PAKAIAN DALAM
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... 5 Peta Jepang ................................................................................................................... 6 I. Pendahuluan ............................................................................................................ 7 1. Pemilihan Negara.............................................................................................. 7 2. Pemilihan Produk .............................................................................................. 7 3. Profil Jepang ..................................................................................................... 8 II. Potensi Pasar Jepang .............................................................................................. 12 1. Ragam pakaian dalam produksi Jepang ........................................................... 12 2. Ukuran Pakaian dalam di Jepang ...................................................................... 20 3. Konsumsi Pakaian dalam di Jepang.................................................................. .21 4. Ekspor dan Impor Produk Pakaian dalam di Jepang ......................................... 22 5. Ekspor dan Impor Produk Pakaian dalam di Dunia ........................................... 25 6. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Pakaian Dalam di Jepang ...................... 28 7. Saluran Distribusi Produk Pakaian dalam di Jepang……………………………32 III. Peluang Dan Strategi ............................................................................................... 33 IV. Informasi Penting ..................................................................................................... 34 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang Di Indonesia..................................................... 34 2. Kamar Dagang Jepang ..................................................................................... 34 3. Asosiasi Tekstil Di Jepang ................................................................................ 35 4. Daftar Pameran Terkait ..................................................................................... 36 5. Perwakilan Indonesia Di Jepang ....................................................................... 36 6. Referensi........................................................................................................... 37
2
Daftar Tabel Tabel 1.
Estimasi populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang per Juni 2013…………………………………………………………………… 8
Tabel 2.
Ukuran pakaian dalam wanita Jepang…………………………………………20
Tabel 3.
Nomor ukuran badan wanita Jepang…………………………………………..20
Tabel 4.
Konsumsi pakaian dalam di Jepang…………………………………………...21
Tabel 5.
Pakaian import Jepang berdasarkan bahan rajutan dan tenunan…………..22
Tabel 6. Impor pakaian dalam tenun Jepang Januari-Desember 2011 per negara…23 Tabel 7. Impor pakaian dalam rajut Jepang Januari-Desember 2011 per negara…..24 Tabel 8.
Pergerakan jumlah impor dan ekspor pakaian di dunia……………………..25
Tabel 9.
Pergerakan jumlah impor pakaian dalam tenun di dunia…………………....26
Tabel 10. Pergerakan jumlah impor pakaian dalam rajut di dunia……………………...27 Tabel 11. Tarif impor untuk produk pakaian……………………………………………....28 Tabel 12. Indikator marking untuk impor produk garmen ke Jepang…………………..30 Tabel 13. Tabel indikasi serat pakaian berdasarkan Japan Textile Products………….31
Daftar Gambar Gambar 1.
Piramida populasi penduduk Jepang tahun 2013…………………………...9
Gambar 2.
Estimasi penurunan populasi penduduk Jepang………………………......10
Gambar 3.
Contoh jenis pakaian dalam di Jepang……………………………………...12
Gambar 4.
Contoh jenis bra yang umum di Jepang…………………………………….13
Gambar 5. Contoh jenis bra………………………………………………………………..13 Gambar 6.
Contoh jenis bra untuk anak-anak…………………………………………...14
Gambar 7.
Contoh jenis celana dalam untuk anak-anak……………………………….14
Gambar 8.
Contoh jenis pakaian dalam untuk wanita hamil…………………………...15
Gambar 9.
Contoh jenis pakaian dalam untuk musim dingin…………………………..15
Gambar 10. Contoh jenis gaun malam……………………………………………………..16 Gambar 11. Contoh jenis petticoat………………………………………………………….16 Gambar 12. Contoh jenis pakaian dalam pria……………………………………………..17 Gambar 13. Contoh jenis pakaian dalam pria untuk musim dingin……………………...18 Gambar 14. Contoh variasi jenis celana dalam pria………………………………………18 Gambar 15. Contoh celana dalam anak-anak……………………………………………..19 Gambar 16. Contoh pakaian dalam anak-anak……………………………………………19 Gambar 17. Grafik konsumsi pakaian dalam di Jepang…………………………………..21 3
Gambar 18. Proporsi konsumsi pakaian dalam di Jepang tahun 2013………………….21 Gambar 19. Grafik pakaian impor Jepang berdasarkan bahan rajutan & tenunan…….23 Gambar 20. Grafik volume impor pakaian dunia…………………………………………..25 Gambar 21. Pergerakan jumlah impor pakaian dalam tenun di dunia…………………..26 Gambar 22. Pergerakan jumlah impor pakaian dalam rajut di dunia……………………27 Gambar 23. Saluran distribusi impor pakaian dalam di Jepang…………………………32
4
KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Pakaian Dalam” untuk Edisi pada bulan November 2013 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar Underwear di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Pakaian dalam Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, November 2013
5
PETA JEPANG
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
6
BAB I. PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, selama 5 (lima) tahun terakhir, yaitu periode 2008-2012, perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 11,3%. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2012, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 52,9 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 22,8 miliar dan impor sebesar USD 30,1 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 7,4 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,6 miliar); natural rubber, balata (USD 1,3 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,9 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,9 miliar); plywood, veneered panels and similar laminated wood (USD 0,7 miliar). Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas seperti incompletely knocked down motor vehicles (USD 1,9 miliar); parts of accessories of the motor vehicles of headings (USD 1,2 miliar); self-propelled bulldozers, angledozers, graders, levellers (USD 0,8 miliar); motor cars & other motor vehicles principally designed for the transport of pers ons (USD 0,8 miliar); parts, suitable for use solely (USD 0,8 miliar). 2. Pemilihan Produk Produk pakaian dalam Jepang merupakan produk yang memiliki variasi yang sangat beragam dan berkualitas tinggi. Penggunaannya pun sama seperti halnya penggunaan pakaian pada umumnya turut mengikuti perubahan musim, dimana pada saat musim dingin masyarakat Jepang menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang menahan dingin, seperti polyester atau wool dan pada saat musim panas menggunakan bahan yang dapat menahan panas seperti katun atau kaus. Pembahasan lebih lanjut mengenai pengunaan pakaian dalam di Jepang akan dibahas lebih rinci pada bab II. Mengingat besarnya potensi pasar pakaian dalam di Jepang menjadikan hal ini sebagai peluang potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor produk pakaian dalam ke Jepang.
7
3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. c. Demografi Populasi penduduk Jepang per Juli 2012 mencapai 127.368.088 jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang 128.957.352 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.875.892 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65.492.196 (51.4%).
Tabel 1. Estimasi populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang per June 1, 2013 (in thousands) Age (years) 0-14
Total
Male
Female
16453
8426
8027
15-24
12287
6297
5991
25-54
49404
24966
24439
55-64
17617
8686
8931
≥ 65
31563
13543
18020
Sumber: Japan Statistic Bureau, Ministry of Internal Affairs and Communications.
8
Gambar 1. Piramida Populasi Penduduk Jepang tahun 2013 Sumber: United States Census Bureau
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan,sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian. Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka. Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang semakin cepat menua dikarenakan dampak dari ledakan kelahiran pasca perang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran.
9
Gambar 2. Estimasi Penurunan Populasi Penduduk Jepang Sumber: Japan Ministry of Internal Affairs
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. d. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2011, sebanyak 43,1 % energi di Jepang berasal dari minyak bumi, 22,1 % batu bara, 23,2 % gas alam, 4,2 % tenaga nuklir dan 3,5 % tenaga air serta new energy dll 3,9 %. Namun setelah gempa Tohoku menurun menjadi 2 % (berdasarkan data Desember 2012). Kebocoran reaktor nuklir di Fukushima yang terjadi kemudian menyebabkan sebagian besar reactor nuklir di Jepang dinon-aktifkan dan Jepang mulai beralih ke sumber-sumber enerji non nuklir lainnya. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbangan domestik terbesar adalah Haneda airport, dan untuk penerbangan internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport dan Chubu Central International Airport serta untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport. 10
e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju di dunia. Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (Dibawah China) dan ketiga di dunia (Selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012, Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapa terswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
11
BAB II. POTENSI PASAR JEPANG 2.1. Ragam Pakaian Dalam Produksi Jepang Industri pakaian dalam di Jepang seperti pada negara lainnya dibedakan menjadi 2 (dua) kategori; yaitu pakaian dalam untuk wanita dan pakaian dalam untuk pria. Berbeda dengan pakaian dalam untuk pria yang dibedakan berdasarkan ukuran, pakaian dalam wanita selain dibedakan berdasarkan ukuran juga dibedakan berdasarkan usia, sehingga terdapat pakaian dalam untuk wanita dewasa dan untuk remaja. Untuk jenisnya pakaian dalam wanita dibedakan menjadi beberapa kategori, seperti “non-wire bra” atau tanpa kawat dan “wire bra” atau dengan kawat, “shorts” atau celana dalam dengan desain seperti celana pendek, dan “sanitary” atau celana dalam pada umumnya, dan “baby doll” atau gaun tidur dengan design baby doll.
Bra
Celana Dalam Pria
Gaun tidur wanita
Gambar 3. Contoh Jenis Pakaian Dalam di Jepang 2.1.1. Pakaian Dalam Wanita - Bra Di Jepang, bra memiliki banyak variasi dan jenis, contohnya dibedakan berdasarkan fungsi dan kegunaan dari bra yang menunjang aktifitas, misalnya terdapat bra khusus untuk kegiatan olahraga, atau terdapat “Hadaka Brassiere” yang umum disebut naked bra yang membuat pemakainya seperti tidak menggunakan bra sehingga terasa nyaman dan terlihat bagus saat menggunakan pakaian jenis tipis atau halus sehingga tidak memperlihatkan bentuk bra. Selain itu juga terdapat bra yang menunjang penampilan untuk kepercayaan diri, seperti lift-up bra yang juga populer di kalangan wanita Jepang dengan berbagai variasi hiasan seperti renda, lace dan manik-manik seperti payet dan pita. 12
“Wire lift up bra” atau bra “Sporty bra” atau bra untuk “Hadaka Brassiere” atau dengan kawat penyangga kegiatan olahraga naked bra Gambar 4. Contoh Jenis Bra yang Umum di Jepang Selain untuk menunjang penampilan, wanita Jepang juga memperhatikan aspek kesehatan, terbukti dengan hadirnya bra kesehatan yang khusus digunakan saat tidur sehingga punggung tidak terbebani dan hasilnya akan memperbaiki postur tubuh bagian belakang.
Terdapat juga bra dengan kaitan depan yang memudahkan
penggunanya untuk menggunakannya.
Bra dengan kaitan di depan
Bra kesehatan saat tidur
Bra dengan model cetakan depan dan renda lace
Gambar 5. Contoh Jenis Bra Selain untuk wanita dewasa, bra juga umum digunakan oleh anak-anak perempuan sejak usia SD dengan bra yang di Indonesia umum disebut miniset. Di Jepang, jenis dan variasi bra khusus untuk anak-anak juga beragam seperti halnya bra untuk wanita dewasa. Selain miniset yang pada umumnya menggunakan bahan katun yang mudah menyerap keringat, terdapat juga bra khusus untuk olahraga dan bra dengan berbagai fungsi seperti kaitan lepas yang juga dapat menunjang penampilan sesuai jenis pakaian yang digunakan. 13
Sporty bra untuk anak-anak
Bra dengan kaitan lepas Bra anak-anak yang umum untuk anak-anak menggunakan bahan katun Gambar 6. Contoh Jenis Bra untuk Anak-anak
2.1.2. Pakaian Dalam Wanita – Celana Dalam Untuk celana dalam bagi wanita, jenis dan motif juga beragam, pada umumnya masyarakat Jepang menyukai hiasan renda dan pita maupun gambar-gambar kartun yang lucu, meskipun terdapat juga dengan model dan warna yang sederhana seperti wana hitam, putih dan abu-abu.
Sporty celana untuk anak-anak
Colorful Celana Dalam untuk anak-anak
Celana dalam anak-anak yang umumnya menggunakan bahan katun Gambar 7. Contoh Jenis Celana Dalam untuk Anak-anak
2.1.3. Pakaian Dalam Wanita – Lainnya Di Jepang terdapat juga pakaian dalam wanita untuk kebutuhan khusus, seperti misalnya pakaian dalam khusus untuk wanita hamil, atau untuk musim dingin. Pakaian dalam khusus wanita hamil ditujukan untuk kemudahan dalam pemberian ASI sedangkan pakaian dalam untuk musim dingin pada umumnya dibedakan dari jenis bahan yang digunakan, pada umummnya menggunakan bahan wool, dan juga bentuk 14
desain yang digunakan yang biasanya menutupi sebagian besar tubuh hingga ke perut atau ke bagian paha agat penggunanya tetap merasa hangat pada saat musim dingin.
Bra hamil yang Celana dalam khusus Celana dalam dengan memudahkan pemberian untuk persalinan stagen setelah persalinan asi Gambar 8. Contoh Jenis Pakaian Dalam Untuk Wanita Hamil
Di Jepang terdapat budaya menggunakan “haramaki” atau pembungkus perut pada saat musim dingin untuk melindungi diri dari masuk angin atau “kaze ni naranai youni”. Istilah masuk angin pun lazim di Jepang.
Baju dalam
Celana dalam dengan “Haramaki” Celana dalam yang menutupi atau penutup perut dengan bahan perut wol Gambar 9. Contoh Jenis Pakaian Dalam untuk Musim Dingin
Selain bra dan celana dalam, pakaian dalam wanita juga termasuk didalamnya baby doll atau gaun tidur dan baju dalaman untuk musim dingin. Stocking yang digunakan hingga bagian pinggang tidak termasuk dalam analisa pakaian dalam karena
15
pada umumnya perhitungan ekspor impor perdagangan dunia untuk kategori pakaian dalam tidak memasukkan stocking ke dalam perhitungan.
Satu set bra dan celana Satu set baby doll dengan Baby doll kualitas premium dalam motif binatang bra dan celana dalam dengan bahan sutra Gambar 10. Contoh Jenis Gaun Malam Wanita muda di Jepang pada umumnya senang menggunakan pakaian dengan jenis rimpel atau renda-renda, sehingga penggunaan petticoat atau celana / rok dalaman dengan rimple atau renda pada bagian bawahnya cukup popular. Model celana/rok dalaman petticoat digunakan agar ketika pengguna menggunakan celana / rok luaran, renda-renda yang terdapat pada petticoat bisa terlihat dari luar, sehingga menimbulkan efek penuh dan ramai.
Petticoat rok
Petticoat terusan
Petticoat celana
Gambar 11. Contoh Jenis Petticoat
16
2.1.4. Pakaian Dalam Pria Tidak seperti pakaian dalam wanita yang memiliki beragam jenis, pakaian dalam untuk pria cukup monoton dan diwarnai dengan warna dasar seperti hitam, putih dan abu-abu. Untuk jenisnya, celana dalam pria di Jepang pada umumnya disukai yang berbentuk pants atau celana pendek ketat seperti gambar dibawah ini. Sedangkan untuk kaos dalam, lebih disukai jenis T-Shirt sedangkan model singlet tidak berbentuk seperti di Indonesia yang lebih terbuka, melainkan lebih menutupi bagian punggung seperti gambar dibawah. Hal ini dikarenakan cuaca di Jepang yang cenderung lebih banyak musim dingin daripada musim panas, sehingga pakaian dalam yang lebih disukai adalah yang menutupi anggota tubuh.
Celana Dalam Pria
Kaos Dalam Pria Jenis Kaos Dalam Pria Jenis T-Shirt Singlet Gambar 12. Contoh Jenis Pakaian Dalam Pria
Khusus untuk pakaian dalam musim dingin, pada umumnya pria Jepang menggunakan dalaman baju yang berbentuk turtle neck sehingga menutupi seluruh leher, namun untuk pemakaian baju formal seperti ke kantor, baju dalaman lengan panjang dengan model v-neck atau berbentuk v pada bagian leher lebih disukai. Selain baju dalaman, celana panjang ketat yang difungsikan untuk dalaman juga populer di Jepang. Bahan yang digunakan untuk pakaian dalam selama musim dingin ini beragam, mulai dari katun, polyester, hingga bahan stretch. Selain baju dan celana dalaman, pria Jepang juga umum menggunakan “haramaki” atau pembungkus perut untuk melindungi diri dari angin.
17
Pakaian dalam untuk Celana ketat pria untuk “Haramaki” pria dengan musim dingin musim dingin bahan stretch Gambar 13. Contoh Jenis Pakaian Dalam Pria untuk Musim Dingin
Variasi jenis pakaian dalam pria juga bisa dilihat dari gambar dibawah ini. Terdapat juga motif binatang atau warna-warna cerah dengan model yang bervariasi. Berkaitan dengan fungsi, terdapat juga celana dalam dengan kancing dibagian depan, dan lain sebagainya.
Celana Dalam Pria motif Celana Dalam Pria motif Celana Dalam Pria Kancing binatang kotak-kotak Depan Gambar 14. Contoh Variasi Jenis Celana Dalam Pria
2.1.5. Pakaian Dalam Anak-anak Pakaian dalam anak-anak divariasikan dengan warna-warna cerah dan motif-motif kartun yang lucu. Untuk variasi model sama seperti pakaian dalam wanita dan pria dewasa pada umumnya dibedakan dari jenis bahan yang digunakan untuk musim panas dan musim dingin.
18
Celana Dalam Anak-anak Celana Dalam Anak-anak Lelaki Perempuan yang Disertai Popok Gambar 15. Contoh Celana Dalam Anak-anak Pakaian dalam untuk anak-anak juga ada yang disertai popok cuci, sehingga bisa dipakai berulang-ulang, sehingga lebih ramah lingkungan. Sedangkan celana dalam pada umumnya memiliki model seperti pada gambar diatas, dan jarang terdapat celana dalam model pants atau serupa celana pendek pada anak-anak.
Baju Dalam Anak-anak untuk Musim Dingin
Baju Dalam Anak-anak Model Singlet
“Haramaki” untuk Anak-anak dengan bahan wol.
Gambar 16. Contoh pakaian Dalam Anak-anak Sama seperti halnya orang dewasa, penggunaan “haramaki” juga sangat lazim di kalangan anak-anak. Pada umumnya “haramaki” berbahan dari wol dan bermotif lucu dan berwarna cerah. “haramaki” ada yang berbentuk celana pendek, ada juga yang menyatu dengan celana panjang.
19
2.2. Ukuran Pakaian Dalam di Jepang Ukuran Pakaian dalam wanita di Jepang berkisar dari M-LL, dengan ukuran badan nomor 7 hingga 13. Pada umumnya wanita Jepang memiliki ukuran tubuh yang mungil dan langsing bila dibandingkan dengan negara-negara barat.
Berikut table
ukuran pakaian dalam wanita di Jepang dan table ukuran badan wanita di Jepang. Nomor Ukuran
Cup Bra
Celana Dalam
521
E70
M
532
E75
L
542
E80
L
553
E85
LL
621
E70
M
632
F75
L
642
F80
L
653
F85
LL
Tabel 2. Ukuran Pakaian dalam Wanita Jepang Ukuran (cm)
7
9
11
13
Dada
80
83
86
89
Pinggul
89
91
93
95
Berat Badan
158
158
158
158
Pinggang
61-64
64-67
67-70
70-73
Tabel 3. Nomor Ukuran Badan Wanita Jepang Sedangkan ukuran pria di Jepang lebih umum, berkisar dari ukuran S hingga 3L yang lazim digunakan diseluruh dunia.
20
2.3.Konsumsi Pakaian Dalam di Jepang Konsumsi pakaian dalam di Jepang sempat menurun pada tahun 2009 yang mungkin disebabkan dampak krisis ekonomi tahun 2008 yang lebih lambat berpengaruh terhadap konsumsi pakaian dalam, namun kemudian kembali naik pada tahun 2011 sehingga diharapkan tren ini terus meningkat hingga tahun 2013.
Konsumsi Pakaian Dalam di Jepang 2006-2011 9,400
9,200
9,000
8,800
8,600
8,400
8,200
8,000 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 17. Grafik Konsumsi Pakaian Dalam di Jepang Sumber: Skala Konsumsi Rumah Tangga untuk Produk Garmen (estimasi berdasarkan survey yand dilakukan oleh Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecommunication)
Underwear
Amount
%
2006
9,292
11.3
2007
8,681
11.0
2008
8,685
11.2
2009
8,703
11.4
2010
8,446
11.5
2011
8,682
11.9
Consumption
Tabel 4. Konsumsi Pakaian Dalam di Gambar 18. Proporsi Konsumsi Pakaian Jepang
Dalam di Jepang Tahun 2013
21
Untuk proporsi konsumsi pakaian dalam di Jepang, pada tahun 2011 konsumsi masih didominasi oleh konsumsi pakaian dalam wanita, berikut berturut-turut adalah konsumsi pakaian dalam pria dan anak-anak. 2.4. Ekspor dan Impor Produk Pakaian dalam di Jepang
Knit Woven Underwear Underwear 2003 Quantity 784,7 279,2 Japan Import
Amount
143.477
2004 Quantity 815,9 Amount
146.621
2005 Quantity 860,1 Amount
160.642
2006 Quantity 866,7 Amount
173.942
2007 Quantity 879,7 Amount
178.061
2008 Quantity 904,2 Amount
176.761
2009 Quantity 904,2 Amount
117.689 282,4 121.251 274,1 121.884 269,9 132.739 264,4 133.496 223,6 115.994 223,6
179.169
100.519
940,5
213,7
Amount
184.523
97.484
2011 Quantiy
1.991,2
233,5
Amount
212.902
117.758
2010 Quantiy
Tabel 5. Pakaian Import Jepang Berdasarkan Bahan Rajutan dan Tenunan Sumber: The Japan Textiles Importers Association
Impor pakaian dalam, seperti halnya impor pakaian luar, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu knit (tenun) dan woven (rajut). Di Jepang, impor pakaian dalam tenun lebih banyak dibandingkan rajutan. Hal ini bisa dilihat dari tren impor dari tahun 2003-2011 dimana impor pakaian dalam rajut tidak pernah melebihi impor pakaian dalam tenun.
22
Impor Pakaian Dalam Jepang Tahun 2003-2011 350
300
Per 1 Miyar Yen
250
200
Knit Underwear Woven Underwear
150
Total
100
50
0 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 19. Grafik Pakaian Import Jepang Berdasarkan Bahan Rajutan dan Tenunan Data diolah dari The Japan Textiles Importers Association
Bila dilihat dari grafik, impor pakaian dalam tenun terus meningkat bahkan disaat impor pakaian dalam rajut menurun pada tahun 2007-2010.
Country China Vietnam Thailand Bangladesh Philippines South Korea Indonesia India Honduras USA Kamboja Egypt Taiwan Srilangka Israel Italy Negara lainnya Total Impor Dunia
Knit Underwear 1,000pc Ton Value 850331 98148 175836 69962 9078 17933 34385 3075 7570 22953 3168 4814 6858 884 1472 3989 606 1225 3868 463 999 1582 212 357 1294 223 197 660 102 407 637 58 140 423 51 177 343 39 88 198 20 111 146 8 52 123 16 183 3411 398 1341 1001163 116549 212902
Tabel 6. Impor Pakaian Dalam Tenun Jepang Januari-December 2011 per Negara 23
Untuk pakaian dalam tenun didominasi oleh China, Vietnam, Thailand dan Bangladesh pada tahun 2011. Sedangkan Indonesia sendiri menempati posisi ke 7 dengan volume sebesar 3.868 piece pakaian seberat 463 ton dengan nilai 999 juta yen.
Country China Indonesia Vietnam Myanmar Bangladesh India Laos Thailand Kamboja Philippines Malaysia Srilangka Italy USA Turkey Taiwan Negara Lainnya Total Impor Dunia ke Jepang
Woven Underwear 1,000pc Ton Value 185544 42355 86074 12249 2461 4916 11834 3758 8329 9229 2724 5128 9123 2600 4293 1123 267 1121 709 195 481 695 205 900 589 140 374 528 154 642 402 132 573 360 88 319 275 86 2073 214 57 766 100 26 333 89 14 54 447 127 1382 233510 55389 117758
Tabel 7. Impor Pakaian Dalam Rajut Jepang Januari-December 2011 per Negara Value per Juta yen Untuk pakaian dalam rajutan, urutan pertama juga ditempati oleh negara China dengan perbandingan volume impor yang cukup besar perbedaannya dengan urutan kedua, negara Indonesia. Urutan kedua dan seterusnya dari impor pakaian dalam Jepang cukup didominasi oleh negara-negara di Asia, meskipun terdapat juga negara Italia, Amerika Serikat dan Turki yang turut mewarnai impor pakaian dalam ke Jepang. Apabila dilihat dari data, impor pakaian dalam dari Italia memiliki jumlah dan volume yang lebih rendah, namun apabila dilihat berdasarkan valuenya, impor pakaian dalam rajut dari Italia mencapai 2.073 juta yen, lebih tinggi dibandingkan negara India sehingga bisa diasumsikan bahwa produk pakaian dalam dari Italia memiliki harga yang lebih tinggi atau bisa jadi merupakan barang dengan merek terkenal.
24
2.5. Ekspor dan Impor Produk Pakaian dalam di Dunia Di dunia, ekspor dan impor produk pakaian masih didominasi negara China, sejak tahun 2001-2011.
Tabel 8: Pergerakan jumlah impor dan ekspor pakaian di dunia
Gambar 20. Grafik Volume Impor Pakaian Dunia 25
Apabila dilihat berdasarkan kategori pakaian dalam, berdasarkan kode HSnya, pakaian dalam bisa dikategorikan sesuai tabel dibawah ini, diantaranya adalah ‘underpants’, ‘pajamas’, ‘bathrobes’, ‘slips’, ‘negligees’ atau pakaian rumah untuk wanita, ‘T-shirts’ dan ‘singlets’ 2008
Knit Underwear
HS Code
Garment Comodity
1000pc
2009
1 juta yen
1000pc
2010
1 juta yen
1000pc
2011
1 juta yen
1000pc
1 juta yen
Underpants
6107.11-19
155668
26830
156668
27418
172427
30432
188656
36315
Pajamas
6107.21-29
16585
9778
15254
8502
14761
8295
16701
9895
Bathrobes
6107.91-99
1116
380
751
305
404
175
616
272
Slips
6108.11-19
3783
1596
3164
1273
2500
1001
2333
1002
Negligees, Bathrobes
6108.91-99
53027
14224
54533
13581
49651
12576
41479
10772
T-Shirts, Singlets
6109 10-020, 90-021.029
335404
68481
359979
77009
77009
81471
410938
97989
Tabel 9: Pergerakan jumlah impor pakaian dalam tenun di dunia Pakaian dalam jenis T-shirts dan singlets masih mendominasi impor pakaian dalam di dunia, sedangkan untuk celana dalam, atau ‘underpants’ juga juga cukup dominan.
Knit Underwear Garment Comodity 700000 600000 500000 T-Shirts, Singlets Negligees, Bathrobes
400000
Slips Bathrobes
300000
Pajamas 200000
Underpants
100000 0 2008
2009
2010
2011
Gambar 21. Pergerakan jumlah impor pakaian dalam tenun di dunia 26
Untuk pakaian dalam rajut, jenis ‘underpants’ masih mendominasi gambaran import dunia pakaian dalam secara umum dari tahun 2008-2011. 2008
Woven Underwear Garment Comodity
HS Code
2009
1000pc
1 juta yen
1000pc
2010
1 juta yen
1000pc
2011
1 juta yen
1000pc
1 juta yen
Underpants
6107.11-19
82204
9740
81305
9010
72784
8009
79956
10656
Nightshirts, Pajamas
6107.21-29
10616
6691
9848
5991
9124
5475
8631
6003
Bathrobes
6107.91-99
4059
1453
3867
1375
3506
1235
3201
1329
Slips
6108.11-19
822
341
714
288
816
313
996
357
Pajamas
6107.21-29
15031
8849
13166
7468
11163
6498
9547
6352
Negligees, Bathrobes
6108.91-99
15431
5547
15471
4833
14682
4518
14873
4960
Tabel 10. Pergerakan jumlah impor pakaian dalam rajut di dunia
Woven Underwear Garment Comodity 140000 120000 100000
Negligees, Bathrobes Pajamas
80000
Slips 60000
Bathrobes Nightshirts, Pajamas
40000
Underpants
20000 0 2008
2009
2010
2011
Gambar 22. Pergerakan jumlah impor pakaian dalam rajut di dunia
27
2.6. Kebijakan Impor dan Labeling Produk Pakaian dalam di Jepang Terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam melakukan impor pakaian dalam ke Jepang, diantaranya adalah: 1. Terdapat 2 indikasi untuk pakaian, yaitu (1) Misleading Representations of Country of Origin atau Perwakilan Negara yang Salah dan (2), Quality Indication atau indikasi kualitas produk. 2. Produk imitasi yang melanggar hak cipta atau intellectual property rights dinamakan dengan shame brand products tidak diperbolehkan untuk diimpor. Dalam kaitannya dengan custom tariff, pada dasarnya mengikuti preferential rate, WTO rate, temporary rate dan general rate. Namun, preferential rate hanya digunakan saat mengisi dokumen legal untuk negara-negara LDCs (Leased Developed Countries) dan negara EPA (Economic Partnership Agreement). Berdasarkan data yang diperoleh melalui Japan Custom, untuk periode 1 Januari 2013 maka tarif yang berlaku untuk barang impor (khususnya pakaian) ke Jepang sesuai dengan chapter 61-62 untuk Indonesia. Sebagai bahan acuan, untuk tahun sebelumnya penetapan tarif yang berlaku di Jepang adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Tarif impor untuk produk pakaian
28
Hal-hal lainnya yang berhubungan dengan custom tariff produk pakaian adalah sebagai berikut: 1) Customs Tariff Act (sistem tarif kuota), tarif kuota diberlakukan pada sepatu kulit, dan artikel yang terbuat dari kulit (termasuk sarungtangan kulit). Eksportir yang menggunakan kuota akan dikenakan tariff bea masuk rendah (primary rate). Aplikasi permohonan kuota diajukan kepada Minister of Economic, Trade and Industry; 2) Larangan terhadap importasi produk terkait dengan merek palsu/tiruan, hukuman berupa denda dan penjara; 3) Foreign Exchange and Foreign Trade Act , aturan importasi produk yang terbuat dari hewan ataupun tanaman (produk terbuat dari kulit) berdasarkan lampiran pada Convention on International Trade in endangered species ; 4) Wildlife
Protection
and
Proper
Hunting
Act,
diwajibkan
menyertakan sertifikat ekspor atau sertifikat penangkapan legal yang dikeluarkan pemerintah eksportir bagi produk yang terbuat dari kulit binatang; dan 5) Act on Domestic Infectius Deseases Control , bagi produk yang terbuat dari tulang, bulu atau rambut binatang terutama jeis hewan yang menyebarkan penyakit tertentu. Peraturan ini mewajibkan pemerintah eskportir untuk menerbitkan sertifikat yang
menyatakan
sebagai
produk
karantina
(designated
quarratine items).
29
Sedangkan terkait penandaan produk, bisa dilihat pada table dibawah ini, dengan beberapa spesifik untuk produk pakaian dalam dilingkari garis merah.
Tabel 12: Indication Marking untuk Impor Produk Garmen ke Jepang
30
Produk impor pakaian dalam juga harus mengindikasikan bahan yang digunakan saat produksi, termasuk didalamnya jenis serat yang terkandung, dengan spesifikasi detail berdasarkan table dibawah ini.
Tabel 13. Tabel Indikasi Serat Pakaian berdasarkan Japan Textile Products Quality and Technology Center 31
2.7.
Saluran Distribusi Impor Pakaian Dalam di Jepang
Gambar 23. Saluran Distribusi Impor Pakaian Dalam di Jepang
32
BAB III. PELUANG DAN STRATEGI Karakteristik pasar pakaian dalam di Jepang bila dilihat dari analisa diatas bisa kita simpulkan sebagai berikut: 1. Merupakan pasar dengan konsumen cerdas yang mengiginkan produk dengan kualitas tinggi dan fungsi yang beragam dengan variasi hiasan yang menarik sehingga permintaan terhadap pakaian dalam sendiri cukup beragam. 2. Merupakan pasar yang cukup kompetitif. 3. Sistem konsinyasi dari penjual ke retailers, yang merupakan praktek bisnis yang cukup tradisional masih disukai di Jepang untuk beberapa sektor industri pakaian. 4. SPA atau Specialy Store Retailer atau toko yang khusus menjual produk-produk tertentu terus meingkat, begitu juga dengan toko-toko yang khusus menjual produk-produk pakaian dalam, sehingga kesempatan untuk mensuplai produk pakaian dalam ke Jepang masih terbuka baik dalam skala besar maupun kecil. 5. Terdapat tren penggunaan online sales pakaian termasuk pakaian dalam melalui SNS atau (Social Network Service) seperti Facebook yang turut dipromosikan oleh provider smartphones. Sehingga importir pakaian harus turut mengikuti perkembangan teknologi dan memasarkan produknya tidak hanya melalui media penjualan tradisional, melainkan melalui webste atau SNS. 6. Penjualan melalui pasar online juga turut mempengaruhi penjualan melalui department stores dan GMS (General Merchandise Store) yang mengalami penurunan sejak puncaknya pada tahun 1991. 7. Merek-merek ternama masih memiliki demand yang cukup signifikan meskipun dengan harga yang cukup tinggi.
Secara umum, berdasarkan analisa “Movements in Apparel Production, Imports and Exports” yang dipublikasikan oleh Ministry of Economy, Trade and Industry dan Ministry of Finance State menunjukkan bahwa impor produk pakaian, termasuk pakaian dalam pada tahun 2011 sebesar 96.4 % (naik sebesar 0.5 points dari tahun sebelumnya), dengan impor dari negara China mengalami penurunan sebesar 2.4 points dari tahun sebelumnya menjadi 82.9 % dari penetrasi pasar. Hal ini merupakan penurunan selama 4 tahun berturut-turut dari negara China, sehingga menjadikan peluang bagi negara Indonesia untuk mencoba merebut pangsa pasar pakaian dalam, terutama untuk pakaian dalam woven dimana Indonesia telah menempati posisi kedua dalam peta impor pakaian dalam ke Jepang.
33
BAB IV. INFORMASI PENTING
1.
TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Konsulat Jenderal Jepang - Medan Kedutaan Besar Jepang Jakarta Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Duta Besar : Yoshinori KATORI Wisma BII, 5th Floor, Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat Jl. Diponegoro No. 10350, Indonesia 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-21) 3192-5460 Fax : (62-061) 457-4560 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) Jakarta Pusat 10350, Indonesia 871-030, 872-323, 851-882 Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (63-61) 853-946 Fax : (62-21) 3192-5460 Konsulat Jenderal Jepang Cabang Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Denpasar Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Sumatera 93, Jl. Raya Puputan No. 170, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-31) 503-0007 Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E:
[email protected] Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e
E:
[email protected] Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp 34
Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawaagaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E:
[email protected]
Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E:
[email protected] Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E:
[email protected]
Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuoku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/ 3.
Asosiasi Tekstil di Jepang
Web Site Name of Organization Japan Spinners' Association
www.jsa-jp.org
Japan Chemical Fibers Association
www.jcfa.gr.jp
Japan Wool Spinners' Association
www5.ocn.ne.jp/~yobokai
Japan Cotton & Staple Fiber Weavers' Association
www.jcwa-net.jp
Japan Silk & Synthetic Fabric Industrial Federation
www.kinujinsen.com
Japan Worsted & Woollen Weavers Association
www.jwwa.net
Japan Textile Finishers' Association
www.nissenkyo.or.jp
Japan Wool Dyers' & Finishers' Association Japan Knitting Industry Association
www.tkf.or.jp/jkia
Japan Socks & Stockings Manufacturers Association Japan Export Clothing Manufacturers Association Japan Textiles Exporters Association Federation of Association
Japan
Textile
www.jtea.or.jp Fabric
Wholesalers'
www.tafs.or.jp
Federation of Japan Yarn Twisters Association
www.nenshi.or.jp
Japan Linen, Ramie & Jute Spinners' Association
www.asabo.com 35
Japan Textile Dyeing & Printing Association Japan Towel Industrial Association Japan Net Manufacturers Association The Japan Textiles Importers Association
www.jtia.or.jp
Japan Apparel Fashion Industry Council
www.jaic.or.jp
Nippon Interior Fabrics Association
www.nif.or.jp
Japan Women's Association
&
Children's
Wear Manufactures'
www.jwca.or.jp
Federation of Japan Apparel Industrial Association
nippiren.com
Federation of Japan Apparel Sewing Industry Association
www.jaif.org
Nihon Body Fashion Association
www.nbf.or.jp
Japan Textile Evaluation Technology Council
www.sengikyo.or.jp
4.
Daftar Pameran Terkait – Annual Expo Japan international fashion fair Tokyo Fashion Wear Expo 2013 Tokyo Tokyo Japan 4th Fashion Goods and JFW International Fashion Fair Accessories Expo Biannually, Around January, July web di http://www.fa-expo.jp/en/
5.
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar : Muhammad Lutfi Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-kuTokyo-to,141-0022,Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email :
[email protected] Website : www.indonesianembassy.jp ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351 Email :
[email protected] Website : http://www/itpc.or.jp
KJRI Osaka Acting Konsul Jenderal : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872 Email:
[email protected] Website : www.indonesia-osaka.org
36
REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5.
Japan Custom www.customs.go.jp JETRO, http://www.jetro.go.jp/ Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp Ministry of Economy, Trade and Industry of Japan http://www.meti.go.jp/english/ The Japan Textiles Importers Association
37