Daftar Isi
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... 4 Peta Jepang ............................................................................................................ 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara.......................................................................................... 6 2. Pemilihan Produk .......................................................................................... 6 3. Profil Jepang ................................................................................................ 7 II. Potensi Pasar Jepang 1. Potensi Pasar Ekspor Produk Halal di Jepang................................................... 11 2. Ekspor Impor Produk Halal Dunia-Jepang ....................................................... 17 3. Kebijakan Impor Produk Halal di Jepang ......................................................... 20 4. Saluran Distribusi Produk Halal di Jepang ....................................................... 25 III. Peluang dan Strategi 1. Peluang ....................................................................................................... 27 2. Strategi........................................................................................................ 27 IV.Informasi Penting 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia..................................................... 30 2. Kamar Dagang Jepang .................................................................................. 30 3. Asosiasi Produk Halal di Jepang ..................................................................... 31 4. Daftar Pameran Produk Halal di Jepang .......................................................... 32 5. Perwakilan Indonesia di Jepang ..................................................................... 33 6. Daftar Importir Produk Halal di Jepang ........................................................... 33 7. Daftar toko (termasuk online shop) produk halal dan Restoran halal ................. 33 Referensi ......................................................................................................... 34
2
DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1. Populasi Muslim Dunia, 2012 ....................................................................... 12 2. Populasi Muslim Japan, 2011 ....................................................................... 13 3. Nilai Pasar Halal Global ............................................................................... 14 4. Halal Food and Beverage Introductions (Januari-November 2010) .................. 15 5. Jumlah Daging Impor Jepang Berdasarkan Negara Pengekspor ...................... 19 6. Jumlah Daging Ayam Impor Jepang Berdasarkan Negara Pengekspor ............. 19
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2012 ..................................................................................................... 8 Gambar 2. Populasi di Jepang didasarkan pada kota-kota di Jepang ........................... 8 Gambar 3. Populasi penduduk dunia berdasarkan pengelompokan agama, 2011l ......... 12 Gambar 4. Market Size Pasar Pangan Halal Global ..................................................... 15 Gambar 5. Prosedur Persyaratan UU Sanitasi Makanan .............................................. 21 Gambar 6. Saluran Distribusi Pangan Halal di Jepang................................................. 26
3
KATA PENGANTAR ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: Halal Product” untuk Edisi pada bulan Mei 2013 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar Halal Product di Jepang. Adapun isi dari Market Brief ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Market Brief disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Market
Brief ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi produk halal Indonesia yang bersaing di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, Mei 2013
4
PETA JEPANG
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2). Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya. Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
5
BAB I PENDAHULUAN 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, Selama lima tahun terakhir, yaitu periode 2008-2012, perdagangan Indonesia-Jepang menunjukkan tren positif sebesar 11,3%. Pada periode ini Indonesia mengalami surplus perdagangan. Sementara di tahun 2012, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai USD 52,9 milliar, dengan nilai ekspor sebesar 22,8 miliar dan impor sebesar USD 30,1 milliar. Pada periode ini Indonesia mengalami defisit sebesar USD 7,4 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang meliputi: coal; briquettes, ovoids (USD 3,6 miliar); natural rubber, balata (USD 1,3 miliar); nickel mattes, nickel oxide sinters (USD 0,9 miliar); copper ores and concebtrates (USD 0,9 miliar); plywood, veneered panels and similar laminated wood (USD 0,7miliar). Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa komoditas Seperti incompletely knocked down motor vehicles (USD 1,9 miliar); parts of accessories of the motor vehicles of headings (USD 1,2 miliar); self-propelled bulldozers, angledozers, graders, levellers (USD 0,8 miliar); motor cars & other motor vehicles principally designed for the transport of pers ons (0,8 miliar); parts, suitable for use solely (USD 0,8 miliar).
2. Pemilihan Produk Latar belakang ITPC Osaka memilih produk ini karena: Populasi muslim tumbuh pada tingkat 1,8% per tahun, dan perkirakan penduduk populasi muslim mencapai sekitar 25% dari populasi global. Hal ini berdampak pada meningkatnya market size produk halal dunia. Produk halal, utamanya pangan halal, saat ini tidak hanya laris di negara-negara muslim atau mayoritas berpenduduk muslim saja, namun juga negara-negara lainnya, termasuk Jepang. Peningkatan populasi muslim dan wisatawan muslim di Jepang, peningkatan dalam jumlah produk makanan, restoran, dan kantin-kantin
yang
telah
mengantongi
sertifikat
halal
telah
memacu
perusahaan-perusahaan Jepang menyiapkan berbagai produk halal. Semakin berkembangnya potensi pasar produk halal di Jepang menjadikan hal ini 6
sebagai peluang potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan halal ke Jepang
3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo,Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara Constitutional Monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri. Sedangkan untuk badan legislatif di Jepang adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). Perdana Menteri diangkat oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet. c. Demografi Populasi penduduk Jepang per Juli 2012 mencapai 127.368.088 jiwa. Data ini
menurun bila dibandingkan data per 1 Oktober 2012 yang
128.957.352 jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah 61.875.892 (48.6% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah 65.492.196 (51.4%). Presentase penduduk yang berusia 0-14 tahun adalah 14% dari total populasi, sedangkan penduduk yang berusia 15-24 tahun sebesar 10% dari total dan 25-54 tahun dan 55-64 tahun masing-masing sebesar 38% dan 14% dari total populasi. Jumlah penduduk yang berusia 65 tahun keatas sebesar 30.410.873 jiwa (24%). Persentasi penduduk yang berusia 65 tahun keatas di Jepang merupakan tertinggi di dunia.
7
Populasi di Jepang Per Juli 2012 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin female
male 17,313,315 13,097,558
65 years and over 55-64 years
9,177,111 9,166,111 24,686,224 24,299,387
25-54 years 15-24 years 0-14 years
6,046,609 6,385,033 8,268,937 8,927,803
Gambar 1: Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2012 Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas transportasi dan industri yang sangat berkembang. Populasi Jepang berpusat di kota-kota besar, bahkan,sekitar 70% dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian.
Gambar 2: Populasi di Jepang Didasarkan pada Kota-kota di Jepang (Data per 31 Maret 2012) Lebih dari 1/3 populasi Jepang berdomisili di Tokyo, dan lebih dari setengah populasi tinggal di dua kota besar Tokyo dan Osaka. Pada tahun 2012, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83,91 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, orang 8
Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama
kecenderungan
menurunnya
populasi
angkatan kerja dan
meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. d. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2008, sebanyak 46,4 % energi di Jepang berasal dari minyak bumi, 21,4 % batu bara,16,7 % gas alam, 9,7 % tenaga nuklir,dan 2,9% tenaga air. Sebesar 25,1 % listrik Jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Transportasi utama di Jepang adalah kereta yang sangat tepat waktu dan aman bagi konsumen. domestik
terbesar
Jepang memiliki 173 bandara, untuk penerbanan
adalah
Haneda
airport,
dan
untuk
penerbangan
internasional adalah Narita International Airport, Kansai International Airport, dan Chubu Centrair International Airport serta untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Airport. e. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survey dari banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (di bawah China) dan ketiga didunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Pada 2012, Jepang memiliki GDP perkapita $ 45.774 dan berhasil menjadi Negara ketiga dengan nilai GDP terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun 9
kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga di beberapa negara terjadi anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Walaupun Jepang negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat berswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
10
BAB II POTENSI PASAR JEPANG 1. Potensi Pasar Ekspor Produk Halal di Jepang “Halal” merupakan hal pasti dalam dunia Islam, yaitu sebagai tanda bagi umat Islam dalam mengkonsumsi apa yang diizinkan oleh Islam. Namun saat ini, telah diakui bahwa “halal” merupakandan mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting di dunia. Terbukti dari kenyataan bahwa lebih dari 80% perdagangan dunia halal dilakukan oleh negara-negara non-muslim. Banyak dari mereka telah memanfaatkan merek halal untuk keuntungan ekonomi, bahkan ada juga diantara mereka yang telah menjadi eksportir terbesar produk halal di dunia. Hal ini dikarenakan produk halal telah diakui secara luas untuk jaminan kualitas dan menjadi simbol dari good quality. Oleh karena itu, permintaan di seluruh dunia akan produk halal tidak terbatas pada umat muslim saja melainkan para konsumen non-muslim juga, sehingga hal ini memberikan dorongan besar terhadap kemajuan industri halal. Bisnis dan perdagangan halal mencakup kelompok produk dan jasa sebagai berikut: Pangan Halal Pangan merupakan porsi terbesar dari perdagangan dan bisnis halal saat ini. Produk Non-pangan Halal Produk non-pangan, saat ini merupakan kategori dengan tingkat pertumbuhan cepat, yang meliputi kosmetik, farmasi, bahan aditif, kulit, fashion dan lainnya. Jasa Halal Jasa halal merupakan bisnis halal yang sedang berkembangan dengan laju yang sangat cepat, meliputi pariwisata, logistik, spa, hotel, jasa kebugaran dan kesehatan. Sistem Keuangan Halal Bisnis keuangan halal saat ini tengah menempati fase menantang, diantaranya jasa perbankan. 1) Populasi Muslim Dunia-Jepang Pasar produk pangan halal yang menjadi porsi bisnis utama di dunia terdapat di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Aljazair, Bahrain, Mesir, Indonesia, Iran, Irak, Yordania, Kuwait, Libanon, Yaman, Malaysia, Maroko, Oman, Qatar, Siria, Arab Saudi, Tunisia, Turki, dan Uni Emirat Arab. Pada negara-negara non-muslim, pasar utama pangan halal dunia terdapat di India (dengan populasi penduduk muslim sekitar 140 juta jiwa), Perancis (6 juta penduduk muslim), Republik Rakyat Cina (RRC) (40 juta penduduk muslim), Jerman (3 juta penduduk muslim), Amerika Serikat (8 juta penduduk muslim), 11
Inggris (1,5 juta penduduk muslim), Filipina (6 juta penduduk muslim), dan Kanada (0,8 juta penduduk muslim), (www.islamicpopulation.com,2009). Di wilayah Asia, negara-negara Asia Tenggara (khususnya Indonesia, Thailand Brunei Darusalam, dan Singapura), Asia Selatan (Pakistan, India, dan Bangladesh) serta RRC merupakan pasar berpotensi dan menjanjikan untuk produk dan jasa halal. Berdasarkan jumlah penduduk muslim yang besar pasar pangannya, Asia merupakan pasar pangan halal terbesar dunia. Pasar pangan halal yang cukup besar lainnya adalah Afrika dan Eropa. Saat ini, populasi muslim dunia mencapai hampir 1,6 miliar penduduk, dan diperkirakan bahwa penduduk muslim tersebut mencapai sekitar 25% dari populasi global. Peningkatan populasi muslim tumbuh lebih cepat secara keseluruhan, yaitu pada tingkat 1,8% per tahun. Sementara itu, negara dengan angka muslim tinggi seperti Indonesia dan Bangladesh akan mengalami peningkatan sekitar 6 %. Dan diperkirakan pada tahun 2030, angka penduduk muslim dunia akan mencapai 2 miliar jiwa. Mereka adalah pengkonsumsi produk halal dan sebagian besar dari mereka berada di negara-negara dimana ekonominya berkembang. Melihat perkembangannya yang begitu pesat,maka market size produk halal yang masih terus berkembang pada saat ini merupakan mosaik yang sangat menjanjikan bagi para manufacturers.
Gambar 3. Populasi penduduk dunia berdasarkan pengelompokan agama, 2011 Sumber: http://www.religiouspopulation.com/
Tabel 1. Populasi Muslim Dunia, 2012 Continent Population (in million)
Total Population (in million)
Muslim
Muslim Population (in million)
(%)
Africa
1051,4
52,39%
550,83
Asia
4239,1
32%
1 356,51
Europe
740,01
7,60%
56,24
North America
346,2
2,20%
7,62
South America
595,9
0,41%
2,44
12
Oceania Total
37,14
1,50%
0,56
7009,75
28,73%
2 013,90
Sumber: http://www.muslimpopulation.com/World/
Besarnya pasar halal yang terjadi di Asia pun tidak lepas dari kontribusi pasar halal yang sedang berkembang di Jepang. Berdasarkan survey data, terdapat 0,14% populasi muslim yang terdapat di Jepang. Tabel 2. Populasi Muslim Japan, 2011 Total Muslim Percentage Muslim Population Population 128 100 000 0,0014 179 340 Sumber: http://www.muslimpopulation.com/asia/
Walaupun persentasi jumlah populasi penduduk muslim di Jepang masih terbilang belum begitu besar, keberadaan populasi muslim di Jepang terus memperlihatkan peningkatan perkembangan ke arah positif seiring peningkatan jumlah para pelajar dan pekerja muslim serta wisatawan asing muslim yang berkunjung ke Jepang. 2) Potensi Pasar Halal Global Saat ini, gejala perkembangan pasar halal secara global didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya mutu dan keamanan produk yang dikonsumsi. Selain itu, terdapat pula pergeseran persepsi konsumen atas konsep halal yang tidak lagi dipertimbangkan murni hanya karena masalah keagamaan, melainkan menjadi simbol global untuk jaminan mutu dan pilihan gaya hidup. Salah satu peristiwa penting yang menjadi tonggak utama bagi tumbuhnya pasar halal dunia salah satunya adalah pada saat terjadinya beberapa peristiwa internasional, terutama yang menyangkut isu penyakit global seperti flu burung dan penyakit sapi gila. Dari rangkaian peristiwa di atas, konsumen global telah disadarkan akan pentingnya jaminan keamanan produk yang dikonsumsinya. Halal yang mengakomodasi kebutuhan konsumen mulai diakui sebagai tolak ukur baru untuk keamanan yang kemudian berkembang menjadi arena pasar yang paling menguntungkan dan berpengaruh. Isu-su dan peristiwa internasional yang terkait keamanan, kebersihan dan jaminan mutu produk telah membangkitkan kesadaran konsumen bahwa hal tersebut tidak lagi dapat ditoleransi. Rangkaian peristiwa-peristiwa geopolitik, masalah kepentingan umum, makanan yang sehat dan aman serta permintaan konsumen secara keseluruhan telah mendorong isu halal sebagai isu utama mutu, harga produk dan preferensi konsumen dan produsen di seluruh dunia. Menurut Halal Industry Development Corporation, Malaysia, di antara semua produk 13
halal pada skala global, 10% diwakili oleh daging, dan 35% makanan olahan (seperti cookies, permen, dan sebagainya) dan minuman non-alkohol. Kategori-kategori yang tersisa adalah susu atau produk segar lainnya. Dari tahun ke tahun nilai pasar halal menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Besarnya pangsa pasar produk halal telah mencapai 15,8 % dari pasar produk makanan dunia. Pada tahun 2009, pasar pangan global senilai US $ 3,992.2 miliar, dan menurut penelitian terbaru dari World Halal Forum, pasar makanan halal global bernilai sekitar US $ 634.5.miliar. Total Asian Halal Food Market Size mencapai USD 401,6 miliar sedangkan pasar halal eropa mencapai US $ 64,7 miliar. Dengan menyoroti bahwa pasar makanan halal di negara-negara non-Muslim menjadi hal yang paling substansial dibandingkan jenis produk halal lainnya, hal ini membuat negara-negara non-Muslim menawarkan peluang besar bagi produsen makanan halal. Tabel 4. dan Gambar 4. berikut menggambarkan perkembangan nilai dari pasar produk halal global.
Region/ Year
Tabel 3. Nilai Pasar Halal Global 2004 2005
Global Halal Food Size ‘000,000)
(USD
1. Africa 2. Asian Countries GCC (Arab United) Indonesia China India Malaysia 3. Europe France Russian Federation United Kingdom 4. Australia 5. American USA Canada Sumber: Nilai Pasar halal World Halal Forum
587.2
2009
2010 (p)
596.1
634.5
651.5
136.9 139.5 369.6 375.8 38.4 39.5 72.9 73.9 18.5 18.9 21.8 22.1 6.6 6.9 64.3 64.4 16.4 16.5 20.7 20.8 3.4 3.5 1.1 1.1 15.3 15.5 12.3 12.5 1.4 1.5 (WHF), 2010
150.3 400.1 43.8 77.6 20.8 23.6 8.2 66.6 17.4 21.7 4.1 1.5 16.1 12.9 1.8
153.4 416.1 44.7 78.5 21.2 24.0 8.4 67.0 17.6 21.9 4.2 1.6 16.2 13.1 1.9
14
Total Global Food Market Size:
Total Halal Food Market Size:
USD 3,992.2 Billion
USD 634.5 Billion
Asian Countries, 63.3% Europe Countries, 10.2% Oceania, 0.2% American Countries, 2.5%
Gambar 4. Market Size Pasar Pangan Halal Global Source: WHF Secretariat/ KasehDia analysis from many institution’s database and field research
Tren Perkembangan Produk Halal Berdasarkan data internasional yang dikemukakan oleh Mintel, terdapat 12.154 makanan dan produk minuman baru yang menggunakan klaim Halal antara Januari 2009 dan November 2010. Tabel 4. Halal Food and Beverage Introductions (Januari-November 2010) Negara Thailand Malaysia South Africa
Singapore Indonesia China Australia Philippines Vietnam India Egypt Saudi Arabia
Hong Kong UK New Zealand
USA
∑Varian 2115 1663 1622 1123 1114 655 605 540 538 513 223 220 191 158 135 114
Negara ∑Varian Negara Turkey 101 Belgium Taiwan 70 Switzerland Netherlands 63 Czech Republic Canada 60 Sweden France 52 Ukraine Germany 44 Greece Finland 24 Italy Austria 23 Portugal Brazil 22 Venezuela Chile 21 Argentina Hungary 20 Colombia Mexico 17 Norway Morocco 15 Poland Israel 14 Russia Spain 8 Ireland 8
∑Varian 7 7 6 6 6 5 5 5 5 3 2 2 2 2
Sumber: Mintel, 2010 (dalam http://www.ats-sea.agr.gc.ca/inter/5763-eng.htm)
Bagi para pengecer, kondisi seperti ini merupakan kesempatan emas untuk menyalurkan produk makanan halal. Berbagai restoran, khususnya layanan cepat saji, banyak menawarkan pilihan makanan halal. Para produsen bahan aditif dan pewarna (saus,bumbu-bumbu) pun mendaftarkan perusahaan mereka untuk mendapatkan 15
sertifikat halal. Akreditasi makanan halal pun semakin dicari untuk produk daging seperti sosis, daging luncheon, daging kaleng, daging dingin dan beku, ayam, kalkun dan daging sapi serta produk makanan siap saji lainnya. Lebih lanjut memperluas konsep pasar halal, produk halal tidak hanya sebatas pada proses penyembelihan hewan yang harus mengikuti syariat islam, akan tetapi mencakup pula pada standar kebersihan dan kesehatan, sehingga mempengaruhi persepsi bahwa produk pun harus berkualitas, aman dan bersih. Di Inggris misalnya, daging halal meningkatkan penjualan daging hingga 11%, padahal jumlah penduduk muslim yang ada hanya mencapai 3% dari seluruh penduduk Inggris. Hal ini disebabkan oleh persepsi kesegaran dan kebersihan, sehingga konsumsi produk halal pun menjadi lebih umum bagi negara non muslim. Sedangkan menurut BBC, Perancis memiliki penduduk muslim terbesar di Eropa sebanyak hampir 6 juta penduduk muslim. Pasar halal pun diperkirakan bernilai US $ 17 miliar, dua kali lipat ukuran pasar produk organik. Saat ini, Jepang pun mulai aktif mengambil peran dalam pasar produk halal dunia. Meskipun bukan merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim, namun tren pasar halal di negara ini berkembang ke arah positif. Pesatnya perkembangan produk halal di Jepang diperlihatkan dengan adanya: (1) Pertambahan jumlah bisnis yang bersertifikat halal, diantaranya Koperasi Peternak Ayam Shamorock Kota Gonohe dan Koperasi Global Field Hachinohe. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, mulai bertambahnya perusahaan Jepang yang berusaha mendapatkan sertifikasi dalam menghasilkan produk halal. Menurut Japan Halal Association, pada tahun 2011 tercatat hanya 2 perusahaan yang mendaftar, namun pada tahun 2012 meningkat hingga 14 perusahaan. Bahkan hingga Maret 2013, terdapat 10 perusahaan yang mendaftarkan diri. Mereka termasuk perusahaan logistik besar yang memiliki jaringan transportasi makanan internasional dan juga perusahaan yang memiliki jaringan supermarket Jepang di Malaysia. (2) Meningkatnya bisnis jasa yang menyediakan pernak pernik halal, khususnya bisnis travel, restoran, dan perhotelan.
Japan Halal Association mencatat bahwa terjadi peningkatan pesat terhadap jumlah restoran halal di Jepang dalam 10 tahun terakhir. Kenaikan itu mencapai 10 %. Terdapat sekitar 200 restoran di seantero Jepang yang menyajikan menu halal. Saat ini, JNTO pun sedang mempersiapkan booklet untuk memperkenalkan restoran Jepang yang menawarkan hidangan halal dan tempat-tempat di mana umat Islam dapat melakukan shalat. Fenomena kuliner halal ini pun telah berkembang di kampus-kampus. Menurut Asosiasi Koperasi Federasi Nasional, 16
terdapat tujuh universitas yang telah menyiapkan makanan halal di kantinnya. Hal Ini dimaksudkan untuk menyasar para mahasiswa Muslim yang sedang belajar di Jepang. Peningkatan bisnis jasa berbasis halal ini dikarenakan meningkatnya wisatawan muslim yang datang ke Jepang. Menurut Japan National Tourism Organization, dari 21,6 juta wisatawan asing yang datang ke Jepang pada tahun 2011, sekitar 80.000 wisatawan asing berasal dari Malaysia, dimana 60% hingga 70% merupakan populasi muslim, dan sekitar 60.000 wisatawan asing berasal dari Indonesia, dimana 90% penduduk Indonesia adalah Muslim. Hal ini berarti wisatawan Malaysia-Indonesia muslim yang datang ke jepang pada tahun 2011 adalah sebesar hampir 110.000 wisatawan. Bahkan, pemerintah Jepang menargetkan 10 juta wisatawan Asia Tenggara akan mengunjungi Jepang pada tahun 2013 ini, atau hampir dua kali lipat dari angka pada tahun 2011. Khusus Indonesia, jumlah turis yang datang meningkat sekitar 60% jika dibandingkan dengan tahun 2007. Sementara pada 21 Desember silam, JNTO (Japan National Tourism Organization) menyatakan bahwa kunjungan warga Indonesia ke Jepang bulan November meningkat 40,5 % atau menjadi 7,700 orang dibanding tahun lalu periode sama. (3) Diselenggarakannya pameran produk halal pertama di Fukuoka yang diikuti sekitar 40 perusahaan pada akhir Februari silam. Lebih dari 300 perusahaan menghadiri seminar di Tokyo, Osaka, dan Fukuoka. Pameran ini menjadi tanda bahwa industri produk halal semakin diminati di Jepang dan menjadi kesempatan bisnis yang baik. (4) HDC (Halal Development Council, Pakistan) pun telah bekerja sama dengan Japan External Trade Organization untuk menyelenggarakan seminar untuk mempromosikan produksi halal diantara perusahaan Jepang.
2. Ekspor Impor Produk Halal Dunia-Jepang Pemain Global Pemain global untuk pemasok produk halal di wilayah Barat terdiri dari Amerika Serikat, Brazil, Kanada, Australia, Selandia Baru & Perancis. Sedangkan di wilayah timur, Thailand adalah eksportir terbesar produk bersertifikat halal setelah Filipina, Malaysia, Indonesia, Singapura dan India. Negara-negara eksportir produk halal raksasa dunia yang didominasi oleh negara-negara non muslim ini (negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kananda, Australia dan Selandia Baru) merupakan negara-negara pengekspor produk halal, khususnya produk pangan halal, yang memiliki orientasi yang tinggi terhadap mutu, sedangkan Brazil, India, China dan Russia merupakan negara-negara 17
eksportir produk halal raksasa dunia yang berorientasi pada harga yang rendah. Thailand merupakan pemasok produk halal terkemuka di seluruh dunia. Brasil mengekspor 1 juta ayam halal beku ke 100 negara (termasuk Jepang) dan 300.000 juta ton dari produk daging sapi halal diekspor ke Arab Saudi, GCC, Mesir dan Iran setiap tahunnya. Prancis mengekspor 750.000 juta ton ayam beku Halal setiap tahun untuk Arab Saudi, Kuwait, UAE & Yaman serta negara-negara Muslim lainnya. Amerika Serikat merupakan eksportir daging sapi terbesar ketiga di dunia dan lebih dari 80 persen daging sapi beku yang di ekspornya merupakan daging Halal. Selandia Baru adalah negara pengekspor daging sapi terbesar keempat di dunia dan 40 persen dari ekspor produknya merupakan daging sapi Halal.
Target market Global Asia Timur dan Pasar ASEAN: populasi muslim lebih dari 360 juta termasuk Indonesia 195 juta, Cina 133 juta, Malaysia 15 juta, Filipina 6 juta, Thailand 6 juta, Myanmar 2 juta dan negara lain termasuk Brunei Darussalam, Kamboja, Singapura, Hong Kong, Jepang, Vietnam, Korea, Mongolia & Taiwan. Negara-negara ASEAN adalah salah satu dunia pemasok dan juga importir produk halal terkemuka. Mereka bersaing satu sama lain dalam produk halal tetapi juga melakukan perdagangan besar di antara mereka sendiri. China adalah pasar yang belum dimanfaatkan untuk produk halal dan pemasok Halal harus berkonsentrasi pada ekspor Produk Halal ke China, Indonesia dan Malaysia. Saat ini lebih dari 60% bahan pangan Jepang berasal dari luar negeri, artinya Jepang hanya memenuhi kebutuhan bahan pangan dari produksi pertanian dalam negeri kurang dari 40% 1) Produk Daging Daging sapi halal di Jepang umumnya dipasok dari Australia dan rumah tangga. Sedangkan yang diproduksi di Jepang berasal dari Hokkaido dan daging ayam umumnya di import dari Brazil. Pada table 6,7 dibawah ini menyajikan jumlah daging impor yang telah di impor Jepang termasuk didalamnya merupakan daging halal.
18
Tabel 5. Jumlah Daging Impor Jepang Berdasarkan Negara Pengekspor
Tabel 6. Jumlah Daging Ayam Impor Jepang Berdasarkan Negara Pengekspor
2) Produk Pangan non Daging Pada pasar Jepang, masih sangat jarang sekali keberadaan supermarket/toko yang menjual produk halal. Perdagangan produk halal lebih banyak dilakukan melalui penjualan online. Namun, saat ini, terdapat perusahaan distributor Jepang ternama di Jepang, Kobe Bussan Co., Ltd., yang telah menyalurkan sekitar 56 item produk halal di pasar konsumen, yang meliputi: mie instant, sambal, santan, cake, biscuit, bumbu instan, spageti, nugget, kornet, dll. Produk-produk tersebut di import langsung dari negara penghasil. (http://www.kobebussan.co.jp).
19
3. Kebijakan Impor Produk Halal di Jepang Secara umum, hal yang harus diperhatikan dalam mengimpor produk pangan ke Jepang adalah sebagai berikut: 1) Harus mendapat surat persetujuan resmi dari Food Import Declaration, Ministry of
Health, Labour and Welfare, Japan. 2) Memiliki dokumen pendukung seperti: Spesifikasi Produk dan spesifikasi Processing 3) Memiliki analisa terhadap ketentuan produknya berupa: Mikrobiologi,Heavy metal, untuk fruit juice seperti cadnium, Pb dan mercury, addictives: pewarna buatan / tar originated, SO2 dan sebagainya. 4) Persyaratan tetap untuk regulasi GMO, BSE, HACCP, ISO, Oganik dan sebagainya. 5) Memberikan laporan sample analisis produk setiap tahunnya. Pada dasarnya, prosedur impor makanan dibagi menjadi 4 (empat) menurut jenis produknya yaitu: 1) Produk Pertanian 2) Produk Peternakan 3) Produk Perikanan 4) Produk Makanan Olahan. Semua produk makanan harus melalui food sanitation inspection checkpoint guna memverifikasi keselamatan makanan tersebut terhadap manusia. Selanjutnya, produk makanan tersebut harus melalui customs inspection checkpoint. Sedangkan produk seperti sayuran dan daging, selain melalui dua checkpoint di atas, juga harus melalui plant quarantine/animal untuk menjamin keselamatan produk makanan tersebut. (1) Food Sanitation Act (FSA). Merupakan peraturan tekait dengan "Standards and Criteria for Food and Additives". Kriteria kualitas (mutu dan standar) harus sesuai dengan standard yang tercantum dalam Food Sanitation Act., seperti: Bebas kontaminasi kotoran atau air limbah. Khusus pada produk peternakan tidak mengandung pewarna atau bahan tambahan lainnya yang mungkin membahayakan konsumen. Bebas kontaminasi oleh enterohemorrhagic Escherichia coli O157, Listeria monocytogenes dan patogen mikro-organisme lain. Pada makanan olahan, jika mengandung zat aditif, importir diminta memberikan contoh produk baru ke Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk memverifikasi bahwa semua aditif yang terkandung sesuai dengan aturan Jepang. Larangan impor dapat diberlakukan apabila 20
makanan yang diimpor mengandung zat penyedap, pengawet, pestisida atau zat lainnya yang dilarang di Jepang, ketika kandungan zat tersebut melebihi batas toleransi yang ditetapkan.
Gambar 5 . Prosedur Persyaratan UU Sanitasi Makanan Sumber: marketing Guide for ASEAN Exporter to Japan
(2) Customs Act. Pelabelan harus sesuai UU Sanitasi Makanan. Berdasarkan peraturan ini dilarang mengimpor Cargo dimana terdapat label yang tidak sesuai dengan kandungan yang terdapat didalamnya. Khusus mengenai pelabelan “halal”, sangat penting untuk mendapatkan sertifikat halal dari lembaga sertifikasi yang paling terkemuka untuk memastikan jaminan mutu halalnya. Pelabelan Produk Makanan Beku (Daging) Pada produk daging beku, kemasan tersegel harus memuat informasi sesuai ketentuan “UU Sanitasi Makanan”, “Pelabelan Standar Mutu Makanan Olahan”, dan “Standar Pelabelan Kualitas Makanan Beku (daging)” yang berada dibawah Standar Hukum JAS dan UU Pengukuran. Berikut informasi yang perlu dicantumkan. a. Nama produk b. Daftar bahan dan aditif makanan (jika ada) c. Daerah produksi bahan baku (selain impor) d. Berat Bersih e. Tanggal penggunaan terbaik21
f. Metode pengawetan g. Cara memasak (jika ada) h. Suhu penyimpanan i. Negara asal j. Nama importir dan alamat Perolehan Label Halal di Jepang a. Prosedur Pemberian sertifikat Halal oleh JMA Dalam melakukan proses sertifikasi, JMA (Japan Moslem Association) tidak mendatangi perusahaan untuk melakukan investasi halal, namun sebaliknya, perusahaanlah yang meminta JMA untuk mendatangi perusahaan. Prosedur investigasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan yang berkepentingan mengajukan permohonan pemeriksaan. 2) Perusahaan melaporkan rincian bahan-bahan yang mereka gunakan. 3) JMA melakukan inspeksi langsung ke pabrik, termasuk mengecek proses penyimpanan dan pengangkutan (distribusi) 4) Setelah semua sesuai persyaratan, barulah sertifikat dikeluarkan. Prosedur pemberian sertifikat halal: 1) Pemeriksaan dokumen. JMA memastikan kembali bahwa perusahaan tersebut memproduksi makanan yang tidak mengandung bahan-bahan yang JELAS diharamkan. 2) JMA memastikan kembali bahwa perusahaan tersebut dalam memproduksi makanan tidak tercampur dengan bahan lain yang diharamkan. Seperti minyak hewan, harus dipastikan sumber hewan tersebut mendapatkan sertifikat halal. 3) JMA memastikan kembali bahwa bahan-bahan yang digunakan disimpan di wadah yang juga tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan lain yang haram. Selain itu, harus dipastikan juga bahwa selama proses produksi, tidak bergabung dengan bahan-bahan lain yang haram. 4) Dilanjutkan dengan pengecekkan terhadap proses pengangkutan. Apakah dilakukan pemisahan antara pengangkutan bahan-bahan yang halal dan haram. 5) Setelah dilakukan pemeriksaan dokumen, JMA melakukan kunjungan ke pabrik. 6) Dilanjutkan proses diskusi yang dilakukan beberapa staf JMA untuk menentukan apakah produk yang diperiksa tersebut halal atau tidak.
22
Masa berlaku sertifikat halal ini adalah 1 tahun. JMA saat ini tdk mengeluarkan sertifikat halal untuk produk makan yang langsung dikonsumsi, melainkan sertifikat halal untuk bahan-bahan mentah makanan seperti nyukazai (emulsifier) dan antezai (pengawet makan). Oleh karena itu, tidak ada tulisan halal pada kemasan produk akhir yang dihasilkan. b. Prosedur Pemberian sertifikat Halal oleh JHA Pengisian Aplikasi Perusahaan pengaju mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran JHA melakukan inspeksi Penyampaian hasil evaluasi oleh JHA Dokumen yang dibutuhkan: Profil perusahaan (nama perusahaan, alamat, Tel dan Fax, email) Nama dan informasi jenis usaha Lampiran formulir pendaftaran Nama dan deskripsi produk Komposisi / inggridients Manual Planning: Spesifikasi kemasan dan daftar bahan Prosedur dan proses produksi Proses Quality control *(Aplikasi yang tidak lengkap tidak akan diterima oleh asosiasi) Proses dilanjutkan dengan pemeriksaan dokumen yang didasarkan pada pedoman berikut: Inspeksi menurut Hukum Islam (Syariah) Teknik penelitian Ilmu Pangan Standar kandungan makanan anak Asosiasi akan membentuk kutipan berdasarkan jenis industri, yang terdiri dari: Pangan Rumah Pemotongan Hewan (industri penyembelihan). Catering (restoran, hotel, kafe, food court) Industri farmasi Industri kosmetik Industri transportasi (pengiriman barang) Bisnis keuangan
23
Sertifikasi
Auditing On-site Visit Kunjungan lapangan (audit pertama) dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dokumen yang diajukan perusahaan apakah sesuai dengan standar halal. Asosiasi akan menunjuk setidaknya dua auditor, yaitu untuk melakukan kunjungan pertama dan mengaudit lini produksi. Auditor yang terlibat dalam program ini terdiri dari spesialis manajemen pangan dan seorang ahli hukum Islam. Proses audit pertama ini mencakup: kunjungan ke pabrik (pengecekkan bahan baku, proses penanganan lokal, pergudangan, penggunaan pembersih dan bahan kimia desinfektan, proses lini produksi, sistem kontrol kualitas, bahan kemasan dan proses, transportasi), dilanjutkan dengan pengecekan kepatuhan dokumentasi, dan pertemuan dengan personil yang bertanggung jawab (eksekutif dan tim manajemen). Rencana Aksi korektif (CAP) Setelah kunjungan pertama, auditor akan menyerahkan laporan audit kepada Dewan Sertifikasi Halal dan kepada manajer bisnis dengan daftar permintaan tindakan korektif. Jika tidak ada ketidaksesuaian, pemohon harus memperbaiki poin ketidaksesuaian tersebut.
Audit Kedua On-site Visit (follow up) Setelah perusahaan memperbaiki ketidaksesuain sesuai dengan CAP dan menyerahkan laporan tersebut dalam bentuk dokumen korektif, dilakukan tindak lanjut audit dan kunjungan kedua untuk memeriksa kembali kepatuhan standar halal yang diminta. Jika masih terjadi ketidaksesuaian persyaratan, akan dilakukan audit hingga standar halal tercapai. Berdasarkan laporan auditor akhir, jika kepatuhan terhadap standar halal dunia telah tercapai, panitia sertifikasi halal akan melanjutkan ke proses otorisasi dan penerbitan sertifikasi. Sertifikasi Halal Setelah asosiasi menyetujui sertifikasi, logo halal akan dikeluarkan sebagai bukti sertifikasi produk halal. Untuk mencegah penyalahgunaan dan penyalahgunaan logo halal oleh individu atau perusahaan selain perusahaan bersertifikat lainnya, nomor seri akan dikeluarkan untuk setiap perusahaan bersertifikat. Ini akan memakan waktu dua sampai tiga bulan dari aplikasi untuk penerbitan sertifikat halal. Untuk kenyamanan bisnis Anda beritahukan kami jika Anda ingin jangka 24
waktu yang lebih baik. Sertifikasi Halal Dewan keputusan bersifat final dan tidak tunduk pada negosiasi.Sertifikasi halal tunduk pada pemantauan berikutnya. Sertifikat Halal berlaku selama satu tahun sejak tanggal penerbitan. Audit ketiga (Inspeksi / Surveillance) Sebuah audit surveillance akan dilakukan beberapa bulan setelah sertifikat halal dan logo halal diterbitkan. hal ini dilakukan dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan masih memelihara persyaratan dan standar halal. Jika terjadi perubahan yang dibuat sengaja tanpa memberitahu asosiasi akan dilakukan pencabutan sertifikat Halal. Kasus Perubahan kecil: seperti perubahan yang berkaitan dengan pembersihan, sanitasi, manajemen Kasus Perubahan utama: seperti yang berkaitan dengan bahan, proses produksi, penggunaan bumbu, dan penggunaan mesin yang diubah / dipindahkan. Pembaruan Sertifikat Halal Pembaruan sertifikat dilakukan 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhirnya sertifikat. Prosedur pembaharuan akan dilakukan dengan cara yang sama sebagai aplikasi pertama. Lain-lain Asosiasi berhak untuk mencabut sertifikat halal setiap saat selama periode validasi sertifikat. Jika ditemukan ketidaksesuaian dengan hukum Islam dan standar halal bahkan menggunakan produk non halal, asosiasi akan mencabut sertifikat halal dan akan meng-claim kearah tindakan pelanggaran hukum. 4. Saluran Distribusi Produk Halal di Jepang 1) Saluran Distribusi Pangan Halal Produk impor yang masuk ke Jepang akan melewati beberapa tahap hingga sampai ke konsumen. Produsen menjual kepada importer Jepang, lalu ke pedagang besar, kemudian disalurkan kepada pengecer dan akhirnya ke tangan konsumen. Para konsumen di Jepang sangat memperdulikan kondisi kemasan yang tidak rusak, kebersihan produk, dan kesegaran/kebaruan produk. Oleh karena itu, pada jalur distribusi ini, para penjual grosir sangat berperan terhadap saluran distribusi produk di perdagang Jepang untuk menjamin semua yang diharapkan konsumen.
25
Gambar 6. Saluran Distribusi Pangan Halal di Jepang 2) Saluran distribusi kosmetik halal Secara umum, saluran distribusi kosmetik (halal) di Jepang dilakukan dengan: 1. Sistem waralaba (Franchised) = dari produsen, disalurkan ke chain strore, lalu sampai di konsumen. 2. Penjualan Door-to-door = dari produsen, lalu disampaikan ke konsumen melalui penjual wanita (sales woman) 3. General Route = dari produsen, disalurkan ke pemilik grosir, disalurkan lagi ke toko retail / eceran, hingga diterima konsumen 4. Lainnya = mail order, penjualan melalui salon kecantikan
26
BAB III PELUANG DAN STRATEGI 1. Peluang Tren perkembangan produk halal di jepang bergerak ke arah positif, akan tetapi ketersediaan produk halal di Jepang masih belum begitu lengkap. Penelitian terhadap makanan halal di Jepang pun masih berjumlah terbatas. Hal ini dikarenakan: 1) Produsen Jepang masih banyak yang enggan mendedikasikan bisnisnya untuk memproduksi produk halal. 2) Sulitnya mendapatkan bahan halal untuk manufaktur dan kekhawatiran bahwa impor bahan halal akan lebih meningkatkan biaya bisnis yang saat ini terbilang sangat tinggi 3) Sulitnya mendapatkan pekerja muslim di Jepang. Dengan kondisi seperti ini diharapkan dapat dijadikan peluang emas bagi Indonesia untuk turut serta mengembangkan pasar halal Indonesia-Jepang.
2. Strategi Perkembangan populasi muslim internasional terus berkembang dan mengakibatkan peningkatan terhadap permintaan produk halal. Hal ini ditambah dengan segmen yang tumbuh dari populasi non-Muslim yang mencari produk halal untuk kesehatan atau alasan lingkungan. Seperti pasar Jepang yang memiliki kesadaran konsumen terhadap harga dan nilai barang. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan adalah apakah produk mampu bersaing dengan produk sejenis yang sudah ada di pasar Jepang dan apakah bahan baku produk tersebut sudah memenuhi persyaratan di Jepang, dan tentulah sertifikasi untuk mendapatkan label halal merupakan kunci untuk meraih ini pasar halal. 1) Strategi Produk Produk halal adalah produk universal dimana kemasan dan pelabelan harus mewakili standar kelas dunia. Sebagian besar produk halal di pasar ekspor gagal karena kemasan yang buruk dan branding yang lemah. Oleh karena itu, kesadaran merek dan loyalitas konsumen harus dibangun secara bertahap karena tidak dapat dicapai dalam satu hari dan keberlanjutan untuk meningkatkan kualitas pun harus terus selalu dilakukan. Untuk memasuki pangsa pasar Jepang, penelitan pasar untuk setiap jenis produk yang diminati serta packing yang menarik bagi konsumen merupakan hal yang sangat penting, produk harus sesuai dengan selera atau gaya hidup masyarakat Jepang yang berorintasi pada kenyamanan/kepraktisan dan kebersihan / kesehatan. 27
2) Strategi Memasuki Pasar Jepang (1) Melakukan hubungan langsung dengan pengusaha eceran di Jepang Beberapa pengusaha eceran di Jepang telah mulai menggunakan metode ini, sekaligus memungkinkan mereka untuk memperoleh produk secara lebih hemat untuk dijual kembali kepada konsumen. Salah-satunya dengan supplier domestik yang mempunyai e-commerce. Banyak sekali website-website di jepang yang menawarkan produk halal, yang hampir sebagian besar produk pangan impor, seperti daging, produk olahan daging, bumbu, produk instan, dll. (2) Katalog Konsumen dapat berbelanja melalui katalog atau iklan yang terdapat dalam majalah atau melalui internet. Perusahaan yang memimilh untuk menawarkan produknya dengan cara ini menawarkan pelanggan dengan pilihan pembayaran menggunakan kartu kredit. (3) Hubungan dengan manufaktur Jepang Melakukan hubungan dengan manufaktur Jepang akan berarti menikmati jaringan distribusi dengan investasi yang minimal. Sejumlah aspek seperti cakupan distribusi calon mitra bisnis, kesesuaian harga jual, staf, kebijakan harga, pangsa pasar, dan keuntungan, harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon mitra-usaha di Jepang. (4) Penggunaan agen impor atau pedagang grosir Ini merupakan saluran distribusi alternatif bagi perusahaan yang ingin memiliki hubungan langsung dan mandiri dengan pasar setempat. Bagi pengusaha baru di bidang ini “first entry into the market” sebaiknya bekerjasama dengan perusahaan importir yang perngalaman menangani dalam kategori produk halal tersebut. Hal ini bertujuan agar lebih efektif dalam penanganan administrasi impor dan dalam menghubungi prospektif konsumen. (5) Pengamanan kapasitas pasokan produk. Bagi perusahan penyalur produk makanan di Jepang, kapasitas pasokan produk harus dilakukan secara konsisten. Hal ini dilakukan agar keberlangsungan usaha tetap terjaga. (6) Aktif Mengikuti Pameran International untuk Produk Halal, terutama yang ada di Jepang. (7) Aktif bergabung dalam asosiasi produk halal di Jepang. (8) Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri. Para pengusaha juga diharapkan secara proaktif menghubungi dan mengikuti Perdagangan Luar 28
Negeri Indonesia di Jepang, dalam hal ini melalui ITPC di Osaka ataupun Atase Perdagangan di KBRI Tokyo dan sejumlah organisasi nirlaba di Jepang yang dapat membantu melakukan riset awal serta pengumpulan data/informasi tentang kondisi pasar di Jepang. Seperti: JETRO (Japan External Trade Organization) Badan-badan Pemerintah (bidang ekonomi dan perdagangan) Asosiasi Kerjasama Internasional Asosiasi Perdagangan Luar Negeri Asosiasi Pameran Dagang Organisasi Promosi Dagang tingkat Daerah Kamar Dagang dan Industri Jepang (baik pusat maupun daerah) (9) Penggunaan Jasa Konsultan Perusahaan konsultan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan saran bagi mereka yang ingin memahami pasar Jepang secara lebih mendalam dan menyeluruh. Salah satu perkembangan di bidang ini adalah munculnya perusahaan-perusahaan lobby yang memiliki jalur dengan pemerintah Jepang, yang konon dapat menembus lingkaran birokratis. Dalam memilih perusahaan konsultan hal perlu mempertimbangkan: Pengalaman yang dimiliki perusahaan tersebut mengenai pasar Jepang. Tersedianya personel yang mampu berbahasa asing. Cakupan operasional Perusahaan jasa konsultan dimaksud harus memiliki keahlian di bidang riset pasar, penelitian perencanaan produk, saran investasi, akuisisi dan pencarian mitra bisnis, analisis persaingan, konsultasi strategi, penamaan produk serta bahan-bahan promosi. (10) Jasa Terjemahan Pertemuan-pertemuan bisnis di Jepang biasanya menggunakan tenaga penerjemah (interpreter). Walau sebagian besar perusahaan-perusahaan besar di Jepang memiliki staf yang lancar berbahasa Inggris, namun masih tetap yang terbaik adalah dengan menggunakan jasa penerjemah untuk menjamin bahwa perbedaan bahasa tidak akan menjadi halangan komunikasi. (11) Lain-Lain Untuk mengatasi biaya awal yang masih tinggi di Jepang, beberapa perusahaan di Jepang menawarkan jasa inkubasi kepada perusahaan manca negara, antara lain penyediaan ruangan kantor dan jasa kesekretariatan. Perusahaan manca negara lainnya dapat juga menggunakan perusahaan telemarketing yang menyediakan fasilitas survei telepon, analisis data, operator, belanja melalui telepon, penjualan katalog dan penjualan langsung lainnya.
29
BAB IV INFORMASI PENTING 1. TPO/Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460 Website : www.id.emb-Jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193 Fax : (62-061) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460
Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia Phone : (62-411) 871-030, 872-323, 851-882 Fax : (63-61) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce & Industry 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E:
[email protected]
2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City HiroshimaPrefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E:
[email protected]
Hiroshima Chamber of Commerce and Industry Fukuyama Chamber of Commerce and Industry
44 Matomachi 5-chome, Naka-ku 30
Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : ww.hiroshimacci.or.jp/
F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/
Kawasaki Chamber of Commerce and Industry
15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E:
[email protected]
11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce dan Industry 240 Shoshoicho Ebisugawaagaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T :(817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E:
[email protected]
Okinawa Chamber of Commerce and Industry
Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E:
[email protected]
Osaka Chamber of Commerce and Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuoku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 3. Asosiasi Produk Halal di Jepang Lembaga Sertifikasi di Jepang, Japan Halal Association (JHA)
Lembaga Sertifikasi di Jepang, Japan Muslim Association (JMA)
31
Food Sanitation Law Office of Imported Food Safety, Inspection and Safety Division, Department of Food Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau, Ministry of Health, Labor and Welfare Tel: 03-5253-1111 FAX: 03-3503-7964 (Direct) http://www.mhlw.go.jp A-1. Fresh and Frozen Vegetables Marketing Guide for ASEAN Exporters to Japan 24 JAS Law Labeling and Standards Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Tel: 03-3502-8111 FAX: 03-3502-0594 (Direct) http://www.maff.go.jp Food Industry Environment Policy Office, Food Industry Policy Division, General Food Policy Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Tel: 03-3502-8111 FAX: 03-3508-2417 (Direct) http://www.maff.go.jp Japan Frozen Food Association Tel : 03-3667-6671 FAX : 02-2669-2117 http://www.reishokukyo.or.jp Japan Frozen Food Inspection Corporation Tel : 03-3438-1411 FAX : 03-3438-1980 http://www.jffic.or.jp Agriculture & Livestock Industries Corporation (ALIC) Tel : 03-3583-8196 FAX : 03-3582-3397 http://www.alic.lin.go.jp 4. Daftar Pameran Terkait (Food Expo) FOODEX http://www3.jma.or.jp/foodex/ja TEL: +81-3-3434-3453 IFIA JAPAN Annual International Food Ingredients & Additives Exhibition and Conference http://www.ifiajapan.com
32
5.
Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo Duta Besar : Muhammad Lutfi Atase Perdagangan : Julia Silalahi 2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-ku, Tokyo-to, 141-0022, Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email :
[email protected] Website : www.indonesianembassy.jp
ITPC Osaka Kepala : Rosiana C. Frederick Wakil : Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351 Email :
[email protected] Website : http://www/itpc.or.jp
KJRI Osaka Konsul Jenderal : Ibnu Hadi Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872 Email :
[email protected] Website : www.indonesia-osaka.org 6. Importir halal food di Jepang a. http://www.padma-tr.com/en/index.htm b. http://www.aagjapanonline.com/main/ 7. Daftar toko (termasuk online shop) produk halal dan Restoran halal a. http://www.toko-indonesia.org/ b. http://pasaronline.iptij-japan.com/?cat=1 c. http://www.facebook.com/toko.paktua.9 d. http://www.jhalal.com/restaurant-list+ e. http://sazzadmsi.webs.com/Halal%20Shops%20and%20Restaurants%20in%20 Japan.pdf
33
REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries, www.maff.go.jp Japan Custom www.customs.go.jp JETRO, http://www.jetro.go.jp/ Labelling http://www.mint.go.jp Muslim Population, http://www.muslimpopulation.com/asia/ Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp Food Safety and inspection service, http://www.fsis.usda.gov/regulations/Japan_requirements/index.asp
34