C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya, suatu model konseptual yang baik menggambarkan seperangkat hubungan kausal secara grafis antar faktor yang dipercaya memberikan dampak kepada satu atau lebih sasaran keanekaragaman hayati. Suatu model yang baik harus secara jelas menghubungkan sasaran keanekaragaman hayati dengan ancaman langsung yang memberikan dampak padanya dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung dan kesempatan) mempengaruhi ancaman langsung. Model itu juga harus menyediakan dasar untuk menentukan dimana kita dapat melakukan intervensi dengan strategi kita dan dimana kita perlu mengembangkan indikator untuk mengawasi keefektifan strategi tersebut. Seksi ini akan menunjukkan elemen model konseptual yang diidentifikasi oleh kelompok pemangku kepentingan sebagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap hilangnya kesehatan keanekaragaman hayati Pulau Serena: 3.0 Mengembangkan Suatu Model Konsep 3.1 Model Konseptual dengan Miradi 3.2 Model Konseptual Naratif Awal
39
C. Model-model Konseptual
3.0 MENGEMBANGKAN SUATU MODEL KONSEPTUAL Pertemuan pemangku kepentingan pada bulan Januari 2008 mempertemukan 21 peserta yang mengidentifikasi faktor langsung dan berkontribusi dan membuat suatu Model Konseptual untuk Pulau Serena. Lingkup proyek (lingkungan daratan Serena) membentuk konteks untuk pembahasan tersebut. Ancaman langsung diidentifkasi, kemudian dituliskan pada kartu-kartu yang lalu ditempelkan ke dinding dan dihubungkan dengan sasaran yang sesuai dengan menggunakan tanda panah. Peserta kemudian membahas faktor yang berkontribusi (ancaman tak langsung) yang mengarah kepada, atau memperburuk, faktor langsung. Contohnya, anjing domestik mungkin tidak akan ada di Pulau Serena jika Wisatawan tidak membawa mereka. Faktor yang berkontribusi memperburuk populasi binatang pengerat invasif yang membunuh merpati adalah kurangnya predator alami dan adanya tambahan tikus yang dibawa ke pulau oleh nelayan (dalam palka perahu). Angin Topan mungkin berakibat langsung terhadap flora dan fauna di Pulau Serena, tetapi mungkin pemanasan global berada di balik ancaman ini. Faktor yang berkontribusi kemudian ditempelkan pada dinding dan dihubungkan ke ancaman langsung dengan tanda panah. Hasilnya berupa “peta” sederhana mengenai apa yang memberi dampak terhadap sasaran. Catatan penting: pemangku kepentingan menggunakan penamaan mereka sendiri (istilah awam) untuk memberi nama ancaman dan membuat model. Fasilitator pertemuan pemangku kepentingan tidak ingin merusak partisipasi atau pemahaman model dengan mensyaratkan peserta (yang beberapa diantaranya hanya memiliki tingkat pendidikan sedang) untuk menggunakan kategori ancaman IUCN.
3.1 Model Konseptual dengan Miradi Setelah pertemuan pemangku kepentingan, perangkat lunak Miradi digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan taksonomi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN. Grafik berikut ini merupakan bentuk model konseptual Pulau Serena setelah semua faktor langsung dan berkontribusi di Pulau Serena dimasukkan. Miradi dikembangkan untuk membantu praktisi konservasi dalam melalui proses pengelolaan adaptif yang diringkas dalam Standar Terbuka untuk Praktik Konservasi yang dikembangkan oleh Conservation Measures Partnership's (www.miradi.org).
40
C. Model-model Konseptual Ini merupakan model konseptual Pulau Serena pertama setelah semua ancaman langsung dimasukkan, dan faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung), dari pertemuan pemangku kepentingan. Panah penghubung menandakan hubungan antar faktor dan bagaimana mereka memberikan dampak pada sasaran yang berbeda di Pulau Serena. Faktor yg berkontribusi/ancaman tak langsung [kotak kuning]
Ancaman langsung [kotak merah]
Sasaran [lingkaran hijau]
41
C. Model-model Konseptual Untuk membantu mencerna gambar di atas, berikut adalah gambaran singkat dari ancaman langsung dan faktor yang berpengaruh yang diambil dari pertemuan pemangku kepentingan. Ruang lingkup dan sasaran proyek
Ekosistem Daratan (fauna dan flora) Pulau Serena, Andrea • Hutan Pesisir (Ara berbulu) • Merpati Andrea • Semak Berduri Pesisir • Vegetasi Pantai & Pasir/Burungburung laut
Ancaman langsung
Faktor yang berpengaruh (termasuk ancaman tak langsung)
Kebakaran
Perkemahan, nelayan yang bermalam, petir
Perburuan burung
Rekreasi, (kurangnya) kepedulian, (kurangnya) penegakan aturan
Angin Topan
Perubahan Iklim
Sampah (perangkap botol/membunuh kadal)
Piknik, pengguna sarana rekreasi, (kurangnya ) kepedulian (akan dampak)
Tikus invasif (memasang sarang & burung muda)
Perahu penangkap ikan, nelayan yang bermalam, Wisatawan, (kurangnya ) kepedulian (akan dampak)
Anjing (mengganggu/membunuh hidupan liar)
Rekreasi, (kurangnya) penegakan aturan, (kurangnya ) kepedulian (akan aturan)
Pertambangan pasir
Industri konstruksi, pengumpulan, ijin dari pemerintah, (kurangnya) penegakan aturan
Pemanenan Mangrove
(Kebutuhan) kayu bakar, nelayan yang bermalam
Ara Galvin yang Invasif
Angin
Catatan: Dalam tabel ini dan Model Konseptual lingkup proyek didefinisikan sebagai ekosistem daratan Andrea. Karena ancaman yang berbeda berdampak pada segi yang berbeda dari sistem ini, empat sasaran prioritas telah diidentifikasi (Hutan Pesisir, Merpati Andrea, Semak Berduri Pesisir, Vegetasi Pantai & Pasir/Burung-burung Laut).
42
C. Model-model Konsep
3.2 Model Konseptual Naratif Awal Beberapa orang dapat lebih mudah memahami suatu konsep jika dituliskan – perbedaan antara membaca peta dengan membaca instruksi tentang bagaimana mencapai lokasi anda. Latihan ini dapat juga digunakan untuk “menerjemahkan” ancaman yang digambarkan oleh pemangku kepentingan dalam istilah-istilah awam ke dalam istilah yang digunakan dalam tatanama ancaman IUCN standar. Naratif Fauna dan flora lingkungan daratan Pulau Serena dapat dibagi kedalam empat “sasaran” kunci (Hutan Pesisir [Ara berbulu yang endemik]; Merpati Andrea; Semak Berduri Pesisir; dan Vegetasi Pantai & Pasir/Burung Laut). Setiap sasaran ini diancam oleh satu faktor atau lebih yang kompleks. Tujuh dari sembilan ancaman yang diidentifikasi oleh pemangku kepentingan utama pada pertemuan perencanaan merupakan hasil dari kegiatan manusia, sementara sisanya (Angin Topan dan Ara Galvin yang invasif [disebarkan oleh angin] merupakan peristiwa alami. Tujuh ancaman utama yang diakibatkan oleh manusia yang dihadapi Pulau Serena – sebagaimana telah diidentifikasi oleh para peserta pada pertemuan pemangku kepentingan utama yang baru saja diadakan terdiri dari: Sampah IUCN: 9 (Polusi): 9.4 Sampah & Limbah Padat Perburuan IUCN: 5 (Penggunaan Sumberdaya Alam Hayati): 5.1 Perburuan dan pengambilan hewan daratan Anjing IUCN: 6 (campur tangan Manusia & Gangguan): 6.1 kegiatan rekreasi Binatang pengerat invasive (Tikus perahu) IUCN: 8 (Spesies invasive dan bermasalah lainnya): 8.1 Spesies bukan asli yang invasif Kebakaran IUCN: 7 (Modifikasi Sistem Alami): 7.1 Kebakaran & Pemadaman Kebakaran Pertambangan pasir IUCN: 3 (Produksi Energi & Pertambangan): 3.2 Pertambangan & Penggalian Penebangan mangrove IUCN: 5 (Penggunaan Sumberdaya Alam Hayati): 5.3 Penebangan & Pemanenan Kayu Banyak ancaman berasal dari fakta bahwa Nelayan dan Wisatawan bermalam di pulau atau menggunakannya untuk piknik. Kedua kegiatan ini menghasilkan sampah. Ancaman tambahan yang tejadi akibat Wisatawan di pulau adalah anjing yang dilepas, yang dapat menggali pasir untuk mendapatkan telur penyu atau mengganggu burung yang bersarang, juga sejumlah peristiwa perburuan. Kegiatan nelayan lebih berbahaya lagi. Mereka tidak sengaja membawa binatang-binatang kecil dalam palka kargo perahu penangkap ikan mereka (khususnya tikus) yang dikeluarkan bersama dengan jaring dan peralatan mereka. Mereka juga secara ilegal menebang cabang mangrove kering untuk
43
C. Model-model Konsep memasak dan menghangatkan diri di waktu malam. Nelayan menggunakan pulau saat mereka mencoba menjaring lobster di karang terdekat (yang juga merupakan ancaman terhadap ekosistem laut). Miskin dan biasanya buta huruf, mereka menangkap ikan untuk memberi makan keluarga mereka dan untuk menghasilkan penghasilan ala kadarnya. Binatang pengerat invasif diketahui memakan telur dan burung muda yang bersarang di atas tanah dan memberikan ancaman yang nyata pada populasi kecil yang masih tersisa dari Merpati Andrea yang terancam punah dan endemik, yang telah punah dari daratan utama. Kebijakan pemerintah dan alokasi pertambangan pasir yang menguntungkan kontraktor telah mengarah ke kehancuran pantai dan kerusakan vegetasi pantai. Saling pengaruh-mempengaruhi antara flora dan fauna berarti kerusakan terhadap yang satu memberikan resiko terhadap yang lain. Ancaman yang memperburuk seperti kerusakan mangrove (menebang mangrove itu ilegal) adalah kurangnya penegakan hukum, sementara kurangnya kepedulian (akan dampak) di antara sebagian pengguna sumber daya menjadi sebab ancaman oleh sampah, tikus invasif dan anjing.
44