PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DINAMIKA PSIKOLOGIS ANAK-ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Fenomenologi) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Diajukan oleh :
HANNITA INDRI HAPSARI
111114057
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“JIKA KAU MAMPU BERSABAR, TUHAN MAMPU MEMBERIKAN LEBIH DARI YANG KAU MINTA”
“Orang yang berjalan maju dengan
menangis
sambil
benih,
pasti
menabur
pulang dengan sorak sorai sambil
membawa
berkas-
berkasnya. Mazmur 126 : 6
Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Orang Tuaku Tercinta Orang- Orang yang Ku kasihi Teman- teman BK Angkatan 2011
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK DINAMIKA PSIKOLOGIS ANAK-ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA STUDI FENOMENOLOGI Hannita Indri Hapsari Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika psikologis anak–anak korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orang tua mereka dan bagaimana anak memaknai fenomena kekerasan dalam rumah tangga, penelitian ini membahas mengenai cara anak korban kekerasan dalam rumah tangga memaknai pengalamannya sebagai korban kekerasan yang dilakukan orang tua mereka. Kekerasan yang dimaksud dalam penelitian ini khusus membahas tentang kekerasan fisik, verbal dan sosial. Penelitian ini menggunakan studi fenomenologi.Penelitian studi fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif.Studi fenomenologi adalah suatu penelitian dengan mencari sesuatu yang mendalam untuk mendapatkan satu pemahaman yang mendetail tentang fenomena yang diteliti, dan menggunakan lebih dari satu subyek. Dalam penelitian ini, subjek yang dipilih oleh peneliti adalah tiga orang anak berusia remaja yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga oleh orang tua kandung mereka. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi terhadap ketiga subjek penelitian. Masingmasing subjek memiliki dua orang informan yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam memaknai pengalamannya, anakanak korban kekerasan dalam rumah tangga umumnya tidak berani untuk melakukan perlawanan saat orang tua mereka melakukan tindak kekerasan seperti memukul, menendang, menampar, memaki. Meskipun mereka sudah terbiasa dengan kekerasan yang dilakukan orang tuanya tersebut, sebagaimana mereka tetap menginginkan memiliki orang tua yang menyayangi mereka dengan kasih sayang yang tulus, tidak semua subjek penelitian ini mampu memaknai pengalamannya dengan baik, adapun salah satu subjek tersebut melakukan coping atau modeling secara tidak sadar sebagai akibat dari tindak kekerasan yang dilakukan orang tuanya. Ketika subjek mendapat kekerasan secara verbal, non verbal, dan sosial, subjek tidak dapat melakukan tindakan atau perlawanan apapun, sehingga ketidakberdayaan mereka secara fisik dan mental membuat mereka semakin tertekan dan tidak memiliki relasi yang baik dengan orang tua mereka. Kata kunci : Korban, Kekerasan, Anak, Verbal, Fisik, Sosial.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT, THE PSYCHOLOGICAL DYNAMICS CHILDREN VICTIMS OF DOMESTIC VIOLENCE THE STUDY OF PHENOMENOLOGY
Hannita Indri Hapsari Sanata Dharma University 2016 This research aims to find out how the psychological dynamics of children victims of domestic violence committed by their parents and how children interpret the phenomenon of domestic violence, the study discusses about how child victims of domestic violence to interpret her experiences as victims of violence who do their parents. The violence referred to in this research specifically discuss about physical violence, verbal and social. This research uses the study of Phenomenology. Research study of phenomenology is a kind of qualitative research. The study of phenomenology is a research by looking for something profound to gain a detailed understanding of the phenomenon is examined, and use more than one subject. In this study, subjects selected by the researchers were three children aged teens who have experienced acts of domestic violence by their biological parents. Data collection is carried out by means of interviews and observations against the third subject of the research. Each subject had two informants who have diverse backgrounds. The results of this study showed in the interpret her experiences, children of domestic violence victims generally did not dare to do the resistance while their parents conduct acts of violence such as hitting, kicking, slapping, cursing. Although they are already accustomed to the violence that the parents had done, as they still want to have parents who dote on them with genuine affection, not all of the subject is able to interpret his experience to good use, as for one of the subject do coping or modeling unconsciously as a result of acts of violence committed parents. When the subject gets a violent verbal, non verbal, and social, the subject cannot perform actions or resistance of any kind, so the powerlessness they physically and mentally making them increasingly depressed and does not have a good relationship with their parents. Keywords: Victims, Violence, Children, Verbal, Physically, Social.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, berkat,
dan penyertannya dalam
persiapan, pelaksanaan dan
penyelesaian laporan penelitian ini dalam bentuk skripsi. Skripsi ini ditulis dalam angka memenuhi salah satu syarat untuk memperloeh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan , Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 2. Drs. R. Budi Sarwono, M.A., selaku dosen pemimbing yang dengan sabar dan tulus memberikan waktu, motivasi, semangat dan pembelajaran yang berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berharga bagi penulis. 4. Orang tuaku tercinta, Alm. Yohanes Hartono dan Ibu Betty Ernawati, serta kakak, adik dan keluarga besarku atas doa, dukungan, perhatian, kasih, semangat selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Stefanus Ricky Riandri yang dengan tulus, sabar dan kasih memberi dukungan, semangat dan waktu selama pengerjaan skripsi. Tuhan memberkati. 6. Sahabat-sahabatku (Resa, Linggar, Pinem, Desta, Tari, Nurul, Atink, Irma, Noel, Sugeng, Danty ) 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skipsi ini masih jauh dai sempurna, oleh karena itu masukan, saran, dan kritik, terhadap karya ini sangat diperlukan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
Yogyakarta, 11 Maret 2016
Hannita Indri Hapsari
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….....
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….........
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………………
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ………….
vi
ABSTRAK………………………………………………………………………..
vii
ABSTRACT……………………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR …………………………………………………………...
ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….....
xv
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………………….
4
C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian……………………………..
4
D. Pertanyaan Penelitian …………………………………………………..
5
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….
5
F. Manfaat Penelitian ….…………………………………………………...
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ……………………………………………………………
8
1. Hakikat Kekerasan dalam Rumah Tangga .…………………………
8
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Jenis-jenis kekerasan………………………………………………..
8
3. Relasi Orang Tua-Anak ………………………………………......... 11 4. Gaya Pengasuhan dan Interaksi Orang Tua-Anak ……………........
13
5. Arti Pengalaman dan Perasaan ………………………………….....
15
B. Kajian Penelitian yang Relevan ……………………………………….
17
C. Kerangka Pikir ………………………………………………………...
20
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………….. 21 A. Jenis Penelitian ………………………………………………………... 21 B. Subjek Penelitian …………………………………………………….... 22 C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………. 22 1. Wawancara ………………………………………………………..
23
2. Observasi ………………………………………………………….
26
D. Teknis Analisis Data ………………………………………………….. 28 1. Reduksi Data ……………………………………………………… 28 2. Pengkodean/ Coding ……………………………………………….......... 28 E. Validitas Penelitian ………………………………………………….... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN ……………………………………………….. 32 A. Deskripsi Data ………………………………………………………...
32
B. Hasil Penelitian ……………………………………………………….
38
C. Pembahasan …………………………………………………………... 46 BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………... 55 A. Kesimpulan …………………………………………………………… 55 B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………….. 56
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran …………………………………………………………………. 56 D. Daftar Pustaka ……………………………………………………….. 59
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
PanduanWawancara ……………………………………
Tabel 2.
Agenda pertemuan peneliti subjek I, subjek II, subjek III
Tabel 3.
23
dan informan ……………………………………………
32
Kegiatan Observasi terhadap seluruh Subjek …………
33
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lembar Persetujuan Informan
Lampiran 2.
Verbatim Wawancara
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah tentang fenomena kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh anak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Selain itu, bab ini juga akan memaparkan identifikasi masalah, pembatasan masalah dan fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan, pikiran, kehendak tersendiri yang kesemuanya itu merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangan pada masa kanakkanak (anak). Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya. Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah
sesuatu
yang
menakutkan.
Hampir
semua
keluarga
pernah
mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut. Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga. Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakanhentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diartikan
setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Dalam sebuah struktur masyarakat atau keluarga dimanapun, anak sesungguhnya adalah salah satu anggota komunitas yang memiliki posisi paling lemah dan rentan, sehingga sudah sewajarnya bila mereka membutuhkan kasih sayang, belas kasihan dan perlindungan yang cukup, terutama dari orang tua dan masyarakat pada umumnya. Tetapi ironisnya, justru karena kelemahan dan kerentanan mereka itu, anak seringkali menjadi korban dari hierarkhi masyarakat yang tidak adil, diperlakukan sebagai pihak yang selalu dikalahkan, anak sepertinya tidak memiliki hak untuk bersuara, dan bahkan tidak jarang pula mereka menjadi sasaran dari pelampiasan kekesalan, kemarahan dan kesewenangwenangan terutama dari orang tua mereka sendiri. Jumlah kasus kekerasan pada anak di Indonesia terus meningkat. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat, pada 2007 jumlah pelanggaran hak anak yang terpantau sebanyak 40.398.625 kasus. Jumlah itu melonjak drastis jika dibandingkan dengantahun sebelumnya yang mencapai 13.447.921 kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Data tersebut berdasarkan laporan yang masuk ke lembaga tersebut, yang tersebar di 30 provinsi. Pada laporan tersebut tercantum, terdapat 600 kasus yang telah resmi diputus oleh Kejaksaan Agung. Dari total tersebut, 41% di antaranya terkait dengan tindak pencabulan dan pelecehan seksual. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti menggunakan Studi Fenomenologi sebagai metode penelitian. Dalam hal ini studi Fenomenologi merupakan metode yang paling tepat untuk mengolah dan menganalisa informasi serta data-data yang diperoleh peneliti dari subjek peneltian. Alasan paling utama peneliti menggunakan Studi Fenomenologiadalah karena metode penelitian serta landasan pemikiran dalam penelitian kualitatif adalah gagasan tentang bagaimana seharusnya peneliti didalam memandang realitas sosial, fakta sosial atau fenomena sosial yang menjadi masalah didalam penelitian. Menurut paradigm fenomenologi bahwa realitas itu tidak semata-mata bersifat tunggal, objektif, terukur (measurable), dan dapat ditangkap oleh panca indera sebagaimana pandangan dari paradigma positivisme. Namun berbeda dengan itu bahwa menurut paradigma fenomenologirealitasitubersifatgandaatau dualisme, subyektif, interpretative atau hasil penafsiran subyektif dan dalam penelitian ini mengandung seluruh unsur– unsur dari studi fenomenologi seperti subjek yang terdiri lebih dari dua orang serta memakai salah satu teknik triangulasi sebagai validitas data
B. Identifikasi Masalah/ Kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan perilaku tindak kekerasan fisik maupun psikis dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1.
Tindak kekerasan digunakan orang tua sebagai bentuk hukuman apabila anak melakukan kesalahan.
2.
Ketidaksadaran orangtua mengenai fungsi dan peran mereka dalam keluarga.
3.
Beberapa orang tua membenarkan penggunaan kekuasan dengan beranggapan bahwa hal tersebut cukup efektif dan tidak berbahaya.
4.
Kekerasan
yang dilakukan orang tua berdampak buruk bagi
psikologis anak. 5.
Anak-anak belum menyadari bahwa mereka memiliki hak untuk dilindungi dan mendapat perlakuan yang wajar dari orang tua.
6.
Minimnya
kesadaran
para
orang
tua
bahwa
pengalaman
menyaksikan dan mengalami KDRT adalah suatu peristiwa traumatis karena kekerasan dilakukan oleh orang- orang yang terdekat bagi anak, keluarga yang semestinya memberikan rasa aman, justru menampilkan dan memberikan kekerasan yang menciptakan rasa takut serta kemarahan. C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah- masalah yang teridentifikasi di atas khususnya peneliti akan lebih membahas mendalam mengenai dinamika psikologis dan pemaknaan dari anak- anak yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
tindak kekerasan oleh orang tuanya. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai kekerasan dalam bentuk fisik, psikis, dan sosial. D. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan- pertanyaan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Apa yang dilakukan anak ketika mendapatkan perlakuan keras secara fisik?
2.
Apa yang dilakukan anak ketika mendapatkan perlakuan keras secara verbal?
3.
Apa yang dilakukan anak ketika mendapatkan perlakuan keras secara sosial?
4.
Bagaimana anak memaknai pengalaman dididik dengan cara kekerasan fisik?
5.
Bagaimana anak memaknai pengalaman dididik dengan cara kekerasan verbal?
6.
Bagaimana anak memaknai pengalaman dididik dengan cara kekerasan sosial?
7.
Bagaimana anak memaknai relasi dengan orang tua yang mendidik secara keras?
E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana dinamika psikologis anak–anak korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh orang tua mereka dan bagaimana anak memaknai fenomena kekerasan dalam rumah tangga. F.
MANFAAT PENELITIAN Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Memberikan sumbangan pengetahuan khusunya dalam bidang penerapan Bimbingan dan Konseling sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam. 2.
Manfaat Praktis a. Bagi para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi baru guna menambah pengetahuan mengenai pengalaman emosional anak-anak korban kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan oleh orang tua. b. Bagi Para Orang Tua Orang tua dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengetahui apakah mereka sudah menjadi orang tua yang melindungi,
memberikan
hak-hak
anak
mereka
serta
mensejahterakan anak mereka. c. Bagi Peneliti Peneliti
dapat
menggunakan
hasil
penelitian
ini
sebagai
pengetahuan baru mengenai fenomena masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini memaparkan tentang hakikat kekerasan dalam rumah tangga, hakikat kekerasan dalam rumah tangga, relasi orang tua dan anak, gaya pengasuhan dan interaksi orang tua-anak, serta arti pengalaman dan mendalami perasaan. A. Kajian Teori 1. Hakikat Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasan yang termasuk di dalam tindakan kekerasan rumah tangga adalah memberikan penderitaan baik secara fisik maupun mental di luar batas-batas tertentu terhadap orang lain yang berada di dalam satu rumah; seperti terhadap pasangan hidup, anak, atau orang tua dan tindak kekerasan tersebut dilakukan di dalam rumah.Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-undang
No.23 tahun 2004 tentang penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan suatu perbuatan, pemaksaan atau perampasam kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Masalah kekerasan dalam Rumah Tangga telah mendapatkan perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 yang antara lain menegaskan bahwa:
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
a. Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebasdarisegala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945. b. Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama tangga merupakan pelanggaran
Kekerasan dalam rumah
hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat kemansiaan serta bentuk deskriminasi yang harus dihapus. c. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah perempuan, hal itu harus mendapatkan perlindungan dari Negara dan/atau masyarakatagar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan. 2. Jenis- Jenis Kekerasan Kekerasan terbagi menjadi lima jenis, yaitu kekerasan fisik, psikis, sosial, ekonomi,dan seksual. Akan tetapi dalam hal ini fokus penelitian hanya pada tiga jenis kekerasan yaitu fisik, psikis, dan sosial. a. Kekerasan Verbal atau psikis adalah kekerasan yang ditunjukkan oleh orang tua dengan bentuk kemarahan menggunakan makian, ataupun kritik tajam. Orang tua menyebut anak sebagai anak bodoh, nakal, kurang ajar, anak tidak tahu diri, anak tidak berguna dan segala bentuk kata-kata yang merendahkan diri anak. kekerasan jenis ini tidak begiu mudah dikenali, akibat yang dirasakan oleh korban tidak mamberikan bekas yang nampak jelas bagi orang lain. Dampak kekerasan jenis ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
akan berpengaruh pada situasi perasaan tidak aman dan nyaman, menurunkan harga diri serata martabat korban. Wujud konkrit kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah; pengunaan kata-kata kasar, penyalahgunaan kepercayaan,mempermalukan orang didepan orang lain atau di depan umum, melontarkan ancaman dengan
kata-kata dan
sebagainya. Akibat adanya perilaku tersebut biasanya korban akan merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga dan lemah dalam membuat keputusan(decision making) (suyanto dan Sanituti, 2002). b. Kekerasan Non Verbal Adapun kekerasan non verbal adalah kekerasan yang ditunjukkan oleh orang tua dengan bentuk kekerasan terhadap fisik baik menggunakan alat ataupun tidak. Orang tua melakukannya dalam bentuk tamparan, pukulan, tendangan, dan segala bentuk kekerasan yang menyebabkan luka fisik. c. Kekerasan Sosial Adapun kekerasan sosial adalah salah satu jenis kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang mengakibatkan krisis sosial terhadap anak dan menyebabkan anak merasa dipermalukan atau tidak dihargai oleh orang tua mereka. Berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a, b, c perlu dibentuk Undang-undang tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Sri lestari (2012), mengatakan dalam salah satu metode sosialisasi nilai kepada anak salah satunya adalah “Pemberian Hukuman”. Dalam rangka melakukan sosialisasi pada anak, adakalanya orang tua menggunakan hukuman sebagai cara untuk mendisiplinkan anak apabila berperilaku kurang sesuai dengan nilai-nilai yang disosialisasikan. Dalam penelitian ini terungkap bahwa tidak semua orang tua menggunakan hukuman dalam rangka mendisiplinkan anak. Namun demikian, dalam beberapa keluarga masih menggunakannya. Bentuk- bentuk hukuman yang diberikan orang tua pada anak pun bervariasi tergantung pada tingkat berat- ringan pelanggaran yang dilakukan oleh anak dalam pandangan orang tua. Hukuman yang diterima oleh anak dapat berupa dimarahi, didiamkan/tidak diajak berbicara, dipotong uang sakunya, bahkan ada yang dipukul dengan sapu atau kayu. Khusus untuk hukuman dipukul dialami oleh anak ketika masih kanak-kanak, tetapi sudah tidak dialami lagi ketika anak-anak telah memasuki remaja. Berikut penuturan anak mengenai pengalamannya dihukum oleh orang tuanya: Dulu waktu kecil kan pernah main pulangnya malem, larut malem banget, terus dipukul ayah sampai kepalanya berdarah, pakai kayu yang lancip lalu dijewer dulu baru dinasehatin. (dituturkan oleh Awang). Yo mestine marah-marah pertamane marah-marah terus habis itu bosen ngomongine ya udah terus dijarke (jawa: dibiarkan) sampai sekarang, sekarang jarang-jarang paling dimarahi tok nggak pernah dihukum wi mbak. Yo hukumane paling apa ya nggak pernah dikasih uang jajan itu tok (dituuturkan oleh Akbar). 3. Relasi Orang Tua- Anak Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saatkelahiran anak pertama terkadang menimbulkan masalah bagi relasi pasangan dan dipersepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
menurunkan
kualitas
perkawinan.
Selain
itu,
kajian
psikologis
juga
memperlihatkan bahwa perempuan menjalani transisi yang lebih sulit daripada laki-laki (John & Belsky, 2009). Anak-anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan dan hubungan (Thompson, 2006). Pengalaman mereka sepanjang waktu berama orang-orang yang mengenal mereka dengan baik, serta berbagai karakteistik dan kecenderungan yang mulai mereka pahami merupakan hal-hal pokok yang mempengaruhi konsep dan kepribadian sosial mereka. Menurut Thompson, hubungan menjadi katalis bagi perkembangan dan merupakan jalur bagi peningkatan
pengetahuan
dan
informasi,
penguasaan
keterampilan
dan
kompetensi, dukungan emosi, dan berbagai pengaruh lain semenjak dini. Dalam tinjauan psikologi perekembangan, pandangan tentang relasi orang tuaanak pada umumnya merujuk pada teori kelekatan (attachment theory)yang pertama kali dicetuskan oleh John Bowlby (1969). Bowlby mengidentifikasikan pengaruh perlaku pengasuhan sebagai factor kunci dalam hubungan orangtuaanak yang dibangun sejak usia dini. Pada masa awal kehidupannya anak mengembangkan hubungan emosi yang mendalam dengan orang dewasa yang secara teratur merawatnya.Kelekatan dicirikan sebagai hubungan imbal balik antara sistem kelekatan anak dan sistem pengasuhan dari orang tua (Turner, 2005). Selain teori kelekatan, hubungan orang tua-anak juga dapat dijelaskan dengan pendekatan teori penerimaan dan penolakan orang tua (parental acceptance-rejection theory) yang dikembangkan oleh Rohner. Penerimaan dan penolakan orang tua membentuk dimensi kehangatan (warmth dimension) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pengasuhan, yaitu suatu kualitas afeksi antara orang tua dan anak (Rohner, khaleque, & Cournoyer, 2009). Dimensi kehangatan merupakan suatu rentang kontinum , yang di satu sisi ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai perasaan dan perilaku yang menunjukkan kehangatan, afeksi, kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan, dukungan, dan cinta. Adapun sisi yang lain ditandai oleh penolakan yang mencakup ketiadaan atau penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut (kehangatan, afeksi, dan lain-lain), dan adanya berbagai perasaan atau perilaku yang menyakitkan secara fisik maupun psikologis (seperti tidak menghargai, penelantaran, tak acuh memaki, dan penyiksaan). Menurut Rohner dkk., persepsi anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua atau sosok signifikan yang lain akan memengaruhi perkembangan kepribadian individu dan mekanisme yang dikembangkan dalam menghadapi masalah. Kajian tentang hubungan orang tua-anak dapat dibagi ke dalam dua masa, yaitu sebelum berkembangnya paham dua arah (bidirectionality) pada akhir tahun 60-an dan setelahnya (Chen, 2009). Semasa berkembangnya paham satu arah (unidirectionality), penelitian tentang hubungan orang tua-anak memfokuskan pada mengenali strategi pengasuhan, praktik-praktik , perilaku, gaya, dan pembawaan yang memengaruhi akibat pada anak, misalnya kompetensi, perkembangan yang sehat, prestasi akademik, dan problem perilaku. Menurut Chen kualitas hubungan orang tua-anak merefleksikan tingkatan dalam hal kehangatan (warmth), rasa aman (security), kepercayaan (trust), afeksi positif (positive affect), dan ketanggapan (responssiveness) dalam hubungan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Kehangatan menjadi komponen mendasar dalam hubungan orang tua-anak yang dapat membuat anak merasa dicintai dan mengembangkan rasa percaya diri. Rasa aman merupakan dimensi dalam hubungan yang berkembang karena interaksi yang berulang yang memperlihatkan adanya kesiagaan, kepekaan, dan ketanggapan. Interaksi tersebut mengembangkan kelekatan pada masing-masing pihak yang terlibat dalam hubungan. Rasa aman juga akan mendorong anak untuk berani melakukan eksplorasi yang bermanfaat bagi perkembangan kompetensi. Setelah berkembangnya paham dua arah, area penting yang menjadi fokus penelitian adalah kaitan antara interaksi orang tua- anak dan relasi yang terbentuk. Interaksi dan waktu merupakan dua komponen mendasar bagi relasi orang tuaanak (Hinde, 1976). Yang dimaksudkan dengan interaksi adalah suatu rangkaian peristiwa ketika individu A menunjukkan suatu perilau ke individu B, atau memperlihatkan X kepada B yang meresponsnya dengan Y. 4. Gaya Pengasuhan dan Relasi Orang Tua-Anak Pengasuhan anak dipercaya memiliki dampak terhadap perkembangan individu. Dalam memahami dampak pengasuhan oran tua terhadap perkembangan anak pada mulanya terdapat dua aliran yang dominan, yaitu psikoanalitik dan belajar sosial (social learning). Pada perkembangan yang lebih kontemporer kajian pengasuhan anak terpolarisasi dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan tipologi atau gaya pengasuhan (parenting style) dan pendekatan interaksi sosial (interaction style) atau parent-child system (Lewis, 2005; O’keeffe, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
k Penerimaan/ Ketanggapan c Tinggi c
Rendah
Tinggi
(1) Otoritatif Tuntutan yang masuk akal, penguatan yang konsisten, disertai kepekaan dan penerimaan pada anak.
(2) Otoriter Banyak aturan dan tuntutan, sedikit penjelasan, dan kurang peka terhadap kebutuhan dan pemahaman anak
Rendah
(3) Permisif Sedikit aturan dan tuntutan; anak terlalu dibiarkan bebas menuruti kemauannya.
(4) Tak peduli Sedikit aturan dan tuntutan; orang tua tidak peduli dan peka pada kebutuhan anak.
Gambar 1 Matriks Kombinasi Dua Dimensi dalam Pengasuhan Gaya pengasuhan yang permisif biasanyadilakukan oleh orang tua yang terlalu baik, cenderung memberi banyak kebebasan pada anak-anak dengan menerima dan memaklumi segala perilaku, tuntutan dan tindakan anak, namun kurang menuntut sikap tanggung jawab dan keteraturan anak. Bila pembebasan terhadap anak sudah berlebihan dan sama sekali tanpa ketanggapan dari orang tua menandakan bahwa orang tua tidak peduli (rejecting-neglecting) terhadap anak. Gaya pengasuhan yang otoriter dilakukan oleh orang tua yang selalu berusaha membentuk, mengontrol, mengevaluasi perilaku dan tindakan anak agar sesuai dengan aturan standar. Aturan tersebut biasanya bersifat mutlak yang dimotivasi oleh semangat teologis dan diberlakukan dengan otoritas tinggi. Kepatuhan anak merupakan nilai yang diutamakan, dengan memberlakukan hukuman manakala terjadi pelanggaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Pendekatan tipologi menganggap bahwa gaya pengasuhan yang paling baik adalah bersifat otoritatif. Orang tua mengarahkan perilaku anak secara rasional, dengan memberikan penjelasan terhadap maksud dari aturan-aturan yang diberlakukan. Gaya pengasuhan merupakan serangkaian sikap yang ditunjukkan oleh orang tua kepada anak untuk menciptakan iklim emosi yang melingkupi interaksi orang tuaanak. Dalam hal ini gaya pengasuhan sangat penting bagi mereka, sehingga bagi orang tua yang memiliki ketidakmampuan untuk mengelola stress pengasuhan dapat menyebabkan mudah melakukan tindak kekerasan anak, yang akhirnya berdampak buruk pada perkembangan kepribadian anak. Selain itu juga dapat menyebabkan munculnya perasaan gagal dan ketidakpuasan dalam menjalankan tugas sebagai orang tua (parenting dissatisfaction). Kalaupun tidak sampai terjadi kekerasan, stress pengasuhan yang tidak terkelola dengan baik dapat merenggangkan hubungan orang tua-anak. Dalam keadaan ini anak dapat kehilangan tempat rujukan pada saat menghadapi problem, dan menghambat perkembangan kemampuan pemecahan masalah dari pengambilan keputusan. 5. Arti Pengalaman dan Mendalami Perasaan Sudah pada permulaan hidupnya manusia mulai menggali realitas. Tentu saja realitas itu bukan suatu lumbung yang penuh arti yang dapat ditimba darinya begitu saja. Realitas dunia dan hidup, dibuka artinya tahap demi tahap. Dibukanya realitas ini dibuka dengan pengalaman. Pengalaman tentang realitas sudah terdapat pada seorang bayi, sebab dari permulaan seorang bayi sudah hadir pada realitas secara manusiawi. Namun oleh sebab kesadaran bayi itu belum dibuka segala kemungkinannya, si bayi itu hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
memiliki suatu benih pengertian. Bahkan pada permulaan perbedaan antara subjek dan objek belum nyata bagi kesadaran yang sederhana itu. Ketika bertambah umur si anak semakin sadar dalam pengalamannya, lagi pula lapangan pengalaman menjadi makin luas dengan tambahan pengalaman, pengertian tentang realitas makin bertumbuh di segala bidang intelektual, melainkan juga di bidang praktis dan emosional. Di sini pengalaman dan pengertian yang telah ada menjadi bahan pikiran, artinya bagian suatu proses kesadaran dimana manusia tak henti-henti terus menggali kekayaan realitas yang dihadapinya. Sedangkan perasaan adalah merupakan suatu gejala psikis. Sebagai demikian perasaan menyangkut pertama-taman situasi batin manusia. Hal ini diinsafi tiaptiap orang. Kalau seorang merasa dicinta, perasaan cinta itu tinggal dalam batinnya, dan kalau ia menjadi marah, kemarahan timbul dalam batinnya. Namun perasaan itu tidak bersifat intern belaka. Seperti aspek-aspek kesadaran lainnya perasaan membuktikan diri sebagai sifatmanusia seluruhnya dengan mendapat salah satu bentuk ekspresi jasmani. Dapat terjadi ekspresi itu terletak dalam seluruh kedudukan badan, seperti pada orang malas (anak A), tetapi terutama otot-otot wajah mencerminkan keadaan batiniah dan memperlihatkan isi hati (anak-anak B,C,D). Umpamanya, anak-anak yang tertawa (C) menyatakan rasa kegembiraan dalam ekspresi wajah mereka. Namun belum tentu penilaian tentang perasaan hati orang-orang selalu tepat. Dapat saja orang keliru atau tertipu.
Tentang
kemungkinan
ini
ada
cukup
banyak
eksperimen
ilmiah.berdasarkan eksperimen tersebut telah dipastikan, bahwa terdapat ekspresi khas bagi suatu perasaan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti menemukan jurnal penelitian yang serupa dengan judul penelitian
peneliti,
hal
ini
berguna
sebagai
relevansi
sebuah
penelitian.Berdasarkan jurnal penelitian dengan judul “PROFIL KEKERASAN ORANG TUA PADA ANAK DI KAMPUNG LUBUK BANGKA NAGARI IV KOTO MUDIEK KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN”yang dilakukan oleh Rizki Rani Anggraini seorang mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling di STKIP PGRI Sumatera Barat ia telah melakukan observasi pada tanggal 6 februari 2014 dan wawancara pada tanggal 23 Juli 2014 di Kampung Lubuk Bangka Nagari IV Koto Mudiek Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan bahwa masih ditemukan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua pada anak seperti, memukuli anak menggunakan ikat pinggang atau sapu lidi disebabkan anak tidak mengikuti perintah dari ibunya, emosi orang tua tidak terkendali, orangtua mencubit anak karena tidak menghiraukan perintah dari ibunya, orang tua menjewer anak karena tidak mendengarkan kata-kata dari ibunya, orang tua membentak anak dengan suara yang keras, orang tua mengomeli anak dengan bicara kasar dan orang tua selalu mengomeli anak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut didapat fakta bahwa peran orang tua masih kurang sesuai, yang seharusnya memberikan kasih sayang pada anak serta melindunginya, justru orang tua melakukan kekerasan pada anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
seperti memukul, mencubit dan menjewerserta orang tuatidak menyadari dampak yang akan terjadipada anak.
Yang menyebabakan orang tua (Ibu) memukul, mencubit dan menjewer anak dikarenakan anak tidak megikuti perintah dari ibu dan tidak menghiraukan perintah ibunya. Sedangkan orangtua juga masih kurang menyadari bahwa melakukan kekerasan psikis seperti membentak, mengomeli, dan meremehkan anak baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar akan berdampak buruk pada anak. Penyebab orang tua (Ibu) membentak, mengomeli dan meremehkan anak dikarenakan anak mengabaikan perintah Ibunya dan karena nilainya jelek.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari jurnal tersebut diperoleh informasi bahwa masih ada orang tua yang sering menggunakan tindak kekersan sebagai bentuk hukuman atas tindakan anak yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua mereka hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan penulis bahwa penulis menemukan tindak kekerasan anak yang berupa fisik maupun psikis terhadap tiga anak dengan latar belakang yang berbeda namun mereka sama-sama mengalami tindak kekerasan fisik maupun psikis.
Peneliti juga menemukan jurnal mengenai kekerasan pada anak yang berjudul “AGRESI ANAK YANG TINGGAL DALAM KELUARGA DENGAN KEKERASAN RUMAH TANGGA” jurnal ini ditulis oleh Lili hartini seorang mahasiswi jurusan Psikologi di Universitas Gunadarma. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan studi kasus (case study) sedangkan subjek penelitian seorang anak perempuan yang berumur 10 tahun yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
duduk di bangku sekolah dasar di daerah Pisangan Timur. Jumlah subjek dalam penelitian ini satu orang siswa dan didukung satu orang significant other. Teknik pengumpulan data yang dgunakan observasi dan wawancara. Adapun kekerasan yang dialami oleh subjek adalah kekerasan sosial dan kekerasan fisik. Subjek sering dipukul dan dilempari dengan menggunakan sandal dan sapu, serta ayahnya sering memanggilnya dengan sebutan bego, tolol,bodoh. hal ini biasa terjadi ketika ayah sedang marah. Hal ini membuat subjek melakukan agresi terhadap tindakan sang ayah seperti subjek akan mengeluarkan kata-kata yang sama seperti yang diucapkan ayahnya ketika sedang marah. Hal ini memungkinkan terjadi perilaku modeling terhadap perilaku ayahnya.
C. Kerangka Pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
KELUARGA
Ayah
Ibu
Anak
POLA ASUH ORANG TUA
PEMAKNAAN
KDRT
Fisik
Sosial
Psikis
Penjelasan dari kerangka pikir :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Dalam sebuah keluarga terdapat sususan anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Orang tua memiliki peran yang penting dan dominan dalam mendidik dan membesarkan anak mereka, namun dalam kenyataannya ada beberapa orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya. Pola asuh dan cara mendidik yang ditekankan dalam keluarga menjadi kunci keharmonisan sebuah keluarga, dalam hal ini kekerasan dalam rumah tangga kerap dialami oleh anak, karena anak dianggap tidak memiliki kekuatan secara fisik, sehingga orang tua merasa mereka bebas melakukan apapun. Dan dalam penelitian ini akan membahas menganai dampak psikologis yang dialami oleh anak-anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan uraian tentang desain jenis penelitian yaitu hal-hal , subjek penelitian, teknik pengumpulan data, tahap-tahap analisis data dan validitas penelitian. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian iniadalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi.
Studi Fenomenologis adalah suatu penelitian dengan mencari
sesuatu yang mendalam untuk mendapatkan satu pemahaman yang mendetail tentang fenomena sosial dan pendidikan yang diteliti, serta menggunakan lebih dari satu subjek. Penelitian fenomenologi melibatkan pengujian yang teliti dan seksama pada kesadaran manusia. Hal itu karena studi fenomenologi merupakan sebuah pendekatan filosofis untuk menyelidiki pengalaman manusia. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian fenomenologi terkait dengan judul adalah, dinamika psikologis kekerasan yang dialami anak berasal dari tekanantekanan dari lingkungan luar yang membuat subjek harus memutar otak untuk memanipulasi setiap permasalahan yang dimilikinya adapun gambaran dinamika psikologis yang berkaitan dengan judul adalah berdasarkan gambaran tersebut diatas dapatdijelaskan bahwa segala sesuatu baik itu dampak psikologis maupun fisik selalu diawali oleh sistem kerja kognisi. Dari kognisi akan berpengaruh pada perasaan dan tindakan, perasaan dan tindakan akan berpengaruh pada kondisi fisik seseorang. Sistem kognisi yang negatif akan membuat individu memliki pola 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pikir negatif (negative belief) . Adanya negative belief ini kemudian dikunci dan dibekukan ke individu dengan peristiwa traumatis (kekerasan fisik dan psikis). Individu mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial, individu mampu beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. B. Subjek Penelitian Subjek yang dipilih pada penelitian ini adalah tiga orang anak yangmasih berstatus sebagai siswa maupun siswi ketiganya memiliki kesamaan pengalaman yaitu mengalami kekerasan fisik maupun psikis. Subjek pertama adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, ia mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh Ibunya, subjek kedua seorang nanak perempuan berusia 15 tahun, ia mengalami kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan oleh Ayah kandung dan Ibu tirinya, dan subjek ketiga seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, ia juga mengalami tndak kekerasan yang dilakukan oleh Ayah kandungnya. Alasan peneliti memilih subjek tersebut karena menurut peneliti dan berdasarkan faktafakta yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya anak-anak tersebut mengalami tindak kekerasan fisik maupun psikis yang dilakukan oleh orang tua kandungnya sendiri. Anak-anak ini menunjukkan perilaku yang beragam, misalnya membuat gaduh dan mengganggu teman-teman
kelasnya saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, namun ada juga yang cenderung pendiam namun prestasinya baik. Perilaku-perilaku yang ditunjukan oleh subjek berbeda-beda, hal ini menunjukkan bahwa dinamika psikologis mereka juga berbeda-beda. C. Teknik Pengumpulan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
1. Wawancara Wawancara
merupakan
alat
mengupulkan
informasi-informasi
yang
dibutuhkan peneliti secara lisan. Peneliti menggunakan teknik wawanncara tidak
terstruktur.
Langkah-langkah
yang
dilakukan
peneliti
adalah
menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan, menyiapkan pokokpokok yang akan dibicarakan menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yangtelah diperoleh Sugiyono (2010: 322). Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara seperti tape recorder ataupun handphone untuk merekam hasil wawancara dengan subjek. Kemudian hasil wawancara akan dirubah kedalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan wawancara tidak terstruktur. Tabel 1. Panduan wawancara subjek dan informan penelitian:
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
:
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Subjek 1 2 3 4 5
Bagaimana reaksi anda ketika orang tua melakukan tindak kekerasan? Apakah orang tua anda selalu memaksa anda untuk menuruti perkataannya? lalu apa yang anda lakukan? Tindak kekerasan seperti apa yang sering dilakukan orang tua terhadap anda? Pada saat orang tua melakukan tindak kekerasan perasaan apa yang muncul dalam diri anda? Saat orang tua anda melakukan tindak kekerasan apakah ada pihak lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
6 7 8 9 10 11 12 13
yang menolong anda? Apa yang anda pikirkan setelah mendapat tindak kekerasan dari orang tua anda? Apakah anda pernah menceritakan tndak kekerasan orangtua anda kepada orang lain? Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar anda saat orang tua melakukan tindak kekerasan? Bagaiman tanggapan anda ketika orang tua anda meminta maaf setelah melakukan tindak kekerasan tersebut? Bagaimana anda memaknai relasi anda dengan orang tua? Bagaimana reaksi keluarga ketika mengetahui anda mengalami tindak kekerasan? Apabila terdapat luka fisik akibat dari kekerasan yang dilakukan orang tua anda, apa yang anda rasakan sampai saat ini? Bagaimana anda memaknai perilaku orang tua yang sering melakukan tindak kekerasan dalam pola asuh mereka?
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
:
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada pembantu rumah tangga subjek 1 Sejak kapan anda bekerja di keluarga subjek? 2 Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh subjek? 3 bagaimana tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua subjek? 4 Pada saat apa saja orang tua subjek melakukan tindak kekerasan? 5 Menurut anda tindakan orang tua subjek benar atau salah? 6 Apa yang anda lakukan ketika orang tua subjek melakukan tindak kekerasan? 7
Seberapa sering orang tua subjek melakukan tindak kekerasan setiap harinya (yang anda ketahui)?
8
Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua subjek?
9
Apakah ada saudara atau teman subjek yang mengetahui saat orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
subjek melakukan tindak kekerasan? 10
Bagaimana reaksi anggota keluarga subjek yang lain (seperti kakak sepupu, nenek, kakek, paman, bibi) saat orang tua subjek melakukan tindak kekerasan?
11
Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua subjek?
12
Apakah subjek melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
:
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada teman bermain di lingkungan rumah 1
Apakah anda pernah melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua subjek secara langsung?
2
Bagaimana reaksi subjek saat orang tuanya melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya? Pada saat apa saja subjek mendapat tindak kekerasan dari orang tuanya? Bagaimana perasaanmu saat melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua terhadapsubjek? Menurut anda apakah tindakan yang orang tua subjek pantas untuk dilakukan oleh orang tua kandung? Apakah subjek marah atau malah hanya diam saja ketika orang tua subjek melakukan tindak kekerasan?
3 4 5 .6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
:
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Subjek 1 2 3 4 5 6
Sejak kapan anda mengetahui bahwa subjek mengalami tindak kekerasan? Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh subjek? Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua subjek? Pada saat apa saja orang tua subjek melakukan tindak kekerasan? Menurut anda tindakan orang tua subjek benar atau salah? Apa yang anda lakukan ketika orang tua subjek melakukan tindak kekerasan?
7
Seberapa sering orang tua subjek melakukan tindak kekerasan setiap harinya (yang anda ketahui)?
8
Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua subjek?
9
Apakah ada saudara atau teman subjek yang mengetahui saat orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
10
Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua subjek mempengaruhi prestasi belajar subjek?
11
Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua subjek?
12
Apakah subjek melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan tersebut?
2. Observasi Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan peneliti untuk mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
perilaku dan proses kerja subjek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif moderat dengan terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek. Saat melakukan pengamatan, peneliti ikut dalam seluruh kegiatan yang dijalani oleh subjek penelitian. Dengan menggunakan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dan meyakinkan serta dapat diketahui pada tingkat makna dari setiapp perilaku yang Nampak. Dalam setiap observasi ini peneliti menyiapkan catatan lapangan untuk mencatat setiap perilaku dan proses kerja subjek sebagai sumber data. Catatan lapangan juga sering digunakan peneliti ketika dalam proses menjalankan teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Contoh Pedoman Observasi:
Catatan Lapangan Subjek I
Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
Kegiatan
:
Deskripsi
:
Catacc viko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
D. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan menyusun wawancara dan catatan
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil lapangan
yang didapatkan melalui observasi secara
langsung sehingga temuannya mudah dipahami dan dapat diinformasikan pada orang lain dengan baik. Proses analisis data sendiri dimulai dari pembuatan verbatim melalui rekaman wawancara, reduksi data, coding, dan analisis. Verbatim adalah percakapan wawancara dengan cara menuliskan setiap kata per kata jawaban dan pertanyaan berupa kode. Maksud dan arti kode itu sendiri hanya diketahui oleh peneliti. Selanjutnya peneliti membuat analisis berdasarkan data yang sudah ada dan menyajikannya dalam bentuk teks deskriptif. Berikut ini merupakan prosedur kerja reduksi data dan
codingdalam membantu analisis
penelitian ini: 1. Reduksi Data Dalam reduksi data peneliti mengidentfiikasikan adanya satuan bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian (Moleong, 2009: 288). Setelah itu peneliti mulai memilah-milah hal penting, merangkum data, mencari pola atau tema-tema dan membuang datadata yang tidak perlu. 2. Pengkodean/ Coding Pengkodean/Coding yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengkodean terbuka/open coding (Strauss & Corbin, 2003:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
56). Pengkodean terbuka merupakan bagian dari analisis yang terutama berkaitan dengan pemberian nama dan pengelompokan fenomena melalui pemeriksaan data yang cermat. Dalam penelitian ini hanya ada dua prosedur yang digunakan oleh peneliti yaitu: a. Pelabelan fenomena Dalam pelabelan fenomena, peneliti memisahmisahkan amatan, kalimat, paragraph, dan menamai insiden, ide, atau peristiwa-peristiwa dengan sesuatu yang mewakili fenomena. Kalau tidak, maka akan menemukan kesulitan dan sangat kebingungan karena akan terlalu banyak nama (Strauss & Corbin, 2003: 57). Peneliti menggunakan kode yang sesuai dengan hasil lapangan baik wawancara maupun observasi. b. Variasi cara pengkodean terbuka Terdapat beberapa cara pendekatan terhadap proses pengkodean terbuka yaitu, analisis dengan pengkodean baris per baris, per kalimat atau per paragraf, dan analisis dengan pengkodean kalimat per kalimat atau paragraph. Peneliti harus menentukan gagasan utama yang terkandung dalam kalimat atau paragraf dari wawancara dan catatan lapangan dan memberikannya nama/kode.
Selanjutnya
dilakukan analisis yang lebih rinci melalui pengkodean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
yang telah dibuat oleh peneliti (Strauss & Corbin, 2003: 6970) E. Validitas Penelitian Dalam wawancarauntuk mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan teknik trianggulasi
untuk
melihat
validitas
penelitian.
Sugiyono
(2010:
330)
menjelaskan bahwa ada dua jenis trianggulasi yaitu, trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Trianggulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif , wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Sedangkan trianggulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbedabeda dengan teknik yang sama. Data diperoleh dari beberapa pihak yang terkait dengan subjek. Trianggulasi dengan sumber berarti dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, dalam Moleong, 2009: 330331). Hal ini dapat dicapai dengan jalan, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber karena dianggap paling efektif
untuk menguji derajat validitas suatu data penelitian melalui
wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan subjek penelitian, wawancara terkait dilaksanakan di rumah informan dan di sekolah tempat subjek bersekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Informan dari masing –masing subjek adalah teman dekat subjek, pembantu rumah tangga subjek, Guru subjek di sekolah, kakak sepupu subjek. Dengan begitu akan lebih terlihat kebenarannya apakah subjek secara terbuka menceritakan bagaimana dinamika psikologis subjek sebagai anak korban kekerasan dalam rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data Bab ini berisi tentang hasil keseluruhan dari pelaksanaan penelitian, dan informasi-infomasi yang diperoleh di lapangan sebagai hasil studi fenomenologi dengan metode seperti yang telah dijelaskan pada sebelumnya. Informasi diperoleh langsung dari subjek dan pihak terkait. Penulis berusaha mendalami tentang keadaan seluruh subjek penelitian. Berkaitan dengan kode etik penelitian maka nama Subjek dalam kasus ini merupakan nama samaran, selain itu beberapa informasi juga disamarkan agar identitas klien tidak diketahui. Berikut Tabel 2 tentang agenda pelaksanaan wawancara terhadap seluruh subjek: Nama Sita (nama samaran)
Waktu Penelitan 26Juni 2015
Tenpat Penelitian Perpustakaan Sekolah
Pukul 09.30 – 10.30 WIB 25 Juli 2015 pukul 09.3010.30 WIB Ibu Ely (Guru Bahasa Sabtu 25 Juli 2015 Indonesia Sita)
Pukul 10.30 – 11.30 WIB
Fitri (Teman Sita)
Sabtu 25 Juli 2015
Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah
Pukul 11.00 – 12.00 WIB Viko (nama samaran)
Sabtu,13 Juni 2015 Pukul 13.00 - !4.00 WIB
Ibu
Sum
Rumah Subjek Viko
(Pembantu Minggu, 14 Juni 2015 Rumah
32
Pembantu
Pembantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Rumah Tangga Viko)
Pukul 16.00 – 17.00 WIB. Subjek Viko
Yohan (Teman Subjek Minggu, 14 Juni 2015 Rumah Teman Viko Pukul 10.00 – 11.00 WIB.
Viko)
Jum’at Evan (Nama Samaran) Ibu
Bimbingan
Juni
2015 Sekolah
Pukul 10.00 - 11.00 WIB
(Guru Jum’at
Eny
26
26
Juni
(Perpustakaan)
2015 Sekolah
dan Pukul 12.00-11.30 WIB
Evan
Evan
(Perpustakaan)
Konseling Evan) Bapak
Indri
(Guru Jum’at
Bahasa Inggris Evan)
26
Juni
2015 Sekolah (Perpustkaan)
Pukul 13.00-13.30 WIB
Tabel 3 Kegiatan Observasi terhadap seluruh subjek:
Subjek Penelitian Tanggal Subjek Viko(nama
1 Minggu,
Deskripsi Kegiatan 7
Juni Melihat kegiatan harian subjek pada saat
2015
subjek bermain dengan temannya di sekitar rumah subjek. Peneliti melakukan percakapan
samaran)
secara spontan dengan teman bermain subjek. Pada saat melakukan observasi peneliti melihat secara langsung ibu dari subjek memanggil dan memaki-maki subjek karena terlambat pulang ke rumah untuk makan siang.
Subjek 2 Evan Senin, 22 Juni 2015
Peneliti melakukann observasi di sekitar
(nama samaran)
sekolah subjek pada saat jam istirahat sekolah. Peneliti melihat subjek merokok di kantin sekolah dan mendengar percakapan subjek dengan temannya, banyak sekali kata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
kata kasar yang diucapan oleh subjek selama berbicara dengan temannya tersebut. Subjek
3
Sita Senin, 20 Juli 2015
(nama samaran)
Peneliti melakukan observasi terhadap subjek 3 di perpustakaan sekolah. Saat itu peneliti meminta ijin kepada guru kelas untuk ikut ke dalam perpustakaan dan mengamati perilaku dari subjek. Saat itu subjek tidak banyak bicara dengan teman seperti teman-temannya yang lain, ia cenderung lebih pendiam.
Penghimpunan Data Identitas Subjek Penelitian
Penghimpunan identitas subjek 1 Nama
: Viko (nama disamarkan)
Tempat tanggal lahir : Jawa Tengah, 03 September 2002 Usia
: 13 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Jawa Tengah
Alamat Sekarang
: Jawa Tengah
Penampilan Fisik
: Tinggi 148 Cm, kulit hitam, mata kecil, kurus,
telinga lebar, hidung mancung, gigi tidak rata. Penampilan Psikis
: ceria, tidak mudah tersinggung,senang bercanda.
Sumber Informasi
: Pembantu Rumah Tangga Viko dan Teman
bermain Viko. Viko tinggal bersama Ayah, Ibu dan adik kandungnya. Ayah dan Ibu Viko memiliki agama yang berbeda, Ayahnya
beragama Islam sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Ibunya beragama katholik, namun menikah secara Islam. Setelah menikah orang tua Viko menjalani agama masing-masing namun di dalam keluarga terdapat toleransi yang baik, artinya dapat hidup berdampingan meskipun berbeda agama. Lingkungan daerah tempat tinggal Evan termasuk golongan menengah ke atas. Ayah Viko bekerja sebagai PNS, sedangkan Ibu Viko sebagai Ibu rumah tangga biasa. Keluarga Viko termasuk keluarga yang mampu, karena Ayah Viko memiliki jabatan yang tinggi di tempatnya bekerja. Ayah Viko tidak pernah memiliki penyakit yang membahayakan, sedangkan Ibu Viko memiliki riwayat penyakit darah tinggi.Prestasi Viko cukup baik, berdasarkan pengakuannya ia berprestasi di sekolahnya dan mudah mempelajari sesuatu. Perkembangan sosial Viko cukup menarik, ia anak yang ceria dan suka berkelahi, ia juga memiliki cukup banyak teman akan tetap di luar lingkungan sekolah. Viko memiliki kepribadian yang cukup baik, ia tidak pernah mengeluh dan disukai banyak temannya. Walaupun orang tuanya sering membeda-bedakan Viko dengan adiknya, ia tidak marah maupun dendam. Penghimpunan Identitas Subjek 2 Nama
: Evan (nama disamarkan)
Tempat tanggal lahir : Jawa Tengah, 21 Maret 200 Usia
: 14 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Jawa Tengah
Alamat Sekarang
: Jawa Tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Penampilan Fisik
: Tinggi 150 Cm, kulit hitam, mata kecil, kurus,
telinga lebar, hidung mancung. Penampilan Psikis
: ceria, mudah tersinggung, senang bercanda.
Sumber Informasi
: Guru Bahasa Inggris dan Guru Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Evan. Evan tinggal bersama Ayah, Ibu dan Kakak kandungnya. Ayahnya membuka
usaha
bengkel
di
dekat
rumahnya,
Ibunya
berjualan
angkringan,Kakaknya tercatat sebagai siswa di salah satu SMK di Klaten. Lingkungan daerah tempat tinggal Evan termasuk golongan menengah kebawah.Di daerah tempat tinggalnya mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani
atau
berjualan.
Keluarga
Evan
tidak
memiliki
penyakit
yang
membahayakan, hanya sekedar penyakit umum biasa. SifatEvan tidak terlalu baik, emosinya juga sangat labil, berdasarkan pengakuannya sendiri ia sering berkelahi dengan temannya. Perkembangan sosial Evan cukup menarik, ia anak yang ceria dan suka berkelahi, ia juga memiliki cukup banyak teman akan tetap di luar lingkungan sekolah. Subjek Evan memiliki kepribadian yang kurang baik Namun ia mudah bergaul, tetapi suka mengganggu temannya saatpelajaran di kelas.emosinya tidak dapat terkonrol ketika ia tersinggung. Penghimpunan Identitas Subjek 3 Nama
: Sita (nama disamarkan)
Tempat tanggal lahir : Jawa Tengah, 20 Juni 2001 Usia
: 15 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Jawa Tengah
Alamat Sekarang
: Jawa Tengah
Penampilan Fisik
: Tinggi 153 Cm, sawo matang, mata kecil, kurus.
Penampilan Psikis
: Suka menangis, mudah tersinggung.
Sumber Informasi
: Guru dan teman sekolah Sita.
Latar belakang keluarga Sita cukup kompleks, orang tuanya sudah 8tahun bercerai dan Sita ikut dengan Ayahnya, sedangkan ibunya menjadi TKW di Malaysia. Berikut kutipan langsung pada wawancara tanggal 26 Juni 2015
Subjek Sita
:“Ibu sama bapak pisah udah hampir tiga tahun mbak, trus gak lama bapak nikah lagi sama ibu tiri saya ini. Nah ibu kandung saya kerja di Malaysia jadi TKW mbak.” W.S3.S.13
Setelah 5 tahun bercerai Ayah Sita memutuskan untuk menikah lagi. Kemudian dari pernikahannya tersebut dikaruniai seorang anak perempuan. Sejak Ayah Sita menikah lagi, sikap Ayah Sita mulai berubah dan tidak memperhatikan Sita lagi. Lingkungan sosialnya tidak saling menganggu satu sama lain. Ia pernah mengalami penyakit TBC sama seperti penyait yang diderita Ayahnya. Berdasarkan pengakuan salah satu Guru di sekolahnya Sita salah satu Siswi yang cukup cerdas dan aktif di sekolahnya. Hal ini dibuktikan bahwa ia mendapat rangking 10 besar.Perkembangan sosial Sita cukup menarik, ia adalah pribadi yang mudah menangis atau cengeng dan mudah tersinggung, namun ia juga pribadi yang murah senyum terhadap siapapun baik yang mengenalnya maupun orang yang baru ia kenal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
B. HASIL PENELITIAN 1.
Apa yang Dilakukan Subyek I, II dan III ketika Mendapat Perlakuan Keras Secara Fisik?
Berdasarkan wawancaradan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap tiga orang subjek yang mengalami tindak kekerasan diperoleh hasil yang cukup untuk membuktikan bahwa masih banyakkekerasan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Dalam hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan jawaban-jawaban
dari masing-masing subyek penelitian, yang
dilakukan anak ketika mendapat tindak kekerasan secara fisik, masing-masing dari mereka hanya diam dan tidak melakukan perlawanan secara langsung, mereka hanya diam saat kekerasan tersebut terjadi, sedangkan saat orang tua mereka melakukan kekerasan verbal masing-masing subyek hanya diam dan tidak berani untuk membantah apapun yang dikatakan orang tua mereka, karena apabila mereka melakukan perlawanan maka orang tua mereka akan lebih marah dan terus melakukannya (kekerasan), begitu juga saat orang tua mereka melakukan kekerasan sosial, mereka sebenarnya merasa malu dan merasa tidak dihargai sebagai anak, namun mereka juga tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan tindakan orangtua mereka. Mereka tidak melakukan perlawanan secara langsung atau cenderung diam dan tidak melawan pada waktu orang tua mereka memukul atau memarahi mereka, namun mereka lebih melakukan perlawanan dengan cara menunjukkan sikap dan perilaku yang kurang baik seperti merokok di sekolah, berkelahi dengan teman, bahkan sampai bunuh diri. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan wawancara berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Subyek Viko: “Iya mbak, ya aku Cuma diem aja pas mama mukul aku, soalnya pas itu banyak temen-temenku, trus pas sampai rumah aku nangis mbak.” W.S1.V.09 Subyek Evan:“Ya aku diem aja mbak kalau bapak lagi marahmarah, soalnya bapak itu kalau marah pas habis mabuk sama temen-temennya, jadi aku gak berani ngapa-ngapain mbak.W.S2.E.10 Subyek Sita: “Saya Cuma bisa diem dan nangis mbak, rasanya kalau pas bapak seperti itu (melakukan tindak kekerasan) saya pengen ikut ibu kandung saya mbak, tapi gak mungkin bisa.” W.S1.S.09
Berdasarkan jawaban dari ketiga subyek penelitian, mereka tidak memiliki keberanian untuk melawan orang tua mereka saat terjadi tindak kekerasan fisik, namun mereka secara tidak sadar melakukan pemberontakan atau perlawanan secara tidak sadar, seperti yang dilakukan oleh subyek Evan dan subyek Sita. Subyek Evan di sekolahnya cenderung melakukan kenakalan remaja seperti merokok, berkelahi dan berkelahi dengan teman, namun saat dikonfirmasi hal ini ia akui bukan akibat dari kekerasan orang tuanya, sedangkan subyek Sita melakukan tindakan-tindakan nekat seperti pergi dari rumah dan melakukan percobaan bunuh diri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara berikut: Subyek Evan: “Iya mbak, ya awalnya coba-coba, tapi kok lamalama keterusan susah berhentinya mbak, apalagi kalau di sekolah banyak temen yang ngajak ngrokok di kamar mandi sekolah.”W.S2.E.07 Subyek Sita: “Ya waktu itu saya sudah gak kuat mbak tinggal sama bapak dan ibu tiri, ya puncaknya pas itu mbak, saya iris tangan saya pas nadi (sambil menunjukkan bekasnya).”W.S1.S.07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Namun hal berbeda disampaikan oleh pembantu rumah tangga subyek Viko, namanya adalah Ibu Sum, berdasarkan wawancara dengan pembantu Subyek Viko, ia mengatakan bahwa setelah dipukul atau dimarahi Ibunya Viko sering mengurung diri di kamarnya dan menangis. Pembantunya merasa sedih dengan perlakukan orang tua Viko yang selalu menggunakan kekerasan baik secara Fisik maupun psikis. Ibu Sum: ”Iya mbak, pas saya dengar dia menangis dari dalam kamar, kayaknya dia habis dilombok (di kasih cabai pada bibirnya) sama mamahnya. Ya sebaiknya jadi orang tua jangan seperti itu, biar bagaimanapun kan itu anaknya mbak, apalagi si Viko itu pintar anaknya mbak, eman-eman nek dipolo (sayang kalau dipukuli).W.SU.03 2.Apa yang Dilakukan Subyek I, II dan III ketika Mendapat Perlakuan Keras Secara Verbal? Saat orang tua masing-masing subyek melakukan kekerasan secara Verbal, mereka hanya diam dan mendengarkan apa yang orang tua mereka katakan tanpa berani membantah sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa subyek penelitian ini tidak memiliki hak untuk berbicara atau membela diri. Subyek Viko:” Ya anyel (jengkel) mbak, wong kok sukane marahmarah, apalagi aku gak salah wi lho mbak, kadang aku Cuma telat mandi aja sampai dibilang goblok gitu mbak.”W.S1.V.15 Subyek Evan :“Ya aku diem aja mbak kalau bapak lagi marahmarah, soalnya bapak itu kalau marah pas habis mabuk sama temen-temennya, jadi aku gak berani ngapa-ngapain mbak.” W.S2.E.09 Subyek Sita : “Saya Cuma bisa diem dan nangis mbak, rasanya kalau pas bapak seperti itu (melakukan tindak kekerasan) saya pengen ikut ibu kandung saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mbak, tapi gak mungkin bisa mbak soalnya ibu saya jadi TKW di Malaysia.”W.S3.S.11
3. Apa yang dilakukan Subyek I, II, III ketika mendapatkan perlakuan keras secara sosial? Dalam penelitian ini subyek penelitian juga mengalami kekerasan secara sosial, mereka kerap dimarahi dan dimaki didepan umum. Mereka tidak dapat melakukan apa-apa ketika orang tua mereka melakukan tindak kekerasan secara sosial. Seperti yang dialami oleh ketiga subyek penelitian, ketika orang tua mereka memepermalukan mereka, atau memarahi mereka di depan umum, mereka hanya bisa diam dan menerima walaupun mereka sebenarnya ingin memberontak. Seperti yang dialami oleh subyek Evan, ia pernah dipermalukan oleh ayahnya dengan dipukul dan dimarahi di sekolahnya dan disaksikan oleh banyak orang, namun saat ia mencoba untuk mengentikan ayahnya ia malah dipukul oleh ayahnya.
Subyek Evan:”Ya aku ngomong sama bapak kalau jangan marah disini mbak, trus bapak malah ngampleng aku mbak.”W.S2.E.15 4. Bagaimana Anak memaknai Pengalaman Dididik Dengan Kekerasan Secara Fisik? Anak korban kekerasan dalam rumah tangga memiliki persepsi yang relatif sama mengenai cara mendidik yang diterapkan oleh orang tua mereka, mereka merasa telah terbiasa dengan kekerasan yang dilakukan orang tua mereka hal ini karena anak adalah subjek yang lemah dan tidak berdaya dalam struktur keluarga, meskipun pada awalnya mereka merasa takut dan ingin memberontak. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
1(Viko) mengatakan kalau ia tidak setuju dengan cara orang tuanya yang sering menggunakan kekerasan setiap kali menyuruh Viko melakukan sesuatu, hal ini membuatnya merasa jengkel dan ingin marah dan merasa dendam atau memberontak, akan tetapi ia tidak melakukan itu melainkan hanya diam dan memendamnya saja, karena apabila ia melawan atau memberontak ibunya akan lebih marah. Hal ini berkaitan erat dengan pola asuh orang tua Viko yang cenderung bersifat otoriter atau memiliki banyak aturan dan tuntutan namun orang tua kurang peka dengan kebutuhan serta apa yang dirasakan anak. hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara berikut: Subjek Viko:” Iya mbak, makasih ya mbak. Ya kalau menurut aku sih orang tua kayak gitu jahat mbak, berarti gak sayang sama anaknya, padahal kan belum tentu salah mbak, aku aja kadang dendam sama mama kalau mama mukul aku mbak, papa juga ikutan marah-marah kalau mama lagi marah.”W.S1.V.27 Senada dengan jawaban Viko, Evan (Subjek 2) tidak setuju dengan pola asuh orang tua yang cenderung sering menggunakan kekerasan sebagai upaya hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh anak. Ia merasa hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh orang tua yang seharusnya melindungi dan memberikan kasih sayang terhadap anak-anaknya. Hal ini dapat dibuktikan berdasarakan kutipan wawancara berikut. Subjek Evan: “Ya kalau menurut saya sih gak baik lah mbak, mana ada anak yang mau di kamplengi (dipukuli) sama bapak apa ibuknya, kalau bisa ya mbok diomongi baik-baik dulu, masa belum-belum di kampleng mbak, kayak kemarin itu bapak tiba-tiba mukul aku gara-gara bu guru manggil Bapak ke sekolah.”W.S2.E.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan jawaban dari Sita (subjek 3) ia sangat tidak setuju dengan kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya. Ia merasa tidak nyaman berada di rumah karena ayahnya lebih memilih mempercayai ibu tirinya, hal ini membuatnya frustasi dan melakukan tindakan nekat seperti percobaan bunuh diri dan pergi dari rumah tanpa berpamitan, hal ini ia lakukan sebagai protes atas perlakuan ayahnya yang melakukan kekerasan terhadap dirinya. Berikut kutipan wawancara subjek Sita. Subjek Sita:”Iya mbak (sambil tersenyum). kalau menurut saya ya orang tua seperti itu tidak baik mbak, aku aja sedih mbak kalau inget bapak sering mukulin aku, terus ibu tiriku juga suka fitnah aku mbak, apalagi di rumah Bapak aku gak ada yang belain mbak.”W.S3.S.21 Dalam kutipan tersebut juga ia mengatakan bahwa tidak ada yang membelanya atau dengan kata lain memberikan perlindungan terhadap dirinya saat ayahnya melakukan tindak kekerasan. Ia merasa sendiri dan tidak dihargai keberadaannya. Adanya peristiwa perceraian orang tuanya dan kemudian ayahnya menikah lagi sepertinya menjadi salah satu alasan Sita mengalami tindak kekerasan, hal ini dikarenakan ayahnya lebih mempercayai perkataan istrinya daripada penjelasan dari Subjek Sita sehingga sampai terjadi tindak kekerasan tersebut.
5. Bagaimana Anak memaknai Pengalaman Dididik Dengan Kekerasan Secara Verbal? Anak memiliki hak untuk mendapat perlakuan baik dan menyenangkan dari orang tua mereka. Banyak orang tua yang menganggap dengan membentak, memarahi secara terus menerus setiap kali anak melakukan kesalahannya. Banyak orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
yang tidak menyadari bahwa anak usia remaja sudah mampu merekam memori yang tidak menyenangkan dalam pengalaman hidupnya. Sebagai contoh subyek Viko, ia merasa tidak betah di rumahnya sendiri karena merasa jengkel dan kesal setiap kali di rumah hanya dimarahi ibunya, dan juga subyek Evan, ia merasa kesal dengan ayahnya yang sering marah tanpa sebab, begitu juga dengan subyek Sita, ia merasa tidak betah di rumah karena sering difitnah ibu tirinya. Berikut kutipan jawaban masing-masing subyek: Subyek Viko: “Ya sedih banget mbak, masak dikit-dikit dibentak, dimarahin, mau apa-apa gak boleh, makanya aku kalau malam minggu lebih seneng tidur dirumah pakde mbak, kalau di rumah pakde aku diperhatiin gak pernah dimarahin mbak.”W.S1.V.17 Subyek Evan: “Ya gitu lah mbak, tapi ya kadang ada jengkelnya juga mbak, lha bapak senengane nesu ra ono sebabe mbak. (marah tidak ada sebabnya) kadang aku gak salah tetep dimarahin sama dipukul mbak”.W.S2.E.13 Subyek Sita:
“Iya mbak (sambil tersenyum). kalau menurut saya ya orang tua seperti itu tidak baik mbak, aku aja sedih mbak kalau inget bapak sering mukulin aku, terus ibu tiriku juga suka fitnah aku mbak, apalagi di rumah Bapak aku gak ada yang belain mbak.W.S3.S.21
6. Bagaimana Anak memaknai Pengalaman Dididik Dengan Kekerasan Secara Sosial? Kekerasan sosial adalah kekerasan yang tidak banyak disadari oleh kebanyakan orang, hal ini karena kekerasan jenis ini tidak terlihat secara langsung. Dalam penelitian ini peneliti menemukan adanya kekerasan sosial yang terjadi pada subyek penelitian. Seperti yang dialami oleh subyek Viko ia merasa sangat malu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ketika ibunya sering memarahinya di depan teman-temannya, dan sering berkata yang tidak sepantasnya dikatakan orang tua kepada anak. Viko merasa sedih dan malu ketika ibunya berbuat demikian. Hal serupa juga dialami oleh subyek Evan, saat itu ayahnya datang ke sekolah untuk mengambil rapor kenaikan kelas, akan tetapi ada nilai Evan yang tidak memenuhi standart sekolah, kemudian ayahnya memaki-makinya di depan Guru dan satpam di sekolahnya, hal ini membuuatnya sangat malu dan sedih serta tidak percaya kalau ayahnya bisa berbuat demikian. Berikut kutipan wawancara subyek: Subyek Viko: “Ya gimana ya mbak, pasti malu banget, kan mama marahinnya didepan temen-temenku to mbak, jadinya aku malu kalo mama pas lagi galak sama aku apalagi kalau pas ngomel-ngomel gitu mbak, huuuhh sakit kupingku.W.S1.V.10 Subyek Evan: “Iya mbak, ya pernah sih mbak mikir gitu, pengen gentian marah, terus berontak gitu, tapi ya gimana lagi mbak, disyukuri aja wong kenyataane gitu mbak, dijolke yo ra isoh (ditukar juga tidak bisa). 7. Bagaimana cara anak memaknai relasinya dengan orang tuanya. Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasi bahwa hubungan atau relasi anak dengan orang tuanya tidak memiliki kelekatan emosional yang positif. Berdasarkan wawancara dengan subjek Viko ia mengatakan bahwa dirinya lebih nyaman di rumah saudaranya dan ia senang apabila ibunya sedang pergi keluar rumah, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kelekatan emosional atau relasi baik yang terjalin antara orang tua dan anak.Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara berikut: Subjek Viko:”Ya sedih banget mbak, makanya aku kalau malam minggu lebih seneng tidur dirumah pakde mbak, kalau di rumah pakde aku diperhatiin gak pernah dimarahin mbak.”W.S1.V.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Berdasarkan jawaban dari subjek Evan ia sepertinya juga tidak memiliki relasi yang baik dengan orang tuanya, hal ini karena ayahnya tidak berusaha memperbaiki pola asuhnya yang cenderung otoriter dan menggunakan kekerasan fisik apabila Evan melakukan kesalahan. Ia merasa benci dan jengkel apabila ayahnya memukulnya didepan umum. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara sebagai berikut. Subjek Evan:”Kalau sama Bapak sih gak terlalu baik mbak, kadang suka agak benci sama bapak karena suka mukulin, padahal aku gak salah apa-apa, tapi kalau sama ibu biasa aja mbak.” W.S2.E.22 Sedangkan berdasarkan wawancara dengan subjek Sita, ia sama sekali tidak memiliki relasi yang baik dengan ayahnya ataupun ibu tirinya karena semenjak orang tuanya bercerai dan ayahnya menkah lagi, ia diajak ayahnya untuk tinggal bersamanya, namun ia berkata sikap ayahnya berubah setelah menikah lagi dan memiliki anak dengan istri barunya. Sejak saat itu ia merasa tidak nyaman berada di rumah karena ibu tirinya sering memfitnah dirinya pada ayahnya, terlebih lagi ayahnya lebih mempercayai Ibu tirinya, terkadang ia merasa tidak lagi memiliki orang tua yang menyayanginya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kutipan wawancara berikut. Subjek Sita:” Ya gak baik mbak hubungannya, apalagi kan ada adek, jadi perhatian mereka cuma buat adeknya saya aja mbak, jujur ya saya kadang ada rasa iri mbak, kadang ada tetangga yang kasian sama saya, pengen nolong saya, tapi bapak saya malah marah-marah mbak, katanya bapak gini :”rasah melu-melu urusane uwong, urusono awakmu dewe, iki ki anakku” (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
usah ikut campur saya)”W.S3.S.22
urusan
orang,
ini
anak
C. PEMBAHASAN Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh ketiga subjek dalam penelitian ini merupakan contoh fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Orang tua yang tidak menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh tindakan mereka. Dalam hal ini, orang tua menggunakan kekerasan sebagai upaya atau bentuk pemberian hukuman terhadap anak mereka saat melakukan kesalahan, mereka menganggap dengan menggunakan kekerasan dapat memberikan pelajaran dan dapat membuat si anak menjadi jera sehingga dapat memperbaiki kesalahannya.
Hal tersebut sama halnya dengan penelitian ini, dalam teori pada bab 2 disebutkan bahwa orang tua seringkali menggunakan kekerasan sebagai alasan untuk “Pemberian Hukuman” atas kesalahan yang dilakukan anak mereka, dalam hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, orang tua subyek cenderung melakukan kekerasan setelah sang anak melakukan kesalahan, baik kesalahan yang ringan maupun berat, Paradigma ini menjadi tolak ukur orang tua yang tidak mengerti pentingnya pola asuh yang benar dan baik. Pentingnya membangun komunikasi, pola hubungan dan kelekatan emosional yang baik dengan anak membantu orang tua dalam rangka mendidik anak. Seharusnya anak layak mendapat kasih sayang yang tulus dari orang tua mereka, namun karena beberapa faktor seperti faktor ekonomi, pengalaman orang tua di masa lalu yang juga mengalami hal serupa serta orang tua yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
memahami pentingnya menjalin relasi yang baik dengan anak, hak anak tersebut tidak mereka dapatkan dari orang tua mereka. Kelekatan hubungan antara anak dan orang tua memberi dampak yang positif bagi perkembangan pikologis anak. Kelekatan dicirikan sebagai hubungan imbal balik antara sistem kelekatan anak dan sistem pengasuhan dari orang tua, Penerimaan dan penolakan orang tua membentuk dimensi kehangatan (warmth dimension) dalam pengasuhan, yaitu suatu kualitas afeksi antara orang tua dan anak. perilaku pengasuhan sebagai factor kunci dalam hubungan orangtua-anak yang dibangun sejak usia dini. Pada masa awal kehidupannya anak mengembangkan hubungan emosi yang mendalam dengan orang dewasa yang secara teratur merawatnya. Dimensi kehangatan merupakan suatu rentang kontinum , yang di satu sisi ditandai oleh penerimaan yang mencakup berbagai perasaan dan perilaku yang menunjukkan kehangatan, afeksi, kepedulian, kenyamanan, perhatian, perawatan, dukungan, dan cinta. Adapun sisi yang lain ditandai oleh penolakan yang mencakup ketiadaan atau penarikan berbagai perasaan atau perilaku tersebut (kehangatan, afeksi, dan lain-lain), dan adanya berbagai perasaan atau perilaku yang menyakitkan secara fisik maupun psikologis (seperti tidak menghargai, penelantaran, tak acuh memaki, dan penyiksaan). Menurut Rohner dkk., persepsi anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua atau sosok signifikan yang lain akan memengaruhi perkembangan kepribadian individu dan mekanisme yang dikembangkan dalam menghadapi masalah. Anak yang tidak merasa nyaman tinggal di rumah orang tua mereka, menandakan bahwa terjadi sebuah permasalahan yang harus diselesaikan antara orang tua dan anak. Bagi orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang tidak mampu mengkomunikasikan dengan baik, permasalahan ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Apabila melihat dari teori diatas, dalam hasil penelitian yang diperoleh jawabanjawaban dari masing-masing subyek menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kelekatan atau attachment dengan orang tua kandung mereka. Kelekatan dalam hal ini adalah adanya hubungan imbal balik antara anak dan orang tua yang menciptakan suatu kehangatan dalam rumah tangga. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman orang tua akan pentingnya membangun relasi yang baik dengan anak, serta pola asuh yang mereka terapkan cenderung masih otoriter dan keras, hal ini juga yang menyebabkan anak merasa diabaikan, dibenci, dan merasa ditelantarkan. Sikap dan perilaku orang tua yang demikian memberikan dampak yang buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikis mereka. Anak-anak yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga perlu mendapat perhatian khusus dari pihak lain, seperti lembaga sosial atau lembaga pemerintahan, dalam hal ini lingkungan tempat tinggal dan anggota keluarga lain juga harusnya ikut berperan untuk meminimalisir tindak kekerasan tersebut. Sebagai contoh, seluruh subyek penelitian dalam penelitian ini, saat terjadi tindak kekerasan tidak ada satu orang pun yang menolong mereka, dapat dibayangkan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka sehari-hari dengan orang tua yang sering menggunakan kekerasan. Walaupun mereka mengatakan sudah terbiasa dengan tindak kekerasan orang tua mereka, tidak dapat dipungkiri kalau mereka juga menginginkan kehidupan seperti anak-anak yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Adanya luka bekas penyiksaan, trauma berkepanjangan dan ingatan-ingatan mengenai kekerasan yang mereka terima akan terus mereka ingat sepanjang hayat hidup mereka. Anak-anak yang mengalami kekerasan oleh orang tua mereka sangat rentan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan orang tua mereka kelak jika berkeluarga, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak. Kualitas hubungan orang tua-anak merefleksikan tingkatan dalam hal kehangatan (warmth), rasa aman (security), kepercayaan (trust), afeksi positif (positive affect), dan ketanggapan (responssiveness) dalam hubungan mereka. Kehangatan menjadi komponen mendasar dalam hubungan orang tua-anak yang dapat membuat anak merasa dicintai dan mengembangkan rasa percaya diri. Ketika anak mampu mengolah pemikiran dan perasaan mereka dengan baik, maka dinamika psikologis dalam diri mereka pun akan baik pula, oleh karena itu anak yang memiliki emosional yang terkontrol merupakan ciri anak yang dihasilkan dari orang tua yang mementingkan hak dan kebutuhan anak. Rasa aman merupakan dimensi dalam hubungan yang berkembang karena interaksi yang berulang yang memperlihatkan adanya kesiagaan, kepekaan, dan ketanggapan. Interaksi tersebut mengembangkan kelekatan pada masing-masing pihak yang terlibat dalam hubungan. Rasa aman juga akan mendorong anak untuk berani melakukan eksplorasi yang bermanfaat bagi perkembangan kompetensi. Lingkungan yang memberikan rasa aman bagi anak akan membantu anak untuk lebih berkembang dalam segala hal.Setelah berkembangnya paham dua arah, area penting yang menjadi fokus penelitian adalah kaitan antara interaksi orang tua-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
anak dan relasi yang terbentuk. Interaksi dan waktu merupakan dua komponen mendasar bagi relasi orang tua-anak (Hinde, 1976). Yang dimaksudkan dengan interaksi adalah suatu rangkaian peristiwa ketika individu A menunjukkan suatu perilau ke individu B, atau memperlihatkan X kepada B yang meresponsnya dengan Y. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap tiga orang subjek yang mengalami tindak kekerasan diperoleh hasil yang cukup untuk membuktikan bahwa masih banyak ditemukan fenomena kekerasan dalam rumah tangga khususnya terhadap anak. Orang tua yang menggunakan kekerasan anak cenderung menggunakan “hukuman” sebagai alasan untuk melakukan kekerasan, seperti yang dilakukan oleh Ibu dari subyek Viko yang melakukan kekerasan fisik dan non fisik apabila Evan tidak menuruti perintah ibunya. Selama proses belajar, anak sering kali melakukan melakukan kesalahan. Anak sering bertindak bandel, susah menurut serta susah diatur. Menyikapi hal tersebut orang tua sering kali memberikan hukuman dalam bentuk kekerasan untuk menimbulkan efek jera pada anak, namun perlu diketahui bahwa tindak kekerasan bukanlah satu-satunya cara atau solusi untuk membuat anak menjadi lebih penurut, akan tetapi anak yang sering mendapat tindak kekerasan dari orang tua akan cenderung menjadi lebih agresif dan berpotensi melakukan hal yang sama terhadap orang lain atau ketika ia berkeluarga kelak akan melakukan hal yang sama dengan yang ia alami saat ini, hal ini karena anak melakukan copying atau meniru segala perlakuan terhadap orang tuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Dampak dari kekerasan tersebut adalah adanya akibat langsung pada diri sang anak. Apabila seorang anak mengalami kekerasan fisik, dampak langsung yang akan dialaminya diantaranya dapat mengakibatan kematian, patah tulang, atau luka-luka, dan pertumbuhan fisiknya pun berbeda dengan teman sebayanya. Sedangkan dampak jangka panjang yang dapat dialami anak yang mendapat kekerasan adalah akan munculnya perasaan malu/menyalahkan diri sendiri, cemas atau depresi, kehilanganminat untuk bersekolah, stress pasca-trauma seperti terus menerus mmikirkan peristiwa traumatis yang dialaminya, dan dapat pula tumbuh sebagai anak yang mengisolasi diri sendiri dari lingkungan sekitarnya. (Soetjiningsih, 1995) Sudah pada permulaan hidupnya manusia mulai menggali realitas. Tentu saja realitas itu bukan suatu lumbung yang penuh arti yang dapat ditimba darinya begitu saja. Realitas dunia dan hidup, dibuka artinya tahap demi tahap. Dibukanya realitas ini dibuka dengan pengalaman. Pengalaman tentang realitas sudah terdapat pada seorang bayi, sebab dari permulaan seorang bayi sudah hadir pada realitas secara manusiawi. Ketika bertambah umur si anak makin sadar dalam pengalamannya, lagi pula lapangan pengalaman menjadi makin luas dengan tambahan pengalaman, pengertian tentang realitas makin bertumbuh di segala bidang intelektual, melainkan juga di bidang praktis dan emosional. Di sini pengalaman dan pengertian yang telah ada menjadi bahan pikiran, artinya bagian suatu proses kesadaran dimana manusia tak henti-henti terus menggali kekayaan realitas yang dihadapinya. Hal inilah yang juga dialami oleh masing-masing subyek penelitian, di usia mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menginjak remaja, mereka sudah mengerti dan menyadari pengalamanpengalaman apa saja yang terjadi dalam hidup mereka, dalam hal ini kekerasan yang mereka alami sudah otomatis menjadi bagian dari pengalaman hidup mereka, dan tentang bagaimana mereka memandang kehidupan yang mereka jalani saat ini, sedikitnya mereka sudah memahami dan mampu berpikir.Namun tidak semua anak dalam subyek ini mampu memaknai setiap pengalaman hidupnya dengan baik, proses inilah yang menjadi menarik bagi penelitian ini. Sedangkan perasaan adalah merupakan suatu gejala psikis. Sebagai demikian perasaan menyangkut pertama-taman situasi batin manusia. Hal ini diinsafi tiap-tiap orang. Kalau seorang merasa dicinta, perasaan cinta itu tinggal dalam batinnya, dan kalau ia menjadi marah, kemarahan timbul dalam batinnya. Namun perasaan itu tidak bersifat intern belaka. Seperti aspek-aspek kesadaran lainnya perasaan membuktikan diri sebagai sifat manusia seluruhnya dengan mendapat salah satu bentuk ekspresi jasmani. Dapat terjadi ekspresi itu terletak dalam seluruh kedudukan badan, seperti pada orang malas (anak A), tetapi
terutama
otot-otot
wajah
mencerminkan
keadaan
batiniah
dan
memperlihatkan isi hati (anak-anak B,C,D). Umpamanya, anak-anak yang tertawa
menyatakan rasa kegembiraan dalam
ekspresi wajah mereka. Namun belum tentu penilaian tentang perasaan hati orang-orang selalu tepat. Dapat saja orang keliru atau tertipu. Tentang kemungkinan ini ada cukup banyak eksperimen ilmiah. Berdasarkan eksperimen tersebut telah dipastikan, bahwa terdapat ekspresi khas bagi suatu perasaan tertentu, sama halnya dengan subyek-subyek dalam penelitian ini, perasaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
timbul dalam diri mereka tidak dapat mereka hindari, seperti perasaan ingin marah, kecewa, malu dan tidak dapat menerima. Namun karena mereka merasa takut dengan orang tua mereka, maka yang timbul hanya perasaan memendam dan diam. Ketika anak sudah menunjukkan sikap demikian, orang tua seharusnya lebih peka dan sensitif dengan perubahan perilaku anak. Dampak psikologis pada anak yang mengalami tindak kekerasan pada subjek dalam penelitia ini merujuk pada cara pola pikir dan pola rasa mereka dalam menyikapi setiap tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua mereka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian. Bagian saran memuat saran untuk peneliti lain supaya melakukan penelitian yang jauh lebih baik lagi dari penelitian ini.
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah dalam memaknai setiap pengalamannya, anak-anak korban kekerasan dalam rumah tangga cenderung tidak menyetujui apabila orang tua melakukan kekerasan fisik maupun verbal sebagai bagian dari pola asuh mereka. Meskipun mereka sudah terbiasa dengan kekerasan yang dilakukan orang tuanya tersebut, sebagaimana mereka tetap menginginkan memiliki orang tua yang menyayangi mereka dengan kasih sayang yang tulus. Ketika subjek mendapat kekerasan secara verbal, non verbal, dan sosial, subjek tidak dapat melakukan tindakan atau perlawanan apapun, sehingga ketidakberdayaan mereka secara fisik dan mental membuat mereka semakin tertekan dan tidak memiliki relasi yang baik dengan orang tua mereka. Dalam hasil penelitian, tidak semua subjek penelitian ini mampu memaknai pengalamannya dengan baik, adapun salah satu subjek tersebut melakukan coping atau modeling secara tidak sadar sebagai akibat dari tindak kekerasan yang dilakukan orang tuanya. Sedangkan kedua subjek yang lain mampu memaknainya
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
dengan positif dan bijaksana. Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang penting bagi perkembangan emosional anak yang masih dalam tahap pembentukan kepribadian. Seluruh subjek dalam penelitian ini umumnya beharap bahwa orang tuanya mampu menghilangkan tindak kekerasan terhadap diri mereka. B. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan prosesnya mulai dari pengambilan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Keterbatasan tersebut peneliti sadari sebagai bagian dari sebuah penelitian karya ilmiah. Adapun yang menjadi keterbatasan penelitian antara lain: 1. Penyesuaian waktu antara peneliti dengan subjek dan informan. 2. Salah satu subjek merupakan saudara dari peneliti. 3. Proses pengambilan data. C. Saran Berikut saran ini dikemukakan bagi peneliti lain agar memperoleh hasil yang lebih baik.: 1. Peneliti harus membuat pertanyaan untuk digunakan sebagai pedoman wawancara yang sesuai dengan tujuan penelitian serta rumusan masalah agar tujuan penelitian dapat tercapai. 2. Peneliti harus menyediakan waktu yang sesuai dengan subjek penelitian agar subjek merasa tidak terganggu dengan aktivitasnya. 3. Peneliti harus peka terhadap situasi yang terjadi saat melakukan wawancara dengan subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
4. Memlikisikap empati terhadap setiap pengalaman dan peristiwa yang dialami subjek. 5. Tidak memaksakan pertanyaan yang kemungkinan subjek tidak dapat memahaminya. 6. Membangun hubungan yang baik dengan subjek agar subjek merasa aman dan nyaman dengan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Bowbly. J. (1969). Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Chen. 2009. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Didib. N. (8 Maret 2011) Kekerasan dalam Rumah Tangga dari http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pancasila-kekerasandalam-rumah.html (Diambil pada 5 Januari 2016 pukul 22.50 WIB) Hinde. 1976. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) John & Belsky. 2009. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Lewis( 2005) & O’Keeffe (2008). Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Lili Hartini (2009). AGRESI ANAK YANG TINGGAL DALAM KELUARGA DENGAN KEKERASAN RUMAH TANGGA. Jakarta. (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artik el_10502140.pdf) Moleong, J.Lexy. 2009.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moleong, J.Lexy 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rachmat Sentika.2007. Komisi perlindungan Anak Indonesia(KPAI). Jakarta Rizki Rani Anggraini , Bimbingan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat (5 Januari 2016 pukul 01.20 WIB) Rohner, khaleque, & Cournoyer. 2009. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Sanituti & Suyanto (2002). Kekerasan dalam Rumah Tangga. Dari http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2011/08/makalah-pancasila-kekerasandalam-rumah.html (Diambil pada 5 Januari 2016 pukul 22.50 WIB) Shaffter. 2002. Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Seto Mulyadi. 2007. Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI). Jakarta dari (www.mediaIndonesia.Com 12/7)
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Sobur, Alex. 2009. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Solihin, Lianny. 2004. Jurnal Tindak Kekerasan pada Anak dalam Keluarga. 23 Juni 2015 dari Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Strauss, A., & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Theo Huijbers. Manusia Merenungkan Dirinya. Yogyakarta: Kanisius. Thompson. 2006. Dalam Sri Lestari. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Turner. 2005. Dalam Sri Lestari .2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana (PRENADAMEDIA GROUP) Undang- Undang RI. (2004). Peraturan Pemerintah Nomor 23, Tahun 200, tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara Subjek 1 Viko: Tanggal :13 Juni 2015 SUBJEK Ni Vi Ni Vi Ni
Vi Ni
Vi Ni
Vi Ni Vi Ni Vi
Ni Vi
Ni Vi
Ni
WAWANCARA Selamat pagi dek Viko.. Selamat pagi mbak.. Apa kabar dekViko? Sehat kan kamu? Baik mbak, sehat banget lah mbak..hehe, ada apa e mbak? Syukurlah kalau baik dek, gini loh dek, mbak nita mau minta waktu untuk wawancara sebentar dek boleh kan dek? Wawancara tu apa to mbak? Wawancara itu mbak ngasih kamu pertanyaanpertanyaan gitu dek, terus kamu jawab pertanyaan mbak dengan jujur tanpa dibuat-buat-buat, udah ngerti belum dek? Iya mbak ngerti aku. Oke, sekarang mbak mau tanya dek, tapi sebelumnya mbak minta maaf ya dek, soal kamu yang sering dimarahin sama mama itu dek, apa mama sikapnya masih seperti itu dek? Ohh soal itu mbak, ya masih mbak, aku kemarin abis dimarahin mbak. Ohh gitu dek, waduh abis dimarahin ya? Emang biasanya dimarahin gara-gara apa dek? Ya misalnya telat pulang, trus gara-gara adekku juga pernah mbak. Loh kok gara-gara adek kamu? Emang adek kamu umurnya berapa ? Ya mungkin karena aku sama adekku sama-sama anak cowok mbak trus umur kita juga gak terlalu jauh, addekku kelas satu SD mbak. Emang ceritanya gimana dek kok bisa dimarahin gara-gara adek? Ya waktu itu kan aku lagi main sama temen-temenku mbak, terus dia pengen main juga sama aku, eh malah dia jatuh terus nangis gak berhenti-berhenti, nah mama denger mbak, trus aku dipukulin sama mama. Dipukulin dek? Trus apa yang lakuin pas mama mukul kamu dek? Iya mbak, ya aku Cuma diem aja pas mama mukul aku, soalnya pas itu banyak temen-temenku, trus pas sampai rumah aku nangis mbak. Astaga serius dek sampai seperti itu? Terus gimana
CODING
W.S1.V.01 W.S1.V.02
W.S1.V.03
W.S1.V.04
W.S1.V.05
W.S1.V.06
W.S1.V.07
W.S1.V.08
W.S1.V.09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vi
Ni
Vi
Ni Vi
Ni Vi
Ni
Vi
Ni Vi
Ni
perasaan kamu sewaktu mama marah-marah di depan temen-temenmu dek? Ya gimana ya mbak, pasti malu banget, kan mama marahinnya didepan temen-temenku to mbak, jadinya aku malu kalo mama pas lagi galak sama aku apalagi kalau pas ngomel-ngomel gitu mbak, huuuhh sakit kupingku. Hhmm..pasti malu banget ya dek, trus kalau mama pas ngelakuin itu(kekerasan) ada orang lain yang nolongkamu gak dek? Ya ada mbak, namanya mbak Sum, dia yang selalu bela aku pas lagi dimarahin, tapi ya gak bisa bantu banyak, soalny mama pasti juga ikut marahin mbak Sum kalau mbak Sum belain aku. Aku lebih seneng kalau adambak Sum di rumah, jadi aku gak sendiri kalau mama marahin aku. Ohh gitu dek, memangnya mbak Sum itu siapa kamu dek? Kalau Papa gimana dek? Apa belain kamu juga? Mbak Sum itu pembantu di rumahku mbak, dia kerja dari pagi sampai sore ya kalau Papa sih awalnya belain aku pas dimarahin mama atau pas dipukul mama. Kok awalnya dek? Berarti sekarang udah gak lagi atau bagaimana? Ya pokoknya Papa beda banget mbak, apalagi sekarang Papa lebih deket sama Ninno (Adik Viko), pokoknya Papa sama Mama itu hampir gak pernah marah sama Ninno. Apa-apa aku yang disalahin, padahal yang salah Ninno tapi tetep aku yang dimarahin sama mama. Hhmm..gitu ya dek, terus kalau mbak boleh tau dek, gimana perasaan kamu kalau mama pas mukulin atau nyubit kamu dek? Hhmm..ya sakit mbak, tapi paling diem trus nangis, sedih gitu lah mbak, tapi lama-lama capek juga mbak kalau dipukulin atau diomelin terus tiap hari, aku heran mama kok gak capek ya marahin aku. Gitu ya dek, trus kalau mama pas lagi ngomelngomel atau marahin kamu, gimana dek perasaanmu? Ya anyel (jengkel)mbak, wong kok sukane marahmarah, apalagi aku gak salah wi lho mbak, kadang aku Cuma telat mandi aja sampai dibilang goblok gitu mbak. Ya ampun masa sampai segitunya ya dek, sabar ya dek..truskalau mbak boleh tau nih, dek Viko kecewa gak sama sikap dan perlakuan mama?
W.S1.V.10
W.S1.V.11
W.S1.V.12
W.S1.V.13
W.S1.V.14
W.S1.V.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vi
Ni
Vi
Ni
Vi
Ni Vi Ni Vi
Ni Vi Ni
Vi
Ni Vi
Ni
Ya pasti kecewa mbak, aku dari kecil mbak dimarahin, dipukul, dijewer trus dicubitin gitu mbak, jadi sekarang aku rasanya udah biasa mbak. Terus kalau mbak boleh tau dek, gimana perasaan kamu dek setelah mama memperlakukan kamu seperti itu? Ya sedih banget mbak, masak dikit-dikit dibentak, dimarahin, mau apa-apa gak boleh, makanya aku kalau malam minggu lebih seneng tidur dirumah pakde mbak, kalau di rumah pakde aku diperhatiin gak pernah dimarahin mbak. Kamu sepertinya lebih betah di rumah pakde ya dek. Oh ya dek pernah gak mama mukulin kamu sampai ada bekasnya? Dulu sih ada mbak, pas aku dipukul mama itu gigiku sampai patah mbak, tapi sekarang udah tumbuh mbak. Sampai patah dek? Terus kamu gimana dek waktu itu? Nangis gak dek? Ya nangis mbak tapi nangis di kamar soalnya kalau didepan mama pasti tambah dimarahin. Yaampun sabar ya dek, kalau mbak boleh tau Mama sama Papa kerja apa dek? Kalau Papa PNS mbak, kalau mama cuma Ibu rumah tangga mbak, mama jarang keluar rumah mbak, kalau keluar paling ke Mall belanja, tapi gak pernah bergaul sama tetangga. Ohh gitu ya dek, mama terus Mama sama Papa pernah ada riwayat penyakit apa gitu gak dek? Ada mbak, kalau Mama itu punya sakit darah tinggi, kalau Papa gak punya mbak, paling flu biasa mbak. Ohh Mama punya sakit darah tinggi Ya dek. Dek Viko pernah cerita ke oranglain gak kalau mama sering mukul sama marah-marah? Gak pernah mbak, tapi udah pada tau sendiri mbak, soalnya mama itu marahin aku kadang didepan kakak sepupu, atau saudara-saudara mbak, pernah kakak sepupuku sampai nangis mbak liat aku dipukul mama. Tapi kan dia gak bisa ngapa-ngapain mbak. Kalau adiknya dek Viko pernah dipukul sama mama gak? Gak pernah mbak, malahan Mama kayak takut kalau Ninno ngambek apa ngrengek, coba kalau aku pasti malah tambah dimarahin. Jadi adek kamu hampir gak pernah dipukulin ya dek. Terus semua ini berpengaruh sama prestasi belajar
W.S1.V.16
W.S1.V.17
W.S1.V.18
W.S1.V.19
W.S1.V.20
W.S1.V.21
W.S1.V.22
W.S1.V.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vi Ni
Vi Ni
Vi
Ni
Vi
Ni Vi
Ni
V Ni
kamu gak dek? Iya mbak, kalau menurutu enggak mbak, soalnya aku masih dapet ranking di Sekolah mbak. Waah bagus lah dek kalau memang masih berprestasi. Gini dek, dengan semua ini gimana cara kamu menanggapi semuanya atau memaknai kalau mama kamu sering marah dan mukulin kamu? Maksudnya aku gimana punya mama yang galak gitu to mbak? Iya dek, ya bagaimana cara kamu memaknai semuanya? Apa kamu menyesal punya Mama yanggalak, terus perasaan kamu gimana gitu dek. Ya aku sih aku gak nyesel mbak, lama-lama aku biasa sama sikap mama yang galak terus suka marahmarah, awalnya sih aku sempat gak pengen tinggal sama Papa Mama, tapi ya gimanapun aku sayang kok sama Mama mbak, walaupun Mama suka marah sama aku. Ya mungkin besok kalau aku udah besar terus kerja Mama udah gak marah-marah lagi sama aku. Iya dek, mbak harap kamu terus bersabar, banyak berdoa, semoga apa yang kamu inginkan bisa terjadi dek, buktikan bahwa kamu anak yang membanggakan orang tua. Menurut kamu nih dek gimana tanggapan kamu tentang orang tua yang menggunakan kekerasan sebagai hukuman? Iya mbak, makasih ya mbak.Ya kalau menurut aku sih orang tua kayak gitu jahat mbak, berarti gak sayang sama anaknya, padahal kan belum tentu salah mbak, aku aja kadang dendam sama mama kalau mama mukul aku mbak, papa juga ikutan marahmarah kalau mama lagi marah. Berarti kamu gak setuju ya dek? Kalau gitu hubungan kamu sama orang tua kamu gimana dek? Ya gak setuju lah mbak, mama itu kalau marah suka sembarangan mbak, tiba-tiba bentak terus mukul, jadi ya aku sebel mbak, aku malah seneng kalau pergipergi gak diajak sama mama. Hhmm gitu ya dek, tapi kamu gak boleh dendam lho dek. Ya sudah mbak kira cukup obrolan kita hari ini, habis ini kamu mau kemana? Iya mbak, kalau gak lupa..hehe.. paling ke rumah krisna mbak. Oke dek, sampai ketemu lagi ya..
W.S1.V.24
W.S1.V.25
W.S1.V.26
W.S1.V.27
W.S1.V.28
W.S1.V.29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Responden
: Ibu Sum (Pembantu rumah tangga subjek)
Hari/Tanggal wawancara
: 14 Juni 2015
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada pembantur umahtanggasubjek Ni Su Ni Su
Ni
Su
Ni Su
Ni Su
Ni
PERTANYAAN Sejak kapan Ibu Sum bekerja di keluargaViko? Sejak mamahnya Viko masih kecil mbak, ya kira-kira hampir 40 tahun mbak. Wah sudah lama juga ya buk, Apakah Ibu melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh Viko? Kalau perilaku aneh sih gak ada mbak, paling ya kalau dia habis dimarahin mamahnya terus mengurung diri di kamar mbak, tapi kalau sudah keluar ya dia terlihat biasa aja seperti gak terjadi sesuatu mbak. Mengurung diri buk? Terus bagaimana tanggapan Ibu Sum mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tuaViko? Iya mbak, pas saya dengar dia menangis dari dalam kamar, kayaknya dia habis dilombok (di kasih cabai pada bibirnya) sama mamahnya. Ya sebaiknya jadi orang tuajangan seperti itu, biar bagaimanapun kan itu anaknya mbak, apalagisi Viko itu pintar anaknya mbak, emaneman nek dipolo (sayang kalau dipukuli). Kasihan juga ya bu si Viko, setahu ibu Sum pada saat apa saja orang tua Viko melakukan tindak kekerasan? Iya mbak, makanya itu saya kadang juga suka sedih sendiri kalau nggak bisa menolong Viko. Ya biasanya pas Viko telat pulang ke rumah, terus disuruh mandi terkadang malas, atau adeknya yang nakal tapi Viko yang disalahkan, kasian saya mbak kalau liat dia dipukuli atau dimaki-maki. Iya bu, saya ikut sedih bu, terus menurut Ibu sum tindakan orang tua Viko benar atau salah? Ya sudah pasti salah mbak, anak gak punya salah kok dipukul, ya namanya anak-anak nakalnya kan masih wajar-wajar saja mbak. Hhm gitu bu, terus apa yang Ibu Sum lakukan ketika orang tuaViko melakukan tindak kekerasan?
CODING W.SU.01
W.SU.02
W.SU.03
W.SU.04
W.SU.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Su
Ya saya Cuma bisa diem mbak, pernah saya mau menolong tapi mamahnya malah nesu-nesu (marahmarah) sama saya, katanya bukan urusan kamu gitu mbak, ya setelah itu saya gak berani lagi nolongin mbak, paling setelah mamahnya pergi baru tak ajak ngobrol mbak kenapa kok mamah sampai marah seperti itu. Seberapa sering orang tua Viko melakukan tindak kekerasan setiap harinya (yang Ibu ketahui)?
W.SU.06
Su
Ya pokoknya setiap hari pasti ada saja tingkahnya Viko yang salah buat mamahnya, saya juga heran e mbak kok mamahnya segala itu.
W.SU.07
Ni
Terus bu, tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua Viko?
Su
Ya biasanya mukul kepala, njiwit (mencubit) sama nendang pakai kaki mbak, pernah juga mamahnya mukul wajah Viko sampai giginya patah mbak.. duh kalau ingat itu rasanya saya pengen nangis mbak, kasian sekali Viko itu.
Ni
Ya ampun kok parah sekali ya bu, tapi ada saudara atau teman Viko yang mengetahui pas orang tua Viko melakukan tindakan itu gak bu?
Su
Kebetulan gak ada mbak, disitu Cuma ada Saya, W.SU.09 mamahnya terus Viko mbak, padahal Cuma karena Viko main ketempat pakdenya terus pulang hujan-hujan, eh lha kok malah sampai rumah digebuki
Ni
Bagaimana reaksi anggota keluargaViko yang lain (seperti kakak sepupu, nenek, kakek, paman, bibi) saat orang tuaViko melakukan tindak kekerasan?
Ni
Su
Ya kalau keluarganya Viko itu sering negur mamahnya untuk gak keras lagi sama Viko mbak, soalnya mamahnya itu udah kebangetan mbak.
Ni
Apakah Viko melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan tersebut?
Su
Gak pernah mbak, Viko itu anaknya diam kalau mamahnya lagi marahin dia, dia pernah cerita sama saya kalau sebenernya dia itu sayang sama mamahnya, tapi kalau mamahnya pas mukul itu ya dia gak bisa apa-apa mbak.
W.SU.08
W.SU.11
W.SU.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni
Begitu ya bu, berarti Viko sebenarnya gak mau dendam sama mamahnya, kalau begitu saya ucapkan terima kasih ya bu untuk waktunya, maaf ngrepotin bu..hehe
Su
Iya mbak, sama-sama mbak, kalau mau tanya lagi datang saja ke rumah saya lagi mbak.
Ni
Pasti bu, sekali lagi makasih ya bu sudah meluangkan waktunya sebentar. Saya permisi dulu mau pamit pulang bu..
Su
Ya mbak, hati-hatiya..
W.SU.13
W.SU.14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Responden
: Yohan (TemanViko)
Hari/Tanggal wawancara
: 14 Juni 2015
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada teman bermain di lingkungan rumah PERTANYAAN Ni
Apakah anda pernah melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Viko secara langsung?
Yo
Ya sering mbak, waktu itu saya liat dia dipukul mamahnya waktu adiknya nangis gara-gara jatuh mbak.
Ni
Terus bagaimana reaksi Viko saat orang tuanya melakukan tindak kekerasan terhadap Viko dek? Ya Viko Cuma diem aja mbak, tapi gak taunya besoknya itu giginya ompong gara-gara dipukul mamahnya itu. Pada saat apa saja Viko mendapat tindak kekerasan dari orang tuanya dek? Aduh apa ya mbak soalnya sering banget mbak, waktu itu aja aku denger dia nangis sama teriak kesakitan dari rumahnya, gak taunya mamahnya ngolesin sambel di bibirnya. Bagaimana perasaanmu saat melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap Viko dek? Ya aku sedih banget mbak, kasian liat dia kalo mamahnya pas marah-marah itu, aku aja pernah mbak kena marah gara-gara Viko main di rumahku sampai sore, padahal rumah kita deket banget mbak. Menurut kamu apakah tindakan yang orang tua Viko pantas untuk dilakukan oleh orang tua kandung dek? Ya gak pantas mbak, kadang Viko gak salah aja tetep dimarahin kok mbak, mamahnya itu galak banget mbak, temen-temennyaViko gak ada yang berani main ke rumahnya. Menurut kamu bagaimana viko menanggapi tindak kekerasan yang dilakukan orang tuanya dek?
Yo
Ni Yo
Ni Yo
Ni Yo
Ni
CODING
W.YO.01
W.YO.02
W.YO.03
W.YO.04
W.YO.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yo
Ya kalau aku liat dia kadang terlihat sedih, tapi banyak enggaknya mbak, kalau sudah sama temen-temen dia keliatan baik-baik aja mbak.
W.YO.06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WAWANCARA SUBJEK 2 (Evan) Tanggal: 26 Juni 2015
SUBJEK Ni E Ni E Ni E Ni
E Ni E Ni
E
Ni E Ni E
Ni
E
WAWANCARA Selamat pagi dek Evan.. (berjabat tangan) Selamat pagi mbak.. Bagaimana kabar dek Evan, sehatkan? Lumayan baik mbak, Cuma agak flu sedikit. Syukurlah kalau begitu dek, habis pelajaran apa ini dek ? Bahasa Indonesia mbak. Ohh Bahasa Indonesia ya dek. Hhm jadi begini langsung saja ya dek, mbak dengar dari salah satu Guru di sini yang kebetulan adalah saudara mbak, apa benar dek Evan ini mengalami tindak kekerasan oleh orang tua dek Evan? Ya bener mbak (sambil menundukkan kepala) Hhmm..Kalau begitu biasanya orang tua dek Evan melakukan kekerasan apa? Ya mukul, nendang mbak, kadang marahmarah, tapi seringnya sih mukulin mbak. Oo begitu ya dek, mbak mau tanya dek, apa orang tua dek Evan ini selalu memaksa untuk menuruti perkataanya? lalu apa yang dek Evan lakukan? Kalau menyuruh menuruti sih yang wajar-wajar aja mbak, misalnya jangan suka main sampai malem apa jangan merokok gitu mbak. Dek Evanmerokok? Iya mbak, ya awalnya coba-coba, tapi kok lamalama keterusan mbak..hehe Trus bapak marah gak dek? Kalau mbak boleh tau awalnya dek Evan merokok itu karena apa? Ya pasti marah mbak. Pas itu awalnya bapak nyulut aku pakai rokok mbak, panas sama sakit banget rasanya, padahal aku gak salah apa-apa, dikiranya aku ngrokok di dapur, nah aku jadi jengkel mbak malah tak ngrokok sekalian aja mbak. Oohh jadi awalnya karna bapak yang nyulut kamu pakai rokok ya dek, trus kalau Bapak marah apa yang kamu lakuin dek? Ya aku diem aja mbak kalau bapak lagi marahmarah, soalnya bapak itu kalau marah pas habis mabuk sama temen-temennya, jadi aku gak
CODING
W.S2.E.01 W.S2.E.02
W.S2.E.03
W.S2.E.04
W.S2.E.05
W.S2.E.06
W.S2.E.07
W.S2.E.08
W.S2.E.09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni E
Ni
E
Ni E
Ni E
Ni
E
Ni E
Ni
E
berani ngapa-ngapain mbak. Mabuk dek? terus kamu sakit hati gak kalau bapak marah-marah sama kamu dek? Iya mbak, Kalau sakit hati ya jelas mbak, bapak W.S2.E.10 tu suka banget marah-marah trus mukul atau napuk eh nampar mbak. Ohh gitudek, terus pas Bapak melakukan tindak kekerasan berarti gak ada yang pihak lain yang nolongin dek Evan? Gak ada mbak, pas itu ibu saya lagi kerja mbak, mas saya juga langsung pergi pas saya dimarahin itu. Ibu saya kalau pun ada juga gak berani nolongin mbak, Bapak kalau udah marah semua orang rumah gak ada yang berani membantah mbak termasuk Ibu juga. Gimana perasaan dek evan waktu bapak mukul atau menampar kamu dek? Ya anyel (kesal) mbak, kok bapak galak trus suka emosi sama anaknya tapi sekarang sudah terbiasa mbak. Terbiasa dek? Berarti dek Evan sudah biasa dengan kekerasan yang dilakukan bapak? Ya gitu lah mbak, tapi ya kadang ada jengkelnya juga mbak, lha bapak senenganenesu ra ono sebabe mbak. (marah tidak ada sebabnya) kadang aku gak salah tetep dimarahin sama dipukul mbak. Waduh sampai begitu ya dek, trusbapak pernah gak dek marah atau mukul dek evan di depan umum gitu? Pernah mbak, waktu itu bapak itu pernah marahmarah di sekolah terus mukul muka saya karena nilai raport saya jelek, banyak guru yang melihat waktu itu mbak. Trus apa yang dek Evan lakukan waktu itu? Ya aku ngomong sama bapak kalau jangan marah disini mbak, trus bapak malah ngampleng aku mbak. Berarti Bapak gak cuma di rumah aja ya dek yang melakukan tindak kekerasan. Trus apa yang dek Evan rasakan saat itu? Ya pastinya malu mbak, mau nangis gak mungkin, jadi ya aku Cuma diem aja waktu itu, yang pasti sedih sama malu mbak rasanya.
W.S2.E.11
W.S2.E.12
W.S2.E.13
W.S2.E.14
W.S2.E.15
W.S2.E.16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni
E
Ni E
Ni
E
Ni
E
Ni
Oalaah sabar ya dek, mbak ikut sedih, kamu pernah ngerasa dendam atau kecewa gak memiliki orang tua yang seperti itu dek? Iyambak, ya pernah sih mbak mikir gitu, pengen gentian marah, terus berontk gitu, tapi ya gimana lagi mbak, disyukuri aja wong kenyataane gitu mbak, dijolke yo ra isoh (ditukar juga tidak bisa). Ohh begitu ya dek, terus kalau mbak boleh tau Bapak sama ibu kerja apa dek ? Kalau Bapak buka angkringan sama tambal ban di deket jembatan daerah rumah saya mbak, kalau Ibuya bantu-bantu Bapak, kadang-kadang nyuci baju tetangga mbak. Oh berarti Bapak sama Ibu wiraswasta ya dek, kalau begitu dek, mbak pengen tahu nih gimana cara dek Evan memaknai tindak kekerasan yang dilakukan sama Bapak? Ya awalnya itu Saya pengen marah rasanya mbak,apa lagi kalau Bapak lagi pulang dari mabuk-mabukan, pasti marah-marah tapi gak ada sebabnya, tapi ya saya sama ibu cuma diem aja mbak, gak berani negur bapak, tapi bapak biasanya kalau habis marah-marah terus diem seharian. Terus setiap ada yang membuat masalah sama saya rasanya pengen ngajak berantem mbak, pernah itu saya mukul temen saya gara-gara diabilang saya gak gosok gigi, langsung saja saya pukul mukanya, setelah itu saya dipanggil Guru BK mbak. Ya sebenernya saya sadar mbak kalau saya salah dan gak boleh begitu tapi kayak udah dengan sendirinya gitu mbak. Berarti dek Evan pernah dengan sadar melakukan tindak kekerasan sama temen di sekolah? Iyam bak, soale udah kebiasaan juga rasane otomatis pengen mukul apa ngajak gelut (berantam) mbak. Wah kalau seperti itu ya gak baik dek, coba sekarang direnungkan, apa itu perbuatan yang baik atau nggak, nanti kalau sampai besar suka mukul orang kan malah urusanny asama yang berwajib dek. Kalau mbak boleh nebak nih, apa dek Evan seperti ini karena Bapak suka melakukan kekerasan sama dek Evan?
W.S2.E.17
W.S2.E.18
W.S2.E.19
W.S2.E.20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E
Ni
E
Ni
E
Ni E
Ni E
Ni
E Ni E
Iya mbak, sekarang saya sudah berusaha gak ngajak berantem orang kok mbak..hehe.. ya mungkin juga mbak karna itu mbak. Nah bagus dek kalau begitu, mbak yakin pasti kamu bisa menjadi anak yang lebih baik dan berguna bagi orang lain. Oh iya dek bagaimana tanggapan kamu mengenai orang tua yang menggunakan kekerasan sebagai hukuman? Ya kalau menurut saya sih gak baik lah mbak, mana ada anak yang mau di kamplengi (dipukuli) sama bapak apa ibuknya, kalau bisa ya mbok diomongi baik-baik dulu, masa belumbelum di kampleng mbak, kayak kemarin itu bapak tiba-tiba mukul aku gara-gara bu guru manggil Bapak ke sekolah. Waduh galak juga ya bapaknya dek Evan, trus menurut dek Evan gimana hubungan dek Evan dengan Bapak atau Ibu? Kalau sama Bapak sih gak terlalu baik mbak, kadang suka agak benci sama bapak karena suka mukulin, padahal aku gak salah apa-apa, tapi kalau sama ibu biasa aja mbak. Kalau mbak boleh tau dek Evan lebih dekat dengan siapa trus alasannya apa? kalau sama Ibu sih lumayan deket mbak, tapi gak terlalu, soalnya bapak galak trus suka mukul mbak. Ohh gitu ya dek, terus kalau bapak lagi mukulin kamu gitu ada yang menolong gak dek? Gak ada mbak, ibu saya juga takut sama bapak, soalnya bapak kalau lagi marah seperti itu dia pasti mabuk dulu mbak, jadi orang rumah gak ada yang berani ngelawan bapak. Berarti bapak dalam keadaan tidak sadar ya dek, bahaya juga ya dek. Mbak Cuma berharap apa yang kamu alami saat ini bisa menjadi pembelajaran buat kamu dek. Oh iya mbak kira cukup sekian wawancaranya dek, kamu masih ada pelajaran kan? Iya mbak, saya mau ke kelas mbak, mau ada ulangan..hehe Oke dek, terimakasih ya atas waktunya, sukses untuk sekolahnya ya dek.. Sip mbak, sama-sama..
W.S2.E.21
W.S2.E.22
W.S2.E.23
W.S2.E.23
W.S2.E.24
W.S2.E.25
W.S2.E.26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
: Bapak Indri (Guru Bahasa Inggris Subjek)
Hari/Tanggal wawancara
: 26 Juni 2015
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Bahasa Inggris Subjek PERTANYAAN Sejak kapan anda mengetahui bahwa Evan mengalam itindak kekerasan? Kalau saya belum lama taunya mbak, kira-kiraya 5 bulan yang lalu waktu itu saya liat bapaknya menampar pipinya di dekat pos satpam sekolah mbak. Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh Evan? Kalau aneh saya rasa enggak mbak, Cuma dia itu bandel sekali, sering merokok di kantin sekolah, dan sudah ketahuan berkalikali masih ngeyel sekali, sampai capek saya negurnya. Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua Evan? Ya saya menilai tidak sepantasnya ayahnya seperti itu mbak, biar bagaiamanapun kan dia anak kandungnya, kan masih bisa diberi tau baik-baik, jadi gak perlu memakai kekerasan. Pada saat apa saja orang tua Evan melakukan tindak kekerasan? Waktu itu setau saya ya pas Guru BK manggil orang tuanya untuk datang kesekolah gara-gara dia nilainya jelek mbak. Menurut anda tindakan orang tua Evan benar atau salah? Ya sudah jelas salah mbak, namanya menggunakan kekerasan, apalagi dengan anak kandung sendiri itu kan benar-benar gak baik mbak. Apa yang anda lakukan ketika orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
CODING
BI
Ya waktu itu saya gak bisa berbuat apa-apa mbak, dan guru-guru yang lain pun cuma bisa melihat dari jauh mbak.
W.BI.06
Ni
Seberapa sering orang tua Evan melakukan tindak kekerasan
Ni BI
Ni BI
Ni BI
Ni BI Ni BI
Ni
W.BI.01
W.BI.02
W.BI.03
W.BI.04
W.BI.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setiap harinya (yang anda ketahui)? BI
Waduh kalau setiap harinya saya kurang tau mbak, karena saya kan memantau dari sekolah saja mbak.
Ni
Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua Evan?
BI
Kalau yang saya liat ya waktu itu kekerasan fisik mbak, karena kemarin itu kan saya liat sendiri ayahnya menampar pipi Evan.
Ni
Apakah ada saudara atau teman Evan yang mengetahui saat orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
BI
Kalau masalah itu saya kurang tau mbak, mungkin ya tidak tau karena diatinggal di rumah sama ibunya.
Ni
Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Evan mempengaruhi prestasi belajar Evan?
BI
Sudah pasti berpengaruh mbak, nilainya sangat di bawah ratarata mbak, bahkan kemarin saja kami harus rapat guru untuk memutuskan apakah dia akan naik kelas atau tidak, tapi dia sangat kooperatif mbak kalau diminta membantu kegiatan sekolah seperti upacara bendera.
Ni
Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Evan?
BI
Ya saya prihatin mbak, kok orang tuanya setega itu. Apalagi sampai menampar anaknya di depan umum, saya heran kok gak malu dan gak takut sama orang di sekitarnya mbak, saya cuma takut kalau murid lain melihat.
Ni
Apakah Evan melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan tersebut?
BI
Kalau pas saya liat secara langsung itu dia hanya diam dan menunduk mbak, kasian saya litanya mbak.
W.BI.07
W.BI.08
W.BI.09
W.BI.10
W.BI.11
W.BI.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
: Ibu Eny (Guru Bimbingan dan Konseling Subjek)
Hari/Tanggal wawancara
: 26 Juni 2015
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Bimbingan dan Konseling Subjek Ni EN Ni EN
Ni EN
Ni EN
Ni EN
Ni
PERTANYAAN Sejak kapan anda mengetahui bahwa Evan mengalami tindak kekerasan? Sudah lumayan lama mbak, karna saya wali kelasnya sejak kelas 1 mbak. Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh Evan? Gak ada mbak, Cuma dia sering cari perhatian mbak sama teman-temannya di kelas, sering buat gaduh gitu mbak di kelas. Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua Evan? Ya kalau saya menilai awalnya itu karena memang dia anak yang bandel dan sulit diarahkan ke hal baik, tapi saya sendiri tidak setuju kalau memakai tindak kekerasan mbak. Pada saat apa saja orang tua Evan melakukan tindak kekerasan? Waktu itu saya melihat dia ditampar mbak di dekat pos satpam sekolah, hampir semua guru melihat kejadian itu mbak. Menurut anda tindakan orang tua Evan benar atau salah? Ya salah mbak, apalagi itu anak kandung kan harusnya diberi tau baik-baik dulu mbak, kalau tidak bisa baru dengan hukuman tapi bukan dengan kekerasan fisik mbak. Apa yang anda lakukan ketika orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
CODING
W.EN.01
W.EN.02
W.EN.03
W.EN.04
W.EN.05
EN Saya dan guru-guru lain ya Cuma bisa diam dan melihat mbak, gak nyangka lah kalau bapaknya nampar Evan di sekolah mbak, saya gak bisa bayangin itu di rumah diapain lagi mbak. Ni Seberapa sering orang tua Evan melakukan tindak kekerasan setiap harinya (yang anda ketahui)?
W.EN.06
EN Kalau seringnya saya kurang tau mbak, karna ketemu kan
W.EN.07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cuma di sekolah saja mbak. Ni
Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua Evan?
EN Ya kalau pas itu saya melihat dia di tampar dan di maki-maki mbak, keras lho itu namparnya, terus juga sempat satpam sekolah untuk menghentikan tindakan bapaknya Evan itu. Ni
Apakah ada saudara atau teman Evan yang mengetahui saat orang tua Evan melakukan tindak kekerasan?
EN Kurang tau mbak kalau itu, mungkin setahu saya ya Cuma ibunya mbak, dan ibunya pun juga takut dengan bapaknya Evan itu mbak. Ni
W.EN.10
Bagaimana perasaan anda ketika melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Evan?
EN Prihatin dan kasian mbak, walaupun itu Cuma anak didik saya di sekolah saya sedih mbak kalau tau orang tuanya sering melakukan tindak kekerasan. Ni
W.EN.09
Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Evan mempengaruhi prestasi belajar Evan?
EN Sangat berpengaruh mbak, prestasinya kurang baik, tapi absennya bagus mbak, sekolah juga tidak pernah terlambat. Ni
W.EN.08
W.EN.11
Apakah Evan melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan tersebut?
EN Gak pernah mbak setahu saya, dia orangnya hanya diam kalau dimarahin mbak.
W.EN.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara Tidak Terstruktur Subjek 3 Sita (nama samaran): Tanggal : 26 Juni 2015
SUBJEK
WAWANCARA
Ni
Selamat siang dek Sita, apa kabar dek?
S
Selamat siang mbak, Alhamdulillah baik mbak.
Ni
S
Ni S
Ni S Ni S
Ni
S
Ni
CODING
W.S3.S.01
Syukurlah kalau baik dek, begini dek mbak mau tanya, apa benar orangtua dek Sita sering melakukan tindak kekerasan sama dek Sita? Ya sering mbak ibu tiri saya sering marah-marah sama saya, W.S3.S.02 terus suka ngomong ke bapak yang enggak- enggak tentang saya. Marah- marahnya seperti apa dek kalau mbak boleh tau? Ya misalnya saya capek pulang sekolah terus ketiduran mbak, W.S3.S.03 saya diomelin katanya pemalas, terus gak mau bantu kerjaan rumah terus ngomong ke bapak kalau saya seneng malesmalesan mbak, padahal saya yang setiap hari ngerjakan semua kerjaan rumah mbak. Terus gimana perasaan kamu waktu itu dek? Ya sedih mbak, pengen jelasin ke bapak yang sebenernya tapi W.S3.S.04 bapak lebih percaya sama ibu tiri saya mbak. Hhmm sedih ya dek, terus bapak pernah melakukan kekerasan seperti apa ke dek Sita? Kalau Ayah sering nya mukulin mbak, sampai saya pernah W.S3.S.05 minggat (pergi dari rumah)dari rumah dan malah tetangga saya yang nolong karena waktu itu Saya juga sempet mau bunuh diri nabrakin ke mobil yang lewat mbak. Waduuh minggat dari rumah dek? Boleh mbak tau itu sebabnya kenapa, kalau gak keberatan tolong ceritakan sama mbak ya dek . Ya mbak, jadi ceritanya waktu itu saya pulang sekolah mbak, W.S3.S.06 capek banget rasanya mbak, apalagi itu saya sedang gak enak badan mbak. Trus sampai rumah ibu saya itu nyuruh saya cuci baju sama masak, nah saya kan lagi capek banget mbak, saya bilang ke ibu kalau saya mau istirahat dulu, nanti kalau sudah gak begitu capek saya pasti cuci bajunya, trus ibu malah marahmarah sama saya katanya saya males dan gak mau bantu ibu bersih-bersih rumah, padahal saya setiap pagi bangun terus masak dan pekerjaan rumah semua saya yang ngerjakan mbak, karena ibu tiri saya kan sudah punya anak lagi dan umurnya masih kecil. Nah pas bapak pulang kerja ibu ngaduin ke bapak yang enggak- enggak, trus bapak mukul sama napuk pipi saya mbak. Katanya saya gak berguna jadi anak. Astaga, sampai seperti itu dek, trus waktu itu bapak mukul nya pakai apa dek?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S Ni S Ni S
Ni
S
Ni S
Ni S
Ni S
Ni S
Ni S
Ni S
Iya mbak, pakai kayu yang buat nyangga jendela mbak. Pakai kayu? Trus sekarang masih ada bekasnya gak dek? Kalau sekarang sih bekasnya gak ada mbak, Cuma pas itu saya kan malemnya pergi dari rumah, saya nyoba bunuh diri mbak. Serius dek Sita waktu itu nyoba bunuh diri dek? Boleh critain ke mbak gimana dek sita bisa sampai berpikir dan nglakuin itu dek? Ya waktu itu saya sudah gak kuat mbak tinggal sama bapak dan ibu tiri, ya puncaknya pas itu mbak, saya iris tangan saya pas nadi (sambil menunjukkan bekasnya) Mbak ikut sedih ya dek sama peristiwa yang menimpa dek sita, trus apa orang tua dek Sita mencari dek Sita dan tau kalau dek Sita sempat bunuh diri? Ya waktu itu bapak nyari saya mbak malemnya, tapi saya nginep di rumah sahabat saya mbak selama tiga hari. Pokoknya waktu itu rasanya saya bener-bener gak pengen pulang mbak. Ooh begituyadek, terus waktu orang tua dek Sita melakukan tindak kekerasan apa yang dek Sita lakukan? Saya Cuma bisa diem dan nangis mbak, rasanya kalau pas bapak seperti itu (melakukan tindak kekerasan) saya pengen ikut ibu kandung saya mbak, tapi gak mungkin bisa mbak soalnya ibu saya jadi TKW di Malaysia. Waduh kasian sekali kamu dek, mbak ikut prihatin dek, kalau mbak boleh tau apa ada orang lain yang nolong dek Sita? Ada mbak, tetangga saya waktu itu nolong saya pas mau bunuh diri, terus saya dibawa pulang ke rumahya mbak, besoknya saya dibawa pulang tapi bapak malah marahin tetanga saya yang nolongin saya mbak. Ohh begitu dek. Kalau mbak boleh tau bapak dan ibu pisah sudah berapa tahun ya dek? Ibu sama bapak pisah udah hampir tiga tahun mbak, trus gak lama bapak nikah lagi sama ibu tiri saya ini. Nah ibu kandung saya kerja di Malaysia jadi TKW mbak. Belum terlalu lama ya dek, oh ibu di Malaysia, trus saudara kandung dek Sita ? Kalau saudara kandung saya di Jawa Timur mbak, tapi saya gak pernah tau kabarnya gimana, soalnya setiap dihubungi gak pernah mau ngangkat. Ohh begitu dek, kalau mbak boleh tau gimana perasaan dek Sita mengenai perpisahan orang tua kandung dek Sita? Ya pasti sedih mbak, malu juga sama temen-temenku mbak, awalnya gak bisa terima, apalagi denger-denger dari tetangga kalau bapak saya punya selingkuhan waktu itu, trus juga mana ada anak yang mau orang tuanya cerai trus menikah lagi mbak, aku juga gak tau alasan kenapa bapak sama ibu pisah pokoknya waktu itu saya sedih mbak, pengen minggat dari rumah. Hhm, begitu ya dek, apa bapak pernah juga melakukan tindak kekerasan terhadap kakak dek Sita? Pernah mbak, waktu itu bapak mukul pakai tongkat pramuka
W.S3.S.07 W.S3.S.08
W.S3.S.09
W.S3.S.10
W.S3.S.11
W.S3.S.12
W.S3.S.13
W.S3.S.14
W.S3.S.15
W.S3.S.16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni S
Ni
S
Ni
S
Ni S
Ni
S
Ni S
Ni
gara-gara mas pulang pagi dari main sama temen-temennya. Ohh jadi Bapak juga melakukan hal yang sama ya dek ke kakaknya dek Sita. Iya mbak. Ya sejak itu mas saya mulai gak suka sama bapak dan ibu tiri saya mbak, gak lama itu dia pergi dari rumah mbak, trus gak pulang lagi sampai sekarang. Sepertinya sih tinggal sama ibu saya di Jawa Timur sebelum Ibu kerja di Malaysia mbak. Ohh begitu ya dek, kalau mbak boleh tau gimana riwayat kesehatan dek keluarga dek Sita? Maksudnnya dek Sita, bapak dan ibu pernah sakit apa misalnya? Kalau sakit parah sih saya TBC mbak sama seperti Bapak, kalau ibu setahu saya gak pernah sakit yang parah, paling Cuma flu biasa mbak. Iya dek, mbak pengen tau gimana perasaan dek Sita dan cara dek sita memaknai setiap peristiwa yang dialami dalam hidup dek sita? Ya pokoknya saya percaya mbak kalau Tuhan pasti dengar doa Saya pas sholat, Saya juga mendoakan orang tua Saya mbak, biar bagaimanapun bapak tetep orang tua Saya, Saya yakin kalau bapak sebenernya sayang sama Saya, dan juga saya gak benci sama bapak mbak, Saya Cuma berharap nanti setelah lulus SMP saya bisa tinggal sama nenek saya di JawaTimur supaya nanti prestasi Saya lebih bagus dan bisa konsentrasi belajar mbak. Amin dek, mbak setuju dengan perkataan kamu, apakah dek Sita merasa ikhlas dengan setiap kejadian yang dialami? Insya Allah saya ikhlas mbak, soalnya Ibu kandung saya pernah pesen sama saya untuk selalu ikhlas dan ridho menjalani apapun yang terjadi dalam kehidupan, saya Cuma berharap Bapak kandung dan Ibu tiri saya bisa menjadi orang tua yang lebih baik mbak dari sekarang mbak. Wah baik sekali kamu dek, mbak juga berharap semoga orangtua dek Sita bisa berubah menjadilebihbaiklagi, yakin saja dek pasti Tuhan mengabulkan doa-doa dek Sita. Kalau menurut dek Sita bagaimana orang tua yang menggunakan kekerasan? Iyambak (sambil tersenyum). kalau menurut saya ya orang tua seperti itu tidak baik mbak, aku aja sedih mbak kalau inget bapak sering mukulin aku, terus ibu tiriku juga suka fitnah aku mbak, apalagi di rumah Bapak aku gak ada yang belain mbak. Hhmm gitu ya dek, terus bagaimana hubungan dek Sita dengan Bapak dan Ibu sekarang? Ya gak baik mbak hubungannya, apalagi kan ada adek, jadi perhatian mereka cuma buat adeknya saya aja mbak, jujur ya saya kadang ada rasa iri mbak, kadang ada tetangga yang kasian sama saya, pengen nolong saya, tapi bapak saya malah marahmarah mbak, katanya bapak gini :”rasah melu-melu urusane uwong, urusono awakmu dewe, iki ki anakku” (tidak usah ikut campur urusan orang, ini anak saya) Ya ampun dek, segitunya ya Bapak kamu dek, semoga dek Sita semakin kuat menghadapi semuanya. Oh iya dek mbak rasa cukup obrolan kita hari, terima kasih ya dek atas waktunya.
W.S3.S.17
W.S3.S.18
W.S3.S.19
W.S3.S.20
W.S3.S.21
W.S3.S.22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S
Ya mbak sama-sama..(berjabat tangan)
W.S3.S.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
: Ibu Elly
Hari/Tanggal wawancara
: 25 Juli 2015
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada Guru Bahasa Indonesia Subjek Sita NAMA PERTANYAAN Ni Sejak kapan anda mengetahui bahwa Sita mengalami tindak kekerasan bu? EL Ya setahu saya sih baru-baru saja mbak, itu pas saya gak sengaja tanya sama dia kok matanya sembab trus tangannya di perban kenapa nduk? Ya awalnya gak mau cerita mbak, tapi lama-lama mau juga setelah saya dekati pelan-pelan anaknya, soalnya dia anaknya pendiam, tapi ya kadang ceria juga kalau lagi pas sama temen-temennya. Ni Oh begitu bu, memangnya kenapa dengan tangan Sita bu? EL Katanya sih dia habis nyoba bunuh diri mbak, tangannya di iris pakai pisau gitu katanya mbak, kaget banget saya waktu dia cerita itu, jadi tambah penasaran, saya desak lagi trus dia mau cerita gara-gara apa mbak. Ni Apakah anda melihat perilaku aneh yang ditunjukkan oleh Sita? EL Wah kalau aneh sih enggak mbak, ya Cuma kadang dia itu bisa ceria sekali kadang sangat pendiam, pernah saya tanya pasa dia nangis waktu pelajaran saya, katanya dia habis dimarahi bapaknya gara-gara ibu tirinya mbak. Ni Apa tanggapan anda mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua Sita? EL Ya saya ikut sedih mbak, anak didik saya ada yang mengalami hal seperti itu, apalagi saya juga wali kelasnya, pihatin lah mbak, kok ada orang tua yang seperti itu sama anak kandungnya sendiri, padahal dia bapak kandungnya, harusnya lebih percaya sama Sita daripada sama istrinya. Kan bapaknya menikah lagi mbak, nah Sita pernah cerita sama saya kalau ibu tirinya kayak gak suka gitu sama Sita. Ni Pada saat apa saja orang tua Sita melakukan tindak kekerasan pada Sita? EL Ya kalau setahu saya pas Sita difitnah sama ibu tirinya itu
CODING
W. EL.01
W. EL.02
W. EL.03
W. EL.04
W. EL.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni EL
Ni EL
mbak, soalnya bapak kandungnya itu lebih percaya sama ibu tirinya mbak. Menurut anda tindakan orang tua Sita benar atau salah? Ya jelas salah lah mbak, orang tua itu kan seharusnya melindungi, mengayomi anaknya, mendidik dengan baik, bukan malah dengan kekerasan sepertiitu. Kasihan saya mbak sama Sita itu. Apa yang anda lakukan ketika orang tua Sita melakukan tindak kekerasan?
W. EL.06
Ya pas itu saya pernah membicarakan dengan Guru lain dan Kepala sekolah waktu rapat, kami sedang mencari solusi mbak untuk kebaikan Sita itu gimana. Seberapa sering orang tua Sita melakukan tindak kekerasan setiap harinya (yang anda ketahui)?
W. EL.07
EL
Yang saya tau luamayan sering mbak, soalnya dia pernah cerita kalau ibu tirinya itu hampir setiap hari memfitnah dia mbak, nah kalau bapaknya pas pualng kerja terus ngomongin ke bapaknya kalau Sita tadi gini..gini..gitu mbak.
W. EL.08
Ni
Tindak kekerasan seperti apa yang sering digunakan oleh orang tua Sita?
EL
Katanya itu ya bapaknya sering mukul pakai sapu, terus ciduk itu lho mbak yang buat mandi, terus nampar, trus di maki-maki juga mbak.
Ni
Apakah ada saudara atau teman Sita yang mengetahui saat orang tua Sita melakukan tindak kekerasan?
EL
Setahu saya gak ada mbak, soalnya dia tinggalnya sama bapak kandungnya, Ibu tiri trus adik tirinya mbak.
Ni
Apakah tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Sita mempengaruhi prestasi belajar Sita?
EL
Kalau prestasi Sita gak terpengaruh sama sekali mbak W. EL.11 kalau dikaitkan dengan ini, prestasinya lumayan bagus, dia masih ranking 10 besar di sekolah mbak. Ya saya ikut seneng kalau dia masih bisa fokus dengan pelajarannya. Tapi ya memang mbak dia kalau habis dimarahin atau
Ni
W. EL.09
W. EL.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipukul bapaknya pasti besoknya tidak masuk sekolah. Ni
Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui Sita mendapat tindak kekerasan oleh orang tuanya Sita?
EL
Ya saya sedih, prihatin, kecewa juga dengan orang tua yang seperti itu, apalagi Sita anaknya baik dan penurut sebenarnya, tapi kokya orang tuanya keras seperti itu.
Ni
Apakah Sita melakukan perlawanan ketika terjadi tindak kekerasan tersebut?
EL
Ya kalau melawan sih enggak mbak, tapi ya saya sih memaklumi kalau dia sering menangis, trus sampai nyoba bunuh diri kalau gak salah sampai 2 kali mbak.
W. EL.12
W. EL.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden
Fitri
Hari/Tanggal wawancara
: 25 Juli 2015
Pewawancara
: Hannita Indri Hapsari
Pertanyaan kepada teman bermain di lingkungan sekolah NAMA
PERTANYAAN
CODING
Ni
Apakah kamu pernah melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua Sita secara langsung?
FT
Kalau melihat sih pernah sekali mbak, waktu itu dia dimarahi sama bapaknya gara-gara pulang kesorean, bapaknya galak banget mbak.
Ni
Bagaimana reaksi Sita saat orang tuanya melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya?
FT
Sita Cuma diem trus nunduk gitu mbak, gak berani jawab apa-apa mbak pas bapaknya marah-marah itu.
Ni
Pada saat apa saja subjek mendapat tindak kekerasan dari orang tuanya?
FT
Ya kalau dia cerita sama saya itu pas ibutirinya fitnah sing mboten-mboten (yang tidak-tidak) tentang Sita ke bapake Sita, terus bapake marah-marah sama Sita mbak.
Ni
Bagaimana perasaanmu saat melihat tindak kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap Sita?
FT
Ya sedih mbak, aku gak bayangin kalau punya orang tua kayak bapak ibunya Sita itu mbak, pasti pengen pergi dari rumah bawaannya.
Ni
Menurut anda apakah tindakan yang orang tua Sita pantas untuk dilakukan oleh orang tua kandung?
FT
Ya gak pantes lah mbak, masa orang tua kok kasar gitu sama anaknya mbak, apalagi kalau pas cerita sama saya tu Sita sampai nangis-nangis mbak, dia gak tahan punya ibutiri seperti itu mbak, pengen ikut ibu kandungnya tapi gak bisa mbak. Oh gitu dek, memang ibu kandung Sita kemana dek?
W. FT.05
Ibu kandungnya itu kerja di Malaysia mbak jadi TKW, ya sejak bercerai katanya mbak, trus gak lama bapaknya
W. FT.06
Ni FT
W. FT.01
W. FT.02
W. FT.03
W. FT.04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ni
FT
menikah lagi ya sama ibu tirinya itu mbak. Apakah subjek marah atau malah hanya diam saja ketika orang tua subjek melakukan tindak kekerasan? Ya waktu itu Sita sempet mbak mau bunuh diri, tapi sudah 2 tahun yang lalu mbak, mungkin karna dia sudah gak tahan sama ibu tirinya itu mbak.
W. FT.07