Kedutaan Swiss di Indonesia
PERNIKAHAN DI INDONESIA DAN DI SWISS PARTNERSHIP SESAMA JENIS DI INDONESIA / DI SWISS DOKUMENT BERIKUT HARUS DILAMPIRKAN OLEH CALON DARI INDONESIA: Dokumen yang dilaminating tidak akan diterima (kecuali: kartu identitas penduduk). Dokumen harus yang baru diterbitkan dan tidak boleh lebih dari 6 bulan yang lalu. (kecuali: fotokopi akte lahir lama, fotokopi kartu keluarga lama, KTP dan paspor). 1.
Kutipan Akte Kelahiran terbaru yang dilegalisir oleh kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri.
2.
Fotokopi Akte Lahir yang lama
3.
Surat Keterangan yang dilegalisir oleh kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri yang mencantumkan 3 hal berikut: - Status perkawinan (belum pernah menikah / cerai hidup/ cerai mati) - Kewarganegaraan - Alamat Bagi yang beragama islam surat keterangan ini dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA); dan bagi yang beragama lain oleh kantor catatan sipil.
Apabila berstatus cerai: Akte Cerai dan Putusan Perceraian Apabila perceraian diputuskan oleh pengadilan agama, maka akte dan putusan harus terlebih dahulu dilegalisir oleh kementerian Agama, sebelum dilegalisir oleh kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri. Apabila perceraian diputuskan oleh pengadilan negeri maka dapat dilegalisir langsung oleh kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri. Putusan Perceraian harus diterjemahkan ke dalam salah satu bahasa yang digunakan di Swiss. Terjemahan ini juga harus dilegalisir oleh kementerian Hukum dan kementerian luar negeri. Apabila berstatus cerai mati: Akte Kematian dilegalisir dari kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri. Apabila tidak dimungkinkan untuk mendapatkan dokumen kutipan akte lahir, akte cerai, atau akte kematian yang terbaru, maka akte asli yang lama harus mendapatkan cap keaslian dan masih berlaku dari kantor yang mengeluarkan akte tersebut. 4.
Kartu Keluarga yang aktual
5.
Fotokopi Kartu Keluarga
6.
Kartu Identitas Penduduk dan Paspor asli
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X 3/2, Kuningan Jakarta 12950 Telefon: +62 21 525 60 61, Fax: +62 21 520 22 89
[email protected], www.eda.admin.ch/jakarta
DOKUMEN BERIKUT HARUS DILAMPIRKAN OLEH CALON DARI NEGARA SWISS: Apabila tinggal di Swiss: Fotokopi Paspor, Surat Keterangan Status, dan Surat Keterangan Domisili (dapat dikirimkan melalui E-mail). Calon mempelai Swiss yang tinggal di Swiss harus menghubungi kantor catatan sipil dimana ia tinggal, untuk menyerahkan sebagian dari aplikasi. Yang bersangkutan tidak diwajibkan untuk hadir di Kedutaan Swiss Jakarta.
Apabila tinggal di Indonesia dan terdaftar di Kedutaan Swiss Jakarta: 1. Paspor asli 2. Surat keterangan kewarganegaraan dan registrasi (akan diterbitkan oleh Kedutaan dengan biaya). Calon mempelai Swiss yang tinggal di Indonesia harus hadir bersama dengan calon mempelai Indonesia di Kedutaan. Apabila anda sudah memiliki semua dokumen, anda dapat mengirimkannya melalui email ke kedutaan Swiss (
[email protected]) atau melalui pos. Apabila dokumen anda lengkap, anda akan mendapatkan undangan kapan anda harus datang ke Kedutaan. Dokumen yang tidak lengkap tidak dapat diterima.
PROSEDUR: Calon mempelai Indonesia datang ke Kedutaan pada hari yang ditetapkan, untuk menyerahkan semua dokumen dan mengisi formulir-formulir perkawinan. Semua dokumen ini akan dikirimkan untuk keputusan kepada catatan sipil yang berwenang si Swiss. Apabila calon mempelai Swiss tinggal di Swiss maka akan dikirimkan ke catatan sipil dimana ia tinggal. Apabila calon mempelai Swiss tinggal di Indonesia, maka catatan sipil tempat asal yang berwenang. Kedutaan ini atau pihak berwenang di Swiss dapat meminta dokumen tambahan. Keseluruhan proses dapat mencapai tiga bulan. Apabila dokumen diperlukan dari negara ketiga, maka bisa diperlukan waktu lebih lama.
BIAYA: Keseluruhan biaya untuk terjemahan, legalisir dan pengiriman sekitar CHF 400,- (untuk menikah/partnership di Swiss) atau CHF 700,- (untuk menikah di Indonesia) dan harus dibayarkan tunai dalam kurs Rupiah.
2/5
PERNIKAHAN DI INDOESIA: Semua pernikahan akan dilangsungkan secara agama di Indonesia dan kedua mempelai harus memiliki agama yang sama (Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha). Untuk menikah di Indonesia, pihak yang berwenang di Indonesia akam meminta Surat Izin Untuk Menikah. Kantor catatan sipil tempat tinggal atau tempat asal akan menerbitkan Surat Izin Untuk Menikah setelah menerima semua dokumen dan aplikasi „Permohonan Penerbitan Surat Izin Untuk Menikah“, Surat ini akan dikirimkan ke Kedutaan Swiss di Jakarta untuk diterjemahkan. Kedutaan akan menghubungi calon mempelai Indonesia apabila dokumen ini telah siap untuk diambil.
Sangat disarankan, kedua calon mempelai untuk menanyakan mengenai Perjanjian Pra-nikah dengan notaris Indonesia. Di Indonesia, Perjanjian Pra-nikah harus dibuat sebelum menikah dan dilegalisir di catatan sipil setempat. Terakhir – dan sebelum pernikahan – Perjanjian ini harus didaftarkan di pengadilan negeri.
Setelah menikah, Akte Perkawinan harus dilegalisir di kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri. Untuk Buku Nikah yang diterbitkan oleh KUA, harus terlebih dahulu dilegalisir dari kementerian Agama lalu oleh kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri. Akte Perkawinan atau Buku Nikah yang sudah dilegalisir harus dilampirkan ke Kedutaan Swiss di Jakarta untuk diregistrasikan di Swiss.
Pernikahan yang dilangsungkan di Indonesia, berdasarkan peraturan di Indonesia, tidak mengenal perubahan nama dikarenakan pernikahan, baik bagi partner Swiss atau partner Indonesia. Apabila partner Indonesia menginginkan perubahan nama, yang bersangkutan harus mengajukannya ke pengadilan negeri. Perubahan nama tersebut harus didaftarkan di Swiss. Untuk hal tersebut, kedutaan memerlukan dokumen putusan pengadilan perubahan nama yang dilegalisir dari kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri, juga kartu identitas penduduk yang baru dan paspor indonesia yang baru. Untuk istri berkewarganegaraan Swiss, pada saat mengajukan surat izin menikah, antara peraturan Swiss dan peraturan Indonesia, dapat memutuskan mengenai nama keluarga yang akan dipakai setelah menikah.
PERNIKAHAN DI SWISS Dokumen, biaya dan prosedur sama seperti yang telah diuraikan pada halaman 1 dan 2. Sangat disarankan bagi kedua calon mempelai untuk menanyakan mengenai Perjanjian Pra-nikah di notaris yang ada di Swiss dan di Indonesia. Perjanjian Pra-Nikah harus dibuat sebelum pernikahan dilangsungkan.
3/5
Setelah menikah di Swiss, pasangan Indonesia mendaftarkan dirinya di Kedutaan Indonesia di Bern. Bern. (www.indonesia-bern.org). PARTNERSHIP SESAMA JENIS DI INDONESIA: Partnership sesama jenis yang mana yang dikenal hukumnya di Swiss, tidak dimungkinkan atau tidak dikenal di Indonesia.
PARTNERSHIP SESAMA JENIS DI SWISS: Apabila Partner Indonesia sebelumnya pernah meregistrasikan partnership, maka perjanjian pembubaran partnership sebelumnya harus dilampirkan. Dokumen, biaya dan prosedur sesuai dengan halaman 1 dan 2.
PERMOHONAN VISA UNTUK PERNIKAHAN/ PARTNERSHIP SESAMA JENIS DI SWISS ATAU PERMOHONAN IZIN TINGGAL SETELAH MENIKAH DI INDONESIA:
Untuk pernikahan/ partnership sesama jenis atau izin tinggal di Swiss setelah menikah di Indonesia, partner Indonesia harus mengajukan permohonan visa izin masuk. Berikut dokumen yang harus dilampirkan: 1.
3 formulir visa tipe D, diisi lengkap dan ditandatangani
2.
Paspor asli dan fotokopinya 3 kali
3.
4 pasfoto terbaru (3.5 cm x 4.5 cm)
4.
3 fotokopi paspor dari partner Swiss atau izin tinggal di Swiss
5.
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) terbit tidak lebih dari 6 bulan yang lalu, berlaku untuk 6 bulan, diterjemahkan ke dalam salah satu bahasa yang digunakan di Swiss dan dilegalisir oleh kementerian Hukum dan kementerian Luar Negeri.
Biaya untuk visa izin masuk untuk menikah/partnership di Swiss adalah sebesar EUR 60.00 (dibayar dalam rupiah dengan kurs yang ditetapkan kedutaan) ditambah dengan biaya pengiriman. Biaya untuk visa izin masuk setelah menikah di Indonesia adalah gratis, namun akan dikenakan biaya pengiriman. Aplikasi visa akan dikirimkan ke kantor imigrasi Swiss yang berwenang dimana anda akan tinggal. Proses untuk izin visa tersebut antara 10 hingga 12 minggu.
4/5
LEGALISASI: Maksud dari legalisasi adalah pembuktian keaslian tandatangan dokumen tersebut untuk penggunaannya di Konfederasi Swiss. Melalui legalisasi maka keaslian tanda tangan dan kewenangan pejabat yang membuat dokumen tersebut akan disahkan (bukan isinya). Proses Legalisasi adalah sebagai berikut:
1.
Membawa dokumen tersebut ke Kementerian Hukum Republik Indonesia, Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, untuk pengesahan tanda tangan pejabat yang mengeluarkan dokumen tersebut. Apabila Kementerian Hukum dan HAM melegalisasi tanda tangan dari Notaris diatas dokumen tersebut, maka dokumen tersebut tidak akan diterima.
2.
Kemudian dokumen tersebut dibawa ke Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia untuk pengesahan tanda tangan pejabat di kementerian Hukum. (Ditjen Protokol dan Konsuler, Direktorat Konsuler, Subdirektorat "Clearance and Legalisation") Jl. Taman Pejambon 6, Jakarta Pusat No Telp : (+62 21) 3441508 ex. 3103 No. Fax : (+62 21) 348 34723 Website : www.deplu.go.id
Untuk Akte Cerai dan putusan Pengadilan Agama harus terlebih dahulu dilegalisasi oleh: Mahkamah Agung Alamat: Mahkamah Agung, Direktorat Jenderal Peradilan Agama, Gedung Bersama Satu Atap Mahkamah Agung RI Jl. Ahmad Yani Kav 58 Bypass Jakarta Pusat 10310 Tel. (021) 3907050 Fax. (021) 3907020 Lalu kemudian legalisasi ke nomor 1 dan 2
Buku Nikah harus terlebih dahulu dibawa ke KUA setempat. KUA mengesahkan fotokopi kemudian membawa fotokopi yang disahkan tersebut dan aslinya ke: Departemen Agama Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4, Jakarta Pusat Lalu kemudian legalisasi ke nomor 1 dan 2. Mohon diperhatikan bahwa legalisasi dari Kementerian Luar Negeri dan Departemen Kehakiman hanya pada dokument asli. Ref. 123.10-MCA/TIE 07/2012
5/5