EFEKTIVTTAS SLTLEMENTASI PIL BESI DUA KALI SEMINGGU DAN SATU KALI SEHARIPADA I5U HAMIL &It :M.Said&; SukrdiS dan Sri M a d TcbsalrPlmlla,parWlrnu$mbapemy~~@)Cadm ~ ~ p o l o I b u l r s k n ~ ~ s o p l c m c l o i p n b c d d p hnrldengn.~cloaisyangsamaP t m l l t t n d ~ d l 1 6 d ~ ~ , % d a a d i P m p b a s i Jaws Bunt 4Pn 8 de4a di Praphsl Nasn Tmggara T b t u (NTT). sffen &om ditmgi menJ.di 2 wltayh pcaclltine yaltu 8 d e n perlalolsld m 8 dtsn bmtrol DL ~ p c ~ i b u h a m l 4 m e m p d r h s a p l e m m b s i ~ b Ic -dm a2
uilay.hbatrdibu~mtrnperelek~MPslrptrtiWrr,yaitnralnah stfPp h.rC Subek pdWm plhlsh llm h a d l deqm w W w d h 3-6 balah Dl *yak prddmm dlpnoleh l b b.mll s e e 129 omng dm dl dhymh ktmtrol diprokll rh& 132 orang. Dwls pll bed yeng dlkrikm . I - pH bed fera d a t denm Iprdmgan bed 60 ~ng dm 0.25 mg man Fd.t S a bcsi4Mcrtkn ~ ~ 3 ~~ ( 1 4 ~ ~ ~ p m
t
W
mcspllfrrldwbpbrs:1)JllmLLpIlbdyang~umlbuh1~11IIdl~vah ~ ~ L m y . L ; 2 2 p B d o l w U a ~ L o a t m l 5 1 p 1 1 ; bed 2 ) ~ l ~ d m lrali wmh&m &apt mw&@&m kadar Hb ibu hPIII11 ~~LKYIW0.4 & 0.628 #ldl dm bpt nlettblghltlun war Hb Iba hudl ( l i b e m .ncmL) acbcsar 8.5 0.802 Udl; 3) aapIcmentd pU bosi scthp Mhpt rnabtglmtkw W a r H b ha k n d wbcsPr 0.5 & 0.561 gldl d m dapat me&&dmn War Hb Ibukpng(khams?ane:MPmL)~rOb~0.541 *dl; 4)mpknuntal @ b e d d m kaU a a h g g u dm aeQp Ms e w 14 mtnggn belam d e w msnlncadh i dabm tubah dan 5) diUhn4 deri bPnlhn W r Hb Ibu huntl wphmePtslrlpnbcrlhmlrsllslmbyyaoml.c~s&wm~.baplt
+
badsctlrpIUIi.
P
rogram pencegahan dan penangguiangan anemia dengan supiemetitasi pi1 besi sndah berlangsung cukup lama, tetapi pemuunan prevalensi anemia pada ibu hamil masih Mum mencapai hasil yang memuaskan. Pengumplan data lapangan oleh Pasat Penelitian dan Pengembangan Giu pada tahun 1970-an mendapatkan angka p d e n s i anemia sebesar 46.5% 70% (1). Pengumpulan data prevalensi anemia pada ibu barnil yang betskala nasional dilakukan pada SKRT 1992 (2), mengungkapkan prevalensi anemia pala ~ b uhamil masih sebesar 63.5%. Data SKRT 1995 (3) mengungkapkan adanya penurunan prcvalensi anemia men50.9% Anglra ini masih iebih tinggi daripada target yang diharapkan pads akhir Repelita M yaim
-
sebesar 40 %.
J3e&gaifaktorhendalayangmmperditupayapenunmrmpwalensianemia antara lain: rendahnya cakupao didribusi dan rendahnya cvmplaince pi1 besi, yang mungkin disebaMGan karena menur~tutkepatuhan yang tinggi umuk meminum &p hari selama 3 bollan Rasa mual setelah minum pil h i belum septnuhnya dapt .. d h h g k a n sebingga baqak ibu hamil yang tidak mematuhi ket&nnYln t e d x t di atas.
Untuk nmgantkipesi Lea-kendala tersebut di atas telah dilahkan penelitian ujicoba p e n y e d c r a minum pi1 besi dna kali seminggu. Penelitian iai di-
L
untuk membandingkan ef-tas pemberian pil besi 2 x seminggu dan pemberian pi1 besi 7 x seminggu terhadap mngkatan kadar Hb dan status besi (kadar femtin).
Penelitian ini diiakukan di dua propinsi yaitu Nusa Tenggara Timur (NTB) dan Jawa Barat. Pemilihan wilayah penelitian dilakukan secara purposif atas dasar pertimbangan prevalensi anemia pada ibu hamil menurut SKRT 1992 di kedua propimi tersebut masih cukup tinggi.Di NTT dipilih kecamatan Kupang Tengah dan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Dari kedua kecanutan tersebut secara acak hambil4 desa, keempat desa ini disebut wilayah perlakuan dmana ibu-ibu hamil minum pi1 besi 2 kali per minggu. Sedangkan sebagai wilayah pembanding terpilih 4 desa, dimana pi1 besi diminum seperti biasa yaitu 7 kali dalam seminggu atau 1 butir setiap hari selama 3 bulan. Wilayah penelitian di Jawa Barat adalah Kabupaten Cianjur, diarnbil 2 kecamatan yaitu, Kecamatan Bojong Picung dan Sukasari. Dari kedua kecamatan tersebut diambil 4 desa &gai wilayah perlakuan dan 4 desa sebagai wilayah Subyek penelitian adalah i h hamil dengan umur kehamilan 3-6 Man. Untuk mendapatkan sampel ibu hamil, lebih dahulu dilakukan pencacahadregistrasi ibu hamil d~ seluruh desa yang tennasuk wilayah penelitian oleh kader posyandu yang dikoordinasikan oleh bidan puskesmas dan bidan desa. Selanjutnya dilakulcan pengumpulan data dasar yang meliputi data identitas ibu hamil sampel melalui wawancara dengan menggunakan daftar kuesioner yang telah diujicoba, pemeriksaan kehamilan oleh bidan. Pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pengambilan sampei darah untuk pemeriksaan kadar haemoglobin (Hb) dan kadar femtin serum Pengukuran kadar Hb dilakukan dengan menggnnakan metah "Cyanmethemogkhn" seperti yang dianjurkan oleh WHO (4), sedangkan analisis kadar femtin serum dilakukan dengan menggunakan met& ELISA (Enzyrned Linked Immunosorbent Assay). Data konsumsi zat gizi (protein, zat besi dan vitamin C) serta energi dari makanan ibu hamil dilakukan dengan menggunakan metoda recall 2 x 24 jam. Untuk memperkirakan berat setiap jenis bahan makanan yang rllkonsumsi, dignnakan contoh makanan yang dibeli dari sekitar wilayah penelitian yang sudah ditimbang lebih dahulu. Perhitungan zat gizi dan energi yang dikonsumsi dari makanan digunakan daftar komposisi bahan makanan @ICBM) terbitan Direktorat Bina Gizi Masyarakat DepKes RI (5). Untuk mengetahui banyaknya pi1 besi yang dirninum dilakukan wawancara dengan menggunakan daftar pertanpan yang dikonfirmasikan dengan analisisltes kadar besi pa& tinja. Tes tinja disamping berfUngsi sebagai uji konfirmasi juga ditujukan untuk memotivasi kepatuhan ibu hamil rninum pi1 besi. Tes dilakukan satu kali seminggu selama 14 minggu. Sarnpel tinja dikumpulkan oleh kader kemudian diserahkan kepada petugas laboratorium puskesmas atau bidan desa untuk dilakukan tes di lapangan. Tes tinja dilakukan dengan menggunakan metoda Afif(1966) (6) yang pada prinsipnya merupakan tes kualitatrf yang didasarkan pada timbuinya ~ A s i wama. Tes diset,ut positif bila penambahan larutan pereaksi menimbulkan warm hijau kebiruan pada sediaan tinja yang merupakan indikasi ibu telah minum pi1 besi. Sebaliknya bila tidak terjadi peruba!! warm berarti negatif. Kemudian ibu dianjurkan jangan lupa minum pi1 besi.
-
Sampel ibu hamil pa& penelitian ini adalah ibu hamil dengan umur kehamilan 3 6 bulan berasal dari prop~ns~ Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NIT). Jumlah sampel sebanyak 261 orang. dari jumlah tersebut sebanyak 140 (53.6%) adalah penderifa anemia llengan kadarvtib< 11 gldl. Prosenflrse anemia H n g ditemukan tidak jauh berbeda dengan angka nasional hasil survai SKRT 1995. Rataan kadar Hb ibu ham11 secam keseluruhan sebelum dan sesudah intemmsi di Jawa Barat clan N'TT disajdcan pada Tabei 1, sedangkan data yang sama untuk keiompdc ibo hamil yang mempunyai kadar HB < 11.0g/dl (anemia) disajikan pada Tabel 2.
Prek Mfnum Pil Besi
Sebelum
Senrdnh
Intemensi X+SD
Intervensi X+SD
p/dl 2 x serninggu 7 x seminggu
129 132
10.82 1.216 1 1.0k 1.072
,
gldl
11.2k0.992 11.52 0.942
Kenailcan Hb X + SD
_ gldl
,
0.4 k0.618 0.5 0.561
+
t
hitung
2.895 4.03
~0.05
< 0.001
Dari Tabel 1, tampak bahwa rataan kadar Hb sampel ibu hamil secant keselunhan, yang mmdapatgam suplementasi pi1 besi 7 kali per minggu clan 2 kaii per minggu sebelum dilakukan interyemi, masing-masing sebesar 10.8 1.216 gldl dm 11.05 1.072@dl, secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedasn yang bennakna (pW.05). Setelah intervensi bcrlangsung selama 14 minggu, mengalami kenaikan secara bermalola @<0.05),menjadi 11.2 0.992 gldl dan 11.5 4 0.942gldI masiogmasing untuk kelompok ibu hamil yang mendaptkan muplernentasi pi1 besi 2 kali dan 7 kali per minggu. Rataan kenaikan dan nilai standar devlasi kadar Hb kebmpok ibu hamil yang mendapatkan suplemenlasi pi1 besi 2 kali dan 7 kali per minggu masingmasing adalah 0.40 0.618@dl, clan 0.50 0.561 g/dl. Setelah dilakukan uji beda (Itest) ternyata tidak terdapat perbedaan yang bermakna (pXl.05)antara kenaikan kadar Hb kelompk ibu hamil yang mendapatkan suplementasi 2 kali dan 7 kali per minggu. Fakta ini menunMwa &ngan suplementasi pi1 besi (sutfas ferrosus) 2 x 1 butir (mengandung 100 mg besi elemental dan folic acid 0.25 mg) per rninggu selama 14 minggu, memberi dampak nyata terhadap kenaikan kadar Hb ibu bamil yang tidak berbeda bila suplementas~itu dibetikan 7 kali per minggu. Hal yang sarna juga ditemukan bila sarnpel ibu hamil yang rnenderita anemia (kadar Hb 5 1 1.8 g/dl) dianalisis secara tersendiri seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
+
+
+
+
Saidin, M u h a m d ; dkk
105
Tabel 2. Reratam kadar Hb sampel ibo hamil penderita aaemia sebelurn dan sesudah intervensi Fmk. MIlllun WBeaii
,,
1Wgu
2 x seminggu 7 x seminggu
77 63
Sebelwn Intervend
.
Sesudab Intcrveaui
XtSD
X+_SD
&dl
a/dl
1 O e . 0.813 10.2+0.620
KendkanHb XtSD r/dl
P .
10.5+_0.%02 0.50+ 0.592 10.8+0.685 0.60+ 0.541.
3.85 5.15
< 0.001 <0.001
Tampak pada Tabel 2 rataan kadar Hb kelompok ibu harnil penderita anemia dengan suplementasi pi1 besi 2 kali clan 7 kali per minggu sebelum intervensi, masingmasing adalah 10.0 0.813 g/dl dan 10.2 0.620 gldl. Setelah intervensi berlangsung 14 minggu mengalarm kenaikan secara sangat bermakna (p<0.001) menjadi 10.5 2 0.802 g/dl dan 10.8 2 0,685 gtdl, masing-masing untuk kelompok ibu hamil dengan suplementasi pi1 besi 2 kali dan 7 kah seminggu. Hasil uji t rataan kenaikan kadar Hb kelompak ibu harml yang mendapatkan suplementasi pil besi 2 kali per n~inggu(0.50 2 0.592 gldl) dengan yang rnendapatkan suplementasi 7 kali per minggu (0.60 0.541 gldl), tidak menmjukkan adanya perkdaan yang bermakna 0.05).Kenailcan kadar Hb ibu hamil penderita anemia lebih tinggi dibandingkan dengan ibu harnil yang tidak anemia. Temuan ini menuqjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia lebih responsif terhadap suplementasi pi1 besi danpada ibu hamil tidak anemia. Hal serupa ditemukan juga oleh %&van E (9) yang dilakukan pada ibu hamil di Tangerang. Untuk melihat damp& suplernentasi pi1 Besi terhadap cadangan besi dalam tubuh pada penelitian ini dianalisis kadar ferritin s e m Rataan kadar femtin serum sampel ibu harnil penderita clan bukan penderita anemia berdasarkan frekuensi minum pi1 besi per rninggu sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada Tabel 3, sedangkan data yang sama untuk kelompok ibu hamil penderita anemia disajikan pada Tabel 4.
+
+
+
Tabel 3. Remtaan kadar ferritm serum sampel ibu hsnil peederita d m hkan penderita aaemia llebelum dan sesudah intervensi
Tampak pada Tabel 3, rataan kadar ferritin serum kelompok ibu hamil yang mendapatkan suplementasi pi1 best 2 kali dan 7 kali per minggu sebelurn intemnsi, masing-masing adalah 18.5 L 8 . 8 5 5 p g clan ~ 19.3 + 8.175 WL. Setelah intwensi berlangsung selama 14 rninggu naik menjxb 19.8 + 8.915 p& 20.2 + 10.035ML, tetapi kemkannya tidak bennakna (p>0.05), Rataan dan standar deviasi kenaikan kadar femtin serum lrelompdr h hamil dengan suplementasi pi1 besi 2 kali dan 7 kali per minggu, masing-masing adalah 1.25 5.100 p g dan ~ 0.90 + 5.625 WL. Setelah dilakukan uji t rernyata juga tidak terdapat perbedaan yang bermakna (pMl.05).
+
Tabel 4. Reraban hdntknitIa senm ampel ibu bamil penderita anemia sebeluan dm ilesodah iutervensi
Hal yang ama juga dimmhn bila analisis data kadar ferritin serum ibu hamil penderiCa anemia dilakukan mxa terseodiri sepem disajikan dakun Tabel 4. Tampak pada tabel tersebut tetjadi kenaikan rataan kadar fkrltin senun baik pada kelompok ibu hamil deqan suplementasi pi1 besi 2 Mi per minggu muput 7 kali per m i n m yainr masingmasing dari 15.3 + 6.604 dan 16.2 t: 8.385 Clgfl sebelum intervensi (awal pcnehtian) menjadi 15.7 + 5.215 pg/l dan 18.4 pg/l+ 11.250 pg/l setelah intefvensi (akhir penelitian). Hasil pcrhitungan rataan dan standar dcviasi kenaikan kadar ferritin serum kebmpok ibn hamil dengan suplementad pi1 besi 2 kali &u 7 Mi per minggu, masing-naasing &lah 0.40 2 5.10 pgA dan 2.24 t: 5.625 pgK. Secara statistik terbuk;ti kenaikan kadn ferritin serum antam kedua kelompok ibu hamil penderita anemia tersebut juga tidak memmjukkm perbcdaan yang bermakna (pW.05). Dari fakta yang dikemuidcandi atas dapat ditarik kesimpulanbahm suplernentasi pi1 besi 2 kali atau 7 kali per minggu selama 14 minggu belm clapat menmgkatkan cadangm besi dalam mbuh. Namun kena&an kadar ferritin senun pads kebmpok yang mendapetkan suplemerztapi pi1 besi 7 kali per minggu -1 tinggi.
Data tentang bmydmya pil besi yang ctiminnm disajikan pada Tabel 5. Pengmnpulm data bmythya pi1 besi yang diminum ddak&an mlalui wawanaa sSmp nringgu sdcali pada wakEu dilakukan kunjnngan rumah bersamaan dengan pengambilan sampe! tinja.
Tam 5. Rcrrtrna jmmlab pil bui y u g diminam mupel ibu h a d St8tUsAaemi.
Anemia + tidsk anemia
FnlaKnsCMimm 2 kali
7 kali Anemia A
X
Pil Besi/Minggu
2 SD M r
:
2 kali
77
7 kali
83
+ + +
22 6.9 51 + 10.7 24 5.5 51 10.8
129 132
i
Sadin, Muhammad; dkk
107
Tampak pada Tabel 5 hampir tidak a& perbedaan rataan jumlah pil besi yang diminurn per orang pada ibu harnil dengan suplementasi pi1 besi 2 kali dan 7 kali per minggu antara kelompok sampel gabungan (anemia + tidak anemia) dengan kelompok anemia. Bila anjuran rninum pi1 besi dipatulu sepenuhnya, rnaka ibu hamil yang minum pi1 besi 2 kali seminggu selama 14 minggu akan menghabiskan selutar 30 butir pil, sedangkan yang minum pi1 besi 7 kali per minggu (setiap hari 1 butir), akan menghabiskan 90 butir. Berdasarkan patokan tersebut maka dapat dihitung persenlase rataan jumlah pi1 b yang diminum per orang pada Tabel 5 d~ atas. Persentase rataan jumtah pi1 besi yang diminurn ibu hamil dengan rmplemenlasi 2 kali per minggu sebesar 80.0% (63.3%%.7%), sedangkan yang mendapatkan suplementasi 7 kali per minggu adalah sebesar 56.7% (44.4 69%). Bila kita perhatikan persentase jumlah pi1 yang barus ctiminum deh ibu harnil, rnaka ibu hamil yeng minum 2 kali seminggu lebih patuh dibandingkan dengan ibu hamil yang harus minum pi1 besi setiap hari. Hai ini disebabkan karena adanya Wor lupa dan rasa bosan dari ibu hamil untuk minum pi1 besi setiap hari.
-
Data Koasanmsi Data konsumsi zat gizi dan energ kelompok sampel ibu barnil pnderita clan bukan penderita anemia disajikan pada Tabel 6. Tampak pada tabel tersebut rataan konsumsi zat besi, vitamin C dan energi kelompok sampel ibu hamil dengan suplementasi pil besi 2 kali, lebih tinggi daripada kelompok ibu hamil dengan suplementasi 7 kali per minggu, tetapi pe-ya tidak berrrmkna (pW.05). Sebaliknya untak rataan konsumsi protein dan lemak kelompok ibu hamil dengan suplementasi pl besi 7 kall per minggn lebih tinggi secara bemalaw Q60.05) daripada kelompok ~h hamil dengan suplementasi pi1 besi 2 kali per rninggu.
JeaisZatGizil Eaergi
.
Frekueusi M i ~ m Pil2 kali fn45)
X + SD Pratein (g) at tJ€Si(mg) Vitamin C (g) ~ ~ m (g) a k Energ1 O(kal) i
+ + + +
26.0 8.90 7.6 3.13 38.6 26.20 26.4 11.05 1175+280
7kaIi X
t
P
hitung
+ SD
+ + + +
31.4 9.00 7.3 3.02 37.6 17.60 32.0 10.30 1124+267
< 0.05 > 0.05 > 0.05 < 0.05 > 0.0s
3.611 0.590 0.266 3.166 1.127 t
Dari tabel di alas tampak bahwa konsumsi zat besi untuk kedua kelompdc penelitian sangat keciI. Bila dibandingkan dengan angita kecukupan yang dianjurkan
(7) hanya 16.5% dm 13.9% masing-masing untuk kelompok ibu hamil dengan frekuemi minum pi1 2 kali dm 7 kali seminggu.-Secarastatis€& konsumsi zal besi yang berasal dari makanan tidak be&& nyata. Konsumsi zat besi ibu hamil diperoleh selain dari k m m s i makananjuga be& dari pi1 besi. Sumbangan zat besi yang b e m d dari pi1 untuk kelompok ibu yang m i m 2 kali sebesar (22 pi1 x60 mg) : (14 mg x 7 hr) = 13.5 mglhr. Sedangkan yang rninum pi1 7 x seminggu sebsar (51pi1 x 60 mg) : (14 mg x 7 hr) = 3 1.2 mglhr. Menurut penelitiarn Viter dalam Liu (1993) (8), mengatakan bahwa pemberianf'pil besi dengan selang waktu peEerapan tat besi lebih-tinggi. Penyerapan zat besi yang diberikan &ap hari menurut penelitian Richard (9) hanya sekitar 20%. Dengan asumsi penyerapan zat besi untuk kelompok minun pi1 besi 7 kali seminggu 20% dan kelompok 2 kali seminggu 30% maka besarnya zat besi ysmg diperoleh .dari pi1 besi sebanyak 6.2 mg dan 4.1 mg. Bila dibandingkan dengan kecukupan yang dianjurkan k h t u h a n zat besi terserap uotuk ibu hamil dengan tinglcat penyerapan sedang yaitu 10Y0setear 44. mg, maka Irebunlhan zat besi ibu hamil sudah tetpenuhi. Fakta ini didukung oleh data kenarkan kadar Hb (Tabel I), kelompok ibu hamil yang ininurn pi1 besi 2 kali seminggu,kadar Hb naik sebesar 0.4 gldl dan kelompok 7 kali seminggu naik sebesar 0.5 g/dI.Dengan demikian bila dihitung efMtasnya maka kelompok ibu hamil yang minum pi1 besi 2 kali seminggu lebih efektif dibandingkan dengan kelompok 7 kali seminggu. Temuan ini mendukung temuan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Endi R (1995).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Persentasejltmlah pll besi yang diminum oleh ibu hamil kelompok 2 kali seminggu lebih besar dibandingkan dengan yang rninum 7 kali seminggu Supiementasi pi1 besi dua kaii semidapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil sebesar 0.4 + 0.628 gidl dan dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil penderita anemia sebesar 0.5 + 0.802 g/dl. Suplementasi pi1 besi setisp hari d a p t meaingkatkan kadar Hb ibu hamil sebesar 0.5 + 0.561 gldl) clan dapat rneningkatkan kadar Hb ibu hamil penderita anemia sebesar 0.6 + 0.541 gldl. Suplementasi pi1 besi dua kali seminggu dart setiap hari belum dapat rneningkatkan cadangan besi dalam tubuh. - Dilihat dari kenadsan kadar Hb ibu hamil suplementasi pi1 besi dua Mi seminggu sama efeldifnya dengan suplementasibesi setiap hari.
-
-
1.
2.
3.
Soekartijah Mastoatmodjo; dkk. Pencegatran anemia gin' besi pado kehamilan dengan suplemen pi1 sulfar f i r o m melalui Puskernas. Penelitian Gi7i dm Makanan 1980,4:3-13. Departemen Kesehatan Rl. Suwei kesehatan m h r a n g g a , 1992. Departemen Kesehatan RI. Survei kesehatan rumahtangga, 1995.
Saidin, Muhammad; dkk
World Health Organization.fiufritional anemia. Tech.report series No.4 15, 1968. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Dep.Kes,RI. Daftar komposisi bahan rnnkanan. Jakarta : Bhratara Aksara, 198 1. 6 . Afif; et al. Simple rest for ingested imn in hospital and domiciliay practice. Brit.Med.J. 1966,l:102 1-1022. 7. Muhilal; dkk. A n g h kecukupan gi=i yung d~anjurkun.Risalah Widyakarysl Pangan clan Gizi V, Jakarta, 1993. 8. Richard, F.H Prospects for itnpvoving the ironfwt~$cation ofJoods in .Vutritional anemias. Nestle Nutrition Workshop Series 1992,30:198. 9. Liu. et al. Weekly suplementation in Chinese preschool children is eflcient and safe. SCN News 1993. No.1 1. 10. kdwan, E. Eflect of weeMv iron supplementation in pregnant women. Thesis. Jakarta: University of Indonesia, 1995. 4.
5.