perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DESAIN INTERIOR
INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK
TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
YOGIE IRAWAN CENDANA C0804038
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010 Disetujui oleh : Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Rahmanu Widayat, MSn NIP. 19621221 199201 1 001
Sn, M T NIP. 19730702 200112 2003
Mengetahui Koordinator Tugas Akhir
Iik Endang S.W, SSn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2002
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 Pada hari Rabu 15 Desember 2010 Penguji : 1. Ketua Sidang Anung B Studyanto, S.Sn,MT NIP. 197108162005011001
( ............................... )
2. Sekretaris Sidang Mulyadi, S.Sn, M.Ds NIP. 1973072002121001
( ............................... )
3. Pembimbing I Drs. Rahmanu Widayat, MSn NIP. 196212211992011001
( ............................... )
4. Pembimbing II , SSn, MT NIP. 19730702 2001122003
( ............................... )
Mengetahui, Ketua Jurusan Desain Interior
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Drs. Rahmanu Widayat, MSn NIP. 19621221 199201 1 001
Drs. Sudarno, MA NIP. 19530314 198506 1 001
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Yogie Irawan Cendana
NIM
: C0804038 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul
Perencanaan dan Perancangan International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak
-benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang
lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh.
Surakarta, 15 Desember 2010 Yang membuat pernyataan,
Yogie Irawan Cendana NIM. C0804038
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Selesaikan dengan baik apa yang telah kita awali
Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian.
-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang(Q.S. Al-Baqarah: 153)
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada : Keluarga ,Kekasih dan seluruh sahabat , Fakultas Senirupa UNS Jurusan Desain Interior,
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Desain Interior International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak. Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rahmanu Widayat, MSn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa serta selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah Kolokium dan Tugas Akhir. 3.
Purwaningrun, SSn, MT. selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah Tugas Akhir.
4. Iik Endang S.W, SSn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir. 5. Civitas Akademis dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga terselesaikannya Tugas akhir ini. 6. Segenap keluarga dan Kekasihku yang telah memberikan bantuan dan semangat Tugas Akhir ini. 7. Sahabat
sahabatku dan teman - teman yang selalu mendukung aku dalam
penyusunan Tugas Akhir ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat menyempurnakan penyusunan skripsi ini dari pembaca.
Surakarta, 7 April 2011 Penulis,
Yogie Irawan Cendana NIM. C0804038
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DESAIN INTERIOR INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI ANAK
ABSTRAK Yogie Irawan Cendana. C0804038 2011. Perencanaan dan Perancangan International Playgroup Dengan Pendekatan Psikologi Anak. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) dengan kurikulum International yang berlokasikan di kota Surakarta. within a hommy situation adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa. Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini menggunakan metode , diharapakan Segala fasilitas dalam tata ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini.
1
The students, of Interior Design Department with NIM C0804038 First Consultant 3 Second Consultant 2
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI i HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v vi viii ix
DAFTA
xiii
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR
xvii
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
2
C. RUMUSAN MASALAH
.
.........
D. TUJUAN
3 3
E. SASARAN PERANCANGAN
.
4
F. MANFAAT PERANCANGAN
.
4
G. METODOLOGI
5 6 7
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR A. KAJIAN TEORI
8
1.
8
2.
.
3.
9 27
B. DATA LAPANGAN 1. PALMKIDS SCHOOL SOL
66
a. Sejarah Kota Surakarta
66
b.
67
c.
68
d.
69
e. Fasilitas
70
f. Elemen Pembentuk Ruang dan Furniture ....................
71
2. BIANGLALA (daycare, playgroup and kindegarten) ..........
83
a. Sejarah Singkat ............................................................
83
b. Profil Lembaga Pendidikan ........................................
83
c. Visi dan Misi ..............................................................
84
d. Kegiatan, Pola Kegiatan dan Fasilitas ........................
85
e. Elemen Pembentuk Ruang, Interior System dan Furniture
88
BAB III ANALISA PERANCANGAN A. PROGRAMING ...................................................................... 1. Pengertian Judul
98 98
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 3. Struktur Organisasi ....
99
4. Sasaran Pengguna
100
..
5.
100
6.
101
7. Skema Aktifitas
102
8. Skema Organisasi Kebutuhan Ruang
103
9. Hubungan Antar Ruang
104
10. Besaran
.............
104 105
B. KONSEP................................................................................
108
1. Ide dasar perancangan .......................................................
108
2. Tema ..................................................................................
108
3. Pendekatan Desain .............................................................
109
4. Aspek Pengkarakteran Ruang .............................................
110
5. Layout .................................................................................
110
6. Unsur Pembentuk Ruang ....................................................
111
7. Aspek Dekorasi dan Warna .................................................
112
8. Interior Sistem .....................................................................
113
9. Aspek Keamanan ................................................................
115
10. Sistem Audio Visual ...........................................................
116
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN 1. Pengertian Proyek
117
2. Lokasi
....
118
3. Zoning dan Grouping ..............................................................
118
4. Sistem Organisasi Ruang ........................................................
119
5. Konsep ....................................................................................
120
DAFTAR PUSTAKA
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar I.1
Organisasi Ruang Terpusat .....
34
Gambar I.2
Organisasi Ruang Linier ....................................................................
34
Gambar I.3
Organisasi Ruang Radial ...................................................................
35
Gambar I.4
Organisasi Ruang Chuster .................................................................
35
Gambar I.5 Gambar 2
36 Layout Ruang Kelas
43
Gambar 3
43
Gambar 4
Layout Dengan Dinding Sebagai Akustik .........................................
43
Gambar 5
Layout Dengan Ruang Lain Sebagai Penyekat .................................
44
Gambar 6
Layout Segi Enam Tanpa koridor ...................................................... 44
Gambar 7
Layout segi Enam ..............................................................................
44
Gambar 8
Palm Kids School Solo .........
66
Gambar 9
Palm Kids School Solo ........
67
Gambar 10
Ruang Baby Class pre toddler (pre-School) ..
71
Gambar 11
Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) .
72
Gambar 12
Pencahayaan Ruang kelas .................................................................. 72
Gambar 13
Ruang Kelas Kindergarten ................................................................. 73
Gambar 14
Jendela Ruang Kelas .......................................................................... 73
Gambar 15
Furnitur Ruang Kelas ...
74
Gambar 16
Interior Ruang Art Kindergarten .....
75
Gambar 17
Jendela dan Exhausfan Ruang Art ....
75
Gambar 18
Furnitur Ruang Art
76
Gambar 19
Ruang Social dan Listening Class .....................................................
76
Gambar 20
Ruang Social dan Listening Class .....................................................
77
Gambar 21
Ceiling Ruang Social dan Listening Class ......................................... 78
Gambar 22
Penghawaan dan Pencahayaan ..........................
78
Gambar 23
Ruang Bermain Indor ......................................
79
Gambar 24
Pencahayaan ........................................................................
79
......
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 25
Ruang Bermain Indoor .......
80
Gambar 26
Ruang Komputer dan Perpustakaan ....................................
80
Gambar 27
Ruang Komputer dan Perpustakaan .....
81
Gambar 28
Furnitur Ruang Komputer dan Perpustakaan .....
Gambar 29
Fasade Bianglala
Gambar 30
Lokasi Sate Bianglala
Gambar 31
Ruang Kelas Bianglala ...........................................................
88
Gambar 32
Penghawaan dan Pencahayaan Bianglala ...........................
89
Gambar 33
Ruang Kelas Bianglala
90
Gambar 34
Pencahayaan Bianglala
Gambar 35
Ruang Bermain Bianglala
Gambar 36
Ruang Bermain Bianglala
Gambar 37
Ruang Bermain Bianglala
Gambar 38
Pencahayaan dan Penghawaan Bianglala
Gambar 39
Ruang Tidur Bianglala
Gambar 40
Pencahayaan Bianglala
Gambar 41
Penghawaan bianglala
Gambar 42
Furnitur Ruang Tidur Bianglala
Gambar 43
Ruang Perpus dan Komputer Bianglala
Gambar 44
Pencahayaan Bianglala
Gambar 45
Aula Bianglala
Gambar 46
Peta Surakarta
Gambar 47
Peta Lokasi Proyek
Gambar 48
..
...........................
82 83
.......................
84
........................ ........................
91
......................
91
...................... ...................................... ..............
...................................................... ....................................................... ...................................................... ........................................ .............................
.............................................. ..........................................................
92 93 93 94 94 95 95 96 96 97
...........................................................
100
.......................................................
101
Grouping
...............................
106
Gambar49
Zonning
...........................................
106
Gambar 50
Sistem Organisasi Ruang
Gambar 51
Pencahayaan Alami
Gambar 52
Pencahayaan Buatan
........................................... ............................. ..........
107 113 114
Gambar 53
114
Gambar 54
101
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1
Perkembangan Fisik Anak-anak ...............................................
10
Tabel 2
Pola-pola Sirkulasi
33
Tabel 3
Ukuran Furnitur Anak
Tabel 4
Kebutuhan Ruang Ruang
Tabel 5
Pergantian Udara
Tabel 6
Daftar Angka Koofisien Penyerapan Udara .............................
55
Tabel 7
Psikologi Warna
..................................
59
Tabel 8
Bahan Lantai
..............................................................
60
Tabel 9
Luas Pengawasan Detektor Kebakaran
Tabel 10
Kebut
63
Tabel 11
Kebutuhan Pemasangan Sprinkler ............................................
64
Tabel 12
Skema Kebutuhan Ruang ........................................................
103
Tabel 13
Kebutuhan Ruang ....................................................................
104
Tabel 14
Analisa Perancangan Lantai ....................................................
111
Tabel 15
Analisa Perancangan Dinding .................................................
111
Tabel 16
Analisa Perancangan Ceiling ...................................................
112
... .....
xv
41 ....
51
..............
51
........
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN Bagan 1
Skema Pola Pikir .....................................................................
7
Bagan 2
Pola Kegiatan Anak-anak Palm Kids shcool Solo ..................
69
Bagan 3
Pola Kegiatan Pengelola .........................................................
69
Bagan 4
Pola Kegiatan Orang Tua ............................................
70
Bagan 5
Pola Kegiatan Anak-anak Bianglala .......................................
86
Bagan 6
Pola Kegiatan Orang Tua ...................................
86
Bagan 7
Pola Kegiatan Pengelola .........................................................
87
Bagan 8
Struktur Organisasi ................................................................
99
Bagan 9
Pola Kegiatan Anak didik .....................................................
102
Bagan 10
Pola Kegiatan Pengajar ..........................................................
102
Bagan 11
Pola Kegiatan Orang Tua .......................................................
103
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan disekitarnya. Pendidikan yang dilandasi dengan kreativitas yang didasari permainan sebagai media pembelajaran adalah strategi yang cocok untuk anak usia dini, Hal tersebut mengarahkan anak untuk bangkit dan memiliki rasa ingin tahu yang besar menggunakan kreativitasnya dalam upaya menemukan hal-hal atau ide-ide baru agar mandiri, penuh percaya diri, berfikir kritis. Kelompok
Bermain
(Playgroup)
adalah
salah
satu
bentuk
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang
menyelenggarakan
program
pendidikan
sekaligus
program
kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. Sasaran Kelompok Bermain adalah anak usia 2 - 4 tahun dan anak usia 4 - 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang. ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan TK dan SD, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, 2007, Departemen Pendidikan Nasional ). Perencanaan dan perancangan tempat pendidikan anak usia dini mengedepankan kualitas serta fasilitas yang bermuatan edukatif dan rekreatif. Dengan pendekataan psikologi anak secara literatur dalam pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
desain Interior, diharapakan memenuhi tujuan-tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini. Pada umumnya tujuan tersebut yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perencanaan sarana
ini
mengutamakan kenyamanan, keamanan dan kesehatan, untuk itu banyak aspek
aspek interior (dimensi, bentuk furniture, material, warna yang
diterapkan dalam interior) yang harus dipertimbangkan agar tujuan untuk membimbing, mendidik serta mendukung perkembangan anak dapat tercapai.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 1. Pembahasan ditekankan pada aspek perancangan interior yang dapat memenuhi kebutuhan para pengguna sekaligus pengelola Untuk pembahasannya meliputi : (Lobi, R Kelas, R perpustakaan dan komputer, R Bermain Indoor) Perancangan ditekankan pada masalah interior dengan pertimbangan tuntutan dan persyaratan aktivitas serta motivasi pengguna, baik secara fungsional maupun estetik visual yang sesuai dengan metode pendekatan Psikologi anak sebagai literatur pengembangan desain yang diterapkan ke dalam tema Natural sebagai tema dan desain modern sebagai dasar perancangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana menentukan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan interior International Playgroup di Surakarta yang mewadahi kegiatan pengguna utama (anak usia 2-4 th) dan seluruh staff serta pengajar sebagai pengelola? 2. Bagaimana
memenuhi
persyaratan interior
yang diwadahi dalam
International Playgroup di Surakarta sebagai tuntutan aspek fungsional dari sebuah bangunan ? 3. Bagaimana menentukan perencanaan dan perancangan International Playgroup di Surakarta dengan pendekatan psikologi anak sebagai literatur pengembangan desain interior bangunan ? 4. Menciptakan interior Playgroup semenarik mungkin agar nyaman dan aman untuk ditempati dengan memenuhi aspek
aspek interior (dimensi,
bentuk furniture, material, warna).? 5. Bagaimana menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan tema Natural dan desain modern , sesuai dengan hakekat International Playgroup sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang mewadahi pendidikan anak usia dini?
D. TUJUAN PERANCANGAN 1. Mewujudkan konsep peruangan dalam perencanaan dan perancangan interior International Playgroup di Surakarta yang mewadahi kegiatan pengguna utama dan pengelolanya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Mewujudkan pemenuhan persyaratan interior yang diwadahi dalam International Playgroup di Surakarta sebagai tuntutan aspek fungsional dari sebuah bangunan pendidikan anak usia dini. 3. Menentukan penyelesaian interior yang mampu mewujudkan tema Natural, sesuai dengan hakekat International Playgroup di Surakarta sebagai tempat kegiatan belajar mengajar yang mewadahi pendidikan anak usia dini.
E. SASARAN PERANCANGAN Fasilitas International Playgroup di Surakarta ini ditujukan bagi anak anak yang berusia 2
4 tahun sebagai pengguna utama dan pengajar,
pengelola dan orang tua / pengunjung pada umumnya.
F. MANFAAT PERANCANGAN Manfaat dari perencanaan dan perancangan International Playgroup di Surakarta ini adalah : 1. Sebagai pusat edukasi anak usia 2 -4 tahun yang bersifat rekreatif yang dapat memberikan dasar-dasar pendidikan anak usia dini dari berbagai fasilitas yang diberikan. 2. Sebagai contoh refrensi yang baik bagi orang tua dan masyarakat awam dalam mendidik anak lewat pendidikan usia dini dengan fasilitas yang mengakomodasi seluruh kegiatan anak. 3. Sebagai referensi dunia akademis untuk melakukan penelitian tentang interior ruang serta fasilitas Playgroup sebagai tempat basic education yang bersifat rekreatif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. METODOLOGI 1. Pengumpulan data Meliputi : a. Wawancara yang mendalam (in-depth interview). Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat dan tidak dalam suasana formal. (H.B. Sutopo 2002, h.58) Dalam perancangan ini yaitu wawancara dengan pihak- pihak pendidikan terkait. b. Observasi langsung Tekink pengumpulan data dari lapangan dengan jalan mengamati secara langsung keadaan dan kegiataan di lapangan. Teknik ini dapat dilakukan secara formal maupun non- formal. (H.B. Sutopo 2002, h.64) c. Mencatat dokumen Teknik mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen / arsip yang dimiliki oleh sarana pendidikan terkait. (H.B. Sutopo 2002, h.69). d. Studi literature Merupakan bentuk pengumpulan data dari buku
buku literature dan
referensi yang berhubungan dengan proyek. 2. Analisa data Menyusun permasalahan / data-data yang didapat dari hasil wawancara, observasi langsung, content analysis dan studi literatur untuk mendapatkan simpulan akhir. (H.B Sutopo, 2002, h.91).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kesimpulan data Merupakan kesimpulan dari pembahasan menyeluruh dari hasil pengumpulan data dan analisa data. (H.B Sutopo, 2002, h.186).
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN 1. Bab I Pendahuluan : Yaitu mengenai latar belakang perancangan interior International Playgroup Di Surakarta , landasan / ruang lingkup rancangan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, metodologi penulisan, dan sitematika penulisan. 2. Bab II Landasan Teori : Yaitu mengenai data literature dari hasil survey lapangan dan data pustaka untuk mendapatkan kesesuaian data antara data pustaka dengan kondisi di lapangan. 3. Bab III Pembahasan : Yaitu mengenai programming dan konsep perancangan yang akan dikerjakan dalam perancangan International Playgroup di Surakarta. 4. Bab IV Kesimpulan : Yaitu
merumuskan
konsep
perancangan
Solo
International
Playgroup di Surakarta dengan penerapan konsep berdasakan hasil analisa pendekatan tahap sebelumnya. I.
SKEMA POLA PIKIR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kerangka berpikir dalam perencanaan dan perancangan ini akan dipaparkan dalam bentuk skema sebagai berikut :
Bagan. 1 : Skema Pola Pikir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN OBYEK TUGAS AKHIR
A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian judul Pengertian dari judul Desain Interior International Playgroup di Surakarta dengan pendekatan psikologi anak. adalah sebagai berikut : Desain Interior : karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan tepat
tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang.
(Suptandar J.Pamudji, 1999). International : merupakan bahasa inggris yang mempunyai arti Global/ mendunia. Playgroup : Playgrup (bahasa Inggris) artinya kelompok bermain dalam bahasa indonesia. Merupakan istilah sekolah anak yang usianya di bawah 5 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan Taman kanakkanak. Penelitian Abd. Rachman Abror, pengarang buku Psikologi Pendidikan, menyatakan Playgroup merupakan sebuah tempat alternatif belajar mengajar yang didedikasikan untuk membantu perkembangan prilaku dan kemampuan dasar anak usia pra Taman kanak-kanak. Surakarta ; salah satu Kota di Jawa Tengah Psikologi : Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku
dan
proses
atau kegiatannya,
sehingga
Psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi). Anak : adalah manusia yang usianya masih dini (belum dewasa) Jadi pengertian judul dari Desain Interior International Playgroup di Surakarta dengan pendekatan psikologi anak adalah sebuah karya perancangan badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) bertaraf international yang berlokasikan di kota Surakarta yang diaplikasikan melalui media ruang dengan pedekatan psikologi anak sebagai literatur dan batasan perancangan desain tempat tersebut.
2. Tinjauan umum perancangan (International Playgroup di Surakarta) a. Pendidikan anak usia dini Pendidikan anak usia dini berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (usia pra sekolah) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-4 tahun, ketika anak mulai memilki kesadaran tentang dirinya. Pada tahap ini ada beberapa perkembangan seperti yang dikemukakan
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh Dr.H.Syamsu Yusuf dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (2003,h. 163), yaitu : 1) Perkembangan fisik Anak mengembangkan ketrampilan fisiknya
dan dapat
bereksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan dari orangtuanya. Perkembangan fisik ditandai dengan berkembangnya kemampuan motorik, yang dideskripsikan sebagi berikut: Usia 2-4 tahun
4-6 tahun
Kemampuan Dasar Motorik
Kemampuan Motorik Khusus
a. Naik turun tangga
a. Menggunakan krayon
b. Meloncat dengan 2 kaki
b. Menggunakan benda/ alat
c. Melempar bola
c. Meniru bentuk / orang lain
a. Meloncat
a Menggunakan pensil
b. Mengendarai sepeda anak
b. Menggambar
c. Menagkap bola
c. Memotong dengan gunting
d. Bermain olah raga
d. Menulis huruf cetak
Tabel 1. Perkembangan Fisik Anak Anak Sumber Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Dr.H.Syamsu Yusuf (2003,h. 163)
2) Perkembangan Intlektual Tahapannya adalah pra-operasional yaitu anak belum mampu mengusai mental secara logis. Anak mampu berimajinasi dan berfantasi mengenai berbagai hal, dapat menggunakan kata-kata, peristiwa dan benda untuk melambangkan hal lainnya.
3) Perkembangan emosional
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengalami rasa takut, cemas, marah, cemburu, gembira, kasih sayang, phobia dan rasa ingin tahu. 4) Perkembangan Bahasa Usia 2-4, tahun, anak sudah menggunakan kalimat majemuk serta anak kalimatnya, tingkat berfikir sudah lebih maju (sering bertanya sebab- akibat). 5) Perkembangan sosial Pada masa ini, anak sudah mulai mengetahui aturan, mulai dapat mematuhi peraturan tersebut, mulai menyadari hak dan kepentingan orang lain. Anak mulai bermain dengan anak anak lainnya. Kematangan penyesuaian sosial anak akan semakin terbantu bila mendapatkan pendidikan pada fasilitas pendidikan pra sekolah. Pendidikan pra sekolah memberikan peluang terhadap anak untuk belajar memperluas pergaulan dan belajar berdisiplin. 6) Perkembangan fantasi Masa dongeng, dimana anak suka sekali mendengarkan cerita kehidupan yang lucu, cerita raja-raja dan lainnya. Fantasi dapat diperagakan sebagai hiburan, memudahkan anak dalam menerima pelajaran dan membentuk budi pekerti karena ia terdorong meniru dan berbuat seperti yang ia baca /dengar. 7) Perkembangan bermain Usia pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktu luang anak diisi dengan kegiatan bermain. 8) Perkembangan kepribadian
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berkembangnya kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan tanggung jawab. Havighurst
dalam
Development
task
and
Education,
menuliskan tugas perkembangan untuk masa kanak-kanak dini (lahir sampai 6 tahun), adalah : belajar berjalan, belajar makan-makanan padat, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan sampah tubuh, belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual, mencaapi
stabilitas
fisiologis,
membentuk
konsep
sederhana,mengenai kenyataan social dan fisik, belajar berhubungan emosional dengan orang tua, saudara kendung dan orang lain, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta mengembangkan nurani. (Hurlock, 1993) Hurlock (1993 : 38) membagi perkembangan anak dalam beberapa periode, anak TK masuk dalam periode masa kanak-kanak dini (2 tahun sampai 6 tahun), usia prasekolah. Pada periode ini anak berusaha
mengendalikan
lingkungan
dan
mulai
belajar
menyesuaikan diri secara sosial. Selain belajar melalui tindakan, anak juga mulai dapat belajar dengan misalnya
menggunakan anak
mulai
pemikirannya dapat
(kemampuan
mengingat
abstraksi),
simbol-simbol
dan
membayangkan benda-benda yang tidak nampak di hadapannya. Pada anak usia prasekolah, persepsi visual menjadi lebih efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Lingkungan awal yang berperan dalam
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perkembangan anak usia prasekolah menurut Bronfrenbrenner (1979) adalah lingkungan rumah dan lingkungan di luar rumah. Skema berikut menjelaskan lingkungan awal yang mempengaruhi perkembangan anak usia pra sekolah. Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik dalam konteks desain interior ruang secara psikologis dapat memotivasi dan merangsang anak untuk bermain sambil belajar sesuai dengan perkembangan mereka. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman Kanak-Kanak, Surabaya; Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya).Z
b. Tentang Playgroup 1) Definisi Playgroup Playgrup (bahasa Inggris) artinya kelompok bermain dalam bahasa indonesia. Merupakan istilah sekolah anak yang usianya di bawah 5 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan Taman kanakkanak. Penelitian Abd. Rachman Abror, pengarang buku Psikologi Pendidikan, menyatakan Playgroup merupakan sebuah tempat alternatif
belajar mengajar
yang didedikasikan untuk membantu
perkembangan prilaku dan kemampuan dasar anak usia pra Taman kanak-kanak. Kelompok Bermain (Playgroup) adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. Sasaran Kelompok Bermain adalah anak usia 2 - 4 tahun dan anak usia 4 - 6 tahun yang tidak dapat dilayani TK ( setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang. ( Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan TK dan SD, Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, 2007, Departemen Pendidikan Nasional ). 2) Fungsi dan tujuan Playgroup
Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, DiplPsych., anak berumur 3-5 tahun, memerlukan pengasuhan dan bimbingan yang baik agar muatan kreativitasnya dapat diberdayakan secara optimal. Pada skala umur ini, anak mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya.
Sistem belajar sambil bermain merupakan cara terbaik yang dapat diberikan kepada anak usia 3-5 tahun. dengan penyesuaian perkembangan dan kemampuan masing-masing anak.
Fungsi Playgroup diantaranya :
1) mengembangkan dan mengasah keterampilan fisik lewat berbagai permainan. 2) Melatih anak agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Melatih anak mengembangkan berbagai keterampilan dasar, termasuk (membaca, menulis dan menghitung)
Tujuan playgroup : Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosialemosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki jenjang pendidikan formal sesuai standar pemerintah. 3) Kurikulum pembelajaran dalam Playgroup Materi pembelajaran pendidikan playgroup meliputi : 1.
Pengenalan diri sendiri ( perkembangan konsep diri )
2.
Pengenalan perasaan ( perkembangan emosi )
3.
Pengenalan tentang orang lain ( perkembangan social )
4.
Pengenalan berbagai gerak ( perkembangan fisik )
5.
Mengembangkan komunikasi ( perkembangan bahasa)
6.
Ketrampilan berfikir ( perkembagan kognitif )
4) Kegiatan dan ruang Playgroup Agar program kegiatan belajar dalam pendidikan sekolah dapat berjalan dengan optimal, maka tempat pendidikan pra sekolah diharapkan dapat (Harianti, 1995) : 1) Menciptakan situasi pendidikan yang memberi rasa aman dan menyenangkan bagi anak. 2) Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak-anak didik sesuai minat dan tahap perkembangan, disamping kegiatan
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok maupun klasikal agar anak didik belajar bermasyarakat. Semua kegiatan tersebut, harus diberikan mengingat setiap anak adalah unik dalam arti berbeda keadan fisik (gerakan / motorik kasar dan halus), psikis (moral, perasaan dan kecerdasan) dan tingkat perkembangannya. 3) Cara belajar anak menggunakan prinsip bermain sambil belajar karena cara belajar anak yang paling efektif adalah dengan bermain. Dalam bermain anak dapat mengembangkan otot besar dan halusnya, meningkatkan penalaran dan memahami keberadan di lingkungannya, membentuk daya imajinasi. Dengan demikian dibutuhkan kualitas suasana ruang yang memadai dan sesuai kebutuhan bagi perkembangan anak-anak tersebut. Kebutuhan anak dalam ruang adalah memperoleh rasa bebas, aman, rangsang, nyaman dan hangat (Eilleen, 1988 :169). Rasa bebas maksudnya anak-anak tidak menentukan kesulitan untuk beraktivitas dalam ruang. Rasa aman maksudnya lingkungan fisik memberi rasa aman ketika melakukan kegiatan (tidak merasa dirinya selalu berada dalam suasana yang tegang, menakutkan). Nyaman maksudnya mampu mengkondisikan seorang anak untuk tetap beraktivitas selama ia mau dan mampu untuk melakukannya. Rangsang diartikan bahwa ruang hendaknya mamapu hadir sebagai faktor eksternal yang dapat membantu proses perkembangan potensi anak melalui kegiatan-kegiatan kreatifnya. Rangsang hendaknya mampu menjadi sumber gagasan, imajinasi bagi
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anak-anak. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman KanakKanak, Surabaya; Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya). within a hommy situation (Feels L
adalah metode yang digunakan dalam
mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa. Dengan metode belajar sambil bermain atau bermain seraya belajar dalam situasi hommy anak-anak dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal tanpa rasa takut ataupun terpaksa. Adapun beberapa kegiatan belajar di Playgroup beserta penempatan kegiatan tersebut: 1) Di dalam kelas Kegiatan di dalam kelas di orientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak di bidang bahasa, social, science, konstruksi, role play, dll. 2) Ruang Bermain Indoor / ruang Aula Kegiatan di dalam ruangan ini mengacu pada anak-anak untuk bermain bebas, senam bersama, atau beraktivitas sosial bersama teman lainnya adapun juga kegiatan makan bersama yang bertujuan mengakrabkan antar anak anak didik. Selain itu, Aula juga berfungsi sebagai tempat pertemuan antara Pengelola dan
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
para orangtua untuk mengadakan kegiatan sharing seperti misalnya
dan parental coaching and sharing.
3) Perpustakaan dan ruang komputer Kegiatan
mengenalkan
kepada
anak-anak
terhadap
ilmu
pengetahuan dan teknologi. 4) Aktifitas outdoor dan taman air Mengenalkan anak terhadap alam dan lingkungan sekitar. 5) Kamar mandi anak Mengajarkan anak agar mandiri dalam pentingnya menjaga kebersihan dan merawat diri, salah satu contoh pembelajaranya, anak di didik secara mandiri dalam pengarahan pengajar agar dapat bertindak sendiri dan memahami hal hal yang perlu dilakukan dalam upaya merawat diri, smisal gosok gigi, mandi, cuci kaki dan tangan dll. 6) Uks dan ruang psikologi anak Kegiatan dalam ruangan ini mengupayakan kesehatan anak agar selalu optimal dalam mengikuti kegiatan belajar, terdapat juga progam pengembangan mental anak lewat konsultasi psikiater anak. (Bianglala Kindergarten, Playgroup and day care).
5) Syarat permainan dalam kegiatan belajar di Playgroup Ada persyaratan permainan yang baik untuk anak menurut Drs. H.Zulkifli L (1986,h. 58), yaitu :
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Bongkar pasang Alat permainan sebaiknya yang mudah dibongkar pasang (built in). 2) Mengembangkan daya fantasi Alat permainan sebaiknya bersifat mudah dibentuk dan dirubah-ubah, karena sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasinya. Misalnya: bak pasir, tanah liat, kertas- gunting dan lainnya. 3) Tidak berbahaya, baik dari bahan maupun bentuknya. Bahan permaian setidaknya mengedepankan keamanan bagi para penggunanya, yaitu anak-anak. Pemilihan material dan finishing dan dimensinya disesuaikan dengan mengedepankan keamanan dan fungsi mainan tersebut.
c. Peranan Psikologi terhadap Pendidikan anak usia dini
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari
sistem
pembelajaran.
terdapat
sejumlah
teori
dalam
pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teoriteori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) menyebutkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
1)
Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2)
Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3)
Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4)
Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5)
Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6)
Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7)
Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8)
Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9)
Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benarbenar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10)
Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
11)
Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12)
Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13)
Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
d. Tinjauan sekolah bertaraf International
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. 1. Landasan hukum UU No. 20 Tahun 2003 ps 50 UUNo. 32 Tahun 2004 : Pemerintahan Pusat dan Daerah UU No 33 Tahun 2004 : Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom UU No. 25 Tahun 2000 : Program Pembangunan Nasional PP NoTahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP) ps 61 Permendiknas No. 22,23,24 Tahun 2006 : Standar Isi, SKL dan Implementasinya
2. Tujuan Sekolah bertaraf International Secara umum bertujuan :
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP( Standar Nasional Pendidikan), dan UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang menetapkan Tahapan Skala Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun 2005-2009 untuk meningkatkan kualitas
dan akses
masyarakat
terhadap pelayanan pendidikan. 2) Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional. 3) Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global. Sekolah bertaraf International Secara khusus bertujuan : Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan berciri internasional. Sekolah bertaraf International adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci minimal sebagai berikut: 1) menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); 2) menerapkan
sistem
SMA/SMK/MA/MAK;
satuan
kredit
semester
di
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) memenuhi Standar Isi; 4) dan memenuhi Standar Kompetensi Lulusan. 3. Asas kurikulum International 1) Menggunakan kurikulum yang berlaku secara nasional dengan mengadabtasi kurikulum sekolah di Negara lain. 2) Mengajarkan bahasa asing, terutama penggunaan bahasa Inggris, secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Metode pengajaran dwi bahasa ini dapat dilaksanakan dengan 2 kategori yakni Subtractive Bilingualism (beri penjelasan oleh penulis)
dan
Additive
Bilingualism,
yang
menekankan
pendekatan Dual Language. 3) Pengajaran dengan pendekatan Dual Language menekankan perbedaan adanya Bahasa Akademis dan Bahasa Sosial yang pengaturan
bahasa
pengantarnya
dapat
dialokasikan
berdasarkan Subjek maupun Waktu (beri penjelasan oleh penulis). 4) Menekankan keseimbangan aspek perkembangan anak meliputi aspek kognitif (intelektual), aspek sosial dan emosional, dan aspek fisik. 5) Mengintegrasikan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) termasuk Emotional Intelligence dan Spiritual Intelligence ke dalam kurikulum. 6) Mengembangkan kurikulum terpadu yang berorientasi pada materi, kompetensi, nilai dan sikap serta prilaku (kepribadian ).
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Mengarahkan siswa untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan analitis , memiliki kemampuan belajar (learning how to learn) serta mampu mengambil keputusan dalam belajar. Penyusunan kurikulum ring (Understanding) dilihat dari 6 aspek: Explain, Interpret, Apply, Perspective, Empathy, Self Knowledge. 8) Kurikulum tingkatan satuan pendidikan dapat menggunakan sistem paket dan kredit semester. 9) Dapat memberikan program magang untuk siswa SMA, MA dan SMK. 10) Menekankan
kemampuan
pemanfaatan
Information
and
Communication Technology (ICT) yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran. Sumber: program-rintisan-sekolah-bertaraf-internasional/ - Cached Similar stellamarisserpong.wordpress.com/2009/03/.../pengertiansbi/ - Cached
Similar
4. Kurikulum Cambridge
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Departemen Pendidikan merumuskan suatu kurikulum yang merupakan perpaduan antara Kurikulum Nasional (KTSP) dan Kurikulum Internasional. Kurikulum Internasional yang banyak diadopsi dalam hal ini adalah Cambridge yang berpusat di Inggris dan IB ( International Baaclaurete ) yang berpusat di Swiss. Namun yang
terbanyak
dipakai
sebagai
acuan
Sekolah
Bertaraf
Internasional (SBI) adalah Kurikulum Cambridge.
Ujian Cambridge Atau Cambridge Assessment ( Agen Penguji bertaraf Internasional ) adalah suatu departemen dari University of Cambridge Inggris, sebuah lembaga non-profit yang didirikan pada tahun 1858, yang melaksanakan berbagai ujian dan memberikan penilaian atas ujian-ujian baik di Inggris maupun di luar Inggris. Ada 3 macam Ujian yang dilakukan oleh Cambridge Assessement yakni :
1) OCR
(
Oxford
Cambridge
and RSA
Examination
)
Melayani ujian bagi pelajar di Inggris dan memberikan kualifikasi akademis sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh QCA ( Qualifications and Curriculum Authority ) Otoritas kualifikasi dari Pemerintah Inggris.
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Cambridge ESOL ( English for Speakers of Other Languages ) Melayani berbagai ujian kemampuan berbahasa Inggris untuk Pelajar yang bahasa Ibunya bukan bahasa Inggris. 3) CIE ( University of Cambridge International Examination ) Melayani berbagai Ujian akademis, Kejuruan dan Keguruan berkualifikasi Cambridge
Internasinal IGCSE,
seperti
Cambridge
Kualifikasi
International
umum A`Level,
Cambridge O`Level, Cambridge Pre-U atau Kualifikasi kejuruan
Cambridge
International
Diploma.
CIE
telah
bekerjasama dengan kementrian pendidikan, Otoritas pemberi kualifikasi dan Badan Penguji di berbagai Negara di seluruh Dunia. www.cambridgeesol.org/resources/index.html
Sistem belajar di kelas International, dengan acuan Kurikulum Cambridge di antaranya :
1) Lecture Class
Pada kelas ini, seluruh siswa dikumpulkan pada kelas yang besar ( Auditorium ), kemudian para peserta didik akan dijelaskan materi secara umum, seperti Penurunan/Penjabaran Rumus, Tujuan Materi dan Contoh Soal / Aplikasi Sederhana.
2) TutorialClass
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelas ini dirancang menjadi kelas kecil (maksimum 15 orang), kemudian para peserta didik belajar secara aktif dan dibimbing seorang guru bidang studi. Proses pembelajaran di kelas ini meliputi Diskusi secara Kelompok (Discussion ), Presentasi ( Presentation ) dengan menggunakan LCD Projector dan Power Point / Flash, Membahas Project/home assignment, Simulation dan Quiz, atau Role-Playing ( Permainan ) serta Experimental ( Lab Work ).
3) Extra-Kulikuler Para Peserta didik wajib mengikuti salah satu kegiatan di luar pelajaran sekolah. Biasanya kegiatan ini diadakan setiap hari Sabtu. (5 hari belajar , Senin-Jum`at). Kegiatan dapat meliputi Art (Seni), Sport (Olah Raga), Electronic (Robotic), dll
3. Tinjauan khusus perancangan ( International Playgroup di Surakarta) a. Pelaku kegiatan 1. Kegitan pendidikan Anak usia 2
4 tahun.(usia playgroup)
Tutor / pengajar. Pengantar / penunggu 2. kegiatan pengelolaan Kepala sekolah Sekretaris
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
Bendahara Humas Sarana prasarana Bidang kebersihan 3. Kegiatan Pelayanan kesehatan anak Psikolog Anak.
b. Aktifitas
Education in Group Setting (1980 : 21), aktifitas utama pendidikan pra sekolah antara lain : 1. Perawatan yang mendasar 2. Permainan 3. Perencanaan atau rangkaian pengetahuan 4. Perjalanan dan darmawisata.
c. Kebutuhan ruang Kebutuhan ruang ruang pada pendidikan pra sekolah menurut Joseph De Chiara & Michael J.Crosbie, Time Saver Standarts for Building, Types (4th edition) , 2001 h.371, terdiri atas
1. Class Room
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
De Porter menjelaskan bahwa faktor penataan ruang kelas merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal.
Pemilihan
pencahayaan, tanaman,
jenis
musik,
perabotan,
visual poster,
kenyamanan,
dan
suasana
penataan,
warna,
gambar, temperatur, hati secara
umum
merupakan kunci menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental (De Porter dkk, 2000 : 67). 2. Discovery area Area ini disebut pula sebagai area permainan pasir dan air. Tempat ini merupakan tempat dimana anak-anak bereksperimen dan mengembangkan kretivitas dengan bahan-bahan alam yang tersedia. Lantai dekat dengan bak pasir atau bak air, sebaiknya dipilih bahan yang kedap air dan bila memungkinkan disediakan floor drain sehingga dapat lebih mudah dibersihkan. 3. Art area Pada area ini anak-anak dapat menggambar / melukis, melakukan kerajinan tanah liat dan lainnya. Area seni sebaiknya diletakkan dekat dengan discovery area dan harus memiliki lantai yang mudah dibersihkan. Dalam ruang ini juga harus menyediakan bak cuci tangan (sink) yang terbuat dari stainlessteel. Bukan air (keran) pada bak cuci tangan sebaiknya terletak pada ketinggian
55-66 cm dari permukan lantai,
sehingga mudah dijangkau oleh anak. 4. Music area
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada ruang musik ini sebaiknya ada area untuk duduk dan mendengarkan musik, serta area untuk menari / bergerak bebas. 5. Reading and listening area Merupakan tempat bagi anak untuk mengembangkan kemampuan
membedakan
suara,
kemampuan
berbicara,
mengekpresikan diri dan mengembangkan kosa kata. Ruang ini harus diletakkan pada area yang tenang dan tidak berisik. Lantainya sebaiknya berkarpet atau memiliki tempat duduk yang nyaman. 6. Block building area Merupakan
area
permainan
dimana
anak
bermain
membangun dan membuat sesuatu dari balok-balok. Ruang ini sebaiknya dekat dengan ruang permainan rumah tangga/ house area. 7. Manipulatives area Ruang dimana anak bermain dengan puzzle, belajar mengenal bentuk,warna mengembangkan persepsi mengenai ukuran, bentuk dan lainnya. Dalam ruang ini minimal hendaknya disediakan rak tempat mainan dan meja kursi. 8. Math and computer area Ruang ini hendaknya menggunakan meja computer yang sesuai dengan ukuran anak.
9. Toilet
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Letak toilet sebaiknya berdekatan dengan ruang kelas sehingga anak tidak membuang waktu untuk mencapai toilet.
d. sirkulasi Sirkulasi ruang mengarah dan membimbing perjalanan atau tapak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang. (Pamudji Suptandar, 1999, h.114) Menurut Le Corbisier, suatu sirkulasi yang terorganisir secara baik antara satu dengan yang lain dihubungkan dengan sistem lalu lintas yang berkesinambungan,
semua
ruang
dianalisa,
disesuaikan
dengan
perkembangan atau perubahan-perubahan yang bisa terjadi dalam kehidupan, kegemaran penghuni dan masyarakat yaitu jalan pintas (langsung) kebiasaan dalam sistem sirkulasi (Suptandar,1999, h.114) Menurut Pamuji Suptandar, 1999 .hal 119-120, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sirkulasi dalam ruang : 1) Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan di dalam ruang, maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi yang ada di dalam ruangan itu. 2) Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang di dalamnya mempengaruhi dimensi ruang, organisasi ruang, ukuran, sirkulasi ruang, letak serta bukaan jendela dan pintu. 3)
leh aktivitas manusia dan dipengaruhi skala dan proporsi manusia itu sendiri.
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Modul perancangan ruang ke ruang dan bangunan merupakan faktor utama, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi modul tersebut adalah bahan-bahan bangunan dan teknik pelaksanaan. 5) Pencapaian ruang-ruang hendaknya diberi identitas yang jelas dimana hal ini berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang. Dalam perencanaan sirkulasi ada beberapa bentuk dari lorong dengan metode perencanaannya yaitu mengikuti pola-pola sirkulasi antar ruang. Bentuk- bentuk pola sirkulasi tersebut, antara lain : Nama
Gambar
Keterangan
PolSirkulasi Linear
Semua jalan adalah linear. Jalan yang
a. Jalan Lurus.
lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang b.Jalan Melengkung.
utama untuk satu deretan ruang-ruang. Jalan dapat melengkung atau terdiri dari
c. Memotong Jalan Lain.
segmen-segmen,
memotong
jalan
lain,
bercabang-cabang dan membentuk kisaran / loop. d.Bercabang-cabang.
e. Membentuk Loop
Radial
Bentuk radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat.
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Spiral
Pola bentuk spiral adalah suatu jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak yang dapat berubah.
Grid
Bentuk grid terdiri dari jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bejur sangkar atau kawasan-kawasan segi empat.
Network
Suatu bentuk jalan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titiktitik tertentu di dalam ruang.
Komposit
Suatu kombinasi alur jalan-jalan linear, radial, spiral, grid dan network. Untuk menghindari orientasi membingungkan, suatu susunan hirarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan membedakan skala, bentuk dan panjangnya. Tabel 2. Pola-pola Sirkulasi (Sumber : Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya, 1999.h. 271)
e. Organisasi ruang Ada beberapa jenis organisasi ruang yang penentuannya tergantung pada tuntutan program bangunan, dengan memperhatikan faktor-faktor berikut : pengelompokan fungsi ruang, hirarki ruang, kebutuhan pencapaian, pencahayaan dan arah pandangan. Bentuk organisasi menurut Pamudji Suptandar (Disain Interior, Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur, 1999, hal ; 112-113) dapat dibedakan antara lain sebagai berikut : 1. Terpusat
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
Gambar I.1 Organisasi ruang terpusat (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Sebuah ruang besar dan dominan sebagai puasat ruang-ruang di sekitarnya. b. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi sama dengan ruang lain. c. Ruang sekitar berbeda satu dengan yang lain, baik bentuk, ukuran maupun fungsi. 2. Linear
Gambar I.2 Organisasi ruang Linear (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Merupakan deretan ruang-ruang dan masing masing dihubungkan dengan ruang lain yang sifatnya memanjang. b. Masing-masing ruang berhubungan secara langsung. c. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, tapi yang berfungsi penting, diletakkan pada deretan ruang. 3. Radial
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
GambarI. 3 Organisasi ruang Radial (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Kombinasi dari organisasi terpusat dan linear. b. Lengan radial dapat berbeda satu sama lain, tergantung pada kebutuhan dan fungsi ruang. c. Organisasi ruang secara radial mengarah ke luar. 4. Cluster / mengelompok
Gambar I. 4 Organisasi ruang Cluster/ mengelompok (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi. b. Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.
5. Grid
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
Gambar I.5 Organisasi ruang Grid (sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)
a. Terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid (3 dimensi). b. Organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh fungsi posisi dan sirkulasi. f. Aspek lantai Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lantai adalah : 1) Fungsi lantai 2) Sifat lantai 3) Karakter lantai 4) Konstruksi lantai (Drs. Djoko Panuwun, 1997) Syarat perencanaan lantai dengan anak seba gai pengguna utamanya adalah : 1) Seluruh permukaan lantai harus non slip ( anti selip atau anti licin), hal ini berkaitan dengan ke nyataan bahwa sifat lic in adalah penting, karena bahaya secara psikologis. Hal ini berlaku untuk keseluruhan bagian ruangan. 2) Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip lantai tidak boleh kasar. 3) Ambang pintu dan perunahan kecil dalam kenaikan sebisa mungkin dihindari. (Joseph De Chiara, 1990)
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebutuhan kelua sa n la ntai se tia p ke la s untuk anak usia prasekolah adalah 20-25 m 2 (24-30 yd2) untuk 30-40 anak, tapi ukuran idealnya untuk 20 anak. Pada ruang kelas yang umum setiap anak memerlukan luas lantai 1,5 m 2 (16 ft2) lebih baik kalau 2m2 (2,4 yd2). (Drs. Yan Dianto, 1991) g. Aspek dinding Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruang-ruang public a ntara la in mudah pe me lihara a nnya, m ampu m ere dam sua ra, m e n u nj a ng a s p e k d e ko r a t i f , t a h a n t e r h a d a p k e l e m b a ba n, memperlihatkan kesan atau sifat ruangan tertentu yang sesuai dengan system pencahayaan atau penghawaan, baik secara alami maupun buatan (Suptandar, 1995). Fa ktor-fa ktor da lam m ere nc ana kan dinding yang pe rlu diperhatikan adalah: 1)
Fungsi dinding
2)
Sifat dinding
3)
Karakter dinding
4)
Konstruksi dinding (Drs. Djoko Panuwun, 1997) Seluruh permukaan dinding hendaknya menggunakan bahan
yang halus, tidak licin, dan mudah dibersihkan serta mempunyai kemampuan untuk menyerap bunyi dengan baik (Neufert, 1995). Porsi terbesar dari dinding ruang kelas dan ruang bermain indoor sebaiknya menggunakan permukaan dengan materi al yang
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
lembut, dari tekstur yang tak beraturan. Ke segaran dinding baik material maupun bentuknya akan merangsang emosi dan persepsi anak. Maka diperlukan variasi dengan desain yang menarik, sederhana, dan selektif (Fowler, 1980: 107). Suara anak yang meninggi karena ekspresi emosional mereka, membutuhkan dinding yang menyerap suara anak, maupun suara-suara lain yang mengganggu (Fowler, 1980: 107). Sebaiknya ketinggian dinding massif (tembok bata) tidak dibuat mencapai ceiling, melainkan diteruskan dengan dinding kaca pada bagian atasnya, setinggi mata orang dewasa, agar orang dewasa dapat mengamati anak yang beraktifitas di dalamnya (Fowler, 1980: 101). Tinggi ruangan kelas tergantung dari keadaan penerangan pada siang ha ri dan hubungannya dengan faktor-faktor luar yang lain (bangunan lain, kebun, dan lain-lain). Untuk ruangan selebar 6-8 m (20-26 ft) tingginya 3,25-3,75 m (10 ft 8 in
12 ft 4 in) (Drs. Yan
Dianto, 1991: 3). h. Aspek ceiling Ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung atap sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. (Pamudji Suptandar, 1999, h.161) Penggunaan material ceiling secara umum yaitu dengan ciri-ciri : mudah perawatannya, dapat digunakan sebagai bahan akustik, tahan
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap suhu dan kelembaban, menunjang aspek dekoratif, mempunyai variasi bentuk dan warna. (Rida Darmawan, 2002, h.12). Material yang biasa digunakan : 1. Gypsumboard Merupakan bahan yang mudah dipasang, mempunyai bobot yang ringan dan kemampuan menyerap suara dan mudah dibersihkan. Lembaran gypsum memiliki ukuran standar 1200 mm × 2400 mm. Bahan ini dapat dipasang dengan rangka yang terbuat dari kayu ataupun metal. 2. Multipleks Multipleks yang digunkan untuk ceiling biasanya dengan ketebalan 4mm. Ukuran standar multipleks adalah 1200mm × 2400mm. (Tabloid RUMAH edisi 13- 1/ 9 Juli
22 Juli 2003, h.18).
i. Aspek furniture 1) Ukuran Furniture ( Ergonomi furniture) Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat temperamen dan ukuran-ukuran manusia, agar dapat hidup nyaman dan pugs dalam melakukan kegiatan-kegiatan, merasakan keindahan hidup. Semua unsur menyangkut kondisi fisik atau kenikmatan yang be rsangkutan dengan intens itas organ manusia dipelajari dan dijadikan sebagai standar (Suptandar, 1995:31). Penggabungan dari berbagai disiplin ilmu yaitu: fisiologi, anatomi, kedokteran, psikologi fisiologi, psikologi eksperimental, fisika serta teknik menerapkan usaha penyerasian pekerjaan dan
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lingkungan. Maka furniture pada umunya harus dirancang untuk menanggulangi keluhan-keluhan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang dalam sktifitas pasif maupun dinamis. An a k t en tu s a j a le bi h m ud ah ke ti ka a r e a be l a ja r da n bermainnya doirganisasikan dengan skala ukuran anak dengan furniture dan alat-alat yang diatur dengan meminimalkan kekacauan ata u kerus akan yang lebih memberikan kebeba san bergera k (Fowler, 1980: 270). Furniture yang praktis dan fungsional diperlukan dalam ruang untuk bermain, sebaiknya mudah dibersihkan untuk dirapikan kembali. Praktis bukan berarti kaku dan menyulitkan kebebasan gerak anak (Tate, Smith, Harper & Row, 1986; 113 -114). Tunt utan e rgonomic untuk dime nsi f urniture tentun ya bervariasi, karena bervariasinya usia anak. Sebaiknya menggunakan furniture (terutama meja dan kursi) dengan usia anak, sehingga setiap anak dapat dengan mudah meletakkan kaki di atas lantai dalam posisi yang nyaman, jika furniture untuk anakyang lebih muda terlalu besar untuk kenyamanannya, itu patut melepas kaki beberapa meja kursi (cut down) (Fowler, 1980: 270). Bahan atau perabot untuk anak-anak harus terbuat dari bahan yang ringan, namun kuat supaya tidak mudah hancur atau patah. Untuk setiap sudut furniturenya-pun harus tumpul untuk keamanan anak-anak itu sendiri. Sebisa mungkin semua perabotan diberi pengaman atau pelapis yang empuk dari bahan yang ringan dan
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
estetis. Syarat furniture untuk anak sebagai pengguna utama, menurut Rida Darmawan, 2002 , h.12 antara lain : a. Memenuhi tuntutan ergonomis anak kecil b. Memiliki bentuk yang tidak membahayakan seperti bentuk lengkung dan sudut tumpul dan mempunyai variasi bentuk dan warna. c. Menggunakan bahan yang tidak mengandung racun, tahan lama dan ringan, mudah dipindahkan. Bila memungkinkan dapat digunakan sebagai media permainan (mutlifungsi) Tabel 3. Ukuran Furniture Anak. No 1.
Ukuran 45-50
Usia (th) 2-3
Keterangan Tinggi meja
2.
50-52
3-6
Tinggi meja
3.
25-30
2-3
Tinggi kursi
4.
30-32
3-6
Tinggi kursi
5.
100
2-6
Tinggi loker
6.
30
2-6
Tinggi loker
7.
28-3015
3-4
Tinggi toilet
8.
3015-38
5-8
Tinggi toilet
(Drs.Yan Dianto, 1991) 2) Lay Out Furniture Lay out dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Penentuan daerah aktifitas b. Daerah aktif, memiliki frekuensi aktifitas tinggi dan bersifat cepat c. Daerah pasif, memiliki frekuensi aktifitas rendah dan bersifat lebih lambat
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Bentuk kegiatan e. Ukuran gerak untuk memperhitungkan ruang atau jarak yang dibutuhkan oleh sikap gerak atau kegiatan manusia. Lay out furniture mengikuti perencanaan umum ruang (Pile, 1988). Jadi bila beberapa area per mainan yang mempunyai kedekatan karakteristik dijadikan satu dalam ruangan, maka dengan lay out yang berbeda akan mampu membedakan kegiatan masingmasing area. Perabot yang dibutuhkan (Built in Equipment) dalam tempat pendidikan anak prasekolah adalah: a. Sink b. Display counter c. Work benches d. Paper trays e. Filling cases f. Book cases g. Cupboard h. Teacher locker (John E. Nichols, etc, 1956: 275-276) 3) Layout ruang kelas Beberapa alternative penataan ruang kelas, sebagai berikut a. Ruang kelas yang diperluas dengan tempat penyimpanan pakaian dan koridor, mendapat cahaya dan udara dari kedua sisinya.
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
Perluasan koridor juga pada daerah antara dua buah kelas dan gudang.
Gambar 2 Lay out ruang kelas dengan koridor dan tempat pakaian
b. Kombinasi antara kelas dalam ruangan dan kelas luar ruangan
Gambar 3 layout kombinasi kelas
c. Penyusunan ruang kelas yang sisinya membentuk sudut-sudut menyiku menyebabkan perambatan bunyi
Gambar 4 layout ruang kelas dengan dinding sebagai akustik
d. Ruang kelas yang diantara ruangnya dipisahkan oleh gudang dan ruang penyimpanan pakaian, topi dan sebagainya
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 5 layout ruang kelas dengan ruang lain sebagai menyekat
e. Ruang kelas berbentuk segi enam tanpa koridor, jalan masuk melalui tempat penyimpanan pakaian
Gambar 6. lay out ruang kelas segi enam tanpa koridor f. Ruang kelas berbentuk segi enam dilengkapi dengan ruang rekreasi berbentuk segitiga
Gambar 7. lay out ruang kelas berbentuk segi enam j. Aspek interior system 1) Pencahayaan Ada dua, macam pencahayaan, yaitu: cahaya alam (Natural Lighting) dan cahaya buatan (Artificial Lighting). Suatu fasilitas pendidikan akan sangat menyenangkan dan tidak akan melelahkan bila diterangi, terutama secara, alamiah dari luar (Mangunwijaya, 1991). Cahaya siang hari dapat masuk melalui jendela, dinding kaca, langit-langit tembus cahaya. Penggunaan jendela besar atau kaca
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada sisi dinding menyudut memberikan efek ruang tertentu kelihatan sangat besar dan memberi dampak psikologis kebebasan bagi penghuni. Dalam perencanaan ruang kelas dan ruang bermain indoor yang sebagian besar menggunakan cahaya alami siang hari, perlu diingat tuntutan minimum kekuatan penerangan yaitu: Kerja halus sekali : 300 lux (cermat, terus-menerus) Kerja halus
: 150 lux (cermat)
Kerja sedang : 80 lux (tanpa konsentrasi besar) Kerja kasar
: 40 lux (ex: gudang, lorong)
Bila kekuatan terang disepakati 3000 lux atau 5000 lux, maka untuk ruangan dengan pekerjaan halus sekali, yang diharuskan dengan penerangan minimum 300 lux, itu berarti 300/3000.100% (6%). Maka untuk ruangan tersebut, factor cahaya siang hari harus 10% (6%) dari 3000 (5000) lux. Jika kurang dari itu, maka itu sudah saatnya ruangan memakai sumber cahaya lampu. Meskipun perhitungan ini tidak mutlak karena cahaya siang hari terdiri dari banyak unsure, yaitu penerangan langsung dari langit, refleksi luar (pemantulan sekali), refleksi dalam (pemantulan 2 kali atau lebih), unsur bahan jendela (Mangunwijaya, 1991: 240-242). Penerangan dengan menggunakan cahaya alami pada siang hari ya itu sinar matahari sangat be rpengaruh pada sebuah kela s. Dinding tempat jendela menggunakan tiang (kolom) dari batu bata dan sedikit penopang untuk mendapatkan cahaya siang hari yang
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merata dan tidak menyilaukan. Pencahayaan rendah 0,60-0,80 m (2ft
2ft 8 in), memerlukan tinggi meja 0,70 m (2ft 4in). Supaya
cahaya dapat mencapai lantai ruangan, maka jendela sebaiknya tidak mempunyai ambang yang terlalu tinggi, juga bisa digunakan batu bata yang dapat memantulakn cahaya yang berfungsi untuk menya ring dan me mancarkan cahaya sehingga me ghasilkan penerangan yang merata. Untuk mengatasi silau yang disebabkan oleh cahaya yang berlebihan pada keadaan tertentu (karena awan tinggi dan lain-lain) dapat digunakan alat pengatur cahaya yang juga berfungsi sebagai penyerap panas. Untuk beberapa aktifitas dan beberapa keadaan, penggunaan cahaya buatan juga diperlukan terutama untuk ruang serba guna, apabila digunakan untuk acara seni pertunjukkan dan pertemuan. Karena pada aktifitas-aktifitas tertentu cahaya harus dikontrol batas kecerahan cahaya, warna penempatan dan kualitasnya, baik cahaya a la m i m a upun c ah a ya bua ta n da pa t me n jaw ab ke bu tuha n psikologis yang mewadahi dan harus mampu menciptakan suasana khusus (Hardinoto, 1985). La mpu-lampu pe lepa san lis trik te rma suk lampu ta bung flourescent. Lebih-lebih yang single coated, banyak memancarkan cahaya ultra violet. Oleh karena itu dalam mempergunakan lampulampu jenis ini perlu diadakan pengamanan dengan pemasangan filte r pe nye rap ultr a violet (ultra violet absorbsing) untuk menyerap ultra ungu yang dipa nca rkan. Lampu -lampu pijar
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tungstem (incandescent) hanya sedikit memancarkan sinar ultra violet tetapi memancarkan sinar infra merah. Oleh karena itu dalam me mpe r gu na kan la m pu-la mpu je nis pija r per lu dia dak a n pengamanan dengan pemasangan filter penyerap infra merah yang dipancarkan. Antara warna dan cahaya mempunyai hubungan yang sangat erat, sebab pada hakekatnya warna merupakan gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh mata kita. Lampu fluorescent adalah cukup baik, secara langsung maupun yang sedikit disaring (Drs. Yan Dianto, 1991: 4). Pada dasarnya warna merupakan suatu kualitas cahaya yang dipantulkan dari obyek kearah mata kita. Ini menyebabkan ke r uc utke r uc ut
wa rn a
p a da
re tin a
u ntuk
be r ea k si .
Ya ng
memungkinkan timbulnya gejala warna pada obyek. Warna adalah suatau kekayaan dari cahaya spectrum. Pencahayaan dalam ruangan selain tuntutan penerangan, penggunaan cahaya siang hari harus memperhatikan lokasi geografi (Utara, Selatan, Timur, dan Barat), karena masing-masing arah mempunyai efek pada penciptaan keadaan umum, sebagai akibat dari posisi matahari pada langit, karakter tersebut adalah sebagai berikut: a) Cahaya dari Selatan, mempunyai karakter cahaya yang konstan, cerah dan hangat b) Cahaya dari Utara, mempunyai karakter tenang dan dingin c) Cahaya dari Timur, mempunyai karakter yang fluktuatif dan kesejukan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Cahaya dari Barat, menyiratkan perubahan dan kehangatan (Smith Tate, 1986) Menurut Pamudji Suptandar kriteria dalam penempatan lampu adalah sebagai berikut: a) Tidak boleh atau harus dihindarkan sumber cahaya yang tepat berada di bidang penglihatan yang langsung ke sumber cahaya. b) Sebaiknya sumber cahaya dipasang pelindung agar intensitas cahaya rata-rata. c) Besarnya sudut antara arah pandang horizontal dengan garis mata ke sumber cahaya harus lebih besar dari 30°. d) Apabila dalam ruang yang besar terdapat sudut yang lebih kecil da ri 30° dan keadaan tidak dapat dihindari, maka sumber cahaya sebaiknya dilengkapi dengan pelindung. D ala m
me ren c an a k an
i n s t a la s i
p e n ca h ay aa n ,
p e r lu dipertimbangkan: a) Kua ntita s atau jumla h c aha ya pa da permukaa n terte ntu (Lighting Level) atau tingkat penerangan. b) Distribusi kepadatan cahaya (Luminasi Distribution). c) Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata (Limitation of Glare). d) Arah
pencahayaan
dan
pembentukan
bayangan
(Light
Directionality and Shadow). e) Warna cahaya dan refleksi warna (Light Colour and Colour Rendering).
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f) Kondisi iklim ruangan. (Mangunwijaya, 1991) Pencahayaan yang ditunjukan untuk kepentingan estetika atau keindahan perlu digunakan untuk berbagai macam metode dan tehnik-tehnik pencahayaan, sehingga tercapai suasana, yang diinginkan. Dalam rangka mendapatkan suasana yang baik melalui pencahayaan, oleh Meiril Isa : "Untuk mendapatkan suasana yang baik, sebaiknya dipakai penerangan yang tidak langsung, seperti la m pu ne on ya ng d ia ra hk an ke a ta s at a u ke te m pa t ya ng diinginkan" (Meiril Isa, dalam kolokium Rida Dermawan, 2001). Kriteria pencahayaan pada interior meliputi: a) Faktor Intensitas Cahaya Intensitas cahaya adalah kekuatan cahaya yang jatuh pada suatu permukaan dan dinyatakan dalam satuan Lux Intensitas Cahaya. b) Faktor Radiasi Sinar Ultra Violet dan Infra Merah Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan interior atau ruang adalah untuk memperoleh kenyamanan (Comfortable) pemakainya. Kenyamanan suatu ruang atau bangunan ditentukan juga oleh factor utilitas yang meliputi pencahayaan. Ke silauan adalah kondisi penglihatan ya ng mengalami "Discomfort" dan pengurangan kemampuan untuk melihat obyek. Ke silauan dapat dis eba bka n oleh posis i penempatan lampu (jarak yang kurang tepat), pantulan dari peralatan yang dipakai, dan
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagainya. Untuk menghindarkan kesilauan yang ditimbulkan oleh pencahayaan. Perlu dihindarkan penggunaan system distribusi cahaya yang secara. langsung. System pencahayaan yang baik ada la h denga n distribusi c aha ya membaur a ta u Difusse , s eda ngka n untuk me nghinda ri ke sila ua n da ri pa ntul an sebaiknya permukaan difinishing dengan bahan yang mudah menyerap cahaya. Untuk penghitungan instalasi penerangan suatu ruangan perlu diperhatikan pula refleksi pencahayaan dari langit-langit, dinding,
mebel,
dan
lantai.
Untuk
keharmonisan
ruangan
dianjurkan factor refleksi lantai minimum 15%, langit-langit 60%, dan dinding 30%, serta mebel minimum 20%. (Hardinoto, 1985). Suasana ruang yang terbentuk tergantung pula dari cahaya yang dikeluarkan, yaitu : a) Cahaya yang terpencar Penggunaan diguna ka n
lampu dengan sinar se ba ga i
yang terpencar dapat
pen ca ha ya a n
um um
se pe rti
pemakaian bola lampu biasa tanpa penutup. Sumber ca haya umumnya te rsembunyi di bela ka ng ka ca buram, acrylic, kertas jepang, tenunan bambu atau dari balik kaca bening. Cahaya yang dikeluarkan lebih lembut. b) Cahaya yang terbatas
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C ahaya ya ng terba ta s, tipe dimana ca haya ya ng arahnya dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhannya. Kuat cahaya dan lebar yang diinginkan tergantung dari tipe lampu yang dipakai. Biasanya ditempatkan sebagai aksen ruang. c) Cahaya langsung dan tak langsung Cahaya langsung adalah tipe cahaya yang menerangi langsung ke obyek yang hendak dilihat. Sedangkan cahaya tak langsung adalah jenis cahaya yang dibuat memantul pada dinding atau plafon. Penyinaran tak langsung yang menyinari ruang tidak menyilaukan pandangan, cahaya yang dipancarkan lebih lembut dibandingkan dengan pencahayaan langsung Baik caha ya alami maupun cahaya bua ta n harus menjawab kebutuhan psikologis
yang
mewadahi
dan
harus
mampu
m e n c i p t a k a n s u a s a n a k h u s u s (Mangunwijaya, 1991). 2) Penghawaan Ventilasi tergantung pada orientasi dan penempatan suatu ba ngunan mempengaruhi arah angin, ya ng mene ntukan leta k ventilasi, yang baik. Terletak pada daerah yang arah anginnya keluar dari bangunan. Besarn ya l uban g ven til asi har us d apat ber f ungsi mempertukarkan udara secara cepat tanpa mempengaruhi suhu pada dinding. Penggunaan vntilasi sebaiknya menyilang dengan tidak memakai saluran. Umumnya 6 m 3 (240 ft 3) udara yang diperlukan oleh setiap anak-anak. Maka itulah hendaknya pertukaran udara
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas harus dapat bertukar paling tidak tiga sampai lima kali dalam satu jam. Di Amerika, digunakan ventilasi mekanik dengan "unit ventilator" yang dihubungkan dengan ruang pemanas yang dapat mengeluarkan udara
IM3
(36 ft 3 ) baik udara panas maupun udara
dingin. Alat ini berfungsi sebagai alat penyaring dan pengatur udara yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam setiap menit. Penggunaan alat ini diperlukan sebagai pengganti ventilasi yang terdapat pada jendela utama. Ke nya ma nan uda ra ter ga ntung da ri tempe rature udara , tem per ature be nda -benda s ekita r, kele mbaba n r ela tive , dan pe rg e r a ka n ud a r a . Ke le m ba b a n r e la t iv e s e k it a r 40 - 4 5% . Kenyamanan udara berbeda untuk setiap kegiatan, yaitu: pekerjaan ringan duduk 21-23°C, pekerjaan ringan berdiri 19-21°C, pekerjaan berat duduk 18-19°C, sedangkan pekerjaan berat berdiri 15-17°C (Suptandar, 1995). Kebutuhan udara untuk anak-anak dalam ruang kelas adalah sebagai berikut: Ruang udara yang disediakan
Kebutuhan udara untuk setiap anak
untuk setiap anak
per menit
3,00 M2 6,00 m2
0,8 M3 0,6 M3
9,00 m2
0,48 m3
15,00 m2
0131 m3
Tabel 4. Kebutuhan Udara (Drs. Yan Dianto, 1991: 5) Jenis
Arus Udara bersih
Volume ruangan
M3/menit/orang
M2/orang
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kantor kecil
0,8
30
Kamar mandi & ruang bermain
0,4
15-20
Ruang perundingan
0,7
5,5-7
Ruang pertunjukkan
0,4
5,5-8,5
Sekolah untuk anak-anak
0,8
5,5-7
Klinik umum
0,9
5,5-8,5
Kamar tidur (ruang istirahat)
0,8
10,5-14
Tabel 5. Pergantian Udara (Mangunwijaya, 1991)
Menurut Pamuji Suptandar, ventilasi dapat melalui jendela, pintu, dinding yang berlubang, buka-bukaan, dan sebagainya. Untuk me mpe role h keuntungan yang ma ks imal, pe rs ya ra tan yang dibutuhkan umumnya dengan tinggi ambang 0,9 m di atas lantai (ketinggian jendela). Jenis ventilasi ada dua, yaitu: ventilasi buatan, yang terdiri Bari ventilasi mekanis (kipas angin, exhaust) dan ventilasi AC (Air Conditioning). Jenis Jenis AC antara lain: - AC Window - AC Split - AC Central - AC Standing (Suptandar, 1995) 3) Akustik ruangan Kontrol terhadap gangguan suara sangat penting karena anak-anak sering mengeluarkan suara-suara yang berisik. Gangguan suara yang mungkin akan mempengaruhi ketenangan konsentrasi suatu aktifitas yang terjadi. Batas sakit pendengaran manusia 130 foon (sekitar 130dB atau 1000Hz). Bata s kemampuan menghadapi gangguan bunyi adalah: Bunyi 30-60 dB terus menerus mengganggu selaput telinga dan
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengarah kegelisahan psikis (bingung, nervous, peka, letih, dsb), Bunyi 65-90 dB yang tak henti-hentinya akan merusak lapisanlapisan kehidupan manusia jantung, peredaran darah,dsb) Bunyi 90-130 dB merusak selaput telinga dan keadaan jiwa sampai tuli Pengendalian bunyi pada jalan yang dilalui bunyi ditempuh dengan jalan peningkatan penyerapan bunyi yang timbul dengan menggunakan bahan penyerap bunyi pada lantai, dinding, ceiling, dan furniture sesuai dengan kebutuhan ruang. Tingkat background suara tergantung pada 4 faktor utama, yaitu: a)
Tingkat keras atau keributan (noise)
b) Daya serap (dinding kedap suara) c)
Lingkungan sekitar
d) Volume ruangan Bahan-bahan peredam suara dapat diklasifikasikan atas tiga jenis, yaitu: a) Bahan-baha n be rpori, dapat menyerap sua ra pada semua tingkatan frekuensi dan efisiensinya tergantung ketebalan bahan. b) Panel-panel penyerap, panel-panel tersebut menyerap suara yang berfre kuensi tertentu sesuai dengan berat panel dan ke teba lan rongga uda ra nya , bias anya digunaka n untuk
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyerap frekuensi rendah. Penyerapan bunyi sangat banyak dilakukan dengan menggunakan bahan yang tampak padat, hanya dapat dipasang pada suatu rongga udara. Resonator rongga yang dapat diatur untuk memilih penyerapan te rtentu sepanjang rentang frekuensinya. Cara ini kurang bermanfaat ditinjau dari jumlah penyerapan dan lebih efisien dengan menggunakan bahan-bahan non akustik, misalnya beton, walaupun desainnya agak sulit. (Ernest Neufret, 1996: 173) Tabel 6. Daftar angka koefisien penyerapan udara No 1.
Nama Bahan
125 Hz
500 Hz
2000 Hz
4000 Hz
yang
0,3
0,1
0,1
0,1
Tembok batu bata polos atau
0,02
0,02
0,04
0,05
0,1
0,3
0,5
0,6
0,2
0,3
0,5
0,6
0,1
0,2
0,5
0,4
0,5
0,15
0,3
0,3
Papan
sepanjang
15
ditempel pada dinding padat 2.
dicat 3.
Karpet+bulu kempa diatas lantai padat
4.
Karpet tebal + bulu kempa diatas lantai kayu dan parket
5.
Karpet tebal diatas lapisan kedap air pada lantai beton
6.
Papan serat kayu (lunak) diatas dinding padat, ukuran nominal setebal 12
7.
Lantai ubin plastic atau linoleum
0,03
0,03
0,3
0,05
8.
Jendela
setebal
0,2
0,1
0,05
0,02
ditempel
0,05
0,05
0,05
0,05
kayu
tanpa
0,1
0,4
0,6
0,6
25
diatas
kaca,
kaca
hingga 4 9.
Papan
lapis
yang
sehingga padat 10.
Pelat
lapisan
plesteran
setebal
dinding padat
k. Pertimbangan desain
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Bentuk Semua bentuk dapat dikurangi perannya dengan jalan membuat garis-garis dominant karena dapat menghantar ma ta kita kepada pusat perhatian (focal point). Pada usia 2 tahun, konsep anak mengenal bentuk cukup berkembang, sehingga mereka dapat memasukkan bidang geometris ke dalam papan berlubang, mencocokkan berdasar bentuknya. Konsep ukuran dari berbagai bentuk be nda belum berkembang sampal anak masuk sekolah. 2) Warna Me nurut Dr. M asrun (da lam kolokium Ma rita Puspa, 2004) lewat hasil penelitian pe rse psi anak terha da p bentuk dan warna. Konse p ruang bagi a nak sa nga t dipengaruhi oleh persepsi anak mengenai warna dan bentuk. Pada anak usia balita, cenderung memilih warna-warna tajam dan cerah sebagai obyek perhatiannya. Sedang usia 5 tahun ke atas, cenderung memilih bentuk sebagai obyek perhatiannya. Warna-warna yang digunaka n cenderung pada perpaduan antara warna-warna dasar (3 warna primer, 3 warna sekunder), yaitu merah oranye, kuning, hijau, biru, dan violet. Dari keenam warm da sa r a da dua ke lompok ya ng me mpunya i perbe daa n ke san mencolok. Merah, oranye, dan kuning merupakan warna hangat. Hijau, biru, dan violet merupakan warna sejuk. Penggunaan warna hangat dan warna sejuk tergantung
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari karakter ruang yang ingin ditampilkan, suhu daerah setempat yang mempengaruhi pemilihan warna. W arna untuk ruang kelas anak-anak lebih menguntungkan bila menggunakan warna -warna yang cerah, biasanya dalam warna hangat ( John F. Pile, 1998). Pada umumnya warna mempunyai fungsi sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman ruang, yaitu Membantu membentuk orientasi. Menjaga karakter ruang. Untuk menambah ras a manusiawi pada ruang tersebut. Warna secara psikologis dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu: a . Hue, semacam temperamen mengenai panas atau dinginnya warna b. Value, mengenai gelap terangnya warna yang terbagi menjadi Close value (value yang berdekatan atau hampir bersamaan, mempunyai kesan lembut dan tenang), Contras value (value yang berjauhan mengesankan kegelisahan) c . Inte nsi, menge na i ce ra h re dupnya wa rna . W a rna -wa rna mempunyai kekuatan pada minat dan emosi manusia (skema warna ruang akan memberi arti tersendiri pada sebuah ruangan tersebut). Ka dang-kadang warna -wa rna terte ntu diartikan berbeda pada suatu daerah dengan daerah lain, namun secara umum warna memberikan kesan sebagai berikut:
Merah: hangat, suasana panas, kegembiaraan, diasosiasikan
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada penekanan bahaya Orange:
penghalusan dari merah
Kuning: warna yang hangat, diasosiasikan dengan kelincahan Hijau:
warna tenang dekat dengan hangat, merupakan
favorit untuk menyeimbangka n ske ma warna s ehingga berkesan tenang, nyaman, dan membangun Biru:
yang paling tenang dengan warna-warna terang,
mengesankan istirahat, tenang, kemuliaan Putih:
keterbukaan, bersih, dan cerah
Hitam:
kekuatan aksen warna, berat, formal
(John F. Pile, 1988) Menurut Chromotherapi atau terapi warna dalam salah satu cabang ilmu kedokteran, yaitu: Merah, bersifat merangsang mental, menambah ketegangan otot, tegangan darah meninggi dan irama nafas cepat. Biru, bersifat mengendurkan oto, menenangkan denyut nadi dan irama pernafasan, dapat memudahkan mengantuk. Hijau, bersifat menyeimbangkan saraf, santai dan memudahkan konsentrasi. Menurut Sri Purwaningsih: Tabel 7. Pskologi warna Warna
Absorbsi
Daya Pantul
Kesan Psikologi
Warna terang : - Putih - Hijau kebiruan
0,5%
98%
Riang
76%
Dingin
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Kuning
76%
Gembira,cerah
- Biru pastel
81%
Formil dan kalem
- Kuning kecoklatan
76%
Cerah
- Abu-abu
83%
Lembut dan kalem
54%
Mulia dan kalem
- Kuning
65%
Gembira dan cerah
- Kuning kecoklatan
63%
Gembira dan cerah
8%
Formil dan kalem
- Coklat
10%
Terang
- Hijau
7%
Segar
Warna sedang : - Biru kehijauan
0,7%
Warna tua : - Biru
0,9%
(Sri Purwaningsih, dalam kolokium Marita Puspa, 2004) 3) Garis Orientasi atau arah sebuah garis dapat mempengaruhi peranannya dalam konstruksi visual, yaitu: Garis lurus vertical dan horizontal merupakan arah pokok, mempunyai kesan dingin, keras, dan lugas Garis miring (diagonal) terasa mengarah ke atas dan ke bawah, mempunyai kesan tidak tenang Garis lengkung mempunyai kesan lemah gemulai, lunak Sedangkan menurut Pamudji Suptandar, sebagai berikut: Garis horizontal dalam seuah ruangan memberi kesan lebih luas dan lebar Garis vertikal akan memberi kesan sempit atau panjang dan meninggi Garis lengkung akan bersifat romantis Ga ris yang tidak be ra turan menja dika n tidak formil atau
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberi kesan kepada irama-irama yang menguasai ruang (Suptandar, 1995) 4) Tekstur Menurut bentuknya, tekstur dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur halus dan tekstur kasar. Selain itu tekstur juga meliputi hiasanhiasan dan ukiran. Dalam sebuah komposisi yang lebih besar atau sebuah perancangan dilihat dari jarak tertentu, elemen-elemen yang lebih besar menimbulakn efek tekstur (Kenneth Smithies, 1982). Tekstur dapat melatih perabaan, tekanan dan remasan. Perbedaan tekstur dari berbagai komponen interior dan berbagai bentuk permainan, anak dilatih untuk merasakan berbagai permukaan. 5) Bahan Tabel 8. bahan lantai Jenis Bahan Lantai
Tingkat Penyerapan dalam Hertz (Hz) 125
250
500
1000
2000
4000
Marmer atau keramik polish
0.01
0.01
0.015
0.02
0.02
0.02
Beton atau lapisan dasar (plester)
0.02
0.03
0.03
0.03
0.03
0.02
Keramik diatas beton
0.15
0.11
0.10
0.07
0.06
0.07
Permukaan air atau kolam
0.008
0.008
0.013
0.017
0.020
0.025
Karpet diatas beton
0.02
0.06
0.14
0.37
0.60
0.65
Karpet yang diberi lapisan lagi
0.08
0.24
0.56
0.69
0.71
0.73
Karpet dalam ruangan dan luar
0.01
0.05
0.10
0.20
0.45
0.65
Mempunyai daya pantul yang tinggi
Mempunyai daya serap yang tinggi
ruangan
Jenis Material Dinding
Jenis Penyerapan dalam Koefisien (Hertz) 125
Mempunyai daya pantul tinggi
250
500
1000
2000
4000
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bata
0.03
0.03
0.03
0.04
0.05
0.07
Bata yang diplester
0.013
0.015
0.02
0.03
0.04
0.05
Marmer, keramik
0.01
0.01
0.01
0.01
0.02
0.02
Blok konsentred tanpa dicat
0.36
0.44
0.31
0.29
0.39
0.05
Blok konsentred yang dicat
0.10
0.05
0.06
0.07
0.09
0.08
Plester halus disebagian
0.013
0.015
0.02
0.03
0.04
0.05
Plester kasar disebagian
0.14
0.10
0.06
0.05
0.04
0.03
½ inch lembaran panel gypsum
0.29
0.10
0.05
0.04
0.07
0.09
3
0.28
0.22
0.17
0.09
0.10
0.11
0.35
0.25
0.18
0.12
0.07
0.04
0.16
0.06
0.04
0.03
0.02
0.02
Tackboard
0.42
0.49
0.33
0.22
0.19
0.17
Draperi yang ringan atau tapestry
0.03
0.04
0.11
0.17
0.24
0.35
0.07
0.31
0.49
0.75
0.70
0.60
0.14
0.35
0.55
0.72
0.70
0.65
8
inch panel plywood
Jenis kaca untuk jendela Lembaran kaca Tingkat penyerapannya thd bunyi
(10-oz/sq.yd) datar dinding Draperi yang sedang (14-oz/sq.yd) mengelilingi setengah luas dinding Draperi yang berat (18-oz/sq.yd) mengelilingi setengah luas dinding
(John F. Pile, 1988)
i. sistem keamanan 1. Sistem pencegahan bahaya kebakaran a. Alarm kebakaran otomatis Alarm
kebakaran
otomatis
harus
disesuaikan
dengan
kemungkinan bahaya kebakaran dan dipasang dengan tepat agar dapat bereaksi dengan benar saat terjadi kebakaran. (Ernst Neufert, 1996, h.255). b. Detektor kebakaran 1. Jenis jenis detektor kebakaran
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenis
jenis detektor kebakaran menurut Data Arsitek jilid 2
karangan Ernst Neufert 1996, h.255, yaitu : Detektor asap Detektor api Detektor panas 2. Luas pengawasan detektor Luas Pengawasan Maksimal Setiap Detektor 20 m2
Luas bidang ceiling m2 >12 8 12 6 12 4 - 12 <4
Jumlah Pemasangan Detektor 1 Detektor 2 Detektor 3 Detektor 4 Detektor 5 Detektor
> 18 12 -18 9 12 6 9 >6
1 Detektor 2 Detektor 3 Detektor 4 Detektor 5 Detektor
Detektor panas 30 m2
Tabel 9. Luas Pengawasan detektor kebakaran. Sumber Data Arsitek, 1996. h.256
Luas Pengawasan Maksimal Setiap Detektor 60 m2
Luas bidang ceiling m2 >36 24 36 18 24 12 - 18 < 12
Jumlah Pemasangan Detektor 1 Detektor 2 Detektor 3 Detektor 4 Detektor 5 Detektor
> 48 32 - 48 24 32 16 24 > 16
1 Detektor 2 Detektor 3 Detektor 4 Detektor 5 Detektor
Detektor asap 80 m2
Tabel 9. Luas Pengawasan detektor kebakaran . Sumber Data Arsitek, 1996. h.256.
3. Sprinkler Jarak antar alat siram yang satu dengan lainnya harus berjarak
1,5
m 2.
Jarak
maksimal
ditentukan
oleh
luas
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perlindungan alat, penggolongan dan bahaya kebakaran. (Ernst Neufert 1996, h.257) Jenis Alat Siram
Batasan Bahaya Kebakaran
Alat siram normal
BK 1 BK 2 BK 3 BK 4
Alat siram paying (pancaran)
Luas Perlindungan Setiap Alat Siram (m 2) 9 9 9 9
Jarak Maksimal Antara Alat Siram (m 2)
3,75 3,75 3,75 3,75
BK 1 21 BK 2 12 BK 3 9 BK 4 9 Tabel 10. kebutuhan alat siram / sprinkler Sumber Data Arsitek, 1996. h.256
4,60 4,00 3,75 3,75
4. Fire Extinguiser (alat pemadam portabel) Alat pemadam portable diletakkan pada area kurang lebih 250 m2 dan jarak pengadaannya setiap 20
25 m. (Ernst Neufert
1996, h.255). 5. Emergency lighting Lampu darurat yang berfungsi memberikan tanda bagi pengguna bangunan untuk segera meninggalkan bangunan sebab telah terjadi kebakaran.
2. Sistem audiovisual Pemasangaan speaker indoor pada bangunan menurut buku Desain Interior karangan Pamudji Suptandar, yaitu dengan rumus pemasangan sebagai berikut : Tinggi Ceiling Di bawah 2,5 2,5 4,5 4,5 - 15
Jarak antara Speaker (m) 5 6 9
Daerah yang tercakup (m2) 25 36 81
Tabel 11. kebutuhan pemasangan sprinkler Sumber Data Arsitek, 1996. h.262
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
3. Bahaya karena Human Factor Untuk mengoptimasikan pemantauan dan pengoperasian peralatan ME terutama yang berkaitan keselamatan bangunan dapat diterapkan peralatan khusus sperti CCTV dan BAS. Bangunan dengan lantai yang cukup luas atau bangunan dengan aktivitas kompleks yang memerlukan pemantauan yang intensif. Maka salah satu usaha untuk untuk mengurangi bahaya yang mengancam bangunan antara lain : Pengawasan dari security / satpam Alat Pengawas Automatic berupa : Close Circuit Television (CCTV). Monitoring peralatan ME secara terpusat berupa : Building Automatic System (BAS). Dapat dikatakan alat tersebut tidak hanya untuk kepentingan satu bangunan saja tetapi juga berperan untuk keamanan lingkungan. (Gagoek Hardiman,1 Juni 2006, Kenyamanan dan Keamanan Bangunan Ditinjau dari Kondisi Tapak Bahan dan Utilitas, Sistem Prasarana Kota di Program Magister Teknik Arsitektur, Program Pasca Sarjana UNDIP).
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. DATA LAPANGAN 1. PALMKIDS SCHOOL SOLO
Gambar 8. Palm Kids School Solo Doc. Pribadi (Survey Lapangan) 2008
a. sejarah singkat Palm Kids secara resmi didirikan pada tanggal 15 April 2001. Palm Kids
Solo
merupakan
sekolah
independen,
yang
menyediakan
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendidikan untuk anak pra sekolah meliputi : , playgroup / pre-school dan sekolah dasar. Lembaga pra sekolah / Kindergarten ini menyediakan program pendidikan dengan perkembangan yang tepat untuk usia 18 bulan
11
tahun. Berikut merupakan usia anak dan pembagian kelas : 18 bulan s/ d 2 tahun : Pre Toddler s
2 tahun /d 3 tahun : Toddler 3 tahun s/d 4 tahun : Nursery 4 tahun s/d 5 tahun : Kindergarten 6 tahun : Elementary School (Sekolah Dasar). Sistem belajar mengajar dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan hal ini berdasarkan Kurikulum Palm Kids Solo dan Kurikulum Internasional (International Primary Curriculum). b. Profil lembaga pendidikan
1. Profil Lembaga Nama lembaga pendidikan : Palm Kids School Solo Alamat
: Jl. K.S Tubun No.27, Manahan, Surakarta : 57124
Telepon
: (0271) 725257, 725258, 725259
Gambar 9. Palm Kids School Solo 2008
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Doc. Pribadi (Survey Lapangan)
2. Visi dan Misi a. Misi : Memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat dengan cara yang memuaskan. Mencapai tingkat masukan murid yang merata serta keluaran murid yang bermutu. Menciptakan kegairahan dan motivasi belajar yang tinggi dari murid dan semangat kepemimpinan yang besar. Menciptakan dan memelihara kepercayaan pihak. b. Visi :
c. Struktur organisasi Palm Kids School Solo Staff 2008 2009
Blasius Rastana Agus Kristanto Indah Indri Diah Margaretha Nindya Sandra Nandit Maria Vika Kusuma Esti Wardani Karen Nova Nathalie Ritta Permatasari Niken Winarti Agnessia Ayu Ika Wahyuningsih Anastasia Ajeng Yuni Ariany Dwi Risnawati Faradilla Sri Yulianti
: Primary Principal : Vice Principal/Math Teacher : Teacher, Grade - 1 : Teacher, Grade - 1 : Teacher, Grade - 2 : Teacher, Grade - 2 : Teacher, Grade - 2 : Teacher, Grade - 2 : Teacher, Grade - 3 : Teacher, Grade - 3 : Principal Preschool Kindergarten : Teacher, Nursery/Kindergarten : Teacher, Nursery/Kindergarten : Teacher, Nursery/Kindergarten/Music Teacher : Teacher, Nursery/Kindergarten : Teacher, Nursery/Kindergarten : Teacher, Nursery/Kindergarten : Teacher, Toddler/Kindergarten : Teacher, Toddler/Kindergarten : Teacher, Pre Toddler/Kindergarten : Teacher, Pre Toddle/Kindergarten : Teacher, Toddler/Kindergarten
dari berbagai
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ruth Ratri Untoro Yuswandaru Fatmawati Tanti Retno Sutarno Agus Wahyudi Ani Rini Suparno Sutarman Tejo Hari Supriyanto
: Teacher, Toddler/Kindergarten : Computer / Library : Art Teacher : Administration & Finance : Maintenance : Driver : Housekeeper / Cleaner : Housekeeper / Cleaner : Housekeeper / Cleaner : Gardener : Photo copy guy : Security : Security Palm Kids School Solo Jl.K.S Tubun No.27 ,Manahan,Solo Indonesia, 5500 Tlp. +62 271 725257, Fax. +62 271 725258 Copy Right © 2008, Palm Kids, All rights reserved
d. kegiatan dan pola kegiatan 1. Kegiatan Jam kegiatan belajar- mengajar tergantung dari tingkat kelas, biasanya pengajar, perawat dan para staff berktivitas mulai dari pukul 07.00
15.00 WIB.
Jam Kegiatan Playgroup dan Kindergarten : CLASS
Morning Class
Pre Toddler Toddler Nursery Kindergarten
7.50am 9.15am 8.00am 10.00am 8.00am 8.00am
Late Morning Class
10.00 12.00
jam kegiatan Palm Kids School Solo Doc : Pribadi Survey Lapangan ,
2. Pola Kegiatan Anak anak 3-4 tahun (Program Playgroup dan Kindergarten) Datang
Lobby
Bermain / istirahat
Belajar
Pulang Toilet
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 2. Pola Kegiatan Anak-Anak Palm Kids School Solo Doc : Pribadi Survey Lapangan
Pengelola Datan
Parki
Rapat
Lobby / R. Tunggu
Pulang
Kantor
R. Kelas Mengajar & mendampin gi
Toilet
Bagan 3. Pola Kegiatan Pengelola Palm Kids School Solo Doc : Pribadi Survey Lapangan
Orang Tua / Pengunjung Datang
Lobby / Parkir
R.Tunggu Mengantar Menunggu Menjemput
R. Kantor Mendaftarka n Administrasi
Pulang Toilet
Bagan 4. Pola Kegiatan Orang Tua Palm Kids School Solo Doc : Pribadi Survey Lapangan
e. Fasilitas Fasilitas yang ada di Palm Kids School Solo antara lain : 1. Ruang kelas Elementary School 2. Ruang kelas Kindergarten 3. Ruang kelas Pre- School (Pre Toddler, Toddler dan Nursery) 4. Ruang kelas seni 5. Ruang bermain (indoor dan outdoor) 6. Ruang computer dan perpustakaan 7. Swimming pool (indoor)
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Ruang kesehatan 9. Lunch area 10. Ruang cuci tangan dan toilet 11. Area tunggu 12. Cafeteria 13.
Ruang pengelola yang terdiri dari : Ruang kepala sekolah Ruang guru Ruang TU/ Administrasi.
f. Elemen pembentuk ruang dan furniture 1. Ruang Kelas Ruang kelas Palm Kids School Solo dibagi atas ruang Pre School, Kindergarten dan Elementary School. Area Elementary School terletak di lantai dua. Ruang kelas pada Pre-School (Pre Toddler, Toddler dan Nursery) menggunakan finishing dinding berupa cat warna hijau muda, hasil karya para murid dipajang di sepanjang dinding yang berfungsi sebagai accesoris ruang. Sedangkan material lantai menggunakan kombinasi parquet berwarna coklat tua dan coklat muda. Untuk ceiling pada ruang kelas Pre-School menggunakan dak beton yang difinishing cat warna putih.
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 10. Ruang Baby Class pre toddler (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 11. Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan pada ruang kelas pre school menggunakan pencahyan alami dan buatan. Pencahayaan alami berupa sinar matahari, masuk melalui ventilasi kaca. Sedangkan pencahayaan buatan menggunakan penerangan lampu TL. Penghawaan pada kelas PreSchool menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split.
Gambar 12. Pencahayaan Ruang Kelas Toddler dan Nursery (pre-School) Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Furniture yang ada di ruang ini sudah disesuaikan dengan dimensional untuk anak-anak. Diantaranya untuk Pre-Toddler (Baby Class), Toddler dan Nursery, furniture yang digunakan : Baby Toffel (tempat ganti popok), Rak , kursi dan lainnya yang ergonomis. Untuk ruang kelas Kindergarten menggunakan finishing dinding berupa cat warna biru muda dan gradasinya. Penerapan biru muda terletak pada setengah dinding bagian bawah, sedangkan gradasi biru muda diletakkan pada setengah bagian atas. Pada dinding kelas terdapat hasil karya dari para murid yang dijadikan accesoris interior. Material lantainya dengan parquet berwarna coklat muda. Untuk ceilingnya menggunakan dak beton dengan finishing cat warna putih.
Gambar 13. Ruang kelas Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pada ruang kelas Kindergarten menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Jendela dan pintu kaca berfungsi sebagai jalan masuk cahaya matahari ke dalam ruang kelas. Sedangkan untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu TL. Perpaduan pencahayaan alami dan buatan dirasa sudah cukup untuk menerangi ruang kelas.
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penghawaan ruang kelas kindergarten menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split. Pada ruang ini pengawaan alami menggunakan bovenlicht ynag juga berfungsi sebagai jalan masuk sinar matahari.
Gambar 14. Jendela Ruang kelas Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Furniture yang digunakan antara lain meja dan kursi berwarna biru muda yang terbuat dari material block board dan chrom, sedangkan rak dan almari terbuat dari block board, adapun fungsi dari rak tersebut sebagai locker dari murid-murid.
Gambar 15. Furniture Ruang kelas Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Di luar kelas terdapat pula rak sepatu yang terbuat dari material plastic. Hal ini dikarenakan, untuk masuk ke ruang kelas sepatu harus dilepas untuk menjaga kebersihan.
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Ruang seni (Art Class) Ruang seni ini digunakan untuk semua program kelas, baik itu Pre-School maupun Kindergarten. Materi pelajaran yang diajarkan antara lain ; Drawing, Painting, Craft dan Art Science . Material lantai yang digunakan adalah keramik tile dengan perpaduan warna hitam dan putih, dengan ukuran 30 x 30 cm. Keramik sudah tepat dijadikan material lantai untuk ruang ini karena aktivitas didalamnya rentan dengan aktivitas kotor dan basah. Keramik dipilih dengan pertimbangan mudah dibersihkan. Dindingnya menggunakan finishing cat perpaduan warna hijau muda untuk bagian bawah dinding, sedangkan bagian atas berwarna putih. Untuk ceilingnya menggunakan material dak beton yang difinishing cat putih.
Gambar 16. Interior Ruang Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan menggunakan pencahayan buatan dari lampu TL dan
pencahayaan
alami
dari
sinar
matahari.
Penghawaan
menggunakan penghawaan buatan berupa AC Split dan Exhausfant. Sedangkan penghawaan alami, menggunakan bovenlicht.
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 17. Jendela dan Exhausfant Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Furniture yang digunakan dalam ruang ini antara lain meja lukis, rak yang digunakan untuk memajang hasil karya para murid serta sofa kecil yang terbuat dari multiplek untuk sandaran tangan dan finishing kain Oscar berwarna cerah. Namun sofa yang berukuran 90 x 60 cm ini kurang nyaman untuk diduduki.
Gambar 18. Furniture ruang Art Kindergarten Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
3. Social and Listening Class Social and listening class Palm Kids terletak di lantai dua dan ruangan ini digunakan untuk Elementary School dan Kindergarten. Ruang digunakan pada saat pelajaran bahasa.
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 19. Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Interior ruang ini sangat unik, material lantai ruang ini menggunakan parquet warna coklat tua. Berbeda dengan ruang kelas lainnya, finishing ruang ini menggunakan kombinasi material batu bata ekspos dan dinding finishing cat warna merah. Setiap kolom ruangan ini menggunakan fininshing cat merah yang menimbulkan kesan ceria. Selain itu, salah satu ruangan ini mempunyai dinding finishing cat warna kuning yang memberikan kombinasi unik pada ruangan ini dan memperkuat desain modern pada bangunan ini.
Gambar 20. Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Ceiling ruangan ini menggunakan dak beton yang difinishing warna putih. Adapun kuda-kuda yang terbuat dari material rangka
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
baja ringan menjadi center point dari ruangan ini. Ceiling ini juga berfungsi
sebagai
jalan
masuk
cahaya
matahari,
sehingga
pencahayaan di ruang ini berjalan maksimal. Untuk pencahayaan ruang ini menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaaan alami sinar matahari, masuk melalui ceiling yang merupakan ekspos rangka baja ringan.
Gambar 21. Ceiling Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Sebuah jendela berbentuk huruf A dan dinding kaca diletakkan di sebelah timur memberikan pencahyaan sinar matahri semakin maksimal. Namun apabila siang hari sangat terik, maka ruangan ini pun akan terasa panas. Pencahyaan buatan menggunakan lampu TL. Penghawaan ruang ini menggunakan penghawaan buatan, AC Split sebanyak 2 buah diletakkan di ruang ini agar sirkulasi udara terjaga dengan baik.
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 22. Pencahayaan dan Penghawaan Ruang Social and Listening Class Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Ruangan ini dapat digunakan dengan atau tanpa furniture kursi dan meja. Adapun meja dan kursi ruang ini terbuat dari kombinasi crom dan blokboard berwarna biru muda yang telah disesuaikan dengan ukuran dimensional anak. Sedangkan rak terbuat dari blokbord yang berfungsi sebagai tempat buku dan tempat untuk meletakkan hasil karya para murid. 4. Ruang Bermain Indoor Ruang bermain di Palm Kids ini berisi permainan edukatif, antara lain permainan puzzle, matematika dan lainnya. Lantainya terbuat dari parquet berwarna coklat tua. Sedangkan dinding ruang ini menggunakan finishing cat hijau muda dan kaca sehingga dari luar aktivitas murid-murid dapat terlihat.
Gambar 23. Ruang Bermain Indoor Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan pada ruangan ini menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Pencahyaan buatan menggunakan penerangan lampu TL sedangkan pencahayan alami masuk melalui dinding kaca. Sedangkan untuk penghawaan menggunakan penghawaan alami
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang masuk dari bovenlicht dan penghawaan datang dari AC Split yang diletakkan pada ruangan ini.
Gambar 24. Pencahayaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan)
Gambar 25. Ruang Bermain Indoor . Doc.Pribadi (Survey Lapangan)2008
Hanya ada rak untuk meletakkan alat-alat permainan di ruangan ini. Di ruang bermain ini tidak terdapat kursi dan meja. Rak terbuat dari blok board yang difinishing cat warna coklat muda. Seharusnya ruangan ini dilengkapi dengan furniture meja dan kursi sehingga anak-anak yang akan bermain mendapatkan tempat duduk yang nyaman. 5. Ruang perpustakaan dan Ruang komputer Ruang computer dan komputer di Palm Kids School Solo diletakkan pada satu ruang. Material lantai ruang ini terbuat dari parquet warna coklat muda. Lantai pada ruangan ini mempunyai ketinggian level kurang lebih 40 cm. Lantai bagian bawah digunakan sebagai area komputer sedangkan bagian atas sebagai perpustakaan
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 26. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 27. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Untuk dinding ruangan ini menggunakan finishing cat warna hijau muda dengan sentuhan gambar mural. Adapun dinding di sebelah utara terbuat dari kaca, berfungsi sebagai masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan.
Gambar 27. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Pencahayaan alami masuk melalui dinding kaca, sedangkan untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu TL. Penghawaan diruangan ini menggunakan penghawaan buatan yaitu AC Split.
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 27. computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 28. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Gambar 28. Ruang computer dan Perpustakaan Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2008
Furniture
yang digunakan untuk ruang komputer dan
perpustakaan ini antara lain : meja kursi komputer yang telah disesuaikan dengan dimensional anak-anak dan sudah memenuhi
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
standart ergonomis, namun kabel komputer yang terlihat dapat membahayakan anak-anak.
2. BIANGLALA daycare,playgroup and kindegarten a. Sejarah Singkat Bianglala Kindergarten, Play Group, and Day Care adalah Lembaga Pendidikan Non Profit bagi anak usia dini yang tepat dijadikan mitra terbaik bagi orangtua dalam meletakkan dasar pendidikan awal bagi puta-putrinya.
Gambar 29. Fasade Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Lembaga ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 19 Juni 2005. Tujuan didirikannya lembaga ini adalah membantu pemerintah dalam rangka memberikan layanan pendidikan anak usia dini yang holistik serta mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama secara optimal. (www.bianglala-kindy-playgroup.com) b. Profil Lembaga Pendidikan Nama
: Bianglala Kindergarten, Play Group and Day Care
Alamat : Kopen Utama No. 14 A, Jl. Kaliurang km 7,5 Yogyakarta Telepon : (0274) 884026.
Gambar 30. Site Lokasi Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Sumber www.bianglala-kindy-playgroup.com 2009
c. Visi dan Misi Visi : Menjadi rumah kedua anak sebagai tempat kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain yang memberikan asuhan dan pendidikan dengan sentuhan kasih sayang orangtua kandung untuk menjadikan anak berakhlak mulia serta berperilaku mandiri, disiplin, terampil secara sosial, kreatif, hidup sehat dan teratur. Misi : Mengasuh anak dengan sentuhan kasih sayang orangtua kandung Memfasilitasi permainan anak yang mendidik sesuai dengan perkembangan usia anak
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Memfasilitasi anak dalam bermain agar menjadi anak yang berakhlak mulia serta berperilaku mandiri, disiplin, terampil secara sosial, kreatif, hidup sehat dan teratur.
d. Kegiatan, Pola Kegiatan dan Fasilitas 1. Kegiatan a. Kindergarten Program (TAMAN KANAK-KANAK) : Masuk setiap hari (Senin-Sabtu); jam 07.30
10.30 WIB; usia 5
6+ tahun b. Playgroup Program : Masuk 3 kali dalam 1 minggu dengan pilihan hari: 1. Senin, Rabu, Jumat : jam 08.00- 10.30; usia 2
4 tahun (kelas
Kakak) 2. Selasa, Kamis, Sabtu ; jam 08.00 (kelas Adik) c. Day Care Program : 1. Paket lepas 2. Paket mingguan 3. Paket bulanan 4. Paket tahunan Usia 3 bulan
8 tahun
10.30 ; usia 2
4 tahun
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Half day jam 08.00
13.00 atau jam 10.30
Full day jam 08.00
15.30.
15.30
2. Pola kegiatan a. Anak-anak Daycare Program
Datang
Parkir
Bermain
Tidur
Toilet
Pulang
Bagan 5. Pola Kegiatan Anak-Anak Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan
Playgroup dan Kindergarten Datang
Lobby
Bermain / istirahat
Belajar
Pulang Toilet
Bagan 5. pola Kegiatan Anak-Anak Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan
b. Orang Tua Datang
Parkir
parkir
Lobby / R.Tunggu Mengantar Menunggu Menjemput
R. Kantor Mendaftarkan Administrasi
Pulang Toilet
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 6. Pola Kegiatan Orang Tua Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Doc : Pribadi Survey Lapangan 2009
c. Pengelola
Rapat
Datan g
Parkir
Lobby / R. Tunggu
Pulang
Kanto r
R. Kelas Mengajar & mendampingi
Toilet
Bagan 7. Kegiatan Pengelola Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Yogya Doc : Pribadi Survey Lapangan 2009
3. Fasilitas Fasilitas yang ada di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare Yogyakarta, antara lain : Ruang beraktivitas belajar Perpustakan Hall Indoor dan outdoor activities (termasuk kolam renang anak) Ruang kesehatan Dapur Ruang Pengelola
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Elemen Pembentuk Ruang, Interior System dan Furniture 1. Ruang kelas Ruang Belajar A Ruang kelas terdiri 2 kelas, yang digunakan untuk Playgroup dan Kindergarten. Desain ruang ini menggunakan material lantai parquet berwarna coklat tua, dimana material ini hampir digunakan di seluruh ruang untuk kegiatan anakanak.pemilihan material ini beralaskan lantai parquet dinilai lebih memberikan rasa aman.
Gambar 31. Ruang kelas Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Dinding dalam ruang belajar menggunakan finishing cat dinding berwarna krem, coklat tua dan diberi mural lukisan yang bernuansa dunia anak-anak. Menariknya, tidak seperti mural pada umumnya yang dibuat dengan cat yang langsung diaplikasikan ke dinding. Gambar mural di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ini menggunakan vynil yang bergambar kemudian dipasangkan di dinding. Adapun list dinding yang terbuat dari parquet dipasang di dinding yang menambah kesan artistik. Celing ruang belajar ini menggunakan material gypsum dengan
finishing
cat
berwarna
putih.
Sedangkan
untuk
pencahayaannya, menggunakan lampu TL berbentuk lingkaran 4 buah
yang cukup
menerangi kegiatan
belajar
mengajar.
Pencahyaan alami menggunakan jendela yang terpasang dan juga berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara.
Gambar 32. peghawaan dan pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan)
Penghawaan
di
dalam
ruangan
ini
menggunakan
penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan buatan menggunakan AC Split 1 buah dan exhausfant sebanyak 2 buah. Furniture yang diguanakan di dalam ruangan ini sudah memenuhi standart ergonomis dan ukuran dimensionalnya sudah sesuai untuk kebutuhan anak-anak. Furniture yang digunakan antara lain : meja kursi yang terbuat dari solid, difinishing warnawarna cerah seperti : merah, hijau, kuning dan lainnya. Rak - rak untuk penyimpanan buku juga difinishing dengan warna-warna cerah. Ruang Belajar B
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ruangan ini menggunakan material parquet berwarna coklat tua untuk lantainya. Sedangkan untuk dindingnya menggunakan finishing cat dinding berwarna krem yang diberi ornament gambar mural bernuansa alam. Dinding ruangan ini juga mempuntai list yang terbuat dari material parquet yang berwarna senada dengan lantai. Adapun keunikan dari ruangan ini, yaitu material dinding berupa dinding kayu berwarna perpaduan oranye, gradasi oranye dan apabila dibuka raungan ini menyatu dengan ruang aula. Secara garis besar, ruangan ini hampir sama dengan ruang kelas yang lain.
Gambar 33. Ruang kelas Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Celing ruang belajar ini menggunakan material gypsum dengan
finishing
cat
berwarna
putih.
Sedangkan
untuk
pencahayaannya, menggunakan lampu TL berbentuk lingkaran 4 buahyang cukup menerangi kegiatan belajar mengajar. Adapun pencahyaan alami menggunakan bovenlicht yang terpasang dan juga berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara.
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 34. pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Penghawaan
di
dalam
ruangan
ini
menggunakan
penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan buatan menggunakan AC Split 1 buah dan exhausfant sebanyak 2 buah. Furniture di dalam ruang ini, umumnya tidak berdeda dengan ruangan kelas yang lain, perbedaannya hanya terletak pada penataan lay-out. Warna-warna yang dipilih untuk finishing furniturenya adalah warna-warna cerah seperti merah, hijau, biru dan lainnya.
Gambar 35. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare
Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Furniture yang digunakan di dalam ruangan ini antara lain ; meja
kursi, rak buku dan lainnya yang terbuat dari solid.
Sedangkan untuk ukuran dimensional dan kenyamanannya sudah memenuhi standar ergonomis. Adapun furniture yang dipilih merupakan adaptasi bendabenda yang dekat dengan imajinasi dunia naka-anak, seprti meja berbentuk bintang.
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Ruang bermain Di Bianglala Kindergarten, Playgroup and Daycare, ruang bermain terdiri dari 2 ruang untuk program kindergarten dan playgroup. Ruang Bermain A Di dalam ruang bermain A menggunakan material parquet berwarna coklat tua dan parquet ini juga digunakan pada list dinding. Dindingnya menggunakan finishing cat yang merupakan kombinasi warna oranye dan krem. Adapun mural diletakkan di dinding yang memeberi nuansa semarak di ruangan ini. Sedangkan ceiling menggunakan material gypsum. Furniture yang digunakan adalah : rak untuk menyimpan permainan edukatif. Didalam ruangan ini tidak menggunakan meja dan kursi.
Gambar 36. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ruang Bermain B Pada material lantai, dinding, pemilihan finishing dinding dan ceiling ruang bermain ruang ini mempunyai kesamaan dengan ruang bermain A. Untuk furniture ruangan ini menggunakan material solid diantaranya kursi dan meja, rak penyimpanan. Finishing furniture yang ada di ruang ini menggunakan cat warna-warna cerah yang menarik minat anak-anak.
Gambar 37. ruang bermain Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Gambar 38. pencahayaan dan penghawaan Bianglala Kindergarten,. Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Untuk penghawaan kedua ruang ini mempunyai persamaan yaitu menggunakan penghawaan alami, yang berasal dari bukaan jendela. Sedangkan untuk penghawaan buatan berasal dari AC Split dan exhausfant sebanyak 2 buah. Pencahayaan dan penghawaan di Biangalala Kindergarten, Playgroup and Daycare ini sudah terasa maksimal.
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Ruang tidur Daycare
Gambar 39. ruang tidur Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Ruang tidur daycare di Biangalala Kindergarten, Playgroup and Daycare ini terdiri dari 2 ruang yang mempunyai banyak kesamaan desain interiornya. Material lantai menggunakan parquet berwarna coklat tua. Senada dengan ruangan lainnya, parquet juga digunakan sebagai list dinding setinggi ± 50 cm. Dinding ruang tidur ini menggunakan finishing cat berwarna krem. Ceiling di dalam ruangan ini menggunakan material gypsum serta untuk pencahayaan buatan melalui lampu TL berbentuk lingkaran, sedangkan pencahayaan alami menggunakan jendela yang berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Gambar 40. pencahayaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 41. peghawaan Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Penghawaan buatan dibantu oleh penggunaan AC Split dan exhausfant. Tidak ada penggunaan system akustik di dalam ruangan ini, namun kenyamanan dan keamanan ruangan ini tetap terjaga. Furniture yang digunakan antara lain: bed, babbies box, rak untuk menyimpan selimut, popok dan lainnya. Semua furniture yang ada dalam ruangan ini sudah memenuhi standart dimensional bagi anak-anak. Warna-warna yang digunakan untuk finishing furniture merupakan warna-warna pastel, hal ini dirasa tepat karena ruangan ini adalah ruang tidur yang membutuhkan ketenangan. Furniture yang ada di ruangan ini menggunakan material solid dan plastik produksi pabrik.
Gambar 42. furniture ruang tidur Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Ruang perpustakaan dan computer Ruang perpustakaan dan computer di lembaga pendidikan ini dijadikan dalam satu area. Ukuran ruang perpustakaan dan computer ini ± 4 x 3 m. Lantai ruang ini menggunakan material parquet berwarna coklat tua. Parquet juga digunakan sebagai list dinding ± 50 cm. Dinding ruang ini menggunakan finishing cat berwarna krem.
Gambar 43. ruang perpustakaan dan computer Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan)
Ceiling ruang ini mengguanakan material gypsum. Untuk pencahayaan buatan melalui lampu TL, sedangkan cahaya matahari masuk melalui jendela yang dapat berfungsi juga sebagai jalan sirkulasi udara. Sedangkan penghawaan buatan ruangan ini menggunakan AC Split sebanyak 1 buah.
Gambar 44. pencahyaan dan penghawaan R.Perpustakaan & Komputer Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc.Pribadi (Survey Lapangan) 2009
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Furniture yang ada pada ruangan ini antara lain: rak buku dengan finishing warna-warna cerah dan meja computer denagn finishing warna cerah. Adapun penataan meja komputer dengan model tatami (lesehan) dan untuk alas dudunya berupa karpet. Ukurannya pun sudah disesuaikan dengan standart dimensional untuk anak-anak. 5. Ruang serbaguna Ruang serbaguna di lembaga pendidikan ini berupa aula, dimana fungsinya sebagai tempat berkumpul anak-anak dari seluruh program kelas, tempat bertemu para orang tua, temapat menari dan senam. Ruangan ini bersifat terbuka, sehingga udara dan sinar matahari dapat masuk secara langsung tanpa perlu merasakan kepanasan. Hal ini sangat efektif karena tidak membutuhkan bantuan penghawaan dan pencahayaan buatan. Namun di ruang ini juga dipasang lampu TL untuk penerangan buatan.
Gambar 45. Aula Bianglala Kindergarten,.Playgroup and Daycare Doc. Pribadi (Survey Lapangan) 2009
Lantai ruangan ini menggunakan parquet berwarna coklat tua,yang juag diletakkan sebagai list dinding. Dinding aula ini menggunakan kombinasi finishing cat berwarna oranye (pada bagian
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
atas dinding), gambar mural, kemudian cat berwarna krem serta susunan yang terakhir berupa list dari material parquet. Ceiling aula ini menggunakan gypsum dengan kenaikan level dan skylight dari kaca dengan ekspos rangka baja. Tak ada furniture yang diletakkan pada ruangan ini hanya beberapa alat bermain anakanak.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III DESAIN INTERIOR INTERNATIONAL PLAYGROUP DI SURAKARTA
A. PROGRAMING 1. Pengertian Judul International Playgroup di Surakarta adalah sebuah badan pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) bertaraf international yang berlokasikan di kota Surakarta. Menurut Depdiknas (2006:3) sekolah bertaraf international adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan Indonesia dan tarafnya internasional, sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. within a hommy situation adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa. Dengan metode belajar sambil bermain atau bermain seraya belajar dalam situasi hommy anak-anak dapat mengembangkan potensipotensi yang dimiliki secara optimal tanpa rasa takut ataupun terpaksa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keunggulan dari badan pendidikan ini adalah berbasis standar kurikulum International, dimana dalam materi kegiatan belajar mengajarnya sesuai standar International, serta
dalam keseharian
kegiatan belajar mengajarnya menggunakan bahasa inggris (bahasa International) sebagai bahasa pengantarnya. Dalam
proses
perencanaan
dan
menggunakan metode
perancangan tempat
ini
, diharapakan
Segala fasilitas dalam tata ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini. 2. Status kelembagaan International Playgroup di Surakarta merupakan lembaga pendidikan pra sekolah non profit yang dikelola oleh pihak swasta di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
3. Struktur organisasi
Bagan 8. Struktur Organisasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Sasaran pengguna a. Pengguna utama dari proyek ini adalah anak- anak yang berusia 2 4 tahun usia play group di Surakarta dan wilayah sekitarnya. b. Seluruh Staff International Playgroup di Surakarta. c. Orang tua / pengasuh yang mengantarkan anak
anak didik
5. Asumsi lokasi proyek
Gambar 46. Peta Surakarta
Kota Surakarta memiliki luas wilayah 44,04 Km2 terbagi menjadi 5 kecamatan dan 51 Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten sukoharjo di sebelah selatan, Kabupaten sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar di sebelah barat dan timur. Kota Surakarta terkenal dengan batik, keraton, dan pasar klewer, layak perekonomian yang didominasi oleh kegiatan pariwisata dan perdagangan dan jasa, begitu juga dengan Surakarta, kota ini lebih dikenal dengan Kota Solo. Tingkat pendididkan dikota Solo sangat mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, terbukti telah banyak dibuka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekolah swasta hadir dari tingkat pendidikan usia dini sampai pergururan tinggi, dengan kualitas dan mutu yang terjamin. kebutuhan pendidkan masyarakat di kota Solo sudah berada pada level atas. Daerah yang ditetapkan untuk lokasi proyek
International
Playgroup :
Gambar 47. Peta Lokasi Proyek
Analisa pemilihan lokasi : 1) Dekat dengan pemukiman penduduk (perumahan Gremet) 2) Memiliki akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang operasional. 3) Terletak di tengah kota sehingga mudah di jangkau. 4) Kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan.
6. Sistem Operasional Kegiatan opersional pengelola dan staff pendidikan dimulai pada pukul 07.00
15.00 WIB. Sedangkan kegiatan belajar mengajar diadakan
pada pukul 08.00
10.00, selama 3 hari dalam 1 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id
7. Analisa Kegiatan
8. Skema aktifitas a. Pola Kegiatan Anak didik
Bagan 9. Pola Kegiatan Anak didik
b. pola kegiatan pengajar
Bagan 10. Pola Kegiatan Pengajar
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pola kegiatan Orang tua / pengasuh
Bagan 11. Pola KegiatanOrang Tua
9. Skema organisasi kebutuhan ruang
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 12. Skema Kebutuhan Ruang
10. Hubungan antar ruang Pola hubungan antar ruang dibuat dengan melihat program kegiatan dan kebutuhan ruang yang dikelompokkan atas zona privat, semi publik, publik, dan servis.
11. Besaran ruang
Tabel 13. Kebutuhan Ruang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Zoning dan Grouping Penentuan
zoning
dan
grouping
didasarkan
pada
beberapa
pertimbangan sifat dan tuntutan suasana terhadap site, adapun kriteria zona dengan pertimbangan : a. Zona publik : 1) Untuk umum 2) Sirkulasi mudah dan sederhana 3) Terdapat akses yang mudah ke luar ruangan 4) Tingkat ketenangan rendah b. Zona semi public : 1) Digunakan untuk anak didik dan tenaga pengajar 2) Mudah dicapai 3) Tingkat ketenangan cukup 4) Efisiensi tinggi c. Zona privat : 1) Digunakan untuk pengelola 2) Mudah dicapai oleh public 3) Tingkat ketenangan tinggi d. Zona servis : 1) Sebagai area pelayanan 2) Mudah dicapai dari luar 3) Untuk mendukung fasilitas utama 4) Tidak mengganggu kegiatan utama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grouping
Gambar 48. Grouping
Ket : Ruang bermain indoor terdapat pada zona publik, merupakan ruang yang paling dan merupakan pusat kegiatan yang dominan pada International Playgroup. Zonning
Gambar 49. Zonning
Ket : zona privat terletak jauh dari ME, diharapakan privasi aktifitas di zona privat terjaga
dari kebisingan yang dapat menggangu
konsentrasi.
13. System organisasi ruang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 50. Sistem Organisasi Ruang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. KONSEP DESAIN 1. Ide dasar perancangan
Ide dasar desain interior International Playgroup di Surakarta adalah mengembangkan desain modern yang diakselerasikan dengan karakter alam (tema desain; Natural). Gaya modern dapat dikatakan sebagai gaya kekinian atau terbaru atau sekarang ini,. Prinsip dari desain interior modern sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur atau bentuk mengikuti fungsi. 2. Tema Tema yang diangkat dalam perencanaan dan perancangan Solo International Playgroup adalah Natural Natural berarti alami / alam. Alam merupakan sebuah visual yang paling sering kita jumpai dan kita rasakan setiap hari. Dari alam kita terutama anak
anak dapat belajar banyak tentang lingkungan
sekitar beserta komponenya. Alam merupakan sumber kehidupan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruang lingkup alam adalah mahkluk hidup, diantaranya (manusia, hewan tumbuhan), udara, air, cahaya, tanah. Tema Natural dipilih karena, Natural/alami/ alam merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang dipelajari hingga tingkatan akademis yang paling tinggi. Alam memberikan semua jawaban tentang IPTEK secara dasar, Diharapkan dengan tema Natural dalam perencanaan dan perancangan playgroup ini dapat merangsang kepekaan fungsi fisik dan psikis anak anak terhadap segala sesuatu yang dijumpainya, hal ini merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio
emosional, agama dan moral sesuai tujuan
penyelenggaran pendidikan anak usia dini. 3. Pendekatan desain Metode pendekatan psikologi anak akan sangat memudahkan dalam proyek perancangan, dimana dalam proyek perancangan ini, anak usia dini adalah sebagai pengguna utama dari proyek ini. Secara umum metode pendekatan psikologi anak berfungsi memahami karakter sosial dan emosional anak. Perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan
dalam
hal
emosi
kepribadian,
dan
hubungan
interpersonal (Papua, dkk, 2004) . Perkembangan
sosial
emosional
berkisar
tentang
proses
sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Aspek pengkarakteran ruang Karakter ruang yang digunakan dalam perancangan ini adalah karakter tentang alam. Karakter tersebut dimunculkan pada konsep warna dan bentuk tanpa melupakan segi ergonomisnya yaitu keamanan dan kenyamanan melalui tampilan fisik ruang sehingga karakter (keunikan) lembaga pendidikan ini terwujud. Susana yang ditampilkan adalah suasana tentang alam yang penuh petualangan , penuh kebebasan dan aman sehingga anak-anak dapat beraktivitas dengan bebas dan tidak merasa tertekan. Bentuk ruang, furniture yang mengadaptasi tentang alam dan warna
warna primer
dalam perancangan lembaga pra sekolah ini
sangat memacu psikis anak untuk lebih memiliki jiwa petualang dan jiwa kompetisi yang sportif
untuk menjadi yang terdepan dalam
kegiatan akademis khususnya dan dalam lingkungan masyarakat umumnya. Proses perancangan ini tidak semata-mata berangkat dari ide dasar atau tema saja namun juga berjalan seiring proses pemenuhan fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan terwujud dengan baik tanpa meninggalkan tema yang telah dipilih.
5. Layout Penataan lay out pada International Playgroup ditekankan pada pola kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi pelaku kegiatan di dalamnya maka ruangan yang kegiatannya saling
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berhubungan didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan pengelolaan diletakkan pada sisi samping untuk memusahkan sirkulasi pengelola tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung.
6. Unsur pembentuk ruang 1) Lantai Berikut analisanya :
Tabel 14. Analisa Perancangan lantai
2) Dinding Berikut analisanya :
Tabel 15. Analisa Perencanaan Dinding
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Ceiling Berikut analisanya :
Tabel 16. Analisa Perencanaan Ceiling
7. Aspek dekorasi dan warna Elemen dekorasi Elemen dekoratif dipilih adalah aplikasi bentuk bentuk flora fauna Misalnya : kursi duduk belajar yang berbentuk binatang ataupun lampu
hias yang berbentuk tumbuhan.
Elemen warna Penerapan warna pada playgroup ini adalah penerapan warna yang disesuaikan dengan tema interiornya. 1. Warna
warna primer dan sekunder untuk mengenalkan
berbagai warna kepada anak. 2. Menggunakan warna hangat untuk ruang yang membutuhkan aktivitas tinggi, seperti ruang bermain indoor, ruang seni dan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Menggunakan
warna
dingin
untuk
ruang-ruang
yang
membutuhkan konsentrasi, seperti ruang seni, ruang rapat, ruang kesehatan. 8. Interior sistem a. pencahayaan Pada
Aspek
pencahayaan
International
Playgroup
menggunakan 2 sistem pencahayaan, yaitu : 1) Pencahayaan alami Menggandalkan sinar matahari sebagai sumber cahayanya. Pencahayaan ini di dapat dengan cara memberikan bukaan pada dinding dan ceiling, dengan pemilihan material seperti kaca, aqrilik dan berbagai material yang dapat di tembus cahaya.
Gambar 51. Pencahayaan Alami
2) Pencahayaan buatan Yang dimaksudkan penggunaan sumber cahaya bersumber dari cahaya lampu, jenis lampu yang di pakai antara lain flourecent dan halogen, serta tipe penyinaran nya direct dan indirect. Pencahayaa buatan difungsikan sebagai pemerkuat tema dan pembentukan ruang.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 52. Pencahayaan Buatan
b. Penghawaan Sistem penghawaan pada International Playgroup menggunakan 2 sistem, diantaranya : 1) Penghawan alami Penghawaan ini sepenuhnya mengandalkan sirkulasi udara dari alam, dengan penerapan tema natural, penghawaan ini sangat mendukung tema tersebut. Penghawaan ini dioptimalkan dengan pemberian bukaan pada dinding dan ceiling. 2) Penghawan buatan Mengoptimalkan kondisi ruangan diperlukan penghawaan buatan seperti pemasangan ac atau kipas angin, diharapkan pada ruangan ruangan tertentu dengan tingkat konsentrasi tinggi akan sangat membantu memberikan kenyamanan dalam proses kegiatan di International Playgroup.
Gambar 53. Penghawaan Buatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Sistem akustik Pemakaian system akustik difungsikan untuk meredam bunyi, dan pada ruangan dengan kebutuhan konsentransi tinggi system akustik sangat penting diperhatikan. Pengaplikasian system akustik sangat diperhatikan pada material dan finishing pada dinding. d. Desain furniture Desain furniture pada perancangan International Playgroup ini dipilih desain furniture modern yang tentunya disesuaikan dengan tema natural. Ciri- ciri desain furniture modern antara lain desain yang clean, simple atau sederhana, serta berkarakterkan tentang apa saja yang sering di jumpai di alam sekitar.
9. Aspek keamanan a. Bahaya kebakaran 1. Memasang emergency lighting dan alarm pada setiap ruang dan koridor pada jarak tertentu untuk memberikan kode akan terjadinya kebakaran. 2. Memasang smoke detector dan sprinkler / alat siram pada ceiling sebagai langkah awal mengatasi kebakaran yang terjadi. 3. Menyediakan fire extinguisher di setiap ruangan/ area. b. Bahaya karena Human factor Untuk menghindari bahaya
yang disebabkan karena
kejahatan manusia maka ditempatkan satpam di ruang security
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dilengkapi fasilitas CCTV diletakkan di pintu utama dan ruang ruang dalam lembaga pendidikan ini. Selain itu juga penggunakan
,
yang dilengkapi password yang hanya diketahui oleh penjemput dan para staff. 10. Sistem audio visual 1. Menggunakan sistem audiovisual berupa speaker pada seluruh ruang dan koridor untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan. 2. Menggunakan speaker pada dinding untuk ruang - ruang dan pada ceiling untuk koridor.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV KESIMPULAN 1. PENGERTIAN PROYEK International
Playgroup
di Surakarta adalah sebuah badan
pendidikan anak usia dini / usia pra sekolah (usia 2-4 th khususnya) dengan kurikulum International yang berlokasikan di kota Surakarta. Playing and Experiencing within a hommy situation adalah
metode
yang
digunakan
dalam
mendidik,
mengasuh,
dan
mengembangkan kegiatan belajar dan bermain bagi para siswa. Dalam proses perencanaan dan perancangan tempat ini menggunakan metode
, diharapakan Segala fasilitas dalam tata
ruang yang tersediakan (setelah melalui proses pengembangan desain dengan metode pendekatan psikologis anak) berdampak efektif guna memberikan stimulasi yang baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik anak sesuai tujuan diadakanya pendidikan anak usia dini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. LOKASI
Analisa pemilihan lokasi : 1) Dekat dengan pemukiman penduduk (perumahan Gremet) 2) Memiliki akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana penunjang operasional. 3) Terletak di tengah kota sehingga mudah di jangkau. 4) Kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan.
3. ZOONING DAN GROUPING Grouping
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ket : Ruang bermain indoor terdapat pada zona publik, merupakan ruang yang paling dan merupakan pusat kegiatan yang dominan pada International Playgroup. Zonning
Ket : zona privat terletak jauh dari ME, diharapakan privasi aktifitas di zona privat terjaga dari kebisingan yang dapat menggangu konsentrasi. 4. SISTEM ORGANISASI RUANG
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. KONSEP 1. Ide dasar perancangan
Ide
dasar
desain
interior
International
Playgroup
adalah
mengembangkan desain modern yang diakselerasikan dengan karakter alam (tema desain; Natural). Gaya modern dapat dikatakan sebagai gaya kekinian atau terbaru atau sekarang ini,. Prinsip dari desain interior modern sebenarnya mengikuti prinsip arsitektur
atau bentuk
mengikuti fungsi. 2. Tema Tema yang diangkat dalam perencanaan dan perancangan Solo International Playgroup adalah Natural Natural berarti alami / alam. Alam merupakan sebuah visual yang paling sering kita jumpai dan kita rasakan setiap hari. Dari alam kita terutama anak
anak dapat belajar banyak tentang lingkungan sekitar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
beserta komponenya. Alam merupakan sumber kehidupan, ruang lingkup alam adalah mahkluk hidup (manusia, hewan tumbuhan), udara, air, cahaya, tanah. Tema Natural dipilih karena, Natural/alami/ alam merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang dipelajari hingga tingkatan akademis yang paling tinggi. Alam memberikan semua jawaban tentang IPTEK secara dasar, Diharapkan dengan tema Natural dalam perencanaan dan perancangan playgroup ini dapat merangsang kepekaan fungsi fisik dan psikis anak anak terhadap segala sesuatu yang dijumpainya, hal ini merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral sesuai tujuan penyelenggaran pendidikan anak usia dini. 3. Pendekatan desain Metode pendekatan psikologi anak akan sangat memudahkan dalam proyek perancangan, dimana dalam proyek perancangan ini, anak usia dini adalah sebagai pengguna utama dari proyek ini. Secara umum metode pendekatan psikologi anak berfungsi memahami karakter sosial dan emosional anak. Perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan dalam hal emosi kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papua, dkk, 2004) . Perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat (Dodge, dkk, 2002).