kementerian pupr Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Dukungan Kementerian PUPR Terhadap 7 Prioritas Nasional Pengembangan Metropolitan Palembang Raya Edisi 09 / September 2016
Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Seluruh Negeri
badan pengembangan infrastruktur wilAYAH (BPIW) kementerian pupr
infrastruktur PUPR terpadu untuk negeri
Gedung BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210 Email:
[email protected] Telp. +6221-7279 8112 www.bpiw.pu.go.id
@informasiBPIW
Layanan Informasi BPIW
1
Buletin BPIW
Pelindung: Rido Matari Ichwan Penasehat: Dadang Rukmana Pengarah: Hadi Sucahyono Harris H. Batubara Rezeki Peranginangin Agusta Ersada Sinulingga Pemimpin Redaksi: P. Yudantoro Redaktur Pelaksana: Shoviah Redaksi: M. Salahudin Rasyidi Mochammad Tranggono Hari Suharto Diyaksa Erwin Adhi Setyadhi Wahyu Hendrastomo Melva Eryani Marpaung Editor : Hendra Djamal Kontributor: Mutri Batul Aini Andina Dwiky Ichlasul Naufal Indira Dwi Kusumatuti Daris Anugrah
SALAM REDAKSI
Pembaca yang budiman, pada Buletin Sinergi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) edisi bulan September ini, pada Kabar Utama dikupas mengenai dukungan Kementerian PUPR terhadap 7 prioritas nasional.
Pada rubrik Wawancara, menghadirkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR yang baru, Rido Matari Ichwan. Dalam rubrik ini dibicarakan mengenai keterpaduan dan sinkronisasi pembangunan infrastruktur.
Untuk laporan khusus dibahas mengenai rencana pengembangan Metropolitan Palembang Raya. Dalam rubrik opini yang ditulis Alfa Adib Ash Shiddiqi, Subbid Sinkronisasi Program dan Pembiayan I, Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR BPIW, dibahas mengenai Identifikasi dan Analisa Usulan Program 2017.
Pembaca juga dapat menikmati sajian informasi mengenai kegiatan BPIW sepanjang bulan September melalui rubrik Kilas BPIW. Selain itu ada rubrik Jalan-Jalan yang menampilkan Jembatan Soekarno, yang
Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR
menjadi Icon baru Kota Manado. Kemudian dalam rubrik Tips dibahas mengenai cara bersaing sehat dalam dunia kerja. Kemudian pada rubrik Glossary menampilkan istilah tentang rumah. Kami berharap apa yang
Alamat Redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11210 Email:
[email protected] Website: www.bpiw.pu.go.id Twitter: @informasiBPIW Youtube: Layanan informasi BPIW No. Telp. +6221-2751 5804
disajikan dapat memperkaya wawasan pembaca.
Selamat membaca.
Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik. Tulisan dapat dikirim ke email:
[email protected]
Design : Heri Hito
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
2
daftar isi Edisi 09/September 2016
4
56
01 SALAM REDAKSI 02 DAFTAR ISI
36
16 TEROPONG MEDIA
40 OPINI
Infrastruktur PUPR
Identifikasi dan Analisa Usulan
Dalam Media Cetak
Program 2017
61
54 POTRET Arahan Terakhir Hermanto Dardak 56 WAWANCARA
03 PERSPEKTIF
18 KILAS BPIW
46 WPS Corner
Keterpaduan dan Sinkronisasi
Percepatan Pembangunan
BPIW Dukung Pengembangan
Wilayah Pengembangan Strategis
Pembangunan Infrastruktur Harus
Infrastruktur di Seluruh Negeri
Kawasan Metropolitan Cekungan
11 dan 12
dimaksimalkan
Bandung 48 INFOGRAFIS
04 KABAR UTAMA Dukungan Kementerian PUPR Terhadap 7 Prioritas Nasional
36 LAPORAN KHUSUS Pengembangan Metropolitan
Dukungan terhadap Intermoda
61 TOKOH 50 TEKNOLOGI
Agriculture Systems:
Penataan Kampung Nelayan Ber-
Agroecology & Rural Innovation
basis Teknologi Permukiman dan
for Development
Daya Dukung Wilayah
15 GLOSSARY Istilah Tentang Rumah
52 JALAN-JALAN Jembatan Soekarno, Icon Baru Kebanggaan Warga Manado
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Bersaing Sehat Dalam Bekerja
Kereta Api
Palembang Raya 14 REVIEW
60 TIPS
Komplain Jalan Rusak Hilang
Perspektif
3
Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Seluruh Negeri Kerja
nyata
melakukan
percepatan
pembangunan
Salah satu pengembangan wilayah dan infrastruktur PUPR
infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
adalah perencanaan pengembangan kawasan Metropolitan di
Komitmen itulah yang dilakukan Kementerian PUPR untuk
luar Jawa, agar mampu mengurangi disparitas antar kawasan
membangun infrastruktur di seluruh negeri. Upaya percepatan
di Indonesia, yakni pengembangan Metropolitan Palembang
tersebut dilakukan secara terintegrasi melalui keterpaduan
Raya.
dan sinkronisasi pada unit organisasi (unor), mulai Direktorat
Kawasan Kota Palembang dan kota-kota di sekitarnya bakal
Jenderal (Ditjen) Cipta Karya, Bina Marga, Sumber Daya Air (SDA)
dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Palembang Raya.
dan Perumahan.
Pada pengembangan tersebut,
Pembangunan infrastruktur PUPR
Kota
Palembang
diproyeksi
yang dilaksanakan difokuskan
menjadi kota inti yang berperan
pada 35 Wilayah Pengembangan
menjadi motor utama penggerak
Strategis
untuk
ekonomi.
saing
pusat perdagangan dan jasa skala
disparitas
nasional yang dapat memberikan
antar wilayah. Adapun tujuan
dampak positif pada kawasan di
utama
sekitarnya.
(WPS),
meningkatkan dan
daya
mengurangi
dari
hal
tersebut
Tepatnya,
menjadi
adalah pertama, memadukan
Saat ini ada beberapa faktor
antara pengembangan wilayah
yang akan memacu percepatan
dengan
“market
driven”.
pengembangan Kota Palembang,
Kedua,
mempertimbangkan
mulai dari pembangunan light
daya dukung dan daya tampung lingkungan. Ketiga,
rapid
memfokuskan pengembangan
Internasional
infrastruktur menuju wilayah
transit
(LRT)
Bandara
Sultan
Mahmud
strategis. Keempat, mendukung percepatan pertumbuhan
Badaruddin II-Jakabaring, pembangunan rel kereta api double track
kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS. Kemudian yang kelima
sepanjang Jalan Tol Palembang-Tanjung Api-Api, pembangunan
adalah mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS.
jembatan Musi III, pembangunan jalan lingkar dalam Kota
Untuk
mewujudkan
berpatokan perencanaan
pada antara
pembangunan
WPS,
maka
Infrastruktur
infrastruktur
diperlukan dengan
yang
keterpaduan
Palembang, pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya serta pembangunan Jalan Tol Palembang-Kayuagung.
pengembangan
Dengan demikian, Pemerintah pusat melalui Kementerian
kawasan strategis dalam WPS. Selain itu juga dibutuhkan
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan
sinkronisasi program antar infrastruktur, baik dari sisi fungsi,
perencanaan pengembangan Metropolitan Palembang Raya,
lokasi, waktu, besaran, maupun pendanaan.
guna mempersiapakan kawasan perkotaan tersebut mampu mengantisipasi berbagai tantangan perkotaan.(**)
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
4
kabar utama
Dukungan Kementerian PUPR Terhadap 7 Prioritas Nasional
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus memacu pembangunan infrastruktur di seluruh negeri. Upaya percepatan pun dilakukan melalui keterpaduan dan sinkronisasi program empat unit organisasi (unor) yakni Ditjen Cipta Karya, Bina Marga, Sumber Daya Air (SDA), dan Perumahan. Integrasi pembangunan infrastruktur yang terpadu ini juga dilakukan Kementerian PUPR melalui dukungan terhadap 7 prioritas nasional.
Sumber: istimewa
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
kabar utama
PUPR
Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido
infrastruktur PUPR, khususnya untuk tahun
difokuskan pada 35 Wilayah Pengembangan
Matari Ichwan, pembangunan infrastruktur
2016. Adapun target yang ingin dicapai
Strategis (WPS) untuk meningkatkan daya
sektor PUPR dilakukan dengan keterpaduan
tahun 2016 tersebut meliputi ketahanan
saing dan mengurangi disparitas antar
dan sinkronisasi program antar unor di
air/pangan, konektivitas, permukiman, dan
wilayah. Adapun esensi dari hal tersebut
lingkungan Kementerian PUPR dan juga
perumahan.
Pembangunan
adalah,
infrastruktur
pertama,
memadukan
pengembangan wilayah dengan “market driven”. Kedua, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Ketiga, memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju
wilayah
mendukung
strategis.
percepatan
Keempat,
pertumbuhan
kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS. Kemudian yang kelima adalah mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. Untuk
mewujudkan
“Kita
antara
pembangunan
infrastruktur yang berpatokan pada WPS, maka diperlukan keterpaduan perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan, pembangunan infrastruktur sektor PUPR dilakukan dengan keterpaduan dan sinkronisasi program antar unor di lingkungan Kementerian PUPR dan juga instansi terkait di daerah.
alat
melihat untuk
meningkatkan
infrastruktur meningkatkan penyediaan
merupakan konektivitas,
air
sehingga
produksi beras meningkat, bisa juga sebagai upaya meningkatkan kualitas masyarat di perdesaan dan perkotaan,” tutur Rido. Dikatakannya juga bahwa pembangunan infrastruktur
juga
untuk
mewujudkan
tersedianya air minum dan juga mendukung pengelolaan sampah dengan baik. “Tentunya pembangunan infrastruktur bagian yang penting
sebagai
trigger
atau
pemicu
bergeraknya perekonomian masyarakat,” ungkapnya. Target pembangunan infrastruktur PUPR
kawasan strategis dalam WPS. Selain itu juga dibutuhkan sinkronisasi program antar
instansi terkait di daerah. Kementerian PUPR
terkait
infrastruktur, baik dari sisi fungsi, lokasi,
juga mendukung program-program nasional
pertama, pembangunan 32 waduk yang
waktu, besaran, maupun pendanaan.
terkait infrastruktur.
terdiri dari 8 waduk baru, 24 waduk
Dengan mengacu
Dengan
pada WPS, menurut
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur
5
keterpaduan
tercapainya
target
ini
ketahanan
air/pangan
ini
yakni
diharapkan
lanjutan, dan 2 waduk selesai dibangun.
pembangunan
Kedua, pembangunan sarana dan prasarana
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
6
kabar utama
Peresmian Bendungan Jatigede
Sumber: Dok. BPIW
km,
Air Minum (SPAM) yang mencapai 5.303
perumahan. Program ini termasuk untuk
pembangunan jaringan irigasi baru seluas
liter/detik (1.088.550 Sambungan Rumah ≈
memenuhi program sejuta rumah.
45.000 hektar, rehabilitasi jaringan irigasi
4.354.200 Jiwa), 110 kawasan Revitalisasi
Tidak
seluas 298.000 hektar, pengendali lahar
kawasan tematik perkotaan, pembangunan
dan
sebanyak 27 buah, pembangunan embung/
infrastruktur di permukiman kumuh yang
di
bangunan penampung air lainnya sebanyak
mencapai 2.162 hektar,
PUPR juga mendukung 7 prioritas nasional.
338 unit, pembangunan/ peningkatan sarana
pengolahan air limbah untuk 327.000 kk
Program
dan prasarana pengelolaan air baku yang
(1.635.000 jiwa),
dari Kementerian PUPR ini, merupakan
mencapai 6,27 m3/detik, dan pembangunan
Penanganan Persampahan untuk 736.900
4
dan peningkatan sarana dan prasarana
KK (3.864.500 jiwa), dan pengurangan
mendukung konektivitas. Kedua, mendukung
pengamanan pantai sepanjang 20,5 km.
genangan
keseimbangan
Kemudian,
pembangunan infrastruktur drainase.
pengendali
banjir
sepanjang
target
infrastruktur
PUPR
terkait
148
pembangunan
seluas
pembangunan
pembangunan Sistem
900
hektar
melalui
hanya
melakukan
keterpaduan
sinkronisasi
program
infrastruktur
lingkungannya
semata,
Kementerian
pembangunan
agenda
Nawacita, antar
infrastruktur
yakni
pertama,
wilayah.
Ketiga,
mendukung kedaulatan energi, dan pangan. Kemudian yang keempat adalah mendukung
konektivitas
pada tahun ini adalah peningkatan kapasitas
Sedangkan untuk perumahan, target yang
kualitas hidup.
jalan nasional sepanjang 1.337 kilometer,
ingin dicapai pada tahun ini adalah 10.458
Ketujuh prioritas nasional tersebut, yakni
peningkatan jembatan sepanjang 4.751 m,
unit pembangunan rumah susun untuk
14 Kawasan Industri Prioritas, 10 Kawasan
pembangunan jembatan sepanjang 9.196 m,
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),
Strategis Pariwisata Nasional, 40 Kawasan
pembangunan jalan baru sepanjang 669 km,
25.000 unit Prasararana, Sarana, dan
Perdesaan Prioritas, 13 Provinsi Lumbung
dan pembangunan jalan tol (pemerintah dan
Utilitas (PSU) untuk mendukung penyediaan
Pangan Nasional, Kawasan Perbatasan,
swasta) sepanjang 134 km.
perumahan
Konektivitas Multi Moda, dan 12 Kawasan
bagi
MBR,
94.229
unit
pembangunan/ peningkatan kualitas rumah
Metropolitan.
7
swadaya, 5.906 unit pembangunan rumah
Dukungan
Pos Lintas Batas Negara dan 9 Lokasi
khusus, 306.000 unit pemberian bantuan
berbasis WPS. Berikut uraian integrasi
Pengembangan Infrastruktur Permukiman
uang muka rumah untuk MBR dan 518.486
pembangunan infrastruktur PUPR
(PIP),
unit
terpadu dengan 7 prioritas nasional :
Untuk
pembangunan
permukiman,
tahun ini ditargetkan Penyelesaian
pembangunan Sistem Penyediaan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
penyaluran
bantuan
pembiayaan
Kementerian
PUPR
ini
juga yang
kabar utama
Kemudian KI Tanggamus yang berada di di
Bintuni.
1. 14 Kawasan Industri Prioritas
Lampung berdekatan dengan WPS 6 Merak-
Pada 14 KI ini beberapa pembangunan
Menurut data Kementerian Perindustrian,
Bakauheni-Bandar
infrastruktur
14 Kawasan Industri (KI) yang menjadi
Tanjung Api-Api. Untuk KI Landak di WPS
Ditjen. Untuk Ditjen Bina Marga membangun
prioritas pemerintah saat ini untuk dibangun
21 Temajuk- Sebatik, KI Ketapang di WPS
infrastruktur terutama jalan, Cipta Karya
Lampung-Palembang-
Kemudian Landak, Ketapang, Jorong, Batu Licin di Pulau Kalimantan. Di Pulau
Sulawesi
dibangun
Bitung,
Palu, Morowali, Konawe, Bantaeng. Selanjunya Buli di Halmahera Timur, Maluku dan terakhir adalah Teluk Bintuni di Pulau Papua. Dengan membangun infrastruktur di kawasan tersebut dengan berbasis pengembangan diharapkan
wilayah,
dapat
maka
melalui
empat
membangun permukiman sekitar
adalah Kuala Tanjung, Sei Mangkei dan Tanggamus di Pulau Sumatera.
dilakukan
7
Kementerian PUPR juga mendukung 7 prioritas nasional. Program pembangunan infrastruktur dari Kementerian PUPR ini, merupakan 4 agenda Nawacita, yakni pertama, mendukung konektivitas. Kedua, mendukung keseimbangan antar wilayah. Ketiga, mendukung kedaulatan energi, dan pangan. Kemudian yang keempat adalah mendukung kualitas hidup.
KI, SDA menyediakan kebutuhan air baku di kawasan tersebut, dan Ditjen
Perumahan
perumahan, karyawan
menyediakan
terutama
bagi
perusahaan
dan
masyarakat sekitar. 2. 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Pemerintah menargetkan jumlah kunjungan
wisatawan
mencapai
20 juta turis asing pada tahun
meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar. Beberapa
20 Ketapang – Pontianak – Singkawang –
2019 mendatang. Untuk mencapai target
KI yang berada dalam WPS seperti KI Kuala
Sambas. Selanjutnya, KI Batu Licin berada
tersebut
Tanjung yang berada di Provinsi Sumatera
di WPS 22 Palangkaraya – Banjarmasin –
pengembangan 10 dari 25 Kawasan Strategis
Utara ini melalui WPS 2 Metro Medan –
Batulicin. Sedangkan KI Bitung berada di WPS
Pariwisata Nasional (KSPN). Kementerian
Tebingtinggi – Dumai-Pekanbaru. Kemudian
24 Bitung-Manado-Amurang-Kotamobagu,
PUPR merealisasikan komitmen mendukung
untuk KI Sei Mangkei yang juga berada
KI Palu di WPS 26 Palu- Banggai, KI Konawe
pencapaian target itu dengan membangun
di Provinsi Sumatera Utara, dukungan
berada di WPS Mamuju – Makale–Palopo-
infrastruktur
infrastruktur melalui WPS 2 Medan –
Kendari-Bau-bau-Wangi-wangi, dan KI Teluk
Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan
Tebingtinggi – Dumai-Pekanbaru.
Bintuni di Pulau Papua WPS Biak-Manokwari-
Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo-
pemerintah
memprioritaskan
di 10 KSPN tersebut yakni
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
8
kabar utama
Tengger-Semeru,
Mandalika,
Laboan
Tanjung
Kelayang
Belitung,
dukungan
Tidak
sebatas
itu
saja,
Kementerian
pengerukan
PUPR memiliki program pengembangan
Kolong Mempadin,
pariwisata Tanjung Lesung di Banten, dimana
pembangunan prasarana penyediaan air
pada tahun ini dilakukan beberapa hal,
Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Sejumlah
Kementerian
perencanaan pembangunan infrastruktur
Embung Konservasi
juga telah disiapkan Kementerian PUPR melalui BPIW. Dukungan tersebut dengan
baku Desa Juru Sebrang sepanjang 3,40 km,
diantaranya preservasi rehabilitasi minor
pendekatan pengembangan wilayah.
dan pembangunan prasarana penyediaan air
Jalan Pasauran-Simp. Labuan-Cibaliung-dan
BPIW memasukkan kawasan Danau Toba
baku Gunung Mentas.
Citrup-Tanjung Lesung sepanjang 65 km,
dalam WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Untuk tahun 2017, rencana Kementerian
rehabilitasi jaringan Irigasi Daerah Irigasi
Metro
PUPR
kawasan
(D.I.) Ciliman Kab.Pandeglang sepanjang
Pekanbaru. Dalam WPS ini terdapat sejumlah
pariwisata tersebut, diantara pemeliharaan
12Km, dan pembangunan Tampungan Air
rencana
preventif
Baku Pedesaan D.I. Kab.Pandeglang.
Medan-Tebing
Tinggi-
pengembangan
Dumai-
infrastruktur
PUPR
dalam
berupa
mendukung
Tanjung Kelayang dan Tanjung
baik jalan, perumahan, air minum, sungai,
Tinggi Sijuk Kab. Belitung, dan rehab Minor
Untuk tahun 2017, program Kementerian
di
KJLN Sudirman Tanjung Pandan Perawas.
PUPR
Pematang Siantar, Rantau Prapat, Dumai,
Selanjutnya, untuk mendukung pariwisata
Tanjung Lesung seperti pengadaan tanah
hingga ke Pekanbaru.
Kepulaun
Seribu,
Pembangunan Jaringan Irigasi Baru Teluk
Beberapa rencana program utama KSPN
kawasan
yang
Danau Toba tahun 2017 adalah, Studi
kawasan Pulau Pramuka (pusat pelayanan
Induk Cibaliung Kanan DI Cibaliung Kab.
Penetapan Batas Badan dan Sempadan
pemerintahan), Pulau Panjang (pariwisata
Pandeglang, dan detail disain penyediaan air
Danau Toba Tersebar, Normalisasi Saluran
terpadu),
baku di Saketi Bojong Picung.
Tanah Ponggol, pembangunan Embung di
laut dan pertambangan), Pulau Kelapa dan
Dukungan Kementerian PUPR untuk kawasan
Kab. Samosir (Pea Nauli Parsinagaan, Pea
Pulau Harapan (pusat pelayanan kegiatan
pariwisata Candi Borobudur Jawa Tengah
Rihit, Pea Tahoran, Pea Nadea, Julu Ni Aek).
kecamatan), serta
untuk tahun 2017 seperti studi Larap dan
Kemudian,
(pusat pariwisata).
beberapa
kota
untuk
seperti
kawasan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Simalungun,
pariwisata
Pulau
beberapa
penataan
diprioritaskan
Pabelokan
Pulau
yakni
(pertahanan
Sebaru Besar
untuk
Lada di empat
mendukung
pariwisata
lokasi, rehab Saluran
penyusunan dokumen lingkungan hidup
kabar utama
Bendungan Pasuruhan, Kec. Mertoyudan,
2017 mendatang. Beberapa program yang
sentra produksi, sentra industri pengolahan
peningkatan fungsi lindung berupa Kawasan
akan dilakukan seperti rekonstruksi Wanci
hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi
Sempadan Sungai di Kawasan Borobudur,
Topanuanda-jalan masuk bandara, pelebaran
pariwisata. Kemudian, pembangunan sarana
dan pemeliharaan rutin Balai PSDA Probolo
Wanci Topanuanda-Jalan masuk bandara,
dan prasarana transportasi desa dengan
di Progomanggis Kalibening Kec. Dukun Kab
dan Holding Wanci Topanuanda.
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi lokal.
Magelang.
Selanjutnya, untuk kawasan pariwisata di
Program yang dikembangkan Kementerian
Untuk
tahun
2017
telah disusun beberapa program pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur seperti pembangunan jaringan pipa transmisi air baku IKK Lumajang, Kab. Lumajang, dan pembuatan Groundsill Kresek di Kali Glidik Hilir. Sejumlah
program
infrastruktur
pembangunan
untuk
mendukung
kawasan pariwisata Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti pembebasan lahan untuk pekerjaan Sungai
Brang
Bantun
Puyung
dan Sokong, Lombok Tengah, dan pembangunan Embung Rakyat di Lombok. Pada tahun ini sejumlah program pembangunan untuk
infrastruktur
mendukung
PUPR,
mendatang,
pembangunan
Kementerian PUPR merealisasikan komitmen mendukung pencapaian target itu dengan membangun infrastruktur di 10 KSPN tersebut yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Laboan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Sejumlah perencanaan pembangunan infrastruktur juga telah disiapkan Kementerian PUPR melalui BPIW. Dukungan tersebut dengan pendekatan pengembangan wilayah.
antara
lain
program
pengembangan perumahan, program pembinaan
dan
pengembangan
infrastruktur permukiman, program pengelolaan dan
sumber
program
jalan. PUPR
daya
air
penyelenggaraan
Kemudian melakukan
Kementerian pemberdayaan
perumahan swadaya, pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi, air tanah, rawa dan tambak. Selanjutnya ada
pelaksanaan preservasi dan
peningkatan kapasitas jalan. Penyediaan air baku juga dilakukan seperti
membangun
bendungan,
waduk,
embung,
irigasi,
sprinkler dan lainnya. Selanjutnya ada pembangunan pasar, kios sarana produksi pertanian atau saprotan, gudang saprotan dan lainnya. Selain itu, jalan usaha tani, jembatan, halte, Sub Terminal Agribisnis atau STA, pasar induk, showroom agribisnis,
pariwisata di Labuan Bajo seperti preservasi pemeliharaan rutin preventif
Morotai untuk tahun ini yakni penggantian
jalan antar desa-kota,
Jalan
Ruteng,
Jembatan Ake Daeo I dan III, penggantian
pasar, utilitas pasar, serta ruang informasi
pembangunan lanjutan Jalan Akses Bandara
Jembatan Ake Sambiki I, dan pembangunan
agribisnis.
Komodo Labuan Bajo, dan pembangunan
Jembatan Kali Tora Pangeo. Untuk tahun 2017
Ke-40 kawasan perdesaan tersebut antara
Jalan Labuan Bajo-Terang- Kedindi I hingga
direncanakan beberapa program dukungan
lain Sikap Dalam, Belitang, Buay Pemuka
V.
pembangunan
Kementerian PUPR seperti pelebaran Jalan
Peliung
infrastruktur di tahun 2017 di kawasan
Bere Bere –Sopi, pembangunan konstruksi
Tommo,
Karossa,
Labuan Bajo seperti Survey, Investigasi dan
penahan ombak Pantai Morotai Selatan
Sulawesi
Barat),
Design (S.I.D) Bendung dan Jaringan Irigasi
Tahap
(Manokwari, Papua), dan Komodo (Labuan
D.I. Nangali 1000 Ha di Kab. Manggarai Barat.
pengaman Pantai Totodoku dan Momojiu.
Bajo, NTT).
Wakatobi, berada dalam WPS Mamuju-
3. 40 Kawasan Perdesaan Prioritas
4. 13 Provinsi Lumbung Pangan Nasional
M a k a e - P a lo p o - B a u b a u - Wa n g i w a n g i .
Program
diusung
Program infrastruktur terhadap 13 provinsi
Pelaksanaan
Kementerian PUPR dalam pengembangan
lumbung pangan nasional merupakan satu
tahun
kawasan pedesaan antara lain, menciptakan
dari 4 agenda Nawacita, yakni mendukung
Infrastruktur
pemenuhan standar pelayanan minimum
kedaulatan energi dan pangan. Ke-13 provinsi
permukiman kumuh Kawasan Mola Kec.
di
tersebut yakni Jawa Barat, Jawa Timur,
Wangi-Wangi Selatan, penataan bangunan
ekonomi
Kawasan Strategis Nasional Kawasan Tomia,
keterkaitan desa dan kota. Jenis kegiatannya
Selatan,
dan optimalisasi PDAM Kab. Wakatobi.
pengembangan
berupa
Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Aceh,
Tidak hanya dilakukan pada tahun ini,
penyediaan sarana prasarana permukiman,
Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan
program
infrastruktur
seperti perumahan, sanitasi dan air bersih.
Sulawesi Tengah.
di Wakatobi ini juga direncanakan tahun
Selain itu pembangunan atau rehabilitasi
Dari 13 provinsi tersebut, luas lahan yang
Labuan
Kemudian,
Kemudian
infrastruktur ini
Bajo-Bts.
adalah
rencana
untuk
kawasan
program di
Kota
Wakatobi
pembangunan
pembangunan
9
I,
dan
pembangunan
konstruksi
(Baturaja,
sistem drainase
Sumatera
Selatan),
Tobadak
(Mamuju,
Barat,
Prafi,
Sidey
pariwisata
pembangunan pada
prioritas
kawasan
yang
perdesaan,
kawasan
pengembangan
untuk perdesaan
mendorong
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Sumatera
Utara,
Lampung,
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
10
kabar utama
mencapai lebih dari 1 juta hektar ada di 4
5. Kawasan Perbatasan
inward
provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah,
Pengembangan kawasan perbatasan pada
belakang menjadi outward looking atau
Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Kemudian
prinsipnya
tiga
beranda
halaman
yang luas lahannya mencapai 500 ribu
arahan kebijakan nasional, yaitu, pertama,
orientasi
dilakukan,
hingga 1 juta hektar adalah Sumatera
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
perbatasan menjadi etalase negara, dimana
dilakukan
berdasarkan
Barat. Selain itu ada provinsi yang luas
lahannya
mencapai
0-500
hektar, yakni di Aceh, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara
Barat, dan
Sulawesi Tengah. Dukungan tersebut
Kementerian difokuskan
pada
PUPR upaya
untuk menjaga dan meningkatkan
atau
beranda depan.
halaman Perubahan
karena
kawasan
langsung berdekatan dengan negara
Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera
looking
Program infrastruktur terhadap 13 provinsi lumbung pangan nasional merupakan satu dari 4 agenda Nawacita, yakni mendukung kedaulatan energi dan pangan.
lain.
Kawasan perbatasan dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Daerah perbatasan darat dengan Malaysia yakni Entikong (Kalimantan Baat), Aruk (Kalimantan Tengah), Nanga Badau (Kalimantan Barat, dan Nunukan (Kalimantan Utara). Kemudian yang berbatasan dengan
produksi lumbung pangan nasional. Tentang
lumbung pangan nasional itu dilandasi
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
Timur (NTT)), Motamasin (Nusa Tenggara
pada 35 WPS.
Dengan pembangunan
Untuk mewujudkan pembangunan yang lebih
Timur,
infrastruktur yang dilakukan Kementerian
merata dan berkeadilan, pengembangan
Sedangkan yang berbatasan dengan Papua
PUPR, maka produksi pangan yang dihasilkan
kawasan perbatasan dikembangkan dengan
Nugini yakni Skouw di Papua.
di daerah tersebut, dapat dipasarkan dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan
Langkah
baik.
yang selama ini cenderung berorientasi
Kementerian PUPR adalah membangun Pos
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Rencana
Pembangunan
Jangka
Timor Leste yakni Motaain (Nusa Tenggara
Pengembangan kawasan di 13 provinsi
Wini
(Nusa
pertama
Tenggara
yang
Timur).
dilakukan
kabar utama
Lintas Batas Negara (PLBN) yang sudah
390,22 km dan yang belum tersambung
seperti penyediaan air minum, penanganan
dilakukan sejak tahun 2015 lalu. PLBN
sepanjang 102,88 km.
limbah dan sampah untuk sekitar kawasan
dibangun
PLBN
dengan
kualitas
internasional
di Aruk, Entikong
dan Nanga
perbatasan.
Kemudian
(Indonesia)
dengan
perbatasan
dan tahun depan ditargetkan PLBN dan
Badau berfungsi sebagai pintu gerbang
NTT
infrastruktur disekitarnya, semua selesai
lintas negara Indonesia dengan Malaysia.
pembangunan jalan perbatasan yang sudah
dibangun. Kemudian yang kedua adalah,
Beberapa bangunan di PLBN ini yakni
tersambung hingga April 2016 sepanjang 43
kawasan diluar PLBN. Kawasan tersebut
Bangunan Utama PLBN (Kantor Imigrasi),
km.
akan dibangun perumahan, jalan lingkungan,
Timor
Leste,
Bangunan Pemeriksaan Kargo, Jembatan
Pembangunan jalan dibagi menjadi tiga ruas,
dan air minum. Fasilitas pendukung
yaitu Jayapura-Abepura-Arso-Waris-
PLBN juga dibangun, seperti wisma
Yetti, Yetti-Ubrub-Oksibil, dan Oksibil-
negara, masjid, klinik, dan taman. Pulau Kalimantan (Indonesia) yang berbatasan dengan Malaysia, menjadi bagian dari WPS 21 Temajuk-Sebatik. Terkait konektivitas pembangunan infrastruktur di kawasan ini berupa jalan paralel perbatasan dan akses atau menuju perbatasan. Hingga April 2016, dari total panjang jalan
pengembangan kawasan perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward looking atau beranda halaman belakang menjadi outward looking atau beranda halaman depan.
11
Merauke. Ruas Jayapura-AbepuraArso-Waris memiliki total panjang jalan 133,34 km, jalan di ruas ini seluruhnya sudah tersambung. Ruas Yetti-Ubrub-Oksibil
memiliki
total
panjang jalan 301,74 Km, dimana yang
sudah
tersambung
adalah
sepanjang 63,24 Km dan yang belum tersambung sepanjang 238,50 Km. Ruas Oksibil-Merauke memiliki total
tersebut yang mencapai 2.100,81 km,
panjang jalan 670 Km, dimana yang
maka yang sudah tersambung adalah sepanjang 1.397,51 km dan yang belum
Timbang, Wisma Pegawai, Klinik, Masjid,
sudah tersambung adalah sepanjang 604
tersambung adalah sepanjang 702,3 km.
Wisma
Km dan yang belum tersambung sepanjang
Selain itu, dari total panjang jalan akses atau
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan
66 Km.
menuju perbatasan sepanjang 493.1 km,
area parkir. Pengembangan infrastruktur
Pengembangan infrastruktur permukiman
yang sudah tersambung adalah sepanjang
permukiman di sekitar kawasan perbatasan,
juga
Indonesia,
Monumen,
Tempat
dibangun,
seperti
penyediaan
air
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
12
kabar utama
minum, penanganan limbah dan sampah
dalam Perpres No. 78 Tahun 2005 tentang
ini cukup jauh, sehingga bila dilakukan
untuk
Pengelolaan
Terluar
survei, membutuhkan biaya yang mahal.
Pembangunan infrastruktur PUPR selalu
yang saat ini sedang disiapkan revisinya.
Kementerian PUPR harus membuat prioritas,
dilakukan dengan pengembangan kawasan,
Pembangunan infrastruktur di pulau terluar
dari 117 pulau itu mana yang jadi prioritas.
termasuk juga daerah perbatasan. Untuk
ini berbasis WPS, karena pulau terluar
Selain itu perlu dilakukan koordinasi dengan
menyelaraskan pembangunan infrastruktur
masuk dalam WPS yang ke-35.
ke Badan Pulau Terluar.
dengan pengembangan kawasan tersebut,
Pada prinsipnya pembangunan pulau-pulau
dilakukan dengan menyiapkan masterplan
kecil
hingga siteplan secara komprehensif.
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Dukungan
Hal
melakukan
Indonesia, keamanan nasional, pertahanan
PUPR berupa konektivitas untuk angkutan
koordinasi dan sinkronisasi internal serta
negara dan bangsa serta menciptakan
multi moda. Angkutan tersebut merupakan
koordinasi
stabilitas
terluar
angkutan barang dengan menggunakan
dengan kementerian atau lembaga lain,
juga untuk memanfaatkan sumber daya
paling sedikit dua moda angkutan yang
termasuk dengan Badan Nasional Pengelola
alam dalam rangka pembangunan yang
berbeda.
Perbatasan (BNPP) dan pemerintah daerah
berkelanjutan
Kementerian
setempat.
masyarakat
sekitar
ini
dilakukan dan
Koordinasi
dan
mencakup
aspek
pendanaan, aspek
kawasan
perbatasan.
dengan
sinkronisasi
eksternal
sinkronisasi teknis,
aspek
lingkungan
dilakukan
aspek
kelembagaan, dan aspek sosial. Sebagai contoh pembangunan PLBN dilakukan
dengan
berkoordinasi
dengan Kemenkumham, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian
Perhubungan,
Kementerian
Lingkungan
terluar
Kecil
dilakukan
kawasan.
untuk
menjaga
Pulau-pulau
dan dalam
memberdayakan rangka
peningkatan
6. Konektivitas Multi Moda
Hidup
dan Kehutanan. Di samping itu, pengembangan kawasan perbatasan juga dilakukan berkoordinasi dengan pemerintah daerah provinsi serta
yang
dilakukan
PUPR
Kementerian
memberi
dukungan
terkait pelabuhan laut antara lain Bitung, Tanjung Priok, dan Kuala Tanjung. Kemudian
kesejahteraan.
juga dukungan terhadap pelabuhan
aspek
keamanan, hidup,
Pulau-Pulau
Dari dukungan yang diberikan Kementerian PUPR tersebut, maka outcome atau hasil yang dapat dicapai, yakni pertama, meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan.
ikan
seperti
Belawan,
Cilacap,
dan Bitung. Selain itu angkutan penyeberangan ferry, antara lain Bakauheni, Merak, dan Ketapang. Selanjutnya
ada
juga
dukungan
terhadap pengembangan bandara antara lain Kulon Progo, Samarinda Baru, Kertajati. Tidak hanya itu, dukungan Kementerian PUPR juga dilakukan untuk rel kereta api seperti di
Sulawesi Selatan, Sumatera
Utara, dan double track Jawa. 7. 12 Kawasan Metropolitan
kabupaten yang berada di sekitara pembangunan
Pengembangan 12 Kawasan Metropolitan
Pembangunan di kawasan perbatasan hingga
pulau terluar dilakukan dengan membangun
ini terdiri dari 7 kawasan yang ditetapkan di
2019,
infrastruktur
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Bagi
kawasan perbatasan. diharapkan
dapat
meningkatkan
Kementerian
PUPR,
dasar
bagi
penduduk
negara
yang tinggal di pulau tersebut, seperti
(RTRWN)
pemanfaatan
infrastruktur perumahan dan permukiman
Nasional (KSN) Perkotaan, dan 5 Kawasan
potensi kawasan perbatasan dan penyediaan
berupa jalan lingkungan dan infrastruktur
Metropolitan
infrastruktur
mengatasi
air bersih dan sanitasi. Selain itu juga untuk
tercantum dalam Rencana Pembangunan
keterisolasian wilayah dan meningkatkan
mendukung peran aparat keamanan dengan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
kesejahteraan masyarakat. Kemudian juga
membangun
2019.
diharapkan
seperti pos keamanan. Untuk meningkatkan
Tujuh Kawasan Metropolitan yang ditetapkan
negara,
perekonomian masyarakat juga didukung
sebagai KSN Perkotaan, yakni Mebidangro
pertahanan,
dengan infrastruktur bagi kegiatan nelayan,
(Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo),
keamanan dan penegakan hukum di kawasan
seperti dermaga kecil dan tambatan perahu.
Jabodetabekpunjur (Jakarta, Bogor, Depok,
perbatasan,
Pulau terluar di Indonesia berjumlah 117
Tangerang,
keutuhan wilayah negara kesatuan Republik
pulau. Dari jumlah tersebut,
BPIW akan
Cekungan Bandung, Kedungsepur (Kendal,
Indonesia.
memilah pulau-pulau yang akan ditangani,
Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga, dan
Selain daratan, perbatasan dengan negara
dikarenakan ada pulau yang yang sudah
Purwodadi),
lain juga melalui pulau terluar. Untuk pulau
dihuni dan belum berpenghuni. Salah satu
Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
terluar tersebut, mengacu pada daftar
kendala yang dihadapi adalah masalah
Lamongan), Sarbagita (Denpasar, Badung,
pulau-pulau
anggaran,
Gianyar, dan Tabanan), serta Mamminasata
kualitas
kawasan
(termasuk
dan serta
PLBN)
perbatasan melalui
dalam
rangka
terselesaikannya
penegasan
batas
meningkatnya demi
penetapan
wilayah
upaya semakin
kecil terluar
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
yang
tegaknya
berada
infrastruktur
dimana
letak
pendukung
pulau
terluar
sebagai Baru
Bekasi,
Kawasan
Strategis
sebagaimana
yang
Puncak-Cianjur),
Gerbangkertasusila
(Gresik,
kabar utama
(Makasar,
Maros,
Sungguminasa,
dan
Takalar).
primer bandara Internasional Kuala Namu,
infrastruktur
simpul
perumahan.
transportasi
laut
nasional
dan
dasar
permukiman
dan
Kemudian, 5 Kawasan Metropolitan Baru,
internasional, dan terdapat kota inti yang
Dampak atau impact dari pembangunan
yakni
dikelilingi kota-kota di sekitar kota inti
infrastruktur tersebut yang harus dipenuhi
Pariaman), Palembang Raya, Banjarbakula
tersebut.
untuk stakeholders dan masyarakat adalah
(Banjarmasin, Banjarbaru, Barito Kuala, dan
Dari dukungan yang diberikan Kementerian
meningkatnya
kehandalan
Tanah Laut), Mataram Raya, dan Bimindo
PUPR
PUPR
mewujudkan:
(Bitung, Minahasa, dan Manado).
hasil yang dapat dicapai, yakni pertama,
air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan
meningkatnya keterpaduan
pembangunan
energi; konektivitas bagi penguatan daya
antardaerah, antar
saing; layanan infrastruktur dasar; dan
Palapa
Pembangunan 12
Kawasan
pendekatan
(Padang,
Lubuk
infrastruktur Metropolitan
Alung,
PUPR ini
pengembangan
di
dengan wilayah.
tersebut,
maka
infrastruktur PUPR sektor dan antar
outcome
atau
tingkat pemerintahan.
dalam
keterpaduan pembangunan
infrastruktur ketahanan
antardaerah
Kedua, meningkatnya dukungan kedaulatan
antar sektor dan antar tingkat pemerintahan
Perkotaan Mebidangro masuk dalam WPS
pangan dan kedaulatan
untuk mensejahterakan masyarakat. Tim
Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro Medan-
meningkatnya dukungan konektivitas bagi
Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru.
penguatan daya
Contohnya
dukungan
terhadap
KSN
Kawasan
Mebidangro ini sebagai pusat penyebaran
saing.
energi. Ketiga,
13
Redaksi
Kemudian yang
keempat, meningkatnya dukungan layanan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
14
Review
Agriculture Systems: Agroecology & Rural Innovation for Development Pembangunan pertanian yang berkelanjutan adalah komponen penting dalam perekonomian kita. Pertanian adalah bidang interdisiplin yang mencakup pemahaman pada prinsip-prinsip ekologi, biologi tanaman, ilmu tanah, pembangunan internasional, antropologi, ekonomi, dan isu-isu sosial. Buku ini menyediakan sudut pandang yang terintegrasi dalam bidang sistem dan teori pertanian, serta prinsip-prinsip pembangunan perdesaan. Judul : Agriculture Systems: Agroecology & Rural Innovation for Development Penerbit : Academic Press Penulis : Sieglinde Snapp & Barry Pound Tahun Terbit : 2008
Pelajar dan praktisi yang tertarik pada sistem panen internasional, inovasi peternakan, manajemen gizi ekologi, ekstensi partisipatif dan berorientasi klien, dan pembangunan pertanian akan sangat cocok dengan buku ini karena review yang disediakan cukup informatif dan bagus untuk bahan ajar. Dalam buku ini banyak disajikan contoh dari Sub sahara Afrika dan Asia Tenggara. Sistem pertanian yang ditampilkan adalah contoh sistem yang luas dalam ranah pertanian internasional. Selain itu, buku ini juga ditulis oleh praktisi yang berpengalaman di bidangnya serta telah diedit secara ekstensif, sehingga dapat menghadirkan masukan yang bermanfaat kepada pembaca yang memang berasal dari bidang pertanian. Adapun daftar isi buku ini adalah sebagai berikut: Sect. I. Re-inventing Farming Systems 1. Introduction /George Kanyama-Phiri, Kate Wellard and Sieglinde Snapp 2. Livelihoods and Rural Innovation /Barry Pound 3. Agroecology: Principles and Practice /Sieglinde Snapp 4. Designing for the Long Term: Sustainable Agriculture /Sieglinde Snapp Sect. II. Resources for Agricultural Development 5. Agricultural Change and Low-Input Technology /Robert Tripp 6. Ecologically Based Nutrient Management /L. E. Drinkwater, M. Schipanski, S. S. Snapp and L. E. Jackson
Buku ini menyediakan sudut pandang yang terintegrasi dalam bidang sistem dan teori pertanian, serta prinsipprinsip pembangunan perdesaan. SINERGI / Edisi 09 - September 2016
7. Participatory Plant Breeding: Developing Improved and Relevant Crop Varieties with Farmers /Eva Weltzien and Anja Christinck 8. Livestock, Livelihoods, and Innovation /Czech Conroy Sect. III. Context for Sustainable Agricultural Development 9. Gender and Agrarian Inequality at the Local Scale /Rachel Bezner Kerr 10. The Nature of Agricultural Innovation /Czech Conroy 11. Outreach to Support Rural Innovation /Vicki Morrone. 12. Tying it Together: Global, Regional, and Local Integrations /Malcom Blackie. (Mutri)
Glossary
15
Istilah Tentang Rumah Sejak tahun 2015, struktur organisasi Kementerian Perumahan Rakyat kembali bergabung di Kementerian Pekerjaan Umum. Dengan demikian tugas penyediaan dan pembiayaan perumahan rakyat kembali menjadi amanah di Kementerian pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Saat ini Kementerian PUPR sedang mengejar target program sejuta rumah untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Berikut adalah beberapa istilah yang berkaitan dengan perumahan: Perumahan: Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian, dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan (housing). Rumah tunggal: Rumah utuh atau lengkap yang berdiri sendiri (detached housing). Rumah Sejahtera Tapak: adalah rumah umum yang dibangun oleh pelaku pembangunan dengan spesifikasi sesuai dengan rumah sederhana sehat sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang mengaturtentang pedoman teknis pembangunan rumah. Rumah Susun: Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan satuan, masing-masing dapat dimiliki atau disewa digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Rumah susun umum: adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Rumah susun khusus: adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus. Rumah susun negara: adalah rumah susun yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri. Rumah susun komersial: adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan Perumahan swadaya: adalah rumah-rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri atau berkelompok, yang meliputi perbaikan, pemugaran/ perluasan atau pembangunan rumah baru beserta lingkungan. Rumah Tidak Layak Huni: yang selanjutnya disingkat RTLH adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan kecukupan minimal luas, kualitas, dan kesehatan bangunan. Perumahan kawasan industri: Perumahan kawasan khusus untuk menunjang kegiatan fungsi industri, baik yang berkaitan dengan kawasan industri, kawasan peruntukan industri atau zona industri, kompleks industri, atau sentra industri. Perumahan kawasan khusus: Kawasan yang dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan permukiman, dilengkapi dengan jaringan (primer, sekunder, dan tersier). Prasarana lingkungan, sarana lingkungan, dan utilitas sesuai dengan RTL perumahan yang bertujuan untuk menunjang kegiatan fungsi khusus; kawasan ini ditetapkan oleh kepala daerah sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan.
Perumahan Rakyat: Sekelompok rumah atau tempat kediaman yang layak dihuni dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan utilitas umum ataupun fasilitas sosial, dibangun bagi kepentingan rakyat; 2. Sekumpulan rumah yang sebagian besar dihuni oleh kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Rumah Insatan Sederhana Sehat (RISHA) adalah rumah prefabrikasi dengan sistem knock down buah dari riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera). Rumah itu terbuat dari panel-panel beton yang terbagi dalam panel struktur, panel dinding, dan panel kusen. RISHA merupakan Rumah layak huni dan terjangkau dapat dibangun secara bertahap berdasarkan modul, dengan waktu yang diperlukan dalam proses pembangunan setiap modul 24 jam oleh tiga pekerja. Karena ukuran komponen mengacu pada ukuran modular maka komponennya memiiki sifat fleksibel dan efisien dalam konsumsi bahan bangunan. RISHA Telah memiliki 67 aplikator dan diterapkan sebanyak + 10.000 unit di Aceh paska Tsunami. Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR): adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh sarusun umum. Mutri Sumber: 1. Kamus Penataan Ruang 2. UU RI Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun 3. Permen PUPR Nomor 21/PRT/M/2016 Tentang kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah 4. Perubahan atas Permen PU Nomor 06 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
16
Teropong Media
Infrastruktur PUPR Dalam Media Cetak Kami membuat guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang terkait. Guntingan berita kami sarikan dari 7 media cetak, yaitu Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Koran Sindo, Investor Daily, Republika, dan Bisnis Indonesia. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu, dapat berguna sebagai media monitoring BPIW. Berikut ini adalah rangkuman pemberitaan mengenai infrastruktur dan yang berkaitan, Selama bulan September 2016. Total ada 737 berita dari 7 media periode 1 September- 30 September 2016
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Teropong Media
17
Berita yang Menarik 1. Koran Investor Daily ( Halaman 6), Kamis, 1 September 2016 PUPR Hibahkan Infrastruktur ke Pemda Rp 1 Triliun Kementrian PUPR menghibahkan barang milik negara berupa infrastruktur permukiman senilai 1 Triliun kepada 3 provinsi, 39 pemerintah kabupaten, 20 pemerintah kota, dan tujuh yayasan. 2. Media Indonesia (Halaman 4), Minggu 4 September 2016 Kementrian PUPR dukung wisata papua Kementerian PUPR komit mendukung program pengembangan 10 destinasi wisata dengan sejumlah program dan target yang telah ditetapkan. 3. Bisnis Indonesia (Halaman 7), Selasa 6 September 2016 Pengerjaan hambalang dilanjutkan Kementrian PUPR akan melanjutkan pengerjaan proyek Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan sarana Olahraga Nasional di Hambalng, Bogor, Jawa Barat 4. Investor Daily (Halaman 6), Kamis 8 September 2016 PUPR Dukung sistem Transportasi Massal Jabodetabek Kementrian PUPR mendukung rencana sembilan pengembangan bisnis penerbangan carter nasional akan difokuskan untuk mendukung konektivitas ke kawasan timur Indonesia. 5. Investor Daily (Halaman 14), Sabtu 10 September 2016 Melongok Balada Jurus Sejuta Rumah Program sejuta rumah terus bergulir pada 2016. Jurus pemerintah membangun rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah 6. Koran Tempo (Halaman 16), Selasa 16 September 2016 Kredit untuk proyek tol cair bulan ini Kementrian PUPR menargetkan prosespencairan pinjaman dari china exim bank untuk pembangunan 4 jalan tol selesai bulan ini 7. Media Indonesia (Halaman 23), Rabu 21 September 2016 Mewujudkan 65 bendungan selama lima tahun Pembangunan infrastruktur sumber daya air yang kini sedang digenjot dirjen sumber daya air KemenPUPR bertujuan menjawab permasalahan krisis air dan ketahanan pangan. 8. Bisnis Indonesia (Halaman 7), Kamis 22 September 2016 Jalan di Bekasi di perluas Pemerintah kota bekasi jawa barat mengalokasikan anggaran 40 miliar untuk pembahasan lahan proyek perluasan jalan raya jatiasih pada tahun ini 9. Investor Daily (Halaman 6), Sabtu 24 September 2016 PUPR bangun sanitasi berbasis masyarakat di 573 lokasi Kementrian PUPR pada tahun ini akan membangun sanitasi berbasis masyarakat di 753 lokasi 10. Koran Sindo (Halaman 14), Sabtu 24 September 2016 PUPR kaji penataan permukiman di bantaran sungai Kementrian PUPR akan menajamkan kajian mengenai permukiman di bantaran sungai
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
18
Kilas BPIW
BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung
Badan
Pengembangan
Infrastruktur
Marga Kementerian PUPR, Ditjen Cipta Karya
Bandung
Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan
Kementerian PUPR, Ditjen Bina Konstruksi
sudah berkembang. Dari 35 WPS yang
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Kementerian
ada kriterianya, WPS sudah berkembang,
Kepala BPIW, Hermanto Hardak menyatakan,
Perumahan
selama
Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR.
ini
Kementerian
mendukung
PUPR
pengembangan
konsen
PUPR,
Ditjen
Kementerian
Penyediaan
PUPR,
Ditjen
termasuk
kriteria
WPS
yang
sedang berkembang dan pengembangan baru,” terangnya.
wilayah
Dardak menjelaskan, saat ini dalam
Metropolitan Cekungan Bandung, terutama
mewujudkan pencapaian sasaran strategis
lanjut
Kota Bandung.
PUPR dilakukan perencanaan, pemrograman,
pembangunan yang memadukan antara
dan pembangunan infrastruktur melalui
pengembangan wilayah dengan market
“Kementerian PUPR melalui BPIW akan terus
meningkatkan
perhatian
dan dukungan ke wilayah Kota Bandung dalam rangka mendukung kota inti
kawasan metropolitan
cekungan Bandung,” terang Dardak didampingi
Sekretaris
BPIW,
Dadang Rukmana, Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, BPIW,
Hadi
Pengembangan
Sucahyono,
Kepala
Pusat Pemograman dan Evaluasi
Dardak,
berbasis merupakan
WPS, pendekatan
driven (arah pasar) sesuai daya
Pengembangan berbasis WPS, lanjut Dardak, merupakan pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan market driven sesuai daya dukung dan daya tampungnya dengan fokus pengembangan infrastruktur di kawasan perkotaan
Keterpaduan Infrastruktur PUPR,
dukung
dan
dengan
daya
fokus
tampungnya
pengembangan
infrastruktur di kawasan perkotaan untuk mendukung penyelenggaraan Pembangunan
Infrastruktur
Berkelanjutan. Dengan
demikian,
lanjutnya,
dibutuhkan rencana terpadu antara infrastruktur
dengan
perkotaan
strategis sesuai dengan hirarkinya,
BPIW, Harris Hasudungan Batubara saat
pola pendekatan wilayah atau Wilayah
yakni
menyambut kunjungan Walikota Bandung,
Pengembangan Strategis (WPS). “Seluruh
Perkotaan Kecil serta Perdesaan. “Dengan
Ridwan Kamil ke BPIW di Ruang Rapat BPIW,
wilayah di Indonesia dikelompokan menjadi
demikian, kita dapat menyiapkan wilayah
Selasa malam (13/9).
35 WPS,” terangnya.
perkotaan yang ke depannya memiliki daya
Hadir pada acara tersebut perwakilan dari
Metropolitan,
Perkotaan
Sedang,
saing tinggi,” terangnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian
Kota Bandung sendiri, lanjut Dardak,
Terkait pengembangan infrastruktur di
PUPR, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber
masuk dalam WPS 8, yakni WPS Jakarta-
Kawasan Metropolitan Cekungan Bandung,
Daya Air Kementerian PUPR, Ditjen Bina
Bandung - Cirebon - Semarang. “WPS
Dardak mengatakan, saat ini Kementerian
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Kilas BPIW
19
Walikota Bandung, Ridwan Kamil menyampaikan perencanaan pembangunan infrastruktur Kota Bandung
PUPR telah melakukan banyak dukungan
pembuangan sampah akhir (TPA) Regional
banjir di Kota Bandung dan dapat lebih
pembangunan infrastruktur,
Legok Nangka,” terangnya.
mempercantik wajah Kota Bandung.
mulai dari
pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasirkoja
Sementara itu, Ridwan Kamil yang akrab
“Untuk danau-danau yang akan dibangun
Cileunyi-Sumedang-
disapa Kang Emil ini mengatakan, niat
memang kecil-kecil namun akan dibuat
Dawuan (Cisumdawu), peningkatan jalan
kedatangan ke BPIW untuk menyampaikan
banyak, sehingga akan efektif meredam
(Soroja),
Jalan
Tol
akses Batu Jajar-Soreang-Pantai Selatan, peningkatan akses Kota B a n d u n g - B a n j a r a n - S o r e a n g, peningkatan Pantai
akses
Banjaran-
Selatan,
peningkatan
Rancaekek-Majalaya, peningkatan akses keluar Kota Bandung menuju bagian Timur. Selain
itu,
ada
normalisasi
Sungai
Cimande,
normalisasi
Sungai
Cikeruh,
normalisasi
Sungai
Cikijing,
normalisasi
banjir,” papar Kang Emil seraya
Niat kedatangan ke BPIW untuk menyampaikan rencana-rencana pembangunan infrastuktur Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Selain itu, untuk menggalang dukungan dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur di Kota Bandung.
menambahkan,
itu
nyaman untuk warga berinteraksi termasuk menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri. Selain
itu,
perencanaan
lanjut
Emil,
pembangunan
infrastruktur yang telah dibuat Pemkot
Bandung
rencana-rencana pembangunan infrastuktur
pembangunan
Pemerintah
Bandung.
Rancacili, peningkatan kualitas pemukiman
Hulu
Waduk
(Santosa,
Kota
(Pemkot)
rusun
adalah,
Citarum, peningkatan Kapasitas Citarum Pembangunan
Sungai
danau-danau
juga didesain cantik, agar semakin
Cingised
dan
Selain itu, untuk menggalang dukungan
kumuh kota, normalisasi Sungai Citepus,
Cikapundung/Cikukang, Citarik, Sukawana),
dalam
percepatan
normalisasi Sungai Cinambo, pembangunan
pembangunan kolam retensi Cieunteung,
pembangunan infrastruktur di Kota Bandung.
pengendali banjir Gedebage, pembangunan
rangka
mewujudkan
floodway Cisangkuy, pembangunan ground reservoir
pengendali
banjir
di
wilayah
kolam Pemkot Bandung telah banyak membuat
kawasan Tamansari, pembangunan fly over
wilayah Gedebage.
perencanaan pembangunan infrastruktur,
Kopo, Moh. Toha, Pasirkoja dan Nurtanio,
salah satunya pembuatan danau-danau
pembangunan
kecil yang dapat berfungsi untuk meredam
termasuk rehabilitasi jembatan gantung.
pembangunan
tempat
saat
dukungan
Gedebage, pembangunan kolam retensi di
serta
menyatakan,
Gedebage,
prasarana dan sarana dasar revitalisasi
Bandung
Emil
retensi
ini
“Termasuk restorasi Cikapundung, Kota
Kang
Underpass
Cibiru
serta
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
20
Kilas BPIW
Empat Elemen Dasar Kota Cerdas Berkelanjutan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastuktur Wilayah (BPIW) mengembangkan Kota Cerdas Berkelanjutan. Konsep tersebut mensyaratkan kota memiliki empat elemen dasar, yakni Pertama, kota itu harus Aman, Sehat dan Berkeselamatan. Kedua, kota itu harus Estetik, Bersih, Berkarakter, Nyaman. Ketiga, kota harus Produktif dan Efisien, Keempat, kota harus Berkelanjutan. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hermanto Dardak saat memaparkan “Identifying Challenges and Solutions in Developing Smart City for Better Tomorrow” dalam seminar ”Dukungan Pemerintah: Smart Cities Planing and Implementation General Problems in Indonesia” pada Indonesia Smart City Forum di Bandung, (2/9). Dardak mengatakan, langkah tersebut merupakan respon dari tingginya pertumbuhan penduduk. Terlebih, peningkatan jumlah penduduk di perkotaan diprediksi akan terus berlanjut. Sehingga, kawasan perkotaan menjadi titik konsentrasi aktivitas penduduk, baik sosial dan budaya, dampak lingkungan dan kemanusiaan, termasuk kegiatan ekonomi. “Terbukti, saat ini 74% kontribusi ekonomi Indonesia berasal dari perkotaan,” terangnya. Dengan begitu, ungkap Dardak, perkotaan menjadi consumer yang sangat memerlukan pengembangan mulai dari infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan dan energi, perumahan layak huni, kesehatan, pekerjaan yang layak, maupun ruang terbuka hijau. “Pengembangan tersebut perlu ditunjang teknologi kekinian yang berbasis IT (informasi teknologi,red),” ungkapnya. Menurut Dardak, pengembangan Kota Cerdas Berkelanjutan merupakan salah satu pola arah pengembangan kawasan. “Dalam pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang dikembangkan Kementerian PUPR, wilayah Indonesia terbagi menjadi 35 WPS. Dimana dalam WPS itu ada arah pengembangan untuk kawasan tertentu, seperti Kota Cerdas Berkelanjutan, kawasan pariwisata,
kota baru publik, kawasan industri, dan lain sebagainya,” papar Dardak. Dalam mewujudkan kota yang Aman, Sehat dan Berkeselamatan, lanjutnya, pemerintah telah mendorong pemerintah daerah untuk memenuhi keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) publik lebih dari 20%, luas jalan lebih dari 20%. “Ketersediaan air
Foto: Dok.
dan akses sanitasi yang layak,” terangnya. Di sisi lain, BPIW juga mengembangkan perencanaan Anjungan Cerdas di jalan nasional. Sebab, jalan tol rata-rata memiliki rest area (tempat beristirahat) yang
melepas kepenatan atau menjadi tempat peristirahatan pengguna jalan, sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan,” terang Dardak. Menurut Dardak, Anjungan Cerdas juga dapat menjadi wahana untuk memasarkan produk-produk lokal. “Pengguna jalan nasional itu masyarakatnya nasional juga, sehingga produk unggulan kawasan-kawasan di sekitar Anjungan Cerdas itu dapat dipromosikan langsung kepada masyarakat nasional,” jelasnya. Selain Dardak, hadir juga pembicara lain, yakni Perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Hayu Parasati, Perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), M Ismail dan Staf Kepresidenan Tim Satu Data, Robertus Theodore. Hayu Parasati meyakini, smart city akan dapat dibangun apabila ada kolabarasi lintas sektor. “Baik pemerintah daerah, provinsi, kementerian dan lembaga,” terangnya. Hayu menyatakan, sebaik apapun perencanaan yang dilakukan, apabila kolaborasi lintas sektor tak terjadi secara baik akan banyak kendalan dalam mewujudkannya. Untuk itu, forum semacam ini diharapkan semakin meningkatkan soliditas dan kerjasama. “Dalam rangka menjalani rencana bersama menuju yang lebih baik,” terangnya. Perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), M Ismail menyatakan, saat ini Kemenkominfo tengah mengupakan server nasional, sehingga ke depan pemerintah daerah serta kementerian dan lembaga yang ada bisa memanfaatkannya. Dengan begitu, lanjut Ismail, pemda dan lembaga negara lainnya tak perlu lagi membuat server besar. “Intinya dalam mendukung smart city khususnya smart goverment perlu kolabari banyak pihak,” terangnya. Robertus Theodore, Staf Kepresidenan Tim Satu Data menyatakan, saat ini perlu diakui data itu ada dimana-mana, namun masih sulit didapat secara utuh melalui satu saluran. Menurutnya, pada era digital saat ini dinilai perlu ada road map dalam rangka menciptakan adanya penyajian data yang lengkap dari berbagai lembaga negara.(ris/ infoBPIW)
Hayu menyatakan, sebaik apapun perencanaan yang dilakukan, apabila kolaborasi lintas sektor tak terjadi secara baik akan banyak kendalan dalam mewujudkannya
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
memadai, namun dari rentang 47 ribu KM jalan nasional belum memiliki rest area secara formal. Padahal, fakta ada sekitar 30 ribu kecelakaan per tahun di jalan nasional. Dengan begitu, ungkap Dardak, pemerintah perlu melakukan upaya terhadap kondisi tersebut. “Salah satunya BPIW merencanakan pembangunan rest area di jalan nasional kami mengistilahkan dengan Anjungan Cerdas. Tempat tersebut nantinya dapat sebagai tempai parkir untuk
Kilas BPIW
21
Kunjungi Surabaya, Kepala BPIW Bahas Rencana Pembangunan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kunjungan ke Balai Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS), di Surabaya, Jumat (9/9). Kunjungan tersebut untuk membahas Rencana Pembangunan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM), Rencana Pembangunan Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Khusus Madura (KKM). Pada kesempatan tersebut, Plt. Kepala BPWS, Herman Hidayat menyampaikan rencana pembangunan KKJSM. Menurutnya untuk membangun kawasan tersebut membutuhkan tanah seluas 600 Ha. Dalam areal itu didalamnya dibagi menjadi beberapa kawasan, diantaranya kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan Central Business District (CBD) , kawasan wisata, kawasan fasilitas umum (fasum) serta kawasan rest area. Herman juga memaparkan tentang Rencana Pembangunan Kawasan Pelabuhan Tanjung Bulu pandan. dan Kawasan Khusus Madura (KKM) yang juga memerlukan lahan seluas 600 Ha. “Lahan tersebut diperuntukan bagi pembangunan kawasan pemukiman, CBD, industri dan pergudangan dan kawasan penunjang pelabuhan” ungkap Herman. Pada saat itu Hermanto Dardak mengatakan bahwa sehubungan dengan
pengembangan kawasan yang diusung oleh Kementerian PUPR, peran masterplan menjadi sangat penting, sehingga BPWS perlu menajamkan kembali masterplan yang disuaikan dengan tugas yang di emban oleh BPWS. Masterplan itu menurut Dardak akan mencakup seluruh kawasan potensial yang ada di Pulau Madura, salah satunya adalah pelabuhan Tanjung Bulu Pandan.
Dardak juga menyambut baik rencana pembangunan rest area atau anjungan cerdas. Menurutnya, Kawasan rest area harus didesain seindah dan senyaman mungkin serta menyelaraskan dengan kultur Madura. “Sehingga dari awal, upaya untuk menggerakan potensi yang lainnya sudah mulai dicicil untuk mengikuti masterplan yang sudah disiapkan. Kami tentunya akan ikut mendukung hal itu. Kawasan pertumbuhan penting untuk kita dukung, sehingga kita mengetahui infrastruktur apa saja yang harus kita bangun,” tutur Dardak.
Dardak juga menyambut baik rencana pembangunan rest area atau anjungan cerdas. Menurutnya, Kawasan rest area harus didesain seindah dan senyaman mungkin serta menyelaraskan dengan kultur Madura. Hal itu bertujuan mengedukasi masyarakat serta menjadi destinasi wisata di daerah tersebut. “Selain menjadi tempat beristirahat, rest area juga berfungsi sebagi titik pertemuan antara pemakai jembatan dan usaha kecil menengah atau UKM potensial yang ada di Madura, sehingga produk-produk yang ada di daerah ini bisa dijajakan lebih baik dan lebih menarik,” ucap Dardak. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan peninjauan langsung ke lokasi yang direncanakan akan dibangun menjadi kawasan KKJSM, KKM dan, Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan. Dalam peninjauan itu, Dardak didampingi Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Agusta Ersada Sinulingga, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Harris Hasudungan Batubara, dan beberapa pejabat Eselon III di lingkungan BPIW. (ADN/ IND/infobpiw)
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Kilas BPIW
22
Kelola Urbanisasi, BPIW Kembangkan Kota Cerdas Berkelanjutan Urbanisasi merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari, namun perlu dikelola
Jakarta, Oswar M Mungkasa. Menurut
Dardak,
kota
cerdas
dengan baik, supaya mampu memacu
berkelanjutan yang dikembangkan BPIW
pertumbuhan
Kementerian
sedikitnya memiliki empat elemen karakter.
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
ekonomi.
Mulai dari, kota yang aman, sehat dan
(PUPR)
berkeselamatan, “Kedua, estetik, bersih
melalui
Infrastruktur
Badan
Wilayah
Pengembangan (BPIW)
dalam
merespons urbanisasi salah satunya dengan mengembangkan
konsep
“kota
cerdas
berkelanjutan”. Demikian
Keempat, berkelanjutan,” papar Dardak. Pemerintah, lanjutnya, telah merancang pengembangan sepuluh kota baru publik di
diungkapkan
Kementerian
serta nyaman. Ketiga, efisien dan produktif.
PUPR,
Kepala
Hermanto
BPIW
tanah air. ”Salah satu kawasan yang telah
Dardak
ditetapkan adalah Kota Baru Publik Maja,”
saat menjadi pembicara dalam seminar
terangnya. pengembangan Kota Baru Publik
dan loka karya “Keterpaduan Perencanaan
Maja ini juga dilaksanakan untuk merestorasi
Pembangunan
rencana pembangunan Maja yang sempat
Infrastuktur
Wilayah,
Perumahan, Penyediaan Tanah dan Tata Kelola
Dalam
Pengembangan
Kawasan
terhenti Dalam
pengembangan
kota
baru
Perkotaan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)/
publik, ungkap Dardak, perlu ada direction
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kota Baru
(arahan)
Publik” di Jakarta, Kamis (1/9).
diharmonisasikan
Hadir sebagai pembicara pada acara yang digelar The Housing Urban Development (HUD)
Institute
bekerja
sama
dengen
dan
desain
pemerintah
dengan
yang
pengembang,
sehingga akan mampu menciptakan kota baru yang kompetitif. “Kesepakatan
pemerintah
dan
BPIW Kementerian PUPR dan Direktorat
pengembang dalam pengembangan Kota
Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria
Baru Publik Maja misalnya, dituangkan
Andrinof A Chaniago mengakui, Indonesia
dan Tata Ruang ini, mantan Menteri Badan
dalam
saat
Perencanaan Nasional (Bappenas), Andrinof
dalam masterplan itu dituangkan dalam
A
program.
masterplan.
Kemudian
gagasan
ini
belum
memiliki
kota
yang
direncanakan negara secara mandiri.
mengimplementasikan
Menurutnya, saat ini hanya ada dua latar
Perwakilan
program dilakukan nota kesepahaman atau
belakang perkembangan kota. “Yakni kota
Hamdani,
MOu yang berisi siapa melakukan apa dalam
peninggalan kolonial atau penjajah dan
Perwakilan Kementerian Agraria dan Tata
pelaksanaan
kota yang diprakarsai swasta yang sangat
Ruang, Doni Janarto, Deputi Bidang Tata
Dardak.
Chaniago,
Bappenas, Kementerian
Perwakilan
Hayu
Kementerian
Parasati,
Dalam
Negeri,
Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Untuk
pembangunannya,”
papar
Sebelumnya, mantan Menteri Bappenas,
berlandaskan bisnis, sehingga kurang bisa melayani publik secara menyeluruh, namun
Kilas BPIW
hanya untuk kalangan kantong tebal,”
adanya
terangnya.
Pemda dan pengembang.Terlebih, saat ini
memadukan
Pemda memiliki kewenangan luas untuk
rumahnya oleh Kementerian PUPR, Pemda
menentukan wilayahnya,” terang Hayu.
memfasilitasi perizinann calon penghuni dan
Untuk mewujudkan kawasan perkotaan publik, ungkap Andrinof, sulit bila diterapkan
integrasi
lintas
sektor
antara
itu, pengembangan kota baru publik harus
pada kawasan perkotaan yang
publik itu ada pada kawasan yang relatif masih kosong. Publik contoh.
Maja
Baru
dapat
menjadi
Pasalnya,
dalam
Di
pengembangan kota baru publik saat ini sudah mendesak. Terutama yang dekat dengan kawasan Jakarta, Bogor,Depok, Tangerang, Bekasi. “Dalam pengembangan tersebut, perlu adanya integrasi lintas sektor antara Pemda dan pengembang.
untuk membangun kota baru
Kota
lintas
sektor.
Pengadaan
lainnya,” terang Hamdani.
telah ada, sehingga peluang baik
“Pengembangan
23
pengembangan kota baru publik
sisi
lain,
Perwakilan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Doni Janarto menyatakan, lahan-lahan kosong di daerah mayoritas dikuasai oleh pemda. Untuk
mengembangkan
kawasan baru, senantiasa harus melibatkan pemda, agar swasta
tersebut swasta digandeng yang
juga dapat mengakses lahan untuk
pembangunan
dengan
lebih mudah. Kegiatan
seminar
dan
lokakarya
dengan tema “Keterpaduan Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur
Wilayah,
Perumahan, Penyediaan Tanah dan Tata Kelola
dalam
Pengembangan
Kawasan
Perkotaan PKN/PKW dan Kota Baru (Studi: Kota Baru Publik Maja)” ini, merupakan salah satu langkah nyata tindak lanjut kesepakatan bersama (MoU) dengan para stakeholders mengenai
percepatan
pembangunan
infrastruktur dalam rangka pengembangan Kota Baru Publik Maja Tujuan lain yang ingin dicapai melalui seminar dan lokakarya ini adalah untuk melibatkan para pemangku kepentingan agar berperan aktif, menyampaikan gagasan dan saran dalam menyusun kebijakan teknis dan strategi keterpaduan pembangunan infrastruktur dengan menjunjung konsep kota cerdas berkelanjutan. Pengembangan kota cerdas berkelanjutan harus menjadi sebuah
landasan
perencanaan
untuk
mencapai pembangunan dan penyediaan infrastruktur perkotaan yang efektif dan efisien. (hen/ini/ris/infobpiw) dalam pelaksanaannya ada kesamaan visi pembangunan,” terangnya. Perwakilan
Dalam Negeri, Hamdani mengakui, selama Hayu
Parasati
ini kewenangan Pemda belum tentu sejalan
pengembangan
kota
dengan Pemerintah Pusat. “Contoh dalam
baru publik saat ini sudah mendesak.
pengadaan rumah. Pemda tidak memiliki
Terutama yang dekat dengan kawasan
kewenangan untuk melakukan penyediaan
Jakarta, Bogor,Depok, Tangerang, Bekasi.
rumah. Kalaupun ada adalah membangun
“Dalam
kembali rumah korban bencana. Untuk
mengatakan,
Bappenas,
Sementara itu, Perwakilan Kementerian
pengembangan
tersebut,
perlu
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
24
Kilas BPIW
Kementerian PUPR Dukung Segitiga Pertumbuhan Potensial di Papua
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mendukung pusat pertumbuhan wilayah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong yang membentuk segitiga pertumbuhan potensial di Papua. Segitiga potensial tersebut yaitu Sorong sebagai basis kawasan minyak bumi, Manokwari sebagai basis untuk peternakan, dan Bintuni sebagai basis untuk kawasan industri di Papua. Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hermanto Dardak dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan KEK Sorong dan Persiapan Rencana Kunjungan Presiden, di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (13/9). Dalam rapat yang dipimpin Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana Prasarana Perhubungan, Pontas Tambunan tersebut, Dardak menjelaskan bahwa ujung tombak dari pengembangan KEK Sorong dibagi menjadi empat wilayah pertumbuhan di Papua, yaitu Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Sorong – Manokwari, WPS Biak – Manokwari – Bintuni, WPS Nabire – Enarotali – Wamena dan WPS Jayapura – Merauke. “Kawasan pertumbuhan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
itu meliputi kawasan perkotaan dan perdesan, konektivitas dan pengembangan kawasannya harus on purpose dan on design,” tutur Dardak. Saat ini sudah terbangun akses jalan nasional dari Jayapura menuju Wamena sepanjang sekitar 580 km. Kota Sorong sudah ada jalan nasional sepanjang 18 meter dengan kondisi yang baik. Jalan tersebut memiliki konsep 2:7:2, yaitu 2 meter bahu kanan maupun kiri jalan, dan 7 meter ditengahnya. Terkait dukungan pengembangan Pelabuhan Arar sebagai pelabuhan barang, Dardak mengatakan bahwa untuk 2017 telah diprogramkan pembangunan Jalan Lingkar Sorong – Pelabuhan Arar sepanjang 32 kilometer. Sedangkan pembangunan Jembatan Arar saat ini sedang dalam proses konstruksi. “Jalan lingkar tersebut nantinya sebagai jalan bypass untuk akses truk barang menuju Pelabuhan Arar. Jadi tidak mengganggu aktivitas jalan di Kota Sorong,” jelas Dardak. Lebih lanjut Dardak menjelaskan bahwa dukungan infrastruktur lainnya di KEK Sorong saat ini adalah pembangunan jaringan air baku Warsamson (SPAM Regional) dan pembangunan secara bertahap rumah
susun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 80 unit. Sebelumnya, Pontas Tambunan mengatakan bahwa persiapan yang dilakukan tidak hanya akses menuju Pelabuhan Arar, namun juga sarana dan prasarana pelabuhan tersebut. “Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan KEK ini adalah kesiapan infrastruktur di kawasan, sumber daya manusia dan kesiapan perangkat pengendali administrasinya,” tutur Pontas. Pada kesempatan yang sama, Bupati Sorong, Stevanus Malak, mengatakan dalam jangka panjang KEK Sorong akan dijadikan sebagai sumber pengolahan sumber daya alam di Papua untuk diekspor. “Pelabuhan Arar akan dijadikan pelabuhan barang, sedangkan Pelabuhan Sorong akan dijadikan sebagai pelabuhan penumpang,” jelas Stevanus. Dukungan infrastruktur yang dibutuhkan lainnya dalam pengembangan KEK Sorong adalah dukungan infrastruktur untuk wilayah peternakan sapi seluas 20 hektar di Wamena. Selain itu rencana pembangunan Kota Baru di bagian timur Aimas yang membutuhkan lahan sekitar 70 hektar. (INI/ InformasBPIW)
Kilas BPIW
25
Kementerian PUPR Dukung Pengembangan Kota Tepi Laut
Agusta Ersada, menyampaikan bentuk dukungan PUPR terhadap pengembangan Waterfront City
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pengembangan Waterfront City atau kota tepi laut di Indonesia, sebagai salah satu upaya mewujudkan Kota Cerdas Berkelanjutan. Salah satu daerah yang dianggap berpotensi mengembangkan Kota Tepi Laut tersebut adalah Tangerang Selatan. Kota tersebut memiliki sembilan situ dan lima sungai, menjadi potensi dalam mewujudkan konsep tersebut.
nilai-nilai serta budaya lokal. Prinsip lainnya adalah pengembangan kawasan dengan mempertimbangkan nilai manusia, sosial dan ekonomi, serta pengendalian pembangunan kawasan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan ekologisnya. Lebih lanjut Agusta menyebutkan saat ini Kementerian PUPR melakukan perencanaan
pemanfaatan Kanal Banjir Timur atau KBT sebagai showcase koridor infrastruktur hijau,” tutur Agusta. Selain sebagai pengendalian banjir, KBT dapat berfungsi sebagai konservasi air, koridor Ruang Terbuka Hijau (RTH), transportasi air dan dermaga, pariwisata, kawasan perniagaan, dan pelabuhan. Konsep Kota Tepi Laut juga akan diterapkan di Kota Seribu Sungai yaitu Banjarmasin. Konsep ini dilakukan dengan tujuan memaksimalkan potensi sungai sebagai jalur transportasi, objek wisata, dan melestarikan budaya masyarakat Pasar Terapung di Sungai Barito. Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Tata Kota dan Pemukiman Tangerang Selatan, Mukoddas Syuhada berharap dengan berbasis komunitas, maka dengan konsep tersebut, dalam lima tahun, Kota Masa Depan Tangerang Selatan, akan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat dengan berbagai kreativitas dan nilai-nilai sosialnya. Diharapkan nantinya visi dan misi Kota Tangerang Selatan akan terwujud. (INI/InfoBPIW)
Konsep Kota Tepi Laut juga akan diterapkan di Kota Seribu Sungai yaitu Banjarmasin. Konsep ini dilakukan dengan tujuan memaksimalkan potensi sungai sebagai jalur transportasi, objek wisata, dan melestarikan budaya masyarakat Pasar Terapung di Sungai Barito.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Agusta Ersada dalam acara Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) – World Technopolis Association (WTA) di GWB Puspiptek, Tangerang Selatan, (20/9). Saat itu Agusta menjadi salah satu pembicara pada salah satu sesi perbincangan yang bertemakan Konferensi Internasional Mewujudkan Kota Tepi Air di Kota Tangerang Selatan. Pada kesempatan tersebut Agusta menyatakan bahwa dalam mengembangkan Kota Tepi Air ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu perencanaan yang mempertimbangkan citra, identitas dan
dan desain dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) sebagai tata kelola dan komunitas cerdas berkelanjutan. Selain NCICD, Kementerian PUPR juga turut mengembangkan konsep dan program pembangunan Rusunawa di Sungai Ciliwung. “Salah satu contoh aplikasi kehidupan cerdas berkelanjutan yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR saat ini adalah
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
26
Kilas BPIW
Dana Alokasi Khusus Untuk Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah
Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan
Pengembangan
Infrastruktur
Wilayah
mengatasi hal tersebut.
solusi dari minimnya anggaran daerah untuk
(BPIW) Kementerian PUPR, Hermanto Dardak
Ketentuan mengenai DAK di lingkungan
membangun infrastruktur. DAK merupakan
saat membuka rapat kerja pembahasan DAK
Kementerian
dana yang berasal dari Pemerintah Pusat
2016, di ruang rapat BPIW, Senin, (5/9).
Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor
PUPR
ini,
diatur
dalam
yang diberikan ke Pemerintah daerah untuk
Dardak menjelaskan kondisi pelayanan
digunakan pada kegiatan yang merupakan
infrastruktur daerah secara umum masih
Penggunaan
kewenangan
belum memadai, seperti jumlah rumah tidak
Dalam aturan tersebut dinyatakan bahwa
layak huni yang kini mencapai 3,4 juta unit,
Infrastruktur daerah merupakan bagian
backlog (jaminan simpanan) perumahan
terbesar dari prasarana untuk pelayanan
program-
yang hanya mencapai Rp 7,6 juta, dan luas
masyarakat di Indonesia.
program DAK yang harus terpadu dengan
daerah irigasi provinsi yang dalam kondisi
program dari pemerintah pusat. Dalam
baik hanya mencapai 68 persen, jalan
akan
hal ini, BPIW telah menyusun rencana
provinsi yang kondisinya bagus mencapai
dan menyampaikan kriteria teknis untuk
keterpaduan
wilayah
70 persen, serta kondisi jalan kabupaten
pengalokasian dan penggunaan dana DAK
dan infrastuktur yang berbasis Wilayah
maupun kota yang dalam kondisi baik
infrastruktur, menyusun dan menetapkan
Pengembangan Strategis (WPS).
yang hanya mencapai 59 persen. Menurut
petunjuk
Dardak anggaran dari DAK diperlukan untuk
melakukan
daerah,
namun
menjadi
prioritas nasional. Untuk itu, Pemerintah daerah perlu diarahkan
Demikian
dalam
menyusun
pengembangan
disampaikan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Kepala
Badan
47/PRT/M/2015 tentang Petunjuk Teknis DAK
Bidang
Infrastruktur.
“Kita harus mengusulkan kegiatan yang didanai
melalui
teknis
DAK,
menyusun
penggunaan
pemantauan
dan
DAK, evaluasi,
Kilas BPIW
serta menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK tersebut,” tegas Dardak.
“Kemudian ada juga penyiapan sinkronisasi dan fasilitasi pengalokasian dana alokasi
Dalam kesempatan itu, Dardak juga menjelaskan bahwa DAK ini dialokasikan
khusus
serta
penyiapan
program dan pembiayaan,” tukas Dardak. Kegiatan tersebut juga dihadiri seluruh
sinkronisasi
kepala pusat di lingkungan BPIW yakni,
program. Selain itu ada juga besaran dana
Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur
untuk beberapa kegiatan seperti untuk infrastruktur irigasi yang diarahkan
untuk
mendukung
program peningkatan ketahanan pangan, infrastruktur jalan dan jembatan
guna
memperlancar
pertumbuhan ekonomi regional, infrastruktur air minum dan sanitasi untuk
meningkatkan
PUPR, Hadi Sucahyono, Kepala
Dardak juga menjelaskan bahwa DAK ini dialokasikan untuk beberapa kegiatan seperti untuk infrastruktur irigasi yang diarahkan untuk mendukung program peningkatan ketahanan pangan, infrastruktur jalan dan jembatan guna memperlancar pertumbuhan ekonomi regional
kualitas pembangunan jangka tahunan dalam rangka
kualitas rumah swadaya yang tidak layak
keterpaduan
huni
dengan infrastruktur bidang PUPR. Hal ini
Masyarakat
Rendah (MBR).
Berpenghasilan
Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Harris
Hasudungan
Kepala
Pusat
Kawasan Pusat
pengembangan
Batubara,
Pengembangan
Strategis,
Peranginangin,
Rezeki
dan
Kepala
Pengembangan
Kawasan
Perkotaan,
kesehatan masyarakat, serta peningkatan bagi
27
Agusta
Ersada
Sinulingga. (Indi/infobpiw)
kawasan
masuk dalam fungsi dari bidang sinkronisasi
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
28
Kilas BPIW
Peluang Pengembangan Industri Baja Nasional Terbuka Lebar
Hermanto Dardak berkunjung ke salah satu booth Steel Indonesia Expo 2016
Peluang pengembangan industri dan konstruksi baja nasional masih terbuka lebar. Terbukti, pada tahun 2015 lalu kebutuhan infrastruktur terhadap baja mencapai 12,5 juta ton, namun pasokan baja nasional baru mampu memenuhi 6,20 juta ton, sehingga masih ada jarak antara kebutuhan dan pasokan. Untuk kekurangannya masih dilakukan impor dalam menutupi kebutuhan baja di tanah air, sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi pengembangan industri baja nasional. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hermanto Dardak saat memaparkan “Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur Indonesia, Rencana dan Pencapaian 2015-2019” dalam seminar “Masa Depan Industri dan Konstruksi Baja Nasional di Era Teknologi Data” yang digelar pada Steel Indonesia Expo 2016 di Jakarta, Rabu sore (7/9). Menurut Dardak, pemerintah senantiasa mendorong industri dan konstruksi baja nasional untuk dapat berkembang dan meningkat kualitasnya, agar kebutuhan domestik dapat dipenuhi seutuhnya dari industri nasional. “Akan lebih baik apabila industri baja nasional ke depannya mampu
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
melakukan ekspor untuk menutupi kebutuhan negeri orang lain,” ungkap Dardak. Untuk presentasi konsumsi baja nasional, lanjutnya, antara lain sektor Konstruksi mencapai 78%, Transportasi mencapai 8%, Minyak dan Gas Bumi (Migas) mencapai 7%, Permesinan mencapai 4% dan lainlain mencapai 3%. Sehingga, Kementerian PUPR sangat berharap produksi baja nasional dapat berkembang cepat. ”Jangan sampai terjadi seperti pada tahun 2005-an, pembangunan infrastruktur kita tertekan demikian hebatnya karena harga baja impor naik. Selain mahal, untuk mendapatkan baja dari luar pun tidak mudah saat itu,” terangnya. Dengan demikian, saat ini diperlukan sinergitas antar pemangku kepentingan industri baja konstruksi, agar dapat mengamankan investasi sektor infrastruktur. “Termasuk, mendorong kemandirian sektor konstruksi melalui pemenuhan kebutuhan produksi baja dalam negeri,” jelasnya. Kemudian, Dardak berharap, adanya sinergi antara pengembangan industri baja dengan semen di dalam negeri, karena tingkat konsumsi baja konstruksi sangat dipengaruhi konsumsi beton dalam pekerjaan pembangunan infrasturktur secara nasional.
Di sisi lain, Dardak juga menjelaskan, guna pencapaian sasaran strategis PUPR telah dilakukan perencanaan, pemrograman dan pembangunan infrastruktur melalui pendekatan wilayah yang dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Pengembangan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan pengembangan wilayah dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. “Untuk itu diperlukan keterpaduan perencanaan dan kesinkronan program, antara infrastruktur dengan pengembangan berbagai kawasan strategis dalam WPS,” terang Dardak. Dengan demikian, lanjutnya, akan dapat tercipta wilayah dan kawasan yang ke depannya memiliki daya saing tinggi. Seusai seminar, Dardak pun menyempatkan berkeliling untuk meninjau langsung sejumlah booth peserta Steel Indonesia Expo 2016. Pada hari pertama Steel Indonesia Expo 2016 tampak berlangsung meriah dan ramai pengunjung. (ris/infoBPIW)
Kilas BPIW
Kilas BPIW
29
BPIW Dukung Percepatan Pengembangan Kawasan Wisata di Pulau Kecil Terluar
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kunci keberhasilan pengembangan sektor pariwisata. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) melakukan perencanaan serta pemrograman dukungan pengembangan infrastuktur akses menuju dan lokasi kawasan wisata. Di antaranya melakukan pengembangan sektor jalan, sektor perumahan, sektor sumber daya air dan cipta karya. Demikian terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) yang bertema “Koordinasi Percepatan Pengembangan Kawasan Wisata” yang digelar Kementerian Pariwisata di Jakarta, Kamis (15/9). FGD yang dipimpin Tim Percepatan Pariwisata, Firmansyah Rahim ini menghadirkan narasumber, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW Kementerian PUPR, Rezeki Peranginangin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Kurniawan, Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Rido Miduk. Rezeki menjelaskan, total kebutuhan anggaran infrastuktur sesuai Rencana Strategis (Renstra) PUPR 2015-2019 mencapai Rp 931,50 triliun. Untuk
mewujudkan pencapaian sasaran strategis PUPR, lanjutnya, Kementerian PUPR saat ini telah melakukan sejumlah perencanaan,
FGD yang dipimpin Tim Percepatan Pariwisata, Firmansyah Rahim ini menghadirkan narasumber, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW Kementerian PUPR, Rezeki Peranginangin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Kurniawan, Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Rido Miduk. pemrograman, dan pembangunan infrastruktur PUPR melalui pendekatan wilayah atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Seluruh wilayah di Indonesia masuk dalam 35 WPS. Dalam WPS itu terdapat kawasan industri, kawasan ekonomi khusus,
kawasan perkotaan, kawasan wisata dan lainnya. Salah satu kawasan wisata yang berada di pulau kecil terluar adalah Kepulauan Anambas,” papar Rezeki. Menurutnya, kawasan wisata Kepulauan Anambas berpotensi sebagai destinasi pariwisata internasional. “Pada program tahun 2017 nanti, Kementerian PUPR akan ada penambahan pembangunan dan peningkatan kualitas permukiman di Payalaman, termasuk pembangunan rumah susun untuk pegawai di Kabupaten Kepulauan Anambas,” terangnya. Rezeki menerangkan, agar tercipta percepatan pengembangan infrastruktur pada suatu kawasan perlu keterlibatan peran banyak pihak, seperti pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, badan usaha daerah, swasta serta masyarakat. “Dengan kondisi kapasitas keuangan negara yang belum mencukupi dalam pengembangan infrastuktur, peran swasta atau investor akan sangat membantu dalam percepatan mengembangkan kawasan wisata, agar target pemerintah terkait kunjungan 20 juta turis asing pada 2019 dapat tercapai,” jelasnya. (ind/ infoBPIW)
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
30
Kilas BPIW
Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW Siap Terapkan SMM
Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap menerapkan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM). Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW Kementerian PUPR, Agusta Ersada Sinulingga mengatakan, pihaknya saat ini telah meyiapkan pelaksanaan SMM dengan melakukan sejumlah kegiatan, salah satunya Pelatihan Audit Internal SMM. “Pelatihan Audit Internal SMM dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang tata cara mengaudit secara internal, tahapan-tahapan apa saja yang perlu dilalui dalam pengauditan internal, sehingga nantinya akan diperoleh sertifikasi ISO 9001:2015 dari Lembaga Sertifikasi,” ungkap Agusta saat membuka Pelatihan Audit Internal di Jakarta, (6/9). Dia menjelaskan, tahapan-tahapan tersebut dimulai dari melaksanakan penyusunan Surat Keputusan (SK) Pengelola Sistem Manajemen Mutu, Pelatihan Sistem Manajemen Mutu, Identifikasi
Kebutuhan Dokumen Sistem Manajemen Mutu, Penyusunan Dokumen Sistem Mutu, Pengesahan dan Penerapan Dokumen Sistem Mutu, Kedudukan Pedoman serta Audit Mutu Internal. Agusta menyatakan, SMM merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam lembaga karena dapat membuat suatu
“Pelatihan Audit Internal SMM dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang tata cara mengaudit secara internal, tahapan-tahapan apa saja yang perlu dilalui dalam pengauditan internal, sehingga nantinya akan diperoleh sertifikasi ISO 9001:2015 dari Lembaga Sertifikasi,”
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
organisasi terkendali dan dapat di monitor. SMM juga dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan dan pengdokumentasian kegiatankegiatan yang dilaksanakan. Dalam penyusunan SMM, Melva
Eryani, Kabag Anggaran dan Umum selaku penanggung jawab kegiatan SMM menambahkan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Nomor 4 Tahun 2009 dapat menjadi acuan. “Adapun inti penekananya adalah perlu membuat Rencana Mutu pelaksanaan (RMP) dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang baik sebagai alat pengendalian mutu dalam pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan yang dikontrakkan maupun swakelola,” jelasnya. Sementara itu, Soeprihadi, pengisi materi pelatihan SMM menjelaskan, beberapa poin penting dalam Pelatihan Audit Internal diantaranya pelaksanaan audit untuk memastikan sejauh mana kriteria audit telah dipenuhi, internal auditor harus mengerti Prosedur Mutu Audit Internal SMM, audit dilaksanakan dengan independen. “Artinya auditor tidak boleh mengaudit bidang yang menjadi tanggung jawabnya,” terangnya pada rapat yang dihadiri oleh para pejabat dan staf di lingkungan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotan BPIW. (Rosita Arung/ InfoBPIW)
Kilas BPIW
31
Bank Tanah dan Konsolidasi Lahan Bisa Jadi Solusi Penyediaan Lahan Pembangunan Infrastruktur
Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dadang Rukmana menilai bahwa keberadaan Bank Tanah dan konsolidasi lahan dapat menjadi solusi dalam penyediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur. Menurutnya melalui Bank Tanah dapat dilakukan pemberian kompensasi lahan bagi pemilik tanah yang tidak setuju ikut serta dalam program pembangunan kepentingan umum, sementara konsolidasi lahan bertujuan untuk melakukan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang wilayah dan kepentingan umum. Demikian disampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Bedah Buku “Memahami Nilai Penggantian Wajar : Penilaian Terkait Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum” karya Hamid Yusuf di Auditorium Universitas Tarumanagara, Jakarta, Senin (19/9). Dalam acara tersebut hadir pembicara lainnya dari perwakilan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BTN) Pelopor Suryo, Ahli Hukum Perdata Hanafi Tanawidjaya, dan Hamid Yusuf. Ditambahkannya keberadaan bank tanah akan turut menjamin terwujudnya tujuan yang dirumuskan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yaitu, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bank Tanah berfungsi sebagai penghimpun tanah, pengaman tanah, pengendali penguasaan tanah, pengelola tanah, penilai harga tanah, penyalur tanah
serta pengendali harga tanah. “Sebetulnya sejak dulu sudah ada konsep Bank Tanah dan Konsolidasi Lahan, namun belum terealisasi secara optimal dalam skala besar,” katanya. Ia mengakui bahwa selama ini, proses pengadaan tanah masih menjadi hambatan terbesar dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pengadaan tanah yang ratarata terlambat dari tenggat waktu yang disediakan. Misalnya, seperti kebutuhan tanah untuk jalan nasional yang dikelola Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR hingga 2019 mencapai 41.065 hektar, namun tanah yang terbebas hingga per Juli 2016 baru mencapai 19 persen atau 7.896 hektar. “Artinya terdapat tanah yang belum terbebaskan mencapai 81 persen atau 33.169 hektar,” ujarnya. Menurutnya, ada beberapa penyebab keterlambatan dalam proses pengadaan tanah yang sering terjadi, yaitu belum lengkapnya data pertanahan, seperti batas tanah, kepemilikan tanah, apakah milik ulayat, negara atau individual. Kemudian belum akuratnya dokumen perencanaan pengadaan tanah, kurangnya koordinasi dan komunikasi antar instansi pelaksana pengadaan tanah, lalu belum adanya sistem informasi penyelenggaraan tanah yang dapat memantau secara langsung. Rendahnya kesadaran mengenai proses dan mekanisme pengadaan tanah, serta tidak ada kesepakatan kompensasi harga dengan pemilik tanah. Pakar Hukum Perdata, Hanafi Tanawidjaya mengatakan, tanah bagi masyarakat memang tak selalu diartikan materi
yang dapat diganti dengan uang. “Banyak masyarakat adat tertentu yang menganggap tanah itu sebagai sumber kehidupan dan elemen kehidupan yang bersifat magis kultural, sehingga tak mengherankan kalau ada masyarakat yang menolak menjual tanahnya dengan alasan apapun,” katanya. Untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan beragam cara agar dapat melakukan pengadaan tanah, termasuk pendekatan dari berbagai sisi dan dimensi. Sementara Perwakilan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BTN), Pelopor Suryo menambahkan bahwa alokasi pemanfaatan tanah untuk kepentingan umum yang tertuang dalam Undang-undang (UU) Nomor 2/2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum telah dengan tegas tersurat misalnya untuk jalan umum/tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, waduk, bendungan, Bandar udara dan lainnya. Menurutnya, saat ini amanat UU Nomor 2/2012 perlu disosialisasikan lebih luas, agar masyarakat dapat menyadari pentingnya tanah terhadap kepentingan umum. Sementara Hamid Yusuf menulis buku tersebut didorong karena banyak masyarakat yang bertanya kepada dirinya mengenai cara penggantian nilai tanah. Ia pun berharap, karyanya dapat memberi informasi kepada masyarakat, sehingga semakin banyak masyarakat yang memahami persoalan ganti tanah dengan nilai yang wajar dan dapat memperlancar pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum. (ris/han/infoBPIW)
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
32
Kilas BPIW
Kementerian PUPR Dukung Sembilan Pengembangan Sistem Transportasi Masal di Jabodetabek Kementerian PUPR mendukung sembilan
instansinya
merencanakan
pengembangan sistem transportasi massal
pembangunan jalan bebas hambatan transisi
di
di ruas dalam kota (radial) sepanjang 70
Jabodetabek.
Demikian
ditegaskan
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur
kilometer.
Wilayah
PUPR,
tersebut, Kementerian PUPR akan bersinergi
Hermanto Dardak, dalam rapat pembahasan
dengan Transjakarta dalam pengadaan jalur
Sistem Transportasi Massal Terintegrasi
busway dalam rencana pembangunan jalur
Jabodetabek di ruang rapat Kementerian
tersebut,” tutur Dardak.
(BPIW)
Kementerian
Lebih
Perhubungan, Jakarta, Senin (5/9). Kesembilan
pembangunan
angkutan
“Dalam
lanjut
pembangunan
pembangunan
Dardak
jalan
mengatakan
transportasi
di
wilayah
massal tersebut yaitu Light Rail Transit
Jabodetabek harus tetap tertata dengan
(LRT), Pemda DKI/JAKPRO, LRT Kementerian
baik sesuai dengan peraturan penataan
Perhubungan/Adhi Karya, LRT Jababeka,
ruang yang sudah ada. Dardak berharap
Mass Rapid Transit (MRT), Kereta Api
pembangunan transportasi di kawasan ini,
Bandara (CL dan Ekspress), Kereta Cepat
tidak melupakan pemanfaatan ruang publik
Indonesia Cina (KCIC), Automatic People
yaitu dengan membangun Ruang Terbuka
Mover System (APMS) Bandara Soekarno
Hijau (RTH) minimal 20 persen di setiap kota.
Hatta, Commuter Line KCJ dan Bus Rapid
Hal ini untuk mencapai standar kota yang
Transit (BRT) TransJakarta.
aman, sehat, berkeselamatan.
Pada rapat yang dipimpin oleh Menteri
Terkait
pemanfaatan
lahan
untuk
Perhubungan, Budi Karya Sumadi itu, Dardak
pembangunan Kereta Cepat Indonesia-Cina
menjelaskan
mendukung
(KCIC) dan Light Rail Train (LRT) Cikarang
di
– Cawang dan Cibubur – Cawang, Dardak
bahwa
pengembangan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Jabodetabek,
dalam
transportasi
wilayah
Kilas BPIW
mengatakan bahwa izin pemanfaatan lahan
Dardak. Pada pertemuan tersebut Budi Karya
pembangunan sembilan moda angkutan
di sekitar jalan tol sudah disiapkan oleh
menghimbau kepada stakeholder untuk
massal tersebut perlu dilakukan dengan
Kementerian PUPR, baik untuk badan usaha,
memberikan laporan pembangunan secara
bersinergi antara pemerintah pusat dengan stakeholder. Dikatakannya
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Kementerian Perhubungan. Selain itu, Kementerian PUPR juga sudah merancang desain dan pemrograman Jalan Tol Cikarang – Bekasi – Laut (CBL) untuk mengurangi beban Jalan Tol Dalam Kota sekaligus
mendukung
Cikarang
sebagai
kawasan industri terbesar di Indonesia. Lebih lanjut, Dardak juga menjelaskan
Pada pertemuan tersebut Budi Karya menghimbau kepada stakeholder untuk memberikan laporan pembangunan secara periodik agar terpantau dengan baik. Selain itu ia berharap dapat dilakukan sosialisasi sejak dini, agar masyarakat mengetahui progres pembangunan transportasi di Jabodetabek saat ini.
juga
bahwa
agar
pelaksanaan pembangunan transportasi
Jabodetabek
dapat berjalan maksimal, maka
Kementerian
Perhubungan mengusulkan tiga koordinator integrasi pembangunan transportasi Jabodetabek,
bahwa saat ini Kementerian PUPR telah
yaitu
BPTJ,
mengembangkan dua Kota Baru Publik
periodik agar terpantau dengan baik. Selain
BPIW Kementerian PUPR dan Pemerintah
di wilayah Jabodetabek yaitu Kota Baru
itu ia berharap dapat dilakukan sosialisasi
Propinsi DKI Jakarta. (INI/InfoBPIW)
Maja
sejak dini, agar masyarakat mengetahui
“Kedua
dan
Compact
City
pengembangan
Kemayoran. Kota
Baru
tersebut membutuhkan dukungan koneksi transportasi umum yang terintegrasi,” tutur
33
progres
pembangunan
transportasi
di
Jabodetabek saat ini. Kepala BPTJ, Elly Sinaga menambahkan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
34
Kilas BPIW
Menteri PUPR Lantik Kepala BPIW Yang Baru
Rido Matari Ichwan menandatangani Pakta Integritas
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) kini memiliki pemimpin baru. Sejak berdiri sejak tahun 2015, jabatan Kepala BPIW dijabat Hermanto Dardak. Namun kini jabatan tersebut dijabat oleh Rido Matari Ichwan yang sebelumnya menjabat sebagai, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi. Pergantian ‘nakhoda’ BPIW ini dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan, di Kantor Kementerian PUPR, Rabu (21/9). Pergantian pejabat ini berdasarkan Keputusan Presiden No.97/TPA tanggal 9 September 2016. Selain Kepala BPIW Menteri PUPR juga melantik lima pejabat lainnya, yakni Anita Firmanti Eko Susetyowati sebagai Sekretaris Jenderal mengantikan Taufik Widjojono, Imam Santoso sebagai Direktur Jenderal Sumber Daya Air menggantikan Mudjiadi, Andreas Suhono sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menggantikan Anita Firmanti Eko Susetyowati, Arie Setiadi Moerwanto sebagai Direktur Jenderal Bina Marga menggantikan Hediyanto W.Husaini, dan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Sri Hartoyo sebagai Direktur Jenderal Cipta Karya menggantikan Andreas Suhono. Saat memberikan kata sambutan, Basuki menyatakan bahwa serah terima ini hal biasa dalam memelihara dinamisasi dan jalannya roda organisasi Kementerian PUPR. Kepada pejabat yang diganti, Basuki mengucapkan terimakasih atas kerja keras yang dilakukan selama ini. Kemudian kepada pejabat yang baru, ia meminta dapat bekerja lebih baik lagi, lebih tertib dan juga lebih cepat. Basuki juga berharap, agar para pejabat tidak duduk manis saja akan tetapi harus kelapangan untuk mengontrol jalan, irigasi dan lainnya. “Terjun kelapangan, serta tentunya dengan memperhatikan kualitas,” tegasnya. Dalam kegiatan ini juga diisi dengan penandatangan dan pernyataan pakta integritasi, dimana para pejabat yang baru dilantik berjanji untuk tidak melakukan korupsi dan tidak melakukan perbuatan melakukan hukum, serta menjalankan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Seusai pelantikan, Menteri PUPR beserta jajarannya menyempatkan diri berkunjung ke ICT room. Pada saat itu Hermanto Dardak memaparkan fungsi dari ICT room, dimana dapat mensinergikan data dan informasi
mengenai infrastruktur dari masing-masing unit organisasi atau unor terkait, seperti Cipta Karya, Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Penyediaan Perumahan. Tidak hanya itu ICT room nantinya dapat menginformasikan kepada masyarakat bila terjadi bencana seperti banjir. Usai pelantikan tersebut, Dardak melakukan pertemuan dengan seluruh pejabat di lingkungan BPIW. Dalam pertemuan itu Dardak berterima kasih atas kerjasama dan kerja keras selama ini. “Menurut saya, BPIW salah satu pengalaman hebat dalam hidup saya,” ucap Dardak. Sementara itu, Kepala BPIW yang baru, Rido Matari Ichwan yang sebelumnya juga pernah menjadi kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kementerian PU, berjanji akan meneruskan apa yang sudah dilakukan Dardak selama ini, seperti program pengembangan infrastruktur melalui Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) dan dukungan Kementerian PUPR terkait 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hen/Ris/infobpiw
Kilas BPIW
35
Indonesia-India Jajaki Kerjasama Pengembangan Smart City
Indonesia dan India bakal melakukan penjajakan kerjasama dalam pengembangan smart city. Kerjasama tersebut dilakukan untuk mempercepat pengembangan kawasan perkotaan di kedua negara agar mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi perkotaan. Hal itu terungkap dalam Workshop on Indonesia-India Smart City Cooperation sesi “Smart City Development: Planing, Policies, and Partnership” yang digelar Kementerian Luar Negeri di Ruang Nusantara, Jakarta, Rabu (28/9). Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan mengaku siap untuk melakukan penjajakan kerjasama Indonesia-India dalam pengembangan smart city. Dia mengharapkan, kerjasama yang akan dijalin dapat bermanfaat untuk percepatan mewujudkan smart city di kedua negara. Lebih lanjut, Rido menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia melalui BPIW Kementerian PUPR tengah mengembangkan Kota Cerdas Berkelanjutan untuk perkotaanperkotaan di tanah air. Dengan konsepsi Kota Cerdas Berkelanjutan, terangnya, setiap kota dalam melakukan pembangunannya perlu mengacu pada empat elemen dasar, yakni kota itu harus aman, sehat dan berkeselamatan, kota itu harus estetik, bersih, berkarakter, nyaman, kota harus produktif dan efisien
serta harus berkelanjutan. Rido juga menjelaskan, tantangan yang dihadapi perkotaan di Indonesia saat ini, antara lain dalam 4 dekade terakhir (19702010) penduduk perkotaan di Indonesia meningkat sampai 6 kali lipat. “Dari 20 juta menjadi 120 juta jiwa. Saat ini peningkatan jumlah penduduk perkotaan tersebut diperkirakan masih berlanjut,” jelasnya.
Selain itu, perkotaan juga menjadi konsentrasi populasi penduduk, baik ekonomi, interaksi sosial, budaya, dampak lingkungan dan dampak kemanusiaan. Terbukti, saat ini 74% kontribusi ekonomi datang dari perkotaan. Selain itu, perkotaan juga menjadi konsentrasi populasi penduduk, baik ekonomi, interaksi sosial, budaya, dampak lingkungan dan dampak kemanusiaan. Terbukti, saat ini 74% kontribusi ekonomi datang dari perkotaan. Menurutnya, wilayah perkotaan sangat memerlukan pengembangan infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan dan energi, perumahan layak huni, kesehatan, pekerjaan yang layak, maupun ruang terbuka hijau. “Adanya konsepsi Kota Cerdas Berkelanjutan, diharap dapat menjadi solusi terhadap tantangan perkotaan di Indonesia,”
terangnya. Rido menyatakan, pola pengembangan Kota Cerdas Berkelanjutan merupakan salah satu tema dalam pembangunan berbasis wilayah atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang dikembangkan Kementerian PUPR. “Wilayah di Indonesia dibagi menjadi 35 WPS. Dimana dalam WPS itu tema tertentu untuk pengembangan kawasan, seperti Kota Cerdas Berkelanjutan, kawasan pariwisata, kota baru publik, kawasan industri, dan lain,” terang Rido. Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pengembangan Kota, India, K.V Pratap menyatakan, saat ini India telah menetapkan 100 potensi smart city. “Dan yang telah berjalan ada sekitar 60 kota,” terangnya. Pratap menjelaskan, Smart City di India meliputi peningkatan suplai air, peningkatan suplai listrik, panen dengan air hujan, peningkatan kualitas sanitasi. “Fitur lainnya adalah meningkatkan kelangsungan hidup para pejalan kaki, manajemen transportasi, efisiensi energi untuk lampu jalan serta menjamin keselamatan masyarakat,” terangnya. Selain Kepala BPIW Kementerian PUPR dan Staf Ahli Menteri Pengembangan Kota, India, K.V Pratap, hadir juga dalam acara tersebut antara lain General Manager Government Service PT Telkom Indonesia, Yanto Setiawan, Vice Presiden Business Shapoorji India, Bipil Gohil, Direktur ION Exchange, Anil Manocha, Kepala Bappeda DKI Jakarta, Tuty Kusumawati. (ris/infoBPIW)
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
36
Laporan Khusus
Pengembangan Perkotaan di Sumatera Bagian Selatan
Pengembangan Metropolitan Palembang Raya Palembang sebagai pusat pemerintahan di Provinsi Sumatera Selatan terus mengalami kemajuan dalam pembangunan infrastruktur. Seiring pertumbuhan penduduk dan ekonomi, kemajuan pembangunan di Kota Pempek dan sekitarnya diprediksi akan semakin pesat. Dengan demikian, Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan perencanaan pengembangan Metropolitan Palembang Raya, guna mempersiapakan kawasan perkotaan tersebut mampu mengantisipasi berbagai tantangan perkotaan.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Laporan Khusus
37
Milestone pengembangan kawasan perdesaan
Sumber: BPIW
Kawasan Kota Palembang dan kota-kota di sekitarnya bakal dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Palembang Raya. Pada pengembangan tersebut, Kota Palembang diproyeksi menjadi kota inti yang berperan menjadi motor utama penggerak ekonomi. Tepatnya, menjadi pusat perdagangan dan jasa skala nasional yang dapat memberikan dampak positif pada kawasan di sekitarnya. Saat ini ada beberapa faktor yang akan memacu percepatan pengembangan Kota Palembang, mulai dari pembangunan light rapid transit (LRT) Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin IIJakabaring, pembangunan rel kereta api double track sepanjang Jalan Tol Palembang-Tanjung Api-Api, pembangunan jembatan Musi III, pembangunan jalan lingkar dalam Kota Palembang, pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya serta pembangunan Jalan Tol Palembang-Kayuagung. “Pertumbuhan pesat Kota Palembang dan sekitarnya sudah di depan. Tak dapat ditawar-tawar lagi. Apalagi Kota Palembang, merupakan kota pusat pemerintahan di
Sumatera Selatan,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
penataan perkotaan yang baik, agar Kota Palembang dan perkotaan di sekitarnya akan berkembang tanpa menanggung beban yang berlebihan. Guna mempersiapkan Kota Palembang dan sekitarnya dapat mengantisipasi berbagai tantangan perkotaan mulai dari, kemacetan lalu-lintas, banjir, kurangnya air bersih, permasalahan persampahan dan sanitasi, kurangnya ruang terbuka hijau, tingginya tingkat polusi udara dan sungai, dan meningkatnya suhu udara dan lainnya. Eko menerangkan, sejak dini memang diperlukan perencanaan tata kota yang baik dan terukur untuk mengembangkannya, salah satunya pengembangan Metropolitan Palembang Raya. “Apalagi kecenderungan penduduk di Palembang dan sekitarnya, lebih suka tinggal di pusat-pusat pertumbuhan, seperti Palembang atau daerah perbatasan Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Ilir,” paparnya. Pada tahap awal pengembangan
Kawasan Kota Palembang dan kotakota di sekitarnya bakal dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Palembang Raya. Pada pengembangan tersebut, Kota Palembang diproyeksi menjadi kota inti yang berperan menjadi motor utama penggerak ekonomi. melalui Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan Metropolitan, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW Kementerian PUPR, Eko Budi Kurniawan di Kantor BPIW, Jakarta, beberapa waktu lalu. Perkembangan di kawasan tersebut sejatinya memerlukan respon berupa
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
38
Laporan Khusus
Metropolitan Palembang Raya diperlukan dukungan infrastruktur untuk menghubungkan Kota Palembang dengan sekitarnya, seperti Pangkalan Balai dan Indralaya sebagai kota satelitnya. Ke depannya masing-masing kota di Metropolitan Palembang Raya, lanjutnya, diharapkan akan berperan optimal sesuai fungsinya. Misalnya, Palembang sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional serta pusat pemerintahan, Tanjung ApiApi sebagai industri pengolahan dan pergudangan serta pelabuhan skala nasional, Indralaya sebagai kawasan permukiman serta pusat pendidikan, Kayu Agun sebagai pusat permukiman dan pertanian, Jakabaring sebagai pusat kegiatan olahraga serta permukiman, Talang Kelapa sebagai pusat permukiman, Telang sebagai pusat permukiman serta Kertapati sebagai pusat keterhubungan sarana transportasi darat, laut dan udara, “Kertapati bukan hanya penghubung inter Metropolitan Palembang, namun juga penghubung Metropolitan Palembang dengan kawasan di luarnya,” paparnya. Selain itu, lanjutnya, Kota Pelembang akan mendapat dukungan untuk pengembangan Kawasan Waterfront City Sungai Musi, Kawasan Agropolitan Gandus, “Kemudian, Indralaya-Bakung, Kab. Ogan Ilir akan mendapat dukungan untuk pengembangan Kawasan Agropolitan,” terangnya. Termasuk pengembangan, Kawasan Minapolitan Tanjung Batu di Kabupaten Ogan lir, Kawasan Pusat Pendidikan dan Teknologi di Kota
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Kawasan Agropolitan Lempuing Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ilir,.Kawasan Agropolitan Tanjung Lago di Kabupaten Banyuasin, Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung ApiApi di Kabupaten Banyuasin serta Kawasan Industri Gasing di Kabupaten Banyuasin. Menurutnya, dalam pengembangan kawasan metropolitan ada beberapa tahap, mulai dari konektivitas
antara kota inti dan kota-kota satelit mandiri termasuk juga pengembangan jalan lingkar dan angkutan komuter, efisiensi sumber daya melalui pembangunan infrastruktur skala metropolitan seperti tempat pembuangan akhir (TPA) regional, pengembangan aktivitas-aktivitas utama di kota-kota satelit mandiri untuk mengurangi ketergantungan dari kota inti, penanganan banjir..
Kemudian, penataan kawasan perkotaan melalui penyediaan ruang terbuka hijau minimal 20% dari total luas kawasan perkotaan, penyediaan jaringan jalan dengan rasio antara luas jalan dan luas kawasan perkotaan mencapai 15%-20%, efisiensi lahan kota melalui compact city (pembangunan vertical), adaptasi iklim melalui penambahan jalur hijau, mewujudkan kota sehat melalui penyediaan jalur pejalan kaki dan pengguna sepeda, integrasi transportasi publik dengan pusat-pusat kegiatan dan permukiman dan lainnya. Selain itu, perencanaan kawasan prioritas melalui revitalisasi kawasan, perbaikan infrastruktur, perbaikan kawasan permukiman dan pusat-pusat kegiatan perkotaan, perencanaan kawasan perkotaan baru pendukung struktur metropolitan dan lainnya. Eko memaparkan, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) termuat berbagai Kawasan Strategis Nasional Perkotaan (KSN Perkotaan), mulai dari Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro), Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, PuncakCianjur (Jabodetabekpunjur), Cekungan Bandung (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat), Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga, dan Purwodadi (Kedungsepur), Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan
Laporan Khusus
(Gerbangkertasusila), Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) serta Makasar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar (Mamminasata). Selain itu, lanjutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019 juga mengamanahkan penanganan terhadap 5 (lima) kawasan metropolitan baru, yakni Padang, Lubuk Alung, Pariaman (Palapa), Palembang Raya, Banjarmasin, Banjarbaru, Barito Kuala, dan Tanah Laut (Banjarbakula), Mataram Raya, dan Bitung, Minahasa, dan Manado (Bimindo). Total yang diproyeksikan menjadi kawasan Metropolitan di seluruh Indonesia ada 13 metropolitan. “Pada tahun 2016 ini disusun rencana pengembangan kawasan metropolitan Palembang Raya dan Bimindo sesuai amanat RPJMN,” jelasnya. Eko menjelaskan, ‘Metropolis’ berasal dari bahasa Yunani, yakni ‘Meter’ dan ‘Polis’. ‘Meter’ berarti ‘Ibu’, dan ‘Polis’ berarti ‘Kota’, sehingga ‘Metropolis’ dapat diartikan sebagai kota yang sangat besar atau kota besar yang dikelilingi kota–kota yang lebih kecil membentuk satu kesatuan kawasan perkotaan besar atau kawasan metropolitan. Pada umumnya, lanjut Eko, kota-kota metropolitan tidak secara spesifik direncanakan untuk menjadi kota
39
metropolitan. Mereka tumbuh dari pusat desa atau kota kecil, berkembang menjadi kota besar, dan kemudian menjadi kota metropolitan atau megapolitan. “Idealnya agar kota-kota tumbuh beraturan dan mampu menanggulangi berbagai persoalan perkotaan, perkotaan itu sejak dini memang perlu mendapat perencanaan yang baik serta terukur,” terangnya. Dalam mengembangkan kawasan metropolitan, Kementerian PUPR melalui BPIW pada tahun 2016 melakukan penyusunan FS dan pra disain. Rencana pengembangan kawasan metropolitan disusun dengan menjadikan rencana tata ruang dan kebijakan-kebijakan sektor terkait sebagai payung. Dalam hal ini, perencanaan difokuskan pada penyediaan infrastruktur regional metropolitan, khususnya infrastruktur PUPR, yang selain untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman, juga pusat-pusat kegiatan perkotaan (perdagangan, finansial) dan kawasan industri serta infrastruktur terkait lainnya seperti bandara dan pelabuhan. (**)
Dengan dihiasi lampu berwarna-warni, Bundaran Air Mancur yang berlatar belakang Masjid Agung Palembang, lebih indah di waktu malam
Sumber: Dok. PUPR
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
40
Opini
Identifikasi dan Analisa Usulan Program 2017
Alfa Adib Ash Shiddiqi, ST, M.Sc Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR Subbid Sinkronisasi Program dan Pembiayan I
...............................................................................................
Sesuai Permen PU No. 15/2015 Bidang Sinkronisasi Program dan Pembiayaan, Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR mempunyai tugas melaksanakan sinkronisasi fungsi, jadwal, lokasi dan besaran dana pembangunan serta penyusunan program tahunan keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur PUPR.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Opini
Dalam rangka sinkronisasi program tahunan
pengembangan wilayah diterima) ataupun
Tulisan ini disusun dengan maksud untuk
pada Tahun Anggaran 2017, diselenggarakan
program tersebut hanya ditempatkan dalam
mengidentifikasi dan menganalisa rationale
Pra
Konreg)
stok program (artinya dilakukan modifikasi
atau alasan dibalik 58 persen daftar
diadakan
usulan arahan). Hasil Pra Konreg 2016 yang
arahan pengembangan wilayah yang belum
Konsultasi
Regional
Februari
lalu.
Pra
dengan
tujuan
untuk
dan
konsolidasi
(Pra
Konreg
mengidentifikasi
antara
Kementerian
masuk baseline usulan program tersebut.
Hasil Pra Konreg 2016 yang dilaksanakan pada Bulan Februari 2016 menunjukkan 42 % usulan arahan yang masuk dalam baseline usulan program 2017 dan 58 % masuk dalam stok program.
Identifikasi dan analisa dari rationale 58
Hasil pembahasan usulan program arahan
dilaksanakan pada Bulan Februari 2016
pemrograman yang digunakan pada Pra
pengembangan
PUPR dengan Pemerintah Daerah. Selain diskusi mengenai usulan daerah, terdapat pula
beberapa
bersifat
arahan
PUPR
untuk
usulan
program
dukungan
yang
infrastruktur
pengembangan
wilayah.
Arahan pengembangan wilayah tersebut disusun dengan mengacu pada Renstra Kementerian PUPR, direktif pimpinan, serta pengembangan wilayah.
persen daftar usulan yang masuk dalam stop program ini berguna untuk peningkatan atau perbaikan mutu dari penyusunan program
pembangunan
infrastruktur
berbasis pengembangan wilayah di lain waktu. Kategorisasi rationale didasarkan pada isian pada saat pembahasan di desk. Data yang digunakan berasal dari sistem informasi
dapat
menunjukkan 42 % usulan arahan yang
Konreg 2016. Selain itu digunakan pula
berupa program yang diusulkan masuk
masuk dalam baseline usulan program 2017
asumsi bahwa daftar usulan arahan program
pada
dan 58 % masuk dalam stok program.
pengembangan wilayah yang didiskusikan
baseline
wilayah (artinya
41
tersebut usulan
arahan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Opini
42
dalam pra konreg tersebut sudah melalui
empat lokasi yakni Medan, Yogyakarta,
sebagai
tahap pembahasan dari turunan Renstra
Denpasar, dan Makassar. Dalam desk pra
dipergunakan
dan
plan
konreg tersebut dilakukan pembahasan
biasanya satu level diatas paket kegiatan.
sudah
mengenai program arahan pengembangan
Contoh sub-aktivitas yakni rekonstruksi
wilayah yang disusun BPIW. Pembahasan ini
Jalan Sudirman. Sedangkan contoh paket
RPJMN,
development
pengembangan
kawasan,
serta
mengakomodir direktif pimpinan. Pengolahan data dilakukan secara manual
oleh
penelaah
sebanyak
tiga orang yang menelaah secara independen,
namun
sebelumnya
sudah dilakukan penyamaan persepsi atas
kategorisasi
rationale.
Hasil
dari
tipe-tipe
kategorisasi
dari
ketiga penelaahan awal kemudian diperiksa kembali secara peer review (peninjauan
sesama)
sehingga
diperoleh hasil yang lebih objektif.
entitas
kegiatan
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari total 2.034 program arahan pengembangan wilayah oleh BPIW dalam Pra Konreg, terdapat 42% program diterima menjadi baseline atau sebanyak 1193 program (58%) tidak masuk menjadi baseline
pemrograman dalam
seperti
yang
pemrograman,
Paket
Pekerjaan
Rekonstruksi Jalan Sudirman phase I. Kolom-kolom yang ada diantaranya menginformasikan:output,
lokasi,
volume, satuan, besaran, jenis_arahan, status_pra
konreg,
dan
catatan
(secara lengkap 59 kolom). Dari 59 kolom tersebut, kolom yang dianalisa meliputi: sub_aktivitas, jenis_arahan, provinsi,
status_prakonreg,
dan
catatan. Kolom
sub_aktivitas
merupakan
1. Data dan Hasil Pengolahan
dilakukan oleh para pelaku pemrograman
entitas utama dari substansi pembahasan,
Pada bagian ini menjelaskan mengenai
seperti Bappeda dan Dinas PU serta satker
kolom jenis_arahan dan status_prakonreg
pengumpulan dan pengolahan data yang
dan UPT/Balai dibawah Kementerian PUPR.
berguna untuk menyaring bahwa lingkup
digunakan sebagai bahan analisa. Data
Data
(tabular)
analisa adalah jenis arahan = w (merupakan
yang digunakan dikumpulkan dari hasil
yang mana tiap baris merupakan tiap
program arahan pengembangan wilayah)
desk pra konreg yang diselenggarakan di
“sub-aktivitas”. Sub-aktivitas didefinisikan
dan masuk stok program, kolom provinsi
Suasana Pelaksanaan Pra Konreg di Makassar
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
berbentuk
spreadsheet
Opini
43
untuk pemilahan oleh provinsi. Kolom yang
bahwa dari total 2.034 program arahan
dalam
paling utama adalah kolom catatan yang
pengembangan wilayah oleh BPIW dalam
umum mayoritas rationale tidak masuknya
menjelaskan secara narasi alasan mengapa
Pra
program
program arahan pengembangan wilayah
program arahan pengembangan wilayah
diterima menjadi baseline atau sebanyak
dalam baseline adalah (i) terkait Readiness
tersebut dimasukkan dalam stok program.
1193 program (58%) tidak masuk menjadi
Criteria
Proses selanjutnya adalah menganalisa satu
baseline.
kewenangan APBN, dan (iii) bukan prioritas
persatu narasi dari kolom catatan tersebut
presentasi program arahan masuk baseline
untuk dipilah berdasarkan kategori.
lebih dari 50%. Provinsi Aceh merupakan
Konreg,
terdapat
Hanya
10
42%
provinsi
dengan
desk.
yang
Oleh
karenanya,
belum
siap,
secara
(ii)
bukan
akibat keterbatasan dana.
provinsi dengan presentase tertinggi (69%)
2. Pembahasan dan Analisis
Penentuan kategori
sedangkan yang terendah adalah Provinsi
Hasil pengolahan data ditampilkan pada
Penentuan kategorisasi dilakukan dalam
Jambi (8%).
bagian
beberapa tahap atau iterasi. Proses skiming
Hasil pengolahan data untuk progam arahan
bagian ini akan dibahas mengenai penjelasan
(penyimakan) awal menghasilkan 7 kategori
pengembangan wilayah yang tidak masuk
substansial atas temuan tersebut, usulan
utama. Ketujuh kategori tersebut adalah: (a) lokasi tidak jelas/salah, (b) Readiness atau kesiapan kriteria belum siap, (c) Sudah terbangun, (d) bukan kewenangan APBN, (e) tidak ada dana, (f) lain-lain, dan (g) kosong. Pemilahan awal berdasar pada 7 kategori tersebut menunjukkan bahwa kategori (f) lain-lain,
masih menunjukkan presentasi
yang cukup besar 35,5% (424 dari 1193 total program arahan yang masuk stok). Oleh
karenanya
kategori
analisa,
kembali
skimming
untuk
mempertajam
selanjutnya
dilakukan
(peluncuran)
untuk
kategori lain-lain sehingga terpilah menjadi: (f) diakomodir oleh usulan lain, (g) belum prioritas, (h) masalah sosial/duplikasi, dan (i) lain lain. Kategori (i) lain-lain yang baru
sebelumnya,
selanjutnya
pada
solusi model penyusunan arahan program
Bila proses penyusunan program arahan sudah lebih rapi dan program arahan tersebut lebih presisi, maka alasan tidak masuknya program arahan ke dalam baseline hanya disebabkan oleh tidak cukupnya pendanaan atau belum diprioritaskan untuk diusulkan pada tahun anggaran tersebut.
menunjukkan presentasi yang sudah cukup
agar presentase arahan yang masuk dalam baseline meningkat, serta analisa terkait lainnya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat 10 Provinsi dengan program arahan masuk dalam baseline diatas 50%, dan 17 Provinsi diatas rata-rata nasional (42%). Meskipun
secara
menunjukkan
korelasi
adanya
belum
kecenderungan
hubungan yang besar, analisa menunjukkan bahwa pada lokasi-lokasi, dimana pernah dilaksanakan
kegiatan
Focus
Group
Discussion (FGD), cenderung presentasi program arahan yang masuk baseline cukup tinggi. Sebagai contoh: Provinsi Aceh, NTT, Sulut, dan Papua Barat presentasinya berturut turut 69%, 63%, 67%, dan 64%.
rendah (12,2%) serta jumlah total kategori
baseline
32,36%
Meski begitu, Provinsi Sumut, Sumbar, Kepri
menjadi 10 kategori yang dianggap cukup
tidak masuk baseline karena Readiness
dan Babel dimana pernah dilaksanakan FGD
banyak. Oleh karenanya tidak dilakukan
Criteria belum siap: 11,48% karena bukan
presentasinya program arahan yang masuk
penajaman kembali.
kewenangan
baseline hanya berkisar 35-39% saja.
Pada akhirnya, kategori yang digunakan
bukan prioritas atau tidak ada dana: 9,8%
Lain halnya dengan Provinsi Sumatera
dalam analisa tulisan ini adalah: (a) lokasi
diakomodir
Selatan dan Sulawesi Tenggara yang mana
yang belum jelas, (b) Readiness Criteria
nama; 14% lokasi belum jelas atau pekerjaan
Bidang
yang belum siap, (c) Sudah terbangun, (d)
sudah terbangun; dan 12% lain-lain; serta
mengadakan
bukan kewenangan APBN, (e) tidak ada dana,
9% tidak diisi/kosong.
mencapai 55% dan 57%, hal ini dapat
(f) diakomodir oleh usulan lain, (g) belum
Sebesar 9,8% program arahan masuk
dijelaskan
prioritas, (h) masalah sosial/duplikasi, dan
stok, karena sudah diakomodir oleh usulan
informasi untuk kedua provinsi tersebut.
(i) lain-lain, dan (j) kosong.
lain/dilakukan perubahan nama. Hal ini
Selain itu, efektifitas kegiatan FGD dan
dapat dianggap bahwa substansi program
kualitas development plan juga penting
arahan tersebut memang perlu penajaman
dianalisa. Terkait dengan 9,8% program
substansi
arahan masuk stok, karena sudah diakomodir
Hasil pengolahan Hasil
pengolahan
data
menunjukkan
menunjukkan
APBN; oleh
pada
bahwa
10,3%
usulan
dinamika
dianggap
lain/perubahan
pembahasan
Sinkronisasi FGD, karena
PB
belum
presentasinya banyaknya
pernah dapat sumber
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Opini
44
oleh usulan lain/dilakukan perubahan nama,
pembahasan desk pra konreg. Hal itu berlaku
pemda) maka akan bergantung penuh
saya rasa bukan merupakan kekurangan
juga untuk program irigasi dan program SDA
pada kebijakan Ditjen CK dan Penyediaan
dalam penyusunan program arahan yang
lainnya, dimana dapat digunakan SK aset
Perumahan. Bila dilihat dari hasil pengolahan
cukup mendasar. Meski begitu, dengan
(ataupun peraturan perundangan lainnya)
data, maka dari 137 (11,48%) program arahan
verifikasi detail dengan informasi
yang tidak masuk baseline karena
yang
bukan
akurat,
sedikit
banyak
diharapkan presentasi 9.8% -yang kami anggap tidak cukup besar- dapat berkurang. Ketelitian
dalam
penyusunan
program arahan sangat dibutuhkan, hal ini ditunjukkan oleh 14% program arahan tidak masuk baseline akibat lokasi
yang
tidak
jelas
ataupun
program sudah terbangun. Seiring
Pembahasan dalam desk pra konreg, idealnya merupakan diskusi (ataupun perdebatan) mengenai program mana yang prioritas dan mana yang belum merupakan prioritas, untuk diusulkan pada tahun anggaran terkait.
dengan semakin mantap dan padunya
kewenangan
APBN,
sekitar
seperlimanya merupakan program di sektor Cipta Karya dan Perumahan, hal ini berarti angka 11.48% tersebut seharusnya dapat lebih diminimalisir, dengan verifikasi dengan instrumen SK aset. Pada akhirnya, bila proses penyusunan program arahan sudah lebih rapi dan program arahan tersebut lebih presisi, maka alasan tidak masuknya program
organisasi BPIW, maka diharapkan pada desk
untuk menyaring infrastruktur mana yang
arahan ke dalam baseline hanya disebabkan
pra konreg selanjutnya, tidak ditemukan lagi
merupakan kewenangan APBN. Lain halnya
oleh tidak cukupnya pendanaan atau belum
program arahan yang tidak masuk baseline
dengan
sektor
diprioritaskan untuk diusulkan pada tahun
dengan alasan tersebut.
pengembangan perumahan dan permukiman
anggaran tersebut. Meski begitu, diskusi
Khusus untuk pembangunan jalan/jembatan
yang belum terdapat instrumen/guideline
dan pembahasan akan program mana yang
baru yang belum masuk dalam SK aset
jelas mengenai pembagian kewenangan
prioritas dan bukan prioritas utama masih
jalan maka tetap dapat dimasukkan dalam
(apakah pemerintah pusat/APBN ataupun
akan menjadi suatu topik pembahasan
Pra Konreg menjadi ajang konsultasi program infrastruktur PUPR
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
usulan
program
pada
Opini
45
yang tidak sederhana, hal ini karena daftar
akurasi dan rincian dari sumber-sumber
terbangun.
program
sudah
penyusunan program diatas. Salah satu cara
Kelemahan yang harus diusahakan untuk
berdasarkan Renstra Kementerian, RPJMN,
peningkatan akurasi dan detail dari sumber
diminimalisir adalah 32,36% tidak masuk
Development Plan maupun direktif pimpinan,
tersebut adalah verifikasi dan konfirmasi
baseline karena Readiness Criteria belum
sehingga
arahan
disusun
satker
pemrograman
kepada pihak terkait di lapangan (daerah),
siap; 11,48% karena bukan kewenangan
haruslah mempunyai argumentasi yang kuat
misalnya terhadap Bappeda ataupun satker
APBN; serta 12% lain-lain.
sewaktu menyatakan program tersebut
pemrograman di daerah. Metode yang
Karena seharusnya, alasan tidak masuknya
bukanlah merupakan prioritas.
umum digunakan adalah survey atau FGD
program idealnya adalah 10,3% (dianggap
di daerah yang berkualitas dengan didukung
bukan prioritas atau tidak ada dana).
oleh teknologi informasi.
Idealnya pembahasan dalam pra konreg
Pembahasan idealnya
(balai)
BPIW
dalam
desk
merupakan
pra
diskusi
konreg, (ataupun
perdebatan) mengenai program mana yang prioritas dan mana yang belum merupakan prioritas
untuk
diusulkan
pada
tahun
anggaran terkait. Pembahasan kesiapan readiness criteria ataupun kewenangan, seharusnya tidak lagi menjadi bahasan dalam desk pra konreg (karena sudah ditajamkan sebelumnya) Hasil dari analisa data ini, memang masih terdapat keterbatasan karena bergantung penuh pada alasan yang dicatatkan dalam desk. Tingkat kepercayaan data pun masih perlu ditingkatkan karena masih terdapat 9.4% hasil yang masih kosong (tidak diisi). Perlu peningkatan kedisiplinan untuk mengisi catatan tersebut pada saat desk pra konreg di tahun mendatang agar tingkat kepercayaan analisa data lebih meningkat.
Pada
intinya,
FGD/survey
hanyalah
Usulan solusi peningkatan kualitas program arahan adalah, pertama, pendetailan dan verifikasi kesiapan readiness criteria. Kedua, verifikasi kesesuaian kewenangan. Kemudian ketiga, peningkatan efektifitas pelaksanaan FGD/survey. Keempat, peningkatan kualitas sumber usulan program seperti mutu dari development plan dan rencana program jangka menengah.
adalah pembahasan atau adu argumen program mana yang prioritas dan yang kurang prioritas alih alih kesiapan readiness ataupun kewenangan yang tidak sesuai. Tingkat
kepercayaan
ditingkatkan
kembali
data
dapat
mengingat
masih
terdapat 9% alasan yang tidak diisi/kosong. Secara singkat, usulan solusi peningkatan kualitas program arahan adalah, pertama, pendetailan readiness
dan criteria.
verifikasi
kesiapan
Kedua,
verifikasi
kesesuaian kewenangan. Kemudian ketiga, peningkatan efektifitas pelaksanaan FGD/ survey. Keempat, peningkatan kualitas sumber usulan program seperti mutu dari development plan dan rencana program jangka menengah. Pustaka
Perbaikan mendatang Metode
penyusunan
program
sebuah tools (perangkat) dalam rangka
Kementerian PUPR. (2015). Permen PUPR
arahan
pengumpulan atau verifikasi dari suatu
No.15/2015 ttg ORGANISASI DAN TATA
pengembangan wilayah yang dilaksanakan
usulan program. Sehingga intinya adalah
KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
saat ini
usulan yang terkumpul dan terverifikasi.
DAN PERUMAHAN RAKYAT. Jakarta
secara tahapan teorinya disusun
dari rencana program jangka menengah (5
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
tahun), yang dipertajam menjadi rencana
3. Kesimpulan dan Tindak Lanjut
program jangka pendek (3 tahun), dan pada
Dari
akhirnya dipergunakan dalam penyusunan
pengembangan wilayah yang dibahas dalam
program
sumber
desk pra konreg, 58% program arahan tidak
penyusunan program, usulan dapat berasal
masuk dalam baseline usulan program
dari turunan Renstra Kementerian (termasuk
2017.
satminkal),
tahunan.
Dalam
hal
program
Kementerian PUPR. (2016). Laporan Hasil arahan
wilayah
Sebanyak 9,8% diakomodir oleh usulan
(development plan), usulan daerah (baik dari
lain/perubahan nama menunjukkan bahwa
surat maupun survey/FGD), ataupun direktif
sebenarnya substansi program tersebut
pimpinan.
diakomodir dalam baseline. Kekurangan
Tingkat
pengembangan
keseluruhan
program
yang merupakan murni kesalahan adalah
arahan dapat ditingkatkan dengan perkuatan
akurasi
dan
kualitas
14% lokasi tidak jelas atau pekerjaan sudah
Pra Konreg Kementerian PUPR 2016. Jakarta
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
46
WPS Corner
Wilayah Pengembangan Strategis 11 Semarang - Surabaya
Ultimate Program ultimate pada WPS 11 Semarang-Surabaya sampai tahun 2025 direncanakan akan mendukung prmbangunan infrastruktur berbagai kawasan, diantaranya kawasan Industri Lamongan dengan luas 4.000 ha yang bergerak pada bidang industri maritim, kawasan industri gresik dengan luas 135 ha yang berisikan aneka industri, kawasan industri maspion dengan industri makanan, minuman dan manufakturnya, kawasan industri rungkut dengan luas 245 ha dengan industri makanan dan minuman, kawasan industri bebek seluas 87 ha dengan industri makanan dan minuman, kawasan industri Mojokerto dengan luas 300 ha, kawasan industri Ngoro seluas 450 ha yang merupakan kawasan industri makanan, chemical, furniture, dan tembakau, kawasan Industri Wijayakusuma, serta Semarang Industrial Estate seluas 300 ha. Pada WPS ini juga akan mendukung kawasan Selingkar wilis dengan sektor komoditas pertanian, serta akan mendukung pengembangan pelabuhan Tanjung Emas yang memiliki kapasitas 1,4 juta TEU dan Pelabuhan Tanjung Perak dengan kapasitas 680,241 TEU.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Program Utama 2017 Program utama WPS 11 Semarang-Surabaya hingga tahun 2017 direncanakan akan melalukan pembangunan pada beberapa sektor, diantaranya sektor Sumber Daya Air (SDA, dengan membangun Bendungan Kuncir dan Embung Kresek. Dan sektor Bina Marga akan melakukan beberapa pembangunan jalan bebas hambatan, diantaranya jalan bebas hambatan Waru-Wonokromo-Tanjung Perak, Kertasono-Mojokerto (seksi 2 dan 3) lanjutan, dan Ngawi-Kertasono. Selain itu juga akan dilakukan beberapa perbaikan jalan yang sudah ada, diantaranya penanganan jalan akses di pelabuhan Tanjung Mas, Stasiun, Tawang, dan Terminal Terboyo akibat rob serta Peninggian ruas Jalan Nasional Kota Semarang-Kab. Demak.
WPS Corner
47
Wilayah Pengembangan Strategis 12 Yogyakarta – Prigi – Blitar – Malang Ultimate WPS 12
Program Utama WPS 12
Arah pembangunan pada Wilayah Pengembangan Strategis Yog-
Program utama pada Wilayah Pengembangan Strategis Yogya-
yakarta – Prigi – Blitar – Malang (WPS 12) adalah pembangunan in-
karta – Prigi – Blitar – Malang (WPS 12) adalah dari sektor Sumber
frasturktur yang mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Daya Air terdapat lanjutan pembangunan dan pengembangan Bend-
(KSPN) yang berada pada WPS 12 sekaligus akses menuju ke Bandar
ungan Tukul, lanjutan pembangunan dan pengembangan Bendungan
Udara Adisucipto dan Bandar Udara Abdulrachaman Saleh. Terdapat 5
Tugu di Trenggalek dan lanjutan penyusunan DED untuk pembangunan
KSPN pada WPS 12, yaitu KSPN Yogyakarta Kota, KSPN Pantai Selatan
Bendungan Bagong. Dari sektor Bina Marga, terdapat pembangunan
Yogyakarta, KSPN Karst Gunung Kidul, KSPN Karst Pacitan dan KSPN
Jembatan Grindulu II sepanjang 65 meter, pembangunan Jalan Pang-
Bromo – Tengger – Semeru.
gul – Munjungan – Prigi sepanjang 1,7 kilometer dan peningkatan jalan dan jembatan untuk pembangunan Kota Baru Prigi. Terkait dengan sektor Penyediaan Perumahan, terdapat pembangunan rusunawa dalam rangka mendukung Kota Maritim Prigi.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
48
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Infografis
49 49
SINERGI/ Edisi / Edisi0909- September - September2016 2016 SINERGI
50
enataan Kampung Nelayan Berbasis Teknologi Permukiman dan Daya Dukung Wilayah Sumber: istimewa
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sedang melakukan salah satu program unggulannya yaitu Penataan dan Pengembangan Kampung Nelayan. Penataan Kampung Nelayan bertujuan untuk mengembangkan permukiman pesisir
Penataan dan pengembangan Kampung Nelayan Tegalsari sangat strategis karena berada dalam lingkaran pusat pertumbuhan berbasis perikanan/kelautan kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari dan dekat rencana lokasi pengembangan Sentra Industri Perikanan Terpadu yang akan dibangun oleh PT.Pelindo III.
berbasis ekonomi perikanan di berbagai lokasi di Indonesia. Adalah Kelurahan Tegalsari Kota Tegal yang menjadi salah satu lokasi sasaran program tersebut. Penataan dan pengembangan Kampung Nelayan Tegalsari sangat strategis karena berada dalam lingkaran pusat pertumbuhan berbasis perikanan/ kelautan kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari dan dekat rencana lokasi pengembangan Sentra Industri Perikanan Terpadu yang akan dibangun oleh PT Pelindo III. Dengan posisi yang sangat strategis tersebut membuat Kampung Nelayan Tegalsari harus mampu mengantisipasi perkembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut sehingga dapat terwujud permukiman kampung nelayan yang menunjang penghidupan nelayan secara berkelanjutan. Sangat dibutuhkan perencanaan (plan) dan perancangan (design) yang antisipatif dalam penataan dan pengembangan Kampung Nelayan Tegalsari ini sehingga tidak menambah beban lingkungan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Teknologi
dan kawasan yang terus berkembang. Dalam
Penataan
dan
pergerakan
Pengembangan
kendaraan,
memfasilitasi
barang
kebutuhan
dan
penghuni.
51
sesuai UU Nomor 1 Tahun 2014 yang harus memperhatikan
aspek-aspek
keamanan,
Kampung Nelayan ada 7 (tujuh) prasyarat
Penyediaan
dan
kerentanan, daya dukung, konservasi sumber
harus diperhatikan, yaitu:
IPLT komunal secara on-site treatment.
daya alam, dan melindungi keberlanjutan
Penyediaan
ekonomi, sosial, budaya masyarakat pesisir.
Pertama,
rancangan
kampung
nelayan
kawasan
harus
hunian
memfasilitasi
clustering
sistem
jaringan
sistem dan
IPAL
drainase
penyediaan
terpadu/ tampungan
Ketujuh,
rencana
penataan
harus
peningkatan livelihood. Ikan sebagai aset
run-off air hujan sebagai sumber air baku
partisipatif dengan memperkuat partisipasi
utama penghidupan nelayan merupakan
alternatif.
masyarakat khususnya peranan perempuan
penggerak ekonomi masyarakat sehingga
Kelima,
memperhatikan
kerentanan
dan pemuda. Partisipasi diwadahi dalam
pembangunan kawasan hunian yang ramah
terhadap banjir dan rob dengan rekayasa
kelembagaan-kelembagaan
lingkungan dan menjamin akses penghidupan
teknik terhadap desain kawasan, bangunan,
mapan seperti kelompok nelayan, KUD,
nelayan terhadap sumber daya ikan tersebut
dan tata lingkungan. Penggunaan air tanah
kelompok
menjadi kebutuhan utama.
harus dibatasi untuk mengantisipasi intrusi
sebagainya.
Kedua, perencanaan kawasan Kampung
air laut dan land subsidence. Pengusahaan
usaha
yang
bersama
sudah
(KUB),
dan
Dengan memperhatikan ketujuh aspek
Nelayan Tegalsari harus mampu membuka
air
atau
tersebut, diharapkan dapat mendongkrak
akses
pusat-pusat
penggunaan teknologi tepat guna yang
perekonomian wilayah Tegalsari khususnya
pertumbuhan ekonomi dengan menghindari
dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga
dan umumnya Kota Tegal serta terwujud
dengan kriteria tidak lebih dari 3 (tiga) lantai
dan ruang produksi komunal pengolahan
kesejahteraan
dan terdapat gudang untuk penyimpanan
hasil laut di kampung nelayan.
berkelanjutan
masyarakat
ke
bersih
menggunakan
PDAM
konflik dengan aktivitas pelabuhan, industri perikanan/kelautan,
dan
alur
pelayaran
nelayan. Akses dari kampung nelayan Tegalsari ke PPP Tegalsari, Sentra Industri Perikanan Terpadu (PT.Pelindo III), dan pelayanan
lainnya
seyogyanya
didesain
terpisah dari aktivitas utama pelabuhan. Ketiga,
desain
kebutuhan
hunian
keluarga
harus
sesuai
nelayan,
dan
dimungkinkan bersifat customized. Sesuai arahan
RTRW kota Tegal, pembangunan
hunian secara vertikal disarankan di wilayah ini, namun harus menyesuaikan dengan karakter nelayan yang memiliki kepadatan aktivitas perikanan yang tinggi. Rumah susun masih dapat diterima sebagian nelayan
dan perawatan alat tangkap yang mudah dijangkau dan terjamin keamanannya.
Keenam, rencana penataan harus sesuai
pengembangan Sentra Industri Perikanan Terpadu ya ng akan dibangun oleh PT.Pelindo
kampung nelayan harus dipenuhi untuk
RTRW Kota Tegal 2011-2031, pemanfaatan
III. (Galih/InfoBPIW)
mendukung
yang
ruang untuk wilayah kelurahan Tegalsari
sosial
diarahkan sebagai kawasan perumahan
mengenai
sarana-
dengan kepadatan tinggi dan pengembangan
Tegalsari ini dapat menghubungi BALAI
kawasan
meliputi dan
fungsi penyediaan
fasilitas
prasarana
umum
permukiman fasilitas beserta
pendukungnya.
Kampung
Nelayan
dalam
LITBANG PENERAPAN TEKNOLOGI BIDANG PERMUKIMAN di Jalan Laks. Adisucipto
dengan memperhatikan aspek keamanan,
peraturan mengenai kawasan pelabuhan
No. 165 DI Yogyakarta 55281. Telp.(0274)
kenyamanan,
dan
555205, Fax.(0274) 546978
pembangunan
di
Namun
Penataan
pelaksanaannya, perlu mempertimbangkan
mengakomodasi
pelabuhan.
Untuk memperoleh informasi lebih lanjut
juga untuk menyediakan jaringan jalan dan
Diusulkan
(pusat
Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari dan daerah
dan
layanan
misi/regulasi
kawasan
secara
daerah). Sebagaimana termaktub dalam
kebutuhan
visi
di
nelayan
dasar
Keempat,
dengan
para
kawasan
pesisir
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
52
Jalan-jalan
Jembatan Soekarno, Icon Baru Kebanggaan Warga Manado
Sumber: Dok BPI
Bukan saja kuliner dan keindahan laut yang bisa ditemukan di Manado, tapi juga landmark indah yang ada di kota ini. Inilah Jembatan Soekarno, landmark megah dari Manado. Tengah tahun lalu, tepatnya akhir Mei 2015, Jembatan Soekarno rampung dibuat dan bisa dilalui warga dan wisatawan. Bukan sekadar jembatan biasa, karena ini sebenarnya gabungan dari jembatan kabel dan jembatan beton. Jembatan Soekarno merupakan jembatan yang membelah kali Jengki yang menghubungkan bagian utara dan selatan kota manado.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
IW
Jalan-jalan
Jembatan
ini
juga
merupakan
mancanegara,
wajar
sebab
saat lampu-lampu jembatan ini menyala
jembatan layang pertama di Sulut ini,
pemandangan pulau Manado Tua dengan
ditambah indahnya tata lampu kota manado
dan peresmiannya pun dilakukan secara
latar belakang gunung yang menjulang
di malam hari.
langsung oleh Presiden Republik Indonesia,
ditengah-tengah laut Teluk Manado, suasana
Keberadaan jembatan ini bak bangunan
Ir Joko Widodo bersama sembilan proyek
pelabuhan, ada pula pemandangan padatnya
raksasa bagi perahu-perahu penumpang dan
lainnya. Ide awal pembangunan jembatan ini
perkotaan
nelayan yang bersandar di Teluk Manado.
Manado
yang
saja,
terlihat
dari
datang dari Gubernur E.E. Mangindaan, dan didukung oleh Ir. Lucky H. Korah, Walikota Manado. Jembatan yang memiliki nama awal Nyiur Melambai ini merupakan bagian dari grand design area pariwisata di sekitar Kompleks Pasar 45 dan merupakan bagian dari Manado Outer Ring Road (MORR) dan menghubungkan ruas jalan Boulevard I dan Boulevard II serta “By Pass” Manado. Jembatan Ir. Soekarno mulai di bangun pada
Beberapa bangunan rumah warga dan ruko-
Jembatan ini merupakan bagian dari grand design area pariwisata di sekitar Kompleks Pasar 45 dan merupakan bagian dari Manado Outer Ring Road (MORR) dan menghubungkan ruas jalan Boulevard I dan Boulevard II serta “By Pass” Manado.
tahun 2003, setelah sempat terbengkalai
ruko tampak berjejer di sekitar teluk yang juga berdekatan dengan lokasi jembatan. Jembatan ini juga di desain tidak hanya untuk kendaraan saja, namun juga di desain ramah bagi pejalan kaki. Terdapat 2 jalur utama 2 arah yang bisa dilewati. Lalu, ada 2 jalur pinggir yang bisa digunakan jika ingin berjalan lebih lambat. Sedangkan di paling tepi jembatan, ada jalur pedestrian. Jadi masyarakat yang ingin menikmati
selama 12 tahun. Penyebab mangkraknya
atas jembatan. Tinggal memilih sisi barat
pemandangan lebih lama di atas jembatan,
jembatan ini karena struktur tanah yang
jembatan dan kedua pemandangan cantik
atau berburu foto suasana di atas jembatan,
agak
khusus
itupun bisa terlihat. Tidak kalah indahnya,
bisa menggunakan jalur tersebut.
dalam pengerjaan jembatan ini. Jembatan
di malam hari, para wisatawan juga di
sepanjang 1,127 meter dan lebar 17 meteri
manjakan dengan pemandangan spektakuler
unik.
Butuh
penanganan
53
ini menelan biaya Rp 300 miliar yang didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Semenjak
di
buka
untuk
umum, Jembatan Soekarno telah menyumbangkan manfaat yang luar biasa untuk masyarakat Kota Manado. Selain mengurai kemacetan parah yang biasa terjadi di kota Manado, jembatan ini juga ikut menyumbang manfaat ekonomi salah satunya mempercepat perikanan,
distribusi
serta
produk
memperlancar
dan mempercepat akses jual beli ke pusat-pusat ekonomi. Jembatan Manado oleh
ini
turis
kebanggan banyak domestik
warga dikunjungi maupun Pelabuhan Kapal yang terdapat di bawah Jembatan Soekarno, Manado
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
54
Potret
Pisah sambut Jabatan Eselon I Kementerian PUPR Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) kini memiliki pemimpin baru. Sejak berdiri sejak tahun 2015, jabatan Kepala BPIW dijabat Hermanto Dardak. Namun kini jabatan tersebut dijabat oleh Rido Matari Ichwan yang sebelumnya menjabat sebagai, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dan Investasi. Pergantian ‘nakhoda’ BPIW ini dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan, di Kantor Kementerian PUPR, Rabu (21/9).
Perserta menyanyikan Indonesia Raya
Bapak Seremoni Hermanto menyanyikan Dardaklagu bersalaman Indonesiadengan Raya Kepala BPIW yang baru
Para Pejabat yang baru dilantik berfoto bersama Menteri PUPR
Pengambilan sumpah jabatan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Bapak Hermanto Dardak bersama pejabat eselon 1 yang telah melakukan serah terima jabatan
Potret
55
Arahan Setelah Serah Terima Jabatan Kepala BPIW Kepala BPIW Tahun 2015-2016, Hermanto Dardak telah resmi digantikan oleh Bapak Rido Matari Ichwan sejak tanggal 21 September 2016. Sebelum serah terima jabatan dilakukan, Dardak sempat memberikan arahan kepada jajaran pejabat eselon II dan III di lingkungan BPIW.
Perserta menyanyikan Indonesia Raya
Bapak Seremoni Hermanto menyanyikan Dardaklagu menyampaikan Indonesia Raya arahan
Berfoto bersama jajaran pejabat eselon II dan III
Berfoto bersama jajaran pejabat eselon II dan III
Berfoto bersama jajaran pejabat eselon II dan III
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
56
wawancara
Keterpaduan dan Sinkronisasi Pembangunan Infrastruktur Harus dimaksimalkan Ir. Rido Matari Ichwan, MCP
........................................................................................................................... Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Beberapa waktu yang lalu ‘estapet’ kepemimpinan di Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR dilanjutkan oleh Ir. Rido Matari Ichwan, MCP. Mantan Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi dam Investasi ini menjadi Kepala BPIW menggantikan Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, M.Sc. Sebagai ‘nakhoda’ baru BPIW, Rido menyatakan akan melanjutkan apa yang telah dicapai Hermanto Dardak, terutama menyangkut perencanaan
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
infrastruktur berbasis wilayah. Bagi Rido, hal itu menjadi acuan utama. Bahkan keterpaduan dan sinkronisasi pembangunan infrastruktur di lingkungan PUPR maupun dengan pihak eksternal, seperti pemerintah daerah dan kementerian lain, harus dimaksimalkan. Berikut wawancara lengkap dengan Rido Matari Ichwan seputar hal tersebut yang dihimpun dari beberapa kesempatan.
wawancara
Bagaimana Bapak melihat keterpaduan dan sinkronisasi program
dua kementerian bahkan lebih. Untuk melakukan sinkronisasi dan
pembangunan infrastruktur PUPR yang berbasis kewilayahan?
keterpaduan program tersebut, kita akan gencar melakukan lobi-lobi
Keterpaduan dan sinkronisasi program pembangunan infrastruktur
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas
PUPR melalui metode pendekatan berbasis wilayah diciptakan untuk
dan kementerian terkait, agar tercapai kesepahaman bersama
mengisi kekurangan yang ada. Keterpaduan sektor PUPR harus
dalam mendukung keterpaduan dan sinkronisasi pembangunan. Hal
ditingkatkan agar nilai tambah suatu wilayah makin tinggi.
itu dilakukan berawal dari masterplan dan development plan yang
Hal itu sesuai teori dari dulu yang dikembangkan Almarhum Pak
dibuat dan disepakati secara bersama-sama.
57
Sutami (mantan Menteri Pekerjaan Umum,red), teori mengenai pengembangan wilayah. Saat ini, kita di Kementerian PUPR menyadari
Seperti apa pembangunan infrastruktur yang dibangun di Indonesia?
bahwa permintaan pengembangan infrastruktur dalam sebuah
Kita melihat infrastruktur
kawasan tidak hanya satu jenis, namun ada permintaan secara
konektivitas dan juga meningkatkan penyediaan air. Dengan
terpadu.
Jadi misalnya tidak hanya membangun jalan, tapi juga
penyediaan air ini produksi pertanian meningkat, bisa juga untuk
didukung dengan pembangunan waduk sehingga air baku untuk
meningkatkan kualitas masyarakat di perdesaan dan perkotaan,
masyarakat tersedia. Untuk itu pengembangnya perlu dilakukan
dimana beberapa hal yang disediakan seperti air minum maupun
dengan terpadu dan sinkron.
persampahan. Tentunya itu bagian yang
Apa yang perlu dimaksimalkan dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan sinkronisasi? Salah satu yang perlu dimaksimalkan adalah keterpaduan teknis. Sebagaimana diketahui
perencanaan pembangunan
diawali dengan pembuatan masterplan dan development plan. Dalam masterplan dan development plan sudah harus terpadu dan
dilakukan
sinkronisasi.
merupakan alat untuk meningkatkan
Misalnya,
Salah satu yang harus dimaksimalkan adalah keterpaduan teknis. Sebagaimana diketahui perencanaan pembangunan diawali dengan pembuatan masterplan dan development plan. Dalam masterplan dan development plan sudah harus terpadu dan dilakukan sinkronisasi.
dalam pengembangan kawasan tertentu,
penting bagi pembangunan infrastruktur yang menjadi trigger. Selebihnya sebagai kegiatan ekonomi yang bergerak. Kendala
apa
yang
dihadapi
dalam
pembangunan infrastruktur? Pembebasan
lahan
menjadi
kendala.
Pembebasan lahan dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Dua-duanya memang mempunyai
masalah,
tentu
proses
kesepakatan dengan masyarakat, oleh pemda
atau
pusat.
Kendala
kedua,
Ditjen Cipta Karya membutuhkan air baku untuk pembangunannya.
alokasi dananya. pusat dan pemda harus bergerak cepat untuk
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kita diskusikan dengan Ditjen
pembebasan tanah, meski anggaranya belum ada. Namun banyak
Sumber Daya Air atau SDA. Kemudian, dalam merealisasikannya,
solusi yang dibantu kementerian seperti keuangan dan Bappenas
harus dikawal agar terlaksana dengan baik. Hal itu baru antar instansi
untuk menyelesaikan kendala keuangan.
di lingkungan Kementerian PUPR. Kita berharap keterpaduan ini juga kita lakukan antar kementerian. Program pembangunan infrastruktur tidak sekedar kita rencanakan,
Bagaimana sistem perencanaanya yang dibuat untuk pembangunan
tapi juga kita lihat secara langsung di lapangan,
infrastruktur PUPR?
apakah konsep
keterpaduan ini sudah berjalan. Misalnya kita menggunakan kereta api
Untuk masalah perencanaan kita terikat dengan Undang-Undang
dari Kota Baru Publik Maja ke Jakarta untuk melihat secara langsung
Nomor 25 tahun 2004 mengenai Sistem Perencanaan Pembangunan
konsep keterpaduannya itu sendiri, antara dukungan jalan provinsi dari
Nasional. Dalam undang-undang itu disebutkan bahwa perencanaan
Kementerian PUPR serta kereta api dari Kementerian Perhubungan.
pembangunan ada yang merupakan perencanaan jangka panjang atau disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional atau RPJPN
Setelah diberi amanat sebagai Kepala BPIW, terobosan apa saja yang
untuk jangka waktu 20 tahun, yakni 2005-2025. Kemudian ada juga
akan Bapak lakukan terkait program strategis?
turunan dari RPJPN, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Saya kira keberadaan program strategis senantiasa terkait antar
Nasional atau RPJMN, untuk jangka waktu lima tahun, yakni 2005-2019.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
58
wawancara
Pendekatan pembangunan yang dilakukan Kementerian PUPR adalah pembangunan infrastruktur dengan pendekatan pengembangan wilayah strategis atau WPS. Dari WPS ini ada kawasankawasan pembangunan yang sangat pesat, sehingga harus disediakan infrastruktur secara terpadu baik untuk konektivitas, ada juga untuk irigasi, bendungan, sampai air limbah.
Pendekatan pembangunan yang dilakukan Kementerian PUPR adalah
tahun itu kita membangun 13 bendungan dan tahun ini delapan
pembangunan infrastruktur dengan pendekatan pengembangan
bendungan tambahan. Tahun depan akan dibangun 10 sampai 16
wilayah strategis atau WPS. Dari WPS ini ada kawasan-kawasan
bendungan lagi. Jaringan irigasi seluas 1 juta hektar juga kita perbaiki.
pembangunan yang sangat pesat, sehingga harus disediakan
Kemudian dibangun perumahan. Hal ini terkait progaram sejuta
infrastruktur secara terpadu baik untuk konektivitas, ada juga
rumah, tapi kita membangun rumah baik vertikal maupun horizontal
untuk irigasi, bendungan, sampai air limbah. Kita juga bekerjasama
sebanyak 550 ribu unit. Dengan ada bantuan juga likuaidtas penyedian
dengan kementerian lain. Sistem perencanaan seperti itu kita sebut
rumah, diharapkan bisa selesai 300 ribu unit rumah.
perencanaan pembangunan infrastruktur PUPR terpadu.
Akses air minum 100%. Untuk kawasan perkotaan, dimana kawasan
Infrastruktur apa saja yang disiapkan PUPR pada RPJMN 2015-2019?
kumuh yang tadinya 38 ribu hektar menjadi 0 hektar tahun 2019.
Program yang kita laksanakan dan rencanakan 2015-2019, yakni
Persampahan dan sanitasi di perkotaan dapat terlayani dengan baik.
menyangkut konektivitas. Pada program konektivitas ini, kita membangun seribu kilometer jalan tol dan juga ada jalan non tol
Apakah pembangunan infrastruktur dapat dibangun secara merata
sepanjang 2.650 kilometer. Kemudian kita juga akan memperbaiki
seluruh Indonesia?
jalan-jalan strategis sepanjang 500 kilometer. Jalan strategis ini
Sudah menjadi kebijakan Presiden di Nawacita, yakni membangun dari
termasuk jalan di perbatasan.
pinggaran. Selain itu disparitas juga harus diatasi antara kawasan
Untuk penyediaan air dan irigasi, kita akan membangun 65 waduk.
barat dan timur Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa wilayah
Memang sudah ada 16 waduk yang dibangun sebelum 2015. Pada
barat terdiri atas Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Sedangkan timur
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
wawancara
Indonesia yakni Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua. Kita
juga kita membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sei Mangke
ketahui bahwa Indonesia bagian barat perkembangannya sudah cukup
Provinsi Sumatera Utara di Sei Mangke. Program di kawasan ini sudah
pesat, bila dibandingkan dengan kawasan timur Indonesia. Untuk itu
berjalan.
59
kita harus meningkatkan pembangunan di kawasan yang dianggap masih tertinggal tersebut.
Apakah setiap target pembangunan infrastruktur, perlu di evaluasi ? Perlu, karena sudah menjadi sebuah sistem bahwa setiap tahun
Banyak program di Indonesia Timur yang dilakukan Kementerian
ketiga dari RPJMN, kita melakukan evaluasi pencapaian target. Kita
PUPR, seperti kawasan perbatasan, baik perbatasan di Kalimantan
akan segera menyelesaikan hasil evaluasi ini dan kita akan lihat hasil
Utara, Papua, maupun di NTT. Kemudian juga dilakukan perbaikan
evaluasinya, apa saja yang bisa kita capai hingga 2019 mendatang.
perumahan dan permukiman. Memang ada juga kawasan strategis pariwisata yang kita kembangkan di Pulau Lombok. Kita siapkan
Apa harapan Bapak terhadap perencanaan infrastruktur di tanah air?
infrastrukturnya di pulau itu. Pariwisata di bagian barat Indonesia
Harapan kita semua pogram bisa selesai pada waktunya dan itu harus
juga kita bangun, seperti pengembangan Danau Toba dan Borobudur.
didukung terutama oleh masyarakat, karena masyarakat yang punya
Kemudian kita juga membangun perumahan di timur Indonesia,
tanah. Kita berharap negosiasi tidak perlu lama, sehingga jumlah
seperti perumahan untuk guru, tentara, Polri, dan perumahan untuk
infrastruktur yang dibangun akan lebih banyak lagi. Pemda juga perlu
nelayan. Pemerataan akan terus dilakukan secara bertahap.
berpartisipasi. Demikian pula pihak swasta, dimana dapat berinvestasi seperti di jalan tol, air minum, dan ruang terbuka hijau. Kita sangat
Untuk program tahunan, seperti apa program yang akan dilakukan ?
terbuka, karena kebutuhan masyarakat yang sangat besar terkait
Dengan pendekatan WPS, dari program lima tahunan itu, kita
masalah infrastruktur tersebut. Tim Redaksi
jabarkan menjadi program tahunan yang dapat selesai dalam satu tahun anggaran, dan ada juga terus berlanjut ke tahun berikutnya. Contohnya pengembangan strategis pariwisata, dimana tahun ini kita mengembangkan perencanaan di wilayah Danau Toba. Kemudian dilanjutkan dengan program pengembangan kawasan pariwisata lainnya seperti Candi Borobudur, Pulau Lombok dan Mandalika. Ada
Program yang kita laksanakan dan rencanakan 2015-2019, pertama konektivitas. Pada program konektivitas ini, kita membangun seribu kilometer jalan tol dan juga ada jalan non tol sepanjang 2.650 kilometer. Kemudian kita juga akan memperbaiki jalan-jalan strategis sepanjang 500 kilometer. Jalan strategis ini termasuk jalan di perbatasan.
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
60
Tips
Bersaing Sehat Dalam Bekerja
Dalam dunia kerja, persaingan kerja atau kompetisi antar pegawai merupakan hal yang wajar. Namun, tidak semua orang dapat menangani persaingan di dunia kerja secara positif. Akibatnya, kerap terjadi persaingan tak sehat yang berujung pada penurunan semangat serta produktivitas kerja. Lantas, bagaimana cara menghadapinya? berikut beberapa tips yang bisa dilakukan dalam menghadapi kompetensi dalam pekerjaan. 1. Lakukan Persaingan Secara Positif Anggaplah sebuah persaingan merupakan motivasi anda untuk terus maju. Jika ada persaingan di antara para karyawan, maka anggaplah itu sebagai bahan dan pelajaran anda untuk terus bersemangat dan menjadi motivasi dalam meningkatakan kualitas pekerjaan anda. Menurut penasehat dunia kerja Herman Yudiono, adanya persaingan di dunia kerja akan membuat para pegawai mengerahkan segala daya dan kemampuan terbaiknya. Hal itu dipicu oleh keinginan naik jabatan, memperoleh gaji lebih tinggi, proyek
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
menantang, dan lainnya. 2. Tingkatkan Kualitas Diri Dengan iklim kompetisi yang sehat, maka Anda akan terus memacu diri untuk meningkatkan kualitas kerja setiap waktu. Paculah diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dengan fokus pada kelebihan diri sendiri. Jangan terlalu mempedulikan keunggulan yang dimiliki orang lain, karena hal tersebut akan memunculkan rasa iri dan tidak percaya diri. Dengan fokus pada kelebihan yang dimiliki sendiri, seseorang akan lebih terkonsentrasi untuk menutupi atau bahkan menghilangkan kelemahannya. Bukan malah menyibukkan diri dengan mengeluh dan merasa 3. Jalin Hubungan Baik Dengan Atasan dan Rekan Kerja Agar karir anda tetap bertahan, maka pertahankan hubungan anda dengan atasan. Tunjukkan sikap kerja keras, tingkatkan keterampilan serta perlihatkan jika anda serius dalam bekerja. Selain itu kita juga harus membangun hubungan yang baik antar rekan kerja. Meskipun Anda sedang bersaing dengan rekan kerja, tetap bantulah mereka saat membutuhkan bantuan. Hilangkan rasa takut tersaingi karena bisa saja Anda memerlukan bantuan dia di kemudian hari. Selain itu, bersinergi ini akan membantu Anda dan pesaing Anda berkembang. 4. Bekerja Lebih Cerdas dan Lebih Keras Bekerja dengan lebih keras dan lebih cerdas
adalah cara yang sangat ampuh dalam menghadapi sebuah kompetisi dalam lingkungan kerja. Jangan hanya bekerja lebih keras saja, namun Anda juga harus menjadi pribadi yang lebih cerdas dalam menjalankan pekerjaan. Kerja keras tanpa dibarengi dengan langkah cerdas, tentu semua akan menjadi tidak efektif dan tidak efisien. 5. Tidak Hanya Skill, Etika Juga Harus Diperhatikan Dalam menghadapi persaingan kerja di kantor, bukan hanya bicara pada skill saja. Namun lebih dari pada itu, etika Anda dalam bekerja juga perlu menjadi perhatian yang serius. Dan, ini yang sering luput dari perhatian orang-orang. Memenangkan setiap persaingan atau sebuah kompetisi dalam pekerjaan adalah sesuatu yang membanggakan, namun bagaimana cara memenangkannya adalah sesuatu yang lebih terhormat. Adalah sesuatu yang salah jika Anda melakukan segala cara, bahkan sampai cara yang negatif untuk memenangkannya. Nomor satukan etika, dengan menjaga etika yang positif, itu adalah nilai lebih untuk Anda. Pada dasarnya persaingan di dunia kerja akan selalu ada. Tinggal bagaimana Anda merespons dan menyikapinya. Tidak perlu terlalu cemas menghadapi kompetisi dengan rekan kerja. Jadikan persaingan itu sebagai momentum untuk membuat diri Anda menjadi lebih baik.
Tokoh
1
Bebas Dari Komplain Jalan Rusak Ridwan Kamil
................................. Walikota Bandung
Persoalan perkotaan di Bandung satu per satu mulai terselebahagia. “Sebenarnya sesederhana itu saja,” yakinnya. saikan. Walikota Bandung, Ridwan Kamil menerangkan, hasil survei Kualitas infrastruktur berbanding lurus dengan tingkat kebahagiaan Pemerintah Kota (Pemkot) pada tahun 2013 menyatakan terdapat lima warga. Oleh karena itu, dirinya senantiasa berupaya untuk terus memmasalah utama di Kota Bandung. “Mulai banjir, jalanan rusak, kemacperbaiki infrastruktur Kota Bandung sehingga menjadi juara se-Indoetan, pedagang kaki lima, dan sampah,” papar pria yang akrab disapa nesia. “Bandung ingin menjadi juara infrastrukturnya se-Indonesia, Kang Emil ini kepada wartawan, beberapa waktu lalu. baik infrastruktur jalan, infrastruktur lingkungan, sungai, dan infraPada Desember 2015, ungkap Kang Emil, Pemkot Bandung kembali struktur perhubungan,” aku Kang Email. melakukan survey. Hasilnya masalah kota berkurang satu, yakni Ia mengatakan, infrastruktur yang dibangun bertujuan untuk memjalanan rusak sudah tidak ada lagi. ”Komplain warga terhadap jalan fasilitasi aktivitas warga sesuai dengan kebutuhan dalam mengatasi yang rusak pada akhir 2015 sudah hilang. Padahal di awal saya menpersoalan perkotaan di Kota Bandung. jabat Walikota Bandung, problem nomor satu di Bandung adalah jalan Di sisi lain, Kang Emil menyatakan, selama ini Pemkot Bandung berlubang,” terang Kang Emil. dinilai terlalu mengedepankan program pengembangan infrastrukWalikota yang sempat berprofesi sebagai tur. “Untuk itu perlu inovasi lagi, agar arsitek ini mengakui, pada 2016 ini dirinya keberadaan infrastruktur yang memadai selama ini Pemkot Bandung dinilai itu dapat benar-benar menekan angka tengah memacu Dinas Bina Marga dan terlalu mengedepankan program kemiskinan. Caranya kita akan buat dinas Pengairan (DBMP) Kota Bandung, agar pengembangan infrastruktur. dapat segera menuntaskan pekerjaan perpenanggulangan kemiskinan. Terlebih, baikan gorong-gorong dan trotoar yang ada “Untuk itu perlu inovasi lagi, agar selama ini program penanggulangan di 12 jalur. “Untuk tahun depan (2017,-red), keberadaan infrastruktur yang kemiskinan masih tersebar di berbagai ada proyek istimewa lagi yaitu revitalisasi organisasi perangkat daerah (OPD,-red),” memadai itu dapat benar-benar paparnya seraya menambahkan karena 1 km Sungai Cikapundung dari jalan Lingkar menekan angka kemiskinan. Selatan sampai Soekarno Hatta,” katanya. tidak fokus pada satu lembaga sehingga Caranya kita akan buat dinas masil kurang optimal daya ungkitnya. Menurut Kang Emil, salah satu inovasi Pemkot Bandung yang dikelola DBMP yang penanggulangan kemiskinan. “Kemiskinan akan diurus oleh satu dinas, paling diapresiasi masyarakat adalah haddikontrol dan disentralisasi di satu Dinas irnya Unit Reaksi Cepat (URC). Sehingga, Penanggulangan Kemiskinan,” kata Kang kerusakan kecil pada infrastruktur dapat diatasi dengan cepat dan Email. Ia mengatakan selama ini, urusan kemiskinan terpecah ke hasilnya langsung dirasakan oleh masyarakat. banyak dinas sesuai dengan bidangnya. Seperti bantuan pendidikan Kang Emil mengakui, URC memang memiliki reaksi cepat, meskibagi warga tidak mampu dikoordinir oleh Dinas Pendidikan ataupun pun kualitas penambalannya memang perlu terus ditingkatkan. beras miskin ditangani Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Menurutnya, kualitas infrastruktur penting untuk dijaga. “Tujuannya Menurut dia, dinas baru ini tengah dalam pembahasan raperda oleh tiada lain, agar kota ini nyaman. Sebab, infrastruktur adalah pondasi DPRD Kota Bandung. “Keberadaan dinas tersebut diharapkan dapat kebahagiaan warga Bandung saat ini. Prestasi DBMP dalam kontribusmenanggulangi kemiskinan di Bandung, sehingga Bandung akan inya dalam meningkatkan kebahagiaan warga harus diapresiasi dan semakin keren karena infrastruktur yang ada oke dan angka kemiskiditunjukkan kepada masyarakat,” jelasnya. nannya kecil,” jelasnya.(ris/infoBPIW) Rumus membangun kota, ungkap Kang Emil, jika infrastrukturnya harus baik, sehingga kotanya akan nyaman, urusan lancar, warganya
SINERGI / Edisi 09 - September 2016
Kunjungi Info BPIW di website & Akun kami: www.bpiw.pu.go.id @informasiBPIW Layanan Informasi BPIW
badan pengembangan infrastruktur wilAYAH (BPIW) kementerian pupr