STRATEGI REDAKSI DALAM MENENTUKAN BERITA PADA PROGRAM HEADLINE NEWS DI METRO TV ( PERIODE MEI 2006 )
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Jurnalistik/Broadcasting
Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan
: : :
Rini Mariani 04103 – 007 Jurnalistik/Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
:
Rini Mariani
NIM
:
04103 – 007
Fakultas
:
Ilmu Komunikasi
Bidang Studi :
Jurnalistik/Broadcasting
Judul Skripsi :
STRATEGI REDAKSI DALAM MENENTUKAN BERITA PADA PROGRAM HEADLINE NEWS DI METRO TV - PERIODE MEI 2006
Jakarta, 7 April 2007 1.
Ketua Sidang Drs. Riswandi, M.Si
2.
(
)
(
)
(
)
Pembimbing I Heri Budianto, S.Sos, M.Si
4.
)
Penguji Ahli Feni Fasta, M.Si
3.
(
Pembimbing II Gatot Triyanto, Ir
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI JURNALISTIK/BROADCASTING
ABSTRAKSI Rini Mariani (04103-007) Strategi Redaksi Dalam Menentukan Berita Pada Program Headline News Di Metro TV - Periode Mei 2006 ( xii ; 73 Halaman ; 10 Lampiran )
Pada awal siaran percobaan Metro TV, Sabtu 25 November 2000, Headline News telah dipersiapkan sebagai salah satu program berita andalan Metro TV. Hal tersebut diperkuat dengan pemilihan title/judul program yang berarti berita-berita teratas yang penting untuk segera disampaikan (Headline News). Oleh karena itu penulis tertarik untuk memilih Headline News sebagai obyek penelitian terutama dalam strategi penentuan berita yang akan ditayangkan. Headline News berdurasi sangat singkat, hanya lima menit. Akan tetapi mampu berisi berita-berita paling kini yang disajikan setiap jam dan berperan sebagai pengingat waktu (Time Signal). Audience Profile Headline News adalah golongan ekonomi menengah ke atas (kelas AB), dengan spesifikasi pria usia 35-44, pekerja swasta/profesional, serta lulusan Universitas atau Akademi. Tipe penelitian adalah pilihan model penelitian yang memberi suatu gambaran keseluruhan tentang tujuan penelitian. Penulis dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian Deskriptif Kualitatif, metode penelitian adalah studi kasus, dengan teknik pengumpulan data primer (Indepth interview) dan data sekunder (Literature/Pustaka). Hasil penelitian yang diperoleh adalah strategi penentuan berita Headline News berdasarkan berdasarkan kelayakan berita seperti unsur Kedekatan (Approximately), Jangkauan (Size), Baru (Actual), Penting (Prominance), Kebijakan (policy), Konflik, serta unsur Kemanusiaan (Human interest). Pemilihan berita dalam Headline News juga didasari dengan kebijakan keredaksian Metro TV, yaitu unsur berita-berita Faktual, Obyektifitas, Proporsional, Cover Both Sides, dan Check and Recheck. Tim Redaksi Metro TV dalam menentukan pilihan berita dalam Headline News menggunakan teori Agenda Setting, yaitu menyusun prioritas topik yang akan mempengaruhi perhatian audience terhadap topik yang dianggap penting dari agenda topik lainnya. Ditujukan hanya pada tataran kognitif (Penyampaian informasi pada pemirsa). Tanpa menimbulkan opini ataupun mengarahkan pendapat pemirsa.
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.............................................. LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI............................ LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI...................
i ii iii iv
ABSTRAKSI............................................................................................. KATA PENGANTAR............................................................................ DAFTAR ISI.............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..
v vi ix xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah………..……………………………………....
1
1.2
Perumusan Masalah.……….…………………………………………...
7
1.3
Tujuan Penelitian ………………………………………………………
8
1.4
Signifikansi Penelitian …………………………………………………
8
1.4.1
Signifikansi Akademis……………………………………….
8
1.4.2
Signifikansi Praktis…………………………………………..
8
BAB II 2.1
2.2
2.3
KERANGKA PEMIKIRAN
Komunikasi..............................................................................................
9
2.1.1
Definisi Komunikasi.................................................................
9
Komunikasi Massa..................................................................................
10
2.2.1
Karakteristik Komunikasi Massa…………………………..…
12
2.2.2
Efek Komunikasi Massa………………………….………….
13
2.2.3
Agenda Setting……………………………………………….
14
Media Televisi………………………………………………………....
15
Karakteristik Media Televisi…………………………………
17
2.3.1
ix
Berita…………………………………………………………………..
19
Berita Televisi……………………………………………….
23
Strategi dan Perencanaan……………………….…………………......
25
2.5.1
Pengertian Strategi............……..…………………………...
25
2.5.2
Pengertian Perencanaan..........................................................
28
2.6 Manajemen dan Organisasi Penyiaran……………..…………………
28
2.4
2.4.1 2.5
2.7
2.6.1
Manajemen Penyiaran............................................................
29
2.6.2
Organisasi Penyiaran..............................................................
31
2.6.3
Struktur Organisasi Televisi Umum......................................
31
Proses Produksi Berita Umum .............................................................
33
BAB III 3.1
METODOLOGI
Sifat Penelitian………………………………………………………..
35
Metode Deskriptif Kualitatif……………………………….
35
3.1.1 3.2
Metode Penelitian……………………………………………………..
36
3.3
Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….
37
3.3.1
Data Primer…………………………………………………
37
3.3.2
Data Sekunder………………………………………………
38
3.4
Narasumber ……………….…………………………………………..
39
3.5
Fokus Penelitian……………………………………………………….
40
3.6
Rencana Analisis………………………………………………………
41
BAB IV 4.1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian........................................................................................
42
4.1.1
42
Sejarah Singkat Metro TV........................................................
x
4.1.2
Struktur Organisasi Metro TV……………………………….
47
4.1.3
Struktur Organisasi Redaksi Metro TV………………………
48
4.2
Rapat Di Lingkungan Redaksi Metro TV........................................…...
48
4.3
Proses Produksi Berita Metro TV.....................................................…..
51
4.4
Headline News………………………....................................................
54
4.5
4.4.1
Pemilihan Title Headline News ………………………........
54
4.4.2
Program Sejenis Headline News……………….……………
55
4.4.3
Jadwal Penayangan Headline News………………………...
55
4.4.4
Audience Profile Headline News…………………………….
58
4.4.5
Sumber Berita Headline News………………………………
58
4.4.6
Tim Produksi Headline News ………………………………
60
Pembahasan……………………………………………………………
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................
70
5.2 Saran.......................................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN TENTANG PENULIS
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Permohonan Pengumpulan Data Skripsi
Lampiran 2
Surat Keterangan Wawancara
Lampiran 3
Daftar Pedoman Wawancara
Lampiran 4
Hasil Wawancara Narasumber Redaksi Metro TV
Lampiran 5
Berita-berita Headline News (Mei 2006)
Lampiran 6
Rating & Share Headline News (Mei 2006)
Lampiran 7
Profile Metro TV
Lampiran 8
Struktur Organisasi Redaksi Metro TV
Lampiran 9
Pola Acara Metro TV (Mei 2006)
Lampiran 10
Jadwal Presenter Metro TV (22 – 28 Mei 2006)
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sejak awal peradaban manusia, komunikasi telah memiliki peran yang sangat penting. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan paling mendasar yang dimiliki manusia. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan komunikasi antar individu, kelompok, lembaga / organisasi ataupun lebih luas lagi komunikasi tingkat masyarakat dunia. Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan berubahnya cara dan saluran untuk berkomunikasi. Komunikasi tidak lagi dilakukan antar individu ke individu, akan tetapi dapat dilakukan ke banyak individu (massal). Tentunya hal tersebut dilakukan melalui suatu media massa yang memungkinkan target komunikasi lebih banyak lagi. Media massa yang dituju disini adalah media massa modern, salah satu media komunikasi pandang dengar yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara terbuka, teratur, dan berkesinambungan. Menyebut media massa modern, diantaranya terdapat media penyiaran (Broadcasting). Pengertian Penyiaran yaitu kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat
1
penerima siaran.1 Sedangkan Media yang dimaksud adalah media televisi dan radio, yaitu media komunikasi massa yang menggunakan spektrum elektronik (frekuensi) dalam menyampaikan informasi dalam bentuk gabungan gambar dan suara atau suara saja. Media massa modern tersebut semakin berkembang seiring dengan kemajuan jaman. Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik, yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut Jantra Nipkow atau Nipkow Sheiba. Penemuannya tersebut melahirkan Electrische Teleskop atau televisi elektris.2 Sebagai media elektronik audio visual, televisi Memiliki kelebihan dibandingkan media massa lainnya.Televisi dapat menampilkan gambar yang hidup serta lengkap dengan suara, melebihi radio yang hanya audio saja, atau surat kabar yang hanya menunjukkan huruf dan foto, atau bahkan melebihi film yang mesti sama audio visual, namun jangkauannya hanya sebatas gedung bioskop.3 Televisi dapat didengar dan dilihat kembali bila diputar kembali. Dalam era globalisasi kebutuhan akan informasi dan perkembangannya dirasakan sangat penting. Hal ini dapat terlihat dari semakin berkembang dan majunya bidang komunikasi di Indonesia, seiring dengan tuntutan arus informasi. Perkembangan teknologi pertelevisian di Indonesia telah sedemikian maju, sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya. Terlebih setelah digunakannya satelit untuk
1 2 3
Pasal 1, butir 2, Ketentuan Umum, Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2002 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT Remaja RosdaKarya Bandung, 2003 Dedi Mulyana & Idi Subandi Ibrahim, Bercinta dengan Televisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung 1997 : Hal 95
2
memancarkan signal televisi. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai globalisasi di bidang informasi. Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dibedakan berdasarkan karakteristiknya, yaitu televisi publik (public TV-broadcasting), televisi komersial (commercial TV-broadcasting), dan televisi pendidikan (educational TVbroadcasting). Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberi penekanan yang spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audio-visual dituntut untuk mampu memberi hiburan, tetapi televisi publik memberi penekanan pada penyebaran ideide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis (pendidikan dan pengajaran).4 Media televisi mulai memasuki kehidupan masyarakat Indonesia sejak tahun 1962 dengan kehadiran Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sejak awal kehadirannya, TVRI memborong ketiga fungsi institusional seperti yang disebutkan diatas. Hal tersebut dapat dimaklumi sebab hanya ada satu media televisi yang mengudara. Kemudian pertelevisian Indonesia berkembang lebih pesat dengan lahirnya televisi-televisi swasta nasional. Secara berurutan, muncul Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sebagai televisi komersial pertama (berdiri resmi tahun 1989) yang kemudian diikuti oleh Surya Citra Televisi Indonesia (SCTV) yang mulai siaran tahun 1990. Setelah itu, lahir televisi pendidikan, yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang berdiri tahun 1991, Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) yang berdiri tahun 1992, dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR) pada tahun 1995.
4
Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio, Yogyakarta : Hal 15
3
Stasiun-stasiun televisi tersebut saling bersaing ketat. Sampai saat ini telah mencapai kurang lebih 10 (sepuluh) stasiun televisi swasta nasional, diluar TVRI yang melakukan siaran di Indonesia, yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Trans 7, Global TV dan Lativi. Hal ini belum termasuk apa yang disebut TV komunitas (lokal) seperti O’Channel, JakTV, Cahaya TV Banten, Bogor TV, Bali TV dan lainnya. Semua stasiun televisi tersebut seakan berlomba menyuguhkan berbagai bentuk informasi, berita, dan hiburan kepada masyarakat sebaik dan semenarik mungkin, yang terangkum dalam suatu wacana produksi berita ataupun non berita. Jika kita amati secara seksama dari literatur yang ada secara tekstual, maka akan terlihat bahwa ternyata media massa umumnya dan media televisi pada khususnya telah banyak memberikan kontribusi dalam memajukan kehidupan pers di Indonesia. Dari literatur dan tinjauan pustaka yang ada, mencerminkan dua pandangan; pertama, media massa diharapkan mampu mengutarakan semua masalah yang oleh masyarakat dianggap penting. Sebagai contoh, media massa harus mampu mengangkat persoalan kepermukaan, sehingga sesuatu yang kurang jelas akan lebih jelas lagi keadaannya. Informasi ini misalnya dapat mencakup banyak hal, mulai dari masalah kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari, sampai kepada masalah perdamaian, masalah pengangguran sampai masalah korupsi dan lain sebagainya. Konsekuensi yang kedua, ini akan membawa dampak yang justru mempersempit ruang gerak media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Sungguhpun demikian pada alasan yang kedua ini justru media menganjurkan untuk lebih selektif di dalam mengutarakan masalah yang ada dalam masyarakat.5 5
Dr Harsono Guwardi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1993 : Hal 26
4
Dalam setiap peliputan dan penyampaian berita, media dituntut senantiasa menggunakan kriteria faktual yang terdiri atas tiga komponen, yaitu : Truth, Informativeness, dan Relevance. Truth berarti benar, sesuai dengan kenyataan, ukurannya ada akurasi (Accuracy) dalam meliput. Akurat terhadap semua komponen 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why dan How). Selain akurasi, Truth juga ditentukan oleh Completeness, Kelengkapan. Semakin lengkap dalam memberitakan, maka semakin benar dan mendekati faktual.6 Ada kontrol yang bernama Informativeness, yaitu berita yang penting mampu mengurangi ketidak pastian bagi audiencenya, dan kemudian Relevan dengan tujuan pemberitaan itu. Salah satu ciri masyarakat modern adalah semakin tergantungnya mereka pada kehadiran media massa. Tiada hari tanpa media dan berita hangat, mungkin itulah kira-kira slogan yang muncul dalam kehidupan masyarakat modern. Pemanfaatan media televisi untuk mengalirkan pesan dan informasi adalah cara yang
paling
efektif.
Sesuai
dengan
kebutuhan
dasar
manusia
dalam
berkomunikasi, mereka haus akan informasi baru dan terkini. Masyarakat masa kini cenderung memiliki tingkat aktifitas dan mobilitas yang cukup tinggi. Mereka segan duduk berlama-lama, hanya sekedar untuk membaca koran ataupun melihat tayangan berita secara keseluruhan. Waktu yang dihadapi kadangkala tidak mencukupi. Sebagai alternatifnya, masyarakat memiliki kecenderungan mencari berita secara instant dan cepat. Akan tetapi dengan tetap memperhatikan kualitas dan mutu berita yang didapat. Televisi mempunyai tanggung jawab yang tidak ringan, disebabkan pengaruhnya yang sangat besar terhadap pemirsa. Karenanya berita di televisi haruslah obyektif, tidak memihak dan tidak provokatif. Berita yang disiarkan 6
Dennis McQuil, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta, 2002 : Hal 173
5
harus membawa manfaat bagi kepentingan pemirsa, bahkan bagi kepentingan bangsa dan negara. Masyarakat dapat mengetahui pesan-pesan dan meningkatkan wawasan pengetahuan mereka melalui siaran media televisi. Pesan-pesan tersebut berupa berita terkini (Hard News), baik berita ekonomi, politik, sosial budaya, kriminal, dalam dan luar negeri. Untuk mempermudah masyarakat dalam memahami informasi yang disiarkan oleh televisi ada beberapa prinsip. Pertama : Berita harus ringkas, artinya dalam menyusun kalimat untuk naskah berita, harus menggunakan kalimat yang ringkas dan tidak berbelit-belit. Kedua : Berita harus jelas, artinya menyusun kalimat berita, kata demi kata harus dirangkai secara tepat dan mengandung arti yang jelas. Ketiga : Berita harus sederhana, artinya susunan kata dan rangkaian kalimat sesederhana mungkin sesuai dengan standar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berita harus dipercaya, artinya semua kalimat untuk berita harus mempunyai arti dan makna yang benar dan masuk akal. 7 Dalam menayangkan setiap berita televisi juga harus memperhatikan nilai berita (News Value), yaitu bahwa berita harus aktual, atau peristiwa yang baru saja terjadi yang harus segera diinformasikan kepada masyarakat serta penting untuk diketahui. Penerapan nilai berita ini sangat tergantung pada policy keredaksian suatu media. Penentuan nilai berita sangat memudahkan bagi pengelola media untuk menentukan liputan suatu laporan utama. Informasi yang mengandung unsur nilai berita paling banyak maka akan dianggap layak untuk diangkat dan dimasukkan dalam paket berita. Berita yang diangkat harus dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan bagi masyarakat. Maka tidak dapat dipungkiri, bahwa stasiun televisi 7
Drs. Muslimin, Msi dan Drs. Totok Juroto, Msi, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Dahara
6
saling bersaing untuk menyiarkan berita – berita terkini, yang dapat menarik perhatian pemirsa dengan menerapkan unsur serta nilai berita dalam setiap tayangannya. Setiap stasiun televisi memiliki program berita andalan dengan keunikan dan kelebihan masing-masing. Masyarakat sebagai pemirsa televisi saat ini sangat selektif. Mereka hanya berminat melihat tayangan yang benar-benar baru, bukan tayangan yang diulang terus menerus. Nilai berita menjadi pertimbangan utama dalam sebuah pemberitaan, karena pemirsa menghendaki demikian. Siaran berita yang ditayangkan harus berkualitas agar pemirsa memperoleh informasi tambahan. Berita-berita yang sudah basi dan tidak up to date akan ditinggalkan pemirsanya. Karena kebutuhan pemirsa akan berita-berita yang cepat dan up to date tersebut, maka banyak bermunculan program-program berita berdurasi singkat. Salah satunya adalah program Headline News di Metro TV. Program yang telah ada sejak berdirinya PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) tanggal 25 November 2000, menyajikan perpaduan antara kecepatan penyajian berita dengan keakuratan isi berita itu sendiri. Program berdurasi sangat singkat yaitu 5 menit, dibutuhkan suatu strategi tersendiri dalam menentukan isi dan urutan berita yang layak untuk tayang dalam setiap episodenya.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana strategi redaksi Metro TV dalam menentukan suatu berita dianggap layak diangkat dalam program Headline News periode Mei 2006 ?
7
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi redaksi Metro TV dalam menentukan suatu berita untuk program Headline News, meliputi rapat redaksi, perencanaan berita, peliputan dan pemilihan berita dalam pelaksanaan fungsi manajemen perencanaan penyiaran program berita Metro TV.
1.4
Signifikansi Penelitian
Bagian ini dikemukakan oleh penulis yakni sebagai suatu upaya memberikan gambaran tentang kegunaan hasil penelitian yang akan dilakukan. Signifikansi penelitian ini ada 2 macam, yaitu :
1.4.1 Signifikansi Akademis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi dan pengetahuan di
bidang Komunikasi pada umumnya, dan bidang
Jurnalistik/Broadcasting modern pada khususnya. Selain itu sebagai salah satu bahan referensi tambahan bagi mahasiswa yang memiliki minat memperdalam ilmu Komunikasi, terutama dalam bidang pertelevisian.
1.4.2 Signifikansi Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan bahan masukkan bagi masyarakat pertelevisian pada umumnya, dan jajaran redaksi Metro TV pada khususnya.
8
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi
Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar yang dimiliki setiap manusia. Tanpa komunikasi, manusia tidak akan mengenal atau mengetahui keadaan yang terjadi di lingkungannya. Tanpa komunikasi, manusia akan terisolir dari dunia sekeliling. Semakin nyata peran komunikasi sebagai salah satu kebutuhan mendasar hidup manusia. Penelitian dalam bidang komunikasi telah banyak dilakukan. Kerangka teoritis tetap diperlukan dalam setiap pemikiran dan sebagai acuan serta landasan berfikir dalam melakukan penelitian. Dan semuanya memiliki kesamaan persepsi dalam filosofi komunikasi itu sendiri.
2.1.1 Definisi Komunikasi
Kata komunikasi sendiri berasal dari perkataan latin Communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata Communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana, sehingga communis opinio mempunyai arti pendapat umum atau pendapat mayoritas. Suatu pemahaman popouler mengenai komunikasi antar manusia adalah komunikasi yang menginsyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat 9
kabar, majalah, radio, atau televisi. Komunikasi pada awalnya dianggap sebagai suatu proses linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya. Komunikasi seperti ini dianggap sebagai suatu tindakan satu-arah.8 Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini disebut sebagai “definisi berorientasi-sumber” (source-oriented definition). Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja
dilakukan
seseorang
untuk
menyampaikan
rangsangan
untuk
membangkitkan respons orang lain. Dalam hal ini, komunikasi dianggap sebagai suatu tindakan yang disengaja (intentional act) untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya, komunikasi merupakan dunia tanpa batas dan berkembang sangat pesat. Komunikasi diartikan secara harafiah sebagai suatu proses berbagi (Share) pesan dari satu pihak menjadi milik bersama. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak luas, heterogen, anonim, tersebar serta tidak mengenai batas geografis kultural.9
2.2
Komunikasi Massa
“Mass communication is massage communicated through a mass media to a large number of people”. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.10
8
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003 S. Djuarsa Sendjaja, dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1998 10 Sunarjo dan Djoenarsih, Himpunan Istilah Komunikasi, Liberty Yogyakarta, 1995, Hal : 153 9
10
Pengertiannya adalah : Komunikasi massa secara teknis bersifat langsung, terbuka untuk publik yang tersebar, anonim. Komunikasi massa sangat tergantung sekali oleh media massa. Komunikasi massa adalah sebuah proses yang terjadi dari serangkaian tahap sebagai berikut : 1.
Formulasi pesan oleh komunikator
2.
Penyebaran pesan dengan cara yang relatif cepat dan terus menerus melalui media (media cetak, film, broadcasting, radio, televisi)
3.
Pesan mencapai khalayak dengan jumlah relatif besar dan beragam. Khalayak ini mengakses media dengan cara selektif
4.
Individu dari anggota khalayak mencoba menafsirkan pesan yang dikirim komunikator sehingga memperoleh pemahaman yang sama sebagaimana yang dimaksud komunikator
5.
Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota khalayak ini sampai level tertentu akan terpengaruh oleh pesan tersebut Sumber komunikasi massa adalah suatu organisasi formal, bukan satu orang.
Sang pengirim pesan seringkali adalah komunikator profesional. Pesannya tidak unik, bersifat umum, serta dapat diperkirakan pemunculannya. Selain itu pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan diperbanyak. 11 Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa, baik berupa cetak, radio, televisi, film, dan lain sebagainya dengan tujuan sejumlah besar manusia. Komunikasi massa melalui radio dan televisi pun sekarang cenderung dua-arah (interaktif), dengan dimungkinkannya interaktif melalui telefon antar pihak radio atau stasiun televisi dengan pemirsanya masing11
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta , 2002
11
masing. Stasiun televisi dalam perannya sebagai media massa harus mampu bertanggungjawab serta tanggap akan tiap tayangan yang disajikannya. Menganalisis setiap tuntutan serta memperhitungkan setiap akibat yang mungkin ditimbulkan dari pesan tayangan yang disampaikan. Hal tersebut tidak lain karena peran televisi sebagai tanggung jawab sosial.
2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Dennis McQuail (1975), dalam sosiologi komunikasi massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1.
Membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk operasi produksi surat kabar, atau penyiaran televisi. Menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian pengendalian keuangan, juga memerlukan pengembangan personel yang berketrampilan tinggi, lalu manajemen penerimaan dan penerapan pengawasan normatif, dan untuk itu suatu mekanisme akuntabilitas atau pertanggungjawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang dilayani. Didalamnya harus ada alokasi kewenangan, suatu struktur yang menjamin kontinuitas dan kerjasama. Persyaratan seperti itu hanya dapat dipenuhi dengan suatu organisasi formal, dan dalam hal ini merupakan
sesuatu
yang
membedakan
komunikasi
massa
dengan
komunikasi informal, yaitu tidak terstruktur dan bersifat antar pribadi. 2.
Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak luas. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk produksi massa dan desiminasi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa. Ukuran yang pasti dari khalayak atau kelompok pembaca yang menumbuhkan komunikasi
12
massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara relatif dibanding dengan khalayak sarana komunikasi yang lain. 3.
Komunikasi massa bersifat publik, dalam arti isinya terbuka bagi semua orang dan distribusinya relatif tidak terstruktur serta bersifat informal.
4.
Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth (1948), masa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang yang hidup dalam kondisi yang berbeda, dengan budaya yang beraneka ragam, datang dari masyarakat yang bervariasi, mempunyai pekerjaan yang berbeda, sehingga mempunyai minat standar hidup tingkat prestige, kekuasaan, dan pengaruh yang berbeda-beda pula.
5.
Media massa dapat melakukan kontak yang simultan dengan orang dalam jumlah besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisah-pisah satu sama lain
6.
Dalam komunikasi massa, hubungan komunikator dengan khalayak adalah bersifat impersonal, karena khalayak anonim dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan publik (public role) sebagai komunikator
7.
Khalayak komunikasi massa merupakan suatu kolektifitas yang merupakan keunikan masyarakat modern dengan beberapa sifatnya yang distinktif. 12
2.2.2 Efek Komunikasi Massa
Pada bagian ini akan dibahas pengaruh komunikasi massa, selain memiliki efek terhadap individu, media massa juga menghasilkan efek terhadap masyarakat dan budayanya. Efek dalam pengertian ini umumnya mengacu pada suatu efek jangka panjang yang tidak langsung. Efek juga bukan hanya merupakan pengaruh suatu pesan tertentu, namun merupakan hasil dari keseluruhan sistem pesan.
13
Dari beberapa asumsi mengenai efek komunikasi massa, terdapat suatu teori yang disebut Agenda Setting. Teori ini beranggapan bahwa media massa dengan memberikan perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap isu-isu yang berbeda.
2.2.3 Agenda Setting
Teori Agenda Setting menjelaskan bahwa media dengan menyusun prioritas topik akan mempengaruhi perhatian audience terhadap topik mana yang dianggap lebih penting dari topik lainnya. Dengan kata lain, dengan menyusun agenda pemberitaannya media akan mempengaruhi agenda audiencenya, meskipun hanya sampai pada tataran kognitif. 13 Teoritis utama Agenda Setting adalah Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Mereka menuliskan bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. Asumsi Agenda Setting memiliki kelebihan karena mudah dipahami. Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media. 12
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta 1993, Hal : 7
14
2.3 Media Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu Tele (bahasa Yunani) yang berarti Jauh, dan Visi (Videre-bahasa Latin) yang berarti Penglihatan. Dengan demikian, Televisi yang dalam bahasa Inggrisnya Television diartikan dengan Melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan materi gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi), dapat dilihat dari tempat lain melalui suatu perangkat penerima (televisi set). Siaran televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara. Pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogi televisi, yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi. 14 Televisi memiliki ciri sebagai berikut : 1.
Menggunakan teknologi rumit (complex technology) dalam praktek penyelenggaraan siaran. Diantaranya menggunakan alat transmisi, kamera, ruang kontrol, microphone, pita kaset, teleprompter, antena, satelit, dan sebagainya.
2.
Memiliki
kecepatan
(velocity).
Dibandingkan
dengan
komunikasi
langsung,komunikasi menggunakan media televisi lebih cepat menjangkau khalayak, juga tercepat dalam menyajikan informasi. Suatu kejadian yang
13 14
S.Djuarsa Sendjaja, Ph.D, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Mei 2002 J.B.Wahyudi, Jurnalistik Televisi, Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI, Bandung, 1985
15
tengah berlangsung dapat dilaporkan langsung saat itu juga menggunakan media televisi. 3.
Dalam jumlah besar (amplitude). Dalam penyelenggaraan komunikasi massa, media televisi membutuhkan personil, dana, serta teknologi relatif lebih besar dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal tesebut disebabkan oleh target khalayak yang dijangkau sangat besar.
Televisi sebagai media massa periodik, memiliki sifat yang disyaratkan : 1.
Publisitas, berarti dapat disebarluaskan kepada khalayak
2.
Universalitas, berarti isi pesannya bersifat umum atau universal yang berarti dapat dibaca, didengar, atau dilihat siapa saja
3.
Periodesitas, berarti disajikan pada khalayak secara periodik atau tetap. Disajikan disini berarti diterbitkan maupun disiarkan
4.
Kontinuitas, berarti berita yang disajikan berkesinambungan, sampai fakta dan pendapat yang mengandung nilai berita itu tidak lagi dinilai penting atau menarik oleh sebagian besar khalayak
5.
Aktualitas, berarti isi pesan mengutamakan nilai kebaruan. 15
Televisi adalah media massa elektronik yang didalam pengembangannya didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi. Media televisi diarahkan agar mempunyai 4 (empat) fungsi, yaitu : Pemberi Informasi, Pendidikan, Hiburan, dan Mempengaruhi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media televisi sebagai media massa elektronik mempunyai fungsi untuk memberikan informasi yang bersifat informatif, edukatif, dan dapat
15
J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama, Jakarta, 1966
16
memberikan informasi yang bersifat hiburan, serta mampu mempengaruhi sikap, pandangan, dan persepsi para pemirsanya. Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Kehadiran media televisi kini jelas terlihat dijadikan sebagai alat untuk memperluas cakrawala terhadap pola pikir. Media televisi sanggup menjauhkan manusia dari kenyataan hidup sehari-hari. Tetapi televisi juga dapat disebut sebagai ”Jendela dunia besar”, karena realitas sosial yang berhasil ditayangkannya. Bukankah pada dasarnya manusia mempunyai keingintahuan yang besar terhadap sesuatu diluar dirinya? Untuk itulah media televisi menjawabnya dengan model suara gambar yang bergerak dan mampu menyentuh aspek psikologis setiap manusia manapun. Termasuk dalam menilai sesuatu dari apa yang dia dapatkan dari televisi tersebut. Setiap stasiun televisi berhak dan dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti musik, film, quiz, talk show dan sebagainya, tetapi siaran berita tetap merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun televisi kepada pemirsanya. Program berita menjadi identifikasi khusus atau identifikasi lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi.
16
Dengan demikian, stasiun televisi tanpa
program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola televisi kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. 17
2.3.1 Karakteristik Media Televisi
16
Peter Herford, So You Want To Run a TV Station, Media Development Loan Fund, NY, 2000
17
Media televisi terbagi menjadi beberapa karakteristik yang melengkapinya sebagai berikut : 1.
Medium Elektronik Televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada obyek/benda, terbentuklah sinar pantul sinar yang dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, didalam pick up tube (tabung penampil gambar)
2.
Medium Dinamis Visual yang ditampilkan mengutamakan yang bergerak (moving effects) pada film, gambar diproyeksikan dengan 24 frame/detik. Sedangkan pada video/TV diproyeksikan dengan 30 frame/detik. Dengan demikian gerak gambar pada televisi lebih dinamis
3.
Medium Audio Visual Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara sinkron. Pada berita televisi, tampilan gambar dilayar (visual) yang seiring dengan laporan yang disampailan (audio), begitu pula sebaliknya
4.
Medium Terpadu Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain, seperti ilustrasi/gambar, still photo, slide, film, dan sebagainya. Pada berita televisi seringkali dalam penyajiannya menyertakan gambar peta, diagram, ataupun lokasi
5.
17
Medium Non Rinci
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, 2004
18
Televisi tidak dapat menyajikan isi pesan secara rinci, karena sifat pesan atau informasi televisi hanya lewat begitu saja (transistory). 18
Televisi merupakan suatu sistem yang luar biasa besarnya, dimana kamera, mikrophone, dan peralatan lainnya termasuk televisi itu sendiri mempunyai peran yang sangat menentukan bagi daya tarik mata dan telinga agar berita dan informasi yang ditayangkan dapat menarik untuk didengar dan dilihat. Karakteristik yang dimiliki televisi memudahkan untuk memperoleh informasi melalui indera mata dan telinga, yang merupakan informasi yang konkrit dan sinkron. Sehingga mendapatkan informasi yang cukup jelas baik warna, bentuk, serta ukuran. Media televisi sangat bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu peristiwa/kejadian atau gagasan.
2.4
Berita
Dalam rumusan klasik Jurnalistik yang berkaitan dengan kelengkapan sebuah berita, berita yang dianggap sudah lengkap bila mana mengandung unsur 5W + 1H (What, Who, Where, When, Why, dan How). Menurut Paul De Maesenner (Here’s The News – Unesco Associate Expert), berita adalah informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Menurut Prof. Mitchel V Charnley (Reporting), berita adalah laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian dan penting, yang dibutuhkan sekelompok masyarakat
18
J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi, Pustaka Utama, Grafitti, Jakarta, Hal : 120
19
Menurut Charnley & James M Neal, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interprestasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak Menurut Robert L Hilliard
(Writing For Television And Radio), berita
adalah peristiwa nyata yang penting dan mempunyai dampak kepada khalayak Menurut John Hohenberg (The Professional Journalist), berita adalah informasi tentang peristiwa baru yang mempunyai dampak dan penting bagi khalayak Menurut Djafar Assegaf (Jurnalistik Masa Kini, Suatu Pengantar Kewartawanan), berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf Redaksi suatu harian untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca atau penonton, entah karena ia luar biasa, entah karena ia pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan. Sehingga kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : Berita/News adalah informasi baru dari peristiwa yang penting diketahui, aktual, faktual, dan dapat mempengaruhi masyarakat. Masyarakat membutuhkan berita untuk mendapatkan informasi tentang peristiwa-peristiwa yang dapat memperngaruhi kehidupan mereka. Masyarakat diberdayakan dengan informasi yang disampaikan. Masyarakat menjadi lebih paham dalam menangani masalah-masalah kehidupan, apabila mereka mendapat informasi tentang perubahan-perubahan di dalam masyarakat. Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita, karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah-
20
kaidah yang ada pada ilmu Jurnalistik, dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik baik cetak maupun elektronik. 19 Kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar ditentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan. Berita-berita yang akurat pasti mendapatkan kepercayaan pemirsa televisi. Pemirsa akan menyimak saluran televisi tersebut untuk mencari tahu apa yang terjadi sesungguhnya. Berita yang bagus akan menjaga image suatu stasiun televisi. Stasiun televisi dalam menayangkan program berita seyogyanya selalu mempertimbangkan suatu berita apakah layak atau tidak untuk diangkat dan disiarkan. Unsur berita tersebut antara lain menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1.
Apakah berita itu cukup penting (important)
2.
Apakah berita itu cukup baru (actual)
3.
Apakah berita itu cukup menarik (interesting)
4.
Apakah berita itu menyangkut kepentingan khalayak (human interest) 20 Keempat syarat itu merupakan syarat minimal yang tidak bisa dipisahkan.
Jika salah satu syarat itu tidak dipenuhi, berita semacam ini dianggap tidak layak siar. Akan tetapi ada juga berita yang tergolong penting tapi sudah basi dapat saja disiarkan karena redaksi stasiun televisi yang bersangkutan menganggap hal itu menarik, dari segi kemanusiaan atau pertimbangan lainnya. Semakin banyak pemirsa yang terkena dampaknya, maka akan semakin penting berita tersebut. Semakin langsung dampaknya bagi pemirsa, semakin besar pengaruh yang dimiliki berita tersebut. Parameter bagi sebuah berita layak diangkat biasanya dikenal dengan istilah nilai berita (news value). Nilai berita 19
J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Grafiti, Hal : 29
21
adalah bobot suatu peristiwa atau pendapat, apakah menarik, penting, dan aktual sehingga pantas untuk dipublikasikan.
21
Nilai berita tersebut dijadikan landasan
atau tolak ukur mengapa sebuah media mengangkat suatu peristiwa atau kejadian. Kriteria nilai berita menyangkut beberapa aspek, yaitu sebagai berikut : 1.
Unsur kedekatan (approximately) Peristiwa terjadi dekat dengan lokasi pemirsa, atau dekat dengan persoalan yang dihadapi pemirsa.
2.
Unsur jangkauan (size) Daya pengaruh peristiwa, pendapat, dan masalah terhadap kehidupan pemirsa .
3.
Unsur baru (actual) Peristiwa, masalah, atau kejadian yang baru terjadi atau baru diketahui.
4.
Unsur penting (prominance) Peristiwa yang berkaitan dengan orang penting atau dianggap layak menjadi sumber berita di masyarakat.
5.
Unsur kebijakan (policy) Kebijakan media bersangkutan, misalnya media ekonomi menonjolkan berita ekonomi, sedangkan berita yang lain tidak memiliki arti ekonomi tidak akan dimuat dalam media tersebut. 22
6.
Unsur konflik Konflik dan pertikaian yang melibatkan atau berpengaruh terhadap kehidupan pemirsa akan menjadi suatu berita yang menarik untuk ditayangkan.
20 21 22
Soewardi Idris , Jurnalistik Televisi, CV Remaja Karya J.B. Wahyudi, Komunikasi Sarana Alih Pengetahuan, TVRI Stasiun Surabaya, 1998 Andi Baso Mapatoto, Siaran Pers Suatu Kiat Penulisan, Hal 77
22
7.
Unsur kemanusiaan (human interest) Kejadian yang memberikan sentuhan perasaaan bagi pembaca atau pemirsa, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa. 23
Alasan mengapa sebuah berita ditayangkan adalah karena suatu peristiwa memiliki nilai berita, sehingga redaksi memutuskan untuk mengemas dan menayangkan peristiwa tersebut menjadi berita yang layak untuk disiarkan. Selain itu unsur obyektifitas mutlak diperlukan dalam membuat suatu berita yang berimbang. Obyektifitas diperlukan untuk mempertahankan kredibilitas, dan tetap merupakan tujuan dari cita-cita yang diterapkan seutuhnya. Berita yang baik adalah berita yang obyektif, tidak memihak, dan tidak disusupi oleh tafsiran tafsiran pribadi, dengan kata lain berita harus terpisah dari opini.
2.4.1 Berita Televisi
Pengertian berita televisi pada hakekatnya sama dengan pengertian berita secara umum, namum berita televisi memiliki ciri-ciri yang khusus yang berbeda dengan media cetak. Ciri-ciri berita televisi menurut Maury Green sebagai berikut : 1.
Berita televisi memiliki batasan waktu, seperti batasan ruang dalam surat kabar. Berita televisi berdurasi rata-rata 5 sampai dengan 30 menit harus mampu memuat banyak berita. Sementara surat kabar memiliki banyak ruang untuk berita. Batasan waktu ini membuat berita televisi menjadi
23
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media Massa, LP3Y
23
sangat selektif, artinya harus dipilih topik yang paling pantas untuk diangkat dalam siaran berita 2.
Berita televisi hanya dapat ditonton pada saat diudarakan saja. Khalayak dipaksa untuk memantau berita pada saat itu juga, tidak bisa kapan saja seperti surat kabar. Karena itu berita televisi dikhususkan kepada khalayak potensial, yaitu mereka yang bisa menonton siaran berita pada jam penayangan, dan memiliki minat khusus terhadap siaran berita
3.
Signal Area, Bila surat kabar dapat diantar kemana saja, maka siaran berita televisi tidak bisa diterima oleh mereka yang berada diluar wilayah signal atau transmisi televisi
4.
Elemen Visual, Berita televisi mementingkan elemen visual, sehingga berita yang dipilih sedapat mungkin memiliki visual yang terbaik dan memadai. Gambar-gambar yang baik akan menarik dan mengikat penonton serta mempermudah penafsiran pesan (berita) dan memudahkan mengikat pesan (berita).
Berita televisi memiliki waktu penayangan yang telah terjadwalkan secara teratur dan muncul setiap hari pada jam yang sama. Namun bisa saja ada berita yang sangat penting dan mendesak untuk ditayangkan pada saat itu juga, sehingga tidak bisa menunggu siaran berita rutin. Dalam dunia Jurnalistik lebih dikenal dengan sebutan Breaking News. Pengertian Breaking News atau istilah bagi media cetak adalah “Stop Press” artinya memotong suatu acara siaran karena ada berita yang sangat penting untuk segera diketahui pemirsa. Breaking News ditayangkan pada saat peristiwa penting tersebut terjadi, sehingga tidak menunggu waktu dan jadwal penayangan lebih
24
lama lagi. Bila hal tersebut terjadi, maka kebijaksanaan masing-masing redaksi untuk menangkatnya dalam suatu liputan berita terkini.
2.5 Strategi dan Perencanaan
Strategi adalah pola keputusan dalam organisasi yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud, atau tujuan, yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan-tujuan, serta memperinci jangkauan dan rencana yang akan dikejar oleh organisasi. 24 Strategi membantu organisasi untuk memiliki prioritas yang lebih jelas, membantu mengarahkan kegiatan dan alokasi sumber daya, serta membantu upaya-upaya menciptakan sinergi secara sistematik.
2.5.1 Pengertian Strategi
Berbicara tentang strategi di dalam suatu organisasi, akan ditemukan berbagai macam pengertian yang dapat mendefinisikan strategi. Salah satu pendekatan tersebut dikenal sebagai pendekatan tradisional dan pendekatan baru (Hill dan Jones, 1998). Dalam pendekatan tradisional, strategi dipahami sebagai suatu rencana ke depan, bersifat antisipasif (forward looking). Sedangkan dalam pendekatan yang baru, strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan bersifat reflektif (backward looking). Strategi mutlak diperlukan dalam perencanaan suatu kegiatan. Akan tetapi dalam perencanaan strategi tersebut memiliki nilai-nilai keuntungan dan kerugian. 24
Kenneth R.Andrews, Konsep Strategi Perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta
25
Menurut Mintzberg, ahlstrand, dan Lampel (1998) menulis bahwa “ for every advantage associated with strategy, there is an associated drawback or disadvantage ” Misalnya, keuntungan-keuntungan yang berkaitan dengan strategi adalah kejelasan arah, penumpuan kegiatan, mendefinisikan identitas dan ruang gerak organisasi, dan menjamin konsistensi. Namun disisi lain, strategi bisa juga mengurangi fleksibilitas organisasi, membatasi kreatifitas, mengikat organisasi ke dalam suatu janji (komitmen) dan stereotipik yang membebani, dan sebagainya. Strategi yang sesungguhnya dilakukan oleh organisasi merupakan gabungan dari dua jenis strategi, yaitu strategi yang dibuat secara terencana (deliberate) dan strategi yang muncul secara spontan. Strategi yang dibuat secara terencana mengandalkan aspek “pengendalian” (kontrol), sedangkan strategi yang muncul secara spontan menyandarkan diri pada aspek “belajar” (learning). Aspek “kontrol” penting dalam strategi yang terencana dengan baik, karena suatu rencana yang matang selalu mengandaikan banyak hal. Perubahan dari yang telah diperhitungkan dikuatirkan akan membuat rencana menjadi meleset. Oleh sebab itu diperlukan kontrol terhadap hal-hal yang dapat berubah. Aspek “belajar” penting bagi strategi yang bersifat spontan. Dalam strategi ini, intuisi dan insting dipandang penting. Perubahan lingkungan yang cepat, membuat perhitungan terus-menerus berubah, hanya bisa dihadapi dengan keluwesan
(kelenturan)
rencana.
Hal-hal
yang
sifatnya
spontan
harus
dimungkinkan untuk muncul. 5 ( lima ) strategi menurut Henry Mintzberg didefinisikan sebagai berikut : 1.
Plan - A direction, a guide or course of action into the future, a path to get “from here to there”
26
Rencana adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, sesuatu yang memberi arah bagi tindakan di masa depan. 2.
Pattern - Consistency in behaviour over time Pola adalah perilaku konsisten antar waktu.
3.
Position - The determination of particulars products in particular markets Penentuan posisi dalam konteks persaingan.
4.
Perspective – An organization’s way of doings things Perspektif adalah bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya
5.
Play – A specific maneuver intended to outwit an opponent or competitor Permainan adalah kumpulan manuver untuk “menjinakkan” pihak lawan atau suatu cara yang dilakukan untuk mengecoh pesaing. 25
Menurut Lawrence R.Jauch & William F.Gueck
26
mengartikan strategi
sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh, dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah suatu rencana. Strategi dipandang sebagai suatu yang dibuat untuk mengamankan masa depan. Kata “strategi” berkonotasi antisipasi, prediksi, dan hal-hak lain yang mengesankan sifat cerdas dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.
25
Hendrawan Supratikno, Anton W Widjaja, Sugiarto, dan Darmadi Durianto, Advanced Strategic Management, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005 Lawrence R.Jauch & William F.Gueck, Manajemen Strategis & Kebijakan Perusahaan, PT Erlangga, Jkt 1996 : Hal 12
26
27
2.5.2 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, sesuatu yang memberi arah bagi tindakan di masa depan. Di dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting, karena siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Perencanaan meliputi : 1.
Perencanaan produksi in house dan pengadaan materi siaran out house, serta menyusunnya menjadi rangkaian mata acara sesuai dengan misi, fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai.
2.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana (hardware)
3.
Perencanaan administrasi, termasuk didalamnya perencanaan dana, tenaga, pemasaran dan sebagainya. 27 Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk
dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindakan dalam pelaksanaan dilapangan
2.6 Manajemen dan Organisasi Penyiaran
Pada bagian ini akan dibahas pengertian Manajemen dan Organisasi penyiaran. Dilengkapi dengan bagan serta penjelasan.
27
J.B.Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1994
28
2.6.1 Manajemen Penyiaran
Terdapat beberapa istilah yang terkait dengan organisasi penyiaran sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Penyiaran yang berlaku saat ini, yaitu Undang-Undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Apa yang dimaksud dengan lembaga penyiaran menurut Undang-Undang Penyiaran di Indonesia adalah tentang penyelenggaraan penyiaran yang dalam melaksanakan tugas, fungsi,
dan
tanggung
jawabnya
berpedoman
paa
peraturan-peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 28 Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola industri siaran. Ini berarti, manajemen penyiaran sebagai “motor penggerak” organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran. 29 Manajemen penyiaran dapat diartikan sebagai “kemampuan seseorang untuk mempengaruhi/memanfaatkan
kepandaian/keterampilan
orang
lain,
untuk
merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuan bersama”. Manajemen penyiaran pada media televisi memiliki fungsi kerja masingmasing untuk melaksanakan proses produksi siaran. Cara kerja masuk ke dalam manajemen penyiaran untuk menentukan job description masing-masing dalam organisasi penyiaran. Dari gambar 1 di bawah dapat dilihat bahwa ada impitan antara manajemen dan penyiaran. Impitan ini terjadi diatas landasan rasa kebersamaan dan
28 29
Pasal 1, butir 9, Ketentuan Umum, Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2002 Ibid 26
29
keterbukaan (asih-asah-asuh) untuk menciptakan siaran yang berkualitas, baik dan benar secara normatif,edukatif, informatif, persuasif, dan komunikatif. Hubungan antara manajemen dan penyiaran di dalam manajemen penyiaran seperti digambarkan sebagai berikut :
Gambar. 1 HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DAN PENYIARAN
ORGANISASI PENYIARAN (Mengelola Stasiun Penyiaran)
PENYIARAN
MANAJEMEN
Manajemen Penyiaran
Siaran (Out put)
Pendengar dan Pemirsa
TUJUAN (Tergantung Status Stasiun Penyiaran)
IDIIL
MATERIIL
Sumber : J.B.Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, 1994
Penyiaran memiliki sifat-sifat khas, yaitu : 1.
Masa kerja penyiaran relatif 24 jam setiap hari
2.
Siaran merupakan hasil kerja tim (kolektif)
3.
Siaran merupakan perpaduan antara kreatifitas manusia dan kemampuan sarana/alat
4.
Siaran memerlukan banyak tenaga profesi
5.
Siaran memerlukan dana relatif besar
30
6.
Siaran mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia relatif lebih cepat
7.
Siaran merupakan out put dari medium radio/televisi
8.
Pengelola siaran harus luwes/dinamis
9.
Perlu dikembangkan sikap saling asih, asah, asuh. 30
2.6.2 Organisasi Penyiaran
Organisasi penyiaran adalah tempat orang-orang penyiaran (Siaran-TeknikAdministrasi) saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 31 Organisasi penyiaran mengelola stasiun penyiaran yang didalamnya terdapat perangkat keras yang dikelola orang-orang teknik dan perangkat lunak yang dikelola oleh orang-orang untuk program dan keadministrasian / ketatalaksanaan. Dalam proses kerja sama ini diperlukan tindak manajemen yang tepat, khususnya bagi dunia penyiaran. Penerapan manajemen penyiaran secara profesional akan menghasilkan output siaran yang berkualitas, baik dan benar, sebagai hasil kerja kolektif (kerja tim).
2.6.3 Struktur Organisasi Televisi Umum
Struktur organisasi kerja dalam dunia penyiaran sangat penting untuk menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban diantara karyawan yang terlibat dalam proses produksi siaran di televisi. Antara televisi yang satu dengan
31
yang lain ada perbedaan, namun pada ruang lingkup tanggung jawab kerjanya memiliki kecenderungan yang sama.
Gambar. 2 MODEL STRUKTUR ORGANISASI STASIUN TELEVISI BESAR Atasan (Direktur Utama / General Manager) Program
Pemberitaan
Teknik
Manager Pemasaran
Direktur Program
Direktur Pemberitaan
Direktur Teknik Direktur Operasional
Staf Pemasaran
Tidak ada Staf
Jurnalis Juru Kamera Editor Video
Teknisi Pemeliharaa
Pemasaran
Keuangan / Traffic Administrasi
Direktur Keuangan
Staf Keuangan untuk Administrasi dan Akuntan Traffic / Clerk
Sumber : Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, 2004
Kebutuhan stasiun televisi terhadap sumber daya manusia tidak berarti sama antara satu stasiun televisi dengan stasiun televisi lainnya. Secara sederhana, pertimbangan utama dalam menyusun struktur organisasi stasiun televisi biasanya ditentukan oleh skala siaran stasiun televisi itu, apakah bersifat nasional atau lokal. 32
30
Ibid 27 Ibid 27 32 Ibid 17 31
32
2.7
Proses Produksi Berita Umum
Setiap stasiun televisi memiliki standar proses produksi berita yang hampir sama. Sebagai berikut akan dibahas alur dan prosedur produksi berita dalam bagan sebagai berikut :
Gambar. 3 PROSES PRODUKSI BERITA
Rapat Perencanaan Liputan Koordinator Liputan Eksekutif Produser / Produser / Assistant Produser Sekretariat Redaksi Reporter / Presenter
Tugas Liputan (Reporter/Juru Kamera)
Hasil Liputan Cek
Script/Video
Eksekutif Produser / Produser
Run Down
ON AIR
Sumber : Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, 2004
Rincian penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut : 1.
Tahap awal, adalah rapat perencanaan liputan yang dihadiri oleh
koordinator liputan, eksekutif produser / produser / assistant produser,
33
sekretariat redaksi, dan reporter / presenter. Rapat biasanya dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari atau disesuaikan dengan kondisi/porsi penayangan berita di masing-masing televisi. Pada rapat perencanaan liputan, segala sesuatu dan apa yang akan diliput dibicarakan pada pertemuan ini. 2.
Tahap kedua, adalah saat reporter dan juru kamera ditugaskan untuk
melakukan liputan ke lapangan. Penugasan ini dilakukan oleh Korlip (Koordinator Liputan) dengan berkoordinasi dengan bagian Korkam (Koordinator Kamera), melalui suatu jadwal tertulis. 3.
Tahap ketiga, adalah setelah reporter dan juru kamera kembali dengan
membawa hasil liputan sesuai agenda rapat perencanaan. 4.
Tahap keempat, semua hasil liputan diproses. Informasi yang diperoleh
diolah ke dalam bentuk naskah dan visualnya mengalami proses editing. Pada tahap ini eksekutif produser atau produser/assistant produser melakukan rapat internal dengan melakukan penyelesaian berita apa yang akan dijadikan isu pada saat itu. 5.
Tahap kelima, seluruh hasil editing dimasukkan ke dalam daftar urutan
serta susunan berita (Run Down). 6.
Tahap akhir, adalah pada saat berita tayang (On Air).
34
BAB III METODOLOGI
3.1
Sifat Penelitian
Tipe penelitian adalah pilihan model penelitian yang memberi suatu gambaran keseluruhan tentang tujuan penelitian. Tipe penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisa secara deskriptif kualitatif, bertujuan untuk menghimpun berbagai data dan informasi sesuai masalah dan tujuan dari penelitian. Penelitian bertujuan untuk mendekripsikan dan menganalisa informasi data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan pada angka atau kuantitas. 33 Dalam pengertian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini akan menggambarkan secara jelas dan sistematis berdasarkan fakta dari rumusan masalah dan tujuan penelitian.
3.1.1 Deskriptif Kualitatif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan situasi, setting sosial atau hubungan yang spesifik. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
33
Prof.DR.Lexy J.Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja RosdaKarya Bandung, 2006, Hal : 3
35
menguji hipotesis atau membuat prediksi.34 Ciri lain deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat, dengan membuat kategori perilaku, mengamati gejala, serta mencatatnya dalam catatan observasi. Penelitian deskriptif kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), merupakan suatu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.35 Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara empirik dari obyek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh media dan data yang diperoleh dari wawancara mendalam (Indepth Interview), maupun informasi pendukung mengenai informasi tekstual maupun kontekstual program Headline News di Metro TV. Selain itu digunakan pula studi kasus dari perencanaan strategi komunikasi dalam redaksi Metro TV.
3.2
Metode Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Metode ini bertujuan untuk menghimpun berbagai data dan informasi sesuai tujuan penelitian.
34 35
Drs Jalaluddin Rakhmat, M.SC, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, Hal:24 Ibid 32, Hal 4
36
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus Memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri, tergantung kepada tiga hal, yaitu : 1) Tipe pertanyaan penelitiannya, 2) Kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan ditelitinya, dan 3) Fokus terhadap fenomena penelitiannya. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.36
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
3.3.1 Data Primer
Data primer atau data utama, menurut Lofland dan Lofland (1984:47), adalah sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain 37 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya ; diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dan mendalam (Indepth Interview) melalui sesi tanya jawab 36
Robert K. Yin, Prof. Dr, Studi Kasus, Desain & Metode, Rajawali Pers, Jakarta, Hal : 1
37
dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini. Yaitu dengan narasumber utama yang berasal dari manajemen redaksi Metro TV. Wawancara (Interview) merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Fungsi wawancara diantaranya : 1.
Sebagai metode primer, jika menjadi satu-satunya alat pengumpul data atau mempunyai kedudukan utama
2.
Sebagai metode pelengkap, jika hanya digunakan untuk mencari informasiinformasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain
3.
Sebagai metode kriterium, dipergunakan untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang diperoleh dengan cara lain, jadi sebagai alat pertimbangan dalam memutuskan. 38 Peneliti bebas untuk menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan jawaban narasumber. Maka dengan demikian akan dihasilkan data yang terinci dan lebih mendalam untuk dianalisa.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dapat dijadikan pelengkap guna memperlancar proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan
untuk
mendapatkan
informasi
dari
literatur-literatur
yang
berhubungan dengan tema penelitian. Literatur yang dapat digunakan tersebut
37 38
Ibid 32, Hal 57 Drs. Marzuki, Metodologi Riset, BPFE UII, PT Prasetia Widia Pratama Yogyakarta, Mei 2000
38
antara lain buku pedoman, surat kabar, majalah, kamus, artikel, internet, atau dokumen lainnya. Sumber tertulis lainnya tersedia pula di Lembaga Arsip Nasional atau di tempat-tempat arsip-arsip penting lainnya. Dari sumber arsip itu peneliti bisa memperoleh informasi tambahan tentang subyek yang sedang diteliti. Data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Karena itu perlu adanya pemeriksaan ketelitian. Bukan berarti bahwa data sekunder kalah bermutu dibandingkan dengan data primer. Bahkan kalau mungkin data sekunder dicari lebih dahulu, barang kali ada yang cocok dengan tujuan penelitian.
3.4
Narasumber
Narasumber utama / primer yang menjadi sumber informasi bagi penelitian ini antara lain :
1.
Bapak Makroen Sanjaya – Head of News Production Sebagai kepala bagian produksi pemberitaan (Head of News Production), secara struktural
bertanggung
jawab terhadap pengelolaan program-
program Reguler Special Event, yang termasuk didalamnya program Headline News.
2.
Bapak Agus Guna Diatmika – Executive Producer Eksekutif Produser bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang program berita secara keseluruhan. Eksekutif produser juga melakukan
39
pengawasan terhadap kerja produser dan reporter, serta memastikan staf redaksi mematuhi dan konsisten dengan gaya yang telah ditetapkan. Pemegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan. Salah satu pengambilan keputusan dalam menentukan kelayakan suatu berita dalam Headline News.39
3.
Bapak Rastra Dewangga Putra – Producer Penanggung jawab harian program Headline News. Salah satu penanggung jawab dalam keputusan dan pengumpulan materi berita harian yang dianggap layak untuk diangkat dalam program Headline News. Bekerja sama dengan bagian koordinator liputan (nasional/daerah), dan kontributor daerah dalam penyediaan berita.
3.5
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini ditargetkan pada redaksi Metro TV dan program berita singkat Headline News. Adapun fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Perencanaan (Plan) strategi Redaksi dalam menentukan berita pada program Headline News a. Sesuai dengan perencanaan penentuan berita harian. Apakah melalui rapat perencanaan liputan, rapat budget reguler atau rapat redaksi lainnya b. Tidak sesuai dengan perencanaan penentuan berita harian awal. Apakah karena ada peristiwa penting yang perlu segera diberitakan atau ada kepentingan lainnya
39
Ibid 18
40
2.
Komposisi serta jumlah berita yang disajikan tiap hari dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi terkini. Berita dianggap layak diangkat dalam program Headline News adalah berita aktual, penting, menarik, memiliki unsur kedekatan, serta kecepatan dalam penyampaian berita.
3.
Evaluasi akhir pada program Headline News. Meneliti kendala-kendala yang dihadapi, baik secara teknis maupun non teknis. Pengaruh kendala tersebut pada penampilan (performance) program Headline News secara keseluruhan.
3.6
Rencana Analisis
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik yang digunakan adalah dengan mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh secara kualitatif melalui pengumpulan data primer maupun sekunder, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Deskripsi disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil olahan data dan wawancara mendalam dengan narasumber yang berkompeten. Analisis deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, dan metode ini diartikan melukiskan variabel satu demi satu 40 Data diolah dan dianalisa secara deskriptif dengan menghubungkan antara perumusan masalah dan kerangka pemikiran.
40
Ibid 34
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan narasumber dari jajaran redaksi Metro TV, dibawah ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian dan pembahasan yang di dapat. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu selama bulan Mei 2006.
4.1.1 Sejarah Singkat Metro TV
Dari data – data sekunder yang diperoleh dari bagian Public Relation (PR), PT Metro TV, didapat informasi tentang sejarah lahirnya Metro TV beserta perkembangan program-programnya. PT Media Televisi Indonesia atau dikenal masyarakat dengan sebutan Metro TV mulai mengudara pada hari Sabtu, 25 November 2000. Pada saat itu, Metro TV mengudara dengan siaran percobaan yang hanya melakukan siaran selama 12 jam setiap harinya. Tetapi sejak 1 April 2001, Metro TV mulai mengudara selama 24 jam penuh setiap harinya. Metro TV memiliki ijin siaran yang dikeluarkan oleh Menteri Penerangan RI No.800/MP/PM/1999 tertanggal 25 Oktober 1999. Stasiun TV ini berpusat di Jakarta, yaitu di Jln. Pilar Mas Raya Kavling A-D Komplek Delta Kedoya, Jakarta Barat. Metro TV adalah salah satu kelompok usaha yang berada di bawah naungan Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh mengawali bisnis di 42
dunia media massa dengan mendirikan harian umum PRIORITAS yang sejak 29 Juni 1987 ditutup oleh pemerintah. Tahun 1989 Surya Paloh mengambil alih harian Media Indonesia yang juga merupakan salah satu kelompok usaha di bawah naungan Media Group. Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan dilatarbelakangi oleh pemikiran belum adanya stasiun televisi berita yang memfokuskan diri kepada pemberitaan yang ditujukan kepada masyarakat kelas menengah yang memang selalu mengikuti perkembangan berita, serta mulai timbulnya rasa jenuh pada acara hiburan yang ditayangkan televisi lain, maka Media Group berinisiatif untuk semakin memajukan langkah mereka di dunia Jurnalistik dengan mendesain stasiun televisi berita pertama di Indonesia, Metro TV. Dengan waktu penayangan yang tidak terbatas, yaitu selama 24 jam secara terus menerus diharapkan kebutuhan masyarakat akan berita yang aktual dan terkini dapat terpenuhi. Pada tahap awal siaran, Metro TV dapat diterima di wilayah Jabotabek melalui saluran 57 UHF. Siaran tersebut dapat diterima di seluruh Jakarta dan kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia, seperti Sumatera (meliputi Banda Aceh, Lhoukseumawe, Jambi, Palembang, Padang, Medan, Pekan Baru, Lampung, dan Bengkulu), pulau Jawa (meliputi daerah Cirebon, Bandung, Surabaya, Madiun, Malang, Jember, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Kediri), Kalimantan (meliputi Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, dan Palangkaraya), Sulawesi (meliputi Palu, Manado, Ujung Pandang, dan Kendari), serta Papua. Siaran Metro TV juga bisa dijangkau oleh negara di luar Indonesia, seperti seluruh negara ASEAN, termasuk Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian wilayah Australia dan Jepang yang bisa disaksikan dengan menggunakan antena parabola via satelit Palapa C-2.
43
Untuk memberikan kualitas gambar yang maksimal Metro TV menggunakan teknologi digital serta penerapan teknologi virtual set yaitu 3 dimensi desain graphic. Selain itu Metro TV memiliki kelengkapan armada SNG (Satellite News Gathering) yang mendukung dalam kemudahan dalam tayangan siaran langsung dari lokasi mana pun juga. Metro TV memiliki 7 (Tujuh) buah mobil satelite untuk dapat menayangkan secara live, kejadian-kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan tersebut berupa : 6 buah mobil SNG (Satellite News Gathering) dan 1 buah mobil ENG (Electronic News Gathering) Target audience Metro TV sangat spesifik, yaitu pemirsa yang berusia 20 tahun ke atas dengan latar belakang sosial ekonomi kelas AB (menengah atas/AB20+). Metro TV memuat program di hari kerja dengan komposisi 74% untuk berita dan 26% untuk tayangan hiburan. Sedangkan untuk akhir pekan, Metro TV berusaha untuk menampilkan 74% program bersifat hiburan dan sisanya 26% adalah siaran berita. Metro TV menyiarkan berita yang difokuskan pada berita politik, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, olahraga, dan sebagainya. Metro TV juga menyajikan program-program diluar berita, seperti program obrolan (talk show), kuis, gaya hidup (Life Style), serta program dokumenter yang berkualitas tinggi. Untuk menciptakan penyelesaian secara terbuka dan aktif dengan pemirsa, Metro TV menyediakan kotak suara (polling) pemirsa untuk mengumpulkan pendapat pemirsa dalam setiap program obrolan (talk show). Pemirsa juga dapat berpartisipasi melalui saluran telefon interaktif langsung dengan narasumber selama program berlangsung. Metro TV menayangkan siaran berita alam 3 (tiga) bahasa berbeda, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Hal tersebut
44
dimaksudkan untuk meraih lebih besar lagi jumlah pemirsa dari kalangan yang berbeda.
Visi Metro TV adalah Menjadi stasiun televisi Indonesia yang khas dengan peringkat nomor satu dalam pemberitaan, suguhan program hiburan, dan gaya hidup alternatif yang bermutu, memberikan kesempatan periklanan yang unik, dan mendapatkan loyalitas pemirsa dan pengiklan.
Visi Redaksi Metro TV adalah menjadi referensi utama untuk berita televisi di Indonesia, dan dikenal sebagai pembawa berita berkualitas tinggi, komprehensif, menarik dan khas. Visi tersebut akan dicapai dengan cara : 1.
Independen (non-partisan) : Metro TV tidak melakukan pemihakan kepada
satu kelompok, golongan, puak, agama, suku, dan sebagainya. Satu-satunya pemihakan yang boleh dilakukan dan harus dilakukan adalah kepada kebenaran. 2.
Menyiarkan fakta : Metro TV menyajikan fakta dan peristiwa, bukan desas-
desus, gosip, rumor, atau berita burung yang belum dicek kebenarannya. Setiap informasi harus dicek, dicek, dan dicek lagi. 3.
Informasi terbaru : Metro TV menyiarkan perkembangan terkini dari satu
peristiwa.
Misi Metro TV adalah untuk : 1.
Merangsang dan mempromosikan kemajuan bangsa dan negara ke arah atmosfir demokrasi
agar unggul dalam kompetisi global melalui
penghargaan yang tinggi pada etika dan moral. 2.
Menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme.
45
3.
Memberikan nilai tambah pada industri televisi melalui perspektif baru dan peningkatan cara presentasi berita, serta menawarkan alternatif hiburan berkualitas.
4.
Mencapai tingkat pertumbuhan signifikan melalui pengembangan aset, peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawannya, maupun para pemegang sahamnya.
Misi Redaksi Metro TV adalah : 1.
Menyuguhkan berita yang obyektif, tanpa prasangka, faktual, tidak berpihak.
2.
Mencari berita secara cepat dan menyuguhkan pertama kali.
3.
Tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu lainnya.
4.
Mempertahankan presentasi dan kemasan berita berkualitas tinggi.
Metro TV bertujuan untuk menyajikan berita dan informasi yang aktual dan terkini. Kecenderungan berita hari ini untuk disampaikan sesegera mungkin menjadi acuan Metro TV dalam memproduksi program berita yang terbaik dalam waktu yang sesingkat mungkin. Setidaknya jika berita tersebut tidak memungkinan untuk dikemas dalam suatu paket program berita lengkap, Metro TV memiliki satu program singkat berdurasi 5 (lima) menit. Program yang berisi kompilasi berita terkini dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan hukum ini dikenal pemirsa dengan sebutan Headline News.
46
4.1.2 Struktur Organisasi Metro TV
Dalam menjalankan sebuah stasiun televisi dapat dibagi ke dalam dua kategori umum : Manajemen dan Pelaksana Operasi. Masing-masing kategori akan membutuhkan suatu struktur dan tanggung jawab fungsional sendiri-sendiri. Setiap stasiun televisi bisa memiliki skema organisasi sendiri. Namun skema apakah yang dipilih, yang penting skema organisasi itu harus secara jelas memperlihatkan tanggung jawab bagi setiap bagian.
Gambar. 4 STRUKTUR ORGANISASI METRO TV Atasan (Direktur Utama / Wakil Direktur Utama)
Program
Pemasaran
Direktur Direktur Programming & Sales & Marketing Development
GM Sales GM Marketing
Manager Programming Produksi Media & Promo Traffic & Library
Manager Pemasaran Marketing Research Business Development
Staf Administrasi Account Executive Staf Pemasaran
Pemberitaan
Teknik & Operasional
Direktur Teknik & Direktur Pemberitaan / Operasional Wakil Direktur Pemberitaan
Manager Executive Producer Producer
Jurnalis Presenter Juru Kamera Editor Video Staf Administrasi
Sumber : HRD Metro TV, Mei 2006
47
Senior Manager Advisor
Manager Supervisor
Keuangan & Administrasi
Direktur Keuangan & Administrasi
GM Keuangan GM SDM GM Umum Manager Supervisor
Staf Keuangan untuk Teknisi Pemeliharaan Staf Administrasi Administrasi dan Akuntan
4.1.3 Struktur Organisasi Redaksi Metro TV
Dari hasil penelitian pustaka di dalam manajemen Redaksi Metro TV, diperoleh data dan informasi mengenai urutan jabatan (Sructure of Organization) sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT REDAKSI Pemimpin Redaksi
Wakil Pemimpin Redaksi
Penyelia Redaksi
Sekr Pemimpin Redaksi
Head of News Services Dept.
Head of News Production Dept.
Head of News Gathering Dept.
Head of News Magazine Dept.
Head of Current Affairs Dept.
Head of Talent Dept.
Media Support Dept.
Head of News Secretariat Dept.
Sumber : Redaksi Metro TV, Mei 2006
Dari struktur organisasi di atas, program Headline News masuk ke dalam struktur Head of News Production Department. Beberapa program lainnya seperti Suara Anda, Metro Hari Ini, Top Nine News berada di dalam struktur yang sama. Hal tersebut akan terlihat jelas dalam lampiran rinci struktur organisasi Head of News Production Department.
4.2
Rapat di Lingkungan Redaksi Metro TV
Dalam proses produksi berita reguler, termasuk Headline News, Eksekutif Produser, Produser, koordinator liputan, dan reporter / presenter harus menghadiri rapat redaksi setiap hari. Stasiun televisi yang memiliki program
48
berita tiga atau empat kali sehari biasanya mengadakan rapat redaksi setidaktidaknya tiga kali sehari. Metro TV yang jelas mengambil unsur berita sebagai pokok utama dari mata acara harian, melakukan rapat redaksi setidaknya 3 (tiga) kali dalam sehari. Adapun tujuan dari rapat Redaksi tersebut adalah : 1.
Mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan tim liputan
2.
Mengkoordinasikan gagasan dan rencana peliputan
3.
Menjaga kelancaran komunikasi antar tim produksi
4.
Memecahkan masalah yang timbul dalam proses produksi sedini mungkin
5.
Mendapatkan berita yang aktual dan tayangan yang berkualitas
6.
Menjaga kesinambungan materi liputan antar program pada hari itu
7.
Mengkoordinasikan dan membagi tugas untuk tim produksi
8.
Mengevaluasi berita yang tayang dan hasil liputan hari itu
Beberapa contoh rapat redaksi yang dilakukan di lingkungan Metro TV, diantaranya meliputi rapat Proyeksi, rapat Budgeting, rapat Evaluasi, dan rapat Koordinasi Redaksi (RKR) 41.
1.
Rapat Proyeksi Liputan / Rapat Budgeting / Rapat Evaluasi Program
Rapat reguler yang harus diadakan setiap hari. Dihadiri oleh koordinator liputan, eksekutif produser / produser / assistant produser, sekretariat redaksi, dan reporter / Presenter. Biasanya terbagi dalam 3 waktu rapat : a.
Rapat pagi (09.00 – 10.00 WIB) Berisi agenda proyeksi liputan Metro Siang dan Metro Hari ini (MHI).
49
b.
Rapat siang (14.00 – 15.00 WIB) Berisi agenda eveluasi Metro Siang, pembahasan paket dan run down Metro Hari ini (MHI), dan proyeksi paket berita Top 9 News.
c.
Rapat malam (19.00 – 20.00 WIB) Berisi agenda evaluasi Metro Hari Ini (MHI), proyeksi Top Nine News (sudah dalam bentuk paket dan run down), Metro Malam, dan proyeksi Metro Pagi. Dalam setiap paruh rapat perencanaan tersebut di atas, pemilihan materi
berita yang akan diangkat dalam Headline News dapat ikut serta ditentukan. Sebagai contoh, pengangkatan berita gempa di Yogyakarta akan dibahas dalam Headline News sebagai laporan singkat terkini kondisi kota Yogyakarta pasca gempa. Yang kemudian akan dibahas lebih rinci, dalam paket berita Metro Siang ataupun Metro Hari ini (MHI). Hal ini dikarenakan agar berita yang diangkat dalam setiap program Metro TV memiliki unsur keterkaitan. Selain untuk menghemat sumber daya manusia yang bertugas, serta pemanfaatan materi berita yang diperoleh semaksimal mungkin.
2.
Rapat Koordinasi Redaksi (RKR)
Merupakan rapat redaksi yang diadakan dengan mengundang bagian Programming Development & Research Department, bertujuan untuk mengetahui tingkat perolehan TVR (Rating) dan SHR (Share) program berita tiap minggunya.
41
Buku Panduan Kebijakan dan Standar Berita Metro TV, Metro TV – The Number One News Channel, Jakarta 2006
50
Rapat Internal Departemen
Merupakan rapat reguler yang diadakan oleh bagian departemen redaksi masing-masing. Misalnya News Magazine Department mengadakan rapat reguler tiap hari Rabu untuk membahas kemungkinan pengangkatan topik yang menarik untuk paket program Expedition tiap minggunya.
Rapat Pimpinan (RAPIM)
Rapat reguler mingguan. Dikoordinasi oleh sekretaris pemimpin Redaksi dan dihadiri oleh level managerial. Agenda rapat berisi pembahasan kebijakan dan peraturan yang berhubungan dengan karyawan. Atau agenda penting lainnya yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
4.3
Proses Produksi Berita Metro TV
Suatu tayangan berkualitas diperoleh melalui suatu proses perencanaan produksi yang cermat. Hasil dari produksi tersebut dicapai apabila semua pihak yang terlibat dalam penayangan program menyadari bahwa perencanaan yang baik dan matang merupakan hal yang penting. Dapat disimpulkan bahwa suatu proses produksi mempunyai pengaruh terhadap kualitas dan mutu suatu program acara. Semakin baik hasil produksi, maka semakin baik pula kualitas dan mutu program. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kendala-kendala, teknis dan non teknis akan tetap muncul dalam setiap proses produksi.
51
Setiap stasiun televisi memiliki standar proses produksi berita yang hampir sama. Sebagai berikut akan dibahas alur dan prosedur produksi berita dalam bagan sebagai berikut :
PROSES PRODUKSI BERITA
Rapat Perencanaan Liputan Koordinator Liputan Eksekutif Produser / Produser / Assistant Produser Sekretariat Redaksi Reporter / Presenter
Tugas Liputan (Reporter/Juru Kamera)
Hasil Liputan Cek
Script/Video
Eksekutif Produser / Produser
Run Down
ON AIR
Sumber : Redaksi Metro TV, Mei 2006
Rincian penjelasan gambar di atas adalah sebagai berikut : 1.
Tahap awal
Rapat perencanaan liputan / rapat budget. Dihadiri oleh koordinator liputan, eksekutif produser / produser / assistant produser, sekretariat redaksi, dan reporter / Presenter. Rapat biasanya dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari, yaitu pukul 09.00, 14.00, dan 19.00 WIB. Pada rapat dibahas segala sesuatu dan apa yang akan diliput. Hal-hal apa yang telah diperoleh dari
52
lapangan, sekaligus sebagai rapat anggaran liputan. Sumber bahasan dalam perencanaan liputan bisa dari undangan, inisiatif produser/reporter, pengembangan berita sebelumnya atau antisipasi dari fenomena atau kejadian yang sedang berlangsung di masyarakat. Bisa pula berasal dari reaksi atas laporan masyarakat tentang suatu kejadian dilingkungnya. 2.
Tahap kedua
Setelah rapat selesai, Koordinator Liputan (Korlip) akan mengagendakan beberapa orang reporter dan juru kamera untuk langsung melakukan liputan ke lapangan. Koordinasi tetap dilakukan melalui telefon atau radio panggil. Semua dilakukan untuk mengantisipasi jika ada kejadian penting mendadak yang layak untuk diliput didaerah terdekat dengan tim liputan tersebut. Seperti kecelakaan, kerusuhan, demo, dll. 3.
Tahap ketiga
Tim liputan kembali dengan membawa hasil liputan sesuai agenda rapat perencanaan. Kadangkala tim liputan membawa hasil liputan diluar agenda rapat, misalnya jika terjadi ada kejadian penting mendadak yang layak untuk diliput. 4.
Tahap keempat
Semua hasil liputan diproses. Informasi yang diperoleh diolah ke dalam bentuk naskah dan visualnya mengalami proses editing. Pada tahap ini eksekutif produser atau produser dan koordinator liputan melakukan rapat internal dengan melakukan penyelesaian berita apa yang akan dijadikan isu pada saat itu. 5.
Tahap kelima
53
Seluruh hasil editing dimasukkan ke dalam daftar urutan serta susunan berita (Run Down). Dilengkapi dengan gambar (VT), sound effect, dan narasi berita yang dibutuhkan. 6.
Tahap akhir, Adalah pada saat berita tayang (On Air).
4.4
Headline News
Metro TV sebagai stasiun televisi berita pertama di Indonesia berupaya menyajikan berita-berita terkini, terpercaya, dan akurat. Disajikan secara terus menerus, 24 jam sehari melalui berita-berita yang dapat memenuhi kebutuhan pemirsa akan berita dan informasi. Salah satu program andalannya Headline News, diyakini mampu untuk memenuhi kriteria tersebut. Atau setidaknya, menjadi salah satu alternatif masyarakat dalam mendapat berita-berita singkat terkini.
4.4.1 Pemilihan Title Headline News
Program Headline News mulai ditayangkan tanggal 25 November 2000 seiring dengan lahirnya Metro TV. Sejak awal kehadiran program Headline News telah mampu menarik perhatian pemirsa televisi. Pada awal penayangan hingga kini, Headline News telah dipersiapkan sebagai salah satu program berita andalan Metro TV. Pemilihan title program Headline News seperti yang disampaikan oleh Bapak Agus Guna Diatmika sebagai Eksekutif produser :
54
“ Headline News sejak awal dipersiapkan sebagai salah satu program andalan Metro TV. Memuat berita-berita tercepat, aktual, dan terdepan. Sesuai dengan arti harafiah Headline News itu sendiri.”
Pemilihan title program Headline News seperti yang disampaikan oleh Bapak Rastra Dewangga Putra sebagai produser Headline News : “ Headline News dipilih sebagai title program karena program ini memang bertujuan untuk mengangkat topik berita yang menjadi headline atau tajuk utama berita pada hari tersebut. Akan tetapi durasi program dibatasi singkat, hanya 5 (lima) menit saja. Hanya untuk memberikan pemirsa berita singkat yang dapat diberikan terlebih dahulu. Kadang-kadang tanpa gambar. Baru setelah itu, perkembangan berita akan dibahas dalam paket berita di program lainnya.”
4.4.2 Program Sejenis Headline News
Program-program dalam negeri yang sejenis dengan Headline News diantaranya : Sekilas Info (RCTI), Liputan 6 Terkini (SCTV), Aktualita (ANTV), News Line (JAKTV), Lintas Peristiwa (TPI), Info Utama (INDOSIAR), serta Tajuk Utama (Trans 7). Program-program tersebut diatas memiliki keunikan dan kekuatan masingmasing. Hal yang membedakan program berita durasi singkat di stasiun televisi lain dibandingkan dengan program Headline News adalah penayangan yang dibatasi hanya pada hari Senin – Jumat saja. Waktu penayangan tidak disetiap jam. Sementara jam penayangan Headline News mudah diingat pemirsa sebagai program berita Time Signal (Penunjuk Waktu), hadir rutin setiap jam .
4.4.3 Jadwal penayangan Headline News
55
Headline News disiarkan secara langsung (Live) dari studio 1 news Metro TV. Penayangan Headline News teratur dan terjadwal. Ditayangkan setiap hari, Senin sampai dengan Minggu, dengan jadwal penayangan setiap jam selama 24 jam. Headline News muncul sebagai Time Signal (penunjuk waktu), dimulai pukul 00.00 sampai 23.00 dengan total pemunculan sebanyak 24 (dua puluh empat) kali dalam sehari. Seperti yang dijabarkan oleh Bapak Rastra Dewangga Putra bahwa : “ Durasi tetap Headline News adalah 5 (lima) menit, dalam setiap tayangannya dapat mengangkat sekitar 2 – 3 topik berita. Atau dalam kondisi tertentu, Headline News hanya akan mengangkat 1 topik berita yang sangat penting serta luas dalam penjabarannya. Sehingga durasi Headline News yang singkat tersebut hanya mampu memuat 1 topik berita. “ Dengan jadwal penayangan yang telah teratur tersebut pemirsa dengan mudah dapat mengikuti berita-berita terkini dengan mengingat jam penayangan Headline News. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara program Headline News dengan program berita lainnya di Metro TV, yaitu Breaking News. Pengertian Breaking News atau istilah bagi media cetak adalah “Stop Press” artinya memotong suatu acara siaran karena ada berita yang sangat penting untuk segera diketahui pemirsa.42 Menurut Bapak Agus Guna Diatmika dan Bapak Rastra Dewangga Putra : “Breaking News ditayangkan pada saat peristiwa penting tersebut terjadi, sehingga tidak menunggu waktu dan jadwal penayangan lebih lama lagi.” Sebagai data tambahan yang diperoleh dari Actual Daily Program, Programming Department, selama periode bulan Mei 2006 telah terjadi 5 (lima) kali Breaking News di Metro TV. Ditambah 3 (tiga) kali Up Date Breaking News. Intensitas yang cukup tinggi dalam penayangan program special seperti ini.
42
Ibid 1
56
Adapun rincian peristiwa-peristiwa Breaking News tersebut sebagai berikut : 1.
Demo Buruh , 1 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 10.05 – 11.00 WIB).
2.
Rusuh Demo Buruh, 3 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 14.05 – 14.30 WIB, dilanjut pada jam 16.30 – 17.30 WIB).
3.
Status Kasus Soeharto, 12 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 07.05 – 08.00 WIB).
4.
Gempa Yogya – Jateng, 27 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 06.30 – 07.00, 09.05 – 10.00, 11.05 – 12.00, 12.30 – 13.00, 14.05 – 15.00, 16.30 – 18.00, 19.00 – 23.30 WIB).
5.
Gempa Yogya – Jateng, 28 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 05.30 – 06.30, 07.05 – 07.30, 08.05 – 12.00, 14.05 – 15.00, 16.05 – 17.00, 19.05 – 20.00, 22.05 – 23.00 WIB).
6.
Pasca Gempa Yogya – Jateng, 29 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 11.05 – 11.30, 14.05 – 15.00, 20.05 – 21.00 WIB).
7.
Pasca Gempa Yogya – Jateng, 30 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 11.05 – 11.30, 14.05 – 15.00 WIB).
8.
Pasca Gempa Yogya – Jateng, 31 Mei 2006 (Ditayangkan pada jam 11.05 – 11.30, 14.05 – 15.00 WIB).
Selain Breaking News program berita berdurasi singkat lainnya di Metro TV adalah News Flash. Dalam setiap tayangan News Flash disajikan dalam 3 (tiga) bahasa ; Indonesia, Inggris, dan Mandarin, dengan komposisi berita masingmasing bahasa sebanyak 2 – 3 berita. Durasi News Flash sebanyak 5 (lima) menit dengan total berita sebanyak 6 macam berita. News Flash merupakan program rekaman (taping) yang dapat diedit sesuai dengan durasi yang ada. News Flash tayang sebanyak 3 (tiga) kali dalam sehari, yaitu pada pukul 09.30, 12.30, dan 19.30 WIB. Dengan keunikan tersebut, News Flash berbeda dengan Headline News atau Breaking News yang hanya disajikan dalam bahasa Indonesia saja.
57
4.4.4 Audience Profile Headline News
Menurut catatan dan informasi yang diperoleh dari AGB NMR / AC Nielsen, Audience profile Headline News bulan Mei 2006 untuk sembilan wilayah nasional
(Jakarta,
Bandung,
Semarang,
Yogyakarta,
Surabaya,
Medan,
Palembang, Makasar, Denpasar) adalah golongan ekonomi menengah ke atas (Class AB), dengan spesifikasi pria usia 35-44, pekerja swasta/Profesional, serta lulusan Universitas atau Akademi Sementara untuk perolehan TVR (rating) dan SHR (share) Headline News selama bulan Mei 2006 adalah sebagai berikut : untuk golongan ekonomi menengah ke atas (Class AB) rata-rata perolehan TVR 0.6 dan SHR 4.3. Sementara untuk keseluruhan golongan ekonomi (ALL) rata-rata perolehan TVR 0.4 dan SHR 2.7. (Data diperoleh dari AC Nielsen Indonesia untuk TVR dan SHR Mei 2006).
4.4.5 Sumber berita Headline News
Seperti program berita lainnya di Metro TV, sumber berita utama Headline News menurut Bapak Rastra Dewangga Putra adalah : “ Sumber berita utama Headline News diperoleh dari hasil liputan reporter ibukota dan daerah ataupun dari informasi kantor-kantor berita dunia (APTN dan Reuters). Pihak Redaksi Metro TV kemudian akan mengagendakan materi-materi berita hasil liputan tersebut ke dalam suatu rapat budgeting yang terbagi dalam 3 waktu : rapat pagi (pukul 09.00 WIB), rapat siang (pukul 14.00 WIB), dan rapat malam (pukul 19.00 WIB). Setelah keputusan diambil, maka materi akan dibuat dalam ANN (Automatic News Network). “
58
Ada kalanya materi berita yang ada dalam Headline News tidak melalui rapat-rapat perencanaan tersebut. Akan tetapi langsung dipilih oleh Produser program yang bertugas melalui urutan prioritas dan kedekatan berita. Komposisi berita-berita dalam Headline News lebih diprioritaskan untuk tayangan nasional, dengan mempertimbangkan unsur kedekatan akan berita itu sendiri. Konten dan komposisi berita yang biasa diangkat dalam Headline News, menurut Bapak Rastra Dewangga Putra : “ Komposisi berita dalam Headline News tidak memiliki pola pasti. Tergantung berita aktual yang sedang up to date saat ini. Tapi diusahakan agar seimbang antar materinya. “ ” Segala aspek, baik dari konten berita Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya, Olahraga, Hiburan. Baik Lokal maupun Internasional menjadi konten program Headline News.” Tayangan Headline News dapat berupa laporan langsung dari lokasi kejadian, ataupun laporan biasa yang dibacakan oleh Presenter dari studio, ataupun gabungan dari keduanya. Bentuk-bentuk laporan tersebut sama-sama bertujuan untuk menyampaikan informasi bagi pemirsa. Headline News pada setiap tayangannya disiarkan secara langsung (live). Hal tersebut bertujuan untuk menyampaikan sesegera mungkin berita-berita aktual pada pemirsa. Isi berita Headline News meliputi berita-berita politik, ekonomi, kriminal, sosial budaya, dan sebagainya. Berita-berita Headline News adalah berita-berita yang memiliki nilai berita (news value) tinggi, mengandung unsur aktualitas, penting, menarik, dan menyangkut kepentingan umum (human interest). Untuk mengangkat suatu berita dalam Headline News, Kebijakan yang diberlakukan adalah kebijakan yang telah diatur sesuai dengan panduan kebijakan dan standar berita Metro TV
59
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Makroen Sanjaya sebagai Kepala Pemberitaan (Head of News Production): “ Memilih berita yang memiliki skala prioritas utama. Selain memenuhi unsur kelayakan suatu berita dapat diangkat atau tidak. Pemutusan tersebut dapat diputuskan dalam rapat Redaksi, atau jika mendesak dapat dilakukan oleh Produser yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Eksekutif produser yang bersangkutan “ Penentuan berita dalam Headline News tidak banyak menemui kendala/sepi berita karena sumber berita yang cukup beragam/banyak. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Agus Guna Diatmika sebagai Eksekutif produser : “ Berita itu akan selalu ada. Tergantung tim Redaksi dalam mengelola atau membuat paket berita tersebut dari sisi/angle yang berbeda. Sehingga dapat menghasilkan berita yang menarik dan perlu disampaikan kepada pemirsa televisi. “ Sumber berita Headline News sangat beragam, sehingga kadangkala Produser harus memilih beberapa berita yang menarik untuk diangkat.”
4.4.6 Tim Produksi Headline News
Dalam produksi program Headline News dibutuhkan beberapa bagian yang saling mendukung. Baik yang bertanggungjawab dalam hal penyediaan dan pembuatan konten program, pengaturan jadwal Presenter, sampai masalah tehnik dan studio. Di dalam team produksi Headline News terdapat 2 orang Produser program, yaitu Bapak Rastra Dewangga Putra dan Bapak Ari Apriadi, beserta 3 orang yang berperan sebagai assistant produser dan staf produksi, yaitu Bapak Mas’ad, Bapak Marwan, dan Bapak Faisal. Kelima orang tersebut bekerja secara bergilir, yang dibagi dalam pembagian waktu kerja (shift) yaitu : 1.
Shift 1 Mulai jam 07.00 – 11.00 WIB. Bertanggung jawab untuk materi Headline News pada jam tersebut ditambah jam 12.00 WIB (Metro Siang). 60
2.
Shift 2 Mulai jam 13.00 – 17.00 WIB. Bertanggung jawab untuk materi Headline News pada jam tersebut ditambah jam 18.00 WIB (Metro Hari Ini).
3.
Shift 3 Mulai jam 19.00 – 23.00 WIB. Bertanggung jawab untuk materi Headline News pada jam tersebut ditambah jam 24.00 WIB.
4.
Shift 4 Mulai jam 01.00 – 05.00 WIB. Bertanggung jawab untuk materi Headline News pada jam tersebut ditambah jam 06.00 WIB (Metro Pagi).
Menurut Bapak Rastra Dewangga Putra : “Dengan jadwal penayangan Headline News yang begitu padat, dan jumlah sumber daya manusia yang begitu terbatas, maka team produksi Headline News berusaha saling mengatur jadwal masing-masing. Hal tersebut termasuk force majure (kejadian tak terduga), seperti jika salah satu dari team sakit atau mendapat kendala sehingga tidak bisa hadir di kantor, maka anggota team yang lain harus mampu untuk menggantikan (membackup). Prioritas utama team adalah untuk : 1. Menyelamatkan program agar tetap tayang. 2. Menyelamatkan konten program agar tetap layak.” Berikut akan dijabarkan tugas dan tanggungjawab beberapa bagian tim inti produksi yang membantu penyiaran Headline News
1.
Produser
Produser adalah orang yang secara keseluruhan bertanggungjawab terhadap ketersediaan materi yang akan ditayangkan. Tugas produser antara lain
61
menentukan urutan tayangan, mempersiapkan tayangan, melakukan pengarahan kepada semua penanggungjawab unit yang terlibat dalam proses penayangan.
Tugas dan tanggung jawab Produser adalah sebagai berikut : a.
Produser bertanggungjawab kepada Eksekutif Produser.
b.
Produser
bertanggungjawab
terhadap
pelaksanaan
program
yang
dipegangnya. c.
Produser bertugas mendesain dan menjalankan program baik dari sisi content maupun show.
d.
Produser wajib melakukan evaluasi terhadap keseluruhan program, baik dari segi isi maupun penampilannya.
e.
Produser memberikan arahan kepada Program Director (PD), serta Presenter sesuai dengan urutan run down berita.
Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu standar yang digunakan sebagai aturan bagi Produser yang meliputi : a.
Produser wajib hadir setidaknya dua jam sebelum acara dimulai.
b.
Produser wajib berdiskusi dengan Presenter apabila ada pertanyaan atau kalimat yang perlu diedit.
c.
Produser wajib merencanakan show programnya sesuai dengan hasil rapat perencanaan Redaksi.
d.
Produser wajib memberitahukan Presenter jika ada angle yang harus disampaikan pada saat on air.
e.
Produser wajib siap di Control Room minimal lima belas menit sebelum acara dimulai.
62
f.
Produser wajib berada di Control Room pada saat program sedang berjalan, untuk bersama-sama dengan Program Director mengendalikan programnya.
g.
Setelah acara selesai, Produser wajib mengisi log book on air bersama-sama dengan Program Director.
2.
Asisten Produser
Biasa disebut juga dengan Co Producer, adalah seseorang yang bertugas untuk membantu Produser dalam mempersiapkan suatu tayangan acara.
Tugas dan tanggung jawab Assisten Produser adalah sebagai berikut : a.
Assisten Produser bertanggungjawab kepada Produser dan Eksekutif Produser.
b.
Assisten Produser menggantikan tugas Produser pada saat Produser tidak berada di tempat.
c.
Assisten Produser membantu menjalankan tugas Produser.
d.
Assisten Produser membantu mengendalikan show pada saat program on air.
e.
Assisten Produser menulis naskah yang akan dibacakan oleh Presenter.
f.
Assisten Produser berkoordinasi dengan tim News Gathering untuk liputan Live.
g.
Assisten Produser menyiapkan bahan-bahan pendukung program berupa liputan, gambar, footage, grafik dan lainnya.
Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu standar yang digunakan sebagai aturan bagi Assisten Produser yang meliputi :
63
a.
Assisten Produser wajib hadir paling lambat dua jam sebelum acara dimulai.
b.
Assisten Produser membagi naskah ke Program Director dan Presenter.
c.
Assisten Produser wajib mendiskusikan run down kepada Presenter, Program Director, audioman, switcherman, VTR man dan MCR.
d.
Sedikitnya lima belas menit sebelum program on air, harus berkoordinasi dengan Program Director untuk mendiskusikan run down program.
3.
Staf Produksi
Adalah orang yang bertugas untuk membantu kelancaran suatu acara. Biasanya Staf Produksi berada di control room bersama-sama dengan Produser dan Assisten Produser .
Tugas dan tanggung jawab Staf Produksi adalah sebagai berikut : a.
Staf Produksi bertanggungjawab kepada Produser dan Assisten Produser.
b.
Staf Produksi bertanggungjawab terhadap ketersediaan kelengkapan program.
c.
Staf Produksi menjalankan fungsi administrasi program.
Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu standar yang digunakan sebagai aturan bagi Staf Produksi yang meliputi : a.
Staf Produksi wajib hadir tepat pada waktunya.
b.
Staf Produksi menyusun evaluasi dari program yang telah berjalan.
c.
Staf Produksi berkoordinasi dengan Produser dan Assisten Produser dalam mendukung fungsi administrasi dan produksi.
64
Selain tim inti yang sudah disebutkan diatas, maka peran bagian lain yang mendukung jalannya pengerjaan program juga cukup penting, adalah sebagai berikut :
a.
Presenter atau News Anchor
Adalah orang yang memperkenalkan program siaran. Presenter atau News Anchor adalah duta dari badan yang menyelenggarakan siaran. Bertugas untuk membacakan berita yang telah tersusun dalam run down yang disiapkan oleh produser program masing-masing. Presenter bertugas sesuai dengan jadwal kerja yang disiapkan oleh bagian schedulling Talent Department.
b.
Master Control Room
Adalah bagian yang membantu dalam hal teknik penyiaran setiap program acara. Dalam tugasnya crew MCR berkoordinasi dengan crew VTR untuk penayangan materi, gambar, footage yang melengkapi suatu paket berita. Crew MCR berkoordinasi juga dengan Program Director, Audioman, Switcherman, dan Teleprompterman (khusus studio 2-Grand Metro TV). Dalam hal kendala teknis dan non teknis, crew MCR selalu mencatatkan setiap kejadian tersebut ke dalam ADR (Air Deviation Report). ADR adalah suatu log elektrik yang langsung dapat dibaca oleh pihak-pihak internal terkait melalui intranet (Http://intranet/intranet_metro) agar menjadi perhatian dan perbaikan di masa yang akan datang. ADR sering dibawa dan
65
dibahas dalam rapat redaksi agar setiap reporter, juru kamera atau crew lapangan lainnya mengetahui kendala internal yang terjadi
c.
Studio
Merupakan lokasi penyiaran setiap program. Dilengkapi dan didukung oleh team yang terdiri atas camera person (juru kamera), assistant audioman, Floor Director (khusus untuk Produksi Non-News), Technical Director, Technical Support, dan propertyman. Pada saat penayangan singkat Headline News, di studio News hanya berisi Assistant Produser, Prensenter, camera person, serta assistant audioman yang bertugas untuk memasang clip on dan wireless presenter. Sementara Produser berada di ruang MCR bersama Program Director untuk memastikan program berjalan sesuai run down acara yang dibuat.
4.5
Pembahasan
Pada pembahasan ini didapat informasi bahwa strategi redaksi dalam menentukan berita-berita dalam Headline News senantiasa dilakukan berdasarkan kriteria pemilihan nilai berita. Nilai berita terkait dengan persyaratan kelayakan sebuah berita seperti unsur : Kedekatan (Approximately), Jangkauan (Size), Baru (Actual), Penting (Prominance), Kebijakan (policy), Konflik, serta unsur Kemanusiaan (Human interest). Disamping itu pemilihan berita-berita dalam Headline News juga didasari oleh buku Panduan Kebijakan dan Standard berita Metro TV, yaitu :
66
1.
Faktual
Kebijakan umum pemberitaan Metro TV adalah melaporkan fakta, bukan desas-desus, gosip, atau rumor. Reporter harus mendapatkan konfirmasi dari sumber-sumber independen dalam suatu peristiwa untuk mendalami informasi yang masih sumir.
2.
Obyektivitas
a. Reporter/koresponden tidak boleh menyatakan opini dalam membuat atau menyampaikan berita. Penyiar tidak boleh meminta opini pribadi reporter, dan reporter tidak boleh memberi opini atau analisa pribadinya di dalam laporan langsung di mana keduanya terlibat tanya-jawab. Dalam kaitan ini, reporter/koresponden cukup memberikan fakta-fakta. Dengan fakta-fakta itu penonton diasumsikan sudah bisa mengambil kesimpulan. b. Wartawan Metro TV tidak boleh memasukkan unsur kebencian, prasangka pribadi, sikap merendahkan, diskriminasi dalam masalah SARA, atau latar belakang sosial tertentu. c. Walaupun wartawan Metro TV tidak diperbolehkan mengungkapkan pendapat pribadi, pengecualian diberikan kepada reporter/koresponden olahraga dan berita-berita hiburan karena pendapat pribadi memang dibutuhkan. d. Komentar bisa juga datang dari analisa atau ahli yang dikontrak oleh Metro TV sebagai konsultan yang berasal dari berbagai bidang. Konsultan ini harus diidentifikasi dalam naskah dan di layar dengan menyebutkan
67
bahwa mereka adalah konsultan Metro TV. Jadi tidak cukup dengan hanya menyebutkan nama dan bidang keahlian mereka.
3.
Proporsional
a. Wartawan Metro TV tidak boleh membesar-besarkan suatu peristiwa yang memang tidak penting, tapi juga tidak mengecilkan sesuatu yang penting. b. Tempatkan fakta sesuai dengan konteks waktu dan tempat. Ini penting karena setiap daerah memiliki kekhasan masing-masing. Sesuatu yang lumrah di suatu daerah, bisa jadi terlarang di tempat lain.
4.
Berimbang dan Meliput dari Dua Sisi (Cover Both Sides)
a. Dalam melaporkan peristiwa/sengketa, reporter harus meliput dari dua sisi. Dalam hal tidak ada sengketa, berita yang akan ditayangkan juga harus memiliki asas keseimbangan b. Metro TV memiliki kebijakan dasar untuk melakukan liputan berimbang dengan menampilkan sudut pandang berbeda. Redaksi harus menyediakan waktu untuk memilih narasumber untuk isu tertentu, penjadwalan dan waktu yang diberikan untuk opini-opini berbeda. c. Bila memungkinkan, Metro TV harus berusaha keras menayangkan sudut pandang bertentangan terhadap isu-isu kontroversial dalam waktu berdekatan. Sangat dianjurkan pada hari yang sama walau tidak harus pada jam yang sama.
68
5.
Check and Recheck
a. Metro TV tidak akan menurunkan berita sebelum dilakukan verifikasi data dan/atau fakta. Misalnya, angka korban yang dikeluarkan pihak militer harus dicross-check dengan saksi mata, dan dicross-check lagi dengan pengecekan di kamar mayat. b. Dalam kasus angka dan data menjadi polemik dan simpang siur, prosedur ini mutlak dilakukan tanpa pengecualian.
69
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi redaksi dalam penentuan berita pada program Headline News di Metro TV (Periode Mei 2006). Setelah melakukan indepth interview dan pengumpulan data-data tertulis dari PT Metro TV, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Strategi Penempatan berita pada program Headline News didasarkan pada kelayakan berita dengan melalui proses produksi berita pada umumnya. Penentuan berita yang dianggap layak tayang mengandung unsur-unsur antara lain Kedekatan (Approximately), Jangkauan (Size), Baru (Actual), Penting
(Prominance),
Kebijakan
(policy),
Konflik,
serta
unsur
Kemanusiaan (Human interest). 2.
Berita pada Headline News merupakan berita-berita Hard News (faktual, memiliki nilai berita, serta mempunyai unsur kelengkapan berita 5W+1H)
3.
Berita pada Headline News merupakan berita-berita Straight News (memiliki unsur langsung dan cepat/segera untuk disampaikan pada pemirsa.
4.
Penentuan berita dalam program Headline News menurut redaksi Metro TV adalah dengan menggunakan teori Agenda Setting, yaitu menyusun prioritas topik yang akan mempengaruhi perhatian audience terhadap topik yang dianggap lebih penting dari agenda topik lainnya.
70
5.
Berita pada Headline News bersifat Kognitif. Isi berita yang disampaikan hanya menyampaikan fakta. Bertujuan untuk memberikan informasi dan menambah pengetahuan pemirsa tanpa mengarahkan atau memberikan opini pada pemirsa.
6.
Berita-berita yang diangkat dalam Headline News diputuskan dalam suatu rapat perencanaan penentuan berita harian. Evaluasi akhir program Headline News secara khusus jarang dilakukan. Pada rapat penentuan berita, evaluasi penampilan (performance) berita biasanya dilakukan pada program-program berita durasi panjang. Evaluasi Headline News baru akan dilakukan jika terdapat kendala, baik secara teknis maupun non teknis.
7.
Strategi penentuan berita Headline News mengedepankan unsur prioritas, akan tetapi dengan urutan proses produksi yang tergolong sederhana karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Selain itu penempatan waktu penayangan di setiap jam (Time Signal), merupakan bagian dari strategi dalam meraih jumlah pemirsa semaksimal mungkin, walaupun dengan resiko mendapatkan unsur ketergesaan dalam setiap penyiapan berita.
Saran
Setelah mengadakan penelitian terhadap program Headline News, maka diperoleh informasi tingginya tingkat ketergesaan dalam setiap penyiapan berita Headline News. Karena dengan durasi yang cukup singkat yaitu 5 menit dan disiarkan setiap jam selama 24 jam, tim produksi Headline News harus mampu secara cepat menentukan urutan berita yang layak untuk tayang.
71
Strategi penentuan berita yang diangkat dalam Headline News cukup sederhana, serta memiliki sumber berita yang cukup beragam/banyak. Akan tetapi kualitas penentuan dan pemilihan berita dalam Headline News akan lebih maksimal lagi dengan beberapa perbaikan, antara lain :
1.
Pembakuan pengaturan waktu kerja. Dari hasil penelitian yang didapat, selama ini tim produksi Headline News telah menerapkan 4 shift waktu kerja, yaitu : Shift 1 (07.00 – 11.00 WIB), Shift 2 (13.00 – 17.00 WIB), Shift 3 (19.00 – 23.00 WIB), dan Shift 4 (01.00 – 05.00 WIB). Pengaturan waktu kerja tersebut telah cukup ideal untuk tayangan program Headline News selama 24 jam. Hanya saja perlu dibuat dalam suatu jadwal resmi, yang diperkuat dengan suatu Standard Operasional Procedure (SOP). SOP berisi peraturan setiap tim produksi Headline News yang akan meninggalkan tempat bertugas, harus menunggu tim produksi Headline News shift berikutnya. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi kekosongan tim produksi.
2.
Penambahan sumber daya manusia. Dari hasil penelitian yang didapat, tim produksi Headline News terdapat 2 orang Produser program, beserta 3 orang yang berperan sebagai assistant produser dan staf produksi. Kelima orang tersebut bekerja secara bergilir, yang dibagi dalam pembagian waktu kerja (shift). Tetapi pada prakteknya sering terjadi kekosongan tim produksi, karena beberapa alasan. Seperti pengambilan jatah cuti, sakit, ijin, sehingga menghambat proses produksi program. Jika sumber daya manusia ditambah, akan sangat membantu dalam
72
pengaturan jadwal kerja. Selain itu diperlukan sistem penggiliran kerja (Rolling) tim produksi Headline News ke tim produksi program lainnya agar tidak jenuh.
73
DAFTAR PUSTAKA 1. Ashadi Siregar, Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio, Yogyakarta 2. Ashadi Siregar, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media Massa, LP3Y 3. Andi Baso Mapatoto, Siaran Pers Suatu Kiat Penulisan 4. Dan Weaver and Jason Siegel, Breaking Into Television, Peterson’s, 1998 5. Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT Remaja RosdaKarya Bandung, 2003 6. Deddy Mulyana & Idi Subandi Ibrahim, Bercinta dengan Televisi, PT Remaja RosdaKarya Bandung, 1997 7. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2003 8. Dennis McQuil, Teori Komunikasi Massa, Erlangga Jakarta , 2002 9. Harsono Guwardi, Dr. Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 1993 10. Hendrawan Supratikno, Anton W Widjaja, Sugiarto, dan Darmadi Durianto, Advanced Strategic Management, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005 11. Drs Jalaluddin Rakhmat, M.SC, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung 12. J.B.Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, PT Gramedia Pustaka Utama, 1994 13. J.B.Wahyudi, Jurnalistik Televisi Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI, Penerbit Alumni Bandung, 1985
14. J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama, Grafitti, Jakarta
15. J.B. Wahyudi, Komunikasi Sarana Alih Pengetahuan, TVRI Stasiun Surabaya, 1998 16. J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi, Pustaka Utama, Grafitti, Jakarta, 1966 17. Kenneth R.Andrews, Konsep Strategi Perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta
18. Ketentuan Umum, Undang - Undang Nomor 32, Tahun 2002
19. Prof. DR. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, 2006 20. Drs. Muslimin, Msi dan Drs. Totok Juroto, Msi, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Dahara Prize Semarang , 2000 21. Drs. Marzuki, Metodologi Riset, BPFE UII, PT Prasetia Widia Pratama Yogyakarta, Mei 2000 22. Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, 2004 dan 2005 23. Panduan Kebijakan dan Standar Berita Metro TV, The Number One News Channel, Jakarta 2006 24. Peter Herford, So You Want To Run a TV Station, Media Development Loan Fund, New York, 2000 25. S. Djuarsa Sendjaja, dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1998 26. Sunarjo dan Djoenarsih, Himpunan Istilah Komunikasi, Liberty Yogyakarta, 1995 27. Soewardi Idris, Jurnalistik Televisi, CV Remaja Karya 28. Robert K. Yin, Prof. Dr, Studi Kasus, Desain & Metode, Rajawali Pers, Jakarta 29. Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta, 1993
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA Beberapa pertanyaan dasar yang diajukan kepada semua narasumber sehubungan dengan program Headline News Pertanyaan dasar (Diajukan kepada semua narasumber) :
1. Kapan pertama kali Headline News muncul ? 2. Alasan digunakan title Headline News sebagai nama program ? 3. Content berita yang biasa diangkat dalam Headline News ? 4. Durasi dan jam penayangan program Headline News ? 5. Program competitor (pesaing) Headline News di stasiun TV lain ? 6. Perbedaan mendasar program Headline News dengan Breaking News ? 7. Kebijakan dalam mengangkat suatu berita dalam Headline News ? 8. Komposisi berita (Politik, Sosial Budaya, Hukum, Olahraga) yang diangkat dalam Headline News ? Beberapa pertanyaan pilihan yang diajukan kepada narasumber sehubungan dengan program Headline News Pertanyaan diajukan kepada Bapak Rastra Dewangga Putra :
Ruang lingkup jabatan 1. Nama dan jabatan anda? 2. Tugas dan fungsi anda pada jabatan tersebut?
Ruang lingkup pengertian berita 1. Apakah definisi berita menurut anda? 2. Darimana sumber berita diperoleh? 3. Apakah unsur 5W + 1H sangat penting dalam membuat sebuah berita? 4. Apakah yang dimaksud dengan rapat redaksi? 5. Berapa kali rapat redaksi dilakukan (di Metro TV) dalam sehari?
6. Siapa sajakah orang-orang yang terlibat dalam rapat redaksi? 7. Agenda ada yang biasa dibicarakan pada saat rapat redaksi?
Ruang lingkup Headline News 1. Apakah ada strategi khusus dalam pemilihan presenter (pria dan wanita) yang bertugas membaca berita dalam Headline News ? 2. Langkah apa yang dilakukan redaksi ketika Headline News mendapatkan SEMUA berita bagus dan paling baru? 3. Sebaliknya, langkah apa yang dilakukan redaksi ketika Headline News TIDAK mendapatkan berita bagus dan paling baru (isi berita tidak bagus/tidak menarik/mati angin) ? 4. Dari segi konten berita, apa yang diminati dan tidak diminati oleh pemirsa? 5. Apa yang membedakan program Headline News dengan program berita lainnya? 6. Siapakah yang paling berhak menentukan layak atau tidaknya sebuah berita ditayangkan dalam Headline News? 7. Kriteria berita seperti apa yang layak untuk ditayangkan dalam Headline News? Ruang lingkup Rating dan Share 1. Apakah yang dimaksud dengan rating dan share? 2. Apakah rating dan share sangat penting dalam keberlangsungan suatu program? 3. Bagaimanakah dengan rating dan share yang diperoleh Headline News? 4. Apakah Headline News termasuk salah satu program berita unggulan di Metro TV? Pertanyaan diajukan kepada Bapak Agus Guna Diatmika :
Ruang lingkup strategi 1. Apakah ada evaluasi akhir pada setiap penayangan berita Headline News? 2. Adakah strategi redaksi untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk meningkatkan mutu tayangan berita?