi orang Sunda, hijau berarti subur. Biru, merupakan warna yang menimbulkan kesan keindahan, Seperti laut biru, gunung yang membiru. Karena itu biru melambangkan keindahan. Lambang ini bermakna bahwa Bogor sebagai daerah wisata alam memiliki keindahan alam yang mempesona.
Arti Rangkaian Kata 1. PRAYOGA TOHAGA SAYAGA, Prayoga berarti Utama, Tohaga berarti Kokoh dan kuat, Sayaga berarti sedia, siap siaga. Prayoga Tohaga Sayaga mengandung makna pendirian dan perjuangan masyarakat Kabupaten Bogor hendaknya selalu mengutamakan kekokohan, kuat pada pendirian dan perjuangannya serta selalu siap siaga menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai citacita, mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. 2. KUTA UDAYA WANGSA, Kuta berarti Kota, Udaya berarti fajar, kebangkitan atau pembangkit, Wangsa berarti bangsa atau suku bangsa. Ketiga kata tersebut mengandung makna bahwa Kabupaten Bogor dengan dukungan masyarakatnya hendaklah menjadi pembangkit dan pusat kebangkitan bagi perjuangan pembangunan untuk memperoleh kemajuan dan kemakmuran bangsa. 3. TEGAR BERIMAN, Akronim dari Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman. Tegar Beriman menggambarkan kondisi masyarakat dan lingkungan alam daerah yang terbentuk oleh perilaku dan usaha masyarakatnya dengan landasan iman yang kokoh. Hal ini juga merupakan perwujudan dari Prayoga Tohaga Sayaga dan Kuta Udaya Wangsa. TEGAR BERIMAN merupakan motto juang Kabupaten Bogor yang ditetapkan Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 25
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1995. Perisai yang bertuliskan motto juang “TEGAR BERIMAN” pada bagian bawahnya melambangkan tameng dan benteng yang mampu menjamin keamanan, ketentraman dan kenyamanan hidup lahir dan bathin berupa keimanan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan data pada tahun 2014, Kabupaten Bogor memiliki 40 Kecamatan. Diantaranya: 1. Kecamatan Babakan Madang. 2. Kecamatan Bojong Gede. 3. Kecamatan Caringin. 4. Kecamatan Cariu. 5. Kecamatan Ciampea. 6. Kecamatan Ciawi. 7. Kecamatan Cibinong. 8. Kecamatan Cibungbulang. 9. Kecamatan Cigombong. 10. Kecamatan Cigudeg. 11. Kecamatan Cijeruk. 12. Kecamatan Cileungsi. 13. Kecamatan Ciomas. 14. Kecamatan Citereup. 15. Kecamatan Cisarua. 16. Kecamatan Ciseeng. 17. Kecamatan Dramaga. 18. Kecamatan Gunung Putri. 19. Kecamatan Gunung Sindur. 20. Kecamatan Jasinga. 21. Kecamatan Jonggol. 22. Kecamatan Kemang. 23. Kecamatan Klapa Nunggal. 24. Kecamatan Leuwiliang. 25. Kecamatan Leuwisadeng. 26. Kecamatan Megamendung. 27. Kecamatan Nanggung. 28. Kecamatan Pamijahan. 29. Kecamatan Parung. 26 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
30. Kecamatan Parung Panjang. 31. Kecamatan Ranca Bungur. 32. Kecamatan Rumpin. 33. Kecamatan Sukajaya. 34. Kecamatan Sukaraja. 35. Kecamatan Sukamakmur. 36. Kecamatan TajurHalang. 37. Kecamatan Taman Sari. 38. Kecamatan Tanjung Sari. 39. Kecamatan Tenjo. 40. Kecamatan Tenjo Laya. Jasinga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Jasinga merupakan sebuah kecamatan yang berbatasan langsung dengan provinsi Banten, batas sebelah selatan terletak di Kampung Cigelung, tengah Kampung Cisarua, dan Utara Desa Tarisi. Pada umumnya masyarakat Jasinga berprofesi sebagai petani, pedagang, dan buruh di Jakarta. Letak kota Jasinga sendiri sekitar 100 km dari Jakarta jika melalui jalur Tangerang-Tigaraksa-Tenjo. Jasinga berasal dari kata “Jayasingawarman”, yang merupakan nama raja pertama dari kerajaan Tarumanegara. Dengan demikian diperkirakan pusat kerajaan Tarumanegara pertama kali kemungkinan berada di kawasan Jasinga sekarang. Awal terbentuknya Desa Barengkok adalah pada tahun 1948. Desa Barengkok merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Jasinga yang memiliki luas wilayah sebesar 959.000 Ha. Terbentuknya desa diakarenakan sudah banyaknya penduduk dan wilayah yang mencakup satu desa/kelurahan dan sudah sesuai dengan ketentuan dan tata cara pembentukan wilayah/desa. Nama “Barengkok” diambil dari Bahasa Sunda, yang berarti tidak lurus. Penamaan ini terinspirasi dari sebuah sungai kecil di Desa Barengkok yang berliku-liku/bengkok. Kepala Desa Barengkok pertama kali dijabat oleh Kepala Desa Saim, kemudian digantikan oleh Kepala Desa Sabiin, Kepala Desa Madani, Kepala Desa Yasir
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 27
Arapat, Kepala Desa Encon Sandra dan kemudian oleh Kepala Desa Hermawan Setiawan sampai sekarang.8 Nama terakhir adalah Hermawan Setiawan. Beliau menjabat sebagai Kepala Desa Barengkok selama dua periode. Tahun ini merupakan tahun kedua beliau menjabat sebagai Kepala Desa Barengkok dalam periodenya yang kedua. Selama masa jabatannya, Bapak Hermawan Setiawan berhasil menjadikan Desa Barengkok desa yang berprestasi. Diantara presxstasi-prestasi yang diraih adalah juara pertama lomba tumpeng se-Kabupaten Bogor (dalam rangka hari jadi kota Bogor), juara pertama lomba sepak bola seKecamatan Jasinga, dan masih banyak prestasi dari Desa Barengkok yang lainnya. Jarak antara Kota Tangerang Selatan dengan Desa Barengkok sejauh 46,3 km dan dapat ditempuh selama 1,5–2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor ataupun mobil. Atau bisa juga menggunakan moda transportasi kereta commuter line, turun di Stasiun Tenjo kemudian dilanjutkan dengan menaiki moda transportasi angkutan umum menuju Desa Barengkok. Sedangkan jarak dari Cibinong sebagai Ibu Kota Kabupaten Bogor, yaitu sejauh 68,8 km dan ditempuh dalam waktu 2,5 jam dengan menggunakan moda transportasi kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. B.
Letak Geografis
Gambar 3.2: Peta Kecamatan Jasinga 8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016.
28 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Desa Barengkok terdiri dari 4 dusun atau kampung, 8 RW, dan 30 RT. Dusun I terdiri dari RW 01 dan RW 02, Dusun II terdiri dari RW 03 dan RW 04, Dusun III terdiri dari RW 05 dan RW 06. Dan yang terakhir Dusun IV terdiri dari RW 07 dan RW 08. Adapun Batas-batas administrative wilayah Desa Barengkok sebagai berikut9 : a. Sebelah Utara : Desa Tapos b. Sebelah Barat : Desa Bagoang/ Pangaur, Kecamatan Jasinga c. Sebelah Selatan : Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg d. Sebelah Timur : Desa Ciomas, Kecamatan Tenjo Desa Barengkok Merupakan desa yang berada di daerah dataran dengan ketinggian 80 mdpl (diatas permukaan laut). Sebagian besar wilayah Desa Barengkok adalah dataran dengan kemiringan 05-15. Aspek hidrologi suatau wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah desa. Berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran sungai wilayah Desa Barengkok membentuk pola Daerah Aliran Sungai. Yaitu DAS.10 Luas wilayah Desa Barengkok adalah 599,000,000 Ha. Dan lahan yang terdapat di Desa Barengkok digunakan secara produktif, dan hanya sedikit saja yang tidak dipergunakan. Hal ini menunjukan bahwa Kawasan Desa Barengkok memiliki Sumber Daya Alam yang memadai dan siap di olah. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai luas tanah dan Penggunaan dapat dilihat pada table berikut 11 :
9 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016. 10 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016. 11 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 29
Sawah (Ha)
Tabel 3.1 : Penggunaan lahan Darat [Ha]
Teknis
½ Teknis
Tadah Hujan
Pekarangan pemukiman
Hutan Rakyat
58 Ha
-
10 Ha
135 Ha
8 Ha
Penga nggon an -
Hutan Negara 388 Ha
Gambar 3.3: Peta Desa Barengkok Sasaran KKN Gambar tersebut merupakan Peta Desa Barengkok Sasaran KKN, yang menjelaskan daerah garapan kegiatan KKN yang kami laksanakan selama 30 hari. Tabel 3.2 : Penjelasan Simbol Peta No Simbol Penjelasan Tempat tinggal kami, yang tepatnya berada di Desa Barengkok, Kampung Leuwicatang, RW 05/ RT 01. 1. Dari 3 kelompok KKN yang tinggal di Desa Barengkok, tempat tinggal kami lah yang jaraknya paling dekat dengan Rumah Kepala Desa, yaitu sekitar 10 m. SDN Barengkok 03 berada di Kampung Cingekngek, sebelah Kampung Leuwicatang. Jarak 2. di antara tempat tinggal kami dengan SD Barengkok 03 lumayan jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki, yaitu sekitar 2,1 KM. Maka dari itu 30 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
3.
4.
5.
6.
kami menggunakan motor untuk menuju ke sana. Balai Desa dan Kantor Desa berada di Kampung Barengkok. Beberapa kegiatan kami dilaksanakan di Balai Desa. Jarak antara tempat tinggal kami dan Balai Desa sekitar 2,7 KM. Karena jaraknya lumayan jauh, kami biasanya menggunakan motor jika hendak kesana. Masjid Nurul Huda adalah salah satu masjid di Kampung Leuwicatang yang kami lakukan perbaikan fasilitasnya. Jaraknya sekitar 9 m dari tempat tinggal kami dan sangat dekat dengan rumah Kepala Desa. Mushalla Al-Ikhlas adalah salah satu mushalla di Kampung Leuwicatang yang kami lakukan perbaikan fasilitasnya. Jaraknya sekitar 8 m dari tempat tinggal kami. Banyak kegiatan dari KKN kami yang dilaksanakan di majelis Leuwicatang, selain jarak yang dekat dengan tempat tinggal yaitu hanya 5m saja, tempat yang luas dan lokasinya yang berada di tengahtengah perumahan warga menjadi alasan kami untuk untuk menggunakannya. Tidak jauh dari majelis Leuwicatang terdapat lapangan badminton yang cukup luas yang kami gunakan untuk melaksanakan kegiatan senam dan bazaar.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 31
Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin 12 Gambar 3.4 : Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kepala Keuarga
T A HU N 2 0 1 3
T A HU N 2 0 1 4
1796
4143
4750 1529
3925
4666 1475
1421
3811
4560
8312
4501
T A HU N 2 0 1 2
Perempuan
8893
Laki-laki 8378
Jumlah Keseluruhan
8591
1.
Struktur Penduduk
3818
C.
T A HU N 2 0 1 5
Gambar di atas merupakan keadaan penduduk Desa Barengkok dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. 2. Keadaan Penduduk menurut Agama Seluruh penduduk di Desa Barengkok beragama Islam, yaitu ada 8.893 orang. 3. Keadaan Penduduk menurut Mata pencaharian Tabel 3.3 : Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Petani 115 108 223 2 Buruh Tani 212 143 355 3 Pegawai Negeri Sipil 40 22 62 4 Peternak 178 23 201 5 Nelayan 20 8 28 6 Montir 32 12 44 7 Guru 49 21 70 8 Pedagang Keliling 163 30 193 9 Penambang 30 5 35 10 Tukang Batu 80 45 125 11 Pembantu Rumah Tangga 3 10 13 12 Karyawan Perusahaan Swasta 30 20 216 12 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016.
32 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kar.Perusahaan Pemerintah Wiraswasta Tidak Punya Pekerjaan Tetap Belum Bekerja Pelajar Ibu Rumah Tangga Purnawirawan/Pensiunan Perangkat Desa Buruh Harian Lepas Sopir Tukang Jahit Karyawan Honorer Pemuka Agama Pengrajin Jumlah Total (Orang)
74 551 321 400 1507 10 70 13 610 57 51 50 41 43 4750
43 155 210 348 1231 1516 3 5 66 18 32 30 30 9 4143
117 706 531 788 2738 1526 73 18 676 75 83 80 71 52 8893
4.
Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Tabel 3.4 : Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah No Laki-laki Perempuan Penduduk (orang) 1 Tamat SD/sederajat 1896 1740 3636 2 Tamat SMP/sederajat 254 171 425 3 Tamat SMA/sederajat 276 107 383 4 Tamat D-2/sederajat 12 4 16 5 Tamat S-1/sederajat 5 5 10 6 Tamat S-2/sederajat 3 1 4 Jumlah Total (Orang) 2446 2028 4474
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 33
D. 1.
Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana Keagamaan. a) Masjid : 11 Buah
Gambar 3.5 : Masjid Nurul Huda Kampung Leuwicatang b) Langgar/ Mushalla : 17 Buah
Gambar 3.6 : Mushalla Nurul Iman Kampung Barengkok
34 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
c)
Majelis
: 4 buah
Gambar 3.7: Majelis Leuwicatang 2.
Sarana dan Prasarana Pemerintahan. a) Balai Desa : 1 Buah.
Gambar 3.8 : Balai Desa
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 35
b)
Kantor Desa : 1 Buah.
Gambar 3.9 : Kantor Desa Barengkok 3.
Sarana dan Prasarana Pendidikan. a) SMP/ Sederajat : 4 Buah. b) SD/ Sederajat : 4 Buah.
Gambar 3.10 : SD Negeri Puspasari
36 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
c)
PAUD/ TK : 3 Buah.
Gambar 3.11 : PAUD Anggrek d) Pesantren
: 17 Buah.
Gambar 3.12 : Pesantren
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 37
4.
Sarana dan Prasarana Kesehatan. a) Puskesmas : 1 Buah.
Gambar 3.13 : Puskesmas Citatah b) Posyandu : 10 Buah.
Gambar 3.14 : Posyandu Mawar
38 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
c)
Bidan
: 1 Buah
Gambar 3.15 : Bidan Heni d) e) f) g) 5.
Dukun Beranak Desa Siaga Kader Kesehatan Paraji Sunat
: 6 Orang : 1 Buah : 50 Buah : 3 Orang
Sarana Tempat Usaha Tabel 3.5 : Sarana Tempat Usaha No Jenis Mata Pencaharian Jumlah 1 Konveksi 4 2 Bengkel 12 3 SPBU Mini 3 4 Warung 217 5 Penggilingan Padi 6 6 Pengrajin Opak 12 7 Pengrajin Bilik 9 8 Pertukangan 44 9 Bengkel Las 2 10 Tambal Ban 12 11 Pengrajin Makanan Ringan 5 Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 39
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
6.
Konveksi Kerudung Warung baso/Jajanan Tambal Ban Knlinik Kesehatan Pengemudi Ojek Pengrajin Peuyeum Counter HP Loket Pembayaran Listrik Rental Komputer Kontrakan Penjahit/ Makloon JUMLAH
1 3 12 1 24 170 4 1 1 1 11 319
Sarana dan Prasarana Olahraga. a) Lapangan Sepak Bola : 6 Buah.
Gambar 3.16 : Lapangan Sepak Bola Bojong Kancas
40 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
b) Lapangan
Badminton
: 3 Buah.
Gambar 3.17 : Lapangan Badminton Leuwicatang 7. Sarana dan Prasarana Jalan. a) Jalan Kabupaten : 4 km. b) Jalan Desa : 22 km.
Gambar 3.18 : Jalan Desa Barengkok
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 41
8.
Sarana dan Prasarana Jembatan. a) Jembatan : 1 Buah.
Gambar 3.19 : Jembatan Desa Barengkok 9.
Sarana dan Prasarana Pengairan. a) Pemancingan : 4 Buah.
Gambar 3.20 : Pemancingan Leuwicatang
42 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
b) Sungai
: 3 Buah.
Gambar 3.21 : Sungai Desa Barengkok c) Situ/ Danau : 1 Buah.
Gambar 3.22 : Situ Cijantungeun Girang
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 43
10.
Sarana dan Prasarana Hutan a) Hutan Lindung : 1 Buah.
Gambar 3.23 : Hutan Lindung Citatah 11.
Sarana dan Prasarana Keamanan a) Poskamdes : 1 Buah
Gambar 3.24 : Poskamdes Barengkok
44 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A.
Kerangka Pemecahan Masalah Kami telah melakukan penelitian dalam melihat apa saja yang menjadi kendala ataupun masalah serta apa saja kelebihannya di wilayah tempat kami melaksanakan KKN, yaitu di Desa Barengkok tepatnya di Kampung Leuwicatang dan Kampung Cingekngek. Dalam melakukan penyelesaian, kami melakukan analisis SWOT agar mendapat solusi yang optimal. Matrik SWOT akan terbagi menjadi 3 matriks yang sesuai dengan bidang yang kami cakup untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), selama berada di Desa Barengkok Kecamatan JasingaBogor. Analisis SWOT tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kerangka Pemecahan Masalah Bidang Pendidikan Tabel 4.1 : Matriks SWOT 01. Bidang Pendidikan Matriks SWOT 01. Bidang Pendidikan Internal STRENGTH (S) WEAKNESS (W) 1. Desa Barengkok sudah memiliki 3 Sekolah Dasar tersendiri. 2. Antusiasme yang tinggi dari anakanak Desa Barengkok, baik dalam kegiatan belajar-mengajar, ekstrakulikuler pramuka, maupun lomba-lomba. 3. Selain SD, Desa Barengkok memiliki PAUD dan SMP. 4. Infrastruktur sekolah dasar 45
1. Banyak siswa kelas 1 dan 2 yang belum bisa membaca dan kelas 4, 5, 6 yang masih belum bisa perkalian dan pembagian. 2. Siswa SD Barengkok kurang fokus dalam belajar, serta kurangnya motivasi belajar. 3. Desa Barengkok tidak memiliki TK dan SMA. 4. Pembelajaran tingkat SMP dilakukan di gedung SD, sehingga
Eksternal
masih layak pakai. pembelajaran harus 5. Anak-anak Desa bergantian dengan Barengkok jam masuk SD. mayoritas sudah 5. Kurangnya tenaga mengikuti pengajar pada pendidikan baik PAUD dan SD. di tingkat PAUD, 6. Kurangnya peran SD, dan SMP. teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. 7. Tidak adanya buku pegangan siswa/buku paket
STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) OPPORTUNITIES (O) 1. Hampir semua 1. KKN Mahatma 1. Jarak di antara SD Anggota KKN dapat melakukan dengan tempat Mahatma memiliki kegiatan dan tinggal anggota pengalaman memberikan KKN yang jauh mengajar yang baik bantuan tenaga mampu di tempuh dan terbiasa pengajar kepada dengan kendaraan berbicara di depan salah satu SD bermotor. umum. yang ada di 2. Untuk menambah 2. Ilmu pengetahuan Barengkok. minat belajar, kami dan kemampuan 2. Anggota KKN menyisipkan yang dimiliki oleh Mahatma dapat permainan edukatif. anggota KKN mengajar 3. Memberikan cara Mahatma sangat kegiatan berhitung dengan beragam. Pramuka dan trik-trik tertentu. 3. KKN Mahatma Paskibra. 4. Anggota KKN memiliki kendaraan 3. Jumlah murid Mahatma dapat bermotor. yang banyak mengajarkan 4. Hampir semua dapat menjadi pengoperasian anggota KKN momen belajar komputer. mempunyai Laptop. dengan system belajar kelompok atau dialog. 46 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
THREATHS (T)
STRATEGI (ST)
STRATEGI (WT)
1. Waktu pelaksanaan 1. Memaksimalkan 1. Mengajarkan KKN Mahatma yang kepada mereka waktu belajar terbatas. segala macam mengajar setiap 2. Biaya KKN pengetahuan baik harinya. Mahatma yang 2. Memberikan dan menjauhkan terbatas. mereka dari amalan media buruk dengan pembelajaran di memberikan luar jam sekolah. pembelajaran serta 3. Saling bergotong motivasi. royong dalam pendanaan. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok KKN Mahatma menyusun program-program sebagai berikut : Program Desa Cerdas dan Kreatif 2.
Kerangka Pemecahan Masalah Bidang Keagamaan Tabel 4.2 : Matriks SWOT 02. Bidang Keagamaan Matriks SWOT 02. Bidang Keagamaan STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) 1. Ada beberapa 1. Fasilitas masjid masjid yang banyak yang rusak, tersebar di Desa seperti keran dan Barengkok. toilet yang tidak 2. Masjid sering terawat. masjid digunakan shalat 2. Kondisi yang kotor penuh oleh para jamaah, dengan debu. terutama untuk 3. Beberapa masjid shalat Jum’at. tidak menggunakan 3. Terdapat speaker. beberapa aktifitas pengajian rutin di 4. Tidak ada fasilitas mukena dan sarung Desa Barengkok. di masjid atau 4. Terdapat majelis mushalla. yang digunakan untuk kegiatan 5. Jamaah masjid Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 47
pengajian maupun kegiatan lainnya 5. Antusiasme yang tinggi dari anakanak Desa Barengkok dalam mengikuti pengajian.
1.
2.
3.
4.
kurang diisi oleh, ibu-ibu dan anakanak. 6. Anak-anak Desa Barengkok banyak yang belum bisa membaca Al-Quran dengan baik. 7. Tidak ada iqra yang dimiliki oleh anakanak. 8. Anak-anak Desa Barengkok hanya menghapal surat, tanpa membaca nash mushaf STRATEGI (WO)
STRATEGI (SO) OPPORTUNITIES (O) Kemampuan 1. KKN Mahatma 1. Melakukan mengaji dimiliki dapat pembersihan masjid oleh seluruh anggota mengajarkan dan mushalla. KKN Mahatma. agama Islam 2. Penggunaan dana Latar belakang ketika belajar untuk perbaikan pengetahuan agama formal. fasilitas dan dan ilmu tajwid 2. Pendekatan peremajaan masjid. yang cukup baik terhadap warga 3. Menyumbangkan oleh KKN Mahatma. Desa Barengkok, sejumlah alat shalat Cara mengajar yang terutama kepada di masjid dan kreatif oleh anggota bapak-bapak dan mushalla. KKN Mahatma. ibu-ibu majelis. 4. Mengajarkan cara Keterampilan 3. Pemberian materi membaca iqra dan anggota Mahatma ilmu tajwid Al-Quran. dalam kebersihan kepada anak- 5. Memberikan iqra dan pemasangan anak mengaji. kepada guru fasilitas masjid. Oleh anggota mengaji untuk KKN Mahatma. digunakan oleh 4. Anggota KKN
48 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
1.
2.
3.
4.
THREATHS (T) Waktu dari KKN Mahatma yang terbatas. Perbedaan pengucapan huruf hijaiyah. Kurangnya sumber daya manusia dari anggota KKN. Banyak anggota KKN Mahatma yang tidak bisa berbicara Bahasa Sunda
Mahatma dapat anak-anak Desa mengajar Barengkok. kegiatan Pramuka dan Paskibra. 5. Jumlah murid yang banyak dapat menjadi momen belajar dengan sistem kelompok atau dialog. STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) 1. Mengenalkan 1. Mengajak anakhuruf hijaiyah anak Desa dengan Barengkok untuk pengucapan yang shalat berjamaah di benar. masjid. 2. Memaksimalkan 2. Menyediakan waktu mengaji pengajaran dengan sumber membaca iqra dan daya manusia Al-Quran. yang ada, dengan 3. Mencari sponsor melakukan untuk memberikan pembagian fasilitas alat shalat. kelompok mengaji. 3. Memberikan media pembelajaran di luar jam sekolah. 4. Melakukan pendekatan terhadap warga Desa Barengkok terutama kepada jamaah majelis. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 49
Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok KKN Mahatma menyusun program-program sebagai berikut : Barengkok Bertakwa
3. Kerangka Pemecahan Masalah Bidang Kesehatan Tabel 4.3 : Matriks SWOT 03. Bidang Sosial dan Lingkungan Matriks SWOT 03. Bidang Sosial dan Lingkungan STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) 1. Masyarakat Desa 1. Masyarakat kurang Barengkok yang peduli dengan ramah dan kebersihan tempat terbuka. tinggalnya. 2. Adanya Posyandu 2.Kurangnya di Desa pengetahuan Barengkok. masyarakat tentang 3. Adanya kesehatan. Puskesmas Desa 3. Fasilitas puskesmas di Desa yang kurang Barengkok. memadai. 4. Adanya bidan 4. Minimnya desa. jumlah bidan desa. 5. Antusiasme yang 5. Fasilitas Posyandu tinggi terhadap kurang memadai. kegiatan yang Posyandu tersebut diadakan oleh berada di salah satu kelompok KKN, rumah warga. terutama senam 6.Jam kerja warga desa sehat. yang berbenturan 6. Antusiasme yang dengan kegiatan tinggi serta kelompok KKN. kebiasaan gotong 7. Kurangnya support rotong yang tinggi dari aparat desa pada masyarakat terkait pembangunan Desa Barengkok. gapura desa. 7. Budaya masyarakat Desa 50 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Barengkok akan gotong royong. 8. Aturan di Desa Barengkok mengharuskan setiap rumah warganya bersih dan sehat. STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) OPPORTUNITIES (O) 1. Kemampuan yang 1. Pendekatan 1. Melakukan baik yang dimiliki terhadap pembersihan area oleh seluruh masyarakat Desa tempat tinggal anggota KKN Barengkok 2. Dengan sedikit Mahatma dalam terutama kepada pengetahuan dan berinteraksi dengan remaja. pengalaman yang masyarakat desa. dimiliki mengenai 2. Pendekatan kesehatan, anggota 2. Anggota kelompok terhadap KKN Mahatma KKN Mahatma masyarakat Desa memberikan sedikit saling bertukar Barengkok,teruta pengetahuannya pikiran dengan ma kepada tentang kesehatan masyarakat desa bapak-bapak dan kepada masyarakat untuk Desa ibu-ibu. Desa Barengkok. Barengkok yang 3. KKN Mahatma 3. Penggunaan dana lebih baik lagi. untuk pelaksanaan dapat 3. Kemampuan cek kesehatan. mengajarkan memberikan tentang pengetahuan pentingnya tentang kesehatan menjaga tempat tinggal kebersihan dimiliki oleh tempat tinggal. seluruh anggota KKN Mahatma. 4. Anggota KKN 4. Media seperti Mahatma bekerja televisi memiliki sama dengan peran penting Mahasiswa dalam kebersihan Kesehatan Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 51
dan kesehatan tempat tinggal masyarakat Desa Barengkok.
Masyarakat UIN Jakarta untuk mengadakan cek kesehatan. 5. Anggota KKN Mahatma mengadakan senam sehat setiap hari Minggu.
STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) THREATHS (T) 1. Waktu dari KKN 1. Melakukan 1. Mengajak warga Mahatma yang pendekatan Desa Barengkok terbatas. terhadap warga untuk lebih peduli 2. Kurangnya sumber Desa Barengkok. dengan kebersihan daya manusia dari 2.Mengenalkan tempat tinggalnya. anggota KKN pentingnya 2. Menyediakan mengenai kesehatan. kebersihan area pengajaran 3. Anggota KKN tempat tinggal. pengetahuan Mahatma hanya 3. Memberikan kesehatan sedikit yang paham media 3. Melakukan cek mengenai pembelajaran di kesehatan. pengetahuan luar jam sekolah 4. Mengadakan senam kesehatan. mengenai setiap minggu pagi 4. Anggota KKN kebersihan dan untuk Mahatma kesehatan. menyadarkan memberikan masyarakat Desa pengetahuan Barengkok kesehatan pentingnya menjaga berdasarkan kesehatan. pengalaman yang diterimanya. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok KKN Mahatma menyusun program-program sebagai berikut : Desa Sehat
52 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Barengkok Ceria dan Sejahtera Barengkok Berbagi Barengkok Waspada
4. Kerangka Pemecahan Masalah Bidang Ekonomi Tabel 4.4 : Matriks SWOT 04. Bidang Ekonomi Matriks SWOT 04. Bidang Ekonomi STRENGTHS (S) WEAKNESS (W) 1. Masyarakat Desa 1. Masyarakat Desa Barengkok Barengkok hanya kebanyakan menjual adalah pembuat dagangannya dalam dan pedagang bentuk jadi tape. tape singkong 2. Tidak ada inovasi dan tape ketan. baru dalam 2. Hanya sebagian penjualan produk. kecil masyarakat 3. Masyarakat desa Desa Barengkok yang menjadi yang berprofesi petani hanya disat sebagai petani. tertentu yaitu pada 3. Banyak saat musim hujan. masyarakat Desa Karena penggunaan Barengkok yang sistem sawah tadah berpenghasilan hujan. cukup dari penjualan tape singkong dan tape ketan. STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) OPPORTUNITIES (O) 1. Kemampuan salah 1. Anggota KKN 1. Melakukan satu anggota KKN Mahatma belajar pendekatan kepada Mahatma dalam dengan masyarakat Desa mengolah tape masyarakat Desa Barengkok terutama singkong menjadi Barengkok dalam pembuat dan penjual produk baru yaitu membuat tape tape bahwa produk Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 53
tape coklat meler singkong dan tape dapat dibuat dan pudding tape. tape ketan. produk baru. 2. Anggota KKN 2. Anggota KKN 2. Memperkenalkan Mahatma yang Mahatma produk baru dari lainnya turut membantu tape dan membantu masyarakat desa memberitahu bahwa mengenalkan dalam hasil dari penjualan produk tape baru pengolahan hasil produk baru dari yaitu tape coklat pertaniannya. olahan tape lebih meler dan pudding besar kepada tape. masyarakat desa. 3. Masyarakat desa terutama ibu-ibu pembuat dan penjual tape sangat antusias ketika diperkenalkan produk baru STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) THREATHS (T) 1. Kurangnya anggota 1. Walaupun 1. Memperkenalkan kelompok KKN kekurangan produk baru olahan Mahatma yang tenaga dalam tape kepada mengetahui tentang pembuatan masyarakat desa pembuatan produk produk baru terutama kepada ibubaru dari olahan olahan tape, ibu pembuat dan tape, yaitu tape anggota KKN penjual tape. coklat meler dan Mahatma juga 2.Mengadakan pudding tape. ikut belajar dan pelatihan membantu dalam kewirausahaan pembuatan produk baru olahan produk baru tape. olahan tape. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok KKN Mahatma menyusun program-program sebagai berikut : Desa Inovasi Ekonomi
54 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
B.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat Dalam melaksanakan pelayanan di wilayah KKN di Desa Barengkok, kami melakukan beberapa program pelayanan pada masyarakat, di antaranya adalah : 1.
Mahatma Mengajar Tabel Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
4.5 : Mahatma Mengajar Pendidikan Desa Cerdas dan Kreatif 01 Mahatma Mengajar SDN Barengkok 03, 26 Juli–23 Agustus 2016 2 bulan Anhar Aji Wibowo sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mendapat tugas mengajar di kelas masing–masing Membantu guru sekolah dalam kegiatan belajar-mengajar siswa/i Guru SDN Barengkok 03 7 orang guru SDN Barengkok 03 terbantu dalam kegiatan belajarmengajar siswa/i Pada minggu pertama kegiatan KKN, kami datang ke SDN Barengkok 03 yang letaknya berada di Kampung Cingekngek. Kami bertemu dengan Kepala Sekolah SDN Barengkok 03, yaitu Ibu Yuli dan para guru lainnya, untuk meminta izin agar kami dapat membantu mereka dalam kegiatan belajar-mengajar. Setelah meminta izin, kemudian kami membicarakan Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 55
Hasi pelayanan
Keberlanjutan program
mekanisme mengajar mulai dari memilih kelas, membahas silabus, dan berkenalan dengan siswa-siswi SDN Barengkok 03. Kegiatan Mahatma Mengajar dilakukan setiap hari Senin-Jumat dimulai dari jam 07.30–09.30 WIB. Kami membagi beberapa tim untuk mengajar di kelas 4, 5 dan 6 SD. Mata Pelajaran yang kami ajarkan adalah Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Satu tim terbagi dari 3-4 orang. Selain mengajar pelajaran formal, kami juga membantu anak-anak dalam kegiatan pramuka dan melatih paskibra untuk menghadapi perlombaan gerak jalan seKecamatan Jasinga. 8 guru orang SDN Barengkok 03 terbantu dalam kegiatan belajarmengajar siswa/i Program tidak berlanjut
Gambar 4.1 : Mahatma Mengajar di SDN Barengkok 03
56 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Gambar 4.2 : Kondisi Belajar di SDN Barengkok 03 2.
Mahatma Bimbingan Belajar Tabel 4.6 : Mahatma Bimbingan Belajar Bidang Pendidikan Program Desa Cerdas dan Kreatif Nomor Kegiatan 02 Nama Kegiatan Mahatma Bimbingan Belajar Tempat, Tanggal Rumah Ibu Hasanah, 26 Juli–23 Agustus 2016 Lama Pelaksana 2 bulan Tim Pelaksana Cahyo Eko Pambudi sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mengemban tugas masing– masing Tujuan Memberikan materi tambahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Pendidikan Agama Islam Sasaran Anak-anak Kampung Leuwicatang Desa Barengkok tingkat SD Target 50 orang anak Kampung Leuwicatang Desa Barengkok Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 57
Deskripsi kegiatan
Hasi pelayanan
Keberlanjutan program
mendapatkan materi tambahan mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Pendidikan Agama Islam Kegiatan Mahatma bimbel ini diadakan di rumah Ibu Hasanah, pada pukul 14.00–15.30 WIB setiap hari Senin-Jumat. Kegiatan ini berlangsung selama hampir lima minggu. Jumlah peserta Mahatma bimbel hamper mencapai 100 orang anak. Mata pelajaran yang diberikan dalam bimbingan belajar adalah Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, serta Pendidikan Agama Islam berupa doa seharihari yang mereka bisa hafalkan dan baca. Peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan anak-anak yang berasal dari SDN Barengkok 01 dan 03. Tetapi dari data yang telah masuk, para peserta didominasi oleh anak-anak SDN Barengkok 03. Disela–sela pembelajaran kami selalu menyisipkan permainan yang bernilai edukatif, agar proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. 100 orang anak Kampung Leuwicatang dan Kampung Cingekngek Desa Barengkok mendapatkan materi tambahan pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan Pendidikan Agama Islam Tidak ada yang melanjutkan
58 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
program ini, karena tidak ada tenaga pengajar untuk bimbel di sana
Gambar 4.3 : Suasana saat Bimbingan Belajar
Gambar 4.4 : Suasana Bermain Setelah Bimbingan Belajar
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 59
3.
Pelatihan Ms. Office Tabel 4.7 : Pelatihan Ms. Office Bidang Pendidikan Program Desa Cerdas dan Kreatif Nomor Kegiatan 03 Nama Kegiatan Pelatihan Ms. Office Tempat, Tgl SDN 03 Barengkok, 14 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 2 bulan Tim Pelaksana Amelia Fauziah sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mengemban tugas masing– masing Tujuan Memberikan pelatihan pengoperasian Ms. Office Sasaran Guru-guru SDN Barengkok 03 Target 8 guru SDN Barengkok 03 mendapatkan pelatihan pengoperasian Ms. Office Deskripsi Kegiatan Kegiatan pelatihan Ms. Office ini diawali dengan rapat bersama anggota kelompok Mahatma. Rapat ini membahas tentang pembagian tugas anggota kelompok Mahatma, pengecekan peralatan dan perlengkapan seperti sound system, kabel, laptop, proyektor, pembahasan mengenai materi apa yang ingin diajarkan, dan penetapan waktu pelatihan yang dimulai pukul 11.00 WIB. Keesokan harinya, pelatihan pun dimulai pada pukul 10.30 WIB. Para anggota kelompok pun melaksanakan tugasnya masing-
60 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
masing, seperti mempersiapkan tempat pelatihan, laptop, sound system, kabel, proyektor, dan banner. Kegiatan dimulai pada pukul 11.00 dengan materi pelatihan pengenalan Ms. Office dan pengoperasian Ms. Office secara dasar. Walaupun belum terbiasa menggunakan laptop, tetapi para guru sangat antusias dalam mengikuti praktik penggunaan Ms. Office yang dipandu oleh anggota Mahatma. Ms. Office yang diajarkan adalah Ms. Word, Ms. Excel dan Ms. Power Point. Selain menjelaskan tentang Ms. Office, kami juga memberikan informasi tentang perkembangan penggunaan teknologi pada bidang pendidikan. 8 guru SDN Barengkok 03 mendapatkan pelatihan pengoperasian Ms. Office Program ini tidak berlanjut, karena tidak semua guru memiliki laptop
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 61
Gambar 4.5 : Suasana Pelatihan Ms. Office
Gambar 4.6 : Mahasiswa Mahatma Mengajarkan Ms. Office 4.
Mahatma Mengaji Tabel 4.8 : Mahatma Mengaji Bidang Keagamaan Program Barengkok Bertakwa Nomor Kegiatan 04 Nama Kegiatan Mahatma Mengaji Tempat, Tanggal Rumah Ibu Hasanah, 26 Juli–23 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 2 bulan
62 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Tim Pelaksana
Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi kegiatan
Khafidah Muhib sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mengemban tugas masingmasing Ibu Hasanah sebagai tuan rumah, sekaligus memimpin mengaji Memberikan materi tambahan Ilmu Tajwid, Makharijul Huruf, serta BTQ (Baca Tulis Quran) Anak-anak Kampung Leuwicatang Desa Barengkok 30 anak Kampung Leuwicatang Desa Barengkok mendapatkan materi tambahan Ilmu Tajwid, Makharijul Huruf, serta BTQ (Baca Tulis Quran) Mahatma mengaji ini dilaksanakan di rumah Ibu Hasanah dari pukul 18.30-19.30 WIB. Kegiatan ini berlangsung sejak minggu pertama hingga akhir penutupan KKN di Kampung Leuwicatang, atau tepatnya hampir lima minggu lamanya. Kegiatan ini berupa pengajaran non-formal dalam bidang ilmu agama, yakni proses mengaji yang dibagi ke beberapa tingkatan yang terdiri dari Alquran, Juz Amma, dan pengenalan dasar huruf Alquran. Pelaksanaan mengaji ini berlangsung setiap hari SeninJum’at selepas Salat Magrib. Kecuali malam Jum’at, program Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 63
Hasi pelayanan
Keberlanjutan program
yang dilaksanakan adalah pembacaan yasin bersama anakanak yang dipimpin langsung oleh Ibu Hasanah. Pesertanya adalah anak-anak Kampung Leuwicatang. Di akhir kegiatan mengaji, anggota KKN Mahatma memberikan 20 buah Iqra kepada murid-murid pengajian yang dititipkan di rumah Ibu Hasanah. 37 anak Kampung Leuwicatang Desa Barengkok mendapatkan materi tambahan Ilmu Tajwid, Makharijul Huruf, serta BTQ (Baca Tulis Quran) Program tidak berlanjut
Gambar 4.7 : Suasana Pertemuan Pertama Mahatma Mengaji
64 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Gambar 4.8 : Suasana Mengaji Yasin Bersama 5.
Cek Kesehatan Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tabel 4.9 : Cek Kesehatan Sosial dan lingkungan Desa Sehat 05 Cek Kesehatan Majelis Kampung Leuwicatang, 9 Agustus 2016 3 bulan Tsaibatul Aslamiyah sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mengemban tugas masingmasing Tujuh orang mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak RW 05 Kampung Leuwicatang yang membantu mengarahkan warganya untuk melakukan cek kesehatan Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 65
Tujuan Sasaran
Target
Deskripsi kegiatan
Memberikan pelayanan cek kesehatan Warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok (Ibu-ibu dan bapak-bapak) 75 orang warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok (Ibuibu dan bapak-bapak) mendapatkan pelayanan cek kesehatan Cek Kesehatan merupakan program kegiatan yang bekerja sama dengan mahasiswa Jurusan Kesehatan Msyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemeriksaan kesehatan secara gratis ini meliputi cek gula darah, asam urat, tensi darah, berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ada sesi konsultasi dan tanya jawab dari warga kepada kami. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat Desa Barengkok, khususnya Kampung Leuwicatang, yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak. Waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan kegiatan ini kurang lebih tiga bulan, termasuk di dalamnya proses izin meminjam alat cek gula darah dan asam urat ke puskesmas Jasinga, pembelian alat dan penyebaran kupon kepada warga Kampung Leuwicatang, serta persiapan lainnya. Karena kerjasama dari semua pihak, kegiatan ini dapat berjalan
66 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Hasi pelayanan
Keberlanjutan program
dengan cukup lancar, meskipun ada beberapa kendala yang menghambat. 100 orang warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok (Ibuibu dan bapak-bapak) mendapatkan pelayanan cek kesehatan Program tidak berlanjut
Gambar 4.9 : Pengukuran Kadar Gula Darah dan Asam Urat
Gambar 4.10 : Pengecekan Tensi Darah
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 67
6.
Senam Sehat Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Tabel 4.10 : Senam Sehat Sosial dan Lingkungan Desa Sehat 06 Senam sehat Lapangan Bulu Tangkis Leuwicatang, 7 dan 14 Agustus 2016 3 bulan Tsaibatul Aslamiyah sebagai ketua pelaksana Seluruh mahasiswa kelompok KKN Mahatma Memberikan pelatihan senam sehat kepada warga desa Warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok 40 orang warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok mendapatkan pelatihan senam sehat Kegiatan senam kesehatan jasmani Mahatma, diawali dengan rapat kelompok yang membahas tentang materi senam, sasaran dari senam tersebut, pengadaan peralatan dan perlengkapan pendukung. Pada akhirnya hasil rapat tersebut adalah ditentukannya materi senam, yaitu enam pramuka, jei ho dan senam SKJ. Kegiatan senam ini mempunyai sasaran, yaitu anak-anak, ibu-ibu, dan bapak-bapak. Sebelum acara dimulai, diadakan juga pengecekan
68 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
terhadap perlengkapan seperti sound system, kabel, dan laptop. Senam dimulai pada keesokan harinya di lapangan bulu tangkis Kampung Leuwicatang, pada pukul 06.00 dan berakhir pada pukul 07.00. Sayangnya kegiatan senam ini tidak dapat dilanjutkan setelah kegiatan KKN ini berakhir, dikarenakan keterbatasan perlengkapan dan peralatan pendukung seperti sound system, kabel dan laptop/kaset materi senam. Selain itu juga tidak ada instruktur senam yang akan mengajarkan senam di sana. 45 orang warga Kampung Leuwicatang Desa Barengkok mendapatkan pelatihan senam sehat Tidak Berlanjut
Gambar 4.11 : Senam sehat dipimpin oleh Anggota Mahatma
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 69
Gambar 4.12 : Senam Sehat Bersama Warga Leuwicatang 7. Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial Tabel 4.11 : Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial Bidang Sosial dan Lingkungan Program Desa Ceria dan Sejahtera Nomor Kegiatan 07 Nama Kegiatan Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial Tempat, Tgl Majelis Kampung Leuwicatang, 11 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 3 bulan Tim Pelaksana Anisa Lesmana sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota Kelompok KKN Mahatma Dosen Pembimbing KKN Mahatma, Bapak Bahrul Yaman, S. Sos., M. Si, sebagai narasumber Bapak Edi Sunardi dari Babinmas sebagai narasumber Tujuan Memberikan informasi bagi warga 70 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Kampung Leuwicatang (khususnya para remaja) mengenai pentingnya menghindari narkotika dan obat terlarang lainnya, serta pentingnya pendidikan sosial Warga Kampung Leuwicatang (khususnya para remaja) 50 orang warga Kampung Leuwicatang (khususnya para remaja) mendapatkan informasi mengenai pentingnya menghindari narkotika dan obat terlarang lainnya, serta pentingnya pendidikan sosial Kegiatan penyuluhan narkotika ini diawali dengan rapat kelompok Mahatma bersama dosen pembimbing Mahatma, yaitu Bapak Bahrul Yaman. Rapat ini membahas tentang pengundangan narasumber, rundown acara, pembagian tugas anggota kelompok Mahatma, pengecekan peralatan dan perlengkapan seperti sound system dan kabel. Keesokan harinya, sebelum penyuluhan dimulai, anggota kelompok melaksanakan tugasnya masing-masing, seperti, menyiapkan konsumsi seperti snack dan air minum, membersihkan lokasi penyuluhan, memasang banner, menyiapkan sound system, proyektor, dan menjemput dosen pembimbing. Kegiatan dimulai pada pukul Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 71
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
10.00 WIB dengan materi tentang pengenalan narkotika, jenis-jenis narkotika, pencegahan terhadap narkotika, dan hukum yang mengatur tentang narkotika. Kemudian dilanjutkan oleh pemaparan keadaan sosial yang ada, serta hal-hal yang harus diwaspadai oleh para warga, terutama oleh para remaja. Dari sana lah warga mengetahui bahwa pendidikan sosial itu penting, dimulai dari peran para orangtua masing-masing. Kemudian acara ditutup dengan penyerahan plakat kepada kedua narasumber. 60 orang warga Kampung Leuwicatang mendapatkan informasi mengenai pentingnya menghindari narkotika dan obat terlarang lainnya, serta pentingnya pendidikan sosial Tidak Berlanjut
Gambar 4.13: Dosen Pembimbing Saat Memberi Materi Penyuluhan
72 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Gambar 4.14: Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial 8.
Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial Tabel 4.12 : Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial Bidang Sosial dan lingkungan Program Desa Ceria dan Sejahtera Nomor Kegiatan 08 Nama Kegiatan Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial Tempat, Tanggal Balai Desa, Sabtu 30 Juli 2016 Lama Pelaksanaan 3 bulan Tim Pelaksana Much. Syaifuddin Zuhri sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mengemban tugas masing– masing Tujuan Memberikan bantuan berupa uang pembinaan dan perlengkapan sekolah kepada anak yatim dan/ atau piatu, serta memberikan perlengkapan shalat kepada masjid/mushalla di Desa Barengkok Sasaran Anak yatim dan/ atau piatu di Desa Barengkok dan masjid/mushalla di Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 73
Target
Deskripsi kegiatan
Hasi pelayanan
Desa Barengkok 25 orang anak yatim dan/ atau piatu di Desa Barengkok mendapatkan bantuan berupa uang pembinaan dan perlengkapan sekolah, serta 6 masjid/mushalla mendapatkan perlengkapan shalat Acara santunan dan bakti sosial dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Juli 2016 di Balai Desa. Kegiatan in dihadiri oleh Dosen Pembimbing 53 (Bapak Bahrul Yaman), perwakilan Alumni dari STIA-LAN, perwakilan perangkat desa, Ketua RW, Ketua RT, tokoh agama sekitar, DKM, perwakilan Karang Taruna Desa Barengkok, peserta santunan yang terdiri dari 25 anak-anak yatim dan piatu Desa Barengkok. Selain itu kami juga menyerahkan sejumlah perlengkapan shalat untuk disumbangkan ke 6 masjid atau mushalla. Pada kegiatan ini, kami dibantu oleh para alumni STIALAN angkatan 49-52 dengan menyumbangkan 25 set perlengkapan sekolah dan 60 set perlengkapan shalat. 25 orang anak yatim dan/ atau piatu di Desa Barengkok mendapatkan bantuan berupa uang pembinaan dan perlengkapan sekolah, serta 6 masjid/mushalla mendapatkan perlengkapan shalat
74 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Keberlanjutan program
Program tidak berlanjut
Gambar 4.15 : Foto Bersama Anak Yatim dan Tokoh Agama
Gambar 4.16 : Simbolis Pemberian Sumbangan Alat Shalat
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 75
9.
Penggalangan Donasi Hut RI ke-71 Tabel 4.13 : Penggalangan Donasi HUT RI ke-71 Bidang Sosial dan Lingkungan Program Barengkok Berbagi Nomor Kegiatan 09 Nama Kegiatan Penggalangan Donasi HUT RI ke-71 Tempat, Tgl Lapangan Kampung Leuwicatang, 7 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 3 bulan Tim Pelaksana Seluruh Anggota Kelompok KKN Mahatma Tujuan Memberikan bantuan dana untuk acara perayaan HUT RI ke-71 Sasaran Warga Kampung Leuwicatang Target 170 Warga Kampung Leuwicatang mendapatkan bantuan dana untuk acara perayaan HUT RI ke-71 Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini berawal dari banyaknya baju layak pakai yang kami terima dari para donatur. Maka dari itu, kami berinisiatif untuk menjual baju layak pakai tersebut dengan harga yang sangat murah. Tujuan kami adalah untuk membantu warga Kampung Leuwicatang dalam pendanaan acara perayaan HUT RI ke-71. Maka dari itu, kami mengadakan penggalangan donasi berupa bazar pakaian murah. Rata-rata baju ataupun celana, kami jual seharga Rp 5.000,-/4 helai nya. Warga terlihat sangat antusias. Terbukti dengan cukup banyaknya dana yang terkumpul pada waktu itu. Hasil dari penjualan pakaian itu
76 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
pun kami bagi dua, yaitu untuk warga RT 05 dan Kampung Leuwicatang. Dana yang terkumpul sekitar Rp 500.000,170 Warga Kampung Leuwicatang mendapatkan bantuan dana untuk acara perayaan HUT RI ke-71 Program tidak berlanjut karena sudah selesai
Gambar 4.17 : Bazar Pakaian Murah
Gambar 4.18 : Warga Barengkok sedang Memilih Pakaian
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 77
10. Penyelenggaraan HUT RI ke-71 Tabel 4.14 : Penyelenggaraan HUT RI ke-71 Bidang Sosial Program Barengkok Ceria dan Sejahtera Nomor Kegiatan 10 Nama Kegiatan Penyelenggaraan HUT RI ke-71 Tempat, Tgl Lapangan Desa Kampung Leuwicatang, 17 Agustus 2016 pukul 08.00–14.00 Lapangan Sepak Bola Barenang, 17 Agustus 2016 pukul 15.30–17.30 SDN Barengkok 03, 18 Agustus 2016 pukul 08.00- 12.00 Lama Pelaksanaan 3 bulan Tim Pelaksana Nita Silpiani sebagai penanggung jawab program Seluruh mahasiswa kelompok KKN Mahatma Pemuda Desa Kampung Leuwicatang Tujuan Membantu warga dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-71 Sasaran Warga Kampung Leuwicatang Target 200 warga Kampung Leuwicatang terbantu dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-71 Deskripsi Kegiatan Kegiatan perayaan 17 Agustus 2016 dimulai dengan mengadakan rapat antara anggota Kelompok Mahatma dengan para Pemuda Leuwicatang. Dari kelompok kami diwakili oleh Anhar Ajiwibowo selaku ketua kelompok dan Nita Silpiani selaku koordinator kegiatan. Dalam rapat tersebut dibahas rundown 78 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
acara, pembahasan mengenai dana, pengadaan hadiah, pengadaan peralatan dan perlengkapan. Pada esok harinya, perwakilan dari kelompok Mahatma dan Pemuda Leuwicatang pun mempersiapkan perlombaan, dengan membeli hadiah dan konsumsi. Pada saat hari pelaksanaan, perlombaan terbagi menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama ialah perlombaan umum yang terbagi lagi menjadi beberapa perlombaan, seperti makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, memasukkan paku ke dalam botol, joget jeruk, pukul bantal, dan mengambil koin. Perlombaan tersebut dilaksanakan pada pagi hari. Tahapan kedua ialah perlombaan panjat bambu yang dilaksanakan pada sore hari. Yang ketiga ialah perlombaan bermain sepak bola menggunakan daster pada sore hari. Di hari berikutnya adalah pelaksanaan perlombaan 17 Agustus di SDN Barengkok 03. Kami bekerjasama dengan guru-guru SD dalam menyelenggarakan lombalomba diantaranya, cerdas cermat, balap karung, lomba lari, lomba membawa lilin, lomba memasukan pensil ke botol, membawa kelereng dan lomba makan kerupuk. Lomba diikuti oleh siswa-siswi kelas 1 s.d. 6 dan mereka sangat antusias sekali. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 79
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Pembagian hadiah dilaksanakan di hari penutupan mengajar. 200 warga Kampung Leuwicatang dan 12 orang guru SDN Barengkok 03 terbantu dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke-71 Tidak berlanjut
Gambar 4.19: Lomba Makan Kerupuk di Kampung Leuwicatang
Gambar 4.20: Lomba Membawa Kelereng di SDN Barengkok 03
80 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
11. Pelatihan Kewirausahaan Tabel 4.15 : Pelatihan Kewirausahaan Bidang Ekonomi Program Desa Inovasi Ekonomi Nomor Kegiatan 11 Nama Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Tempat, Tanggal Majelis kampung Leuwicatang, 14 Agustus 2016 Lama Pelaksana 3 bulan Tim Pelaksana Gessy Evelyn Miranda sebagai ketua pelaksana Seluruh anggota KKN Mahatma yang mengemban tugas masing– masing Tujuan Memberikan pelatihan inovasi pengolahan tape singkong dan memberikan informasi tentang HPP dan BEP dari produk tersebut Sasaran Ibu-ibu Kampung Leuwicatang Target 30 orang ibu-ibu Kampung Leuwicatang mendapatkan pelatihan inovasi pengolahan tape singkong dan mendapatkan informasi tentang HPP dan BEP dari produk tersebut Deskripsi kegiatan Pelatihan kewirausahaan dan demo masak inovasi tape singkong diadakan pada tanggal 14 agustus 2016 pukul 10.00-12.00. Kegiatan ini diadakan di majelis Kampung Leuwicatang. Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan senam sehat bersama warga Kampung Leuwicatang. Hal ini merupakan suatu langkah agar warga Barengkok khususnya ibu– Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 81
Hasi pelayanan
Keberlanjutan program
ibu dapat lebih kreatif untuk mengolah tape singkong khas Barengkok tersebut. Pelatihan kewirausahaan ini berisi tentang pelatihan membuat inovasi makanan dari tape singkong, memasarkan produk serta perhitungan HPP dan BEP produk tersebut. Produk yang kami berikan ada dua macam, yaitu puding tape singkong dan tape singkong coklat meler. 30 orang ibu-ibu Kampung Leuwicatang mendapatkan pelatihan inovasi pengolahan tape singkong dan mendapatkan informasi tentang HPP dan BEP dari produk tersebut Program tidak berlanjut
Gambar 4.21: Antusiasme Warga dalam Pelatihan Kewirausahaan
82 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Gambar 4.22 : Suasana Kegaiatan Pelatihan Kewirausahaan B.
Bentuk Dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat
1.
Perbaikan Fasilitas Masjid dan Mushalla Tabel 4.16 : Perbaikan Fasilitas Masjid dan Mushalla Bidang Keagamaan Program Barengkok Bertakwa Nomor Kegiatan 1 Nama Kegiatan Perbaikan Fasilitas Masjid dan Mushalla Tempat, Tgl Masjid Nurul Huda di Kampung Leuwicatang, 31 juli 2016 Mushalla Al-Ikhlas di Kampung Leuwicatang, 5 Agustus 2016 Lama Pelaksana 3 bulan Tim Pelaksana Desta P. Ardiyanto sebagai ketua pelaksana. Seluruh Anggota Kelompok KKN Mahatma Tujuan Memperbaiki fasilitas masjid dan mushalla di Desa Barengkok Sasaran Fasilitas Masjid dan Mushalla Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 83
Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Kampung Leuwicatang Fasilitas 1 Masjid Nurul Huda dan 1 Mushalla Al-Ikhlas diperbaiki Kegiatan perbaikan fasilitas masjid dilakukan selama dua hari dengan target tempat yang berbeda, yaitu Masjid Nurul Huda dan Mushalla Al-Ikhlas. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 09.00 sampai dengan sore hari. Kami bersama dengan warga Kampung Leuwicatang melakukan renovasi masjid dan membersihkan masjid. Mulai dari menyikat lantai wudhu, kamar mandi, memperbaiki fasilitas masjid dan mushalla, mengganti keran air yang rusak, membenarkan dinding yang rusak, mengecat dinding masjid dan mushalla serta mengecat pagar. Fasilitas 1 Masjid Nurul Huda dan 1 Mushalla Al-Ikhlas diperbaiki Program Tidak berlanjut karena sudah selesai dilaksanakan.
Gambar 4.23 : Before Perbaikan Fasilitas Mushalla Al-Ikhlas 84 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Gambar 4.24 : After Perbaikan Fasilitas Mushalla Al-Ikhlas
Gambar 4.25 : Before Perbaikan Fasilitas Masjid Nurul Huda
Gambar 4.26 : After Perbaikan Fasilitas Masjid Nurul Huda Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 85
2.
Pembangunan Gapura Desa Tabel 4.17 : Pembangunan Gapura Desa Bidang Sosial dan Lingkungan Program Desa Ceria dan Sejahtera Nomor Kegiatan 13 Nama Kegiatan Pembangunan Gapura Desa Tempat, Tgl Perbatasan Desa Barengkok dengan Desa Bagoang, 20 Agustus-19 September 2016 Lama Pelaksana 3 bulan Tim Pelaksana Wahyudin Arief sebagai ketua pelaksana Masyarakat Desa Barengkok Seluruh anggota Kelompok KKN Mahatma Tujuan Membantu masyarakat Desa Barengkok dalam membangun gapura di perbatasan Desa Barengkok dan Desa Bagoang Sasaran Masyarakat Desa Barengkok Target Masyarakat Desa Barengkok terbantu dalam membangun gapura di perbatasan Desa Barengkok dan Desa Bagoang Deskripsi Kegiatan Pembangunan gapura ini merupakan kegiatan gabungan dari tiga kelompok KKN yang berlokasi di Desa Barengkok. Tiga kelompok tersebut adalah kelompok Mahatma, Brave, Dan Sahabat. Tanggal 20 Agustus pembuatan tiang gapura sudah dipesan, selesai tangal 15 September 2016 dan baru dipasang di perbatasan Desa pada tanggal 19 Septemebr 2016.
86 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Pemasangan Gapura dihadiri oleh sekretaris Desa Barengkok, beberapa warga dan para anggota KKN Mahatma, Brave dan Sahabat. Masyarakat Desa Barengkok terbantu dalam membangun gapura di perbatasan Desa Barengkok dan Desa Bagoang Program tidak berlanjut karena sudah selesai
Gambar 4.27: Para Warga sedang Mengaduk Semen
Gambar 4.28: Mendirikan Gapura Desa Barengkok Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 87
D.
Faktor-Faktor Pencapaian Hasil Dalam menjalankan program kegiatan KKN di Desa Barengkok ini, ada beberapa faktor yang memperkuat dan mendukung kinerja program yang ada. Faktor pendukung tersebut mengarahkan kami kepada ketercapaian hasil yang cukup baik dari program yang diadakan. Di samping faktor pendukung, ada juga faktor penghambat yang kurang mensupport dan membuat ketercapaian hasil program yang kami rancang kurang baik. Adapun beberapa faktor pendorong ketercapaian hasil tersebut adalah: 1. Kekompakan kelompok KKN Mahatma dalam menjalankan suatu program, karena setiap hari kami melakukan briefing dan evaluasi dari kegiatan yang sudah di programkan. Jalur komunikasi yang terbentuk sangat baik dimana segala hal apapun harus didiskusikan dengan anggota yang lain dan tidak mengambil keputusan secara sepihak. Kami selalu bermusyawarah untuk mencapai mufakat. 2. Adanya pembagian jobdesk untuk masing-masing orang dari kelompok KKN Mahatma. Hal ini membuat tidak adanya bentrokan pekerjaan yang akan dilakukan pada suatu waktu, ketika banyaknya kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam waktu yang bersamaan. 3. Walaupun jumlah wanita lebih banyak dari pada laki-laki, tetapi semua anggota KKN Mahatma dapat diandalkan dalam menjalankan program yang sifatnya terjun langsung ke lapangan ataupun sosialisasi kepada para warga. 4. Sifat anggota KKN Mahatma yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan warga sekitar. Baik dengan anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak dan para pemuda. 5. Sifat para warga yang ramah dan ringan tangan juga sangat membantu kami dalam menjalankan program yang ada. Terutama Ketua RW 05 yang selalu siap siaga bagi kemlompok kami. 6. Sifat kritis yang datangnya dari anggota KKN membuat setiap kegiatan dipersiapkan dengan matang. 7. Peran dari dosen pembimbing kami, yaitu Bapak Bahrul Yaman dalam membimbing KKN juga cukup besar. Beliau sangat teliti, disiplin dan bertanggung jawab dalam membantu kelancaran kegiatan KKN. Selain itu, beliau juga membantu dalam mencarikan bantuan untuk santunan anak yatim dan alat shalat. 88 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
8.
Dana yang kami dapatkan dari pihak universitas pun sangat membantu dalam pencapaian hasil program KKN.
Selain faktor pendorong, kami juga mendapatkan beberapa masalah dalam menjalankan program yang kami lakukan. Beberapa faktor penghambat yang kami alami adalah : 1. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Sunda, tidak banyak dari anggota kami yang fasih dan mengerti Bahasa Sunda. Itu merupakan kesulitan kami di awal masa KKN dalam melakukan pendekatan dengan warga. 2. Keterbatasan personil dalam kelompok KKN yang kami rasa masih kurang dalam menjalankan kegiatan. 3. Terdapat beberapa dusun atau kampung di Desa Barengkok yang belum terjamah oleh kelompok KKN kami. Jarak yang cukup jauh dan jalanan yang kurang akses pun menjadi alasan bagi kami. Selain itu, kendaraan bermotor yang kami miliki pun kurang memadai. 4. Keterbatasan biaya yang kami miliki juga menjadi faktor penghambat. Ada beberapa program kerja yang pernah kami rancang terpaksa dibatalkan, karena dana yang kami miliki tidak memadai. 5. Kurangnya keterlibatan langsung aparat desa di dalam kegiatan kami, terutama Kepala Desa Barengkok. Hal ini membuat kami agak sedikit kebingungan. 6. Keterbatasan waktu yang ada, membuat kami harus pandai menghemat dan memadatkan jadwal kegiatan, agar semua program kerja dapat selesai tepat pada waktunya.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 89
“Barangsiapa yang Menabur Benihnya, Maka Dia Akan Menuai Hasil Darinya” -Desta
90 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang tercantum di BAB I, kami telah berhasil melakukan beberapa program kerja yang disimpulkan sebagai berikut: 1. Bidang Pendidikan Di dalam bidang pendidikan, kami mengadakan program desa cerdas dan kreatif. Program tersebut kami tuangkan kepada tiga kegiatan. Pertama, yaitu kegiatan Mahatma mengajar. Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Kami dapat membangun kerjasama yang baik dengan para guru SDN Barengkok 03. Kedua, yaitu kegiatan Mahatma bimbel. Kegiatan ini berjalan dengan lancar, bahkan di luar ekspektasi yang ada di benak para anggota KKN. Jumlah peserta yang hadir melebihi jumlah yang diperkirakan. Selebihnya kegiatan ini berjalan dengan lancar. Kami memberikan permainan yang bernilai edukatif di akhir pelajaran. Ketiga, yaitu kegiatan pelatihan Ms. Office. Kegiatan ini berjalan dengan cukup baik, hanya saja disayangkan karena kegiatan ini berjalan sekali saja dalam satu bulan KKN. Hal tersebut dikarenakan terlalu padatnya jadwal kegiatan yang kami rancang. 2.
Bidang Keagamaan Di dalam bidang keagamaan, kami mengadakan program Barengkok bertakwa. Program tersebut kami tuangkan kepada dua kegiatan. Pertama, yaitu kegiatan Mahatma mengaji. Kegiatan ini berjalan dengan lancar, karena tempat untuk kegiatan tersebut telah tersedia persis di depan kontrakan tempat tingga kami. Pemilik rumah tersebut sangat bersahabat, juga kebetulan beliau adalah guru mengaji di tempat tersebut. Beliau sangat senang kami ikut mengajar disana. Meskipun kami sempat pesimis, karena sistem mengaji mereka adalah hafalan apa yang diucapkan oleh guru mereka. Namun kemampuan membaca huruf hijaiyah mereka sangat terbatas. Kedua, kegiatan perbaikan fasilitas masjid dan mushalla. Kegiatan tersebut berjalan dengan 91
lancar dengan dilaksanakan selama dua hari. Kami hanya mampu memperbaiki beberapa fasilitas yang sesuai dengan dompet kami, tidak kepada fasilitas yang harus mengeluarkan uang lebih banyak. Dana memang menjadi salah satu kendala kami di sini. 3.
Bidang Sosial dan Lingkungan Di dalam bidang sosial dan lingkungan, kami mengadakan empat program. Pertama, yaitu program desa sehat. Pada program ini ada dua kegiatan, yaitu kegiatan cek kesehatan dan senam sehat. Kegiatan ini berjalan dengan cukup lancar. Para warga sangat antusias dalam menyambutnya. Kedua, yaitu program Barengkok waspada. Pada program ini ada kegiatan penyuluhan narkotika dan pendidikan sosial. Kegiatan ini berjalan cukup lancar. Kendalanya adalah waktu yang tidak tepat, karena banyak para remaja (yang menjadi objek kegiatan) tidak bisa hadir dikarenakan mereka harus pergi bekerja mencari nafkah. Sehingga seharusnya kegiatan dilaksanakan di sore atau malam hari. Ketiga, yaitu program Barengkok berbagi. Pada program ini ada kegiatan santunan anak yatim dan/ atau piatu serta bakti sosial dan penggalangan donasi HUT RI ke-71. Kedua kegiatan ini dapat berjalan dengan cukup lancar. Keempat, yaitu program Barengkok ceria dan sejahtera. Program ini mempunyai dua kegiatan, yaitu penyelenggaraan HUT RI ke-71 dan pembangunan gapura desa oleh tiga kelompok. Kedua kegiatan ini berjalan dengan lancar, hanya saja pembangunan gapura desa memerlukan waktu yang cukup lama. Namun itu tidak menjadi masalah yang besar.
4.
Bidang Ekonomi Di dalam bidang ekonomi, kami mengadakan program desa inovasi ekonomi. Program ini hanya memiliki satu kegiatan, yaitu pelatihan kewirausahaan. Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Antusiasme para warga sangat tinggi, terutama para ibu rumah tangga. Mereka cukup serius mempelajarinya. Mencatat apa yang kami sampaikan, serta turut serta dalam mempraktikannya.
92 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
B.
Rekomendasi Pada bagian ini kami ingin memberikan beberapa rekomendasi kepada beberapa pihak, yaitu : 1. Pemerintah Setempat a. Disarankan kepada pemerintah setempat untuk membangun sarana dan prasana secara merata. Seperti misalnya pengadaan penerangan jalan, puskesmas atau posyandu untuk kesejahteraan masyarakat. b. Disarankan kepada pemerintah setempat / aparat desa supaya lebih memberikan perhatian kepada kami yang sedang melaksanakan KKN di desa tersebut. Sehingga adanya kerjasama di dalam menjalankan program yang telah dibuat. 2. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta a. Disarankan kepada PPM UIN Jakarta agar lebih tertib lagi di dalam penyampaian informasi dan penyampaian perubahan-perubahannya, tidak secara mendadak dan tidak sistematis. Hal itu menyebabkan banyak persepsi yang berbeda di kalangan mahasiswa serta kebingungankebingungan lainnya. b. Disarankan kepada PPM UIN Jakarta agar tetap menjadikan Desa Barengkok sebagai lokasi KKN. Hal ini dikarenakan desa tersebut memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. 3. Pemangku kebijakan di tingkat kecamatan dan kabupaten a. Disarankan kepada pemangku kebijakan di tingkat kecamatan dan kabupaten, agar membangun sarana dan prasarana pendidikan, seperti gedung SMP dan SMA. b. Disarankan kepada pemangku kebijakan di tingkat kecamatan dan kabupaten, agar dapat mensosialisasikan dan menerapkan kurikulum yang berlaku, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. 4. Tim KKN-PpMM yang akan mengadakan KKN di Desa Barengkok
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 93
a.
b.
c.
Disarankan kepada tim KKN-PpMM yang akan mengadakan KKN di Desa Barengkok, agar lebih memeratakan lagi wilayah garapannya. Disarankan kepada tim KKN-PpMM yang akan mengadakan KKN di Desa Barengkok, agar lebih intens lagi menjalin silaturahmi dan kerjasama dengan aparat desa setempat. Disarankan kepada tim KKN-PpMM yang akan mengadakan KKN di Desa Barengkok, agar menyesuaikan waktu pelaksanaan kegiatan dengan waktu senggang yang dimiliki oleh warga disana.
94 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
EPILOG A.
Kesan Masyarakat Pelaksanaan KKN-PpMM Secara umum, kesan masyarakat atas kegiatan KKN di Desa Barengkok, Kampung Leuwicatang cukup positif. Mereka sangat senang dengan adanya program-program yang dilakukan di wilayah mereka, selama kurun waktu 30 hari. Hal tersebut dapat dilihat dari kesan dan pesan yang mereka sampaikan pada kami. Berikut adalah beberapa pernyataan tokoh dan warga masyarakat Desa Barengkok kepada kami. 1.
Bapak Muhammad Toha-Sekretaris Desa Barengkok “Sebagai perwakilan dari aparat Desa Barengkok, saya mengucapkan terima kasih kepada Mahasiswa UIN Jakarta yang sudah melakukan kegiatan KKN selama satu bulan di Desa Barengkok. Mohon maaf jika kondisi, sarana dan prasarana desa kami seperti ini, serta bantuan yang bisa kami berikan sangat terbatas. Saya berharap untuk kedepannya mahasiswa masih bisa datang dan tetap memperhatikan Desa Barengkok. Semoga kegiatan yang sudah dijalankan di Desa Barengkok bisa bermanfaat untuk para warga.” (Wawancara tanggal 22 Agustus 2016)
2.
Ibu Yuli Susilawati S. Pd. SD., -Kepala Sekolah SDN Barengkok 03 “Atas nama SDN Barengkok 03, kami ucapkan terima kasih banyak atas waktu yang kakak-kakak mahasiswa berikan kepada kami untuk membantu mengajar siswa-siswi dan ikut berpartisipasi dalam perayaan HUT RI ke-17, dengan mengadakan perlombaan. Terima kasih juga atas motivasi dan semangat yang sudah kakak-kakak mahasiswa tularkan kepada adik-adik, sehingga mereka semakin giat belajar dan memiliki cita-cita yang besar.” (Wawancara tanggal 18 Agustus 2016)
3.
Bapak Supardi, Kepala RW 05 Kampung Leuwicatang “Saya sangat senang dengan kedatangan teman-teman mahasiswa dari UIN Jakarta yang mengadakan kegiatan KKN di Desa Barengkok. Selain program kegiatannya yang memberikan dampak positif, para mahasiswa juga sangat ramah dan mudah berbaur dengan warga.” (Wawancara tanggal 25 Agustus 2016) 95
4.
Bapak Sutar-Kepala RT 03 Kampung Leuwicatang “Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Mahasiswa UIN yang sudah mengadakan kegiatan-kegiatan positif di sini, membantu dalam pengecekan kesehatan warga Kampung Leuwicatang. Terima kasih karena telah mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu mengaji kepada anak-anak Kampung Leuwicatang. Saya senang karena mahasiswa dengan mudah bersosialisasi dengan warga, hal ini terbukti dalam pelaksanaan perayaan HUT RI ke- 17 dengan para pemuda di kampung ini.” (Wawancara tanggal 25 Agustus 2016)
5.
Teh Eva-Perangkat Desa “Untuk adik-adikku tercinta aku ucapkan terima kasih karena dengan adanya kalian telah membawa dampak positif untuk warga kami. Terima kasih sudah memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di tempat ibadah kami. Saya ucapkan mohon maaf sebanyak-banuaknya jika ada salah kata atau perilaku. Dan semoga kalian sukses dan dirahmati Allah di setiap jalan.” (Wawancara tanggal 24 Agustus 2016)
B.
Penggalan Kisah Inspiratif KKN Sub ini hadir dengan tujuan agar pembaca dapat melihat dampak pelaksanaan KKN pada kami, sebagai peserta pelaksana. Dari sejumlah ungkapan kawan-kawan yang terlibat, terungkap nuansa yang sangat beragam dengan makna positif maupun negatif yang terjadi oleh kami setelah mengikuti kegiatan KKN. Bagi kami, semoga ungkapan ini bisa memberikan inspirasi bagi para pembaca khususnya mereka yang akan melaksanakan KKN di Desa Barengkok pada tahun depan. Berikut adalah ungkapan kami mengenai kesan-kesan selama KKN beserta pesannya :
96 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
1. BERSINERGI UNTUK BUMI BARENGKOK Anhar Ajiwibowo Awal Mula KKN dan Nama Kelompok KKN 053 Mahatma Di dalam tulisan ini, saya akan menceritakan pengalaman serta kesan saya mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016, dari mulai pembentukan kelompok KKN hingga akhir kegiatan KKN. Pada awalnya, saya kurang setuju dengan diadakannya kegiatan KKN ini, karena menurut saya, jurusan saya (Perbandingan Mazhab dan Hukum) lebih baik atau lebih pantas untuk melaksanakan magang. Namun karena KKN merupakan kebijakan dari universitas, maka mau tidak mau harus saya ikuti. Sebelum KKN berlangsung, saya bersama teman satu jurusan saya sudah mencari teman-teman dari berbagai fakultas di UIN untuk bergabung membentuk sebuah kelompok KKN nantinya. Setelah kelompok KKN tersebut terbentuk, ternyata ada perubahan regulasi dari Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta, selaku lembaga kampus yang menaungi KKN, bahwa pemilihan anggota dan kelompok KKN itu ditentukan langsung oleh pihak PPM. Bagi mahasiswa yang ingin mengikuti KKN, diharuskan mendaftarkan diri melalui AIS agar terdaftar sebagai peserta KKN dan mendapatkan kelompok KKN. Akhirnya, saya pun mendaftarkan diri melalui AIS. Akhirnya, kelompok KKN saya yang sebelumnya sudah pernah terbentuk pun terpaksa harus bubar. Pengumuman anggota dan kelompok KKN diumumkan pada saat pembekalan KKN di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta. Saya tergabung ke dalam kelompok KKN 053, bersama teman saya yang juga satu jurusan dan satu fakultas dengan saya, yaitu Anisa Lesmana. Selain itu, saya pun bertemu dengan teman-teman yang baru. Mereka adalah Amelia Fauziyah dari Fakultas Sains dan Teknologi, M. Saifudin Zuhri dari Fakultas Ushuluddin, Nita Silpiani dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Tsaibatul Aslamiyah dari Fakultas Dirasat Islamiyah, Desta Puji Ardianto dari Fakultas Sains dan Teknologi, Cahyo Eko Pambudi dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Gessy Evelyn Miranda dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Hafidoh Muhib dari Fakultas Adab dan Humaniora, dan Wahyudin Arif dari Fakultas Adab dan Humaniora. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 97
Ketika anggota dan kelompok KKN sudah diketahui, kami dipersilahkan untuk berkumpul dengan anggota-anggota KKN lainnya yang sudah ditentukan. Agenda selanjutnya ialah saling berkenalan dan bersama-sama menentukan koordinator kelompok, ketua kelompok, dan pengurus-pengurus kelompok lainnya. Namun, sayang sekali dua orang anggota kelompok KKN 053 ada yang tidak menghadiri pembekalan KKN tersebut, dikarenakan sakit. Mereka adalah Nita Silpiani dan Wahyudin Arif. Dalam kelompok KKN 053, koordinator kelompok bertugas juga menjadi ketua kelompok KKN. Pemilihan kordinator KKN yang sekaligus menjadi ketua kelompok tersebut dilakukan dengan cara voting. Saya mendapatkan suara terbanyak, oleh karena itu saya terpilih menjadi koordinator kelompok KKN sekaligus ketua kelompok KKN 053. Saya sebagai ketua terpilih mempunyai hak prerogatif untuk memilih sekretaris dan bendahara kelompok KKN. Untuk sekretaris saya memilih Anisa Lesmana, saya memilih dia sebagai sekretaris bukan karena dia teman satu jurusan saya, tetapi karena menurut saya dia memiliki keahlian sebagai sekretaris dan dia juga sudah biasa memegang jabatan sekretaris. Untuk jabatan bendahara saya menjatuhkan pilihan kepada Tsaibatul Aslamiyah. Bagi saya, dia orang yang cekatan dalam mengatur keuangan. Selang tiga hari setelah pembekalan KKN, kami sepakat untuk mengadakan pertemuan para anggota kelompok KKN 053 di pelataran Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta pada pukul 16.00 WIB, dengan tujuan membahas mengenai nama kelompok KKN, lambang kelompok KKN, dan keuangan kelompok. Nama kelompok KKN 053 disepakati dengan nama “Mahatma”. Mahatma merupakan kepanjangan dari “Mahasiswa Pemerhati Masyarakat”. Nama Mahatma juga terinspirasi dari salah satu tokoh ternama di negara India, yaitu Mahatma Gandhi. Dia merupakan seorang aktivis, tokoh demokratis dan anti kekerasan. Sama halnya dengan kami para anggota kelompok KKN 053 yang anti kekerasan, kami membawa perdamaian, dan peduli dengan kondisi masyarakat terutama masyarakat desa tempat kami melakukan KKN. Lambang kelompok kami dibuat oleh salah satu anggota kelompok KKN 053, yaitu Desta Puji Ardianto. Dia terbiasa membuat gambar-gambar, terutama gambar untuk ikon suatu logo.
98 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Mengenai keuangan kelompok KKN, kami sepakat bahwa kami akan mencari dana dengan mengumpulkan uang kas. Pengumpulannya terhitung sejak kumpul kali pertama hingga kegiatan KKN berakhir, yaitu tanggal 25 Agustus 2016. Jumlah uang yang diberikan untuk uang kas ialah Rp 5.000,-/minggu. Tidak hanya dari uang kas, kami juga sepakat untuk mencari dana melalui proposal yang diajukan kepada perusahaanperusahaan dan juga berjualan makanan ringan. Setelah saya sebagai kordinator kelompok KKN mendapatkan informasi dari pihak PPM mengenai lokasi KKN (Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor), saya langsung memerintahkan kepada para anggota kelompok KKN Mahatma untuk mengadakan pertemuan kembali. Pertemuan tersebut membahas waktu pelaksanaan survei lokasi KKN. Survei tersebut bertujuan untuk mengetahui desa tempat di mana kami melaksanakan KKN, mengetahui permasalahan serta potensi-potensi yang ada di desa tersebut. Survei tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Mei 2016, bersama dengan kelompok KKN 051. Setelah survei dilaksanakan, saya langsung memerintahkan kepada para anggota kelompok KKN Mahatma untuk mengadakan pertemuan kembali untuk membahas program-program KKN yang akan dilaksanakan di lokasi KKN tersebut. Banyak di antara kami yang mengajukan pendapat mengenai program KKN, namun kami harus menyeleksi program-program mana saja yang sekiranya pantas dan dapat terealisasikan di tempat kami KKN. Program-program tersebut di antaranya: 1. Santunan anak yatim. 2. Peremajaan masjid dan mushalla. 3. Mahatma mengajar formal. 4. Mahatma mengajar bimbel. 5. Mahatma mengaji. 6. Pengecekan kesehatan. 7. Seminar narkotika dan pendidikan sosial. 8. Pelatihan kewirausahaan. 9. Pelatihan pengoperasian Microsoft Office. 10. Lomba peringatan HUT RI ke-71. 11. Pembuatan dan pembangunan gapura desa. 12. Senam pagi. 13. Bazar murah. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 99
Dosen Pembimbing KKN kelompok 053, Bapak Bahrul Yaman meminta saya untuk mengadakan survei lokasi KKN kembali, kali ini survei dilaksanakan harus bersama beliau dan semua anggota kelompok harus mengikuti survei tesebut. Segera saya mengintruksikan kepada para anggota kelompok Mahatma, agar mereka semua dapat mengikuti survei tersebut. Hal itu bertujuan agar mereka semua mengetahui lokasi KKN, serta mengetahui segala permasalahan yang ada di lokasi KKN. Sehingga mereka dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Survei kali ini terlaksana pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016. Waktu pelaksanaan KKN pun semakin dekat. Saya semakin ragu dan bertanya kepada diri saya sendiri, “Apakah saya dapat menjalankan amanah yang telah diberikan oleh para anggota kelompok KKN 053? Apakah saya bisa memimpin mereka? Apakah program-program yang telah kami susun dapat berjalan dengan maksimal? Apakah kehadiran saya diterima oleh masyarakat desa tempat saya melaksanakan KKN?” Tetapi semua keraguan saya bisa terkalahkan, karena saya yakin mampu memimpin para anggota kelompok KKN 053. Apalagi bila melihat semangat dari semua anggota kelompok KKN, seperti ada tambahan energi yang masuk ke dalam diri saya. KKN 053 Mahatma di Bumi Barengkok Selama satu bulan menjalani kegiatan KKN, saya tinggal bersama teman-teman anggota kelompok KKN 053. Mulailah terlihat watak dan sifat dari para anggota kelompok KKN 053. Ada yang bersifat manja, kekanakan, dewasa, keibuan, dll. Kelompok KKN 053 merupakan kumpulan dari orang-orang hebat yang mempunyai solidaritas dan kekeluargaan yang tinggi, serta cinta perdamaian. Banyak cerita dan pelajaran yang bisa diambil selama hidup bersama teman-teman anggota Mahatma. Kami mengalami susah dan duka bersama, kami saling membantu dan mengingatkan demi mencapai sesuatu yang lebih baik, serta lebih maksimal dari keadaan sebelumnya. Di dalam keluarga, saya adalah salah satu anggota keluarga yang selalu ingin menang sendiri dan emosional. Jika terjadi kesalahan sedikit saja, atau ada suatu hal yang tidak membuat saya puas, biasanya saya melampiaskannya dengan kemarahan. Tetapi ketika tinggal bersama dengan para anggota kelompok di sini, walaupun banyak terjadi kesalahan dan kekurangan dalam melaksanakan program, saya mencoba untuk 100 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
tersenyum, walaupun sebenarnya saya ingin marah. Saya tidak tega, melihat mereka yang sudah berusaha keras memaksimalkan jalannya program KKN. Saya juga mengambil pelajaran, agar dapat lebih baik lagi di dalam memimpin sebuah kelompok yang lebih besar dari kelompok KKN ini. Selain itu, saya juga menganggap para anggota Mahatma sebagai anakanak saya, dengan saya sebagai ayah dari mereka. Sosok ayah merupakan pelindung bagi anaknya, maka saya ingin menjadi pelindung bagi mereka. Ini merupakan sebuah pelajaran yang bisa saya ambil, untuk kelak ketika saya menjadi pemimpin keluarga, maka saya adalah sebagai pelindung serta pendidik anak-anak saya. KKN ini juga mengajarkan saya, bahwa dalam memimpin itu jangan bersikap otoriter. Apa yang saya pikirkan dan apa yang saya inginkan belum tentu baik untuk saya maupun untuk yang lainnya, jadi semuanya harus berlandaskan keinginan bersama. Selama tinggal satu bulan bersama teman-teman anggota kelompok KKN, saya pernah memarahi salah satu teman saya, karena saya kecewa dengan kelakuan dia. Dia saya marahi di depan semua anggota kelompok yang lain, sontak hal itu menimbulkan ketegangan. Karena saya memarahinya di depan anggota yang lain, dia tidak terima dengan cara saya dalam menegur dia. Dia bilang cara saya dalam menegur dia salah, seharusnya teguran pertama adalah sebuah peringatan yang dilakukan secara empat mata, bukan teguran di depan anggota yang lain. Baginya, perlakuan seperti itu sama saja mempermalukan dia di depan umum. Saya sebagai orang yang berniat baik ingin menegur teman saya, merasa bahwa cara yang saya lakukan adalah cara yang sudah benar. Di antara kami berdua pun tidak ada yang mau mengalah, akhirnya kami berdua saling diam. Kami berbicara hanya menyangkut mengenai program saja, selebihnya kami berdua memilih diam dan tidak bertegur sapa satu sama lain selama kurang lebih satu minggu. Berbeda keadaannya dengan sebelum kejadian tersebut berlangsung, kami saling tegur sapa, bercanda berdua, mengobrol dan saling bertukar pikiran. Setelah kurang lebih satu minggu setelah kejadian tersebut berlangsung, ada perubahan dalam diri saya. Saya ingat bahwa kita tidak boleh bermusuhuan lebih dari tiga hari, maka amarah saya pun sedikit mereda dan mulai mengakui bahwa saya memang salah dalam menegur dia. Seharusnya saya menegur dia secara empat mata saja, bukan Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 101
langsung menegur dia di depan anggota yang lain. Akhirnya dia pun mulai mereda. Semenjak itu lah kami mulai tegur sapa kembali, bercanda bersama dan bertukar pikiran kembali seperti sedia kala. Dari kejadian ini, saya dapat mengambil hikmahnya. Jika seseorang salah, tegurlah seseorang tersebut ketika sedang sendiri. Jangan menegur dia di depan banyak orang, karena itu sama saja mempermalukan dia. Hikmah lain yang bisa diambil adalah janganlah seperti anak kecil, yang selalu mempertahankan ego nya sendiri. Juga jangan takut untuk mengalah atau meminta maaf lebih terlebih dahulu, karena mengalah bukan berarti kalah. Meminta maaf terlebih dahulu tidak selalu berarti bahwa anda salah dan orang lain benar, ini hanya berarti bahwa anda menghargai hubungan anda lebih dari ego anda. Bumi Barengkok Tanah Mengabdi Desa tempat saya melaksanakan KKN, yaitu Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, merupakan desa yang asri dan jauh dari kebisingan. Nama ‘barengkok’ sendiri diambil dari Bahasa Sunda, “barengkok” yang artinya bengkok atau berliku-liku. Konon, di Desa Barengkok ada sebuah sungai kecil yang berliku-liku, itu lah yang menjadi inspirasi masyarakat sekitar untuk menamakan desanya dengan nama “barengkok”. Desa Barengkok terkenal akan tapenya, baik tape singkong maupun tape uli. Karena terkenal dengan tapenya, masyarakat Desa Barengkok banyak yang menjadi pembuat sekaligus pedagang tape. Mereka menjual tapenya tidak hanya di wilayah Desa Barengkok ataupun Kecamatan Jasinga, tapi mereka menjual tapenya hingga keluar wilayah Jasinga. Ada yang menjual tapenya ke daerah Tangerang, derah Jakarta, sampai ke daerah Bekasi. Dalam pembuatan tape singkong, dibutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk merubah singkong menjadi sebuah tape yang lezat. Mulai dari pengupasan singkong, perendaman singkong yang telah dikupas, perebusan singkong, hingga pemberian ragi agar terjadi proses fermentasi singkong menjadi tape. Seperti tape singkong, proses pembuatan tape uli juga membutuhkan waktu tiga hari, mulai dari perendaman ketan, perebusan ketan yang sudah direndam, hingga pemberian ragi agar terjadi proses fermentasi ketan menjadi sebuah tape. Bedanya, tape uli ini memiliki pendamping ketika memakannya, yaitu uli. Uli merupakan makanan yang 102 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
berbahan dasar ketan putih dan santan kelapa. Setelah tape-tape tersebut jadi dan siap dipasarkan, para pedagang tape pun berkumpul di sebuah pos ronda pada setiap pukul tiga dini hari, untuk menunggu mobil jemputan yang akan mengantarkan mereka ke daerah mereka menjual tape. Walaupun masyarakat Desa Barengkok banyak yang menjadi pedagang tape, tapi ada juga yang berprofesi sebagai petani. Salah satunya adalah Bapak Supardi atau yang biasa dikenal dengan sebutan Bapak Upang. Bapak Upang juga merupakan Ketua RW 05 di Kampung Leuwicatang, Desa Barengkok. Profesi beliau adalah petani, walau terkadang juga membuat tape untuk dijual. Bapak Upang bercerita kepada saya, bahwa petani di Desa Barengkok tidak menjual padi hasil sawahnya, tetapi mereka memilih untuk menyimpan padi tersebut sebagai persediaan makanan sampai tiba waktunya menanam padi kembali, yaitu ketika mulai memasuki musim penghujan. Sawah di sana adalah sawah dengan sistem tanah hujan, mereka hanya mengandalkan hujan sebagai sumber pengairan sawah tersebut. Ketika musim kemarau tiba, sawah tersebut dibiarkan saja ditumbuhi semak belukar dan dibiarkan mengering. Mirisnya, masyarakat Desa Barengkok juga banyak yang belum memiliki pekerjaan, karena mereka hanya lulusan SD. Mereka terbawa oleh lingkungan sekitar, sehingga mereka tidak bisa bersaing dengan mereka yang lulusan sekolah yang lebih tinggi jenjangnya. Masyarakat Desa Barengkok pun sangat menerima kehadiran kami, mahasiswa UIN Jakarta yang sedang menjalankan tugas di kampung mereka. Mereka juga sangat antusias dengan program KKN kami, sehingga segala aktivitas kami dalam menjalankan program selalu dibantu oleh masyarakat sekitar. “Jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan kepada warga, warga pasti siap membantu”. Pesan salah seorang warga Desa Barengkok. Mereka selalu datang tepat waktu, bahkan selalu datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. Ketika kami diminta bantuan oleh warga, terkadang kami telat datang, karena ada saja kendala yang menghadang. Maka dari itu, terkadang kami merasa malu kepada masyarakat sekitar. Mereka rela menyumbangkan tenaganya, pikirannya, bahkan sebagian materi yang dimilikinya untuk membantu kami. Terutama Bapak Upang.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 103
Saya sangat terkesan dengan Bapak Upang. Selagi sibuk dengan aktivitasnya, beliau masih sempat untuk memantau kami, serta membantu kami dalam menjalankan program. Beliau juga sudah seperti orang tua kami. Saya yang awalnya merasa bahwa magang lebih sesuai daripada KKN, setelah saya melihat kondisi masyarakat Desa Barengkok ini yang sangat bersemangat, menjamu kami dengan baik, saya pun berubah pikiran. Saya berpikir, bahwa KKN perlu diadakan. KKN merupakan jembatan, agar mahasiswa dapat terjun langsung kepada hidup yang sesungguhnya, yaitu kehidupan bermasyarakat. Menjadi seorang mahasiswa jangan terlalu sombong, karena merasa memiliki segudang ilmu, sehingga dia tidak mau berbagi ilmu kepada masyarakat. Kita harus ingat, bahwa kita merupakan bagian dari masyarakat tersebut. Jadi berbagilah dengan mereka demi kemajuan masyarakat, terutama masyarakat desa. KKN juga merupakan wadah untuk berbagi ilmu pengetahuan yang diterima oleh mahasiswa, kepada masyarakat desa. Bingkisan dari Tanah Pengabdian Pelajaran yang bisa diambil dari masyarakat Desa Baregkok adalah jangan pernah segan untuk membantu siapapun walau kita kenal ataupun tidak dengan orang itu. Pasti ada manfaatnya ketika kita membantu orang tersebut. Datanglah tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bahkan jika memungkinkan datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. Datang tepat waktu merupakan salah satu penghargaan anda kepada seseorang. Jangan sombong jika kita memiliki segalanya, berbagi kepada sesama untuk kemajuan bersama. Sesibuk apapun, luangkan waktu untuk membantu sesama. Saya merasa bahwa saya sudah dianggap menjadi bagian dari mereka, terbukti dari apa yang sudah mereka berikan kepada saya. Pada suatu hari, saat kami akan pergi ke luar Desa Barengkok, ada salah satu dari warga desa yang meninggal. Almarhum merupakan salah satu orang yang disegani di sana, karena almarhum adalah seorang penghulu dan merupakan paman dari Bapak Upang. Sebelum meninggalkan Desa Barengkok, saya dan beberapa anggota kelompok KKN pun menyempatkan untuk melayat ke kediaman almarhum. Kami juga sempatkan waktu untuk mensalati almarhum.
104 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Melayat dan mensalati almarhum, bagi saya adalah salah satu bentuk kepedulian kepada masayarakat Desa Barengkok, yang sudah menganggap saya menjadi bagian dari mereka. Setelah mensalati almarhum, saya mendapatkan pengalaman baru, yaitu jika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal, maka pihak keluarga memberikan sedekah kepada orang yang telah mensalati jenazah. Menurut warga sekitar, ini merupakan bentuk sedekah dari orang yang meninggal itu, kepada orang yang telah membantu mengurusi jenazah sampai pada proses penguburannya, yang ditanggung oleh keluarganya. Jadi, bukan warga sekitar yang bersedekah kepada keluarga yang sedang berduka. Tetapi jika ada warga yang ingin bersedekah kepada keluarga yang berduka, hal tersebut tidak dilarang. Tetap diperbolehkan. Saya menyadari belum bisa memberikan banyak sumbangan untuk Desa Barengkok, yang bisa saya sumbangkan hanyalah sebuah tenaga dan pengetahuan yang saya miliki, yang bisa saya bagi kepada masyarakat Desa Barengkok, terutama anak-anak di sana. Saya ingin anak-anak di Desa Brengkok tidak terpengaruhi oleh lingkungannya Semoga dengan kehadiran saya dan teman-teman anggota kelompok KKN 053 lainnya, dapat memberikan motivasi kepada anak-anak di Desa Barengkok, khususnya di Kampung Leuwicatang RW 05 RT 03, untuk menggapai citacitanya dengan bersekolah setinggi-tingginya.Sebenarnya, saya tidak rela meninggalkan Desa Barengkok, karena saya merasa sudah menjadi bagian dari masyarakat Desa Barengkok. Saya ingin lebih lama tinggal di sana, tetapi saya harus melanjutkan pendidikan saya di UIN Jakarta, dan orang tua saya juga merindukan kehadiran saya kembali di rumah. Mungkin jika nanti ada kesempatan dan waktu luang, saya akan sempatkan diri untuk mengunjungi Desa Barengkok, dan kembali menyambung tali silaturahim saya dengan masyarakat Desa Barengkok.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 105
2. AIR YANG MUNCUL DI TENGAH GURUN KERING Anisa Lesmana Persepsi Pra-KKN Kuliah Kerja Nyata, atau biasa disingkat menjadi KKN. Kegiatan ini dilaksanakan oleh beberapa universitas di Indonesia, salah satunya oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sebagai salah satu mahasiswi di UIN Jakarta, memandang bahwa KKN ini bukanlah hal yang baru, karena saya pernah menjalani kegiatan semacam ini saat dahulu di Ma’had Darul Arqam Garut pada akhir kelas 3 MA. Saat itu kami menyebutnya PKL (Praktek Kerja Lapangan). Hanya saja bedanya saat itu, kami menjalani kegiatan tersebut terpisah antara laki-laki dan perempuan di dalam satu kelompoknya. Maka kami terpaksa harus lebih mandiri, tanpa bantuan para laki-laki. Karena itulah saya mempunyai sedikit gambaran secara global tentang KKN tersebut. Saya berpikir kegiatan tersebut tidak jauh berbeda tentang pengabdian kita di masyarakat. Tentang bagaimana berbaur, terjun langsung di masyarakat. Bergerak bersama seirama. Hanya itu. Kendala terbesar yang saya pikirkan, tentu saja tentang bagaimana berbaur dengan masyarakat dan anggota kelompok sendiri. Karena kendala terbesar menurut saya adalah dari sisi sosial. Jika ada sedikit saja kesalahan yang melibatkan kelompok besar, maka akan berdampak besar pula. Maka dari itu, saya sedikit khawatir tentang hal itu. Ditambah lagi dengan anggota kelompok yang baru saja dikenal, namun harus tinggal bersama dan bekerjasama selama satu bulan penuh. Segala sifat dan sikap yang sama sekali tidak diketahui. Bagaimana cara saya beradaptasi dengan semua itu. Selain itu pula kendala terbesar saya, adalah bagaimana memaksimalkan potensi yang ada untuk masyarakat di sana. Mengingat saya dan yang lainnya berasal dari fakultas yang berbeda-beda, dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda, pasti harus ada balance di antara itu semua. Selain itu juga saya khawatir akan antusiasme yang rendah dari masyarakat sekitar. Sehingga saya dan yang lainnya perlu memutar otak untuk membuat program yang sesuai dengan kebutuhan mereka, agar mereka tertarik dengan program tersebut.
106 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Persepsi mengenai kelompok KKN Kami. Saya dan sembilan teman lainnya sama sekali baru dipertemukan di dalam kelompok MAHATMA ini. Hanya ada satu orang yang saya kenal, dia adalah teman kelas saya di fakultas. Akhirnya, kami yang berjumlah 11 orang bergabung di dalam kelompok yang dipertemukan di Auditorium Harun Nasution pada saat itu. Melihat wajah-wajah baru tersebut, ada berbagai persepsi berkeliaran di dalam pikiran saya. Dari mulai keraguan hingga keyakinan. Seiring berjalannya waktu, dengan diadakannya beberapa rapat, mulai terlihat anggota kelompok yang lebih sering kumpul dan ikut berkontribusi di dalam kelompok. Saya termasuk kepada mereka yang tidak secara sering menghadiri rapat tersebut. Entah kenapa selalu saja ada halangan. Akhirnya saya merasa tidak bisa menjadi anggota yang baik. Sebagai sekretaris, saya agak sedikit lalai di dalam pelaksanaan tugas, ditambah lagi ada beberapa anggota yang terlihat kurang suka dengan sikap saya tersebut. Mulailah berbagai prasangka menyelimuti, termasuk prasangka yang buruk. Saya juga merasa tidak enak kepada teman seperjuangan saya yang ditunjuk sebagai sekretaris II, karena beban lebih banyak dia kerjakan dibandingkan saya. Dengan pandangan awal yang buruk dari beberapa anggota terhadap saya, menjelang KKN pun saya sangat merasa malas. Tidak ada semangat untuk saya menjalani KKN. Perasaan itu ada hingga H-1 pelaksanaan KKN. Beberapa waktu kemudian, tibalah saatnya pelaksanaan KKN. Saya harus tinggal selama sebulan dengan mereka yang mempunyai sifat dan sikap yang berbeda-beda. Ada beberapa kekhawatiran yang saya rasakan. Namun yang jelas, saya ingin menunjukkan jika saya bisa berkontribusi di dalam kelompok ini. Di awal waktu, saya merasa belum terlalu dekat dengan semua anggota kelompok. Saya pesimis dengan hal itu, karena mengingat saya selalu gagal di dalam membangun pertemanan. Namun setelah KKN ini berlangsung dan berakhir, saya belajar tentang arti pertemanan tersebut. Pada awalnya, ada beberapa anggota kelompok yang hampir dianggap menghilang dari kelompok kami, karena kurangnya komunikasi antara mereka dengan kami. Sebenarnya saya tidak mengambil kesimpulan, bahwa mereka tidak berkontribusi dengan baik di kelompok kami. Saya mencoba mengerti kesibukan mereka. Saya coba personal chat dengan beberapa dari Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 107
mereka. Akhirnya, semua prasangka buruk mengenai mereka pun terbantahkan saat KKN sedang berlangsung. Saya ingin menceritakan beberapa anggota kelompok yang saya maksud di atas. Pertama, Khafidah Muhib. Dia adalah salah satu anggota kelompok yang selalu hilang entah kemana di saat rapat diadakan. Ratarata dari kami pun beranggapan, bahwa dia cukup menyebalkan. Di grup whatsapp pun dia tidak pernah muncul, terlebih saat beberapa pembahasan dipaparkan. Saya memang agak merasa heran. Namun, semua persepsi buruk tentang dia terbantahkan saat KKN telah berlangsung. Dia adalah seorang yang sangat kreatif, dewasa, mengasyikkan, dan selalu ceria. Berbagai ide brilian selalu dia berikan kepada kami. Terutama di dalam bidang sastra. Dia melatih beberapa anak didik bimbel untuk berpuisi di dalam beberapa kegiatan yang ada. Hasilnya pun tidak pernah mengecewakan. Tidak jarang dia dan saya bercengkrama mengenai acaraacara yang akan diadakan. Saya pun merasa nyaman ketika dia menceritakan hal-hal yang ingin dia lakukan untuk beberapa acara kemudian. Mengenai ketidakhadiran dia di saat sebelum KKN, karena jadwal kuliahnya yang selalu berbenturan dengan jadwal rapat kami, juga ditambah lagi dengan kesibukannya yang tidak sedikit. Dia memang seorang yang aktif dan berprestasi. Hal ini lah yang tidak kami ketahui, karena kurangnya komunikasi antara dia dengan kami. Namun, saya benarbenar merasa kelompok kami hidup dengan adanya sosok dia. Suasana selalu ceria dan bahagia. Hal positif yang dapat saya ambil darinya adalah, kita tidak boleh berprasangka buruk kepada seorang pun. Prasangka itu lebih mendekatkan kepada hal buruk. Jangan menjauhi hal yang kita anggap buruk, karena belum tentu kebaikan yang ada di baliknya lebih sedikit daripada keburukan yang terlihat. Kedua, Wahyudin Arief. Dia adalah mahasiswa semester atas. Senior kami. Dia adalah seorang yang cukup misterius di dalam kelompok kami. Pria berambut panjang, mata yang terkadang memerah, penampilan dia menggambarkan bahwa dia adalah seorang yang berbeda dengan kami. Namun, saya menganggap dia sama dengan yang lainnya, sebagai anggota kelompok MAHATMA. Dia memang hanya beberapa kali menghadiri rapat, namun saya pun tidak lebih jarang daripada dia. Hingga akhirnya tiba waktu pelaksanaan KKN, penampilan dia berubah total. Rambut yang tidak lagi panjang membuat mainset kami berubah. Dia menjadi lebih rapi. 108 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Setelah banyak bercakap dengannya, ternyata di balik kesunyiannya dia selama ini, banyak hal yang dia lakukan. Dia tidak terlalu mengabaikan KKN ini. Setidaknya dia memikirkan tentang persiapan mengenai KKN tersebut. Beberapa proposal dia kirimkan kepada beberapa instansi melalui e-mail. Hanya saja dia tidak menceritakan itu kepada kami, karena belum ada hasil yang bisa dia berikan. Menurutnya, cukup memberitahu hasil yang pasti saja daripada hal yang belum pasti, dan menjadikan harapan palsu bagi kelompok. Hal positif yang dapat saya ambil darinya adalah, janganlah kita menjudge seseorang dari luarnya saja. Diam itu tidak selalu buruk. Ketiga, Saifudin Zuhri. Dia adalah seorang mahasiswa yang sangat langka. Pertama kali saya bertatap muka dengannya di audit, dia adalah seorang yang sangat pendiam. Namun setelah beberapa waktu, mulailah terlihat sifat asli yang dia miliki. Dia selalu bercanda di kala apapun. Di kala keadaan serius tingkat tinggi pun, dia masih menjadikan itu sebuah hal yang lucu. Meskipun terkadang saya agak kesal dengan sikapnya, karena saya tidak bisa membedakan kapan dia serius dan tidak. Namun, terkadang hal itu lah yang diperlukan di dalam sebuah kelompok. Sebuah pelenturan. Janganlah terlalu serius menghadapi sesuatu apapun. Sikapi itu dengan positif dan pikiran jernih. Itulah yang dapat saya ambil dari dia. Hidup tidak selalu tentang kejumudan berpikir dan sikap. Life is very easy and dynamic. Don’t make it so hard and statyc. All About Barengkok’s Village Desa Barengkok. Desa yang sangat amazing menurut saya. Tempat tinggal kami berlokasi di Kampung Leuwicatang. Kampung yang sangat spesial. Saya sangat bersyukur berada di kampung tersebut. Ada banyak hal yang sangat berkesan dan menginspirasi kami di sini. *Pak Upang. Beliau adalah Ketua RW 05 di Kampung Leuwicatang. Beliau menemani kami dari sejak awal pencarian tempat tinggal bagi kelompok kami, hingga akhirnya kami pergi meninggalkan tanah Barengkok tersebut. Beliau selalu datang untuk melihat kondisi kami. Tidak jarang saya dan beliau bercakap di teras luar. Beliau biasa datang pada pukul sepuluh malam. Jika sedang ada orang di teras luar, dia akan menghampiri kami. Kebetulan saya sering berada di luar untuk menghirup angin malam, sambil bercengkrama dengen beberapa anggota kelompok. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 109
Obrolan dengannya memang selalu melebar. Entah apa saja yang dibahas, namun tidak jarang kami tertawa lepas. Beliau selalu tertawa ceria. Hingga waktu menunjukkan pukul dua belas malam, saya pamit untuk pergi ke dalam. Pada awalnya, hanya sedikit dari kami yang tertarik untuk bercengkrama dengannya, karena menyangka bahwa beliau akan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Sunda. Padahal dia cukup fasih pula dalam berbahasa Indonesia. Seiring berjalannya waktu, beliau selalu hadir di dalam acara yang kami adakan, kelompok kami khususnya. Beliau tidak pernah absen untuk hadir. Berbeda hal nya dengan kepala desa, yang tidak pernah hadir sekalipun di dalam acara kami, dari awal hingga akhir. Sedangkan Pak Upang tidak jarang mengorbankan pekerjaannya, demi membantu dan menghadiri acara kami. Entah kata apalagi yang mesti saya ucapkan kepada Pak Upang. Saya sangat merasa spesial berada di kelompok ini, dengan beliau sebagai Ketua RW. Kelompok kami selalu mendapatkan perhatian yang lebih dibanding yang lain. Terlebih lagi ada sebuah momen yang tidak bisa saya lupakan. Pada hari di mana kami akan pulang, ada sedikit kendala yang terjadi. Mobil yang akan menjemput barang kami mengalami sebuah masalah, sehingga tiba di Leuwicatang pada sekitar pukul sembilan malam. Malam sebelum kami pergi, saya dan beberapa teman kelompok menghabiskan sisa malam bersama Pak Upang, dengan bermain uno bersama. Beliau terlihat sangat gembira. Akhirnya kami selesai pada pukul dua belas malam. Ternyata, pada pukul dua dini hari, saudara beliau meninggal dunia. Akhirnya beliau dan pak kepala desa pergi ke Banten untuk menjemput almarhum. Beliau belum tidur sama sekali hingga malam tiba, di mana beberapa dari kami menunggu mobil tersebut. Kami pun berkumpul dan bercengkrama. Namun, karena faktor lelah, hanya tinggal tersisa saya dan teman saya bersama beliau yang terjaga. Beliau setia menunggu dan menemani kami di kontrakan hingga akhir. Padahal ada acara tahlilan saudaranya tadi yang sedang diadakan di rumah saudaranya. Saya sudah berulang kali meminta beliau untuk menghadiri acara tersebut, namun dia selalu menolak. Dia takut di saat dia pergi, mobil kami datang dan dia tidak bisa membantu. Lalu saya tawarkan dia untuk tidur sejenak, mengingat dia belum tidur sama sekali pada hari itu. Namun dia kembali menolak. Hingga akhirnya saya melihat beliau tidur terduduk di dekat jendela. Sungguh pemandangan yang sangat menyayat hati. Di 110 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
zaman seperti ini, masih ada orang yang benar-benar tulus seperti beliau. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan rezeki yang mudah. Aamiin. *Emak. Beliau adalah sosok yang sangat tangguh. Umurnya hampir mencapai kepala delapan, tapi beliau masih saja kuat menimba air sendiri, memasak sendiri, dan melakukan hal lainnya sendiri. Beliau tinggal seorang diri. Anak-anaknya telah memiliki rumah tangganya masing-masing. Hal yang membuat saya terenyuh, di umur yang tidak lagi muda tersebut, emak masih saja mengajarkan anak-anak sekitar mengaji. Hampir setiap hari. Tidak jarang emak mengajak kami makan bersama. Bahasa Indonesia nya pun cukup fasih. Ah, semoga Allah selalu memberikannya kesehatan, kelancaran dan kemudahan rezeki. Amin. Terima kasih, Mak. Kesan Masyarakat Kampung Leuwicatang-Desa Barengkok LUAR BIASA!!!! Dua kata itu mewakili perasaan dan kata-kata yang tidak bisa saya tuliskan semua di sini. Berbagai keraguan yang sedari awal ada, kini terpatahkan dengan realitas yang ada. Pada awalnya, saya dan yang lainnya cukup mengkhawatirkan tentang rendahnya antusiasme warga kepada acara yang kami adakan. Namun, semua itu terpatahkan. Acara yang kami adakan selalu dihadiri oleh banyak warga. Hal ini tergantung bagaimana kami bisa menempatkan acara pada waktu yang tepat. Ada beberapa acara yang diadakan pada pagi hari, dan peserta pun cukup banyak. Hal itu tentu dibantu oleh arahan yang diberikan oleh Pak Upang, di samping ajakan kami secara langsung kepada warga sekitar. Hanya saja, jika acara diadakan pada pagi hari, mereka harus meninggalkan pekerjaan utama mereka di ladang. Maka dari itu, ada beberapa saran dari warga supaya acara di kemudian hari diadakan pada sore hari atau pada malam hari. Hal itu terbukti pada saat penutupan di Kampung Leuwicatang. Saya dan teman-teman lain tidak menyangka peserta akan membludak seperti itu. Antusiasme warga sangat tinggi. Mereka sudah berkumpul selepas magrib, padahal acara akan dilangsungkan selepas isya. Akhirnya kami pun cukup kewalahan, karena persiapan yang kurang matang pula. Tapi selebihnya acara penutupan tersebut berjalan sangat sukses. Saya melihat raut wajah gembira pada wajah teman-teman lainnya. Hanya saja saya menyesal, mengapa di awal tidak ada acara perkenalan dan pembukaan di kampung tersebut. Kami terlalu terfokus pada pembukaan formal di balai Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 111
desa. Rasanya saya ingin mengulang kembali semuanya dari awal. Air mata pun ingin rasanya mengalir dengan derasnya. Kesedihan pun kembali datang, saat keesokan harinya ketika kami harus pamit pulang. Ada beberapa warga yang mengeluarkan air mata karena kami. Saya sangat terharu. Tidak kuasa saya bendung air mata tersebut. Ditambah lagi dengan momen pada malam hari saat mobil jemputan barang datang. Waktu menunjukan pukul sembilan atau sepuluh malam, tapi warga datang dengan tiba-tiba. Dalam jumlah yang tidak sedikit. Mereka membantu kami memindahkan barang-barang. Dari mulai anak-anak hingga emak pun ikut membantu. Hati saya sangat terenyuh. Ingin rasanya saya tidak meninggalkan kampung tersebut. Sungguh hal tersebut merupakan pemandangan yang sangat indah, pengalaman yang sangat berharga. Oh Allah. Semoga warga Kampung Leuwicatang selalu Kau berkahi, rahmati, dan Kau kasihi. Amin. Banyak hal yang dapat saya ambil dari ketulusan hati mereka, kesungguhan tekad mereka, dan kemurahan hati mereka. Sungguh pengalaman tersebut sangat tidak ternilai harganya. Jika Menjadi Bagian dari Mereka Jika saya menjadi bagian dari mereka, saya ingin membantu menaikkan standar pendidikan di sana. Saya sangat miris dengan pendidikan formal yang ada di sana. SD tempat kami mengajar, serta saat kami mengajar bimbel, cukup menggambarkan secara umum kondisi pendidikan di desa tersebut. Sangat jauh jika dibandingkan dengan perkotaan. Padahal, saya tahu bahwa mereka bisa mendapatkan pendidikan yang lebih dari itu. Waktu yang sangat sempit itu, tidak bisa menjadikan angan-angan saya dan yang lainnya tentang perbaikan pendidikan tersebut terwujud. Kami tidak bisa mengubah suatu hal semudah membalikkan telapan tangan. Itu tentu memerlukan waktu yang cukup lama dan usaha yang tidak sedikit. Saya sangat sedih melihat adik-adik kelas 4 SD yang belum bisa mengoperasikan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan lancar. Meskipun kecerdasan seseorang itu bukan hanya dilihat dari pelajaran matematika, tapi setidaknya itu adalah gambaran tentang kemampuan mereka. Penjumlahan adalah hal yang semua orang harus bisa kuasai. Tapi, melihat adik-adik di sana sangat membuat saya terpukul. Saya ingin bisa menjadikan mereka haus akan ilmu. 112 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Saya juga cukup terpukul, dengan tidak adanya buku pegangan siswa dari sekolah mereka. Buku yang ada pun tidak sesuai dengan kurikulum yang terbaru. Dengan keadaan tersebut, mereka berdalih bahwa anak-anak di sana tidak bisa dipaksakan untuk sama dengan siswa perkotaan, karena kondisi dan kemampuan yang ada. Saya memang tidak terlalu pandai dan belum cukup lama mengenal kondisi siswa di sana, tapi rasanya hal itu kembali kepada tekad dan tujuan dari diri kita sendiri. Jika pemakluman itu terus tertanam seperti itu, maka kapan para siswa akan maju dan mendapatkan pendidikan yang sesuai? Saya ingin mengubah paradigma lama tersebut. Selain di dalam dunia pendidikan formal, saya juga ingin turut membebaskan warga dari buta huruf hijaiah. Tidak sedikit remaja dan anak-anak yang saya bimbing mengaji, tidak bisa membaca atau bahkan tidak mengetahui huruf hijaiah dengan benar. Mereka hanya hafal secara lisan, karena metode yang diberikan merupakan metode hafalan. Itu memang mungkin tidak salah, tapi jika sudah berusia cukup dewasa, akan sangat disayangkan jika tidak bisa membaca Alquran secara acak. Karena hafalan lah yang dipakai. Saya sangat menyesal karena tidak bisa maksimal dalam mengajarkan mereka mengaji. Waktu yang sangat singkat dan kegiatan yang sangat padat, membuat kami hanya bertemu beberapa kali dalam sepekan. Maka dari itu, saya sangat merasa kurang maksimal dalam usaha mencerdaskan mereka.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 113
3. JEMBATAN LAYANG Khafidah Muhib Terik matahari menggigit kulit gelapku, klakson dan deruman motor membuatku selalu siaga. Aku menyebrangi jalan menuju kampusku yang tepat berada di pinggir jalan kota Ciputat. Suasana yang membosankan, kota ini selalu padat dengan kendaraan bahkan nyaris tiap waktu macet, terlebih lagi di depan kampus. Mahasiswa harus selalu siaga dan hati-hati menyeberang, sebaliknya pengemudi harus lebih bersabar berhenti sejenak membiarkan para mahasiswa menyeberang berlalu lalang. Tak jarang ada yang mengeluh, meski sudah beribu kali ia menyeberang. Tak sedikit pula pengemudi yang selalu mengumpat kesal. “Hei! Gak usah nyebrang di sini! Nooh ada jembatan layang!!” Seorang pengemudi yang marah saat aku menyeberang melewati mobilnya. Sontak aku kaget, yang membuatku berhenti sejenak di antara mobil dan motor yang berserakan. Tak salah ia marah, sampai ia rela mengeluarkan setengah badannya lewat jendela mobil demi memarahiku. Sebenarnya ia mengajariku, kenapa aku menyeberang dengan senonoh, yang membuat kemacetan semakin bergelombang. Sedangkan di dekat kampus ini ada jembatan layang. Akan kuceritakan mengenai jembatan ini. Jembatan layang terletak jauh dari gerbang kampus. Kami berpikir ini sangat tidak praktis bagi mahasiswa yang sedang terburu-buru. Dosen sudah di kelas, mahasiswa keteteran, tugas belum dicetak, dan jalanan macet. Biar lah kami menembus ilalang-ilalang mesin ini. Tak ada yang menjamah anak tangga yang rindu diinjak itu. Seperti tak ada yang mengiginkan keberadaannya, ia terlalu jauh dan kotor. Tak ada trotoar pula yang menjadi transit jalan kami, hanya tanah yang terkadang menampung air-air becek, atau kita sering menyebut itu genangan air. Jika kau ingin tahu sebenarnya kawan, cobalah menjadi pejalan kaki depan kampus UIN Jakarta tercintaku ini. Semester VI Semester VI. Rupanya sudah tiga tahun aku di sini. Pada jenjang ini aku dan seluruh mahasiswa angkatan 2013 dihebohkan dengan rumor yang 114 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
beredar akhir-akhir ini. Akan ada kebijakan baru dari PPM mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2016 ini. Seluruh mahasiswa akan dibagikan kelompok berdasarkan ketentuan PPM. Ini sempat menjadi geger, simpang siur. Bahkan ada yang ingin mendemo kebijakan tersebut. Tahun-tahun sebelumnya, tak ada ceritanya KKN ditentukan dari kampus, mengenai teman kelompok dan desa. Tak ada yang salah dengan kebijakan ini, hanya saja ini adalah sesuatu yang baru dan belum diketahui hasilnya. Tidak sedikit mahasiswa yang telah membuat kelompok KKN sendiri sejak jauh-jauh hari, bahkan dari semester 5. Mahasiswa juga merasa terugikan, karena tidak bersama orang-orang pilihan mereka. Ini merupakan salah satu faktor yang membuat kebanyakan mahasiswa ragu dengan program baru ini. Mei ini seluruh mahasiwa semester 6 mendapat pembekalan KKN. Di sana kami akan bertemu dengan sejumlah orang yang akan menjadi teman kelompok kami. Tiap kelompok terdiri dari 11 orang dari fakultas dan jurusan yang berbeda-beda. Namun, sebelum ini ada sedikit kisah yang membuatku geli saat mengingatnya. Andai saja ada mouse ajaib, klik kanan, lalu delete memori memalukan itu. Sebelum pembekalan, setiap orang harus mendaftarkan diri untuk mengikuti KKN ini melalui sistem informasi UIN atau AIS UIN Jakarta. Di sana tertera banyak sekali kolom yang harus diisi. KKN kali ini ada tiga macam, KKN internasional, kebangsaan dan reguler. Kawan, sejenak aku hikayatkan tentang jurusanku yang sedikit monoton tapi produktif. Jurusanku adalah Tarjamah dari Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Satu-satunya jurusan di Asia Pasifik. Kami belajar menerjemahkan teks Arab-Indo atau Indo-Arab. Kami harus mempelajari linguistik Bahasa Indonesia dan Arab lebih detil lagi. Korpus kami adalah teks-teks dan teks. Memandangi tinta-tinta keriting, lalu tersenyum saat aku bisa menerjemahkan dalam otak. Begitu juga sebaliknya, lama-lama memandanginya akan muntah, mungkin saja rambutku menjadi keriting tak karuan juga. Teks kenegaraan, politik, ekonomi dan sastra sudah familiar di depan mata. Berhubungan dengan pilihan KKN, aku memilih KKN kebangsaan. Aku ingin berkecimpung di bagian ketatanegaraan atau duta besar negaranegara dari Timur Tengah dan lainnya. Aku bahagia membayangkan KKN di depan berkas, sambil menerjemahkan beberapa teks atau pun pergi ke luar negeri. Dalam hati kecilku aku berharap impianku dikabulkan. Amin Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 115
Hari pembekalan pun tiba. Seluruh daftar nama-nama peserta KKN 2016 sudah muncul di AIS. Aku cepat-cepat men-dowonload pengumuman itu. Di sana juga sudah terpampang teman-teman kelompokku. Aku sedikit bingung kenapa aku seperti kawan-kawan yang lain? Ah, aku pesimis dan cemas. Sepertinya aku masuk KKN regular. Aku pun mendatangi kantor PPM, ternyata benar aku tidak lulus KKN kebangsaan, mereka bilang nilaiku tidak mencukupi syarat. Memang benar, nilai IPK ku mengalami penurunan di tiap semesternya. Bukannya aku bodoh, tapi aku selalu menggunakan jatah lebih untuk absen di setiap mata kuliahku. Hehe. Baiklah aku terima kekalahanku. Tiba Saatnya Pelepasan 25 Juli 2016 adalah hari pelepasan yang dinanti oleh setiap kelompok KKN. Setiap kelompok terdiri dari 11 orang yang berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Pada acara pelepasan ini, dihadiri oleh rektor UIN Pak Dede Rosyada. Beliau melepas balon sebagai tanda pelepasan. Kami dan setiap kelompok lainnya juga melepas balon yang telah kami persiapkan. Pemandangan yang indah saat balon warna-warni itu dibiarkan melayang ke udara. Aku melihat ratusan karakter warna yang berbeda terbang di angkasa, seperti kita yang akan dilepas di kehidupan yang sesungguhnya. Bagaimana kami bersatu meski berbeda warna? Pertanyaan itu terbesit dalam hatiku. Entahlah. Bagaimana aku harus menghadapi orang baru di sana, bagaimana aku harus beradaptasi dengan orang yang baru. Bukan sesuatu yang sepele menurutku, karena sebulan ke depan mereka akan menjadi keluarga singkatku; tidur, makan, dan berinteraksi 24 jam selalu bersama mereka. Ke-10 kawanku ini akan menggantikan posisi ayah, ibu, adik, kakak dan bahkan nenek ku. Desa Barengkok Rasanya baru kemarin aku terbangun di atas kasur springbed yang empuk. Namun hari ini, di desa orang aku terbangun di atas kasur lipat yang makin menipis saja. Ada yang aneh di sini. Aku tak mendengar suara azan saat aku terbangun, mungkin aku terlambat mendengar suara indah itu yang memecahkan keheningan desa ini. Semua kemungkin bisa terjadi, otakku penuh pertanyaan bodoh.
116 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Pagi yang berbeda jauh dari kota. Tak ada suara derum motor berlebihan yang membisingkan, kicauan burung bersahutan seakan-akan mereka sedang berintraksi satu sama lain. Desa yang ku tempati ini bernama Barengkok, terletak di Kabupaten Bogor. Aku dan teman-teman menyewa dua buah rumah, satu untuk para wanita yang berjumlah enam orang dan satu lagi untuk pria yang berjumlah lima orang. Lokasi kontrakan kami berada di Kampung Leuwicatang yang tidak jauh dari rumah Kepala Desa Barengkok. Masyarakat Leuwicatang yang ramah, belum ramai anak-anak sekolah masyarakat setempat sudah datang menyapa. Wajah mereka memamerkan senyum yang mengajak untuk bersahabat. Sangat hangat pagi di sini. Hari pertama aku lalui dengan sedikit canggung dengan saudarasaudara baruku. Aku harus banyak berbagi dengan mereka, seperti sabun cuci (karena ada saja yang lupa belanja atau malas membuka koper), bantal, bekal jajanan, dan banyak sekali hal yang dilakukan untuk cara hidup bersama. Kecanggungan yang paling berkesan buatku adalah mencicipi masakan mereka, dan begitu juga mereka harus mencicipi masakanku yang tak pandai memasak ini. Aduuuh….. Setiap hari kami mendapatkan giliran memasak di hari yang berbedabeda. Aku tak pernah membantu orang tuaku di dapur, dan kini aku harus masak untuk 10 kepala dengan perut kelaparan? Jadwal masak yang selalu membuatku nervous. Mau tak mau kami harus saling percaya terhadap masakan satu sama lain. Kalau tidak, anggap saja itu masakan bocah yang memasak untuk barbienya. Bebicara masak-memasak, berarti menantang kita untuk percaya masakan kita aman dan enak. Ahaha. Mungkin terlalu berlebihan kesimpulan yang kudapat ini, namun ini kenyataan yang kupelajari. Aku harus berani memasak untuk orang, bukan barbie atau perut yang lapar saja. Pembukaan KKN di Desa Barengkok Di dalam ruang sempit aku melihat wajah-wajah asing, tapi ada juga beberapa wajah yang sudah kukenal sejak lama, mereka adalah temanku dari jurusan yang sama. Tiga kelompok KKN yang ditugaskan di Desa Barengkok sedang berkumpul di ruangan depan kontrakanku. Sebenarnya Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 117
tak terlalu sempit, tapi jika menampung 33 mahasiswa yang mempunyai bobot berbeda-beda, tentu saja aku pilih diksi sempit untuk mendiskripsikan ruang depan ini. Kami merapatkan persiapan untuk acara pembukaan nanti siang jam 02.50 di balai desa. Tak terlalu banyak penampilan, hanya pengenalan dan pemaparan planing-planing dari tiga kelompok. Kali ini aku diposisikan sebagai divisi konsumsi. Divisi yang sangat jarang aku tekuni. Selama ini aku berkelut di bidang publikasi, dekorasi dan dokumentasi. Tanyakan saja padaku tentang pubdekdok, akulah jagonya. Hehe. Bukan sombong, hanya sebatas percaya diri. Acara pembukaan berjalan dengan lancar, ketua kelompokku memperkenalkan anggotanya tanpa melihat daftar nama kami. Tidak seperti kelompok lain yang melihat daftar. Terlihat wajah Bowo yang sangat gigih berusaha, saat menyebut nama kami dengan hanya melihat wajah. Maklum baru sehari tinggal bersama, mungkin masih tidak terlalu hafal, atau karena beberapa dari kami namanya seperti kata homofon. Usaha yang sangat mengharukan untuk seorang pemimpin seperti Bowo. Dalam acara pembukaan ini, dosen pembimbing kelompokku datang memberi sambutan. Beliau berbicara panjang lebar. Tak lupa beliau memberikan pesan dan harapan kepada staf desa, agar dapat membimbing kami dengan penuh kesabaran. Mak Hasanah Jika kau mengunjungi Kampung Leuwicatang, maka usahakanlah berkenalan dengan Mak Hasanah yang sangat ramah. Hati emak sangat lembut, selembut sutra. Wajahnya sangat bersahaja. Meski ia telah lanjut usia, namun kerutan di wajahnya tak nampak terlipat karena goresan dendam. Setiap berjumpa, ia selalu melempar senyum yang gol ke dalam hatiku. Nenek ini memiliki rumah yang tak begitu luas, namun banyak ruang kosong. Di sana para orang tua menitipkan anak-anaknya kepada emak untuk mengaji setiap seusai shalat Maghrib. Sangat kebetulan rumah emak berada di depan kontrakan kami. Seusai magrib aku dan teman-teman mengunjungi rumah Mak Hasanah, sesusai planning kami untuk membantu menjadi tenaga pengajar di rumah beliau. 118 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Emak menerima kami dengan lapang dada. Lagi-lagi senyumnya terurai melepaskan ketegangan hatiku. Emak dengan suka hati mendongengkan kami tentang Kampung Leuwicatang ini. Tak berbeda dengan nenek-nenek yang lainnya, mereka dengan bangganya bercerita seperti mereka merindukan masa muda mereka. Namun emak memiliki keistimewaan yang hanya dimiliki olehnya. Emak tidak pikun, tetap kuat. Beliau selalu ramah dan hatinya tak menyimpan dendam. Kampung ini memiliki beberapa aliran yang dianut oleh masyarakat setempat. Ada yang sangat keras, ada juga aliran yang toleran dan modern. Kini aku baru paham mengapa masjid di dekat sini tak kunjung melengkingkan bunyi azan, ternyata masjid tersebut menganut suatu pemahaman yang mengharamkan penggunaan pengeras suara. Mendengar Mak Hasanah menceritakan cerita ini, membuatku menyengir menertawakan diriku sendiri, alangkah bodohnya aku menyebut masjid tadi sebelumnya dengan “masjid tak berkumandang” . Sempat aku berpikir untuk mengajukan kepada kawan-kawan untuk melengkapi fasilitas masjid. Oh Tuhan! Ternyata aku salah sangka. Lihat! atau Tidak Ada Lima Waktu Setiap ingin melaksanakan ibadah shalat, aku dan teman-teman harus melihat jam terlebih dahulu. Jika tidak, maka terpaksa aku harus mempraktikan tata cara melihat waktu shalat seperti zaman Rasulullah (khayalan yang terlalu lebay). Setiap subuh tanpa azan, tapi syukur saja ada alarm hp. Meskipun sedikit berbeda, tak tersentuh rasa yang sangat indah itu. Tapi tak apa. Ini jauh lebih baik daripada tinggal di kota yang harus menyeberang dengan degupan hati yang tak beraturan. Gubuk Derita Setiap selesai Shalat Maghrib, aku mengajar mengaji anak-anak kampung yang masih jauh dari Makharijul Huruf (fonetik Arab) dan Tajwid (ilmu tata cara baca Alquran) yang benar. Mengapa aku bilang masih jauh dari cara baca yang benar? Anak-anak kampung di sini menggunakan Bahasa Sunda yang sangat kental, hingga huruf hijaiyah pun dibaca dengan logat Sunda, misalnya Fa’ dibaca Pa’, Za’ diucapkan seperti Ja’. Aku dan teman-teman berusaha membenarkan sesuatu yang sudah biasa di lidah Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 119
mereka. Sangat sulit mengubah kebiasaan, apalagi sudah turun-temurun diajarkan seperti itu. Tak hanya itu yang kami ajarkan, kami juga membuka bimbel beberapa mata pelajaran sekolah. Banyak sekali adik-adik yang berminat. Tiap harinya jumlah peserta bertambah banyak, membuat kami cukup kebingungan. Di antara banyaknya peserta bimbel, ada seorang anak yang sangat berbeda. Buatku ia sangat istemewa. Wajahnya selalu menyunggingkan senyum saat mengangkat tangan, menjawab pertanyaan atau menerima tantangan dari tutor. Saipul. Bocah berumur 12 tahun, warna kulitnya yang coklat membuat pipinya yang padat terlihat mengkilat dijilat matahari. Senyum Saipul tetap manis. Topi merah putihnya selalu melakat di kepalanya. Ia bukan penduduk Kampung Leuwicatang, tapi semangat gigihnya mengikuti bimbel ini mengalahkan panasnya matahari. Saipul selalu mencoba menjawab pertanyaan yang dilontarkan para tutor. Ia semangat dan tak takut salah. Aku dan kawan-kawan sangat mengaguminya. Kini aku ingin menceritakan sedikit acara, yang aku dan kawankawanku adakan. KKN kali ini bertepatan dengan bulan Agustus, tentu ini adalah momen kami untuk merayakan hari besar bangsa Indonesia, yaitu 17 Agustus. Teman sekelompokku membuat kesepakatan dengan kelompok lain di desa ini. Tiga kelompok di desa ini menggelar acara peringatan 17 Agustus bersama-sama di balai desa. Kami membentuk panitia gabungan. Aku sedikit ingin mengeluh tentang apa yang aku lihat. Acara ini tidak terlalu meriah, dan memang dibuat tidak meriah. Aku tak melihat adanya persiapan yang membuat acara ini ingin nampak meriah. Semuanya sederhana, tak ada yang ingin sokongan dana terlalu besar. Siapa sih yang ingin rugi. Lighting seadanya, panggung pun sekenanya. Syukur saja ada warga desa yang bersedia menonton, cukup banyak. Namun entah mengapa aku merasa teman-temanku kurang royal dalam membuat acara ini. Semuanya under estimate. Kesan yang buruk. Sebelumnya, di jauh-jauh hari para pembual bersiul, mereka menyebarkan kabar gembira, semua orang bertanya dan berharap besar. “Akan ada panggung .....” Aku lupa kalimat selanjutnya. Namun kekecewaanku terobati dengan satu penampilan. Tak ada yang paling berkesan kuat dan terasa 120 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
memperingati hari jadi Indonesia di hatiku, kecuali semangat bocah tadi yang memukau semua audience. Setiap kelompok KKN harus menampilkan anak didik mereka dalam acara ini, tentu saja ini akan terlihat meriah. Tadinya aku berpikir seperti itu. Biar kutegaskan kembali kawan, (maaf jika ku terlalu boros kata-kata, tapi ini datang dari hati). Tak ada yang membuatku berkesan kuat kecuali penampilan puisi tiga orang bocah. Satu di antara mereka menggetarkan hati penyimaknya. Saipul, dia terpilih untuk membaca puisi. Ia tak menolak seperti anak-anak seumurannya, yang jika ditunjuk mengerut seperti cacing. Matanya membelok semangat yang tak pernah mengkerut. Ia datang untuk berlatih membaca puisi sebelum hari-H. Tiga orang anak membacakan puisi berantai bertema “Merdekakah Indonesia”. Tema yang kontrofersi, namun berisi kritik pada bangsa. Puisi pertama dibacakan oleh Saipul. Bocah ini bersuara kuat, ia berteriak layaknya seorang prajurit. Tangan kanannya mengepal seraya berteriak “MERDEKA!”. Ia hentakkan kakinya menginjak bumi ini. Ia mentransfer makna, bahwa ia adalah pemilik negeri ini. Penonton menerima transfer itu dengan tepuk tangan yang meriah. Saipul menatap dengan gagah dan sebaris senyum terlihat di wajah legamnya. Selanjutnya pembaca puisi kedua adalah Ayu. Ayu adalah gadis yang selalu mencoba dan sangat berbakat dalam seni. Ia membacakan puisi dengan nada yang berbeda, kali ini dia sangat genit mengkritk negaranya. Ia bertanya ini itu, yang mengundang gelak tawa para penonton. Puisi terakhir adalah tentang menyampaikan amanah, bukan lagi konflik. Ia bernama David. Ternyata David adalah saudara kandung Saipul. Tapi semangat dan suara David tak selantang Saipul. Mereka berdua nyaris terlihat kembar. Postur dan wajah mereka sangat mirip. Para penonton sangat bangga dengan penampilan mereka yang menggugah hati, mengundang gelak tawa juga mengingatkan kemerdekaan yang sesungguhnya. Seusai acara, aku mengantar pulang anak-anak didik kami, termasuk Saipul dan David. Aku antarkan keduanya sampai depan pintu. Dari jauh aku sedikit pun tak menduga, bahwa gubuk di depan mataku adalah sebuah rumah, dengan kata lain adalah tempat tinggal. Aku terdiam. Saipul dan David memanggil ibu mereka dari luar. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang perempuan paruh baya muncul dari Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 121
balik pintu yang terbuat dari bambu. Aku bersalaman dengan ssok tersebut. Ia menjulurkan tangan kiri sambil tersenyum. “Hehe. Maklum neng, struk”. Aku hanya bisa menjawab dengan senyuman. “Ayo masuk, neng! Masuk aja.” Aku pun mengekor masuk. Entah bagaimana akuh harus mendeskripsikan rumah ini. Rumah ini rapi bukan karena steril, tapi karena tak ada banyak barang. Gubuk bambu tempat Saipul bermalam tiap harinya ini, tediri dari tiga petak saja. Petak paling depan persegi panjang, selebar semeter, dua petak selanjutnya adalah kamar tanpa pintu, hanya ada kelambu usang yang mencoba menghalangi nyamuk masuk. Sangat sempit dan mengkhawatirkan. Aku bertanya dalam hati, bagaimana jika hujan turun? “Ya, inilah neng gubuk derita...” ucap Ibu saipul membuyarkan lamunan. Malam ini aku pulang ke kontrakan dengan rasa iba yang membuatku tetap bersyukur sampai saat ini. Aku berpesan dan berharap, supaya pendidikan kedua anak tadi tidak putus. Aku melihat masa depan di dalam bola mata mereka. Tidak hanya sampai di sana saja penderitaan yang mereka rasakan. Mereka adalah anak yatim, ayahnya telah lama meninggal dunia. Lagi-lagi aku bersyukur sambil meneteskan air mata. Kawan, buka mata kita lalu lihatlah sekeliling kita.
122 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
4. TIGA KATA; KULIAH-KERJA-NYATA Desta Puji A a.
Pengantar
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tiga buah kata yang mempunyai kisahnya sendiri yang mungkin sedikit sulit dikisahkan oleh saya sendiri. Mungkin itu adalah sepenggal kalimat yang saya dapatkan untuk memulai tulisan ini. Ya, saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah Desta Puji Ardianto, biasa dipanggil Desta. Saya adalah seorang mahasiswa yang berasal dari Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Awal kuliah di UIN, saya memang disibukkan dengan kuliah yang jadwalnya cukup padat, tetapi saya berusaha untuk menikmatinya. Akan tetapi, di semester 4 saya mendengar informasi, bahwa ketika seorang mahasiswa sudah memasuki semester 7, dengan jumlah SKS yang sudah ditempuh sebesar 110 SKS, maka mereka diwajibkan untuk mengikuti suatu kegiatan yang dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saya coba mencari informasi tersebut, baik dengan cara bertanya kepada senior maupun searching di google. Kemudian saya pun mendapatkan sebuah kesimpulan. Kegiatan KKN dikategorikan sebagai mata kuliah. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkelompok, yang terdiri dari berbagai fakultas dan mahasiswa. KKN juga mengajarkan bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat, mengaplikasikan atau memberikan ilmu yang kita punya kepada orang-orang yang berada di desa yang kita tempati. Cerita KKN dimulai saat pembekalan KKN ,yang dilaksanakan di Auditorium Harun Nasution. Nama saya tertulis di hari kedua pembekalan KKN dengan kode 053. Setelah acara pembekalan usai, mahasiswa dikumpulkan perkelompok berdasarkan kode di depan nama masingmasing. Saat itu saya bertemu dengan anggota satu kelompok KKN. Awal pertemuan anggota kelompok KKN ini, saya lebih banyak diam, karena saya malas berbicara dengan orang yang baru dikenal. Saya lebih baik memperhatikan semua yang dibicarakan oleh salah satu teman kelompok saya. Singkat cerita, nama kelompok KKN 053 ini adalah MAHATMA. Nama ini diberikan oleh ketua kelompok saya, yaitu Bowo. Selama rapat KKN saya selalu ikut, tetapi saya sering terlambat datang, karena jadwal Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 123
kuliah saya banyak di waktu sore hari. Saya berpendapat bahwa program kegiatan cukup siap untuk dilaksanakan, karena sudah beberapa kali survei. Hal yang mengganjal saat itu adalah mengenai anggaran pasti setiap kegiatan, tetapi semua terselesaikan saat akan keberangkatan KKN. Saya khawatir dengan kondisi lokasi KKN kelompok kami, tetapi rasa khawatir tersebut terkalahkan oleh rasa khawatir akan tanggungjawab saya terhadap satu program yang saya miliki. Hari keberangakatan pun tiba. Pada hari itu, dilaksanakan upacara pelepasan keberangkatan KKN UIN 2016. Setelah upacara pelepasan selesai, kami pun berangkat ke Desa Barengkok yang memang telah menjadi desa pilihan kampus, bagi tempat saya dan teman teman KKN Mahatma akan melakukan tugas pengabdian KKN. Saat akan berangkat menuju lokasi KKN, ada kejadian yang cukup membuat saya kesal. Helm yang saya gunakan hilang di parkiran kampus. Kejadian itu mungkin akan saya ingat terus. Tapi mungkin itu adalah awal dari semua kenangan yang akan saya ingat selama sebulan, bersama teman KKN saya di desa. b.
Suka Duka Cerita KKN Anggota kelompok KKN Mahatma berjumlah 11 orang, yang terdiri dari lima orang pria dan enam orang wanita. Mereka berasal dari delapan fakultas yang berbeda. Ada Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Siapa sajakah mereka? Saya akan jabarkan satu per satu. Dimulai dari ketua kelompok, yaitu Anhar Ajiwibowo, sekretaris dijabat oleh Anisa Lesmana, bendahara dijabat oleh Tsaibatul Aslamiyah, divisi humas dijabat oleh Cahyo Eko Pambudi dan Amelia Fauziyah, divisi acara dijabat oleh Khafidah Muhib dan Wahyudin Arief, divisi komsumsi dijabat oleh Gessy Evelin Miranda, divisi dokumentasi dijabat oleh Nita Silpiani, lalu terakhir divisi peralatan dan transportasi dijabat oleh saya sendiri dan Much. Saifuddin Zuhri alias Masbro atau Mase. Hari pertama KKN di Desa Barengkok cukup melelahkan. Saya dan teman-teman lainnya tidak langsung beristirahat, tetapi membersihkan kontrakan yang akan kami tinggali selama sebulan. Kami tinggal di dua kontrakan yang dimiliki oleh salah satu warga. Kondisi awal kontrakan tersebut kurang bersih dan rapi, karena selama dua bulan tidak ada yang 124 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
menempati. Selain itu, kontrakan kami juga berada di ujung gang, sehingga sedikit kurang nyaman. Tapi kami semua mencoba beradaptasi dengan keadaan seperti ini. Memang tempat tersebut kurang memadai, tapi dari segi kenyamanan dan keamanan bisa dikatakan bagus. Letak kontrakan kami tidak jauh dengan rumah Bapak Kepala Desa Barengkok, Ketua RW 05, Ketua RT 02 dan Ketua RT 03. Berdekatan dengan rumah Kepala Desa Barengkok, bukan berarti kami bisa menemuinya setiap saat untuk konsultasi mengenai program KKN, karena Bapak Hermawan Setiawan selaku kepala desa cukup sibuk dengan jabatannya yang cukup tinggi, serta berhubungan langsung dengan Pemerintah Daerah Bogor. Pada acara pembukaan KKN, Bapak Hermawan Setiawan dan Sekretaris Desa Barengkok tidak bisa hadir dan digantikan oleh salah satu stafnya, yaitu Bapak Jajang sebagai wakil dari Aparat Desa Barengkok. Salah satu staf desa yang juga banyak membantu kami adalah Ibu Eva dan Pak Supardi. Beliau selalu memberikan informasi kepada kami, dimulai dari survei pertama kali, hingga pemberian informasi mengenai tempat tinggal. Setelah semua penjelasan singkat di atas, kembali pada tujuan KKN kami secara umum, salah satunya ialah mengabdi kepada masyarakat. Kami mengadakan kegiatan belajar–mengajar di sekolah dasar, bimbingan belajar, mengajar mengaji, perbaikan fasilitas masjid dan mushalla, pembuatan gapura Desa Barengkok, serta masih banyak lagi kegiatan lainya. Kegiatan demi kegiatan kami lakukan, dengan tujuan membuat warga menjadi lebih cerdas, inovatif dan kreatif untuk mencapai kesejahteraan. Pertama, kegiatan yang kami kerjakan adalah santunan anak yatim dan/ atau piatu serta bakti sosial. Di Desa Barengkok cukup banyak terdapat anak yatim piatu, karena desanya cukup besar dan padat. Tapi kami telah bersepakat, hanya 25 anak yang akan kami santuni. Bakti sosial adalah sumbangan berupa perangkat alat shalat untuk masjid dan mushalla. Kegiatan tersebut cukup terbatas dan tidak mencakup satu desa secara keseluruhan, karena terbatasnya anggaran yang kami miliki. Meskipun demikian, kegiatan ini tetap berlangsung secara khidmat dan lancar. Setelah kegiatan santunan dan bakti sosial, selanjutnya adalah kegiatan perbaikan fasilitas masjid dan mushalla. Objek kegiatan kami adalah Masjid Nurul Huda dan Mushalla Al-Ikhlas, karena letak masjid dan mushalla tersebut cukup dekat dengan kontrakan kami. Kegiatan kami ini Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 125
mengenai perbaikan fasilitas wudu. Hal ini berawal dari saat kami survei pertama kali. Ketika kami salat berjamaah di masjid, kami melihat fasilitas wudu yang kurang memadai dan terlihat kotor. Seusai salat, kami pun mendatangi salah satu warga untuk menanyakan siapa pengurus masjid tersebut. Akhirnya kami bertemu dengan Bapak Sukardi, selaku pengurus masjid tersebut. Pertama kami menjelaskan tentang program yang kami canangkan, kemudian meminta izin untuk melakukan perbaikan dan pembersihan fasilitas wudu di masjid tersebut. Kegiatan tersebut pun kami lakukan di minggu pertama KKN. Alhamdulillah cukup banyak warga yang ikut membantu, karena sosialiasi untuk kegiatan ini dibantu oleh Ketua RW 05, yaitu Bapak Supardi. Perbaikan fasilitas masjid atau mushalla dilaksanakan dua kali, karena terdapat mushalla di dekat kontrakan kami. Mushalla tersebut keadaannya kurang cukup terawat. Banyak tembok yang sudah mulai retak dan hancur. Cat tembok yang mulai terkelupas dan cukup kotor di beberapa bagian, mengakibatkan mushalla tersebut kurang enak dipandang. Kami pun bertemu dengan Ketua RT 03, yaitu Bapak Sutar dan beberapa warga sekitar untuk membicarakan kegiatan. Para warga pun setuju dengan diadakannya kegiatan ini. Perbaikan musala pun berlangsung selama satu hari, karena warga sekitar dan para pemuda pun banyak membantu kami. Meskipun demikian, ada beberapa kendala dalam kegiatan tersebut, salah satunya adalah keterbatasan alat yang digunakan, karena banyaknya warga yang ingin membantu. Tapi hal tersebut pun terselesaikan, karena inisiatif warga untuk membawa peratalan sendiri. Program kami selanjutnya ialah Mahatma mengajar. Kegiatan ini terfokus pada anak–anak sekolah dasar. Desa Barengkok sendiri memiliki empat buah sekolah dasar. Kami mendapatkan tempat mengajar di Sekolah Dasar Negeri Barengkok 03. Kami mungkin memiliki sedikit pengalaman, bahkan tidak ada pengalaman dalam hal mengajar, tapi kami diharuskan untuk bisa mengajar mereka. Kami pun menggabungkan siapa saja yang biasa mengajar dan bisa mengajar, dengan yang tidak pernah mengajar sama sekali. Akhirnya kami terbagi ke dalam tiga kelompok. Saya bertugas untuk mengajar siswa-siswi kelas 4. Kami mengajar dengan penuh semangat, karena kami yakin bahwa siswa sekolah dasar lebih bersemangat dalam hal belajar. Memang di awal mengajar, mereka tidak semua semangat dan tidak memahami yang kami ajarkan, karena metode pembelajaran serta guru yang berbeda dari yang 126 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
biasa mereka terima. Akan tetapi, mereka terlihat tidak menyerah dan selalu bertanya mengenai pembelajaran. Alhamdulilah di akhir kegiatan ini, mereka cukup memahami dan mengerti apa yang kami ajarkan. Saya mencoba bertanya kepada salah satu siswa mengenai metode pembelajaran kami, dia menjawab seperti kalimat di atas. Awalnya mereka kurang memahami apa yang kami ajarkan. Namun akhirnya mereka mengerti apa yang kami ajarkan. Kami bersyukur, setidaknya kami membantu guru di sana dan membagikan ilmu yang pernah kami dapatkan di sekolah dasar dulu. Selama kegiatan Mahatma mengajar, ada juga kegiatan yang dilakukan seusai kegiatan tersebut, yaitu Mahatma bimbel dan Mahatma mengaji. Mahatma bimbel dilaksanakan di kontrakan tempat kami tinggal. Antusiasme anak–anak sekolah dasar yang kami ajar di sekolah, serta anak– anak sekitar kontrakan sangatlah besar. Mereka juga sempat membuat kami kewalahan, karena jumlah peserta bimbel yang terus bertambah di setiap harinya. Mahatma mengaji dilaksanakan di rumah Ibu Hasanah, yang biasa kami sapa emak. Kegiatan tersebut kami laksanakan pada malam hari, seusai Salat Magrib. Pada kegiatan ini kami tidak terlalu kewalahan, karena yang ikut mengaji hanya anak–anak warga sekitar kontrakan. Satu yang mungkin sulit ditemukan di kota, adalah semangat mereka dalam melakukan kegiatan. Mereka selalu datang satu jam sebelum kegiatan dilaksanakan. Pernah suatu saat, ketika sedang istirahat sehabis mengajar di sekolah dasar, ada beberapa dari mereka yang datang ke kontrakan kami dan menanyakan bimbel lengkap dengan membawa buku. Di minggu ketiga KKN, kami mengadakan tiga kegiatan yang cukup mendapatkan antusiasme warga, yaitu Mahatma cek kesehatan yang bekerjasama dengan mahasiswa kesehatan UIN Jakarta, Mahatma penyuluhan narkotika dan pendidikan sosial serta pelatihan kewirausahaan plus demo masak inovasi tape singkong. Antusiasme warga sangat tinggi, karena mereka merasa ketiga kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi mereka. Saking antusiasnya, warga banyak yang datang satu jam sebelum acara dimulai. Mungkin ini merupakan salah satu momen yang saya rindukan setiap melakukan kegiatan di sini. Kegiatan kami selanjutnya adalah senam sehat dan bazar. Pada kegiatan ini pun, warga tidak kalah antusias seperti pada kegiatan lainnya. Acara senam sehat ini cukup banyak dihadiri oleh ibu-ibu. Senam ini Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 127
dipimpin oleh dua anggota kelompok kami, yaitu Mia dan Amel. Setelah kegiatan senam, kami mengadakan bazar pakaian murah, yang dijual seharga Rp 5.000,- hingga Rp 10.000,-. Hasil dari penjualan pakaian murah ini akan kami berikan kepada warga, sebagai tambahan anggaran untuk perayaan 17 Agustus nanti. Alhamdulilah banyak pakaian yang terjual. Perayaan 17 Agustus pun berjalan dengan cukup meriah, dengan beberapa lomba di dalamnya. Para warga terlihat sangat senang. Pada acara ini, kami diamanahi untuk menjadi koordinator perlombaan. Dapat kami rasakan, panasnya terik matahari di tengah lapangan luas. Tapi semua terbayarkan dengan rasa puas warga, yang terlihat dari senyum dan tawa mereka. Kegiatan selanjutnya, yaitu pelatihan komputer berupa Ms. Word, Ms. Power Point dan Ms. Excel untuk para guru SDN Barengkok 03. Dalam kegiatan ini, saya ikut serta dalam mengajarkan pelatihan kepada para guru. Memang sudah ada bebarapa guru yang bisa menggunakan komputer, tapi mereka tetap saja antusias dalam kegiatan ini. Dari kegiatan ini, kami mengharapkan para guru di SDN Barengkok 03 dapat menjadi solusi dalam hal belajar-mengajar, karena selama ini para siswa hanya dapat mendengar penjelasan, tanpa membaca dan melihat gambar secara langsung. Contohnya akan terasa ketika mata pelajaran IPA. Pda pelajaran ini cukup banyak gambar yang harus ditampilkan. Kegiatan terakhir kami adalah kegiatan gabungan bersama dua kelompok KKN lainnya di Desa Barengkok ini, yaitu pembuatan gapura Desa Barengkok. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan warga pendatang untuk mengetahui letak dan batas Desa Barengkok. Pihak aparat Desa Barengkok pun sangat setuju dengan kegiatan gabungan ini, begitu juga dengan warga desa setempat. Mereka sangat senang, karena ada penanda desa yang akan membuat desa mereka lebih cantik. Selama program kegiatan, kami cukup banyak dibumbui oleh perdebatan hebat antar anggota. Tapi semua berjalan lancar, tanpa ada yang merasa menang ataupun kalah. Semua kegiatan yang saya dan teman– teman lainnya lakukan, diharapkan dapat dirasakan oleh semua warga walaupun tidak banyak. Tapi setidaknya ada sedikit membekas di ingatan mereka. Ada tawa dan canda dari kami semua. Tepat tanggal 24 Agustus malam, saya dan teman-teman Mahatma membuat acara penutupan dengan warga Kampung Leuwicatang. Dalam acara ini kami semua dapat merasakan kehangatan, keramahan, keceriaan 128 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
dan kesedihan warga, karena mereka tahu jika kami akan pulang ke Jakarta. Tanggal 25 Agustus saya dan teman–teman KKN mengadakan acara penutupan dengan Desa Barengkok, di balai desa. Selepas acara penutupan KKN, kami kembali ke kontrakan dan pamit dengan warga sekitar kontrakan untuk pulang. Ada yang cukup membuat saya kaget. Para warga merasa sedih, karena kami tidak bisa lama-lama tinggal di desa tersebut. Akhirnya kesedihan pun hadir di muka kami semua, dan ada beberapa warga yang menangis terharu. c.
Lingkungan Sekitar Desa Barengkok
Desa Barengkok adalah desa yang kami dapatkan untuk melakukan kegiatan KKN. Desa ini terletak di Kecamatan Jasinga, Kabupaten BogorJawa Barat. Desa Barengkok luasnya sekitar 599.000.000 Ha, yang terdiri empat dusun atau kampung, depalan RW dan 30 RT. Desa Barengkok ini dipimpin oleh seorang lurah, yaitu Bapak Hermawan Setiawan. Beliau sudah memimpin desa tersebut selama dua periode. Saya mendapatkan beberapa informasi tentang desa tersebut, bahwa di sana masih banyak penggunaan hal-hal yang berbau mistis. Tapi ketika hari KKN tiba, semua itu tidak kami lihat dan rasakan. Ketika pertama kali sampai di lokasi, banyak warga yang menyambut saya dan teman-teman. Ada beberapa warga yang berbicara memakai Bahasa Sunda, mungkin artinya seperti ini “Kalau ada kakak semua, kampung ini jadi ramai”. Tapi saya berharap para warga bukan hanya merasakan kampungnya ramai, tapi juga mendapatkan manfaat yang saya dan teman-teman lakukan selama sebulan KKN di desa tersebut. Selama KKN berlangsung sampai selesai, warga sangat ramah dan enak untuk diajak bersenda gurau. Bila dilihat, Desa Barengkok cukup nyaman dan dingin, karena masih banyaknya lahan terbuka dengan pohon-pohon besar, sawah yang luas dan desa yang cukup jauh dari jalan raya utama, menjadikan rasa nyaman dan dingin itu terjaga. Kampung yang saya dan teman–teman tinggali, adalah Kampung Leuwicatang. Kampung tersebut mempunyai tradisi yang cukup unik, yaitu ada beberapa rumah yang tidak membolehkan mempunyai tv dan radio.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 129
Ada juga salah satu RW yang semua masjid dan mushallanya tidak diperbolehkan menggunakan pengeras suara. Kesan yang saya dapatkan selama satu bulan KKN di Desa Barengkok ini, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan. Pada awal kegiatan KKN, kami bertemu dengan 11 kepala yang memiliki karakter dan watak yang berbeda, tapi kami harus saling mengenal dan memahaminya. Berbagai perasaan saling bergantian muncul selama KKN berlangsung, baik senang, sedih, dan bahagia sekalipun. Tapi itu semua akan selalu membekas di dalam ingatan saya sendiri, karena kejadian itu tidak akan terulang kembali. Jika terulang pun mungkin akan berbeda. Banyak momen yang akan saya rindukan dari warga Desa Barengkok. Antusias, semangat, kehangatan dan keramahan mereka dalam berbagai kegiatan saya dan teman-teman. Banyak pengorbanan yang mereka berikan dalam setiap kegiatan yang kami lakukan. Waktu yang biasa mereka gunakan untuk bekerja dan mencari nafkah, mereka berikan untuk mengikuti kegiatan kami. Untuk anak-anak Desa Barengkok dan khususnya Kampung Leuwicatang, mungkin yang saya berikan sangat sedikit, tapi mereka memberikan saya banyak pelajaran, tanpa mereka sadari. Salah satunya yaitu dari semangat mereka untuk belajar dan bimbel, yang membuat saya sedikit malu dengan diri saya sendiri, yang terkadang merasa malas untuk belajar. Mereka para warga Desa Barengkok memberikan pelajaran yang banyak kepada saya dan teman-teman, dari awal datang sampai hari kepulangan kami dari Desa Barengkok. Jadi, terima kasih untuk semua warga Desa Barengkok atas kerjasamanya, selama saya dan teman-teman mengabdi di sana. Terima kasih kepada para staf Desa Barengkok yang banyak memberikan perizinan dan apresisasinya dalam setiap kegiatan yang kami kerjakan, serta kepada semua pihak yang telah bekerja sama dengan kelompok kami untuk menjalankan program- program kami. Terkhusus kepada Bapak Supardi, selaku ketua RW 05 yang telah menjadi pendamping kami selama KKN di sana. Beliau banyak terlibat dalam kegiatan KKN kami, dan banyak mengorbakan waktu untuk mensuskeskan kegiatan kami. Sekali lagi terima kasih, Pak. Untuk teman-teman semua, saya ucapkan banyak terima kasih. Saya ucapkan terima kasih atas semua pembelajarannya dan momen yang tidak bisa diulang ini. Juga terima kasih atas kerjasama dan segala bantuannya, baik dalam membantu program kerja yang menjadi tanggung 130 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
jawab saya, maupun selama tinggal bersama dalam satu bulan di desa ini. Pertama, terima kasih kepada ketua kelompok Mahatma, yaitu Bowo yang sudah sabar dan tabah menghadapi kami semua. Kedua, kepada Ael yang telah menjadi alarm kontrakan laki-laki untuk mengingatkan shalat. Kepada Amel, Mia dan Gessy yang telah menjadi seperti ibu dalam kelompok ini, yang sering mengingatkan jika saya menbuat kesalahan. Masakan mereka pun membuat saya merasa berada di rumah sendiri. Fidoh dan Acil (Nita), dua orang yang riang dan supel dalam hal membicarakan apa saja. Cahyo dan Bang Wahyudin, terima kasih untuk semua tenaga dan diskusinya tentang kampus. Terima kasih kepada Mase (Zuhri), karena telah menjadi juru bicara saya dalam kegiatan yang diamanahkan kepada saya. Serta terima kasih karena telah menjadi teman diskusi mengenai ilmu agama. Maaf juga untuk kalian semua, kalau ada sifat atau perilaku saya yang membuat kalian kurang nyaman, karena sifat saya begini adanya. Sedikit keras kepala, suka bercanda kasar dan kurang serius. Tapi inilah saya. Kegiatan KKN ini memang sudah selesai, dan kita akan kembali dengan kesibukan masing-masing, tapi semoga kita tetap bisa menjalin komunikasi. Semoga kita bisa terus bersilaturahmi, di mana kita bisa berbicara, tertawa, dan berbagi kisah bersama, meskipun tidak berlangsung dalam keadaan dan kondisi yang sama seperti yang kita alami di desa saat KKN berlangsung. Cukup sekian. Sedikit kisah dari saya untuk tiga kata, yaitu KKN, Mahatma, dan Barengkok. Terima Kasih.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 131
5. BERBAGI KEBAHAGIAAN DI BARENGKOK Gessy Evelyn Miranda KKN yang Menyebalkan! Pada awalnya, saya sama sekali tidak setuju dengan adanya KKN. Menurut saya KKN itu adalah hal yang tidak sesuai dengan jurusan saya. Dari pada melaksanakan KKN, lebih baik saya magang di instansi-instansi syariah yang sesuai dengan jurusan saya. Pada awalnya saya melaksanakan KKN dengan setengah hati. Saya sangat tidak suka dengan KKN. Sebulan membangun kampung orang yang tidak saya kenal, mengeluarkan uang, tenaga, waktu, dan pikiran. Kenapa pembangunan sebuah desa harus dilimpahkan kepada mahasiswa? Sungguh membebankan! Higga akhirnya PPM mengumumkan bahwa pembagian kelompok dan lokasi KKN akan dibagi oleh pihak PPM secara acak. Setiap kelompok berjumlah sebelas orang, dengan fakultas yang berbeda. Hari pembekalan pun tiba. Dari sepuluh orang anggota kelompok saya, hanya satu yang saya kenal, yaitu Cahyo. Dia adalah teman saya saat kami mengikuti kegiatan DIKSAR KOPMA semester I dulu. Saya pun bertambah kesal. Saya semakin tidak menyukai KKN. Banyak kekhawatiran yang terlintas di pikiran saya. Saya khawatir tidak bisa menyatu dengan kelompok, khawatir program tidak akan berjalan maksimal, khawatir tidak bisa bersosialisasi dengan warga di lokasi KKN, dan saya takut tidak bisa beradaptasi tinggal serumah dengan orang-orang baru. Saya tidak mau, kebijakan PPM untuk membagi kelompok kami membuat nilai KKN saya menjadi buruk, karena saya sudah merasa rugi secara lahir batin. Beradaptasi dalam Kelompok Kami mulai mengadakan rapat pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Saya bertemu dengan berbagai macam karakter dan watak mereka. Ada yang pola pikirnya sejalan dengan saya, namun ada pula yang berbeda. Pengalaman tersebut telah memberikan banyak sekali pelajaran untuk saya, agar lebih menghargai lagi sifat orang lain, khususnya yang tidak satu prinsip dengan saya. Ada yang suka datang terlambat, ada yang keras kepala, dan lain lain. Tapi hal yang paling menggemaskan dan selalu 132 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
membuat saya geregetan, adalah anggota kelompok yang sering datang terlambat. Mereka sungguh tidak mengerti cara menghargai waktu. Saya mulai nyaman dengan teman kelompok saya sejak kami mengadakan rapat yang ketiga. Saya sangat tidak menduga. Saat itu saya berharap, semoga saya akan terus nyaman bersama kelompok ini hingga nanti. Sebelum KKN berjalan, kami sempat berjualan. Produk yang kami jual adalah es soda, gorengan dan puding. Kami berjualan selama dua hari, dan keuntungan yang didapat pun cukup memuaskan. Lalu kami mulai aktif menyebar proposal kesana kemari, untuk menggalang dana. Semakin lama, kegiatan ini semakin menantang dan menyenangkan bagi saya. Saya menjadi rajin sekali untuk ikut rapat. Rasanya sayang sekali jika tidak ikut rapat walau cuma sehari. Selamat datang di Desa Barengkok Hari-H pun tiba. Kami berangkat ke lokasi KKN pada hari Senin tanggal 25 Juli 2016. Hari itu sangat berkesan sekali. Kami berangkat setelah Dzuhur ke lokasi KKN, dan tiba di sana sekitar pukul 15.30 WIB. Kami segera merapikan kontrakan, dan selesai setelah Isya. Setelah itu kami makan untuk kali pertama. Menu pertama kami di Barengkok adalah sarden dengan mie goreng. Setelah itu kami istirahat untuk kegiatan esok hari, yaitu opening ceremony yang diadakan di Balai Desa Barengkok. Kontrakan anggota Mahatma terpisah antara laki–laki dan wanita, jadi kami menyewa dua rumah petak, tapi tetap bersebelahan. Dosen kami mewajibkan hal itu. Kami tidak boleh satu rumah, karena dikhawatirkan ada kejadian–kejadian yang tidak diharapkan, selain itu juga untuk menjaga pandangan masyarakat terhadap kami. Kurang baik rasanya jika wanita dan pria yang bukan muhrim disatukan dalam satu rumah. Awalnya kami ingin pria dan wanita disatukan dalam satu rumah, karena keterbatasan biaya dan demi menjaga keamanan. Jika bersama, kami tentu akan lebih mudah memantau dan menjaga satu sama lain. Namun hal ini ditentang keras oleh dospem kami. Setelah menjalaninya, kami benar benar merasakan hal yang positif. Wanita muslimah tentunya harus selalu menutup aurat. Jika kami satu kontrakan, tentunya kami harus menutup aurat selama dua puluh empat jam. Saya pasti sangat tersiksa dengan hal itu, karena jujur saja saya adalah muslimah yang baru memakai kerudung sejak kuliah. Kami para wanita Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 133
bisa bebas di kontrakan kami sendiri. Jika digabung dengan pria, pasti tidak akan sebebas itu. Saya pribadi merasa prihatin dengan kelompok lain yang wanita dan pria nya digabung. Kamar mereka pengap sekali, karena 11 orang di dalam satu rumah. Rumah ku istana ku. Yah, itu lah yang saya rasakan. Saya bersyukur bukan main. Kontrakan kami aman dari maling dan kejahatan lainnya, air mengalir deras, tidak pernah kekeringan. Berbeda halnya dengan kelompok 52 dan 51, mereka sering menumpang mandi di kontrakan kami, karena air mereka seringkali mengalami kekeringan. Kamar mandinya tidak nyaman. Jauh sekali dengan kondisi kontrakan kami yang aman, nyaman dan sejahtera. Hehehe. Hanya saja, lampu di Barengkok sering padam. Hal tersebut cukup mengganggu aktivitas kami, namun tidak mengurangi semangat kami sedikit pun. Kendala dalam Mahatma Menyatukan 11 kepala menjadi satu memang tidaklah mudah. Banyak konflik yang terjadi. Ego dari masing-masing pribadi juga pasti muncul, namun itulah sebabnya sering terjadi perdebatan dalam kelompok kami. Walaupun berbeda-beda, kelompok kami akan tetap satu dalam ikatan Mahatma! Kendala yang saya alami ketika melaksanakan KKN adalah soal makanan. Saya cukup menderita, karena saya harus mengalah pada tuntutan selera anggota lainnya. Di dalam kelompok, bisa dikatakan hanya satu atau dua orang saja yang suka pedas. Padahal saya mual jika tidak makan pedas, tapi karena tuntutan selera yang lain, terpaksa saya pun mengalah. Sebenarnya saya paling tidak suka mencampur masakan dengan gula, tapi teman saya selalu mencampur gula dalam masakannya. Tiap orang punya cara sendiri dalam mengolah masakan, maka saya harus menghargai usaha mereka yang sudah berpeluh keringat di dapur. Hehehe. Tidak jarang nafsu makan saya turun, saat melihat tidak ada sambal atau masakan pedas. Kadang saya makan sebanyak empat atau lima suap saja, saya merasa mual karena tidak ada sambalnya. Ketika saya mendapat bagian piket masak, saya jadi tidak percaya diri. Padahal saya hobi sekali dalam hal masak–memasak. Masakan saya pasti pedas, karena saya memang tidak bisa memasak tanpa cabai. Ada beberapa teman saya yang menganjurkan agar masakan saya ditambahkan gula, dan itu membuat saya harus mengernyitkan dahi. Akhirnya, setiap 134 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
saya yang mendapat jadwal untuk piket masak, Acil salah seorang teman saya di Mahatma yang paling kocak, harus makan dengan piring sendirian di luar kontrakan, karena dia tidak bisa makan dengan cabai. Hihhihii. Jadi kayak anak tiri. Bagi teman-teman, pola makan mereka saat KKN justru lebih teratur dibandingkan dengan pola makan di rumah atau di kosan, karena di Barengkok kami makan tiga kali sehari. Ketika saya mendapat jadwal piket masak, jujur saya kewalahan, karena harus masak tiga kali untuk sebelas orang. Tapi semua itu sering kali membuat saya merindukan momen– momen makan bersama. Kami makan dalam dua nampan. Laki–laki di dalam satu nampan sebanyak lima orang, dan kami perempuan satu nampan juga sebanyak enam orang. Terkadang kami makan dengan tertib, dan terkadang secara berebutan. Tidak banyak kendala saya dalam beradaptasi dengan anggota kelompok Mahatma, karena memang kelompok saya adalah mahasiswa-mahasiswi cerdas yang luar biasa. Perseteruan yang Mengharukan Pernah suatu kali terjadi salah paham diantara anggota kelompok kami. Hal tersebut membuat suasana menjadi dingin, selama sekitar satu minggu. Sampai puncaknya kami mengadakan musyawarah pada suatu malam. Suasana semakin memuncak dan panas. Setelah malam itu, beberapa hari mereka tak saling sapa. Tapi lucunya mereka saling menanyakan keadaan satu sama lain, melalui teman-teman yang lain. Mereka berkonflik tapi masih saling peduli. Inilah pelajaran yang tak terlupakan, saat saya sedang melaksanakan KKN dalam kelompok Mahatma. Menurut saya, kami adalah kelompok yang kompak sekali dan saling menguatkan satu sama lain. Walau kami dipertemukan dengan cara yang kurang tepat, tapi kami dapat menjaga kekompakan itu hingga hari di mana saya membuat kisah inspiratif ini. Desa Barengkok yang Besahabat Saya merasa sangat nyaman bersama warga Barengkok. Mereka begitu ramah dan bersahabat. Di depan kontrakan kami ada seorang nenek, yang biasa kami sapa dengan sebutan emak. Emak adalah seorang nenek tua yang begitu memperhatikan kami. Begitupun dengan warga sekitar. Tidak jarang kami kebingungan bagaimana harus menghabiskan makanan dari Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 135
warga, padahal jumlah kami tidaklah sedikit. Seringkali kami diberi nasi liwet (enaknya minta ampun!), tape, uli dan lepet. Kadang juga ada yang memberikan kami kue kering, gorengan, dan lain sebagainya. Uli dan tape adalah makanan khas daerah Barengkok. Rata–rata warga Barengkok memproduksi itu untuk didistribusikan ke pasar dan perkotaan. Ada yang menjualnya ke Bekasi, Tangerang dan sebagainya. Tape Barengkok memang enak. Sedap sekali, tapi masih kalah dengan tape buatan mama saya. Hehehe. Bukannya sombong, tapi itulah kenyataan hidup. Jujur saja, saya belum pernah makan uli goreng. Baru di Barengkok saya makan itu. Ternyata rasanya gurih, apalagi jika dimakan dengan memakai saos. Saya bisa menghabiskan empat sampai tujuh buah uli goreng. Ada juga lepet yang tak kalah enaknya dengan makanan khas lainnya. Seringkali kami diajak ngeliwet oleh ibu-ibu Kampung Leuwicatang tempat kami tinggal. Yang paling saya suka dari nasi liwet adalah sambalnya, lalapannya dan ikan terinya. Semua itu benar–benar membuat saya ketagihan. Jika sudah ada hidangan itu di depan mata, saya tidak malu makan banyak sampai berebutan sambal dan lalapan dengan yang lain. Pernah suatu kali saat saya melaksanakan program individu yang saya emban, yaitu pelatihan kewirausahaan, saya sangat merasa lapar. Setelah kegiatan selesai, ibu–ibu mengajak kami untuk makan nasi liwet. Saya sangat bahagia mendengarnya. Saat nasi dihidangkan, saya langsung makan sepuasnya. Saya memang suka dengan nasinya yang khas dan enak. Pemuda Barengkok juga sangat hangat dan bersahabat. Tidak jarang saya bermain badminton dengan para pemuda di lapangan Kampung Leuwicatang. Mereka baik dan sopan. Anak–anak kecil di Kampung Leuwicatang juga sangat antusias dalam bermain badminton. Setiap pagi di saat mereka sedang libur sekolah, mereka pasti datang ke kontrakan kami untuk meminjam raket beserta koknya. Semangat Mereka tak Pernah Padam Anak–anak Barengkok adalah anak-anak yang selalu ceria dan antusias di dalam belajarnya. Masing–masing dari mereka memiliki kemampuan yang perlu digali lagi. Pertama kali saya mengajar di SDN Barengkok 03, saya merasa sangat bahagia bisa berbagi ilmu dengan mereka. Meskipun awalnya saya merasa malas sekali mengajar. Bahkan di kelas pun saya dikenal sebagai guru yang galak. Menurut teman–teman pun, saya bagaikan ibu tiri saat mengajar anak–anak SD tersebut. 136 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Saya akui, saya memang galak saat mengajar. Saya tidak suka bertele– tele. Biasanya jika ada yang saya marahi, pasti saya ajak bercanda, agar mereka paham mengapa saya tegur. Jadi, disini lah saat–saat yang tidak bisa saya lupakan. Anak–anak selalu antusias. Bahkan mereka semakin mudah memahami materi pelajaran yang saya ajarkan. Walau saya galak, tapi mereka tertawa bahagia saat saya datang. Saya senang ilmu yang saya berikan bisa diserap dengan baik oleh anak–anak. Kata salah seorang anggota Mahatma, saya cocok sekali menjadi seorang guru. Hehhehee. Memang di sana lah minat saya. Begitu pun dengan anak–anak bimbel dan mengaji. Saya tegas dan galak saat mengajar mereka, tapi tetap bersahabat. Jumlah peserta bimbel semakin meningkat di setiap harinya. Mereka sangat antusias dan terlihat bahagia saat tiba di lokasi. Anak didik bimbel kami hampir berjumlah sembilan puluh orang. Itu merupakan angka yang luar biasa, kami dapat mencapai angka itu dalam waktu seminggu. Saat mengajar bimbel, biasanya kami selalu menyisipkan permainan yang bernilai edukatif bagi anak–anak, agar mereka tidak jenuh di dalam belajar. Jangan Menilai Isi Sebelum Membuka Kulitnya Ada satu anak perempuan, awalnya saya kurang suka dengan dia. Dia lucu, tapi sedikit keras kepala dan cukup menyebalkan, karena dia cukup sulit diatur. Dia juga selalu tertawa cekikikan. Namun saat penutupan KKN di Kampung Leuwicatang, saya membantu Fidot (teman KKN saya) untuk melatihnya menari, bersama anak–anak yang lain. Anak tersebut begitu serius dan antusias dalam mengikuti dan mempraktikan gerakan demi gerakan yang diajarkan oleh Fidot. Bahkan dia mengatur agar teman–temannya yang lain supaya serius menari dan tidak bercanda. Saya sangat takjub, karena suatu pencapaian yang luar biasa melihat anak itu bisa serius. Peristiwa ini pun mengajarkan saya, betapa pentingnya mengembangkan minat dan bakat seorang anak. Mungkin dalam kompetensi akademik dia terlihat kurang menonjol, namun dalam bidang seni seperti menari dan bernyanyi, dia sungguh luar biasa. Saya sangat sedih, karena tidak memahami anak ini sejak awal. Selama ini saya memberi cap padanya sebagai anak yang nakal. Faktanya, saya yang salah.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 137
Anak–anak Desa Barengkok sangat memberikan inspirasi bagi hidup saya. Di mana saya bisa memahami tentang arti kehidupan, arti rasa syukur, arti berbagi, dan lain sebagainya. Ada juga anak yang cerdas dan punya kemampuan, tapi hidup di dalam rumah gubuk yang sungguh tidak layak huni. Kecil, reot dan pengap. Mereka adalah kakak-beradik, namun sekelas. Saya takjub melihat semangat mereka untuk sekolah dan belajar. Saya adalah pengajar mereka di kelas, dan menjadi pembimbing mereka saat lomba cerdas cermat dalam acara 17-an. Mereka mendapat juara dua. Sungguh pencapaian luar biasa, karena saingan mereka yang juara satu adalah anak SD kelas enam dari sekolah yang lain. Saya bersyukur dan menangis terharu melihat bagaimana semangatnya dua anak ini dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Super sekali! Kendala Saat Melaksanakan Program Kendala kami saat melaksanakan program adalah kurangnya antusiasme warga. Bukan karena mereka tidak peduli, tapi memang waktu yang mereka miliki terbatas. Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari, otomatis pada siang hari mereka tidak ada di rumah. Sedangkan kami lebih sering melaksanakan program pada siang hari, seperti program pelatihan kewirausahaan, peremajaan mesjid dan lain sebagainya. Tapi saat santunan anak yatim dan pemberian mukena serta sarung, warga cukup antusias. Banyak warga yang datang pada hari itu. Suasana Desa Barengkok Suasana Desa Barengkok menurut saya cukup asri, karena banyak pepohonan. Namun sedikit kurang bersih, karena tidak ada selokan. Ada beberapa genangan yang terlihat. Kandang kambing juga dibuat di dekat rumah warga. Hal itu membuat bau yang cukup tidak sedap. Namun inilah khas sebuah kampung yang saya rasakan. Sampah juga belum diatur dengan baik. Biasanya warga menyisihkan sebagian tanah di samping rumahnya untuk ditumpuk sampah, yang nantinya akan dibakar jika sudah sangat menumpuk. Kondisi masjid dan sekolah–sekolahnya juga cukup memprihatinkan.
138 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Jika Saya Menjadi Bagian dari Mereka Jika saya menjadi warga Barengkok, saya akan berjuang untuk membangun desa yang lebih maju lagi. Saya akan mengajak warga desa untuk mengolah sampah, bukan dibakar. Pembakaran itu akan menghasilkan polusi. Sampah non-organik pun sebaiknya diolah menjadi kerajinan tangan, dan sampah organik dijadikan pupuk. Selain mengurangi polusi, warga pun dapat menghasilkan uang dari sampah tersebut. Saya juga akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pendidikan. Sayang sekali anak–anak yang masih belia sudah dinikahkan. Mental mereka belum siap untuk itu. Kesiapan finansial mereka juga belum tercapai di usia yang masih seumur jagung itu. Mereka berhak memperoleh pendidikan. Mereka merupakan anak–anak gemilang yang berhak mendapatkan masa depan yang cemerlang. Harusnya mereka dibimbing untuk menjadi jiwa–jiwa yang elegan dan berkelas, bukan dinikahkan pada usia dini. Program Mahatma Cukup banyak program yang kami buat untuk meningkatkan desa tersebut, di antaranya ialah santunan anak yatim, perbaikan fasilitas masjid, pelatihan kewirausahaan, pelatihan komputer, penyuluhan narkotika, cek kesehatan, pembangunan gapura, mengajar di SD, mengajar bimbel, mengajar mengaji dan lain sebagainya. Hal ini semata–mata kami lakukan demi tugas KKN dan dalam rangka membangun serta memberdayakan desa untuk lebih baik lagi. Selamat Tinggal Desa Barengkok Ketika penutupan KKN, saya merasa sedih sekali. Memang, sebulan adalah waktu yang singkat bagi kami untuk saling memahami satu sama lain, antara saya dengan anggota KKN, dan antarasaya dengan warga Barengkok. Namun, waktu satu bulan adalah waktu yang cukup bagi kami untuk menabur benih-benih kasih sayang. Berat sekali rasanya berpisah dengan warga Barengkok, khususnya anak–anak yang pernah saya didik. Apalagi berpisah dengan teman–teman KKN. Satu bulan kami tinggal bersama, makan bersama, tidur bersama, menjalankan program, memecahkan masalah, dan saling melindungi. Lalu kami harus berpisah karena KKN sudah usai. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 139
Merindukan Mahatma dan Desa Sejuta Makna Setibanya di rumah, saya sangat merindukan suasana KKN. Suara kambing yang berisik bercampur dengan suara teman–teman yang tidak kalah hebohnya, tidur bersama teman–teman yang luar biasa, tertawa bersama mereka. Tidak ada lagi hari-hari yang diisi dengan kegiatan mengajar anak–anak Barengkok. Tanah becek pun tidak lagi saya temui. Saya yang awalnya benar–benar tidak suka dengan adanya KKN, menjadi salah satu pihak yang benar–benar merasa kehilangan ketika KKN sudah usai. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Ingin rasanya mengulang kembali kebersamaan kami di Barengkok, desa dengan sejuta makna.
140 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
6. SATU BULAN SEJUTA KISAH Cahyo Eko Pambudi Persepsi Pra-KKN Di dalam tulisan cerita dan kesan ini, saya ingin menuliskan apa saja yang saya dan teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) peroleh selama program KKN berlangsung, dari awal bahkan dari sebelum adanya kelompok yang bernama Mahatma hingga berakhirnya program KKN ini. Pada saat semester lima akhir, saya beserta teman-teman kelas saya ramai membicarakan perekrutan kelompok KKN. Berkaca pada KKN tahun lalu, anggota kelompok di pilih sendiri oleh para mahasiswa. Maka dari itu, walaupun masih semester lima akhir, tetapi sudah banyak para mahasiswa yang membentuk kelompok KKN nya masing-masing. Saya pun bergabung ke dalam suatu kelompok bersama teman saya. Namun, ternyata kami mendapatkan suatu kabar yang cukup buruk menurut saya. Sistem pembentukan kelompok KKN tahun ini berbeda dari sebelumnya. Tahun ini penetapan kelompok KKN, anggota kelompok, dan lokasi KKN ditentukan langsung oleh pihak PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat). Pada saat itu saya merasa kecewa, bingung dan merasa malas untuk melakukan program KKN ini, karena saya sudah merasa bisa berbaur dan merasa cocok dengan kelompok KKN yang sebelumnya. Tetapi mau bagaimana lagi, peraturan ada untuk ditaati, dan kita sebagai mahasiswa harus menaati peraturan tersebut. Persepsi mengenai kelompok KKN Tibalah pada suatu hari, dimana saya mengikuti pembekalan KKN sekaligus pertemuan pertama dengan teman-teman kelompok saya. Pada saat itu saya merasa asing, karena tidak ada satu pun teman yang saya kenal. Selain itu, juga memang sifat saya pendiam dan sulit untuk berbaur dengan orang yang baru. Tetapi dengan berjalannya waktu, akhirnya saya dapat beradaptasi dan berbaur dengan mereka. Pada suatu hari kami kelompok 053 melakukan rapat pra-KKN. Kami membahas nama kelompok, job desk, serta berbagai pembahasan lainnya. Dengan di adakannya rapat dan persetujuan teman-teman yang lainnya, Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 141
akhirnya kelompok kami dinamakan kelompok Mahatma. Mahatma adalah akronim dari “Mahasiswa Pemerhati Masyarakat”. Untuk pembagian tugas, saya di berikan amanah menjadi bagian Humas (Hubungan Masyarakat). Sebagai divisi humas, saya mempunyai beberapa tugas, diantaranya adalah menghubungi dosen pembimbing (Dospem), mengirim proposal sponsor dana, baik untuk perusahaan maupun ke anggota keluarga saya yang lainnya, dan mengurus proposal kegiatan seminar anti narkoba. Dalam tugas-tugas tersebut, saya mendapatkan banyak rintangan. Saya adalah seorang yang pendiam dan tidak memiliki banyak jaringan, kenalan, serta tidak mempunyai pengalaman yang semakin menyulitkan saya dalam mencari sponsor maupun mengurus proposal kegiatan seminar anti narkoba tersebut. Namun berkat bantuan dan dukungan teman-teman Mahatma, akhirnya saya sapat menyelesaikan itu semua. Khususnya teman saya yang bernama Gessy Evelyn Miranda, yang sudah banyak membantu saya dengan ikhlas untuk menemani dan membantu saya berkeliling dari BNN hingga menemui dosen pembimbing, saya benar-benar bersyukur mempunyai teman yang baik seperti Gessy. Dia tidak hanya membantu saya saat pra-KKN saja, tetapi di saat melaksanakan program KKN dan pasca KKN pun dia banyak membantu saya. Maka dari itu, sekali lagi saya ucapkan “Terima Kasih, Gess”. Selama kegiatan pra-KKN, selain melakukan rapat kami pun melakukan survei ke lokasi KKN, yaitu Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.. Pada awal survei, perjalanan menuju lokasi KKN terasa sangat jauh. Saya sampai heran dan bertanya dalam hati, “Kok tidak sampai-sampai, ya? Kita kesasar apa emang sejauh ini?”. Namun sesampainya di lokasi, kami melihat langsung suatu desa yang sejuk, dan banyak pepohonan yang memanjakan mata. Rasanya sangat tentram. Di sini, saya menemukan banyak hal yang sangat berbeda dengan di perkotaan. Kota besar yang selalu unggul dengan kepadatannya, keramaiannya, kemacetannya dan polusi udaranya. Sejak pertama saya melihat kondisi Desa Barengkok, selaku tempat KKN kelompok Mahatma, terbersit beberapa hal di dalam pikiran saya. “Nanti saya disini harus melakukan apa saja, ya? Apa saya sanggup satu bulan penuh mengabdi kepada masyarakat di daerah sini, yang jelas-jelas kultur dan budayanya berbeda dengan tempat tinggal saya?”.
142 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Jujur saja, walaupun saya mengambil kuliah Jurusan Ilmu Sosial, atau lebih tepatnya Ilmu Politik yang terkenal dengan sosialisasinya terhadap masyarakat, tetapi untuk kegiatan praktik di lapangan saya masih belum berpengalaman. Maka dari itu, timbul kekhawatiran dan keraguan di dalam diri saya, apakah saya mampu satu bulan penuh mengabdi kepada masyarakat, bekerja sama dengan teman-teman kelompok saya, menyampaikan/memberikan pendapat dan argumen yang berguna bagi kelompok maupun bagi program-program kami? Apakah saya mampu menyelesaikan masalah dan konflik yang ada selama KKN berlangsung? Desa Barengkok Akhirnya hari itu pun tiba. Tepat tanggal 25 Juli 2016, saya dan teman-teman Mahatma berangkat menuju Desa Barengkok diiringi dengan do’a, semangat dan usaha kami semua untuk memulai program KKN ini. Untuk program kerja (proker) KKN Mahatma, kami sepakat membagi beberapa program pada lima fokus atau prioritas program. Yang pertama adalah pemberdayaan masyarakat, yang kedua adalah pendidikan, yang ketiga adalah penyuluhan, yang keempat adalah perbaikan sarana keagamaan dan sosial, kemudian yang terakhir adalah pelayanan masyarakat. Pada saat kegiatan belum di mulai secara resmi, saya dan temanteman berusaha untuk berbaur dengan masyarakat sekitar. Kami berkeliling untuk bertemu dengan warga sekitar. Saat itu kami bertegur sapa dan tersenyum kepada mereka. “Punten Bu, Pak, Aa” Itulah sapaan kami kepada masyarakat Desa Barengkok. Respon masyarakat luar biasa, mereka sangat ramah kepada saya dan teman-teman saya. Bahkan kami pernah diajak makan bersama dengan warga sekitar yang masyarakat di daerah ini menyebutnya dengan ngeliwet bareng, yaitu makan bersama-sama dengan beralaskan bukan piring, akan tetapi dengan daun pisang. Anak-anak di Desa Barengkok pun sangat antusias dengan kegiatan KKN ini. Dari acara pembukaan hingga acara penutupan, anak-anak senang sekali untuk datang ke kontrakan kami. Ada yang ingin meminjam raket badminton beserta koknya, ada pula yang datang untuk melaksanakan kegiatan bimbingan belajar kepada kelompok kami. Pemuda Desa Barengkok pun sangat terbuka dan welcome dengan kami. Pernah suatu hari, ada beberapa pemuda yang datang ke kontrakan kami. Walaupun kami baru kenal dengan pemuda itu, tetapi topik Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 143
pembicaraan kami sudah seperti antar sahabat yang sudah lama kenal. Tidak hanya mengobrol, bahkan kita sampai bermain gitar dan bernyanyi bersama dengan pemuda tersebut. Kami bahkan pernah diundang untuk mengikuti lomba pada acara HUT RI ke-71, yaitu lomba tarik tambang dan bermain bola menggunakan daster. Walaupun akhirnya kelompok kami kalah dengan skor akhir 2-1, tetapi rasa kebersaman dan kekeluargaan lah yang paling kami utamakan. Kemudian kami bertemu dengan salah satu tokoh masyarakat yang sangat luar biasa. Beliau memiliki dedikasi yang tinggi kepada kelompok kami. Beliau adalah Ketua RW 05, Pak Supardi. Beliau biasa disapa Bapak Upang. Beliau tidak hanya akrab dengan kelompok kami, tetapi beliau selalu bersedia membantu segala kegiatan kami, dari mulai pembukaan KKN hingga penutupan KKN. Sudah sangat banyak bantuan yang beliau berikan kepada kelompok kami. Bahkan jika kami sedang tidak ada kegiatan, beliau bersedia bersilahturahmi ke kontrakan kami. Adapun hal yang membuat saya senang berada di kelompok Mahatma ini, karena teman-teman saya memiliki tingkat kekeluargaan yang sangat tinggi. Bahkan untuk makan saja kami tidak menggunakan alas piring, tetapi menggunakan nampan untuk dimakan bersama-sama. Hal tersebut di lakukan selain untuk meningkatkan rasa kekeluargaan, juga memudahkan bagi yang melaksanakan piket mencuci piring. Hehe Pada kegiatan KKN ini, kelompok kami memberikan tugas kepada perseorangan untuk menjadi penanggung jawab satu acara. Saya diberikan amanah menjadi penanggung jawab kegiatan bimbingan belajar (bimbel). Sebelum melaksanakan kegiatan, kami selalu melaksanakan rapat dan briefing untuk menentukan apa saja yang harus dipersiapkan untuk kegiatan di keesokan harinya. Begitupun dengan kegiatan bimbel ini. Berdasarkan hasil rapat, target dari bimbel Mahatma ini adalah anak-anak Sekolah Dasar (SD). Bimbel ini di laksanakan setiap hari Senin–Jumat pada pukul 14.00–15.30 WIB. Bimbel ini akan diadakan di salah satu rumah tetangga kami yang bernama Ibu Hasanah, atau biasa dipanggil “emak”. Kami melaksanakan bimbel di rumah emak, karena biasanya di sana di laksanakan pengajian setiap sehabis Shalat Magrib hari Senin-Ahad. Maka dari itu, kami berasumsi bahwa anak-anak akan lebih nyaman jika bimbel dilaksanakan di rumah emak, karena mereka sudah terbiasa melaksanakan pengajian di sana. 144 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Kami pun meminta izin melaksanakan kegiatan bimbel tersebut di rumah beliau. Ternyata beliau sangat antusias dan mengizinkan kami untuk meminjam tempat tinggalnya. Adapun mata pelajaran yang di berikan berdasarkan hasil rapat dan briefing kelompok, adalah pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Agama Islam. Selain memberikan mata pelajaran, kami juga membantu menyelesaikan tugas yang dimiliki oleh para peserta bimbel. Biasanya, di akhir jam bimbel juga diadakan permainan yang bersifat edukatif. Permainan ini diadakan supaya anak-anak tidak merasa bosan di kala mereka belajar. Selain itu, permainan edukatif ini juga banyak mengajarkan nilai-nilai yang positif, seperti kekompakan, ketelitian, kecermatan, dll. Kesan Masyarakat Hari itu pun tiba, hari di mana dilaksanakan pembukaan bimbel Mahatma. Pada awalnya, saya merasa grogi dan gugup. Bahkan untuk melaksanakan sambutan di depan anak-anak peserta bimbel saja, saya merasa bingung harus memberikan sambutan apa saja. “Duh! Ngomong apa ya saya nanti? Takut salah ngomong, nih.” Itulah salah satu permasalahan saya. Masih banyak permasalahan saya lainnya, seperti “Apakah saya mampu untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak ini? Metode pengajaran yang benar seperti apa? Bagaimana kalau bimbel ini kurang peminat bahkan sama sekali tidak ada yang mau mengikuti bimbel ini?” Tetapi dengan bantuan, saran dan dukungan dari teman-teman Mahatma, bimbel ini pun dimulai dengan luar biasa! Bimbel dimulai dengan sambutan saya sebagai penanggung jawab acara. Jujur saja, walaupun peserta bimbel ini adalah anak SD, tetapi tetap saja saya merasa grogi dan gugup untuk melakukan sambutan ini. Ini memang kali pertama saya menjadi penanggung jawab suatu acara, terlebih lagi harus memberikan sambutan. Tetapi memberikan sambutan bukanlah satu-satunya masalah bagi saya pribadi, masalah yang paling utama menghampiri pikiran saya adalah, “Apakah saya bisa konsisten untuk terus bertanggung jawab kepada kegiatan KKN ini? Khususnya pada kegiatan bimbel maupun kegiatan lainnya di dalam program kegiatan KKN ini.” Hari demi hari pun berlalu. Ada hal yang membuat saya kagum sebagai penanggung jawab program kegiatan bimbel ini, yaitu ketika anak-anak peserta bimbel ini memiliki antusiasme yang sangat besar dari pribadi Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 145
mereka. Bayangkan saja! Bimbel dimulai pada pukul 14.00, tetapi mereka sudah datang dan berkumpul pada pukul 13.00, bahkan ada yang datang sejak pukul 12 siang! Akhirnya saya merasa tidak enak kepada mereka, karena harus menunggu terlalu lama. Terkadang saya meminta mereka untuk pulang dahulu, untuk makan siang ataupun untuk melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur. “Adek-adek udah pada Shalat Dzuhur belum?” “Belum, Kak.” Jawab mereka dengan penuh semangat. ”Ya sudah. Kalian pulang dulu, ya. Shalat dulu, abis itu makan siang. Nanti kesini lagi jam dua siang, ya”. “Iyaa, Kak.” Jawab mereka dengan suara yang keras. Akan tetapi, jika mereka sudah melaksanakan shalat dan makan siang, mau tidak mau bimbel kami mulai lebih awal, karena saya merasa tidak enak melihat mereka menunggu terlalu lama lagi. Bahkan saking semangat dan antusiasnya anak-anak ini, pernah suatu hari anak-anak yang datang ke bimbel kita ini berjumlah 80 anak-anak! Bayangkan! 80 orang anak hanya diajar oleh 11 orang mahasiswa. Benar-benar pengalaman yang luar biasa. Sampai–sampai rumah emak tidak cukup menampung, karena jumlah anak yang terlalu banyak. Akhirnya, kami memutuskan untuk membagi peserta bimbel menjadi beberapa kelompok dan dibagi ke tempat yang lain. Tiga kelompok dipindahkan ke kontrakan kami, satu kelompok di pos siskamling. Keakraban saya dan anak-anak Desa Barengkok ini tidak hanya terjadi ketika bimbel saja, tetapi di luar bimbel pun mereka akrab dengan saya dan yang lainnya. Seperti ketika saya sedang berbelanja ke warung depan, tiba-tiba ada yang memanggil saya. “Kakak-kakak! Kakak mau kemana?” Sontak saya pun kaget. “Iyaa mau ke warung”. Ternyata kata-kata seperti itu sudah menjadi trademark bagi anak-anak di sana. Bukan hanya saya saja, tetapi semua teman-teman dari kelompok saya juga sering disapa dengan kata-kata seperti itu oleh anak-anak. Bahkan teman saya pernah cerita, suatu malam dia keluar menaiki motor melewati gerombolan masyarakat yang sedang menonton konser hiburan, tiba-tiba ada sekelompok anak-anak yang menyapa teman saya tersebut. Padahal kondisi saat itu sedang ramai, akan tetapi anak-anak tadi tetap saja memperhatikan teman saya dan tetap menyapa dengan kata-kata yang menjadi ciri khas mereka.
146 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Jika Menjadi Bagian dari Mereka Jika saya bisa menjadi bagian dari mereka, saya ingin sekali menaikkan derajat pendidikan di Desa Barengkok. Saya sangat terharu dengan semangat belajar yang ditunjukkan oleh anak-anak Desa Barengkok, sungguh sangat luar biasa. Ini dibuktikan dengan banyaknya anak-anak yang datang ke bimbel Mahatma, untuk belajar. Bahkan hingga rela menanti satu atau dua jam sebelum bimbel dimulai. Tetapi, semangat yang besar dari anak-anak di Desa Barengkok tersebut bertolak belakang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di desa ini. Memang sudah tersedia gedung Sekolah Dasar (SD) di desa ini, akan tetapi kondisinya cukup memprihatinkan dan tenaga pengajar yang ada pun jumlahnya terbilang pas-pasan. Ditambah lagi dengan anak-anak yang tidak mendapatkan buku paket atau buku pelajaran. Sebenarnya buku paket tersedia di tiap kelas, tetapi buku paket tersebut tidak diperbolehkan untuk dibawa pulang. Buku tersebut hanya dipakai selama proses belajar-mengajar berlangsung. Sedangkan sumber utama pengetahuan pelajaran, dan panduan belajar berasal dari buku paket tersebut. Kemudian yang paling memprihatinkan bagi diri saya pribadi, yaitu di saat saya melaksanakan program kegiatan mengajar di SD. Saya menemukan beberapa siswa yang belum fasih membaca, bahkan ada yang belum hafal perkalian 1–10, padahal mereka sudah kelas 6. Seharusnya mereka sudah fasih membaca dan hafal perkalian dasar 1–10, dan harus sudah siap dalam mengikuti Ujian Nasional. Maka dari itu, sudah sepantasnya kualitas pendidikan di Desa Barengkok dinaikan derajatnya. Jadi, kesimpulan yang saya dapat ambil dari KKN di Desa Barengkok bersama dengan teman-teman kelompok Mahatma untuk saya pribadi, adalah saya menyadari betapa pentingnya arti kerja sama tim serta pentingnya gotong royong. Jujur saja, ini merupakan pengalaman pertama saya sebagai penanggung jawab sebuah kegiatan. Mungkin jika bukan karena dukungan dan bantuan, saran serta kritik dari teman-teman, kegiatan bimbel ini tidak akan menjadi luar biasa seperti ini. Pelajaran yang saya dapat ambil dari KKN di Desa Barengkok ini, adalah betapa antusiasnya masyarakat desa dalam berpartisipasi, bersosialisasi dan berperan aktif dalam kegiatan KKN Mahatma ini. Hal inilah yang sangat jarang saya temukan di daerah tempat tinggal saya. Sifat masyarakatnya sangat individualis dan tidak begitu berperan aktif dalam Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 147
lingkungan sekitarnya. Maaf membandingkan dengan daerah lain, tetapi memang begitu realitanya yang saya alami di lingkungan di mana saya tinggal. Ini bertolak belakang dengan masyarakat desa, khususnya masyarakat di Desa Barengkok. Dari Ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda, anakanak, hingga perangkat desa pun sangat antusias dengan kehadiran kami. Mereka pun ikut berpartisipasi di setiap kegiatan kami. Bahkan rasa kekeluargaan pun sangat terasa di Desa Barengkok ini, di mana kami sering diajak untuk makan bersama masyarakat disini. Kemudian satu hal yang membuat saya terharu, yaitu betapa semangatnya anak-anak di Desa Barengkok ini untuk menuntut ilmu, walaupun tidak didukung dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Maka dari itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada temanteman Mahatma yang sudah menjadi bagian dari pengalaman hidup yang tak terlupakan ini, yang sudah memberikan banyak pelajaran hidup yang penting kepada diri saya ini. Satu bulan tinggal bersama mereka rasanya seperti tinggal bersama keluarga baru. Canda, tawa, marah, malas-malasan dan masih banyak lagi pengalaman yang kami lewati bersama selama satu bulan. Semoga kedepannya kami semua bisa meraih kesuksesan dan kebahagian. Semoga silatuhrahmi kami tetap berlanjut. Saya ucapkan terima kasih juga kepada seluruh masyarakat Desa Barengkok, yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan KKN Mahatma ini. Walaupun kegiatan kami memang jauh dari kata sempurna, namun hanya inilah yang bisa kami berikan kepada masyarakat Desa Barengkok. Jika masyarakat Barengkok tidak antusias, tidak mungkin kegiatan kami akan semeriah itu. Saya ucapkan terima kasih terkhusus kepada Emak, karena sudah bersedia meminjamkan tempat tinggalnya untuk kegiatan bimbel kami. Juga tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ketua RW 05, Bapak Upang. Beliau sangat berdedikasi dan sangat banyak membantu kami. Beliau juga sangat sering berkunjung ke tempat kontrakan kami untuk berbagi cerita, yang seharusnya itu adalah tugas kami sebagai pendatang di sana. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada anak-anak Desa Barengkok, khususnya anak-anak peserta bimbel. Terima kasih atas segala partisipasinya. Mohon maaf karena hanya sedikit ilmu saja yang saya bisa berikan di bimbel. Memang hanya itu yang bisa saya berikan kepada adik148 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
adik peserta bimbel. Semoga ilmu yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk kalian semua. Sekali lagi saya ucapkan TERIMA KASIH SEMUANYA...
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 149
7. SEMBURAT LANGIT BARENGKOK MEMBAWA SEMANGAT POSITIF Amelia Fauziyah Assalamualaikum. Alhamdulillahi rabbal ‘alamin. Marilah kita ucapkan sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan izin untuk kami segenap mahasiswa semester 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus tim KKN MAHATMA untuk dapat menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 32 hari. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 25 Juli 2016-25 Agustus 2016 di berbagai Desa daerah Bogor dan Tangerang. Dalam kesempatan yang mulia ini, melalui kurang lebih 2500 kata, saya akan menceritakan kisah semasa KKN mulai dari persiapan atau pra KKN, pelaksanaan KKN, hingga selesainya kegiatan KKN. Masa Persiapan KKN–Tak Kenal Maka tak Sayang Diawali dengan pemberitahuan tentang adanya kegiatan KKN yang dilaksanakan di akhir semester 6, yaitu sekitar akhir bulan Juli. Pada awalnya, saya sudah membentuk kelompok KKN bersama teman SMA. Kami sudah mengadakan pertemuan untuk membahas persiapan KKN, tetapi ada ketentuan baru dari PMM tentang peraturan KKN. Anggota kelompok dan lokasi KKN akan ditentukan secara random oleh PPM, jadi kita hanya menunggu saja hasil pengumumannya. Sebelumnya saya mengisi formulir KKN yang ada di AIS, dengan menuliskan beberapa rencana program kegiatan yang akan dilakukan dan keterampilan yang saya miliki. Ada tiga jenis KKN yang bisa dipilih oleh mahasiswa, yaitu KKN Internasional, KKN Kebangsaan, dan KKN Regular. Pada awalnya saya tertarik untuk mengikuti KKN Kebangsaan, namun karena saya tertinggal informasi, jadi saya tidak melanjutkan untuk mengurus KKN Kebangsaan dan tetap mimilih KKN Regular. Tidak berselang waktu yang lama, pada awal April 2016 pengumuman nomor kelompok dan anggota kelompok KKN sudah keluar. Saya
150 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
mendapat nomor kelompok 053. Ketika saya melihat daftar nama anggota kelompok 053, tidak ada satupun nama yang saya kenal. Pada tanggal 13 April 2016, saya bersama teman-teman datang ke Aula Harun Nasution untuk mengikuti pembekalan (sebagai syarat wajib KKN). Di sana kami mendengarkan penjelasan seputar KKN, mulai dari apa itu KKN, tujuan, kegiatan yang dilaksanakan seperti apa, dan hal-hal apa yang harus dipersiapkan, mulai dari survei, pembuatan proposal hingga pelaporan buku KKN. Setelah mendengarkan penjelasan dari pihak PPM, kami berkumpul menurut nomor kelompok. Saya kaget dan canggung ketika harus berkumpul dengan teman baru yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Pada hari itu kami berkenalan dan saling bertukar nomor hp, kemudian membuat grup di WhatsApp, serta memilih kordinator kelompok. Namun sangat disayangkan, pada saat itu anggota kelompok 053 tidak hadir semua, dikarenakan ada dua orang yang berhalangan untuk hadir. Mereka adalah Nita Silpiani dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta Wahyudin Arief dari Fakultas Adab dan Humaniora. Adapun sembilan anggota lainnya adalah Anhar Ajiwibowo sebagai Ketua kelompok 053, yang berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum, Anisa Lesmana dari Fakultas Syariah dan Hukum, M. Saifudin Zuhri dari Fakultas Ushuluddin, Tsaibatul Aslamiyah dari Fakultas Dirasat Islamiyah, Desta Puji Ardianto dari Fakultas Sains dan Teknologi, Cahyo Eko Pambudi dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Gessy Evelyn Miranda dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Hafidoh Muhib dari Fakultas Adab serta saya sendiri Amelia Fauziyah dari Fakultas Sains dan Teknologi. Beberapa minggu kemudian kami mengadakan pertemuan untuk rapat dan saling mendekatkan diri satu sama lain. Pada momen tersebut saya teringat akan sebuah pepatah “Tak Kenal Maka Tak Sayang”, maka dari itu saya berjanji akan mulai membuka diri, untuk lebih akrab dengan teman-teman kelompok saya, walaupun saya belum mengenal mereka lebih dalam. Rapat pembahasan pertama adalah tentang perencanaan program kegiatan, pembuatan proposal, penggalangan dana, dan pembagian tugas. Saya dan Cahyo dipilih untuk menjadi divisi humas dan membantu sekretaris. Anisa Lesmana atau Ael sebagai sekretaris, Desta dan Zuhri sebagai divisi perlengkapan dan transportasi, Fidoh dan Wahyudin sebagai divisi acara, Mia sebagai Bendahara, Gessy sebagai divisi konsumsi.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 151
Saya rasa masa pra KKN adalah masa yang cukup berat, karena kami harus mempersiapkan kegiatan KKN secara keseluruhan dan matang. Adapun beberapa bagian cerita dari masa itu adalah: Rapat secara berkala dengan anggota kelompok KKN, sekaligus sambil mengakrabkan diri. Kendala yang sering dihadapi semasa rapat, adalah waktu rapat yang cukup singkat. Rapat hanya dilaksanakan sekitar satu jam setengah (pukul 16.00–17.30), tidak hadirnya keseluruhan anggota KKN, serta menyamakan persepsi dari masing-masing anggota KKN. Pembuatan proposal yang terhambat dengan keterbatasan pengalaman dan bayangan kami tentang KKN, data dan informasi yang tidak lengkap, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan (karena harus sesuai dengan keadaan desa), serta kurangnya tanggung jawab dalam penyebaran proposal kepada pihak perusahaan atau donatur. Dana untuk kegiatan KKN didapat dari iuran para anggota, atau pengumpulan uang kas di setiap pertemuan rapat, serta berjualan pada Bulan Ramadhan berupa es buah, gorengan dan takjil. Selain itu, kami juga menyebarkan proposal kepada donatur dan perusahaan. Alhamdulillah ada satu proposal yang gol, yaitu dari Lembaga Dompet Dhu’afa. Kami di sini juga bersyukur sekali, karena mendapat bantuan dari alumni STIA-LAN yang memberikan sumbangan berupa mukena, peralatan sekolah dan pakaian yang masih layak pakai. Survei bersama Dosen Pembimbing KKN, Alhamdulillah bisa terlaksana pada tanggal 31 Mei 2016. Mencari tempat tinggal di desa. Kelompok Mahatma mendapat lokasi KKN di Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Dalam pencarian tempat tinggal di Desa Barengkok, kami sangat mengalami kesulitan sekali. Terlebih lagi, kami harus mencari tempat tinggal yang terpisah antara anggota laki-laki dengan perempuan. Namun, akhirnya kami mendapat tempat tinggal yang cukup layak, yaitu dua buah kontrakan dengan kamar mandi di dalam. Lokasinya berada di Kampung Leuwicatang. Pembagian tugas membawa barang-barang perlengkapan untuk menunjang seluruh kegiatan sehari-hari. 152 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Masa Pelaksanaan KKN–Perang pun dimulai Pada hari Senin tanggal 25 Agustus 2016 pukul 09.00, kami mengikuti pelepasan secara resmi oleh PPM, yang dipimpin langsung oleh Bapak Djaka Badranaya, ME. Setelah itu kami pun berangkat ke tempat KKN kami masing-masing. Ketika sampai di Barengkok, hal yang pertama dilakukan adalah merapikan tempat tinggal, bertegur sapa dengan tetangga sekitar rumah, dan beradaptasi dengan lingkungan. Masa pelaksanaan KKN adalah masa yang paling berat, karena di momen ini perang sesungguhnya sudah dimulai. Perang dengan diri sendiri dalam menahan ego, emosi, kemalasan, dan ambisi. Bagaimana tidak, selama satu bulan saya harus tinggal di desa orang lain dengan 10 orang yang baru dikenal, berbeda-beda karakter dan perilakunya, jauh dengan keluarga, serta jauh dengan kehidupan yang selama ini berada di zona nyaman. Tetapi, niat di dalam hati untuk memberikan ilmu yang saya punya kepada warga Desa Barengkok harus tetap terlaksana. Program kegiatan yang kami laksanakan terdiri dari 14 kegiatan, di antaranya adalah : 1. Mahatma Mengajar SD 2. Mahatma Bimbel 3. Mahatma Mengaji 4. Perayaan HUT 17 Agustus 5. Pembelajaran Ms. Office 6. Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial 7. Bazar Murah 8. Pelatihan Kewirausahaan 9. Cek Kesehatan 10. Seminar Narkotika dan Pendidikan Sosial 11. Pembuatan Gapura Desa 12. Perbaikan Fasilitas Masjid 13. Senam Sehat Dari kegiatan-kegiatan di atas, saya memiliki kesan dan pesan tersendiri yang menyentuh hati, dan sangat memberikan pelajaran untuk saya sebagai tim pelaksana program. Berikut akan saya ceritakan beberapa kisah inspiratf dari program yang kami laksanakan.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 153
Pertama adalah Mahatma Mangajar di SDN Barengkok 03. Kondisi gedung sekolahnya cukup layak, tetapi terkesan kotor dan masih kurang fasilitas pendukung belajar mengajar. Para siswa masuk sekolah pada pukul 07.30 menggunakan seragam mereka, tas dan sepatu, tetapi tidak semua murid disini menggunakan sepatu. Masih ada yang menggunakan sandal. Ketika mereka hendak masuk ke ruang kelas, sepatu atau sandal mereka lepas dan disusun rapi didepan kelas. Di awal pertemuan, saat kami meminta izin untuk mengajar di SD Barengkok 03, kepala sekolah sudah berpesan kepada kami, “Tolong kakak-kakak mahasiswa, jangan menyamakan pendidikan yang ada di kota dengan yang ada di SD ini. Baik dari cara mengajar, maupun kondisi anak-anak di sini”. Benar saja kami melihat perbedaan yang sangat kontras. Biasanya kelas 1 dan 2 sudah lancar membaca dan menulis, tetapi disini mereka baru belajar mengenal huruf, membaca dan menulis. Kelas 3, 4, 5, dan 6 SD masih kesulitan dalam mengoperasikan hitungan perkalian dan pembagian. Meskipun keadaan mereka seperti itu, tetapi mereka masih mempunyai semangat di dalam belajar dan mendengarkan kami yang sedang menjelaskan di depan kelas. Jika saya memberikan pertanyaan, pasti mereka menjawab. Entah itu salah atau benar. Mereka sangat sopan dan santun. Hal ini terbukti saat kami sampai di sekolah pada pagi hari, mereka langsung mendekati kami untuk bersalaman. Bahkan ada yang sampai memeluk kami. Di saat sela mengajar, saya bertanya kepada mereka, “Apa cita-cita kalian di masa depan?” Ada yang menjawab ingin menjadi guru, pilot, atau dokter. Ada juga yang diam seolah tidak memiliki cita-cita, atau mungkin mereka tidak tahu ingin menjadi apa kelak. Akhirnya saya berikan penjelasan kepada mereka, tentang betapa pentingnya pendidikan. Mulai dari pendidikan masa SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, serta profesi apa saja yang bisa mereka kerjakan. Selain mengajar formal, saya juga membantu mengajar gerak jalan dalam rangka perayaan HUT-RI. Inilah momen yang paling saya rindukan kepada tim gerak jalan SDN Barengkok 03. Mereka selalu semangat berlatih, di bawah teriknya matahari dan omelan yang sering saya lontarkan.
154 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Kedua adalah Mahatma bimbel. Kami sempat kewalahan menghadapi antusias anak-anak. Jumlah peserta bimbel dalam sehari bisa mencapai 5080 orang. Mereka berasal dari Kampung Leuwicatang dan Cingekngek. Pelajaran yang kami berikan adalah IPA, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Pendidikan Agama Islam, dan IPS. Tetapi kami lebih sering mengajarkan Bahasa Inggris dan Matematika. Kami mempunyai target, supaya mereka semakin bersemangat dalam belajar, serta supaya mereka bisa menghitung dengan baik. Selain itu, kami juga berharap supaya mereka bisa berbicara Bahasa Inggris dalam memperkenalkan diri, menanyakan kabar, menyebutkan angka, nama-nama buah dan nama-nama hewan. Setelah bimbel, kami mengadakan game yang bernilai edukasi sebagai hiburan untuk mereka. Ada dua orang kakak-beradik dalam peserta bimbel kami, mereka adalah Syaipul dan David. Umur mereka selisih satu tahun, tetapi berada di tingkat kelas yang sama, yaitu kelas 4. Walaupun rumah mereka berada jauh dari tempat bimbel, tetapi mereka selalu hadir. David dan Syaipul bersekolah di SDN Barengkok 3, jadi kami sering bertemu di SD dan di tempat bimbel. Pernah pada suatu hari, saya dan Hafidoh berkunjung ke rumah Syaipul dan David. Kami terkejut dengan kondisi rumah mereka yang kecil. Ibunya sedang mengalami sakit stroke ringan. Saya pernah bertanya kepada mereka, berapa uang saku jajan mereka tiap harinya? Mereka menyebutkan Rp 1000,- per hari. Saya yakin uang tersebut tidak akan cukup untuk mereka jajan. Namun rumah mereka dekat dari SD, jadi ketika haus dan lapar, mereka bisa langsung mengambil ke rumah. Dari hal ini, saya mendapat pelajaran untuk selalu bersyukur, karena orangtua saya masih sehat dan mampu menyekolahkan saya hingga sekarang ini. Ketiga adalah Mahatma mengaji. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah Ibu Hasanah, sama seperti bimbel. Ibu Hasanah atau biasa saya panggil “emak“, adalah wanita berusia 78 tahun, tetapi fisik beliau masih kuat untuk berjalan jauh, mengambil kayu bakar, menimba air di sumur, memasak dengan tungku, hidup sendirian, hingga mengajar ngaji untuk anak-anak Leuwicatang secara gratis. Saya sangat dekat dengan emak dan sering bercerita tentang pengalaman hidupnya. Beliau sangat baik dan perhatian kepada anggota KKN Mahatma. Beliau sering memberikan makanan, dan memperbolehkan kami menggunakan sumurnya ketika sedang mati listrik. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 155
Cerita-cerita di kehidupannya mengingatkan saya untuk selalu bersyukur, dan menambah semangat untu saya hidup lebih baik lagi. Berlanjut kepada kegiatan mengaji, pada awalnya saya merasa aneh ketika mendengar anak-anak pengajian tersebut lancar membaca beberapa surat pendek dari Alquran. Ternyata mereka menghafal surat tersebut, namun mereka tidak bisa membaca apa yang tertulis di dalam Alquran. Akhirnya kami mengajar dengan pembagian tim. Tim mengajar Iqra dan Tim mengajar Alquran. Saya mendapat tugas untuk mengajar Alquran. Saya memberikan mereka pelajaran ilmu tajwid. Keempat adalah perayaan HUT RI. Ada kebiasaan warga Desa Barengkok yang membuat saya termenung, kekompakan mereka dalam menyambut HUT RI. Mereka menghias lingkungan desa dengan membuat gapura semi permanen, menempelkan bendera, dan kreatifitas-kreatifitas lainnya. Hampir seluruh wilayah di Desa Barengkok penuh dengan hiasan untuk perayaan 17 Agustus. Jika saya bandingkan keadaan di rumah saya, yang tidak lebih dari memasang bendera merah putih dan tidak ada hiasanhiasan. Kegiatan perayaan HUT RI diawali dengan perlombaan cerdas cermat, yang bekerja sama dengan kelompok 51 dan 52. Tepat di tanggal 17 Agustus, kami mengadakan upacara bendera di SD, dilanjutkan dengan lomba-lomba yang diadakan di lapangan Leuwicatang. Di keesokan harinya, kami membantu para guru SDN Barengkok 03 untuk mengadakan beberapa perlombaan di sekolah. Sebelumnya, di sekolah tersebut tidak pernah diadakan lomba HUT RI. Atmosfir euphoria 17-an sangat terasa sekali. Walaupun hadiah lomba yang diraih tidak terlalu mewah, tetapi warga-warga di sini sangat antusias. Kelima adalah pembelajaran Ms. Office. Dalam kegiatan ini, saya yang menjadi penanggung jawab acaranya. Sasaran kegiatan ini adalah para guru SDN Barengkok 03. Kami menyiapkan laptop yang akan digunakan oleh para guru. Saya cukup kaget dengan apa yang saya lihat. Jika di Jakarta, orang tua bahkan anak kecil sekalipun sudah terbiasa menggunakan komputer dan Ms. Office, tetapi di sini mereka belum bisa menggunakannya. Bahkan ada beberapa guru yang baru pertama kali menggunakan komputer. Saya salut kepada salah satu guru, yaitu Pak Usman. Beliau sudah cukup tua, tapi beliau tetap semangat dalam mengetik di Ms. Word dan Ms. Excel. Walaupun tertinggal jauh saat penjelasan materi, beliau tetap 156 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
mencobanya. Selain belajar Ms. Office, saya juga memberikan penjelasan tentang pengaruh teknologi di bidang pendidikan masa kini melalui tayangan satu video. Program kegiatan lainnya juga memberikan cerita dan kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan. Banyak sekali kontribusi dari para warga dan beberapa pihak terkait, seperti dosen pembimbing kami, yaitu Bapak Bahrul Yaman yang menjadi pembicara dalam Seminar Narkotika dan Pendidikan Sosial. Selanjutnya ada Teh Eva salah seorang staf desa. Beliau banyak membantu kami dalam menyebarkan informasi kepada warga lain, tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, dan memberikan informasi yang kami butuhkan. Saya juga ingin berterima kasih kepada sosok yang telah menginspirasi saya untuk menjadi orang yang baik dan ramah, yaitu Bapak Upang alias Bapak Supardi. Beliau sekarang menjabat sebagai ketua RW Kampung Leuwicatang. Beliau hidup dalam kesederhanaan, namun selalu terbalut dalam kegembiraan. Bapak Upang yang mengayomi dan melindungi kami. Beliau datang setiap malam ke kontrakan untuk saling bertukar cerita dan bermain kartu bersama, menggiring warganya ke setiap kegiatan yang kami jalankan, mempermudah akses kami jika membutuhkan sesuatu, dan memberi kami masakan nasi liwet yang super enak. Seperti yang saya bilang, beliau adalah seorang yang ramah dan baik, tetapi tidak memamerkan kebaikannya. Beliau sangat rendah hati. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih juga kepada Umi Hewi, yang sangat peduli dan perhatian kepada anggota kami, dan telah membantu kami dalam peliputan film dokumenter. Umi Hewi adalah penjual tape uli. Beliau sering memberikannya kepada kami secara gratis. Masa Selesainya KKN–Sayonara Barengkok and Welcome Buku Laporan Momen ketika saya merasa benar-benar diterima di lingkungan Barengkok, khususnya di Kampung Leuwicatang, adalah ketika malam perpisahan yang dihadiri oleh banyak warga Leuwicatang, mulai dari anak kecil hingga nenek-kakek. Malam perpisahaan tersebut diisi oleh penampilan dari anak-anak Leuwicatang, penampilan dari anggota KKN, penayangan video dokumentasi selama KKN, dan makan bersama. Di situlah saya merasa berat hati untuk meninggalkan Desa Barengkok.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 157
Di saat sudah mulai kenal dengan ibu-ibu di sana dan memiliki keinginan untuk membantu dalam inovasi jualan, di saat mulai dekat dengan anak-anak dan berkeinginan untuk mengajarkan mereka banyak hal lagi tentang ilmu pengetahuan, ketika sudah terasa akrab dengan pemuda-pemuda di sana dan ingin sekali memberikan arahan bahwa banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, kami harus meninggalkan itu semua. Penyesalan memang selalu datang di akhir. Saya menyesal karena tidak bisa memaksimalkan waktu dalam memajukan Desa Barengkok. Aku hanya berpikir keegoisan dalam diriku sendiri. Aku tidak suka ini, tidak suka itu, berprasangka buruk dengan teman satu kelompok, dan hanya berpikir agar kegiatan KKN ini cepat selesai. Mungkin hanya sedikit gertakan yang kami berikan kepada desa ini, semoga saja bisa membawa manfaat yang besar dan berkepanjangan. Setelah berakhirnya kegiatan KKN, tidak serta merta saya dan temanteman kelompok Mahatma berpisah begitu saja, karena masih ada tanggung jawab yang harus dikerjakan, yaitu pembuatan film dokumenter dan pembuatan buku hasil laporan kegiatan KKN. Dalam menyelesaikan dua tugas ini kami terbagi menjadi dua tim. Di mana saya, Ael, Bowo, Cahyo, Gessy, dan Mia menyelesaikan laporan Buku KKN, sedangkan Nita, Zuhri, Desta, Fidoh dan Wahyudin menyelesaikan film dokumenter. Tetapi faktanya, kita sama-sama bergotong royong untuk menyelesaikan dua tugas itu. Tidak banyak yang ingin saya sampaikan, di penghujung cerita ini saya hanya ingin mengatakan bahwa saya selalu senang melihat langit di Desa Barengkok, terutama langit di pagi hari yang berwarna biru cerah. Pemandangan yang selalu membangkitkan semangat positif, dan mendorong saya untuk menjadi orang yang berguna dan bermanfaat untuk orang lain, walau dampaknya hanya sedikit. Saya juga senang melihat langit di malam hari yang gelap, penuh bintang-bintang, membawa kedamaian, dan seolah berpesan agar di kehidupan yang singkat ini saya tidak boleh sombong, harus bersyukur, perlu mempunyai mimpi yang harus di capai dan harus memanfaatkan waktu yang ada. Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT, di mana melalui Lembaga Pusat Pengabdian kepada Masyarakat atau PPM, Dia telah mempertemukan saya dengan dengan 10 anggota KKN Mahatma. Kami tinggal bersama dengan penuh canda tawa. Kami pun memiliki dosen pembimbing yang penuh perhatian dan sangat disiplin, 158 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
sehingga kami terbawa untuk mengikuti perilaku positifnya. Mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Sayonara Barengkok and Welcome to the deadline Buku Laporan KKN. Assalamualaikum.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 159
8. KISAH BARENGKOK BERJUTA MAKNA Nita Silpiani “Ketika kita meminta, Dia mengabulkan. Ketika kita bersyukur, Dia menambahkan. Ketika kita meminta dan bersyukur, Dia mengaruniakan Keajaiban.” Saya akan menceritakan sepenggalan kisah inspiratif tentang kegiatan KKN yang saya ikuti sebulan yang lalu, yaitu tepatnya pada tanggal 25 Juli–25 Agustus 2016 di Desa Barengkok. A.
KKN? Apakah itu? Apa maksudnya?
Secara harfiah, Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disingkat dengan KKN adalah suatu kegiatan di luar kampus, yang harus dilakukan untuk memenuhi sejumlah Satuan Kredit Semester atau SKS yang dibutuhkan mahasiswa. Dari informasi yang saya dapatkan melalui para senior, mereka bilang bahwa KKN adalah pengabdian kepada masyarakat. Di mana kita dipaksa untuk terjun langsung di desa-desa, dan memberikan sumbangsih berupa tenaga, pikiran, ataupun materi untuk memajukan desa tersebut. Selain mendengarkan keluh kesah masyarakat desa, kami sebagai mahasiswa KKN, wajib untuk memecahkan masalah yang sedang menjadi problematika di desa yang akan kami bina nanti. Jadi, pada dasarnya KKN itu mengajak setiap mahasiswa dan mahasiswi agar bisa mandiri, dan menerapkan ilmunya dalam kehidupan bermasyarakat. B.
Kenapa harus ada KKN? Kenapa?
Pada mulanya, saya agak keberatan dengan adanya KKN. Saya bertanya tanya, “Kenapa sih kegiatan KKN ini tidak dirubah saja menjadi kegiatan seperti magang di perusahaan-perusahaan? Atau bahkan di mediamedia?” Maklum, saya adalah seorang mahasiswa Jurusan Komunikasi yang berharap menjadi seorang pekerja media. Saya sempat berpikir bahwa KKN tidak begitu penting. Tapi setelah saya menjalankan kegiatan tersebut selama sebulan lamanya, ternyata saya salah. KKN itu sangat diperlukan. Banyak sekali manfaat yang didapat setelah saya menjalankan kegiatan ini. KKN dapat melatih kita untuk 160 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
memiliki mental yang kuat, jiwa mandiri, berfikir kritis, berani, serta menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Mengapa? Mari kita bayangkan melalui cerita berikut ini, yang saya ketik hanya teruntuk pembaca semata. C.
Baiklah, Kali Ini Kata KKN Cukup Familiar di Telinga
Dulu, sebelum PPM menetapkan siapa saja yang akan menjadi anggota KKN di kelompok saya, saya sudah memiliki kelompok KKN yang anggotanya ditentukan oleh saya sendiri. Saya sempat kecewa, karena nyatanya kebijakan tahun ini PPM-lah yang berhak untuk menentukan dengan siapa saya dikelompokkan. Sistem tahun ini benar-benar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, mahasiswa diberi kebebasan dalam memilih siapa saja anggotanya, serta lokasi mana yang akan dijadikan sebagai garapan KKN. Singkat cerita, mula-mula para mahasiswa dan mahasiswi calon anggota KKN 2016 berlomba-lomba untuk mendaftarkan diri mereka melalui akun AIS pada tanggal 15-31 Maret. Saya beserta teman-teman yang lain berpikir, jika kami mendaftar KKN di waktu yang sama, bisa jadi kami akan berada dalam satu kelompok yang sama. Ternyata dugaan kami salah! Setelah beberapa hari berlalu, muncul nama-nama calon anggota KKN beserta nomor kelompok dari masing-masing mahasiswa melalui web PPM. Saya berada di urutan nomor 53. Di kelompok 53 terdapat 11 anggota yang terdiri dari enam perempuan dan lima laki-laki dari berbagai fakultas. Anggota perempuan di antaranya adalah Anisa Lesmana (Syariah dan Hukum), Amelia Fauziyah (Sains dan Teknologi), Tsaibatul Aslamiyah (Dirasat Islamiyah), Gessy E Miranda (Ekonomi dan Bisnis), Khafidah Muhib (Adab dan Humaniora). Sedangkan anggota laki-lakinya adalah Anhar Ajiwibowo (Syariah dan Hukum), Desta Ardian (Sain dan Teknologi), Cahyo Eko Pambudi (Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Much.Saifuddin Zuhri (Ushuluddin dan Filsafat), Wahyudin Arief (Adab dan Humaniora). Meskipun kami tidak mengenal satu sama lain, tapi saya harus dapat berbaur dengan mereka dan mempelajari karakter mereka satu per satu. Bagaimanapun caranya. Setelah saya mengetahui nomor beserta nama-nama yang tergabung dalam kelompok, saya harus mengikuti pembekalan yang diadakan di gedung Auditorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadwal pembekalan dimulai pada tanggal 8 April sampai 21 April. Pada waktu itu, seharusnya Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 161
saya mengikuti pembekalan KKN gelombang kedua yang jatuh pada tanggal 13 April 2016. Tetapi, dengan terpaksa saya tidak bisa hadir, karena saya terserang penyakit DBD. Saya harus diopname selama empat hari di Rumah Sakit Ghra Kedoya. Alhasil, saya mengikuti pembekalan pada hari Sabtu tanggal 16 April (kalau tidak salah), yang dihadiri juga oleh Pak Rano Karno sebagai pemateri. Maka dari itu, saya tidak bisa bertemu/berkumpul dengan anggota kelompok 53, karena saya mengikuti pembekalan di jadwal yang berbeda. Pada saat itu, saya sangat bingung karena saya tidak memiliki nomor handphone anggota 53 satu pun. Sebab, saya mengikuti pembekalan yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hingga suatu ketika, Gessy menanyakan nomor handphone saya melalui teman satu fakultas saya yang bernama Chaca. Lalu, saya bergabung di grup whatsapp 53 dan menyapa mereka semua untuk sekedar berkenalan. Sangat sangat merasa senang, karena akhirnya saya memiliki teman baru. Saya harap kami bisa menjadi keluarga. Akhirnya kelompok 53 diberi nama Mahatma, singkatan dari Mahasiswa Pemerhati Masyarakat sesuai dengan kesapakatan dari 11 anggota. Yang tak kalah mendebarkannya adalah pengumuman lokasi manakah yang akan kami garap, sebagai tempat pengabdian KKN selama sebulan ke depan, serta siapakah dosen pembimbing yang akan mendampingi kami dari pra-KKN hingga berakhirnya kegiatan KKN. Akhirnya informasi yang kami tunggu pun datang. Kelompok Mahatma akan melakukan masa pengabdian di Desa Barengkok Kecamatan Jasinga, dengan didampingi oleh dosen pembimbing yang bernama Bahrul Yaman, S.Sos., M.Si. Beliau merupakan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Menurut saya, beliau orang yang disiplin dan tepat waktu. Beliau juga orang yang bertanggung jawab serta cukup profesional sebagai dosen pembimbing, ketika mendampingi kami dalam pembuatan buku laporan. Sering kali, kami kelompok Mahatma melakukan rapat yang dilakukan di sekitar gedung Auditorium UIN Jakarta, untuk membahas program kerja (proker) apa saja yang akan dilakukan di tempat KKN nanti. Rapat biasanya dilakukan setiap hari Rabu dan Jum’at. Sangat jarang anggota Mahatma dihadiri oleh 11 anggota dengan formasi lengkap. Setiap minggunya kami juga mengumpulkan uang kas sebesar lima ribu rupiah. Sebelum KKN berlangsung, kami juga beberapa kali melakukan survei, baik survei bersama dosen pembimbing maupun survei bersama dua kelompok 162 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
lainnya, yaitu kelompok 51 dan kelompok 52. Kedua kelompok tersebut juga melaksanakan KKN di Desa Barengkok. Ternyata jarak tempuh antara Ciputat menuju Barengkok cukup jauh dan memakan waktu yang cukup lama, yaitu selama 3-4 jam. Sewaktu survei, kami mengunjungi balai desa dan berkenalan dengan seluruh perangkat desa, dari mulai kepala desa, sekertaris desa, Babinsa, dan yang lainnya. Kami juga menggali beberapa informasi mengenai topologi wilayah Desa Barengkok, struktur kepengurusan desa, berapa jumlah penduduknya, dan bagaimana kondisi sosialnya. Selain bersilaturahmi dan mencari beberapa informasi sewaktu survei, kami juga mencari tempat tinggal untuk kelompok saya dan dua kelompok lainnya. Tempat tinggal kelompok Mahatma bermukim di Kampung Leuwicatang. Warga Leuwicatang sangat ramah dan baik. Kami disambut dengan hangat, ketika kami pergi survei ke sana untuk mencari tempat tinggal. Pemilik dari kontrakan yang akan kami tempati selama sebulan nanti, bernama Ibu Iroh. D.
Dilema. Ya, kurasa
Akhirnya tanggal 25 Juli pun tiba, yaitu hari dimana anggota KKN 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan pelepasan untuk keberangkatan menuju lokasi KKN masing-masing. Seluruh anggota KKN begitu tampak antusias dan ceria. Ada yang bercengkrama, tertawa, berfoto bersama, dll. Simbolisasi pelepasan KKN 2016 kali ini ditandai dengan penerbangan balon ke udara yang dipimpin oleh Pak Djaka dan Pak Dede Rosyada selaku rektor. Saya sempat kesal dengan beberapa anggota KKN Mahatma, karena seharusnya kami berangkat dari UIN menuju Barengkok pada pukul 11.00 WIB, namun pukul 14.00 kami baru menuju Barengkok. Mereka beralasan karena ada beberapa keperluan yang belum sempat dibeli, dll. Setibanya di Kampung Leuwicatang, kami melakukan gotong royong saling bahu-membahu untuk membersihkan kontrakan yang akan kami tempati selama sebulan ke depan. Pada awalnya, saya merasa canggung tinggal seatap dengan orang-orang yang belum saya kenal sebelumnya. Kebetulan kediaman kami terpisah antara laki-laki dan perempuan, namun tetap bersebelahan. Berbeda dengan kediaman 51 dan 52, mereka hanya menempati satu rumah saja. Alhasil perempuan maupun laki-laki digabung
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 163
dalam satu rumah. Kelompok Mahatma mengeluarkan biaya sebesar 600 ribu rupiah untuk membayar dua kontrakan. Saya sangat prihatin dengan kontrakan yang ditempati oleh kelompok 51. Kediaman mereka bisa dikatakan sangat kecil dan kamar mandinya pun berada di luar (umum). Letak dapurnya berada di ruang depan, sebab mereka khawatir jika memasak di ruangan belakang akan terjadi kebakaran, karena tidak adanya ventilasi udara. Bayangkan saja, kontrakan sekecil itu menampung mahasiswa sebanyak 11 orang. Belum lagi ketika mereka tidak ada air untuk mandi. Kelompok 51 sering mengunjungi kontrakan kami untuk menumpang mandi. Saya sangat bersyukur karena dari ketiga kelompok, kediaman Mahatma-lah yang paling aman dan nyaman. E.
Ternyata, Barengkok Membuatku Hidup
Hari berganti hari, kelompok Mahatma pun menjalankan program yang telah dirancang satu demi satu. Salah satu program harian yang dilakukan oleh anggota Mahatma adalah mengajar bimbel. Bimbel ini merupakan pengajaran non-formal bagi anak-anak SD dan paud. Bimbel dilakukan di rumah Ibu Hasanah yang terletak tidak jauh dari kediaman kami. Bimbel diadakan setiap hari Senin sampai Jum’at. Peserta dari bimbel ini adalah anak-anak SDN Barengkok 01 dan SDN Barengkok 03, dari kelas 1-6 SD. Mata pelajaran yang kami berikan adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Islam. Saya sangat terkejut ketika jumlah peserta didik kami mencapai 90 orang. Padahal pada awalnya, anak-anak yang berpartisipasi dalam bimbel ini hanya berjumlah 10 sampai 15 orang saja. Mereka sangat antusias dan senang ketika diajar oleh kami. Sebab, di tiap pertemuan setelah kegiatan, kami menyuguhkan permainan yang melatih kekompakan dan kecerdasan mereka. Bahkan ada beberapa anak didik yang berusaha untuk mendapatkan perhatian saya. Mereka senang diajar oleh saya ketika bimbel sedang berlangsung. Mereka suka sesekali mengajak saya untuk bercanda dan tertawa bersama. Tak jarang mereka merengek kepada saya untuk meminta berfoto bersama. Saya sangat terharu, karena anak-anak di desa Leuwicatang menerima saya dengan baik dan hangat. Saya menyayangi mereka seperti layaknya adik saya sendiri. 164 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Mata pelajaran yang sering saya ajarkan kepada mereka adalah pelajaran Bahasa Inggris. Saya mengajarkan mereka cara mengucapkan abjad dengan menggunakan Bahasa Inggris secara fasih dan benar. Saya memberikan trik-trik cepat kepada mereka untuk mengucapkan abjad A-Z, dengan cara menyanyikan lagu ABC. Dengan begitu, mereka dapat dengan mudah menghafal abjad A-Z. Selain lagu ABC, saya juga mengajarkan nama-nama hewan dalam Bahasa Inggris, mengucapkan angka 0 sampai 10 dengan Bahasa Inggris, memberikan soal penjumlahan dan pengurangan dalam Bahasa Inggris, dll. Sewaktu saya mengajar bimbel, saya mengatakan kepada mereka untuk membawa buku paket/LKS (Lembar Kerja Siswa) yang digunakan ketika mereka belajar formal di sekolahnya masing-masing. Jawaban mereka cukup mencengangkan. Mereka menjawab bahwa mereka tidak memiliki buku paket, karena buku paket hanya dipinjamkan sewaktu belajar di kelas saja oleh pihak sekolah. Hal ini cukup menyita perhatian saya. Saya rasa, kesadaran akan pendidikan di desa tersebut kurang diperhatikan. Saya cukup merasa agak miris atas fenomena ini. Sebab, pemerintah dinilai kurang berperan dalam membenahi sistem pendidikan di desa-desa, termasuk Desa Barengkok. Padahal menurut saya, Desa Barengkok yang berada di Kecamatan Jasinga ini tidak begitu jauh dari hiruk pikuknya Kota Jakarta, yang notabenenya sadar akan hal-hal yang berbau modernisasi. F.
Jika Aku Menjadi...
Selain mengajar bimbel, saya juga mengajar di sekolah-sekolah. Kegiatan ini merupakan salah satu program Mahatma dalam pengajaran formal. Kami mengajar formal setiap hari Senin sampai Jumat. Target kami adalah mengajar siswa dan siswi SDN Barengkok 03. Siswa dan siswi di SD ini terbilang cukup pintar. Namun sangat disayangkan, dari segi fasilitas dinilai masih sangat kurang. Bayangkan saja, anak-anak yang bersekolah di SD ini kebanyakan hanya membawa satu buah buku tulis untuk mencatat segala mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Saya tidak tahu apakah hanya anak-anak yang bersekolah di SD Barengkok 03 yang berlaku demikian, ataukah SD lainpun melakukan hal yang serupa. Sekolah ini jauh dari kesadaran akan pendidikan. Sebab sejauh mata memandang, tidak ada rak-rak yang berdiri dan tersusun rapi untuk menyimpan berbagai buku ilmu pengetahuan. Padahal fasilitas Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 165
perpustakaan merupakan kebutuhan yang sangat penting, guna menunjang kecerdasan siswa dan siswi penerus bangsa. Bagaimana bisa meningkatkan minat baca pada anak jika tidak didukung dari segi sarana dan prasarananya? Saya yakin jika sekolah ini mempuyai ruang perpustakaan, anak-anak akan antusias dan akan lebih gemar membaca. Selain tidak tersedianya ruang perpustakaan, di sekolah ini juga tidak tersedia ruang komputer. Saya lihat tidak ada satupun komputer yang berdiri di ruang guru atau ruang lainnya. Padahal, komputer juga merupakan sarana penting untuk bidang administrasi sekolah, dll. Di era modern saat ini, pelajaran komputer dinilai sangat penting bagi siswa maupun siswi sekolah dasar untuk menghindari shock akan hal-hal baru, seperti barang-barang yang berbau elektronik. Selain ruang komputer, SD ini juga tidak memiliki ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah). Meskipun UKS bukan merupakan sarana yang pokok, tetapi alangkah baiknya setiap sekolah memiliki ruangan ini, yang didukung oleh segala jenis obat-obatan untuk siswa dan siswi yang sedang mengalami keluhan seperti sakit perut, pusing, demam, gatal-gatal, bahkan jatuh pingsan saat upacara bendera berlangsung. Seandainya saya menjadi seorang Menteri Pendidikan, akan saya sulap sekolah-sekolah di desa ini menjadi sekolah yang layak, sebagaimana standarisasi sekolah yang baik diterapkan. Ya, kurang lebih seperti sekolahsekolah di perkotaan. Saya ingin menjadikan adik-adik saya di desa ini menjadi penerus bangsa, yang menciptakan penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi seluruh umat di masa yang akan datang. G.
Ayo Semangat!!
Selain mengajar bimbel dan mengajar formal, Mahatma juga memiliki beberapa proker-proker lainnya, baik fisik maupun non-fisik seperti cek kesehatan, seminar kewirausahaan, penyuluhan BNN, santunan anak yatim, panggung gembira 17-an, workshop aplikasi berbasis Ms. Word dan Ms. Excel, peremajaan masjid, dan pembuatan gapura. Satu demi satu proker tersebut direalisasikan dengan persiapan yang matang. Saya dipercaya sebagai seksi dokumentasi di setiap kegiatan. Kegiatan cek kesehatan berupa pengecekan gula darah dan asam urat bagi warga yang berada di Kampung Leuwicatang. Selain pengecekan gula darah, juga ada pengecekan tensi darah, pengecekan berat badan, serta pengukuran tinggi badan. Seminar kewirausahaan meliputi aksi demo 166 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
masak inovasi tape singkong. Kenapa kami memilih tape singkong? Sebab, tape singkong merupakan potensi terbesar warga Desa Barengkok dalam bidang ekonomi selain bertani. Di setiap acara kegiatan yang berbentuk pelayanan masyarakat seperti seminar atau penyuluhan, warga Barengkok tampak sangat antusias dalam berpartisipasi. Seringkali mereka lebih dulu datang ke lokasi, 15 atau 20 menit sebelum acara dimulai. Terkadang, kami kelompok Mahatma sering molor alias tidak tepat waktu dalam memulai acara. Baik itu kendala teknis, kurang persiapan atau semacamnya. Sehingga membuat warga menunggu lama, karena ulah kita. Masa kalah disiplin sama orang desa? Apa gak malu? Ya, kami agak sedikit malu dengan budaya ini. Untungnya, meskipun terjadi beberapa kendala, itu semua dapat diatasi dengan kerja sama tim yang kompak, sehingga acara berjalan sesuai rencana. H.
Pengalaman adalah Seorang Guru
Hari demi hari, saya lewati bersama kesepuluh anggota Mahatma dengan penuh canda, tawa dan haru. Kami tinggal satu atap layaknya keluarga. Bagaimana tidak? Setiap menit, setiap detik, kami menjalankan aktifitas secara bersama-sama, beriringan. Merealisasikan setiap program secara bergandengan tangan, bekerja sama saling bahu-membahu, sehingga saya mengerti arti dari kekompakan yang sebenarnya. Saya dipaksa untuk menjadi pribadi yang mandiri, yang patuh dan taat pada peraturan jadwal piket. Menyadari bagaimana usaha untuk bisa makan, yaitu dengan berkeliling untuk membeli sayur terlebih dahulu, memasak dengan bahan seadanya, membersihkan kontrakan yang layaknya kapal pecah, mencuci baju tapa menggunakan mesin cuci alias dengan jarijari sendiri. Belum lagi ketika saya menemukan permasalahan dalam penggunaan Bahasa Sunda, ketika berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Meskipun ayah saya berasal dari Tasikmalaya, tapi sampai saat ini saya belum bisa berbahasa Sunda. Akhirnya mau tidak mau, dan sedikit demi sedikit saya mempelajari dan mengerti Bahasa Sunda, karena kegiatan KKN ini, karena Desa Barengkok. Begitupun ketika mengajar. Ngomong-ngomong soal mengajar, awalnya saya keberatan ketika menghadapi anak-anak dan berbicara di depan kelas dengan suara yang lantang. Sejujurnya, saya agak pemalu ketika dihadapkan dengan orangorang yang baru saya kenal. Namun, semua itu menghilang ketika anakMengukir Harapan di Bumi Barengkok | 167
anak menatap saya dengan tatapan yang penuh harap. Namun mereka menerima saya dengan tangan terbuka. Pengalaman tersebut saat ini, hanya bisa saya rasakan dan saya kenang mengingat kegiatan KKN sebulan yang lalu. Benar kan apa yang saya katakan? KKN menjadikan diri saya bermental kuat, jiwa mandiri, berpikir kritis, berani, serta menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Saya memiliki mental yang kuat dan berani berkat pengalaman saya dalam mengajar. Saya mampu menggoyahkan sisi ketidakpercayaan kepada diri saya sendiri ketika menjadi seorang pengajar. Saya juga mampu menghilangkan mental saya yang manja, alias tidak bisa jauh dari orang tua. Hehe. Biasanya saya mencuci baju menggunakan mesin cuci, tapi kali ini saya mencuci dan menggosok baju dengan tangan saya sendiri. Biasanya ketika saya ingin makan, di meja makan sudah dihidangkan tanpa perlu susah payah dalam mengolahnya, tapi kali ini saya harus memasak untuk saya sendiri dan 10 kepala lainnya, ketika saya mendapatkan jadwal piket masak. Hal yang demikian merupakan cerminan diri saya yang mandiri. Ketika kami (kelompok Mahatma) dihadapkan oleh suatu permasalahan yang terjadi, baik masalah internal maupun eksternal, kami semua tanggap dan cekatan dalam memikirkan jalan keluarnya, serta mampu mengatasinya di setiap permasalahan yang ada. Sikap tersebut adalah gambaran dari sifat berpikir kritis dan bertanggung jawab. Hal itulah yang membuat kami kompak, sehingga terciptanya suasana kekeluargaan yang harmonis. I.
Kepergian adalah Hal yang Saya Benci
Dari lubuk hati yang paling dalam, berat rasanya saya meninggalkan Desa Barengkok. Berpisah dengan warga Desa Barengkok. Tidak seatap dengan teman-teman Mahatma lagi. Tidak merasakan hangatnya suasana saat bercanda dengan anak-anak Kampung Leuwicatang. Tidak bisa mengajar di SDN Barengkok 03 lagi. Sebulan itu memiliki arti yang mendalam bagi saya. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. Masih teringat senyum mereka, senyumnya warga Barengkok. Teringat pula bagaimana sejuknya Barengkok di pagi hari. Terima kasih untuk seluruh warga Barengkok, yang menerima kami semua dengan tangan terbuka. Terima kasih kepada perangkat-perangkat desa, dari mulai Pak Upang Ketua RW 05, Teh Eva dan Kak Sadam yang 168 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
selalu membantu kami. Banyak sekali pelajaran serta pengalaman yang saya dapatkan selama kegiatan KKN berlangsung, tak sebanding dengan bantuan yang kami berikan kepada Desa Barengkok. “Kelak aku ingin melihat perubahan Desa Barengkok, entah lima atau enam tahun ke depan. Semoga Desa Barengkok tetap terjaga kelestariannya, dan Barengkok menjadi desa yang lebih maju serta lebih makmur dari sebelumnya. Aku senang memiliki saudara seperti kalian.”
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 169
9. Sepenggal Kisah Sederhana Teruntuk Barengkok Wahyudin Arief Kisah ini adalah kisah perjalanan kami untuk menggenapkan kenangan. Setelah sebagian waktu kami lalui bersama, dalam kanvas suka duka selama Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kami tidak tahu apa yang akan terjadi untuk hari esok, karena segala sesuatu pada masa depan akan ditarik menjadi kini, menjadi hari kemarin, menjadi setahun yang lalu, menjadi kisah yang tercatat dalam sejarah atau tidak sama sekali. A.
Pra-KKN
Saya akan memulai menulis kisah ini dengan kebenaran-kebenaran yang mungkin para pembaca, khususnya teman-teman kelompok KKN sendiri, merasa biasa saja. Melalui kisah sederhana yang saya tulis ini, saya ingin kita bernostalgia setiap saat, setiap membacanya, dan setiap kalian ingin. Berawal dari wacana KKN yang berbeda dengan KKN tahun sebelumnya, yaitu pembentukan kelompok dan tempat KKN yang ditentukan oleh pihak PPM. Pada tahun sebelumnya, penentuan kelompok dan lokasi KKN ditentukan oleh pihak mahasiswa. Hari demi hari berganti. Wacana itu pun menjadi nyata. Ketika waktu pendaftaran tiba, saya mulai mendaftar KKN secara online dengan mengisi data-data yang dibutuhkan. Waktu pengumuman pun tiba. Daftar nama-nama kelompok KKN pun terpampang di berbagai media sosial, salah satunya di akun twitter @ppm_uinjkt. Selain daftar nama, terpampang juga jadwal pembekalan KKN, sekaligus pertemuan seluruh anggota kelompok yang terdiri dari 11 orang dari berbagai fakultas. Namun yang saya alami berbeda. Saya tidak mengikuti pembekalan pada gelombang yang seharusnya. Saya mengalami keterlambatan informasi. Maka saya pun mengikuti pembekalan di gelombang berikutnya. Akibatnya saya tidak dapat bertemu langsung dengan teman-teman satu kelompok saya, tapi saya diberikan nomor telepon ketua kelompok oleh panitia pembekalan, agar saya dapat langsung menghubungi dan bergabung dengan kelompok tersebut.
170 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Dugaan sementara serta pikiran khawatir tentang KKN, mulai muncul di pikiran saya. “Bagaimana mungkin orang-orang yang baru dikenal, dari berbagai fakultas, serta mempunyai karakter dan watak yang berbeda-beda dapat disatukan menjadi sebuah kelompok yang dapat bekerjasama hanya dalam waktu satu bulan?” Namun, mau tidak mau, suka tidak suka, saya harus melaluinya. Mula-mula saya memperkenalkan diri di grup Whatsapp, yang telah dibuat oleh anggota kelompok KKN saya. Setelah itu saya mengikuti beberapa rapat pra-KKN, membahas program kerja, serta membuat rancangan anggaran biaya selama KKN. Adapun kendala terbesar dalam bayangan saya, ialah bagaimana cara menyatukan pikiran dari orang-orang yang baru saya kenal, untuk melahirkan sebuah tim yang dapat bekerjasama secara solid. “Bagaimana jika itu gagal? Apakah KKN ini akan berhenti di tengah jalan? Bagaimana nasib program kerja yang sudah direncanakan? Bagaimana kita dapat hidup bersama dalam satu atap selama satu bulan?” Ah! Entahlah. Terlalu banyak kekhawatiran di dalam pikiran saya. Waktu yang tidak dinantikan pun akhirnya tiba. Saya bersama teman-teman satu kelompok pun berangkat menuju lokasi KKN, yaitu Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Sebelumnya, kami telah melakukan survei lokasi jauh sebelum waktu KKN tiba. Alhamdulilah kami mendapatkan respon yang baik dari jajaran kelurahan serta masyarakat Desa Barengkok. Maka ketika kami sampai di lokasi, para warga Desa Barengkok sangat antusias menyambut kami. Kami pun langsung pergi ke tempat kontrakan Bu Iroh, yaitu kontrakan yang akan menampung suka-duka, dan canda-tawa kami selama satu bulan. Kontrakan yang kami tempati terpisah antara perempuan dan lakilaki, karena kondisi ruangan yang tidak memungkinkan untuk ditempati oleh 11 orang. Kedatangan kami disambut oleh para tetangga di sekeliling kontrakan kami. Selanjutnya, saya pun menyimpan barang bawaan dan kemudian membantu teman-teman yang lain membersihkan kontrakan yang akan kami tempati. Dalam benak saya, menjadi mahasiswa itu tak semudah apa yang orang lain bayangkan. Mahasiswa mempunyai peran sebagai “Agent Of Change”, di mana kita dituntut untuk melakukan perubahan. “Lantas perubahan apa yang akan terjadi di Desa Barengkok setelah KKN ini?” Tanyaku dalam hati. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 171
Setelah lumayan lama termenung, ternyata tak terasa waktu sudah memasuki azan Magrib (Bayangkan betapa hebatnya saya temenung dari siang sampai magrib. Haha). Setelah Salat Magrib, kami mengadakan selametan dan yasinan untuk tempat tinggal baru kami, agar hal-hal yang positif selalu berada di dekat kami. Setelah itu, kami melanjutkan dengan briefing untuk kegiatan hari esok. B.
Kebersamaan adalah Barang Termahal yang Tak Dapat Dibeli dengan Mata Uang Manapun
Seperti diceritakan sebelumnya, saya baru bergabung dengan kelompok ini sekitar kurang lebih 10 hari setelah pembekalan. Perjumpaan pertama dengan teman-teman kelompok, ialah pada saat rapat yang akan diselenggrakan di tempat kediaman dosen pembimbing KKN. Pada saat itu, saya hanya menduga-duga nama mereka, karena saya hanya tahu nama mereka dari grup whatsapp, tanpa mengenali wajahnya. Saya sempat merasa canggung, karena saya merasa seperti anak baru ketika itu. Hari berganti, tibalah saatnya acara pelepasan yang dilaksanakan di lapangan SC UIN Jakarta, dimana para peserta KKN masing-masing berangkat menuju lokasi yang telah ditentukan. Minggu pertama merupakan hari yang terasa panjang, apalagi tinggal bersama teman-teman yang belum terlalu akrab. Di sinilah kekompakan tim diuji, bagaimana menjalin hubungan kerjasama tim yang baik, agar seluruh program dapat berjalan sesuai harapan. Karena belum terlalu akrab, pastil ada hal yang mengganjal, tak seperti kerabat atau sahabat yang telah kami kenal sebelumnya. Jika saya meminjam pepatah yang mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, maka itulah yang terjadi. Saya kerap kali pesimis dengan mereka, yang belum saya pahami karakternya. Kerap kali saya mengeluh, “Ya Tuhan, kenapa saya ditempatkan di suatu desa dengan orang-orang seperti ini?”. Sangat beda sekali dengan kehidupan saya sehari-hari di rumah. Begitulah kira-kira praduga saya. Namun di dalam dimensi pesimistik yang didominasi oleh ego saya, tak dapat dipungkiri bahwa dengan dipertemukannya bersama mereka, dengan berkumpulnya bersama mereka, dan ditempatkan dalam satu atap dengan mereka, muncullah suatu optimisme dalam diri saya. Ada semacam pencerahan yang saya dapatkan,
172 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
entah itu datangnya dari mereka atau lingkungan sekitar. Bahwa di sanalah sumber motivasi saya. Ya, di Barengkok. Selama satu bulan tinggal bersama, pergolakan di antara kami kerap menghampiri. Mulai dari unek-unek pribadi yang disimpan rapat, perbedaan pendapat, hingga konflik pribadi yang berakhir dengan terjadinya clash antar anggota kelompok. Namun karena manajemen yang baik, serta dibumbui dengan sifat kedewasaan masing-masing, akhirnya rekonsiliasi konflik pun terjadi. Hal tersebut menjadikan hubungan kami semakin erat. Saya merasa menjadi manusia yang paling beruntung, karena dipertemukan dengan mereka, orang-orang keren. Keren dalam artian cerdas dalam suatu bidang, atau beberapa bidang. Saya dapat belajar darinya. Dari Bowo sebagai ketua kelompok, saya belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin, baik dalam kerja di lapangan, maupun secara teori. Meskipun terkadang dia terlalu mengikuti ego pribadinya dalam mengambil keputusan, namun dapat dilihat dari sisi positif, itu merupakan sebuah pendirian yang tangguh. Dari Anisa Lesmana sebagai sekretaris, saya belajar bagaimana mengatur perihal admininstrasi kelompok. Dalam kesehariannya pun dia sangat peduli dengan anggota kelompok, dan memperhatikan segala hal keseharian kami, terlebih dalam hal religi, seperti shalat. Dari Mia sebagai Bendahara, saya belajar bagaimana mengendalikan emosi ketika sedang pusing mengurusi keuangan. Dia tidak pernah melibatkan tanggung jawab pribadinya sebagai bendahara di depan teman– temannya. Dari Cahyo saya belajar menjadi seorang pekerja keras, meskipun perawakan dia terlihat sedikit ’lesu’, namun dia tetap semangat untuk merealisasikan program kerja. Dia juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Dari Desta saya belajar tentang rasa tidak peduli dengan candaan yang berlebihan, dia selalu terlihat bahagian tanpa beban pikiran. Dari Zuhri saya mengerti bahwa yang hitam dan pahit tidak selalu buruk, seperti kopi. Meskipun ditambahkan dengan takaran gula sebanyak apapun, kopi tetaplah kopi. Tetap tidak akan kehilangan maknanya. Ya, dia adalah partner ngopi sekaligus ‘dibumbui’ dengan candaan yang tak habishabisnya, untuk melepasan segala lelahnya hari. Dari Amel, saya belajar perihal kedewasaan sekaligus kepolosan. Dia mempuyai jiwa keibuan yang selalu memperhatikan anak-anaknya, terutama soal makan. Dari Nita Silpiani, saya belajar untuk tidak lupa tertawa. Nyaris segala hal bisa dijadikan bahan candaan. Dari Gesy, saya Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 173
belajar bagaimana menjadi seorang pekerja yang tuntas Selain itu dia juga merupakan seorang perempun yang pintar masak. Dari Fidot saya mengerti, bahwa segala hal tidak harus dijalani dengan serius. Terkadang memang ada hal yang harus dilakukan dengan keseriusan, namun begitu juga sebaliknya. Dia selalu mencairkan suasana dengan candaannya, serta dapat membuat teman-temannya merasa terhibur. Itulah kami. Sebuah kenangan yang mungkin tidak akan terlupakan, meskipun kami tinggal bersama hanya selama satu bulan. Kami berhasil membangun sebuah keluarga yang solid, tidak ada Superman di antara kami, yang ada hanyalah Superteam. C.
Suatu tempat yang selalu teringat
Desa Barengkok. Secara kasat mata, desa tersebut memang tidak berbeda dengan desa yang lainnya, tapi jika ditelisik lebih jauh lagi, Desa Barengkok sangatlah kaya. Kaya akan sumber daya alamnya. Terutama banyaknya perkebunan singkong di Desa tersebut, serta kaya dalam hal keharmonisan keluarga. Sejak awal saya datang ke sini, setiap saya berpapasan dengan warga, saya pasti diberikan senyuman hangat oleh mereka. Senyuman yang sudah jarang kami dapatkan di perkotaan. Tak lupa pula suguhan ala kadarnya yang diberikan oleh para warga. Feels Like Home. Begitulah kira-kira orang bule menyebutnya. Merasa diterima sebagai keluarga, membuat saya betah tinggal di Desa ini. Hal ini juga memudahkan kami di dalam menjalankan kegiatan KKN. Desa Barengkok memang terkenal dengan tapenya. Hal ini dikarenakan hampir sebagian warga mempunyai kebun singkong. Akan tetapi, pemanfaatan sumber daya tersebut kurang maksimal. Oleh karena itu, kedatangan KKN kami ingin mencoba menanamkan inovasi baru, yaitu pembuatan tape meler. Produk ini berupa tape goreng yang berisi coklat. Kegiatan ini dibungkus dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan. Jadi, selain memperkenalkan inovasi baru, kami juga mengajarkan tentang manajemen keuangan yang dihasilkan. Warga Kampung Leuwicatang begitu antusias mengikuti pelatihan kewirausahaan ini. Dalam bidang pendidikan, ada sedikit masalah di Desa Barengkok ini. Banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Desa ini tidak memiliki sekolah tingkat SMA. Adapun sekolah 174 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
tingkat SMA terdekat, yaitu berada di desa sebelah, yaitu Desa Bagoang. Jadi saya tidak terlalu heran, jika banyak dari para remaja yang putus sekolah, dengan pendidikan terakhir SD ataupun SMP. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk menikah muda, pergi bekerja, atau bahkan menganggur tak jelas. Adapun kesan yang menginspirasi saya, selama perjalanan KKN selama satu bulan di Desa Barengkok ini, yaitu kehadiran orang-orang yang begitu sukarela secara kaffah membantu mensukseskan berbagai kegiatan KKN kami. Pertama, datang dari salah satu tokoh masyarakat, yaitu ketua RW 05, Bapak Upang. Entah kenapa warga memanggilnya ‘Upang’, mungkin semasa kecilnya suka mengadu ikan cupang kali ya. Hehehehe . Pak Upang adalah ketua RW di Kampung Leuwicatang. Beliau berhasil membangun semangat gotong royong, dan menghilangkan pelayanan yang berbau birokrasi yang bertele-tele. Mulai dari pembuatan KTP, mengurus akta kelahiran, hingga surat pernikahan, warganya tidak dipersulit. Semua bersih dari pungli, serta selalu mengedepankan musyawarah bersama jika ada masalah. Selain menjadi ketua RW, Pak Upang juga sudah seperti ‘bapak dari anggota KKN Desa Barengkok’. Beliau lebih mementingkan apa yang dibutuhkan para anggota KKN, di samping tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan Ketua RW. Beliau juga ikut andil dalam mensuksekan acara pembukaan dan penutupan KKN, dengan mengajak para warga dan mengundang para tokoh masyarakat untuk menghadiri acara pembukaan KKN. Di sisi lain, beliau juga menjadi teman ‘ngopi’ saya di waktu malam tiba. Menghabiskan malam dengan berbagai cerita pengalaman yang sudah beliau lalui, serta tempat mengadu berbagai keluhan yang ada selama KKN berlangsung. Teruntuk Pak Upang, Is the Bast deh pokoknya. Kedua, datang dari sesosok perempuan yang sudah berumur senja. Beliau adalah emak, begitu biasa kita memanggilnya. Meskipun usianya sudah tidak lagi muda, namun semangatnya tak kalah dengan jiwa para pemuda. Sehari-hari kerjaannya ialah mengikuti pengajian di berbagai majlis talim dengan berjalan kaki, dan mengajar anak-anak kecil mengaji setelah magrib. Beliau mengajar mereka dengan sangat ikhlas. Beliau tidak pernah marah, meskipun anak-anak seringkali membandel, ini yang saya alami ketika mengajar ngaji. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 175
Suatu waktu, beliau mengundang kami untuk makan malam di rumahnya. Saat itu beliau mengutarakan keinginan terbesarnya, yaitu berangkat haji. Keinginannya untuk melihat Kabah secara langsung, menjadi penguat emak untuk melakukan hal-hal yang positif. Tak lupa saat itu beliau meminta do’a kepada kami, agar diberikan umur panjang oleh Sang Khalik. Bukan sekali-dua kali beliau mengajak kami makan bersama, tapi teramat sering. Sampai saya sendiri merasa malu dengan beliau. Bagaimana tidak, beliau memasak tanpa meminta bantuan siapa pun. Ketika makanan sudah siap santap, beliau memanggil kami untuk mengajak makan bersama. Begitulah kira-kira kesan baik dan pembelajaran yang saya dapat dari Desa Barengkok ini. Di sini sangat terlihat dari sebagian warga yang mempunyai antusias tinggi dalam program KKN, salah satunya ialah Pak Upang dan emak. Di sini saya mendapatkan sebuah pesan yang cukup inspiratif, yaitu “ Bangunlah kesuksesan kita dari hal-hal yang kita sukai, dengan ketekunan dan semangat tinggi, serta terus berusaha memperbaiki. Maka apapun yang kita kerjakan, akan membuat waktu kita lebih bernilai”. D. Merindukan Barengkok yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif Daerah pedesaan di Barengkok, merupakan tempat yang asri dan penuh dengan toleransi yang tinggi diantara penduduknya. Dalam kesehariannya, warga Desa Barengkok sangat memegang erat rasa kekeluargaan dan jiwa gotong royong. Adanya kondisi seperti itu, menjadikan suasana kehidupan pedesaan penuh dengan kedamaian dan tenggang rasa yang tinggi. Padahal pada kenyataannya, potensi masalah pasti ada di keadaan desa yang dinamis sekalipun. Hal ini disebabkan karena kurangnya keterbukaan terhadap pengetahuan baru, dan kurangnya kesadaraan terhadap pentingnya pendidikan. Menurut pengamatan saya, sebagian besar masyarakat desa lebih mengutamakan keterampilan bekerja daripada kemampuan intelektual, sehingga jarang dari penduduk desa yang merasa perlu mengenyam pendidikan. Berdasarkan masalah di atas, jika saja saya menjadi bagian dari penduduk Desa Barengok, maka tentunya saya akan bertekad menyampaikan aspirasi saya kepada kepala desa atau perangkat desa, untuk menerapkan sistem wajib belajar sembilan tahun di Desa Barengkok ini. Di samping itu, penting kiranya untuk meningkatkan kualitas pengajar yang ada. Dengan cara ini, setidaknya taraf pendidikan di Desa Barengkok 176 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
akan sedikit meningkat. Selain itu, yang direncanakan selanjutnya ialah mendirikan sekolah baru, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan demikian, remaja-remaja di Desa Barengkok ini akan cenderung untuk melanjutkan sekolah, tidak hanya sampai tingkat SD atau SMP/MTs saja. Saya juga akan membangun perpustakaan yang layak di tiap sekolah, agar para siswa memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi. Selain itu saya juga akan memberikan bantuan pendidikan kepada anakanak yang kurang mampu, yang ada di Desa Barengkok, seperti pemberian beasiswa sampai jenjang SMA/SMK, atau bahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Kemudian saya akan memberikan informasi yang cukup kepada mereka, tentang pengambilan beasiswa-beasiswa yang ditawarkan di tiap sekolah, agar mereka tidak ketinggalan informasi, dan memiliki kesempatan mendapatkan beasiswa tersebut. Adapun yang sudah saya lakukan, untuk meningkatkan taraf pendidikan kepada masyarakat Desa Barengkok, ialah membantu mengajar di SDN Barengkok 03. Selain itu, saya juga mengajar bimbel setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul 14.00 WIB. Mengajar bimbel ini merupakan proses interaksi dua unsur manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak belajar dan guru (Mahasiswa KKN) sebagai pihak pengajar. Bimbingan ini diharapakan dapat membantu orang tua yang sibuk bekerja, atau bahkan yang kesulitan dalam memberikan pelajaran kepada putra/putrinya. Saya piker, langkah awal cukup dengan hal tersebut. Selanjutnya akan tergantung pada respon dan kesiapan masyarakat desa, untuk lebih maju lagi dalam mengembangkan potensi yang ada di Desa Barengkok. Selanjutnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut andil dalam setiap kegiatan kami. Dalam hal ini, dukungan moral maupun moril sangatlah diperlukan, karena selama sebulan saya menjalankan KKN dengan penuh lika-liku, susah-senang, hingga sedih pun harus kami hadapi bersama. Tak mudah tentunya dalam menghadapi itu semua. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan mohon dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya. Saya minta maaf atas kekhilafan yang pernah saya lakukan. Itu semua semata-mata proses pengenalan saya, kepada dunia kemasyarakatan yang sesungguhnya. Terlebih saya haturkan terima kasih kepada teman-teman kelompok Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 177
Mahatma, yang mana dalam sebulan saya banyak belajar dari teman-teman dan menginspirasi saya untuk lebih banyak lagi belajar. Tanpa temanteman kelompok Mahatma, saya bukanlah apa-apa. Ibarat sayur asam tanpa kuah. Tinta yang tergoreskan dalam kanvas KKN, cukup menambah cerita inspiratif di masa depan saya. Saya harap, kita dapat dipertemukan kembali di masa depan, dengan penuh cerita menarik yang kalian lalui selama menempuh kehidupan baru yang bahagia. Kini tibalah di penghujung kisah, yaitu perpisahan. Terkadang saya bertanya-tanya, “Harus berapa kali saya lewati perpisahan yang begitu hebat, agar saya dapat segera ikhlas untuk menghadapi perpisahanperpisahan selanjutnya?” Saya pernah berpikir pragmatis, untuk tidak bertemu dengan orang baru saja sekalian. Saya berpikir, bahwa semakin sering kita mengenal orang baru, maka semakin sering pula perpisahan yang terjadi. Walau rasanya terlalu egois, bisa mengenal orang baru tanpa ada perpisahan. “Ah! Apakah perpisahan semenyakitkan ini?” Sejatinya, sehebat apapun rasa sakit atas perpisahan, semua itu tidak dapat dilawan, walau dengan jurus apapun. Biarkan waktu yang menghapus itu semua. ”Melupakan kenangan bersama kalian? Hahahaa..” (Senyum jahat). “Kau pikir aku seorang pemberani?!”
178 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
10. KKN; KULIAH KERJA NGOPI Much. Saifuddin Zuhri Pra KKN “Udah dapet kelompok KKN?” Pertanyaan itu sering sekali saya dapatkan dari teman-teman saya, sejak sekitar dua bulan masuk di semester VI. Semuanya mendapat jawaban yang sama dari saya, yaitu “Belum dapet”. Padahal dari awal masuk semester VI, saya sudah diajak oleh salah satu teman saya, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk bergabung dengan kelompoknya. Kelompok tersebut hanya butuh dua orang lagi untuk melengkapi kelompoknya. “Rajin banget, lu! Udah jadi aja kelompok KKN gini hari?”. Begitu komentarku padanya. Hingga beberapa bulan kemudian, saya belum mendapat kelompok KKN. Ternyata hampir semua teman-teman saya sudah membentuk kelompoknya masing-masing, tanpa mengajak saya untuk bergabung. Di situ kadang saya merasa sedih dan sedikit panik tentunya. Tapi, ternyata PPM berkata lain. Menjelang dibukanya pendaftaran KKN, ada kabar bahwa pembagian kelompok KKN ditentukan oleh PPM, bukan dibentuk sendiri oleh mahasiswa. Di situ saya merasa lega. Haha. Singkat cerita, tibalah hari di mana kami para peserta KKN, dipertemukan sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh PPM. Dalam satu agenda, yaitu pembekalan KKN-PpMM 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bertempat di Auditorium Harun Nasution. Di sana kami kelompok KKN Mahatma (Mahasiswa Pemerhati Masyarakat) pertama kali dipertemukan. Tapi sayangnya, dalam kesempatan pertama itu anggota kelompok kamibelum lengkap. Selidik punya selidik, ternyata satu orang dari kelompok Mahatma terserang penyakit DBD, dan baru bisa mengikuti pembekalan pada kesempatan yang lain. Begitu juga dengan satu lagi anggota yang belum hadir di kesempatan pertama, dia baru mengikuti pembekalan di hari berikutnya. Dia tidak tahu kalau hari itu ada pembekalan KKN. Bukan sesuatu yang mudah untuk menyatukan 11 kepala yang tentunya berbeda pemikiran, beda kemauan, beda sikap, beda sifat, beda Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 179
karakter, dan tentunya beda visi serta misi. Tapi itu adalah salah satu tantangan juga dalam KKN, selain juga masih banyak tantangan lain yang akan kami hadapi, baik sebelum, selama, atau setelah KKN. Cukup banyak ketakutan-ketakutan yang sempat menghantui pikiran saya menjelang KKN. “Siapa aja nanti teman-teman kelompok saya? Asyik kah anakanaknya? Enak-enak nggak orang-orangnya? Bisa nyatu nggak saya dengan mereka? Bisa kompak nggak saya dengan mereka?”, dan lain sebagainya. Itu adalah ketakutan saya terhadap internal kelompok. Tetapi sebagai orang yang terhitung sedikit supel dan mudah bergaul, seiring berjalannya waktu, saya merasa kelompok itu seperti keluarga baru yang dipertemukan oleh sebuah tugas kampus, yaitu KKN. Malah saya yang terhitung paling berisik dan sedikit resek di kelompok saya, baik itu di dunia maya maupun dunia nyata. Hahaha. Ketakutan-ketakutan lain menjelang KKN, adalah tentang bagaimana saya nanti hidup di kampung orang? Apakah saya seorang manusia biasa bisa bersosialisasi dengan baik terhadap warga sekitar? Apakah saya seorang anak muda bisa menyatu dengan warga sekitar? Apakah saya sebagai seorang agent of change bisa memenuhi ekspektasi warga sekitar, yang tentunya mengharapkan sebuah perubahan? Setidaknya bisa membantu mereka dalam kesulitan-kesulitan mereka? Apakah saya sebagai seorang mahasiswa, mampu memberikan sebuah wawasan keilmuan baru bagi mereka? Apakah saya sebagai seorang mahasiswa Tafsir Hadis mampu menerapkan ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan di kampus? Apakah saya sebagai seorang mahasiswa Ushuluddin mampu mengajak mereka untuk lebih dekat kepada Sang Maha Memberi Rizqi? Masih banyak apakahapakah yang lainnya yang menjadi ketakutan saya. Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Itulah nama tempat yang akan kami tinggali selama satu bulan KKN, berdasarkan pembagian tempat yang diumumkan oleh PPM. Tiga kelompok dalam satu desa. Artinya, ada 33 mahasiswa yang akan melaksanakan tugas KKN selama satu bulan di Desa Barengkok. Lebih dari cukup, jika kami bekerja secara maksimal. Banyak halangan dan rintangan yang menerjang menjelang KKN. Seperti anggota yang jarang sekali ikut kumpul untuk persiapan KKN, karena kesibukan masing-masing. Sampai tiket saya yang terpaksa harus hangus, dan memaksa saya untuk tinggal lebih lama di ibukota. Semua itu 180 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
demi mencari dana kelompok yang terhitung masih sangat minim, untuk memenuhi kebutuhan KKN. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan sekitar dua minggu pascalebaran. Pada saat itu, dana yang terkumpul hanya sekitar 11 juta yang didapat dari iuran kelompok, dan beberapa ratus ribu dari uang kas mingguan. Selain itu kami juga mendapat tambahan sumbangan berupa mukena dan sarung, serta seperangkat alat tulis untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan di tempat KKN saya nanti. Jika dihitung-hitung, dana itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan KKN selama satu bulan. Bahkan untuk menyelesaikan seluruh program kerja pun, itu masih sangat kurang. Survei pun tak semulus yang direncanakan, karena tidak ada yang tahu lokasi sama sekali di antara kami. Beruntung ada kelompok lain, yang kebetulan lokasi KKNnya tidak jauh dari tempat saya. Kami melakukan survei pada hari yang sama, dan orang tua dari salah satu anggota kelompok mereka tahu jalan menuju Desa Barengkok. Mereka juga bersedia untuk mengantar kelompok saya sampai ke desa tersebut. Dengan jalan terjal dan berliku, akhirnya kelompok saya sampai ke Desa Barengkok dengan penuh perjuangan. Survei berikutnya pun tak lepas dari kendala, yaitu terkendala mobil yang tidak mencukupi. Terpaksa empat anggota kelompok pun menggunakan sepeda motor. Kami pun sempat tersesat dan bertanya kesana-kemari. Beruntung selama perjalanan, kami ditemani beberapa lagu yang diputar dari radio mobil. Cukup berkesan. Haha. Setelah melakukan persiapan selama kurang lebih dua bulan, pada tanggal 24 juli 2016, saya dan beberapa anggota kelompok Mahatma mendatangi Desa Barengkok dengan membawa barang-barang yang dibutuhkan selama KKN. Kami pergi menggunakan satu mobil bak terbuka dan dua motor. Persiapan yang kami lakukan sebelum KKN ialah meliputi pengumpulan dana, penyusunan program kerja, bimbingan bersama dosen, survei lokasi KKN, dan persiapan-persiapan lainnya. Kami sampai di Desa Barengkok sekitar pukul 11.30. Sesampainya du sana, kami melanjutkan Salat Zuhur dan makan siang. Setelah itu kami membongkar muatan barang-barang dari siang sampai sore hari. Setelah itu, saya dan para anggota kelompok berkenalan secara singkat dengan beberapa tetangga terdekat. Sore harinya saya beserta beberapa anggota kelompok lainnya, beranjak pulang ke Ciputat dengan diiringi rintikan hujan. Akhirnya kami sampai di Ciputat pada malam hari. Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 181
Satu Atap selama Sebulan Pada tanggal 25 juli 2016, hari pelepasan KKN pun tiba. Kegiatan tersebut diawali dengan pembukaan, kemudian sambutan yang disampaikan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Prof. Dede Rosyada, dan pelepasan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Jakarta 2016, oleh Bapak Djaka Badranaya selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara pelepasan peserta KKN UIN 2016 dimulai pada jam 8 pagi. Acara ini berlangsung cukup meriah. Acara berakhir ditandai dengan pelepasan balon dari masing-masing kelompok KKN, yang berjumlah kurang lebih sekitar 250 kelompok, yang nantinya akan disebar ke berbagai desa yang ada di Kabupaten Bogor dan Tangerang. Selesai pelepasan, masing-masing kelompok bersiap-siap berangkat menuju lokasi KKN. Saya beserta anggota kelompok lainnya, menyiapkan dan mengecek kembali barang-barang yang perlu dibawa dan dibutuhkan di KKN nanti. Tepat setelah Salat Zuhur dan makan siang, saya beserta anggota kelompok lainnya berangkat menuju lokasi KKN, yaitu Desa Barengkok Kec. Jasinga Kab. Bogor. Kami sampai di lokasi sekitar pukul 15.00. Sesampainya di sana, sebagian anggota kelompok melaksanakan Salat Asar, dan sebagian lainnya mulai membereskan barang-barang, sekaligus membersihkan dan memasang lampu di rumah kontrakan yang akan kami tempati. Membersihkan rumah kontrakan memakan waktu lumayan lama, semua selesai sekitar pukul 19.00. Kami menempati dua rumah (1 perempuan 1 laki-laki), agar masing-masing merasa lebih nyaman, karena tidak harus satu rumah dengan lawan jenis. Selan itu, memang rumah kontrakan tersebut sudah cukup lama kosong tak berpenghuni, sehingga memang terlihat cukup kotor. Keesokan harinya, kami mengadakan kegiatan pembukaan KKN oleh tiga kelompok. Kegiatan tersebut diadakan di Balai Desa Barengkok, dengan dibuka secara resmi oleh perwakilan kepala desa. Maka kegiatan KKN di Desa Barengkok pun resmi dimulai. Selama satu bulan, kami menjalankan berbagai kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Para warga cukup antusias dengan kegiatan-kegiatan yang kami adakan, yaitu senam sehat, santunan anak yatim, pengadaan 182 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
mukena untuk masjid dan mushalla, bimbingan belajar untuk anak SD, mengajar mengaji untuk anak-anak sekitar, mengajar di SD, renovasi masjid dan mushalla, penyuluhan narkotika dan pendidikan sosial, cek kesehatan, pelatihan kewirausahaan berupa inovasi produk yang berbahan dasar tape singkong, lomba-lomba 17 Agustus bekerjasama dengan pemuda dan warga sekitar, dan terakhir adalah kegiatan pengadaan gapura desa yang bekerjasama dengan kelompok lain, yang berada di desa yang sama. Sebenarnya banyak anak kecil yang hebat dengan cita-cita yang luar biasa, di kampung yang saya tinggali itu, yaitu Kampung Leuwicatang. Namun, kebanyakan dari mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan hingga jenjang paling tinggi. Kebanyakan dari mereka hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP, bahkan ada yang hanya sampai tingkat SD. Hal tersebut disebabkan, karena kesadaran akan pentingnya sebuah pendidikan yang dirasa masih kurang. Selain itu, juga disebabkan oleh faktor ekonomi yang memaksa mereka untuk membantu orang tuanya bekerja di sawah, di ladang, membuat batu-bata, atau bahkan ada yang terpaksa merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib, dengan harapan nasib ekonomi keluarga mereka akan mengalami perbaikan. Bagi anak-anak perempuan di sana, biasanya setelah pendidikan tingkat SMP atau SMA mereka sudah menikah. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, bisa karena perintah orang tua, hawa nafsu, atau juga karena hal-hal yang ‘tidak diinginkan’. Akibatnya, baru beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan menikah, akhirnya mereka harus bercerai. Alhasil, cukup banyak janda di Kampung Leuwicatang, baik yang masih muda atau yang telah paruh baya. Itulah alasan kami mengadakan penyuluhan narkotika dan pendidikan sosial di Desa Barengkok, dengan harapan semoga setelah diadakannya penyuluhan tersebut, bisa sedikit merangsang kesadaran warga Desa Barengkok akan pentingnya pendidikan bagi mereka. Sehingga terciptalah generasi-generasi penerus bangsa dari Desa Barengkok, yang nantinya akan berguna bagi agama, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menjelang Berakhirnya Masa Pengabdian Keramahan dari warga sekitar, membuat saya dan teman-teman yang lain merasa sangat nyaman berada di sana. Mereka membuat kami seakanakan menjadi bagian dari mereka, yang telah mereka kenal dalam jangka Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 183
waktu yang lama. Membuat saya seperti menemukan keluarga baru, dan serasa tinggal di kampung sendiri. Hal tersebut tergambarkan dari kedekatan antara para warga, dengan kami para anggota KKN Mahatma. Keakraban kami dengan anak-anak sekitar pun, membuat kami cukup merasakan kesedihan ketika KKN telah usai. Waktu terasa sangat berarti, di minggu-minggu terakhir saat KKN akan segera usai. Di mana saya pribadi mencoba untuk lebih dekat dengan kehidupan anak-anak sekitar, dengan bermain bersama sambil memberikan sedikit motivasi. Saya sesekali bercerita tentang impian-impian dan cita-cita yang sedang saya impikan, dengan tujuan membuat mereka kembali bersemangat untuk menggapai cita-cita mereka. Meskipun terkadang mereka sempat pasrah, karena merasa cita-citanya terlalu tinggi dan pasrah akan keadaan lingkungan yang masih kurang akan kesadaran tentang pendidikan. Dengan suntikan beberapa motivasi yang terkadang menyinggung tentang semangat menggapai cita-cita, membuat mereka kembali berusaha untuk menggapai cita-citanya, salah satunya dengan bersemangat belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Bagi saya, ini merupakan kesan yang luar biasa yang saya dapatkan selama KKN berlangsung. Di mana pelajaran tentang kehidupan, serta bersosialisasi dengan lingkungan baru yang mungkin tidak akan pernah saya dapatkan di dalam kelas-kelas di kampus. Ini menjadi bekal saya yang cukup berharga, ketika saya nanti terjun langsung ke masyarakat setelah masa di kampus berakhir. Alam di Desa Barengkok masih sangat indah, masih hijau, sangat asri, masih ada hutan lindung, ada danau, masih banyak orang pergi ke sawah dan ladang setiap pagi, banyak orang menggembala kerbau yang tidak akan saya temui di Jakarta nanti, dan banyak lagi hal yang sangat saya rindukan di sini. Sayangnya, beberapa bagian tanah sudah mulai dikuasai oleh orangorang luar Barengkok, yang katanya akan segera dibangun gedung-gedung dan pabrik-pabrik nantinya. Alangkah lebih baiknya jika di sana akan terus seperti itu. Saya berpesan, jagalah tempat itu dengan sebaik mungkin tanpa mencemari lingkungan sekitar. Sebisa mungkin untuk mahasiswa yang selanjutnya mendapatkan tempat KKN di Desa Barengkok, agar melakukan koordinasi yang baik dengan warga sekitar, karena kami KKN Mahatma telah memberikan kesan yang Insya Allah baik di rumah kedua kami, yaitu di Desa Barengkok.
184 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Thank You for All Untuk kawan-kawan yang telah berkoordinasi dengan baik di dalam satu nama, bahkan di dalam satu keluarga yaitu keluarga Mahatma, saya ucapkan banyak terima kasih atas kerjasama dan bantuannya. Terima kasih karena telah membantu program kerja saya pribadi, maupun saling bahumembahu dalam melaksanakan program kerja kelompok, dan juga selama kita tinggal bersama dalam dua atap. Setiap pertemuan pastilah satu paket dengan perpisahan, namun sebisa mungkin kita sebagai muslim harus tetap menjaga tali silaturahmi. Semoga kita bisa terus menjaga komunikasi dengan berkumpul, atau kongkow-kongkow bareng di mana kita bisa mengobrol, bercanda, tertawa, dan berbagi cerita bersama. Meskipun dalam suasana yang berbeda, karena tidak lagi tinggal dalam satu atap seperti yang kita alami saat dulu KKN masih berlangsung. Saya pastinya akan merasakan kerinduan yang sangat dalam ketika nanti, beberapa tahun ke depan, ketika membuka kembali ingatan-ingatan, kisah-kisah, berkas-berkas, gambar-gambar, dan dokumentasi yang sempat terekam ketika KKN berlangsung. Terima kasih kepada teman-teman baru saya, sahabat-sahabat baru saya, bahkan mungkin sudah menjadi keluarga baru saya, yang telah memberi warna baru pada kanvas hidup saya. Terima kasih karena kalian semua selama satu bulan telah dengan sabar mendengarkan celetukanceletukan saya, yang sungguh amat sangat tidak penting sekali dan bahkan terkadang cenderung garing. Hahaha. Tidak ada maksud lain dari saya, kecuali hanya untuk mencairkan suasana agar tidak melulu kita hadapi semuanya dengan serius, sekalisekali bolehlah bercanda. Hehehe. Terima kasih juga sudah dengan sabar menghadapi kemalasan-kemalasan saya selama satu bulan KKN, terima kasih sudah memberi motivasi dan kisah-kisah inspiratif yang memompa semangat untuk meraih apa yang dicita-citakan. Kalian luar biasa kawan!!. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk warga Desa Barengkok, khususnya warga Kampung Leuwicatang. Terima kasih teruntuk Mak Nur Hasanah, Umi Hewi, Teh Ai, Mama Sabir, Bunda, dan semuanya yang telah membimbing kami, menemani kami, menerima kami dengan sangat baik, sehingga kami merasa seperti menjadi keluarga sendiri. Kalian dengan sabar mendengarkan kebisingan-kebisingan yang kami buat siang dan
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 185
malam, bahkan sampai larut malam tanpa henti, sehingga membuat kalian tidak bisa beristirahat dengan tenang. Kalian warga terbaik! Terima kasih yang tak terhingga untuk Pak RW Supardi (Pak Upang), yang dengan sabar melayani kami dari mulai survei sampai selesai KKN. Terima kasih karena sudah mau kami repotkan setiap hari, membantu program kami, mengantar kami kesana dan kemari tanpa kenal lelah, menemani kami bermain uno tanpa kenal kalah, menemani kami mengobrol sampai larut malam tanpa kenal kantuk, siap antar jaga dari pagi sampai ketemu pagi lagi. Bapak memang is the best! Terima kasih juga untuk Teh Eva yang sama dengan Pak Upang. Tak henti-hentinya kami merepotkan teteh, bahkan dari pertama kali survei, tapi teteh dengan sangat sabar membantu kami. Terima kasih kepada aparatur Desa Barengkok yang banyak membantu mensukseskan program-program kami, dan memberi perizinan serta banyak direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan kami. Terima kasih banyak untuk data-datanya, Pak. Terima kasih kembali untuk sahabat-sahabat KKN Mahatma, kelompok luar biasa yang solid dalam setiap kegiatan dan program kerja kita. Tak akan pernah terlupa dan akan menjadi kepingan kenangan indah dalam hidup saya, karena pernah satu atap, satu dapur, satu kamar mandi, bahkan satu gelas dan satu nampan dengan kalian semua. Kalian sangat luar biasa! Terima kasih untuk Bowo, ketua kelompok yang sedikit gegabah dan keras kepala, tapi mempunyai jiwa kepemimpinan yang pantas diacungi jempol. Terima kasih untuk Bang Wahyudin yang telah menemani saya menyeruput kopi, dan ternyata orang ini sama gesreknya dengan saya. Sayang baru terlihat di akhir-akhir. Terima kasih untuk Desta dan Cahyo yang dengan senang hati menjadi bahan bullying saya. Hehe (Senyum jahat). Terima kasih untuk Acil yang selalu setia menemani jalan-jalan. Tanpamu aku gabut. Wkwkwk. Terima kasih untuk Amel yang menjadi emak baru buat Mahatma, Ael yang menjadi salah satu ujung tombak Mahatma, Gessy masakanmu mangtaps! Mia terima kasih sudah menjadi bendahara yang dermawan, dan juga Fidot, terima kasih banyak untuk ide-ide kreatifmu. Konsep-konsepmu yang sungguh sangat tidak terduga, dan tingkah lakumu yang konyol. Terima kasih untuk Mahatma’s Family, yang
186 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
telah menjadi keluarga baru saya di tanah rantau yang jauh dari keluarga kandung saya. Kalian semua sungguh amat sangat luar biasa sekali!!!
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 187
11. SEJUTA KENANGAN DAN HARAPAN Tsaibatul Aslamiyah Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillah, segala puji bagi Sang Pencipta Alam semesta ini. Atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih bisa menghirup udara tanpa berbayar dan menjalankan kehidupan di bumi-Nya ini. Liburan semester genap kali ini terasa begitu berbeda dan singkat. Liburan semester VI bertepatan dengan puasa Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga yang biasanya saya dan teman-teman bisa menjumpai liburan panjang setelah ujian akhir semester, akan tetapi untuk kali ini saya hanya bisa berpasrah karena harus menghadapi kenyataan bahwa liburan menjadi begitu pendek. Kurang lebih hanya dua minggu, saya dapat berkumpul dan melepas kerinduan bersama keluarga besar di rumah. Maklum. Meskipun letak rumah saya di Bekasi, yang mungkin dapat ditempuh dalam dua jam perjalanan, tetapi saya juga menetap di sebuah pondok pesantren di wilayah Ciputat, akhirnya saya pun jarang pulang untuk sekedar jumpa dengan keluarga. Setelah liburan usai, agenda dilanjutkan dengan kegiatan yang bernama KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kebetulan saya mendapat tugas di suatu desa, yang bernama Barengkok. Desa tersebut terletak di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Kenapa Harus KKN? Istilah KKN bagi mahasiswa tingkat akhir, khususnya semester 6 bukanlah istilah yang asing lagi. Di awal-awal masa perkuliahan semester genap, tepatnya pada Bulan Maret, para mahasiswa semester 6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta disibukkan dengan pencarian kelompok KKN. Itu merupakan sebuah agenda rutin tahunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang mewajibkan mahasiswa semester 7 (kecuali mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Psikologi dan Kedokteran) untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama satu bulan di suatu daerah yang ditentukan oleh universitas. Sebagai informasi, KKN merupakan suatu kegiatan pengabdian dan pelayanan masyarakat yang dijalankan oleh mahasiswa, dengan melakukan program-program yang sesuai dengan integrasi keilmuan mahasiswanya, serta sesuai dengan kondisi daerah tersebut. 188 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Awalnya saya sempat heran dengan sebagian teman-teman, yang nampaknya begitu semangat mencari teman kelompok untuk KKN di semester 7 nanti. Padahal jarak waktu pelaksanaan KKN saja masih satu semester mendatang. Akhirnya saya pun tidak mau kalah, saya ikut mencari dan merekrut teman-teman, untuk dijadikan teman kelompok KKN saya nantinya. Pencarian pun dimulai. Sesuai dengan peraturan dari universitas, bahwa peserta KKN adalah perwakilan dari masing-masing fakultas, maka setidaknya satu kelompok harus terdiri dari lima fakultas. Maka saat itulah dibutuhkan kerja keras. Saya sendiri tidak banyak mempunyai banyak kenalan di fakultas lain. Masa-masa semester 6 terus berlanjut. Melalui berbagai pendekatan secara individual, akhirnya saya sudah mempunyai satu kelompok KKN. Info ini saya dapatkan dari teman dekat saya, dan akhirnya saya ikut bergabung dengan kelompoknya. Jumlah anggota kelompok saya pertama kali berjumlah sekitar 18 orang, karena anggapan kami bahwa sistem KKN tahun ini masih sama seperti tahun lalu. Keakraban pun mulai terjalin satu sama lain. Saya yang awalnya kaku dan sungkan dengan mereka, namun lamalama sifat itu pun lenyap. Kami pun mulai mengatur segala konsep ke depan untuk KKN, dimulai dari proposal dan lainnya. Tapi sebulan menjelang ujian akhir semester dan pendaftaran KKN, kami masih mengalami kegalauan yang begitu serius, karena masih belum ada kejelasan terkait persyaratan KKN untuk tahun ini. Ternyata KKN kali ini berbeda dengan KKN tahun-tahun sebelumnya. Kami dikagetkan dengan kabar yang menurut kami tidak sesuai dengan harapan. Pada awalnya segala proses KKN, seperti pemilihan teman kelompok dan penentuan lokasi ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri. Namun sekarang semuanya serba ditentukan oleh pihak universitas. Kami sempat merasa kecewa dengan keputusan ini, tapi mau tidak mau kami harus mengikuti prosedur yang ada, supaya KKN ke depannya berjalan lancar. Setelah proses pendaftaran secara individu melalui AIS, barulah diumumkan pembagian kelompok beserta nama desa. Saya sangat kaget, karena ternyata satu kelompok KKN tahun ini hanya terdiri dari 11 orang. Siapa mereka dan bagaimana sifat mereka saya pun tidak tahu, karena baru kali ini kami dipertemukan dalam satu kelompok.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 189
Pertemuan untuk pertama kalinya pun terjadi. Kami dikumpulkan dalam acara pembekalan KKN di Auditorium Harun Nasution oleh pihak PPM. Kami mulai berkenalan satu sama lain, guna mencairkan suasana yang kaku. Setelah itu, di hari-hari selanjutnya baru lah kami mengadakan beberapa kali pertemuan guna membahas rencana kegiatan, pemberian nama kelompok, pembuatan proposal dan hal lainnya. Kelompok saya beranggotakan 11 orang yang terdiri dari tujuh fakultas berbeda, yang diberi nama KKN Mahatma 2016. Dalam pemberian nama ini, kami terispirasi dari seorang tokoh yang berasal dari India, yang mampu memberikan perubahan dan pengaruh besar bagi masyarakat di zamannya. Semoga nama tersebut sesuai dengan realitanya. Nama tersebut menjadi harapan dan cerminan bagi kelompok KKN kami, yang ke depannya akan mampu bersinergi dalam melayani masyarakat di tempat kami KKN. Barengkok; Bareng-kok Tibalah di penghujung bulan Juli. Tepatnya pada tanggal 25 Juli 2016, saya dan teman-teman datang ke Barengkok untuk tinggal dan menetap di sana selama satu bulan. Tentunya keberadaan kami di sana bukan sekedar untuk menumpang tidur, melainkan mengabdikan diri kepada masyarakat melalui berbagai aktifitas di dalamnya. Pada hari-hari pertama masa KKN, saya ingin kegiatan ini cepat selesai, karena saya merasa tidak betah. Seharusnya macam anak seperti saya ini (yang sudah biasa jauh dari orang tua, sebab mondok bertahuntahun), ketika mengadapi hal semacam ini adalah hal biasa. Tapi karena ini adalah wilayah baru dan bahkan belum pernah saya kunjungi sebelumnya, membuat hati saya agak sedikit ciut, entah karna takut mengahadapi teman-teman yang tidak sepemikiran dengan saya, atau takut tidak mampu untuk membaur dengan masyarakat nanti. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai mengusir jauh-jauh pemikiran itu. Saya sadar bahwa KKN terjadi hanya sekali seumur hidup. Momen-momen seperti itu pun takkan terulang untuk kedua kalinya. Bahkan dari KKN, saya akan mendapati berbagai pembelajaran untuk mengahadapi masyarakat secara luas. Sejak itu saya mulai menikmati detik demi detik waktu KKN, hingga saya tak sadar bahwa KKN telah mencapai penghujungnya dan kemudian usai.
190 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Sebulan tinggal dan ber-KKN ria di Barengkok, menyisakan kesan yang mendalam bagi kami secara umum, dan saya secara pribadi. Tak hanya kesan, namun juga pembelajaran secara lebih nyata yang mungkin belum tentu saya alami di luar KKN. Saya tak hitung berapa jumlahnya, namun yang pasti setiap kegiatan dan orang-orang yang saya temui memiliki kesan tersendiri yang tak akan cukup diceritakan dalam beberapa lembar halaman kesan-kesan ini. Kesan ini bermula dari kelompok saya sendiri. Saya tentunya belum mengenal secara mendalam bagaimana sifat dan karakter dari teman-teman saya. Namun berkat kesolidan kami dalam memahami satu sama lain, segala bentuk permasalahan di dalamnya pun dapat teratasi. Dari sini saya sadar, meski segala watak, ciri khas, dan talenta dari 11 orang yang berbeda-beda, justru perbedaan itulah yang menyatukan kami dalam satu tim KKN Mahatma 2016. Seperti nama desa yang kami tinggali yaitu Barengkok, yang jika dipelesetkan jadi Bareng-kok. Seolah-olah memberikan semangat kepada kami, bahwa segala kesulitan itu akan terasa lebih ringan jika dilakukan bareng-bareng alias bersama-sama. Mulai dari mengajar di sekolah bersamasama, antar-jemput teman (kebetulan kami kekurangan kendaraan), mengadakan kegiatan bersama-sama, dan susah senang bersama-sama, hingga makan pun bersama-sama. Dari situ lah muncul sikap saling peduli dan kekompakan di antara kami. Satu bulan memang dirasa tidak cukup untuk mengenal mereka lebih dalam, akan tetapi bermula dari satu bulan itulah keharmonisan kekerabatan akan terus terjalin. Saya ingat betul akan kejadian di mana saya dan teman-teman sedang mengalami masa-masa sulit. Saat itu saya dan teman-teman menangis bersama. Sungguh aneh memang, kenapa sampai menangis juga harus bersama-sama. Ya, karena kebersamaan itulah yang seolah-olah membuat hati kami sudah menyatu. Saya sangat bersyukur bisa mengenal mereka, karena dari mereka saya mendapatkan banyak pengalaman, terutama dari teman-teman yang sudah terbiasa berorganisasi. Mereka orang-orang yang hebat yang selalu mensupport saya ketika saya sedang jatuh (dalam artian mulai merasa tidak semangat). Peri Kecil Leuwicatang ; Gadis Periang yang Penuh Semangat Salah satu dari sekian banyak alasan yang membuat saya tetap bertahan dengan suasana di desa, bahkan sampai membuat saya betah, Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 191
adalah mereka; adik-adik kecil Kampung Leuwicatang. Sejak kedatangan saya dan teman-teman KKN Mahatma ke Desa Barengkok, merekalah yang begitu antusias menyambut kami. Mereka datang berbondong-bondong menuju kontrakan kami. Mereka begitu terbuka bercerita tentang kisahkisah mereka. Peri-peri kecil itu di antaranya adalah Muneng, Fani, Hilda, Ayu, dan Midah. Muneng adalah yang paling semangat ketika bercerita, dengan suara khasnya yang serak-serak basah. Walau terkadang bahasa yang mereka gunakan terlalu kental dengan Bahasa Sunda, tapi saya berusaha untuk memahaminya sebaik mungkin, sambil tertawa melihat kelucuan mereka. Kehadiran mereka adalah sebagai pelengkap warna dalam kesuksesan KKN. Mereka membuat saya menjadi lebih bersemangat untuk melaksanakan KKN di sana. Setiap harinya, saya dan teman-teman mengadakan kegiatan yang khusus berkaitan dengan anak-anak. Di mulai dari mengajar di sekolah, bimbingan belajar, dan mengaji Alquran. Ketika pertama kali bimbingan belajar, kami hanya belajar di depan kontrakan. Pada hari esoknya, ternyata jumlah anak-anak yang ikut bimbingan belajar membludak tak karuan. Hal ini sempat membuat kami kewalahan dan kebingungan, karena tidak tahu harus menampung mereka di mana. Di samping kekurangan tempat, kami juga tidak ingin mengecewakan adik-adik yang semangat ingin belajar. Akhirnya, saya dan Amel mendatangi salah satu rumah warga yang biasa dipanggil Emak. Usianya mungkin bisa dikatakan sudah berumur. Pekarangan rumahnya agak sedikit luas. Memang biasanya tempat beliaulah yang sering digunakan mengaji malam bersama anak-anak. Saya merasa prihatin dengan kondisi anak-anak di sana. Begitu banyak dari mereka yang sudah putus sekolah, sebab orangtuanya tidak mampu untuk membiayainya. Akhirnya karena bantuan Emak, saya dan teman-teman bisa membantu adik-adik untuk belajar dan membimbingnya secara langsung. Ketika melihat keantusiasan mereka dalam belajar, membuat saya menjadi lebih bersemangat tiap harinya untuk mengajar mereka. Masih banyak adik-adik peserta bimbel yang masih sulit untuk membaca. Selain itu, mata pelajaran yang diberikan di sekolah pun sangat berbeda jauh dengan di kota. Mata pelajaran yang diberikan sudah tidak lagi berdasarkan silabus, melainkan berdasarkan kemampuan anak-anak. 192 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Karena sekali lagi, jangankan untuk sekolah TK, untuk sekolah SD pun ada sebagian anak yang tidak bisa mencicipinya. Saya sangat bersyukur, karena masih diberi kesempatan bersekolah tinggi. Dan saya do’akan moga adik-adik tetap terus semangat untuk menggapai cita-cita mereka serta dapat memberi perubahan untuk Desa Barengkok kelak. Selegit Uli, Tape dan Lepet. Siapa yang tidak kenal dengan tiga macam makanan khas di atas. Semua orang tentu akan mengenalnya, terlebih di wilayah Sunda dan sekitarnya. Tiga makanan ini sama-sama berasal dari beras ketan, yaitu ketan hitam dan putih. Ketika saya belum menjumpai Desa Barengkok, saya hanya mengetahui tape, uli dan lepet itu berasal dari Bandung dan Bogor secara umum. Namun setelah saya berada di Barengkok, saya baru tahu ternyata Desa Barengkok inilah yang begitu dikenal dengan makanan khasnya, yaitu tape dan uli. Betapa tidak, karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat di desa ini adalah petani singkong dan ketan. Perlu diketahui juga, rasa dari tape, uli dan lepet khas Barengkok memiliki kelezatan dan kelegitan tersendiri dengan wilayah lainnya. Beberapa hari di Barengkok, makanan-makanan khas ini pun singgah di kontrakan kami. Para tetangga dengan baik hatinya membuatkan kami berupa uli, tape, dan lepet. Kami tentu sangat senang. Bagaimana tidak, momen gratisan seperti ini untuk kalangan mahasiswa, adalah hal yang sangat diminati. Ternyata kejadian ini tidak hanya terjadi sekali dua kali, bahkan sampai berkali-kali. Sampai-sampai jumlah piring di kontrakan kami jadi meningkat, karena banyak piring warga yang tersita oleh kami. Suatu hari, saya mendatangi rumah salah satu warga di sana, sebut saja beliau Umi Hewi. Ketika itu Umi Hewi sedang membuat anyaman dari daun kelapa untuk dijadikan sebagai bungkus kue lepet, di pelataran rumahnya. Mula-mula saya hanya ingin sekedar melihat-lihat saja, tetapi kok malah membuat saya jadi penasaran. Bagaimana cara membuat bungkus lepet tersebut. Saya pikir cara membuatnya sangatlah mudah, karena hanya diputar-putar memakai jari jempol. Ditambah lagi Umi Hewi sudah begitu lihai dalam memutarnya. Ternyata, ketika saya mencobanya tidak semudah yang saya kira. Bahkan, saya harus berulang kali membongkar anyaman tersebut, karena bentuknya yang tidak sesuai.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 193
Hasil memang tidak pernah mengkhianati usaha. Dengan penuh kesabaran dan keuletan, akhirnya saya dapat menyelesaikan satu anyaman lepet. Tentunya ada kesenangan tersendiri, ketika itu dihasilkan dari tangan saya sendiri. Dari sini saya bisa mengambil pelajaran, bahwa keberhasilan yang indah itu tidak akan didapat melalui hal-hal yang mudah, melainkan melalui hal-hal yang di dalamnya dibutuhkan kesabaran dan ketekunan. Jangan pernah menganggap mudah segala sesuatu yang kecil. Di samping itu, saya sangat terapresiasi dengan semangat warga dalam memproduksi tape, uli dan lepet. Setiap hari mereka harus keluar dari Desa Barengkok menuju kota-kota besar, misalnya Tangerang, Ciputat dan sekitarnya demi tape dan ulinya terjual habis. Mereka berangkat di penghujung fajar dan kembali di penghujung senja. Kejadian itu pun saya dapatkan, ketika saya sudah kembali ke Ciputat. Di suatu pasar, saya menemui seorang penjual tape dan uli. Ketika itu saya bertanya kepada orang tersebut, darimana asal beliau. Ternyata beliau berasal dari Dusun Barenang. Ya, Dusun Barenang adalah salah satu dusun di Desa Barengkok. Ketika itu, saya jadi teringat kembali akan memori di mana saya dapat melihat langsung bagaimana proses pembuatan tape, uli, dan lepet hingga pendistribusiannya.
Emak; Kudoakan Impianmu Tercapai Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam keseharian kami selama KKN adalah Ibu Hasanah, yang biasa disebut warga sekitar dengan sebutan emak. Beliau juga yang sudah membantu kami, menjadikan rumahnya sebagai fasilitas kegiatan kami selama KKN. Beliau sudah cukup tua, dan tinggal sendirian di rumah. Namun dalam kesendiriannya tersebut, rumahnya selalu ramai karena dipenuhi dengan anak-anak yang mengaji Alquran setiap malamnya. Sungguh mulianya pekertimu, Mak. Meski di usiamu yang sudah paruh baya, dirimu masih semangat untuk mengajar anak-anak mengaji. Sesekali ketika saya dan teman-teman selesai membantu mengajar mengaji, beliau mengajak kami untuk mampir terlebih dahulu untuk sekedar menyicipi suguhan darinya. Ketika itu, emak seringkali menceritakan berbagai pengalaman hidup beliau di masa muda. Di masa mudanya, emak adalah seorang perantau daerah Jakarta. Beliau pergi ke Jakarta untuk bekerja, demi membiayai sekolah anaknya. Saya sangat 194 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
kagum dengan cerita-cerita beliau, terlebih ketika beliau sedang menceritakan keinginan beliau yang ingin segera melaksanakan ibadah haji. Alhamdulillah enam tahun yang lalu, emak sudah mendaftar haji beserta kelima kawannya. Namun sekarang hanya tinggal empat orang, karena salah satunya sudah terlebih dahulu menghadap keharibaan-Nya. Tepat dua tahun yang akan datang, pada tahun 2018 emak akan melaksanakan haji. Kudoakan semoga niat muliamu bisa terlaksana dengan sempurna, Mak. Amin. Kemesraan Ini Janganlah Cepat Berlalu Alhamdulillah. Sepanjang KKN, keberadaan kami di Desa Barengkok disambut dengan baik dengan penuh suka cita oleh para warga. Banyak kenangan dan pelajaran berharga yang saya dapat selama KKN di Desa Barengkok Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Khususnya dari kalangan ibu-ibu di Kampung Leuwicatang, mereka sangat menyambut hangat kedatangan kami. Mereka juga sangat banyak membantu kami, terlebih lagi di dalam beberapa acara yang diikuti oleh ibu-ibu, seperti senam dan memasak. Saya selaku instruktur senam, sangat merasa senang. Melalui kegiatan tersebut, saya bisa menjalin keakraban dengan ibu-ibu di sana. Selama satu bulan menjalani KKN, tak terasa keberadan kami di sana ternyata benar-benar singkat. Kemesraan yang mulai terjalin, ternyata harus ditunda dengan kepulangan kami menuju kampus tercinta. Bahkan ketika kepulangan saya dan teman-teman, banyak dari ibu-ibu yang menguraikan air mata. Saya tak tahan untuk melihatnya. Seketika air mata saya pun ikut terjatuh. Suasana penuh haru. Saya sempat bergumam, “Kenapa di saat kita sudah seerat ini dengan masyarakat, kita harus meninggalkan mereka?”. Akan tetapi saya sadar, bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun perpisahan ini bukanlah akhir dari silaturahmi kami. Barengkok mengajarkan saya, untuk selalu bersyukur akan rahmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua. Anak-anak Bojong juga mengajarkan saya, akan besarnya arti kesabaran dan kelemahlembutan. Ternyata tidaklah mudah bersosialisasi dan memberikan pembelajaran kepada anak yang belum sekolah ataupun anak SD. Selain itu, masyarakat Barengkok juga mengajarkan saya akan kedisiplinan. Saya kagum dengan masyarakat Barengkok, sebab dalam setiap kegiatan yang diadakan, mereka selalu datang tepat waktu. Bahkan Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 195
ketika kami mengadakan penyuluhan kesehatan dan kegiatan sosial lainnya, mereka sudah datang lebih awal dari waktu yang kami jadwalkan. Mereka yang begitu menghargai waktu dan menjunjung tinggi kedisiplinan, membuat saya terinspirasi untuk berkata, “Yuk! Lakukan perubahan dalam kehidupan ini! Tumbuhkan kesadaran, bahwa kedisiplinan merupakan salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam segala hal.” Melalui kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk kedua orang tua saya. Mereka tidak hanya memberikan kasih saying berupa materi, tetapi juga doa yang selalu dipanjatkankepada Allah, agar anaknya diberi kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan KKN. Terima kasih pula yang sebesar-besarnya untuk teman-teman atas kerjasamanya selama KKN, kemudian Dosen Pembimbing Bapak Bahrul Yaman, S. Sos., M. Si., bapak kepala desa beserta jajarannya, serta seluruh masyarakat Barengkok yang telah ikut berpartisipasi pada semua kegiatan KKN Mahatma 2016. Semoga yang telah terjadi selama satu bulan ini, akan terus terjalin ukhuwah silaturahimnya, baik antara tim KKN Mahatma 2016, maupun masyarakat Desa Barengkok. Semua akan tetap menjadi kenangan terindah untuk kita masing-masing.
196 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan, Jakarta: FISIP UI Press, 2005. Adi, Isbandi Rukminto, Kesejahteraan Sosial; Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan, Depok: Rajawali pres, 2013. Hamalik, Omar. Media Pendidikan. Bandung: Alumni, 1994. Iskandar, Jusman. Beberapa Keahlian Penting dalam Pekerjaan Sosial. Bandung: STKS, 1994. “Kabupaten Bogor” diakses pada 2 September 2016 pukul 14.17 WIB dari : www.wikipedia.org/wiki/kabupaten_bogor. Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016. Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2016. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013-2018, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Barengkok pada tanggal 18 Agustus 2016. “Sejarah Kabupaten Bogor, sejarah-kabupaten-bogor, diakses pada 2 September 2016 pukul 14.15 WIB dari : www.bogorkab.go.id,.
197
“Katakanlah: Sampai Berjumpa Lagi. Jangan Pernah Katakan: Selamat Tinggal” -Ael
198 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
BIOGRAFI SINGKAT Berikut ini adalah biografi singkat dari tim KKN Mahatma untuk mengenalkan anggota-anggotanya secara lebih mendalam kepada para pembaca. Sekilas pengenalan para anggota KKN Mahatma dan dosen pembimbing ini kami persembahkan untuk para pembaca. Semoga kita bisa saling mengenal jauh lebih dekat. Berikut adalah pemaparannya: 1.
Bahrul Yaman, S. Sos., M. Si Bahrul Yaman,S.Sos., M.Si. Beliau merupakan dosen pembimbing dari kelompok KKN Mahatma yang lahir pada tanggal 18 Agustus 1962. Alamat rumah beliau berada di Jl. Madrasah 1, No 22 RT. 01 RW. 04, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk-Jakarta Barat. Beliau merupakan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Adminsitrasi Negara (STIA-LAN) Kampus Jakarta Jurusan Administrasi Negara. Beliau pernah menjadi Sekretaris Forum Komunikasi Yayasan se-Jakarta Barat (1992-1994). Saat ini, beliau aktif sebagai Dosen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai Pengurus Yayasan Perguruan Islam Al-Fakhriyyah Jakarta.
2.
Anhar Ajiwibowo Anhar Ajiwibowo atau akrab dipanggil Bowo, lahir di Jakarta tanggal 7 Maret 1995. Dia adalah anak dari pasangan Bapak Saring seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementrian Tenaga Kerja, dengan Ibu Sukasih seorang ibu rumah tangga. Bowo menyelesaikan pendidikan di TK Al-Hikmah, SDN Tanjung Barat 07 Pagi, SMPN 98 Jakarta, SMAN 104 Jakarta. Sekarang 199
dia sedang menempuh S1 Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. Rumahnya beralamat di Komp. Tanjung Mas Raya Blok E.5 No.3, RT 002/RW 001, Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa-Jakarta Selatan. Warna kesukaannya adalah biru. Dia memiliki hobi hiking. 3.
Cahyo Eko Pambudi Cahyo Eko Pambudi yang akrab dipanggil Cahyo. Dia merupakan satusatunya anggota KKN Mahatma yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Jurusan Hubungan Internasional. Cahyo lahir di Jakarta, 13 Oktober 1995. Dia pernah menempuh pendidikan di TK Alkautsar, SD 04 Jakarta, SMP 199 Jakarta dan SMA 59 Jakarta. Tempat tinggal aslinya beralamat di Jalan Bintara 6 RT 03/RW 06, Bekasi Barat. Sedangkan semasa kuliah, Cahyo tinggal di sebuah kosan yang berada di sekitar kampus UIN Jakarta. Dia memiliki hobi di bidang badminton.
4.
Khafidah Muhib Khafidah Muhib lahir di Madura, 23 Desember 1993. Nama panggilannya adalah Fidoh. Ia merupakan mahasiswi UIN Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Tarjamah. Selain mahasiswi UIN, Fidoh merupakan salah satu santri Pesantren Darus-Sunnah yang berada di Jalan SD Inpres No.11 Pisangan Barat, Cirendeu-Ciputat Timur. Adapun tempat tinggal aslinya beralamat di Desa Bates Kec. Blega, Kab Bangkalan. Dia pernah menempuh pendidikan di SDN Bates 3, MTs Al-Amien Bugih Pamekasan, dan MA Nurus-Shalah Pamekasan. Fidoh memiliki
200 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
banyak ide kreatif dalam membuat pementasan keterampilan, atau pun yang lainnya. 5.
Tsaibatul Aslamiyah Tsaibatul Aslamiyah atau biasa disapa Mia, lahir dari pasangan Bapak Muhada dan Ibu Liana Sari, pada tanggal 21 September 1994. Dia merupakan satusatunya anggota KKN yang berasal dari Fakultas Dirasat Islamiah. Tempat tinggalnya ada di Bojong Menteng RT 02/ RW 04, Kelurahan Bojong Menteng, Kec. Rawalumbu-Bekasi Timur. Saat ini, Mia juga merupakan santri Pondok Pesantren Darus-sunnah international for hadith science. Dia sedang memegang jabatan sebagai Divisi Kemahasiswaan FKMA (Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa), dan Kordinator Divisi Kesehatan IMDAR (Ikatan Mahasantri Darussunnah).
6.
Gessy Evelyn Miranda Gessy Evelyn Miranda atau biasa disapa Gessy, adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suchjar Yusuf dan Ibu Wismarni Darwis. Dia lahir di Semarang, 04 Februari 1994. Gessy pernah mengenyam pendidikan di TK Cendrawasih Mekarsari Depok, SDN III Mekarsari Depok, SDN 17 Lubuk Basung Sumatra Barat, SMPN 1 Lubuk Basung Sumatra Barat dan SMAN 1 Lubuk Basung Sumatra Barat. Saat ini dia sedang menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ekonomi Syariah. Dia emiliki hobi memasak, mengajar dan berwirausaha. Dia juga pernah memiliki usaha kuliner, dan hewan peliharaan.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 201
7.
Desta Puji Ardianto Desta Puji Ardianto lahir di Purbalingga pada 13 Desember 1994. Pemilik nama Desta ini merupakan anak dari Bapak Suwanto. Dia pernah menempuh pendidikan di TK Kusuma, SDN RRI Cisalak, SMPN 7 Depok, dan SMAN 1 Citeureup. Rumahnya beralamat di Jatijajar 2 RT 01/RW 07 No. 85 TaposDepok. Desta merupakan satu-satunya anggota KKN yang menjalani program CCTI bekerja sama dengan UI. Keahliannya di bidang seni design grafis tidak diragukan lagi. Hal tersebut dibuktikan dengan banyak karya-karyanya yang diperjual-belikan.
8.
Much. Saifuddin Zuhri Much. Saifuddin Zuhri merupakan anak dari Bapak Mursyid yang lahir di Jombang, pada tanggal 7 Juli 1994. Zuhri pernah menempuh pendidikan di TK Muslimat, MI Bahrul Ulum, MTs Mu`allimin Bahrul Ulum, MA Mu`allimin Bahrul Ulum, dan saat ini sedang berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ushuluddin dengan Jurusan Tafsir Hadist. Alamat aslinya berada di daerah Tambak Beras RT 005/02 TambakrejoJombang. Sedangkan semasa kuliah, dia bertempat tinggal di Jalan Kayu Manis V No 12 RT 002/02 Pondok Cabe Udik-Pamulang. Dia memiliki hobi bermain dan hiking.
202 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
9.
Nita Silpiani Nita Silpiani atau biasa dipanggil Acil, lahir pada tanggal 23 Februari 1996. Rumahnya beralamat di Jalan Manunggal V No. 38 RT 02/ RW 03, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk-Jakarta Barat. Acil menyelesaikan pendidikan TK di Raihanul Jannah, SDN 03 pagi, SMPI AlAzhar 10 Kembangan, SMAN 78 Jakarta, dan saat ini ia sedang menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Anak yang paling muda di antara anggota kelompok KKN ini sangat hobi berenang.
10.
Anisa Lesmana Anisa Lesmana atau biasa disapa Ael adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Dia lahir di Cianjur, tanggal 1 Mei 1994. Ael pernah menempuh pendidikan di TK Nurul Hidayah Cianjur, SD Islam AlAzhar 18 Cianjur, SMP dan SMA Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Adapun tempat tinggal aslinya beralamat di Kp. Puncak manis Ds. PadaluyuCianjur. Selama kuliah, dia tinggal di kosan sekitar UIN Jakarta. Selain aktif di organisasi intra kampus, dia juga pernah menjadi ketua umum di organisasi ekstra kampus, yaitu IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Cabang Ciputat Fakultas Syari’ah dan Hukum. Hobinya adalah membaca, menulis, hiking, dan menikmati keindahan alam semesta.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 203
11.
Amelia Fauziyah Amelia Fauziyah atau biasa disapa Amel adalah anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Kurniawan dan Ibu Jaronih. Amel lahir di Jakarta tanggal 1 Mei 1995. Anak dengan muka oriental dan berbadan gemuk ini pernah menempuh pendidikan di TK Darul Ma’arif Jakarta, SDN 01 Pagi Cipete Selatan, SMPN 68 Jakarta, SMAN 46 Jakarta. Sekarang dia sedang menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Sistem Informasi. Hobinya adalah memasak dan menyanyi. Jadi, tidak salah ketika semasa KKN anak ini senang sekali memasak.
12.
Wahyudin Arief Wahyudin Arief atau biasa disapa Bang Wah/ Bang Wea, adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Kusnaeni dan Ibu Nurjanah. Dia lahir di Bekasi tanggal 10 Oktober 1993. Bang Wea merupakan lulusan SD Pesanggrahan 2, SMP Cisoka, dan SMA Cisoka. Sekarang dia masih menempuh perkuliahan di UIN Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Tempat tinggalnya ada di Kampung Badak, Desa Gemborudik, Kecamatan Cikande, Seranganten. Semasa kuliah dia tinggal di kosan sekitar kampusnya. Anak yang pernah memiliki rambut panjang ini, memiliki hobi membaca, hiking dan mandi. Kecintaannya kepada kopi sudah mendarah daging baginya.
204 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 205
“Don’t Judge People from the Cover. Lihatlah Apa yang Dia Katakan, Jangan Melihat Siapa yang Mengatakan” -Pepatah Orang Bijak
206 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Tabel Kegiatan Individu IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU PERTAMA No
Uraian Kegiatan
Hasil Langsung
1
Pembukaan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016 di desa Barengkok. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2016. Acara ini dihadiri oleh dosen pebimbing dan beberapa tokoh masyarakat desa Barengkok. Tujuan utama dari rangkaian acara ini adalah untuk mensosialisasikan rencana kegiatan yang akan kami realisasikan selama program KKN ini berlangsung. Dan saya sebagai seksi dokumentasi. Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan acara ini sebesar 143.000 rupiah.
Terjalinnya silaturahmi antara peserta KKN dengan masyarakat setempat serta mendapatkan respon yang baik untuk setiap kegiatan yang akan kami adakan di desa tersebut.
2
Bimbel Mahatma. Kegiatan ini berupa bimbingan belajar kepada anak-anak desa Barengkok terkait mata pelajaran SD kelas 1 sampai kelas 6 seperti matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, ipa dan ips. Dalam kegiatan ini, para anggota Mahatma yang berjumlah 11 orang sebagai mentor dalam proses pengajaran. Saya turut andil dalam program ini untuk mengajar anak-anak kelas 4-6 SD terkait mata pelajaran matematika. Biaya yang dihabiskan untuk perlengkapan mengajar sekitar 70.000 rupiah. Dan program ini dilaksanakan setiap hari senin-jumat guna memenuhi kebutuhan belajar anak-anak desa Barengkok.
Peserta didik merasa mampu menjawab mata pelajaran yang dianggapnya cukup sulit di sekolah.
3
Mahatma Mengaji. Kegiatan ini berupa membantu pengajaran nonforal dalam bidang ilmu agama yakni belajar membaca Al-quran. Kami mengajarkan ngaji kepada anak-anak di -
Bertambahnya kemampuan membaca al-quran. Mengerti bagaimana
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 207
rumah Ibu Hasanah. Dan kami menemukan permasalahan yang mereka hadapi bahwa proses mengaji mereka hanya melalui hafalan dan bahkan merekapun tidak mengerti dasar huruf-huruf Al-quran. Karenanya, kami memprioritaskan kepada pengenalan dasardasar huruf al-quran terlebih dahulu. Pelaksanaan mengaji ini berlangsung setiap hari senin-jumat selepas sholat maghrib.
cara membaca al-quran yang baik dan benar.
4
Santunan Anak Yatim dan Bakti Sosial. Acara ini dilakukan memberikan manfaat bagi anak-anak yatim di desa Barengkok. Selai itu, kami menyalurkan beberapa bantuan ke beberapa masjid terdekat berupa perangkat alat shalat seperti mukenah dan sarung. Dalam acara ini kami memberikan santunan kepada 25 anak yatim dan sumbangan kepada 6 masjid di wilayah Barengkok. Dalam acara ini saya bertugas sebagai seksi dokumentasi. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 30 juli 2016 bertempat di balai desa dengan menghabiskan biaya sekitar 700.000 rupiah.
Anak-anak yatim mendapatkan sedikit bantuan dari kegiatan ini. Terciptanya kepedulian antar sesama.
5
Peremajaan masjid. Kegiatan ini berupa membersihkan masjid dimulai dari menyikat lantai tempat wudhu, kamar mandi, dan memperbaiki fasilitas masjid yang rusak seperti keran air. Kegiatan ini dilakukan oleh peserta KKN Mahatma bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan DKM masjid. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 31 juli 2016 di masjid Nurul Huda dusun leuwicatang. Dan biaya yang dihabiskan sekitar 350.000 rupiah untuk pembelian beberapa kebutuhan yang diperlukan.
Masjid menjadi lebih bersih dan nyaman. Tumbuh sifat gotong royong antara peserta KKN dan masyarakat.
208 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEDUA No Uraian Kegiatan Hasil Langsung 1 Mahatma Mengaji Di Minggu kedua ini Tempat : Ibu Hasanah murid yang saya ajarkan Waktu : 18.30 – 19.30 sudah bisa membaca ALMengajar mengaji membaca Al-Quran. Quran dengan baik dari Peserta pengajian adalah anak-anak di sisi tajwid yaitu Idgham wilayah desa Barengkok kampung billagunnah, idghom Leuwicatang. Setiap hari senin bigunnah, iqlab, izhar, membaca Nadhom sifat-sifat nabi, tata ikhfa, mampu membaca cara sholat dan wudhu. Setiap hari Al-Quran dengan qalqalah Jumat kegiatannya adalah yasin dan yang baik, panjang dan Tahlilan. Pada kegiatan ini saya bekerja pendek yang benar. sama dengan teman-teman sekelompok, dan saya mendapat tugas untuk mengajarkan anak-anak yang sudah bisa membaca Al-Quran dan mengenalkan Tajwiid 2 Mahatma Bimbel - Pada minggu ini saya Tempat : Ibu Hasanah mengajarkan mata Waktu : 18.30 – 19.30 pelajaran Matematika Bimbel Mahatma, adalah salah satu dan Bahasa Inggris. program mengajar nonformal. serta mengajarkan Bimbingan Belajar Mahatma doa-doa. mengajarkan pelajaran-pelajaran - Kelas 6 mampu disekolah, dan pengenalan kosakata menghafal perkalian. bahasa arab dan doa sehari-hari. Untuk - Belajar FPB dan KPK menunjang kegiatan ini, setiap hari - Membuat kalimat kami mengevaluasi kegiatan bimbel sederhana dalam dan menyiapkan bahan ajar sehari Bahasa inggris yang sebelum mengajar bimbel. Bahan ajar terdiri dari SPOK didapat dari buku pelajaran sekolah. - Belajar speaking Program ini dilaksanakan setiap hari perkenalan dengan senin-jumat. Setelah kegiatan bimbel orang baru dan kami mengadakan ice breaking sebagai menanyakan kabar. hiburan untuk anak- anak. Saya - Jumlah siswa yang bertanggung jawab untuk mengajarkan hadir pada minggu ini Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 209
anak-anak kelas 6 SD. -
3
4
Kegiatan Belajar Mengajar Tempat : SDN Barengkok 3 Waktu : 07.00 – 12.00 Di awal minggu kedua KKN, kami mengajukan perizinan untuk mengajar di SDN Barengkok 3 dan bertemu dengan Kepala Sekolah, Ibu Yuli. Kami sekelompok mengajar di kelas 4, 5, dan 6 dan berpaku terhadap silabus yang ada. Mata pelajaran yang diajarkan adalah IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika. Selain mengajar pelajaran, saya melatih Paskibra baris – berbaris. Saya mendapat kesempatan mengajar kelas 5 Peremajaan Masjid Tahap II Peremajaan masjid Tahap II adalah kegiatan lanjutan dari peremajaan tahap I, dilakukan pada Musholla AlIkhlas desa Barengkok, Kampung Leuwicatang. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat 5 Agustus dimuai pada pukul 09.00 – 17.00. rangkaian kegiatannya adalah membersihkan masjid, mengecat dalam dan luar masjid, membangun dinding masjid yang sudah bolong, membersihkan kamar mandi, membersihkan karpet masjid. Kegiatan ini dilakukan oleh anggota KKN Mahatma bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan DKM masjid. Dan biaya yang dihabiskan sekitar 700.000 rupiah untuk
210 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
-
-
-
-
-
mencapai 84. Siswa mampu menghafal doa kedua orangtua. Para siswa mampu mempelajari sistem pernapasan manusia, hewan. Siswa mempersiapkan lomba baris-berbaris. Para siswa mampu belajar matematika sistem operasi tipe asosiatif.
Lingkungan Masjid menjadi lebih bersih Tumbuh sifat gotong royong antara peserta KKN dan masyarakat. Fasilitas yang rusak bisa dipergunakan kembali. Membuat nyaman jamaah dalam melaksanakan ibadah.
5
pembelian barang-barang. Senam dan Bazaar Tempat : Lapangan Kampung Leuwicatang Waktu : 07.00 – 10.00 Kegiatan senam dilakukan pada hari Minggu 8 Agustus 2016, dihadiri oleh kepala RW 5, warga kampung leuwicatang sekitar 50an orang yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Kegiatan senam di pimpin oleh anggota Mahatma. Setelah melangsungkan kegiatan senam di lanjutkan dengan bazaar baju murah.
Senam terlaksana dengan lancar dan banyak peserta yang mengikuti kegiatan senam ini. Hasil uang bazaar akan dialihkan untuk membantu pendanaan acara 17 Agustusan.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 211
IMPLEMENTASI MINGGU KETIGA No 1
Uraian Kegiatan Hasil Langsung Senin, 8 Agustus 2016. Mahatma - Membantu Mengajar. Kegiatan ni merupakan guru sebagai membantu guru dalam mengajar Formal di tenaga SDN Barengkok 3. pendidik di Alasan SDN Membantu guru mengajar formal ini Barengkok 3. adalah membantu guru mengajar bukan - Mengajarkan menggantikan peran guru sebagai murid SDN pendidik di Sekolah Dasar. Guru Barengkok 3 merupakan sosok penting di kehidupan dengan seseorang dalam menuntut ilmu. Sososk kompetensi guru lah yang menjadikan seseorang keilmuan yang berilmu sehingga disegani. Tanpa guru dimiliki. seseorang hanyalah manusia biasa yang tidak akan pernah tau bagaimana cara menuntut ilmu. Guru tidaklah harus guru di sekolah dasar melainkan bisa orang tua dalam keluarga, ulama dalam majelis ilmu, dsb. Umtuk hari pertama ini masih tahap perkenalan anggota kelompok KKN dengan murid-murid serta guru-guru SDN Barengkok 3.
2
Cek Kesehatan. Bertempat di Aula majelis Kampung Leuwicatang pada hari Selasa, 9 Agustus, pukul 10.00 – 13.00 WIB. Dalam penyelenggaraan acara cek kesehatan dilakukan bekerjasama dengan mahasiswi jurusan Kesehatan Masyarakat dari Universitas Islam Negeri Jakarta. Kegiatan yang ada pada cek kesehatan ini adalah, pembukaan oleh PJ acara, selanjutnya pemeriksaan gula darah dan asam urat, tensi darah, mengukur tinggi
212 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Peserta yang hadir dalam cek kesehatan ini sebanyak 65 orang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak berusia 25 – 80 tahun. Dari data yang didapat sebagian besar warga kampung
badan dan menimbang berat badan. Serta penyuluhan kesehatan dari mahasiswi kesmas. Dikarenakan keterbatasan strip dalam pemeriksaan gula darah dan asam urat maka kami memberlakukan sistem kupon. Jadi sehari sebelum pelaksanaan kami membagikan kupon kepada warga. Kepala Rw 05 dan kepala rt 02 juga turut hadir dalam kegiatan ini.
3
Rabu, 10 Agustus 2016. Mengikuti majelis, kegiatan ini merupakan kegiatan majelis ta’lim yang diadakan oleh masyarakat Desa Barengkok. Kegiatan ini berlangsung setiap hari rabu malam dan jumat malam yang berlokasi di aula serbaguna desa. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari sehabis sholat Maghrib. Kegiatan ini hanya untuk dihadiri oleh kaum laki-laki. Dalam kegiatan ini, diadakan pengajian bersama, pembacaan kitab oleh tokoh agama, siraman rohani oleh tokoh agama, dan doa.
Leuwicatang yang menderita darah tinggi karena tensi darah yang melebihi 120/80 dan sebagian besar terkena asam urat dikarenakan makanan dan kegiatan ke sawah yang membuat terlalu lelah. - Menumbuhkan sifat bersosialisasi kepada masyarakat sekitar. - Menjadikan masyarakat Desa Barengkok yang lebih agamis.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 213
4
Kamis, 11 Agustus 2016. Acara Seminar Penyuluhan Narkotika. Seminar penyuluhan tersebut dihadiri oleh Dosen Pembimbing KKN kelompok 053 Mahatma, Bapak Bahrul Yaman dan juga Babinkamtibmas desa Barengkok, Polsek Jasinga, Bapak Edhi Sunardi. Peserta dalam seminar penyuluhan tersebut merupakan pemuda-pemudi serta bapak ibu kampung Leuwicatang. Dalam seminar penyuluhan tersebut membahas tentang bahaya narkotika, jenis-jenis narkotika, perbedaan narkotika dengan psikotropika, dampak dari penggunaan narkotika.
5
Jumat, 12 Agustus 2016. Menghadiri majelis pengajian Rukun Tetangga (RT) 03, majelis ini berbeda dengan majelis sebelumnya. Majelis ini dilaksanakan di Mushola Al-Ikhlas. Majelis ini rutin dilangsungkan setiap Jumat malam. Pengajian dalam majelis ini dimulai dari pukul 19.00-20.30 WIB.
6
Pelatihan Kewirausahaan dan demo masak inovasi tape singkong, bertempat di Aula Majelis Kampung Leuwicatang, pada hari Minggu, 14 Agustus 2016, pukul 10.00 – 12.00 WIB. Kegiatan Pelatihan kewirausahaan dilaksanakan setelah kegiatan senam sehat. Peserta yang hadir
214 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Para warga mengetahui jenisjenis narkoba dan efek samping dari narkoba tersebut. Selain itu juga bisa mengantisipasi untuk mencegah anak-anak ataupun remaja masuk ke dalam jurang narkoba. Warga bisa melaporkan ke polisi jika menemukan barang narkoba dan dijamin akan dirahasiakan nama pelapornya. - Menambah wawasan tentang agama Islam. - Menumbuhkan rasa keakraban dengan warga Rt 03, kampong Leuwicatang. Warga mendapatkan 2 menu inovasi dari tape singkong yang bisa di praktekkan dan bisa
sekitar 30 orang yang terdiri dari ibu-ibu kampung Leuwicatang Rukun Warga (RW). 05. Pada acara ini kami mengangkat tema tape singkong karena tape singkong merupakan produk terbesar di desa Barengkok. Pelatihan kewirausahaan membahas alasan kenapa memilih produk tape yang akan di inovasi dan perhitungan harga jual dari makanan yang dibuat. Produk yang didemokan adalah tape coklat dibalut dengan kulit lumpia dan pudding tape singkong.
diperjualbelikan. Dan mengetahui perhitungan harga jual dari produk yang akan dijual.
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 215
IMPLEMENTASI KEGIATAN MINGGU KEEMPAT No 1
UraianKegiatan Mahatma Mengajar, Pada minggu ini program membantu mengajardi SDN Barengkok 03 dilaksanakan seperti biasa sesuai dengan tanggung jawab kelas masing-masing. Dan saya mendapat tugas megajar dikelas 5 SD bersama Anisa Lesmana dan Amel.
HasilLangsung -
-
-
Meringankan tugas guru SDN Barengkok 03 dalam mengajar. Proses belajar mengajar berjalan maksimal. Terjalin silaturahmi dengan para guru SDN Barengkok 03.
2
Bimbingan belajar Mahatma, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari mingguminggu sebelumnya, dimana kegiatan ini untuk membantu anak-anak di Desa Barengkok yang mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolahnya. Dalam kegiatan ini, kami mahasiswa KKN sebagai pengajar dibagi berdasarkan kelas. Saya mendapat tugas untuk membimbing anakanak kelas 5 SD. Materi yang diajarkan ke anak-anak tiap minggu nya terdiri dari mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Doa-doa dan pelajaran lainnya. Program ini dilaksanakan setiap hari senin – jumat sesuai jadwal yang ditentukan. Tiap minggu nya semangat adik-adik untuk belajar semakin tinggi.
Membatu kebutuhan anakanak desa Barengkok untuk lebih memahami mata pelajaran yang dianggap sulit. Menumbuhkan semangat dan antusias anak-anak desa Barengkok dalam mencari ilmu agar bersekolah tinggi sehingga dapat menggapai cita-citanya.
3
Pelatihan Komputer, acara ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 Agustus 2016 pada pukul 11.30-13.00 WIB di SDN Barengkok 03. Acara ini merupakan pelatihan cara mengoperasikan Microsoft Word dan
Mengenalkan lebih jauh kepada para guru SDN Barengkok 03 tentang
216 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
4
5
Microsoft Excel untuk para jajaran guru SDN Barengkok 03. Acara ini dipimpin langsung oleh saudari Amelia Fauziyah dibantu oleh sebagian peserta KKN Mahatma. Acara ini tidak mengeluarkan biaya, namun untuk mendukung jalannya acara ini dilakukan peminjaman laptop para peserta KKN Mahatma yang diperuntukkan para guru SDN Barengkok 03 yang mengikuti pelatihan ini.
pengoperasian Microsoft Word dan Excel. Membantu para guru SDN Barengkok 03 dalam pengolahan data melalui dua aplikasi tersebut.
Lomba Cerdas Cermat dan Panggung Gembira, acara ini dilaksanakan pada Selasa, 16 Agustus 2016 dalam rangka memperingati HUT RI ke-71. Acara ini dimulai pada pukul 14.00-16.00 WIB bertempat di Balai Desa Barengkok. Untuk lomba cerdas cermat ini diikuti oleh peserta didik dari tiga kelompok KKN di Barengkok. Pada malam hari nya pukul 20.30-22.00 WIB disusul dengan diadakannya panggung gembira yang diisi dengan beberapa penampilan seperti musikalisasi, puisi dan tarian daerah sekaligus pembagian hadiah lomba cerdas cermat. Biaya yang dihabiskan sekitar Rp. 94.000,- untuk konsumsi.
Menguji kemampuan peserta didik dari tiga kelompok yang melaksanakan KKN di Desa Barengkok. Memberikan pengetahuan lebih kepada para peserta didik. Menumbuhkan semangat untuk terus menggali pengetahuan dimana pun dn kapan pun. Menumbuhkan mental juara kepada peserta didik.
-
-
-
-
Perayaan peingatan HUT RI ke 71 atau 17 Agustus-an, acara ini dilaksanakan pada Rabu, 17 Agustus 2016. acara diawali dengan upacara bendera pada pukul 08.0009.00 WIB yang bertempat di SDN Barengkok 01. Selesai upacara, acara dilanjutkan dengan perlombaan yang diadakan di kampung Leuwicatang.
Menanamkan rasa nasionalisme kepada warga setempat dengan perayaan HUT RI ke-71. Mengenang jasajasa dari para
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 217
Perlombaan dipanitiai oleh pemuda setempat bekerja sama dengan peserta KKN 053 Mahatma. Perlombaan ini terdiri dari beberapa lomba diantaranya, makan kerupuk, balap kelereng, tarik tambang, balap karung, pukul bantal, memasukkan paku kedalam botol, panjat pinang, dan di akhiri dengan pertandingan sepak bola antar kampung yang bertempat di kampung Barenang. -
Pahlawan yang telah bersusah payah untuk memperebutkan Kemerdekaan RI. Adanya antusias warga dalam memeriahkan HUT RI ke-71. NKRI Harga Mati.
6
Penyerahan Inventaris, berupa penyerahan 20 Iqra di tempat selama para peserta KKN 053 Mahatma mengajar ngaji, yang diberikan kepada Ibu Hasanah selaku pemilik tempat mengaji. Selain itu penyerahan 2 pasang Raket dan 1 slop shuttelcock kepada warga yang diserahkan kepada pemuda setempat yang bertujuan untuk memfasilitasi anak-anak kampung Leuwicatang untuk bermain bulu tangkis. Adapun untuk biaya yang dihabiskan untuk hal ini adalah Rp. 80.000,- untuk pembelian 20 Iqra, Rp. 70.000,- untuk pembelian dua pasang raket dan Rp. 45.000,- untuk pembelian 1 slop shuttlecock.
Terpenuhinya kebutuhan anakanak dalam belajar mengaji yaitu dalam membaca Iqra. Terpenuhinya kebutuhan anakanak untuk bermain sekaligus berolah raga bulu tangkis.
7
Pembuatan Gapura, Kegiatan ini adalah kegiatan gabungan dari 3 kelompok yang melaksanakan KKN di desa Barengkok. Proses pembuatan gapura ini di laksanakan di kampung Citatah pada tanggal 22 agustus 2016 hingga sepuluh hari kedepan dan insyaallah akan dibangun di perbatasan antara desa Barengkok dan desa Bagoang. Untuk pembuatan gapura ini dipertanggung jawab oleh keompok KKN 053 Mahatma. Adapun biaya pembuatan
Untuk mengetaui batas dari Desa Barengkok dengan Desa Bagoang yang bersebelahan. Untuk memberi tahu kepada para pengunjung bahwa mereka telah memasuki desa yang bernama Desa
218 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
gapura ini menghabiskan dana sekitar Rp. 5.500.000,-.
Barengkok.
8
Penutupan mengajar di SDN Barengkok 03. Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Agustus 2016. Acara ini dihadiri oleh para guru SDN Barengkok 03. dimulai dengan pembukaan oleh MC, sambutan-sambutan, penampilan dari tiap kelas penyerahan kenang-kenangan dan di akhiri dengan foto bersama. Adapun biaya dalam kegiatan ini ditanggung oleh pihak sekolah.
Memberikan kesan terbaik untuk seluruh warga SDN Barengkok 03. Tetap menjalin silaturrahmi walau raga tak saling berjumpa dengan warga SDN Barengkok 03
9
Penutupan KKN di kampung Leuwicatang tempat tinggal kami selama KKN, kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 23 Agustus 2016 pukul 19.00 sd selesai bersama warga kampng Leuwicatang. Acara ini dihadiri oleh Ketua RW dan juga Ketua RT setempat. Acara ini berlangsung dengan khidmat, dimulai dari pembukaan, sambutan-sambutan dari Ketua kelompok KKN 053 Mahatma, Perwakilan Remaja setempat, Ketua RT, dan Ketua RW. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan peserta KKN dan warga setempat, penampilan hiburan, doa, dan dilanjutkan dengan makan bersama. Adapun biaya yang dihabiskan untuk acara ini adalah sebesar Rp. 931.000,-.
Menuai dan merajut kebersamaan Mempererat silaturahmi dengan para warga
10
Penutupan KKN desa Barengkok, adapun kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB s.d selesai. Acara ini bertempat di Balai Desa Barengkok yang dihadiri oleh Sekretaris Desa Barengkok, Staff Desa Barengkok, Kepala Dusun, ketua RW, ketua RT dan
Terjalinnya silaturahmi Memberikan kesan terbaik untuk warga setempat. Pelepasan peserta KKN oleh warga
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 219
warga lainnya. Adapun untuk susunan acaranya adalah pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan-sambutan, pembacaan proker kegiatan yang telah terlaksana, pesan kesan dari warga, penyerahan kenang-kenangan dan doa. Adapun baiaya yang dihabiskan untuk acara ini adalah sebesar Rp.100.000,-.
220 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
langsung
Logo KKN Mahatma
Banner KKN Mahatma
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 221
ID Card KKN Mahatma
Cinderamata Pemateri
222 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Surat Keluar Surat undangan acara pembukaan KKN Mahatma
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 223
Surat undangan permohonan delegasi acara Penyuluhan Narkotika dan Pendidikan Sosial
224 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok
Surat undangan acara penutupan KKN Mahatma
Sertifikat/Cenderamata
Mengukir Harapan di Bumi Barengkok | 225
Foto-Foto Non-Kegiatan
226 |Mengukir Harapan di Bumi Barengkok