D. Kegiatan Kampanye Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi terkait dengan Strategi-strategi Penyingkiran Halangan yang diadopsi untuk meningkatkan pola pemggunaan dan pengelolaan lahan kebun di luar hutan Taman Nasional Gunung Leuser, sehingga mengurangi kebutuhan lahan dan secara bersamaan pula akan mengurangi tekanan terhadap hutan untuk dirambah menjadi kebun. (melalui program pembangunan demplot kebun tumpangsari/agroforestri). Bagian dari Rencana Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk: I. Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan II. Memberikan bukti capaian Sasaran-sasaran SMART yang terkait dengan kegiatan-kegiatan ini
37
Kegiatan-kegiatan Kampanye : Deskripsi dan Evaluasi Efektivitas Khalayak Petani Tabel 4 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petaniasa
Tahap Teori Perubahan Rantai Hasil Sasaran – sasaran SMART :
ran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Khalayak sasaran – Petani Pengetahuan (pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan) petani menyadari bahwa membuka hutan TNGL menjadi kebun melanggar peraturan dan merusak ekosistem petani mengerti manfaat agroforestry dan tehnik penerapannya Pada Juni 2010, 30% petani yang tinggal di empat desa target (Mekar Makmur, Sei Serdang, Namo Sialang, Namo Sialang, Halaban) mengerti bahwa hutan Leuser merupakan hutan tropis warisan dunia (meningkat dari 3,5%pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 40% petani yang tinggal di desa Mekar Makmur mengetahui cara menerapkan pola agroforestry (meningkat dari 13,9% pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 70% petani yang tinggal di empat desa target (Mekar Makmur, Sei Serdang, Namo Sialang, Namo Sialang, Halaban) paham bahwa melestarikan Leuser merupakan tanggung jawab bersama (meningkat dari 54,9% pada survei praproyek) Pada Juni 2010, 60% petani akan paham bahwa perambahan hutan adalah sebab munculnya konflik satwa (meningkat dari 27,2%). Pada Juni 2010, 65% petani di Desa Mekar Makmur akan mengerti apa itu pola agroforestry (meningkat dari 36,7,%).
Kegiatan 1: Poster Alasan untuk kegiatan: Tingkat kesadaran petani di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) tentang warisan dunia yang selama ini telah menjadi salah satu status hutan Leuser masih rendah. Pengetahuan mereka tentang apa itu pola tumpangsari agroforestri)dan bagaimana memanfaatkan kebun mereka yang ada di luar hutan dengan pola tumpangsari masih rendah. Pengetahuan tentang dampak dari kerusakan hutan Leuser dapat mengakibatkan konflik satwa dengan mabusia juga masih perlu ditingkatkan. Menurut kamus Larousse (1994) dalam RARE PRIDE Handbook (2007), “sebuah poster adalah iklan yang dipasang di ruang public”. Poster merupakan cara menarik untuk mengkomunikasikan pesan konservasi dan memamerkan spesies panji. Poster ini juga biak digunakan pada populasi yang berada pada fase
38
pra-kontemplasi, maupun kontemplasi. Pada keadaan seperti ini poster dapat menggambarkan situasi masalah yang ada. Poster memiliki jangkauan menengah akan tetapi memiliki kedalaman rendah karena bentuknya adalah penyampaian pesan/komunikasi satu arah. Deskripsi Kegiatan: Dua seri poster telah dibuat oleh manager kampanye (desain dan produksi dibantu oleh vendor) dengan ukuran panjang 70 cm dan lebar 50 cm. kemudian dipasangkan di lokasi-lokasi strategis (warung, sekolah, perkantoran, balai pertemuan, dan lain-lain) di 4 desa target kampanye. Selain dipasang dilokasi yang strategis, juga diberikan kepada target khalayak petani dan masyarakat umum) melalui kegiatan pertemuan, kunjungan sekolah, pelatihan, diskusi, festi val, kuis dan sebagainya.
Gambar 4 Desain poster seri-1 didistribusikan pada periode awalk kampanye (Novemver 2009) sampai Maret 2010. Gambar 5 Desain poster seri-2, didistribusikan pada periode bulan April 2010Sampai Juli 2010. Foto 1 Poster seri -1 yang terpasang di salah satu warung desa Halaban sebagai tempat yang strategis berkumpulnya petani dan masyarakat.
Proses pembuatan baik poster seri-1 dan seri -2, melibatkan mitra yaitu bapak Didink M Ichsan, seorang illustrator dan desain grafis dan juga pekerja konservasi di sebuah lembaga internasional (FFI-Medan). Proses desain poster juga dilakukan dengan proses uji materi kepada sebagaian khalayak, dengan metode wawancara sela dan focus diskusi.uji materi ini berguna untuk mendapatkan input langsung dari khalayak yang akan menerima materi kampanye nanti. Beberapa minimal dua desain dan pesan yang berbeda ditunjukkan dalam proses uji materi. Kemudian kahalyak yang menjadi responden atau peserta diskusi memberikan input sesuai dengan panduan yang di ajukan oleh penguji, yaitu : Apa pesan yang anda tangkap bila membaca kalimat (misalnya “Aman Di Tanah Sendiri”) Apakah gambar dan pesan menurut anda sudah sesuai ?
39
Apakah ada hal (gambar atau kata) yang bertentang dengan norma dalam masyarakat ? Bagaimana kombinasi warana dan gambar menarik Dan lain-lain. Itu adalah poin-poin yang muncul dalam diskusi dan wawancara dalam proses uji materi poster baik seri-1 maupun seri-2. Pada November 2009 poster seri-1 tercetak dengan judul poster “ AMAN DI TANAH SENDIRI”, kalimat pesan pengetahuan di dalam poster seri-1 adalah “kerusakan hutan kawasan TNGL dapat mehilangkan banyak manfaat untuk kehidupan seperti air, udara, kepunahan fauna dan flora”. Pesan ajakan di dalam poster ini adalah “saatnya menjadi petani cerdas dengan pola tumpangsari di kebun sendiri, di luar kawasan TNGL. Hidup tenang penghasilan bertambah”, “mari belajar tumpangsari yang lestari di desa Mekar Makmur, Sei Lepan, hari ini…”. Poster seri-1 ini bertujuan membawa pesan pengetahuan tentang manfaat hutan dan dampak dari kerusakan hutan Leuser, dan manfaat bertani tumpangsari di kebun milik sendiri di luar hutan yang bermanfaat bagi rasa aman dan kenyamanan hidup karena tidak melanggar hukum, serta memberikan ajakan untuk belajar pola tumpangsari (agroforestri). Pada Maret 2010 poster seri-2 kembali dibuat untuk melanjutkan pesan poster yang pertama. Pesan di dalam poster ser-2 ini lebih menekankan perubahan sikap dan mendorong perubahan perilaku. Judul poster adalah “TUMPANGSARI DI KEBUN SENDIRI ITU MUDAH”. Pesan di dalam poster adalah “Sebenarnya mudah. Hanya dengan memanfaatkan kebun yang ada dan halaman rumah, kita bias menanam beraneka tanaman untuk kebutuhan keluarga dan menambah pendapatan. Hutan tidak terganggu dan tetap lestari”. Pesan di dalam poster seri-2 ini lebih bertujuan pada mendorong sikap para petani untuk berani berubah mengolah lahan mereka yang ada di luar hutan dengan pola tumpangsari, dan juga menjelaskan kepada mereka manfaat ekonomi yang akan mereka dapatkan bila mengadopsi kebun tumpangsari. Prose desain, uji materi, produksi materi dan distribusi media poster ini telah memberikan beberpa pembelajaran bagi saya dan lembaga : Pentingnya mengintegrasikan antara pesan dan segmentasi khalayak, focus pada pesan untuk mendukung perubahan perilaku yang ingin dicapai dan disesuaikan dengan tahapan/fase kampanye serta disesuaikan dengan posisi perubahan perilaku kahalayak saat dimulainya proyek. Proses desain dan uji materi yang partisipatif memberikan dampak pada mudahnya khalayak menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Menjamin materi tidak bertentangan dengan norma yang berlaku dan cenderung akan disukai oleh khalayak. Bila media disukai maka media akan menjadi lebih efektif.
40
Kegiatan 2: Kalender Alasan untuk kegiatan: Kalender tahunan merupakan media yang dimiliki di rumah setiap orang di desa target., Kalender bahkan dapat ditemui di pondok kebunnya. Oleh karena itu, di awal perancangannya, kalender diperkirakan merupakan media yang sangat efektif untuk digunakan menyampaikan pesan kampanye kepada khalayak target. Ini terbukti pada survey akhir kampanye 71.50% responden petani masih mengingat media kalender dan 67.30% responden masyarakat juga masih mengingat media ini. Deskripsi Kegiatan: Kalender tahun 2010 diproduksi pada minggu pertama Desember 2009. Hal ini dilakukan agar tidak tertinggal momentum awal tahun 2010. Kalender ini berjudul “LAKUKAN PERANMU UNTUK LINDUNGI LEUSER”. Tujuan pemilihan tema/judul adalah untuk memberikan pengetahuan kepada petani bahawa siapapun bisa memberikan kontribusi untuk melindungi Hutan Taman Nasional Gunung Leuser sesuai dengan profesinya masing-masing. Oleh karena itu pesan dalam kalender yang ditulis adalah “Bertani tumpangsari di kebun sendiri berarti telah melestarikan Leuser sebagai benteng kehidupan dan rumah untuk Orangutan Sumatera dan satwa penting lainnya. Hutan Leuser tetao menjadi hutan dan tidak menjadi kebun, agar Orangutan Sumatera, gajah dan hewan lainnya tidak mencari makanannya di kebun kita. Stop merubah hutan menjadi kebun. Ambil keputusan hari ini, hutan Leuser tetap sebagai hutan, hari ini dan selamanya”. Pesan di dalam kalender juga bermaksud untuk memberikan pengetahuan kepada khalayak tentang konflik satwa merupakan dampak dari kerusakan habitat karena hutan telah dirusak dan dirambah menjadi kebun, sehingga satwa-satwa di dalam hutan Leuser seperti orangutan dan gajah sering masuk ke kebun petani dan memakan tanaman yang ada di kebun sehingga tanaman petani rusak. Kalender diproduksi sebanyak 1000 lembar untuk menjangkau khalyak petani. Gambar 6 Kalender tahun 2010 sebagai media kampanye Distribusi kalender juga melalui berbagai pertemuan sehingga petani langsung menerima media ini dan mereka pasang di rumah masing-masing. Kunjungan sekolah juga berperan sebagai sarana untuk menyebarkan media kalender melalui anak-anak yang kemudian membawa kalender pulang ke rumah mereka dan menyampaikan media ini juga kepada orang tua mereka. Tempat dan lokasi strategis juga menjadi target dimana kalender ini dipasang agar orang-orang dapat melihat dan membacanya.
Kegiatan 3 : Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Radio Alasan untuk kegiatan: pada survey awal kampanye sebenarnya televisi adalah media yang paling digemari khalayak dibanding radio. Akan tetapi dengan pertimbangan kemampuan biaya, maka radio menjadi pilihan yang kedua sebagai media kampanye yang digunakan sebagai salah satu media kampanye (hasil pra survey petani yang mendengarkan radio sebanyak 12,6% dan masyarakat umum sebanyak 8,7% saja, dengan total responden N=353). Bentuk program radio yang dilaksanakan berupa 4 versi iklan radio dengan durasi yang berbeda-beda.
41
Deskripsi Kegiatan: iklan layanan masyarakat (ILM) diproduksi bekerjasama dengan stasiun radio RPC FM kota Binjai. 4 versi iklan yang berbeda telah diproduksi dengan tema yang berbeda-beda. ILM telah disiarkan di radio selama dua bulan (Maret-April 2010) yang disiarkan dengan 3 spot setiap harinya, yaitu pagi hari antara jam 09.00-10.00 WIB, pada siang hari antara pada jam 12.00-15.00 dan siaran pada sore hari antara jam 18.00- 20.00 WIB. Pemilihan waktu siaran iklan didasari oleh waktu para petani mendengarkan radio yang telah disurvei pada pra-survey awal kampanye. Gambar 7 Waktu khalayak mendengarkan siaran radio (Pra-survey, 2009;N=353).
Sumber : Data primer 2009 Proses pembuatan Iklan layanan masyarakat (ILM) radio ini diawali dengan menyusun skrip untuk masing-masing versi ILM. Draft skrip ini kemudian diiskusikan kepada PPM dan lembaga. Kemudian masuk proses produksi menerjemahkan skrip menjadi bentuk ILM. Proses selanjutnya adalah uji metari kepada khalayak dan diskusi kepada PPM. Dalam proses uji materi, 4 versi ILM di perdengarkan kepada beberapa orang responden dan sati kali dengan proses FGD. Setelah responden dan peserta FGD mendengar ILM, kemudian mereka memberikan pendapat dan persepsi dan pesan yang mereka terima dari ILM. Saran dan masukan inilah yang kemudian nejadi landasan untuk memperbaiki dan menyempurnakan ILM. ILM versi-1 : ILM versi ini mengambil suasana perbincangan di sebuah warung. Tokoh yang muncul dalam dialog iklan ini menampilkan keragaman suku terutama suku yang paling dominan yaitu tokoh berkarakter suku Jawa dan suku Karo. Iklan versi-1 ini memberikan pesan pengetahuan terkait dengan dampak kerusakan hutan yang dapat mengakibatkan bencana seperti banjir, kekeringan dan tanah longsor. Pesan ajakan yang dimunculkan adalah tanggung jawab melestarikan hutan Taman Nasional Gunung Leuser merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk petani dan masyarakat sekitar TNGL.
42
ILM versi-2 : ILM versi ini memilih suasana rapat desa yang menonjolkan seorang tokoh agama, karena tokoh agama adalah tokoh dan sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat lokal (hasil pra-survey, 2009, 64,6%% responden percaya pada tokoh agama; N=228). Tema dan pesan yang disampaikan melalui ILM versi-2 ini adalah solusi untuk tidak merambah hutan yaitu dengan menonjolkan keuntungan panen kebun yang bisa bertambah dengan pola tumpangsari dengan luasan kebun tetap di kebun karet atau sawit, dan mengajak masyarakat merubah pola monokultur menjadi pola berkebun tumpangsari (agroforestri). ILM versi-3 : ILM ini mengambil suasana perbincangan di pasar/jalan desa. Tema dan pesan ILM adalah menegaskan bahwa perambahan hutan Leuser merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat dikenakan sanksi pidana (hasil pra-survey, 2009, hanya 58,,4%% petani yang tahu peraturan; N=101, dan hanya 49,6% masyarakat umum yang tahu peraturan; N=175). Pesan ajakan adalah untuk belajar pola tumpangsari di demplot kebun tumpangsari di Desa Mekar Makmur. ILM versi-4 : pesan yang disampaikan dalam ILM versi-4 ini adalah keberadaan hutan Leuser sebagai sistem penyangga kehidupan bagi berbagai makhluk hidup termasuk manusia yang hidup disekitarnya. ILM ini menjelaskan Hutan Leuser sebagai habitat penting untuk satwa unik dan dilindungi seperti orangutan Sumatera. Juga memberikan pengetahuan bahwa Taman Nasional Gunung Leuser adalah sebagai bagian dari Warisan dunia dengan identitas Hutan Hujan Tropis Sumatera Warisan Dunia (hasil survey pra, hanya 3,5% responden target mengetahui mengenai status ini). Iklan layanan masyarakat (ILM) di radio merupakan media/materi kampanye yang pertama dibuat oleh manajer kampanye dan lembaga, proses produksi, uji materi telah memberikan pengalaman baru, berupa : Iklan radio merupakan media yang dapat menjangkay khalayak dengan luas dan memiliki kedalam sedang bahkan tinggi. Bekerjasama dengan stasiun radio merupakan langkah startegis untuk dilakukan dimasa yang akan datang ILM yang dibuat harus juga dibuat proses sosialisasi kepada kahalayak agar mereka menegatetahau jam siaran yang tepat dapat mereka dengar. Hal ini sangat kurang dilakukan pada tahap kampanye petama ini.
Kegiatan 4 : Mug Alasan untuk kegiatan : Mug adalah alat yang bisa dipakai secara pribadi oleh seseorang. Kegunaan mug sebagai alat untuk minum merupakan media yang strategis untuk menyampaikan pesan kepada khalayak petani, sehingga saat mereka minum menggunakan mug ini maka pesan kampanye akan langsung terbaca oleh mereka setiap saat. Deskripsi media: Pesan yang tertulis di Mug ini adalah ; sisi sebelah kanan bertuliskan slogan kampannye “SEHATI LINDUNGI LEUSER” dan sisi sebelah kiri bertuliskan pesan “Petani cerdas petani tumpangsari di kebun sendiri”. Mug diproduksi sebanyak 36 buah mug Distribusi media ini dilakukan melalui berbagai acara seperti menjadi hadiah dalam festival, menjadi reward bagi pemenag kuis SMS marketing (SMS Blast).
43
Proses pembelajaran : Media Mug ini tidak diproduksi secara banyak, tetapi mug merupakan media yang unik, hal inilah yang membuat layak untuk dijadikan sebagai souvenir dan hadiah. Sangat disadari bahwa mug adalah materi yang memiliki jangkauan rendah dan kedalamaman yang rendah. Karena bentuk ukurannya yang minimalis sangat sulit untuk mengisi dengan pesan yang lebih banyak. Pesan singkat tetapi tetap focus pada isu dan perubahan yang ingin dicapai, adalah cara menjadikan mug menjadi media kampanye.
Foto 2 Mug yang bertuliskan pesan kampanye Pride.
Tabel 5 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi interpersonal untuk Petaniasa
Tahap Teori Perubahan Rantai Hasil
Sasaran –sasaran SMART :
Khalayak sasaran – Petani Sikap dan komunikasi interpersonal para petani setuju bahwa perambahan adalah sebuah masalah serius bagi kelestarian TNGL, mereka berkeinginan untuk mengoptimalkan lahan dengan pola agroforestry, tetapi belum melakukan sesuatu. Para petani telah berbicara dengan petani dan masyarakat lainnya tentang penerapan pola agroforestry. Pada Juni 2010, 70% petani yang ada di empat desa target setuju bahwa perambahan hutan dapat menyebabkan masalah pada manusia dimasa depan (meningkat dari 53,2% pada survey pra-proyek). Pada Juni 2010, 60% petani yang ada di desa Mekar Makmur merasa mudah mudah mencoba pola agroforestry pada lahan diluar hutan TNGL (meningkat dari 49,4% pada survei pra-proyek). Pada Juni 2010, 35% petani yang terlibat dalam praktek agroforestry akan menyampaikan pada teman mereka mengenai pola agroforestry (meningkat dari 6,3%).
Kegiatan 5 : Lokakarya Tokoh Agama 44
Alasan untuk kegiatan: Dari hasil survey KAP yang telah dilaksanakan pada Maret 2009 oleh Yayasan Orangutan Sumatera Lestari –Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) melalui program Kampanye Bangga (Pride Campaign) telah memberikan data bahwa tokoh agama adalah sumber yang informasi dipercaya oleh masyarakat termasuk masyarakat petani di empat desa target (Halaban, Mekar Makmur, Sei Serdang, Namo Sialang), bahkan jika dibandingkan dengan tokoh lainnya yang ada di Desa. Hal ini menunjukkan bahwa pemuka agama memegang peranan yang sangat penting untuk dapat menggerakkan dan membawa kesejahteraan anggota masyarakatnya. Tingkat kepercayaan terhadap Pemuka Agama dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6 Tingkat kepercayaan khalayak petani kepada tokoh agama sebagai sumber informasi.
petani/target (N=173) Tingkat Kepercayaan
Daerah Enumerasi (EA) Mekar Makmur
Namo Sialang
Halaban
Sei Serdang
Tokoh Agama Sangat percaya Percaya Agak percaya
3.10%
4.00%
5.30%
0.00%
55.40%
70.00%
47.40%
80.00%
7.70%
14.00%
18.40%
0.00%
Sumber : Data primer 2009 Atas dasar ini serta berkaitan dengan akan dimulainya bulan Ramadhan tahun 2009, maka dinilai sangat penting peran serta para pemuka agama untuk dapat untuk meningkatkan dan memobilisasi anggota masyarakat untuk mampu memberikan kontribusi terhadap perubahan positif perilaku dan interaksi positif terhadap kawasan TNGL terutama terkait dengan upaya mendorong usaha agroforestri untuk menekan ancaman perambahan hutan Deskripsi Kegiatan: Tujuan Lokakarya : 1. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan tokoh agama dalam membantu penyampaian pesan konservasi TNGL kepada masyarakat. 2. Terbangunnya komitmen dan semangat kepedulian hutan TNGL di kalangan tokoh agama dengan terlibat dalam penyampaian pesan-pesan dan informasi kepada masyarakat agar tidak terlibat dalam kegiatan perambahan kawasan hutan TNGL 3. Pemuka Agama saling bekerja sama dalam merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan di tingkat masyarakat untuk menekan laju perambahan hutan di TNGL Lokakarya peran serta tokoh agama untuk konservasi TNGL wilayah Besitang ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2009 di Gedung Aula DPD KNPI
45
Kabupaten Langkat di kota Stabat. Lokakarya ini dihadiri oleh 36 tokoh agama (Islam) yang juga dihadiri oleh NGO dan Balai Besar TNGL.
Foto 4 Foto bersama peserta lokakarya tokoh agama dengan panitia dan staf Balai Besar TNGL
Foto 3 Diskusi kelompok menyusun kesepakatan dan dukungan dalam lokakarya tokoh agama
Tabel 7 Peserta lokakarya tokoh agama
Asal peserta
Jumlah
Profesi
Desa Mekar Makmur
11 orang
Imam Masjid & tokoh agama
Desa Halaban
10 orang
Imam Masjid & tokoh agama
Desa Sei Serdang
7 orang
Imam Masjid & tokoh agama
Desa Namo Sialang
8 orang
Imam Masjid & tokoh agama
FFI
1 orang
NGO
Balai Besar TNGL
2 orang
Pemerintah
46
Diskusi dan kerja kelompok selama lokakarya tokoh agama ini menghasilkan : 1. Pernyataan dukungan tokoh agama terhadap konservasi TNGL khususnya wilayah SPTN VI Besitang dan rencana program Safari Ramadhan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat 2. Draft materi lembar dakwah. Draft lembar dakwah ini berisikan materi konservasi TNGL dan kaintannya dengan ajaran agama (Islam), dan draft ini digunakan sebagai pedoman bagi tokoh agama untuk menyampaikan himbauan dan informasi kepada masyarakat selama safari ramadhan, mimbar khutbah dan pengajian/pertemuan masyarakat. 3. Pembagian peran dan tanggung jawab. Adanya pembagian peran serta tokoh agama dalam mendukung kampanye bangga untuk TNGL wilayah Besitang. Pembagian tugas dan peran ini, tertuang dalam diskusi kelompok masing-masing tokoh agama dari tiap desa target. Mereka membentuk koordinatir dan anggota untuk berperan serta mendukung kampanye Bangga dan konservasi TNGL. Evaluasi dan prosses pembelajaran : Bekerja dengan tokoh agama dalam kampanye merupakan strategi yang baik. Hal ini karena bila masyarakat mengikuti kegiatan keagamaannya maka mereka akan berkumpul di rumah ibadah (masjid) dengan jumlah yang banyak. Lalu pesan akan disampaikan melalui pendekatan agama, menggunakan dalil dan mengaitkan larangan agama untuk tidak merusak hutan dan lingkungan. Disaat seperti inilah peran tokoh agama diperdayakan. Evaluasi dari kegiatan ini adalah dalam konteks agama, manajer kampanye hanya menjangkau tokoh agama muslim (Islam) saja. Ini disebabkan mayoritas khalayak menganut agama Islam, akan tetapi pada waktu mendatang akan sangat baik bila tokoh agama yang lain yang ada di kawasan kampaye juga dijangkau kemudian mereka bisa berperan juga untuk menyebarkan pesan kampanye. Gambar 8 Dokumen kesepakatan tokoh agama untuk mendukung konservasi TNGL wilayah Besitang
47
Kegiatan 6 : Lembar Khotbah Alasan untuk kegiatan : Lembar khotbah merupakan salah satu hasil dari lokakarya tokoh agama yang dilaksanakan pada Agustus 2009. Lembar khotbah ini merupakan panduan bagi para ustadz dan ulama (tokoh agama Islam) untuk berperan menyampaikan pesan kampanye melalui khotbah mereka di depan ummatnya. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan lokakarya dan adanya momentum bulan ramadhan (bulan saat berpuasa bagi orang Islam), maka dilaksanakan khotbah berkeliling desa target (safari ramadhan) yang dilaksanakan di masjid-masjid. Lembar khotbah ini juga merupakan bagian dari kegiatan tindak lanjut dari pertemuan tokoh agama. Deskripsi Kegiatan : Safari ramadhan kampaye bangga merupakan implementasi dari rencana aksi yang yang telah disepakati pada lokakarya peran serta tokoh agama tangga 11 Agustus 2009 lalu di Stabat. Safari ini dilaksanakan di masing-masing empat desa target (Mekar Makmur, Halaban, Sei Serdang, Namo Sialang). Pelaksana dan tim safari adalah para tokoh agama yang menjadi peserta pada lokakarya tersebut, sementara tim kampanye bangga YOSL-OIC hanya berperan memfasilitasi Foto 5. Penandatanganan kesepakatan tokoh agama untuk terlaksananya safari ini di lapangan, yaitu hanya mendampingi saat berkeliling desa di mendukung konservasi hutan Taman Nasional Gunung Leuser beberpa masjid, membantu menyediakan transportasi dan kebutuhan dalam pertemuan, Wilayah Besitang akan tetapi pemateri dan penentuan jadwal kunjungan ditentukan secara mandiri oloeh para took agama. Materi ceramah yang disampaikan berpedoman pada lembar ceramah yang telah dihasilkan saat lokakarya, sehingga semua materi selama safarai di empat desa target adalah sama. Beberapa safari dilaksanakan dengan diawali buka puasa bersama seperti di desa Mekar Makmur dan Namo Sialang. Penyampaian materi/ceramah dilakukan setelah pelaksanaan ibadah sholat tarawih. Tanya jawab dan diskusi dilakukan setelah ceramah sambil menikmati makanan yang tersedia di setiap safari. Evaluasi dan proses pembelajaran : Rantai kegiatan yang berlanjut merupakan aktivitas yang baik, peserta yang terlibat dalam lokakarya tokoh agama, kemudian terlibat menyusun lembar khotbah dan kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan lembar khotbah dalam bentuk ceramah, khotbah dan diskusi agama, ini menjadikan peserta yang terlibat khusunya para tokoh agama menjadi yakin bahwa proyek kampanye adalah kegiatan yang memiliki kepentingan masyarakat dan masyarakat harus menjadi pelaku di dalam kampanye. Tokoh agama dapat berperan menyampaikan kampanye dalam aktivitas dan kegiatan keagamaan, tapi juga dapat menyampaikannya dalam kehidupan social sebagai pribadi yang menjadi bagian dari komponen masyarakat.
48
Foto 6 Aktivitas khotbah konservasi dan safari ramadhan di desa target kampanye
Pada kamanye lembar khotbah hanya diproduksi dan dibagikan kepada pra tokoh agama untuk meningkatkan pengetahuan mereka dan membangun dukungan tokoh agama, untuk kemudian tokoh agama dimobilisasi untuk membantu menyampaikan pesan kampanye untuk meningkatkan pengetahuan khalayak dan membantu membangun konstituen. Pada fase pertama, lembar khotbah sangat sedikit yang disebarkan kepada khalayak umum, ini menjadi penting juga bahwa sebenarnya lembar khotbah bukan hanya untuk didistribusikan kepada tokoh dan pemimpin agama saja tetapi juga strategis untuk menjadi media massal sesuai dengan segmentasi agama yang ada.
49
Tabel 8 Hasil kunjungan safari Ramadhan oleh tokoh agama untuk melakukan khotbah agama dan konservasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama desa
Mekar Makmur
Halaban Sei Serdang Namo Sialang
Lokasi safari ramadhan/ khotbah konservasi Dusun IV Tani Makmur Dusun I Tualang 1000 Dusun I Dusun II Sidomulyo Dusun II Klg lama Dusun III SD Dusun V Sidorejo Dusun IV Tani Makmur Masjid Istiqamah Dusun X HKTI Desa Halaban Dusun IX Wonosari Mesjid Al Fatih Wilayah Dusun VI Kebun Jati Mesjid Al Ikhlas Wonorejo Dusun Cinta Raja Masjid komplek pabrik kelapa sawit Hulu
Tanggal Pelaksanaan 24 Agustus 2009 27 Agustus 2009 30 Agustus 2009 02 September 2009 05 September 2009 08 September 2009 11 September 2009 14 September 2009 29 September 2009 05 September 2009 12 September 2009 09 September 2009 07 September 2009 11 September 2009
50
Gambar 9 Lembar hasil lokakarya tokoh agama
51
Kegiatan 7: Flyer/Selebaran Alasan untuk kegiatan : Lembar flayer/selebaran ini dibuat untuk membangun sikap positif para petani untuk yakin terhadap keuntungan model kebun tumpangsari. Lembar flyer/selebaran ini menampilkan tokoh-tokoh berpengaruh di desa target agar membangun komunikasi interpersonal antara masyarakat petani bahwa pesan yang ditampilkan ini berasal dari pernyataan tokoh-tokoh lokal mereka sendiri yang selama ini mereka percaya sebagai sumber informasi yang dipercaya. Pemilihan media ini juga dimaksudkan untuk membangun kebanggaan dan memperkenalkan para innovator yang selama ….. bulan pertama periode program telah berani mencoba melakukan perilaku baru. Deskripsi Kegiatan : lembar flyer/selebaran ini bertema “HARUS BERJUANG UNTUK KEMAJUAN”. Tema ini bertujuan untuk mendorong sikap dan komunikasi masyarakat petani agar berani merubah pola berkebun mereka dan harus berani memulai hidup dengan tidak merubah hutan menjadi kebun. Tema ini juga memberikan pesan bahwa untuk merubah kehidupan lebih maju dengan pola kebun tumpangsari mereka harus berani berjuang sehingga mendapat keuntungan. Pesan ajakan yang ditampilkan di flyer/selebaran ini adalah kalimat pernyataan dari seorang tokoh Desa Mekar Makmur yang mempunyai pengaruh dan dipercaya di desanya. Pesan itu adalah “Ayo…manfaatkan kebun sendiri dan halaman rumah! Sekarang hasilnya memang masih sedikit, karena kita baru mencoba. Kalau kita terus berupaya dan tentu berjuang, tentu hasilnya akan berkembang. Tumpangsari di lahan milik sendiri itu mudah dan bias memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pendapatan tambahan”. Flyer/selebaran ini ditempel di banyak tempat di desa target. Di antaranya ditempel di pohon-pohon dan tiang listrik yang dekat dengan pemukiman penduduk, di warung, di pos ronda, kantor-kantor, gedunggedung tempat berkumpul dan sebagainya. Selain ditempel flyer/selebaran ini juga disebar di dekat pemukiman masyarakat petani.
Evaluasi dan proses Pembelajaran: Flyer sangat efektif untuk mendorong dan mempengaruhi orang untuk merubah perilaku. Factor yang mempengaruhinya adalah karena gambar/foto tokoh masyarakat yang me njadi innovator dan para adopter awal ini mendorong keyakinan dan motivasi bagi masyarakat laian untuk meniru perilaku mereka. Komunikasi interpersonal akan terbangun dengan sendirinya, karena khalayak mendapatkan sumber informasi langsung di dekat mereka (yaitu tokoh/innovator dan adopter awal) yang muncul dalam flyer. Walau media flayer ini memiliki jangkauan yang luas akan tetapi memiliki kedalam yang menengah.
Foto 7 Flyer/selebaran yang tertempel di salah satu tiang listris di desa target.
52
Kegiatan 8: Payung Alasan untuk kegiatan : Payung merupakan media kampanye kreatif, unik, dan fungsional. Media ini sangat digemari. Payung diproduksi dengan warna biru dengan menampilkan gambar satwa orangutan sebagai mascot kampanye dan slogan kampanye “SEHATI LINDUNGI LEUSER”. Alasan pemilihan payung sebagai salah satu meateri kampanye, karena payung digunakan oleh masyarakat bila musim hujan dan juga terkadang dapat digunakan pada musim panas untuk berlindung/berteduh dari panas matahari, hasil pantauan banyak masyarakat yang memiliki payung, hak inilah yang mendorong manajer kampanye untuk menjadikan payung sebagai media kampanye. Tampilan gambar orangutan dan slogan kampanye diharapkan memunculkan kecintaan dan dorongan sikap mencintai satwa orangutan sumatera dan mendorong untuk terlibat melindungi hutan Leuser sebagai habitat penting orangutan sumatera. Evaluasi dan proses pembelajaran: Materi kampanye payung juga tidak diproduksi secara banyak seperti poster atau brosur, karena factor harga satuan yang tinggi. Akan tetapi keunikan dan fungsinya yang menarik banyak orang, maka patung juga dijadikan senbagai souvenir dan hadiah dalam berbagai kegiatan seperti festifal hari Lingkungan hidup, juga sebagai hadiah pemenang kuis SMS Blast kampanye Pride. Payung memiliki jankauan yang rendah dan kedalaman yang rendah juga dalam menyampaikan pesan.
Foto 8 Gambar bentuk payung dan payung yang sedang digunakan oleh seorang wanita di desa target
53
Kegiatan 9 : SMS Blast Alasan untuk kegiatan : Layanan SMS (short message service) adalah salah satu layanan telekomunukasi yang bisa dilakukan dengan telepon genggam. Saat ini baik masyarakat perkotaan maupun desa sudah sangat kenal dan bisa mengoperasikan layan SMS ini. Begitu pun di empat desa target kampanye, banyak masyarakat dan petani yang telah memiliki pesawat telepon genggam minimal satu unit dalam satu keluarga. Unruk itu media kampanye dengan menggunakan SMS ini sangat strategis dilakukan karena pesan akan langsung diterima oleh khalayak secara cepat dan langsung ke sasaran khalayak. Deskripsi Kegiatan : Penyampaian pesan kampanye melalui SMS ini kami sebut dengan SMS BLAST (SMS ledakan/letupan) berharap ketika khalayak menerima pesan ini akan ada reaksi langsung dari penerima/pembaca pesan. Proses penggunaan media ini diawali dengan mengumpulkan dan mendata nomor telepon genggam masyarakat dan petani yang tinggal di empat desa target. Selama 1 bulan (April 2010) telah terkumpul 320 nomor telepon genggam. Proses selanjutnya mentabulasi nomor-nomor tersebut ke dalam database dengan menggunakan perangkat komputer dan satu unit modem internet serta program Frontlinesms yang diunggah secara gratis diinternet. Tahapan ke tiga adalah menyusun pesan yang akan disampaikan kepada khalayak. Selama program kampanye berhasil menyampaikan pesan kampanye kepada khalayak selama dua bulan (Mei – Juni 2010). Penyelenggaraan kuis juga dilakukan untuk memancing khalayak penerima pesan SMS kampanye untuk melakukan komunikasi timbal balik (respon) atau memberikan komentar. Media kampanye seperti Mug, payung, DVD lagu dan cerita panggung boneka menjadi hadiah kuis sekaligus menjadi media kampanye tambahan yang diterima pemenang kuis SMS.
Kendala yang dihadapi dalam melakukan kampanye melalui SMS antara lain adalah : Ketergantungan dengan kekuatan signal, sehingga bila operator sedang berada di site/area yang kurang/lemah signalnya maka pesan akan lambat terkirim, bahkan terkadang harus mengulang beberapa kali. Tim dan operator belum terlalu terbiasa dengan program Fronlinesms, sehingga sering mengalami ketidaktahuan mengatasi kendala teknis program yang muncul saat mengoperasikan program tersebut. Ada pesan atau respon balik dari penerima pesan, dan operator menerima sebagian pesan masuk ini di karti SIMCARD ada juga sebgaian tersimpan di dalam data computer. Kendalanya adalah bila operator menggunakan computer yang berbeda maka data pesan masuk database nomor akan tertinggal di computer yang sebelumnya. Sampai berakhirnya kampanye, tim operator belum menemukan cara untuk menyatukan data yang masuk maupun yang keluar dalam satu kesatuan file.
54
Tabel 9 Tabulasi isi pesan SMS blast selama periode April 2010 – Juni 2010
No
Kontent SMS
Bulan April-10 M1
M2
M3
Bulan Mei-10 M4
M1
M2
M3
Bulan Juni-10 M4
M1
M2
M3
M4
Tabulasi data nomor hand phone 1 1.1
Pengenalan nomor SMS marketing
1.2
anda akan menerima pesan dari kami secara gratis. Bila anda membalas SMS anda akan di kenakan biaya sesuai tarif operator nomor HP anda.
1.3
Pesan Kampanye Bangga ini disampaikan oleh YOSL-OIC, RARE dan Balai Besar TNGL
2 2.1
Pesan kampanye
2.2
Sehati Lindungi leuser. Ayo kita peduli dan menjadi mayarakat yang cerdas dengan ikut melestari+B16k hutan Leuser dan tidak ikut-ikutan merambah hutan. (pesan ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser)
2.3
Kuis : sebutkan slogan kampanye bangga untuk menyelamatka hutan Leuser? (kuis ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser)
2.4
tidak perlu merambah hutan hanya untuk berkebun. Kebun anda yang di luar hutan masih dapat dimanfaatkan dengan pola tumpang sari (agroforestri). (pesan ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser)
2.5
Kebun tumpang sari (agroforestri) adalah membudidayakan tanaman diantara tanaman karet atau sawit anda dengan tanaman semusim, buah dan pepohonan. masih ada ruang diantara tanaman dikebun kita yang bisa dimanfaatkan dengan menanam tanaman lain. Ayo manfaatkan lahan dengan pola tumpang sari
2.6
simpan nomor ini di HP anda sebagai "Leuser-ku". ini merupakan program kampanye bangga sehati lindungi leuser. Setiap minggu anda akan menerima pesan LEUSER dari nomor ini.
Perambahan hutan Taman Nasional Gunung Leuser dapat mengakibatkan banjir, longsor, kekurangan air, dan bencana lain yang merugikan manusia. Stop perambahan hutan leuser (pesan ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser)
55
2.7
sedikit berjuang dengan pola tumpang sari, hasil kebun beranekaragam dan menambah penghasilan keluarga
2.8
akibat rusaknya hutan Leuser salah satunya adalah sering masuknya satwa liar ke kebun masyarakat. Mari lestarikan TNGL agar kebun kita aman dari gangguan satwa liar. (pesan ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser)
2.9
Taman Nasional Gunung Leuser adalah salah satu hutan hujan tropis warisan dunia yang penting kita jaga dari ancaman perambahan hutan
3
3.1 3.2
Taman Nasional Gunung Leuser merupakan habitat penting & rumah terbesar bagi satwa orangutan sumatera. Melestarikan leuser berarti telah melindungi orangutan dari kepunahan. (pesan ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser) Kuis : Sebutkan dua manfaat bertani tumpangsari di kebun sendiri ?. (kuis ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser) cara mudah melindungi leuser ; 1) manfaatkan kebun sendiri, 2) jangan ikut merambah hutan, 3. peduli mengawasi hutan dan ikut dalam kegatan pelestraian Leuser. (pesan ini dari kampanye bangga untuk melestaikan Leuser)
Kegiatan 10 : T-Shirt Alasan untuk kegiatan : T-shirt merupakan media kampanye yang sangat ekslusif, dan jumlahnya juga terbatas, tidak sebanyak media kampanye yang lainnya. Pada posisi depan, t-shirt bertuliskan slogan kampanye “Sehati Lindungi Leuser” dan informasi “Hutan Tropis Sumatera Warisan Dunia” dilengkapi dengan gambar maskot kampanye satwa orangutan Sumatera. Pada posisi belakang, t-shirt bertuliskan pesan kampanye “Stop merubah hutan menjadi kebun. Bertani tumpangsari di kebun sendiri. Hutan Leuser lestari selamanya”, dan dimunculkan semua logo kemitraan program kampanye Bangga. Distribusi t-shirt ini sangat terbatas kepada para petani yang aktif terlibat di praktek demplot kebun tumpangsari dan yang bersemangat untuk mengadopsi pola baru ini. Para tokoh lokal berpengaruh agar dengan ia memakai t-shirt ini akan ada pengaruh nilai pesan kepada orang lain. Sampai akhir kampanye telah tersebar sebanyak 120 buah t-shirt.
56
Foto 9 Tampilan depan dan belakang Tshirt kampanye
57
Khalayak Masyarakat Umum Tabel 10 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk masyarakat umum.asa
ran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Khalayak sasaran - Masyarakat Tahap Teori Perubahan Rantai Hasil
Sasaran – sasran SMART :
Pengetahuan (pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Masyrakat mengerti peraturan/hukum kehutanan yang ada di TNGL. Masyarakat mengerti peran penting kawasan TNGL & keanekaragaman hayatinya. Pada Juni 2010, 70% masyarakat di empat desa (Mekar Makmur, Sei Sedang, Namo Sialang, Halaban) akan peduli bahwa menjaga hutan Taman Nasional Gunung Leuser adalah tanggung jawab bersama (meningkat dari 52%) Pada Juni2010, 70% dari masyarakat di empat desa (Mekar Makmur, Sei Sedang, Namo Sialang, Halaban) tahu peraturan/hukum tentang Taman Nasional Gunung Leuser (meningkat dari 49,7%) Pada Juni 2010, 70% dari masyarakat di empat desa (Mekar Makmur, Sei Sedang, Namo Sialang, Halaban) akan tahu pal batas antara Taman Nasional Gunung Leuser dengan lahan masyarakat (meningkat dari 33,5%)
Kegiatan 11: Kunjungan ke sekolah (termasuk maskot dan Lencana/Pin) Alasan untuk kegiatan : Kunjungan sekolah sangat strategis untuk menjadi perantara informasi dan pengetahuan kepada orangtua murid yang ikut dalam kegiatan. Bayangkan saja rata-rata setiap kunjungan sekolah peserta yang ikut dalam kegiatan kampanye melebihi seratus orang anak bahakan lebih dan ditambah para guru disetiap sekolah. Hal inilah yang membuat anak dan sekolah itu memiliki posisi yang strategis untuk menjangkau khalayak yang lebih luas dimana kampanye tidak bias menjangkau semua orang dewasa. Para guru-guru juga secara umum ada profesi yang dipercaya dan disegani ditengah kehidupan social desa target. Menginformasikan anak-anak dari para petani dan masyarakat lainnya, dan mendorong mereka untuk berbicara kepada orang tua mereka adalah salah satu saluran untuk menyampaikan informasi penting. Selain itu, memperkenalkan anak-anak dengan isu-isu keanekaragaman hayati terutama berkaitan hutan Taman Nasional Gunung Leuser. Akhirnya, keluarga yang didalamnya termasuk anak-anak juga dianggap sebagai "sumber yang terpercaya" oleh petani dan masyarakat (survey pra, 2009, 74% responden (gabungan antara yang menjawab, percaya, sangat percaya dan agak percaya) menyebutkan keluarga sebagai sumber informasi tepercaya, Npra=173) . Foto 10 Kegiatan kunjungan sekolah di desa target kampanye.
58
Deskripsi Kegiatan : Kunjungan sekolah dilaksanakan sebanyak 6 kali kunjungan ke sekolah dasar yang ada di 4 desa target. Aktivitas dalam kunjungan sekolah adalah penyampaian informasi tentang hutan TNGL dan ancamannya, manfaat bertani tumpangsari. Pertunjukan cerita melalui panggung boneka. Mengebal satwa Leuser dan lain sebagainya. i. Kostum Kostum merupakan representatif dari maskot kampanye yaitu orangutan Sumatera. Kostum ini membuat berbagai kegiatan kampanye lebih tampak hidup dan ramai. Kostum tidak hanya disukai anak-anak namun juga disukai orleh orang dewasa. Kostum selalu menyapa peserta kegiatan di manapun dilaksnaakan. Dengan kostum ini diharapkan juga akan menambah kecintaan khalayak untuk melestarikan satwa orangutan Sumatera.
ii. Lencana/Pin
Foto 11 Kostum Orangutan Sumatera bersama para guru saat kunjungan sekolah
Sementara kostum berfungsi untuk membuat kunjungan sekolah lebih berkesan, mudah diingat, lencana/Pin digunakan sebagai "petunjuk" untuk mengingatkan anak-anak tentang pesan kunci kunjungan dan untuk mereka bawa pulang. Pada dasarnya kami ingin anak-anak : a. Jatuh cinta dengan Orangutan Sumatera dan melihatnya sebagai sahabat sejati sebagaimana seorang anak melihat tokoh film animasi misalnya. b. Belajar tentang Orangutan Sumatera dari presentasi dilakukan oleh program kunjungan ke sekolah, khususnya bahwa satwa primata ini (i) endemic sematera, (ii) Leuser merupakan habitat terbesarnya, (iii) merupakan spesies kunci dihabitatnya, (iv) statusnya kini sangat terancam punah, karena berbagai aktivitas yang mengancam kelestarian hutan Leuser sebagai habitatnya. c. Memupuk keingintahuan untuk belajar lebih lanjut dengan mendorong mereka mengajukan pertanyaan. Hal ini dilakukan dengan memberiakn pertanyaan kepada anak-anak dan meberi lencana serta media kampanye yanh lain sebagai hadiahnya. Foto 12 lencana/Pin kampanye di tangan anakanak sekolah
Evaluasi dan proses Pembelajaran: Untuk mengukur dan memastikan apakah pesan dan media kampanye benar-benar efektif dan sampai kepada orangtua murid atau orang dewasa lainnya, harus dilakukan upaya evaluasi terhadap pesan dan media yang disebarkan kepada anak-anak/pejalar. Bentuk evaluai atau alat ukur bisa berupa lembar bukti yang dibubuhi paraf/tanda terima dari orangtua anak-anak/pelajar dan diserahkan kembali kepada manajer kampanye, atau bentuk-bentuk kreatif lainnya. Pada kampanye Pride di TNGL manajer kampanye kurang sekali melakukan evaluasi ini, sehingga sulit diketahui apakah media yang disebarrkan kepada anak-anak/pelajar sampai kepada orantua mereka dan orang dewasa disekitar anak-anak/pelajar.
59
iii. Panggung Boneka Panggung boneka merupakan salah satu bentuk aktifitas di dalam kunjungan sekolah, namun cerita panggung boneka tidak sebatas dalam kunjungan sekolah, akan tetapi di dalam acara kemasyarakatan panggung boneka juga tampil menyampaikan pesan kampanye. Cerita panggung boneka dimainkan oleh para pemuda desa Mekar Makmur yang terlibat menjadi penggerak dan relawan kampanye di lapangan. Meraka melakukan kegiatan kunjungan sekolah dan penggung boneka secara sukarela. Pertunjukan panggung boneka diawali dengan sebuah pelatihan kepada para pemuda di Desa Mekar Makmur yang juga sekaligus menghasilkan scenario, lagu konservasi, dan produksi boneka untuk digunakan dalam kunjungan. iii.a. Pelatihan Pemuda Desa Pelatihan pemuda ini dilaksanakan di gedung pertemuan desa Mekar Makmur pada tanggal 28 – 29 Oktober 2009. Tujuan dari pelatihan adalah : Terbangunnya pemahaman relawan tentang ancaman perambahan hutan di TNGL wilayah Besitang serta solusi/strategi BR yang dilaksanakan dalam kampanye bangga Terbangunnya kemampuan relawan untuk menjadi tim pelaksana kegiatan penjangkauan khalayak (anak-anak & sekolah). Terbentuknya tim relawan yang akan terus membantu kegiatan penjangkauan khalayak (anak-anak & sekolah dalam kampanye bangga)
Foto 13 berbagai aktivitas dalam pelatihan pemuda desa Mekar Makmur untuk menjadi relawan kampanye penjangkauan (anak-anak dan sekolah)
Hasil dari kegiatan ini adalah : Terbentuknya tim pemuda yang secara sukarela menjadi tim kampanye Pride, khusus untuk melakukan penjangkauan kepada anak-anak dan kunjungan sekolah. Tersusunnya skenario cerita panggung boneka Terciptanya 6 boneka dan karakternya masing-masing. Terciptanya lagu kampanye Pride.
60
Cerita panggung boneka selain dipertunjukkan pada kunjungan sekolah, cerita panggung boneka juga di dokumentasikan menjadi video cerita yang menjadi media kampanye juga dan didistribusikan kepada anak-anak, khalayak umum dan di festival kampanye.
Foto 14 Pertunjukan panggung boneka di sekolah dan video Cerita Panggung Boneka dalam format DVD.
Evaluasi dan proses Pembelajaran: Panggung boneka adalah salah satu yang sangat digemari anak-anak. Pertunjukkan panggung boneka dalam kampanye Pride ini juga merupakan media yang pertama kali dilakukan oleh lembaga saya (YOSL-OIC). Pada masa sebelum kampanye kami (YOSL-OIC) sangat sering berkunjung kesekolah, tetapi media pembelajaran yang digunakan adalah dengan presentasi dan diskusi saja. Cerita boneka yang disampaiakan (pertontonkan) kepada anak-anak disekolah dan desa target, juga dibuat buat/direcord dalam format video DVD. Ini dilakukan agar cerita yang ditampilkan di sekolah bisa diterima dan ditonton oleh orangtua/orangdewasa di rumah mereka. Namun hasil evaluasi, ternyata mayarakat masih lebih banyak memiliki VCD player dan sedikit yang memiliki DVD player. Di waktu mendatang sangat penting untuk merubah format DVD menjadi VCD agar lebih mudah ditonton/dilihat oleh masyarakat.
Kegiatan 12 : Lembar Informasi/Leaflet Alasan untuk kegiatan: Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang makna penting hutan, potensi, manfaat dan ancaman yang sedang berlangsung di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser. Lembar informasi ini dirancang untuk (1) memberikan informasi dan fakta tersebut terkait hutan TNGL , (2) mengingatkan masyarakat tentang pengertian hutan secara hukum dan peraturan kehutanan yang ada, dan (3) memberikan informasi tentang manfaat dan keuntungan pola tumpangsari (agroforestri).
61
Pengembangan lembar informasi ini dimulai sejak Mei 2010 akan tetapi baru bisa diproduksi dan didistribusikan pada minggu pertama Juni 2010. Lembar informasi ini terdiri dari dua halaman. Halaman pertama berisikan informasi dan fakta tentang manfaat hutan Leuser dan hubungannya dengan kehidupan manusia. Halaman kedua berisikan hukum/aturan kehutanan tentang pembagian hutan. Hal ini berdasarkan sering sekali persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa bila kondisi suatu hutan telah rusak atau terbuka, maka itu bukan disebut dengan hutan, akan tetapi fakta yang sebenarnya adalah bila suatu kawasan sudah ditetapkan menjadi kawasan hutan bila belum ada undang-undang atau peratudan pemerintah yang merubah statusnya sebagai hutan maka apapun kondisinya kawasan tersebut tetap sebagai hutan. Halaman kedua juga diisi dengan foto-foto demplot kebun tumpangsari serta keberhasilan yang sudah dicapai.
Gambar 10 Desain lembar informasi/leaflet.
Kegiatan 13 : Stiker
62
Alasan untuk kegiatan: Sitker yang berisikan ajakan kepada masyarakat untuk melindungi dan melestarikan kawasan TNGL, dan mengingatkan khalayak bahwa melestarikan dan melindungi hutan Taman Nasional Gunung Leuser merupakan tanggung jawab semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat lokal, LSM dan lainnya. Stiker ditempatkan di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh orang banyak seperti warung, kantor desa, balai pertemuan, dan dibagikan kepada masyarakat target. Stiker dibagikan anggota masyarakat khalayak sasaran yang memiliki kendaraan pribadi maupun umum (kendaraan/transportasi seperti bus) . Di dalam stiker juga diperlihatkan logo/symbol lembaga masyarakat lokal, NGO, dan pemerintah untuk lebih menambah tekanan pesan yang disampaikan melalui stiker ini. Stiker ini berukuran A5 (20x14,4 cm).
Gambar 11 Desain stiker kampanye Pride
63
Tabel 11 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi interpersonal untuk masyarakat Umum
Khalayak sasaran - Petani Tahap Teori Perubahan Rantai Hasil
Sasaran – sasran SMART :
Sikap dan komunikasi interpersonal Masyarakat di empat desa target setuju bahwa perambahan merupakan ancaman yang serius bagi kelestarian ekosistem TNGL dan habitat orangutan sumatera. Masyarakat mendukung upaya konservasi dan monitoring kawasan TNGL, (3) upaya pelestraian TNGL secara partisipatif menjasi pembicaraan masyarakat. Pada Juni 2010, sedikitnya 70% dari para masyarakat di empat desa target merasa bahwa mengolah lahan sendiri di luar kawasan hutan TNGL lebih menguntungkan mendukung program pengenalan dan praktek pola agroforestry (meningkat 57,4%) Pada Juni 2010, setidaknya 45% dari masyarakat di empat desa (Mekar Makmur, Sei Sedang, Namo Sialang, Halaban) membicarakan kepada teman-teman mereka tentang isu pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan pelestaraian kawasan TNGL (meningkat dari 14,8%).
Kegiatan 14 : Lagu Populer Alasan untuk kegiatan : Lagu merupakan bahasa universal. Musik dan lagu dapat menyentuh perasaan dan membawa terbang ke alam lamunan bagi pendengarnya. Musik perpaduan antara sosial dan berbagai budaya. Dari hasil survey pra kampanye juga didapatkan informasi bahwa 66,1% responden (survey pra, 2009, N pra=353) yang mendengarkan radio memilih acara musik sebagai program yang digemari. i. Menciptakan lagu populer untuk media kampanye Mulai Desember 2009 sampai dengan bulan Januari 2010 lima lagu telah tercipta. Karakter lagu disesuaikan dengan hasil survei pra kampanye menunjukkan bahwa musik dangdut adalah jenis music yang paling digemari oleh khalayak, urutan berikutnya jenis music pop, dan music bernuansa daerah (Karo, Jawa). Dengan dasar ini lima lagu popular kampanye diciptakan. Semua lagu ini diciptakan oleh khalayak lokal di empat desa target. Ada yang diciptakan secara perorangan seperti Bapak Amarullah (warga Desa Sei Serdang) menciptakan lagu berirama dangdut dengan judul “Mengapa Hutan Kau hancurkan”. dan ada juga yang diciptakan melalui kerja kelompok yang difasilitasi oleh manajer kampanye melalui diskusi terfokus. Foto 15 Desain DVD album lagu-lagu kampanye dan video klipnya
64
Foto 16 Proses penciptaan lagu-lagu kampanye oleh masyarakat lokal
Ii. Rekaman lagu dan pembuatan video klip Proses aransemen music dan rekaman dilakukan di Studio music Team-O yang berada di Kota Medan. Seorang penyanyi (Aqos Syarial) diminta untuk menyanyikan lagu-lagu kampanye dibantu oleh manajer kampanye dan tim lainnya. Proses aransemen music dan rekaman berlangsung selama satu bulan (Februari 2010). Lima lagu yang berhasil direkam yaitu : 1. Biarlah Hutan Lestari (berirama melayu), ciptaan Ari Azhari 2. Lestarikan Leuser Enda (berirama pop dan berbahasa daerah Karo), ciptaan Pemuda Desa Halaban. 3. Cerita Leuser (berirama pop), ciptaan pemuda Desa Halaban 4. Sehati Lindungi Leuser (pop country), ciptaan pemuda Desa Mekar Makmur 5. Mengapa Hutan Kau Hancurkan (berirama dangdut), ciptaan Bapak Amarullah desa Sei Serdang. Foto 17 Proses rekaman lagu kampanye di studio team-O Medan
65
Setelah proses rekaman lagu selesai, proses dilanjutkan dengan pembuatan video klip. Proses pembuatan video klip ini melibatkan banyak orang. Dari anakk-anak, perempuan, pemuda, orang tua semua terlibat dalam pembuatan video ini. Para aktor/talent juga terlibat mendiskusikan penyusunan skrip cerita. Berdiskusi dan berbagi peran siapa menjadi apa. Contohnya Dian (gadis warga Desa Mekar Makmur) akhirnya berperan sebagai ibu dari seorang petani yang melakukan perambahan hutan. Bapak Okor Sembiring (Ketua LPT Tangkahan) berperan menjadi kelompok perusak hutan, dan lain sebagainya. Dampak dari keterlibatan banyak orang dalam pembuatan video klip ini salah satunya adalah masyarakat desa target sangat menantikan hasil dari album lagu kampanye ini. Ini merupakan peluang besar bagi penyebaran pesan, dengan ditunggu dan dinantikan sebuah produk kampanye berarti akan mempermudah dalam distribusi media dan pesan, dan yang paling penting adalah mudahnya pesan diterima oleh audiens. Distribusi DVD lagu dan video ini sedikit mengalami keterlambatan, Karena proses prooduksinya memakan waktu yang lama diluar perkiraan manajer kampanhye. Sampai akhir Juni telah tersebar 1000 copy DVD lagu dan video klip kampanye bangga di empat desa target.
Foto 18 Proses penyusunan story board dan pembuatan video klip lagu kampanye yang melibatkan peran serta khalayak kampanye
Evaluasi dan proses Pembelajaran: Selama proses dan tahapan pembuatan lagu dan video klipnya banyak sekali pihak dan orang-orang yang terilabat. Keterlibatan masyarakat, pemuda dan anak-anak dalam proses pembuatan video klip sangat menjadi untuk menambah nilai emosi masyarakat menerima media lagu dan video ini. Khalayak lebih mudah dan senang menerima lagu ini karena diciptakan dan diperankan videonya oleh masyarakat mereka juga, keterlibatan vendor dalam proses pengambilan gambar dan produsi lagu sangat memegang peranan penting, dalam hal ini adalah vendor (Media ART) memberikan potongan biaya produksi dan rela bekerja ekstra dilapangan dalam pengambilan gambar dan membimbing para actor/talent yaitu masyarakat untuk bisa memerankan cerita dalam setiap lagu kampanye. Irama dan bahasa lagu yang disesuaikan dengan budaya lokal juga menjadi pendukung lagu-lagu kampanye yang bersifat lagu populer ini mudah diterima oleh khalayak. Sebagai evaluasi diwaktu yang akan datang sangat harus dipertimbangkan bahwa lagu dan video klip dalam format DVD yang telah diproduksi, harus diperbanyak/dicopy dalam format VCD agar mudah diliahat oleh lebih banyak khalayak.
66
Kegiatan 15 : Festival Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia Dalam rangka memperingati dan memeriahkan hari Lingkungan Hidup Se-Dunia, Kampanye Bangga "Sehati Lindungi Leuser" memanfaatkan momentum ini dengan melaksanakan sebuah pagelaran festival. Festival rakyat ini dimeriahkan dengan berbagai perlombaan yaitu : Lomba menyanyi/karaoke lagu kampanye bangga, Lomba melukis, lomba mewarnai, dan lomba memasak. Festival ini dilaksanakan pada tanggal 12 – 13 Juni 2010. Pada tanggal 12 Juni festival dimeriahkan dengan aktivitas pelatihan untuk para ibu/wanita dan pemuda, yaitu pelatihan pemanfaatan sampah menjadi produk-produk bernilai ekonomis. Untuk para ibu/wanita membuat rangakaian bunga dari bahan plastic dan sampah organic. Untuk para pemuda pelatihan pemanfaatan sampah ornagik batok kelapa menjadi pernak-pernik yang cantik dan berharga. Tujuan dari pelatihan ini adalah (1) agar masyarakat dapat memanfaatkan sampah disekitarnya menjadi nilai ekonomi atau dapat mereka gunakan sendiri, (2) untuk meningkatkan rasa kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Foto 19 Aktivitas pelatihan pemanfaatan sampah menjadi produk bernilai ekonomi dan gambar contoh produk hasil pelatihan.
Pada tanggal 13 Juni 2010, kegiatan festival diisi dengan berbagai perlombaan. Secara singkat hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan festival ini adalah : Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan tersebarnya media kampanye Bangga penyelamatan Taman Nasional Gunung Leuser wilayah Besitang. Meningkatnya motivasi dan keyakinan petani dan masyarakat lokal untuk mengoptimalkan kebun milik yang ada di luar kawasan TNGL dengan pola tumpangsari. Meningkatkan dan mendorong terbangunnya komunikasi interpersonal ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat tentang kesadaran dan dukungan lokal terhadap upaya perlindungan dan penyelamatan kawasan TNGL wilayah Besitang dari ancaman perambahan hutan.
67
Kesempatan ini juga digunakan untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap ancaman perambahan hutan di Taman Nasional Gunung Leuser melalui kuis SMS. Beberapa pertanyaan diberikan kepada semua peserta contohnya : (1) apakah anda setuju hutan Leuser diubah menjadi kebun?, (2) apa slogan kampanye kita untuk menyelamatkan leuser?. Selain kuis, iklan radio juga sesekali diperdengarkan kepada peserta. Festival ini juga digunakan untuk menyebarkan media kampanye seperti lagu, poster, video cerita boneka, dan lain-lain.
Foto 20 Suasana semarak festival Hari lingkunga hidup Se-Dunia di Desa Mekar Makmur, 12-13 Juni 2010
Evaluasi dan proses Pembelajaran: Festival merupakan sarana yang efektif untuk mengumpulkan banyak orang, untuk kemudian dilakukan penyebaran pesan melalui berbagai media dan perlombaan. Pengemasan acara dan perlombaan menjadi kunci daya tarik untuk menarik mengadirkan banyak orang. Aktivitas yang kreatif sangat menjadi pertimbangan dan rekomendasi dimasa yang akan datang, untuk melaksanakan festifal lebih baik lagi. Misalnya kegiatan karnaval juga sangat mungkin untuk dilaksanakan di masa yang akan datang yang belum bisa terlaksana pada festifal kali ini. Pembentukkan panitia kegiatan juga sangat penting, karna festival membutuhkan banyak orang untuk membantu menjalankannya. Festival sangat efektif untuk membangun dan mendorong komunikasi interpersonal di tengah kehidupan khalayak. Festifal juga sarana penyebaran media dan memperkenalkan kampanye kepada lebih banyak orang. Semakin kratif acara dalam festival, akan semakin menarik dan mudah orang untuk hadir melihat festiafal dan kampanye Pride yang berlangsung.
68