Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 4 – 10 November 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Kom.I)
Di Susun Oleh: Asa Trifabasi 1110051000040
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/1435H
DISKURSUS PEMBERITAAN KORUPSI RATU ATUT CHOSIYAH PADA MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO EDISI 4 - 10 NOVEMBER 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Asa Trifabasi NIM: 1110051000040
di bawah bimbingan
Dr. Gun Gun Heryanto, MSi NIP: 197608122005011005
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/1435 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1) Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukanuntuk memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2) Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3) Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia nemerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 12 Mei 2014
ASA TRIFABASI 1110051000040
i
ABSTRAK DISKURSUS PEMBERITAAN KORUPSI RATU ATUT CHOSIYAH PADA MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO EDISI 4 – 10 NOVEMBER 2013 Kasus dugaan korupsi yang menimpa Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah merupakan permasalah besar Negara Indonesia. Banyak media yang melakukan pemberitaan terhadap kasus tersebut, terjadi konstruksi pada pembentukan Pemberitaan Ratu Atut Chosiyah, salah satu yang paling berbeda dan menarik pada Majalah berita mingguan Tempo. Dalam membuat pemberitaan Majalah Tempo menampilkan sisi gaya hidup dari Atut yang bermewah – mewahan suka berpesiar keluar negeri dan membeli barang mewah yang sangat kontras dengan keadaan rakyat Banten. Berdasarkan konteks tersebut, tujuan penulisan ini untuk menjawab pertanyaan, pertama bagaimana wacana yang diangkat majalah berita mingguan Tempo terkait berita Ratu Atut Chosiyah? kedua, bagaimana kognisi social wartawan majalah Tempo ketika membuat berita Ratu Atut Chosiyah dan ketiga, bagaimana konteks sosial Majalah berita mingguan Tempo pada berita Ratu Atut Chosiyah? Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstrustivisme dan model wacana Teun A. Van Dijk. Untuk menjawab ke tiga dimensi/bangunan: teks melalui telaah dokumen/teks Majalah berita Mingguan Tempo, kognisi social melalui wawancara mendalam terhadap Anton septian staf redaksi , dan konteks social melalui literatur buku dan berita korupsi di Tangerang. Teks berita Ratu Banten di Butik Hermes menjelaskan tentang prilaku dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang sering boros dalam berbelanja yang mengindikasikan dirinya terjerat gratifikasi karena diduga uang yang digunakan adalah uang Negara. Kemudian dari teks berita Jejak di Rekening Bersama menjelaskan tentang indikasi kecurangan yang dilakukan oleh Tubagus Chaeri Wardha yaitu adik dari Ratu Atut Chosiyah terhadap proyek – proyek pembangunan daerah Banten dengan memanfaatkan kekuasaan Ratu Attut Chosiyah. Dari kognisi sosial wartawan berpegang teguh pada KPK dalam membuat pemberitaan, sehingga sangat mengkritisi masalah korupsi yang ada di Indonesia. Kemudian konteks sosial yang terjadi dikalangan media nasional maupun daerah banyak yang memberitakan Ratu Atut Chosiyah, mulai dari yang bersikap mengkritisi, netral maupun ada yang mendukung tentang dugaan kasus korupsi yang menimpanya. Dalam pandangan agama - agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha juga turut ikut ambil alih dalam kasus korupsi dalam berbagai pandangannya semua setuju untuk melarang adanya korupsi karena itu adalah termasuk kemungkaran dan penyakit hati dari setiap individu manusia.
ii
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih baik. Alhamdulillah atas hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas skripsi. Skripsi yang diberi judul “Diskursus Pemberitaan Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 4 – 10 November 2013 ” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Rachmat Baihaky, MA dan Drs. Umi Musyarofah M.A. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Dr. Gun Gun Heryanto M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih penulis ucapkan karena telah bersabar dapat meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga terus menjadi dosen yang istimewa di hati mahasiswa. Selalu menjadi sosok yang patut dicontoh. Selalu mengajarkan kami (mahasiswa) untuk selalu berproses menjadi orang hebat. 5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan keilmuan serta berbagai wawasan dan pengalamannya kepada penulis selama menuntut ilmu di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Semoga penulis dapat mengamalkan ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan, Amin. 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan danpenelitian skripsi ini. 7. Anton Septian (Staf Redaksi Majalah berita Mingguan Tempo) selaku narasumber yang telah meluangkan waktu kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Kebesaran hati beliau untuk selalu membantu orang lain semoga selalu di ridhai oleh Allah SWT. 8. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Triyono dan Ibunda Eni Sulatiningsih yang selalu mendukung langkah anak-anaknya dengan cara mereka sendiri untuk berproses menjadi lebih baik lagi. Dengan kesederhanan kami diajarkan kerja keras. 9. Adik - adikku yang tersayang. Bunga Fitrianingsih, Cardinalia Trianggraeningsih dan Baswara Trighofari mereka hebat. Dengan pribadinya masing – masing saja belajar kedewasaan.
iv
10. Terimakasih juga kepada Shabrina Dwi Pitarini Putri yang selalu memberikan semangat, motifasi dan kedewasaan. Kamu hebat. 11. Teman-teman mahasiswa seperjuangan KPI angkatan 2010, khususnya KPI B yang telah memberikan banyak cerita, pengalaman, dan inspirasi untuk penulis. Ade Rahmawan, Ade Hardiansyah, Adam Noor, Adik Dikri, Achmad Fauzi, Chandra Trigunadi, Taski Pradika, Alfionita Jayussarah, Endah Purnamasari, Ulfa Latifah, Ain Kabakoran, Dwi Arrianti, Andari Novianti, Fahru Rozi, Ishmatunisa, Miftahul Aida, Alfia Nur Laila . Terimakasih telah memberikan pengalaman yang berharga dengan saling memberikan kelengkapan diantara kekurangan masing-masing. Kita luar biasa. 12. Teman - Teman organisasi Komunitas JTV yang telah memberikan banyak semangat Independensi dan pengalaman berorganisasi yang sangat berharga. Alfani Rossi, Anita Puspita Sari, Wulan Purnamawati, Nina Nurlina, Ridho Falah, Tirai, Annisah Bilqis, Syifa Maharani, Syifa Maulidina, Syifa Fauziah, Zopi Raka, Dewi Mufarikhah, Nur Triana Anisatul Kamaliyah, Devi, Suci Robiatus, Mutiara Lestari, Alfi, Chandra Duriyatin, Delsha Amanda, Fadly Zaty, Intan Afrida, Ihsan Fauzi, Oki Nugroho, Egha Agatha, Rizka , Andika, Rahayu Saputro, Reksa Puja. Kalian Hebat. 13. Teman – teman KKN PELUKIS 2013 yang telah memberikan pengalaman berharga sepanjang mengabdikan diri di desa Sukaluyu. 14. Semua pihak yang telah memberikan konstribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak.
Ciputat, 12 Mei 2014 v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
i
ABSTRAK .....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. vi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
8
D. Kajian Pustaka ...................................................................
8
E. Metdeologi Penelitian ......................................................... 10 BAB II
KAJIAN TEORITIS A. Korupsi dalam Pandangan Agama ...................................... 19 B. Teori Naratif ...................................................................... 23 C. Teori Konstruksi Sosial ...................................................... 28 D. Konseptualisasi Pemberitaan ............................................. 31 1. Pengertian Berita ........................................................... 31 2. Unsur Layak Berita ...................................................... 32 3. Jenis – jenis Berita ....................................................... 33 4. Konsep Berita ............................................................... 35 E. Konseptualisasi Majalah ..................................................... 37 F. Wacana (Analisis Wacana) .................................................. 41
vi
BAB III
GAMBARAN UMUM A. Sejarah dan Perkembangan Majalah Tempo ....................... 46 1. Sejarah PT. Tempo Inti Media ...................................... 46 2. Majalah Tempo ........................................................... 49 3. Visi Perusahaan ............................................................ 52 4. Misi Perusahaan ........................................................... 52 B. Struktur Organisasi Majalah Tempo ...................................... 53 C. Penghargaan ......................................................................... 54
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Wacana Korupsi ................................................................. 57 1. Analisis Teks Laporan Utama 1 ......................................... 61 1. Tema yang Dikemukakan ............................................... 61 2. Skema yang Diberikan .................................................... 62 3. Penekanan Makna dalam Teks ........................................ 66 2. Analisis Teks Laporan Utama 2 ........................................... 77 1. Tema yang Dikemukakan ............................................... 77 2. Skema yang Diberikan .................................................... 78 3. Penekanan Makna dalam Teks ........................................ 79 B. Cara Wartawan dalam Produksi Berita Korupsi .................. 88 C. Wacana korupsi dalam Konteks Sosial ................................ 97
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 106 B. Saran................................................................................... 108 1. Saran Akademisi ................................................. 108 2. Saran Praktisi ...................................................... 109 vii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110 LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
...................................................................................... 51
Tabel 2
...................................................................................... 74
Tabel 3
...................................................................................... 86
Tabel 4
...................................................................................... 96
Tabel 5
...................................................................................... 104
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isi berita merupakan hal yang paling menarik untuk dianalisis dan diperbincangkan. Di dalam berita banyak terkandung maksud tertentu yang menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu kejadian atau peristiwa. Yang menjadi banyak perhatian dan pertimbangan tentang isi berita tersebut adalah keberagaman isi teks media serta ideologi yang membentuknya. Semua media berbeda dalam mengemas suatu teks berita pada suatu peristiwa atau kejadian. Sebuah isi teks media tidak dapat dipisahkan dari wacana, karena dalam isi berita terkandung wacana di dalamnya. menurut Roger Fowler wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk didalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.1 Dari pernyataannya tersebut dapat dipahami wacana adalah pembentuk makna isi berita. Di dalam sebuah wacana terkandung makna-makna dan maksud tertentu. Ideologi dan pemikiran setiap anggota media adalah hal yang dapat mempengaruhinya. Setiap media dan anggota media mempunyai ideologi dan pemikiran yang berbeda dalam membentuk dan mengemas suatu berita. Media cetak adalah salah satu media yang bertahan sampai saat ini yang menjadi pemenuh kebutuhan Masyarakat akan berita. Media cetak memiliki kemudahan dibawa-bawa, orientasi potret, dan kemasan berjudul, sementara 1
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 2.
1
2
menarik dari bentuk-bentuk interpersonal dan penyiaran. 2 Tidak terlepas dari kelebihannya tersebut, yang paling menarik untuk kita ketahui dan pelajari bahwa dalam pengemasan isi sebuah berita tersirat makna – makna yang diciptakan oleh idelogi penulis dalam menyampaikan sebuah berita. Alex Sobur dalam Jumroni dan Suhaimi, mendefinisikan media massa sebagai “Suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris” 3 Dari penjelasan tersebut dapat dipelajari di dalam sebuah isi berita terkandung sebuah wacana yang dibentuk oleh media sehingga di dalam penafsirannya terhadap suatu peristiwa memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam mendefinisikan realitas, hal inilah yang menjadi menarik untuk dipelajari dan dipahami. Setelah memahami bahwa setiap isi berita terkandung wacana yang dibentuk oleh ideologi penulis dan media. Bagian dari media seperti wartawan, redaktur dan editor membuat pandangan dan realitas suatu peristiwa menjadi berbeda-beda sesuai dengan ideologi masing-masing media itu sendiri. Menurut Berger realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya dibentuk dan dikonstruksi. Dengan
2
Roger Fidler, Mediamorfosis,(Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003), h. 338. Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 85. 3
3
pandangan semacam ini realitas berwajah ganda/plural. Setiap Orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda atas suatu realitas. 4 Fungsi
utama
media
adalah
alat
untuk
pengawas
pelaksanaan
pemerintahan5. Kembali lagi ke fungsi utama media tersebut, seharusnya sebagai media harus lebih berorientasi kepada pemikiran yang kritis dan analisis yang mendalam dalam membentuk suatu isi berita sehingga anggapan masyarakat terhadap suatu peristiwa menjadi relevan. Tentu hal ini sangatlah menarik untuk lebih di teliti terhadap pemberitaan yang disampaikan oleh majalah berita mingguan Tempo. Karena Tempo dikenal sebagai media yang membuat pemikiran dan analisis yang kritis dalam menanggapi suatu permasalahan, dalam melihat konteks ini perlu kita teliti bagaimana Tempo memposisikan dirinya dalam membuat wacana di dalam isi sebuah berita. Coher dalam Denis McQuail membedakan reporter menjadi 2 yaitu mengacu pada gagasan pers sebagai pemberi informasi, penafsir, dan alat pemerintah (menyediakan dirinya sebagai saluran atau cermin) dan yang kedua mengacu pada pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers sebagai wakil publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan anjing penjaga secara umum. 6 Dalam pengertian yang dijelaskan Coher tersebut penulis memberikan anggapan bahwa Tempo diposisikan menjadi bagian kedua yaitu mengacu pada
4
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002), h. 18. 5 Fred S. Siebert, Thedore Peterson dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers,( Jakarta: PT Intermasa, 1986), h. 3. 6 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa,( Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h.13.
4
pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers sebagai wakil publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan anjing penjaga secara umum. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji penulis karena pada era kebermilikan media saat ini masih ada media yang bertindak seperti itu. inilah yang membuat menarik penulis, dan hal yang akan di amati penulis adalah bagaimana perspektif wartawan dimasukkan ke dalam wacana sehingga dapat membentuk isi berita yang dapat mempengaruhi para pembaca menafsirkan pemberitaan yang di sampaikan majalah berita minguan Tempo. Atas dasar itulah penilitian ini sangat penting untuk dilaksanan. Kasus dugaan korupsi politik dinasti yang menimpa Ratu Atut Chosiyah adalah permasalahan besar Negara Indonesia. Hal ini terasa sangat membuat masyarakat Indonesia terutama Banten menjadi tercengang – cengang akan kasus dugaan korupsi tersebut, karena sebagian besar masyarakat Banten yang masih dibawah angka kemiskinan. Kasus dugaan korupsi tersebut mulai terungkap dari tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK pada tanggal 2 Oktober di rumah dinasnya di jalan Widya Chandra III No.7, Jakarta Selatan ia menerima suap dari kasus pengaturan putusan Mahkamah Konstitusi di daerah Gunung Mas dan Lebak, KPK menyita barang bukti uang setara 2-3 miliar yang diterimanya dalam penangkapan.7 Dalam kasus perkara PILKADA di Lebak, Banten ditangkaplah tersangka pemberi suap dari kasus Lebak yaitu Tubagus Chaeri Wardhana pada tanggal 3 Oktober. Ia terbukti memberikan suap uang 1 miliar kepada ketua MK Akil 7
Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina,KPK Tangkap Tangan Ketua Mahkamah Konstitusi,Jakarta (3 Oktober 2013).
5
Mochtar dan Pengacara Susi Tur Andayani dalam pengaturan putusan sengketa PILKADA Lebak Banten. Beliau merupakan adik dari Gubernur Banten yaitu Ratu Atut Chosiyah dan juga merupakan suami dari Walikota Tangerang Selatan yaitu Airin Rachmi Diany. 8 Dari kasus yang menimpa adiknya tersebut pemerintah mulai mengusut keterdugaan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Dalam dugaannya ia banyak menyelewengkan berbagai macam dana dalam pelaksanaan proyek yang berada di daerah Banten. Hal tersebut mulai tercermin dan sedikit demi sedikit terungkap dengan adanya laporan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh kerjasama KPK, ICW dan Segenap warga Banten yang melaporkan diduganya dalam pelaksanaan program – program pembangunan di Banten. Terlihat dari pemberitaan tersebut, modus yang sering digunakan dalam dugaan penyelewengan program – program pembangunan yang ada di Banten adalah dengan menguasai berbagai proyek yang ada serta menggelembungkan dana dan memanipulasi data yang ada. Dengan menggunakan cara seperti itulah penyelewengan program-program pembangunan di daerah Banten dikuasai. Dugaan korupsi politik dinasti mulai diungkap dengan ditangkapnya Tubagus Chaeri Wardhana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Hal ini merupakan jalan pembuka bagi KPK dan ICW untuk mengusut dan mengungkap kasus yang ada di daerah Banten yang awalnya sulit bagi KPK dalam mengungkapnya. karena ketika ada kasus di daerah Banten, politik dinasti ini saling menutupi kasus yang menimpa keluarganya. 8
Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A, KPK Bongkar Jaringan Suap Akil,Jakarta(4 Oktober 2013).
6
Banyak dugaan korupsi yang diselidiki oleh KPK dalam kasus politik Dinasti yang menimpa keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Beberapa kasus yang sedang diselidiki oleh KPK yang dilansir oleh koran Tempo yang melibatkan politik dinasti ini di antaranya adalah dugaan penyelewengan dana Bansos, penggelembungan biaya pengadaan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan, Pembangunan Masjid, dan banyak lagi berbagai proyek pembangunan di Provinsi Banten. Berikut adalah bagan dari politik dinasti daerah Banten yang melibatkan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah: Gubernur Banten
Wakil Bupati Pandeglang Heryani (ibu tiri Atut)
Ratu Atut Chosiyah
Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman (adik Atut)
PROVINSI BANTEN
Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik Atut)
Walikota TANGSEL Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut)
Sumber: Koran Tempo, Edisi: Senin, 4 Oktober 2013.
Gaya hidup yang serba mewah yang ditampilkan oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah menjadi pertanyaan besar akan banyaknya penyelewengan dan dugaan korupsi yang terindikasi di daerah Banten. Hal inilah yang menjadi bagian besar keterdugaan korupsi yang dilakukan oleh politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah tersebut. Sesuai berita yang telah terungkap saat ini, Atut sering sekali berplesir ke luar negeri membeli barang – barang mewah yang harganya sangat fantastis, hal
7
itu dimuat pada majalah berita mingguan Tempo edisi 4 - 10 November 2013 yang menampilkan dan memberikan wacana tentang kekayaan besar yang dimiliki politik dinastinya serta gaya hidup yang super mahal yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang “Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 4 - 10 November 2013 ”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah serta tidak terjebak pada pembahasan yang terlalu luas, peneliti membatasi masalah hanya dilihat dari berita –berita yang diterbitkan Majalah berita mingguan Tempo pada edisi 4 – 10 November 2013. Dan tentunya hanya berita yang berkaitan dengan Ratu Atut Chosiyah. 2. Perumusan Masalah Dari penjelasan di dalam latar belakang masalah, fokus penelitian ini mengarah lebih kepada untuk menguji apa yang dikatakan dalam pandangan konstruksionis yang menyatakan bahwa media bukanlah saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini media di pandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas untuk itu penulis membuat perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana Wacana yang diangkat majalah berita mingguan Tempo terkait berita Ratu Atut Chosiyah?
8
2. Bagaimana kognisi sosial wartawan majalah berita mingguan Tempo ketika membuat berita Ratu Atut Chosiyah? 3. Bagaimana konteks sosial Majalah berita mingguan Tempo pada berita Ratu Atut Chosiyah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Majalah berita mingguan Tempo melakukan konstruksi terhadap wacana teks berita Ratu Atut Chosiyah dan mengetahui bagaimana wartawan Majalah berita mingguan Tempo memproduksi teks berita Ratu Atut Chosiyah. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Secara akademisi dapat menjadi bahan rujukan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk para aktivis dan para akademisi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. b. Secara praktisi dapat dijadikan contoh dan menambah pengetahuan, wawasan serta pedoman terhadap bagaimana media cetak mampu mengkonstruksi pemikiran pembacanya. D. Kajian Pustaka Setelah peneliti malakukan pengamatan di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
9
skripsi sebagai rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus menjadi referensi tambahan selain buku, Koran, website dan artikel. Adapun judul yang penulis dapatkan sebagai berikut: 1. Analisis wacana kritis pemberitaan konflik Israel palestina pada republika online, Misykatun Ni‟mah (UIN 2012). 2. Analisis wacana penulisan feature di media Indonesia edisi 25-26 oktober 2011.Apristia Krisna Dewi (UIN 2012). 3. Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” di Majalah Pantau. Tia Agnes Astuti (UIN 2011). 4. Analisis Wacana “Editorial” Koran Tempo tentang Serangan Israel ke Kota Gaza (Edisi 27 Desember 2008-18 Januari 2009), Asih Amerti (UIN 2009) Setelah penulis melihat beberapa penelitian yang terkait teori ataupun tema seputar permasalahan yang penulis angkat, maka penulis memutuskan untuk menggunakan analisis Wacana konsep Teun A. Van Dijk Sebagai metode penelitian. Yang menjadi pembeda peneliti
lainya adalah peneliti ini
menggunakan majalah berita mingguan Tempo seputar berita Ratu Atut Chosiyah sebagai objek penelitian. Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi Dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.
10
Dari tinjauan pustaka ini, peneliti yakin apa yang akan diteliti belum pernah ada sebelumnya. Maka dengan itulah peneliti yakin mengajukan penelitian tersebut sebagai langkah awal untuk mengajukan skripsi. E. Metodelogi Penelitian
1. Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme dalam
meneliti
wacana
pemberitaan
Ratu
Atut
Chosiyah.
Pandangan
Konstruktivisme menilai bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Konstruktifisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Dalam hal ini, seperti dikatakan A.S. Hikam, Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap pembentukan wacana. Bahasa dipahami dalam paradigma ini diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-peryataan yang bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jatidiri dari sang pembicara. Jadi dalam paradigma konstruktifis melihat isi wacana yaitu bukan sesuatu yang kosong tidak terbentuk dengan sendirinya, melaikan dibentuk dan di rencanakan.9
9
h. 2.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
11
2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif pada penelitiannya. Pada metode ini memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau Manifest). Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (Latent) diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks social/realitas yang terjadi saat pesan dibuat.10 Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam menumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.11 3. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
10
Burhan Bungin, Teknik Praktis Riset Komunikasi: (Jakarta: Kencana, 2006), h. 251 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat ) (Jakarta: Kencana, 2007) h. 306 11
12
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.12 Melalui penelitian deskriptif ini penulis akan mendeskripsikan atau mengkonstruksi mendalam terhadap subjek penelitian tersebut. 4. Teknik Penelitian Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Analisis Wacana adalah analisis yang dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud dan makna-makna tertentu.13 Yang menjadi titik perhatian bukan apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana berita atau wacana yang di kembangkan dan dibuat oleh media tersebut. Sikap mendukung, menolak, positif atau negatif hanyalah efek yang dari konstruksi makna yang dikembangkan oleh wartawan dan media. Analisis data merupakan cara yang dipakai untuk menganalisis, mempelajari, serta mengolah kelompok data tertentu sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan yang diteliti dan dibahas. Oleh karena yang digali berupa data kualitatif, maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Mengikuti Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
12 13
h. 5.
Nur Fatimah,”Penelitian Deskriptif”, dalam http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/. Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
13
mencari, dan menemukan pola menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain. 14 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model wacana Teun A. Van Dijk. Konsep wacana, oleh Van Dijk, digunakan untuk „melihat bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga dapat diperoleh pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu”. 15 Van Dijk menggunakan model penelitian yang biasa disebutnya “kognisi sosial”, ia menunjukan bagaimana proses teks tersebut di produksi oleh wartawan/ media, di sisi lain ia menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang ada di masyarakat menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan, dan ahirnya digunakannya untuk membuat teks berita. 16 Jadi faktor dari kognisi sosial ini yang sebenarnya banyak mempengaruhi dan menentukan dalam pembentukan teks dalam suatu wacana berita. Penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati.17 Wacana dapat diartikan bagaimana suatu teks berita mendapat pengaruh dari pencari dan penulis berita sehingga isi dari berita tersebut menjadi berbeda dan mendapat suatu perhatian khusus masyarakat. Penelitian Mengenai Wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil dari struktur besar
14
Lexy. J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 248. 15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 221. 16 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 222. 17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 221.
14
masyarakat.18 Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, yaitu suatu praktik wacana. Jadi dalam pembuatannya suatu teks pasti melibatkan bagian-bagian dalam dari media tersebut seperti wartawan dan redaktur. Media membentuk konsensus dan pembenar bahwa seperti itu kenyaatan. 19 Media membuat suatu kenyataan semu sehingga menampilkan realitas yang mirip dengan fakta aslinya, bahkan kita sulit untuk membedakan mana realitas asli dan realitas buatan yang dilakukan oleh media tersebut. Sehingga diperluukan pemahaman yang mendalam tentang suatu berita agar kita dapat memahaminya lebih dalam dan benar. Van Dijk mengeksklusi modelnya dengan melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.20 Dengan demikian dapat dipahami lebih dalam lagi mengapa suatu teks dalam suatu wacana dapat dibuat dan terbentuk. Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga
18
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
19
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
20
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. h. 222. h. 224.
15
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.21 Dalam model analisis wacana Van Dijk, mem wacana sebuah berita memiliki tiga elemen: 1. Teks adalah bagian yang diamati oleh Van Dijk, ia melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing saling mendukung dan ia membagi kedalam tiga tingkatan. Struktur makro. makna global yang dapat diamati dengan melihat tema/topik yang dikedepankan. Kedua, Superstruktur adalah Struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, Struktur mikro adalah makna wacana yang diamati dari bagian kecil suatu teks.22 2.
Kognisi Sosial menurut Van Dijk adalah kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Karena sebuah teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran,pengetahuan,prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Dan Van Dijk memahaminya dalam suatu bentuk yaitu Skema, ia berkerja secara aktik mengkonstruksi realitas membantu kita memandu apakah yang harus kita pahami, maknai, dan ingat tentang sesuatu. Dana dalam masalah yang diamati penulis menggunakan Skema Peran (Role Schemas), yaitu berhubungan
21
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
22
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 224. h. 226.
16
dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat. 23 3.
Analisis Sosial menurut Van Dijk, wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal di produksi dan di konstruksi dalam masyarakat. Dan Van Dijk mengemukakan ada dua poin penting yaitu Kekuasaan (Power) dan akses (Acces).
Selanjutnya data diolah dengan penjelasan table-tabel yang merujuk pada model Teun A. Van Dijk, sehingga penyajian table serta teori itu akan tampak bagaiamana Majalah berita mingguan Tempo mengangkat berita seputar dugaan korupsi yang dilakukan politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah di Banten 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi teks/document research. Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap ataupun pembanding. a) Data primer (primary-sources), yaitu teks berita dari majalah berita mingguan Tempo dan Wawancara mendalam dari pihak Redaksi Tempo. 23
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 260-262.
17
b) Data sekunder (secondary-sources), yaitu berupa berita dari berbagai media, buku-buku, website, literature-literatur lain yang ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan penelitian skripsi ini. 6. Subjek dan Objek Penelitian Unit analisis dari penelitian ini adalah Majalah Tempo dan unit pengamatannya adalah teks berita yang dipakai dalam kasus dugaan korupsi dan penggelapan uang yang melibatkan politik Dinasi Ratu Atut Chosiyah. 7. Sitematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI Bab ini menjelaskan penjabaran ruang lingkup landasan teori mengenai media cetak, berita, dan analisis wacana. BAB III GAMBARAN UMUM Pada bab ini membahas tentang profil Majalah berita mingguan Tempo, Visi dan Misi, struktur organisasi. BAB IV ANALISIS DATA
18
Membahas tentang latar belakang penulisan pemberitaan Ratu Atut Chosiyah dengan Analisis wacana, kognisi sosial penulis berita, dan konteks sosial pembentukan berita Ratu Atut Chosiyah pada Majalah berita mingguan Tempo. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam skripsi ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isi berita merupakan hal yang paling menarik untuk dianalisis dan diperbincangkan. Di dalam berita banyak terkandung maksud tertentu yang menggambarkan dan menjelaskan tentang suatu kejadian atau peristiwa. Yang menjadi banyak perhatian dan pertimbangan tentang isi berita tersebut adalah keberagaman isi teks media serta ideologi yang membentuknya. Semua media berbeda dalam mengemas suatu teks berita pada suatu peristiwa atau kejadian. Sebuah isi teks media tidak dapat dipisahkan dari wacana, karena dalam isi berita terkandung wacana di dalamnya. menurut Roger Fowler wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan kategori yang masuk didalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.1 Dari pernyataannya tersebut dapat dipahami wacana adalah pembentuk makna isi berita. Di dalam sebuah wacana terkandung makna-makna dan maksud tertentu. Ideologi dan pemikiran setiap anggota media adalah hal yang dapat mempengaruhinya. Setiap media dan anggota media mempunyai ideologi dan pemikiran yang berbeda dalam membentuk dan mengemas suatu berita. Media cetak adalah salah satu media yang bertahan sampai saat ini yang menjadi pemenuh kebutuhan Masyarakat akan berita. Media cetak memiliki kemudahan dibawa-bawa, orientasi potret, dan kemasan berjudul, sementara 1
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 2.
1
2
menarik dari bentuk-bentuk interpersonal dan penyiaran. 2 Tidak terlepas dari kelebihannya tersebut, yang paling menarik untuk kita ketahui dan pelajari bahwa dalam pengemasan isi sebuah berita tersirat makna – makna yang diciptakan oleh idelogi penulis dalam menyampaikan sebuah berita. Alex Sobur dalam Jumroni dan Suhaimi, mendefinisikan media massa sebagai “Suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris” 3 Dari penjelasan tersebut dapat dipelajari di dalam sebuah isi berita terkandung sebuah wacana yang dibentuk oleh media sehingga di dalam penafsirannya terhadap suatu peristiwa memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam mendefinisikan realitas, hal inilah yang menjadi menarik untuk dipelajari dan dipahami. Setelah memahami bahwa setiap isi berita terkandung wacana yang dibentuk oleh ideologi penulis dan media. Bagian dari media seperti wartawan, redaktur dan editor membuat pandangan dan realitas suatu peristiwa menjadi berbeda-beda sesuai dengan ideologi masing-masing media itu sendiri. Menurut Berger realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya dibentuk dan dikonstruksi. Dengan
2
Roger Fidler, Mediamorfosis,(Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003), h. 338. Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 85. 3
3
pandangan semacam ini realitas berwajah ganda/plural. Setiap Orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda atas suatu realitas. 4 Fungsi
utama
media
adalah
alat
untuk
pengawas
pelaksanaan
pemerintahan5. Kembali lagi ke fungsi utama media tersebut, seharusnya sebagai media harus lebih berorientasi kepada pemikiran yang kritis dan analisis yang mendalam dalam membentuk suatu isi berita sehingga anggapan masyarakat terhadap suatu peristiwa menjadi relevan. Tentu hal ini sangatlah menarik untuk lebih di teliti terhadap pemberitaan yang disampaikan oleh majalah berita mingguan Tempo. Karena Tempo dikenal sebagai media yang membuat pemikiran dan analisis yang kritis dalam menanggapi suatu permasalahan, dalam melihat konteks ini perlu kita teliti bagaimana Tempo memposisikan dirinya dalam membuat wacana di dalam isi sebuah berita. Coher dalam Denis McQuail membedakan reporter menjadi 2 yaitu mengacu pada gagasan pers sebagai pemberi informasi, penafsir, dan alat pemerintah (menyediakan dirinya sebagai saluran atau cermin) dan yang kedua mengacu pada pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers sebagai wakil publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan anjing penjaga secara umum. 6 Dalam pengertian yang dijelaskan Coher tersebut penulis memberikan anggapan bahwa Tempo diposisikan menjadi bagian kedua yaitu mengacu pada
4
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002), h. 18. 5 Fred S. Siebert, Thedore Peterson dan Wilbur Schramm, Empat Teori Pers,( Jakarta: PT Intermasa, 1986), h. 3. 6 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa,( Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h.13.
4
pengertian tradisional „pilar ke empat‟, mencakup gagasan pers sebagai wakil publik, kritik terhadap pemerintahan, penganjur kebijakan, dan anjing penjaga secara umum. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji penulis karena pada era kebermilikan media saat ini masih ada media yang bertindak seperti itu. inilah yang membuat menarik penulis, dan hal yang akan di amati penulis adalah bagaimana perspektif wartawan dimasukkan ke dalam wacana sehingga dapat membentuk isi berita yang dapat mempengaruhi para pembaca menafsirkan pemberitaan yang di sampaikan majalah berita minguan Tempo. Atas dasar itulah penilitian ini sangat penting untuk dilaksanan. Kasus dugaan korupsi politik dinasti yang menimpa Ratu Atut Chosiyah adalah permasalahan besar Negara Indonesia. Hal ini terasa sangat membuat masyarakat Indonesia terutama Banten menjadi tercengang – cengang akan kasus dugaan korupsi tersebut, karena sebagian besar masyarakat Banten yang masih dibawah angka kemiskinan. Kasus dugaan korupsi tersebut mulai terungkap dari tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK pada tanggal 2 Oktober di rumah dinasnya di jalan Widya Chandra III No.7, Jakarta Selatan ia menerima suap dari kasus pengaturan putusan Mahkamah Konstitusi di daerah Gunung Mas dan Lebak, KPK menyita barang bukti uang setara 2-3 miliar yang diterimanya dalam penangkapan.7 Dalam kasus perkara PILKADA di Lebak, Banten ditangkaplah tersangka pemberi suap dari kasus Lebak yaitu Tubagus Chaeri Wardhana pada tanggal 3 Oktober. Ia terbukti memberikan suap uang 1 miliar kepada ketua MK Akil 7
Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina,KPK Tangkap Tangan Ketua Mahkamah Konstitusi,Jakarta (3 Oktober 2013).
5
Mochtar dan Pengacara Susi Tur Andayani dalam pengaturan putusan sengketa PILKADA Lebak Banten. Beliau merupakan adik dari Gubernur Banten yaitu Ratu Atut Chosiyah dan juga merupakan suami dari Walikota Tangerang Selatan yaitu Airin Rachmi Diany. 8 Dari kasus yang menimpa adiknya tersebut pemerintah mulai mengusut keterdugaan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Dalam dugaannya ia banyak menyelewengkan berbagai macam dana dalam pelaksanaan proyek yang berada di daerah Banten. Hal tersebut mulai tercermin dan sedikit demi sedikit terungkap dengan adanya laporan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh kerjasama KPK, ICW dan Segenap warga Banten yang melaporkan diduganya dalam pelaksanaan program – program pembangunan di Banten. Terlihat dari pemberitaan tersebut, modus yang sering digunakan dalam dugaan penyelewengan program – program pembangunan yang ada di Banten adalah dengan menguasai berbagai proyek yang ada serta menggelembungkan dana dan memanipulasi data yang ada. Dengan menggunakan cara seperti itulah penyelewengan program-program pembangunan di daerah Banten dikuasai. Dugaan korupsi politik dinasti mulai diungkap dengan ditangkapnya Tubagus Chaeri Wardhana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Hal ini merupakan jalan pembuka bagi KPK dan ICW untuk mengusut dan mengungkap kasus yang ada di daerah Banten yang awalnya sulit bagi KPK dalam mengungkapnya. karena ketika ada kasus di daerah Banten, politik dinasti ini saling menutupi kasus yang menimpa keluarganya. 8
Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A, KPK Bongkar Jaringan Suap Akil,Jakarta(4 Oktober 2013).
6
Banyak dugaan korupsi yang diselidiki oleh KPK dalam kasus politik Dinasti yang menimpa keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Beberapa kasus yang sedang diselidiki oleh KPK yang dilansir oleh koran Tempo yang melibatkan politik dinasti ini di antaranya adalah dugaan penyelewengan dana Bansos, penggelembungan biaya pengadaan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan, Pembangunan Masjid, dan banyak lagi berbagai proyek pembangunan di Provinsi Banten. Berikut adalah bagan dari politik dinasti daerah Banten yang melibatkan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah: Gubernur Banten
Wakil Bupati Pandeglang Heryani (ibu tiri Atut)
Ratu Atut Chosiyah
Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman (adik Atut)
PROVINSI BANTEN
Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik Atut)
Walikota TANGSEL Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut)
Sumber: Koran Tempo, Edisi: Senin, 4 Oktober 2013.
Gaya hidup yang serba mewah yang ditampilkan oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah menjadi pertanyaan besar akan banyaknya penyelewengan dan dugaan korupsi yang terindikasi di daerah Banten. Hal inilah yang menjadi bagian besar keterdugaan korupsi yang dilakukan oleh politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah tersebut. Sesuai berita yang telah terungkap saat ini, Atut sering sekali berplesir ke luar negeri membeli barang – barang mewah yang harganya sangat fantastis, hal
7
itu dimuat pada majalah berita mingguan Tempo edisi 4 - 10 November 2013 yang menampilkan dan memberikan wacana tentang kekayaan besar yang dimiliki politik dinastinya serta gaya hidup yang super mahal yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang “Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 4 - 10 November 2013 ”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah serta tidak terjebak pada pembahasan yang terlalu luas, peneliti membatasi masalah hanya dilihat dari berita –berita yang diterbitkan Majalah berita mingguan Tempo pada edisi 4 – 10 November 2013. Dan tentunya hanya berita yang berkaitan dengan Ratu Atut Chosiyah. 2. Perumusan Masalah Dari penjelasan di dalam latar belakang masalah, fokus penelitian ini mengarah lebih kepada untuk menguji apa yang dikatakan dalam pandangan konstruksionis yang menyatakan bahwa media bukanlah saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini media di pandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas untuk itu penulis membuat perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana Wacana yang diangkat majalah berita mingguan Tempo terkait berita Ratu Atut Chosiyah?
8
2. Bagaimana kognisi sosial wartawan majalah berita mingguan Tempo ketika membuat berita Ratu Atut Chosiyah? 3. Bagaimana konteks sosial Majalah berita mingguan Tempo pada berita Ratu Atut Chosiyah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Majalah berita mingguan Tempo melakukan konstruksi terhadap wacana teks berita Ratu Atut Chosiyah dan mengetahui bagaimana wartawan Majalah berita mingguan Tempo memproduksi teks berita Ratu Atut Chosiyah. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Secara akademisi dapat menjadi bahan rujukan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan untuk para aktivis dan para akademisi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. b. Secara praktisi dapat dijadikan contoh dan menambah pengetahuan, wawasan serta pedoman terhadap bagaimana media cetak mampu mengkonstruksi pemikiran pembacanya. D. Kajian Pustaka Setelah peneliti malakukan pengamatan di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Pada penelitian ini, penulis menggunakan
9
skripsi sebagai rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus menjadi referensi tambahan selain buku, Koran, website dan artikel. Adapun judul yang penulis dapatkan sebagai berikut: 1. Analisis wacana kritis pemberitaan konflik Israel palestina pada republika online, Misykatun Ni‟mah (UIN 2012). 2. Analisis wacana penulisan feature di media Indonesia edisi 25-26 oktober 2011.Apristia Krisna Dewi (UIN 2012). 3. Analisis Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” di Majalah Pantau. Tia Agnes Astuti (UIN 2011). 4. Analisis Wacana “Editorial” Koran Tempo tentang Serangan Israel ke Kota Gaza (Edisi 27 Desember 2008-18 Januari 2009), Asih Amerti (UIN 2009) Setelah penulis melihat beberapa penelitian yang terkait teori ataupun tema seputar permasalahan yang penulis angkat, maka penulis memutuskan untuk menggunakan analisis Wacana konsep Teun A. Van Dijk Sebagai metode penelitian. Yang menjadi pembeda peneliti
lainya adalah peneliti ini
menggunakan majalah berita mingguan Tempo seputar berita Ratu Atut Chosiyah sebagai objek penelitian. Sedangkan untuk teknis penulisan hasil penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi Dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.
10
Dari tinjauan pustaka ini, peneliti yakin apa yang akan diteliti belum pernah ada sebelumnya. Maka dengan itulah peneliti yakin mengajukan penelitian tersebut sebagai langkah awal untuk mengajukan skripsi. E. Metodelogi Penelitian
1. Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme dalam
meneliti
wacana
pemberitaan
Ratu
Atut
Chosiyah.
Pandangan
Konstruktivisme menilai bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Konstruktifisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Dalam hal ini, seperti dikatakan A.S. Hikam, Subjek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap pembentukan wacana. Bahasa dipahami dalam paradigma ini diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-peryataan yang bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jatidiri dari sang pembicara. Jadi dalam paradigma konstruktifis melihat isi wacana yaitu bukan sesuatu yang kosong tidak terbentuk dengan sendirinya, melaikan dibentuk dan di rencanakan.9
9
h. 2.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
11
2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif pada penelitiannya. Pada metode ini memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau Manifest). Karena itu tidak dapat digunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (Latent) diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks social/realitas yang terjadi saat pesan dibuat.10 Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam menumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.11 3. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau
10
Burhan Bungin, Teknik Praktis Riset Komunikasi: (Jakarta: Kencana, 2006), h. 251 Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat ) (Jakarta: Kencana, 2007) h. 306 11
12
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.12 Melalui penelitian deskriptif ini penulis akan mendeskripsikan atau mengkonstruksi mendalam terhadap subjek penelitian tersebut. 4. Teknik Penelitian Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Analisis Wacana adalah analisis yang dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud dan makna-makna tertentu.13 Yang menjadi titik perhatian bukan apakah media memberitakan negatif atau positif, melainkan bagaimana berita atau wacana yang di kembangkan dan dibuat oleh media tersebut. Sikap mendukung, menolak, positif atau negatif hanyalah efek yang dari konstruksi makna yang dikembangkan oleh wartawan dan media. Analisis data merupakan cara yang dipakai untuk menganalisis, mempelajari, serta mengolah kelompok data tertentu sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan yang diteliti dan dibahas. Oleh karena yang digali berupa data kualitatif, maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Mengikuti Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
12 13
h. 5.
Nur Fatimah,”Penelitian Deskriptif”, dalam http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/. Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
13
mencari, dan menemukan pola menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain. 14 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model wacana Teun A. Van Dijk. Konsep wacana, oleh Van Dijk, digunakan untuk „melihat bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga dapat diperoleh pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu”. 15 Van Dijk menggunakan model penelitian yang biasa disebutnya “kognisi sosial”, ia menunjukan bagaimana proses teks tersebut di produksi oleh wartawan/ media, di sisi lain ia menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang ada di masyarakat menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan, dan ahirnya digunakannya untuk membuat teks berita. 16 Jadi faktor dari kognisi sosial ini yang sebenarnya banyak mempengaruhi dan menentukan dalam pembentukan teks dalam suatu wacana berita. Penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati.17 Wacana dapat diartikan bagaimana suatu teks berita mendapat pengaruh dari pencari dan penulis berita sehingga isi dari berita tersebut menjadi berbeda dan mendapat suatu perhatian khusus masyarakat. Penelitian Mengenai Wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong, sebaliknya ia adalah bagian kecil dari struktur besar
14
Lexy. J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 248. 15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 221. 16 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 222. 17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 221.
14
masyarakat.18 Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, yaitu suatu praktik wacana. Jadi dalam pembuatannya suatu teks pasti melibatkan bagian-bagian dalam dari media tersebut seperti wartawan dan redaktur. Media membentuk konsensus dan pembenar bahwa seperti itu kenyaatan. 19 Media membuat suatu kenyataan semu sehingga menampilkan realitas yang mirip dengan fakta aslinya, bahkan kita sulit untuk membedakan mana realitas asli dan realitas buatan yang dilakukan oleh media tersebut. Sehingga diperluukan pemahaman yang mendalam tentang suatu berita agar kita dapat memahaminya lebih dalam dan benar. Van Dijk mengeksklusi modelnya dengan melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.20 Dengan demikian dapat dipahami lebih dalam lagi mengapa suatu teks dalam suatu wacana dapat dibuat dan terbentuk. Wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga
18
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
19
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
20
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 222. h. 222. h. 224.
15
mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.21 Dalam model analisis wacana Van Dijk, mem wacana sebuah berita memiliki tiga elemen: 1. Teks adalah bagian yang diamati oleh Van Dijk, ia melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing saling mendukung dan ia membagi kedalam tiga tingkatan. Struktur makro. makna global yang dapat diamati dengan melihat tema/topik yang dikedepankan. Kedua, Superstruktur adalah Struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, Struktur mikro adalah makna wacana yang diamati dari bagian kecil suatu teks.22 2.
Kognisi Sosial menurut Van Dijk adalah kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut. Karena sebuah teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran,pengetahuan,prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. Dan Van Dijk memahaminya dalam suatu bentuk yaitu Skema, ia berkerja secara aktik mengkonstruksi realitas membantu kita memandu apakah yang harus kita pahami, maknai, dan ingat tentang sesuatu. Dana dalam masalah yang diamati penulis menggunakan Skema Peran (Role Schemas), yaitu berhubungan
21
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
22
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002)
h. 224. h. 226.
16
dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat. 23 3.
Analisis Sosial menurut Van Dijk, wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal di produksi dan di konstruksi dalam masyarakat. Dan Van Dijk mengemukakan ada dua poin penting yaitu Kekuasaan (Power) dan akses (Acces).
Selanjutnya data diolah dengan penjelasan table-tabel yang merujuk pada model Teun A. Van Dijk, sehingga penyajian table serta teori itu akan tampak bagaiamana Majalah berita mingguan Tempo mengangkat berita seputar dugaan korupsi yang dilakukan politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah di Banten 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi teks/document research. Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap ataupun pembanding. a) Data primer (primary-sources), yaitu teks berita dari majalah berita mingguan Tempo dan Wawancara mendalam dari pihak Redaksi Tempo. 23
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,( Yogyakarta: LKiS, 2002) h. 260-262.
17
b) Data sekunder (secondary-sources), yaitu berupa berita dari berbagai media, buku-buku, website, literature-literatur lain yang ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan penelitian skripsi ini. 6. Subjek dan Objek Penelitian Unit analisis dari penelitian ini adalah Majalah Tempo dan unit pengamatannya adalah teks berita yang dipakai dalam kasus dugaan korupsi dan penggelapan uang yang melibatkan politik Dinasi Ratu Atut Chosiyah. 7. Sitematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini ialah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI Bab ini menjelaskan penjabaran ruang lingkup landasan teori mengenai media cetak, berita, dan analisis wacana. BAB III GAMBARAN UMUM Pada bab ini membahas tentang profil Majalah berita mingguan Tempo, Visi dan Misi, struktur organisasi. BAB IV ANALISIS DATA
18
Membahas tentang latar belakang penulisan pemberitaan Ratu Atut Chosiyah dengan Analisis wacana, kognisi sosial penulis berita, dan konteks sosial pembentukan berita Ratu Atut Chosiyah pada Majalah berita mingguan Tempo. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam skripsi ini.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan Majalah Tempo Dalam menjajaki dunia media, Majalah Tempo hanya lahir dari sebuah feature dan oraganisasi media kecil. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu Majalah Tempo mulai berkembang dan menjadi media yang besar. Sebelum mengungkap tentang majalah Tempo lebih dalam, penulis akan menjelaskan tentang inti perusahaan media Tempo. PT. Tempo Inti Media tergabung dalam satu korporasi Tempo Media Group yang terutama bergerak di bidang industri penyedia jasa informasi, didalamnya bernaung beberapa perusahaan PT. Tempo Inti Media Tbk., PT. Temprint, dan PT. Tempo Inti Media Impresario yang bergerak di bidang Event Organizer. Kemudiaan Tempo juga memasuki bisnis televisi dengan mendirikan Tempo TV, bekerja sama dengan kantor berita radio KBR68H.
1. Sejarah PT. Tempo Inti Media Tempo bermula dari sekumpulan anak muda yang ingin menerbitkan majalah mingguan pada tahun 1971 dan PT. Tempo Inti Media sendiri waktu itu belum lahir. Dahulu dikenalnya hanya majalah Tempo. Majalah Tempo ini lahir dari bergabungnya tiga kelompok yaitu mantan wartawan Express Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah, mantan
46
47
wartawan majalah Djaja, dan Yayasan Jaya Raya milik Ir. Ciputra. Kemudian, lahirlah majalah Tempo diterbitkan oleh PT. Grafitti Pers. 1 Pemilihan nama “Tempo” sendiri bukannya tanpa alasan. Pemilihan nama ini diberdasarakan beberapa beberapa alasan berikut ini. Setidaknya terdapat empat buah alasan mengapa nama “Tempo” dipilih sebagai nama majalah, alasan pertama ialah karena kata “Tempo” merupakan sebuah kata yang singkat dan bersahaja. Kata ini mudah diucapkan oleh semua orang Indonesia yang berasal dari berbagai macam jurusan dan golongan. Kedua, kata ini terdengar netral, tidak mengejutkan, dan tidak merangsang. Ketiga, kata ini bukan merupakan sebuah simbol ataupun dapat mewakili suatu golongan. Dan alasan yang terakhir adalah makna yang sederhana dari kata “Tempo” itu sendiri yang berarti waktu. Kesederhanaan makna ini jugalah yang membuat kata yang memiliki arti sama dipakai oleh beberapa penerbitan di negara lain sebagai nama majalah.2 Pada perkembangannya pemilihan nama “Tempo” yang memiliki makna sama dengan majalah “TIME” menimbulkan sebuah permasalahan. Sebuah surat pembaca yang berasal dari seorang mahasiswa dari Universitas Padjajaran, Bandung menuduh “Tempo” menjiplak majalah “TIME” baik kemasan maupun cara penulisannya. Permasalahan itu semakin pelik ketika majalah “TIME” melayangkan gugatan akan hal tersebut melalui seorang pengacara di Indonesia. Namun gugatan tersebut gugur dengan sendirinya
1
http://korporat.tempo.co/ diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 20.00 Sopian, Agus.dkk ,Jurnalisme Sastrawi: Atologi Liputan Mendalam dan Memikat. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia: 2009. h.95. 2
48
ketika pihak majalah Tempo mengkonfirmasi ke pihak majalah Time. Secara resmi majalah Time mengeluarkan pernyataan jika gugatan tersebut tidak pernah ada dan pihaknya tidak pernah menunjuk Sudargo Gautama sebagai pengacara. Menanggapi permasalahan ini pihak majalah Tempo menjawabnya dengan mengeluarkan sebuah iklan dengan isi seperti berikut ini: “Tempo meniru Time? Benar Tempo meniru waktu yang selalu tepat dan selalu baru.3 Edisi
perdana
majalah
Tempo
terbit
pada
6
Maret
1971.
Dengan rata-rata umur pengelola yang masih dua puluhan, Tempo tampil beda dan diterima masyarakat. Dengan mengedepankan peliputan berita yang jujur dan berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik dan jenaka, Tempo diterima masyarakat.4 Tidak berjalan mulus begitu saja, ternyata Majalah Tempo pernah mengalami 3 kali pembredelan. Yang pertama, yaitu Pada 12 April 1982, di usia yang ke-12 tahun, Tempo dibredel oleh Departemen Penerangan melalui surat yang dikeluarkan oleh Ali Moertopo (Menteri Penerangan). Tempo dianggap telah melanggar kode etik pers. Ide pembredelan itu sendiri datang dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang saat itu dipimpin oleh Harmoko, wartawan harian Pos Kota. Diduga, pembredelan tersebut terjadi karena Tempo meliput kampanye partai Golkar di Lapangan Banteng, Jakarta, yang berakhir rusuh. Presiden Soeharto, yang notabene motor partai Golkar, tidak suka dengan berita tersebut. Pada 7 Juni 1982, pembredelan Tempo dicabut setelah Goenawan membubuhkan tanda tangan di secarik kertas. 3
Sopian, Agus.dkk ,Jurnalisme Sastrawi: Atologi Liputan Mendalam dan Memikat. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia: 2009. h.98. 4 http://korporat.tempo.co/ diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 20.00
49
Secarik kertas itu berisi permintaan maaf Tempo dan kesediaan untuk dibina oleh pemerintah. Waktu itu, Goenawan tidak punya pilihan lain memang. 5 Beberapa Tahun Kemudian Pada 21 Juni 1994, Tempo kembali dibredel bersama saudara tirinya: Editor dan majalah yang sedang berkembang: Detik. Kali ini penyebabnya adalah berita Tempo terkait pembelian pesawat tempur eks Jerman Timur oleh B.J. Habibie. Berita tersebut tidak menyenangkan para pejabat militer karena merasa otoritasnya dilangkahi. Namun, diduga, penyebab dasarnya adalah karena Presiden Soeharto tidak suka Tempo dari dulu; berita B.J. Habibie hanyalah alasan pembenaran. Kalau dulu syarat terbit kembali sangat mudah, hanya bertanda tangan di secarik kertas, kali ini sangat sulit. Keluarga Presiden Soeharto yang diwakili Hasyim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto, dalam penjelasannya kepada Erick Samola di sebuah pertemuan di hotel memberikan syarat: berita Tempo harus diketahui oleh mereka (Keluarga Presiden Soeharto), pemimpin redaksi harus ditentukan oleh mereka, dan mereka bisa membeli saham Tempo. Jajaran pemimpin Tempo mendiskusikan syarat tersebut. Semuanya kemudian bersepakat untuk menolaknya. Mereka rela Tempo tidak pernah terbit lagi. Ini adalah persoalan integritas diri, alasannya. 6 2. Majalah Tempo Majalah mingguan ini terbit perdana pada April 1971 dengan berita utama mengenai cedera parah yang dialami Minarni, pemain badminton
5
Fachrul Khairuddin,”Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers - Konflik dan Pembredelan Majalah Tempo”, dalam http://jejaksejarah.weebly.com/ 6 Fachrul Khairuddin,”Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers - Konflik dan Pembredelan Majalah Tempo”, dalam http://jejaksejarah.weebly.com/
50
andalan Indonesia di Asean Games Bangkok, Thailand. Dimodali Rp 20 juta oleh Yayasan Jaya Raya milik pengusaha Ciputra.7 Majalah Tempo hanya lahir dari sebuah penulisan feature yang mencoba membuat perubahan dalam pola penulisannya sehingga menjadi majalah yang diminati orang banyak karena membuat penulisan berita yang berbeda. Walaupun setelah mengalami pembredelan kurang lebih empat tahun (1994-1998) Majalah tempo terus mencoba bangkit lagi dan mengabdi kepada masyarakat. Seiring majunya perkembangan Majalah Tempo menjadi cikal-bakal lahirnya PT. Tempo Inti Media Tbk. Majalah Tempo adalah majalah berita mingguan yang fokus utamanya menyoroti pemberitaan yang bertema politik dan hukum. Majalah Tempo membuat perubahan dalam ragam penulisan berita yang sebelumnya hanya ada berita yang lempeng (straight news) atau artikel, seperti “kolom”. Majalah Tempo membuat pola penulisan yang menyusun sebuah berita tentang sebuah kejadian sebagai sebuah cerita pendek.8 Sejak dahulu hingga sekarang itu yang membuatnya tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan industri informasi. Majalah
Tempo
kini
semakin
konsisten
dengan
jurnalisme
investigasinya. Tempo berusaha terus memberikan laporan investigasi, karena inilah kekuatan majalah Tempo dibandingkan dengan majalah lain. Tempo mempertahankan halaman full color sesuai dengan tuntutan pemasang iklan. Sementara itu, infografis juga menjadi andalan karena
7
Fachrul Khairuddin,”Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers - Konflik dan Pembredelan Majalah Tempo”, dalam http://jejaksejarah.weebly.com/ 8 Goenawan Mohamad, Seandainya Saya Wartawan Tempo (edisi revisi), Jakarta: Institut Tempo, 2007, h.Ix.
51
pembaca jadi lebih mudah memahami persoalan rumit melalui bantuan gambar, angka, serta teks dengan cara sederhana. Ini semua demi kepuasan pembaca, tentunya. Dalam mengangkat pemberitaan, Majalah Tempo banyak mengkritisi masalah pemerintahan terutama masalah kasus dugaan korupsi yang menimpa pejabat pemerintahan di Indonesia pada 2014 saja tema berita yang menyangkut tentang korupsi ada 8 berita sebagai berikut: Tabel 3.1 Berita Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Jan – Juli 2014 Bulan
Tema Berita
Transaksi Mahal Label Halal
Feb
Kendang Gelap Komisi Energi
Tersengat Nyanyian Billy
Pengumpul Pasir di Garasi Bus Transjakarta
Mar Kejutan Bintuni dari Downing
Berita Petinggi Majelis Ulama Indonesia ditengarai memainkan izin pemberian sertifikat halal di Australia dan negara lain. Diberi posisi penting pada sebuah perusahaan di Belgia. SKK Migas tak cuma mengalirkan setoran hari raya ke Dewan Perwakilan Rakyat. "Sapi perah" ini juga ditagih sogokan US$ 1 juta ke Senayan. Politikus berbagai partai terlibat. Sejumlah importir memasukkan beras murah secara ilegal dari Vietnam ke Indonesia dengan beragam modus. Gita Wirjawan, yang saat itu menjabat Menteri Perdagangan, dituding membiarkan praktek kotor ini terjadi. Proyek pembelian bus senilai Rp 1 triliun lebih oleh pemerintah Jakarta diduga penuh masalah. Kawan separtai Gubernur Jokowi dari Solo diduga ikut bermain. Ada potensi kerugian negara Rp 53 miliar. Pembiayaan Train 3 kilang gas alam cair Tangguh akan memangkas
52
Street 10
Pesta Terakhir Pak Pung Apr
Naga di Bukit Jonggol
Jun
Kloter Kedua Menuju Kuningan
penerimaan negara sampai Rp 12 triliun. Diduga ada lobi politik untuk memuluskan proyek. Mantan Ketua BPK Hadi Poernomo menjadi tersangka penyalahgunaan wewenang ketika menjadi Dirjen Pajak. Komisi Pemberantasan Korupsi menelisik adanya suap. Ditolak di era Menteri Kehutanan M. Prakosa, tukar guling hutan di kawasan Jonggol disetujui Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Cahyadi Kumala diduga memerintahkan suap untuk Bupati Bogor dalam pengurusan izinnya. Menteri Suryadharma diduga terlibat langsung pada penentuan tempat pemondokan haji, yang diselimuti dugaan penggelembungan jumlah dan harga. Uang jemaah haji mengalir ke banyak rekening pejabat Kementerian Agama.
3. Visi Perusahaan Menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan rakyat untuk berpikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat.9 4. Misi Perusahaan 10 a. Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda.
9
http://karir.tempo.co/?mn=04diakses pada tanggal 24 juni 2013 pukul 07.30 Ibid
10
53
b. Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan kekuasaan modal dan politik c. Terus-menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasa, dan tampilan visual yang baik d. Sebuah karya yang bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik e. Menjadikan tempat kerja yang mencerminkan Indonesia yang beragam sesuai kemajuan jaman f. Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor g. Menjadi lahan yang subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya khasanah artistik dan intelektual B. Struktur Organisasi Majalah Tempo11 Direktur Utama
: Bambang Harymurti
Direktur
: Herry Hernawan. Toriq Hadad
Sekretariat Korporat
: Diah Purnomowati
Pemimpin Redaksi
: Arif Zulkifli
Wakil Pemimpin Redaksi
: Gendur Sudarsono
Redaktur Eksekutif
: Burhan Sholikin
Redaktur Pelaksana
: Budi Setyarso, Nugroho Dewanto, Bina Bektiati, Widjanarko,
Wahyu Qaris
Dhyatmika, Tadjudin,
Tulus Purwanto
Setiadi, Gilang Rahadian, UU Suhardi, Priatna.
11
http://www.tempo.co/about/, diakses pada tanggal 1 maret 2014 pukul 20:30
54
Gambar 3 Struktur Organisasi Majalah Tempo Direktur Utama
Direktur
Sekretaris Korporat
Pemimpin Redaksi Pemasaran
Sirkulasi & Distribusi
Wakil Pemred
Redaktur Eksekutif
Iklan
Komas aaaadfsfd sgds
Sirkulasi nhkhfefwS irkulasi
Distribusi
Nas & hukm m
Ekono mi
Interna sionl
News metro
Sains Sport
Seni lifesyl e
Inves tigasi
Kreat if
Baha sa
PDAT
Red pel
Red pel
Red pel
Red pel
Red pel
Red pel
Red pel
Red krtif
Red bhsa
Kordi nator
i
C. Penghargaan 1. AFP Kate Webb Prize 2013 Wartawan Tempo Stefanus Teguh Edi Pramono diganjar penghargaan AFP Kate Webb Prize. Penghargaan itu diberikan Agence France-Presse Foundation atas liputan jurnalistik Pramono tentang konflik Suriah dan perdagangan narkoba di Jakarta. 2. The Gwangju Prize for Human Rights Special Award 2013
55
Komite Penghargaan Hak Asasi Manusia Gwangju 2013 menganugerahan hadiah khusus untuk Majalah Tempo yang dinilai berani memberitakan korupsi dan ketidakadilan di Indonesia. 3. International Print Media Award (IPMA) 2012 Majalah Tempo berhasil meraih dua penghargaan Gold di kategori The Best of News Politics and Bussines Local Magazine dalam perhelatan International Print Media Award (IPMA) 2012 untuk edisi 10-16 September 2012 dan edisi 1420 Mei 2012. 4. Yap Thiam Hien Award 2012 Penghargaan itu diraih oleh Majalah Tempo di penghujung 2012. Majalah Tempo dinilai memiliki komitmen lebih dalam isu penegakan keadilan dan hak asasi manusia di Indonesia. 5. Penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2012 Kategori Jurnalistik Investigasi: Mustafa Silalahi dan kawan-kawan dengan laporan “Tangan Godfather di Kampung Ambon”, laporan utama Majalah Tempo, 8 Mei 2012 6. Mochtar Lubis Award 2011 Penghargaan yang diterima diantaranya, kategori berita pelayanan publik: Ahmad Taufik dan Tito Sianipar dalam artikel “Drainase Buruk, Banjir Makin Menjadi” dan kategori penulisan feature: Bagja Hidayat, artikel “Lukas Si Pemanggil Ikan”
7. Apresiasi Jurnalis Jakarta (AJJ) 2011
56
Kategori Photo Story: Aditia Noviansyah dengan judul “Tidur di Jakarta”. Kategori Investigasi: Wahyu Dhyatmika dengan laporan “Asuransi Hampa Pahlawan Devisa”, Laporan Utama Majalah Tempo 5 September 2011. 8. WAN-IFRA 2013 World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) memberikan penghargaan sampul majalah terbaik se-Asia kepada Majalah Tempo dalam Asian Media Awards 2013 yang diumumkan di Bangalore, India. Penghargaan itu diberikanuntuk dua sampul Majalah Tempo edisi laporan utama Sengkarut Jembatan Selat Sunda dan Investigasi Sindikat Manusia Perahu. 9. GRANAT Award 2012 Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Anti Narkotika memberikan penghargaan Granat Award kepada Koran Tempo atas pemberitaan yang terus menerus dan konsisten memerangi kejahatan nasional.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Wacana Korupsi Kasus dugaan korupsi politik dinasti yang menimpa Ratu Atut Chosiyah adalah permasalahan besar Negara Indonesia. Hal ini terasa sangat membuat masyarakat Indonesia terutama Banten menjadi tercengang – cengang akan kasus dugaan korupsi tersebut, karena sebagian besar masyarakat Banten yang masih dibawah angka kemiskinan. Kasus dugaan korupsi tersebut mulai terungkap dari tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK pada tanggal 2 Oktober dirumah dinasnya di jalan Widya Chandra III No.7, Jakarta Selatan ia menerima suap dari kasus pengaturan putusan Mahkamah Konstitusi di daerah Gunung Mas dan Lebak, KPK menyita barang bukti uang setara 2-3 miliar yang diterimanya dalam penangkapan.1 Dalam kasus perkara PILKADA di Lebak, Banten ditangkaplah tersangka pemberi suap dari kasus Lebak yaitu Tubagus Chaeri Wardhana pada tanggal 3 Oktober. Ia terbukti memberikan suap uang 1 miliar kepada ketua MK Akil Mochtar dan Pengacara Susi Tur Andayani dalam pengaturan putusan sengketa PILKADA Lebak Banten. Beliau merupakan adik dari Gubernur Banten yaitu Ratu Atut Chosiyah dan juga merupakan suami dari Walikota Tangerang Selatan yaitu Airin Rachmi Diany. 2
1
Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina,KPK Tangkap Tangan Ketua Mahkamah Konstitusi,Jakarta(3 Oktober 2013). 2 Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A, KPK Bongkar Jaringan Suap Akil,Jakarta(4 Oktober 2013).
57
58
Dari kasus yang menimpa adiknya tersebut pemerintah mulai mengusut keterdugaan keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Dalam dugaannya ia banyak menyelewengkan berbagai macam dana dalam pelaksanaan proyek yang berada di daerah Banten. Hal tersebut mulai tercermin dan sedikit demi sedikit terungkap dengan adanya laporan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh kerjasama KPK, ICW dan Segenap warga Banten yang melaporkan diduganya dalam pelaksanaan program – program pembangunan di Banten. Modus yang sering digunakan dalam dugaan penyelewengan program – program pembangunan yang ada di Banten adalah dengan menguasai berbagai proyek yang ada serta menggelembungkan dana dan memanipulasi data yang ada. Dengan menggunakan cara seperti itulah penyelewengan program-program pembangunan di daerah Banten dikuasai. Dugaan korupsi politik dinasti mulai diungkap dengan ditangkapnya Tubagus Chaeri Wardhana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Hal ini merupakan jalan pembuka bagi KPK dan ICW untuk mengusut dan mengungkap kasus yang ada di daerah Banten yang awalnya sulit bagi KPK dalam mengungkapnya. karena ketika ada kasus di daerah Banten, politik dinasti ini saling menutupi kasus yang menimpa keluarganya. Banyak dugaan korupsi yang diselidiki oleh KPK dalam kasus politik Dinasti yang menimpa keluarga besar Ratu Atut Chosiyah. Beberapa kasus yang sedang diselidiki oleh KPK yang dilansir oleh koran Tempo yang melibatkan politik dinasti ini diantaranya adalah dugaan penyelewengan dana Bansos, penggelembungan biaya pengadaan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan,
59
Pembangunan Masjid, dan banyak lagi berbagai proyek pembangunan di Provinsi Banten. Gaya hidup yang serba mewah yang ditampilkan oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah menjadi pertanyaan besar akan banyaknya penyelewengan dan dugaan korupsi yang terindikasi di daerah Banten. Hal inilah yang menjadi bagian besar keterdugaan korupsi yang dilakukan oleh politik Dinasti Ratu Atut Chosiyah tersebut. Sesuai berita yang telah terungkap saat ini, Atut sering sekali berplesir ke luar negeri membeli barang – barang mewah yang harganya sangat fantastis, hal itu dimuat pada majalah berita mingguan Tempo edisi 4 - 10 November 2013 yang menampilkan dan memberikan wacana tentang kekayaan besar yang dimiliki politik dinastinya serta gaya hidup yang super mahal yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah. Bagi Tempo korupsi sudah menjadi konsen pemberitaan. Tempo meyakini bahwa Indonesia akan lebih baik lagi apabila pejabat – pejabatnya tidak melakukan tindakan korupsi. Karena pada faktanya Indonesia masih menempati peringkat yang tinggi dalam hal korupsi. Seperti apa yang diungkapkan oleh staf redaksi majalah berita mingguan Tempo, Anton Septian: Korupsi telah menjadi konsen kita semua, kita meyakini bahwa Indonesia akan lebih baik lagi apabila pejabat – pejabatnya tidak korupsi dan banyak lembaga lembaga yang menyatakan bahwa tingkat korupsi kita itu masih tinggi..3 Tempo ingin bergerak menyuarakan dan melaporkan dugaan – dugaan korupsi yang ada. Dengan demikian rakyat akan terbuka matanya mengetahui tindakan 3
korupsi
tersebut
dan
bersama
memberantasnya
serta
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
tujuan
60
diberitakannya adalah agar pejabat pemerintahan menjadi takut untuk melakukan tindakan korupsi karena ada media yang akan mengawasinya. Itulah memang tujuan dari media yaitu mengawasi, membongkar dan mempublikasikan hal tersebut. Dan penting bagi kita untuk menyampaikan pesan – pesan anti korupsi dengan tujuan agar kita lebih baik lagi. Kalau misalkan diberitakan itu membuat mata public terbuka akan kasus – kasus tersebut. Serta kita sebagai media memang bertugas mengawasi, membongkar dan mempublikasikan kasus – kasus korupsi yang ada.4 Gaya hidup bermewah – mewahan yang sering dilakukan oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sangat kontras sekali dengan keadaan miskin rakyat Banten. dipandang Tempo sebagai efek dari hasil uang korupsi yang diterimanya sehingga dapat berperilaku seperti itu, karena diduga kartu kredit yang digunakannya dalam berbelanja barang – barang yang mewah dibayarkan oleh orang lain. Gaya hidup Atut ini terdengar bermewah – mewahan namun sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat Banten yang miskin sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya. Dan ketika dicari kebenarannya melalui jejak kartu kredit yang digunakannya dalam berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain.5 Tempo dalam mengembangkan kasus ini menemukan banyak laporan yang menyatakan dugaan korupsi yang menyangkut Ratu Atut Chosiyah dan keluarganya. Dalam pemberitaan di majalah Tempo selalu menggambarkan kemewahan yang ditampilkan oleh Ratu Atut Chosiyah mulai dari hobi plesiran ke luar negeri, berbelanja barang – barang mewah maupun harta kekayaannya. 4
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014 5 Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
61
Hal tersebut untuk mengambarkan sisi lain dari pemberitaan laporan dugaan korupsi yang menimpa Ratu Atut Chosiyah. 6 1. Analisis Teks Laporan Utama 1 1. Tema yang dikedepankan pada teks berita Ratu Atut Tema berita “Ratu Atut dibutik Hermes” yang termasuk ke dalam tingkatan analisis teks pertama yaitu struktur makro. Tema merupakan sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks. Tema bisa juga disebut topik yang merupakan gambaran tentang apa yang ingin diungkapkan wartawan dalam pemberitaan. Topik/tema menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita.7 Tema yang terkandung dalam laporan utama “Ratu Banten di Butik Hermes” ini yakni investigasi kegiatan Ratu Atut yang sering berplesiran ke luar negeri berbelaja barang mewah dan aneka transaksi mencurigakan yang terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah selama berbelanja di luar negeri yang diduga dibayar orang lain. Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini didasarkan pada pegungkapan laporan bukti aneka transaksi dan plesiran yang dilakukan oleh Ratu Chosiyah yang menyiratkan keterdugaan Ratu Atut dalam kasus korupsi. Karena berbagai biaya tersebut diduga 6
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014 7 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001). h.229.
62
dibayarkan orang
lain.
Melalui
tema
tersebut,
penulis
ingin
menyampaikan kepada pembaca mengenai gambaran kehidupan mewah yang dilakukan oleh Ratu Atut yang sering berpergian ke berbagai Negara untuk berlibur dan menghabiskan uang dengan berbelanja barang-barang
mewah
dengan
harga
yang
fantastis
dengan
menggunakan kartu kreditnya yang diduga berasal dari uang suap. 2. Skema yang Diberikan Tingkatan yang kedua dalam analisis wacana Van Dijk adalah super struktur. Skematik ini merupakan bagian dalam tingkatan super struktur. Teks wacana pada umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan serta akhir. Alur tersebut menunjukan bagaimana bagianbagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membuat kesatuan arti.8 Berita memiliki bentuk dan skema yang beragam, namun berita pada umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, Summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Elemen skema ini merupakan elemen yang dipandang paling penting.9 Keduanya adalah story yaitu isi berita secara keseluruhan. Skema berita dalam laporan utama majalah Tempo ini dimulai dengan judul berita yakni “Ratu Banten di Butik Hermes”. Kemudian
8
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
9
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.232. h.232.
63
dilanjutkan dengan paragraf yang disebut penulis sebagai “Peminat Pembaca: ”Aneka transaksi mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah. Yang digesek di berbagai butik internasional. Diduga dibayar orang lain. Harta kerabat gubernur ini menghampar di ujung jawa. Dilanjutkan masuk pada paragraf pertama yang merupakan lead berita berbunyi: Dalam setahun, hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah Berpesiar ke Luar negeri. Gubernur Banten itu bertolak dari Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, kemudian transit di Changi, Singapura, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota di belahan lain dunia. Dalam kesempatan berbeda, ia hanya terbang ke Singapura, lalu kembali ke Tanah Air setelah menginap barang dua-tiga hari di kota itu. Skema yang kedua adalah Story yang menguraikan situasi yakni proses atau jalannya peristiwa. Story dalam teks berita ini muncul setelah lead berita. Diuraikan dengan menceritakan bagaimana hobi yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah yaitu berpergian dan berplesir ke Luar negeri dengan tujuan berbagai negara seperti Singapura, Kairo, Swiss, Milan dan Dubai untuk berjalan-jalan dan terutama berbelanja menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk membeli barang-barang yang super mewah dengan menggunakan kartu kreditnya. Kemudian pada bagian tengah berita atau isi berita
64
menceritakan bahwa hutang kartu kredit yang digunakan saat Ratu Atut Chosiyah berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain yang menjadi dugaan atau mengindikasikan Atut Chosiyah tersandung gratifikasi. Dipaparkan “Utang belanjaan itu cukup tertib dilunasi. Menurut sejumlah sumber, hanya pada awal 2011 tagihannya tak dibayar sehingga utang menumpuk pada bulan depannya. Pada Februari, tagihan kartu kredit Atut yang sekitar Rp 1 miliar dibayar impas. Tentu bukan Atut yang datang ke bank menyetorkan dana untuk melunasi tagihan.” Selanjutnya
isi
pemberitaan
ini
diceritakan
bagaimana
pandangan yang diakibatkan dari hobi plesiran dan berbelanja barangbarang mewah yang dilakukan Atut serta fakta yang ditemukan bahwa kartu kredit Atut dibayarkan oleh orang lain. . Ini memunculkan dugaan kartu kredit Atut dibayari orang lain. Bila benar demikian, Atut bisa tersandung gratifikasi. Seorang penegak hukum mengatakan modus korupsi ini sebenarnya jamak terjadi. Pejabat berbelanja dimana-mana, tapi tagihannya dilunasi orang lain . Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai-bukan transfer antarrekening – melalui sejumlah kantor cabang pembantu di Jakarta dan Tangerang. Setoran itu sering melebihi jumlah tagihan dari penerbit kartu kredit sang Gubernur, misalnya pada akhir 2011 “deposit” alias kelebihan bayarnya mencapai Rp. 200 juta.
65
Melalui laporan dan investigasi yang menghasilkan fakta laporan yang di dapat dari kartu kreditnya tersebut tak ada keraguan bahwa Ratu Atut Chosiyah patut diduga terlibat dalam kasus gratifikasi. Sedangkan bagian penutup dari laporan utama ini mejelaskan tentang bagaimana tanggapan dan respons Ratu Atut Chosiyah dan keluarga terdekatnya pada saat mendapat dugaan kasus gratifikasi yang menimpanya. “Ratu Atut Chosiyah belum bisa ditemui. Permohonan wawancara melalui orang terdekatnya belum di respon. Di rumahnya di Serang, Banten, pada Kamis pekan lalu, seorang anggoota Satuan Polisi Pamong Praja yang berjaga disana, Rusli Insya, mengatakan Atut tak ada dirumah. Fitron Nur Ikhsan, yang sebelumnya mengaku sebagai juru bicara keluarga Atut, mengatakan sudah mundur dari posisinya. Hal tersebut mendukung menjelaskan bahwa Ratu Atut Chosiyah lari dari kejaran media dan menyembunyikan fakta yang ada. Skema ini disusun sedemikian rupa sesuai dengan gaya penuturan Majalah Tempo yaitu berupa feature investigation. Skema yang digunakan sesuai dengan ivestigasi dan fakta yang ditemukan dalam menelusuri kasus tersebut atara lain gambaran hobi yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah yaitu plesiran ke berbagai negara dan berbelanja barang – barang mewah, lalu ditelusuri ia menggunakan kartu kreditnya dalam berbelanja dan mekukan perjalanan tersebut, dan kemudian didapatkan fakta bahwa yang membayar tagihan dari kartu kredit yang digunakan Ratu Atut Chosiyah dibayarkan oleh orang lain dan Atut terindikasi melakukan gratifikasi.
66
3. Penekanan Makna Dalam Teks a. Latarbelakang Suatu Peristiwa Latar termasuk ke dalam bagian tingkat analisis struktur mikro yakni
semantik.
Latar
merupakan
bagian
berita
yang
dapat
mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar biasanya ditulis sebagai latar belakang suatu berita atau peristiwa. Latar yang ditulis tersebut menentukan ke arah mana pandangan khalayak dibawa oleh wartawan tersebut.10 Latar dalam pemberitaan “Ratu Banten di Butik Hermes” ini muncul dalam paragraf pertama yang merupakan lead, isinya menceritakan tentang hobi Ratu Atut yang sering berpesiar ke luar negeri. “Dalam setahun, hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah Berpesiar ke luar negeri. Gubernur Banten itu bertolak dari Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, kemudian transit di Changi, Singapura, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota di belahan lain dunia. Dalam kesempatan berbeda, ia hanya terbang ke Singapura, lalu kembali ke Tanah Air setelah menginap barang dua-tiga hari di kota itu”. Latar yang ingin ditampilkan wartawan pada pemberitaan ini adalah mengajak pembaca terlebih dahulu mengetahui hobi yang sering dilakukan oleh Gubernur Ratu Atut Chosiyah adalah berpesiar ke 10
h.235.
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
67
berbagai negara di luar negeri, sebagai dasar utama sebelum lebih jauh membahas pemberitaan tentang kegiatan berbelaja barang – barang mewah dengan kartu kreditnya serta dugaan gartifikasi karena uang yang dibayarkan ke kartu kreditnya dibayarkan oleh orang lain.
b. Strategi Wartawan dalam Ekspresi Sikap Sebagai Detil Detil juga masuk dalam semantik. Detil ini merupakan elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.11 Detil yang hendak disampaikan penulis dalam pemberitaan “Ratu Banten di Butik Hermes” ini adalah ketika penulis memaparkan bagaimana Sang Gubernur Ratu Atut Chosiyah menggunakan kartu kreditnya dalam berbelanja barang barang mewah serta mengambarkan besar tagihan kartu kreditnya. “Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan. Seseorang yang mengetahui kebiasaan Atut mengatakan sang Gubernur hampir selalu menggesek kartu kreditnya untuk membayar belanjaan. Pada desember 2011, misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50 juta. Bulan depannya, Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu bukan yang terbesar. Tagihan bulan Februari tahun itu mencapai Rp. 650 juta ”.
11
h.238.
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
68
Pada bagian tersebut wartawan menguraikan pernyataan secara jelas dan lugas tentang betapa mewahnya kebiasaan yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah.
c. Berita yang Menguntungkan Sebagai Elemen Maksud Elemen maksud, hampir sama dengan elemen detil. Bedanya, jika dalam detil informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detil yang panjang, maka dalam elemen maksud informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi. 12 Elemen maksud yang terkandung dalam penulisan pemberitaan ini ada pada teks yang memaparkan tagihan utang kartu kredit Ratu Atut Chosiyah yang digunakan berbelanja dibayarkan oleh orang lain. “Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai-bukan transfer antar-rekening – melalui sejumlah kantor cabang pembantu di Jakarta dan Tangerang. Setoran itu sering melebihi jumlah tagihan dari penerbit kartu kredit sang Gubernur. Misalnya, pada akhir 2011, “deposit” alias kelebihan bayarnya mencapai Rp. 200 juta.” Dalam Teks Tersebut wartawan menggambarkan secara jelas transaksi uang yang dijalankan bahwa kartu kredit yang digunakan Atut
12
h.240.
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
69
dalam berbelanja dibayarkan oleh orang lain dan hal ini seolah telah berhasil membuktikan dugaan keterlibatannya melakukan gratifikasi.
d. Kalimat yang Mendukung Makna Teks Sebagai Pra Anggapan Elemen wacana lainnya, pra anggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Hampir serupa dengan latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang. Kalau pra anggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan memberikan premis yang dipercayai kebenarannya. 13 Bagian pra anggapan dalam teks berita tersebut adalah yakni pada bagian berita yang memaparkan “……Pada desember 2011, misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50 juta. Bulan depannya, Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu bukan yang terbesar. Tagihan bulan Februari tahun itu mencapai Rp. 650 juta ”. Bagian pra anggapan dalam teks dibuat penulis untuk membuat pembaca mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga pembaca tidak perlu mempertanyakan lagi dan kebingungan terhadap pernyataan yang penulis buat. Artinya bahwa, kita mengetahui tagihan kartu kredit Ratu Atut Chosiyah itu mencapai ratusan juta tiap bulannya yang digunakan untuk berbelanja. Pernyataan tersebut merupakan fakta yang sebenarnya belum terbukti kebenarannya karena belum ada
13
h.256.
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
70
pengakuan dari yang bersangkutan tetapi pernyataan itu dipercayai oleh semua orang.
e. Pertalian Kalimat Sebagai Koherensi Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang menghubungkannya. 14 Bentuk koherensi yang terkandung dalam laporan utama ini yakni: - ”Aneka transaksi mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah”. Kalimat diatas menggunakan kata hubung yang menyatakan tujuan yaitu “terlacak”. Proposisi “Aneka transaksi mencurigakan” dan “di kartu kredit Atut Chosiyah” adalah dua hal yang berlainan, tetapi dengan menggunakan kata hubung “terlacak” dua hal tersebut menjadi koheren.
f. Pemilihan Kata sebagai leksikon Leksikon ini merupakan elemen bagaimana seseorang wartawan atau penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan
14
h.242.
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
71
saja, tetapi dapat mengandung unsur ideologis yang menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.15 Pemilihan kata dalam laporan utama “Ratu Banten di Butik Hermes” ini dapat dilihat sebagai berikut. -
Kata saban dalam kalimat: Dalam setahun hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah berpesiar ke luar negeri. Kata saban memiliki arti lain yaitu setiap kali. 16
-
Kata sekali dalam kalimat: di tiap kota yang dikunjungi, perempuan 51 tahun itu akan mampir ke gerai-gerai barang mewah dan menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah sekali belanja. Kata sekali memiliki arti lain yaitu satu kali. 17
-
Kata kontras dalam kalimat: Sangat kontras dengan kemiskinan yang terjadi di Banten. Kata kontras memiliki arti lain yaitu memperlihatkan perbedaan yang nyata bila dibandingkan. 18
-
Kata melancong dalam kalimat: Dari Swiss, Atut melancong ke Milan, Italia. Kata melancong memiliki arti lain berpergian untuk bersenang- senang.19
-
Kata memborong dalam kalimat: Empat hari di Tokyo, ia memborong produk Hermes hingga Rp. 430 juta. Kata memborong memiliki arti lain membeli semuanya.20
15
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.255. 16
Ebta Setiawan, “Saban”, dalam http://kbbi.web.id/saban Ebta Setiawan, “Sekali”, dalam http://kbbi.web.id/sekali 18 Ebta Setiawan, “Kontras”, dalam http://kbbi.web.id/kontras 19 Ebta Setiawan, “melancong”, dalam http://kbbi.web.id/melancong 20 Ebta Setiawan, “memborong”, dalam http://kbbi.web.id/memborong 17
72
-
Kata mewah dalam kalimat: sebelum pulang pada 5 Maret, ia sempat mampir ke Vanila Home, toko perabotan mewah, dan membelanjakan uang sampai Rp. 90 juta. Kata mewah memiliki arti lain serba berlebih. 21
-
Kata tersandung dalam kalimat: Bila benar demikian, Atut bisa tersandung gratifikasi. Kata tersandung memiki arti lain terjatuh atau terkena.22
g. Grafis dalam Penekanan dan Penonjolan Berita Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Grafis dalam wacana berita, biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaiaan garis bawah, huruf yang dibuat besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaiaan caption, raster, grafik, gambar, table, dan pemakaian angka untuk mendukung arti sebuah pesan.23 Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan laporan utama Ratu Atut Chosiyah pada Majalah berita mingguan Tempo ini diataranya muncul dalam foto yang menggambarkan Ratu Atut Chosiyah sedang melantik Airin Rachmi Diani sebagai Wali Kota Tangerang Selatan di Pamulang diletakkan paling depan dan berukuran 21
Ebta Setiawan, “mewah”, dalam http://kbbi.web.id/mewah Ebta Setiawan, “tersandung”, dalam http://kbbi.web.id/tersandung 23 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001). 22
h.257.
73
besar. Kemudian unsur grafis lainya adalah adanya foto rumah Atut yang diatasnamakan Andiara Aprilia di jalan Bhayangkara Nomor 51, Serang, Banten. Serta ada foto Andika Hazrumy anak Ratu Atut Chosiyah. Dan ada pula foto Atut Chosiyah, Tatu Chasanah, dan Ade Khairunisa di jalan Bhayangkara, tanggal 7 Oktober 2013 yang sedang melakukan pengajian. Sedangkan unsur grafis yang muncul dalam teks yakni, data keuangan yang menunjukan besarnya uang yang dihabiskan atau dipakai oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam berbelanja di tiap negara dan besaran total tagihan kartu kredit yang dipakai oleh Ratu Atut Chosiyah periode 2011 sampai 2013.
h. Metafora Sebagai Ornamen Berita Metafora adalah bentuk pengungkapan pesan melalui kiasan atau ungkapan. Metafora ini dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu berita.24 Unsur metafora yang termuat dalam teks berita “Ratu Banten di Butik Hermes” ini yakni ada dalam kata “mengurangi dompetnya” pada kalimat “Ia lalu mampir ke Sincere Watch, toko jam dan perhiasan, untuk mengurangi dompetnya hingga Rp. 295 juta. Sedangkan yang kedua adalah kata “menggunung” dalam kalimat “Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan”.
24
h.259.
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
74
Kesimpulan Analisis Teks Laporan Utama “Ratu Banten di Butik Hermes” adalah tematik yang dikedepankan yaitu boros dengan uang Negara, skematik dalam berita yang utuh dalam rangkaian laporan yang diterima yaitu Ratu Atut chosiyah sering berplesir ke luar negeri dan membeli barang barang mewah kemudian terlacak bahwa ia tersandung gratifikasi, sedangkan penakanan makna dalam teks di latarbelakangi oleh laporan bukti transaksi uang di kartu kreditnya. Strategi wartawan dalam ekspresi sikapnya mengungkapkan tagihan belanja dari Atut Chosiyah di tahun 2012, 2013. Maksud yang menguntungkan komunikator adalah fakta bahwa banyak transaksi yang terjadi di kartu kreditnya yang mencapai ratusan juta, pra anggapan dalam mendukung makna teks adalah yang membayarkan tagihan kartu kreditnya adalah orang lain (sogok), koherensi dalam pertalian kalimat ada pada kalimat aneka transaksi yang mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah. Dalam pemilihan kata sebagai Leksikon menggunakan kata saban, sekali, kontras, melancong, memborong dan mewah. Grafis dalam penekanan dan penonjolan berita menggunakan gambar Ratu Atut, Airin, Andika dan rumah dan mobil yang menggambarkan kekayaaan. Metafora sebagai bumbu berita digunakan kata menggunung pada kalimat “Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan”.
Tabel 4.1 Kerangka Analisis Data Laporan Utama 1 “ Ratu Banten di Butik Hermes” Struktur Wacana Makro
Elemen Topik/ Tema
Keterangan Lead berita
75
Super Struktur
Skema:
Struktur Mikro
Latar
- Diawali dengan judul berita - Lead Berita - Story: 1. Bagaimana hobi yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah yaitu berplesir dan berbelanja barang mewah ke Luar negeri. 2. Menceritakan besarnya utang tagihan kartu kredit yang digunakan saat Ratu atut Chosiyah berbelanja. 3. Pandangan yang diakibatkan dari hobi plesiran dan berbelanja barang-barang mewah yang dilakukan Atut serta fakta yang ditemukan bahwa kartu kredit Atut dibayarkan oleh orang lain 4. Tanggapan Ratu Atut Chosiyah dan keluarga terdekatnya saat mendapat dugaan kasus gratifikasi yang menimpanya. Paragraf 1
Detil
“Dalam setahun, hampir saban bulan Ratu Atut Chosiyah Berpesiar ke luar negeri. Gubernur Banten itu bertolak dari Bandar Udara Soekarno-Hatta di Tangerang, kemudian transit di Changi, Singapura, sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota di belahan lain dunia.” Paragraf 13
Maksud
“Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan. Seseorang yang mengetahui kebiasaan Atut mengatakan sang Gubernur hampir selalu menggesek kartu kreditnya untuk membayar belanjaan. Pada Desember 2011, misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50 juta. Bulan depannya, Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu bukan yang terbesar. Tagihan bulan Februari tahun itu mencapai Rp. 650 juta ” Paragraf 16
Pra anggapan
“Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai-bukan transfer antar-rekening – melalui sejumlah kantor cabang pembantu di Jakarta dan Tangerang……..” Paragraf 16
76
Koherensi
Leksikon
Grafis
Metafora
“……Pada desember 2011, misalnya, tagihannya sekitar Rp. 50 juta. Bulan depannya, Januari 2012, menjadi Rp. 500 juta. Namun itu bukan yang terbesar. Tagihan bulan Februari tahun itu mencapai Rp. 650 juta” Peminat Pembaca: Aneka transaksi mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah…. Paragraf 16: Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah sumber mengatakan tagihan kartu kredit Atut beberapa kali dibayar tunai bukan transfer antar-rekening melalui sejumlah kantor cabang pembantu bank di Jakarta dan Tangerang. - Kata saban dalam paragraf 1 - Kata sekali dalam paragraf 2 - Kata kontras dalam paragraf 4 - Kata melancong dalam paragraf 6 - Kata memborong dalam paragraph 8 - Kata mewah dalam paragraf 11 - Kata tersandung dalam paragraf 15 - Foto diletakan di bagian paling depan dan berukuran sangat besar serta dalam foto tersebut dimasukan judul berita. - Foto rumah Atut yang diatasnamakan Andiara Aprilia di jalan Bhayangkara Nomor 51, Serang, Banten. - Foto Andika Hazrumy anak Ratu Atut Chosiyah. - Foto Atut Chosiyah, Tatu Chasanah, dan Ade Khairunisa di jalan Bhayangkara, tanggal 7 Oktober 2013 yang sedang melakukan pengajian. - unsur grafis yang muncul dalam teks yakni, data keuangan yang menunjukan besarnya uang yang dihabiskan atau dipakai oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dalam berbelanja di tiap negara dan besaran total tagihan kartu kredit Kata “mengurangi dompetnya” pada paragraf 11 kata “menggunung” pada paragraf 13
77
2. Analisis Teks Laporan Utama 2 1. Tema yang dikedepankan pada teks berita Ratu Atut Tema dalam laporan utama majalah Tempo yang berjudul “ Jejak di Rekening Bersama” ini adalah berisi laporan tentang beberapa kecurangan dalam pengusaan dan pengendalian proyek daerah Banten yang dilakukan oleh keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang terutama dikendalikan oleh Wawan. Melalui kekuasaan keluarganya Tubagus Chaeri Wardhana atau yang biasa disebut Wawan mengendalikan berbagai proyek
pembangunan
yang
berada
di
daerah
Banten,
melalui
kekuasaannya itu banyak proyek – proyek yang diselewengkan dalam penggunaan dananya dan dicurigai tersangkut kasus korupsi. Tema yang ingin disampaikan wartawan dalam keseluruhan isi pemuatan berita ini adalah agar masyarakat mengetahui kecurangan – kecurangan yang dilakukan oleh keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang bersumber pada adiknya yaitu Tubagus Chaeri Wardhana yaitu suami dari Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang biasa disebut sebagai “Wali Kota malam” dan “Gubernur Swasta”dalam memainkan perananannya sebagai penguasa dari proyek – proyek yang berada di daerah Banten. Seperti saat ini yang sudah mulai terungkap adalah kejanggalan dalam pengadaan proyek Rumah Sakit dan alat kesehatan daerah kota Tangerang Selatan, yaitu dalam pembangunan dan pembelian alat kesehatan.
Melalui kekuasaannya ia diduga melakukan berbagai
kecurangan salah satunya yaitu dengan hanya memenangkan tender
78
perusahaan – perusahaan milik keluarga besarnya dan dengan demikian ia dapat memanipulasi dana dari proyek – proyek daerah Banten yang dijalankan. Dengan dijelaskan hal tersebut masyarakat diharapkan mengetahui dan mengawasi pembangunan daerah Banten. 2. Skema yang Diberikan Struktur skematik yang muncul dalam suatu teks berita biasanya dimulai atau diawali dengan lead, lalu dilanjutkan dengan story yaitu isi dari suatu pemberitaan yang menjelaskan seluk-beluk dari berita tersebut dan diakhiri dengan penutup yang merupakan kesimpulan dari suatu berita. Skema atau alur cerita yang muncul dalam laporan utama berjudul “Jejak di Rekening Bersama” ini diawali dengan judul sendiri yakni “Jejak di Rekening Bersama”. Kemudian dilanjutkan dengan paragraf yang disebut penulis sebagai “peminat pembaca”: Proyek-proyek pemerintah daerah di Banten dikuasai keluarga Gubernur Atut Chosiyah. Wawan menjadi pengendali. Dilanjutkan dengan lead yang isinya “Udara berisang di aula lantai lima Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan. Hanya ada satu penyejuk udara di dinding ruang seluas 30 meter persegi itu. Pada Jumat siang pekan lalu, Wali Kota Airin Rachmi Diany mengumpulkan semua karyawan untuk menjelaskan ihwal peringatan keras kepada 18 dokter dan pemecatan lima dokter honorer”. Bagian Story dalam teks berita ini dilanjutkan setelah lead
berita. Jika dalam lead diceritakan
gambaran keadaan RSUD Tanggerang Selatan serta perihal yang
79
dilakukan oleh Wali Kota Airin Rachmi Diany dalam memecat dokterdokter yang berada di RSUD Tangerang Selatan, maka paragraf setelahnya menceritakan tentang hal apa yang menyebabkan dokter-dokter tersebut dapat dipecat yaitu mereka melakukan demo karena menolak masuknya dokter asing serta protes terhadap alat-alat kesehatan yang dibeli berkualitas buruk, setelah itu diceritakan bahwa sumber dari kekacauan tersebut adalah Chaeri Wardhana yaitu adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang memainkan proyek RSUD tersebut. Diceritakan pula mengapa Wawan dapat memainkan proyek tersebut yaitu karena ia adik dari Atut dan Istri dari Wali Kota Tangerang Selatan Airin Racmy Diani. Kemudian pada isi selanjutnya hal tersebut diperkuat dengan kesaksian dari para pengusaha lainnya bahwa Wawan dapat menguasai berbagai proyek di Banten sehingga ia banyak terindikasi kecurangan. 3. Penekanan Makna dalam Teks a. Latarbelakang Suatu Peristiwa Latar yang muncul dalam pemberitaan laporan utama”Jejak di Rekening Bersama” ini ada dalam paragraf kedua. Isinya menjelaskan tentang penyebab pemecatan dokter yang ada di RSUD tersebut. “Para dokter itu berdemo menolaknya masuknya dokter asing ke Tangerang Selatan pada 20 September lalu. Dokter-dokter Malaysia itu masuk Banten karena dilegalkan oleh peraturan Gubernur Atut Chosiyah pada
80
2010. Padahal masuknya dokter asing perlu mendapat izin dari pemerintah pusat dan konsil Kedokteran Indonesia”. Sebelum memasuki bagian latar berita tentang perihal demo yang dilakukan oleh para dokter-dokter yang berada di RSUD Tangerang selatan tersebut, wartawan memaparkan mengenai keadaan suatu bagian RSUD Tangerang Selatan yang memprihatinkan keadaannya, serta perihal pemecatan 5 dokter dan peringatan keras terhadap 18 dokter yang berkerja di RSUD tersebut. Latar yang berusaha disampaikan wartawan kepada pembaca agar pembaca mengetahui bahwa permasalahan dipecatnya dokter yang ada di RSUD tersebut adalah dikarenakan mereka berdemo menolak dokter asing yang dilegalkan oleh Gubernur Ratu Atut Chosiyah dan memprotes tentang kejanggalan korupsi mengenai kualitas alat kesehatan yang berada di RSUD tersebut. b. Strategi Wartawan dalam Ekspresi Sikap Sebagai Detil Detil yang wartawan paparkan pada teks berita ini yakni ada dalam paragraf ke-7. “Para dokter sudah gerah karena pembangunan rumah sakit daerah dan pengadaan alat-alat kesehatannya menjadi mainan keluarga Gubernut Atut”. Detil lain juga muncul pada teks berita “Harga tinggi itu tak sebanding dengan kualitasnya. Di RSUD Tangerang Selatan, beberapa alat operasi tak pernah dipakai sejak dibeli pada 2011 karena rusak”.
81
Detil yang ingin ditampilkan wartawan dalam teks paragraf tersebut yakni keadaan dan pendapat para dokter yang sudah merasa sangat kesal terhadap apa yang diperbuat oleh keluarga Gubernur Atut yang memaikan proyek pembangunan dan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan. Sudah nampak jelas indikasi korupsi yang dilakukan yaitu, mulai dari fasilitas gedung kemudian alat-alat kesehatan yang menjadi indikasi korupsinya. Kemudian penulis berita juga ingin memberikan argumen kepada pembaca bahwa indikasi korupsi yang dilakukan itu dengan mengelembungkan harga barang alat-alat kesehatan yang ada. c. Berita yang Menguntungkan Sebagai Elemen Maksud Maksud yang wartawan temukan dalam teks berita ini ada dalam paragraf ke-10. “Para pengusaha Banten dan dokter menunjuk Chaeri Wardhana alias Wawan sebagai biang kekacauan dan dugaan korupsi itu. Suami Wali Kota Airin itu ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi sejak awal Oktober lalu karena diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar agar pemilihan Bupati Lebak diulang. Wawan adalah pemodal calon partai Golkar partai klan Gubernur Atut yang kalah dalam pemilihan itu”. Maksud dari teks ini secara jelas dipaparkan bahwa penulis mendukung apa yang dipikirkan oleh para dokter dan pengusaha yang ada di Banten yaitu penyebab dari ini semua adalah permainan dari Tubagus Chaeri Wardhana atau Wawan.
82
d. Kalimat yang Mendukung Makna Teks Sebagai Pra Anggapan Bagian pra anggapan yang ada dalam teks berita tersebut yakni bagian berita yang memaparkan “Harga tinggi itu tak sebanding dengan kualitasnya. Di RSUD Tangerang Selatan, beberapa alat operasi tak pernah dipakai sejak dibeli pada 2011 karena rusak. Pernah seorang dokter lain bercerita, monitor derap jantung salah membaca kondisi jantung pasien”jantung sehat malah dinyatakan sakit,”Katanya” Bagian Pra anggapan di dalam teks dibuat oleh penulis untuk mendukung pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu untuk dipertanyakan lagi. Artinya bahwa memang ada korupsi dalam pengadaan alat kesehatan yang ada dalam RSUD tersebut yang didukung oleh keadaan alat-alat kesehatan yang ada dan bukti dari korban pemakaiaan alat tersebut yang salah atau tidak berfungsi. Peryataan tersebut merupakan fakta yang sebenarnya belum jelas kebenarannya tetapi memang menjadi dipercaya oleh semua orang. e. Pertalian Kalimat Sebagai Koherensi Bentuk koherensi yang terkandung dalam laporan utama ini yakni: -
Proyek – proyek pemerintah daerah di Banten dikuasai keluarga Gubernur Atut Chosiyah.
-
Jika pemenang tender bukan kroninya, ia diduga meminta komisi seperlima dari total nilai proyek.
83
-
Bagaimanapun, jejak lalu lintas keuangan keluarga Wawan terekam dalam sistem perbankan. f. Pemilihan Kata sebagai leksikon Pemilihan kata dalam laporan utama “Jejak di Rekening Bersama”
ini dapat dilihat sebagai berikut: -
Kata beringsang dalam kalimat: “Udara beringsang di aula lantai lima Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan”. Kata beringsang memiliki kata lain yakni panas. 25
-
Kata memanas dalam kalimat: “Pertemuan memanas ketika Airin berencana menjadikan delapan pusat kesehatan masyarakat sebagai Rumah Sakit kelas C. kata memanas memiki kata lain yakni menjadi panas. 26
-
Kata gerah dalam kalimat: “Para dokter sudah gerah karena pembangunan
Rumah
Sakit
daerah
dan
pengadaan
alat
kesehatannyamenjadi mainan keluarga Gubernur Atut”. Kata gerah memiliki kata lain yakni merasa tidak tenang. 27 -
Kata digelembungkan dalam kalimat: “Harganya digelembungkan hingga 300”. Kata digelembungkan memiliki arti lain dijadikan besar”. 28
25
Ebta Setiawan, “beringsang”, dalam http://kbbi.web.id/beringsang Ebta Setiawan, “memanas”, dalam http://kbbi.web.id/memanas 27 Ebta Setiawan, “gerah”, dalam http://kbbi.web.id/gerah 28 Ebta Setiawan, “digelembungkan”, dalam http://kbbi.web.id/digelembungkan 26
84
-
Kata kesaktian dalam kalimat: “kesaktian Wawan mengatur proyek itu membuat parapengusaha di Tangerang Selatan menjulukinya Wali Kota Malam”. Kata kesaktian memilki arti lain yakni kemampuan berbuat yang melebihi kodrat alam. 29
-
Kata meringkuk dalam kalimat: “Wawan kini meringkuk di bui KPK.” Kata meringkuk memiliki arti lain yakni mendekam. 30
-
Kata jejak dalam kalimat: “bagaimanapun, jejak lalu lintas keuangan keluarga Wawan terekan dalam sistem perbankan”. Kata jejak memiki arti lain yakni kelakuan. 31
g. Grafis dalam Penekanan dan Penonjolan Berita Unsur grafis yang muncul dalam pemberitaan laporan utama Majalah berita mingguan Tempo ini khususnya pada judul berita “jejak di rekening bersama” diantaranya muncul foto ketika Airin sedang menjenguk suaminya di KPK yaitu Wawan diletakkan paling depan dan besarnya setengah halaman bersanding dengan judul, kemudian ada foto kantor Gunakarya Nusantara milik Nila Suprapto yaitu perusahaan yang menangani proyek RSUD Tangerang Selatan, dan yang terakhir ada foto seorang pasien yang sedang diperiksa oleh dokter di RSUD Kota Tangerang Selatan tersebut. h. Metafora Sebagai Ornamen Berita
29
Ebta Setiawan, “kesaktian”, dalam http://kbbi.web.id/kesaktian Ebta Setiawan, “meringkuk”, dalam http://kbbi.web.id/meringkuk 31 Ebta Setiawan, “jejak”, dalam http://kbbi.web.id/jejak 30
85
Unsur metafora yang termuat dalam teks berita “jejak di Rekening Bersama” ini yakni ada dalam kata “biang kekacauan” pada kalimat “ Para pengusaha Banten dan dokter menunjuk Chaeri Wardhana alias Wawan sebagai biang kekacauan dan dugaaan korupsi itu. Kesimpulan Analisis Teks Laporan Utama “Jejak di Rekening Bersama ” adalah tematik yang dikedepankan yaitu tentang beberapa kecurangan dalam pengusaan dan pengendalian proyek daerah Banten yang dilakukan oleh keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang terutama dikendalikan oleh Tubagus Chaeri Whardhana, skematik dalam berita yang utuh dalam laporan yang diterima yaitu dugaan Tubagus Chaeri Wardhana yang sering memainkan dan menguasai proyek Banten dengan memanfaatkan kekuasaan dari Ratu Atut Chosiyah sebagai kakaknya, sedangkan penakanan makna dalam teks di latarbelakangi oleh permasalahan dipecatnya dokter yang ada di RSUD tersebut adalah dikarenakan mereka berdemo memprotes tentang kejanggalan korupsi mengenai kualitas alat kesehatan yang berada di RSUD tersebut. Strategi wartawan dalam ekspresi sikapnya mengungkapkan pendapat para dokter yang sudah merasa sangat kesal terhadap apa yang diperbuat oleh keluarga Gubernur Atut yang memaikan proyek pembangunan dan alat kesehatan di RSUD Tangerang Selatan. Maksud yang menguntungkan komunikator adalah pendapat para dokter dan pengusaha yang ada di Banten yaitu penyebab dari ini semua adalah permainan dari Tubagus Chaeri Wardhana atau Wawan. Pra anggapan dalam mendukung makna teks adalah ada korupsi dalam pengadaan alat kesehatan yang ada dalam RSUD tersebut yang didukung oleh keadaan
86
alat-alat kesehatan yang ada dan bukti dari korban pemakaiaan alat tersebut yang salah atau tidak berfungsi. Koherensi dalam pertalian kalimat adalah pada kalimat Proyek – proyek pemerintah daerah di Banten dikuasai keluarga Gubernur
Atut
Chosiyah.
Dalam
pemilihan
kata
sebagai
Leksikon
menggunakan kata berisang, memanas, gerah, digelembungkan, kesakitan, meringkuk, dan jejak. Grafis dalam penekanan dan penonjolan berita menggunakan gambar Airin sedang menjenguk suaminya di KPK yaitu Wawan, kemudian ada foto kantor Gunakarya Nusantara milik Nila Suprapto yaitu perusahaan yang menangani proyek RSUD Tangerang Selatan, dan yang terakhir ada foto seorang pasien yang sedang diperiksa oleh dokter di RSUD Kota Tangerang Selatan tersebut. Metafora sebagai bumbu berita digunakan kata biang kekacauan.
Tabel 4.2 Kerangka Analisis Data Laporan Utama 1 “ Jejak di Rekening Bersama” Struktur Wacana Makro
Super Struktur
Elemen
Keterangan
Topik/ Tema
Laporan tentang beberapa kecurangan dalam pengusaan dan pengendalian proyek daerah Banten yang dilakukan oleh keluarga Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang terutama dikendalikan oleh Wawan. - Diawali dengan judul berita - Peminat Pembaca - Lead Berita - Story: 1. Hal yang menyebabkan dokter-dokter tersebut dipecat yaitu mereka melakukan demo karena menolak masuknya dokter asing serta protes terhadap alat-alat kesehatan yang dibeli berkualitas buruk. 2. Sumber dari kekacauan tersebut adalah Chaeri Wardhana yaitu adik dari Gubernur Banten Ratu Atut
Skema:
87
Struktur Mikro
Latar
Detil
Maksud
Pra anggapan
Koherensi
Chosiyah yang memainkan proyek RSUD tersebut. 3. Kesaksian dari para pengusaha lainnya bahwa Wawan dapat menguasai berbagai proyek di Banten sehingga ia banyak terindikasi kecurangan Paragraf 2 “Para dokter itu berdemo menolaknya masuknya dokter asing ke Tangerang Selatan pada 20 September lalu. Dokter-dokter Malaysia itu masuk Banten karena dilegalkan oleh peraturan Gubernur Atut Chosiyah pada 2010. Padahal masuknya dokter asing perlu mendapat izin dari pemerintah pusat dan konsil Kedokteran Indonesia” Paragraf 7 “Para dokter sudah gerah karena pembangunan rumah sakit daerah dan pengadaan alat-alat kesehatannya menjadi mainan keluarga Gubernut Atut” Paragraf 10 “Para pengusaha Banten dan dokter menunjuk Chaeri Wardhana alias Wawan sebagai biang kekacauan dan dugaan korupsi itu”. Paragraf 8 “Harga tinggi itu tak sebanding dengan kualitasnya. Di RSUD Tangerang Selatan, beberapa alat operasi tak pernah dipakai sejak dibeli pada 2011 karena rusak. Pernah seorang dokter lain bercerita, monitor derap jantung salah membaca kondisi jantung pasien”jantung sehat malah dinyatakan sakit,”Katanya”. Peminat Pembaca: “ Proyek – proyek pemerintah daerah di Banten dikuasai keluarga Gubernur Atut Chosiyah”. Paragraf 11: “Jika pemenang tender bukan kroninya, ia diduga meminta komisi seperlima dari total nilai proyek”. Paragraf 23: Bagaimanapun, jejak lalu lintas keuangan keluarga Wawan terekam dalam sistem perbankan.
Leksikon
-
Kata beringsang dalam paragraf 1 Kata memanas dalam paragraf 5
88
Grafis
Metafora
-
Kata gerah dalam paragraf 7 Kata digelembungkan dalam paragraf 7 Kata kesaktian dalam paragraf 12 Kata meringkuk dalam paragraf 20 Kata jejak dalam paragraf 22 Foto ketika Airin sedang menjenguk suaminya di KPK yaitu Wawan diletakan paling depan dan besarnya setengah halaman bersanding dengan judul. - Foto kantor Gunakarya Nusantara milik Nila Suprapto. - Foto seorang pasien yang sedang diperiksa oleh dokter di RSUD Kota Tangerang Selatan. Kata “biang kekacauan” pada paragraf 10
B. Cara Wartawan dalam Produksi Berita Korupsi Proses menganalisa teks tidak lepas dari pengamatan mengenai kognisi sosial teks tersebut, yaitu bagaimana suatu teks dapat diproduksi. Suatu teks ditulis dan mempunyai makna karena diberikan oleh seseorang yaitu si pemakai bahasa (penulis) bukan terbentuk dengan sendirinya tanpa ada yang membuat. Oleh sebab itu, penting dalam mengamati kognisi sosial yang dialami dari penulis teks tersebut, karena pada dasarnya sifat dasar manusia adalah pencerita dan cerita dari setiap orang itu pasti mempunyai sudut pandang yang berbeda – beda dalam memandang suatu hal dan peristiwa meskipun objek yang diamatinya sama. Di dalam teks tersebut pasti terkandung suatu pandangan dari penulis dan ideologis dari penulis. Sebuah teks tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi.32 Maka dari itu diperlukan pengamatan yang mendalam dari kognisi
32
Aris Bandara, Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapannya pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2013),h.33.
89
social yaitu dari penulis tersebut untuk diamati lebih dalam karena ternyata banyak maksud didalamnya. Dalam pandangan Van Dijk, Kognisi sosial terutama dihubungkan dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk dan dibuat, proses ini juga memasukan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan dan dimaknai oleh wartawan. 33 Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, dibutuhkan penelitian kognitif dan strategi si penulis dalam memproduksi suatu berita. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu akan suatu peristiwa. 34 Sama seperti teks dalam pemberitaan laporan utama majalah berita mingguan Tempo yang berjudul “Ratu Banten di Butik Hermes”, dalam pembuatan teks berita tersebut tidak lepas dari peran Tim Laporan Utama Majalah Berita Mingguan Tempo. Wacana tentang dugaan korupsi dan politik dinasti yang diangkat oleh majalah berita mingguan Tempo ini sebenarnya sudah cukup lama santer terdengar sejak 2011 dan beritanya menghilang begitu saja tanpa adanya kabar berita perkembangannya. Namun mengapa santer lagi terdengar pada November 2013 lalu, karena adanya kasus yang menimpa adiknya yaitu Tubagus Chaeri Whardana yang biasa disebut Wawan. Ia ditangkap dan ditahan oleh KPK 33
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
34
Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001).
h.266. h.260.
90
karena terlibat kasus penyuapan Hakim ketua Mahkamah Agung yaitu Akil Mochtar dalam pemenangan PILKADA di daerah Lebak Banten, melalui kasus tersebut KPK dan beserta polisi mulai mengusut kasus yang menimpa anggota keluarga Wawan lainnya dan kemudian mulai tersangkut kasus yaitu kakaknya Ratu Atut Chosiyah yang merupakan Gubernur Banten. Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh KPK, Atut tersandung kasus penyuapan yang melibatkan adiknya Wawan tersebut dan diduga Atut juga terlibat banyak kasus lainya yaitu Penggelapan dana BAKSOS untuk pemenangan dirinya dengan memberikan data fiktif lembaga penerima BAKSOS, Penggelembungan pembelian alat kesehatan di daerah Banten dan kasus gratifikasi. Dalam penentuan berita Ratu Atut Chosiyah ini terbentuk suatu Konteks social dan politik di dalam Redaksi majalah Tempo yaitu sikap saling mendukung dari semua staf redaksi kompartemen mengenai berita Ratu Atut Chosiyah tersebut. Dalam pemuatan berita Atut Chosiyah ini ketika itu di Redaksi tidak ada hambatan semua menilai bagus karena berita Atut itu saat itu sedang ramai dan Tempo memberitakan dari segi yang berbeda yaitu dari gaya hidupnya.35 Kemudian mengenai pertimbangan berita dikutip dari wawancara peneliti dari salah satu tim penulisan laporan utama majalah berita mingguan Tempo, Anton Septian yang merupakan staf redaksi dan merupakan bagian dari tim kompartemen, terkait dengan proses pertimbangan pengangkatan tema dan proses produksi berita laporan utama “Ratu Banten di Butik Hermes”. Majalah 35
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
91
berita
mingguan
Tempo
dalam
proses
mengangkat
sebuah
berita
mempertimbangkan apa yang disebut kriteria layak berita dalam ilmu komunikasi seperti magneto, kualitas, hangat dan lain – lain. Setelah memperhatikan unsur tersebut Tempo sangat memperhatikan kekuatan dari majalah tersebut yang hanya terbit seminggu sekali, maka dari itu Tempo tidak menulis suatu peristiwa yang terjadi dalam majalah tersebut, karena berita tersebut pasti akan kadaluarsa. Maka dari itu Tempo menulis sesuatu dibelakang berita. mengapa demikian, karena agar berita tersebut awet dan mempunyai masa umur yang panjang tidak seperti peristiwa saja. Dan yang paling penting dari penulisan berita dalam majalah Tempo ini adalah dalam memberitakan suatu hal harus lebih dalam dan lebih rinci lagi mengenai peristiwa tersebut, dengan demikian informasi yang di dapat akan lebih lengkap lagi. atau biasa disebut history behind the news. Majalah harus menulis sesuatu dibelakang berita agar berita itu awet mempunyai masa umur yang panjang tidak seperti peristiwa. Kemudian ketika memberitakan suatu hal harus lebih dalam dan lebih rinci lagi mengenai peristiwa tersebut atau biasa disebut history behind the news. 36 Anton menuturkan bagaimana pertimbangan Redaksi Majalah berita mingguan Tempo ketika memilih dan mengangkat tema tentang berita “Ratu Banten di Butik Hermes” tersebut. Terkait alasan pengangkatan tema pemberitaan tersebut dikarenakan berita tersebut sangat layak untuk diberitakan dari segala sisi mulai dari berita tersebut hangat artinya banyak dibicarakan oleh orang - orang, baru yaitu waktu kejadiannya tidak lampau , kemudian memiliki 36
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
92
daya tarik karena kasus ini melibatkan pejabat publik ternama yaitu seorang Gubernur, fenomenal karena kejadiannya melibatkan beberapa anggota keluarganya dan dramatik yaitu saling berhubungan kasus yang satu dengan yang lainnya. Serta berita tersebut mempunyai unsur magnitude keterlibatan yang membuat berita tersebut semakin menarik.
Maka dari itu berita Atut
tersebut menjadi pantas untuk diberitakan ke publik oleh tim majalah berita Mingguan Tempo . Atut adalah tokoh dan seseorang yang layak untuk diberitakan dari segi manapun terutama ia adalah pejabat public jadi apapun masalah yang menyangkut ia, berarti juga menyangkut kebutuhan orang banyak, karena yang pertama ia dipilih oleh rakyat dan digaji oleh Negara sehingga pasti ada konsekuensinya. Yang kedua karena factor magnitude keterlibatan Atut dalam kasus Ketua MK dan Wawan adiknya, pada saat itu status peran Atut belum jelas tetapi sudah mulai terdengar keterlibatan namanya, sehingga kami sebagai media tidak hanya menadahkan tangan saja tetapi melakukan investigasi lebih jauh sehingga angle yang diambil tidak hanya kasus tersebut tetapi bisa saja Atut korupsi tidak, atau bagaimana gaya hidup Atut karena atut ini terdengar hidupnya bermewah – mewahan namun sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat banten yang miskin sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya.37 Mengenai mekanisme dalam peliputan berita majalah berita mingguan Tempo terdapat alur kerja yang menjelaskan tentang alur pembuatan dan pencarian berita sehingga berita dapat dihasilkan, banyak hal yang menarik terkait dengan alur pembuatan berita yang ada di redaksi majalah berita mingguan Tempo. Berikut akan dijelaskan melalui tabel – tabel secara berurutan yang akan menjelaskan secara terstruktur mekanisme alur peliputan berita :
37
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
93
Gambar 3. Alur Penentuan Peliputan Berita Majalah Berita Mingguan Tempo
Rapat Kopartemen
1. Pemimpin Redaksi
(Rapat Penentuan ide Berita)
2. Redaktur Pelaksana 3. Semua Kompartemen (Nasional dan Internasional) 4. Wartawan
Hasil Rapat Kopartemen
Rapat Perencanaan Pencetakan
(Rapat Pengujian dan Keputusan Ide Berita)
Hasil Rapat Perencanaan Editor Animasi Pengumpulan Bahan (Penugasan Reporter, Wartawan dan Fotografer)
Editting Pimpinan Redaksi
Rapat Checking dan Rapat Opini
Editting
(Pengumpulan Data dan Penentuan Opini)
Redaksi Pelaksana Rapat Perencanaan (Perencanaan dan Penulisan Berita)
Sumber: Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
94
Dari alur peliputan, dapat dijelaskan terdapat alur dari penentuan berita sampai pengumpulan bahan yang mempunyai proses yang panjang dimulai dari rapat kompartemen di hari Senin yaitu ditanya oleh Redaktur Pelaksana apa yang akan ditulis dan semua melakukan usulan tentang apa yang akan ditulis nantinya ketika itu tiap – tiap kompartemen mengusulkan tema berita, kemudian dipilih satu tema berita yang memenuhi kriteria, setelah penentuan tersebut dibawa ke rapat perencanaan besar pada hari Selasa yaitu rapat antar kompartemen yaitu dilakukan pengujian lagi apa yang sudah diputuskan di rapat kompartemen kemudian dipresentasikan lagi dan diberi masukan dari tiap – tiap kompartemen. Kemudian setelah disetujui di rapat perencanaan besar ditentukan sumber utama yang berkaitan dengan tema tersebut yaitu Ratu Atut Chosiyah dan narasumber dari berita tersebut adalah orang – orang terdekatnya termasuk adiknya Tatu Chasanah, dan orang – orang terdekatnya yang mengetahui kegiatan dan prilaku Atut. kemudian baru mulai mencari bahan selama dua hari yaitu rabu dan kamis. Proses di atas merupakan prosedur produksi penentuan tema berita di Majalah Tempo. Ketika dihadapkan dengan kondisi saat laporan utama “Ratu Banten di Butik Hermes” ini dibuat, saat itu berita mengenai Ratu Atut Chosiyah sedang hangat diperbincangkan oleh media – media Indonesia. Setelah selesai mencari bahan dilakukan rapat checking
yaitu dimana
pengecekan bahan yang sudah ada memenuhi kriteria atau tidak, bahan – bahan yang sudah diperoleh diuji kebenarannya dan di konfirmasikan juga kepada pihak yang bersangkutan dan dalam rapat ini juga dipertimbangkan jika ada peristiwa baru yang lebih menarik atau tidak yang dapat diberitakan. Kemudian dilajutkan
95
rapat opini yaitu ditentukan opini apa yang dimasukan dalam majalah. Setelah itu rapat checking terakhir, dalam rapat tersebut dilakukan pengecekan terhadap bahan terakhir yang terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya bahan yang kurang, jika ada maka diilakukan penambahan bahan. Setelah tahap tersebut dilakukan editing oleh Redaksi Pelaksana dalam proses editing ini akan diperiksa kelengkapan dari kata dan kalimatnya. Kemudian biasanya dalam laporan utama ada langkah selanjutnya yaitu editing oleh Pimpinan Redaksi, karena laporan utama sangat penting dalam bagian sebuah majalah Tempo. Berita mengenai Ratu Atut Chosiyah ini tentu tidak terlepas dari kecenderungan terhadap suatu pihak. Karena kognisi wartawan dalam penulisan laporan utama ini mempunyai pandangan dan prespektif yang berbeda pastinya terhadap suatu peristiwa. Skema penulisan berita yang ditulis oleh Tempo pada laporan utama Ratu Banten di Butik Hermes ini diungkapkan oleh Anton sebagai berikut: Gaya keseharian Atut ini terdengar hidup bermewah – mewahan namun sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat banten yang miskin sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya. Dan ketika dicari kebenarannya melalui jejak kartu kredit yang digunakannya dalam berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain. Dalam mengambil referensi pemberitaan Redaksi berita Tempo sangat berpegang teguh pada KPK karena dari kata – kata yang diambil yaitu kasus “gratifikasi” adalah kajian yang dilakukan oleh KPK dalam memberantas korupsi. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
96
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-Cuma, dan fasilitas lainya. 38 Anton Septian, salah satu tim pembentukan laporan utama “Ratu Banten di Butik Hermes” ini merupakan wartawan yang sudah berkerja kurang lebih tujuh tahun di majalah Tempo tersebut dan memilki jam terbang yang cukup banyak, salah satu pengalamannya adalah ketika meliput langsung dan mencari data ke Banten yaitu daerah dimana Ratu Atut Chosiyah Tinggal. Dari skema yang disebutkan Anton tersebut, seperti yang disebutkan Van Dijk, ada beberapa model atau skema tertentu untuk menggambarkan kognisi wartawan dalam pemberitaan. Tabel. 4.3 Skema Kognisi Sosial majalah Berita mingguan Tempo Skema Person (Person Schemas) Tempo memandang hobi Ratu Atut Chosiyah yang sering berpesiar ke Luar negeri dan berbelanja barang – barang mewah dengan menggunakan kartu kreditnya adalah
suatu hal yang tidak wajar karena kontras melihat kondisi
masyarakat Banten yang masih banyak dibawah garis kemiskinan. Melalui hobinya ini Atut dinilai tidak berkprimanusiaan, karena beliau adalah figur dan sosok pemimpin daerah Banten. Skema Peran (Role Schemas) Redaksi tempo melihat apa yang dilakukan oleh Atut tersebut adalah
38
Doni Muhardiansyah,Aida Artna Zulaiha,Wahyu Dewantara Susilo,Annisa Nugrahani,Fahrannia Imbrita,Baririoh Barid, I Gusti Ayu Nyoman Lia,Buku Saku Memahami Gratifikasi,(Jakarta:KPK,2010).h.3.
97
sebuah tindakan yang harus diberantas. Melihat apa yang dilakukan Atut sebagai gubernur tersebut dapat menambah panjang daftar kemiskinan rakyat Banten yang keadaaanya sangat memprihatinkan. Karena tujuan utama dari korupsi memang hanya memperkaya diri sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan orang lain. Mengingat begitu besarnya peran media massa dalam menyebarkan segala informasi, Tempo berkewenangan dalam menyebarkan informasi tentang dugaan korupsi tersebut agar masyarakat ikut mengawasi tindak tanduk dari tokoh masyarakat mereka. Skema Peristiwa (Event Schema) Ratu Atut Chosiyah memperlihatkan indikasi dugaan korupsi dari sisi lain, setelah diduga terlibat kasus suap ketua Mahkamah Agung Akil Mochtar untuk pemenangan PILKADA daerah lebak, Banten bersama adiknya Tubagus Chaeri Wardhana. Ia ternyata sering melakukan hobinya yaitu bepesiar ke luar negeri dan berbelanja membeli barang – barang mewah di berbagai negara. Namun terjadi kecurigaan dengan uang yang dipakainya berbelanja tersebut, karena muncul dugaan bahwa tagihan kartu kreditnya dibayarkan oleh orang lain bukan dirinya.
D. Wacana Korupsi dalam Konteks Sosial Bagian dimensi ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisis sosial. Menurut Van Dijk Wacana itu sebenarnya adalah bangunan teoritis yang abstrak
98
(the abstact theoretical conctruct).39 Dengan demikian wacana belum dapat dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa, adapun perwujudan fisik bahasa adalah teks. Maka dari itu wacana berasal dari wacana yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian untuk meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi di dalam masyarakat diperlukan analisis intertekstual. Konteks social berkaitan dengan hal – hal yang mempengaruhi pemakaian bahasa dan terbentuknya sebuah wacana. Seperti dalam pemberitaan laporan utama majalah Tempo ini, untuk mengetahui bagaimana wacana pemberitaan tentang Ratu Atut Chosiyah ini adalah dengan menganalisis bagaimana masyarakat dan media melakukan produksi dan reproduksi mengenai keberadaan Ratu Atut Chosiyah lewat buku – buku, pidato politik, hubungan politik, dan sebagainya. Dimulai dari Pemberhentian sementara Djoko jadi titik awal kekuasaan Wakil Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di Banten. Atut langsung dilantik jadi Pelaksana Tugas Gubernur Banten. Sejak hari pertama Djoko diberhentikan, Atut menggantikan tugas-tugas gubernur. Saat itu, Atut mengatakan, ia akan melanjutkan program yang baik, termasuk pemberantasan korupsi. ”Saya akan mendukung kelancaran penanganan kasus korupsi di Banten. Siapa pun yang terbukti melakukan penyelewengan, akan kami serahkan kepada penegak hukum,” katanya. Saat PILKADA Banten 2006, Atut mencalonkan diri sebagai gubernur
39
Aris Bandara, Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapannya pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana, 2013),h.17.
99
Banten. Atut yang berpasangan dengan M. Masduki memenangi Pilkada Banten. Keduanya menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2007-2012.40 Sejak menjadi orang nomor satu di Banten itulah, satu per satu anggota keluarga besar Atut masuk ke politik praktis. Tahun 2008 adik tiri Atut, Tubagus Haerul Jaman, maju sebagai calon wakil wali kota Serang berpasangan dengan Bunyamin (mantan Bupati Serang), Tahun 2010 adik Atut, Ratu Tatu Chasanah, mengikuti Pilkada Kabupaten Serang dan ia terpilih jadi Wakil Bupati Serang 2010-2015 mendampingi Taufik Nuriman, Pilkada Kota Tangerang Selatan 2010 Airin yang berpasangan dengan Benyamin Davnie terpilih sebagai Wali Kota Tangerang Selatan 2011-2015, Ibu tiri Atut, Heryani, juga tak ketinggalan terpilih menjadi Wakil Bupati Pandeglang pada Pilkada 2011 mendampingi Erwan Kurtubi. Pada tahun yang sama, Atut kembali mencalonkan diri sebagai gubernur Banten didampingi Rano Karno. Untuk kedua kalinya, Atut terpilih sebagai Gubernur Banten. Di luar legislatif
Pada Pemilu 2009, suami Atut, Hikmat
Tomet, terpilih sebagai anggota DPR. Anak pertama mereka, Andika Hazrumy, jadi anggota DPD perwakilan Banten. Adde Rosi Khairunnisa, menantu Atut (istri Andika), jadi anggota DPRD Kota Serang.41 Banyaknya anggota keluarga yang menjadi pemimpin di daerah Banten secara bersamaan memunculkan dugaan Ratu Atut Chosiyah membuat dinasti politik. Sepak terjang politik dinasti ini sebenarnya sudah mulai tercuim jejaknya 40
Ana Shofiana Syatiri, “Dinasti Politik Ratu Atut Setelah Delapan Tahun Berkuasa”, dalam http://nasional.kompas.com 41
Ana Shofiana Syatiri, “Dinasti Politik Ratu Atut Setelah Delapan Tahun Berkuasa”, dalam http://nasional.kompas.com
100
sejak tahun 2011. Banyak kasus dugaan korupsi yang melibatkan dinasti politik ini, dan banyak yang melaporkan tentang keterdugaan korupsi namun kasusunya tidak pernah selesai dan tiba – tiba menghilang. Sangat sulit untuk membuktikannya,
karena pada faktanya mereka dapat terpilih melalui sistim
demokrasi yaitu Pemilihan Umum. Berarti dalam proses pemilihannya ditentukan oleh suara rakyat, maka jika terpilih menjadi pemimpin itu juga karena pilihan rakyat. Ada keterdugaan politik dinasti ini untuk melancarkan korupsi yang dilakukannya. Menurut Anton Septian salah seorang wartawan Tempo yang meliput ke daerah mengungkapkan, rakyat Banten sebenarnya sudah mengetahui tentang kekuasaan politik dinasti yang digunakan untuk mengusai berbagai proyek yang ada di Banten dan melakukan berbagai kecurangan namun banyak yang takut
untuk melaporkan dan mengungkapkannya karena
mereka takut
keselamatannya terancam. Dan ketika mencari informasi di daerah banten sangat susah karena sulit mencari sumber yang dapat memperkuat dikarenakan keadaan yang sangat tertutup mulai dari pemerintahan maupun masyarakatnya. Banyak sumber – sumber yang mengetahui dan bercerita namun mereka memilih diam karena mereka takut dalam menginformasikannya entah karena keselamatannya dan ketika kita berusaha untuk mewawancarai Atut itu sangat susah, karena ketika kita datang kerumahnya tidak diperbolehkan masuk dan rumahnya dijaga oleh banyak Satpol PP, kemudian kita berusaha mengubungi pengacara yang berjanji akan menghubungkan dengan Atut sendiri namun tidak ada jawaban juga, setelah itu juga kita coba menghubungi orang dekatnya yang menurut orang Banten dihormati tetapi juga tidak bisa.42 42
Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014
101
Namun belakangan ini mulai terungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh anggota keluarga Atut, yang baru – baru ini terungkap adalah tertangkapnya adik dari Atut yaitu Tubagus Chaeri Wardhana dalam kasus penyupan ketua MK Akil Mochtar untuk memenangkan PILKADA Lebak, Banten. Ratu Atut Chosiyah pun ikut tersangkut kasus tersebut dan ditahan oleh KPK karena diduga terlibat dalam kasus penyuapan Ketua MK tersebut. Ternyata ada beberapa dugaan kasus korupsi yang melibatkan Atut. Seperti yang dilansir oleh Kompas, dikatakan Juru Bicara Masyarakat Transparansi (Mata) Banten, Oman Abdurahman, kepada Kompas.com, Senin (7/10/2013). Menurut Oman, salah satu kasus dugaan korupsi yang sampai saat ini tidak jelas penanganannya ialah kasus dugaan korupsi dana hibah pada APBD Banten 2011 senilai Rp 340 miliar dan bantuan sosial (BANSOS) senilai Rp 51 miliar. Oman mengatakan, sinyalemen kasus dugaan korupsi itu ialah terutama pada banyaknya organisasi masyarakat pendukung Atut yang mendapat bantuan dana hibah dalam jumlah besar. Selain itu, ada juga puluhan lembaga atau organisasi penerima dana hibah fiktif yang mendapat aliran dana hibah.43 Dugaan kasus korupsi lain yang menimpa Atut adalah pengelembungan harga pembelian alat
kesehatan di RSUD
Tangerang Selatan.
Sindo
mengungkapkan bahwa Gubernur Banten yang ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi (MK). Ratu Atut juga
43
Dani Wibowo, “KPK Tuntaskan Korupsi di Banten”, dalam http://nasional.kompas.com
102
diduga terlibat pada kasus pengadaan alat kesehatan (alkes). Namun kasus - kasus tersebut sampai saat ini belum jelas status hukumnya. 44 Dugaan korupsi lainya juga tercermin dari harta kekayaan yang sangat melimpah dah hobi dari Atut yang sering berpesiar keluar negeri dan membeli barang – barang mewah. Dari sisi tersebut saat ini Atut mulai disoroti seperti yang dimuat oleh detik.com yaitu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK melapor pada Oktober 2006. Kala itu, dia masih jadi wakil gubernur Banten. Hartanya berjumlah total Rp. 41,93 miliar, meningkat dari laporan sebelumnya pada Oktober 2002 yang bernilai Rp. 30,63 miliar. Diketahui harta Atut pada tahun 2011 adalah Rp. 37,73 miliar. Perinciannya, harta tidak bergerak Rp. 14,96 miliar, alat transpotasi dan mesin lainnya Rp. 3,93 miliar, harga bergerak lainnya Rp. 8,22 miliar, surat berharga Rp. 7,8 miliar, giro dan setara kas Rp. 2,76 miliar. Lalu, ada juga sejumlah kendaraan yang dilaporkan. Di antaranya tergolong mewah yakni Mercedes-Benz senilai Rp. 1,05 miliar, Mercedes-Benz senilai Rp. 500 juta dan Lexus senilai Rp. 1,1 miliar. Dalam catatan perjalanan imigrasi tercatat, sang gubernur pergi ke Singapura hampir terjadi setiap bulan. Terakhir, dia pergi tanggal 21 September 2013 lalu pulang empat hari kemudian. Sebulan sebelumnya, Atut juga pernah ke Singapura selama tiga hari. Di bulan-bulan sebelumnya, Atut juga kerap bolak balik ke Singapura. Dan dalam catatan Pusat Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah
44
Marwan Mas, “Meruntuhkan Dinasti Korupsi”, dalam http://daerah.sindonews.com
103
sering membeli barang mewah. Bahkan dalam satu transaksi ada yang mencapai angka miliaran rupiah dan ratusan juta rupiah.45 Memang gaya hidup bermewah – mewahan yang ditampilkan oleh Ratu Atut Chosiyah dan dugaan – dugaan korupsi yang menimpanya begitu sangat kontras sekali dengan kemiskinan yang menimpa rakyat di daerah Banten, karena sebagian besar masyarakat banten yang masih dibawah garis kemiskinan Seperti yang dimuat oleh badan pusat statistik provinsi Banten menyebutkan jumlah penduduk miskin pada Maret Maret 2013 mencapai 626.243 orang (5,74 persen), naik dibandingkan dengan September 2012 sebesar 648.254 orang (5,71 persen). Setelah santer terdengar dari berbagai dugaan kasus korupsi yang ada di daerah Banten mulai timbul gerakan – gerakan yang menginginkan adanya penanganan yang serius terhadap kasus kasus tersebut. Seperti yang diberitakan oleh Republika mengenai digelarnya Kongres Rakyat Banten ke 2 pada Senin (24/3). “Ketua Pelaksana Kongres Rakyat Banten II Ade Mukhlas Syarif mengatakan kongres rakyat Banten yang pertama dilakukan pada 5 Desember 1999 sebelum pembentukan Provinsi Banten pada 2000 lalu. Kongres rakyat Banten II dilatarbelakangi dari akumulasi berbagai penyimpangan yang dilakukan Pemerintahan Provinsi Banten saat ini. Ade mengatakan, terjadinya akumulasi penyimpangan di Provinsi Banten yang saat ini terjadi disebabkan karena
45
Rachmadin Ismail, “Catatan Menarik Tentang Harta dan Gaya Hidup Sang Ratu”, dalam http://news.detik.com
104
lemahnya fungsi pengawasan fungsional, pengawasan lembaga politik yakni peran DPRD serta lemahnya pengawasan dari masyarakat atau sosial kontrol”. Media – media Tangerang yaitu daerah asal Ratu Atut Chosiyah juga ikut menyoroti kasus dugaan korupsi yang menimpa gubernurnya. Beberapa media tersebut adalah Koran Tangerang, Radar Banten, kabar6.com dan Koran Tangsel. Media – media tersebut juga turut ambil dalam pemberitaan dugaan korupsi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, pemberitaannya adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Pemberitaan Media Kota Tangerang terkait Atut Chosiyah Keberpihakan
Media
Judul Berita Belum Ditempati, Interior Rumah Dinas
Koran Berpihak
Gubernur Banten Senilai Rp 115.042.910 Hilang, Cari Pemimpin di Banten, Golkar
Tangerang
Gelar Musdalub Besok, DPRD Banten Ngebet Ingiin Ketemu Mendagri, Usai Jenguk Suami, Airin Menangis.
Radar Netral
Banten
KPK Jerat Atut dan Wawan dengan Kasus Korupsi baru, Fraksi PPP DPRD Banten Dorong Atut Mundur, Jubir Atut: Ibu Sedang Sakit Tidak lari. Gubernur cantik Ini diperiksa KPK, Atut Ditahan
program
bupati
Zaki
Terancam
Amburadul, Golkar Siapkan Wakil Gubernur Kritis
kabar6.com Banten, Mendagri Minta Atut Limpahkan Tugas, Terkait Suap Pilkada Lebak KPK tahan Atut,
105
Jum’at Keramat Atut Chosiyah Ditahan KPK, Rutan Pondok Bambu Kado Ahir Tahun Untuk Kritis
Koran
Sang Gubernur, Desak KPK Sejuta Tanda
Tangsel
Tangan Untuk Ratu, KPK Tangkap Adik gubernur Banten atau Suami Walikota Tangsel, Atut Jadi Tersangka, Warga Rela Gunduli Rambut.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pandangan analisis wacana berita dalam teks merupakan penafsiran yang berasal dari konseptualisasi penceritaan seorang penulis. Teks yang dihasilkan dalam pembuatan suatu berita tak lepas dari penceritaan seorang penulis, karena esensi dari sifat manusia adalah pencerita maka, teks berita yang dihasilkan merupakan dasar
keyakinan hasil pertimbangan akal, emosi, dan
estetika seorang penulis. Teks Laporan Utama “Ratu Banten di Butik Hermes” ditemukan tematik yang dikedepankan yaitu boros dengan uang Negara, skematik dalam berita yang utuh dalam rangkaian laporan yang diterima yaitu Ratu Atut chosiyah sering berplesir ke luar negeri dan membeli barang barang mewah kemudian terlacak bahwa ia tersandung gratifikasi, sedangkan penakanan makna dalam teks di latarbelakangi oleh laporan bukti transaksi uang di kartu kreditnya. Strategi wartawan dalam ekspresi sikapnya mengungkapkan tagihan belanja dari Atut Chosiyah di tahun 2012, 2013. Maksud yang menguntungkan komunikator adalah fakta bahwa banyak transaksi yang terjadi di kartu kreditnya yang mencapai ratusan juta, pra anggapan dalam mendukung makna teks adalah yang membayarkan tagihan kartu kreditnya adalah orang lain (sogok), koherensi dalam pertalian kalimat ada pada kalimat aneka transaksi yang mencurigakan terlacak di kartu kredit Atut Chosiyah. Dalam pemilihan kata sebagai leksikon menggunakan kata saban, sekali, kontras, melancong, memborong dan mewah. Grafis dalam 106
107
penekanan dan penonjolan berita menggunakan gambar Ratu Atut, Airin, Andika dan rumah dan mobil yang menggambarkan kekayaaan. Metafora sebagai bumbu berita digunakan kata menggunung pada kalimat “Royal belanja, tagihan kartu kredit Atut menggunung tiap bulan”. Dalam Penulisan pemberitaan Ratu Atut Chosiyah di majalah Tempo tersebut tak lepas dari kognisi sosial dari penulis yaitu sebenarnya digunakan untuk menjawab status yang diterima oleh Ratu Atut Chosiyah yang pada saat itu belum jelas sebagai tersangka atau tidak, namun sudah banyak laporan yang menyatakan ia terlibat di berbagai kasus, Tempo menganggap pemerintah lambat dan akhirnya Tempo mengkostruksi teks pemberitaan yang menggambarkan status Atut sebenarnya dengan menggambarkan wacana yang terjadi di masyarakat. Dalam menanggapi kasus Ratu Atut Chosiyah tersebut majalah Tempo berpegang teguh terhadap KPK dan tugas utama dari media yaitu sebagai pengawas pemerintah, terutama dalam kasus korupsi. Dalam konteks sosial terlihat beberapa keberpihakan dan kepentingan dari beberapa koran dan media berita online di kota Tangerang, dari yang sangat kritik, netral, dan berpihak seperti Koran Tangerang adalah yang berpihak karena dari pemberitaannya tidak ada yang menyudutkan Ratu Atut Chosiyah, kemudian Radar Banten menempatkan diri sebagai media yang netral dalam pemberitaan yang dibuatnya meskipun ia memberitakan tetapi tidak ada kritik yang ditujukan oleh Ratu Atut Chosiyah, lalu ada pula media yang mengkritisi yaitu Kabar6.com dan Koran Tangsel karena dalam pemberitannya banyak mengkritik apa yang dilakukan oleh Ratu Atut Chosiyah dan menyelidiki beberapa kejanggalan yang
108
ada di Tangerang. Berbagai pandangan agama –agama di Indonesia seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha juga menolak adanya korupsi. Dalam pandangan Islam memerangi korupsi adalah kewajiban agama yang wajib dilakukan umat Islam baik secara individual maupun kolektif. Dalam bahasa agama Islam, korupsi masuk dalam kategori kemungkaran yang harus diberhentikan oleh siapapun yang menyaksikannya, kemudian dalam pandangan Kristen tindakan korupsi sering tidak mempunyai “wujud” yang jelas, dalam arti siapa yang dirugikan dan uang siapa yang diambilnya. Tetapi, walaupun si pelaku korupsi tidak melihat atau tidak mau melihat dengan jelas siapa yang dirugikan oleh tindakannya, namun dalam hatinya dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres: dia tidak berhak mengambil sesuatu yang dia korupsi, karena memang bukan haknya. Ini bisa dialami bila si pelaku mau mendengarkan bisikan suara hatinya, lalu dalam pandangan Hindu kajian anti korupsi ini difokuskan kepada hati nurani. Hati nurani yang di definisikan sebagai perasaan yang murni dan nurani itu sendiri didefinisikan sebagai terang atau cahaya, maka tentunya setiap manusia akan memilih perasaan yang murni itu dan tentunya juga akan mampu menjadi penerang bagi kehidupan disekitarnya, dan dalam pandangan Budha dalam memandang korupsi didasarkan pada kualitas batin manusia. Ketika seseorang selalu puas dengan ketamakan dan kebodohan, maka ia senang melakukan mata pencaharian dengan cara yang salah. B. Saran 1. Saran Akademis
109
Diharapakan ada penelitian yang lebih mendalam terhadap kasus dugaan korupsi yang menimpa Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, terutama penelitian terhadap keluarga besar Atut yang diduga ikut terlibat dalam berbagai kasus – kasus korupsi penyelewengan berbagai proyek di daerah Banten. Karena diduga keluarganya melakukan politik dinasti sehingga membentuk suatu dinasti politik yang digunakannya dalam menguasai berbagai proyek di Banten dan memainkannya. Dengan melakukan penelitian tersebut diharapkan masyarakat Banten menjadi lebih sejahtera. 2. Saran Praktis Kepada para masyarakat dan pembaca Majalah Berita Mingguan Tempo dalam memahami pemberitaan yang disajikan oleh media tersebut harus dapat lebih kritis lagi memahami dan mengkomparasikan tentang wacana yang terjadi di masyarakat dan penegak hukum. Tempo lebih mengembangkan investigative report secara mendalam dan melakukan feature investigation dalam melakukan pemberitaan. Diharapkan agar media lain juga dapat memberitakan dari sisi lain secara lebih dalam agar informasi yang diperoleh dapat dikembangkan sehingga menjadi bahan acuan pemerintah untuk menindak lebih tegas kasus yang menimpa Ratu Atut Chosiyah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto
Elvinaro,
Komala
Lukiati.(2007)
Komunikasi
Massa:Suatu
Pengantar.Jakarta:Simbiosa Rekatama Media. Arifin,Zainal.(2004) Korupsi dalam perspektif agama-agama: panduan untuk pemuka uma.Yogyakarta: LP3 UMY. Bandara, Aris.(2013) Analisis Wacana Teori Metode dan Penerapannya pada Wacana Media.Jakarta: Kencana. Bungin Burhan.(2008) Konstruksi Sosial Media Massa.Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bungin, Burhan (2006) Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Bungin, Burhan (2007) Sosiologi komunikasi massa: ( teori, paradigma dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat ). Jakarta: Kencana. Doni Muhardiansyah,Aida Artna Zulaiha,Wahyu Dewantara Susilo,Annisa Nugrahani,Fahrannia Imbrita,Baririoh Barid, I Gusti Ayu Nyoman Lia.(2010) Buku Saku Memahami Gratifikasi.Jakarta:KPK. Eriyanto (2002). Analisis Framing:
Konstruksi,
Ideologi
dan Politik
Media.Yogyakarta: Lkis. Eriyanto (2002).
Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media.
Yogyakarta: LKiS. Fidler, Roger (2003). Mediamorfosis.Yogyakarta: Bentang Budaya.
110
111
Jumroni, Suhaimi (2006). Metode-Metode Penelitian Komunikasi.Jakarta: UIN Jakarta Press. J.Baran
Stanley,
K.Davis
Dennis.(2010)
Teori
Komunikasi
Massa:
Dasar,Pergolakan,dan Masa Depan.Jakarta:Salemba Humanika. Kusumaningrat, Hikmat(2006) PurnamaKusumaningrat,Jurnalistik Teori dan Praktik.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Kutha, Ratna Nyoman.(2004) Teori,Metode, dan Teknik Penelitian Sastra Dari Strukturalisme Hingga Postruktualisme Prespektif Wacana Naratif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. McQuail, Denis (2011) Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Mohamad, Goenawan.(2007) Seandainya Saya Wartawan Tempo (edisi revisi).Jakarta: Institut Tempo. Moloeng Lexy. J.(2006) Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurdjana, Igm.(2010) Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi “Prespektif
Tegaknya
Keadilan
Melawan
Mafia
Hukum”.Yogyakarta:
PustakaPelajar. Purwoko,Herudjati.(2008) Discourses Analisis: Kajian Wacana bagi Semua Orang.Jakarta:Indeks.
112
Siebert Fred S, Peterson Thedore dan Schramm Wilbur (1986). Empat Teori Pers. Jakarta: PT Intermasa. Suhandang, Kustadi.(2004) Pengantar Jurnalistik, Seputar Organisasi, Produk, & kode etik.Bandung:Nuansa. Sumadiria, Haris.(2006) Jurnalistik Indonesia menulis Berita dan feature panduan praktis jurnalis professional.Bandung:Simbiosa Rekatama media. Suryawati,Indah.(2011)
Jurnalistik
Suatu
pengantar
Teori
dan
Praktik.Bogor:Ghalia Indonesia. Sobur, Alex.(2006) Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis
Semiotik,
dan
Analisis
Framing.Bandung:
PT.
Remaja
Rosadakarya. Schiffin, Deborah.(2007) Ancangan Kajian Wacana.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Sopian,Agus.dkk.(2009) Jurnalisme Sastrawi: Atologi Liputan Mendalam dan Memikat.Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Tebba, Sudirman.(2005) Jurnalistik Baru.Ciputat:Kalam Indonesia. Wawancara pribadi dengan staf redaksi majalah berita mingguan Tempo Anton Septian, Jakarta, 21 April 2014 Vivian,
John.(2008)
Kedelapan.Jakarta:Kencana.
Teori
Komunikasi
Massa
Edisi
113
West Richard, H.Turner Lynn.(2008) Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Humanika MEDIA CETAK Faiz N, Ayu Cipta. 2013. “Dinasti Atut Akan Runtuh”.Harian Tempo, 12 Oktober, 2013. Muhammad Rizki,Nur Rachman Arrazie,Tri Suharman,Anton A.2013.” KPK Bongkar Jaringan Suap Akil”.Harian Tempo, 4 Oktober, 2013. Muhammad Rizky,M.Andi Perdana,Ira Guslina. “KPK Tangkap Tangan Ketua Mahkamah Konstitusi”. Harian Tempo. 3 Oktober, 2013
MEDIA ONLINE Nur
Fatimah
(2013).
Penelitian
Deskriptif.
Dari
http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/, 19 Oktober 2013. Sejarah PT. Tempo Inti Media. Dari http://korporat.tempo.co/, 1 Maret 2014. Fachrul Khairuddin (2013). Jejak Sejarah: Di balik Pembredelan Pers Konflik dan Pembredelan Majalah Tempo. Dari http://jejaksejarah.weebly.com, 1 Maret 2014. About Us, Dari http://karir.tempo.co/?mn=04, 11 Maret 2013. Ana Shofiana Syatiri (2013). Dinasti Politik Ratu Atut Setelah Delapan Tahun Berkuasa,
Dari
http://nasional.kompas.com/read/xml/2013/12/18/0729208/Dinasti.Politik.Ratu.Atut. Setelah.Delapan.Tahun.Berkuasa. 27 April 2014 Dani
Wibowo
(2013).
KPK
Tuntaskan
Korupsi
di
Banten,
Dari
http://nasional.kompas.com/read/xml/2013/10/07/2003040/KPK.Tuntaskan.Kasus.Ko rupsi.di.Banten. 27 April 2014
114
Marwan
Mas
(2013).
Meruntuhkan
Dinasti
Korupsi,
Dari
http://seagames.sindonews.com/read/2013/12/24/18/819974/meruntuhkan-dinastikorupsi. 28 April 2014 Rachmadin Ismail (2013). Catatan Menarik Tentang Harta dan Gaya Hidup Sang
Ratu,
dalam
http://news.detik.com/read/2013/12/18/064824/2444984/10/catatan-menarik-tentangharta-dan-gaya-hidup-sang-ratu. 28 April 2014
LAMPIRAN
Laporan Hasil Wawancara Wawancara ini dilakukan oleh: 1. Mahasiswa Nama
: Asa Trifabasi
Tempat tanggal lahir
: Sukoharjo, 22 Maret 1992
Jabatan
:Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
NIM
: 1110051000040
2. Narasumber Nama
: Anton Septian
Jabatan
: Staf Redaksi (Nasional)
Tanggal Wawancara
: 21 April 2014
Tempat
: Kantor Majalah Berita Mingguan Tempo, Jakarta.
Dengan laporan ini saya memohon kepada pihak Bagian Sekretariat Majalah Berita Mingguan Tempo meminta surat lembar pernyataan bahwa saya telah melakukan wawancara dengan Staf Redaksi (Nasional) Majalah Berita Mingguan Tempo Anton Septian untuk memenuhi tugas skripsi saya yang berjudul “Diskursus Pemberitaan Korupsi Ratu Atut Chosiyah Pada Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 4 – 10 November 2013”.
Hasil Wawancara
1. Bagaimana kebijakan redaksi majalah Tempo dalam penentuan sebuah isu untuk diberitakan? Melihat dari segi mana? Jawaban: Di dalam ilmu komunikasi secara umum ada yang disebut criteria layak berita seperti magneto, kualitas dll, dan di tempo juga menggunakan prinsip – prinsip itu. mengenai masalah majalah, media sekarang tidak dibagi menjadi media cetak, radio dan tv saja tetapi berkembang menjadi online dan sebagainya yang sangat cepat terbitnya dalam sehari bisa beberapa kali terbit dan biasanya memuat tentang berita peristiwa, namun sedangkan majalah hanya terbit dalam mingguan maka dari itu majalah tidak membicarakan peristiwa, maka dari itu majalah harus menulis sesuatu dibelakang berita karena agar berita itu awet mempunyai masa umur yang panjang tidak seperti peristiwa saja karena kalau peristiwa yang ditulis tidak akan dilihat oleh pembaca karena berita tersebut pasti sudah kadaluarsa. Kemudian ketika memberitakan suatu hal harus lebih dalam dan lebih rinci lagi mengenai peristiwa tersebut atau biasa disebut history behind the news.
2. Siapa saja yang terlibat dalam penentuan pemberitaan yang akan tayang di majalah Tempo? Jawaban: Seluruh staf Redaksi dan Editor terlibat dalam penentuan pemberitaan pada majalah berita mingguan Tempo ini. Jadi dalam tempo polanya tidak top down Pimred yang menentukan segalanya, namun prosesnya dari bawah ke atas untuk pemberitaan sebuah berita.
3. Bagaimana pertimbangan Redaksi Majalah Tempo saat mengangkat isu Ratu Atut Chosiyah? Jawaban: Berita atut memang berita yang sudah santer dan ada diberitakan di online, radio maupun cetak, beritanya mengenai peristiwa keterlibatan Wawan, Atut dan Keluarganya dalam suap MK dan dugaan korupsi dana BAKSOS serta korupsi alat kesehatan di Tangerang Selatan, namun kita sebagai majalah Tempo harus menyorot
lebih dalam dan menggali lebih dalam lagi bagaimana dia terlibat dan bagaimana dia korupsi dan sebagainya. kemudian itulah yang menjadi angle berbeda dari majalah, karena masyarakat masih membutuhkan berita yang mendalam dari Atut tersebut. Dan kemudian Atut adalah tokoh dan seseorang yang layak untuk diberitakan dari segi manapun terutama ia adalah pejabat public jadi apapun masalah yang menyangkut ia, berarti juga menyangkut kebutuhan orang banyak, karena yang pertama ia dipilih oleh rakyat dan digaji oleh Negara sehingga pasti ada konsekuensinya. Yang kedua karena factor magnitude keterlibatan Atut dalam kasus Ketua MK dan Wawan adiknya, pada saat itu status peran Atut belum jelas tetapi sudah mulai terdengar keterlibatan namanya, sehingga kami sebagai media tidak hanya menadahkan tangan saja tetapi melakukan investigasi lebih jauh sehingga angle yang diambil tidak hanya kasus tersebut tetapi bisa saja Atut korupsi tidak, atau bagaimana gaya hidup Atut karena atut ini terdengar hidupnya bermewah – mewahan namun sangat kontras sekali dengan kondisi kebanyakan rakyat banten yang miskin sehingga hal tersebut harus dicari kebenarannya. Dan ketika dicari kebenarannya melalui jejak kartu kredit yang digunakannya dalam berbelanja ternyata dibayarkan oleh orang lain.
4. Bagaimana alur peliputan, pelaporan dan pengolahan data seputar Ratu Atut Chosiyah di Majalah Tempo? Jawaban: Dalam penentuan berita mempunyai proses yang panjang mulai dari rapat kompartemen yaitu ditanya oleh redaktur pelaksana apa yang akan ditulis dan semua melakukan usul tentang apa yang akan ditulis nantinya, kemudian dipilih satu tema berita yang memenuhi criteria, setelah penentuan tersebut dibawa ke rapat perencanaan besar yaitu rapat antar kompartemen dilakukan pengujian lagi apa yang sudah diputuskan di rapat kompartemen di presentasikan lagi dan diberi masukan dari tiap – tiap kompartemen. Kemudian setelah disetujui di rapat perencanaan besar baru mulai mencari bahan selama dua hari, dan setelah selesai mencari bahan dilakukan rapat checking yaitu dimana pengecekan bahan yang sudah ada memenuhi criteria atau tidak dan juga di dalam rapat ini dipertimbangkan jika ada peristiwa baru yang lebih menarik atau tidak yang dapat diberitakan. Kemudian dilajutkan rapat opini yaitu ditentukan opini apa yang dimasukan dalam majalah. Setelah itu rapat checking terakhir, dalam rapat tersebut dilakukan pengecekan terhadap bahan terakhir yang
terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya bahan yang kurang, jika ada maka diilakukan penambahan bahan . Jadi dalam penentuan pemberitaan di Tempo tidak ada satu tulisanpun yang ditentukan oleh seseorang atau pimpinan, jadi semuanya berasal dari usulan dan ditentukan bersama saat rapat.
5. Apa saja hambatan yang muncul saat peliputan Ratu Atut Chosiyah? Jawaban: Yang paling susah dari menulis berita ini adalah bukan dari mecari data, tetapi menghidupkan informasi yang kita peroleh, karena banyak sumber – sumber yang mengetahui dan bercerita namun mereka memilih diam karena mereka takut dalam menginformasikannya entah karena keselamatannya takut terancam atau sebagainya, kedua adalah bagaimana berita Atut ini di konfirmasikan kembali ke Atut tersebut, karena sebuah berita itu harus proposional dan berimbang ada cover both side nya, jadi kalau yang ditulis tentang Atut nya terus menerus tanpa ada wawancara dari Atutnya sendiri. Kesulitannya ketika kita berusaha untuk mewawancarai Atut itu sangat susah, karena ketika kita datang kerumahnya tidak diperbolehkan masuk dan rumahnya dijaga oleh banyak satpol pp, kemudian kita berusaha mengubungi pengacara yang berjanji akan menghubungkan dengan Atut sendiri namun tidak ada jawaban juga, setelah itu juga kita coba menghubungi orang dekatnya yang menurut orang banten dihormati tetapi juga tidak bisa. Dan pada ahirnya kami hanya bisa mengabil informasi dari adik Atut yaitu Tatu Chasanah. “Bukan mencari informasi yang sulit tetapi mengkonfirmasi informasi yang sulit” megggali informasi satu hal, mengkonfirmasi hal lain” .
6. Bagaimana respon pembaca setelah berita Ratu Atut tayang? Jawaban: Kalau respon pembaca saya kurang mengetahui karena saya belum pernah menannyakannya dan itu harus ditanyakan ke pembaca sepertinya. Tetapi berita Atut yang dimuat oleh Majalah Tempo ini sangat menarik dan melengkapi informasi dari pembaca karena biasanya Atut diberitakannya terlibat kasus korupsi, politik dinasti dan lain – lain namun belum ada yang memberitakan Atut dari gaya hidupnya.
7. Apakah ada resistensi pada kubu Ratu Atut Chosiyah dalam pemberitaan seputar gaya hidup Ratu Atut Chosiyah ?
Jawaban: Sejauh ini kita belum pernah mendapatkan complain atau surat keberatan maupun tanggapan. Malah ketika berita itu terbit, kemudian berita tersebut menjadi pembicaraan di luar diantara wartawan karena kasus Atut tersebut masih ramai bergulir, justru wartawan local yang berada dibanten mendorstop atau mencegat Atut dan bertanya apakah beliau demikian suka berpergian dan berbelanja ke luar negeri dan sebagainya, dan Atut tidak mengelak dan menjawab apanya yang salah? Dia tidak membantah dan menjawab saya dari dulu kaya dan saya keturunan pengusaha.
8. Bagaimana konteks social dan politik saat pemberitaan Ratu Atut Chosiyah di Redaksi Majalah Tempo? Jawaban: Ketika pemberitaan Ratu Atut Chosiyah tersebut semua terjadi seperti biasa karena kalau di Tempo dalam penentuan berita ketika rapat, asal datanya kuat dan informasinya lengkap tidak ada alasan untuk tidak mendukung walaupun ada yang tidak setuju sekalipun. Ketika ada yang menolak misalnya tidak ada alasan, itu tidak akan diterima. begitupun ada yang usul tidak ada alasan akan ditolak pastinya. Dalam pemuatan berita Atut Chosiyah ini ketika itu di Redaksi tidak ada hambatan semua menilai bagus karena berita Atut itu saat itu sedang ramai dan Tempo memberitakan dari segi yang berbeda yaitu dari gaya hidupnya.
9. Bagaimana Wacana yang dikembangkan oleh Majalah Tempo dalam pemberitaan Ratu Atut Chosiyah? Lanjut lagi atau gimana selajutnya? Jawaban: Pada dasarnya kita menuliskan sesuatu berdasarkan informasi yang diperoleh, kalau informasinya belum kita peroleh kita tidak akan menulis lagi. Tapi ketika tulisan itu selesai belum tentu kita tidak menulis tentang itu lagi karena semuanya itu serba berkembang, karena kita menulis bukan berdasarkan pesanan atau suruhan tetapi berdasarkan informasi yang dimilki saat ini juga dan itu dikaitkan juga keadaan saat itu juga yang sedang ramai kasus Atut dan kemudian kita menulis informasi tentang itu dan kemudian klop. Dalam pemberitaan di majalah Tempo selalu menggambarkan kemewahan yang ditampilkan oleh Ratu Atut Chosiyah mulai dari hobi plesiran ke luar negeri, berbelanja barang – barang mewah maupun harta kekayaannya. Hal tersebut untuk mengambarkan sisi lain dari pemberitaan laporan dugaan korupsi yang
menimpa Ratu Atut Chosiyah. Kalau kedepannya tidak menuntut kemungkinan kita akan menulis tentang Atut lagi tetapi sesuai dengan informasi yang kita terima, misalnya Atut tersebut kan belum disidang dan nanti ketika persidangan ini bisa saja menjadi page kami dalam menulis berita tersebut.
10. Bagaimana posisi Tempo dalam memandang kasus korupsi? Jawaban: Korupsi telah menjadi konsen kita semua, kita meyakini bahwa Indonesia akan lebih baik lagi apabila pejabat – pejabatnya tidak korupsi dan banyak lembaga lembaga yang menyatakan bahwa tingkat korupsi kita itu masih tinggi. Dan penting bagi kita untuk menyampaikan pesan – pesan anti korupsi dengan tujuan agar kita lebih baik lagi. Kalau misalkan diberitakan itu membuat mata public terbuka akan kasus – kasus tersebut. Dan kita sebagai media memang bertugas mengawasi, membongkar dan mempublikasikan kasus – kasus korupsi yang ada.